PENGADILAN MILITER III-12 SURABAYA
PUTUSAN NOMOR : 68-K/PM.III-12/AD/VI/2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum di bawah ini dalam perkara Terdakwa : Nama lengkap Pangkat / NRP Jabatan Kesatuan Tempat, tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
RUDI HARTONO Serka / 3910663211272 Ba Subdenpom V/3-1 Denpom V/3 Pomdam V/Brw Probolinggo, 7 Desember 1972 Laki-laki Indonesia Islam Jl. Prof. Dr. Hamka, Dusun Karang Sambi Rt 01 Rw 03 Kelurahan Kareng Lor Kecamatan Kedopok Kota Probolinggo.
Terdakwa ditahan oleh : 1.
Dandenpom V/3 selaku Ankum selama 20 (dua puluh ) hari terhitung mulai tanggal 13 Pebruari 2016 sampai dengan tanggal 3 Maret 2016 berdasarkan Surat Keputusan Penahanan Sementara Nomor : Kep/02/II/2016 tanggal 19 Februari 2016.
2.
Kemudian diperpanjang penahanannya secara berturut-turut oleh : a.
Pangdam-V/Brawijaya selaku Papera selama 30 (tiga puluh) hari, terhitung mulai tanggal 4 Maret 2016 sampai dengan tanggal 2 April 2016 berdasarkan Keputusan Nomor : Kep/64/III/2016 tanggal 10 Maret 2016 tentang Perpanjangan Penahanan Ke-I.
b.
Pangdam-V/Brawijaya selaku Papera selama 30 (tiga puluh) hari, terhitung mulai tanggal 3 April 2016 sampai dengan tanggal 2 Mei 2016, berdasarkan Keputusan Nomor : Kep/98/IV/2016 tanggal 11 April 2016 tentang Perpanjangan Penahanan Ke-II.
c.
Pangdam-V/Brawijaya selaku Papera selama 30 (tiga puluh) hari, terhitung mulai tanggal 3 Mei 2016 sampai dengan tanggal 1 Juni 2016, berdasarkan Keputusan Nomor : Kep/129/V/2016 tanggal 9 Mei 2016 tentang Perpanjangan Penahanan Ke-III.
3.
Hakim Ketua selama 30 (tiga puluh) hari terhitung mulai tanggal 2 Juni 2016 sampai dengan tanggal 30 Juni 2016 sesuai Penetapan Penahanan Hakim Ketua Dilmil III-12 Nomor : TAP/68/PM.III-12/AD/VI/2016 tanggal 1 Juni 2016.
4.
Kepala Pengadilan Militer III-12 Surabaya selama 60 (enam puluh) hari terhitung mulai tanggal 1 Juli 2016 sampai dengan tanggal 29 Agustus 2016 berdasarkan Surat Penetapan Perpanjangan Penahanan Nomor : TAP/68/PM.III12/AD/VI/2016 tanggal 29 Juni 2016.
2
PENGADILAN MILITER III-12 tersebut di atas : Membaca
: Surat pelimpahan berkas perkara atas nama Terdakwa dari Otmil III12 Surabaya Nomor : B/432/V/2016 tanggal 20 Mei 2016 dan Berkas Perkara dari Pomdam V/Brw Nomor : BP-17/A-02/III/2016 tanggal 18 Maret 2016 atas nama Terdakwa Serka Rudi Hartono NRP 3910663211272.
Memperhatikan : 1. Surat Keputusan Penyerahan Perkara dari Pangdam V/Brawijaya selaku Papera Nomor : Kep/132/V/2016 tanggal 9 Mei 2016 tentang Penyerahan Perkara. 2. Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer III-12 Surabaya Nomor : Sdak/55/K/AD/V/2016 tanggal 19 Mei 2016. 3. Penetapan Penunjukan Hakim Nomor : TAP/ 68-K/PM.III-12/AD/VI/2016 tanggal 2 Juni 2016. 4. Penetapan Hari Sidang Nomor : TAP/ 68-K/PM.III-12/AD/VI/2016 tanggal 3 Juni 2016. 5. Surat panggilan untuk menghadap sidang kepada Terdakwa dan para Saksi serta surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini. Mendengar
:
1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer III-12 Surabaya Nomor: Sdak/55/K/AD/V/2016 tanggal 19 Mei 2016 di depan sidang yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini. 2. Hal-hal yang diterangkan oleh Terdakwa dan keterangan para Saksi dibawah sumpah di persidangan. Memperhatikan : 1. Tuntutan pidana (Requisitoir) Oditur Militer yang diajukan kepada Majelis Hakim yang pada pokoknya Oditur Militer menyatakan bahwa : a. Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana : “ Penyalahguna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri ”, sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. b.
c.
Oleh karenanya Oditur Militer mohon agar Terdakwa dijatuhi : -
Pidana pokok
:
Penjara selama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan, dikurangi selama Terdakwa berada dalam tahanan sementara.
-
Pidana tambahan
:
Dipecat dari dinas militer TNI AD.
Menetapkan barang bukti berupa surat-surat : -
4 (empat) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium Kriminalistik Nomor tanggal Berita Acara LAB.1358/NNF/2016 tanggal 16 Pebruari, bidang pemeriksaan Narkotika/psikotropika permintaan dari Pomdam V/Brawijaya tanggal surat permintaan B/193/III/2016 tanggal 12 Pebruari 2016.
3
-
1 (satu) lembar foto barang bukti pada waktu diterima diberi Nomor : Lab 1358/NNF/2016 dan foto barang bukti setelah dibuka pembungkusnya serta diberi Nomor Bukti : 1818/2016/NNF/ s/d 1821/2016/NNF.
Tetap dilekatkan dalam berkas perkara. d. Membebani biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah). e.
Mohon Terdakwa untuk tetap ditahan.
2. Pembelaan (Pledoi) Penasihat Hukum Terdakwa yang diajukan secara tertulis tanggal 04 Agustus 2016, yang pada pokoknya menyatakan sebagai berikut : a. Pada bagian pertama Pembelaannya Penasihat Hukum mengemukakan fakta-fakta yang diperoleh dipersidangan dimulai dari pokok-pokok keterangan dari Saksi-1, Saksi-2, Saksi-3, Saksi-4, keterangan dari Terdakwa dan barang bukti yang diajukan ke muka persidangan. b. Pada bagian pembuktian pasal/analisa yuridis Penasehat Hukum Terdakwa menyatakan tidak sependapat dengan Oditur Militer yang tidak menjadikan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan sebagai bahan pertimbangan dalam tuntutannya, dengan argumentasi sebagai berikut : 1) Bahwa Oditur Militer dalam Tuntutannya hanya sebatas menguraikan prosedur atau tahapan pemeriksaan sample urine Terdakwa pada pemeriksaan Labfor Polri Cabang Surabaya Nomor Lab : 1358/NN/2016 dan tidak menguraikan secara rinci dari mana sumber urine yang diperiksa apakah dari sumber pengambilan/pemeriksaan yang pertama di satuan Terdakwa (Pomdam V/Brawijaya) atau dari pengambilan urine yang dari DKT. 2) Bahwa Oditur Militer tidak menguraikan secara tepat dan sesungguhnya tentang keterangan yang didapat dari Saksi-3 (Kompol Imam Mukti) dan Saksi-4 (Luluk Muljani) yang menurut Terdakwa dan Penasehat Hukum bahwa pada tanggal 15 Pebruari 2016 pihak Labfor Polri Jatim telah menerima 2 (dua) sample urine dan 1 (satu) sample darah dari penyidik dan dalam kesimpulannya hasil urine yang diambil/diperiksa dalam drug of abusee test cup di kesatuan Terdakwa hasilnya positif, sedangkan hasil urine yang diambil dari DKT dan dilakukan pemeriksaan di Labfor hasilnya negatif, sedangkan darah yang diambil dari DKT dan dilakukan pemeriksaan di Labfor hasilnya juga negatif, padahal jedah antara pengambilan urine di satuan dengan pengambilan urine dan darah di DKT kurang lebih 2 jam, sehingga Penasehat Hukum berkesimpulan bahwa kandungan narkoba yang ada dalam urine dan darah Terdakwa sudah tidak ada lagi. 3) Bahwa Penasehat Hukum Terdakwa menyatakan bahwa Berita Acara Pemeriksaan dari Labfor Kriminalistik Nomor Lab.1358/NN/2016 yang menyatakan bahwa urine Terdakwa positif adalah kurang tepat karena urine Terdakwa yang positif yang dimasukkan pada Berita Acara tersebut adalah hasil urine pemeriksaan pertama di satuan Terdakwa yang sifatnya hanya screen test yang tata cara pengambilannya masih belum sesuai dengan peraturan yang berlaku, sedangkan hasil urine yang kedua yang hasilnya negatif dari DKT tidak dimasukkan, padahal pengambilan sample urine yang kedua kalinya itulah yang sudah benar prosedurnya.
4
c. Pada pembuktian unsur dari Dakwaan Oditur Militer, Penasehat Hukum Terdakwa menyatakan sebagai berikut : bahwa terhadap pembuktian unsur ke-1 “setiap orang” Penasehat Hukum sependapat dengan Oditur Militer, sedangkan untuk unsur ke-2 “penyalah guna narkotika golongan I bagi diri sendiri” Penasehat Hukum tidak secara jelas (kabur) untuk menyatakan pendapatnya apakah akan sependapat atau tidak dengan Oditur Militer (hal 11). Adapun dalam Pledooinya Penasehat Hukum hanya berpendapat bahwa barang bukti “penyalah guna narkotika golongan I bagi diri sendiri” pada kandungan urine Terdakwa harus dibuktikan dalam bentuk tata cara dan prosedur pemeriksaan yang benar dan disertai adanya pejabat berwenang yang ditunjuk oleh Pemerintah untuk mengambil urine dan memeriksanya sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dengan menguraikan fakta pengambilan dan pemeriksaan urine pertama (screen test) di satuan dan fakta pengambilan urine kedua di DKT dan pemeriksaan di Labfor Polri terkait dengan pembuktian unsur ke-2, dengan menyatakan pendapatnya yaitu : 1) Apakah dapat diyakini urine yang diperiksa di Labfor adalah benar merupakan urine milik Terdakwa. 2) Penasehat Hukum berkeberatan dengan proses yang terkait dengan kewenangan pemeriksaan yaitu pengambilan/pemeriksaan urine yang pertama di satuan Pomdam V/Brawijaya yang hasilnya positif sama dengan hasil pemeriksaan oleh BNN maupun oleh Labfor Polri Cabang Surabaya. 3) Penasehat Hukum berkesimpulan bahwa dari keterangan yang diperoleh dari pemeriksaan Saksi-3 dan Saksi-4 yang merupakan petugas pemeriksa dari Labfor Polri Cabang Surabaya berpendapat bahwasannya secara logika dalam pemeriksaan urine lanjutan Terdakwa dan darah lanjutan Terdakwa hasilnya semuanya akan negatif karena hasil pemeriksaan darah bagi pengguna narkoba yang terus menerus masih dapat dideteksi kandungan narkotika gol I maksimal 3 (tiga) hari atau 72 jam, adapun kandungan darah bagi pengguna narkoba yang tidak terus menerus masih dapat dideteksi kandungan narkotika gol I maksimal 8 jam dan kandungan urine bagi pengguna narkoba masih dapat dideteksi kandungan narkotika gol I maksimal 4 s/d 5 hari, sehingga keterangan dari pengakuan Terdakwa yang telah mengkomsumsi narkotika gol I pada tanggal 25 Januari 2016 kemudian dilakukan pemeriksaannya dilakukan pada tanggal 12 Pebruari 2016 adalah tidak terkait dengan unsur narkotika gol I bagi diri sendiri, sehingga dengan demikian pembuktian unsur ke-2 tidak dapat dibuktikan. d.
Pada bagian akhir Pembelaannya Penasehat Hukum Terdakwa hanya mengemukakan hal-hal yang menyangkut diri Terdakwa dimana Terdakwa adalah satu-satunya tulang punggung keluarga dengan kondisi istri tidak bekerja dan dikaruniai 3 (tiga) orang anak yang masih membutuhkan biaya, Terdakwa tidak pernah dihukum terkait perkara pidana narkoba dan Terdakwa menjadi kebanggaan keluarga dan orang tuanya, serta selanjutnya Penasehat Hukum mengajukan permohonan berkenaan dengan perkara Terdakwa, sebagai berikut : 1) Menyatakan Terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dalam dakwaan dan tuntutan Oditur Militer; 2) Membebaskan atau setidak-tidaknya melepaskan Terdakwa dari semua dakwaan dan tuntutan Oditur Militer; 3) Memulihkan hak-hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan seta harkat dan martabatnya;
5 4) Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya. 3. Replik dari Oditur Militer yang disampaikan secara tertulis tanggal 10 Agustus 2016 pada pokoknya menyatakan tanggapannya terhadap Pledooi yang telah disampaikan oleh Penasehat Hukum Terdakwa, sebagai berikut : a. Bahwa Nota Pembelaan (Pledooi) dari Penasehat Hukum Terdakwa tidak benar dan tidak tepat serta sangat keliru sekali, karena Surat Dakwaan Oditur Militer sudah memenuhi syarat-syarat materiil yang memuat uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebut waktu dan tempat tindak pidana itu dilakukan, dimana Oditur Militer menyusun surat dakwaannya sudah berdasarkan Buku Pedoman Pembuatan Surat Dakwaan menurut Kejaksaan Agung RI, sehingga tidak ada yang kabur sebagaimana pendapat Pensehat Hukum Terdakwa. b. Terhadap Pledooi Penasehat Hukum Terdakwa yang menyatakan bahwa masalah pengambilan urine terhadap Terdakwa masih belum dilakukan sesuai tata cara pemeriksaan yang benar sesuai prosedur dan kewenangan, hal ini justru tidak benar dan sangatlah keliru sekali karena proses pengambilan urine Terdakwa telah sesuai prosedur dimana berdasarkan Buku Hukum Acara Pidana Militer di Indonesia : Bandung, Oktober 2002 Komandan Polisi Militer Daerah Militer Kodam V/Brawijaya selaku Ankum mempunyai kewenangan dalam mengusut/memeriksa Terdakwa selaku anak buahnya karena hal itu diatur dalam Undang-undang, oleh karena itu para Komandan Militer dalam hal ini Danpomdam V/Brawijaya selaku atasan yang berhak menghukum berdasarkan Surat Perintah Danpomdam V/Brawijaya Nomor : B/193/II/2016 tanggal 12 Pebruari 2016 selaku atasan yang berhak menghukum melakukan pengusutan/pemeriksaan permulaan atas seorang militer bawahannya yang diduga melakukan suatu tindak pidana dalam perkara ini yaitu Terdakwa. c. Mengenai unsur-unsur fakta dalam Dakwaan Pasal 127 ayat (1) hurif a UU No. 35 Tahun 2009, Oditur Militer menanggapinya sebagai berikut : 1)
Unsur ke-1 “Setiap orang”
Bahwa setiap orang adalah barang siapa, siapa saja yang mampu bertanggung jawab di depan hukum yang dalam perkara ini adalah bernama Rudi Hartono, pangkat Serka NRP 3910663211272, jabatan Baurdal Urtuud Denpom V/3 Malang, Pomdam V/Brawijaya dan dalam persidangan telah dibenarkan oleh para Saksi dan Terdakwa sendiri bahwa didalam keterangan Terdakwa menunjukkan dalam keadaan sehat walafiat yang harus bertanggung jawab atas perlakuan yang bersifat melawan hukum, sehingga sudah terbukti dan terpenuhi. 2)
Unsur ke-2 “Penyalah Guna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri”
Bahwa unsur ini adalah equivalent (salah satu syarat) dengan unsur sengaja atau dolus. Dolus baru dapat dinyatakan ada jika suatu perbuatan telah dilengkapi dengan kemauan dan terbukti dalam persidangan, dimana Terdakwa telah mengaku yang menerangkan bahwa sudah 2 (dua) kali mengkomsumsi narkotikan jenis sabu-sabu yaitu pertama kalai pada tanggal dan bulan yang sudah tidak diingat lagi sekira tahun 2014 di Sampang Madura setelah Terdakwa mengurus ijin keramaian acara pernikahan saudaranya di Polsek Taman Sare, dimana tanpa ada ijin dari Rumah Sakit ataupun dari Menteri Kesehatan di rumah orang yang yang beralamat di daerah Kecamatan Taman Sare Sampang Madura dengan cara sabu-sabu dituangkan ke dalam bong dan pipet lalu diisi air separuh kemudian dibakar dengan korek api gas, selanjutnya
6 dipanaskan dari bawah pipetnya yang terisi sabu selanjutnya mengeluarkan asap kemudian dihisap 3 (tiga) kali oleh Terdakwa, selanjutnya untuk yang kedua kalinya pada akhir bulan Januari 2016 sekira pukul 23.00 wib Terdakwa mengulangi kembali perbuatannya menggunakan narkotika jenis sabu-sabu tanpa ijin di dalam mobil Avanza warna hitam yang diparkir di belakang garasi mobil rumah Terdakwa yang beralamat di Ds. Karang Sambi Rt 01 Rw 03 Kel. Kareng Lor Kec. Kedopok Kota Probolinggo dengan cara yang sama dimana Terdakwa menhisap sebanyak 2 (dua) kali, yang dikuatkan oleh keterangan para Saksi dan barang bukti berupa hasil uji dari Labfor yang menyatakan Terdakwa positif menggunakan narkotika, sesuai surat permintaan uji ke Labfor Polri Cabang Surabaya dari Danpomdam V/Brawijaya Nomor : B/193/II/2016 tanggal 12 Pebruari 2016 yang diterima di Subdit Narkoba tanggal 15 Pebruari 2016. Sehingga dengan demikian unsur ke-2 sudah terbukti dan terpenuhi. 4. Dupilk Penasehat Hukum Terdakwa yang langsung disampaikan secara lisan dipersidangan dimana Penasehat Hukum juga masih tetap pada pledooi (pembelaannya) seperti semula dan akhirnya Penasihat Hukum menyerahkan kepada Majelis Hakim untuk dapat menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya dalam perkara Terdakwa. Menimbang, bahwa menurut Surat Dakwaan tersebut di atas, Terdakwa pada pokoknya di dakwa sebagai berikut : Bahwa Terdakwa pada waktu tanggal bulan yang sudah tidak diingat lagi tahun 2000 Empat belas bertempat di daerah Kecamatan Taman Sare Kabupaten Sampang Madura dan pada waktu akhir bulan Januari tahun 2000 Enam belas bertempat di dalam mobil Avansa warna hitam yang diparkir dibelakang garasi mobil rumah Terdakwa dengan alamat Dusun Karang Sambi Rt 01 Rw 03 Kel. Kareng Lor Kec. Kedopok Kota Probolinggo atau setidak-tidaknya dalam waktu tahun 2000 Empat belas dan dalam waktu tahun 2000 Enam belas, atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Militer III-12 Surabaya telah melakukan tindak pidana : " Setiap Penyalahguna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri ". Perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : a. Bahwa Terdakwa (Serka Rudi Hartono) masuk menjadi prajurit TNI AD pada tahun 1991 melalui pendidikan Secata PK III di Magetan Jawa Timur, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada, kemudian melanjutkan pendidikan kejuruan Infantri di Asembagus, selesai pendidikan kejuruan ditempatkan pertama kali di Yonif 507/BS setelah mengalami beberapa kali kenaikkan pangkat dan mutasi jabatan, pada saat kejadian yang menjadi perkara ini Terdakwa masih berdinas aktif di Subdenpom V/3-1 Denpom V/3 dengan pangkat Serka NRP 3910663211272. b. Bahwa pada tanggal dan bulan yang sudah tidak diingat lagi sekira tahun 2014 Terdakwa setelah mengurus ijin keramain di Sampang Madura untuk acara pernikahan saudaranya ke Polsek Taman Sare, selanjutnya Terdakwa menggunakan narkotika jenis sabu-sabu tanpa ijin dari Dokter Rumah Sakit maupun Menteri Kesehatan di rumah orang yang beralamat di daerah Kecamatan Taman Sare Sampang Madura dengan cara sabu-sabu dituangkan ke dalam bong dan pipet lalu diisi air separuh kemudian dibakar dengan korek api gas selanjutnya dipanaskan dari bawah pipetnya yang terisi sabu selanjutnya mengeluarkan asap kemudian asap tersebut diisap 3 (tiga) kali oleh Terdakwa.
