HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN KENAKALAN PADA REMAJA SANTRI DI PONDOK PESANTREN DARUTTAUBAH HARAPAN JAYA BEKASI UTARA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh: Muhamad Islam Sulaiman NIM: 1110052000010
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukkan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 19 Desember 2014
Muhamad Islam Sulaiman
ABSTRAK
Muhamad Islam Sulaiman 1110052000010 Hubungan Kontrol Diri dengan kenakalan Remaja pada Santri Pondok Pesantren Daruttaubah Harapan Jaya-Bekasi Utara
kontrol diri merupakan bentuk keterampilan untuk mengelola diri dan mengendalikan diri baik terhadap emosi, mengendalikan suasana hati, kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya sampai pengelolaan perilaku yang akan ditimbulkan oleh emosi itu sendiri dan kontrol diri adalah suatu kemampuan menyusun, membimbing, mengatur, mengarahkan perilaku, kecakapan membaca situasi, dan kemampuan membentuk diri sendiri agar menahan hawa nafsu yag ada didalam diri kita dari keinginan secara spontan, bisa menimbulkan perilaku perilaku kenakalan-kenakalan remaja saat ini. Pentingnya menjaga kontrol diri dari kenakalan remaja bagi santri senantiasa bisa menahan hawa nafsu dari diri sendiri untuk melawan kemauanya yang diinginkannya agar terhindar dari kenakalan-kenakalan remaja. Lokasi penelitian ini di Pondok Pesantren Daruttaubah Harapan Jaya Bekasi Utara yang didalamnya santri-santri yatim piatu untuk memperoleh pendidikan serta keperluan lainya dengan fasilitas yang layak serta manusiawi tanpa di pungut biaya, guna para santri aktif mengembangkan potensi dirinya dan memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadaan, kecerdasan, akhlak mulia sera keterampilan bagi dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tujuan penelitian yaitu memperoleh gambaran umum mengenai kontrol diri dan kenakalan remaja, serta memperoleh hubungan antara kedua variabel tersebut dan memperoleh kontrol diri dan kenakalan remaja dilakukan terhadap santri dengan sampel sebanyak 60 santri. Pengambilan sampel menggunakan random sampling. alat pengumpul data berupa angket, wawancara, observasi dan dokumentasi. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh mean untuk kontrol diri 159,43 dan untuk kenakalan remaja 68,76. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum gambaran kontrol diri berada pada kategori tinggi. Sedangkan gambaran umum kenakalan remaja berada pada kategori rendah. Jadi Hubungan Kontrol Diri dengan Kenakalan Remaja di Pondok Pesantren Daruttaubah Harapan Jaya Bekasi Utara memiliki korelasi yang lemah (sehingga dianggap tidak ada hubungan).
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, taufik serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Hubungan Kontrol Diri dengan Kenakalan pada Remaja Santri di Pondok Pesantren Darrutaubah, Harapan Jaya Bekasi Utara ” meskipun banyak halangan dan hambatan. Shalawat serta salam semoga tetap berlimpah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, keluarga serta sahabat-sahabatnya sebagai figur teladan yang telah menuntun kita semua menuju jalan kebahagian hidup didunia dan akhirat. Sebagai makhluk sosial, penulis tak lepas dari orangorang baik yang selalu mendukung dengan kasih sayang dan memberikan semangat untuk berusaha terus untuk menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada :
1. Bapak Dr. Arif Subhan, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
ii
iii
2. Ibu Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si, selaku ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam dan Bapak Drs. Sugiharto, MA selaku Sekertaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam. 3. Bapak Drs. M. Lutfi, MAg , selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, bimbingan, motivasi serta dukungan moril dalam pelaksanaan penyusunan skripsi. 4. Bapak dan Ibu Dosen pengajar beserta staff tata usaha Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan ilmu serta bantuan penulis selama kuliah. 5. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu komunikasi yang telah menyediakan buku dan fasilitas Wifi untuk mendapat referensi dan memperkaya skripsi ini. 6. Pondok Pesantren Daruttaubah dibawah naungan Yayasan Masjid Daruttaubah Harapan Jaya, Pimpinan Pondok, ustad/ustajah dan staff Pondok Pesantren Daruttaubah terima kasih
yang telah memberikan
bantuan kepada penulis ketika melakukan penelitian. 7. Keluarga ku Tercinta, Ayahanda H. Iskandar, ST (alm) dan Ibunda Hj. Siti Jamilah, S.Pd.I Kakek & Nenek, Engkong dan Nyai (alm dan almh) tercinta. Paman dan Bibi semua terima kasih sangat luar biasa atas kasih sayang, doa, materi dan non materi serta semangat yang tak henti memotivasi saya dalam penyusunan skripsi.
iv
8. Kakak-kakakku Muhammad Rukhi Imammuddin, ST dan Muhammad Ikhsan Maulana terima kasih atas support dan dukungannya serta bantuannya dalam penyusunan skripsi. 9. Kakak Iparku Nenden Mila, S,Psi terima kasih atas dukungan dan motivasi dalam penyusunan skripsi. 10. Untuk orang yang saya sayangi Sri Sumarliyani terima kasih atas semangat Supportnya selama penulisan skripsi dan memberikan arti kesetiaan dan tulus kasih sayang selama ini. 11. Para Sahabat-sahabatku Muhammad Najmul Umam, Ali Munandar, Heriyanto, Sahid Husain, Ridwan Bustami, Muhammad Haris dan Syarif Hidayatullah yang banyak memberikan semangat terus dalam menjalani skripsi & mengajarkan arti kesabaran, ketulusan, kebersamaan dan persahabatan dalam menjalani sebuah tantangan dan rintangan. 12. Teman-teman Pondok Angkatan Allegiances 2010 terima kasih sangat atas perjuangan selama 6 tahun dan memberikan banyak pelajaran tentang arti pertemanan, kekompakan dan persahabatan. 13. Adek-adek seperjuangan Bpi terima kasih telah memberikan semangat, support selama saya mengeyam pendidikan di Universitas serta dalam penulisan skripsi. 14. Guru-guruku dan Ustad/Ustajah terima kasih atas pendidikan dan moralnya sehingga saya bisa berdiri tegak dengan ilmu- ilmu yang pernah diberikan selama saya mengeyam pendidikan di sekolah dan di Pondok Pesantren.
v
15. Teman- teman SDN Kota baru IX Pras, Hendra, Fahmi, Reza, Akbar, Arif, Bianda, Suherman dan lainnya tidak bisa saya sebutkan satu persatu terima kasih sangat atas motivasinya dan memberikan semangat dalam penyusun skripsi. 16. Teman–teman seperjuangan Bpi Angkatan 2010 terima kasih telah menjadi teman yang luar biasa selama 4 tahun dan memberi banyak pelajaran tentang arti kehidupan. Dengan mengharapkan Ridho-Nya, semoga semua partisipasi dari semua pihak dapat menjadi amal shalih dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Selanjutnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat dan menjadi bahan masukan bagi pengembangan pendidikan. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca, Aamin.
Ciputat, 19 Desember 2014
Muhamad Islam Sulaiman
DAFTAR ISI ABSTRAK...............................................................................................................I KATA PENGHANTAR........................................................................................II DAFTAR ISI.......................................................................................................VI DAFTAR TABEL................................................................................................X DAFTAR GRAFIK............................................................................................XI BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...............................................................1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .....................................................7 D. Tinjauan Pustaka ...........................................................................8 E. Sistematika Penulisan...................................................................9
BAB II
LANDASAN TEORI A. Kontrol diri..................................................................................11 1. Pengertian Kontrol Diri ........................................................11 2. Jenis dan Aspek Kontrol Diri ...............................................14 3. Faktor Kontrol Diri ...............................................................16 B. Santri ..........................................................................................16 1. Definisi Santri .......................................................................16 C.
Kenakalan Remaja ....................................................................19 vi
vii
1. Pengertian Kenakalan Remaja ...............................................19 2. Aspek Kenakalan Remaja.....................................................20 3. Faktor Kenakalan Remaja.....................................................22 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian dan Desaign Penelitian ...........................29 B. Ruang Lingkup............................................................................29 C. Indentifikasi Variabel..................................................................30 D. Definisi Konsep Penelitian .........................................................30 E. Definisi Operasional Variabel ....................................................31 F. Populasi dan Sampel....................................................................34 G. Metode Pengumpulan Data.........................................................35 H. Metode Analisys Data.................................................................40 I. Analisa Data Penelitian ...............................................................44
BAB IV
GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN DARUTTAUBAH HARAPAN JAYA BEKASI UTARA A. Profil dan Sejarah Singkat Yayasan............................................45 B. Misi, Visi, Tujuan dan Payung Hukum Yayasan ........................50 C. Fasilitas Yayasan.........................................................................52 D. Pondok Pesantren Daruttaubah ...................................................53 E. Tujuan Pondok Pesantren ...........................................................54
viii
F. Sumber dana Pondok Pesantren ..................................................55 G. Visi dan Misi Pondok Pesantren ................................................55 H. Stuktur Organisasi Pondok Pesantren.........................................56 BAB V
HASIL PERTEMUAN DAN ANALISYS DATA A. Wawancara..................................................................................57 a. Pimpinan Pondok Pesantren ................................................57 b. Santriwan dan Santriwati Pondok Pesantren ........................58 a). Santriwan Pondok Pesantren...........................................58 b). Santriwati Pondok Pesantren...........................................58 B. Angket ........................................................................................59 a. Persiapan Penelitian ..............................................................59 b. Pelaksana Penelitian ..............................................................60 c. Deskrpisi Data Penelitian.......................................................61 1. Kontrol Diri.......................................................................61 2. Kenakalan Remaja............................................................63 C. Pembahasan................................................................................64 a. Uji Normalitas.......................................................................65 b. Uji Linieritas .........................................................................70 c. Analisa Data...........................................................................71 D. Observasi....................................................................................72
ix
BAB VI
PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................74 B. Saran............................................................................................75
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................76 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Skor Favorabel dan Unfavorabel ..............................................................38 Tabel 2 Blue Print Uji Coba Skala Kontrol Diri ....................................................39 Tabel 3 Blue print Uji Coba Skala Kenakalan Remaja..........................................39 Tabel 4 Item Valid Skala Kontrol Diri setelah Uji Validitas .................................42 Tabel 5 Item Valid Skala Kenakalan Remaja Setelah Uji Validitas ......................42 Tabel 6 Hasil Output Deskripsi Kontrol Diri.........................................................61 Tabel 7 Distribusi Frekuensi Kontrol Diri .............................................................62 Tabel 8 Kategorisasi Kontrol Diri..........................................................................62 Table 9 Hasil Output Kenakalan Remaja...............................................................63 Tabel 10 Distribusi Frekuensi Kenakalan Remaja.................................................63 Tabel 11 Kategorisasi Kenakalan Remaja .............................................................63 Tabel 12 Distribusi Frekuensi Kurang Dari Kontrol Diri ......................................65 Tabel 13 Distribusi Frekuensi Kurang Dari Kenakalan Remaja............................67 Tabel 14 Hasil Output Lineieritas .........................................................................70 Tabel 15 Hasil Output Correlations .......................................................................71 Tabel 16 Interpretasi Angka Indeks Product Moment ...........................................71
x
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 Distribusi Frekuensi Kontrol Diri...........................................................62 Grafik 2 Distribusi Frekuensi Kenakalan Remaja ................................................64 Grafik 3 Grafik Normalitas Kontrol Diri ..............................................................66 Grafik 4 Grafik Mean Kontrol Diri.......................................................................67 Grafik 5 Grafik Normalitas Kenakalan Remaja.....................................................68 Grafik 6 Grafik Mean Kenakalan Remaja .............................................................69
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik atau malah membawa kehancuran suatu generasi jika tidak dapat membawa diri secara hati-hati. Di era globalisasi ini banyak sekali pengeksplorasian terhadap segala sesuatu mulai dari ilmu pengetahuan sampai hal-hal yang bersifat kenakalan remaja yang bisa membahayakan mental generasi muda Indonesia. Masalah kenakalan remaja merupakan masalah yang cukup pelik, hal ini dapat dilihat dari semakin banyak dibicarakan oleh berbagai kalangan di Indonesia. Hampir setiap media masa baik cetak maupun elektronik menyajikan hal-hal yang berhubungan dengan kenakalan remaja. Hampir setiap orang yang termasuk dalam komunitas suatu masyarakat diterpa oleh media masa, termasuk didalamnya adalah para remaja, hal ini tentunya sangat mengganggu perkembangan jiwa para generasi muda. Pada masa remajalah seseorang manusia mulai membangun jati diri, memiliki kehendak bebas (free will), memegang teguh dan prinsip dan mengembangkan kapasitasnya. Di masa ini pula, ia rentan terkena pengaruh dari pergaulan dengan teman-temannya karena free will yang mereka miliki serta dorongan pergaulan yang semakin dinamis, menyebabkan remaja cenderung
mudah
mengikuti
pengaruh
lingkungan
sekitarnya.
Jika
lingkungan pergaulan mereka positif, maka mereka akan semakin
1
2
perkembang ke arah positif. Tapi, jika pergaulan mereka negatif, maka mereka akan semakin perkembang ke arah negatif. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Hurlock menyatakan bahwa “secara psikologis masa remaja adalah usia dimana individu berintregrasi dengan masyarakat dewasa1”. Khususnya remaja yang bermukim di lingkungan pesantren, walaupun remaja itu belajar ilmu-ilmu tentang agama belum tentu para santri itu bisa mengontrol dirinya kearah yang positif, bahkan pergaulannya lebih parah ketimbang remaja-remaja umumnya, bisa dikatakan remaja santri ini bagaikan singa dalam kandang yang lama tidak dikeluarkan, walaupun itu semua tergantung dari santrinya bisa mengontrol ke arah manakah santri mengontrolnya. Menurut Hurlock salah satu karakeristik adalah “mulai memasuki hubungan teman sebaya (peer group), dalam arti sudah mengembangkan interaksi sosial yang lebih luas dengan teman sebaya”2. Masa remaja sangat erat hubungannya dengan cara beradaptasi dengan lingkungan. Tidak dapat dipungkiri sebagai seorang individu yang sedang menapaki masa pencarian diri, remaja banyak dihadapkan pada berbagai masalah psikologis dan sosiologis.
1
Hurlock E, Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004),h.206. 2 Ibid, h.27.
3
Santrock, menyatakan bahwa kenakalan remaja (Juvenile Delinquency) mengacu kepada suatu rentang perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial (seperti bertindak berlebihan di sekolah), pelanggaran (seperti melarikan diri dari rumah) hingga tindakan-tindakan kriminal (seperti mencuri). Juvenille Delinquency secara estimologis dapat diartikan sebagai kejahatan anak, akan tetapi pengertian tersebut memberikan konotasi yang cenderung negative atau negative sama sekali.3 Atas pertimbangan yang lebih moderat dan mengingat kepentingan subyek, maka beberapa ilmuwan memberanikan diri untuk mengartikan Juvenille Delinquency sebagai kenakalan remaja. Kartono secara tegas dan jelas memberikan batasan “kenakalan remaja merupakan gejala sakit secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang”4. setiap individu memiliki suatu mekanisme yang dapat membantu mengatur dan mengarahkan perilaku yaitu kontrol diri. Sebagai salah satu sifat kontrol diri pada satu individu dengan individu yang lain tidaklah sama. Ada yang memiliki kontrol diri yang tinggi dan ada individu yang memiliki kontrol diri rendah. Kontrol diri dapat diartikan sebagai suatu aktivitas pengendalian tingkah laku, pengendalian tingkah laku mengandung makna yaitu melakukan pertimbanganpertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu untuk bertindak. Semakin intens, pengendalian tingkah laku, semakin pula kontrol diri seseorang. Kontrol diri adalah merupakan salah satu aspek psikologi yang selalu berkembang sejak anak-anak hingga dewasa. Seorang anak pada umunya masih belum mempunyai kontrol diri yang baik, sehingga apa saja yang di inginkan, apa saja yang dipikirkan, dan apa saja yang di dalam hati, semua bisa diekpresikan keluar 3
Santrock J W, Life Span Development Perkembangan Masa Hidup, Erlangga,2002),h.22. 4 Kartono K, Kenakalan remaja, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003),h.6.
(Jakarta:
4
secara spontan, ketika menginjak masa remaja, kemampuan mengontrol diri ini sangat diperlukan, karena dorongan-dorongan dan nafsu-nafsu keingingan semakin menggejolak. Kontrol diri adalah suatu jihad melawan ego atau nafsu pribadi. Perjuangan ini dilakukan karena nafsu diri memiliki cenderung untuk mencari berbagai kesenangan, masa bodoh terhadap hak-hak yang harus ditunaikan, serta mengabaikan terhadap kewajiban-kewajiban. Siapapun yang gemar menuruti apa saja diinginkan oleh hawa nafsunya, maka sesungguhnya ia tertawan dan diperbudak oleh nafsunya itu. “Hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa Nabi SAW menegaskan bahwa jihad melawan nafsu lebih dahsyat daripada jihad melawan musuh Terutama nafsu diri sendiri.”5 Jika remaja mengikuti nafsu keingingannya seperti dorongan seksual dan dorongan agresif, jika seorang remaja tidak mempunyai kontrol diri yang baik, maka dia akan di kuasai oleh dorongandorongan nafsu yang akan menguasai dirinya, sehingga akibatnya timbullah beraneka ragam macam bentuk kenakalan remaja, misalnya berkelahi, menonton video porno dan sebagainya. Mujahadah al-nafs merupakan perbuatan yang berat. Meskipun berat Allah menjanjikan jalan keluar bagi orang beriman yang bersungguh-sungguh berjuang mengendalikan nafsunya.
5
Fajriawan Sutansa, kelas x aspek akhlak 1 kontrol-diri, Sutansa-4 diakses dari http://sutansa4.blogspot.com/2013/08/kelas-x-aspek-akhlak-1-kontrol-diri_24.html, pada tanggal 24 08 2013 pukul 16:34
5
Sebagaimana firman Allah Surat Al Qur’an Al- Ankabut ayat 69 yang berbunyi:
Artinya: “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari) keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalanjalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS, 29:69). Imam Ibn al-Qayyim berkata: “Allah menggantungkan hidayah dengan laku jihad. Maka orang yang paling sempurna hidayah (yang diperoleh)-NYA adalah dia yang paling besar laku jihadnya. Jihad yang paling fardu adalah jihad melawan nafsu, melawan syahwat, melawan syetan, melawan rayuan duniawi. Siapa yang bersungguh-sungguh dalam jihad melawan keempat hal tersebut, Allah akan menunjukkan padanya jalan ridha-Nya, yang akan mengantarkannya ke pintu surga-Nya. Sebaliknya, siapa yang meninggalkan jihad, maka ia akan sepi dari hidayah.6” Di ayat lain, Allah menjelaskan bahwa membebaskan nafsu merupakan karunia Allah, sebagaimana frimannya Surat Al Qur’an Yusuf Ayat 53 yang berbunyi :
6
Fajriawan Sutansa, kelas x aspek akhlak 1 kontrol-diri, Sutansa-4 diakses dari http://sutansa4.blogspot.com/2013/08/kelas-x-aspek-akhlak-1-kontrol-diri_24.html, pada tanggal 24 08 2013 pukul 16:34
6
Artinya : “Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang.” (Qs. Yusuf 53). Kalimat yang bergaris bawah menunjukkan bahwa kita tidak akan sanggup mengendalikan diri, kecuali mendapatkan rahmat dan kasih sayang Allah 7. Kontrol diri ini kalau tidak berkembang dengan baik akan menghambat proses pendewasaan seseorang, karena salah satu indikasi dari taraf kedewasaan seseorang adalah sejauh mana kemampuanya mengontrol diri sendiri. Semakin bertambah dewasa seseorang, maka seharusnya semakin pandai dia mengusai dan mengendalikan dirinya sendiri. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan, bahwa kemampuan mengontrol diri memungkingkan seseorang untuk berperilaku lebih terarah dan dapat menyalurkan dorongan dari dirinya sendiri secara benar dan tidak menyimpang dari norma dan aturan yang berlaku di masyarakat. Dalam kaitan dengan remaja mengendalikan diri dan mengatur perilakunya sehingga mencengah dan mereka dari perbuatan menyimpang. Jadi, untuk dapat mengatasi masalahnya, salah satunya adalah remaja harus belajar mengontrol diri terhadap perilaku yang dapat mengarah pada konsekuensi negatif serta harus belajar mengendalikan emosi dalam dirinya. Berdasarkan uraian latar belakang, penulis tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam dan sekaligus dijadikan pembahasan yang akan 7
Fajriawan Sutansa, kelas x aspek akhlak 1 kontrol-diri, Sutansa-4 diakses dari http://sutansa4.blogspot.com/2013/08/kelas-x-aspek-akhlak-1-kontrol-diri_24.html, pada tanggal 24 08 2013 pukul 16:34
7
dilanjutkan ke pembahasan skripsi dengan judul “HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN DARUTTAUBAH HARAPAN JAYA- BEKASI UTARA. B. Pembatasan dan Rumusan Masalah Berdasarkan pada Pembatasan Rumusan Masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1.
Bagaimana kontrol diri dan kenakalan remaja pada santri di Pondok Pesantren Daruttaubah?
2.
Apakah ada hubungannya antara kontrol diri dengan kenakalan remaja pada santri Pondok Pesantren Daruttaubah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan diadakan penelitian ini ialah: a.
Untuk Mengetahui kontrol diri dan kenakalan remaja pada santri di Pondok Pesantren Daruttaubah.
b.
Untuk mengetahui apakah ada hubungan kontrol diri dengan kenakalan remaja di Pondok Pesantren Daruttaubah.
2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang penulis harapkan dari judul penelitian ini ialah: a. Manfaat teoritis Diharapkan untuk bisa mengontrol diri dari hal-hal negatif yang sudah mewabah di kalangan anak remaja jaman sekarang, dan betapa
8
pentingnya untuk menjaga nafsu dan keingingan negatif secara spontan pada santri. b. Manfaat praktis Dari hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan acuan atau memberikan motivasi tentang kontrol diri dengan kenakalan remaja agar santri bisa menjaga hawa nafsu atau keinginan negatif secara spontan dan mengontrol diri ke arah positif. D. Tinjauan Pustaka Sebelum mengkaji dan membahas skripsi ini, maka penulis melakukan kajian pustaka terhadap beberapa judul penelitian. Bedasarkan pengamatan penulis, ada beberapa karya ilmiah dalam bentuk skripsi yang mengangkat tema skripsi. Pertama, Skripsi yang ditulis oleh, Hani Inayati yang berjudul “ Pengaruh Kontrol Diri dan dukungan Sosial terhadap Kenakalan Remaja Siswa SMK Puspita Bangsa Ciputat”. Fakultas Psikologi yang menjelaskan tentang kemampuan mengontrol signifikan terhadap kenakalan remaja di smk puspita bangsa Ciputat. Kedua, Skripsi yang ditulis oleh, Intany Pamella yang berjudul “Hubungan Kontrol Diri dengan Kenakalan Remaja serta Implikasi bagi layanan Bimbingan dan Konseling” Fakultas Psikologi menjelaskan tentang mengimplikasikan cara mengontrol diri pada kenakalan remaja dengan mengunakan layanan bimbingan dan konseling.
9
Adapun penelitian
skripsi penulis berjudul:” hubungan kontrol diri
dengan kenakalan pada remaja santri diPondok Pesantren Daruttaubah Harapan Jaya Bekasi Utara. Penulis perlu meneliti ini yang didalamnya meneliti tentang: a. Bagaimana kontrol diri dan kenakalan remaja pada santri di Pondok Pesantren Daruttaubah? b. Apakah ada hubungannya antara kontrol diri dengan kenakalan remaja pada santri Pondok Pesantren Daruttaubah? E. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan serta teraturnya penulisan skripsi ini dan memberikan gambaran yang jelas serta lebih terarah mengenai pokok permasalahan yang ada dalam skripsi ini, maka penelitian mengelompokan enam bab pembahasan, yaitu sebagai berikut: BAB I
:
Pendahuluan merupakan gambaran umum secara global
yaitu: membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan. BAB II
:
Landasan Teori meliputi pengertian kontrol diri, aspek
kontrol diri, dan fungsi kontrol diri, pengertian kenakalan remaja, aspek kenakalan remaja, faktor-faktor kenakalan remaja dan definisi santri.
