Volume 3, Edisi 2, Desember 2015
HUBUNGAN KONTROL DIRI DAN STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN PERILAKU KENAKALAN REMAJA DI SMK GAJAH MADA PALEMBANG TAHUN 2014 Suzanna1, Agus Suryaman2 Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang2 Email : anna₋
[email protected]
ABSTRAK Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah psikososial yang pada saat ini semakin mengalami peningkatan. Adapun faktor penyebab kenakalan remaja ini dapat berasal dari 2 faktor, yaitu faktor internal (krisis identitas dan kontrol diri), dan faktor eksternal (keluarga, pengaruh teman sepermainan, pengaruh lingkungan yang kurang baik, dan kemajuan IPTEK). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dan status sosial ekonomi keluarga dengan perilaku kenakalan remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X dan XI SMK Gajah Mada Palembang yang berjumlah 89 responden dengan menggunakan teknik Quota Sampling. Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dan uji yang digunakan adalah uji Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kontrol diri dengan perilaku kenakalan remaja dengan p value = 0,013, dan ada hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi keluarga dengan perilaku kenakalan remaja dengan p value = 0,03. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukkan bagi pihak sekolah untuk lebih meningkatkan perhatian, bimbingan, dan pengawasan terhadap perilaku kenakalan remaja. Kata Kunci : Kontrol Diri, Status Sosial Ekonomi Keluarga, Perilaku Kenakalan Remaja
ABTRACT Juvenile delinquency is one psychosocial problem which is getting increase at the moment. Whereas the causes of juvenile delinquency can be derived from two factors: internal factors (crisis of identity and self-control), and external factors (family, peers influence, unfavorable environmental influences, and the progress of science and technology). This study aimed at determining the correlation between self-control and family socioeconomic status with juvenile delinquency behavior in adolescents. This study is a quantitative study using survey analytic design with cross sectional approach. The samples in this study were students of class X and XI Gajah Mada Vocational School Palembang with he total 89 respondents using questionnaires and chi square test. The results showed there is no significant correlation between selfcontrol and juvenile delinquency behavior with p value = 0.013, and there is no significant correlation between socio-economic status families and juvenile behavior with p value = 0.03. The results of this research can be used as input for the school to further improve attention, guidance, and supervision of juvenile behavior
12
Volume 3, Edisi 2, Desember 2015
Keywords : Self-control, Family Socioeconomic Status, Juvenile Delinquency Behavior
Perilaku kenakalan remaja ini tidak
PENDAHULUAN Perilaku kenakalan remaja merupakan
terlepas dari fase tumbuh kembang yang
salah masalah psikososial yang pada saat
dilalui oleh seorang anak pada masa remaja
ini mengalami peningkatan, sebagai akibat
dalam
terjadinya perubahan sosial atau gejolak
yang terdiri dari tiga tahap perkembangan,
sosial
yaitu: remaja awal, remaja madya, dan
dalam
masyarakat
yang
dapat
mengembangkan kontrol
dirinya,
remaja akhir12
menimbulkan gangguan jiwa4
Travis Hirschi dan Gottfredson dalam
Faktor penyebab kenakalan remaja ini
(2012),
Aroma
internal (krisis identitas dan kontrol diri), dan
General Theory Of Crime” atau yang lebih
faktor eksternal (keluarga, pengaruh teman
dikenal dengan “Low Self Control Theory”.
sepermainan, pengaruh lingkungan rumah
Teori
maupun sekolah yang kurang baik, dan
kriminal dapat dilihat melalui single-dimenti,
kemajuan IPTEK)13
yakni kontrol diri. Individu dengan kontrol
ini
mengembangkan
“The
dapat berasal dari 2 faktor, yaitu faktor
menjelaskan
bahwa
perilaku
dilangsir
diri yang rendah memiliki kecenderungan
UNADOC (2013), pengguna narkoba di
untuk menjadi impulsif, senang berperilaku
seluruh dunia yang pelakunya rata-rata
beresiko, dan berpikiran sempit.