7 c. Bahwa pada akhir bulan Januari 2016 sekira pukul 23.00 Wib Terdakwa mengulangi kembali perbuatan menggunakan narkotika jenis sabu-sabu tanpa ijin dari Dokter Rumah Sakit maupun Menteri Kesehatan di dalam mobil Avansa warna hitam yang diparkir dibelakang garasi mobil rumah Terdakwa dengan alamat Dusun Karang Sambi Rt 01 Rw 03 Kel. Kareng Lor Kec. Kedopok Kota Probolinggo dengan cara yang sama sabu-sabu dituangkan ke dalam bong dan pipet lalu diisi air separuh kemudian dibakar dengan korek api gas selanjutnya dipanaskan dari bawah pipetnya yang terisi sabu selanjutnya mengeluarkan asap kemudian asap tersebut di isap 2 (dua) kali oleh Terdakwa. d. Bahwa pada hari Jumat tanggal 12 Pebruari 2016 Lettu Cpm Suwanto (Saksi-1) dan Mayor Cpm Sukadi, SH (Saksi-2) atas perintah Danpomdam V/Brawijaya melakukan pemeriksaan urine terhadap 4 (empat) orang anggota Denpom V/3 Pomdam V/Brawijaya yaitu Lettu Cpm Eko Karnawan (Dansub Denpom V/3-5 Situbondo), Lettu Cpm Saifudin (mantan Dansubdenpom V/3-5 Situbondo), Pelda Heru Hadi Susetyo (anggota Sub Denpom V/3-5 Situbondo) dan Terdakwa yang diduga melakukan tindakan penyalahgunaan Narkotika bertempat di Mapomdam V/Brw alamat Jl. Raden Wijaya No.3 Surabaya berdasarkan keterangan Saksi-1 dan Saksi-2 dan alat yang digunakan untuk melaksanakan pemeriksaan urine terhadap 4 orang anggota tersebut di atas dengan menggunakan alat tes drugs of abuse test cup dengan cara menempelkan label nama ke alat tes tersebut pada bagian tutupnya selanjutnya Saksi1 melihat Terdakwa untuk diambil urinenya diruang toilet Saksi-2 setelah itu diberi alat tes tersebut untuk diisi urinenya Terdakwa, setelah dirasa cukup alat tersebut diserahkan kepada Saksi-2 selanjutnya beberapa menit kemudian Saksi-1, Wadan Pomdam V/Brawijaya (Letkol Cpm Adrey Satwika Yogaswara) dan Saksi-2 melihat hasil awal khususnya pemeriksaan urine milik Pelda Heru Hadi Susetyo dan Terdakwa setelah dicocokkan dengan indicator yang ada ternyata hasilnya positif mengandung metamfetamina. e. Bahwa kemudian Saksi-1 dan Saksi-2 diperintahkan oleh Danpomdam V/Brw untuk mencocokkan kebenaran dari hasil analisa awal internal Kesatuannya tersebut dengan pihak Badan Narkotika Nasional (BNN) yang mengeluarkan alat test drugs of abusr test cup tersebut. f. Bahwa selanjutnya Saksi-1 dengan Saksi-2 berangkat menuju kantor Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia Provinsi Jawa Timur yang beralamat di Jalan Ngagel Madya V/22 Surabaya sampai dikantor tersebut Saksi-1 dan Saksi-2 menghadap Kepala Bidang Rehabilitasi (dr Purwanto), Saksi-1 dan Saksi-2 menyerahkan alat tes drugs test cup yang sudah diisi dengan urine milik Pelda Heru Hadi Susetyo dan Terdakwa kemudian dr Purwanto menjelaskan masing-masing indikator yang ada di alat tersebut untuk hasil Pelda Heru Hadi Susetyo dan Terdakwa hasilnya positif (mengandung zat kimia yang identik dengan Narkotika). g. Bahwa setelah mendapat penjelasan dari dr. Purwanto (Kepala Bidang Rehabilitasi) Saksi-1 dan Saksi-2 kembali ke kantor Pomdam V/Brwijaya selanjutnya melaporkan kepada Danpomdam V/Brawijaya tentang hasil tes drugs of abuse test cup khususnya Pelda Heru Hadi Susetyo dan Terdakwa tersebut lalu perintah Danpomdam V/Brw Saksi-1 diperintahkan untuk melaporkan dan menyerahkan hasil alat test urine Pelda Heru Hadi Susetyo dan Terdakwa kepada Kasi Idik Pomdam V/Brw untuk dilaksanakan proses hukum selanjutnya. h. Bahwa kemudian berdasarkan keterangan ahli dalam bentuk laporan atau dalam bentuk Uji Lab tentang urine dari Pelda Heru Hadi Susetyo dan Terdakwa pada hari Selasa tanggal 16 Pebruari 2016 Komisaris Polisi Imam Mukti, S.Si.Apt, M.Si. jabatan Kaur Sub Bidang Narkoba Forensik (Saksi-3) melakukan pemeriksaan bersama dengan Penata Luluk Muljani jabatan Paur Sub Bidang Narkoba Forensik (Saksi-4) sample urine dari Pelda Heru Hadi Susetyo dan Terdakwa yang teregister dengan Nomor Lab. 1358/NNF/2016 di Laboratorium Forensik Cabang Surabaya alamat Jalan Achmad Yani 116 Surabaya disimpulkan bahwa barang bukti dengan Nomor : 1818/2016/NNF dan
8 1820/2016/NNF : seperti tersebut dalam (I) adalah benar didapatkan kandungan Narkotika dengan bahan aktif Metamfetamina, terdaftar dalam golongan I (satu) Nomor urut 61 Lampiran I Undang-undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika sesuai Surat Keterangan tertulis tentang Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Krimialistik No. LAB. : 1358/NNF/2016 tanggal 16 Pebruari 2016 yang ditandatangani oleh pemeriksa Ajun Komisaris Besar Polisi ArifAndi Setyawan S.Si MT NRP 73050625, Komisaris Polisi Imam Mukti, S.Si,Apt, M.Si, NRP 74090815, Penata Luluk Muljani NIP 196208011983022001. Bahwa perbuatan Terdakwa tersebut telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a UURI No. 35 Tahun 2009. Menimbang, bahwa atas Dakwaan tersebut, Terdakwa menerangkan ia benarbenar sudah mengerti atas Surat Dakwaan yang didakwakan kepadanya dan Terdakwa membenarkan seluruh isi Dakwaan sehingga dapat menjadikan pertimbangan lebih lanjut dalam memeriksa perkara Terdakwa. Menimbang, bahwa dipersidangan Terdakwa didampingi oleh Tim Penasihat Hukum dari Kumdam V/Brawijaya atas nama Syamsoel Hoeda, SH, MH Mayor Chk NRP 11010022831076 dkk 3 (tiga) orang, berdasarkan Surat Perintah Kakumdam V/Brawijaya Nomor : Sprin/38/III/2016 tanggal 1 Maret 2016 serta Surat Kuasa dari Terdakwa kepada Penasihat Hukum tertanggal 23 Juni 2016. Menimbang, bahwa atas dakwaan tersebut Terdakwa dan Penasehat Hukum Terdakwa tidak mengajukan keberatan/eksepsi. Menimbang, bahwa para saksi yang dihadapkan dipersidangan menerangkan dibawah sumpah sebagai berikut : Saksi-1: Nama lengkap : Suwanto; Pangkat/NRP : Lettu Cpm / 21930101270572; Jabatan : Patiplin Sihartib; Kesatuan : Pomdam V/Brawijaya; Tempat, tanggal lahir : Ngawi, 26 Mei 1972; Jenis kelamin : Laki-laki; Kewarganegaraan : Indonesia; Agama : Islam; Tempat tinggal : Asrama Pomdam V/Brawijaya Jl Kesatrian No. 41 Surabaya. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Saksi kenal dengan Terdakwa pada tahun 2016 pada saat Saksi ikut melakukan pemeriksaan urine Terdakwa di Kantor Pomdam V/Brawijaya dan hubungan Saksi hanya sebagai atasan dan bawahan saja serta tidak memiliki hubungan keluarga/famili dengan Terdakwa. 2. Pada hari Jum'at tanggal 12 Pebruari 2016 sekira pukul 08.00 Wib setelah selesai apel pagi Saksi ditelepon oleh Kasihartib Mayor Cpm Sukadi diperintahkan untuk menghadap ke ruangan Kasihartib dan sesampainya di ruangan Kasihartib Saksi melihat didalam ruangan Kasihartib sudah ada beberapa orang anggota lainnya yaitu Lettu Cpm Eko Karnawan, Pelda Heru Hadi S dan Serka Rudi Hartono (Terdakwa) dalam posisi mereka sedang duduk diruang tamu Kasihartib dan dihadapan mereka ada pula Wadan Pomdam V/Brawijaya ((Letkol Cpm Adrey Satwika Yogaswara, S.Sos) dan Kasihartib sedang duduk di kursi kerjanya. 3. Setelah Saksi menghadap kemudian Saksi ditunjukkan alat tes drugs of abuse test cup sebanyak 3 (tiga) buah yang digunakan untuk tes awal melihat kandungan narkotika dan setelah itu Saksi diperintahkan untuk membuat label nama untuk ditempel di alat tersebut.
9 4. Setelah selesai Saksi selesai membuat label nama kemudian Saksi menempelkan label nama tersebut ke alat tes drugs of abuse test cup pada bagian tutupnya, selanjutnya Saksi diperintahkan Kasihartib untuk melihat Terdakwa diambil uriennya (air seninya) diruangan toilet Kasihartib. 5. Sekitar pukul 10.00 Wib, setelah seluruh sample botol berisi urine Terdakwa, sample botol urine Lettu Cpm Eko Karnawan dan Pelda Heru Hadi Susetyo diambil lalu di tes dengan menggunakan alat tes drugs of abuse test cup, kemudian alat tersebut Saksi tutup dan Saksi letakkan di atas meja kerja Kasihartib dengan beralaskan kertas HVS warna putih. 6. Setelah Lettu Cpm Eko Karnawan, Pelda Heru Hadi Susetyo dan Terdakwa selesai diambil urinenya lalu ketiganya duduk di kursi sofa ruang tamu Kasihartib kemudian Saksi, Wadan Pomdam dan Kasihartib melihat identifikasi reaksi dari alat tes drugs of abuse test cup tersebut, yang Saksi lihat pertama adalah hasil test dari urine Lettu Cpm Eko Karnawan kemudian dicocokkan dengan indicator yang ada di dalam alat tersebut ternyata hasilnya negatif, kemudian Saksi melihat hasil dari urine Terdakwa setelah dicocokkan dengan indicator yang ada ternyata hasilnya positif dan Saksi juga melihat hasil dari sample urine Pelda Heru Hadi Susetyo hasilnya juga positif. 7. Setelah mengetahui hasil dari sample urine ketiga orang tersebut lalu Saksi diperintahkan untuk membawa Terdakwa ke ruangan Kasi Idik Pomdam V/Brw (Mayor Cpm Widodo) setelah itu Saksi kembali lagi ke ruang Kasihartib dan selanjutnya Saksi dan Kasihartib diperintahkan oleh Danpomdam V/Brw untuk mencocokkan kebenaran dari hasil analisa dengan menggunakan alat tes drugs of abuse test cup Saksi ke Kantor BNN yang mengeluarkan alat test drugs of abusr test cup tersebut. 8. Selanjutnya sekira pukul 11.00 wib Saksi dengan Kasi Hartib berangkat menuju Kantor BNN Propinsi Jatim yang ada di Jalan Ngagel Madya 5 Surabaya guna menghadap ke Kepala Bidang Rehabilitasi (dr. Purwanto) dan selanjutnya Saksi menunjukkan ketiga alat tes drugs test cup yang sudah diisi dengan urine ketiga orang tersebut (Terdakwa, Lettu Cpm Eko Karnawan dan Pelda Heru Hadi Susetyo), kemudian dr. Purwanto menjelaskan dan menerangkan masing-masing dari indikator yang ada di alat tes urine tersebut. 9. Dari hasil pencocokan tersebut didapati indikasi dari tes urine atas nama Lettu Cpm Eko Karnawan hasilnya negatif (tidak mengandung zat kimia narkotika), sedangkan untuk pemeriksaan urine atas nama Pelda Heru Hadi Susetyo dan Terdakwa hasilnya positif (mengandung zat kimia yang identik dengan Narkotika) dan setelah mendapat penjelasan dari dr Purwanto (kepala bidang Rehabilitasi) kemudian Saksi bersama dengan Kasihartib kembali lagi ke kantor Pomdam V/Brwijaya dan selanjutnya melaporkan hasilnya kepada Danpomdam V/Brawijaya. 10. Setelah melaporkan hasil dari keterangan yang didapat dari BNN Prop. Jatim tersebut kepada Danpomdam, kemudian atas perintah Danpomdam V/Brw Saksi diperintahkan untuk melaporkan dan menyerahklan hasil alat test urine ketiga orang tersebut kepada Kasi idik Pomdam V/Brw untuk ditindak lanjuti secara hukum. 11. Kemudian sekitar pukul 13.00 Wib Saksi melaporkan Terdakwa ke Kasi idik Pomdam V/Brw dan diterima oleh Kapten Cpm Anas Jatmiko, S.H. untuk ditindak lanjuti secara hukum. 12. Selain dari ketiga orang tersebut masih ada juga personel jajaran Pomdam V/Brw yang dilaksanakan test urine dengan mengunakan alat tes drugs of abuse test cup yaitu Lettu Cpm Saifudin (mantan Dansubdenpom V/3-5 Situbondo) dan dari hasil pemeriksaannya ternyata dinyatakan negative, kemudian terhadap Lettu Cpm Eko Karnawan dan Lettu Cpm Saifudin lalu diperintahkan oleh Danpomdam V/Brw untuk kembali ke kesatuannya masing-masing.
