NASIONALISME E D I S I 0 8 / S E P T E M B E R - D E C E M BIDENTITAS E R 2 0 1 6 / D-W I B A H A S A I N D O N-EINTEGRITAS SIA - INGGRIS
BU LE T I N C I V I TAS AK ADE M I K A
I D E N T I TA S - N A S I O N A L I S M E - I N T E G R I TA S
www.idu.ac.id
13
20
23
39
Unhan Selenggarakan Kuliah Umum : Panglima TNI, Kasal,Wakasau, SBY, Menhan, dan Duta Besar Korsel, Mengisi Kuliah Umum di Kampus Unhan
Indo Defence 2016 Expo & Forum 2016 : Universitas Pertahanan Sosialisasikan Beasiswa Studi Pertahanan di Indo Defence
Universitas Pertahanan Selenggarakan NADI 2016 di Bali
Unhan Jalin Kerjasama Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Bersama Pemda dan Perguruan Tinggi
Defense University held a Public Lecture: Commander of the Indonesian Armed Forces, Navy Chief of Staff, Air Force Deputy Chief of Staff, Susilo Bambang Yudhoyono, Defense Minister, and South Korean Ambassador gave a Public Lecture at the Defense University campus.
Indo Defense 2016 Expo & Forum 2016: Defense University socialized defense study scholarships at Indo Defense
Defense University held NADI 2016 in Bali
Defense University Set Up Cooperation in Education, Research and Dedication to the People with Regional Governments and Colleges
Wisuda Pasca Sarjana Unhan TA 2015/2016 :
Tiga Wisudawan Raih IPK Tertinggi dan Satu Orang Tesis Terbaik Postgraduate Graduation of Defense University Academic Year 2015/2016:
Three Graduates Achieved the Highest GPA and One Graduate the Best Thesis
UNIVERSITAS PERTAHANAN, Kawasan IPSC, Desa Tangkil, Sentul, Bogor, Jawa Barat SEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 1
DITJEN STRAHAN KEMHAN
Defense Minister of the Republic of Indonesia and Rector of Defense University with Graduates of the Faculty of Defense Strategy and the Faculty of Defense Management Academic Year 2016, PMPP Auditorium, IPSC Area, Sentul, Bogor, October 26th, 2016
Menhan RI dan Rektor Unhan bersama Wisudawan Fakultas Strategi Pertahanan dan Fakultas Manajemen Pertahanan Tahun Akademik TA 2016, Aula PMPP, di Kawasan IPSC, Sentul, Bogor, 26 Oktober 2016
STRATEGI PERTAHANAN
daftar isi I table of content 03. Daftar Isi
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
SUSUNAN REDAKSI EDITORIAL BOARD PELINDUNG I CHAIRMAN Rektor Universitas Pertahanan Letnan Jenderal TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil PENGARAH I DIRECTORS Wakil Rektor II Bidang Umum & Keuangan Universitas Pertahanan Laksda TNI Ir Rusmali Anggawiria, M.Pd PENANGGUNG JAWAB I CUSTODIAN Kepala Biro Umum Universitas Pertahanan Brigjen TNI Bambang Chrishardianto, S.I.P, M.M, M.Si (Han) PEMIMPIN REDAKSI I EDITOR-IN-CHIEF Kabag Humas dan TU Biro Umum Universitas Pertahanan Sri Murtiana,S.Sos,M.M PEMBUAT ARTIKEL I WRITERS Kolonel Caj Dr. Suryanto D.W, M.H, M.M Kolonel Kav Mitro Prihantono, S.AP, M.Sc. M Soeharto Agung S, S.E, M.M (Han) Letkol Caj Drs. I Nyoman Astawa, M.Si. Mayor Tek Novky Asmoro, S.T, M.Si (Han) PENYUNTING I EDITORS Mayor Cpm Dwi Handoyo Penata Tk. I III/c Susi Ernawati, S.Sos, M.A.P SEKRETARIS I SECRETARY Penata Tk. I III/d Drs Jaenal Abidin DESAIN GRAFIS / FOTOGRAFER GRAPHIC DESIGNER/PHOTOGRAPHER Penata Tk. I III/d Wirawan, SH Mayor Kav M Toha SEKRETARIAT / ADMINISTRASI SECRETARIAT/ADMINISTRATION Mayor Caj Harno, S.Ag Penda Tk. I III/b Siti Thoharoh Penda Tk. I III/b Suharno Penda TK. I III/b Pengatur II/d Siswanto DITERBITKAN OLEH I PUBLISHER Humas Universitas Pertahanan Kawasan IPSC Sentul-Bogor Telp : 021-87951555-psw 7211 Email :
[email protected] [email protected]
LAPORAN UTAMA 04. Universitas Pertahanan Wisuda 155 Orang Mahasiswa Pasca Sarjana 07. Wisuda Pasca Sarjana Unhan TA 2015/2016: Tiga Wisudawan Raih IPK Tertinggi dan Satu Orang Tesis Terbaik LAPORAN KHUSUS
13. Unhan Selenggarakan Kuliah Umum : Panglima TNI, Kasal, Wakasau, SBY, Menhan, dan
Duta Besar Korsel, Mengisi Kuliah Umum di Kampus Unhan
20. Indo Defence 2016 Expo & Forum 2016 : Universitas Pertahanan Sosialisasikan Beasiswa Studi Pertahanan di Indo Defence 23. Track II Network Asean of Defense Institution (NADI) 2016 di Bali : ASEAN Harus Berbagi Informasi Intelijen Dalam Memerangi Kejahatan Transnasional 26. Rektor Unhan Hadiri Konferensi Penelitian Internasional Ke-9 di Sri Lanka 28. Delegasi Unhan Dipimpin Rektor Unhan, Hadiri Pertemuan 20th ARF-HDUCIM 2016 di India 31.. Kunjungan Perwira Sesko TNI India Ke Unhan : Indonesia Merupakan Partner Strategis Bagi India 33. Amanat Menhan Pada HUT Ke-71 TNI di Unhan : Penguatan Industri Pertahanan Sangat Penting Dalam Mendukung Tugas TNI 36. Hari Perdamaian Dunia Di Unhan : Melalui Kekuatan Bhinneka Tunggal Ika, Diharapkan Bangsa Indonesia Jadi Subjek Pembangunan 39 Unhan Jalin Kerjasama Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Bersama Pemda dan Perguruan Tinggi 43. Opini : Kedaulatan Wilayah Udara dan Ancaman Perang Informasi Strategis Sebagai Tantangan Ketahanan Ekonomi Nasional 49. Opini : Kenali UI dan UX untuk Tangkal Cyberterror
03. Table of Content HEADLINE NEWS 04. Defense University Passed 155 Postgraduate Students 07. Postgraduate Graduation of Defense University Academic Year 2015/2016:Three Graduates Reached the Highest GPA and One Graduate the Best Thesis SPECIAL REPORT 13 Defense University Held a Public Lecture: Commander of the Indonesian Armed Forces, Navy Chief of Staff, Air Force Deputy Chief of Staff, Susilo Bambang Yudhoyono, Defense Minister, and South Korean Ambassador Gave a Lecture at the Defense University Campus 20 Indo Defence 2016 Expo & Forum 2016 : Defense University Socialized Defense Study Scholarships
at Indo Defense
23. Track II Network Asean of Defense Institution (NADI) 2016 in Bali: ASEAN must Share Intelligent Information
in Fighting Transnational Crimes
26. Rector of Defense University Atttended the 9th Conference of International Research in Sri Lanka 28. Defense University Delegation Led by Rector of Defense University Attended the 20th Meeting of ARF-HDUCIM
2016 in India
31. Visit of the Command School Officials of the Indian Armed Forces to Defense University: Indonesia is Redaksi Buletin UNHAN menerima sumbangan tulisan/ foto. Redaksi berhak melakukan perubahan atas naskah yang dimuat tanpa menghilangkan esensi isinya. Tulisan dalam Buletin UNHAN ini diluar tanggung jawab percetakan.
the Defense Industry is Quite Important to Support of the Indonesian Armed Force Duties
36. The World Peace Day at Defense University:Through the Power of Unity in Diversity, the Indonesian Nation
IDU bulletin welcomes editorial contributions and photographs. Editorial members are entitled to do changes to the published articles without losing the essence of the content. All articles in IDU bulletin is beyond the publisher’s responsibility.
a Strategic Partner for India
33. Address of the Defense Minister at the 71st Anniversary of the Indonesian Armed Forces: Strengthening
is Hoped to be a Subject of Development
39 Defense University Set Up Cooperation in Education, Research and Dedication to the People with Regional
Governments and Colleges
43. Opinion: Sovereignty of the Air Region and Threats of Strategic Information War as a Challenge of the National
Economic Defense
49. Opinion: Get to Know UI and UX to Prevent Cyber Terror SEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 3
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Laporan Utama i HEADLINE NEWS
Universitas Pertahanan Wisuda 155 Orang Mahasiswa Pasca Sarjana
Defense University Passed 155 Postgraduate Students
niversitas Pertahanan kembali melakukan wisuda Pasca Sarjana Tahun Akademik 2015/2016. Upacara wisuda yang akan dihadiri Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dengan didampingi Rektor Universitas Pertahanan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil, akan berlangsung di Gedung Aula UNTAC PMPP TNI, di Kawasan IPSC, Sentul Bogor, Jawa-Barat, Rabu pagi, 26 Oktober 2016.
efense University held a Postgraduate Graduation Academic Year 2015/2016. Defense Minister, Ryamizard Ryacudu, accompanied by Rector of Defense University, Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., attended the graduation ceremony, held at UNTAC PMPP TNI Auditorium, IPSC Complex, Sentul, Bogor, West Java, Wednesday, October 26th, 2016.
U 4
I DEFENSE UNIVERSITY SEPTEMBER - DECEMBER 2016
D
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Dalam Laporan Hasil Pendidikan Pasca Sarjana TA 2015/2016, Kepala Biro Akademik Unhan Brigjen TNI Tamsil , menyampaikan, bahwa berdasarkan hasil Sidang Yudisium Prodi Strategi Perang Semesta, Prodi Peperangan Asimetris, Prodi Damai dan Resolusi Konflik, Prodi Diplomasi Pertahanan, Prodi Strategi dan Kampanye Militer, Prodi Strategi Pertahanan Darat, Prodi Strategi Pertahanan Laut, Prodi Strategi Pertahanan Udara, Prodi Manajemen Pertahanan, Prodi Ekonomi Pertahanan, Prodi Manajemen Bencana, Prodi Ketahanan Energi dan Prodi Keamanan Maritim, pada tanggal 14 Oktober 2016, jumlah Mahasiswa Pasca Sarjana Unhan TA 2012/2013, TA 2013/2014, TA 2014/2015 dan TA 2015/2016 yang dinyatakan lulus berjumlah 155 orang mahasiswa. Rinciannya adalah dari Prodi Strategi Perang Semesta TA 2015/2016 terdapat 33 orang lulus dan satu orang sedang menyelesaikan perkuliahan, Prodi Peperangan Asimetris tujuh orang lulus, Prodi Damai dan Resolusi Konflik TA 2013/2014 satu orang lulus dan TA 2014/2015 empat orang lulus serta satu orang persiapan sidang tesis. Kemudian Prodi Diplomasi Pertahanan TA 2014/2015 sembilan orang lulus, tiga orang menyelesaikan tesis, dan satu orang belum melaksanakan seminar proposal. Prodi Strategi dan Kampanye Militer TA 2012/2013 tujuh orang lulus, TA 2013/2014 satu orang lulus, TA 2014/2015 enam orang lulus, TA 2015/2016 terdapat 13 orang lulus dan 17 orang masih dalam penyelesaian tesis. Dari Prodi Strategi Pertahanan Darat TA 2014/2015 ada 16 orang lulus dan 27 orang masih dalam penyelesaian tesis, dan untuk TA 2015/2016 terdapat tujuh orang lulus dan 53 orang masih dalam penyelesaian tesis.Untuk Prodi Strategi Pertahanan Laut TA 2014/2015 sembilan orang lulus dan dua orang masih dalam penyelesaian tesis serta TA 2015/2016 lima orang lulus dan 20 orang masih dalam penyelesaian tesis. Kemudian Prodi Strategi Pertahanan Udara TA 2014/2015 dua orang lulus dan 28 orang masih dalam penyelesaian tesis dan TA 2015/2016 dua orang lulus dan 26 orang masih dalam penyelesaian tesis. Kemudian dari Fakultas Manajemen Pertahanan dengan Prodi Manajemen Pertahanan TA 2014/2015 tujuh orang lulus dan lima orang masih dalam penyelesaian tesis, Prodi Ekonomi Pertahanan TA 2014/2015 berjumlah 11 orang dan lima orang masih dalam penyelesaian tesis, Prodi Manajemen Bencana TA 2014/2015 lima orang lulus dan lima orang dalam penyelesaian tesis, Prodi Ketahanan Energi TA 2014/2015 tujuh orang lulus dan sepuluh orang dalam penyelesaian tesis. Dari 155 mahasiswa yang lulus, 22 orang berhasil meraih predikat dengan pujian, yakni dari Prodi Perang Semesta yang berjumlah 22 orang dengan nilai rata-rata IPK 3,93 dan 3, 89 serta Prodi Strategi dan Kampanye Militer satu orang dengan IPK 3,83.
In the Report of Postgraduate Education Result Academic Year 2015/2016, Head of the Academic Bureau of Defense University, Brigadier General Tamsil, stated that based on result of the Sidang Yudisium of the Universal War Strategy Study Program, the Asymmetric War Study Program, the Peace and Conflict Resolution Study Program, the Defense Diplomacy Study Program, the Military Strategy and Campaign Study Program, the Land Defense Strategy Study Program, the Sea Defense Strategy Study Program, the Air Defense Strategy Study Program, the Defense Management Study Program, the Defense Economy Study Program, the Disaster Management Study Program, the Energy Security Study Program, and the Maritime Security Study Program, on October 14th, 2016, the number of postgraduate students of Defense University Academic Years 2012/2013, 2013/2014, 2014/2015 and 2015/2016 stated to have passed was 155. The detail is as follows: 33 students passed and one student completing the lectures from the Universal War Strategy Study Program Academic Year 2015/2016, seven students passed from the Asymmetric War Study Program, one student passed from the Peace and Conflict Resolution Study Program Academic Year 2013/2014 and four students from Academic Year 2014/2015 while one student was preparing a thesis examination. From the Defense Diplomacy Study Program Academic Year 2014/2015, nine students passed, three students were finishing their thesis, and one student has not completed the seminar proposal. From the Military Strategy and Campaign Study Program Academic Year 2012/2013, seven students passed, from Academic Year 2013/2014 one student, and from Academic Year 2014/2015 six students, while from Academic Year 2015/2016 13 students. Seventeen students were still finishing their thesis. From the Land Defense Strategy Study Program Academic Year 2014/2015, there were 16 students who had passed and 27 students were finishing their thesis. From Academic Year 2015/2016, seven students passed and 53 students were finishing thesis. From the Sea Defense Strategy Study Program Academic Year 2014/2015, nine students passed and two students were finishing thesis. From Academic Year 2015/2016, five students passed and 20 students were finishing thesis. From the Air Defense Strategy Study Program Academic Year 2014/2015, two students passed and 28 students were finishing thesis while from Academic Year 2015/2016, two students passed and 26 students were finishing thesis. At the Faculty of Defense Management, from the Defense Management Study Program Academic Year 2014/2015, seven students passed and five students were finishing their thesis. From the Defense Economy Study Program Academic Year 2014/2015, 11 students passed and five students were finishing their thesis. From the Disaster Management Study Program Academic Year 2014/2015, five students passed and five students were finishing thesis. From the Energy Security Study Program Academic Year 2014/2015, seven students passed and 10 students were finishing thesis. Out of 155 graduates, 22 students from the Universal War Study Program received a predicate with compliment with GPA 3.93 and 3.89, and one student from the Military Strategy and Campaign Study Program with GPA 3.83. SEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 5
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Kemudian dilaporkan juga penerima penghargaan predikat dengan pujian dan tesis terbaik yakni Penghargaan “Canti Dharma Cendekia” diberikan kepada tiga mahasiswa dengan IPK 3,93 yaitu Juniawan Priyono, Matthew William Flint dan Wayan Nuriada dari Prodi Strategi Perang Semesta. Untuk Penghargaan “Canti Dharma Sastra” dengan tesis terbaik TA 2015/2016 diraih Wayan Nuriada, dengan judul “ Peran Pembinaan Teritorial Korem 074/Warastratama Dalam Deradikalisasi,”. Hadir dalam wisuda tersebut, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Sekjen Kemhan Laksda TNI Widodo, Kabadiklat Kemhan Mayjen TNI Hartind Asrin, Dirjen Kuathan Kemhan Mayjen TNI Bambang Hartawan, Ketua LP2M Dr Sutrimo, Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Yoedhi Swastanto, Warek I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof Dr Dadang Gunawan, Warek II Bidang Umum dan Keuangan Laksda TNI Rusmali Anngawiria, Warek III Bidang Kerjasama dan Kelembagaan Marsda TNI Dr Agus Sudarya, Dekan Fakultas Strategi Pertahanan Mayjen TNI Gede Sumertha, mantan Rektor Unhan Laksdya TNI Desi Albert Mamahit, Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan Laksda TNI Dr Amarulla Octavian, Guru Besar Unhan Prof Dr Purnomo Yusgiantoro, Atase Pertahanan negara sahabat, BNPB, BNPT dan segenap pejabat lainnya *)
6
I DEFENSE UNIVERSITY SEPTEMBER - DECEMBER 2016
It was also reported that three students with GPA of 3.93 and the best thesis received the “Canti Dharma Cendekia” award. They were Juniawan Priyono, Matthew William Flint and Wayan Nuriada from the Universal War Strategy Study Program. Meanwhile, the “Canti Dharma Sastra” award with the best thesis for Academic Year 2015/2016 was received by Wayan Nuraida, with a thesis entitled “The Role of Territorial Development at Korem 074/Warastratama in Deradicalization”. Attending the graduation ceremony were Defense Minister Ryamizard Ryacudu, Secretary General of the Defense Ministry Rear Admiral Widodo, Head of the Education and Training Centre of the Defense Ministry Major General Hartind Asrin, Director General of Defense Strengthening of the Defense Ministry Major General Bambang Hartawan, Head of LP2M Dr. Sutrimo, Director General of the Defense Strategy of the Defense Ministry Major General Yoedhi Swastanto, Deputy Rector I of Academic and Student Affairs Prof Dr Dadang Gunawan, Deputy Rector II of General Affairs and Finance Rear Admiral Rusmali Anngawiria, Deputy Rector III of Cooperation and Institutional Affairs Young Marshal Dr Agus Sudarya, Dean of the Faculty of Defense Strategy Major General Gede Sumertha, former Rector of Defense University Rear Admiral Desi Albert Mamahit, Dean of the Faculty of Defense Management Rear Admiral Dr Amarulla Octavian, Professor of Defense University Prof Dr Purnomo Yusgiantoro, Defense Attache of foreign countries, BNPB, BNPT and other officials *)
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Laporan Utama i HEADLINE NEWS
Wisuda Pasca Sarjana Unhan TA 2015/2016:
Tiga Wisudawan Raih IPK Tertinggi dan Satu Orang Tesis Terbaik
Terdapat tiga orang wisudawan yang mendapatkan IPK tertinggi dengan nilai IPK 3,93 dari Prodi Strategi Perang Semesta dan diberikan Penghargaan dan Piala Canti Dharma Cendekia. Mereka adalah Juniawan, Wayan Nuriada dan Matthew William Flint (mahasiswa Unhan asal Australia).Untuk wisudawan dengan tesis terbaik diberikan Penghargaan dan Piala Canti Dharma Sastra kepada Wayan Nuriada dari Prodi Strategi Perang Semesta dengan judul tesis “Peran Pembinaan Teritorial Korem 074/ Warastratama Dalam Deradikalisasi”.
Postgraduate Graduation of Defense University Academic Year 2015/2016:
Three Graduates Achieved the Highest GPA and One Graduate the Best Thesis There were three graduates who achieved the highest GPA 3.93 from the Universal War Strategy Study Program and received the Canti Dharma Cendekia award. They were Juniawan, Wayan Nuriada and Matthew William Flint (Defense University student from Australia). The graduate with the best thesis was presented the Canti Dharma Sastra award. It was Wayan Nuraida from the Universal War Strategy Study Program with a thesis entitled “The Role of Territorial Development at Korem 074/Warastratama in Deradicalization”. SEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 7
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
U
niversitas Pertahanan menyelenggarakan wisuda mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Strategi Pertahanan dan Fakultas Manajemen Pertahanan Tahun Akademik 2015/2016. Wisuda yang dihadiri Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Menristek Dikti Mohamad Nasir ini berlangsung di Gedung Aula UNTAC PMPP TNI, di Kawasan IPSC, Sentul Bogor, Jawa-Barat, Rabu pagi, 26 Oktober 2016. Rektor Universitas Pertahanan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil, menyampaikan Laporan Penyelenggaraan Pendidikan Wisuda Mahasiswa Pasca Sarjana, kepada Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Menristek Dikti Mohamad Nasir bahwa mahasiswa Pasca Sarjana yang diwisuda berjumlah 155 orang. Dari Fakultas Strategi Pertahanan sebanyak 122 orang wisudawan, dengan rincian Prodi Perang Semesta 33 orang, Prodi Peperangan Asimetris tujuh orang, Prodi Damai dan Reso lusi Konflik lima orang, Prodi Diplomasi Pertahanan tiga orang, Prodi Strategi dan Kampanye Militer 27 orang, Prodi Strategi Pertahanan Darat 23 orang, Prodi Strategi Pertahanan Laut 14 orang dan Prodi Strategi Pertahanan Udara empat orang.
