1
TINJAUAN TENTANG PEMAHAMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SISWAPADA PRAKTEK KERJA KAYU KELAS XI DAN XII PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK NEGERI 2 SAWAHLUNTO Zamrud Kurnia1, Rijal Abdullah2, Juniman Silalahi3 Education Building Techniques FT Universitas Negeri Padang Email:
[email protected] ABSTRAK Engineering Program with Competencies Skills Building Construction Engineering Wood SMKN 2 Sawahlunto special moves on the field of timber. The fundamental problem in woodworking is an accident that occurred while working in the workshop. Based on information from the chairman of the Department of Buildings, occupational accidents have occurred in 2005 and 2006. In addition, from the interviews is known that wood workshop SMKN 2 Sawahlunto not yet meet the standards of a good workshop. For that I am interested in doing research with the title: Overview of understanding of occupational safety and health technical students in wood XI and XII graders Engineering Program Skills Competency Building Construction Engineering Wood SMKN 2 Sawahlunto. This type of research is descriptive. The population in this study were students of class XI and XII Engineering Program Skills Competency Building Construction Engineering Wood N 2 Sawahlunto, amounting to 22 students. The sampling technique in this study using total sampling method. Data collection tool is questionnaire and data were processed using the statistical program SPSS version 17.0. The results showed that: understanding of occupational safety and health in the implementation of the wood work practices class XI and XII Engineering Program Skills Competency Building Construction Engineering Wood SMKN 2 Sawahlunto with the average value of K3 at 70.64% against themselves, on average K3 to the tools and equipment 74.27% and an average of 79.71% K3 to the environment. based on research results throughout degrees of achievement in the category "Enough". Keywords: comprehension, occupational safety and health,wood working.
1
Alumni Prodi Pendidikan Tekni Bangunan Wisuda Periode 105 Dosen Jurusan Teknik Sipil FT UNP 3 Dosen Jurusan Teknik Sipil FT UNP 2
2
SMK
Pendahuluan Pendidikan
Negeri
2
Sawahlunto
merupakan
merupakan salah satu SMK bidang
kebutuhan utama bagi manusia, agar
teknologi dengan motto siap kerja,
bisa
pengetahuan,
cerdas, dan kompetitif. SMK Negeri 2
keterampilan, meningkatkan harkat
Sawahlunto terletak pada jalan raya
dan martabat, menciptakan Sumber
Sawahlunto – Batu Sangkar Km ± 6,
Daya
tepatnya di Desa Santur, yang mana
menanamkan
Manusia
berkualitas, memecahkan
(SDM)
terampil dan
yang untuk
menyelesaikan
terdiri
dari
keahlian,
berbagai
salah
program
satu
diantaranya
masalah. Banyak jenis pendidikan,
adalah Program Keahlian Teknik
salah
Bangunan,
satunya
pendidikan
formal
adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang menciptakan lulusan
Kompetensi
Keahlian
Teknik Konstruksi Kayu. Program
keahlian
yang terampil dibidangnya sesuai
Bangunan,
dengan
keahlian Teknik Konstruksi Kayu
kebutuhan
Dunia
Usaha/
Industri (DU/DI). SMK merupakan suatu lembaga
dengan
Teknik kompetensi
SMK Negeri 2 Sawahlunto bergerak khusus
pada
bidang
perkayuan.
pendidikan formal, yang bertujuan
Workshop sebagai sarana sekolah
melatih dan menyiapkan siswa agar
merupakan
dapat bekerja secara professional di
praktek kerja kayu oleh siswa harus
dunia usaha ataupun dunia industri,
memenuhi standar kenyaman dan
dengan motto SMK bisa. Pelatihan
keamanan
dan pembelajaran yang diberikan
praktek. Standar workshop yang baik
kepada siswa harus sesuai dengan
mempunyai ciri-ciri diantaranya; tata
pihak dunia usaha atau dunia industri,
letak peralatan kerja yang baik,
maka dari itu diperlukan kebijakan,
mempunyai
dan penyempurnaan pembelajaran di
memadai,
SMK, agar siswa bisa menerapkan
memiliki alat dan meja kerja yang
Standar Operasional Prosedur (SOP)
cukup untuk bekerja, tersedianya alat
di tempat kerja nantinya.