10
13. Saksi mengetahui bahwa Terdakwa sebagai prajurit TNI tidak punya hak atau ijin dari aparat yang berwenang untuk membawa, memiliki, menyimpan maupun mengkomsumsi narkotika karena narkotika merupakan barang yang tidak boleh dimiliki dan dibawa secara bebas, sehingga apabila hal tersebut dilakukan maka perbuatan Terdakwa tersebut adalah sudah melawan hukum/bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku. Atas keterangan Saksi-1 tersebut di atas, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Saksi-2 : Nama lengkap : Sukadi, SH; Pangkat/NRP : Mayor Cpm/21930076360673; Jabatan : Kasi Hartib Pomdam V/Brawijaya; Kesatuan : Pomdam V/Brawijaya; Tempat, tanggal lahir : Oku, 1 Juni 1973; Jenis kelamin : Laki-laki; Kewarganegaraan : Indonesia; Agama : Islam; Tempat tinggal : Asrama Pomdam V/Brawijaya Jl. Hayam Wuruk Baru II/6 Surabaya. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Saksi kenal dengan Terdakwa pada tahun 2016 dalam hubungan sebagai atasan dan bawahan saja dan Saksi tidak memiliki hubungan keluarga/famili dengan Terdakwa. 2. Saksi selaku anggota Kasihartib Pomdam V/Brawijaya mengikuti secara langsung proses pada saat melakukan pemeriksaan tes urine Terdakwa di Kantor Pomdam V/Brawijayaya. 3. Pada hari Jumat tanggal 12 Pebruari 2016 sekira pukul 08.00 Wib Saksi diperintahkan oleh Danpomdam V/Brw untuk melakukan tes urine terhadap anggota polisi militer jajaran Pomdam V/Brawijaya atas nama Serka Rudi Hartono (Terdakwa), Lettu Cpm Eko Karnawan dan Pelda Heru Hadi Susetyo dengan menggunakan alat tes drugs of abuse test cup dan atas perintah tersebut lalu Saksi menindaklanjuti dengan memerintahkan Lettu Cpm Suwanto (Saksi-1) sebagai Patiplin Sihartib Pomdam V/Brw untuk melaksanakan pengetesan tersebut. 4. Kemudian sekira pukul 10.00 Wib Lettu Cpm Suwanto (Saksi-1) masuk keruangan Saksi dan dalam ruangan Saksi tersebut sudah ada Terdakwa, Lettu Cpm Eko Karnawan, Pelda Heru Hadi Susetyo, Saksi sendiri dan ada juga Wadan Pomdam V/Brw (Letkol Cpm Adrey Satwika Yogaswara, S.Sos). 5. Setelah Lettu Cpm Suwanto (Saksi-1) menghadap Saksi kemudian Saksi memerintahkan Saksi-1 untuk membuat label nama pada alat tes yang nantinya digunakan untuk mengetes urine Terdakwa, Lettu Cpm Eko Karnawan dan Pelda Heru Hadi Susetyo, setelah Saksi-1 selesai membuat label kemudian Saksi-1 menempelkan label nama tersebut ke alat tes drugs of abuse test cup pada bagian tutupnya untuk ketiga anggota jajaran Pomdam V/Brawijaya tersebut. 6. Selanjutnya Saksi memerintahkan Saksi-1 untuk mendampingi guna melihat Terdakwa diambil urine (air seninya) diruang toilet Saksi dan tidak lama kemudian setelah itu Saksi-1 memberikan alat tes drugs of abuse test cup kepada Terdakwa untuk diisi air uriennya dan setelah dirasa cukup alat tersebut diisi dengan urine Terdakwa kemudian oleh Terdakwa alat tersebut diserahkan kepada Saksi-1 dan begitu juga proses test yang diiaksanakan terhadap Lettu Cpm Eko Karnawan dengan Pelda Heru Hadi Susetyo prosesnya sama dengan Terdakwa. 7. Setelah alat test drugs of abuse test cup tersebut itu terisi dengan air urine Terdakwa beserta Lettu Cpm Eko Karnawan dan Pelda Heru Hadi Susetyo kemudian alat tersebut ditutup oleh Saksi-1 Lettu Cpm Suwanto dan diletakkan diatas meja Saksi dengan dialasi dengan kertas HVS warna putih.
11
8. Setelah 3 (tiga) orang tersebut selesai diambil urinenya lalu ketiganya duduk dikursi sofa ruang tamu Saksi kemudian Saksi, Saksi-1 dan Wadan Pomdam melihat cara kerja/identifikasi dari alat tes drugs of abuse test cup tersebut,. 9. Adapun yang pertama dilihat hasil test dari urine Lettu Cpm Eko Karnawan kemudian dicocokkan dengan indicator yang ada didalam alat tersebut ternyata hasilnya negatif, kemudian kami melihat hasil dari Terdakwa setelah dicocokkan dengan indicator yang ada di alat tes ternyata hasilnya positif dan kami terakhir melihat juga hasil dari Pelda Haru Hadi Susetyo hasilnya juga positif. 10. Setelah mengetahui hasil awal test urine dari ketiga orang tersebut lalu Saksi dan Saksi-1 diperintahkan untuk membawa Terdakwa ke ruangan Kasi Idik Pomdam V/Brw (Mayor Cpm Wfdodo), selanjutnya Saksi dan Saksi-1 diperintahkan oleh Danpomdam V/Brw untuk mencocokan kebenaran dari hasil tes awal urine tersebut ke Kantor BNN Jawa Timur sebagai lembaga yang mengeluarkan alat test drugs of abuse test cup tersebut. 11. Selanjutnya sekira pukul 11.00 wib Saksi dan Saksi-1 berangkat menuju ke kantor Badan Narkotika Propinsi Jatim yang ada di Jalan Ngagel Madya 5 Surabaya sesampai disana kami langsung menghadap ke Kepala bidang Rehabilitasi (dr. Purwanto) selanjutnya kami minta keterangan tentang ketiga alat tes drugs test cup yang sudah diisi dengan urine Terdakwa bersama dengan Lettu Cpm Eko Karnawan dan Pelda Heru Hadi Susetyo kemudian dr Purwanto sebagai petugas dari BNN menjelaskan kepada kami tentang masing-masing dari indikator yang ada di alat tes tersebut. 12. Pejelasan yang didapat dari BNN yaitu untuk hasil tes dari contoh urine Lettu Cpm Eko Karnawan hasilnya adalah negatif (tidak mengandung zat kimia Narkotika), hasil urine dari Pelda Heru Hadi Susetyo ternyata hasilnya terindikasi positif (mengandung zat kimia yang identik dengan Narkotika) dan untuk hasil contoh urine dari Terdakwa ternyata juga hasilnya terindikasi positif (mengandung zat kimia yang identik dengan Narkotika). 13. Setelah mendapat penjelasan dari dr Purwanto (kepala bidang Rehabilitasi) lalu Saksi dan Saksi-1 kembali lagi ke kantor Pomdam V/Brwawijaya selanjutnya melaporkan hasilnya kepada Danpomdam V/Brawijaya tentang hasil tes drugs of abuse test cup dari ketiga anggota tersebut. 14. Selanjutnya Saksi dan Saksi-1 diperintahkan oleh Danpomdam V/Brw untuk melaporkan dan menyerahklan hasil alat test urine dari ketiga orang tersebut kepada Kasi Idik Pomdam V/Brw untuk ditindak lanjuti secara hukum dan tidak lama kemudian sekitar pukul 13.00 Wib Saksi-1 melaporkan Terdakwa ke Kasi idik Pomdam V/Brw agar diproses secara hukum yang berlaku. 15. Selain ketiga orang tersebut masih ada satu orang personel jajaran Pomdam V/Brw yaitu Lettu Cpm Saifudin yang juga dilaksanakan test urine dengan mengunakan alat tes drugs of abuse test cup yaitu Lettu Cpm Saifudin (mantan Dansubdenpom V/35 Situbondo) dan hasil pemeriksaannya dinyatakan negatif dan selanjutnya terhadap anggota yang hasilnya negatif yaitu Lettu Cpm Eko Karnawan dan Lettu Cpm Saifudin lalu diperintahkan oleh Danpomdam V/Brw untuk kembali ke kesatuannya. 16. Terdakwa sebagai anggota TNI tidak punya hak atau ijin dari aparat yang berwenang untuk membawa, memiliki, menyimpan apalagi sampai membawa dan menyediakan untuk orang lain karena Narkotika Jenis shabu-shabu merupakan barang yang tidak boleh dimiliki dan dibawa secara bebas, sehingga apabila hal tersebut dilakukan maka perbuatan Terdakwa melawan hukum/bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku.
12 17. Latar belakang dilaksanakannya tes urine terhadap para anggota jajaran Pomdam V/Brawijaya tersebut dikarenakan Danpomdam telah mendapat laporan dari masyarakat bahwa nama-mama yang dilakukan tes urine tersebut diduga telah sering menggunakan narkotika jenis sabu-sabu. 18. Seluruhnya anggota jajaran Pomdam V/Brawijaya yang di tes urine semuanya berjumlah 4 (empat) orang, namun yang hasilnya positif hanya 2 (dua) orang yaitu Terdakwa (Serka Rudi Hartono) dan Pelda Heru Hadi Susetyo. Atas keterangan Saksi-2 tersebut di atas, Terdakwa membenarkan sebagian dan meluruskan yaitu Saksi-2 tidak pernah menunjukan hasil dari pelaksanaan test urine dengan menggunakan alat test drugs of abuse test cup kepada Terdakwa pada saat diruangan kerja Saksi-2. Atas keterangan Terdakwa tersebut, Saksi-2 memberikan tanggapan memang benar pada saat itu tidak menunjukan hasilnya secara langsung kepada Terdakwa akan tetapi urine yang diambil dengan menggunakan alat test drugs of abuse test cup tersebut diletakkan diatas meja Saksi dengan dialasi dengan kertas HVS warna putih yang selanjutnya Saksi bersama dengan Saksi-1 dan Wadan Pomdam melihat cara kerja/identifikasi dari alat tes drugs of abuse test cup dan terlihat pada indicator yang ada didalam alat tersebut ternyata hasilnya untuk Terdakwa positif. Saksi-3 : Nama lengkap: Imam Mukti, S. Si, apt, M.si; Pangkat/NRP: Kompol/74090815; Jabatan: Kaur Sub Bidang narkoba Forensik; Kesatuan: Labfor Polri Cabang Surabaya; Tempat, tanggal lahir: Jombang, 5 Maret 1973; Jenis kelamin: Laki-laki; Kewarganegaraan: Indonesia; Agama: Islam; Tempat tinggal: Jalan Raya Ahmad Yani Kota Surabaya. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi sebelumnya tidak kenal sama sekali dengan Serka Rudi Hartono (Terdakwa) dan tidak ada hubungan keluarga / family. 2. Saksi sebagai anggota POLRI mulai bertugas di Labfor Cabang Surabaya mulai tahun 2001 dengan Jabatan sebagai berikut Tahun 2001 : PaurTokfor, Tahun 2002 : Panit Kimia, Tahun 2004 : Laboranfor Pratama 1, Tahun 2009 : Laboranfor Muda, Tahun 2011 : Paur Narkoba dan Tahun 2011 : Kaur Subbid Narkoba. 3. Saksi di Labfor Polri Cabang Surabaya mempunyai tugas salah satunya yaitu untuk memeriksa barang bukti narkotika yang dikirim oleh penyidik, mulai dari penimbangan barang bukti sampai dengan pemeriksaan dengan menggunakan instrument-instrumen yang dimiliki Labfor. 4. Dalam perkara ini saksi pernah memeriksa sample urine dan darah Terdakwa yang teregister dengan Nomor Lab. 1358/NNF/2016 dan Saksi melakukan pemeriksaan sample urin tersebut di Laboratorium forensik Cabang Surabaya bersama bersama dengan Saksi-4 Penata Lufuk Muljani seltaku Paur Narkoba Labfor Polri Cabang Surabaya. 5. Urine dan darah Terdakwa yang teregister Nomor Lab. 1358/NNF/2016 tersebut diberi nomor bukti terdiri dari : a. Nomor bukti 1818/2016/NNF berupa 1 (satu) pot plastic berisikan ± 45 ml dan 1 (satu) botol plastic berisikan urine ± 50 ml a.n. Pelda Heru Hadi Susetyo. b. Nomor bukti 1819/2016/NNF berupa 1 (satu) tabung reaksi dan 1 (satu) spuit berisikan ± 6 ml a.n. Pelda Heru Hadi Susetyo.
13 c Nomor bukti 1820/2016/NNF berupa 1 (satu) pot plastic berisikan ± 30 ml dan 1 (satu) botol plastic berisikan urine ± 50 ml a.n. Serka Rudi Hartono. d. Nomor bukti 1821/2016/NNF berupa 1 (satu) tabung reaksi dan 1 (satu) spuit berisikan ± 6 ml a.n. Serka Rudi Hartono. 6. Pada tanggal 12 Pebruari 2016 dari penyidik Pomdam V/Brawijaya datang ke Laboratorium forensik Cabang Surabaya untuk menindaklanjuti terhadap urine dan darah Terdakwa bersama dengan Pelda Heru Hadi Susetyo dengan surat permintaannya Nomor : B/193/III/2016 dan diterima oleh Subdid Narkoba Labfor Cabang Surabaya. 7. Pada tanggal 15 Pebruari 2016 Saksi bersama dengan Saksi-4 Luluk Muljani melakukan pemeriksaan terhadap urine dan darah Terdakwa dan Pelda Heru Hadi Susetyo dengan menggunakan instrument GC-MS (Gas Chromografi Mass Spketra) merk Agilent 7890A-MSD 5975C yang dimiliki oleh Kantor Labfor Polri Cabang Surabaya. 8. Adapun cara kerja dalam instrument GC-MS tersebut proses awalnya dengan melakukan ekstraksi cair cair yaitu menggunakan cairan pelamt organik untuk menarik senyawa narkotika yang terdapat di dalam urine selanjutnya dilakukan pemeriksaan dengan instrument GC-MS. 9. Hasil pemeriksaan tersebut untuk urine Pelda Heru Hadi Susetyo dan Serka Rudi Hartono didapatkan positif kandungan Narkotika dengan bahan aktif Metamfetamina yang terdaftar dalam golongan I (satu) Nomor urut 61 Lampiran I Undang-undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika hal ini dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No. LAB. : 1358/NNF/2016 tanggal 16 Pebruari 2016 dengan segel lengkap beserta lebelnya dengan Nomor : 1818/2016/NNF a.n. Pelda Heru Hadi Susetyo dan 1820/2016/NNF a.n. Serka Rudi Hartono. 10. Sedangkan terhadap darah Terdakwa dan Pelda Heru Hadi Susetyo dinyatakan Negatif tidak mengandung Narkotika dan Psikotropika sebagaimana dalam Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Krimialistik No. LAB. : 1358/NNF/2016 tanggal 16 Pebruari 2016 dengan segel lengkap beserta lebelnya dengan Nomor : 1819/2016/NNF a.n. Pelda Heru Hadi Susetyo dan 1821/2016/NNF a.n. Serka Rudi Hartono. 11. Seseorang dapat dideteksi kandungan narkotika dalam urine (sebagai bahan medianya) adalah pada kurun waktu selama 3 x 24 jam setelah pemakaian atau sekitar (1 Jam), jika jika didalam urine anggota tersebut didapatkan kandungan narkotika jenis methamphetamina, dapat diartikan bahwa anggota tersebut pernah mengkonsumsi narkotika jenis methamphetamina (sabu-sabu). 12. Urine yang positif yang mengandung Amphetamin dan methampetamina maksudnya adalah didalam urine tersebut didapatkan kandungan narkotika jenis methamphetaminam Mmphetamm merupakan gugus dasar dari methampetamina, sehingga jika methamphetamina positif secara otomatis amphetamina juga positif. 13. Terdakwa sebagai anggota TNI tidak punya hak atau ijin dari aparat yang berwenang untuk membawa, memiliki, menyimpan apalagi sampai membawa dan menyediakan untuk orang lain karena Narkotika Jenis shabu-shabu merupakan barang yang tidak boleh dimiliki dan dibawa secara bebas, sehingga apabila hal tersebut dilakukan maka perbuatan Terdakwa melawan hukum/bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku. Atas keterangan Saksi-3 tersebut di atas, Terdakwa membenarkan seluruhnya.
