B BA AB B II FFA MA ASSY YA AR RA AK AL KA LSSA AT T AFFA AH HD DA ASSA AR R PPE EN NG GE EM MB BA AN NG GA AN NM D DA ASSA AR R PPE EM MIIK KIIR RA AN N
Dalam negara yang sedang berkembang terdapat siklus keadaan yang merupakan suatu lingkaran yang tak berujung, yang menghambat perkembangan masyarakat secara keseluruhan. Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia umumnya disebabkan karena Rendahnya Tingkat Sosial Ekonomi masyarakat yang mengakibatkan Ketidakmampuan dan Ketidaktahuan dalam berbagai hal khususnya dalam bidang kesehatan dan perawatan dalam memelihara diri mereka sendiri ( Self Care ). Bila keadaan ini dibiarkan akan menyebabkan masalah kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok – kelompok dan masyarakat secara keseluruhan. Dan sebagai dampaknya adalah menurunnya Status Kesehatan Keluarga dan Masyarakat secara keseluruhan. Keadaan ini akan sangat berpengaruh terhadap Produktivitas keluarga dan masyarakat untuk menghasilkan sesuatu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yang selanjutnya membuat kondisi sosial ekonomi keluarga dan masyarakat semakin rendah. Demikian seterusnya berputar sebagai suatu siklus yang tak berujung.
Ketidaktahuan & Ketidakmampuan
Sosial Ekonomi Rendah
Produktifitas Rendah Keadaan yang saling kait mengkait ini menghambat perkembangan masyarakat secara keseluruhan dan suatu tindakan harus dilakukan untuk memotong lingkaran yang tak berujung ini agar selanjutnya kita dapat meningkatkan keadaan masyarakat secara menyeluruh. Adam Curle (1970) ahli pengembangan masyarakat berpendapat bahwa : Sumber – sumber keterbelakangan masyarakat bukan terletak pada kurangnya pendayagunaan sumber – sumber ekonomi, tetapi pada penggunaan yang salah dari sumber daya manusiawi ( ...... the wrong use of people.......). Dalam masyarakat itu sendiri sebenarnya terdapat suatu dinamika yang membuat mereka mampu bertahan dalam keadaan yang sulit dan hal itu sebenarnya merupakan potensi yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidupnya. Sampai seberapa jauh potensi itu telah berkembang, dapat dilihat dari keadaan perkembangan masyarakat itu sendiri. Pada masyarakat yang sudah berkembang, maka hal ini menunjukkan bahwa mereka telah dapat memanfaatkan potensi yang mereka miliki ; Sedangkan pada masyarakat yang belum berkembang berarti mereka belum banyak memanfaatkan potensi yang mereka miliki.
PPE EN NG GE ER RTTIIA AN N Beberapa definisi yang memberikan pengertian tentang Pengembangan PPE EN NG GE EM MB BA AN NG GA AN N Masyarakat antara lain : M MA ASSYYA AR RA AK KA ATT
1. Menurut ” Bhattacarya ” Pengembangan Masyarakat adalah Pengembangan manusia yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan manusia untuk mengontrol lingkungannya. Pengembangan masyarakat merupakan usaha membantu manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan kemampuan untuk berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya. Manusia didorong untuk mampu membuat keputusan, mengambil inisiatif dan mampu berdiri sendiri. 2. Menurut ” T.R. Betten”. Pengembangan Masyarakat bertujuan mempengaruhi perikehidupan rakyat jelata dimana keberhasilannya tergantung sekali pada kemauan masyarakat untuk aktif bekerjasama. 3. Menurut ” Yayasan Indonesia Sejahtera ” Pengembangan Masyarakat adalah Usaha – usaha yang menyadarkan dan menanamkan pengertian kepada masyarakat agar dapat menggunakan dengan lebih baik semua kemampuan yang dimiliki, baik alam maupun tenaga, serta menggali inisiatif setempat untuk lebih banyak melakukan kegiatan investasi dalam mencapai kesejahteraan yang lebih baik.
