ABSTRAK Motivasi Belajar Remaja Akhir yang Menjadi Tulang Punggung Keluarga dengan Sosial Ekonomi Rendah Sylvana Muliasari Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
Seperti yang kita ketahui keadaan remaja akhir dengan status sosial ekonomi rendah, kebutuhan pokoknya kurang terpenuhi sehingga tidak jarang kita melihat remaja menjadi sumber pencari nafkah bagi orang tuanya. Kondisi ini bisa terjadi karena berbagai sebab, antara lain: orang tua meninggal dunia (ayah, ibu, atau keduanya), orang tua bercerai. Meskipun demikian sebagian remaja yang berasal dari status sosial ekonomi rendah pun tetap memiliki motivasi belajar yang tinggi . Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana gambaran motivasi belajar remaja akhir yang menjadi tulang punggung keluarga dengan sosial ekonomi rendah, faktor-faktor apa saja yang menyebabkan motivasi belajar subjek dan bagaimana cara mengembangkan motivasi belajar subjek. Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah metode kualitatif dengan bentuk studi kasus yang bermaksud mendeskripsikan hasil penelitian dan berusaha menemukan gambaran menyeluruh mengenai suatu keadaan. . Subjek dalam penelitian ini adalah seorang laki-laki berusia 21 tahun yang menjadi tulang punggung keluarga dengan status sosial ekonomi rendah. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah metode wawancara tipe wawancara bebas-terpimpin dan observasi
nonpartisipan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa subjek memiliki motivasi belajar yang cukup tinggi. Faktor intrinsik yang menyebabkan motivasi belajar berasal dari hasrat dan keinginan subjek untuk berhasil, dorongan kebutuhan belajar pada subjek, harapan akan cita-cita subjek ingin menjadi orang yang sukses. Faktor ekstrinsik juga menyebabkan timbulnya motivasi belajar subjek faktor ekstrinsik ini meliputi adanya penghargaan yang diberikan oleh orang disekitar, lingkungan belajar subjek dapat mempengaruhi motivasi belajar subjek, dan kegiatan belajar yang menarik dapat menimbulkan motivasi belajar subjek. Subjek mengembangkan motivasi belajarnya dengan mengindarkan sugesti yang negatif (kurang menunjang dan menggairahkan), subjek menciptakan sendiri situasi kompetisi yang sehat, baik antar individu dalam kelompok, subjek menginformasikan hasil kegiatan dan berdiskusi dengan dosen, dan hasil diskusi subjek dengan dosennya dapat memberi subjek pengetahuan yang banyak dan membuat subjek lebih pintar karena subjek selalu mencoba mempraktekkan hasil dari diskusi tersebut dan hal itu membuat subjek merasa puas. Dalam hal tertentu subjek mendapatkan ganjaran dan hadiah berupa pujian yang diberikan oleh dosen membuat subjek bangga dan menjadi motivasi, meningkatkan motivasi belajarnya adalah dengan melihat makin jelas dan dekat pada tujuan atau sasarannya agar mennjadi orang sukses dan agar tujuan tersebut dapat tercapai adalah dengan melanjutkan kuliahnya, berdoa, belajar, semangat, berusaha, dan berjuang.
1
BAB I
(dalam Hadi, 2008) dianggap oleh
PENDAHULUAN
remaja sebagai salah satu faktor yang akan membuat mereka ditolak oleh lingkungan teman sebaya dan pada
A. Latar Belakang Masalah Keluarga,
sekolah
dan
akhirnya mereka akan merasa minder
lingkungan tempat tinggal remaja
dan tidak berharga. Berbeda halnya
memiliki
sosial
pada remaja akhir, mereka sudah
ekonomi. Beberapa remaja memiliki
memiliki kestabilan dalam sikap dan
orang tua yang punya banyak uang
pandangan. Dimana mereka lebih
dan
berpikir realistis, menilai dirinya apa
karakteristik
punya
pekerjaan
bergengsi.
Remaja semacam ini hidup dalam
adanya,
rumah
dimilikinya,
dan
lingkungan
bagus,
menghargai
apa
keluarganya,
yang orang-
bersekolah di tempat yang siswanya
orang lain seperti keadaan yang
adalah campuran dari latar belakang
sebenarnya, sehingga remaja akhir
menengah ke atas. Remaja yang
akan mampu menghadapi masalah
lainnya punya orang tua yang tidak
dengan lebih matang dan realistis
memiliki banyak uang dan bekerja
(Al-Mighwar, 2006).
pada pekerjaan yang tidak begitu
Seperti yang kita ketahui keadaan
bergengsi, remaja semacam ini tidak
remaja akhir dengan status sosial
tinggal di rumah dan lingkungan
ekonomi
yang
2003).
pokoknya kurang terpenuhi sehingga
Menurut Santrock (2003) anak-anak
tidak jarang kita melihat remaja
miskin
sering
menjadi sumber pencari nafkah bagi
kondisi
kesehatan
bagus
(Santrock,
kali
mengalami
kebutuhan
buruk,
orang tuanya. Semestinya yang harus
perumahan tidak layak dan tidak
mencari nafkah adalah orang tua,
memiliki rumah, lingkungan yang
remaja hendaknya diberi kesempatan
tercemari,
untuk berkembang seluas-luasnya
kasar
dan
atau
yang
rendah,
lingkungan tidak
yang
mendukung,
sebagaimana
layaknya
anak-anak
akibatnya kesehatan anak terganggu
yang bebas dan merdeka lepas dari
dan
tanggung
remaja
selalu
dirundung
jawab
keluarga
dan
kesedihan sehingga remaja merasa
hendaknya remaja menjadi tanggung
minder dengan teman lain. Hal ini
jawab orang tua untuk hidup di
terjadi karena status sosial ekonomi
rumah dan belajar di sekolah (Antara
yang
news, 2007). Tapi kenyataan yang
rendah
menurut
Hurlock 2
ada terkadang mengharuskan remaja
belajar tak akan mungkin melakukan
bekerja
sebagai
aktivitas belajar (Djamarah, 2008).
pembantu orang tuanya dan tulang
Motivasi sendiri menurut Djamarah
punggung keluarga, hal ini tentunya
(2008)
akan menjadi pengganggu dalam
dalam bentuk dorongan yang timbul
belajar remaja. Kondisi ini akan
pada diri seseorang sadar atau tidak
menjadi hambatan tersendiri bagi
sadar
remaja
dengan
tindakan dengan tujuan tertentu.
masalah keluarga sendiri, dimana
Motivasi bisa juga dalam bentuk
remaja harus memikirkan antara
usaha-usaha
kebutuhan
menyebabkan
mencari
karena
nafkah
dibebani
keluarga
dan
juga
adalah
gejala
untuk
psikologis
melakukan
yang
suatu
dapat
seseorang
atau
kebutuhan akademiknya. Di sisi lain
kelompok orang tertentu bergerak
keadaan yang lebih menguntungkan
melakukan sesuatu karena ingin
bagi sebagian remaja yang serba
mencapai
kekurangan dan selalu menderita
dikehendakinya
akibat
kepuasan
ekonomi
keluarga
yang
tujuan
yang
atau
mendapat
dengan
perbuatannya
lemah, justru dapat menjadi cambuk
(Djamarah, 2008). Maka motivasi
baginya untuk belajar lebih giat dan
mempunyai peranan strategis dalam
akhirnya sukses besar (Slameto,
aktivitas belajar seseorang. Tidak
2003).
ada seorang pun yang belajar tanpa
Remaja yang berasal dari status
motivasi, tidak ada motivasi berarti
sosial ekonomi rendah pun tetap
tidak
memiliki
yang
(Djamarah, 2008). Dan motivasi
tetap
belajar
tinggi.
motivasi Dimana
belajar remaja
ada
itu
kegiatan
sendiri
belajar
adalah
daya
karena
penggerak dari dalam diri individu
memang terdapat harapan hendaknya
untuk melakukan kegiatan belajar
para remaja mengusahakan belajar,
untuk menambah pengetahuan dan
belajar dengan tekun, agar mereka
keterampilan
mampu mewujudkan semua cita-cita
(Iskandar, 2009).
mengutamakan
sesuai
dengan
belajar
tujuan
hidupnya
serta
pengalaman
B. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana
(Ahmadi & Sholeh, 2005). Maka
gambaran motivasi
dalam proses belajar, motivasi sangat
belajar subjek, remaja akhir yang
diperlukan, sebab seseorang yang
menjadi
tidak mempunyai motivasi dalam 3
tulang
punggung
keluarga dengan sosial ekonomi
2. Manfaat Praktis
rendah ?
Penelitian ini diharapkan dapat
2. Faktor-faktor
apa
menyebabkan
saja
motivasi
yang
memberi
belajar
gambaran
tentang
bagaimana motivasi belajar yang
subjek ?
dimiliki remaja dengan sosial
3. Bagaimana cara mengembangkan
ekonomi rendah dan di harapkan
motivasi belajar subjek ?
para
remaja
dengan
ekonomi
rendah memiliki motivasi belajar yang
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana
baik
walaupun
keadaannya
gambaran
yang
dengan
kekurangan,
agar dapat mencapai cita-citanya
motivasi belajar remaja akhir yang
dan menjadi orang yang sukses
menjadi tulang punggung keluarga dengan
sosial
faktor-faktor
ekonomi apa
saja
menyebabkan
motivasi
subjek
bagaimana
dan
mengembangkan
motivasi
rendah,
BAB II
yang
TINJAUAN PUSTAKA
belajar cara
A. Motivasi Belajar
belajar
1. Motivasi Belajar
subjek.
a. Definisi Motivasi Belajar Menurut
(2009),
motivasi belajar adalah daya
D. Manfaat Penelitian
penggerak
1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat
individu
memberikan
kegiatan
informasi
Iskandar
yang
dari
dalam
untuk
diri
melakukan
belajar
untuk
bermanfaat bagi pengembangan
menambah pengetahuan dan
ilmu psikologi pendidikan serta
keterampilan serta pengalaman.
menjadi masukan yang berguna
Motivasi dan belajar adalah
bagi
dua
peneliti
lebih
lanjut
hal
yang
saling
mengenai motivasi belajar remaja
mempengaruhi. Belajar adalah
akhir
kegiatan
yang
menjadi
tulang
yang
mengubah
punggung keluarga dengan sosial
tingkah laku melalui latihan
ekonomi rendah.
dan
pengalaman
sehingga
menjadi lebih baik sebagai hasil 4
dari
penguatan
yang
dilandasi
untuk
mencapai
keuntungan
tujuan.
aktivitas
belajar.