10
BAB III
:
Metedologi Penelitian meliputi pendekatan penelitian dan
desaign penelitian, ruang lingkup, definisi konsep penelitian, definisi
operasional
variabel,
subjek
penelitian,
metode
pengumpulan data, metode analisis data,analisa data penelitian. BAB IV :
Gambaran Umum Pondok Pesantren Darrutaubah Harapan Jaya Bekasi Utara meliputi profil dan sejarah singkat, tujuan pondok pesantren, sumber dana pondok pesantren, visi dan misi, stuktur organisasi.
BAB V
:
Hasil Pertemuan dan Analisis Meliputi hasil wawancara,
angket dan observasi tentang kontrol diri dan kenakalan remaja. BAB VI
:
Penutup meliputi kesimpulan dan saran
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini di uraikan tentang teori-teori yang digunakan dalam penelitian yaitu definisi pengertian kontrol diri, jenis dan aspek kontrol diri, faktor kontrol diri, pengertian kenakalan remaja, aspek kenakalan remaja, faktor mempengaruhi kenakalan remaja dan definisi santri. 1. Kontrol Diri 1.1. Pengertian Kontrol Diri kontrol diri merupakan suatu kecapakan membaca situasi diri dan lingkungannya.Selain itu,juga kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan menarik perhatian, keinginan mengubah perilaku agar sesuai untuk orang lain, dan menutupi perasaannya. Dalam kamus psikologi terjemahan kontrol diri didefinisikan sebagai “kemampuan individu untuk mengarahkan tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan atau menghambat dorongan yang ada”1. Ubaedy mendefinisi bahwa kontrol diri adalah “kemampuan dalam menarik diri dari norma yang tidak diinginkan ke norma yang diinginkan. Kontrol diri kemampuan untuk menangkap (to treat ) dan menciptakan (to create) respon yang cocok dengan kepentingan, kebutuhan dan keinginan diri”2. Kontrol diri berperan untuk
1 2
Kartono, Kartini, kamus psikologi, (Jakarta: Rajawali press, 1989)h.450. Ubaedy. AN,Menggali Potensi Meraih Prestasi, (Depok : Penerbit Cahaya Ilmu 2005)h.225
11
12
menciptakan keadaan hidup stabil. Kontrol diri merupakan kecakapan individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya serta kemampuan untuk mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi kemampuan untuk mengendalikan perilaku, kecenderungan untuk menarik perhatian, keinginan untuk mengubah perilaku agar sesuai dengan orang lain, menyenangkan orang lain, selalu conform dengan orang lain dan menutup perasaannya. Menurut Goleman kontrol diri adalah “ketrampilan untuk mengendalikan diri dari api-api emosi yang terlihat mencolok, tanda-tandanya meliputi ketegangan saat menghadapi stress atau menghadapi seseorang yang bersikap bermusuhan tanpa membalas dengan sikap atau perilaku serupa”3. Lebih lanjut Goleman menyatakan kontrol diri berupa “tanggung jawab yang paling besar ketika seseorang berada dalam lingkungan sekolah atau kerja adalah mengendalikan suasana hati karena susasana hati bisa sangat berkuasa atas fikiran ingatan dan wawasan”4. Bila seseorang sedang marah, maka paling mudah mengingat kejadian yang mempertegas dendam itu sendiri, dimana pikiran menjadi sibuk dengan obyek kemarahan dan sikap mudah tersinggung akan menjungkirbalikkan wawasan sehingga yang biasanya tampak baik kini menjadi pemicu kebencian.
3
Goleman, Daniel, Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi. (Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama, 2005)h.131. 4 ibid,h.132.
13
Hurlock menerangkan bahwa jika seseorang bisa mengendalikan emosinya dengan baik, maka akan berpengaruh terhadap perilakunya, sehingga akan timbul perilaku yang terkontrol dengan baik. Persiapan fisik dan mental (perilaku) untuk bertindak akan muncul, apabila emosi yang timbul dapat dilepaskan dengan berbagai cara5. Cara yang biasanya dilakukan seseorang untuk bereaksi sebagian besar tergantung pada faktor yang memberikan kepuasan terbesar padanya, perilaku yang dapat diterima secara sosial, dan pada perilaku yang tidak menimbulkan penolakan dari orang-orang sekitar. Kontrol diri berdasarkan beberapa definisi dari para tokoh adalah keterampilan untuk mengelola diri dan mengendalikan diri baik terhadap emosi, mengendalikan suasana hati, kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya sampai pengelolaan perilaku yang akan ditimbulkan oleh emosi itu sendiri dan kontrol diri adalah suatu kemampuan menyusun, membimbing, mengatur, mengarahkan perilaku, kecakapan membaca situasi, dan kemampuan membentuk diri sendiri. Sedangkan kontrol diri yang rendah yaitu, tidak bisa mengontrol perilaku dengan baik, tidak bisa mengontrol kognitif atau cara berfikir yang baik, tidak bisa mengambil keputusan dan tindakan untuk penyelesaian suatu masalah yang terjadi. Sebaliknya jika kontrol diri yang tinggi seorang individu akan mampu mengontrol kognitifnya dengan baik, sehingga dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi remaja.
5
Hurlock, B, Elizabeth, Psikologi Perkembangan , (Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, 1997)h.232
14
1.2.
Jenis dan aspek kontrol diri kontrol diri dengan sebutan kontrol personal, yaitu kontrol perilaku (behavior kontrol), kontrol kognitif (cognitif kontrol), dan mengontrol keputusan (decessional kontrol), adapun pengertian tentang sebagai berikut6: a. Behavioral kontrol Merupakan kesiapan atau tersedianya suatu respon yang dapat secara
langsung mempengaruhi
atau memodifikasi suatu keadaan
yang tidak
menyenangkan. Kemampuan mengontrol perilaku ini diperinci menjadi dua komponen,
yaitu
mengatur
pelaksanaan
(regulated
administration)
dan
kemampuan memodifikasi stimulus (stimulus modifiability). Kemampuan mengatur pelaksanaan merupakan kemampuan individu untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan, dirinya sendiri atau sesuatu diluar dirinya. Individu yang kemampuan mengontrol dirinya baik akan mampu mengatur perilaku dengan menggunakan kemampuan dirinya dan bila tidak mampu individu akan menggunakan sumber eksternal. Kemampuan mengatur stimulus merupakan kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan, yaitu mencegah atau menjauhi stimulus, menempatkan tenggang waktu di antara rangkaian stimulus yang sedang berlangsung, menghentikan stimulus sebelum waktunya berakhir, dan membatasi intensitasnya. 6
Didi Celerous, psi, didi celerous di akses dari http://psi-didicelerous.blogspot.com/, pada tanggal 21-04-2013 pukul 11:57
15
b. Cognitive kontrol Merupakan kemampuan individu dalam mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai, atau menggabungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau untuk mengurangi tekanan. Aspek ini terdiri atas dua komponen, yaitu memperoleh informasi (information gain) dan melakukan penilaian (appraisal). Dengan informasi yang dimiliki oleh individu mengenai suatu keadaan yang tidak menyenangkan, individu dapat mengantisipasi keadaan tersebut dengan berbagai pertimbangan. Melakukan penilaian berarti individu berusaha menilai dan dan menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif. c. Decisional kontrol Merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Kontrol diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi baik dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan. Berdasarkan penjelasan di atas, maka untuk mengukur kontrol diri digunakan aspek-aspek sebagai berikut : a. Kemampuan mengontrol perilaku b. Kemampuan mengontrol stimulus c. Kemampuan mengantisipasi suatu peristiwa atau kejadian d. Kemampuan menafsirkan peristiwa atau kejadian e. Kemampuan mengambil keputusan.
16
2.1.5. Faktor-Faktor Kontrol Diri faktor-faktor yang mempengaruhi kontrol diri terbagi menajdi 2 faktor terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal yaitu7: 1. Faktor Internal Faktor internal yang ikut berperan terhadap kontrol diri adalah usia,semakin bertambah usia seseorang maka semakin baik kemampuan mengontrol dirinya. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal yang ikut beperan terhadap kontrol diri diantaranya adalah Lingkungan Keluarga terutama Orang tua menentukan bagaimana kemampuan mengontrol diri seseorang. 2.
Santri 2.1. Definisi santri Menurut penelitian Johns, istilah kata “santri” berasal dari bahasa Tamil yang berarti “guru mengaji.” Sedangkan C.C Berg berpendapat bahwa istilah santri berasal dari kata “shastri”, yang dalam bahasa India berarti “orang yang mengetahui buku-buku suci agama hindu. ” Pendapat ini didukung oleh Karel. A. Steenbrink, yang menyatakan
bahwa pendidikan pesantren, dilihat dari segi bentuk dan sistemnya, memang mirip dengan pendidikan ala Hindu di India8. Ada juga yang berpendapat bahwa
7
Didi Celerous, psi, didi celerous di akses dari http://psi-didicelerous.blogspot.com/, pada tanggal 21-04-2013 pukul 11:57 8 Niamul Huda, Pengertianpengertian di akses dari http://pengertianpengertian.blogspot.com /2012/01/pengertian-santri.html,pada tanggal 16 januari2012 pukul 11:01
17
kata “santri” berasal dari kata sastri, sebuah kata dari bahasa Sansekerta yang artinya “melek huruf” alias bisa membaca. Pendapat ketiga mengatakan bahwa perkataan santri sesungguhnya berasal dari bahasa jawa, dari kata cantrik, yang berarti
“seseorang
yang
selalu
mengikuti
gurunyakemanapun
gurunya
pergi/menetap.”9 Terlepas dari asal usul kata santri, jika ditelusuri secara mendalam, maka kata “santri” mengandung beberapa arti: Pertama: tiga matahari. Pengertian ini diambil dari kata san dan tri. “san” yang sudah diIndonesiakan, yang asalnya adalah Sun (matahari). Sedangkan “tri” juga bahasa Inggris yang berarti tiga. Sehingga bila disusun, santri mengandung arti “tiga matahari”. Adapun yang dimaksud tiga matahari itu adalah Iman, Islam, dan Ihsan. Ini menunjukkan bahwa santri adalah orang yang berpegang teguh pada Iman, Islam, Ihsan. Kedua; arti santri adalah jagalah tiga hal. Pengertian ini mengambil dari kata “San” dan “Tri” juga. “San” adalah bahasa arab yang sudah diIndonesiakan, yang berasal dari kata Sun (jagalah). Sedangkan “Tri” adalah bahasa Inggris yang berartikan tiga. Jika disusun,
9
Nurcholish Madjid, Bilik-bilik Pesantren dan Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina Mastuhu 1999)h.19-20.
18
mengandung arti “jagalah tiga hal”.hal tersebut adalah: 1) jagalah ketaatan kepada Allah, 2) Jagalah ketaatan kepada Rasul-Nya dan 3) para pemimpin10. Ketiga: jika ditulis dengan tulisan Arab, maka kata “santri” terdiri dari lima huruf, yaitu : ي, ر, ت, ن,س. Artinya ialah: ( ِﺳﯿْﻦsin) asalnya yaitu
( َﺳ ْﺘ ُﺮ ا ْﻟﻌَﻮْ َر ِةmenutup aurat). Arti ini
memberi kepahaman bahwa santri termasuk orang yang selalu menutup aurat sekaligus berpakaian sopan. (ﻧُﻮْ نnun)asalnya ﻧَ ْﮭ ُﻲ َﻋ ِﻦ ا ْﻟ ُﻤ ْﻨ َﻜ ِﺮadalah (meninggalkan maksiat). Pengertian ini menunjukkan bahwa kata santri adalah orang yang meninggalkan perbuatan maksiat. ( َرا ْءra’) asalnya ialah ْﺻﻲ ِ ك ا ْﻟ َﻤﻌَﺎ ُ ْ( ﺗَﺮmenjaga diri dari hawa nafsu). Ini berarti para santri adalah orang yang selalu menjaga hawa nafsunya, agar tidak terjerembab dalam kenistaan. ( ﯾﺎَءya) asalnya yaitu ٌ( ﯾَﻘِﯿْﻦyakin/mantab). Hal ini memberi pemahaman bahwa santri adalah orang yang selalu yakin dan mantap dengan cita-citanya.
10
Niamul Huda, Pengertianpengertian di akses dari http://pengertianpengertian.blogspot.com /2012/01/pengertian-santri.html,pada tanggal 16 januari2012 pukul 11:01
19
Karena para santri umumnya meyakini salah satu kandungan Idham imrithi11 (ilmu dasar nahwu) : َو ﻛُﻞﱡ ﻣَﻦْ ﻟَ ْﻢ ﯾَ ْﻌﺘَﻘِ ْﺪ ﻟَ ْﻢ ﯾَﻨْـﺘَﻔِ ْﻊ# إِ ِذ ا ْﻟﻔَﺘَﻲ َﺣﺴْﺐَ اِ ْﻋﺘِﻘَﺎَ ِد ِه ُر ﻓِ ْﻊ Artinya: “ketinggian derajat pemuda, tergantung pada keyakinannya. Setiap orang yang tidak mempunyai keyakinan, maka ia tidak ada gunannya”. Sedangkan menurut Dr. KH. M.A Sahal Mhafud, yang menilai kata santri berasal dari bahasa arab, yaitu dari kata “santaro”, yang berarti “menutup”. Kalimat
ini
mempunyai
bentuk
jamak
(plural)
sanaatir
(beberapa
santri).Sementara KH. Abdullah Dimyathy (alm) dari Pandeglang Banten, berpendapat bahwa kata santri mengimplementasikan fungsi manusia, dengan 4 huruf yang dikandungnya : sin = “satrul al aurah” (menutup aurat), Nun = “na’ibul ulama” (wakil dari ulama), Ta’ = “tarkul al ma’ashi” (meningglkan kemaksiatan), Ra’ = “ra’isul ummah” (pemimpin ummah).12 3. Kenakalan remaja 3.1. Definisi kenakalan remaja kenakalan remaja merupakan perbuatan atau tingkah laku yang dilakukan oleh mereka yang berumur 13-17 tahun dan belum menikah. Kenakalan tersebut bersifat kenakalan yang melanggar hukum dan pelanggaran nilai norma serta nilai sosial yang ada di lingkungan. Juvenile Delinquency ialah “perilaku jahat/ dursila, atau kejahatan/kenakalan anak-anak muda merupakan gejala sakit (patologis)
11
Niamul Huda, Pengertianpengertian di akses dari http://pengertianpengertian.blogspot.com /2012/01/pengertian-santri.html,pada tanggal 16 januari2012 pukul 11:01 12 Mas Dewa, Kiai Juga Manusia, Mengurai Plus Minus Pesantren; Kiai, Gus, Neng, Pengurus dan Santri (Probolinggo: PUSTAKA EL-QUDSI, 2009)h. 23 - 25
20
secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku menyimpang”13. Juvenile berasal dari bahasa Latin “juvenilis”, artinya anak-anak, anak muda, ciri karakteristik pada masa muda, sifat-sifat khas pada periode remaja. Sedangkan Delinquent berasal dari kata Latin “delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya menjadi jahat, a-sosial, kriminal, pelanggar aturan, pembuat ribut, pengacau, peneror, tidak dapat diperbaiki lagi, durjana, dursila, dan lain-lain. Delinquent itu selalu mempunyai konotasi serangan, pelanggaran, kejahatan, dan keganasan yang dilakukan oleh anak-anak muda di bawah umur 22 tahun. 3.2. Aspek-aspek kenakalan remaja kenakalan remaja dalam dua kelompok yang didalamnya berkaitan dengan norma hukum yaitu: 1. Kenakalan yang bersifat amoral, asosial setra tidak diatur dalam undang-undang sehingga tidak dapat digolongkan sebagai pelanggaran hukum diantaranya: a. Berbohong, memutar balikan kenyataan dengan tujuan menipu orang lain atau menutupi kesalahan. b. Membolos, pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah.
13
Kartono, K, Kenakalan Remaja, ( Jakarta : PT. Raja Presindo, 2002)h.6
21
c. Kabur, meninggalkan rumah tanpa sepengetahuan orang tua atau menantang keinginan orang tua. d. Keluyuran, pergi sendiri atau kelompok tanpa tujuan dan mudah timbuk tindakan-tindakan yang berkurang bertanggung jawab. 2. Kenakalan yang bersifat melanggar hukum yang sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku diantarannya perjudian, pencurian, dengan kekerasan maupun tanpa kekerasan, mencuri, pelanggaran tata, berkelahi dan merugikan orang lain14. Menurut Kartini Kartono mengemukakan wujud perilaku Delinquent bentuk- bentuk Kenakalan remaja sebagai berikut15: a. Kebut-kebutan di jalanan yang mengganggu keamanan lalu lintas dan membahayakan jiwa sendiri serta orang lain. b. Perilaku
ugal-ugalan,
berandalan,
urakan,
yang
mengacaukan
ketentraman sekitar. Tindakan ini bersumber pada kelebihan energi dan dorongan primitif yang tidak terkendali serta kesukaan menteror lingkungan. c.
Perkelahian antar gang, antar kelompok, antar sekolah, antar suku (tawuran), sehingga kadang-kadang membawa korban.
d. Membolos sekolah lalu bergelandangan
sepanjang jalan, atau
bersembunyi di tempat-tempat terpencil sambil melakukan eksperimen bermacam-macam kedurjanaan dan tindakan asusila.
14
Singgih D. Gunarsa, Psikologi Remaja, (Jakarta :Gunung Mulia, 1990)h.19. Kartono, K, Kenakalan Remaja, ( Jakarta : PT. Raja Presindo, 2002)h.21-23.
15
22
e.
Kriminalitas anak, remaja dan adolesens lain berupa perbuatan mengancam, intimidasi, memeras, maling, mencuri, mencopet, merampas,
menjambret,
menyerang,
merampok,
menggarong,
melakukan pembunuhan dengan jalan menyembelih korbannya, mencekik, meracun, tindakan kekerasan, dan pelanggaran lainnya. f. Berpesta pora sambil mabuk-mabukkan, melakukan hubungan seks bebas yang mengganggu lingkungan. g. Perkosaan, agresivitas seksual, dan pembunuhan dengan motif sosial. Kecanduan dan ketagihan bahan narkotika (obat bius, drugs) yang erat bergandengan dengan tindak kejahatan. h. Tindakan-tindakan immoral seksual secara terang-terangan, tanpa tedeng aling-aling, tanpa rasa malu dengan cara yang kasar. i. Homoseksualitas, erotisme anal dan oral, dan gangguan seksual lain pada anak remaja disertai tindakan-tindakan sadistis. j. Perjudian dan bentuk-bentuk permainan lain dengan taruhan, sehingga mengakibatkan ekses kriminalitas. k. Komersialisasi seks, pengguguran janin oleh gadis-gadis delinkuen, dan pembunuhan bayi oleh ibu-ibu yang tidak kawin.
3.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja sebagai berikut16:
16
Santrock, John W, Perkembangan Remaja (Jakarta: Erlangga, 2003)h.24
23
a. Identitas Menurut teori perkembangan yang dikemukan Erikson (1968), masa remaja ada pada tahap di mana krisis identitas versus difusi identitas harus diatasi. Erikson percaya bahwa delinkuensi pada remaja terutama ditandai dengan kegagalan remaja untuk mencapai integrasi yang kedua, yang melibatkan aspek-aspek peran identitas. Beberapa dari remaja yang tidak mampu memenuhi tuntutan yang dibebani pada mereka untuk setiap masa perkembangan yang mereka lewati, mungkin akan memilih perkembangan identitas yang negatif. Remaja seperti ini mungkin akan ambil bagian dalam tindak kenakalan, membuat diri mereka sendiri terperangkap dalam arus zaman yang paling negatif dalam dunia muda yang mereka hadapi. b. Kontrol diri Kenakalan remaja juga dapat digambarkan sebagai kegagalan untuk mengembangkan
kontrol
diri
yang
cukup
dalam
hal
tingkah
laku. Beberapa anak gagal dalam mengembangkan kontrol diri yang esensial yang sudah dimiliki orang lain selama proses pertumbuhan. menunjukkan bahwa ternyata kontrol diri mempunyai peranan penting dalam kenakalan remaja. Mereka mungkin gagal membedakan tingkah laku yang dapat diterima dan yang tidak dapat diterima, atau mungkin mereka sebenarnya sudah mengetahui perbedaan antara keduanya namun gagal mengembangkan kontrol yang memadai dalam menggunakan perbedaan itu untuk membimbing tingkah laku mereka. Remaja pelaku kenakalan juga mungkin saja mengembangkan standar tingkah laku yang
24
tidak memadai. Remaja yang akan melakukan tindakan antisosial memerlukan pemikiran krisis terhadap dirinya sendiri agar bisa menghambat kecenderungan untuk melakukan tindakan yang melanggar hukum. Standar krisis terhadap diri sendiri ini sangat dipengaruhi oleh model peran yang dimiliki oleh remaja. Oleh karena itu, remaja yang memiliki orang tua, guru, dan teman sebaya yang menunjukkan adanya standar krisis terhadap diri sendiri biasanya mengembangkan control diri yang diperlukan untuk menahan diri dari tindakan melanggar hukum atau antisosial. Hasil penelitian yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan bahwa ternyata kontrol diri mempunyai peranan penting dalam kenakalan remaja. Pola asuh orangtua yang efektif di masa kanak- kanak (penerapan strategi yang konsisten, berpusat pada anak dan tidak aversif) berhubungan dengan dicapainya pengaturan diri oleh anak. Selanjutnya, dengan memiliki ketrampilan ini sebagai atribut internal akan berpengaruh pada menurunnya tingkat kenakalan remaja c. Usia Penampakan awal perilaku antisosial berkaitan dengan pelanggaran- pelanggaran serius di kemudian hari pada masa remaja. Akan tetapi tidak semua anak yang bertindak berlebihan menjadi anak nakal. Munculnya tingkah laku anti sosial di usia dini berhubungan dengan penyerangan serius nantinya di masa remaja, namun demikian tidak semua anak yang bertingkah laku seperti ini nantinya akan menjadi pelaku kenakalan.
25
d. Jenis kelamin Remaja laki-laki lebih banyak terlibat dalam perilaku antisosial daripada remaja perempuan, walaupun remaja perempuan lebih cenderung melarikan diri dari rumah. Sedangkan remaja laki-laki lebih banyak terlibat dalam tindakan-tindakan kejahatan. e. Harapan terhadap pendidikan dan nilai-nilai di sekolah. Remaja yang menjadi pelaku kenakalan seringkali memiliki harapanharapan pendidikan yang rendah dan nilai rapor yang rendah. Kemampuan-kemampuan verbal mereka seringkali lemah. Remaja yang menjadi pelaku kenakalan seringkali memiliki harapan yang rendah terhadap pendidikan di sekolah. Mereka merasa bahwa sekolah tidak begitu bermanfaat untuk kehidupannya sehingga biasanya nilai-nilai mereka terhadap sekolah cenderung rendah. Mereka tidak mempunyai motivasi untuk sekolah. f. Pengaruh orang tua Remaja yang nakal seringkali berasal dari keluarga dimana orangtua jarang memantau anak-anak mereka, memberi sedikit dukungan, dan mendisiplinkan mereka secara tidak efektif. Faktor keluarga sangat berpengaruh terhadap timbulnya kenakalan remaja. Kurangnya dukungan keluarga seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap aktivitas anak, kurangnya penerapan disiplin yang efektif, kurangnya kasih sayang orangtua dapat menjadi pemicu timbulnya kenakalan remaja. Penelitian yang dilakukan oleh Gerald Patterson dan rekan-rekannya (dalam Santrock, 2003) menunjukkan bahwa pengawasan orangtua yang tidak
26
memadai terhadap keberadaan remaja dan penerapan disiplin yang tidak efektif dan tidak sesuai merupakan faktor keluarga yang penting dalam menentukan munculnya kenakalan remaja. Perselisihan dalam keluarga atau stress yang dialami keluarga juga berhubungan dengan kenakalan. Faktor genetik juga termasuk pemicu timbulnya kenakalan remaja, meskipun persentasenya tidak begitu besar. g. Pengaruh teman sebaya Bergaul dengan teman-teman sebaya yang nakal menambah besar resiko menjadi nakal. Memiliki teman-teman sebaya yang melakukan kenakalan meningkatkan risiko remaja untuk menjadi nakal. Pada sebuah penelitian Santrock terhadap 500 pelaku kenakalan dan 500 remaja yang tidak melakukan kenakalan di Boston, ditemukan persentase kenakalan yang lebih tinggi pada remaja yang memiliki hubungan reguler dengan teman sebaya yang melakukan kenakalan. h. Status sosial ekonomi Hal ini disebabkan kurangnya kesempatan remaja dari kelas sosial rendah untuk mengembangkan ketrampilan yang diterima oleh masyarakat. Mereka mungkin saja merasa bahwa mereka akan mendapatkan perhatian dan status dengan cara melakukan tindakan anti sosial. Menjadi “tangguh” dan “maskulin” adalah contoh status yang tinggi bagi remaja dari kelas sosial yang lebih rendah, dan status seperti ini sering ditentukan oleh keberhasilan remaja dalam melakukan kenakalan dan berhasil meloloskan diri setelah melakukan kenakalan. Pelanggaran-pelanggaran yang serius lebih sering dilakukan oleh kaum laki-laki kelas rendah.