8
I DEFENSE UNIVERSITY SEPTEMBER - DECEMBER 2016
D
efense University held a graduation ceremony for postgraduate students of the Faculty of Defense Strategy and the Faculty of Defense Management Academic Year 2015/2016. The graduation ceremony was attended by Defense Minister Ryamizard Ryacudu and the Minister of Research and Technology Higher Education Mohamad Nasir. The ceremony was held at the UNTAC Auditorium of PMPP TNI, IPSC Complex, Sentul, Bogor, West Java, on Wednesday morning, October 26th, 2016. Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, P.Phil., submitted a Report on the Postgraduate Students Education to Defense Minister Ryamizard Ryacudu and the Minister of Research and Technology Higher Education Mohamad Nasir, stating that 155 Postgraduate students were graduated. They were122 students from the Faculty of Defense Strategy, including 33 students from the Universal War Strategy Study Program, seven students from the Asymmetric War Study Program, five students from the Peace and Conflict Resolution Study Program, three students from the Defense Diplomacy Study Program, 27 students from the Military Strategy and Campaign Study Program, 23 students from the Land Defense Strategy Study Program, 14 students from the Sea Defense Strategy Study Program, and four students from the Air Defense Strategy Study Program.
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Kemudian dari Fakultas Manajemen Pertahanan sebanyak 33 orang wisudawan. Mereka terdiri dari Prodi Manajemen Pertahanan tujuh orang, Prodi Ekonomi Pertahanana 11 orang, Prodi Manajemen Bencana lima orang, Prodi Ketahanan Energi tujuh orang dan Prodi Keamanan Maritim tiga orang. Dari 155 wisudawan tersebut terdiri dari 98 anggota TNI yakni 45 orang wisudawan dari perwira TNI Angkatan Darat, 40 orang perwira dari TNI Angkatan Laut dan 13 orang perwira dari TNI Angkatan Udara. Selain dari militer, terdapat sembilan wisudawan yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), 47 orang berasal dari masyarakat umum dan satu orang wisudawan dari negara Australia. Dalam laporannya, Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil, mengatakan, dari 155 orang wisudawan, yang mendapat predikat memuaskan berjumlah delapan orang dan yang mendapatkan predikat sangat memuaskan berjumlah 125 orang serta yang mendapat predikat dengan pujian berjumlah 22 orang. Terdapat tiga orang wisudawan yang mendapatkan IPK tertinggi dengan nilai IPK 3,93 dari Prodi Strategi Perang Semesta dan diberikan Penghargaan dan Piala Canti Dharma Cendekia. Mereka adalah Juniawan, Wayan Nuriada dan Matthew William Flint (mahasiswa Unhan asal Australia). Untuk wisudawan dengan tesis terbaik diberikan Penghargaan dan Piala Canti Dharma Sastra kepada Wayan Nuriada dari Prodi Strategi Perang Semesta dengan judul tesis “Peran Pembinaan Teritorial Korem 074/Warastratama Dalam Deradikalisasi”. Rektor Unhan menyampaikan, dalam rangka meningkatkan wawasan dan pengetahuan mahasiswa selain menyelenggarakan pendidikan dilingkungan kampus, Unhan juga menyelenggarakan Kuliah Kerja Dalam Negeri (KKDN) yang dilaksanakan diseluruh pelosok tanah air. Selain KKDN, Unhan juga menyelenggarakan Kuliah Kerja Luar Negeri (KKLN) di beberapa negara sahabat seperti di Amerika Serikat, Australia, Thailand, Singapura, Vietnam dan Philipina. Universitas Pertahanan secara aktif mengirimkan mahasiswanya untuk mengikuti berbagai macam kegiatan didalam dan luar negeri seperti forum diskusi, workshop dan seminarseminar baik dengan perguruan tinggi maupun institusi peme rintah dan swasta. Salah satu mahasiswa Unhan dari Fakultas Manajemen Bencana/Prodi Manajemen Bencana TA 2015/2016, Fajar Shidiq, terpilih untuk menghadiri Asian Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction (AMCDRR) 2016 di New Delhi, India. Kegiatan ini diorganisir The United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNISDR) dengan menghadirkan pejabat Badan Penanggulangan Bencana negara-negara Asia dengan inti kegiatan berupa pembahasan pelaksanaan pengurangan resiko bencana di negara-negara kawasan Asia.
From the Faculty of Defense Management, there were 33 graduates. They included seven students from the Defense Management Study Program, 11 students from the Defense Economy Study Program, five students from the Disaster Management Study Program, seven students from the Energy Security Study Program, and three students from the Maritime Security Study Program. Out of the 155 students, 98 were members of the Indonesian Armed Forces. They included 45 officials of the Indonesian Army, 40 officials of the Indonesian Navy, and 13 officials of the Indonesian Air Force. Apart from military personnel, there were nine graduates from the public in general and one person from Australia. In his report, Rector of Defense University, Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., said that out of 155 graduates, eight graduates received a satisfactory predicate, 122 graduates received a highly-satisfactory predicate, and 22 graduates received a predicate with compliment. There were three graduates who achieved the highest GPA of 3.93 from the Universal War Strategy Study Program. They were presented the Canti Dharma Cendekia award. The graduates were Juniawan, Wayan Nuriada dan Matthew William Flint (a student of Defense University from Australia). The graduate with the best thesis was presented the Canti Dharma Sastra award, which went to Wayan Nuriada from the Universal War Strategy Study Program with a thesis entitled “Role of Territorial Development at Korem 074/ RaWarastratama in Deradicalization”. Rector of Defense University stated that to broaden insight and increase knowledge of the students, in addition to lectures at the campus, Defense University also held domestic internship (KKDN) throughout the country. Apart from KKDN, Defense University also held overseas internship (KKLN) in some countries such as the United States, Australia, Thailand, Singapore, Vietnam, and the Philippines. Defense University actively sent students to take part in various activities domestically and overseas, such as discussions, workshops, and seminars with colleges, government institutions and the private party. One of Defense University students from the Disaster Management Study Program Academic Year 2015/2016, Fajar Shidiq, had been selected to attend the Asian Ministerial Conference on Disaster Risk Reduction (AMCDRR) 2016 in New Delhi, India. The event was organized by the United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNISDR) and invited officials of the Disaster Reduction Agency from Asian countries. The activity was focused on discussions on disaster risks reduction in countries in the Asian region.
SEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 9
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Kepada mahasiswa yang saat ini diwisuda dan akan segera menjadi alumni Unhan, Rektor Unhan mengingatkan bahwa para wisudawan adalah kader pemimpin bangsa dan sekaligus kader intelektual Bela Negara. “Tanggungjawab moral sebagai alumni Unhan menuntut kepada saudara secara sadar untuk terus mengembangkan ilmu pertahanan sebagai ilmu yang bersifat multi, inter dan intra disipliner,”papar Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil. Selain pusat studi lainnya, Universitas Pertahanan telah membentuk Pusat Studi Bela Negara sebagai wahana para alumni Unhan untuk terus mengembankan konsep Bela Negara dan ilmu pertahanan secara umum. Para alumni dapat bergabung pada salah satu pusat studi dan Komunitas Ilmu Pertahanan Indonesia (KIPI) Dalam kesempatan tersebut, Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil.menyampaikan ucapan terimakasih kepada berbagai pihak atas kerjasama yang baik antara lain kepada Office Defense Cooperation (ODC) Kedubes Amerika Serikat dan Naval Postgraduate School (NPS) Monterey, Cranfield University, Australian Defense College, NDU of China dan universitas nasional di Indonesia.
10
I DEFENSE UNIVERSITY SEPTEMBER - DECEMBER 2016
To the graduated students who would soon become Defense University alumni, Rector of Defense University reminded that the graduates were cadres of the nation’s leaders and intellectual cadres of the State Defense. “In term of moral responsibility, as alumni of Defense University, you are required to consciously continue to develop the defense science as a multi, inter and intra disciplinary science,” stated Rector of Defense University, Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil. In addition to other study centres, Defense University has set up a State Defense Study Centre as a place for Defense University alumni to continuously develop the State Defense concept and defense science in general. The alumni can join in one of the study centres and the Community of Indonesian Defense Science (KIPI). During the occasion, Rector of Defense University, Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., expressed his gratitude to various parties for the good cooperation, including to the Office of Defense Cooperation (ODC) of the United States Embassy, the Naval Postgraduate School (NPS) Monterey, Cranfield University, Australian Defense College, NDU of China, and local universities in Indonesia.
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Alumni Unhan Siap Jadi Duta Bela Negara
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dalam sambut annya mengatakan, akhir dari studi di Unhan merupakan awal dari tugas sesungguhnya. Para wisudawan yang kini telah menjadi alumni Unhan diharapkan agar melakukan komunikasi dan interaksi dengan almamater, sehingga terbangun tali silaturrahmi dan jaringan yang kokoh antara para alumni dengan alumnilainnya dengan almamater. Indonesia menjadi negara ke-48 di dunia yang memiliki perguruan tinggi ilmu pertahanan yaitu Universitas Pertahanan yang memiliki motto Identitas, Integritas dan Nasionalisme. Wujud dari komitmen dan tanggung jawab Kemhan terhadap Unhan. Sebelum memiliki kampus sen diri di Kawasan IPSC, Sentul Bogor, wisuda Unhan dilaksanakan di Kantor Kemhan Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta dan selalu dihadiri Menteri Pertahanan. Hal ini sesuai amanah dari Perpres Nomor 5 Tahun 2011 bahwa Unhan berada dalam fungsi kewenangan Kemhan. Pengembangan SDM yang profesional di bidang pertahanan sangatlah penting. Prodi-Prodi yang dikembangkan Unhan beserta ilmu-ilmu yang terkait didalamnya merupakan bidang baru bagi dunia pendidikan nasional. Pertahanan tidak hanya berarti hard power tetapi merupakan kombinasi hard power dan soft power yang menjadi smart power. Bertambahnya aset SDM dengan kualifikasi Magister akan mendukung penelitian dan pengembangan ilmu pertahanan. Dukungan dari Kemenristek dan Dikti terutama dalam pengembangan ilmu terapan bidang pertahanan sa ngatlah penting. Kepada para wisudawan, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu berharap agar dapat membangun kekuatan pertahanan untuk menangkal hakekat ancaman global, regional dan nasional. Kemudian, melakukan sinergi antara kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan pembentukan karakter dan wawasan kebangsaan. Juga memperkuat komunitas pertahanan dalam fungsi dan perannya membangun bangsa dan negara di bidang pertahanan. “Alumni Unhan hendaknya siap menjadi Duta Kementerian Pertahanan dalam membangun semangat Bela Negara dan Cinta Tanah Air. Jika kesadaran Bela Negara masyarakat tinggi, maka pengaruh ajaran radikalisme tidak akan terjadi kepada masyarakat,” tutur Menhan Ryamizard Ryacudu Ilmu pengetahuan memang faktor penting menjadikan generasi bangsa yang cerdas. Namun, kecerdasan tersebut tidak akan berarti apa-apa, jika tidak diperkaya dengan karakter dan wawasan kebangsaan yang kuat.Menhan Ryamizard Ryacudu mengucapkan terima kasih atas kerja keras Unhan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dan semua pihak yang mendukung pengembangan Unhan.
Defense University Alumni Ready to Become State Defense Ambassadors
Defense Minister Ryamizard Ryacudu, in his speech stated that the end of study at Defense University was in fact the beginning of the real duties. The graduates who are now alumni of Defense University are expected to communicate and interact with their alma mater to build a strong network amongst the alumni. Indonesia has become the 48th country in the world which has a defense college, namely Defense University with its motto Identity, Integrity and Nationalism. It is a realization of the commitment and responsibility of the Defense Ministry towards Defense University. Before it has its own campus at IPSC Complex, Sentul Bogor, Defense University graduation was held at the Defense Ministry at Jl. Medan Merdeka Barat, Jakarta, and was always attended by the Defense Minister. This is in line with the mandate of the Presidential Regulation No. 5/2011 that Defense University is under the authority of the Defense Ministry. Professional human resources development in defense is quite important. Study programs being developed at Defense University and related sciences are new in the national education world. Defense does not only mean hard power but rather a combination of hard power and soft power, which will then become smart power. The additional human resources assets with a Master qualification will support researches and development of defense sciences. Support from the Ministry of Research and Technology Higher Education, particularly in development of applied sciences in technology, is quite important. To the graduates, Defense Minister Ryamizard Ryacudu said he hoped that they would build a defense power to prevent global, regional and national threats. The graduates were also expected to make a synergy between the advances of science and technology by forming national character and awareness, and to strengthen the defense community in its function and role in building the nation and the state in defense. “Alumni of Defense University should be ready to become ambassadors of the Defense Ministry in building the spirit of State Defense and Love the Nation. If the people have high awareness of the State Defense, radicalism will not affect the people,” Defense Minister Ryamizard Ryacudu firmly said. Science is indeed an important factor to make the nation smart. However, being smart will not mean anything if it is not enriched with national character and awareness. Defense Minister Ryamizard Ryacudu expressed his gratitude for the hard work of Defense University in implementing its duties and functions, and to all parties that support development of Defense University.
SEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 11
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Hadir dalam wisuda tersebut, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Sekjen Kemhan Laksda TNI Widodo, Kabadiklat Kemhan Mayjen TNI Hartind Asrin, Dirjen Kuathan Kemhan Mayjen TNI Bambang Hartawan, Ketua LP2M Dr Sutrimo, Dirjen Strahan Kemhan Mayjen TNI Yoedhi Swastanto, Warek I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof Dr Dadang Gunawan, Warek II Bidang Umum dan Keuangan Laksda TNI Rusmali Anngawiria, Warek III Bidang Kerjasama dan Kelembagaan Marsda TNI Dr Agus Sudarya, Dekan Fakultas Strategi Pertahanan Mayjen TNI Gede Sumertha, mantan Rektor Unhan Laksdya TNI Desi Albert Mamahit, Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan Laksda TNI Dr Amarulla Octavian, Guru Besar Unhan Prof Dr Purnomo Yusgiantoro, Atase Pertahanan negara sahabat, BNPB, BNPT dan segenap civitas akademika Unhan serta pejabat TNI/Polri lainnya.*)
12
I DEFENSE UNIVERSITY SEPTEMBER - DECEMBER 2016
Defense Minister Ryamizard Ryacudu, Secretary General of the Defense Ministry Rear Admiral Widodo, Head of the Education and Training Agency of the Defense Ministry Major General Hartind Asrin, Director General of Defense Strengthening Major General Bambang Hartawan, Head of LP2M Dr Sutrimo, Director General of Defense Strategy of the Defense Ministry Major General Yoedhi Swastanto, Deputy Rector I of Academic and Student Affairs Prof Dr Dadang Gunawan, Deputy Rector II of General Affairs and Finance Rear Admiral Rusmali Anngawiria, Deputy Rector III of Cooperation and Institutional Affairs Young Marshal Dr Agus Sudarya, Dean of the Faculty of Defense Strategy Major General Gede Sumertha, former Rector of Defense University Rear Admiral Desi Albert Mamahit, Dean of the Faculty of Defense Management Rear Admiral Dr Amarulla Octavian, Professor of Defense University Prof Dr Purnomo Yusgiantoro, Defense Attache of foreign countries, BNPB, BNPT and the academic community of Defense University as well as officials of the Indonesian Armed Forces and the Indonesian Police attended the graduation ceremony.*)
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Laporan khusus i SPECIAL REPORT
KULIAH UMUM PANGLIMA TNI / PUBLIC LECTURE OF COMMANDER OF THE INDONESIAN ARMED FORCES
KULIAH UMUM KASAL / PUBLIC LECTURE OF NAVY CHIEF OF STAFF
Unhan Selenggarakan Kuliah Umum :
Defense University Held a Public Lecture:
Kegiatan Kuliah Umum yang berlangsung di Auditorium Universitas Pertahanan secara bergiliran diisi Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau) Marsekal Madya TNI Hadiyan Suminta Atmadja di bulan Agustus 2016, Menteri Pertahanan Republik Indonesia (Menhan RI) Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu dan Duta Besar Republik Korea Selatan untuk Indonesia Taiyoung Cho di bulan September, serta Presiden Ke-6 Republik Indonesia Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono di bulan Oktober 2016.
Commander of the Indonesian Armed Forces General Gatot Nurmantyo, Navy Chief of Staff Admiral Ade Supandi, Air Force Deputy Chief of Staff Air Marshal Hadiyan Suminta Atmadja, gave a Public Lecture in August 2016, while Defense Minister Ryamizard Ryacudu, South Korean Ambassador to Indonesia Taiyoung Cho, and the 6th President of the Republic of Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono, in October 2016.
Panglima TNI, Kasal, Wakasau, SBY, Menhan, dan Duta Besar Korsel, Mengisi Kuliah Umum di Kampus Unhan
Commander of the Indonesian Armed Forces, Navy Chief of Staff, Air Force Deputy Chief of Staff, Susilo Bambang Yudhoyono, Defense Minister, and South Korean Ambassador gave a Public Lecture at the Defense University Campus
SEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 13
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
S
ebanyak 590 mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Pertahanan Tahun Akademik 2015/2016 dan 2016/2017 hadir dalam Kuliah Umum Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Dalam kuliah umum tersebut, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, didampingi Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio. Kuliah Umum yang mengangkat tema “Memahami Ancaman, Menyadari Jati Diri sebagai Modal Membangun Menuju Indonesia Emas“ itu berlangsung di Aula Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, di Kawasan International Peace and Security Center (IPSC) Sentul, Bogor, Jumat, 26 Agustus 2016. Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, dihadapan para mahasiswa dan pejabat Unhan, mengatakan, tonggak sejarah bangsa Indonesia terjadi pada 28 Oktober 1928, yaitu dengan adanya Sumpah Pemuda, dimana akhir nya perjuangan nasional yang dilandasi persatuan dan kesa tuan yang kokoh menghasilkan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Seiring berjalannya kemerdekaan bangsa Indonesia, saat ini kondisinya masih rentan dengan adanya konflik-konflik dari intra maupun antar bangsa akibat pere butan sumber pangan, air dan energi. “Ancaman yang paling nyata akan dihadapi bangsa Indonesia dalam bidang energi dan bahaya Narkoba,” ujar Pang lima TNI. Di bidang energi, ancaman timbul, karena diakibatan persaingan antar negara untuk menguasai sumber energi. Sedangkan Narkoba adalah potensi ancaman yang nyata saat ini, untuk itu diperlukan keseriusan seluruh komponen bangsa dalam menghadapai ancaman dari bahaya Narkoba. Mahasiswa Universitas Pertahanan, kata Panglima TNI, hendaknya mempunyai mimpi yang setinggi-tingginya. Sebab, hal itu dapat memberikan efek positif kepada bangsa dan mengatasi ancaman tersebut. Hadir dalam kuliah umum tersebut antara lain Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio,M.Phil, Warek I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof Dr Dadang Gunawan, Warek II Bidang Umum dan Keuangan Laksda TNI Rusmali Anggawiria, Warek III Bidang Kerjasama dan Kelembagaan Marsda TNI Dr Agus Sudarya, Dekan Fakultas Strategi Pertahanan Mayjen TNI Gede Sumertha, Ketua LP3M Laksda TNI Supartono, Kasatwas Unhan Mayjen TNI Subagio dan para pejabat Unhan. Tiga hari kemudian, Senin, 29 Agustus 2016, Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade Supandi, juga memberikan Kuliah Umum dihadapan 450 mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Pertahanan (Unhan). Kuliah Umum yang digelar di Auditorium Universitas Pertahanan itu juga para pejabat dan segenap civitas akademika Universitas Pertahanan.
14
I DEFENSE UNIVERSITY SEPTEMBER - DECEMBER 2016
S
ome 590 postgraduate students of Defense University Academic Year 2016/2017 attended a Public Lecture by Commander of the Indonesian Armed Forces General Gatot Nurmantyo. In his Public Lecture, Commander of the Indonesian Armed Forces General Gatot Nurmantyo, was accompanied by Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil. The Public Lecture had a theme “Understanding Threats, Being Aware of the Identity to Build towards Golden Indonesia”, and was held at the PMPP Auditorium, IPSC Complex, Sentul, Bogor, on Friday, August 26th 2016. In front of the students and Defense Ministry officials, Commander of the Indonesian Armed Forces General Gatot Nurmantyo, said that Indonesia’s milestone took place on October 28th, 1928 with the Youth Oath, where the national struggle based on strong unity eventually brought the nation to its independence on August 17th, 1945. However, the current condition remained prone to conflicts within the nation itself and among other nations in fights for food, water and energy resources. “The most real threat that the Indonesian nation is facing is energy and the danger of drugs,” Commander of the Indonesian Armed Forces firmly said. In the energy sector, the threat was caused by competitions amongst countries to dominate energy resources. On the other hand, drugs were a real threat at present, which need seriousness of all components of the nation to face threats of its danger. Defense University students, Commander of the Indonesian Armed Forces continued to say, should dream big as it could give positive effects to the nation and solve the threat. Attending the Public Lecture were Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., Deputy Rector I of Academic and Student Affairs Prof. Dr. Dadang Gunawan, Deputy Rector II of General Affairs and Finance Rear Admiral Rusmali Anggawiria, Deputy Rector III of Cooperation and Institutional Affairs Air Marshal Agus Sudarya, Dean of the Faculty of Defense Strategy Major General Gede Sumertha, Head of LP3M Rear Admiral Supartono, Head of Supervision Unit of Defense University Major General Subagio, and other Defense University officials. Three days later, on Monday, August 29th, 2016, Navy Chief of Staff Admiral Ade Supandi, also gave a Public Lecture in front of 450 postgraduate students of Defense University. The Public Lecture was held at the Defense University Auditorium and attended by officials and the academic community of Defense University.
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Dalam kuliah umumnya, Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, mengatakan, konstruksi geografis Indonesia memiliki nilai strategis di mata bangsa-bangsa lain yang berkepenting an terhadap laut Indonesia. Selain itu, laut Indonesia me ngandung Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah seperti minyak dan gas serta hasil kekayaan laut yang melimpah. Dari berbagai aspek yang menguntungkan tersebut, maka laut Indonesia sangat berpotensi menimbulkan berbagai macam ancaman, baik yang datangnya dari dalam negeri sendiri maupun dari luar. “Untuk membentengi dari segala ancaman tersebut, maka diperlukan sekali adanya keseriusan dari pemerintah dalam hal ini instansi-instansi yang terkait di dalamnya untuk segera mengambil langkah-langkah pencegahan,” ungkap Kasal Laksamana TNI Ade Supandi. Dalam kuliah umum tersebut juga dilakukan diskusi dalam dialog interaktif antara Kasal dengan mahasiswa Universitas Pertahanan yang menyambutnya dengan antusias dan penuh semangat. Hadir dalam kulih umum tersebut, Warek II Bidang Umum dan Keuangan Unhan Laksda TNI Rusmali Anggawiria, Kasatwas Unhan Mayjen TNI Subagio, Ketua LP2M Dr Sutirmo, Ketua LP3M Laksda TNI Supartono, Dekan Manajemen Pertahanan Laksda TNI Dr Amarulla Octavian, Dekan Fakultas Strategi Pertahanan Mayjen TNI Gede Sumertha, para Kaprodi dan pejabat Unhan.
