.hrr. E.-i-rhrio (J)(2) (78 - 84) 2010
Pengeruh Kcmbinasi Abu Tandan Kosong Kelapa -Sawif dan KCI Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Padi Pada Sawah Gambut (Efi?ct a.[.[cnbination of empty,fruit bunch ash y:ith KCI cn rice in peatlanC)
Oleh Widodo Haryokor, Rafli Munirt, danGustiwarman3 '
Jururun Agroteknologi Faperta Universitas Tamansiswa Padang 'Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat 'Dinas Perkebunan Kabupaten Pasaman Barat
ABSTRACT Effect of fombination of empty fruit bunch ash with KCI on rice in peatland experiment has treen conducted in the village Ulakan, Nan Sebaris sub-district, Padang Pariaman district from January to April 2009. The experiment was conducted using completely randomized design with treatment dose combination six levels of empty fruit bunch ash with KCI namely 0+0, 500+50, 1000+100, 1500+150,2000+200 and 2500+25A kg ha-r each with three replications. The purpose of the experiment is to determine the growth and production of Ciherang rice varieties with dosing of empty fruit bunch ash with KCl. The result of experiments showed that at doses of 1000+100 kg ha-l of empty fruit bunch ash with KCI increased rice production at peatland. Key lVords: Rice, Peatland, fruit bunch ash, KCI
PENDAHULUAN
Tanaman padi
Indonesia memiliki lahan gambut yang luasnya lebih 20 juta ha yang pada merupakan
sumber pangan utama, sehingga men-
dapat prioritas utama dalani pembangunan pertanian. Hal ini disebabkan karena kedudukan beras yang belum dapat digantikan dengan komoditi lain sebagai pangan utama bagi masyarakat Indonesia yang kebutuhannya terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Dalam upaya memenuhi kebutuhan beras telah dilakukan usaha intensifikasi dan ekstensifikasi. Usaha intensifikasi dilakukan akibat me-
nlusutnya lahan produktif ke non produktof; sementara ekstensifikasi belum dapat meningkatkan produksi beras karena banyak kendala diantarunya adalah kesuburan tanah rendah
karena kadar hara rendah. Salah satu
lahan yang dijadikan
ekstensifi kasi adalah garnbut.
Pengalrrlr Kuriibirra:i
..
..
ke-giatan
akhir-akhir ini peman-faatannya mendapat perhatian besar untuk budidaya tanaman, terutama kelapa sawit (D-jafar, 2002). Dari luasan lahan gambut
tersebut terdapat di Sumatera Barat kurang lebih 140.000 ha yang tersebar di tiga kabupaten yakni Padang Pariaman, Pesisir Selatan, dan Pasaman Barat (Bapeda Sumbar, 1995 dan Mawardi, 200s).
Pengembangan gambut di Sumatera Barat yang semula diper-
untukan untuk perluasan
lahan
ini secara perlahan beralih inenjadi lahan usahatani padi akhir-akhir
perkebunan terutama perkebunan sawit
Pengalihan ini terjadi akibat produksi padi sawah gambut rendah. Khusus di kabupaten Pasaman Barat walaupun belum ada data resmi tentang
luas pengalihan sawah gambut menjadi perkebunan sawit, tetapi secara jelas
l8
Jur. Embrio (3) (2) (78 - 84) 2010
-
luas sawah gambut semakin sempit dan penyempitan luas lahan ini juga diikuti dengan semakin langkahnya varietas
padi lokal yang semula
banyak
dibudidayak-an
Salah satu penyebab redahnya produksi padi pada sawah gambut di kabupaten Pasaman Barat adalah kaCar hara yang rendah, sehingga dipandang penting memberikan hara baik makrc dan mikro. Salah satu hara penting dan rendah tersebut adalah kalium yang di dalam tanaman diperlukan dalam jumlah banyak. Sumber hara ini, secara alami
tesedia dalam jumlah cukup banyak sejalan dengan perluasan perkebunan sawit yang telah berproduksi yakni berupa tandan sawit yang buahnya telah
dirontakan dikenal dengan
tandan
kosong kelapa sawit.