Menurut
Winkels
Iskandar, belajar
dari
2009) merupakan
(dalam
Dari uraian di atas maka
motivasi
dapat
disimpulkan
motivasi
motivasi belajar adalah daya
yang diterapkan dalam kegiatan
penggerak
belajar
semangat
mengajar
dengan
keseluruhan penggerak psikis
individu
dalam
kegiatan
diri
siswa
yang
atau dari
dalam
belajar
memperoleh
menjamin kelangsungan belajar
keuntungan
dalam mencapai satu tujuan.
belajar
(dalam
memberi diri
yang menimbulkan
menimbulkan kegiatan belajar,
Menurut Soetarlinah Sukadji
bahwa
untuk
arti
dan
dari
agar
aktivitas prestasinya
meningkat menjadi lebih baik.
Rahmawati,
2008)
b. Faktor-faktor
yang
belajar
adalah
Menyebabkan
Motivasi
motivasi
dorongan yang membuat siswa melakukan
kegiatan
belajar,
termasuk
motivasi
untuk
mencapai
kelulusan
Belajar Motivasi Uno
belajar
(2008)
menurut
dapat
timbul
dan
karena faktor intrinsik, berupa
motivasi untuk melanjutkan ke
hasrat dan keinginan berhasil
pendidikan yang lebih tinggi.
dan
dorongan
kebutuhan
Menurut Fudyantanto (dalam
belajar, harapan akan cita-cita.
Sari, 2008) motivasi belajar
Sedangkan faktor ekstrinsiknya
yaitu pendorong atau memberi
adalah adanya penghargaan,
semangat kepada individu yang
lingkungan
melakukan
kondusif, dan kegiatan belajar
kegiatan
belajar
agar lebih giat agar prestasinya
yang
meningkat menjadi lebih baik.
memungkinkan
Menurut Bropy dan Ormod (dalam
Wlodkowski,
belajar
menarik,
yang
sehingga seseorang
siswa (peserta didik) dapat
2004)
belajar
dengan
menyebutkan bahwa motivasi
efisien.
belajar adalah kecenderungan
1) Motivasi Internal (Intrinsik Motivation)
untuk memperoleh arti dan
5
efektif
dan
Motivasi
internal
siswa apabila ingin sukses
merupakan daya dorongan
dan berhasil dalam belajar di
dari dalam diri seseorang
kelas,
untuk
maupun sosial masyarakat.
melakukan
sesuatu
untuk mencapai tujuan yang
dalam
internal
Motivasi
motivasi
merupakan
Eksternal
(Ekstrinsik Motivation)
kegiatan
pembelajaran
rumah,
2) Motivasi
diinginkan. Jika kita bawa ke
sekolah,
eksternal
merupakan daya dorongan
daya
dari
luar
diri
seseorang
dorong seseorang individu
siswa, berhubungan dengan
(siswa) untuk terus belajar
kegiatan belajarnya sendiri.
berdasarkan suatu kebutuhan
Dalam kegiatan belajarnya
dan dorongan yang secara
sendiri.
mutlak yang berhubungan
pembelajaran
dengan
aktivitas
belajar.
eksternal dari luar diri siswa,
Intinya
motivasi
internal
baik positif maupun negatif.
timbul dalam diri seseorang
Contoh apabila seseorang
individu
siswa
siswa
dalam
Dalam
dapat
kegiatan motivasi
menjawab
kegiatan pembelajaran yang
pertanyaan
sesuai dengan atau sejalan
berhubungan dengan materi
dengan kebutuhannya.
pelajaran dengan jawaban
Apabila seseorang siswa telah
memiliki
guru
yang
sangat memuaskan, maka
motivasi
siswa
dapat
memperoleh
internal dalam dirinya, maka
daya dorong yang positif
secara dasar daya dorong
untuk bekerja keras untuk
seseorang individu sebagai
terus
kekuatan untuk melakukan
kecerdasannya
aktivitas
belajar,
belajar
berhubungan kebutuhan
yang dengan
dan
kegunaan
mendatang.
melalui
sehingga
dia
berhasil dan berprestasi di kelas maupun di sekolah.
untuk saat sekarang dan masa
mengasah
Sebaliknya,
Jadi
jika
siswa
kurang berhasil dan tidak
motivasi internal merupakan
dapat
mengerjakan
tugas
modal utama bagi seseorang
yang
diberikan
guru,
6
sehingga dia ditegur dan
e) Belajar
demi
diberi peringatan oleh guru,
memperoleh pujian dari
teguran dan peringatan itu
orang-orang
merupakan motivasi negatif
seperti orang tua, guru,
oleh
dosen.
yang
bersangkutan
dapat dijadikan sebagai daya
f) Belajar demi tuntutan
dorong untuk memperbaiki
jabatan
kekurangan
atau
dipegang
harus
memenuhi
kesalahannya
dia
keras dan sungguh-sungguh dalam
belajar tidak
dapat
membuat
tugas
tidak
yang
ingin
atau
demi
persyaratan
kenaikan pangkat.
sehingga
kegagalan
penting,
c. Aspek-aspek Motivasi Belajar Sardiman (dalam Liswati, 1998),
mengemukakan
terulang lagi dan ini dapat
beberapa
dijadikan
membedakan motivasi belajar
sebagai
daya
dorong untuk mencapai dan meraih prestasi di
motivasi
kelas
1) Tanggung Jawab Mereka
model-model eksternal
kegiatan
yang
tinggi dan rendah, yaitu :
maupun di sekolah. Adapun
aspek
yang
memiliki
motivasi yang tinggi merasa
dalam
bertanggung jawab atas tugas
pembelajaran
yang dikerjakannya dan tidak
menurut
Winkel
(dalam
akan meninggalkan tugas itu
Iskandar,
2009)
sebagai
sebelum
berhasil
berikut :
menyelesaikannya.
a) Belajar demi memenuhi
Sedangkan
kewajiban b) Belajar
memperoleh
demi
kurang bertanggung jawab terhadap
demi
tugas
yang
dikerjakannya,
hadiah
akan
mengalahkan hal-hal diluar
material yang disajikan d) Belajar
yang
motivasi belajarnya rendah,
menghindari hukuman c) Belajar
mereka
dirinya seperti tugas yang
demi
terlalu banyak dan terlalu
meningkatkan gengsi
sukar
sebagai
penyebab
ketidakberhasilannya. 7
2) Tekun
terhadap
berkonsentrasi
tugas,
dan
lain seperti bermain dan
tidak
menonton televisi.
mudah menyerah
4) Memperhatikan umpan balik
Individu
dengan
Mereka
dengan
motivasi belajar yang tinggi
belajar
tinggi
dapat bekerja terus menerus
umpan
dalam waktu yang relatif
pekerjaannya
lama dan dengan tingkat
dilakukan, sedangkan mereka
konsentrasi
yang
yang
baik.
motivasi menyukai
balik
atas
yang
telah
motivasi
belajarnya
tidak
menyukai
Sebaliknya individu dengan
rendah
motivasi belajar yang rendah
umpan balik karena akan
memiliki konsentrasi yang
memperlihatkan
rendah
kesalahan
sehingga
mudah
kesalahanyang
terpengaruh oleh lingkungan
dilakukannya.
disekitarnya dan akhirnya
demikian,
akan mengalami kesulitan
motivasi belajarnya rendah
dalam menyelesaikan tugas
cenderung
tepat pada waktunya.
kesalahan yang sama dalam
3) Memiliki sejumlah usaha, bekerja
keras
Dengan
mereka
yang
mengulangi
tugas mendatang.
dan
5) Waktu penyelesaian tugas
menghabiskan waktu untuk
Mereka
kegiatan belajar
belajar tinggi akan berusaha
Individu dengan motivasi
menyelesaikan setiap tugas
belajar
memiliki
dalam secepat dan seefisien
untuk
mungkin, sedangkan mereka
tinggi
sejumlah
usaha
kegiatan belajar, misalnya
dengan
mereka
rendah
perpustakaan
pergi
ke
dengan
motivasi kurang
motivasi
belajar tertantang
untuk
untuk menyelesaikan tugas
pengetahuan.
secepat mungkin sehingga
Sebaliknya individu yang
cenderung memakan waktu
memiliki motivasi belajar
yang lama, menunda-nunda
rendah akan menghabiskan
dan tidak efisien.