pelindung
tempat
dalam
pelaksanaan
pelaksanaan
pencahayaan memiliki
diri
untuk
yang ventilasi,
bekerja,
memiliki alat pemadam kebakaran
3
dan
memiliki
kotak
pertolongan
pertama pada kecelakaan (P3K).
kayu SMK Negeri 2 Sawahlunto belum
Masalah yang mendasar dalam
memenuhi
standar
workshop
semua
aspek
yang
baik,
kerja kayu adalah kecelakaan yang
dikarenakan simbol-simbol bahaya
terjadi saat bekerja di workshop. Dari
yang berkaitan dengan pekerjaan
konsultasi dengan Ketua Jurusan
sedikit sekali ditemukan di workshop
Teknik Bangunan didapat informasi
kayu, sehingga kurangnya petunjuk
bahwa pernah kecelakaan terjadi pada
terhadap bahaya.
tahun 2005 dan 2006, kecelakaan
Selain
itu
peneliti
juga
terjadi saat siswa menggunakan mesin
mengamati bagaimana siswa dalam
ketam perata, kecelakaan tersebut
melaksanakan praktek kerja kayu.
mengakibatkan luka pada tangan
Peneliti melihat diantaranya, siswa
siswa
yang
sering keluar masuk ruangan saat
dikarenakan mengetam kayu terlalu
praktek kerja kayu, bercanda dalam
tipis. Tindakan yang dilalukan oleh
melaksanakan
pihak
sehingga
yang
bersangkutan
sekolah
membawa
ke
kegiatan
praktek,
pelaksanaan
praktek
puskesmas yang berjarak ±350 meter
terhambat.
Pelaksanaan
praktek
dari sekolah. Kecelakaan lain terjadi
seperti ini akan memakan waktu lama
setiap tahunnya diantaranya luka
dalam penyelesaian pekerjaan.
terkena mata pahat, gergaji dan
Siswa tidak menggunakan alat
tangan terpukul palu kayu, hal ini
sesuai fungsinya seperti penggunaan
terjadi karena siswa tidak hati-hati
siku-siku
dan ceroboh dalam melaksanakan
mencongkel-congkel sambungan pen
pekerjaannya. Pada kecelakaan ini
dan lubang. Penyalahgunaan alat
sekolah
lainnya seperti pemakaian
pertama
memberikan pada
pertolongan
digunakan
untuk
gergaji
dengan
potong digunakan untuk membelah
membersihkan dan memberi obat
dan begitu juga sebaliknya. Perilaku
merah
seperti ini tidak mencerminkan cara
pada
luka
siswa
yang
tersebut,
dan
membalutnya dengan perban. Berdasarkan hasil wawancara, peneliti mengamati bahwa workshop
bekerja dengan benar. Siswa
tidak
memperhatikan
keadaan alat manual, seperti gergaji
4
dan pahat yang digunakan tidak
kerja oleh beberapa siswa. Sampah
tajam. Keadaan alat yang tidak tajam
kerja semestinya harus dibersihkan
akan membuat hasil kerja yang tidak
dan dibuang pada tempat yang telah
rata
disediakan, agar tercipta lingkungan
dan
kurang
memuaskan.
Peralatan seharusnya digunakan pada pekerjaan kayu dalam keadaan yang
kerja bersih, dan sehat. Kajian Teori
baik untuk dioperasikan. praktek,
Keselamatan dan kesehatan kerja
terutama saat mengetam kayu pada
merupakan hal paling penting yang
mesin ketam perata, siswa tidak
perlu diterapkan dalam melakukan
menggunakan mal kayu sebagai alat
sebuah pekerjaan. Pekerjaan yang
bantu untuk mendorong pengetaman.
