Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2016, Palembang 20-21 Oktober 2016 ISBN .........................
Pengelolaan Sumbedaya Air untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Secara Berkelanjutan di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan Water Resource Management to Increase Sustainably of Rice Production in Tidal Swamp Province di South Sumatera Zainal Ridho Djafar1)* Dosen Agronomi, Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Jl. Palembang Prabumulih KM.32 Kampus Unsri Indralaya * Corresponding author :
[email protected] (0711) 580059 1)
ABSTRACT Water management will positively impact to the increase of the rice production and productivity in tidal swamp area. Rice production in tidal swamp area of South Sumatera Province can be found in Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Banyuasin and Ogan Komering Ilir. Tidal swamp areas which are grown with padi are about 132.000 hectars. From those part, it has been cultivated with padi twice a year was about 95.000 hectars. With water management it could increase rice productivitions from 2-3 ton/ha to 4-5 ton/ha. Water management also increase land productivity is about 760 ton/year. Key words : production, rice, tidal swamp, water management. ABSTRAK Pengelolaan air berdampak positif terhadap peningkatan produksi dan produktivitas padi di lahan pasang surut . Budidaya tanamn padi di lahan pasang surut Sumatera Selatan tersebar di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Musibanyuasin dan Banyuasin. Dari data terakhir pasang surut yang ditanami padi adalah sekitar luas 132 hektar. Dari luas tersebut ditanami padi dua kali dalam setahun seluas sekitar 95 hektar. Dengan pengelolaan air yang baik dapat meningkatkan produktivitas padi dari 2t-3 t/ha menjadi antara 4 t-5 t/ha. Teknologi pengeloaan air disamping meningkatkan produktivitas lahan, juga meningkatkan produksi lahan sekitar 760 ton gabah kering panen pertahun. Kata kunci : pengelolaan air, pasang surut, padi, produksi Kata kunci: padi, pasang surut, pengelolaan air, produksi.
PENDAHULUAN Pengelolaan kata air untuk kegiatan pertanian di lahan pasang surut merupakan salah satu faktor penting untuk memproduksi tanaman berkelanjutan (Herawati et.al, 2014). Pengelolaan sumber daya air yang baik sebagai salah satu teknologi budidaya, akan memberikan kondisi optimum bagi teknologi lainnya meliputi pembersihan lahan, pemupukan, varietas unggul, pemeliharaan tanaman, dan lain-lain (Djafar, 2016). Alamsyah (2001), telah melaporkan bahwa teknologi pengelolaan air merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam mengembangkan lahan pasang surut untuk produksi pangan khususnya di lahan Tipe A dan Tipe B. Pengelolaan air ini menggunakan sistem aliran satu arah, yang dilengkapi dengan pintu air, digunakan untuk memasukkan air (irigasi) dan mengeluarkan air (drainase). Pintu air berada pada muara saluran irigasi yang 727
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2016, Palembang 20-21 Oktober 2016 ISBN .........................
dapat membuka kedalam dan menerima air masuk, tetapi menutup keluar sehingga menahan terjadinya air keluar dari pintu pemasukan. Pada pintu saluran drainase bersifat membuka keluar, sehingga air yang keluar dapat mendorong pintu sehingga terbuka untuk air keluar, tetapi menutup kedalam sehingga menolak air masuk dari saluran sekunder. Air yang masuk melalui saluran pemasukkan kedalam petak sawah disirkulasikan dalam satu arah, kemudian keluar melalui saluran drainase. Tujuan dari teknologi pengelolaan air ini adalah untuk menyediakan air guna kebutuhan air tanaman sesuai dengan pertumbuhan tanaman dan kegiatan teknologi budidaya lainnya. Secara umum pengaturan air pada lahan sawah, selain membuang hara yang meracuni tanaman, juga dapat meningkatkan produktivitas melalui kegiatan teknologi agronomi lainnya. Pengelolaan