PENGADILAN MILITER II-10 SEMARANG
PUTUSAN NOMOR 45-K/PM II-10/AD/VIII/2016 “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” Pengadilan Militer II-10 Semarang yang bersidang di Semarang dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum dibawah ini dalam perkara Terdakwa : Nama lengkap Pangkat, NRP Jabatan Kesatuan Tempat tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
Bambang Suntiyo. Kopka, 616307. Ta Mudi Ang Air Pok Tuud. Kodim 0719/Jepara. Demak, 25 Oktober 1966. Laki-laki. Indonesia. Islam. Desa Cirebon RT. 02 RW. 13 Kec. Banyubiru Kab. Semarang.
Terdakwa tidak ditahan. Pengadilan Militer II-10 Semarang ; Membaca, Berkas Perkara dari Denpom IV/3 Salatiga Nomor BP-16/A-16/DENPOM IV/3 /IV/2016 atas nama Terdakwa dalam perkara ini. Memperhatikan : 1. Keputusan Penyerahan perkara dari Pangdam IV/Diponegoro selaku Papera Nomor Kep/39/VI/2016 tanggal 22 Juni 2016. 2.
Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/49/VII/2016 tanggal 12 Juli 2016.
3. Penetapan dari Kadilmil II-10 Semarang tentang Penunjukan Hakim Nomor TAPKIM/44/PM II-10/AD/VIII/2016 tanggal 1 Agustus 2016 4. Penetapan Hakim Ketua tentang Hari Sidang Nomor TAPSID/44/PM II-10/AD/VIII/ 2016 tanggal 2 Agustus 2016 5. Surat Panggilan untuk menghadap sidang kepada Terdakwa dan para Saksi serta surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini. Mendengar : 1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/49/VII/2016 tanggal 12 Juli 2016, di depan persidangan yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini. 2. Hal-hal yang diterangkan oleh Terdakwa di persidangan serta keterangan para saksi dibawah sumpah. Memperhatikan : Tuntutan Pidana (Requisitoir) Oditur Militer yang diajukan kepada Majelis Hakim yang pada pokoknya Odiur Militer menyatakan bahwa Terdakwa terbukti secara sah dan
2 meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana “Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya member utang maupun menghapuskan piutang“, sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam pasal 378 KUHP, oleh karenanya Oditur Militer mohon agar : a.
Terdakwa dijatuhi pidana penjara selama 15 (lima belas) bulan
b.
Menetapkan barang bukti berupa surat-surat : 1) (satu) lembar Surat Perjanjian tertanggal 25 November 2015 yang ditandatangani Kopka Bambang Suntiyo dan Sdr. Sanadi yang isinya kesepakatan bersama antara Pihak Kesatu (Kopka Bambang Suntiyo) dan Pihak Kedua (Sdr. Sanadi). 2) 1 (satu) lembar kwitansi tanda penerimaan uang sebesar Rp. 60.000.000,00(enam puluh juta rupiah) dari Sdr. Sanadi kepada Kopka Bambang Suntiyo. Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
c. Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara Rp.7.500,00(tujuh ribu lima ratus rupiah). Menimbang, bahwa dipersidangan Terdakwa tidak didampingi oleh Penasihat Hukum dan menyatakan dihadapi sendiri. Menimbang, bahwa sejak sidang pertama dibuka pada tanggal 9 Agustus 2016 sampai dengan pemeriksaan perkara ini dinyatakan selesai pada tanggal 14 September 2016, Terdakwa selalu hadir dan pada saat penundaan sidang pada tanggal 19 September 2016 dalam agenda sidang pembacaan Tuntutan Oditur Militer, Terdakwa tidak hadir dan berdasarkan Surat pemberitahuan dari Komandan Kodim 0719/Jepara selaku Komandan Satuannya Nomor : R/235/IX/2016 tanggal 21 September 2016 bahwa Terdakwa tidak dapat dihadirkan dalam persidangan tanggal 19 September 2016 karena sejak hari Sabtu tanggal 17 September 2016 Terdakwa tidak masuk dinas tanpa ijin. Menimbang, bahwa selanjutnya sidang ditunda kembali pada tanggal 26 September 2016 dan pada tanggal 04 Oktober 2016, Terdakwa juga tidak dapat dihadirkan oleh Oditur Militer dan berdasarkan Surat jawaban dari Dandim 0719/Jepara Nomor : R/242/ IX/2016 tanggal 26 September 2016 dan Surat jawaban Nomor : R/356/X/2016 tanggal 04 Oktober 2016 selaku Komandan Satuan, Terdakwa juga tidak dapat dihadirkan karena Terdakwa sejak hari Sabtu tanggal 17 September 2016 Terdakwa tidak masuk dinas tanpa ijin dan sudah dikonfirmasi nomor telpon Terdakwa maupun keluarganya tidak dapat dihubungi sampai dengan sekarang. Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 12 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tanun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman yaitu ayat (1) Pengadilan memeriksa, mengadili, dan memutus perkara pidana dengan kehadiran Terdakwa, kecuali undang-undang menentukan lain, ayat (2) Dalam hal Terdakwa tidak hadir, sedangkan pemeriksaan dinyatakan telah selesai, putusan dapat diucapkan tanpa dihadiri Terdakwa. Menimbang, bahwa mendasari pasal 12 ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tanun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman tersebut terkandung makna bahwa setelah pemeriksaan dinyatakan selesai, kemudian dalam sidang lanjutan Terdakwa tidak dapat dihadirkan oleh Oditur Militer dengan alasan yang sah menurut Undang-Undang maka sejak pembacaan tuntutannya sampai dengan pembacaan putusan dapat diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum tanpa dihadiri Terdakwa.
3 Menimbang, bahwa berdasarkan uraian di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa sidang lanjutan perkara Terdakwa dalam perkara ini dengan agenda pembacaan tuntutan dan putusan dapat dilanjutkan. Menimbang, bahwa menurut Surat Dakwaan Oditur tersebut di atas, Terdakwa pada pokoknya didakwa sebagai berikut : Pada waktu (waktu-waktu) dan di tempat (tempat-tempat) sebagaimana tersebut dibawah ini yaitu pada tanggal dua puluh tiga bulan Desember tahun dua ribu empat belas, setidaktidaknya pada bulan Desember tahun dua ribu empat belas atau setidak-tidaknya dalam tahun dua ribu empat belas di Dukuh Nglekok RT.004 RW.003 Desa Sidoharjo Kec. Guntur Kab. Demak provinsi Jawa Tengah atau setidak-tidaknya di tempat yang termasuk daerah hukum Pengadilan Militer II-10 Semarang telah melakukan tindak pidana “Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum dengan memakai nama palsu atau matabat palsu, dengan tipu muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi utang maupun menghapuskan piutang”, sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam Pasal 378 KUHP, dengan cara-cara sebagai berikut : a. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AD sejak tahun 1987 melalui pendidikan Secata Milsuk di Dodik Gombong Rindam IV/Diponegoro selama 4 (empat) bulan setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada, selanjutnya mengikuti pendidikan Sus Jur Ta Zi di Pusdik Zipur Bogor selama 4 (empat) bulan, setelah lulus ditugaskan di Yonzipur 4/Banyubiru, setelah beberapa kali naik pangkat dan mutasi jabatan hingga pada saat Terdakwa melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini, Terdakwa masih berdinas aktif di Kodim 0719/Jepara menjabat Ta Mudi Ang Air Pok Tuud dengan pangkat Kopka, NRP 616307. b. Bahwa sekira bulan Agustus 2014 Saksi-1 (Sdr. Ubaidillah) dan Saksi-2 (Sdr. Faktur Rohman) sedang mengaji di Pondok Pesantren Al Khoerot alamat Desa Pendo Sawalan Kec. Kalinyamatan Kab. Jepara berkenalan dengan Terdakwa yang sedang melaksanakan TMMD membangun jalan di belakang Pesantren Al Khoerot, saat itu Terdakwa menceritakan bisa menjadikan seseorang menjadi Polisi atau TNI. c. Bahwa Terdakwa mengatakan “Kamu mau jadi polisi gak” dijawab Saksi-1 “Saya mau pak, terus kira-kira dananya habis berapa pak” dijawab Terdakwa “Kalau Polisi Secatam Brimob itu dua ratus lima puluh sampai tiga ratus juta” dijawab Saksi-1 “Kalau uang segitu, orang tua saya tidak punya pak”, dijawab Terdakwa “Terus orang tuamu punya apa” dijawab Saksi-1 “Orang tuaku hanya punya tanah” selanjutnya Terdakwa bertanya “Kira-kira dijual laku berapa” dijawab Saksi-1 “Gak tau pak” Terdakwa kemudian mengajak Saksi-1 ke rumah Saksi-1 di Dukuh Nglekok RT.004 RW.003 Desa Sidoharjo Kec. Guntur Kab. Demak, dan ditemui Saksi-4 (Sdri. Mariyam), saat itu Terdakwa mengatakan akan menguruskan Saksi-1 menjadi Polisi, oleh Saksi-4 hal tersebut tidak ditanggapi dengan serius. d. Bahwa sekira awal bulan November 2014 sekira pukul 08.00 Wib, Terdakwa dan Saksi-1 datang kembali ke rumah di Dukuh Nglekok RT.004 RW.003 Desa Sidoharjo Kec. Guntur Kab. Demak, saat itu Terdakwa mengatakan kepada Saksi-3 (Sdr. Sanadi) disaksikan Saksi-2 dan Saksi-4, “Pak, Ubaidillah ini mau saya daftarkan Polisi, sampean mengijinkan gak” dijawab Saksi-3 “Saya itu gak punya apa-apa pak, polisi itu biayanya banyak, saya dapat uang dari mana” dijawab Terdakwa “Nanti kan bisa, yang penting njenengan mengijinkan, yang penting njenengan ada niat” dijawab Saksi-3 “Biasanya itu dananya berapa to pak, saya itu gak ngerti, kerjaan saya cuma becak saja” dijawab Terdakwa “Ya, sekitar dua ratus lima puluh jutaan, terus kira-kira njenengan adanya berapa” dijawab Saksi-3 “Kira-kira paling tanah saya kalau dijual ya sekitar lima puluh juta, itu tanah satu-satunya untuk makan keluarga” dijawab Terdakwa “Ya gak apa-apa, gampang itu, nanti uangnya saya pakai dulu untuk proyek, nanti kekurangannya saya yang tanggungjawab, nanti setelah Ubaidillah jadi Polisi, biar bayar lewat potong gajinya”
4 dijawab Saksi-3 “Ya sudah kalau njenengan mau nolong anak saya, saya pasrah dengan njenengan saja”, seminggu kemudian Saksi-3 dan Saksi-4 sepakat menjual tanah sawah dan laku sebesar Rp.70.000.000,-(tujuh puluh juta rupiah). e. Bahwa pada tanggal 22 Desember 2014 sekira pukul 20.00 Wib,saat Saksi-3 sedang bekerja di Bekasi sebagai tukang becak, ditelepon Saksi-2 memberitahukan “Pak njenengan harus pulang, karena pak Bambang butuh duit, untuk persiapan mendaftarkan Ubaidillah menjadi Polisi” dijawab Saksi-3 “Itu beneran gak, jangan-jangan menipu” Saksi2 kemudian berkata “Bener pak, pak Bambang gak mungkin menipu” dijawab Saksi-3 “Ya sudah”, selanjutnya Saksi-3 langsung pulang ke Demak. f. Bahwa pada tanggal 23 Desember 2014 sekira pukul 15.00 Wib, Terdakwa datang ke rumah Saksi-3 di Dukuh Nglekok RT.004 RW.003 Desa Sidoharjo Kec. Guntur Kab. Demak, setelah ada kesepakatan Saksi-3 menyerahkan uang sebesar Rp.60.000.000,(enam puluh juta rupiah) kepada Terdakwa sebagai jaminan mengurus Saksi-1 menjadi Polisi disaksikan Saksi-2 dan Saksi-4 dengan perjanjian apabila Saksi-1 tidak jadi Polisi maka uangnya akan dikembalikan secara utuh kepada Saksi-3 atau Saksi-1, selanjutnya dibuatkan kwitansi Tanda Penerimaan yang ditandatangani Terdakwa dan Saksi-3. g. Bahwa selain menjanjikan Saksi-1 menjadi anggota Polisi, Terdakwa juga menjanjikan Saksi-1 menjadi anggota TNI, namun hingga sekarang Saksi-1 belum juga menjadi Polisi ataupun TNI, bahkan sama sekali belum pernah didaftarkan Terdakwa dalam pendaftaran penerimaan Polisi atau TNI. h. Bahwa setelah Saksi-1 gagal menjadi anggota Polisi maupun TNI, Terdakwa tidak pernah menepati janjinya untuk mengembalikan uang sepenuhnya sebesar Rp.60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) kepada Saksi-3 maupun kepada Saksi-1. i. Bahwa uang sebesar Rp.60.000.000,-(enam puluh juta rupiah) digunakan Terdakwa untuk proyek kerjasama dalam pembuatan Jalan Tol Bawen-Solo. j. Bahwa Terdakwa pernah membuat Surat Perjanjian tertanggal 25 November 2015 yang isinya Terdakwa berjanji akan mengembalikan uang sebesar Rp.60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) secara cash/utuh pada tanggal 10 Desember 2015, namun hingga jatuh tempo Terdakwa tidak juga menepati janjinya. k. Bahwa akibat perbuatan Terdakwa, Saksi-3 dirugikan sebesar Rp.60.000.000,(enam puluh juta rupiah) hasil menjual tanah sawah yang merupakan satu-satunya sumber makan keluarga. l. Bahwa Terdakwa tidak pernah menepati janjinya untuk mengembalikan uang sebesar Rp.60.000.000,-(enam puluh juta rupiah) kepada Saksi-3 maupun Saksi-1 jika diminta hanya memberikan janji-janji, sehingga pada tanggal 24 Maret 2016 Saksi-1 melaporkan perkaranya ke Sub Denpom IV/3-2 Pati guna diproses sesuai hukum yang berlaku. Menimbang, bahwa atas dakwaan Oditur Militer, Terdakwa menyatakan mengerti dan memahami isi surat dakwaan tersebut serta membenarkan isi surat dakwaannya dan atas dakwaan tersebut Terdakwa tidak mengajukan keberatan/eksepsi. Menimbang, bahwa para Saksi yang hadir di persidangan menerangkan dibawah sumpah sebagai berikut : Saksi-1 : Nama Lengkap Pekerjaan Tempat, tanggal lahir Jenis Kelamin
: : : :
Ubaidillah. Swasta/Garmen. Demak, 11 Oktober 1996. Laki-laki.
