HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU, PENGETAHUAN DAN SIKAP KARYAWAN KERETA API INDONESIA (KAI) TERHADAP PENERAPAN K3 DAOP AREA IV BAGIAN DIPO LOC SEMARANG TAHUN 2013 Dio Cahya Pranajaya*), MG Catur Yuantari**), Eni Mahawati**) * ) Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro ** ) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula I No 5-11 Semarang E-mail :
[email protected] ABSTRACT
Background : Occupational Safety and Health (K3) is a thought and effort to ensure the integrity and perfection, both physical and spiritual. The purpose of this study was to analyze the relationship between individual characteristics, knowledge and attitudes of employees Kereta Api Indonesia (KAI) for the application of Part IV Area K3 Daop Dipo Loc Semarang 2013. Method : This research is explanatory research with cross sectional approach. The sample in this study was the total population of the maintenance department at PT. KAI Dipo Area IV some 21 people. Data analysis using the Spearman Rank test. Result : The results showed the lowest employee age is 19 years old, the highest age is 39 years old and an average age of the employees are 27 years old. Employee education (95.2%) were SMU / equivalent. Lowest working period of 2 years, and the highest 16-year average of 4.40 years. Knowledge of as many employees (61.9%) in the sufficient category. Employee attitudes as much (61.9%) in the sufficient category. While the behavior of employees in applying K3 as many (47.6%) in the sufficient category. There is no relationship between age, education, work period, knowledge and attitudes to applying K3. Employees knowledge and attitudes that enough is not necessarily followed by consistent behavior. Conclusion : Based on the results of the study suggested the company to create a standard operating procedure (SOP) for the implementation of Occupational Safety and Health (K3) so that the health and safety culture has increased. Keywords : Occupational Safety and Health (K3), individual characteristics, knowledge attitudes, behaviors
PENDAHULUAN
ditunjukkan
Perkretaapian di Indonesia
dengan
adanya
peraturan perundangan mengenai
tidak dapat dipisahkan dari sejarah
K3
perjuangan negeri ini. Di zaman
Keselamatan Kerja No. 1 Tahun
penjajahan Belanda perkretaapian
1970, serta standar ILO tentang
termasuk dari sedikit perusahaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
besar dan vital terkonsentrasinya
di Kehutanan yang harus dipatuhi.
masa buruh pribumi dan karena itu
Selain
perkretapian tidak hanya berperan
23/1992
sebagai sarana transportasi dalam
memberikan
lalu
kesehatan kerja dalam Pasal 23
lintas
ekonomi,
tetapi
juga
yaitu
itu
Undang-Undang
Undang-Undang tentang
No.
Kesehatan
ketentuan
mengenai
merasuk dalam pertumbuhan sosial
yang
dan politik. Pertumbuhan industri
kesehatan
dan perkebunan meningkat pesat
supaya semua pekerja dapat bekerja
namun
dan
dalam kondisi kesehatan yang baik
mampu
tanpa membahayakan diri mereka
maksimal
sendiri atau masyarakat, dan supaya
hasil
dari
perkebunan distribusikan
industri
tidak dengan
menyebutkan kerja
dilaksanakan
karena kendala transportasi yang
mereka
saat itu masih menggunakan kereta
produktivitas kerja mereka sesuai
yang bertenaga hewan ternak. Menurut
1
dengan
Mangkunegara
dapat
bahwa
program
tenaga kerja.
mengoptimalkan
perlindungan
3
keselamatan dan kesehatan kerja
Kecelakaan suatu kejadian
(K3) adalah suatu pemikiran dan
yang tidak pernah kita duga, tidak
upaya untuk menjamin keutuhan dan
pernah kita harapkan. kecelakaan
kesempurnaan,
bisa
baik
jasmaniah
terjadi
dimanapun,
apakah
maupun rohaniah. Keutuhan dan
sumber kecelakaan dari diri sendiri
kesempurnaan
ditujukan
ataupun dari orang lain semuanya
tenaga
merupakan sumber kecelakaan yang
secara
khusus
tersebut terhadap
kerja dan manusia pada umumnya,
sebelumnya
sehingga menghasilkan suatu hasil
rencanakan, siapa yang mau celaka.