27
i. Kualitas lingkungan Masyarakat seringkali membiarkan kejahatan Tinggal di suatu daerah yang tingkat kejahatannya tinggi, yang juga dicirikan oleh kondisi-kondisi kemiskinan dan kehidupan yang padat, menambah kemungkinan bahwa seorang anak akan menjadi nakal. Masyarakat ini seringkali memiliki sekolah-sekolah yang sangat tidak memadai. Komunitas juga dapat berperan serta dalam memunculkan kenakalan remaja. Masyarakat dengan tingkat kriminalitas tinggi memungkinkan remaja mengamati berbagai model yang melakukan aktivitas kriminal dan memperoleh hasil atau penghargaan atas aktivitas kriminal mereka. Masyarakat seperti ini sering ditandai dengan kemiskinan, pengangguran, dan perasaan tersisih dari kaum kelas menengah. Kualitas sekolah, pendanaan pendidikan, dan aktivitas lingkungan yang terorganisir adalah faktor-faktor lain dalam masyarakat yang juga berhubungan dengan kenakalan remaja. Berhubung sangat banyaknya faktor yang menyebabkan tingkah laku kenakalan remaja maka dibagi atau dikelompokkan berdasarkan tempat atau sumber kenakalan remaja atas empat bagian sebagai berikut:
a. Faktor-faktor di dalam diri anak itu sendiri, yaitu predisposing factor, lemahnya pertahanan diri, kurangnya kemampuan penyesuaian diri, dan kurangnya dasar-dasar keimanan di dalam diri remaja b. Faktor-faktor di lingkungan rumah tangga, yaitu remaja kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari orangtua, lemahnya keadaan ekonomi orangtua (terutama di desa-desa), dan kehidupan keluarga yang tidak harmonis.
28
c. Faktor-faktor yang berasal dari lingkungan masyarakat, yaitu kurangnya pelaksanaan ajaran-ajaran agama secara konsekuen, masyarakat
yang
kurang
memperoleh
pendidikan,
kurangnya
pengawasan terhadap remaja, dan pengaruh norma-norma baru dari luar. d. Faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sekolah, yaitu faktor guru, faktor
fasilitas
pendidikan,
norma-norma
kekompakkan guru, dan kekurangan guru.
pendidikan
dan
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan penelitian dan Desaign penelitian Metode penelitian pada dasarnya adalah merupakan suatu cara untuk menjawab rumusan masalah dan mendapatkan tujuan dari suatu penelitian. Tujuan penelitian mengungkapkan dan menyimpulkan hasil pemecahan masalah peneliti melalui cara-cara tertentu dengan prosedur penelitian. Pada bagian ini akan dibahas tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi: Pendekatan penelitian, desaign penelitian Ruang lingkup, indentifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel, populasi dan metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, metode analisis instrumen penelitian dan metode analisis data. Menurut Sugiyono adalah ”penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan seperti berbentuk kata, skema, dan gambar”1. Dan desaign “penelitian mengunakan desaign penelitian deskriptif adalah dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain”2. B. Ruang lingkup penelitian a.
Subjek dan objek penelitian Adapun subjek penelitian adalah santri Pondok Pesantren Daruttaubah
Harapan Jaya Bekasi Utara. Kemudian objeknya yaitu Hubungan Kontrol 1 2
Arikunto, Suharsimi, Metodelogi penelitian, ( Yogyakarta : Bina Aksara, 2006),h.14. Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. (Bandung : Pusat Bahasa Depdiknas, 2003),h.11.
29
30
Diri Dengan Kenakalan pada Remaja Santri Di Pondok Pesantren Daruttaubah Harapan Jaya Bekasi Utara. b.
Tempat dan Waktu Waktu penelitian ini dilaksanakan dari bulan 30 Juni 2014 sampai 19
Desember 2014, dan adapun lokasi penelitian akan dilaksanakan di Pondok Pesantren Daruttaubah Harapan Jaya-Bekasi Utara, yang beralamat Komp SBSS Jl. Danau Tondano Raya No.1 – RT. 07/XI Kelurahan Harapan Jaya – Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi. C. Indentifikasi Variabel Menurut Kerlinger, variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat3. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab timbulnya variabel terikat (variabel x). Sementara variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas (variabel y). Di bawah in dari kedua varibel x dan y:
Variabel x
Variabel y
Kontrol Diri
Kenakalan
D. Definisi Konsep Penelitian
Remaja
definisi konsep penelitian adalah penjelasan umum tentang variabel penelitian inilah penjalasan dari kedua varibel sebagai berikut:
3
Prof.Dr.Sugiyono, metode penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2014)h.95.
31
1. Kontrol Diri Di definisikan sebagai kemampuan individu untuk mengarahkan tingkah laku sendiri, kemampuan untuk menekan atau menghambat dorongan yang ada4. 2. Kenakalan Remaja Di definisikan perilaku jahat/ dursila, atau kejahatan/kenakalan anak-anak muda merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku menyimpang5 E. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional merupakan suatu cara untuk mengubah konsepkonsep pada variabel penelitian yang masih bersifat teoritis (abstrak) menjadi konsep yang dapat diamati dan dapat diukur secara empiris6. 1.
Kontrol diri: Definisi operasional variabel kontrol diri dengan sebutan kontrolpersonal, yaitu kontrol perilaku (behavior control), kontrol kognitif (cognitive control), dan mengontrol keputusan (decessional control), menurut Averill yaitu: a. Kontrol Perilaku (Behavioral Control) Merupakan kesiapan atau tersedianya suatu respon yang dapat secara langsung mempengaruhi atau memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Kemampuan mengontrol perilaku ini diperinci menjadi dua komponen, yaitu mengatur
4
Kartono, Kartini, kamus psikologi, (Jakarta: Rajawali press, 1989),h.450. Kartono, K, Kenakalan Remaja, ( Jakarta : PT. Raja Presindo, 2002),h.6. 6 Prof.Dr.Sugiyono, metode penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2014)h.95. 5
32
pelaksanaan
(regulated
administration)
dan
kemampuan
memodifikasi stimulus (stimulus modifiability). Kemampuan mengatur pelaksanaan merupakan kemampuan individu untuk menentukan siapa yang mengendalikan situasi atau keadaan, dirinya sendiri atau sesuatu diluar dirinya. Individu yang kemampuan mengontrol dirinya baik akan mampu mengatur perilaku dengan menggunakan kemampuan dirinya dan bila tidak mampu
individu
akan
menggunakan
sumber
eksternal.
Kemampuan mengatur stimulus merupakan kemampuan untuk mengetahui bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dihadapi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan, yaitu mencegah atau menjauhi stimulus, menempatkan tenggang waktu di antara rangkaian stimulus yang sedang berlangsung, menghentikan
stimulus
sebelum
waktunya
berakhir,
dan
membatasi intensitasnya. b. Kontrol Kognitif (Cognitive Control) Merupakan kemampuan individu dalam mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai, atau menggabungkan suatu kejadian dalam suatu kerangka kognitif sebagai adaptasi psikologis atau untuk mengurangi tekanan. Aspek ini terdiri atas dua komponen, yaitu memperoleh informasi (information gain) dan melakukan penilaian (appraisal). Dengan informasi yang dimiliki oleh individu mengenai suatu keadaan yang tidak menyenangkan, individu dapat mengantisipasi keadaan
33
tersebut dengan berbagai pertimbangan. Melakukan penilaian berarti individu berusaha menilai dan dan menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif. c.
Mengontrol Keputusan (Decisional Control) Merupakan kemampuan seseorang untuk memilih hasil atau suatu tindakan berdasarkan pada sesuatu yang diyakini atau disetujuinya. Kontrol diri dalam menentukan pilihan akan berfungsi baik dengan adanya suatu kesempatan, kebebasan, atau kemungkinan pada diri individu untuk memilih berbagai kemungkinan tindakan.
Kontrol diri adalah suatu kemampuan menyusun,membimbing, mengatur,
mengarahkan
perilaku,
kecakapan
membaca
situasi,
dan
kemampuan membentuk diri sendiri. Sedangkan control diri yang rendah yaitu, tidak bias mengontrol perilaku dengan baik, tidak bisa mengontrol kognitif atau cara berfikri yang baik, tidak bisa mengambil keputusan dan tindakan untuk penyelesaian suatu masalah yang terjadi. Sebaliknya jika control diri yang tinggi seorang individu akan mampu mengontrol kognitifnya dengan baik, sehingga dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi remaja. 2. kenakalan remaja: Definisi operasional variabel Singgih D. Gunarsa membagi kenakalan remaja dalam dua kelompok yang didalamnya berkaitan dengan norma hukum yaitu:
34
a. Tindakan yang tidak dapat diterima lingkungan sosial Kenakalan yang bersifat amoral, asosial sera tidak diatur dalam undang-undang
sehingga
tidak
dapat
digolongkan
sebagai
pelanggaran hukum.
b. Tindakan pelanggaran hukum Kenakalan yang bersifat melanggar hukum yang sesuai dengan undang undang dan hukum yang berlaku diantarannya perjudian, pencurian, dengan kekerasan maupun tanpa kekerasan, mencuri, pelanggaran tata, berkelahi dan merugikan orang lain. Delinquen berasal dari bahasa latin “Delinquere” yang berarti terabaikan, mengabaikan, yang kemudian diperluas artinya jahat, kriminal, pelanggar peraturan, pembuat ribut, pengacau, penteror, tidak dapat diperbaiki lagi durjana, dan lain-lain. F.
Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi penelitian adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.”7 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah Santri Pondok Pesantren Daruttaubah, yaitu remaja usia 13-17 tahun yang berjenis kelamin laki-laki dan wanita. Jumlah seluruh populasi dalam penelitian ini adalah 173 orang.
7
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2010),h.117.
35
2. Sampel Sampel adalah “sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”8. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu Random Sampling, teknik pengambilan sampel menggunakan yaitu cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap unsur atau elemen populasi tidak merupakan hal yang penting bagi rencana analisisnya. Misalnya, dalam populasi ada wanita dan pria, atau ada yang kaya dan yang miskin, ada manajer dan bukan manajer, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Sampel terdiri dari remaja usia 13-17 tahun yang berjenis kelamin laki-laki dan wanita Santri Pondok Pesantren Daruttaubah
yaitu 173 orang. Peneliti mengambil
jumlah sampel sebanyak 25 persen dari jumlah populasi.Hal tersebut sejalan dengan pendapat Arikunto, bahwa bila subjek lebih dari 100,maka dapat diambil 10-25 persen dari jumlah populasi.Jadi jumlah sample dalam penelitian ini sebanyak 60 orang santri. G.
Metode Pengumpulan Data Arikunto ”metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitiannya”. Berdasarkan pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa metode penelitian adalah cara yang dipergunakan untuk mengumpulkan data yang di perlukan dalam penelitian9. Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi dan angket. 8
Ibid,h.118.
9
Arikunto, Suharsimi, Metodelogi penelitian, (Yogyakarta: Bina Aksara, 2006),h.136.
36
Ada empat metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1.
Wawancara, adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga gerak dan mimik responden merupakan pola mediayang melengkapi kata-kata secara verbal10. Berdasarkan data yang diperoleh, dari hasil wawancara dengan pihak Pimpinan pondok, ustad/ustajah Daruttaubah data
bahwa,
sebenarnya
pihak
pondok
didapatkan
pesantren
sudah
mengeluarkan peraturan dan sanksi hukum apabila ada santri yang terbukti tidak dapat mengontrol dirinya untuk melakukan kenakalan remaja seperti berkelahi, bertindak senonok dengan juniornya, mencuri, merusak fasilitas pondok, merokok, dan berintreaksi terhadap lawan jenis secara berlebihan. Selanjutnya, wawancara dengan Santri Daruttaubah sebagai data bahwa, santri tidak dapat mengontrol dirinya untuk melakukan kenakalan-kenakalan merusak fasilitas pondok contoh mencoretcoret dinding karena dengan mencoret-coret dinding bisa meninspirasikan kemauan atau keputusan yang ada dalam pikiranya, memberi perintah secara tidak wajar terhadap junior karena dengan memberikan perintah membalas dendam yang pernah dialaminya semasa santri senior menjadi santri junior, berkelahi karena dengan berkelahi nafsu dan amarah bisa
10
W. Gulo, metodologi penelitian ( Jakarta: Grasindo, 2002),h.119.
37
terlampiasakan dan terlihat gagah di didepan santri putri bahwa apabila menang dalam berkelahi, dan bertindak berlebihan terhadap lawan jenis karena dengan berinteraksi dengan lawan jenis atau santri putri menyenangkan bisa menyalurkan hasrat sex secara spontan. 2.
Observasi, adalah metode pengumpulan data dimana peneliti atau kolaboratornya mencatat infomasi dan melihat gejala-gejala fisik maupun psikologis yang mungkin tampak pada subjek penelitian selama penelitian11. Observasi dilakukan dengan melihat kondisi santri yang ada di Pondok Pesantren Daruttaubah Harapan JayaBekasi Utara .
3.
Angket, adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui12. Angket disebarkan sebanyak dua kali. Pertama, angket uji coba Kontrol Diri Dan Kenakalan Remaja disebar kepada 25 orang responden. Kedua, angket penelitian disebarkan kepada 60 orang responden Santri Pondok Pesantren Daruttaubah Harapan jaya- Bekasi Utara .
4.
Dokumentasi, metode ini dilakukan dengan memanfaatkan dokumen-dokumen tertulis, gambar, foto atau benda-benda lainnya yang
berkaitan
dengan
aspek-aspek
yang
akan
diteliti.
Dokumentasi dalam penelitian ini yaitu mengambil yang sedang
11
W. Gulo, metodologi penelitian ( Jakarta: Grasindo, 2002),h.116. Arikunto, Suharsimi, Metodelogi penelitian, (Yogyakarta: Bina Aksara, 2006),h.151.
12
38
menjalankan aktivitasnya, gedung asrama putra dan putri, gedung pondok, foto ruang belajar pondok dan pimpinan pondok. Untuk mengungkapkan kedua variabel dalam penelitian ini digunakan suatu skala yang penyusunannya dibuat berdasarkan pernyataan-pernyataan dari indikator perilaku yang diukur atau (diamati). Metode pengumpulan data yang digunakan dalam variabel penelitian ini menggunakan skala Kontrol Diri dan Kenakalan Remaja yang dibuat oleh penulis yang berbentuk skala model Likert. Alternatif jawaban yang diberikan dari pertanyaan atau pernyataan yang ada adalah SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju). Adapun penilaian pada keempat alternatif jawaban tersebut adalah: Tabel 1 Skor Favorabel dan Unfavorabel PILIHAN JAWABAN SS (Sangat Setuju) S (Setuju) TS (Tidak Setuju) STS (Sangat Tidak Setuju)
FAVORABEL 4 3 2 1
UNFAVORABEL 1 2 3 4
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Skala Kontrol diri Skala Kontrol diri disusun berdasarkan kesimpulan dari teori Averill, Blue print skala kontrol diri dapat dilihat pada tabel berikut :
39
Tabel 2 Adapun blue print Uji Coba Skala Kontrol Diri adalah sebagai berikut : NO 1
2
3
DIMENSI
INDIKATOR
ITEM Favorabel 1,2,8,21,31,38,40 41,52
Kontrol perilaku (behavior control)
kemampuan mengatur potensi pada diri individu,kemampuan mengatur pelaksana dan mengatur individu
Kontrol kognitif (Cognitive control)
kemampuan menilai dan menafsirkan informasi, kemampuan individu mengelola pikirian dari segi positif dan subjektif
3,12,13,16,17,22,23 26,42,43,47
individu mengambil tindakan yang sesuai pilihannya , menentukan pilihan, kesempatan, kebebasan.
6,11,18,27,28,32,35 37,45,46,49,50,53 54,55,56,57,58,59
Mengontrol Keputusan (Decesional control)
JML Unfavorabel 4,5,15,19,20 14
9,10,24,25,33,34 36,51
19 7,14,29,30, 39,44,48,60
39
JUMLAH
21
27
60
2. Skala Kenakalan Remaja Skala kenakalan remaja ini disusun berdasarkan kesimpulan dari teori Singgih D. Gunarsa Blue print skala kenakalan remaja dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 Adapun blue print Uji Coba Skala kenakalan adalah sebagai berikut :
NO 1
2
3
DIMENSI
INDIKATOR
Tindakan yang tidak dapat diterima lingkungan sosial
Berbohong, Membolos, Kabur
Tindakan pelanggaran hukum
Mencuri, berkelahi, merugikan orang lain
JUMLAH
ITEM Favorabel Unfavorabel 6,8,9,14,16,20,23,25,26 31,32,33,34,36, 38,43 27,39,40,42,58,37 50,54, 5,10,11,15,56 55,57 17,18,19,21,22,28,30,48
3,7,12,45,47
22
JML
39
1,2,4,13,24,29,35,41,44 46,49,51,52,53,59,60
21
38
60
40
H. Metode Analsis Data Untuk mengetahui apakah item-item yang digunakan dalam penelitian ini telah mengukur apa yang hendak diukur dan dapat diandalkan konsisitensinya maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas. 1. Pengujian Validitas Uji validitas adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun dilakukan berkali-kali dan dimana-mana untuk mencapai tingkat validitas instrument penelitian, maka alat ukur yang dipakai dalam instrumen juga harus memiliki tingkat validitas yang baik13. Pengujian validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus koefisien korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson. Adapun rumus korelasi Product Moment Karl Pearson sebagai berikut : N.∑xy – (∑x)(∑y) n (∑x)2
rxy =
(∑y)2
√([N∑x2 - n) (N∑y2 -
n )
Keterangan : rxy
= Koefiseien korelasi
N
= Jumlah sampel
∑x
= Jumlah skor total x
∑y
= Jumlah skor total y
(∑x)2
= Kuadrat jumlah skor total x
∑x2
= Jumlah kuadrat skor total x
(∑y)2
= Kuadrat jumlah skor total y
∑y2 = Jumlah kuadrat skor total y
13
Prof.Dr.Sugiyono, metode penelitian (Bandung: Alfabeta, 2014)h.207
41
Dalam penelitian ini, menggunakan bantuan sistem komputer melalui program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.00 for windows Dari pengolahan data, didapat r dengan r
tabel.
Nilai r
tabel
hitung
tiap item yang dibandingkan
didapat dengan cara membandingkan α 0,05 dengan
derajat bebas df = N – 2 yaitu df kontrol diri dan kenakalan remaja = 25 – 2 = 23. Sehingga r tabel pada signifikan 5 % adalah (0,05;23) = 0,2653 dari data tersebut
selanjutnya dapat
dilakukan pengambilan keputusan untuk
menentukan item-item yang dinyatakan valid. Pengambilan keputusan yang dilakukan untuk melihat valid atau tidaknya suatu alat ukur dapat dipergunakan asumsi sebagai berikut : a) Jika r
hitung
positif atau r
hitung
>r
tabel,
maka item tersebut dinyatakan
hitung
negatif atau r
hitung
tabel,
maka item tersebut dinyatakan
valid. b) Jika r
tidak valid (gugur). 1)
Hasil uji validitas yang dilakukan terhadap 40 item skala Kontrol Diri yang disebar kepada 25 responden, diperoleh 48 item yang dinyatakan valid pada signifikan 5% (0,05;23) = 0,2653 dan tersisa 12 item yang dinyatakan tidak valid (gugur). ini item-item yang valid ditunjukkan pada tabel 4
42
Tabel 4 Item Valid Skala Kontrol Diri Setelah Uji Validitas DIMENSI NO 1
2
Kontrol perilaku (behavior control)
Kontrol kognitif (Cognitive control)
3
Mengontrol Keputusan (Decesional control)
INDIKATOR Favorabel kemampuan mengatur potensi 1,2,31,38,40 pada diri individu,kemampuan 41,52 mengatur pelaksana dan mengatur individu kemampuan menilai dan menafsirkan informasi, kemampuan individu mengelola pikirian dari segi positif dan subjektif
3,12,13,16,17,23 26,42,43,47
individu mengambil tindakan yang sesuai pilihannya , menentukan pilihan, kesempatan, kebebasan.
6,11,18,32,35 37,45,46,49,53 55,56,57,58,59
JML
11
9,10,33,34 36,51 15 7,14,29,30, 39,44,48,60 22
32
JUMLAH
2)
ITEM Unfavorabel 4,5,15,20
17
48
Hasil uji validitas yang dilakukan terhadap 60 item skala Kenakalan Remaja yang disebar kepada 25 responden, diperoleh 33 item yang dinyatakan valid pada signifikan 5% (0,05;23) = 0,2653 dan tersisa 27 item yang dinyatakan tidak valid (gugur). ini item-item yang valid ditunjukkan pada tabel 5 Tabel 5 Item Valid Skala Kenakalan Remaja Setelah Uji Validitas
NO
DIMENSI
INDIKATOR
1
Tindakan yang tidak dapat diterima lingkungan sosial Tindakan pelanggaran hukum
Berbohong ,Membolos,Kabur
2
JUMLAH
ITEM Favorabel Unfavorabel 8,9,16,20,23,25,26 32,33,36,43 27,39,40,42,37 5,10,11 17,18,21,28,30
JML
24 Mencuri, berkelahi,merugik an orang lain
3,7,12,45
1,4,24,29,41 9
16
17
33
43
2. Pengujian Reliabilitas Selain valid, suatu alat ukur yang digunakan dalam penelitian ilmiah juga harus reliabel. Reliabilitas adalah kesesuaian alat ukur dengan yang diukur, sehingga alat ukur itu dapat dipercaya atau diandalkan. “Jika suatu alat ukur dapat dipakai untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konstan, maka alat pengukur tersebut dikatakan reliabel atau dapat diandalkan.”14 Dalam penelitian ini, untuk mencari reliabilitas skala Kontrol Diri dan Kenakalan Remaja menggunakan rumus Alpha Cronbach. ∑sj2 α= k [1-
] sx2
k–1
α = Koefisien reliabilitas alpha k = Banyaknya item soal dalam tes sj2 = Variabel item soal sx2 = Variabel skor total
pengambilan keputusan yang dilakukan untuk melihat reliabel atau tidaknya suatu alat ukur dapat dipergunakan asumsi sebagai berikut : 1) Jika r
alpha
positif atau r
alpha
> r
tabel,
maka alat ukur tersebut
dinyatakan reliabel (dapat dipergunakan). 2)
Jika r
alpha
negatif atau r
alpha
tabel,
maka alat ukur tersebut
dinyatakan tidak reliabel (tidak dapat dipergunakan). Penghitungan uji reliabilitas terhadap skala Kontrol Diri menghasilkan nilai koefisien korelasi atau r alpha = 0,936 pada taraf signifikan 5% (0,05;23) = 0,2653 selanjutnya ditentukan sebagai r 14
tabel.
