PENGADILAN MILITER III-12 S U R A B A Y A
P U T U S A N Nomor : 78-K / PM.III-12 / AD / IV / 2017 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum di bawah ini dalam perkara Terdakwa : Nama lengkap Pangkat / NRP Jabatan Kesatuan Tempat, tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
AGUS EKO PRASETYO Serka / 21020079820883 Ba Hubdam V/Brawijaya Hubdam V/Brawijaya Malang, 27 Agustus 1983 Laki-laki Indonesia Islam Asrama Hubdam V/Brw Jln. Moh Wiyono No. 1 RT. 05 Rw. 11 No. F2 Kel. Kesatrian Kec. Blimbing Kota Malang
Terdakwa ditahan oleh: 1. Kahubdam V/Brawijaya selaku Ankum selama 20 hari terhitung mulai tanggal 18 Desember 2015 sampai dengan 6 Januari 2016, berdasarkan Surat Keputusan Penahanan Sementara Nomor: Skep/03/XII/2016 tanggal 18 Desember 2015. 2.
Pangdam V/Brawijaya selaku Perwira Penyerah Perkara, sebagai berikut: a. Perpanjangan Penahanan ke-1 selama 30 hari terhitung mulai tanggal 7 Januari 2016 sampai dengan tanggal 5 Pebruari 2016 berdasarkan Keputusan Perpanjangan Penahanan Nomor Kep/6/I/2016 tanggal 6 Januari 2016. b. Perpanjangan Penahanan ke-2 selama 30 hari terhitung mulai tanggal 6 Pebruari 2016 sampai dengan tanggal 6 Maret 2016 berdasarkan Keputusan Perpanjangan Penahanan Nomor Kep/28/II/2016 tanggal 5 Pebruari 2016.
3. Kemudian dibebaskan dari Penahanan terhitung mulai tanggal 7 Maret 2016 berdasarkan Keputusan Pembebasan Penahanan dari Pangdam V/Brawijaya selaku Papera Nomor Kep/50/II/2016 tanggal 26 Pebruari 2016. Pengadilan Militer III-12 Surabaya tersebut di atas: Membaca
: Berita Acara Pemeriksaan dalam perkara ini.
Memperhatikan : 1. Keputusan Pangdam-V/Brawijaya selaku Papera Nomor : Kep/55/II/2017 tanggal 16 Pebruari 2017 tentang Penyerahan Perkara; 2. Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer III-12 Surabaya Nomor : Sdak/32/K/AD/II/2017 tanggal 28 Februari 2017. 3. Penetapan Kadilmil III-12 Surabaya Nomor: Tapkim/78/PM.III12/AD/IV/2017 tanggal 12 April 2017, tentang Penunjukan Hakim. 4. Penetapan Hakim Ketua Nomor Tapsid/78/PM.III-12/AD/IV/2017, tanggal 13 April 2017, tentang Hari Sidang.
2 5. Penetapan Panitera Pengadilan Militer III-12 Surabaya Nomor : Taptera/78/PM.III-12/AD/IV/2017, tanggal 13 April 2017 tentang Penunjukan Panitera Pengganti. 6. Surat Kaotmil III-12 Surabaya tentang Panggilan menghadap persidangan kepada Terdakwa dan para Saksi;
untuk
7. Surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini. Mendengar
: 1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer III-12 Surabaya Nomor : Sdak/32/K/AD/II/2017 tanggal 28 Februari 2017, di depan sidang yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini. 2. Hal-hal yang diterangkan oleh Terdakwa di persidangan serta keterangan para Saksi di bawah sumpah.
Memperhatikan : 1. Tuntutan pidana ( Requisitoir ) Oditur Militer yang diajukan kepada Majelis Hakim di persidangan, yang pada pokoknya Oditur Militer menyatakan bahwa: a. Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Setiap penyalah guna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri”, sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana menurut Pasal 127 Ayat (1) huruf a UU RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. b. Oleh karenanya Oditur Militer mohon agar Terdakwa dijatuhi hukuman berupa : Pidana Pokok
: Penjara selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan. Dikurangi selama Terdakwa menjalani penahanan.
Pidana Tambahan: c.
Dipecat dari dinas militer TNI AD.
Menetapkan barang bukti berupa: 1) Barang: -
1 (satu) set bong/alat menghisap sabu sabu.
Dirampas untuk dimusnahkan. 2)
Surat: a) 3 (tiga) lembar Surat Keterangan hasil Berita acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik dari Bareskrim Polri cabang Surabaya No. Lab : 9706/NNF/2016 tanggal 28 Desember 2015. b) 1 (satu) lembar foto barang bukti 1 (satu) set bong/alat menghisap sabu-sabu. Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
d. Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah). e.
Mohon agar Terdakwa ditahan.
3 2. Pembelaan (Pledoi) yang diajukan oleh Tim Penasihat Hukum Terdakwa yang disampaikan di persidangan pada hari Senin tanggal 22 Mei 2017 yang pada pokoknya, sebagai berikut: a. Tentang keterangan para Saksi, keterangan Terdakwa dan fakta hukum di persidangan. b. Tentang analisa fakta. 1) Bahwa benar pada tanggal 11 Desember 2015 Saksi1 (Pelda Anjas Moch. Jasminto) telah menemukan botol pocari, sedotan dan kaca dari dalam saku pakaian PDU Terdakwa yang tergantung di dalam lemari pakaian di kamar mess Terdakwa namun oleh Saksi-1. Tidak pernah ditunjukkan kepada Terdakwa. 2) Bahwa benar Terdakwa menyampaikan pada Saksi1, (Pelda Anjas Moch. Jasminto) pada tanggal 10 Desember 2015 Terdakwa bersama Saksi-3 (sertu Moh. Basori) dan Saksi-4 (sertu Moch. Amiril Mu‟minin) telah menggunakan sabu-sabu di dalam kamar mess Terdakwa di Asrama Hubdam V/Brawijaya. 3) Bahwa benar pada tanggal 18 Desember 2015 oleh Saksi-1 (Pelda Anjas Moch. Jasminto) Terdakwa baru dilaporkan ke Denpom V/3 Malang. 4) Bahwa benar sejak Tahun 2011 sampai selama ini Terdakwa melakukan pengobatan dan rehabilitasi medis di RST Soepraoen Malang. 5) Bahwa Terdakwa dalam perkara ini bisa di indikasikan korban konspirasi dari oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab hal tersebut terbukti dengan tidak diperiksanya sdr. Adi sebagai saksi kunci dan sekaligus pemilik barang bukti yang katanya barang tersebut di beli oleh Terdakwa yaitu narkotika jenis shabu-shabu sengaja dibiarkan kabur serta tidak diupayakan pencarian sehingga berdasarkan fakta hukum tersebut haruslah menjadi pertimbangan bagi Majelis Hakim dalam menentukan apakah Terdakwa dapat atau tidak dapat dikualifikasikan sebagai penyalahguna Narkotika jenis Shabu-shabu. 6) Bahwa apa yang di sampaikan Oditur Militer pada Hal 10 huruf d yang mengatakan Terdakwa menggunakan Shabu-shabu bersama dengan saksi 3 dan saksi 4 adalah tidak benar karena setelah di adakan pemeriksaan di ruang persidangan terhadap saksi 3 dan saksi 4 mengatakan bahwa kalau saksi 3 dan saksi 4 tidak pernah mengkonsumsi narkotika jenis Shabu-shabu dengan Terdakwa artinya apa bahwa uraian yang di sampaikan oditur militer adalah tidak mendasar dan tidak sesuai apa yang di nyatakan saksi 3 dan saksi 4 di ruang persidangan maka uraian Oditur Militer tersebut harus di abaikan. 7) Bahwa dalam hal ini keterangan Pelda Anjas M. Jasminto (saksi 1), serda Denny saksi (2), Sertu Basori (saksi 3), Sertu Moh. Amiril saksi (4), ASN Ainul Yakin Saksi (5), ASN Sony (saksi 6), dan ASN Winarko Saksi (7) menerangkan dalam persidangan bahwa saksi tidak mengetahui secara langsung Terdakwa mengkonsumsi Narkotika jenis Shabu-shabu sehingga keterangan para
4 saksi tersebut mohon kiranya menjadi pertimbangan Majelis Hakim yang mulia untuk memutuskan pidana kepada Terdakwa dan dipertegas dalam pasal 185 ayat 1 KUHP menyatakan bahwa keterangan saksi yang dinyatakan di persidangan harus mengenai apa yang ia lihat dengan mata kepala sendiri, ia dengar dengan telinga sendiri, ia alami dengan panca indra sediri, adalah keterangan saksi sebagai alat bukti yang sah. Sehingga sesuai dakwaan oditur Militer supaya dapat menuntut terdakwa di paksakan sehingga dakwaan oditur terpenuhi sehingga terdakwa bisa dipidana. 8) Bahwa suatu contoh jika dalam pemeriksaan saksi di dalam persidangan hanya ada 2 (dua) orang saksi yang telah disumpah memberi keterangan kesalahan Terdakwa meskipun kemungkinan hakim berkeyakinan bahwa Terdakwa tidak melakukan pelanggaran hukum maka hakim akan menjatuhkan putusan adanya kesalahan bagi Terdakwa tersebut karena keyakinan Hakim tersebut datang dari alat pembuktian yang ditentukan oleh amanat Undangundang. 9) Bahwa sebaliknya didalam persidangan jika ada 2 (dua) orang saksi yang telah disumpah menyatakan tidak adanya kesalahan yang dilakukan Terdakwa maka walaupun Hakim berkeyakinan bahwa Terdakwa telah melakukan pelanggaran hukum maka hakim harus membebaskan Terdakwa karena keyakinan Hakim tersebut datang dari alat pembuktian yang ditentukan oleh amanat Undang-undang. 10) Bahwa menurut Moch. Faisal Salam, SH., MH dalam bukunya Hukum Acara Pidana Militer Di Indonesia Hal. 198 mengatakan bahwa Pengakuan saja oleh Terdakwa belum cukup menjamin bahwa Terdakwa benar yang bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan dan dipertegas dalam Pasal 189 ayat 4 KUHAP Jo Pasal 175 ayat 4 UU RI No 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer. 11) Bahwa dalam hukum pembuktian dianut prinsip Asas Unus Testis Nullus Testis, sehingga dalam perkara ini memenuhi Azas Unus Testis Nullus testis dan sehingga Terdakwa sangat layak untuk dibebaskan dari segala dakwaan dan atau dilepaskan dari segala tuntutan hukum. Hal ini berdasarkan atas Pasal 183 KUHAP Jo Pasal 171 UU No 31 tahun 1997 yakni undang-undang melarang Majelis Hakim untuk menjatuhkan pidana pada seorang Terdakwa bila pembuktian tidak memenuhi syarat sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah « Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan sekurangkurangnya 2 (dua) alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukan». Pasal ini bukan saja mengisyaratkan, tetapi secara tegas melarang menjatuhkan pidana apabila tidak memenuhi syarat minimal pembuktian. 12) Terhadap Alat Bukti Surat yang diajukan dan dilampirkan dalam Berkas Perkara Pidana ini (hasil tes urine Terdakwa) juga harus dikesampingkan sebab dari seluruh pemeriksaan perkara ini tidak ada satupun pihak yang mengetahui apakah benar urine Terdakwa yang diperiksa di
5 Laboratoris kriminalitas dari Bareskrim Polri cabang Surabaya Nomor Lab : 9706/NNF/2015 tanggal 28 Desember 2015 adalah sampel urine milik Terdakwa atau sampel urine milik orang lain karena Terdakwa pada waktu itu tidak diberikan kesempatan untuk menyaksikan proses pemeriksaan, sehingga beralasan hukum untuk dikesampingkan. 13) Bahwa fakta tersebut diatas terbukti terdakwa merupakan korban menurut Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 04 tahun 2010 adalah pada pokoknya menyebutkan bilamana terdakwa pada saat ditangkap penyidik polri dan BNN dalam kondisi tertangkap tangan dengan rincian kelompok METHAMPHETAMIN (SHABU-SHABU) kurang satu gram di sebut Terdakwa pemakai merupakan korban. 14) Bahwa berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 07 tahun 2009 tentang menempatkan pemakai Narkotika ke dalam antiterapi dan rehabilitasi, sebelumnya pasal 47 UU RI No. 22 tahun 1997 diubah ke dalam UURI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika: (1) Hakim yang memeriksa perkara pecandu Narkotika dapat: a. Memutus untuk memerintahkan yang bersangkutan menjalani pengobatan dan/atau perawatan, apabila pecandu narkotika tersebut terbukti bersalah melakukan tindak pidana Narkotika. 15) Bahwa dari analisa kami tersebut di atas sesuai fakta dalam persidangan mohon kiranya Majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini mohon kiranya di jadikan bahan pertimbangan dalam memutus Perkara Terdakwa menurut hukum serta bilamana terbukti bersalah melakukan tindak pidana Narkotika menjatuhkan hukuman seringan-ringannya serta menghapuskan hukuman pidana tambahan pemecatan dari dinas Militer terhadap Terdakwa. c. Tentang analisa yuridis pembuktian unsur-unsur tindak pidana. Bahwa mengenai pembuktian unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer, Penasihat Hukum Terdakwa menyatakan tidak sependapat dan menyatakan seluruh unsur tindak pidana baik unsur kesatu maupun kedua tidak terbukti. d. Bahwa berdasarkan fakta hukum sebagaimana yang dikemukakan dalam pembelaannya tersebut, Penasihat Hukum mohon agar Majelis Hakim Pengadilan Militer III-12 Surabaya berkenan untuk memutuskan : 1) Menyatakan bahwa Terdakwa Serka Agus Eko Prasetyo NRP 21020079820883 Baur Balkir Gudmalhub Hubdam V/Brawijaya tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagaimana yang telah didakwakan oleh Oditur Militer 111-12 Surabaya pada dakwaannya maupun dalam uraian unsur Tuntutannya, oleh karenanya membebaskan Terdakwa dari segala dakwaan dan segala tuntutan hukum, dengan demikian mohon kiranya Majelis Hakim Yang Terhormat tidak memidana Terdakwa karena Terdakwa benar-benar sakit dan perlu untuk direhabilitasi medis, dasar kami memohon yang pertama
6 Terdakwa tidak tertangkap tangan melainkan melaporkan diri; 2) Membebaskan Terdakwa dari semua tuntutan hukum (Vrijspraak) atau setidak-tidaknya melepaskan dari semua tuntutan hukum (Ontslaag Van Alle Rechtsvervolging; 3) Mengembalikan hak-hak Terdakwa pada keadaan semula dan merehabilitasi nama baik Terdakwa; 4) Memulihkan hak-hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan serta harkat dan martabatnya; 5) Atau
Membebankan biaya perkara kepada negara ;