menambah
waktunya untuk kegiatan
6) Seseorang
dikatakan
memiliki motivasi belajar 8
tinggi apabila ia mampu menetapkan realistis
d. Usaha Peningkatan
tujuan yang
sesuai
Motivasi Belajar
dengan
kemampuan
Kekuatan
Menurut
(1996)
terdapat
beberapa
usaha
dimilikinya. Ia juga mampu
peningkatan
kekuatan
motivasi
berkonsentrasi
terhadap
belajar :
untuk
Dari
setiap
yang
Makmum
langkah
mencapai
tujuan
dan
mengevaluasi kemajuan
laboratories
setiap yang
berbagai dan
hasil
studi
eksperimental
telah dikembangkan berbagai saran
telah
upaya
untuk
meningkatkan
dicapai, sedangkan individu
motivasi belajar sebagai berikut :
dengan
motivasi
belajar
a) Hindarkanlah sugesti dan yang
yang
rendah
akan
negatif (kurang menunjang dan
yang
menggairahkan)
melakukan
hal
sebaliknya. Sedangkan (2006),
b) Ciptakan situasi kompetisi yang
menurut
Riduan
aspek-aspek
dalam
sehat, baik antar individu dalam kelompok c) Adakan pacemaking (atas dasar
motivasi belajar, yaitu : 1) Ketekunan untuk
belajar
prisip goalgradient : makin jelas
berkonsentrasi
dan dekat pada tujuan atau
menyelesaikan
sasaran)
dalam
bisa
dalam
tugasnya dan tidak mudah
d) Informasikan hasil kegiatan dan
menyerah. 2) Ulet
berikan
dalam
menghadapi
kesempatan
individu
atau
kesulitan belajar, memiliki
bersangkutan
sejumlah usaha dan bekerja
mendiskusikannya
keras,
kelompok untuk
menghabiskan
e) Dalam hal tertentu ganjaran dan
waktu untuk kegiatan belajar.
hadiah (reward dan bonus atau
3) Minat
dan
kepada
dan
ketajaman
dapat diberikan dalam bentuk
perhatian dalam belajar
penghargaan
dengan
pujian,
4) Berprestasi dalam belajar
piagam, fasilitas, kesempatan,
5) Mandiri dalam belajar
promosi, dan sebagainya)
9
yaitu
B. Remaja Akhir yang Menjadi
banyak
konflik
Tulang Punggung Keluarga
antara isi psikis yang
1. Pengertian Remaja Akhir
kontradiktif,
yang
Menjadi
terutama
sekali pada relasi anak
Tulang
Punggung Keluarga
muda dengan orang tua
a. Remaja Akhir
dan objek cintanya.
Menurut Ahmadi dan Sholeh
(2005)
Menurut
masa
(2005) masa remaja akhir
remaja akhir adalah masa
tidak
peralihan
perhatian
dari
Zulkifli
masa
begitu
menarik karena
remaja atau masa pemuda
perubahan-perubahan
ke masa dewasa. Jadi
yang masih terjadi tidak
merupakan masa penutup
begitu
dari
dibandingkan
masa
pemuda,
hebat
jika dengan
dimana pada masa ini
perubahan yang dialami
seseorang
pada
udah
mengetahui dirinya.
dapat
masa
pubertas.
kondisi
Perubahan yang terjadi
sudah
sangat berfariasi, lebih
Mereka
mulai membuat rencana
menonjolkan
perbedaan
kehidupan
perseorangan
sehingga
mulai
serta
sudah
memilih
dan
sukar mencari-cari sifat
menentukan jalan hidup
yang umum.
(way of life) yang hendak
Dari uraian di atas
ditemuinya. Masa oleh (dalam Sholeh,
maka dapat disimpulkan
remaja
Sigmund Ahmadi 2005)
akhir
bahwa masa remaja akhir
Freud
adalah
&
masa
peralihan
dari masa pemuda ke
disebut
masa
dewasa
sebagai “edisi kedua dari
mereka
situasi Oedipus”. Sebab
membuat
relasi anak muda usia ini
kehidupan
masih
mulai
mengandung
sudah
dimana mulai rencana
serta
sudah
memilih
dan
banyak unsur yang rumit
menentukan jalan hidup
dan belum terselesaikan,
(way of life) yang hendak 10
ditemuinya, tetapi masih
tuanya. Ada apa-apa dia
mengandung
yang
banyak
dipanggil,
diajak
unsur yang rumit dan
bicara,
belum terselesaikan, yaitu
masalah-masalah
banyak konflik antara isi
keluarga dan sebagainya
psikis yang kontradiktif,
(Telaga, 2008).
terutama
sekali
pada
diceritakan
Tentang
relasi anak muda dengan
yang
orang
punggung,
tua
dan
objek
cintanya.
anak
disebut
tulang
sering
kali
anak ini bertumbuh dalam
b. Tulang
keluarga
Punggung
yang
bermasalah,
Keluarga Tulang keluarga
ciri
punggung
adalah
dimana
perannya sebagai anak
anak
yang paling baik menjadi
yang sangat diandalkan
penting sekali. Dia harus
karena penuh tanggung
menjadi
jawab. Jadi apa-apa dia
diantara
yang disuruh, apa-apa dia
tuanya,
yang dipanggil atau anak
papanya atau mamanya,
yang tulang punggung ini
menjaga
adalah
jangan
anak
yang
pendamai kedua
orang
pelindung
adik-adiknya sampai
mereka
dianggap paling baik di
terlantar.
antara anak-anak lainnya,
lain anak yang disebut
sehingga
dialah
tulang
dituntut
lebih
yang tinggi
Dengan
punggung
memang
kata
ini
sungguh-
dibandingkan anak-anak
sungguh menjadi tulang
yang
punggung keluarganya, di
lainnya
(Telaga,
2008).
mana kakak adiknya atau
Tulang
punggung
orang tuanya bergantung
adalah anak yang dekat
pada dia sehingga dialah
dengan salah satu atau
yang
menopang
kedua
kelanjutan
kehidupan
orang
tuanya,
sehingga anak ini menjadi
keluarganya itu (Telaga,
tumpahan isi hati orang
2008). 11
Dari uraian di atas,
c.
emosi.
Kesempurnaan
maka dapat disimpulkan
pertumbuhan
bahwa remaja akhir yang
jasmani membedakannya
menjadi tulang punggung
dengan
keluarga
masa remaja awal. Pada
adalah
anak
bentuk
paruhan
yang sangat diandalkan
masa
karena penuh tanggung
keseimbangan tubuh dan
jawab, dekat dengan salah
anggotanya. Begitu pula
satu atau kedua orang
kestabilan dalam minat-
tuanya di mana perannya
minatnya,
sebagai anak yang paling
sekolah, jabatan, pakaian,
baik
pergaulan dengan sesama
menjadi
penting
ini
awal
terjadi
menentukan
sekali, dan di mana kakak
ataupun
adiknya
Kestabilannya
atau
orang
lain
jenis. juga
tuanya bergantung pada
terjadi dalam sikap dan
dia sehingga dialah yang
pandangan,
menopang
kelanjutan
merasa relatif tetap atau
kehidupan
keluarganya
mantap dan tidak mudah
artinya
itu.
berubah pendirian hanya
Ciri-ciri Remaja Akhir
karena
Menurut Al-Mighwar, 2006
pola-pola
perasaan, tingkah
sikap,
pikir laku,
dihasut,
dibujuk
atau
gejala
ini
mengandung sisi positif.
dan
Dibanding
masa-masa
remaja
sebelumnya remaja akhir
akhir memiliki ciri-ciri
lebih dapat menyesuaikan
khas
diri dalam banyak aspek
yang
membedakannya dengan
kehidupannya.
remaja awal yaitu :
Sedikitnya, ada dua
1) Mulai Stabil Dalam
faktor yang berpengaruh
aspek-aspek
terhadap proses kestabilan
fisik dan psikis, laki-laki
remaja akhir, yaitu sikap
muda dan wanita muda
mendidik orang tua dan
menunjukkan
jarak tempat tinggal antara
peningkatankestabilan 12
remaja
dengan
yang
orangtuanya.
dimilikinya,
keluarganya, orang-orang
1) Lebih realistis
lain seperti keadaan yang
Memandang diri lebih
sebenarnya.
Pandangan
tinggi atau lebih rendah
realistis ini sangat positif
dari
karena akan menimbulkan
keadaan
yang
sebenarnya sering terjadi
perasaan
pada masa remaja awal.
menjauhkan dirinya dari
Contohnya, remaja awal
rasa
memandang dirinya jelek,
menghantarkannya
padahal
puncak kepuasan.
sebenarnya
tampan atau cantik, atau
kecewa,
dan pada
1) Lebih
berpandangan sebaliknya.
matang
menghadapi masalah
Begitu pula pandangannya terhadap
puas,
Masalah
yang
hal
lainnya,
seperti
pakaian,
teman-
relatif
teman
sebaya,
benda-
masalah yang dihadapi
benda
dan
Biasanya,
dihadapi remaja akhir sama
keluarga.
remaja
mayoritas
menghadapi
dengan
awal.
Cara masalah
pandangannya
bersifat
itulah
yang
negatif,
merasa
membedakannya.
