PENGADILAN MILITER III-12 SURABAYA PUTUSAN Nomor: 86-K/PM III-12/AD/IV/2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum di bawah ini dalam perkara terdakwa: Nama lengkap Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat, tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
EKO DIDIK PURWANTO. Serda/31970590600478. Danru 2 Ton SMS Kiban. Yonif 500/Raider. Sidoarjo, 7 April 1978. Laki-laki. Indonesia. Islam. Asrama Yonif Raider 500/Sikatan Jl. Gajah Mada I No.1 Surabaya.
Terdakwa tidak ditahan. Pengadilan Militer III-12 Surabaya tersebut di atas: Membaca
:
Berita Acara Pemeriksaan dalam perkara ini.
Memperhatikan : 1. Keputusan Penyerahan Perkara dari Pangdam V/Brawijaya selaku Perwira Penyerah Perkara Nomor: Kep/37/I/2017 tanggal 30 Januari 2017. 2. Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer III-12 Surabaya Nomor: Sdak/39/K/AD/III/2017 tanggal 30 Maret 2017. 3. Penetapan Kadilmil III-12 Surabaya Nomor: Tapkim/86/PM.III12/AD/IV/2017 tanggal 12 April 2017 tentang Penunjukan Hakim. 4. Penetapan Hakim Ketua Nomor: Tapsid/86/PM.III12/AD/IV/2017 tanggal 13 April 2017 tentang Hari Sidang. 5. Surat panggilan untuk Terdakwa dan para Saksi. 6. Mendengar
menghadap
persidangan
kepada
Surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini.
: 1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer III-12 Surabaya Nomor: Sdak/39/K/AD/III/2017 tanggal 30 Maret 2017 di depan sidang yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini. 2. Hal-hal yang diterangkan oleh Terdakwa di persidangan serta keterangan para saksi di bawah sumpah.
Memperhatikan : 1. Tuntutan pidana (Requisitoir) Oditur Militer yang diajukan kepada Majelis Hakim di persidangan, yang pada pokoknya Oditur Militer menyatakan bahwa: a. Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana: “Barang siapa yang tanpa hak Hal 1 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata api, munisi atau sesuatu bahan peledak”, sebagaimana diatur dan diancam pidana menurut Pasal 1 ayat (1) UU No.12 Drt 1951. b. Oleh karenanya Oditur Militer mohon agar Terdakwa dijatuhi pidana penjara selama: 12 (dua belas) bulan. c.
Memohon agar barang-barang bukti berupa: 1)
Surat-surat: a) 1 (satu) lembar foto pistol rakitan jenis Sig Sauer P 226 Cal 9 mm. b) 2 (dua) lembar foto pistol Airsoft gun/ air gun sebanyak 68 (enam puluh delapan) pucuk. Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
2)
Barang- barang: a) 1 (satu) pucuk pistol rakitan merk Sig Sauer P 226 beserta 1 (satu) magazen kosong. b) 68 (enam puluh delapan) pucuk Pistol Airsoft gun/ Air gun. c)
2 (dua) bungkus munisi gotri besi Cal 4,5 mm.
Dirampas untuk negara untuk dirusakkan. d. Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah). 2. Bahwa atas Tuntutan (requisitoir) dari Oditur Militer di atas, Terdakwa dan Penasihat Hukum menyatakan tidak mengajukan Nota Pembelaan (Pledooi), melainkan hanya mengajukan permohonan keringanan hukuman secara tertulis (clementine), dimana dalam permohonan keringanan hukumannya Penasihat Hukum berpendapat tuntutan Oditur Militer yang berpendapat bahwa perbuatan Terdakwa rmasuk ke dalam kategori yang dimaksudkan di dalam Pasal 1 ayat (1) UU Darurat RI Nomor 12 Tahun 1951, sangatlah berlebihan. Bahwa dalam proses pembentukan Pasal 1 ayat (1) UU Darurat RI Nomor 12 Tahun 1951, di sebut alasan-alasan mendasar antara lain: “Barang siapa yang tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata api, munisi atau sesuatu bahan peledak”. Oleh karena itu, jika berkaca kepada fakta hukum yang telah terungkap di dalam persidangan yang menunjukan bahwa Terdakwa sama sekali tidak dalam berfikir atau menyadari secara langung Hal 2 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
sebagai tugas dan tanggung jawabnya selaku petugas simpan pinjam Koperasi Yonif Raider 500/Sikatan dan/atau apa yang dilakukannya pada saat menerima perintah dari Komandan Batalyon (dhi. Letkol Inf Yulkha Indriarta melalui telepon untuk mengeluarkan uang sebesar Rp. 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) melalui Koperasi Yonif Raider 500/Sikatan, dimana pada saat itu Terdakwa telah terlebih dahulu melaporkan kepada Ketua Primer Koperasi Yonif 500 Raider/Sikatan (dhi. Kapten Inf Mulyono) atas perintah Komandan tersebut, selanjutnya pengeluaran uang koperasi tersebut sesuai fakta hukum yang di depan persidangan, sesuai petunjuk Danyon Letkol Inf Yulkha Indriarta supaya uang tersebut di koordinir dan dibawa oleh Kapten Inf Dili Murtiawan guna pembelian senjata Airsoft gun sebanyak 30 (tiga puluh) pucuk pistol genggam jenis Airsoft gun/Air gun yang terdiri dari 25 (dua puluh lima) pucuk merk FWC buatan Taiwan dengan moel FN 46 dan 5 (lima) pucuk merk makarof melalui rekan bisnis komandan a.n. Sdr Bagus. Sehingga apa yang di dakwakan oleh Oditur Militer dalam surat tuntutannya sangatlah berlebihan karena di dalam fakta hukum yang terungkap di depan persidangan sama sekali tidak menunjukkan adanya unsur kesengajaan (Dolus) sebagaimana yang dimaksudkan Pasal yang didakwakan oleh Oditur Militer di dalam surat tuntutannya terhadap diri Terdakwa. Bahwa Penasihat Hukum Terdakwa mengatakan bahwa Oditur Militer dalam surat tuntutannya terkesan seakan-akan memaksakan agar Terdakwa dapat didakwa dan dituntut sebagaimana Pasal 1 ayat (1) UU Darurat RI Nomor 12 Tahun 1951 tersebut, karena di dalam realita hukum di Indonesia senjata Airsoft gun atau senjata Air gun sebagaimana yang banyak didalilkan oleh Oditur Militer dalam surat tuntutannya bukanlah merupakan senjata api ataupun senjata lain yang dipergunakan sebagai alat pemukul, penikam, atau penusuk sebagaimana di kenal dalam Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951. Oleh karena itu perbuatan membawa atau memiliki Airsoft gun dan atau Air gun bukan termasuk tindak pidana yang disebutkan dalam undang-undang tersebut. Dengan kata lain, belum ada aturan tegas yang mengatur soal penyalahgunaan Airsoft gun; hal ini dapat disimpulkan Airsoft gun dikenal sebagai senjata api oleh raga (Vide Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 8 Tahun 2012 tentang Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api untuk Kepentingan Olah Raga). Sebagaimana fakta hukum yang terungkap dipersidangan jika dikaitkan dengan surat tuntutan Oditur Militer, apa yang dilakukan oleh Terdakwa adalah beralasan dan sangat masuk akal sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai petugas Koperasi tersebut di atas, karena Terdakwa di dalam mengeluarkan uang Koperasi untuk keperluan pembelian senjata Airsoft gun/Air gun sudah atas seijin dan persetujuan dari Koperasi (dhi. Kapten Inf Muryono) maka oleh karena itu Penasihat Hukum memohon kepada Majelis Hakim menilai secara obyektif terhadap atas isi tuntutan Oditur Militer dalam permasalahan ini. Bahwa di dalam KUHAP terdapat kaidah hukum sebagai acuan untuk mencapai kebenaran, yakni asas “Equality Before The Law” yang berarti perlakuaan yang sama atas diri setiap orang di muka hukum dengan tidak mengadakan pembedaan perlakukan. Oleh karena itu patut kiranya Majelis hakim agar dapat memberikan Hal 3 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
penilaian yang arif dan bijaksana sebelum akhirnya menjatuhkan putusan bagi Terdakwa. Hal ini disampaikan bukan semata dalam rangka membela kepentingan perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa, akan tetapi lebih dari itu patut kiranya bagi Majelis Hakim untuk mempertimbangkan pula konsekwensi dari putusan yang nantinya akan dijatuhkan. Bahwa sebagai bahan agar dapat menjadi pertimbangan bagi Majelis Hakim dalam memutus perkara ini, bahwa Terdakwa dalam melakukan perbuatan sebagaimana surat tuntutan Oditur Militer tersebut hanyalah sebatas menerima perintah dari atasan Terdakwa dan tidak ada niat sedikitpun untuk melakukan perbuatan yang didakwa Oditur Militer dalam tuntutannya terhadap diri Terdakwa. Sehingga kondisi Terdakwa yang melanggar Pasal 1 ayat (1) UU Darurat RI Nomor 12 Tahun 1951, kami Penasihat Hukum Terdakwa merasa bahwa pasal yang didakwakan Oditur Militer kurang berkenaan dengan aspek keadilan yang diharapkan dapat mencerminkan nilai kemanusiaan yang berkeadilan. Maka untuk itu, ditangan Majelis Hakim Yang Mulia-lah kami menaruh perhatian dan harapan yang besar dalam perkara ini dimana Majelis Hakim sebagai pejabat negara yang ikut meletakkakn dasar bagi perkembangan hukum di tanah air agar dapat menjadikan paradikma hukum progresif sebagai sarana untuk menjinakkan kekakuan dan kebekuan Undang-undang sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, yang berbunyi: “yang mewajibkan hakim, untuk menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat”. (Dr. Drs. AM. Mujahidin, M.H.,: Jalan Keluar dari keterpurukan HUKUM, Varia Peradilan No.257 halaman 58-59). Dimana dengan putusan Majelis Hakim atas dasar keyakinan berdasarkan kepada Tuhan Yang Maha Esa menunjukkan bahwa kewajiban menegakkan keadilan tidak hanya dapat dipertanggung jawabkan secara horizontal kepada sesama manusia melainkan lebih dari itu secara vertical kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan apa yang telah di uraikan di atas, maka sambil mengharapkan putusan yang seadil-adilnya dari Majelis Hakim yang Mulia, maka perkenankanlah kami Penasihat Hukum Terdakwa untuk menyampaikan hal-hal yang dapat meringankan Terdakwa sebagai berikut: a. Bahwa Terdakwa Terdakwa berterus terang dan berlaku sopan sehingga memperlancar jalannya persidangan. b. Bahwa Terdakwa memiliki keluarga yang saat ini masih sangat membutuhkan kehadiran Terdakwa ditengah-tengah mereka, karena Terdakwa adalah tulang punggung satusatunya kehidupan keluarga. c. Bahwa Terdakwa sangat menyesali dan menyadari kesalahannya yang telah dilakukan, serta berjanji tidak akan mengulangi lagi dikemudian hari. d. Bahwa Terdakwa memiliki tanda jasa berupa Satya Lencana Kesetiaan XVI Tahun, Satya Lencana Dharmanusa. Hal 4 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
e. Bahwa selama berdinas Terdakwa telah melaksanakan tugas Operasi antara lain: 1) Operasi Pengamanan Jejak Pendapat di Timor Timur tahun 1999-2000. 2)
Satgas Tuntas Komodo Atambua tahun 2000-2001.
3) Satgas Pemulihan Keamanan Darmil Aceh tahun 2003-2004. f. Bahwa selain penugasan operasi, Terdakwa mempunyai beberapa prestasi lain diantaranya:
juga
1) Juara pertama lomba Peleton Beranting (Tonting) Yudha Wastu Pramuka Jaya tahun 1999. 2) Juara kedua lomba Koperasi Berprestasi piala Walikota Surabaya tahun 2013. g.
Bahwa Terdakwa belum pernah dihukum.
h. Bahwa selain tanda jasa, Terdakwa juga memiliki beberapa prestasi dan penugasan operasi sebagaimana surat Danyonif Raider 500/Sikatan Nomor R/43/V/2017 tanggal 02 Mei 2017 tentang permohonan keringanan putusan hukuman anggota Yonif Raider 500/Sikatan a.n. Serda Eko Didik Purwanto NRP 31970590600478. Bahwa selain itu mengingat adanya jiwa ksatria pada diri Terdakwa telah tidak berbelit-belit mengakui kesalahannya, Penasihat Hukum Terdakwa memohon kiranya Majelis hakim yang mulia berkenan untuk memberikan keringanan hukuman pada diri Terdakwa dengan hukuman yang seringan ringannya. Menimbang
:
Bahwa berdasarkan Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer III-12 Surabaya tersebut di atas, Terdakwa didakwa telah melakukan tindak pidana sebagai berikut: Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempat-tempat seperti tersebut di bawah ini, yaitu pada bulan Mei tahun 2000 empat belas di rumah Terdakwa Asrama Yonif 500 Raider/Sikatan Surabaya atau dalam tahun 2000 empat belas setidak-tidaknya di tempattempat yang termasuk daerah hukum Pengadilan Militer III-12 Surabaya, telah melakukan tindak pidana: “Barang siapa yang tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata api, munisi atau sesuatu bahan peledak”, perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: 1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI AD pada tahun 1997 melalui Pendidikan Secata PK di Rindam V/Brawijaya, setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Prajurit Dua kemudian dilanjutkan pendidikan kejuruan Infanteri di Dodiklatpur Asembagus Situbondo, selanjutnya ditempatkan di Yonif 507/BS Sikatan (sekarang Yonif Raider 500/Sikatan), pada tahun 2003 mengikuti pendidikan Raider di Hal 5 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
Dodiklatpur Rindam V/Brw Asem Bagus Situbondo, kemudian pada tahun 2011 mengikuti pendidikan Secaba Reg di Rindam V/Brw setelah lulus dilantik dengan pangkat Serda dan ditugaskan di Yonif 500/Raider sampai saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini dengan pangkat Serda NRP 31970590600478. 2. Bahwa pada sekira bulan April 2012 Terdakwa selain menjabat sebagai Danru 2 Ton SMS Kibant Terdakwa juga merangkap jabatan sebagai Kepala Unit Simpan Pinjam di Koperasi Yonif 500/Raider, awal mulanya Terdakwa dipanggil Kaprim Lettu Inf Muryono yang menyampaikan jika Danyonif 500/R Letkol Inf Yunka Endriarta memberi perintah secara lisan kepada Terdakwa untuk menyiapkan dana sebesar Rp.60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) dan atas dasar perintah lisan tersebut maka Terdakwa segera mengambil dana Usipa sebesar Rp.60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah). 3. Bahwa selanjutnya uang tersebut Terdakwa serahkan kepada Kapten Inf Dili Murtiawan (saat itu menjabat Danki Senapan B) dan uang tersebut digunakan untuk membayar pembelian senjata Airsoft gun dari Sdr. Bagus (rekan bisnis Letkol Inf Yulka Endriarta) sebanyak 30 (tiga puluh) pucuk pistol genggam jenis Airsoft gun/Air gun yang terdiri dari 25 (dua puluh lima) pucuk jenis merk FWC buatan Taiwan dengan model seperti FN 46 dan 5 (lima) pucuk merk Makarof dan setelah mendapatkan semua senjata Airsoft gun tersebut Danyonif 500/Raider saat itu Letkol Inf Yulka Endiarta memerintahkan agar dijual kepada anggota Yonif 500/Raider yang berdianas luar maupun seluruh anggota lain yang berminat. 4. Bahwa penjualan senjata Airsoft gun/air gun dijual secara kredit dan pembayarannya dengan cara mengangsur selama 10 (sepuluh) kali atau 10 (sepuluh) bulan sesuai harga dari masing-masing merk senjata tersebut, setelah 30 (tiga puluh) pucuk senjata Airsoft gun/air gun habis terjual, selanjutnya Terdakwa memesan lagi kepada Sdr Bagus sebanyak 68 (enam puluh delapan) pucuk atas perintah lisan Danyonif 500/Raider. 5. Bahwa pada bulan Mei 2014 Terdakwa dihubungi melalui Hp oleh teman satu lifting Terdakwa yaitu Sertu Wahyu Andrianto (Saksi3) yang berdinas di Kodim 0426/Tulang Bawang Lampung kemudian Saksi-3 memesan senjata api rakitan kepada Terdakwa, awalnya Terdakwa menolak tetapi Saksi-3 terus mendesak Terdakwa dan selanjutnya Terdakwa berupaya mencarikan dengan cara menemui dan menanyakan kepada Serda Aleka Doifan (Saksi-2) lalu Saksi-2 menyangupi dan akan berusaha memesankan senjata api rakitan tersebut. 6. Bahwa seminggu kemudian Terdakwa dihubungi oleh Saksi-2 yang menyampaikan pesanan senjata api rakitan sudah ada dengan harga Rp. 7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah), kemudian Terdakwa menelpon Saksi-3 dan memberitahukan jika pesanannya sudah ada harganya sebesar Rp. 8.000.000,00 (delapan juta rupiah) termasuk biaya pengirimannya ke kota Palembang, selanjutnya seketika itu juga Saksi-3 mengirim uang melalui transfer ke nomor rekening BRI Terdakwa sebesar Rp. 8.000.000,00 (delapan juta rupiah) kemudian uang tersebut Terdakwa bayarkan kepada Saksi-2 sebesar Rp. 7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah) dan 2 (dua) hari kemudian Saksi-2 mengantar dan menyerahkan 1 (satu) pucuk senjata api rakitan jenis pistol merk “SIG SAUER P 226” tanpa dilengkapi dengan munisi ke rumah dinas Terdakwa di Asrama Yonif 500/ Raider dan diterima oleh Terdakwa. Hal 6 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
7. Bahwa setelah 2 (dua) minggu pistol tersebut Terdakwa simpan kemudian Terdakwa dihubungi oleh Saksi-3 dan disarankan oleh Saksi-3 untuk mengirim senjata api rakitan tersebut dengan cara dibongkar menjadi 2 (dua) bagian, lalu dimasukkan kedalam 2 (dua) kardus bekas air minum Aqua bersamaan barang pesanan yang lainnya berupa sarung, kaos loreng dan sweater loreng dan Terdakwa mengirimkannya dengan 2 (dua) kali pengiriman melalui jasa pengiriman barang yang diangkut oleh PO bus Rosalia Indah Surabaya dengan tujuan kirim ke alamat agen pengiriman barang PO bus Rosalia Indah Tulang Bawang Palembang Sumatera Selatan. 8. Bahwa setelah kedua peketan barang tersebut diterima oleh Saksi-3, kemudian Saksi-3 memberi kabar Terdakwa melalui Hp jika pistol yang sudah dikirim telah dirangkai dan dicoba, ternyata kondisinya tidak bisa berfungsi dengan baik (rusak) dan saat itu Terdakwa sudah menyampaikan agar senjata tersebut dikembalikan kepada Terdakwa dan setelah Terdakwa tunggu beberapa hari senjata tersebut tidak dikembalikan lagi oleh Saksi-3 sampai dengan sekarang. 9. Bahwa Terdakwa mendapat keuntungan dari kegiatan jual beli senjata api rakitan jenis Sig Sauer sebesar Rp. 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) sedangkan untuk senjata Airsoft gun/air gun yang pertama terjual sebanyak 30 (tiga puluh) pucuk Terdakwa tidak mendapat keuntungan namun pada saat pembelian kedua sebanyak 38 (tiga puluh delapan) pucuk Terdakwa mendapat keuntungan dari 1 (satu) pucuk senjata sebanyak Rp. 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah) sampai dengan Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) sehingga jumlah total keuntungan yang Terdakwa terima kurang lebih Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah). 10. Bahwa dengan demikian Terdakwa telah menjual senjata api rakitan sebanyak 1 (satu) pucuk merk Sig Sauer P 226 dan 68 (enam puluh delapan) pucuk Airsoft gun/air gun tanpa dilengkapi surat-surat resmi dari organisasi Perbakin dan tidak memiliki ijin apapun dari Perbakin. 11. Bahwa pada bulan Februari 2016 Sinteldam V/Brw sedang menangani perkara penyalah gunaan/jual beli senjata yang diduga Terdakwa lakukan, kemudian pada tanggal 2 sampai dengan tanggal 8 Februari 2016 Terdakwa dilakukan pemeriksaan oleh Sinteldam V/Brw dan kepada petugas yang memeriksa Terdakwa mengaku jika pernah menjual senjata api (pistol rakitan) kepada Saksi-3. Sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam Pasal 1 ayat (1) UU Darurat RI Nomor 12 Tahun 1951. Menimbang
:
Bahwa atas dakwaan tersebut, Terdakwa menerangkan bahwa ia benar-benar mengerti atas Surat Dakwaan yang didakwakan kepadanya dan atas Surat Dakwaan Oditur Militer tersebut Terdakwa maupun Tim Penasihat Hukum tidak mengajukan keberatan atau eksepsi.
Menimbang
:
Bahwa di persidangan Terdakwa didampingi oleh Tim Penasihat Hukum dari Kumdam V/Brawijaya yaitu Mayor Chk Syamsoel Hoeda, S.H., M.Hum., NRP 11010022831076, Lettu Chk Piryanto, S.H., M.Hum, NRP 21960346600477, Serka Nanang Candra. T, S.H., NRP 21040180940185 dan ASN Anang Sofieanto, S.H., Penata TK I gol III/d berdasarkan Surat Perintah dari Kakumdam V/Brawijaya Nomor Sprin/218/VIII/2016 tanggal 16 Agustus 2016 dan Surat Kuasa Hal 7 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
Khusus dari Terdakwa tertanggal 29 September 2016. Menimbang
:
Bahwa para Saksi yang dihadapkan menerangkan di bawah sumpah sebagai berikut:
dipersidangan
Saksi-1 Nama lengkap Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat, tanggal lahir Kewarganegaraan Jenis Kelamin Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
DODY RAHMAWAN SANTOSO. Serka/21060151480184. PLH Basi Intel (sekarang Basi Ops). Yonif 500/Raider. Bojonegoro, 6 Januari 1984. Indonesia. Laki-laki. Islam. Asrama Yonif 500/Raider, Jl. Gajah Mada No.1 Surabaya.