dilakukan bisa dikatakan tuntas dan
Perilaku
berhasil apabila dalam melakukan
Dalam
pelaksanaan
seperti
ini
tentu
akan
menimbulkan bahaya terhadap diri
pekerjaan
memperhatikan
sendiri. Bahaya dalam kerja kayu
keselamatan dan kesehatan kerja.
sangat beresiko mengingat semua
Dalam Undang-Undang nomor 1
peralatan yang digunakan mempunyai
Tahun 1970 disebutkan keselamatan
mata pisau yang tajam.
kerja ialah keselamatan kerja segala
Siswa tidak menggunakan alat
tempat kerja, baik di darat, di dalam
pelindung diri seperti tidak memakai
tanah, di permukaan air, di dalam air
masker
pelaksanaan
maupun di udara, yang berada di
pengetaman. Masker yang berfungsi
dalam wilayah kekuasaan hukum
sebagai alat pelindung hidung dan
Republik
Indonesia.
Sedangkan
mulut
kesehatan
menurut
Darmanto
dalam
terhadap
debu
hasil
diabaikan
Djojodibroto (1999: 9) “kesehatan
akan
adalah keadaan sejahtera atas badan,
mengakibatkan gangguan kesehatan
jiwa, dan sosial yang memungkinkan
seperti gangguan pernafasan.
setiap orang hidup produktif secara
pengetaman, pemakaiannya
Setelah
jika maka
pelaksanaan
praktek,
debu atau sisa hasil pengetaman dibiarkan menumpuk di sekitar meja
sosial ekonomis”. Dalam keselamatan
praktek dan
kerja
kayu
kesehatan
kerja
5
adalah
hal
utama
diperhatikan kecelakaan
agar dan
pekerjaan.
yang terhindar
harus dari
penyakit
akibat
Keselamatan
dan
kesehatan kerja (K3) pada praktek kerj kayu dikelompokan menjadi 3 diantaranya: K3 terhadap diri, K3 terhadap alat dan peralatan dan K3
Perlindungan kecelakaan terhadap mesin dan alat kerja bisa menjadi satu kesatuan alat yang dipasang pada mesin. Fungsi pelindung tersebut selain melindungi mesin juga melindungi benda kerja dari kecelakaan yang mungkin terjadi, sekaligus melindungi operator/ teknisi yang mengoperasikan mesin tersebut. Keadaan
terhadap lingkungan.
mesin-mesin,
berkaitan
perlengkapan dan peralatan kerja
dengan kecelakaan dan penyakit yang
serta bahan-bahan harus selalu dalam
timbul
pekerjaan.
keadaan siap dioperasikan secara
Kecelakaan dan penyakit yang di
optimal. Untuk itu perlu menerapkan
akibatkan dari pekerjaan bisa dicegah
pemeliharaan pencegahan terhadap
dengan memakai alat pelindung diri
mesin-mesin,
dan memeriksa kesehatan diri secara
peralatan
kerja
berkala. Alat pelindung diri yang
sehingga
menjamin
digunakan pada praktek kerja kayu
yang optimal.
diantaranya: pakaian kerja, masker
Selain
K3
terhadap
akibat
diri
dari
perlengkapan secara
dan berkala
produktivitas
dalam
melaksanakan
penutup mulut, kacamata dan penutup
proses kerja yang aman, pemeliharan
telinga.
alat juga perlu diperhatikan. Seiring
Selain alat pelindung diri, sikap dalam
bekerja
juga
menentukan
dengan itu pendapat Budi Martono (2008),
pemeliharaan dengan
cara
alat
bisa
terhadap pelaksanaan K3. Sikap kerja
dilakukan
menjaga,
yang benar adalah bekerja sesuai
mengasah mata pisau dan gergaji,
dengan prosedur kerja dan disiplin
service alat mesin secara berkala,
dalam bekerja.
hindari dari konsleting pada mesin.
