BAB II LANDASAN TEORI 2.1
Sistem Rem Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan
kendaraan atau memungkinkan parkir pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting pada kendaraan dan berfungsi sebagai perangkat keselamatan dan menjamin pengendaraan yang aman. Dewasa ini menurut para ahli permobilan, rem merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk kendaraan dan juga dapat berhenti di tempat manapun, dan dalam berbagai kondisi dapat berfungsi dengan baik dan aman. Fungsi sistem rem pada kendaraan adalah untuk memperlambat dan menghentikan kendaraan dalam jarak dan waktu yang memadai dengan cara terkendai dan terarah. Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan (tidak dihubungkan) dengan pemindahan daya. Kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud menurunkan kecepatan gerak hingga berhenti. Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetis (energi gerak) untuk menggerakkan kendaraan. Sebaliknya rem mengubah energi kinetis kembali menjadi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya rem bekerja disebabkan adanya sistem
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (breaking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek. Sistem rem berperan penting dalam mengurangi kecepatan, menghentikan dan memarkir kendaraan. Tidak berfungsinya rem dapat menimbulkan bahaya dan ini penting sekali dalam pekerjaan membongkar, memeriksa, menyetel dan memperbaiki serta merakit sistem rem secermat mungkin.(1)
2.2
Jenis-jenis Rem Menurut penggunaannya rem mobil dapat dikelompokkan sebagai berikut :(2)
2.2.1
•
Rem Kaki
•
Rem Parkir
•
Rem Tambahan
Rem Kaki Rem kaki digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan.
Menurut mekanismenya, rem kaki dibedakan lagi menjadi rem hidrolik dan pneumatik serta gabungan antara hidrolik dan pneumatik. Rem hidrolik merupakan suatu rangkaian yang sangat rumit dimana terdiri dari berbagai komponen dan alat yang memiliki fungsi kerja berbeda-beda. Setiap komponen memiliki peranan dalam hal pengereman. Pada rem hidrolik, terdapat pipapipa hidrolik yang berisi cairan berupa minyak rem. Pada ujung pipa-pipa ini terdapat piston penggerak yaitu piston pedal dan piston cakram. Pipa dan piston inilah yang
“Analisa Vapor Lock pada Sistem Rem Tipe Hidrolik Pneumatik dan Pengaruhnya Terhadap Daya Pengereman Bus”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
memegang peranan penting dimana konsep dan strukturnya telah didesain sedemikian rupa sehingga sesuai dengan hukum pascal, dengan tujuan menghasilkan daya cengkram yang besar dari penginjakan pedal rem yang tidak terlalu dalam. Penyesuaian terhadap hukum pascal yang dimaksud adalah dengan mendesain agar pipa dan pedal rem lebih kecil daripada pipa yang terhubung dengan booster rem akan mendorong piston pedal dalam sehingga minyak rem yang berada pada pipa akan mendapat tekanan. Tekanan yang didapat dari pedal akan diteruskan ke segala arah di permukaan pipa termasuk ujung-ujung pipa yang terhubung dengan piston cakram.
Gambar 2.1 Rem hidrolik pada bus besar (3) Rem pneumatik atau biasa disebut full air brake adalah rem angin yang memanfaatkan tekanan udara untuk menekan sepatu rem. Di sini pedal rem berperan hanya membuka dan menutup katup rem (brake valve). Dan mengatur aliran udara bertekanan yang keluar dari tangki udara. Selain daya pengendaliannya yang ringan. Sistem full air brake juga memiliki keuntungan lainnya dibandingkan dengan sistem rem lainnya. Seperti, daya pengereman yang besar, perbaikan lebih sederhana dan ramah lingkungan.