Berdasarkan
data
yang
Perilaku kenakalan remaja ini tidak
remaja berusia 15 tahun, setiap tahun mengalami sebanyak
peningkatan. 300
pengguna
Tahun (6,7%),
2010
hanya dipengaruhi oleh faktor dari dari
dan
dalam diri remaja, faktor keluarga juga
semakin meningkat di tahun 2011 sebanyak
sangat
315 kasus (6,9%).
perilaku kenakalan remaja, karena keluarga
Perlindungan
Anak
dalam
mempengaruhi
adalah pihak pertama dan utama yang
Di Indonesia berdasarkan Penelitian Komnas
berperan
mempengaruhi
Indonesia
tumbuh
kembang
dan
(KPAI) di 33 Provinsi pada bulan Januari-
pembentukan kepribadian anak, termasuk
Juni 2008 menyimpulkan empat hal. (1)
dalam
97%
keluarga2.
remaja
SMP
dan
SMA
pernah
hal
ini
status
sosial
ekonomi
93,7% remaja
Menurut Santrock (2003), kenakalan
SMP dan SMA pernah ciuman, genital
remaja lebih banyak terjadi pada golongan
stimulation, dan oral seks. (3) 62,7% remaja
sosial ekonomi yang lebih rendah. Akibat
SMP tidak perawan. (4) 21,2% remaja
dari tuntutan kehidupan yang keras dan
mengaku pernah aborsi9.
orang
menonton film porno. (2)
13
tua
tidak
sempat
memberikan
Volume 3, Edisi 2, Desember 2015
bimbingan dan pengawasan kepada putra-
Palembang menggunakan kuesioner yang
putrinya yang terlalu sibuk mencari nafkah.
standar atau telah baku.
Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 28 Desember 2013
A. METODE PENELITIAN
dengan melakukan wawancara dengan guru
Jenis penelitian ini adalah penelitian
BK . diperoleh informasi salah satu contoh
kuantitatif dan menggunakan desain survey
kenakalan siswa, misalnya anak “A” yang
analitik dengan pendekatan cross sectional.
lagi ngantuk karena begadang dan ingin
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
tidur didalam kelas, namun ada temannya
siswa kelas X dan XI SMK Gajah Mada
“B” yang ribut didalam kelas tersebut, dan
Palembang TA. 2013/2014 yang berjumlah
anak “A” merasa terganggu dengan adanya
804 siswa, dengan menggunakan rumus n
keributan yang dilakukan oleh anak “B”,
dari
sehingga akhirnya terjadi perkelahian.
sampel
Setiadi
(2007)
sebanyak
89
didapatkan
jumlah
responden
yang
Dari contoh ini berarti anak “A”
sesuai dengan kriteria inklusi denga teknik
memiliki dan menunjukkan kontrol diri yang
pengambilan sampel menggunakan teknik
lemah, jika remaja tersebut memilki kontrol
Quota Sampling.
diri yang baik, maka ia akan mampu
Instrumen pengumpulan data yang
menahan emosinya dan berpikir logis atas
digunakan dengan menggunakan kuesioner
tindakannya.
dan selanjutnya dianalisa menggunakan uji “chi square” dengan (df) (α) 0,05 (IC 95%).
Dari hasil wawancara tersebut juga diperoleh penyebab kenakalan siswa adalah akibat dari faktor ekonomi, karena siswa
HASIL PENELITIAN
yang sekolah di SMK Gajah Mada ini rata-
1. Analisa Univariat a. Kontrol Diri Tabel 1 Distribusi Frekuensi Kontrol Diri Responden di SMK Gajah Mada Palembang Tahun 2014
rata
berasal
dari
golongan
ekonomi
menengah kebawah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Kontrol Diri Tinggi Rendah Jumlah
mengetahui “hubungan kontrol diri dan status sosial ekonomi keluarga dengan
Frekuensi 36 Orang 53 Orang 89 Orang
% 40,4 59,6 100
perilaku kenakalan remaja di SMK Gajah Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan
Mada Palembang tahun 2014”.
proporsi kontrol diri responden sebagian
Berdasarkan dari uraian fenomenafenomena diatas peneliti
besar responden memiliki kontrol diri rendah
tertarik untuk
yaitu sebanyak 53 responden (59,6%).
