PENGADILAN MILITER II-10 SEMARANG
PUTUSAN NOMOR 57-K/PM II-10/AD/IX/2016 ”DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” Pengadilan Militer II-10 Semarang yang bersidang di Semarang dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum di bawah ini dalam perkara Terdakwa : Nama lengkap Pangkat, NRP Jabatan Kesatuan Tempat, tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
Guruh Sulistyo. Pelda, 624833. Bati Denkesyah 04.04.03. Kesdam IV/Diponegoro. Klaten, 11 Oktober 1968. Laki-laki. Indonesia. Islam. Jl. Siti Projo III No. 64 RT 03 RW 05 Nanggulan, Kel. Kutowinangun, Kec. Tingkir, Kota Salatiga
Terdakwa ditahan oleh Hakim Ketua Pengadilan Militer II-10 Semarang sejak tanggal 6 Oktober 2016 sampai dengan tanggal 4 November 2016 berdasarkan Penetapan Penahanan Nomor : TAPHAN/57/PM II-10/AD/X/2016 tanggal 6 Oktober 2016. Pengadilan Militer II-10 Semarang ; Membaca, Berkas Perkara dari Denpom IV/3 Salatiga Nomor : BP-03/A-03/Denpom IV-3/ II/206 tanggal 2 Februari 2016 atas nama Terdakwa dalam perkara ini. Memperhatikan : 1. Keputusan Pangdam IV/Diponegoro selaku Papera Nomor Kep/219/VI/2016 tanggal 30 Juni 2016, tentang penyerahan perkara Terdakwa. 2. Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer II-10 Semarang Nomor : Sdak/62 /VIII/2016 tanggal 8 Agustus 2016. 3. Penetapan Kadilmil II-10 Semarang tentang Penunjukkan Hakim Nomor : Tapkim/ 57/PM II-10/AD/IX/2016 tanggal 2 September 2016. 4. Penetapan Hakim Ketua tentang Hari Sidang Nomor : Tapsid/57/PM II-10/AD/IX/ 2016 tanggal 5 September 2016. 5. Surat panggilan untuk menghadap sidang kepada Terdakwa dan para Saksi serta surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini. Mendengar : 1. Pembacaan Surat dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/62/VIII/2016 tanggal 8 Agustus 2016 di depan sidang yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini. 2. Hal-hal yang diterangkan oleh Terdakwa di persidangan serta keterangan para Saksi di bawah sumpah. Memperhatikan :
2
1. Tuntutan Pidana (Requisitoir) Oditur Militer yang diajukan kepada Majelis Hakim yang pada pokoknya Oditur Militer menyatakan bahwa : a. Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana “Seorang pria yang turut serta melakukan perbuatan itu, padahal diketahui bahwa yang turut bersalah telah nikah”, sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 284 ayat (1) ke-2 huruf a KUHP. b. Oleh karenanya Oditur Militer mohon agar Terdakwa dijatuhi pidana sebagai berikut :
c.
1).
Pidana pokok
: Penjara selama 9(sembilan) bulan.
2).
Pidana Tambahan : Dipecat dari dinas Militer.
3).
Agar Terdakwa ditahan.
Oditur mohon pula agar barang-barang bukti berupa : 1).
Surat-surat : - 1 (satu) buku nikah atas nama Guruh Sulistyo dengan Sdri. Wantari dengan Nomor : 166/23/VIII/1996 tanggal 10 Agustus 1996 yang dikeluarkan oleh KUA Kec. Weru Kab. Sukoharjo, dikembalikan kepada Terdakwa. - 1 (satu) buku nikah atas nama Kuswinardi dan Sdri. Siti Girmiyatun dengan Nomor : 577/3/X/1994 tanggal 25 Oktober 1994 yang dikeluarkan oleh KUA Kec. Kota Salatiga Kotamadya Salatiga, dikembalikan kepada Saksi-1. - 1 (satu) lembar STNK Mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB atas nama Setyo Pamungkas Joko P, alamat Tengklik RT 4/11 Telukan GRL SKH, dikembalikan kepada Terdakwa.
2).
Barang-barang : - 1 (satu) unit mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB warna Abu-abu, Noka MHBG1CG1A9J031580 Nosin HR15945230A buatan tahun 2009, dikembalikan kepada Terdakwa. - 1 (satu) buah buku tamu Hotel Kencana warna Merah, dikembalikan kepada Saksi-6 karyawan Hotel Kencana. - 1 (satu) unit HP Samsung Galaxy Green beserta 2 (dua) SIM Card, dikembalikan kepada Saksi-1.
3). Membebani Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.10.000,00 (sepuluh ribu rupiah). 2. Pembelaan (pledooi) Penasihat Hukum Terdakwa yang dibacakan pada sidang tanggal 13 Oktober 2016 yang pada pokoknya sebagai berikut : a. Bahwa Penasihat Hukum Terdakwa berbeda pendapat tentang keterbuktian unsur ke dua pasal dakwaan alternatif pertama Oditur Militer sebagaimana yang dibuktikan Oditur Militer dalam tuntutannya dengan alasan sebagaimana yang diuraikan oleh Penasihat Hukum dalam Pledooinya pada halaman 2 dan 3.
3 b. Bahwa Penasihat Hukum Terdakwa keberatan atas penuntutan terhadap diri Terdakwa sebagai pelaku utama tanpa memperhatikan Saksi-2 selaku yang turut serta melakukan sehingga Saksi-2 seharusnya juga dituntut secara hukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. c. Bahwa Penasihat Hukum Terdakwa mempersoalkan tidak adanya barang bukti pendukung atas perbuatan persetubuhan antara Terdakwa dan Saksi-2 saat di Hotel Lavende sehingga kekurangan barang bukti tersebut dapat dijadikan sebagai alas hak untuk menyatakan Terdakwa tidak bersalah. d. Bahwa dalam tuntutan Oditur Militer pada halaman 19 yang memohon agar Pengadilan Militer III-12 Surabaya menyatakan Terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana dalam perkara ini, Penasihat Hukum tidak sependapat karena Pengadilan Militer III-12 Surabaya tidak berwenang memutus dan memidana diri Terdakwa sehingga tuntutan Oditur Militer II-10 Semarang tanggal 6 Oktober 2016 batal demi hukum sehingga Terdakwa harus dibebaskan. e. Bahwa dari uraian tersebut Penasihat Hukum Terdakwa berkesimpulan bahwa Oditur Militer telah menyusun tuntutan dengan menerapkan dakwaan yang tidak dapat diterima secara logika hukum dan kabur (obscuur libel) sehingga sudah sepatutnya Terdakwa harus dibebaskan atau dilepaskan dari segala tuntutan hukum. f. Berdasarkan uraian tersebut sebagaimana diuraikan dalam nota pledooinya, Penasihat Hukum Terdakwa mengajukan permohonan agar Majelis Hakim berkenan memutus : 1) Menerima dan mengabulkan Nota Pembelaan Terdakwa; 2) Menyatakan bahwa Surat Tuntutan Oditur Militer II-10 Semarang batal demi hukum; 3) Menyatakan Terdawak tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam dakwaan Oditur dan tuntutan Oditur Militer II-10 Semarang tanggal 6 Oktober 2016. 4) Membebaskan Terdakwa dari semua dakwaan (vrijspraak) atau setidaktidaknya melepaskan Terdakwa dari segala tuntutan hukum (onstlaag van alle rechtsvervolging); 5) Membebankan biaya perkara kepada Negara. Atau jika Majelis berpendapat lain, maka mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono). Bahwa selain Pledooi Penasihat hukum tersebut, Terdakwa juga mengajukan permohonan yang disampaikan secara lisan yang pada pokoknya : a. Terdakwa merasa menyesal atas kejadian ini dan merasa bersalah karena Terdakwa merasa mengganggu kehidupan keluarga Kopka Kuswinardi (Saksi-1) dan Sdri. Siti Girmiyatun (Saksi-2) karena ada SMS masuk dengan adanya dugaan perselingkuhan antara Terdakwa dan Saksi-2. b. Atas kejadian ini istri Terdakwa atas nama Sdri. Wantari (Saksi-3) dapat menerima dan tidak melakukan pengaduan. c.
Masa dinas Terdakwa tinggal tiga tahun lagi pensiun.
Oleh karenanya Terdakwa mohon agar tetap dapat berdinas dan tidak diberhentikan dari dinas militer. 3. Tanggapan (replik) Oditur Militer atas pledooi Penasihat Hukum yang disampaikan secara lisan yang pada pokoknya :
4 a. Bahwa pada prinsipnya Oditur Militer dalam pembuatan Surat Dakwaannya dalam perkara ini sudah sesuai dengan aturan hukum yang berlaku sebagaimana dimaksud dalam pasal 130 ayat (2) Undang-undang Nomor 31 tahun 1997 tentang Peradilan Militer. b. Pembuktian unsur pidana yang diuraikan oleh Oditur Militer dalam tuntutan berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan sehingga Terdakwa harus diberikan sanksi pidana. c. Oditur Militer menyadari dan mengakui adanya kesalahan pengetikan Tuntutan dalam halaman 19 tentang penulisan Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang seharusnya diketik Pengadilan Militer II-10 Semarang dan Oditur Militer mohon dimaklumi. d.
Mohon agar menolak semua nota pembelaan dari Penasihat Hukum Terdakwa.
Berdasarkan uraian di atas, Oditur Militer mohon agar dapat menerima seluruh uraian dakwaan dan tuntutannya. 4. Tanggapan (duplik) Penasihat Hukum atas replik Oditur Militer yang disampaikan secara lisan yang pada pokoknya Penasihat Hukum Terdakwa tetap pada pledooi/ pembelaannya. Menimbang, bahwa di persidangan Terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukumnya, yaitu atas nama R.M. Hendri, S.H., Kapten Chk Nrp. 11070046060381 dan Astono, S.H., PNS, NIP. 198205032003121001, berdasarkan Surat Perintah Nomor : Sprin/122/IX/2016 tanggal 14 September 2016 dan Surat Kuasa Khusus dari Terdakwa tanggal 14 September 2016. Menimbang, bahwa menurut Surat Dakwaan Oditur Militer di atas, Terdakwa pada pokoknya didakwa sebagai berikut : Bahwa Terdakwa pada waktu (waktu-waktu) dan di tempat (tempat-tempat) sebagaimana tersebut di bawah ini yaitu pada bulan April dan bulan Juli tahun dua ribu lima belas atau setidak-tidaknya dalam tahun dua ribu lima belas di Hotel Kencana Jalan Salatiga-Kopeng dan Hotel Lavende Jalan Salatiga-Kopeng atau setidak-tidaknya di tempat yang termasuk daerah hukum Pengadilan Militer II-10 Semarang telah melakukan tindak pidana “Seorang pria yang turut serta melakukan perbuatan itu, padahal diketahuinya bahwa yang turut bersalah telah nikah”, sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam Pasal 284 ayat (1) ke-2 huruf a KUHP, dengan cara-cara sebagai berikut : a. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI-AD pada tahun 1988 melalui pendidikan Catam PK di Dodik Secata Gombong selama 4 (empat) bulan, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada, kemudian mengikuti pendidikan kejuruan infantri selama 3 (tiga) bulan, selanjutnya ditugaskan di Yonif 406/CK di Purbalingga, kemudian dipindahkan ke Yonif 405/Surya Kusuma di Cilacap, kemudian pada tahun 1990 mengikuti pendidikan SPK selama 3 (tiga) tahun di RST Magelang, setelah selesai dan lulus kemudian ditempatkan di Yon Zipur 4/TK Banyubiru, kemudian pada tahun 1999 mengikuti Secaba Reg di Pusdikzi Bogor, setelah lulus dilantik dengan pangkat Serda dan ditempatkan di Denkesyah 04.04.03 Salatiga sampai saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini dengan pangkat Pelda NRP 624833. b. Bahwa Terdakwa menikah dengan Sdri. Wantari (Saksi-4) pada tanggal 10 Agustus 1996 di KUA Kec. Weru Kab. Sukoharjo sesuai Buku Akte Nikah Nomor : 166/23/VIII/ 1996 tanggal 10 Agustus 1996 dan telah dikaruniani 2 (dua) orang anak yang pertama laki-laki bernama Wisnu Gunawan Sulistyo (18 tahun) dan yang kedua perempuan bernama Ganis Jenirah Liasti (8 tahun).