Apabila Majelis Hakim mempunyai pendapat lain terhadap perkara ini, mohon putusan yang seadil-adilnya menurut hukum pidana yang berlaku di Negara Indonesia. 3. Replik Oditur Militer atas Pembelaan Tim Penasihat Hukum Terdakwa yang disampaikan di persidangan pada hari Senin tanggal 29 Mei 2017, yang pada pokoknya sebagai berikut: a. Bahwa apa yang diuraikan oleh Penasihat Hukum Terdakwa dalam pokok materi fakta-fakta persidangan dalam pleidoinya, menurut Oditur Militer merupakan rumusan yang tidak tepat, seharusnya kalau Penasihat Hukum menyebutkan fakta-fakta persidangan, maka yang harus diuraikan adalah semua fakta yang terungkap di persidangan tentunya fakta tersebut bisa saja didapat dari keterangan para Saksi, Terdakwa dan barang bukti. Sementara apa yang diungkapkan Penasihat Hukum Terdakwa dalam pleidoinya pada halaman 2 sampai dengan halaman 16 merupakan fakta hukum, yang menurut Penasihat Hukum berkaitan dengan pembuktian salah satu unsur tindak pidana yakni seperti apa yang disebutkan Penasihat Hukum tentang unsur “Penyalahgunaan Narkotika Golongan I bagi diri sendiri”. b. Bahwa Penasihat Hukum Terdakwa sepertinya kurang memahami apa yang dimaksud dengan unsur “Penyalahgunaan Narkotika Golongan I bagi diri sendiri” dalam perkara Terdakwa, sehingga uraiannya tidak sampai pada apa yang sebenarnya dikehendaki Penasihat Hukum. Untuk membuktikan unsur “Penyalahgunaan Narkotika Golongan I bagi diri sendiri” dalam perkara Narkotika sebagaimana yang didakwakan kepada Terdakwa sebenarnya sangat mudah sekali mengingat dalam uraian poin 1 (satu) sampai dengan 14 (empat belas) halaman 9 (sembilan) pleidoi Penasihat Hukum telah menguraikan, bahwa “Terdakwa menggunakan Narkotika sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 dan Terdakwa mengkonsumsi sabu-sabu kurang lebih 2 (dua) kali dalam setiap bulan dan pada tanggal 10 Desember 2015 Terdakwa mengkonsumsi Narkotika jenis sabusabu bersama Saksi-3 dan Saksi-4 dalam kamar Terdakwa di Mess Hubdam V/Brawijaya Malang, hal ini menunjukkan jika Terdakwa telah menggunakan Narkotika Golongan I bagi diri sendiri, bukan sekedar mencoba-coba. Berdasarkan uraian tersebut di atas, Oditur berkesimpulan alasan-alasan dari Penasihat Hukum Terdakwa yang dijadikan
7 dasar pengajuan keberatan atas tuntutan Oditur Militer sangat tidak beralasan, sehingga permohonan Penasihat Hukum Terdakwa harus ditolak dan mohon kepada Majelis Hakim dalam memutus perkara Terdakwa dengan putusan yang seadil-adilnya atas dasar keyakinan Majelis Hakim (Ex Aequo Et Bono). 4. Duplik Tim Penasihat Hukum Terdakwa atas Replik Oditur Militer yang disampaikan di persidangan pada hari Jumat tanggal 2 Juni 2017 yang pada pokoknya membantah dan menyangkal Replik Oditur Militer yang menyatakan, bahwa dalam menguraikan materi fakta-fakta dalam persidangan Penasihat Hukum Terdakwa kurang tepat dan kurang memahami apa yang dimaksud dengan unsur Penyalahgunaan Narkotika Golongan I bagi diri sendiri, yang menurut Penasihat Hukum Terdakwa dalam menguraikan fakta-fakta hukum sudah tepat dan berdasar sesuai keterangan para Saksi, serta menegaskan kembali apa yang telah dikemukakan dalam pleidoinya, yaitu: a. Bahwa perkara Terdakwa memenuhi Asas Unus Testis Nullus Testis, sehingga Terdakwa sangat layak untuk dibebaskan dari segala dakwaan dan atau dilepaskan dari segala tntutan hukum. b. Bahwa alat bukti surat yang diajukan dan dilampirkan dalam berkas perkara (hasil tes urine Terdakwa) harus dikesampingkan, karena dari seluruh pemeriksaan perkara tidak ada satupun pihak yang mengetahui apakah benar urine Terdakwa yang diperiksa di Laboratorium Kriminal dari Bareskrim Cabang Surabaya Nomor; 9706/NNF/2015 tanggal 28 Desember 2015 adalah sampel urine milik Terdakwa atau sampel urine milik orang lain karena Terdakwa pada waktu itu tidak diberikan kesempatan untuk menyaksikan proses pemeriksaan, sehingga beralasan hukum untuk dikesampingkan. Berdasarkan hal-hal dan alasan hukum sebagaimana yang dikemukakan dalam pledoi maupun dupliknya tersebut di atas, Penasihat Hukum Terdakwa memohon kepada Majelis Hakim berkenan untuk memutuskan, sebagai berikut: a. Menolak Replik dari Oditur Militer untuk seluruhnya. b. Membebaskan Terdakwa dari semua tuduhan hkum (Vrijspraak) dan atau melepaskan dari segala tuntutan hukum (Ontslaag van alle rechtvervolging). c. Menyatakan menurut hukum merehabilitasi harkat dan nama baik Terdakwa seperti sediakala. d. Membebankan biaya perkara kepada negara. Menimbang
: Bahwa berdasarkan Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer III-12 Surabaya tersebut di atas, Terdakwa didakwa telah melakukan tindak pidana sebagai berikut : Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempat-tempat tersebut di bawah ini, yaitu pada tanggal sepuluh bulan Desember tahun 2000 lima belas atau setidak-tidaknya pada suatu hari dalam tahun 2000 lima belas bertempat di Asrama Hubdam V/Brawijaya atau setidak-tidaknya di suatu tempat
8 yang termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Militer III-12 Surabaya telah melakukan tindak pidana : “Setiap Penyalah guna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri”. Perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut: a. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI-AD pada tahun 2002 melalui pendidikan Secaba Pk di Kodam V/Brw setelah lulus kemudian dilantik dengan pangkat Serda kemudian ditempatkan di Hubdam V/Brw selanjutnya pada tahun 2003 ditempatkan di Yonif 500/Raider dan pada tahun 2010 beralih tugas di Hubdam V/Brw sampai dengan saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara sekarang ini dengan pangkat terakhir Sertu NRP 21020079820883. b. Bahwa Terdakwa kenal dengan Sertu Muh Bashori (Saksi-3) dan Sertu Moch Amiril Mu‟minin (Saksi-4) pada tahun 2010 di kolam renang Jasdam V/Brw Jl. Pemandian Malang dalam hubungan senior dan yunior serta tidak ada hubungan keluarga/famili. c. Bahwa pada tanggal 10 Desember 2015 sekira pukul 18.45 Wib, Terdakwa membeli Narkoba jenis sabu-sabu dari Sdr. Adi di pinggir jalan Raya Singosari Malang tepatnya di depan samping kiri rumah makan Istana Singosari Malang sebanyak 1/4 (seperempat) gram dengan harga sebesar Rp. 600.000,00 (enam ratus ribu rupiah), yang Terdakwa beli secara patungan dengan Saksi-3. d. Bahwa setelah membeli Narkotika jenis sabu-sabu, Terdakwa pulang ke Asrama Hubdam V/Brw Jl. Moh Wiyono No. 1 RT. 05 RW. 11 No. F2 Kel. Kesatrian Kec. Blimbing Malang dan sekira pukul 19.30 Wib sampai dengan pukul 20.30 Wib Terdakwa menggunakan Narkotika jenis sabu-sabu bersama dengan Saksi-3 dan Saksi-4 di dalam kamar Terdakwa. e. Bahwa cara menggunakan sabu-sabu Terdakwa menghisap secara bergantian dengan saksi-3 dan Saksi-4 dengan cara sabu-sabu ditaruh di atas pipet kaca kemudian dibakar menggunakan korek api lalu dihisap dengan menggunakan sedotan plastik yang dirangkai/dimasukan ke dalam botol pocari yang sudah diisi dengan air dan disambungkan lagi dengan sedotan plastik yang satunya. f. Bahwa dampak Terdakwa memakai atau mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu tersebut Terdakwa merasa senang, tenang dan rasa sakit di kepala terasa hilang, sedangkan akibat seringnya mengkonsumsi sabu-sabu tersebut Terdakwa sekarang menjadi pelupa. g. Bahwa sejak tahun 2008 sampai dengan 2010 Terdakwa sudah sering kali membeli Narkotika jenis sabu-sabu kepada Sdr. Adi kurang lebih 2 (dua) kali setiap bulannya mulai harga sebesar Rp450.000,00 (empat ratus ribu rupiah) sampai dengan harga Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) dalam ¼ (seperempat) gramnya. h. Bahwa berdasarkan hasil Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik dari Pusat Laboratorium Forensik Cabang Surabaya Badan Reserse Kriminal Polri Nomor Lab: 9706/NNF/2015 tanggal 28 Desember 2015 berkesimpulan bahwa Urine Terdakwa dan seperangkat alat hisap bekas
9 dipakai serta sedotan plastik yang disita rumah Terdakwa adalah benar/positif mengandung Metamfetamina yang terdaftar dalam Golongan I Nomor Urut 61 Lampiran I UndangUndang Republik Indonesia Nomor: 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Berpendapat, bahwa perbuatan Terdakwa tersebut telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam : ’’Pasal 127 Ayat (1) huruf a UU RI N0.35 tahun 2009 tentang Narkotika”. Menimbang
: Bahwa terhadap Dakwaan Oditur Militer, Terdakwa menyatakan mengerti isi dakwaan serta perbuatan apa yang didakwakan kepada dirinya dan terhadap dakwaan Oditur Militer tersebut, Terdakwa maupun Penasihat Hukumnya menyatakan tidak mengajukan keberatan atau eksepsi.
Menimbang
: Bahwa Terdakwa di persidangan didampingi oleh Tim Penasehat Hukum dari Kumdam V/Brawijaya, yaitu: Kapten Chk Sunaryo Wahyu, S.H. NRP 548426, Kaurturjuk Siundang Kumdam V/Brawijaya dkk 4 (empat) orang, berdasarkan Surat Perintah Kakumdam V/Brawijaya Nomor: Sprin/115/V/2017 tanggal 2 Mei 2017 dan Surat Kuasa Khusus dari Terdakwa tanggal 3 Mei 2017.
Menimbang
: Bahwa para Saksi yang dihadapkan di persidangan menerangkan di bawah sumpah sebagai berikut : Saksi-1: Nama Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat/tangal lahir Jenis Kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : ; : :
Anjas Moch Jasminto Pelda/21950299681275 Bati Pampers Situud Hubdam V/Brw Ngawi, 14 Desember 1975 Laki-laki Indonesia Islam Asrama Hubdam V/Brw Jln. Moch Wiyono No. 1 Rt. 05 Rw. 11 No. F5 Kel. Kesatrian Kec. Blimbing Kota Malang
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa pada tahun 2004 pada saat Terdakwa masuk dan berdinas di Hubdam V/Brw dalam hubungan sebagai atasan dan bawahan, antara Terdakwa dengan Saksi tidak ada hubungan keluarga dan Terdakwa masih berstatus dinas aktif. 2. Bahwa Saksi pada hari Jumat tanggal 11 Desember 2015 sekira pukul 07.30 Wib mendapat perintah lisan dari Kaurpam Hubdam V/Brw (Kapten CHB Kacung) agar melakukan pemeriksaan rumah Terdakwa di Asrama Hubdam V/Brw Jln. Moch Wiyono No. 1 Rt. 05 Rw. 11 No. F5 Kel. Kesatrian Kec. Blimbing Kota Malang, karena Terdakwa tidak apel pagi dan ada yang tidak beres. 3. Bahwa Saksi kemudian berangkat bersama dengan Provoost Praka Nurwiyanto ke rumah Terdakwa di Asrama Hubdam V/Brw Jln.
10 Moch Wiyono No. 1 Rt. 05 Rw. 11 No. F5 Kel. Kesatrian Kec. Blimbing Kota Malang, setelah masuk rumah melihat Terdakwa masih tidur lalu Saksi membangunkan Terdakwa dan bertanya “mengapa tidak apel” tetapi Terdakwa tidak menjawab dan hanya mengatakan “siap salah”. 4. Bahwa Saksi selanjutnya masuk ke kamar Terdakwa memeriksa dalam almari menemukan seperangkat alat hisap berupa 1 (satu) buah botol Pocari Sweat, 2 (dua) buah sedotan warna putih dan 1 (satu) buah Speet dari kaca yang sudah pecah di dalam kantong saku baju PDU milik Terdakwa. 5. Bahwa Saksi selanjutnya memanggil Terdakwa menunjukan barang bukti berupa : 1 (satu) buah botol minuman Pocari Sweat, 2 (dua) buah sedotan warna putih dan 1 (satu) buah Speet yang terbuat dari kaca yang sudah pecah, disaksikan Praka Nurwiyanto dan Terdakwa mengaku barang tersebut miliknya, alat untuk menghisap sabu-sabu. 6. Bahwa Saksi kemudian membawa barang bukti tersebut ke kantor dan menyerahkannya kepada Kaurpam, setelah itu Saksi diperintahkan untuk memeriksa Terdakwa. 7. Bahwa menurut keterangan Terdakwa, barang bukti berupa 1 (satu) buah botol minuman Pocari Sweat, 2 (dua) buah sedotan warna putih, dan 1 (satu) buah Speet yang terbuat dari kaca yang sudah pecah yang ditemukan Saksi di dalam kantong baju PDH milik Terdakwa tersebut telah digunakan untuk mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu. 8. Bahwa Terdakwa mengaku mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu pada hari Kamis tanggal 10 Desember 2015 sekira pukul 19.30 Wib sampai dengan pukul 22.30 Wib di dalam kamar rumah Terdakwa di Asrama Hubdam V/Brw Jln. Moch Wiyono No. 1 Rt. 05 Rw. No. F5 Kel. Kesatrian Kec. Blimbing Kota Malang bersama dengan Saksi-3 dan Saksi-4. 9. Bahwa Terdakwa tinggal di Asrama bersama Peltu Sunardi, Serda Suherman, Serda Denny dan Serda Kiara tetapi Terdakwa di kamar sendiri dan alat hisap ditemukan di saku baju PDU yang ada papan nama Terdakwa. 10. Bahwa Terdakwa mengaku memperoleh Narkotika jenis sabusabu dari Sdr. Adi alamat Gempol Pasuruan dengan cara membeli di pinggir jalan di depan samping kiri Rumah Makan Istana Singosari Malang. 11. Bahwa Saksi tidak pernah mengetahui selama ini Terdakwa telah ketergantungan Narkotika hingga melakukan Rehabilitasi di RST Dr. Soepraoen Malang. 12. Bahwa Saksi mengetahui Narkotika adalah barang terlarang untuk dikonsumsi maupun diperjualbelikan karena di satuan pernah ada penyuluhan dari Kumdam maupun dari BNN dan Komandan Satuan juga sering menekankan agar anggota menjauhi Narkoba. 13. Bahwa penyalahgunaan narkotika adalah perbuatan melannggar hukum, maka agar perkara tersebut tidak terulang bagi anggota yang lain supaya diproses sesuai hukum yang berlaku. 14. Bahwa setelah dilakukan pemeriksaan dan kemudian dilaporkan kepada Kahubdam, Kahubdam memerintahkan agar Terdakwa diserahkan ke Denpom pada hari Senin dan Terdakwa
11 langsung ditahan. 15. Bahwa Saksi tidak mengetahui kapan dilakukan pengambilan sampel urine maupun darah Terdakwa. Atas keterangan Saksi tersebut di atas, Terdakwa pada pokoknya membenarkan sebagian dan menyangkal sebagian, yaitu: 1.
Terdakwa tidak pernah di BAP di satuan.
