I. PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul Melakukan Perbanyakan Bibit dengan Cara Vegetatif ini membahas tentang beberapa hal penting yang perlu diketahui agar dapat melakukan perbanyakan bibit secara vegetatif dengan prosedur yang benar. Cakupan materi yang akan dipelajari dalam modul ini meliputi : (a) Menyortir bahan tanaman untuk perbanyakan, (b) Membuat Bahan Perbanyakan Tanaman, (c) Memberi Hormon (ZPT) pada Bahan Perbanyakan Tanaman, (d) Menumbuhkan Akar Bahan Perbanyakan Tanaman, (e) Menyeleksi Bibit untuk Penanaman di Pesemaian, (f) Memindahkan Bibit Hasil Perbanyakan Vegetatif ke dalam Pot, (g) Memelihara Bibit dalam Pot. Modul ini terdiri atas tujuh kegiatan belajar, yaitu: 1. Menyortir bahan tanaman untuk perbanyakan 2. Membuat Bahan Perbanyakan Tanaman 3. Memberi Hormon (ZPT) pada Bahan Perbanyakan Tanaman 4. Menumbuhkan Akar Bahan Perbanyakan Tanaman 5. Menyeleksi Bibit untuk Penanaman di Pesemaian 6. Memindahkan Bibit Hasil Perbanyakan Vegetatif ke dalam Pot 7. Memelihara Bibit dalam Pot Prasarat Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Program Keahlian Budidaya Tanaman Hias harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti terlihat dalam peta kedudukan modul. Prasyarat utama untuk mempelajari modul
Melakukan
Perbanyakan
Bibit
dengan
Cara
Vegetatif
(TAN.HI.02.009.01) ini antara lain adalah : 1. Mengenal Dasar-Dasar Budidaya Tanaman ( DK.TAN.HI.01.003.01) 2. Melakukan Perbanyakan Bibit dengan Cara Generatif (TAN.HI.02.008.01)
1
B. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Petunjuk Bagi Siswa Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain : a) Baca dan pahamilah dengan seksama uraian-uraian materi yang ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan belajar. b) Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar. c) Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik, perhatikanlah hal-hal berikut ini : 1). Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku. 2). Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik. 3). Sebelum
melaksanakan
praktikum,
identifikasi
(tentukan)
peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat. 4). Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar. 5). Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus meminta ijin guru atau instruktur terlebih dahulu. 6). Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempatnya d) Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada guru atau instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang bersangkutan.
2
2. Petunjuk Bagi Guru Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk : a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru, dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar peserta diklat d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar. e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan f. Merencanakan seorang ahli / pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan C. Tujuan Akhir Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam modul ini peserta diklat diharapkan dapat : 1. Menyortir bahan tanaman untuk perbanyakan 2. Membuat Bahan Perbanyakan Tanaman 3. Memberi Hormon (ZPT) pada Bahan Perbanyakan Tanaman 4. Menumbuhkan Akar Bahan Perbanyakan Tanaman 5. Menyeleksi Bibit untuk Penanaman di Pesemaian 6. Memindahkan Bibit Hasil Perbanyakan Vegetatif ke dalam Pot 7. Memelihara Bibit dalam Pot
3
D. Cek Kemampuan NO 1.
PERTANYAAN
YA
TIDAK
Dapatkah anda Menyortir bahan tanaman untuk perbanyakan ?
2.
Dapatkah anda Membuat Bahan Perbanyakan Tanaman ?
3.
Dapatkah anda Memberi Hormon (ZPT) pada Bahan Perbanyakan Tanaman?
4.
Dapatkah anda Menumbuhkan Akar Bahan Perbanyakan Tanaman?
5.
Dapatkah
anda
Menyeleksi
Bibit
untuk
Penanaman di Pesemaian? 6.
Dapatkah anda Memindahkan Bibit Hasil Perbanyakan Vegetatif ke dalam Pot?
7.
Dapatkah anda memelihara bibit dalam Pot
Apabila Anda menjawab “TIDAK” pada salah satu pertanyaan di atas, pelajarilah materi tersebut pada modul ini. Apabila Anda menjawab “YA” pada semua pertanyaan, maka lanjutkanlah dengan mengerjakan tugas, tes formatif dan evaluasi yang ada pada modul ini.
4
II. PEMBELAJARAN A. Rancangan Belajar Siswa 1. Buatlah rencana belajar anda berdasarkan rancangan pembelajaran yang telah
disusun
oleh
guru,
untuk
menguasai
kompetensi
melakukan
perbanyakan bibit dengan cara vegetatif, dengan menggunakan format sebagai berikut :
No
Kegiatan
Mengetahui Guru Pembimbing (…...........................)
tgl
Pencapaian Jam Tempat
Alasan perubahan bila diperlukan
Paraf Siswa Guru
…………………, ……….......... Siswa (.............................)
5
2. Rumuskan hasil belajar anda sesuai standar bukti belajar yang telah ditetapkan. a. Untuk penguasaan pengetahuan, anda dapat membuat suatu ringkasan menurut pengertian anda sendiri terhadap konsep-konsep yang berkaitan dengan kompetensi yang telah anda pelajari. Selain ringkasan, anda juga dapat melengkapinya dengan kliping mengenai informasi-informasi yang relevan dengan kompetensi yang sedang anda pelajari. b. Administrasikan setiap tahapan kegiatan belajar/lembar kerja yang anda selesaikan c. Setiap tahapan proses akan diakhiri, lakukanlah diskusi dengan guru pembimbing untuk mendapatkan persetujuan, dan apabila ada hal-hal yang harus dibetulkan/dilengkapi, maka anda harus melaksanakan saran guru pembimbing anda.
6
B. Kegiatan Belajar 1. Kegiatan Belajar 1: Menyortir bahan tanaman untuk perbanyakan a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1 Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 1 diharapkan Anda mampu 1). Menyebutkan alat dan bahan yang diperlukan untuk menyortir bahan tanaman untuk perbanyakan 2). Menyortir bahan tanaman untuk perbanyakan dengan cara stek, cangkok, sambung, okulasi, penyusuan, dan perundukan b. Uraian Materi Kegiatan Belajar 1 Perbanyakan secara vegetatif atau tak kawin adalah suatu usaha untuk memperbanyak tanaman dengan bahan yang bukan berasal dari hasil perkawinan antara dua individu. Kebaikan-kebaikan yang diharapkan dari perbanyakan secara vegetatif adalah : 1. Dapat dilaksanakan pada tanaman yang tidak menghasilkan biji. 2. Sifat dalam yang baik dapat diturunkan kepada tanaman yang baru. 3. Lebih cepat menghailkan. 4. Dapat dipakai untuk menggabungkan sifat-sifat yang baik dari perakaran dan batang dari suatu tanaman yaitu dengan okulasi dan cangkok Untuk perbanyakan vegetatif digunakan bahan tanaman yang berasal dari bagian tanaman yang sedang tumbuh. Bahan tanaman ini dapat berupa 1). Bahan vegetatif alamiah : berupa struktur vegetatif asli yang dibentuk oleh tanaman sendiri . Bahan vegetatif alamiah terdiri dari : 1. Geragih (Stolon) Geragih (stolon) adalah cabang-cabang kecil dan panjang yang mendatar dan mengeluarkan akar-akar serta tunas-tunas dari bukubukunya sehingga terjadi tanaman baru. 2. Umbi batang Umbi batang adalah batang di bawah tanah yang menebal dengan daun-daun berbentuk sisik, dalam ketiak daunnya terdapat mata yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Umbi batang dapat digunakan 7
seluruhnya atau dipotong-potong dengan satu mata setiap potong. Sebelum ditanam potongan-potongan umbi dibiarkan beberapa hari dulu supaya bidang-bidang luka tertutup dengan lapisan gabus dan supaya umbinya bertunas lebih dahulu, sehingga resiko karena lamanya di dalam tanah akan berkurang dan tanaman rata tumbuhnya.. Umbi batang dapat disimpan lama. 3. Bulbus dan Siung Bulbus atau umbi lapis adalah bagian batang di dalam tanah yang sangat pendek dan mempunyai daun-daun tebal berbentuk sisik dan berdaging. Pada ujung bawah terdapat akar-akar dan atasnya tumbuh batang. Di ketiak sisiknya dapat tumbuh umbi-umbi baru yang di sebut bulbus atau siung, misalnya gladiol. Dalam keadaan kering umbi lapis dapat disimpan lama. 4. Tunas biak (Bulbil) Tunas biak (Bulbil) sebenarnya adalah semacam umbi lapis yang istimewa yaitu tumbuh di atas tanah pada pangkal bunga dan setelah jatuh di atas tanah keluar akarnya, misalnya Agave. Dari satu tanaman dapat dihasilkan bulbil yang banyak sekali dan dapat dipelihara di persemaian terlebih dahulu. 5. Anakan Anakan adalah suatu tanaman baru dengan akar sendiri yang tumbuh pada suatu tanaman tertentu dari mata yang terdapat dibagian bawah dari batang, misalnya Heliconia dan Bambu jepang. 6. Akar rimpang (Rhizome) Akar rimpang (Rhizome) sebenarnya adalah batang yang umumnya memanjang dan berada di dalam tanah seperti akar. 7. Biji apomiktik Biji apomiktik adalah biji yang berasal tanpa proses perkawinan yang sempurna, bila dilakukan proses kawin silang heterozygot hasilnya menunjukkan sifat yang sama dengan induknya (betina).
8
2). Bahan vegetatif buatan, dibedakan : 1. Bahan vegetatif buatan tanpa perbaikan : (a). Merobek : yaitu cara perbanyakan dengan jalan memisahkan tanaman anakan dari rumpun atau pot-pot (b). Stek (Cutting) : yaitu cara perbanyakan dengan jalan memisahkan cabang, daun, pucuk, atau akar yang mempunyai satu mata tunas atau lebih. Salah satu mata tersebut diharapkan dapat membentuk akar. (c). Merunduk, melentur (Layerage) : yaitu cara perbanyakan dengan melenturkan cabang dari tanaman induk yang dilukai lalu ditimbun dengan tanah. Dari luka itu akan terbentuk akar. (d). Mencangkok : yaitu cara perbanyakan dengan melukai cabang atau dahan dengan maksud untuk menumbuhkan akar pada bekas luka tersebut. 2. Bahan vegetatif buatan dengan perbaikan (a).Menyambung
(Enten)
:
yaitu
cara
perbanyakan
dengan
menyambung bagian tanaman ke bagian lainnya sehingga tercapai persenyawaan yang membentuk tanaman baru. (b).Menempel/okulasi (Budding) : yaitu cara perbanyakan dengan memindahkan sebuah mata tunas ke pangkal bawah tanaman lain yang sejenis (famili) untuk memperoleh tanaman yang mempunyai sifat gabungan antara kedua tanaman itu. (c).Susuan (Approach grafting) : yaitu cara perbanyakan mendekatkan batang bawah
dengan
ke batang atas (entris) yang akan
dipakai untuk penyusuan yang besarnya relatif sama.
9
Persyaratan cabang yang akan dicangkok •
Berumur sedang, yang ditandai dengan warna yang kecoklatcoklatan.
•
Berasal dari pohon induk yang tidak terserang hama dan penyakit
•
Cabangnya lurus, mempunyai tajuk yang rimbun, dan tumbuhnya subur.
•
Diameter cabang 2 -4 cm
Persyaratan cabang yang akan distek •
Cabang yang kita pilih yang berumur kurang lebih satu tahun,
•
Cabang berwarna kehijauan.
•
Berasal dari induk yang tidak terserang hama dan penyakit.
Persyaratan daun yang akan stek. •
Daun berumur cukup.
•
Daun berwarna hijau segar.
Persyaratan pucuk yang akan distek •
Berasal dari pucuk-pucuk batang yang masih muda dan masih dalam masa tumbuh.
•
Diameter batang kurang lebih 0,5 cm.
•
Panjang stek cukup 10 – 15 cm dan dipotong tepat di bawah tangkai daun.
Persyaratan
tanaman
yang
akan
dijadikan
batang
bawah
(Understump) •
Kekuatan akar cukup dan banyak.
•
Batang bawah tidak mempengaruhi atau bersifat buruk bagi batang atas.
