JAMINAN SOSIAL BERBASIS KOMUNITAS LOKAL Studi Kasus Perkumpulan Kematian Al-Khoiro Di Desa Ulak Kerbau Lama Kecamatan Tanjung Raja Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan Habibullah
ABSTRAK Jaminan sosial merupakan salah satu jenis kebijakan sosial untuk mengatasi kemiskinan dan ketimpangan dalam masyarakat. Sistem jaminan sosial secara garis besar mengikuti dua metode, yaitu asuransi sosial dan bantuan sosial Berbeda dengan negara maju, negara berkembang seperti Indonesia memiliki sumber dana yang sangat terbatas untuk menyelenggarakan jaminan sosial. Meskipun demikian, jaminan sosial berbasis komunitas telah berakar dalam masyarakat sejak lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi mekanisme jaminan sosial berbasis komunitas dengan kasus Perkumpulan kematian Al-Khoiro di desa Ulak kerbau Lama Kecamatan Tanjung Raja Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan dan penelitian ini bersifat deskriptif Hasil penelitian menunjukkan bila dilihat bentuk jaminan sosialnya maka Perkumpulan kematian Al-Khoiro cenderung pada bentuk asuransi sosial dibanding dengan bantuan sosial karena anggotanya diwajibkan membayar iuran anggota baru. Apabila dilihat dari bentuk manfaatnya maka jaminan sosial yang diberikan Perkumpula11 kematian Al-Khoiro dapat berupa uang (benefit incash) dari santunan wajib anggota dan berbentuk barang dan pelayanan sosial (benefit in-kind). Jaminan sosial berbasis komunitas memang perlu dikembangkan akan tetapi dalam pengembanganya jangan terjebak pada pemberian dana stimulan yang justru mematikan kreativitas lokal. Oleh karena itu maka dalam hal penyusunan kebijakan dan perencanaan intervensi program keragaman karakteristik komunitas lokal sangatlah penting dipahami. Kata kunci : Kebijakan Sosial, Jaminan sosial, Komunitas Lokal
I.
PENDAH ULUAN
don perumahan ( Huttman, 1981; Gilbert don Specht, 1986 dalam Edi Suharto, 2004).
A.
Lat er Belakang
Berbeda dengan negaro maju, negoro b erkembang seperti Indo nes ia memiliki sumber dona yang songat terbatos untuk menyelenggarakon jominon sosial. Meskipun demikion, jaminan sosial berbasis komunitos telah berkembang di mosyorokot sejok lama. Karenanya ado perbedoan, yang sebenarnyo artifisial, D i negara be r kembang seperti Indonesia, jaminan sosiol yang diberikan oleh negaro atou institusi tertentu sangat terbatas jumlohnya . Pada sisi lain, sudah d ikeno l berbagai bentuk jaminan sosial dalam lingkungan masyarokat otau komunitas tertentu. Karena itu, muncul t erminologi yang membedakon polo jaminon sosial tersebut seperti formal don informal atou state don kinship (Benda-Beckman dkk., 1988). Di seluruh Indonesia selalu ditemukan struktur informal yang membantu penduduk di soot-soot mereka membutuhkan (l ngleson, 1993). Pada level lokol, kelompok masyarakat tertentu selalu
Kemi skinan don ketimpa ngon sosia l odolo h duo isu sentral dalom wacana perumuson don pengembongan kebijokan sosiol. Dolam literatur pekerjaan sosial, jaminan sosiol merupokon saloh sotu jenis kebi jokon sosiol untuk mengotosi kemiskino n do n ketimpongon dolom mosyorokot. Setiop negoro memiliki definisi, sistem don pendekoton yang berbedo dalom mengatosi kemiskinon don ketimpongan don juga memiliki sistem don strotegi jominan sosial yang berbedo pulo. Jami non sosial umumnya diimplementasikan ke dolom berbogoi bentuk tunjangon pendopatan secara langsung yang terkait erat denga n keb ijakon perpo jokan don pemeliharaan pendopaton. Namun demikian, jominan sosiol kerop meliputi pu la b erbagai skema peningkatan akses terhodap peloyanan sosial dosor, seperti perawatan kesehotan, pendidikan
72
Jam111a11 Sosial Berbas1s Ko ,mmitas Lokal
rnerniliki mekanisme jaminon sosiol, boik yang berkaitan dengon siklus hidup (melahirkan, sokit, tuo/pikun, don meninggol), kebutuhon pokok (mokon, pokoian, don rumah), pekerjaan (bercocok tanam), bencana (banjir, gempa, kebakaran), upaca ra, maupun lainnya. Poda owolnya, pada tingkat lokal mekanisme tersebut berakar dari adot, namun pada akhirnya pengaruh agama don pemerintah tidak bisa dihindarkan (Benda-Beckmann & BendaBeckmann, 1995). Departemen Sosial RI telah mengembangkan program jaminan sosiol dalam bentuk bantuan kesejahteraan sosial permanen (BKSP) don asuransi sosial. BKSP cenderung memberikan bantuan kepada mereko yang membutuhkon karena ketidakberdayaan sedangkan Asuransi sosial menggunokan lembaga/organisasi sosial sebagai media perantara dengan sasaran masyarakat yang kurang beruntung. Dengan demikian program ini belum mengarah pada sektor informal don berskala nasional sehingga seringkali inisiatif lo kal t erab aikan. Di Indonesia terjadi kecenderungan yang muara akhirnya kurang lebi h soma. Sementaro itu, jominan sosiol formal belum dopot dipenuhi oleh pemerintah; pada saat yang soma pemerintoh berperan besa r dalam proses perubahan pada jaminan sosial informal. Ada indikasi yang jelas bahwa intervensi pemerintah tidak memberi hasil yang memuask an. Compur tongan ini justru mengakibotkan terjadinya eksternalisasi tanggung jawab. Artinya, mekanisme jaminan sosial yang telah lama berperon dolam suatu komunitas loka l menjadi renggang. Dala m psikologi hal seperti ini diistilahkan sebagai diffusion of responsibility yang bercirikan ketidakpedulian (Foturochman, 1996). B.