air yang baik adalah tersedianya air yang sesuai dengan kebutuhan tanaman yang tepat waktu dan jumlah serta kegiatan teknologi budidaya lainnya. Permasalahannya adalah mengetahui status air pada daerah perakaran tanaman padi dan kondisi air pada perlakuan teknologi budidaya lainnya. Tulisan ini menggambarkan pentingnya pengelolaan air untuk meningkatkan produksi melalui kegiatan intensifikasi budidaya tanaman padi di lahan pasang surut Sumatera Selatan. BAHAN DAN METODE Makalah ini dibuat dari hasil-hasil pengamatan dilapangan, diskusi dengan petani dan dari data sekunder hasil penelitian dan laporan penelitian lainnya. HASIL Dari hasil pengamatan di lapangan dan diskusi dengan petani, bahwa petani ingin selalu meningkatkan produksi padi secara intensif melalui teknologi pengelolaan tata air. Untuk itu petani selalu mengharapkan para pengambil kebijakan selalu membantu memelihara dan mengembangkan saluran irigasi dan menyediakan sarana dan prasarana produksi sehingga produksi dapat meningkat secara berkelanjutan. Sehubungan dengan hal tersebut diharapkan agar pemerintah selalu menyediakan dana untuk memelihara dan mengembangkan saluran primer, sekunder, dan tersier berserta pintu-pintu airnya. Petani akan selalu membantu dan bertanggung jawab terutama terhadap saluran kuarter atau kemalir. Dari hasil pengamatan di lapangan terlihat apabila saluran dan atau pintu airnya tidak berfungsi dengan baik, untuk melaksanakan teknologi budidaya tanaman di lapangan sulit untuk dilaksanakan (Tabel 1), akibatnya produktivitas tanaman padi di pasang surut menjadi rendah
728
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2016, Palembang 20-21 Oktober 2016 ISBN .........................
Tabel 1. Pengelolahan air untuk budidaya tanaman padi di lahan pasang surut Kegiatan Budidaya / Perkembangan Tanaman Pencucian Lahan
Kondisi Air di lahan Banjir
Pengaliran Pintu Air
Pengolahan Tanah
Kapasitas Lapang
- Pintu air masuk ditutup, pintu air keluar dibuka
Penanaman Bibit
Macak-macak
- Pintu air masuk ditutup, pintu air keluar dibuka
Pemupukkan
Macak-macak
- Pintu air masuk ditutup, pintu air keluar dibuka
Pengendalian Gulma
Macak-macak
- Pintu air masuk ditutup, pintu air keluar dibuka
Pertumbuhan Tanaman
Tinggi muka air lebih kurang 2 cm
- Pintu air masuk dibuka, pintu air keluar ditutup sebagian untuk menjaga ketinggian muka air kurang lebih 2 cm
Pembungaan
Jenuh air
- Pintu air masuk ditutup, pintu air keluar dibuka
Pematangan
Kapasitas lapang
- Pintu air masuk ditutup, pintu air keluar dibuka
Panen
Kering
- Pintu air masuk ditutup, pintu air keluar dibuka
- Pintu air masuk dan keluar dibuka
Sumber : Djafar (2016) Dari tabel diatas, kegiatan pengendalian air melalui pintu-pintu air agar dijaga dengan ketat. Karena kegiatan budidaya dan kebutuhan air tanaman ditentukan oleh kondisi air di lahan usaha tani. Aliran air dari daerah perakaran tanaman sangat ditentukan oleh pergerakan air secara horizontal yang berawal dari saluran tersier. Pengaturan pintupintu air akan memudahkan penggunaan teknologi budidaya yang tepat. Hal ini terbukti dari hasil penelitian terdahulu, bahwa kegiatan pengelolaan pintu air ditingkat saluran tersier dapat meningkatkan produktivitas lahan dan indeks pertanaman (Imanuddin dan Bakri, 2014). Usaha budidaya tanaman padi di lahan pasang surut Sumatera Selatan terdapat di daerah tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Musi Banyuasin, dan Kabupaten Banyuasin (Tabel 2). Total luas areal adalah sekitar 132 hektar. Dari lahan tersebut digunakan untuk satu kali dan dua kali penanaman padi dalam satu tahun. Dari data yang ada luas areal yang ditanami dua kali setahun adalah seluas 95 hektar atau sekitar 72% (Tabel 3). Untuk satu kali dalam setaun seluas sekitar 132 hektar (Tabel 2).
729
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2016, Palembang 20-21 Oktober 2016 ISBN .........................