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa di Yonif 500/Raider sejak tahun 2006, dan hubungan Saksi dengan Terdakwa hanya sebatas hubungan antara atasan dan bawahan, tidak ada hubungan keluarga/famili. 2. Bahwa Saksi mengerti dihadapkan kepersidangan ini, untuk memberikan kesaksian terkait dengan jual beli senjata Airsoft gun dan air gun yang dilakukan oleh Terdakwa. 3. Bahwa Saksi mengetahui tentang jual beli senjata Airsoft gun dan air gun yang dilakukan oleh Terdakwa, karena Saksi pernah melakukan pemeriksaan terhadap Terdakwa. 4. Bahwa Saksi melakukan pemeriksaan terhadap Terdakwa pada bulan Februari 2016 bertempat di ruang Staf Intel Yonif 500/Raider. 5. Bahwa dari hasil pemeriksaan yang Saksi lakukan, Terdakwa mengakui Terdakwa menjual senjata Airsoft gun dan air gun pada tahun 2012, saat Terdakwa menjabat di Koperasi Yonif 500/Raider atas petunjuk dari Letkol Inf Yulka Endriarta yang saat itu menjabat sebagai Danyonif 500/Raider. 6. Bahwa menurut pengakauan dari Terdakwa senjata Airsoft gun/air gun di jual kepada anggota Yonif 500/Raider yang melaksanakan dinas luar pada PT Gas. 7. Bahwa seingat Saksi senjata yang dijual oleh Terdakwa lebih kurang sebanyak 60 (enam puluh) pucuk dengan harga Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah) sampai dengan Rp. 2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah) sesuai dengan jenisnya. 8. Bahwa pada bulan Februari 2016 sesuai perintah Asintel Kodam V/Brawijaya (Kolonel Inf Edi Nur Habat) anggota Yonif 500/Raider yang membeli senjata Air Gun dan Airsoft Gun melalui koperasi Yonif 500/Raider dikumpulkan di staf Intel Yonif 500/Raider dan saat itu sesuai perintah senjata langsung dikumpulkan tanpa didata nama pemiliknya dan secara keseluruhan senjata yang terkumpul sebanyak 60 (enam puluh) pucuk senjata Air Gun dan Airsoft Gun, selanjutnya senjata tersebut di serahkan kepada Siintel Kodam V/Brawijaya di ruangan Siintel Kodam V/Brawijaya. 9. Bahwa yang menyerahkan senjata tersebut Saksi bersama dengan Pasi Intel Yonif 500/Raider Kapten Inf Sujarwo, dan yang Hal 8 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
menyaksikan penyerahan senjata tersebut yaitu Asintel, Waasintel, serta anggota Sintel dan sesuai petunjuk Asintel senjata tersebut Saksi antar ke Pers Pusintelad yang berada di Deninteldam V/Brawijaya. 10. Bahwa Saksi tidak mengetahui bila Terdakwa pernah menjual senjata rakitan lain, yang Saksi ketahui hanya senjata Airsoft gun dan Air gun saja. 11. Bahwa senjata Airsoft gun dan Air gun yang dijual oleh Terdakwa tidak ada surat-suratnya, dan Saksi tidak mengetahui dari mana senjata tersebut diperolehnya. Atas keterangan Saksi-1 membenarkan seluruhnya.
tersebut
di
atas,
Terdakwa
Saksi-2 Nama lengkap Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat, tanggal lahir Kewarganegaraan Jenis Kelamin Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
SURYADI. Koptu/31970595240179. Ta Mudi Keslap. Denkesyah 05.04.04 Surabaya. Lamongan, 1 Januari 1979. Indonesia. Laki-laki. Islam. Ds. Sido Wungu RT.14 RW.04, Menganti, Kab. Gresik.
Kec.
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak masih di pendidikan pada tahun 1997 karena Saksi dan Terdakwa satu leting, diantara Saksi dengan Terdakwa tidak ada hubungn keluarga/family. 2. Bahwa Saksi mengerti dihadapkan kepersidangan ini, untuk memberikan kesaksian terkait dengan jual beli senjata Airsoft gun yang dilakukan oleh Terdakwa. 3. Bahwa Saksi mengetahui tentang jual beli senjata Airsoft gun yang dilakukan oleh Terdakwa, karena Saksi pernah membeli senjata Airsoft gun kepada Terdakwa. 4. Bahwa Saksi membeli senjata Airsoft gun kepada Terdakwa sebanyak 2 (dua) pucuk senjata dalam 2 (dua) kali transaksi pembelian, yang pertama Saksi beli pada bulan Februari 2014 dan yang kedua pada bulan September 2014. 5. Bahwa Saksi membeli senjata tersebut sebanyak 2 (dua) kali oleh karena beberapa bulan setelah senjata yang pertama Saksi beli senjata tersebut rusak magazennya tidak bisa diisi gas sehingga senjata tidak bisa di tembakkan. 6. Bahwa Saksi membeli senjata Airsoft gun tersebut di Koperasi Yonif 500/Raider alamat Jl. Gajah Mada 1 Surabaya dengan harga 1 (satu) pucuknya Rp. 2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah). 7. Bahwa senjata Airsoft gun yang Saksi beli dari Terdakwa jenisnya Pistol Merk RCF type M 1911 A1 Model FN 46 buatan Taiwan, pada saat Saksi menerima senjata tersebut dalam keadaan lengkap dilengkapi dengan kotak pembungkus, buku petunjuk, 1 (satu) buah magazen dan 1 (satu) bungkus peluru bulat plastik warna putih. Hal 9 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
8. Bahwa Saksi mengetahui Terdakwa menjual senjata Airsoft gun dari tampilan gambar BBM Terdakwa yang bergambar senjata Airsoft gun dan ketika Saksi tanyakan Terdakwa menerangkan senjata Airsoft gun dijual di Koperasi Yonif 500/Raider. 9. Bahwa senjata Airsoft gun yang Saksi beli tidak ada suratsuratnya dan maksud Saksi membeli senjata Airsoft gun tersebut hanya untuk gagah-gagahan saja. 10. Bahwa Saksi mau membeli senjata Airsoft gun tersebut, karena menurut Saksi senjata tersebut legal karena dijual di Koperasi Yonif 500/Raider. 11. Bahwa sejata air sof gun yang Saksi beli dari Terdakwa sudah Saksi serahkan kepada Kapten Inf Ahmad Kamil anggota Deninteldam V/Brawijaya. Atas keterangan Saksi-2 membenarkan seluruhnya.
tersebut
di
atas,
Terdakwa
Saksi-3 Nama lengkap Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat, tanggal lahir Kewarganegaraan Jenis Kelamin Agama Tempat tinggal
: AHMAD KAMIL. : Kapten Inf/21950052810274. : Dan BKI E. : Deninteldam V/ Brawijaya. : Jakarta, 12 Februari 1974. : Indonesia. : Laki-laki. : Islam. : Asrama Deninteldam V/ Brawijaya Jl. Dukuh Menanggal Timur, Surabaya.
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa pada bulan Februari 2016, karena Saksi tergabung dengan tim yang memeriksa anggota Yonif 500/Radier terkait dengan perkara jual beli senjata Airsoft gun/air gun yang dilakukan oleh anggota Yonif 500/Raider salah satunya Terdakwa dan di antara Saksi dengan Terdakwa tidak ada hubungan keluarga/famili. 2. Bahwa tim yang memeriksa anggota Yonif 500/Radier terkait dengan perkara jual beli senjata Airsoft gun/air gun terdiri dari Pusintelad, Sinteldam V/Brawijaya dan Deninteldam V/Brawijaya. 3. Bahwa saat pemeriksaan yang Saksi periksa adalah Saksi-2 Koptu Suryadi dan Serda Aleka Doifan, sedangkan Terdakwa yang memeriksanya anggota yang lain. 4. Bahwa pemeriksaan terhadap Saksi-2 Koptu Suryadi dan Serda Aleka Doifan Saksi laksanakan pada tanggal 3 Februari 2016 awalnya di ruang Sinteldam V/Brw, namun karena ruangannya sempit kemudian Saksi memeriksanya di kantor Deninteldam V/Brw. 5. Bahwa dari hasil pemeriksaan yang Saksi lakukan, Saksi-2 Koptu Suryadi mengakui 2 (dua) kali membeli senjata Airsoft gun jenis FN 46 kepada Terdakwa dengan harga Rp. 2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah) per pucuknya. 6. Bahwa Saksi-2 Koptu Suryadi membeli senjata air sof gun hinga 2 (dua) kali karena, senjata Airsoft gun yang pertama kali Hal 10 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
dibelinya rusak dan tidak dapat digunakan. 7. Bahwa menurut pengakuan Saksi-2 Koptu Suryadi kepada Saksi, maksud Saksi-2 Koptu Suryadi membeli senjata Airsoft gun tersebut hanya untuk gagah-gagahan saja. 8. Bahwa senjata Airsoft gun yang di beli oleh Saksi-2 Koptu Suryadi dari Terdakwa tidak ada surat-suratnya. 9. Bahwa kedua senjata Airsoft gun yang di beli oleh Saksi-2 Koptu Suryadi dari Terdakwa, diserahkan Saksi-2 Koptu Suryadi kepada Saksi, dan oleh Saksi kedua senjata tersebut Saksi serahkan ke Sinteldam V/Brawijaya. 10. Bahwa Saksi tidak mengetahui bila Terdakwa ada menjual senjata api rakitan jenis Sig Sauer kepada orang lain, akan tetapi Saksi pernah mengambil senjata api rakitan jenis Sig Sauer berikut dengan 13 (tiga belas butir) munisi Cal. 9mm, dari Sertu Sukardi anggota Kodim 0812/Lamongan di belakang Plasa Marina Jl. Margorejo Surabaya tepatnya dibelakang Masjid Nurul Iman Jl Sidosermo Air Das. 11. Bahwa Saksi mengambil mengambil senjata api rakitan jenis Sig Sauer berikut dengan 13 (tiga belas butir) munisi Cal. 9mm tersebut bersama dengan Praka Agung Ilmanto, atas perintah dari Asinteldam V/Brawijaya Kolonel Inf Edi Nurhabad. 12. Bahwa sepengetahuan Saksi senjata senjata api rakitan jenis Sig Sauer berikut dengan 13 (tiga belas butir) munisi Cal. 9mm tersebut senjata yang dijual oleh Praka Agung Ilmanto kepada Sertu Sukardi, dimana senjata tersebut diperoleh Praka Agung Ilmanto dari Serda Aleka Doifan. Atas keterangan Saksi-3 tersebut di atas, Terdakwa menyangkal senjata api rakitan jenis pistol Sig Saur yang diambil oleh Saksi-3 dari Sertu Sukardi, bukanlah senjata api rakitan yang telah Terdakwa jual, karena senjata api rakitan jenis Sig Sauer yang Terdakwa jual tidak ada munisinya. Bahwa atas sangkalan dari Terdakwa, Saksi-3, tidak mengetahui apakah senjata yang diambil oleh Saksi-3 adalah senjata yang telah dijual oleh Terdakwa. Saksi-4 Nama lengkap Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan
: : : :
Tempat, tanggal lahir Kewarganegaraan Jenis Kelamin Agama Tempat tinggal
: : : : :
MURYONO. Kapten Inf/21950056040874. Pa Bintal (sekarang Dankiwal). Yonif 500/Raider (sekarang Denmadam V/Brawijaya) Kediri, 4 Agustus 1974 Indonesia Laki-laki Islam Asrama Yonif 500/Raider Jln. Gajah Mada I No. I Surabaya (sekarang Asrama Kiwal Jln. Hayam Wuruk No.1 Surabaya).
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak bulan Oktober 2009 pada saat Saksi masuk berdinas di Yonif 500/Raider setelah Hal 11 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
mengikuti pendidikan Secapa AD, dan hubungan Saksi dengan Terdakwa hanya sebatas antara atasan dan bawahan tidak ada hubungan keluarga. 2. Bahwa Saksi mengerti dihadapkan kepersidangan ini, untuk memberikan kesaksian terkait dengan jual beli senjata Airsoft gun yang dilakukan oleh Terdakwa di Koperasi Yonif 500/Raider. 3. Bahwa Saksi mengetahuinya karena pada saat itu Saksi selain menjabat sebagai Pabintal Saksi juga menjabat sebagai ketua Koperasi Yonif 500/Raider dan Saksi menjabat sebagai ketua Koperasi di Yonif 500/Raider sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2015. 4. Bahwa tugas dan tanggung jawab Saksi sebagai ketua Koperasi yaitu mengkoordinir kegiatan simpan pinjam (usipa) dan mengkoordinir jual beli kebutuhan pokok personil di Unit pertokoan. 5. Bahwa Terdakwa di Koperasi Yonif 500/Raider menjabat dibagian simpan pinjam (usipa). 6. Bahwa Koperasi Yonif 500/Raider sebenarnya tidak pernah melaksanakan jual beli senjata Airsoft Gun, akan tetapi pada bulan April 2012 hari dan tanggalnya Saksi lupa, saat Saksi sedang melaksanakan latihan Raider di Dodikjur Malang, Terdakwa menghubungi Saksi melalui telepon seluler dan menyampaikan “Ijin Kaprim, Danyon (Letkol Inf Yulka Indiarta) menyampaikan akan pinjam uang sebesar Rp. 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) untuk pembelian senjata Airsoft Gun” Saksi jawab “silahkan dicarikan kalau ada”. 7. Bahwa selain Terdakwa, Danyonif 500/Raider saat itu Letkol Inf Yulka Indiarta juga menyampaikan hal yang sama melalui telepon seluler. 8. Bahwa sepengetahuan Saksi uang sebesar Rp. 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) diserahkan kepada Kapten Inf Dili Murtiawan yang mengkoordinir pembelian senjata Airsoft Gun tersebut. 9. Bahwa sepengetahuan Saksi anggota yang membeli senjata Airsoft Gun lebih kurang sebanyak 60 (enam puluh) orang. 10. Bahwa Saksi tidak mengetahui darimana senjata Airsoft Gun tersebut berasal dan dibeli karena senjata tersebut tidak dijual melalui Koperasi, Koperasi hanya mengetahui berapa jumlah uang yang harus dibayar oleh anggota yang membeli senjata, selanjutnya pembayaran oleh Koperasi dipotong melalui gaji. 11. Bahwa sepengetahuan Saksi anggota membeli senjata Airsoft Gun karena ada arahan langsung dari Danyonif 500/Raider saat itu Letkol Inf Yulka Indiarta dan sepengetahuan Saksi senjata Airsoft Gun yang dijual tidak ada surat-suratnya. 12. Bahwa perkara jual beli senjata Airsoft Gun ini terungkap pada saat Danyonif 500/Raider tidak lagi dijabat oleh Letkol Inf Yulka Indrianta dan terungkapnya perkara ini diawali dengan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Staf Intel Kodam V/Brawijaya, yang menyelidiki perkara kehilangan senjata api organik yang terjadi di Kompi Bantuan Yonif 500/Raider. 13. Bahwa setahu Saksi Letkol Inf Yulka Indrianta dalam perkara jual beli senjata Airsoft Gun ini tidak diproses karena yang Hal 12 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
bersangkutan telah meninggalkan kesatuan tanpa ijin dan sampai dengan sekarang belum kembali. 14. Bahwa sepengetahuan Saksi senjata Airsoft Gun yang dibeli oleh anggota Yonif 500/Raider, sudah diserahkan ke Sinteldam V/Brawijaya. 15. Bahwa sepengetahuan Saksi anggota Yonif 500/Raider yang diproses hukum dalam perkara jual beli senjata ini ada 3 (tiga) orang yaitu Terdakwa, Serda Aleka Doifan dan Praka Agung Ilmanto. 16. Bahwa Terdakwa, Serda Aleka Doifan dan Praka Agung Ilmanto diproses hukum karena diketahui menjual senjata rakitan. 17. Bahwa Saksi mengetahui Terdakwa menjual senjata rakitan dari pemberitahuan anggota Deninteldam V/Brawijaya yang memeriksa Terdakwa. 18. Bahwa Saksi tidak mengetahui senjata rakitan jenis apa yang dijual oleh Terdakwa, karena Saksi tidak pernah melihatnya dan Saksi juga tidak mengetahui kepada siapa senjata api rakitan tersebut dijual, akan tetapi yang Saksi dengar senjata tersebut dijual ke luar pulau Jawa. Atas keterangan Saksi-4 membenarkan seluruhnya.
tersebut
di
atas,
Terdakwa
Saksi-5 Nama lengkap Pangkat/NRP Jabatan
: ALEKA DOIFAN. : Serda/31980572870379. : Danru I Ton III Kipan C (sekarang Bayonif 500/Raider). Kesatuan : Yonif 500/Raider. Tempat, tanggal lahir : Situbondo, 24 Maret 1979. Kewarganegaraan : Indonesia. Jenis Kelamin : Laki-laki. Agama : Islam. Tempat tinggal : Asrama Yonif 500/Raider Jl. Gajah Mada I No.1 Surabaya. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak tahun 2000 pada saat awal Saksi berdinas di Yonif 500/Raider, dan hubungan Saksi dengan Terdakwa hanya sebatas antara atasan dan bawahan tidak ada hubungan keluarga. 2. Bahwa Saksi mengerti dihadapkan di persidangan ini, yaitu untuk memberikan kesaksian terkait dengan jual beli senjata api rakitan yang dilakukan Saksi dengan Terdakwa. 3. Bahwa pada bulan Juni 2014 hari dan tanggalnya Saksi lupa, sekira pukul 20.00 Wib Terdakwa menemui Saksi di taman di belakang Koperasi Yonif 500/Raider dan menanyakan senjata api rakitan kepada Saksi, karena ada temannya yang minta tolong dicarikan senjata api rakitan. 4. Bahwa keesokan harinya Saksi menghubungi Sdr. JR (Juragan Replika) atau Jonathan melalui akun facebook, karena sebelumnya Saksi sudah pernah memesan senjata api rakitan kepada Sdr. JR, ternyata Sdr. JR atau Jonathan mempunyai barang yang Saksi Hal 13 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
tanyakan tersebut, selanjutnya Sdr. JR mengirimkan foto profil senjata pistol Sig Sauer call 9 mm kepada Saksi dan menawarkannya dengan harga Rp. 6.500.000,00 (enam juta lima ratus ribu rupiah) dan ongkos kirimnya sebesar Rp. 150.000,00 (serratus lima puluh ribu rupiah). 5. Bahwa keesokan harinya Saksi menemui Terdakwa di taman di belakang Koperasi Yonif 500/Raider dan menunjukkan foto profil senjata pistol Sig Sauer call 9 mm yang dikirimkan Sdr. JR kepada Terdakwa, saat itu Saksi bertanya kepada Terdakwa, “siapa yang pesan senjata, bang?” dijawab Terdakwa “yang pesan teman satu liting saya yang bernama Sertu Wahyu Andrianto yang berdinas di Palembang”. 6. Bahwa saat itu Saksi menawarkan harga senjata api rakitan tersebut kepada Terdakwa seharga Rp. 7.650.000,00 (tujuh juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) termasuk dengan ongkos kirim dan Terdakwa menyetujuinya. 7. Bahwa lebih kurang 2 (dua) hari kemudian Terdakwa mentransfer uang sebesar Rp. 7.650.000,00 (tujuh juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) ke rekening BRI atas nama Saksi. 8. Bahwa setelah uang Saksi terima, selanjutnya Saksi menghubungi Sdr. JR dan memesan senjata api rakitan jenis pistol jenis Sig Sauer call. 9 mm. 9. Bahwa setelah menghubungi Sdr JR selanjutnya Saksi mentransfer uang kepada Sdr. JR, kerekening BRI atas nama isteri Sdr. JR yang Saksi lupa namanya sebesar Rp.6.500.000,00 (enam juta lima ratus ribu rupiah) ditambah ongkos kirim Rp. 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah). 10. Bahwa 2 (dua) hari kemudian Sdr Jr menghubungi Saksi dan memberitahukan bahwa barang pesanan Saksi telah dikirim melalui kernet PO Bus Malino jurusan Jakarta-Surabaya sambil memberikan nomor Handphone kernetnya kepada Saksi dan Saksi diminta untuk menghubungi kernet PO Bus Malino tersebut. 11. Bahwa selanjutnya Saksi menghubungi kernet PO Bus Malino dan menanyakan barang yang dikirimkan oleh Sdr. JR, atas pertanyaan Saksi kernet PO Bus Malino tersebut menerangkan barang pesanan dapat diambil ditempat pemberhentian bus sementara dipinggir jalan tol, tepatnya di dekat Masjid Agung Al Akbar Surabaya. 12. Bahwa sekira pukul 19.00 Wib Saksi pergi menuju ke tempat pemberhentian bus sementara dipinggir jalan tol, tepatnya di dekat Masjid Agung Al Akbar Surabaya dan menemui kernet PO Bus Malino untuk mengambil barang pesanan Saksi dengan menggunakan sepeda motor milik Saksi. 13. Bahwa sesampainya di tempat yang dimaksud, Saksi segera menemui kernet PO Bus Malino dan mengambil barang pesanan Saksi. 14. Bahwa saat itu barang pesanan Saksi dikirim dengan cara dibungkus dengan menggunakan katak kardus, setelah mengambil barang pesanan Saksi tersebut, Saksi kembali menuju Asrama Yonif 500/Raider, untuk menyerahkan barang tersebut kepada Terdakwa. 15. Bahwa sesampainya di Asrama Yonif 500/Raider, kemudian barang tersebut Saksi buka untuk memastikan barang pesanan Hal 14 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
Saksi apakah sesuai dengan barang yang Saksi pesan, dan ternyata barang yang dikirim sesuai dengan pesanan Saksi, yaitu senjata api rakitan jenis pistol Sig Sauer call 9 mm. 16. Bahwa saat itu Saksi melihat senjata api rakitan tersebut lengkap bagian-bagiannya, hanya tanpa munisi. 17. Bahwa setelah Saksi memastikan kondisi senjata api tersebut, kemudian senjata api tersebut Saksi masukkan kembali ke dalam kotaknya, selanjutnya sekira pukul 20.00 Wib Saksi pergi menuju ke Koperasi Yonif 500/Raider untuk menemui Terdakwa dan menyerahkan senjata api rakitan pesanannya. 18. Bahwa setelah bertemu dengan Terdakwa, tepatnya ditaman di belakang Koperasi Yonif 500/Raider senjata api rakitan jenis pistol Sig Sauer yang masih terbungkus dalam kotak tersebut Saksi serahkan kepada Terdakwa dan setelah menyerahkan senjata api tersebut Saksi pulang kerumah Saksi. 19. Bahwa pada awal bulan Juli 2014 sekira pukul 20.00 Wib Terdakwa menghubungi Saksi dan menyampaikan bahwa senjata api jenis pistol Sig Sauer yang dibeli oleh Sertu Wahyu Andrianto tersebut tidak bisa digunakan atau rusak, lalu Terdakwa memberikan no Hp Sertu Wahyu Andrianto dengan tujuan agar Saksi menghubungi Sertu Wahyu Andrianto. 20. Bahwa selanjutnya Saksi menghubungi Sertu Wahyu Andrianto dan menyampaikan agar senjata tersebut dikembalikan lagi kepada Saksi akan tetapi hingga sekarang pistol tersebut tidak pernah dikirimkan lagi kepada Saksi dan Saksi tidak mengetahui bila senjata api rakitan jenis pistol Sig Sauer tersebut dikirim Terdakwa kepada Sertu Wahyu Andrianto dengan cara melepas senjata menjadi 2 (dua) bagian dan dikirim secara terpisah. 21. Bahwa Saksi berkeyakinan senjata tersebut rusak dan tidak bisa ditembakkan karena ada kesalahan pada saat Sertu Wahyu Andrianto merangkai kembali senjata tersebut setelah dikirimkan oleh Terdakwa. 22. Bahwa Saksi berkeyakinan senjata tersebut dapat ditembakkan karena sebelumnya Saksi pernah memesan senjata dengan jenis yang sama pada Sdr JR dan senjata tersebut dapat ditembakkan. 23. Bahwa yang memesan senjata api rakitan jenis pistol Sig Saur sebelumnya kepada Saksi, yaitu Praka Agung Ilmanto, anggota Yonif 500/Raider, saat itu senjata Saksi jual berikut dengan 13 (tiga belas) butir munisi call. 9 mm. 24. Bahwa dalam perkara jual beli senjata api rakitan dengan Praka Agung Ilmanto, anggota Yonif 500/Raider, Saksi dijadikan Terdakwa dan perkara Saksi telah disidangkan dengan putusan berupa pidana penjara selama 8 (delapan) bulan, dan sekarang Saksi sedang menjalani putusan tersebut di Pemasyarakatan Militer. 25. Bahwa Terdakwa diketahui terlibat dalam jual beli senjata api karena saat Saksi diperiksa di Sinteldam V/Brawijaya pada bulan Februari 2016, Saksi mengakui selain menjual senjata api rakitan pada Praka Agung Ilmanto, Saksi juga mengakui telah menjual senjata api rakitan kepada Terdakwa. Atas keterangan Saksi-5 tersebut di atas, Terdakwa menyangkal bahwa Terdakwa memesan senjata api rakitan kepada Saksi-5 bukan pada bulan Juni 2014, akan tetapi pada bulan Mei Hal 15 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
2014. Dan atas Sangkalan Terdakwa, Saksi-5 membenarkan karena Saksi-5 lupa kapan tepatnya Terdakwa memesan senjata api kepada Saksi. Menimbang
:
Bahwa Saksi-6 Sertu Wahyu Andrianto, Saksi-7 Lettu Inf Sutio dan Saksi-8 Kapten Inf Dili Murtiawan telah dipanggil oleh Oditur Militer secara sah dan patut, akan tetapi para Saksi tidak hadir di persidangan, Bahwa oleh karena para Saksi pada saat penyidikan telah memberikan keterangan di bawah, untuk itu dengan mendasari pasal 155 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, Oditur Militer mohon agar keterangan para Saksi yang ada di dalam berkas acara pemeriksaan dibacakan, selanjutnya atas persetujuan dari Terdakwa dan Tim Penasihat Hukum maka keterangan Saksi-6 Sertu Wahyu Andrianto, Saksi-7 Lettu Inf Sutio dan Saksi-8 Kapten Inf Dili Murtiawan yang ada dalam Berita Acara Pemeriksaan dibacakan oleh Oditur Militer, yang pada pokoknya para Saksi menerangkan sebagai berikut: Saksi-6 Nama lengkap Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat, tanggal lahir Kewarganegaraan Jenis Kelamin Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
WAHYU ANDRIYANTO. Sertu/31970551000575. Babinsa Ramil 426-03/Rawajitu. Kodim 0426/TB. Pasuruan, 17 Mei 1975. Indonesia. Laki-laki. Islam. Jl. Cendikiah Kel. Tritunggal Jaya Kec. Banjar Agung Tulang Bawang Lampung.