KULIAH UMUM WAKASAU / PUBLIC LECTURE BY AIR FORCE DEPUTY CHIEF OF STAFF
In his Public Lecture, Navy Chief of Staff Admiral Ade Supandi, said that Indonesia’s geographic construction has a strategic value in the eyes of other nations which have an interest in Indonesia’s seas. In addition, Indonesia’s seas contain abundant natural resources. Considering the various beneficial aspects, Indonesia’s seas may potentially cause various threats, from both the country itself as well as from foreign countries. “To prevent these threats, the Government – in this case related institutions - must seriously and immediately take preventive steps,” stated Navy Chief of Staff Admiral Ade Supandi. During the Public Lecture, the students also had a discussion and interactive dialogue with Navy Chief of Staff; they were enthusiastic and excited. Attending the Public Lecture were Deputy Rector II of General Affairs and Finance Rear Admiral Rusmali Anggawiria, Head of the Supervision Unit of Defense University Major General Subagio, Head of LP2M Dr. Sutrimo, Head of LP3M Rear Admiral Supartono, Dean of the Faculty of Defense Management Rear Admiral Amarulla Octavian, Dean of the Faculty of Defense Strategy Major General Gede Sumertha, Head of Study Programs, and other officials of Defense University.
KULIAH UMUM SBY / PUBLIC LECTURE BY SUSILO BAMBANG YUDHOYONO SEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 15
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Berselang dua hari kemudian, 31 Agustus 2016, Universitas Pertahanan selenggarakan Kuliah Umum bersama Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakasau) Marsekal Madya TNI Hadiyan Suminta Atmadja. Wakasau memberikan Kuliah Umum kepada mahasiswa baru Unhan Tahun Akademik 2016/2017 di Gedung Auditorium Unhan, di Kawasan IPSC, Sentul, Bogor. Tema yang diangkat dalam kuliah umum Wakasau kali ini adalah “Strategi Pertahanan Udara Pada Poros Maritim Dalam Rangka Implementasi Nawa Cita “. TNI Angkatan Udara telah berkomitmen untuk memperkuat program poros maritim yang digagas pemerintah. Program tersebut optimistis mampu mewujudkan Indonesia menjadi negara mandiri dan berdaulat. Beberapa perkembangan diantaranya yang berdampak pada pertahanan negara adalah kebijakan strategis Amerika Serikat di kawasan Asia Pasifik, perkembangan ekonomi dan militer Tiongkok dan sengketa di Laut China Selatan. “Ancaman dari wilayah udara sama dengan ancaman yang datangnya dari laut, untuk itu diperlukan koordinasi yang sangat baik dari segala komponen pertahanan negara untuk menghadapi datangnya ancaman tersebut,” ujar Wakasau Marsdya TNI Hadiyan Suminta Atmadja Kegiatan kuliah umum oleh Wakasau ini diakhiri dengan tanya jawab dan pemberian plakat cindera mata oleh Rektor Unhan. Hadir dalam kuliah umum ini antara lain Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil, Dekan Fakultas Strategi Pertahanan Mayjen TNI Gede Sumertha, Kasatwas Unhan Mayjen TNI Subagio, Warek I Bidang Umum dan Keuangan Laksda TNI Rusamali Anggawiria dan para pejabat serta segenap civitas akademika Unhan. Pada akhir September, tepatnya Senin, 26 September 2016, Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu, memberikan Kuliah Umum kepada mahasiswa pasca sarjana Unhan dan segenap civitas akademika Unhan, di Kampus Universitas Pertahanan, di Kawasan IPSC, Sentul, Bogor, Jawa-Barat. Menhan Ryamizard yang mengangkat tema tentang “Wawasan Kebangsaan dan Kesadaran Bela Negara” dalam kuliah umumnya, mengatakan, program kesadaran Bela Negara merupakan bentuk implementasi program Revolusi Mental yang dicanangkan Pemerintahan Presiden Jokowi, sekaligus untuk membangun daya tangkal bangsa dalam menghadapi kompleksitas dinamika ancaman sekaligus untuk mewujudkan Ketahanan Nasional. Menhan Ryamizard, menyampaikan empat Kebijakan Pokok Menteri Pertahanan terkait Implemetasi Program Kesadaran Bela Negara yang perlu menjadi perhatian bersama. Pertama adalah Konsep Strategy Pertahanan Semesta. Kedua Peran Bela Negara dalam mengatasi ancaman Terorisme dan Radikalisme. Ketiga terkait Fenomena kepedulian terhadap anak jalanan dan anak terlantar, dan yang keempat adalah tentang bagaimana kita menyiapkan generasi bangsa kedepan dengan Konsep Bela Negara.
16
I DEFENSE UNIVERSITY SEPTEMBER - DECEMBER 2016
Two days later, on August 31st, 2016, Defense University held a Public Lecture with Air Force Deputy Chief of Staff Air Marshal Hadiyan Suminta Atmadja. The Air Force Deputy Chief of Staff gave the Public Lecture to new students of Defense University Academic Year 2016/2017 at the Defense University Auditorium, IPSC Complex, Sentul, Bogor. The theme was “Air Defense Strategy in the Maritime Shaft in the frame of Nawa Cita Implementation”. The Indonesian Air Force is committed to strengthen the maritime shaft program initiated by the Government. The program will optimistically able to realize Indonesia to be an independent and sovereign country. Development that affects the state defense includes the United States’ strategic policy in the Asia Pacific region, China’s economic and military development, and conflict at South China Sea. “Threats from the air are the same with those from the sea. Good coordination is therefore needed to face the threats,” said Air Force Deputy Chief of Staff Air Marshal Hadiyan Suminta Atmadja. The Public Lecture by the Air Force Deputy Chief of Staff was concluded with questions and answers and souvenir presentation by Rector of Defense University. Attending the Public Lecture were Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., Dean of the Faculty of Defense Strategy Major General Gede Sumertha, Head of the Supervision Unit of Defense University Major General Subagio, Deputy Rector I of General Affairs and Finance Rear Admiral Rusamali Anggawiria, and officials and the academic community of Defense University. On Monday, September 26th, 2016, Defense Minister of the Republic of Indonesia, General Ryamizard Ryacudu, gave a Public Lecture to postgraduate students and the academic community of Defense University, at the Defense University campus in IPSC Complex, Sentul, Bogor, West Java. Having a theme “National and State Defense Awareness” in his Public Lecture, Defense Minister Ryamizard Ryacudu said that the State Defense awareness program is an implementation of the Mental Revolution initiated by President Joko Widodo. At the same time, it was to build the nation’s deterrence in facing the complexity and dynamics of threats and to realize the national defense. Minister Ryamizard explained four policies of the Defense Minister related to the implementation of the State Defense awareness program which should be a common concern. First is the universal defense strategy concept. Second is the role of State Defense in dealing with terrorism and radicalism threats. Third is related to the phenomenon of concern with street children and homeless children, and fourth is how we prepare the future generation in the State Defense concept.
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
KULIAH UMUM MENHAN / PUBLIC LECTURE BY DEFENSE MINISTER
Strategi Pertahanan Khas Indonesia tersebut, dibangun berlandaskan kekuatan Nilai-Nilai Idealisme Hati Nurani yang didefinisikan sebagai Strategy Pertahanan “Smart Po wer” yaitu Strategy Pertahanan yang bersifat Defensif aktif yang merupakan penggabungan antara kekuatan Soft Power atau non fisik melalui penanaman kesadaran Bela Negara dan penyiapan kekuatan Hard Power dengan Sistem Pertahanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) Sehingga muara akhir dari Bela Negara ini diharapkan dapat membangun karakter bangsa Indonesia yang disiplin, optimisme, taat hukum, bekerja keras untuk negara dan bangsanya, melaksanakan perintah Tuhan sesuai agamanya masing-masing, kerja sama dan kepemimpinan didalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. “Negara dan bangsa ini memerlukan orang-orang yang berkualitas untuk melanjutkan cita-cita perjuangan dan mencapai tujuan nasional. Karena itu diharapkan di masa depan akan lahir pemimpin-pemimpin bangsa dari generasi muda saat ini yang berwawasan kebangsaan dan memiliki rasa cinta tanah air yang mendalam,” kata Menhan Ryamizard Ryacudu. Hadir dalam Kuliah Umum tersebut Rektor Universitas Pertahanan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil, Warek I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unhan Prof Dr Dadang Gunawan, Warek II Bidang Umum dan Keuangan Laksda TNI Ir Rusmali Anggawiria, Warek III Bidang Kerjasama Laksda TNI Dr Agus Sudarya, Kepala Biro Umum Brigjen TNI Bambang Chrishadianto, Ketua LP3M Laksda TNI Supartono, Ketua LP2M Dr Sutrimo, Karorenku Brigjen TNI Tjuk Agus Minahasa, Karo Akademik Brigjen TNI Tamsil, beserta para pejabat eselon lainnya.
KULIAH UMUM DUBES KORSEL / PUBLIC LECTURE BY SOUTH KOREAN AMBASSADOR
The typically Indonesian defense strategy has been built on the power of conscience’s idealistic values, defined as “smart power” defense strategy. It is a defensive and active defense strategy which combines soft power or non physical through instilling the State Defense awareness and hard power with the universal people defense system (Hankamrata). The State Defense is hoped to build characters within the Indonesian people including discipline, optimism, legal compliance, hard work for the state and the nation, obedience to God, cooperation and leadership to ensure the life of the state and the nation. “The state and the nation need quality people to continue the nation’s fight and goal. Therefore, it is hoped that in the future, the nation’s leaders will be born from the younger generation who have national awareness and love the country,” said Defense Minister Ryamizard Ryacudu. Attending the Public Lecture were Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., Deputy Rector I of Academic and Student Affairs Prof. Dr. Dadang Gunawan, Deputy Rector II of General Affairs and Finance Rear Admiral Rusmali Anggawiria, Depu ty Rector III of Cooperation and Institutional Affairs Rear Admiral Agus Sudarya, Head of the General Affairs Bureau Brigadier General Bambang Chrishadianto, Head of LP3M Rear Admiral Supartono, Head of LP2M Dr. Sutrimo, Head of Planning and Finance Bureau Brigadier General Tjuk Agus Minahasa, Head of Academic Bureau Brigadier Gene ral Tamsil, and other officials.
SEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 17
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Pada 4 Oktober 2016, Guru Besar Universitas Perta hanan yang juga Presiden Ke-6 Republik Indonesia, Prof Dr H Susilo Bambang Yudhoyono, memberikan kuliah umum dihadapan 250 mahasiswa Universitas Pertahanan (Unhan) di Gedung Auditorium Unhan, di kawasan IPSC, Sentul, Bogor, Jawa-Barat. Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio,M. Phil, dalam sambutannya, menyampaikan kepada Prof Dr H Susilo Bambang Yudhoyono, tentang akreditasi Unhan yang kini sudah meraih predikat “B” untuk semua Program Studi (Prodi). Sedangkan yang memperoleh akreditasi “A” diantaranya adalah Prodi Strategi Perang Semesta dan Prodi Damai Resolusi Konflik. Dalam kuliah umum yang mengangkat tema tentang “Geopolitik dan Keamanan Asia Pasifik, Kepentingan dan Peran Indonesia,” Prof Dr Susilo Bambang Yudhoyono, mengatakan, dunia terus berevolusi dari milenium ke milenium, dan dunia terus bertransformasi menuju dunia hijau, dimana penduduk dunia saat ini sudah berjumlah 7,2 miliar jiwa. Globalisasi makin kuat dan geopolitik dan geoekonomi juga mengalami pergeseran dan rawan terjadi konflik. Tiong kok misalnya melakukan ekspansi ke belahan dunia lain. Akankah Perang Dunia III terjadi? Menurut SBY, bisa saja terjadi jika dunia gagal mengelola konflik di Timur Tengah, Asia Timur, terutama Laut Tiongkok Selatan (LTS). Tiongkok, dengan semangat “Midlle Kingdom” bertekad menjadi “New Super Power Dunia”. Tiongkok juga mening katkan kepemimpinan dan dominasinya di Asia, baik ekonomi, politik, maupun militer. Tiongkok juga, melebarkan kerjasama ekonomi di seluruh dunia untuk keamanan sumbersumber kehidupan 1,4 miliar penduduknya.Begitu pula de ngan negara seperti Jepang, ASEAN, Australia, Rusia, Korea Selatan, Korea Utara, dan India juga memiliki kepentingan yang sama dengan Tiongkok. “Bila sepuluh negara ini yakni Turki, Rusia, Korea Utara, Syria, Pakistan, India, China, Israel, Iran, dan Ame rika berperang, maka dunia ini akan hancur,” ungkap Susilo Bambang Yudhoyono. Bagi Indonesia, terjaganya kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI dari Aceh sampai Papua adalah hal yang perlu dipertahankan. Bebasnya Indonesia dari ancaman keamanan, baik tradisional maupun non tradisional termasuk gangguan keamanan di Aceh dan Papua juga menjadi hal yang sangat penting. Hadir dalam kuliah umum tersebut diantaranya Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio,M.Phil, Laksdya TNI Desi Albert Mamahit, Warek I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof Dr Dadang Gunawan, Guru Besar Unhan Prof Dr Purnomo Yusgiantoro, Mantan Gubernur Lemhannas Prof Dr Susilo Soepandji, Warek II Bidang
18
I DEFENSE UNIVERSITY SEPTEMBER - DECEMBER 2016
On October 4th, 2016, Defense University Professor, also the 6th President of the Republic of Indonesia, Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, gave a Public Lecture in front of some 250 students at the Defense University Auditorium, IPSC Complex, Sentul, Bogor, West Java. Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., in his speech, explained to Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono that Defense University had achieved “B” accreditation in almost all study programs., and “A” accreditation for the Universal War Strategy Study Program and the Peace and Conflict Resolution Study Program. In his Public Lecture having a theme “Geopolitics and Security in Asia Pacific, Indonesia’s Interest and Role”, Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono said that the world continued to revolute from millennium to millennium, and also to transform towards green world as the world population is at present 7.2 billion people. Globalization is increasingly strong, while the geopolitics and geoeconomy are shifting and become prone to conflicts. China, for example, is making expansions to other countries. Will there be World War III? According to Susilo Bambang Yudhoyono, it may happen if the world fails to manage the conflict in the Middle East, East Asia, particularly the South China Sea. China, with the “Middle Kingdom” spirit is determined to become the “World’s New Super Power”. The country also strengthens its leadership and domination in Asia, in terms of economy, politics, and military. China also increases economic cooperation throughout the world to secure resources for its 1.4 billion people. Other countries, such as Japan, ASEAN countries, Australia, Russia, South Korea, North Korea, and India share the same interests with China. “If 10 nations, including Turkey, Russia, North Korea, Syria, Pakistan, India, China, Israel, Iran and the United States are in war, the world will collapse,” Susilo Bambang Yudhoyono stated. For Indonesia, sovereignty and unity of the Republic of Indonesia from Aceh to Papua need to be defended. Indonesia’s freedom from any security threat, both traditional as well as non-traditional, including security disturbance in Aceh and Papua, is very important. Attending the Public Lecture were Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., former Rector of Defense University Rear Admiral Desi Albert Mamahit, Deputy Rector I of Academic and Student Affairs Prof. Dr. Dadang Gunawan, Profesor of Defense University Prof. Dr. Purnomo Yusgiantoro, former Governor of the National Defense Institute Prof. Dr. Susilo Soepandji, Deputy Rector II of General Affairs and Finance Rear Admiral Rusmali Anggawiria, Deputy Rector III of Cooperation and Institutional Affairs Young Marshal Agus Sudarya, Dean of the Faculty of Defense Strategy
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Umum dan Keuangan Laksda TNI Ir Rusmali Anggawiria, Warek III Bidang Kerjasama dan Kelembagaan Marsda TNI Agus Sudarya, Dekan Fakultas Strategi Pertahanan Mayjen TNI Gede Sumertha, Ketua LP2M Dr Sutrimo, Ketua LP3M Laksda TNI Supartono, dan para Kaprodi dan para pejabat Unhan lainnya. Pada bulan berikutnya, Rabu, 21 Oktober 2016, Duta Besar Republik Korea Selatan, Taiyoung Cho, memberikan kuliah umum di hadapan mahasiswa Universitas Pertahanan (Unhan) di Gedung Auditorium Unhan, di Kawasan International Peace and Securitty Center (IPSC), Sentul, Bogor, Jawa-Barat. Tema yang diambil dalam kuliah umum kali ini adalah “Korea-Indonesia Relations & Situation on the Korean Peninsula”. Dubes Korsel Taiyoung Cho, memulai kuliah umumnya dengan mempresentasikan tentang hubungan kerjasama Korea Selatan dengan Indonesia yang berjarak sekitar 5.290,4 km, dimana jumlah penduduk Indonesia lebih besar ketimbang dengan Korea Selatan atau sembilan kali dari negara Korea. Korea Selatan memiliki luas 99,720 km persegi sedangkan Indoensia memiliki luas 1,904,569 km persegi. Dikatakan Duber Korsel, sedikitnya ada 41.000 orang Korea tinggal di Indonesia dari berbagai kalangan. Dalam hubungan perdagangan pada Industri Perta hanan kedua negara, Korea Selatan sukses mengirim 16 unit pesawat tempur T-50i Golden Eagle ke Indonesia untuk memperkuat jajaran TNI Angkatan Udara. Selain itu, Korsel juga menjalin kerjasama dengan Indonesia dalam kaitan Industri Pertahanan dalam pembangunan pesawat tempur KFX/IFX Jet Fighter dalam Joint Development Program (2014-2025) yang dilakukan perjanjian kerjasama pada 6 Oktober 2014. Pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo juga dibangun pesawat 209-Class Sub Marine Procure Program pada Desember 2014. Indonesia juga, kata Dubes, merupakan suplier terbesar batubara dan migas ke Korea sejak 2013, dan pada 11 Desember 2014 Presiden Jokowi juga mengunjungi DSME Submarine construction di Korea Selatan. Hadir dalam kuliah umum tersebut Dekan Fakultas Strategi Pertahanan Unhan Mayjen TNI Gede Sumertha, Warek I Bidang Akademik Unhan Prof Dr Dadang Gunawan, Karorenku Unhan Brigjen TNI Tjuk Agus Minahasa, Karoum Unhan Brigjen TNI Bambang Chrishadianto, Karo Akademik Unhan Brigjen TNI Tamsil, Ketua LP2M Dr Sutrimo, Ketua LP3M Laksda TNI Dr Supartono, Atase Pertahanan Korea Selatan, para Kaprodi dan pejabat Unhan serta ratusan mahasiswa Unhan TA 2016/2017. *)
Major General Gede Sumertha, Head of LP2M Dr. Sutrimo, Head of LP3M Rear Admiral Supartono, and Head of Study Programs and other officials of Defense University. The following month, on Wednesday, October 21st, 2016, South Korean Ambassador, Taiyoung Cho, gave a Public Lecture to students of Defense University at the Defense University Auditorium, IPSC Complex, Sentul, Bogor, West Java. The theme of the Public Lecture was “Korea-Indonesia Relations & Situation on the Korean Peninsula”. South Korean Ambassador Taiyoung Cho started his Public Lecture with a presentation on cooperation between South Korea and Indonesia which is 5.290 kilometers away. For comparison, Indonesia’s population is nine times larger than South Korea. South Korea is 99.720 square kilometers while Indonesia is 1.904.569 square kilometers. According to the South Korean Ambassador, at least 41.000 Koreans from various classes live in Indonesia. In term of trade relations in the defense industry, South Korea has successfully sent 16 fighting jets T-50i Golden Eagle to Indonesia to strengthen the Indonesian Air Force. In addition, South Korea has also set up cooperation with Indonesia in the defense industry to build fighting jets KFX/IFX in Joint Development Program (2014-2015) based on an agreement signed on October 6th, 2014. During the era of President Joko Widodo, 209-Class Sub Marine Procure Program was set up in December 2014. According to the Ambassador, Indonesia is the largest supplier of coal and oil and gas to South Korea since 2013. On December 11th, 2014, President Joko Widodo visited DSME sub marine construction in South Korea. Attending the Public Lecture were Dean of the Faculty of Defense Strategy Major General Gede Sumertha, Deputy Rector I of Academic and Student Affairs Prof. Dr. Dadang Gunawan, Head of Planning and Financial Bureau Brigadier General Tjuk Agus Minahasa, Head of General Affairs Bureau Brigadier General Bambang Chrishadianto, Head of Academic Affairs Bureau Brigadier General Tamsil, Head of LP2M Dr. Sutrimo, Head of LP3M Rear Admiral Supartono, Defense Attache of the South Korean Embassy, Head of Study Programs and other officials as well as hundreds of Defense University students Academic Year 2016/2017. *)
SEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 19
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Indo Defence 2016 Expo & Forum :
Indo Defence 2016 Expo & Forum :
Ajang Indo Defence 2016 Expo & Forum, dimanfaatkan Universitas Pertahanan untuk mensosialisasikan program-program Universitas Pertahanan, sekaligus menginformasikan pembukaan calon mahasiswa baru yang akan dibuka pada awal Desember 2016 ini.
The Indoe Defense 2016 Expo & Forum was taken advantage by Defense University to socialize Defense University programs, and to inform the enrollment for new students at the beginning of December 2016.