Permaso lohon
Jominan sosiol berbosis komunitos teloh tumbuh don berkembong di Indonesia okon tetopi informosi ten+ong k egiato n don mekonisme jominon sosiol yang diloksanokan belum banyak tersedio, o e h !<arena itu pokok permosolahon penelitian ini adalah "bagaimana kegiatan don mekanisme jaminon sosia l berbasis komunitas dengon kasus Perkumpulan kematian AI -Khoiro?
C.
(Habibullalr)
Tujuon don Manfaot Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas maka penelitian ini bertujuan memberikan gambaran tentang kegiatan don mekanisme jaminan sosial berbasis komunitas lokal. Adanya data don informasi yang tepat tentang jaminan sosial berbasi s komunitas lokal diharapkan dapat memberikon masukan terhodap Departemen Sosial RI dalam perumusan kebijakan tentang tentang jaminan sosial berbasi s komunitas di Indonesia. Pemahaman yan g tepat poda gilironnya akan menuntun para pengambil kebijakan pada pilihon kebi ja kan yang tepat pula . D.
Kerangko Konsep
Jami nan sosiol yang berbentuk tunjangan pendapatan dapat disebut benefit in cash, sedangkan yang berwujud bantuan barang atau pelayanan sosial sering disebut benefit in kind. Jaminan sosial dapot didefinisikan sebago i sistem pemberia n uong don otau peloyanon sosiol guna melindungi seseorong dori resiko tidok memiliki otau kehilangon pendapoton okibat kecelakoon, kecocoton , sakit, mengonggur, kehomilon, moso tua d on kemotion (Edi Suharto, 2004). Alason utomo yang melondasi mengopa jominon sosiol perlu diberi kon kepado wargo negara odoloh koreno seloin jominan sosial dopot melindungi worgonyo dari resiko -resiko yang tidak terduga, juga kareno jaminon sosial secaro ekonomi moupun sosiol tidok merugikon baik kepoda penyelenggoro moupun penerimo peloyanon. Jaminon sosio l bu konloh pengeluaron publik yang sio-sio. Melainkan sebuah bentuk investasi sosial yang menguntungkon dolom jangka panjong yang dilandosi oleh duo pilor utoma, yakni redistribusi pendapaton don solidaritas sosial (Spicker, 1995 dolam Edi Suharto, 2004). Dua prinsip ini menjelaskon bogaimano mekanisme jaminon sosial bekerja. Misoinyo, bogaimana peredaran uang berputar diantara anggota atau peserta jaminan sosia l sehinggo teriadi mekonisme soli ng melindungi diantora mereka yang pada gilironnya menjadi sebuoh investosi sosiol yang memberi kontribusi dalom rnenjoga don rneningkatkan kualitos hidup negara - negora bangsa secara berkelanjutan.
73
Jaminan Sosial Berbasis Komunitas l.okal
Secora umum, asuransi adalah sistem untuk sekelompok orang guna melindungi resiko-resiko yang mungkin terjadi pada mereka. Sejumlah orang yang dianggap memiliki suatu resiko serupa membentuk sebuah kelompok dan masing-masing a nggota kelompok tersebut membayar premi sebagai prasyarat memperoleh manfaat manakala menghadapi kecelakaan atau resiko di masa depan. Jika seseorang mengalami kecelakaan, misalnya orang tersebut menerima manfaat asuransi dari akumulasi premi sebagai pengganti atau kompensasi terha dap resiko yang dialaminya. Agar sistem asuransi sosial berjalan secara efektif, 'hukum bilangan banyak' harus dipenuhi, artinya sejumlah orang harus berkelompok dan harus ado probabilita tertentu berkenaan dengan kecelakaan-kecelakaan atau resiko-resiko yang bakal terjadi. Disamping perhitungan mengenai premi, sistem asuransi sosial harus didasarkan pada dua prinsip berikut ini ini (MHLW dalam Edi Suharto, 2004). 1.
2.
Jumlah total premi yang harus dibayar oleh peserta kepada penyelenggara harus soma dengan jumlah total uang pertanggungan {income money) yang harus dibayar penyelengga ra kepada peserta . Tingkat premi asuransi yang harus dibayar oleh para peserta harus ditentukan berdasarkan resiko-resiko yang harus dicover serta jumlah uang pertanggungan yang mungkin dibayar kepada peserta tersebut.
Asuransi sosial memiliki kelebihan : 1.
Peserta mem ili ki hak untuk menerima manfaat (mengajukan klaim) sebagai balasan atas premi yang dia bayar. Hok tersebut lebih kuat daripada hak yang diberikan oleh sisten bantuan sosial
2.
Berkaitan dengan sumber pendanaan, beban pembiayaan lebi h mudah diterima secara logis, karena beban asuransi don tingkat manfaat (pertanggungan) berhubungan erat. lni berbeda dengan sistem bantuan sosial yang mengandalkan pajak, antara pembayar don penerima seringkali tidak berkaitan.
3.
Tuntutan -tuntutan yang bersifat mementingkan diri sendiri, seperti 'soya ingin lebih banyak manfaat, tetapi tidak ingin
(Habibullah)
lebih banyak menanggung beban premi' dapat dihindari. Kelemahan asuransi sosial ada lah kecenderungan terhadap keseragaman, bentukbentu k manfaat yang tetap {fixed) dan kemungkinan terjadinya penyalahgunaan manfaat (the abuse of benefit) . Ke lebihan asuransi sosial dapat hilang jika hubungan antara manfaat don beban secara ekstrem sangat lemah pada tingkat individu. Kelebihan bantuan sosial meliputi: 1.