Tabel 2. Luas areal sawah yang ditanami padi di lahan pasang surut sekali dalam setahun No Lokasi (Kabupaten) Luas ( ha) Persentase (%) 1 Ogan Komering Ilir 15.859 12.02 2 Musi Banyuasin 29.273 22.19 3 Banyuasin 86.790 65.79 Jumlah 131.922 100 Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan (2015) Dari data tabel diatas terlihat bahwa areal luas yang ditanami padi dilahan pasang surut terluas adalah di Kabupaten Banyuasin. Luas areal tanaman padi di daerah tersebut sekitar 87 hektar atau sekitar 66 persen dari luas yang ada. Luas areal sawah pasang surut yang ditanami padi dua kali setahun dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Luas areal sawah pasang surut yang ditanami padi dua kali setahun No Kabupaten
Luas ( ha)
Persentase (%) a
b
1 2 3
Ogan Komering Ilir 10.575 11.08 8.02 Musi Banyuasin 5.306 5.56 4.02 Banyuasin 79.527 83.36 60.28 Total 95.408 100 72.32 Sumber : BPS Sumatera Selatan (2015) Keterangan : a. dari total areal dua kali tanam, b. dari total areal satu kali tanam. Dari tabel diatas terlihat bahwa daerah Banyuasin sangat efisien dalam memanfaatkan lahan pasang surut. Dari luas areal yang ditanami padi dua kali setahun, sebagian besar ± 60% didaerah Banyuasin. Sedangkan di Ogan Komering Ilir dan Musi Banyuasin kurang dari 20%. Secara keseluruhan luas areal pasang surut yang ditanami padi dalam setahun seluas 227.330 hektar (Tabel 4) Tabel 4. Total areal pasang surut yang ditanami padi setiap tahun No Lokasi (Kabupaten) 1 Ogan Komering Ilir 2 Musi Banyuasin 3 Banyuasin Jumlah Sumber : diolah dari data Tabel 2 dan Tabel 3
Luas ( ha) 26.434 34.579 166.317 227.330
Persentase (%) 11.63 15.21 73.16 100
Dengan adanya teknologi tata air produktivitas padi meningkat dari rata-rata 2t – 3t/ha menjadi 4t-5t/ha (Djafar, 2016). Hal ini disebabkan juga antara lain oleh penggunaan teknologi budidaya seperti, pemupukan, pengolahan tanah, varietas unggul, pengendalian hama, gulma dan penyakit, serta faktor teknologi budidaya lainnya. Rata-rata peningkatan produktivitas dan total produksi dapat dilihat pada Tabel 5. Peningkatan produktifitas dan produksi akibat adanya teknologi pengelolaan air di lahan usaha tani. Hal ini berarti bahwa pengolahan air merupakan faktor penting di dalam mengelola tanaman padi di lahan pasang surut untuk mendukung kebijakan pemerintah secara berkelanjutan. Meningkatnya produksi sebagai akibat pengelolaan tata air sangat nyata (tabel 6).
730
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2016, Palembang 20-21 Oktober 2016 ISBN .........................
Tabel 5. Produksi tanaman padi di lahan pasang surut tahun 2015 No. Lokasi *Areal ( *Produktivitas **Produksi (ton) ha) (t/ha) 1 Ogan Komering 26.434 4,84 127.940,56 Ilir 2 Musi Banyuasin 34.579 4,28 147.498,12 3 Banyuasin 166.317 4,84 804.974,28 Total 227.330 1.080.912,96 Keterangan : * Sumber : BPS Sumatera Selatan (2015) ** Gabah Kering Panen Dari data pada Tabel 5, ternyata bahwa daerah pasang surut memberikan dukungan untuk produksi padi sebanyak kurang lebih 1,10 juta ton pertahun untuk produksi padi di Sumatera Selatan. Dukungan produksi padi tersebut sebagai akibat dari penggunaan teknologi tanaman air dan teknologi budidaya lainnya. Peningkatan produksi ini secara nyata dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Peningkatan produksi tanaman padi dengan penggunaan teknologi tata air. Teknologi tata air Luas Areal ( Produktivitas Produksi (ton) gabah ha) (t/ha) kering panen 1 Dengan Teknologi 227.330 4,65* 1.057.084,50 2 Tanpa Teknologi 131.922 2,25** 296.824,50 Peningkatan produksi 760.260,0 Keterangan : * BPS Sumatera Selatan (2015) **Djafar (2016). No
