27
3 3.1
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini didahului dengan penelitian awal dan survei lapangan di PPN
Kejawanan, Kota Cirebon, Jawa Barat pada awal bulan Maret 2012. Selanjutnya tahap pengambilan dan pengumpulan data pada tempat yang sama pada pertengahan bulan Maret 2012. Tahap pengolahan data dilaksanakan antara bulan April – September 2012. Tahap penyusunan skripsi dilakukan antara bulan Juli – Oktober 2012. 3.2
Alat Penelitian Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai
berikut: 1) Buku dan ATK (alat tulis kantor); 2) Kuesioner; 3) Satu unit notebook dengan spesifikasi sebagai berikut: Sistem Operasi : Windows 7 Ultimate Prosesor
: Intel Pentium Dual Core T4200 2.0 GHz
Harddisk
: 250 GB
RAM
: 2 GB DDR2
Display
: 14.1” WXGA LCD
DVD Drives
: DVD RW Super Multi DL
4) Software Microsoft-IPB License yang terdiri atas: Software Microsoft Visual Studio 2010 sebagai software untuk pembuatan aplikasi sistem informasi manajemen agribisnis perikanan tangkap; Software Microsoft Office Access 2010 sebagai software untuk membuat database dan merancang sistem informasi; Microsoft Office Excel 2010 sebagai software untuk pengolahan data; 5) Beberapa software penunjang seperti: Software pengolah gambar sebagai software untuk pembuatan desain ikon dan desain aplikasi;
28
Software HelpNDoc 3 (open source) sebagai software penunjang untuk pembuatan menu “bantuan” pada aplikasi sistem informasi manajemen. 6) Satu unit printer; dan 7) Kamera digital. 3.3
Metode Penelitian dan Pengumpulan Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus
yang dilakukan melalui identifikasi permasalahan yang ada di PPN Kejawanan terkait dengan sistem informasinya yang masih kurang teratur dan kurang konsisten. Langkah-langkah pemecahan masalah (solusi) atas masalah tersebut adalah dengan merancang sistem informasi manajemen agribisnis perikanan tangkap. Jenis data yang dikumpulkan antara lain: 1)
Data primer berupa data aktivitas, kondisi pelabuhan, dan kegiatan operasional penangkapan ikan (diperoleh melalui wawancara langsung dengan nelayan dan pihak KUD Mina Karya Bahari), serta kapal dan alat tangkap yang digunakan (diperoleh melalui kuesioner dan wawancara dengan pemilik kapal). Metode pengambilan sampel sendiri dilakukan secara purposive sampling. Menurut Sarutobi (2005), secara sederhana, purposive sampling berarti teknik pengambilan sampel secara sengaja. Sampel tidak diambil secara acak, melainkan ditentukan sendiri oleh peneliti karena ada pertimbangan tertentu. Dengan menggunakan purposive sampling, kriteria sampel yang diperoleh diharapkan benar-benar sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
2)
Data sekunder, berupa data dan profil KUD yang diperoleh dari KUD Mina Karya Bahari, data pelelangan ikan di TPI dan data penjualan SPDN dalam beberapa tahun terakhir, data pemasaran hasil tangkapan yang diperoleh dari perusahaan pengolahan, data kegiatan perikanan, jenis komoditi perikanan, serta volume dan nilai produksi perikanan di PPN Kejawanan kurang lebih pada sepuluh tahun terakhir (diperoleh melalui literatur dan arsip-arsip Dinas Perikanan Kota Cirebon dan kantor PPN Kejawanan).