karya dan budaya untuk menuju
Kecelakaan kerja merupakan hal
masyarakat yang adil dan makmur. Perhatian terhadap
2
pemerintah
permasalahan
tersebut
tidak
pernah
kita
yang tidak dapat dihindari lagi kalau tidak adanya kehati-hatian dalam bekerja, pekerja harus mematuhi
petunjuk keselamatan kerja, apalagi
Dipo Loc Area IV Semarang serta
karyawan
para karyawan dalam waktu bekerja.
yang
berhubungan
langsung dengan alat produksi itu akan
berbahaya
terhadap
METODE Penelitian
keselamatanya.4 PT.
Kereta
bertanggung
Api
(Persero)
jawab
menjaga
ini
merupakan
jenis penelitian analisis yang bersifat Explanatory
Research
dengan
kenyamanan
metode pendekatan yang digunakan
bukan hanya tenaga kerjanya sendiri
dalam penelitian ini adalah cross
tetapi juga masyarakat luas yakni
sectional study yaitu variabel yang
penggunaan jasa kereta api. Untuk
diteliti diamati sekaligus dalam waktu
itu diperlukan tenaga kerja yang
yang
sehat dan selamat sesuai motto PT.
penelitian
Kereta Api (Persero) yaitu utamakan
dimana
keselamatan dan pelayanan.5
kuesioner sebagai alat pengumpul
keselamatan
dan
Berdasarkan
survey
awal
KAI
Dipo
Semarang,
perusahaan ini bergerak dibidang
Sedangkan adalah
peneliti
metode
wawancara menggunakan
data. Populasi pada penelitian ini
yang telah dilakukan pada peneliti di PT.
sama.
adalah seluruh karyawan bagian pemeliharaan lokomotif Dipo Area IV
yaitu
semarang yaitu sebanyak 21 orang.
perawatan mesin lokomotif secara
Sampel dalam penelitian ini adalah
berkala. Di dalam Dipo ini bahaya
seluruh populasi karyawan bagian
yang
yaitu
pemeliharaan Dipo Area IV yaitu
kecelakaan kerja yang disebabkan
sebanyak 21 orang. Metode dalam
mesin atau peralatan kerja, misalnya
pengambilan
: terjepit, terpotong, terjatuh dan lain-
digunakan dalam penelitian ini yaitu
lain. Juga adanya risiko gangguan
dengan
pemeliharaan
lokomotif
potensial
terjadi
pernafasan akibat terpapar debu dan
Data
peneliti
pengamatan,
mengetahui
adanya
yang
menggunakan
Total
dikumpulkan
dengan
Sampling.
asap. Berdasarkan
sampel
cara kuesioner dan pengamatan. Kuesioner
yaitu
serangkaian
karakteristik individu, pengetahuan
pernyataan
dan
pengetahuan, sikap, dan penerapan
sikap
karyawan
terhadap
penerapan K3 PT. KAI di bagian
K3.
