-
119
DAFTAR ISTILAH 1. Agregat : adalah batu pecah, kerikil, pasir komposisi. mineral lainnya, baik
a tau
berupa
hasil alam maupun hasil pengo1ahan
(pe-
nyaringan, pemecahan) yang merupakan bahan utama konstruksi jalan, beton,
pondasi
jalan kereta api dan lain sebagainy~.• 2. Agregat kasar : ada1ah material dengan
ukuran
terkeci1 tertahan saringan No. 8(2,38 mm).
3. Agregat ha1us : adalah material yang lolos
ea-
ringan No. 8 (2,38 mm) tetapi tertahan aaringan No. 200 (0,074 mm).
4. Air void content : ada1ah jum1ah prosentase rongga dal.am campuran.
5. Aspal keras : adalah suatu jenis aspal yang didapat dari residu hasil
mtnyak desti1aai
minyak bumi pada keadaan hampa udara. 6. Bah1m pengisi (£iller) : adalah butiran yang ngat halus, minimum 85 % lolos
sa-
earingan
No. 200, dan bersifat non plastis.
7. Britt1ement : proses perapuhan yang terjadi bat terjadinya proses oksidasi yang sebabkan oleh temperatur yang tinggi.
akidi-
120
8. Berat jenis (bulk specific gravity) : perbanding-
an antara berat agregat kering dan
be rat
air suling yang isinya sama dengan isi gregat dalam keadaan jenuh pada euhu
ater-
tentu.
9. Berat jenis kering permukaan jenuh
( sa.turated
surface dry) : perbandingan antara
berat
agregat kering permul{aan jenuh dan
be rat
air suling yang isinya sama dengan isi gregat dalam keadaan jenuh pada suhu
ater-
tentu. 10. Berat jenis semu (apprent specific gravity): perbandingan antara berat agregat l<ering berat air suling yang isinya sama
dan
dengan
isi agregat dalam keadaan kering pada suhu tertentu. 11. Bleeding : melelehnya cairan aspal ke
permukaan
jalan, akibat dari volume aspal lebih sar dari rongga dalam campuran,
be-
sehingga
rongga dalam campuran tidak mampu
untuk
menampung aspal, dan kelebihannya
akan
naik l<e permukaan j alan. 12. Chipping : hamparan agregat diatas konstruksi Hot Rolled ::>beet yang
permukaan sudah
121
sudah jadi, dengan maksud untuk
mengurangi
kelicinan pada permukaan. 13. Dura.bilitas : ketahanan atau keawetan.suatu
bahan
terhadap pengaruh cuaca.
14.
Deformasi permanen (rutting) : perobahan
bentuk
vertikal dari suatu lapis konstruksi
Hot
Rolled Sheet akibat pengulangan bebem
yang
berupa roda lalu-lintas. 15. Duktilitas : pemeriksaan dengan mengukur
jarak
terpanjang yang dapat ditarik antara 2
ce-
takan yang berisi aspal keras sebelumi putus pada suhu dan kecepatan tarik tertentu. 16. Density : adalah berat isi dari suatu benda
uji,
dimana berat benda uji dalam keadaan kering permukaan jenuh dibagi dengan isi benda
u-
ji, dinyatakan dalam gr/cc. 17. Fleksibelitas : adalah sifat suatu struktur lapisan untuk melentur mengikuti beban yang
di-
terima tanpa mengalami keretakan. 18. Fatique life : adalah umur pelayanan'dari suatu lapisan Hot Rolled Sheet, ditinjau ketAA.anannya terhadap retak yang diakibatkan beban berulang.
oleh
122
19. Flow atau kelelehan plastis : perubahan atau
pe-
nurunan dari sua.tu ,benda uji yang dinyataII
kan dalam mm atau 0,01 , dengan jalan
di-
lakukan pembebanan memakai rnesin test Marshall sampai batas runtuh. 20. Finishing Roller : adalah pemadatan tahap akhir pada suatu lapis konstruksi Hot
Rolled
Sheet yang diharapkan dapat mencapai
ke-
padatan dan bentuk permukaan lapisan sesuai dengan yang disyaratkan. 21. Gradasi : adalah pembagian butiran dari suatu agregat, yang diperoleh dengan pemeriksaan analisa saringan. 22. Gap graded : adalah suatu gradasi agregat
yang
bentuknya diantara gradasi seragarn dan gradasi baik, dimana mempunyai agregat
kasar
yang rendah, sehingga agregat kasar
se-
olah-olah mengambang. 23. Hot Rolled Sheet : adalah suatu konstruksi jalan yang terdiri dari campuran
lapis antara
agregat yang bergradasi timpang dengan aspal dan dipadatkan pada suhu tertentu..
24.