14 Saksi-4 : Nama lengkap: Luluk Muljani; Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil Polri GOL/NIP : Gol III/C / 196208011983022001, Jabatan: Paur Narkobafor; Tempat, tanggal lahir: Surabaya, 1 Agustus 1962; Jenis kelamin: Perempuan; Kewarganegaraan: Indonesia; Agama: Islam; Tempat tinggal: Griya Bhayangkara Blok N3 Masangankulon Sukodono Kab Sidoarjo. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Saksi sebelumnya tidak pernah kenal dengan Serka Rudi Hartono yang menjadi Terdakwa dalam persidangan ini. 2. Saksi bertugas di Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya mulai tahun 1982 hingga saat ini, dengan jabatan saat ini sebagai Paur Narkobafor Labfor Polri. 3. Saksi pernah melakukan pemeriksaan sample urine atas nama Terdakwa dan 2 (dua) orang lainnya yang teregister dengan Nomor Lab. 1358/NNF/2016 dan Saksi melakukan pemeriksaan sample urine tersebut di Laboratorium Forensik Cabang Surabaya pada tanggal 15 Pebruari 2016 bersama dengan Saksi-3 Kompol Imam Mukti. S.Si IVS.Si., Apt. Selaku Kaur Narkobafor. 4. Urine dan darah Terdakwa yang teregister Nomor Lab. 1358/NNF/2016 tersebut diberi nomor bukti terdiri dari : a. Nomor bukti 1818/2016/NNF berupa 1 (satu) pot plastic berisikan ± 45 ml dan 1 (satu) botol plastic berisikan urine ± 50 ml a.n. Pelda Heru Hadi Susetyo. b. Nomor bukti 1819/2016/NNF berupa 1 (satu) tabung reaksi dan 1 (satu) spuit berisikan ± 6 ml a.n. Pelda Heru Hadi Susetyo. c Nomor bukti 1820/2016/NNF berupa 1 (satu) pot plastic berisikan ± 30 ml dan 1 (satu) botol plastic berisikan urine ± 50 ml a.n. Serka Rudi Hartono. d. Nomor bukti 1821/2016/NNF berupa 1 (satu) tabung reaksi dan 1 (satu) spuit berisikan ± 6 ml a.n. Serka Rudi Hartono. 5. Hasil pemeriksaan tersebut untuk urine Pelda Heru Hadi Susetyo dan Serka Rudi Hartono didapatkan positif kandungan Narkotika dengan bahan aktif Metamfetamina yang terdaftar dalam golongan I (satu) Nomor urut 61 Lampiran I Undang-undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika hal ini dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Krimialistik No. LAB. : 1358/NNF/2016 tanggal 16 Pebruari 2016 dengan segel lengkap beserta lebelnya dengan Nomor : 1818/2016/NNF a.n. Pelda Heru Hadi Susetyo dan 1820/2016/NNF a.n. Serka Rudi Hartono. 6. Sedangkan terhadap pemeriksaan sample darah atas nama Terdakwa dan Pelda Heru Hadi Susetyo dinyatakan Negatif tidak mengandung Narkotika dan Psikotropika sebagaimana dalam Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Krimialistik No. LAB. : 1358/NNF/2016 tanggal 16 Pebruari 2016 dengan segel lengkap beserta lebelnya dengan Nomor : 1819/2016/NNF a.n. Pelda Heru Hadi Susetyo dan 1821/2016/NNF a.n. Serka Rudi Hartono. 7. Seseorang dapat dideteksi kandungan narkotika dalam urine (sebagai bahan medianya) adalah pada kurun waktu selama 3 x 24 jam setelah pemakaian atau sekitar (1 Jam), jika jika didalam urine anggota tersebut didapatkan kandungan narkotika jenis methamphetamina, dapat diartikan bahwa anggota tersebut pernah mengkonsumsi narkotika jenis methamphetamina (sabu-sabu).
15 8. Adapun sample yang biasanya dilakukan pemeriksaan di laboratorium forensik adalah raw material (barang narkotikanya), alat penghisap (bong) dan juga bisa cairan biologis (urin dan darah). 9 Saksi mengetahi cara yang biasa digunakan untuk mengkomsumsi/ menggunakan sabu sabu adalah dengan menggunakan alat yang disebut bong dengan cara dihisap, setelah di bakar terlebih dahulu dan jika seseorang telah menggunakan sabu-sabu maka didalam kandungan urine anggota tersebut akan didapatkan kandungan narkotika jenis methamphetarnine, sehingga dapat diartikan bahwa anggota tersebut pernah mengkonsumsi narkotika jenis methamphetamine (sabu-sabu). 10. Alat yang digunakan oleh Labfor Polri untuk mendeteksi kandungan narkotika adalah dengan menggunakan alat instrument GC-MS (Gas chromatografi Mass Spektra) merk Agilent 7890 A - MSD 5975C, dimana alat tersebut adalah alat yang sangat canggih dimiliki oleh Labfor Polri. 11. Tata cara penerimaan dan pemeriksaan yang dilakukan oleh Labfor terhadap barang bukti narkotika pertama kali adalah sample urine yang dikirm oleh penyidik (Polisi Militer) diterima oleh bagian Subbagrenmin, kemudian diberi Nomor Lab (laboratorium nomor BB (barang bukti), dan di foto, selanjutnya barang bukti tersebut didistribusikan ke bagian Subbid Narkoba untuk dilakukan pemeriksaan apakah urin tersebut mengandung narkotika atau tidak dan setelah dilakukan pemeriksaan akan didapati hasilnya yang bisa positif maupun negative dan selanjutnya terhadap hasil pemeriksaan tersebut lalu dituangkan dalam BAP (Berita Acara Pemeriksaan). 12. Adapun metode yang digunakan dalam pemeriksaan sample urine tersebut adalah dengan melakukan ekstraksi cair-cair satam suasana basa (alkali) artinya ektraksi cair-cair adalah ekstraksi dengan menggunakan cairan pelamt organik untuk menarik senyawa narkotika yang terdapat didalam kandungan urin, kemudian dilanjutkan lagi dengan pemeriksaan menggunakan alat instrument GC-MS (alat canggih untuk mendeteksi kandungan narkotika). 13. Narkotika apapun jenisnya termasuk shabu-shabu adalah merupakan barang terlarang yang tidak boleh dimiliki dan dibawa secara bebas, sehingga apabila hal tersebut dilakukan maka perbuatan Terdakwa adalah melawan hukum dan dapat dipidana. Atas keterangan Saksi-4 tersebut di atas, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Menimbang, bahwa didalam menerangkan sebagai berikut :
persidangan
Terdakwa
pada
pokoknya
1. Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI AD pada tahun 1991 melalui pendidikan Secata PK III di Magetan Jawa Timur, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada, kemudian melanjutkan pendidikan kejuruan Infantri di Asembagus dan setelah selesai pendidikan lalu ditugaskan pertama kali di Yonif 507/BS Gunung Sahari Surabaya, kemudian pada tahun 1999 Terdakwa mengikuti Dik Secaba Reg Polisi Militer setelah lulus dilantik dengan pangkat Serda, kemudian setelah mengalami beberapa kali kenaikan pangkat dan mutasi tugas lalu pada tahun 2014 Terdakwa ditugaskan sebagai Ba Hartib Denpom V/3 Malang hingga saat kejadian yang menjadi perkara ini Terdakwa dengan pangkat Serka NRP 3910663211272. 2. Terdakwa pertama kali menggunakan narkotika jenis sabu-sabu pada tanggal dan bulann yang sudah tidak diingat lagi oleh Terdakwa sekira tahun 2014, berawal saat Terdakwa diajak oleh teman Terdakwa yang panggilannya disebut SU anak Probolinggo, kira-kira berumur 47 tahun, pekerjaan tidak jelas beralamat di Pasar Pande Giling Keputran Surabaya, dimana pada saat Terdakwa berada di Sampang Madura selesai mengurus ijin acara pernikahan saudaranya di Polsek Taman sare telah di ajak oleh SU ke rumah temannya yang Terdakwa tidak kenal orangnya, lalu setelah
16 sampai lalu SU dan Terdakwa duduk di ruang tamu kemudian tidak lama SU masuk kedalam ruangan rumah lalu keluar lagi membawa botol Aqua yang sudah ada sedotannya selanjutnya SU menyodorkan kepada Terdakwa untuk menyedot minuman tersebut yang ada didalam botol dan Terdakwa mengikuti ajakan temannya tersebut dengan menyedot botol yang ada pipetnya akan tetapi Terdakwa tidak mengetahui apakah itu sabu atau tidak dan saat itu Terdakwa menyedot botol tersebut sebanyak 3 (tiga) kali. 3. Setelah Terdakwa menyedot botol tersebut yang Terdakwa rasakan adalah badan terasa segar dan tidak mengantuk, atas kejadian tersebut Terdakwa tidak pernah lagi berhubungan dengan SU. 4. Pada sekitar bulan Juli 2015 Terdakwa sudah pernah diperiksa urinenya oleh kesatuan Terdakwa karena telah diduga Terdakwa terlibat dalam penyalahgunaan Narkotika, namun hasil dari pemeriksaan oleh kesatuan Terdakwa tersebut ternyata dinyatakan negative mengandung Narkotika dan Psikotropika. 5. Kemudian sekitar tanggal 25 Januari 2016 sekira pukul 23.00 Wib tiba-tiba Terdakwa telah didatangi oleh teman Terdakwa yang bernama Sdr. Anwar (28 tahun), Suku Madura/bangsa Indonesia pekerjaan wiraswasta alamat Ds Posangit Leres Kec. Sumber Asih Kab. Probolinggo yang datang kerumah Terdakwa seorang sendiri diri dengan mengunakan Mobil Toyota Avanza warna hitam Nopol tidak diingat oleh Terdakwa ketahui dengan berpakaian kaos abu-abu, celana seponggol warna hitam dengan membawa tas kecil warna coklat datang menemui Terdakwa dengan mengetuk pintu rumah Terdakwa. 6. Kemudian setelah pintu rumah dibuka oleh Terdakwa lalu Terdakwa dan Sdr. Anwar tersebut duduk dilantai dekat pintu rumah Terdakwa, lalu Terdakwa bertanya "darimana ? lalu di jawab oleh Anwar " biasa jalan- jalan “ kemudian Terdakwa bertanya Iagi "kok lama tidak kelihatan" lalu di jawab “biasa bisnis keluar kota" kemudian Sdr. Anwar balik bertanya kepada Terdakwa "gimana kabarmu nom (bahasa indonesianya paman) ?” kemudian Terdakwa menjawab "semuanya sehat, cuma mumet" kemudian Sdr. Anwar bertanya Iagi "kenapa mumet ?" lalu Terdakwa menjawab "ini belum balik ke Probolinggo dan capek pulang pergi Malang setiap hari”, kemudian Terdakwa berkata Iagi “mumet uang nom banyak pengeluaran”, lalu dijawab oleh Sdr. Anwar "loh kalau ke Malang naik apa?" lalu Terdakwa menjawab "bawa kendaraan sendiri " lalu dijawab oleh Sdr. Anwar "Oh gitu". 7. Tidak lama kemudian Sdr. Anwar mengajak Terdakwa keluar rumah dengan mengatakan "ayo keluar cari makan" kemudian Terdakwa berkata "saya masih kenyang" tetapi Sdr Anwar tetap memaksa dengan mengatakan "ayolah temani saya ini ada cair (rejeki) " lalu Terdakwa keluar berangkat dengan menggunakan mobil milik Sdr. Anwar untuk mencari makan diluar rumah dan selanjutnya makan di dekat rumah Sdr. Anwar yang berada di Ds. Posangit Kec. Probolinggo. 8. Sesampai ditempat rumah makan, Sdr. Anwar menawari Terdakwa "makan apa" Terdakwa menjawab "saya masih kenyang hanya pesan minum saja” dan setelah acara makan selesai lalu Sdr. Anwar langsung mengajak jalan kembali ke rumah Terdakwa didaerah Posangit, setelah itu Sdr. Anwar menyetir ke arah balik kejalan raya terus menuju ke Pom Bensin disebelah barat rumah Terdakwa setelah mengisi bensin Sdr. Anwar lanjut menuju ke arah rumah Terdakwa sesampai di rumah Terdakwa, lalu Sdr. Anwar memarkirkan mobilnya disebelah rumah Terdakwa dengan alamat Rt 3 Rw 1 Kel. Karang Lor Kec. Kedupak Kab. Probolinggo. 9. Kemudian pada saat Terdakwa akan turun dari mobil dan mengajak Sdr. Anwar masuk kembali kerumah Terdakwa, Sdr Anwar tidak mau dengan mengatakan “ngak usah nom" kemudian Sdr. Anwar menghidupkan lampu mobilnya dari dalam, kemudian Terdakwa turun dari mobil dengan mengatakan "saya kencing dulu" kemudian Terdakwa turun untuk buang air kecil (kencing).
17
10. Kemudian setelah selesai kencing Terdakwa kembali Iagi ke mobil Sdr. Anwar, Terdakwa melihat Sdr. Anwar sedang menyedot minuman botol larutan cap kaki tiga yang ada pipetnya dan setelah menyedot Sdr. Anwar langsung menyodorkan botol larutan cap kaki tiga tersebut kepada Terdakwa sambil mengatakan “ini jamu nom, kamu coba“ lalu Terdakwa langsung mencobanya dengan menyedotnya sebanyak 2 (dua) kali dan oleh karena rasanya pahit lalu Terdakwa langsung menanyakan kepada Sdr. Anwar “ini jamu apa kok rasanya pahit ?“ kemudian Sdr. Anwar menjawab “ini sabu, bukan jamu“. 11. Mendengar jawaban dari Sdr. Anwar tersebut Terdakwa langsung terkejut dan mengatakan ke Sdr. Anwar “wah ini bahaya ini ga boleh dikonsumsi“ dan selanjutnya Terdakwa tidak mau lagi menyedot botol tersebut, sedangkan Sdr. Anwar masih tetap menghisapnya sebanyak 2 (dua) sampai 3 (tiga) kali, kemudian setelah selesai menghisap Sdr. Anwar lansung melepas tutup botol tersebut selanjutnya sisa airnya dibuang dan botolnya dimasukkan lagi ke dalam tas yang dibawa Sdr. Anwar dan kemudian sekitar pukul 24.00 Wib Sdr. Anwar pamitan pulang. 12. Terdakwa tidak mengetahui apakah botol yang Terdakwa sedot tersebut berisi sabu atau tidak, yang jelas Terdakwa pada saat ditawari menyedot botol tersebut Sdr. Anwar mengatakan jamu yang kemudian atas penyampaian dari Sdr. Anwar tersebut Terdakwa langsung spontan menyedotnya. 13. Kemudian pada hari Jum'at tanggal 12 Pebruari 2016 sekira pukul 08.00 Wib tiba-tiba Terdakwa diperintahkan untuk menghadap ke kantor Pomdam V/Brawijaya dan setelah sampai di Pomdam lalu Terdakwa masuk ke ruangan Kasihartib dan ternyata didalam ruangan Kasihartib sudah ada beberapa anggota jajaran Pomdam lainnya yaitu Lettu Cpm Eko Karnawan dan Pelda Heru Hadi Susetya dan tidak lama kemudian datang juga Wadan Pomdam V/Brawijaya (Letkol Cpm Adrey Satwika Yogaswara, S.Sos, Kasihartib (Saksi-2) serta Lettu Cpm Suwanto (Saksi-1). 14. Selanjutnya tiba-tiba Terdakwa, Lettu Cpm Eko Karnawan dan Pelda Heru Hadi Susetyo langsung diminta untuk tes urine dengan diberikan alat tes drugs of abuse test cup oleh Saksi-1 Suwanto untuk diisi air urine Terdakwa, lalu tidak lama kemudian Terdakwa diambil urine dan selanjutnya urine Terdakwa dimasukan kedalam alat test tersebut dan setelah dirasa cukup lalu alat test tersebut oleh Terdakwa ditutup dan serahkan kepada Lettu Cpm Suwanto (Saksi-1). 15. Lalu oleh Lettu Cpm Suwanto (Saksi-1) alat test drugs of abuse test cup tersebut diletakkan di atas meja kerja Kasihartib dengan di alas kertas HVS warna putih, kemudian Terdakwa duduk kembali dan tidak lama kemudian Terdakwa dibawa ke ruangan Kasi Idik Pomdam V/Brw untuk diproses lebih lanjut. 16. Terdakwa tidak mengetahui apa hasil dari pemeriksaan terhadap urine Terdakwa tersebut karena pada saat itu Terdakwa tidak diberitahukan hasilnya, kemudian oleh Kasiidik (Kapten Cpm Anas Jatmiko, S.H.) sekitar pukul 10.00 Wib Terdakwa lalu dibawa ke Rumah Sakit Tentara (DKT) untuk diambil lagi sample urine dan darah Terdakwa dan setelah diambil urine dan darah Terdakwa kemudian oleh POM ditindaklanjuti ke Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya dan terhadap hasil pemeriksaan dari Labfor tersebut Terdakwa juga tidak mengetahui hasilnya 17. Dalam perkara ini Terdakwa tidak tertangkap tangan oleh petugas dan Terdakwa juga tidak mengetahui mengapa Terdakwa dipanggil ke Pomdam V/Brw oleh Wadan Pomdam dan hal ini sudah untuk yang ke 3 (tiga) kalinya, setiap Terdakwa mau masuk berdinas ke Sub Denpom V/3-1 Probolinggo Terdakwa selalu dilaporkan telah melakukan yang tidak benar contohnya Terdakwa dituduh sebagai beking, copet, merampok mencuri penadah sapi dan juai daging glonggongan, dll.