Dari penghitungan data ini,
Prof.Dr.Sugiyono, metode penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2014)h.213
44
koefisien korelasinya menunjukkan nilai positif. Karena r positif dan lebih besar dari r
tabel
(r
alpha
0,936 > r
tabel
alpha
bernilai
0,2653), dengan
demikian skala Kontrol diri dinyatakan reliabel dan dapat dipergunaka. Selanjutnya, penghitungan uji reliabilitas terhadap skala Kenakalan Remaja menghasilkan nilai koefisien korelasi atau r
alpha
= 0,815 pada taraf
signifikan 5% (0,05;23) = 0,2653 selanjutnya ditentukan sebagai r
tabel.
Dari
penghitungan data ini, koefisien korelasinya menunjukkan nilai positif. Karena r
alpha
bernilai positif dan lebih besar dari r
tabel
(r
alpha
0,815 > r
tabel
0,2653), dengan demikian skala Kenakalan Remaja dinyatakan reliabel dan dapat dipergunakan. I.
Analisa Data Penelitian Metode statistik yang diungkapkan untuk analisis data adalah teknik korelasi Product Moment, teknik ini digunakan untuk melihat apakah ada hubungan kontrol diri dengan kenakalana remaja pada santri di Pondok Pesantren Daruttaubah Harapan Jaya- Bekasi Utara. Penghitungan dalam penelitian ini menggunakan program SPSS (Stastical Product and Service Solution) versi 16.00 for windows.
BAB IV GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN DARUTTAUBAH A. Profil dan sejarah singkat Yayasan Masjid Daruttaubah Harapan Jaya pertama kali didirikan pada tahun 1989 dengan nama
YAYASAN MADRASAH AT-TAUBAH
bedasarkan Akte Notaris Ny. Hj. Siti Kamariah Suparwo Nomor : 11 tahun 1989 tanggal 11 februari 1989, dengan para pendiri1: Bpk. Ayub Sabrini Bpk. H. Toha Ahmad Bpk. Ishak Razak Bpk. H. Taher Djunubi Seluruh kegiatan Yayasan terpusat di atas lahan seluas lebih kurang 1500 m2 yang diperoleh dari Bupati Bekasi sesuai Rekomendasi Bupati Bekasi Nomor : 451.45/180/Bapeda tanggal 25.04.1989 tentang pendirian Yayasan/ Ponpes Di atas Tanah Fasos. Kemudian dengan Rekomendasi Walikota Bekasi Nomor: 451.44/253-Bapeda/IV/2002 tanggal 10.06.2002 luas tanah 646 m2 sehingga
luas seluruhnya menjadi 2.145 m2 sesuai Rencana tapak yang
diterbitkan oleh Walikota Bekasi dengan Surat Nomor : 451.44/23DTKP/VII/2002 tanggal 18.07.2002. Untuk pertama kali susunan Pengurus Yayasan Terdiri dari: Ketua I
: Ayub Sabrini
Ketua II
: Toha Ahmad
Sekretaris I
: Ishak Razak
1
Proposal Yayasan Masjid At-Taubah Harapan Jaya, Profil dan Sejarah Singkat,(Bekasi, 2014)h.2
45
46
Sekretaris II
: Sudjono
Bendahara I
: M. Thaher Djunubi
Bendahara II
: Purnomo
Dan beberapa Ketua Bidang. Saat itu kegiatan Yayasan Madrasah At-Taubah sebatas pada kegiatan Pengajian, Taman Pendidikan Al-Qur’an dengan peserta yang terdiri dari remaja dan anak-anak yang berdomisili di sekitar Komplek Yayasan. Untuk meningkatkan kinerja Yayasan, maka pada tahun 2002 dilakukan perubahan Akte Yasasan di hadapan Notaris Ny. Hj. Siti Kamariah Suparwo dengan nomor : tanggal 17s/d 20 Desember 2000. Pada Akte Perubahan nama Yayasan berubah menjadi YAYASAN MASJID AT-TAUBAH2. Sejalan dengan perubahan Akte Notaris tersebut, susunan Pengurus Yayasan berubah sebagai berikut: Ketua
: Zaenuddin
Sekretaris I : Djoni Sartono Sekretaris II : Durachman Bendahara I : Djoko Ismoyo Bendahara II : Purnomo Dan beberapa Ketua Bidang. Pada tanggal 25 Februari 2007, bertempat di Masjid At-Taubah dilaksanakan Pemilihan Ketua Yayasan Masjid At-Taubah periode tahun 2007-2010. Pemilihan adalah Forum Musyawarah Masjid At-Taubah yang terdiri dari unsur:
2
Ibid.h.3
47
Pengurus DKM At-Taubah Tokoh Masyarakat yang diwakili oleh para Pengurus RT dan RW. Tokoh agama Jamaah Masjid At-Taubah Dan dari beberapa unsur terpilihlah sebagai Ketua Yayasan Masjid AtTaubah adalah Bpk. H. Abdul Muim3. Adapun Susunan Pengurus Lengkapnya sebagai berikut: Ketua
: H. Abdul Muim
Sekretaris I
: Ir. Rachmatullah
Sekretaris II
: Durachman
Bendahara I
: Drs. Purnomo
Bendahara II
: Hj. Endang Subakri
Staf Khusus Bidang Umum
: H. Djoni Sartono, SE
Staf Khusus Bidang pendidikan
: H. Bambang K Rachwardi
Staf Khusus Bidang Akhlak Santri : Ir. H. Imam Sofwan, MM Dan beberapa Ketua Bidang. Sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan, pemerintah melalui Undang-undang nomor : 16 tahun 2001 tanggal 06 Agustus 2001 sebagaimana telah dirubah dengan undang-undang nomor : 24 tahun 2001 tanggal 06 Oktober
2004 tentang Yayasan , pemerintahan melalui Undang-undang
tersebut, mewajibkan kepada seluruh Yayasan Indonesia untuk segara merubah/ menyesuaikan Akte Yayasannya dengan bentuk dan isi sesuai dengan Undang-undang dimaksud paling lambat 5 (lima) tahun setelah
3
Ibid.h.3
48
Undang-undang tersebut berlaku (diundangkan tanggal 06 Agustus 2001 dan berlaku tanggal 06 Agustus 2002). Untuk memenuhi kewajiban atas undang-undang tersebut, Yayasan Masjid At-taubah melakukan perubahan aktenya di hadapan Notaris Ny. Naning Retnosari, SH dengan nomor 21 Agustus 2007. Sebagai konsekuensi atas perubahan tersebut, nama Yayasan Masjid At-Taubah berubah menjadi YAYASAN MASJID AT-TAUBAH HARAPAN JAYA4. Oleh karena Masa Bakti Pengurus Yayasan tahun 2007-2010 telah setelah, dilaksanakan pemilihan Ketua Yayasan.Pada kesempatan tersebut, terpilih Ketua Yayasan Masjid At-Taubah Harapan Jaya periode tahun 20102015 adalah Bpk. H. Muhammad Yusuf NS Susunan Pengurus Yayasan mengalami perubahan, sebagai berikut: Ketua
: H. Muhammad Yusuf NS
Sekretaris Umum
: Ir. Rachmatullah
Sekretaris I
: Durachman
Bendahara Umum
: H. Djoni Sartono, SE
Bendahara I
: Drs. Yaman
Dewan Pendidikan
: H. Bambang K Rachwardi : Drs. H. Sigit Indriyanto : H. Komaruddin
Panti Asuhan Daruttaubah : Durachman
4
Ibid.h.4
Bidang Perlengkapan
: Teguh Imam Sukarno
Bidang Pembangunan
: Mutaksana
49
Bidang Dana
: H. Sunarto, SE, MM
Bidang Keterampilan
: Bharyo Ermado
Dan beberapa Seksi disetiap Bidang/ Panti Asuhan5. Untuk
menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan organisasi,
maka terhitung mulai 01 Januari 2014, Yayasan merevisi Struktur Organisasinya sebagai berikut: Ketua
: H. Muhammad Yusuf NS
Sekretaris Umum
: H. Abdul Choir
Sekretaris I
: Durachman
Bendahara Umum
: H. Djoni Sartono, SE
Bendara I
: H. Muhammad Nasir
LKSA Yayasan Masjid At-Taubah ( Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak)
: Durachman
Bidang Perlengkapan
: Teguh Imam Sukarno
Bidang Dana
: Oentoeng Rahardjo, SH
Koordinator Lab Komputer
: Muh. Rukhi Imamuddin, ST
Lembaga Kursus-kursus
: H. Djoni Sartono, SE
Lembaga pendidikan
SMP IT Daruttaubah
: M. Talhah, S.Ag
SMA Islam Daruttaubah
: Khaeruddin, S.Pd.I
Ponpes Daruttaubah
: Ahmad Jazri, S.Pd.I
MDTA
: Ahmad Jazri, S.Pd.I
( Madrasah Diniyah Takmilyah Awaliyah)
5
Ibid.h.4
50
Dan beberapa Seksi di setiap Bidang/LKSA6. B. Visi, Misi, Tujuan dan Payung Hukum Yayasan Adapun Visi dan Misi dari Yayasan Masjid At-Taubah Harapan Jaya adalah sebagai berikut7: 1. Visi Menyiapkan peserta didik untuk menjadi seorang santri yang intelek dan intelektual yang berjiwa santri 2. Misi a. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan agama melalui jalur pendidikan yang bersifat umum melalui jalur pendidikan di smp dan sma. b. Memberikan bekal ketrampilan kepada peserta didik. 3. Tujuan Yayasan a. Membantu kaum dhuafa khususnya anak-anak yatim dan piatu untuk memperoleh pendidikan serta keperluan lain selama mereka mengikuti pendidikan dengan fasilitas yang layak serta manusiawi tanpa dipungut biaya. b. Membantu pemerintahan dalam memenuhi salah satu kewajibannya yaitu “Negara Berkewajibkan Mencerdaskan Kehidupan Bangsa”, seperti termaktub didalam alinea IV pembukaan undang-undang dasar 1945. c. tujuan Yayasan diwujudkan dengan cara melaksanakan kegiatan yang terencana untuk mewujudjan suasana belajar dan proses 6
Ibid.h.5 Ibid.h.5
7
51
pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk
memiliki
kekuatan
spiritual
keagamaan,
pengendalian diri, keperibadian, keecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinyam masyarakat, bangsa dan Negara, seperti apa yang dimaksud didalam undang-undang nomro 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 4. Payung Hukum Yayasan A. EXTERNAL: a. Undang-undang Nomor 16 tahun 2001 tanggal 08.06.2001. tentang Yayasan. b. Undang-undang Nomro 28 tahun 2004 tanggal 08.10.2004 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 16 tahun 2001 tanggal 08.06.2001 tentang Yayasan. c. Akte Notaris Ny. S. Kamariah Suparwo, SH Nomor 11 tahun 1989 tanggal 11.02.1989 tentang Pendirian Yayasan. d. Akte Notaris Ny. S. Kamariah. Suparwo, SH Nomor 17 tahun 2000 tanggal 20.12.2000 tentang Perubahan Pertama akte Yayasan. e. Akte Notaris Ny. Naning Retnosari, SH Nomor : 21 tahun 2007 tanggal 23.08.2009 tentang Perubahan Kedua Yayasan8 B. INTERNAL: a. Anggaran Rumah Tangga Yayasan. b. Struktur Organisasi Yayasan.
8
Ibid,h13
52
c. Uraian Tugas Pengelola Yayasan dan Pelaksanaan Pendidikan. d. Pedoman Administrasi Terpadu Yayasan. e. Pedoman Pengelolaan Keuangan Yayasan. f. Surat Keputusan Pembinaan atau Pengurus Yayasan. Surat lain yang diterbitkan oleh Pembina atau Pengurus yang bersifat mengikat serta mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan pengelolaan Yasyasan9. C. Fasilitas Yayasan Adapun Fasilitas Yayasan Masjid At-Taubah Harapan Jaya: a. Ruang belajar b. Ruang menjahit c. Aula d. Perpustakaan e. Mushola dan masjid f. Kantor g. Laboratorium IPA h. Laboratorium IPS i. Laboratorium komputer TIK dan TKJ j. Asrama putra dan putri k. Lapangan l. Kantin m. Kamar mandi n. Ruang makan santri putra dan santri putri
9
Ibid.h.13.
53
D. Pondok Pesantren Daruttaubah Adapun Pondok Pesantren Daruttaubah dibawah naungan Yayasan Masjid At-Taubah Harapan Jaya dan Pondok Pesantren Daruttaubah
mulai melaksanakan kegiatannya setelah memperoleh
Rekomendasi10 Pendirian Yayasan /Ponpes dari Walikota Bekasi Nomor : 451.44/253-Bapeda/VI/2002 tanggal 10.06.2002, dimana sebelumnya telah diterbitkan juga beberapa Rekomendasi Ijin Operasional
Yayasan
dari
Camat
Bekasi
Utara
Nomor
:
440.772/Kc.BU/IX/2001 tanggal 25.09.2001, dari KUA kecamatan Bekasi Utara Nomor : K.01/PP.01.1220.2002 tanggal 01.04 2002, dari Depag-Kanwil Kota Bekasi Nomor Mi.26/Vb/PP/.003/1158/2002 tanggal 29.04.2002. Piagam Pendiri Pondok Pesantren Daruttaubah diperoleh dari Depag-Kanwil Kota Bekasi dengan Nomor Piagam Pendirian : Kd.10.21./Ponpes/28/2004 tanggal 20.07.2004. Penyelanggaraan Pendidikan Pondok Pesantren dilaksanakan pada siang sampai dengan malam hari tanpa menggangu kegiatan belajar mengajar SMP maupun SMA. Seluruh murid SMP dan SMA adalah santri pada pondok pesantren, dimana proses pengajarannya dilaksanakan dengan system kelas-kelas yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing santri. Sampai saat Pondok Pesantren Daruttaubah Mempunyai 6 kelas Yaitu Kelas 1,2,3,4,5 dan 611.
10 11
Ibid.h.8 ibid.h.8.
54
Adapun Jumlah seluruh murid: 173 anak, dengan sebaran di kelas Pondok Pesantren sebagai berikut: Santri Pondok Pesantren Kelas I sebanyak 25 anak. Santri Pondok Pesantren Kelas II sebanyak 38 anak. Santri Pondok Pesantren Kelas III sebanyak 20 anak. Santri Pondok Pesantren Kelas IV sebanyak 31 anak. Santri Pondok Pesantren Kelas V sebanyak 23 anak. Santri Pondok Pesantren Kelas VI sebanyak 35 anak12. E. Tujuan Pondok Pesantren Pondok Pesantren bertujuan untuk menyelenggarakan pendidikan, baik pendidikan keagamaan maupun yang bersifat umum, dimana para peserta didik kami khususkan untuk Anak Yatim Piatu, Yatim Piatu dan Kaum Dhuafa. Mereka kami tamping dalam satu asrama, dan kepada mereka kami pondok Pesantren Daruttaubah dan pendidikan umum melalui Lembaga Pendidikan SMP Islam Terpadu Daruttaubah dan Sma Islam Daruttaubah. Meraka kami bebaskan dari seluruh biaya pendidikan (uang pangkal, iuran bulanan, dll), termasuk biaya pemondokan dan makan/minum mereka. Mereka juga kami bebaskan menggunakan sarana yang dimiliki oleh Pondok Pesantren13.
12 13
Ibid.h.14. Proposal Pondok Pesantren Daruttaubah, Bekasi, 2014
55
F.
Sumber Dana Pondok Pesantren Sampai saat ini Pondok Pesantren Daruttaubah belum mempunyai suatuusaha yang secara financial mampu memenuhi seluruh kebutuhan dana yang diperlukan untuk menunjang semua kegiatan. Untuk biaya opersional, selama ini kami memperolehdonator, baik perorangan maupun bantuan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah serta perusahaan swasta.
G.
Visi dan Misi Pondok Pesantren Adapun Visi dan Misi Pondok Pesantren Daruttaubah sebagai berikut: Visi : Menjadikan santri yang berprilaku islamu unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Misi : Menanamkan keyakinan kepada Allah SWT sebagai pencipta dan
kesuksekan
dapat
di
raih
dengan
usaha
untuk
meningkatkan imtaq dan iptek dengan minat dan bakat santri14.
14
Proposal Pondok Pesantren Daruttaubah, Bekasi, 2014
56
H.
Struktur Organisasi Pondok Pesantren KETUA YAYASAN H. Muhammad Yusuf NS
LEMBAGA PENDIDIKAN SMP IT DARUTTAUBAH SMA IT DARUTTAUBAH MADRASAH DINIYAH T.A
KEPALA PONDOK PESANTREN AHMAD JAZRI,S.Pd.I
DEWAN PENDIDIKAN H. BAMBANG KR DRS.SIGIT INDRIANTO.MM
H.M.KOMARUDDIN.SE. MS
PEMBINA ASRAMA PUTRA Ust.KHUMAEDI
TATA USAHA
PEMBINA ASRAMA PUTRI
KOORDINATOR ESKUL
WALI KELAS-1
WALI KELAS-4
Ustdz. HADI SIDIQ
Ustdz. MAHMUDI
WALI KELAS-2
WALI KELAS-5
Ustdzah.MASTUROH
Ustdzah. MUTHI’AH
WALI KELAS-3
WALI KELAS-6
Ustdz. ABDUL AZIZ
Ustdz. AHMADDASUIKI
PARA USTAD/ USTAJAH
SANTRI
BAB V HASIL PERTEMUAN DAN ANALISYS DATA A.
Wawancara tentang Kontrol Diri dan Kenakalan Remaja a. Pimpinan pondok pesantren Daruttaubah Remaja adalah masa-masa bertumbuhan perkembangan anak dari segala faktor, dari faktor lingkungan internal maupun eksternal. Dengan adanya kontrol diri itu penting di mana para santri bisa mengontrol dan menjaga dari hawa nafsu dari hal-hal negatif yang ingin dilakukannya secara spontan. “Tingkat kontrol diri di pesantren ini cukup tinggi karena para santri selalu dibekali dengan ilmu-ilmu agama kelak setelah mereka lulus dari pesantren para santri bisa menjadi remaja yang agamis”1. mereka akan tahu mana yang harus dilakukan maupun yang tidak harus
dilakukan,
penanganannya
itu
tergantung
kepada
tingkat
kenakalannya, apabila santri itu melanggar sesuai dengan katagori yang mereka langgar pasti sangsinya sesuai dengan yang mereka lakukan dan kami memiliki peraturan atau pedoman yang kami sebut itu “buku kuning, dimana isi dari buku kuning itu adalah peraturan-peraturan tata tertib agar santri dapat menaati peraturan yang sudah di tetapkan oleh pihak Yayasan2”.
1
Ahmad Jazri, kontrol diri dan kenakalan remaja, Bekasi, 2 Desember 2014 Ahmad Jazri, kontrol diri dan kenakalan remaja, Bekasi, 2 Desember 2014
2
57
58
b. Pada Santriwan dan Santriwati Pondok Pesantren Daruttaubah 1). Santriwan Pondok Pesantren Daruttaubah Kenakalan remaja di jaman sekarang sangat memperihatinkan karena banyak anak-anak yang belum mampu mengontrol keinginan yang mereka inginkan. “Dengan adanya mengontrol diri atau hawa nafsu para santri bisa menjaga dengan ada iman, akhlak yang baik dan santri di sini bisa menjaga keinginan-keinginan spontan dan menjauhi pergaulan-pergaulan yang buruk”3. Untuk mengontrol diri dari kenakalan remaja yang ada sangatlah penting, karena bisa mengenal kehidupan mana baik dan mana yang buruk. bila ada santri atau teman saya yang ingin melakukan kenakalan di pondok, saya menegurnya dan memberikan saran kepada santri tersebut agar merubah kebiasaan buruknya. Kenakalan-kenakalan yang ada di sini biasanya tidak jauh dari santri yang pergi tanpa mengikuti
prosedur
dan
bertindak
semaunya
tapi
tidak
memikirkannya, dengan ada “tata tertib santri yang melakukan kenakalan akan diberikan sangsi seperti: dibotak, panggil orang tua atau saudara, dikenakan denda dan diskorsing4” jika adanya sangsi ini membuat para santri yang melakukan kenakalan bisa mendapatkan pelajaran bahwa yang dilakukannya tidak baik. 2). Santriwati Pondok Pesantren Daruttaubah sangat buruk, dikarenakan kurangnya perhatian peran orang tua atau saudaranya sehingga anak mudah terpengaruh dengan 3
M. Iqbal Firmansyah, kontrol diri dan kenakalan remaja, Bekasi, 3 Desember 2014 M. Iqbal Firmansyah, kontrol diri dan kenakalan remaja, Bekasi, 3 Desember 2014
4
59
pergaulan negatif.dengan adanya kontrol diri ini kami bisa “membatasi atau membentengi diri sendiri dari pelanggaran norma kehidupan agar tidak terbawa dengan mudah kepada hal yang negatif dengan cara mendekatkan diri yang Maha Kuasa, menyibukan diri dengan hal yang positif, membuat kegiatan yang bermanfaat agar kita bisa menjauhi hal yang negative5”. Bila ada santri yang melakukan kenakalan saya akan menegurnya dan menasehatinya agar tidak mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya adapun kenakalan-kenakalan yang ada di pondok ini seperti: tidak menjalankan peraturan yang ada, bolos di jam sekolah, kabur dari pondok tanpa ada izin dari yayasan dengan adanya tata tertib yang sudah berlaku di sini bila santri tersebut. melakukan kenakalan atau pelanggar santri akan dikena sangsi seperti: “diberikan peringatan bila di ulangin kedua kalinya di skor selama seminggu dan dipanggil orang tua atau saudaranya. Agar para santri di sini bisa menaati peraturan yang ada6”. B. Angket a. Persiapan Penelitian Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode angket yang disusun berdasarkan skala Likert. Angket yang digunakan terdiri dari dua bagian. Pertama skala Kontrol Diri, skala ini terdiri dari 60 butir pertanyaan. Skala ini terdiri dari 5
Patria Apriliani,kontrol diri dan kenakalan remaja, Bekasi, 4 Desember 2014 Patria Apriliani,kontrol diri dan kenakalan remaja, Bekasi, 4 Desember 2014
6
60
favorabel dan unfavorabel, dengan menggunakan empat kategori jawaban yaitu SS (Sangat setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju). Kedua skala Kenakalan Remaja, skala ini terdiri dari 60 butir pertanyaan. Skala ini terdiri dari favorabel dan unfavorabel, dengan menggunakan empat kategori jawaban yaitu SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai) dan STS (Sangat Tidak Sesuai). Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif, maka dalam favorabel (positif) skor bergerak dari 4 ke 1 kategori jawaban, sedangkan yang kedua, butir yang tergolong dalam unvaforabel (negatif) skor bergerak dari 1 ke 4 kategori jawaban. Setelah dilakukan persiapan alat penelitian, maka hal selanjutnya yang dilakukan adalah uji coba alat ukur, yang disebar kepada 25 orang responden Kontrol Diri dan Kenakalan Remaja yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian ini. Dari data yang telah terkumpul, selanjutnya diuji validitas dan reliabilitasnya. Dari hasil uji validitas terhadap 60 butir item dalam angket Kontrol Diri yang disebar kepada 25 orang responden, diperoleh 48 butir item yang valid pada taraf signifikan 5% (0.05;23) = 0.2653 dan tersisa 12 item yang tidak valid (gugur). Untuk hasil uji validitas terhadap 60 butir item dalam angket Kenakalan Remaja yang disebarkan kepada 25 orang responden diperoleh 33 butir item yang valid dengan taraf signifikan 5% (0.05;23) = 0.2653 dan tersisa 27 item yang tidak valid (gugur). b. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali. Pertama pengumpulan data yang dilakukan sebagai uji coba instrumen atau alat ukur penelitian data,
61
yang dilaksanakan pada 15 November 2014. Uji coba instrumen/alat ukur ini disebarkan kepada 25 orang responden Kontrol Diri dan Kenakalan Remaja, yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek penelitian. Penelitian kedua, dilakukan sebagai pengumpulan data setelah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas yang dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2014. Penelitian ini dikenakan kepada 60 orang atau 20% dari jumlah populasi. c. Deskripsi Data Penelitian Deskripsi data penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang data yang terkumpul. Sesuai dengan variabel yang diteliti, maka deskripsi data dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu Kontrol Diri dan Kenakalan Remaja. Data tersebut merupakan kuantifikasi jawaban responden terhadap angket yang disebar. Angka-angka disajikan dalam bentuk distribusi yang disertai grafik dalam bentuk histogram. 1. Kontrol Diri Tabel 6 Hasil output deskripsi kontrol diri N
Statistics KONTROLDIRI Valid Missing
Mean Std. Error of Mean
60 0 159,4333 1,69152
Median
160,5000
Mode
157,00(a)
Std. Deviation
13,10242
Variance Range
171,673 73,00
Minimum
117,00
Maximum
190,00
Sum
a Multiple modes exist. The smallest value is shown
9566,00
62
Tabel 7 Distribusi Frekuensi Kontrol Diri No
Interval Kelas
Batas Kelas
1 2 3 4 5 6 7
117 – 127 128 – 138 139 – 149 150 – 160 161 – 171 172 – 182 183 – 193 Total
116.5 – 127.5 127.5 – 138.5 138.5 – 149.5 149.5 – 160.5 160.5 – 171.5 171.5 – 182.5 182.5 – 193.5
Frekuensi Absolut 3 1 2 24 24 5 1 60
Frekuensi Relatif (%) 5% 1,5 % 3,5 % 40 % 40 % 8,5 % 1,5 % 100
Frekuensi Komulatif (%) 5% 6,5 % 10 % 50 % 90 % 98,5 % 100 % 100
Grafik 1 Distribusi Frekuensi Kontrol Diri
25 20 15 10 5 0
117-127
128-138
139-149
150-160
161-171
172-182
183-193
Tabel 8 Kategorisasi Kontrol Diri Subjek Rendah Santri
0 orang (0%)
Kontrol Diri Sedang 6 orang (10%)
Tinggi 54 orang (90%)
Dari tabel diatas, diketahui bahwa tidak terdapat (0) orang responden yang memiliki kategorisasi rendah, (6) orang responden yang memiliki kategorisasi sedang dan (54) orang responden yang memiliki kategorisasi tinggi.
