PENGADILAN MILITER III-12 S U R A B A Y A P U T U S A N Nomor : 64 – K / PM.III-12 / AL / VI / 2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum di bawah ini dalam perkara Terdakwa : Nama Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat, tanggal Lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
HADI GUFRON Sertu Nav / 72898 Anggota Sintel (sekarang Anggota Satpaska Armatim) Lantamal XI Merauke (sekarang Armatim) Pasuruan, 27 Nopember 1970 Laki-laki. Indonesia. Islam Jl. Trikora Nomor 07 Lantamal XI Merauke (sekarang Perum Papan Bestari II A – 4 Nomor 8 Pasuruan.
Terdakwa dalam perkara ini tidak ditahan. PENGADILAN MILITER III - 12 tersebut di atas : Membaca
: Bekas Perkara dari Pomal XI Nomor : BPP.06/A-2/VIII/2014 bulan Agustus 204 atas nama Hadi Gofron Sertu Nav NRP 72898.
Memperhatikan : 1.
Surat Keputusan Penyerahan Perkara dari Danlantamal XI Merauke selaku Papera Nomor : Kep/53/VII/2015 tanggal 13 Juli 2105.
2.
Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/51/K/AD/VI/2016 tanggal 17 Mei 2016.
3. Surat Penetapan dari :
Mendengar
a.
Kepala Pengadilan Militer III-12 Surabaya Nomor : Tapkim / 64 – K / PM.III-12 / AL / VI / 2016 tanggal 2 Juni 2016 tentang Penunjukan Hakim.
b.
Panitera Nomor : Taptera / 64 – K / PM.III-12 / AL / VI / 2016 tanggal 3 Juni 2016 tentang Penunjukan Panitera Penganti.
c.
Hakim Ketua Nomor : Tapsid/ 64 – K / PM.III-12 / AL / VI / 2016 tanggal 3 Juni 2016 tentang Penetapan Hari sidang.
4.
Surat Kaotmil III-12 Surabaya tentang panggilan untuk menghadap sidang kepada Terdakwa dan para Saksi.
5.
Surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini.
: 1.
Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/51/K/AD/VI/2016 tanggal 17 Mei 2016 di depan sidang yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini.
2.
Hal-hal yang diterangkan oleh Terdakwa di persidangan serta keterangan-keterangan para saksi di bawah sumpah.
2Memperhatikan : 1.
Tuntutan pidana (Requisitoir) Oditur Militer yang diajukan kepada Majelis Hakim, yang pada pokoknya Oditur Militer berpendapat bahwa Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana dalam yaitu “Barang siapa dengan sengaja melakukan penganiayaan”, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Dakwaan Tunggal Pasal 351 ayat (1) KUHP oleh karenanya Oditur Militer memohon agar Terdakwa dijatuhi pidana : a.
Pidana : Penjara selama 3 (tiga) bulan.
b.
Mohon agar barang bukti berupa : 1)
Surat-surat: a) 1 (satu) lembar Visum Et Repertum Nomor : R/25/VR/XI/2013 tanggal 23 Nopember 2013 dari rumah sakit Angkatan Laut Lantamal XI Merauke atas nama Sdr. Rustam. b) 1 (satu) lembar foto copy kartu tanda prajurit (KTP) atas nama Sertu Nav Hadi Ghufron NRP 72898. Dilekatkan dalam berkas perkara.
2)
Barang-barang : -
c.
2.
Menimbang
1 (satu) buah sangkur milik Sertu Nav Hadi Gofron NRP. 72898 Anggota Sintel Lantamal XI Merauke.
Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp. 10.000,- ( sepuluh ribu rupiah ).
Bahwa Terdakwa tidak mengajukan Pembelaan (Pledoi), namun hanya mengajukan permohonan secara lisan yang pada pokoknya mohon dapatnya diberikan keringanan hukuman dengan alasan Terdakwa mengakui kesalahan, menyadari dan menyesali atas perbuatannya serta berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
: Bahwa menurut Surat Dakwaan tersebut di atas, Terdakwa pada pokoknya didakwa sebagai berikut : Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempat-tempat tersebut di bawah ini, yaitu pada hari Jumat tanggal Dua puluh dua bulan November tahun 2000 Tiga belas atau setidak-tidaknya dalam bulan November tahun 2000 Tiga belas atau setidak-tidaknya dalam tahun 2000 Tiga belas bertempat di Bundaran dekat peluncuran es PT Dwi Reksa Abadai Wanam Kab. Merauke Papua, selanjutnya berdasarkan surat penetapan Kadilmil III-19 Jayapura Nomor : TAP/01/PM.III-19/AL/III/2016 tanggal 22 Maret 2016 tentang pengembalian berkas perkara Terdakwa ke Otmil III-19 Jayapura untuk dilimpahkan kepada Otmil III-12 Surabaya, mengingat kesatuan Terdakwa yaitu Satkopaska Koarmatim Surabaya berada di wilayah Hukum Pengadilan Militer III-12 Surabaya maka Pengadilan Militer III-12 Surabaya berwenang untuk memeriksa danmengadili Terdakwa yang telah melakukan tindak pidana : " Penganiayaan ". Perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
3-
a.
Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AL pada tahun 1990/1991 melalui Dikcatam Milsuk angkatan IX/II diKodikal Surabaya, setelah lulus dilantik dengan pangkat Kld, kemudian ditugaskan di KRI Sungai Gerong 906 dari tahun 1991 sampai dengan tahun 1993, pada tahun 1993/1994 mengikuti Dikpaska angkatan 17 di Kodikal Surabaya, pada tahun 2005/2006 mengikuti Dikcabareg XXXV di Kodikal Surabaya dan tahun 2008 mengikuti Dikba Intelmar angkatan XXXI di Kobangdikal Surabaya, kemudian tahun 2009 sampai sekarang ditugaskan di Lantamal XI Merauke sampai saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini Terdakwa masih berdinas aktif dengan pangkat Sertu Nav NRP 72898.
b.
Bahwa pada hari Rabu tanggal 20 Nopember 2013 sekira pukul 19.30 Wit Terdakwa mendatangi kamar Sdri. Fita (PSK) di Jalan Lorong Seng Wanam Kab. Merauke dan ketika akan membuka pintu kamar, Terdakwa melihat Sdri. Fita di Colek oleh Saksi-1 (Sdr. Rustam) didepan kamar Sdri. Astrid yang berdampingan dengan tempat minum Saksi-1, setelah melihat kejadian tersebut Terdakwa langsung menghampiri Saksi-1, kemudian Terdakwa langsung menempeleng Saksi-1 dengan tangan kanan tetapi tidak kena karena Saksi-1 menghindar sehingga tangan Terdakwa mengenai dinding.yang berada ditempat kejadian karena merasa tidak terlampiaskan Terdakwa berkata “lihat saja nanti, kamu atau saya yang mati ”
c.
Bahwa setelah 2 (dua) hari dari kejadian tersebut tepatnya pada hari Jumat tanggal 22 Nopember 2013 sekira pukul 21.00 Wit Terdakwa melakukan penusukan terhadap Saksi-1 di Dundaran dekat pelencuran es PT Dwi Karya Reksa Abadi Wanam Kab. Merauke.
d.
Bahwa penusukan tersebut dilakukan dengan cara awalnya Terdakwa melihat Saksi-1 melintas kearah pelabuhan dengan dibonceng sepeda motor, kemudian Terdakwa menyuruh berhenti karena didepan rumah sakit banyak orang dan Terdakwa arahkan untuk berhenti di dekat pelucuran es kemudian langsung mencabut sangkur dengan menggunakan tangan kanan langsung menikam Saksi-1 sebanyak 2 (dua) kali mengenai kepala bagia belakang Saksi-1, selanjutnya Saksi-1 pergi melapor ke kantor Polisi terdekat, selanjutnya diarahkan ke Koramil Wanam yang akhirnya menyarankan untuk melapor ke Posal (Pos Angkatan Laut) tempat tugas Terdakwa.
e
Bahwa setelah kejadian tersebut Terdakwa membiarkan Saksi-1 dan langsung melakukan pengecekan kapal di dermaga es, kemudian Terdakwa kembali ke Posal dan tidur. Pada saat itu Terdakwa mendengar dari kamar bahwa ada yang lapor di Posal dan disuruh Danposal untuk berobat kerumah sakit, kemudian Terdakwa dibangunkan oleh Danposal dan ditanya “ sampean ada pukul orang” dan Terdakwa menjawab “iya”, selanjutnya Danposal bertanya lagi “mabuk” Terdakwa menjawab “iya”, kemudian Terdakwa diperintahkan untuk istirahat.
g.