Hardening proses : suatu proses pengerasan
dari-
aspal sebagai campuran dari suatu lapis perkerasan jalan yang diakibatkan oleh
tempe-
ratur lingkungan yang tinggi. 25. Initial softening point : adalah euatu nila.i
ke-
lembekan asapal, yang dilakukan dengan percobaan ring and ball di Laboratorium. 26. Kondisi/ temperatur lingkungan : adalah
keadaan
temperatur rata-rata pada suatu .
tempat,
yang dapat berakibat baik atau buruk
ter-
hadap suatu lapisan konstruksi jalan. 27.
Kel~katan
aspal : prosentase luaa permukaan batuan
yang tertutup lapisarr aspal terhadap
kese-
luruhan luas permukaan. 28. Keausan : adalah perbandingan wtara berat
bahan
aus yang lolos saringan No.l2 terhadap
be-
rat sernula, yang dinyatakan dalam prooen. 29. Levelling : suatu lapisan perata pada
permukaan
jalan lama yang permukaannya sudah lami kerusakan, sebelum diatasnya
mengaditutup-
dengan suatu lapis permukaan. 30. Mortar : adalah campuran an tara bahan pengisi (riller) dan aepal yang membentuk
binder,
dan mengikat agregat halus menjadi mortar.
-----·
~7:~--;~~, ,.~---~~~JSiAl
\
I
·. i
. '
'
.>
, 'E;VN.:JLO. Gl' ·- N~
\}-
~
,.,..
'=.rt
\ \
.
124
31. Marshall test : adalah suatu pengujian dengan lat Marshall untuk
menentu.k~
a-
ketahanan
(stabilitas), kelelehan plastis (£low), dari campuran Hot Rolled Sheet, juga
untuk
menentukan kadar aspal optimum.
32. Penyerapan : adalah prosentase berat air yang dapat diserap oleh pori batuan terhadap
be-
rat agregat kering.
33. Piknometer : suatu gelas yang tembus pandang yang mempunyai kapasitas tertentu, yang
diper-
gunakan pada pemeriksaan berat jenis.
34. Penetrasi aspal : adalah suatu nilai yang didapat dengan percobaan memasukkan jarum
pene-
trasi ukuran tertentu, beban dan waktu tertentu kedalam aspal pada suhu tertentu.
35. Qua::::-ry : adalah tempat sumber penghasil
material
yang dapat berupa batuan atau pasir.
36. Quotient Marshall (QM) : adalah hasil bagi antara Stabilitas dengan flow, yang dinyatakan dalam Kg/ rom. 37~
Spesifikasi : adalah suatu batasan-batasan persyaratan yang harus dipenuhi untuk a tu c ampuran.
atau su-
125
38. Stabilitas : adalah suatu kemampuan suatu c•mpuran untuk menerima beban sampai terjadi
kele-
lehan plastis yang dinyatakan dalam Kg atau Pound.
39. Stone content : jumlah kandungan agregat yang terdapat dalam campuran Hot
kasar Rolled
Sheet.
40. Stifness : suatu tingkat kekakuan yang dimiliki oleh suatu lapisan Hot Rolled Sheet.
4U. Stone crusher : adalah mesin untuk memproees batuan, untuk mendapatkan beberapa macam ukuran batuan yang dibutuhkan. 42. 0uhu pencampuran : adalah suhu yang disyaratkan pada saat pencampuran bahan c.a,mpuran Hot Rolled Sheet, yaitu agregat kaear, agregat halus, bahan pengisi (filler) dan aspal,
di-
dalam pembuatan benda uji untuk pemeriksaan Marshall.
43. Suhu pemadatan : adalah suhu yang disyaratkan
pa-
da saat pemadatan benda uji •.
44. Suhu percobaan : adalah suhu yang disyaratkan da saat pengetesan benda uji dengan test Marshall.
pamesin
126
45.
Titik lembek : suhu pada saat
bol~
baja dengan
berat tertentu, mendesak turun suatu
la-
pisan aspal yang tertahan dalam cincin berukuran tertentu, sehingga aspal tersebutmenyentuh plat dasar yang terletak
diba.-
wah cincin, sebagai akibat pemanasan. 46. Titik nyala : suhu pada saat terlihat nyala singkat pada suatu ti tik diatas pcrmukar:m
as-
pal.
47. Tack coating : pemberian lapisan aspal
pad~.
mukaan jalan lama, sebfl.gai lapis
per-
pengikat
dengan konstruksi lapis::m baru yang dihamp~.r
diatasnya,
bt~>rk!sar
antara 0,35- 0,55
L/ m2 atau discsuaikan dengan kondisi
ja-
lan yang ada. 48. Workability : suatu sifat suatu campuran
untuk
mudah dikerjakan, baik pada waktu
pencam-
puran, penghamparan maupun pemadatan.