Universitas Pertahanan Sosialisasikan Beasiswa Studi Pertahanan di Indo Defence
20
I DEFENSE UNIVERSITY SEPTEMBER - DECEMBER 2016
Defense University Socialized Defense Study Scholarships at Indo Defense
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
R
ektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil, pada Jumát, 4 Nopember, mengunjungi stand-stand industri pertahanan dalam dan luar negeri dalam upaya mendukung dan memperkuat kebijakan industri pertahanan Indonesia. Pada stand Unhan disiapkan produkproduk Universitas Pertahanan yang dibagikan kepada pengunjung Indo Defence agar tertarik untuk menempuh pendidikan di Unhan. Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) untuk kali kedua sejak pembukaan pameran menyambangi stand Universitas Pertahanan dan berkesempatan berkeliling di stand-stand area pameran Indodefence Expo & Forum 2016 di Kemayoran, Jakarta-Pusat.Dalam kunjungan tersebut Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil, memperkenalkan Universitas Pertahanan kepada masyarakat dalam dan luar negeri agar dapat menuntut ilmu di Kampus Unhan dengan program beasiswa. Ajang pameran Indo Defence 2016 Expo & Forum dibuka Wakil Presiden Jusuf di JiExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu, 2 Nopember 2016, dengan membunyikan sirene. Dalam pembukaan tersebut Wapres Jusuf Kalla didampingi Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Ade Supandi dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna dalam acara pembukaan tersebut. Menhan Ryamizard Ryacudu, dalam sambutannya, berharap ajang Indo Defence bisa menjadi wadah untuk menjalin kerja sama industri pertahanan antar negara dan memperkuat poros maritim negara. Pameran industri pertahanan bertaraf internasional yang diselenggarakan ketujuh kalinya ini mengangkat tema Bolstering Defence Industri Coorperation: Achieving a Global Maritime Fulcrum and Secure World. Indo Defence 2016 Expo & Forum yang diselenggarakan pada 2- 5 November 2016 di JIExpo Kemayoran Jakarta ini, menghadirkan 174 delegasi dari berbagai negara, antara lain Pakistan, Laos, Swedia, Malaysia, Perancis, Singapura, Rusia, Timor Leste, Filipina, Turki, Jepang, Australia, Brazil, Belarusia, Vietnam, Iran, Polandia, Inggris, Korea Selatan, Yunani, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab dan Italia. Indo Defence 2016 Expo & Forum merupakan ajang promosi bagi produsen peralatan pertahanan dan keamanan internasional yang digelar dua tahun sekali. Pada tahun 2016 ini, sekitar 700 peserta dari perusahaan dalam negeri dan luar negeri memamerkan produk peralatan pertahanan dan keamanan dengan teknologi terkini.Perusahaan asing yang memamerkan produknya antara lain Airbus, Arsenal, Avibraz, Brahmos Aerospace, Beretta Defence Technolo-
R
ector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., on Friday, November 4th, 2016, paid a visit to domestic and foreign defense industry stands to support and strengthen Indonesia’s defense industry policy. At the Defense University stand, products of Defense University were distributed to visitors of the Indo Defense to attract them to study at Defense University. Since the official opening, Rector of Defense University visited the Defense University stand for the second time and went around the other stands at the Indo Defense Expo & Forum exhibition at Kemayoran, Central Jakarta. During the visit, Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., introduced Defense University to local and foreign visitors and invited them to study at Defense University with a scholarship program. The Indo Defense 2016 Expo & Forum Exhibition was officially opened by Vice President Jusuf Kalla at JiExpo Kemayoran, Central Jakarta, on Wednesday, November 2nd, 2016. During the opening ceremony, the Vice President was accompanied by Defense Minister Ryamizard Ryacudu, Minister of Domestic Affairs Tjahjo Kumolo, Navy Chief of Staff Admiral Ade Supandi, and Air Force Chief of Staff Marshal Agus Supriatna. In his speech, Defense Minister Ryamizard Ryacudu expressed his hope that the Indo Defense exhibition would accommodate defense industry cooperation amongst nations and strengthen the state’s maritime shaft. The international defense industry exhibition has been organized for seven consecutive years, bringing a theme Bolstering Defense Industry Cooperation: Achieving a Global Maritime Fulcrum and Secure World. The Indo Defense 2016 Expo & Forum was held on November 2nd – 5th, 2016 at JiExpo Kemayoran, Jakarta. Some 174 delegations from various countries, among others Pakistan, Laos, Sweden, Malaysia, France, Singapore, Russia, Timor Leste, the Philippines, Turkey, Japan, Australia, Brazil, Belarusia, Vietnam, Iran, Poland, the United Kingdom, South Korea, Greece, Saudi Arabia, the United Arab Emirates, and Italy took part in the event. The Indo Defense 2016 Expo & Forum was a two-yearly promotion event for international producers of defense and security equipment. In 2016, some 700 participants from domestic and foreign companies exhibited their defense and security equipment products with the latest technology. The foreign companies which exhibited their products included Airbus, Arsenal, Avibraz, Brahmos Aerospace, Beretta Defense Technologies, Boeing Defense, Space & Security, China Aerospace, Daewoo Ship Building & Marine Engineering, Damen Schelde, General Dynamics, Lockheed Martin, Norinco, Optix, Rheinmetall, Roketsan, Rosoboronexport, SAAB and Thales. Local defense industry, both owned by the government SEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 21
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
gies, Boeing Defence, Space & Security, China Aerospace, Daewoo Ship Building & Marine Engineering, Damen Schelde, General Dynamics, Lockheed Martin, Norinco, Optix, Rheinmetall, Roketsan, Rosoboronexport, SAAB dan Thales.Indo Defence 2016 Expo & Forum juga diikuti oleh industri pertahanan dalam negeri milik pemerintah maupun swasta, instansi pemerintah perguruan tinggi dan media. Selain pameran produk, diadakan juga seminar internasional bertema “Achieving Comprehensive Maritime Surveillance and Security through Technology Innovation and Partnerships”, dengan keynote speaker Menteri BUMN. Seminar ini akan mendiskusikan isu-isu kerjasama internasional melalui inovasi teknologi dalam rangka keamanan maritim di kawasan. Selain kegiatan tersebut juga akan dilaksanakan live demo dari industri pertahanan baik dalam negeri maupun luar negeri serta dari TNI. *)
22
I DEFENSE UNIVERSITY SEPTEMBER - DECEMBER 2016
as well as the private company, government institutions, colleges and mass media also took part in the Indo Defense 2016 Expo & Forum 2016. Apart from products exhibition, an international seminar was also held, having a theme “Achieving Comprehensive Maritime Surveillance and Security through Technology Innovation and Partnership”. The keynote speaker was Minister of State-Owned Companies. The seminar discussed international cooperation issues through technology innovations in the frame of maritime security in the region. A live demo from local and foreign defense industry as well as from the Indonesian Armed Forces was also presented.*)
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Track II Network Asean of Defense Institution (NADI) 2016 di Bali :
ASEAN Harus Berbagi Informasi Intelijen Dalam Memerangi Kejahatan Transnasional Universitas Pertahanan menyelenggarakan Track II Network Asean of Defense Institution (NADI) 2016 di Bali. Hasil kesimpulan dari pertemuan tersebut adalah ASEAN harus membangun pusat-pusat respon nasional untuk memerangi kejahatan dan ancaman keamanan maritim jalur laut. Selanjutnya negara-negara ASEAN harus bekerja sama dan memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia, untuk berbagi informasi dan intelijen terutama ketika memerangi kejahatan transnasional seperti pembajakan, perampokan laut, pembajakan kapal, penyelundupan senjata dan ancaman teroris terhadap fasilitas nasional yang penting.
Track II Network ASEAN of Defense Institution (NADI) 2016 in Bali:
ASEAN Must Share Intelligence Information in Fighting Transnational Crimes Defense University held Track II Network ASEAN of Defense Institution (NADI) 2016 in Bali. The meeting’s conclusion was that ASEAN must build national response centres to fight crimes and threats in maritime security. Further, ASEAN countries must set up cooperation and take advantage of all available resources, share intelligence information particularly when fighting transnational crimes such as ship hijacks, arms smuggling, and terrorist threats to important national facilities.
SEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 23
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
U
niversitas Pertahanan (Unhan) menyelenggarakan acara Track II Network Asean of Defense Institution NADI 2016 di Hotel Swiss-Bell Rainforest, Jalan Sunset Road, Kuta, Bali, 21 Nopember - 22 November 2016. Tema yang diambil kali ini adalah “ Enhancing Maritime Security Cooperation in Order to Prevent Transnational Crime on the Region”. Dalam pembukaan acara tersebut, Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio,M.Phil menyampaikan tentang kondisi Laut China Selatan yang telah melibatkan beberapa negara yang berdekatan dengan wilayah tersebut dan potensi terjadinya konflik akan berkurang, bila rasa saling percaya dapat dibangun oleh negara-negara yang berdekatan dengan Laut China Selatan. Soal ancaman kejahatan dari kelompok Abu Sayap di Sulu dan Laut Sulawesi, disampaikan Rektor Unhan, bahwa dalam menghadapi masalah ini dibutuhkan kerjasama antar tiga negara yakni Indonesia, Filipina dan Malaysia. Upaya-upaya untuk me ngatasi ancaman kejahatan tersebut telah dilakukan, tapi masih ada kendala dengan masalah kedaulatan dan kemampuan mari tim yang masih terbatas. Terkait dengan contoh kasus tersebut, maka didalam pertemuan dengan beberapa delegasi dari berbagai negara ditawarkan tiga tema yaitu pertama, meningkatkan kerjasama kemanan maritim negara-negara ASEAN. Kedua, diplomasi antar negara ASEAN untuk saling menghormati kedaulatan teritorial dan yang ketiga adalah kerjasama untuk meningkatkan kemanan maritim. Pada pelaksanaan hari pertama Seminar Track II NADI 2016 di Bali, kegiatan dibagi dalam dua sesi, dengan menghadirkan dua narasumber yaitu M Chandra Widya Yudha, MA, dan Dr Andi Widjajanto, MA. Pada sesi pertama disampaikan paparan dari Delegasi Brunei, Pusjiantra TNI, Lao PDR dan dari delegasi Malaysia. Pada sesi kedua pemaparan materi dilakukan dari negara Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam dan Indonesia (Unhan). Sebelum sesi kedua selesai diadakan acara diskusi dan ditutup dengan menyimpulkan hasil paparan. Acara Track II Network Asean of Defense Institution (NADI) 2016di Bali di hadiri oleh sembilan delegasi negara ASEAN yaitu Brunei, Indonesia, Lao PDR, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singa pura, Thailand, Vietnam dan Pusjiantra TNI. NADI bermanfaat bagi para analis kebijakan dan para akademisi yang mengkhususkan diri dalam bidang pertahanan dan keamanan. NADI juga merupakan forum bagi para peneliti yang berpikir di luar posisi pemerintah mereka dan memberikan ide-ide segar dan rekomendasi yang relevan untuk pertahanan dan keamanan negara-negara ASEAN. NADI memiliki tujuan untuk membuat atau mendiskusikan beragam isu-isu penting pada lingkup regional ASEAN dan Asia Pasifik, serta memberikan rekomendasi-rekomendasi terkait dari isu-isu penting tersebut yang ditinjau dari perspektif akademik kepada forum yang lebih tinggi yakni ASEAN Defence Senior Officials’ Meeting (ADSOM) dan ASEAN Defence Ministers’ Meeting (ADMM) serta ADMM plus (ADMM+).
24
I DEFENSE UNIVERSITY SEPTEMBER - DECEMBER 2016
D
efense University held Track II Network ASEAN of Defense Institution NADI 2016 at Swiss-Bell Rainforest Hotel, Sunset Road, Kuta, Bali, on November 21st – 22nd, 2016. The theme was “Enhancing Maritime Security Cooperation in order to Prevent Transnational Crimes in the Region”. In the opening, Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., exposed the condition of the South China Sea involving some neighboring countries. He added that there would be less potential of conflicts if there was mutual trust set up by the countries closed to the South China Sea. Regarding threats from the Abu Sayaf group at Sulu and Sulawesi Sea, Rector of Defense University said that in dealing with the issue, cooperation amongst three countries, including Indonesia, the Philippines and Malaysia, was required. Efforts to resolve the threats had been made, still there remained problems with sovereignty and limited maritime capability. Related to the cases, three themes were offered in the meeting to delegations from some countries; first, increasing maritime security cooperation in ASEAN countries; second, diplomacy amongst ASEAN countries to mutually respect territorial sovereignty; and third, cooperation to increase maritime security. During the first day of the Track II NADI 2016 seminar in Bali, the activity was divided into two sessions, inviting two sources: M. Chandra Widya Yudha, MA, and Dr. Andi Widjajanto, MA. During the first session, materials were presented by delegations from Brunei, the Indonesian Armed Forces, Laos, and Malaysia. During the second session, materials were presented by delegations from Myanmar, the Philippines, Singapore, Thailand, Vietnam, and Indonesia (Defense University). Prior to the end of the second session, a discussion was held and the session was closed by a conclusion of the presentations. The Track II Network ASEAN of Defense Institution (NADI) 2016 in Bali was attended by delegations of nine ASEAN countries, including Brunei, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, the Philippines, Singapore, Thailand, Vietnam, and the Indonesian Armed Forces. The event was useful for policy analysts and academicians specializing in defense and security. NADI was also a forum for researchers who think out of the box and gave fresh ideas and relevant recommendations for defense and security in the ASEAN countries. NADI was aimed at producing or discussing various important issues in the ASEAN and Asia Pacific regions. It also gave recommendations related to the important issues from the academic perspective to a higher forum, namely ASEAN Defense Senior Officials Meeting (ADSOM) and ASEAN Defense Ministers’ Meeting (ADMM) as well as ADMM plus (ADMM+).
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Dalam rangka mendiskusikan isu-isu penting tersebut, NADI secara berkala menggelar workshop yang dilaksanakan secara bergiliran di negara-negara anggota ASEAN yakni Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Di Indonesia, tuan rumah workshop NADI sejak awal adalah Pusat Pengkajian Strategis (Pusjianstra) TNI. Universitas Pertahanan (Unhan) yang didirikan tahun 2009, mulai aktif terlibat dalam NADI mulai tahun 2013. Keaktifan Unhan dalam NADI semakin terlihat dengan menjadi tuan rumah penyelenggara bersama (co-host) workshop NADI bersama Pusjianstra sebagai host yang telah diselenggarakan di Yogyakarta pada Februari 2014. Kontribusi pertama Unhan dalam NADI adalah dengan mengirimkan delegasi untuk mengikuti NADI Workshop on Cyber Security: Emerging Challenges and Responses yang dilaksanakan di Singapura pada 19 Nopember sampai dengan 22 November 2013. Pelaksanaan Track II Network of Asean Defense And Security Institutions (NADI) 2016 dihari kedua, 22 November 2016, diisi dengan pengambilan kesimpulan dan penyusunan laporan kegiatan oleh Ketua Pelaksana NADI 2016 di Bali Letjen TNI Dr (cand) I Wayan Midhio, M.Phil. Hasil kesimpiulan akan diusulkan sebagai rekomendasi dalam kegiatan Asean Defence Minister Meeting (ADMM). Rekomendasi yang akan diusulkan dalam kegiatan Asean Defence Minister Meeting (ADMM) antara lain, negara-negara ASEAN harus membangun pusat-pusat respon nasional untuk memerangi kejahatan dan ancaman keamanan maritim jalur laut. Selanjutnya negara-negara Asean harus bekerja sama dan memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia termasuk IFC dan ReCAAP, untuk berbagi informasi dan intelijen terutama ketika memerangi kejahatan transnasional seperti pembajakan, perampokan laut, pembajakan kapal, penyelundupan senjata dan ancaman teroris terhadap fasilitas nasional yang penting. Selain itu juga harus melakukan pertemuan untuk membahas peningkatan kerja sama mereka agar lebih efektif dalam respon mereka terkoordinasi maritim untuk memerangi ancaman ini melalui bilateral, trilateral dan multilateral kerjasama regional. Dengan selesainya pembacaan usulan atau rekomendasi acara Track II Network of Asean Defense And Security Institutions (NADI) 2016 pada hari kedua, maka kegiatan workshop secara resmi ditutup Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio,M.Phil Acara dilanjutkan dengan kunjungan wisata kebudayaan di Garuda Wisnu Kencana. “Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh delegasi NADI yang telah bekerja keras untuk merumuskan usulan-usulan yang akan dibawa dalam kegiatan ADMM yang akan datang. Selamat jalan kepada para delegasi anggota NADI 2016 di Bali, yang akan kembali ke negaranya masing-masing,” ujar Ketua Pelaksana NADI 2016 di Bali Letjen TNI Dr (cand) I Wayan Midhio, M.Phil.*)
To discuss the important issues, NADI periodically holds a workshop in ASEAN countries, including Brunei Darussalam, the Philippines, Indonesia, Cambodia, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapore, Thailand, and Vietnam. In Indonesia, since the beginning, the host of NADI workshops is the Centre of Strategic Assessments of the Indonesian Armed Forces. Defense University, set up in 2009, began actively involved in NADI since 2013. Its active involvement in NADI was increasingly obvious when it became a co-host of NADI workshop with the Centre of Strategic Assessments in Yogyakarta in February 2014. Defense University’s first contribution in NADI was sending a delegation to take part in NADI Workshop on Cyber Security: Emerging Challenges and Responses, held in Singapore, on November 19th – 22nd, 2013. The second day of Track II Network of ASEAN Defense and Security Institutions (NADI) 2016 on November 22nd, 2016, was filled with making a conclusion and a report by Chairman of NADI 2016 Committee in Bali, Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil. The conclusion was recommended to the ASEAN Defense Minister Meeting (ADMM). The recommendations included ASEAN countries must build national response centres to fight crimes and threats of maritime security. Further, ASEAN countries must cooperate and take advantage of all available resources, including IFC and ReCAAP to share intelligence information, particularly when fighting transnational crimes such as hijack, sea piracy, ship hijack, arms smuggling, and terrorist threats to important national facilities. In addition, the countries must also hold meetings to discuss increasing cooperation so that they would be more effective in responding threats through bilateral, trilateral, and multilateral cooperation. Following the recommendation to Track II Network of ASEAN Defense and Security Institutions (NADI) 2016 on the second day, the workshop was officially closed by Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil. The event was followed by a cultural visit to Garuda Wisnu Kencana. “I thank you to all NADI delegations who have worked hard to formulate recommendations to be brought to the next ADMM. Have a safe trip for NADO 2016 delegations who will fly home,” said Chairman of NADI 2016 Committee in Bali, Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil. *)
SEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 25
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Rektor Unhan Hadiri Konferensi Penelitian Internasional Ke-9 di Sri Lanka Konferensi berkelas dunia ini adalah kesempatan bagi para profesional dan peneliti dari berbagai disiplin ilmu untuk secara umum menyebarluaskan hasil penelitian mereka yang berharga. Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil, tampil sebagai keynote speech dengan membawakan topik “Civil Military Integration in Managing the Transformation of Indonesian Security System” yakni yang menggambarkan kemajuan demokrasi di Indonesia, dan memperjelas tentang tugas dan fungsi TNI, yang telah beranjak sesuai dengan prinsipprinsip demokrasi di dunia modern saat ini.
26
I DEFENSE UNIVERSITY SEPTEMBER - DECEMBER 2016
Rector of Defense University Attended the 9th International Research Conference in Sri Lanka The world-class conference is an opportunity for professionals and researchers from various sciences to disseminate their valuable research results. Rector of Defense University, Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., gave a keynote speech with a topic “Civil Military Integration in Managing the Transformation of Indonesian Security System”, which presented the progress of democracy in Indonesia, clarified the duties and functions of the Indonesian Armed Forces according to democracy principles in the present modern world.
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
K
onferensi 9th International Research Conference (Konferensi Penelitian Ke-9), di Kotelawal Defence University (KDU), Sri Lanka, yang berlangsung dari tanggal 8 September-9 September 2016, dihadiri Rektor Universitas Pertahanan (Unhan) Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil. Tema yang diangkat ditahun kesembilan penyelenggaraan konferensi ini adalah “Integration of Military and Civililan Professions for a Secure Nation”. Kehadiran Universitas Pertahanan (Unhan) dalam rangka memenuhi undangan Universitas Pertahanan Sri Lanka (KDU) dalam konferensi Internasional yang telah diadakan untuk kesembilan kalinya itu. Ajang ini merupakan sebuah konferensi Internasional bergengsi dengan mempertemukan para Rektor Universitas Pertahanan se-Asia Pasifik dan Oceania. Selain dihadiri para Rektor Universitas Pertahanan seAsia Pasifik dan Oceania - termasuk AS dan Australia dari 27 negara- konferensi ini juga dihadiri para akademisi, profesional dan praktisi riset di bidang Pertahanan dan Study Strategis, Tata Ruang, Teknik, Kesehatan, Humaniora, Hukum, Manajemen, Kedokteran dan sesi ilmu sosial. Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil didapuk sebagai salah satu pembicara kunci (keynote speech) dengan membawakan topik “Civil Military Integration in Managing the Transformation of Indonesian Security System” yakni sebuah topik yang menggambarkan kemajuan demokrasi di Indonesia, dan memperjelas tentang tugas dan fungsi TNI, yang telah beranjak sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi di dunia modern saat ini. Konferensi berkelas dunia ini adalah kesempatan bagi para profesional dan peneliti dari berbagai disiplin ilmu untuk secara umum menyebarluaskan hasil penelitian mereka yang berharga. Diharapkan dapat memperkuat kemitraan dan kolaborasi di seluruh peneliti nasional dan internasional agar lebih unggul dalam penelitian dan pengembangan bangsa melalui integrasi profesional. Hal ini tidak hanya merupakan agenda tahunan untuk berbagi pengetahuan dan kemajuan kontemporer, tetapi juga sebagai arena tepat waktu untuk meningkatkan kesadaran dan antusiasme para peneliti muda untuk mempromosikan penelitian mereka di berbagai disiplin ilmu. Sril Lanka sangat mengakui partisipasi profesional dan peneliti di seluruh negeri dan di seluruh dunia dalam acara besar ini di Universitas Pertahanan, Sri Lanka. Di bawah sayap KDU, para peneliti akan disediakan kesempatan yang sangat baik untuk menyebarkan hasil penelitian di berbagai disiplin ilmu mulai dari studi militer untuk studi kesehatan di kalangan komunitas intelektual.*)
T
he 9th International Research Conference at Kotelawal Defense University (KDU), Sri Lanka, was held on September 8th – 9th, 2016, attended by Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil. The theme of the 9th conference was “Integration of Military and Civilian Professions for a Secure Nation “. Defense University’s attendance was to respond the invitation from Sri Lanka Defense University (KDU) in the international conference which has been held for the 9th time. The forum was a prestigious international conference in which rectors from defense universities in Asia Pacific and Oceania could get together. Apart from rectors of defense universities from 27 countries in Asia Pacific and Oceania – including the United States and Australia – the conference was also attended by academicians, professionals, and researchers in defense and strategic studies, engineering, health, humanities, law, management, medicine, and social sciences. Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., was one of the keynote speakers, bringing a theme “Civil Military Integration in Managing the Transformation of Indonesian Security System”, which gave a picture of the democracy’s advance in Indonesia, and clarified the duties and functions of the Indonesian Armed Forces according to democracy principles in the present modern world. The world-class conference was an opportunity for professionals and researchers from various sciences to disseminate their valuable research results. It is hoped that their partnership and collaboration in research and development will strengthen through professional integration. The event was not just an annual agenda to share knowledge and contemporary advances, but was also the right forum to increase awareness and enthusiasm of young researchers to promote their research in various sciences. Sri Lanka recognized participation of the local and foreign professionals and researchers in the big event at Defense University, Sri Lanka (KDU). Under KDU, the researchers got an opportunity to disseminate their research results in various sciences from military studies to health studies in the intellectual community.*)
SEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 27
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Delegasi Unhan Dipimpin Rektor Unhan, Hadiri Pertemuan 20th ARFHDUCIM 2016 di India
Defense University Delegation, Led by the University’s Rector, Attended the 20th ARFHDUCIM 2016 in India
Delegasi Indonesia yang dipimpin Rektor Unhan melakukan pertemuan bilateral dengan enam negara yaitu Jepang, Australia, Republik Korea, India dan Bangladesh. Rektor Unhan meyampaikan undangan kepada negara-negara tersebut untuk menghadiri dan mengirimkan para pakarnya pada seminar internasional bertema Maritim Security yang direncanakan akan diselenggarakan di Kampus Unhan pada 23 Maret-24 Maret 2017 mendatang.