Bahwa akibat penusukan yang dilakukan oleh Terdakwa, Saksi-1 mengalami luka antara lain kepala belakang luka robek dengan dua jahitan ukuran panjang 1 (satu) cm, kepala
4belakang luka robek dengan dua jahitan ukuran panjang 1 (satu) cm dan pinggang luka robek dengan dua jahitan ukuran panjang 1 (satu) cm sesuai Visum Et Repertum Nomor : R/25/VR/XI/2013 tanggal 23 Nopember 2013 yang ditandatangani oleh Letda Laut (K) dr. Afdal Riza NRP 20450/P dokter pada rumah sakit Lantamal XI Merauke. Bahwa perbuatan Terdakwa tersebut telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam Pasal 351 ayat (1) KUHP. Menimbang
: Bahwa atas dakwaan Oditur Militer tersebut Terdakwa menyatakan bahwa ia benar-benar mengerti atas Surat Dakwaan yang didakwakan kepadanya dan membenarkan seluruh isi Surat Dakwaan tersebut.
Menimbang
: Bahwa atas dakwaan Oditur Militer tersebut, Terdakwa tidak mengajukan keberatan atau Eksepsi.
Menimbang
: Bahwa dalam perkara ini Terdakwa tidak didampingi Penasihat Hukum dan Terdakwa menyatakan akan menghadapi sendiri.
Menimbang
: Bahwa para Saksi telah dipanggil secara sah dan patut, sesuai ketentuan pasal 139 Undang-undang No. 31 tahun 1997, namun saksi tersebut tidak dapat hadir dipersidangan dikarenakan untuk Saksi Rustam dan Saksi Adri Maike tempat tinggalnya jauh di Merauke dan Oditur sudah tidak sanggup lagi menghadirkan kepersidangan di Dilmil III-12 Surabaya sedangkan Saksi Bambang Hendrawan sesuai surat dari Komandan Satkor Armatim Nomor R/856/VI/2016 tanggal 15 Juni 2016 memberitahukan bahwa Saksi atas nama Kapten Laut Bambang Hindrawan NRP 19021/P Pama Satkor Armatim KRI NAL-363 sedang melaksanakan tugas Ops BKO Pangarmabar dalam rangka operasi patroli di perairan laut Natuna.
Menimbang
: Bahwa oleh karena keterangan Para saksi yang tidak hadir dipersidangan tersebut di atas, keterangannya dalam berita acara pemeriksaan telah diberikan dibawah sumpah, maka dengan mendasari ketentuan pasal 155 ayat (1) dan ayat (2) Undangundang Nomor 31 Tahun 1997 serta atas persetujuan Terdakwa, selanjutnya keterangan saksi yang tidak hadir dipersidangan tersebut dibacakan oleh Oditur Militer dalam berita acara pemeriksaan yang dibuat oleh penyidik yaitu : Saksi-1 : Nama lengkap Pekerjaan Tempat, tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : :
RUSTAM Nelayan Ternate, 26 Nopember 1981 Laki-laki. Indonesia. Islam. Komplek Pasar Wanam Wogekel Kabupaten Merauke
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut 1.
Distrik
:
Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa tidak ada hubungan keluarga .
52.
Bahwa pada saat Saksi minum-minuman beralkohol, pacar Terdakwa menegur Saksi di Lorong Seng dan Saksi membalas tegurannya kemudian pada saat Saksi akan buang air kecil tepatnya berada di dapur, Saksi langsung ditempeleng oleh Terdakwa.
3.
Bahwa Terdakwa menempeleng Saksi hanya 1 (satu) kali dan setelah Saksi ditempeleng oleh Terdakwa kemudian Saksi melarikan diri menuju kamar Sdri. Tari dan Terdakwa mengejarnya, kemudian teman Saksi La Uli dan Sdri. Tari menghadang Terdakwa dipintu kamar setelah itu datang Sdri. Wulan dan suaminya pemilik tempat karaoke untuk menghadang / menahan Terdakwa.
4.
Bahwa pada saat Terdakwa dihadang oleh pemilik tempat karaoke, Terdakwa sempat mengancam Saksi dan berkata “Saya akan cari kamu, saya akan pukul, injak-injak kamu dan akan bunuh kamu” dan pada saat itu Terdakwa dalam keadaan mabuk.
5.
Bahwa pada tanggal 22 Nopember 2013 Terdakwa melakukan penusukan terhadap Saksi di Bundaran dekat peluncuran es PT. Dwi Karya Reksa Abadi, pada saat Saksi dibonceng teman Saksi yang bernama Sdr Ayub untuk pergi ke kapal.
6.
Bahwa pada saat Saksi berada di Bundaran dekat peluncuran es PT. Dwi Karya Reksa Abadi, Saksi dan Sdr Ayub langsung dihentikan oleh Terdakwa lalu Saksi di tikam dengan sangkur dibagian pinggang belakang sehingga Saksi langsung turun dari motor untuk menyelamatkan diri namun Terdakwa tetap mengejarnya.
7.
Bahwa setelah Saksi dikejar oleh Terdakwa kemudian Terdakwa kembali menikam Saksi dibagian kepala sebanyak 2 (dua) kali selanjutnya Terdakwa pergi meninggalkan Saksi.
8.
Bahwa setelah kejadian penikaman tersebut Saksi melapor ke kantor Polisi yang tidak jauh dari tempat kejadian. Kemudian Saksi diarahkan ke kantor Koramil selanjutnya Saksi menuju kantor Koramil dan setibanya di kantor Koramil Saksi disarankan untuk melaporkan kejadian tersebut ke Pos Angkatan Laut sebab Terdakwa adalah anggota TNI AL lalu Saksi pergi ke Pos Angkatan Laut bersama Saksi Sdr. La Uli.
9.
Bahwa setelah sampai di Pos Angkatan Laut Saksi langsung bertemu dengan Danposal dan melaporkan kejadian tersebut kepada Danposal, kemudian Saksi disuruh oleh Danposal untuk berobat ke Rumah Sakit dan setelah berobat Saksi kembali ke Posal kemudian Saksi dimintai keterangan terkait permasalahan yang terjadi kepada Danposal setelah dimintai keterangan Saksi langsung pulang kerumah
10. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 23 Nopember 2013 sekira pukul 07.00 WIT Terdakwa memanggil Saksi dan menyampaikan “ Kamu dan saya tidak ada apa-apa lagi kita buat surat pernyataan” kemudian Saksi Tanya “Dimana Pak” Terdakwa menjawab di Lorong seng kemudian Saksi jawab tidak bisa pak karena Danposal sudah disini “ kemudian Terdakwa langsung pergi.
611. Bahwa selanjutnya Saksi berangkat menuju Merauke diantar oleh Pak Edi salah satu anggota Posal dengan menggunakan pesawat dan tiba di Merauke pukul 14.30 WIT dan langsung dibawa ke kantor Pomal untuk dilaksanakan pemeriksaan lebih lanjut. 12. Bahwa pada saat Terdakwa melakukan penganiayaan ada banyak yang melihat namun yang Saksi kenal hanya Sdr Ayub dan Sdr Iwan saja. 13. Bahwa akibat dari penganiayaan tersebut Saksi luka dibagian kepala dan pinggang belakang dan masih terasa sakit serta pada saat melakukan aktifitas sehari-hari tidak bisa seperti biasanya karena luka-luka tersebut. Atas keterangan Saksi yang dibacakan tersebut diatas, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Saksi-2 : Nama lengkap Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat, tgl.lahir Kewarganegaraan Jenis Kelamin Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
BAMBANG HINDRAWAN Lettu Laut (E) NRP 19021/P Danposal Wanam Lantamal XI Merauke Sidoarjo, 26 Agustus 1972 Indonesia Laki-laki Islam Posal Wanam Kab. Merauke Papua
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut
:
1.
Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sekira tanggal 01 Oktober 2013 pada awalnya Saksi menjabat sebagai Danposal Wanam dalam hubungan antara atasan dengan bawahan dan tidak mempunyai hubungan keluarga.
2.
Bahwa pada hari Jum’at tanggal 22 Nopember 2013 sekira pukul 15.00 WIT datang Saksi korban atas nama Sdr. Rustam (Saksi I) dan Sdr. Palaode melapor ke Posal Wanam perihal terjadinya penganiayaan yang dilakukan oleh Terdakwa.
3.
Bahwa setelah korban tersebut melapor kemudian Saksi langsung mengambil foto Saksi korban kemudian Saksi memerintahkan Sdr. Rustam untuk berobat dan setelah selesai berobat Sdr. Rustam kembali ke Posal Wanam lalu Saksi foto kembali kemudian Saksi menyerahkan hasil foto beserta Saksi I kepada Kls Pom Edi selaku anggota Pomal yang bertugas di Posal Wanam
4.
