PENGADILAN MILITER III-12 S U R A B A Y A P U T U S A N Nomor : 43-K/PM.III-12/AU/I/2017 “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum di bawah ini dalam perkara Terdakwa : Nama lengkap Pangkat / NRP Jabatan Kesatuan Tempat, tanggal lahir Kewarganegaraan Jenis kelamin Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
IMRON ROSADI Kopda / 527364 Wadanru I Ton III Ki. A Yonko 464 Paskhas Wing II Paskhas Pasuruan, 19 Juni 1980 Indonesia Laki-laki Islam Komplek Jatayu 2 Lanud Abd. Saleh Malang Jawa Timur.
Terdakwa ditahan oleh Dan Wing II Paskhas selama 20 (dua puluh) hari terhitung mulai tanggal 9 Oktober 2015 sampai dengan tanggal 28 Oktober 2015 berdasarkan Surat Keputusan Penahanan Sementara dari Dan Wing II Paskhas selaku Ankum Nomor : Kep/14/X/2015 tanggal 9 Oktober 2015, kemudian dibebaskan dari tahanan sementara pada tanggal 29 Oktober 2015 berdasarkan Keputusan Pembebasan dari Penahanan Sementara Dan Wing II Paskhas selaku Ankum Nomor : Kep/16/X/2015 tanggal 28 Oktober 2015. Pengadilan Militer III-12 Surabaya tersebut di atas : Membaca
: Berkas Perkara Pidana dari Satpomau Timika Nomor : POM401/A/IDIK-01/XI/2015/Satpom TNI tanggal 12 November 2015 atas nama Imron Rosadi Kopda NRP 527364, Anggota Batalyon Komando 464 Paskhas, Wing II Paskhas.
Memperhatikan
: 1.
Surat Keputusan Penyerahan Perkara dari Danwing II Paskhas selaku Papera Nomor : Kep/22/VIII/2016 tanggal 15 Agustus 2016.
2.
Surat Penetapan Kadilmil III-19 Jayapura Nomor : TAP/109/PM.III-9/AU/X/2016 tanggal 10 Oktober 2016 tentang Pengembalian Berkas Perkara Terdakwa kepada Otmil III-12 Surabaya mengingat Kesatuan Terdakwa yaitu Wing II Paskhas termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Militer III-12 Surabaya
3.
Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor Sdak/148/K/AU/XII/2016 tanggal 09 Desember 2016.
4.
Penetapan Kadilmil III-12 Surabaya Nomor : TAPKIM/43/PM.III-12/AU/I/2017 tanggal 09 Januari 2017 tentang Penunjukan Hakim.
5.
Penetapan Hakim Ketua Nomor : TAPSID/43/PM.III12/AU/I/2017 tanggal 10 Januari 2017 tentang Hari Sidang.
6.
Surat Kaotmil III-12 Surabaya perihal panggilan untuk menghadap sidang kepada Terdakwa dan para Saksi.
:
2 Mendengar
Memperhatikan
:
:
1.
Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/148/K/AU /XII/2016 tanggal 9 Desember 2016, didepan sidang yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini.
2.
Hal-hal yang diterangkan oleh Terdakwa di sidang serta keterangan-keterangan para Saksi dibawah sumpah.
1.
Tuntutan pidana Oditur Militer yang diajukan kepada Majelis Hakim, yang pada pokoknya Oditur Militer berpendapat bahwa : a. Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana : “Barang siapa yang dengan melawan hukum dan dengan sengaja menghilangkan suatu barang keperluan perang, yang diberikan oleh Negara kepadanya”, sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana menurut Pasal 148 ke-2 KUHPM. b. Oleh karenanya Oditur Militer mohon agar Terdakwa dijatuhi pidana : Penjara selama 6 (enam) bulan, dipotong selama Terdakwa berada dalam tahanan sementara. c.
Menetapkan barang-barang bukti berupa : Surat-surat : 1)
6 (enam) lembar Surat Perintah Dankorpaskhasau Nomor : Sprin/256/III/2015 tanggal 6 Maret 2015.
2)
5 (lima) lembar Surat Perintah Pangdam XVII/Cendrawasih selaku Pangkoops TNI Papua Nomor : Sprin/702/III/2015 tanggal 16 Maret 2015.
3)
1 (satu) lembar Surat Perintah Dankorpaskhasau Nomor : Sprin/1101/X/2015 tanggal 22 Oktober 2015.
4)
1 (satu) lembar Surat Tanda Penerimaan Laporan Nomor : STPL/11/VIII/2015/Papua/Res Paniai tanggal 14 Agustus 2015.
5)
1 (satu) lembar foto 6 (enam) buah Magazen dan 180 (seratus delapan puluh) butir Amunisi yang masih tersisa pada Terdakwa.
Tetap dilekatkan dalam berkas perkara. Barang-barang : -
1 (satu) butir Slongsong Amunisi cal 5,56 mm, dirampas untuk dimusnahkan.
c. Membebankan biaya perkara kepada sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah). 2.
Terdakwa
Bahwa atas Tuntutan Hukuman dari Oditur Militer tersebut, Penasihat Hukum Terdakwa tidak mengajukan Pembelaan (Pledooi) akan tetapi hanya mengajukan Permohonan Keringanan Hukuman (Climentie) secara tertulis, yang pada
3 pokoknya Terdakwa mengaku bersalah dan sangat menyesali perbuatannya, mohon diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dan akan melaksanakan pengabdian yang lebih baik lagi serta Terdakwa sudah beberapa kali melaksanakan tugas Operasi Militer dan sudah mendapatkan tanda jasa serta Terdakwa juga sudah menyerahkan uang penggantian sebesar Rp. 5.950.000,(lima juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah) kepada Pekas Wing II Paskhas guna keperluan penggantian senjata Organic SS-1 V-2 Nomor Regestrasi : 94-003299/D-05-0273 yang hilang, dan selanjutnya memohon agar Majelis Hakim berkenan memberikan keringanan hukuman. Menimbang
:
Bahwa menurut Surat Dakwaan tersebut di atas, Terdakwa pada pokoknya didakwa sebagai berikut : Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan ditempat-tempat seperti tersebut dibawah ini, yaitu pada hari Jum’at tanggal Empat Belas bulan Agustus tahun Dua Ribu Lima Belas sekira pukul 04.02 WIT atau waktu-waktu lain setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun Dua Ribu Lima Belas bertempat di Pos Paskhas Enarotali Kab. Paniai atau tempat-tempat lain setidaktidaknya di suatu tempat yang termasuk daerah hukum Pengadilan Militer III-19 Jayapura, selanjutnya berdasarkan Surat Penetapan Kadilmil III-19 Jayapura Nomor : TAP/109/PM.III19/AU/X/2016 tanggal 10 Oktober 2016 tentang Pengembalian Berkas Perkara Terdakwa kepada Otmil III-12 Surabaya mengingat Kesatuan Terdakwa yaitu Wing II Paskhas termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Militer III-12 Surabaya maka Pengadilan Militer III-12 Surabaya berwenang untuk memeriksa dan mengadili Terdakwa yang telah melakukan tindak pidana : " Barangsiapa yang dengan melawan hukum dengan sengaja merusak, membinasakan, membuat tidak terpakai atau menghilangkan suatu barang keperluan perang, atauapun yang dengan sengaja dan semaunya menanggalkan dari diri sendiri suatu senjata, munisi, perlengkapan perang atau bahan makanan yang diberikan oleh Negara kepadanya ". Perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : a. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AU pada tahun 2000 melalui pendidikan Dikmata PK angkatan 40 di Lanud Adi Soemarmo Solo, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada, selanjutnya mengikuti pendidikan Sejursarta Paskhas di Lanud Adi Soemarmo Solo, kemudian pada tahun 2001 ditempatkan di Batalyon Paskhas Komando 463 Paskhas Madiun, pada tahun 2005 dipindahtugaskan ke Batalyon Komando 464 Paskhas Malang menjabat sebagai Wadanru I Ton III Kipan A sampai saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini dengan pangkat Kopda NRP 527364. b. Bahwa pada tanggal 11 Februari 2015 Terdakwa bersama rekan-rekan Batalyon 464 Paskhas berjumlah 40 (empat puluh) orang berangkat menuju Makassar menumpang Pesawat Hercules TNI AU dalam rangka melaksanakan pembekalan selama 2 (dua) minggu di Batalyon 466 Paskhas Makassar sesuai Surat Perintah Dankorpaskhasau Nomor : Sprin/256/III/2015
4 tanggal 6 Maret 2015 dan Surat Perintah Pangdam XVII/Cendrawasih selaku Pangkoops TNI Papua Nomor : Sprin/702/III/2015 tanggal 16 Maret 2015 untuk melaksanakan Operasi Penugasan Satuan Tugas Paskhas Pengamanan Daerah Rawan Papua TA. 2015 BKO Kodam XVII/Cendrawasih, selanjutnya pada tanggal 11 Maret 2015 berangkat menuju Jayapura, setelah pembagian tugas 15 (lima belas) orang personil Paskhas dibawah pimpinan Letda Pas Agus Subekti (Saksi III) mendapatkan tugas di Pos Paskhas Enarotali Kab. Paniai, selanjutnya pada tanggal 12 Maret 2015 Terdakwa dan rekanrekan memulai perjalanan menuju Pos Paskhas Enarotali Kab. Paniai dan tiba pada tanggal 18 Maret 2015 sekira pukul 17.00 WIT, lalu melaksanakan serah terima tugas dengan Satgas yang lama, dan langsung memulai tugas dalam mengoperasikan Bandara Enarotali Kab. Paniai Papua karena tidak ada petugas dari Dinas Perhubungan Udara di daerah tersebut. c. Bahwa pada hari Kamis tanggal 13 Agustus 2015 sekira pukul 12.00 WIT, 5 (lima) orang personel Paskhas melaksanakan tugas Pengamanan termasuk Terdakwa yang saat itu bertugas selaku Parking Master di Bandara Enarotali terhadap kedatangan pesawat Twin Oter dari Maskapai Avia Star yang landing dari Nabire selanjutnya berangkat lagi menuju Nabire, sementara Saksi IV dan Praka Adi Sofyan bertugas untuk memasak dan menyiapkan makanan untuk 15 (lima belas) personel Paskhas pada saat itu, sekira pukul 19.00 WIT, setelah selesai makan malam, Saksi III selaku Dan Pos Paskhas mengecek keberadaan anggota dan kelengkapan masing-masing personel, selanjutnya Saksi III mengingatkan dan memerintahkan anggota yang akan bertugas melaksanakan Tugas Jaga Serambi diantaranya pada pukul 21.00 WIT, hingga pukul 24.00 WIT, yang bertugas Terdakwa dan Pratu Susanto, pada pukul 24.00 WIT, hingga pukul 02.00 WIT, yang bertugas Serda Harjanto dan Pratu Ferry Saiful, pada pukul 02.00 WIT hingga pukul 04.00 WIT yang bertugas Kopda Edi Ridwan dan Pratu Yogi Riyanto, selanjutnya sekira pukul 04.00 WIT hingga pukul 06.00 WIT yang bertugas Taryono (Saksi III) dan Sertu Didik Sukoyo (Saksi I). d. Bahwa sekira pukul 21.00 WIT sampai dengan pukul 24.00 WIT Terdakwa bersama Pratu Susanto mendapat Tugas Jaga Serambi pertama, saat itu Terdakwa masih menggunakan Senjata SS1 V2 milik Terdakwa dengan 1 (satu) buah magazen tersisi 30 (tiga puluh) butir munisi tajam yang terpasang pada senjata saat itu, kemudian pada hari Jum’at tanggal 14 Agustus 2015 pukul 24.00 WIT hingga pukul 02.00 WIT, tugas jaga Serambi digantikan oleh Serda Harjanto dan Pratu Ferry Saiful, pukul 02.00 WIT hingga pukul 04.00 WIT tugas jaga Serambi digantikan oleh Kopda Edi Ridwan dan Pratu Yogi Riyanto, kemudian pukul 04.00 WIT hingga pukul 06.00 WIT digantikan oleh Sertu Didik Sukoyo (Saksi I) dan Kopda taryono (Saksi II). e. Bahwa setelah melaksanakan serah terima Tugas Jaga Serambi pada pukul 24.00 WIT tanggal 14 Agustus 2015, Terdakwa kembali ke kamar untuk menyimpan dan meletakkan kembali senjata organic milik Terdakwa di balik kasur tempat tidur Terdakwa, dengan posisi popor senjata terlipat dan laras senjata mengarah di bawah kasur Saksi I, dan magazen mengarah serta rapat kearah dinding, tepatnya di bawah jendela kamar yang Terdakwa dan rekan-rekan tempati pada saat itu, tepat di bawah
5 bantal kepala Terdakwa, saat itu Terdakwa masih sempat melihat juga ada laras senjata Saksi IV di bawah kasur milik Terdakwa, sementara Saksi IV sedang berbaring di kasur tempat tidurnya sambil bermain Handphone, sementara Saksi I dan Pratu Adi Sofyan Terdakwa lihat dalam keadaan tertidur, lalu Terdakwa mengambil Handphone milik Terdakwa dan mengirimkan SMS kepada istri Terdakwa, tidak lama kemudian Terdakwa tertidur. f. Bahwa belum sempat Terdakwa tertidur pulas, Terdakwa sempat mendengar dan merasakan ada suara getaran dari Handphone milik Saksi IV, lalu beberapa menit kemudian Terdakwa merasakan ada suara dari daun pintu kamar yang menandakan bahwa ada yang bolak balik masuk ke kamar melewati pintu kamar, namun Terdakwa tidak sempat membuka mata untuk memastikan siapa yang masuk dan keluar kamar pada saat itu, selanjutnya beberapa menit kemudian Terdakwa yang sedang dalam keadaan tertidur tepatnya di bawah jendela kamar sempat merasakan ada suara gemercing dari benturan yang menurut dugaan Terdakwa seperti suara benturan antar senjata dan besi pengait tali sandang senjata disertai suara krek …, krek…., yang menurut Terdakwa berasal dari gesekan antara kayu daun jendela dan kayu kusen jendela yang berada di bagian atas kepala Terdakwa yang saat itu sedang tertidur, namun Terdakwa tidak tahu kenapa susah sekali untuk membuka mata dan terbangun dari tidur, namun rasa penasaran Terdakwa yang membuat Terdakwa tiba-tiba dapat terbangun dengan posisi membalikkan badan serta segera mengecek keberadaan senjata Terdakwa yang ternyata sudah tidak ada ditempatnya, demikian halnya dengan senjata milik Saksi IV. g. Bahwa selanjutnya sekira pukul 04.02 WIT, Terdakwa bangkit dari tidur dan berlari menuju arah ruang tengah sambil berteriak sekeras-kerasnya bahwa senjata milik Terdakwa hilang dalam keadaan panik, kemudian Terdakwa bertemu Saksi I yang saat itu sedang berada di ruang tengah dan sempat mendengar Saksi I mengatakan “Kamu itu mimpi.., kamu itu mengigau…,”, sambil merangkul dan berusaha menggoyangkan badan Terdakwa dengan maksud untuk menyadarkan Terdakwa, namun Terdakwa segera berlari meninggalkan Saksi I dan keluar dari Pos Paskhas kearah Serambi depan, selanjutnya menuju arah pintu Apron Bandara Enarotali yang berada di samping kanan Pos Paskhas Enarotali, kemudian disusul dan dirangkul oleh Saksi I sambil bertanya “Ono opo Mas..?, Ono opo Mas.. ?, Terdakwa jawab “senjataku Mas.., Senjataku Mas.., senjataku dicuri, itu orangnya pakai baju putih”, sambil menunjuk-nunjuk kearah Apron Bandara Enarotali yaitu arah Pesawat Helicopter MI 171 PK-IOS milik Maskapai AAL yang sedang diparkir di Apron Bandara Enarotali saat itu, dan dalam penglihatan Terdakwa ada sosok seorang laki-laki yang berperawakan tinggi mengenakan baju kaos warna putih serta celana warna agak gelap, namun Saksi I tidak melihat sosok tersebut, kemudian Terdakwa melihat Saksi II berusaha mendekati Terdakwa dan Saksi I lalu berlari kembali ke Pos Paskhas untuk membangunkan rekan-rekan Paskhas yang lainnya sementara Saksi I berusaha mencari sosok yang Terdakwa maksud, tidak lama kemudian Terdakwa mendengar suara tembakan sebanyak 2 (dua) kali dari arah Apron Bandara Enarotali pada saat itu.
