SUMBANGAN VYGOTSKY’S TERHADAP PEMAHAMAN PEMAGANGAN KOGNITIF SEBAGAI SUATU PROSES PENGEMBANGAN PENDIDIKAN VOKASI ORANG DEWASA DI ERA GLOBAL
Abdul Muis Mappalotteng
Seminar Nasional Pendidikan dengan Tema Meningkatkan Kualitas Pendidikan Untuk Membangun Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif diselanggarakan oleh Lembaga Penelitian dan FKIP UNILA Lampung, tanggal 26 Januari 2008
SUMBANGAN VYGOTSKY’S TERHADAP PEMAHAMAN PEMAGANGAN KOGNITIF SEBAGAI SUATU PROSES PENGEMBANGAN PENDIDIKAN VOKASI ORANG DEWASA DI ERA GLOBAL Abdul Muis Mappalotteng1
Abstrak Pemagangan Kognitif atau Cognitive Apprenticeship merupakan salah satu konsep yang diturunkan dari teori Vygotsky. Konsep ini menekankan pada hakikat sosial dari belajar dan zona perkembangan terdekat (Zone of Proximal Development). Konsep lain dari Vygotsky adalah Scaffolding atau mediated learning. Konsep-konsep yang ditawarkan oleh Vygotsky dapat memberikan bantuan terhadap seseorang melalui bantuan teman sebaya, dan pembelajaran dengan model yang dilakukan dengan mencontoh orang lain tahap demi tahap. Aliran konstruktivisme dari filsafat pragmatisme dan progresivisme sangat mempengaruhi teori Vygotsky yang ikut mewarnai pandanganpandangan pendidikan di negara kita. Key word : Vygotsky, Pemagangan kognitif, ZDP
A. Pendahuluan Salah satu prinsip paling penting dari psikologi pendidikan adalah guru tidak hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membenagun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru dapat membantu proses ini, dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan kesempatan bagi siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide, dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan secara sadar menggunakan
strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar.
Perubahan mendasar dari pemikiran diatas memunculkan berbagai nama
1
Dosen pada jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.
2
diantaranya yang disebut teori konstruktivisme. Teori ini adalah ide bahwa siswa harus menjadikan informasi itu milikinya sendiri (Brooks, 1992; Leinhardt, 1992; Brown, 1989). Revolusi konstruktivisme ini memeiliki akar yang kuat di dalam sejarah pendidikan. Konstruktivisme lahir dari gagasan Piaget dan Vygotsky, dimana keduanya menekankan bahwa perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsikonsepsi yang telah dipahami sebelumnya diolah melalui suatu proses ketidakseimbangan dalam upaya memahami informasi-informasi baru. Karya Vygotsky telah tumbuh dengan mantap dan berpengaruh di Amerika Utara sejak tahun 1980 an. Salah satu figur terkemuka yang sudah mempengaruhi pemikiran konstruktivisme modern, karya Vygotsky telah memiliki peningkatan pengaruh, yang tidak hanya pada pemikiran sosial dan psikologis modern, tetapi juga pada pendidikan. Suatu konsep penting didalam teorinya menjadi gagasan jika di mana potensi untuk pengembangan teori terbatas pada suatu waktu tertentu, yang ia sebut Zone Proximal Develomental (ZPD). Konsep ZPD Vygotsky’S, mengaitkan karyanya pada ZPD Lave dan Wenger’s (1991) yang memandang pelajaran praktek pada masyarakat diposisikan, dan teori konstruktivis secara umum. Mengeksplor potensi dari konsep ZPD untuk pemagangan kognitif pengembangan pendidikan vokasi orang dewasa. Label Lave dan Wenger’S untuk status dan peran pengembangan siswa, disokong oleh empat gambar ZPD, ditawarkan seperti penyajian yang bermanfaat karya Vygotsky’S. Selanjutnya konsep ZPD mempunyai implikasi untuk praktek dan teori dari pendidikan vokasi. Kajian-kajian utama dalam tulisan ini, antara lain: Pertama, pemusatan kajian pada potensi kekayaan yang belum dimanfaatkan
yang
tersedia
di
dalam
peralatan
konseptual
yang
dikembangkan oleh Vygotsky dan Lave dan Wenger. Vygotsky menciptakan konsep
Zone Proximal Development (ZPD) sebagai cara psikolog untuk 3