5 Kewaranegaraan Agama Tempat tinggal
: Indonesia. : Islam. : Dukuh Ngekok RT.04 RW.03 Desa Sidoharjo Kec. Guntur Kab. Demak.
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak bulan Agustus 2014 dan tidak ada hubungan keluarga/family. 2. Bahwa pada bulan Agustus 2014 sekira pukul 08.00 Wib harinya lupa saat Saksi sedang mengaji di Pondok Pesantren Al. Khoerot alamat Desa Pendo Sawalan Kec. Kalinyamatan Kab. Jepara berkenalan dengan Terdakwa yang sedang melaksanakan Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD) membangun jalan di belakang pesantren, saat perkenalan tersebut Terdakwa bertanya “Kalau mau masuk polisi saya bisa membantu”, Saksi jawab “Saya mau pak, terus kira-kira dananya habis berapa pak, kalau biayanya besar saya gak mampu”, dijawab Terdakwa “Kalau polisi secatam Brimob itu dua ratus lima puluh juta sampai tiga ratus juta”, Saksi jawab “Kalau uang segitu, orang tua saya tidak punya pak”, dijawab Terdakwa “Terus orang tuamu punya apa” dijawab Saksi “Orang tuaku hanya punya tanah”, Terdakwa bertanya “Kira-kira dijual laku berapa” dijawab Saksi “Gak tau pak”. 3. Bahwa kemudian Terdakwa mengajak Saksi ke rumah Saksi, sekira pukul 22.00 Wib Terdakwa dan Saksi tiba di rumah Saksi yang beralamat di Dukuh Nglekok RT.04 RW.03 Desa Sidoharjo Kec Guntur Kab Demak, saat itu Terdakwa ditemui Sdri. Mariyam Ibu kandung Saksi (Saksi-3), Terdakwa berkata kepada Saksi-3 “Bu, gini mas Ubaid mau saya jadikan polisi, kira-kira ibu mengijinkan gak” dijawab Saksi-3 “Kira-kira dananya berapa kok mau daftarin polisi” dijawab Terdakwa “Kalau polisi secatam brimob itu dua ratus lima puluh sampai tiga ratus juta” selanjutnya Saksi-3 menjawab “Kalau uang segitu saya gak punya pak, adanya cuma tanah” Terdakwa kemudian berkata “Ya sudah bu kalau begitu” dijawab Saksi-3 “Ya pak saya piki-pikir dulu”. 4. Bahwa selanjutnya Terdakwa sering datang ke rumah Saksi, kadang berpakaian dinas PDL kadang berpakaian preman, Terdakwa juga pernah mengatakan bahwa Terdakwa adalah seorang kontraktor yang punya alat berat berupa beego serta punya proyek jalan tol sehingga Saksi semakin yakin Terdakwa dapat membantu Saksi. 5. Bahwa sekira pertengahan bulan Oktober 2014, Terdakwa datang ke rumah Saksi menemui Sdr. Sanadi Bapak Saksi (Saksi-2) dan Saksi-3, untuk memastikan Saksi akan Terdakwa daftarakan menjadi polisi, selanjutnya terjadi kesepakatan Terdakwa akan membantu Saksi menjadi polisi, kemudian Saksi-2 dan Saksi-3 selaku orang tua Saksi menjual tanah sawah pada bulan Oktober 2014 seharga Rp.70.000.000,00(tujuh puluh juta rupiah, selanjutnya Saksi-2 dan Saksi-3 menyerahkan uang kepada Terdakwa sebesar Rp.60.000.000,00(enam puluh juta rupiah) kepada Terdakwa, pada bulan Desember 2014 dan untuk kekurangannya Terdakwa mengatakan sanggup untuk menanggungnya. 6. Bahwa saat Saksi-2 menyerahkan uang kepada Terdakwa disaksikan oleh Saksi-3 dan Sdr. Fatkur Rohman (Saksi-4) serta dibuatkan kwitansi tanda penerimaan yang ditandatanggani Terdakwa dan Saksi-2, sebelum penyerahan uang, disepakati apabila Saksi tidak diterima menjadi anggota polisi maka Terdakwa sanggup mengembalikan sepenuhnya uang tersebut kepada Saksi atau kepada Saksi-2 selaku orang tua Saksi. 7. Bahwa setelah beberapa hari uang diserahkan, Terdakwa juga meyakinkan Saksi dengan berkata “Orang tuamu sudah menyerahkan uang, sampean yakin saja, pokoke sampean jadi polisi”, terserah gimana caranya saya, yang penting sampean jadi polisi. 8. Bahwa sebelum Terdakwa sebelum pendaftaran penerimaan polisi uang tersebut akan digunakan sebagai jaminan Saksi diterima menjadi anggota polisi, namun setelah
6 pendaftaran penerimaan polisi selesai, Terdakwa tidak mendaftara Saksi dan memberikan alasan Saksi tidak bisa diterima menjadi anggota polisi karena ijazah Saksi kejar paket C/ijazah persamaan. 9. Bahwa sekira bulan Oktober tahun 2015 Saksi dijanjikan akan dijadikan tentara, namun sampai pendaftaran masuk menjadi TNI selesai, Saksi tidak pernah didaftarkan juga oleh Terdakwa, hal tersebut membuat Saksi kecewa dan tidak percaya lagi kepada Terdakwa. 10. Bahwa Terdakwa pernah membuat surat perjanjian yang isinya berjanji akan mengembalikan uang sebesar Rp.60.000.000,00(enam puluh juta rupiah) dan uang yang diminta Terdakwa dari kakak Saksi (Saksi-4) sebesar Rp.5.700.000,00(lima juta tujuh ratus rupiah) secara tunai pada tanggal 10 Desember 2015, namun hingga jatuh tempo Terdakwa tidak juga menepati janjinya. 11. Bahwa setelah Saksi gagal menjadi anggota polisi maupun TNI, Terdakwa tidak pernah menepati janjinya untuk mengembalikan uang sepenuhnya kepada Saksi maupun kepada Saksi-2 selaku orang tua Saksi sebesar Rp.65.700.000,00(enam puluh lima juta tujuh ratus rupiah) dan jika diminta hanya dijanji-janjikan saja oleh Terdakwa. 12. Bahwa pada saat ini Saksi sudah mendapat pekerjaan dan tidak mau lagi masuk TNI mupun Polisi karena ijazah Saksi tidak memenuhi syarat dan harapan Saksi, Terdakwa dapat mengembalikan uang seluruhnya kepada Saksi maupun kepada orang tua Saksi, apabila Terdakwa tidak mengembalikan uangnya maka Saksi mengharapkan agar Terdakwa dapat diberikan hukuman setimpal dengan perbuatannya. Atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Saksi-2 : Nama Pekerjaan Tempat, tanggal lahir Jenis Kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : :
Sanadi Petani/Tukang Becak Demak, 27 November 1962 Laki-laki Indonesia Islam Dukuh Nglekok RT.04 RW.03 Desa Sidoharjo Kec. Guntur Kab. Demak
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sekira bualan September 2014 di Demak dan tidak ada hubungan keluarga. 2. Bahwa pada hari lupa awal bulan September 2014 sekira pukul 08.00 Wib. Terdakwa dan anak Saksi Sdr. Ubaidillah (Saksi-1) datang ke rumah Saksi, saat itu Terdakwa mengatakan “Pak, Ubaidillah ini mau saya daftakan polisi, sampean mengijinkan gak” jawab Saksi “Saya itu gak punya apa-apa pak, polisi itu biayanya banyak, saya dapat uang dari mana” dijawab Terdakwa ”Nantikan bisa, yang penting njenengan ngijinkan, yang penting njenengan ada niat” dijawab Saksi ”Biasanya itu dananya berapa to pak, saya itu gak ngerti, kerjaan saya cuma becak saja” dijawab Terdakwa “Iya sekitar dua ratus lima puluh jutaan, terus kira-kira njenengan ada berapa” dijawab Saksi “Kira-kira paling tanah saya kalau dijual ya sekitar lima puluh juta, itu tanah satu-satunya untuk makan keluarga” dijawa Terdakwa “Ya gak apa-apa gampang itu, nanti uangnya saya pakai dulu untuk proyek, nanti kekuarangannya saya yang tanggung jawab, nanti setelah Ubaidillah jadi polisi, biar bayar lewat potongan gajinya” dijawab Saksi “Ya sudah kalau njenengan mau nolong anak saya, saya pasrah dengan njenengan saja”.