berkaitan
tentang
HASIL Tabel 1. Analisis Deskripsi Umur dan Masa kerja Karyawan Kereta Api Indonesia (KAI) Daop Area IV Bagian Dipo Loc Semarang Data Umur Masa Kerja
Terendah 19 2
Tertinggi 39 16
Mean 26,95 4,40
SD 6,712 4,306
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa rata-rata umur karyawan Kereta Api Indonesia (KAI) adalah 26,95 tahun. Menunjukkan bahwa hampir sebagian responden merupakan pekerja yang masih tergolong produktif. Rata rata masa kerja karyawan Kereta Api Indonesia (KAI) adalah 4,40 tahun. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pendidikan Karyawan Kereta Api Indonesia (KAI) Daop Area IV Bagian Dipo Loc Semarang Pendidikan SMU/Sederajat Perguruan Tinggi Total
Jumlah 20 1 21
Persentase 95,2 4,8 100,0
Berdasarkan tabel 2 pendidikan diatas, diketahui sebanyak 20 responden (95,2%) berpendidikan SMU/sederajat. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kategori Pengetahuan Karyawan Kereta Api Indonesia (KAI) Daop Area IV Bagian Dipo Loc Semarang Kategori Pengetahuan Baik Cukup Kurang Total
Jumlah 5 13 3 21
Persentase 23,8 61,9 14,3 100,0
Berdasarkan distribusi frekuensi pada tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan Dipo menjawab pernyataan pengetahuan cukup sebanyak 61,9%.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kategori Sikap Karyawan Kereta Api Indonesia (KAI) Daop Area IV Bagian Dipo Loc Semarang Kategori Sikap Baik Cukup Kurang Total
Jumlah 3 13 5 21
Persentase 14,3 61,9 23,8 100,0
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan Dipo menjawab pernyataan sikap cukup sebanyak 61,9%. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kategori Penerapan K3 Karyawan Kereta Api Indonesia (KAI) Daop Area IV Bagian Dipo Loc Semarang Kategori Penerapan K3 Baik Cukup Kurang Total
Jumlah 6 10 5 21
Persentase 28,6 47,6 23,8 100,0
Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui bahwa sebagian besar karyawan Dipo menjawab pernyataan penerapan k3 cukup sebanyak 47,6%. Tabel 6. Hasil Tabulasi Silang antara Kategori Pengetahuan dengan Katergori Penerapan K3
Pengetahuan Baik Pengetahuan Cukup Pengetahuan Kurang
F 0 6 0
Kategori Penerapan K3 Baik Cukup Kurang F F 0,0 4 80 1 20 46,2 4 30,7 3 23,1 0,0 2 66,6 1 33,4
Total F 5 13 3
100,0 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 6, hasil tabulasi silang antara pengetahuan dengan penerapan K3. Hasil pengetahuan karyawan menerapkan K3 bahwa penerapan K3 karyawan baik sebagian besar karyawan memiliki pengetahuan cukup yaitu (46,2%) dan penerapan K3 karyawan kurang sebagian besar memiliki pengetahuan kurang yaitu (33,4%).
Tabel 7. Hasil Tabulasi Silang antara Kategori Sikap dengan Katergori Penerapan K3 Kategori Sikap Sikap Baik Sikap Cukup Sikap Kurang
F 1 4 1
Kategori Penerapan K3 Baik Cukup Kurang F F 33,4 2 66,6 0 0,0 30,7 5 38,6 4 30,7 20 3 60 1 20
Total F 3 13 5
100,0 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 7, dari hasil tabulasi silang antara sikap dengan penerapan K3. Sikap karyawan menerapkan K3, bahwa penerapan K3 karyawan baik sebagian besar karyawan memiliki sikap baik yaitu (33,4%) dan penerapan K3 karyawan cukup sebagian besar karyawan memiliki sikap kurang yaitu (60%). Tabel 8 Hasil Uji Korelasi No 1.
Hipotesis Hubungan pengetahuan dengan penerapan K3
2.
Hubungan sikap dengan penerapan K3 Hubungan umur dengan penerapan K3 Hubungan pendidikan dengan penerapan K3
0,624
Hubungan masa kerja dengan penerapan K3
0,579
3. 4.
5.
P-value 0,900
0,286 0,188
Kesimpulan Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan penerapan K3 Tidak ada hubungan antara sikap dengan penerapan K3 Tidak ada hubungan antara umur dengan penerapan K3 Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan penerapan K3 Tidak ada hubungan antara masa kerja dengan penerapan K3
Dari hasil analisis Rank Spearman dengan tingkat signifikansi 95% didapatkan pengetahuan (p-value 0,900), sikap (p-value 0,624), umur (p-value 0,286), pendidikan (p-value 0,188), dan masa kerja (p-value 0,579) dimana nilai p-value tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan, sikap, umur, pendidikan, dan masa kerja dengan penerapan K3 pada karyawan Kereta Api Indonesia (KAI) Daop Area IV Bagian Dipo Loc Semarang.