Menurut Lahuddin (1999) dalam
kerja BPP Buaian, kenagarian Ketaping, kecainatan Lembah Anai, kabupaten Padang Pariaman dari Januari - April 2009. Bahan yang digunakan adalah benih varietas padi Ciherang, Urea, SP36, dan KCI sedangkan peralatan yang digunakan adalah pcf plastik warna hitam, cangkul, parang, gunting pangkas, timbangan, gelas, jaring, kertas label dan seperangkat alat-alat tulis. Percobaan
Rancangan
Acak
menggunakan Lengkap dengan
perlakuan percobaan adalah kom-binasi dosis Abu Tandan Kosong Kelapa Sawit (ATKKS) dan KCI terdiri : 0*0, 500+50, 1000+100, 1500+150, 20aa+2aa, dan 25AA+ 25A kg ha I masing-masing dengan 3 ulangan. Data hasil pengamatan disidik raga{n, dan jika terdapat beda nyata dilanjutkan LSD 5
abu tandan kosong sawit didapatkan kalium berkisar 3A-4A %. Selain itu juga didapatkan NaOz sebesar 49 %. Hasil
tanah sawah gambut yang relatif
analisis abu tandan kosong sawit CaO dan MgO masing-masing 7,67 den 5.15 Yo dan sejumlah hara mikro seperti Fe, Mn, Cu dan Zn. Hara-hara ini selain diperlukan oleh tanaman, pada sawah gambut diharapkan dapat memperbaiki media pertumbuhan yakni dengan
dihancurkan sampai diperoleh ukuran sama dan dikeringanginkan dan diberi Curater 3 G yang diaduk merata dan dimasukan ke dalam pot dengan jumlah tanah yang dimasukan ke sebanyak 7 kg tanah. Penyemaian benih dilakukan pada pot plastik. Sebelum benih
rnembentuk persenyaw-an organo-lo gam
disemaikan dilakukan
atau
organo-metal sehingga
daya
meracun asam-asam organik pada sawah gambut ber-kurang. Berdasarkan pertimbangan yang dikemukakan maka dilakukan percobaan
pengkombinasian abu tandan kosong kelapa sawit dan KCI dengan tujuan untuk mendapat takaran kombinasi yang tepat untuk meningkatan hasil padi pada sawah gambut.
%.
Media pertumbuhan lapisan olah
perendaman
selama 24 jam. Bibit dipindahkan ke pot plastik penana-man setelah berumur 25 hari dengan jumlah bibit yang ditanam adalah 3 bibit rumpun-', dengan jarak antar pot 30 x 30 cm. Pupuk dasar yang diberikan terdiri Ure4 dan SP36 masingmasing dosis 150 dan 100 kg ha-r. Urea sebagian diberikan saat tanam dan sebagian lagi diberikan 4 mst, sedangkan SP:e diberikan sekaligus pada saat tanam.
METODE PENELITIAN Percobaan dilaksanakan pada sawah gambut petani dalam rvilayah
Pengaruh Koinbinasi ..
Perneliharaan tanaman me-liputi penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh. Pengendalian hama
menggunakan Curater
3G
sebelum
79
Jur. Embrio (3) (2) (78 - 84) 2010
tanam. Pem-berian air dilakukan dengan mem-blar'kan rnedia tu-'nbuh lembab selama 2 mingga dan setelah itu ditinggikan ke permukaan pot, dan 2 minooir menielnno nanen rlilakrrkan ......DD*...'.f,-.-".or_."-.. pengeringan.
Parameter yang diamati adalah
tinggi tanaman (TT) Ciukur dari permukaan ajir setinggi 5 cm ke titik ujung terlinggi daun yang divertikalkan, jumlah anakan mak-simum (JAM) dengan menghitung anakan yang terbentuk, jumlah anakan produktif (JAP) dengan menghitung anakan yang bermalai, panjang malai (PM) diukur dari pangkal hingga ujung malai,jumlah
gabah per malai (JCM)
dengan
kombinasi ATKKS dan KCI dengan dosis hingga 2500 dan 250 kg ha-r tidak
menghasilkan keragaman tinggi tanaman. Tinggi varietas Ciherang yang dinernleh ini lehih f-"'DD' inooi dihendino tinggi yang diperoleh Haryoko dkk., (2008) yang mendapatkan tinggi Ciherang yakni 84.33 erl yang dibudidayakan pada sawah gambut saprik. Tabel 2 juga memperlihatkan keragaman JAM pada kombinasi ATKKS dan KCl. JAM yang dihasilkan berkisar 46.AQ-64-67 batang pada selang kombiasi ATKKS dan KCI selang dosis 0+0 - 25A0+250 kg ha-l.
