Harian Kontan – 25/02/2017, Hal. 11 Kerjasama Taspen Life dan Kementerian Pariwisata
24/02/2017 Genjot Premi, Taspen Life Gaet Kemenpar http://keuangan.kontan.co.id/news/genjot‐premi‐taspen‐life‐gaet‐kemenpar
JAKARTA. PT Asuransi Jiwa Taspen alias Taspen Life mengincar nasabah dari kalangan kementerian dan lembaga negara. Perusahaan menawarkan manfaat tambahan dari program Tabungan Hari Tua (THT) yang diberikan induk usahanya, PT Taspen. Sebagai langkah awal, Taspen Life menggandeng kementerian dalam penandatanganan perjanjian kerja sama peningkatan manfaat THT bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di institusi tersebut. "Dengan ditandatanganinya perjanjian ini semoga dapat membuat kinerja ASN lebih baik lagi karena sebagian kesejahteraan ASN sudah dijamin oleh Taspen Life," ujar Maryoso Sumaryono Direktur Utama Taspen Life dalam keterangan tertulis, Jumat (24/2). Kementerian Pariwisata menjadi kementerian pertama yang mengikuti program peningkatan manfaat THT di Taspen Life. Maryoso berharap kementerian lainnya akan menyusul menjadi nasabah. Sekretaris Jenderal Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara mengatakan, dasar dari perjanjian kerja sama ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan yang lebih baik bagi para ASN di lingkungan kementerian tersebut. Sebelumnya, Maryoso bilang, pihaknya juga sudah menggandeng perluasan manfaat Taspen dengan sejumlah pemerintah daerah dan pemerintah provinsi. Ke depan, kerja sama semacam itu akan kembali digenjot untuk mendorong kinerja perusahaannya. Sebagai catatan, Taspen Life mengincar pertumbuhan premi sebesar 20% hingga tutup tahun 2017. Sedangkan tahun lalu, perusahaan berhasil mengantongi premi sebesar Rp 388 miliar. Reporter Tendi Mahad
WARTA EKONOMI 26/02/2017 Perluas Layanan, Taspen Life Rangkul Kemenpar http://wartaekonomi.co.id/read132042/perluas‐layanan‐taspen‐life‐rangkul‐kemenpar.html
Warta Ekonomi.co.id, Jakarta – PT Taspen (Persero) melalui anak usahanya Taspen Life siap meningkatkan manfaat tunjungan hari tua (THT) dengan memperluas layanan asuransi bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kementerian Pariwisata. "Kerja sama Taspen‐Kementerian Pariwisata dimaksudkan agar kesejahteraan para pegawai Kementerian BUMN dapat ditingkatkan," kata Dirut Taspen Life Maryoso Sumaryono, di Jakarta, Sabtu. Menurut Maryoso, sinergi ini sekaligus mendorong kinerja ASN lebih baik lagi karena kesejahteraan ASN sudah dijamin oleh Taspen Life. Ia mejelaskan, Kementerian Pariwisata merupakan kementerian pertama yang mengikuti program peningkatan manfaat THT di Taspen Life, diharapkan diikuti pula oleh kementerian lainnya. Peningkatan manfaat THT bagi ASN ini merupakan salah satu program kerja Taspen Life. Layanan peningkatan pemanfaatan THT juga sudah dilakukan Taspen dengan Pemda dan Pemerintah Propinsi di seluruh Indonesia. Saat ini Taspen terus melakukan inovasi dalam melayani peserta yang berjumlah sekitar 6,8 juta, terdiri atas 4,4 juta ASN aktif dan 2,4 juta pensiunan yang dilayani melalui 54 kantor cabang di seluruh Indonesia. Secara nasional, untuk menambah kualitas layanan, Taspen terus berinovasi dengan menyelenggarakan layanan Mobil Layanan Taspen, call center Taspen 1500‐919, layanan 1 jam, klaim otomatis, office chaneling (mitra layanan Taspen), Taspen service point, SMS Nofication, Taspen Mobile Application for Smartphone, Aplikasi SIMGaji dan aplikasi berbasis Web seperti e‐klaim, e‐SPTB, e‐SPT dan estimasi klaim. (Ant)
Bisnis indonesia – 27/02/2017, hal. 21 Modal Tambahan Dibutuhkan