mengetahui lebih dalam apakah benar terdapat hubungan kontrol diri dan status
b. Status Sosial Ekonomi Keluarga Tabel 2 Distribusi Frekuensi Status Sosial Ekonomi Keluarga Responden di SMK Gajah Mada Palembang Tahun 2014
sosial ekonomi keluarga dengan perilaku kenakalan remaja di SMK Gajah Mada
13
Volume 3, Edisi 2, Desember 2015
Berdasarkan tabel 5.7 diperoleh dari SOSEK
Frekuensi
%
Tinggi Rendah Jumlah
27 Orang 62 Orang 89 Orang
30,3 69,7 100
53 responden yang memiliki kontrol diri rendah, sebagian besar responden memiliki perilaku
kenakalan
remaja
tinggi
yaitu
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan
sebanyak 36 responden (67,9%). Hasil uji
proporsi status sosial ekonomi keluarga
statistik diperoleh nilai p value = 0,013 (p
responden
responden
value ≤ 0,05), yang berarti ada hubungan
ekonomi
yang signifikan antara kontrol diri dengan
memiliki
sebagian
tingkat
keluarga
besar
status
rendah
sosial
yaitu
sebanyak
perilaku kenakalan remaja. Berdasarkan
62
hasil analisis, didapatkan juga nilai OR
responden (69,7%).
perilaku kenakalan remaja tinggi = 3,328, artinya apabila remaja yang mempunyai
c. Perilaku Kenakalan Remaja
kontrol diri rendah, berpeluang 3,328 kali Tabel 3 Distribusi Frekuensi Perilaku Kenakalan Responden di SMK Gajah Mada Palembang Tahun 2014 Perilaku Kenakalan Frekuensi % Remaja Tinggi 50 Orang 56,2 Rendah 39 Orang 43,8 Jumlah 89 Orang 100
Berdasarkan proporsi
tabel
perilaku
5.6
akan semakin tinggi perilaku kenakalannya.
b. Hubungan Status Sosial Ekonomi Keluarga dengan Perilaku Kenakalan Remaja Tabel 5 Distribusi Status Sosial Ekonomi Keluarga dengan Perilaku Kenakalan Remaja di SMK Gajah Mada Palembang Tahun 2014
menunjukkan
kenakalan
responden
Perilaku Kenakakalan P Jumlah OR Remaja Value SOSEK Tinggi Rendah n % n % n % Rendah 40 64,5 22 35,5 62 100 3,09 0,03 1 Tinggi 10 37 17 63 27 100 Jumlah 50 56,2 39 43,8 89 100
sebagian besar responden memiliki perilaku kenakalan
tinggi
yaitu
sebanyak
50
responden (56,2%). 2. Analisa Bivariat a. Hubungan Kontrol Diri Perilaku Kenakalan Remaja
dengan Berdasarkan tabel 5.8 diperoleh dari
Tabel 4 Distribusi Kontrol Diri dengan Perilaku Kenakalan Remaja di SMK Gajah Mada Palembang Tahun 2014
Kontrol Diri
Rendah
Perilaku Kenakakalan Remaja Tinggi
Rendah
n
n
%
%
Jumlah
n
62 responden yang memiliki status sosial ekonomi keluarga rendah, sebagian besar responden
Jumlah
50 56,2 39 43,8 89 100
kenakalan
(64,5%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,03 (p value ≤ 0,05), yang berarti
%
Tinggi
perilaku
remaja tinggi yaitu sebanyak 40 responden
P OR Value
36 67,9 17 32,1 53 100 0,01 3.328 14 38,9 22 61,1 36 100 3
memiliki
ada hubungan yang antara status sosial ekonomi kenakalan
14
keluarga remaja.
dengan
perilaku
Berdasarkan
hasil
Volume 3, Edisi 2, Desember 2015
analisis, didapatkan juga nilai OR perilaku
pencarian
kenakalan remaja tinggi = 3,091, artinya
mendapatkan dukungan yang baik dalam
apabila remaja yang mempunyai status
membentuk kepribadiannya dalam hal ini
sosial ekonomi keluarga rendah, berpeluang
kontrol diri, mengakibatkan remaja dalam
3,091 kali akan semakin tinggi
membentuk dan mengembangkan kontrol
perilaku
kenakalannya.