JAM tertinggi dihasilka;r
pada
menghitung gabah pada malal jumlah
kombinasi ATKKS dengan KCI dosis
gabah bernas malai-r (JGBM) dengan menghitung s€mua gabah berisi pada malai, bobot 1000 biji (B1B) dengan menimbang 1000 gabah bemas, bobot gaba-h bemas plot-l dengan menimbang
1000+100 dan 1500+150 kg ha-l. Sakni 64-67 dan 60.-43 batang, sedang terendah dihasilkan pada
bobot gabah plot-r.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumtruhan Padi
Kombinasi abu tandan kosong sarvit dan KCt tidak mempengaruhi tinggi tanaman (Tabel 1). Tinggi tanarnan ,vang dihasilka-n berkisar
100.33-100.33 cm. Ke-adaan ini diduga merupakan sifat varietas padi Ciherang dalam merespon k-ondisi llngkungan dengan kesuburan tanah sawah gambut dengan kadar hara yang rendah sehingga u'alaupun diberiATKKS dan KCI tinggi tanaman dihasilkan relatif sama. Hasil analisis tanah pada Tabel 2
memperlihatkan karakteristik tanah sawah gambut yang digunakan adal:ah mengalami tingkat dekom-posisi saprik mengandung. Pada kcndisi tanah sawah gambut mengan-dung senyawa fenol dan dengan kadar asam fenolat 194.72 ppm serta- mengandung kaCar N, P dan K yang rendah, sehingga walaupun diberi
Pengaruh l(urnbinasi .......
JAM
kombinasi ATKKS dan KCI dosis 0+0 dan 2500+ 250 kg hal masing-masing 46.0A dan 46.67 batang. JAM yang dihasilkan ini lebih dari yang diperoleh Haryoko dlrk., (2008) y'ang mendapatkan JAM Ciherang yakni 14.33 batang yang dibudi-dayakan pada saw'ah gambut saprik. Komponen Hasil Kombinasi ATKKS dengan KCI selang dosis 0+0 hingga 2-500+250 kg ha-1 mempengaruhi JAP, Pi\4, BIB, JGM-r, JGBM-I dan BIB (Tabel 3).
Secara umurn terlihat
JAP
yang
dihasilkan lebih kecil dari jurnlah anakan maksimum di-sebabkan terjadinya kematian anakan yang terjadi pada setiap taraf kombinasi ATKKS dan KCI sebagai isyarat bahwa pemberian kombinasi ATKKS dengan KCI belum dapat menghindari kematian anakan padi akibat faktor pembatas kesuburan sawah gambut yang lain yang berdasarkan hasil analisis didapatkan kadar hara K yang
80
Jur. Embrio (3) (2) (78 - 84) 2010
rendah ('tabel 2). Kadar hara K yang rendah diduga meniadikan harnbatan
Tabel 1. Tinggi den
tanaman dan .iumlah anakan maksimum varietas A-TKK^S dan KCI.
500 + 1000 + 1500 + 2000 + 2500 + KK
cm t00.33
0 50 100 150
102.00 103.00 101 .33
taz33
240 250
@hLuruf
padi Ciherang
JAM
TT
Dosis ATKS dan KCI
0+
metabolisme.
103.33 15.77
46.00 d 57.00 b 64.67 a 60.33 a 49.33 c 46.67 d
23.68 kecil samatidak berbeda menurut LSD 0.05.
