ABSTRACT MAHARESTU FATHMANTO. Health Condition and Care Management of the Traditional Horse Camage in Bogor. Under the supervision from ETIH SUDARNIKA and BUDHY JASA WIDYANANTA.
The puiyose of this research was to describe about health condition and care management of Bogor traditional horse camage. The research was done since October 2007 to September 2008 with 30 cabmen as respondent and 12 horses as sample. The data was collected by interviewing cabman and examines the horses. This research showed that nutrition status of the horses was present at value 4 (moderately thin). Skin and coat condition of the horses seen clean, though basically their condition are harsh, not sparkling and there are lots of wounds on horses body. The horse heart rate was range 36 to 56 times per minute. Horse breathe frequency was range 24 to 54 times per minute, while range of body temperature was 37.1 OC to 38.1 OC. Horse genitals are dirty. Intestine horses peristaltic in general are normal but some horses got hipoperistaltic problem. Horse food cannot fulfill horse nutrition. Stable conditions are endangering the horse. Surface environmental floor are not good for horse hooves. Hoof treatments are not yet done well. Horse health service not involved role veterinarian. Based on the research, we conclude that almost every horse have problem at nutrition and wounds on their body, some horses have problem on inhalation system, circulatory system and dehydration. The care management is still unfavorable and still done traditionally. Keywords: horse health condition, care management, traditional horse carriage.
ABSTRAK MAHARESTU FATHMANTO. Status Kesehatan dan Manajemen Pemeliharaan Kuda Delman di Kota Bogor. Dibirnbing oleh ETIH SUDARNIKA dan BUDHY JASA WIDYANANTA. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kesehatan dan manajemen pemeliharaan kuda delman di kota Bogor. Penelitian dilakukan pada Oktober 2007-September 2008 dengan responden berjumlah 30 kusir delman dan sampel kuda 12 ekor. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan pemeriksaan kesehatan kuda. Hasil pemeriksaan kesehatan kuda mernperlihatkan bahwa status gizi kuda delman berada pada nilai 4 (moderately thin). Kondisi kulit dan bulu kuda terlihat bersih namun kasar, tidak berkilau dan mengalami banyak luka. Kisaran frekuensi denyut jantung kuda delrnan 36 hingga 57 kali per menit. Kisaran fiekuensi nafas 24 hingga 54 kali per menit. Suhu tubuh berada pada kisaran 37.1 OC hingga 38.1 O C . Alat kelamin kuda kotor karena tidak pemah dibersihkan. Per-istaltik usus kuda sebagian besar llormal namun beberapa mengalami hipoperistaltik. Hasil penelitian terhadap manajeman pemeliharaan kuda delman memperlihatkan bahwa pakan tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi kuda delman. Kondisi kandang tidak sesuai dan mnembahayakan kondisi kuda. Keadaan permukaan lantai lingkungan kerja yang berupa aspal tidak baik bagi kesehatan kuku kuda. Perawatan kuku beluln dilakukan dengan baik. Pelayanan kesehatan kuda masih berdasarkan ilmu tradisional dan beluln mengikutseitakan peran dokter hewan. Berdasarkan hasil penelitian disiinpulkan bahwa hampir setiap kuda delman mengalami masalah pada gizi dan luka pada tubuhnya dan beberapa mengalami kelainan pada sistem pernafasan, sirkulasi dan mengalami gejala dehidrasi. Manajemen pemeliharaan masih kurang baik dan masih dilakukan secara tradisional. Kata kunci: status kesehatan kuda, manajemen pemeliharaan, kuda delman.
STATUS KESEHATAN DAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN KUDA DELMAN DI KOTA BOGOR
MAHARESTU FATHMANTO
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan pada Fakultas Kedokteran Hewan
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2008
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul Status Kesehatan dan Manajeman Pemeliharaan kuda delman di Kota Bogor adalah karya saya dengan arahan dari dosen pembimbing, serta belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, November 2008 Mnhnrestzl Fnthrnnnto
NIM B04104183
Judul Skripsi : Status Kesehatan dan Manajemen Pemeliharaan Kuda Delrnan di kota Bogor Nama
: Maharestu Fathmanto
NRP
: B04104183
Disetujui
Ir. Etih Sudamika. MSi Dosen Pembimbing I
Tanggal Lulus:
drh. Budhv Jasa Widvananta Dosen Pembimbing I1
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak Oktober 2007 hingga september 2008 adalah mengenai kesehatan dan manajemen pemeliharaan kuda, dengan judul Status Kesehatan dan Menejemen Pemeliharaan Kuda Delman di Kota Bogor. Terima Kasih Penulis ucapkan kepada : Ayah dan lbu beserta Ade dan Bibi juga mbah di Jombang atas segala doa restu dan kasih sayangnya. Ir. Etih Sudarnika, Msi sebagai dosen pembimbing skripsi, beserta keluarga yang telah banyak membantu dan memberikan waktu dan bimbingannya kepada penulis selama penulisan skripsi. drh. Budhy Jasa Widyananta sebagai dosen pembimbing skripsi beserta keluarga yang telah banyak meluangkan waktu untuk mernberikan bimbingan, saran, kritik, motivasi dan pengarahannya yang bukan hanya untuk kelancaran selama penelitian sampai penulisan skripsi, melainkan untuk kemajuan penulis dimasa datang. drh. Harry Soehartono. MappSc. PhD selaku dosen penilai seminar sekaligus penguji sidang skripsi penulis yang telah memberikan banyak masukan demi menuju skripsi yang lebih baik. drh. Dewi Ratih Agungpriono. Msi. PhD selaku dosen pembimbing akademik yang selalu mendengarkan keluh kesah dan memberikan motivasi kepada penulis selarna 4 tahun masa perkuliahan. Kepada keluarga besar bapak Ahmad, bapak Maksum, bapak Aman, Bapak Tobri, Bapak Agus dan para kusir delman yang lain yang telah ikhlas dan tulus mernberikan waktunya dan pengalaman yang berharga dalam memelihara kuda delman kepada penulis selama penelitian. Kepada Nanda Aditya Sukma yang dengan ikhlas telah banyak membantu penulis selama penelitian hingga penyelesaian skripsi ini, semoga kita bisa menjadi dokter kuda yang hebat di rnasa datang. Sahabat-sahabatku wargenk (Indra, Kombo, Tresna dan Loren) juga para kakak kelas (om Otoy, Restu, Titot, Begenk dan Andri) dan teman-teman
Join yang telah dengan ikhlas berbagi "kemenangan dan kekalahan" selama 4 tahun ini. Sahabat karibku senasib sepenanggungan di Rumah Pink, Rumah Orens (Heryu, Janto, Kanda, dan Jery) dan wisma Fatkila (Rohi, Agus dan dian) yang telah mengisi setiap waktu dengan canda dan tawa. Kepada teman-ternan R ku yang gokil (Mones, Bama, Martian, Bibin, Cecy, Chipo, Dimut, Dinul, Nini, Nina, Sari) dan teman-teman angkatan 41 Astroidea yang selalu memberikan sernangat kepada penulis hingga akhirnya penulis bisa menyelesaikan studi S1.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan, sehingga perlu kritik dan saran yang bersifat membangun. Sernoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan, terutama di bidang medis veteriner.
Bogor, November 2008 Maharestzc Fathmnnto
RIWAYAT HIDUP ..
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 29 Agustus 1986 dari ayah drh. Mamak Zudi MSc dan Ibu Ir. Sri Hartinah MSi penulis merupakan putra pertama dari dua bersaudara. Tabun 2004 penulis lulus dari SMUN 1 Depok dan pada tahun yang sama masuk IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru. Penulis memilih Fakultas Kedokteran Hewan sebagai pilihan studi. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di dalam Himpunan Minat Profesi Hewan Kesayangan sebagai pengurus divisi kuda pada periode 200512007 dan menjadi penanggung jawab program piket kandang kuda pada periode 200512006. Pada tahun 2007 penulis bersama anggota Divisi Pendidikan Badan Eksekutif Mahasiswa FKH IPB berbasil mendirikan Veterinary Japanese Club sebagai klub bahasa dan budaya Jepang pestama di Fakultas Kedokteran Hewan IPB dan menjadi ketua untuk periode 2007/2008. Selama menjadi mahasiswa Fakulas Kedokteran Hewan penulis giat melakukan magang dan pelatihan pada berbagai institusi untuk mengembangkan keterampilan dalam dunia Veteriner. Di tahun 2005 penulis malakukan magang pada Balai Besar Diklat Agribisnis dan Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara. Di tahun 2006 penulis melakukan Magang di Rumah sakit Hewan IPB. Pada tahun 2007 penulis melakukan kegiatan Pelatihan Bedah Hewan kecil di Garut.
DAFTAR IS1
Halaman DAFTAR TABEL ...................................................................................................
X
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................
xii
PENDAHULUAN Latar Belakang ............................................................................................... Perulnusan Masalah ...................................................................................... .. Tujuan Penelitlan ........................................................................................ .. Kegunaan Penelltian .......................................................................................
1 2 2 2
TINJAUAN PUSTAKA Kuda .............................................................................................................. Status Kesehatan Kuda .................................................................................. Manajemen Pemeliharaan Kuda .....................................................................
3 5 8
METODOLOGI PENELITIAN
..
Waktu dan Lokasi Penelitian .......................................................................... .. Metode Penelitlan ...................................................................................... Teknik pengumpulan data ............................................................................... .. Definlsl Operasional ....................................................................................... HASIL DAN PEMBAHASAN Profil Singkat Lingkungan Pasar Bogor ....................................................... Profil Physical Examination Kuda Delman ................................................... Profil Manajemen Pemeliharaan Kuda Delman ............................................
16 16 16 17 23 24 33
KESIMPULAN DAN SARAN ..............................................................................
42
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
43
LAMPIRAN ............................................................................................................
45
DAFTAR TABEL
Halaman Jumlah ideal pakan kuda perhari ..................................................................
11
Ukuran kandang kuda ....................................................................................
12
Definisi operasional variabel pemeriksaan kesehatan ..................................
17
Definisi operasional variabel manajemen pemeliharaan ...............................
IS
Body condition scoring kuda delman ............................................................
26
Keadaan kulit dan bulu kuda delman .............................................................
26
Keadaan fisiologis Tubuh Kuda Delman .......................................................
29
Sistem pemafasan ..........................................................................................
30
Sistem sirkulasi ..............................................................................................
30
Pemeriksaan tambahan ..................................................................................
32
Profil manajemen pakan ..................................................................................
34
Profil manajemen kandang ..............................................................................
35
Profil aktivitas dan lingkungan kerja ...........................................................
37
Profil manajemen perawatan tubuh.................................................................
38
Profil manajeman perawatan kuku ..................................................................
39
Profil manajeman pelayanan kesehatan ...........................................................
40
DAFTAR GAMBAR
No
Halaman
1 Keadaan lingkungan Pasar Bogor ................................................................
23
2 Luka pada beberapa bagian tubuh kuda dan contoh pakaian kuda delman
27
......................................................................................................................... 3 Keadaan Manajemen kandang kuda di Kota Bogor ......................................
36
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
No ..
1
Le~nbarKuesioner Peneht~an.....................................................................
2
Lembar Panduan Wawancara Secara Mendalam untuk Mengetahui Tingkat 49
45
Pengetahuan Kusir Delman Mengenai Kesehatan Kuda ............................... 3
Lembar Physical Examination Kuda Del~nan..............................................
50
PENDAHULUAN Latar Belakang
Kuda (Eqzuts caballzrs atau Eqzrzrs firrrs caballzcs) telah dikenal banyak orang sebagai hewan yang merniliki banyak fungsi, yaitu dapat digunakan sebagai hewan piara, hewan olahraga ataupun sebagai sarana transpo~tasi. Hal itu disebabkan karena kuda adalah hewan yang mudah diatur, dikendalikan dan ramah terhadap makhluk sekitamya termasuk manusia. Sejak kota Bogor masih bernama Bzlitcnzoerg kuda telah dirnanfaatkan sebagai sarana transportasi oleh masyarakat lokal di kota Bogor, yaitu sebagai hewan penarik kereta. Masyarakat Bogor mengenalnya dengan sebutan delman. Nama delrnan berasal dari nama seorang insinyur Belanda yang menernukan alat angkutan itu yaitu Ir Deelman dari Batavia. Sarana transportasi ini rnendorninasi angkutan umum di kota Bogor sampai awal tahun 1960-an (Helpian & Harinto 2007). Kuda delman sebagai alat transportasi tradisional lnemiliki keunggulan tersendiri dibandingkan alat transportasi moderen laimya yaitu bebas dari polusi dan bebas dari penggunaan bahan bakar (Anonim 2008a). Di samping itu, kuda delrnan merupakan kuda khas Indonesia yang unik dan berbeda dari kuda ras lainnya sehingga sangat potensial digunakan sebagai daya tarik wisata (Anonim 2007b). Pada saat ini kondisi kesehatan kuda delrnan terlihat memprihatinkan karena banyak kuda yang kurus, tidak terawat dan hanya dieksploitasi tenaganya saja tanpa ditunjang dengan kebutuhan nutrisi yang cukup dan perawatan yang baik. Disamping itu, kuda yang digunakan menarik delman terlihat mengalami kelainan pada beberapa bagian tubuhnya disebabkan pelakuan kusir yang tidak sesuai dengan anintal welfare. Dari keadaan tersebut maka tindakan pembenahan perlu dilakukan untuk menyelamatkan sarana transportasi ini dari kepunahan. Salah satu langkah awal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas kesehatan kuda delman adalah mengetahui terlebih dahulu status kesehatan dan manajemen pemeliharaan kuda delman yang ada pada saat ini.