An Indonesian delegation, led by Rector of Defense University, had a bilateral meeting with six countries including Japan, Australia, South Korea, India, and Bangladesh. Rector of Defense University invited the countries to attend and send their experts to an international seminar on maritime security to be held at the Defense University campus on the upcoming March 23rd – 24th, 2017.
28
I DEFENSE UNIVERSITY SEPTEMBER - DECEMBER 2016
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
P
ertemuan 20th ASEAN Regional Forum Heads of Defence Universities/College/Institution Meeting (ARF-HDUCIM ) di gelar di India. Acara berlangsung di Sekolah Tinggi Pertahanan Nasional (NDC), New Delhi, India, pada 5 Oktober - 8 Oktober 2016. Rektor Universitas Pertahanan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio M.Phil, yang didampingi lima delegasi dari Universitas Pertahanan hadir dalam ajang tersebut. Pertemuan ARF-HDUCIM tersebut merupakan forum pertemuan strategis berskala Internasional para pimpinan institusi pendidikan tinggi bidang pertahanan di kawasan negara ASEAN dan negara mitra dialog ASEAN. Tujuan pertemuan tersebut adalah untuk membahas peluang kerjasama dalam pengembangan dan peningkatan kualitas bidang pendidikan pertahanan di daerah kawasan. Forum pertemuan ini setiap tahunnya juga diselenggarakan secara berkala dinegara-negara yang berbeda. Menteri Pertahanan India H.E. Shri Mohonan Parrikar, pada pembukaan acara tersebut, mengatakan, bahwa menurunnya rasa saling percaya di kawasan telah menimbulkan kerawanan, kompleksitas dan ketidakpastian. Masalah ini sudah menjadi ancaman bagi kawasan Indo-Pasifik, untuk itu dibutuhkan adanya konsesus untuk mengatasi masalah tersebut secara bersama-sama. Kerja sama dapat dilakukan di bidang Capacity Building yaitu melalui pertukaran siswa antar NDU atau NDC negara peserta ARF. Menteri Pertahanan India juga menegaskan, bahwa terkait isu keamanan maritim negaranya mendukung prinsip freedom of navigation dan overflight. India menghimbau agar negara lain untuk menghormati hak tersebut dan memiliki komitmen untuk menyelesaikan konflik yang terjadi secara damai. Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil, dalam pertemuan tersebut menyampaikan presentasi mengenai pola diplomasi pertahanan nasional yang melingkupi track 1 (pemerintah) dan track 2 (thinkthanks dan LSM). Berdasarkan pola tersebut, Unhan berperan sebagai melting point unsur militer dan sipil yang diharapkan dapat meningkatkan profil Indonesia di dunia Internasional melalui partisipasi aktif dan positif di berbagai forum. Indonesia memliki dua fokus lapisan diplomasi pertahanan, yang pertama adalah hubungan military-to-military dengan negara anggota ASEAN dan lapisan kedua adalah kerjasama militer eksternal termasuk dengan Australia, RRT, Rusia, AS dan Republik Korea. “Upaya jangka panjang untuk membangun dan menjaga hubungan pertahanan sebaiknya dilakukan melalui pelatihan
T
he 20th ASEAN Regional Forum Heads of Defense University/College/Institution Meeting (ARF-HDUCIM) was held in India. The event took place at the National Defense College (NDC), New Delhi, India, on October 5th – 8th, 2016. Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., accompanied by five persons from Defense University, attended the event. The ARF-HDUCIM meeting was an international-scale strategic forum for heads of defense institutions in the ASEAN region and ASEAN’s dialogue partners. The meeting was aimed at discussing opportunities of cooperation in development and advancement in defense education in the region. The forum is held annually in different countries. Indian Minister of Defense H.E. Shri Mohonan Parrikar, at the opening ceremony, said that declining mutual trust in the region has resulted in insecurity, complexity and uncertainty. The problem is a threat in the Indo Pacific region. A consensus is therefore needed to jointly solve the problem. Cooperation can be realized in capacity building through an exchange of NDU or NDC students of ARF participating countries. The Indian Minister of Defense also stated that related to maritime security issue, his country supported the freedom of navigation and overflight principle. India urged other countries to respect the right and to be committed to solve the conflict in a peaceful way. Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., presented a topic on national defense diplomacy which included track 1 (the Government) and track 2 (think-tank and NGOs). Based on the pattern, Defense University took part as a melting point of both military as well as civilians who were expected to increase Indonesia’s profile in the international sphere through active and positive participation in various forums. Indonesia has two layers of defense diplomacy, militaryto-military with ASEAN member countries, and external military cooperation including with Australia, China, Russia, the United States, and South Korea. “The long-term effort to build and maintain defense relations should be made through joint training, cooperation in military education, and intensive student exchange as an investment to resolve security threats in the future,” stated Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., in India. Apart from attending the 20th ARF-HDUCIM, the Indonesian delegation led by Rector of Defense University also held a bilateral meeting with six countries, including Japan, Australia, South Korea, India, and Bangladesh. Rector of Defense University conveyed an invitation to the countries to attend and send their experts to an international seminar on maritime security to be held at the Defense University camSEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 29
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
bersama, kerjasama pendidikan militer, serta pertukaran pelapus on March 23rd – 24th, 2017. Rector of Defense University jar yang dilakukan secara intensif sebagai investasi dalam also explained the University’s progress, including scholarmenanggulangi tantangan keamanan di masa depan,” ujar ships for students from foreign countries and a plan to open Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio,M.Phil a new study program at Defense University. di India. The 20th ARF-HDUCIM 2016 was attended by representatives from 23 member countries and organizations, inSelain menghadiri pertemuan 20th ARF-HDUCIM , de legasi Indonesia yang dipimpin Rektor Unhan juga melakucluding China, Japan, the Philippines, Vietnam, Russia, the kan pertemuan bilateral European Union, and ASEAN dengan enam negara yaitu Secretariat. The Indonesian Jepang, Australia, Republik delegation attending the meetKorea, India dan Bangladesh. ing were Rector of Defense Rektor Unhan meyampaikan University Lieutenant Generundangan kepada negaraal Dr (Cand) I Wayan Midhio, negara tersebut untuk mengM.Phil., Deputy Rector III of hadiri dan mengirimkan para Cooperation and Institutionpakarnya pada seminar Inal Affairs Air Marshal Agus ternasional bertema Maritim Sudarya, Head of Sea Defense Security yang akan diselengStrategy Study Program Cologarakan di Kampus Unhan nel (S) Purwanto, Head of pada 23 Maret-24 Maret 2017 the Defense Diplomacy Study mendatang. Program of the Faculty of Rektor Unhan juga meNational Security Colonel Inf nyampaikan perkembangan Rodon Pedrason, Major Tek Unhan, antara lain penawaran Novky Asmoro, and Major beasiswa untuk siswa dari Adm Rokhmat. *) negara asing dan rencana untuk membuka program studi baru di Unhan.Pertemuan 20th ARF-HDUCIM 2016 ini dihadiri perwakilan dari 23 negara anggota dan organisasi termasuk China, Jepang, Filipina, Vietnam, Rusia, Uni Eropa dan Sekretariat ASEAN. Delegasi dari Indonesia yang hadir dalam pertemuan tersebut diantaranya adalah Rektor Unhan Letjen TNI Rektor Unhan Dr (Cand) I Wayan Midhio Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio,M.Phil M.Phil, Warek III Bidang Kerjasama Kelembagaan Unhan Marsda TNI Dr Agus Sudarya, S.H, S.E, M.M, M.Sc, Kaprodi Strategi Pertahanan Laut Fakultas Strategi Pertahanan Unhan Kolonel Laut (P) Purwanto, S.E, M.M, M.Si (Han), Kaprodi Diplomasi Pertahanan Fakultas Keamanan Nasional Unhan Kolonel Inf Dr rer pol Rodon Pedrason, M.A., Mayor Tek Novky Asmoro, S.T, M.Si (Han), dan Mayor Adm Rokhmat, S.Pd., M.Si. *)
“Upaya jangka panjang untuk membangun dan menjaga hubungan pertahanan sebaiknya dilakukan melalui pelatihan bersama, kerjasama pendidikan militer, serta pertukaran pelajar yang dilakukan secara intensif sebagai investasi dalam menanggulangi tantangan keamanan di masa depan,”
30
I DEFENSE UNIVERSITY SEPTEMBER - DECEMBER 2016
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Kunjungan Perwira Sesko TNI India Ke Unhan :
Visit of the Indian Command School Officials to Defense University:
Delegasi Perwira Siswa Angkatan Darat India melaksanakan kunjungan ke Indonesia selama lima hari, selain melaksanakan kunjungan ke Universitas Pertahanan, juga mengadakan kunjungan ke Mabes TNI Cilangkap di Jakarta, Sesko TNI di Bandung dan beberapa instansi militer strategis lainnya. Menurut Ketua Delegasi AHCC, Commodore Raman Arora, Indonesia dari perspektif India merupakan negara tetangga yang penting dan merupakan partner strategis bagi India.
A delegation of Indian army students paid a five-day visit to Indonesia. Apart from Defense University, the delegation also visited the Indonesian Armed Forces Headquarters at Cilangkap, Jakarta, the Indonesian Armed Forces Command School in Bandung, and some other strategic military institutions. Head of the delegation, Commodore Raman Arora, said that from India’s perspective, Indonesia is an important neighboring country and a strategic partner for India.
Indonesia Merupakan Partner Strategis Bagi India
Indonesia is a Strategic Partner for India
SEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 31
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
P
erwira Siswa Angkatan Darat India yang mengikuti pendidikan Army Higer Command Course (AHCC) berkunjung ke Kampus Universitas Pertahanan di Kawasan IPSC, Sentul, Bogor, Jawa-Barat, pada Senin, 26 September 2016. Selama dua jam rombongan AHCC tersebut berbincang tentang banyak hal dengan Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil. Army Higer Command Course (AHCC) merupakan jenis pendidikan setingkat Sesko TNI di Indonesia dimana para perwira siswanya berpangkat Kolonel. Delegasi AHCC yang datang ke Unhan berjumlah 15 orang. Mereka terdiri dari 13 perwira siswa gabungan dari Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara serta dua orang perwira tinggi sebagai pendamping yang dipimpin Ketua Delegasi AHCC, Commodore Raman Arora (setingkat Jenderal bintang satu). Kedatangan delegasi AHCC disambut Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio,M.Phil dan para pejabat Unhan. Rektor Unhan, mengucapkan terima kasih atas kunjungan perwira siswa AHCC. Hal ini merupakan implementasi dari kerjasama pertahanan yang telah dilaksanakan diantara dua negara sahabat yaitu exchange visit (pertukaran kunjungan) dan diharapkan dapat mempererat persahabatan diantara kedua negara. “Indonesia dari perspektif India merupakan negara tetangga yang penting dan merupakan partner strategis bagi India,” kata Ketua Delegasi AHCC, Commodore Raman Arora. Delegasi AHCC melaksanakan kunjungan ke Indonesia selama lima hari, selain melaksanakan kunjungan ke Universitas Pertahanan, juga mengadakan kunjungan ke Mabes TNI Cilangkap di Jakarta, Sesko TNI di Bandung dan beberapa instansi militer strategis lainnya. Commodore Raman Arora adalah alumnus Akademi Angkatan Laut India (Indian Naval Academy), Defence Services Staff, Wellington dan Naval War College di Goa; Commodore Raman Arora ditugaskan ke Cabang Eksekutif Angkatan Laut India di tahun 1991. Ia adalah seorang spesialis Navigasi dan Arah, ia telah memegang berbagai jabatan operasional dan staf yang termasuk menjadi Direktur Operasi Angkatan Laut, Direktur Keselamatan, dan Direktur Joint Naval Intelligence di Naval Headquarters. Commodore Raman Arora telah menjadi Naval Advisor pada Direktur General India Coast Guard di Markas India Coast Guard dan Kepala Staf Officer untuk Naval Component Commander at Headquarters Andaman and Nicobar Command, ia juga menjabat sebagai The officer has navigated Patrol Vessels, ASW Corvette and General Purpose Destroyer. Hadir dalam acara tersebut, Warek I Bidang Akademik Prof Dr Dadang Gunawan, Warek III Bidang Kerjasama Laksda TNI Dr Agus Sudarya, Ketua LP3M Laksda TNI Supartono, Ketua LP2M Dr Sutrimo, Kabag Humas Unhan Sri Murtiana, S.Sos, M.M dan para Ketua Program Studi serta beberapa pejabat Eselon III Unhan.*)
32
I DEFENSE UNIVERSITY SEPTEMBER - DECEMBER 2016
S
tudents of the Indian Army Higher Command Course (AHCC) paid a visit to the Defense University campus at IPSC complex, Sentul, Bogor, West Java, on Monday, September 26th, 2016. During the two-hour visit, the delegation talked about many things with Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil. The Indian Army Higher Command Course (AHCC) is similar to the Indonesian Armed Forces Command School where the students are from the colonel rank. The delegation consisted of 15 persons, including 13 persons from the Army, the Navy and the Air Forces, and two high officials who accompanied the delegation. Head of the delegation was Commodore Raman Arora whose rank is equal to one-star general. The delegation was greeted by Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., and Defense University officials. The Rector expressed his gratitude to the AHCC students. The visit was an implementation of defense cooperation between the two countries in the form of an exchange visit, which was expected to tighten friendship between both countries. “From India’s perspective, Indonesia is an important neighboring country and a strategic partner for India,” said head of the delegation, Commodore Raman Arora. During the five-day visit, apart from Defense University, the delegation also visited the Indonesian Armed Forces Headquarters at Cilangkap, Jakarta, the Indonesian Armed Forces Command School in Bandung, and some other strategic military institutions. Commodore Raman Arora is an alumnus of the Indian Naval Academy, Defense Services Staff in Wellington and Naval War College in Goa. He was assigned at the Indian Navy Executive Branch in 1991. Being a specialist in navigation and direction, he has held various operational positions, and has been staff including the Navy Operations Director, Safety Director, and Joint Naval Intelligence Director at the Navy Headquarters. Commodore Raman Arora has been Naval Advisor at the Directorate General of Coast Guard at the Indian Coast Guard Headquarters of Andaman and Nicobar Command. He has also been officer of the patrol vessels, ASW Corvette and the general purpose destroyer. Attending the meeting were Deputy Rector I of Academic and Student Affairs Prof. Dr. Dadang Gunawan, Deputy Rector III of Cooperation and Institution Affairs Rear Admiral Agus Sudarya, Head of LP3M Rear Adniral Supartono, Head of LP2M Dr. Sutrimo, Head of Public Relations Division Sri Murtiana, and Head of Study Programs as well as some echelon III Defense University officials.*)
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Amanat Menhan Pada HUT Ke-71 TNI di Unhan :
Penguatan Industri Pertahanan Sangat Penting Dalam Mendukung Tugas TNI
Universitas Pertahanan menyelenggarakan Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-71 Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Lapangan Upacara Unhan, di Kawasan IPSC, Sentul, Bogor, Jawa-Barat, Rabu, 5 Oktober 2016.
Defense Minister’s Message at the 71st Anniversary of the Indonesian Armed Forces at Defense University:
Strengthening the Defense Industry is Very Important to Support the Indonesian Armed Forces Duties Defense University held a ceremony to commemorate the 71st anniversary of the Indonesian Armed Forces at Defense University, IPSC complex, Sentul, Bogor, West Java, on Wednesday, October 5th, 2016. SEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 33
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
D
alam hari bersejarah dan membanggakan keluarga besar TNI tersebut, Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio,M. Phil, didaulat sebagai Inspektur Upacara dan membacakan amanat dari Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu, dihadapan segenap civitas akademika Unhan. Dalam amanat Menteri Pertahanan pada Upacara Peringatan Hari Ulang Tahun Ke-71 TNI yang dibacakan Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio,M.Phil, dikatakan bahwa, tanggal 5 Oktober 2016, merupakan hari bersejarah dan membanggakan bagi keluarga besar TNI. “Sehubungan dengan itu, kepada seluruh prajurit TNI dimanapun bertugas dan berada, saya selaku Menteri Pertahanan dan atas nama pribadi mengucapkan “Selamat Ulang Tabun Ke-71 Tentara Nasional Indonesia,” ujar Menhan Ryamizard Ryacudu. TNI dalam usianya yang ke-71, telah menorehkan banyak rekam jejak pengabdian kepada bangsa dan negara. Prestasi yang mengharumkan tersebut tidak terlepas dari kerja keras segenap prajurit TNI termasuk para pendahulu yang tanpa me ngenal lelah berjuang untuk mengabdi kepada negara. Tema pokok pada peringatan HUT Ke-71 TNI adalah “Bersama Rakyat TNI Kuat, Hebat, dan Profesional, Siap Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian”. Tema tersebut diyakini merefleksikan niat, tekad dan semangat seluruh keluarga besar TNI untuk berbuat dan berkarya dengan lebih baik, lebih berkualitas dan lebih berkapasitas. TNI pada hakekatnya adalah prajurit yang memiliki tekad kuat untuk setia melaksanakan tugasnya mengamankan dan menjaga keutuhan serta mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia menuju Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian dengan didukung oleh komponen bangsa lainnya. Dalam konteks ini, peran Kementerian Pertahanan adalah memastikan bahwa TNI menjadi komponen utama yang kuat, hebat dan profesional. Kebijakan pertahanan negara yang dibuat oleh Kementerian Pertahanan terus disesuaikan dengan perkembangan lingkungan strategis dan analisa ancaman. “Kita memahami bahwa penyelenggaraan pertahanan ne gara melibatkan seluruh komponen bangsa. Dengan demikian, sinergitas antara TNI dengan komponen bangsa lainnya sangat diperlukan,” ujar Menhan Ryamizard dalam amanat yang dibacakan Rektor Unhan. Menhan Ryamizard, mengatakan, sistem dan strategi pertahanan negara secara terus-menerus disempurnakan untuk mewujudkan sistem pertahanan semesta. Kapabilitas pertahanan negara secara simultan ditingkatkan untuk mencapai kemampuan mengatasi ancaman dan memiliki efek penggetar. Dalam sistem tersebut, pertahanan negara didesain agar mempunyai kemampuan menangkal ancaman di seluruh wilayah tanah air.
34
I DEFENSE UNIVERSITY SEPTEMBER - DECEMBER 2016
D
uring the historical day of the Indonesian Armed Forces, Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., was inspector and read a message from Defense Minister Ryamizard Ryacudu in front of Defense University’s academic community. In his message during the ceremony to commemorate the 71st anniversary of the Indonesian Armed Forces read by Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., the Defense Minister stated that October 5th, 2016 was a historical day of which the Indonesian Armed Forces were proud. “In relation to that, to all members of the Indonesian Armed Forces wherever you are and assigned, as Defense Minister and on behalf of myself, I’d like to congratulate the Indonesian Armed Forces on its 71st anniversary,” said Defense Minister Ryamizard Ryacudu. On its 71st anniversary, the Indonesian Armed Forces has dedicated to the nation and the state. The achievement was made possible by the hard work of the entire force, including the predecessors who had untiringly dedicated for the country. The theme of the commemoration of the 71st anniversary of the Indonesian Armed Forces was “Being Together with the People, the Indonesian Armed Forces are Strong, Great, and Professional, Ready to Realize Sovereign, Independent Indonesia with Good Personality”. The theme was believed to reflect the intention and spirit of the Indonesian Armed Forces to work with better quality and capacity. The Indonesian Armed Forces have a strong intention to faithfully perform their duties in securing and maintaining the Unitary State of the Republic of Indonesia and to bring the country to sovereignty, independence and personality supported by the nation’s other components. In this context, the Defense Ministry plays a role to ensure that the Indonesian Armed Forces are the principal component which is strong, great and professional. The policy of the state defense made by the Defense Ministry must always be adjusted to development of the strategic environment and threats analysis. “We understand that managing the state defense must involve the nation’s all components. Synergy between the Indonesian Armed Forces and the nation’s components are therefore required,” said Defense Minister Ryamizard Ryacudu in his speech, read by the Defense University’s Rector. Ryamizard said that the state defense system and strategy continued to be perfected to create a universal defense system. The capability of the state defense is simultaneously increased to achieve the ability to resolve threats and to have a deterrent effect. According to the system, the state defense is designed to have a capability to prevent threats throughout the country.