“Analisa Vapor Lock pada Sistem Rem Tipe Hidrolik Pneumatik dan Pengaruhnya Terhadap Daya Pengereman Bus”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
Rem hidrolik pneumatik merupangan gabungan dari sistem rem hidrolik dan pneumatik. Di sini pedal rem berfungsi untuk menekan udara dan mendorong piston untuk menekan minyak rem melalui pipa-pipa untuk menekan sepatu rem.(4) 2.2.2
Rem Parkir Rem parkir atau lebih sering dikenal dengan sebutan rem tangan (karena
kebanyakan berbentuk tuas yang ditarik dengan tangan) memiliki fungsi sebagai pengaman disaat memarkir kendaraan. Rem parkir terbagi menjadi dua tipe yaitu, tipe roda belakang dan tipe center brake. Pada umumnya, rem parkir memiliki tipe roda belakang digunakan pada kendaraan penumpang yang berukuran sedang. Sedangkan kendaraan truk atau perniagaan menggunakan tipe center brake. Mekanisme kerja dasar rem parkir tipe roda belakang dan tipe center brake adalah serupa. Tuas rem parkir ditempatkan berdekatan dengan tempat duduk pengemudi. Dengan menarik tuas rem parkir, maka rem bekerja melalui parking brake cable, intermediate lever, pull rod, equalizer, parking brake cable kiri dan kanan. Di bawah ini beberapa tipe tuas yang digunakan tergantung pada desain tempat duduk pengemudi dan sistem kerja yang dikehendaki.
Gambar 2.2 Tipe rem parkir (5)
“Analisa Vapor Lock pada Sistem Rem Tipe Hidrolik Pneumatik dan Pengaruhnya Terhadap Daya Pengereman Bus”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
Tuas rem dilengkapi dengan rachet untuk mengatur tuas pada posisi pengetesan. Pada beberapa tuas rem parkir mur penyetelan dekat dengan tuas rem untuk memudahkan penyetelan. Kabel rem parkir memindahkan gerakan tuas ke tromol subassembly. Pada rem parkir roda belakang, dibagian tengah kabel diberi equalizer untuk menyamakan daya kerja pada roda kiri dan kanan. Tuas intermediate (intermediate lever) dipasang untuk menambah daya pengoperasian.(6) 2.2.3
Rem Tambahan Rem tambahan atau auxiliary brake digunakan pada kombinasi biasa (kaki) yang
digunakan pada truk diesel dan kendaraan berat.(7)
2.3
Komponen Sistem Rem Sistem rem terdiri dari beberapa komponen, yaitu : •
Brake Booster
•
Parking Brake Lever
•
Proportioning Valve
•
Brake Pedal
•
Master Cylinder
•
Disc Brake
•
Reservoir Tank
•
Drum Brake
•
Pipa Rem
“Analisa Vapor Lock pada Sistem Rem Tipe Hidrolik Pneumatik dan Pengaruhnya Terhadap Daya Pengereman Bus”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
2.3.1 Brake Booster
Gambar 2.3 Brake booster (sumber : modul presentasi air over brake, hadi pranoto) Tenaga penahan pada rem dari seorang pengemudi tidak cukup kuat untuk segera dapat menghentikan kendaraan. Booster ((brake brake booster) melipatgandakan daya penekanan pedal rem, sehingga daya pengereman yang lebih besar dapat diperoleh. Booster rem dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (tipe integral) atau dapat juga dipasang secara terpisah dari master silinder itu sendiri. Tipe integral itu banyak digunakan pada kendaraan penumpang dan truk kecil. Bila booster rem tidak berfungsi dikarenakan satu dan lain hal, booster dirancang sedemikian rupa sehingga hanya tenaga boosternya saja yang hilang. Dengan sendirinya rem akan memerlukan gaya penekanan pedal yang lebih besar. Tetapi kendaraan dapat direm dengan normal tanpa bantuan dari booster. (8)
“Analisa Vapor Lock pada Sistem Rem Tipe Hidrolik Pneumatik dan Pengaruhnya Terhadap Daya Pengereman Bus”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
2.3.2
Parking Brake Lever Parking brake lever digunakan untuk memarkir kendaraan. Rem parkir terbagi