Sistem ini menjangkau berbagai kalangan orang. Jika seseorang memenuhi kondisi tertentu, dia dapat menerima manfaat terlepas dari apakah dia turut memiku l beban untuk mendapatkannya.
2.
Sistem ini dapat memenuhi kebutuhan secara lebih khusus.
Kelemahan bantuan sosial adalah cenderung menimbulkan ketergantungan don meningkatkan pengeluaran fiskal. Penelitian atau penetapan terhadap persyaratan penerima, seperti survey terhadap pendapatan don kepemilikan (asset) yang d ikenal dengan istilah"means test", dapat membatasi penerima bantua n sosial meskipun mereka sangat membutuhkannya. Dengan demikian, manfaat bantuan sosial seringkali sangat terbatas don tergantung pada situasi keluarga . Sebagai contoh, sistem asuransi pensiun untuk orang lanjut usia don sistem asuransi medis diberi kan kepada peserta terlepas dari ting kat pendapatan mereka. Sedang kan skema bantuan sosial, seperti tunjangan anak-anak dan pensiun kesejahteraan, hanya diberikan kepada mereka yang memiliki pendapatan rendah . Berbagai studi memang telah menunjukkan bahwa komunitas memiliki peranan yang sangat berarti di da lam mewujudkan partisipasi don tindakan kolektif, termasuk di dalam mengembangkan m ekanisme asuransi don berbagi resiko. Sesama anggota komunitas pasti soling memiliki informasi tentang tingkah laku, kapasitas, don kebutuhan-keb utuhan mereka sendiri. lnformasi inilah yang kemudian digunakan baik untuk menegakkan normanorma maupun untuk menciptakan tindakan kolektif yang efisien di ting kat lokal. Dengan demikian, ko munitas se sungguhnya merupakan pelaksanaan yang nyata dari good governance karena ia menangani problem-problem yang tidak dapat
75
Juma/ Pene/1t1an da n Pcngemba11ga11 Ke5ejahtaaa11 Sosial, Vol 13, N o. 03, 2008: 73-82
ditangani baik oleh para individu yang bertindak sendirian maupun oleh pasar dan pemerintah. Dengan perkataan lain, komunitas mampu memecahkan berbagai persoalan yang secara klasik diacu sebagai kasus-kasus kegagalan pasar don negara (market failure and state failure), seperti: tidak memadainya penyediaan public goods di tingkat lokal, tiadanya asuransi don bentuk-bentuk berbagi resiko, eksklusi kelompok miskin dari pasar kredit, monitoring yang eksesif don tidak efektif terhadap kegiatan bersama, don sebagainya. Terl epas dari berbagai peran yang dapat dimainkan komunitas seperti tersebut di atas, namun pandangan yang terlalu idealistik mengenai komunitas perlu disikapi secara kritis. Sebab, bagaimanapun, komunitas memiliki banyak keterbatasan menyangkut fungsi koordinasi don jangkauan efektivitasnya. Komunitas bukanlah suatu keseluruhan yang organik don homogen; alih-alih, ia ditandai oleh adanya keragaman aktor dengan kepentingan yang berbeda-beda, serta oleh interaksi di antara mereka yang sangat dinamis . Di samping itu, komun itas bukanlah kategori yang statis don dicirikan oleh sifat tradisionalisme semata. Kini komunitas kian terin korpo rasi ke dalam jaringan yang lebih luas yang disediakan baik oleh jaringan bi rokrasi pemerintahan, berbagai insent1f pasar, ma upun perkembangan sarana tra nsportasi don komunikasi . E.
Metode Pene litian
Penelitian i ni menggunakon metode d esk ripti f d e ngon pendekaton kuolitotif. Penelitia n dimoksudkon untuk mendeskripsikon profil don aktivitas-a ktivitos yang dil aksonokon Perkumpulan Kemotian AI-Khoiro sebogai soloh sotu perkumpulan yang menyelenggarakan jaminon sosial be rbosis komuni t os lokal. Penentuan lokasi penelitian secaro purposive di desa Ulak Kerbou Lama Kecamatan Tanjung Ra ja Kabupaten Ogan llir Sumatera Selatan dengan pertimbangan, bahwa lokasi tersebut telah berjalon mekanisme jaminan sosial berbasis komunitas lokal. Sumber data pen elitian, yaitu aparat desa, pengurus don anggota perkumpulan, tokoh agama, tokoh adot don tokoh masyarakat setempat. Sumber data tersebut ditentukan secara purposive dengan mempertimbangkan ke d udukan forma l don pengetahuannya tentang pe rkumpulan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, ditentukan 2 {duo) orang
76
aparat desa (kepala don sekretaris desa), 3 {tiga) orang pengurus perkumpulan, 5 (limo) orang anggota aktif perkumpulan, l (satu) orang tokoh masyarokat, tokoh adat don tokoh agama. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi interview mendalam don studi dokumentasi. Sedangkan pengamatan untuk melengkapi unit analisis tersebut dilakukan terhadap desa don perkumpulan di lokasi penelitian.
II.
HASIL PENELITIAN
A.