10
•
Cocok dan tumbuh sesuai dengan mata tunas yang disambungkan atau diokulasi hingga dapat tumbuh bersama
•
Tahan hidup, pohon sehat, tidak lekas mati.
Persyaratan tanaman yang akan dijadikan batang atas (Entris) •
Berasal dari pohon yang produksi bunganya baik dan berwarna cerah
•
Cocok ditempelkan atau disambungkan dengan batang bawah
•
Pertumbuhan tanaman subur
•
Berasal dari tanaman yang sehat dengan ruas-ruas mata tunas yang normal
c. Lembar Kerja 1 1) Alat/Bahan : •
Pohon induk
•
Alat tulis menulis
•
Tali rafia
2) Langkah kerja: Stek Cabang
Pilih pohon induk yang akan di stek yang mempunyai tajuk pohon rimbun, subur pertumbuhannya dan tidak terserang hama penyakit,
Pilih cabang/batang yang berumur kurang lebih satu tahun dan cabang berwarna kehijauan.
Berilah tanda cabang/batang yang sudah terpilih tersebut yang akan dilakukan penyetekan
Stek Daun •
Pilih pohon induk yang akan di stek yang mempunyai tajuk pohon rimbun, subur pertumbuhannya dan tidak terserang hama penyakit.
•
Pilih daun yang berumur cukup dan daun berwarna hijau segar.
11
•
Berilah tanda cabang/batang yang sudah terpilih tersebut yang akan dilakukan penyetekan.
Cangkok •
Pilih pohon induk yang akan di cangkok yang mempunyai tajuk pohon rimbun, subur pertumbuhannya dan tidak terserang hama penyakit.
•
Pilih cabang/batang yang umurnya sedang, warna kecoklat-coklatan, lurus dengan diameter 2-4 cm, sebanyak10 jenis cabang , dalam waktu 50 menit.
•
Berilah tanda cabang/batang yang sudah terpilih tersebut yang akan dilakukan pencangkokan
d. Evaluasi Kompetensi Aspek dan Metode Penilaian No
Aspek
Metode
1.
Pengetahuan
Tes Tulis/Lisan
2.
Keterampilan
Praktik/Demonstrasi
3.
Sikap
Observasi
Soal/Tugas dan Norma Penilaian Soal Aspek Pengetahuan 1. Jelaskan pengertian perbanyakan secara vegetatif ! 2. Sebutkan kebaikan-kebaikan perbanyakan secara vegetatif ! 3. Sebutkan bahan-bahan perbanyakan vegetatif alamiah ! 4. Jelaskan cara memilih cabang yang baik untuk dijadikan entris ! 5. Jelaskan cara memilih cabang yang baik untuk dijadikan understump ? Norma Penilaian Pengetahuan: Nilai Aspek Pengetahuan (NP) = jml nilai / 5
NP = ………… 12
Aspek Keterampilan : NO 1.
Kompetensi Dasar Menyortir bahan tanaman untuk perbanyakan
•
•
•
•
•
•
•
Indikator Prosedur pelaksanaan kegiatan & kelengkapan alat serta bahan untuk penyortiran bahan tanaman dikuasai sesuai dengan pedoman baku budidaya tanaman hias Kebutuhan, kelengkapan alat & bahan diidentifikasi secara teliti Bahan tanaman berasal bukan dari biji diperoleh dari proses yang benar, teliti, tidak cacat, sehat Bahan tanaman yang cacat, membawa hama dan penyakit dipisah serta tidak digunakan Hasil penyortiran bahan tanaman sesuai dengan standar budidaya tanaman hias taman Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan & ketepatan kerja diformulasikan dan dikalkulasikan dengan tepat dan benar Faktor-faktor keselamatan dan kesehatan kerja dipatuhi sesuai prosedur dengan baik dan benar
TL <7.00
7.00
LULUS 8.00 9.00
10.00
Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5.
9,00 – 10,00 : Kinerja di atas minimal tanpa bimbingan 8,00 – 8,99 : Kinerja memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan 7,00 – 7,99 : Kinerja memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan 0,00 – 6,99 : Kinerja tidak memenuhi kriteria minimal Nilai Keterampilan (NK) adalah nilai pencapaian TERENDAH diantara nilai pencapaian setiap indikator.
NK = ………….
13
Aspek Sikap No.
Aspek Noninstruksional Sikap (Attitude)
1.
Kerjasama
2.
Kedisiplinan
3.
Kejujuran
4.
Mengakses dan mengorganisasi informasi
5.
Tanggung jawab
6.
Memecahkan masalah
7.
Kemandirian
8.
Ketekunan
Skor Perolehan Believe (B) Evaluation (E) (Preferensi oleh Peuji Ybs) (Oleh Guru) 1 2 3 4 5 1 2 3 4
Nilai Sikap (NS) =
∑ (B
n
xE n )
5x5x8
5
x10
NS = ……. Nilai Kompetensi Dasar:
NILAI AKHIR (NA) =
2NP + 5NK + 3NS 10
Keterangan : Anda dinyatakan lulus apabila dapat mencapai NA ≥ 7.00
14
2. Kegiatan Belajar 2: Membuat bahan perbanyakan tanaman a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 2 Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 2 diharapkan Anda dapat : 1. Menyiapkan alat dan bahan. 2. Membuat bahan tanaman secara vegetatif c. Uraian Kegiatan Belajar 2 Setek Setek adalah suatu perlakuan pemisahan, pemotongan beberapa bagian dari tanaman (akar, batang, daun dan tunas) agar bagian-bagian tersebut menjadi individu baru.
Karena masalah teknis, gambar tidak ditampilkan
Gambar 1. Berbagai macam contoh setek Perbanyakan dengan stek juga bisa mendapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat-sifat seperti induknya, seperti : ketahanan terhadap serangan penyakit, rasa buah, warna dan keindahan bunganya dan lain-lain. Cara ini banyak dipilih orang, apalagi bagi petani buah-buahan dan tanaman hias karena bahan untuk membuat stek ini hanya sedikit tetapi dapat diperoleh bibit tanaman dalam jumlah banyak.
Dengan stek biasanya mempunyai
persamaan dalam umur, tinggi tanaman, sifat-sifat yang lain seperti induknya dan kita memperoleh tanaman yang sempurna yaitu telah mempunyai akar, batang dan daun dalam waktu yang relatif singkat dengan cara yang sangat sederhana. 15
Stek cabang Stek cabang sering disebut dengan stek kayu karena umumnya tanaman yang dikembangbiakan dengan stek cabang adalah tanaman berkayu. Stek cabang ini meliputi stek cabang yang sudah tua atau stek cabang setengah tua. Pohon yang biasanya distek cabang yang telah tua, adalah : tanaman kembang sepatu. Sedangkan yang biasanya di stek cabang yang setengah tua, adalah : bougenvil, melati, mawar dan klerodendron. Cabang yang kita pilih untuk stek biasanya yang mempunyai umur kurang lebih satu tahun. Cabang yang terlalu tua kurang baik untuk distek, begitu pula cabang yang terlalu muda.
Pilihlah cabang yang sehat dan tidak
terkena hama karena dapat mengganggu kelangsungan hidupnya dikemudian hari. Pengambilan stek/pemotongan stek menggunakan pisau tajam sehingga akan dihasilkan permukaan potongan yang halus. Batang kita potong antara 10 – 30 cm bergantung pada jenis tanamannya atau paling tidak setiap stek mempunyai 3 – 5 mata tunas. Bahan untuk stek biasanya bagian tengah atau pangkal saja. Bentuk potongan pangkal stek bisa dibuat datar maupun miring. Pada irisan yang berbentuk miring jumlah akar yang tumbuh lebih banyak dan juga dihasilkan satu akar yang besar pada ujung stek. Saat pemotongan yang baik yaitu pada saat kelembaban udara tinggi dan tanaman sedang tidak mengalami pertumbuhan, saat seperti ini biasanya terjadi pada awal musim hujan. Pada stek bertumit biasanya kita melakukan penyayatan batang sehingga bagian kulit dan kayu dari batang ikut tersayat. Bagian kulit dan kayu yang tersayat ini, permukaannya kita ratakan sehingga diameternya menjadi 2 – 3 cm.
Sedangkan stek bermartil dibuat dengan mengikutkan
sepotong batang induk.
16
Maaf gambar tidak ditampilkan Setek pucuk
Setek ranting
Gambar 2. Setek Cabang Setek Daun Cara perbanyakan vegetatif dengan stek daun banyak diterapkan pada tanaman hias, terutama tanaman hias yang sukulen, daunnya tebal berdaging kandungan airnya tinggi. Daun yang dipilih untuk stek ini harus telah cukup umur dengan demikian mempunyai kandungan karbohidrat yang cukup tinggi. Daun untuk stek ini harus berwarna hijau segar. Jangan memilih daun yang berwarna kekuningan karena telah layu atau kekurangan nitrogen, daun yang demikian akan sulit membentuk perakaran. Tanaman yang bisa diperbanyak dengan stek daun adalah Violces, Begonia, Lidah mertua dan Cocor bebek.
Maaf gambar tidak ditampilkan
Gambar 3. Setek Daun Setek Akar Banyak jenis tanaman yang bisa diperbanyak dengan setek akar ini, yaitu beberapa tumbuhan yang berbentuk pohon, semak, tanaman pemanjat, perenial (tanaman tahunan) dan tanaman dataran tinggi. Dinegara yang memiliki 4 musim, sistem perbanyakan tanaman vegetatif ini banyak dilakukan,
karena
menurut
mereka
cara
ini
sangat
mudah
di
kerjakan.Tanaman hias yang bisa diperbanyak dengan stek akar adalah cemara Cara memperoleh bahan stek akar : •
Pada tanaman yang besar, seperti : semak dan pohon, kita lubangi tanah sampai akarnya kelihatan kemudian ambil yang diperlukan lalu lubang ditutup kembali dengan tanah semula. 17
•
Pada tanaman yang kecil, caranya dengan mencabut tanaman tersebut kemudian ambil beberapa akar yang diperlukan lalu tanaman ditanam kembali.
•
Stek dipotong ± 5 cm dengan silet atau pisau yang tajam agar menghasilkan potongan yang bersih dan rata.
Maaf gambar tidak ditampilkan
Gambar 4. Setek Akar 2
Cangkok Mencangkok adalah salah satu cara perbanyakan vegetatif yang sudah
lama dikenal, bahkan dapat dikatakan suatu cara perkembangbiakan yang tertua di dunia.
Namun demikian hasilnya seringkali mengecewakan, ada
yang tingkat keberhasilannya rendah dan bahkan gagal total.
Kegagalan ini
dapat dilihat dari bagian tanaman di atas keratan/luka yang kering atau mati untuk menghindari kejadian seperti ini tentu kita perlu memperbaharui cara mencangkok dan mencurahkan perhatian yang lebih serius dengan kesabaran dan ketelitian tinggi.
Maaf gambar tidak ditampilkan
Gambar 5. Cangkok Mencangkok ini kita pilih karena pertimbangan-pertimbangan tertentu misalnya karena kita menginginkan tanaman baru yang mempunyai sifat yang sama dengan induknya, seperti: ketahanan terhadap penyakit, rasa buah yang enak (khususnya untuk tanaman buah-buahan), keindahan bunganya untuk tanaman hias dan sebagainya.
18
Adakalanya kita memilih dengan cara mencangkok apabila pohon yang akan kita perbanyak tidak dapat diperbanyak dengan cara pembiakan vegetatif yang lain yang lebih mudah, misalnya dengan stek.Jenis-jenis tanaman hias yang bisa dicangkok adalah: bunga sakura, kemuning, soka, nusa indah, bougenvile, cemara dan sebagainya. Waktu mencangkok musim hujan maupun kemarau sebenarnya bukan masalah. Kedua musim ini dapat digunakan untuk mencangkok, walaupun masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya. Peralatan yang digunakan tidaklah harus peralatan modern dengan harga yang mahal, tapi cukup dengan peralatan yang sederhana.
Pisau
okulasi sebenarnya sangat cocok untuk pekerjaan menyayat kulit dahan, tetapi apabila pisau ini dianggap mahal, dapat menggunakan pisau biasa asalkan cukup tajam. Ketajaman pisau dapat mempengaruhi kualitas hasil kerataan sehingga akan mempermudah pertumbuhan akarnya.