.K3 terhadap alat dan peralatan
K3 terhadap lingkungan adalah
berkaitan dengan pemeliharaan alat
hal yang penting diperhatikan untuk
yang digunakan.
mencegah
Menurut Budi Martono (2008: 9),
terjadinya
kecelakaan
dalam bekerja. Untuk itu diperlukan
6
usaha-usaha
untuk
menjaga
penelitian ini bersumber dari data
keselamatan dan kesehatan kerja.
primer dan data sekunder. Data
Keadaan lingkungan yang merupakan
primer diperoleh dari angket dan data
keadaan
sukunder dari nilai hasil wawancara
berbahaya
kebersihan
antara
udara,
lain:
penerangan,
kekuatan bunyi dan ventilasi.
ketua
jurusan
Teknik
Bangunan SMKN 2 Sawahlunto. Jenis instrumen yang digunakan
Metode Penelitian Penelitian ini termasuk dalam metode
dengan
penelitian
adalah berupa angket
dengan 3
deskriptif
indikator yaitu: K3 terhadap diri, k3
kuantitatif. Pada penelitian deskriptif
terhadap alat dan peralatan dan K3
data yang diperoleh dianalisis dan
terhadap lingkungan.
diinterprestasikan
sesuai
dengan
Teknik
analisis
data
yang
tujuan penelitian. Tempat dan waktu
digunakan
penelitian ini dilakukan di SMK
permasalahan dan tujuan penelitian.
Negeri 2 Sawahlunto pada siswa
adapun analisis data yang digunakan
kelas XI dan XII Jurusan Teknik
adalah
Bangunan
dengan
Teknik
Kompetensi Konstruksi
Keahlian
Kayu,
yang
berorientasi
teknik
pada
analisis
deskriptif
perhitungan
derjat
pencapaian, yaitu dengan rumus:
berlangsung pada tanggal 08 Mei – 14 Juni 2015. Subjek yang diteliti adalah kelas XI dan XII Jurusan Teknik Bangunan
Kompetensi
Keahlian
Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri
Data ini dikelompokkan dalam
2 Sawahlunto. Dimana Jumlah siswa
empat
yang
dalam Syaron Lubis (2011) yaitu:
menjadi
subjek
penelitian
sebanyak 22 orang siswa. Dalam penelitian ini hanya ada
kategori
yang
dinyatakan
90% - 100% (sangat baik), 80% 89% (baik), 65% - 79% (cukup), 55%
satu variabel yang diteliti, yaitu
- 64% (kurang) 0-54% (tidak baik).
pemahaman tentang keselamatan dan
Hasil Penelitian
kesehatan kerja siswa pada praktek
Hasil penelitian yang dilakukan
kerja kayu kelas XI dan XII. Data
berupa gambaran pemahaman tentang
7
keselamatan
dan
kesehatan
kerja
siswa pada praktek kerja kayu kelas
Dp=76,13% Data
penelitian
untuk
K3
XI dan XII Jurusan Teknik Bangunan
terhadap diri kelas XII yang diolah
Kompetensi
dengan
Keahlian
Teknik
menggunakan
bantuan
Konstruksi Kayu SMK Negeri 2
program SPSS versi 17.0, dapat skor
Sawahlunto. Hasil peninjauan yang
terendah
yaitu
21
diperoleh kemudian dideskripsikan
tertinggi
yaitu
39.
sesuai dengan indikator yang diteliti.
distribusi tersebut didapat rata-rata
hingga
skor
Berdasarkan
(mean) sebesar 28,67 skor tengah K3 Terhadap Diri Data
(median) 27,5 skor yang sering
penelitian
untuk
K3
terhadap diri kelas XI yang diolah dengan
menggunakan
muncul (mode) salah satunya 24, dan simpangan baku (std deviation) 5,31.
bantuan
Histogram
program SPSS versi 17.0, dapat skor terendah
yaitu
29
tertinggi
yaitu
39.
hingga
skor
Berdasarkan
distribusi tersebut didapat rata-rata (mean) sebesar 33,5 skor tengah (median) 34 skor yang sering muncul (mode) salah satunya 29,
dan
simpangan baku (std deviation) 3,47. Histogram
Gambar 2. Histogram K3 Terhadap diri Kelas XII Dp= 65,15% K3 Terhadap Alat dan Peralatan Data
penelitian
untuk
K3
terhadap alat dan peralatan kelas XI yang diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17.0, dapat skor terendah yaitu 39 hingga Gam bar 1. Histogram K3 Terhadap diri Kelas XI
skor tertinggi yaitu 53. Berdasarkan distribusi tersebut didapat rata-rata (mean) sebesar 44,6 skor tengah
8
(median) 42,5 skor yang sering muncul (mode) 42,
dan simpangan
baku (std deviation) 4,57.