identitas
diri
ini
tidak
dirinya menjadi tidak maksimal. Hasil
penelitian
ini
tidak
sejalan
B. PEMBAHASAN
dengan penelitian yang dilakukan oleh
1. Pembahasan Univariat
Havies
a. Kontrol Diri
didapatkan dari 212 responden, didapatkan
Berdasarkan didapatkan
hasil
sebagian
penelitian
besar
(2013),
hasil
penelitiannya
hanya 8 (4%) responden memiliki kontrol
responden
diri rendah.
memiliki kontrol diri rendah yaitu sebanyak
Perbedaan
59,6%.
ini
terjadi
karena
perbedaan tempat penelitian atau sekolah
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
yang memiliki dan ditanamkan pendidikan
Harter dalam Santrock (2003) menyatakan
religiusitas
bahwa dalam diri seseorang terdapat suatu
mempengaruhi
sistem pengaturan diri (self-regulation) yang
responden, dalam mengembangkan kontrol
memusatkan perhatian pada pengontrolan
diri yang dimilikinya.
diri
yang
tinggi,
sehingga
pembentukkan
karakter
(self-control). Jika individu mampu
Berdasarkan teori, konsep, dan jurnal-
mengendalikan perilakunya dengan baik
jurnal terkait diatas, serta hasil penelitian,
maka
dapat disimpulkan bahwa responden paling
seseorang
tersebut
akan
dapat
menjalani kehidupan dengan baik.
banyak memiliki kontrol diri rendah, karena
Hasil penelitian ini sejalan dengan
rata-rata remaja masih memiliki gejolak
penelitian yang dilakukan oleh Indraprasti
emosi
(2008), hasil penelitian mununjukkan dari 50
memiliki
responden didapatkan 31 (62%) responden
dipengaruhi oleh faktor keluarga, serta
memiliki kontrol diri rendah.
lingkungan
yang
mendukung
juga
Kesamaan hasil penelitian ini, karena ada kesamaan dalam segi karakteristik
yang
masih
tinggi
kematangan
atau
belum
emosi
dan
kurang dapat
baik
dan
mempengaruhi
dalam pembentukan kontrol diri remaja.
responden yang masih remaja, yang dalam tahap ini masih memiliki tingkat emosi yang
b. Status Sosial Ekonomi Keluarga
masih sangat tinggi, namun tidak didukung
Berdasarkan didapatkan
sekolah
memiliki status sosial ekonomi keluarga
lingkungan
keluarga,
sehingga remaja yang berada dalam tahap
15
besar
penelitian
oleh lingkungan yang baik, baik lingkungan maupun
sebagian
hasil
responden
Volume 3, Edisi 2, Desember 2015
dalam
kategori rendah yaitu sebanyak
Berdasarkan
69,7%.
didapatkan
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
ekonomi
yang
besar
responden
yaitu sebanyak 56,2%.
Sarwono (2012), teori ini berfokus pada sosial
sebagian
penelitian
memiliki perilaku kenakalan remaja tinggi
strain yang dikemukakan oleh Merton dalam
kelas
hasil
Hasil penelitian ini sesuia dengan teori
dapat
Kartono (2013), kenakalan remaja adalah
mempengaruhi adaptasi sikap dan perilaku
kenakalan
anggota masyarakat dalam hal ini remaja,
merupakan gejala sakit (patologis) secara
dapat bersifat konformitas (conformity) atau
sosial pada remaja yang disebabkan oleh
bahkan memberontak (rebellion).
satu bentuk pengabaian sosial, sehingga
Hasil penelitian
penelitian yang
ini
dilakukan
mendukung oleh
265
responden,
Aroma
didapatkan
penelitian
ini
yang
laku yang menyimpang. Hasil penelitian ini sejalan dengan
69%
penelitian yang dilakukan oleh Wahida
responden memiliki status ekonomi rendah. Persamaan
muda
mereka itu mengembangkan bentuk tingkah
(2012). Hasil penelitiannya menunjukkan dari
anak-anak
(2011), hasil penelitiannya menunjukkan
terjadi
bahwa
dari
45
responden,
karena adanya kesamaan pada tempat
sebagian
penelitian
kenakalan remaja kategori tinggi sebanyak
atau
sekolah
yang
rata-rata
siswanya berasal dari keluarga memilki tingkat
ekonomi
menengah
responden
diperoleh
memiliki
tingkat
32 responden (71%).