Alat lain yang
dipergunakan adalah gunting pangkas yang digunakan untuk menggunting dahan atau ranting-ranting daun. Jika tidak ada gunting bisa digunakan sabit atau pisau. Media yang digunakan untuk mencangkok banyak sekali macamnya tergantung mana yang kita sukai dan tidak susah mendapatkannya. Media yang sering dipakai adalah : mos, bubuk sabut kelapa, pupuk kandang, kompos dan lumut yang tumbuh pada batu-batuan, hindari penggunaan tanah mentah untuk media karena jenis tanah demikian jika kering akan mengeras dan juga berat sehingga dapat mematahkan cabang cangkokan. Bahan untuk membalut media diantaranya ijuk, sabut kelapa yang tinggal seratnya, daun pisang bahkan serpihan lain. Sekarang banyak orang memilih yang lebih gampang dan praktis, yaitu plastik bening. Bahkan banyak juga digunakan pot dari plastik atau tanah yang khusus untuk mencangkok, kaleng bekas, tabung bambu dan tali rapia. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh tanaman induk cangkokan adalah sebagai berikut : (1). Pohon induk tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda; 19
(2). Pohon induk telah berbunga (untuk tanaman hias) dan telah berbuah sedikitnya tiga kali (untuk tanaman buah-buahan); (3). Pohon nampak kuat dan subur; (4). Sehat, tidak terserang hama dan penyakit; (5). Pohon harus bercabang banyak. Cabang yang baik untuk dicangkok adalah cabang yang ukurannya tidak terlalu besar, kira-kira sebesar kelingking atau pensil dengan syarat batang atau cabang tersebut berkulit mulus dan berwarna coklat muda. Bentuk cabang yang baik adalah tegap dan mulus. Cabang yang berwarna coklat muda akan lebih cepat terbentuk kalus dan akar. Panjang cabang cangkokan antara 20 – 30 cm, kalau terlalu panjang akan mengalami kesulitan pada waktu penanaman dilapangan. Cabang yang baik mempunyai arah ke atas atau kesamping dan rajin berbuah. Cabang yang malas berbuah di saat cabang lainnya sedang berbuah, juga akan menghasilkan bibit yang malas berbuah. Cara-cara memilih cabang untuk cangkokan tersebut berlaku untuk semua jenis tanaman kecuali cemara.
Pemilihan cabang cemara untuk
dicangkok harus berdasarkan mahkota atau tajuk pohonnya. Mencangkok bagian batang pokok sering diterapkan pada pembuatan bakalan bonsai, demikian bakalan bonsai yang diperoleh akan terkesan tua yang dipilih percabangannya dengan kriteria tertentu sehingga memudahkan di “training”. Setelah kulit kayu tersayat akan tampak kambium yang harus dibuang dihilangkan dengan cara dikerik secara perlahan-lahan agar tidak melukai kayunya.
Pembuangan kambium ini bertujuan agar zat-zat makanan zat
pembentuk akar rizokalin dan auxin sebagai zat perangsang pertumbuhan yang berasal dari daun dibagian atas sayatan tidak akan mengalir ke bagian bawah sayatan. Kemudian dikering anginkan selama beberapa hari, biasanya untuk tanaman yang tidak bergetah memerlukan waktu 2 – 4 hari sedangkan untuk tanaman bergetah bisa 2 – 3 minggu.
20
Cara membungkus sayatan sangat tergantung pada jenis media yang digunakan. Untuk media mos, biasanya mos yang telah dipupuk dan dibasahi dibungkuskan pada sayatan lalu diikat dengan tali pada bagian tengahnya. Setelah itu mos dibalut dengan pembalut dari plastik atau yang lainnya. Plastik diikat pada bagian bawah terlebih dahulu, kemudian bagian tengah dan atasnya. Ikatan tali pada bagian atas jangan terlalu kuat atau diikat dengan cara tali simpul sehingga bila akan disiram tidak sulit. Membungkus media bubuk sabut kelapa dan tanah campuran kompos caranya kita ikat bagian bawah pembalut ± 6 cm dibawah sayatan, lalu media yang telah dibasahi diisikan ke dalam pembalut, kemudian dirapikan dan pembalut diikatkan bagian atasnya. Pembalut pot dari tanah, plastik, kaleng bekas dan tabung bambu, biasanya pembalut ini bagian dasarnya berlubang sebesar cabang yang dicangkok dan telah dibelah pada dua sisinya. Cara membungkusnya adalah memasang pot tersebut pada cabang yang telah disayat, lalu belahan sampingnya dirapatkan dengan kawat/tali kemudian medianya dimasukkan, media yang dimasukkan harus menutupi sayatan. Pot yang digunakan jangan terlalu besar, cukup yang kecil dengan bobot ringan. 3. Sambung Menyambung (grafting) merupakan suatu usaha perbanyakan tanaman dengan cara melukai kedua individu tanaman yang masih satu species atau varietas dengan berbagai keunggulannya, keduanya digabungkan sehingga kambium mata tunas (entres) dan kambium batang bawah (understump) saling melekat satu sama lain, semakin banyak bagian yang melekat sesama kambium tersebut semakin besar kemungkinannya untuk tumbuh. Menurut Pracaya (1987: hal 58) bahwa sambungan yang baik yaitu: •
Batang pokok (ounderstump) dan batang atas (entres) sama besar.
•
Batang atas tegak lurus betul-betul sempurna.
•
Penyambungan batang atas dan batang bawah harus betul-betul sempurna, tidak ada lubang antara dua batang tersebut.
•
Letak penyambungan sekurang-kurangnya 15 cm diatas leher akar pohon induk/batang bawah. 21
•
Ditempat sambungan tudak ada getah.
•
Ujung/pucuk batang pokok telah dipotong.
•
Batang atas berasal dari pohon yang bermutu tinggi. Peralatan dan bahan menyambung tanaman yang diperlukan yaitu
:Pisau, gunting pangkas stek, tali rafia atau plastik, kantong plastik putih, batu asahan, pelindung /naungan /sungkup, mata tunas (entries), batang bawah ( Understump), dan parafin. Jenis- jenis sambungan ( Grafting ) Cara penyambungan dapat di golongkan menjadi 3 yaitu : 1. Approach Grafting. (Penyusuan) Cara ini batang bawah dan batang atas masing-masing berhubungan dengan sistem perakaran, akan tetapi perakaran batang pokok masih bagus. 2. Inarching
(Sambungan
untuk
menggantikan
batang
pokok
dengan
perakaran yang rusak) Cara ini biasanya digunakan pada pohon – pohon tua yang dekat dasarnya dikelilingi
dengan
tanaman–tanaman
yang
dihasilkan
dalam
penyambungan ini batang atas dan batang bawah masih tetap pada perakaranya masing-masing, akan tetapi perakaran batang pokok sudah rusak. 3. Detached Scion Grafting (Sambungan dengan mata tunas) Pada cara ini hanya batang bawah saja yang berhubungan dengan akar dan batang atas diambil dari bagian lain tanaman yang lepas dari akar – akarnya. 4. Okulasi Okulasi (budding) adalah perbanyakan kombinasi antara generatif dan vegetatif. Dikatakan kombinasi, karena bibit yang berasal dari biji (generatif) 22
ditempel dengan mata tempel dari pohon yang produksi dan mutu buahnya baik. Dengan perbanyakan ini akan diperoleh tanaman yang berakar kuat, tumbuhnya subur, buahnya banyak dan mutunya unggul Pengokulasian akan berlangsung baik, bila kulit pohon pokok maupun mata terlepas dari kulit kayunya, yakni pada saat pembelahan sel dalam kambium berlangsung dengan giat. Dalam melakukan perbanyakan tanaman dengan okulasi, peralatan dan bahan yang diperlukan meliputi :Pisau okulasi, batu asahan, gunting stek, kain lap, tali rapia/plastik, entres,dan batang bawah Metode Okulasi Dalam melakukan okulasi dapat dipilih beberapa cara, tergantung pada musim, jenis tanaman, umur tanaman dan lingkungan. Metoda tersebut, meliputi : 1. Metode T Metode “T” atau “⊥” (T terbalik) adalah metoda okulasi dimana bentuk sayatan pada batang bawah menyerupai huruf T atau “⊥” (T terbalik). 2. Metoda segi empat Metoda segi empat yaitu suatu cara okulasi dimana bentuk sayatan batang bawah kulitnya dikelupas seluruhnya atau setengahnya berbentuk segi empat. 3. Metoda I Metoda I yaitu suatu cara okulasi dengan bentuk sayatan batang bawah menyerupai huruf I dimana bagian bawah dan atas dikerat memotong sedangkan bagian tengah dikerat searah dengan batang. 4. Chip Budding Metoda chip Budding yaitu suatu cara okulasi
dimana batang bawah
disayat sehingga kayu dan kulitnya terambil. Pada waktu mengokulasi entres beserta kayunya ikut ditempelkan.
23
Teknik Okulasi Dari beberapa metoda okulasi yang telah diuraikan di atas, tidak semuanya dapat diterapkan tergantung pada; musim, jenis atau karakteristik tanaman dan umur tanaman yang diokulasi. Pengokulakan berlangsung baik apabila kulit pohon pokok maupun entres terlepas dari kulit kayunya serta entres tidak pecah dan dalam keadaan bunting yang ditandai dengan mata tunas tampak bulat dan menonjol. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam okulasi adalah; curah hujan, pengairan, tinggi tempat dan faktor teknis. Adapun cara mengokulasi dapat ditempuh langkah-langkah sebagai berikut : 1. Persiapan alat dan bahan untuk mengokulasi 2. Tanaman batang bawah yang sudah cukup diokulasi dibersihkan kulitnya dengan lap sampai ketinggian 15 – 20 cm di atas permukaan tanah, kemudian disayat kulitnya pada ketinggian ± 10 cm di atas permukaan tanah selebar 1,5 cm kulit tersebut ditarik ke bawah sampai panjangnya ± 4 cm, lalu dipotong setengahnya. 3. Mata tunas diiris dengan pisau okulasi dari cabang entres berikut kayunya, lalu lepas mata tunas tersebut dengan hati-hati agar mata tunas tidak rusak dan supaya tetap steril. Panjang mata tunas kira-kira 4 cm. 4. Tempelkan mata tunas pada batang bawah dengan cara melekatkan pada bekas sayatan setelah menempel ikat dengan tali rafia atau pita plastik, mulai dari bawah ke atas sehingga susunan tali menyerupai susunan genting, tetapi hati-hati mata tunas jangan sampai tertutup 5. Setelah umur 3 minggu, okulasi dapat diperiksa, mata tunas yang hidup warnanya tetap hijau dan sudah menempel sehingga tali ikatan dapat dilepas kemudian jika mata tempel sudah jadi 10 cm di atas mata tempel dipotong setengahnya, lalu rebahkan. d. Lembar Kerja 1) Alat dan Bahan
Pisau okulasi
24
Pisau yang tajam
Sabut kelapa/lembaran plastiki
Tanah gembur/moss
2) Langkah Kerja Berikut ini diuraikan cara membuat bahan perbanyakan tanaman dengan cara : 1. Stek cabang : a. Potonglah bagian pangkal stek sedikit di bawah tunas (tunas beradadi bawah daun dan/ atau calon tunas yang ada di cabang). b. Buanglah 1/2 sampai
2/3 daun yang ada pada cabang, mulai dari
pangkal cabang. Daun yang besar dipotongl setengahnya. c. Buanglah semua bunga, calon bunga, dan buah yang ada pada cabang. 2. Stek daun a. Violces : Potomglah tangkai daun sepanjang 5 cm dengan pisau yang taam. b. Begonia : Potong tangkai daun dengan pisau yang tajam . c. Sansevieria Sp : Potong daun sansevieria menjadi beberapa bagian (± 10 cm). 3. Cangkok : 1. Sayat dan kupas kulit sekeliling cabang sepanjang 7-10 cm
Maaf gambar tidak ditampilkan
Gambar 6. •
Penyayatan dilakukan hingga bagian kayu terlihat
•
Bersihkan bagian kambium dengan jalan dikerik
•
Biarkan bagian cabang yang telah dikupas tersebut terbuka 2-4 hari agar kambium benar-benar kering
25
2. Letakkan segumpal tanah gembur/moss di sekeliling cabang yang telah dikupas.
Maaf gambar tidak ditampilkan Gambar 7. •
Pastikan bahwa cabang sudah tertutup tanah/moss
•
Tanah/moss dibungkus dengan sabut kelapa/plastik kemudian ikat yang kuat pada ujungnya.
d. Evaluasi Kompetensi Aspek dan Metode Penilaian No
Aspek
Metode
1.