PEMBAHASAN
mencapai dan menguasai dunia, kebiasaan
berpikir
rasional
membuat
keputusan
Hubungan antara umur karyawan terhadap penerapan K3 Daop Area IV Bagian Dipo Loc Semarang. Berdasarkan uji statistik
meningkat,
menunjukkan tidak ada hubungan
pengalaman hidup.
tentang karir, pernikahan serta peran sebagai orang tua dan memperoleh
antara umur dengan penerapan K3
Dari hasil penelitian ini dapat
pada karyawan Kereta Api Indonesia
diasumsikan peneliti bahwa tidak
(KAI).
ada
Hasil
ini
sesuai
dengan
hubungan
umur
terhadap
temuan Yusuf yang menyatakan
penerapan
tidak ada hubungan antara umur
kesehatan kerja (K3) ini disebabkan
dengan
karena dalam pelaksanaan kinerja
kepatuhan
operasional penelitian hampir
standar
prosedur.
Hasil
menunjukkan
bahwa
sebagian
merupakan
pekerja
responden yang
masih
tidak
keselamatan
harus
melainkan
dilihat dari
keterampilan
dan
dari
umur
tindakan
atau
dalam
mematuhi
aturan yang ada.
tergolong produktif. Tenaga kerja muda umumnya mempunyai fisik
Hubungan
yang lebih kuat, dinamis, kreatif.
karyawan terhadap penerapan K3
Namun, lebih cepat bosan, kurang
Daop Area IV Bagian Dipo Loc
bertanggung jawab dan cenderung
Semarang
absensi.
Tenaga
kerja
antara
pendidikan
Berdasarkan
yang
uji
statistik
umumnya lebih tua biasanya bekerja
menunjukkan tidak ada hubungan
lebih ulet, tanggung jawabnya besar
antara
serta absensinya rendah.
6
penerapan
Seperti menurut (Potter & Perry)
pertumbuhan
pendidikan
dan
K3
dengan
pada
karyawan
Kereta Api Indonesia (KAI). Hal ini sejalan
dengan
teori
Notoadmojo
bahwa
ditandai oleh perkembangan gaya
hubungan
dalam
hidup
meningkat,
keselamatan dan kesehatan kerja
hubungan
dipengaruhi oleh berbagai faktor dari
perkembangan
personal
kemampuan dengan
umur
yang
membina
orang
lain,
produktif
terdapat
dalam
responden
tidak
dalam ada
penerapan
antara
lain
komitmen yang tinggi dan memiliki
pendidikan. Hal ini erat kaitannnya
kompetensi,
dengan
seorang
berusaha
jumlah
responden
yang
mayoritas
pendidikan
SMU/Sederajat sehingga tidak bisa
tinggi dari jumlah responden adalah 21 orang.
dengan jelas dibandingkan dalam penerapan
keselamatan
dan
Hubungan
antara
masa
kerja
dengan
karyawan terhadap penerapan K3
perguruan tinggi yang hanya satu
Daop Area IV Bagian Dipo Loc
responden.
Semarang
kesehatan
kerja
Menurut
(K3)
pendapat
Smet
Berdasarkan
uji
statistik
pendidikan SMA/Sederajat lebih baik
menunjukkan tidak ada hubungan
dalam penerapan keselamatan dan
antara
kesehatan keja (K3) dibandingkan
penerapan
dengan perguruan tinggi, karena
Kereta Api Indonesia (KAI). Temuan
sesuai dengan bidangnya dalam
yang sama juga diperoleh oleh
menjalankan prosedur yang ada.