2. Terdakwa tidak mengetahui Saksi-1 menemukan alat hisap di kantong saku PDU milik Terdakwa dan tidak pernah ditunjukan kepada Terdakwa. Atas sangkalan Terdakwa tersebut Saksi menyatakan tetap pada keterangannya. Saksi-2: Nama Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat/tangal lahir Jenis Kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
Denny Wahyu Satria Putra Serda/21140046210193 Ba Hubdam V/Brw Hubdam V/Brw Surabaya, 12 Januari 1993 Laki-laki Indonesia Islam Asrama Hubdam V/Brw Jln. Moch Wiyono No. 1 Rt. 05 Rw. 11 No. F5 Kel. Kesatrian Kec. Blimbing Kota Malang
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa pada bulan Juli 2014, sejak berdinas di Hubdam V/Brw dalam hubungan atasan dengan bawahan dan antara Saksi dengan Terdakwa tidak ada hubungan keluarga. 2. Bahwa Saksi tinggal di Asrama Hubdam V/Brw bersama dengan Terdakwa, Serda Herman, Serda Kiara dan Peltu Sunardi tetapi sekarang sudah pensiun. 3. Bahwa Saksi pada hari Kamis tangal 10 Desember 2015 mulai pukul 07.00 Wib sampai dengan pukul 15.30 Wib seperti biasa berada di kantor Staf Urusan Latihan Hubdam V/Brw, kemudian pulang ke rumah di Asrama Hubdam V/Brw Jln. Moch Wiyono No. 1 Rt. 05 Rw. 11 No. F5 Kel. Kesatrian Kec. Blimbing Kota Malang, dan sekira pukul 16.00 Wib dengan menggunakan kendaraan sepeda motor, Saksi berangkat latihan fitnes di Fitnes Center dan Aerobic Body Gym di Jalan Danau Jorge H7/D 26-D 27 Sawojajar Malang. 4. Bahwa Saksi selesai latihan fitness sekira pukul 17.30 Wib, kemudian pulang ke Asrama Hubdam/Brw dan sampai di Asrama sekira pukul 17.30 Wib, di Asrama Hubdam V/Brw Saksi bertemu dengan Serda Kiara yang baru pulang dari Kantor, tidak lama kemudian Saksi-4 datang menanyakan Terdakwa, lalu Saksi bertanya kepada Serda Kiara dan mengatakan Terdakwa pergi bersama dengan Saksi-3, yang selanjutnya karena Terdakwa tidak ada Saksi-4 langsung pergi tetapi tidak lama datang lagi dan menunggu di ruang tamu.
12 5. Bahwa selanjutnya sekira pukul 19.00 Wib Terdakwa datang bersama dengan Saksi-3 dan setelah bersalaman serta memperkenalkan diri, bernama Sertu Muh. Bashori anggota Kesdam V/Brw. 6. Bahwa Terdakwa dengan Saksi-3 datang ke Asrama Hubdam/Brw menggunakan Sepeda Motor Yamaha Mio warna putih, nopolnya tidak tahu dan Saksi tidak mengetahui Terdakwa dan Saksi-3 dari mana. 7. Bahwa Saksi yakin yang datang Asrama pada hari Kamis tangal 10 Desember 2015 adalah Saksi-3 dan Saksi-4, karena Saksi sempat membuatkan teh. 8. Bahwa Saksi tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh Terdakwa bersama dengan Saksi-3 dan Saksi-4 di Asrama Hubdam V/Brw, karena setelah Terdakwa dan Saksi-3 datang, Saksi kemudian minta ijin Terdakwa untuk pergi ke pasar malam di Jl. Gatot Subroto, Malang. 9. Bahwa Saksi pergi ke Pasar Malam bersama dengan Serda Kiara dan pulang sekira pukul 23.00 Wib lalu tidur di barak bujangan, dan pulang ke Asrama Hubdam V/Brw Jln. Moch Wiyono No. 1 Rt. 05 Rw. 11 No. F5 Kel. Kesatrian Kec. Blimbing Kota Malang pada hari Jumat tanggal 11 Desember 2015 sekira pukul 04.00 Wib, pada saat Saksi pulang Terdakwa dan Saksi-3 masih ada di ruang tamu sedang menonton TV sambil main Hp, kondisinya masih segar sedangkan Saksi-4 sudah tidak ada dan kapan pulangnya Saksi tidak mengetahui, sedangkan Saksi-3 pulang sekira pukul 05.30 Wib menggunakan Sepeda Motor Yamaha Mio. 10. Bahwa Saksi tidak mengetahui apakah pada hari Kamis tanggal 10 Desember 2015 Terdakwa dan Saksi-3 serta Saksi-4 telah melakukan penyalahgunaan Narkotika dengan cara mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu di dalam rumah Asrama Hubdam V/Brw. 11. Bahwa Saksi pada hari Jumat tanggal 11 Desember 2015 sekira pukul 10.00 Wib diajak oleh Saksi-1 untuk melakukan penggeladahan kamar Terdakwa di Asrama Hubdam V/Brw Jln. Moch Wiyono No. 1 Rt. 05 Rw. 11 No. F5 Kel. Kesatrian Kec. Blimbing Kota Malang, dan pada saat melakukan penggeledahan diperoleh Barang Bukti berupa 1 (satu) set alat hisap Narkotika jenis sabu-sabu yang terdiri dari 1 (satu) buah sedotan warna putih, 2 (dua) buah sedotan warna putih dan kuning dan 1 (satu) buah speet yang terbuat dari kaca yang sudah pecah. 12. Bahwa barang bukti berupa 1 (satu) set alat hisap Narkotika jenis sabu-sabu yang terdiri dari 1 (satu) buah sedotan warna putih, 2 (dua) buah sedotan warna putih dan kuning dan 1 (satu) buah speet yang terbuat dari kaca yang sudah pecah tersebut ditemukan di dalam kantong baju PDU IV yang digantung di dalam almari milik Terdakwa. 13. Bahwa Saksi tidak mengetahui milik siapa dan darimana barang bukti alat untuk menghisap Narkotika jenis sabu-sabu yang terdiri dari 1 (satu) buah botol minuman Pocari Sweat, 1 (satu) buah sedotan warna putih, 2 (dua) buah sedotan warna putih dan kuning serta 1 (satu) buah speet yang terbuat dari kaca yang sudah pecah.
13 14. Bahwa Saksi pada saat akan berangkat ke kantor pada hari Jumat tanggal 11 Desember 2015 sempat membangunkan Terdakwa tetapi tidak bangun. 15. Bahwa Saksi sebelumnya tidak pernah melihat Saksi-3 dan Saksi-4 datang ke Asrama Hubdam V/Brw untuk menemui Terdakwa. Atas keterangan Saksi tersebut di atas, Terdakwa pada pokoknya mebenarkan seluruhnya. Saksi-3: Nama Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat/tangal lahir Jenis Kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : ; : :
Muh Bashori Sertu/21090129280887 Baurpers Situud Hubdam V/Brw Lamongan, 13 Agustus 1987 Laki-laki Indonesia Islam Asrama Kesdam V/Brw Jln. Pemandian No. 5 Kel. Kesatrian Kec. Blimbing Kota Malang
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa pada tahun 2011 di Lapangan Rampal Malang pada saat melaksanakan lari dan aerobic bersama namun antara Saksi dan Terdakwa tidak ada hubungan keluargai. 2. Bahwa Saksi mengerti dihadapakan ke persidangan untuk dimintai keterangan berkaitan masalah penyalahgunaan narkotika yang diduga dilakukan oleh terdakwa. 3. Bahwa Saksi tidak mengetahui Terdakwa mengunakan Narkotika, tetapi Saksi mendengar Terdakwa melakukan tindak pidana penyalahgunaan Narkotika jenis sabu-sabu pada hari Jumat tanggal 18 Desember 2015 sekira pukul 21.00 Wib, pada saat Batipam Kesdam V/Brw (Pelda Ardi Bintoro) mencari Sertu Amiril Mu‟minin ke Asrama Kesdam Jl. Pemandian No. 5 Malang. 4. Bahwa Batipam Kesdam V/Brw (Pelda Ardi Bintoro) pada saat itu mengatakan Terdakwa mengaku mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu bersama dengan Sertu Moch Amiril Mu‟minin. 5. Bahwa Batipam Kesdam V/Brw (Pelda Ardi Bintoro) pada saat itu tidak bertemu dengan Sertu Moch Amiril Mu‟minin karena sedang pulang ke rumah orang tuanya di Lamongan, kemudian Pelda Ardi Bintoro langsung menghubungi Sertu Moch Amiril Mu‟minin agar segera kembali ke kantor Kesdam V/Brw 6. Bahwa Sertu Moch Amiril Mu‟minin setelah kembali ke Asrama pada hari Sabtu tanggal 19 Desember 2015 sekira pukul 02.00 Wib, selanjutnya dimintai keterangan oleh Pelda Ardi Bintoro di Kesdam V/Brw tetapi Saksi tidak mengetahui hasilnya. 7. Bahwa Saksi tidak mengetahui apakah nama Saksi juga disebut oleh Terdakwa, tetapi Saksi mendengar dari Kaurpers Kesdam V/Brw (Kapten CKM Sugeng Utomo, A.Mk.) bila nama Saksi telah dikaitkan dengan terjadinya penyalahgunaan Narkotika jenis sabu-sabu yang diduga dilakukan oleh Terdakwa.
14 8. Bahwa Saksi tidak pernah datang ke rumah Terdakwa dan pada hari Kamis tanggal 10 Desember 2015 mulai pukul 07.00 Wib sampai dengan pukul 15.30 Wib berada di kantor Kesdam V/Brw bersama seluruh anggota Kesdam V/Brw dan setelah selesai jam kerja pada pukul 15.30 Wib Saksi juga masih tetap berada di dalam ruangan bersama PNS Soni, PNS Ainul dan PNS Winarko mengerjakan/memasukkan data UKP Elektronik bagi Bintara dan Tamtama hingga Saksi pulang ke Asrama di Jalan Pemandian No. 5 Malang. 9. Bahwa Saksi tidak pernah datang ke rumah Terdakwa menggunakan Sepeda Motor Yamaha Mio, dan Saksi juga tidak pernah bersama Terdakwa menemui Sdr. Adi di Rumah Makan Istana di Singosari Malang untuk membeli Narkotika jenis sabu-sabu. 10. Bahwa keterangan Terdakwa yang menyatakan Terdakwa bersama Saksi pergi dengan menggunakan sepeda motor ke Rumah Makan Istana Singosari Malang untuk membeli Narkotika jenis sabusabu kepada Sdr. Adi dengan menggunakan uang Saksi sebesar Rp 600.00,00 (enam ratus ribu rupiah) adalah tidak benar. 11. Bahwa Saksi tidak peduli apa yang dikatakan oleh Terdakwa yang mengaku telah mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu bersama dengan Saksi, karena pada saat itu hari Kamis tanggal 10 Desember 2015 sekira pukul 21.00 Wib Saksi berada di dalam kantor Kesdam V/Brw bersama PNS Soni, PNS Ainul dan PNS Winarko untuk mengerjakan/memasukkan data UKP Elektronik bagi Bintara dan Tamtama. 12. Bahwa Saksi pada hari Kamis tanggal 10 Desember 2015 tidak pernah datang ke rumah Terdakwa di Asrama Hubdam/Brw dan tidak pernah bertemu dengan Saksi-2. 13. Bahwa Saksi pernah diperiksa di satuan dan ditanya apakah pernah menggunakan Narkotika bersama dengan Terdakwa, dan Saksi mengatakan tidak pernah lalu diperintahkan untuk dilakukan pemeriksaan urin di Lab. Patimura hasilnya negatif. 14. Bahwa hasil pemeriksaan urine Saksi kemudian diserahkan ke Denpom pada saat Saksi dipanggil ke Denpom. Atas keterangan Saksi tersebut di atas, Terdakwa pada pokoknya mebenarkan sebagian dan menyangkal sebagian, yaitu: Apa yang disampaikan Saksi-3 yang menyatakan tidak pernah pergi bersama dengan Terdakwa membeli Narkotika seharga Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) dan tidak pernah memakai Narkotika jenis sabu-sabu bersama dengan Terdakwa dan Saksi-4 adalah tidak benar. Atas sangkalan Terdakwa tersebut, Saksi menyatakan tetap pada keterangannya. Saksi-4: Nama Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat/tangal lahir Jenis Kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : ; : :
Moch Amiril Mu‟minin Sertu/21080728080487 Ba Kesdam V/Brw Kesdam V/Brw Lamongan, 20 April 1987 Laki-laki Indonesia Islam Jalan Pemandian No. 1 Kel. Kesatrian
15 Kec. Blimbing Kota Malang Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa pada tahun 2010 di kolam renang Jasdam V/Brw Jalan Pemandian Kel. Kesatrian Kec. Blimbing Kota Malang pada saat Terdakwa bertugas sebagai Tim pendukung Renang Porad Kodam V/Brw namun antara Saksi dan Terdakwa tidak ada hubungan keluarga. 2. Bahwa Saksi setelah kenal dengan Terdakwa pada tahun 2010 tidak pernah bertemu dan melakukan komunikasi dengan Terdakwa, selanjutnya pada hari Kamis tanggal 10 desember 2015 sekira pukul 15.00 Wib Terdakwa menghubungi Saksi melalui Hp dan menanyakan “apakah Saksi sudah bisa praktek Akupunkur (pengobatan dengan menggunakan tusuk jarum) lalu dijawab oleh Saksi “bisa” tetapi belum bisa praktek karena belum punya alatnya, kemudian Terdakwa bertanya lagi “kapan Saksi pulang kuliah dan di jawab oleh Saksi pulang sekira pukul 18.00 Wib setelah itu Hp Terdakwa dimatikan, tetapi selang 1 (satu) jam kemudian Terdakwa menghubunggi kembali dan meminta Saksi agar setelah pulang kuliah langsung ke Mess Terdakwa di Asrama Hubdam V/Brw, dan Saksi mengatakan akan datang ke rumah Terdakwa setelah selesai kuliah. 3. Bahwa Saksi tidak mengetahui dari mana Terdakwa mendapatkan nomor Hp Saksi dan mengetahui bila Saksi kuliah D3 Akupunkur Poltekes di RST Dr. Soepraoen Malang, karena Saksi tidak pernah memberikan nomor Hp kepada Terdakwa. 4. Bahwa Saksi pada hari Kamis tanggal 10 Desember 2015 selesai kuliah pukul 18.00 Wib kemudian menuju ke rumah Terdakwa dan sekira pukul 19.00 Wib sampai di Asrama Hubdam V/Brw lalu melapor ke piket yang selanjutnya karena belum tahu rumahnya dipandu oleh Terdakwa menggunakan HP di pos belakang, kemudian setelah bertemu dengan Terdakwa langsung menuju ke Mess Terdakwa. 5. Bahwa pada saat Saksi tiba di Mess Terdakwa, di Mess ada 2 (dua) orang anggota Hubdam V/Brw yang tidak Saksi kenal dan pada waktu itu Saksi diberi 1 (satu) gelas air teh, setelah itu 2 (dua) anggota tersebut ijin kepada Terdakwa untuk keluar, kemudian Terdakwa dengan Saksi ngobrol di depan TV dan Terdakwa menanyakan masalah pengobatan akupuntur. 6. Bahwa Saksi menjelaskan cara kerja pengobatan akupuntur, dengan cara terapi tusuk jarum dengan dialiri aliran listrik simulator (alat aliran listrik) dan apabila untuk kekuatan samapta dengan cara tanam benang di tubuh. 7. Bahwa Saksi berbincang bincang dengan Terdakwa dari pukul 19.00 Wib sampai dengan pukul 20.30 Wib, dan selama Saksi di Mess Terdakwa tidak melihat Saksi-2 datang ke rumah Terdakwa, dan Saksi tidak pernah menggunakan atau mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu bersama dengan Terdakwa dan Saksi-2. 8. Bahwa Saksi setelah pulang dari rumah Terdakwa, pada waktu itu langsung pulang ke rumah orangtua di Lamongan dan pada hari Sabtu tanggal 12 Desember 2015 dihubungi Pelda Bintoro supaya kembali ke Asrama, sehingga Saksi langsung kembali dan sampai di Asrama ditanya apakah pernah ke Mess Hubdam dan memakai
16 Narkotika, Saksi mengatakan pernah ke Mess Terdakwa tetapi tidak pernah memakai Narkotika dengan Terdakwa. 9. Bahwa selanjutnya pada hari Minggu, Saksi dibawa oleh anggota Pam Kesdam V/Brw Koptu Agus Wijaya ke Laboratorium Patimura di Kota Malang untuk dilakukan pemeriksaan urine dan hasilnya negatif. 10. Bahwa Saksi pada hari Rabu tanggal 9 Desember 2015 tidak pernah datang menemui Terdakwa dirumahnya karena pada saat itu Saksi sedang belajar di Kampus D3 Akupunkur PoItekes RST Dr. Soepraoen Malang hingga pukul 18.00 Wib dan setelah selesai langsung pulang ke Asrama Kesdam V/Brw di Jalan Pemandian Malang. 11. Bahwa Saksi tidak pernah mengetahui Terdakwa menggunakan atau mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu, selain itu Saksi juga tidak pernah mengetahui Terdakwa pernah ditangkap karena keterlibatannya dalam penyalahgunaan Narkotika. 12. Bahwa Saksi mengetahui Narkotika dilarang untuk dikonsumsi maupun diperjualbelikan, dan Saksi mengetahui karena sering diingatkan oleh Komandan atau Perwira pada saat apel, agar menjauhi Narkotika dan di Hubdam juga pernah ada penyuluhan dari BNN maupun dari Kumdam V/Brw mengenai Narkotika. Atas keterangan Saksi tersebut di atas, Terdakwa pada pokoknya mebenarkan sebagian dan menyangkal sebagian, yaitu tidak benar keterangan Saksi-4 yang mengatakan tidak pernah memakai Narkotika bersama dengan Terdakwa dan Saksi-2, yang benar Saksi-4 memakai Narkotika bersama dengan Terdakwa dan Saksi-2. Atas sangkalan Terdakwa tersebut, Saksi menyatakan tetap pada keterangannya. Saksi-5: Nama Pekerjaan Tempat/tangal lahir Jenis Kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : ; : :
Ainul Yakin, S.Kom. PNS Kesdam V/Brw Surabaya, 28 November 1980 Laki-laki Indonesia Islam Jln. Kendung V No. 34 Kel. Sememi Rt. 03 Rw. 03 Kec. Benowo Kota Surabaya
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: 1. Bahwa Saksi menerangkan tidak pernah kenal maupun bertemu dengan Terdakwa dan tidak ada hubungan keluarga. 2. Bahwa Saksi mengerti dipanggil ke persidangan untuk memberi keterangan sebagai Saksi dalam perkara penyalahgunaan narkotika yang diduga dilakukan oleh Terdakwa. 3. Bahwa Saksi tidak mengetahui kapan dan dimana Terdakwa melakukan penyalah gunaan narkotika, tetapi Saksi pernah mendengar dari teman-teman di Tuud tentang penyalah gunaan narkotika yang diduga dilakukan oleh Terdakwa di Asrama Hubdam. 4. Bahwa Saksi tidak mengetahui dengan siapa saja Terdakwa menggunakan Narkotika.