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Berkaitan dengan tantangan tugas ke depan yang semakin kompleks, Menhan Ryamizard mempercayai bahwa TNI dapat melaksanakan tugas pengabdian tersebut dengan baik. Hal ini dikarenakan adanya persatuan dan kesatuan yang kokoh dan kuat antara TNI dengan rakyat. Tekad TNI dalam upaya mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa merupakan kenyataan yang tidak dapat dihilangkan dari catatan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. TNI selalu hadir dalam setiap derap langkah pembangunan bangsa. TNI diharapkan dapat menjadi kekuatan yang terus disegani dan kekuatan yang selalu mengedepankan kepentingan rakyat. Dengan TNI bersama rakyat, maka TNI kuat dan akan terus berjuang menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Di samping itu, lanjut Menhan Ryamizard, Kementerian Pertahanan harus terus memastikan bahwa modernisasi Alutsista TNI berjalan dengan baik sehingga postur pertahanan negara semakin kokoh. Kementerian Pertahanan melalui program kerjanya, berupaya terus mewujudkan sistem pertahanan negara yang tangguh. Salah satu program yang menjadi prioritas kita adalah penguatan Industri Pertahanan nasional yang sangat penting dalam mendukung pelaksanaan tugas TNI. Kita patut berbangga karena produk industri pertahanan kita sudah dipercaya dan digunakan oleh negara-negara lain. Beberapa waktu lalu, PT PAL Indonesia berhasil melaksanakan peluncuran Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR 105-2) milik TNI AL, dan peluncuran serta penamaan Strategic Sealift Vessel (SSV-2) milik Angkatan Laut Philipina. Hal ini menjadi bukti keunggulan dan keberhasilan industri pertahanan kita. Di samping hal-hal tersebut, yang tidak kalah pentingnya adalah peningkatan sumber daya manusia TNI. TNI perlu me ningkatkan postur sumber daya manusia masa depan yang berkualitas yang didukung sistem pembinaan jati did TNI yang profesional. Hal ini diperlukan untuk mendapatkan postur prajurit masa depan yang tangguh, berkualitas, modern dan professional yang didukung dengan program pendidikan dan pelatihan yang baik. Kebijakan peningkatan sumber daya manusia pertahanan yang dibuat Kementerian Pertahanan hendaknya dapat menjamin peningkatan kemampuan prajurit TNI, sehingga kedepan TNI semakin maju dan kuat sebagai pengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam upacara yang dipimpin Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil tersebut, hadir para pejabat Unhan antara Warek II Bidang Umum dan Keuangan Laksda TNI Rusmali Anggawiria, Warek I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof Dr Dadang Gunawan, Ketua LP2M Dr Sutrimo, Ketua LP3M Laksda TNI Supartono, Dekan Fakultas Manajemen Pertahanan Laksda TNI Dr Amarulla Octavian, Dekan Fakultas Strategi Perta hanan Mayjen TNI Gede Sumertha, Kasatwas Unhan Mayjen TNI Subagio, Kepala Biro Akademik Brigjen TNI Tamsil, Karorenku Brigjen TNI Tjuk Agus Minahasa, para Kaprodi dan pejabat eselon lainnya serta segenap civitas akademika Unhan.*)
In relation to future and increasingly complicated duties, Defense Minister Ryamizard Ryacudu said he believed that the Indonesian Armed Forces would execute the dedication duties well. This is because of the strong unity between the Indonesian Armed Forces and the people. The Indonesian Armed Forces’ intention to defend the nation’s unity is a fact that cannot be deleted from the nation’s struggle history. The Indonesian Armed Forces are always present in every step of the nation’s development. The Indonesian Armed Forces are expected to be a respected strength that always prioritizes the nation. Together with the people, the Indonesian Armed Forces are strong and will continue to fight to uphold the nation’s sovereignty, to defend the unity of the Unitary State of the Republic of Indonesia, and to protect the whole nation. In addition, Ryamizard added, the Defense Ministry must ensure that modernization of the Indonesian Armed Forces’ defense system runs well so that the state’s defense posture is increasingly strong. Through its work program, the Defense Ministry makes efforts to realize a strong defense system of the nation. One of the priority programs is to strengthen the national defense industry which is important to support execution of the duties of the Indonesian Armed Forces. We should be proud as other countries trust and use products of our defense industry. Some time ago, PT PAL Indonesia has successfully launched a missile destroyer ship (PKR105-2) of the Indonesian Navy and a Strategic Sealift Vessel (SSV-2) of the Philippines’ Navy. This proves Indonesia’s superiority and success in the defense industry. Last but not least is the Indonesian Armed Forces human resources development. The Indonesian Armed Forces need to improve the human resources in the future with more quality and supported by the professional development system. This is needed to get strong, quality, modern and professional future soldiers who are supported by a good education and training. The policy to increase the defense human resources made by the Defense Ministry should guarantee an increase capability of the Indonesian Armed Forces soldiers so that in the future, the Indonesian Armed Forces are increasingly advanced and strong as guards of the Unitary State of the Republic of Indonesia. Deputy Rector II of General Affairs and Finance Rear Admiral Rusmali Anggawiria, Deputy Rector I of Academic and Student Affairs Prof. Dr. Dadang Gunawan, Head of LP2M Dr. Sutrimo, Head of LP3M Rear Admiral Supartono, Dean of the Faculty of Defense Management Rear Admiral Amarulla Octavian, Dean of the Faculty of Defense Strategy Major General Gede Sumertha, Head of Supervision Unit Major General Su bagio, Head of the Academic Bureau Brigadier General Tamsil, Head of Planning and Financial Bureau Brigadier General Tjuk Agus Minahasa, Head of Study Programs, and other officials as well as the academic community of Defense University, attended the ceremony led by Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil.*) SEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 35
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Hari Perdamaian Dunia Di Unhan :
Melalui Kekuatan Bhinneka Tunggal Ika, Diharapkan Bangsa Indonesia Jadi Subjek Pembangunan Sebagai bangsa yang merdeka, bangsa Indonesia harus bisa duduk sejajar, saling menghargai, dan menghormati dengan bangsa lain di dunia. Itulah wujud dari martabat bangsa ini dan sudah seharusnya serta harus diturunkan kepada pribadi-pribadi bangsa. Hal inilah yang seharusnya menjadi pegangan kita semua. Melalui kekuatan Bhinneka Tunggal Ika, diharapkan bangsa ini dapat menjadi subjek pembangunan dan menciptakan ketahanan masyarakat Indonesia yang sejalan dengan perkembangan peradaban bangsa. 36
I DEFENSE UNIVERSITY SEPTEMBER - DECEMBER 2016
The World Peace Day at Defense University:
Through the strength of “Unity in Diversity: the Indonesian Nation is Expected to be a Subject of Development As an independent nation, Indonesia must be parallel, mutually appreciate and respect other nations in the world. It’s a realization of the nation’s dignity that must be inherited to the nation’s next generation. We should all hold tight to it. Through Unity in Diversity, the nation is expected to become a subject of development and to create the people’s defense which is parallel with development of the nation’s civilization.
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
U
niversitas Pertahanan menyelenggarakan kegiatan Hari Perdamaian Dunia atau International Day of Peace di Lapangan Upacara Universitas Pertahanan, di Kawasan IPSC, Sentul, Bogor, Jawa-Barat, Rabu, 21 September 2016. Hari Perdamaian Dunia kali ini mengusung tema “Harmoni Dalam Kebhinnekaan Untuk Indonesia Damai ”dengan rangkaian kegiatan berupa festival perdamaian dengan mengenalkan nilai-nilai perdamaian kepada peserta khususnya mahasiswa Unhan. Sejumlah mahasiswa Unhan mengusung bendera bergambar bola dunia perlambang perdamaian dunia dalam upacara yang dipimpin Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil. Setelah lagu Indonesia Raya dinyanyikan, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Ikrar Perdamaian dan doa bersama lintas agama. Dalam “Renungan Perdamaian” yang dibacakan Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil, di sampaikan, bahwa peringatan International Day of Peace ini didasari oleh Resolusi PBB No 55/282 Tahun 1981, bahwa pada hari itu (21 September) seluruh dunia bersatu dan bersedia menghentikan kekerasan dan perang.
D
efense University held a World Peace Day at Defense University, IPSC complex, Sentul, Bogor, West Java, on Wednesday, September 21st, 2016. The theme was “Harmony in Unity for Peaceful Indonesia”. The activities included a festival of peace which introduced peace values to participants, particularly Defense University students. A number of Defense University students carried a globe-illustrated flag symbolizing the world peace in the ceremony led by Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil. Following the national anthem, a Peace Oath and a prayer were read. In the “Peace Reflection” read by Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., it was stated that the International Day of Peace was based on the UN Resolution No. 55/282 of 1981 on which day the whole world was united and willing to stop violence and war.
SEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 37
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Tema hari perdamaian internasional adalah 2016 adalah “The Sustainable Development Goals : Building Blocks for Peace”. Rektor Unhan, mengatakan, bahwa bangsa ini masih menghadapi permasalahan seperti intoleransi beragama, degradasi spirit kebangsaan serta kesenjangan sosial. Indonesia masih diselimuti kecurigaan satu sama lain, belum mencapai harmonisasi, integrasi dan kesatuan cita-cita bangsa Indonesia sesuai semangat Pancasila. “Sebagai bangsa yang merdeka, bangsa Indonesia harus bisa duduk sejajar, saling menghargai, dan menghormati dengan bangsa lain di dunia. Itulah wujud dari martabat bangsa ini dan sudah seharusnya serta harus diturunkan kepada pribadi-pribadi bangsa. Hal inilah yang seharusnya menjadi pegangan kita semua,” ujar Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio,M.Phil. Melalui kekuatan Bhinneka Tunggal Ika, lanjut Rektor, diharapkan bangsa ini dapat menjadi subjek pembangunan, bukan sebaliknya. Melalui prinsip Bhinneka Tunggal Ika pula, kita akan menciptakan ketahanan masyarakat Indonesia yang sejalan dengan perkembangan peradaban bangsa. Kegiatan diawali dengan renungan perdamaian dan kuliah umum yang disampaikan oleh Mayjen TNI Imam Edy Mulyono (Staf Ahli Panglima TNI) mantan Minurso Force Commander dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB. Tema kuliah umum yang diangkat mantan Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI adalah “Peace and Security : Lesson Learnt From Western Sahara”. Hal ini terkait konflik-konflik diwilayah Darfur, Syudan, Afrika, Mali dan Mutu, dimana terkadang terjadi konflik yang bersifat kedaerahan bercampur dengan terorisme dan keinginan untuk memisahkan diri dari negaranya. Indonesia sendiri memiliki kepentingan dalam upaya misi pemeliharaan perdamaian dibawah bendera PBB sejak 1957 di Mesir. “Dalam mengemban misi pemeliharaan perdamaian PBB di wilayah konflik, bila prajurit tidak mematuhi aturan, maka nyawa taruhannya,” ujar Mayjen TNI Imam Edy Mulyono. Staf ahli Panglima TNI ini menceritakan tentang wilayah Maroko dimana para pengemban misi perdamaian PBB bertugas disana. Diwilayah ini, hujan hanya berlangsung dua minggu dalam setahun. Suhu diwilayah ini mencapai 54 derajat celcius, dengan kondisi medan berbatu dan berpasir de ngan populasi penduduk 513.000 orang. Kegiatan yang diselenggarakan civitas akademika Unhan ini dihadiri sejumlah lembaga seperti Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI (PMPP TNI), Badan Nasional Penanggulangan Teorisme (BNPT) , IPCRA, BNPB, Bainstranas Kemhan dan Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hadir dalam Hari Perdamaian Duni kali ini adalah Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil, Ke tua LP2M Dr Sutrimo, Ketua LP3M Laksda TNI Supartono, Staf Ahli Panglima TNI Mayjen TNI Imam Edy Mulyono, Karorenku Unhan Brigjen TNI Tjuk Agus Minahasa, para Kaprodi dan para pejabat eselon I, II dan III Unhan. *)
38
I DEFENSE UNIVERSITY SEPTEMBER - DECEMBER 2016
The theme of the world peace day 2016 was “The Sustainable Development Goals: Building Blocks and Peace”. The Rector said that the nation was still facing issues such as intolerance in religion, degradation of the nation’s spirit, and social gap; the Indonesian people remain suspicious one to another; harmonization, integration and the nation’s future goals according to the spirit of Pancasila had not been achieved yet. “As an independent nation, Indonesia must be parallel, mutually appreciate and respect other nations in the world. It’s the realization of the nation’s dignity which should be inherited to the nation’s next generation. We should hold tight to this,” said Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil. The Rector continued, through the power of Unity of Diversity, the nation is expected to be a subject of development, and not the other way around. Through the principle of Unity in Diversity, we will create defense of the Indonesian people in line with development of the nation’s civilization. The event started with a reflection of the peace and a public lecture by Major General Imam Edy Mulyono, currently expert staff of Commander of the Indonesian Armed Forces and former Minurso Force Commander in the UN peace keeping mission. The public lecture’s theme raised by the former Commander of the Peace Keeping Mission Centre of the Indonesian Armed Forces was “Peace and Security: Lesson Learnt from Western Sahara”. It is related to conflicts in Darfur, Sudan, Africa, Mali, and Mutu, where the regional conflicts were mixed with terrorism and an intention to separate from their countries. Indonesia had an interest in the peace keeping mission under the UN flag since 1957 in Egypt. “In carrying out the UN peace keeping mission in conflict areas, violating the rules will be fatal,” stated Major General Imam Edy Mulyono. The expert staff of Commander of the Indonesian Armed Forces talked about Morocco where the UN peace keeping force was assigned. In this region, rain only falls for two weeks in a year. The temperature may reach 54 degrees Celcius, where the area is rocky and sandy. The population is 513.000. The activity organized by the Defense University academic community was attended by a number of institutions, such as the Peace Keeping Mission Centre of the Indonesian Armed Forces (PMPP TNI), the National Agency of Terorism Prevention (BNPT), IPCRA, the National Agency of Disaster Prevention (BNPB), Baintranas of the Defense Ministry, and the Language Centre of the Ministry of Education and Culture. Attending the event were Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., Head of LP2M Dr. Sutrimo, Head of LP3M Rear Admiral Supartono, Expert Staff of Commander of the Indonesian Armed Forces Major General Imam Edy Mulyono, Head of Planning and Finance Bureau Brigadier General Tjuk Agus Minahasa, Head of Study Programs, and echelon I, II and III officials of Defense University. *)
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
KERJASAMA UNHAN DENGAN PT DAHANA / COOPERATION BETWEEN DEFENSE UNIVERSITY AND PT. DAHANA
Unhan Jalin Kerjasama Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Bersama Pemda dan Perguruan Tinggi Universitas Pertahanan jalin kerjasama dengan PT Dahana (Persero), Pemerintah Provinsi Lampung, Pemerintah Kota Bandar Lampung, Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan, Pemprov Kalimantan Timur dan dengan PTDI dan Universitas Nurtanio. Kerjasama tersebut mencakup tiga fungsi Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat.
U
niversitas Pertahanan menjalin kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi, institusi dan pemerintahan daerah. Pada Kamis, 15 September 2016, Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerjasama diselenggarakan dengan PT Dahana (Persero) di Kampus Dahana, di Kawasan Energetic Material Center (EMC), di Kecamatan Cibogo, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
KERJASAMA UNHAN DengaN PEMPROV KALTIM / COOPERATION BETWEEN DEFENSE UNIVERSITY AND THE GOVERNMENT OF EAST KALIMANTAN PROVINCE
Defense University Set up Cooperation in Education, Research and Community Service with Regional Governments and Colleges Defense University set up cooperation with PT. Dahana, the Government of Lampung Province, the Government of Bandar Lampung Municipality, the Government of South Lampung Regency, the Government of East Kalimantan Province, and PTDI as well as Universitas Nurtanio. The cooperation covered three functions of colleges, including education, research and community service.
D
fense University set up cooperation with several colleges, institutions and regional governments. On Thursday, September 15th, 2016, a Memorandum of Understanding (MoU) and a cooperation agreement were signed with PT. Dahana at Dahana campus, in the Energentic Material Centre area, at CibogoDistrict, Subang Regency, West Java. SEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 39
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Penandatanganan nota kesepakatan bersama antara Unhan dengan PT Dahana ditandatangani Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil dan dari PT Dahana ditandatangani Direktur Utama PT Dahana, Budi Antono. Sementara penandatangan Nota Perjanjian Kerjasama Unhan ditandatangani Ketua LP3M Unhan Laksda TNI Dr Ir Supartono, MM dan Direktur Keuangan PT Dahana, Susilo Hartanto. Kunjungan rombongan Unhan yang dipimpin Rektor Unhan ke PT Dahana telah memotivasi jajaran PT Dahana khusunya untuk meningkatkan sumber daya SDM bidang pendidikan. Diharapkan setelah adanya kerjasama ini kar yawan dari PT Dahana dapat mengikuti program beasiswa S-2 di Unhan. Sebagai pemberi program beasiswa, Unhan siap mene rima staf atau karyawan PT Dahana yang akan melanjutkan program Pasca Sarjana (S-2). Berbagai fasilitas diberikan Unhan bagi mahasiswa yang berhasil lolos seleksi yakni se perti bebas biaya perkuliahan atau beasiswa, uang saku, mess, biaya Kuliah Kerja Dalam Negeri (KKDN) dan biaya Kuliah Kerja Luar Negeri (KKLN). Tujuannya untuk mengenalkan mahasiswa pada dunia luar dan wilayah tertentu di berbagai provinsi di Indonesia Kerjasama antara Unhan dengan PT Dahana dianggap penting, karena Unhan memiliki prodi Industri Pertahanan sehingga sangat tepat apabila karyawan PT Dahana dapat ambil bagian dalam program S-2 Unhan. Bagi Unhan, kerjasama ini dapat menambah wawasan mahasiswa Unhan maupun Dosen Unhan dalam melaksanakan penelitian di PT Dahana, mengingat perusahaan ini mampu mengembangkan dan memproduksi bahan peledak untuk keperluan militer dan industri non militer di dalam dan luar negeri.Sehingga kerjasama ini dirasa sangat menguntungkan bagi kedua belah pihak demi terwujudnya generasi bangsa yang mampu memecahkan masalah terkait teknologi. Dalam kunjungan ke PT Dahana tersebut, Rektor Unhan didampingi Warek III Bidang Kerjasama dan Kelembagaan Unhan Marsekal Muda TNI Dr Agus Sudarya, Ketua LP3M Unhan Laksda TNI Dr Ir Supartono, Kabag Kerjasama Biro Akademik dan Kemahasiswaan Unhan Kolonel Adm Afrizal Hendra, Kabag Humas dan TU Roum Unhan Sri Murtiana, S.Sos., M.M dan Kapus Penelitian Strategi Pertahanan LP2M Unhan Kolonel Laut (KH) Ir.Sapto Ongko Putro. Kemudian pada Rabu, 12 Oktober dan Kamis, 13 Oktober 2016, Unhan menandatangani Nota Kesepakatan Bersama dan Kerjasama (PKS) dengan tiga pemerintahan daerah di Lampung yakni dengan Pemerintah Provinsi Lampung, Pemerintah Kota Bandar Lampung, Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan. Kerjasama ini dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya aparatur pemerintah daerah yang memiliki wawasan pertahanan. Kesepakatan dilaksanakan di Bandar Lampung dan Kabupaten Lampung Selatan.
40
I DEFENSE UNIVERSITY SEPTEMBER - DECEMBER 2016
A memorandum of understanding between Defense University and PT. Dahana was signed by Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., and Budi Antono, President Director of PT. Dahana. The cooperation agreement was signed by Head of LP3M Rear Admiral Supartono and PT. Dahana’s Finance Director Susilo Hartanto. The visit of the Defense University’s delegation, led by the Rector, to PT. Dahana, motivated the company to increase the human resources in the education field. It’s hoped that under the cooperation, PT. Dahana’s employees would take postgraduate scholarship program at Defense University. As provider of the scholarship program, Defense University was ready to accept PT. Dahana’s staff or employees who will continue their study at postgraduate program. Various facilities will be provided by Defense University to those who pass the selection test, such as tuition fee, pocket money, accomodation, domestic internship cost, and overseas internship cost. The purpose is to introduce the students to foreign countries and certain regions in the provinces in Indonesia. The cooperation between Defense University and PT. Dahana is important as Defense University has the Defense Industry Study Program so that it may be quite convenient if PT. Dahana’s employees can take part in the Defense University postgraduate program. For Defense University, the cooperation will broaden the insight of both the students as well as the lecturers in conducting a research at PT. Dahana as the company develops and produces explosives for military purpose and non-military industry domestically and overseas. The cooperation will be quite beneficial for both parties to create a generation who are able to solve technology-related problems. During the visit to PT. Dahana, Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., was accompanied by Deputy Rector III of Cooperation and Institution Affairs Young Marshal Agus Sudarya, Head of LP3M Rear Admiral Supartono, Head of Cooperation Division of the Academic and Student Bureau Colonel Agrizal Hendra, Head of Public Relations Division Sri Murtiana, and Head of Defense Strategy Research Centre Colonel Sapto Ongko Putro. On Wednesday and Thursday, October 12th and 13th, 2016, Defense University signed a cooperation agreement with three regional governments in Lampung, including Lampung Province, Bandar Lampung Municipality, and South Lampung Regency. The cooperation is aimed at increasing quality of the human resources of the regional governments in the defense. The agreement will be implemented in Bandar Lampung Municipality and South Lampung Regency.