Informasi tersebut dapat digunakan sebagai data dasar untuk penyusunan program peningkatan kesehatan kuda delman selanjutnya. Penelitian-penelitian mengenai status kesehatan kuda temtama kuda delinan dan manajeman pemeliharaannya belum banyak dilakukan, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keadaan kesehatan kuda delman dan manajeman pemeliharaannya di Kota Bogor. Info~masitersebut diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbagan bagi Pemerintah Daerah Kota Bogor untuk melakukan pembenahan terhadap sarana transportasi ini.
Perurnusan Masalah
Dari latar belakang di atas pernasalahan yang masih tejadi pada kudakuda delman di kota Bogor saat ini adalah : Belum adanya perhatian dari pemerintah, masyarakat Kota Bogor dan kusir delman tel-hadap kondisi kesehatan kuda delinan, Kondisi kesehatan kuda delman di Kota Bogor terlihat memprihatinkan. Belum diketahuinya status kesehatan dan manajernen pemeliharaan kuda delinan di Kota Bogor.
Tujuan Penelitian
Mengetahui status kesehatan dan manajernan pemeliharaannya kuda dellnan di Kota Bogor.
Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada Pemerintali Daerah Kota Bogor dalam penyusunan program peningkatan status kesehatan kuda delman di Kota Bogor.
TINJAUAN PUSTAKA Kuda Kuda adalah mamalia ungulata (hewan yang berdiri pada kuku) yang berukuran paling besar di kelasnya. Kuda berdiri pada satu kuku sehingga dimasukkan dalam ordo perissodactyl. Dalam ha1 kekerabatan, kuda memiliki kesamaan nenek moyang dengan tapir dan badak. Kuda merupakan satu dari hewan modem paling sukses dari genus eqtrtrs, ha1 tersebut dikarenakan kemampuannya dalam bertahan hidup dari seleksi alam dan kemampuannya dalam berevolusi yang sangat baik (Anonim 2007a).
Klasifikasi Kuda modem saat ini dibedakan menjadi kuda domestikasi dan kuda liar. Kuda domestikasi (Eqzurs cabalhrs) adalah kuda yang sengaja dipelihara manusia untuk digunakan dan diambil manfaatnya. Sedangkan kuda liar (Eqzrzw ferus cnbnlltrs) adalah kuda yang inasih hidup di alarn liar (Kidd 1985). Klasifikasi kuda domestikasi dan kuda liar secara ilmiah berdasarkan aturan penamaan Linaeus (1758) yaitu : Kingdom Animalia, kelas Mammalia, ordo Perrissodactyla, famili Equidae, genus Equus, spesies Eqzrzrs cabaltrs untuk kuda domestik dan Eqtr~rsfertrscabalus untuk kuda liar. Pengelompokan kuda kemudian berkembang pesat berdasarkan berbagai ha1 seperti kemarnpuan dalam beraktivitas yaitu cold blood, hot blood dan warm blood, berdasarkan ukuran tubuh seperti light horses, drazrght horses dan ponies (Kacker 1996), jenis aktivitas seperti work horses dan sport horses, asal daerah seperti Kuda Arab, Kuda Eropa, Kuda Asia, dan Kuda Amerika. Penelompokan terakhir adalah berdasarkan breed, yaitu kuda yang telah dikawin silangkan dengan kuda jenis lain dan dihasilkan kuda jenis baiu yang berkualitas baik. Breed yang terkenal antara lain Arab, Thorughbred, Anglo-arab dan Shire (Kidd 1985 dan Drummond 1988). Begitu banyaknya jenis kuda di dunia, kuda Arab dapat dianggap sebagai cikal bakal berbagai jenis kuda di dunia. Menurut keterangan Marco Polo saat berkunjung ke India tahun 1290. Para Sultan di India telah menyebarluaskan Kuda
Arab ke berbagai negara lain di Asia. Salah satu caranya adalah melalui hadiah perkawinan. Melalui ekspansi tentara Arab ke berbagai penjuru negara pada awal abad pertengahan, rnaka kuda Arab menyebar ke berbagai penjun~dunia. Kuda Arab tersebut kemudian dikawin silangkan dengan kuda lokal di daerah masing masing negara. Sampai saat ini telah dikenal lima ekor kuda pejantan Arab yang tekemuka, masing masing bernama the Byerley Turk (1684), The Leeds Arabian (1695), The Dardley Arabian (1700), The Alcock Arabian (1704) d a r ~The Godolphin Arabian (1730). Nama dari kuda pejantan ini akan kita temukan pada silsilah keturunan kuda jenis Thorzcghbred yang tersebar di seluruh dunia (Soehardjono 1990).
Kuda Indonesia Kuda yang terdapat di wilayah Asia Tenggara teimasuk ke dalarn ras Tirnur karena memiliki bentuk tengkorak yang kecil. Hal tersebut berbeda der~gan kuda ras Eropa yar~gmemiliki tengkorak kepala yang besar. Melihat bentuk wajahnya, kuda ras Timur diduga melupakan keturunan kuda Mongol. Kuda Mongol diperkirakan merupakan keturunan jenis kuda Przewalski yang ditemukan tahun 1879 di Asia Tengah (Soehardjono 1990). Keadaan fisik kuda yang terdapat di Indonesia beraneka ragam karena dipengaruhi oleh keadaan geografis wilayahnya. Kuda-kuda di Indonesia memiliki ukuran tubuh yang tidaklah terlalu besar yaitu bertinggi badan 1,13 m hingga 1,33 m, ha1 ini disebabkan karena Indonesia berada di daerah beriklim tropis (Soehardjono 1990). Dari ukuran tersebut maka kuda Indonesia termasuk ke dalam jenis kuda poni. Menurut Soehardjono (1990) terdapat dua jenis ras kuda lokal di Indonesia. Jenis pertama dikenal dengan nama Kuda Batak dan jenis kedua dikenal dengan nama Kuda Sandel (sandal wood) atau kuda Timor. Kedua jenis kuda ini memiliki ukuran yang sama yaitu antara 114 - 123 cm. Kedua jenis kuda ini memiliki kesamaarl pada walna maupun bentuk. Umumnya keduanya berwarna coklat, coklat tua sampai kemerahan dengan rambut ekor dan kaki bagian bawah berwarna hitam. Bagian kepala berukuran agak besar dengan leher
lebar dan pendek, sedangkan rambut kepala kasar dan berdiri. Bagian kakinya berbentuk langsing dan berbulu pada bagian persendian.
Di Indonesia kuda digunakan sebagai hewan transportasi, bahkan di beberapa daerah di pulau Jawa kuda digunakan untuk menarik kereta yang biasa disebut sebagai delman. Delman sendiri didefinisikan sebagai kereta yang dapat diisildinaiki 4-5 orang dan ditarik oleh satu ekor kuda (Anonim 2007b).
Status Kesehatan Kuda
Keadaan kuda yang baik dan sehat dapat terlihat dari keadaan fisik, emosi, dan fisiologisnya (Brandy et nl. 2003). Pemilik kuda yang baik adalah lnereka yang dapat melakukan pemeriksaan dasar kesehatan kuda karena pemeriksaan tersebut sangatlah mernbantu dokter hewan dalam mengkontrol kesehatan kuda tersebut. Mengetahui penyakit yang menyerang kuda sedini mungkin sangatlah baik, sebingga nantinya penyakit tersebut tidak menjadi lebih serius. Pengetahuan dasar yang hams diketahui ole11 pemilik kuda adalah mengenai pemeriksaan suhu, denyut nadi dan jantung, dan pemafasan (Anonim 1995). Sangat penting untuk melakukan pemeriksaan dan pencatatan suhu, denyut jantung dan pemafasarl kuda secara teratur, karena jika telah mengetahui kondisi normalnya maka akan lebih mudah untuk mengetahui saat kuda sedang tidak nonnal (Hamer 1993). Secara umum terdapat dua tanda yang dapat digunakan untuk mengetahui status kesehatan kuda, yaitu tanda visual dan tanda intemal tubuh kuda. Tanda visual adalah eksperesi, respirasi, kulit dan nafsu makan. Sedangkan tanda intemal adalah suhu, denyut jantung dan urine (Hamer 1993). Pemeriksaan yang lebih lengkap diperlukan untuk kuda yang akan melakkan aktivitas yang berat. Kuda hams inelewati 2 pemeriksaan secara lengkap, yaitu meliputi pelneriksaan kuda saat istirahat dan pemeriksaan kuda saat bergerak. Adapuil hal-ha1 yang menjadi tanda kliilis yang harus diperiksa yaitu keadaan mata/telinga/hidung, keadaan membran mukosa, pemeriksaan turgor kulit, denyut jantung dan nadi, frekuensi pernafasan, pemeriksaan keadaan fisik tubuh, suhu, nafsu makan dan konsumsi air, keadaan feses dan urin, serta keadaan kulit/bulu/rambut/ekor (King & Gayle 2006).
Menumt (Brandy et al. 2003) tanda klinis yang sering digunakan sebagai ukuran kuda sehat yaitu: (1) kebiasaan dan tingkah laku sehari-hari, (2) suhu tubuh, (3) keadaan mukosa (terutama mukosa mata dan hidung), (4) keadaan kulit dan rambut, (5) jumlah denyut nadi permenit, (6) jumlah denyut jantung per menit, (7) jumlah denyut nafas pelmenit dan (8) penilaian keadaan nutrisi tubuh. Kemudian hal-ha1 penting yang rnenjadi acuan dalam pemeriksaan umum kuda adalah kondisi fisik, suhu tubuh, frekuensi nadi dan frekuensi nafas serta status kebersihan tubuh dan status gizinya.
Status Gizi Ketika berbicara mengenai kondisi kuda sehat, ha1 yang tidak boleh tertinggal adalah mengenai keadaan otot atau daging yang membuat postur tubuh kuda terlihat gernuk atau kurus. Penilaian keadaan status gizi pada hewan disebut dengan Body Colzdition Scoring (BCS). Body Condition Scoring adalah sistirn penilaian subyektif terhadap jumlah lernak yang tertimbun di dalam tubuh hewan (Anomim 200%) Nilai dari BCS ini yang nantinya berpengaruh dalam proses pemilihan kuda untuk keperluannya masing-masing. Hasil BCS juga dapat digunakan untuk rnengukur keseimbangan antara nutrisi dengan energi yang digunakan tmtuk aktivitas kuda. Penilaian yang digunakan dalam BCS ini adalah jumlah perdagingan pada beberapa daerah pada tubuh kuda, yaitu pada bagian leher, prosesus spinosus, tulang msuk, pangkal ekor, withers serta bahu (Wood 2008). Menurut Henneke et al. (1983) BCS dibagi menjadi 9 kategori yaitu
Poor, V e v Thin, Thin,
Moderately Thin, Moderate, Moderately Fleshy, Fleslzy, Fat, Extremely Fat. Dengan skor 1 sampai 9. Kuda dengan skor 1 - 3 me~pFikankuda dengan status gizi yang bumk dan tidak dapat dikatakan sehat. Kuda dengan skor 4 - 6 berada pada kondisi normal dimana keadaan gizinya sudah cukup baik. Kuda dengan skor 7
-
9 berada pada keadaan yang terlalu gemuk, karena banyak timbunan
lernak di tubuhnya dan kemungkinan besar mengalami gangguan metabolisme (Brandy et al. 2002).
Keadaan Kulit dan Bulu
Kebersihan meixpakan ha1 yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan seekor kuda. Kuda yang bersih akan terhindar dari segala macam penyakit terutama penyakit kulit dan penyakit yang memerlukan penetrasi lewat kulit. Kebersihan tubuh ini erat kaitannya dengan sanitasi kandang dan perawatan tubuh yang dibeiikan pemilik, seperti mandi dan grooming. Kebersihan kulit kebersihan rambut, ekor dan kebersihan tubuh secara keseluruhan merupakan titik acuan dalam pemeriksaan kebersihan tubuh adalah. Keadaan bulu atau rambut merefleksikan kondisi dari kulit dan kesehatan seekor kuda. Dalam keadan nonnal, kuda seharusnya memiliki bulu yang kering, datar dan berkilau. Bulu yang kusut menandakan kuda sedang dalam keadaan tidak sehat. Bulu yang basah saat kuda istirahat, pertanda suhu tubuh kuda sedang tinggi dan kuda sedang menderita sakit (Hamer 1993)
Suhu Tnbuh
Menurut King & Gayle (2006) dan Hamer (1993), suhu tubuh kuda normal pada keadaan istirahat berada pada kisaran 37.5 OC - 38.5 OC. Suhu yang berada di atas kisaran normal menandakan bahwa kondisi kuda tersebut sedang tidak sehat atau sakit. Sedangkan suhu yang berada di bawah kisaran normal menandakan bahwa kuda sedang mengalami shock, kedinginan atau berada pada kondisi sakit yang sangat kritis (Pinsent 1990).
