RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI
6.1.
PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS Rencana tata ruang kawasan strategis kabupaten perlu diprioritaskan
karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/lingkungan hidup. Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap :
Laporan Akhir
1.
Tata ruang di wilayah sekitarnya.
2.
Kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya.
3.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat.
VI - 1
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI
Adapun jenis-jenis kawasan strategis adalah sebagai berikut:
1. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi ditetapkan
Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara;
dengan kriteria:
Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;
Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;
menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;
Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan
rawan bencana alam nasional; atau
ekonomi;
sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak
Memiliki potensi ekspor;
Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;
Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;
dan efisiensi penanganan kawasan sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka
Undang
mewujudkan ketahanan pangan;
kepentingan ekonomi adalah kawasan Agropolitan di Ngrambe dan Kawasan
Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam
Perikanan di Bringin.
luas terhadap kelangsungan kehidupan. Nilai strategis kawasan berdasarkan aspek eksternalitas, akuntabilitas,
rangka mewujudkan ketahanan energi nasional; atau
Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
2. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya ditetapkan
Pemerintahan
Daerah.
Kawasan
strategis
dari
sudut
Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya yaitu kawasan sekitar Arca Banteng, Candi Pendem, Musium Trinil, Pesanggrahan Srigati, Monumen Suryo dan Benteng Van Den Bosch
dengan kriteria:
tentang
Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau
lingkungan hidup yaitu kawasan disekitar lereng Gunung Lawu, Kawasan
budaya;
disekitar aliran Sungai Bengawan Solo, Kawasan sekitar Waduk Pondok, Waduk
Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya;
Sangiran dan Waduk Kedung Bendo.
Merupakan
aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan
dilestarikan;
6.2.
KAWASAN
STRATEGIS
DARI
SUDUT
KEPENTINGAN
merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya ;
PERTUMBUHAN EKONOMI
memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya;
Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi di
memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial
3. Kawasan
strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
Kabupaten Ngawi
adalah kawasan Agropolitan dan Perikanan. Rencana
pengembangan kawasan ini antara lain meliputi :
lingkungan hidup ditetapkan dengan kriteria: Merupakan
tempat perlindungan keanekaragaman hayati;
6.2.1. Pengembangan Kawasan Agropolitan
Merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang ditetapkan bagi
Agroplitan adalah kota pertanian yang tumbuh dan berkembang karena
perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau
berjalannya sistem dan usaha agribisnis serta mampu melayani, mendorong,
diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;
menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian (agribisnis) diwilayah
Laporan Akhir
VI - 2
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI
sekitarnya. Sistem agribisnis adalah pembangunan pertanian yang dilakukan
7.
secara terpadu, tidak saja dalam usaha budidaya (on farm) tetapi juga meliputi pembangunan agribisnis hulu (penyedeiaan sarana pertanian), agribisnis hilir
Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan agribisnis dan industri secara lokalita.
8.
(prosessing dan pemasaran hasil pertanian) dan jasa – jasa pendukunganya.
Peningkatan perdagangan / pemasaran termasuk pengembangan terminal / subterminal agribisnis dan pusat lelang hasil pertanian.
Maka rencana kawasan Agropolitan yaitu pengembangan suatu kawasan dengan basis utamanya dalam sektor pertanian dan holtikultura. Tujuan
9.
Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana umum yang bersifat strategis.
pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Ngawi adalah untuk
10. Pengembangan pendidikan pertanian untuk generasi muda.
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui percepatan
11. Pengembangan percobaan / pengkajian teknologi tepat guna yang sesuai
pengembangan wilayah dan peningkatan keterkaitan desa dan kota dengan
lokalita.
mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing berbasis
kerakyatan,
keberlanjutan
(tidak
merusak
lingkungan)
Rencana pengembangan kawasan Agropolitan ini dilakukan dengan
dan
beberapa proses yaitu mencari kawasan yang berpotensi sebagai pertanian,
terdesentralisasi (wewenang berada di pemerintah daerah dan masyarakat) di
perkebunan dan peternakan selain itu juga mencari kawasan yang berpotensi
kawasan agropolitan.
dalam hal sektor industri seperti kerajinan, jasa, wisata dan transportasi. Dari
Adapun arah pengembangan agropolitan Kabupaten Ngawi adalah sebagai berikut : 1.
2.
Pemberdayaan
potensi
yang
ada
dibuat
linkage
sistemnya.