6 h. Bahwa selanjutnya Terdakwa kembali ke Pos Paskhas Enarotali dan bertemu Saksi III, saat itu Terdakwa melihat Saksi IV yang juga dalam keadaan bingung karena senjata Saksi IV juga ikut hilang dalam kejadian tersebut, kemudian sekira pukul 05.00 WIT datang personel dari Satuan samping yaitu Danramil, Danpos Kopassus, Satuan Intel TNI/Polri dan anggota BIN serta Tim IT Polda Papua, selanjutnya bersama dengan 1 (satu) regu anggota Paskhas segera melaksanakan penyisiran daerah dekat Dermaga Speet Boat di ujung Run Way 26, selanjutnya segera memerintahkan 1 (satu) regu untuk memakai perlengkapan kemudian melakukan penyisiran di sekitar Kampung Bubairu, Enarotali tepatnya arah Barat dari Pos Paskhas Enarotali namun tidak membuahkan hasil. i. Bahwa kondisi Pos Paskhas Enarotali tidak ada tempat khusus untuk menyimpan senjata berupa rak senjata atau lemari senjata sehingga untuk pengamanan senjata api organik beserta amunisinya merupakan tanggung jawab perorangan, sementara keadaan kamar dan seluruh bangunan Pos Paskhas Enarotali pada saat itu keadaan belakang Pos tepatnya di belakang kamar Terdakwa dan Saksi IV tanpa pagar pengaman sehingga bangunan Pos Paskhas Enarotali langsung berhubungan dengan Apron serta Run Way Bandara Enarotali, sedang bangunan terbuat dari dinding tembok dan daun jendela dalam keadaan baik tidak ada kaca yang pecah dan sudah dicat warna hitam serta diberi palang dari papang dan tidak memungkinkan kepala orang untuk bisa masuk melewati palang kayu yang terpaku pada kusen jendela. j. Bahwa kondisi kamar tidur yang Terdakwa tempati berukuran panjang 3 (tiga) meter dan lebar 2 ½ (dua setengah) meter, terdapat 1 (satu) pintu yang berhubungan langsung dengan ruang tengah Pos Jaga serta terdapat 2 (dua) buah daun jendela yang berdampingan namun jendela tersebut tidak pernah dibuka dan sudah diberi pengaman dari bilah papan yang dipaku melintang pada kusen jendela sebagai teralis, dimana posisi jendela tersebut berada tepat diatas kepala Terdakwa dan Saksi IV ketika tidur, karena kasur Terdakwa dan Saksi IV berada di tengah sementara kasur dari Praka Adi Sofyan berada di sebelah kanan kasur Saksi IV dan kasur dari Saksi I berada di sebelah kiri kasur Terdakwa, sementara untuk bangunan Pos Paskhas yang ada di bandara Enarotali Kab. Paniai Papua, bangunan sekelilingnya terbuat dari dinding tembok dengan panjang 12 (dua belas) meter dan lebarnya 7 (tujuh) meter yang terdiri dari 1 (satu) Pos Jaga berada di depan pintu masuk, 1 (satu) ruang tengah, 4 (empat) kamar tidur dan 1 (satu) dapur serta 1 (satu) kamar mandi dimana tiap ruangan dibatasi oleh dinding kayu tripleks. k. Bahwa selama Terdakwa dan personel Paskhas lainnya bertugas di Pos Paskhas Bandara Enarotali, tidak pernah memiliki masalah dengan penduduk sekitar, namun pada bulan April 2015 (tanggal lupa) sekira pukul 02.00 WIT, Pos Paskhas Bandara Enarotali pernah didatangi oleh 1 (satu) orang penduduk asli Papua bernama Sdr. Bony yang bekerja sebagai Petugas Cleaning Service Bandara Enarotali dalam keadaan mabuk berat karena minuman beralkohol dan berteriak-teriak di depan Pos Jaga, kemudian disarankan dan diantar pulang ke rumahnya yang berada dekat Terminal Bandara Enarotali, selain itu pada tanggal 11 Juni 2015 sekira pukul 16.00 WIT, Saksi IV juga pernah
7 menjadi korban pemukulan yang dilakukan 2 (dua) oknum Personel Polres Paniai yang tidak dikenal, saat Saksi IV dan Pratu Ferry Saiful sedang berbelanja di pasar dan melihat kedua oknum Polisi tersebut yang dalam keadaan mabuk memukuli masyarakat asal Jawa bernama Sdr. Guzrit, saat itu Saksi IV berniat melerai, namun tanpa disadari Saksi IV malah dipukuli oleh kedua oknum Polisi tersebut mengenai bagian mata sebelah kiri Saksi IV, namun permasalahan tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan dengan cara Kapolres Paniai mendatangi Pos Paskhas Enarotali disusul Waka Polres Paniai beserta kedua oknum Polisi yang memukuli Saksi IV datang meminta maaf atas kejadian tersebut. l. Bahwa jumlah senjata api berikut amunisi yang dipercayakan menjadi tanggung jawab personel Paskhas yang bertugas di Pos Bandara Enarotali diantaranya Saksi III selaku Dan Pos Paskhas Bandara Enarotali dibekali 2 (dua) pucuk senjata api organik dari Yonko 462 Paskhas yaitu 1 (satu) pucuk Pistol CZ, 2 (dua) buah magazen dan 30 (tiga puluh) butir amunisi Kal 9 mm, serta 1 (satu) pucuk senjata jenis senapan Serbu Automatis jenis SS-1 V-1 dan 4 (empat) buah magazen berikut 630 (enam ratus tiga puluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm, sementara untuk anak buah Saksi III antara lain : 1) Kopda Suhardi dibekali 1 (satu) pucuk senjata SS-1 V1/SPG dan 7 (tujuh) buah magazen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm ditambah amunisi SPG masing-masing 7 (tujuh) butir. 2) Praka Didik Iswoyo dibekali 1 (satu) pucuk senjata SS1 V-1/SPG dan 7 (tujuh) buah magazen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm ditambah amunisi SPG masing-masing 7 (tujuh) butir. 3) Kopda Harjo Waskito dibekali 1 (satu) pucuk senjata SS-1 V-1/Sneiper dan 7 (tujuh) buah magazen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm. 4) Sertu Didik Sukoyo dibekali 1 (satu) pucuk senjata SS1 V-1 dan 7 (tujuh) buah magazen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm, namun amunisinya sudah berkurang 2 (dua) butir pada saat memberikan tembakan perhatian pada malam kejadian. 5) Sertu Antonius dibekali 1 (satu) pucuk senjata SS-1 V1 dan 7 (tujuh) buah magazen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm. 6) Serda Harjanto dibekali 1 (satu) pucuk senjata SS-1 V1/SPG dan 7 (tujuh) buah magazen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm. 7) Kopda Edi Ridwan dibekali 1 (satu) pucuk senjata SS1 V-2 K-1 dan 7 (tujuh) buah magazen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm. 8) Kopda Imron (Terdakwa dibekali 1 (satu) pucuk senjata SS-1 V-2 K-1 dan 7 (tujuh) buah magazen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm.
8 9) Kopda Taryono dibekali 1 (satu) pucuk senjata SS-1 V1 dan 7 (tujuh) buah magazen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm. 10) Praka Adi Sofyan dibekali 1 (satu) pucuk senjata SS-1 V-1 dan 7 (tujuh) buah magazen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm. 11) Pratu Juni Yudi Makarti dibekali 1 (satu) pucuk senjata SS-1 V-1 dan 7 (tujuh) buah magazen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm. 12) Pratu Susanto dibekali 1 (satu) pucuk senjata SS-1 V1 dan 7 (tujuh) buah magazen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm. 13) Pratu Yogi Riyanto dibekali 1 (satu) pucuk SMR RPD beserta amunisi tajam Kal 7,62 mm sebanyak 900 (Sembilan ratus) butir. 14) Pratu Ferry Saiful A dibekali 1 (satu) pucuk SMR RPD beserta amunisi tajam Kal 7,62 mm sebanyak 900 (Sembilan ratus) butir. Namun senjata api dari Terdakwa dilaporkan telah hilang bersama 1 (satu) buah magazen serta 30 (tiga puluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm, demikian halnya dengan senjata api milik Saksi IV bersama 1 (satu) buah magazen serta 30 (tiga puluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm di kamar tidur Terdakwa dan Saksi IV di Pos Paskhas Bandara Enarotali Kab. Paniai Papua pada hari Jum’at tanggal 14 Agustus 2015 sekira pukul 04.02 WIT, ketika Terdakwa dan Saksi IV sedang dalam keadaan tertidur. m. Bahwa senjata api milik Terdakwa yang hilang adalah senjata TNI AU dan merupakan senjata api organic Batalyon Komando 464 Paskhas yang diinventariskan kepada Terdakwa yaitu 1 (satu) pucuk senjata jenis Senapan Serbu Automatis jenis SS-1 V-2 K-1 dengan Nomor D-05-0273/94-003299 dan 1 (satu) buah magazen serta 30 (tiga puluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm, sementara untuk senjata milik Saksi IV yaitu 1 (satu) pucuk senjata jenis Senjata Serbu Automatis jenis SS-1 V-1 dengan Nomor F-05-02-2865-91-036381 dan 1 (satu) buah magazen serta 30 (tiga puluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm. n. Bahwa Terdakwa mengetahui tanggung jawab pengamanan terhadap senjata pada saat menjalankan tugas di lapangan adalah merupakan tanggung jawab perorangan, dan untuk perlakuan pengamanan senjata harus selalu melekat pada setiap personel, namun dari pengalaman Terdakwa bertugas di lapangan terutama di daerah rawan selama ini, jika akan tidur pada saat berada di luar ruangan yaitu senjata dengan tali sandang selalu Terdakwa lingkarkan pada badan Terdakwa, dan apabila sedang berada dalam suatu ruangan ketika akan beristirahat untuk tidur, senjata tersebut Terdakwa simpan di bawah tempat tidur untuk dijadikan bantal, namun pada kenyataan senjata tersebut hilang saat Terdakwa sedang tidur, sehingga hal tersebut merupakan kesalahan Terdakwa yang lalai
9 dalam menjaga senjata yang telah dipercayakan Kesatuan terhadap Terdakwa. Berpendapat : bahwa perbuatan Terdakwa tersebut telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam Pasal : 148 Ke-2 KUHPM. Menimbang
:
Bahwa atas Dakwaan tersebut Terdakwa menerangkan bahwa ia sudah benar-benar mengerti atas perbuatan yang didakwakan kepadanya dan Terdakwa mengakui bahwa ia memang telah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya dan membenarkan semua yang didakwakan, sehingga tidak mengajukan keberatan/eksepsi.
Menimbang
:
Bahwa dipersidangan Terdakwa didampingi oleh Penasehat Hukum dari Wing II Paskhas atas nama : I Gde Prabawa, SH Kapten Sus NRP 539549, berdasarkan Surat Perintah dari Komandan Wing II Paskhas Nomor : Sprin/36/I/ 2017 tanggal 28 Januari 2017 dan Surat Kuasa dari Terdakwa kepada Penasehat Hukum tanggal 24 Januari 2017.
Menimbang
:
Bahwa para Saksi yang dihadapkan dipersidangan menerangkan di bawah sumpah sebagai berikut : Saksi-1 : Nama Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat, tanggal lahir Kewarganegaraan Jenis kelamin Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
Didik Sukoyo Sertu/525511 Batih Ki.B Yonko 464 Paskhas Wing II Paskhas Surabaya, 31 Desember 1977 Indonesia Laki-laki Islam Komplek Amarta Blok H-12A Lanud Abd. Saleh Malang Jawa Timur.
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Saksi kenal dengan Terdakwa sejak tahun 2005 di Batalyon 464 Paskhas dalam hubungan dinas sebagai atasan dan bawahan namun tidak ada hubungan keluarga. 2. Saksi mengetahui diperiksa saat ini untuk memberikan keterangan sehubungan dengan hilangnya senjata organik satuan yang menjadi pegangan Terdakwa pada saat melaksanakan tugas operasi militer di wilayah Papua. 3. Saksi dan Terdakwa beserta para anggota Paskhas lainnya seluruhnya berjumlah 15 (lima belas) orang yang mendapatkan tugas operasi pengamanan di wilayah Bandara Enarotali Kab. Paniai Papua. 4. Kejadiannya berawal ketika pada hari Kamis tanggal 13 Agustus 2015 sekira pukul 12.00 WIT terdapat 5 (lima) personel anggota Paskhas yang sedang melaksanakan tugas pengamanan, termasuk diantaranya adalah Terdakwa.
10 5. Adapun 5 (lima) orang personel anggota Paskhas yang melaksanakan pengamanan tersebut dalam rangka untuk melaksanakan tugas sebagai Parking Master di Bandara Enarotali terhadap kedatangan Pesawat Twin Oter dari Maskapai Avia Star yang sedang Landing dari Nabire, selanjutnya pesawat berangkat lagi menuju Nabire. 6. Kemudian ketika malam harinya dilaksanakan pembagian tugas jaga Serambi secara bergantian, mulai pukul 21.00 WIT hingga pukul 24.00 WIT yang bertugas saat itu Terdakwa dan Pratu Susanto, kemudian pada pukul 24.00 WIT hingga pukul 02.00 WIT, yang bertugas Serda Harjanto dan Pratu Ferry Saiful, pukul 02.00 WIT hingga pukul 04.00 WIT yang bertugas Kopda Edi Ridwan dan Pratu Yogi Riyanto. 7. Selanjutnya sekira pukul 04.00 WIT saat tiba giliran jaga, Saksi dan Praka Taryono dibangunkan oleh Pratu Yogi Riyanto, dimana saat malam itu Saksi sedang tidur sekamar dengan Praka Adi Sofyan, Terdakwa, dan Saksi-III, lalu Saksi bangun dan hendak meninggalkan kamar tidur sembari mengamati teman sekamar Saksi dan Saksi juga masih melihat Saksi-III masih terjaga sambil bermain Handphone dalam posisi berbaring di tempat tidurnya, kemudian Saksi keluar kamar untuk melaksanakan serah terima tugas jaga Serambi. 8. Pada saat Saksi bertugas jaga serambi situasi dan kondisi malam itu dalam keadaan aman serta tidak ada hal-hal yang menonjol dan sekira pukul 04.10 WIT Saksi masuk kembali ke kamar untuk mengambil Handphone milik Saksi yang sedang di Charger lalu Saksi kembali lagi melaksanakan tugas jaga Serambi, kemudian sekira pukul 04.17 WIT, Saksi kembali lagi ke kamar untuk membuat susu karena cuaca sangat dingin, setibanya di kamar Saksi sempat mengamati situasi kamar yang masih dalam keadaan aman, terutama pada bagian jendela tidak ada tanda-tanda yang mencurigakan, termasuk ketiga rekan Saksi semuanya dalam keadaan tertidur pada tempat tidurnya masing-masing, setelah selesai membuat susu Saksi keluar kamar menuju ruang tengah untuk meletakkan gelas susu diatas meja. 9. Kemudian sekira pukul 04.20 WIT tiba-tiba Saksi melihat Terdakwa keluar kamar menuju ke Serambi Pos Jaga sambil Terdakwa menunjuk-nunjuk kearah luar seperti orang sedang mengigau (ngelindur) dengan kondisi mata merah, mulut seperti ingin berteriak namun suaranya susah dikeluarkan sehingga membuat Saksi bingung, lalu secara spontan Saksi memeluk Terdakwa sambil bertanya “Ono opo.. ?, Ono opo Mas.. ?”, kemudian spontan Terdakwa baru dapat mengeluarkan suara dan menjawab “Senjataku Mas.., Senjataku Mas ..”, sambil berlari menuju pintu masuk Apron yang jaraknya ± 100 (seratus) meter dari Pos jaga Paskhas sambil menunjuk-nunjuk kearah Apron Bandara Enarotali, melihat kejadian tersebut Saksi dan Kopda Taryono masih bingung dan belum mengerti apa yang dialami Terdakwa, sampai kemudian Terdakwa berteriak “Mas, senjataku dicuri, itu orangnya yang pakai baju putih”, sambil menunjuk kearah depan Helicopter MI-171 milik Maskapai AAL yang sedang diparkir di Apron Bandara Enarotali saat itu, namun Saksi dan Kopda Taryono tidak melihat sosok orang yang memakai baju putih ataupun bayangan lain seperti yang dimaksud oleh
11 Terdakwa, sehingga Saksi kemudian memberikan tembakan keatas sebanyak 2 (dua) kali sebagai tembakan perhatian untuk memberitahukan rekan-rekan Saksi yang sedang tertidur di Pos Paskhas Enarotali saat itu. 10. Mendengar suara tembakan yang Saksi keluarkan tersebut, selanjutnya Danpos Paskhas Enarotali Letda Pas Agus Subekti bersama dengan beberapa rekan-rekan Paskhas yang lain berdatangan ke Apron Bandara, kemudian Kopda Taryono datang membawa sepeda motor untuk membantu penerangan melalui lampu sepeda motor untuk mencari sosok yang dimaksud Terdakwa, lalu Saksi dan Pratu Susanto berlari menuju Ujung Run Way 08 Bandara Enarotali dengan maksud mencegat di jalan perlintasan dari perkampungan penduduk local menuju pasar, sementara anggota Paskhas yang lain segera menyebar untuk mencari tahu keberadaan orang yang dimaksud Terdakwa, namun tidak membuahkan hasil. 11. Selanjutnya sekira pukul 04.45 WIT para anggota kembali lagi berkumpul di Apron Bandara Enarotali, saat itu Saksi mendapat informasi bahwa ternyata senjata api organik milik Pratu Juni Yudi Makarti ternyata juga ikut hilang, kemudian sekira pukul 04.50 WIT, Danpos Paskhas Enarotali Letda Pas Agus Subekti memerintahkan satu regu untuk segera memakai perlengkapan, selanjutnya melakukan penyisiran di sekitar Kampung Bubairu Enarotali tepatnya arah barat dari Pos Paskhas Enarotali saat itu, namun juga tidak membuahkan hasil. 12. Sebelum senjata pegangan Terdakwa hilang Saksi masih sempat melihat Terdakwa membawa senjatanya pada saat Terdakwa melaksanakan tugas jaga serambi sekira pukul 21.00 WIT, sementara untuk Pratu Juni Yudi Makarti, Saksi jarang melihat membawa ataupun menyandang senjata organiknya, karena sejak bulan Agustus 2015 Pratu Juni Yudi Makarti dan Praka Adi Sofyan hanya mendapat giliran memasak dan menyiapkan makanan bagi Pasukan Paskhas yang ada di Pos Paskhas Enarotali, sehingga senjata organik Pratu Juni Yudi Makarti disimpan di kamar dan diletakkan di bawah kasur tempat tidurnya. 13. Keadaan Pos Paskhas di Bandara Enarotali memang tidak memiliki Rak Senjata atau Lemari Senjata secara khusus sehingga untuk pengamanan Senjata Api Organik beserta amunisinya merupakan tanggung jawab perorangan dan secara tehnis disimpan dan diletakkan di bawah kasur tempat tidur masing-masing, demikian juga untuk Pratu Juni Yudi Makarti yang sedang melaksanakan dinas khusus saat itu senjata organiknya disimpan di bawah kasur namun tetap dalam pengawasan dari Personel Paskhas yang lainnya. 14. Kondisi kamar dan seluruh bangunan di Pos Paskhas Enarotali terbuat dari dinding tembok setinggi 1 (satu) meter dan sisanya ke atas terbuat dari dinding papan kayu, sementara daun jendela dalam keadaan baik dan tidak ada kaca yang pecah serta sudah dicat warna hitam dan diberi palang dari papan sehingga tidak memungkinkan kepala orang untuk bisa masuk melewati palang kayu yang terpaku pada kusen jendela, sehingga Saksi merasa aneh bagaimana mungkin kedua senjata tersebut bisa hilang dalam waktu yang sangat singkat dengan jarak interval
12 waktu yang sangat singkat dan ketika Saksi keluar dari kamar saat mengambil Handphone untuk membuat susu pada saat itu hanya berselang ± 3 (tiga) menit, dan kalaupun ada orang yang masuk lewat pintu depan penjagaan di Serambi ada Kopda Taryono, sementara Saksi sendiri saat itu berada diruangan tengah tidak mendengar bunyi maupun melihat ada pergerakan orang yang melintas saat itu, namun faktanya kedua pucuk senjata tersebut tetap hilang dan terdapat ada bekas congkelan pada kusen sebelah bawah daun jendela dekat Slot Pengunci. 15. Sepengetahuan Saksi, masyarakat sipil yang pernah mampir ke Pos Paskhas Bandara Enarotali hanya PNS dari Dinas Perhubungan (masyarakat pendatang) ketika personel Paskhas baru tiba dari Kab. Nabire dan selebihnya dari Dan Pos Satuan TNI/Polri yang ada di Enarotali yang datang untuk koordinasi jika ada kunjungan ke Enarotali. 16. Sepengetahuan Saksi, Terdakwa memiliki sifat terbuka dan selalu bercerita jika sedang mempunyai masalah pribadi, namun dengan hilangnya senjata organik yang telah dipercayakan kepada Terdakwa ini Saksi merasa prihatin meskipun hal tersebut tidak dapat dibenarkan. 17. Saksi mengetahui Terdakwa juga telah diberikan sanksi oleh pihak kesatuan serta Terdakwa juga sudah memberikan ganti kerugian kepada negara melalui kesatuan untuk pembelian kembali senjata organic yang telah hilang. Atas keterangan Saksi-1 tersebut, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Saksi-2 : Nama Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat, tanggal lahir Kewarganegaraan Jenis kelamin Agama Tempat tinggal
: Taryono. : Kopda/532044. : Takes Poksar Kima Yonko 464 Paskhas. : Wing II Paskhas. : Madiun, 25 Februari 1985. : Indonesia. : Laki-laki. : Islam. : Kompleks Jatayu IV No. 55 Lanud Abd. Saleh Malang Jawa Timur.