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak tahun 1997, Saksi dan Terdakwa satu leting di TNI. 2. Bahwa Saksi pernah membeli senjata api rakitan dari Terdakwa merk dan jenis Sig Sauer, tanpa dilengkapi dengan munisi. 3. Bahwa pada bulan Juli 2014 Saksi menghubungi Terdakwa dan curhat di tempat Saksi Tulang Bawang Lampung rawan dan sering adanya begal serta penodongan, kemudian Saksi ditawari senjata api oleh Terdakwa dengan menyampaikan “untuk menjaga dirimu dengan keluargamu disana”, kemudian Saksi tertarik dan memesan senjata tersebut 1 (satu) pucuk dan saat itu Terdakwa menyampaikan kepada Saksi mengenai harganya per pucuknya Rp.8.500.000,00 (delapan juta lima ratus ribu rupiah). 4. Bahwa 2 (dua) hari kemudian setelah Saksi curhat dengan Terdakwa, Saksi mengirimkan uang melalui transfer dari Bank BRI ke Bank BRI a.n. Terdakwa sebesar Rp.8.700.000,00 (delapan juta tujuh ratus ribu rupiah) dan Saksi menggirimkan uang lebih Rp.200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) karena Saksi memesan kaos, topi, kalender untuk pengiriman barang tersebut dikirim dalam dua tahap. 5. Bahwa 1 (satu) minggu setelah uang Saksi transfer kepada Terdakwa, barang berupa 1 (satu) pucuk pistol gripnya, magazen dan kalender satuan Yonif 500/Raider Saksi terima melalui paketan Bus Rosalia Indah. Selang 1 (satu) minggu dari pengiriman pertama Terdakwa mengirimkan sebuah per pegas dan peluncur, kaos, topi juga melalui Bus Rosalia Indah. Hal 16 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
6. Bahwa setelah Saksi rakit ternyata senjata pistol tersebut tidak bisa dipasang dan dirakit serta tidak berfungsi, lalu sore harinya Saksi menghubungi Terdakwa dan menyampaikan senjata tersebut tidak bisa digunakan, dan dijawab Terdakwa “senjata itu bukan milik saya, itu milik Serda Aleka, balikin senjata itu” 1 (satu) jam kemudian Saksi ditelephon oleh Saksi-5 Serda Aleka Doifan “barang itu (senjata) tidak bisa dipakai (rusak) kalau begitu balikkan saja bang” Saksi jawab “lo gimana uang saya”, lalu dijawab oleh Saksi-5 Serda Aleka Doifan “balikin dulu senjata itu setelah laku maka dibalikkan uang abang” selanjutnya Saksi putus kontak tidak ada lagi saling menghubungi sampai sekarang. 7. Bahwa ciri-ciri senjata api rakitan yang Saksi peroleh/beli dari Terdakwa yaitu Pistol Sig Sauer tersebut warna putih silver, pegangan samping gripnya dari kayu warna coklat senjata tersebut rakitan dalam keadaan kondisi rusak tidak bisa difungsikan dan senjata tersebut tidak dilengkapi dengan surat/dokumen. 8. Bahwa setelah Saksi mendapatkan senjata api Sig Souer tersebut Saksi tidak pernah menggunakannya, tetapi Saksi simpan dirumah dalam rangsel saja dan tidak untuk kegiatan lain apalagi digunakan terkait Tindak Pidana dan Saksi tidak pernah menjual senjata tersebut. 6. Bahwa pada tanggal 15 Februari 2016 senjata tersebut Saksi serahkan di ruangan staf Intel kepada Dan Unit Intel Kodim 0426/TB Lettu Inf Sutio. Atas keterangan Saksi-6 yang dibacakan tersebut di atas, Terdakwa menyangkal bahwa transaksi senjata api rakitan jenis pistol Sig Sauer dilakukan bukan pada bulan Juli 2014 akan tetapi pada bulan Mei 2014, dan Terdakwa tidak pernah tidak pernah menawarkan senjata api rakitan kepada Saksi-6, melainkan Saksi-6 yang menghubungi Terdakwa dan minta dicarikan senjata api, karena di daerahnya banyak begal. Saksi-7 Nama lengkap Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat, tanggal lahir Kewarganegaraan Jenis Kelamin Agama Tempat tinggal
: SUTIO. : Lettu lnf/391046000117. : Dan Unit Intel. : Kodim 0426/TB. : Medan, 27 Nopember 1971. : Indonesia : Laki-laki. : Islam. : Ds. Dwi Warga Tunggal Jaya RT. 09 RW.03 Kec. Banjar Agung, Tulang Bawang, Lampung.
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: 1. Bahwa Saksi mengerti diperiksa oleh penyidik sebagai Saksi dalam perkara penyalahgunaan senjata api tanpa dilengkapi dengan surat/dokumen yang sah yang diduga dilakukan oleh Terdakwa. 2. Bahwa pada tanggal 13 Februari 2016 sekira pukul 15.00 Wib Saksi dihubungi melalui telephon seluler oleh Letkol Inf Tompo (pejabat dari Pusintelad-Mabesad) yang memberitahukan tentang adanya senjata api rakitan yang disimpan dan dikuasai oleh anggota Hal 17 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
Kodim 0426/TB atas nama Sertu Wahyu Andriyanto Babinsa Ramil 0426-03/Rawajitu (Saksi-6), atas informasi tersebut maka Saksi segera menghubungi Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto agar senjata tersebut diserahkan. 3. Bahwa pada tanggal 14 Februari 2016 Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto memberitahukan bahwa senjata tersebut masih ada, kemudian pada tanggal 15 Februari 2016 sekira pukul 09.00 Wib Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto datang ke Kodim 0426/TB dengan membawa 1 (satu) pucuk pistol genggam yang ada tulisannya “Sig Sauer P 226”, tanpa dilengkapi munisi, sekira pukul 10.00 Wib Saksi diperintahkan oleh Dandim 0426/TB untuk menerima penyerahan senjata tersebut, selanjutnya Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto menjalani pemeriksaan oleh Staf Intel Dim 0426/TB kemudian dilakukan hukuman disiplin (penahanan selama 21 (dua puluh satu) hari. 4. Bahwa Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto menyerahkan 1 (satu) pucuk pistol genggam yang diduga rakitan yang bertuliskan Sig Sauer dalam kondisi tidak dilengkapi munisi maupun surat/dokumen apapun. 5. Bahwa Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto membeli 1 (satu) pucuk pistol genggam yang diduga rakitan, bertuliskan Sig Sauer P 226 Call. 9 mm dari Terdakwa. Atas keterangan Saksi-7 yang dibacakan tersebut di atas, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Saksi-8 Nama lengkap Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat, tanggal lahir Kewarganegaraan Jenis Kelamin Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
DILI MURTIAWAN. Kapten Inf/11060029570785. Dankipan B. Yonif 500/Raider. Yogyakarta, 16 Juli 1985. Indonesia. Laki-laki. Islam. Asrama Yonif 500/Raider Jl. Gajah Mada I No. 1 Surabaya.
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa pada bulan April 2012 ketika diperintah oleh Danyonif 500/Raider menanyakan tentang dana koperasi Yonif 500/Raider, dan diantara Saksi dengan Terdakwa tidak ada hubungan keluarga hanya hubungan antara atasan dan bawahan. 2. Bahwa Saksi mengetahui Terdakwa mempunyai perkara penyalahgunaan senjata Airsoft gun sebanyak 34 (tiga puluh empat) pucuk pada hari lupa tanggal 3 April 2012 pukul 13.00 Wib di kantor Danyonif 500/Raider, saat itu Terdakwa membagikan senjata Airsoft gun kepada anggota Yonif 500/Raider yang dinas luar. 3. Bahwa Saksi mengetahuinya ketika Saksi diperintahkan oleh Danyonif 500/Raider Letkol Inf Yulka untuk menanyakan kepada Terdakwa apakah ada dana di Koperasi Yonif 500/Raider untuk melunasi pembelian 34 (tiga puluh empat) pucuk Airsoft gun teman Hal 18 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
Danyonif 500/Raider atas nama Sdr. Bagus/Agus alamatnya tidak tahu. 4. Bahwa awal mula kejadiannya yaitu pada tanggal 3 April 2012 sekira pukul 13.00 Wib Saksi dipanggil oleh Danyonif 500/Raider Letkol Inf Yulka kedalam ruangan, di dalam ruangan ada teman Danyonif 500/Raider bernama Sdr.Bagus/Agus setelah Saksi menghadap Saksi diperintahkan untuk menanyakan tentang uang ke Koperasi Yonif 500/Raider, selanjutnya Saksi ke Koperasi Yonif 500/Raider menemui kepala Koperasi (Saksi-4 Kapten Inf Muryono) karena kepala Koperasi tidak ada di tempat Saksi menemui Terdakwa dan menanyakan dana untuk menalangi pembelian Airsoft gun sebanyak 34 (tiga puluh empat) pucuk dan dijawab oleh Terdakwa dana Koperasi ada sebesar kurang lebih Rp. 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah), lalu Terdakwa dengan Saksi menghadap Danyonif 500/Raider Letkol Inf Yulka ke ruangan Komandan, Komandan menyampaikan kepada Terdakwa agar uangnya sebesar Rp. 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) diserahkan langsung ke Sdr. Bagus/Agus lalu Terdakwa menyerahkan uang Sdr. Bagus/Agus, selanjutnya Terdakwa membawa keluar Airsoft gun sebanyak 34 (tiga puluh empat) Pucuk dan membagikan kepada anggota Yonif 500/Raider yang melaksanakan dinas luar, Terdakwa menjual 1 (satu) pucuk senjata Airsoft gun jenis FN 45 amunisi plastic dengan harga Rp. 1.950.000,00 (satu juta Sembilan ratus lima puluh ribu rupiah), Airsoft gun jenis FN 45 amunisi besi gotri bulat dengan harga Rp. 2.300.000,00 (dua juta tiga ratus ribu rupiah) dengan cara anggota mencicil di Koprasi Yonif 500/Raider. 5. Bahwa pada hari Selasa tanggal 9 Februari 2016 sekira pukul 10.00 Wib Pasi Intel Yonif 500/Raider Kapten Inf Sujarwo telah melakukan pengumpulan secara kolektif bagi anggota Yonif 500/Raider yang mempunyai Airsoft gun dan Staf Intel Yonif 500/Raider berhasil mengumpulkan sebanyak 34 (tiga puluh empat) pucuk Airsoft gun, selanjutnya Staf intel Yonif 500/Raider menyerahkan Airsoft gun ke Sinteldam V/Brawijaya. 6. Bahwa Saksi tidak mengetahui apakah Terdakwa selain menjual Airsoft gun jenis FN 45 juga menjual senjata lainnya 7. Bahwa setahu Saksi Terdakwa menjual Airsoft gun tidak dilengkapi dengan surat. Atas keterangan Saksi-8 yang dibacakan tersebut di atas, Terdakwa menyangkal bahwa senjata yang dibeli anggota keseluruhannya ada 68 (enam puluh delapan) pucuk bukan 34 (tiga puluh empat) pucuk. Menimbang
:
Bahwa di dalam persidangan Terdakwa pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: 1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI AD pada tahun 1997 melalui Pendidikan Secata PK di Rindam V/Brawijaya, setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Prajurit Dua Terdakwa mengikuti pendidikan kejuruan Infanteri di Dodiklatpur Asembagus Situbondo, selanjutnya Terdakwa di tempatkan di Yonif 507/BS Sikatan (sekarang Yonif Raider 500/Sikatan), pada tahun 2011 Terdakwa mengikuti pendidikan Secaba Reg di Rindam V/Brw setelah lulus dilantik dengan pangkat Serda Terdakwa ditugaskan kembali di Yonif Hal 19 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
500/Raider sampai saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini dengan pangkat Serda. 2. Bahwa Terdakwa sebelumnya belum pernah dipidana dalam perkara yang lain, akan tetapi Terdakwa pernah dijatuhi hukuman disiplin berupa penahanan berat selama 21 (dua puluh satu) hari di kesatuan terkait dengan jual beli senjata yang Terdakwa lakukan. 3. Bahwa Terdakwa pernah mengikuti tugas operasi militer sebanyak 3 (tiga) kali yaitu yang pertama operasi militer di Timor Timur pada tahun 1999, kedua operasi militer Pamtas tuntas Komodo di Atambua pada tahun 2000 dan ketiga operasi militer di Aceh pada tahun 2003-2004. 4. Bahwa Terdakwa mengegerti disidangkan sekarang ini terkait dengan jual beli senjata Airsoft gun/Air Gun dan senjata api rakitan merk Sig Sauer P 226 Cal 9 mm yang telah Terdakwa lakukan, saat Terdakwa menjabat sebagai Kepala Unit Simpan Pinjam Koperasi Yonif 500/Raider. 5. Bahwa Terdakwa di Yonif 500/Raider selain menjabat sebagai Danru 2 Ton SMS Kibant, Terdakwa juga pernah merangkap jabatan sebagai Kepala Unit Simpan Pinjam di Koperasi Yonif 500/Raider. 6. Bahwa Terdakwa menjabat sebagai Kepala Unit Simpan Pinjam di Koperasi Yonif 500/Raider sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 dan yang menjabat sebagai Kepala Koperasi saat itu Saksi-4 Kapten Inf Muryono sedangkan Danyon 500/Raider saat itu dijabat oleh Letkol Inf Yulka Endriarta. 7. Bahwa pada bulan April 2012 Saksi-8 Kapten Inf Dili Murtiawan menemui Terdakwa dan menyampaikan petunjuk Danyon 500/Raider Letkol Inf Yulka Endriarta, untuk mendanai pembelian senjata Airsoft gun/Air gun dari teman Danyon 500/Raider Letkol Inf Yulka Endriarta atas nama Sdr Bagus/Agus, yang diperuntukkan untuk anggota Yonif 500/Raider yang melaksanakan dinas luar. 8. Bahwa selanjutnya Terdakwa menghubungi Saksi-4 Kapten Inf Muryono selaku kepala Koperasi Yonif 500/Raider yang saat itu sedang berada di daerah Malang melaksanakan latihan Raider untuk meminta petunjuk terkait dengan perintah Danyon 500/Raider Letkol Inf Yulka Endriarta untuk mendanai pembelian senjata Airsoft gun/Air gun yang diperuntukkan untuk anggota Yonif 500/Raider yang melaksanakan dinas luar. 9. Bahwa saat itu Saksi-4 Kapten Inf Muryono menyampaikan kepada Terdakwa, bila dananya ada didukung saja. 10. Bahwa atas petunjuk dari Saksi-4 Kapten Inf Muryono tersebut kemudian Terdakwa mengambil uang usipa Koperasi Yonif 500/Raider sebesar Rp. 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) dan menyerahkannya kepada Saksi-8 Kapten Inf Dili Murtiawan di ruangan Danyonif 500/Raider dengan disaksikan oleh Danyonif 500/Raider Letkol Inf Yulka Endriarta dan Sdr. Bagus/Agus selaku penjual senjata. 11. Bahwa selanjutnya oleh Saksi-8 Kapten Inf Dili Murtiawan uang tersebut diserahkan kepada Sdr. Bagus/Agus, setelah menerima uang tersebut Sdr Bagus menyerahkan 34 (tiga puluh empat) pucuk senjata Airsoft gun/Air gun jenis Merk FWC buatan Taiwan dengan model seperti FN 46 dan jenis Makarof kepada Terdakwa. Hal 20 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
12. Bahwa setelah Terdakwa menerima 34 (tiga puluh empat) pucuk senjata Airsoft gun/Air gun dari Sdr Bagus/Agus, senjata tersebut Terdakwa bawa ke luar ruangan Danyonif 500/Raider, selanjutnya senjata tersebut Terdakwa bagikan kepada anggota yang memesan senjata sesuai dengan daftar anggota yang memesan senjata yang Terdakwa terima dari Saksi-8 Kapten Inf Dili Murtiawan. 13. Bahwa seingat Terdakwa senjata Airsoft gun/Airgun dijual dengan harga yang bervariasi dari harga Rp. 1.900.000,00 (satu juta Sembilan ribu rupiah) sampai dengan harga Rp. 2.300.000,00 (dua juta tiga ratus ribu rupiah) tergantung jenis senjata. 14. Bahwa pembayaran pembelian senjata dengan cara dicicil sebanyak 10 (sepuluh) kali dipotong langsung oleh Koperasi dari gaji anggota yang mengambil senjata, dengan keuntungan Koperasi sebesar 1,2% (satu koma dua persen). 15. Bahwa selanjutnya bila ada anggota yang ingin membeli senjata Airsoftgun/Air guns, anggota tersebut dicatat/didaftar terlebih dahulu oleh Terdakwa kemudian setelah terkumpul beberapa anggota yang akan membeli barulah Terdakwa memesan senjata kepada Sdr Bagus/Agus. 16. Bahwa pembelian senjata kepada Sdr Bagus/Agus, setelah pembelian yang pertama ada lebih kurang sebanyak 5 (lima) sampai dengan 7 (tujuh) kali pembelian dengan jumlah keseluruhan senjata termasuk dengan pembelian pertama sebanyak 68 (enam puluh delapan) pucuk senjata. 17. Bahwa pada bulan Mei 2014 Terdakwa dihubungi melalui Hp oleh teman satu litting Terdakwa yaitu Saksi-6 Sertu Wahyu Andrianto yang berdinas di Kodim 0426/Tulang Bawang Lampung, awalnya Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto menanyakan kabar Terdakwa kemudian Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto meminta tolong kepada Terdakwa untuk dicarikan senjata rakitan, karena di daerah Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto rawan dan banyak begal. 18. Bahwa awalnya Terdakwa menolak akan tetapi karena Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto terus mendesak akhirnya Terdakwa menyanggupi permintaan Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto tersebut. 19. Bahwa keesokan harinya sekira pukul 20.00 Wib, Terdakwa menemui Saksi-5 Serda Aleka Doifan di belakang Koperasi Yonif 500/Raider dan bercerita kepada Saksi-5 Serda Aleka Doifan bahwa ada temannya yang berdinas di daerah Lampung membutuhkan senjata api rakitan dan apakah Saksi-5 Serda Aleka Doifan dapat mencarikan Terdakwa senjata api rakitan untuk teman Terdakwa tersebut. 20. Bahwa atas permintaan Terdakwa, Saksi-5 Serda Aleka Doifan berkata kepada Terdakwa akan berusaha mencarikan senjata api rakitan untuk teman Terdakwa. 21. Bahwa Terdakwa bertanya kepada Saksi-5 Serda Aleka Doifan tentang senjata rakitan, karena Terdakwa melihat gambar tampilan BBM Saksi-5 Serda Aleka Doifan adalah gambar senjata. 22. Bahwa beberapa hari kemudian Saksi-5 Serda Aleka Doifan menemui Terdakwa di taman di belakang Koperasi Yonif 500/Raider dan memberitahukan senjata api rakitan sudah ada sambil Saksi-5 Serda Aleka Doifan menunjukkan foto profil senjata pistol Sig Sauer call 9 mm dari handphonenya. Hal 21 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
23. Bahwa saat itu Saksi-5 Serda Aleka Doifan menawarkan pistol Sig Sauer call 9 mm kepada Terdakwa dengan harga Rp. 7.650.000,00 (tujuh juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) termasuk dengan ongkos kirim dan Terdakwa menyetujuinya. 24. Bahwa setelah mengetahui senjata yang dicari ada selanjutnya Terdakwa menghubungi Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto melalui Handphone dan memberitahukan jika pesanannya sudah ada harganya sebesar Rp. 8.500.000,00 (delapan juta lima ratus ribu rupiah) termasuk biaya pengirimannya ke kota Lampung dan Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto menyetujuinya dan langsung mentransfer uang sebesar Rp. 8.700.000,00 (delapan juta tujuh ratus ribu rupiah) kerekening BRI atas nama Terdakwa, dengan rincian Rp. 8.500.000,00 (delapan juta lima ratus ribu rupiah) untuk pembelian senjata api rakitan dan Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) untuk pembelian kaos, kalender dan topi. 25. Bahwa setelah uang Terdakwa terima, kemudian Terdakwa langsung mentransfer uang sebesar dari Rp. 7.650.000,00 (tujuh juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) ke rekening BRI Saksi-5 Serda Aleka Doifan. 26. Bahwa lebih kurang 2 (dua) hari kemudian Saksi-5 Serda Aleka Doifan menemui Terdakwa di belakang Koperasi Yonif 500/Raider dan menyerahkan 1 (satu) pucuk senjata api rakitan jenis pistol merk Sig Sauer P 226 lengkap dengan magazen tanpa munisi yang ditepatkan dalam kotak dus. 27. Bahwa setelah menerima senjata tersebut kemudian senjata tersebut Terdakwa bawa ke rumah Terdakwa, selanjutnya Terdakwa simpan di dalam lemari baju di kamar Terdakwa. 28. Bahwa beberapa hari kemudian Terdakwa menghubungi Saksi6 Sertu Wahyu Andriyanto, terkait dengan masalah pengiriman senjata api yang dipesannya, dan Saksi-6 sertu Wahyu Andriyanto menyarankan agar Terdakwa mengirimkan senjata api rakitan tersebut dengan cara dibongkar menjadi 2 (dua) bagian, lalu dimasukkan kedalam 2 (dua) kardus bekas air minum Aqua bersamaan barang pesanan yang lainnya berupa sarung, kaos loreng dan sweater loreng. 29. Bahwa atas petunjuk dari Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto, kemudian Terdakwa mengirimkan senjata tersebut dengan dua kali pengiriman melalui jasa pengiriman barang PO Bus Rosalia Indah. 30. Bahwa yang pertama Terdakwa kirim yaitu pistol grip, magazen senjata dan kalender satuan Yonif 500/Raider sedangkan yang kedua yaitu per pegas dan peluncur senjata, kaos dan topi, sedangkan jarak pengiriman pertama dan kedua lebih kurang 1 (satu) minggu. 31. Bahwa beberapa hari kemudian Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto menghubungi Terdakwa melalui handphone dan menyampaikan bahwa barang telah ditrerima, akan tetapi setelah senjata dirangkai dan di coba ternyata senjata tidak dapat berfungsi dengan baik (rusak). 32. Bahwa mengetahui senjata tidak dapat berfungsi dengan baik (rusak), Terdakwa menyampaikan kepada Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto agar senjata tersebut dikembalikan kepada Saksi-5 Serda Aleka Doifan, karena senjata tersebut berasal dari Saksi-5 Serda Hal 22 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