29
3.4
Analisis Data Metode analisis data yang digunakan adalah metode pengembangan sistem
informasi, yaitu cara penyelesaian persoalan terhadap masalah manajemen data dan informasi yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi sejumlah kebutuhankebutuhan informasi yang ada pada suatu sistem sehingga dapat menghasilkan suatu operasi dari sistem informasi yang dianggap efektif (Pradipta, 2010). Metode pengembangan sistem informasi tersebut terbagi menjadi 2 tahap. Tahap pertama adalah analisis gambaran sistem informasi di PPN Kejawanan yang meliputi perencanaan sistem informasi dan analisis sistem informasi. Tahap kedua adalah pembuatan sistem informasi manajemen agribisnis perikanan tangkap berbasis komputer di PPN Kejawanan yang meliputi perancangan sistem informasi, implementasi sistem informasi, dan validasi sistem informasi. 3.4.1 Analisis gambaran sistem informasi di PPN Kejawanan 1)
Perencanaan sistem informasi Perencanaan merupakan tahap awal dalam pembuatan sebuah sistem
informasi. Pada tahap ini akan dilakukan pembatasan sistem atau lingkup proyek yang akan dikaji dalam sistem informasi. Pada tahap ini juga direncanakan penamaan sistem informasi yang akan dibuat beserta kebutuhan hardware dan kebutuhan software sistem informasi. 2)
Analisis sistem informasi Setelah perencanaan dilakukan, tahapan yang harus dilakukan selanjutnya
adalah tahap analisis sistem informasi. Menurut Pradipta (2010), tahap analisis sistem informasi terbagi menjadi 3 bagian, yaitu analisis kebutuhan informasi, formulasi permasalahan, dan identifikasi sistem informasi. (1)
Analisis kebutuhan informasi Pada tahap ini dilakukan analisis mengenai kebutuhan informasi apa saja
yang dibutuhkan oleh para pelaku dalam sistem agribisnis perikanan tangkap di PPN Kejawanan, Cirebon. Informasi tersebut kemudian dipisahkan berdasarkan jabatan pelaku. Pelaku yang terlibat dalam sistem tersebut di antaranya adalah nelayan, bakul, pengusaha perikanan, distributor, industri pengolah, konsumen dan pihak pengelola (manajerial) PPN Kejawanan.
30
(2)
Formulasi permasalahan Tahap ini bertujuan untuk merumuskan permasalahan yang ada dalam
proses penyusunan, pencatatan dan pengolahan data di PPN Kejawanan, Cirebon. Permasalahan yang ada diketahui melalui observasi lapang, wawancara, serta pengisian kuesioner oleh pelaku yang ada dalam ruang lingkup sistem. (3)
Identifikasi sistem informasi Identifikasi sistem informasi dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan garis
besar tentang gambaran sistem informasi itu sendiri. Identifikasi sistem informasi ini dilakukan dengan pembuatan dua diagram, yaitu: a.
Diagram lingkar sebab akibat (causal loop), pembuatan diagram sebab akibat bertujuan untuk menggambarkan hubungan antar komponen di dalam sistem informasi;
b.
Diagram input - output, tujuan pembuatan diagram input - output adalah untuk menggambarkan masukan dan keluaran serta kontrol dari sistem informasi manajemen agribisnis perikanan tangkap di PPN Kejawanan, Cirebon.
3.4.2 Pembuatan sistem informasi manajemen agribisnis perikanan tangkap berbasis komputer di PPN Kejawanan 1)
Perancangan dan pembuatan desain sistem informasi Tahap ini menjelaskan perancangan sistem informasi yang akan dibuat.
Perancangan sistem informasi ini mendesain suatu proses yang menghasilkan informasi, yaitu terdiri atas proses input data, pengolahan data dan proses penyajian data (output data). Informasi akan dihasilkan dengan memanfaatkan data yang tersimpan pada basis data yang ada. Output atau informasi yang dihasilkan pada akhirnya dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang membutuhkan. Perancangan sistem informasi dilakukan dengan 4 langkah, yaitu: (1)
Perancangan cara kerja sistem dengan diagram blok Pembuatan diagram blok bertujuan untuk menggambarkan garis besar cara
kerja sistem informasi yang akan dibuat beserta komponen-komponen yang terlibat dalam sistem informasi. (2)
Perancangan database Database dapat diartikan sebagai kumpulan data yang terdiri atas satu atau
lebih tabel yang terintegrasi satu sama lain, di mana setiap pemakai (user) diberi
31
wewenang
(otorisasi)
untuk
dapat
mengakses
(mengubah,
menghapus,
menganalisis, menambah, memperbaiki) data dalam tabel-tabel tersebut. Berikut merupakan tahapan-tahapan dalam melakukan perancangan database menurut Pradipta (2010), yaitu: a.