Hakekat
Pengembangan Masyarakat pada dasarnya adalah untuk
H ATT meningkatkan kesejahteraan manusia atau kesejahteraan masyarakat. KA EK KE AK HA PPE N Hal ini sebenarnya mempunyai kesamaan / tidak berbeda atau dalam arti AN GA NG AN BA MB EM GE NG EN M ATT lain sejalan dengan hakekat pembangunan ekonomi pada umumnya. KA AK RA AR ASSYYA MA
Setiap usaha yang bertujuan untuk mengembangkan masyarakat LLAAN NG GKKAAH H –– LLAAN NG GKKAAH H hendaknya menempuh langkah – langkah sebagai berikut : D N DLLM M PPEEN NG GEEM MBBAAN NG GAAN M MAASSYYAARRAAKKAATT 1. Ciptakan kondisi agar potensi ( kemampuan ) setempat dapat dikembangkan dan dimanfaatkan. Potensi setempat sering kali tidak bisa digunakan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat karena adanya berbagai hambatan. Oleh karena itu diperlukan kemampuan menganal hambatan – hambatan ini untuk selanjutnya bersama masyarakat menciptakan suatu kondisi agar potensi yang sudah ada dapat dimanfaatkan untuk peningkatan taraf hidup.
2.
Tingkatkan mutu potensi yang ada. Tergalinya potensi setempat harus diikuti dengan peningkatan mutu agar dapat diperoleh manfaat yang optimal. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan mengikutsertakan masyarakat setempat sejak awal kegiatan hingga pelaksanaan dan perluasan kegiatan dengan mengadakan kegiatan – kegiatan pendidikan yang bersifat non formal.
3.
Usahakan kelangsungan kegiatan yang sudah ada. Terlaksananya kegiatan sebagai wujud pemanfaatan potensi yang ada bukanlah suatu tujuan akhir. Harus diusahakan agar kegiatan tersebut tidak berhenti begitu saja tetapi diikuti dengan kegiatan lain sebagai hasil daya cipta masyarakat. Untuk itu yang perlu diperhatikan adl : ) Setiap kegiatan harus menimbulkan kepuasan agar timbul gairah dan daya cipta dari seluruh komponen masyarakat, ) Kegiatan – kegiatan yang dilakukan harus yang berkelanjutan, ) Harus ada latihan untuk pembentukan kader yang didikuti dengan usaha meningkatkan keterampilan.
4.
Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan Tujuan akhir dari peningkatan pengembangan masyarakat adalah agar proses pengembangan masyarakat tersebut mampu menghasilkan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
PPE N Dengan bertitik tolak dari pengertian tentang Pengembangan AN RA AR BA AB NJJA EN O ALL Masyarakat seperti yang telah diuraikan tersebut di atas, maka masyarakat NA ON ASSIIO RA ER OPPE merupakan Subyek dari kegiatan yang menjadi sasaran kegiatan. Peranan lembaga dari luar hanyalah sebagai perangsang agar proses yang terjadi berjalan secara optimal. Dengan demikian, maka Penjabarannya secara Operasional dilaksanakan dengan cara : 1.
Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang menentukan masalah kesehatannya, baik yang dihadapi secara individu, keluarga, kelompok maupun masyarakat.
2.
Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang membuat analisa dan kemudian menyusun perencanaan penanggulangan masalah.
3.
Berikan kesempatan agar masyarakat sendiri yang mengorganisir diri untuk melaksanakan usaha perbaikan tersebut.
4.
Dalam proses ini sedapat mungkin digali sumber – sumber daya yang ada dalam masyarakat sendiri dan kalau betul – betul diperlukan dimintakan bantuan dari luar.
TTU N Dengan menjadikan masyarakat sebagai Subyek kegiatan, maka Tujuan AN UA UJJU PPE N yang ingin dicapai dalam Pengembangan Masyarakat adalah : AN GA NG AN BA MB EM GE NG EN M ATT 1. Menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri. KA AK RA AR ASSYYA MA 2. 3. 4.