7 3. Bahwa seminggu kemudian pada bulan Oktober 2014 Saksi dan Istri Saksi Sdri. Mariyam (Saksi-3) sepakat menjual tanah sawah seluas 800 M2 dan saat itu laku seharga Rp.70.000.000,00(tujuh puluh juta rupiah) dan selanjutnya uang sebesar Rp.60.000.000,00(enam puluh juta rupiah) disimpan untuk persiapan apabila Terdakwa akan mendaftarkan Saksi-1 masuk polisi sedangkan yang Rp.10.000.000,00(sepuluh juta rupiah) Saksi serahkan kepada anak Saksi kakak kandung dari Saksi-1 atas nama Sdr. Fatkur Rohman (Saksi-4) untuk pengurusan Saksi-4 masuk kuliah yang akan dibantu oleh Terdakwa. 4. Bahwa pada tanggal 22 Desember 2014 sekira pukul 20.00 Wib, saat Saksi sedang bekerja di Bekasi sebagai tukang becak, Saksi-4 menelpon Saksi mengatakan “Pak njenengan harus pulang, karena Pak Bambang butuh duit, untuk persiapan mendaftarkan Ubaidillah menjadi polisi” saat itu Saksi menjawab “Itu beneran gak, jangan-jangan menipu” dijawab Saksi-4 “Benar pak, pak Bambang gak mungkin menipu” dijawab Saksi “Ya sudah”, selanjutnya Saksi pulang ke rumah Demak. 5. Bahwa pada tanggal 23 Desember 2014 sekira pukul 15.00 Wib, Terdakwa datang ke rumah Saksi, selanjutnya Saksi menyerahkan uang sebesar Rp.60.000.000,00(enam puluh juta rupiah) kepada Terdakwa disaksikan Saksi-3 dan Saksi-4 dengan perjanjian apabila Saksi-1 tidak jadi polisi maka uangnya akan dikembalikan secara utuh kepada Saksi atau Saksi-1, selanjutnya dibuatkan kwitansi tanda terima penyerahan uang dari Saksi kepada Terdakwa yang ditandangani Terdakwa sendiri. 6. Bahwa selain menjanjikan Saksi-1 menjadi polisi dan tidak jadi, Terdakwa juga menjadikan akan menjadikan Saksi-1 Anggota TNI sambil berkata “Pokoknya uangnya ini dulu saja, nanti kekurangannya saya yang nanggung”. 7. Bahwa uang sebesar Rp.60.000.000,00(enam puluh juta rupiah) Saksi serahkan kepada Terdakwa karena Saksi yakin dan percaya atas perkataan Terdakwa yang berusaha meyakinkan Saksi dengan menyerahkan uang tersebut Saksi-1 selaku anak Saksi dijamin menjadi polisi dan sisanya Terdakwa mau menanggung sendiri sehingga Saksi berkeyakinan Terdakwa adalah orang baik yang akan membantu anak Saksi namun ternyata anak Saksi (Saksi-1) tidak pernah didaftarkan baik masuk polisi maupun TNI. 8. Bahwa selain uang yang diserahkan langsung oleh Saksi kepada Terdakwa sebesar Rp.60.000.000,00(enam puluh juta rupiah), Terdakwa juga meminjam uang kepada Saksi4 sebesar Rp.5.700.000,00(tujuh ratus ribu rupiah) dengan alasan untuk membantu Saksi4 masuk kuliah namun sampai sekarang juga Terdakwa tidak mendaftarkan Saksi-4 masuk kuliah, sehingga uang total yang diserahkan kepada Terdakwa seluruhnya sebesar Rp.65.700.000,00(enam puluh lima juta tujuh ratus ribu rupiah). 9. Bahwa setelah Saksi-1 gagal menjadi anggota polisi maupun TNI, Tedakwa tidak pernah menepati janjinya untuk mengembalikan uang sepenuhnya sebesar Rp. 65.700.000,00(enam puluh lima juta tujuh ratus rupiah), kepada Saksi maupun kepada Saksi-1 dan hanya janji-janji saja dan sekarang Saksi tidak percaya lagi kalau Terdakwa mau mengembalikan uang tersebut. 10. Bahwa Terdakwa pernah membuat surat perjanjian tertanggal 25 November 2015 yang isinya Terdakwa berjanji akan mengembalikan uang sebesar Rp.65.700.00,00 (enam puluh lima juta tujuh ratus ribu rupiah) secara cash/utuh pada tanggal 10 Desember 2015, namun hingga jatuh tempo Terdakwa tidak juga menepati janjinya. 11. Bahwa akibat perbuatan Terdakwa, Saksi dirugikan sebesar Rp.65.700.00,00 (enam puluh lima juta tujuh ratus ribu rupiah) hasil menjual tanah sawah yang merupakan satusatunya sumber makan keluarga. 12. Bahwa harapan Saksi dalam perkara ini, apabila Terdakwa masih mempunyai rasa kemanusiaan kepada keluarga Saksi agar mengembalikan seluruhnya uang tersebut dan
8 apabila Terdakwa tidak mengembalikan maka Saksi menyerahkan seluruhnya kepada Hakim agar diproses sesuai hukum yang berlaku. Atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa membenarkan seluruhnya Saksi-3 : Nama Pekerjaan Tempat, tanggal lahir Jenis Kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : :
Mariyam. Petani. Demak,24 September 1966. Perempuan. Indonesia. Islam. Dukuh Nglekok RT.04 RW.03 Desa Sidoharjo Kec. Guntur Kab. Demak.
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi dengan Terdakwa sekira Agustus 2014 di Demak dan tidak ada hubungan keluarga. 2. Bahwa pada hari lupa sekira bulan Agustus 2014, anak Saksi Sdr. Ubaidillah (Saksi1) yang sedang mengaji di pondok Al Khoerot daerah pulang bersama Terdakwa ke rumah Saksi di Dukuh Nglekok RT.04 RW.03 Desa Sidoharjo Kec Guntur Kab. Demak, setelah bertemu dan berkenalan, Terdakwa saat itu mengatakan akan membantu Saksi-1 masuk menjadi polisi, oleh Saksi hal tersebut tidak ditanggapi dengan serius. 3. Bahwa sekira bulan Oktober 2014 sekira pukul 08.00 Wib, Terdakwa dan Saksi-1 datang kembali ke rumah Saksi di Dukuh Nglekok RT.04 RW.03 Desa Sidoharjo Kec. Guntur Kab. Demak, saat itu Terdakwa mengatakan kepada suami Saksi Sdr. Sanadi (Saksi-2) “Pak, Ubaidillah ini saya mau daftarkan polisi sampean mengijinkan gak” dijawab Saksi-2 “Saya itu gak punya apa-apa pak, polisi itu biayanya banyak, saya dapat uang dari mana”, dijawab Terdakwa “Nanti kan bisa, yang penting njenengan ngijinkan, yang penting ada niat” dijawab Saksi-2 “Biasanya itu dananya berapa to pak, saya itu gak ngerti, kerjaan saya cuma becak saja”, dijawab Terdakwa “Ya, sekitar dua ratus lima puluh jutaan, terus kira-kira njenengan ada berapa”, dijawab Saksi-2 “Kira-kira palingan tanah saya kalau dijual ya sekitar lima puluh juta itu tanah satu-satunya untuk makan keluarga”, dijawab Terdakwa “Ya gak apa-apa, gampang itu, nanti uangnya saya pakai dulu untuk proyek, nanti kekurangannya saya yang tanggung jawab, nanti setelah Ubaidillah jadi polisi, biar bayar lewat potongan gajinya, paling lebaran sudah pakaian dinas” dijawab Saksi-2 “Ya sudah kalau njenengan mau nolong anak saya, saya pasrah dengan njenengan saja, terima kasih pak”. 4. Bahwa beberapa hari kemudian Saksi dan Saksi-2 sepakat menjual tanah sawah dan saat itu laku sebesar Rp.70.000.000,00(tujuh puluh juta rupiah), selanjutnya uang sebesar Rp.60.000.000,00(enam puluh juta rupiah) disimpan untuk persiapan Saksi-1 mendaftar masuk polisi sedangkan Rp.10.000.000,00(sepuluh juta rupiah) diserahkan kepada anak Saksi bernama Sdr. Fatkur Rohman (Saksi-4) untuk masuk kuliah yang rencananya juga dibantu oleh Terdakwa. 5. Bahwa pada tanggal 23 Desember 2014 sekira pukul 09.30 Wib. Saksi-2 yang sedang berada di Bekasi pulang ke Demak, sekira pukul 15.00 Wib Terdakwa datang ke rumah Saksi di Dukuh Nglekok RT.04 RW.03 Desa Sidoharjo Kec Guntur Kab. Demak, setelah berbincang-bincang dan ada kesepakatan Saksi-2 menyerahkan uang sebesar Rp.60.000.000,00(enam puluh juta rupiah) kepada Terdakwa disaksikan Saksi dan Saksi4 dengan perjanjian apabila Saksi-1 tidak jadi polisi maka uangnya akan dikembalikan secara utuh kepada Saksi-2 atau Saksi-1, selanjutnya dibuatkan kwitansi sebagai tanda penerimaan uang tersebut yang ditandatangani Terdakwa sendiri.
9
6. Bahwa uang sebesar Rp.60.000.000,00(enam puluh juta rupiah) diserahkan kepada Terdakwa digunakan sebagai jaminan mengurus Saksi-1 menjadi polisi dan pengakuan Saksi-4, Terdakwa juga telah meminjam uang kepada saksi-4 sebesar Rp.5.700.000,00 (lima juta tujuh ratus ribu rupiah) untuk biaya pendaftaran Saksi-4 masuk kuliah namun kenyataan Saksi-4 juga tidak pernah didaftarkan masuk kuliah. 7. Bahwa uang sebesar Rp.60.000.000,00(enam puluh juta rupiah) atas pengakuan Terdakwa uang tersebut untuk sementara dipergunakan Terdakwa mengurus proyeknya terlebih dahulu, setelah itu untuk keperluan pendaftaran Saksi-1 menjadi polisi dan untuk kekurangannya Terdakwa akan menanggungnya, atas perkataan tersebut Saksi menjadi senang karena Terdakwa bersedia membantu anak Saksi untuk menjadi polisi dan merasa terbantu karena Terdakwa ingin membantu kekurangannya. 8. Bahwa setelah Saksi-1 tidak menjadi polisi, Terdakwa juga menjanjikan akan menjadikan Saksi-1 anggota TNI, namun sampai sekarang Saksi-1 tidak pernah menjadi polisi ataupun TNI, demikian juga Saksi-4 tidak pernah didaftarkan masuk kuliah sehingga Saksi dan Saksi-2 selaku orang tua dari Saksi-1 dan Saksi-4 merasa dohongi. 9. Bahwa Terdakwa pernah membuat surat perjanjian tertanggal 25 November 2015 yang isinya Terdakwa berjanji akan mengembalikan keseluruhan uang sebesar Rp.65.700.000,00(enam puluh lima juta tujuh ratus ribu rupiah) secara cash/utuh pada tanggal 10 Desember 2015, namun hingga jatuh tempo Terdakwa tidak juga menepati janjinya. 10. Bahwa setelah Saksi-1 gagal menjadi anggota polisi maupun TNI dan Saksi-4 juga gagal masuk kuliah, Terdakwa tidak pernah menepati janjinya untuk mengembalikan uang sepenuhnya sebesar Rp.65.700.000,00(enam puluh lima juta tujuh ratus ribu rupiah) kepada Saksi maupun Saksi-2. 11. Bahwa alasan Saksi dan Saksi-2 percaya kepada Terdakwa karena Terdakwa seorang anggota TNI, bicaranya pintar dan menyakinkan serta mempunyai alat berat dan sedang mengurus proyek namun Saksi tidak mengetahui secara pasti apakah benar atau tidak. 12. Bahwa harapan Saksi saat ini, Terdakwa dapat mengembalikan seluruhnya uang tersebut, apabila Terdakwa tidak mengembalikan maka Saksi menyerahkan sepenuhnya porses hukumnya kepada hakim. Atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Menimbang, bahwa Saksi atas nama Sdr. Fatkur Rohman (Saksi-4) anak kandung dari Saksi-2 dan Saksi-3 telah dipanggil oleh Oditur Militer secara sah dan patut sesuai ketentuan pasal 139 Undang-undang No. 31 tahun 1997 tentang Peradilan Militer, namun Saksi-4 tersebut tidak hadir dipersidangan karena berdasarkan keterangan Saksi-2 selaku orang tuan Saksi-4 di persidangan, saat ini Saksi-4 sedang menjalani pelatihan persiapan berangkat menjadi Tenaga Kerja Indonesia ke Jepang yang akan diberangkatkan pada tanggal 28 September 2016 dan Oditur Miltier menyatakan tidak sanggup lagi menghadirkan Saksi-4 tersebut dan memohon agar keterangan Saksi-4 di dalam Berkas perkara Terdakwa dibacakan karena telah memberikan keterangan dibawah sumpah. Dengan mendasari ketentuan pasal 155 ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, keterangan Saksi tersebut dapat dibacakan dan dengan persetujuan Terdakwa, Oditur Militer membacakan keterangan Saksi-4 tersebut dalam berita acara pemeriksaan yang dibuat oleh penyidik dibawah sumpah sebagai berikut : Saksi-4 : Nama