18 18. Terdakwa sebagai anggota TNI tidak punya hak atau ijin dari aparat yang berwenang untuk membawa, memiliki, menyimpan apalagi sampai membawa dan menyediakan untuk orang lain karena Narkotika Jenis shabu-shabu merupakan barang yang tidak boleh dimiliki dan dibawa secara bebas, sehingga apabila hal tersebut dilakukan maka perbuatan Terdakwa melawan hukum/bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku. 19. Terdakwa atas perkara ini mengaku bersalah, menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. 20. Terdakwa juga sudah mengetahui sanksi yang sangat berat bagi anggota TNI yang terlibat dalam tindak pidana narkotika. Menimbang, bahwa barang bukti yang di ajukan Oditur Militer dalam perkara ini berupa surat-surat, yaitu : 4 (empat) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium Kriminalistik Nomor tanggal Berita Acara LAB.1358/NNF/2016 tanggal 16 Pebruari, bidang pemeriksaan Narkotika/psikotropika permintaan dari Pomdam V/Brawijaya tanggal surat permintaan B/193/III/2016 tanggal 12 Pebruari 2016. 1 (satu) lembar foto barang bukti pada waktu diterima diberi Nomor : Lab 1358/NNF/2016 dan foto barang bukti setelah dibuka pembungkusnya serta diberi Nomor Bukti : 1818/2016/NNF/ s/d 1821/2016/NNF. Menimbang, bahwa terhadap barang bukti surat-surat yang diajukan tersebut, Majelis Hakim perlu untuk mempertimbangkan dan menilai dengan mengemukakan sebagai berikut : 4 (empat) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorium Kriminalistik Nomor tanggal Berita Acara LAB.1358/NNF/2016 tanggal 16 Pebruari 2016, bidang pemeriksaan Narkotika/psikotropika permintaan dari Pomdam V/Brawijaya tanggal surat permintaan B/193/III/2016 tanggal 12 Pebruari 2016 ; adalah benar merupakan bukti surat tentang telah dilakukannya pemeriksaan urine dan darah atas nama Terdakwa dan Pelda Heru Susetyo dengan hasil pemeriksaan bahwa untuk urine Pelda Heru Hadi Susetyo dan Serka Rudi Hartono (Terdakwa) didapatkan positif kandungan Narkotika dengan bahan aktif Metamfetamina yang terdaftar dalam golongan I (satu) Nomor urut 61 Lampiran I Undang-undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, sedangkan terhadap sample kandungan darah atas nama Terdakwa dan Pelda Heru Hadi Susetyo dinyatakan negatif tidak mengandung narkotika dan psikotropika, sehingga dengan demikian barang bukti surat tersebut sudah bersesuaian dengan keterangan Terdakwa dan para saksi yang telah diperiksa dipersidangan. 1 (satu) lembar foto barang bukti pada waktu diterima diberi Nomor : Lab 1358/NNF/2016 dan foto barang bukti setelah dibuka pembungkusnya serta diberi Nomor Bukti : 1818/2016/NNF/ s/d 1821/2016/NNF ; adalah benar merupakan foto barang bukti sample urine dan darah atas nama Terdakwa dan Pelda Heru Hadi Susetyo yang dimintakan pemeriksaan oleh penyidik (Pomdam V/Brw) kepada Labfor Polri Cabang Surabaya dan setelah diterima barang bukti yang dimintakan pemeriksaan tersebut lalu diberi label dengan Nomor Bukti : 1818/2016/NNF/ s/d 1821/2016/NNF, sehingga dengan demikian foto barang bukti tersebut juga telah bersesuaian dengan keterangan Terdakwa dan para saksi dipersidangan. Menimbang, bahwa seluruh barang bukti tersebut telah dibacakan dan diperlihatkan kepada para saksi dan Terdakwa serta telah diterangkan sebagai barang bukti dalam perkara ini yang seluruhnya dibenarkan oleh Terdakwa dan para Saksi serta Oditur Militer, ternyata saling berkait erat dengan perbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa.
19
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa dan keterangan para saksi dibawah sumpah serta alat bukti lainnya dan setelah menghubungkan antara yang satu dengan lainnya, maka diperoleh fakta hukum sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI AD pada tahun 1991 melalui pendidikan Secata PK III di Magetan Jawa Timur, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada kemudian ditugaskan di Yonif 507/BS Gunung Sahari Surabaya, kemudian pada tahun 1999 mengikuti Dik Secaba Reg Polisi Militer dan setelah lulus dilantik dengan pangkat Serda lalu sejak tahun 2014 Terdakwa ditugaskan sebagai Ba Hartib Denpom V/3 Malang hingga saat kejadian yang menjadi perkara ini berpangkat Serka NRP 3910663211272. 2. Bahwa benar selaku prajurit TNI AD, Terdakwa sehat jasmani dan rohani serta mampu mempertanggungjawabkan semua perbuatannya dan selaku warga negara RI juga tunduk dengan segala ketentuan hukum yang berlaku di wilayah NKRI. 3. Bahwa benar pada tanggal dan bulan yang Terdakwa sudah lupa sekira tahun 2014 pernah diajak teman Terdakwa yang nama panggilannya Sdr. SU anak Probolinggo di Sampang Madura saat acara pernikahan saudaranya Terdakwa telah disodori botol yang ada tutupnya dan diberi pipet lalu Terdakwa diminta oleh Sdr. SU untuk menyedot minuman tersebut dan Terdakwa menyedotnya sebanyak 3 (tiga) kali sedotan dan setelah Terdakwa menyedot minuman botol tersebut Terdakwa merasakan badannya terasa segar dan tidak mengantuk, akan tetapi Terdakwa tidak mengetahui apakah minuman yang disedot oleh Terdakwa dari dalam botol tersebut berupa sabu atau tidak. 4. Bahwa benar kemudian sekitar pada bulan Juli 2015 Terdakwa sudah pernah dilakukan pemeriksaan tes urine oleh kesatuan Terdakwa karena diduga Terdakwa terlibat dalam penyalahgunaan Narkotika, namun hasil dari pemeriksaan oleh kesatuan Terdakwa tersebut saat itu dinyatakan negative/tidak mengandung Narkotika dan Psikotropika. 5. Bahwa benar kemudian pada tanggal 25 Januari 2016 sekira pukul 23.00 Wib teman Terdakwa yang bernama Sdr. Anwar datang kerumah Terdakwa dengan mengunakan Mobil Toyota Avanza warna hitam dan tidak lama kemudian Terdakwa bersama dengan Sdr. Anwar pergi keluar untuk mencari makan dan setelah selesai mencari makan lalu pulang kembali ke rumah Terdakwa dan Sdr. Anwar memarkirkan mobilnya disebelah rumah Terdakwa yang beralamat di Dusun Karang Sambi Rt 1 Rw 03 Kel. Kareng Lor Kec. Kedopok, Kab. Probolinggo. 6. Bahwa benar setelah Terdakwa turun dari mobil lalu mengajak Sdr. Anwar agar masuk kembali ke dalam rumah Terdakwa, namun Sdr. Anwar menolaknya dengan mengatakan “ngak usah Nom", kemudian Sdr. Anwar menghidupkan lampu dalam mobilnya, kemudian Terdakwa turun dari mobil Sdr. Anwar dengan mengatakan "saya akan kencing dulu Nom" kemudian Terdakwa turun untuk buang air kecil (kencing) dan tidak kemudian Terdakwa kembali Iagi menuju ke mobil Sdr. Anwar dan saat itu Terdakwa melihat Sdr. Anwar sedang menyedot botol dari minuman larutan cap kaki tiga dengan menggunakan pipet dan setelah menyedot Sdr. Anwar langsung menyodorkan botol minuman larutan cap kaki tiga tersebut kepada Terdakwa dengan mengatakan “ini jamu nom, kamu coba“ dan tanpa berpikir panjang Terdakwa langsung mencoba dan menyedotnya sebanyak 2 (dua) kali dan oleh karena rasanya pahit Terdakwa langsung menanyakan kepada Sdr. Anwar “ini jamu apa, kok rasanya pahit “ kemudian Sdr. Anwar menjawab “ini, sabu bukan jamu“.
20
7. Bahwa benar setelah mendengar jawaban dari Sdr. Anwar tersebut Terdakwa langsung terkejut dan mengatakan kepada Sdr. Anwar “wah ini bahaya gak boleh dikonsumsi“ dan selanjutnya Terdakwa tidak menyedot botol minuman itu lagi, sedangkan Sdr. Anwar masih tetap menghisapnya sebanyak 2 (dua) sampai 3 (tiga ) kali kemudian setelah selesai menghisap Sdr. Anwar langsung melepas tutup botol tersebut selanjutnya sisa airnya dibuang dan botolnya dimasukkan lagi ke dalam tas milik Sdr. Anwar lalu sekitar pukul 24.00 Wib Sdr. Anwar pamit pulang kepada Terdakwa. 8. Bahwa benar kemudian pada hari Jumat tanggal 12 Pebruari 2016 sekira pukul 08.00 Wib Mayor Cpm Sukadi (Saksi-2) selaku Kasihartib diperintahkan oleh Danpomdam V/Brw untuk melakukan tes urine terhadap beberapa orang anggota polisi militer jajaran Pomdam V/Brawijaya yang disinyalir oleh Danpomdam telah terlibat dalam penyalahgunaan narkotika di Mako Pomdam V/Brawijaya antara lain atas nama Lettu Cpm Eko Karnawan, Pelda Heru Hadi Susetyo dan Serka Rudi Hartono (Terdakwa) dengan menggunakan alat tes drugs of abuse test cup. 9. Bahwa benar kemudian pada hari Jumat tanggal 12 Pebruari 2016 sekira pukul 08.00 Wib diruangan Kasihartib sudah tiba para anggota polisi militer yang akan dilaksanakan tes urine yaitu Lettu Cpm Eko Karnawan, Pelda Heru Hadi S dan Terdakwa dalam posisi sedang duduk diruang tamu Kasihartib dan dihadapan mereka ada pula Wadan Pomdam V/Brawijaya ((Letkol Cpm Adrey Satwika Yogaswara, S.Sos) dan Kasihartib sedang duduk di kursi kerjanya, kemudian Saksi-2 memerintahkan Lettu Cpm Suwanto (Saksi-1) selaku pejabat Patiplin Sihartib Pomdam V/Brw untuk melaksanakan pengambilan/pengetesan urine terhadap para anggota tersebut. 10. Bahwa benar kemudian Saksi-1 menghadap kepada Saksi-2 selalu Kasihartib lalu Saksi-2 menunjukkan alat tes drugs of abuse test cup (alat tes urine) sebanyak 3 (tiga) buah dan selanjutnya Saksi-1 diperintahkan untuk membuat dan menempelkan lable nama masing-masing dari ketiga anggota polisi militer jajaran Pomdam V/Brawijaya yang akan dilakukan tes urine ke alat tes drugs of abuse test cup pada bagian tutupnya, selanjutnya Saksi-2 memerintahkan Saksi-1 untuk mengawal/melihat saat pengambilan sample urine Terdakwa diruangan toilet Kasihartib. 11. Bahwa benar pada saat pengambilan sample urine Terdakwa diruangan toilet Kasihartib, Saksi-1 secara langsung mengawal/melihat sendiri dan kemudian sample urine Terdakwa yang sudah diambil tersebut langsung ditampung/dimasukan kedalam alat tes drugs of abuse test cup selanjutnya alat tersebut oleh Terdakwa diserahkan kepada Saksi-1, begitu juga pelaksanaan proses test yang dilakukan terhadap Lettu Cpm Eko Karnawan dan Pelda Heru Hadi Susetyo, kemudian setelah alat test drugs of abuse test cup tersebut terisi dengan sample dari masing-masing urine para anggota tersebut kemudian alat tersebut oleh Saksi-1 ditutup lalu di letakkan di atas meja kerja Kasihartib dengan beralaskan kertas HVS warna putih. 12. Bahwa benar setelah 3 (tiga) orang anggota polisi militer jajaran Pomdam V/Brawijaya tersebut (Lettu Cpm Eko Karnawan, Pelda Heru Hadi Susetyo dan Terdakwa) selesai diambil urinenya lalu ketiganya duduk di kursi sofa ruang tamu Kasihartib, kemudian Saksi-1, Saksi-2 dan Wadan Pomdam V/Brawijaya melihat dan mengamati proses cara kerja (identifikasi) dari alat tes drugs of abuse test cup tersebut, dan yang pertama terlihat adalah hasil test dari sample urine milik Lettu Cpm Eko Karnawan kemudian setelah dicocokkan dengan indicator yang ada di dalam alat tes urine tersebut ternyata hasilnya negatif, kemudian untuk hasil tes awal dari urine Terdakwa setelah dicocokkan dengan tanda indicator yang ada ternyata hasilnya positif begitu juga untuk hasil tes awal dari Pelda Heru Hadi Susetyo juga thasilnya positif.