menjadi dua tipe. Yaitu tipe roda belakang dan tipe center brake. Kendaraan penumpang menggunakan tipe roda belakang, dan kendaraan truk atau niaga menggunakan tipe center brake. Mekanisme kerja (operating mechanism) pada dasarnya sama untuk tipe rem parkir roda belakang dan tipe center brake. Tuas rem parkir ditempatkan berdekatan dengan tempat duduk pengemudi. Dengan menarik tuas rem parkir, maka rem parkir bekerja melalui parking brake cable, intermediate lever, pull rod, equalizer, parking brake cable kiri dan kanan. Di bawah ini beberapa tipe tuas yang digunakan tergantung pada desain tempat duduk pengemudi dan sistem kerja yang dikehendaki. Tuas rem parkir dilengkapi dengan rachet untuk mengatur tuas pada suatu posisi pengetesan. Pada beberapa tuas rem parkir, mur penyetelannya dekat dengan tuas rem untuk memudahkan penyetelannya. Kabel rem parkir memudahkan gerakan tuas ke tromol rem sub-assembly. Pada rem parkir roda belakang, dibagian tengah kabel diberi equalizer untuk menyamakan daya kerja pada roda kiri dan kanan. Tuas intermediate (intermediate intermediate lever) dipasang untuk menambah daya pengoperasian. (9) 2.3.3
Proportioning Valve Proportioning valve atau biasa disebut katup penyeimbang merupakan alat yang
bekerja secara otomatis untuk menurunkan tekanan hidrolis pada silinder roda belakang. Dengan daya pengereman (daya cengkram) pada roda belakang akan berkurang. Alat ini berfungsi sebagai tenaga untuk memberikan pengereman-pengereman yang lebih besar pada roda depan daripada roda bagian belakang. (10) “Analisa Vapor Lock pada Sistem Rem Tipe Hidrolik Pneumatik dan Pengaruhnya Terhadap Daya Pengereman Bus”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
Proportioning valve terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu : -
Proportioning and bypass valve ( P & BV )
-
Load sensing proportioning valve and bypass valve ( LSPV & BV )
-
Proportioning Valve ( P – Valve )
2.3.4 Brake Pedal
Gambar 2.4 Brake Pedal (sumber : modul presentasi air over brake, hadi pranoto) Brake pedal atau pedal rem adalah komponen pada sistem rem yang dimanfaatkan oleh pengemudi untuk melakukan pengereman. Pedal rem memegang peranan yang penting dalam sistem rem. Tinggi pedal rem harus dalam tinggi yang ditentukan. Jika terlalu tinggi, diperlukan waktu yang lebih banyak bagi pengemudi unttuk menggerakkan dari pedal gas ke pedal rem. Yang mengakibatkan pengereman akan terlambat. Sebaliknya jika tinggi pedal terlalu rendah, akan membuat jarak cadangan yang kurang dan akan mengakibatkan gaya pengereman yang tidak cukup. (11)
“Analisa Vapor Lock pada Sistem Rem Tipe Hidrolik Pneumatik dan Pengaruhnya Terhadap Daya Pengereman Bus”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
2.3.5 Master Cylinder
Gambar 2.5 Master Cylinder (sumber : modul presentasi air over brake, hadi pranoto) Master silinder berfungsi meneruskan tekanan dari pedal
menjadi tekanan
hidrolik minyak rem untuk menggerakkan sepatu rem (pada model rem tromol) atau menekan pada rem (pada konstruksi rem piringan). Bila pedal rem ditekan, batang piston akan mengatasi tekanan pegas pembalik (return piston) dan piston digerakkan kedepan. Pada waktu piston cup berada di ujung torak, compresating port akan tertutup. Bila piston maju lebih jauh lagi, tekanan minyak rem di dalam silinder akan bertambah dan mengatasi tegangan pegas outlet untuk membuka katup. Bila pedal rem dibebaskan maka piston akan mundur kebelakang pada posisinya semula (sedikit didekat inlet port) karena adanya desakan pegas membalik. Dalam waktu yang bersamaan katup outlet tertutup. Ketika piston kembali, piston cup mengerut dan memungkinkan minyak rem yang ada di sekeliling piston cup dapat mengalir dengan cepat di sekeliling bagian luar cup masuk ke silinder, hingga silinder selalu terisi penuh oleh minyak rem.