Frekuensi Denyut Nadi dan Jantung
Denyut nadi adalah denyut yang dihasilkan dari proses lewatnya darah pada pembuluh arteri yang dipompakan oleh jantung.
Denyut nadi dapat
digunakan untuk mengetahui keadaan fisiologis jantung dan organ tubuh yang lain. Pada kuda dewasa frekuensi denyut normal nadinya berkisar antara 36 hingga 40 per menit dengan rata-rata 35 per menit (Hamer 1993). Namun saat melakukan kerja denyutnya dapat meningkat hingga 200 per menit. Kisaran denyut nadi kuda bervariasi pada umur yang berbeda. Kuda berumur muda
memiliki frekuensi jantung yang lebih tinggi dibandingkan kuda dewasa (Sutor 1997). Peningkatan denyut jantung akan terjadi saat terjadi sakit, stres dan keadaan yang sangat serius pada tubuh kuda. Frekuensi nadi dapat digunakan sebagai penilaian terhadap kesehatan kuda, karena denyut nadi menggatnbarkan keadaan kerja jantung secara langsung. Frekuensi nadi yang berada di bawah atau di atas kisaran normal rnengindikasikan terjadinya ketidaknormalan pada kerja jantung atau pada organ yang disuplai darah oleh janturlg (Sutor 1997). Jantung yang besar dan organ yang berotot pada kuda, baik sekali sebagai pembantu dalam sistem sirkulasi. Akan tetapi terdapat kontrol syaraf yang lumit dari jantung yang dapat berubah dengan tajam terhadap kecepatan ritrne jantung pada kondisi fisiologis (Anonim 2008). Menurut King & Gayle (2006) frekuensi jantung akan meningkat saat kuda melakukan latihan dan kuda yang sehat frekuensinya akan kernbali turun secara drastis 10 menit setelah latihan selesai.
Frekuensi Pernafasan Pernafasan adalah proses pemasukan udara (inhalasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi) pada paru-paru untuk digunakan dalam proses rnetabolisme tubuh. Frekuensi rlafas kuda dewasa saat istirahat adalah 8 sampai 16 nafas penuh yaitu kombinasi antara inspirasi dan ekspirasi permenit (Hamer 1993 dan Anonim 1995). Frekuensi nafas seekor kuda sangat dipengaruhi oleh barlyak faktor, antara lain aktivitas kuda, umur dan jenis kelamin kuda, keadan lingkungan, suhu lingkungan dan banyak lagi, sehingga pemeriksaan suhu harus dilakukan di saat keadaan kuda tenang dan tidak dipengaruhi oleh berbagai faktor tersebut.
Manajemen Pemeliharaan Kuda Kesehatan kuda dipengaruhi banyak faktor. Menurut Drurn~nond(1988), terdapat tiga kebutuhan dasar kuda yaitu pakan, air, dan tempat berlindung. Sedangkan menurut McBane (1994) terdapat enam kebutuhan dasar kuda yang mernpengaruhi kesehatannya yaitu pakan, air minum, tempat berlindung, sosialisasi kelompok, ruang pribadi dan kebebasan kuda untuk bergerak. Keenam kebutuhan dasar tersebut ~nerupakanfaktor yang akan mernpengaruhi kesehatan
kuda saat berada bebas di alam. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seekor kuda lokal Indonesia adalah pakan, kandang, aktivitas dan lingkungan kerja, perawatan tubuh, perawatan kuku serta pelayanan kesehatan.
Manajemen Pakan
Manajenlen pakan kuda berbeda dengan manajemen ternak domestik yang lain. Hal utama yang menyebabkan ha1 tersebut adalah karena perbedaan anatomi dan fisiologi saluran pencemaan, penceinaan kuda termasuk ke dalain pencemaan monogastrik (lambung tunggal). Selain itu kuda lnerupakan hewan yang dapat nlencema dan memfennentasi sisa pakan pada saluran penceinaan bagian belakangnya (sekum). Dengan keunikannya itulah maka kuda mencema dengan efisien baik pakan serat maupun konsentrat. Namun keunikan ini hams ditunjang pula dengan manajemen pakan yang baik (Anonitn 2008b).
Jenis Pakan
Pakan kuda dibagi menjadi 2 kategori yaitu serat atau bahaii kasar dan konsentrat (Goncalves 2002 et 01. dan Kacker 1996 ). Sumber serat utama bagi kuda adalah rumput. Biasanya rumput diberikan dalam bentuk kering (Hay), sehingga kadar aimya rendah. Rumput kering yang biasa diberikan pada kuda adalah timothy, brome daii rumput orchade (Syefrizal2008). Serat merupakan bagian penting dalam susunan pakan kuda karena kesehatan saluran cema sangat dipengaruhi oleh keberadaan serat dalam pakan. Serat mengandung bahan kasar dan meinbantu dalam proses transportasi dan pemecahan bahan konsentrat sehingga serat merupakan sumber penting dalam nutrisi. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa jenis sumber serat yang digunakan sebagai pakan kuda, antara lain rumput Panicunz muticunz dan Braccaria nttttica (Soehardjono 1990). Iconsentrat adalah pakan yang mengandung unsur protein, karbohidrat, lelnak dan mineral yang dapat diberikan dalam juinlah sedikit. Contoh konsentrat yang digunakan sebagai pakan kuda di Indonesia antara lain adalah, bungkil kedele, kacang hijau, gabah dan dedak. Pemberian kedua jenis pakan ini haruslah seimbang dan sangat tegantung pada berbagai faktor, seperti usia kuda, jenis
pekerjaan dan berbagai kondisi lain. Jumlah pakan dan waktu pemberian pakan kuda yang berubah tiba-tiba, dapat menyebabkan perubahan motilitas usus pencemaan kuda dan perubahan aliran darah. Hal tersebut sangat berbahaya bagi kuda karena dapat menyebabkan terjadinya kolik (Hamer 1993 dan Soehardjono 1990).
Frekuensi Pemberian Pakan
Seekor kuda di alam liar akan teius merumput sepanjang hari, ha1 tersebut disebabkan kemampuan mencema kuda yang terbatas. Jumlah pakan yang terlalu banyak dalam satu kali pemberian akan menyebabkan proses pencemaan pakan inenjadi tidak efektif dan efisien. Pakan yang tidak tercema akan terbuang percuma melalui feses, sehingga pakan kuda hams diberikan dalam jumlah yang tepat dengan frekuensi yang sering. Jika ineinungkinkan, pakan kasar dan berserat seharusnya tersedia secara nd libittint dalarn kandang kuda agar kuda dapat lnengganti energinya yang hilang setelah melakukan berbagai aktivitasnya sepanjang hari. Juinlah pakan yang sedikit dengan frekuensi yang sering akan membuat sistim pencernaan kuda bekerja dengan baik. Frekuensi penIberian pakan kuda kompetisi setidaknya 4 sampai 5 kali sehari sedangkan untuk kuda biasa pemberian pakan minimal 2 kali sebaii (Drummond 1988 dan McBAne 1994).
Jumlah pakan
Jumlah total pakan yang sebaiknya diberikan tiap hari pada kuda adalah 2,5 persen dari total berat tubuhnya (Hamer 1993). Pemberian serat dan konsentrat haruslah seimbang sesuai dengan aktivitasnya. Kuda merupakan hewan yang merumput sehingga kebutuhan akan serat wajib untuk dipenuhi untuk menjaga kesehatarl saluran cernanya. Jumlah serat yang h a s didapatkan kuda tiap hari adalah seberat 0.75 kghari untuk setiap 50 kg berat badan (Syefrizal 2008), sedangkan menurut Hamer (1993) jumlah minimum serat yang hams didapat seekor kuda per hari adalah 1 persen dari total berat tubuhnya. Jumlah pemberian konsentrat dalam satu waktu pemberian pakan, juinlahnya tidak boleh melebihi 0.5 persen dari total berat tubuh kuda. Alasannya
adalah bahwa konsentrat yang terdiri dari gula dan zat tepung akan dicerna dan diserap di dalam usus halus, sehingga jika jurnlahnya berlebih maka zat-zat tersebut akan menumpuk di sekurn dan akan menyebabkan kuda mengalami kolik (Syefnzal2008). Menurut Drummond (1988) dan Hamer (1993) perhitungan jumlah pakan dan frekuensi pemberian pakan yang seharusnya diberikan kepada kuda per hari dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Jumlah ideal pakan kuda perhari Berat Kuda
= 500 kg
Total pakan maksimum per hari
=2%x500kg
= 10kg
Jumlah minimum serat per hari
= I %x500kg
= 5 kg
Jumlah maksimum konsentrat per hari
= 0.5 % x
= 2.5
500 kg
kg
Sumher (Drummond 1988; Hamer 1993)
Kuda dengan berat 500 kg hams mendapatkan 10 kg pakan perharinya, yaitu setidaknya mendapatkan 5 kg serat dan jumlah konsentrat yang diberikan tidak lebih dari 2,5 kg. Dan perhitungan tersebut maka frekuensi pemberiau pakan adalah dua kali sehari, namun frekuensi yang lebih sering dengan jumlah yang lebih sedikit lebih dianjurkan.
Waktu Pemberian Pakan Waktu pemberian pakan kuda yang tepat adalah saat tubuh kuda berada pada kondisi yang tenang dan rileks sehirlgga pencernaan dapat bekerja dengan baik. Jika yang menjadi acuan adalah aktivitas, maka waktu pemberian yang tepat adalah saat sebelum dan sesudah kuda melakukan aktivitas yaitu pada pagi, sore dan malam hari. Kuda tidak dapat mencerna pakan jika diberikan kerja bersamaan dengan waktu pakannya. Jadi lebih baik pakan diberikan setelah kuda melakukan kerja dengan jeda waktu beberapa saat (Drummond 1988).
Frekuensi Pemberian Minum Tubuh kuda setidaknya tersusun daii 65 sampai 75 persen air. Air bei-perail penting dalam semua proses metabolisme. Selain itu air juga dibutuhkan bagi proses fisiologi termas~~k penggunaan saat mencema nutrisi, regulasi suhu tubuh, kontraksi otot, pelumasan sendi dan pembuangan zat-zat sisa yang tidak diperlukan lagi bagi tubuh. Atas kepentingan tersebut maka kuda hams selalu mendapatkan air setiap harinya, sehingga air harus selalu tersedia secara ad libitum dalam kandang kuda. Kuda membutuhkan ketersediaan air yang berkualitas baik dan palatable. Kubutuhan air kuda adalah 10 sampai 12 galon ( 4 5 3
-
54,6 liter) air perhari.
Pemberian air hams sangat dibatasi saat kuda setelah melakukan pekerjaan dan aktivitas yang berat. Hal ini dilakukan untuk rnenghiildari terjadinya minum yang berlebihan yang akan menyebabkan gangguan pada pencemaan dan gangguan metabolisme tubuh lainnya (Anomim 2008~).
Manajemen Perkandangan Kuda memerlukan tempat berteduh
yang layak sebagai tempat
berperlindung dari cuaca yang tidak bersahabat sepeiti angin dan hujan. Di dalam kandang seharusnya juga dilengkapi dengan pakan yang cukup agar kondisi kesehatan kuda tetap terjaga. Kandang kuda setidaknya memiliki ukuran yang lebih besar d a ~ ukuran i kuda. Meilu~utDrummond (1988) ukuran kandang yang ideal terlihat sepeiti dalam tabel 2.
Tabel 2 Ukuran kandang kuda ideal Ukuran (dalam m)
Jenis kuda
3.6 x 3.6
Kuda tunggang
3.6 x 3.0
Kuda kej a
3.0 x 3.0
Kuda poni
Sumber ( D m m o n d 1988; Hamer 1993) Hal lain yang hams diperhatikan adalah koilstuksi kandang. Kandang kuda harus dibuat seaman mungkin dan dilengkapi dengan alas yang empuk untuk
menghindari dari cidera yang mungkin akan dialami kuda di dalam kandang. Hal terakhir yang hams diperhatikan adalah sanitasi atau kebersihan. Kandang kuda setidaknya dibersihkan 1 minggu sekali, untuk inenghindari tumbuhnya ja~nurdan perkembangbiakan mikroorganisrne patogen yang akan tnengganggu kesehatail kuda.
Manajemen Aktivitas dan Lingkungan Kerja
Jenis aktivitas kuda haruslah ditentukan berdasarkan ras dan utnumya. Ada jenis ras kuda yang memiliki tenaga besar namun tidak lincah sehingga digunakan sebagai kuda pekerja, nalnun ada jenis kuda yang meiniliki tenaga terbatas namun memiliki kelincahan yang tinggi sehingga digunakan sebagai kuda pacu. Menurut Soehardjono (1990) pemilihan kuda dan manajemen durasi aktivitas yang tepat akan menjadikan kuda tnenarnpakkail perfoima terbaiknya. Keadaan permukaan tanah lingkungan juga berpengaruh terhadap kesehatan kuda. Kuda dengan lingkungan tanah yang b u n ~ kseperti becek dan berbatu akan menjadi predisposisi terhadap penyakit-penyakit kuku kuda. Sehingga keadaan tanah lingkungan tempat kuda bekerja dan sekitar kandang perlu dikondisikan seperti keadaan tanah normal kuda saat berada di alam. Jika tidak memungkinkan maka kuku kuda hams dilengkapi dengan ladam guna melindunginya dari kondisi tanah yang buntk.