Bila
rendah, kurang, jelek dari
masa
awal
keadaan sebenarnya. Inilah
menghadapinya dengan
yang
sikap
seperti
dinamakan
realistic,
sebagai
tidak reaksi
remaja
bingung
dan
tingkah laku yang tidak
terhadap rasa tidak puas
efektif,
terhadap
menghadapinya dengan
apa
yang
dimilikinya. Berbeda
remaja
lebih
akhir
matang.
halnya
Kematangan
itu
dengan masa remaja akhir,
ditunjukkan
dengan
semua
usaha
fenomena
ini
pemecahan
menjadi berkurang. Dia
masalah-masalah
mulai menilai dirinya apa
dihadapi; baik dengan
adanya, menghargai apa
cara 13
sendiri
yang
maupun
dengan diskusi dengan
kemarahan,
teman-teman
dan kecewa sebagaimana
sebaya.
kesedihan
Langkah-langkah
terjadi pada masa remaja
pemecahan
awal. Remaja akhir telah
masalah-
masalah
itu
memiliki
kemampuan
pikir
dan
kemampuan
akhir pada tingkah laku
menguasai
segala
yang
dapat
perasaannya
dalam
menyesuaikan diri dalam
menghadapi
berbagai
situasi perasaan sendiri
kekecewaan atau hal-hal
dan
lain yang mengakibatkan
mengarahkan
remaja
lebih
lingkungan
sekitarnya.
kemarahan. Dia juga telah
Kemampuan berpikir
berpandangan
realistis
remaja akhir yang telah
dalam menentukan sikap,
lebih
minat, cita-cita sehingga
sempurna
pandangan realistis
dan
yang itulah
lebih
adanya
yang
kegagalan
menjadikan remaja akhir mampu
memecahkan
matang
disikapinya
dengan tenang. C. Sosial Ekonomi Rendah
berbagai masalah secara lebih
berbagai
1. Pengertian Sosial Ekonomi
dan
Rendah
realistis, sehingga tidak
Menurut
Sitorus
heran bila mereka merasa
(dalam Supono, 2007) status
tenang.
sosial ekonomi rendah adalah
2) Lebih tenang perasaannya
kedudukan
Secara umum, pada
seseorang
di
masyarakat yang diperoleh
paruh akhir masa remaja
berdasarkaan
akhir, remaja lebih tenang
menurut kekayaan, dimana
dalam
harta kekayaan yang dimiliki
menghadapi
penggolongan
masalah-masalahnya
termasuk
disbanding pada paruh
dibandingkan dengan rata-
awal masa remaja akhir.
rata
Remaja
umumnya serta tidak mampu
akhir,
jarang
memperlihatkan 14
kurang
masyarakat
jika
pada
dalam memenuhi kehidupan
sendiri namun kondisinya
sehari-hari.
masih
Wijaksana,
mengemukakan
atau bahan lain dan bukan
1992)
dari batu
masyarakat
dengan status sosial ekonomi bawah
adalah
sederhana
seperti terbuat dari kayu
Havinghurst dan taba (dalam
amat
b.
Tanggungan
keluarga
masyarakat
terdiri dari lima orang atau
dalam jumlah keluarga yang
pencari nafkah sudah tidak
cukup besar dan juga pada
produktif
umumnya cenderung selalu
berusia 60 tahun keatas
konflik
dan sakit-sakitan
dengan
aparat
hukum.
c.
Berdasarkan pendapat
lagi,
Kepala
yaitu
rumah
menganggur
tangga
dan
hidup
para ahli yang dimaksud
dari bantuan sanak saudara
dengan status sosial ekonomi
dan bekerja sebagai buruh
bawah adalah status sosial
atau
atau kedudukan seseorang di
seperti pembantu rumah
masyarakat yang diperoleh
tangga,
berdasarkan
dan lainnya
penggolongan
menurut kekayaan, dimana
d.
harta yang dimiliki termasuk
usaha
kurang
jika
pekerja
tukang
rendahan
sampah
Tidak memiliki modal
dibandingkan
dengan rata-rata masyarakat
D. Motivasi Belajar Remaja
pada umumnya, serta tidak
Akhir
mampu memenuhi kebutuhan
Tulang Punggung Keluarga
hidup sehari-hari.
dengan
2. Ciri-ciri
Status
Sosial
yang
Sosial
Menjadi
Ekonomi
Rendah
Ekonomi Rendah
Motivasi belajar sangat
Ciri-ciri keluarga dengan
berpengaruh
terhadap
status sosial ekonomi bawah
prestasi yang akan di capai
menurut
oleh
Basuki
(2000)
adalah : a.
Tinggal
motivasi di
remaja, belajar
dimana menurut
rumah
Iskandar (2009) adalah daya
kontrakan atau di rumah
penggerak dari dalam diri 15
individu untuk melakukan
status
kegiatan
(Alwin & Thornton, 1984;
belajar
untuk
sosial
ekonomi
menambah pengetahuan dan
Goleman,
keterampilan
serta
1982; Garcia, 1991 dalam
pengalaman. Motivasi dan
Limyati, 1999). Vito dan
belajar adalah dua hal yang
Connel
saling
mempengaruhi.
1993) melihat adanya kaitan
Belajar adalah kegiatan yang
antara status sosial ekonomi
mengubah
tingkah
laku
dengan
melalui
latihan
dan
dimana remaja dari keluarga
pengalaman
sehingga
1988;
(dalam
White,
Kauchak,
motivasi
dengan
belajar,
status
sosial
menjadi lebih baik sebagai
ekonomi rendah mempunyai
hasil dari penguatan yang
motivasi
dilandasi untuk mencapai
rendah. Dimana pola asuh
tujuan.
dan sikap orang tua terhadap
Menurut Uno (2008)
belajar
pendidikan, khususnya pada
motivasi belajar disebabkan
kelompok
karena
dengan
faktor
yang
intrinsik,
masyarakat status
sosial
berupa hasrat dan keinginan
ekonomi rendah tidak selalu
berhasil
memberi
dan
dorongan
dukungan
kebutuhan belajar, harapan
pendidikan
akan cita-cita. Sedangkan
orang tua dari golongan ini
faktor ekstrinsiknya adalah
seringkali
sibuk
mencari
adanya
nafkah
untuk
dapat
penghargaan,
lingkungan kondusif,
belajar dan
belajar
yang
sehingga
yang
memenuhi
siswa
kebutuhan
keluarga, oleh karena itu
menarik,
orang
tua
memantau
(peserta
sulit
untuk
perkembangan
anaknya di sekolah, apalagi
didik) dapat belajar dengan
bila
efektif dan efisien.
sikap
Sebuah
karena
kegiatan
memungkinkan
seseorang
anak
pada
penelitian
orang
tua
memiliki
negatif
pendidikan
(Laosa
terhadap dalam
menunjukkan bahwa prestasi
Woolfolk, 1993). Keluarga
belajar
yang mempunyai kedudukan
berkaitan
dengan 16
sosial yang rendah umumnya
hidup
juga
kuat
dalam
untuk
berhasil
dan
memiliki tujuan yang tinggi
keadaan serba kekurangan,
dan
misalnya penghasilan yang
percaya bahwa kesuksesan
didapat hampir-hampir tidak
berasal dari kerja keras dan
mencukupi
pengalaman mereka yang
keluarga,
kehidupan tempat
tinggal
realistis.
buruk
Mereka
memberi
mereka
yang kurang memadai, dan
pengertian
pendidikan mereka biasanya
pentingnya pendidikan yang
juga
baik (Masten & Coatsworth,
sangat
bahkan
rendah
tidak
pendidikan
atau
mempunyai
sekolah
dalam
sama
betapa
Abisaputra
2006).
Karakter ini mirip dengan
sekali, karena itu mereka
karakter
juga kurang tahu bagaimana
memiliki motivasi belajar
cara mendidik anak yang
tinggi.
baik (Mussen dkk, 1974,
remaja
Lain
h:261).
yang
halnya
dengan
remaja yang berasal dari
Namun penelitian lain
kelas
sosial
ekonomi
menunjukkan bahwa banyak
menengah
siswa dari keluarga miskin
mereka merupakan anggota
berhasil
sekolah
masyarakat
yang
dalam
mempunyai
kedudukan
di
(Humphreys,
atas,
dimana
Abisaputra, 2006) beberapa
sosial
yang berhasil ini merupakan
sampai tinggi. Kedudukan
anak
resilien
sosial ini dapat ditandai oleh
Mereka
berbagai hal, seperti taraf
yang
(resilient). mengembangkan karakteristik
cukup
pendidikan dan
(sedang)
yang
cukup
tinggi, mempunyai jabatan
keterampilan yang berhasil
yang
dalam kondisi yang terbatas.
masyarakat,
Remaja
yang
yang
memiliki
karakter
resilien yang
cukup
baik
penghasilan
cukup
kebutuhan
dalam
memenuhi
hidup
secara
menyenangkan, konsep diri
normal atau bahkan dapat
yang positif, motivasi yang
berlebih, dan tempat tinggal 17
yang
cukup
memadai.
Terhadap
BAB III
pendidikan,
golongan
ini
METODE PENELITIAN
mempunyai
A. Pendekatan Penelitian
perhatian yang cukup besar. Bagi dapat
mereka
Penelitian ini menggunakan
pendidikan
merupakan
pendekatan kualitatif dengan bentuk
sarana
untuk mencapai status sosial
studi
ekonomi yang lebih tinggi
mendeskripsikan hasil penelitian dan
atau
untuk
berusaha
sosial
menyeluruh
hanya
kepentingan
kasus
yang
bermaksud
menemukan
gambaran
mengenai
suatu
(prestige). Oleh karena itu
keadaan. Menurut Stake (dalam Heru
terhadap
anak-anaknya
Basuki, 2006) penelitian studi kasus
mereka selalu mendorong
adalah suatu penelitian (inquiry) atau
agar
studi tentang suatu masalah yang
dapat
mencapai
keberhasilan melakukan
memiliki
dalam sesuatu
sifat
kekhususan
(particularity), dapat dilakukan baik
yang
baik. Disamping itu adanya
dengan
latar belakang pendidikan
maupun kuantitatif dengan sasaran
orang tua yang cukup tinggi,
perorangan
akan
mendorong
mereka
kelompok, bahkan masyarakat luas.
untuk
lebih
banyak
memberikan
pendekatan
(individual)
Studi strategi
waktunya
kualitatif,
kasus
yang
maupun
merupakan
digunakan
ketika
anak-
pertanyaan penelitian diawali dengan
anaknya. Dari beberapa hal
bagaimana atau mengapa, ketika
yang
penelitian
dalam
membina
telah
dikemukakan
hanya
punya
sedikit
tadi, maka jelaslah bahwa
kontrol terhadap peristiwa (yang
remaja yang berasal dari
diawali oleh subjek) dan ketika
kelas
penelitian
keatas
sosial lebih
memperoleh
menengah
terhadap
banyak
fenomena yang terjadi dalam konteks
kesempatan
kehidupan nyata atau kehidupan sehari-hari (Yin, 1994).
untuk belajar. Hal tersebut akan
dilakukan
B. Subjek Penelitian
mempengaruhi
1. Karakteristik Subjek
motivasi belajar dan prestasi belajarnya (Mussen, 1974). 18
Subjek dalam penelitian ini adalah
seorang
remaja
merekam wawancara agar tidak
akhir
ada yang terlupa.
berjenis kelamin perempuan atau
2. Tahap pelaksanaan penelitian
laki-laki berusia 21 tahun yang
Sebelum
menjadi
subjek,
tulang
punggung
pengumpulan peneliti
data
menghubungi
keluarga dengan status sosial
dan membuat janji dengan subjek
ekonomi rendah.
untuk Setelah
2. Jumlah Subjek Barnister
bahwa dengan fokusnya, pada
dan
ataupun
merekam
observasi,
peneliti
peneliti menyusun laporan hasil penelitian yang terdiri dari Bab I
C. Tahap-tahap Penelitian
yang merupakan pendahuluan,
langkah-
berisi latar belakang masalah,
langkah yang dilakukan oleh peneliti
pertanyaan
adalah:
penelitian
1. Tahap persiapan penelitian Peneliti
melakukan
persiapan
dengan
menyusun
pedoman
penelitian, dan
tujuan manfaat
penelitian. Bab II berisi landasan teori, Bab III metode penelitian, yang
wawancara, panduan observasi data
observasi,
Setelah melaksanakan penelitian,
maka dalam
lembar
melakukan
3. Laporan Hasil Penelitian
mendalam.