“Analisa Vapor Lock pada Sistem Rem Tipe Hidrolik Pneumatik dan Pengaruhnya Terhadap Daya Pengereman Bus”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Sementara itu, tegangan pegas-pegas sepatu rem atau pad rem pada roda bekerja untuk membalikkan tekanan pada minyak rem yang berada pada pipa-pipa untuk masuk kembali ke master silinder. (12) 2.3.6
Disc Brake
Gambar 2.6 Rem cakram Disc brake atau rem cakram menjadi salah satu sistem pengereman modern terbaik pada mobil dan sangat ideal untuk diterapkan pada tiap mobil, terutama yang telah memakai mesin berkapasitas CC besar. Sistem kerja rem cakram adalah dengan menjepit cakram yang biasanya dipasangkan pada roda kendaraan, melalui caliper yang digerakkan oleh piston untuk mendorong sepatu rem (brake pads) ke cakram. Rem cakram dapat digunakan dipelbagai suhu, sehingga hampir semua kendaraan menerapkan sistem rem cakram sebagai andalannya. Selain itu, rem cakram tahan terhadap genangan air sehingga pada kendaraan yang telah menggunakan rem cakram dapat menerjang banjir. Rem cakram juga memiliki sistem rem yang berpendingin di luar (terbuka) sehingga pendinginan dapat dilakukan pada saat mobil melaju. Ada beberapa cakram yang juga dilengkapi oleh ventilasi (ventilated disk) atau cakram yang memiliki lubang sehingga pendinginan rem lebih maksimal digunakan. “Analisa Vapor Lock pada Sistem Rem Tipe Hidrolik Pneumatik dan Pengaruhnya Terhadap Daya Pengereman Bus”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Rem cakram banyak dipergunakan pada roda depan kendaraan karena gaya dorong untuk berhenti pada bagian depan kendaraan lebih besar dibandingkan di belakang. Sehingga membutuhkan pengereman yang lebih besar pada bagian depan. Namun, saat ini telah banyak mobil yang menggunakan rem cakram pada ke empat rodanya. (13) 2.3.7 Reservoir Tank Selama rem bekerja, banyaknya minyak didalam reservoir tank berubah. Perubahan volume ini menyebabkan perubahan tekanan. Hal ini dapat dicegah dengan adanya lubang pada tutup reservoir yang menghubungkan ruang reservoir dengan udara liar. 2.3.8 Drum Brake
Gambar 2.7 Drum brake (sumber : modul presentasi air over brake, hadi pranoto) Drum brake atau rem tromol digunakan pada kendaraan tipe terdahulu. Juga biasa digunakan untuk rem bagian belakang kendaraan. Rem tromol terdiri dari
“Analisa Vapor Lock pada Sistem Rem Tipe Hidrolik Pneumatik dan Pengaruhnya Terhadap Daya Pengereman Bus”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
komponen rumah rem atau drum dan kampas rem. Cara kerja rem tromol adalah rem bekerja atas dasar gesekan antara sepatu rem dengan drum yang ikut berputar dengan putaran roda kendaraan. Agar gesekan dapat memperlambat kendaraan dengan baik, sepatu rem dibuat dari bahan yang mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Rem tromol digunakan untuk kendaraan yang memerlukan kerja ekstra dalam pengereman. Contohnya, kendaraan operasional seperti bus, truk, minibus dan sebagainya. Jadi rem tromol, dapat dihunakan pada beban angkut yang berat (heavy duty)) dengan bekerja secara maksimal. Tetapi, rem tromol yang masih menerapkan sistem tertutup dalam prosesnya.