pendidik untuk memikirkan pengembangan anak-anak dan bagaimana mereka belajar dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah diperlukan
untuk
melaksanakan
bidang
tugas
kaitannya
dengan
pengembangan. ZPD mengembangan suatu hubungan perspektif psikologis umum pada pengembangan anak dengan suatu perspektif
bersifat
pendidikan pada instruksi. Kedua, pengulasan tatacara di mana Konsep ZPD Vygotsky’S mungkin menyediakan basis untuk belajar dan instruksi pada pendidikan teknik dan kejuruan orang dewasa. Konsep ZPD Vygotsky’S menghubungkan suatu perspektif psikologis umum atas pengembangan anak dengan suatu perspektif bersifat pendidikan atas instruksi. Ketiga, Fokus dari
makalah adalah Potensi konstribusi Vygotsky’S
kepada pemahaman pemagangan kognitif sebagai proses pengembangan di pendidikan vokasi informal orang dewasa. Masih banyak kajian dan keutamaan yang akan dikaji, yang berusaha memberikan pemahaman mengenai perlunya pemagangan kognitif bagi pendidikan teknik dan kejuruan orang dewasa. Lave dan Wenger’S memposisikan pelajaran, dan konstruktivisme umum. Dalam kajian tersebut Lave dan Wenger membantah bahwa belajar, terutama belajar semasa magang terutama semasa aktifitas sosial, dibanding aktivitas perorangan, dan pengetahuan itu adalah sesuatu kemampuan praktis untuk memperoleh perikatan dan keikutsertaan dalam praktek kegiatan sosial masyarakat tertentu. Menurut artikel ini, adalah proses dengan mana seseorang yang sedang belajar secara tahap demi tahap memperoleh keahlian dalam interaksinya dengan seorang pakar. Abu Bockarie membangun suatu argumentasi tentang pendidik (guru) kejuruan harus lebih memahami sifat alami pemagangan kognitif dan pertalian antar pendidikan, pelatihan, produksi pengetahuan dan pelajaran jika
mereka
akan
menjadi
lebih
baik,
pada
gilirannya
memahami 4
pengembangan kemampuan wewenang dan peran mereka di (dalam) proses tersebut. Abu Bockarie mengusulkan perubahan pendekatan konvensional ke pendekatan pendidikan dan pelatihan yang mereka sebut pemagangan kognitif. B. Pembahasan Salah satu prinsip paling penting dari psikolog pendidikan adalah guru tidak dapat hanya memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru dapat membantu proses ini, dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ideide, dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan secara sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Revolusi kontruktivis memiliki akar yang kuat di dalam sejarah pendidikan. Konstruktivisme lahir dari gagasan Piaget dan Vygotsky, dimana keduanya menekankan bahwa kognitif hanya terjadi jika konsepsi-konsepsi yang
telah
dipahami
sebelumnya
diolah
melalui
suatu
proses
ketidakseimbangan dalam upaya memahami informasi-informasi baru. Piaget dan Vygotsky juga menekankan adanya hakikat sosial dari belajar, dan keduanya menyarankan untuk menggunakan kelompok-kelompok belajar dengan
kemampuan
anggota
kelompok
yang
berbeda-beda
untuk
mengupayakan perubahan pengertian atau belajar. Ide-ide konstruktivis modern banyak berlandaskan pada teori Vygotsky seperti inti yang ingin diperoleh oleh Abu Bockarie. Ide kontruktivisme telah digunakan untuk menunjang metode pengajaran yang menekankan pada pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis kegiatan, dan penemuan. Empat prinsip kunci yang diturunkan dari teorinya telah memegang suatu 5
peran penting. Pertama adalah penekanannya pada hakikat sosial dari pembelajaran. Ia mengemukakan bahwa siswa belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih mampu. Pada proyek kooperatif, siswa dihadapkan pada proses berpikir teman sebaya mereka; metede ini tidak hanya mampu membuat hasil belajar terbuka untuk seluruh siswa, tetapi juga membuat proses berfikir siswa lain terbuka untuk seluruh siswa. Vygotsky memperhatikan bahwa pemecah masalah yang berhasil berbicara kepada diri sendiri tentang langkah-langkah pemecahan masalah sulit.