PPR RIIN NSSIIPP RIIN NSSIIPP –– PPR PPE N AN GA NG AN BA MB EM GE NG EN M AR ASSYYA MA ATT KA AK RA
Menimbulkan rasa bangga, semangat dan gairah kerja Meningkatkan dinamika masyarakat untuk membangun Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka harus diperhatikan Prinsip – prinsip dalam Pengembangan Masyarakat sebagai berikut : 1. Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat. 2. Program harus disesuaikan dengan kemampuan masyarakat setempat, 3. Dalam melaksanakan kegiatan harus selalu diberikan bimbingan, pengarahan dan dorongan agar agar dari satu kegiatan dapat dihasilkan kegiatan lainnya, 4. selama proses ini petugas harus bersedia mendampingi masyarakat dengan mengambil fungsi sebagai katalisator untuk mempercepat proses.
Dalam Program Pengembangan Masyarakat, terkandung Unsur – unsur
U R penting sebagai berikut : UR NSSU UN R –– U UR NSSU UN PPE N 1. Program terencana dan terfokus pada kebutuhan – kebutuhan AN GA NG AN BA MB EM GE NG EN M ATT KA AK RA AR ASSYYA MA menyeluruh ( Total Needs ) dari masyarakat yang bersangkutan, 2. 3.
4.
Mendorong Swadaya Masyarakat ( ini adalah Unsur Utama ), Adanya bantuan teknis dari pemerintah maupun badan – badan swasta atau organisasi – organisasi sukarela, yang meliputi tenaga atau personil, peralatan, bahan dan dana bersifat sementara dan tidak menimbulkan ketergantungan, Mempersatukan berbagai spesialisasi seperti kesehatan masyarakat, pertanian, peternakan, pendidikan, kesejahteraan keluarga, kewanitaan, kepemudaan dll untuk membantu masyarakat.
Menurut Mezirow ( 1963 ), ada 3 macam Bentuk Program dalam Usaha
B K Pengembangan Masyarakat, yaitu : UK NTTU EN BE K –– B UK NTTU EN BE M E G N PPE N A G N A B ENGEMBANGAN 1. Program Integratif M ATT KA AK RA AR ASSYYA MA Pengembangan Masyarakat melalui koordinasi dinas – dinas teknis terkait atau yang lebih dikenal dengan Kerjasama Lintas Sektoral 2.
Program Adaptif Pengembangan Masyarakat hanya ditugaskan kepada salah satu Instansi/Departemen yang bersangkutan saja yang secara khusus melaksanakan kegiatan tersebut atau yang dikenal dengan Kerjasama Lintas Program.
3.
Program Proyek Pengembangan Masyarakat dalam bentuk usaha – usaha terbatas di wilayah tertentu dan program disesuaikan dg kebutuhan wilayah tsb.
Namun
demikian terlepas dari semua pengertian tersebut tentang PPE N Pengembangan Masyarakat, maka ”Charles Erasmus” merupakan orang AN GA NG AN BA MB EM GE NG EN M ATT yang berpandangan kontra pengembangan masyarakat, yang menyatakan KA AK RA AR ASSYYA MA bahwa Orang – orang dewasa yang sudah mencapai tingkat kematangan tertentu, yang telah mempunyai perasaan – perasaan rendah diri dan tidak percaya diri sendiri dan mempunyai kecenderungan untuk menghindari situasi – situasi baru, tidak mungin dirubah dalam sekejap, sekalipun dibuka kesempatan – kesempatan. Menurut Erasmus, Pengembangan Masyarakat hanyalah suatu ”Adult Manipulation” belaka. Ia berkeyankinan bahwa faktor yang penting dalam pembangunan adalah adanya kesempatan menuju perubahan ( Perubahan Sosial ). Kalau momentumnya tepat, pembangunan materiil akan merangsang tumbuhnya cara – cara hidup yang lebih sehat untuk seterusnya, tanpa melalui filsafat birokratis tentang swadaya masyarakat.
PPAAN ND DAAN NG GAAN N KKO ON NTTRRAA
BAB II PENGORGANISASIAN MASYARAKAT PPE EN NG GE ER RT TIIA AN N Menurut ”Ross Murray” Pengorganisasian Masyarakat adalah : Suatu proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasi kebutuhan – kebutuhan dan menentukan prioritas dari kebutuhan – kebutuhan tersebut, dan mengembangkan keyakinan untuk berusaha memenuhi kebutuhan – kebutuhan sesuai dengan skala prioritas berdasarkan atas sumber – sumber yang ada dalam masyarakat sendiri maupun yang berasal dari luar dengan usaha secara gotong royong.