Sehingga
akan
muncul
perkembangan agroindustri dan agrowisata basis ekologi. Untuk itu telah termasuk
ditetapkan Kawasan Ngrambe yang terdiri dari Kecamatan Ngrambe, Kecamatan
peningkatan kualitas pengusaha (petani dan aparatur), sehingga mampu
Sine, Kecamatan Jogorogo dan Kecamatan Kendal sebagai kawasan agropolitan,
memanfaatkan potensi atau peluang ekonomi yang ada di perdesaan.
dengan pusat pengembangan di Perkotaan Ngrambe. Pengembangan ekonomi
meningkatkan
masyarakat
agribisnis
pelaku
komoditi
agribisnis
unggulan
didalamnya
lokalita,
yang
saling
tinggi di kawasan Kabupaten Ngawi tengah memicu tingginya aktivitas baik di
mendukung dan menguatkan termasuk usaha industri kecil, pengolahan
dalam maupun di sekitar kawasan pengembangan, sehingga perlu adanya
hasil, jasa pemasaran dan agrowisata dengan mengoptimalkan manfaat
dukungan dari aspek lainnya misalnya dari transportasi.
sumer daya alam secara efisien dan ekonomis. 3.
menjalin tersedianya sarana produksi dan permodalan pertanian dengan enam tepat yaitu jumlah, kualitas, jenis, waktu, harga dan lokasi.
4.
Pengembangan kelembagaan petani sebagai sentra pembelajaran dan pengembangan agribisnis.
5.
Pengembangan
kelembagaan
sistem
agribisnis
(penyedian
agroinput,
pengolahan hasil, pemasaran dan penyedia jasa). 6.
Pengembangan
kelembagaan
penyuluhan
penyuluhan pengembangan terpadu.
Laporan Akhir
pertanian
menjadi
balai
Gambar 6.1 Kawasan Agropolitan
VI - 3
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI
Diagram 6.1 Rencana Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Ngawi
Diagram 6.3 Peluang Pengolahan Hasil Komoditi Unggulan (Tebu) Kabupaten Ngawi
Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Ngawi
Produk Unggulan Kabupaten Ngawi
Bernilai ekonomis tinggi Bisa diolah Ada jaring pemasaran Ada lembaga keuangan yang mendukung Mengembangkan sistem pertanian yang progresif dan terpadu
- Modal - Manajemen Pemasaran - Kreativitas Produksi - SDM
TEBU
Batang untuk bahan baku pembuat gula Campuran asbess
Pertanian Perkebunan Peternakan Industri Diagram 6.2 Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Ngawi
Bahan bakar ketel uap pabrik gula
Ampas
PULP (Bahan baku kertas)
Sumber bahan baku pisang ada di semua kecamatan di Kabupaten Ngawi
Batang untuk bahan baku pembuat gula di PG Soedono Kecamatan Geneng
Ampas
bahan baker ketel uap pada pabrik gula
Laporan Akhir
Dipasarkan pada pasar lokal di tiap Kecamatan dan pasar regional di luar Kabupaten Ngawi seperti Madiun, Sragen, Bojonegoro, Magetan
Campuran asbes Bahan baku kertas (PULP) di Kecamatan Karangannyar
VI - 4
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI
Diagram 6.4 Peluang Pengolahan Hasil Komoditi Unggulan (Sapi) Kabupaten Ngawi
berada di Kecamatan Ngawi dengan produksi 189.756 kg, untuk pemeliharaan perikanan karamba terbesar di Bringin dengan produksi 68.823 kg karena adanya Waduk Pondok dan pemeliharaan perairan umum terbesar juga berada
SAPI
DAGING SEGAR
- Daging Segar - Dendeng,Sossis, Nugget, Abon, Cornet, Saugage, Bakso, dll.
di Kecamatan Bringin dengan produksi 43.536 kg Kawasan Perikanan di Kabupaten Ngawi akan terkonsentrasi di wilayah Waduk Pondok yaitu di Kecamatan Beringin dengan rencana penyediaan
KULIT SAPI
infrastruktur yang memadai baik lembaga penyuluhan, lembaga pengkajian,
Produk Samak Kulit (Industri tas, sepatu, dompet, dll)
seperti LIPPI, infrastruktur yang mendukung seperti jalan dan kelembagaan kelompok pembudidaya perikanan, lembaga perbankan dan koperasi perikanan serta pasar ikan.