5 c. Bahwa Kopka Kuswinardi (Saksi-1) dan Sdri. Siti Girmiyatun (Saksi-2) telah menikah sejak tahun 1994 di KUA Salatiga sesuai kutipan Akta Nikah Nomor : 577/3/X/1994 tanggal 25 Oktober 1994 dan dari pernikahan tersebut sudah dikaruniai 2 (dua) orang anak yang pertama laki-laki bernama Andrean Maulana Saputra (19 tahun) dan yang kedua perempuan bernama Kesya Rahmania Zanetta (6 tahun). d. Bahwa pada bulan November 2014 saat Saksi-2 mengikuti acara kesatuan melaksanakan ziarah di TMP, Saksi-2 merasa kalau sedang dilihat seseorang dan setelah diamati ternyata Saksi-2 sedang dilihat oleh Terdakwa dan mulai saat itu ada perasaan suka di dalam hati Saksi-2 kepada Terdakwa, kemudian Saksi-2 meminta nomor HP Terdakwa kepada suami Saksi-2 (Saksi-1) karena mau menanyakan kaos seragam volly Persit yang disimpan oleh Terdakwa, sejak itu, Saksi-2 dan Terdakwa sering mengirim SMS dan menelepon, selanjutnya pada hari dan tanggal lupa sekitar bulan Januari 2015 Terdakwa menelepon Saksi-2 dan mengatakan kalau Terdakwa menyukai Saksi-2, namun Saksi-2 menjawab tidak bisa karena masing-masing sudah punya keluarga. Selanjutnya pada hari dan tanggal yang Saksi-2 sudah lupa, Terdakwa menelepon dan mengajak Saksi-2 makan di RM Lombok Galak di Jl. Veteran Salatiga dan Saksi-2 menyanggupinya sehingga setelah mengantar mengaji anaknya Saksi-2 menemui Terdakwa di RM Lombok Galak, setelah makan Saksi-2 dan Terdakwa pulang, semenjak itu Terdakwa sering mengajak Saksi-2 makan di luar, diantaranya di RM Lombok Galak, RM Rojo Lele di Tingkir, RM Bebek Grebek Suruh di Jl. Veteran Salatiga dan RM Gulai Kepala Kakap di Blotongan Salatiga. e. Bahwa pada pertengahan bulan April 2015 sekira pukul 09.00 WIB Terdakwa mengajak Saksi-2 jalan-jalan, sehingga pada pukul 14.30 WIB setelah mengantar anaknya mengaji Saksi-2 menuju Rumah Sakit Puri Asih Salatiga untuk menemui Terdakwa, setelah menitipkan sepeda motor di parkiran RS, Saksi-2 langsung menemui Terdakwa yang sudah menunggu di depan RS, kemudian dengan menggunakan mobil Grand Livina Nopol AD 8466 VB, Terdakwa dan Saksi-2 langsung berangkat menuju kawasan wisata Kopeng Kab. Semarang, setelah sampai di depan Hotel Lavende Terdakwa langsung membelokkan mobilnya masuk ke hotel di depan kamar yang Saksi-2 lupa nomor berapa, selanjutnya datang seorang laki-laki karyawan hotel menemui Terdakwa, setelah karyawan itu membukakan pintu kamar, Saksi-2 turun dari mobil dan bersama Terdakwa langsung masuk ke dalam kamar, setelah berada di dalam kamar Saksi-2 dan Terdakwa ngobrol sebentar sambil berpelukan, namun karena ada perasaan tidak enak /takut ada yang melihat, Saksi-2 dan Terdakwa langsung check out dan pulang ke Salatiga dan mampir makan di RM Gulai Kepala Kakap, selanjutnya Saksi-2 dan Terdakwa pulang ke rumah masing-masing. f. Bahwa sekira bulan April 2015 pukul 10.00 WIB Terdakwa kembali mengajak Saksi-2 ke Kopeng, sekira pukul 14.30 setelah mengantar anak mengaji, Saksi-2 menemui Terdakwa di depan RS Puri Asih dan dengan menggunakan mobil Grand Livina Terdakwa dan Saksi-2 berangkat menuju Kopeng, setelah sampai di Hotel Kencana Terdakwa memasukkan mobilnya ke dalam hotel dan parkir di depan kamar nomornya lupa, kemudian datang karyawan hotel membawa kunci kamar, setelah Terdakwa membayar sewa kamar, Saksi-2 langsung turun dari mobil dan masuk ke dalam kamar bersama Terdakwa, sesampainya di dalam kamar Terdakwa dan Saksi-2 langsung berpelukan dan berciuman pipi, selanjutnya Terdakwa melepas baju, BH, rok dan celana dalam Saksi-2, lalu Terdakwa melepas bajunya sendiri sampai telanjang bulat, karena sudah terangsang Saksi-2 langsung tidur telentang dan Terdakwa menindih Saksi-2, lalu Saksi-2 membuka kedua kakinya dan Terdakwa langsung memasukkan penisnya ke dalam vagina Saksi-2 dan menggoyangkan pantatnya naik turun selama kurang lebih 5 (lima) menit kemudian Terdakwa mengeluarkan spermanya di dalam vagina Saksi-2, baik Saksi-2 maupun Terdakwa sama-sama merasakan enak, setelah itu Terdakwa dan Saksi-2 berpakaian dan langsung pulang ke Salatiga. g. Bahwa Terdakwa dan Saksi-2 telah melakukan hubungan layaknya suami istri berulang kali yang dilakukan antara lain :
6 - Di bulan April 2015 di Hotel Lavende di Jl. Salatiga-Kopeng dengan cara yang sama, walaupun kemudian tidak jadi melakukan persetubuhan karena saat itu penis Terdakwa tidak bisa ereksi karena Terdakwa pernah mengalami gejala stroke, sehingga Terdakwa dan Saksi-2 langsung check out dan pulang ke Salatiga. - Pada akhir Juli 2015 di Hotel Kencana Jl. Salatiga-Kopeng yang dilakukan dengan cara yang sama, dan baik Terdakwa maupun Saksi-2 merasakan puas. h. Bahwa persetubuhan yang dilakukan Terdakwa dan Saksi-2 atas dasar suka sama suka dan tidak ada unsur paksaan maupun imbalan, dan setiap melakukan persetubuhan, pintu kamar hotel dalam keadaan terkunci dan korden/tirai jendela dalam keadaan tertutup rapat. i. Bahwa pada tanggal 31 Agustus 2015 sekira pukul 11.30 WIB Saksi-1 melihat HP Saksi-2 sedang dicas di bufet rumah, secara spontan Saksi-1 mengambil HP Saksi-2 dan membuka SMSnya, ternyata di kotak masuk SMS ada kata-kata mesra dari nomor HP 085293176366 yang menyebut Saksi-2 dengan kata “Sayang”, selanjutnya Saksi-1 langsung mengecek nomor HP tersebut dengan semua nomor yang ada di HP Saksi-1 dan ternyata nomor HP tersebut adalah milik Terdakwa, setelah itu Saksi-1 kembali ke kantor Denkes dan melaporkan masalah tersebut kepada Wakarumkit Kapten Ckm Sabarno dan saat itu juga Saksi-2 langsung dipanggil ke kantor dan Wakarumkit menanyakan kepada Saksi-2 namun Saksi-2 tidak mau mengakui kalau ada hubungan dengan Terdakwa, sehingga Saksi-1 dan Saksi-2 diijinkan pulang ke rumah. j. Bahwa Saksi-1 masih tidak percaya dengan Saksi-2 sehingga setiap hari Saksi-1 menanyakan kepada Saksi-2 apa maksud Terdakwa, dan pada akhirnya Saksi-2 mengakui kalau benar dirinya telah melakukan perselingkuhan dengan Terdakwa. Menurut pengakuan Saksi-2 kepada Saksi-1, selama melakukan perselingkuhan dengan Terdakwa, keduanya sudah sering melakukan persetubuhan sebanyak kurang lebih 5 (lima) kali yaitu pada tanggal 4 April 2015 dan 20 April 2015 di Hotel Kencana, Salib Putih Kab. Semarang menggunakan kamar Nomor B 4 dan B 5, selanjutnya 3 (tiga) kali di Hotel Lavande menggunakan kamar nomor 6, 7 dan 20. k. Bahwa pada tanggal 31 Agustus 2015 Saksi-1 mengetahui perbuatan Terdakwa dengan Saksi-2 tersebut. Saksi-1 sebagai suami sah dari Saksi-2 merasa keberatan dan mengadukan Terdakwa ke Denpom IV/3 Salatiga sesuai Laporan Polisi Nomor : LP-11/A11/XII/2015/IV/3 tanggal 29 Desember 2015, sedangkan Saksi-4 sebagai istri sah Terdakwa tidak mengadukan perbuatan Terdakwa dan Saksi-2. Atau Kedua : Terdakwa telah melakukan serangkaian perbuatan pada waktu (waktu-waktu) dan di tempat (tempat-tempat) sebagaimana tersebut di bawah ini yaitu pada bulan April dan bulan Juli tahun dua ribu lima belas atau setidak-tidaknya dalam tahun dua ribu lima belas di Hotel Kencana Jalan Salatiga-Kopeng dan Hotel Lavende Jalan Salatiga-Kopeng atau setidak-tidaknya di tempat yang termasuk daerah hukum Pengadilan Militer II-10 Semarang telah melakukan tindak pidana “Barang siapa dengan sengaja dan terbuka melanggar kesusilaan”, sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam Pasal 281 ke-1 KUHP, dengan cara-cara sebagai berikut : a. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI-AD pada tahun 1988 melalui pendidikan Catam PK di Dodik Secata Gombong selama 4 (empat) bulan, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada, kemudian mengikuti pendidikan kejuruan infantri selama 3 (tiga) bulan, selanjutnya ditugaskan di Yonif 406/CK di Purbalingga, kemudian dipindahkan ke Yonif 405/Surya Kusuma di Cilacap, kemudian pada tahun 1990 mengikuti pendidikan SPK selama 3 (tiga) tahun di RST Magelang, setelah selesai dan lulus kemudian ditempatkan di Yonzipur 4/TK Banyubiru, kemudian pada tahun 1999 mengikuti