Aleka Doifan, selanjutnya Terdakwa mengirimkan nomor handphone Saksi-5 Serda Aleka Doifan kepada Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto. Akan tetapi ternyata senjata api rakitan tidak dikembalikan oleh Saksi-6 Sertu Wahyu Andriayanto kepada Saksi-5 Serda Aleka Doifan. 33. Bahwa pada bulan Februari 2016 terungkap perkara jual beli senjata api rakitan yang dilakukan oleh Saksi-5 Serda Aleka Doifan bersama dengan Praka Agung Ilmanto, dan saat Saksi-5 Serda Aleka Doifan diperiksa di Sinteldam V/Brawijaya Saksi-5 Serda Aleka Doifan juga mengakui telah menjual senjata api rakitan jenis Sig Sauer P 226 kepada Terdakwa, hingga akhirnya Terdakwa juga diperiksa dalam perkara jual beli senjata api. 34. Bahwa senjata api rakitan, maupun senjata Airsoft gun/Air gun yang Terdakwa jual tidak ada surat-suratnya. 35. Bahwa Danyonif 500/Raider Letkol Inf Yulka Endriarta pernah menyampaikan surat-surat senjata Airsoftgun/Air gun, akan dibuatkan, akan tetapi ternyata suratnya tidak pernah dibuatkan. 36. Bahwa Terdakwa tidak tahu dimana keberadaan Letkol Inf Yulka Endriarta sekarang. 37. Bahwa untuk penjualan senjata api rakitan jenis pistol Sig Sauer Terdakwa memperoleh keuntungan Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) sedangkan untuk penjualan senjata Airsoft gun/Air gun Terdakwa total keseluruhannya mendapatkan keuntungan lebih kurang sebesar Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah). 38. Bahwa seingat Terdakwa penjualan senjata Airsoft gun/Air gun di Koperasi Yonif 500/Raider berlangsung sampai dengan bulan Oktober 2012. 39. Bahwa yang membongkar senjata api rakitan Sig Saur P226 menjadi 2 (dua) bagian sebelum dikirimkan kepada Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto Terdakwa sendiri. 40. Bahwa sebelumnya Terdakwa belum pernah melakukan bongkar pasang senjata api rakitan dan. 41. Bahwa senjata api rakitan lengkap bagian-bagiannya, ada pistol grip, magazen, per pegas dan peluncur senjata dan menurut Terdakwa senjata tidak bisa ditembakkan kemungkinan ada kesalahan sewaktu Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto merakitnya kembali. 42. Bahwa Terdakwa menerangkan untuk senjata jenis Airsoft gun munisinya terbuat dari plastik sedangkan untuk jenis Air gun terbuat dari besi dan bila senjata ditembakkan ke orang akan dapat melukai orang. 43. Bahwa Terdakwa menyadari dan menyesali perbuatan yang telah dilakukannya serta berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Menimbang
:
Bahwa dalam persidangan Oditur Militer mengajukan barang bukti yang berupa: 1.
Barang: a. 1 (satu) pucuk pistol rakitan merk Sig Sauer P 226 beserta 1 (satu) magazen kosong. Hal 23 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
2.
b.
68 (enam puluh delapan) pucuk Pistol Airsoft gun/ Air gun.
c.
2 (dua) bungkus munisi gotri besi Cal 4.5 mm.
Surat: a. 1 (satu) lembar foto pistol rakitan jenis Sig Sauer P 226 Cal 9 mm. b. 2 (dua) lembar foto pistol Airsoft gun/ air gun sebanyak 68 (enam puluh delapan) pucuk.
Menimbang
:
Bahwa setelah Majelis Hakim meneliti berkas perkara ternyata di dalam berkas perkara terdapat surat berupa 2 (dua) berkas Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik dari Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya yaitu Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik barang bukti 2 (dua) pucuk senjata genggam jenis Pistol Air gun caliber 4,5 mm dan Airsoft gun caliber 6 mm No. Lab: 7406/BSF/2016 tanggal 08 Agustus 2016 dan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik barang bukti 1 (satu) pucuk senjata api genggam jenis Pistol beserta magazen No. Lab: 9216/BSF/2016 tanggal 27 September 2016 yang ditandatangani oleh AKBP Ir. Sudibyo, M.Si, Kompol Lukman, S.Si., M.Si dan AKP Nurhidayat selaku pemeriksa dan diketahui oleh Komisaris Besar Polisi Ir. R. Agus Budiharta selaku Kepala Laboratorium Forensik Cabang Surabaya, akan tetapi oleh Oditur Militer surat tersebut tidak dimasukkan sebagai barang bukti di dalam surat dakwaannya, padahal surat-surat tersebut merupakan hasil pemeriksaan barang bukti senjata yang diperjual belikan oleh Terdakwa, oleh karena itu walaupun Oditur Militer tidak memasukkannya sebagai barang bukti dalam perkara ini, Majelis Hakim berpendapat surat tersebut sangat berkaitan erat dengan perkara ini, dan harus di masukkan dan dijadikan sebagai barang bukti berupa surat di dalam perkara ini, sehingga barang bukti surat dalam perkara ini menjadi: 1. 1 (satu) lembar foto pistol rakitan jenis Sig Sauer P 226 Cal 9 mm. 2. 2 (dua) lembar foto pistol Airsoft gun/air gun sebanyak 68 (enam puluh delapan) pucuk. 3. 8 (delapan) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik barang bukti 2 (dua) pucuk senjata genggam jenis Pistol Air gun caliber 4,5 mm dan Airsoftgun caliber 6 mm dari Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya No. Lab: 7406/BSF/2016 tanggal 08 Agustus 2016yang ditandatangani oleh AKBP Ir. Sudibyo, M.Si, Kompol Lukman, S.Si., M.Si dan AKP Nurhidayat selaku pemeriksa dan diketahui oleh Komisaris Besar Polisi Ir. R. Agus Budiharta selaku Kepala Laboratorium Forensik Cabang Surabaya. 4. 6 (enam) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik barang bukti 1 (satu) pucuk senjata api genggam jenis Pistol beserta magazen dari Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya No. Lab: 9216/BSF/2016 tanggal 27 September 2016 yang ditandatangani oleh AKBP Ir. Sudibyo, M.Si, Kompol Lukman, S.Si., M.Si dan AKP Nurhidayat selaku pemeriksa dan diketahui oleh Komisaris Besar Polisi Ir. R. Agus Budiharta selaku Kepala Laboratorium Forensik Cabang Surabaya. Hal 24 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
Menimbang
:
Bahwa barang bukti berupa barang dan surat tersebut di atas semuanya telah diperlihatkan dan dibacakan Oditur Militer kepada para Saksi yang hadir, Terdakwa dan Penasihat Hukum dipersidangan.
Menimbang
:
Bahwa terhadap barang bukti berupa barang yang diajukan oleh Oditur Militer tersebut di atas, Majelis Hakim memberikan pendapatnya sebagai berikut: 1. Terhadap barang bukti berupa 1 (satu) pucuk pistol rakitan merk Sig Sauer P 226 beserta 1 (satu) magazen kosong, Majelis Hakim memberikan pendapatnya sebagai berikut: Bahwa setelah Majelis Hakim meneliti barang bukti tersebut di atas ternyata 1 (satu) pucuk pistol rakitan merk Sig Sauer P 226 tersebut adalah senjata api rakitan yang dibeli oleh Saksi-6 Sertu Wahyu Ariyanto dari Terdakwa, dimana Terdakwa memperolehnya dari Saksi-5 Serda Aleka Doifan. Oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat barang bukti berupa 1 (satu) pucuk pistol rakitan merk Sig Sauer P 226 beserta 1 (satu) magazen kosong tersebut di atas sangat berkaitan erat dengan perkara ini. 2. Terhadap barang bukti berupa 68 (enam puluh delapan) pucuk Pistol Airsoft gun/ Air gun, Majelis Hakim memberikan pendapatnya sebagai berikut: Bahwa setelah Majelis Hakim meneliti barang bukti tersebut di atas ternyata 68 (enam puluh delapan) pucuk Pistol Airsoft gun/Air gun tersebut adalah senjata-senjata yang dijual-belikan oleh Terdakwa dari Koperasi Yonif 500/Raider kepada anggota Yonif 500/Raider termasuk kepada Saksi-2 Koptu Suryadi, yang kemudian sesuai perintah Asintel Kodam V/Brawijaya (Kolonel Inf Edi Nur Habat) senjata Air Gun dan Airsoft Gun yang dibeli melalui koperasi Yonif 500/Raider dikumpulkan di staf Intel Yonif 500/Raider, selanjutnya terkumpulah 68 (enam puluh delapan) pucuk senjata, selanjutnya senjata yang terkumpul disita dan diserahkan kepada Sinteldam V/Brawijaya. Oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat bahwa barang bukti berupa 68 (enam puluh delapan) pucuk Pistol Airsoft gun/Air gun tersebut di atas sangat berkaitan erat dengan perkara ini. 3. Terhadap barang bukti berupa 2 (dua) bungkus munisi gotri besi Cal 4,5 mm, Majelis Hakim memberikan pendapatnya sebagai berikut: Bahwa setelah Majelis Hakim meneliti barang bukti tersebut di atas ternyata 2 (dua) bungkus munisi gotri besi Cal 4,5 mm tersebut adalah munisi senjata Air gun yang dijual-belikan oleh Terdakwa dari Koperasi Yonif 500/Raider. Oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat bahwa barang bukti berupa 2 (dua) bungkus munisi gotri besi Cal 4,5 mm tersebut di atas sangat berkaitan erat dengan perkara ini.
Menimbang
:
Bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan memberikan pendapatnya terhadap barang bukti berupa surat yang diajukan oleh Oditur Militer sebagai berikut: 1. Terhadap barang bukti surat berupa 1 (satu) lembar foto pistol rakitan jenis Sig Sauer P 226 Cal 9 mm, Majelis Hakim memberikan pendapatnya sebagai berikut: Hal 25 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
Bahwa setelah Majelis Hakim meneliti barang bukti berupa surat tersebut di atas ternyata surat tersebut adalah foto 1 (satu) pucuk senjata api rakitan yang dibeli oleh Saksi-6 Sertu Wahyu Ariyanto dari Terdakwa, dimana Terdakwa memperolehnya dari Saksi-5 Serda Aleka Doifan. Oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat barang bukti surat berupa 1 (satu) lembar foto pistol rakitan jenis Sig Sauer P 226 Cal 9 mm tersebut di atas sangat berkaitan erat dengan perkara ini. 2. Terhadap barang bukti surat berupa 2 (dua) lembar foto pistol Airsoft gun/air gun sebanyak 68 (enam puluh delapan) pucuk, Majelis Hakim memberikan pendapatnya sebagai berikut: Bahwa setelah Majelis Hakim meneliti barang bukti surat tersebut di atas ternyata surat tersebut adalah foto senjata Airsoft gun/Air yang dijual-belikan oleh Terdakwa dari Koperasi Yonif 500/Raider kepada anggota Yonif 500/Raider termasuk kepada Saksi-2 Koptu Suryadi, atas perintah dari Danyonif 500/Raider Letkol Inf Yulka Endrianta, yang kemudian disita dan diserahkan kepada Sinteldam V/Brawijaya. Oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat bahwa barang bukti surat berupa 2 (dua) lembar foto pistol Airsoft gun/Air gun sebanyak 68 (enam puluh delapan) pucuk tersebut di atas sangat berkaitan erat dengan perkara ini. 3. Terhadap 8 (delapan) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik barang bukti 2 (dua) pucuk senjata genggam jenis Pistol Air gun caliber 4,5 mm dan Airsoft gun caliber 6 mm dari Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya No. Lab: 7406/BSF/2016 tanggal 08 Agustus 2016 yang ditandatangani oleh AKBP Ir. Sudibyo, M.Si, Kompol Lukman, S.Si., M.Si dan AKP Nurhidayat selaku pemeriksa dan diketahui oleh Komisaris Besar Polisi Ir. R. Agus Budiharta selaku Kepala Laboratorium Forensik Cabang Surabaya. Bahwa setelah Majelis Hakim meneliti barang bukti surat tersebut di atas ternyata surat tersebut adalah hasil dari analisa (uji balistik) Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya atas permintaan dari Dandenpom V/4 Surabaya terhadap 2 (dua) pucuk senjata dari 68 (enam puluh delapan) pucuk senjata Air gun dan Airsoft gun yang diperjual belikan oleh Terdakwa di Koperasi Yonif 500/Raider, dengan hasil pemeriksaan senjata genggam jenis Pistol Air gun caliber 4,5 mm dan Airsoft gun caliber 6 mm dalam kondisi baik dan dapat digunakan menembak bila tabung pendorong terisi penuh. Oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat bahwa barang bukti surat berupa 8 (delapan) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik barang bukti 2 (dua) pucuk senjata genggam jenis Pistol Air gun caliber 4,5 mm dan Airsoft gun caliber 6 mm dari Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya No. Lab: 7406/BSF/2016 tanggal 08 Agustus 2016 yang ditandatangani oleh AKBP Ir. Sudibyo, M.Si, Kompol Lukman, S.Si., M.Si dan AKP Nurhidayat selaku pemeriksa dan diketahui oleh Komisaris Besar Polisi Ir. R. Agus Budiharta selaku Kepala Laboratorium Forensik Cabang Surabaya tersebut di atas sangat berkaitan erat dengan perkara ini. 4. Terhadap 6 (enam) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik barang bukti 1 (satu) pucuk senjata api genggam jenis Pistol beserta magazen dari Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya No. Lab: 9216/BSF/2016 tanggal 27 September 2016 yang ditandatangani oleh AKBP Ir. Sudibyo, M.Si, Hal 26 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
Kompol Lukman, S.Si., M.Si dan AKP Nurhidayat selaku pemeriksa dan diketahui oleh Komisaris Besar Polisi Ir. R. Agus Budiharta selaku Kepala Laboratorium Forensik Cabang Surabaya. Bahwa setelah Majelis Hakim meneliti barang bukti surat tersebut di atas ternyata surat tersebut adalah hasil dari analisa (uji balistik) Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya atas permintaan dari Dandenpom V/4 Surabaya terhadap 1 (satu) pucuk senjata api genggam jenis Pistol Sig Sauer P 226 call. 9 mm beserta magazen, yang dibeli Saksi-6 Sertu Wahyu Ariyanto dari Terdakwa, dengan hasil pemeriksaan senjata tidak dapat digunakan untuk menembak karena sistem mekanik senjata api dalam kondisi rusak. Hal ini bersesuaian dengan keterangan Terdakwa dan Saksi-5 Serda Aleka Doifan di persidangan yang menyatakan setelah senjata tersebut di kirim oleh Terdakwa kepada Saksi-6 Sertu Wahyu Ariyanto dengan 2 (dua) kali pengiriman, Saksi-6 Sertu Wahyu Ariyanto menghubungi Terdakwa dan menyampaikan senjata tidak dapat digunakan karena kondisinya rusak. Oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat bahwa barang bukti surat berupa 6 (enam) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik barang bukti 1 (satu) pucuk senjata api genggam jenis Pistol beserta magazen dari Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya No. Lab: 9216/BSF/2016 tanggal 27 September 2016 yang ditandatangani oleh AKBP Ir. Sudibyo, M.Si, Kompol Lukman, S.Si., M.Si dan AKP Nurhidayat selaku pemeriksa dan diketahui oleh Komisaris Besar Polisi Ir. R. Agus Budiharta selaku Kepala Laboratorium Forensik Cabang Surabaya tersebut di atas sangat berkaitan erat dengan perkara ini. Menimbang
:
Bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan menanggapi sangkalansangkalan Terdakwa terhadap keterangan para Saksi di persidangan dengan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut: 1 Terhadap keterangan Saksi-3 Kapten Inf Ahmad Kamil, yang menyatakan bahwa Saksi-3 Kapten Inf Ahmad Kamil tidak mengetahui bila Terdakwa ada menjual senjata api rakitan jenis Sig Sauer kepada orang lain, akan tetapi Saksi pernah mengambil senjata api rakitan jenis Sig Sauer berikut dengan 13 (tiga belas butir) munisi Cal. 9mm, dari Sertu Sukardi anggota Kodim 0812/Lamongan di belakang Plasa Marina Jl. Margorejo Surabaya tepatnya dibelakang Masjid Nurul Iman Jl Sidosermo Air Das. Atas keterangan Saksi-3 Kapten Inf Ahmad Kamil tersebut, Terdakwa menyangkal bahwa senjata api rakitan jenis pistol Sig Saur yang diambil oleh Saksi-3 dari Sertu Sukardi, bukanlah senjata api rakitan yang telah Terdakwa jual, karena senjata api rakitan jenis Sig Sauer yang Terdakwa jual tidak ada munisinya. Bahwa atas sangkalan Terdakwa tersebut di atas Majelis Hakim memberikan pendapatnya sebagai berikut: a. Bahwa sangkalan Terdakwa bersesuaian dengan keterangan Saksi-5 Serda Aleka Doifan yang menyatakan bahwa selain menjual senjata api rakitan jenis Sig Saur kepada Terdakwa Saksi-5 Serda Aleka Doifan sebelumnya juga pernah menjual senjata api rakitan dengan jenis yang sama kepada Praka Agung Ilmanto, akan tetapi senjata api rakitan yang dijual kepada Praka Agung Ilmanto ada munisinya sebanyak 13 (tiga belas butir. Selain itu juga saat barang bukti berupa senjata api rakitan jenis Sig Sauer beserta dengan magazennya diperlihatkan kepada Terdakwa dan para Saksi yang hadir Hal 27 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
dipersidangan, Saksi-3 Kapten Inf Ahmad Kamil menerangkan bahwa senjta api rakitan tersebut bukan senjata api rakitan yang telah Saksi ambil dari Sertu Sukardi anggota Kodim 0812/Lamongan, sedangkan Saksi-5 Serda Aleka Doifan dan Terdakwa membenarkan bahwa senjata api rakitan tersebut adalah senjata api rakitan yang Terdakwa beli dari Terdakwa, yang kemudian oleh Terdakwa senjata tersebut dijual kepada Saksi-6 Sertu Wahyu Ariyanto. b. Bahwa berdasarkan uraian-uraian di atas Majelis Hakim berpendapat sangkalan Terdakwa terhadap keterangan Saksi-3 Kapten Inf Ahmad Kamil dapat diterima. 2. Terhadap keterangan Saksi-5 Serda Aleka Doifan yang menyatakan bahwa Terdakwa memesan senjata api rakitan kepada Saksi-5 Serda Aleka Doifan pada bulan Juni 2014.Terdakwa menyangkal bahwa Terdakwa memesan senjata api rakitan kepada Saksi-5 Serda Aleka Doifan bukan pada bulan Juni 2014, akan tetapi pada bulan Mei 2014. Oleh karena sangkalan Terdakwa tersebut telah dibenarkan oleh Saksi-5 Serda Aleka Doifan, maka Majelis Hakim tidak akan menanggapinya lagi. 3. Terhadap keterangan Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto yang dibacakan dipersidangan, Terdakwa menyangkal bahwa transaksi senjata api rakitan jenis pistol Sig Sauer dilakukan bukan pada bulan Juli 2014 akan tetapi pada bulan Mei 2014, dan Terdakwa tidak pernah tidak pernah menawarkan senjata api rakitan kepada Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto, melainkan Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto yang menghubungi Terdakwa dan minta dicarikan senjata api, karena di daerahnya banyak begal. Bahwa atas sangkalan Terdakwa tersebut di atas Majelis Hakim memberikan pendapatnya sebagai berikut: a. Bahwa sangkalan Terdakwa, terhadap keterangan Saksi-6 Sertu Wahyu Anriyanto, yang menyatakan bahwa transaksi senjata api rakitan pada bulan Mei 2014, sama dengan sangklan Terdakwa terhadap keterangan Saksi-5 Serda Aleka Doifan, dan sangkalan terhadap keterangan Saksi-5 Serda Aleka Doifan telah dibenarkan oleh Saksi-5 Serda Aleka Doifan, sehingga Majelis Hakim berkeyakinan bahwa transaksi jual beli senjata api rakitan memang terjadi pada bulan Mei 2014 bukan pada bulan Juli 2014. Sedangkan mengenai sangklan Terdakwa yang menyatakan Terdakwa tidak pernah tidak pernah menawarkan senjata api rakitan kepada Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto, melainkan Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto yang menghubungi Terdakwa dan minta dicarikan senjata api, karena di daerahnya banyak begal, Majelis Hakim berpendapat Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto dalam perkara ini juga sebagai pelaku dalam perkara jual beli senjata api rakitan ini yaitu sebagai pihak yang membeli senjata api rakitan, jadi wajar saja Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto memberikan keterangan bahwa yang menawarkan senjata adalah Terdakwa, karena Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto ingin melakukan pembelaan terhadap dirinya sendiri, sehingga Majelis Hakim berkeyakinan bahwa Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto yang memesan senjata api rakitan, bukan Terdakwa yang menawarkan. b. Bahwa berdasarkan uraian-uraian di atas Majelis Hakim berpendapat sangkalan Terdakwa terhadap keterangan Saksi-6 Hal 28 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