Dengan sistem ini membuat
partikel kotoran
menumpuk pada ruang tromol tersebut. Jadi, untuk perawatan membersihkannya harus membuka roda agar rumah rem dapat dibersihkan dari debu atau kotoran. (14) 2.3.9
Pipa Rem Pipa saluran minyak rem menghubungkan master silinder dengan roda. Biasanya
pipa rem terbuat dari logam (baja atau tembaga), kecuali beberapa bagian yang dibuat dari selang karet flexibel, hal ini disebabkan oleh pemasangan roda karena adanya gerakan dan getaran yang cukup kuat. Silinder roda dihubungkan ke pipa rem dengan selang flexibel. Selang rem yang bocor sangat berbahaya, karena sistem rem tidak dapat bekerja dengan sempurna (tekanan terlampau rendah). 2.3.10 Kampas Rem Kampas rem adalah peranti yang sering terabaikan. Padahal, jika aus fungsi rem kurang optimal. Jika sampai tidak diketahui rem bisa blong dan berakibat fatal. Pada saat kampas rem dalam keadaan tipis, dapat dipastikan tekanan minyak rem menjadi berkurang. “Analisa Vapor Lock pada Sistem Rem Tipe Hidrolik Pneumatik dan Pengaruhnya Terhadap Daya Pengereman Bus”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
2.4
Cara Kerja Sistem Rem Hidrolik Pneumatik
Gambar 2.8 Sistem rem hidrolik pneumatik (sumber : modul presentasi air over brake, hadi pranoto) Sistem pengereman yang digunakan pada pengujian dan pengambilan data dalam penyusunan ini menggunakan sistem hidrolik pneumatik. Sistem ini bekerja ketika pedal rem diinjak dan pastikan bahwa kondisi tekanan pada gauge pressure rem menunjukkan posisi minimal 7 kg/cm2. Pada saat kondisi seperti ini dimana tangki udara yang terisi oleh udara yang telah diproduksi oleh kompressor engine. Pada saat itu angin dianggap stand by dengan kondisi tekanan yang standar. Sehingga pada saat pedal rem diinjak, udara yang bertekanan dari kompressir akan dikirim ke brake booster bagian depan dan belakang. Kemudian, power piston pada brake booster menekan minyak yang telah stand by pada reservoir dan minyak tersebut disalurkan melalui pipa-pipa rem yang
“Analisa Vapor Lock pada Sistem Rem Tipe Hidrolik Pneumatik dan Pengaruhnya Terhadap Daya Pengereman Bus”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
bertekanan tinggi untuk menggerakkan silinder rem yang ada ditiap-tiap roda dan secara mekanikal akan diteruskan ke brake shoe dan brake linning. Sehingga laju kendaraan bisa melambat atau berhenti.