Deskripsi Wilayah
Deso Ulak kerbau lama adalah sol ah satu desa di wilayah kecamatan Tanjung Raja kabupaten Ogan llir Sumatero Selatan. Luas desa Ulak kerbau lama seluas 4 km 2 don mempunyai ketinggian tempat rota -rota 8 meter diatas permukaan lout. Jenis tanah didominasi oleh jenis tanah Alluvial don jenis tanah Ponsolik. Jenis tanah Alluvial terdapat di Daeroh Aliran Sungai (DAS) Ogan dengan warna tanah kelabu atau kecoklatan, keadaan tanahnya liat, berpasir don lembab, apabila musim kering akan menjadi keras. Tanah Alluvia l memiliki susunan humus yang kayo bahan organik yang berasal dori endapan limpason air sungoi . Tanah podsolik terdapat di doroto n yang tidok mengalami penggenongon poda musim hujan, tingkat kesubura n lebih rendoh dibondingkon dengon tonah alluvi al. Secora odmistratif, deso Ulok kerbou la ma sebelah uto ro berbatosan dengon Kecamaton Rantou Ponjong, sebe!ah selaton berbatasan dengon deso Ulok Kerbou Boru, sebeloh barat berbotasan dengan deso Skonjing don sebeloh timur berbatosan dengan deso Suko Pindah. Jarok dari desa Ulok kerbou lama ke Kecamatan Tanjung Raja sejauh 5 (limo) km, ke lbukota Kabupaten Ogan llir sejauh 12 (duo belos) km don ke ibukota Provinsi Sumotera Selaton sejauh 45 (empat limo) km. Deso Ulak kerbou lama dihuni oleh 2.391 jiwa atau 499 kepala keluarga dengan rincion loki-loki seba nyok 1.443 jiwa don perempun sebonyok 94 8 jiwo. Di deso Ulok kerbou lama jumlah penduduk laki-loki jumlahnya jauh diatos jumloh penduduk perempuan dengan sex ratio sebesar 152,22 yang berarti bahwa diantara 100 penduduk perempuon terdapat sekitar 152 penduduk laki-laki.
/a 111i11a11 Sosial Berbasis Komunita , I okal
Tabel l . Keluarga Sejahtera don Prasejahtera di Deso Ulak Kerbau Lama Keluar g.a Prasej ahte ra & Keluarga Sejahtera di Des.a Utak Kerbau Lam.a.
Jumlah KK EJ Ke:uergs Prasejahtera
600
• Keluarga Sejahtera I
500 400
D Kelu arga Sejnhtera q
300 o Kelu arga Sejahtera I!
2 00
100
• Keluarga Se)ah1ers ru Plus Kategor i l\el ua.rga
Sumber : Doto Monogrofi Deso Ulak Kerbau Lama, 2008
Be rdasarkan data monografi desa sebagian keluarga terdiri dari keluarga dengan kategori Sejahtera II. Berkurangnya jumlah keluarga dengan kategori prase j ahte ra disebabkan semaki n meningkatnya pendapatan keluarga yang disebabkan muncu lnya mata pencaharian baru bagi masyarakat desa Ulak Kerbau Lama, yaitu menjadi penjahit batik. Pekerjaan menjahit ini d itekuni o leh warga masyarakat sejak tahun 1998. Pada awalnya hanya beberapa o ra ng saja menjadi pen jahit namun set elah melihat keberhasilan, pekerjaan ini ditekuni oleh sebagian besar warga desa Ulak Kerbau Lama t erutama generasi muda yang sudah tidak mau lagi bekerja di sawah karena dianggap kerja kotor don berat. Pada pekerjaan menjahit ini, polo kerjanya ado yang menjadi pen jahit ya ng menjahit baju, yang membuat polo don yang menjadi 'tauke" penghubung antara penjahit dengan pemilik toko di Kota Palembang yang memberi order jahitan. Setiap menyelesaikan l (satu) baju penjahit mendapatkan upah Rp . 5 .000,- don ti ap pen jahit dalam sehari menyelesa ika n 4 (empat) baju . Selain itu pada tahun 200 7 terdapat 2 10 orang lanjut usia yang tinggal bersama keluarganya, terdapat 35 dasa wisma dengan l .532 rumah. B.
Pro fil Perku m p ulan Ke m atia n AI - Khoiro
Perkumpulan kematian AI -Khoiro didi rikan pa da tahun 1999 merupakan perkumpu lan yang didirikan akibatnya munculnya kesadaran bersa m a a ntara anggotanya bahwa ado kebutuhan don biaya yang harus dikeluarkan apabila ado anggota kelua rganya mendapat
(Habibullalt)
musi bah kematian. Beba n biaya ya ng harus ditanggung keluarga yang meninggal di desa Ulak Kerbau Lama meliputi biaya pengurusan jenazah itu sendiri don biaya lain yang ha rus dikel uarkan seperti biaya o perasional untuk acara tahlilan selama 7 (tujuh) malam berturutturut setelah kematian don apabila kemation tersebut menimpa keluarga fa kir miskin yang ~idak mempunyai tabungan ma ka biayo tersebut akon teroso berat oleh ka rena itu tu juan Perku mpulan kematian AI-Khoiro yaitu untuk meringankan beban kel uarg a at au warg a masyorakat yang mengala mi musiba h kematian anggotanya . Riwayat didirikan perkumpu lan ini adalah berawal dari kelompo k ta hl ilan yang merupakan tradisi masyarakat desa Ulak Kerbau lama sejak dahulu kola. Umat Islam setem pat berkeyakinan bahwa musl im yang hidup, wajib mengurus orang yang m eninggal serta haram hukumnya jika tidak melaksanakan keyakinon t ersebut, don menjadi dosa bagi seluruh warga sekitarnya. Keyakinan t ersebut mendasa ri terbentuknya perkump ulan ini . Kelompok tahlilan, telah mendorong munculnya kesadaran warga masyarakat sehingga mereka merasa perlu membentuk kel ompok Perkum pu la n kematian AI -Khoiro . Secora organisatoris Pe rkum pu lan kematian AI-Khoiro mempunya i kepengurusan yang terdiri dari Ketua, dibantu sekretaris don bendahara . Sedangkan untuk pelaksanaan pengu r usa n jenazah diba ntu o l eh se ksi membungkus, memandi kan don menguburkan jenazah don serta seksi pengum pul,ri dona . Pengangkatan pe ngu rus sa ng at t e1 antung pada kapasitas dari orang terse but, terutama bahwa ya ng bersangkutan yaitu; l ) muslim , 2) mem iliki jiwa kemasyarakata n, 3) memil iki kehidupan yang memadai da lam pakaian don kondisi rumah, 4) memi liki peri la ku yang patut dicontoh. Kegiatan rutin ya n g di lakukan o leh Perkumpulan kematia n A I- Kh oi ro ada lah melaksanakan upacara penguburan jenazah mu lai dari pengurusan je naza h sampai mengikuti acara tahlilan selama 7 (tujuh) hari berturut-turut. Tanggung jawa b perkumpu lan me l iputi m e nyediakan pera l at an untuk penguburon seperti kain kafan, batu nisan, don lain sebagainya, memandikan, me nyolatkan sampai menguburkan. Pelayanan perkumpul an kematian AI-Khoi ro tidak terbatos bagi anggota semata namun juga bag i warga la in yang membutuhkan. Bagi pihak lain diluar anggota,