Berdasarkan pendapat di atas,
dan
yang
menulis laporannya.
memang diperlukan informasi
ini,
sesuatu
dan
menganalisis data yang ada dan
dan bila kasus tunggal tersebut
penelitian
pertanyaan
peneliti melakukan wawancara
peneliti
memperoleh kasus lebih banyak,
Dalam
peneliti,
semua jawaban subjek. Setelah
dipakai, bila secara potensial
sangat
mengajukan
mencatat
Suatu kasus tunggal pun dapat
yang
dan
tujuan
peneliti
dengan jumlah kasus sedikit.
bagi
diri
berhubungan. Saat pelaksanaan,
kualitatif cenderung dilakukan
sulit
peneliti
menerangkan
segala
kedalaman dan proses, penelitian
wawancara.
bertemu,
memperkenalkan
(dalam
Poerwandari, 2001) mengatakan
memang
melakukan
diri.
Menyiapkan tape recorder untuk
berisi
pendekatan
penelitian,
subjek
penelitian,
tahap-tahap
penelitian,
teknik
pengumpulan data, alat bantu 19
pengumpulan data, keakuratan
pendekatan lain (Banister dkk,
penelitian, dan teknik analisis
dalam Poerwandari, 2001)
penelitian. Bab IV yang berisi pelaksanaan penelitian dan hasil penelitian.
Dan
Bab
Menurut Walgito (1999) ada
V
beberapa
macam
merupakan penutup, yang berisi
wawancara, yaitu :
kesimpulan dan saran.
a. Wawancara
D. Teknik Pengumpulan Data
bebas,
orang
kualitatif yang terbuka dan luas,
diberi
metode dan tipe pengumpulan data
mengemukakan
dalam penelitian kualitatif sangat
dalam bicara.
disesuaikan
adalah
bentuk wawancara di mana
Sesuai dengan sifat penelitian
beragam
jenis
dengan
yang
diwawancarai
kebebasan
dalam pendapat,
b. Wawancara terarah, adalah
masalah, tujuan peneliti, serta sifat
wawancara
objek
teliti
atau diarahkan oleh peneliti
Dalam
atau pewawancara. Peneliti
yang
akan
(Poerwandari,
2001).
di
yang
dituntun
penelitian ini, metode pengumpulan
membacakan
data yang digunakan adalah metode
pertanyaan
wawancara dan observasi.
umumnya sudah disiapkan
1. Wawancara
dalam
Wawancara
adalah
pertanyaanyang
bentuk
sehingga
pada
tertulis,
seakan-akan
percakapan dan tanya jawab yang
merupakan bentuk kuesioner
diarahkan untuk mencapai tujuan
yang dibacakan.
tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan
bila
c. Wawancara bebas-terpimpin,
peneliti
merupakan kombinasi dari
bermaksud untuk memperoleh
kedua macam tersebut di
pengetahuan
atas. Dalam wawancara ini
tentang
makna-
makna subjektif yang dipahami
kebebasan
individu berkenaan dengan topik
dalam
yang diteliti, dan bermaksud
diwawancarai
melakukan eksplorasi terhadap
memberikan jawaban dalam
isu tersebut, suatu hal yang tidak
situasi bebas, tetapi peneliti
dapat
juga mengendalikan, peneliti
dilakukan
melalui
20
juga
diberikan,
arti
yang dapat
memberi
arah
dari
1) Observasi Partisipan
wawancara.
Adalah
observasi
yang
observer atau peneliti ikut Dalam penelitian ini digunakan
ambil bagian dalam situasi
tipe wawancara bebas-terpimpin. Hal
atau
ini akan memungkinkan peneliti
diobservasinya, observer ikut
untuk memiliki daftar pertayaan
sebagai pemain tidak hanya
yang telah dibuat sebelumnya dan
sebagai penonton.
menciptakan
suasana
wawancara
keadaan
yang
akan
2) Observasi Non Partisipan
yang alami dengan memberikan
Observasi
jenis
ini
kebebasan pada narasumber untuk
merupakan
kebalikan
dari
mengemukakan jawabannya, namun
dari
peneliti masih dapat mengendalikan
Dalam observasi ini observer
arah
atau peneliti tidak ikut ambil
wawancara
dan
tujuan
observasi
partisipan.
penelitian.
bagian secara langsung dalam
2. Observasi
situasi
Menurut Basuki,
Kartono 2006)
(dalam
pengertian
observasi diberi batasan sebagai
yang
ditelitinya.
Observer
tidak
sebagai
pemain,
tetapi
sebagai
penonton
berikut : “studi yang di sengaja
3) Observasi Sistematik
dan sistematis tentang fenomena
Observasi ini dilaksanakan
sosial dan gejala-gejala psikis
dengan
dengan jalan pengamatan dan
rencana
kerangka
terlebih
pencatatan”.
dahulu.
Karenanya
sering
dikemukakan tujuan observasi
juga
disebut
adalah : “mengerti ciri-ciri dan
structured observation. Jadi
luasnya signifikansi dari inter
telah
relasinya elemen-elemen tingkah
tertentu, segala sesuatu telah
laku manusia pada fenomena
disitemastisasikan,
sosial
dikategorikan terlebih dahulu
serba
Selanjutnya
konpleks
dalam
pola-pola kulturil tertentu”. Beberapa
jenis
digunakannya
ada
struktur
sebagai
yang
telah
mengenai hal-hal yang akan
observasi
diobservasi.
menurut Walgito (1999), dapat dikemukakan sebagai berikut : 21
4) Observasi Non-sistematik Observasi
penelitian
jenis
ini
apa
yang
ingin diketahui oleh peneliti
merupakan observasi yang belum
agar
tidak terlewatkan.
menggunakan
b. Pedoman Observasi
kategorisasi mengenai hal-hal
Pada tabel observasi apabila
yang akan diobservasi, belum
aspek tanggung jawab, tekun
ada sistematisasi mengenai
terhadap
hal-hal
berkonsentrasi
yang
akan
tugas, dan
mudah
diobservasi, segala sesuatu
menyerah, memiliki sejumlah
akan
usaha, bekerja keras, dan
tergantung
pada
keadaan di lapangan.
menghabiskan waktu untuk kegiatan belajar, dan waktu
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
non
saat observasi, maka diberi
dalam
tanda checklist (√) dalam
penelitian peneliti tidak berperan
kolom “Ya” dan bila tidak
serta ikut ambil bagian dalam
terlihat pada saat observasi
kehidupan
diberi tanda checklist (√)
partisipan,
observasi
penyelesaian tugas terlihat
dimana
orang
yang
diobservasi.
pada kolom “Tidak” serta memberi
E. Alat Bantu Pengumpulan Data Istilah menghasilkan
kualitatif dan
komentar
pada
kejadian, baik yang muncul
mengolah
maupun tidak muncul. c. Alat Rekam (tape recorder)
data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara,
Tape
catatan lapangan, gambar, foto,
digunakan sebagai alat bantu
rekaman video dan lain-lain.
untuk
Berkaitan dengan hal tersebut
pertanyaan
dalam penelitian kualitatif ini
subjek atas pertanyaan yang
peneliti
diutarakan
menggunakan
instrument penelitian berupa :
pengetahuan
Pedoman wawancara berisi
subjek.
pertanyaan-pertanyaan yang dengan
masalah 22
akan
merekam
Perekaman
a. Pedoman wawancara
berkaitan
Recorder
dan
semua jawaban
peneliti. dilakukan dan
atas seizin
masukan
F. Keakuratan Penelitian Untuk
mencapai
keakuratan
terhadap
hasil
pengumpula data.
dalam suatu penelitian dengan
3. Triangulasi dengan teori
metode kualitatif, ada beberapa
Menggunakan berbagai teori
teknik yang digunakan dan salah
yang
satu
teknik
triangulasi.
adalah
memastikan bahwa data yang
Triangulasi
adalah
dikumpulkan
diluar
sudah
memenuhi syarat.
data yang memanfaatkan sesuatu lain
untuk
tersebut
teknik pemeriksaan keakuratan
yang
berlainan
4. Triangulasi Metodologis
data
untuk
pengecekan
atau
yang berbeda untuk meneliti
sebagai pembanding terhadap data
suatu hal yang sama, seperti
itu.
metode wawancara, metode
keperluan
Patton
Dipakai
(dalam
beberapa
metode
observasi, dan sebagainya.