2.5
Sistem Hidrolik Pneumatik pada Rem
2.5.1
Pengertian Pneumatik Istilah pneumatik berasal dari bahasa yunani, yaitu pneuma yang berarti napas
atau udara. Istilah pneumatik selalu berhubungan dengan teknik penggunaan udara bertekanan. Baik tekanan di atas 1 atmosfer maupun tekanan di bawah 1 atmosfer (vacum). ). Sehingga pneumatik merupakan ilmu yang mempelajrai teknik pemakaian udara bertekanan. Jaman dahulu kebanyakan orang sering menggunakan udara bertekanan untuk berbagai keperluan yang masih terbatas. Antara lain, menambah tekanan udara ban mobil/motor, melepaskan ban mobil dari peleknya. Membersihkan kotoran dan sejenisnya. Sekarang, sistem pneumatik memiliki aplikasi yang luas karena udara pneumatik bersih dan mudah didapat. Banyak industri yang menggunakan sistem pneumatik dalam proses produksi seperti industri makanan, industri obat-obatan, industri pengepakan barang maupun industri yang lain. Mempelajari pneumatik sangat bermanfaat mengingat hampir semua industri sekarang memanfaatkan sistem pneumatik. (15) 2.5.2
Aplikasi Penggunaan Pneumatik Penggunaan udara bertekanan sebenarnya masih dapat dikembangkan untuk
berbagai keperluan proses produksi. Misalnya untuk melakukan gerakan mekanik yang
“Analisa Vapor Lock pada Sistem Rem Tipe Hidrolik Pneumatik dan Pengaruhnya Terhadap Daya Pengereman Bus”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
selama ini dilakukan oleh tenaga manusia. Seperti menggeser, mendorong, mengangkat, menekan dan lai sebagainya. Gerakan mekanik tersebut dapat dilakukan juga oleh komponen pneumatik, seperti silinder pneumatik, motor pneumatik, robot pneumatik translasi, rotasi maupun gabungan keduanya. Perpaduan dari gerakan mekanik oleh aktuator pneumatik dapat dipadu menjadi gerakan mekanik untuk keperluan proses produksi yang terus menerus dan fleksibel. Pemakaian pneumatik dibidang produksi telah mengalami kemajuan yang pesat, terutama pada proses perakitan (manufacturing), elektronika, obat-obatan, makanan, kimia dan lainnya. Pemilihan penggunaan udara bertekanan (pneumatik) sebagai sistem kontrol dalam proses otomasinya. Karena pneumatik memiliki beberapa keunggulan, antara lain mudah diperoleh, bersih dari kotoran dan zat kimia yang merusak, mudah didistribusikan melalui saluran atau selang yang kecil, aman dari bahaya ledakan dan hubungan singkat, dapat dibebani lebih, tidak peka terhadap perubahan suhu dan sebagainya. Udara yang digunakan dalam pneumatik sangat mudah didapat/diperoleh di sekitar kita. Udara dapat diperoleh dimana saja kita berada, serta tersedia dalam jumlah banyak. Selain itu, udara yang terdapat disekitar kita cenderung bersih dari kotoran dan zat kimia yang merugikan. Udara bersih juga dapat dibebani lebih tanpa menimbulkan bahaya yang fatal. Karena tahan terhadap perubahan suhu, maka pneumatik banyak digunakan pula pada industri pengolahan logam dan sejenisnya. (16) 2.5.3
Aplikasi Penggunaan Pneumatik pada Sistem Rem Full air brake adalah sistem pengereman yang paling banyak dipakai pada bus,
truk dan kendaraan berat lainnya. Untuk bus sendiri, saat ini rata-rata sudah
“Analisa Vapor Lock pada Sistem Rem Tipe Hidrolik Pneumatik dan Pengaruhnya Terhadap Daya Pengereman Bus”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
mengaplikasikan sistem ini. Perbedaan mendasar dengan sistem hidrolik adalah media yang digunakan untuk menekan kampas rem. Pada sistem hidrolik menggunakan media minyak sedangkan pada full air brake menggunakan tekanan udara. Pada sistem full air brake terdapat beberapa komponen utama, antara lain : •
Compressor
•
Pressure regulator
•
Air reservoir tank
•
Treadle valve
•
Front / rear proportioning valve
•
Front and rear service brake chamber
•
Sring brake release valve
Gambar 2.9 Skema sistem pengereman full air brake
“Analisa Vapor Lock pada Sistem Rem Tipe Hidrolik Pneumatik dan Pengaruhnya Terhadap Daya Pengereman Bus”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
Prinsip kerja full air brake cukup sederhana, udara bertekanan yang dihasilkan oleh kompresor masuk ke air reservoir tank kemudian menuju treadle valve (pedal rem). Treadle valve inilah yang mengatur besar kecilnya tekanan udara di chamber yang menekan kampas rem, semakin dalam treadle valve diinjak maka semakin besar tekanan di chamber dan otomatis rem semakin mengunci. Disinilah perbedaan dengan system hidrolik, kalau di system hidrolik kaki kita menginjak pedal rem itu untuk menekan / memompa minyak. Tapi di system full air brake sebenarnya kita hanya membuka dan menutup katup, tenaga untuk mendorong kampas rem berasal dari tekanan udara dari kompressor.