Sertu Wahyu Andriyanto dapat diterima dan keterangan Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto yang menyatakan transaksi senjata api rakitan jenis pistol Sig Sauer dilakukan bukan pada bulan Juli 2014 dan yang menawarkan senjata api rakitan kepada Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto adalah Terdakwa haruslah dikesampingkan. 4. Terhadap keterangan Saksi-8 Kapten Inf Dili Murtiawan yang dibacakan, Terdakwa menyangkal bahwa senjata yang dibeli anggota keseluruhannya ada 68 (enam puluh delapan) pucuk bukan 34 (tiga puluh empat) pucuk. Bahwa atas sangkalan Terdakwa tersebut di atas Majelis Hakim memberikan pendapatnya sebagai berikut: a. Bahwa sangkalan Terdakwa bersesuaian dengan barang jumlah barang bukti berupa 68 (enam puluh delapan) pucuk Pistol Airsoft gun/Air gun yang diajukan dipersidangan, dan dan para Saksi yang diperlihatkan terhadap barang bukti tersebut yaitu Saksi-1 Serka Dody Rahmawan Santoso, Saksi-2 Koptu Suryadi, Saksi-3 Kapten Inf Ahmad Kamil dan Saksi-4 Kapten Inf Muryono membenarkan bahwa 68 (enam puluh delapan) pucuk Pistol Airsoft gun/Air gun tersebut adalah senjata Airsoft gun/Air yang dijual-belikan oleh Terdakwa dari Koperasi Yonif 500/Raider kepada anggota Yonif 500/Raider. b. Bahwa berdasarkan uraian-uraian di atas Majelis Hakim berpendapat sangkalan Terdakwa terhadap keterangan Saksi-8 Kapten Inf Dili Murtiawan dapat diterima dan keterangan Saksi8 Kapten Inf Dili Murtiawan yang menyatakan senjata yang dibeli anggota keseluruhannya ada 34 (tiga puluh empat) pucuk haruslah dikesampingkan. Menimbang
:
Bahwa terhadap keterangan Terdakwa yang telah diberikan dipersidangan, Majelis Hakim menganggap perlu untuk menanggapi dengan memberikan pendapatnya sebagai berikut: 1. Bahwa dipersidangan Terdakwa menerangkan bahwa Terdakwa melakukan jual beli senjata Airsoft gun/Air gun di Koperasi Yonif 500/Raider berlangsung sampai dengan bulan Oktober 2012. Terhadap keterangan Terdakwa tersebut Majelis Hakim memberikan pendapatnya sebagai berikut: a. Bahwa Saksi-2 Koptu Suryadi di persidangan menerangkan Saksi-2 Koptu Suryadi membeli senjata Airsoft gun kepada Terdakwa sebanyak 2 (dua) pucuk senjata dalam 2 (dua) kali transaksi pembelian, yang pertama pada bulan Februari 2014 dan yang kedua pada bulan September 2014. b. Bahwa terhadap keterangan Saksi-2 Koptu Suryadi tersebut di atas, Terdakwa membenarkannya tidak menyangkal keterangan Saksi-2 Koptu Suryadi, seharusnya bila Terdakwa merasa menjual senjata Airsoftgun/Air gun hanya sampai bulan Oktober 2012, seharusnya Terdakwa menyangkal keterangan Saksi-2 Koptu Suryadi bukan membenarkannya. c. Bahwa Saksi-2 Koptu Suryadi memberikan keterangan di bawah sumpah, sedangkan Terdakwa dalam memberikan keterangan tidak di bawah sumpah dan Terdakwa mempunyai hak ingkar, jadi wajar saja jika Terdakwa memberikan Hal 29 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
keterangan sebagaimana tersebut di atas karena hal tersebut merupakan bagian dari pembelaan Terdakwa. 2. Bahwa dari uraian-uraian di atas Majelis Hakim, berkesimpulan Terdakwa melakukan jual beli Airsoft gun/Air gun sampai dengan bulan September 2014 sebagaimana yang diterangkan oleh Saksi-2 Koptu Suryadi, sehingga keterangan Terdakwa yang menyatakan Terdakwa melakukan jual beli senjata Airsoft gun/Air gun di Koperasi Yonif 500/Raider berlangsung sampai dengan bulan Oktober 2012 haruslah dikesampingkan. Menimbang
:
Bahwa tanggapan Majelis Hakim terhadap sangkalan-sangkalan yang telah disampaikan oleh Terdakwa terhadap keterangan para Saksi dan tanggapan Majelis Hakim terhadap keterangan Terdakwa sebagaimana yang telah diuraikan di atas, kesimpulan lebih lanjut akan diuraikan oleh Majelis Hakim bersamaan di dalam kontruksi uraian fakta-fakta hukum dalam putusan ini.
Menimbang
:
Bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah keterangan para Saksi dan keterangan Terdakwa dalam perkara ini dapat dijadikan sebagai alat bukti, sebagai berikut: 1. Bahwa Pasal 173 ayat (1) UU RI Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer menentukan “Keterangan Saksi sebagai alat bukti adalah keterangan yang dinyatakan di sidang pengadilan”. Lebih lanjut dalam ayat (6) ditentukan “Dalam menilai kebenaran keterangan seorang Saksi, hakim harus sungguh-sungguh memperhatikan: a. persesuaian keterangan Saksi yang satu dan yang lain; b. persesuaian antara keterangan Saksi dengan alat bukti yang lain; c. alasan yang mungkin dipergunakan oleh Saksi untuk memberi keterangan yang tertentu; dan d. cara hidup dan kesusilaan Saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya”. Bahwa dari ketentuan Pasal 173 ayat (1) dan ayat (6) UU RI Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer tersebut Majelis Hakim memberikan pendapatnya sebagai berikut: a. Bahwa dilihat dari persesuaian antara keterangan para Saksi baik yang diberikan maupun yang di bacakan di persidangan, keterangan para Saksi saling bersesuaian. b. Bahwa dari persesuaian antara keterangan Saksi dengan alat bukti yang lain, keterangan para Saksi bersesuaian dengan keterangan Terdakwa. c. Bahwa kemudian dilihat dari alasan yang mungkin dipergunakan oleh Saksi untuk memberi keterangan dan cara hidup dan kesusilaan Saksi, Majelis Hakim berpendapat bahwa para Saksi dalam perkara ini adalah seorang parjurit yang telah tertanam jiwa Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, dan tidak memiliki kepentingan apapun terhadap perkara Terdakwa ini, sehingga keterangan para Saksi dalam perkara ini telah memberikan keyakinan dan kepercayaan kepada Majelis Hakim tentang apa yang telah diperbuat oleh Terdakwa. Bahwa berdasarkan uraian-uraian di atas Majelis Hakim berpendapat keterangan Saksi dalam perkara ini dapat dijadikan sebagai alat bukti. Hal 30 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
2. Bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah keterangan Terdakwa dapat dijadikan sebagai alat bukti sebagai berikut: a. Bahwa Pasal 175 ayat (1) UU RI Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer menentukan “Keterangan Terdakwa sebagai alat bukti ialah keterangan yang dinyatakan Terdakwa di sidang tentang perbuatan yang ia lakukan atau yang ia ketahui sendiri atau yang ia alami sendiri”. b. Bahwa keterangan-keterangan yang Terdakwa terangkan di persidangan adalah perbuatan-perbuatan yang Terdakwa lakukan dan Terdakwa alami sendiri, dan keteranganketerangan Terdakwa tersebut saling bersesuaian dengan keterangan para Saksi baik yang diberikan maupun yang dibacakan dipersidangan. Bahwa berdasarkan uraian-uraian di atas Majelis Hakim berpendapat keterangan Terdakwa dalam perkara ini dapat dijadikan sebagai alat bukti. Menimbang
:
Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa dan alat bukti lainnya di persidangan dan setelah menghubungkan yang satu dengan yang lainnya maka diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut: 1. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI AD pada tahun 1997 melalui Pendidikan Secata PK di Rindam V/Brawijaya, setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Prajurit Dua Terdakwa mengikuti pendidikan kejuruan Infanteri di Dodiklatpur Asembagus Situbondo, selanjutnya Terdakwa di tempatkan di Yonif 507/BS Sikatan (sekarang Yonif Raider 500/Sikatan), pada tahun 2011 Terdakwa mengikuti pendidikan Secaba Reg di Rindam V/Brw setelah lulus dilantik dengan pangkat Serda Terdakwa ditugaskan kembali di Yonif 500/Raider sampai saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini dengan pangkat Serda. 2. Bahwa benar Terdakwa belum pernah dipidana dalam perkara yang lain, akan tetapi Terdakwa pernah dijatuhi hukuman disiplin berupa penahanan berat selama 21 (dua puluh satu) hari di kesatuan terkait dengan jual beli senjata yang Terdakwa lakukan. 3. Bahwa benar Terdakwa pernah mengikuti tugas operasi militer sebanyak 3 (tiga) kali, yang pertama operasi militer di Timor Timur pada tahun 1999, kedua operasi militer Pamtas tuntas Komodo di Atambua pada tahun 2000 dan ketiga operasi militer di Aceh pada tahun 2003-2004. 4. Bahwa benar Terdakwa mengegerti disidangkan sekarang ini terkait dengan jual beli senjata Airsoft gun/Air Gun dan senjata api rakitan merk Sig Sauer P 226 Cal 9 mm yang telah Terdakwa lakukan, saat Terdakwa menjabat sebagai Kepala Unit Simpan Pinjam Koperasi Yonif 500/Raider. 5. Bahwa benar Terdakwa di Yonif 500/Raider selain menjabat sebagai Danru 2 Ton SMS Kibant, Terdakwa merangkap jabatan sebagai Kepala Unit Simpan Pinjam di Koperasi Yonif 500/Raider. 6. Bahwa benar Terdakwa menjabat sebagai Kepala Unit Simpan Pinjam di Koperasi Yonif 500/Raider sejak tahun 2012 sampai Hal 31 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
dengan tahun 2015 dan yang menjabat sebagai Kepala Koperasi saat itu Saksi-4 Kapten Inf Muryono sedangkan Danyon 500/Raider saat itu dijabat oleh Letkol Inf Yulka Endriarta. 7. Bahwa benar pada bulan April 2012 Saksi-8 Kapten Inf Dili Murtiawan menemui Terdakwa dan menyampaikan petunjuk Danyon 500/Raider Letkol Inf Yulka Endriarta, untuk mendanai pembelian senjata Airsoft gun/Air gun dari teman Danyon 500/Raider Letkol Inf Yulka Endriarta atas nama Sdr Bagus/Agus, yang diperuntukkan untuk anggota Yonif 500/Raider yang melaksanakan dinas luar. 8. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa menghubungi Saksi-4 Kapten Inf Muryono selaku kepala Koperasi Yonif 500/Raider yang saat itu sedang berada di daerah Malang melaksanakan latihan Raider untuk meminta petunjuk terkait dengan perintah Danyon 500/Raider Letkol Inf Yulka Endriarta untuk mendanai pembelian senjata Airsoft gun/Air gun yang diperuntukkan untuk anggota Yonif 500/Raider yang melaksanakan dinas luar. Dan Saksi-4 Kapten Inf Muryono memberikan petunjuk kepada Terdakwa, bila dananya ada didukung saja. 9. Bahwa benar atas petunjuk dari Saksi-4 Kapten Inf Muryono, kemudian Terdakwa mengambil uang usipa Koperasi Yonif 500/Raider sebesar Rp. 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) dan menyerahkannya kepada Saksi-8 Kapten Inf Dili Murtiawan di ruangan Danyonif 500/Raider dengan disaksikan oleh Danyonif 500/Raider Letkol Inf Yulka Endriarta dan Sdr. Bagus/Agus selaku penjual senjata. 10. Bahwa benar selanjutnya oleh Saksi-8 Kapten Inf Dili Murtiawan uang tersebut diserahkan kepada Sdr. Bagus/Agus. Setelah menerima uang tersebut kemudian Sdr Bagus menyerahkan 34 (tiga puluh empat) pucuk senjata Airsoft gun/Air gun jenis Merk FWC buatan Taiwan dengan model seperti FN 46 dan jenis Makarof kepada Terdakwa. 11. Bahwa benar setelah Terdakwa menerima 34 (tiga puluh empat) pucuk senjata Airsoft gun/Air gun dari Sdr Bagus/Agus, senjata tersebut Terdakwa bawa ke luar ruangan Danyonif 500/Raider, selanjutnya senjata tersebut Terdakwa bagikan kepada anggota yang memesan senjata sesuai dengan daftar anggota yang memesan senjata yang Terdakwa terima dari Saksi-8 Kapten Inf Dili Murtiawan. 12. Bahwa benar senjata Airsoft gun/Airgun dijual dengan harga yang bervariasi dari harga Rp. 1.900.000,00 (satu juta Sembilan ribu rupiah) sampai dengan harga Rp. 2.300.000,00 (dua juta tiga ratus ribu rupiah) tergantung jenis senjata dan cara pembayarannya dicicil sebanyak 10 (sepuluh) kali dipotong langsung oleh Koperasi dari gaji anggota yang mengambil senjata, dengan keuntungan Koperasi sebesar 1,2% (satu koma dua persen). 13. Bahwa benar selanjutnya bila ada anggota yang ingin membeli senjata Airsoftgun/Air guns, anggota tersebut dicatat/didaftar terlebih dahulu oleh Terdakwa kemudian setelah terkumpul beberapa anggota yang akan membeli barulah Terdakwa memesan senjata kepada Sdr Bagus/Agus. 14. Bahwa benar pembelian senjata kepada Sdr Bagus/Agus, Hal 32 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
setelah pembelian yang pertama ada lebih kurang sebanyak 5 (lima) sampai dengan 7 (tujuh) kali pembelian dengan jumlah keseluruhan senjata termasuk dengan pembelian pertama sebanyak 68 (enam puluh delapan) pucuk senjata. 15. Bahwa benar pada bulan Mei 2014 Terdakwa dihubungi oleh Saksi-6 Sertu Wahyu Andrianto yang berdinas di Kodim 0426/Tulang Bawang Lampung melalui Hp, dan meminta tolong kepada Terdakwa untuk dicarikan senjata rakitan, karena di daerahnya rawan dan banyak begal. 16. Bahwa benar awalnya Terdakwa menolak akan tetapi karena Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto terus mendesak akhirnya Terdakwa menyanggupi permintaan Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto untuk mencarikan senjata api rakitan. 17. Bahwa benar keesokan harinya sekira pukul 20.00 Wib, Terdakwa menemui Saksi-5 Serda Aleka Doifan di belakang Koperasi Yonif 500/Raider dan bercerita kepada Saksi-5 Serda Aleka Doifan bahwa ada temannya yang berdinas di daerah Lampung yaitu Saksi-6 Sertu Wahyu Andrianto membutuhkan senjata api rakitan dan meminta Saksi-5 Serda Aleka Doifan mencarikan senjata api rakitan untuk Saksi-6 Sertu Wahyu Andrianto. 18. Bahwa benar keesokan harinya Saksi-5 Serda Aleka Doifan menghubungi Sdr. JR (Juragan Replika) atau Jonathan melalui akun facebook, karena sebelumnya Saksi-5 Serda Aleka Doifan sudah pernah memesan senjata api rakitan kepada Sdr. JR, ternyata Sdr. JR atau Jonathan mempunyai barang yang Saksi-5 Serda Aleka Doifan cari, selanjutnya Sdr. JR mengirimkan foto profil senjata pistol Sig Sauer call 9 mm kepada Saksi-5 Serda Aleka Doifan, dan menawarkannya dengan harga Rp. 6.500.000,00 (enam juta lima ratus ribu rupiah) dan ongkos kirimnya sebesar Rp. 150.000,00 (serratus lima puluh ribu rupiah). 19. Bahwa benar keesokan harinya Saksi-5 Serda Aleka Doifan menemui Terdakwa di taman di belakang Koperasi Yonif 500/Raider dan menunjukkan foto profil senjata pistol Sig Sauer call 9 mm yang dikirimkan Sdr. JR kepada Terdakwa dan menawarkannya dengan harga Rp. 7.650.000,00 (tujuh juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) termasuk dengan ongkos kirimnya dan Terdakwa menyetujuinya. 20. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa menghubungi Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto melalui Handphone dan memberitahukan jika pesanannya sudah ada, dan harganya sebesar Rp. 8.500.000,00 (delapan juta lima ratus ribu rupiah) termasuk biaya pengirimannya ke kota Lampung. 21. Bahwa benar setelah mengetahui barang yang dicari ada selanjutnya Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto langsung mentransfer uang sebesar Rp. 8.700.000,00 (delapan juta tujuh ratus ribu rupiah) kerekening BRI atas nama Terdakwa, dengan rincian Rp. 8.500.000,00 (delapan juta lima ratus ribu rupiah) untuk pembelian senjata api rakitan dan Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) untuk pembelian kaos, kalender dan topi. 22. Bahwa benar setelah uang Terdakwa terima, kemudian Terdakwa langsung mentransfer uang sebesar dari Rp. 7.650.000,00 (tujuh juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) ke rekening BRI Saksi5 Serda Aleka Doifan. Hal 33 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
23. Bahwa benar setelah uang Saksi-5 Serda Aleka Doifan terima, kemudian Saksi-5 Serda Aleka Doifan menghubungi Sdr. JR dan memesan senjata api rakitan jenis pistol jenis Sig Sauer call. 9 mm, sekaligus mentransfer uang sebesar Rp.6.500.000,00 (enam juta lima ratus ribu rupiah) ditambah ongkos kirim Rp. 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah) kepada Sdr. JR melalui rekening BRI atas nama isteri Sdr. JR. 24. Bahwa benar 2 (dua) hari kemudian Sdr Jr menghubungi Saksi5 Serda Aleka Doifan dan memberitahukan bahwa barang pesanan telah dikirim melalui kernet PO Bus Malino jurusan JakartaSurabaya sambil memberikan nomor Handphone kernetnya kepada Saksi-5 Serda Aleka Doifan dan Saksi-5 Serda Aleka Doifan diminta untuk menghubungi kernet PO Bus Malino tersebut. 25. Bahwa benar selanjutnya Saksi-5 Serda Aleka Doifan menghubungi kernet PO Bus Malino dan menanyakan barang yang dikirimkan oleh Sdr. JR, atas pertanyaan Saksi-5 Serda Aleka Doifan kernet PO Bus Malino tersebut menerangkan barang pesanan dapat diambil ditempat pemberhentian bus sementara dipinggir jalan tol, tepatnya di dekat Masjid Agung Al Akbar Surabaya. 26. Bahwa benar sekira pukul 19.00 Wib Saksi-5 Serda Aleka Doifan pergi menuju ke tempat pemberhentian bus sementara dipinggir jalan tol, tepatnya di dekat Masjid Agung Al Akbar Surabaya dan menemui kernet PO Bus Malino untuk mengambil barang pesanan Saksi-5 Serda Aleka Doifan dengan menggunakan sepeda motor milik Saksi-5 Serda Aleka Doifan. 27. Bahwa benar sesampainya di tempat pemberhentian bus sementara dipinggir jalan tol, tepatnya di dekat Masjid Agung Al Akbar Surabaya, Saksi-5 Serda Aleka Doifan segera menemui kernet PO Bus Malino dan mengambil barang pesanannya yang dibungkus dengan menggunakan kotak kardus. 28. Bahwa benar setelah mengambil barang pesanannya, selanjutnya Saksi-5 Serda Aleka Doifan kembali menuju Asrama Yonif 500/Raider, untuk menyerahkan barang tersebut kepada Terdakwa. 29. Bahwa benar sesampainya di Asrama Yonif 500/Raider, kemudian barang tersebut Saksi-5 Serda Aleka Doifan buka untuk memastikan barang pesanan pakah sesuai dengan barang yang dipesan, dan ternyata barang yang dikirim sesuai dengan pesanan yaitu senjata api rakitan jenis pistol Sig Sauer P 226 call 9 mm. 30. Bahwa benar setelah Saksi-5 Serda Aleka Doifan memastikan kondisi senjata api rakitan sesuai dengan pesanan, kemudian senjata api rakitan tersebut Saksi-5 Serda Aleka Doifan masukkan kembali ke dalam kotaknya, selanjutnya sekira pukul 20.00 Wib Saksi-5 Serda Aleka Doifan pergi menuju ke Koperasi Yonif 500/Raider untuk menemui Terdakwa dan menyerahkan senjata api rakitan pesanannya. 31. Bahwa benar setelah bertemu dengan Terdakwa, tepatnya di taman di belakang Koperasi Yonif 500/Raider senjata api rakitan jenis pistol Sig Sauer P 226 call 9 mm yang masih terbungkus dalam kotak tersebut Saksi-5 Serda Aleka Doifan serahkan kepada Terdakwa. Hal 34 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
32. Bahwa benar setelah Terdakwa menerima senjata api rakitan tersebut, kemudian senjata api rakitan tersebut Terdakwa bawa ke rumah Terdakwa dan Terdakwa simpan di dalam lemari baju di kamar Terdakwa. 33. Bahwa benar beberapa hari kemudian Terdakwa menghubungi Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto, terkait dengan masalah pengiriman senjata api yang dipesannya, dan Saksi-6 sertu Wahyu Andriyanto menyarankan agar Terdakwa mengirimkan senjata api rakitan tersebut dengan cara dibongkar menjadi 2 (dua) bagian, lalu dimasukkan kedalam 2 (dua) kardus bekas air minum Aqua bersamaan barang pesanan yang lainnya berupa sarung, kaos loreng dan sweater loreng. 34. Bahwa benar atas petunjuk dari Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto, kemudian Terdakwa mengirimkan senjata api rakitan tersebut dengan dua kali pengiriman melalui jasa pengiriman barang PO Bus Rosalia Indah. 35. Bahwa benar bagian senjata yang pertama Terdakwa kirim yaitu pistol grip dan magazen senjata, yang dikirim bersamaan dengan kalender satuan Yonif 500/Raider sedangkan yang kedua yaitu per pegas dan peluncur senjata dikirim bersamaan dengan kaos dan topi, sedangkan jarak pengiriman pertama dan kedua lebih kurang 1 (satu) minggu. 36. Bahwa benar beberapa hari setelah barang Terdakwa kirim Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto menghubungi Terdakwa melalui handphone dan menyampaikan bahwa barang telah ditrerima, akan tetapi setelah senjata api rakitan dirangkai dan di coba ternyata senjata tidak dapat berfungsi dengan baik (rusak). 37. Bahwa benar mengetahui senjata tidak dapat berfungsi dengan baik (rusak), Terdakwa menyampaikan kepada Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto agar senjata tersebut dikembalikan kepada Saksi-5 Serda Aleka Doifan, karena senjata tersebut berasal dari Saksi-5 Serda Aleka Doifan, selanjutnya Terdakwa mengirimkan nomor handphone Saksi-5 Serda Aleka Doifan kepada Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto. Akan tetapi ternyata senjata api rakitan tidak dikembalikan oleh Saksi-6 Sertu Wahyu Andriayanto kepada Saksi-5 Serda Aleka Doifan. 38. Bahwa benar pada bulan Februari 2016 terungkap perkara jual beli senjata api rakitan yang dilakukan oleh Saksi-5 Serda Aleka Doifan bersama dengan Praka Agung Ilmanto, dan saat Saksi-5 Serda Aleka Doifan diperiksa di Sinteldam V/Brawijaya Saksi-5 Serda Aleka Doifan juga mengakui telah menjual senjata api rakitan jenis Sig Sauer P 226 kepada Terdakwa, hingga akhirnya Terdakwa juga diperiksa dalam perkara jual beli senjata api rakitan termasuk senjata Airsoft gun/Air gun yang Terdakwa jual di Koperasi Yonif 500/Raider. 39. Bahwa benar atas perintah dari Asintel Kodam V/Brawijaya Kolonel Inf Edi Nur Habat 68 (enam puluh delapan) pucuk senjata Air Gun/Airsoft Gun yang di beli dari Koperasi Yonif 500/Raider dikumpulkan di staf Intel Yonif 500/Raider, kemudian diserahkan kepada Siintel Kodam V/Brawijaya di ruangan Siintel Kodam V/Brawijaya. 40. Bahwa benar atas pemberitahuan dari Letkol Inf Tompo (pejabat dari Pusintelad-Mabesad) kepada Saksi-7 Lettu Inf Sutio Hal 35 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