Manajemen Perawatan Tubuh
Hal pertama yang hams dilakukan untuk membuat tubuh kuda bersih adalah selalu menjaga kebersihan peralatan yang digunakan untuk membersihkan kuda seperti sikat dan roskam (rose conzb), karena alat yang kotor tentunya akan inembuat tubuh kuda menjadi kotor. Karena kuda pada umumnya lnemiliki aktivitas yang banyak, maka perawatatl tubuh yang wajib untuk dilakukan setiap hat-i adalah groonzing. Grooming yaitu menyikat tubuh kuda dengan sikat khusus (body brush) dan roskam. Grooming berujuan untuk menyingkirkan kotorankotoran yang berada di kulit kuda. Frekuensi grooming yang tepat adalah dilakukan dua kali sehari yaitu sebelum dan setelah kuda beraktivitas. Kuda tidak perlu terlalu sering dimandikan. Hanya kuda yang terlihat kotor yang wajib untuk
dimandikan. Frekuensi mandi yang terlalu sering akan membuat kulit kuda menjadi kering karena kelembaban tuhuhnya hilang.
Manajemen Perawatan Kuku
Perawatan kuku penting artinya bagi kesehatan kuda. Bahkan ada pepatah yang mengatakan "No hoof; no hovse" yang dapat diartikan jika tidak ada kuku maka tidak ada kuda. Kuda yang memiliki berat badan ratusan kilogram hanya ditumpukan pada keempat kukunya sehingga jika terdapat kuku kaki yang sakit maka hidup kuda juga tidak akan dapat bertahan lama (Anonim 2008). Perawatan kuku yang diperlukan bagi kesehatan kuda adalah pembersihan kuku, pemotongan kuku, peladaman, dan pemeriksaan kesehatan kuku (Gredley 1999). Pembersihan kuku meliputi tindakan penyingkiran benda asing dan batu yang sering berada pada bagian sela-sela kuku. Hal ini penting dan wajib dilakukan secara rutin sebelum kuda dikeluarkan dari kandang untuk beraktivitas (Gredley 1999) Pemotongan kuku adalah tindakan memotong bagian ujung kuku kuda yang berlebih. Seperti kuku pada jari ma~lusia,kuku kuda juga bertambah panjang ukurannya tiap waktu. Pemotongan kuku yang baik seharusnya dilakukan tiap enam sampai delapan minggu sekali, agar kuku selalu berada pada bentuk nonnal dan tidak menggangu kuda saat berjalan dan berlari (Gredley 1999). Peladaman adalah pemasangan besi pada bagian bawah kuku dengan cara di paku kebagian white line kuku. Kebanyakan kuda membutuhkan ladam untuk melindungi bagian wall dan toe pada bagian kukunya. Ladam dapat turut melindungi otot, tulang dan tendon bagian kaki dari luka. Peladaman yang buruk atau pergantian ladam yang tidak teratur dapat membuat kuku kuda mendapatkan sakit yang permanen. Kuda yang melakukan berbagai pekerjaan berat pada permukaan tanah yang keras perlu menggunakan ladam untuk melindungi bagian kukunya dari cedera dan luka. Beberapa kuda yang memiliki dinding kuku yang lemah, bagian sole yang datar atau masalah lain pada kuku membutuhkan ladam meskipun kuda tersebut tidak melakukan aktivitas berat.
Manajernen Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan yang dilakukan secara teratur diperlukan untuk rnenghasilkan performa kuda yang selalu baik, sehingga kesehatan seekor kuda sebaiknya selalu dikontrol oleh seorang dokter hewan. Kuda adalah hewan yang sangat sensitif dan tidak tahan terhadap rasa sakit. Jika kuda terserang suatu penyakit maka kuda akan lebih cepat mati jika tidak segera diobati, sehingga peran dokter hewan penting dalam kesehatan seekor kuda (Anonim 2008) Vaksinasi dan deworming adalah pelayanan kesehatan yang harus dilakukan secara teratur kepada seekor kuda. kuda akan lebih kebal terhadap penyakit jika mendapatkan vaksinasi secara teratur. Kegiatan dewormi~zgatau pengobatan cacing juga hams dilakukan secara teratur untuk membunuh cacing yang berada di hlbuh kuda. Kejadian kecacingan pada seekor kuda akan menyebabkan penurunan terhadap kondisi gizi kuda (Brandy 2002b).
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada Oktober 2007-September 2008. Responden dan kuda yang digunakan dalarn penelitian adalah kusir beserta kuda delman yang bekerja di daerah Pasar Bogor, Kotama Bogor, Provinsi Jawa Barat. Wawancara dan pemeriksaan kesehatan kuda dilakukan di lumah pemilik kuda atau di kandang kuda delman saat kuda sedang tidak dipekerjakan.
Metode Penelitian Metode penelitian adalah studi lintas seksional. Contoh responden dipilih dengan cara pzirposive yaitu dengan mewawancarai semua kusir delrnan yang ditemui di Pasar Bogor saat survey dilakukan. Sedangkan contoh kuda adalah kuda milik responden yang diperkenankan untuk diperiksa kesehatannya. Besaran contoh untuk responden kusir delman sebanyak 30 orang dan jumlah kuda sebayak 12 ekor. Data mengenai manaje~nen pelneliharaan kuda dellnan dikumpulkan dari responden dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner, Sedangkan data kesehatan kuda delman didapatkan dengan melakukan prosedur physical examination. Data yang telah diperoleh kemudian disajikan secara desktiptif.
Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh dan melengkapi data yang diperlukan dalam penelitian, digunakan teknik pengumpulan data yaitu : a. Wawancara Pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung kepada responden dengan menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data secara lengkap.
b. Pemeriksaan kesehatan Pelne~iksaan kesehatan kuda adalah pemeriksaan tubuh hewan untuk mengetahui apakah hewan tersebut sehat atau sakit dengan melakukan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi pada tubuh hewan tersebut. Peineriksaan kesehatan
kuda dalam penelitian ini menljuk pada pemeriksaan kesehatan (physical examination) yang digunakan pada Program Pendidikan Profesi Dokter Hewan
Fakultas Kedokteran Hewan IPB.
Definisi Operasional Untuk memberikan pengertian yang jelas dan tidak menimbulkan keraguan, maka dirumuskan definisi operasional dari istilah variabel yang digunakan dalam penelitian. Definisi operasional penelitian terdiri dari dua bagian yaitu definisi mengenai pemeriksaan kesehatan kuda dan mengenai wawancara manajemen pemeliharaan kuda delman. Definisi operasional tiap variabel, alat ukur, cara pengukuran dan skala pengukuran dijelaskan pada Tabel 3.
Tabel 3 Definisi operasional Pemeriksaan Kesehatan. Variabel conditiorl
dan bulu
I Keadaan fisiologis tubuh kuda
Definisi Operasional Penilaian status gizi tubuh berdasarkan jumlah timbunan lemak
Penilaian terhadap Keadaan kulit, keadaan bulu dan kebersihannya Penilaian terhadap frekuensi nadi, frekuensi nafas dan suhu tubuh
Alat Ukur
-
Stetoscope, termometer
ik Pemeriksaan sistem pernafasan
Penilaian terhadap keadaan sistem pernafasan kuda dengan mengamati bentuk rongga dada, type, ritme, intensitas pernafasan, penekanan rongga dada, qalpasi interkostal, suara
Stetoscope
Cara Ukur Inspeksi dan palpasi pada beberapa bagian tubuh
Ispeksi dan palpasi pada kulit Palpasi pada A. Facialis; Auskultasi pada dada; pengukuran suhu perektal dengan termometer Inspeksi, palpasi, auskultasi
Skala Ordinal I =Poor 2 = Very Ttiiil 3 = Tlrin 4 = Modemrely Thin 5 =Moderate 6 = Moderately Flestry 7 = Flesl~y 8=Fat 9 =Extremely Far
Pemeriksaan sistem sirkulasi
nafas, suara ikutan, sinkronisasi inspirasi & ekspirasi dan ada tidaknya batuk. Penilaian terhadap keadaan sistem sirkulasi knda dengan mengamati ada
Steroscope
I
tidaknya Ictus cordis,
C Inspeksi, palpasi, auskultasi
frekuensi, intensitas, ritme denyut jantung, sinkronisasi antara pulsus nadi & jantung, Cnpiln~y
Re$/ Tinre Pemeriksaan tambahan
Penilaian terhadap keadaan
Steroscopc palpasi, auskultasi
sisteln pencernaan, keadaan & kebersihan alat kelamin,
tingkat dehidrasi tubuh
Tabel 4 Definisi operasional variabel manajelnen pemeliharaan kuda delman Variabel Jenis pakan
Definisi Operasional Jenis pakan yang digunakan sebagai pakan kuda
Alat Ukur
Cara Ukur Wawancara dan Observasi
Frekuensi pemberian pakan
Frekuensi pemberian pakan terhadap kuda delman tiap hari
-
Wawancara
Waktu pemberian pakan
Waktu pada saat kuda mendapatkan pakan tiap hari
Wawancara
Skala Ordinal 1 = rumput saja 2 = dedak saja 3 = rumput dan dedak saja 4= rumput, dedak dan makanan penunjang lain Ordinal 1= kuda diberi makan 1 kali sehari 2= kuda diberi makan 2 kali sehari 3= kuda diberi makan 3 kali sehari 4 = makanan selalu tersedia Ordinal I= tidak teratur 2 = siang hari saat kerja
lumlah pakan
Jumlah pakan yang diberikan kepada kuda tiap hari
Wawancara ian Observasi
'rekuensi ~emberianair ninum
Frekuensi pemberian air minum terhadap kuda tiap hari
Wawancara
Jkuran
Ukuran kandang kuda
Uawancara Ian Observasi
4 = pagi sore dan malam Ordinal 1 = kurang dari 3 kg per hari 2=3s.d4kg per hari 3 = sama dengan 5 kg per hari 4 = lebih dari 5 Ordinal I = hanya diberikan saat Luda terlihat haus 2 = diberi 2 kali sehari saat pagi dan sore hari 3 = diberi 3 kali sehari pagi, sore, malam 4 = selalu tersedia Ordinal I= ukuran kandang lebih kecil dari 2 x 1 m" 2= uhxran kandang 2 x 2 m2 3= ukuran kandang 3 x 3 m2 4= ukuran kandang lebih besar dari 3 x 3 rn'
ilas kandang
Jenis alas yang digunakan lalam kandang
Nawancara Ian Observasi
Ordinal 1= jika kandang tidak mengunakan llas sama sekali, lantai kandang :endemng keras 2= jika menggunakan jerami 3= jika nenggunakan jerbuk kayu sergaji l= jika nenggunakan :ampuran jerbuk kayu dan erami sehingga
ilas kandang :endemng Tangat. :eadaan kebersihan andang angat buruk :Jika andang sangat kotor arena tidak pernah ibersihkan sama sekali. iuruk : Kandang kotor arena jarang dibersihkan. Curang baik: Kandang ersih namun pada teberapa bagian masib zrlihat kotor karena hanya libersihkan dengan #eralatanseadanya %aik: Kandang sangat ~ersihkarena dibersihkan etiap hari dengan eral la tan yang memadai. Yingkat keselamatan kuda li dalam kandang iangat berbabaya : :ecelakaan bagi kuda pasti erjadi :ukup berbahaya : ewaktu-waktu kandang kpat ~nencelakaikuda, esiko kecelakaan masih :ukup besar :ukup aman : resiko recelakaan sangat kecil iekali jangat aman : kandang iman bagi keselamatan cnda.
Yawancara an Ohservasi
3rdinal I= sangat bumk 2= b u n k 3= kurang baik 1=baik
Uawancara lan Ohservasi
Ordinal I = Sangat berbahaya 2= Cukup berbahaya 3= Cukup aman 4 = Sangat anlar
Lama waktu kuda iipekerjakan dalam satu ~ari
Wawancara
Ordinal l= jika kuda bekerja selama 24 jam sehari tanpa istirahat 2= jika kuda bekerja 12 jam sehari 3= jika kuda bekerja 6 - 11 jam sehari 4= jika kuda bekerja tidak lehih dari 6 jam sehari
--
Keadaan Alas lantai lingkungan kerja dan sekitar
Keadaan lantai lingkungan kerja dan sekitar kandang kuda
Wawancara dan Observasi
Ordinal 1= tanah becekiberair 2= aspal, semen 3= tanah padat 4= empuk (rumput)
Frekuensi Mandi
Frehensi mandi kuda
Wawancara
Ordinal 1= sangat jarang sekali 2= jarang 3= teratur 1 bulan sekali 4= teratur 1 minggu sekali
Frekuensi Groonzing
Frehensi groonzing kuda
Wawancara
Ordinal 1= sangat jarang (lebih dari seminggu sekali) 2= tidak teratur (seminggu sekali) 3= teratur (sebelum atau setelah bekerja saja) 4= teratur (sebelum dan setelah bekerja)
Panggunaan tapal pada kuku kuda
Wawancara dan Observasi
Ordinal O= tidak menggunakan 1= hanya satu kaki yang menggunakan tapal 2= hanya 2 kaki yang menggunakan tapal 3= hanya 3 kaki yang menggunakan tapal 4= semua kaki menggunakan tapal
Frekuensi pergantian tapal
Wawancara
-
penggantian sebulan sekali 3= frehuensi penggantian 2 lninggu sekali 4= frekuensi penggantian 1 minggu sekali ;iapa yang nemeriksa
Orang yang biasa memeriksa kesehatan kuda delman saat kuda sakit
Wawancara
Naktu ,emeriksaan
waktu pelneriksaan kesehatan kuda dellnan yang biasa dilakukan kusir delman
Wawancara
'emberian obat :acing deworming)
Frekuensi pemberian obat cacing pada kuda deln~an
Wawancara
Ordinal 0 = tidak pemah 1 = saat ada pelayan kesehatan gratis saja 2 = 1 tahun sekali 3 = 6 bulan sekali 4 = 3 bulan sekali
'engetahuan :esehatan kuda
Pengetahuan kusir delman mengenai cara pengobatan terhadap kuda Sanget beik : mengetahui segala cara menangani kuda sakit baik penanganan maupun peracikan obat tradisional. Baik : mengetahui cara perawatan kuda sakit saja. Kurang baik :hanya mengetahui cara merawat kuda saja. Buruk : tidak mengetahui jama sekali mengenai perawatan kuda.