Bahwa setelah terjadinya penusukan tersebut kemudian Saksi mencari Terdakwa dan menemukan Terdakwa berada di dalam kamar dekat penjagaan Posal dalam keadaan mabuk, melihat kondisi Terdakwa dalam keadaan mabuk akhirnya Saksi membiarkan Terdakwa untuk istirahat .
5.
Bahwa setelah Terdakwa sadar kemudian Saksi menanyakan tentang perbuatan Terdakwa yang telah melakukan penusukan terhadap Saksi Rustam dan Terdakwa menjelaskan karena ada permasalahan dimana wanita simpanan Terdakwa digoda oleh Saksi Rustam yang membuat Terdakwa menjadi marah hingga melakukan penusukan terhadap Saksi Rustam.
7-
6.
Bahwa setelah Saksi mengetahui kejadian tersebut, kemudian Saksi mencari tahu tentang prilaku Terdakwa dan pada akhirnya Saksi mengetahui dari warga sekitar Pos yang mengatakan bahwa Terdakwa memiliki wanita simpanan yang bernama Sdri. Vita yang tinggal di Lorong Seng.
7.
Bahwa selama Saksi menjabat sebagai Danposal Wanam sejak tanggal 01 Oktober 2013 Terdakwa sering tidur diluar Posal Wanam namun Saksi tidak mengetahui tidur dimana tepatnya.
8.
Bahwa akibat penusukan yang dilakukan oleh Terdakwa Saksi Rustam mengalami 2 (dua) luka tusuk dibagian punggung.
9.
Bahwa setelah kejadian tersebut Saksi melaporkan kepada Dansatkamla Lantamal XI Merauke dan arahan/perintah dari Dansatkamla agar Terdakwa kembali ke Merauke, kemudian Saksi menghubungi Lettu Laut (PM) M.B Tamam selaku Kasubdsis Lidkrim Pomal Lantamal XI dan diarahkan agar Saksi I melapor ke Pomal Lantamal XI Merauke.
10. Bahwa atas petunjuk dan arahan dari Kasubdis Lidkrim Pomal Lantamal IX kemudian Saksi memerintahkan Kls Pom Edi dan Terdakwa untuk naik Pesawat udara namun Terdakwa menolak dan memilih naik kapal tubruk akhirnya Saksi memerintahkan Kls Pom Edi dan Saksi Rustam untuk berangkat ke Merauke dengan tetap menggunakan pesawat Udara. 11. Bahwa kemudian Asintel mengarahkan antara Terdakwa dengan Saksi Rustam untuk berdamai dan surat pernyataan damai dibuat di rumah Saksi Rustam dengan disaksikan oleh Klk Ari dan Sdr La Uli kemudian surat pernyataan tersebut dikirim ke Asintel Danlamal XI Atas keterangan Saksi yang dibacakan tersebut diatas, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Saksi-3 : Nama lengkap Pekerjaan Tempat I tgilahir Kewarganegaraan Jenis Kelamin Agama Tempat tinggal
: : : : : : :
ADRI MEIKE Pramuria Manado, 05 Mei 1981 Indonesia Perempuan Kristen Jalan Lorong Seng Wanam, Kabupaten Merauke.
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut
:
1.
Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak akhir bulan September 2013 pertama kali kenal di depan Posal Wanam dan tidak ada hubungan keluarga.
2.
Bahwa Saksi kenal dengan Saksi Rustam 1 (satu) minggu sebelum terjadinya penusukan yang dilakukan oleh Terdakwa dan hanya sebatas kenal saja.
3.
Bahwa setahu Saksi Terdakwa melakukan penusukan terhadap Saksi Rustam pada hari Jumat tanggal 22 Nopember 2013 di Bundaran dekat dermaga Wanam
84.
Bahwa sebelumnya Terdakwa sempat ribut di tempat Saksi bekerja di Lorong seng dengan Saksi Rustam karena Saksi Rustam mencubit pipi Saksi dan tiba-tiba Terdakwa memukul Saksi Rustam.
5.
Bahwa atas kejadian tersebut kemudian Saksi dan bapak tua melerainya namun setelah dilerai Terdakwa berkata kepada Saksi “ Bukan apa kalo kamu tidak di Booking orang tidak apaapa ini kamu sedang saya booking jadi wajar kalo saya marah”
6.
Bahwa Saksi tidak melihat awal pemukulan yang dilakukan oleh Terdakwa pada saat itu Saksi lagi berbicara dengan teman Saksi akan tetapi Saksi melihat Terdakwa menendang Saksi Rustam sebanyak 2 (dua) kali ke paha Saksi Rustam dan tidak menggunakan alat kemudian Saksi dan Bapak Tua melerainya dan pada saat itu Terdakwa tidak dalam pengaruh minuman beralkohol.
7.
Bahwa Terdakwa sering ke tempat Saksi dan terkadang bermalam, Terdakwa pernah bercerita kepada Saksi karena tidak cocok dengan Danposal Wanam Lettu Laut (P) Bambang “ Bagaimana saya bisa betah di Pos kalau saya sudah tidak cocok dengan Danpos”.
8.
Bahwa Danpos Wanam juga pernah mengejek Saksi pada saat Saksi mengantar Terdakwa ke Pelabuhan dengan berkata “ Kasian ya mau di tinggal papanya makanya jangan main perasaan” sehingga Saksi menanggis , keesokan harinya pada saat Saksi lewat di depan Pos Wanam pada saat itu Danpos Wanam berada di kios kemudian menegur Saksi “ Jalan sendiri ya ……….. Kasian tidak ada papanya” lalu Saksi menjawab “Kan bentar lagi datang hari Selasa” kemudian Danpos menjawab “ Siapa bilang Gufron datang, walaupun datang dia juga tidak saya terima kok disini”.
9.
Bahwa terkait dengan penusukan yang dilakukan oleh Terdakwa terhadap Saksi Rustam, awalnya Saksi sedang tidur kemudian sekira pukul 16.30 WIT terdengar suara ribut di depan kamar Saksi lalu Saksi keluar kamar dan menanyakan kepada Sdri Astrit baru Saksi mengetahui bahwa Terdakwa telah menusuk orang Dobo, kemudian Saksi masuk ke kamar Saksi dan mengambil HP Saksi dan ternyata ada SMS dari Terdakwa yang isinya” Saya habis tikam Rustam”.
10. Bahwa setelah membaca SMS tersebut Saksi hanya diam saja tidak percaya akan kejadian tersebut. Tidak lama kemudian datang teman Saksi ke tempat kerja Saksi lalu Saksi menanyakan keadaan Saksi Rustam dan dijawab baik-baik saja dan sudah dibawa ke Puskesmas sedangkan Terdakwa sedang berada di Posal Wanam. 11. Bahwa sekira pukul 20.00 WIT setelah terjadinya penusukan Saksi melihat Terdakwa di depan Toko Baru lalu Saksi panggil dan menyuruh Terdakwa pulang namun Terdakwa menolak dan berkata “ Buat apa saya pulang ke Pos kalau tidak ada kecocokan” namun Saksi paksa Terdakwa untuk tidur di sebelah kamar Saksi yang kosong dan malam itu Terdakwa menginap di kamar tersebut.
912. Bahwa pernah Saksi melihat Terdakwa membawa pisau sebanyak 2 (dua) sampai 3 kali dan Saksi pernah mau mengambil akan tetapi Terdakwa tidak memberikan dan mengatakan ini pisau buat jaga diri kalau suku-suku mabuk. 13.
Bahwa setelah malam penusukan tersebut Saksi mencari Terdakwa dan menemukan di depan Toko Baru kemudian Saksi ajak Terdakwa pulang namun Terdakwa menolak dan hanya duduk saja dirumah teman, setelah itu Saksi meminta pisau / sangkur yang digunakan untuk menusuk Saksi Rustam dan Terdakwa memberikan pisau / sangkur tersebut kepada Saklsi lalu Saksi Pulang dan menyimpan pisau / sangkur tersebut dibawah kasur Saksi.