kebawah,
Kesamaan ini terjadi karena adanya
sesuai dengan data yang diperoleh di SMK
kesamaan dalam segi tempat penelitian
Gajah Mada Palembang yang sebagian
yang berasal dari sekolah yang memang
besar siswanya 65% memiliki status
memiliki label kenakalan yang tinggi, dan
ekonomi keluarga menengah kebawah.
responden yang diteliti juga responden yang memang memiliki catatan kenakalan sesuai
Berdasarkan teori, konsep, dan jurnal-
informasi dari guru BK.
jurnal terkait diatas, serta hasil penelitian,
Hasil
dapat disimpulkan bahwa responden paling
penelitian
ini
tidak
sejalan
sosial
dengan penelitian yang dilakukan oleh
ekonomi keluarga rendah. Hal ini terjadi
Maria (2011), hasil peneilitian menunjukkan
karena dipengaruhi oleh faktor orang tua
bahwa dari 104 responden yang diteliti,
yang pada zaman globalisasi ini, sangat
diperoleh
sulitnya untuk memperoleh pekerjaan yang
hampir
layak dalam memenuhi kebutuhan hidup
kenakalan dalam kategori rendah yaitu
yang semakin tinggi.
sebanyak 100 responden (96,15%).
banyak
memiliki
tingkat
status
data seluruh
yang
sangat
signifikan
responden
memiliki
Perbedaan hasil penelitian ini terjadi karena adanya perbedaan pada subyek
c. Perilaku Kenakalan Remaja
16
Volume 3, Edisi 2, Desember 2015
penelitian yang berasal dari sekolah yang
Weinberger dalam Santrock (2003), yang
cukup baik, responden yang diteliti juga
menyatakan
bahwa
remaja SMP yang tidak memiliki catatan
memainkan
peranan
kenakalan, serta tempat penelitian yang
kenakalan remaja. Remaja yang memiliki
diteliti berasal dari kota kecil bukan berasal
kontrol
dari kota besar seperti palembang, yang
cenderung untuk memiliki perilaku yang
juga dapat menjadi salah satu faktor yang
menyimpang.
mempengaruhi perilaku kenakalan remaja.
diri
yang
pengendalian penting
rendah
diri
dalam
akan
lebih
Hasil penelitian ini juga mendukung
Berdasarkan teori, konsep, dan jurnal-
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Aroma
jurnal terkait diatas, serta hasil penelitian,
(2012), yang menunjukkan bahwa terdapat
dapat disimpulkan bahwa responden paling
korelasi
banyak memiliki tingkat kenakalan remaja
tingkat kontrol diri dengan kecenderungan
dalam kategori tinggi. Hal ini terjadi karena
perilaku kenakalan remaja, yaitu semakin
ada beberapa hal yang mempengaruhi yaitu
tinggi tingkat kontrol diri maka semakin
pengaruh lingkungan sekolah yang tidak
rendah kecenderungan perilaku kenakalan
mendukung, apalagi sekolah SMK yang
remaja, dan begitu juga sebaliknya.
rata-rata siswanya laki-laki, sehingga anak lebih
cenderung
untuk
negatif
yang
signifikan
antara
Berdasarkan teori, konsep, dan jurnal
melakukan
terkait diatas, serta hasil penelitian, dapat
kenakalan.
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
Letak sekolah yang berada di kota
signifikan antar kontrol diri dengan perilaku
besar dengan banyaknya pengaruh budaya
kenakalan remaja, yaitu semakin tinggi
luar, dan kemajuan IPTEK
kontrol diri remaja, maka semakin rendah
pesat
yang
dengan
mengaksesnya,
yang begitu
mudah
ditambah
remaja
perilaku
kurangnya
kenakalan
remaja,
sebalinya
semakin rendah kontrol diri remaja, maka
pengawasan dari orang tua dan guru, status
semakin tinggi perilaku kenakalan remaja.
sosial ekonomi keluarga yang rendah, serta
Hal ini terjadi karena kontrol diri ini
kontrol diri yang rendah.