Pembuatan tabel Tabel berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan data dan merupakan suatu
kumpulan data yang berhubungan dengan topik tertentu. Penggunaan tabel bertujuan untuk menyederhanakan logika terhadap pandangan data. Tabel terdiri atas baris yang disebut record dan kolom yang disebut field. Gambar 8 berikut ini menyajikan struktur umum dalam perancangan database. field / kolom 1.1 Tabel 1
field / kolom 1.2 field / kolom 1.3 field / kolom 1.n
Database
field / kolom 2.1 Tabel 2
field / kolom 2.2 field / kolom 2.3 field / kolom 2.n field / kolom n.1
Tabel n
field / kolom n.2 field / kolom n.3 field / kolom n.n
Gambar 8 Struktur database secara umum (Pradipta, 2010) b.
Pembuatan field Field merupakan tempat di mana data atau informasi dalam kelompok yang
sama atau sejenis dimasukkan. Field itu pada umumnya tersimpan dalam bentuk kolom vertikal pada tabel. c.
Pengisisan record Record merupakan data lengkap dalam jumlah tunggal yang biasanya
tersimpan dalam bentuk baris secara horizontal pada tabel. Pengisisan pada record
32
dapat dilakukan langsung pada tabel-tabel dalam database atau terhubung melalui perangkat lunak yang akan dibangun. (3)
Perancangan relasi tabel Perancangan relasi tabel dibuat dengan menggunakan diagram entity
relationship. Relasi tabel dibuat dengan tujuan untuk memperlihatkan hubunganhubungan antara tabel-tabel yang berada pada database. Relasi dapat terbentuk apabila pada setiap tabel yang akan dihubungkan terdapat satu field yang sama. (4)
Perancangan alur sistem dengan dataflow diagram Perancangan alur sistem dengan diagram alir bertujuan untuk memberikan
gambaran langkah-langkah alur sistem informasi manajemen agribisnis perikanan tangkap PPN Kejawanan yang terjadi secara berurutan. Alur tersebut menjelaskan tahap-tahap operasional aplikasi sistem informasi yang akan dibuat. Setelah perancangan sistem informasi dilakukan, selanjutnya dibuat desain dari
sistem
informasi
manajemen
perikanan
tangkap
yang
akan
diimplementasikan di PPN Kejawanan. Desain yang dibuat diharapkan selain menarik, juga bersifat user-friendly, yaitu mudah dioperasikan oleh pengguna bahkan oleh pengguna awam sekalipun. Dengan demikian, maka semua user (pengguna) sistem informasi PPN Kejawanan dapat mengakses dan mengolah informasi yang mereka butuhkan dengan mudah. 2)
Tahap implementasi sistem informasi Tahapan implementasi sistem informasi merupakan tahapan yang paling
penting, karena pada tahap inilah suatu sistem informasi benar-benar dapat dibangun dan siap untuk diimplementasikan. Tahapan ini mencakup coding (pengkodean program) dan instalasi (pemasangan program). Pembuatan sistem informasi ini dirancang dan dibangun menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic .NET (VB. NET) dengan menggunakan software Microsoft Visual Studio 2010 (VS 2010), sedangkan basis data (database) yang digunakan sebagai media penyimpanan data menggunakan format Microsoft Access 2010. Microsoft Visual Studio 2010 (VS 2010) dipilih sebagai software pemrograman karena VS 2010 adalah software terbaru yang dapat mendukung bahasa pemrograman VB .NET dan memiliki banyak fitur pendukung yang memudahkan pengguna dalam melakukan coding. Bahasa pemrograman VB. NET
33
sendiri dipilih karena bahasa pemrograman ini lebih familiar dan banyak digunakan oleh kalangan programmer tingkat pemula sampai menengah dibandingkan dengan bahasa pemrograman lain seperti Java, Delphi, atau C#. 3)
Validasi sistem informasi Pada tahap ini dilakukan uji coba sistem informasi yang telah disusun.