bahwa Saksi-6 Sertu Wahyu Ariyanto telah membeli satu pucuk senjata api rakitan jenis pistol Sig Sauer P 226 Call. 9 mm beserta 1 magazen dari Terdakwa, kemudian Saksi-7 Lettu Inf Sutio menyita senjata api rakitan tersebut dari Terdakwa, kemudian oleh Saksi-7 Lettu Inf Sutio senjata api rakitan tersebut diserahkan kepada Denpom V/4 Surabaya hal ini sesuai dengan Berita Acara Penyerahan Barang Bukti tertanggal 16 September 2016 yang ditandatangani oleh Saksi-7 Lettu Inf Sutio selaku pihak yang menyerahkan dan Pelda Taufik Ariyamada selaku pihak yang menerima dan diketahui oleh Kapten Cpm Agus Sunaryo Dansatlak Idik Denpom V/4 Surabaya. 41. Bahwa benar atas permintaan dari Dandenpom V/4 Surabaya 2 (dua) pucuk senjata dari 68 (enam puluh delapan) pucuk senjata Air gun dan Airsoft gun yang diperjual belikan oleh Terdakwa di Koperasi Yonif 500/Raider dikirim ke Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya untuk diadakan uji balistik hal ini sesuai dengan surat permohonan bantuan pemeriksaan dari Dandenpom V/4 Surabaya kepada Laboratorium Kriminalistik Forensik Polri Cabang Surabaya Nomor R/209/VII/2016 tanggal 20 Juli 2016, dan ternyata berdasarkan 8 (delapan) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya No. Lab: 7406/BSF/2016 tanggal 08 Agustus 2016 yang ditandatangani oleh AKBP Ir. Sudibyo, M.Si, Kompol Lukman, S.Si., M.Si dan AKP Nurhidayat selaku pemeriksa dan diketahui oleh Komisaris Besar Polisi Ir. R. Agus Budiharta selaku Kepala Laboratorium Forensik Cabang Surabaya 2 (dua) pucuk senjata genggam tersebut dalam kondisi baik dan dapat digunakan menembak bila tabung pendorong terisi penuh. 42. Bahwa benar atas permintaan dari Dandenpom V/4 Surabya 1 (satu) pucuk senjata api genggam jenis Pistol Sig Sauer P 226 call. 9 mm beserta magazen, yang dibeli Saksi-6 Sertu Wahyu Ariyanto dari Terdakwa dikirim ke Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya untuk diadakan uji balistik hal ini sesuai dengan surat permohonan bantuan pemeriksaan dari Dandenpom V/4 Surabaya kepada Laboratorium Kriminalistik Forensik Polri Cabang Surabaya Nomor R/308/IX/2016 tanggal 21 September 2016, dan ternyata berdasarkan 6 (enam) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik barang bukti 1 (satu) pucuk senjata api genggam jenis Pistol beserta magazen dari Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya No. Lab: 9216/BSF/2016 tanggal 27 September 2016 yang ditandatangani oleh AKBP Ir. Sudibyo, M.Si, Kompol Lukman, S.Si., M.Si dan AKP Nurhidayat selaku pemeriksa dan diketahui oleh Komisaris Besar Polisi Ir. R. Agus Budiharta selaku Kepala Laboratorium Forensik Cabang Surabaya senjata genggam tersebut tidak dapat digunakan untuk menembak karena sistem mekanik senjata api dalam kondisi rusak. 43. Bahwa benar senjata api rakitan, maupun senjata Airsoft gun/Air gun yang Terdakwa jual tidak ada surat-suratnya. 44. Bahwa benar Terdakwa melakukan jual beli Airsoft gun/Air gun di Koperasi Yonif 500/Raider sejak bulan April 2012 sampai dengan bulan September 2014. 45. Bahwa benar Terdakwa menerangkan Danyonif 500/Raider Letkol Inf Yulka Endriarta pernah menyampaikan kepada Terdakwa surat-surat senjata Airsoftgun/Air gun akan dibuatkan, akan tetapi ternyata surat-suranya tidak pernah dibuatkan. Hal 36 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
46. Bahwa benar untuk penjualan senjata api rakitan jenis pistol Sig Sauer Terdakwa memperoleh keuntungan lebih kurang sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), sedangkan untuk senjata Airsoft gun/Air gun total keseluruhannya Terdakwa mendapatkan keuntungan lebih kurang sebesar Rp.5.000.000,00 (lima juta rupiah). 47. Bahwa benar senjata api rakitan Sig Sauer P 226 call. 9 mm yang Terdakwa jual kepada Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto lengkap bagian-bagiannya, ada pistol grip, magazen, per pegas dan peluncur senjata dan menurut Terdakwa senjata tidak bisa ditembakkan kemungkinan ada kesalahan sewaktu Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto merakitnya kembali. 48. Bahwa benar Saksi-5 Serda Aleka Doifan juga berkeyakinan senjata api rakitan jenis Sig Sauer P 226 call. 9 mm, yang di jual kepada Terdakwa dapat ditembakkan karena sebelumnya Saksi-5 Serda Aleka Doifan juga pernah membeli senjata api rakitan dengan jenis yang sama pada Sdr JR dan senjata tersebut dapat ditembakkan. 49. Bahwa benar yang membongkar senjata api rakitan Sig Sauer P226 menjadi 2 (dua) bagian sebelum dikirimkan kepada Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto adalah Terdakwa sendiri. 50. Bahwa benar Terdakwa menyadari dan menyesali perbuatan yang telah dilakukannya serta berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Menimbang
:
Bahwa lebih dahulu Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya dengan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut: Bahwa mengenai keterbuktian unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan Oditur Militer dalam Dakwaan tunggalnya, Majelis Hakim akan membuktikan sendiri dalam putusan ini sesuai dengan faktafakta yang terungkap di persidangan, begitu pula mengenai pidana yang layak dan patut untuk dijatuhkan terhadap diri Terdakwa Majelis Hakim juga akan mempertimbangkan sendiri sebagaimana yang akan Majelis Hakim uraikan lebih lanjut dalam putusan ini.
Menimbang
:
Bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Penasihat Hukum Terdakwa dalam permohonan keringanan hukumannya sebagai berikut: 1. Bahwa terhadap pendapat Penasihat Hukum Terdakwa yang menyatakan bahwa pada diri Terdakwa tidak terdapat unsur kesengajaan (dolus) karena Terdakwa sama sekali tidak dalam keadaan berfikir atau menyadari secara langsung sebagai tugas dan tanggung jawabnya selaku petugas simpan pinjam Koperasi Yonif Raider 500/Sikatan dan apa yang dilakukan Terdakwa hanya melaksanakan perintah dari Letkol Inf Yulkha Indriarta selaku Danyonif Raider 500/Sikatan saat itu, Majelis Hakim memberikan pendapatnya sebagai berikut: a. Bahwa menurut Memori Penjelasan (Memorie van Toelichting), yang dimaksud dengan “sengaja” atau “kesengajaan” adalah menghendaki dan menginsyafi terjadinya suatu tindakan beserta akibatnya. Artinya, seseorang yang melakukan suatu tindakan dengan sengaja, ia harus menghendaki serta menginsyafi tindakan tersebut dan/atau akibatnya. Hal 37 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
b.
Bahwa kesengajaan ada tiga gradasi, yaitu: 1) Kesengajaan sebagai maksud (oogmerk). Pada gradasi kesengajaan sebagai maksud, terjadinya suatu tindakan atau akibat tertentu (yang sesuai dengan perumusan UU Hukum Pidana) adalah betul-betul sebagai perwujudan dari maksud atau tujuan dan pengetahuan dari pelaku. 2) Kesengajaan dengan kesadaran pasti atau keharusan. Pada gradasi kesengajaan dengan kesadaran pasti, yang menjadi sandaran adalah seberapa jauh pengetahuan atau kesadaran pelaku tentang tindakan dan akibat yang merupakan salah satu unsur delik yang telah terjadi. Dalam Buku Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia yang disusun oleh S.R. Sianturi, S.H. diberikan contoh jika A menembak B yang kebetulan berada dibalik kaca etalase. Tujuan atau maksud A adalah matinya B. Akan tetapi untuk dapat terwujudnya tujuan itu, si A pasti menyadari bahwa kaca etalase itu akan rusak ditembus oleh peluru senapannya. Terhadap matinya B, si A telah melakukan kesengajaan sebagai maksud. Sedangkan untuk tindakan merusak kaca, si A telah melakukan kesengajaan dengan kesadaran pasti. 3) Kesengajaan dengan menyadari kemungkinan (dolus eventualis). Kesengajaan dengan menyadari kemungkinan hampir serupa dengan kealpaan (culpa). Yang menjadi sandaran dalam gradasi kesengajaan ini adalah sejauh mana pengetahuan atau kesadaran pelaku tentang tindakan dan akibat terlarang yang mungkin akan terjadi.
c. Bahwa sebagaimana fakta-fakta yang terungkap dipersidangan yang dilakukan Terdakwa dalam perkara ini adalah melakukan jual beli Airsoft gun/Air gun yang dilakukan oleh Terdakwa di Koperasi Yonif Raider 500/Sikatan dari bulan April tahun 2012 sampai dengan bulan September 2014 dan melakukan jual beli senjata api rakitan jenis pistol Sig Sauer P 226 call. 9 mm pada bulan Mei 2014. d. Bahwa sesuai dengan fakta yang terungkap dipersidangan Terdakwa menerangkan diawal jual beli senjata Airsoft gun/Air gun sebanyak 34 (tiga puluh empat) pucuk Terdakwa tidak mendapatkan keuntungan, akan tetapi pada jual beli selanjutnya Terdakwa mendapatkan keuntungan yang jumlah seluruh keuntungannya Terdakwa terima lebih kurang sebesar Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah), dan Terdakwa juga menerangkan bahwa saat jual beli senjata Airsoft gun/Air gun Letkol Inf Yulkha Indriarta menyampaikan kepada Terdakwa surat-surat senjata Airsoftgun/Air gun akan dibuatkan, akan tetapi ternyata surat-suranya tidak pernah dibuatkan. Ini menunjukkan bahwa Terdakwa telah mengetahui penjualan senjata Airsoft gun/Air gun haruslah dilengkapi dengan suratsurat, akan tetapi walaupun surat-surat senjata belum ada tetap saja Terdakwa melakukan jual beli senjata Airsoft gun/Air gun, karena Terdakwa mendapatkan keuntungan dari penjualan senjata tersebut. e. Bahwa kemudian dilihat dari cara penjualan senjata api rakitan jenis pistol Sig Sauer P 226 call. 9 mm yang Terdakwa Hal 38 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
antara Terdakwa dan Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto, Terdakwa mengirim senjata apai rakitan tersebut tidak sekali kirim melainkan dengan cara senjata dibongkar menjadi beberapa bagian, kemudian dikirim secara terpisah dengan 2 (dua) kali pengiriman, ini menunjukkan Terdakwa telah mengetahui dan menginsyafi perbuatannya, karena apa bila tidak dikirim secara terpisah kemungkinan perbuatan Terdakwa akan mudah diketahui karena perbuatan jual beli senjata api rakitan adalah adalah perbuatan yang salah dan Terdakwa telah mengetahuinya. f. Bahwa dari uraian-uraian di atas nampak jelas bahwa Terdakwa telah menghendaki dan menginsyafi segala perbuatan yang telah dilakukannya, sehingga pendapat Penasihat Hukum yang menyatakan pada diri Terdakwa tidak terdapat unsur kesengajaan (dolus) haruslah ditolak dan dikesampingkan. 2. Bahwa terhadap pendapat Penasihat Hukum Terdakwa yang menyatakan perbuatan membawa atau memiliki Airsoft gun dan atau Air gun bukan termasuk tindak pidana yang disebutkan dalam Pasal 1 ayat (1) UU Darurat RI Nomor 12 Tahun 1951. Dengan kata lain, belum ada aturan tegas yang mengatur soal penyalahgunaan Airsoft gun; hal ini dapat disimpulkan Airsoft gun dikenal sebagai senjata api olah raga (Vide Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. 8 Tahun 2012 tentang Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api untuk Kepentingan Olah Raga). Majelis Hakim memberikan pendapatnya sebagai berikut: a. Bahwa yang dimaksud dengan “Senjata Api” sesuai dengan Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 yang merujuk kepada Ketentuan Pasal 1 ayat (1) Peraturan Senjata Api 1936 (Stbl 1937 No. 170 yang telah diubah dengan ordonansi tanggal 30 Mei 1939 (Stbl 278) adalah: Bagianbagian Senjata Api; Meriam-meriam dan penyembur api dan bagian-bagiannya; Senjata senjata tekanan udara dan senjata senjata tekanan per; pistol-pistol penyembelih dan pistol-pistol isyarat dan selanjutnya senjata senjata api pemberi isyarat dan selanjutnya senjata senjata api tiruan seperti pistol pistol tanda bahaya, pistol pistol perlombaan, revolver-revolver perlombaan, pistol-pistol mati suri dan revolver-revolver mati suri serta benda benda lain yang dapat digunakan untuk mengancam atau mengejutkan demikian juga bagian bagian senjata itu dengan pengertian bahwa senjata senjata tekanan udara, senjata senjata tekanan per, dan senjata senjata tiruan serta bagian bagian senjata itu hanya dapat dipandang sebagai senjata api apabila dengan nyata tidak dipergunakan sebagai permainan anak-anak. b. Bahwa sesuai dengan Pasal 1 angka 25 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Untuk Kepentingan Olahraga yang dimaksud dengan “Airsoft Gun” adalah benda yang bentuk, sistem kerja dan/atau fungsinya menyerupai senjata api yang terbuat dari bahan plastik dan/atau campuran yang dapat melontarkan Ball Bullet (BB). Lebih lanjut dalam Pasal 4 ayat (4) Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Untuk Kepentingan Olahraga ditentukan “Airsoft Gun hanya digunakan untuk kepentingan Hal 39 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
olahraga menembak reaksi”. Dan untuk izin pembeliannya sesuai dengan Pasal 33 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Untuk Kepentingan Olahraga harus ada izin dari Kabaintelkam Polri atas nama Kapolri. c. Bahwa sesuai dengan fakta yang terungkap di persidangan, terhadap 68 (enam puluh delapan) pucuk senjata Airsoft gun/Air gun, kemudian oleh Dandenpom V/4 Surabaya 2 (dua) pucuk senjata dikirimkan ke Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya, untuk diadakan uji balistik dan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan ternyata 2 (dua) pucuk senjata genggam tersebut dalam kondisi baik dan dapat digunakan menembak bila tabung pendorong terisi penuh, sebagaimana yang diterangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya No. Lab: 7406/BSF/2016 tanggal 08 Agustus 2016 yang ditandatangani oleh AKBP Ir. Sudibyo, M.Si, Kompol Lukman, S.Si., M.Si dan AKP Nurhidayat selaku pemeriksa dan diketahui oleh Komisaris Besar Polisi Ir. R. Agus Budiharta. d. Bahwa jika uraian pengertian tentang senjata api dan Airsoft Gun tersebut diatas dihubungkan dengan fakta yang terungkap dipersidangan serta dihubungkan dengan barang bukti berupa 68 (enam puluh delapan) pucuk senjata Airsoft Gun/Air gun yang ada dalam perkara ini, maka terbukti fakta bahwa Terdakwa telah melakukan jual beli senjata Airsoft gun/Air gun tanpa ijin, padahal sesuai dengan ketentuan pembelian senjata harus ada izin dari Kabaintelkam Polri atas nama Kapolri, disamping itu jika barang bukti tersebut dihubungkan dengan pengertian senjata api sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1 ayat (1) Peraturan Senjata Api 1936 (Stbl 1937 No. 170 yang telah diubah dengan ordonantie tanggal 30 Mei 1939 (Stbl 278) serta dihubungkan dengan hasil pemeriksaan Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya, Majelis Hakim berpendapat bagian-bagian senjata Airsoft gun/Air gun tersebut (elemen-elemennya) sama dengan bagianbagian (elemen-elemen) senjata api, begitu juga cara kerjanya sama dengan senjata api, maka Majelis Hakim berpendapat senjata Airsoft gun/Air gun tersebut termasuk dalam kategori senjata api. e. Bahwa berdasarkan uraian-uraian di atas pendapat Penasihat Hukum Terdakwa yang menyatakan perbuatan membawa atau memiliki Airsoft gun dan atau Air gun bukan termasuk tindak pidana yang disebutkan dalam Pasal 1 ayat (1) UU Darurat RI Nomor 12 Tahun 1951 haruslah ditolak dan dikesampingkan. 3. Bahwa terhadap permohonan Penasihat Hukum Terdakwa yang memohon agar Majelis Hakim memberikan putusan seringanringannya, Majelis Hakim tidak akan menanggapinya secara khusus, akan tetapi Majelis Hakim akan menanggapi sekaligus dalam uraian pembuktian unsur-unsur tindak pidananya, sifat hakekat, serta hal-hal yang meringankan dan yang memberatkan. Menimbang
:
Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam dakwaan tunggal mengandung unsur-unsur sebagai berikut: Hal 40 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
Unsur kesatu : “Barang siapa“. Unsur kedua : “Tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan padanya, atau mempunyai dalam memilikinya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan, atau mengeluarkan dari Indonesia, Unsur ketiga : ”Sesuatu senjata api, munisi atau bahan peledak”. Menimbang
:
Menimbang
:
Bahwa mengenai unsur-unsur tindak pidana dalam dakwaan Oditur Militer tersebut Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut: Unsur kesatu “Barang siapa”. Bahwa yang dimaksud dengan “barang siapa”, yaitu setiap orang yang tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia dan merupakan subyek hukum Indonesia. Bahwa sesuai ketentuan Pasal 2 KUHP, setiap orang yang melakukan tindak pidana di Indonesia adalah subjek hukum Indonesia dan tunduk pada perundang-undangan pidana Indonesia. Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah dan keterangan Terdakwa serta alat bukti yang diajukan di persidangan dan setelah dihubungkan satu dengan yang lainnya, maka diperoleh fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI AD pada tahun 1997 melalui Pendidikan Secata PK di Rindam V/Brawijaya, setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Prajurit Dua Terdakwa mengikuti pendidikan kejuruan Infanteri di Dodiklatpur Asembagus Situbondo, selanjutnya Terdakwa di tempatkan di Yonif 507/BS Sikatan (sekarang Yonif Raider 500/Sikatan), pada tahun 2011 Terdakwa mengikuti pendidikan Secaba Reg di Rindam V/Brw setelah lulus dilantik dengan pangkat Serda Terdakwa ditugaskan kembali di Yonif 500/Raider sampai saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini. 2. Bahwa benar sebagai prajurit TNI AD, Terdakwa adalah juga sebagai warga negara RI, dan sebagai warga negara RI Terdakwa adalah subjek hukum Indonesia dan tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia. 3. Bahwa benar sesuai Keputusan Penyerahan Perkara dari Pangdam V/Brawijaya selaku Papera Nomor Kep/37/I/2017 tanggal 30 Januari 2017 dan Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor Sdak/39/K/AD/III/2017 tanggal 30 Maret 2017, yang diajukan sebagai Terdakwa dalam perkara ini adalah Serda Eko Didik Purwanto NRP 31970590600478, dan Terdakwalah orangnya. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa, unsur kesatu “barang siapa” telah terpenuhi.