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
KERJASAMA UNHAN DENGAN PEMKOT BANDAR LAMPUNG / COOPERATION BETWEEN DEFENSE UNIVERSITY AND THE GOVERNMENT OF BANDAR LAMPUNG MUNICIPALITY
Kerjasama Unhan Dengan Pemkab Lampung-Selatan / Cooperation between Defense University and the Government of South Lampung Regency
Unhan yang diresmikan oleh Presiden Ke-6 Republik Indonesia pada 11 Maret 2009 di Istana Negara merupakan lembaga pendidikan tinggi yang unik karena mengkhususkan diri pada studi pertahanan setingkat S-2. Selain itu, Unhan juga merupakan lembaga pendidikan tinggi terbuka yang memberi kesempatan bagi para perwira TNI dan sipil serta umum untuk belajar dan memperdalam Ilmu Pertahanan dari sudut pandang militer, politik, ekonomi, sosial dan budaya. “Para mahasiswa Unhan akan dibekali dengan materi Bela Negara dan Kepimpinan sebagai modal pengabdian kepada masyarakat dan negara,” ujar Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil. Kerjasama Unhan dengan Pemprov Lampung, Pemkot Bandar Lampung dan Pemda Kabupaten Lampung Selatan mencakup tiga fungsi Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat. Dalam bidang pendidikan, Unhan memberi kesempatan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemprov Lampung, Pemkot Bandar Lampung dan Pemda Kabupaten Lampung Selatan untuk menjadi mahasiswa pasca sarjana Unhan, khususnya yang sudah selesai pendidikan Strata satu (S-1). Sedangkan kerjasama dalam bidang penelitian yakni Unhan diberi kesempatan untuk melaksanakan penelitian di wilayah Lampung. Dalam bidang pengabdian Masyarakat Unhan menyiapkan narasumber yang dapat memberikan pemahaman maupun ilmu tentang Bela Negara. Pemerintah Provinsi Lampung, Pemkab Lampung Selatan dan Pemkot Bandar Lampung, menyambut baik kerjasama Unhan dengan Pemerintah Provinsi Lampung, sehingga dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk meningkatkan kompetensi sumber daya aparatur di Provinsi Lampung dalam rangka menuju Provinsi Lampung yang maju dan berdaya saing serta mendukung Keta hanan Nasional. Beasiswa yang ditawarkan Unhan disambut baik sehingga Aparatur Sipil Negara (ASN) di Lampung dapat meningkatkan kualitas SDM mereka setelah menimba ilmu di Unhan. Dalam kegiatan tersebut, Rektor Unhan didampingi Wakil Rektor III Bidang Kerjasama dan Kelembagaan Marsda TNI Dr Agus Sudarya, Ketua LP3M Unhan Laksda TNI Dr Supartono, Kabag Kerma Unhan, Kaprodi SPL dan Kabag Humas Unhan Sri Murtiana, S.Sos, M.M.
Officially opened by the 6th President of the Republic of Indonesia on March 11th, 2009, Defense University is a unique college as it specializes in postgraduate-level defense studies. In addition, Defense University is an open college that gives opportunities to officials of the Indonesian Armed Forces and civilians and the people in general to study and deepen the defense science from the military, political, economic, social and cultural perspectives. “Defense University students will be given materials on the state defense and leadership for dedication to the people and the country,” stated Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil. The cooperation between Defense University with the Governments of Lampung Province, Bandar Lampung Municipality, and South Lampung Regency includes three functions of university, namely education, research and public service. In education, Defense University will give an opportunity to government employees of the Governments of Lampung Province, Bandar Lampung Municipality and South Lampung Regency to be postgraduate students of Defense University, particularly those who already have a bachelor degree. In research, Defense University will have an opportunity to conduct a research in Lampung region. In public service, Defense University will prepare sources to give an understanding and knowledge on the state defense. The Governments of Lampung Province, South Lampung Regency and Bandar Lampung Municipality welcome the cooperation with Defense University as it can be taken advantage to increase the human resources competence towards advanced and competitive Lampung Province and to support the state defense. The scholarships offered by Defense University were also welcomed as government employees in the region can increase quality of the human resources after they have finished their study at Defense University. During the event, the Defense University Rector was accompanied by Deputy Rector III of Cooperation and Institution Affairs Young Marshal Agus Sudarya, Head of LP3M Rear Admiral Supartono, Head of Cooperation Division, Head of Defense Strategy Study Program, and Head of Public Relations Division Sri Murtiana. SEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 41
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Kerjasama Unhan Dengan Pemprov Lampung / Cooperation between Defense University and the Government of Lampung Province
Tak hanya dengan Pemprov Lampung, kerjasama juga dilakukan dengan Pemprov Kalimantan- Timur. Pada 24 Juni 2016, Universitas Pertahanan menjalin kerjasama dengan Universitas Mulawarman (Unmul) Kalimantan Timur. Rektor Unmul Prof Dr H Masjaya, M.Si, didampingi Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Hubungan Masyarakat Unmul, Dr Bohari, M.Si, menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Universitas Pertahanan (Unhan) dan Institut Teknologi Kalimantan (ITK) serta Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Nota kesepakatan bersama tersebut, disaksikan langsung Gubernur Kaltim, Dr Awang Faroek Ishak, di ruang kerja nya. Hadir dalam pertemuan itu Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil dan perwakilan dari Rektor ITK, Guru Besar Unhan Prof Ir Purnomo Yusgiantoro, Ph.D. Kerjasama yang berlangsung pada 24 Juni 2016, mencakup tiga fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Unmul dan Unhan sebelumnya juga telah menjalin kerjasama khususnya mengenai perbatasan. Kemudian, Universitas Pertahanan juga menjalin kerjasama dengan PTDI dan Universitas Nurtanio. Penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) dilakukan Rektor Universitas Pertahanan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio,M.Phil, dengan Rektor Universitas Nurtanio Marsda TNI (Purn) Suparman, di Gedung Serba Guna Auditorium Unhan, Kampus Unhan, di Kawasan IPSC, Sentul, Bogor, Jawa-Barat, Selasa, 18 Oktober 2016. Hadir dalam acara tersebut Rektor Universitas Pertahanan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio, Warek III Bidang Kerjasama dan Kelembagaan Marsda TNI Agus Sudarya, Warek I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Prof Dr Dadang Gunawan, Dekan Fakultas Manajamen Pertahanan Laksda TNI Amarulla Octavian, Ketua LP2M Dr Sutrimo, Kasatwas Unhan Mayjen TNI Subagio, Kabag Humas dan TU Unhan Sri Murtiana,S.Sos, M.M dan pejabat eselon Unhan lainnya. Dari Universitas Nurtanio, hadir diantaranya Rektor Universitas Nurtanio Marsda TNI (Purn) Suparman, Wakil Rektor I Dr Hidayat, Wakil Rektor II Joseph Partono, Wakil Rektor III Devi M Gunara, Direktur Program Pasca Sarjana Prof Dr Haryono, para Dekan FISIP, Dekan Fakultas Teknik, Dekan Fakultas Ekonomi, para Kaprodi dan Ketua SPI. *)
42
I DEFENSE UNIVERSITY SEPTEMBER - DECEMBER 2016
KERJASAMA DENGAN UNS SOLO / COOPERATION WITH UNS SOLO
Not only with the Government of Lampung Province, Defense University also set up cooperation with the Government of East Kalimantan Province. On June 24th, 2016, Defense University set up cooperation with Universitas Mulawarman (Unmul) East Kalimantan. Unmul Rector Prof. Dr. H. Masjaya, accompanied by Deputy Rector of Planning, Cooperation, and Public Relations Bohari, signed a Memorandum of Understanding (MoO) with Defense University and Institut Teknologi Kalimantan (ITK) and the Government of East Kalimantan Province. The signing of the agreement was witnessed by East Kalimantan Governor, Dr. Awang Faroek Ishak, in his office. Attending the event were Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., and representative of ITK and Professor of Defense University Prof. Dr. Purnomo Yusgiantoro. The cooperation includes three functions of university, in education, research and public service. Universitas Mulawarman and Defense University have previously set up cooperation in borders. Defense University also set up cooperation with PTDI and Universitas Nurtanio. The Memorandum of Understanding (MoU) was signed by Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., and Rector of Universitas Nurtanio Young Marshal Suparman at the Defense University Auditorium, IPSC complex, Sentul, Bogor, West Java, on Tuesday, October 18th. 2016. Attending the event were Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., Deputy Rector III of Cooperation and Institution Affairs Young Marshal Agus Sudarya, Deputy Rector I of Academic and Student Affairs Prof. Dr. Dadang Gunawan, Dean of the Faculty of Defense Management Rear Admiral Amarulla Octavian, Head of LP2M Sutrimo, Head of Supervision Unit Major General Subagio, Head of Public Relations and Administration Division Sri Murtiana, and other Defense University officials. From Universitas Nurtanio, there were Rector Young Marshal Suparman, Deputy Rector I Hidayat, Deputy Rector II Joseph Partono, Deputy Rector III Devi M. Gunara, Director of Postgraduate Program Prof. Dr. Haryono, Dean of the Faculty of Social and Political Sciences, Dean of the Faculty of Engineering, Dean of the Faculty of Economics, Head of Study Programs, and Head of SPI . *)
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
KEDAULATAN WILAYAH UDARA DAN ANCAMAN PERANG INFORMASI STRATEGIS SEBAGAI TANTANGAN KETAHANAN EKONOMI NASIONAL AIRSPACE SOVEREIGNTY AND THREAT OF STRATEGY INFORMATION WARFARE AS A CHALLENGE OF NATIONAL ECONOMIC DEFENSE Oleh: Mayor Tek Novky Asmoro, S.T., M.Si (Han) Perencana Muda Perencana Bangdik LPPPM Universitas Pertahanan Junior Planner LPPPM Development and Education Defense University
Abstrak - Kedaulatan wilayah udara, sebagai kawasan kepentingan nasional, dipandang sebagai ruang gerak, media, dan sumberdaya yang harus diorganisir untuk mencapai tujuan nasional sebagai diamanatkan dalam konstitusi UUD 1945. Dalam era globalisasi saat ini, pemanfaatan teknologi informasi yang didominasi oleh pemanfaatan wahana udara perlu diantisipasi perkembangannya karena disatu sisi dapat dimanfaatkan untuk hal-hal positif, namun di sisi lain tersimpan potensi besar dalam mencederai kedaulatan sebuah negara. Pola-pola tersebut mulai berkembang pada keberadaan sistim informasi untuk dijadikan basis aplikasi bagi kepentingan perang informasi strategis yang dianggap sebagai bentuk ancaman masa depan paling serius bagi ketahanan ekonomi nasional. Keywords : Wilayah Udara, Teknologi Informasi, Kedaulatan Negara, Perang Informasi Strategis, Ketahanan Ekonomi Nasonal
Abstract – The airspace sovereignty as a region of the national interest, is considered a room for action, media, and resources which must organized to achieve the national goals as mandated in Constitution 1945. In the era of globalization, the use of information technology dominated by the use of aerial vehicle must be anticipated as it is positive on one side, yet may potentially affect a country’s sovereignty in a negative way. The patterns start to develop in the information system to be an application basis for the interest of strategic information warfare which is considered the most serious future threat for the national economic defense. Keywords: Airspace, Information Technology, State Sovereignty, Strategic Information Warfare, National Economic Defense
Pendahuluan
The strategic information warfare starts from the birth of the information warfare era. It further develops including strategic various aspects: ideology, politics, economy, social culture, and defense security. The information technology progress is also one of the effects that give birth to strategic information warfare based on the use of information technology resources in the management system and infrastructure. The use of information system is among others related to some strategic systems, such as control of electric power source, cash flow management in a country’s economy, air traffic management, oil and gas distribution system, and so on. In the economic resilience perspective, the condition requires a special policy that is able to organize the roles of the Indonesian Armed Forces and the related stakeholders to synergistically form a physical resilience in protecting all assets and infrastructure of the country’s strategic economy from any threat of strategic information warfare. Such condition is related to the type of threats being disseminated, namely increasingly complicated using various media including aerial
Perang informasi strategis pada prinsipnya berawal dari lahirnya era perang informasi (information warfare) yang selanjutnya berkembang melingkupi berbagai aspek lingkungan strategis baik ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Kemajuan teknologi informasi juga merupakan salah satu efek yang melahirkan perang informasi strategis sebagai bentuk perang yang didasari pemanfaatan sumber daya teknologi informasi dalam sistem manajemen dan infrastrukturnya. Penggunaan sistem informasi ini diantaranya terkait beberapa sistem yang bersifat strategis seperti pengontrolan sumber tenaga listrik, manajemen aliran uang di perekonomian negara, pengaturan lalu lintas udara (air traffic), pengaturan sistem distribusi migas dan sebagainya. Dalam perspektif Economics Resilience (Ketahanan Ekonomi), kondisi ini memerlukan kebijakan khusus yang mampu mengorganisir peran TNI beserta stakeholder terkait untuk bersinergi membentuk satu ketahanan fisik dalam melindungi segala aset dan infrastruktur ekonomi strategis negara dari ancaman perang informasi strategis. Kondisi tersebut terkait dengan model ancaman yang dite-
Introduction
SEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 43
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
bar, yakni semakin kompleks dengan memanfaatkan berbagai media termasuk wahana udara sebagai ruang potensial jalur komunikasi data serta informasi. Secara garis besar, pendefinisian perang informasi strategis dapat di-mapping pada gambar di bawah ini.
vehicle as a potential room for data and information communication lane. In general, defining the strategic information warfare can be mapped in the picture below.
Gambar Mapping Definisi Strategic Information Warfare
Untuk menemukan formulasi secara komprehensif terkait antisipasi terhadap perang informasi strategis dan berbagai permasalahannya terutama dalam pemanfaatannya terhadap media wilayah udara NKRI, maka perlu beberapa usaha yang sistematis. Peng organisasian wilayah udara NKRI disertai upaya pemberdayaan kekuatan TNI dan stakeholder pengelola sistem informasi dalam satu mekanisme koordinasi dan adalah komitmen mendasar yang perlu dikembangkan. Diperlukan kesiapan negara yang efektif dalam mengantisipasi perang model baru tersebut terutama saat berpotensi mengancam ketahanan ekonomi nasional.
To find a comprehensive formula related to the anticipation of strategic information warfare and some of its problems especially the use of media in the airspace of the Republic of Indonesia, some systematic efforts are needed. Organizing the airspace of the Republic of Indonesia accompanied by efforts to empower the Indonesian Armed Forces and the stakeholders of the information system management in one coordination mechanism is a basic commitment which must be developed. It requires the country’s readiness which will effectively anticipate the new warfare type, particularly when it may potentially threaten the national economic resilience.
Pengorganisasian Kedaulatan Wilayah Udara
Silang pendapat mengenai kedaulatan wilayah udara pada masa awal pembahasannya mengerucut pada dua pendapat yakni yang dikenal sebagai pandangan air is free (wilayah udara tanpa kepemilikan) dan subjacent state (wilayah udara adalah bagian dari kedaulatan sebuah bangsa). Bagi Indonesia, pemahaman tentang wilayah udara mengacu pada Konvensi Chicago 1944 pasal 1 “bahwa setiap negara berkedaulatan penuh dan ekslusif atas ruang udaranya dan pada pasal 2 “wilayah udara adalah ruang udara di atas bagian daratan dan perairan teritorial yang berada di bawah kekuasaan kedaulatan, perlindungan atau mandat dari negara. Untuk mengorganisir wilayah udara tersebut, implementasi sistem pertahanan semesta yang disesuaikan dengan kekhasan aspek matra udara sangat tepat untuk dikembangkan. Sistematika pengorganisasian kedaulatan wilayah udara dengan mengadopsi konsep sistem pertahanan semesta dalam perspektif pertahanan kedaulatan wilayah udara relevan untuk menjelaskan mekanisme organisasinya. Sistem Pertahanan Negara menetapkan bahwa TNI sebagai komponen utama akan melaksanakan tugas-tugas pertahanan dalam menjaga kedaulatan wilayah yuridiksi nasional, untuk komponen cadangan yaitu para pemangku kepentingan yang berkenaan dengan pemanfaatan media udara seperti Kementerian
44
I DEFENSE UNIVERSITY SEPTEMBER - DECEMBER 2016
Organizing the Airspace Sovereignty
Disagreement on airspace sovereignty at the beginning of the discussion has narrowed to two opinions: air is free and subjacent state. For Indonesia, the understanding of airspace refers to Chicago Convention 1944 article 1 “that every state has full and exclusive sovereignty on its airspace” and article 2 “airspace is the space above land and territorial water under a state’s sovereignty, protection or mandate. To organize the airspace, implementation of the universal defense system which is adjusted to the characteristic of the air force aspect is proper to be developed. The system of organizing the airspace sovereignty by adopting the concept of universal defense system in the perspective of airspace sovereignty defense is relevant to explain the organization mechanism. The state defense system stipulates that the Indonesian Armed Forces as the main component in executing defense tasks in defending the national jurisdiction sovereignty. To reserve components, namely the stakeholders related to the use of air media such as the Ministry of Communication and Informatics, communication service providers, satellite operators, civil radar operators, SDA, SDB, and the facilities as the supporting component.
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Komunikasi dan Informasi, para provider jasa komunikasi, operator satelit, operator radar sipil serta SDA, SDB dan sarana prasarana sebagai komponen pendukungnya. Secara konsep, sistem pertahanan negara yang ditopang mekanisme keberadaan komponen utama, komponen cadangan dan komponen pendukung yang selalu merujuk pada kondisi sosial serta tinjaun historis bangsa. Posisi TNI, lembaga kementerian dan berbagai potensi sumber daya nasional secara organisatoris dalam menghadapi perang informasi strategis sangat tergantung dari bagaimana mengkategorikan ancaman tersebut, apakah dalam bentuk ancaman militer atau nir-militer. Jika perang informasi strategis ditetapkan sebagai ancaman militer, maka secara kapabilitas, TNI akan membentuk “satuan” khusus TNI untuk mengantispasi sekaligus menanggulangi bahaya dan ancaman yang akan ditimbulkannya. “Pasukan siber” inilah sesungguhnya komponen utama TNI dan perlakuan dalam menghadapi ancaman perang informasi strategis dapat melalui pendekatan sebagaimana melakukan aksi-aksi perlawanan terhadap perang-perang simetris. Namun melihat kondisi saat ini, TNI perlu juga menempatkan diri dalam posisi mem-back up karena kenyataannya dari segi SDM maupun infrastruktur, belum ada fungsi spesifik dari satuan-satuan TNI yang dibentuk khusus melalui peran nyata dalam mengantisipasi hal ini.
Conceptually, the state defense system which is supported by the presence of main component, reserve component and supporting component always refer to the social condition and the nation’s history. The position of the Indonesian Armed Forces, ministries and various national resources, based on the organization in facing the strategic information warfare, depends on how the threat is categorized, whether military or non-military. If the strategic information warfare is determined a military threat, based on the capability, the Indonesian Armed Forces will set up a special “unit” to anticipate and prevent the danger and threat that may rise. This “cyber unit” is actually the main component of the Indonesian Armed Forces which can face the threat of strategic information warfare through an approach as fighting symmetric warfare. However, due to the current condition, the Indonesian Armed Forces must also place themselves in a back-up position as in fact, in terms of the human resources and infrastructure, the Indonesian Armed Forces units have no specific function which is specially set up through a real role to anticipate it.
Model Pengorganisasian Kedaulatan Wilayah Udara RI dalam menghadapi
Model of Organizing the Airspace Sovereignty of the Republic of Indonesia in Facing the Threat of Strategic Information Warfare
Ancaman Perang Informasi Strategis
Sebaliknya, bagi beberapa kementerian bahkan kalangan professional terutama dibidang sistem teknologi dan informasi (TI) justru lebih maju dengan berbagai keunggulan dari sisi-sisi kemampuan SDM maupun keberadaan infrastruktur yang lebih modern. TNI meskipun tidak pada posisi sebagai “komponen utama” namun peran TNI tetap sentral sebagai dinamisator dan koordinator di tingkat pelaksanaan. Upaya ini, didukung kemampuan organisasi TNI dengan struktur komandonya yang lebih tegas akan mampu me ningkatkan efektivitas kinerja organisasi secara keseluruhan. Selain itu, TNI secara bertahap tetap harus “menguasai” bentuk ancaman ini sebagai hal yang perlu serius untuk diorganisir. Disamping itu, bagaimana pun juga, perlu diingat bahwa untuk urusan pertahanan negara, dimensi ancaman apapun itu darimana datangnya, TNI pada saatnya akan bertindak sebagai komponen utama.
On the contrary, some ministries and even professionals, particularly in the technology and information system field, are more advanced with various superiorities in term of the human resources ability and the more modern infrastructure. Despite the “main component” position, the Indonesian Armed Forces still play a central role as coordinator in the execution level. Supported by the organization capability of the Indonesian Armed Forces with their more firm command structure, the effort will increase the organization’s performance effectiveness as a whole. In addition, the Indonesian Armed Forces must gradually continue to “dominate” the threat as something serious to organize. However, we must remember that in term of the state defense, no matter where the threat comes from, at the right time, the Indonesian Armed Forces will act as the main component. SEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 45
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Kesiapan TNI dan Karakteristik Perang Informasi Strategis
Untuk mengidentifikasi kemampuan TNI ada beberapa hal yang perlu disiapkan. Selain itu perlu dikenal pula beberapa dasar karakteristik perang informasi strategis sebagaimana ditulis oleh Molander, Riddile dan Wilson (1996) diantaranya: batas-batas tradisional negara yang mulai pudar, sehingga TNI harus mengantisipasi dampaknya yakni mulai menggeser paradigma ancaman tradisional seperti invasi, infiltrasi dan pelanggaran wilayah, ke ancaman-ancaman nontradi sional antara lain: cyber warfare dan psychological warfare dimana pada bentuk perang-perang tersebut tidak lagi terlihat batas-batas geografis. Untuk itu, secara teknis TNI perlu menyiapkan diri dengan meningkatkan kemampuan Alutsista seperti Radar Pertahanan Udara yang mampu melakukan kontra electronic warfare seperti On The Horizon Radar (OTHR) dan pesawat terbang berkemampuan peri ngatan dini atau Airborne Warning And Control System (AWACS). Karakteristik perang informasi strategis juga menuntut adanya kesiapan peran intelijen strategis. Kegagalan penguasaan teknologi ini akan menjadi titik lemah paling rentan bagi pihak luar untuk menye rang sendi-sendi pertahanan serta obyek vital ekonomi nasional. TNI harus menyiapakan personel serta satuan-satuan berkemampuan intelijen strategis terutama dalam kontra information warfare tidak sekedar kontra intelijen konvensional. Dampak lanjutan dari hal ini adalah sulitnya pembentukan koalisi antarnegara. Tren perkembangan perang informasi stratregis diyakini akan semakin membuat negara-negara cenderung overprotected terhadap kerahasiaan negaranya. Pada kondisi seperti ini serangan perang informasi strategis sangat dimungkinkan terjadi diantara lawan yang ternyata negara lain dalam satu koalisi. Bagi internal negara, termasuk Indonesia, ancaman perang informasi strategis akan berefek pada aspek pelemahan sistem proteksi geopolitik dan ekonomi dalam negeri. Telah dijelaskan bahwa “informasi” berdasarkan perkembangan teknologi akan membuat jarak dan batas geografis menjadi irrelevant. Hal ini yang menyebabkan kedau latan negara pun seperti sebuah theatre tanpa proteksi. Pada sistem perekonomian, dampaknya akan terjadi incomplete information yang menurut Pindyck dan Rubinfield (2009) yaitu kondisi dimana tidak akan jelas lagi bentuk persaingan pasar dalam dan luar negeri, timbulnya kesenjangan antara kaum pekerja dan industri hingga tidak tersedianya informasi guna menunjang kesempatan berinvestasi.