: Fatkur Rohman
10 Pekerjaan Tempat, tanggal lahir Jenis Kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : :
Swasta Demak, 4 Juli 1991 Laki-laki Indonesia Islam Dukuh Nglekok RT.04 RW.03 Desa Sidoharjo Kec Guntur Kab.Demak
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak bualan Agustus 2014 dan tidak ada hubungan keluarga. 2. Bahwa sekira bulan Agustus 2014 saat Saksi dan adik Saksi atas nama Sdr. Ubaidillah (Saksi-1) bertemu Terdakwa di Pondok Pesantren Al Khoerot alamat Desa Pendo Sawalan Kec. Kalinyamatan Jepara, Terdakwa saat itu sedang melaksakan TMMD membangun jalan di belakang Pesantren, saat itu Terdakwa menceritakan bisa menjadikan seseorang menjadi polisi atau TNI, setelah pembicaraan tersebut Saksi berkata kepada Saksi-1 kalau Terdakwa kelihatannya baik dan bisa memasukkan seseorang menjadi polisi atau TNI karena menurutnya Terdakwa punya banyak kenalan orang dalam. 3. Bahwa sekira akhir Oktober 2014 Saksi keluar dari Pondok Pesantren Al Khoerot dan berkerja di Semarang sedangkan Saksi-1 masih berada di Pondok Pesantren Al Khoerot seta masih sering berkomunikasi dengan Terdakwa. 4. Bahwa sekira bulan November 2014 Saksi-1 menelpon Saksi memberitahukan bahwa Terdakwa bisa memasukan menjadi seorang polisi dengan biaya kurang lebih Rp.250.000.000,00(dua ratus lima puluh juta rupiah), Saksi kemudian menceritakan hal tersebut kepada orang tua Saksi yang bernama Sdr. Sanadi (Saksi-2) menggunakan telepon, saat itu Saksi-2 berkata “Nang bapak iki punyane tanah, kalau tanah dijual paling lakunya tujuh puluh juta”, beberapa hari kemudian Saksi mendapatkan kabar dari orang tua Saksi kalau tanahnya sudah laku Rp.70.000.000,00(tujuh puluh juta rupiah), Saksi kemudian memberitahukan hal tersebut kepada Saksi-1 “Bed, tanahnya sudah ada yang beli tujuh puluh juta rupiah, tolong tanyakan Pak Bambang kalau Bapak bisa mengusahakan uang cuma Tujuh puluh juta, apa Pak Bambang masih bisa membantu kamu”, Saksi-1 kemudian menelpon Terdakwa yang kemudian dijawab “Gak apa-apa mas, dengan uang segitu saya yang ngatur”. 5. Bahwa pada tanggal 23 Desember 2014 sekira pukul 14.00 Wib Terdakwa datang ke rumah Saksi dengan bertemu dengan Saksi-2, setelah ada kesepakatan Saksi-2 menyerahkan uang sebesar Rp.60.000.000,00(enam puluh juta rupiah) kepada Terdakwa disaksikan oleh Saksi dan Ibu Saksi atas nama Sdri. Mariyam (Saksi-3) dengan perjanjian apabila tidak bisa masuk polisi/TNI maka uang akan dikembalikan secara utuh serta dibuatkan kwitansi tanda penerimaan yang ditandatangani Terdakwa sendiri. 6. Bahwa Terdakwa pernah membuat surat perjanjian tertanggal 25 November 2015 yang isinya Terdakwa berjanji akan mengembalikan uang sebesar Rp.60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) dan uang Saksi sebesar Rp.5.700.000,00(lima juta tujuh ratus ribu rupiah) pada tanggal 10 Desember 2015, namun hingga jatuh tempo Terdakwa tidak juga menepati janjinya. 7. Bahwa uang setelah diterima Terdakwa, hingga pendaftaran polisi selesai, Saksi-1 tidak pernah didaftarkan oleh Terdakwa dalam penerimaan Polisi dan sampai sekarang belum mengembalikan uang sesuai kesepakatan. Atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Menimbang, bahwa didalam persidangan Terdakwa menerangkan sebagai berikut :
11
1. Bahwa Terdakwa masuk mejadi Prajurit TNI AD sejak tahun 1987 melalui pemndidikan Secata Milsuk di Dodik Gombong Rindam IV/Dip selama 4 (empat) bulan, lulus dilantik dengan pangkat Prada, setelah selesai dilanjutkan dengan Susjurta Zi di Pusdikzi Bogor selama 4 (empat) bulan, setelah selesai pada tahun 1988 ditugaskan pertama kali di Yonzipur 4/Banyubiru sampai dengan pangkat Praka, tahun 2014 ditugaskan di Kodim 0719/Jepara sampai dengan sekarang dengan pangkat Kopda NRP 616307. 2. Bahwa Terdakwa dalam perkara ini belum pernah ditahan, selama Terdakwa berdinas belum pernah dihukum baik pidana maupun disiplin, Terdakwa pernah tugas operasi militer di Timor-Timor tanun 1988 s.d 1989 dan mendapatkan satya lencana Seroja. 3. Bahwa pada bulan Agustus 2014, ketika Terdakwa sedang melaksanakan kegiatan TMMD membangun jalan di belakang Pondok Pesantren Al Khoerot alamat Ds. Pendo Sawalan Kalinyamat Kab. Jepara, Terdakwa berkenalan dengan Sdr. Ubaidillah (Saksi-1), saat berkenalan Saksi-1 mengatakan “Pak saya mau jadi Polisi pak”, Terdakwa jawab “Iya bisa yang penting kamu latihan”, Saksi-1 menanyakan “Terus kira-kira dananya habis berapa pak”, Terdakwa jawab “Kalau Polisi Secatam Brimob itu dua ratus lima puluh sampai tiga ratus juta”, dijawab Saksi-1 “Kalau uang segitu orang tua saya tidak punyak pak”, kemudian Terdakwa menyawab “Terus orang tuamu punyanya apa”, dijawab “Orang tua hanya punya tanah”, Terdakwa jawab “Kira-kira dijual laku berapa”, dijawab “Gak tau pak”. 4. Bahwa sekira pukul 17.00 Wib Saksi-1 mengajak Terdakwa ke rumahnya yang saat itu masih berpakaian dinas loreng beralamat di Dkh. Nglekok Rt. 004 Rw. 003 Ds. Sidoharjo Kec. Guntuk Kab. Demak, setelah sampai Terdakwa bertemu dengan Sdri. Mariyam (Saksi-3) Ibu kandug Saksi-1, kemudian Terdakwa mengatakan “Bu, gini mas Ubaid mau saya daftarkan polisi, kira-kira ibu mengijinkan gak”, dijawab “Kira-kira dananya berapa kok mau daftarin polisi”, Terdakwa jawab “Kalau polisi itu sekitar dua ratus lima puluh sampai tiga ratus juta”, dijawab “Kalau uang segitu saya gak punyak pak, adanya Cuma tanah”, Terdakwa jawab “Ya sudah bu kalau begitu”, dijawab “Ya pak saya pikir-pikir dulu”, kemudian Terdakwa pamit pulang. 5. Bahwa pada bulan September 2014 harinya lupa sekira pukul 08.00 Wib, Terdakwa bersama-sama Saksi-1 datang lagi ke rumah Saksi-1, saat di rumahnya, Terdakwa bertemu dengan Sdr. Sanadi (Saksi-2), Bapak kandung Saksi-1, Saksi-3 dan Sdr. Fatkur Rohman (Saksi-4), Terdakwa menyampaikan kepada Saksi-2 “Pak, Ubaidillah ini mau saya daftarkan polisi, sampean mengijinkan gak”, dijawab Saksi-2 “Saya itu gak punya apa-apa pak, Polisi itu biayanya banyak, saya dapat uang dari mana”, Terdakwa jawab “Nanti kan bisa, yang penting jenengan ngjijinkan, yang penting jenengan ada niat”, Saksi2 bertanya “Biasanya itu dananya berapa to pak, saya itu gak ngerti, kerjaan saya cuma becak saja”, Terdakwa jawab “Ya paling sekitar dua ratus lima puluh juta, terus kira-kira jenengan adanya berapa”, dijawab “Kira-kira paling tanah saya kalau dijual ya sekitar lima puluh juta”, Terdakwa mengatakan “Ya gak apa-apa, gampang itu, nanti uangnya saya pakai dulu untuk proyek biar berkembang, nanti kekurangannya saya yang tanggung jawab”, dijawab “Ya sudah kalau jenengan mau nolong saya, saya pasrah dengan jenengan saja”. 6. Bahwa selanjutnya pada bulan Desember 2014 Terdakwa dengan berpakaian preman dijemput oleh Saksi-4 di Masjid Agung Demak pergi ke rumah Saksi-2 untuk menerima uang dari Saksi-2 di rumah Saksi-2 sebesar Rp.60.000.000,00(enam puluh juta rupiah) yang disaksikan langsung oleh Saksi-3 dan Saksi-4, saat penerimaan uang, tidak dibuatkan surat perjanjian hanya dibuatkan kwitansi tanda penerimaan uang sebesar Rp.60.000.000,00(enam puluh juta rupiah) yang ditanda tangani oleh Terdakwa, uang tersebut sebagai jaminan untuk mengurus Saksi-1 mendaftar masuk anggota Polisi atau TNI AD, dan bersepakat apabila Saksi-1 tidak diterima menjadi anggota Polisi atau TNI
12 maka Terdakwa sanggup mengembalikan sepenuhnya uang tersebut kepada Saksi-1 atau Saksi-2. 7. Bahwa Terdakwa tidak pernah mendaftarkan Saksi-1 masuk Polisi maupun TNI karena sejak awal Terdakwa mengetahui kalau ijazah Saksi-1 adalah ijazah ujian persamaan paket C, Terdakwa juga tidak pernah menjadi panitia seleksi penerimaan calon TNI atau Polisi, Terdakwa juga tidak mempunyai kenalan yang bisa membantu Saksi-1 menjadi anggota Polisi maupun TNI. 8. Bahwa setelah Saksi-1 gagal masuk TNI maupun Polisi, Terdakwa belum bisa mengembalikan uang milik Saksi-2, Terdakwa juga pernah membuat Surat Perjanjian pengembalian uang kepada Saksi-2 sebesar Rp.65.700.000,00(enam puluh lima juta tujuh ratus ribu rupiah) yang sebagian adalah uang miliknya Saksi-4 sebesar Rp.5.700.000,00(lima juta tujuh ratus ribu rupiah) pada tanggal 10 Desember 2015 namun saat jatuh tempo belum dapat membayar karena belum ada uang. 9. Bahwa selain dalam perkara ini, Terdakwa juga pernah meminjam uang kepada Sdr. Soleh sebesar Rp.100.000.000,00(seratus juta rupiah), dalam urusan proyek pasar Supowono dan sebagian sudah dibayar sehingga sisa yang belum dibayar sebesar Rp.77.000.000,00(tujuh puluh tujuh juta rupiah), kepada Sdri. Purwatiningsih sebesar Rp.20.000.000,00(dua puluh juta rupiah) dalam urusan proyek gereja dan sudah dikembalikan seluruhnya pada tanggal 9 Agustus 2016 dan kepada Sdr. Fatkur Rohman sebesar Rp.5.700.000,00(lima juta tujuh ratus ribu rupiah) dalam urusan proyek pengadaan pasir batu untuk kereta api, semuanya belum dikembalikan. 10. Bahwa Terdakwa mengetahui dan menyadari setiap calon prajurit atau polisi yang akan mengikuti seleksi tidak dipungut biaya dan Terdakwa melakukan semua itu hanya semata-mata mencari usaha sampingan untuk mencari keuntungan dan Terdakwa menyadari perbuatannya salah, berjanji tidak berbuat lagi dan menyesali perbuatannya serta berjanji untuk mengembalikan semua uang pinjamannya dengan cara dicicil. Menimbang, bahwa barang-barang bukti yang diajukan oleh Oditur Militer di persidangan berupa : Surat-surat : 1. 