7 Secaba Reg di Pusdikzi Bogor, setelah lulus dilantik dengan pangkat Serda dan ditempatkan di Denkesyah 04.04.03 Salatiga sampai saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini dengan pangkat Pelda NRP 624833. b. Bahwa Terdakwa menikah dengan Sdri. Wantari (Saksi-4) pada tanggal 10 Agustus 1996 di KUA Kec. Weru Kab. Sukoharjo sesuai Buku Akte Nikah Nomor : 166/23/VIII/ 1996 tanggal 10 Agustus 1996 dan telah dikaruniani 2 (dua) orang anak yang pertama laki-laki bernama Wisnu Gunawan Sulistyo (18 tahun) dan yang kedua perempuan bernama Ganis Jenirah Liasti (8 tahun). c. Bahwa Kopka Kuswinardi (Saksi-1) dan Sdri. Siti Girmiyatun (Saksi-2) telah menikah sejak tahun 1994 di KUA Salatiga sesuai kutipan Akta Nikah Nomor : 577/3/X/ 1994 tanggal 25 Oktober 1994 dan dari pernikahan tersebut sudah dikaruniai 2 (dua) orang anak yang pertama laki-laki bernama Andrean Maulana Saputra (19 tahun) dan yang kedua perempuan bernama Kesya Rahmania Zanetta (6 tahun). d. Bahwa pada bulan November 2014 saat Saksi-2 mengikuti acara kesatuan melaksanakan ziarah di TMP, Saksi-2 merasa kalau sedang dilihat seseorang dan setelah diamati ternyata Saksi-2 sedang dilihat oleh Terdakwa dan mulai saat itu ada perasaan suka di dalam hati Saksi-2 kepada Terdakwa, kemudian Saksi-2 meminta nomor HP Terdakwa kepada suami Saksi-2 (Saksi-1) dengan alasan mau menanyakan kaos seragam volly Persit yang disimpan oleh Terdakwa, sejak itu, Saksi-2 dan Terdakwa sering mengirim SMS dan menelepon. e. Selanjutnya pada bulan Januari 2015 Terdakwa menelepon Saksi-2 dan mengatakan kalau Terdakwa menyukai Saksi-2, namun Saksi-2 menjawab tidak bisa karena masingmasing sudah punya keluarga. Kemudian Terdakwa juga pernah mengajak Saksi-2 untuk makan di RM Lombok Galak di Jl. Veteran Salatiga dan Saksi-2 bersedia menyanggupinya sehingga setelah mengantar mengaji anaknya Saksi-2 menemui Terdakwa di RM Lombok Galak, setelah makan Saksi-2 dan Terdakwa pulang, semenjak itu Terdakwa sering mengajak Saksi-2 makan di luar, diantaranya di RM Lombok Galak, RM Rojo Lele di Tingkir, RM Bebek Grebek Suruh di Jl. Veteran Salatiga dan RM Gulai Kepala Kakap di Blotongan Salatiga. f. Bahwa pada pertengahan bulan April 2015 sekira pukul 09.00 WIB Terdakwa mengajak Saksi-2 jalan-jalan, sehingga pada pukul 14.30 WIB setelah mengantar anaknya mengaji Saksi-2 menuju Rumah Sakit Puri Asih Salatiga untuk menemui Terdakwa, setelah menitipkan sepeda motor di parkiran RS, Saksi-2 langsung menemui Terdakwa yang sudah menunggu di depan RS, kemudian dengan menggunakan mobil Grand Livina Nopol AD 8466 VB, Terdakwa dan Saksi-2 langsung berangkat menuju kawasan wisata Kopeng Kab. Semarang, setelah sampai di depan Hotel Lavende Terdakwa langsung membelokkan mobilnya masuk ke hotel di depan kamar yang Saksi-2 lupa nomor berapa, selanjutnya datang seorang laki-laki karyawan hotel menemui Terdakwa, setelah karyawan itu membukakan pintu kamar, Saksi-2 turun dari mobil dan bersama Terdakwa langsung masuk ke dalam kamar, setelah berada di dalam kamar Saksi-2 dan Terdakwa ngobrol sebentar sambil berpelukan, namun karena ada perasaan tidak enak/takut ada yang melihat, Saksi-2 dan Terdakwa langsung check out dan pulang ke Salatiga dan mampir makan di RM Gulai Kepala Kakap, selanjutnya Saksi-2 dan Terdakwa pulang ke rumah masing-masing. g. Bahwa sekira bulan April 2015 pukul 10.00 WIB Terdakwa kembali mengajak Saksi-2 ke Kopeng, maka sekira pukul 14.30 setelah mengantar anak mengaji, Saksi-2 menemui Terdakwa di depan RS Puri Asih dan dengan menggunakan mobil Grand Livina Terdakwa dan Saksi-2 berangkat menuju Kopeng, setelah sampai di Hotel Kencana Terdakwa memasukkan mobilnya ke dalam hotel dan parkir di depan kamar nomornya lupa, kemudian datang karyawan hotel membawa kunci kamar, setelah Terdakwa membayar sewa kamar, Saksi-2 langsung turun dari mobil dan masuk ke dalam kamar bersama Terdakwa, sesampainya di dalam kamar Terdakwa dan Saksi-2 langsung berpelukan dan berciuman pipi, selanjutnya Terdakwa melepas baju, BH, rok dan celana dalam Saksi-2,
8 lalu Terdakwa melepas bajunya sendiri sampai telanjang bulat, karena sudah terangsang Saksi-2 langsung tidur telentang dan Terdakwa menindih Saksi-2, lalu Saksi-2 membuka kedua kakinya dan Terdakwa langsung memasukkan penisnya ke dalam vagina Saksi-2 dan menggoyangkan pantatnya naik turun selama kurang lebih 5 (lima) menit kemudian Terdakwa mengeluarkan spermanya di dalam vagina Saksi-2, baik Saksi-2 maupun Terdakwa sama-sama merasakan enak, setelah itu Terdakwa dan Saksi-2 berpakaian dan langsung pulang ke Salatiga. h. Bahwa Terdakwa selain mengajak makan bersama-sama maupun jalan-jalan dengan Saksi-2 juga telah melakukan hubungan layaknya suami istri secara berulang kali yaitu pada bulan April 2015 di Hotel Lavende di Jl. Salatiga-Kopeng dan pada akhir Juli 2015 di Hotel Kencana Jl. Salatiga-Kopeng yang dilakukan dengan cara yang sama, dan baik Terdakwa maupun Saksi-2 merasakan puas. i. Bahwa persetubuhan yang dilakukan Terdakwa dan Saksi-2 atas dasar suka sama suka dan tidak ada unsur paksaan maupun imbalan, dan setiap melakukan persetubuhan, pintu kamar hotel dalam keadaan terkunci dan korden/tirai jendela dalam keadaan tertutup rapat. j. Bahwa pada tanggal 31 Agustus 2015 sekira pukul 11.30 WIB Saksi-1 melihat HP Saksi-2 sedang dicas di bufet rumah, secara spontan Saksi-1 mengambil HP Saksi-2 dan membuka SMSnya, ternyata di kotak masuk SMS ada kata-kata mesra dari nomor HP 085293176366 yang menyebut Saksi-2 dengan kata “Sayang”, selanjutnya Saksi-1 langsung mengecek nomor HP tersebut dengan semua nomor yang ada di HP Saksi-1 dan ternyata nomor HP tersebut adalah milik Terdakwa, setelah itu Saksi-1 kembali ke kantor Denkes dan melaporkan masalah tersebut kepada Wakarumkit Kapten Ckm Sabarno dan saat itu juga Saksi-2 langsung dipanggil ke kantor dan Wakarumkit menanyakan kepada Saksi-2 namun Saksi-2 tidak mau mengakui kalau ada hubungan dengan Terdakwa, sehingga Saksi-1 dan Saksi-2 diijinkan pulang ke rumah. k. Bahwa Saksi-1 masih tidak percaya dengan Saksi-2 sehingga setiap hari Saksi-1 menanyakan kepada Saksi-2 apa maksud Terdakwa, dan pada akhirnya Saksi-2 mengakui kalau benar dirinya telah melakukan perselingkuhan dengan Terdakwa. Menurut pengakuan Saksi-2 kepada Saksi-1, selama melakukan perselingkuhan dengan Terdakwa, keduanya sudah sering melakukan persetubuhan sebanyak kurang lebih 5 (lima) kali yaitu pada tanggal 4 April 2015 dan 20 April 2015 di Hotel Kencana, Salib Putih Kab. Semarang menggunakan kamar Nomor B 4 dan B 5, selanjutnya 3 (tiga) kali di Hotel Lavande menggunakan kamar nomor 6, 7 dan 20. l. Bahwa pada tanggal 31 Agustus 2015 Saksi-1 mengetahui perbuatan Terdakwa dengan Saksi-2 tersebut. Saksi-1 sebagai suami sah dari Saksi-2 merasa keberatan dan mengadukan Terdakwa ke Denpom IV/3 Salatiga sesuai Laporan Polisi Nomor : LP-11/A11/XII/2015/IV/3 tanggal 29 Desember 2015, sedangkan Saksi-4 sebagai istri sah Terdakwa tidak mengadukan perbuatan Terdakwa dan Saksi-2. Menimbang, bahwa atas surat dakwaan tersebut Terdakwa menyatakan mengerti dan atas dakwaan tersebut Terdakwa maupun Penasihat Hukumnya tidak mengajukan keberatan atau eksepsi. Menimbang, bahwa dalam perkara ini Terdakwa didakwa dengan dakwaan alternatif yaitu dakwaan ke satu pasal 284 ayat (1) ke-2 huruf a KUHP atau dakwaan ke dua pasal 281 ke-1 KUHP. Menimbang, bahwa dalam dakwaan alternatif ke satu berdasarkan pasal 284 ayat (2) KUHP, apabila Terdakwa didakwa dengan pasal 284 KUHP, tidak dapat dilakukan penuntutan melainkan atas pengaduan suami/istri yang tercemar. Menimbang, bahwa setelah dilakukan penelitian dan pemeriksaan berkas perkara dari Denpom IV/3 Salatiga Nomor BP-03/Denpom IV-3/II/2016 tanggal 12 Februari 2016