Dalam
kelompok
kooperatif,
siswa
lain
dapat
mendengarkan
pembicaraan dalam hati ini yang diucapkan dengan keras oleh pemecah masalah dan belajar bagaimana jalan pikiran atau pendekatan yang dipakai pemecah masalah yang berhasil ini. Zona Perkembangan Terdekat atau Zone of Proximal Development (ZDP). Konsep kunci kedua yang dimunculkan dari vygotsky adalah ide bahwa siswa belajar konsep paling baik apabila konsep itu berada dalam zona perkembangan terdekat mereka. Anak sedang berkembang di dalam zona perkembangan terdekat meraka pada saat mereka terlibat dalam tugastugas
yang
tidak
dapat
mereka
selesaikan
sendiri
tetapi
dapat
menyelesaikannya bila dibantu oleh teman sebaya mereka atau orang dewasa. Pada saat anak-anak sedang bekerja bersama, kemungkinan sekali ada tingkat prestasi atau kinerja salah seorang anggota kelompok pada suatu tugas tertentu berada pada tingkat kognitif sedikit lebih tinggi dari tingkat kinerja anak tersebut, ini berarti tugas tersebut tepat berada di dalam zona perkembangan terdekat anak tersebut. Inilah Konsep yang dimanfaatkan oleh Abu Bockarie dalam mencoba memberikan konsepsi konstribusi terhadap pendidikan vokasi orang dewasa. Selanjutnya konsep dari teori Vygotsky Pemagangan kognitif atau Cognitive Appreticeship. Konsep ini menekankan dan diturunkan dari kedua konsep pembelajaran sosial, dan ZPD, hakikat sosial dari belajar dan zona 6
perkembangan terdekat (ZDP) adalah pemagangan kognitif. Istilah ini sebenarnya mengacu kepada proses dengan mana seseorang yang sedang belajar secara tahap demi tahap memperoleh keahlian dalam interaksinya dengan seorang pakar, pakar itu bisa orang dewasa atau orang yang lebih tua atau kawan sebaya yang telah menguasai permasalahannya. Dalam banyak pekerjaan, pekerja-pekerja baru mempelajari pekerjaan mereka melalui proses pemagangan, di mana seorang pekerja baru bekerja didampingi dengan pekerja yang sudah berpengalaman, yang bertindak sebagai model, memberikan umpan balik kepada pekerja yang belum berpengalaman, dan tahap demi tahap memperkenalkan pekerja baru itu ke dalam norma dan perilaku profesi itu. Mengajar siswa di kelas adalah suatu bentuk
pemagangan.
Penganut
teori
kontruktivisme
menganjurkan
pentransferan model pengajaran dan pembelajaran yang efektif ini ke aktifitas sehari-hari di kelas, baik dengan cara melibatkan siswa dalam tugas-tugas kompleks maupun membantu mereka mengatasi tugas-tugas tersebut dan melibatkan siswa dalam kelompok pembelajaran kooperatif heterogen di mana siswa yang lebih pandai membantu siswa yang kurang pandai dalam menyelesaikan
tugas-tugas
kompleks
tersebut.