Menimbang
:
Unsur kedua ”Tanpa hak memasukkan ke Indonesia, membuat, menerima, mencoba memperoleh, menyerahkan atau mencoba menyerahkan, menguasai, membawa, mempunyai persediaan Hal 41 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
padanya, atau mempunyai dalam memilikinya, menyimpan, mengangkut, menyembunyikan, mempergunakan, atau mengeluarkan dari Indonesia sesuatu senjata api, munisi atau bahan peledak”. Bahwa rumusan kata “tanpa hak” dalam delik ini, tersirat pengertian bahwa perbuatan si pelaku, dalam hal ini Terdakwa, adalah bersifat melawan hukum, walaupun di dalam delik ini tidak dirumuskan unsur bersifat melawan hukum. Bahwa dari kata “tanpa hak” dalam rumusan delik ini, dapat dipastikan bahwa seseorang yang melakukan sesuatu perbuatan yang menyangkut masalah senjata api, munisi, ataupun bahan peledak, harus ada izin dari yang berwenang untuk itu. Bahwa yang dimaksud dengan “hak” menurut pengertian bahasa adalah kekuasaan untuk berbuat sesuatu, kewenangan, milik, kepunyaan atas sesuatu. Bahwa yang dimaksud dengan “tanpa hak” dalam unsur ini adalah bahwa terhadap diri seseorang pelaku, dalam hal ini Terdakwa, tidak terdapat kekuasaan / kewenangan / kepemilikan / kepunyaan atas sesuatu barang, dalam hal ini senjata api, munisi, ataupun bahan peledak. Atau dengan kata lain, kekuasaan / kewenangan / kepemilikan / kepunyaan atas sesuatu barang tersebut baru akan ada pada diri seseorang jika ada izin dari yang berwenang, sesuai ketentuan yang berlaku untuk itu. Bahwa yang dimaksud dengan “memasukkan ke Indonesia” adalah membawa masuk, mendatangkan sesuatu (dalam hal ini senjata api, munisi, atau bahan peledak) dari luar wilayah negara Indonesia ke dalam wilayah negara RI. Bahwa yang dimaksud dengan “membuat” adalah mengadakan, menjadikan, menghasilkan sesuatu (dhi senjata api, munisi, atau bahan peledak). Bahwa yang dimaksud dengan “menerima” adalah menyambut, mengambil sesuatu (dhi senjata api, munisi, atau bahan peledak) yang diberikan, dikirimkan oleh orang lain (untuk menadah, mendapat, atau menampungnya). Bahwa yang dimaksud dengan “menyerahkan” adalah memberikan, mempercayakan, menyampaikan kepada (dhi senjata api, munisi, atau bahan peledak) orang lain. Bahwa yang dimaksud dengan “menguasai” adalah berkuasa atas/memegang kekuasaan atas/menggunakan kuasa atau pengaruhnya atas sesuatu (dhi senjata api, munisi, atau bahan peledak). Bahwa yang dimaksud dengan “membawa” adalah memegang, dilanjutkan dengan mengangkat sambil berjalan dari sesuatu tempat ke tempat yang lain, memindahkan, mengirimkan dari suatu tempat ke tempat yang lain atas sesuatu (dhi senjata api, munisi atau handak). Bahwa yang dimaksud dengan “mempunyai persediaan padanya atau mempunyai dalam miliknya” adalah mempunyai cadangan sesuatu (dhi senjata api, munisi, atau handak) yang berada di bawah kekuasaanya/miliknya, dengan tidak mempersoalkan penempatan sesuatu itu berada di mana, sepanjang masih di bawah kekuasaannya. Hal 42 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
Bahwa yang dimaksud dengan “mengangkut” adalah membawa, memindahkan sesuatu (dhi senjata api, munisi, atau handak) dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan menggunakan alat pengangkut. Bahwa yang dimaksud dengan “menyimpan” adalah menempatkan sesuatu (dhi senjata api, munisi, atau handak) sedemikian rupa pada suatu tempat tertentu, dimana sesuai maksud si pelaku agar sesuatu itu tidak bisa dipegang/diraba, diambil atau dikuasai oleh orang lain, namun hal ini relatif masih bisa didekati dan dilihat oleh orang lain. Bahwa yang dimaksud dengan “menyembunyikan” adalah menempatkan sesuatu (dhi senjata api, munisi, atau handak) sedemikian rupa pada suatu tempat tertentu, dimana sesuai maksud si pelaku agar sesuatu itu sama sekali tidak bisa diketahui, dilihat, diraba, dipegang, diangkat, diambil, diangkut, dibawa, dikuasai/dimiliki oleh orang lain. Bahwa yang dimaksud dengan “mempergunakan” adalah memakai, mengambil guna/manfaat dari sesuatu (dhi senjata api, munisi, atau handak) untuk memenuhi maksud si pelaku. Bahwa yang dimaksud dengan “mengeluarkan dari Indonesia” adalah membawa, mengirimkan, menyuruh keluar dari wilayah RI sesuatu senpi, munisi, atau handak. Bahwa oleh karena unsur ini mengandung beberapa alternatif perbuatan, maka Majelis Hakim hanya akan membuktikan alternatif perbuatan yang paling bersesuaian dengan fakta hukum yang terungkap di persidangan, yaitu “tanpa hak menerima dan menyerahkan”. Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah dan keterangan Terdakwa serta alat bukti yang diajukan di persidangan dan setelah dihubungkan satu dengan yang lainnya, maka diperoleh fakta-fakta sebagai berikut: 1. Bahwa benar Terdakwa di Yonif 500/Raider pada tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 selain menjabat sebagai Danru 2 Ton SMS Kibant Yonif 500/Raider, Terdakwa menjabat sebagai Kepala Unit Simpan Pinjam di Koperasi Yonif 500/Raider, dan yang menjabat sebagai Kepala Koperasi saat itu Saksi-4 Kapten Inf Muryono. 2. Bahwa benar pada bulan April 2012 Saksi-8 Kapten Inf Dili Murtiawan menemui Terdakwa dan menyampaikan petunjuk Danyon 500/Raider Letkol Inf Yulka Endriarta, untuk mendanai pembelian senjata Airsoft gun/Air gun dari teman Danyon 500/Raider Letkol Inf Yulka Endriarta atas nama Sdr Bagus/Agus, yang diperuntukkan untuk anggota Yonif 500/Raider yang melaksanakan dinas luar. 3. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa menghubungi Saksi-4 Kapten Inf Muryono selaku kepala Koperasi Yonif 500/Raider yang saat itu sedang berada di daerah Malang melaksanakan latihan Raider untuk meminta petunjuk terkait dengan perintah Danyon 500/Raider Letkol Inf Yulka Endriarta untuk mendanai pembelian senjata Airsoft gun/Air gun yang diperuntukkan untuk anggota Yonif 500/Raider yang melaksanakan dinas luar. 4. Bahwa benar atas petunjuk dari Saksi-4 Kapten Inf Muryono, kemudian Terdakwa mengambil uang usipa Koperasi Yonif 500/Raider sebesar Rp. 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) dan Hal 43 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
menyerahkannya kepada Saksi-8 Kapten Inf Dili Murtiawan di ruangan Danyonif 500/Raider dengan disaksikan oleh Danyonif 500/Raider Letkol Inf Yulka Endriarta dan Sdr. Bagus/Agus selaku penjual senjata. Selanjutnya oleh Saksi-8 Kapten Inf Dili Murtiawan uang tersebut diserahkan kepada Sdr. Bagus/Agus, dan setelah menerima uang tersebut kemudian Sdr Bagus menyerahkan 34 (tiga puluh empat) pucuk senjata Airsoft gun/Air gun jenis Merk FWC buatan Taiwan dengan model seperti FN 46 dan jenis Makarof kepada Terdakwa. 5. Bahwa benar setelah Terdakwa menerima 34 (tiga puluh empat) pucuk senjata Airsoft gun/Air gun dari Sdr Bagus/Agus, senjata tersebut Terdakwa bawa ke luar ruangan Danyonif 500/Raider, selanjutnya senjata tersebut Terdakwa bagikan kepada anggota yang memesan senjata sesuai dengan daftar anggota yang memesan senjata yang Terdakwa terima dari Saksi-8 Kapten Inf Dili Murtiawan. 6. Bahwa benar senjata Airsoft gun/Airgun dijual dengan harga yang bervariasi dari harga Rp. 1.900.000,00 (satu juta Sembilan ribu rupiah) sampai dengan harga Rp. 2.300.000,00 (dua juta tiga ratus ribu rupiah) tergantung jenis senjata dan cara pembayarannya dicicil sebanyak 10 (sepuluh) kali dipotong langsung oleh Koperasi dari gaji anggota yang mengambil senjata, dengan keuntungan Koperasi sebesar 1,2% (satu koma dua persen). 7. Bahwa benar selanjutnya bila ada anggota yang ingin membeli senjata Airsoftgun/Air guns, anggota tersebut dicatat/didaftar terlebih dahulu oleh Terdakwa kemudian setelah terkumpul beberapa anggota yang akan membeli barulah Terdakwa memesan senjata kepada Sdr Bagus/Agus. Dan pembelian senjata kepada Sdr Bagus/Agus, setelah pembelian yang pertama ada lebih kurang sebanyak 5 (lima) sampai dengan 7 (tujuh) kali pembelian dengan jumlah keseluruhan senjata termasuk dengan pembelian pertama sebanyak 68 (enam puluh delapan) pucuk senjata. 8. Bahwa benar pada bulan Mei 2014 Terdakwa dihubungi oleh Saksi-6 Sertu Wahyu Andrianto yang berdinas di Kodim 0426/Tulang Bawang Lampung melalui Hp, dan meminta tolong kepada Terdakwa untuk dicarikan senjata rakitan, karena di daerahnya rawan dan banyak begal, awalnya Terdakwa menolak akan tetapi karena Saksi6 Sertu Wahyu Andriyanto terus mendesak akhirnya Terdakwa menyanggupi permintaan Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto untuk mencarikan senjata api rakitan. 9. Bahwa benar keesokan harinya sekira pukul 20.00 Wib, Terdakwa menemui Saksi-5 Serda Aleka Doifan di belakang Koperasi Yonif 500/Raider dan bercerita kepada Saksi-5 Serda Aleka Doifan bahwa ada temannya yang berdinas di daerah Lampung yaitu Saksi-6 Sertu Wahyu Andrianto membutuhkan senjata api rakitan dan meminta Saksi-5 Serda Aleka Doifan mencarikan senjata api rakitan untuk Saksi-6 Sertu Wahyu Andrianto. 10. Bahwa benar keesokan harinya Saksi-5 Serda Aleka Doifan menghubungi Sdr. JR (Juragan Replika) atau Jonathan melalui akun facebook, karena sebelumnya Saksi-5 Serda Aleka Doifan sudah pernah memesan senjata api rakitan kepada Sdr. JR, ternyata Sdr. JR atau Jonathan mempunyai barang yang Saksi-5 Serda Aleka Doifan cari, selanjutnya Sdr. JR mengirimkan foto profil senjata pistol Sig Sauer call 9 mm kepada Saksi-5 Serda Aleka Doifan, dan menawarkannya dengan harga Rp. 6.500.000,00 (enam juta lima Hal 44 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
ratus ribu rupiah) dan ongkos kirimnya sebesar Rp. 150.000,00 (serratus lima puluh ribu rupiah) 11. Bahwa benar keesokan harinya Saksi-5 Serda Aleka Doifan menemui Terdakwa di taman di belakang Koperasi Yonif 500/Raider dan menunjukkan foto profil senjata pistol Sig Sauer call 9 mm yang dikirimkan Sdr. JR kepada Terdakwa dan menawarkannya dengan harga Rp. 7.650.000,00 (tujuh juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) termasuk dengan ongkos kirimnya dan Terdakwa menyetujuinya. 12. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa menghubungi Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto melalui Handphone dan memberitahukan jika pesanannya sudah ada, dan harganya sebesar Rp. 8.500.000,00 (delapan juta lima ratus ribu rupiah) termasuk biaya pengirimannya ke kota Lampung. 13. Bahwa benar setelah mengetahui barang yang dicari ada selanjutnya Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto langsung mentransfer uang sebesar Rp. 8.700.000,00 (delapan juta tujuh ratus ribu rupiah) kerekening BRI atas nama Terdakwa, dengan rincian Rp. 8.500.000,00 (delapan juta lima ratus ribu rupiah) untuk pembelian senjata api rakitan dan Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) untuk pembelian kaos, kalender dan topi. 14. Bahwa benar setelah uang Terdakwa terima, kemudian Terdakwa langsung mentransfer uang sebesar dari Rp. 7.650.000,00 (tujuh juta enam ratus lima puluh ribu rupiah) ke rekening BRI Saksi5 Serda Aleka Doifan. 15. Bahwa benar setelah uang Saksi-5 Serda Aleka Doifan terima, kemudian Saksi-5 Serda Aleka Doifan menghubungi Sdr. JR dan memesan senjata api rakitan jenis pistol jenis Sig Sauer call. 9 mm, sekaligus mentransfer uang sebesar Rp.6.500.000,00 (enam juta lima ratus ribu rupiah) ditambah ongkos kirim Rp. 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah) kepada Sdr. JR melalui rekening BRI atas nama isteri Sdr. JR, 2 (dua) hari kemudian Sdr JR menghubungi Saksi-5 Serda Aleka Doifan dan memberitahukan bahwa barang pesanan telah dikirim melalui kernet PO Bus Malino jurusan JakartaSurabaya sambil memberikan nomor Handphone kernetnya kepada Saksi-5 Serda Aleka Doifan dan Saksi-5 Serda Aleka Doifan diminta untuk menghubungi kernet PO Bus Malino tersebut. 16. Bahwa benar selanjutnya Saksi-5 Serda Aleka Doifan menghubungi kernet PO Bus Malino dan menanyakan barang yang dikirimkan oleh Sdr. JR, atas pertanyaan Saksi-5 Serda Aleka Doifan kernet PO Bus Malino tersebut menerangkan barang pesanan dapat diambil ditempat pemberhentian bus sementara dipinggir jalan tol, tepatnya di dekat Masjid Agung Al Akbar Surabaya. 17. Bahwa benar sekira pukul 19.00 Wib Saksi-5 Serda Aleka Doifan pergi menuju ke tempat pemberhentian bus sementara dipinggir jalan tol, tepatnya di dekat Masjid Agung Al Akbar Surabaya dan menemui kernet PO Bus Malino untuk mengambil barang pesanan Saksi-5 Serda Aleka Doifan dengan menggunakan sepeda motor milik Saksi-5 Serda Aleka Doifan, sesampainya di tempat pemberhentian bus sementara dipinggir jalan tol, tepatnya di dekat Masjid Agung Al Akbar Surabaya, Saksi-5 Serda Aleka Doifan segera menemui kernet PO Bus Malino dan mengambil barang pesanannya yang dibungkus dengan menggunakan kotak kardus. 18. Bahwa benar setelah mengambil barang pesanannya, selanjutnya Saksi-5 Serda Aleka Doifan kembali menuju Asrama Hal 45 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
Yonif 500/Raider, sesampainya di Asrama Yonif 500/Raider, kemudian barang tersebut Saksi-5 Serda Aleka Doifan buka untuk memastikan barang pesanan apakah sesuai dengan barang yang dipesan, dan ternyata barang yang dikirim sesuai dengan pesanan yaitu senjata api rakitan jenis pistol Sig Sauer P 226 call 9 mm. 19. Bahwa benar setelah Saksi-5 Serda Aleka Doifan memastikan kondisi senjata api rakitan sesuai dengan pesanan, kemudian senjata api rakitan tersebut Saksi-5 Serda Aleka Doifan masukkan kembali ke dalam kotaknya, selanjutnya sekira pukul 20.00 Wib Saksi-5 Serda Aleka Doifan pergi menuju ke Koperasi Yonif 500/Raider untuk menemui Terdakwa dan menyerahkan senjata api rakitan pesanannya. 20. Bahwa benar setelah bertemu dengan Terdakwa, tepatnya di taman di belakang Koperasi Yonif 500/Raider senjata api rakitan jenis pistol Sig Sauer P 226 call 9 mm yang masih terbungkus dalam kotak tersebut Saksi-5 Serda Aleka Doifan serahkan kepada Terdakwa. Setelah Terdakwa menerima senjata api rakitan tersebut, kemudian senjata api rakitan tersebut Terdakwa bawa ke rumah Terdakwa dan Terdakwa simpan di dalam lemari baju di kamar Terdakwa, beberapa hari kemudian Terdakwa menghubungi Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto, terkait dengan masalah pengiriman senjata api yang dipesannya, dan Saksi-6 sertu Wahyu Andriyanto menyarankan agar Terdakwa mengirimkan senjata api rakitan tersebut dengan cara dibongkar menjadi 2 (dua) bagian, lalu dimasukkan kedalam 2 (dua) kardus bekas air minum Aqua bersamaan barang pesanan yang lainnya berupa sarung, kaos loreng dan sweater loreng. 21. Bahwa benar atas petunjuk dari Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto, kemudian Terdakwa mengirimkan senjata api rakitan tersebut dengan dua kali pengiriman melalui jasa pengiriman barang PO Bus Rosalia Indah. Bagian senjata yang pertama Terdakwa kirim yaitu pistol grip dan magazen senjata, yang dikirim bersamaan dengan kalender satuan Yonif 500/Raider sedangkan yang kedua yaitu per pegas dan peluncur senjata dikirim bersamaan dengan kaos dan topi, sedangkan jarak pengiriman pertama dan kedua lebih kurang 1 (satu) minggu. 22. Bahwa benar beberapa hari setelah barang Terdakwa kirim Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto menghubungi Terdakwa melalui handphone dan menyampaikan bahwa barang telah ditrerima, akan tetapi setelah senjata api rakitan dirangkai dan di coba ternyata senjata tidak dapat berfungsi dengan baik (rusak), mengetahui senjata tidak dapat berfungsi dengan baik (rusak), Terdakwa menyampaikan kepada Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto agar senjata tersebut dikembalikan kepada Saksi-5 Serda Aleka Doifan, karena senjata tersebut berasal dari Saksi-5 Serda Aleka Doifan, selanjutnya Terdakwa mengirimkan nomor handphone Saksi-5 Serda Aleka Doifan kepada Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto. Akan tetapi ternyata senjata api rakitan tidak dikembalikan oleh Saksi-6 Sertu Wahyu Andriayanto kepada Saksi-5 Serda Aleka Doifan. 23. Bahwa benar pada bulan Februari 2016 terungkap perkara jual beli senjata api rakitan yang dilakukan oleh Saksi-5 Serda Aleka Doifan bersama dengan Praka Agung Ilmanto, dan saat Saksi-5 Serda Aleka Doifan diperiksa di Sinteldam V/Brawijaya Saksi-5 Serda Aleka Doifan juga mengakui telah menjual senjata api rakitan jenis Sig Sauer P 226 kepada Terdakwa, hingga akhirnya Terdakwa Hal 46 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
juga diperiksa dalam perkara jual beli senjata api rakitan termasuk senjata Airsoft gun/Air gun yang Terdakwa jual di Koperasi Yonif 500/Raider. 24. Bahwa benar baik senjata api rakitan jenis pistol P 226 call. 9mm, maupun senjata Airsoft gun/Air gun yang Terdakwa jual tidak ada surat-suratnya. 25. Bahwa benar Terdakwa melakukan jual beli Airsoft gun/Air gun di Koperasi Yonif 500/Raider dari bulan April 2012 sampai dengan bulan September 2014. 26. Bahwa benar dari uraian fakta-fakta tersebut di atas dapat disimpulkan ternyata sejak semula Terdakwa tidak mempunyai ijin dari pihak yang berwenang untuk melakukan jual beli senjata Airsoft gun/Air gun maupun senjata jenis pistol merk Sig Sauer P 226 Cal 9 mm, sehingga perbuatan Terdakwa yang menerima Airsoft gun/Air gun dari Sdr Bagus/Agus kemudian menyerahkannya kepada anggota Yonif 500/Raider yang membelinya, termasuk kepada Saksi-2 Koptu Suryadi Ta Mudi Keslap Denkesyah 05.04.04 Surabaya, yang Terdakwa lakukan dari bulan April 2012 sampai dengan bulan September 2014 di Koperasi Yonif 500/Raider adalah perbuatan yang tanpa hak, begitu juga perbuatan Terdakwa yang menerima senjata jenis pistol merk Sig Sauer P 226 Cal 9 mm dari Saksi-5 Serda Aleka Doifan kemudian menyerahkannya kepada Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto dengan cara dikirim melalui jasa pengiriman barang PO Bus Rosalia Indah pada bulan Mei 2014 adalah juga merupakan perbuatan tanpa hak karena Terdakwa tidak mempunyai ijin dari pihak yang berwenang. Dengan demikian maka Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur kedua “tanpa hak menerima dan menyerahkan” telah terpenuhi. Menimbang
:
Unsur ketiga ”Sesuatu senjata api, munisi atau bahan peledak”. Bahwa yang dimaksud dengan “Senjata Api” sesuai dengan Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 yang merujuk kepada Ketentuan Pasal 1 ayat (1) Peraturan Senjata Api 1936 (Stbl 1937 No. 170 yang telah diubah dengan ordonansi tanggal 30 Mei 1939 (Stbl 278) adalah: 1.