memang memiliki peran yang sangat besar dan penting dalam mempengaruhi perilaku
2. Pembahasan Bivariat a. Hubungan
Kontrol
seorang Diri
dengan
analisis
bivariat,
diri
remaja
bisa
dalam situasi dan kondisi emosi yang tinggi didapatkan
sekalipun, maka remaja dapat menahan
bahwa ada hubungan yang signifikan antara kontrol
Jika
mengendalikan diri atau mengontrol dirinya
Perilaku Kenakalan Remaja Hasil
remaja.
emosinya
dengan perilaku kenakalan
dan
berpikiran
secara
logis
dengan memikirkan hal tersebut dapat
remaja.
berdampak baik atau buruk bagi dirinya
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Feldman dan 17
Volume 3, Edisi 2, Desember 2015
terlebih
dahulu
sebelum
melakukan
negatif status sosial ekonomi keluarga
tindakannya tersebut.
dengan perilaku kenakalan remaja, yaitu
Pada masa remaja ini yang disebut juga
masa
pencarian
identitas,
semakin tinggi status sosial ekonomi, maka
yang
semakin rendah perilaku kenakalan remaja,
memiliki beberapa tugas perkembangannya,
dan juga sebaliknya.
remaja sangat rentan dalam membentuk
Persaman hasil penelitian ini dengan
kepribadiannya dan perilakunya. Kegagalan
teori dan penelitian terkait diatas, dapat
dalam memenuhi tujuan pencarian dan
terjadi karena pada remaja dengan status
pembentukan
identitas
sosial
menyebabkan
remaja
remaja
ekonomi
keluarga
yang
rendah
bisa
dengan tuntutan kehidupan yang keras
mengembangkan dirinya secara maksimal
menjadikan remaja kelas sosial ekonomi
termasuk kontrol diri. Gejolak emosi remaja
rendah ini menjadi merasa hidup ini tidak
yang masih sangat tinggi dan tidak stabil,
adil, merasa dipojokkan dan tidak diakui
dengan kontrol diri yang rendah membuat
oleh lingkungan pergaulannya, sehingga
remaja tidak bisa mengendalikan emosi
remaja
yang
orangtua yang sibuk mencari nafkah untuk
dimilikinya
dan
tidak
ini,
cenderung
untuk
berperilaku menyimpang.
bersifat
Status
sementara
itu
memenuhi kebutuhan ekonomi tidak sempat memberikan
b. Hubungan
agresif,
Sosial
bimbingan,
motivasi
dan
Ekonomi
melakukan pengawasan terhadap perilaku
Keluarga dengan Perilaku Kenakalan
putra-putrinya, serta tidak terlalu peduli
Remaja
terhadap
perkembangan
anaknya,
sehingga
Hasil analisis bivariat,
didapatkan
masa
remaja
depan
cenderung
bahwa ada hubungan yang signifikan antara
dibiarkan menemukan dan belajar sendiri
status sosial ekonomi keluarga dengan
serta mencari pengalaman sendiri.
perilaku kenakalan remaja.
Hasil penelitian ini tidak mendukung
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
penelitian yang dilakukan oleh Fuadah
yang dikemukakan oleh Kartono (2013),
(2011) dan Hurwitz dalam Barus (2012),
menyebutkan
Hasil
bahwa
masyarakat
kelas
penelitiannya
menyatakan
bahwa
ekonomi rendah memiliki kecenderungan
remaja yang berasal dari kondisi sosial
lebih besar untuk melakukan tindak kriminal
ekonomi kelas atas atau tinggi, lebih tinggi
dibandingkan dengan masyarakat kelas
untuk melakukan perilaku meyimpang atau
ekonomi menengah keatas diperkirakan
kenakalan remaja.
50:1.