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Saksi kenal dengan Terdakwa pada akhir tahun 2005 di Batalyon 464 Paskhas dalam hubungan dinas sebagai atasan dan bawahan namun tidak ada hubungan keluarga. 2. Pada tanggal 18 Maret 2015 sekira pukul 17.00 WIT, Saksi beserta 15 (lima belas) personel Paskhas dibawah Komando Letda Pas Agus Subekti datang ke Pos Paskhas Enarotali Kab. Piniai Papua dalam rangka melaksanakan tugas operasi selaku Satgaspamrahwan BKO Kodam XVII/Cendrawasih. 3. Pada hari Kamis tanggal 13 Agustus 2015 malam hari dilaksanakan tugas jaga serambi oleh Terdakwa dan Pratu
13 Susanto sejak pukul 21.00 WIT sampai dengan pukul 24.00 WIT dan yang bertugas saat itu, kemudian pada pukul 24.00 WIT hingga pukul 02.00 WIT yang bertugas Serda Harjanto dan Pratu Ferry Saiful, pada pukul 02.00 WIT hingga pukul 04.00 WIT, yang bertugas Kopda Edi Ridwan dan Pratu Yogi Riyanto, selanjutnya sekira pukul 04.00 WIT hingga pukul 06.00 WIT, yan bertugas Saksi dan Sertu Didik Sukoyo (Saksi-1). 4. Saat tiba giliran jaga Serambi, Saksi dan Saksi-1 dibangunkan oleh Pratu Yogi Riyanto dimana malam itu Saksi sedang tidur sekamar dengan Kopda Edi Ridwan (sedang jaga Serambi), Kopda Harjo Waskito, Kopda Suhardi, Praka Didik Iswoyo dan Pratu Ferry Saiful serta Pratu Yogi Riyanto (sedang jaga Serambi), kemudian Saksi bangun mengambil jaket dan menggunakan sepatu serta mengambil senjata organik milik Saksi untuk melaksanakan serah terima jaga Serambi dari Kopda Edi Ridwan dan Pratu Yogi Riyanto, lalu Saksi segera menempati pos jaga yang berada di Serambi Pos Paskhas Enarotali pada saat itu, sementara Saksi-1 berada di ruangan tengah. 5. Sekira pukul 04.05 WIT, Saksi mengambil lampu senter dan berjalan di depan Pos Paskhas Enarotali sekira 5 (lima) meter untuk mengontrol keberadaan Pesawat Helicopter MI 171 PK-IOS milik Maskapai AAL yang sedang diparkir di Apron Bandara Enarotali, namun Saksi tidak menemukan hal-hal yang mencurigakan serta pesawat dalam keadaan aman, kemudian Saksi kembali ke Serambi Pos Jaga Paskhas dan melihat Saksi-1 yang membawa segelas susu di ruang tengah sambil menawarkan pada Saksi. 6. Sekira pukul 04.20 WIT, Saksi tiba-tiba melihat Terdakwa keluar dari kamar dengan mata merah terlihat seperti orang kebingungan dan bertemu dengan Saksi-1 di ruang tengah Pos Satgas Paskhas Enarotali, lalu Saksi-1 bertanya “Ono opo Mas.. ?, Ono opo Mas.. ?”, namun belum sempat dijawab, Terdakwa berlari menuju ke arah pintu depan Pos Paskhas menuju arah Tower dan pintu masuk Apron Bandara Enarotali, selanjutnya dikejar oleh Saksi-1 diikiuti oleh Saksi, kemudian Saksi-1 merangkul Terdakwa sambil bertanya “Ono opo Mas.. ?, Ono opo Mas .. ?”, dijawab Terdakwa “Senjataku Mas.., Senjataku Mas..Senjataku diambil orang, itu orangnya pake baju putih”, sambil menunjuk ke arah Apron Bandara Enarotali arah depan Helicopter MI 171 PK-IOS milik Maskapai AAL yang sedang diparkir di Apron Bandara Enarotali pada saat itu, namun saat itu Saksi dan Saksi-1 tidak melihat sosok baju putih ataupun bayangan lain seperti yang dimaksud Terdakwa, kemudian Saksi berencana kembali ke Pos Paskhas untuk membangunkan rekanrekan Paskhas yang lain, namun Saksi melihat rekan-rekan Saksi sudah terbangun dan keluar dari Pos Paskhas, lalu Saksi menuju Parkiran Pos Paskhas Enarotali untuk mengambil sepeda motor, tidak lama kemudian Saksi mendengar suara tembakan sebanyak 2 (dua) kali dari arah Apron Bandara Enarotali pada saat itu. 7. Selanjutnya Saksi dan Pratu Yogi Riyanto mengendarai sepeda motor menuju Apron Bandara Enarotali kemudian ke Ujung Run Way 26 untuk mengejar dan menutup jalan pendekat di Ujung Run Way 26 karena disana ada jalan pintas yang sering dilewati oleh penduduk local dari Kampung Baru Enarotali Kab. Piniai Papua, namun tidak menemukan orang yang dicurigai,
14 selanjutnya Saksi bersama Pratu Yogi Riyanto kembali ke Apron Bandara, setibanya di pertigaan Taxi menuju Apron Bandara, Pratu Yogi Riyanto turun dari sepeda motor, kemudian Saksi bertemu Kopda Edi Ridwan dan Kopda Suhardi kemudian bersama-sama berangkat menuju Ujung Run Way 26 menggunakan sepeda motor dan melaksanakan Steeling karena suasana masih gelap, sekira pukul 05.30 WIT, Saksi bersama Kopda Edi Ridwan dan Kopda Suhardi mulai melakukan penyisiran di sekitar semak-semak namun tidak menemukan ada tanda-tanda jejak yang mencurigakan, sekira pukul 06.00 WIT, Saksi, Kopda Edi Ridwan dan Kopda Suhardi mendapat isyarat dari rekan-rekan Paskhas yang lainnya untuk melaksanakan Konsolidasi di Pos Paskhas Enarotali dan melihat sudah ada kehadiran dari Satuan samping yaitu Koramil Enarotali, dan mendapat informasi dari Danpos Paskhas Enarotali Letda Pas Agus Subekti (Saksi-4) bahwa Satuan dari Kopassus sudah menutup daerah dekat Dermaga Speed Boat di Ujung Run Way 26, dan memerintahkan satu regu untuk memakai perlengkapan, kemudian melakukan penyisiran di sekitar Kampung Bubairu, Enarotali tepatnya arah Barat dari Pos Paskhas Enarotali pada saat itu namun tidak membuahkan hasil. 8. Kondisi Pos Paskhas Enarotali tidak ada tempat khusus untuk menyimpan senjata api berupa rak senjata atau lemari senjata sehingga untuk pengamanan senjata api organik beserta amunisinya merupakan tanggung jawab perorangan, sementara keadaan kamar dan seluruh bangunan Pos Paskhas Enarotali pada saat itu keadaan belakang Pos tepatnya di belakang kamar Terdakwa dan Pratu Juni Yudi Makarti tanpa pagar pengaman sehingga bangunan Pos Paskhas Enarotali langsung berhubungan dengan Apron serta Run Way Bandara Enarotali, sedang bangunan terbuat dari dinding tembok dan daun jendela dalam keadaan baik tidak ada kaca yang pecah dan sudah dicat warna hitam serta diberi palang dari papan dan tidak memungkinkan kepala orang untuk bisa masuk melewati palang kayu yang terpaku pada kusen jendela, namun setelah kejadian malam itu ditemukan adanya bekas congkelan yang masih baru terdapat pada kusen sebelah bawah daun jendela dekat Slot Pengunci. 9. Sepengetahuan Saksi tidak ada orang sipil dalam hal ini penduduk local Enarotali yang berani mendekat ke Pos Paskhas Bandara Enarotali, karena di Pos Paskhas terdapat 10 (sepuluh) ekor anjing yang dipelihara oleh anggota Paskhas dan galakgalak terhadap penduduk local yang mendekat ke Pos Paskhas, sementara dari Danpos Satuan TNI/Polri yang pernah datang ke Pos Paskhas Enarotali diantaranya Dantim Satgas Kopassus yang saat itu hanya mampir untuk bersalam-salaman dengan Danpos Satgas Paskhas serta anggota Paskhas lainnya saat Idul Fitri tanggal 17 Juli 2015. 10. Selama Saksi bertugas dengan Terdakwa, Terdakwa memiliki sifat tekun dalam bekerja dan memiliki ide-ide yang membangun serta peduli dengan keadaan sekitar, contohnya jika melihat ada instalasi listrik yang kurang pas, akan dibenahi oleh Terdakwa, serta kreatif dalam bidang pertukangan seperti membuat parkiran sepeda motor di Pos Paskhas Enarotali, dan hubungan dengan rekan-rekan Paskhas lainnya terjalin dengan baik.
15
11. Saksi dan rekan-rekan Saksi di Pos Paskhas Enarotali merasa tidak percaya kedua senjata organik milik Terdakwa dan Pratu Juni Yudi Makarti bisa hilang dalam waktu yang sangat singkat, melihat kondisi jendela yang tidak memungkinkan orang bisa masuk dengan melewati palang kayu yang dipaku melintang pada kusen jendela, sementara kepala orang saja tidak bisa masuk tanpa merusak palang kayu tersebut serta selang waktu yang sangat singkat ketika Saksi I keluar dari kamar tersebut setelah selesai membuat susu dan meletakkannya diatas meja ruang tengah, kalaupun ada yang masuk dari pintu depan Penjagaan, Saksi yang saat itu berada di Serambi tidak mendengar bunyi maupun melihat ada pergerakan orang yang melintas pada saat itu, namun faktanya saat ini kedua pucuk senjata tersebut hilang dan adanya bekas congkelan pada kusen jendela kamar pada bagian Slot Pengunci. 12. Saksi mengetahui hilangnya senjata yang menjadi pegangan Terdakwa tidak dikehendaki oleh Terdakwa maupun oleh kesatuan Terdakwa. 13. Sepengetahuan Saksi dengan hilangnya senjata oganik satuan yang dibebankan tanggung jawabnya kepada Terdakwa sudah ditindaklanjuti oleh kesatuan dengan melakukan penggantian terhadap senjata yang hilang tersebut. Atas keterangan saksi-2 tersebut, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Saksi-3 : Nama Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat, tanggal lahir Kewarganegaraan Jenis kelamin Agama Tempat tinggal
: Juni Yudi Makarti. : Pratu/538894. : Tabak SO Ru 2 Ton II Ki B Yonko 464 Paskhas Malang. : Wing II Paskhas. : Ngawi, 16 Juni 1988. : Indonesia. : Laki-laki. : Islam. : Komp. Amarta Blok H No.24 Lanud Abd. Saleh Malang, Jawa Timur.
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Saksi kenal dengan Terdakwa pada tahun 2011 saat Saksi berdinas di Yonko 464 Paskhas dalam hubungan dinas sebagai atasan dan bawahan namun tidak ada hubungan keluarga. 2. Saksi selain menjadi Saksi dalam perkara Terdakwa ini juga menjadi Terdakwa dalam perkara yang sama dimana saat ini juga sedang disidangkan di Dilmil III-12 Surabaya. 3. Kejadiannya ketika pada tanggal 11 Februari 2015 Saksi bersama rekan-rekan Saksi di Batalyon 464 Paskhas berjumlah 40 (empat puluh) orang berangkat menuju Makassar menumpang Pesawat Hercules TNI AU dalam rangka melaksanakan tugas pembekalan selama 2 (dua) minggu di Batalyon 466 Paskhas Makassar sesuai Surat Perintah Dankorpaskhasau Nomor :
16 Sprin/256/III/2015 tanggal 6 Maret 2015 dan Surat Perintah Pangdam XVII/Cendrawasih selaku Pangkoops TNI Papua Nomor : Sprin/702/III/2015 tanggal 16 Maret 2015 untuk melaksanakan Operasi Penugasan Satuan Tugas Paskhas Pengamanan Daerah Rawan Papua TA. 2015 BKO Kodam XVII/Cendrawasih. 4. Pada tanggal 11 Maret 2015 Saksi berangkat menuju ke Jayapura, setelah diadakan pembagian tugas, 15 (lima belas) orang personel Paskhas dibawah pimpinan Letda Pas Agus Subekti (Saksi-4) mendapatkan tugas di Pos Paskhas Enarotali Kab. Paniai, selanjutnya pada tanggal 12 Maret 2015 Saksi dan rekan-rekan memulai perjalanan menuju Pos Paskhas Enarotali dan tiba pada tanggal 18 Maret 2015 sekira pukul 17.00 WIT, lalu melaksanakan serah terima tugas dengan Satgas yang lama, dan langsung memulai tugas dalam mengoperasikan Bandara Enarotali Kab. Paniai Papua karena tidak ada petugas dari Dinas Perhubungan Udara di daerah tersebut. 5. Saksi bertugas di Pos Paskhas Enarotali Kab. Paniai sejak tanggal 18 Maret 2015 sampai dengan kejadian hari Jum’at tanggal 14 Agustus 2015 tinggal berempat dalam satu kamar dengan Sertu Didik Sukoyo (Saksi-1), Terdakwa dan Praka Adi Sofyan. 6. Selama bertugas di Pos Paskhas Enarotali Kab. Paniai Saksi juga mendapatkan tugas khusus yaitu berbelanja di pasar untuk keperluan memasak dan menyiapkan makanan bagi seluruh personel Paskhas yang bertugas di Pos Paskhas Bandara Enarotali pada saat itu dengan dibantu 1 (satu) personel Paskhas yang lainnya secara bergantian setiap bulannya. 7. Sehari-hari Saksi melaksanakan tugas khusus menyiapkan makanan bagi seluruh personel Paskhas yang ada bertugas di Pos Paskhas Bandara Enarotali. 8. Saat berbelanja ke pasar untuk keperluan memasak Saksi tidak pernah membawa senjata organik yang menjadi pegangan Saksi demikian juga saat Saksi memasak di dapur, namun senjata tersebut Saksi simpan di dalam kamar Saksi tepatnya di balik kasur dekat bantal kepala serta dalam pengawasan maupun pengamanan dari personel Paskhas lainnya yang saat itu sedang berada di Pos Paskhas Enarotali, hal itu juga Saksi lakukan setiap Saksi melakukan kegiatan di luar Pos Paskhas Bandara Enarotali diantaranya saat Saksi membeli pulsa dan makanan ringan di Toko Sembako yang berada ± 50 (lima puluh) meter di depan Pos Paskhas, dan saat Saksi pergi ke Markas Koramil Enarotali untuk kegiatan olah raga Volley dengan beberapa masyarakat pendatang. 9. Pada hari Kamis tanggal 13 Agustus 2015 sekira pukul 19.00 WIT, setelah selesai melaksanakan tugas memasak bersama Praka Adi Sofyan, Saksi dan Praka Adi Sofyan kembali ke kamar untuk beristirahat sambil menelepon dan BBMan ke tunangan Saksi yang bernama Sdri. Fatma Dewi Suryaningtiyas yang masih kuliah di Akademi Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Surakarta Jawa Tengah, sementara Saksi-1 dan Terdakwa sedang menonton televisi di ruang tengah Pos Paskhas, sekira pukul 20.30 WIT, Saksi melihat Terdakwa masuk
17 ke kamar untuk mengambil senjatanya kemudian keluar lagi untuk mempersiapkan diri melaksanakan Jaga Serambi pertama bersama Pratu Susanto, sekira pukul 21.30 WIT, Saksi tertidur namun sempat terbangun sekira pukul 24.00 WIT, karena merasakan pintu kamar terbuka dan melihat Terdakwa masuk ke kamar setelah melaksanakan tugas Jaga Serambi, saat itu Saksi sempat melihat Terdakwa menyimpan senjatanya di bawah kasur tempat tidurnya kemudian membaringkan badannya di sebelah kiri Saksi. 10. Pada hari Jum’at tanggal 14 Agustus 2015 sekira pukul 04.00 WIT, Saksi kembali terbangun karena mendengar kehadiran Pratu Yogi Riyanto masuk ke kamar membangunkan Saksi-1 untuk melaksanakan tugas Jaga Serambi, lalu Saksi kembali memeriksa pesan BBM yang masuk, sementara Pratu Yogi Riyanto menyapa Saksi sambil mengingatkan untuk bangun melaksanakan tugas memasak dan Saksi jawab ”Nanti Bang, masih pagi”, kemudian Saksi-1 dan Pratu Yogi Riyanto keluar dari kamar dan Saksi kembali tidur, namun belum sempat tertidur kemudian Saksi merasakan ada yang membuka pintu kamar, lalu Saksi membuka mata sekejap dan melihat Saksi-1 datang sehingga Saksi kembali memejamkan mata tidak lama kemudian Saksi mendengar suara mendesis dari bunyi pemanas air (Hiter), beberapa menit kemudian Saksi yang dalam keadaan tidur tepatnya di bawah jendela kamar sempat merasakan ada suara gemercing dari benturan yang menurut dugaan Saksi seperti suara benturan antar senjata dan besi pengait tali sandang senjata disertai suara Krek.., Krek .., yang menurut Saksi berasal dari gesekan antara kayu daun jendela dan kayu kusen jendela yang berada di bagian atas kepala Saksi yang saat itu sedang tertidur, namun Saksi tidak tahu mengapa susah sekali bagi Saksi untuk membuka mata dan terbangun dari tidur, hingga beberapa saat kemudian Saksi kaget dan terbangun dari tidur karena mendengar suara gaduh dan teriakan “Senjata hilang…, Senjata hilang..”, dari arah ruang tengah Pos Paskhas yang tepat berada di depan kamar yang Saksi tempati saat itu. 11. Kemudian Saksi segera keluar dari kamar untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi, ternyata senjata milik Terdakwa hilang sehingga Saksi segera kembali masuk ke kamar tidur untuk mengecek dan memeriksa kasur Terdakwa, dan ternyata benar senjata Terdakwa tidak ada dan kasur Terdakwa sudah rata tidak ada gundukanlagi, selanjutnya Saksi segera dengan membalikkan kasur milik Saksi dan ternyata senjata milik Saksi juga sudah tidak ada, kemudian Saksi memeriksa jendela yang ada diatas bagian kepala tempat tidur Terdakwa dan ternyata daun jendela sudah terbuka dan tidak dalam keadaan terkunci, sehingga Saksi segera keluar dari kamar dan melaporkan hal tersebut kepada Letda Pas Agus Subekti yang berada di ruang tengah, hal tersebut membuat Letda Pas Agus Subekti terduduk lemas di sofa ruang tengah, selanjutnya Saksi mencoba mencari lampu senter dan keluar dari Pos Paskhas Enarotali dan bergabung dengan personel Paskhas lainnya untuk melakukan penyisiran di bagian belakang Pos Paskhas, sekira pukul 05.30 WIT, dari satuan samping mendatangi Pos Paskhas diantaranya dari Danramil, Danpos Kopassus, Satuan Intel TNI/Polri, dan anggota BIN serta Tim IT Polda Papua, selanjutnya bersama 1 (satu) regu anggota Paskhas segera melaksanakan penyisiran daerah dekat Dermaga Speed Boat di ujung Run Way 26,