Wawancara iecara nendalam
Ordinal Buruk = 1 Kurang baik = 2 Baik = 3 Sangat baik = 4
Ordinal O= tidak ada 1= memeriksa sendiri 4= mantri hewan atau dokter bewan Ordinal 1 = hanya saat kuda sakit 2 = sebulan sekali 3 = seminggu sekali 4 = mtin setiap hari
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari proses penelitian selama bulan Oktober 2007 hingga September 2008 didapatkan 30 kusir delman sebagai sampel responden. Seluruh responden tersebut kemudian diwawancara mengenai manajemen pemeliharaan kuda delman. Disebabkan penolakan dari beberapa kusir delman dan keterbatasan yang ada pada peneliti, dari 30 kusir delman yang telah diwawancarai hanya 12 ekor kuda yang berhasil diperiksa kesehatannya secara lengkap.
Profil Singkat Lingkungan Pasar Bogor
Pasar Bogor adalah suatu lokasi pasar tradisional tempat lnasyarakat kota Bogor melakukan transaksi perdagangan buah, sayur dan keperluan lainnya. Pasar ini dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor selama kurang lebih 10 menit dari terminal Baranagsiang. Letaknya persis berada di sisi timur dari Kebun Raya Bogor sehingga keadaan lingkungannya masih relatif sejuk disebabkan masih banyaknya pohon-pohon besar yang menaunginya. Keadaan lantai lingkungannya adalah aspal dengan kontur tanah yang miring. Para kusir kuda delman biasanya beroperasi di daerah ini untuk mengantar tuns asing dan mancanegara berkeliling kota Bogor ataupun untuk mengangkut barang belanjaan pedagang. Dipilihnya daerah ini sebagai lokasi penelitian adalah karena hanya di daerah inilah satu-satunya lokasi operasi kuda delman yang tersisa dengan jumlah kuda yang cukup banyak.
Garnbar 1 Keadaan lingkungan Pasar Bogor
Profil Pl~ysicalExaiizinatioi~ Kuda Delman
Hasil
pemeriksaan physical
examination
terhadap kuda
delman
memperlihatkan bahwa secara umum kondisi gizi kuda delman adalah bumk. Keadaan kulit dan bulu secara umum biasa, tidak berkilau dan banyak terdapat luka dan kelainan meskipun urltuk kebersihan selumhnya bersih. Beberapa kuda delman diketahui mengalami gangguan pada tubuhnya. Profil mengenai hasil physical examination kuda delman akan dibahas lebih lanjut sebagai be]-ikut :
Signalenien
Semua kuda yang diperiksa teimasuk ke dalam ras lokal kuda sandel (sandal wood). Waina kuda sebagian besar adalah chestnut dan yang lainnya
adalah palonzino, bay dan grey. Semua kuda yang delman yang dipeiiksa berkelamin jantan dengau estimasi tinggi berkisar antara 120 cm hingga 140 crn dan berat 130 kg hingga 230 kg. Berdasarkan tinggi dan berat badan tersebut kuda delman yang berada di kota Bogor dapat digolongkan ke dalam kelompok kuda poni.
Status Present Sikap Berdiri
Secara umum, sikap berdiri kuda delman sampel adalah normal yaiti~ berdiri pada keempat kakinya, namun terdapat satu ekor kuda yang berdiri pada 3 kaki. Kuda tersebut mengalami pincarlg tuinpu. Penyebabnya adalah tusukan paku pada bagian sole kuku kin kaki belakangnya. Meskipun kuda mengalami pincang, namun kuda tidak mendapatkan perawatan secara khusus dan masih melakukan kerja seperti biasanya. Hal tersebut meinbahayakan keselamatan kuda dan penumpang yang menaiki kereta delman karena pergerakan kuda menjadi tidak normal dan kemungkinan besar kuda akan terjatuh saat berjalan.
Habitus dan Tingkah Laku
Untuk habitus atau kebiasaan kuda, terdapat 2 ekor kuda yang inerniliki habitus berbeda dari kuda lainnya. Terdapat kuda yang memiliki kebiasaan
menggesekkan ekomya pada dinding dan terdapat pula kuda yang sering menghentakkan kaki belakangnya pada tanah. Setelah ditelusuri lebih lanjut, kebiasaan kuda menggesekkan pangkal eko~nyapada dinding, karena pada bagian bawah pangkal ekor kuda tersebut terdapat luka akibat trauma pakaian kuda yang belum kering. Lukv tersebutlah yang mengakibatkan rasa gatal pada kuda sehingga kuda menggesekkan bagian belakang tubuhnya pada permukaan dinding. Kebiasaan aneh kuda yang lain yaitu menghentakkan kaki bzlakang pada permukaan tanah kandang. Hal tersebut berkaitan erat dengan kebersihan kandang, kandang yang kotor akan lnenyebabkan timbulnya banyak hewan pengganggu seperti serangga dan lalat yang kemudian akan hinggap di kaki kuda. Bagian kaki yang sulit dijangkau oleh ekor akan terasa amat gatal jika dihinggapi oleh serangga sehingga cara kuda menghilangkan pengganggu tersebut adalah dengan menghentakkan kaki belakanggnya pada permukaan tanah.
Body Cotzditiotz Scoritzg Seperti ditunjukkan pada Tahel 5, secara umum (83.3 %) body condition scoring kuda delman berada pada kisaran 4 (moderately tlzin). Menurut Brandy (2002) kuda dengan status gizi buruk berada pada skor 1 - 3 (kurus) dan 7 - 9
(gemuk). Kuda dengan status gizi baik berada pada skor 4 - 6. meskipun berada pada skor 4, status gizi kuda delman belu~ndapat dikatakan baik karena keadaan gizinya lebih condong kearah kurus disebabkan jumlah timbunan lemak pada tubuhnya yang sedikit. Keadaan ini menandakan bahwa antara pakan dengan pekerjaan yang diberikan kepada kuda delman sangatlah tidak seimbang. Pakan kuda yang hanya berupa rulnput dan konsentrat dengan jumlah dan kualitas yang terbatas tidak seilnbang dengan pekerjaan yang dibebankan kepada kuda delman, sehingga jumlah timbunan lemak pada tubuh kuda sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. Peningkatan gizi tubuh merupakan prioritas utama untuk meningkatkan daya tarik kuda delman karena ha1 pertama yang menjadi penilaian terhadap seekor kuda adalah keadaan fisik yang sehat dan bagus. Kuda yang terlihat sehat dan bergizi baik akan menarik dipandang mata, di samping itu
tenaga yang dihasilkan juga akan besar. Keadaan gizi kuda delman yang baik akan menjadi salah satu daya tank masyarakat dan tuns ter-tank untuk mengunakan delman sebagai sarana transportasi.
Tabel 5 Body condition scoring kuda delman Body condilion scorin~ Thin Modernlely n i n Modernle Total
Jumlah 1 10 1 12
%
8.3 83.3 8.3 100.0
Keadaan Kulit dan Bulu Dan pengamatan terhadap keadaan kulit dan bulu kuda delman (Tabel 6), sebanyak 50.0 % kuda berkulit halus dan 50.0 % berkulit kasar. Keadaan bulu kuda delman tidak terlalu istimewa karena tidak ada satupun (0.0 %) kuda delman yang bulunya berkilau, secara umum (58.3 %) kuda delrnan inemiliki bulu yang biasa dan tidak berkilau sedangkan sisanya (41.6 %) berbulu kusam. Keadaarl kulit dan bulu seperti itu berkaitan dengan pakan yang diherikan oleh kusir kuda delman. Pakan yang diberikan tidak rnengandung nutrisi yang baik untuk perkembangan kulit tubub kuda, karena kuda delman hanya diberikan pakan beiupa rumput dan konsentrat saja tanpa adanya tarnbahan vitamin.
Tabel 6 Keadaan kulit dan bulu kuda delman Variabel Kulit Kasar Halus Total Bulu Kusam Biasa; tidak berkilau Berkilau Total Kebersihan Kotor Bersih Total
Jumlah
%
6 6 12
50.0 50.0 100.0
5 7 0 12
41.6 58.3 0.0 100.0
0 12 12
0.0 100.0 100.0
Hal yang patut dibanggakan daii kuda delman adalah perawatan kebersihan tubuh yang diberikan oleh kusir delman. Secara umum sernua kuda delman (100.0 %) keadaan tubuhnya bersih. Hal tersebut disebabkan para kusir
delman selalu melah~kangrooming kepada kuda miliknya secara teratur setiap hari sebelum dan setelah kerja.
Keterangan
(A) (B)
(c) (D) ( E )& ( F )
: luka pada pangkal ekor : alopecia pada withers : luka pada abdomen sinistra : caped elbow : contoh pakaian kuda delman
Gambar 2 Luka pada beberapa bagian tubuh kuda dan contoh pakaian kuda delman Pada temuan kelainan pada kulit dan tubuh kuda, diketallui bahwa hampir semua kuda dellnan menderita luka dan alopecia pada beberapa bagian tubuhnya. Daerall yang sering mengalami luka dan alopecia adalah pada pangkal ekor,
withers dan abdomen. Penyebab luka dan alopecia pada daerah tersebut adalah pakaian kuda yang terlalu sempit dan beban delman yang berat sehingga pakaian kuda menggesek bagian tersebut terns-menems dan menyebabkan luka dan
alopecia (Gambar 2). Dari temuan klinis tersebut menandakan bahwa pakaian kuda delman menyakiti kuda delman. Hal ini bertentangan sekali dengan prinsip kesejahteraan hewan (animal werare). Temuan lain pada tubuh kuda delman adalah adanya caped elbow, yaitu peradangan yang membengkak pada bursa subcutaneus yang berlokasi pada processus olecranon dan tuber calcaneus (Anonim 2008 dan Marcella 2008).
Caped elbow terjadi akibat adanya pembendungan cairan (edema) yang terjadi pada bagian tersebut yang disebabkan kuda berbaring pada keadaan lantai yang kurang baik, te~jatuh,ataupun sepatu kuda yang sering mengenai bagian siku (Marcella 2008). Sebenamya penyakit ini buka~lmernpakan penyakit yang berat dan dapat diobati dengan mudah dengan tindakan bedah minor. Na~nunjika tidak diobati dengan serius maka proses peradangan akan berjalan secara sistemik dan kemudian akan inengakibatkan penyakit lainnya yang lebih serius.
Keadaan Fisiologis Keadaan fisiologis tubuh menlpakan salah satu variabel penting pada pemeriksaan status present kuda delman. Hasil pemeriksaan pada Tabel 7 menunjukkan bahwa frekuensi nadi kuda delman secara umum (83.3%) berada di atas 40 kali per menit, adapun kisarail frekuensi nadi 36 hingga 56 kali per menit Frekuensi nafas secara umum (100.0 %) berada di atas 16 kali per menit dengan kisaran nafas 24 hingga 54 kali per menit. Suhu tubuh kuda delinan berada pada kisaran 37.1 "C hingga 38.1 OC. Kisaran suhu tubuh kuda delman masih berada pada kisaran normal sedangkan kisaran frekuensi nadi kuda delman sedikit berada diatas kisaran nonnal yaitu 36 hingga 42 kali per menit (Sutor 1997 dan King & Gayle 2006). Kisaran frekuensi nafas juga berada diatas kisaran noimal kuda poni yaitu 8 - 15 kali per menit (King dan Gayle 2006). Disebabkan daerak Bogor mempakan daerah tropis peningkatan frekuensi nadi dan nafas masih dapat dikatakan normal, karena keadaan fisiologis tersebut sangat dipengamni oleh lingkungan (King dan
Gayle 2006). Adapun kisaran denyut nadi kuda delman yang terlampau jauh (36 hingga 56 kali per menit) disebabkan kuda delman yang diperiksa umurnya tidak seragam. Menurut Sutor (1997) kisaran denyut nadi kuda akan bervariasi pada umur yang berbeda.