Pengelolaan Tata Air dapat meningkatkan luas areal dan penggunaan teknologi budidaya lainnya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Alihamsyah (2001), bahwa teknologi penggunaan air merupakan kunci utama untuk keberhasilan budidaya pasang surut. Keberhasilan usaha peningkatan produksi tersebut berkat dukungan dari pemerintah provinsi dan kerjasama dengan pemerintah kabupaten dalam memelihara saluran irigasi pengelolaan air dan pintu air. Dari hasil pengamatan dilapangan ternyata bahwa saluran irigasi harus selalu dipelihara / dirawat. Pertumbuhan padi dan produksinya tidak akan berhasil apabila hal tersebut tidak dilakukan secara intensif. Sebaliknya apabila hal tersebut tidak dilakukan maka pertumbuhan tanaman padi akan terhambat dan hasilnya sangat rendah. Menurut petani setempat apabila saluran dan pintu air rusak, upaya penggunaan teknologi budidaya tidak dapat dilaksanakan akibatnya tanaman padi tumbuhnya tidak normal, dan produksinya sangat rendah. Sebagai bahan gambaran pemerintah daerah telah membantu perawatan, pemeliharaan saluran irigasi dan pintu air di lahan pasang surut pada tahun 2015 untuk luas sekitar 158 ha (Tabel 7). Tabel 7. Bantuan pemerintah untuk perawatan dan pengembangan Irigasi di lahan pasang surut. Lokasi (Kabupaten) Luas Areal (ha) Persentase (%) 1. Ogan Komering Ilir 71.129 44,94 2. Musi Banyuasin 10.100 6,38 3. Banyuasin 77.057 48,68 Total 158.286 100 Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumatera Selatan (2015) 731
Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2016, Palembang 20-21 Oktober 2016 ISBN .........................
KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil kajian ini dapat disimpulkan dan disarankan beberapa hal sebagai berikut. Kesimpulan kajian ini adalah : a. Teknologi pengelolaan tata air di lahan pasang surut merupakan syarat utama untuk memperoleh produksi tanaman padi yang cukup tinggi secara berkelanjutan. b. Dengan pengelolaan air yang baik, luas areal dapat ditingkatkan dan intensifikasi budidaya tanaman padi dapat dilaksanakan secara optimal c. Peningkatan produksi padi disebabkan oleh penignkatan produktivitas dan indeks pertanaman. d. Produksi padi meningkat sebesar 760 ribu ton gabah kering setiap tahun. e. Bantuan pemerintah memberikan dampak posistif terhadap intensifikasi peningkatan produksi tanaman pangan (padi) di lahan pasang surut Sumatera Selatan. Saran untuk menunjang keberhasilan tanaman padi di lahan pasang surut secara berkelanjutan disarankan beberapa hal sebagai berikut : a. Agar bantuan pemerintah di dalam pemeliharaan perawatan dan pengembangan saluran dan pintunya terus ditingkatkan. b. Agar sarana produksi seperti benih dari varietas unggul, pupuk, kapur, pestisida, alat dan mesin pertanian serta sarana / prasarana lainnya selalu tersedia, baik disediakan oleh pihak pemerintah maupun swasta. c. Agar pemerintah dapat selalu menjamin harga jual gabah, sehingga kesejahteraan petani dan produksi pangan selalu ditingkatkan. d. Agar petani dan kelompok tani selalu dibina guna mendukung program pemerintah sehingga kesejahteraan masyarakat selalu meningkat dan ekonomi perdesaan berkembang
UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam penelitian atau penulisan makalah sebagai mitra konsultasi DAFTAR PUSTAKA Alihamsyah, T. 2001. Empat Puluh Tahun Balittra. Perkembangan dan Program Penelitian Kedepan. Balai Penelitian Tanaman Pangan Lahan Rawa. Banjarbaru. Laporan Penelitian. 82 hal. Djafar, Z. R. 2016. Pengembangan dan Pemanfaatan Potensi Lahan Rawa untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat. Prosiding Seminar Nasional, Lahan Suboptimal. Palembang 8-9 Oktober 2015. Hal: 162 – 170. Herawati, H., Suripin., Suharjanto. 2014. Pengembangan Resevoir di Daerah Rawa untuk Mendukung Pertanian di Lahan Pasang Surut. Prosiding Seminar Nasional, INACID. Palembang 16-17 Mei 2014. Hal: A2.1 – A2.11. Imanuddin, M. S., dan Bakri. 2014. Kajian Budidaya Jagung Pada Musim Hujan Di Daerah Reklamasi Pasang Surut Dalam Terciptanya Indeks Pertanaman 300%. Prosiding Seminar Nasional INACID. Palembang 16 – 17 Mei 2014. Hal: A8.1 – A8.11.
732