Tabel2. Hasil analisis tanah sawah gambut Pasaman Barat kedalaman 0-30 cm Penilaian
Sifat Tanah Gambut Tingkat dekomposisi Senyawa fenol(ppm) pH (Hz0) C organik N total (%) P Bray Caa6 (mel100 g) Mg66 (me/100 g) IQo(me/100 g) .)Tim IPB. 1976
Harkat
Hemik t94.72 4.08 57.40 1.54
9.48 0.26 0-34
0.48
Sangat asam Rendah Rendah Rendah
Rendah
Keadaan ini semakin memperlemah diikuti JAP, PM, JBM, dan JGBM pada kondisi tanaman karena pada sawah kombinasi ATKKS dan KCI 500+50 kg terdapat senyawa fenolat ha-r, dan JAP, PM, JBM, dan JGBM gambut juga -t
ha-idiper-oleh
JAP, PM, JBM, dan JGBM yang
Pensaruh Kombinasi ...
tinggi
diserap akar tanaman per-akaran malalui proses diflrsi dan aliran massa.
8l
Jur. Embrio (3) (2) (78 - 84) 2010
3.
Anakan produktif, panjang malai, jumlah gabah malai-r, jumlah gabah bernas malai-r, dan bobot 1000 biji dengan kombinasi ATKKS dan IiCi Dosis ATKS dan JAP PM JGM JGBM B IB (batang) (cm) (butir) (butir) (g) KCI (kg hs-t)
Tabel
0+
c 24.67 c 89.67 c 52.33 c 19.17 b b 22.17 b 96.27 b 67.33 b 21.43 a a 24.33 a 115.33 a 88.33 a 22.45 a a 24.83 a 114.67 a 86=00 a 22,36 a a 24.67 a 109.33 a 82.33 a 22.00 a a 24.34 a 113.67 a 83.45 a 21.15 a 23.41 18.04 27,58 17,66 t2.76
32.67 36.33 43.33 43.00 41.15 41.67
0
500 + 50 1000 + 100 1500 + 150 2000 + 200 2500 +254
KK (%)
Angka pada kolom diikuti hurufkecil sama fidak berbeda menuruf LSD 0.05
Di dalam tanaman K diperlukan dalam pengubahan energi radiasi matahari menjadi energi kimia ATP dan ADP, mentranslokasi karbohidrat dari daun ke akar (Mengel dan KirW, 1987) dan sintesis protein (Marschner, 1986 dan Hanafiah, 2004) dan mengaktifkan enzim (Rosmarkam dan Yuwono, 2002), meningkatkan kemampuan tanaman menyerap hara dan P (Hanafiah, 2004) yang rneffiungkin-kan tanaman irenibentuk senyawa organik untuk
N
pertumbuhan JAM (Tabel 1) yang memungkinkan kom-ponen hasil baik seperti PM, PM, JGM, dan JGBM (Tabel 2).
Pertumbuhan
JAM yang
lebih kombinasi
baik dengan pemberian ATKKS+KCI terlihat jelas pada BIB
yang terlihat lebih baik mulai pemberian ATKKS+KCI dosis 500+50 kg ha-1, dan dengan ditingkatkan pemberian kombiansi selang dosis ATKKS + KCI 1000+100 - 2500+250 kg ha-r, BIB yang dihasilkan relatif sama dengan BIB pada pemberian ATKKS + KCI dosis 500+50 kg ha-r seperti disajikan pada
Hasil Kombinasi ATIKS+KCI meningkatkan bobot gabah berna per rumpun dan bobof gabah bemas ha-r
pada sawah gambut (Tabel 4). Pemberian ATKKS+KCI dosis 500-50 kg ha1 memperlihatkan pening-katan BGBR dan bobot gabah bemas har dan semakin meningkat dengan peningkatan kombinasi ATKKS+ KCI selang dosis 1000+100-2500 +250 kg ha1(Tabel 4). Keragaman peningkatan bobot gabah bernas ini
berhubungan
dengan
komponen hasil seperti JGM dan jumlah JGBM (Tabel 3) yang rnengaiami peningkatan dengan pemberian
kombinasi ATKKS+KCI. Hal ini sesuai pernyataan Darwis (1979) bahwa hasil tanaman padi ditentukan oleh komponen hasil seperti jumlah anakan produktif, jumlah gabah per malai, gabah bernas per malai dan bobot 1000 gabah bemas. Peningkatan komponen hasil ini secara langsung akan menentukan produksi padi.
Tabel 3.