Poerwandari, 2001), triangulasi
Dalam penelitian ini
dapat dibedakan menjadi empat
untuk menjaga keakuratan
macam, yaitu :
penelitian, dalam penerapan
1. Triangulasi Data
triangulasi sumber data yaitu
Menggunakan
berbagai
hasil
wawancara
yang
sumber data seperi dokumen,
dilakukan terhadap subjek di
arsip, hasil observasi atau
check
dengan mewawancarai lebih
wawancara sigbificant other.
dari
satu
dianggap
dengan
hasil
subjek
yang
Dalam penerapan triangulasi
memiliki
sudut
pengamat dilakukan dengan
pandang berbeda.
meminta dosen pembimbing
2. Triangulasi Pengamat
untuk memberika masukan
Adanya pengamat di luar
terhadap pengumpulan data.
peneliti yang turut memeriksa
Dalam penerapan triangulasi
hail
teori
pengumpulan
data.
dilakukan
dengan
Dalam penelitian ini, dosen
menggunakan beberapa teori,
pembimbing
sehingga
sebagai
pengamat
bertindak (expert
teori
yang
mendasari penelitian bersifat
judgement) yang memberikan
komprehensif. penerapan 23
Dan
dalam
triangulasi
metodologis
dilakukan
dengan
memunculkan gambaran tentang
menggunakan
metode
observasi
topik.
dan
3. Analisis Kasus
wawancara.
Analisis yang pertama dilakukan adalah
G. Teknik Analisa Data
melakukan
analisis
Data yang diperoleh akan
terhadap masing-masing kasus.
dianalisa dengan menggunakan
Analisis dilakukan melalui hasil
teknik
wawancara
analisa
dengan
yang
diungkap
menggunakan teknik analisa data
responden. Tahap yang kedua
kualitatif. Menurut Poerwandari
adalah melakukan analisi antar
(2001)
kasus
memberikan
beberapa
yang
tujuannya
tahapan yang diperlukan dalam
mengungkap
menganalisa
persamaan antar subjek serta
data
kualitatif,
tahapan tersebut adalah :
data
peneliti dari
dan
menyimpulkannya.
1. Mengorganisasikan Data Setelah
perbedaan
untuk
4. Meguji Asumsi
mendapatkan
subjek
Setelah kategori data dan pola
melalui
data tergambar dengan jelas,
wawancara dengan alat perekam,
pada tahap ini kategori yang
kemudian merubahnya dengan
telah didapat melalui analisis
transkip (verbatim) dalam bentuk
kembali berdasarkan landasan
tulisan. Karena datanya yang
teori yang dijabarkan pada bab
beragam dan banyak data yang
sebelumnya. Sehingga data yang
harus
diperoleh
diorganisasikan
dengan
rapih, sistematis dan lengkap.
pertama
dicocokkan
apakah ada kesamaan antara
2. Mengelompokkan Data Langkah
dapat
landasan teori dengan data yang sebelum
di dapat.
analisis adalah membubuhkan kode-kode
pada
data
yang
BAB IV
diperoleh. Pengkodean (coding) dimaksudkna
untuk
mengorganisasikan
PELAKSANAAN DAN HASIL
dapat
A. Hasil
dan
1. Gambaran motivasi belajar pada
mengsistematiskan data secara
remaja akhir yang menjadi tulang
lengkap
punggung keluarga dengan sosial
sehingga
dan
mendetailkan, data
dapat
ekonomi rendah. 24
Subjek jawab
cukup
bertanggung
Subjek juga terkadang membaca-
atas
tugas
yang
baca kembali catatannya dirumah
dikerjakannya,
dimana
subjek
apa yang sudah dipelajarinya di
selalu mengerjakan tugas yang
kampus, sering berdiskusi dengan
diberikan
teman-temannya
oleh
dosen,
mengenai
menyelesaikan tugasnya sampai
pelajaran terutama pelajaran yang
benar-benar tuntas dan selesai
subjek sukai.
tepat
waktunya.
Subjek
tidak
Subjek
menyukai
umpan
pernah belajar dalam waktu yang
balik, seperti kritikan dan pujian
relatif lama, subjek belajar hanya
yang diberikan oleh dosen dan
jika dia merasa sedang jenuh dan
teman-temannya.
sedang tidak ada pekerjaan. Saat
seperti itu dirasakan oleh subjek
mengerjakan
sebagai suatu hal yang dapat
tugas
kuliahnya,
Umpan
subjek selalu mengerjakan dan
membangun
menyelesaikannya jika tugas itu
subjek agar menjadi lebih baik
deadline dan akan dikumpulkan
lagi dan tidak akan mengulangi
keesokan harinya, dengan begitu
kesalahannya yang lalu.
subjek
mampu
berkonsentrasi
Untuk
dan
balik
waktu
penyelesaian
dengan sangat baik dan tidak akan
tugas,
pernah terpengaruh oleh hal-hal
pernah
yang ada disekitarnya. Karena
tugas kuliahnya, subjek sering
subjek merasa termotivasi untuk
menunda-nunda
mengerjakan
Subjek
tugasnya
sampai
subjek
memotivasi
memang
langsung
akan
tidak
mengerjakan
pekerjaannya. mengerjakan
selesai dan bisa selesai pada hari
tugasnya jika waktunya sudah
itu
deadline, dengan begitu subjek
juga.
Dan
menghadapi
jika
tugas
subjek
yang
sulit
subjek tidak mudah menyerah. Subjek usaha
memiliki
untuk
sejumlah
akan
benar-benar
tugas
sampai
mengerjakan selesai
dan
menggunakan waktu yang subjek
kegiatan belajar,
miliki
untuk
mengerjakan
seperti terkadang subjek mengisi
tugasnya dengan waktu seefisien
waktu
mungkin.
kosongnya
di
rumah
dengan belajar, subjek biasanya
Subjek sangat ingin menjadi
belajar selama dua atau tiga jam
orang sukses, dimana subjek ingin
sampai
menjadi orang yang berguna untuk
subjek
merasa
bosan. 25
orang
lain
terutama
untuk
kemampuan yang dimilikinya. Hal
mencapai
ini juga diperkuat dengan pendapat
tujuannya itu maka subjek bertekat
menurut Riduan (2006), dimana
untuk
kuliahnya
aspek-aspek
keluarganya.
Untuk
melanjutkan
sampai
sarjana
dan
subjek
diantaranya
berusaha
berkonsentrasi
dengan
dalam
motivasi yaitu
:
belajar
belajar ketekunan
untuk
bisa
kuliahnya dan tidak ingin main-
berkonsentrasi
main dengan kuliahnya. Selain itu
menyelesaikan tugasnya dan tidak
subjek pun akan mengevaluasi apa
mudah
saja
menghadapi
kemajuan
yang
sudah
dalam
menyerah,
ulet
kesulitan
dalam belajar,
dicapainya, apa kekurangan dan
memiliki sejumlah usaha, bekerja
kelebihannya selama ini dan apa
keras, dan menghabiskan waktu
saja yang subjek belum capai saat
untuk kegiatan belajar, minat dan
ini.
ketajaman perhatian dalam belajar, Dari uraian diatas subjek sesuai
minat dan ketajaman perhatian
dengan teori aspek-aspek motivasi
dalam belajar, berprestasi dalam
belajar, menurut Sardiman (dalam
belajar, dan mandiri dalam belajar.
Liswati,
1998)
mengemukakan
yang
beberapa
2. Faktor-faktor yang menyebabkan
aspek
motivasi belajar subjek
yang membedakan motivasi belajar tinggi
dan
rendah,
Subjek
yaitu
selalu
mengerjakan
tugas kuliahnya karena tugas yang
bertanggung jawab atas tugas yang
dikerjakannya
dikerjakannya,
mempengaruhi
nilainya,
tugas, berkonsentrasi dan tidak
subjek
tidak
mengerjakannya
mudah
maka
subjek
tekun
menyerah,
terhadap
memiliki
pasti
tidak
akan jika
akan
sejumlah usaha, bekerja keras dan
mendapatkan nilai dan tentunya
menghabiskan
untuk
itu akan mempengaruhi masa
kegiatan belajar, memperhatikan
depannya kelak karena nilainya
umpan balik atas pekerjaan yang
yang
telah
waktu
menyelesaikan tugasnya sampai
penyelesaian tugas dalam waktu
tuntas dalam batas waktu yang
secepat dan seefisien mungkin, dan
telah diberikan karena subjek
mampu menetapkan tujuan yang
merasa
realitistis
terlambat
waktu
dilakukan,
sesuai
dengan 26
jelek.
Subjek
khawatir
jika
mampu
subjek
menyelesaikannya,
dosen tidak akan mau menerima
menghadapi
tugasnya tersebut. Subjek merasa
karena menurut subjek, tugas
bertanggung jawab terhadap tugas
sesulit apapun pasti akan ada jalan
yang sudah dikerjakannya karena
keluarnya
subjek memang menganggap jika
berusaha mencari jalan keluarnya.
itu adalah tanggung jawabnya,
tugas
dan
Subjek
yang
subjek
sulit
akan
meluangkan
waktu
dosen pasti akan mempertanyakan
kosongnya untuk belajar karena
hasil dari tugas yang subjek
subjek
kerjakan itu, dan subjek harus bisa
kosongnya dengan hal-hal yang
menjawab pertanyaan dari dosen
berguna, seperti mempelajari hal-
tersebut.
hal yang subjek sukai dan subjek
Subjek tidak pernah belajar
belum
ingin
mengisi
waktu
ketahui. Subjek
terus menerus dalam waktu yang
berdiskusi
relatif lama karena subjek kurang
teman-temannya karena subjek
menyukai belajar, saat belajar pun
merasa banyak hal yang subjek
subjek menyukai suasana yang
belum ketahui, dengan banyak
tenang, tidak ramai dan jauh dari
berdiskusi, maka subjek akan
keributan. Suasana seperti itu bisa
mendapat pengetahuan yang baru
subjek
dan
dapatkan
jika
belajar
dengan
sering
dapat
dosen
menemukan
jalan
dirumah pada malam hari, disaat
keluar
orang-orang sudah mulai tertidur.
ketidaktahuan subjek selama ini.