2.5.4 Pengertian Hidrolik Hidrolik adalah suatu sistem yang memanfaatkan tekanan fluida sebagai power atau sumber tenaga pada sebuah mekanisme. Karena itu, pada sistem hidrolik dibutuhkan power unit untuk membuat fluida bertekanan. Kemudian fluida tersebut dialirkan sesuai dengan kebutuhan atau mekanisme yang diinginkan. Berbeda dengan pneumatik yang menggunakan fluida gas bertekanan pada kerjanya. Pada sistem hidrolik menggunakan zat cair sebagai alat kerjanya. (17) Hidrolik memiliki tekanan kerja yang relatif lebih besar dibandingkan dengan sistem pneumatik, sehingga lebih cocok untuk pekerjaan-pekerjaan berat. Tetapi, fluida dari sirkuit-sirkuit yang tercemar oleh kotoran akan menyebabkan peralatan hidrolik menjadi lemah dan cepat rusak. Konstruksi pada hidrolik yang rumit akan memakan banyak biaya serta memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi dalam pemeliharaan dan pengoperasian. Fluida kerja tidak dapat bertahan pada temperatur operasi yang tinggi.
“Analisa Vapor Lock pada Sistem Rem Tipe Hidrolik Pneumatik dan Pengaruhnya Terhadap Daya Pengereman Bus”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
2.5.5 Aplikasi Penggunaan Hidrolik Sistem hidrolik secara luas telah dipergunakan untuk berbagai macam alat. Sistem yang dikembangkan dari hukum pascal ini menjadi salah satu ilmu yang vital penggunaannya di dunia industri. Mulai dari usaha kecil semacam tempat pencucian mobil sampai dengan industri besar seperti pembangkit listrik menggunakan sistem hidrolik pada beberapa alat yang digunakan. (18) 2.5.6
Aplikasi Penggunaan Hidrolik pada Sistem Rem Rem hidrolik merupakan suatu rangkaian yang sangat rumit dimana terdiri dari
berbagai komponen alat yang memiliki fungsi kerja berbeda-beda. Pada rem hidrolik terdapat pipa-pipa hidrolik yang berisi cairan berupa minyak rem. Pada ujung-ujung pipa ini terdapat piston penggerak yaitu piston pedal dan piston cakram. Pipa dan piston inilah yang memegang peranan penting dimana konsep dan strukturnya telah didesai sedemikian rupa sehingga sesuai dengan hukum pascal. Dengan tujuan menghasilkan gaya cengkram yang besar dari penginjakan pedal rem yang tidak terlalu dalam. Penyesuaian terhadap hukum pascal yang dimaksud adalah dengan mendesain agar pipa pedal rem lebih kecil daripada pipa yang terhubung dengan booster rem akan mendorong piston pedal dalam sehingga minyak rem yang berada pada pipa akan mendapatkan tekanan. Tekanan yang didapat dari pedal akan diteruskan kesegala arah dipermukaan pipa. Termasuk ujung-ujung pipa yang terhubung dengan piston cakram. Karena luas permukaan piston cakram lebih besar daripada piston pedal. Maka gaya yang tadinya digunakan untuk menginjak pedal rem akan diteruskan ke piston cakram yang terhubung dengan kampas rem dengan jauh lebih besar sehingga gaya mencengkram cakram akan lebih besar pula.
“Analisa Vapor Lock pada Sistem Rem Tipe Hidrolik Pneumatik dan Pengaruhnya Terhadap Daya Pengereman Bus”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
Cakram yang bersinggungan dengan kampas rem akan menghasilkan gaya gesek. Dan gaya gesek adalah gaya yang bernilai negatif, maka itu cakram ikut berputar bersama roda semakin lama perputarannya akan semakin pelan. Dan inilah yang disebut dengan proses pengereman.