Bisnis indonesia – 27/02/2017, hal. 21 Investasi dan Efisiensi Jadi Kunci
24/02/2017 AXA Mandiri Gelar Literasi Keuangan di Sorong http://infobanknews.com/axa‐mandiri‐gelar‐literasi‐keuangan‐di‐sorong/#respond
Jakarta – AXA Mandiri kembali menyelenggarakan kegiatan literasi keuangan, kali ini diberikan kepada 50 guru mata pelajaran Ekonomi tingkat SMA dan SMK di Kota Sorong, Papua Barat. Director of Marketing & Operations AXA Mandiri, Kartono, mengatakan bahwa literasi keuangan yang dilakukan AXA Mandiri kepada guru mata pelajaran ekonomi di kota Sorong ini menjadi sangat penting karena peran strategis guru sebagai pendidik. Dengan memberikan pemahaman kepada lima puluh guru ini diharapkan dapat menciptakan efek berganda, yaitu para guru dapat menyebarluaskan pengetahuan mengenai perencanaankeuangan tersebut kepada anak didik, keluarga, hingga masyarakat di sekitarnya. “Guru adalah aset penting bangsa ini. Dengan memperkuat basis pemahaman para guru mengenai perencanaankeuangan, kita berharap mereka dapat menyebarluaskan pengetahuan kepada masyarakat mengenai perlunya pengelolaan keuangan secara baik, guna mempersiapkan masa depan dengan lebih baik, termasuk bagaimana mempersiapkan proteksi diri dan keluarga.” Jelas Kartono di Sorong, Jumat, 24 Februari 2017. Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inkluisi Keuangan 2016 yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK),menyebutkan bahwa Indonesia memiliki indeks literasi keuangan 21,84% dan indeks inklusi keuangan 59,74%. Sedangkan untuk tingkat literasi keuangan khusus wilayah Papua Barat hanya mencapai 19,27%, nilai tersebut merupakan yang terendah dari seluruh wilayah di Indonesia. OJK sendiri menyebutkan bahwa target tingkat literasi keuangan atau melek keuangan masyarakat Indonesia bisa mencapai 75% pada 2019 mendatang.
AXA Mandiri berkomitmen untuk mendukung penuh program pemerintah dan OJK dalam meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia mengenai produk dan jasa keuangan melalui kegiatan edukasi dan literasi keuangan. Beragam kegiatan edukasi dan literasi keuangan telah dilakukan AXA Mandiri dalam beberapa tahun belakangan ini dan Sorong menjadi salah satu kota tujuan diadakannya kegiatan ini. Apalagi kota Sorong merupakan wilayah yang dapat dikatakan sangat strategis karena menjadi lokasi persinggahan dari dan menuju tanah papua. Bahkan sejak tahun lalu, wilayah Indonesia Timur menjadi salah satu wilayah fokus bagi pemerintah dalam meningkatkan pembangunan infrastruktur. “Program‐program ini ditujukan agar masyarakat semakin melek finansial, sehingga dapat membantu meningkatkan aktivitas ekonomi mereka, yang pada akhirnya bermuara pada terwujudnya kesejahteraan yang lebih baik.” Tutup Kartono. (*) By Dwitya Putra
26/02/2017 BNI Life Targetkan Premi Tumbuh Agresif 50% http://finansial.bisnis.com/read/20170226/215/632004/bni‐life‐targetkan‐premi‐tumbuh‐agresif‐50
Bisnis.com,JAKARTA ‐ PT BNI Life menargetkan pendapatan premi dapat tumbuh agresif mencapai 40%‐ 50% pada 2017. Wakil Direktur Utama BNI Life Geger N. Maulana mengharapkan dapat mencapai pertumbuhan prmi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan premi industri yang dipatok oleh Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) sebesar 20%. Ilustrasi ‐ JIBI “Sesuai dengan rencana bisnis pada 2017 diharapkan pertumbuhan premi tumbuh agresif di atas rata‐ rata industri,” kata Geger kepada Bisnis Minggu (26/2/2017). Sepanjang 2016 BNI Life membukukan realisasi premi mencapai