14. Bahwa pisau sangkur milik Terdakwa yang diberikan kepada Saksi panjangnya kurang lebih 20 (dua puluh) cm berwarna hijau dan ada sarung sangkurnya. 15. Bahwa Saksi menanyakan alasan Terdakwa melakukan penusukan terhadap Saksi Rustam namun Terdakwa diam saja, kemudian Saksi bertanya lagi kepada Terdakwa bagiamana yang ditusuk dan bagian pisau mana yang digunakan untuk menusuk serta akibatnya namun Terdakwa hanya menjawab bagian ujungnya saja dan menusuk bagian belakang (sambil Terdakwa memegang bagian punggungnya) Saksi tidak menanyakan berapa kali Terdakwa melakukan penusukan. 16. Bahwa Saksi pernah melakukan persetubuhan dengan Terdakwa dan setiap melakukan persetubuhan kadang Terdakwa memberi uang kepada Saksi dan Saksi tidak memastikan jumlahnya namun pada saat Terdakwa tidak punya uang Terdakwa tidak memberi. Atas keterangan Saksi yang dibacakan tersebut, Terdakwa membenarkan semuanya. Menimbang
: Bahwa Terdakwa dipersidangan memberikan keterangan pada pokoknya sebagai berikut : 1.
Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AL pada tahun 1990/1991 melalui Dikcatam Milsuk angkatan IX/II diKodikal Surabaya, setelah lulus dilantik dengan pangkat Kld, kemudian ditugaskan di KRI Sungai Gerong 906 dari tahun 1991 sampai dengan tahun 1993, pada tahun 1993/1994 mengikuti Dikpaska angkatan 17 di Kodikal Surabaya, pada tahun 2005/2006 mengikuti Dikcabareg XXXV di Kodikal Surabaya dan tahun 2008 mengikuti Dikba Intelmar angkatan XXXI di Kobangdikal Surabaya, kemudian tahun 2009 sampai sekarang ditugaskan di Lantamal XI Merauke sampai saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini Terdakwa masih berdinas aktif dengan pangkat Sertu Nav NRP 72898.
2.
Bahwa pada hari Rabu tanggal 20 Nopember 2013 sekira pukul 19.30 Wit Terdakwa mendatangi kamar Sdri. Fita (PSK) di Jalan Lorong Seng Wanam Kab. Merauke dan ketika akan membuka pintu kamar, Terdakwa melihat Sdri. Fita di Colek oleh Saksi Rustam didepan kamar Sdri. Astrid yang berdampingan dengan tempat minum Saksi Rustam.
103.
Bahwa setelah melihat kejadian tersebut Terdakwa langsung menghampiri Saksi Rustam, kemudian Terdakwa langsung menempeleng Saksi Rustam dengan tangan kanan tetapi tidak kena karena Saksi Rustam menghindar sehingga tangan Terdakwa mengenai dinding.
4.
Bahwa kemudian Terdakwa berusaha menempeleng lagi namun ditahan oleh Sdri Loli PSK yang bekerja di Lorong Seng dan seseorang yang biasa dipanggil Pak Tua yang berada di tempat kejadian karena merasa tidak terlampiaskan Terdakwa berkata “ Lihat saja nanti, kamu atau saya yang mati”, setelah itu Pak Tua mengingatkan Terdakwa untuk tidak mempermasalahkan lagi.
5.
Bahwa Terdakwa pada saat itu tidak dipengaruhi oleh minuman keras justru Saksi Rustam yang dalam keadaan mabuk dan setelah kejadian tersebut Terdakwa disuruh istirahat / tidur dikamarnya Sdri Fita (PSK).
6.
Bahwa pada hari Jumat tanggal 22 Nopember 2013 sekira pukul 21.00 Wit pada saat Terdakwa melintasi di Bundaran dekat pelencuran es PT Dwi Karya Reksa Abadi melihat Saksi Rustam melintas kearah pelabuhan naik sepeda motor berboncengan dengan temannya.
7.
Bahwa selanjutnya Terdakwa mengejar dan menyuruh Saksi Rustam berhenti di dekat Bundaran dekat peluncuran es kemudian Terdakwa langsung mencabut sangkur dengan menggunakan tangan kanan dan mengarahkan ke arah kepala Saksi Rustam.
8.
Bahwa pada saat Terdakwa mengarahkan sangkur ke arah kepala Saksi Rustam, posisi bagian belakang sangkur yang mengarah ke kepala Saksi Rustam dan tepat mengenai kepala bagian belakang.
9.
Bahwa Terdakwa memukulkan sangkur tersebut ke arah Saksi Rustam dikarenakan masih ada perasaan dendam dan marah atas perbuatan Saksi Rustam pada saat di tempat Karaoke dan seingat Terdakwa hanya 1 (satu) kali Terdakwa memukulkan sangkur ke Saksi Rustam.
10. Bahwa setelah Terdakwa memukulkan sangkur tersebut ke Saksi Rustam tidak melakukan perlawanan, kemudian Saksi Rustam melarikan diri dengan dibantu bersama temannya naik sepeda motor dan selanjutnya Terdakwa langsung melakukan aktifitas seperti biasanya yaitu melakukan pengecekan kapal di dermaga es, kemudian Terdakwa kembali ke Posal dan tidur. 11. Bahwa pada saat Terdakwa berada di dalam kamar mendengar kalau Terdakwa oleh Saksi Rustam di laporkan ke Posal dan Saksi Rustam disuruh Danposal untuk berobat kerumah sakit, beberapa jam kemudian Terdakwa pada saat tidur dibangunkan oleh Danposal ditanya soal kejadian pemukulan terhadap Saksi Rustam dan oleh karena Terdakwa masih ngantuk berat akhirnya Terdakwa disuruh untuk istirahat kembali. 12. Bahwa akibat penusukan yang dilakukan oleh Terdakwa, Saksi Rustam mengalami luka pada bagian kepala belakang atas dan pinggang bagian belakang, Terdakwa mengetahuinya dari foto yang Terdakwa lihat di kantor Tim Intel.
11-
13. Bahwa setelah beberapa hari kemudian Terdakwa menemui Saksi Rustam minta maaf atas perbuatannya dan selanjutnya Terdakwa bersama dengan Saksi Rustam membuat surat pernyataan untuk damai. 14. Bahwa Terdakwa pernah melakukan tugas operasi pengamanan daerah rawan di Ambon tahun 2009 dan Terdakwa belum pernah di hukum. 15. Bahwa Terdakwa sudah kelamaan dinas di Merauke yaitu berdinas selama 6 (enam) tahun dan pisah dengan keluarga, Terdakwa menghendaki untuk bisa mutasi dan dekat dengan keluarga. 16. Bahwa Terdakwa terhadap perkara ini merasa bersalah, menyadari, mengakui dan menyesali atas perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Menimbang
: Bahwa untuk memperkuat dakwaannya maka Oditur Militer mengajukan barang bukti ke persidangan berupa : 1.
2.
Surat-surat : a.
1 (satu) lembar Visum Et Repertum Nomor : R/25/VR/XI/2013 tanggal 23 Nopember 2013 dari Rumah Sakit Angkatan Laut Lantamal XI Merauke atas nama Sdr. Rustam.
b.
1 (satu) lembar foto copy kartu tanda prajurit (KTP) atas nama Sertu Nav Hadi Ghufron NRP 72898.
Barang-barang : -
Menimbang
1 (satu) buah sangkur milik Sertu Nav Hadi Gofron NRP. 72898 Anggota Sintel Lantamal XI Merauke.
: Bahwa terhadap barang bukti berupa surat-surat yang diajukan oleh Oditur Militer dipersidangan, selanjutnya Majelis memberikan pendapatnya sebagai berikut : 1.
Mengenai bukti surat berupa 1 (satu) lembar Visum Et Repertum Nomor : R/25/VR/XI/2013 tanggal 23 Nopember 2013 dari Rumah Sakit Angkatan Laut Lantamal XI Merauke atas nama Sdr. Rustam, adalah merupakan bukti adanya hasil visum dari Rumah Sakit Angkatan Laut Lantamal XI Merauke dengan hasil pemeriksaan terhadap Saksi Rustam Hidayat dengan kesimpulan mengalami luka pada bagian kepala belakang luka robek dengan dua jahitan ukuran panjang 1 (satu) cm, kepala belakang luka robek dengan dua jahitan ukuran panjang 1 (satu) cm dan pinggang luka robek dengan dua jahitan ukuran panjang 1 (satu) cm
2.
Mengenai bukti surat berupa 1 (satu) lembar foto copy kartu tanda prajurit (KTP) atas nama Sertu Nav Hadi Ghufron NRP 72898, adalah merupakan bukti adanya identitas dari Terdakwa yang masih dinas aktif sebagai Prajurit dengan pangkat Sertu Nav NRP 72898 yang berdinas di Lantamal XI Merauke.
12Menimbang
: Bahwa terhadap barang bukti berupa barang-barang yang diajukan oleh Oditur Militer dipersidangan, selanjutnya Majelis memberikan pendapatnya sebagai berikut : Mengenai bukti barang berupa 1 (satu) buah sangkur milik Sertu Nav Hadi Gofron NRP. 72898 Anggota Sintel Lantamal XI Merauke, merupakan bukti adanya sangkur milik Terdakwa yang digunakan untuk menusuk Saksi Rustam Hidayat di Bundaran dekat pelencuran es PT Dwi Karya Reksa Abadi sehingga Saksi Rustam mengalami luka pada bagian kepala belakang luka robek dan pinggang juga luka robek akibat dari perbuatan Terdakwa.