Dewiyani yang menyatakan masa
Pendidikan
SMU/Sederajat
kerja tidak berhubungan dengan
sebanyak 20 responden (95,2%)
kepuasaan kerja. Hal ini berkaitan
menunjukan persentase yang tinggi
dengan masa kerja responden yang
disebabkan oleh ilmu yang diperoleh
rata – rata masa kerja 4 tahun yang
saat berada di bangku sekolah
masih belum lama bekerja. Biasanya
spesifik
seseorang yang belum lama bekerja
diterapkan
pada
pekerjaannya. Hal ini disebutkan
berkaitan
dengan
bekerja
teori
psikologi
kognitif
masa
kerja
K3
pada
dengan yang
dengan karyawan
pengalaman
dimiliki.
Zakaria
mengenai pendidikan. Pendidikan
menyatakan bahwa karyawan yang
akan bernilai transfer positif jika ilmu
lebih lama masa kerjanya cenderung
yang diperoleh selama mengenyam
memiliki
pendidikan
terhadap kariernya. Jika harapan
diterapkan
melakukan
pekerjaan,
dalam
sedangkan
harapan
tersebut
yang
tepenuhi
tinggi
maka
akan bernilai transfer negatif jika
meningkatnya
masa
kerja
ilmu yang didapat tidak diterapkan
meningkatkan
keselamatan
dan
secara spesifik dalam melakukan
kesehatan kerja (K3). Jika harapan
aktivitas
tidak terpenuhi maka cenderung
pekerjaannya.
Variasi
pendidikan tidak signifikan karena
menurunkan
hanya
kesehatan (K3).
1
responden
yang
menganyam pendidikan perguruan
keselamatan
dan
Dari hasil temuan bahwa
dan
pelatihan,
yang
merupakan
masa kerja yang belum lama bekerja
sumber
belum
menambah
pengetahuan, memiliki kaitan yang
pengetahuan dan kemahiran dalam
erat dengan penerapan keselamatan
penerapan
dan kesehatan kerja (K3)
dapat
keselamatan
kesehatan
kerja.
dan
Semakin
lama
informasi
suatu
Berdasarkan
penelitian
bekerja meningkat pengakuan dan
Rooke & Clark8 yang menyimpulkan
reward
bahwa
yang
penerapan
diterima
sehingga
keselamatan
dan
kesehatan kerja meningkat.
pengetahuan
K3
dapat
menciptakan penerapan K3 yang baik. Meskipun demikian, hasil uji ini
Masa kerja akan memberi
membuktikan bahwa pengetahuan
pengaruh positif pada kinerja apabila
K3 dari tenaga kerja saja belum
dengan
cukup
untuk
kondisi
penerapan
semakin
kerja
lamanya
personal
masa
semakin
menggambarkan
perusahaan.
melaksanakan tugasnya sebaliknya
karena pengetahuan K3 yang baik,
akan memberikan pengaruh negatif
belum tentu diikuti oleh perilaku
apabila dengan semakin lamanya
yang sejalan dalam berperilaku baik
masa kerja akan timbul perasaan
dalam penerapan K3.
dengan
keadaan
menyepelekan pekerjaan.
dan
7
Safety
antara
disebabkan
atau
Bicara
tentang keselamatan pada karyawan akan
Hubungan
talk
ini
suatu
berpengalaman dan terampil dalam
terbiasa
Hal
K3
pengetahuan
menambah
pengetahuan
karyawan
tentang
karyawan terhadap penerapan K3
kecelakaan
kerja
Daop Area IV Bagian Dipo Loc
dilingkungan dipo loc kereta api.
Semarang
Sehingga
Berdasarkan
uji
statistik
membantu
safety
bahaya yang
talk
karyawan
ini
ada
dapat dalam
diketahui bahwa tidak ada hubungan
menghindari kecelakaan kerja yaitu
antara
dengan selalu memakai APD untuk
penerapan
pengetahuan K3
pada
dengan karyawan
Kereta Api Indonesia (KAI). Hasil uji ini kurang sejalan dengan hasil penelitian
Pun
menyimpulkan
dan bahwa
Hui
yang
pendidikan
meminimalkan kecelakaan kerja.