Rp4,75 triliun, atau tumbuh 46% dibandingkan dengan 2015, sebesar Rp3,25 triliun. Dia mengatakan guna mencapai target tersebut, perseroan telah menyusun beberapa strategi. Pihaknya optimistis dengan pencapaian yang baik pada tahun lalu dapat menjadi pendorong dalam merealisasikan target dan dapat memberikan pelayanan yang baik bagi nasabah. Tahun ini, lanjut Geger, perseroan akan melakukan optimilasasi sinergi bancassurance untuk meningkatkan layanan kepada nasabah. Strategi bisnis bancassurance untuk optimalisasi, BNI Life akan meningkatkan jumlah dan kapasitas bancassurance. “Kami akan mengembangkan partner bisnis bancassurance selain BNI. Kedepan bisa dengan beberapa partner seperti bank BUMN lain, bank daerah, dan bank swasta menengah,” katanya. Oleh :Asteria Desi Kartika Sari
26/02/2017 BNI Life Perkuat Bancassurance Pada 2017 http://finansial.bisnis.com/read/20170226/215/631974/bni‐life‐perkuat‐bancassurance‐pada‐2017
Bisnis.com, JAKARTA ‐ PT BNI Life tahun ini akan melakukan optimilasasi sinergi bancassurance untuk meningkatkan layanan kepada nasabah. Strategi bisnis bancassurance untuk optimalisasi, BNI Life akan meningkatkan jumlah dan kapasitas bancassurance. “Kami akan mengembangkan partner bisnis bancassurance selain BNI. Kedepan bisa dengan beberapa partner seperti bank BUMN lain, bank daerah, dan bank swasta menengah,” kata Wakil Direktur Utama BNI Life, Geger N. Maulana, saat dihubungi Bisnis.com, Minggu (26/2/2016). Hal tersebut dilakukan sebagai strategi untuk menumbuhkan premi pada 2017. Pasalnya pihaknya menargetkan pertumbuhan premi 2017 mencapai 50%. Selain itu, dia menjelaskan alokasi BNI Life masih didominasi oleh produk unit‐linked. Pasalnya unit‐ linked dapat memberikan alternatif pilihan untuk berinvestasi dalam kondisi tren penurunan suku bunga perbankan di pasar uang.“Memang masyarakat ini masih memilih produk asuransi yang ada bagian investasinya dibandingkan dengan proteksi seperti kesehatan, kematian, kecelakaan, dan perlindungan warisan”. Dia mengatakan BNI Life telah mengkomposisikan rencana bisnis untuk unit‐linked sebesar 55%‐65%, sedangkan sisanya produk tradisional. Dana kelola unit‐linked BNI Life telah mencapai Rp4,3 triliun di 2016, atau naik 30%, dibandingkan dengan tahun sebelumnya sekitar Rp3,3 triliun. Adapun, dana kelola yang ditargetkan oleh perseroan mencapai Rp18 triliun. Dia mengatakan total dana kelola tersebut dari portofolio produk unit‐linked sekitar Rp7 triliun‐ Rp8 triliun, tradisional senilai Rp4 trliun‐Rp 5 triliun, dan sisanya dari modal mandiri Rp5 triliun. Selain itu, dia menargetkan dapat melakukan return investasi di atas benchmarking, secara umum untuk investasi saham sebesar 3%‐5% di atas indeks IHSG dan untuk investasi bondsebesar Rp1%‐2% di atas IBPA.
“Sebagian besar instrumen investasi di tempatkan pada pada bond dan mutual fund bisa saham, campuran, atau money market,” katanya. Dia mengakui untuk imbal hasil investasi pasar, saat ini sedang turun, khususnya saham. Meski begitu, pihaknya optimistis posisi BNI Life secara keseluruhan hasil investasi masih sesuai target. Guna mencapai target tersebut, Geger mengatakan strategi yang harus diterapkan dan tetap dijaga untuk menjaga imbal hasil, dari produk tradisional harus disesuaikan dengan asset liability, sedangkan untuk unit‐linked harus disesuaikan dengan risk customer, dan alokasi modal harus sesuai dengan rencana bisnis yang sudah disepakati. Oleh :Asteria Desi Kartika Sari
Republika – 27/02/2017, Hal. 14 BKPM Dukung Program BPJS Ketenagakerjaan