Perbedaan hasil penelitian ini terjadi Hasil
penelitian
ini
mendukung
karena pada dasarnya remaja dengan
penelitian yang dilakukan oleh Scott (2007),
status sosial ekonomi keluarga yang tinggi,
yang menunjukkan bahwa terdapat korelasi
juga
18
rentan
untuk
melakukan
perilaku
Volume 3, Edisi 2, Desember 2015
menyimpang,
hal
ini
tergantung
dari
putrinya,
membuat
remaja
cenderung
pengawasan dan bimbingan yang diberikan
dibiarkan menemukan dan belajar sendiri
dan merupakan tanggung jawab orang tua,
serta mencari pengalaman sendiri.
dimana
remaja
dengan
status
sosial
Padahal remaja yang pada tahap ini
ekonomi kelas atas atau tinggi, sudah
berada pada tahap pencarian identitas diri
terbiasa hidup mewah dan dengan mudah
sangat
mendapatkan segala sesuatu dari orang
kepribadian dan perilakunya yang sangat
tuanya.
mebutuhkan
Keadaan ini dapat membuat remaja kurang
menghargai
dan
rentan
dalam
peran
orang
tua
dalam
mendidik dan mengawasi perilakunya tidak
menganggap
seharusnya dibiarkan untuk menemukan,
mudah segala hal, dapat menciptakan
dan
kehidupan
pengalaman sendiri.
berfoya-foya,
pembentukan
ditambah
belajar
sendiri,
serta
mencari
kurangnya pengawasan dari orang tua yang SIMPULAN DAN SARAN
sibuk dengan pekerjaannya, sehingga anak dapat
terjerumus
antisosial,
dalam
menjadi
memberontak,
lalu
Simpulan
lingkungan
agresif berusaha
a. Sebagian
dan
b. Sebagian
c. Sebagian
jurnal terkait diatas, serta hasil penelitian,
hubungan
yang
antara
ekonomi
keluarga
status
memiliki
remaja (p value 0,013). e. Ada hubungan yang signifikan antara status sosial ekonomi keluarga dengan
remaja, sebaliknya semakin rendah status maka
responden
kontrol diri dengan perilaku kenakalan
akan semakin rendah perilaku kenakalan
keluarga,
besar
d. Ada hubungan yang signifikan antara
perilaku
tinggi status sosial ekonomi keluarga, maka
ekonomi
memiliki
sebanyak 56,2%.
sosial
kenakalan remaja, yaitu semakin tinggi
sosial
responden
perilaku kenakalan remaja tinggi yaitu
terdapat
dengan
besar
kategori rendah yaitu sebanyak 69,7%.
Berdasarkan teori, konsep, dan jurnal-
bahwa
memiliki
status sosial ekonomi keluarga dalam
perbuatan yang bersifat melanggar.
disimpulkan
responden
kontrol diri rendah yaitu sebanyak 59,6%.
mencari
kompensasi atas dirinya dengan melakukan
dapat
besar
perilaku kenakalan remaja (p value 0,03).
akan
semakin tinggi perilaku kenakalan remaja. Saran
Hal ini terjadi karena akibat dari
a. Bagi SMK Gajah Mada Palembang
tuntutan kehidupan yang keras dan orang
Diharapkan
tua yang sibuk mencari nafkah untuk
bimbingan
pengawasan
terhadap
dan
remaja
melakukan
perilaku
lebih
memperhatikan masalah perilaku kenakalan
memenuhi kebutuhan ekonomi tidak sempat memberikan
untuk
ini,
yaitu
dapat
dengan
cara
memanggil siswa yang memiliki catatan
putra-
kenakalan 19
untuk
diberikan
bimbingan
Volume 3, Edisi 2, Desember 2015
konseling
secara
maksimal
dan
DAFTAR PUSTAKA.
berkelanjutan. Dapat juga menempelkan poster-poster
tentang
bahaya
1. Aroma, I. S., & Suminar, D. R. (2012).
perilaku
Hubungan Antara Tingkat Kontrol Diri
kenakalan yang dilakukan remaja, seperti
Dengan
bahaya merokok, sex bebas, konsumsi
Kecenderungan
Perilaku
Kenakalan Remaja di SMK X Kediri.
alkohol atau obat-obatan terlarang, dan
Jurnal
perilaku kenakalan remaja lainnya.
Psikologi
Pendidikan
dan
Perkembangan, Vol. 01 No. 02. 2. Asmani, J. M. (2012). kiat Mengatasi
b. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan
Kenakalan
mahasiswa
untuk
yang
menyangkut
masalah
remaja,
demi
perilaku
Keluarga dan Hubungannya dengan Kenakalan Remaja di Desa Lantasan
kenakalan
perkembangan
Sekolah.