17 5. Bahwa Saksi pada hari Kamis tanggal 10 Desember 2015 mulai pukul 07.00 Wib s/d Pukul 08.00 Wib berada di lapangan Rampal Malang untuk mengikuti apel dan lari Aerobic, setelah istirahat dan melakukan pembersihan badan selanjutnya pada pukul 09.30 Wib masuk kantor Tuud Kesdam V/Brw untuk bekerja rutin seperti biasa dan kembali pulang ke Asrama Kesdam V/Brw sekira pukul 15.30 Wib, kemudian sekira pukul 19.00 Wib Saksi kembali ke kantor Tuud Kesdam V/Brw untuk mengedit berita yang ada di Kesdam V/Brw terutama yang di tampilkan di Website hingga pukul 22.30 Wib. 6. Bahwa Saksi pada saat mengedit berita berita yang terkait kegiatan Kesdam V/Brw yang ada di Website di kantor Tuud Kesdam V/Brw saat itu Saksi bersama dengan Saksi-3 (Sertu Muh Bashori) dan Saksi-6 (PNS Sony Dwi Siswinarto, S.Sos). 7. Bahwa Saksi selain mengedit berita kegiatan Kesdam V/Brw yang ada di Website, pada saat itu membantu Saksi-3 untuk mengerjakan Aplikasi Ukp Elektronik bagi Bintara dan Tamtama yang ada di jajaran Kesdam V/Brw dan saat itu selesai bekerja sampai dengan pukul 22.30 Wib. 8. Bahwa Saksi pada saat mengerjakan atau memasukan data UKP Elektronik bagi Bintara dan Tamtama, di ruangan ada Saksi-3, Saksi-5 dan Saksi-6, hingga pukul 22.30 Wib tidak ada yang keluar ruangan. 9. Bahwa Saksi tidak pernah melihat Saksi-3 dan Saksi-4 melakukan tindak pidana penyalahgunaan Narkotika dan menurut pendapat Saksi bila Terdakwa memang benar telah melakukan tindak pidana penyalahgunaan Narkotika maka agar perkaranya diproses sesuai dengan hukum yang berlaku. Aatas keterangan Saksi tersebut di atas, Terdakwa pada pokoknya membenarkan seluruhnya. Saksi-6: Nama Pekerjaan Tempat/tangal lahir Jenis Kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : ; : :
Sony Dwi Siswinarto, S.Sos. PNS Kesdam V/Brw Malang, 13 November 1973 Laki-laki Indonesia Islam Desa Sitiarjo. 58 Rw. 14 Kec. Sumbermanjing Wetan Kab. Malang
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: 1. Bahwa Saksi menerangkan tidak pernah kenal maupun bertemu dengan Terdakwa dan tidak ada hubungan keluarga. 2. Bahwa Saksi mengerti dihadapkan ke persidangan untuk dimintai keterangan masalah penyalahgunaan narkotika yang diduga dilakukan oleh Terdakwa. 3. Bahwa Saksi tidak pernah melihat Terdakwa menggunakan Narkotika, Saksi mengetahui pada saat dipanggil ke Denpom dalam panggilan tertulis untuk dimintai keterangan masalah penyalah gunaan narkotika yang diduga dilakukan Terdakwa. 4. Bahwa Saksi pada hari Kamis tanggal 10 Desember 2015 berada di kantor Kesdam V/Brw untuk dinas seperti biasa yang dimulai pukul 07.00 Wib hingga larut malam karena pada saat itu
18 lembur mengerjakan Pendataan ulang PNS Kesdam V/Brw dan jajaranya bersama Saksi-7 (PNS Winarko). 5. Bahwa Saksi pada saat melakukan pekerjaan lembur dikantor Kesdam V/Brw dan jajaranya, Saksi sering dibantu oleh Saksi-3 dan saksi-5 terutama pada saat mengerjakan Microsof Excel. 6. Bahwa Saksi tidak pernah membantu pekerjaan PNS Ainul Yakin, S.Kom. dan pekerjaan Sertu Muh Bashori karena selama ini pekerjaan atau tanggung jawab Saksi sehari hari sudah sangat banyak akan tetapi bila dengan PNS Winarko hampir setiap hari Saksi selalu kerja lembur karena pekerjaan dan tanggung jawabnya di bidang yang sama yaitu mengusulkan jabatan PNS, KG berkala PNS, Ijin kawin dan cerai PNS, pengusulan SL, Karya Satya PNS, usul pengangkatan PNS, usul karis dan Karsu PNS, proses pensiun PNS, cuti bersalin PNS dan Ukp PNS di Satuan Kesdam V/Brw dan jajaranya. 7. Bahwa Saksi menjelaskan sampai dengan saat ini Saksi tidak pernah melakukan pekerjaaan lembur selama 3 (tiga) hari berturut turut di kantor Tuud Kesdam V/Brw dengan Sertu Muh Bashori dan PNS Ainul Yakin maupun dengan PNS Winarko. 8. Bahwa Saksi tidak pernah melihat maupun mengetahui Sertu Muh Bashori dan Sertu Amirul Mu‟minin melakukan tindak oidana penyalahgunaan Narkotika. Atas keterangan saksi tersebut di atas, Terdakwa pada pokoknya membenarkan seluruhnya. Saksi-7: Nama Pekerjaan Tempat/tangal lahir Jenis Kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : ; : :
Winarko. PNS Kesdam V/Brw Malang, 02 Januari 1972 Laki-laki Indonesia Islam Jalan Jaksa Agung Suprapto Gang 1/B No. 234/B Rt. 11 Rw. 02 Kel. Samaan Kec. Klojen Kota Malang.
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: 1. Bahwa Saksi menerangkan tidak pernah kenal maupun bertemu dengan Terdakwa dan tidak ada hubungan keluarga. 2. Bahwa Saksi mengerti dipanggil di persidangan untuk dimintai keterangan sebagai saksi dalam perkara penyalahgunaan narkotika yang diduga dilakukan oleh Terdakwa. 3. Bahwa Saksi tidak mengetahui kapan dan dimana terjadinya tindak pidana penyalahgunaan narkotika yang diduga dilakukan oleh Terdakwa, Saksi mendengar terjadinya tindak pidana penyalahgunan narkotika yang diduga dilakukan Terdakwa dari Pawas Kesdam V/Brw saat apel pagi. 4. Bahwa pada saat itu menekankan kepada seluruh anggota Kesdam agar bisa memilih teman bergaul supaya tidak terlibat penyalahgunaan narkotika seperti Terdakwa. 5. Bahwa Saksi tidak mengetahui dengan siapa saja Terdakwa menggunakan narkotika dan Saksi juga tidak mengetahui adanya keterlibatan anggota Kesdam V/brw.
19 6. Bahwa pimpinan Kesdam V/Brw sering menyampaikan kepada anggota Kesdam V/Brw tentang larangan dan bahanya pengguna Narkoba dan larangan tentang penyalahgunaan Narkoba yang juga disampaikan oleh Pawas Satuan Kesdam V/Brw pada saat anggota melaksanakan Apel pagi maupun Apel siang. 7. Bahwa Saksi pada hari Kamis tanggal 10 Desember 2015 07.00 Wib sampai dengan Hari Jumat tanggal 11 Desember 2015 sekira pukul 03.00 Wib berada di kantor Tuud Kesdam V/Brw dinas seperti biasa kemudian dilanjutkan kerja lembur bersama PNS Sony Dwi Siswinarto 8. Bahwa Saksi berada di Tuud Kesdam V/Brw membantu PNS Sony Dwi Siswinarto melakukan pendataan ulang PNS jajaran Kesdam V/Brw. 9. Bahwa Saksi pada saat lembur bekerja membantu PNS Sony Dwi Siswinarto ada Sertu Muh Bashori mengerjakan pekerjaannya sendiri tentang Ukp anggota Militer Kesdam V/Brw. 10. Bahwa Saksi tidak mengetahui mulai pukul berapa Sertu Muh Bashori kerja lembur untuk mengerjakan Ukp Militer, dan seingat Saksi pada hari Kamis tanggal 10 Desember 2015 sekira pukul 24.00 Wib Saksi sudah tidak melihat Sertu Muh Bashori di dalam kantor Tuud Kesdam V/Brw 11. Bahwa Saksi menjelaskan selama melaksanakan kerja lembur di kantor Kesdam V/Brw tidak pernah melaksanakan kerja lembur selama 3 (tiga) hari secara berturut turut bersama PNS Sony Dwi Siswinarto dan Sertu Muh Bashori. 12. Bahwa Saksi tidak pernah melihat maupun mengetahui Sertu Muh Bashori dan Sertu Moch Amiril Mu‟minin melakukan tindak pidana penyalahgunaan Narkotika. Atas keterangan Saksi tersebut di atas, Terdakwa pada pokoknya membenarkan seluruhnya. Menimbang :
Bahwa di dalam persidangan menerangkan sebagai berikut :
Terdakwa
pada
pokoknya
1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI-AD pada tahun 2002 melalui pendidikan Secaba PK di Kodam V/Brw setelah lulus kemudian dilantik dengan pangkat Serda dan ditempatkan di Hubdam V/Brw selanjutnya pada tahun 2003 ditempatkan di Yonif 500/Raider, pada tahun 2010 ditugaskan lagi di Hubdam V/Brw sampai dengan perbuatan yang menjadi perkara ini masih berdinas aktif dengan pangkat Sertu NRP 21020079820883. 2. Bahwa Terdakwa belum pernah dijatuhi pidana maupun hukuman disiplin, dan Terdakwa pernah melaksanakan tugas operasi di Aceh pada tahun 2003/2005 bersama Yonif 500/Raider. 3. Bahwa Terdakwa mengenal Narkotika sejak bertugas ke Aceh pada tahun 2003 menghisap ganja, kemudian sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 sering menghisap Narkotika jenis sabu yang dibeli dari Sdr. Adi setiap bulan 2 (dua) kali mulai harga Rp450.000,00 (empat ratus lima puluh ribu rupiah) hingga Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) setiap paket ¼ gram, dan setelah menjalani Rehabilitasi di RST. Dr. Soepraoen Malang pada tahun 2011, Terdakwa sudah tidak mengkonsumsi lagi.