Menimbang
: Bahwa seluruh barang bukti berupa surat-surat dan barang-barang tersebut di atas telah dibacakan dan diperlihatkan kepada Terdakwa, para Saksi dan Oditur Militer dipersidangan serta telah dibenarkan sehingga dapat dijadikan sebagai barang bukti dalam perkara ini dan bersesuaian dengan bukti-bukti lain, maka oleh karenya dapat memperkuat pembuktian atas perbuatan-perbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa.
Menimbang
: Bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa dan para Saksi di bawah sumpah baik yang hadir maupun yang dibacakan dan barang bukti yang diajukan ke Persidangan serta setelah menghubungkan satu dengan lainnya diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut : 1.
Bahwa benar sesuai keterangan Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AL pada tahun 1990/1991 melalui Dikcatam Milsuk angkatan IX/II diKodikal Surabaya, setelah lulus dilantik dengan pangkat Kld, kemudian ditugaskan di KRI Sungai Gerong 906 dari tahun 1991 sampai dengan tahun 1993, pada tahun 1993/1994 mengikuti Dikpaska angkatan 17 di Kodikal Surabaya, pada tahun 2005/2006 mengikuti Dikcabareg XXXV di Kodikal Surabaya dan tahun 2008 mengikuti Dikba Intelmar angkatan XXXI di Kobangdikal Surabaya, kemudian tahun 2009 sampai sekarang ditugaskan di Lantamal XI Merauke sampai saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini Terdakwa masih berdinas aktif dengan pangkat Sertu Nav NRP 72898.
2.
Bahwa benar sesuai keterangan Saksi Rustam dan Saksi Andri Meike dan diakui oleh Terdakwa pada hari Rabu tanggal 20 Nopember 2013 sekira pukul 19.30 Wit Terdakwa mendatangi kamar Sdri. Fita (PSK) di Jalan Lorong Seng Wanam Kab. Merauke dan ketika akan membuka pintu kamar, Terdakwa melihat Sdri. Fita di Colek oleh Saksi Rustam didepan kamar Sdri. Astrid yang berdampingan dengan tempat minum Saksi Rustam.
3.
Bahwa benar sesuai keterangan Saksi Rustam dan diakui oleh Terdakwa, Terdakwa setelah melihat kejadian tersebut langsung menghampiri Saksi Rustam, kemudian Terdakwa langsung menempeleng Saksi Rustam dengan tangan kanan kemudian Saksi Rustam melarikan diri menuju kamar Sdri. Tari dan Terdakwa mengejarnya, kemudian teman Saksi La Uli dan Sdri. Tari menghadang Terdakwa dipintu kamar setelah itu datang Sdri. Wulan dan suaminya pemilik tempat karaoke untuk menghadang / menahan Terdakwa.
4.
Bahwa benar pada saat Terdakwa dihadang oleh pemilik tempat karaoke, Terdakwa sempat mengancam Saksi Rustam dan berkata “Saya akan cari kamu, saya akan pukul, injak-injak kamu dan akan bunuh kamu” dan pada saat itu Terdakwa dalam keadaan emosi.
13-
5.
Bahwa benar sesuai keterangan Saksi Rustam dan diakui oleh Terdakwa, pada tanggal 22 Nopember 2013 Terdakwa melakukan penusukan terhadap Saksi Rustam di Bundaran dekat peluncuran es PT. Dwi Karya Reksa Abadi, pada saat Saksi Rustam dibonceng temannya yang bernama Sdr Ayub untuk pergi ke kapal.
6.
Bahwa benar pada saat Saksi Rustam berada di Bundaran dekat peluncuran es PT. Dwi Karya Reksa Abadi, Saksi Rustam dan Sdr Ayub langsung dihentikan oleh Terdakwa lalu Saksi Rustam di tikam dengan sangkur dibagian pinggang belakang sehingga Saksi Rustam langsung turun dari motor untuk menyelamatkan diri namun Terdakwa tetap mengejarnya.
7.
Bahwa setelah Saksi Rustam dikejar oleh Terdakwa kemudian Terdakwa kembali menikam Saksi Rustam dibagian kepala sebanyak 2 (dua) kali selanjutnya Terdakwa pergi meninggalkan Saksi Rustam dan benar sangkur yang digunakan oleh Terdakwa adalah sangkur yang disita oleh penyidik dan dijadikan barang bukti dalam perkara ini hal ini sesuai barang bukti berupa barang-barang berupa 1 (satu) buah sangkur milik Sertu Nav Hadi Gofron NRP. 72898 Anggota Sintel Lantamal XI Merauke.
8.
Bahwa benar sesuai bukti surat berupa 1 (satu) lembar Visum Et Repertum Nomor : R/25/VR/XI/2013 tanggal 23 Nopember 2013 dari Rumah Sakit Angkatan Laut Lantamal XI Merauke atas nama Sdr. Rustam, hasil visum dari Rumah Sakit Angkatan Laut Lantamal XI Merauke dengan hasil pemeriksaan terhadap Saksi Rustam Hidayat dengan kesimpulan mengalami luka pada bagian kepala belakang luka robek dengan dua jahitan ukuran panjang 1 (satu) cm, kepala belakang luka robek dengan dua jahitan ukuran panjang 1 (satu) cm dan pinggang luka robek dengan dua jahitan ukuran panjang 1 (satu) cm
8.
Bahwa benar susuai keterangan Saksi Rustam, setelah kejadian penikaman tersebut Saksi Rustam melapor ke kantor Polisi yang tidak jauh dari tempat kejadian. Kemudian Saksi Rustam diarahkan ke kantor Koramil selanjutnya menuju kantor Koramil dan setibanya di kantor Koramil Saksi Rustam disarankan untuk melaporkan kejadian tersebut ke Pos Angkatan Laut sebab Terdakwa adalah anggota TNI AL lalu Saksi Rustam pergi ke Pos Angkatan Laut bersama Saksi Sdr. La Uli.
9.
Bahwa benar susuai keterangan Saksi Rustam dan Saksi Bambang Hindrawan dan diakui oleh Terdakwa setelah sampai di Pos Angkatan Laut Saksi Rustam langsung bertemu dengan Danposal dan melaporkan kejadian tersebut kepada Danposal, kemudian Saksi Rustam disuruh oleh Danposal untuk berobat ke Rumah Sakit dan setelah berobat kembali ke Posal kemudian Saksi Rustam dimintai keterangan terkait permasalahan yang terjadi kepada Danposal setelah dimintai keterangan Saksi Rustam langsung pulang kerumah.
9.
Bahwa benar setelah beberapa hari kemudian Terdakwa menemui Saksi Rustam minta maaf atas perbuatannya dan selanjutnya Terdakwa bersama dengan Saksi Rustam membuat surat pernyataan untuk damai.
14-
10. Bahwa benar Terdakwa pernah melakukan tugas operasi pengamanan daerah rawan di Ambon tahun 2009 dan Terdakwa belum pernah di hukum. 11. Bahwa benar Terdakwa sudah kelamaan dinas di Merauke yaitu berdinas selama 6 (enam) tahun dan pisah dengan keluarga, Terdakwa menghendaki untuk bisa mutasi dan dekat dengan keluarga. 12. Bahwa benar Terdakwa terhadap perkara ini merasa bersalah, menyadari, mengakui dan menyesali atas perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Menimbang
: Bahwa sebelumnya terlebih dahulu Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya dengan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : 1.
Bahwa terhadap Tuntutan Oditur Militer yang menyatakan Terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak Pidana “Barang siapa dengan sengaja melakukan penganiayaan” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 351 ayat (1) KUHP, Majelis Hakim akan membuktikan dan mempertimbangkannya sendiri dalam putusan ini, setelah mempertimbangkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan dan pembuktian unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan kepada Terdakwa.
2.
Bahwa mengenai tuntutan pidana berupa pidana penjara kepada Terdakwa, Majelis Hakim akan mempertimbangkan tersendiri mengenai Pidana yang akan dijatuhkan kepada Terdakwa setelah pembuktian unsur-unsur tindak pidananya dan setelah mempertimbangkan mengenai berat ringannya pidana serta hal-hal yang mempengaruhi sebagaimana akan di uraikan lebih lanjut dalam putusan ini.