9 atas nama Terdakwa dalam perkara ini ternyata ada Surat Pengaduan tertanggal 29 Desember 2015 yang ditanda tangani oleh Sdr. Kuswinardi (Saksi-1) suami dari Sdri. Siti Girmiyatun (Saksi-2) selaku pihak yang dicemarkan dan setelah diteliti dengan cermat Surat Pengaduan tersebut memenuhi syarat dan ketentuan pengaduan berdasarkan pasal 74 KHUP. Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 284 ayat (4) KUHP yang menyatakan Pengaduan dapat ditarik kembali selama pemeriksaan dalam sidang pengadilan belum dimulai, berdasarkan ketentuan tersebut sebelum dimulai pemeriksaan dalam perkara ini, di persidangan Hakim Ketua telah memanggil Sdr. Kuswinardi (Saksi-1) selaku pihak yang tercemar dan menanyakan apakah benar Saksi-1 pernah membuat surat pengaduan tertanggal 29 Desember 2015 sambil memperlihatkan Surat Pengaduan tersebut yang sejak awal telah melekat dalam berkas perkaranya, Saksi-1 menjawab benar, kemudian Hakim Ketua menerangkan bahwa Saksi-1 dapat mempergunakan hak mencabut pengaduannya sebelum mulai pemeriksaan di persidangan khusus dakwaan alternatif ke satu pasal 284 ayat (1) ke-2 huruf a KUHP, selanjutnya Hakim Ketua bertanya kepada Saksi-1 apakah tetap dalam pengaduannya atau ingin menggunakan haknya untuk menarik pengaduannya agar tidak dilakukan penuntutan, dijawab dengan tegas oleh Saksi-1 bahwa ia tetap dalam pengaduannya berdasarkan surat pengaduan tertanggal 29 Desember 2015 dan menuntut agar Terdakwa tetap diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku sehingga pemeriksaan perkara Terdakwa berdasarkan surat dakwaan Oditur Militer dilanjutkan. Menimbang, bahwa para Saksi yang diajukan Oditur Militer dan hadir dipersidangan menerangkan sebagai berikut : Saksi-1 : Nama lengkap Pangkat, NRP Jabatan Kesatuan Tempat, tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
Kuswinardi Kopka, 621078 Ta Provost Denkesyah 04.04.03 Kesdam IV/Diponegoro Kutai, 2 Februari 1967 Laki-laki Indonesia Islam Perum Puri Garden Nomor 13 RT 08 RW 09 Kel. Tegalrejo, Kec. Argomulyo, Salatiga
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Pelda Guruh Sulistyo (Terdakwa) sejak menjadi anggota Denkesyah 04.04.03 Salatiga bulan November 2006, hubungan sebatas antara atasan dan bawahan, namun tidak ada hubungan famili/keluarga. 2. Bahwa Saksi kenal dengan Sdri. Siti Girmiyatun (Saksi-2) sebagai istri menikah secara sah sejak tahun 1994 di KUA Salatiga dan sudah dikaruniai 2 (dua) orang anak, yang pertama anak laki-laki sudah berumur 20 tahun dan anak kedua perempuan berumur 7 tahun. 3. Bahwa sejak menikah sampai dengan tahun 2015 sebelum kejadian ini keluarga Saksi sangat harmonis dan Saksi selalu memperhatikan, mengayomi dan selalu memberikan nafkah lahir dan bathin, demikian juga dengan Saksi-2 selalu melayani Saksi dengan baik dan saling menyayangi. 4. Bahwa kegiatan Saksi-2 apabila Saksi sedang ke kantor, setiap harinya mengantar anak Saksi yang nomor dua untuk belajar ngaji di dekat rumah Terdakwa mulai jam 15.00 Wib sampai dengan jam 17.00 Wib dan di jam-jam itulah Terdakwa dan Saksi-2
10 mempergunakan waktu untuk pergi bersama, dan setiap Saksi berada di kantor sering setiap diatas jam 13.00 Wib Terdakwa sudah tidak berada di kantor entah kemana. 5. Bahwa pada bulan April 2015 ada SMS gelap yang masuk ke dalam handphone Direktur Rumkit Tk. IV 04.07.03 Salatiga yang isinya Terdakwa dan Saksi-2 diduga ada hubungan perselingkuhan, sehingga Terdakwa sudah dipanggil oleh Wakil Direktur Rumkit dan sudah ditegur agar menghentikan hubungan antara Saksi-2 dan Terdakwa. 6. Bahwa Saksi juga sering dilapori oleh teman-teman Saksi bahwa Saksi-2 selaku istri Saksi sering pergi bareng dengan Terdakwa sehingga sejak itu Saksi sudah mulai curiga dan sudah mulai menyelidiki kebenaran informasi tersebut dan teman-teman Saksi juga mengatakan sekali-kali agar memeriksa hanphone Saksi-2. 7. Bahwa pada tanggal 31 Agustus 2015 sekira pukul 11.30 WIB Saksi melihat HP Saksi-2 sedang dicas di bufet, karena curiga Saksi secara spontan mengambil hanphone milik Saksi-2 tersebut, saat itu sempat saling rebut namun Saksi-2 tidak berhasil merebutnya kemudian Saksi membuka SMSnya dan di kotak masuk SMS ada kata-kata mesra dari nomor hanphone 085293176366 yang menyebut Saksi-2 dengan kata Sayang, selanjutnya Saksi langsung melakukan pengecekan nomor HP tersebut dengan semua nomor yang ada di HP Saksi dan ternyata nomor HP tersebut adalah milik Terdakwa, setelah itu Saksi langsung kembali ke kantor Denkes dan melaporkan masalah tersebut kepada Wakarumkit Kapten Ckm Sabarno dan saat itu juga Saksi-2 dan Saksi langsung dipanggil ke kantor dan Wakarumkit menanyakan kepada Saksi-2 mengenai hubungan dengan Terdakwa namun Saksi-2 tidak mau mengakui kalau ada hubungan dengan Terdakwa, sehingga Saksi dan Saksi-2 diijinkan pulang ke rumah. 8. Bahwa Saksi masih tidak percaya dengan Saksi-2 sehingga setiap hari Saksi menanyakan kepada Saksi-2 apa maksud Terdakwa, dan pada suatu malam menjelang tidur, Saksi merayu Saksi-2 dan mengelus-ngelusnya, akhirnya Saksi-2 karena merasa bersalah dengan bersujud dan memohon maaf di depan Saksi mengakui kalau benar dirinya telah melakukan perselingkuhan dengan Terdakwa dan menurut pengakuan Saksi2, selama berhubungan dengan Terdakwa, keduanya sudah sering melakukan hubungan layaknya suami istri kurang lebih sebanyak 5 (lima) kali diantaranya pada tanggal 4 April 2015 dan 20 April 2015 di kamar nomor B4 dan B5 Hotel Kencana dan 3 (tiga) kali di Hotel Lavende menggunakan kamar nomor 6, 7 dan 20 yang kedua hotel tersebut beralamat di kawasan wisata Kopeng di Kecamatan Salib Putih Kab. Semarang. 9. Bahwa Saksi tidak mengetahui bagaimana caranya Saksi-2 dan Terdakwa melakukan persetubuhan dan apakah persetubuhan itu didasari rasa suka sama suka atau ada unsur lainnya, tapi yang jelas atas pengakuan Saksi-2, antara Saksi-2 dan Terdakwa telah melakukan persetubuhan secara berulang-ulang lebih dari satu kali. 10. Bahwa selain Saksi-2 diajak melakukan hubungan layaknya suami istri di hotel tersebut, Saksi-2 juga sering diajak makan di rumah makan diantaranya di rumah makan Bebek Grebek, di rumah makan Lombok Galak, di rumah makan ikan kakap dan setiap Terdakwa mengajak Saksi-2 baik makan maupun melakukan hubungan badan layaknya suami istri di Hotel Kencana dan di Hotel Lavende selalu menggunakan mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB milik Terdakwa. 11. Bahwa akibat dari kejadian tersebut, rumah tangga Saksi dan Saksi-2 hancur dan terancam perceraian, dan Saksi merasa harga dirinya sebagai suami telah tercoreng sehingga Saksi merasa malu dengan teman kantor dan tetangga, sehingga pada tanggal 29 Desember 2015 Saksi mengadukan perbuatan Terdakwa yang telah berselingkuh dengan Saksi-2 ke Denpom IV/3 Salatiga. 12. Bahwa sampai saat ini, Saksi masih tinggal bersama-sama dengan Saksi-2 namun Saksi tetap tidak dapat memaafkan perbuatan antara Saksi-2 dan Terdakwa dan setelah selesai persidangan ini, Saksi tetap akan mengajukan perceraian dengan Saksi-2 dan mengambil alih semua hak asuh anak agar tidak tercemar dengan perbuatan Saksi-2.