18 kemudian melakukan penyisiran di sekitar Kampung Bubarai Enarotali tepatnya arah Barat dari Pos Paskhas Enarotali namun tidak membuahkan hasil. 12. Kondisi kamar tidur yang Saksi tempati berukuran panjang 3 (tiga) meter dan lebar 2 ½ (dua setengah) meter, terdapat 1 (satu) pintu yang berhubungan langsung dengan ruang tengah Pos Jaga serta terdapat 2 (dua) buah daun jendela yang berdampingan namun jendela tersebut tidak pernah dibuka dan sudah diberi pengaman dari bilah papan yang dipaku melintang pada kusen jendela sebagai teralis, dimana posisi jendela tersebut berada tepat di atas kepala Saksi dan Terdakwa ketika tidur, karena kasur Saksi dan Terdakwa berada di tengah sementara kasur dari Praka Adi Sofyan berada di sebelah kanan kasur Saksi dan kasur dari Saksi-1 berada di sebelah kiri kasur Terdakwa. 13. Bangunan Pos Paskhas yang ada di Bandara Enarotali Kab. Paniai Papua, bangunan sekelilingnya terbuat dari dinding tembok dengan panjang 12 (dua belas) meter dan lebarnya 7 (tujuh) meter yang terdiri dari 1 (satu) Pos Jaga berada di depan pintu masuk, 1 (satu) ruang tengah, 4 (empat) kamar tidur dan 1 (satu) dapur serta 1 (satu) kamar mandi dimana tiap ruangan dibatasi oleh dinding kayu tripleks. 14. Selama Saksi bertugas sebagai Satgaspamrahwan BKO Kodam XVII/Cendrawasih di Pos Paskhas Bandara Enarotali Kab. Paniai Papua tidak memiliki masalah dengan penduduk sekitar, namun pada bulan April 2015 (tanggal lupa) sekira pukul 02.00 WIT, Pos Paskhas Bandara Enarotali pernah didatangi oleh 1 (satu) orang penduduk asli Papua bernama Sdr. Bony yang bekerja sebagai Petugas Cleaning Service Bandara Enarotali dalam keadaan mabuk berat karena minuman beralkohol dan berteriak-teriak di depan Pos Jaga, kemudian disarankan dan diantar pulang ke rumahnya yang berada dekat Terminal Bandara Enarotali, kemudian pada tanggal 11 Juni 2015 sekira pukul 16.00 WIT, Saksi juga pernah menjadi korban pemukulan yang dilakukan 2 (dua) orang oknum personel Polres Paniai yang Saksi tidak kenal, saat Saksi dan Pratu Ferry Saiful sedang berbelanja di pasar dan melihat kedua oknum Polisi tersebut yang dalam keadaan mabuk memukuli masyarakat asal Jawa bernama Sdr. Guzrit, saat itu Saksi berniat melerai, namun tanpa disadari Saksi malah dipukuli oleh kedua oknum Polisi tersebut mengenai bagian mata sebelah kiri Saksi menyebabkan pandangan Saksi terasa gelap dan mengalami luka sobek serta mengeluarkan darah, namun permasalahan tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan dengan cara Kapolres Paniai mendatangi Pos Paskhas Enarotali disusul Wakapolres Paniai beserta kedua oknum Polisi yang memukuli Saksi datang meminta maaf atas kejadian tersebut, karena tidak mengetahui jika Saksi adalah anggota Paskhas. 15. Saksi selama bertugas sebagai Satgaspamrahwan BKO Kodam XVII/Cendrawasih di pos Paskhas Bandara Enarotali Kabupaten Paniai Papua dibekali 1 (satu) pucuk senjata jenis senapan serbu automatis SS-1 V-1 dan 7 (tujuh) buah Magasen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir Amunisi tajam cal.5,56 mm, namun senjata tersebut hilang bersama 1 (satu) buah magasen serta 30 (tiga puluh) butir Amunisi tajam cal.5,56 mm di kamar
19 tidur Saksi di Pos Paskhas Bandara Enarotali Kabupaten paniai Papua ketika Terdakwa sedang dalam keadaan tidur, sehingga hanya tersisa 6 (enam) buah Magasen dan 180 (seratus delapan puluh) Butir Amunisi tajam cal. 5,56 mm. 16. Senjata api milik Saksi yang hilang adalah Senjata TNI AU dan merupakan Senjata Api Organik Batalyon Komando 464 Paskhas yang diinventariskan kepada Saksi yaitu 1 (satu) pucuk senjata jenis Senapan Serbu Automatis jenis SS-1 V-1 dengan Nomor F-05-02-2865-91-036381 dan 1 (satu) buah Magasen serta 30 (tiga puluh) butir Amunisi tajam cal. 5,56 mm, sementara untuk senjata milik Terdakwa yaitu 1 (satu) pucuk senjata jenis Senapan Serbu Automatis jenis SS-1 V-2 K-1 dan 1 (Satu) buah Magasen serta 30 (tiga puluh) butir Amunisi tajam cal. 5,56 mm, namun nomor senjatanya Saksi tidak tahu. 17. Saksi mengetahui tanggung jawab pengamanan terhadap senjata pada saat menjalankan tugas di lapangan adalah tanggung jawab perorangan, dan untuk perlakuan pengamanan senjata harus selalu melekat pada setiap personel, namun dari pengalaman Saksi bertugas di lapangan terutama di daerah rawan selama ini, jika akan tidur pada saat berada di luar ruangan yaitu senjata dengan tali sandang selalu Saksi lingkarkan pada badan Saksi, dan apabila sedang berada dalam suatu ruangan ketika akan beristirahat untuk tidur, senjata tersebut Saksi simpan di bawah tempat tidur untuk dijadikan bantal, namun pada kenyataannya senjata tersebut hilang saat Saksi sedang tidur, sehingga hal tersebut merupakan kesalahan Saksi yang lalai dalam menjaga senjata yang telah dipercayakan Kesatuan terhadap Saksi, dan Terdakwa Siap menerima konsekwensi yang akan diberikan dari Kesatuan. Atas keterangan Saksi-3 tersebut, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Menimbang
:
Bahwa Saksi-4 sudah dipanggil oleh Oditur Militer secara sah sesuai ketentuan undang-undang namun yang bersangktan tidak dapat hadir dan Oditur Militer menyatakan sudah tidak sanggup lagi untuk menghadirkan Saksi dan selanjutnya mohon agar keterangan Saksi yang tidak hadir dalam BAP POM dapat dibacakan karena sudah memberikan keterangan di bawah sumpah dimana sesuai Pasal 155 Undang-Undang Nomor 31 tahun 1997 tentang Peradilan Militer, keterangan Saksi dapat dibacakan dan nilainya sama dengan keterangan Saksi yang hadir di persidangan, dan selanjutnya dengan disetujui Terdakwa dan Penasihat Hukum Terdakwa, keterangan Saksi yang tidak hadir tersebut dibacakan oleh Oditur Militer, yaitu : Saksi-4 : Nama Pangkat / Nrp Jabatan Kesatuan Tempat, tanggal lahir Kewarganegaraan Jenis kelamin Agama
: Agus Subekti. : Letda Pas/518030. : Danton II Kipan C Yonko Paskhas. : Wing II Paskhas. : Malang, 24 Agustus 1973. : Indonesia. : Laki-laki. : Islam.
462
20 Tempat tinggal
: Kompleks Walet No. 2 Lanud Rusmin Nurjadin Pekan Baru Riau.
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Saksi kenal dengan Terdakwa pada tanggal 11 Februari 2015 di Yonko 466 Paskhas Makassar ketika memulai Pratugas Satgaspamrahwan Papua dalam hubungan dinas sebagai atasan dan bawahan, namun tidak ada hubungan keluarga. 2. Pada tanggal 18 Maret 2015 sekira pukul 17.00 WIT, Saksi beserta 15 (lima belas) personel Paskhas dibawah pimpinan Saksi selaku Danpos Paskhas Enarotali Kab. Paniai Papua dalam rangka melaksanakan tugas selaku Satgaspamrahwan BKO Kodam XVII/Cendrawasih melaksanakan serah terima tugas dengan Satgas Paskhas yang lama, dan langsung memulai tugas dalam mengoperasikan Bandara Enarotali Kab. Paniai Papua dikarenakan petugas dari Dinas Perhubungan Udara di daerah tersebut tinggal di Kab. Nabire dan kadang datang ke Enarotali hanya sebulan sekali. 3. Pada hari Kamis tanggal 13 Agustus 2015 sekira pukul 12.00 WIT, 5 (lima) orang personel Paskhas melaksanakan tugas Pengamanan termasuk Terdakwa yang saat itu bertugas selaku Parking Master di Bandara Enarotali terhadap kedatangan Pesawat Twin Oter dari Maskapai Avia Star yang landing dari Nabire selanjutnya berangkat lagi menuju Nabire, sementara Saksi-3 dan Praka Adi Sofyan bertugas untuk memasak dan menyianpkan makanan untuk 15 (lima belas) personel Paskhas pada saat itu, sekira pukul 19.00 WIT, setelah selesai makan malam, Saksi selaku Danpos Paskhas mengecek keberadaan anak buah Saksi dan kelengkapan masing-masing personel, selanjutnya Saksi mengingatkan dan memerintahkan anggota yang akan bertugas melaksanakan tugas Jaga Serambi diantaranya pada pukul 21.00 WIT hingga pukul 24.00 WIT, yan bertugas Terdakwa dan Pratu Susanto, pada pukul 24.00 WIT hingga pukul 02.00 WIT, yang bertugas Serda Harjanto dan Pratu Ferry Saiful, pada pukul 02.00 WIT hingga 04.00 WIT, yang bertugas Kopda Edi Ridwan dan Pratu Yogi Riyanto, selanjutnya sekira pukul 04.00 WIT hingga 06.00 WIT, yang bertugas Taryono (Saksi-2) dan Sertu Didik Sukoyo (Saksi-1). 4. Sekira pukul 21.00 WIT, Saksi masuk kamar tidur karena Handphone milik Saksi bordering dari dalam kamar, setelah selesai menerima telepon dariistri Saksi, dilanjutkan mengirim pesan singkat BBM Saksi masih sempat mendengar keberadaan anak buah Saksi yang saat itu berada di ruang tengah sedang menonton siaran televise, tidak lama kemudian Saksi tertidur karena sudah mengantuk. 5. Sekira pukul 02.00 WIT Saksi terbangun dari tidur kemudian keluar ke kamar mandi untuk buang air kecil, saat itu Saksi masih melihat Serda Harjanto yang sedang melaksanakan tugas Jaga Serambi sedang berada di ruang tengah Pos Jaga sedang duduk di sofa dengan posisi menghadap arah pintu depan, dan Pratu Ferry Saiful sedang duduk berjaga di Pos Jaga Depan, sementara anggota yang lain dalam keadaan tertidur, selanjutnya Saksi kembali masuk ke kamar dan melanjutkan tidur.
21 6. Sekira pukul 04.20 WIT, Saksi kaget terbangun dan segera keluar kamar menuju ruang tengah karena medengar suara gaduh disertai teriakan dari anak buah Saksi yang berada di Pos Paskhas Bandara Enarotali pada saat itu dan bertemu Pratu Susanto sambil bertanya apa yang sedang terjadi, dan dijawab Pratu Susanto “Senjata Bang Imron hilang Dan”, selanjutnya Saksi dan anak buah Saksi kembali ke kamar untuk mengambil senjata masing-masing dan segera keluar dari Pos Paskhas pada saat itu, lalu Saksi segera berjaga di Pos Jaga Depan bersama Serda Harjanto dan melaporkan bahwa senjata milik Pratu Juni Yudi Makarti (Saksi-3) juga hilang saat itu, selanjutnya Saksi melihat anak buah Saksi yang lain sedang melakukan pengejaran terhadap orang yang diduga selaku pencuri senjata organik milik Terdakwa dan Saksi-3, tidak lama kemudian Saksi mendengar suara tembakan sebanyak 2 (dua) kali dari arah Apron Bandara Enarotali yang berada di belakang Pos Paskhas pada saat itu, selanjutnya Saksi segera menghubungi Dan Pos Kopassus Enarotali, Danramil Paniai, dan Danki Timsus 303 Kostrad serta Dan Pos Brimob Enarotali, tidak lama kemudian datang Dan Pos Kopassus disusul Danramil Paniai ke Pos Paskhas Enarotali dan menyampaikan bahwa dari Satuan Brimob sudah menutup daerah Dermaga Speed Boat di ujung Run Way 26, selanjutnya sekira pukul 04.30 WIT, Saksi menelepon Dansatgas Paskhas Papua untuk melaporkan kejadian yang menimpa Pos Paskhas Enarotali saat itu. 7. Pukul 05.20 WIT, Saksi memerintahkan untuk konsolidasi, kemudian Saksi membagi anggota dalam 3 (tiga) regu terdiri dari 5 (lima) anggota Paskhas, dimana satu regu berjaga di sekitar Pos Paskhas dan 2 (dua) regu yang lainnya dengan perlengkapan dan senjata lengkap segera bergabung dengan Pasukan Kopassus, Pasukan Koramil dan Timsus 303 Kostrad kemudian melakukan penyisiran di sekitar Gunung dan Kampung Bubairu Enarotali tepatnya arah barat dari Pos Paskhas Enarotali, dilanjutkan melakukan penyisiran di sepanjang Run Way Bandara Enarotali pada saat itu namun tidak membuahkan hasil. 8. Sekira pukul 13.00 WIT, Dansatgas Paskhas Papua (Kapten Pas Adi Prayogo) beserta 5 (lima) personel Paskhas dari Pos Monamani Papua tiba di Pos Paskhas dengan menggunakan mobil Toyota Hilux, selanjutnya pada pukul 15.00 WIT, Kapten Pas Adi Prayogo memerintahkan Terdakwa dan Saksi-3 untuk melaporkan kehilangan senjata mereka ke Polsek Enarotali, kemudian ditindak lanjuti oleh Tim IT Polda Papua yang saat itu berada di Kab. Paniai Papua, saat itu semua Operasional Personel Paskhas yang ada di Pos Paskhas Bandara Enarotali dibawah kendali langsung Dansatgas Paskhas Papua hingga Saksi digantikan Lettu Pas Zainul Abidin selaku Dan Pos Paskhas Bandara Enarotali pada hari Minggu tanggal 27 September 2015 sekira pukul 08.00 WIT, sambil menunggu Surat Perintah dari Komandan Batalyon Komando 462 Paskhas untuk memenuhi Panggilan Penyidik Satuan Polisi Militer Lanud Timika Papua selaku Saksi dalam perkara hilangnya 2 (dua) pucuk senjata api milik Terdakwa dan Saksi-3. 9. Saksi selaku Dan Pos Paskhas Bandara Enarotali dibekali 2 (dua) pucuk senjata api organik dari Yonko 462 Paskhas yaitu 1 (satu) pucuk Pistol CZ, 2 (dua) buah magazen dan 30 (tiga puluh) butir amunisi Kal 9 mm, serta 1 (satu) pucuk senjata jenis
22 Senapan Serbu Automatis jenis SS-1 V-1 dan 4 (empat) buah magazen berikut 630 (enam ratus tiga puluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm, sementara untuk anak buah Saksi antara lain : a. Kopda Suhardi dibekali 1 (satu) pucuk senjata SS1 V1/SPG dan 7 (tujuh) buah magazen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm ditambah amunisi SPG masing-masing 7 (tujuh) butir. b. Praka Didik Iswoyo dibekali 1 (satu) pucuk senjata SS1 V-1/SPG dan 7 (tujuh) buah magazen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm ditambah amunisi SPG masing-masing 7 (tujuh) butir. c. Kopda Harjo Waskito dibekali 1 (satu) pucuk senjata SS1 V-1/Sneiper dan 7 (tujuh) buah magazen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm. d. Sertu Didik Sukoyo dibekali 1 (satu) pucuk senjata SS1 V-1 dan 7 (tujuh) buah magazen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm, namun amunisinya sudah berkurang 2 (dua) butir pada sat memberikan tembakan Perhatian pada malam kejadian. e. Sertu Antonius dibekali 1 (satu) pucuk senjata SS1 V-1 dan 7 (tujuh) buah magazen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm. f. Serda Harjanto dibekali 1 (satu) pucuk senjata SS1 V1/SPG dan 7 (tujuh) buah magazen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm. g. Kopda Edi Ridwan dibekali 1 (satu) pucuk senjata SS1 V-2 K-1 dan 7 (tujuh) buah magazen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm. h. Kopda Imron (Terdakwa) dibekali 1 (satu) pucuk senjata SS1 V-2 K-1 dan 7 (tujuh) buah magazen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm. i. Kopda Taryono dibekali 1 (satu) pucuk senjata SS1 V1 dan 7 (tujuh) buah magazen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm. j. Praka Adi Sofyan dibekali 1 (satu) pucuk senjata SS1 V-1 dan 7 (tujuh) buah magazen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm. k. Pratu Juni Yudi Makarti dibekali 1 (satu) pucuk senjata SS1 V-1 dan 7 (tujuh) buah magazen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm. l. Pratu Susanto dibekali 1 (satu) pucuk senjata SS1 V-1 dan 7 (tujuh) buah magazen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir amunisi tajam Kal 5,56 mm. m. Pratu Yogi Riyanto dibekali 1 (satu) pucuk SMR RPD beserta amunisi tajam Kal. 7,62 mm sebanyak 900 (sembilan ratus) butir.