77
]lanai Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Vol 13, No. 03, 2008 : 73-82
dikenakan biaya sebesar Rp 300.000,- setiap acara penguburan. Kegiatan insedentil perkumpulan dilakukan sesuai kebutuhan berupa kegiatan gotong royong baik untuk kepentingan pembangunan desa maupun kegiatan untuk menolong anggotanya apabila ado kegiatan yang membutuhkan pertolongan orang banyak seperti mendirikan/merenovasi rumah, pengajian don peringatan hari-hari besar islam Dana yang diperoleh untuk kegiatan perkumpulan ini, berasal dari iuran anggota. luran anggota baru pada tahun 2008 ditetapkan Rp. 500.000,-/anggota baru padahal pada awal berdiri pada tahun 1999 ditetapkan Rp. 25.000,- /anggota baru dengan anggota telah berkembang dari 30 Kepolo Keluargo (KK} podo tahun 1999) menjadi 120 KK pada tahun 2008. Pengeluaran uang digunakan untuk membeli papan, koin kopon don batu nisan sebogai kebutuhan pokok dari perkumpulan ini. Sedangkan untuk mengembangkan kegiatan melalui musyawarah anggota diputuskan untuk membeli barang-barang aset perkumpulan yang dapat dipergunakan untuk kepentingan bersama. Perkumpulon ini sudoh memiliki oset berupa; kursi lipat sebanyak 150 buah, alatalat masak, tenda, karpet, pengeras suara yang dapat dipergunakan oleh anggota boik untuk kepentingan kematian moupun kepentingon lain misalnya; pernikahan, khitanan, sedekah syukur don lain-lain tanpa dikenai biaya sedangkan apabila diluar anggota harus menyewa. Sejak berdirinya pada tahun 1999 telah dilayani sebanyak 20 orang anggota yang menggunakon fasi litos perkumpulon ini. Fasilitas Perkumpulan kematian AI-Khoiro dapot digunakan oleh Kepala Keluarga, suomi/isteri don anak yang belum menikah. Kalou anak anggoto perkumpulon menikoh moko status pertanggungan perkumpulan batal don apabila ingin menggunakan fasilitos ini maka harus menjadi anggota perkumpulan dengon memboyar iuran sebesar Rp. 500.000,-/ anggota boru Kewajibon lain adalah apabilo anggota Perkumpu lan kemation Al-Khoiro mengolami musiboh kematian maka anggota perkumpulan yang lain wojib menyumbang uang minimal sebesar Rp . 5000,-/anggota dengan demiki on opobila terjadi kematian dengan a nggota sebanyak 120 KK moka keluarga
78
akan mendopat sontu non wajib se besar Rp. 600.000,- don bagi masyorakat desa uang tersebut masih bernilai ti nggi don cu kup meringankan beban pengeluoron keluarga. Selain mendapat santunan wajib dari anggota lain, anggota perkumpu lan mendapatkan peralatan penguburan seperti kain kofan, batu nisan don peralatan lainnya serta mendapatkan manfaat untuk menggunakon peroloton/ asset perkumpulan berupa kursi lipat, tenda, peralatan masak, don pengeros sua ra to npa harus sewa selain dukungan moril kehadiran anggota perkumpulan ketika terjadi musibah kemotion merupakan suatu hal yang tidak te rn ilai harganya.
C.
Pembahasan
Perkumpulan kemo tion A l-Khoiro merupakan salah satu bentu k jamina n sosiol berbasis komunitas don memberi manfaat nyata bagi anggotanya serto dopat be rkelanjutan (ketimbang bersifat tempo rer do n ad hoc semata) dibandingkan dengan bentuk jaminan sosial formal seperti TASPEN, ASKES, JAMSOSTEK, ASABRI, Jaso raharja don lainlain karena jaminan sosial berbosis komunitas ini nyata-nyata hidup di masyara kat don menyediakan perlindungan eksistensiol bogi anggotanya. Hal ini disebabkan perkumpulan ini dibentuk don didukung oleh anggota perkumpulan itu sendiri bukan o leh pihak luar otau pemerintah dengan pendekatan top-down. Selain itu organisasi lebi h bersifat informal, tujuonnya bersifat fleksibel, pengurus lebih banyak dari kelompok lapisa n bawah yang didasari hubungan interp erso nal se rt o oktivitasnya berkaitan denga n kebutuhan anggotanya. Apabila bila melihot bentu k jom inan sosialnya maka Perkumpulan kematian AlKhoiro cenderung pada bentu k asuransi sosial dibanding dengan bant uan sosial kareno anggotanya diwajibkan membayar iu ran anggota baru sebesar yang pada awalnya berdirinya (tahun 1999) ditetapkan sebesa r Rp. 25.000,- don iuran anggota boru ini okon terus mengalami kenoi k kon pado ta hun 2008 ditetapkon Rp.500.000,-. So lah sotu kelemohan osuransi sosiol odoloh kemungkinon terjadinya penyolahgunoan manfaat (the abuse of benefit) tidok akan terjodi poda jam inan sosiol berbasis komuni tas lo kal model Perkumpulan kemotian Al-Khoiro karena manfaat yang diterima tetap don okibat
Jaminan Sosial Berbasis Komunitas Lokal
anggota perkumpulan adalah masyarakat setempat sehingga kontrol sosial dari anggota perkum pulan lain dapat berjalan. Apabila di Ii hat dari bentuk manfaatnya maka jaminan sos ial yang diberikan Perkumpulon kematian AI-Khoiro dapat berupa uong (benefit incas h) dori santunan wajib anggota don berbentuk barang (benefit in-kind) berupo peralatan kematian, pengurusan jenazah, don pemanfaatan asset perkumpulan ta npa harus menyewa. Sebelum terbentuk Perkumpulan kematian AI-Khoiro don masih berlaku sampai sekarang di desa U lak Kerbau La ma telah be rjalan mekanisme jamin.an sosial berbasis komunitds yaitu apabila terjadi kematian maka warga akan mengurus j enazah, don takziah (memberikan ucapan belausungkawa) dengan memberikan bantuan berupa beras don sumbangan uang yang tidak ditentukan sehingga dari segi materi seringkali sumbangan t ersebut tidak menutupi pengeluaran yang menjadi beban bagi anggota keluarga yang mengalami kematian padahal keluarga tersebut tidak mempunyai tabungan untuk keperluan kematian tersebut.