LIMBAH SAPI
- Modal - Manajemen Pemasaran - Kreativitas Produksi - SDM
- Dimanfaatkan langsung untuk pupuk kandang - Sifermentasikan untuk menjadi bio-gas Untuk meningkatkan produksi peternakan sapi maka dilakukan program bagi hasil, dimana pemerintah bertindak sebagai penyedia sapi dan masyarakat petani sebagai pengelola dan penyedia lokasi ternak
Gambar 6.2 Kawasan Perikanan 6.2.2. Pengembangan Kawasan Perikanan Kawasan Perikanan adalah kawasan yang membentuk kota perikanan, yang memudahkan masyarakat untuk bisa membudidayakan ikan darat, dengan kemudahan memperoleh benih melalui unit perbenihan rakyat, pengolahan ikan, pasar ikan dan mudah mendapatkan pakan ikan, yang dikelola oleh salah satu kelompok yang dipercaya oleh pemerintah. Kabupaten Ngawi ini memiliki potensi yang besar dalam sector perikanan seperti 26.68 ha kolam, 0,86 ha karamba dengan dan 1.351 ha perairan umum. dan terdiri jenis ikan seperti lele, tawes, nila, mujahir, gurami, jambal patin, gabus dan belut. Pemeliharaan perikanan di Kolam terbesar
Laporan Akhir
VI - 5
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI
Diagram 6.5 Pengembangan Kawasan Perikanan
Sortir
Cold Storage
Fillet
Menghasilkan limbah pada t yang merupakan bahan untuk membuat terasi dan tepung ikan
IKAN DATANG Produk Olahan Ikan (bakso, sosis, nug g et)
P A S A R
Abon Ikan Menghasilkan limbah cair yang merupakan bahan untuk membuat petis dan kecap
Kerupuk Ikan
Pengalengan Ikan
Pemindangan Ikan
INDUSTRI PENUNJANG
Packing a. Industri Kardus b. Industri Plastik c. Industri Pembuatan d. Industri Botol e. Industri Pembuatan Keranjang Bambu
Pada Kecamatan/ Kabupaten
Bahan Baku Penunjang Dalam industri pengolahan ikan sangat tergantung pada ketersediaan bahan baku penunjang seperti bumbu bumbu, saos d an tepung
Laporan Akhir
Kaleng
Fasilitas Penunjang untuk Tenaga Kerja : a. Perumahan untuk tenaga kerja b. Fasilitas Peribadatan c. Fasilitas umum seperti MCK d. Fasilitas Perdagangan seperti warung atau toko
-
VI - 6
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI
Kawasan Perikanan di Kabupaten Ngawi akan terkonsentrasi di wilayah Waduk Pondok yaitu di Kecamatan Bringin dengan rencana penyediaan infrastruktur yang memadai baik lembaga penyuluhan, lembaga pengkajian, seperti LIPPI, infrastruktur yang mendukung seperti jalan dan kelembagaan kelompok pembudidaya perikanan, lembaga perbankan dan koperasi perikanan serta pasar ikan.
RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN NGAWI TAHUN 2010 - 2030
Kecamatan Kedunggalar, Sine, Jogorogo, Kendal dan desa-desa disekitar Kecamatan Ngrambe berfungsi sebagai Kota Tani dan Kawasan Sentra Produksi Kecamatan Ngrambe sebagai kawasan agropolitan dengan fungsi Kota Tani Utama dimana sector holtikulturan dan perkebunan sebagai komoditas unggulan
Laporan Akhir
VI - 7
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI
6.3. KAWASAN STRATEGIS DARI SUDUT KEPENTINGAN SOSIAL DAN BUDAYA
situs ini, juga ditenukan fosil Banteng dan Gajah Purba yang sangat berguna bagi penelitian dan pendidikan, khususnya dibidang sejarah purbakala.
Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial dan budaya adalah kawasan sekitar candi dan benteng yaitu Candi Pendem, Arca Banteng, Museum Trinil dan Benteng Van Den Bosch. Rencana pengembangan pada kawasan ini adalah dengan melakukan pengamanan terhadap kawasan atau melindungi tempat serta ruang di sekitar bangunan bernilai sejarah, situs purbakala dan kawasan dengan bentukan geologi tertentu dengan membuat ketentuanketentuan yang perlu perhatian. A.
CANDI PENDEM Candi
Pandem
merupakan
peninggalan
zaman
agama
Hindu.