23 n. Pratu Ferry Saiful A dibekali 1 (satu) pucuk SMR RPD beserta amunisi tajam Kal. 7,62 mm sebanyak 900 (sembilan ratus) butir. Namun senjata api dari Terdakwa dilaporkan telah hilang bersama 1 (satu) buah magazen serta 30 (tiga puluh) butir amunisi tajam Kal. 5,56 mm, demikian halnya dengan senjata api milik Saksi-3 bersama 1 (satu) buah magazen serta 30 (tiga puluh) butir amunisi tajam Kal. 5,56 mm di kamar tidur Terdakwa dan Saksi-3 di Pos Pakhas Bandara Enarotali Kab. Paniai Papua pada hari Jum’at tanggal 14 Agustus 2015 sekira pukul 04.20 WIT ketika Terdakwa dan Saksi-3 sedang dalam keadaan tidur, jadi yang ada pada Terdakwa dan Saksi-3 masing-masing tersisa 6 (enam) buah magazen dan 180 (seratus delapan puluh) butir amunisi tajam Kal. 5,56 mm. 10. Saksi sebelum peristiwa hilangnya senjata api organik milik Terdakwa dan Saksi IV masih sempat melihat senjata api tersebut pada hari Kamis tanggal 13 Agustus 2015 sekira pukul 09.00 WIT saat Saksi beserta 4 (emapt) orang anggota Paskhas dengan bersenjata organik masing-masing yaitu Kopda Harjo Waskito dan Praka Didik Iswoyo bertugas selaku VCV (Pandu Udara), Serda Harjanto selaku Pam Pesawat selanjutnya Saksi melihat Terdakwa dengan senjata terlipat tersandang di punggung seperti biasanya bertugas selaku Parking Master di Apron Bandara Enarotali Kab. Piniai, juga saat kembali ke Pos Paskhas, Saksi masih melihat Terdakwa ketika melaksanakan tugas Jaga Serambi pada pukul 21.00 WIT hingga pukul 24.00 WIT, masih membawa senjata SS1 V-2 milik Terdakwa dengan 1 (satu) buah magazen terisi 30 (tiga puluh) butir amunisi tajam terpasang pada senjata pada saat itu, sementara senjata organik milik Saksi-3, Saksi terakhir melihatnya sekira pukul 19.00 WIT saat Saksi mengecek keberadaan personel dan kelengkapan persenjataan dari tiap-tiap personel dengan cara mendatangi tiap-tiap kamar, dan ketika Saksi masuk ke kamar Praka Adi Sofyan, Saksi-1, Saksi-3, dan Terdakwa, Saksi masih mendapati keberadaan senjata dari ke-4 (keempat) penghuni kamar tersebut yang disimpan dan diletakkan di balik kasur tempat tidur mereka tepatnya pada bagian bantal kepala, serta Saksi masih melihat ada popor senjata milik Saksi-3 yang nampak diantara pinggir kasur dari Saksi-3 dan Terdakwa pada saat itu, sehingga Saksi keluar dari kamar tersebut dan melanjutkan pemeriksaan ke kamar yang lain, saat itu Saksi melihat Saksi-1 dan Terdakwa berada di ruang tengah sedang menonton siaran televisi. 11. Keadaan kamar yang ditempati oleh Terdakwa dan Saksi-3 di Pos Paskhas Enarotali atau seluruh bangunan Pos Paskhas Enarotali pada saat itu terbuat dari dinding tembok namun pembatas tiap-tiap kamar hanya dinding tembok pada bagian bawah setinggi 1 (satu) meter dan sisanya ke atas terbuat dari dinding kayu tripleks serta bagian-bagian Pos terdiri dari teras depan sebagai Pos Jaga, 1 (satu) ruang tengah, 4 (empat) kamar tidur dan 1 (satu) dapur serta 1 (satu) kamar mandi, keadaan belakang Pos tepatnya di belakang kamar Terdakwa dan Saksi-3 tidak ada pagar pengaman sehingga bangunan Pos Paskhas Enarotali langsung berhubungan dengan Apron serta Run Way Bandara Enarotali, sementara keadaan kamar milik Terdakwa dan Saksi-3 berukuran sekira 3 (tiga) x 3,5 (tiga setengah) meter
24 dengan 2 (dua) buah daun jendela berkaca yang telah dicat warna hitam serta telah diberi bilah papan kayu yang dipaku pada kusen jendela dengan jarak 15 (lima belas) cm dan tidak memungkinkan orang bisa masuk tanpa merusak palang kayu tersebut, kamar dihuni oleh 4 (empat) personel masing-masing memiliki 1 (satu) kasur yang diletakkan di lantai kamar dengan posisi dari kiri ke kanan yaitu Praka Adi Sofyan, Saksi-3, Terdakwa, serta Saksi-1, dan pada malam kejadian ditemukan ada 3 (tiga) bekas congkelan yang masih baru terdapat pada kusen jendela bagian luar jendela dekat Slot Pengunci daun jendela. 12. Selama Saksi melaksanakan tugas Satgaspamrahwan di Pos Paskhas Enarotali orang sipil yang pernah berkunjung ke Pos Paskhas Enarotali diantaranya Bupati Paniai, Wakil Bupati Paniai, Kadissos Pemda Paniai, Kadishub Paniai, Kabandara Enarotali, PNS Dishub Udara Enarotali dan dari Pejabat TNI/Polri yang ada di Kab. Paniai dalam rangka silaturrahmi dan tidak ada yan gpernah tinggal bermalam di Pos Paskhas Bandara Enarotali pada saat itu, namun pada bulan April 2015 sekira pukul 02.00 WIT, pernah didatangi oleh Sdr. Boni, penduduk asli Papua yang bekerja sebagai Petugas Cleaning Service Bandara Enarotali dan dalam kondisi mabuk berat dan bertiriak-teriak di depan Pos Jaga, kemudian disarankan dan diantar pulang oleh Saksi-1 dan Kopda Harjo Lukito ke rumahnya yang berada dekat Terminal Bandara Enarotali. 13. Pada tanggal 11 Juni 2015 sekira pukul 16.00 WIT, Saksi-3 pernah menjadi korban pemukulan 2 (dua) oknum personel Polres Paniai yang namanya Saksi lupa, yang merupakan putra asli Papua dimana yang satu adalah dari suku Biak sementara yang satu dari suku Paniai yang saat itu berpakaian semi dinas Polisi dan dalam kondisi mabuk minuman beralkohol, saat itu Saksi-3 dan Pratu Ferry Saiful sedang berbelanja di pasar untuk keperluan memasak, kemudian melihat kedua oknum Polisi tersebut sedang memukuli masyarakat asal Jawa yang bernama Guzrit, lalu Saksi-3 mencoba melerai permasalahan tersebut, namun tiba-tiba Saksi-3 dipukul oleh kedua oknum Polisi tersebut mengenai bagian mata sebelah kiri sehingga menyebabkan luka sobek sekira 1 (satu) Cm pada bagian bawah mata sebelah kiri serta mengeluarkan darah, namun permasalahan tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan dengan cara Kapolres Paniai mendatangi Pos Paskhas Enarotali disusul oleh Wakapolres Paniai datang membawa kedua oknum personel Polres Paniai meminta maaf atas kejadian tersebut karena tidak mengetahui jika Saksi-3 adalah anggota Paskhas. 14. Sepengetahuan Saksi, selama bertugas Terdakwa memilik sifat terbuka, tekun dalam bekerja dan punya inisiatif yang tinggi dengan ide-ide yang membangun serta peduli dengan keadaa sekitar, contohnya jika melihat ada instalasi listrik yan gkurang pas, akan dibenahi oleh Terdakwa, serta kreatif dalam bidang pertukangan seperti membuat parkiran sepeda motor di Pos Paskhas Enarotali, dan hubungan dengan rekan-rekan Paskhas lainnya terjalin dengan baik, dan sebelumnya Terdakwa pernah mengemban tugas yang lebih berat selama 17 (tujuh belas) bulan dalam Satgas Rajawali III di DI. Nangro Aceh Darussalam serta penugasan lainnya, sehingga peristiwa hilangnya senjata api organik milik Terdakwa bukanlah merupakan kesengajaan yang
25 dilakukan Terdakwa, namun demikian hal tersebut tidaklah dapat dibenarkan mengingat senjata dan amunisi yang telah dipercayakan oleh Kesatuan adalah tanggung jawab perorangan dan harus dijaga sebaik-baiknya serta harus selalu melekat pada diri tiap-tiap personel dalam situasi dan kondii apapun. Atas keterangan Saksi-4 yang Terdakwa membenarkan seluruhnya. Menimbang
:
dibacakan
tersebut,
Bahwa didalam sidang Terdakwa menerangkan sebagai berikut : 1. Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AU pada tahun 2000 melalui pendidikan Secata PK Angkatan 40 di Lanud Adi Soemarmo Solo, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada, selanjutnya mengikuti pendidikan Sejursarta Paskhas di Lanud Adi Soemarmo Solo, kemudian pada tahun 2001 ditempatkan di Batalyon Komando 463 Paskhas Madiun, pada tahun 2005 dipindahtugaskan ke Batalyon Komando 464 Paskhas Malang menjabat sebagai Wadanru I Ton III Kipan A sampai dengan saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini dengan pangkat Kopda NRP 527364. 2. Pada tanggal 11 Februari 2015 Terdakwa bersama rekanrekan di Batalyon 464 Paskhas berjumlah sebanyak 40 (empat puluh) orang berangkat menuju ke Makassar menumpang Pesawat Hercules TNI AU dalam rangka untuk melaksanakan pembekalan selama 2 (dua) minggu di Batalyon 466 Paskhas Makassar sesuai Surat Perintah Dankorpaskhas dalam rangka untuk melaksanakan Opresai Penugasan Satuan Tugas Paskhas Pengamanan Daerah Rawan Papua TA. 2015 BKO Kodam XVII/Cendrawasih. 3. Selanjutnya pada tanggal 11 Maret 2015 Terdakwa bersama rekan-rekan di Batalyon 464 Paskhas berangkat menuju Jayapura, setelah pembagian tugas, Terdakwa dan rekan yang berjumlah 15 (lima belas) orang personel Paskhas dibawah pimpinan Letda Pas Agus Subekti (Saksi-4) mendapatkan tempat tugas di Pos Paskhas Enarotali Kab. Paniai. 4. Keesokan harinya pada tanggal 12 Maret 2015 Terdakwa dan rekan-rekan memulai perjalanan menuju Pos Paskhas Enarotali dan tiba pada tanggal 18 Maret 2015 sekira pukul 17.00 WIT, lalu melaksanakan serah terima tugas dengan Satgas yang lama dan langsung memulai tugas dalam mengoperasikan Bandara Enarotali Kab. Paniai Papua karena tidak ada petugas dari Dinas Perhubungan Udara di daerah tersebut. 5. Pada hari Kamis tanggal 13 Agustus 2015 sekira pukul 09.00 WIT, Terdakwa bertugas selaku Parking Master di Apron Bandara Enarotali Kab. Paniai Papua sebanyak 4 (empat) kali penerbangan dan semuanya dapat diselesaikan pada pukul 14.00 WIT dalam keadaan aman, lalu Terdakwa kembali ke Pos Paskhas. 6. Kemudian malam harinya sekira pukul 21.00 WIT sampai dengan pukul 24.00 WIT, Terdakwa bersama Pratu Susanto mendapat tugas Jaga Serambi pertama, saat itu Terdakwa masih menggunakan senjata SS1 V2 milik Terdakwa dengan 1 (satu)
26 magazen terisi 30 (tiga puluh) butir amunisi tajam yang terpasang pada senjata saat itu, lalu pada hari Jum’at tanggal 14 Agustus 2015 pukul 24.00 WIT hingga pukul 02.00 WIT, tugas Jaga Serambi digantikan oleh Serda Harjanto dan Pratu Ferry Saiful, pukul 02.00 WIT hingga pukul 04.00 WIT, tugas Jaga Serambi digantikan oleh Kopda Edi Ridwan dan Pratu Yogi Riyanto, kemudian pukul 04.00 WIT hingga pukul 06.00 WIT, digantikan oleh Sertu Didik Sukoyo (Saksi-1) dan Kopda Taryono (Saksi-2). 7. Setelah melaksanakan serah terima tugas Jaga Serambi pada pukul 24.00 WIT, Terdakwa kembali lagi ke kamar untuk menyimpan dan meletakkan kembali senjata organik milik Terdakwa di balik kasur tempat tidur Terdakwa, dengan posisi popor senjata terlipat dan laras senjata mengarah ke arah kasur Saksi-1 dengan posisi magazen mengarah serta rapat ke arah dinding, tepatnya di bawah jendela kamar yang Terdakwa dan rekan-rekan tempati pada saat itu, tepat di bawah bantal kepala Terdakwa dan saat itu Terdakwa masih sempat melihat juga ada laras senjata Saksi-3 di bawah kasur milik Terdakwa, sementara Saksi-3 sedang berbaring di kasur tempat tidurnya sambil bermain Handphone, sementara Saksi-1 dan Pratu Adi Sofyan Terdakwa lihat dalam keadaan tertidur, lalu Terdakwa mengambil Handphone milik Terdakwa untuk mengirim SMS kepada istri Terdakwa lalu tidak lama kemudian Terdakwa tertidur. 8. Belum sempat Terdakwa tertidur pulas, Terdakwa sempat mendengar dan merasakan ada suara getaran dari Handphone milik Saksi-3, lalu beberapa menit kemudian Terdakwa merasakan ada suara dari daun pintu kamar yang menandakan bahwa ada yang bolak balik masuk ke kamar melewati pintu kamar, namun Terdakwa tidak sempat membuka mata untuk memastikan siapa yang masuk dan keluar kamar pada saat itu, selanjutnya beberapa menit kemudian Terdakwa yang sedang dalam keadaan tertidur tepatnya di bawah jendela kamar sempat merasakan ada suara gemercing dari benturan yang menurut dugaan Terdakwa seperti benturan antar senjata dan besi pengait tali sandang senjata disertai suara Krek.., Krek.., yang menurut Terdakwa berasal dari gesekan antara kayu daun jendela dan kayu kusen jendela yang berada di bagian atas kepala Terdakwa yang saat itu sedang tertidur, namun Terdakwa tidak tahu kenapa susah sekali untuk membuka mata dan terbangun dari tidur, namun rasa penasaran Terdakwa yang membuat Terdakwa tiba-tiba dapat terbangun dengan posisi membalikkan badan serta segera mengecek keberadaan senjata Terdakwa yang ternyata sudah tidak ada di tempatnya, demikian halnya dengan senjata milik Saksi-3. 9. Selanjutnya Terdakwa bangkit dari tidur dan berlari menuju arah ruang tengah sambil berteriak sekeras-kerasnya bahwa senjata milik Terdakwa hilang dalam keadaan panik, kemudian Terdakwa bertemu Saksi-1 mengatakan “Kamu itu mimpi.., Kamu itu ngigau..”, sambil merangkul dan berusaha menggoyangkan badan Terdakwa dengan maksud untuk menyadarkan Terdakwa, namun Terdakwa segera berlari meninggalkan Saksi-1 dan keluar dari Pos Paskhas ke arah Serambi depan, selanjutnya menuju arah pintu Apron Bandara Enarotali yang berada di samping kanan Pos Paskhas Enarotali, kemudian disusul dan dirangkul oleh Saksi-1 sambil bertanya “Ono opo Mas..?, Ono
27 opo Mas..?, Terdakwa jawab “Senjataku Mas.., Senjataku Mas.., Senjataku dicuri itu orangnya pakai baju putih”, sambil menunjuknunjuk ke arah Apron Bandara Enarotali yaitu arah Pesawat Helicopter MI 171 PK-IOS milik Maskapai AAL yang sedang diparkir di Apron Bandara Enarotali pada saat itu. 10. Dalam penglihatan Terdakwa ada sosok seorang laki-laki yang berperawakan tinggi mengenakan baju kaos warna putih serta celana warna agak gelap, namun kata Saksi-1 tidak melihat sosok orang tersebut, kemudian Terdakwa melihat Saksi-2 mendekati Terdakwa dan Saksi-1 lalu berlari kembali ke Pos Paskhas untuk membangunkan rekan-rekan Paskhas lainnya sementara Saksi-1 berusaha mencari sosok yang Terdakwa maksud, tidak lama kemudian Terdakwa mendengar suara tembakan sebanyak 2 (dua) kali dari arah Apron Bandara Enarotali pada saat itu. 11. Selanjutnya Terdakwa kembali ke Pos Paskhas Enarotali dan bertemu Saksi-3, saat itu Terdakwa melihat Saksi-3 yang juga dalam keadaan bingung karena senjata Saksi-3 juga ikut hilang dalam kejadian tersebut, kemudian sekira pukul 05.30 WIT, datang personel dari Satuan samping yaitu Danramil, Danpos Kopassus, Satuan Intel TNI/Polri dan anggota BIN serta Tim IT Polda Papua, selanjutnya bersama dengan 1 (satu) regu anggota Paskhas segera melaksanakan penyisiran daerah dekat Dermaga Speed Boat di ujung Run Way 26, selanjutnya segera memerintahkan 1 (satu) regu untuk memakai perlengkapan kemudian melakukan penyisiran di sekitar Kampung Bubairu, Enarotali tepatnya arah Barat dari Pos Paskhas Enarotali namun tidak membuahkan hasil. 12. Terdakwa hingga saat ini tidak mengetahui siapa yang telah mencuri ke-2 (kedua) senjata api milik TNI AU yang merupakan senjata api organik Batalyon Komando 464 Paskhas yang diinventariskan kepada Terdakwa yaitu 1 (satu) pucuk senjata jenis Senapan Serbu Automatis jenis SS-1 V-2 K-1 dengan Nomor D-05-0273/94-00299 dan 1 (satu) buah magazen serta 30 (tiga puluh) butir amunisi tajam Kal. 5,56 mm, sementara untuk senjata milik Saksi-3 yaitu 1 (satu) pucuk senjata jenis Senapan Serbu Automatis jenis SS-1 V-1 dan 1 (satu) buah magazen serta 30 (tiga puluh) butir amunisi tajam Kal. 5,56 mm namun Nomor senjata Saksi-3 Terdakwa tidak tahu. 13. Terdakwa mengetahui tanggung jawab pengamanan senjata pada saat menjalankan tugas di lapangan merupakan tanggung jawab perorangan dan untuk perlakuan pengamanan senjata adalah dengan cara senjata harus selalu melekat pada setiap personel, namun dari pengalaman Terdakwa bertugas di lapangan terutama di daerah rawan selama ini tidak ada tempat yang menyimpan khusus terhadap senjata sehingga satusatunya cara yang sering Terdakwa gunakan ketika akan istirahat/tidur adalah senjata tersebut ditaruh di bawah tempat tidur untuk dijadikan bantal. 14. Terdakwa menyadari pada kenyataannya senjata api milik Terdakwa dan Saksi-3 telah hilang dan itu merupakan kelalaian dari Terdakwa dan Saksi-3 sehingga sebagai Prajurit harus siap menerima konsekuensi dari peristiwa hilangnya kedua senjata api tersebut.