11
13. Bahwa sebelum perkara ini terjadi, antara keluarga Terdakwa dengan keluarga Saksi tidak pernah ada masalah, dan setelah kejadian perkara ini, Terdakwa berusaha untuk dijembatani diantaranya oleh Pelda Sadi (Saksi-4) agar perkara ini bisa selesai dan Saksi mau mencabut pengaduan dengan iming-iming mau dibayar berapapun mau namun Saksi tidak mau karena perbuatan Terdakwa telah menginjak-nginjak harga diri martabat keluarga Saksi, telah menghancurkan rumah tangga Saksi yang seharusnya Terdakwa selaku atasan dapat mengayomi keluarga bawahan dimana sesama keluarga besar TNI saling menjaga dan saling menghormati sehingga tidak menimbulkan keresahan diantara teman di kesatuan. Atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa membenarkan sebagian dan menyangkal sebagian lainnya, yang disangkal : a. Menurut pengakuan Saksi-2 saat Saksi mengetahui ada isi SMS Terdakwa di HP milik Saksi-2, Saksi melakukan pemukulan terhadap Saksi-2. b. Setiap jam dinas setelah jam 12 siang Terdakwa selalu berada di kantor. c. Terdakwa tidak pernah meminta bantuan untuk penyelesaian perkara ini dengan membayar sejumlah uang. Atas sangkalan Terdakwa tersebut, Saksi-1 tetap pada keterangannya. Saksi-2 : Nama lengkap Pekerjaan Tempat, tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : :
Siti Girmiyatun Ibu Rumah Tangga Klaten, 5 Agustus 1974 Perempuan Indonesia Islam Perum Puri Garden Nomor 13 RT 08 RW 09 Kel. Tegalrejo, Kec. Argomulyo, Kota Salatiga
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa Pelda Guruh Sulistyo sejak tahun 2006 sejak Suami Saksi/Kopka Kuswinardi (Saksi-1) dinas di Denkesyah 04.04.03 Salatiga, tidak ada hubungan family/keluarga. 2. Bahwa Saksi kenal dengan Saksi-1 hubungan keluarga sebagai suami istri, menikah pada tahun 1994 di KUA Kali Cacing Salatiga dan dari pernikahan tersebut sudah dikaruniai 2 (dua) orang anak, yang pertama laki-laki berumur 20 tahun dan yang ke dua anak perempuan berumur 7 tahun. 3. Bahwa Saksi kenal dengan Sdr. Slamet Widiyanto (Saksi-6) karena pernah melihat Saksi-6 sebagai petugas Hotel Kencana saat Saksi dan Terdakwa masuk ke Hotel Kencana yang beralamat di daerah wisata Kopeng Kab. Semarang pada sekira bulan April 2015. 4. Bahwa sebelum terjadinya perkara ini, kegiatan sehari-hari Saksi setiap pukul 14.00 Wib. sampai dengan pukul 17.00 Wib. mengantar anak Saksi yang nomor dua untuk les ngaji di Mushollah Desa Nanggulan dekat rumah Terdakwa. 5. Bahwa sejak tahun 2014, saat Saksi mengikuti acara kesatuan melaksanakan ziarah di TMP, Saksi merasa kalau sedang diperhatikan oleh Terdakwa dan mulai saat itu ada perasaan suka di dalam hati Saksi kepada Terdakwa, tiga hari kemudian secara berturutturut setiap malam Saksi bermimpi melakukan hubungan layaknya suami istri dengan Terdakwa, kemudian pada bulan yang sama Saksi meminta nomor HP Terdakwa kepada
12 suami Saksi (Saksi-1) dengan alasan mau menanyakan kaos seragam volly Persit yang disimpan oleh Terdakwa. 6. Bahwa setelah mengetahui nomor HP masing-masing, Saksi dan Terdakwa sering mengirim SMS dan menelepon saling menanyakan kabar, selanjutnya pada hari dan tanggal lupa sekitar bulan Januari 2015 Terdakwa menelepon Saksi dan mengatakan kalau Terdakwa sudah lama menyimpan perasaan suka sama Saksi, namun Saksi menjawab tidak bisa karena masing-masing sudah punya keluarga, selanjutnya pada hari dan tanggal yang Saksi sudah lupa, Terdakwa menelepon dan mengajak Saksi makan di RM Lombok Galak di Jl. Veteran Salatiga dan Saksi menyanggupinya sehingga setelah mengantar anak Saksi les mengaji Saksi langsung menemui Terdakwa di RM Lombok Galak, setelah selesai makan Saksi dan Terdakwa pulang masing-masing dan semenjak itu Terdakwa sering mengajak Saksi makan di luar, diantaranya di RM Lombok Galak, RM Rojo Lele di Tingkir, RM Bebek Grebek Suruh di Jl. Veteran Salatiga dan RM Gulai Kepala Kakap di Blotongan Salatiga dan setiap makan yang bayar selalu Terdakwa. 7. Bahwa kurang lebih pada pertengahan bulan April 2015 sekira pukul 09.00 WIB Terdakwa menghubungi Saksi melalui HP mengajak Saksi jalan-jalan, sehingga pada pukul 14.30 WIB setelah mengantar anak Saksi mengaji, Saksi menuju Rumah Sakit Puri Asih Salatiga untuk menemui Terdakwa yang katanya menunggu di tempat tersebut, sesampainya di RS Puri Asih, Saksi langsung menitipkan sepeda motor di parkiran RS tersebut, setelah itu Saksi langsung menemui Terdakwa yang sudah menunggu di depan RS dengan menggunakan mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB. 8. Bahwa kemudian Saksi dan Terdakwa langsung berangkat menuju kawasan wisata Kopeng Kab. Semarang, setelah sampai di depan Hotel Lavende Terdakwa langsung membelokkan mobilnya masuk ke hotel di depan kamar yang Saksi lupa nomor berapa, selanjutnya datang seorang laki-laki karyawan hotel menemui Terdakwa, setelah karyawan itu membukakan pintu kamar, Saksi langsung turun dari mobil dan bersama Terdakwa langsung masuk ke dalam kamar, setelah berada di dalam kamar Saksi dan Terdakwa ngobrol sebentar sambil berpelukan, namun karena ada perasaan tidak enak/takut ada yang melihat, Saksi dan Terdakwa tidak jadi berhubungan badan layaknya suami istri, langsung check out dan langsung pulang ke Salatiga dan mampir makan di RM Gulai Kepala Kakap, selesai makan Saksi mengambil sepeda motor di RS Puri Asih dengan diantar Terdakwa, selanjutnya pulang ke rumah masing-masing. 9. Bahwa pada hari dan tanggal lupa masih di bulan April 2015 sekira pukul 10.00 WIB Terdakwa kembali menghubungi Saksi melalui HP dan mengajak ke kawasan wisata Kopeng, maka sekira pukul 14.30 setelah mengantar anak mengaji, Saksi langsung menemui Terdakwa di depan RS Puri Asih, setelah menitipkan sepeda motor di parkiran, Saksi dan Terdakwa dengan menggunakan mobil Grand Livina milik Terdakwa langsung berangkat menuju kawasan wisata Kopeng, setelah sampai di Hotel Kencana Terdakwa langsung memasukkan mobilnya ke dalam hotel dan parkir di depan kamar nomornya lupa, kemudian datang karyawan hotel membawa kunci kamar, setelah Terdakwa membayar sewa kamar, Saksi langsung turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam kamar bersama Terdakwa. 10. Bahwa sesampainya di dalam kamar Saksi dan Terdakwa langsung berpelukan dan berciuman pipi, selanjutnya Terdakwa melepas baju, BH, rok dan celana dalam Saksi, lalu Terdakwa melepas bajunya sendiri sampai telanjang bulat, karena sudah terangsang Saksi langsung tidur telentang dan Terdakwa lansung menindih Saksi, lalu Saksi membuka kedua kaki dan Terdakwa langsung memasukkan penisnya ke dalam vagina saksi dan menggoyangkan pantatnya naik turun kurang lebih selama 5 (lima) menit kemudian Terdakwa mengeluarkan spermanya di dalam vagina Saksi, baik Saksi maupun Terdakwa sama-sama merasakan enak walaupun Saksi merasa tidak puas karena melakukan secara terburu-buru dan ada perasaan takut, setelah selesai Saksi dan Terdakwa berpakaian dan langsung pulang dan mengambil sepeda motor Saksi di RS Puri Asih.
13 11. Bahwa pada hari dan tanggal yang Saksi sudah lupa namun masih di bulan April 2015, pagi hari Terdakwa menghubungi Saksi lagi dan mengajak ke Kopeng, setelah mengantar anak mengaji, Saksi menemui Terdakwa di depan RS Puri Asih dan setelah menitipkan sepeda motor di parkiran Saksi langsung menemui Terdakwa yang sudah menunggu di depan RS, selanjutnya Saksi dan Terdakwa langsung menuju Hotel Kencana di jalan Salatiga Kopeng, setelah sampai di hotel Terdakwa langsung membayar sewa kamar dan langsung masuk ke dalam kamar, setelah berada di dalam kamar Terdakwa dan Saksi langsung berciuman, lalu Terdakwa melepas baju Saksi dan baju Terdakwa sendiri hingga telanjang bulat, tetapi pada saat itu Saksi dan Terdakwa tidak melakukan persetubuhan karena penis Terdakwa tidak bisa tegang/ereksi karena pengakuan Terdakwa pernah mengalami gejala stroke sehingga Saksi dan Terdakwa langsung check out dan pulang ke Salatiga. 12. Bahwa pada hari dan tanggal yang Saksi sudah lupa akhir Juli 2015 sekira pukul 09.30 WIB Terdakwa menghubungi Saksi dan mengajak untuk berhubungan badan layaknya suami istri lagi, dan seperti biasa setelah mengantar anak mengaji, sekira pukul 14.30 WIB Saksi menemui Terdakwa di depan RS Puri Asih, setelah menitipkan sepeda motor di parkiran, Saksi dan Terdakwa dengan menggunakan mobil Grand Livina langsung menuju Hotel Kencana di jalan Salatiga Kopeng, setelah sampai di Hotel Kencana Terdakwa langsung memarkirkan mobil di depan sebuah kamar. 13. Bahwa setelah membayar sewa kamar kepada karyawan hotel, selanjutnya Saksi dan Terdakwa langsung masuk ke dalam kamar dan mengobrol, setelah itu Terdakwa langsung memeluk Saksi dan Saksipun membalas memeluk dan kemudian saling berciuman, setelah sama-sama terangsang Terdakwa melepas baju Saksi dan baju Terdakwa sendiri hingga telanjang lalu Terdakwa menindih Saksi sambil memasukkan penisnya ke dalam vagina saksi, setelah masuk Terdakwa menggerakkan pantatnya naik turun, setelah kurang lebih 5 (lima) menit kemudian Terdakwa mengeluarkan spermanya di dalam vagina Saksi dan Saksi merasakan enak tapi kurang puas karena waktu itu Saksi merasa bersalah dengan suaminya, setelah selesai Saksi dan Terdakwa pulang ke rumah masing-masing. 14. Bahwa setiap kali Saksi dan Terdakwa melakukan hubungan badan layaknya suami istri di kamar hotel baik di Hotel Kencana maupun Hotel Lavende, kamar hotel selalu dalam keadaan terkunci dari dalam, tirai/gorden selalu tertutup rapat dan persetubuhan tersebut dilakukan atas dasar suka sama suka dan tidak ada unsur paksaan dan setiap datang ke Hotel, selalu menggunakan mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB milik Terdakwa. 15. Bahwa Saksi dan Terdakwa tidak pernah bersetubuh di tempat lain selain di Hotel Lavende dan Hotel Kencana yang beralamat di daerah wisata Kopeng Kab. Semarang, dan pada saat Saksi dan Terdakwa melakukan persetubuhan, yang selalu mengajak adalah Terdakwa dan Saksi juga sudah pernah memperingati Terdakwa agar berhenti berhubungan karena masing-masing sudah berkeluarga dan takut ketahuan karena sudah diperingati oleh Wakil Direktur Rumah Saksit Tkt. III Salatiga namun Terdakwa mengatakan “Tidak apa-apa, jalani saja yang penting hati-hati saja” sehingga hubungan Saksi dan Terdakwa walaupun Saksi selalu merasa takut dan merasa berdosa kepada Saksi-1 selaku suami Saksi namun Saksi tidak kuasa menolak ajakan Terdakwa. 16. Bahwa pada tanggal 31 Agustus 2015 sekira pukul 12.00, suami Saksi Kopka Kuswinardi (Saksi-1) saat pulang ke rumah, melihat HP Saksi sedang dicas di atas bifet, kemudian Terdakwa mengambil HP Saksi dan membuka SMS dimana di dalamnya ada kata-kata mesra dari Terdakwa kepada Saksi yang belum sempat Saksi hapus. 17. Bahwa setelah mengetahui hal tersebut, Saksi-1 sempat memukul Saksi kemudian Saksi-1 melaporkan hal tersebut ke Komandan kesatuan, lalu pihak kesatuan melakukan pemeriksaan terhadap Saksi, Terdakwa dan Saksi-1, dan karena Saksi-1 merasa tidak terima dengan kejadian tersebut, akhirnya perkara ini dilaporkan oleh Saksi-1 sehingga diproses di Denpom IV/3 Salatiga.