Pengetahuan
Tes Tulis/Lisan
2.
Keterampilan
Praktik/Demonstrasi
3.
Sikap
Observasi
Soal/Tugas dan Norma Penilaian Soal Aspek Pengetahuan 1. Sebutkan syarat-syarat pohon induk yang baik untuk dicangkok! 2. Sebutkan ciri-ciri cabang yang baik untuk dicangkok! 3. Kenapa batang yang tidak mulus, kurang baik jika dipakai untuk mencangkok? 4. Apa yang dimaksud dengan menyetek? 5. Mengapa perbanyakan tanaman dengan menyetek banyak dilakukan orang? 6. Mengapa cabang yang terlalu tua kurang baik dipakai menyetek? 7. Jelaskan 3 cara penyabungan pada tanaman ! 8. Sebutkan
faktor–faktor
yang
mempengaruhi
keberhasilan
dalam
penyambungan ?
26
9. Jelaskan pertimbangan apa yang digunakan dalam pemilihan metoda okulasi ? 10. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan okulasi ?
Norma Penilaian Pengetahuan: Nilai Aspek Pengetahuan (NP) = jml nilai / 10
NP = …………
Aspek Keterampilan Keterangan : 1. 2. 3. 4.
9,00 – 10,00 8,00 – 8,99 7,00 – 7,99 0,00 – 6,99
: Kinerja di atas minimal tanpa bimbingan : Kinerja memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan : Kinerja memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan : Kinerja tidak memenuhi kriteria minimal
5.
Nilai Keterampilan (NK) adalah nilai pencapaian TERENDAH pencapaian setiap indikator. TL
NO
Kompetensi Dasar
Indikator
1
Membuat bahan perbanyakan tanaman
• Prosedur pelaksanaan kegiatan & kelengkapan alat serta bahan untuk penyortiran bibit dikuasai sesuai dengan pedoman baku budidaya tanaman hias • Kebutuhan, kelengkapan alat & bahan diidentifikasi secara teliti • Bahan tanaman berasal bukan dari biji (misal stek dan atau mata tempel) diperbanyak dengan cara dan proses yang benar dan
<7.00
diantara nilai
LULUS 7.00
8.00
9.00
10.00
27
TL NO
Kompetensi Dasar
Indikator
<7.00
LULUS 7.00
8.00
9.00
10.00
teliti • Hasil pembuatan bahan tanaman sesuai dengan standar budidaya tanaman hias taman • Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan & ketepatan kerja diformulasikan & dikalkulasikan dengan tepat dan benar • Faktor-faktor keselamatan dan kesehatan kerja dipatuhi sesuai prosedur
NK = …………. Aspek Sikap
No.
Aspek Noninstruksional Sikap (Attitude)
1.
Kerjasama
2.
Kedisiplinan
3.
Kejujuran
4.
Mengakses dan mengorganisasi informasi
5.
Tanggung jawab
6.
Memecahkan masalah
7.
Kemandirian
8.
Ketekunan
Skor Perolehan Believe (B) Evaluation (E) (Preferensi oleh Peuji Ybs) (Oleh Guru) 1 2 3 4 5 1 2 3 4
Nilai Sikap (NS) =
∑ (B
n
xE n )
5x5x8
5
x10
28
NS = …….
Nilai Kompetensi Dasar:
NILAI AKHIR (NA) =
2NP + 5NK + 3NS 10
Keterangan : Anda dinyatakan lulus apabila dapat mencapai NA ≥ 7.00
29
3. Kegiatan Belajar 3: Memberi hormon (ZPT) pada bahan perbanyakan tanaman a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3 Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 3 diharapkan anda dapat : 1. Menyiapkan alat dan bahan. 2. Mengidentifikasi kebutuhan kelengkapan alat dan bahan. 3. Memberi hormon bahan tanaman. b. Uraian Kegiatan Belajar 3 Hormon atau zat tumbuh adalah senyawa organik yang bukan merupakan zat hara, dan dalam jumlah sedikit mendorong, menghambat, atau mengatur proses fisiologis di dalam tanaman. Hormon ini hanya efektif pada jumlah tertentu. Konsentrasi yang terlalu tinggi dapat merusak bagian yang terluka. Bentuk kerusakannya berupa pembelahan sel dan kalus yang berlebihan dan mencegah tumbuhnya tunas dan akar. Sedang konsentrasi di bawah optimum menjadi tidak efektif. Sebenarnya tanaman sendiri telah mempunyai hormon, misalnya rizokalin
(merangsang
pertumbuhan
akar),
kaulokalin
(merangsang
pertumbuhan batang), dan antokalin (merangsang pembungaan). Hormonhormon ini masuk dalam golongan auxin yaitu AIA (asam indol asetat), ANA (asam naftalena asetat) dan AIB (asam indol butirat). AIB mempunyai sifat yang lebih baik dan efektif daripada AIA dan ANA. Dengan demikian AIB paling cocok untuk merangsang aktivitas perakaran, karena kandungan kimianya lebih stabil dan daya kerjanya lebih lama. AIB yang diberikan pada setek maupun cangkok akan tetap berada pada tempat pemberian, dengan demikian akan memberikan respon pada perakaran. Sedang AIA biasanya mudah menyebar ke bagian lain sehingga menghambat perkembangan serta pertumbuhan tunas. Sedang dalam mempergunakan ANA kita harus benar-benar tahu konsentrasi yang tepat yang diperlukan oleah suatu jenis tanaman. Bila konsemntrasi yang tepat tidak benar-benar kita ketahui sebaiknya kita jangan mempergunakannya, karena justru akan memperkecil batas konsentrasi optimum perakaran.
30
Zat-zat tumbuh seperti itu bisa kita beli di toko-toko bahan kimia. Bahan-bahan tersebut belum bisa langsung digunakan. Agar bisa digunakan kita harus lebih dulu mengubahnya menjadi bentuk pasta, larutan, atau puder (bubuk, serbuk). Untuk membuatnya menjadi pasta, kristal hormon itu harus dicampur dengan lanolin. Dan ditambahkan alkohol 95 % bila ingin membuatnya menjadi larutan. Dan untuk membuat puder perlu dicampur dengan talk. Sekarang di pasaran sudah banyak kita jumpai beberapa merk zat perangsang dengan berbagai kegunaan. Yang berperan untuk pertumbuhan akar adalh Atonik, Dharmasri 5 EC, Florita, dan Rootone F. Sedang untuk meningkatkan keluarnya kuncup adalah Atonik, Dekamon 22,43 L, Dharmasri 5 EC, dan Florita. Untuk mempercepat pertumbuhan benih adalah Atonik, Gibrelin, dan Sitozim Seed Plus. Penggunaan hormon adalah untuk menambah kadar yang ada, guna mempercepat pertumbuhan tanaman dengan harapan agar diperoleh hasil yang lebih cepat dan mungkin lebih besar. Sedang tanggapan (respon) tanaman terhadap pemberian hormon sangat bervariasi, tergantung pada fase perkembangan yang telah dicapainya. Untuk mempercepat pertumbuhan akar stek , bisa digunakan ZPT seperti : Indol butyric acid (IBA), Indol acetic acid (IAA) atau Napthalin acetic acid (NAA) yang telah diencerkan. Cara mengunakan ZPT yang berbentuk cairan ini sebagai berikut : Setek batang yang telah kita siapkan dikumpulkan menjadi satu. Bagian pangkal setek harus dikumpulkan dengan bagian pangkal yang lain, lalu diikat. ZPT yang telah kita siapkan dituang pada bejana gelas
atau ember setinggi 2 cm. Ikatan setek lalu dimasukkan ke dalam
larutan ZPT.Yang dimasukkan pada larutan ZPT adalah bagian pangkalnya. Lama perendaman stek bergantung pada jenis tanaman yang diperbanyak. Rootone F adalah salah satu contoh ZPT yang berbentuk tepung. Cara pemakaiannya yaitu dengan membasahi dulu pangkal setek kurang lebih 2 cm, lalu dicelupkan ke dalam ZPT. Kelebihan ZPT yang menempel pada pangkal setek, dapat dihilangkan dengan mengetuk-netukkan bahan setek. 31
Cara yang lain adalah ZPT Rootone F dicampur dengan sedikit air hingga berbentuk pasta. Pangkal setek lalu kita tancapkan ke dalam pasta ini. Sebaiknya pangkal setek yang telah diberi ZPT dibugkus dengan tanah lempung. Selanjutnya lempung
ini dipadatkan sehingga membentuk
bulatan/gumpalan. Dengan adanya gumpalan lempung ini stek tidak mudah goyah di dalam pesemaian. Bila sewaktu akan menyemai setek tadi kita tidak menggunakan ZPT, maka ZPT bisa diberikan pada saat stek telah disemaikan. Pemakaian ZPT ini harus setelah terbentuk tunas. Sedang fungsi ZPT di sini untuk memperbaiki pertumbuhan akar dan tunas. Banyak yang bisa kita gunakan untuk keperluanini misalnya Atonik, Dharmasri 5 EC dan sebagainya. Dosis yang digunakan sesuai dengan peraturan yang dicantumkan pad label kemasan masing-masing ZPT. Setelah perakaran dan tunas cukup banyak, bibit stek bisa dipindahkan ke polybag, pot atau langsung ke lahan pertanaman. Untuk mempercepat hasil cangkokan biasanya dipakai zat perangsang tumbuh (ZPT) dan pupuk. ZPT yang berbentuk serbuk misalnya Rootone F, dalam penggunaannya dicampur dengan air sehingga terbentuk pasta, lalu dioleskan pada luka sayatan pada kulit bagian atas sayatan sampai rata Cara penggunaan ZPT cair ada dua macam, yaitu dicampur dengan media atau dicampurkan dengan air siraman. Sebagai contoh penggunaan ZPT untuk cangkokan mini dengan media sebesar ibu jari orang dewasa cukup menggunakan ZPT 1 cc per cangkokan. Untuk cangkokan yang lebih besar, penggunaan ZPT bisa bisa diperbanyak. Dan jika ZPT ini akan dicampur dengan air siraman, lain lagi dosisnya. Misalnya jika kita akan menggunakan Dharmasri 5 EC, biasanya untuk setiap 10 liter air diberi ZPT sebanyak 1 sendok teh (sekitar 2 – 3 cc).
32
c. Lembar Kerja 1) Alat/Bahan :
Bahan stek : cabang,daun, dan cangkok
ZPT (Atonik dan Rootone F)
Air
Tali rafia/karet gelang
Pengaduk
Ember/bejana gelas
Wadah/cawan
2) Langkah kerja: Stek cabang •
Kumpulkan stek cabang yang telah disiapkan menjadi satu (bagian pangkal setek harus dikumpulkan dengan bagian pangkal yang lain).
•
Ikat. kumpulan cabang tersebut dengan tali rafia/karet gelang
•
Tuang .ZPT yang telah kita siapkan pada bejana gelas atau ember setinggi 2 cm.
•
Masukkan ikatan cabang yang akan distek ke dalam larutan ZPT (yang dimasukkan pada larutan ZPT adalah bagian pangkalnya).
Stek daun
Siapkan alat dan bahan.
Basahi pangkal stek ± 2 cm
Tuang secukupnya Rootone F ke dalam cawan
Celupkan pangkal stek ke dalam Rootone F
Hilangkan kelebihan rootone F pada pangkal stek dengan cara mengetuk-ngetukkan bahan stek
Cangkok •
Siapkan alat dan bahan
•
Campur Rootone F dengan air sehingga berbentuk pasta
•
Oleskan pasta tersebut pada luka sayatan pada kulit bagian atassayatan sampai rata
d. Evaluasi Kompetensi 33
Aspek dan Metode Penilaian No
Aspek
Metode
1.