Menimbang
: Bahwa mengenai permohonan keringanan hukuman yang disampaikan oleh Terdakwa secara lisan, Majelis Hakim akan mempertimbangkannya sekaligus bersamaan dalam putusan ini berkaitan dengan keadaan-keadaan yang meringankan pada diri Terdakwa.
Menimbang
: Bahwa di dalam pasal 351 ayat (1) KUHP tidak terdapat rumusan unsur-unsur tindak pidananya tetapi hanya di kualifikasikan sebagai penganiayaan saja. Berdasarkan ilmu pengetahuan hukum pidana bahwa penganiayaan adalah sengaja untuk menimbulkan rasa sakit atau luka pada orang lain. Berdasarkan Yurisprudensi penganiayaan oleh suatu perbuatan yang disengaja sehingga menimbulkan perasaan tidak enak, sakit atau luka pada orang lain. Bahwa dalam praktek pengadilan istilah penganiayaan diartikan sebagai “Dengan sengaja dan tanpa hak menimbulkan rasa sakit atau luka pada orang lain”. Sedangkan menurut SR. Sianturi, S.H, dalam bukunya Tindak Pidana di KUHP berikut uraiannya, hal. 501, menyatakan penguraian unsur-unsur Penganiayaan adalah Barang siapa yang dengan sengaja dan tanpa hak menimbulkan rasa sakit atau luka pada orang lain. Oleh karenanya maka yang dimaksud penganiayaan dalam pasal 351 ayat (1) KUHP adalah Barang siapa yang dengan sengaja dan tanpa hak menimbulkan rasa sakit atau luka pada orang lain.
15Menimbang
: Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam Dakwaan Tunggal mengandung unsur-unsur sebagai berikut : Unsur Kesatu Unsur Kedua
Menimbang
: “ Barang Siapa ”. : ” Dengan sengaja dan tanpa hak menimbulkan rasa sakit atau luka kepada orang lain ”.
: Bahwa mengenai unsur kesatu “Barang mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
siapa“
Majelis
1.
Yang dimaksud dengan “ Barang Siapa “ yaitu setiap orang warga Negara RI yang tunduk kepada UU dan hukum Negara RI termasuk diri Terdakwa.
2.
Bahwa pada dasarnya kata “Barang siapa” menunjukkan kepada siapa orangnya yang harus bertanggung-jawab atas perbuatan/kejadian yang didakwakan itu atau setidak-tidaknya mengenai siapa orangnya yang harus dijadikan Terdakwa dalam perkara ini. Tegasnya, kata “Barang siapa” menurut Buku Pedoman Pelaksanaan Tugas Dan Administrasi Buku II, Edisi Revisi tahun 2004, Halaman 208 dari MAHKAMAH AGUNG RI dan PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG RI Nomor : 1398 K / Pid / 1994 tanggal 30 Juni 1995 terminologi kata “Barang siapa” atau “HIJ” sebagai siapa saja yang harus dijadikan terdakwa/dader atau setiap orang sebagai subyek hukum (pendukung hak dan kewajiban) yang dinyatakan sehat jasmani dan rohani dan dianggap memiliki kemampuan yang dapat diminta pertanggungjawaban dalam segala tindakannya.
3.
Bahwa dalam kumpulan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI pengertian “Barang Siapa” adalah setiap orang yang mengacu pada pelaku tindak pidana (subject strafbar feit), bahkan menurut ajaran Simon bahwa subject strafbar feit adalah manusia (natuur lijke personen).
4.
Bahwa selanjutnya dengan mengacu pada ketentuan pasal 2 sampai dengan pasal 9 KUHP yang dimaksud dengan pengertian “Barang Siapa“ sebagai pendukung hak atau subyek hukum adalah orang/manusia pribadi (Naturlijk Persoon) atau badan hukum (Recht Persoon). Oleh karenanya dari rumusan pasal tersebut maka semua warga negara Indonesia dan warga negara asing yang memenuhi persyaratan yang diatur dalam pasal 2 sampai dengan pasal 9 KUHP yang dalam hal ini termasuk anggota angkatan perang (Anggota Tentara Nasional Indonesia).
Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi dibawah sumpah, keterangan Terdakwa dan alat bukti surat yang terungkap dalam persidangan, terungkap fakta-fakta sebagai berikut : 1.
Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AL pada tahun 1990/1991 melalui Dikcatam Milsuk angkatan IX/II diKodikal Surabaya, setelah lulus dilantik dengan pangkat Kld, kemudian ditugaskan di KRI Sungai Gerong 906 dari tahun 1991 sampai dengan tahun 1993, pada tahun 1993/1994 mengikuti Dikpaska angkatan 17 di Kodikal Surabaya, pada tahun 2005/2006 mengikuti Dikcabareg XXXV di Kodikal Surabaya dan tahun 2008 mengikuti Dikba Intelmar angkatan XXXI di Kobangdikal Surabaya, kemudian tahun 2009 sampai sekarang ditugaskan di Lantamal XI Merauke sampai saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini Terdakwa masih berdinas aktif dengan pangkat Sertu Nav NRP 72898.
16-
2.
Bahwa benar pada waktu Terdakwa melakukan perbuatan yang didakwakan ini, Terdakwa masih dinas aktif sebagai anggota TNI AL dengan pangkat Sertu, maka dalam kapasitas status tersebut kepada Terdakwa dapat diberlakukan ketentuan-ketentuan hukum pidana umum, selain ketentuan hukum pidana militer.
3.
Bahwa oleh karena Terdakwa masih dinas aktif sebagai anggota TNI AL menunjukkan bahwa Terdakwa sehat baik jasmani maupun rohani, yang berarti pula bahwa Terdakwa dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya. Bahwa ternyata di depan persidangan disamping Terdakwa telah membenarkan identitasnya yang tercantum dalam Surat Dakwaan, dan juga menurut pengamatan Majelis, Terdakwa sehat jasmani dan rohaninya, dengan demikian Terdakwa adalah orang yang dapat dipertanggungjawabkan atas segala perbuatannya menurut hukum. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur kesatu ”Barang Siapa” telah terpenuhi.
Menimbang
: Bahwa mengenai unsur unsur kedua : “ Dengan sengaja dan tanpa hak menimbulkan rasa sakit atau luka kepada orang lain”. 1.
Menurut M.V.T yang dimaksudkan “Dengan sengaja” atau kesengajaan adalah menghendaki dan menginsafi terjadinya suatu tindakan beserta akibatnya. Ditinjau dari tingkatan (gradasi) ”Kesengajaan” terbagi menjadi tiga yaitu : a.
Kesengajaan sebagai tujuan (oogmerk), berarti terjadinya suatu tindakan atau akibat tertentu adalah betul-betul sebagai perwujudan dari maksud atau tujuan dan pengetahuan dari si Pelaku/Terdakwa.
b.
Kesengajaan dengan kesadaran pasti atau keharusan. Tang menjadi sandaran si Pelaku/Terdakwa tentang tindakan dan akibat tertentu itu. Dalm hal ini termasuk tindakan atau akibat-akibat lainnya yang pasti/harus terjadi.
c.
Kesengajaan dengan menyadari kemungkinan. Atau disebut juga sebagai kesengajaan bersyarat. Yang menjadi sandaran ialah sejauh mana pengetahuan atau kesadaran si Pelaku/Terdakwa tentang tindakan atau akibat terlarang (berserta tindakan atau akibatakibatnya) yang mungkin terjadi.
2.
Untuk mengetahui apakah perbuatan si Pelaku/Terdakwa itu termasuk dalam tingkatan (gradasi) yang pertama. Kedua atau ketiga, maka harus diketahui terlebih dahulu apakah memang si Pelaku/Terdakwa itu sudah mempunyai niat/maksud atau tujuan untuk melakukan perbuatan beserta akibatnya. Apabila benar, maka apa yang dilakukan oleh si Pelaku/Terdakwa itu sudah termasuk tingkatan (gradasi) yang pertama, yaitu suatu kesengajaan sebagai tujuan untuk mencapai sesuatu.
3.
Sedangkan yang dimaksud dengan tanpa hak adalah setiap perbuatan yang dilakukan tanpa hak atau kewenangan yang sah, bertentangan dengan hukum yang berlaku baik perundang-undangan ataupun norma-norma yang dihormati dalam masyarakat atau bertentangan dengan hak orang lain.
17-
4.
Bahwa menimbulkan rasa sakit atau luka pada/kepada orang lain itu merupaka tujuan atau kehendak dari sipelaku (T). Kehendak atau tujuan ini hrus disimpulkan dari sifat perbuatan yaitu perbutan yang dapat menimbulkan rasa sakit atau perasaan tidak enak kepada orang lain/diri orang lain.
5.