(Habibullah)
perkumpulan telah memberikan santunan wajib. Perubahan seperti ini jelas menun jukkan adanya pergeseran polo dari d istribusi (suka re la) ke resiprokal {dibalas di soot la in) lalu ke pertukaran yang sebanding dengan menggunakan prinsip equity. Seringkali suatu perkumpula n, organisasi ataupun sis t em jam inan sos ia l forma l mengeluhkan kekurangan dona dalam menjalankan kegia t annya, akan tetap i berdasarkan penga la man Pe rkum pula n kematia n AI-Khoiro dapat dita ri k pel ajaran bahwa keterbatasan dana tida k menghalangi aktivitas anggotanya untuk soling membantu orang lain atau mela ksanakan kegiatan. Jika dianalisis lebih lanjut maka kondisi ini sangat memungkinkan terjadi karena beberapa fakto r yang mempengaruhi. Faktor nilai agama yang menjadi landasan dalam berkegiatan dapat mengikat perilaku anggotanya. Misalnya agomo mengajarkan bahwa mengubu rkan orang yang meninggal adala h kewa jiban bagi yang hidup, umat yang bersangkutan akan menanggung akibatnya jika menelantarkannya. Membantu orang yang sedang meng alam i musibah menjadi tanggung jawab bersama.
Tabel 2 . Bentuk Jaminan Sosial Yang Diterima Masyarakat Desa Ulak Kerbau Lama No
Berituk Jaminan Sosiol
Ang goto Perkumpu lan
Non Ariggota
l 2
ya ya Dukunqan Moril ya tidak Peralatan Penouburan 3 Pen~u ruson Jenazoh yo yo 4 Santunon wajib tidak ,ya 5 Sumbanqan Sukorela (uonq,beras,dll) ya va 6 Sewa Asset Perkumpulon tidak VO Sumber: hosil wawancara dengan pengurus don anggota perkumpulan, 2008 Secora lebih rinci perbedaan jamina n sosiol yang diterima anggoto Perkumpulan kematian AI - Khoiro don non anggota perkumpulan di desa Ulak Kerbau Lama dapat dilihat pada tabel 2. Pada Perkumpulan kemati an AI-Khoiro telah merubah bentuk bantuan/santunan dari berupa beras menjadi uang. Salah satu hal yang menarik dari polo pemberian bantuan yang berbentuk uang ini adalah forma lisasi don perubahan ke bentuk pertukaran. Salah satu indikasinya adalah penentua n jumlah minimal sumbangan don pencatatan nama. Hal ini dimoksudkan untuk memastikan anggota
Nilai-nilai agama yang menjad i landasan keg iaton perkumpulan sekal i gus menjadi pedoman pri laku anggotanya. Dengan demikian kemampuan perkumpulan da lam mengatasi keterbatasan dona don tidak mengurangi pelayanan sosial yang dilakukan. Dukungan moril diberikon mela l u i kunjungan kepada anggota perkumpu lan yang mengalami kematian. Kedatangan mereka ya ng biosanya dilaku kuka n seka li gus memberikan santunan biaya apabila di kaitkan dengon ko nteks pembangunan kesejahteran sos i a l, dukungan mori l seperti in i dapat membantu m eringa nkan bebon yang ber-
79
Jurnal Penditian dan Pengembangan Kesejaliteraan Sosia/, Vol 13, No. 03, 2008 : 73-82
masalah. Pada kunjungan seperti ini biasanya terjadi soling tukar menukar informasi berkaitan dengan masalah yang dihadapi, sehingga dapat menambah pengetahuan baik bagi yang dikunjungi maupun yang datang berkunjung. Bagi yang sedang melayat dapat dilihat sebagai sarana mengurangi beban atau tekanan. Pemerintah mempunyai kewajiban untuk menyelenggarakan don mengembangkan jaminan kesejahteraan sosial yang menyeluruh dalam rangka memelihara don meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat khususnya penyandang masalah kesejahteraan sosial sesuai dengan harkat don martabatnya. Termasuk konteks ini, semua bentuk inisiatif lokal perlu difasilitasi don dikembangkan oleh pemerintah bersama warga masyarakat secara berkelanjutan (Edi Suharto, 2004). Namun dalam rangka mengembangkan don memfasilitasi jaminan sosial berbasis komunitas tidak mesti harus ado intervensi terhadap mekanisme jaminan sosial berbasis komunitas tersebut apalagi sampai terjebak pada pemberian bantuan dona (stimulan) yang akan dimunculkan oleh anggota perkumpulan pada saat pihak luar akan mela kukan fasilitasi karena seringkali kebutuhan yang dinyatakan (expressed need) masyarakat bukan merupakan kebutuhan yang dirasakan (felt need) sehingga dona stimulan dikucurkan ju stru merusak mekanisme jaminan sosial komunitas yang ado, karena dalam konteks Perkumpulan kematian AI-Khoiro keterbatasan dona tidak menghalangi kegiatan. Untuk mendorong kontribusi yang lebih besar berba gai jaminan sosial berbasis komunitas bagi perwujudan kesejahteraan sosial don untu k mendorong aktualisasi potensi yang masih laten, dibutuhkan iklim yang kondusif dalam kehidupan masyarakat pada umumnya. lklim tersebut dapat terbangun melalui semakin besarnya orientasi masyarakat pada nilai kemanusian yang universal yang dapat diturunkan pada nilai filantropi, solidaritas sosial don empati . Untuk mendorong ke arah kondisi tersebut pemerintah dengan otoritas don sumber daya yang dimiliki dapat memfasilitasi berbagai kampanye don gerakan dalam masyarakat yang mengarah pada orientasi nilai tersebut. Dengan demikian yang perlu dilakukan dalam pengembangan jaminan sosial berbasis komu nitas bukan mengubahnya menjadi
80
jaminan sosial yang bersifat formal, melainkan tetap mempertahankan ikatan don polo lokal yang ado termasuk polo kepemimpinannya, sambil memfasilitasi tampilnya tenaga pengelola yang mempunyai kemampuan manajerial.