1 (satu) lembar kwitansi tanggal 23 Desember 2014 sebagai bukti adanya penerimaan uang sebesar Rp.60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) dari Sdr. Sanadi (Saksi-2) kepada Kopka Bambang Suntiyo (Terdakwa), dalam rangka untuk membantu mendaftarkan (Saksi-1) masuk menjadi Polisi maupun TNI namun Terdakwa tidak pernah berusaha mendaftarkan Saksi-1 baik dalam seleksi Polisi maupun TNI, uang tersebut hanya dipergunakan oleh Terdakwa dalam keperluan pribadi. 2. 1 (satu) lembar Surat Perjanjian tanggal 25 November 2015 yang ditandatangani Kopka Bambang Suntiyo (Terdakwa) dan Sdr. Sanadi (Saksi-2 selaku orang tua dari Sdr. Ubaidillah (Saksi-1) disaksikan oleh Serma Kuswanto dan Ibu Mryam (Saksi-3), isinya kesepakatan bersama antara Pihak Kesatu Kopka Bambang Suntiyo (Terdakwa) dan Pihak Kedua Sdr. Sanadi (Saksi-2) bahwa Terdakwa akan mengembalikan uang milik Saksi-2 sejumlah Rp.65.700.000,00(enam puluh lima juta tujuh ratus ribu rupiah). Menimbang, bahwa kedua barang bukti surat tersebut telah diperlihatkan kepada Terdakwa dan para Saksi di persidangan serta telah diterangkan sebagai barang bukti dalam perkara ini, barang bukti tersebut berhubungan dan bersesuaian dengan alat bukti lain, oleh karenanya barang bukti tersebut dapat memperkuat pembuktian atas perbuatanperbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa. Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa dan para Saksi dibawah sumpah di persidangan serta barang bukti yang diajukan di persidangan, setelah menghubungkan satu dengan yang lainnya diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut :
13
1. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AD sejak tahun 1987 melalui pendidikan Secata Milsuk di Dodik Gombong Rindam IV/Dip selama 4 (empat) bulan, lulus dilantik dengan pangkat Prada, setelah selesai dilanjutkan dengan Susjurta Zi di Pusdikzi Bogor selama 4 (empat) bulan, setelah selesai pada tahun 1988 ditugaskan pertama kali di Yonzipur 4/Banyubiru sampai dengan pangkat Praka, tahun 2014 ditugaskan di Kodim 0719/Jepara sampai dengan sekarang dengan pangkat Kopda NRP 616307. 2. Bahwa benar Terdakwa dalam perkara ini belum pernah ditahan, sudah berkeluarga, selama Terdakwa berdinas belum pernah dihukum pidana namun pernah dihukum disiplin selama 6 (enam) hari karena tidak hadir tanpa ijin di kesatuan, Terdakwa pernah tugas operasi militer di Timor-Timor tanun 1988 s.d 1989 dan mendapatkan satya lencana Seroja. 3. Bahwa benar sekira bulan Agustus 2014 Sdr. Ubaidillah (Saksi-1) dan Sdr. Fatkur Rohman (Saksi-4) sedang mengaji di Pondok Pesantren Al Khoerot alamat Desa Pendo Sawalan Kec. Kalinyamatan Kab. Jepara berkenalan dengan Terdakwa yang sedang melaksanakan TMMD membangun jalan di belakang Pesantren Al Khoerot, setelah berkenalan, Terdakwa menceritakan bisa menjadikan seseorang menjadi Polisi atau TNI. 4. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa bertanya kepada Saksi-1 “Kalau mau masuk polisi saya bisa membantu”, Saksi-1 jawab “Saya mau pak, terus kira-kira dananya habis berapa pak, kalau biayanya besar saya gak mampu”, dijawab Terdakwa “Kalau polisi secatam Brimob itu dua ratus lima puluh juta sampai tiga ratus juta”, Saksi-1 jawab “Kalau uang segitu, orang tua saya tidak punya pak”, dijawab Terdakwa “Terus orang tuamu punya apa” dijawab Saksi-1 “Orang tuaku hanya punya tanah”, Terdakwa bertanya “Kirakira dijual laku berapa” dijawab Saksi-1 “Gak tau pak”. 5. Bahwa benar kemudian Terdakwa mengajak Saksi-1 ke rumah Saksi-1 yang beralamat di Dukuh Nglekok RT.04 RW.03 Desa Sidoharjo Kec Guntur Kab Demak, sekira pukul 22.00 Wib Terdakwa dan Saksi-1 tiba di rumah Saksi-1, saat itu Terdakwa ditemui Sdri. Mariyam Ibu kandung Saksi-1 (Saksi-3), Terdakwa berkata kepada Saksi-3 “Bu, gini mas Ubaid mau saya jadikan polisi, kira-kira ibu mengijinkan gak” dijawab Saksi-3 “Kirakira dananya berapa kok mau daftarin polisi” dijawab Terdakwa “Kalau polisi secatam brimob itu dua ratus lima puluh sampai tiga ratus juta” selanjutnya Saksi-3 menjawab “Kalau uang segitu saya gak punya pak, adanya cuma tanah” Terdakwa kemudian berkata “Ya sudah bu kalau begitu” dijawab Saksi-3 “Ya pak saya piki-pikir dulu”. 6. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa sering datang ke rumah Saksi-1, kadang berpakaian dinas PDL kadang berpakaian preman, Terdakwa juga pernah mengatakan bahwa Terdakwa adalah seorang kontraktor yang punya alat berat berupa beego serta punya proyek jalan tol sehingga Saksi-1 semakin yakin Terdakwa dapat membantu Saksi1 untuk masuk Polisi maupun TNI. 7. Bahwa benar pada bulan September 2014 sekira pukul 08.00 Wib. Terdakwa dan Saksi-1 datang ke rumah orang tua Saksi-1 dan Saksi-4 atas nama Sdr. Sanadi (Saksi-2) dan Saksi-3, saat di rumah dan sambil berbincang, Terdakwa mengatakan kepada Saksi-2 “Pak, Ubaidillah ini mau saya daftakan polisi, sampean mengijinkan gak” jawab Saksi-2 “Saya itu gak punya apa-apa pak, polisi itu biayanya banyak, saya dapat uang dari mana” dijawab Terdakwa ”Nantikan bisa, yang penting njenengan ngijinkan, yang penting njenengan ada niat” dijawab Saksi-2 ”Biasanya itu dananya berapa to pak, saya itu gak ngerti, kerjaan saya cuma becak saja” dijawab Terdakwa “Iya sekitar dua ratus lima puluh jutaan sampai tiga ratus juta, terus kira-kira njenengan ada berapa” dijawab Saksi-2 “Kirakira paling tanah saya kalau dijual ya sekitar lima puluh juta, itu tanah satu-satunya untuk makan keluarga” dijawa Terdakwa “Ya gak apa-apa gampang itu, nanti uangnya saya pakai dulu untuk proyek, nanti kekuarangannya saya yang tanggung jawab, nanti setelah Ubaidillah jadi polisi, biar bayar lewat potongan gajinya” dijawab Saksi-2 “Ya sudah kalau njenengan mau nolong anak saya, saya pasrah dengan njenengan saja”.
14 8. Bahwa benar dengan perkataan tersebut, Saksi-2 dan Saksi-3 selaku orang tua dari Saksi-1 merasa yakin sehingga Saksi-2 dan Saksi-3 menerima tawaran Terdakwa tersebut karena Terdakwa akan membantu sisanya. 9. Bahwa benar seminggu kemudian pada bulan Oktober 2014 Saksi-2 dan Saksi-3 sepakat menjual tanah sawah seluas 800 M2 milik Saksi-2 dan Saksi-3 dan saat itu laku seharga Rp.70.000.000,00(tujuh puluh juta rupiah) dan selanjutnya uang sebesar Rp.60.000.000,00(enam puluh juta rupiah) disimpan untuk persiapan apabila Terdakwa akan mendaftarkan Saksi-1 masuk polisi atau TNI sedangkan yang Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) Saksi-2 serahkan kepada anak Saksi-2 kakak kandung dari Saksi-1 atas nama Sdr. Fatkur Rohman (Saksi-4) untuk pengurusan Saksi-4 masuk kuliah yang akan dibantu juga oleh Terdakwa. 10. Bahwa benar selanjutnya Saksi-4 menyerahkan uang kepada Terdakwa sebesar Rp.5.700.000,00(lima juta tujuh ratus ribu rupiah) untuk membantu Saksi-4 mendaftar kuliah. 11. Bahwa benar pada tanggal 22 Desember 2014 sekira pukul 20.00 Wib, saat Saksi-2 sedang bekerja di Bekasi sebagai tukang becak, Saksi-4 menelpon Saksi-2 mengatakan “Pak njenengan harus pulang, karena Pak Bambang butuh duit, untuk persiapan mendaftarkan Ubaidillah menjadi polisi”, saat itu Saksi-2 sempat menjawab “Itu beneran gak, jangan-jangan menipu” dijawab Saksi-4 “Benar pak, pak Bambang gak mungkin menipu” dijawab Saksi-2 “Ya sudah”, selanjutnya Saksi-2 pulang ke rumah di Demak. 12. Bahwa benar pada tanggal 23 Desember 2014 sekira pukul 15.00 Wib, Terdakwa datang ke rumah Saksi-2 dan Saksi-3, selanjutnya setelah terjadi kesepakatan, Saksi-2 menyerahkan uang kepada Terdakwa sebesar Rp.60.000.000,00(enam puluh juta rupiah) disaksikan oleh Saksi-3 dan Saksi-4 dengan perjanjian apabila Saksi-1 tidak jadi polisi atau TNI maka uangnya akan dikembalikan secara utuh kepada Saksi-2 atau Saksi-1, selanjutnya dibuatkan kwitansi tanda terima penyerahan uang dari Saksi-2 kepada Terdakwa yang ditandangani Terdakwa. 13. Bahwa benar setelah beberapa hari uang diserahkan, Terdakwa juga meyakinkan Saksi-1 dengan berkata “Orang tuamu sudah menyerahkan uang, sampean yakin saja, pokoke sampean jadi polisi”, terserah gimana caranya saya, yang penting sampean jadi polisi. 14. Bahwa benar setelah tiba waktu pendaftaran polisi maupun TNI, Terdakwa tidak pernah mendaftarkan Saksi-1 karena sejak awal Terdakwa sudah mengetahui Saksi-1 hanya memiliki ijazah persamaan paket C sehingga Saksi-1 tidak memenuhi syarat administrasi dan Terdakwa juga mengetahui bahwa setiap calon Polisi maupun TNI yang mengikuti seleksi tidak dipungut biaya namun Terdakwa tetap menerima uang tersebut dengan tujuan semata-mata untuk mencari keuntungan pribadi tanpa bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan keluarga Terdakwa. 15. Bahwa benar uang sebesar Rp.60.000.000,00(enam puluh juta rupiah) Saksi-2 serahkan kepada Terdakwa karena Saksi-2 yakin dan percaya atas perkataan Terdakwa yang berusaha meyakinkan Saksi-2 dengan menyerahkan uang tersebut Saksi-1 selaku anak Saksi-2 dijamin menjadi Polisi atau TNI dan sisanya Terdakwa mau menanggung sendiri sehingga Saksi-2 berkeyakinan Terdakwa adalah orang baik yang akan membantu anak Saksi-2 namun ternyata anak Saksi-2 (Saksi-1) tidak pernah didaftarkan baik masuk polisi maupun TNI, demikian juga dengan janji Terdakwa membantu Saksi-4 mendaftarkan masuk kuliah juga tidak pernah dilaksanakan sehingga uang yang diserahkan kepada Terdakwa seluruhnya sebesar Rp.65.700.000,00(enam puluh lima juta tujuh ratus ribu rupiah). 16. Bahwa benar setelah Saksi-1 gagal menjadi anggota polisi maupun TNI, Tedakwa tidak pernah menepati janjinya untuk mengembalikan uang sepenuhnya sebesar Rp.