2.6
Vapor Lock
2.6.1
Pengertian Vapor Lock Vapor lock adalah suatu peristiwa dimana fungsi beberapa bagian cair dalam
sistem terkunci karena adanya penguapan cairan karena panas. Pada sistem bahan bakar, suplay bahan bakar akan gagal karena terjadinya penguapan pada pipa bahan bakar dan akhirnya mesin berhenti. Ketika minyak rem menguap dalam wheel cylinder atau pipa rem pada sistem rem hidrolik pneumatik. Maka rem tidak akan bekerja dengan baik saat menekan pedal rem sama seperti menekan spon atau busa. Bila hanya rem kaki saja yang digunakan tanpa bantuan pengereman mesin engine braking), pada jalan yang menurun akan menyebabkan tromol panas sekali yang (engine diakibatkan oleh gesekan. Temperatur yang tinggi menyebabkan minyak rem mendidih dan membentuk gelembung-gelembung udara pada sistem pengereman. Udara mudah dikompresikan, menyebabkan tekanan pada rem terutama mengkompresikan udara terlebih dahulu yang mengakibatkan efisiensi pengereman berkurang. Titik didih minyak rem bervariasi, bergantung pada mutu minyak rem dan kadar air. Minyak rem cenderung menyerap air menyebabkan titik didih menurun. Karena itu,
“Analisa Vapor Lock pada Sistem Rem Tipe Hidrolik Pneumatik dan Pengaruhnya Terhadap Daya Pengereman Bus”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
minyak rem harus disimpan tertutup dengan baik. Dengan demikian, air tidak dapat masuk. 2.6.2
Penyebab Vapor Lock Minyak rem atau oli rem menjadi cairan paling penting setelah air radiator dan
oli transmisi. Setelah mesin bekerja dengan pendinginan baik, dan mobil bergerak dengan pelumasan gigi-gigi transmisi yang memenuhi syarat. Maka mobil membutuhkan peranti pengerangan laju agar dapat berhenti atau berjalan dengan terkendali. Minyak rem berfungsi sebagai cairan hidrolik yang meneruskan tekanan kaki pengemudi pada pedal rem ke kaliper rem pada empat roda mobil. Tanpa cairan ini rem tidak bekerja. Fungsinya sebagai penerus daya tekan rem, membuat minyak rem harus terbuat dari bahan yang tak termampatkan dan suhu yang tinggi. Umumnya, minyak rem terbuat dari bahan glikol meski ada juga yang berbahan dasar silikon. Glikol bersifat higroskopis alias menyerap air. Bila dibiarkan dalam waktu lama, minyak rem akan menyerap uap air dari udara di sekitar. Bahaya yang lebih besar dari menumpuknya air dalam sistem rem adalah rem blong karena gejala angin palsu atau lock. vapoor lock Vapor lock terjadi saat rem dipaksa bekerja keras, hingga timbul panas sangat tinggi dan mendidihkan kandungan air dalam minyak rem. Air yang mendidih berubah menjadi uap air yang membentuk gas termampatkan. Saat uap air ini terbentuk dalam sistem hidrolik, maka alih-alih menekan pedal rem untuk mengurangi kecepatan mobil, daya tekan pada sistem hidrolik akan habis untuk memampatkan gas ini. Meski pedal
“Analisa Vapor Lock pada Sistem Rem Tipe Hidrolik Pneumatik dan Pengaruhnya Terhadap Daya Pengereman Bus”
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
rem ditekan habis, minyak rem takkan berfungsi. Minyak rem harus dikuras setiap 10 ribu kilo meter atau sekitar setahun sekali.
“Analisa Vapor Lock pada Sistem Rem Tipe Hidrolik Pneumatik dan Pengaruhnya Terhadap Daya Pengereman Bus”
http://digilib.mercubuana.ac.id/