20 4. Bahwa Terdakwa menjalani Rehabilitasi karena sakit syaraf, kepalanya sakit dan pada saat Terdakwa menjalani Rehabilitasi diantar orang tuanya namun tidak diketahui oleh satuan. 5. Bahwa Terdakwa menggunakan Narkotika lagi pada tanggal 10 Desember 2015 sekira pukul 19.30 Wib sampai dengan pukul 20.30 Wib di dalam kamar rumah dinas Terdakwa di Asrama Hubdam V/Brw Jl. Moh Wiyono No. 1 Rt. 05 Rw. 11 No. F2 Kel. Kesatrian Kec. Blimbing Malang. 6. Bahwa Terdakwa menggunakan Narkotika bersama Sertu Moch Amiril Mu‟minin dan Sertu Muh Bashori semuanya anggota Kesdam V/Brw, di dalam kamar rumah dinas Terdakwa di Asrama Hubdam V/Brw Jl. Moh Wiyono No. 1 Rt. 05 Rw. 11 No. F2 Kel. Kesatrian Kec. Blimbing Malang sekira pukul 19.30 Wib sampai dengan pukul 20.30 Wib. 7. Bahwa Terdakwa mendapatkan Narkotika jenis sabu-sabu dengan cara membeli dari Sdr. Adi sebanyak ¼ (seperempat) gram seharga Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) menggunakan uang Saksi-3. 8. Bahwa Terdakwa membeli Narkotika jenis sabu sabu dari Sdr. Adi pada tanggal 10 Desember 2015 sekira pukul 18.45 Wib di pinggir Jl. Raya Singosari Malang tepatnya di depan samping kiri Rumah Makan Istana Singosari Malang. 9. Bahwa Terdakwa pada awalnya, hari kamis tanggal 10 Desember 2015 sekira pukul 15.00 Wib mengirim SMS kepada Saksi-3 dan Saksi-4 yang isinya “menanyakan kabar, selain itu juga menanyakan kenapa kamu tidak menengok saya di Asrama Hubdam V/Brw” kemudian dibalas dengan SMS oleh Saksi-4 “ iya Bang, nanti sepulang kuliah saya akan ke rumah Abang”, kemudian sekira pukul 17.00 Wib Saksi-3 datang sendirian ke rumah Terdakwa menggunakan kendaraaan Yamaha Mio warna putih Nopol lupa, setelah berbincang bincang selanjutnya Terdakwa mengatakan kepalanya sakit, kemudian Terdakwa mengajak Saksi-3 untuk membeli Narkotika jenis sabu sabu secara patungan dengan harga Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) akan tetapi karena Saksi-3 ada uang maka semuanya menggunakan uang Saksi-3. 10. Bahwa Terdakwa setelah berbincang-bincang masalah uang dan Saksi-3 ada uang Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) kemudian mengirim SMS kepada Sdr. Adi yang dikenal pada tahun 2008 ketika berdinas di Yonif 500/Raider dengan Kata kata “ Adi, saya mau beli barang seperempat, ini ada uang sebesar Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) dan langsung di balas oleh Sdr. Adi dengan kata kata “iya mas , ketemuan ditengah ya..? selanjutnya dijawab oleh Terdakwa “ ditengah mana..? lalu dijawab Sdr. Adi “di Singosari saja “ 11. Bahwa Terdakwa dan Saksi-3 selanjutnya sekira pukul 18.00 Wib dengan menggunakan Sepeda Motor Yamaha Mio berangkat dari rumah Terdakwa menuju Singosari Malang tempat yang sudah ditentukan oleh Sdr. Adi, tepatnya di depan samping kiri Rumah Makan Istana, dan setelah Terdakwa dan Saksi-3 sampai di tempat tersebut sekira pukul 18.30 Wib, 15 (lima belas) menit kemudian Sdr. Adi datang sendirian menggunakan Sepeda Motor lalu menyerahkan Narkotika jenis sabu-sabu sebanyak ¼ gram dan Terdakwa menyerahkan uang sebesar Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah), selanjutnya Terdakwa dan Saksi-3 langsung kembali ke rumah Terdakwa di Asrama Hubdam V/Brw dan Sdr. Adi juga langsung
21 pulang ke arah Surabaya. 12. Bahwa di tengah perjalanan Terdakwa dihubungi saksi-4 mengatakan sudah di rumah, Terdakwa dan Saksi-3 sekira pukul 19.15 Wib sampai di rumah Terdakwa di Asrama Hubdam V/Brw Jl. Moh Wiyono No. 1 RT. 05 RW. 11 No. F2 Kel. Kesatrian Kec. Blimbing Kab. Malang dan pada saat itu Saksi-4 sudah menunggu di rumah, selanjutnya Terdakwa, Saksi-3 dan Saksi-4 langsung masuk ke kamar Terdakwa mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu hingga pukul 20.30 Wib. 13. Bahwa pada saat Terdakwa kembali ke Asrama sepulang dari membeli Narkotika jenis sabu sabu ada Serda Denny di dalam rumah Terdakwa tetapi tidak mengetahui karena tidak lama setelah Terdakwa datang, Serda Denny meminta ijin kepada Terdakwa untuk pergi ke Pasar Malam di Jl. Gatot Subroto Malang. 14. Bahwa Terdakwa mengkonsumsi atau menghisap Narkotika jenis sabu-sabu bersama dengan Saksi-3 dan Saksi-4 secara bergantian, dengan cara dihisap asapnya menggunakan sedotan yang terbuat dari plastik, dengan peralatan botol yang terisi air selanjutnya botol disambungkan dengan 2 (dua) buah sedotan , 1 (satu) sedotan untuk menghisap dan yang 1 (satu) sedotan disambungkan dengan pipet yang terbuat dari kaca kemudian Narkotika jenis sabu-sabu dimasukan dalam pipet lalu pipet dibakar menggunakan korek api dari bawahnya, selanjutnya asapnya dihisap melalui sedotan yang terbuat dari plastik tersebut, masing-masing 6 (enam) hisapan. 15. Bahwa alat hisap yang digunakan untuk menghisap Narkotika tersebut milik Saksi-4 yang dibawa oleh Saksi-4 dan dirangkai di rumahnya, yang kemudian setelah selesai digunakan oleh Terdakwa disimpan di kantong saku baju PDU milik Terdakwa. 16. Bahwa setelah selesai mengkonsumsi Narkotika jenis sabusabu, Saksi-4 langsung pulang sedangkan Saksi-3 tidur di kamar dan pulang sekira pukul 04.30 Wib untuk persiapan dinas. 17. Bahwa Terdakwa pada hari Jumat tanggal 11 Desember 2015 tidak ikut apel, seinggat Terdakwa yang membangunkan Praka Nurwiyanto bukan Saksi-1, dan pada hari itu Terdakwa naik piket tetapi kemudian sekira pukul 11.00 Wib diganti dan dipanggil ke ruangan Waka Hubdam ditanya mengenai penyalahgunaan Narkotika supaya terus terang, tidak akan diproses. 18. Bahwa Terdakwa kepada Waka Hubdam mengakui menggunakan Narkotika dan mengaku pernah di Rehabilitasi, tetapi kemudian pada hari Jumat tanggal 18 Desember 2015 Terdakwa diserahkan ke Denpom dan sampai di Denpom darah dan urine Terdakwa diambil langsung ditahan. 19. Bahwa Terdakwa dalam mengkonsumsi/menghisap Narkotika jenis sabu-sabu tidak dilengkapi surat ijin maupun ressep dari dokter, dan Terdakwa menyadari perbuatannya mengkonsumsi /menghisap Narkotika jenis sabu-sabu adalah perbuatan salah dan melanggar hukum. 20. Bahwa Terdakwa mengkonsumsi/menghisap Narkotika jenis sabu-sabu untuk menghilangkan rasa cemas/rasa sakit di kepala dan setelah menghisap Narkotika jenis sabu, Terdakwa merasa tenang dan rasa sakit di kepala hilang.
22 21. Bahwa Terdakwa mengalami sakit di kepala sejak tahun 2005 dan sampai sekarang masih menjalani pengobatan harus minum obat secara rutin, pada saat itu obatnya sedang habis dan tidak ada uang untuk menebus obat dan obatnya bukan Narkotika. 22. Bahwa Terdakwa mengerti dan sadar perbuatannya mengkonsumsi Narkotika adalah salah dan melanggar hukum, dan Terdakwa mengerti karena pernah ada penyuluhan dari BNN dan dari Kumdam V/Brw serta sering diingatkan oleh pimpinan agar menjauhi Narkotika. Menimbang
: Bahwa barang bukti yang diajukan oleh Oditur Militer ke persidangan yang berupa: 1.
Barang: - 1 (satu) set bong/alat menghisap Narkotika jenis sabu sabu yang terdiri dari : 1 (satu) buah botol minuman Pocari Sweat, 1 (satu) buah sedotan warna putih , 2 (dua) buah sedotan warna merah putih dan 1 (satu) buah pipet yang terbuat dari kaca yang sudah pecah.
2.
Surat: a. 3 (tiga) lembar Surat Keterangan hasil Berita acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik dari Bareskrim Polri cabang Surabaya No. Lab : 9706/NNF/2015 tanggal 28 Desember 2015 an. Serka Agus Eko Prasetyo yang ditanda tanggani oleh Kalabfor Cabang Surabaya Kombes Pol R Agus Budiharta NRP 64080832. b. 1 (satu) lembar foto barang bukti 1 (satu) set bong/alat menghisap Narkotika jenis sabu sabu yang terdiri dari : 1 (satu) buah botol minuman Pocari Sweat, 2 (dua) buah sedotan warna merah putih dan 1 (satu) buah pipet yang terbuat dari kaca yang sudah pecah.
Menimbang
: Bahwa semua barang bukti berupa surat dan barang tersebut semuanya telah diperlihatkan serta dibacakan dihadapan Terdakwa dan para Saksi yang hadir di persidangan, serta telah diterangkan sebagai barang bukti dalam perkara Terdakwa yang semuanya diakui oleh Terdakwa serta dibenarkan oleh para Saksi, seperangkat alat hisap adalah yang digunakan oleh Terdakwa untuk menghisap Narkotika jenis sabu-sabu yang kemudian disimpan di dalam kantong baju PDU dan ditemukan oleh Saksi-1 pada saat melakukan pemeriksaan di rumah Terdakwa, sedangkan Berita acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik dari Bareskrim Polri cabang Surabaya No. Lab : 9706/NNF/2015 tanggal 28 Desember 2015 menunjukkan urine Terdakwa mengandung Mentamfetamina yang termasuk Narkotika Golongan I dan setelah dihubungkan antara yang satu dengan yang lainnya ternyata saling berhubungan dan bersesuaian dengan alat bukti yang lain, maka oleh karenanya dapat memperkuat pembuktian atas perbuatan perbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa.
Menimbang
: Bahwa terhadap sangkalan Terdakwa yang menyatakan, Terdakwa tidak pernah di BAP di satuan dan tidak mengetahui Saksi-1 menemukan alat hisap di kantong saku PDU milik Terdakwa dan tidak pernah ditunjukan kepada Terdakwa, adalah bertentangan
23 dengan keterangan Terdakwa sendiri yang membenarkan keterangan Saksi-1 yang menyatakan Terdakwa mengakui menggunakan Narkotika jenis sabu-sabu pada hari Kamis tanggal 10 Desember 2015 di rumah Terdakwa di Asrama Hubdam V/Brw, karena tidak mungkin Saksi-1 mengetahui apa yang dilakukan oleh Terdakwa tanpa melakukan pemeriksaan atau setidaknya mendengar langsung dari keterangan Terdakwa, demikian juga Terdakwa mengakui setelah menggunakan Narkotika bersama dengan Saksi-3 dan Saksi-4, seperangkat alat hisapnya disimpan di kantong saku baju PDU milik Terdakwa, yang kemudian menjadi barang bukti dalam perkara ini, maka oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat sangkalan Terdakwa tersebut tidak beralasan karena tanpa didukung bukti-bukti lain, sehingga harus dikesampingkan. Menimbang
: Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa serta alat bukti yang lain, dan setelah menghubungkan yang satu dengan lainnya, maka diperoleh fakta hukum sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI-AD pada tahun 2002 melalui pendidikan Secaba Pk di Kodam V/Brw setelah lulus dilantik dengan pangkat Serda kemudian ditempatkan di Hubdam V/Brw, selanjutnya pada tahun 2003 ditempatkan di Yonif 500/Raider dan pada tahun 2010 kembali ditugaskan di Hubdam V/Brw sampai dengan perbuatan yang menjadi perkara sekarang ini masih berstatus dinas aktif dengan pangkat Serka NRP 21020079820883. 2. Bahwa benar Saksi-1, Saksi-2, Saksi-3 dan Saksi-4 menerangkan kenal dengan Terdakwa dan masih berdinas aktif di Hubdam V/Brw. 3. Bahwa benar Terdakwa sejak tahun 2008 sampai dengan 2010 Terdakwa sudah sering kali membeli Narkotika jenis sabu-sabu kepada Sdr. Adi kurang lebih 2 (dua) kali setiap bulannya mulai harga sebesar Rp450.000,00 (empat ratus ribu rupiah) sampai dengan harga Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) setiap seperempat gram, namun sejak tahun 2011 Terdakwa tidak pernah membeli dan mengkonsumsi lagi setelah menjalani Rehabilitasi di RST Dr. Soepraoen Malang. 4. Bahwa benar selama Terdakwa menjalani Rehabilitasi tidak diketahui oleh Satuan dan Dokter yang menangani Terdakwa adalah Letkol Ckm Pioni dan Letkol Ckm Bambang. 5. Bahwa benar Terdakwa pada hari Kamis tanggal 10 Desember 2015 sekira pukul 15.00 Wib mengirim SMS kepada Saksi-4 dan Saksi-3 yang isinya “menanyakan kabar, selain itu juga menanyakan kenapa kamu tidak menengok Terdakwa di Asrama Hubdam V/Brw” yang kemudian di balas dengan SMS oleh Saksi-4 “iya bang, nanti sepulang kuliah saya akan ke rumah Abang”, selanjutnya sekira pukul 17.00 Wib Saksi-3 datang sendirian ke rumah Terdakwa menggunakan kendaraaan Yamaha Mio warna putih Nopol lupa dan setelah berbincang bincang kemudian Terdakwa mengatakan kepalanya sedang sakit, lalu mengajak Saksi-3 untuk membeli Narkotika jenis sabu sabu secara patungan dengan harga Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) tetapi karena pada saat itu Saksi-3 mengatakan ada uang maka semuanya menggunakan uang
24 Saksi-3. 6. Bahwa benar setelah berbincang-bincang masalah uang dan Saksi-3 ada uang Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) kemudian Terdakwa mengirim SMS kepada Sdr. Adi yang dikenal pada tahun 2008 ketika berdinas di Yonif 500/Raider dengan Kata kata “ Adi, saya mau beli barang seperempat, ini ada uang sebesar Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) dan langsung di balas oleh Sdr. Adi dengan kata kata “iya mas , ketemuan ditengah ya..? selanjutnya dijawab oleh Terdakwa “ ditengah mana..? lalu dijawab Sdr. Adi “di Singosari saja “ 7. Bahwa benar Terdakwa dan Saksi-3 pada hari Kamis tanggal 10 Desember 2015 sekira pukul 18.00 Wib dengan menggunakan Sepeda Motor Yamaha Mio berangkat dari rumah Terdakwa menuju Singosari Malang tempat yang sudah ditentukan oleh Sdr. Adi, tepatnya di depan samping kiri Rumah Makan Istana, dan setelah Terdakwa dan Saksi-3 sampai di tempat tersebut sekira pukul 18.30 Wib, 15 (lima belas) menit kemudian Sdr. Adi datang sendirian menggunakan Sepeda Motor lalu menyerahkan Narkotika jenis sabusabu sebanyak ¼ gram dan Terdakwa menyerahkan uang sebesar Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah), selanjutnya Terdakwa dan Saksi-3 langsung kembali ke rumah Terdakwa di Asrama Hubdam V/Brw dan Sdr. Adi juga langsung pulang ke arah Surabaya. 8. Bahwa benar Terdakwa pada saat kembali ke asrama di tengah perjalanan dihubungi Saksi-4 melalui Handphonenya bahwa Saksi-4 sudah berada di rumah Terdakwa di Jln. Moch Wiyono No. 1 Rt. 05 Rw. 11 No. F5 Kel. Kesatrian Kec. Blimbing Kota Malang, Saksi-4 datang sendirian dengan menggunakan sepeda motor dan pada saat Terdakwa dengan Saksi-3 sampai di rumah Terdakwa sekira pukul 19.15 Wib ada Serda Denny (Saksi-2) yang tidak lama kemudian meminta ijin kepada Terdakwa untuk pergi ke pasar malam di jalan Gatot Subroto Malang. 9. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa, Saksi-3 dan Saksi-4 langsung masuk ke kamar Terdakwa mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu hingga pukul 20.30 Wib, menggunakan alat hisap yang dibawa oleh Saksi-4. 10. Bahwa benar Terdakwa mengkonsumsi atau menghisap Narkotika jenis sabu-sabu bersama dengan Saksi-3 dan Saksi-4 secara bergantian masing-masing 6 (enam) hisapan, dengan cara dihisap asapnya menggunakan sedotan yang terbuat dari plastik, dengan peralatan botol yang terisi air selanjutnya botol disambungkan dengan 2 (dua) buah sedotan , 1 (satu) sedotan untuk menghisap dan yang 1 (satu) sedotan disambungkan dengan pipet yang terbuat dari kaca kemudian Narkotika jenis sabu-sabu dimasukan dalam pipet lalu pipet dibakar menggunakan korek api dari bawahnya, selanjutnya asapnya dihisap melalui sedotan yang terbuat dari plastik tersebut. 11. Bahwa benar alat hisap yang digunakan untuk menghisap Narkotika tersebut milik Saksi-4 yang dibawa oleh Saksi-4 yang kemudian setelah selesai digunakan, oleh Terdakwa disimpan di kantong saku baju PDU milik Terdakwa, selanjutnya setelah selesai mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu, Saksi-4 langsung pulang sedangkan Saksi-3 tidur di kamar dan pulang sekira pukul 04.30 Wib untuk persiapan dinas. 12. Bahwa benar Saksi-1 menerangkan pada hari Jumat tanggal 11