63
2. Kenakalan Remaja Table 9 Hasil output deskripsi kenakalan remaja Statistics KENAKALANREMAJA N Valid
60
Missing
0
Mean
68,7667
Std. Error of Mean
1,38359
Median
69,0000
Mode
60,00
Std. Deviation
10,71727
Variance
114,860
Range
50,00
Minimum
42,00
Maximum
92,00
Sum
4126,00
a Multiple modes exist. The smallest value is shown
Tabel 10 Distribusi Frekuensi Kenakalan Remaja No 1 2 3 4 5 6 7
Interval Kelas 42 – 49 50 – 57 58 – 65 66 – 73 74 – 81 82 – 89 90 – 97 Total
Batas Kelas 41.5 – 49.5 49.5 – 57.5 57.5 – 65.5 65.5 – 73.5 73.5 – 81.5 81.5 – 89.5 89.5 – 97.5
Frekuensi Absolut 1 7 15 16 13 7 1 60
Frekuensi Relatif (%) 1,5 % 12 % 25 % 26,5 % 21,5 % 12 % 1,5 % 100
Frekuensi Komulatif (%) 1,5 % 13,5 % 38,5 % 65 % 86,5 % 98,5 % 100 % 100
Tabel 11 Kategorisasi Kenakalan Remaja Kenakalan Remaja
Subjek Santri
Rendah 18 orang (30%)
Sedang 42 orang (70%)
Tinggi 0 orang (0%)
64
Dari tabel diatas, diketahui bahwa (18) orang responden yang memiliki kategorisasi rendah, (42) orang responden yang memiliki kategorisasi sedang dan tidak terdapat (0) orang responden yang memiliki kategorisasi tinggi Grafik 2 Distribusi Frekuensi Kenakalan Remaja 20 15 10 5 0 42-49 C.
50-57
58-65
66-73
74-81
82-89
90-97
Pembahasan supaya analisa data yang dilakukan tidak menyimpang dari kebenaran, maka syarat-syarat berikut perlu dipenuhi : 1. Sampel yang digunakan dalam penyelidikan harus sampel yang diambil secara random dari populasi. 2. Bentuk distribusi variabel x dan variabel y dalam populasi adalah atau mendekati distribusi normal. 3. Hubungan antara variabel x dan variabel y merupakan hubungan garis lurus atau hubungan linier. Jika syarat-syarat tersebut telah terpenuhi, maka data dalam penelitian ini
menunjukkan data statistik parametrik. Berarti koefisien korelasi Product Moment dapat dipergunakan untuk menganalisa data.
65
a.
Uji Normalitas Pengujian
normalitas
bertujuan
untuk
menguji
apakah
populasi
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas ini akan dilakukan dengan menggunakan kertas peluang normal. Kelompok data yang akan diuji normalitasnya dengan kertas peluang normal perlu disusun terlebih dahulu ke dalam tabel distribusi kurang dari.7 Adapun tabel distribusi frekuensi kurang dari variabel Kontrol Diri adalah sebagai berikut : Tabel 12 Distribusi Frekuensi Kurang Dari Kontrol Diri
Kurang Dari Kurang Dari 127.5 Kurang Dari 138.5 Kurang Dari 149.5 Kurang Dari 160.5 Kurang Dari 171.5 Kurang Dari 182.5 Kurang Dari 193.5
Frekuensi Kumulatif 3 1 2 24 24 5 1
Frekuensi (%) 5% 6,5 % 10 % 50 % 90 % 98,5 % 100 %
Hasil dari f (%) distribusi frekuensi Kontrol Diri diatas, kemudian dimasukkan dalam kertas peluang normal. Ternyata pada kertas peluang normal menunjukkan titik-titik yang saling berhubungan dan membentuk garis lurus. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok data Kontrol Diri dari 60 orang responden itu terdistribusi dengan normal. Oleh karena itu statistik parametrik dapat digunakan untuk menganalisis data tersebut.
7
Prof.Dr.Sugiyono, metode penelitian (Bandung: Alfabeta, 2014)h.271
66
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik 3
Grafik Normalitas Kontrol Diri 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Uji Normalitas Kontrol Diri
µ
= jumlah skor+1 x jumlah yang valid 2
Jumlah Skor
= (SS+S+TS+STS) = 4
Jumlah Valid
= 48
µ
= 4+1 x 48 = 120 2
Nilai Maksimum
= jumlah skor tertinggi X jumlah yang valid = 4 X 48 = 192
Nilai Minimum
= jumlah skor terendah X jumlah yang valid = 1 X 48 = 48
Range
= Nilai Maksimum – minimum = 192 – 48 = 144
67
= 144 = 29
S
4+1
N
= 60
Tinggi
= x ≥ (µ+S) = x ≥ 120 + 29 = x >149
Sedang
= (µ-S) ≤ x ≤ (µ+S) = 91 ≤ x< 149
Rendah
= x ≤ (µ-S) = x ≤ 91
Grafik 4 Grafik Mean Kontrol Diri Mean 159,43
Skor Minimum (48)
Kategori Rendah (≤ 91)
Mean Teoritas (120)
Kategori Tinggi (≥149)
Skor Maksimum (192)
mempunyai Mean 159,43 berada pada kategori tinggi. Tabel distribusi frekuensi kurang dari variabel Kenakalan Remaja adalah sebagai berikut : Tabel 13 Distribusi Frekuensi Kurang Dari Kenakalan Remaja Kurang Dari Kurang Dari 49.5 Kurang Dari 57.5 Kurang Dari 65.5 Kurang Dari 73.5 Kurang Dari 81.5 Kurang Dari 89.5 Kurang Dari 97.5
Frekuensi Kumulatif 1 7 15 16 13 7 1
Frekuensi (%) 1,5 % 13,5 % 38,5 % 65 % 86,5 % 98,5 % 100 %
68
Hasil dari f (%) distribusi frekuensi Kenakalan remajadiatas, kemudian dimasukkan dalam kertas peluang normal. Ternyata pada kertas peluang normal menunjukkan titik-titik yang saling berhubungan dan membentuk garis lurus. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok data Kenakalan Remaja dari 60 orang responden itu terdistribusi dengan normal. Oleh karena itu statistik parametrik dapat digunakan untuk menganalisis data tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut ini : Grafik 5
Grafik Normalitas Kenakalan Remaja 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Uji Normalitas Kenakalan Remaja µ
= jumlah skor+1 x jumlah yang valid 2
Jumlah Skor
= (SS+S+TS+STS) = 4
Jumlah Valid
= 33
69
= 4+1 x 33 = 82,5
µ
2
Nilai Maksimum
= jumlah skor tertinggi X jumlah yang valid = 4 X 33 = 1
Nilai Minimum
= jumlah skor terendah X jumlah yang valid = 1 X 33 = 33
Range
= Nilai Maksimum – minimum = 132 – 33 = 99
S
= 99 = 29 4+1
N
= 60
Tinggi
= x ≥ (µ+S) = x ≥ 82,5 + 20 = 102,5
Sedang
= (µ-S) ≤ x ≤ (µ+S) = 62,5 ≤ x 102,5
Rendah
= x ≤ (µ-S) = x ≤ 62,5
Grafik 6 Grafik Mean Kenakalan Remaja Mean 68,76
Skor
Kategori
Mean
Kategori
Skor
Minimum
Rendah
Teoritas
Tinggi
Maksimum
(33)
(≤ 62,5)
(82,5)
(≥102,5)
(132)
70
Berdasarkan uji normalitas Kenakalan Remaja, maka variabel Kenakalan Remaja mempunyai Mean 68,76 berada pada kategori rendah. b. Uji Linieritas Tabel 14 Hasil Output lineieritas ANOVA(b)
Model 1
Regression
Sum of Squares 1,634
Residual Total
Df 1
Mean Square 1,634
6560,699
58
113,115
6562,333
59
F ,014
Sig. ,905(a)
a Predictors: (Constant), KONTROLDIRI b Dependent Variable: KENAKALANREMAJA
Hasil uji lineritas hubungan Kontrol Diri dengan Kenakalan Remaja diperoleh F sebesar 0.014 dengan probabilitas (Sig) (0.905) > α (0.05). Adapun untuk mengetahui lineritas, pengambilan keputusan dapat dilakukan sebagai berikut : a. Jika F hitung > F tabel, maka model linier Y = a + b X, sudah tepat dan dapat dipergunakan b. Jika probabilitas > 0.05, maka model linier Y = a + b X ditolak c. Jika probabilitas (Sig) < 0.05, maka model linier Y = a + b X diterima dan dapat dipergunakan Karena F hitung (0.014) < F tabel (4.00) dan probabilitas (Sig) (0.905) > α (0.05), maka dapat disimpulkan bahwa model linier Y = a + b X ditolak, berarti data menunjukkan garis tidak lurus (terbalik).
71
c. Analisa Data Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dengan bantuan komputer program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.00 for windows, maka dapat ditarik kesimpulan sehubungan dengan hipotesis yang diajukan. Dari hasil perhitungan korelasi Product Moment antara variabel Kontrol Diri dengan Kenakalan Remaja diperoleh koefisien korelasi r xy = 0.016, artinya antara variabel Kontrol Diri dengan Kenakalan Remaja terdapat korelasi yang lemah (sehingga dianggap tidak ada hubungan). Tabel 15 Hasil Output correlations Correlations
KONTROLDIRI KONTROLDIRI
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed)
,905
N KENAKALANREMAJA
KENAKALAN REMAJA ,016
60
60
Pearson Correlation
,016
1
Sig. (2-tailed)
,905
N
60
60
Tabel 16 Interpretasi Angka Indeks Product Moment Besarnya ‘r’ Product Moment 0.00 – 0.20
0.20 – 0.40 0.40 – 0.70 0.70 – 0.90 0.90 – 1.00
Interpretasi Antara variabel x dan y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi ini dianggap lemah atau rendah sehingga korelasi ini diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel x dan y) Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang lemah atau rendah Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang sedang atau cukup Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang sangat kuat dan tinggi
72
Selanjutnya, setelah dilakukan uji korelasi Product Moment, maka langkah selanjutnya adalah menguji signifikasi koefisien korelasi dengan menggunakana uji-t atau uji hipotesis.pengambilan keputusan yang dilakukan untuk uji signifikasi korelasi adalah, jika T hitung > T tabel, maka Ho ditolak. Dari hasil pengolahan data, untuk uji signifikasi korelasi antara variabel Kontrol Diri dan Kenakalan Remaja diperoleh T hitung (0.121) < dari T tabel (1.671), maka Ho ditolak, artinya bahwa ada hubungan yang lemah (sehingga dianggap tidak ada hubungan) antara Kontrol Diri dengan Kenakalan Remaja. tingkat penentu variabel terikat (y) dapat dijelaskan oleh variabel bebas (x) dengan regresi linier y atas x digunakan analisis koefisien determinan. Dari hasil pengolahan data variabel Kontrol Diri dengan Kenakalan Remaja diperoleh koefisien determinan sebesar 0.026%, artinya variabel Kontrol Diri menyumbang 0.026% untuk variabel Kenakalan Remaja, selebihnya 99,974% dipengaruhi oleh faktor lain yang memberikan pengaruh besar terhadap Kontrol Diri. Dari hipotesis yang diajukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa : variabel Kontrol Diri dengan Kenakalan Remaja terdapat hubungan yang lemah (Ho diterima dan Ha ditolak). D.
Observasi Dari hasil pengolahan data, diperoleh hasil penelitian yaitu koefisien korelasi antara variabel Kontrol Diri dengan Kenakalan Remaja sebesar 0.016. Untuk uji signifikasi korelasi antara variabel Kontrol Diri dengan Kenakalan Remaja diperoleh T hitung (0.121) < dari T tabel (1.671)dengan probabilitas (0.905) > α (0.05), maka Ha ditolak, artinya bahwa ada hubungan yang lemah
73
(sehingga dianggap tidak ada hubungan) antara Kontrol Diri dengan Kenakalan Remaja. Hasil yang menunjukkan adanya hubungan yang lemah antara variabel Kontrol Diri dengan Kenakalan Remaja di mungkinkan oleh beberapa sebab: Variabel Kenakalan Kontorl Diri maupun Kenakalan Remaja adalah variabel yang terikat dengan aspek moral, etika dan akhlak, sehingga jawaban yang diberikan oleh subyek penelitian akan cenderung mengikuti harapan sosial dan tidak mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Selain itu santri pondok pesantren sebagai subyek penelitian terikat oleh aturan pondok pesantren yang akan menindak tegas Santriwan dan Santriwatinya yang terlibat aksi kenakalan remaja.
BAB VI PENUTUP A. Simpulan Penelitian ini tentang
hubungan control diri dengan kenakalan pada
remaja santri di Pondok Pesanten Harapan Jaya Bekasi Utara selesai dilakukan peneliti. Maka dari itu kesimpulannya adalah sebagai berikut : 1. Mean untuk Kontrol Diri 159,43 Santri Pondok Pesantren Daruttaubah Harapan Jaya Bekasi Utara berada pada kategori rata-rata tinggi. 2. Mean untuk Kenakalan Remaja 68,76. Pondok Pesantren Daruttaubah Bekasi Utara berada pada kategori rata-rata rendah. 3. Jadi Hubungan Kontrol Diri dengan Kenakalan pada Remaja Santri di Pondok Pesantren Daruttaubah Harapan Jaya Bekasi Utara memiliki korelasi yang lemah (sehingga dianggap tidak ada hubungannya). B. Saran 1. Saran Teoritis Penelitian akan lebih berarti jika di lakukan pada lingkungan yang Kontrol Diri nya rendah. 2. Saran Praktis a. Bagi santri, agar dapat meningkatkan kontrol dirinya dan terhadap kenakalan remaja saat ini, sehingga santri tidak terjerumus dalam hal-hal yang negatif pada dirinya.
74
75
b. Untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT agar bisa menahan diri dari nafsu keinginan secara spontan yang akan dilakukannya. c. Untuk pihak Yayasan, lembaga agama, keluarga dan masyarakat umum supaya dapat membantu, memimbing dan menjaga remajaremaja agar terhindar dari hal-hal yang berbau kenakalan remaja.
Daftar Pustaka Aat, S dan sahrani, S. Peranan pendidikan agama islam dalam mencegah kenakalan remaja (juvenile delinquency). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008. Ali, Mohammad. Psikologi Remaja. Jakarta : PT Bumi Aksara. 2009. Arikunto, Suharsimi. Metodologi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara, 2006. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rienika Cipta,1997. Azwar, S. Sikap Manusia: Sikap dan Pengukuranny. Yogyakarta: Liberty, 1995. Azwar, Syarifuddin. Validitas dan Reliabilitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1997. Didi, Celerous. “Psikologi.” Artikel ini diakses pada 21 April 2013. dari http://psi-didicelerous.blogspot.com/ Fajriawan sutana, aspek akhlak, control diri Artikel ini diakses pada 24 Agustus 2013. Dari http://sutansa-4.blogspot.com/2013/08/kelas-x-aspekakhlak-1-kontrol-diri 24.html. Gerungan, W.A. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama, 2002. Goleman. 1999 . Pengaruh kontrol diri dan dukungan sosial terhadap kenakalan remaja siswa smk puspita bangsa ciputat (skripsi) universitas islam negri syarif hidayatullah jakarta. Gunarsa, Singgih Dirga. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Gunung Mulia, 1988. Honesman, A. 2010. Hubungan self esteem dan self control dengan kecemburuan kedapa pasangan. (skrispi) fakultas psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Kartono, K. Patalogi Sosial, Kenakalan Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003. Kartono, K. Kenakalan remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003. Niamul, Huda. “Pengertian Santri.” Artikel ini diakses pada 16 January 2012. dari http://pengertianpengertian.blogspot.com/2012/01/pengertiansantri.html. Sudarsono. Kenakalan remaja: Prevensi, rehabilitasi, dan resosialisasi. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya, 2004.
76
77
Sugiyono. metodologi penelitian. Bandung: Alfabeta, 2014.
Sarwono, S. Psikologi remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001. Santrock, J. W. Life Span Development, Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga, 2002. W, Gulo. Metodologi Penelitian, Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002.
BLUE PRINT KONTROL DIRI DAN KENAKALAN REMAJA a. Blue Print Kontrol Diri NO 1
2
3
DIMENSI
INDIKATOR
ITEM
JML
Favorabel Kontrol perilaku kemampuan mengatur potensi 1,2,8,21,31,38,40 (behavior control) pada diri individu,kemampuan 41,52 mengatur pelaksana dan mengatur individu
Unfavorabel 4,5,15,19,20
Kontrol kognitif (Cognitive control)
9,10,24,25,33,34 36,51
Mengontrol Keputusan (Decesional control)
kemampuan menilai dan menafsirkan informasi, kemampuan individu mengelola pikirian dari segi positif dan subjektif
3,12,13,16,17,22,23 26,42,43,47
individu mengambil tindakan yang sesuai pilihannya , menentukan pilihan, kesempatan, kebebasan.
6,11,18,27,28,32,35 37,45,46,49,50,53 54,55,56,57,58,59
14
19 7,14,29,30, 39,44,48,60
39
JUMLAH
27
21
60
b. Blue Print Kenakalan Remaja NO
DIMENSI
INDIKATOR
1
Tindakan yang tidak dapat diterima lingkungan sosial
Berbohong,Me mbolos ,Kabur
Tindakan pelanggaran hukum
Mencuri, berkelahi ,merugikan orang lain
2
3
JUMLAH
ITEM Favorabel Unfavorabel 6,8,9,14,16,20,23,25,26 31,32,33,34,36, 38,43 27,39,40,42,58,37 50,54, 5,10,11,15,56 55,57 17,18,19,21,22,28,30,48 3,7,12,45,47
22
1,2,4,13,24,29,35,41,44 46,49,51,52,53,59,60
38
JML
39
21
60
BLUE PRINT SETELAH UJI COBA KONTROL DIRI DAN KENAKALAN REMAJA a. Kontrol Diri NO 1
2
3
DIMENSI
ITEM Favorabel Unfavorabel Kontrol perilaku kemampuan mengatur potensi 1,2,31,38,40 4,5,15,20 (behavior control) pada diri individu,kemampuan 41,52 mengatur pelaksana dan mengatur individu Kontrol kognitif (Cognitive control)
Mengontrol Keputusan (Decesional control)
INDIKATOR
kemampuan menilai dan menafsirkan informasi, kemampuan individu mengelola pikirian dari segi positif dan subjektif
3,12,13,16,17,23 26,42,43,47
individu mengambil tindakan yang sesuai pilihannya , menentukan pilihan, kesempatan, kebebasan.
6,11,18,32,35 37,45,46,49,53 55,56,57,58,59
11
9,10,33,34 36,51 15
32
JUMLAH
JML
7,14,29,30, 39,44,48,60 22
17
48
b. Kenakalan Remaja
NO 1
2
3
DIMENSI
INDIKATOR
Favorabel Kontrol perilaku kemampuan mengatur potensi 1,2,31,38,40 (behavior control) pada diri individu,kemampuan 41,52 mengatur pelaksana dan mengatur individu Kontrol kognitif (Cognitive control)
Mengontrol Keputusan (Decesional control) JUMLAH
kemampuan menilai dan menafsirkan informasi, kemampuan individu mengelola pikirian dari segi positif dan subjektif
3,12,13,16,17,23 26,42,43,47
individu mengambil tindakan yang sesuai pilihannya , menentukan pilihan, kesempatan, kebebasan.
6,11,18,32,35 37,45,46,49,53 55,56,57,58,59
ITEM Unfavorabel 4,5,15,20
JML
11
9,10,33,34 36,51 15
32
7,14,29,30, 39,44,48,60 22
17
48
SURAT PERMOHONAN Assalamualaikum Wr. Wb. Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT semoga saudara/i selaluberada dalam lindungan dan maghfirah-Nya. Amin.
Dengan ini saya bermaksud memberikan kuesioner kepada saudara/i dengan tujuan penelitian skripsi. Saya harap saudara/i berkenan meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur dan tanpa paksaan.
Adapun manfaat dari pemberian kuesioner ini adalah untuk mengetahui apakah ada Hubungan Kontrol Diri dengan Kenakalan pada Remaja Santri di Pondok Pesantren Daruttaubah Harapan Jaya Bekasi Utara Sekaligus sebagai pengembangan disiplin ilmu pengetahuan dan menambah wawasan peneliti khususnya dan responden pada umumnya.