28 15. Bahwa Terdakwa mengaku bersalah dan sangat menyesali perbuatannya karena telah lalai dalam menjaga senjata yang menjadi pegangan Terdakwa. 16. Terdakwa mohon dapat diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dan akan melaksanakan pengabdian yang lebih baik lagi dan Terdakwa sudah beberapa kali melakukan tugas Operasi Militer dan sudah mendapatkan tanda jasa serta Terdakwa juga sudah menyerahkan uang penggantian sebesar Rp. 5.950.000,- (lima juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah) kepada Pekas Wing II Paskhas untuk keperluan penggantian senjata Organic SS-1 V-2 Nomor Regestrasi : 94-003299/D-050273 yang hilang. 17. Terdakwa sudah berkeluarga dan mempunyai anak 2 (dua) orang serta sebelumnya tidak pernah dijatuhi hukuman baik disiplin maupun pidana. 18. Terdakwa sudah beberapa kali ikut melaksanakan tugas operasi militer di Aceh tahun 2001 s.d 2004, di Ambon tahun 2004, di Kupang dan Bali saat Bom Bali II serta di Papua tahun 2015 serta di kesatuan Terdakwa memiliki kualifikasi khusus sebagai pasukan komando dan juru komunikasi Paskhas. Menimbang
: Bahwa barang bukti yang diajukan oleh Oditur Militer kepada Majelis Hakim dalam perkara Terdakwa yaitu berupa : Barang-barang : -
1 (satu) butir selongsong amunisi Kal. 5,56 mm ;
Surat-surat : a. 6 (enam) lembar Surat Perintah Dankorpaskhasau Nomor : Sprin/256/III/2015 tanggal 6 Maret 2015 ; b. 5 (lima) lembar Surat Perintah Pangdam XVII/Cendrawasih selaku Pangkoops TNI Papua Nomor : Sprin/702/III/2015 tanggal 16 Maret 2015 ; c. 1 (satu) lembar Surat Perintah Dankorpaskhasau Nomor : Sprin/1101/X/2015 tanggal 22 Oktober 2015 ; d. 1 (satu) lembar Surat Tanda Penerimaan Laporan Nomor : STPL/11/VIII/2015/Papua/Res Paniai tanggal 14 Agustus 2015 ; e. 1 (satu) lembar foto 6 (enam) buah magazen dan 180 (seratus delapan puluh) butir amunisi yang masih tersisa pada Terdakwa ; Menimbang
:
Bahwa selajutnya terhadap barang bukti yang diajukan tersebut, Majelis Hakim perlu untuk mempertimbangkan dan menilai secara satu persatu dengan mengemukakan pendapat sebagai berikut : Barang-barang : 1 (satu) butir selongsong amunisi Kal. 5,56 mm ; adalah benar 1 (satu) butir selongsong amunisi Kal. 5,56 mm milik Sertu Didik Sukoyo (Saksi-1) yang merupakan selongsong bekas
29 tembakan yang mengarah ke atas yang dilakukan oleh Saksi-1 saat mengetahui senjata api milik Terdakwa telah hilang. Surat-surat : a. 6 (enam) lembar Surat Perintah Dankorpaskhasau Nomor : Sprin/256/III/2015 tanggal 6 Maret 2015 ; adalah benar Surat Perintah Dankorpaskhasau tentang Daftar Nominatif nama-nama anggota Paskhas yang tergabung dalam tugas operasi ke Papua. b. 5 (lima) lembar Surat Perintah Pangdam XVII/Cendrawasih selaku Pangkoops TNI Papua Nomor : Sprin/702/III/2015 tanggal 16 Maret 2015 ; adalah benar Surat Perintah Pangdam XVII/Cendrawasih selaku Pangkoops TNI Papua tentang Daftar Nominatif nama-nama anggota Paskhas yang tergabung dalam tugas operasi ke Papua. c. 1 (satu) lembar Surat Perintah Dankorpaskhasau Nomor : Sprin/1101/X/2015 tanggal 22 Oktober 2015 ; adalah benar adalah benar Surat Perintah Dankorpaskhasau tentang Daftar Nominatif nama-nama anggota Paskhas yang tergabung dalam tugas operasi ke Papua diantaranya atas nama Terdakwa. d. 1 (satu) lembar Surat Tanda Penerimaan Laporan Nomor : STPL/11/VIII/2015/Papua/Res Paniai tanggal 14 Agustus 2015 ; adalah benar merupakan Surat Tanda Penerimaan Laporan kehilangan ke Polres Paniai yang dilakukan oleh Terdakwa. e. 1 (satu) lembar foto 6 (enam) buah magazen dan 180 (seratus delapan puluh) butir amunisi yang masih tersisa pada Terdakwa ; adalah benar berupa foto berupa 6 (enam) buah magazen dan 180 (seratus delapan puluh) butir amunisi yang masih tersisa pada Terdakwa. Menimbang
:
Bahwa semua barang bukti yang diajukan baik berupa barang dan surat-surat telah diperlihatkan/dibacakan kepada Terdakwa dan para Saksi bersesuaian dengan bukti-bukti lain serta dibenarkan oleh Terdakwa dan para Saksi, maka oleh karenanya dapat memperkuat pembuktian atas perbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa.
Menimbang
:
Bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa dan para Saksi dibawah sumpah serta alat bukti lainnya dipersidangan dan setelah menghubungkan antara yang satu dengan yang lainnya, maka diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa adalah seorang Prajurit TNI AU sejak tahun 2000 melalui pendidikan Secata PK Angkatan 40 di Lanud Adi Soemarmo Solo, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada, selanjutnya mengikuti pendidikan Sejursarta Paskhas di Lanud Adi Soemarmo Solo, kemudian pada tahun 2001 ditempatkan di Yonko 463 Paskhas Madiun, kemudian sejak tahun 2005 hingga saat disidangkan sekarang ini bertugas di Yonko 464 Paskhas Malang dengan pangkat Kopda NRP 527364. 2. Bahwa benar sebagai seorang prajurit TNI AU, Terdakwa sehat jasmani dan rohani serta mampu bertanggung atas semua
30 perbuatan yang dilakukannya dan sebagai warga Negara RI Terdakwa juga tunduk dengan segala ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Bahwa benar sesuai Surat Perintah Dankorpaskhasau Nomor : Sprin /256/III/2015 tanggal 6 Maret 2015 dan Surat Perintah Pangdam XVII/Cendrawasih selaku Pangkoops TNI Papua Nomor : Sprin/702/III/2015 tanggal 16 Maret 2015 pada tanggal 11 Februari 2015 Terdakwa bersama rekan-rekan Terdakwa dari kesatuan Yonko 464 Paskhas berjumlah 40 (empat puluh) orang berangkat menuju Makassar menumpang Pesawat Hercules TNI AU dalam rangka melaksanakan pembekalan selama 2 (dua) minggu di Yonko 466 Paskhas Makassar untuk persiapan melaksanakan tugas operasi Pengamanan Daerah Rawan Papua TA. 2015 BKO Kodam XVII/Cendrawasih. 4. Bahwa benar selanjutnya pada tanggal 11 Maret 2015 Terdakwa bersama rekan-rekan Terdakwa dari kesatuan Yonko 464 Paskhas berangkat menuju Jayapura dan setelah mendapat pembagian tugas, Terdakwa beserta rekan-rekan Terdakwa sejumlah 15 (lima belas) orang personil Paskhas dibawah pimpinan Letda Pas Agus Subekti (Saksi-4) mendapatkan tempat penugasan di Pos Paskhas Enarotali Kab. Paniai, selanjutnya pada tanggal 12 Maret 2015 Terdakwa dan rekan-rekan memulai perjalanannya menuju Pos Paskhas Enarotali Kab. Paniai dan tiba pada tanggal 18 Maret 2015 sekira pukul 17.00 WIT, lalu melaksanakan serah terima tugas dengan Tim Satgas yang lama, dan selanjutnya langsung memulai tugas dalam mengoperasikan Bandara Enarotali Kab. Paniai Papua. 5. Bahwa benar pengoperasian Bandara Enarotali seharusnya dilakukan oleh Departemen Perhubungan akan tetapi karena petugasnya sering diintimidasi oleh kelompok sparatis Papua, maka pengoperasian Bandara tersebut diambil alih oleh TNI Angkatan Udara. 6. Bahwa kondisi benar bangunan Pos Paskhas yang ada di Bandara Enarotali Kabupaten Paniai Papua, bangunan sekelilingnya terbuat dari dinding tembok dengan panjang 12 (dua belas) meter dan lebarnya 7 (tujuh) meter yang terdiri dari 1 (satu) Pos Jaga berada di depan pintu masuk, 1 (satu) Ruang Tengah, 4 (empat) Kamar Tidur dan 1 (satu) Dapur serta 1 (satu) Kamar Mandi dimana tiap ruangan dibatasi oleh dinding kayu tripleks, dan dibelakang bangunan pos penjagaan tersebut terdapat apron (tempat parkir pesawat). 7. Bahwa benar kondisi kamar tidur yang Terdakwa tempati berukuran panjang 3 (tiga) meter dan lebar 2 1/2 (dua setengah) meter, terdapat 1 (satu) pintu yang berhubungan langsung dengan ruang tengah Pos Jaga serta terdapat 2 (dua) buah daun jendela kaca kusen kayu yang berdampingan, namun jendela tersebut tidak pernah dibuka dan sudah diberi pengaman dari bilah papan yang dipaku melintang pada kusen jendela sebagai teralis sehingga tidak memungkinkan kepala orang bisa melewati terali tersebut dan posisi jendela berada tepat di atas kepala Terdakwa dan Pratu Juni Yudi Makarti (Saksi-3) ketika tidur, karena kasur Terdakwa dan Saksi-3 berada di tengah, sementara kasur dari Praka Adi Sofyan berada di sebelah kanan
31 kasur Terdakwa dan kasur Saksi-1 berada di sebelah kiri Kasur Saksi-3. 8. Bahwa benar pada hari Kamis tanggal 13 Agustus 2015 sekira pukul 12.00 WIT, Terdakwa dengan 5 (lima) orang personel Paskhas melaksanakan tugas Pengamanan selaku Parking Master di Bandara Enarotali terhadap kedatangan pesawat Twin Oter dari Maskapai Avia Star yang landing dari Nabire, selanjutnya berangkat lagi menuju Nabire, sementara Pratu Juni Yudi Makarti (Saksi-3) dan Praka Adi Sofyan bertugas untuk memasak dan menyiapkan makanan untuk 15 (lima belas) personel Paskhas pada saat itu. 9. Bahwa benar sekira pukul 19.00 WIT setelah selesai makan malam, Saksi-4 selaku Dan Pos Paskhas mengecek keberadaan anggota dan kelengkapan masing-masing personel, selanjutnya Saksi-4 mengingatkan dan memerintahkan anggota yang akan bertugas melaksanakan Tugas Jaga Serambi diantaranya pada pukul 21.00 WIT hingga pukul 24.00 WIT yang bertugas Terdakwa dan Pratu Susanto, pada pukul 24.00 WIT hingga pukul 02.00 WIT yang bertugas Serda Harjanto dan Pratu Ferry Saiful, pada pukul 02.00 WIT hingga pukul 04.00 WIT yang bertugas Kopda Edi Ridwan dan Pratu Yogi Riyanto, selanjutnya sekira pukul 04.00 WIT hingga pukul 06.00 WIT yang bertugas Taryono (Saksi-2) dan Sertu Didik Sukoyo (Saksi-1). 10. Bahwa benar Terdakwa setelah melaksanakan serah terima tugas Jaga Serambi pada pukul 24.00 WIT kemudian Terdakwa kembali lagi ke kamar untuk menyimpan dan meletakkan kembali senjata organik milik Terdakwa di balik kasur tempat tidur Terdakwa, dengan posisi popor senjata terlipat dan laras senjata mengarah ke arah kasur Saksi-1 dengan posisi magazen mengarah serta rapat ke arah dinding, tepatnya di bawah jendela kamar yang Terdakwa dan rekan-rekan tempati pada saat itu, tepat di bawah bawah bantal kepala Terdakwa dan saat itu Terdakwa masih sempat melihat juga ada laras senjata Saksi-3 di bawah kasur milik Terdakwa, sementara Saksi-3 sedang berbaring di kasur tempat tidurnya sambil bermain Handphone, sementara Saksi-1 dan Pratu Adi Sofyan Terdakwa lihat dalam keadaan tertidur, lalu Terdakwa mengambil Handphone milik Terdakwa untuk mengirim SMS kepada istri Terdakwa lalu tidak lama kemudian Terdakwa tertidur. 11. Bahwa benar belum sempat Terdakwa tertidur pulas, Terdakwa sempat mendengar dan merasakan ada suara getaran dari Handphone milik Saksi-3, lalu beberapa menit kemudian Terdakwa merasakan ada suara dari daun pintu kamar yang menandakan bahwa ada yang bolak balik masuk ke kamar melewati pintu kamar, namun Terdakwa tidak sempat membuka mata untuk memastikan siapa yang masuk dan keluar kamar tersebut, selanjutnya beberapa menit kemudian Terdakwa yang sedang dalam keadaan tertidur tepatnya di bawah jendela kamar sempat merasakan ada suara gemercing dari benturan yang menurut dugaan Terdakwa seperti benturan antar senjata dan besi pengait tali sandang senjata disertai suara Krek.., Krek.., yang menurut Terdakwa berasal dari gesekan antara kayu daun jendela dan kayu kusen jendela yang berada di bagian atas kepala Terdakwa yang saat itu sedang tertidur, namun Terdakwa tidak tahu kenapa susah sekali untuk membuka mata dan
32 terbangun dari tidur, namun rasa penasaran Terdakwa yang membuat Terdakwa tiba-tiba dapat terbangun dengan posisi membalikkan badan serta segera mengecek keberadaan senjata Terdakwa yang ternyata sudah tidak ada di tempatnya, demikian halnya dengan senjata milik Saksi-3. 12. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa bangkit dari tidur dan berlari menuju arah ruang tengah sambil berteriak sekeraskerasnya bahwa senjata milik Terdakwa hilang, lalu dalam keadaan panik, Terdakwa bertemu dengan Saksi-1 dan Saksi-1 mengatakan “Kamu itu mimpi.., Kamu itu ngigau..”, sambil merangkul dan berusaha menggoyang-goyangkankan badan Terdakwa dengan maksud untuk menyadarkan Terdakwa, namun Terdakwa segera berlari meninggalkan Saksi-1 dan keluar dari Pos Paskhas ke arah Serambi depan, selanjutnya menuju arah pintu Apron Bandara Enarotali yang berada di samping kanan Pos Paskhas Enarotali, kemudian disusul dan dirangkul oleh Saksi-1 sambil bertanya “Ono opo Mas..?, Ono opo Mas..?, Terdakwa jawab “Senjataku Mas.., Senjataku Mas.., Senjataku dicuri itu orangnya pakai baju putih”, sambil menunjuknunjuk ke arah Apron Bandara Enarotali yaitu arah Pesawat Helicopter MI 171 PK-IOS milik Maskapai AAL yang sedang diparkir di Apron Bandara Enarotali pada saat itu. 13. Bahwa benar dalam penglihatan Terdakwa ada sosok seorang laki-laki yang berperawakan tinggi mengenakan baju kaos warna putih serta celana warna agak gelap, namun Saksi-1 mengatakan bahwa ia tidak melihat sosok orang tersebut, kemudian Terdakwa melihat Saksi-2 mendekati Terdakwa dan Saksi-1 lalu berlari kembali ke Pos Paskhas untuk membangunkan rekan-rekan Paskhas lainnya sementara Saksi-1 berusaha mencari sosok yang Terdakwa maksud, tidak lama kemudian Terdakwa mendengar suara tembakan sebanyak 2 (dua) kali dari arah Apron Bandara Enarotali pada saat itu yang dilakukan oleh Saksi-2, selanjutnya Terdakwa kembali lagi ke Pos Paskhas Enarotali dan bertemu dengan Saksi-3 yang saat itu Terdakwa lihat Saksi-3 juga dalam keadaan panik/bingung karena senjata Saksi-3 juga ikut hilang. 14. Bahwa benar kemudian sekira pukul 05.30 WIT, datang personel dari Satuan samping yaitu Danramil, Danpos Kopassus, Satuan Intel TNI/Polri dan anggota BIN serta Tim IT Polda Papua, selanjutnya secara bersama-sama dengan 1 (satu) regu anggota Paskhas segera melaksanakan penyisiran daerah dekat Dermaga Speed Boat di ujung Run Way 26, selanjutnya segera memerintahkan 1 (satu) regu untuk memakai perlengkapan kemudian melakukan penyisiran di sekitar Kampung Bubairu, Enarotali tepatnya arah Barat dari Pos Paskhas Enarotali, namun tetap tidak membuahkan hasil. 15. Bahwa benar hingga saat ini Terdakwa tidak mengetahui siapa yang telah mencuri ke-2 (kedua) senjata api milik TNI AU yang merupakan senjata api organik Batalyon Komando 464 Paskhas yang diinventariskan kepada Terdakwa yaitu 1 (satu) pucuk senjata jenis Senapan Serbu Automatis jenis SS-1 V-2 K-1 dengan Nomor D-05-0273/94-00299 dan 1 (satu) buah magazen serta 30 (tiga puluh) butir amunisi tajam Kal. 5,56 mm.
33 16. Bahwa benar Terdakwa mengetahui tanggung jawab pengamanan senjata pada saat menjalankan tugas di lapangan merupakan tanggung jawab masing-masing perorangan yang memegang senjata dan untuk perlakuan pengamanan senjata adalah dengan cara senjata harus selalu melekat pada setiap personel, namun dari pengalaman Terdakwa selama bertugas di lapangan terutama di daerah rawan selama tidak ada tempat khusus untuk menyimpan senjata maka satu-satunya cara yang sering Terdakwa gunakan ketika akan istirahat/tidur adalah senjata tersebut ditaruh di bawah tempat tidur untuk dijadikan bantal dengan tali sandang senjata selalu dilingkarkan pada badan Terdakwa. 17. Bahwa benar Terdakwa mengaku bersalah dan menyadari perbuatannya karena pada kenyataannya senjata api milik Terdakwa dan Saksi-3 telah hilang dan itu semua dapat terjadi akibat dari kelalaian Terdakwa dan Saksi-3 yang tidak melakukan pengamanan secara maximal atas senjata inventaris satuan yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga Terdakwa harus siap untuk menerima konsekuensi dari peristiwa hilangnya kedua senjata api yang menjadi pegangan Terdakwa dan Saksi-3. 18. Bahwa benar Terdakwa mohon dapat diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dan lebih berhati-hati lagi ke depan serta akan melaksanakan tugas pengabdian yang lebih baik lagi kepada Negara dan bangsa serta Terdakwa sudah beberapa kali melakukan tugas Operasi Militer antara lain di Aceh tahun 2001 s.d 2004, di Ambon tahun 2004, di Kupang dan Bali saat Bom Bali II serta di Papua tahun 2015 serta di kesatuan Terdakwa memiliki kualifikasi khusus sebagai pasukan komando dan juru komunikasi Paskhas. 19. Bahwa benar dengan hilangnya senjata api organik satuan yang tanggung jawabnya dibebankan kepada Terdakwa, maka setelah kembali dari tempat penugasan Terdakwa langsung diproses secara hukum dan dilakukan penahanan terhadap diri Terdakwa. 20. Bahwa benar selanjutnya kemudian melalui pihak kesatuan Wing II Paskhas, Terdakwa telah menyerahkan uang penggantian sebesar Rp. 5.950.000,- (lima juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah) kepada Pekas Wing II Paskhas untuk keperluan penggantian senjata Organic SS-1 V-2 Nomor Regestrasi : 94-003299/D-05-0273 yang hilang. 21. Bahwa benar selama berdinas sebagai prajurit Paskhas TNI AU sebelumnya Terdakwa tidak pernah dijatuhi hukuman baik disiplin maupun pidana dan Terdakwa sudah berkeluarga dengan mempunyai anak 2 (dua) orang anak yang masih kecilkecil. Menimbang
:
Bahwa sebelumnya terlebih dahulu Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan Oditur Militer dalam Tuntutannya dengan mengemukakan pendapat bahwa mengenai terbukti atau tidaknya Terdakwa bersalah dalam perkara ini sebagaimana dalam Surat Dakwaan Oditur Militer yang sudah dituangkan dalam Surat Tuntutan Hukumannya, termasuk didalamnya mengenai berat ringannya pidana yang akan dijatuhkan kepada diri Terdakwa, Majelis Hakim
34 mempunyai pendapat sendiri yang akan dipertimbangkan lebih lanjut berdasarkan fakta-fakta yang telah terungkap dipersidangan. Menimbang
:
Bahwa terhadap permohonan keringanan hukuman (clementie) yang diajukan Penasehat Hukum Terdakwa serta permohonan dari Terdakwa yang menyampaikan bahwa ia merasa bersalah dan menyesali semua perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulangi kembali dan selanjutnya mohon dijatuhi pidana yang seringan-ringannya, Majelis Hakim juga akan mempertimbangkan sekaligus bersamaan dengan hal-hal yang meringankan dalam perkara Terdakwa lebih lanjut.