Pengetahuan
Tes Tulis/Lisan
2.
Keterampilan
Praktik/Demonstrasi
3.
Sikap
Observasi
Soal/Tugas dan Norma Penilaian Soal Aspek Pengetahuan 1. Sebutkan fungsi dari ZPT dan tuliskan beberapa contoh ZPT yang biasa di pakai ! 2. Jelaskan apa yang dimaksud dngan hormon/zat tumbuh ! 3. Sebutkan bentuk kerusakan yang terjadi bila pemakaian ZPT tidak sesuai dosis ! 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan rootone F dan bagaimana cara menggunakannya pada setek! 5. Bagaimana cara menggunakan Rootone F pada cangkokan !
Norma Penilaian Pengetahuan: Nilai Aspek Pengetahuan (NP) = jml nilai / 5
NP = …………
Aspek Keterampilan TL NO
Kompetensi Dasar
Indikator
1
Memberi hormon (ZPT) pada bahan perbanyakan tana man
• Prosedur pelaksanaan kegiatan & kelengkapan alat serta bahan untuk pem-berian hormon dikuasai sesuai dengan pedoman baku budidaya tanaman hias • Kebutuhan, keleng-
<7.00
LULUS 7.00
8.00
9.00
34
10.00
TL NO
Kompetensi Dasar
Indikator
<7.00
LULUS 7.00
8.00
9.00
kapan alat & bahan diidentifikasi secara teliti • Pemberian hormon bahan tanaman bukan dari biji (misal stek, cang kok dan kultur jaringan) dilakukan sesuai teknik yang dibutuhkan • Faktor-faktor yang mem-pengaruhi keberhasilan dan ketepatan kerja diformulasikan dan dikalkula-sikan dengan tepat dan benar • Faktor-faktor keselamatan dan kesehatan kerja dipatuhi sesuai prosedur
Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5.
9,00 – 10,00 : Kinerja di atas minimal tanpa bimbingan 8,00 – 8,99 : Kinerja memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan 7,00 – 7,99 : Kinerja memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan 0,00 – 6,99 : Kinerja tidak memenuhi kriteria minimal Nilai Keterampilan (NK) adalah nilai pencapaian TERENDAH diantara nilai pencapaian setiap indikator. NK = ………….
Aspek Sikap No.
Aspek Noninstruksional Sikap (Attitude)
1.
Kerjasama
2.
Kedisiplinan
3.
Kejujuran
4.
Mengakses dan mengorganisasi informasi
5.
Tanggung jawab
Skor Perolehan Believe (B) Evaluation (E) (Preferensi oleh Peuji Ybs) (Oleh Guru) 1 2 3 4 5 1 2 3 4
5
35
10.00
6.
Memecahkan masalah
7.
Kemandirian
8.
Ketekunan
Nilai Sikap (NS) =
∑ (B
n
xE n )
5x5x8
x10
NS = …….
Nilai Kompetensi Dasar:
NILAI AKHIR (NA) =
2NP + 5NK + 3NS 10
Keterangan : Anda dinyatakan lulus apabila dapat mencapai NA ≥ 7.00
36
3. Kegiatan Belajar 3: Memberi hormon (ZPT) pada bahan perbanyakan tanaman a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 3 Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 3 diharapkan anda dapat : 4. Menyiapkan alat dan bahan. 5. Mengidentifikasi kebutuhan kelengkapan alat dan bahan. 6. Memberi hormon bahan tanaman. e. Uraian Kegiatan Belajar 3 Hormon atau zat tumbuh adalah senyawa organik yang bukan merupakan zat hara, dan dalam jumlah sedikit mendorong, menghambat, atau mengatur proses fisiologis di dalam tanaman. Hormon ini hanya efektif pada jumlah tertentu. Konsentrasi yang terlalu tinggi dapat merusak bagian yang terluka. Bentuk kerusakannya berupa pembelahan sel dan kalus yang berlebihan dan mencegah tumbuhnya tunas dan akar. Sedang konsentrasi di bawah optimum menjadi tidak efektif. Sebenarnya tanaman sendiri telah mempunyai hormon, misalnya rizokalin
(merangsang
pertumbuhan
akar),
kaulokalin
(merangsang
pertumbuhan batang), dan antokalin (merangsang pembungaan). Hormonhormon ini masuk dalam golongan auxin yaitu AIA (asam indol asetat), ANA (asam naftalena asetat) dan AIB (asam indol butirat). AIB mempunyai sifat yang lebih baik dan efektif daripada AIA dan ANA. Dengan demikian AIB paling cocok untuk merangsang aktivitas perakaran, karena kandungan kimianya lebih stabil dan daya kerjanya lebih lama. AIB yang diberikan pada setek maupun cangkok akan tetap berada pada tempat pemberian, dengan demikian akan memberikan respon pada perakaran. Sedang AIA biasanya mudah menyebar ke bagian lain sehingga menghambat perkembangan serta pertumbuhan tunas. Sedang dalam mempergunakan ANA kita harus benar-benar tahu konsentrasi yang tepat yang diperlukan oleah suatu jenis tanaman. Bila konsemntrasi yang tepat tidak benar-benar kita ketahui sebaiknya kita jangan mempergunakannya, karena justru akan memperkecil batas konsentrasi optimum perakaran.
37
Zat-zat tumbuh seperti itu bisa kita beli di toko-toko bahan kimia. Bahan-bahan tersebut belum bisa langsung digunakan. Agar bisa digunakan kita harus lebih dulu mengubahnya menjadi bentuk pasta, larutan, atau puder (bubuk, serbuk). Untuk membuatnya menjadi pasta, kristal hormon itu harus dicampur dengan lanolin. Dan ditambahkan alkohol 95 % bila ingin membuatnya menjadi larutan. Dan untuk membuat puder perlu dicampur dengan talk. Sekarang di pasaran sudah banyak kita jumpai beberapa merk zat perangsang dengan berbagai kegunaan. Yang berperan untuk pertumbuhan akar adalh Atonik, Dharmasri 5 EC, Florita, dan Rootone F. Sedang untuk meningkatkan keluarnya kuncup adalah Atonik, Dekamon 22,43 L, Dharmasri 5 EC, dan Florita. Untuk mempercepat pertumbuhan benih adalah Atonik, Gibrelin, dan Sitozim Seed Plus. Penggunaan hormon adalah untuk menambah kadar yang ada, guna mempercepat pertumbuhan tanaman dengan harapan agar diperoleh hasil yang lebih cepat dan mungkin lebih besar. Sedang tanggapan (respon) tanaman terhadap pemberian hormon sangat bervariasi, tergantung pada fase perkembangan yang telah dicapainya. Untuk mempercepat pertumbuhan akar stek , bisa digunakan ZPT seperti : Indol butyric acid (IBA), Indol acetic acid (IAA) atau Napthalin acetic acid (NAA) yang telah diencerkan. Cara mengunakan ZPT yang berbentuk cairan ini sebagai berikut : Setek batang yang telah kita siapkan dikumpulkan menjadi satu. Bagian pangkal setek harus dikumpulkan dengan bagian pangkal yang lain, lalu diikat. ZPT yang telah kita siapkan dituang pada bejana gelas
atau ember setinggi 2 cm. Ikatan setek lalu dimasukkan ke dalam
larutan ZPT.Yang dimasukkan pada larutan ZPT adalah bagian pangkalnya. Lama perendaman stek bergantung pada jenis tanaman yang diperbanyak. Rootone F adalah salah satu contoh ZPT yang berbentuk tepung. Cara pemakaiannya yaitu dengan membasahi dulu pangkal setek kurang lebih 2 cm, lalu dicelupkan ke dalam ZPT. Kelebihan ZPT yang menempel pada pangkal setek, dapat dihilangkan dengan mengetuk-netukkan bahan setek. 38
Cara yang lain adalah ZPT Rootone F dicampur dengan sedikit air hingga berbentuk pasta. Pangkal setek lalu kita tancapkan ke dalam pasta ini. Sebaiknya pangkal setek yang telah diberi ZPT dibugkus dengan tanah lempung. Selanjutnya lempung
ini dipadatkan sehingga membentuk
bulatan/gumpalan. Dengan adanya gumpalan lempung ini stek tidak mudah goyah di dalam pesemaian. Bila sewaktu akan menyemai setek tadi kita tidak menggunakan ZPT, maka ZPT bisa diberikan pada saat stek telah disemaikan. Pemakaian ZPT ini harus setelah terbentuk tunas. Sedang fungsi ZPT di sini untuk memperbaiki pertumbuhan akar dan tunas. Banyak yang bisa kita gunakan untuk keperluanini misalnya Atonik, Dharmasri 5 EC dan sebagainya. Dosis yang digunakan sesuai dengan peraturan yang dicantumkan pad label kemasan masing-masing ZPT. Setelah perakaran dan tunas cukup banyak, bibit stek bisa dipindahkan ke polybag, pot atau langsung ke lahan pertanaman. Untuk mempercepat hasil cangkokan biasanya dipakai zat perangsang tumbuh (ZPT) dan pupuk. ZPT yang berbentuk serbuk misalnya Rootone F, dalam penggunaannya dicampur dengan air sehingga terbentuk pasta, lalu dioleskan pada luka sayatan pada kulit bagian atas sayatan sampai rata Cara penggunaan ZPT cair ada dua macam, yaitu dicampur dengan media atau dicampurkan dengan air siraman. Sebagai contoh penggunaan ZPT untuk cangkokan mini dengan media sebesar ibu jari orang dewasa cukup menggunakan ZPT 1 cc per cangkokan. Untuk cangkokan yang lebih besar, penggunaan ZPT bisa bisa diperbanyak. Dan jika ZPT ini akan dicampur dengan air siraman, lain lagi dosisnya. Misalnya jika kita akan menggunakan Dharmasri 5 EC, biasanya untuk setiap 10 liter air diberi ZPT sebanyak 1 sendok teh (sekitar 2 – 3 cc).
39
f. Lembar Kerja 3) Alat/Bahan :
Bahan stek : cabang,daun, dan cangkok
ZPT (Atonik dan Rootone F)
Air
Tali rafia/karet gelang
Pengaduk
Ember/bejana gelas
Wadah/cawan
4) Langkah kerja: Stek cabang •
Kumpulkan stek cabang yang telah disiapkan menjadi satu (bagian pangkal setek harus dikumpulkan dengan bagian pangkal yang lain).
•
Ikat. kumpulan cabang tersebut dengan tali rafia/karet gelang
•
Tuang .ZPT yang telah kita siapkan pada bejana gelas atau ember setinggi 2 cm.
•
Masukkan ikatan cabang yang akan distek ke dalam larutan ZPT (yang dimasukkan pada larutan ZPT adalah bagian pangkalnya).
Stek daun
Siapkan alat dan bahan.
Basahi pangkal stek ± 2 cm
Tuang secukupnya Rootone F ke dalam cawan
Celupkan pangkal stek ke dalam Rootone F
Hilangkan kelebihan rootone F pada pangkal stek dengan cara mengetuk-ngetukkan bahan stek
Cangkok •
Siapkan alat dan bahan
•
Campur Rootone F dengan air sehingga berbentuk pasta
•
Oleskan pasta tersebut pada luka sayatan pada kulit bagian atassayatan sampai rata
40
g. Evaluasi Kompetensi Aspek dan Metode Penilaian No
Aspek
Metode
1.
Pengetahuan
Tes Tulis/Lisan
2.
Keterampilan
Praktik/Demonstrasi
3.
Sikap
Observasi
Soal/Tugas dan Norma Penilaian Soal Aspek Pengetahuan 6. Sebutkan fungsi dari ZPT dan tuliskan beberapa contoh ZPT yang biasa di pakai ! 7. Jelaskan apa yang dimaksud dngan hormon/zat tumbuh ! 8. Sebutkan bentuk kerusakan yang terjadi bila pemakaian ZPT tidak sesuai dosis ! 9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan rootone F dan bagaimana cara menggunakannya pada setek! 10. Bagaimana cara menggunakan Rootone F pada cangkokan !