Saat
pun
Subjek
subjek lebih suka mengerjakannya
belajar
dengan
waktu
praktek dan turun langsung ke
karena tekanan tersebut dapat
lapangan karena metode belajar
menjadikannya motivasi. Dengan
seperti itu membuat subjek mudah
keadaan seperti itu, subjek mampu
mengerti tidak akan menjenuhkan.
berkonsentrasi dengan baik dan
Subjek orang yang cukup
tidak akan terpengaruh oleh hal-
kritis, dimana subjek tidak mudah
hal yang ada disekitar karena
menerima pendapat dari dosen
subjek
berpikir
hanya
jika pendapatnya tersebut tidak
harus
mengerjakan
tugasnya
sesuai dengan pengetahuan dan
sampai mudah
mengerjakan
suatu
selesai.
tugas
tekanan
subjek
Subjek
menyerah
untuk
dan
kesulitan
menerapkan dengan
lebih
dan
metode banyak
tidak
pendapat subjek, maka subjek
dalam
akan terus bertanya dan minta 27
dijelaskan oleh dosen sampai
tugasnya jika keesokan harinya
subjek merasa puas dan mengerti.
akan
Karena sikap kritis subjek itulah
subjek
yang membuat subjek dikritik
mengerjakan tugasnya karena jika
oleh
tugas
dosen.
Kritikan
yang
dikumpulkan, sering
tidak
sehingga
menunda-nunda
dikerjakan
dalam
diberikan oleh dosen, dianggap
keadaan yang menekan subjek
sebagai masukan yang baik oleh
akan
subjek untuk memotivasi subjek
mengerjakannya.
untuk
mengerjakan
tugasnya,
subjek
kekurangannya selama ini. Subjek
menggunakan
waktu
dengan
pernah dipuji oleh dosen karena
seefisien mungkin karena dengan
subjek mampu mengerjakan tugas
begitu
dengan
teman-
mempersingkat waktu dan bisa
memperbaiki
baik
temannya
diantara
malas-malasan Saat
subjek
yang
lain.
Subjek
menikmati
dikritik
oleh
teman-
Subjek
subjek
tugasnya sebelum hari H karena
menghendaki keputusannya sediri
bila terlambat semua yang dia
tanpa berdiskusi terlebih dahulu
kerjakan akan percuma.
pernah temannya
karena
waktu
akan
mampu
kosongnya.
menyelesaikan
dengan teman satu kelompoknya.
Subjek memiliki memiliki
Namun jika subjek mengerjakan
tujuan kuliah agar subjek menjadi
tugas kelompoknya, teman-teman
orang
subjek
dengan
menjadi
orang
subjek
mampu
membahagiakan
teman-
tua, bangsa dan Negara. Subjek
temannya. Semua timbal balik
ingin menjadi orang yang berguna
yang diberikan oleh orang-orang
membantu orang banyak dari
disekitarnya sangat penting bagi
semua
subjek karena tanpa timbal balik,
hidupnya
subjek
Dengan tujuan seperti itu subjek
merasa
hasilnya,
puas
sehingga
mendapat
pujian
merasa
dari
apapun
yang
sukses
tidak
menjadi
percuma.
melanjutkan tidak
langsung
dengan
sukses
kalangan,
subjek kerjakan akan sia-sia dan
Subjek
karena
akan
termotivasi kuliahnya.
subjek orang
sehingga sia-sia.
untuk Untuk
mencapai tujuan itu maka subjek
mengerjakan tugas yang diberikan
akan
dosen karena subjek mengerjakan
setiap langkah yang dia jalani 28
berkonsentrasi
terhadap
karena
jika
subjek
tidak
meningkatkan gengsi, belajar demi
maka
memperoleh pujian dari orang-
kemungkinan subjek untuk meraih
orang penting, seperti orang tua,
sukses kecil sekali. Setelah itu
guru, dosen, dan belajar demi
subjek pun akan mengevaluasi
tuntutan yang ingin dipegang atau
kemajuan yang sudah didapatnya
demi
karena dengan begitu subjek bisa
kenaikan pangkat. Dari uraian yang
mengetahui apa saja yang sudah
dikatakan oleh Winkel (dalam
diraihnya, apa kekurangan dan
Iskandar, 2009) model motivasi
kelebihan
eksternal yang dimiliki oleh subjek
berkonsentrasi
yang
subjek
miliki
selama ini.
faktor-faktor
menyebabkan menurut
belajar, belajar demi menghindari
yang
hukuman,
dan
belajar
demi
motivasi
belajar
memperoleh pujian dari orang-
(2008),
dimana
orang penting, seperti orang tua,
Uno
motivasi belajar subjek timbul karena
faktor
hasrat,
keinginan
intrinsik
guru, dosen.
berupa
berhasil
3. Bagaimana cara mengembangkan
dan
motivasi belajar subjek
dorongan kebutuhan belajar, serta harapan
persyaratan
adalah belajar demi kewajiban
Uraian diatas sesuai dengan teori
memenuhi
akan
Cara subjek mengerjakan tugas
cita-citanya.
kuliahnya adalah dengan merefresh
Motivasi subjek juga disebabkan
pelajaran-pelajaran yang diterima,
oleh faktor ekstrinsik yaitu adanya
bertanya pada teman, dan mencari di
penghargaan, lingkungan belajar
internet. Cara subjek agar dapat
yang kondusif, dan kegiatan belajar
menyelesaikan tugasnya tepat pada
yang menarik. Adapun model-
waktunya
adalah
dengan
model motivasi eksternal subjek
mengerjakan
tugasnya
dengan
dalam kegiatan pembelajaran yang
sungguh-sungguh, serius dan sampai
sesuai dengan pendapat Winkel
selesai karena hal itu dianggap
(dalam
yaitu
sebagai kewajiban dan tuntutan.
belajar demi memenuhi kewajiban,
Agar dapat menyelesaikan tugasnya
belajar
itu
Iskandar,
hukuman,
demi
2009),
menghindari
belajar
sampai
tuntas,
subjek
demi
mengerjakan tugas dalam waktu
memperoleh hadiah material yang
yang deadline, dimana tugas akan
disajikan,
dikumpulkan
belajar
demi 29
keesokan
harinya
karena
dengan
desakan
Jika subjek menemukan tugas yang
waktu subjek akan termotivasi untuk
sulit, subjek tidak akan menyerah
menyelesaikan
sampai
dalam menghadapinya, subjek akan
mengerjakan
mencari jalan keluar dengan cara
tuntas.
adanya
tugasnya
Setelah
tugasnya,
subjek
mempertanggung
jawabkan
akan
apapun
tugas
bertanya pada teman-temannya dan
yang sudah dikerjakannya. Cara subjek
adalah
mencari
buku,
mencari-cari jawaban diinternet.
mempertanggung
jawabkannya
seperti
Subjek
memanfaatkan
waktu
dengan
kosongnya dengan cara mempelajari
menonjolkan kemampuan subjek dan
sesuatu yang baru, terutama tentang
menjawab pertanyaan dosen tentang
teknologi
hasil tugas yang subjek kerjakan.
menyenangkan bagi subjek. Jika
Untuk
dapat
karena
hal
itu
menjaga
sampai dirumah subjek terkadang
sedang
mempelajari kembali catatannya di
belajar, subjek menciptakan cara
rumah dengan cara membaca-baca
belajar
kembali,
konsentrasi
subjek
saat
yang
menurutnya
berlatih
dan
menyenangkan, tidak membuatnya
mempraktekkannya.
malas dan mengantuk yaitu dengan
sering berdiskusi dengan dosen dan
cara
mempelajari
teman-temannya mengenai pelajaran
pelajaran yang subjek sukai dan
yang subjek senangi, hasil diskusi
melewati
tersebut memberinya rasa puas dan
mendahulukan
pelajaran
yang
subjek
kurang sukai. Dengan mengerjakan tugas deadline
kuliahnya akan
Subjek
juga
selalu mencoba mempraktekkannya.
dalam
waktu
Subjek merasa berterima kasih
membuat
subjek
secara timbal balik yang diberikan
berkonsentrasi
mengerjakannya,
oleh
orang-orang
disekitanya,
dengan
cara
demikian
subjek
dimana subjek menganggap jika
berpikir
jika
tugasnya
harus
dilakukan secara timbal balik adalah
segera
merupakan bentuk dukungan yang
diselesaikan
dan
dikumpulkan. Agar subjek tidak
baik
mudah terpengaruh dengan hal-hal
dilakukannya. Subjek menjadikan
disekitarnya subjek saat mengerjakan
kritikan yang diberikan oleh dosen
tugas mencari
kuliahnya,
subjek
akan
sebagai
tempat
tenang
dan
subjek
menghindari tempat yang berisik.
atas
apa
masukan untuk
yang
dan
sudah
motivasi
memperbaiki
diri.