Menimbang,
:
Bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah dari seluruh rangkaian perbuatan yang dilakukan Terdakwa sebagaimana yang telah terungkap di persidangan kemudian kepada Terdakwa apakah dapat dipersalahkan atau tidak melakukan tindak pidana sebagaimana dalam Surat Dakwaan Oditur Militer, maka untuk itu Majelis Hakim akan mempertimbangkannya berdasarkan fakta-fakta yang telah terungkap di persidangan.
Menimbang
:
Bahwa untuk dapat menentukan apakah Terdakwa bersalah melakukan tindak pidana ini, maka dari rangkaian perbuatan yang dilakukan Terdakwa tersebut haruslah pula telah cukup memenuhi unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer kepada diri Terdakwa.
Menimbang
:
Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer kepada Terdakwa disusun dalam bentuk Dakwaan Tunggal Pasal 148 ke2 KUHPM, yaitu : “Barangsiapa yang dengan melawan hukum dengan sengaja merusak, membinasakan, membuat tidak terpakai atau menghilangkan suatu barang keperluan perang, ataupun yang dengan sengaja dan semaunya menanggalkan dari diri sendiri suatu senjata, munisi, perlengkapan perang atau bahan makanan yang diberikan oleh Negara kepadanya”.
Menimbang
:
Bahwa dengan demikian Dakwaan Oditur Militer dalam Dakwaan Tunggal Pasal 148 ke-2 KUHPM tersebut mengandung unsurunsur sebagai berikut : Unsur ke-1 : Barang siapa ; Unsur ke-2 : Yang dengan melawan hukum dan dengan sengaja merusak, membinasakan, membuat tidak terpakai atau menghilangkan suatu barang keperluan perang ataupun yang dengan sengaja dan semaunya menanggalkan dari diri sendiri suatu senjata, munisi, perlengkapan perang atau bahan makanan ; Unsur ke-3 : Yang diberikan oleh Negara kepadanya.
Menimbang
:
Bahwa mengenai Dakwaan tersebut, mengemukakan pendapat sebagai berikut : Unsur ke-1 : Barang siapa ;
Majelis
Hakim
35 Bahwa pada dasarnya kata “Barang siapa” adalah menunjukkan kepada siapa orangnya yang harus bertanggungjawab atas perbuatan/kejadian yang didakwakan itu atau setidaktidaknya mengenai siapa orangnya yang harus dijadikan Terdakwa dalam perkara ini. Menurut Buku Pedoman Pelaksanaan Tugas Dan Administrasi Buku II, Edisi Revisi tahun 2004, Halaman 208 dari MAHKAMAH AGUNG RI dan PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG RI Nomor : 1398 K / Pid / 1994 tanggal 30 Juni 1995 terminologi kata “Barang siapa” atau “HIJ” sebagai siapa saja yang harus dijadikan Terdakwa atau setiap orang sebagai subyek hukum yang dinyatakan sehat jasmani dan rohani dan dianggap memiliki kemampuan yang dapat diminta pertanggungjawaban dalam segala tindakannya. Mengacu pada ketentuan Pasal 2 sampai dengan Pasal 9 KUHP yang dimaksud dengan pengertian “Barang Siapa“ sebagai pendukung hak atau subyek hukum adalah orang/manusia pribadi (Naturlijk Persoon) atau badan hukum (Recht Persoon). Berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah dan diperkuat dengan keterangan Terdakwa dan alat bukti lainnya yang diajukan dipersidangan ini, diperoleh fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar seorang yang disidangkan menjadi Terdakwa dalam perkara ini adalah bernama Imron Rosadi pangkat Kopda NRP 527364 menjabat sebagai Wadanru I Ton III Kipan A sampai dengan saat sekarang dengan pangkat Kopda NRP 527364. 2. Bahwa benar Terdakwa tersebut merupakan subjek hukum yang berstatus sebagai prajurit TNI yang sehat jasmani rohaninya serta mampu bertanggung jawab atas segala perbuatan yang dilakukannya di depan hukum dan masuk dalam yustisiabel Peradilan Militer. 3. Bahwa benar berdasarkan Keppera dari Danwing II Paskhas selaku perwira Penyerah Perkara Nomor : Kep/22/VIII/2016 tanggal 15 Agustus 2016, perkara Terdakwa diserahkan dan dilimpahkan ke Pengadilan Militer III-12 Surabaya untuk diperiksa dan diadili. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur kesatu : “Barang siapa” telah terpenuhi. Unsur ke-2
: Yang dengan melawan hukum dan dengan sengaja merusak, membinasakan, membuat tidak terpakai atau menghilangkan suatu barang keperluan perang ataupun yang dengan sengaja dan semaunya menanggalkan dari diri sendiri suatu senjata, munisi, perlengkapan perang atau bahan makanan ;
Yang dimaksud “dengan melawan hukum” berarti si pelaku (Terdakwa) telah melakukan tindakan yang bertentangan dengan kewajiban hukumnya, menyerang kepentingan yang dilindungi oleh hukum. Sedangkan yang dimaksud “dengan sengaja“ atau kesengajaan menurut MVT adalah menghendaki dan menginsafi
36 terjadinya suatu tindakan beserta akibatnya artinya seseorang yang melakukan tindakan dengan sengaja harus menginsafi tindakannya tersebut beserta akibatnya. Ditinjau dari tingkatan (gradasi) ”Kesengajaan” terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu : Kesengajaan sebagai tujuan (oogmerk), berarti terjadinya suatu tindakan atau akibat tertentu adalah betul-betul sebagai perwujudan dari maksud atau tujuan dan pengetahuan dari si Pelaku/Terdakwa. Kesengajaan dengan kesadaran pasti atau keharusan. Yang menjadi sandaran si Pelaku/Terdakwa tentang tindakan dan akibat tertentu itu. Dalam hal ini termasuk tindakan atau akibatakibat lainnya yang pasti/harus terjadi. Kesengajaan dengan menyadari kemungkinan. Atau disebut juga sebagai kesengajaan bersyarat. Yang menjadi sandaran ialah sejauh mana pengetahuan atau kesadaran si Pelaku/Terdakwa tentang tindakan atau akibat terlarang (beserta tindakan atau akibat-akibatnya) yang mungkin terjadi. Untuk mengetahui apakah perbuatan si Pelaku / Terdakwa itu termasuk dalam tingkatan (gradasi) yang pertama, kedua atau ketiga, maka harus diketahui terlebih dahulu apakah memang si Pelaku/Terdakwa itu sudah mempunyai niat/maksud atau tujuan untuk melakukan perbuatan beserta akibatnya. Apabila benar, maka apa yang dilakukan oleh si Pelaku/Terdakwa itu sudah termasuk tingkatan (gradasi) yang pertama, yaitu suatu kesengajaan sebagai tujuan untuk mencapai sesuatu dan seterusnya untuk gradasi tingkatan yang lainnya. Yang dimaksud dengan merusak, membinasakan dan membuat tidak terpakai adalah perbuatan perbuatan yang secara gradual bertingkat dimulai dari yang terberat atau tertinggi, sedangkan yang dimaksud dengan menghilangkan adalah membuat barang itu sama sekali tidak ada lagi bukan karena dimusnahkan atau dibakar dan lain sebagainya. Dengan perkataan lain jika yang menghilangkan itu disuruh mengembalikan sudah tidak mungkin karena memang sudah tidak ada lagi. Yang dimaksud barang keperluan perang adalah meliputi seluruh barang- barang bukan hanya barang-barang yang besar saja sampai yang bukan untuk perorangan termasuk dalam pengertian seperti meriam, tank, alat-alat besar zeni, kendaraan, pesawat terbang, kapal laut, kapal selam dan lain sebagainya akan tetapi juga barang-barang yang sifatnya sepele seperti telepon, kabel telepon, pembungkus, layar perahu, patron dan lain sebagainya. Perlengkapan perang ini termasuk dalam pengertian golongan barang keperluan perang. barang tersebut dikaitkan dengan kemampuan membawa dan ketentuan yang wajib dibawa oleh seorang prajurit misalnya senjata-senjata perseorangan (pistol, garand, bren, granat tangan dan sebagainya termasuk juga meriam untuk satu regu, sedangkan perlengkapan perang alat-alat/kelengkapan untuk perang yang biasanya dipakai atau dibawa perseorangan diluar senjata, seperti misalnya keker (teropong), peta-peta dan sebagainya.
37 Bahwa unsur kedua ini bersifat alternatife, sehingga untuk itu Majelis Hakim akan membuktikan unsur yang paling bersesuaian dengan fakta yang ada di persidangan. Berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah dan keterangan Terdakwa, terungkap fakta hukum sebagai berikut : 1. Bahwa benar sesuai Surat Perintah Dankorpaskhasau Nomor : Sprin /256/III/2015 tanggal 6 Maret 2015 dan Surat Perintah Pangdam XVII/Cendrawasih selaku Pangkoops TNI Papua Nomor : Sprin/702/III/2015 tanggal 16 Maret 2015 pada tanggal 11 Februari 2015 Terdakwa bersama rekan-rekan Terdakwa dari kesatuan Yonko 464 Paskhas berjumlah 40 (empat puluh) orang berangkat menuju Makassar menumpang Pesawat Hercules TNI AU dalam rangka melaksanakan pembekalan selama 2 (dua) minggu di Yonko 466 Paskhas Makassar untuk persiapan melaksanakan tugas operasi Pengamanan Daerah Rawan Papua TA. 2015 BKO Kodam XVII/Cendrawasih. 2. Bahwa benar selanjutnya pada tanggal 11 Maret 2015 Terdakwa bersama rekan-rekan Terdakwa dari kesatuan Yonko 464 Paskhas berangkat menuju Jayapura dan setelah mendapat pembagian tugas, Terdakwa beserta rekan-rekan Terdakwa sejumlah 15 (lima belas) orang personil Paskhas dibawah pimpinan Letda Pas Agus Subekti (Saksi-4) mendapatkan tempat penugasan di Pos Paskhas Enarotali Kab. Paniai, selanjutnya pada tanggal 12 Maret 2015 Terdakwa dan rekan-rekan memulai perjalanannya menuju Pos Paskhas Enarotali Kab. Paniai dan tiba pada tanggal 18 Maret 2015 sekira pukul 17.00 WIT, lalu melaksanakan serah terima tugas dengan Tim Satgas yang lama, dan selanjutnya langsung memulai tugas dalam mengoperasikan Bandara Enarotali Kab. Paniai Papua. 3. Bahwa benar pengoperasian Bandara Enarotali seharusnya dilakukan oleh Departemen Perhubungan akan tetapi karena petugasnya sering diintimidasi oleh kelompok sparatis Papua, maka pengoperasian Bandara tersebut diambil alih oleh TNI Angkatan Udara. 4. Bahwa kondisi benar bangunan Pos Paskhas yang ada di Bandara Enarotali Kabupaten Paniai Papua, bangunan sekelilingnya terbuat dari dinding tembok dengan panjang 12 (dua belas) meter dan lebarnya 7 (tujuh) meter yang terdiri dari 1 (satu) Pos Jaga berada di depan pintu masuk, 1 (satu) Ruang Tengah, 4 (empat) Kamar Tidur dan 1 (satu) Dapur serta 1 (satu) Kamar Mandi dimana tiap ruangan dibatasi oleh dinding kayu tripleks, dan dibelakang bangunan pos penjagaan tersebut terdapat apron (tempat parkir pesawat). 5. Bahwa benar kondisi kamar tidur yang Terdakwa tempati berukuran panjang 3 (tiga) meter dan lebar 2 1/2 (dua setengah) meter, terdapat 1 (satu) pintu yang berhubungan langsung dengan ruang tengah Pos Jaga serta terdapat 2 (dua) buah daun jendela kaca kusen kayu yang berdampingan, namun jendela tersebut tidak pernah dibuka dan sudah diberi pengaman dari bilah papan yang dipaku melintang pada kusen jendela sebagai teralis sehingga tidak memungkinkan kepala orang bisa melewati terali tersebut dan posisi jendela berada tepat di atas kepala Terdakwa dan Pratu Juni Yudi Makarti (Saksi-3) ketika tidur,
38 karena kasur Terdakwa dan Saksi-3 berada di tengah, sementara kasur dari Praka Adi Sofyan berada di sebelah kanan kasur Terdakwa dan kasur Saksi-1 berada di sebelah kiri Kasur Saksi-3. 6. Bahwa benar pada hari Kamis tanggal 13 Agustus 2015 sekira pukul 12.00 WIT, Terdakwa dengan 5 (lima) orang personel Paskhas melaksanakan tugas Pengamanan selaku Parking Master di Bandara Enarotali terhadap kedatangan pesawat Twin Oter dari Maskapai Avia Star yang landing dari Nabire, selanjutnya berangkat lagi menuju Nabire, sementara Pratu Juni Yudi Makarti (Saksi-3) dan Praka Adi Sofyan bertugas untuk memasak dan menyiapkan makanan untuk 15 (lima belas) personel Paskhas pada saat itu. 7. Bahwa benar sekira pukul 19.00 WIT setelah selesai makan malam, Saksi-4 selaku Dan Pos Paskhas mengecek keberadaan anggota dan kelengkapan masing-masing personel, selanjutnya Saksi-4 mengingatkan dan memerintahkan anggota yang akan bertugas melaksanakan Tugas Jaga Serambi diantaranya pada pukul 21.00 WIT hingga pukul 24.00 WIT yang bertugas Terdakwa dan Pratu Susanto, pada pukul 24.00 WIT hingga pukul 02.00 WIT yang bertugas Serda Harjanto dan Pratu Ferry Saiful, pada pukul 02.00 WIT hingga pukul 04.00 WIT yang bertugas Kopda Edi Ridwan dan Pratu Yogi Riyanto, selanjutnya sekira pukul 04.00 WIT hingga pukul 06.00 WIT yang bertugas Taryono (Saksi-2) dan Sertu Didik Sukoyo (Saksi-1). 8. Bahwa benar Terdakwa setelah melaksanakan serah terima tugas Jaga Serambi pada pukul 24.00 WIT kemudian Terdakwa kembali lagi ke kamar untuk menyimpan dan meletakkan kembali senjata organik milik Terdakwa di balik kasur tempat tidur Terdakwa, dengan posisi popor senjata terlipat dan laras senjata mengarah ke arah kasur Saksi-1 dengan posisi magazen mengarah serta rapat ke arah dinding, tepatnya di bawah jendela kamar yang Terdakwa dan rekan-rekan tempati pada saat itu, tepat di bawah bawah bantal kepala Terdakwa dan saat itu Terdakwa masih sempat melihat juga ada laras senjata Saksi-3 di bawah kasur milik Terdakwa, sementara Saksi-3 sedang berbaring di kasur tempat tidurnya sambil bermain Handphone, sementara Saksi-1 dan Pratu Adi Sofyan Terdakwa lihat dalam keadaan tertidur, lalu Terdakwa mengambil Handphone milik Terdakwa untuk mengirim SMS kepada istri Terdakwa lalu tidak lama kemudian Terdakwa tertidur. 9. Bahwa benar belum sempat Terdakwa tertidur pulas, Terdakwa sempat mendengar dan merasakan ada suara getaran dari Handphone milik Saksi-3, lalu beberapa menit kemudian Terdakwa merasakan ada suara dari daun pintu kamar yang menandakan bahwa ada yang bolak balik masuk ke kamar melewati pintu kamar, namun Terdakwa tidak sempat membuka mata untuk memastikan siapa yang masuk dan keluar kamar tersebut, selanjutnya beberapa menit kemudian Terdakwa yang sedang dalam keadaan tertidur tepatnya di bawah jendela kamar sempat merasakan ada suara gemercing dari benturan yang menurut dugaan Terdakwa seperti benturan antar senjata dan besi pengait tali sandang senjata disertai suara Krek.., Krek.., yang menurut Terdakwa berasal dari gesekan antara kayu daun jendela dan kayu kusen jendela yang berada di bagian atas kepala Terdakwa yang saat itu sedang tertidur, namun Terdakwa
39 tidak tahu kenapa susah sekali untuk membuka mata dan terbangun dari tidur, namun rasa penasaran Terdakwa yang membuat Terdakwa tiba-tiba dapat terbangun dengan posisi membalikkan badan serta segera mengecek keberadaan senjata Terdakwa yang ternyata sudah tidak ada di tempatnya, demikian halnya dengan senjata milik Saksi-3. 10. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa bangkit dari tidur dan berlari menuju arah ruang tengah sambil berteriak sekeraskerasnya bahwa senjata milik Terdakwa hilang, lalu dalam keadaan panik, Terdakwa bertemu dengan Saksi-1 dan Saksi-1 mengatakan “Kamu itu mimpi.., Kamu itu ngigau..”, sambil merangkul dan berusaha menggoyang-goyangkankan badan Terdakwa dengan maksud untuk menyadarkan Terdakwa, namun Terdakwa segera berlari meninggalkan Saksi-1 dan keluar dari Pos Paskhas ke arah Serambi depan, selanjutnya menuju arah pintu Apron Bandara Enarotali yang berada di samping kanan Pos Paskhas Enarotali, kemudian disusul dan dirangkul oleh Saksi-1 sambil bertanya “Ono opo Mas..?, Ono opo Mas..?, Terdakwa jawab “Senjataku Mas.., Senjataku Mas.., Senjataku dicuri itu orangnya pakai baju putih”, sambil menunjuk-nunjuk ke arah Apron Bandara Enarotali yaitu arah Pesawat Helicopter MI 171 PK-IOS milik Maskapai AAL yang sedang diparkir di Apron Bandara Enarotali pada saat itu. 11. Bahwa benar dalam penglihatan Terdakwa ada sosok seorang laki-laki yang berperawakan tinggi mengenakan baju kaos warna putih serta celana warna agak gelap, namun Saksi-1 mengatakan bahwa ia tidak melihat sosok orang tersebut, kemudian Terdakwa melihat Saksi-2 mendekati Terdakwa dan Saksi-1 lalu berlari kembali ke Pos Paskhas untuk membangunkan rekan-rekan Paskhas lainnya sementara Saksi-1 berusaha mencari sosok yang Terdakwa maksud, tidak lama kemudian Terdakwa mendengar suara tembakan sebanyak 2 (dua) kali dari arah Apron Bandara Enarotali pada saat itu yang dilakukan oleh Saksi-2, selanjutnya Terdakwa kembali lagi ke Pos Paskhas Enarotali dan bertemu dengan Saksi-3 yang saat itu Terdakwa lihat Saksi-3 juga dalam keadaan panik/bingung karena senjata Saksi-3 juga ikut hilang. 12. Bahwa benar kemudian sekira pukul 05.30 WIT, datang personel dari Satuan samping yaitu Danramil, Danpos Kopassus, Satuan Intel TNI/Polri dan anggota BIN serta Tim IT Polda Papua, selanjutnya secara bersama-sama dengan 1 (satu) regu anggota Paskhas segera melaksanakan penyisiran daerah dekat Dermaga Speed Boat di ujung Run Way 26, selanjutnya segera memerintahkan 1 (satu) regu untuk memakai perlengkapan kemudian melakukan penyisiran di sekitar Kampung Bubairu, Enarotali tepatnya arah Barat dari Pos Paskhas Enarotali, namun tetap tidak membuahkan hasil. 13. Bahwa benar hingga saat ini Terdakwa tidak mengetahui siapa yang telah mencuri ke-2 (kedua) senjata api milik TNI AU yang merupakan senjata api organik Batalyon Komando 464 Paskhas yang diinventariskan kepada Terdakwa yaitu 1 (satu) pucuk senjata jenis Senapan Serbu Automatis jenis SS-1 V-2 K-1 dengan Nomor D-05-0273/94-00299 dan 1 (satu) buah magazen serta 30 (tiga puluh) butir amunisi tajam Kal. 5,56 mm.