Mengenai caranya dapat dilakukan dengan cara bermacammacam antara lain, dengan adanya sentuhan pada badan ornag lain yang dengan sendirinya menimbulkan rasa sakit atau luka.
6.
Cara itu dapat berupa, memukul,menendang, menampar ,menusuk, menginjak dan sebagainya. Menimbulkan kerugian pada kesehatan orag lain dapat diartikan melakukan perbutan dengan maksud agar orang lain menderita sakit atau sesuatu penyakit (Zikte).
7.
Sedangkan sakit (ziekte) berarti adanya gangguan atas fungsi dari alat didalam badan manusia.
8.
Selanjutnya apabila dipandang dari sudut lain yaitu menurut yurisprudensi yang diartikan dengan penganiayaan itu adalah sesuatu perbuatan yang disengaja, sehingga menimbulkan perasaan tidak enak(penderitaan),rasa sakit (Pijn) atau luka.
Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi dibawah sumpah, keterangan Terdakwa dan barang bukti yang terungkap dalam persidangan, terungkap fakta-fakta sebagai berikut : 1.
Bahwa benar pada hari Rabu tanggal 20 Nopember 2013 sekira pukul 19.30 Wit Terdakwa mendatangi kamar Sdri. Fita (PSK) di Jalan Lorong Seng Wanam Kab. Merauke dan ketika akan membuka pintu kamar, Terdakwa melihat Sdri. Fita di Colek oleh Saksi Rustam didepan kamar Sdri. Astrid yang berdampingan dengan tempat minum Saksi Rustam.
2.
Bahwa benar Terdakwa setelah melihat kejadian tersebut langsung menghampiri Saksi Rustam, kemudian Terdakwa langsung menempeleng Saksi Rustam dengan tangan kanan kemudian Saksi Rustam melarikan diri menuju kamar Sdri. Tari dan Terdakwa mengejarnya, kemudian teman Saksi La Uli dan Sdri. Tari menghadang Terdakwa dipintu kamar setelah itu datang Sdri. Wulan dan suaminya pemilik tempat karaoke untuk menghadang / menahan Terdakwa.
3.
Bahwa benar pada saat Terdakwa dihadang oleh pemilik tempat karaoke, Terdakwa sempat mengancam Saksi Rustam dan berkata “Saya akan cari kamu, saya akan pukul, injak-injak kamu dan akan bunuh kamu” dan pada saat itu Terdakwa dalam keadaan emosi.
4.
Bahwa benar pada tanggal 22 Nopember 2013 Terdakwa melakukan penusukan terhadap Saksi Rustam di Bundaran dekat peluncuran es PT. Dwi Karya Reksa Abadi, pada saat Saksi Rustam dibonceng temannya yang bernama Sdr Ayub untuk pergi ke kapal.
5.
Bahwa benar pada saat Saksi Rustam berada di Bundaran dekat peluncuran es PT. Dwi Karya Reksa Abadi, Saksi Rustam dan Sdr Ayub langsung dihentikan oleh Terdakwa lalu Saksi Rustam di tikam dengan sangkur dibagian pinggang
18belakang sehingga Saksi Rustam langsung turun dari motor untuk menyelamatkan diri namun Terdakwa tetap mengejarnya. 6.
Bahwa benar setelah Saksi Rustam dikejar oleh Terdakwa kemudian Terdakwa kembali menikam Saksi Rustam dibagian kepala sebanyak 2 (dua) kali selanjutnya Terdakwa pergi meninggalkan Saksi Rustam dan benar sangkur yang digunakan oleh Terdakwa adalah sangkur yang disita oleh penyidik dan dijadikan barang bukti dalam perkara ini hal ini sesuai barang bukti berupa barang-barang berupa 1 (satu) buah sangkur milik Sertu Nav Hadi Gofron NRP. 72898 Anggota Sintel Lantamal XI Merauke.
7.
Bahwa benar sesuai bukti surat berupa 1 (satu) lembar Visum Et Repertum Nomor : R/25/VR/XI/2013 tanggal 23 Nopember 2013 dari Rumah Sakit Angkatan Laut Lantamal XI Merauke atas nama Sdr. Rustam, hasil visum dari Rumah Sakit Angkatan Laut Lantamal XI Merauke dengan hasil pemeriksaan terhadap Saksi Rustam Hidayat dengan kesimpulan mengalami luka pada bagian kepala belakang luka robek dengan dua jahitan ukuran panjang 1 (satu) cm, kepala belakang luka robek dengan dua jahitan ukuran panjang 1 (satu) cm dan pinggang luka robek dengan dua jahitan ukuran panjang 1 (satu) cm.
8.
Bahwa benar Terdakwa mengetahui dan menyadari telah melakukan penganiayaan terhadap Saksi Rustam dengan cara menusuk ke bagian Pinggang dan bagian belakang kepala, hal ini menunjukan bahwa Terdakwa telah melakukan penganiayaan atas kesadaran sendiri yang dikehendakinya dan di insyafinya serta mengetahui akan akibat dari perbuatan tersebut, namun Terdakwa tetap melakukannya.
9.
Bahwa benar akibat dari perbuatan Terdakwa, Saksi Rustam mengalami luka sehingga tujuan Terdakwa menimbulkan luka telah tercapai dan luka yang dialami oleh Saksi Rustam sebagaimana termuat dalam surat Visum Et Repertum Nomor R/25/VR/XI/2013 tanggal 23 Nopember 2013 yang ditandatangani oleh Letda Laut (K) dr. Afdal Riza NRP 20450/P dokter pada rumah sakit Lantamal XI Merauke dengan kesimpulan mengalami luka pada bagian kepala belakang luka robek dengan dua jahitan ukuran panjang 1 (satu) cm, kepala belakang luka robek dengan dua jahitan ukuran panjang 1 (satu) cm dan pinggang luka robek dengan dua jahitan ukuran panjang 1 (satu) cm pada tubuh Saksi Rustam adalah semata-mata akibat dari perbuatan Terdakwa.
10. Bahwa benar apa yang dilakukan oleh Terdakwa tersebut bertentangan dengan hukum yang berlaku baik perundangundangan ataupun norma-norma yang dihormati dalam masyarakat atau bertentangan dengan hak orang lain, dalam hal ini Saksi Rustam. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur kedua ”Dengan sengaja dan tanpa hak menimbulkan luka kepada orang lain” terpenuhi. Menimbang
: Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas yang merupakan fakta-fakta yang ditemukan didalam persidangan, Majelis Hakim berpendapat bahwa terdapat cukup bukti yang sah dan meyakinkan
19bahwa Terdakwa bersalah melakukan tindak pidana “ Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak menimbulkan luka kepada orang lain”, sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 351 ayat (1) KUHP. Menimbang
: Bahwa di dalam persidangan tidak ditemukan adanya alasan pemaaf ataupun alasan pembenar dalam diri Terdakwa sehingga oleh karenanya Terdakwa adalah orang yang mampu bertanggung jawab dan dapat dipertanggungjawabkan atas perbuatan yang dilakukan dan oleh karena Terdakwa dinyatakan dalam perkara ini sehingga Terdakwa harus dipidana.
Menimbang
: Bahwa di dalam memeriksa dan mengadili perkara Terdakwa ini secara umum tujuan Majelis Hakim adalah untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan hukum, kepentingan umum dan kepentingan militer. Menjaga kepentingan hukum dalam arti menjaga tetap tegaknya hukum dan keadilan dalam masyarakat. Menjaga kepentingan umum dalam arti melindungi masyarakat, harkat dan martabatnya sebagai manusia dari tindakan sewenangwenang. Menjaga kepentingan militer dalam arti menjaga agar kepentingan militer tidak dirugikan dan sekaligus mendorong agar prajurit tetap mematuhi dan menjunjung tinggi ketentuan hukum yang berlaku walau dalam keadaan yang bagaimanapun sulitnya.
Menimbang
: Bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis Hakim akan menilai sifat hakekat dan akibat dari perbuatan Terdakwa serta hal-hal lain yang mempengaruhi sebagai berikut : 1.
Bahwa sifat dari perbuatan Terdakwa yang telah melakukan penganiayaan adalah perbuatan yang sengaja dan tanpa hak dilakukan merupakan pencerminan bahwa Terdakwa memiliki pribadi yang emosional, tidak dapat menahan diri dan lebih suka main hakim sendiri dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.
2.
Bahwa pada hakekatnya perbuatan Terdakwa merupakan pencerminan dari sikap dan perilaku Terdakwa yang hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa mempertimbangkan akibat lebih jauh dari tindakannya terhadap kepentingan orang lain dan juga Terdakwa yang tidak menghiraukan lagi aturan hukum yang berlaku dan perbuatan Terdakwa tersebut seharusnya tidak perlu terjadi, mengingat Terdakwa adalah seorang anggota militer yang dalam kesehariannya menjadi pengayom dan pelindung bagi masyarakat.