Tabel 7 Keadaan Fisiologis Tubuh Kuda Delman Variabel Frekuensi nadi < 36 36 sampai 40 > 40 total Frekuensi nafas
16 Total Suhu tubuh < 37 37 sampai 38 > 38 Total
Jumlah
%
12
100.0
12
100.0
0 10
0.0 90.9 9.0 100.0
1
11 -
Regio Kepala dan Leher Dalam inspeksi terhadap regio kepala dan leher semua kuda delman tidak ada yang mengalami kelainan. Sama halnya untuk pemeriksaan regio mata, hidung, mulut dan telinga semua kuda dalam keadaan yang normal. Hanya satu ekor kuda yang mukosa mulutnya terlihat pucat dan kering. Warna mukosa yang normal adalah rose dengan permukaan yang licin dan basah. Keadan mukosa yang pucat mengindikasikan bahwa kuda tersebut mengalami dehidrasi (King & Gayle 2006 dan Pinsent 1991).
Sistem Pernafasan Hasil pemeriksaan sistem pemafasan (Tabel 8), memperlihatkan bahwa secara umum (91.6 %) kuda delman masih bertipe nafas normal yaitu pernafasan dada p e n t (Costoabdominal) hanya satu ekor yang mengalami kelainan yaitu bertipe dada (Costal). Setelah melanjutkan auskultasi terhadap paru-parunya suara nafas terdengar tidak jemih dan terdapat adanya suara ikutan. Keadaan ini
mengindikasikan bahwa secara pemeriksaan klinis paru-paru kuda mengalarni kelainan (Pinsent 1990). Unh~ksinkronisasi antara inspirasi dan ekspirasi dan palpasi untuk mengetahui adanya batuk. Dari hasil pemeriksaan tersebut, tidak ada satupun kuda yang mengalami kelainan.
Tabel 8 Pemeriksaan sistem pernafasan Variabel Tipe Costal Costo abdominal Abdominal Total Suara ikutan Tidak ada Ada Total
Jumlah
%
1 11 0 12
8.3 91.6 0.0 10.0
10 2 12
83.3 16.6 100.0
Sistem Sirkulasi
Hasil pemeriksaan sistem sirkulasi memperlihatkan bahwa pada umumnya kuda-kuda delman (83.3 %) memiliki frekuensi denyut jantung pada frekuensi diatas 40 kali per menit (Tabel 9). Adapun kisarannya adalah 36 hingga 57 kali per menit. Tabel 9 Peineriksaan Sistem Sirkulasi Variabel Frekuensi Jantung < 36 36 sampai 40 >40 Total Suara ikutan Tidak ada Ada Total Sinkronisasi antara pulsus dan jantung Tidak sinkron Sinkron Total Capillary refill time 1 detik 2 detik 3 sampai 4 detik >4 detik Total
Jumlah
%
0 2 10 12
0.0 16.6 83.3 100.0
12 0 12
100.0 0 100.0
5
7 12
41.6 58.3 100.0
10 0 2 0 12
83.3 0.0 16.6 0.0 100.0
Suara ikutan tidak ditemukan saat inelakukan auskultasi jantung (1 00.0%). Hal ini menandakan bahwa secara klinis tidak ada kuda yang mengalami kelainan bentuk dan fungsi jantung. Pemeriksaan sinkronisasi antara nadi dan jantung kuda memperlihatkan bahwa secara umum (58.3 %) keadaannya sinkron. Nainun terdapat (41.6 %) kuda yang tidak sinkron. Kemudian dari hasil pemeriksaan Capilaty Refill Time, secara umum (83.3 %) kuda delman masih berada pada keadaan normal dengan hasil uji CRT 1 detik. Dari pemeriksaan sinkronisasi pulsus dan jantung serta CRT, dperoleh hasil bahwa terdapat kuda delman yang mengalami kelainan pada sistem sirkulasinya terutama pada sirkulasi perifemya. Gangguan pada sistem sirkulasi perifer dapat mengindikasikan terjadinya kehilangan darah, dehidrasi ataupun shock.
Kehilangan darah dan dehidrasi
adalah disebabkan hilangnya volume darah di dalam sistem sirkulasi secara cepat, sedangkan shoclc disebabkan menurunnya tekanan darah pada sistem sirkulasi (King & Gayle 2006). Penyebab yang mungkin dari keadaan tersebut adalah perlakuan dari para kusir delman itu sendiii terhadap kuda yang dimiliki. Mereka hanya memberikan minum 2 kali sehari pada pagi dan sore hari dan hanya sesekali memberikan minum saat tengah hari, padahal kota Bogor merupakan daerah tropis sehingga kuda akan cepat kehilangan cairan tubuhnya saat melakukan aktivitas. Seharusnya kuda tidak dibiarkan kehilangan cairan tubuh dengan selalu menyediakan air secara ad libitum setiap saat.
Pemeriksaan Tambahan Pemeriksaan terhadap peristaltik usus memperlihatkan sebagian besar kuda delman (75.0 %) memiliki peristaltik usus yang normal dan hanya 8.3 % berada pada keadaan siaga (peristaltik usus terdengar jarang) serta 16.6 % berada pada keadaan kiitis, yaitu peristaltik ususnya tidak terdengar (Tabel 10). Secara noimal usus seekor kuda akan melakukan gerakan peristaltik secara teratur setiap 5-10 detik sekali. Suara peristaltik usus yang tidak terdengar merupakan pertanda bahwa usus kuda tersebut mengalami gangguan (King & Gayle 2006). Hasil pemeriksaan keadaan urogenital kuda delman menunjukkan bahwa secara umum (75.0 %) keadaanya simetiis, sebagian kecil(16.6 %) memiliki testis
yang tidak simetris dan 8.3 % monorchid. Dan inspeksi terhadap kebersihan regio tersebut diketahui bahwa semua kuda yang diperiksa (100.0 %) merniliki penis dan preputium yang kotor dan tidak pemah dibersihkan. Hasil ini memperlihatkan bahwa para kusir delman tidak memperhatikail keadaan alat kelamin kuda miliknya. Para kusir delman menliliki kebiasaan menukar kudanya dengan kuda yang baru jika kuda yang lama mengalami penyakit sehingga inereka tidak perhatian terhadap kesehatan kudanya termasuk keadaan alat kelanlin. Pemeriksaan turgor kulit dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat dehidrasi tubuh kuda delman. Dan pelneriksaan diketahui bahwa secara umum (83.3 %) keadaan kuda delman adalah normal.
Namun ditemukan
sebanyak 8.3 % yang berada berada pada keadaan siaga yaitu kulit kembali ke keadaan semula dalam waktu 2 detik karena dan ditemukan sebanyak 8.3 % berada pada keadaan kritis yaitu kulit kembali keadaan semula dalam waktu lebih dari 4 detik dan ha1 tersebut menandakan kuda mengalami gejala dehidrasi.
Tabel 10 Pemeriksaan ta~nbahan Variabel Perisaltik Usus Terdengar; normal Jarang terdengar Tidak terdengar Total Keadaan testis Tidak simetris Simetris Monorchid Kebersihan testis Kotor Bersih Total Pemeriksaan turgor kulit 1 detik 2 detik 3 sampai 4 detik 24 detik
Jumlah
%
9
75.0
1
8.3
2 12
16.6 100.0
2 9
16.6 75.0
1
8.3
12 0 12
100.0 0.0 100.0
10 1 0 1
83.3 8.3 0.0 8.3
Keadaan kuda dengan hasil uji turgor kulit lebih dari 4 detik kenlungkinall disebabkan oleh perlakuan kusir delman yang tidak mengetahui pengetahtian
dalam pemnberian air minum. Mereka umumnya hanya memberikan minum dua kali sehari berbarengan dengan pemberian pakan. Me~~urut Anonim kebutuhan air kuda adalah 10 sampai 12 galon ( 4 5 3
-
(2008~)
54,6 liter) air perhari
sehingga setidaknya air hams tersedia setiap saat (ad libitzin).
Profil Manajemen Pemeliharaan
Profil manajemen pemeliharaan kuda delman diperoleh dari hasil wawancara dengan 30 orang responden kusir delman. Profil manajemen pemeliharaan yang diteliti pada penelitian ini meliputi manajemen pakan, manajemen perkandangan, manajernen aktivitas dan lingkungan keja, manajemen perawatan tubuh, manajemen perawatan kuku dan manajemen pelayanan kesehatan. Manajemen pemeliharaan menentukan status kesehatan kuda karena dengan manajemen pemeliharaan kuda yang baik kondisi kesehatan kuda akan selalu terjaga dan kuda akan terhindar dari segala macam penyakit.
Profil Manajemen Pakan
Dari hasil wawancara terhadap para pemilik kuda delman, diketahui bahwa pakan yang digunakan oleh para pemilik delman sebagian besar (77.4 %) hanya terdiri dari rumput dan konsentrat saja. Hal ini patut menjadi perhatian karena berdasarkan jenis aktivitasnya kuda delman termasuk ke dalam kuda pekerja yang seharusnya memerlukan jumlah asupan pakan dengan nutrisi yang tinggi. Asupan energi yang kurang aka1 menyebabkan tenaga menjadi terbatas dan aktivitas yang dilakukan juga akan terharnbat. Untuk ha1 frekuensi pemberian pakan, sebanyak 77.4 persen pemilik kuda memberikan pakan sebanyak dua kali sehari, sedar~gkan sisanya (19.4 %) memberi pakar~dengan frekuensi 3 kali sehari. Dengan banyaknya kuda delman yang diberi pakan dengan frekuensi 2 kali sehari dengan jumlah pakan yang banyak akan menyebabkan kuda hanya mampu mencema pakan dalam jumlah terbatas. Menurut Drummond (1988) frekuensi pemberian pakan mempakan ha1 penting yang perlu diperhatikan dalam manajemen pemeliharaan kuda. Semakin sering pakan diberikan dengan jumlah pakan yang sedikit akan inenyebabkan pakan tercema secara efektif.
Hal lain yang menjadi variabel penilaian terhadap manajemen pakan kuda delmarl adalah jumlab pakan. Menurut (Harner 1993) secara umum seekor kuda seharusrlya diberi pakan sebanyak 2,5 persen dari berat tubuhnya. Dari ukuran tubuh yang tergolong ke dalarn kuda poni jumlah pakan yang seharusnya diberikan berkisar antara 5 kg hingga 7.5 kg (McBane 1994). Semua pernilik kuda delman terbiasa memberikan pakan dalam jumlah yang sarna yaitu 5 kg perhari tanpa memperhatikan ukuran dan berat kuda tersebut. Sehingga yang terjadi adalah beberapa kuda mengalami kekurangan pakan dan yang lainnya mengalami kelebihan pakan. Untuk waktu pemberian pakan semua pemilik kuda (100%) tidak mernperhatikan akan ha1 ini.
Mereka tidak memberikan jeda waktu antara
pernberian pakan dengan aktivitas yang diberikan. Pemberian pakan yang seperti itu akan menyebabkan kuda mudah mengalami kolik (Drurnmond 1988). Begitu pula dengan pemberian minum, semua pemilik kuda delman hanya memberikan rninum 2 kali sehari yaitu saat pemberian pakan. Dengan frekuensi minum seperti itu, kuda akan mudah mengalami dehidrasi. Tabel 11 Profil manajemen pakan Variabel Jenis Pakan Rumput dan konsentrat Rumput, konsentrat dan makanan lain Frehensi pemberian 2 kali sehari 3 kali sehari Jumlah pakan per hari < 5 kg 5 kg Waktu pemberian pakan Tidak diperhatikan Diperhatian dengan baik Frehensi pemberian minum < 2 kali sehari 2 kali sehari Ad Iibitirnr Perbandingan antara Rumput dan Konsentrat 100%: 0 % 90 % : 10% 80 % : 20 % 70 % : 30 % 60 % : 40 %
Jumalah
%
24 6
77.4 19.4
24 6
77.4 19.4
0 30
100.0
30
100.0
30
100.0
0 3 18 7 2
0.0 9.7 58.1 22.6 6.5
Perbandingan jumlah rumput dan konsentrat dalam pakan kuda seharusnya disesuaikan dengan berat aktivitas yang diberikan kepada kuda. Kuda delman tennasuk ke dalam kuda dengan aktivitas yang berat sehingga seharusnya perbandingan jumlah rumput dan konsentrat adalah 40 : 60 (Hanler 1993 dan Lardy & Poland 2001). Tetapi para pemilik kuda delman lebih mengutamakan pemherian rumput dari pada konsentrat sehingga jumlah rumput lebih banyak dari konsentrat. Hal tersebut mungkin disebabkan pemberian konsentrat tnemerlukan biaya tambahan yang sulit untuk dijangkau oleh mereka.
Berdasarkan hasil
wawancara terhadap pelnilik kuda delman diketahui bahwa sebagian besar dari pelnililk kuda delman (58.1 %) memberikan rumput dengan perbandingan 80 persen dari total pakannya dan konsentrat hanya 20 persen.
Profil Manajemen Kandang Pada umumnya, sebagian kandang kuda berukuran kecil sehingga antara kuda yang satu dan yang lainnya berdesak-desakan. Secara umum (61.3%) luas kandang kuda berukuran 2 x 2 m2. Menurut Drummond (1988) ukuran kandang yang optimal bagi kuda pekerja adalah 3,6 m x 3 m dengan ukuran seperti ini diharapkan kuda dapat bergerak secara leluasa dan dapat melepaskan lelalmya setelah melakukan aktivitas.