82
-
Jur. Embrio {3} t2} {78 - 84} 2010
Flnhnt oqhqh hcmqe ^l^l-l rlan ha-l rlencrqn svi,r dnsis qvs ahrr tenrlen sawit. Bcbot catah bemas fBGR) Dosis ATKS dan KCI
Tql.el A
It,^ (i\g
l"^-ll iiaj i
0dan 500 1000 1500 2000 2500
dan
0 50 100 150
dan dan dan 200 dan 254
/nor \Prr
rrrmnrrn I urrrPurr.
22.33 a
zY.)z
a
39.67 c 38.67 c 39.33 c
c\\ 5rl
kns..--ong
/-^* l^ ^ +^LUrrl\ \lJ!r lraa 2.48 a
?1aL 4.41 c 4.30 c 4.37 c 4.33 c
39.00 c 19.86 (%) KK Angka pada k-clam diik'"rfi hur'';f kecil same fide-k bsrbeda menurrt LSD 0.05
Haryoko, W., Kasli., I. Suliansyah; A.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil percobaan disimpulkan bahwa pemberian kombinasi abu tandan koscng kelapa sawit dengan KCI dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil padi pada sawah gambut. Hasil tertinggi diper-oleh pada pemberian kcmbinasi abu tandan kosong
kelapa sawit dan KCI dosis 1000+100 kg ha-i
Syarii, T-8. Prasefyo. 2008. Seleksi varietas padi berbiji bernas pada sawah gambut saprik Kenagarian Ketaping,
Lembah Anai. Padang Pariaman. Jurnal Ilmu Terapan. 4 (1) : ll2123.
Hanafiah, K.A. 2004. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 360 halaman.
DAFTAR PUSTAKA
Lahuddin, 1999. Pemanfaatan
abu
janjang sawit sebagai pupuk di Bapeda Sumbar. 1995. Sumatera Barat
dalam Angka. Kerja sama Bappeda Tk I Sumtrar dengan Kantor Statistik Sumatera Barat. Darwis, S.N. 1979. Agior.omi Ta-naman Padi, Teori Pertum-buhan dan Peningka-tan Hasil. Padi Jilid l. LPPP. Padang. 86hal.
Djafar, Z.R. 2AA2. Pengembangan dan pengelolaan Lahan rawa unfuk
ketahana-n pangan
ber-
kelanjutan- Pelatihan Nasiona! Manajemen Daerah Rawa untuk Pembangunan Berke-!anjutan. Palernbang April2002.
Pengaml-r Kombinasi " ... . ..
Indonesia. Faperta USU. Medan.
Mawardi, E. 2005. Pengujian be-berapa padi varietas lokal dan galur harapan di lahan gambut dataran Anai. Padang Pariaman. BPPT Sukarami. Marschner, H. 1986. Mineral Nutri-tion of Higher Plant. Acade-mic Press. I.ondon. 649 pp.
Mengel, K., E.A. Kirby. 1987. Principles of Plant Nutrition. In-
temational Potash
Institute. Worblaufen-Beru, Swithzer-land. 593 p.
83
Jiir. Emirrio (3i (2) (7& - 8ii 20i0
Frasetvo=
T.B. 1996.
Pe:rilak=u
asam-
asarn crganlk meracun pada tanair gambut ya*g diberi garam Na dan Lreberapa unsur mikrc
Peraaiaq Lahan
Gas:rbut.
Pcntiana-k 15-16 D*semb.r'2SS3. tsFT.p Kaiimantan Bar*J. Deptan. 16 !iala--maa.
da-la-m k-aitannya dengan hasil
ne,li lli<ertaci Prnol.;rrn Pacasarjana IPB. Bogor. 190
halarnan.
Rn<manlt*m A
NIL' YnwnRn ?fln?
lknu Kesuburan
Tanah.
Kanisius- Z24halaman.
S., S= Anwa-r. 2003. Tim IPB. 1976. Laporan slrrvei dan pemetaaan daerah pasang surut Teknologi agro-infut dalam pengelola** laha* gambirt. ivfusi Banyuasir: Sub P4S. Makalah lokakarya Nasional Sumatera Selatan.
Sa-biham,
84