14
18. Bahwa atas kejadian tersebut, Saksi sangat merasa menyesal, sangat berdosa terhadap Saksi-1 selaku suami, harapan Saksi dapat dimaafkan oleh Saks-1 sehingga dapat melangsungkan hidup rumah tangga seperti sebelum terjadi perkara ini, Saksi berusaha untuk bertobat dan akan berjanji untuk memperbaiki diri dan tidak akan mengulangi perbuatannya. Atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa membenarkan sebagian dan menyangkal sebagian lainnya, yang disangkal : - Terdakwa tidak pernah mengajak Saksi ke Hotel. - Terdakwa tidak pernah merasa melakukan persetubuhan dengan Saksi. Atas sangkalan Terdakwa tersebut, Saksi tetap pada keterangannya. Saksi-3 : Nama lengkap Pekerjaan Tempat, tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : :
Wantari PNS Puskesmas Wonosegoro Kab. Boyolali Sukoharjo, 22 September 1971 Perempuan Indonesia Islam Jl. Siti Projo III No. 64 Kel. Kutowinangun Kec. Tingkir Kota Salatiga
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Pelda Guruh Sulistyo (Terdakwa) sekitar bulan Mei 1995 di Puskesmas Wonosegoro Kab. Boyolali, kemudian menikah di KUA Kec. Weru Kab. Sukoharjo pada tanggal 10 Agustus 1996, dan dari pernikahan tersebut dikaruniai 2 (dua) orang anak, yang pertama sudah berumur 18 tahun, yang ke dua berumur 8,5 tahun dan sampai saat ini Terdakwa masih suami sah dari Saksi Karena belum pernah bercerai, sedangkan Saksi kenal dengan Sdri. Siti Girmiyatun (Saksi-2) sebagai istri dari Kopka Kuswinardi (Saksi-1) sebagai rekan kerja Terdakwa dan sebagai sesama anggota Persit Denkesyah 04.04.04 Salatiga. 2. Bahwa selama berkeluarga Saksi dan Terdakwa selalu hidup harmonis, sampai saat ini tidak pernah sakit berat, hanya pernah hipertensi (darah tinggi) pada sekira lima tahun lalu namun sudah normal dan sampai saat ini Terdakwa masih selalu menafkahi lahir bathin kepada keluarga termasuk nafkah batin dalam hal ini hubungan biologis (persetubuhan) masih bisa dan tidak ada kendala. 3. Bahwa Saksi dan Terdakwa memiliki mobil Grand Livina warna metalik Nopol AD 8469 VB, yang dipergunakan oleh Saksi dan Terdakwa dalam keprluan sehari-hari keluarga dan selain dipergunakan oleh Saksi dan Terdakwa, ada juga yang kadang memakai yaitu Sdr. Amzhar Bahari Bastian (Saksi-5) karena Saksi sering meminta tolong untuk mengajarkan nyetir, menyuruh cuci maupun servis mobil dan juga mengantar keprluan anak Saksi dan atas jasah Saksi-5, kadang diberi uang rokok namun tidak tentu jumlahnya, Saksi-5 juga pernah meminjam mobil tersebut kurang lebih satu atau dua kali dalam setiap bulannya itu kadang sekali kadang dalam sebulan juga tidak pernah meminjam karena Saksi-5 juga mempunyai mobil rentalan dan yang sering memakai mobil tersebut adalah Terdakwa dalam pelaksanaan kedinasan. 4. Bahwa pada tanggal 8 September 2015 sekira pukul 16.00 WIB Terdakwa mengatakan kepada Saksi “Saya mulai hari ini untuk sementara ditugaskan di Kendal”, selanjutnya Saksi menjawab “Kenapa kok dipindah ? Pasti ada masalah”, kemudian Terdakwa menjawab “Karena saya diduga ada hubungan perselingkuhan dengan Bu Kuswinardi”, mendengar pengakuan Terdakwa, sebagai istri Saksi merasa emosi
15 kemudian menjawab “Kok bisa?” dan dijawab Terdakwa “Ndak tau Bu”, kemudian Saksi selaku istri Terdakwa memberi semangat kepada Terdakwa “Ya udah pak, jalani saja kalau memang dipindah ke Kendal”. 5. Bahwa Saksi pernah membuka HP milik Terdakwa namun tidak pernah ada SMS baik dari Saksi-2 kepada Terdakwa maupun dari Terdakwa kepada Saksi, namun memang Saksi-2 pernah menghubungi/menelpon Terdakwa namun setelah diangkat oleh Saksi panggilan tersebut ditutup. 6. Bahwa setiap hari Terdakwa berangkat kerja sekitar pukul 06.30 WIB dan pulang sekitar jam 15.30 WIB menggunakan mobil Grand Livina warna metalik Nopol AD-8469VB, tapi kadang juga naik sepeda atau jalan kaki, mobil tersebut pernah dipakai oleh Saksi-5 untuk mengantar Saksi dan anak-anak Saksi sekolah. 7. Bahwa Saksi yakin tidak mungkin Terdakwa melakukan perzinahan dengan Saksi-2 karena Saksi tidak pernah menyaksikan dan Terdakwa juga mengatakan tidak pernah melakukan. 8. Bahwa Saksi dengan mengetahui kejadian ini tidak mengadukan karena pengakuan Terdakwa, itu hanya tuduhan saja dan Terdakwa mengaku tidak pernah melakukan persetubuhan dengan Saksi-2. Atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Saksi-4 : Nama lengkap Pangkat, NRP Jabatan Kesatuan Tempat, tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
Sadi Pelda, 618808 Bendahara Pembantu Rumkit Tk. IV 04.07.03 Denkesyah 04.04.03 Salatiga Boyolali, 25 September 1968 laki-laki Indonesia Islam Asrama Denkesyah 04.04.03 Jl. Tangguretno RT 01 RW 06 Kel. Kutowinangun Kidul Kec. Tingkir Kota Salatiga
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Pelda Guruh Sulistyo (Terdakwa) sejak masuk dinas di Denkesyah 04.04.03 Salatiga sekira bulan Maret 2001, hubungan sebatas teman satu kesatuan saja dan tidak ada hubungan famili/keluarga, sedangkan dengan Sdr. Siti Girmiyatun (Saksi-2) Saksi kenal sejak suami Saksi-2 (Sdr. Kuswinardi) berdinas di Denkesyah 04.04.03. 2. Bahwa sekira bulan Agustus 2015 terjadi pertengkaran antara Saksi-1 dengan Terdakwa karena berita perselingkuhan antara Terdakwa dengan Saksi-2, selanjutnya Saksi dipanggil oleh Wakarumkit Kapten Ckm Sabarno untuk mencegah terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, lalu Saksi memanggil Saksi-1 dan menanyakan kebenaran berita perselingkuhan antara istrinya dengan Terdakwa dan dijawab Saksi-1 bahwa hal tersebut benar dan diketahui Saksi-1 dari SMS Terdakwa kepada Saksi-2 dengan kata-kata mesra. 3. Bahwa pada tanggal 5 Oktober 2015 saat Saksi mengantar laporan bulanan ke Kesdam IV/Diponegoro bertemu dengan Terdakwa di mesjid Kesdam IV/Diponegoro, setelah saling menanyakan kabar masing-masing, Saksi bertanya kepada Terdakwa “Gimana Pak Guruh, sekarang disini to ?, terus permasalahannya gimana”, Terdakwa menjawab “Ini masih dalam proses pak”, Saksi berkata “Kalau sampeyan merasa bersalah yo minta maaf to pak”, dijawab Terdakwa “Saya sudah minta maaf sama Pak Kuswinardi
16 tapi Pak Kuswinardi tidak mau pak, tolong saya dimediasi pak, Pak Sadi kan dekat dengan Pak Kuswinardi, pokoknya dengan cara apapun saya mau pak” 4. Bahwa Saksi merasa serba salah karena baik Terdakwa maupun Saksi-1 samasama teman dekat Saksi, dan sekira bulan November 2015 Saksi menemui Saksi-1 dan menyampaikan maksud Terdakwa tapi Saksi-1 menyampaikan kepada Saksi “Bagaimana kalau terjadi pada keluarga Saksi ?”, sehingga Saksi tidak dapat menjawab lagi dan intinya Saksi-1 tetap pada pendiriannya untuk menyelesaikan masalah tersebut sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku, setelah itu Saksi sudah tidak menyampaikan kepada Terdakwa karena Saksi merasa tidak dapat memediasi karena Saksi-1 tidak mau memaafkan Terdakwa. Atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Saksi-5 : Nama lengkap Pekerjaan Tempat, tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : :
Amzhar bahari Basthian Mahasiswa UKSW Salatiga Salatiga, 23 Februari 1992 Laki-laki Indonesia Islam Desa Canden RT 009 RW 007 Kel. Kutowinangun Lor, Kec. Tingkir, Salatiga
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Pelda Guruh Sulistyo (Terdakwa) sejak tahun 2013 saat Saksi dimintai tolong oleh Terdakwa untuk mengantar rombongan perawat DKT Salatiga dalam rangka PPL ke Yogyakarta menggunakan mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB, sejak itu Saksi sering dimintai tolong oleh Terdakwa untuk mencucikan mobil maupun servis mobil milik Terdakwa, tidak ada hubungan family/keluarga, sedangkan dengan Saksi-1 dan Saksi-2, Saksi tidak kenal. 2. Bahwa Saksi sering memakai mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB milik Terdakwa untuk mengantar istri Terdakwa Sdri. Wantari (Saksi-3), untuk menjemput anak Terdakwa, mencucikan dan menservis mobil, dan Saksi juga sering meminjam mobil untuk keperluan pribadi Saksi. 3. Bahwa mobil milik Terdakwa yang sering Saksi gunakan adalah mobil Nissan Grand Livina Nopol AD-8469-VB warna silver, mobil tersebut digunakan Saksi untuk keperluan keluarga dan kadang digunakan untuk senang-senang dengan perempuan kenalan Saksi. 4. Bahwa biasanya mobil tersebut Saksi pakai untuk jalan-jalan saja dengan teman perempuan yang bernama Sdri. Fitri mahasiswi FKIP angkatan 2009, atau sering juga ke Hotel bersama Sdri. Fitri dan kenalan saksi yang lain yaitu Sdri. Agnes. Hotel yang pernah Saksi gunakan adalah Hotel Kencana sebanyak satu kali, Hotel Lavende dan Lembah Asri, ketiganya di jalan jurusan Salatiga-Kopeng. Di hotel tersebut Saksi melakukan persetubuhan dengan Sdri. Fitri atau Sdri. Agnes. Selain menggunakan mobil Nissan Grand Livina Nopol AD-8469-VB milik Terdakwa, kadang Saksi juga menggunakan sepeda motor Jupiter MX milik Saksi Nopol lupa. 5. Bahwa pada bulan Maret 2015 sekira pukul 11.00 WIB Saksi diajak teman yang bernama Sdr. Kento untuk syukuran merayakan kelulusan di food court samping KFC Salatiga, selanjutnya sekira pukul 12.00 WIB Saksi meminjam mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB kepada Terdakwa, setelah itu Saksi langsung menemui Sdr. Kento dan teman-teman yang lain dan langsung menuju food court Salatiga untuk makan.