3.
Bahwa akibat dari perbuatan Terdakwa tersebut mengakibatkan korban Saksi Rustam mengalami luka pada bagian pinggang dan bagian belakang kepala dan perbuatan Terdakwa dapat juga berpengaruh negatif terhadap pembinaan disiplin dan moral prajurit lain di kesatuannya, disamping itu perbuatan Terdakwa dapat mencemarkan citra TNI di mata masyarakat.
4.
Bahwa hal-hal yang mempengaruhi Terdakwa melakukan perbuatan tersebut adalah adanya pacar Terdakwa yang di colek sama Saksi Rustam hingga Terdakwa menjadi tersinggung hingga akhirnya Terdakwa melakukan pemukulan dan oleh karena Terdakwa kurang puas dan masih ada rasa dendam terjadilah penusukan yang dilakukan oleh Terdakwa terhadap Saksi Rustam.
20Menimbang
: Bahwa tujuan Majelis Hakim tidaklah semata-mata hanya memidana orang yang bersalah melakukan tindak pidana, tetapi mempunyai tujuan untuk mendidik agar yang bersangkutan dapat insaf dan kembali pada jalan yang benar menjadi warga Negara dan prajurit yang baik sesuai dengan falsafah Pancasila dan Sapta Marga. Oleh karena itu sebelum Majelis menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa dalam perkara ini perlu lebih dahulu memperhatikan hal-hal yang dapat meringankan dan memberatkan pidananya yaitu : Hal-hal yang meringankan : 1.
Terdakwa belum pernah dihukum baik disiplin maupun pidana.
2.
Terdakwa pernah melaksanakan Operasi Daerah Rawan di Ambon tahun 2009.
3.
Terdakwa merasa bersalah, mengakui dan menginsyafi atas perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Hal-hal yang memberatkan : 1.
Perbuatan Terdakwa melanggar 8 Wajib TNI butir ke 7 yaitu tidak sekali-kali menakuti dan menyakiti hati rakyat.
2.
Perbuatan Terdakwa mencoreng citra TNI AL atau kesatuan Terdakwa di mata masyarakat.
Menimbang
: Bahwa selama berdinas aktif sebagai prajurit TNI AL sampai dengan sekarang Kesatuan Terdakwa menilai Terdakwa berkondite baik, mempunyai dedikasi dan loyalitas kerja yang tinggi, Terdakwa tenaganya sangat diperlukan dikesatuan sebagai Anggota Paska Armatim, dan tindak pidana yang dilakukannya tidak sampai menghalangi korban melakukan aktifitas sehari-harinya dan Saksi Rustam Hidayat selaku korban telah memaafkan Terdakwa dan selama Terdakwa dijadikan Terdakwa dalam perkara ini tidak menerima tunjangan Remunerasi sampai dengan sekarang, untuk itu Majelis Hakim menilai bahwa Terdakwa mampu untuk memperbaiki diri dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menimbang
: Bahwa setelah menilai fakta dan keadaan yang menyertai diri Terdakwa yang telah dinyatakan sebagai hal-hal meringankan dan memberatkan serta sifat dan hakekat perbuatan Terdakwa tersebut di atas, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa pidana bersyarat akan lebih bijak dan bermanfaat baik bagi Terdakwa maupun kesatuan dijatuhkan terhadap diri Terdakwa karena selain tidak bertentangan dengan kepentingan Militer atau pembinaan prajurit di kesatuan, jenis pidana bersyarat adalah jenis hukuman yang bukan suatu pembebasan atau pengampunan sedangkan masa percobaan selama waktu tertentu dimaksudkan untuk mendidik kepada Terdakwa untuk lebih berhati-hati dalam bertingkah laku dan mampu memperbaiki diri, demikian pula Atasan dan Kesatuannya akan mampu membina dan mengawasi prilaku Terdakwa selama dalam masa percobaan tersebut.
Menimbang
: Bahwa setelah meneliti dan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat bahwa pidana sebagaimana tercantum pada diktum ini adalah adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa.
21Menimbang
: Bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana, maka ia harus dibebani untuk membayar biaya perkara.
Menimbang
: Bahwa barang-barang bukti dalam perkara ini berupa : 1.
Surat-surat : a.
1 (satu) lembar Visum Et Repertum Nomor : R/25/VR/XI/2013 tanggal 23 Nopember 2013 dari Rumah Sakit Angkiatan Laut Lantamal XI Merauke atas nama Sdr. Rustam.
b.
1 (satu) lembar foto copy Kartu Tanda Prajurit (KTP) atas nama Sertu Nav Hadi Ghufron NRP 72898.
Majelis Hakim berpendapat bahwa bukti surat tersebut sebagai bukti yang menunjukkan adanya tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa dan bersesuaian dengan alat bukti lain serta berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, sejak semula merupakan kelengkapan administrasi dari berkas perkara dan mudah penyimpanannya, maka Majelis berpendapat bahwa barang bukti Surat tersebut perlu ditentukan statusnya yaitu tetap dilekatkan dalam berkas perkara. 2.
Barang-barang : -
1 (satu) buah sangkur milik Sertu Nav Hadi Gufron NRP. 72898 Anggota Sintel Lantamal XI Merauke.
Majelis Hakim berpendapat bahwa bukti barang tersebut merupakan barang milik Terdakwa yang bersesuaian dengan alat bukti lain serta berhubungan erat antara satu dengan yang lainnya, maka Majelis berpendapat bahwa barang bukti barang tersebut perlu ditentukan statusnya yaitu dirampas untuk di musnahkan. Mengingat
: Pasal 351 ayat (1) KUHP jo pasal 14a KUHP jo pasal 15 KUHPM dan ketentuan perundang-undangan lain yang bersangkutan. MENGADILI
1.
Menyatakan Terdakwa tersebut di atas yaitu : HADI GUFRON, Sertu Nav NRP 72898, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana : “ Penganiayaan “.
2.
Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan : Pidana :
Penjara selama 3 (tiga) bulan. Dengan perintah supaya pidana tersebut tidak usah dijalani kecuali apabila dikemudian hari ada putusan Hakim yang menentukan lain disebabkan karena Terpidana melakukan suatu perbuatan pidana atau pelanggaran disiplin prajurit sebagaimana tercantum dalam Pasal 8 Undang-undang R.I. Nomor : 25 tahun 2014 tentang Hukum Disiplin Militer sebelum masa percobaan selama 6 (enam) bulan habis.
3.
Menetapkan barang-barang bukti berupa :
22a.
Surat-surat : 1)
1 (satu) lembar Visum Et Repertum Nomor : R/25/VR/XI/2013 tanggal 23 Nopember 2013 dari Rumah Sakit Angkiatan Laut Lantamal XI Merauke atas nama Sdr. Rustam.
2)
1 (satu) lembar foto copy Kartu Tanda Prajurit (KTP) atas nama Sertu Nav Hadi Gufron NRP 72898.
Tetap dilekatkan dalam berkas perkara. b.
Barang-barang : -
1 (satu) buah sangkur milik Sertu Nav Hadi Gofron NRP. 72898 Anggota Sintel Lantamal XI Merauke.
Dirampas untuk dimusnahkan. 4.
Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa dalam perkara ini sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah).
Demikian diputuskan pada hari ini Rabu tanggal 29 Juni 2016 di dalam Musyawarah Majelis Hakim oleh Hari Aji Sugianto, S.H. Letkol Laut (KH) NRP. 11813/P sebagai Hakim Ketua, serta Rizky Gunturida, S.H. Kapten Chk NRP. 11000000640270 dan Ahmad Junaedi, S.H. Kapten Laut (KH) NRP. 17425/P masing-masing sebagai Hakim Anggota I dan sebagai Hakim Anggota II yang diucapkan pada hari dan tanggal yang sama oleh Hakim Ketua di dalam sidang yang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut di atas, Oditur Militer Gagan Hertawan, SH Mayor Chk NRP 11010002381171, Panitera Ramadhani, S.H. Kapten Laut (KH) NRP 18382/P, serta dihadapan Umum dan Terdakwa.
Hakim Ketua
Hari Aji Sugianto, S.H. Letkol Laut (KH) NRP. 11813/P Hakim Anggota I
Hakim Anggota II
Rizky Gunturida, S.H. Mayor Chk NRP. 11000000640270
Ahmad Junaedi, S.H. Kapten Laut (KH) NRP. 17425/P
Panitera
Ramadhani, S.H. Kapten Laut (KH) NRP 18382/P