Norma Penilaian Pengetahuan: Nilai Aspek Pengetahuan (NP) = jml nilai / 5
NP = ………… Aspek Keterampilan TL NO
Kompetensi Dasar
Indikator
1
Memberi hormon (ZPT) pada bahan perbanyakan tana man
• Prosedur pelaksanaan kegiatan & kelengkapan alat serta bahan untuk pem-berian hormon dikuasai sesuai dengan pedoman baku budidaya tanaman hias • Kebutuhan, keleng-
<7.00
LULUS 7.00
8.00
9.00
41
10.00
TL NO
Kompetensi Dasar
Indikator
<7.00
LULUS 7.00
8.00
9.00
kapan alat & bahan diidentifikasi secara teliti • Pemberian hormon bahan tanaman bukan dari biji (misal stek, cang kok dan kultur jaringan) dilakukan sesuai teknik yang dibutuhkan • Faktor-faktor yang mem-pengaruhi keberhasilan dan ketepatan kerja diformulasikan dan dikalkula-sikan dengan tepat dan benar • Faktor-faktor keselamatan dan kesehatan kerja dipatuhi sesuai prosedur
Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5.
9,00 – 10,00 : Kinerja di atas minimal tanpa bimbingan 8,00 – 8,99 : Kinerja memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan 7,00 – 7,99 : Kinerja memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan 0,00 – 6,99 : Kinerja tidak memenuhi kriteria minimal Nilai Keterampilan (NK) adalah nilai pencapaian TERENDAH diantara nilai pencapaian setiap indikator.
NK = ………….
Aspek Sikap No.
Aspek Noninstruksional Sikap (Attitude)
1.
Kerjasama
2.
Kedisiplinan
Skor Perolehan Believe (B) Evaluation (E) (Preferensi oleh Peuji Ybs) (Oleh Guru) 1 2 3 4 5 1 2 3 4
5
42
10.00
3.
Kejujuran
4.
Mengakses dan mengorganisasi informasi
5.
Tanggung jawab
6.
Memecahkan masalah
7.
Kemandirian
8.
Ketekunan
Nilai Sikap (NS) =
∑ (B
n
xE n )
5x5x8
x10
NS = …….
Nilai Kompetensi Dasar:
NILAI AKHIR (NA) =
2NP + 5NK + 3NS 10
Keterangan : Anda dinyatakan lulus apabila dapat mencapai NA ≥ 7.00
43
4. Kegiatan Belajar 4: Menumbuhkan akar bahan perbanyakan tanaman a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 4 Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 4 diharapkan anda dapat : 1. Menyiapkan alat dan bahan. 2. Mengidentifkasi kebutuhan alat dan bahan. 3. Memperlakukan bahan perbanyakan tanaman secara khusus. 4. Menumbuhkan akar 5. Memelihara bibit tanaman hias e. Uraian Kegiatan Belajar 4 1. Cara Menumbuhkan Akar pada Setek Untuk memudahkan pertumbuhan akar pada stek, kadang-kadang kita juga perlu mengikutkan sebagian kayu dari batang induk, sehingga bentuk stek cabang ini tidak hanya lurus tetapi bertumit atau berbentuk seperti martil. Stek yang berbentuk martil disebut stek martil sedangkan yang mempunyai berbentuk bertumit disebut stek bertumit. Dua model stek cabang ini sering digunakan untuk memperbanyak tanaman yang mempunyai empulur banyak dengan demikian perlu untuk menambah kayu pada pangkal stek agar karbohidrat yang tersedia cukup karena karbohidrat ini berperanan penting pada pembentukan akar. Setelah cabang yang dikehendaki ditemukan, kita melakukan perlakuan ekstra pada cabang untuk merangsang pertumbuhan akar yaitu : (1). Melukai batang kira-kira 30 – 40 cm dibawah ujung stek yang nantinya kita akan potong selebar 1 – 2,5 cm kira-kira 1 – 3 bulan sebelum penyetekan; (2). Mengetiolasi batang dengan cara pembalutan batang dengan pembalut berwarna hitam sehingga cahaya matahari yang menimpa akan selalu dipantulkan. Akar tidak bermata tunas, sehingga untuk menyemaikannya cukup lama untuk mempercepat pertumbuhan tunas dan akar dari semai ini kadangkadang stek perlu dilukai sehingga akan terbentuk kalus. Mengakarkan stek ini
44
sebaiknya dilakukan pada situasi lingkungan
yang dingin, sekalipun tidak
menutup kemungkinan adanya suatu jenis yang menyukai situasi yang hangat. Stek akar muda akan berakar lebih cepat dan lebih baik bila dibandingkan dengan stek akar sebesar pensil. Tapi untuk tanaman yang tidak bisa menghasilkan akar sebesar itu, bisa dipilih akar-akarnya yang terbesar. Cara menumbuhkan akar dan tunas pada stek akar ini bisa dengan posisi berdiri atau berbaring. Untuk stek yang akan disemaikan dalam posisi berdiri, sewaktu memotong kita harus memberi tanda mana yang ujung dan mana pangkalnya. Bagian ujung stek akar adalah bagian yang paling dekat dengan batang tanaman. Bagian ujung dipotong diagonal sedang bagian pangkalnya dipotong lurus. Setelah stek siap, taburi dengan fungisida yang berbahan aktif kaptan untuk mencegah jamur-jamur penganggu perakaran. 2. Cara Menumbuhkan Akar pada Cangkokan Pelukaan
cabang
penyayatan kulit kayu.
untuk
menghasilkan
akar
dilakukan
dengan
Bentuk dan besar kecilnya sayatan disesuaikan
dengan diameter cabang atau batang yang akan dicangkok. Cabang yang berdiameter kurang dari 2 cm, digolongkan pada cabang kecil. Kulit kayu yang tepat untuk disayat berada tepat dibawah kuncup daun. Dalam satu cabang dapat dibuat satu atau lebih sayatan. Pencangkokan lebih dari satu buah ini disebut cangkokan berantai. Cabang yang diameternya lebih dari 2 cm digolongkan ke dalam cabang besar. Dengan besarnya cabang ini maka diperlukan perimbangan jumlah akar yang sesuai memasok air dan zat hara yang nantinya diperlukan setelah hasil cangkokan ditanam.
Perakaran yang tumbuh dari bentuk
penyayatan seperti pada cabang kecil sering kurang memadai, oleh karena itu sayatan pada cabang besar dibuat keratan bergerigi yang melingkari cabang selanjutnya 5 – 7 cm dibawah keratan ini dibuat keratan lurus melintang melingkari cabang.
45
Pupuk juga perlu diberikan pada cangkokan agar dapat mempercepat pembentukan akar cangkokan, pupuk yang digunakan biasanya NPK dengan dosis 5 gram/1 kg media. Jika tidak tersedia pupuk NPK, bisa juga diberi pupuk lain seperti : Vitabloom, Gandasil, Greenzit super, Molyfert, Bayfolan dan lain-lain dengan dosis 0,5 % f. Lembar Kerja 1) Alat dan Bahan
Pisau tajam
Pembalut berwarna hitam
Air bersih
2) Langkah Kerja Menumbuhkan akar pada stek cabang •
Lukai batang ± 30 – 40 cm dibawah ujung stek yang nantinya kita akan potong selebar 1 – 2,5 cm kira-kira 1 – 3 bulan sebelum penyetekan;
•
Etiolasi batang dengan cara pembalutan batang dengan pembalut berwarna hitam sehingga cahaya matahari yang menimpa akan selalu dipantulkan
Menumbuhkan Akar pada Cangkokan •
Sayat kulit kayu cabang yang berdiameter kurang dari 2 cm. Kulit kayu yang tepat untuk disayat berada tepat dibawah kuncup daun. Dalam satu cabang dapat dibuat satu atau lebih sayatan
•
Sayat kulit kayu cabang yang berdiameter lebih dari 2 cm dengan cara dibuat keratan bergerigi yang melingkari cabang. Selanjutnya 5 – 7 cm dibawah keratan ini dibuat keratan lurus melintang melingkari cabang.
g. Evaluasi Kompetensi Aspek dan Metode Penilaian
46
No
Aspek
Metode
1.
Pengetahuan
Tes Tulis/Lisan
2.
Keterampilan
Praktik/Demonstrasi
3.
Sikap
Observasi
Soal/Tugas dan Norma Penilaian Soal Aspek Pengetahuan 1. Bagaimana proses pertumbuhan akar pada cangkokan? Sebutkan! 2. Bagaimana cara untuk mempercepat pertumbuhan akar stek? 3. Bagaimana cara mempercepat pertumbuhan akar pada stek yang memilki empulur banyak ? 4. Bagaimaana cara menyayat kulit cabang yang berdiameter kurang dari 2 cm ? 5. Bagaimaana cara menyayat kulit cabang yang berdiameter lebih dari 2 cm ? Norma Penilaian Pengetahuan: Nilai Aspek Pengetahuan (NP) = jml nilai / 5
NP = …………
Aspek Keterampilan TL NO
Kompetensi Dasar
Indikator
1
Menumbuhkan akar bahan perbanyakan tanaman
• Prosedur pelaksanaan ke-giatan & kelengkapan alat serta bahan untuk penumbuhan akar/penyemaian bahan tanaman bu-
<7.00
LULUS 7.00
8.00
9.00
47
10.00
TL NO
Kompetensi Dasar
Indikator
•
•
•
•
<7.00
LULUS 7.00
8.00
9.00
kan dari biji dikuasai sesuai dengan pedoman baku budaya tanaman hias Kebutuhan, kelengkapan alat & bahan diidentifikasi secara teliti Bahan tanaman bukan dari biji (misal stek) disemai pada area/tempat/ wadah khusus yang telah disiapkan sebelumnya Bahan tanaman bukan dari biji pada persemaian dipelihara sampai tumbuh akarnya sesuai prosedur budidaya tanaman hias Faktor-faktor keselamatan dan kesehatan kerja dipatuhi sesuai prosedur
Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5.
9,00 – 10,00 : Kinerja di atas minimal tanpa bimbingan 8,00 – 8,99 : Kinerja memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan 7,00 – 7,99 : Kinerja memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan 0,00 – 6,99 : Kinerja tidak memenuhi kriteria minimal Nilai Keterampilan (NK) adalah nilai pencapaian TERENDAH diantara nilai pencapaian setiap indikator. NK = ………….
48
10.00
Aspek Sikap No.
Aspek Noninstruksional Sikap (Attitude)
1.
Kerjasama
2.
Kedisiplinan
3.
Kejujuran
4.
Mengakses dan mengorganisasi informasi
5.
Tanggung jawab
6.
Memecahkan masalah
7.
Kemandirian
8.
Ketekunan
Skor Perolehan Believe (B) Evaluation (E) (Preferensi oleh Peuji Ybs) (Oleh Guru) 1 2 3 4 5 1 2 3 4
Nilai Sikap (NS) =
∑ (B
n
xE n )
5x5x8
5
x10
NS = …….
Nilai Kompetensi Dasar:
NILAI AKHIR (NA) =
2NP + 5NK + 3NS 10
Keterangan : Anda dinyatakan lulus apabila dapat mencapai NA ≥ 7.00
49
5. Kegiatan Belajar 5: Menyeleksi bibit untuk penanaman di persemaian a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 5 Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 5 diharapkan anda dapat : 1. Menyiapkan alat dan bahan. 2. Mengidentifkasi kebutuhan alat dan bahan. 3. Menyeleksi bibit tanaman hias dari persemaian. h. Uraian Kegiatan Belajar 5 Pemilihan
(seleksi) bibit adalah memisahkan bibit yang sehat
dan
normal dari kumpulannya. Tujuan dari pemilihan (seleksi) bibit adalah untuk mendapatkan kualitas bibit yang baik zgzr diperoleh pertumbuhan tanaman yang baik, sehingga diharapkan produktivitas dan kualitas tanaman yang diperolehnyapun akan baik. Teknik pemilihan (seleksi) bibit •
Bahan tanaman bukan dari biji yang telah tumbuh akarnya di persemaian, diseleksi secara teliti dan yang mati dibuang dengan cermat dan tertib
•
Bibit yang subur & sehat/ tidak cacat oleh hama penyakit, dipindah ke dalam pot
Bahan dan alat yang diperlukan untuk seleksi bibit Bahan yang diperlukan adalah bibit-bibit perbanyakan
secara
vegetatif
yang
berada
tanaman hias taman hasil pada
lokasi
pembibitan.