3. Barus, C. P. (2013). Sosial Ekonomi
juga
masalah-masalah psikososial, seperti salah satunya
di
Jogjakarta: Buku Biru.
didukung dan diarahkan untuk melakukan penyuluhan
Remaja
Baru Kecamatan Patumbak Kabupaten
ilmu
Deli Serdang.
pengetahuan khususnya keperawatan jiwa.
4. Depkes,
RI.
(2008).
Masalah
Psikososial. Diakses pada tanggal 14 c. Bagi Peneliti Selanjutnya Untuk
peneliti
Januari
selanjutnya
yang
kososial.PDF
dalam hal ini perilaku kenakalan remaja,
5. Fuadah,
dapat meneliti faktor-faktor lain yang juga
metode
religiulitas
cara
Religiusitas
yaitu
teknik
7. Kartono,
wawancara
pada
laki-laki
Self-Control
di
D.
K.
(2013).
Kenakalan
Rajawali Pers. 8. Maria,
dapat melihat perbedaan tingkat perilaku remaja
dan
Remaja Patologi Sosial 2. Jakarta:
mendalam, sampel yang lebih banyak, dan
kenakalan
SMA
Kalangan Remaja.
dan
metode kontrol diri. Dengan teknik yang berbedah,
di
6. Haviez, M. S. (2013). Hubungan Antara
mengatasi perilaku kenakalan remaja ini menggunakan
Siswa
Gambaran
Vol. 9 No. 1.
media masa, dan pola asuh orang tua. bagaimana
(2011).
Muhammadiyah 4 Kendal. Psikologi,
remaja, seperti pengaruh teman sebaya,
meneliti
N.
Kenakalan
dapat mempengaruhi perilaku kenakalan
juga
dari
http://www.depkes.go.id/downloads/Psi
berminat untuk mengambil tema yang sama
Dapat
2014,
U.
(2007).
Peran
Persepsi
Keharmonisan Keluarga dan Konsep
dan
Diri
perempuan.
Terhadap
Kenakalan Psikologi
Remaja. Sekolah
Kecenderungan Program Pasca
Studi
Sarjana
Universitas Gadjah Mada Jogjakarta. 20
Volume 3, Edisi 2, Desember 2015
9. Munir, M. (2010). Tiap Tahun Remaja Seks
Pra
Nikah
Desember tanggal
Meningkat
2010.) 13
(16
Diakses
pada
2013,
dari
Januari
http://news.okezone.com/read/2010/12/ 04/338/400182/large 10. Notoatmodjo, S. (2012). Metodelogi
16. Scott, D. L. (2007). Self-Control and
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Juvenile Delinquency: a Preliminary
Cipta.
Assessment
11. OOJDP. (2009). Delinquency Cases in Juvenile Court, 2009. tanggal
14
2014,
17. Setiadi. (2007). Konsep Penulisan Riset
dari
Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
http://www.ojjdp.gov/pubs/239081.pdf
18. UNADOC. (2013). Word Report 2013.
12. Pietter, H. Z., Janiwarti, B., & Saragih, M. (2011).
Diakses pada tanggal 14 Januari 2014,
Pengantar Psikopatologi
dari
Untu Keperawatan. Jakarta: Kencana. 13. Remaja,
I.
N.
G.
(2012).
Hirschi’s
REConceptualization of Self-Control.
Diakses pada
Januari
of
http://www.unodc.org/unodc/secured/w
Faktor
dr/wdr2013/World_Drug_Report_2013.
Kriminogen Kenakalan Remaja dan
pdf
Akibat Hukumnya. Jurnal Widyatech
19. Wahidah,
S.
(2011).
Pengaruh
Sains dan Teknologi, Vol. 11 No. 3.
Dukungan Orang Tua dan Self Control
14. Santrock, J. W. (2003). Adolescence
Terhadap Kecenderungan Kenakalan
perkembangan
remaja,
edisi
6
Remaja
(Terjemahan). Jakarta: Erlangga 15. Sarwono,
S.
W.
(2012).
SMK
Bina
Potensi
Palu
Sulawesi Tengah. Fakultas Psikologi
Psikologi
Universitas
Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.
Islam
Hidayatullah Jakarta.
21
Negeri
Syarif