21 13. Bahwa benar setelah mengetahui hasil indikasi awal dari ketiga orang anggota polisi militer jajaran Pomdam V/Brawijaya tersebut lalu Danpomdam V/Brawijaya memerintahkan Saksi-2 agar menyerahkan penanganan lebih lanjut kepada Kasi Idik Pomdam V/Brw (Mayor Cpm Widodo) dan selanjutnya Saksi-1 dan Saksi-2 diperintahkan oleh Danpomdam V/Brw untuk mencocokkan kebenaran dari hasil pengamatan terhadap alat test drugs of abuse test cup atas urine tersebut kepada pihak BNN selaku pihak yang mengeluarkan alat test drugs of abusr test cup, kemudian Saksi-1 dengan Saksi-2 sekitar pukul 11.00 Wib langsung berangkat menuju ke kantor Badan Narkotika Propinsi Jatim yang ada di Jalan Ngagel Madya 5 Surabaya dan menghadap ke Kepala Bidang Rehabilitasi (dr. Purwanto) guna mendapat penjelasan secara lebih akurat dari hasil tes awal dari alat test drugs of abuse test cup tersebut. 14. Bahwa benar setelah Saksi-1 dan Saksi-2 menghadap ke kantor BNN Jatim dan bertemu dengan dr. Purwanto lalu mendapat penjelasan lebih rinci dari hasil tes awal dari masing-masing dari indikator yang ada di alat tersebut dan dari hasil pencocokan tersebut ternyata Lettu Cpm Eko Karnawan hasilnya tetap negatif (tidak mengandung zat kimia narkotika), sedangkan pemeriksaan untuk Pelda Heru Hadi Susetyo hasilnya positif (mengandung zat kimia yang identik dengan Narkotika) begitu juga untuk Terdakwa hasilnya juga positif (mengandung zat kimia yang identik dengan Narkotika) dan setelah mendapat penjelasan dari dr. Purwanto (kepala bidang Rehabilitasi) kemudian Saksi-1 dan Saksi-2 kembali lagi ke kantor Pomdam V/Brwijaya untuk melaporkan hasilnya kepada Danpomdam V/Brawijaya. 15. Bahwa benar setelah Saksi-1 dan Saksi-2 melaporkan hasilnya kepada Danpomdam V/Brawijaya atas hasil tes drugs of abuse test cup dari ketiga anggota tersebut kemudian atas perintah Danpomdam V/Brw, Saksi-1 diperintahkan untuk untuk membuat Laporan Polisi (LP) kepada Kasi Idik Pomdam V/Brw untuk ditindak lanjuti secara hukum. 16. Bahwa benar setelah Terdakwa dilaporkan lalu pihak penyidik Pomdam V/Brawijaya bergerak cepat dengan langsung menindaklanjuti terhadap urine dan darah atas nama Terdakwa dan Pelda Heru Hadi Susetyo kepada Labfor Cabang Surabaya tertanggal 12 Pebruari 2016 dengan mengirimkan surat permintaan pemeriksaan kepada pihak Labfor Polri Cabang Surabaya sebagai lembaga resmi yang ditunjuk untuk melakukan pemeriksaan barang bukti narkotika sesuai surat permintaan Nomor : B/193/III/2016, dan atas surat dari Pomdam V/Brawijaya tersebut Subdid Narkoba Labfor Cabang Surabaya langsung mereqister dengan nomor Lab. 1358/NNF/2016 dan pada tanggal 15 Pebruari 2016 lalu Imam Mukti S.Si, Apt., M.Si. (Saksi-3) dan Luluk Muljani (Saksi-4) langsung melakukan pemeriksaan terhadap sample urine dan darah atas nama Terdakwa dan Pelda Heru Hadi Susetyo. 17. Bahwa benar selanjutnya sample urine dan darah atas nama Terdakwa dan Pelda heru Hadi Susetyo yang teregister Nomor Lab. 1358/NNF/2016 tersebut lalu oleh pihak Labfor Polri Cabang Surabaya sesuai Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Krimialistik diberi nomor bukti terdiri dari : a. Nomor bukti 1818/2016/NNF berupa 1 (satu) pot plastic berisikan sample urine ± 45 ml dan 1 (satu) botol plastic berisikan urine ± 50 ml a.n. Pelda Heru Hadi Susetyo. b. Nomor bukti 1819/2016/NNF berupa 1 (satu) tabung reaksi dan 1 (satu) spuit berisikan ± 6 ml a.n. Pelda Heru Hadi Susetyo. c Nomor bukti 1820/2016/NNF berupa 1 (satu) pot plastic berisikan sample urine ± 30 ml dan 1 (satu) botol plastic berisikan urine ± 50 ml a.n. Serka Rudi Hartono. d. Nomor bukti 1821/2016/NNF berupa 1 (satu) tabung reaksi dan 1 (satu) spuit berisikan ± 6 ml a.n. Serka Rudi Hartono.
22
18. Bahwa benar proses pemeriksaan terhadap urine Terdakwa dan Pelda Heru Hadi Susetyo tersebut dilakukan dengan menggunakan alat instrument GC-MS (Gas Chromografi Mass Spketra) merk Agilent 7890A-MSD 5975C dimana proses awalnya dengan melakukan ekstraksi cair cair yaitu menggunakan cairan pelamt organik untuk menarik senyawa narkotika yang terdapat di dalam urine selanjutnya dilakukan dengan pemeriksaan dengan alat instrument GC-MS. 19. Bahwa benar hasil pemeriksaan dari pihak Labfor Polri Cabang Surabaya sesuai barang bukti yang diajukan yaitu Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Krimialistik No. LAB. : 1358/NNF/2016 tanggal 16 Pebruari 2016 dengan segel lengkap beserta lebelnya dengan Nomor : 1818/2016/NNF a.n. Pelda Heru Hadi Susetyo dan 1820/2016/NNF a.n. Serka Rudi Hartono didapatkan kandungan positif Narkotika dengan bahan aktif Metamfetamina yang terdaftar dalam golongan I (satu) Nomor urut 61 Lampiran I Undang-undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika. 20. Bahwa benar Terdakwa sebagai anggota TNI tidak punya hak atau ijin dari aparat yang berwenang untuk membawa, memiliki, menyimpan apalagi sampai mengkomsumsi narkotika jenis shabu-shabu secara bebas, sehingga apabila hal tersebut dilakukan maka perbuatan Terdakwa sudah melawan hukum/bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku. Menimbang, bahwa sebelumnya terlebih dahulu Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan Oditur Militer dalam Tuntutannya dengan mengemukakan pendapat bahwa mengenai terbukti atau tidaknya Terdakwa bersalah dalam perkara ini sebagaimana dalam Surat Dakwaan Oditur Militer yang telah dituangkan dalam Tuntutan Hukumannya, termasuk mengenai berat ringannya pidana yang akan dijatuhkan kepada diri Terdakwa, Majelis Hakim akan mempertimbangkan serta membuktikan sendiri menurut hukum berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan. Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim perlu menanggapi Nota Pembelaan (Pledooi) Penasehat Hukum Terdakwa sebagai berikut : 1. Terhadap bagian pertama Nota Pembelaan Penasehat Hukum Terdakwa yang menguraikan kembali pokok-pokok keterangan yang telah disampaikan para Saksi, pokok-pokok keterangan Terdakwa maupun mengenai barang bukti yang diajukan Oditur Militer dalam perkara Terdakwa dipersidangan dan selanjutnya Penasehat Hukum berpendapat bahwa dari keterangan Saksi-3 dan Saksi-4 dipersidangan maka tidak bisa dikenakan kepada Terdakwa sebagaimana dalam Surat Dakwaan yang sudah dituangkan Oditur Militer dalam Tuntutan Hukumannya, sehubungan dengan nota pembelaan tersebut maka Majelis Hakim tidak perlu untuk menanggapinya secara khusus karena dalam mengemukan mengenai fakta-fakta yang terungkap dipersidangan secara keseluruhannya akan dikemukakan sendiri oleh Majelis Hakim dan bukanlah fakta yang terurai dalam Tuntutan maupun dari Nota Pembelaan dari Penasehat Hukum, sehingga bagian pertama dari nota pembelaan Penasehat Hukum ini haruslah dikesampingkan dan tidak dapat diterima. 2. Terhadap pembuktian pasal/analisa yuridis Penasehat Hukum Terdakwa yang intinya tidak sependapat dengan Oditur Militer yang tidak menjadikan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan sebagaimana dalam pertimbangan dalam tuntutannya, Majelis Hakim memberikan pendapatnya sebagai berikut : a. Bahwa terkait prosedur atau tahapan pemeriksaan sample urine Terdakwa pada pemeriksaan Labfor Polri Cabang Surabaya dalam penerimaan pemeriksaan sample urine dan darah dari penyidik telah sesuai dengan prosedur dimana pada tanggal 12 Pebruari 2016 Penyidik Pomdam V/Brawijaya dengan surat permintaannya Nomor : B/193/III/2016 telah mengajukan pemeriksaan
23 sample urine dan darah dan surat tersebut diterima oleh Subdid Narkoba Labfor Polri Cabang Surabaya, kemudian sample urine dan darah Terdakwa diregister dengan Nomor Lab. 1358/NNF/2016 dan diberi nomor bukti terdiri dari : 1) Nomor bukti 1818/2016/NNF berupa 1 (satu) pot plastic berisikan ± 45 ml dan 1 (satu) botol plastic berisikan urine ± 50 ml a.n. Pelda Heru Hadi Susetyo. 2) Nomor bukti 1819/2016/NNF berupa 1 (satu) tabung reaksi dan 1 (satu) spuit berisikan ± 6 ml a.n. Pelda Heru Hadi Susetyo. 3) Nomor bukti 1820/2016/NNF berupa 1 (satu) pot plastic berisikan ± 30 ml dan 1 (satu) botol plastic berisikan urine ± 50 ml a.n. Serka Rudi Hartono. 4) Nomor bukti 1821/2016/NNF berupa 1 (satu) tabung reaksi dan 1 (satu) spuit berisikan ± 6 ml a.n. Serka Rudi Hartono. b. Selanjutnya pada tanggal 15 Pebruari 2016 dilaksanakan pemeriksaan oleh Saksi-3 (Kompol Imam Mukti) dan Saksi-4 (Luluk Muljani) dan pada tanggal 16 Pebruari 2016 dikeluarkan hasil pemeriksaan dengan didapati hasilnya untuk urine Pelda Heru Hadi Susetyo dan Serka Rudi Hartono terdapat positif kandungan Narkotika dengan bahan aktif Metamfetamina yang terdaftar dalam golongan I (satu) Nomor urut 61 Lampiran I Undang-undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika dan hasil pemeriksaan tersebut lalu dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Krimialistik No. LAB. : 1358/NNF/2016 tanggal 16 Pebruari 2016 dengan segel lengkap beserta lebelnya dengan Nomor : 1818/2016/NNF a.n. Pelda Heru Hadi Susetyo dan 1820/2016/NNF a.n. Serka Rudi Hartono. c. Sedangkan terhadap pemeriksaan dari darah Terdakwa dan Pelda Heru Hadi Susetyo dinyatakan Negatif tidak mengandung Narkotika dan Psikotropika sebagaimana juga tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Krimialistik No. LAB. : 1358/NNF/2016 tanggal 16 Pebruari 2016 dengan segel lengkap beserta lebelnya dengan Nomor : 1819/2016/NNF a.n. Pelda Heru Hadi Susetyo dan 1821/2016/NNF a.n. Serka Rudi Hartono. Dengan demikian pasal/analisa yuridis Penasehat Hukum Terdakwa ini haruslah dikesampingkan dan tidak dapat diterima. 3. Terhadap Pembelaan dari Penasehat Hukum Terdakwa yang pada intinya Penasehat Hukum tidak sependapat dengan pembuktian unsur-unsur yang dituangkan Oditur Militer dalam menuntut Terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana yang terkandung dalam Surat Dakwaan Oditur Militer, bahwa atas pendapat Penasehat Hukum dalam Nota Pembelaan tersebut Majelis Hakim juga akan mempertimbangkan dan akan mengemukakan sendiri pendapatnya lebih lanjut berdasarkan fakta-fakta hukum yang telah terungkap dipersidangan baik itu dari keterangan para Saksi, keterangan Terdakwa maupun dari barang bukti yang diajukan termasuk dari fakta perbuatan Terdakwa itu sendiri, sehingga untuk itu bagian dari pembelaan Penasehat Hukum ini juga haruslah tidak dapat diterima oleh Majelis Hakim. 4. Terhadap bagian akhir Nota Pembelaan Penasehat Hukum yang menyampaikan hal-hal berkenaan dengan hal-hal meringankan pada diri Terdakwa serta menyangkut hal diri pribadi Terdakwa dimana pada akhirnya Penasehat Hukum menyampaikan permohonannya atas kesimpulan dari Nota Pembelaannya, Majelis Hakim juga tidak perlu menanggapinya secara khusus melainkan juga akan dipertimbangkan sekaligus bersamaan dengan penjatuhan hukuman dalam perkara Terdakwa sebagaimana dalam putusan ini lebih lanjut.
24 Menimbang, bahwa terhadap Replik Oditur Militer yang disampaikan secara tertulis yang pada intinya tidak sependapat dengan Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa dan telah diberikan pertimbangan oleh Majelis Hakim sebagaimana dalam pertimbangannya menanggapi Pembelaan Penasihat Hukum Terdakwa, oleh karenanya Majelis Hakim tidak perlu menanggapinya lagi dan terhadap Duplik Penasehat Hukum yang disampaikan secara lisan dipersidangan yang pada pokoknya masih tetap pada Pembelaannya semula, maka untuk itu Majelis Hakim merasa tidak perlu untuk memberikan pendapatnya secara khusus sebab sudah diberikan pertimbangan sebelumnya. Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah dari rangkaian perbuatan yang dilakukan Terdakwa sebagaimana yang telah terungkap di persidangan kepada Terdakwa apakah dapat dipersalahkan atau tidak melakukan tindak pidana sebagaimana dalam Surat Dakwaan Oditur Militer, maka untuk itu Majelis Hakim akan mempertimbangkannya berdasarkan fakta-fakta yang telah terungkap di persidangan. Menimbang, bahwa untuk dapat menentukan apakah Terdakwa bersalah melakukan tindak pidana ini, maka dari rangkaian perbuatan yang dilakukan Terdakwa tersebut haruslah telah cukup memenuhi unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer kepada diri Terdakwa. Menimbang, bahwa Dakwaan dari Oditur Militer tersebut di atas disusun secara Dakwaan Tunggal Pasal 127 ayat (1) huruf a UU No. 35 Tahun 2009 yaitu : “ Setiap penyalah guna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri “, sehingga dengan demikian terdiri dari unsur-unsur tindak pidana sebagai berikut : Unsur kesatu : Unsur kedua :
Setiap penyalah guna; Narkotika Golongan I bagi diri sendiri.
Menimbang, bahwa mengenai unsur-unsur tindak pidana dalam Dakwaan tersebut diatas, Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Unsur ke satu : “ Setiap penyalah guna ”. Yang dimaksud dengan “ Penyalah Guna ” sesuai ketentuan Pasal 1 butir 15 UU No. 35 Tahun 2009 adalah setiap orang yang menggunakan Narkotika tanpa hak atau melawan hukum. Adapun subyek hukum setiap orang tersebut adalah meliputi semua orang sebagai warga negara Indonesia, termasuk yang berstatus sebagai prajurit TNI yang yang tunduk dan dapat dipertanggung jawabkan sebagai subyek hukum pidana di Indonesia serta mampu bertanggung jawab artinya dapat dipertanggung jawabkan atas perbuatannya secara hukum. Yang dimaksud “ Narkotika ” adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam Undang-undang ini. Sedangkan yang dimaksud dengan „‟ tanpa hak‟‟ adalah tindakan atau perbuatan si pelaku/Terdakwa adalah disengaja dan bersifat melawan hukum, pelaku tidak mempunyai ijin yang sah dari pejabat berwenang yang mengeluarkan ijin sebagaimana diatur dalam undang-undang ini.