A ASSPPE EK K –– A ASSPPE EK K Pada pengertian tersebut terdapat 3 aspek penting yang terkandung di
PPE N dalamnya, yaitu : AN ASSIIA NIISSA AN GA RG OR GO NG EN
M MA ASSY YA AR RA AK KA AT T
1.
PROSES a). Merupakan proses yang terjadi secara sadar, tetapi mungkin juga tidak disadari, b). Jika proses disadari, berarti masyarakat menyadari akan adanya kebutuhan, c). Dalam prosesnya ditemukan unsur – unsur kesukarelaan. Kesukarelaan timbul karena adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan sehingga mengambil inisiatif atau prakarsa untuk mengatasinya, d). Kesukarelaan juga terjadi karena dorongan untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan kelompok atau masyarakat, e). Kesadaran terhadap kebutuhan dan masalah yang dihadapi biasanya ditemukan pada segelintir orang saja yang kemudian melakukan upaya menyadarkan masyarakat untuk mengatasinya. f). Selanjutnya mengintruksikan kepada masyarakat untuk bersama – sama mengatasinya.
2.
MASYARAKAT Masyarakat biasanya diartikan sebagai : a). Kelompok besar yang mempunyai Batas – batas Geografis : Desa, Kecamatan, Kabupaten dsb. b). Suatu kelompok dari mereka yang mempunyai kebutuhan bersama dari kelompok yang lebih besar, c). Kelompok kecil yang menyadari suatu masalah harus dapat menyadarkan kelompok yang lebih besar, d). Kelompok yang secara bersama – sama mencoba mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhannya.
3.
BERFUNGSINYA MASYARAKAT Untuk dapat memfungsikan masyarakat, maka harus dilakukan langkah – langkah sebagai berikut : a). Menarik orang – orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja, untuk membentuk kepanitiaan yang akan menangani masalah – masalah yang berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, b). Membuat rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh keseluruhan masyarakat, c). Melakukan upaya penyebaran rencana ( kampanye ) untuk mensukseskan rencana tersebut.
PPE ER RSSY YA AR RA AT TA AN N Untuk menentukan seseorang sebagai ”Community Worker” atau sebagai PPE ET TU UG GA ASS ”Promotor Kesehatan Desa (Promokesa)”, harus memiliki syarat – syarat
sebagai berikut : 1. Mampu menggunakan berbagai pendekatan kepada masyarakat sehingga dapat menarik kepercayaan masyarakat, 2. Mampu mengajak masyarakat untuk bekerjasama serta membangun rasa saling percaya antara petugas dan masyarakat, 3. Mengetahui dengan baik sumber daya dan sumber alam yang ada di masyarakat, yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dan memecahkan masalah, 4. Mampu berkomunikasi secara baik dengan masyarakat, menggunakan metode dan teknik komunikasi yang disesuaikan dengan keadaan masyarakat sehingga informasi dapat dimengerti dan dilaksanakan oleh masyarakat, 5. Mempunyai kemampuan profesional dalam berhubungan dengan masyarakat, baik formal leader maupun informal leader, 6. Mempenyai pengetahuan tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keadaan lingkungannya, 7. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan tentang kesehatan yang dapat diajarkan kepada masyarakat, 8. Mengetahui dinas – dinas terkait dan tenaga ahli yang ada di wilayah tersebut untuk dimintakan bantuan keikutsertaannya dalam memecahkan masalah masyarakat dan memenuhi kebutuhan mereka.
PPE EN ND DE EK KA AT TA AN N Pada prinsipnya Pengorganisasian Masyarakat mempunyai orientasi D DA AL LA AM M kepada kegiatan tertentu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk itu menurut ”Ross Murray” dalam Pengorganisasian Masyarakat, PPEEN N terdapat 3 Pendekatan yang digunakan, yaitu : AN ASSIIA NIISSA AN GA RG OR GO NG M MA ASSY YA AR RA AK KA AT T 1. Spesific Content Objective Approach
Adalah : Pendekatan baik perseorangan ( Promokesa ), Lembaga swadaya atau Badan tertentu yang merasakan adanya masalah kesehatan dan kebutuhan dari masyarakat akan pelayanan kesehatan, mengajukan suatu proposal / program kepada instansi yang berwenang untuk mengatasi masalah dan memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut. Contoh : Program penanggulangan sampah.