Sedangkan alat-alat yang diperlukan untuk seleksi bibit adaalah gunting setek, tali rafia/plastik, keranjang, gerobak dorong, dan ember. Kriteria bibit yang baik 1. Susuan (Approach grafting) Bibit susuan akan nampak berhasil apabila pertautan melekat betul setelah berumur 40 – 60 hari setelah susuan dan ditandai adanya benjolanbenjolan yang terjadi pada pertautan. 2. Cangkok (layerage) Bibit hasil cangkokan terlihat berhasil apabila telah berusia sekitar 6 bulan masih tetap tumbuh segar dan jumlah akarnya terlihat banyak 50
3. Sambung (grafting) Bibit hasil sambungan yang baik adalah apabila antara understump dan entris terlhat saling melekat kuat satu sama lain. Tanaman tumbuh sehat dan berdaun hijau segar 4. Setek (cutting) Bibit hasil setek yang baik adalah bibit yang perakarannya telah melekat dalam media. Hal ini ditandai oleh tidak mudah tercabutnya bibit dari media dan tanaman terlihat tumbuh sehat dan berdaun hijau segar. 5. Okulasi (budding) Bibit hasil okulasi yang baik adalah apabila mata tunasnya tetap berwarna hijau dan sudah menempel sehingga tali ikatan dapat dilepas. i.
Lembar Kerja 3) Alat dan Bahan •
Bibit-bibit tanaman hasil perbanyakan
•
Gunting stek
•
Tali rafia/plastik
•
Keranjang
•
gerobak dorong
•
Ember.
4) Langkah Kerja •
Seleksi secara teliti bibit-bibit hasil perbanyakan yang telah tumbuh akarnya dan buang bibit yang mati dengan cermat dan tertib
•
Pindah bibit yang subur & sehat/ tidak cacat oleh hama penyakit ke dalam pot/polybag
Potong daun-daun yang kering/layu
Masukkan bibit ke dala keranjang
Masukkan keranjang ke dalam gerobak dorong dan angkut ke lokasi penempatan bibit
Bersihkan kembali tempat pembibitan dan buang sampah ke bak penampungan sampah 51
j.
Evaluasi Kompetensi Aspek dan Metode Penilaian No
Aspek
Metode
1.
Pengetahuan
Tes Tulis/Lisan
2.
Keterampilan
Praktik/Demonstrasi
3.
Sikap
Observasi
Soal/Tugas dan Norma Penilaian Soal Aspek Pengetahuan 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan seleksi bibit ! 2. Sebutkan tujuan diadakannya seleksi bibit ! 3. Uraikan dengan singkat teknik seleksi bibit ! 4. Jelaskan kriteria bibit susuan yang baik ! 5. Jelaskan kriteria bibit sambung yang baik ! Norma Penilaian Pengetahuan: Nilai Aspek Pengetahuan (NP) = jml nilai / 5
NP = …………
Aspek Keterampilan TL NO
Kompetensi Dasar
Indikator
<7.0
LULUS 7.00
8.00
9.00
10.00
0 1
Menyeleksi bibit untuk penanaman di persemaian
• Prosedur pelaksanaan ke-giatan & kelengkapan alat serta bahan untuk penyeleksian bibit hasil perbanyakan di persemaian dikuasai sesuai dengan pedoman baku
52
TL NO
Kompetensi Dasar
Indikator
<7.0
LULUS 7.00
8.00
9.00
10.00
0
•
•
•
•
budidaya tanaman hias taman Kebutuhan, kelengkapan alat & bahan diidentifikasi secara teliti Bahan tanaman bukan dari biji yang telah tumbuh akarnya di persemaian, diseleksi secara teliti dan yang mati dibuang dengan cermat dan tertib Bibit yang subur & sehat/ tidak cacat oleh hama penyakit, dipindah kedalam pot Faktor-faktor keselamatan dan kesehatan kerja dipatuhi sesuai prosedur
Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5.
9,00 – 10,00 : Kinerja di atas minimal tanpa bimbingan 8,00 – 8,99 : Kinerja memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan 7,00 – 7,99 : Kinerja memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan 0,00 – 6,99 : Kinerja tidak memenuhi kriteria minimal Nilai Keterampilan (NK) adalah nilai pencapaian TERENDAH diantara nilai pencapaian setiap indikator. NK = ………….
Aspek Sikap No.
Aspek Noninstruksional Sikap (Attitude)
1.
Kerjasama
2.
Kedisiplinan
3.
Kejujuran
4.
Mengakses dan mengorganisasi informasi
Skor Perolehan Believe (B) Evaluation (E) (Preferensi oleh Peuji Ybs) (Oleh Guru) 1 2 3 4 5 1 2 3 4
5
53
5.
Tanggung jawab
6.
Memecahkan masalah
7.
Kemandirian
8.
Ketekunan
Nilai Sikap (NS) =
∑ (B
n
xE n )
5x5x8
x10
NS = ……. Nilai Kompetensi Dasar:
NILAI AKHIR (NA) =
2NP + 5NK + 3NS 10
Keterangan : Anda dinyatakan lulus apabila dapat mencapai NA ≥ 7.00
54
6. Kegiatan Belajar 6: Memindahkan bibit hasil perbanyakan vegetatif ke dalam pot a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 6 Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 6 diharapkan anda dapat : 1. Mengidentifikasi alat dan bahan penyimpanan 2. Memilih media untuk mengisi pot 3. Menjelaskan sifat-sifat media 4. Menjelaskan persyaratan tumbuh tanaman 5. Menjelaskan Teknik pemindahan tanaman (transplanting kedalam pot) 6. Menyiapkan media untuk mengisi pot 7. Mengisi dan menyusun pot 8. Memindah tanam (transplanting) ke dalam pot .b. Uraian Kegiatan Belajar 6 1. Setek Cabang Penyemaian stek cabang dilakukan dalam dua cara : yaitu dalam suatu wadah atau dalam suatu bedengan, hal ini bergantung kepada banyak sedikitnya jumlah stek yang disemai. Media penyemaian stek cabang dengan wadah biasanya terdiri dari pasir saja; pasir dengan sekam perbandingan 3:1 atau campuran pasir, lumut dan tanah gembur/kompos dengan perbandingan 2:1:1. Sedangkan media penyemaian dengan bedengan memakai campuran tanah dan pasir dengan perbandingan 1 : 1, bentuk bedengan seperti biasa. 2. Setek Akar Sebagai media tanam stek akar adalah pasir kasar yang telah bersih dari lumpur dengan tebal media ± 7 cm. Masing-masing stek berjarak 4 – 5 cm. Stek yang kurus biasanya tidak bisa ditancapkan pada media, maka stek tersebut cukup diletakkan pada perumukaan media, masing-masing berjarak 4 – 5 cm.
Bagian atasnya ditaburi media setebal 12 mm. Usahakan media
selalu lembab, supaya stek menghasilkan pucuk (tunas) lebih dulu sebelum
55
akar. Jangan terburu-buru mencabut semai, biarkan beberapa hari sampai akar tumbuh banyak baru setelah itu dipisahkan ke pot. 3. Cangkok Sebelum kita melakukan pemotongan, sebaiknya kita latih dulu calon bibit ini dengan cara menggunting akar yang menembus media sehingga nantinya tidak kaget kalau menerima benturan cuaca yang sangat ganas di lapangan dan dengan cara tadi juga dapat memacu pertumbuhan akar lebih banyak lagi. Tempat pemotongan cangkokan harus tepat di bawah pembungkus cangkokan. Bila pemotongan terlalu panjang, batang yang berada di bawah akar cangkokan bisa diserang rayap hingga mengakibatkan kematian tanaman Cangkokan yang telah dipotong, sebaiknya jangan langsung ditanam di lapangan karena suhu dilapangan sangat tinggi sehingga akan mengakibatkan penguapan yang tinggi, sedangkan penyerapan air oleh akar belum sempurna.
Tidak adanya keseimbangan antara penguapan dengan
penyerapan air bisa mengakibatkan kekeringan dan kematian. Maka dari itu tanaman hasil cangkokan tersebut lebih baik disemaikan dulu agar kuat pertumbuhannya. Tempat pesemaian cangkokan bisa menggunakan keranjang pot atau polybag (kantung plastik hitam). Polybag lebih mudah didapat dan lebih murah selain itu warna hitamnya sangat diperlukan karena akar pada galibnya hidup di kegelapan. Media pesemaian terdiri atas campuran top soil dengan pupuk kandang/kompos dengan perbandingan 3:1.
Bahan organik tidak perlu
berlebihan karena daya serap dan daya ikat airnya sangat kurang. Keadaan seperti ini dapat mengakibatkan tanaman layu, kecuali bila sering disiram. Polybag sebaiknya dilubangi dulu bagian bawahnya untuk membuang kelebihan air. Tanaman cangkokan yang telah ditanam diwadah pesemaian ini, disimpan dulu pada tempat agak teduh, seperti : dibawah pohon-pohon, green house atau lath house (rumah setengah bayangan) sampai diperkirakan 56
akarnya bertambah banyak. Waktu yang diperlukan ± 3 bulan. Setelah itu peneduh sedikit demi sedikit dikurangi i.
Lembar Kerja 5) Alat dan Bahan
Media tanam
Gembor
Air bersih
Pot
Sekop/cangkul
Styrofoam/pecahan genting
6) Langkah Kerja
Campur media tanam sesuai jenis tanaman
.Masukkan styrofoam/pecahan genting ke dalam pot ± 1/3 tinggi pot
Masukkan media ke dalam pot ± ½ tinggi pot, lalu masukkan bibit ke dalam pot. Usahakan bibit tepat berada di tengah dengan cara tangan kiri memegang bibit dan tangan kanan memasukkan media ke dalam pot sampai setinggi bibir pot
ii.
Siram bibit dengan menggunakan gembor
Tempatkan bibit di tempat yang sudah di beri atap pelindung
Evaluasi Kompetensi Aspek dan Metode Penilaian No
Aspek
Metode
1.
Pengetahuan
Tes Tulis/Lisan
2.
Keterampilan
Praktik/Demonstrasi
3.
Sikap
Observasi
57
Soal/Tugas dan Norma Penilaian Soal Aspek Pengetahuan 1. Mengapa pemotongan cangkokan harus tepat di bawah pembungkus cangkokan? 2. Mengapa setelah cangkokan dipotong, daunnya sebagian harus dipotong? 3. Mengapa cangkokan yang telah dipotong tidak boleh langsung ditanam di lapangan? 4. Sebutkan 2 cara menyemaikan setek cabang ! 5. Jelaskan bagaimana cara menyemai setek akar yang kurus !
Norma Penilaian Pengetahuan: Nilai Aspek Pengetahuan (NP) = jml nilai / 5
NP = ………… Aspek Keterampilan TL NO
Kompetensi Dasar
Indikator
<7.0
LULUS 7.00
8.00
9.00
10.00
0 1
Memindahkan bibit hasil perbanyakan vegetatif ke dalam pot
Prosedur pelaksanaan kegiatan & kelengkapan alat serta bahan untuk pemindahan bibit hasil perba-nyakan vegetatif kedalam pot dikuasai sesuai dengan pedoman baku budidaya tanaman hias • Kebutuhan, kelengkapan alat dan bahan diidentifikasi secara teliti • Pot yang berisi media telah tersedia dan memenuhi syarat • Proses pemindahan bibit dilakukan secara hati-hati dan teliti menggunakan alat yang sesuai •
58
TL NO
Kompetensi Dasar
Indikator
<7.0
LULUS 7.00
8.00
9.00
10.00
0 •
Faktor-faktor keselamatan dan kesehatan kerja dipatuhi sesuai prosedur
Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5.
9,00 – 10,00 : Kinerja di atas minimal tanpa bimbingan 8,00 – 8,99 : Kinerja memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan 7,00 – 7,99 : Kinerja memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan 0,00 – 6,99 : Kinerja tidak memenuhi kriteria minimal Nilai Keterampilan (NK) adalah nilai pencapaian TERENDAH diantara nilai pencapaian setiap indikator. NK = ………….