Hubungan antara sikap karyawan
aman
terhadap penerapan K3 Daop Area
mendapat
IV Bagian Dipo Loc Semarang
kerja. Masalah keselamatan kerja
Berdasarkan
uji
statistik
dalam
berkerja
informasi
dengan
keselamatan
harus dijelaskan kepada karyawan
diketahui bahwa tidak ada hubungan
sebelum
antara sikap dengan penerapan K3
pekerjaan dan bimbingan pada hari-
pada karyawan Kereta Api Indonesia
hari permulaan bekerja. Terutama
(KAI). Hal ini tidak sesuai dengan
bagi karyawan baru yang kurang
pendapat
berpengalaman.
yang
Ferdinand
dikemukakan
siahaan
yang
mengingatkan
menyatakan bahwa ada hubungan
dan
bermakna
karyawan
sikap
terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja
Safety kembali
talk
karyawan
mengubah
perilaku
untuk
bekerja
secara
Hubungan
antara
sikap
ini
dengan perilaku tidak sepenuhnya
K3
bernilai positif. Artinya sikap yang
karyawan saja tidak cukup untuk
positif tidak selalu disertai dengan
menunjukkan
perilaku yang mendukung. Sikap
membuktikan
penerapan kesehatan
penelitian
akan
melakukan
aman.
(K3) dengan komitmen kerja. Hasil
mereka
bahwa
sikap
keberhasilan keselamatan kerja
dan
(K3)
merupakan
faktor
predisposing
suatu
(yang ada dalam setiap individu)
perusahaan. Hal ini karena sikap
yang mengawali terjadinya perilaku
yang positif terhadap K3 belum tentu
walaupun belum tentu perilaku yang
disertai
dihasilkan bernilai positif.10
dengan
tindakan
yang
sejalan dalam membentuk suatu sistem yang baik dalam penerapan
SIMPULAN
manajemen
1.
K3,
sejalan
pendapat Gerungan Safety keselamatan melakukan
dengan
9
talk
Rata – rata umur karyawan KAI Dipo Loc Semarang adalah 27
atau
kerja
Bicara sebelum
pekerjaan
dapat
tahun. 2.
Pendidikan karyawan KAI Dipo Loc
Semarang
dilakukan pada saat apel pagi setiap
(95,2%)
hari.
SMU/sederajat.
Safety
talk
atau
Bicara
keselamatan akan mengubah sikap karyawan untuk berperilaku lebih
diketahui
berpendidikan
3.
Rata
–
rata
karyawan
4.
masa
kerja
Dipo
Loc
KAI
ada
hubungan
antara
masa kerja dengan penerapan K3 pada karyawan Kereta Api
Berdasarkan
frekuensi
Indonesia (KAI) Daop Area IV
karyawan
Bagian Dipo Loc Semarang (p-
diketahui pengetahuan
hasil
ada
(23,8%)
baik,
(61,9%)
value 0,579). 10. Tidak
ada
hubungan
antara
orang berpengetahuan cukup
pengetahuan
serta (14,3%) berpengetahuan
penerapan K3 pada karyawan
kurang.
Kereta
Berdasarkan
hasil
frekuensi
(28,6%) orang dengan sikap
Api
dengan
Indonesia
(KAI)
Daop Area IV Bagian Dipo Loc
sikap karyawan diketahui ada
6.
Tidak
Semarang adalah 4,40 tahun.
pengetahuan
5.
9.
Semarang (p-value 0,900). 11. Tidak
ada
hubungan
antara
baik, (47,6%) orang dengan
sikap dengan penerapan K3
sikap cukup dan (23,8%) sikap
pada
kurang.