17 6. Bahwa di tempat tersebut Saksi bertemu dengan Sdri. Fitri dan teman-temannya, setelah selesai makan sekira pukul 13.30 WIB Saksi dan Sdri. Fitri pamitan dan langsung jalan-jalan di sekitar Salatiga, dan sekira pukul 14.00 WIB Saksi dan Sdri. Fitri dengan menggunakan mobil Grand Livina tersebut langsung menuju Hotel Kencana, sampai di hotel pukul 14.30 WIB langsung menyewa kamar nomernya lupa dan melakukan persetubuhan, selanjutnya sekira pukul 16.30 WIB Saksi dan Sdri. Fitri kembali ke Salatiga dan pada pukul 17.00 WIB Saksi mengembalikan mobil tersebut kepada Terdakwa di rumah Terdakwa. 7. Bahwa selain ke Hotel Kencana satu kali pada bulan Maret, mobil tersebut juga pernah dipakai Saksi ke Hotel Lavende dengan teman-teman perempuannya yaitu Sdri. Fitri dan Sdri. Agnes, namun kapan dan berapa kali Saksi sudah lupa, yang jelas lebih dari satu kali. 8. Bahwa menurut Saksi, Terdakwa tidak mengetahui kalau mobilnya pernah dipakai Saksi ke Hotel Kencana, karena mobil tersebut dipinjam Saksi dengan alasan untuk mengantar keluarga maupun Saksi pakai saat Terdakwa meminta tolong untuk menservis atau mencucikan mobilnya. 9. Bahwa Saksi merasa bersalah juga kepada Terdakwa maupun kepada Saksi-3 selaku istri Terdakwa karena mobilnya pernah dibawa Saksi ke Hotel untuk bersenangsenang dengan teman perempuan Saksi. Atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Saksi-6 : Nama lengkap Pekerjaan Tempat, tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : :
Slamet Widiyanto Karyawan Hotel Kencana Kabupaten Semarang, 28 Desember 1968 Laki-laki Indonesia Islam Dusun Sleker RT 001 RW 003, Desa Kopeng, Kec. Getasan, Kab. Semarang
Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi tidak kenal dengan Pelda Guruh Sulistyo (Terdakwa) maupun Sdri. Siti Girmiyatun (Saksi-2), dan tidak ada hubungan famili/keluarga. 2. Bahwa setelah Saksi diperlihatkan foto Terdakwa, Saksi mengenali Terdakwa sebagai seorang yang pernah menginap di Hotel Kencana di Desa Piji Kec. Sumogawe, Kab. Semarang, namun Saksi-2 Saksi tidak mengenalinya. 3. Bahwa Saksi bekerja di Hotel Kencana sebagai OB (Ofice Boy) yang beralamat di Desa Piji Kel. Sumogawe, Kab. Semarang sudah selama 2 (dua) tahun, tugasnya adalah menjaga kebersihan kamar hotel dan lingkungan, keamanan, mengarahkan tamu ke kamar hotel, mencatat Merek Kendaraan dan Nopolnya dan menerima pembayaran hotel dari tamu apabila dibayar langsung di kamar, selanjutnya menyerahkan uang bayaran dan Nopol kendaraan kepada petugas recepsionis agar dicatat dalam buku tamu. 4. Bahwa pegawai Hotel Kencana ada 10 orang dan dibagi tugas 2 sip, siang dan malam masing-masing 5 orang, dua orang OB, dua orang bagian dapur dan resepsionis satu orang, sip pertama siang dari pukul 07.00 Wib sampai dengan pukul 19.00 WIB dan sip ke dua pada pukul 19.00 Wib sampai dengan pukul 07.00 Wib. setiap harinya, dan harga setiap kamarnya masing-masing kalau hanya transit paling lama 5(lima) jam
18 seharga paling tinggi Rp.85.000.00(delapan puluh lima ribu rupiah) dan kalau bermalam seharga Rp.125.000.00(seratus dua puluh lima ribu rupiah). 5. Bahwa seingat Saksi, Terdakwa pernah menginap di Hotel Kencana kurang lebih 3 (tiga) kali, sesuai dengan yang tercatat di buku tamu, dengan menggunakan mobil Grand Livina Nopol AD-8469-VB warna silver, pertama pada hari Senin tanggal 20 April 2015 check in pukul 15.00 WIB dan check out pukul 15.37 WIB, menyewa kamar B5, kedua ada hari Kamis tanggal 30 April 2015 check in pukul 15.00 WIB dan check out pukul 15.43 WIB, menyewa kamar B4 dan ke tiga pada hari Jum’at tanggal 31 Juli 2015 check in pukul 14.50 WIB dan check out pukul 15.40 WIB, menyewa kamar B4. 6. Bahwa pada hari Kamis tanggal 30 April 2015 sekira pukul 15.00 WIB sewaktu Saksi bertugas, ada tamu masuk ke hotel dengan menggunakan mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB yang dikemudikan Terdakwa, saat di depan hotel, Saksi langsung menghampiri mobil tersebut, Terdakwa membuka kaca sedikit dan saat dibuka, Saksi melihat Terdakwa bersama dengan seorang perempuan namun Saksi tidak mengenal siapa perempuan tersebut, kemudian Saksi bertanya apakah mencari kamar yang ada garasinya atau tidak, dijawab yang ada garasinya kemudian Saksi mengarahkan mobil tersebut menuju ke kamar nomor B4. 7. Bahwa kemudian Terdakwa menutup kaca mobilnya dan langsung menuju depan kamar dan diparkir di garasi kamar nomor 4B dan saat memarkir mobilnya, Saksi ikut mengarahkan, setelah mobil terparkir, Terdakwa turun dari mobil dan langsung menyerahkan uang sewa kamar sebesar Rp.85.000,00(delapan puluh lima ribu rupiah), setelah itu Saksi menutup garasi kamar dan sat itu Saksi melihat kalau di dalam mobil ada seorang perempuan yang tidak Saksi kenal, selanjutnya Saksi menuju recepsionis dan menyerahkan uang sewa kamar ke kasir dan menulis nomor kendaraan di buku tamu, tidak lama kemudian sekira pukul 15.43 WIB Terdakwa beserta teman perempuannya cek out dan langsung pergi meninggalkan hotel. 8. Bahwa pada saat Terdakwa menyewa kamar hotel, Terdakwa tidak menyerahkan identitas dan Saksi juga tidak menanyakan identitas Terdakwa dan tidak mencatatnya di buku tamu karena setiap tamu yang menyewa kamar di Hotel Kencana tidak pernah ditulis identitasnya hanya ditulis nomor kendaraan yang dipakai oleh tamu. 9. Bahwa Saksi tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh Terdakwa dan teman perempuannya di dalam kamar hotel, posisi pintu dan jendela kamar hotel tertutup rapat tidak bisa dilihat dari luar. 10. Bahwa Saksi tidak mengetahui kalau mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB pernah dipergunakan oleh tamu lain datang ke hotel Kencana selain Terdakwa dan Saksi hanya mengetahui yang membawa mobil tersebut hanya Terdakwa tidak ada orang lain. Atas keterangan Saksi tersebut, Terdakwa membenarkan sebagian dan menyangkal sebagian lainnya, yang disangkal : 1. Terdakwa tidak pernah membawa perempuan ke Hotel Kencana. 2. Terdakwa tidak pernah membuka kaca mobil di depan Saksi maupun di depan recepsionis Hotel Kencana. Atas sangkalan Terdakwa tersebut, Saksi tetap pada keterangannya. Menimbang, bahwa di persidangan Terdakwa menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI-AD pada tahun 1988 melalui pendidikan Catam Milsuk di Dodik Secata Gombong Rindam IV/Diponegoro selama 4 (empat) bulan, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada, kemudian mengikuti pendidikan kejuruan infantri di Dodiklatpur Klaten Rindam IV/Diponegoro selama 3 (tiga) bulan, setelah selesai ditugaskan di Yonif 406/CK di Purbalingga, kemudian dipindahkan ke Yonif 405/Surya Kusuma di Cilacap, kemudian pada tahun 1990 mengikuti pendidikan
19 SPK selama 3 (tiga) tahun di RST Magelang, setelah selesai dan lulus kemudian ditempatkan di Yon Zipur 4/TK Banyubiru, kemudian pada tahun 1999 mengikuti Secaba Reg di Pusdikzi Bogor, setelah lulus dilantik dengan pangkat Serda dan ditempatkan di Denkesyah 04.04.03 Salatiga Kesdam IV/Diponegoro, sampai sekarang dengan pangkat Pelda NRP 624833. 2. Bahwa Terdakwa dalam perkara ini belum pernah ditahan, belum pernah dihukum baik pidana maupun disiplin, pernah tugas operasi militer di Tim-tim sebanyak dua kali, yang pertama pada tahun 1989-1990 dan yang ke dua pada tahun 1998-1999, mendapatkan Satya Lencana Seroja, sudah berkeluarga punya anak 2 orang. 3. Bahwa pada tahun 1996 Terdakwa menikah dengan Sdri. Wantari (Saksi-3) di KUA Sukoharjo dan sudah dikaruniai 2 (dua) orang anak yang bernama Wisnu Gunawan Sulistyo berumur 18 tahun dan Ganis Jenirah Liasti umur 8,5 tahun. 4. Bahwa Terdakwa kenal dengan Sdri. Siti Girmiyatun (Saksi-2) sebagai istri dari Kopka Kuswinardi (Saksi-1) sejak Saksi-1 berdinas di Denkesyah 04.04.03 Salatiga, tidak ada hubungan keluarga/famili. 5. Bahwa pada hari dan tanggal yang Terdakwa sudah lupa di bulan Oktober 2014 Terdakwa mendapat SMS dari Sdri. Siti Girmiyatun (Saksi-2) yang mengucapkan Selamat Ulang Tahun kepada Terdakwa, tapi waktu itu Terdakwa tidak menanggapinya, kemudian hampir setiap hari Saksi-2 mengirim SMS kepada Terdakwa yang isinya memuji-muji Terdakwa dan pekerjaan Terdakwa sehingga lama kelamaan Terdakwa merasa tersanjung sehingga pada hari dan tanggal lupa bulan Oktober 2014 Terdakwa menjawab SMS dari Saksi-2 dengan kata-kata “Sakjane iki sapa? (Sebenarnya ini siapa?)”, tapi Saksi-2 belum mau memperkenalkan namanya, bahkan setelah itu Saksi-2 sering SMS dan miscall ke HP Terdakwa namun saat ditanya “Ini siapa” Saksi-2 tidak pernah menjawab, hingga sekitar bulan November 2014 Saksi-2 menghubungi HP Terdakwa dan saat Terdakwa menanyakan namanya Saksi-2 menjawab “Aku yang sering jalan sama Bu Sugeng”, saat itu Terdakwa tahu kalau itu Sdri. Siti Girmiyatun istri Kopka Kuswinardi. 6. Bahwa setelah tahu yang sering SMS dan miscall HP Terdakwa adalah Saksi-2, Terdakwa hanya membiarkannya saja dan tidak menanggapi sehingga Saksi-2 sering menghubungi Terdakwa dan marah-marah karena Terdakwa tidak pernah menanggapi SMS dan telepon Saksi-2, dan Saksi-2 juga sering mengajak Terdakwa makan di luar yang tidak pernah ditanggapi Terdakwa, namun lama kelamaan karena merasa tidak enak selalu menolak ajakan Saksi-2 maka pada bulan Desember sekira pukul 08.30 WIB Terdakwa menyetujui ajakan Saksi-2 untuk makan di luar, sekira pukul 10.00 WIB Terdakwa dengan menggunakan mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB menemui Saksi-2 yang sudah menunggu di RM Rojo Lele di daerah Tingkir Salatiga, setelah bertemu Saksi2 langsung memesan makanan dan setelah makanan terhidang Saksi-2 dan Terdakwa langsung makan bersama dengan posisi duduk berhadapan, setelah selesai makan selama kurang lebih 30 menit selanjutnya Saksi-2 dan Terdakwa pulang sendiri-sendiri. 7. Bahwa pada hari dan tanggal yang sudah Terdakwa lupa pada bulan Maret 2015 sekira pukul 08.00 WIB saat Terdakwa sedang senam aerobik di halaman gedung BP Makutarama Terdakwa menerima SMS dari Saksi-2 yang isinya mengajak makan diluar, sehingga sekira pukul 10.00 WIB Terdakwa berangkat dari kantor dengan menggunakan mobil Grand Livina langsung menemui Saksi-2 di RM Bebek Goreng di depan Yonif 411/Kostrad Salatiga, setelah bertemu langsung duduk berhadapan di sebuah meja dan Saksi-2 memesan makanan, setelah makanan terhidang Terdakwa dan Saksi-2 langsung makan sambil ngobrol, setelah selesai makan Saksi-2 membayar tagihan makanan dan masing-masing langsung pulang sendiri-sendiri. 8. Bahwa selain makan bersama, Terdakwa tidak pernah bertemu dengan Saksi-2 di tempat lain walaupun Saksi-2 pernah mengajak Terdakwa jalan-jalan berdua, tetapi Terdakwa selalu menolak dan Terdakwa tidak pernah melakukan persetubuhan dengan Saksi-2 di Hotel Kencana atau dimanapun.