Ill.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A.
Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa jaminan sosial tidak hanya dilaksanakan oleh organisasi formal saja (pemerintah don dunia usaha) akan tetapi juga dilaksanakan oleh organisasi informal yang berkembang di komunitas lokal. Jami nan sosial berbasis komunitas pada kasus Perkumpulan kematian AI-Khoiro tidak hanya berbentuk bantuan sosial akan tetapi sudah mengarah pada mekanisme jaminan berbentuk asuransi sosial. Jami nan sosial berbasis komunitas justru lebih terjamin keberlan jutannya karena merupakan suatu mekanisme jaminan sosial yang didirikan berdasar atas kepentingan/ kebutuhan bersama anggotanya meskipun lingkup pelayanan re latif terbatas don santunan yang diberikan relatif kecil.
B.
Rekomendasi
Departemen Sosial RI diharapkan lebih memberi perhatian pada bentuk-bentuk jaminan sosial berbasis komunitas, dengan cara kebijakan jaminan sosial nasional diarahkan untuk mendukung bentuk-bentuk perlindungan sosial yang bersifat trad isiona l, yakni yang berbasis pada berbagai jenis komunitas lokal yang nyata-nyata hidup di masyarakat menyediakan perlindungan eksistensial bagi anggotanya. Cara pengembangan jaminan sosial berbasis komunitas bukan dengan cara mengubahnya menjadi jaminan sosial bersifat formal apalagi terjebak dengan pemberian dona stimulan. Namun yang lebih dibutuhkan adalah mengidentifikasi don menginventarisasi mekanisme jamina n sosial berbasis komunitas yang ado di Indonesia kemudian meng kampanyekan, mensosialisasikan menyebarluaskan informasi melalui berbagai program penyuluhan sosial don lebih mendorong kontribusi jaminan sosial berbasis komunitas dalam mewujudkan kesejahteraan sosial.
Jaminan Sosial Berbasis Komunitas Lokal
(Habibullah)
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2006. Ogan 1/irdalamAngka, Bodon PusatStatistik Kabupaten Ogan llir, lndralqya ........... , 2006. Tanjung Rojo do/om Angka, Bodon Pusat Statistik Kabupoten Ogan llir, lndralaya Baik, Siregar Budi (editor), 2001. Menelusuri Jejak Ketertinggalan, Pusat P3R YAE, Bogar Benda-Beckmann, F.v. & Benda-Beckmann, K.v. 1995. "Rural population, social security and legal pluralism in the central moluccas of Eastern Indonesia", in Dixon, J. & Scheurell, R.P.eds., Socia/ security programs: a cross-cultural comparative perspective. Greenwood Press, London Benda-Beckmann, F.v., et al. 1988. Between kinship and the state. Foris Publications, Dordrech Faturochman. 1996. "The social security mechanism in informal sector: a case of home-based enterprise", a paper presented in the workshop of Social Security and Social Policy, conducted by University of Amsterdam and Catholic University of Nijmegen, Nijmegen, 12-13 December. Heru, Sukoco Dwi (editor), 2003. Ketahanan Sosial Masyarakat Tiniauan Secora Konseptual don Emperik, Pusbangtansosmas, Jakarta lngleson, J. 1993. "Mutual benefit societies in Indonesia", International Social Security Review, 46(3): 69-77 Jayaputra, Achmadi (editor), 2005. Peranan Organisasi Sosial/LSM dalom Pembongunon Kesejohteraan Sosiol, Puslit PKS, Jakarta Nugroho, Bambang (editor), 2005. Model Jaminon Sosial Berbasis Komunitos Lokol dalam Penguatan Ketahonan Sosial Mosyarakat, Pusbangtonsosmas, Jakarta Suharto,Edi. 2004. Jaminan Sosiol (lsu-isu temotik Pembangunan Sosial Konsepsi dan Strategi), Bolatbangsos, Jakarta Soetomo. 2006. Strategi-strategi Pembangunan Masyorakat, Pustaka Pela jar, Jakarta
BIODATA PENULIS : Habibullah, Kandidat Peneliti Puslitbang Kesejahteraan Sosial Departemen Sosial RI, alumnus Jurusan llmu Sosiatri Fisipol Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (tahun 2003) sempat bekerja pada Program Habitat and Resources Management for the Kubu ( kerjasama KKI-Warsi dengan NORAD Norwegia, tahun 2003-2005) don PT. Phapros, Tbk (tahun 2005-2006). Email:
[email protected]
81
INDEKS Diffusion of responsibility, 7 4 Display, 32 Diversification of risks, 75
A Ad hoc, 79 Adjusment, 54
Dubois dan Miley, 23
Agency, 67 Akhyar Y Lu bis, 21
