3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 9 bulan mulai Maret sampai November 2010. Alokasi waktu 9 bulan mengindikasikan representasi musim yaitu Musim Peralihan Barat-Timur (Maret - April- Mei), Musim Timur (Juni – Juli - Agustus), dan Musim Peralihan Timur-Barat (September – Oktober - November), dimana masing-masing musim menunjukan karakter oseanografis dan gejala cuaca yang khas (Suyarso, 1995). Pengamatan dilakukan dengan interval waktu setiap satu (1) bulan yaitu Maret sampai Agustus (T0-T5) dan interval waktu 3 bulan yaitu September sampai November (T5-T6).
Lokasi penelitian adalah perairan
terumbu karang Gugus Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta. Pengamatan di lapangan secara spasial dibedakan atas dua stasiun berdasarkan karakteristik lingkungan perairan, dan kondisi terumbu. Disamping itu bentuk pemanfaatan wilayah perairan dan status konservasi juga menjadi pertimbangan. Berdasarkan kriteria tersebut ditetapkan dua stasiun penelitian yaitu Stasiun pari-selatan (ST1pari) pada posisi 05o 52’ 212’’ Lintang Selatan dan 106o 36’ 754’’ Bujur Timur dan Stasiun tikus-utara (ST2-tikus) pada posisi 05o51’168’’ Lintang Selatan dan 106o34’795’’ Bujur Timur. Penelitian dilaksanakan di terumbu karang Gugus Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta.
Pengamatan di lapangan secara spasial dibedakan atas dua
stasiun berdasarkan bentuk pemanfaatan dan status konservasinya. Pada lokasi penelitian dilakukan sampling pada dua (2) stasiun berbeda, yang didasarkan pada karakteristik perairan dan kondisi terumbu. Selain itu perbedaan stasiun juga didasarkan pada status pemanfaatan wilayah perairan yaitu sebagai area perlindungan laut (APL) dan non-area perlindungan laut (NON-APL). Berdasarkan kriteria tersebut telah ditetapkan stasiun penelitian yaitu Stasiun pariselatan (ST1-pari) pada posisi 05o 52’ 212’’ lintang selatan dan 106o 36’ 754’’ bujur timur dan Stasiun tikus-utara (ST2-tikus) pada posisi 05o51’168’’ lintang selatan dan 106o34’795’’ bujur timur.
27
ST1‐tikkus P. Tikus s
ST1‐pari
Gambarr 2. Lokasi Gugus G Pulau u Pari dan posisi p stasiuun penelitian n k Penelitian n 3.2 Objek Daalam penelittian ini rekrrutmen karaang adalah semua kolooni karang muda m atau juvennile yang teelah menem mpel tetap pada p substrrat alami.
Menurut Penin P
(2008) juvvenile karaang didefiniisikan sebagai semuaa koloni yaang dapat dilihat d (visible) sampai s ukuuran kuranng atau sam ma dengan 5 cm maaksimal pan njang diameter.
Rekrutmeen hewan karang k yan ng akan diaamati dikelompokan dalam d
beberapa kelas k ukuraan koloni muulai dari paaling kecil (ddapat diamaati secara visual) sampai ukkuran kuranng atau saama dengan n 10 cm maksimal m panjang diam meter (Engeharddt, 2000 ; Obura O dan Grimsditch G , 2009). lapangan
objek
saampling
d dibedakan
B Berdasarkan n hasil surv vei di
berdasarkaan
bentukk
koloni
serta
dikelompookan dalam tiga kelas ukuran u yang g disajikan dalam d tabell 1 berikut in ni:
28 < 3 cm (small)
3 – 6 cm (medium)
> 6 cm dan 10cm ≤ (large)
Massive
Branching
Gambar 3. Objek penelitian, rekrut karang berdasarkan bentuk koloni dan kelas ukuran 3.3 Metode sampling Pada setiap stasiun dilakukan pengukuran kelulusan hidup
dan laju
pertumbuhan rekrutmen karang pada dua (2) bentuk koloni Massive dan Branching dan tiga (3) kelas ukuran yang berbeda, Small (< 3 cm), Medium (3 - 6 cm), dan Large (> 6 cm dan ≤ 10 cm) masing-masingnya sebanyak 5 koloni dan ditandai (tangging).