Proses validasi ini diperlukan untuk memastikan bahwa sistem informasi yang dibuat sudah benar, sesuai karakteristik yang ditetapkan dan tidak ada kesalahankesalahan yang terkandung di dalamnya. Proses validasi dapat dilakukan secara bertahap. Pada tahap pertama, pengujian dilakukan dengan mengecek alur sistem secara keseluruhan. Tahap kedua dilakukan pengecekan dengan sampel data dan dilakukan penelusuran, apakah sistem informasi sudah benar dan beroperasi sesuai dengan logika sistem informasi yang tepat. Mulai Tinjauan lapang dan pengambilan data Perencanaan sistem informasi Analisis sistem informasi Perancangan dan pembuatan desain sistem informasi Implementasi sistem dan pengkodean Validasi sistem informasi Memuaskan ?
Tidak
Ya Sistem Informasi Manajemen Agribisnis Perikanan Tangkap PPN Kejawanan Cirebon Selesai
Gambar 9 Diagram alir proses pembuatan Sistem Informasi Manajemen Agribisnis Perikanan Tangkap di PPN Kejawanan (modifikasi dari Pradipta, 2010)
34
3.4.3 Analisis usaha dalam software sistem informasi manajemen agribisnis perikanan tangkap PPN Kejawanan Metode analisis usaha dalam software sistem informasi manajemen agribisnis perikanan tangkap PPN Kejawanan yang telah diimplementasikan digunakan pada menu analisis usaha untuk mengetahui sampai dimana keberhasilan yang telah dicapai selama usaha berlangsung. Analisis usaha tersebut meliputi analisis pendapatan usaha dan analisis kelayakan usaha. 1)
Analisis pendapatan usaha Dalam analisis pendapatan usaha, komponen yang digunakan adalah biaya
produksi, penerimaan usaha dan pendapatan yang diperoleh dari usaha perikanan. Komponen-komponen tersebut akan di-input sendiri oleh pengguna SIMKA nantinya. Menurut Hernanto (1989) vide Afriyanto (2008), untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh dapat diketahui dari beberapa analisis, antara lain analisis keuntungan, analisis imbangan penerimaan dan biaya (R-C ratio), analisis waktu pengembalian modal (Payback Period) dan titik impas (Break Even Point). (1)
Analisis keuntungan Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya keuntungan yang
diperoleh dari usaha yang dilakukan, dengan rumus (Afriyanto 2008):
Keterangan :
=
−
π
= Keuntungan
TR
= Total Revenue (Penerimaan Total)
TC
= Total Cost (Biaya Total)
Dengan kriteria : TR > TC, usaha menguntungkan TR < TC, usaha rugi TR = TC, usaha pada titik impas (2)
Analisis imbangan penerimaan dan biaya (Revenue-Cost Ratio) Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hasil yang diperoleh dari suatu
kegiatan usaha, rumus yang digunakan (Hernanto 1989 vide Afriyanto 2008) yaitu:
35
/ =
Dengan kriteria :
R/C > 1, usaha menguntungkan R/C < 1, usaha rugi R/C = 1, usaha pada titik impas (3)
Waktu pengembalian modal (Payback Period) Payback Period adalah jangka waktu yang diperlukan proyek untuk
mengumpulkan dana intern guna mengembalikan seluruh dana yang telah dipergunakan untuk membangun proyek. Rumus Payback Period adalah (Sutojo 2006) : = (4)
×1
ℎ
Titik impas (Break Even Point) Titik impas adalah suatu keadaan dimana proyek tidak memperoleh
keuntungan tetapi juga tidak menderita kerugian. Agar dapat memperoleh keuntungan, minimum setelah tahun pertama, proyek harus mampu memproduksi dan menjual produknya di atas volume break even point (BEP) setiap tahunnya. Dengan kata lain jumlah kapasitas produksi ekonomis harus ditentukan di atas volume produksi BEP (Sutojo 2006). Rumus yang digunakan dalam penghitungan BEP adalah sebagai berikut :