Dunham, 31
Albert Hurt, 25 Alex L, 22
E
AI-Khoiro, 7 4
Edi Suharto, 73
Assets, 20 Attachments, 22
Elderly, 54 Emergency service,
69
Empirical Study, 24
B
Empowerment,
Badon Pusat Statistik (BPS), 1
Enkulturasi, 23
Bambang Rudito, 18 Bantuan Kesejahteraan Sosial Permanen (BKSP), 74 Bantuan Langsung Pem be rdayaan Sosial (BLPS), 3
Equity, 80
Bantuan Langsung Tunai (BLT), 1
68
Emalia, 22 Expressed need, 81
F
Benda-Beckman dkk, 73
Fa isal dalam Bungin, 32 Family Reunifikasi, 70
Benefit in cash, 7 4 Benefit in kind, 74
Faturochman, 74
Benefit in kind, 75 Blue-print of behavior, 21 Bronkensha don Hodge,
30
Budi Rajab, 21
Focus Group Discussion (FGD), 20 Formal-informal social resoucess, 3 1 Frame of reference, 21
C
Fraternity, 75
Cary, 31 Chairil, 29 Clifford Geertz, 18 Community development,
Fay, 21 Felt need, 81 Fixed, 76
G 30
Crash Program, 6
D
Gilbert dan Specht, 73 Ginanjar Kartasasmita, 2 Given, 22 Good governance, 7 6
Daerah Aliran Sungai (DAS), 77
H
Data Penyandang Masalah Kesejahteraan
Habibullah, 73
Sosial (PMKS), 10 Deso Ulak Kerbau Lama, 77
Hori Harjanto Setiawan, 62
82
lndeks
Hildred Geertz, 19 Home visit, 70 Honesty, 32
Means test, 76 Melonguane, 32 Miangas, 31
Huberman dan Miles, 32 Human resoucess, 31 Huntington, 21 Huttman, 31
Mochamad Syawie, 18 Muchtar, 29 Mujiyadi B. don Gunawan, 2
lchlasul Amal don Armaidy Armawi, 18 !legal fishing, 29
Multicultural Heritage, 20 Multicultural society, 19 Musiran, 25 Mutual aid, 75
!legal imigran, 29 !legal logging, 29
N
In-cash dan In-kind, 75
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), 30 Nilai filantropi, 81
Income money, 7 6 Income smoothing, 75 Inco me transfer, 75 lndepth Interview, 20 lngelson, 73
Nasikun, 19
Nurrudin Widodo, l Nuryana, 20 Nyoman Adananya, 25
lnstruksi Presiden Republik Indonesia (INPRES),
3
0 Old, 54
J
Old-old, 54
Jacob, 23
Organisasi Sosial (ORSOS), 4
Johan Aid of, 25
Out-put, 34 Over dosis, l
K Kabupaten Ogan lli r, 77
p
Kantor Departemen Sosial (Kandepsos), 4
Ponti Sosial Tresna Werdha (PSTW), 52
Kelompok Usaha Bersama (KUBE), l
Parsudi Suparlan, 20
Komite Penanggulangan Kemiskinan (KPK), 3 Kuntowijoyo, 23
Paticipotion, 54
L
Pembontu Rumah Tangga (PRT) , 65 Persepsi, 2
Lembaga Keuangan Makro (LKM), l Locality development, 30
Pekerja Sosial Masyarakat {PSM), 4 PELNl,Songiang, 37
Pl ural society, 18
LSM Migrant Care, 63
Pos Angkoton Dorat (POSAD), 36 Pos TNI AL (POSAL), 36
M Malinowski, 55
Potensi dan Sumber Kesejo hteraan Sosial (PSKS), 4
Mar'at, 54
Primordial sentiment, 22
Market failure and state failure, 77
Program Pembangunan Ke lua rga Sejahtera (PROKESRA), 3
83
/umal Prnelit,an dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Vol 13, No. 03, 2008 : 82-84
Program Pemberdayaan Fakir Miskin (P2 FM),
3 Prosperity approach, 30 Protection Home, 68
Steven, 32 Stimulan, 81 Studi Furnivol l, 2 1 Sumordi don Evers, 31 Surat Kuasa Pengguna Anggaran (SKPA), 2
Protection, 68 PSBR Bambu Apus, 69 Public goods, 7 6
Sutoot, l
Pu lou Korokelong, 32
T
Pulau Karatung, 32
Toloud,Songihe, 37 Tanjung St. Agustin Mindanao, 32
Purposive, 2
Touke, 78
R Raja Taloud, 32 Reciprocity, 32
Telkomsel, 37 Tempot Pelelongon Ikon (TPI), 15 The abuse of benefit, 79 The house of benefit, 7 6
Recovery, 68 Region, 18
Themporary Shelter, 68
Rehobilitasion, 69
Tinondo, 32
Rencano Aksi Nasional (RAN), 68
Tjong Tat Liem, 18
Rencana Strategis (Renstra), 5 Resiprokol, 80 Resist the environment, 54
Top-down, 79 Transnasionol crime, 29 Tribe, 18
Reunifikasi, 69
Trust, 32
Robert, 25 Romanus beni, 54
u
Rothman & Tropman,31
Usaha Ekonomi Produktif (UEP), 37
Ruaida Murni, 52 Rudito , 22
Uses the environment, 54
Rumoh Perl indungon Anak Sementoro (RPSA), 63
s Serogldin don Grottoert, 31 Simon Fisher, et all , 22 Skill, 33 Skinner, 19 Social capitol, 31 Soerjono Soekamto, 54 Soros Tomijayo, 25 Sporate children, 66 Spicker, 74 State don kinship, 73
84
Usman Efendi, 54
V Vulkanik, 32 Vulnerable groups, 75
w Warnoen, 22 William C Cokerham, 21 Women and chi ld trades (trafficking), 29
y Young old, 54