DP= 68,90% Terhadap Lingkungan Data
Histogram
penelitian
untuk
K3
terhadap allingkungankelas XI yang diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17.0, dapat skor terendah
yaitu
tertinggi
yaitu
15,
hingga
20,
skor
Berdasarkan
distribusi tersebut didapat rata-rata (mean) sebesar 16,80, skor tengah Gambar 3. Histogram K3 Terhadap
(median) 16,5, skor yang sering muncul (mode) 15
alat dan peralatan Kelas XI
dan simpangan
baku (std deviation) 1,75.\
DP= 79,64%
Histogram
Data penelitian untuk K3 terhadap alat dan peralatan kelas XII yang diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17.0, dapat skor terendah
yaitu
31
tertinggi
yaitu
55.
hingga
skor
Berdasarkan
distribusi tersebut didapat rata-rata (mean) sebesar 38,58 skor tengah
Gambar 5. Histogram K3 Terhadap
(median) 35,5 skor yang sering
lingkungan Kelas XI
muncul (mode) 34,
dan simpangan
baku (std deviation) 7,76. Histogram
DP= 84% Data penelitian untuk K3 terhadap allingkungankelas XI yang diolah dengan
menggunakan
bantuan
program SPSS versi 17.0, dapat skor terendah
yaitu
tertinggi
yaitu
13, 20,
hingga
skor
Berdasarkan
distribusi tersebut didapat rata-rata (mean) sebesar 15,08, skor tengah
9
(median) 15, skor yang sering muncul
teliti oleh Engla Tiara (2014) untuk
(mode) 15 dan simpangan baku (std
K3 terhadap diri
deviation) 2,02.
pencapaian
Histogram
dengan derjat
76,39%
Implementasi
untuk
Kesehatan
dan
Keselamatan Kerja pada Mata Kuliah Analisis Tekstil di Workshop Tata Busana
Jurusan
Kesejahteraan
Keluarga. Indikator keselamatan dan kesehatan kerja terhadap alat dan peralatan Gambar 6. Histogram K3 Terhadap lingkungan Kelas XII
disebarkan kepada 22 responden. Dari
DP= 75,41%.
pengolahan data, didapatkan derajat
Pembahasan Penelitian
pencapaian pada kelas XI sebesar ini
berisikan
yang
30
dilakukan
pernyataan
yang
mewakili indikator dan sub indikator yang
disebarkan
kepada
22
responden. Dari pengolahan data berikut penjabarannya. Pada
indikator
keselamatan
dan
dari 11 item pernyataan disebarkan 22
responden.
Dari
pengolahan data, didapatkan derajat pencapaian pada kelas XI sebesar 76,13% dikategorikan cukup dan pada kelas XII sebesar 65,15% di kategorikan
cukup
79,64% dan pada kelas XII sebesar 68,90%. Berdasarkan nilai tersebut, maka
memahami
keselamatan dan kesehatan terhadap diri. Hasil yang sama yang telah di
dalam
menggunakan
keselamatan alat
dan
kerja
peralatan
dalam praktek kerja kayu kelas XI dan
kesehatan kerja terhadap diri terdiri
kepada
terdiri dari 14 item pernyataan yang
XII
termasuk
SMKN dalam
2
Sawahlunto
kategori
cukup.