Keberadaan candi ini terungkap setelah masyarakat setempat membersihkan timbunan pohon bambu yang tumuh menyerupai gunung. Setelah nampak, pada tahun 1925 oleh Belanda dibongkar dan di bawa ke tretes Ngawi untuk dijadikan markas Belanda. Patung-patung dan Candi-candi yang ada di Dusun Pendem desa Krandegan Kecamatan Ngrambe. Ini adalah sisa-sisa peninggalan yang belum terbawa Belanda. B.
ARCA BANTENG Arca Banteng terletak di Dusun Reco Benteng Desa Wonorojo Kecamatan
Kedunggalar. Lokasi ini berjarak sekitar 22 Km arah barat Kota Ngawi. Jalan menuju tempat ini pun mudah di jangkau baik dengan menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat dengan waktu tempuh kurang lebih 40 menit. Arca Banteng terletak di tengah-tengah perkampungan penduduk. Benda-benda purbakala di tempat ini merupakan benda-benda purbakala bekas peninggalan Kerajaan Majapahit. Benda-benda bersejarah itu dikelola oleh BP3 Trowulan dibawah pengawasan Dinas Pariwasa, Seni dan Budaya Jawa Timur. C.
Gambar 6.3 Museum Trinil
MUSEUM TRINIL Museum Trinil di Desa Kawu Kecamatan Kedunggalar. Museum ini
menyimpan fosil manusia kera berjalan tegak lurus atau yang dikenal dengan Phitecantropus Erectus yang ditemukan Eugene Dubois pada tahun 1892. selain
D.
BENTENG VAN DEN BOSCH Benteng Van Den Bosch terletak di Kelurahan Palem Kecamatan Ngawi.
Tepatnya di sudut pertemuan dua sungai besar yaitu Bengawan Solo dan Sungai Madiun, sebelah utara Kota Ngawi. Benteng ini dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda pada Tahun 1839 – 1845 masehi dengan nama Font Van Den Bosch. Lokasi Wisata Sejarah ini mudah dijangkau dengan semua alat transportasi karena letaknya dekat dengan kota Ngawi. Rencana pengembangan kawasan sosio kultural sekitar candi dan arca yaitu berupa zonasi kawasan pengembangan di sekitar candi dan arca. Pembagian zonasi kawasan bertujuan untuk menjaga nilai historis dan menjaga kelestarian dan kealamian candi dan benda-benda bersejarah yang ada didalamnya. Zona kawasan sekitar candi terbagi atas 4 zona yaitu Kawasan Inti (bangunan candi) yang tidak boleh dibangun; Buffer Zone berupa taman bunga, pagar tanaman/ pepohonan yang berfungsi meredam kebisingan dan aktivitas tinggi di sekitarnya yang dapat merusak; ruang radius (bidang transisi) yaitu kawasan peralihan dengan kegiatan luar yang lebih tinggi intensitasnya; serta pengembangan kawasan sekitar candi untuk menunjang kegiatan pariwisata dan perekonomian, dapat berupa kegiatan perdagangan dan jasa yang menjual hasil industri kerajinan, cinderamata dan makanan khas Kabupaten Ngawi dan berbagai bentuk pengembangan lainnya.
Laporan Akhir
VI - 8
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI
Gambar 6.4. Kawasan Strategis Sosio-Kultural
kawasan ini adalah dengan melakukan pengamanan terhadap kawasan atau melindungi tempat serta ruang di sekitarnya. Kawasan ini menyimpan memiliki fungsi penyelamat lingkungan hidup dengan berbagai fungsinya sebagai kawasan lindung. A.
KAWASAN SEKITAR LERENG GUNUNG LAWU Kawasan disekitar lereng Gunung Lawu merupakan kawasan yang
paling rawan terhadap tanah longsor dan letusan gunung berapi. Yang termasuk dalam kawasan ini diantaranya adalah Kecamatan Sine (Desa Gandol), Kecamatan Jogorogo (Desa Girimulyo),
Kecamatan Ngrambe dan Kecamatan
Kendal. Longsoran merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Tanah longsor terjadi karena ada gangguan kestabilan pada tanah/batuan penyusun lereng. Penyebab longsoran dapat dibedakan menjadi penyebab yang berupa : Faktor pengontrol gangguan kestabilan lereng dan proses pemicu longsoran.