2.
General Content Objective Approach Adalah : Pendekatan yang mengkoordinasikan berbagai upaya dalam bidang kesehatan dalam suatu wadah tertentu. Misalnya : Program Posyandu, yang melaksanakan 5 – 7 upaya kesehatan yang dijalankan sekaligus.
3.
Process Objective Approach Adalah : Pendekatan yang lebih menekankan kepada proses yang dilaksanakan oleh masyarakat sebagai pengambil prakarsa, mulai dari mengidentifikasi masalah, analisa, menyusun perencanaan penaggulangan masalah, pelaksanaan kegiatan, sampai dengan penilaian dan pengembangan kegiatan ; dimana masyarakat sendiri yang mengembangkan kemampuannya sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki. Yang dipentingkan dalam pendekatan ini adalah Partisipasi masyarakat / Peran Serta Masyarakat dalam Pengembangan Kegiatan.
LLA AN NG GK KA AH H –– LLA AN NG GK KA AH H Menurut ”Adi Sasongko ( 1978 )”, langkah – langkah yang harus ditempuh
PPE N dalam Pengorganisasian Masyarakat adalah : AN ASSIIA NIISSA AN GA RG OR GO NG EN
M MA ASSY YA AR RA AK KA AT T 1. Persiapan sosial :
2. 3. 4. 1.
a). Pengenalan Masyarakat b). Pengenalan Masalah c). Penyadaran Masyarakat Pelaksanaan Evaluasi Perluasan
PERSIAPAN SOSIAL Tujuan persiapan sosial adalah mengajak pasrtisipasi atau peran serta masyarakat sejak awal kegiatan, selanjutnya sampai dengan perencanaan program, pelaksanaan hingga pengembangan program kesehatan masyarakat. Kegiatan – kegiatan dalam persiapan sosial ini lebih ditekankan kepada persiapan – persiapan yang harus dilakukan baik aspek teknis, administratif dan program – program kesehatan yang akan dilakukan. a). Tahap Pengenalan Masyarakat Dalam tahap awal ini kita harus datang ke tengah – tengah masyarakat dengan hati yang terbuka dan kemauan untuk mengenal masyarakat sebagaimana adanya, tanpa disertai prasangka sambil menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan. Tahap ini dapat dilakukan baik melalui Jalur Formal yaitu dengan melalui sistem pemerintahan setempat seperti Pamong Desa atau Camat, dan dapat juga dilakukan melalui Jalur Informal misalnya wawancara dengan To-Ma, seperti Guru, Pemuka Agama, tokoh Pemuda,dll.
b). Tahap Pengenalan Masalah Dalam tahap ini dituntut suatu kemampuan untuk dapat mengenal masalah – masalah yang memang benar – benar menjadi kebutuhan masyarakat. Untuk dapat mengenal masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh tersebut, diperlukan interaksi dan interelasi dengan masyarakat setempat secara mendalam. Dalam tahap ini mungkin akan banyak ditemukan masalah – masalah kesehatan masyarakat, oleh karena itu harus disusun skala prioritas penanggulangan masalah. Beberapa pertimbangan yang dapat digunakan untuk menyusun prioritas masalah adalah : 1). Beratnya Masalah Yang perlu dipertimbangkan di dini adalah Seberapa jauh masalah tersebut menimbulkan gangguan terhadap masyarakat. 2). Mudahnya Mengatasi Yang diperhatikan adalah kemudahannya dalam menanggulangi masalah tersebut. 3). Pentingnya Masalah Bagi Masyarakat Yang paling berperan di sini adalah Subyektifitas masyarakat sendiri dan sangat dipengaruhi oleh kultur – budaya setempat 4). Banyaknya Masyarakat yang Merasakan Masalah Misalnya perbaikan Gizi, akan lebih mudah dilaksanakan di wilayah yang banyak balitanya. c). Tahap Penyadaran Masyarakat Tujuan tahap ini adalah menyadarkan masyarakat agar mereka : 1). Menyadari masalah – masalah kesehatan yang mereka hadapi 2). Secara sadar berpartisipasi dalam kegiatan penanggulangan masalah kesehatan yang dihadapi, 3). Tahu cara memenuhi kebutuhan akan upaya pelayanan kesehatan sesuai dengan potensi dan sumber daya yang ada. Agar masyarakat dapat menyadari masalah dan kebutuhan mereka akan pelayanan kesehatan, diperlukan suatu mekanisme yang terencana dan terorganisasi dengan baik, untuk itu beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka Menyadarkan Masyarakat adalah : 1). Lokakarya Mini Kesehatan, 2). Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD ) 3). Rembuk Desa 2.