Demikian
pula
pengaplikasiannya pada pendidikan vokasi orang dewasa. Namun perlu disadari bahwa ini hanyalah merupakan konsep yang ditawarkan, mengapa demikian karena konsep ZDP Vygotsky dapat memberikan bekal pendidikan vokasi bagi orang dewasa, tanpa adanya suatu penelitian yang mendalam khususnya sesuai dengan kondisi dan kultur di Indonesia. Konsep lain yang diturunkan dari pemikiran Vygotsky adalah Scaffolding atau mediated learning. Dimana pada konsep ini menekankan dukungan tahap demi tahap untuk belajar dan pemecahan masalah (Kozulin &
Presseisen,
1995)
sebagai
suatu
hal
penting
dalam
pemikiran
konstruktivitas modern. Menurut konsep ini pula ide-ide Vygotsky adalah 7
sebenarnya diberikan tugas-tugas kompleks, sulit, dan realistik dan kemudian diberikan bantuan secukupnya untuk menyelesaikan tugas-tugas ini, (bukan diajar sedikit demi sedikit komponen-komponen suatu tugas kompleks yang pada suatu hari akan diharapkan akan terwujud menjadi suatu kemampuan untuk menyelesaikan tugas kompleks tersebut. Prinsip ini digunakan untuk menunjang pemberian tugas kelompok di kelas seperti proyek, simulasi, penyelidikan di masyarakat, menulis untuk dipresentasikan ke pendengar yang sesungguhnya, dan tugas-tugas autentik yang lain. Istilah situated learning (Prawat, 1992) digunakan untuk memberikan pembelajaran yang terjadi di dalam kehiduipan nyata, tugastugas autentik atau asli atau yang sebenarnya. C. Penutup Aliran konstruktivisme dari filsafat pragmatisme dan progresivisme sangat mempengaruhi teori Vygotsky yang ikut mewarnai pandanganpandangan pendidikan di negara kita, terutama menghadapi pendidikan pada era global. Sangat besar potensi teori Vygotsky memberikan sumbangan dalam pendidikan vokasi orang dewasa, melalui konsep Zona of Proximal Development dan konsep Pemagangan Kognitif. Dalam teori Vytgotsky, ada empat prinsip kunci, yakni pembelajaran sosial, zona perkembangan terdekat, pemagangan kognitif, dan scaffolding atau mediated learning. Konsep-konsep yang ditawarkan tersebut dapat memberikan bantuan terhadap seseorang melalui bantuan teman sebaya, dan pembelajaran dengan model yang dilakukan dengan mencontoh orang lain tahap demi tahap. Selanjutnya kembali kepada pribadi masing-masing untuk mengadopsi teori-teori yang ada dalam rangka peningkatan pendidikan vokasi dalam
8
menghadapi era global. Adaposi teori tersebut tentunya disesuaikan dengan cultur yang berlaku di liungkungan kita. Daftar Pustaka Abu Bockarie. (2003). The Potential of Vygotsky’s Contribution to our understanding of Cognitive Appreticeship as A Proceess of Developmental in Adult Vocational and Technical Education Journal of Career and Technical Educational. Volume 19, Nomor 1 Tahun 2003. akses http://www.Scholar.lib.vt.edu/ejournals/jcte, tanggal 1 Desember 2004. Brooks, JG. Dan Brooks, M.G. (1993). The case for constructivist classroom. Alexandria, VA: Association for Supervision and Curriculum Development. Brown, J.S., Collins, A., dan Duguid P. (1989) Situased research, 18, 34-42. Joy A. Palmer (2003). Fifty modern thinkers on education: from Piaget to the present. Terjemahan oleh Farid Assifa. Yogyakarta: Jendela. Leinhardt, G. (1993) What research on learning tells us about teaching. In K.N. Cauley; F. Linder, JH.McMillan (Eds.), Annual editions: Educational Psychology 93/94. Guilford, CT: Dushkin. Muhammad Nur dan Prima Retno Wikandari. (2000). Pengajaran berpusat kepada siswa dan pendekatan konstrukktivis dalam pengajaran. Surabaya: Pusta studi Matematika dan IPA Sekolah Universitas Negeri Surabaya. Kozulin, A., dan Presseisen, B.Z. (1995). Mediated learning experinece and psycologist tools: Vygotsky’s and Feurstein’s perpectives in a study of student learning. Educational Psychologist, 30, 67-75. Prawat, R.S. (1992). Teacher beliefs about teaching and learning: A Constructivist perspective. American Journal of Education, 100(3), 354-395. Vygotsky. (1971). Psychology of Arts. New York: MIT Press
9
Tentang Penulis Abdul Muis Mappalotteng, Lahir di Ujungpandang, 18 Oktober 1969, sejak tahun 1994 menjadi dosen pada jurusan Pendidikan Teknik Elektro Univiersitas Negeri Makassar, menyelesaikan S1 Pendidikan teknik Elektro FPTK di IKIP Ujungpandang tahun 1993, S2 Pendidikan Teknologi Kejuruan di PPS IKIP Yogyakarta, tahun 1997, dan S2 Teknik Elektro konsentrasi Sistem Komputer dan Informatika di PPS UGM Yogyakarta, tahun 2000, sejak tahun 2004, menjadi mahasiswa program S3 PTK PPs UNY Yogyakarta.
10