Kriteria :
(
)=
1−
Total Penerimaan > BEP, maka usaha untung Total Penerimaan < BEP, maka usaha rugi (5)
Return on investment (ROI) Return on investment merupakan analisis yang bertujuan untuk melihat
tingkat pengembalian investasi dalam suatu kegiatan usaha. Rumus yang digunakan menurut Pradipta (2010) adalah sebagai berikut: =
36
2)
Analisis kelayakan usaha Besar manfaat atau benefit dan besar biaya dari setiap unit yang dianalisis
diperlukan untuk mengetahui kelayakan suatu usaha. Analisis finansial menggunakan beberapa kriteria investasi yang didasarkan pada perhitungan nilai sekarang (present value) arus benefit dan arus biaya selama umur proyek (Kadariah et al. 1978 vide Afriyanto 2008). Kriteria-kriteria tersebut terdiri atas : Net Present Value (NPV)
(1)
Net Present Value adalah tolok ukur analisis profitabilitas rencana investasi proyek pertama yang memperhatikan nilai waktu uang (Sutojo 2006). Selanjutnya dikatakan bahwa NPV adalah jumlah present value seluruh net cash flows tahunan selama masa tertentu dan salvage value proyek, dikurangi jumlah investasi proyek. Rumus yang digunakan untuk menghitung NPV adalah:
Dimana : Bt
= Benefit tahunan
Ct
= Biaya tahunan
(
i
n
)
=
− (1 + )
= Discount Factor (DF) = Suku bunga = Umur proyek
Dengan kriteria usaha bila nilai NPV > 0, maka usaha tersebut layak untuk dilaksanakan. Jika NPV = 0, berarti usaha tersebut mengembalikan sama besarnya dengan nilai uang yang ditanamkan untuk mencapai hasilnya. Bila NPV < 0, usaha ini tidak layak untuk dilaksanakan. (2)
Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) Net Benefit-Cost Ratio adalah perbandingan antara present value total dari
benefit bersih pada tahun-tahun dimana benefit bersih bernilai positif, dengan present value total dari benefit bersih pada tahun-tahun dimana Bt – Ct bernilai negatif, yaitu biaya lebih besar dari benefit. Rumus Net B/C menurut Kadariah et al. (1978) vide Afriyanto (2008) adalah sebagai berikut :
37
Dimana :
/ =
Bt
= Benefit tahunan
Ct
= Biaya tahunan
i
= Suku bunga
n
= Umur proyek
∑ ∑
( − ) ; (1 + ) ( − ) ; (1 + )
( (
− −
)≥0 )≤0
Kriteria keputusan yang diambil dalam analisis ini adalah layak atau menguntungkan jika nilai Net B / C ≥ 1, tetapi jika Net B / C < 1, maka usahanya rugi atau dinyatakan tidak layak untuk dilaksanakan. (3)
Internal Rate of Return (IRR) Internal rate of return atau sering disebut juga discounted rate of return
adalah discount rate (r) yang bilamana dipergunakan untuk mendiskonto seluruh net cash flows dan salvage value akan menghasilkan jumlah present value yang sama dengan jumlah investasi proyek. Tolok ukur ini menggambarkan tingkat keuntungan (the rate of return) yang diharapkan dapat diterima pemilik proyek dari jumlah seluruh dana yang telah mereka tanamkan untuk membangun proyek. Dengan kata lain IRR adalah persentase keuntungan senyatanya yang akan diperoleh investor dari proyek yang mereka bangun (Sutojo 2006). Jika nilai IRR yang lebih besar atau sama dengan bunga bank yang berlaku, usaha layak untuk dilaksanakan. Rumus perhitungan IRR adalah sebagai berikut :
Dimana:
=
+
+
×( − )
i1
= Discount rate yang menghasilkan NPV positif
i2
= Discount rate yang menghasilkan NPV negatif
NPV1 = NPV yang bernilai positif NPV2 = NPV yang bernilai negatif Dengan Kriteria : IRR > bunga bank yang berlaku, maka usaha layak untuk dijalankan IRR < bunga bank yang berlaku, maka usaha tidak layak untuk dijalankan.