25 Bahwa berdasarkan fakta-fakta hukum yang terungkap dipersidangan dari keterangan para saksi dibawah sumpah, keterangan Terdakwa dan alat bukti lainnya telah diperoleh fakta hukum sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa adalah seorang prajurit militer TNI AD yang bertugas di Denpom V/3 Malang sampai saat terjadinya perkara ini dengan pangkat Serka NRP 3910663211272. 2. Bahwa benar Terdakwa sampai sekarang masih tetap aktif sebagai anggota TNI dan belum pernah diberhentikan dari dinas TNI. 3. Bahwa benar dalam persidangan Terdakwa dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Majelis Hakim maupun Oditur Militer dengan jawaban yang lancar dalam bahasa Indonesia yang mudah dimengerti dan dalam persidangan tidak ditemukan fakta-fakta yang menunjukkan Terdakwa terganggu jiwanya ataupun terganggu karena penyakit. 4. Bahwa benar kemudian pada tanggal 25 Januari 2016 sekira pukul 23.00 Wib teman Terdakwa yang bernama Sdr. Anwar datang kerumah Terdakwa dengan mengunakan Mobil Toyota Avanza warna hitam dan tidak lama kemudian Terdakwa bersama dengan Sdr. Anwar pergi keluar untuk mencari makan dan setelah selesai mencari makan lalu pulang kembali ke rumah Terdakwa dan Sdr. Anwar memarkirkan mobilnya disebelah rumah Terdakwa yang beralamat di Dusun Karang Sambi Rt 1 Rw 03 Kel. Kareng Lor Kec. Kedopok, Kab. Probolinggo. 5. Bahwa benar setelah Terdakwa turun dari mobil lalu mengajak Sdr. Anwar agar masuk kembali ke dalam rumah Terdakwa, namun Sdr. Anwar menolaknya dengan mengatakan “ngak usah Nom", kemudian Sdr. Anwar menghidupkan lampu dalam mobilnya, kemudian Terdakwa turun dari mobil Sdr. Anwar dengan mengatakan "saya akan kencing dulu Nom" kemudian Terdakwa turun untuk buang air kecil (kencing) dan tidak kemudian Terdakwa kembali Iagi menuju ke mobil Sdr. Anwar dan saat itu Terdakwa melihat Sdr. Anwar sedang menyedot botol dari minuman larutan cap kaki tiga dengan menggunakan pipet dan setelah menyedot Sdr. Anwar langsung menyodorkan botol minuman larutan cap kaki tiga tersebut kepada Terdakwa dengan mengatakan “ini jamu nom, kamu coba“ dan tanpa berpikir panjang Terdakwa langsung mencoba dan menyedotnya sebanyak 2 (dua) kali dan oleh karena rasanya pahit Terdakwa langsung menanyakan kepada Sdr. Anwar “ini jamu apa, kok rasanya pahit “ kemudian Sdr. Anwar menjawab “ini, sabu bukan jamu“. 6. Bahwa benar setelah mendengar jawaban dari Sdr. Anwar tersebut Terdakwa langsung terkejut dan mengatakan kepada Sdr. Anwar “wah ini bahaya gak boleh dikonsumsi“ dan selanjutnya Terdakwa tidak menyedot botol minuman itu lagi, sedangkan Sdr. Anwar masih tetap menghisapnya sebanyak 2 (dua) sampai 3 (tiga ) kali kemudian setelah selesai menghisap Sdr. Anwar langsung melepas tutup botol tersebut selanjutnya sisa airnya dibuang dan botolnya dimasukkan lagi ke dalam tas milik Sdr. Anwar lalu sekitar pukul 24.00 Wib Sdr. Anwar pamit pulang kepada Terdakwa. 7. Bahwa benar kemudian pada hari Jumat tanggal 12 Pebruari 2016 sekira pukul 08.00 Wib Mayor Cpm Sukadi (Saksi-2) selaku Kasihartib diperintahkan oleh Danpomdam V/Brw untuk melakukan tes urine terhadap beberapa orang anggota polisi militer jajaran Pomdam V/Brawijaya yang disinyalir oleh Danpomdam telah terlibat dalam penyalahgunaan narkotika di Mako Pomdam V/Brawijaya antara lain atas nama Lettu Cpm Eko Karnawan, Pelda Heru Hadi Susetyo dan Serka Rudi Hartono (Terdakwa) dengan menggunakan alat tes drugs of abuse test cup.
26
8. Bahwa benar kemudian pada hari Jumat tanggal 12 Pebruari 2016 sekira pukul 08.00 Wib diruangan Kasihartib sudah tiba para anggota polisi militer yang akan dilaksanakan tes urine yaitu Lettu Cpm Eko Karnawan, Pelda Heru Hadi S dan Terdakwa dalam posisi sedang duduk diruang tamu Kasihartib dan dihadapan mereka ada pula Wadan Pomdam V/Brawijaya ((Letkol Cpm Adrey Satwika Yogaswara, S.Sos) dan Kasihartib sedang duduk di kursi kerjanya, kemudian Saksi-2 memerintahkan Lettu Cpm Suwanto (Saksi-1) selaku pejabat Patiplin Sihartib Pomdam V/Brw untuk melaksanakan pengambilan/pengetesan urine terhadap para anggota tersebut. 9. Bahwa benar kemudian Saksi-1 menghadap kepada Saksi-2 selalu Kasihartib lalu Saksi-2 menunjukkan alat tes drugs of abuse test cup (alat tes urine) sebanyak 3 (tiga) buah dan selanjutnya Saksi-1 diperintahkan untuk membuat dan menempelkan lable nama masing-masing dari ketiga anggota polisi militer jajaran Pomdam V/Brawijaya yang akan dilakukan tes urine ke alat tes drugs of abuse test cup pada bagian tutupnya, selanjutnya Saksi-2 memerintahkan Saksi-1 untuk mengawal/melihat saat pengambilan sample urine Terdakwa diruangan toilet Kasihartib. 10. Bahwa benar pada saat pengambilan sample urine Terdakwa diruangan toilet Kasihartib, Saksi-1 secara langsung mengawal/melihat sendiri dan kemudian sample urine Terdakwa yang sudah diambil tersebut langsung ditampung/dimasukan kedalam alat tes drugs of abuse test cup selanjutnya alat tersebut oleh Terdakwa diserahkan kepada Saksi-1, begitu juga pelaksanaan proses test yang dilakukan terhadap Lettu Cpm Eko Karnawan dan Pelda Heru Hadi Susetyo, kemudian setelah alat test drugs of abuse test cup tersebut terisi dengan sample dari masing-masing urine para anggota tersebut kemudian alat tersebut oleh Saksi-1 ditutup lalu di letakkan di atas meja kerja Kasihartib dengan beralaskan kertas HVS warna putih. 11. Bahwa benar setelah 3 (tiga) orang anggota polisi militer jajaran Pomdam V/Brawijaya tersebut (Lettu Cpm Eko Karnawan, Pelda Heru Hadi Susetyo dan Terdakwa) selesai diambil urinenya lalu ketiganya duduk di kursi sofa ruang tamu Kasihartib, kemudian Saksi-1, Saksi-2 dan Wadan Pomdam V/Brawijaya melihat dan mengamati proses cara kerja (identifikasi) dari alat tes drugs of abuse test cup tersebut, dan yang pertama terlihat adalah hasil test dari sample urine milik Lettu Cpm Eko Karnawan kemudian setelah dicocokkan dengan indicator yang ada di dalam alat tes urine tersebut ternyata hasilnya negatif, kemudian untuk hasil tes awal dari urine Terdakwa setelah dicocokkan dengan tanda indicator yang ada ternyata hasilnya positif begitu juga untuk hasil tes awal dari Pelda Heru Hadi Susetyo juga terindikasi hasilnya positif. 12. Bahwa benar setelah mengetahui hasil indikasi awal dari ketiga orang anggota polisi militer jajaran Pomdam V/Brawijaya tersebut lalu Danpomdam V/Brawijaya memerintahkan Saksi-2 agar menyerahkan penanganan lebih lanjut kepada Kasi Idik Pomdam V/Brw (Mayor Cpm Widodo) dan selanjutnya Saksi-1 dan Saksi-2 diperintahkan oleh Danpomdam V/Brw untuk mencocokkan kebenaran dari hasil pengamatan terhadap alat test drugs of abuse test cup atas urine tersebut kepada pihak BNN selaku pihak yang mengeluarkan alat test drugs of abusr test cup, kemudian Saksi-1 dengan Saksi-2 sekitar pukul 11.00 Wib langsung berangkat menuju ke kantor Badan Narkotika Propinsi Jatim yang ada di Jalan Ngagel Madya 5 Surabaya dan menghadap ke Kepala Bidang Rehabilitasi (dr. Purwanto) guna mendapat penjelasan secara lebih akurat dari hasil tes awal dari alat test drugs of abuse test cup tersebut.
27
13. Bahwa benar setelah Saksi-1 dan Saksi-2 menghadap ke kantor BNN Jatim dan bertemu dengan dr. Purwanto lalu mendapat penjelasan lebih rinci dari hasil tes awal dari masing-masing dari indikator yang ada di alat tersebut dan dari hasil pencocokan tersebut ternyata Lettu Cpm Eko Karnawan hasilnya tetap negatif (tidak mengandung zat kimia narkotika), sedangkan pemeriksaan untuk Pelda Heru Hadi Susetyo hasilnya positif (mengandung zat kimia yang identik dengan Narkotika) begitu juga untuk Terdakwa hasilnya juga positif (mengandung zat kimia yang identik dengan Narkotika) dan setelah mendapat penjelasan dari dr. Purwanto (kepala bidang Rehabilitasi) kemudian Saksi-1 dan Saksi-2 kembali lagi ke kantor Pomdam V/Brwijaya untuk melaporkan hasilnya kepada Danpomdam V/Brawijaya. 14. Bahwa benar setelah Saksi-1 dan Saksi-2 melaporkan hasilnya kepada Danpomdam V/Brawijaya atas hasil tes drugs of abuse test cup dari ketiga anggota tersebut kemudian atas perintah Danpomdam V/Brw, Saksi-1 diperintahkan untuk untuk membuat Laporan Polisi (LP) kepada Kasi Idik Pomdam V/Brw untuk ditindak lanjuti secara hukum. 15. Bahwa benar setelah Terdakwa dilaporkan lalu pihak penyidik Pomdam V/Brawijaya bergerak cepat dengan langsung menindaklanjuti terhadap urine dan darah atas nama Terdakwa dan Pelda Heru Hadi Susetyo kepada Labfor Cabang Surabaya tertanggal 12 Pebruari 2016 dengan mengirimkan surat permintaan pemeriksaan kepada pihak Labfor Polri Cabang Surabaya sebagai lembaga resmi yang ditunjuk untuk melakukan pemeriksaan barang bukti narkotika sesuai surat permintaan Nomor : B/193/III/2016, dan atas surat dari Pomdam V/Brawijaya tersebut Subdid Narkoba Labfor Cabang Surabaya langsung mereqister dengan nomor Lab. 1358/NNF/2016 dan pada tanggal 15 Pebruari 2016 lalu Imam Mukti S.Si, Apt., M.Si. (Saksi-3) dan Luluk Muljani (Saksi-4) langsung melakukan pemeriksaan terhadap sample urine dan darah atas nama Terdakwa dan Pelda Heru Hadi Susetyo. 16. Bahwa benar selanjutnya sample urine dan darah atas nama Terdakwa dan Pelda heru Hadi Susetyo yang teregister Nomor Lab. 1358/NNF/2016 tersebut lalu oleh pihak Labfor Polri Cabang Surabaya sesuai Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Krimialistik diberi nomor bukti terdiri dari : a. Nomor bukti 1818/2016/NNF berupa 1 (satu) pot plastic berisikan sample urine ± 45 ml dan 1 (satu) botol plastic berisikan urine ± 50 ml a.n. Pelda Heru Hadi Susetyo. b. Nomor bukti 1819/2016/NNF berupa 1 (satu) tabung reaksi dan 1 (satu) spuit berisikan ± 6 ml a.n. Pelda Heru Hadi Susetyo. c Nomor bukti 1820/2016/NNF berupa 1 (satu) pot plastic berisikan sample urine ± 30 ml dan 1 (satu) botol plastic berisikan urine ± 50 ml a.n. Serka Rudi Hartono. d. Nomor bukti 1821/2016/NNF berupa 1 (satu) tabung reaksi dan 1 (satu) spuit berisikan ± 6 ml a.n. Serka Rudi Hartono. 17. Bahwa benar proses pemeriksaan terhadap urine Terdakwa dan Pelda Heru Hadi Susetyo tersebut dilakukan dengan menggunakan alat instrument GCMS (Gas Chromografi Mass Spketra) merk Agilent 7890A-MSD 5975C dimana proses awalnya dengan melakukan ekstraksi cair cair yaitu menggunakan cairan pelamt organik untuk menarik senyawa narkotika yang terdapat di dalam urine selanjutnya dilakukan dengan pemeriksaan dengan alat instrument GC-MS.
28 18. Bahwa benar Terdakwa menyedarinya kalau perbuatan Terdakwa yang menggunakan narkotika jenis sabu-sabu adalah merupakan perbuatan yang dilarangnya akan tetapi Terdakwa tetap menggunakannya dan Terdakwa juga mengetahui akibat dari pada menggunakan Narkotika tersebut yaitu dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan bagi si pemakainya. 19. Bahwa benar ternyata sejak semula Terdakwa tidak mempunyai izin dari pihak yang berwenang untuk mengkonsumsi narkotika, oleh karena Terdakwa tidak mempunyai izin dari pihak yang berwenang untuk mengkonsumsi narkotika, maka secara hukum Terdakwa tidak berhak dan tidak berwenang untuk menggunakan narkotika. 20. Bahwa benar walaupun sejak semula Terdakwa telah mengetahui bahwa Terdakwa tidak berhak dan tidak berwenang untuk mengkosumsi narkotika, namun dalam kenyataannya pada tanggal 25 Januari 2016 sekira pukul 24.00 Wib Terdakwa tetap mengkonsumsi shabu bersama dengan Sdr. Anwar di dalam mobil Toyota Avanza yang diparkir disebelah rumah Terdakwa di Rt 3 Rw 1 Kel. Karang Lor Kec. Kedupak Kab. Probolinggo. Oleh karenanya perbuatan Terdakwa tersebut di atas merupakan lingkup perbuatan tanpa hak dan melawan hukum. Dengan demikian dari uraian fakta tersebut maka Majelis Hakim berpendapat bahwa Terdakwa dapat bertanggung jawab secara pidana atas perbuatan yang dilakukannya dan mengingat Terdakwa adalah seorang prajurit yang masih aktif maka masuk dalam yustisiabel Peradilan Militer, dengan demikian unsur ke satu “ Setiap Penyalah Guna “ telah terpenuhi. Unsur kedua : “ Narkotika Golongan I bagi diri sendiri “. Bahwa yang dimaksud dengan “Narkotika Golongan I ” adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Sedangkan yang dimaksud dengan “ bagi diri sendiri “ artinya diri si pelaku sendiri dan bukan diri orang lain. Bahwa yang dimaksud dengan bagi diri sendiri dalam unsur merupakan lanjutan atau rangkaian dari unsur sebelumnya yaitu setiap penyalahgunaan narkotika golongan I tersebut diperuntukan bagi dirinya sendiri dan tidak untuk diperjualbelikan. Bahwa penggunaan Narkotika bagi diri tersebut dilakukan pelaku/Terdakwa tanpa pengawasan dokter. Bahwa berdasarkan keterangan para saksi dibawah sumpah, keterangan Terdakwa serta alat-alat bukti lainnya berupa surat-surat dan petunjuk-petunjuk dipersidangan terungkap fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar pada tanggal 25 Januari 2016 sekira pukul 24.00 Wib Terdakwa telah mengkonsumsi shabu bersama dengan Sdr. Anwar di dalam mobil Toyota Avanza yang diparkir disebelah rumah Terdakwa di Rt 3 Rw 1 Kel. Karang Lor Kec. Kedupak Kab. Probolinggo. 2. Bahwa benar pada hari Jumat tanggal 12 Pebruari 2016 sekira pukul 08.00 Wib diruangan Kasihartib Terdakwa, Lettu Cpm Eko Karnawan dan Pelda Heru Hadi S dilaksanakan pemeriksaan urine dengan menggunakan alat tes drugs of abuse test cup dengan identifikasi diperoleh hasil pada indicator
29 hasilnya untuk Lettu Cpm Eko Karnawan negatif sedangkan Terdakwa dan Pelda Heru Hadi S positif, kemudian hasil ketiga orang tersebut tersebut dibawa ke BNN untuk dicocokan kebenarannya dan hasil dari BNN pun juga sama yaitu untuk Lettu Cpm Eko Karnawan negatif sedangkan Terdakwa dan Pelda Heru Hadi S positif. 3. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa dan Pelda Heru Hadi S di laporkan ke Kasi idik Pomdam V/Brw untuk tindak lanjut, kemudian dari Penyidik Pomdam V/Brawijaya pada tanggal 12 Pebruari 2016 dengan surat permohonannya Nomor : B/193/III/2016 telah mengajukan pemeriksaan terhadap sample urine dan darah Terdakwa dengan Pelda Heru Hadi S ke Labfor Cabang Surabaya dan surat tersebut kemudian diterima oleh Subdid Narkoba Labfor Cabang Surabaya dan di register dengan Nomor Lab. 1358/NNF/2016. 4. Bahwa benar sesuai barang bukti Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Krimialistik No. LAB. : 1358/NNF/2016 tanggal 16 Pebruari 2016 dengan segel lengkap beserta lebelnya dengan Nomor : 1818/2016/NNF a.n. Pelda Heru Hadi Susetyo dan 1820/2016/NNF a.n. Serka Rudi Hartono didapatkan positif kandungan Narkotika dengan bahan aktif Metamfetamina. 5. Bahwa benar barang terlarang sabu-sabu yang dipakai/dihisap oleh Terdakwa adalah mengandung Metamfetamina yang termasuk dalam jenis Narkotika Golongan I sebagaimana tercantum dalam Daftar Narkotika Golongan I Nomor Urut. 61 Lampiran UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 6. Bahwa benar dari rangkaian perbuatan Terdakwa yang menghisap sabusabu tersebut dapat mengakibatkan efek ketergantungan bagi si pemakainya karena Narkotika Gol I hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi ataupun dipakai secara bebas oleh Terdakwa. 7. Bahwa benar apa yang dilakukan oleh Terdakwa pada saat Terdakwa berada di dalam mobil Toyota Avanza bersama dengan Sdr. Anwar adalah mengkonsumsi shabu. 8. Bahwa benar oleh karena yang dilakukan oleh Terdakwa pada saat berada di dalam mobil Toyota Avanza bersama dengan Sdr. Anwar adalah mengkonsumsi shabu dan tidak diedarkan untuk orang lain atau diperjualbelikan kepada orang lain, maka kesemuanya ini dipandang sebagai perbuatan Terdakwa menggunakan narkotika jenis shabu untuk diri Terdakwa sendiri. Dengan demikian dari rangkaian perbuatan Terdakwa tersebut diatas, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur kedua “Narkotika Golongan I bagi diri sendiri” telah terpenuhi. Menimbang bahwa oleh karena unsur-unsur yang terdapat dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a UU No. 35 tahun 2009 terbukti secara sah dan meyakinkan, maka keberatan Penasihat Hukum terhadap keterbuktian unsur-unsur haruslah di tolak. Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas yang merupakan fakta-fakta yang ditemukan didalam persidangan, Majelis Hakim berpendapat bahwa terdapat cukup bukti yang sah dan meyakinkan bahwa Terdakwa bersalah melakukan tindak pidana : “Setiap penyalah guna narkotika golongan I bagi diri sendiri ”, sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a UU No. 35 tahun 2009.