Rekrutmen karang dipilih dalam luasan belt transek
permanen 2 meter x 70 meter. Pengamatan dilakukan dengan interval waktu setiap satu bulan dan setiap 3 bulan. Pencatatan awal atau T0- Maret meliputi jumlah koloni, ukuran koloni serta tipe substrat dasar perairan, dilanjutkan pada bulan kedua sebagai T1- April antara lain jumlah koloni yang mati dan ukuran koloni yang hidup, dan seterusnya sebagai T2-Mei, T3-Juni, T4-Juli sampai T6November. Identifikasi dilakukan langsung di lapangan didukung foto bawah air dan koleksi untuk identifikasi lebih lanjut.
Identifikasi dilakukan sampai
tingkatan genus dengan mengacu kepada Veron (2000), dan Suharsono (2008). Pada waktu yang sama dilakukan pengukuran kualitas perairan antara lain kadar garam (refractometer), derajat keasaman (pH universal), arus permukaan (konvensional), suhu permukaan (thermometer celup), kecerahan (keping secchi), kadar nutrien (Colorimeter DR/980 set), dan sedimentasi (sedimen trap). Data pendukung berupa populasi rekrutmen karang dilakukan pada kedua stasiun di satu kedalam yaitu antara 5-7 meter.
Metode sampling pengamatan
populasi rekrutmen adalah metode bentik kuadrat ukuran 1 meter x 1 meter dengan 3 kali ulangan (Obura dan Grimsditch, 2009).
Penempatan bingkai
29
kuadrat dilakuan secara acak sepanjang transek permanen. Untuk bentik terumbu dilakukan pada kedalaman yang sama dengan menggunakan Metode Line Intercept
Transect
(LIT),
sedangkan
Chatodontidae, Scaridae dan Siganidae
populasi
ikan
karang
kelompok
menggunakan metode belt transek
dengan cara under water visual cencus (English et al., 1997). 3.4 Analisa Data 3.4.1 Struktur komunitas Data kualitatif berupa sebaran kekayaan jenis rekrutmen hewan karang yang ditemukan dianalisis secara deskriptif dengan kekayaan jenis, jumlah koloni dan kepadatan. Analisa struktur komunitas dilakukan terhadap rekrutmen karang dan komponen biologi lainnya. Struktur komunitas dihitung setalah dilakukan identifikasi dan jumlah jenis/koloni telah diketahui.
Pengukuran struktur
komunitas meliputi: Indeks keragaman berdasarkan Shannon-Wiener (Krebs, 1989) s
H’ = ∑ pi ln pi i=1
Keterangan:
H’ = indeks keragaman s = jumlah jenis pi = perbandingan jumlah individu jenis ke-i dengan jumlah total individu
Indeks keseragaman (Krebs, 1989) H’ E = ----------H’ maks Keterangan:
H’ H maks
= indeks kergaman = indeks kergaman maksimum (log2S)
Indeks dominasi, berdasar indeks dominasi Simpson (Krebs, 1989) s
C = ∑ (pi)2 i=1
Keterangan:
C = indeks dominasi pi = perbandingan jumlah individu jenis ke-i dengan jumlah total individu
30
3.4.2 Survival Rate (SR) Laju kelulusan hidup dianalisis berdasarkan data-data rekrutmen yang masih hidup setiap bulan pengamatan dengan menggunakan formula Lt – Lo SR = ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ t Keterangan
SR = Laju kelulusan hidup rekrutmen karang Lt = Total rekrutmen karang yang hidup saat t (koloni) Lo = Total rekrutmen karang pada awal pengamatan (koloni) t
= waktu selama pengamatan (bulan)
Hubungan waktu dan laju kelulusan hidup diuji dengan regresi linier sederhana pada tingkat kesalahan 5% 3.4.3 Growth Rate (GR) Rekrutmen karang yang dapat bertahan hidup selanjutnya dilakukan analisis laju pertumbuhannya dengan menggunakan formula: Wt – Wo GR = ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐ t Keterangan
GR = Laju pertumbuhan rekrutmen karang Wt = Total rerata luas koloni rekrutmen karang saat t (mm2) Lo = Total rerata luas koloni rekrutmen karang pada awal pengamatan (mm2) t
= waktu selama pengamatan (bulan)
Hubungan waktu dan laju pertumbuhan rekrut karang diuji dengan regresi linier sederhana pada tingkat kesalahan 5% 3.4.4 Data Kualitas Air Data kualitas air berupa faktor fisika dan kimia yang diukur merupakan karakteristik kualitas air laut di lokasi penelitian. Analisa karakteristik kualitas air pada stasiun berbeda dilakukan dengan analisis secara deskritif berdasarkan data kualitas air yang diukur.