Bagian-bagian Senjata Api;
2. Meriam-meriam bagiannya;
dan
penyembur
api
dan
bagian-
3. Senjata senjata tekanan udara dan senjata senjata tekanan per; pistol-pistol penyembelih dan pistol-pistol isyarat dan selanjutnya senjata senjata api pemberi isyarat dan selanjutnya senjata senjata api tiruan seperti pistol pistol tanda bahaya, pistol pistol perlombaan, revolver-revolver perlombaan, pistol-pistol mati suri dan revolver-revolver mati suri serta benda benda lain yang dapat digunakan untuk mengancam atau mengejutkan demikian juga bagian bagian senjata itu dengan pengertian bahwa senjata senjata tekanan udara, senjata senjata tekanan per, dan senjata senjata tiruan serta bagian bagian senjata itu hanya dapat dipandang sebagai senjata api apabila dengan nyata tidak dipergunakan sebagai permainan anak-anak. Hal 47 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
Bahwa yang dimaksud dengan pengertian bahan-bahan peledak menurut pasal 1 ayat (3) UU Drt No. 12 Tahun 1951 termasuk semua barang yang dapat meledak, yang dimaksudkan dalam Ordonanntie tanggal 18 September 1893 (Stbl 234), yang telah diubah terkemudian sekali dengan Ordonanntie tanggal 9 Mei 1931 (Stbl. No. 168), semua jenis mesiu bom-bom pembakar, ranjauranjau (mijnen), granat-granat tangan dan pada umumnya semua bahan peledak, baik yang merupakan luluhan kimia tunggal (enkelvoudidge chemische ver-bindingen) maupun yang merupakan adukan bahan-bahan peledak pemasuk (inleidende explosieven), yang dipergunakan untuk meledakkan lain-lain barang peledak, sekedar belum termasuk dalam pengertian munisi. Bahwa oleh karena unsur ini juga mengandung beberapa alternatif, maka Majelis Hakim hanya akan membuktikan alternatif yang paling bersesuaian dengan fakta hukum yang terungkap di persidangan, yaitu “sesuatu senjata api”. Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah dan keterangan Terdakwa serta alat bukti yang diajukan di persidangan dan setelah dihubungkan satu dengan yang lainnya, maka diperoleh fakta-fakta sebagai berikut: 1. Bahwa benar sebagaimana telah diuraikan dalam pembuktian unsur terdahulu yang merupakan bagian dari pembuktian unsur ini, bahwa yang dilakukan Terdakwa dalam perkara ini adalah melakukan jual beli senjata Airsoft gun/Air gun sebanyak 68 (enam puluh delapan) pucuk senjata yang Terdakwa lakukan dari bulan April 2012 sampai dengan bulan September 2014 di Koperasi Yonif 500/Raider, dan membeli satu pucuk senjata jenis pistol merk Sig Sauer P 226 Cal 9 mm dari Saksi-5 Serda Aleka Doifan dan menjualnya kembali kepada Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto yang Terdakwa lakukan pada bulan Mei 2014. 2. Bahwa benar atas permintaan dari Dandenpom V/4 Surabaya, 2 (dua) pucuk senjata dari 68 (enam puluh delapan) pucuk senjata Air gun dan Airsoft gun yang diperjual belikan oleh Terdakwa di Koperasi Yonif 500/Raider yang telah disita dikirim ke Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya untuk diadakan uji balistik hal ini sesuai dengan surat permohonan bantuan pemeriksaan dari Dandenpom V/4 Surabaya kepada Laboratorium Kriminalistik Forensik Polri Cabang Surabaya Nomor R/209/VII/2016 tanggal 20 Juli 2016, dan ternyata berdasarkan 8 (delapan) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya No. Lab: 7406/BSF/2016 tanggal 08 Agustus 2016 yang ditandatangani oleh AKBP Ir. Sudibyo, M.Si, Kompol Lukman, S.Si., M.Si dan AKP Nurhidayat selaku pemeriksa dan diketahui oleh Komisaris Besar Polisi Ir. R. Agus Budiharta selaku Kepala Laboratorium Forensik Cabang Surabaya 2 (dua) pucuk senjata genggam tersebut dalam kondisi baik dan dapat digunakan menembak bila tabung pendorong terisi penuh. 3. Bahwa benar begitu juga terhadap 1 (satu) pucuk senjata jenis Pistol Sig Sauer P 226 call. 9 mm beserta magazen, yang dibeli Saksi-6 Sertu Wahyu Ariyanto dari Terdakwa oleh Dandenpom V/4 Surabaya dikirim ke Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya untuk diadakan uji balistik hal ini sesuai dengan surat permohonan bantuan pemeriksaan dari Dandenpom V/4 Surabaya kepada Laboratorium Kriminalistik Forensik Polri Cabang Surabaya Nomor R/308/IX/2016 tanggal 21 September 2016, dan ternyata berdasarkan 6 (enam) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Hal 48 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
Kriminalistik barang bukti 1 (satu) pucuk senjata api genggam jenis Pistol beserta magazen dari Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya No. Lab: 9216/BSF/2016 tanggal 27 September 2016 yang ditandatangani oleh AKBP Ir. Sudibyo, M.Si, Kompol Lukman, S.Si., M.Si dan AKP Nurhidayat selaku pemeriksa dan diketahui oleh Komisaris Besar Polisi Ir. R. Agus Budiharta selaku Kepala Laboratorium Forensik Cabang Surabaya senjata genggam tersebut tidak dapat digunakan untuk menembak karena sistem mekanik senjata api dalam kondisi rusak. 4. Bahwa benar sesuai dengan Pasal 1 angka 25 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Untuk Kepentingan Olahraga yang dimaksud dengan “Airsoft Gun” adalah benda yang bentuk, sistem kerja dan/atau fungsinya menyerupai senjata api yang terbuat dari bahan plastik dan/atau campuran yang dapat melontarkan Ball Bullet (BB). Lebih lanjut dalam Pasal 4 ayat (4) Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Untuk Kepentingan Olahraga ditentukan “Airsoft Gun hanya digunakan untuk kepentingan olahraga menembak reaksi”. Dan untuk izin pembeliannya sesuai dengan Pasal 33 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Untuk Kepentingan Olahraga harus ada izin dari Kabaintelkam Polri atas nama Kapolri. 5. Bahwa benar jika uraian pengertian tentang senjata api sesuai dengan Undang-undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 yang merujuk kepada Ketentuan Pasal 1 ayat (1) Peraturan Senjata Api 1936 (Stbl 1937 No. 170 yang telah diubah dengan ordonansi tanggal 30 Mei 1939 (Stbl 278) dan pengertian Airsoft Gun sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1 angka 25 Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Untuk Kepentingan Olahraga, serta dihubungkan dengan hasil pemeriksaan Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya, Majelis Hakim berpendapat bagian-bagian senjata Airsoft gun/Air gun tersebut (elemen-elemennya) sama dengan bagian-bagian (elemen-elemen) senjata api, begitu juga cara kerjanya sama dengan senjata api, sehingga Majelis Hakim berpendapat senjata Airsoft gun/Air gun tersebut termasuk dalam kategori senjata api. 6. Bahwa benar begitu juga dengan 1 (satu) pucuk senjata jenis Pistol Sig Sauer P 226 call. 9 mm beserta magazen, yang dibeli Saksi-6 Sertu Wahyu Ariyanto Majelis Hakim berpendapat walaupun berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya tidak dapat digunakan untuk menembak karena sistem mekanik senjata api dalam kondisi rusak akan tetapi Majelis Hakim berkeyakinan bahwa senjata tersebut adalah senjata api hal ini sesuai dengan keterangan Terdakwa dipersidangan yang menyatakan senjata api rakitan Sig Sauer P 226 call. 9 mm yang Terdakwa jual kepada Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto lengkap bagian-bagiannya, ada pistol grip, magazen, per pegas dan peluncur senjata dan menurut Terdakwa senjata tidak bisa ditembakkan kemungkinan ada kesalahan sewaktu Saksi-6 Sertu Wahyu Andriyanto merakitnya kembali, keterangan Terdakwa tersebut juga diperkuat dengan keterangan Saksi-5 Serda Aleka Doifan dipersidangan yang menyatakan Saksi-5 Serda Aleka Doifan juga berkeyakinan senjata api rakitan jenis Sig Sauer P 226 call. 9 mm, yang di jual kepada Terdakwa dapat ditembakkan karena Hal 49 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
sebelumnya Saksi-5 Serda Aleka Doifan juga pernah membeli senjata api rakitan dengan jenis yang sama pada Sdr JR dan senjata tersebut dapat ditembakkan. Dengan demikian maka Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur ketiga “Sesuatu senjata api” telah terpenuhi. Menimbang
:
Bahwa oleh karena semua unsur tindak pidana dalam dakwaan Oditur Militer telah terpenuhi, Majelis Hakim berpendapat dakwaan Oditur Militer telah terbukti secara sah dan menyakinkan.
Menimbang
:
Berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas merupakan fakta yang diperoleh dalam persidangan, Majelis Hakim berpendapat terdapat cukup bukti secara sah dan meyakinkan Terdakwa bersalah melakukan tindak pidana: “Barang siapa tanpa hak menerima dan menyerahkan senjata api”, sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana menurut Pasal 1 ayat (1) UU No.12 Drt Tahun 1951 tentang Senjata Api.
Menimbang
:
Bahwa selama pemeriksaan di persidangan Majelis Hakim tidak menemukan adanya hal-hal yang dapat dijadikan sebagai alasan pemaaf atau pembenar pada diri Terdakwa, sehingga oleh karenanya Terdakwa harus dipidana.
Menimbang
:
Bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis Hakim akan menilai sifat, hakekat, dan akibat dari perbuatan Terdakwa serta hal-hal yang mempengaruhi sebagai berikut : 1. Bahwa perbuatan Terdakwa merupakan pencerminan dari sikap dan perilaku Terdakwa yang ingin mendapatkan keuntungan dengan cara cepat dan mudah dengan tidak menghiraukan lagi aturan hukum yang berlaku. 2. Bahwa sebagai seorang prajurit Terdakwa telah mengetahui, jual beli senjata api secara ilegal adalah perbuatan yang sangat dilarang, akan tetapi karena adanya perintah dari Letkol Inf Yulka Endriarta yang menjabat sebagai Danyonif 500/Raider saat itu, dan juga keinginan untuk mendapatkan keuntungan tetap saja Terdakwa melakukan taransaksi jual beli senjata api secara ilegal. 3. Bahwa akibat perbuatan Terdakwa menjual senjata api secara ilegal tersebut dapat membahayakan orang lain karena tidak menutup kemungkinan senjata tersebut akan digunakan untuk melakukan kejahatan. Selain itu juga perbuatan Terdakwa juga telah mencemarkan citra TNI di mata masyarakat.
Menimbang
:
Bahwa tujuan Majelis Hakim tidaklah semata-mata hanya memidana orang-orang yang bersalah melakukan Tindak Pidana, tetapi mempunyai tujuan untuk mendidik agar yang bersangkutan dapat insyaf dan kembali ke jalan yang benar menjadi warga Negara dan prajurit yang baik sesuai dengan falsafah Pancasila dan Sapta marga, oleh karena itu sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa dalam perkara ini perlu lebih dahulu memperhatikan hal-hal yang dapat meringankan dan memberatkan pidananya yaitu: Hal-hal yang meringankan: 1.
Terdakwa belum pernah dipidana. Hal 50 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
2. Terdakwa bersikap sopan dan berterus terang dipersidangan sehingga memperlancar jalannya persidangan. 3.
Terdakwa masih muda dan masih dapat dibina.
4. Terdakwa menyadari dan menyesali perbuatan dilakukannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
yang
Hal-hal yang memberatkan : 1. Perbuatan Terdakwa tidak mencerminkan sikap seorang prajurit yang senantiasa tunduk kepada hukum.
sebagai
2. Perbuatan Terdakwa dapat merusak citra TNI AD khususnya kesatuan Terdakwa dimata masyarakat. Menimbang
:
Bahwa setelah melihat kesalahan Terdakwa, kemudian menilai sifat hakikat dan akibat dari perbuatan Terdakwa dan selanjutnya memperhatikan tujuan pemidanaan serta hal-hal yang meringankan maupun hal-hal yang memberatkan pidananya sebagaimana tersebut di atas dan memperhatikan permohonan Penasihat Hukum Terdakwa yang memohon agar Terdakwa dijatuhi Hukuman yang seringanringannya, Majelis Hakim berpendapat pidana sebagaimana yang dimohonkan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya perlu diperingan agar selaras dan seimbang dengan perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa.
Menimbang
:
Bahwa dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat pidana sebagaimana tercantum pada diktum dibawah ini adalah adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa.
Menimbang
:
Bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana, maka ia harus dibebani untuk membayar biaya perkara.
Menimbang
:
Bahwa barang bukti yang diajukan dalam perkara ini berupa: 1.
Barang: a. 1 (satu) pucuk pistol rakitan merk Sig Sauer P 226 beserta 1 (satu) magazen kosong. b.
68 (enam puluh delapan) pucuk Pistol Airsoft gun/Air gun.
c.
2 (dua) bungkus munisi gotri besi Cal 4.5 mm.
Adalah barang-barang yang diperjual belikan oleh Terdakwa, oleh karena barang-barang tersebut merupakan barang ilegal/terlarang dan berbahaya maka Majelis Hakim akan menentukan statusnya yaitu dirampas untuk dirusakkan sehingga tidak dapat dipergunakan lagi. 2.
Surat: a. 1 (satu) lembar foto pistol rakitan jenis Sig Sauer P 226 Cal 9 mm. b. 2 (dua) lembar foto pistol Airsoft gun/air gun sebanyak 68 (enam puluh delapan) pucuk. c. 8 (delapan) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik barang bukti 2 (dua) pucuk senjata genggam jenis Pistol Air gun caliber 4,5 mm dan Airsoftgun caliber 6 mm dari Hal 51 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya No. Lab: 7406/BSF/2016 tanggal 08 Agustus 2016yang ditandatangani oleh AKBP Ir. Sudibyo, M.Si, Kompol Lukman, S.Si., M.Si dan AKP Nurhidayat selaku pemeriksa dan diketahui oleh Komisaris Besar Polisi Ir. R. Agus Budiharta selaku Kepala Laboratorium Forensik Cabang Surabaya. d. 6 (enam) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik barang bukti 1 (satu) pucuk senjata api genggam jenis Pistol beserta magazen dari Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya No. Lab: 9216/BSF/2016 tanggal 27 September 2016 yang ditandatangani oleh AKBP Ir. Sudibyo, M.Si, Kompol Lukman, S.Si., M.Si dan AKP Nurhidayat selaku pemeriksa dan diketahui oleh Komisaris Besar Polisi Ir. R. Agus Budiharta selaku Kepala Laboratorium Forensik Cabang Surabaya. Adalah bukti surat yang sangat berkaitan dengan dengan perkara Terdakwa ini, dan sejak semula merupakan kelengkapan administrasi dari berkas perkara yang telah melekat dalam berkas perkara maka Majelis Hakim akan menentukan statusnya yaitu tetap dilekatkan dalam berkas perkara. Mengingat
:
Pasal 1 ayat (1) UU RI Darurat Nomor 12 Tahun 1951 dan ketentuan perundang-undangan lain yang bersangkutan. MENGADILI
1. Menyatakan Terdakwa tersebut diatas, yaitu: EKO DIDIK PURWANTO, Serda NRP 31970590600478, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana: “Tanpa hak menerima dan menyerahkan senjata api”. 2. Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama: 6 (enam) bulan. 3.
Menetapkan barang bukti berupa: a.
Barang : 1) 1 (satu) pucuk pistol rakitan merk Sig Sauer P 226 beserta 1 (satu) magazen kosong. 2)
68 (enam puluh delapan) pucuk Pistol Airsoft gun/Air gun.
3)
2 (dua) bungkus munisi gotri besi Cal 4.5 mm.
Dirampas untuk dirusakkan sehingga tidak dapat dipergunakan lagi. b.
Surat: 1)
1 (satu) lembar foto pistol rakitan jenis Sig Sauer P 226 Cal 9 mm.
2) 2 (dua) lembar foto pistol Airsoft gun/air gun sebanyak 68 (enam puluh delapan) pucuk. 3) 8 (delapan) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik barang bukti 2 (dua) pucuk senjata genggam jenis Pistol Air gun caliber 4,5 Hal 52 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
mm dan Airsoftgun caliber 6 mm dari Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya No. Lab: 7406/BSF/2016 tanggal 08 Agustus 2016yang ditandatangani oleh AKBP Ir. Sudibyo, M.Si, Kompol Lukman, S.Si., M.Si dan AKP Nurhidayat selaku pemeriksa dan diketahui oleh Komisaris Besar Polisi Ir. R. Agus Budiharta selaku Kepala Laboratorium Forensik Cabang Surabaya. 4) 6 (enam) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik barang bukti 1 (satu) pucuk senjata api genggam jenis Pistol beserta magazen dari Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya No. Lab: 9216/BSF/2016 tanggal 27 September 2016 yang ditandatangani oleh AKBP Ir. Sudibyo, M.Si, Kompol Lukman, S.Si., M.Si dan AKP Nurhidayat selaku pemeriksa dan diketahui oleh Komisaris Besar Polisi Ir. R. Agus Budiharta selaku Kepala Laboratorium Forensik Cabang Surabaya. Tetap dilekatkan dalam berkas perkara. 4. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp. 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah). Demikian diputuskan pada hari ini Selasa tanggal 30 Mei 2017 di dalam Musyawarah Majelis Hakim oleh FX. Raga Sejati, S.H., M.H., Letkol Chk NRP 545034 sebagai Hakim Ketua, serta Moch. Rachmat Jaelani, S.H., Letkol Chk NRP 522360 dan Abdul Halim, S.H., Mayor Chk NRP 11020014330876 masing-masing sebagai Hakim Anggota I dan sebagai Hakim Anggota II yang diucapkan pada hari dan tanggal yang sama oleh Hakim Ketua di dalam sidang yang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut di atas, Oditur Militer Mochamad Mulyono, S.H., Mayor Chk NRP 2920012290470, Penasihat Hukum Anang Sofieanto,S.H., Penata Tk. I Gol III/d NIP 196709161997031003, Panitera Pengganti Moh. Fauzan Pelda NRP 21960346110176, serta dihadapan umum dan Terdakwa. Hakim Ketua
Cap/ttd FX. Raga Sejati, S.H., M.H. Letkol Chk NRP 545034 Hakim Anggota-I
Hakim Anggota-II
ttd Moch. Rachmat Jaelani, S.H Letkol Chk NRP 522360
ttd Abdul Halim, S.H. Mayor Chk NRP 11020014330876 Panitera
ttd Moh. Fauzan Pelda NRP 21960346110176
Hal 53 dari 53 hal Putusan Nomor 86-K/PM III-12/AD/IV/2017