Demikian surat permohonan ini saya buat, atas perhatian dan kerjasama saudara/i saya ucapkan terimakasih. Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bekasi, 15 November 2014 Muhamad Islam Sulaiman
KUESIONER UJI COBA HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN KENAKALAN PADA REMAJA SANTRI PONDOK PESANTREN DARUTTAUBAH HARAPAN JAYA BEKASI UTARA
Responden Yth, Angket ini diajukan oleh peneliti yang saat ini sedang melakukan penelitian mengenai hubungan kontrol diri dengan kenakalan remaja pada santri di pondok pesantren daruttaubah harapan jaya bekasi utara
Demi
tercapainya hasil yang diinginkan, dimohon kesediaan adik - adik untuk berpartisipasi dengan mengisi
angket ini secara lengkap. Perlu saya
informasikan bahwa tidak ada yang dinilai benar atau salah, pilih sesuai dengan apa yang anda ketahui atau rasakan . Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih atas perkenan adik - adik berpartisipasi dalam survey ini. NAMA : KELAS
:
Berikan tanda ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda Keterangan STS
: Sangat Ttidak Setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak Setuju
SS
: Sangat Setuju
a. Kontrol Diri NO PERTANYAAN 1 Ustad/ustajah sering mengarahkan kepada saya 2 Peran orang tua atau sodara sangat penting dalam perkembangan sosial saya 3 Saya dan teman-teman saling mengingatkan jika ada tugas pondok 4 Saya jarang memperhatikan teman saat memiliki masalah 5 Saya cenderung memikirkan diri sendiri tanpa memperdulikan orang lain 6 Saya dapat menahan sifat egois saya 7 Saya mengikuti kehendak dan cara teman dalam mengerjakan tugas 8 Saya tidak pernah bertengkar dengan teman 9 Saya dan teman-teman tidak saling percaya 10 Menurut saya curhat kepada teman tidak terlalu membantu 11 Saya masih malu membicarakan masalah pribadi pada teman 12 Aku adalah orang sabar 13 Aku selalu berfikiran positif jika teman menghina saya 14 Saya kurang mampu mengontrol emosi jika sedang marah 15 Sifat pemarah adalah masalah terbesar saya dalam berteman 16 Saya adalah orang tidak pernah menghina orang lain 17 Saya yakin teman-teman menyukai saya 18 Saya rela membantu oang lain jika sedang memiliki masalah 19 Saya berani membohongi teman saya 20 Tidak sulit bagi saya mencari musuh 21 Saya adalah orang yang sangat menyanyangi teman 22 Bagi saya kejujuran dalam persahabatan sangat penting 23 Permasalah bagi saya adalah proses pendewasaan 24 Saya kurang mampu mengontrol emosi jika marah 25 Saya kurang mendekatkan diri pada tuhan ketika memiliki masalah 26 Permasalahan mendekatkan saya kepada teman untuk curhat 27 Saya akan bercerita pada ustad/ustajah tentang
STS
TS
S
SS
28 29 30 31
32
33 34
35
36
37
38 39 40
41 42 43
44
45 46
masalah yang saya hadapi Jika marah lebih baik diem Saya tidak mampu bersikap berani Orang tua/sodara membebaskan semua keinginan saya meskipun itu negative Bila saya merasa bosan dengan keadaan pondok saya mencoba mencari perkerjaan yang membuat saya senang
Ketika harus melakukan yang mencemaskan, saya mencoba membayangkan bagaimana saya mengatasi kecemasan saya sambil mengerjakan pekerjaan tersebut. Saya sering berfikiran negative terhadap teman saya Saya biasanya menemukan kesulitan mengatasi perasaan-perasaan tegang tanpa bantuan dari orang lain. Ketika saya merasa depresi, saya mencoba memikirkan kejadian kejadian yang menyenangkan. Saya tidak dapat menghindari berpikir tentang kesalahan kesalahan yang pernah saya perbuat pada masa lalu. Ketika saya menghadapi masalah yang sulit, saya mencoba mengatasinya dengan cara-cara sistematik. Saya selalu mengerjakan perkerjaan rumah tepat waktu Ketika saya menghadapi sesuatu keputusan yang sulit, saya memilih menunda keputusan itu Ketika saya menghadapi kesulitan berkonsentrasi membaca, saya mencari cara cara untuk meningkatkan konsentrasi saya. Ketika membuat rencana untuk kegiatan pondok, saya mengerjakan seorang diri. Saya selalu berfikiran positif terhadap teman saya Bila suatu pikiran yang tidak menyenangkan menggangu, saya mencoba memikirkan sesuatu yang menyenangkan. Jika saya merasa jenuh soal pelajaran pondok,saya akan mencari kegiatan yang membuat saya merasa senang Bila saya tidak semangat menjalani hari-hari saya, saya mencoba menjalaninya dengan semangat Jika saya memiliki rasa nervous, saya mencoba
47 48
49 50 51 52
53 54 55
56 57 58 59
60
menghilangkan rasa nervous Ketika merasa depresi, saya memcoba untuk menyibukkan diri dengan hal hal yang saya sukai. Saya cenderung menunda pekerjaan rumah yang tidak menyenangkan, meskipun sebenarnyaa saya dapat menyelesaikannya secara cepat. Saya membutuhkan support teman saya untuk menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk saya. Ketika merasa tidak betah di pondok saya mencari kegiatan yg positif Saya sangat sulit untuk bergaul dengan temanteman saya. Yang utama bagi saya adalah mengerjakan pekerjaan pekerjaan yang harus saya lakukan, dan kemudian baru mulai melakukan hal yang menyenangkan bagi diri saya. Saya akan diam bila teman saya menhina saya Harga diri saya akan bertambah bila saya berhasil mengatasi suatu kebiasaan buruk saya. Untuk mengatasi perasaan buruk yang menyertai kegagalan, saya selalu mengatakan pada diri saya untuk merubahnya. Ketika teman saya mengajak saya kepada keburukan saya berkata Tidak!!! Ketika saya sangat marah pada seseorang, saya mempertimbangkan tindakan saya secara hati-hati. Saya akan mengulangi lagi bila saya gagal Biasanya saya melakukan hal hal yang betul betul saya sukai, walaupun ada hal hal yang lebih penting untuk dikerjakan. Ketika saya terlambat datang kekelas saya selalu bersikap tenang
a. Kenakalan Remaja
NO PERTANYAAN 1 Saya sengaja merusak barang milik orang lain. 2 Saya suka mengganggu lawan jenis untuk sekedar iseng. 3 Apa bila dimarahi ustad/ustajah saya diam saja. 4 Saya merokok didalam kamar mandi pondok. 5 Saya sering bolos ketika jam pondok berlangsung
STS
TS
S
SS
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
18
19 20 21 22 23 24 25 26
27 28
29
Saya menyapa apabila bertemu dengan ustad dan ustazah di pondok. Apabila melewati jalan raya, saya menaati ramburambu lalu lintas. Saya membuat surat ijin jika tidak masuk pondok Saya minta ijin kepada kepala pondok, jika meninggalkan pondok. Apabila ada masalah, saya pergi dari pondok tanpa pamit. Dalam mengerjakan soal-soal ulangan, saya berusaha untuk menyontek. Saya menegur temanyang mencoret coret tembok ruang belajar. Saya ikut dalam perkelahian antar teman Saya senang membaca Al-quran dan hadist Apabila pergi ke pondok, saya tidak membawa peralatan pondok. Pada waktu ustad/ustazah mengajar, saya mendengarkan pelajaran yang diberikan. Apabila berada di dalam kelas, saya berteriak dan berkomentar pada waktu ustad/ustazah menerangkan. Saya memberi tahu teman, jawaban dari pertanyaan yang diajukan ustad/ustazah dalam pelajaran. Jika pelajaran sedang berlangsung, saya suka bicara dengan teman sebangku. Saya mengerjakan setiap pekerjaan rumah yang diberikan ustad/ustazah Saya berbicara kepada orang lain dengan memakimaki. Saya senang tampil beda, jika sedang berada di depan orang banyak. Saya tidak suka bergaul dengan teman yang suka mengadu domba. pabila berbicara dengan orang lain, saya suka membuat keributan. Saya bersikap sopan santun kepada orang yang usianya lebih tua dari saya. Apabila ada pekerjaan kelompok, saya membantu teman dahulu baru kemudian menyelesaikan kepunyaan sendiri. Saya menghargai apapun hasil karya orang lain. Saya tidak pernah menghiraukan, apabila ada orang yang menegur tentang sikap dan prilaku saya. Saya sengaja merusak taman halaman pondok
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Saya sering meninggalkan solat berjamaah Saya orang yang mudah marah. Saya tidak suka di atur. Saya tidak suka berada di lingkungan baru Saya tidak betah di pondok. Kadang saya ingin membalaskan rasa dendam saya dengan cara lebih kejam. Saya tidak menyukai kerja kelompok. Saya tidak begitu menyukai teman yang tidak sopan. Saya tidak peduli dengan kesulitan yang dialami teman saya. Saya mampu mengendalikan diri saya dalam segala hal. Saya mengingatkan teman saya bila merusak fasilitas pondok Merokok membuat saya tenang bila ada masalah Saya senang solat berjamaah. Bila ada kegiatan muhadoroh saya selalu mengumpat dikamar. saya suka meminjam pulpen saya tanpa izin. saya mengingatkan teman saya bila teman saya sedang berdua dengan lawan jenis. Saya pernah menonton blue flim. Saya adalah orang yang taat peraturan. saya suka membuka rok santri putrid walaupun sekedar iseng. Saya suka mengumpat bila ada hapalan al quran. Dengan berkelahi hasrat marah saya tersalurkan Saya jarang solat berjamaah Saya ikut-ikutan teman saya sedang mencoretcoret dinding ruang belajar Menyontek hal biasa buat saya. Saya jarang menghargai pendapat teman saya sendiri. Saya menghargai pendapat teman saya sendiri saya suka menggangu apabila teman sedang belajar saya akan menengur bila guru mengajar sikap negatif saya merasa senang bila teman mengajak solat berjamaah saya suka merokok sembunyi-sembunyi pada jam istirahat saya senang melihat teman saya berkelahi.
KUESIONER SETELAH UJI COBA HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN KENAKALAN PADA REMAJA SANTRI PONDOK PESANTREN DARUTTAUBAH HARAPAN JAYA BEKASI UTARA
Responden Yth, Angket ini diajukan oleh peneliti yang saat ini sedang melakukan penelitian mengenai hubungan kontrol diri dengan kenakalan remaja pada santri di pondok pesantren daruttaubah harapan jaya bekasi utara
Demi
tercapainya hasil yang diinginkan, dimohon kesediaan adik - adik untuk berpartisipasi dengan mengisi
angket ini secara lengkap. Perlu saya
informasikan bahwa tidak ada yang dinilai benar atau salah, pilih sesuai dengan apa yang anda ketahui atau rasakan . Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih atas perkenan adik - adik berpartisipasi dalam survey ini. NAMA : KELAS
:
Berikan tanda ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda Keterangan STS
: Sangat Ttidak Setuju
S
: Setuju
TS
: Tidak Setuju
SS
: Sangat Setuju
a. Kontrol Diri NO PERTANYAAN 1 Jika saya berbuat kesalahan langsung meminta maaf 2 Tepat waktu dalam mengerjakan tugas sudah prinsip saya 3 Saya mampu memecahkan masalah pribadi saya 4 Saya males mengerjakan tugas setalah dimarahin guru 5 Saya terus larut dalam kesedihan dan kegagalan bila melakkan kesalahan 6 Saya tidak yakin dapat menyelesaikan masalah yang saya hadapi 7 Saya berusaha menyelesaikan satu tugas sebelum tugas yang baru dating 8 Hati saya tetap tegar dalam saat menghadapai banyak masalah 9 Jika ada masalah saya tetap berusaha untuk menyelesaikannya 10 Saya lebih berhati-hati dan focus dalam mengerjakan tugas yang sulit 11 Saya tetap mengambil manfaat dari apa yang telah saya lakukan 12 Ketika ada masalah di pondok pesantren saya lebih baik menyendiri di dalam asrama 13 Saya langsung mengumpulkan tugas tanpa mengeroksi 14 Kegagalan tidak menghambat saya untuk berhasil di masa depan 15 Saya pantang menyerah sebelum berusaha semaksimal mungkin 16 Saya kurang yakin bias sukses seperti temanteman saya 17 Saya masih harus banyak belajar untuk mengurangi kesalahan saya dalam menyelesaikan tugas 18 Saya tidak berani mengakui kesalahan 19 Saya mengambil keputusan sendiri tanpa dipengaruhi orang lain 20 Kegagalan tidak akan dapat membuat saya putus asa 21 Saya merasa lebih nyaman bila melakukan sesuatu hal sendiri 22 Saya menuruti semua nasehat teman-teman saya
STS
SS
S
TS
23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
Saya tidak suka di atur Saya tetap memberikan pendapatku, walaupun berbeda pikiran Saya memutuskan jalan hidup saya tanpa harus selalu mengikuti teman saya Saya senang menampilkan diri saya apa adanya Saya selalu berterus terang saat di mintai pendapat oleh teman-temanku saya bisa menyelesaikan masalah saya sendiri tanpa bantuan orang lain Saya berfikir setiap ada permasalahan pasti ada jalan keluarnya Saya pikir tidak semua permasalahan harus diselesaikan Saya selalu optimis bila ada masalah datang Kegagal bukan akhir dari semuanya Berfikir sebelum bertindak Kekerasan tidak dapat menyelesaikan masalah saya selalu berfikir positif tentang apa yang dibicarakan teman saya Masalah itu sebaiknya diselesaikan daripada diabaikan Jika dihadapakan dengan masalah yang rumit maka saya lebih memilih untuk tidak memikirkannya Saya pesimis bisa menyelesaikan masalah saya Berfikir positif membuat saya tambah yakin Saya selalu meminta bantuan orang lain untuk menyelesaikan masalah saya Jika berwudhu hati saya merasa nyaman Jika mendengar lantunan ayat suci membuat saya tenang Kegagal awal dari kesuksesan Jika saya mendapatkan masalah saya selalu berserah diri kepada yang Maha Kuasa Masalah membuat saya lebih dewasa Masalah membuat saya hidup lebih bearti Saya selalu pesimis Saya selalu optimis
b. Kenakalan Remaja
NO PERTANYAAN 1 Saya tidak pernah menghiraukan, apabila ada orang yang menegur tentang sikap dan prilaku saya. 2 saya suka mengadu domba sesama teman 3 Berbohong hal biasa buat saya 4 Saya pernah meminum minuman yang memabukkan 5 Saya suka menolong orang yang sedang kesusahan 6 saya suka memakai pakaian milik teman saya tanpa izin 7 Saya suka membaca buku di perpustakaan 8 Bila saya kesal dengan teman saya, saya lansung memukulnya 9 Bila ada teman saya melakukan kesalahan, saya mencoba menegurnya 10 Saya suka membuat onar disaat sedang acara pondok 11 Saya saling menyapa sesama teman 12 Saya suka memakai sandal teman saya tanpa izin 13 Saya pernah mengendarai sepada motor tanpa mengunakan helm 14 Saya menegur teman saya, bila mengambil barang milik orang lain 15 Lebih baik berdiam diri daripada menyelesaikan masalah dengan kekerasan 16 Merasa aman ketika berbohong pada orang lain 17 Memalak uang orang lain 18 Meminum-minuman alcohol untuk menengankan pikiran 19 Mengolok-olok orang lain dengan perkata buruk 20 Keluyuran disaat jam pelajaran 21 Berkelahi dengan teman disaat mengalami konflik 22 Mengembalikan barang milik orang lain tepat waktu 23 Mengabaikan perintah orang tua atau saudara 24 Menganiaya atau melakakukan tindakan kekerasan pada orang lain 25 Diam ketika marah 26 Sulit menolak ketika diajak keburukan 27 Berduaan dengan lawan jenis hal yang wajar 28 Bila ada malasah mencoba kabur dari pondok 29 Memperintah junior sangat tidak wajar 30 Mengajarakan ade kelas yang baik 31 Saya suka membaca buku-buku pelarajan 32 Menjahili teman yang sedang tidur 33 Merusak gembok milik orang lain
STS
TS
S
SS
TABULASI UJI COBA HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN KENAKALAN PADA REMAJA SANTRI PONDOK PESANTREN DARUTTAUBAH HARAPAN JAYA BEKASI UTARA
a. Kontrol Diri No Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
4
4
4
4
3
3
4
4
4
2
3
2
4
2
4
4
2
4
3
4
2
2
3
3
2
2
3
4
3
4
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
5
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
6
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
7
4
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
2
4
3
2
2
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
8
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
4
4
4
4
3
9
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
10
4
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
2
2
2
2
3
3
3
3
3
11
4
3
3
4
3
3
4
2
4
4
3
3
1
4
3
3
4
3
2
3
4
4
4
3
4
3
4
1
4
12
4
4
4
2
3
2
4
2
4
4
2
4
3
4
2
2
3
3
2
2
3
4
3
4
3
4
4
3
3
13
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
4
4
4
4
3
14
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
4
2
4
15
3
3
3
2
3
2
4
2
4
4
2
4
3
4
2
2
3
3
2
2
3
4
3
4
3
4
4
3
3
16
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
2
3
4
3
4
3
3
4
3
4
4
3
1
4
3
3
4
17
3
3
4
4
4
3
3
4
3
3
4
3
2
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
1
1
4
18
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
19
4
3
4
1
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
2
1
4
4
4
4
4
4
3
20
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
4
2
21
4
4
4
2
3
2
4
2
4
4
2
4
3
4
2
2
3
3
2
2
3
4
3
4
3
4
3
3
4
22
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
23
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
24
3
3
3
2
3
2
4
2
4
4
2
4
3
4
2
2
3
3
2
2
3
4
3
4
3
4
3
3
3
25
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
2
3
4
3
4
3
3
4
3
4
4
3
1
4
3
3
3
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
2
3
4
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
2
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
3
2
3
4
3
3
4
3
4
4
4
4
3
1
4
4
3
4
4
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
2
3
3
3
4
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
2
2
3
3
3
4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
2
3
4
3
3
4
3
4
4
4
4
3
1
4
4
3
4
4
3
4
3
3
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
1
1
3
3
3
3
4
4
4
2
4
3
3
3
4
3
2
1
4
3
2
4
3
2
3
4
3
3
4
3
4
4
4
4
3
1
4
4
3
4
4
2
4
2
4
3
4
3
4
4
4
4
3
4
4
2
3
4
3
3
4
4
3
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
2
3
4
4
2
3
3
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
2
4
4
4
4
4
2
2
4
4
4
4
3
4
3
4
4
3
3
3
2
4
3
3
4
4
4
4
4
1
1
3
3
3
3
3
4
4
4
2
3
3
3
4
3
2
1
4
3
3
2
3
4
3
3
4
3
4
4
4
4
3
1
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
3
2
2
4
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
2
1
4
3
2
3
4
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
2
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
3
3
2
2
3
3
3
2
3
4
170
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
219
4
4
4
1
3
3
3
1
4
4
193
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
174
3
3
3
2
3
3
3
2
2
3
164
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
166
3
3
2
2
3
3
3
2
3
4
181
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
220
4
4
4
2
4
3
3
3
4
4
228
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
208
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
211
4
4
4
1
3
3
3
1
4
4
193
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
220
2
2
3
3
3
2
1
2
2
4
163
4
4
4
3
3
3
2
4
4
4
193
4
3
4
3
4
3
3
2
3
4
208
4
1
4
4
4
4
4
2
4
4
206
4
4
4
3
4
4
4
2
3
4
226
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
215
2
2
2
3
3
3
2
1
2
4
162
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
201
4
4
4
1
3
3
3
1
4
4
198
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
173
2
2
3
3
3
2
1
2
2
4
169
4
4
4
3
3
3
2
4
4
4
206
JUMLAH
SCORE
4867
b. Kenakalan Remaja
No Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
2
3
3
4
3
2
1
1
1
1
1
3
1
2
1
2
2
2
1
2
1
1
1
2
1
1
2
1
1
1
2
3
4
4
3
2
1
1
1
1
2
2
2
1
4
2
2
1
2
3
2
2
2
2
2
1
1
2
3
3
4
4
3
3
4
1
2
3
2
1
2
2
2
2
3
3
4
3
3
4
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
3
3
3
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
3
3
3
2
2
5
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
6
2
2
2
2
2
1
1
2
3
3
4
4
3
3
4
1
3
2
1
2
2
2
2
4
3
3
3
2
3
7
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
2
3
8
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
9
2
2
2
2
2
2
1
1
2
2
3
3
3
4
2
2
2
2
1
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
10
2
2
2
2
2
2
2
3
2
4
4
4
2
3
3
3
2
3
3
2
4
1
4
2
3
1
2
3
4
11
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
3
4
2
3
2
2
2
4
3
2
2
3
3
3
2
3
3
12
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
4
4
4
1
1
1
3
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
13
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
4
4
4
1
1
1
3
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
14
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
4
4
4
1
1
1
3
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
15
2
2
2
2
2
1
1
2
3
3
4
4
3
3
4
1
2
3
1
2
2
2
2
2
4
3
3
3
2
16
2
2
2
2
2
1
1
2
3
3
2
2
3
3
2
2
2
3
3
3
2
2
1
2
2
3
2
3
2
17
1
2
1
2
2
1
1
2
1
1
1
3
3
3
3
2
2
2
2
2
1
1
2
4
4
4
1
2
1
18
3
1
1
2
3
1
1
1
1
1
2