25 Desember 2015 mendapat perintah dari Kaurpam Hubdam V/Brw untuk melakukan pemeriksaan ke rumah Terdakwa, kemudian berangkat bersama dengan Provoost Praka Nurwiyanto ke rumah Terdakwa di Asrama Hubdam V/Brw Jln. Moch Wiyono No. 1 Rt. 05 Rw. 11 No. F5 Kel. Kesatrian Kec. Blimbing Kota Malang, setelah masuk rumah melihat Terdakwa masih tidur lalu Saksi membangunkan Terdakwa dan bertanya “mengapa tidak apel” tetapi Terdakwa tidak menjawab dan hanya mengatakan “siap salah”, selanjutnya Saksi-1 masuk ke kamar Terdakwa memeriksa dalam almari menemukan seperangkat alat hisap berupa 1 (satu) buah botol Pocari Sweat, 2 (dua) buah sedotan warna putih dan 1 (satu) buah Speet dari kaca yang sudah pecah di dalam kantong saku baju PDU milik Terdakwa. 13. Bahwa benar Saksi-1 menerangkan Terdakwa mengaku menghisap Narkotika jenis sabu-sabu pada hari Kamis tanggal 10 Desember 2015 sekira pukul 19.30 Wib sampai dengan pukul 22.30 Wib di dalam kamar rumah Terdakwa di Asrama Hubdam V/Brw Jln. Moch Wiyono No. 1 Rt. 05 Rw. No. F5 Kel. Kesatrian Kec. Blimbing Kota Malang bersama dengan Saksi-3 dan Saksi-4. 14. Bahwa benar Saksi-2 menerangkan, Saksi-2 yakin pada hari Kamis tangal 10 Desember 2015 Saksi-3 dan Saksi-4 datang ke Asrama Hubdam V/Brw karena Saksi-2 sempat membuatkan teh, yang kemudian minta ijin kepada Terdakwa untuk pergi ke pasar malam di Jl. Gatot Subroto, Malang bersama dengan Serda Kiara dan pulang sekira pukul 23.00 Wib lalu tidur di barak bujangan dan pulang ke Asrama Hubdam V/Brw Jln. Moch Wiyono No. 1 Rt. 05 Rw. 11 No. F5 Kel. Kesatrian Kec. Blimbing Kota Malang pada hari Jumat tanggal 11 Desember 2015 sekira pukul 04.00 Wib dan pada saat Saksi-2 pulang, Terdakwa dengan Saksi-3 masih ada di ruang tamu sedang menonton TV sambil main Hp, kondisinya masih segar sedangkan Saksi-4 sudah tidak ada dan kapan pulangnya Saksi-2 tidak mengetahui, sedangkan Saksi-3 pulang sekira pukul 05.30 Wib menggunakan Sepeda Motor Yamaha Mio. 15. Bahwa benar Terdakwa setelah mengkonsumsi/menghisap Narkotika jenis sabu-sabu merasa tenang dan rasa sakit di kepala hilang. 16. Bahwa benar Terdakwa mengerti dan sadar perbuatannya mengkonsumsi Narkotika tidak dilengkapi surat ijin maupun ressep dari dokter adalah salah dan melanggar hukum, Terdakwa mengerti karena pernah ada penyuluhan dari BNN dan dari Kumdam V/Brw serta sering diingatkan oleh pimpinan agar menjauhi Narkotika. 17. Bahwa benar Terdakwa diserahkan ke Denpom pada hari Jumat tanggal 18 Desember 2015 diantar oleh Saksi-1, kemudian urine dan darah Terdakwa diambil untuk pemeriksaan sesuai Berita Acara Pengambilan Darah dan Urine tertanggal 18 Desember 2015. 18. Bahwa benar barang bukti berupa seperangkat alat hisap bekas dipakai yang ditemukan di dalam kantong saku baju PDU IV yang tergantung di almari kamar Terdakwa dengan label barang bukti 1438/2015/NNF dan urine Terdakwa dengan label barang bukti 14339/2015/NNF, berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik dari Pusat Laboratorium Forensik, Laboratorium Forensik Cabang Surabaya No. Lab.: 9706/NNF/2015 tanggal 28 Desember 2015, dalam kesimpulannya menyatakan benar didapatkan kandungan Narkotika dengan bahan aktif
26 Metamfetamina, terdaftar dalam Gologan I (satu) nomor urut 61 Lampiran I UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Menimbang
: Bahwa terlebih dahulu Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan Oditur Militer dalam tuntutannya, yang pada pokoknya sebagai berikut : 1. Bahwa terhadap tuntutan Oditur Militer mengenai unsur-unsur tindak pidananya dan terbuktinya unsur-unsur tindak pidana yang didakwaakan, Majelis Hakim akan membuktikan dan menguraikan sendiri dalam putusan ini. 2. Bahwa terhadap tuntutan pidananya, baik mengenai pidana pokok dan pidana tambahan sebagaimana yang dimohonkan, Majelis Hakim juga akan mempertimbangkan lebih lanjut pada bagian akhir putusan, setelah memperhatikan fakta fakta yang melingkupi perbuatannya, sifat, hakikat dan akibat perbuatannya serta hal-hal yang meringankan maupun yang memberatkan.
Menimbang
: Bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan Tim Penasehat Hukum Terdakwa dalam Pleidoi (Pembelaannya) maupun dalam Dupliknya, yang pada pokoknya sebagai berikut: 1. Bahwa tentang keterangan para Saksi dan keterangan Terdakwa serta fakta hukum sebagaimana dikemukakan Penasihat Hukum Terdakwa dalam pembelaannya halaman 3 sampai dengan halaman 9, Majelis Hakim menyatakan sependapat sepanjang keterangannya tersebut sesuai dengan yang tercatat dalam Berita Acara Sidang. 2. Bahwa terhadap pendapat Penasihat Hukum Terdakwa yang menyatakan, dalam perkara Terdakwa telah memenuhi Azas Unus Testis Nullus Testis, sehingga Terdakwa sangat layak untuk dibebaskan dari segala dakwaan. Dalam hal ini Majelis hakim berpendapat untuk memperoleh kebenaran dan keadilan yang hakiki dalam memutus suatu perkara pidana, Hakim harus bersikap obyektif dalam mengkaji, menilai dan mempertimbangkan alat-alat bukti yang sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 172 UU RI Tahun 1997, yaitu: Keterangan Saksi, keterangan ahli, keterangan Terdakwa, surat dan petunjuk, selanjutnya dalam menilai kebenaran keterangan Saksi, Hakim harus dengan sungguh-sungguh memperhatikan ketentuan Pasal 173 ayat (6), yaitu: persesuaian keterangan Saksi satu dan yang lain, persesuaian antara keterangan Saksi dan alat bukti lain, alasan yang mungkin dipergunakan oleh Saksi untuk memberi keterangan yang tertentu, cara hidup dan kesusilaan Saksi serta segala sesuatu yang pada umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu dipercaya, apabila dikaitkan dengan perkara Terdakwa ternyata terdapat alat bukti berupa keterangan Terdakwa dan surat berupa Berita Acara Laboratoris Kriminalistik dari bareskrim Polri cabang Surabaya Nomor Lab: 9706/NNF/2015 tanggal 28 Desember 2015 serta keterangan Saksi-1 yang saling bersesuaian dengan keterangan Terdakwa dan barang bukti berupa seperangkat alat hisap sabusabu yang dapat dijadikan alat bukti petunjuk, dengan demikian ketentuan “Unus Testis Nullus Testis” yang dimaksud oleh Tim Penasihat Hukum Terdakwa tidak berlaku dalam perkara Terdakwa karena keterangan Saksi-1 telah disertai alat bukti sah lainnya (Pasal
27 173 ayat 3 UU RI Nomor. 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer), disamping itu dalam menjatuhkan pidana Majelis Hakim senantiasa berpedoman pada ketentuan Pasal 171 UU RI Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, yang menyatakan; “Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya 2 (dua) alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-benar terjadi dan Terdakwalah yang melakukannya”. 3. Bahwa tentang alat bukti surat berupa Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik dari Bareskrim Polri Cabang Surabaya Nomor Lap: 9706/NNF/2015 tanggal 28 Desember 2015 yang menurut Penasihat Hukum harus dikesampingkan karena dari seluruh pemeriksaan perkara tidak ada satupun pihak yang mengetahui apakah benar urine Terdakwa dan Terdakwa pada saat itu tidak diberikan kesempatan untuk menyaksikan proses pemeriksaan, dalam hal ini Majelis Hakim berpendapat apa yang dikemukakan Penasihat Hukum Terdakwa tersebut adalah suatu alasan tanpa berdasarkan hukum karena alat bukti surat berupa Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik dari Bareskrim Polri Cabang Surabaya Nomor Lap: 9706/NNF/2015 tanggal 28 Desember 2015 sebagaimana dikemukakan Penasihat Hukum tersebut dibuat dan dikeluarkan oleh lembaga/instansi yang berwenang sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 194/Menkes/SK/VI/2012 tanggal 15 Juni 2012 tentang penunjukkan Laboratoris Pemeriksaan Narkotika, oleh karenanya secara hukum harus diakui kebenarannya sehingga menurut Majelis Hakim alat bukti surat berupa Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik tersebut adalah sah dan dapat dijadikan alat bukti surat dalam pembuktian perkara Terdakwa. 4. Bahwa tentang Pembuktian Unsur tindak pidana yang menurut Penasihat Hukum Terdakwa sebagaimana dikemukakan dalam Pleidoinya pada halaman 12 sampai dengan halaman 15 yang menyatakan tidak sependapat dengan Oditur Militer, dan Penasihat Hukum Terdakwa menyatakan unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan yaitu unsur kesatu dan kedua seluruhnya tidak terbukti, Majelis Hakim akan mempertimbangkan dan mengkaji pada waktunya dalam pembuktian unsur-unsur dakwaan Oditur Militer. 5. Bahwa tentang Penjatuhan Hukuman terhadap Terdakwa, yang menurut pendapat Penasihat Hukum Tedakwa sebagaimana dikemukakan dalam Pleidoinya pada halaman 16 yang menyatakan Terdakwa masih menjalani pengobatan dan rehabilitasi medis di RST Soepraoen Malang, sehingga dengan demikian Terdakwa harus diobati dan bukan dipenjarakan vide Pasal 54 UU RI Nomor. 35 tahun 2009, Dalam hal ini Majelis Hakim berpendapat dalam menjatuhkan pidana terhadap penyalahguna Narkotika sebagaimana dimaksud Pasal 127 Ayat (1) huruf a Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika akan senatiasa memperhatikan Pasal 54 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang menyatakan "Pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial", namun demikian untuk dapat memutus perkara terhadap Pecandu Narkotika dan korban Penyalahguna Narkotika, hakim wajib mendasarkan pada hasil asesment dari Tim Asesment Terpadu, sedangkan dalam perkara
28 Terdakwa ternyata sejak semula tidak ada hasil asesment dari Tim Asesment Terpadu dimaksud dan dari fakta di persidangan pada diri Terdakwa tidak menunjukkan sebagai seorang pecandu narkotika atau tidak dalam kondisi ketergantungan narkotika yang sering sakitsakitan atau sakaw yang ditunjukkan dari perilaku Terdakwa, serta keterangan Terdakwa yang menyatakan sejak tahun 2011 menjalani rehabilitasi di RST Soepraoen Malang ternyata bukan menjalani rehabilitasi ketergantungan narkotika melainkan mengalami gangguan psykotik atau suspek epilepsi sebagaimana tertuang dalam rekap medis pada lampiran pleidoi dari Penasihat Hukum Terdakwa, disamping itu secara tegas di persidangan Terdakwa menyatakan pengobatannya tidak menggunakan narkotika, maka dengan demikian Terdakwa bukanlan Pecandu Narkotika atau korban Penyalahguna Narkotika sehingga tidak perlu menjalani pengobatan dan atau perawatan melalui rehabilitasi medis. 6. Bahwa terhadap beberapa hal yang menyangkut diri Terdakwa sebagaimana dikemukakan Penasihat Hukum dalam pleidoinya pada halaman 16 agar menjadi bahan pertimbangan Majelis Hakim dalam mengadili dan memutus perkara Terdakwa, Majelis Hakim akan mempertimbangkannya dalam menjatuhkan pidananya pada bagian akhir putusan. Menimbang
: Bahwa terhadap Replik Oditur Militer yang pada pokoknya menyatakan pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa sangat tidak beralasan sehingga harus ditolak dan memohon kepada Majelis Hakim agar dalam memutus perkara Terdakwa dengan putusan yang seadil-adilnya atas dasar keyakinan Majelis Hakim (Ex Aequo Et Bono). Dalam hal ini oleh karena Replik Oditur Militer tersbut hanya untuk mempertegas dan menguatkan apa-apa yang telah tertuang dalam tuntutannya dan tetap berkeyakinan bahwa Terdakwa tetap terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan, maka Majelis Hakim tidak akan menanggapinya secara khusus namun tetap akan menjadi bahan pertimbangan lebih lanjut dalam putusan ini.
Menimbang
: Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer disusun dalam dakwaan tunggal mengandung unsur-unsur sebagai berikut : Unsur kesatu: Setiap Penyalah Guna Narkotika Golongan I. Unsur kedua : Bagi diri sendiri.
Menimbang
: Bahwa mengenai Dakwaan Oditur Militer tersebut di atas, Majelis Hakim mengemukakan pendapat sebagai berikut : 1. Unsur kesatu : ”Setiap Penyalah Guna Narkotika Golongan I”. Bahwa sesuai Pasal 1 angka 15 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang dimaksud dengan „Penyalah Guna‟ adalah orang yang menggunakan Narkotika tanpa hak atau melawan hukum. Bahwa yang dimaksud “setiap orang” di sini adalah sama dengan istilah “barangsiapa” atau “setiap orang”, yang menurut UU adalah setiap orang yang tunduk pada perundang-undangan RI (dalam hal ini pasal 2,5,7 dan 8 KUHP), termasuk juga diri si Pelaku/Terdakwa.