PELAKSANAAN Setelah rencana penanggulangan masalah disusun dalam Lokakarya Mini atau MMD, maka langkah selanjutnya adalah Melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan masyarakat adalah : 1). Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,
2). Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya penaggulangan masalah, 3). Kegiatan disesuaikan dengan kemampuan, waktu, dan sumber daya yang tersedia di masyarakat, 4). Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai kemampuan dalam penanggulangan masalah. 3.
EVALUASI Penilaian dapat dilakukan setelah pelaksanaan dijalankan dalam jangka waktu tertentu. Dalam melakukan penilaian ada 2 cara, yaitu : 1). Penilaian Selama Kegiatan Berlangsung • Disebut juga Penilaian Formatif = Monitoring • Dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan kegiatan yang dijalankan sesuai dengan perencanaan penanggulangan masalah yang telah disusun. • Sehingga dapat diketahui perkembangan hasil yang akan dicapai. 2). Penilaian Setelah Program Selesai Dilaksanakan • Disebut juga Penilaian Sumatif = Penilaian Akhir Program • Dilakukan setelah melalui jangka waktu tertentu dari kegiatan yang dilakukan. • Dapat diketahui apakah tujuan / target dalam pelayanan kesehatan telah tercapai atau belum.
4.
PERLUASAN Perluasan merupakan pengembangan dari kegiatan yang dilakukan, dan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu : 1). Perluasan Kuantutatif Yaitu : perluasan dengan menambah jumlah kegiatan yang dilakukan, baik pada wilayah setempat maupun wilayah lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. 2). Perluasan Kualitatif Yaitu : perluasan dengan dengan meningkatkan mutu atau kualitas kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga dapat meningkatkan kepuasan dari masyarakat yang dilayani.
BBAABB IIIIII MMOOBBIILLIISSAASSII,, PPAARRTTIISSIIPPAASSII DDAANN KKEEDDEERRIISSAASSII B BA AT TA ASSA AN N Mobilisasi merupakan Pengerahan seluruh anggota masyarakat untuk ikut M MO OB BIIL LIISSA ASSII aktif dalam suatu usaha demi kepentingan bersama.
Dalam masyarakat Jawa terkenal dengan istilah ”Gugur Gunung” yang berarti bersama sama bergerak dalam menangani suatu proyek bersama untuk kepentingan semua orang. Untuk dapat bergerak, maka kelompok inti dengan atau tanpa extension worker harus mampu mempengaruhi orang – orang atau seluruh masyarakat agar merubah sikap dan membangkitkan keinginan mereka untuk ikut bergerak bersama.