Sedangkan pada hasil penelitian yang dilakukan Engla Tiara (2014) di dapatkan derjat pencapaian 85,83% untuk K3 alat dan peralatan masuk dalam kategori baik. Indikator keselamatan dan kesehatan kerja terhadap lingkungan terdiri dari 5 item pernyataan disebarkan kepada 22 responden. Dari pengolahan data, didapatkan derajat pencapaian pada
10
kelas XI sebesar 84% nilai tersebut
Pemahaman tentang keselamatan dan
termasuk
baik
kesehatan kerja siswa pada Praktek
sedangkan pada kelas XII sebesar
Kerja Kayu kelas XI dan XII Program
75,41%
Keahlian
dalam
yang
kategori
termasuk
dalam
Teknik
Bangunan
kategori cukup. Sedangkan pada hasil
Kompetensi
Keahlian
penelitian yang dilakukan Engla Tiara
Konstruksi
(2014) di dapatkan derjat pencapaian
Sawahlunto masuk dalam kategori
83,33% untuk K3 lingkungan masuk
cukup. Dengan 3 indikator yaitu
dalam kategori baik.
keselamatan
Jadi berdasarkan data keseluruhan,
terhadap diri dengan nilai 70,64%
keselamatan dan kesehatan kerja pada
dengan arti siswa kelas XI dan XII
Praktek Kerja Kayu, siswa kelas XI
SMKN 2 Sawahlunto memahami K3
dan XII Program Keahlian Teknik
terhadap diri dengan nilai sebesar
Bangunan,
Kayu
dan
Teknik SMKN
kesehatan
2
kerja
Kompetensi
Keahlian
70,64, keselamatan dan kesehatan
Teknik Konstruksi Kayu
SMKN 2
kerja terhadap alat dan peralatan
Sawahlunto masih dalam kategori
dengan nilai 74,27% dengan arti
cukup, dengan nilai rata-rata K3
siswa kelas XI dan XII SMKN 2
terhadap diri sebesar 70,64 %, nilai
Sawahlunto memahami K3 terhadap
rata-rata K3 alat dan peralatan sebesar
alat
74,27%
K3
sebesar 74,27, serta keselamatan dan
terhadap lingkungan sebesar 79,71%.
kesehatan kerja terhadap lingkungan
Berarti pemahaman siswa tentang K3
dengan nilai 79,71% dengan arti
perlu ditingkatkan untuk menciptakan
siswa kelas XI dan XII SMKN 2
keamanan dan kenyamanan dalam
Sawahlunto memahami K3 terhadap
kerja
lingkungan
dan
kayu
nilai
dan
rata-rata
terhindar
dari
dan
peralatan
dengan
dengan
nilai
nilai
sebesar
kecelakaan kerja.
79,71.
Kesimpulan
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah
Untuk
dilakukan, maka dapat disimpulkan
prosedur kerja.
sebagai berikut:
Untuk kepala sekolah, melengkapilah
siswa,
bekerjalah
sesuai
sarana dan prasarana untuk dapat
11
menciptakan
keamanan
dan
kenyamanan sehingga terhindar dari kecelakaan kerja. Untuk
instruktur
dan
guru,
menerapkan kepada siswa prosedur kerja dengan benar dan mengawasi siswa dalam bekerja.
Catatan:
Artikel
ini
disusun
berdasarkan skripsi penulis dengan Pembimbing 1 Dr. Rijal Abdullah, MT
dan
Pembimbing
2
Drs.
Juniman Silalahi, M.Pd. DAFTAR PUSTAKA Anizar. (2012). Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu. Budi Martono, dkk. (2008). Teknik Perkayuan Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional. Darmanto Djojodibroto. (1999). Kesehatan Kerja di Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Daryanto. (2003). Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bengkel. Jakarta: PT Rineka Cipta. Ernawati. (2008). Tata Busana. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Departemen Pendidikan Nasional. Moh. Nazir. (2014). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Ridwan Rudyanto. (2012). K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja). hhtp://www.ridwanrudy.blogsp ot.com. Diakses pada tanggal 11 November 2014 Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin, A.J. (2011). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sukardi. (2012). Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara. Sukardi. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara. Suma’mur. (2009). Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Sagung Seto Tim Penyusun Fakultas Teknik Universitas Yogyakarta. (2001). Menggunakan dan Merawat Mesin Pekerjaan Kayu. Modul. UNY