Indonesia (KAI) Daop Area IV
karyawan
Kereta
Api
Berdasarkan
hasil
frekuensi
Bagian Dipo Loc Semarang (p-
penerapan
K3
karyawan
value 0,624).
diketahui ada (14,3%) orang
7.
8.
dengan penerapan baik (61,9%)
SARAN
orang dengan penerapan cukup
1.
Bagi Perusahaan
dan (23,8%) penerapan kurang.
Perlu diadakan safety talk setiap
Tidak
sebelum melakukan pekerjaan.
ada
hubungan
antara
umur dengan penerapan K3
Masalah
pada
harus
karyawan
Kereta
Api
keselamatan dijelaskan
kepada
Indonesia (KAI) Daop Area IV
karyawan
Bagian Dipo Loc Semarang (p-
melakukan
pekerjaan
value 0,286).
bimbingan
pada
Tidak
ada
hubungan
antara
kerja
sebelum
mereka dan
hari-hari
permulaan bekerja. Terutama
pendidikan dengan penerapan
bagi
karyawan
baru
K3 pada karyawan Kereta Api
kurang berpengalaman. Safety
Indonesia (KAI) Daop Area IV
talk
Bagian Dipo Loc Semarang (p-
karyawan untuk bekerja secara
value 0,188).
aman.
mengingatkan
yang
kembali
2.
Bagi Karyawan KAI Dipo Loc
Kerja di PT KAI (PERSERO)
Semarang
Daerah Operasi IV Semarang.
Mematuhi standar K3 yang ada
Skripsi : Fakultas Kesehatan
di
Masyarakat.
perusahaan
keselamatan
demi
saat
bekerja.
Terutama dalam pemakaian alat
Universitas
Diponegoro. Semarang. 2003. 6.
pelindung diri (APD).
Masibuan
Malayu
SP.
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia. Bumi Aksara. Jakarta. DAFTAR PUSTAKA 1.
2002.
Joko Suyanto. PT. Kereta Api Indonesia
7.
(PERSERO), UPT
Daya Manusia. Balai Pustaka.
LOK SMC. DAOP IV SM. 2012. 2.
Anonim.
Kesehatan
Keselamatan Definisi, Dan
Kerja
Indikator
Jakarta. 1992.
dan (K3)
:
dan
L.
Clark.
Authority on Site: A Case Study of
Safety
Practice.
Building
Research and Information, 33
http://jurnal-
(6): 561-570. 2005. 9.
Gerungan,
W.A.
hatan-dan-keselamatan-kerja-
Sosial.
k3.html. diakses tahun 2012.
Bandung. 2004.
ILO. Standar ILO Keselamatan Kesehatan
Kerja
Pekerjaan
Pada
Kehutanan.
Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. 2002. Ilham Rudy Saputro. Penerapan Kesehatan Kerja Dilihat
Dan
(K3) Dari
Keselamatan
Pada
Karyawan
Sisi
Psikologis.
2012. 5.
J.
Keselatan dan Kesehatan Kerja.
dan
4.
Rooke,
Learning, Knowledge, and an
Penerapan
sdm.blogspot.com/2009/10/kese
3.
8.
Penyebab
Tujuan
Tulus, M.A. Manajemen Sumber
Refika
Aditama.
10. Herlinda L. Hubungan Antara Karakteristik Pengetahuan
Individu, dan
Sikap
Operator Mesin Winding Unit Spinning VI Dengan Kepatuhan Terhadap
Instruksi
Kerja
Sistem
Manajemen dan
Kesehatan
Di
Perusahaan Tekstil Semarang. Skripsi : Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas
Diponegoro. Semarang. 2010.
Dwi Cahyaningrum. Penerapan
Keselamatan
Psikologi
BIODATA SINGKAT PENULIS
Nama
: Dio Cahya Pranajaya
Tempat, Tanggal Lahir
: Pangkalan Bun, 01 Desember 1990
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Kristen Protestan
Nomor Telepon
: 085727835049
Alamat
: Jalan Pakunegara No.16 Pangkalan Bun