M MO OB BIIL LIISSA ASSII
Dalam
masyarakat yang cukup besar jumlahnya dan heterogen, maka O ASSII kemungkinan untuk melakukan mobilisasi langsung menjadi kurang efektif NIISSA AN GA RG OR M MA ASSY YA AR RA AK KA AT T dan terlalu lama. Jalan lain yang mungkin dapat ditempuh untuk mengantisipasi hal tersebut adalah dengan pendekatan melalui organisasi – organisasi masyarakat yang ada, dengan menggunakan Langkah – langkah sebagai berikut : 1). Membuat daftar organisasi yang ada 2). Mengetahui kegiatan utama dan mengenal tokohnya 3). Menganalisa kemungkinan yang mendukung ataupun yang menghambat program 4). Membuat perkiraan kemungkinan hal – hal yang dapat membantu program dari setiap organisasi 5). Mengatur strategi agar organisasi – organisasi yang netral dapat segera diajak masuk dalam program dan menetralisir organisasi – organisasi lain yang menentang. yang dibutuhkan adalah partisipasi yang bertanggung jawab, PPA AR RT TIISSIIPPA ASSII D DA AN N Partisipasi PERANAN ORGANISASI bukan asal ikut ramai – ramai tanpa mengetahui sebenarnya apa yang harus PERANAN ORGANISASI
dilakukan dan untuk apa ikut dalam usaha bersama itu.
SSE ET TE EM MPPA AT T Partisipasi akan dapat mencapai hasil yang optimal apabila masing – masing telah mengetahui dengan jelas apa yang diharapkan dari kegiatan bersama tersebut. Peranan yang diharapkan dari organisasi setempat sangat luas, yang diantaranya adalah : • Pemberian fasilitas fisik, seperti : ruang untuk pertemuan, alat transportasi, dll. • Pemberian fasilitas non fisik, seperti : wibawa, mekanisme kontrol, dukungan moral, bantuan pikiran dll.
Di negara – negara yang sedang berkembang, hampir sebagian besar warga masyarakatnya berada pada tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah. Hal ini mengakibatkan ”terpendamnya” potensi – potensi yang sebenarnya dimiliki oleh masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya. Oleh karena itu dapat dipahami bahwa dalam keadaan seperti ini, prakarsa pembangunan hampir selalu dimulai oleh aparat pemerintah.
PPE EN NG GE ER RT TIIA AN N
Kader Desa adalah : Tenaga sukarela yang terdidik dan terlatih dalam bidang tertentu, yang tumbuh ditengah – tengah masyarakat dan merasa K KA AD DE ER RD DE ESSA A berkewajiban untuk melaksanakan, meningkatkan, dan membina kesejahteraan masyarakat dengan rasa iklas tanpa pamrih dan didasari panggilan untuk melaksanakan tugas – tugas kemanusiaan. Bertitik tolak dari pengertian ini, maka kader desa adalah wakil dari masyarakat yang akan merumuskan segala hal yang menjadi kebutuhan dari masyarakat dan melakukan usaha – usaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Kader desa akan menjadi ”agent of change” yang akan membawa norma – norma baru yang sesuai dengan nilai tradisional mereka dan yang akan menggali segi – segi positif yang ada pada norma – norma tradisional masyarakat mereka.
O OPPT TIIM MA AL LIISSA ASSII PPO OT TE EN NSSII K KA AD DE ER R D E S A DESA
Beberapa cara / langkah – langkah untuk mengoptimalkan potensi kader desa antara lain : 1). Jangan terlalu ketat membuat pembatasan – pembatasan 2). Pembinaan kader desa harus dilakukan secara positif dan berkesinambungan, 3). Menumbuhkan dan mengembangkan sistem yang dapat menunjang peran kader desa.
K KE EU UN NT TU UN NG GA AN N Keuntungan yang diperoleh Masyarakat dengan adanya Kader adalah : 1). Meningkatkan kualitas kemampuan hingga menumbuhkan pemimpin K KA AD DE ER RD DE ESSA A dan kepemimpinan baru dalam masyarakat, 2). Masyarakat dapat memanfaatkan kegiatan atau fasilitas yang disediakan dengan lebih optimal, 3). Keterlibatan masyarakat dalam program menjadi lebih besar sehingga ikut berperan secara aktif dalam menyusun tujuan – tujuan yang ingin dicapai. Keuntungan yang diperoleh Lembaga yg. Mensponsori Program dengan adanya Kader adalah : 1). Program dapat dikerjakan kader dan menekan biaya, 2). Daya jangkau program menjadi lebih luas dg. Tambahan tenaga kader, 3). Cara pelaksanaan kegiatan / program dapat disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat. ( Krn. Kader berasal dari masyarakat setempat yang telah dipilih oleh masyarakat dan pamong setempat )