Pujian yang diberikan oleh dosen 30
membuat subjek bangga dan menjadi
mengerjakan
motivasi pula untuk subjek agar
semangat
menjadi orang yang lebih baik.
serius
Subjek juga pernah dikritik oleh
membuka-buka kembali apa yang
teman-temannya,
subjek
merasa
sudah subjek pelajari. Agar tugasnya
berterima
kasih
karena
dengan
dapat selesai sebelum waktunya
tersebut
subjek
mampu
subjek berkonsentrasi penuh dalam
kritikan
tugasnya
belajar,
dalam
dengan
berkonsentrasi,
mempelajari
merubah sifat jeleknya agar subjek
mengerjakan
tugasnya
bisa tetap dipercaya oleh teman-
menggunakan
waktu
temannya. Subjek juga menjadikan
mungkin
pujian yang diberikan oleh temannya
tugasnya.
sebagai suatu motivasi agar menjadi
diberikan
dengan
seefisien mengerjakan
orang sukses dapat tercapai adalah
Subjek mengerjakan tugas yang
berusaha
dan
Agar tujuan subjek menjadi
lebih baik lagi.
telah
untuk
dan
sekuat
dengan
melanjutkan
kuliahnya,
dosen
dengan
berdoa, belajar, semangat, berusaha,
tenaga,
dimana
dan
tekanan
waktu
adanya
berjuang.
berkonsentrasi
Cara
subjek
terhadap
membuat subjek termotivasi untuk
langkahnya
menyelesaikannya
tujuannya subjek belajar, membiayai
dengan
cara
berkonsentrasi dan bergegas untuk
kuliahnya,
mencari jawaban. Karena subjek
apa
hanya
melakukan
bisa
mengerjakan
tugas
untuk
setiap mencapai
berusaha
mengerjakan
harus
dikerjakan,
yanh
tanggung
jawab
dan
kuliahnya saat waktu sudah deadline,
kewajibannya.
sehingga subjek sering menunda-
catatan pribadi yang menyangkut
nunda mengerjakan tugasnya maka
kemajuannya selama ini, dengan cara
subjek merasakan efek yang buruk
seperti
dari sikapnya itu, subjek menjadi
mengevaluasi kemajuannya.
kelimpungan, keteter dan kerepotan
itu
Dari
Subjek
subjek
uraian
diatas
sesuai
dengan
tugas
kekuatan motivasi belajar menurut
sama-sama
harus
usaha
mampu
karena saat yang bersamaan ada yang
teori
membuat
diselesaikan. Namun saat subjek
Makmum
mengerjakan
subjek
peningkatan subjek adalah dengan
menggunakan waktunya itu dengan
menghindarkan sugesti yang negatif
seefisien
(kurang
tugasnya,
mungkin
dengan
cara 31
(2006),
peningkatan
dimana
menunjang
usaha
dan
menggairahkan), menciptakan situasi
BAB V
kompetisi yang sehat, baik antar
PENUTUP
individu maupun dalam kelompok, mengadakan
pacemaking
(makin
A. Kesimpulan
jelas dan dekat pada tujuan atau sasaran),
menginformasikan
1. Gambaran motivasi belajar pada
hasil
remaja akhir yang menjadi tulang
kegiatan untuk mendiskusikannya,
punggung keluarga dengan sosial
dan dalam hal tertentu ganjaran dan
ekonomi rendah, adalah sebagai
hadiah
berikut :
(pujian,
kritikan,
nilai
akademik, dan timbal balik dari
Berdasarkan wawancara yang
orang sekitar). Hal inipun diperkuat
dilakukan oleh penulis lakukan
oleh
dan
kepada subjek, subjek memiliki
Grawford (dalam Djamarah, 2008)
motivasi belajar yang cukup
ada empat cara pemeliharaan dan
tinggi, dimana hal ini tergambar
peningkatan motivasi belajar, yaitu :
dari berbagai hal, yaitu subjek
Meningkatkan kegairahan, dimana
bertanggung
dalam
tugas
pendapat
dari
kegiatan
berusahalah
Decce
rutin
sehari-hari
menghindari
jawab
yang
terhadap
dikerjakannya.
hal-hal
Mampu berkonsentrasi dengan
yang monoton dan membosankan,
baik saat mengerjakan tugas, dan
memelihara harapan-harapan yang
dapat memanfaatkan waktu yang
realistis dan memodifikasi harapan-
dimiliki
harapan yang kurang atau tidak
mungkin.
realistis, memberikan hadiah (dapat
dengan
seefisien
Subjek cukup memiliki usaha
berupa pujian, angka yang baik, dan
dalam
sebagainya)
Subjek sangat menyukai dan
sehingga
atas
akan
keberhasilan,
terdorong
kegiatan
belajarnya.
untuk
menghargai umpan balik yang
melakukan usaha lebih lanjut untuk
diberikan oleh orang-orang yang
mencapai
dan
ada disekitarnya, seperti kritikan
mengarahkan perilaku kearah yang
dan pujian. Subjek memiliki
menunjang
tujuan
tujuan-tujuan,
tercapainya
tujuan
pengajar.
hidup,
yaitu
menjadi
orang yang sukses, dapat berguna untuk semua orang, terutama bagi keluarganya agar subjek
32
mampu memperbaiki kehidupan
subjek
keluarganya.
berpengaruh terhadap konsentrasi
2. Faktor-faktor yang menyebabkan
dimana
hal
itu
belajar subjek.
motivasi belajar subjek
Kegiatan
Faktor yang menyebabkan
menarik
belajar
dapat
yang
menimbulkan
motivasi belajar subjek timbul
motivasi belajar subjek, subjek
karena
menerapkan
faktor
intrinsik
yang
metode
belajar
berasal dari hasrat dan keinginan
dengan lebih banyak praktek dan
subjek untuk berhasil.
turun
langsung
ke
lapangan
Faktor dorongan kebutuhan
karena metode belajar seperti itu
belajar pada subjek pun timbul
membuat subjek mudah mengerti
sebagai
tidak akan menjenuhkan.
penyebab
motivasi
belajar subjek seperti subjek
3. Bagaimana cara mengembangkan
meluangkan waktu kosongnya
motivasi belajar subjek
untuk mempelajari hal-hal yang
Cara subjek mengembangkan
subjek sukai dan belum dia
motivasi belajarnya adalah dengan
ketahui.
menghindarkan
sugesti
yang
Harapan akan cita-cita subjek
negatif (kurang menunjang dan
ingin menjadi orang yang sukses
menggairahkan). Dimana Subjek
karena dengan menjadi orang
mengerjakan tugas yang telah
sukses
diberikan dosen dengan berusaha
subjek
mampu
membahagiakan kedua orang tua,
sekuat
bangsa
berguna
memanfaatkan waktu kosongnya
untuk semua kalangan sehingga
dengan cara mempelajari sesuatu
hidupnya pun tidak akan sia-sia.
yang
dan
Faktor
negara,
ekstrinsik
menyebabkan
juga
tenaga.
baru,
terutama
Subjek
tentang
teknologi.
timbulnya
Subjek menciptakan sendiri
motivasi belajar subjek seperti
situasi kompetisi yang sehat, baik
adanya
antar individu dalam kelompok,.
penghargaan
yang
diberikan oleh orang disekitar,
Subjek
seperti pujian dari dosen dan
hasil
teman-temannya.
dengan dosen, dan hasil diskusi
Lingkungan
belajar
kegiatan
menginformasikan dan
berdiskusi
subjek dengan dosennya dapat
menyebabkan motivasi belajar
memberi subjek pengetahuan. 33
Dalam hal tertentu subjek
2. SARAN
mendapatkan ganjaran dan hadiah
1. Saran untuk subjek
berupa pujian yang diberikan oleh
Subjek
sudah
memiliki
dosen membuat subjek bangga
motivasi yang cukup baik, subjek
dan menjadi motivasi pula untuk
harus
subjek agar menjadi orang yang
motivasi
lebih
Sebaiknya subjek lebih mampu
baik.
Subjek
juga
lebih
mengembangkan
dan
kemampuannya.
menjadikan pujian yang diberikan
memanfaatkan
oleh
suatu
dimilikinya untuk mengerjakan
motivasi agar menjadi lebih baik
tugas kuliahnya dengan segera
lagi.
dan
temannya
sebagai
Cara subjek meningkatkan
waktu
jangan
waktu
yang
menunda-nunda
dalam
mengerjakan
motivasi belajarnya adalah dengan
tugasnya.
melihat makin jelas dan dekat
tidak
pada tujuan atau sasarannya agar
kuliahnya dalam waktu yang
menjadi orang sukses dan agar
sudah deadline atau mendesak,
tujuan tersebut dapat tercapai
kerjakanlah
adalah
menyicil setiap harinya. Dengan
dengan
kuliahnya,
melanjutkan
mengerjakan
subjek tugas
tugas
dengan
belajar,
begitu subjek tidak akan merasa
semangat, berusaha, dan berjuang.
stress saat menghadapi tugas
Cara subjek berkonsentrasi
kantor dan tugas kuliah yang
terhadap setiap langkahnya untuk
sama-sama deadline dan waktu
mencapai
yang dimiliki akan menjadi lebih
belajar,
berdoa,
Disarankan
tujuannya membiayai
subjek kuliahnya,
bermanfaat dan lebih efisien.
berusaha mengerjakan apa yang harus
dikerjakan,
2. Saran untuk orang tua
melakukan
Pada orang tua diharapkan
dan
dapat membantu subjek dalam
kewajibannya. Subjek membuat
hal keuangan terutama dalam
catatan pribadi yang menyangkut
membiayai
kemajuannya selama ini, dengan
hari. Disarankan orang tua dapat
cara seperti itu subjek mampu
mencari
mengevaluasi kemajuannya.
untuk
tanggung
jawab
kehidupan
usaha menambah
sehari-
kecil-kecilan pemasukan
bagi keluarga agar beban subjek sebagai 34
tulang
punggung
keluarga
tidak
terlalu
berat,
sehingga subjek mampu lebih berkonsentrasi
terhadap
kuliahnya
dan
tidak
terbebani
dengan
kewajibannya menanggung
terlalu
kewajibanuntuk
perekonomian
keluarga. 3. Saran untuk peneliti berikutnya Untuk peneliti selanjutnya diharapkan
dapat
meneliti
tentang motivasi belajar pada remaja dengan tingakat sosial ekonomi tinggi, guna mengetahui atau menggali perbedaan antara motivasi belajar remaja dengan tingkat sosial ekonomi rendah dan
tingkat
sosial
ekonomi
tinggi.
35