Tabel 12 Profil manajemen kandang Variabel Ukuran kandang (m2) 1x 2 1,5 x 2 2x2 3x 3 Alas Kandang Tidak menggunakan Menggunakan Sanitasi Sangat buruk Bumk Kurang baik Baik Tingkat keselarnatan terhadap kuda Tidak berbabaya Berbahaya
Jumlah
%
2
1
6.5 29.0 61.3 96.8
100 0.0
100.0 0.0
2 9 19 0
6.5 29.0 61.3 0.0
0 30
0.0 100.0
5 22
.
Alas kandang merupakan ha1 penting yang seharusnya menjadi perhatian dalam manajemen perkandangan kuda delman. Setelah melakukan pengamatan terbadap kandang kuda delman dikatahui bahwa tidak satupun dari pemilik kuda yang memberikan alas kandang. Lantai kandang kuda terbuat dari berbagai bahan yang tidak seharusnya digunakm sebagai lantai kandang. Bahan yang digunakan diantaranya bambu, ubin dan beton bekas tembok bangunan (Gambar 3). Pemakaian bahai~tersebut menjadikan lantai kandang tidak berpemukaan rata, sehingga akan menyebabkan kelainan pada kaki kuda.
Keterangan : (A) (B)
(c) (Dl
: kandang tanpa sekat antara kuda, konstruksi dari barnbu, lantai tanah dengan pennukaan yang tidak rata. : kandang dengan ukuran 2 x 2, namun digunakan untuk dua ekor kuda, konstruksi dari kayu dan bambu, lantai dari ubin yang telah pecah. : kandang berukuran 2 x 2, konstruksi dari bambu, lantai dari bambu sanitasi sangat buruk karena terdapat tumpukan feses di dekat kandang. : kandan berukuran 2 x 2, konstruksi dan lantai kandang dari bambu.
Gambar 3 Keadaan manajemen kandang kuda delman di Kota Bogor
Sanitasi adalah kebersihan kandang dan peralatan pakan ataupun peralatan lain yang berhubungan dengan kuda.
Sebagian besar kandang kuda serta
peralatan makan dan minum (61.3 %) memiliki sanitasi yang kurang baik, yaitu kandang kuda jarang dibersihkan dan peralatan kandang hanya dibersihkan seperlunya saja. Hal ini membahayakan kesehatan kuda karena bakteri ataupun agen penyakit akan mudah berkembang dan kuda akan mudah terserang penyakit. Hal penting lainnya pada manajemen kandang adalah tingkat keselamatan kuda di dalanl kandang. Dari semua kandang kuda yang diamati, semua kandang tersebut konstruksinya termasuk ke dalam kondisi membahayakan terhadap keselamatan kuda, yaitu konstruksinya terbuat dari kayu atau bambu yang Hal tersebut tentu
disambung menggunakan paku ataupun tali sekadamya.
berbahaya bagi keselamatan kuda karena kandang akan mudah roboh dan menciderai kuda jika kuda menendang ataupun bergerak agresif saja. Konstruksi kandang yang baik adalah yang memperhatikan keleluasaan bagi kuda untuk bergerak, memperhatikan keamanan dan kebiasaan kuda dalam bergerak, dan dapat melindung kuda dari segala gangguan dari dunia luar (Hamer 1993). Keadaan kandang kuda delman di daerah survey dapat dilihat pada Gambar 3.
Profil Manajemen Aktivitas dan Lingkungan Kerja Profil aktivitas dan lingkungan kerja dapat dilihat pada Tabel 13. Diketabui bahwa rata-rata kuda delman di pasar Bogor beraktivitas 6 sampai 11 jam sehari (86.7 %). Lama waktu kerja tersebut adalah baik bagi beban kerja kuda karena meskipun waktunya terlihat lama namun sebenamya kuda delman hanya inelakukan kerja selama 1 hingga 2 jam saja dan sisanya waktunya merupakan waktu tunggu penurnpang. Tabel 13 Profil manajemen aktivitas dan lingkungan kerja Variabel Durasi 6 sampai 11 jam sehari Kurang dari 6 jam sehari Keadaan tanah sekitar kandang Tanah Becek / berair Semed aspal
Jumlah
%
26 4
86.7 13.3
3 27
10.0 90.0
Selanjutnya dari pengamatan terhadap keadaan tanah di sekitar kandang kuda delman, diketahui sebanyak 90 % tanah di sekitar kandang me~upakantanah yang beraspal. Keadaan tersebut adalah kurang baik bagi tempat hidup kuda karena tanah ataupun lantai yang baik bagi kuda adalah tanah yang memiliki kondisi menyerupai kondisi alamiah habitat kuda yaitu tanall yang empuk dengan rumput yang turnbuh diatasnya. Tanah yang empuk akan menghindari kuda dari cidera kuku ataupun kerusakan yang terjadi pada kuku.
Profil Manajemen Perawatan Tubuh Melihat profil manajemen perawatan tubuh kuda delman yang dilakukan para pemilik kuda, dapat diketahui bahwa umumnya para pemilik kuda delman sudah menyadari arti kebersihan terhadap kuda delmatl miliknya.
Profil
manajemen perawatan tubuh kuda delman dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14 Profil manajemen perawatan tubuh Variabel Frekuensi Mandi Teratur 1 minggu sekali Teratur 2 - 3 minggu sekali Teratur 1 bulan sekali > dari 1 hulan sekali Frekuensi Grooming Tidak teratur Teratur sebelum dan setelah kerja
Jumlah
YO
1 26 3 0
3.3 86.7 10.0 0
0 30
0.0 100.0
Sebagian besar kusir delman (86.7 %) memandikan kudanya secara teratur 2 hingga 3 minggtl sekali. Semua kusir delman (100.0 %) melakukan grooming terhadap kudanya secara teratur sebelum dan setelah kerja setiap hari. Hal itu baik bagi kesehatan tubuh kuda karena dengan rnelakukan grooming secara teratur datangnya penyakit akan diketahui sedini mungkin dan tindakan penyembuhan dapat segera dilakukan sehingga penyakit tidak akan berjalan secara kronis (Hanler 1993) dan Colnar 2008). Tindakan merawat tubuh kuda di samping bertujuan untuk membersihkan dari kotoran juga akan menjadikan kuda lebih tenang dan akrab terhadap manusia terutama pemiliknya (Micheleti 1994).
Profil Manajemen Perawatan Kuku
Menumt keterangan yang didapat dari para peinilik kuda delman, diketahui bahwa sebenarnya mereka telah mengetahui bahwa kuku adalah ha1 yang penting bagi kelangsungan hidup kuda miliknya. Hal tersebut terlihat dari penggunaan tapal pada kuda miliknya.
Tabel 15 Profil manajemen perawatan kuku Variabel Pembersihan kuku Ya tidak Frekuensi Pembersihan kuku Tidak mtin Penggunaan tapal kuku Semua kuku menggunakan tapal & dengan ukuran yang sesuai Semua kuku menggunakan tapal, ukuran tidak dperhatikan Hanya sebagian yang menggunakan tapal Semua kuku tidak menggunakan tapal Frekuensi penggantian tapal kuku Seminggu sekali 2 hingga 3 minggu sekali 1 bulan sekali Jarang diganti/ hanya diganti saat tapal lepas
Jumlah
%
30 0
100.0 0.0
30
100.0
0
0.0
25
80.6
2 3
6.5 9.7
0 0 29 1
0.0 0.0 96.7 3.3
Sebagian besar pemilik kuda delman (80.6 %) telah memasangkan tapal pada kuda miliknya. Namun mereka belum melaksanakan manajemen perawatan kuku dengan baik seperti belum melaksanakan pembersihan kuku, penggantian tapal secara teratur dan pemberian tapal belum memperhatikan ukuran kuku kuda. Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari kusir delman, mereka melakukan pembersihan kuku hanya saat akan melakukan penggantian tapal saja. Pada Tabel 15 terlihat bahwa inereka mengganti tapal kuku 1 bulan sekali. Jika penggantian tapal dilakukan 1 bulan sekali maka frekuensi pembersihan kuku juga dilakukan 1 bulan sekali. Jika pembersihan kuku dilakukan dalam rentang waktu yang sangat pajang maka kondisi kesehatan kuku akan bumk. Menurut Volk (2000) perawatan kuku kuda yang baik adalab dengan melakukan pembersihan kuku secara teratur dan melakukan pemasangan tapal pada kuku dengan benar dan menggantinya dengan frekuensi yang teratur.
Membandingkan dengan ha1 tersebut maka manajemen perawatan kuku kuda yang dilakukan oleh para pemilik kuda delman belutn dilakukan dengan baik.
Profil Manajemen Pelayanan Kesehatan
Bagi sebagian pemilik kuda delman, menjadi kusir delman merupakan pekerjaan yang turun temumn. Pada umumnya mereka mempelajarinya setelah mendapat pembelajaran dari orangtuanya dan kemudian inenekuninya selama berpuluh-puluh tahun. Hasil dari pengalaman selama puluhan tahun itulah yang tercermin pada manajelnen pelayanan kesehatan kuda delman, seperti yang terlihat pada Tabel 16.
Tabel 16 Profil manajemen pelayanan kesehatan Variabel Penaetahuan Kesehatan Kuda Sangat baik Baik Kurang baik bumk Waktu pemeriksaan Saat knda terlihat sakit saja teratur Pemeriksa Sendiri Ahli kuda Mantri hewan Dokter hewan Deworming Ya tidak Jenis obat cacing yang digunakan Obat paten / komersial Obat racikan / tradisional
-
Jumlah
%
2 20 8 0
6.7 66.7 26.7 0.0
30 0
100.0 0.0
30 0 0 0
100.0 0.0 0.0 0.0
4 26
13.3 86.7
0 4
0.0 100.0
Pengetahuan mengenai kesehatan kuda yang mereka miliki rata-rata adalah baik (66.7 %), yaitu mereka mengerti mengenai pengetahuan dasar kesehatan kuda seperti tanda-tanda saat kuda sakit ataupun perawatan pertama terhadap kuda yang sedang sakit. Pengetahuan yang mereka miliki pada umumnya bersifat tradisional dan mereka rasa sudah cukup untuk menangani kesehatan kuda. Mereka enggan memeriksakan kuda miliknya kepada dokter hewan ataupun mantri hewan. Pada umumnya mereka mengobati sendiri kuda lniliknya dengan obat-obatan tradisional yang telah didapatkan secara turun.
Demikian juga dengall tindakan deworming, mereka membenkan obat cacing dengan menggunakarl obat-obatan tradisional yang resepnya didapatkan secara turun temurun. Hal tersebut menurut mereka disebabkan karena harga obat-obatan dan biaya dokter yang tidak te~jangkauoleh dana yang mereka miliki. Jika pengobatan tradisional yang mereka lakukan tidak dapat menolong kudanya lnaka tindakan terakhir adalah menjual kudanya dan menukamya dengan yang baru. Obat-obatan tradisional sebenarnya dapat dijadikan alternatif dalam lnensiasati mahalnya harga obat. Namun dala~npenerapan dosis masih perlu mendapatkan bimbingan dari ahli kesehatan hewan. Menurut keterangan para kusir delman mereka masih rnemberi obat dalam jumlah yang tak tentu sehingga terkadang kuda mengalami over dosis dan mati.
KESIMPULAN DAB SARAN Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa kondisi kesehatan kuda delman tidak optimal digunakan sebagai kuda pekerja atau sarana transportasi disebabkan hampir setiap kuda delman mengalami masalah pada gizi, luka pada tubuhnya dan beberapa mengalami kelainan pada sistem pemafasan, sirkulasi dan mengalami gejala dehidrasi. Manajemen pemeliharaan masih kurang baik dan masih dilakukan secara tradisional.
Saran
1.
Perlu perhatian lebih dari pemerintah kota Bogor terhadap keadaan kesehatan kuda delman.
2.
Perlu dilakukan pemberian bantuan kesehatan atau pengobatan gratis kepada kuda delman secara kontinu agar kondisi kesehatannya dapat n~eningkat.
3.
Perlu dilakukan kerja sama antara pemerintah kota Bogor dengan instansi terkait seperti Fakultas Kedokteran Hewan IPB dalam mengadakan tindakan penyuluhan dan peningkatan pendidikan kesehatan kuda kepada para kusir delman kota Bogor.
4.
Penelitian yang lebih lanjut mengenai hubungan antara Kesehatan kuda dan Faktor- faktor yang mempengaruhinya perlu dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. Checking a Horse's Vital Signs Including Pulse, Temperature and Respiration. www.barnculture.com. [26 Juli 20071. Anonim. 2007a. Horse. http://www.wikimiki.info.com). [26 Juli 20071. Anonim. 2007b. Delman Yang Terlzipakian. http://www.cyhermq.com. [26 juli 20071 Anonim. 2008a. Dari kota delnzan, bemo dan kota aizgkot. http://www. bogomews.com) [7 Juni 20081. Anonim. 2008b. Feeding Management for Horse Owners. http://www. ag.ndsu.edu/pubs/ansci/horse/as953w.l1tm[ 20 Mei 20081. Anomim, 2008c. Nz~trients-and Con~mon-FeedSollrcesfor Horses. http://www. extension.org/pages/Nu~ents-and-~ommon~eedSources-for-Horses. [20 Mei 20081. Anonim. 2008d. Kelas kuda. http:Nduniakuda.blogspot.com/2008/04/fisiologikuda-atlit. [12 April 20081 Anonirn. 2008d. Horse disease. http://www.Horseridersinfo.net. [I 1 November 20081 Brady C, Pajor E, Janice S, Nicole B, John B, Mark R. 2002 Assessing Health & Well-Being of Horses. Animal science. AS-565-W. http://www.ces.purdue.edu/marketing[ 25 Januari 20081 Brandy C. 2002. Introduction to Horse Health. Animal science. http:Nwww.ces.purdue.edu/marketing. [25 Januari 20081
AS-555-W.