3
3
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
19
2
1
1
1
1
2
1
1
2
2
2
4
4
4
4
1
1
1
1
2
2
2
2
1
1
2
2
2
2
20
3
1
1
3
3
3
1
2
2
4
4
2
3
3
3
2
1
3
2
2
4
2
4
1
3
1
1
3
2
21
2
2
1
1
1
1
1
1
2
1
2
1
4
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
22
4
3
3
4
1
3
2
1
2
2
2
2
4
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
3
1
2
4
3
4
23
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
24
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
25
3
3
4
2
2
2
2
1
2
2
2
2
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
3
1
2
4
3
4
4
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
3
2
2
2
2
2
4
3
4
4
4
2
2
2
1
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
4
4
3
4
1
2
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
1
2
4
3
4
4
4
2
2
3
2
3
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
3
1
2
4
3
2
2
2
2
2
2
2
2
3
1
2
4
3
4
4
4
4
2
2
3
3
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
3
2
3
4
4
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
2
3
3
2
3
2
2
3
3
2
2
3
2
2
2
1
2
3
3
2
3
2
3
1
2
2
2
2
2
2
1
2
1
1
1
1
2
2
2
4
2
4
4
4
1
2
2
2
2
2
2
1
2
1
1
1
1
1
2
2
2
1
3
1
1
1
2
2
2
2
2
2
1
2
1
1
1
1
2
2
2
2
2
4
4
4
3
1
2
4
3
2
2
3
2
3
2
2
3
3
2
2
2
2
2
3
1
2
3
3
2
2
2
2
2
3
1
2
2
2
2
1
2
4
3
3
3
4
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
1
3
2
4
4
4
4
4
1
1
1
1
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
2
3
2
2
4
4
3
2
2
2
1
2
2
1
1
2
3
3
1
1
1
1
1
1
3
1
1
3
1
1
4
1
3
2
3
2
2
4
3
4
4
4
1
2
1
1
4
1
1
1
4
1
1
1
1
1
1
3
4
4
4
4
4
4
4
4
2
2
2
2
3
2
4
4
4
2
3
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
3
2
2
3
3
3
4
2
3
2
2
2
2
2
2
3
3
1
1
2
1
1
1
1
1
2
4
4
4
1
1
1
2
2
2
4
4
3
1
1
2
1
1
1
1
1
2
4
4
4
1
1
1
2
2
2
SCORE
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
3
3
3
4
2
4
4
4
4
4
127
3
3
3
4
2
2
3
3
4
3
131
4
3
4
3
3
3
3
3
3
1
154
3
3
3
2
2
2
2
2
3
3
144
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
141
3
4
3
3
3
3
3
3
3
2
156
3
3
3
2
2
2
3
3
3
3
145
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
148
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
143
3
3
2
3
2
2
2
2
2
3
159
2
2
2
3
3
2
3
3
3
3
149
4
4
4
4
4
2
3
3
4
4
125
1
1
1
1
4
4
2
3
3
4
102
4
4
1
4
4
2
3
4
4
4
121
2
2
2
2
2
2
3
3
3
3
143
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
142
4
4
4
4
1
2
4
3
4
4
140
4
4
4
4
1
1
4
3
4
4
117
1
3
3
4
1
2
4
3
4
4
127
4
2
2
4
4
2
3
3
3
1
146
4
4
4
4
1
3
4
1
4
1
117
3
2
2
2
2
3
3
2
3
3
158
3
2
2
2
2
1
2
3
3
2
144
2
2
2
2
3
2
2
2
4
2
134
3
2
2
2
2
1
2
2
2
1
135
JUMLAH
3448
TABULASI SETELAH UJI COBA HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN KENAKALAN PADA REMAJA SANTRI PONDOK PESANTREN DARUTTAUBAH HARAPAN JAYA BEKASI UTARA
a. Kontrol Diri
No Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
1
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
2
3
4
2
3
3
3
2
3
3
3
3
4
3
4
4
3
2
2
4
3
3
2
2
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
3
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3
3
2
3
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
1
2
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
5
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
6
2
2
4
3
3
3
4
2
3
3
3
3
3
2
3
4
3
3
3
3
4
2
3
4
3
7
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
2
1
4
4
4
4
4
4
8
3
3
3
4
3
4
4
4
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
9
4
4
4
3
3
4
4
3
1
1
4
1
3
2
1
4
2
4
2
3
4
1
4
3
2
10
3
3
3
4
4
3
3
4
3
3
2
4
4
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
3
3
11
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
12
4
4
4
1
2
4
3
1
3
4
2
1
1
2
2
1
4
3
1
3
1
2
3
1
2
13
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
3
3
3
3
3
2
3
2
1
2
2
3
4
3
3
14
3
3
4
4
3
4
4
3
3
4
3
4
3
2
3
3
2
3
2
3
4
2
2
3
4
15
4
3
4
4
3
4
4
3
4
3
2
4
3
3
3
4
3
3
2
4
4
2
4
4
4
16
4
3
4
4
3
4
4
4
3
3
2
4
4
3
3
3
4
3
1
4
4
2
3
4
4
17
4
4
4
4
3
3
4
3
3
3
4
3
4
2
3
2
2
4
3
3
4
4
3
3
4
18
3
3
3
3
3
3
2
2
3
4
4
4
3
1
2
2
2
3
3
4
4
1
3
3
3
19
4
4
4
4
3
4
3
2
4
3
3
2
4
4
3
3
3
4
4
4
4
3
3
4
4
20
3
3
4
4
3
4
4
3
3
4
3
4
3
2
3
3
3
3
2
3
4
2
2
3
4
21
4
3
3
4
4
3
3
4
1
1
4
4
2
3
3
2
3
1
2
3
4
3
3
3
3
22
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
2
3
3
2
3
4
3
3
4
3
3
3
4
4
4
23
4
3
4
3
3
3
4
3
4
4
2
4
3
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
3
4
24
4
3
4
3
3
4
4
3
4
4
3
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
2
4
4
4
25
4
4
4
4
4
4
3
2
4
4
3
3
3
4
2
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
26
4
4
4
4
4
4
4
3
3
2
3
4
4
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
27
3
4
3
4
3
4
4
3
3
3
4
4
2
3
3
3
4
2
4
3
3
4
3
4
4
28
4
3
4
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
29
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
3
4
4
3
4
3
4
4
3
3
4
3
3
3
4
30
4
2
2
4
4
4
4
4
1
1
1
3
1
1
1
1
3
4
4
4
4
1
1
4
1
31
4
4
4
4
2
4
4
3
3
4
3
4
3
3
4
3
3
4
4
4
4
2
3
4
4
32
4
4
4
4
2
4
4
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
3
4
2
3
3
3
33
3
3
3
3
4
4
3
4
3
2
3
2
3
1
2
3
2
4
4
4
4
2
3
1
4
34
4
4
4
4
4
4
4
1
4
4
3
4
4
3
1
2
4
4
2
4
4
4
4
4
4
35
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
36
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
37
3
3
4
4
3
4
4
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
2
3
3
38
4
2
4
4
3
4
4
3
3
4
2
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
3
3
3
39
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
3
4
2
4
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
2
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
41
4
3
4
4
2
4
4
4
4
3
3
4
3
3
4
4
3
4
4
4
3
2
4
2
3
42
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
3
4
3
4
2
4
4
3
3
3
4
3
4
4
3
43
4
3
4
3
4
4
4
3
3
4
3
4
3
4
3
3
3
4
1
1
1
2
3
3
3
44
4
3
4
3
3
4
4
4
3
4
3
3
4
3
3
4
3
4
4
3
4
3
3
4
4
45
4
4
4
4
2
4
4
3
3
2
1
4
4
4
3
2
3
4
4
4
4
2
3
1
3
46
4
4
3
3
2
4
4
1
3
3
3
2
4
3
2
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
47
4
3
4
4
2
4
4
4
4
4
2
3
4
3
3
4
4
4
4
3
4
3
4
4
3
48
3
3
3
3
2
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
3
2
49
4
4
4
3
3
3
4
3
1
2
2
4
3
3
3
3
3
3
2
3
4
2
3
3
3
50
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
1
3
4
4
3
3
4
4
4
4
3
3
4
3
4
51
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
1
1
3
2
4
3
4
3
3
4
3
3
1
3
52
4
3
4
4
2
4
4
3
4
2
4
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
2
4
4
3
53
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
3
3
4
4
3
4
4
3
3
4
3
54
4
3
4
4
3
4
3
4
3
3
4
3
3
3
2
3
1
4
4
3
3
3
3
3
3
55
4
4
4
4
3
3
4
2
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
4
3
56
4
3
4
4
4
4
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
57
3
3
4
3
4
4
4
4
2
4
2
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
58
3
3
4
4
3
3
4
3
3
4
2
4
2
4
3
3
2
3
4
3
4
2
3
3
3
59
4
4
4
4
3
3
4
3
3
3
4
4
4
4
3
3
4
4
4
3
4
3
4
4
3
60
2
2
4
4
2
2
4
2
3
4
2
4
2
3
3
2
2
4
3
4
3
3
3
3
3
40
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
score
4
3
4
3
3
3
4
4
3
1
4
3
4
4
4
4
3
4
2
3
4
4
4
162
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
170
3
3
4
3
4
3
4
2
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
160
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
4
4
171
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
2
3
3
4
4
4
3
3
2
3
4
164
3
140
3
3
3
3
2
3
3
4
4
2
2
4
4
1
3
3
3
3
3
2
3
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
3
4
4
4
181
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
151
2
3
2
2
3
4
2
3
2
1
3
3
2
2
2
3
2
1
2
2
1
2
1
121
3
4
4
4
4
3
1
4
3
3
4
3
3
4
4
3
4
4
3
3
2
1
4
160
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
190
3
1
3
2
1
2
1
4
2
3
4
4
4
3
3
4
1
3
1
3
2
1
3
117
4
3
4
3
3
3
4
4
3
1
4
3
3
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
157
4
3
3
1
3
3
4
4
2
4
4
3
4
3
4
3
4
4
3
4
4
4
1
154
4
3
4
4
4
4
3
4
1
3
3
4
2
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
163
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
169
4
3
4
3
4
3
4
4
3
4
4
3
4
3
3
4
4
3
3
2
2
4
4
162
3
3
3
2
2
2
3
1
1
4
2
3
3
3
3
3
3
3
2
2
4
4
4
134
3
4
3
3
1
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
4
2
3
4
4
157
4
3
3
1
3
2
4
4
2
4
4
3
4
3
4
3
4
4
3
4
3
2
2
152
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
153
4
3
4
4
3
4
1
4
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
169
4
4
3
4
3
4
2
2
2
2
4
4
4
4
3
3
4
3
2
2
2
4
3
156
3
3
3
4
3
4
4
4
3
3
4
3
4
3
4
3
4
4
4
3
3
3
4
166
3
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
2
3
3
3
2
3
3
3
4
162
4
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
2
3
4
160
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
1
2
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
168
3
3
4
4
3
3
4
4
3
3
4
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
161
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
4
3
3
4
3
4
2
4
3
166
3
1
3
4
4
1
3
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
1
3
4
4
4
140
4
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
1
3
2
1
2
3
164
4
3
3
4
3
3
4
4
3
3
4
3
4
4
3
3
4
3
2
3
2
3
4
160
2
4
4
4
3
3
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
159
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
180
3
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
162
3
3
3
4
3
3
4
4
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
172
4
3
3
3
4
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
2
3
2
4
4
157
3
4
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
162
3
4
4
4
3
4
4
4
3
1
4
3
3
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
163
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
4
4
165
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
2
2
4
4
170
4
4
4
4
4
4
4
4
3
2
3
3
3
3
4
4
4
4
4
2
3
3
4
169
4
3
3
3
4
3
4
4
3
4
4
2
4
4
4
3
4
3
4
3
3
3
4
157
3
3
3
3
3
3
4
1
3
3
3
3
2
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
157
3
3
3
4
4
3
4
4
2
4
4
2
4
4
4
3
4
4
3
3
1
4
4
158
3
4
4
4
3
3
4
4
1
1
4
4
4
2
4
4
4
2
4
3
3
4
4
154
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
3
2
4
4
4
4
4
4
3
3
2
3
4
170
2
2
2
2
2
1
2
3
3
2
3
3
3
2
2
3
2
3
2
2
3
2
3
122
4
3
4
4
4
3
4
4
3
1
4
3
3
4
4
3
4
3
3
3
4
4
4
155
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
4
2
3
4
172
3
4
2
4
3
2
4
4
3
3
4
2
3
4
4
4
4
3
4
3
3
4
4
151
4
3
4
4
3
3
4
4
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
4
3
1
4
4
167
2
4
4
3
4
3
4
4
3
3
4
4
4
3
4
4
4
3
3
3
3
4
4
172
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
4
3
3
4
4
156
3
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
3
4
164
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
3
3
4
4
3
3
2
3
4
152
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
2
3
4
158
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
3
3
1
4
4
160
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
2
4
4
4
1
171
3
3
4
4
4
3
3
4
3
3
4
3
3
3
4
4
4
4
3
3
1
4
4
151 9566
b. Kenakalan Remaja
No Res p
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
4
2
2
3
1
1
1
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
1
2
2
1
2
2
1
1
2
1
2
1
3
2
2
3
2
1
2
4
1
1
1
2
1
1
2
3
1
1
4
3
1
1
1
1
1
1
1
1
2
3
2
1
2
1
1
2
1
2
1
1
2
2
1
2
2
2
2
2
4
1
2
2
2
2
1
3
3
2
4
1
2
2
2
1
3
2
2
2
2
1
1
1
2
2
2
2
1
5
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
3
2
3
1
1
3
4
3
4
4
3
4
4
3
3
1
1
3
6
1
2
1
1
1
1
1
1
2
2
3
2
3
1
1
3
4
3
4
4
3
4
1
3
3
1
1
3
7
3
2
1
2
2
3
3
1
3
3
2
3
4
3
2
3
4
3
3
3
3
1
3
2
3
1
1
2
8
2
2
2
2
1
4
3
2
2
1
2
3
3
3
2
1
4
2
3
2
2
2
1
2
4
4
4
1
9
1
1
1
2
2
1
4
4
3
4
2
1
1
1
1
1
1
4
4
4
4
3
1
2
1
2
1
4
10
3
2
1
2
2
3
3
1
3
3
2
3
4
3
2
3
4
3
3
3
3
1
3
2
3
1
1
2
11
3
3
1
1
1
4
2
4
3
2
3
3
4
1
1
3
4
2
1
3
2
2
4
3
4
1
3
3
12
3
2
2
2
2
1
3
4
3
2
2
2
3
3
1
4
1
3
2
2
3
4
2
3
2
1
1
4
13
3
2
2
2
1
2
3
3
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
1
2
3
3
3
3
2
14
1
1
1
1
1
2
3
3
3
4
1
1
2
2
2
1
1
3
3
2
2
2
1
3
3
1
2
3
15
2
2
2
2
2
2
1
2
1
2
2
3
2
3
3
3
2
1
2
2
2
3
1
2
2
2
2
3
16
3
1
3
2
1
2
1
2
1
3
1
1
2
2
1
2
1
1
2
1
2
3
1
1
1
2
2
1
17
3
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
18
2
2
2
2
2
2
4
4
3
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
1
1
2
19
3
3
1
1
3
3
3
2
3
2
3
2
4
1
1
3
1
3
3
2
2
2
1
3
3
4
2
4
20
1
2
2
2
2
1
3
3
3
4
2
2
2
2
2
2
4
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
21
3
1
2
2
1
1
3
3
2
3
3
1
2
2
1
2
2
2
2
1
2
2
1
3
2
1
1
3
22
2
2
2
1
1
1
1
1
2
3
3
1
2
2
1
3
1
2
2
1
2
1
1
3
2
2
2
1
23
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
1
2
1
1
2
2
2
2
1
2
1
2
2
2
2
1
2
24
2
1
1
2
1
2
4
3
4
3
3
2
2
1
2
1
3
4
2
3
4
3
2
3
3
1
3
3
25
1
1
1
1
1
1
4
4
4
4
1
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
4
4
1
1
1
1
4
26
1
1
2
2
1
1
2
1
1
3
2
1
2
1
2
2
1
2
2
1
1
1
1
2
2
2
2
2
27
2
1
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
28
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
1
1
4
3
3
3
2
1
1
3
2
2
3
2
29
2
1
3
3
1
1
2
4
1
2
2
1
1
2
1
1
4
4
3
3
1
1
1
1
1
1
1
4
30
2
2
2
2
2
2
1
2
1
2
3
2
3
2
2
2
3
4
3
3
3
3
1
2
2
2
2
3
31
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
1
1
2
1
1
1
2
32
2
2
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
3
2
2
2
2
3
33
3
2
2
2
2
2
4
1
3
3
2
2
3
3
2
2
2
2
4
3
3
2
3
2
3
1
1
1
34
3
2
2
2
2
2
3
2
3
2
2
2
3
2
2
3
1
3
3
2
3
2
1
2
2
3
2
1
35
3
2
1
3
3
3
4
3
4
4
2
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
4
2
2
2
3
36
3
2
1
1
2
2
4
2
3
3
2
2
3
3
2
3
2
2
4
3
3
2
4
2
3
1
1
1
37
3
2
1
1
2
1
4
4
2
4
3
2
2
2
2
4
2
2
2
2
3
2
3
2
3
2
2
3
38
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
1
3
1
2
2
1
2
2
1
2
3
3
3
1
39
4
2
2
2
4
2
3
3
3
2
1
1
4
2
1
3
3
4
3
3
3
2
2
2
3
2
2
3
40
3
3
1
1
2
3
3
3
3
2
4
2
4
3
2
4
3
3
2
3
3
4
3
2
3
2
3
3
41
2
1
1
1
1
1
3
3
3
4
1
1
3
3
2
4
1
3
4
4
3
4
1
1
2
1
1
3
42
3
2
2
2
1
2
4
3
3
1
2
2
4
4
3
4
3
3
4
3
3
1
4
2
3
2
2
3
43
4
3
4
3
2
4
1
4
3
4
3
1
2
4
3
2
1
2
1
1
3
1
2
2
3
3
3
3
44
3
2
1
1
2
2
2
2
2
3
2
1
2
1
1
3
1
2
2
1
2
2
1
3
3
2
1
1
45
3
2
1
1
2
2
2
2
2
3
2
1
1
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
3
3
2
1
1
46
2
1
1
1
1
1
3
3
3
2
2
1
2
2
1
4
3
3
3
3
4
1
3
1
1
1
1
3
47
2
2
2
2
1
2
2
2
3
3
1
1
2
2
1
3
1
2
2
2
2
3
1
1
1
2
2
4
48
3
2
1
2
1
2
1
1
2
2
4
1
2
2
1
3
1
1
1
2
2
2
2
3
3
1
2
1
49
4
3
2
2
1
2
2
3
3
2
3
2
3
2
2
3
4
3
4
3
2
4
1
3
2
4
2
3
50
2
1
1
1
1
1
3
3
4
3
1
3
3
2
2
2
3
2
2
1
3
4
1
3
3
1
2
1
51
1
1
2
2
1
1
1
1
1
2
1
1
2
1
1
2
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
52
2
2
2
2
1
1
2
2
2
3
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
3
2
1
2
3
1
2
2
53
3
2
2
2
1
2
3
3
2
2
2
1
2
2
1
1
1
2
2
1
2
1
1
3
3
3
3
3
54
2
1
1
1
1
2
4
3
1
3
1
3
3
3
1
1
3
3
2
2
3
2
1
3
3
1
2
1
55
3
2
2
2
2
2
2
1
3
3
2
2
3
2
2
3
1
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
3
56
3
2
2
2
1
4
1
2
2
1
1
2
4
2
2
4
1
3
3
3
1
1
1
4
4
4
4
4
57
3
2
1
1
2
2
2
2
3
1
3
1
2
1
1
3
1
2
2
2
2
1
1
3
3
1
1
2
58
1
2
2
1
1
1
1
1
1
4
1
1
3
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
3
3
1
1
3
59
2
3
2
1
2
2
1
1
1
1
2
3
3
4
4
2
3
1
1
1
3
1
1
2
4
4
2
1
2
1
2
1
1
3
1
4
1
1
3
1
2
4
1
4
1
2
1
2
1
1
1
2
2
2
1
1
60
28
29
30
31
32
33
Score
2
2
1
1
1
2
51
4
1
2
1
2
4
60
2
2
2
2
2
2
52
1
1
2
2
1
1
60
3
1
3
3
1
3
73
3 2
1
3
3
1
3
71
2
3
2
4
4
84
1
1
3
3
2
2
77
4
1
4
4
4
3
77
2
2
3
2
4
4
84
3
4
1
1
2
3
82
4
3
3
2
2
3
80
2
1
1
2
1
2
66
3
1
2
2
2
3
65
3
2
1
2
2
3
68
1
1
2
2
1
1
53
2
2
2
2
2
2
68
2
1
4
4
4
1
63
4
1
3
3
3
3
81
2
2
2
2
2
2
72
3
1
2
2
1
1
61
1
1
1
2
1
1
54
2
1
2
2
1
2
57
3
2
1
2
1
3
77
4
4
4
4
4
4
84
2
1
2
2
2
2
53
2
1
2
2
2
2
66
2
1
1
2
1
3
69
4
1
2
2
1
1
60
3
2
1
2
2
3
73
2
2
2
2
2
2
58
3
2
3
3
2
2
70
1
1
3
1
3
2
75
1
1
3
3
2
2
73
3
1
1
1
1
2
75
1
1
3
1
3
1
75
3
2
2
2
2
3
78
1
2
2
3
2
2
66
3
1
3
3
2
3
83
3
2
3
4
3
3
92
3
2
3
4
4
4
79
3
3
3
3
3
1
88
3
2
1
1
1
1
78
1
1
2
2
2
3
61
1
1
2
2
2
3
60
3 4
2
1
1
3
2
66
1
2
2
3
1
63
1
1
2
1
2
3
60
3
2
2
2
3
2
85
1
1
3
3
3
3
72
1
1
2
2
1
1
42
2
1
1
2
2
3
58
3
1
2
2
1
2
64
1
1
3
3
3
3
70
3
2
3
3
2
3
75
4
1
3
3
1
1
77
2
3
2
2
2
3
63
3
1
1
1
1
4
52
1
1
3
3
3
3
71
1
1
2
1
2
3
58 4128
Uji Validitas HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN KENAKALAN PADA REMAJA SANTRI PONDOK PESANTREN DARUTTAUBAH HARAPAN JAYA BEKASI UTARA
a. Kontrol Diri Item-Total Statistics
VAR00001
Scale Mean if Item Deleted 187,7600
Scale Variance if Item Deleted 365,190
Corrected Item-Total Correlation ,581
VAR00002
187,9200
368,327
VAR00003
187,7600
364,773
VAR00004
188,2400
VAR00005 VAR00006
Squared Multiple Correlation .
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,934
,453
.
,935
.
,934
369,523
,694 ,257
.
,936
188,1200
359,443
,714
.
,933
188,2800
368,460
,390
.
,935
VAR00007
187,7600
366,523
,934
188,4000
375,000
,602 ,137
.
VAR00008
.
,936
VAR00009
187,8000
365,000
,526
.
,934
VAR00010
187,8000
366,667
,514
.
,934
VAR00011
188,5600
363,840
,550
.
,934
VAR00012
188,1200
364,777
,464
.
,935
VAR00013
188,5200
363,510
,453
.
,935
VAR00014
188,2000
362,750
,458
.
,935
VAR00015
188,5600
364,423
,446
.
,935
VAR00016
188,2400
362,273
,486
.
,934
VAR00017
187,9200
360,410
,732
.
,933
VAR00018
188,1600
369,973
.
,935
VAR00019
188,6800
374,560
,410 ,163
.
,936
VAR00020
188,2000
362,167
.
,935
VAR00021
188,3600
372,407
,449 ,263
.
,936
VAR00022
188,1600
374,390
,107
.
,937
VAR00023
188,2400
368,107
.
,935
VAR00024
188,1600
371,807
,429 ,245
.
,936
VAR00025
188,2000
370,000
,252
.
,936
VAR00026
187,7600
368,190
,935
188,0400
371,957
,516 ,217
.
VAR00027
.
,936
VAR00028
188,2800
373,543
,137
.
,937
VAR00029
188,0400
372,207
,301
.
,935
VAR00030
188,0400
363,040
,440
.
,935
VAR00031
188,4800
365,927
,358
.
,935
VAR00032
188,2400
366,523
,351
.
,935
VAR00033
187,9600
362,873
,578
.
,934
VAR00034
188,1200
366,027
,457
.
,935
VAR00035
188,2800
370,293
,416
.
,935
VAR00036
187,8400
364,973
,529
.
,934
VAR00037
187,8000
369,000
,409
.
,935
VAR00038
187,8800
367,610
,479
.
,935
VAR00039
187,8800
360,193
,665
.
,933
VAR00040
187,8000
368,333
,439
.
,935
VAR00041
187,8800
363,360
,675
.
,934
VAR00042
187,9200
367,827
,935
188,6400
383,740
,477 -,224
.
VAR00043
.
,938
VAR00044
188,4800
366,260
,295
.
,936
VAR00045
187,8400
364,473
,499
.
,934
VAR00046
187,8800
362,360
,583
.
,934
VAR00047
188,3600
364,990
,447
.
,935
VAR00048
187,6800
365,310
,471
.
,935
VAR00049
187,7600
365,190
,934
188,5200
374,343
,518 ,194
.
VAR00050
.
,936
VAR00051
187,9200
355,493
,688
.
,933
VAR00052
187,9200
363,327
,441
.
,935
VAR00053
187,7600
359,690
.
,933
VAR00054
188,4800
368,593
,677 ,260
.
,936
VAR00055
187,8400
364,723
,701
.
,934
VAR00056
187,9600
362,123
,671
.
,934
VAR00057
188,1600
356,557
,603
.
,934
VAR00058
188,7200
362,793
,353
.
,936
VAR00059
187,8400
356,973
,723
.
,933
VAR00060
187,4000
372,583
,457
.
,935
Keterangan : R tabel pada 0.05 dengan derajat bebas (df) = N – 2 = 25 – 2 = 23 R (0.05;23) pada uji satu arah = 0.2653 Pengambilan Keputusan (Pratisto, 2004) Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel maka item tersebut valid Jika r hitung negatif dan r hitung < r tabel maka item tersebut tidak valid R hitung dapat dilihat pada collom corrected item total correlation Interpretasi : Dari hasil uji validitas terhadap 60 butir item dalam angket Kontrol Diri yang disebar kepada 25 orang responden, diperoleh 48 butir yang
dinyatakan valid pada taraf signifikan 5% (0.05;23) = 0.2653 dan tersisa 12 butir yang tidak valid (gugur).
b. Kenakalan Remaja Item-Total Statistics
VAR00001
Scale Mean if Item Deleted 135,8800
Scale Variance if Item Deleted 194,027
VAR00002
135,9600
197,707
Corrected Item-Total Correlation ,353 ,252
VAR00003
136,1200
191,193
VAR00004
135,9600
189,707
VAR00005
136,1600
195,890
VAR00006
136,2000
VAR00007
136,4800
VAR00008 VAR00009
Squared Multiple Correlation .
Cronbach's Alpha if Item Deleted ,809
.
,812
,467
.
,807
,601
.
,804
.
,810
199,250
,369 ,161
.
,814
196,760
,379
.
,810
136,2400
191,523
,604
.
,805
135,8400
189,557
,587
.
,804
VAR00010
135,7200
183,293
,702
.
,799
VAR00011
135,4800
183,677
,652
.
,800
VAR00012
135,1600
192,640
.