15 65.700.000,00(enam puluh lima juta tujuh ratus rupiah), kepada Saksi-2 maupun kepada Saksi-1 dan hanya janji-janji saja. 17. Bahwa benar Terdakwa pernah membuat surat perjanjian tertanggal 25 November 2015 yang isinya Terdakwa berjanji akan mengembalikan uang sebesar Rp.65.700.00,00 (enam puluh lima juta tujuh ratus ribu rupiah) secara cash/utuh pada tanggal 10 Desember 2015, namun hingga jatuh tempo Terdakwa tidak juga menepati janjinya. 18. Bahwa benar akibat perbuatan Terdakwa, Saksi-2 dan Saksi-3 mengalami kerugian sebesar Rp.65.700.00,00 (enam puluh lima juta tujuh ratus ribu rupiah) hasil menjual tanah sawah seluas 800 M2 yang merupakan satu-satunya sumber makan keluarga dan sampai dengan persidangan, Terdakwa belum pernah mengembalikan sejumlah uang tersebut baik secara utuh maupun dengan cara dicicil. Menimbang, bahwa lebih dahulu Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya dengan mengemukakan pendapat sebagai berikut : 1. Bahwa mengenai keterbuktian unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer, apabila dihubungkan dengan fakta yang terungkap di persidangan, Majelis Hakim sependapat dengan Oditur Militer, namun Majelis Hakim akan menguraikan dan membuktikan sendiri sebagaimana dalam putusan Ini. 2. Bahwa mengenai permohonan Oditur militer tentang penjatuhan pidana terhadap diri Terdakwa, Majelis Hakim akan mempertimbangkan berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan, hal hal yang meringankan dan hal hal yang memberatkan pidanya, sebagaimana diuraikan dalam putusan ini. Menimbang, bahwa berdasarkan surat dakwaan Oditur Militer, Terdakwa dihadapkan ke persidangan dengan dakwaan yang disusun secara Tunggal yaitu Pasal 378 KUHP, mengandung unsur-unsur sebagai berikut : Unsur ke satu : “Barang siapa” Unsur ke dua : “Dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum” Unsur ke tiga : “Dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat atau rangkaian kebohongan menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang”. Menimbang, bahwa mengenai unsur-unsur pasal dakwaan Oditur Militer tersebut, Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Unsur ke satu : “Barang siapa” Bahwa yang dimaksud dengan pengertian "Barang siapa" adalah sama pengertiannya dengan "Setiap orang" yaitu subyek hukum, sedangkan yang dimaksud subyek hukum dalam KUHP adalah "Orang" atau "Badan hukum". Bahwa yang dimaksud dengan "Orang" sebagai subyek hukum pidana adalah seperti yang diatur dalam pasal 2 sampai pasal 9 KUHP, dalam rumusan pasal tersebut adalah semua Warga Negara Indonesia dan termasuk Warga Negara Asing yang memenuhi persyaratan yang diatur dalam pasal 2 sampai dengan pasal 9 KUHP tersebut, yang dalam hal ini termasuk pula anggota angkatan perang (anggota Tentara Nasional Indonesia) sebagai Warga Negara Indonesia.
16 Dalam hal subyek hukum adalah seorang prajurit TNI maka pada waktu melakukan tindak pidana harus masih dalam dinas aktif yakni belum mengakhiri atau diakhiri ikatan dinasnya. Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, dan keterangan Terdakwa dipersidangan telah terungkap fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar Oditur Militer di awal persidangan perkara ini menghadapkan seorang Terdakwa, setelah diperiksa identitasnya mengaku bernama Bambang Suntiyo dalam keadaan sehat jasmani rohani dan berpakaian dinas harian TNI AD lengkap, mengaku sebagai prajurit TNI AD sesuai dengan identitas Terdakwa yang tertuang dalam surat dakwaan Oditur Militer Nomor Sdak/49/VII/2016 tanggal 12 Juli 2016 dan Keputusan Penyerahan Perkara dari Danrem 073/Makutarama selaku Papera Nomor Kep/39/VI/ 2016 tanggal 22 Juni 2016. 2. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AD sejak tahun 1987 melalui pendidikan Secata Milsuk di Dodik Gombong Rindam IV/Dip selama 4 (empat) bulan, lulus dilantik dengan pangkat Prada, setelah selesai dilanjutkan dengan Susjurta Zi di Pusdikzi Bogor selama 4 (empat) bulan, setelah selesai pada tahun 1988 ditugaskan pertama kali di Yonzipur 4/Banyubiru sampai dengan pangkat Praka, tahun 2014 ditugaskan di Kodim 0719/Jepara sampai dengan sekarang dengan pangkat Kopda NRP 616307. 3. Bahwa benar Sdr. Bambang Suntiyo adalah anggota TNI aktif yang menjadi Terdakwa dalam perkara ini berdasarkan Keppera dan Surat Dakwaan Oditur Militer tersebut diatas sehingga Terdakwa adalah benar anggota TNI aktif sebagai subjek hukum dalam perkara ini. Berdasarkan uraian fakta tersebut Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur ke satu “Barang siapa”, telah terpenuhi. Unsur ke dua : “Dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum” Menimbang, bahwa mengenai unsur ke dua tersebut Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Bahwa penempatan istilah “Dengan maksud” di awal perumusan pasal, mempunyai fungsi rangkap, yaitu sebagai pengganti „Kesengajaan‟ dan juga sebagai pernyataan tujuan dari rumusan pasal di belakangnya. Sebagai unsur sengaja, si Pelaku menyadari dan menghendaki adanya suatu keuntungan untuk diri sendiri atau orang lain, dan bahkan dia juga menyadari ketidak-berhakannya atas suatu keuntungan tersebut. Pelaku menyadari pula bahwa sarana yang digunakan untuk memperoleh keuntungan tersebut adalah suatu perbuatan yang tidak sebenarnya dilakukan atau nyata ada pada Terdakwa. Yang dimaksud dengan menguntungkan adalah memberikan, mendatangkan, keuntungan. Sedangkan yang dimaksud dengan menguntungkan diri sendiri atau orang lain dalam unsur ini adalah perbuatan Terdakwa tersebut memberikan atau mendatangkan suatu keuntungan terhadap dirinya sendiri atau terhadap orang lain. Bahwa yang dimaksud dengan “Melawan hukum”, menurut Yurisprudensi (Arrest Hooge Raad tanggal 31 Desember 1919) adalah sebagai berikut : - Merusak hak subjektif seseorang menurut undang-undang; atau - Melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban hukum si Pelaku menurut undang-undang; atau - Melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kepatutan dalam masyarakat.
17 Berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah di persidangan, keterangan Terdakwa serta barang bukti yang diajukan di persidangan, terungkap fakta hukum sebagai berikut : 1. Bahwa benar sekira bulan Agustus 2014 Sdr. Ubaidillah (Saksi-1) dan Sdr. Fatkur Rohman (Saksi-4), anak dari Sdr. Sanadi (Saksi-2) dan Sdri. Mariyan (Saksi-3) sedang mengaji di Pondok Pesantren Al Khoerot alamat Desa Pendo Sawalan Kec. Kalinyamatan Kab. Jepara, berkenalan dengan Terdakwa yang sedang melaksanakan TMMD membangun jalan di belakang Pesantren Al Khoerot, setelah berkenalan, Terdakwa menceritakan bisa menjadikan seseorang menjadi Polisi atau TNI. 2. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa mengatakan kepada Saksi-1 “Kalau mau masuk polisi saya bisa membantu”, Saksi-1 jawab “Saya mau pak, terus kira-kira dananya habis berapa pak, kalau biayanya besar saya gak mampu”, dijawab Terdakwa “Kalau polisi secatam Brimob itu dua ratus lima puluh juta sampai tiga ratus juta”, Saksi-1 jawab “Kalau uang segitu, orang tua saya tidak punya pak”, dijawab Terdakwa “Terus orang tuamu punya apa” dijawab Saksi-1 “Orang tuaku hanya punya tanah”, Terdakwa bertanya “Kirakira dijual laku berapa” dijawab Saksi-1 “Gak tau pak”. 3. Bahwa benar kemudian Terdakwa mengajak Saksi-1 ke rumah Saksi-1 yang beralamat di Dukuh Nglekok RT.04 RW.03 Desa Sidoharjo Kec Guntur Kab Demak, sekira pukul 22.00 Wib Terdakwa dan Saksi-1 tiba di rumah Saksi-1, saat itu Terdakwa ditemui Sdri. Mariyam (Saksi-3) Ibu kandung Saksi-1 dan Saksi-4, Terdakwa berkata kepada Saksi-3 “Bu, gini mas Ubaid mau saya jadikan polisi, kira-kira ibu mengijinkan gak” dijawab Saksi-3 “Kira-kira dananya berapa kok mau daftarin polisi” dijawab Terdakwa “Kalau polisi secatam brimob itu dua ratus lima puluh sampai tiga ratus juta” selanjutnya Saksi-3 menjawab “Kalau uang segitu saya gak punya pak, adanya cuma tanah” Terdakwa kemudian berkata “Ya sudah bu kalau begitu” dijawab Saksi-3 “Ya pak saya piki-pikir dulu”. 4. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa sering datang ke rumah Saksi-1, kadang berpakaian dinas PDL kadang berpakaian preman, Terdakwa juga pernah mengatakan bahwa Terdakwa adalah seorang kontraktor yang punya alat berat berupa beego serta punya proyek jalan tol sehingga Saksi-1 semakin yakin Terdakwa dapat membantu Saksi1 untuk masuk Polisi maupun TNI. 5. Bahwa benar pada bulan September 2014 sekira pukul 08.00 Wib. Terdakwa dan Saksi-1 datang ke rumah orang tua Saksi-1 dan Saksi-4 atas nama Sdr. Sanadi (Saksi-2) dan Saksi-3, saat di rumah dan sambil berbincang, Terdakwa mengatakan kepada Saksi-2 “Pak, Ubaidillah ini mau saya daftakan polisi, sampean mengijinkan gak” jawab Saksi-2 “Saya itu gak punya apa-apa pak, polisi itu biayanya banyak, saya dapat uang dari mana” dijawab Terdakwa ”Nantikan bisa, yang penting njenengan ngijinkan, yang penting njenengan ada niat” dijawab Saksi-2 ”Biasanya itu dananya berapa to pak, saya itu gak ngerti, kerjaan saya cuma becak saja” dijawab Terdakwa “Iya sekitar dua ratus lima puluh jutaan sampai tiga ratus juta, terus kira-kira njenengan ada berapa” dijawab Saksi-2 “Kirakira paling tanah saya kalau dijual ya sekitar lima puluh juta, itu tanah satu-satunya untuk makan keluarga” dijawa Terdakwa “Ya gak apa-apa gampang itu, nanti uangnya saya pakai dulu untuk proyek, nanti kekuarangannya saya yang tanggung jawab, nanti setelah Ubaidillah jadi polisi, biar bayar lewat potongan gajinya” dijawab Saksi-2 “Ya sudah kalau njenengan mau nolong anak saya, saya pasrah dengan njenengan saja”. 6. Bahwa benar dengan perkataan tersebut, Saksi-2 dan Saksi-3 selaku orang tua dari Saksi-1 dan Saksi-4 merasa yakin sehingga Saksi-2 dan Saksi-3 menerima tawaran Terdakwa tersebut karena Terdakwa akan membantu sisanya. 7. Bahwa benar seminggu kemudian pada bulan Oktober 2014 Saksi-2 dan Saksi-3 sepakat menjual tanah sawah seluas 800 M2 milik Saksi-2 dan Saksi-3 dan saat itu laku seharga Rp.70.000.000,00(tujuh puluh juta rupiah) dan selanjutnya uang sebesar Rp.60.000.000,00(enam puluh juta rupiah) disimpan untuk persiapan apabila Terdakwa
18 akan mendaftarkan Saksi-1 masuk polisi atau TNI sedangkan yang Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) Saksi-2 serahkan kepada anak Saksi-2, kakak kandung dari Saksi-1 atas nama Sdr. Fatkur Rohman (Saksi-4) untuk pengurusan Saksi-4 masuk kuliah yang akan dibantu juga oleh Terdakwa. 8. Bahwa benar selanjutnya Saksi-4 menyerahkan uang kepada Terdakwa sebesar Rp.5.700.000,00(lima juta tujuh ratus ribu rupiah) yang rencananya untuk biaya membantu Saksi-4 mendaftar kuliah. 9. Bahwa benar pada tanggal 22 Desember 2014 sekira pukul 20.00 Wib, saat Saksi-2 sedang bekerja di Bekasi sebagai tukang becak, Saksi-4 menelpon Saksi-2 mengatakan “Pak njenengan harus pulang, karena Pak Bambang butuh duit, untuk persiapan mendaftarkan Ubaidillah menjadi polisi”, saat itu Saksi-2 sempat menjawab “Itu beneran gak, jangan-jangan menipu” dijawab Saksi-4 “Benar pak, pak Bambang gak mungkin menipu” dijawab Saksi-2 “Ya sudah”, selanjutnya Saksi-2 pulang ke rumah di Demak. 10. Bahwa benar pada tanggal 23 Desember 2014 sekira pukul 15.00 Wib, Terdakwa datang ke rumah Saksi-2 dan Saksi-3, selanjutnya setelah terjadi kesepakatan, Saksi-2 menyerahkan uang kepada Terdakwa sebesar Rp.60.000.000,00(enam puluh juta rupiah) disaksikan oleh Saksi-3 dan Saksi-4 dengan perjanjian apabila Saksi-1 tidak jadi polisi atau TNI maka uangnya akan dikembalikan secara utuh kepada Saksi-2 atau Saksi-1, selanjutnya dibuatkan kwitansi tanda terima penyerahan uang dari Saksi-2 kepada Terdakwa yang ditandangani Terdakwa. 11. Bahwa benar setelah beberapa hari uang diserahkan, Terdakwa juga meyakinkan Saksi-1 dengan berkata “Orang tuamu sudah menyerahkan uang, sampean yakin saja, pokoke sampean jadi polisi”, terserah gimana caranya saya, yang penting sampean jadi polisi. 12. Bahwa benar setelah tiba waktu pendaftaran polisi maupun TNI, Terdakwa tidak pernah mendaftarkan Saksi-1 karena sejak awal Terdakwa sudah mengetahui Saksi-1 hanya memiliki ijazah persamaan paket C sehingga Saksi-1 tidak memenuhi syarat administrasi dan Terdakwa juga mengetahui bahwa setiap calon Polisi maupun TNI yang mengikuti seleksi tidak dipungut biaya namun Terdakwa tetap menerima uang tersebut dengan tujuan semata-mata untuk mencari keuntungan pribadi tanpa bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan keluarga Terdakwa. 13. Bahwa benar uang sebesar Rp.60.000.000,00(enam puluh juta rupiah) Saksi-2 serahkan kepada Terdakwa karena Saksi-2 yakin dan percaya atas perkataan Terdakwa yang berusaha meyakinkan Saksi-2 dengan menyerahkan uang tersebut Saksi-1 selaku anak Saksi-2 dijamin menjadi Polisi atau TNI dan sisanya Terdakwa mau menanggung sendiri sehingga Saksi-2 berkeyakinan Terdakwa adalah orang baik yang akan membantu anak Saksi-2 namun ternyata anak Saksi-2 (Saksi-1) tidak pernah didaftarkan baik masuk polisi maupun TNI, demikian juga dengan janji Terdakwa membantu Saksi-4 mendaftarkan masuk kuliah juga tidak pernah dilaksanakan sehingga uang yang diserahkan kepada Terdakwa seluruhnya sebesar Rp.65.700.000,00(enam puluh lima juta tujuh ratus ribu rupiah). Menimbang, bahwa berdasarkan fakta tersebut di atas, Terdakwa menerima uang tersebut dengan alasan untuk membantu Saksi-1 mendaftarkan seleksi masuk Polisi maupun TNI namun Terdakwa sebelum mulai pendaftaran sudah mengetahui ijazah Saksi-1 hanya ijazah persamaan/paket C namun Terdakwa tetap menjanjikan dan bahkan bisa memastikan Saksi-1 bisa menjadi Polisi maupun TNI namun kenyataannya saat waktu pendaftaran baik Polisi maupun TNI, Terdakwa tidak pernah membantu Saksi-1 mendaftar masuk seleksi bahkan uang yang Terdakwa terima dari Saksi-2 maupun Saksi3 selaku orang tua Saksi-1 hanya dipergunakan Terdakwa untuk kepentingan pribadi, Terdakwa juga mengetahui bahwa penerimaan Polisi maupun TNI tidak dipungut biaya namun Terdakwa tetap lakukan. Demikian juga dengan janji Terdakwa untuk membantu Saksi-4 mendaftar masuk kuliah di salah satu perguruan tinggi tidak pernah Terdakwa