29 Bahwa yang dimaksud “menggunakan” adalah memakai atau memanfaatkan sesuatu, dalam hal ini Narkotika Golongan I, sedangkan yang dimaksud “penyalahgunaan” adalah si pemakai Narkotika tersebut menggunakannya tidak sesuai peruntukannya sebagaimana yang telah diatur undang-undang. Pada saat digunakan sipetindak adalah orang yang sedang tidak berhak menggunakannya, dan perbuatan Terdakwa bertentangan dengan hukum. Yang dimaksud dengan „hak‟ menurut pengertian bahasa adalah kekuasaan untuk berbuat sesuatu, kewenangan, milik, kepunyaan atas sesuatu. Yang dimaksud dengan „tanpa hak‟ dalam unsur ini adalah bahwa terhadap diri seseorang pelaku, dalam hal ini Terdakwa, tidak terdapat kekuasaan atau kewenangan untuk menggunakan Narkotika Golongan I. Bahwa yang dimaksud dengan “melawan hukum”, menurut Yurisprudensi (Arrest Hooge Raad tanggal 31 Desember 1919) adalah : - Melanggar undang-undang; atau - Merusak hak subjektif seseorang menurut undang-undang; atau - Melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku menurut undang-undang; atau - Melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kepatutan dalam masyarakat. Bahwa sesuai Pasal 1 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang dimaksud dengan Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis atau semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana yang terlampir dalam Lampiran I UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yaitu: Narkotika Golongan I, Narkotika Golongan II, dan Narkotika golongan III. Dalam Pasal 7 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, ditentukan bahwa narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemudian dalam Pasal 8 UU Nomor 35 Tahun 2009 ditentukan bahwa dalam jumlah terbatas, Narkotika Golongan I hanya dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan untuk reagensia diagnostik, serta reagensia laboratorium setelah mendapatkan persetujuan Menteri Kesehatan atas rekomendasi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. Bahwa yang dimaksud Narkotika Golongan I adalah Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan, dan yang termasuk Narkotika golongan I antara lain MDMA Nomor urut 37 dan Metanfitamine Nomor urut 61 sebagaimana tercantum dalam lampiran Undang-Undang RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
30
Dari ketentuan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa perbuatan menggunakan Narkotika Golongan I selain untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, atau untuk reagensia diagnostik maupun untuk reagensia laboratorium, adalah termasuk perbuatan tanpa hak dan melawan hukum, atau perbuatan menyalah-gunakan Narkotika Golongan I. Menimbang
: Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa, dan alat bukti lain di persidangan, terungkap fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI-AD pada tahun 2002 melalui pendidikan Secaba Pk di Kodam V/Brw setelah lulus dilantik dengan pangkat Serda kemudian ditempatkan di Hubdam V/Brw, selanjutnya pada tahun 2003 ditempatkan di Yonif 500/Raider dan pada tahun 2010 kembali ditugaskan di Hubdam V/Brw sampai dengan perbuatan yang menjadi perkara sekarang ini masih berstatus dinas aktif dengan pangkat Serka NRP 21020079820883. 2. Bahwa benar Saksi-1, Saksi-2, Saksi-3 dan Saksi-4 menerangkan kenal dengan Terdakwa dan masih berdinas aktif di Hubdam V/Brw. 3. Bahwa benar Terdakwa di persidangan menyatakan dalam keadaan sehat jasmani maupun rohani dan mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh Majelis Hakim, Oditur Militer dan Penasihat Hukum dengan lancar dan tidak ditemukan fakta-fakta yang menunjukkan Terdakwa terganggu pertumbuhan jiwanya, sehingga mampu bertanggung jawab atas perbuatannya. 4. Bahwa benar sesuai Pasal 9 Undang-undang No. 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, bahwa Pengadilan Militer berwenang mengadili tindak pidana yang dilakukan oleh seseorang yang pada waktu melakukan tindak pidana adalah prajurit, dan menurut Pasal 40 Undang-undang No 31 Tahun 1997 bahwa Pengadilan Militer memeriksa dan memutus pada tingkat pertama perkara pidana yang Terdakwanya adalah prajurit yang berpangkat Kapten ke bawah. 5. Bahwa benar Terdakwa pada hari Kamis tanggal 10 Desember 2015 sekira pukul 15.00 Wib mengirim SMS kepada Saksi-4 dan Saksi-3 yang isinya “menanyakan kabar, selain itu juga menanyakan kenapa kamu tidak menengok Terdakwa di Asrama Hubdam V/Brw” yang kemudian di balas dengan SMS oleh Saksi-4 “iya bang, nanti sepulang kuliah saya akan kerumah Abang”, selanjutnya sekira pukul 17.00 Wib Saksi-3 datang sendirian ke rumah Terdakwa menggunakan kendaraaan Yamaha Mio warna putih Nopol lupa dan setelah berbincang bincang kemudian Terdakwa mengatakan kepalanya sedang sakit, lalu mengajak Saksi-3 untuk membeli Narkotika jenis sabu sabu secara patungan dengan harga Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) tetapi karena pada saat itu Saksi-3 mengatakan ada uang maka semuanya menggunakan uang Saksi-3. 6. Bahwa benar setelah berbincang-bincang masalah uang dan Saksi-3 ada uang Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) kemudian Terdakwa mengirim SMS kepada Sdr. Adi yang dikenal pada tahun
31 2008 ketika berdinas di Yonif 500/Raider dengan Kata kata “ Adi, saya mau beli barang seperempat, ini ada uang sebesar Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) dan langsung di balas oleh Sdr. Adi dengan kata kata “iya mas , ketemuan ditengah ya..? selanjutnya dijawab oleh Terdakwa “ ditengah mana..? lalu dijawab Sdr. Adi “di Singosari saja “ 7. Bahwa benar Terdakwa dan Saksi-3 pada hari Kamis tanggal 10 Desember 2015 sekira pukul 18.00 Wib dengan menggunakan Sepeda Motor Yamaha Mio berangkat dari rumah Terdakwa menuju Singosari Malang tempat yang sudah ditentukan oleh Sdr. Adi, tepatnya di depan samping kiri Rumah Makan Istana, dan setelah Terdakwa dan Saksi-3 sampai di tempat tersebut sekira pukul 18.30 Wib, 15 (lima belas) menit kemudian Sdr. Adi datang sendirian menggunakan Sepeda Motor lalu menyerahkan Narkotika jenis sabusabu sebanyak ¼ gram dan Terdakwa menyerahkan uang sebesar Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah), selanjutnya Terdakwa dan Saksi-3 langsung kembali ke rumah Terdakwa di Asrama Hubdam V/Brw dan Sdr. Adi juga langsung pulang ke arah Surabaya. 8. Bahwa benar Terdakwa pada saat kembali ke asrama di tengah perjalanan dihubungi Saksi-4 melalui Handphonenya bahwa Saksi-4 sudah berada di rumah Terdakwa di Jln. Moch Wiyono No. 1 Rt. 05 Rw. 11 No. F5 Kel. Kesatrian Kec. Blimbing Kota Malang, Saksi-4 datang sendirian dengan menggunakan sepeda motor dan pada saat Terdakwa dengan Saksi-3 sampai di rumah Terdakwa sekira pukul 19.15 Wib ada Serda Denny (Saksi-2) yang tidak lama kemudian meminta ijin kepada Terdakwa untuk pergi ke pasar malam di jalan Gatot Subroto Malang. 9. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa, Saksi-3 dan Saksi-4 langsung masuk ke kamar Terdakwa mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu hingga pukul 20.30 Wib, menggunakan alat hisap yang dibawa oleh Saksi-4. 10. Bahwa benar Terdakwa mengkonsumsi atau menghisap Narkotika jenis sabu-sabu bersama dengan Saksi-3 dan Saksi-4 secara bergantian masing-masing 6 (enam) hisapan, dengan cara dihisap asapnya menggunakan sedotan yang terbuat dari plastik, dengan peralatan botol yang terisi air selanjutnya botol disambungkan dengan 2 (dua) buah sedotan , 1 (satu) sedotan untuk menghisap dan yang 1 (satu) sedotan disambungkan dengan pipet yang terbuat dari kaca kemudian Narkotika jenis sabu-sabu dimasukan dalam pipet lalu pipet dibakar menggunakan korek api dari bawahnya, selanjutnya asapnya dihisap melalui sedotan yang terbuat dari plastik tersebut. 11. Bahwa benar alat hisap yang digunakan untuk menghisap Narkotika tersebut milik Saksi-4 yang dibawa oleh Saksi-4 yang kemudian setelah selesai digunakan, oleh Terdakwa disimpan di kantong saku baju PDU milik Terdakwa, selanjutnya setelah selesai mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu, Saksi-4 langsung pulang sedangkan Saksi-3 tidur di kamar dan pulang sekira pukul 04.30 Wib untuk persiapan dinas. 12. Bahwa Saksi-1 menerangkan Terdakwa mengaku menghisap Narkotika jenis sabu-sabu pada hari Kamis tanggal 10 Desember 2015 sekira pukul 19.30 Wib sampai dengan pukul 20.30 Wib di dalam kamar rumah Terdakwa di Asrama Hubdam V/Brw Jln. Moch Wiyono No. 1 Rt. 05 Rw. No. F5 Kel. Kesatrian Kec. Blimbing Kota
32 Malang bersama dengan Saksi-3 dan Saksi-4. 13. Bahwa benar Saksi-2 menerangkan, Saksi-2 yakin pada hari Kamis tangal 10 Desember 2015 Saksi-3 dan Saksi-4 datang ke Asrama Hubdam V/Brw karena Saksi sempat membuatkan teh, yang kemudian Saksi-2 minta ijin Terdakwa untuk pergi ke pasar malam di Jl. Gatot Subroto, Malang bersama dengan Serda Kiara dan pulang sekira pukul 23.00 Wib lalu tidur di barak bujangan dan pulang ke Asrama Hubdam V/Brw Jln. Moch Wiyono No. 1 Rt. 05 Rw. 11 No. F5 Kel. Kesatrian Kec. Blimbing Kota Malang pada hari Jumat tanggal 11 Desember 2015 sekira pukul 04.00 Wib dan pada saat Saksi-2 pulang, Terdakwa dengan Saksi-3 masih ada di ruang tamu sedang menonton TV sambil main Hp, kondisinya masih segar sedangkan Saksi-4 sudah tidak ada dan kapan pulangnya Saksi-2 tidak mengetahui, sedangkan Saksi-3 pulang sekira pukul 05.30 Wib menggunakan Sepeda Motor Yamaha Mio. 14. Bahwa benar Terdakwa setelah mengkonsumsi/menghisap Narkotika jenis sabu-sabu merasa tenang dan rasa sakit di kepala hilang. 15. Bahwa benar Terdakwa mengerti dan sadar perbuatannya mengkonsumsi Narkotika tidak dilengkapi surat ijin maupun ressep dari dokter adalah salah dan melanggar hukum, Terdakwa mengerti karena pernah ada penyuluhan dari BNN dan dari Kumdam V/Brw serta sering diingatkan oleh pimpinan agar menjauhi Narkotika. 16. Bahwa benar barang bukti berupa seperangkat alat hisap bekas dipakai yang ditemukan di dalam kantong saku baju PDU IV yang tergantung di almari kamar Terdakwa dengan label barang bukti 1438/2015/NNF dan urine Terdakwa dengan label barang bukti 14339/2015/NNF, berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik dari Pusat Laboratorium Forensik, Laboratorium Forensik Cabang Surabaya No. Lab.: 9706/NNF/2015 tanggal 28 Desember 2015, dalam kesimpulannya menyatakan benar didapatkan kandungan Narkotika dengan bahan aktif Metamfetamina, terdaftar dalam Gologan I (satu) nomor urut 61 Lampiran I UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 17. Bahwa benar berdasarkan ketentuan Pasal 8 Undang-Undang Nomor. 35 tahun 2009 tentang NarkotikaTerdakwa ditentukan dalam jumlah terbatas, Narkotika Golongan I hanya dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan untuk reagensia diagnostik, serta reagensia laboratorium setelah mendapatkan persetujuan Menteri Kesehatan atas rekomendasi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, dengan demikian dari fakta-fakta tersebut di atas Terdakwa tidak mempunyai kewenangan untuk menggunakan Narkotika Golongan I dan tidak sesuai dengan peruntukannya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang, sehingga perbuatan Terdakwa tersebut melanggar hukum dan Tedakwa adalah penyalah guna narkotika Golongan I. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat unsur kesatu, yaitu: ”Setiap Penyalah Guna Narkotika Golongan I” telah terpenuhi. 2. Unsur kedua : ”Bagi diri sendiri”. Bahwa yang dimaksud dengan „bagi diri sendiri‟ dalam unsur ini adalah bahwa Terdakwa menggunakan atau mengkonsumsi
33 Narkotika Golongan I tersebut adalah untuk kepentingan dan kenikmatan dirinya sendiri, dan bukan untuk tujuan yang lain. Menimbang
: Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa, dan alat bukti lain di persidangan, terungkap fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa dan Saksi-3 pada hari Kamis tanggal 10 Desember 2015 sekira pukul 18.00 Wib dengan menggunakan Sepeda Motor Yamaha Mio berangkat dari rumah Terdakwa menuju Bahwa benar Terdakwa dan Saksi-3 pada hari Kamis tanggal 10 Desember 2015 sekira pukul 18.00 Wib dengan menggunakan Sepeda Motor Yamaha Mio berangkat dari rumah Terdakwa menuju Singosari Malang tempat yang sudah ditentukan oleh Sdr. Adi, tepatnya di depan samping kiri Rumah Makan Istana, dan setelah Terdakwa dan Saksi-3 sampai di tempat tersebut sekira pukul 18.30 Wib, 15 (lima belas) menit kemudian Sdr. Adi datang sendirian menggunakan Sepeda Motor lalu menyerahkan Narkotika jenis sabusabu sebanyak ¼ gram dan Terdakwa menyerahkan uang sebesar Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah), selanjutnya Terdakwa dan Saksi-3 langsung kembali ke rumah Terdakwa di Asrama Hubdam V/Brw dan Sdr. Adi juga langsung pulang ke arah Surabaya. 2. Bahwa benar Terdakwa pada saat kembali ke asrama di tengah perjalanan dihubungi Saksi-4 melalui Handphonenya bahwa Saksi-4 sudah berada di rumah Terdakwa di Jln. Moch Wiyono No. 1 Rt. 05 Rw. 11 No. F5 Kel. Kesatrian Kec. Blimbing Kota Malang, Saksi-4 datang sendirian dengan menggunakan sepeda motor dan pada saat Terdakwa dengan Saksi-3 sampai di rumah Terdakwa sekira pukul 19.15 Wib ada Serda Denny (Saksi-2) yang tidak lama kemudian meminta ijin kepada Terdakwa untuk pergi ke pasar malam di jalan Gatot Subroto Malang. 3. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa, Saksi-3 dan Saksi-4 langsung masuk ke kamar Terdakwa mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu hingga pukul 20.30 Wib, menggunakan alat hisap yang dibawa oleh Saksi-4. 4. Bahwa benar Terdakwa mengkonsumsi atau menghisap Narkotika jenis sabu-sabu bersama dengan Saksi-3 dan Saksi-4 secara bergantian masing-masing 6 (enam) hisapan, dengan cara dihisap asapnya menggunakan sedotan yang terbuat dari plastik, dengan peralatan botol yang terisi air selanjutnya botol disambungkan dengan 2 (dua) buah sedotan , 1 (satu) sedotan untuk menghisap dan yang 1 (satu) sedotan disambungkan dengan pipet yang terbuat dari kaca kemudian Narkotika jenis sabu-sabu dimasukan dalam pipet lalu pipet dibakar menggunakan korek api dari bawahnya, selanjutnya asapnya dihisap melalui sedotan yang terbuat dari plastik tersebut. 5. Bahwa benar Saksi-1 menerangkan Terdakwa mengaku menghisap Narkotika jenis sabu-sabu pada hari Kamis tanggal 10 Desember 2015 sekira pukul 19.30 Wib sampai dengan pukul 22.30 Wib di dalam kamar rumah Terdakwa di Asrama Hubdam V/Brw Jln. Moch Wiyono No. 1 Rt. 05 Rw. No. F5 Kel. Kesatrian Kec. Blimbing Kota Malang bersama dengan Saksi-3 dan Saksi-4. 6. Bahwa benar Terdakwa dalam menggunakan Narkotika jenis shabu-shabu dengan Saksi-3 dan Saksi-4, di rumah Terdakwa Mess
34 Hubdam V/Brw dengan tujuan untuk menghilangkan rasa sakit kepalanya, efeknya dirasakan sendiri oleh Terdakwa dan tidak dirasakan oleh orang lain, yaitu Terdakwa merasa tenang dan rasa sakit di kepala hilang. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat unsur kedua, yaitu: ”Bagi diri sendiri” telah terpenuhi. Menimbang
: Bahwa oleh karena seluruh unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer telah terpenuhi, Majelis Hakim berpendapat tindak pidana yang didakwakan Oditur Militer telah terbukti secara sah dan meyakinkan.