40 14. Bahwa benar Terdakwa mengetahui tanggung jawab pengamanan senjata pada saat menjalankan tugas di lapangan merupakan tanggung jawab masing-masing perorangan yang memegang senjata dan untuk perlakuan pengamanan senjata adalah dengan cara senjata harus selalu melekat pada setiap personel, namun dari pengalaman Terdakwa selama bertugas di lapangan terutama di daerah rawan selama tidak ada tempat khusus untuk menyimpan senjata maka satu-satunya cara yang sering Terdakwa gunakan ketika akan istirahat/tidur adalah senjata tersebut ditaruh di bawah tempat tidur untuk dijadikan bantal dengan tali sandang senjata selalu dilingkarkan pada badan Terdakwa. 15. Bahwa benar Terdakwa mengaku bersalah dan menyadari perbuatannya karena pada kenyataannya senjata api milik Terdakwa dan Saksi-3 telah hilang dan itu semua dapat terjadi akibat dari kelalaian Terdakwa dan Saksi-3 yang tidak melakukan pengamanan secara maximal atas senjata inventaris satuan yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga Terdakwa harus siap untuk menerima konsekuensi dari peristiwa hilangnya kedua senjata api yang menjadi pegangan Terdakwa dan Saksi-3. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur kedua ”Yang dengan melawan hukum dan dengan sengaja menghilangkan suatu barang keperluan perang”, telah terpenuhi. Unsur ke-3
:
Yang diberikan oleh Negara kepadanya.
Yang dimaksud dari unsur tersebut adalah benda atau barang yang ada pada si pelaku, bukan miliknya pribadi akan tetapi benda atau barang tersebut adalah pemberian Negara kepada si pelaku sehubungan dengan tugas yang diberikan oleh Negara kepada pelaku tersebut. Berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa dan barang bukti yang terungkap dalam persidangan, terungkap fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa ditugaskan Pamrahwan di Bandara Enarotali Papua berdasarkan Surat Perintah Dankorpaskhasau Nomor : Sprin/256/l11/2015 tanggal 6 Maret 2015 dan Surat Perintah Pangdam XVII/Cenderawasih selaku Pangkoops TNI Papua Nomor : Sprin/702/ll 1/2015 tanggal 16 Maret 2015. 2. Bahwa benar Terdakwa bersama dengan 14 rekannya pada tanggal 18 Maret 2015 mulai melakukan tugas pengamanan pangkalan Bandara Enarotali Kab. Paniai di Papua. 3. Bahwa benar dalam rangka untuk melaksanakan tugas pengamanan daerah rawan tersebut, masing-masing personil dibekali dengan 1 (satu) pucuk senjata SS1 V-1/SPG dan 7 (tujuh) buah Magasen serta 210 (dua ratus sepuluh) butir Amunisi tajam Kal.5,56 mm. 4. Bahwa benar senjata api beserta amunisi yang ada pada Terdakwa tersebut adalah senjata api yang diberikan oleh negara Cq TNI Angkatan Udara kepada Terdakwa karena Terdakwa salah satu anggota TNI AU yang ditugaskan sebagai personil Pengamanan Daerah Rawan di daerah Enarotali Papua.
41
Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur ketiga ” Yang diberikan oleh Negara kepadanya” telah terpenuhi. Menimbang
:
Bahwa dengan telah terpenuhinya semua unsur-unsur yang didakwakan Oditur Militer dalam Surat Dakwaannya, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa terdapat cukup bukti yang sah dan meyakinkan Terdakwa bersalah melakukan tindak pidana : “ Barang siapa yang dengan melawan hukum dan dengan sengaja menghilangkan suatu barang keperluan perang yang diberikan oleh Negara kepadanya”, sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 148 ke-2 KUHP.
Menimbang
:
Bahwa oleh karena selama dalam persidangan Majelis Hakim tidak menemukan adanya alasan pemaaf maupun pembenar pada diri Terdakwa dalam melakukan perbuatannya, maka kepada diri Terdakwa haruslah dipidana dengan diberikan hukuman yang setimpal atas perbuatannya.
Menimbang
:
Bahwa di dalam memeriksa dan mengadili perkara Terdakwa ini secara umum tujuan Majelis Hakim adalah untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan hukum, kepentingan umum dan juga untuk menjaga kepentingan militer. Menjaga kepentingan hukum dalam arti menjaga tetap tegaknya hukum dan keadilan dalam masyarakat, menjaga kepentingan umum dalam arti melindungi masyarakat, harkat dan martabatnya sebagai manusia dari tindakan sewenang-wenang dan menjaga kepentingan militer dalam arti tetap menjaga agar kepentingan militer tidak dirugikan dan sekaligus terus mendorong agar setiap prajurit tetap mematuhi dan menjunjung tinggi ketentuan hukum yang berlaku dalam keadaan yang bagaimanapun juga.
Menimbang
:
Bahwa sebelum sampai pada saat pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis Hakim akan menilai sifat dan hakekat dan akibat dari perbuatan Terdakwa serta hal-hal lain yang mempengaruhi sebagai berikut : 1. Bahwa latar belakang perbuatan Terdakwa disebabkan karena adanya sifat Terdakwa yang ceroboh dan tidak hati-hati yang menyebabkan senjata api inventaris Negara yang di serahkan kepada Terdakwa menjadi hilang. 2. Bahwa hakekatnya Terdakwa melakukan perbuatan tersebut ini karena tidak menerapkan sikap kehati-hatian atau kewaspadaan sebagai seorang prajurit yang telah mendapatkan pelajaran waktu di pendidikan tentang bagaimana pembawaan dan memperlakukan senjata, apalagi senjata api tersebut adalah barang inventaris milik Negara yang dipinjamkan kepadanya dan menjadi tanggung jawab dari Terdakwa ditempat tugas . 3. Bahwa akibat dari perbuatan Terdakwa tersebut dapat saja membahayakan keselamatan diri Terdakwa maupun orang lain jika senjata tersebut jatuh atau diambil oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan demikian pula dengan terjadinya peristiwa senjata telah hilang tersebut dimana senjata tersebut adalah merupakan barang inventaris milik kesatuan Terdakwa maka telah menjadikan jumlah kekuatan materiiel persenjataan di kesatuan Terdakwa menjadi berkurang, walaupun pada akhirnya
42 Terdakwa sudah melakukan (ganti rugi) penggantian untuk pembelian kembali terhadap jenis senjata yang hilang tersebut. Menimbang
:
Bahwa tujuan Pengadilan tidaklah semata-mata hanya memidana orang-orang yang bersalah melakukan tindak pidana, tetapi juga mempunyai tujuan untuk mendidik agar yang bersangkutan dapat insyaf kembali kejalan yang benar, menjadi warga Negara dan Prajurit yang baik sesuai dengan falsafah Pancasila dan Sapta Marga, oleh karena itu Majelis Hakim menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa dalam perkara ini perlu lebih dahulu memperhatikan hal-hal yang dapat meringankan dan memberatkan pidananya yaitu : Hal-hal yang meringankan : Terdakwa belum pernah dihukum. Terdakwa sudah beberapa kali ikut melaksanakan tugas Operasi Militer dan sudah mendapatkan tanda jasa. Terdakwa sudah menyerahkan uang penggantian sebesar Rp. 5.950.000,- (lima juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah) kepada satuan Pekas Wing II Paskhas guna keperluan penggantian senjata yang telah hilang. Hal-hal yang memberatkan : Terdakwa tidak melakukan prosedur pengamanan pembawaan senjata api yang dipercayakan kepadanya. Terdakwa telah ceroboh dan tidak hati-hati dalam pengamanan senjata api yang menjadi tanggung jawabnya. Perbuatan Terdakwa telah merugikan dan mencemarkan nama baik kesatuan Terdakwa Paskhas TNI AU.
Menimbang
:
Bahwa setelah Majelis Hakim mempertimbangkan secara seksama bahwasannya adanya kejadian hilangnya senjata api yang menjadi pegangan Terdakwa ditempat penugasan daerah rawan dimana senjata api tersebut adalah juga diistilahkan sebagai istri kedua Terdakwa, maka hal ini tentunya tidak ada seorangpun prajurit yang menginginkan hal tersebut terjadi dan kejadian ini dinilai oleh Majelis Hakim lebih semata-mata hanya karena sikap ketidak hati-hatian semata dari Terdakwa, demikian juga halnya dimana Terdakwa selama berdinas sebagai prajurit TNI AU hingga dengan sekarang ini belum pernah dihukum, memiliki perilaku yang baik, mempunyai dedikasi dan loyalitas kerja yang tinggi dan tenaga Terdakwa masih diperlukan dikesatuannya serta dari diri Terdakwa sendiri juga sudah sangat menyesali perbuatannya dan memohon diberi kesempatan untuk memperbaiki diri dan akan melaksanakan pengabdian yang lebih baik lagi dimana Terdakwa sudah beberapa kali melakukan tugas Operasi Militer dan sudah mendapatkan tanda jasa serta Terdakwa juga sudah menyerahkan uang penggantian sebesar Rp. 5.950.000,- (lima juta sembilan ratus lima puluh ribu rupiah) kepada Pekas Wing II Paskhas untuk keperluan penggantian senjata Organic SS-1 V-2 Nomor Regestrasi : 94-003299/D-050273 yang hilang.
Menimbang
:
Bahwa demikian pula dengan lamanya proses hukum yang telah dijalani oleh Terdakwa sehubungan dengan perkara ini sejak tahun 2015 hingga sekarang ini, dinilai juga oleh Majelis Hakim sejatinya juga sudah merupakan hukuman tersendiri bagi
43 Terdakwa maupun bagi keluarga Terdakwa, untuk itu Majelis Hakim perlu memberikan hukuman yang tepat terhadap diri Terdakwa. Menimbang
:
Bahwa selanjutnya untuk menentukan Strafmaat atau hukuman yang dianggap sesuai, selaras dan setimpal untuk dijatuhkan terhadap diri Terdakwa yang sesuai dengan perbuatan dan kadar kesalahannya, Majelis Hakim berpendapat bahwa untuk membina seorang prajurit tentunya tidaklah harus selalu dengan diberikan hukuman yang berat karena pada asasnya tujuan dari penghukuman, bagi yang bersalah adalah tetap harus ada sanksi yang tegas dan tujuan penghukuman juga bukanlah semata-mata sebagai balas dendam kepada pelaku, akan tetapi lebih kepada untuk dapat menimbulkan efek jera bagi Terdakwa dan efek cegah agar tidak ditiru oleh prajurit yang lainnya, maka dengan dilandasi rasa keadilan, kepastian hukum serta kemanfaatan dari hukuman itu sendiri bagi Terdakwa, Majelis Hakim berpendapat bahwa terhadap tuntutan pidana penjara dari Oditur Militer tersebut dipandang terlalu berat sehingga Majelis Hakim menilai akan lebih adil apabila dijatuhkan pidana penjara yang lebih ringan dari requisitoir Oditur Militer kepada diri Terdakwa.
Menimbang
:
Bahwa setelah mempertimbangkan sifat dan hakekat serta akibat perbuatan Terdakwa dan pertimbangan akan hal-hal tersebut diatas, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa pidana bersyarat akan lebih bijak dan bermanfaat jika dijatuhkan bagi diri Terdakwa dan hal ini dinilai juga tidak bertentangan dengan kepentingan militer atau pembinaan prajurit di kesatuan Terdakwa dimana masa percobaan selama waktu tertentu nantinya dimaksudkan mendidik kepada Terdakwa untuk dapat merenung agar kedepan lebih berhati-hati dalam bertingkah laku dan pihak dari Atasan maupun Kesatuan Terdakwa akan mampu membina dan mengawasi prilaku Terdakwa selama dalam masa percobaan tersebut.
Menimbang
:
Bahwa setelah meneliti dan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa pidana sebagaimana tercantum pada diktum dibawah ini, adil dan seimbang sesuai dengan kesalahan Terdakwa.
Menimbang
:
Bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana maka ia harus dibebani untuk membayar biaya perkara.
Menimbang
:
Bahwa selanjutnya terhadap barang bukti dalam perkara ini berupa, yaitu : Barang-barang : 1 (satu) butir Slongsong Amunisi cal 5,56 mm ; oleh karena barang tersebut dinilai sudah tidak diperlukan lagi dalam proses persidangan, maka selanjutnya Majelis Hakim perlu menentukan statusnya agar dikembalikan kepada kesatuan Terdakwa Yonko 464 Paskhas. Surat-surat : 6 (enam) lembar Surat Perintah Dankorpaskhasau Nomor : Sprin/256/III/2015 tanggal 6 Maret 2015.
44 5 (lima) lembar Surat Perintah Pangdam XVII/Cendrawasih selaku Pangkoops TNI Papua Nomor : Sprin/702/III/2015 tanggal 16 Maret 2015. 1 (satu) lembar Surat Perintah Dankorpaskhasau Nomor : Sprin/1101/X/2015 tanggal 22 Oktober 2015. 1 (satu) lembar Surat Tanda Penerimaan Laporan Nomor : STPL/11/VIII/2015/Papua/Res Paniai tanggal 14 Agustus 2015. 1 (satu) lembar foto 6 (enam) buah Magazen dan 180 (seratus delapan puluh) butir Amunisi yang masih tersisa pada Terdakwa. Oleh karena surat-surat tersebut erat kaitan dengan perkara ini dimana sejak awal sudah melekat satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan sebagai kelengkapan dalam berkas perkara Terdakwa, maka selanjutnya Majelis Hakim perlu menentukan statusnya untuk tetap dilekatkan dalam berkas perkara. Mengingat
:
Pasal 148 ke-2 KUHPM Jo Pasal 14a KUHP Jo Pasal 15 KUHPM dan ketentuan peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan dengan perkara ini. MENGADILI
1. Menyatakan Terdakwa tersebut di atas yaitu : IMRON ROSADI, KOPDA NRP 527364, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana : “Yang dengan melawan hukum dan dengan sengaja menghilangkan suatu barang keperluan perang yang diberikan oleh Negara kepadanya”. 2.
Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan : Pidana
:
Penjara selama 6 (enam) bulan dengan masa percobaan selama 8 (delapan) bulan. Dengan perintah supaya pidana tersebut tidak usah dijalani kecuali apabila dikemudian hari ada putusan Hakim yang menentukan lain disebabkan karena Terpidana melakukan suatu perbuatan pidana atau pelanggaran disiplin prajurit sebagaimana tercantum dalam Pasal 8 Undang-undang R.I. Nomor : 25 tahun 2014 tentang Hukum Disiplin Militer.
3.
Menetapkan barang bukti berupa : Barang-barang : 1 (satu) butir Slongsong Amunisi cal 5,56 mm, dikembalikan ke kesatuan Terdakwa Yonko 464 Paskhas. Surat-surat : a. 6 (enam) lembar Surat Perintah Sprin/256/III/2015 tanggal 6 Maret 2015.
Dankorpaskhasau
Nomor
:
b. 5 (lima) lembar Surat Perintah Pangdam XVII/Cendrawasih selaku Pangkoops TNI Papua Nomor : Sprin/702/III/2015 tanggal 16 Maret 2015. c. 1 (satu) lembar Surat Perintah Sprin/1101/X/2015 tanggal 22 Oktober 2015.
Dankorpaskhasau
Nomor
:
45 d. 1 (satu) lembar Surat Tanda Penerimaan Laporan STPL/11/VIII/2015/Papua/Res Paniai tanggal 14 Agustus 2015.
Nomor
:
e. 1 (satu) lembar foto 6 (enam) buah Magazen dan 180 (seratus delapan puluh) butir Amunisi yang masih tersisa pada Terdakwa. Tetap dilekatkan dalam berkas perkara. 4. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah). Demikian diputuskan pada hari ini Senin tanggal 20 Pebruari 2017 di dalam Musyawarah Majelis Hakim oleh Wahyupi, S.H., M.H. Letkol Sus NRP 524404 sebagai Hakim Ketua, serta Rizki Gunturida, S.H. Mayor CHK NRP 11000000640270 dan Abdul Halim, SH Mayor Chk NRP 11020014330876 masing-masing sebagai Hakim Anggota I dan sebagai Hakim Anggota II, yang diucapkan pada hari dan tanggal yang sama oleh Hakim Ketua di dalam sidang yang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut di atas, Oditur Militer Gagan Hertawan, S.H. Mayor Chk NRP 11010002381171, Penasehat Hukum I Gde Prabawa, SH Kapten Sus NRP 539549 dan Panitera Pengganti Rudianto, Pelda NRP 21960347440875 serta dihadapan umum dan Terdakwa. HAKIM KETUA Cap/ttd
WAHYUPI, SH.,MH LETKOL SUS NRP 524404 HAKIM ANGGOTA - I
HAKIM ANGGOTA - II
ttd
ttd
RIZKI GUNTURIDA, S.H. MAYOR CHK NRP 11000000640270
ABDUL HALIM, SH MAYOR CHK NRP 11020014330876
PANITERA PENGGANTI ttd
RUDIANTO PELDA NRP 21960347440875