Bentuk-Bentuk Ancaman Perang Informasi Strategis Sumber : Molander, Roger C., Riddile, Andrew S., & Wilson Peter A., (2004).
46
I DEFENSE UNIVERSITY SEPTEMBER - DECEMBER 2016
Readiness of the Indonesian Armed Forces and Characteristics of the Strategic Information Warfare To identify capability of the Indonesian Armed Forces, there are some things to be prepared. In addition, there are some basic characteristics of the strategic information warfare that must be aware of as written by Molander, Riddile and Wilson (1996): as the state’s traditional borders are fading, the Indonesian Armed Forces must anticipate the impacts which move the paradigm from traditional threats such as invasion, infiltration, and territorial violations, to non-traditional threats such as cyber warfare and psychological warfare. This kind of warfare no longer sees geographical borders. Therefore, technically, the Indonesian Armed Forces must prepare itself by increasing the capability of the primary weaponry defense system such as the air defense radar, which is able to make a contra electronic warfare such as on The Horizon Radar (OTHR) and the Airborne Warning and Control System (AWACS). The characteristics of strategic information warfare also require readiness of the strategic intelligence. A failure of mastering the technology will be the most susceptible weak point for an external party to attack the national defense and economic vital objects. The Indonesian Armed Forces must prepare personnel and units with strategic intelligence especially in the contra information warfare. The after effect would be the difficulty to set up a coalition between countries. The trend of strategic information warfare development is believed to make countries tend to be overprotected against the state’s confidentiality. In such a condition, an attack of strategic information warfare may quite possibly happen between opponents, which appear to be another country in one coalition. For the country itself, including Indonesia, the threat of strategic information warfare will result in the weakening of the domestic geopolitical and economic protection system. It has been explained that “information” based on technology development will make geographical distance and borders irrelevant. It causes a country’s sovereignty without any protection. In the economic system, the impact includes incomplete information which according to Pindyck and Rubinfield (2009), the form of domestic and overseas market competition will no longer be clear, a gap between the workers and the industry will emerge so that information will not be available to support an opportunity to invest.
Forms of Strategic Information Warfare Threats Source: Molander, Roger C., Riddile, Andrew S., & Wilson Peter A., (2004).
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Analisis Mekanisme Pengorganisasian Wilayah Udara
Bentuk pengorganisasian wilayah udara dalam mengantisipasi serangan perang informasi strategis menitik beratkan pada aspek sinergitas serta memaksimalkan kesadaran diri pada setiap komponen pertahanan negara. Perlu difahami jika kedaulatan wilayah udara NKRI merupakan aset paling berharga yang harus dilindungi keberadaannya dari segala usaha pencideraan termasuk lewat perang informasi strategis. Bentuk mekanisme atau koordinasi yang sekiranya tepat sebagai solusi bagi pemerintah dalam menghadapi perang informasi strategis yakni dengan memperhatikan beberapa faktor berikut ini: a.
Komando dan kendali. Dalam menghadapi ancaman perang informasi strategis ini maka tampuk pimpinan tertinggi dalam sistem pengorganisasian adalah Presiden. Dengan spektrum ancaman yang cukup luas dan mencakup bidang-bidang vital dalam negeri maka diharapkan peran Presiden akan lebih efektif jika didukung oleh institusi TNI lewat koordinasi Panglima TNI, Kemenhan, dan Kemen info. Keberadaan kementerian dan Panglima TNI adalah mengkoordinasikan di tingkat tataran teknis mekansime setiap unsur komponen utama, cadangan dan pendukung.
b.
Uji Tingkat Resiko. Pelaksanaan uji tingkat resiko dilaksanakan dalam dua tahap yakni pertama melaksanakan uji dampak dengan melihat sejauh mana efektivitas implementasi hak dan kewajiban institusi yang dominan menggunakan media udara ini cukup mempengaruhi kondisi wilayah NKRI. Yang kedua melaksanakan pengujian kemampuan Alutsista berspesifikasi Perang Elektronika (Pernika) TNI. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana efektifitas peralatan-peralatan tersebut dalam melindungi kedaulatan wilayah udara. Hasil uji ini akan mengetahui secara terukur bagaimana sesungguhnya kemampuan Sistem Pertahanan Udara bila dihadapkan dengan luasnya wilayah udara NKRI. Kompleksnya ancaman dan proyeksi dampak dari perang informasi strategis ini. Gambar di bawah mengilustrasikan beberapa aktor dan target dari perang informasi strategis.
Analysis of Mechanism Organizing the Airspace
Organizing the airspace to anticipate a threat of strategic information warfare focuses on the synergy aspect and maximizes self awareness of every component of the state defense. We must understand that the airspace sovereignty is the most valuable asset of the Unitary State of the Republic of Indonesia that needs to be protected. The right mechanism or coordination as a solution for the Government to face the strategic information warfare includes the following factors: a. Command and control. To face a threat of the strategic information warfare, the highest leader in the organization should be the President. In a wide spectrum of threat and if the threat includes domestic vital matters, the President will play a more effective role if supported by the Indonesian Armed Forces under the coordination of Commander of the Indonesian Armed Forces, the De fense Ministry, and the Ministry of Information and In formatics. These ministries and the Indonesian Armed Forces will coordinate mechanism of the main, reserve and supporting components on the technical level. b. Risk level test. The risk level test will be implemented in two phases; first, the impact test by seeing to what extent an institution’s right and obligation which dominate the use of the air media, are effective to affect the condi tion of the Unitary State of the Republic of Indonesia. Second, to test the capability of the primary weaponry defense system with electronic warfare specification, aimed at knowing effectiveness of the weaponry system in protecting the airspace sovereignty. Result of the test will measure the real capability of the air defense system when facing the extensive airspace of the Unitary State of the Republic of Indonesia and the complicated threat and impact of the strategic information warfare. The picture below illustrates some actors and targets of the strategic information warfare.
Ilustrasi Strategic Information Warfare sebagai Bentuk Ancaman Ketahanan Ekonomi Global
Illustration of the Strategic Information Warfare as aType of Threat to the Global Economic Resilience
Sumber : Molander, Roger C., Riddile, Andrew S., & Wilson Peter A. (2004).
Source: Molander, Roger C., Riddile, Andrew S., & Wilson Peter A. (2004). SEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 47
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
c.
Fungsi Peran Pemerintah. Ada dua hal yang menjadi fokus dari fungsi pemerintah, pertama yaitu menyusun kebutuhan-kebutuhan Alusista TNI yang memiliki kemampuan counter terhadap parang informasi strategis. Peran kedua adalah sebagai mediator dalam menentukan kebijakan yang mengatur peran antara kekuatan TNI dengan segenap unsur sipil dalam menghadapi ancaman perang gaya baru ini.
d.
Strategi Pertahanan Negara. Untuk menghadapi ancaman perang informasi strategis tidak saja diperlukan strategi yang “ideal” untuk melawannya. Diperlukan pula sebuah upaya penggentaran (deterrence) yang mana dalam pengertian Stiglitz (1999) adalah sebuah kekuatan bersenjata yang cukup untuk mengurungkan niat lawan dalam menyerang. Konsep perang informasi strategis harus ditempatkan sebagai prioritas bagi TNI sebagai bentuk ancaman terhadap ketahanan ekonomi nasional yang memiliki tingkat kerawanan sama seperti halnya ancaman-ancaman potensial lainnya. Minimal ada dua strategi utama yang perlu dikembangkan yakni pengadaan Alutsista yang spesifik untuk menghadapi bentuk perang informasi strategis dan adanya kebijakan dari organisasi kawasan seperti ASEAN untuk saling berkomitmen dalam hal pemberdayaan seluruh kekuatan militer dan institusi sipl untuk bersama-sama menghadapi ancaman tersebut.
Kesimpulan dan Saran
Secara keseluruhan melalui pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa 1. Kedaulatan wilayah udara NKRI yang merupakan wilayah strategis bagi NKRI, harus diorganisir secara sistematis, karena itu diperlukan pengorganisasian kedaulatan wilayah udara sejatinya sudah mendesak untuk dielaborasi ke kebi jakan-kebijakan yang bersifat implementatif dan opera sional. 2. Ancaman Perang Informasi Strategis di wilayah RI meru pakan satu di antara banyak jenis ancaman terhadap ketaha nan ekonomi nasional yang seyogyanya mendesak diru muskan upaya antisipasinya. 3. Strategi menghadapi bentuk perang tersebut mengang kat dua program aksi penting yaitu pengorganisasian kedaulatan wilayah udara NKRI dan menyiapkan kekuatan TNI melalui analisis tata kelola kedaulatan wilayah udara NKRI agar dapat diimplementasikan dalam bentuk meka nisme yang komprehansif.
48
I DEFENSE UNIVERSITY SEPTEMBER - DECEMBER 2016
c. The Government’s Role. There are two focuses of the Government’s functions: to determine requirements of the Indonesian Armed Forces to counter the strategic information warfare, and to be a mediator in deter mining a policy that regulates the role of the Indone sian Armed Forces and the civil elements in facing the new style of war. d. The State defense strategy. To face the threat of stra tegic information warfare, not only an “ideal” strategy is required to counter it. A deterrence is also required, which according to Stiglitz (1999), is an armed force sufficient to discourage the opponent to attack. The concept of strategic information warfare must be placed as a priority for the Indonesian Armed Forces as a threat against the national economic defense of which the level of vulnerability is the same with other potential threats. There are at least two main strate gies to develop, including the primary weaponry de fense system to face the strategic information warfare, and a policy of the region’s organizations such as ASEAN to empower military and civil power to jointly face the threat.
Conclusion and Recommendations
The discussion can be concluded as follows: 1. Sovereignty of the airspace of the Unitary State of the Republic of Indonesia must be organized in a systematic way. Organizing the airspace sovereignty is therefore required as it is urgent to elaborate it with implementa ble and operational policies. 2. The strategic information warfare in the territory of the Unitary State of the Republic of Indonesia is one of the threats towards the national economic resilience. It is urgent to formulate the anticipative efforts. 3. The strategy to face the warfare has two important action programs: organizing the sovereignty of the airspace of the Unitary State of the Republic of Indo nesia and preparing the strength of the Indonesian Armed Forces through an analysis of the airspace sove reignty of the Unitary State of the Republic of Indonesia so that it can be implemented in a comprehensive mechanism.
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Kenali UI dan UX untuk Tangkal Cyberterror Get to Know UI and UX to Deter Cyber Terror Oleh: Zukhrufah Dien Ardlillah Mahasiswi Program Studi Peperangan Asimetris Cohort 4 Fakultas Strategi Pertahanan Universitas Pertahanan Tahun Akademik 2015/2016
Teknologi dan Propaganda Terorisme
Student of the Asymmetric Warfare Study Program Cohort 4 Faculty of Defense Strategy of Defense University Academic Year 2015/2016
Technology and terrorism Propoganda
Salah satu wujud dari dampak yang ditimbulkan globalisasi adalah penggunaan teknologi secara massif. Dengan adanya teknologi, maka setiap orang bisa mengakses berbagai macam informasi secara cepat dan mudah. Namun, dampak yang ditimbulkan tentu tidak selalu baik. Maraknya penggunaan perangkat teknologi juga bisa memberikan dampak yang negatif, seperti halnya penggunaan media cyber untuk keperluan terorisme yang belakangan telah dilakukan oleh kelompok teror ISIS untuk melakukan propaganda. Propaganda tersebut dilakukan untuk menyebarkan ideologi, me nimbulkan rasa takut, sekaligus merekrut anggota baru. Kelompok-kelompok radikal dan kelompok teror telah melihat fungsi massif teknologi sehingga cyber dianggap sebagai media paling mudah namun bisa memberikan hasil yang optimal bagi penyebaran ideologi. Sebagai contoh, dapat kita lihat video propaganda ISIS yang memperlihatkan ancaman, kecaman, dan ketakutan atau beberapa situs yang memperlihatkan kebencian terhadap satu kelompok sehingga pembaca merekam jejak kebencian tersebut sebagai bentukan paradigma yang baru. Dalam kacamata peperangan, propaganda bisa ditujukan kepada musuh dengan tujuan untuk menjatuhkan mentalnya sehingga lebih mudah dikalahkan.1 Dengan begitu, propaganda tidak hanya bekerja pada tataran visual saja, tapi justru berkembang secara mendalam pada tataran psikologis audience sebagai target. Salah satu metode yang digunakan dalam upaya propaganda di media cyber adalah dengan menerapkan User Interface (UI) dan User Experience (UX). User Interface (UI) disebut juga antarmuka pengguna, yakni mekanisme komunikasi antara pengguna (user) dengan sistem. UI dapat menerima sekaligus memberikan informasi dari dan kepada pengguna. Dalam kaitannya dengan dengan cyber, UI ini dipergunakan untuk mempermudah pengguna dalam mengakses sistem suatu media seperti halnya penggunaan media sosial, web, dan media cyber lainnya sekaligus mendapatkan informasi tentang pengguna. Dalam mendesain UI ini, dilibatkan pula proses psikologis sehingga semakin mudah dan mengasyikkan suatu sistem dalam melakukan komunikasi dengan pengguna, maka kemungkinan besar pengguna akan merasa nyaman untuk memberikan informasi personalnya.2
One of the impacts of globalization is the massive use of technology. With technology, people can access various kinds of information fast and easily. However, the impacts may not always be positive. The massive use of technology can also bring in negative impacts, such as the use of cyber media for terrorism, lately conducted by the ISIS terror group for propaganda. It’s aimed at disseminating ideology, causing fear, and recruiting new members. The radical and terror groups have seen the massive functions of technology so that cyber is considered the easiest media with an optimal result for ideology dissemination. For example, we can see ISIS’s propaganda video to show threats, critics, and fear; or hatred sites against a group so that the readers record the hatred trace as a new paradigm. In term of warfare, propaganda can be addressed to enemies aimed at discouraging them so that they are easier to be defeated. This way, propaganda is not only on the visual level but also develops to the psychological level of the targeted audience. One of the methods for propaganda in the cyber media is the application of User Interface (UI) and User Experience (UX). UI is a communication mechanism between the user and the system. UI can receive and give information from and to the user. Related to cyber, UI can be used to facilitate the use in accessing a media system as in the use of social media, web, and other cyber media. It can also obtain information on the user. Designing UI involves a psychological process that it’s easier and more enjoyable for the user to communicate. The user will possibly feel comfortable to give his/her personal information .2
1. Golose, Petrus Reinhard. (2015). Invasi Terorisme ke Cyberspace. Jakarta: Yayasan Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian. (Hlm.43) 2. http://wikipedia.org/wiki/user_interface
1. Golose, Petrus Reinhard. (2015). Invasi Terorisme ke Cyberspace. Jakarta: Yayasan Pengembangan Kajian Ilmu Kepolisian. (Hlm.43) 2. http://wikipedia.org/wiki/user_interface SEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 49
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
Sementara itu, untuk melengkapi tampilan antarmuka tersebut diperlukan pula User Experience (UX) yang berpengaruh secara estetis dan psikologis bagi pengguna.3 Dengan tampilan yang baik, konten yang representatif, maka sebuah media akan mampu menarik banyak pengunjung dan media cyber tersebut pun bisa dengan mudah melakukan upaya propaganda karena selain menarik, informasi personal me ngenai pengguna pun sudah diperoleh secara lengkap melalui sistem.
To complete the display, a User Experience (UX) is needed. It influences the user aesthetically and psychologically.3 Having a good display and representative content, the media will attract a lot of visitors and it will easily make propaganda because apart of being interesting, personal information on the use can be completely obtained through the system.
Characters of Terrorism Propaganda
Karakter Propaganda Terorisme
Untuk mengenali karakter suatu kelompok teror atau radikal, dapat kita lihat bagaimana ISIS melakukan propaganda melalui video di media sosial YouTube. Selain memilih untuk menggunakan konten berupa kekerasan, kelompok teror tersebut juga memperlihatkan citra “umat beragama Islam” yang ditunjukkan dengan penggunaan sorban, huruf arab pada bendera, dan penggunaan lafadz-lafadz Allah. Secara semiotis, kelompok tersebut berusaha menanamkan ideologi “Islam” dalam perspektif mereka yang nantinya akan menim bulkan paradigma baru bagi audience, terutama bagi mereka yang tidak memahami agama tersebut. Pada tataran ini, mitos “Kelompok Islam” sebagai teroris dibentuk agar masyarakat merasa terancam jika bertemu dengan orang-orang yang menggunakan simbol-simbol tersebut. Dengan demikian, pesimisme masyarakat terhadap Islam akan menjadi kekuatan bagi kelompok teror ini untuk terus melancarkan aksi terorisme, baik di dunia maya maupun di dunia nyata. Pesimisme tersebut kemudian mengundang berbagai komentar di kolom comment yang dapat mempermudah pendeteksian personal akun penggunanya. Dengan mengidentifikasi akun-akun tersebut secara personal, maka kelompok teror juga setidaknya dapat memperoleh informasi mengenai lokasi, kepribadian, dan info-info lainnya me ngenai target rekrutmen atau target operasi. Oleh sebab itu, diperlukan analisis mendalam mengenai bagaimana suatu media yang digunakan oleh kelompok teror mampu menerapkan UI dan UX yang membuat user merasa nyaman atau sebaliknya, bagaimana kita bisa mengaplikasikan UI dan UX dalam konten-konten kontraterorisme.
Optimalisasi UI dan UX
Selain melakukan upaya peningkatan sistem pertahanan cyber dengan membentuk portal kontraterorisme dan Badan Cyber Nasional, sebaiknya awareness mengenai kecanggihan UI dan UX dalam hal propaganda juga perlu disebarluaskan pada semua dimensi. Hal ini akan sangat diperlukan untuk mengoptimalkan portal-portal yang ada atau web yang berkaitan dengan sistem pertahanan negara dengan UI dan UX yang diterima secara terbuka oleh masyarakat. Dengan komunikasi yang baik, maka kerjasama antarkomponen dalam sistem pertahanan negara juga bisa berjalan de ngan baik sehingga postur pertahanan NKRI akan semakin kuat. Sementara itu, Badan Cyber Nasional (BCN) juga sebaiknya tidak hanya mengandalkan pakar-pakar teknologi, tapi juga pakar psikologi dan budaya yang nantinya bekerja sama untuk menangkal isu-isu terorisme berdasarkan UI, UX, dan analisis konten yang dilakukan secara intens sehingga dapat mendeteksi adanya cyber threat.*) 3. Rouse, Margaret. User Interface (UI) Definition. Diakses 27 Desember 2013, 13:40 dari www.searchsoa.techtarget.com/definition/user-interface
50
I DEFENSE UNIVERSITY SEPTEMBER - DECEMBER 2016
To get to know the characters of a terror or radical group, we can see how ISIS makes a propaganda video in the social media YouTube. Apart from choosing to use violence content, the terror group also shows “moslem” image by the use of sorban, Arabic letters on the flag, and God’s lafadz. In semiotic, the group tries to instill “Islam” ideology in their perspective which will bring in a new paradigm to the audience, particularly those who do not understand the religion. On this level, the myth of “Islam Group” as terrorists is formed to make people feel threatened when meeting people with these symbols. This way, the public pessimism towards Islam will be strength for this terror group to stage their terrorism action, both in the cyberspace as well as in the real world. Such pessimism will then invite comments in the comment column, which will then make it easy to detect the user’s personal account. By identifying the accounts personally, the terror group can also at least obtain information on location, personality, and others on the targeted recruitment or operation. Therefore, it takes a depth analysis on how a media used by a terror group can apply UI and UX, which make the user feel comfortable or the contrary, how we can apply UI and UX in contra terrorism content.
Optimizing of UI and UX
In addition to increase the cyber defense system by setting up a contra terrorism portal and the National Cyber Agency, awareness on the sophistication of UI and UX in propaganda must be disseminated at all dimensions. It is needed to optimize the existing portals or webs related to the state defense system with UI and UX which are openly accepted by the people. With good communication, cooperation between components in the state defense system will run well, bringing in a more powerful posture of the Unitary State of the Republic of Indonesia. Meanwhile, the National Cyber Agency should not rely only on technology experts, but also psychology and culture experts. They work together to deter terrorism issues based on UI, UX, and intensive content analysis to detect any cyber threat.*)
3. Rouse, Margaret. User Interface (UI) Definition. Accessed on December 27th, 2013, 13:40 from www.searchsoa.techtarget.com/definition/user-interface
Rector of Defense University Lieutenant General Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil., with Defense University Management. Photo with Postgraduate Graduates of the Faculty of Defense Strategy and the Faculty of Defense Management Academic Year 2015/2016 at the Defense University Campus, Sentul, Bogor, West Java, on October 26th, 2016
Rektor Unhan Letjen TNI Dr (Cand) I Wayan Midhio, M.Phil, Bersama Jajaran Unhan, Foto Bersama Wisudawan Pasca Sarjana Fakultas Strategi Pertahanan dan Fakultas Manajemen Pertahanan Tahun Akademik 2015/2016, di Kampus Unhan, Sentul, Bogor, Jawa-Barat, 26 Oktober 2016
IDENTITAS - NASIONALISME - INTEGRITAS
SEPTEMBER - DECEMBER 2016 DEFENSE UNIVERSITY I 51
Socialization of the State Defense for the Management and Members of the Association of Women of Defense University at the Defense University Campus on September 1st, 2016
Sosialisasi Bela Negara bagi Pengurus dan Anggota Darma Wanita Pusat Universitas Pertahanan di Kampus Unhan pada 1 September 2016