19 lakukan, Terdakwa juga menyadari bahwa Terdakwa tidak berwenang untuk meluluskan Saksi-1 untuk menjadi TNI maupun Polisi sehingga Terdakwa dalam melakukan perbuatan tersebut adalah melanggar hukum. Menimbang, bahwa berdasarkan uraian fakta hukum tersebut Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur ke dua “Dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri secara melawan hukum”, telah terpenuhi. Unsur ke tiga : “Dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat atau rangkaian kebohongan menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang”. Menimbang, bahwa mengenai unsur ke tiga tersebut Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Bahwa yang dimaksud dengan “Nama palsu” adalah nama yang tidak benar, yaitu suatu nama yang bukan nama si Pelaku tetapi digunakan oleh Pelaku, dan jika ditanyakan kepada orang-orang yang secara nyata mengenal si Pelaku, mereka tidak mengetahui nama tersebut. Yang dimaksud dengan “Martabat palsu” atau “Keadaan pribadi palsu” adalah suatu sikap/keadaan pribadi yang seakan-akan pada diri pelaku tersebut ada suatu kekuasaan, kewenangan, martabat, status, atau jabatan yang sebenarnya tidak dimilikinya; atau mengenakan pakaian seragam tertentu, tanda pengenal tertentu, yang dengan mengenakan hal itu orang lain akan mengira bahwa Ia mempunyai suatu kedudukan/ pangkat tertentu yang mempunyai suatu kekuasaan atau kewenangan. Yang dimaksud dengan Tipu Muslihat adalah suatu tindakah yang dapat disaksikan oleh orang lain baik disertai maupun tidak disertai dengan suatu ucapan yang dengan tindakan itu menimbulkan suatu kepercayaan akan sesuatu atau penghargaan bagi orang lain, padahal itu tidak ada. Yang dimaksud dengan Rangkaian Kebohongan adalah beberapa keterangan yang saling mengisi seakan-akan isi keterangan itu benar, padahal tidak lain daripada kebohongan, tetapi orang akan berkesimpulan dari keterkaitan satu sama lainnya sebagai suatu yang benar. Yang dimaksud dengan Menggerakkan (bewegen) adalah tergeraknya hati nurani si korban atau orang lain dan mau melakukan suatu perbuatan. Dalam hal ini tidak ada permintaan dengan tekanan kendati menghadapi suatu sikap ragu-ragu atau penolakan dari si korban. Bahkan dalam prakteknya mungkin lebih cenderung merupakan suatu rayuan. Yang dimaksud dengan Menyerahkan sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu memberikan, menyampaikan atau memberikan dengan penuh kepercayaan. Dalam hal ini penyerahan tersebut bisa secara langsung maupun tidak langsung. Adapun yang dimaksud dengan Barang sesuatu dalam unsur ini yaitu sesuatu barang yang memiliki nilai ekonomis. Bahwa dalam unsur ini mengandung banyak alternatif maka Majelis Hakim hanya akan membuktikan salah satu unsur atau sebagian unsur berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan. Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah di persidangan, keterangan Terdakwa serta barang bukti yang diajukan di persidangan, terungkap fakta hukum sebagai berikut :
20
1. Bahwa benar Bahwa benar pada bulan September 2014 sekira pukul 08.00 Wib. Terdakwa dan Saksi-1 datang ke rumah orang tua Saksi-1 dan Saksi-4 atas nama Sdr. Sanadi (Saksi-2) dan Saksi-3, saat di rumah dan sambil berbincang, Terdakwa mengatakan kepada Saksi-2 “Pak, Ubaidillah ini mau saya daftakan polisi, sampean mengijinkan gak” jawab Saksi-2 “Saya itu gak punya apa-apa pak, polisi itu biayanya banyak, saya dapat uang dari mana” dijawab Terdakwa ”Nantikan bisa, yang penting njenengan ngijinkan, yang penting njenengan ada niat” dijawab Saksi-2 ”Biasanya itu dananya berapa to pak, saya itu gak ngerti, kerjaan saya cuma becak saja” dijawab Terdakwa “Iya sekitar dua ratus lima puluh jutaan sampai tiga ratus juta, terus kira-kira njenengan ada berapa” dijawab Saksi-2 “Kira-kira paling tanah saya kalau dijual ya sekitar lima puluh juta, itu tanah satu-satunya untuk makan keluarga” dijawa Terdakwa “Ya gak apa-apa gampang itu, nanti uangnya saya pakai dulu untuk proyek, nanti kekuarangannya saya yang tanggung jawab, nanti setelah Ubaidillah jadi polisi, biar bayar lewat potongan gajinya” dijawab Saksi-2 “Ya sudah kalau njenengan mau nolong anak saya, saya pasrah dengan njenengan saja”. 2. Bahwa benar dengan perkataan tersebut, Saksi-2 dan Saksi-3 selaku orang tua dari Saksi-1 dan Saksi-4 merasa yakin sehingga Saksi-2 dan Saksi-3 menerima tawaran Terdakwa tersebut karena Terdakwa akan membantu sisanya. 3. Bahwa benar seminggu kemudian pada bulan Oktober 2014 Saksi-2 dan Saksi-3 sepakat menjual tanah sawah seluas 800 M2 milik Saksi-2 dan Saksi-3 dan saat itu laku seharga Rp.70.000.000,00(tujuh puluh juta rupiah) dan selanjutnya uang sebesar Rp.60.000.000,00(enam puluh juta rupiah) disimpan untuk persiapan apabila Terdakwa akan mendaftarkan Saksi-1 masuk polisi atau TNI sedangkan yang Rp.10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) Saksi-2 serahkan kepada anak Saksi-2, kakak kandung dari Saksi-1 atas nama Sdr. Fatkur Rohman (Saksi-4) untuk pengurusan Saksi-4 masuk kuliah yang akan dibantu juga oleh Terdakwa. 4. Bahwa benar selanjutnya Saksi-4 menyerahkan uang kepada Terdakwa sebesar Rp.5.700.000,00(lima juta tujuh ratus ribu rupiah) yang rencananya untuk biaya membantu Saksi-4 mendaftar kuliah. 5. Bahwa benar pada tanggal 22 Desember 2014 sekira pukul 20.00 Wib, saat Saksi-2 sedang bekerja di Bekasi sebagai tukang becak, Saksi-4 menelpon Saksi-2 mengatakan “Pak njenengan harus pulang, karena Pak Bambang butuh duit, untuk persiapan mendaftarkan Ubaidillah menjadi polisi”, saat itu Saksi-2 sempat menjawab “Itu beneran gak, jangan-jangan menipu” dijawab Saksi-4 “Benar pak, pak Bambang gak mungkin menipu” dijawab Saksi-2 “Ya sudah”, selanjutnya Saksi-2 pulang ke rumah di Demak. 6. Bahwa benar pada tanggal 23 Desember 2014 sekira pukul 15.00 Wib, Terdakwa datang ke rumah Saksi-2 dan Saksi-3, selanjutnya setelah terjadi kesepakatan, Saksi-2 menyerahkan uang kepada Terdakwa sebesar Rp.60.000.000,00(enam puluh juta rupiah) disaksikan oleh Saksi-3 dan Saksi-4 dengan perjanjian apabila Saksi-1 tidak jadi polisi atau TNI maka uangnya akan dikembalikan secara utuh kepada Saksi-2 atau Saksi-1, selanjutnya dibuatkan kwitansi tanda terima penyerahan uang dari Saksi-2 kepada Terdakwa yang ditandangani Terdakwa. 7. Bahwa benar setelah beberapa hari uang diserahkan, Terdakwa juga meyakinkan Saksi-1 dengan berkata “Orang tuamu sudah menyerahkan uang, sampean yakin saja, pokoke sampean jadi polisi”, terserah gimana caranya saya, yang penting sampean jadi polisi. 8. Bahwa benar setelah tiba waktu pendaftaran polisi maupun TNI, Terdakwa tidak pernah mendaftarkan Saksi-1 karena sejak awal Terdakwa sudah mengetahui Saksi-1 hanya memiliki ijazah persamaan paket C sehingga Saksi-1 tidak memenuhi syarat administrasi dan Terdakwa juga mengetahui bahwa setiap calon Polisi maupun TNI yang mengikuti seleksi tidak dipungut biaya namun Terdakwa tetap menerima uang tersebut
21 dengan tujuan semata-mata untuk mencari keuntungan pribadi tanpa bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan keluarga Terdakwa. 9. Bahwa benar uang sebesar Rp.60.000.000,00(enam puluh juta rupiah) Saksi-2 serahkan kepada Terdakwa karena Saksi-2 yakin dan percaya atas perkataan Terdakwa yang berusaha meyakinkan Saksi-2 dengan menyerahkan uang tersebut Saksi-1 selaku anak Saksi-2 dijamin menjadi Polisi atau TNI dan sisanya Terdakwa mau menanggung sendiri sehingga Saksi-2 berkeyakinan Terdakwa adalah orang baik yang akan membantu anak Saksi-2 namun ternyata anak Saksi-2 (Saksi-1) tidak pernah didaftarkan baik masuk polisi maupun TNI, demikian juga dengan janji Terdakwa membantu Saksi-4 mendaftarkan masuk kuliah juga tidak pernah dilaksanakan sehingga uang yang diserahkan kepada Terdakwa seluruhnya sebesar Rp.65.700.000,00(enam puluh lima juta tujuh ratus ribu rupiah). Menimbang, bahwa berdasarkan uraian fakta hukum tersebut, Terdakwa dengan mengatakan dengan uang dua ratus lima puluh juta sampai tiga ratus juta Terdakwa dapat menjamin Saksi-1 masuk menjadi polisi, kemudian Saksi-2 selaku orang tua Saksi-1 mengatakan hanya punya tanah yang harganya kurang lebih hanya lima puluh juta selanjutnya Terdakwa mengatakan tidak apa-apa dan mengatakan biar uang itu Terdakwa pakai dulu untuk proyek dan mengatakan nanti sisanya Terdakwa tanggung, membuat kedua orang tua Saksi-1 tergiur sehingga menyerahkan uang sebanyak enam puluh juta rupiah, namun setelah uang tersebut diterima oleh Terdakwa, justru dipakai untuk keperluannya sendiri dan tidak pernah mendaftarkan Saksi-1 dalam seleksi Polisi maupun TNI dan sejak awal Terdakwa mengetahui kalau Saksi-1 tidak dapat didaftarkan karena Saksi-1 hanya mempunyai ijazah persamaan/paket C namun Terdakwa tetap melakukan hal tersebut. Menimbang, bahwa dengan uraian fakta tersebut tergambar adanya rangkaian kebohongan Terdakwa untuk meyakinkan Saksi-2 sehingga Saksi-2 tergerak hatinya untuk menyerahkan uang sebesar enam puluh juta rupiah kepada Terdakwa. Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur ke tiga “Dengan rangkaian kebohongan menggerakkan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya”, telah terpenuhi. Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa pada saat melakukan tindak pidana ini maupun di dalam persidangan ini Terdakwa dalam keadaan sehat jasmani rohani, tidak bukti yang menunjukkan Terdakwa dalam keadaan sakit maupun hilang ingatannya maka berdasarkan hukum Terdakwa mampu bertanggung jawab secara hukum dan di prsidangan juga tidak ditemukan adanya alasan pemaaf maupun alasan pembenar pada diri Terdakwa untuk melakukan tindak pidana ini sehingga Terdakwa harus dipidana. Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas yang merupakan fakta-fakta yang diperoleh dalam persidangan, Majelis Hakim berpendapat terdapat cukup bukti yang sah dan meyakinkan Terdakwa bersalah melakukan tindak pidana “Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri secara melawan hukum dengan rangkaian kebohongan menggerakan orang lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya”, sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam Pasal 378 KUHP. Menimbang, bahwa di dalam memeriksa dan mengadili perkara Terdakwa ini, secara umum tujuan Majelis adalah untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan hukum, kepentingan umum dan kepentingan Militer. Menjaga kepentingan hukum dalam arti menjaga tetap tegaknya hukum dan keadilan dalam masyarakat. Menjaga kepentingan umum dalam arti melindungi masyarakat dari tindakan sewenang-wenang. Menjaga kepentingan militer dalam arti menjaga agar kepentingan militer tidak dirugikan dan sekaligus mendorong agar setiap prajurit tetap mematuhi dan menjunjung tinggi ketentuan hukum yang berlaku.