30 Menimbang, bahwa oleh karena pada diri Terdakwa tidak terdapat alasan pemaaf ataupun alasan pembenar yang dapat menghapus sifat melawan hukum dalam melakukan perbuatannya, maka terhadap Terdakwa tidak dapat dilepaskan dari tuntutan hukum sehingga harus diberikan ganjaran hukuman yang setimpal dengan perbuatannya. Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa telah dinyatakan bersalah, maka Terdakwa harus dijatuhi pidana. Menimbang, bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis Hakim ingin menilai sifat hakekat dan akibat dari sifat dan perbuatan Terdakwa serta hal-hal lain yang mempengaruhi sebagai berikut : 1. Bahwa sifat dari perbuatan Terdakwa yang telah menyalahgunakan narkotika jenis shabu adalah kesengajaan ingin mencari kesenangan dan kepuasan diri semata serta Terdakwa tidak mampu mengendalikan diri dari pengaruh negatif pergaulan. Bahwa pada hakekatnya perbuatan Terdakwa merupakan pencerminan dari sikap dan perilaku Terdakwa yang hanya mementingkan dirinya sendiri untuk memperoleh kesenangan pribadi tanpa mempertimbangkan akibat lebih jauh dari tindakannya dan juga Terdakwa yang tidak menghiraukan lagi aturan hukum yang berlaku yang melarang penyalahgunaan narkotika padahal Terdakwa mengetahui akan adanya efek yang merusak mental dan kejiwaan pemakainya, seharusnya Terdakwa selaku prajurit TNI yang berdinas di Denpom V/3 Malang ikut membantu aparat penegak hukum dalam memberantas penyalahgunaan narkotika. 2.
3. Bahwa akibat dari perbuatan Terdakwa tersebut dapat merusak mental, kejiwaan, dan daya juang Terdakwa selaku prajurit TNI dan perbuatan Terdakwa juga dapat juga berpengaruh negatif terhadap pembinaan disiplin dan moral prajurit lain di kesatuannya, dan juga perbuatan Terdakwa tersebut dapat merugikan diri Terdakwa karena narkotika dapat merusak kesehatan Terdakwa dan perbuatan Terdakwa jelas-jelas tidak mendukung program pemerintah yang sedang giat-giatnya memberantas penyalahgunaan Narkotika serta Terdakwa tidak mengindahkan lagi perintah pimpinan TNI agar tidak ada lagi anggota TNI yang terlibat dengan masalah Narkotika, sehingga perbuatan Terdakwa telah mengakibatkan citra TNI khususnya TNI AD terlebih lagi kesatuan Terdakwa Denpom V/3 Malang menjadi tercemar. 4. Bahwa hal-hal yang mempengaruhi Terdakwa melakukan perbuatan tersebut adalah adanya pergaulan yang salah sehingga Terdakwa demi pertemanan dan solidaritas Terdakwa mengkonsumsi Narkotika jenis shabu. Menimbang, bahwa tujuan Majelis Hakim tidaklah semata-mata hanya memidana orang yang bersalah melakukan tindak pidana, tetapi juga mempunyai tujuan untuk mendidik agar yang bersangkutan dapat insaf dan kembali pada jalan yang benar menjadi warga Negara yang baik sesuai falsafah Pancasila, oleh karena itu sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa dalam perkara ini perlu lebih dahulu memperhatikan hal-hal yang meringankan dan memberatkan pidananya yaitu : Hal-hal yang meringankan : 1. Terdakwa sopan dan berterus terang dipersidangan sehingga memperlancar proses persidangan. 2.
Terdakwa belum pernah dihukum.
3. Terdakwa merasa bersalah dan menyesali perbuatannya serta berjanji tidak mengulangi perbuatannya.
31 Hal-hal yang memberatkan : 1.
Perbuatan Terdakwa bertentangan dengan Sumpah Prajurit ke-2.
2. Perbuatan Terdakwa dapat merusak citra TNI AD khususnya kesatuan Terdakwa dimata masyarakat. 3. Perbuatan Terdakwa bertentangan dengan program pemerintah yang sedang galak-galaknya memberantas tindak pidana Narkotika. 4. Terdakwa sebagai anggota Polisi Militer seharusnya memberikan contoh yang baik bukannya malahan ikut terlibat dalam penyalahgunaan narkotika. Menimbang, bahwa sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 194/Menkes/SK/VI/2012 tentang Penunjukan Laboratorium Pemeriksaan Narkotika dan Psikotropika bahwasannya untuk lebih meningkatkan pelayanan pengujian narkotika telah ditentukan secara limitatif bahwa laboratorium yang berwenang melakukan pengujian narkotika dan psitropika dalam rangka proses penyidikan tindak pidana narkotika dan psikotropika dimana dalam perkara Terdakwa ini adalah melalui lembaga di lingkungan kepolisian negara RI wilayah Jawa Timur, sehingga kemudian telah dilakukan uji di Laboratorium Forensik POLRI Cabang Surabaya di Jawa Timur Jl. Jend. Ahmad Yani Surabaya, maka hal ini sudah tepat dan benar sehingga dapat menjadikan salah satu alat bukti berupa surat dalam perkara Terdakwa. Menimbang, bahwa setelah melalui uji forensik di Labfor POLRI Cabang Surabaya di Jawa Timur Jl. Jend. Ahmad Yani Surabaya kemudian telah ternyata pula bahwasannya dari hasil pemeriksaan terhadap sample urine Terdakwa dinyatakan positif mengandung narkotika sebagaimana barang bukti Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Krimialistik No. LAB. : 1358/NNF/2016 tanggal 16 Pebruari 2016 dengan segel lengkap beserta lebelnya dengan Nomor : 1818/2016/NNF a.n. Pelda Heru Hadi Susetyo dan 1820/2016/NNF a.n. Serka Rudi Hartono didapatkan urine positif mengandung kandungan Narkotika dengan bahan aktif Metamfetamina yang terdaftar dalam golongan I (satu) Nomor urut 61 Lampiran I Undang-undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Menimbang, bahwa oleh karena Oditur Militer dalam tuntutannya telah berkesimpulan bahwa Terdakwa telah terbukti melakukan tindak pidana “Setiap penyalahguna Narkotika golongan I bagi diri sendiri” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, oleh karena itu Oditur Militer menuntut Terdakwa dengan Pidana Pokok Penjara selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan dikurangi seluruhnya selama Terdakwa berada dalam tahanan sementara serta juga dijatuhi Pidana Tambahan berupa pemecatan dari dinas militer, sedangkan Penasihat Hukum Terdakwa memohon agar Terdakwa diberikan hukuman yang seringan-ringannya maka Majelis akan mempertimbangkan terlebih dahulu mengenai berapa lamanya hukuman (sentencing atau staftoemeting) pidana penjara yang tepat yang kira-kira sepadan untuk dijatuhkan kepada Terdakwa sesuai tindak pidana dan kadar kesalahan yang dilakukannya, apakah permintaan Oditur Militer dan Penasihat Hukum Terdakwa tersebut telah cukup memadai ataukah dipandang terlalu berat, ataukah masih kurang sepadan dengan kesalahan Terdakwa, maka untuk menjawab pertanyaan tersebut di sini merupakan kewajiban Majelis Hakim untuk mempertimbangkan segala sesuatunya dalam memutus perkara ini. Menimbang, bahwa untuk menentukan lamanya Strafmaat pidana penjara yang dianggap sesuai, selaras dan setimpal untuk dijatuhkan terhadap diri Terdakwa sesuai dengan perbuatan dan kadar kesalahannya maka, Majelis Hakim berpendapat bahwa untuk membina prajurit tentunya tidak harus dengan hukuman yang berat namun pada asasnya tujuan penghukuman, bagi yang bersalah harus ada sanksi yang tegas, tujuan
32 penghukuman juga bukan untuk balas dendam akan tetapi supaya dapat menimbulkan efek jera dan tidak mengulangi perbuatannya, oleh karena itu sesuai hal-hal yang meringankan dan memberatkan pada diri Terdakwa dan setelah Majelis Hakim mempertimbangkan serta menilai kualitas perbuatan Terdakwa dengan dilandasi rasa keadilan, kepastian hukum serta kemanfaatan dari hukuman yang akan dijatuhkan tersebut.sehingga dinilai selaras dan setimpal untuk dijatuhkan terhadap diri Terdakwa sesuai dengan perbuatan dan kadar kesalahannya, oleh karena itu Majelis Hakim berpendapat terhadap tuntutan pidana penjara yang dimohonkan oleh Oditur Militer dipandang masih terlalu berat, sehingga untuk itu patut dan layak serta adil apabila kepada Terdakwa dijatuhkan pidana penjara yang lebih ringan dari requisitoir Oditur Militer. Menimbang, bahwa mengenai layak tidaknya Terdakwa tetap dipertahankan dalam dinas Militer, Majelis Hakim berpendapat bahwa perbuatan Terdakwa yang mengkonsumsi Narkotika Golongan I adalah perbuatan yang bertentangan dengan keharusan dan kelayakan sikap seorang prajurit TNI, karena perbuatan Terdakwa ini sudah nyata-nyata tidak mendukung upaya Pemerintah dan masyarakat Indonesia dalam pemberantasan penyalahgunaan narkotika, oleh karenanya perbuatan Terdakwa ini tidak layak dan patut terjadi apalagi dengan melihat status Terdakwa sebagai anggota TNI. Menimbang, bahwa penyalahgunaan narkotika adalah merupakan perbuatan melanggar hukum yang diancam hukuman sangat berat karena Narkotika apabila disalahgunakan tanpa ijin yang sah akan dapat merusak kesehatan masyarakat dan dapat menghancurkan kehidupan generasi muda bangsa, sehingga menjadi ancaman dan gangguan terhadap keamanan, ketertiban hidup, kondisi sosial dan budaya dan apabila dikaitkan dengan status Terdakwa sebagai anggota TNI tentunya dikhawatirkan akan mengganggu dan mengoyahkan sendi-sendi kehidupan Prajurit TNI. Menimbang, bahwa setelah memperhatikan sifat hakekat dan akibat dari perbuatan Terdakwa serta pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka Majelis Hakim berpendapat berdasarkan fakta yang melekat pada diri Terdakwa dari perbuatannya di hubungkan dengan ukuran tata kehidupan atau sistem nilai yang berlaku dilingkungan TNI, maka untuk itu guna memberikan efek jera dan efek cegah agar tidak ditiru oleh prajurit lainnya terhadap diri Terdakwa sudah tidak layak lagi untuk tetap dipertahankan sebagai prajurit TNI sehingga haruslah perlu dipisahkan dari masyarakat TNI dengan menjatuhkan pidana tambahan pemecatan dari dinas militer. Menimbang, bahwa setelah meneliti dan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa pidana sebagaimana tercantum pada diktum ini adalah adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa. Menimbang, bahwa waktu selama Terdakwa berada dalam tahanan sementara perlu dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. Menimbang, bahwa barang bukti yang di ajukan Oditur Militer dalam perkara ini berupa surat-surat : a. 4 (empat) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratoril Kriminalistik Nomor tanggal berita acara LAB.1358/NNF/2016 tanggal 16 Pebruari, bidang pemeriksaan Narkotika/psikotropika permintaan dari Pomdam V/Brawijaya tanggal surat permintaan B/193/III/2016 tanggal 12 Pebruari 2016. b. 1 (satu) lembar foto barang bukti pada waktu diterima diberi nomor : Lab 1358/NNF/2016 dan foto barnag bukti setelah dibuka pembungkusnya serta diberi nomor bukti : 1818/2016/NNF/ s/d 1821/2016/NNF. Adalah benar keseluruhan barang bukti surat-surat yang merupakan bukti petunjuk atas keterlibatan Terdakwa dalam perkara ini dimana surat-surat tersebut sudah sejak awal melekat satu kesatuan sebagai kelengkapan dalam berkas perkara Terdakwa, maka untuk itu Majelis Hakim perlu menentukan statusnya agar surat-surat tersebut tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
33
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana, maka ia harus dibebani untuk membayar biaya perkara. Menimbang, bahwa oleh karena dikhawatirkan Terdakwa akan melarikan diri atau mengulangi kembali melakukan tindak pidana dan sampai saat persidangan ini Terdakwa masih berada dalam status penahanan sementara, maka Majelis Hakim memandang terhadap diri Terdakwa perlu tetap ditahan. Mengingat, Pasal 127 ayat (1) huruf a UU No. 35 Tahun 2009 jo Pasal 26 KUHPM jo Pasal 190 ayat (3) UU No. 31 Tahun 1997 dan ketentuan peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan.
MENGADILI
1.
Menyatakan Terdakwa tersebut di atas yaitu : RUDI HARTONO, Serka NRP 3910663211272 terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana : “ Penyalahguna narkotika Gol I bagi diri sendiri “.
2.
Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan : Pidana Pokok
:
Penjara selama 1 (satu) tahun. Menetapkan selama waktu Terdakwa berada dalam penahanan sementara dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.
Pidana Tambahan
3.
:
Dipecat dari dinas militer.
Menetapkan barang bukti berupa : a. 4 (empat) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratoril Kriminalistik Nomor tanggal berita acara LAB.1358/NNF/2016 tanggal 16 Pebruari, bidang pemeriksaan Narkotika/psikotropika permintaan dari Pomdam V/Brawijaya tanggal surat permintaan B/193/III/2016 tanggal 12 Pebruari 2016. b. 1 (satu) lembar foto barang bukti pada waktu diterima diberi nomor : Lab 1358/NNF/2016 dan foto barnag bukti setelah dibuka pembungkusnya serta diberi nomor bukti : 1818/2016/NNF/ s/d 1821/2016/NNF. Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
4.
Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah).
5.
Memerintahkan Terdakwa tetap ditahan.
Demikian diputuskan pada hari ini Selasa tanggal 23 Agustus 2016 di dalam Musyawarah Majelis Hakim oleh Wahyupi, S.H., M.H. Mayor Sus NRP 524404 sebagai Hakim Ketua, serta Moch. Rachmat Jaelani, S.H. Mayor Chk NRP 522360 dan Ahmad Junaedi, S.H. Kapten Laut (KH) NRP 17425/P masing-masing sebagai Hakim Anggota I dan sebagai Hakim Anggota II yang diucapkan pada hari dan tanggal yang sama oleh
34 Hakim Ketua di dalam sidang yang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut di atas, Oditur Militer Siswoko, S.H. Mayor Chk NRP 636573, Penasehat Hukum Ruyung Ririhena, SH Serka NRP 31950482300874, dan Panitera Dani Subroto, S.H. Kapten Chk 2920087370171, serta dihadapan umum dan Terdakwa.
HAKIM KETUA
Wahyupi, SH.,MH Mayor Sus NRP 524404 HAKIM ANGGOTA - I
HAKIM ANGGOTA- II
Moch. Rachmat Jaelani, S.H. Mayor Chk NRP 522360
Ahmad Junaedi, SH Kapten Laut (KH) NRP 17425/P
PANITERA
Dani Subroto, S.H. Kapten Chk 2920087370171