Menimbang
: Bahwa selama pemeriksaan di persidangan Majelis Hakim tidak menemukan adanya hal-hal yang dapat dijadikan sebagai alasan pemaaf maupun alasan pembenar pada diri Terdakwa yang dapat melepaskan atau meniadakan tuntutan pidana Oditur Militer, sehingga oleh karenanya Terdakwa harus dinyatakan bersalah.
Menimbang
: Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas yang merupakan pembuktian yang diperoleh di persidangan, Majelis Hakim berpendapat terdapat cukup bukti yang sah dan meyakinkan Terdakwa bersalah melakukan tindak pidana : ”Setiap Penyalah Guna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri”, Sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 127 Ayat (1) huruf a UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Menimbang
: Bahwa oleh karena Terdakwa dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan suatu tindak pidana, maka Terdakwa harus dijatuhi pidana.
Menimbang
: Bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis Hakim akan menilai sifat, hakekat, dan akibat dari perbuatan Terdakwa, serta hal-hal yang mempengaruhi sebagai berikut : 1. Bahwa latar belakang perbuatan Terdakwa yang menjadi perkara ini karena tidak mampu mengendalikan diri dari pengaruh negatif pergaulan, dimana Terdakwa telah menggunakan Narkotika jenis sabu sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 yang kemudian berhenti sejak tahun 2011, namun karena kepalanya terasa sakit kemudian pada tanggal 10 Desember 2015 mengajak Saksi-3 membeli Narkotika kepada Sdr. Adi sebanyak ¼ gram seharga Rp600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) lalu digunakan bersama Saksi-3 dan Saksi-4 di kamar rumah Terdakwa di Asrama Hubdam V/Brawijaya. 2. Bahwa perbuatan Terdakwa pada hakikatnya karena adanya keinginan untuk mendapatkan kenikmatan sesaat dengan alasan untuk menghilangkan rasa sakit kepalanya dikarenakan obatnya habis, tanpa mempertimbangkan norma-norma yang berlaku serta akibatnya, hal tersebut dapat terlihat dari pengakuan Terdakwa yang sebelumnya sudah menggunakan Narkotika sejak berdinas di Yonif 500/Raider, walaupun Terdakwa mengetahui penyalahgunaan Narkotika dilarang dan bahkan Komandan satuan sering
35 memberikan penekanan agar setiap anggota menjauhi Narkoba, namun Terdakwa tetap menggunakannya. 3. Bahwa akibat dari perbuatan Terdakwa tentunya menghambat program pemerintah tentang pemberantasan penyalah gunaan narkotika, disamping itu akan merugikan Terdakwa sendiri yang sesuai dengan sifatnya dapat merusak syaraf, yang pada akhirnya mengganggu pelaksanaan tugasnya. 4. Hal-hal yang mempengaruhi perbuatan Terdakwa karena salah dalam memilih teman pergaulan dan tidak memiliki prinsip untuk menjauhi Narkotika, sehingga walaupun sebelumnya sudah berhenti kemudian menggunakan lagi yang menjadi perkara ini. Menimbang
: Bahwa terhadap pidana tambahan sebagaimana yang dimohonkan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya, Majelis Hakim akan mengemukakan hal-hal sebagai berikut: 1. Bahwa Terdakwa sudah mengetahui Narkotika jenis shabu adalah barang terlarang yang tidak boleh dikonsumsi sembarangan, bahkan sudah sering dingatkan oleh Komandan Satuan agar menjauhi Narkoba, karena sesuai dengan sifatnya dapat merusak syaraf serta menimbulkan ketergantungan yang pada akhirnya dapat merubah perilaku dan apabila itu terjadi pada diri Terdakwa yang seorang prajurit yang dalam melaksanakan tugas pokoknya senatiasa dituntut setamina yang prima, maka sudah pasti akan mengganggu pelaksanaan tugasnya dan akan mempengaruhi prajurit lainnya untuk menggunakan Narkotika seperti yang dilakukan oleh Terdakwa yang menjadi perkara ini. 2. Bahwa perbuatan Terdakwa telah nyata-nyata tidak mendukung pemerintah bersama masyarakat yang sedang berupaya keras dalam memberantas penyalahgunaan Narkotika, bahkan pemerintah telah menyatakan negara dalam keadaan darurat narkoba dan tidak dapat disangkal perbuatan Terdakwa tersebut oleh masyarakat dan pemerintah dinilai kejahatan yang berat, yang dapat merusak pelakunya serta dapat menimbulkan ketergantungan. 3. Bahwa Terdakwa mengakui telah memakai Narkotika sejak tahun 2008 ketika masih berdinas di Yonif 500/Raider, yang terakhir pada tanggal 10 Desember 2015 bersama dengan Saksi-3 dan Saksi-4, hal tersebut menunjukkan Terdakwa sudah terjebak dalam pergaulan yang salah, dan sudah tidak mencerminkan sikap sebagai seorang prajurit yang senantiasa taat dan patuh terhadap perintah pimpinan serta tunduk kepada hukum yang berlaku, dimana para pimpinan mulai Panglima TNI sampai Komandan satuan telah berulang kali menekankan agar menjauhi/menghindari penyalahgunaan Narkotika, namun Terdakwa tetap melakukannya.
Menimbang
: Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas yang merupakan faktafakta yang melekat pada diri Terdakwa dihubungkan dengan ukuranukuran tata kehidupan yang berlaku di lingkungan TNI, sesuai sifatnya Narkotika yang dapat merusak syaraf dan dapat menimbulkan ketergantungan apabila dihadapkan dengan tugas Terdakwa sebagai seorang prajurit yang membutuhkan kesiapan fisik dan mental yang prima sangat sulit diharapkan untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, maka oleh karenanya Majelis
36 Hakim berpendapat Terdakwa sudah tidak layak lagi untuk tetap dipertahankan sebagai prajurit TNI dan oleh karenanya harus dipisahkan dengan prajurit yang lainnya dengan cara dipecat dari dinas militer. Menimbang
: Bahwa dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana bagi seorang prajurit adalah untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan hukum, kepentingan umum, dan kepentingan militer. Menjaga kepentingan hukum dalam arti menjaga tetap tegaknya hukum dan keadilan dalam masyarakat. Menjaga kepentingan umum dalam arti melindungi masyarakat, harkat dan martabatnya sebagai manusia dari tindakan sewenang-wenang. Menjaga kepentingan militer dalam proses peradilan dalam arti menjaga agar kepentingan militer selalu diseimbangkan dengan kepentingan hukum, sehingga penyelenggaraan pertahanan dan keamanan negara tetap terjamin.
Menimbang
: Bahwa tujuan Mejelis Hakim dalam memeriksa dan mengadili Terdakwa dalam perkara ini tidaklah semata-mata hanya memidana orang yang bersalah melakukan tindak pidana, tetapi mempunyai tujuan untuk mendidik agar yang bersangkutan dapat insyaf dan kembali ke jalan yang benar menjadi warga negara yang baik sesuai dengan falsafah Pancasila, oleh karena itu sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa dalam perkara ini perlu terlebih dahulu memperhatikan hal-hal yang dapat meringankan dan memberatkan pidananya yaitu : Hal-hal yang meringankan : -
Terdakwa berterus terang, sehingga memperlancar jalannya persidangan; Terdakwa menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya; Terdakwa belum pernah dihukum baik pidana maupun disiplin. Terdakwa masih menjalani pengobatan syaraf (suspek epilepsi).
Hal-hal yang memberatkan : -
-
Perbuatan Terdakwa dilakukan pada saat pemerintah dan masyarakat sedang berupaya untuk memberantas kejahatan penyalah-gunaan Narkotika. Perbuatan Terdakwa dilakukan di Asrama Hubdam V/Brawijaya. Perbuatan Terdakwa telah mencemarkan citra TNI di mata masyarakat. Perbuatan Terdakwa akan merusak sendi-sendi disiplin prajurit, khususnya satuan Terdakwa.
Menimbang
: Bahwa setelah meneliti dan mengkaji sifat, hakikat dan akibat perbuatan Terdakwa serta hal-hal yang meringankan maupun yang memberatkan dan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat pidana penjara sebagaimana yang dimohonkan oleh Oditur Militer perlu diperingan sehingga adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa.
Menimbang
: Bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana, maka ia harus dibebani untuk membayar biaya perkara.
37 Menimbang
: Bahwa selama waktu Terdakwa berada sementara perlu dikurangkan sepenuhnya dijatuhkan.
Menimbang
: Bahwa barang bukti dalam perkara ini yang berupa: 1.
dalam penahanan dari pidana yang
Barang: 1 (satu) set bong/alat menghisap Narkotika jenis sabu sabu yang terdiri dari : 1 (satu) buah botol minuman Pocari Sweat, 1 (satu) buah sedotan warna putih , 2 (dua) buah sedotan warna merah putih dan kuning dan 1 (satu) buah pipet yang terbuat dari kaca yang sudah pecah.
2. Surat: a. 3 (tiga) lembar Surat Keterangan hasil Berita acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik dari Bareskrim Polri cabang Surabaya No. Lab : 9706/NNF/2015 tanggal 28 Desember 2015 an. Serka Agus Eko Prasetyo yang ditanda tanggani oleh Kalabfor Cabang Surabaya Kombes Pol R Agus Budiharta NRP 64080832. b. 1 (satu) lembar foto barang bukti 1 (satu) set bong/alat menghisap Narkotika jenis sabu sabu yang terdiri dari : 1 (satu) buah botol minuman Pocari Sweat, 1 (satu) buah sedotan warna putih , 2 (dua) buah sedotan warna merah putih dan kuning dan 1 (satu) buah pipet yang terbuat dari kaca yang sudah pecah. Menimbang
:
Bahwa barang bukti berupa barang dan surat tersebut semuanya telah dipertimbangkan dan dapat memperkuat atas perbuatanperbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa dan oleh karena barang bukti surat tersebut sejak semula melekat dalam berkas perkara maka perlu ditentukan setatusnya untuk tetap dilekatkan dalam berkas perkara, sedangkan barang bukti barang berupa alat hisap tersebut agar tidak disalah gunakan perlu ditentukan setatusnya dirampas untuk dimusnahkan.
Menimbang
: Bahwa oleh karena Terdakwa dikawatirkan melarikan diri sebelum putusan berkekuatan hukum tetap, Majelis Hakim berpendapat Terdakwa perlu ditahan.
Mengingat
: Pasal 127 Ayat (1) huruf a UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika Jo Pasal 26 KUHPM dan ketentuan perundang-undangan lain yang bersangkutan. MENGADILI:
1. Menyatakan Terdakwa tersebut di atas, yaitu : AGUS EKO PRASETYO, Serka NRP 21020079820883 ; terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana: “Penyalahgunaan Narkotika Golongan-I bagi diri sendiri” 2.
Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan: Pidana pokok :
Penjara selama 10 (sepuluh) bulan. Menetapkan selama waktu Terdakwa berada dalam penahanan dikurangkan sepenuhnya dari pidana yang dijatuhkan Pidana tambahan: Dipecat dari dinas militer.
38 3.
Menetapkan barang bukti berupa : a.
Barang: - 1 (satu) set bong/alat menghisap Narkotika jenis sabu sabu yang terdiri dari : 1 (satu) buah botol minuman Pocari Sweat, 2 (dua) buah sedotan warna merah putih dan 1 (satu) buah pipet yang terbuat dari kaca yang sudah pecah. Dirampas untuk dimusnahkan.
b.
Surat: 1) 3 (tiga) lembar Surat Keterangan hasil Berita acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik dari Bareskrim Polri cabang Surabaya No. Lab : 9706/NNF/2015 tanggal 28 Desember 2015 an. Serka Agus Eko Prasetyo yang ditanda tanggani oleh Kalabfor Cabang Surabaya Kombes Pol R Agus Budiharta NRP 64080832. 2) 1 (satu) lembar foto barang bukti 1 (satu) set bong/alat menghisap Narkotika jenis sabu sabu yang terdiri dari : 1 (satu) buah botol minuman Pocari Sweat, 1 (satu) buah sedotan warna putih , 2 (dua) buah sedotan warna merah putih dan kuning dan 1 (satu) buah pipet yang terbuat dari kaca yang sudah pecah Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
4.
Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah).
5.
Memerintahkan Terdakwa untuk ditahan.
Demikian diputuskan pada hari Rabu tanggal 7 Juni 2017 dalam musyawarah Majelis Hakim oleh FX Raga Sejati, S.H., M.H. Letkol Chk NRP 545034 sebagai Hakim Ketua, serta Moch. Rachmat Jaelani, S.H. Letkol Chk NRP 522360 dan Abdul Halim, S.H. Mayor Chk NRP.11020014330876 masing-masing sebagai Hakim Anggota I dan sebagai Hakim Anggota II yang diucapkan pada hari dan tanggal yang sama oleh Hakim Ketua dalam sidang yang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut di atas, Oditur Militer Agung Catur Utomo, S.H., M.H. Mayor Chk NRP 11990016920574, Penasihat Hukum Ahmad Suryadi, S.H. Letda Chk NRP 21000075960980, Panitera Pengganti Ramadhani, S.H. Kapten Laut (KH) NRP 18382/P, serta dihadapan umum dan Terdakwa. Hakim Ketua Cap/Ttd FX. Raga Sejati, S.H., M.H. Letkol Chk NRP 545034 Hakim Anggota-I
Hakim Anggota-II
ttd
ttd
Moch. Rachmat Jaelani, S.H. Letkol Chk NRP 522360
Abdul Halim, S.H. Mayor Chk NRP 11020014330876
Panitera Pengganti ttd Ramadhani, S.H. Kapten Laut (KH) NRP 18382/P