Colnar R. 2008. Squeaky Clean....Make That Equine Shine. http://petcaretips. net/bathing horse. hhnl. [25 Januari 20081 Gredley, E 1999. Hoof Care. http://www.acreageequines.com/Horsecare/ horsecare3.htm. 125 Januari 20081 Hamer D. 1993. Understanding Fitness and Training. Ward lock. London, Hamer D. 1993. Care of the Stable Horse. B.T. Batsford Ltd. London. Henneke D,R Potter G, Kreider D, Yeates B. (1983). Relationship between condition score, physical measurements and body fat percentage in mares. Equine Veterinaiy Joztrnal 15, 371 - 372.
Helpian E, Harinto. 2007. Bogor Kota Bemo. http://www.suarapembaruan.corn [27 April 081 Kacker, R, Panwar B. 1996. Textbook of Equine Husbandy. Vikas Publishing House. New Delhi. Kidd, J. 1985. International Encyclopedia of HORSE BREEDS. HPBooks Inc. London. King,
The Horse Health Clrecli A, Gayle E. 2006. A Systematic Method of Examination. http://www.equineguelph.ca [2006].
Lardy G, Poland C. 2001. Feeding Management for Horse Owners. http://www.ag.ndsu.edu~pubslansci/horse/as953~ [25 Januari 20081 Marcella, K. 2008. Lumps & B~[t?ps, Knots & Bruises. http://www.theanimalfiles.com/pets/horseshorse~carehealth~anatomy/ca pped-elbow. [25 Oktober 20081 McBane S. 1994. Modern Stable Managenlent. Ward Lock. London Pinsent P. 1990. Outline of Clinical Diagizosis in the Horse. Butterworth. London. Soehardjono 0. 1990. Kuda. Yayasan Pamulang Equestian Centre. Jakarta. Stkphane G, Vkronique J, Agnks L. 2002. Risk factors associated with colic in horses. France. Sutor C. 1997. Vital signs. http://www.equusite.corn [I0 september 20081 Syefiizal. 2008. Perawatan Kuda. http://duniakuda.blogspot.com [22 Januari 20081 Volk C. 2000. Ten tips hoof care. http://www.equisearch.com/horses~care/ healthhoof-carel eqhooftips 837 [25 Januari 20081 Wood
C. 2008. Body Condition Scoring http://www.equinefacts.com. [25 Oktober 20081
for
Yotrr
Horse.
LAMPIRAN
Kuesioner Statzls Kesehatan dan Manajeinen Pelneliharaan Kuda Delman di Kota Bogor
KUESIONER PENELITIAN Statzts Kesehatan clnn Manaje~nenPenzeliharaan Kzrda Delman di lcota Bogor I. IDENTITAS PEMILIK KUDA DELMAN 1. Nama responden 2. Nomor Responden 3. Alamat tinggal 4. Tanggal wawancara 5. Waktu wawancara 6. Catatan-catatan Isilah kotak yang tersedia dengan angka sesuai dengan keterangan yaug diberikan responden
11. PERTANYAAN MENGENAI MANAJEMEN PAKAN 1. Apakalr jenis pakan yang diberikan kepada kuda delman saudara? 1= kuda diberi rumput saja 2= kuda diberi dedak saja 3=kuda diberi rumput dan dedak 4= kuda diberi rumput, dedak dan makanan penunjang lain. 2. Berapa kali kuda diberi makan dalam satu hari? 1= kuda diberi makan 1 kali 2= kuda diberi makan 2 kali sehari sehari 3= kuda diberi makan 3 kali 4= kuda selalu makan (makanan sehari selalu tersedia) 3. Kapan biasanya kuda diberi makan? 1= tidak teratur (hanya saat kuda 2= siang hari diantara waktu terlihat lapar) kerja 3= pagi sebelum kerja dan sore 4= pagi sore dan malam secara setelah kerja teratur 4. Berapa jumlah total pakan kuda yang diberikan dalam satu hari? 1= kurang dari 3 kg per hari 2= 3 s.d 4 kg per hari 4= lebih dari 5 kg per hari. 3= sama dengan 5 kg per hari 5. Berapa kali dan kapan saudara lnemberikan minum kepada kuda? 1= hanya diberikan saat kuda 2= diberi 2 kali sehari saat pagi terlihat haus dan sore hari 3= diberi 3 kali sehari pagi, 4= selalu tersedia (ad libitum). sore, malam
6. Berapa perbandingan antara rumput dan konsentrat pada pakan kuda? tuliskan ............... ........................ ....... .............................. ..........
111. PERTANYAAN MENGENAI AICTIVITAS DAN LINGKUNGAN KERJA 7. Berapa lama kuda dipekerjakan dalam satu hari: I = jika kuda bekerja selama 24 2= jika kuda bekerja 12 jam sehari jam sehari tanpa istirahat 3= jika kuda bekerja 6 - 11 jam 4= jika kuda bekerja tidak lebih sehari dari 6 jam sehari
8. Bagai mana keadaan lantai lingkungan tempat kuda biasa bekerja? 1= tanah becekherair 2= aspal, semen 3= tanah padat 4= empuk (rumput) IV. PERTANYAAN MENGENAI PERAWATAN TUBUH 9. Seberapa sering kuda delman dimandikan? 1= sangat jarang sekali 2= jarang 3= teratur 1 bulan sekali 4= teratur 1 minggu sekali 10. Seberapa sering kuda delman di grooming? 1= sangat jarang (lebih dari 2= tidak teratur (seminggu seminggu sekali) sekali) 3= teratur (sebelum atau setelah 4= teratur (sebelum dan setelah bekerja saja) bekerja)
V. PERTANYAAN MENGENAI PERAWATAN KUKU 11. apakah kuku kuda saudara dibersihkan? ( jika jawaban tidak langsung ke no 13) O= tidak 1= ya 12. seberapa sering anda membersihkan kuku kuda? 1= sangat jarang 2= jarang 3= tidak lutin 4= mtin 13. Seberapa sering anda mengganti tapal kuda? 1= lebih dari sebulan sekali 2= sebulan sekali 3= 2 minggu sekali 4= 1 minggu sekali
VI. PERTANYAAN MENGENAI PELAYANAN KESEHATAN 14. Apakah ada orang yang biasa melneriksa kesehatan kuda milik saudara? O= tidak ada 1= ada 15. Siapa yang biasanya memel-iksa kesehatan kuda delman saudara? 1= memeriksa sendiii 2= orang yang ahli kuda 3= mantri kesehatan hewan 4= dokter hewan
16. Bagaimana frekuensi pemeriksaan kesehatan kuda milik saudara? 2 = sebulan sekali 1 = hanya saat kuda sakit = rutin setiap hari 4 3 = seminggu sekali 17. Apakah anda pernah melakukan pengobatan terhadap penyakit kecacingan (dewonning)? 0= tidak 1=ya
18. Seberapa sering saudara melakukan pengobatan terhadap penyakit kecacingan (deworming)? 2 = 1 tahun sekali 1 = saat ada pelayan gratis saja = 3 bulan sekali 4 3 = 6 bulan sekali 19. Apakah kuda saudara pernah menderita penyakit? 0= tidak 4=ya
LEMBAR PENGAMATAN Faktor - faktor yang mempengamhi kesehatan kuda delman [sudi kasus di daerah pasar Bogor]
KEADAAN KANDANG KUDA 1. Ukuran kandang ukuran kandang lebih kecil dari 2x1 m2 1 2 ukuran kandang 2x2 m2 3 ukuran kandang 3x3 m2 ukuran kandang lebih besar dari 3x3 mZ 4 2. Penggunaan alas kandang (jika tidak langsung ke No 4) 0 tidak 1 Ya
3. Alas kandang yang digunakan 1 mput 2 jerami 3 serbuk kayu gergaji 4 campuran serbuk kayu dan jerani 4. Keadaan sanitasi 1 sangat buruk 2 buruk 3 baik 4 sangat baik
5. Keamanan 1 sangat membahayakan bagi keselamatan kudaikecelakaan bagi kuda pasti terjadi 2 cukup berbahayal sewaktu-waktu mungkin dapat mencelakai kuda, resiko kecelakaan masih cukup besar 3 cukup aman1 resiko kecelakaan kecil 4 sangat aman
IV. PENGGUNAAN TAPAL KUDA 1. apakah kuku kuda inenggunakan tapal Gika ya tanjut ke No2) 0 tidak 1 Ya 2. Jumlah kuku yang menggunakan tapal kuda 1 hanya satu kaki yang lnenggunakaxl tapal 2 hanya 2 kaki yang inenggunakan tapal 3 hanya 3 kaki yang menggunakan tapal 4 semua kaki menggunakan tapal
V. MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN 1. Pengetahuan pemilik kuda terhadap kesehatan kuda miliknya 1 Bumk 2 Kurang baik 3 Baik 4 Sangat baik 2. jenis obat cacing Yang digunakan (tuliskan.. ...................................................................1
?
PANDUAN WAWANCARA SECARA MENDALAM UNTUK MENGETAHUI TINGKAT PENGETAHUAN KUSIR DELMAN MENGENAI KESEHATAN KUDA 1. Perawatan kuda Apakah mengetahui cara merawat kuda ? Siapa yang biasa melakukan perawatan kuda ? Sejak kapan memelihara atau merawat kuda ?
2. Perawatan kuda sakit Apakah mengetahui saat kuda sedang sakit atau terluka ? Apakah mengetahui cara merawat kuda yang terluka ? Apakah mengetahui cara merawat kuda yang sedang sakit ? 3. Penggunaan obat Apakah terbiasa memnberikan obat pada kuda yang sakit ? Jenis obat apa yang biasa diberikan ? Apakah mengetahui dosis pemberian obat tersebut ?
4. Pengetahuan peracikan obat Apakah mengetahui bahan-bahan obat kuda tradisio~lal? apakah mengetahui cara meracik obat kuda tradisional ?
LEMBAR PHYSICAL EXAMINATION KUDA DELMAN Status Present
Anamnesis
Signalement hecvan
1 Keadaan Urnurn Nama
Perawatan
Ras 1 Breed
Tingkah laku/ temprament
Warna Bulu, kulit
:
Sikap berdiri
Jenis Kelamin
: jantan I betina
Habituslkebiasaan
Umur
Body Condition Scoring
thnlbln
Tinggi
Keadaan kulit
Berat Badan
Keadaan bulu
Tanda-tanda khusus Bekas luka
Kebersihan kulit dan bulu
I
:
:
:
Ada alergi kulit
yaltidak
Sikap berdiri
I I
I Frekuensi nadi I Frekuensi nafas
I I
I
I
I I
I Suhu tubuh
I
Adaptasi Lingknngan Kepala dan lehar Eksperesi wajah
bereaksilexcited
kurang bergairah
0 takut/cemas/depresi
Pemlangan kepala
tegas
frontal/ cembung
Cl simetrislasimetris
0 maxilla panjang,
0 maxilla pendek,
mandibula pendek
maudibula panjang
Posisi tegak telinga
tegak keduanya
Cl jatuh keduanya
brachycephalic
tegak kirilkanan
jatuh kirilkanan Posisi kepala
0 tegak
merunduk
Mata kanan
Mata kiri Palpebra
Palpebra
Cilia
Cilia
Konjunktiva
Konjunktiva
Membrana nictitans
:
terkulai
Membrana nictitans
Sklera
Sklera
Cornea
Cornea
Iris
Iris
Limbus
Limbus
Pupil
Pupil
Refleks pupil
addtidak ada
Refleks pupil
addtidak ada
Vasa injectio
addtidak ada
Vasa injectio
addtidak ada
Telinga
Hidung dan sinus - sinus Posisi
Mulut dan rongga mulut : Ada/ tidak
Kerusakan
I Mukosa I Gigi geligi
: lengkap I tidak
Bau
I Permukaan I Krepitasi
I I
Refleks panggilan
Lidah Leher Perototan Trachea Esofagus
Sistem Pernafasm Bentuk rongga dada : Simetris/asimetris
I Tfle pernafasan I ritme I intensitas
Penekanan rongga
., : Teraturl tidak teratur
Sistem Peredaran Darah Ictus cordis
I Frekuensi I intensitas I ritme
I I I
: Sakitltidak
Suara sistole &diastole
: Sakidtidak
Antara pulsus &
:
dada Palpasi interkostal
jantung Cnpilnry Refil Tinre
Suara uafas Suara ikutan
: Addtidak
Antara inspirasi dan
:
ekspirasi
I Ada batuk
Addtidak
1
I Urogenital
Abdomen dan organ pencernaan Peristaltik usus
Alat gerak Kaki depan kanan
:
Kaki depan kiri
Kaki belakang kanan
:
Kaki belakang kiri
Pemeriksaan lain Skin recoil
Tambalran