,808
VAR00013
134,6800
211,477
,394 -,614
.
,825
VAR00014
134,5200
212,677
-,721
.
,826
VAR00015
134,7600
212,023
-,468
.
,827
VAR00016
136,0400
192,123
,447
.
,807
VAR00017
136,1600
191,223
,586
.
,805
VAR00018
136,0000
186,583
,801
135,9600
202,707
,735 -,041
.
VAR00019
.
,818
VAR00020
136,0000
197,000
,278
.
,811
VAR00021
136,0000
187,583
.
,802
VAR00022
136,0400
201,957
,637 ,021
.
,815
VAR00023
135,9600
188,707
,563
.
,804
VAR00024
135,8800
185,027
,617
.
,801
VAR00025
135,6400
185,823
,534
.
,803
VAR00026
135,6800
190,060
,427
.
,807
VAR00027
135,6800
184,977
,625
.
,801
VAR00028
135,6400
185,573
,661
.
,801
VAR00029
135,6400
181,573
,719
.
,797
VAR00030
135,9600
191,207
,808
135,7200
197,293
,379 ,194
.
VAR00031
.
,813
VAR00032
135,5200
186,010
,625
.
,802
VAR00033
135,8400
189,140
,805
135,6800
207,143
,528 -,218
.
VAR00034
.
,823
VAR00035
135,9200
197,243
,235
.
,812
VAR00036
135,9600
195,373
,390
.
,810
VAR00037
136,1600
190,473
.
,805
VAR00038
135,8000
201,000
,628 ,036
.
,817
VAR00039
135,9600
186,207
,635
.
,802
VAR00040
136,1200
188,777
,578
.
,804
VAR00041
135,9200
187,660
,736
.
,802
VAR00042
135,8400
191,307
,434
.
,807
VAR00043
135,7600
192,857
,810
135,8400
197,890
,313 ,169
.
VAR00044
.
,814
VAR00045
135,8000
196,167
.
,811
VAR00046
134,9200
203,910
,311 -,088
.
,821
VAR00047
135,2000
198,500
,115
.
,815
VAR00048
134,8400
207,890
-,241
.
,824
VAR00049
135,0400
203,790
-,083
.
,821
VAR00050
134,8800
201,610
-,011
.
,820
VAR00051
134,9200
200,160
,061
.
,816
VAR00052
135,0400
205,040
-,139
.
,821
VAR00053
135,2000
202,833
-,048
.
,819
VAR00054
134,9200
207,910
-,241
.
,824
VAR00055
135,6000
205,250
-,138
.
,822
VAR00056
135,6000
205,583
-,166
.
,821
VAR00057
135,0000
207,583
-,280
.
,822
VAR00058
135,1200
205,027
-,164
.
,820
VAR00059
134,6400
212,823
-,603
.
,827
VAR00060
135,0800
214,077
-,423
.
,831
Keterangan : R tabel pada 0.05 dengan derajat bebas (df) = N – 2 = 25 – 2 = 23 R (0.05;23) pada uji satu arah = 0.2653 Pengambilan Keputusan (Pratisto, 2004) Jika r hitung positif dan r hitung > r tabel maka item tersebut valid Jika r hitung negatif dan r hitung < r tabel maka item tersebut tidak valid R hitung dapat dilihat pada collom corrected item total correlation
Interpretasi : Dari hasil uji validitas terhadap 60 butir item dalam angket Kenakalan Remaja yang disebar kepada 25 orang responden, diperoleh 33 butir yang
dinyatakan valid pada taraf signifikan 5% (0.05;23) = 0.2653 dan tersisa 27 butir yang tidak valid (gugur).
Uji Reliabilitas HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN KENAKALAN PADA REMAJA SANTRI PONDOK PESANTREN DARUTTAUBAH HARAPAN JAYA BEKASI UTARA
a. Kontrol Diri
Reliabilitas Angket Kontrol Diri Case Processing Summary N Cases
Valid Excluded( a) Total
% 25
100,0
0
,0
25
100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha ,936
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items ,941
N of Items 60
Scale Statistics Mean 191,2800
Variance
Std. Deviation
N of Items
19,45619
60
378,543
Pengambilan Keputusan : Menurut Pratisto (2004), pengambilan keputusan yang dilakukan untuk melihat reliabel atau tidaknya suatu alat ukur dapat dipergunakan asumsi sebagai berikut :
1) jika r alpha positif atau r alpha > r tabel, maka alat ukur tersebut dinyatakan reliabel (dapat dipergunakan). 2) jika r alpha negatif atau r alpha < r tabel, maka alat ukur tersebut dinyatakan tidak reliabel (tidak dapat dipergunakan). Interpretasi : R alpha = 0.936 R tabel = (0.05;23) = 0.2653 Jadi r alpha (0.936) > r tabel 0.2653, maka angket Kontrol Diri dinyatakan reliabel dan dapat Dipergunakan.
b. Kenakalan Remaja
Case Processing Summary N Cases
Valid
% 25
100,0
0
,0
Excluded( a) Total
25 100,0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha ,815
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items ,801
N of Items 60
Scale Statistics Mean 137,9200
Variance 202,410
Std. Deviation
N of Items
14,22709
60
Pengambilan Keputusan : Menurut Pratisto (2004), pengambilan keputusan yang dilakukan untuk melihat reliabel atau tidaknya suatu alat ukur dapat dipergunakan asumsi sebagai berikut : 1) jika r alpha positif atau r alpha > r tabel, maka alat ukur tersebut dinyatakan reliabel (dapat dipergunakan). 2) jika r alpha negatif atau r alpha < r tabel, maka alat ukur tersebut dinyatakan tidak reliabel(tidak dapat dipergunakan). Interpretasi : R alpha = 0.815 R tabel = (0.05;23) = 0.2653 Jadi r alpha (0.815) > r tabel 0.2653, maka angket Kenakalan Remaja dinyatakan reliabel dan dapat dipergunakan.
Deskripsi Data HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN KENAKALAN PADA REMAJA SANTRI PONDOK PESANTREN DARUTTAUBAH HARAPAN JAYA BEKASI UTARA
a. Kontrol Diri
Statistics KONTROLDIRI N
Valid
60
Missing Mean
0 159,4333
Std. Error of Mean
1,69152
Median
160,5000
Mode
157,00(a)
Std. Deviation
13,10242
Variance Range
171,673 73,00
Minimum
117,00
Maximum
190,00
Sum
9566,00
a Multiple modes exist. The smallest value is shown
No
Interval Kelas
1 2 3 4 5 6 7
117 – 127 128 – 138 139 – 149 150 – 160 161 – 171 172 – 182 183 – 193 Total
Distribusi Frekuensi Kontrol Diri Batas Kelas Frekuensi Frekuensi Absolut Relatif (%) 116.5 – 127.5 3 5% 127.5 – 138.5 1 1,5 % 138.5 – 149.5 2 3,5 % 149.5 – 160.5 24 40 % 160.5 – 171.5 24 40 % 171.5 – 182.5 5 8,5 % 182.5 – 193.5 1 1,5 % 60 100
Frekuensi Komulatif (%) 5% 6,5 % 10 % 50 % 90 % 98,5 % 100 % 100
b. Kenakalan Remaja
Statistics KENAKALANREMAJA N Valid Missing
60 0
Mean
68,7667
Std. Error of Mean
1,38359
Median
69,0000
Mode
60,00
Std. Deviation Variance
10,71727 114,860
Range
50,00
Minimum
42,00
Maximum Sum
No
Interval Kelas
1 2 3 4 5 6 7
42 – 49 50 – 57 58 – 65 66 – 73 74 – 81 82 – 89 90 – 97 Total
92,00 4126,00
Distribusi Frekuensi Kenakalan Remaja Batas Kelas Frekuensi Frekuensi Absolut Relatif (%) 41.5 – 49.5 1 1,5 % 49.5 – 57.5 7 12 % 57.5 – 65.5 15 25 % 65.5 – 73.5 16 26,5 % 73.5 – 81.5 13 21,5 % 81.5 – 89.5 7 12 % 89.5 – 97.5 1 1,5 % 60 100
Frekuensi Komulatif (%) 1,5 % 13,5 % 38,5 % 65 % 86,5 % 98,5 % 100 % 100
Uji Normalitas HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN KENAKALAN PADA REMAJA SANTRI PONDOK PESANTREN DARUTTAUBAH HARAPAN JAYA BEKASI UTARA
a. Kontrol Diri
Statistics KONTROLDIRI N
Valid
60
Missing
0
Mean
159,4333
Std. Error of Mean
1,69152
Median
160,5000
Mode
157,00(a)
Std. Deviation
13,10242
Variance
171,673
Range
73,00
Minimum
117,00
Maximum
190,00
Sum
9566,00
a Multiple modes exist. The smallest value is shown
KONTROLDIRI Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
117,00
1
1,7
1,7
1,7
121,00
1
1,7
1,7
3,3
122,00
1
1,7
1,7
5,0
134,00
1
1,7
1,7
6,7
140,00
2
3,3
3,3
10,0
151,00
3
5,0
5,0
15,0
152,00
2
3,3
3,3
18,3
153,00
1
1,7
1,7
20,0
154,00
2
3,3
3,3
23,3
155,00
1
1,7
1,7
25,0
156,00
2
3,3
3,3
28,3
157,00
5
8,3
8,3
36,7
158,00
2
3,3
3,3
40,0
159,00
1
1,7
1,7
41,7
160,00
5
8,3
8,3
50,0
161,00
1
1,7
1,7
51,7
162,00
5
8,3
8,3
60,0
163,00
2
3,3
3,3
63,3
164,00
3
5,0
5,0
68,3
165,00
1
1,7
1,7
70,0
166,00
2
3,3
3,3
73,3
167,00
1
1,7
1,7
75,0
168,00
1
1,7
1,7
76,7
169,00
3
5,0
5,0
81,7
170,00
3
5,0
5,0
86,7
171,00
2
3,3
3,3
90,0
172,00
3
5,0
5,0
95,0
180,00
1
1,7
1,7
96,7
181,00
1
1,7
1,7
98,3
190,00
1
1,7
1,7
100,0
60
100,0
100,0
Total
Interval Kelas K
= 1 + 3,3 Log N = 1 + (3,3) Log 60 = 1 + 3,3 x 1,77 = 1 + 5,841 = 6,841 dibulatkan menjadi 7
Rentang atau wilayah data R
= Data Tertinggi – Data Terendah = 190 – 117 = 73
Panjang Interval C
=R K = 73 7
= 10,4 dibulatkan 10 Data Interval Kelas Pertama Y
= (C+X) – 1 = (10+117) – 1 = 126
Menentukan Batas Kelas Dengan Rumus Batas Bawah Bb
= X – 0,5 = 117 – 0,5 = 116,5
Batas Atas Ba
= Y + 0,5 = 190 + 0,5 = 190,5
Keterangan : K
= interval kelas
R
= rentang atau wilayah data
C
= panjang interval
Y
= data interval kelas pertama
Distribusi Frekuensi Kontrol Diri No
Interval Kelas
Batas Kelas
1 2 3 4 5 6 7
117 – 127 128 – 138 139 – 149 150 – 160 161 – 171 172 – 182 183 – 193 Total
116.5 – 127.5 127.5 – 138.5 138.5 – 149.5 149.5 – 160.5 160.5 – 171.5 171.5 – 182.5 182.5 – 193.5
Frekuensi Absolut 3 1 2 24 24 5 1 60
Frekuensi Relatif (%) 5% 1,5 % 3,5 % 40 % 40 % 8,5 % 1,5 % 100
Frekuensi Komulatif (%) 5% 6,5 % 10 % 50 % 90 % 98,5 % 100 % 100
Distribusi Frekuensi Kurang Dari Kontrol Diri Kurang Dari Kurang Dari 127.5 Kurang Dari 138.5 Kurang Dari 149.5 Kurang Dari 160.5 Kurang Dari 171.5 Kurang Dari 182.5 Kurang Dari 193.5
Subjek Rendah Santri
0 orang (0%)
Frekuensi Kumulatif 3 1 2 24 24 5 1
Frekuensi (%) 5% 6,5 % 10 % 50 % 90 % 98,5 % 100 %
Kategorisasi Kontrol Diri Kontrol Diri Sedang 6 orang (10%)
Tinggi 54 orang (90%)
Dari tabel diatas, diketahui bahwa tidak terdapat (0) orang responden yang memiliki kategorisasi rendah, (6) orang responden yang memiliki kategorisasi sedang dan (54) orang responden yang memiliki kategorisasi tinggi.
Uji Normalitas Kontrol Diri
µ
=
Jumlah skor+1
x jumlah yang valid
2
Jumlah Skor
= (SS+S+TS+STS) = 4
Jumlah Valid
= 48
µ
= 4+1 x 48 = 120 2
Nilai Maksimum
= jumlah skor tertinggi X jumlah yang valid = 4 X 48 = 192
Nilai Minimum
= jumlah skor terendah X jumlah yang valid = 1 X 48 = 48
Range
= Nilai Maksimum – minimum = 192 – 48 = 144
S
= 144 = 29 4+1
N
= 60
Tinggi
= x ≥ (µ+S) = x ≥ 120 + 29 = x >149
Sedang
= (µ-S) ≤ x ≤ (µ+S) = 91 ≤ x< 149
Rendah
= x ≤ (µ-S) = x ≤ 91
Mean 159,43
Skor
Kategori
Mean
Kategori
Skor
Minimum
Rendah
Teoritas
Tinggi
Maksimum
(48)
(≤ 91)
(120)
(≥149)
(192)
Berdasarkan uji normalitas Kontrol Diri, maka variabel Kontrol Diri mempunyai Mean 159,43 berada pada kategori tinggi.
No
Interval Kelas
1 2 3 4 5 6 7
117 – 127 128 – 138 139 – 149 150 – 160 161 – 171 172 – 182 183 – 193 Total
Distribusi Frekuensi Kontrol Diri Batas Kelas Frekuensi Frekuensi Absolut Relatif (%) 116.5 – 127.5 3 5% 127.5 – 138.5 1 1,5 % 138.5 – 149.5 2 3,5 % 149.5 – 160.5 24 40 % 160.5 – 171.5 24 40 % 171.5 – 182.5 5 8,5 % 182.5 – 193.5 1 1,5 % 60 100
Frekuensi Komulatif (%) 5% 6,5 % 10 % 50 % 90 % 98,5 % 100 % 100
Distribusi Frekuensi Kurang Dari Kontrol Diri Kurang Dari Frekuensi Kumulatif Frekuensi (%) Kurang Dari 127.5 3 5% Kurang Dari 138.5 1 6,5 % Kurang Dari 149.5 2 10 % Kurang Dari 160.5 24 50 % Kurang Dari 171.5 24 90 % Kurang Dari 182.5 5 98,5 % Kurang Dari 193.5 1 100 %
Kategorisasi Kontrol Diri Subjek Santri
Rendah
Kontrol Diri Sedang
0 orang (0%)
6 orang (10%)
Tinggi 54 orang (90%)
Dari tabel diatas, diketahui bahwa tidak terdapat (0) orang responden yang memiliki kategorisasi rendah, (6) orang responden yang memiliki kategorisasi sedang dan (54) orang responden yang memiliki kategorisasi tinggi.
b. Kenakalan Remaja
Statistics KENAKALANREMAJA N Valid Missing
60 0
Mean
68,7667
Std. Error of Mean
1,38359
Median
69,0000
Mode Std. Deviation Variance
60,00 10,71727 114,860
Range
50,00
Minimum
42,00
Maximum
92,00
Sum
4126,00
KENAKALANREMAJA
Valid
42,00
Frequency 1
Percent 1,7
Valid Percent 1,7
Cumulative Percent 1,7
51,00
1
1,7
1,7
3,3
52,00
2
3,3
3,3
6,7
53,00
2
3,3
3,3
10,0
54,00
1
1,7
1,7
11,7
57,00
1
1,7
1,7
13,3
58,00
3
5,0
5,0
18,3
60,00
5
8,3
8,3
26,7
61,00
2
3,3
3,3
30,0
63,00
3
5,0
5,0
35,0
64,00
1
1,7
1,7
36,7
65,00
1
1,7
1,7
38,3
66,00
4
6,7
6,7
45,0
68,00
2
3,3
3,3
48,3
69,00
2
3,3
3,3
51,7
70,00
2
3,3
3,3
55,0
71,00
1
1,7
1,7
56,7
72,00
2
3,3
3,3
60,0
73,00
3
5,0
5,0
65,0
75,00
4
6,7
6,7
71,7
77,00
4
6,7
6,7
78,3
78,00
2
3,3
3,3
81,7
79,00
1
1,7
1,7
83,3
80,00
1
1,7
1,7
85,0
81,00
1
1,7
1,7
86,7
82,00
1
1,7
1,7
88,3
83,00
1
1,7
1,7
90,0
84,00
3
5,0
5,0
95,0
85,00
1
1,7
1,7
96,7
88,00
1
1,7
1,7
98,3
92,00
1
1,7
1,7
100,0
Total
60
100,0
100,0
Interval Kelas K
= 1 + 3,3 Log N = 1 + (3,3) Log 60 = 1 + 3,3 x 1,77 = 1 + 5,841
= 6,841 dibulatkan menjadi 7 Rentang atau wilayah data R
= Data Tertinggi – Data Terendah = 92 – 42 = 50
Panjang Interval C
=R K = 50 7 = 7,14 dibulatkan 7
Data Interval Kelas Pertama Y
= (C+X) – 1 = (7+42) – 1 = 48
Menentukan Batas Kelas Dengan Rumus Batas Bawah Bb
= X – 0,5 = 42 – 0,5 = 41,5
Batas Atas Ba
= Y + 0,5 = 92 + 0,5 = 92,5
Keterangan : K
= interval kelas
R
= rentang atau wilayah data
C
= panjang interval
Y
= data interval kelas pertama
Distribusi Frekuensi Kenakalan Remaja No
Interval Kelas
Batas Kelas
1 2 3 4 5 6 7
42 – 49 50 – 57 58 – 65 66 – 73 74 – 81 82 – 89 90 – 97 Total
41.5 – 49.5 49.5 – 57.5 57.5 – 65.5 65.5 – 73.5 73.5 – 81.5 81.5 – 89.5 89.5 – 97.5
Frekuensi Absolut 1 7 15 16 13 7 1 60
Frekuensi Relatif (%) 1,5 % 12 % 25 % 26,5 % 21,5 % 12 % 1,5 % 100
Frekuensi Komulatif (%) 1,5 % 13,5 % 38,5 % 65 % 86,5 % 98,5 % 100 % 100
Distribusi Frekuensi Kurang Dari Kenakalan Remaja Kurang Dari Kurang Dari 49.5 Kurang Dari 57.5 Kurang Dari 65.5 Kurang Dari 73.5 Kurang Dari 81.5 Kurang Dari 89.5 Kurang Dari 97.5
Frekuensi Kumulatif 1 7 15 16 13 7 1
Frekuensi (%) 1,5 % 13,5 % 38,5 % 65 % 86,5 % 98,5 % 100 %
Kategorisasi Kenakalan Remaja Subjek
Kenakalan Remaja Sedang
Rendah 18 orang (30%)
Santri
42 orang (70%)
Tinggi 0 orang (0%)
Dari tabel diatas, diketahui bahwa (18) orang responden yang memiliki kategorisasi rendah, (42) orang responden yang memiliki kategorisasi sedang dan tidak terdapat (0) orang responden yang memiliki kategorisasi tinggi.
Uji Normalitas Kenakalan Remaja
µ
=
Jumlah skor+1
x jumlah yang valid
2
Jumlah Skor
= (SS+S+TS+STS) = 4
Jumlah Valid
= 33
µ
= 4+1 x 33 = 82,5 2
Nilai Maksimum
= jumlah skor tertinggi X jumlah yang valid = 4 X 33 = 132
Nilai Minimum
= jumlah skor terendah X jumlah yang valid = 1 X 33 = 33
Range
= Nilai Maksimum – minimum = 132 – 33 = 99
S
= 99 = 29 4+1
N
= 60
Tinggi
= x ≥ (µ+S) = x ≥ 82,5 + 20 = 102,5
Sedang
= (µ-S) ≤ x ≤ (µ+S) = 62,5 ≤ x 102,5
Rendah
= x ≤ (µ-S) = x ≤ 62,5
Mean 68,76
Skor
Kategori
Mean
Kategori
Skor
Minimum
Rendah
Teoritas
Tinggi
Maksimum
(33)
(≤ 62,5)
(82,5)
(≥102,5)
(132)
Berdasarkan uji normalitas Kenakalan Remaja maka variabel Kenakalan Remaja mempunyai Mean 68,76 berada pada kategori rendah.
Uji Linieritas HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN KENAKALAN PADA REMAJA SANTRI PONDOK PESANTREN DARUTTAUBAH HARAPAN JAYA BEKASI UTARA Variables Entered/Removed(b) Variables Variables Entered Removed Method Kontrol . Enter Diri(a) a All requested variables entered. b Dependent Variable: KENAKALANREMAJA Model 1
Model Summary Model
1
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
R Square Change
F Change
df1
df2
,016(a)
,000 -,017 10,63558 a Predictors: (Constant), KONTROLDIRI
Change Statistics Sig. F Change ,000
R Square Change ,014
F Change 1
df1
df2 58
,905
ANOVA(b)
Model 1
Regression
Sum of Squares 1,634
Residual
6560,699
Total
Df
6562,333 a Predictors: (Constant), KONTROLDIRI b Dependent Variable: KENAKALANREMAJA
1
Mean Square 1,634
58
113,115
F ,014
Sig. ,905(a)
59
Collinearity Diagnostics(a)
Model
Dimension
Eigenvalue
Condition Index
1
1
(Constant) 1,997
KontrolDiri 1,000
(Constant) ,00
KontrolDiri ,00
,003 24,583 a Dependent Variable: KENAKALANREMAJA
1,00
1,00
2
Variance Proportions
INTERPRETASI F hitung
: 0.014
F tabel
: 4.00
Sig
: 0.905
PENGAMBILAN KEPUTUSAN a. Jika F hitung > F tabel, maka model linier Y = a + b X, sudah tepat dan dapat dipergunakan b. Jika probabilitas > 0.05, maka model linier Y = a + b X ditolak c. Jika probabilitas (Sig) < 0.05, maka model linier Y = a + b X diterima dan dapat dipergunakan jadi F hitung (0.014) < F tabel (4.00) dan probabilitas (Sig) (0.905) > α (0.05), maka dapat disimpulkan bahwa model linier Y = a + b X ditolak, berarti data menunjukkan garis tidak lurus (terbalik).
Analisa Data Korelasi Product Moment, Uji Signifikansi Koefisien Korelasi dan Uji Koefisien Determinan HUBUNGAN KONTROL DIRI DENGAN KENAKALAN PADA REMAJA SANTRI PONDOK PESANTREN DARUTTAUBAH HARAPAN JAYA BEKASI UTARA
Analisa Data Korelasi Product Moment Correlations KENAKALAN REMAJA
KONTROLDIRI KONTROLDIRI
Pearson Correlation
1
Sig. (2-tailed) N KENAKALANREMAJA
,905 60
60
Pearson Correlation
,016
1
Sig. (2-tailed)
,905
N
Uji Signifikan Koefisien Korelasi
T hitung
,016
=
=
=
= = 0.121 0.9997 = 0.121 Derajat Bebas = n – 2 = 60 – 2 = 58
60
60
T tabel (0.05;48) = 1.671 Pengambilan Keputusan a. Jika T hitung > T tabel, maka Ho di tolak b. Jika T hitung < T tabel, maka Ho diterima INTERPRESTASI Oleh karena T hitung (0.121) < dari T tabel (1.671), maka Ho diterima, artinya bahwa ada hubungan yang lemah (sehingga dianggap tidak ada hubungan) antara Kontrol Diri dengan Kenakalan Remaja.
Koefisien Determinan Rumus : 100 r2% : 100 . (0.016)2 % : 100 . 0.000256% : 0.0256% Artinya : Variabel Kontrol Diri menyumbang 0.0256% untuk variabel Kenakalan Remaja.