Aspek Sikap No.
Aspek Noninstruksional Sikap (Attitude)
1.
Kerjasama
2.
Kedisiplinan
3.
Kejujuran
4.
Mengakses dan mengorganisasi informasi
5.
Tanggung jawab
6.
Memecahkan masalah
7.
Kemandirian
8.
Ketekunan
Skor Perolehan Believe (B) Evaluation (E) (Preferensi oleh Peuji Ybs) (Oleh Guru) 1 2 3 4 5 1 2 3 4
Nilai Sikap (NS) =
∑ (B
n
xE n )
5x5x8
5
x10
NS = …….
59
Nilai Kompetensi Dasar:
NILAI AKHIR (NA) =
2NP + 5NK + 3NS 10
Keterangan : Anda dinyatakan lulus apabila dapat mencapai NA ≥ 7.00
60
7. Kegiatan Belajar 7: Melihara bibit dalam pot b. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 7 Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 7 diharapkan anda dapat : 1. Menyiapkan alat dan bahan. 2. Mengidentifkasi kebutuhan alat dan bahan. 3. Meyiram bibit 4. Memupuk bibit. 5. Mengendalikan OPT 6. Memasang penopang. .b. Uraian Kegiatan Belajar 7 1. Pemeliharaan Bibit Cangkokan Pemeliharaan cangkokan yang terutama adalah harus menjaga kelembaban media cangkok. Kelembaban media ini sangat dibutuhkan oleh cabang yang dicangkok guna membantu pertumbuhan akar. Sesudah satu bulan umumnya akar cangkokan mulai keluar dan mulai menyerap air dari media cangkokan. Untuk menjaga kelembaban media ada 3 macam cara : 1). Penyuntikan air kedalam media Jumlah air yang diperlukan tidak banyak, cukup beberapa milimeter saja. Penyuntikan dengan cara memakai jarum suntik yang ditusukkan menembus pembungkus cangkokan. Hal ini dilakukan seminggu sekali setelah cangkokan dipotong, daunnya digunting separuhnya.
Hal ini
bertujuan untuk memperkecil penguapan daun bila ditanam nanti, karena pada saat penanaman dipesemaian atau lapangan, daya serap akar tanaman terhadap air dan unsur hara belum baik sehingga belum mampu mengimbangi penguapan oleh daun. 2). Membuka ikatan pembungkus bagian atas Bagian atas dari pembungkus ikatannya dibuka sedikit dengan maksud jika ada air hujan yang turun melalui ranting dapat masuk ke dalam pembalut cangkokan. Waktu membuka pembalut ini jangan terlalu lebar sehingga air yang masuk tidak terlalu berlebihan.
61
3).
Menggantungkan
batang/tabung
bambu yang sudah dilubangi
kecil-kecil Di atas pembungkus cangkokan diletakkan kaleng/tabung bambu yang dasarnya telah diberi lubang kecil kemudian diisi air. Kaleng/tabung yang digantungkan tersebut diusahakan jika airnya jatuh menetes, tepat pada cabang cangkokan sehingga airnya dapat masuk ke dalam media. Pembentukan kerangka tanaman yang baik juga perlu dilakukan, yaitu dengan memangkas sedikit demi sedikit ranting yang tidak baik atau ranting yang diduga tidak produktif. Perawatan berupa pemupukan dan penyiraman perlu dilakukan. Pupuk diberikan sekali dalam 1 – 2 bulan dengan dosis 1 sendok teh NPK per polybag, penyiraman dilakukan jika kelembaban media sudah kurang dan untuk mencegah serangan hama dan penyakit, bibit perlu disemprot dengan pestisida. Setelah 6 bulan, tanaman bisa ditanam dilapangan. Penanaman sebaiknya pada musim hujan sehingga tidak repot dalam menyiram.Untuk menambah kesuburan media perlu ditambahkan NPK dengan konsentrasi 0,5 % yang ditambahkan pada air siraman. Dengan cara demikian maka cangkokan yang dihasilkan akan lebih baik. Pemotongan cangkokan dilakukan antara 1 – 3 bulan setelah pencangkokan. Cepat lambatnya pertumbuhan dipengaruhi oleh 4
hal
yaitu : Jenis tanaman, waktu mencangkok, cara mencangkok, media cangkokan . 2. Pemeliharaan Bibit Sambungan. Pemeliharaan
bibit
sambungan
yang
perlu
dilakukan
meliputi
penyiraman, penyiangan, dan pemupukan. Penyiraman dilakukan secukupnya saja tiap 1 -2 hari sekali tergantung kelembaban tanahnya, sedangkan penyiangan dilakukan bila ada gulma yang tumbuh di sekitar bibit. Penyiangan gulma tidak boleh dilakukan dengan menggunakan cangkul kecuali penyiangan gulma yang tumbuh di sekitar parit. 62
Gulma yang tumbuh di sekitar bibit cukup dicabut dengan menggunakan tangan, agar tidak menggangu akar bibit. Pemupukan dilakukan dengan dibenamkan dalam tanah pada parit kecil yang dibuat di tengah–tengah barisan bibit. Pemupukan bibit yang ditanam di dalam polybag dilakukan dengan cara membenamkan pupuk pada parit kecil yang di buat mengelilingi bibit. 3. Pemeliharaan Bibit Okulasi Pemeliharaan bibit hasil okulasi sama seperti pada pemeliharaan bibit hasil sambungan, yaitu meliputi; penyiraman, penyiangan, pemangkasan dan pemupukan. Pemangkasan pada bibit okulasi maksudnya membuang cabangcabang yang tidak dikehendaki, sehingga tunas dari mata tempel saja yang kita pelihara. Saat yang baik untuk membongkar bibit okulasi bila usia bibit sudah berumur 7 – 8 bulan setelah okulasi, akan lebih baik lagi waktunya tepat pada musim hujan. Dalam membongkar bibit supaya diperhatikan akar jangan sampai rusak. iii.
Lembar Kerja 7) Alat dan Bahan
Spayer
Ember/gembor
Air bersih
Pupuk
Pestisida
Gunting pangkas
8) Langkah Kerja Pemeliharaan hasil penyetekan 1. Lakukan penyiraman bibit dengan menggunakan gembor yang ada tutupnya 2. Gunting daun-daun yang kering/layu dan buang ke tempat sampah 63
3. Sebulan sekali bibit diberi pupuk NPK dan dosisnya disesuaikan dengan jenis dan umur tanaman 4. Lalukan pengendalian hama dan penyakit dengan menyemprot pestisida sebulan sekali Pemeliharaan hasil cangkokan •
Buka ikatan bagian atas dari pembungkus sedikit.
•
Lakukan penyiraman dengan menggunakan gembor yang ada tutupnya j
•
Lakukan pemupukan sekali dalam 1 – 2 bulan dengan dosis 1 sendok teh NPK per polybag
•
Lakukan pengendalian hama dan penyakit dengan menyemprot pestisida sebulan sekali
•
Lakukan pemotongan cangkokan antara 1 – 3 bulan setelah pencangkokan
iv.
Evaluasi Kompetensi Aspek dan Metode Penilaian Aspek
No
Metode
1.
Pengetahuan
Tes Tulis/Lisan
2.
Keterampilan
Praktik/Demonstrasi
3.
Sikap
Observasi Soal/Tugas dan Norma Penilaian Soal Aspek Pengetahuan
1. Bagaimana caranya agar kita dapat menjaga kelembaban cangkokan? 2. Untuk menambah kesuburan media cangkok, apa yang perlu diberikan dan berapa dosisnya? 3. Sebutkan hal-hal yang mempengaruhi cepat/lambatnya pertumbuhan cangkokan! 4. Jelaskan cara menyiang gulma pada bibit sambungan ! 5. Jelaskan maksud pemangkasanpada bibit okulasi ! 64
Norma Penilaian Pengetahuan: Nilai Aspek Pengetahuan (NP) = jml nilai / 5
NP = ………… Aspek Keterampilan TL NO
Kompetensi Dasar
Indikator
1
Memelihara bibit dalam pot
• Prosedur pelaksanaan ke-giatan & kelengkapan alat serta bahan untuk peme-liharaan bibit hasil perse-maian kedalam pot dikua-sai sesuai dengan pedo-man baku budidaya tanaman hias • Kebutuhan, kelengkapan alat & bahan diidentifikasi secara telitiTanaman dipelihara seca-ra setiap saat secara tera-tur & tertib sesuai dengan keadaan tanaman • Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan ketepatan kerja diformulasikan dan dikalkulasikan dengan tepat dan benar • Faktor-faktor keselamatan dan kesehatan kerja dipatuhi sesuai prosedur
<7.00
LULUS 7.00
8.00
9.00
10.00
Keterangan : 1. 2. 3. 4. 5.
9,00 – 10,00 : Kinerja di atas minimal tanpa bimbingan 8,00 – 8,99 : Kinerja memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan 7,00 – 7,99 : Kinerja memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan 0,00 – 6,99 : Kinerja tidak memenuhi kriteria minimal Nilai Keterampilan (NK) adalah nilai pencapaian TERENDAH diantara nilai pencapaian setiap indikator. NK = …………. 65
Aspek Sikap No.
Aspek Noninstruksional Sikap (Attitude)
1.
Kerjasama
2.
Kedisiplinan
3.
Kejujuran
4.
Mengakses dan mengorganisasi informasi
5.
Tanggung jawab
6.
Memecahkan masalah
7.
Kemandirian
8.
Ketekunan
Skor Perolehan Believe (B) Evaluation (E) (Preferensi oleh Peuji Ybs) (Oleh Guru) 1 2 3 4 5 1 2 3 4
Nilai Sikap (NS) =
∑ (B
n
xE n )
5x5x8
5
x10
NS = …….
Nilai Kompetensi Dasar:
NILAI AKHIR (NA) =
2NP + 5NK + 3NS 10
Keterangan : Anda dinyatakan lulus apabila dapat mencapai NA ≥ 7.00
66
III. EVALUASI Standar Kompetensi Kode Kompetensi Daftar Nilai
: MelakukanPerbanyakan Bibit dengan Cara Vegetatif : TAN.HI.02.009.01 : Tanggal
No
Kompetensi Dasar
1
Menyortir bahan tanaman untuk perbanyakan
2
Membuat Bahan Perbanyakan Tanaman
3
Memberi Hormon (ZPT) pada Bahan Perbanyakan Tanaman
4
Menumbuhkan Akar Bahan Perbanyakan Tanaman
5
Menyeleksi Bibit untuk Penanaman di Pesemaian
6
Memindahkan Bibit Hasil Perbanyakan Vegetatif ke dalam Pot
7
Memelihara Bibit dalam Pot
Ujian
Tuntas / Nilai
Tidak
Tanggal Remidi
Tuntas / Nilai
Tidak
Paraf Guru
Nilai Standar Kompetensi (NK)
Nilai akhir standar kompetensi (NK) adalah nilai pencapaian TERENDAH diantara nilai pencapaian setiap kompetensi dasar.
67
IV. PENUTUP Apabila anda telah mencapai syarat kelulusan minimal, anda
dapat
melanjutkan ke modul selanjutnya. Sebaliknya, apabila anda belum dapat mencapai nilai batas lulus minimal, anda harus mengulang modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil modul selanjutnya. Jika anda telah lulus menempuh semua modul, maka anda berhak memperoleh serfikat kompetensi.
68
DAFTAR PUSTAKA Arifin, H.S. dan Nurhayati, 2005, Pemeliharaan Taman, Edisi Revisi, Jakarta: PT Penebar Swadaya. Jumin, H.B., 1988, Dasar-dasar Agronomi, Jakarta: CV Rajawali Sastroutomo, Soetikno. S. 1992. Dasar-Dasar Pestisida dan Penggunaannya. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama.
Dampak
Sudarmono, A.S., 1997. Mengenal dan Merawat Tanaman Hias Ruangan, Yogyakarta: Penerbit Kanisisus. Widianti, R., 1998. Petunjuk Penggunaan Pestisida, Swadaya. Wudianto,
Jakarta: PT Penebar
Rini., 1987. Membuat setek, cangkok dan okulasi, Jakarta: PT Penebar Swadaya.
69