22 Menimbang , bahwa sebelum sampai pada saat pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis Hakim akan menilai sifat, hakekat dan akibat dari perbuatan Terdakwa serta hal-hal lain yang mempengaruhi, sebagai berikut : 1. Bahwa sifat dari perbuatan Terdakwa menerima uang sebesar Rp.65.700.000,00 (enam puluh lima juta tujuh ratus ribu rupiah) dengan alasan untuk membantu memasukkan Saksi-1 menjadi Polisi maupun TNI dan juga membantu Saksi-4 untuk didaftarkan kuliah disalah satu universitas namun Terdakwa tidak melakukan hal itu bahkan uang yang diterima oleh Terdakwa hanya dipergunakan untuk kepentingannya sendiri. 2. Bahwa perbuatan Terdakwa tersebut sangat bertentangan dengan aturan rekrutmen baik Polisi maupun TNI tidak dipungut biaya, Terdakwa juga mengetahui hal tersebut agar tidak menerima sesuatu dari para calon atau keluarganya namun Terdakwa tetap melakukan karena tergiur dengan keuntungan besar. 3. Bahwa pada hakekatnya perbuatan tersebut diatas seharusnya tidak perlu terjadi atau dilakukan oleh Terdakwa apabila Terdakwa mengindahkan seluruh aturan yang berlaku baik secara umum maupun secara khusus di lingkungan TNI karena hal tersebut jelas sangat bertentangan dengan aturan yang berlaku. 4.
Bahwa akibat dari perbuatan Terdakwa tersebut : a. Bagi institusi dapat menurunkan citra dan wibawa TNI di mata masyarakat khususnya kesatuan Terdakwa Kodim 0719/Jepara. b. Bagi masyarakat umum dapat menimbulkan image negatif bahwa penerimaan prajurit TNI maupun Polisi harus menyediakan sejumlah uang apabila mau lulus, padahal dalam seleksi penerimaan Prajurit TNI maupun Polisi tanpa dipungut biaya.
5. Hal-hal lain yang mempengaruhi perbuatan Terdakwa adalah selain hanya untuk mendapatkan keuntungan pribadi tanpa memperdulikan/mentaati aturan hukum yang berlaku, ini sangat mempengaruhi moral dan disiplin prajurit lain dalam lingkungan institusi TNI lain maupun di lingkungan Kodim 0719/Jepara yang selama ini sudah terbina dengan baik. Menimbang, bahwa tujuan Majelis Hakim dalam memutus perkara ini tidaklah semata-mata hanya memidana Terdakwa, tetapi juga mempunyai tujuan agar dapat menimbulkan efek jerah bagi Terdakwa sehingga tidak mengulangi perbuatannya dimanapun Terdakwa berada, menyadari dan mengetahui perbuatannya tersebut sangat merugikan orang lain, disamping itu sebagai contoh bagi prajurit yang lain agar tidak meniru perbuatan Terdakwa. Menimbang, bahwa oleh karena itu sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa dalam perkara ini perlu lebih dahulu memperhatikan hal-hal yang dapat meringankan dan memberatkan pidananya yaitu : Hal-hal yang meringankan : 1. 2.
Terdakwa kooperatif sehingga memperlancar jalannya persidangan. Terdakwa belum pernah dipidana.
Hal-hal yang memberatkan : 1. Perbuatan Terdakwa mencemarkan kesatuan Kodim 0719/Jepara di masyarakat. 2. Perbuatan Terdakwa menimbulkan image dalam masyarakat umum bahwa dalam mengikuti seleksi prajurit TNI maupun Polisi apabila mau lulus harus menyediakan sejumlah uang.
23 3. Perbuatan Terdakwa sangat merugikan masyarakat khususnya keluarga Saksi-2 dan Saksi-3 4. Perbuatan Terdakwa bertentangan dengan doktrin TNI dimana setiap prajurit harus memegang teguh disiplin, patuh dan taat kepada pimpinan, menjunjung tinggi sikap dan kehormatan prajurit, tunduk kepada hukum serta tidak sekali-kali merugikan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Delapan Wajib TNI. Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan, dihubungkan dengan sifat hakekat dan akibat perbuatan Terdakwa, hal-hal yang meringankan maupun memberatkan, Majelis Hakim berpendapat permohonan pidana Oditur Militer dalam tuntutannya yang akan dijatuhkan pada diri Terdakwa dipandang berat sehingga perlu diringankan. Menimbang, bahwa setelah meneliti dan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, Majelis berpendapat bahwa pidana sebagaimana tercantum dalam pada diktum ini adalah adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa. Menimbang, bahwa selama Terdakwa berada dalam tahanan perlu dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. Menimbang, bahwa barang-barang bukti dalam perkara ini berupa : Surat-surat : 1. 1 (satu) lembar kwitansi tanggal 23 Desember 2014 sebagai bukti adanya penerimaan uang sebesar Rp.60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) dari Sdr. Sanadi (Saksi-2) kepada Kopka Bambang Suntiyo (Terdakwa), dalam rangka untuk membantu mendaftarkan (Saksi-1) masuk menjadi Polisi maupun TNI namun Terdakwa tidak pernah berusaha mendaftarkan Saksi-1 baik dalam seleksi Polisi maupun TNI, uang tersebut hanya dipergunakan oleh Terdakwa dalam keperluan pribadi. 2. 1 (satu) lembar Surat Perjanjian tanggal 25 November 2015 yang ditandatangani Kopka Bambang Suntiyo (Terdakwa) dan Sdr. Sanadi (Saksi-2 selaku orang tua dari Sdr. Ubaidillah (Saksi-1) disaksikan oleh Serma Kuswanto dan Ibu Mryam (Saksi-3), isinya kesepakatan bersama antara Pihak Kesatu Kopka Bambang Suntiyo (Terdakwa) dan Pihak Kedua Sdr. Sanadi (Saksi-2) bahwa Terdakwa akan mengembalikan uang milik Saksi-2 sejumlah Rp.65.700.000,00(enam puluh lima juta tujuh ratus ribu rupiah). Menimbang, bahwa oleh karena barang bukti berupa surat-surat tersebut sejak semula melekat dalam berkas perkaranya dan merupakan kelengkapan berkas perkara dalam perkara ini maka perlu ditentukan statusnya tetap dilekatkan dalam berkas perkara. Mengingat, Pasal 378 KUHP, pasal 190 ayat (1) Undang-undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer dan pasal 12 ayat (2) Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman serta ketentuan perundang-undangan lain yang bersangkutan. MENGADILI: 1. Menyatakan Terdakwa atas nama Bambang Suntiyo, pangkat Kopka, NRP 616307, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Penipuan” 2.
Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan ; Pidana penjara selama 1 (satu) tahun.
24 3.
Menetapkan barang bukti berupa surat-surat : a. 1 (satu) lembar Surat Perjanjian tertanggal 25 November 2015 yang ditandatangani Kopka Bambang Suntiyo dan Sdr. Sanadi yang isinya kesepakatan bersama antara Pihak Kesatu Kopka Bambang Suntiyo (Terdakwa) dan Pihak Kedua Sdr. Sanadi (Saksi-2). b. 1 (satu) lembar kwitansi tanggal 23 Desember 2014 tanda penerimaan uang sebesar Rp 60.000.000,00 (enampuluh juta rupiah) dari Sdr. Sanadi (Saksi-2) kepada Kopka Bambang Suntiyo (Terdakwa). Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
4. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp.7.500,00(tujuh ribu lima ratus rupiah). Demikian diputuskan pada hari ini Kamis tanggal 06 Oktober 2016 dalam musyawarah Majelis Hakim oleh Letnan Kolonel Chk Arwin Makal, S.H. NRP 11980011310570 sebagai Hakim Ketua, serta Letnan Kolonel Sus Niarti, S.H. NRP 522941 dan Mayor Sus M. Arif Zaki Ibrahim, S.H NRP 524420 masing-masing sebagai Hakim Anggota I dan sebagai Hakim Anggota II, diucapkan pada hari dan tanggal yang sama oleh Hakim Ketua dalam sidang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut di atas, Oditur Militer Mayor Chk Purwadi Joko Santoso, S.H. NRP 636561 dan Panitera Pengganti Kapten Sus Bety Novita Rindarwati, S.H. NRP 535951, di hadapan umum dan tanpa dihadiri oleh Terdakwa.
Hakim Ketua
CAP / TTD Arwin Makal, S.H. Letkol Chk NRP 11980011310570 Hakim Anggota I
Hakim Anggota II
TTD
TTD
Niarti, S.H. Letkol Sus NRP 522941
M. Arif Zaki Ibrahim, S.H Mayor Sus NRP 524420 Panitera Pengganti
TTD Bety Novita Rindarwati, S.H. Kapten Sus NRP 535951 Disalin sesuai dengan aslinya oleh Panitera Pengganti
Bety Novita Rindarwati, S.H. Kapten Sus NRP 535951