Keterangan : Candi Pandem (Dusun Pendem desa Krandegan Kecamatan Ngrambe) Arca
Banteng
(Dusun
Reco
Benteng
Desa
Wonorojo
Kecamatan
Kedunggalar) Museum Trinil (Desa Kawu Kecamatan Kedunggalar) Benteng Van den Bosch (Kelurahan Palem Kecamatan Ngawi)
6.4.
KAWASAN STRATEGIS DARI SUDUT KEPENTINGAN FUNGSI DAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN HIDUP
Gambar 6.5 Kawasan Disekitar Lereng Gunung Lawu
Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup adalah kawasan disekitar lereng Gunung Lawu, Kawasan
B.
KAWASAN SEKITAR SUNGAI BENGAWAN SOLO
disekitar aliaran sungai Bengawan Solo dan Kawasan disekitar Waduk Pondok,
Dalam rangka memenuhi kebutuhan akan air bersih, maka masyarakat
Waduk Sangiran dan Waduk Kedung Bendo. Rencana pengembangan pada
Ngawi memanfaatkan sungai Bengawan Solo sebagai sumber air bersih, selain itu juga dimanfaatkan untuk irigasi bagi sawah. Sungai Bengawan solo yang
Laporan Akhir
VI - 9
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI
bersumber dari kota Solo ini melewati jawa timur termasuk di Kabupaten Ngawi
lainnya disekitar kawasan yang rawan terkena luapan lahar (jika terjadi
yang mana terdapat 2 kecamatan yang dilalui oleh aliran sungai Bengawan Solo
letusan). Selain itu juga, disiapkan area untuk pengungsian dan rute untuk/
yaitu : Kecamatan Pitu dan Kecamatan Ngawi.
jalur evakuasi jika kemungkinan Gunung Lawu meletus. Untuk kawasan sekitar aliran Sungai Bengawan Solo dan Waduk Pondok, rencana pengembangannya adalah antara lain dengan penataan daerah aliran sungai secara terpadu dan sesuai fungsi lahan, pembangunan sistem pemantauan dan peringatan dini pada bagian sungai yang sering menimbulkan banjir, tidak membangun rumah dan pemukiman di bantaran sungai serta daerah banjir, mengadakan program pengerukan sungai, pemasangan pompa untuk daerah yang lebih rendah dari permukaan laut, program penghijauan daerah hulu sungai harus selalu
Gambar 6.6 Sungai Bengawan Solo C.
dilaksanakan serta mengurangi aktifitas di bagian sungai rawan banjir.
KAWASAN SEKITAR WADUK PONDOK, WADUK SANGIRAN DAN WADUK KEDUNG BENDO Waduk Pondok terletak di Desa Dero Kecamatan Bringin, sekitar 16 Km
ke arah timur kota Ngawi. Selain fungsi utamanya sebagai tempat irigasi bagi persawahan dan pertambakan masyarakat Ngawi, waduk Pondok juga dijadikan sebagai tempat objek Wisata. Waduk Pondok merupakan pilihan tepat bagi wisatawan karena lokasi Gambar 6.7 Kawasan Waduk Pondok
ini menyuguhkan keindahan panorama alam yang mempesona. Dengan luas ± 2596 Ha. Keberadaan waduk Pondok telah mampu menampung air sampai dengan 29.000.000 m3, yang mampu membuat waduk ini menyerupai hampatran air danau dengan latar belakang hutan dan kawasan perbukitan. Objek wisata ini menawarkan keindahan panorama air dan perbukitan. Di waduk Pondok ini pula, pada hari selasa pahing (tanggal Jawa) setiap tahun diadakan upacara tradisional yang disebut Keduk Beji. Pada Upacara ini
Secara umum, diketahui bahwa Kabupaten Ngawi memiliki 3 kriteria kawasan strategis, yang mana terdiri dari : 1.
Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi.
2.
Kawasan strategis sosial budaya.
3.
Kawasan strategis penyelamatan lingkungan hidup.
dilakukan prosesi ritual membersihkan sumber air (sendang) Waduk Pondok. Rencana pengembangan kawasan penyelamatan lingkungan hidup pada kawasan
sekitar
lereng
Gunung
Lawu
adalah
dengan
pembatasan
pembangunan permukiman dan menghindari pembangunan fasilitas utama Laporan Akhir
VI - 10
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI
Gambar 6.8 Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup
Keterangan : Kawasan disekitar lereng Gunung Lawu Kawasan disekitar Aliran Sungai Bengawan Solo Kawasan disekitar Waduk Pondok
Laporan Akhir
VI - 11