20
9. Bahwa mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB adalah milik Terdakwa namun mobil tersebut sering dipakai oleh Sdr. Amzhar Bahari Basthian alias Riyan (Saksi-6) alamat Desa Canden Salatiga karena Saksi-6 sering dimintai tolong Terdakwa untuk menservis atau mencucikan mobil tersebut. 10. Bahwa pada hari Senin tanggal 31 Agustus 2015 sekira pukul 08.00 WIB Saksi-2 mengirim SMS kepada Terdakwa mengucapkan Assalamu’alaikum namun baru dibalas Terdakwa pada pukul 11.00 WIB dengan kata-kata “Waalaikum sayang”, kemudian dijawab saksi-2 “Gimana kabar hari ini yah?”, Terdakwa menjawab “Rodo jengkel ro petugas Dukcapil, rewel banget, ngurus pindah biar jadi orang Salatiga, Saksi-2 jawab “Sabar kalau mau jadi orang Salatiga katanya orang Salatiga terkenal sabarnya”, Terdakwa jawab “Sudah sabar, bikin pengantar kok 15 hari belum jadi”, dan ternyata katakata sayang yang diucapkan Terdakwa kepada Saksi-2 tersebut membuat Saksi-1 salah paham. 11. Bahwa Terdakwa mengetahui dan memahami tentang isi ST Panglima TNI tentang pelanggarang berat yang harus dihindari oleh setiap prajurit diantaranya adalah perbuatan Asusila sesama anggota TNI dan keluarganya. Menimbang, bahwa dari barang bukti yang diajukan oleh Oditur Militer di persidangan berupa : 1.
Barang-barang : - 1 (satu) unit mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB warna Abu-abu metalik, Nomor rangka MHBG1CG1A9J031580 Nomor mesin HR15945230A tahun 2009 yang disita oleh penyidik Denpom IV/3 Salatiga tanggal 26 Januari 2016 yang ditanda tangani oleh Lettu Cpm Joko Wahyono, mobil milik Terdakwa yang dipergunakan oleh Terdakwa dan Saksi-2 setiap melakukan persetubuhan baik yang dilakukan di Hotel Kencana maupun Hotel Lavende yang beralamat di kawasan wisata Kopeng Kab. Semarang, ini dibuktikan juga dengan adanya daftar buku tamu Hotel Kencana yang diajukan oleh Oditur Militer sebagai barang bukti di persidangan, setelah diteliti dengan cermat benar mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB milik Terdakwa pernah terdaftar sebagai tamu di Hotel Kencana pada tanggal 24 Maret 2015, pada tanggal 20 April 2015, pada tanggal 30 April 2015 dan pada tanggal 31 Juli 2015, bukti ini juga bersesuaian dengan keterangan Saksi-2 dibawah sumpah pada saat memberikan keterangan di persidangan bahwa Saksi-2 menerangkan Terdakwa dan Saksi-2 setiap pergi ke Hotel Kencana dan Hotel Lavende selalu menggunakan mobil tersebut dan Saksi-2 menyampaikan bahwa Terdakwa dan Saksi-2 berkunjung di Hotel Kencana dalam waktu bulan April 2015 sampai dengan bulan Juli 2015. - 1 (satu) buah buku tamu warna Merah milik Hotel Kencana yang beralamat di kawasan wisata Kopeng Kab. Semarang yang disita oleh penyidik Denpom IV/3 Salatiga tanggal 5 Januari 2016 yang ditanda tangani oleh Lettu Cpm Iqnatius Ismoyo selaku penyita, sebagai bukti tercatat mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB sebagai tamu di Hotel Kencana pada tanggal 24 Maret 2015, pada tanggal 20 April 2015, pada tanggal 30 April 2015 dan pada tanggal 31 Juli 2015, daftar buku tamu tersebut bersesuaian dengan keterangan Saksi-2 di persidangan. - 1 (satu) unit HP Samsung Galaxy Green beserta 2 (dua) SIM Card, yang disita oleh penyidik Denpom IV/3 Salatiga tanggal 6 Januari 2016 yang ditanda tangani oleh Lettu Cpm Joko Wahyono selaku penyita, diakui HP milik Saksi-2 yang dipergunakan oleh Saksi-2 berkomunikasi dengan Terdakwa dimana salah satu komunikasi SMSnya ada kata sayang sebagaimana diungkapkan oleh Saksi-1 di persidangan dan setelah diperiksa dan diteliti di persidangan SMS tersebut ada dan diakui oleh Terdakwa dan Saksi-2.
21 2.
Surat-surat : - 1 (satu) buah buku nikah atas nama Guruh Sulistyo (Terdakwa) dengan Sdri. Wantari (Saksi-3) Nomor : 166/23/VIII/1996 tanggal 10 Agustus 1996 yang dikeluarkan oleh KUA Kec. Weru Kab. Sukoharjo, sebagai bukti adanya ikatan perkawinan yang sah antara Terdakwa dengan Saksi-3. - 1 (satu) buah buku nikah atas nama Kuswinardi (Saksi-1) dan Sdri. Siti Girmiyatun (Saksi-2) Nomor : 577/3/X/1994 tanggal 25 Oktober 1994 yang dikeluarkan oleh KUA Kec. Kota Salatiga Kotamadya Salatiga, sebagai bukti adanya ikatan perkawinan Saksi-1 dengan Saksi-2. - 1 (satu) lembar STNK Mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB atas nama Setyo Pamungkas Joko P, alamat Tengklik RT 4/11 Telukan GRL SKH, barang bukti tersebut setelah diteliti dengan cermat adalah kelengkapan surat kendaraan mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB warna Abu-abu metalik, Noka MHBG1CG1A9J031580 Nosin HR15945230A milik Terdakwa yang dipergunakan oleh Terdakwa dalam melakukan tindak pidana ini.
Menimbang, bahwa barang bukti berupa 1 (satu) unit mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB warna Abu-abu metalik, Nomor rangka MHBG1CG1A9J031580 Nomor mesin HR15945230A tahun 2009 dan 1 (satu) lembar STNK Mobil Grand Livina Nopol AD 8469 AD atas nama Setyo Pamungkas Joko P, alamat Tengklik RT 4/11 Telukan GRL SKH, telah diperlihatkan kepada Terdakwa dan para Saksi, semuanya membenarkan bahwa barang bukti tersebut yang dipergunakan oleh Terdakwa dan Saksi-2 dalam melakukan tindakan pidana ini, saling bersesuaian dengan keterangan Terdakwa dan para Saksi, Terdakwa mengakui bahwa benar kendaraan dan STNK tersebut adalah milik Terdakwa sehingga dapat memperkuat pembuktian atas dakwaan Oditur Militer dalam perkara ini. Menimbang, bahwa barang bukti 1 (satu) buah buku tamu warna Merah milik Hotel Kencana yang beralamat di kawasan wisata Kopeng Kab. Semarang, telah diperlihatkan kepada Terdakwa dan kepada para Saksi, terutama Sdr. Slamet Widiyanto (Saksi-6) yang membenarkan bahwa buku tersebut milik Hotel Kencana dimana pada tanggal 30 April 2015 Saksi-6 pernah melihat Terdakwa mengendarai mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB warna Abu-abu metalik milik Terdakwa bersama seorang perempuan dimana mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB milik Terdakwa tersebut masuk ke dalam Hotel Kencana dan tercatat dalam buku tamu Hotel Kencana pada tanggal 30 April 2015, barang bukti tersebut bersesuaian dengan keterangan Saksi-6 dan Saksi-2 sehingga dapat memperkuat pembuktian dalam perkara ini. Menimbang, bahwa barang bukti 1 (satu) unit HP Samsung Galaxy Green beserta 2 (dua) SIM Card milik Saksi-2 yang dipergunakan oleh Saksi-2 setiap berkomunikasi dengan Terdakwa lewat telepon maupun SMS, barang bukti tersebut diakui oleh Saksi-1, Saksi,2 dan Terdakwa bahwa benar barang bukti tersebutlah yang dipakai oleh Terdakwa dan Saksi-2 dalam berkomunikasi dan SMS yang dibuka oleh Oditur Militer di persidangan percakapan antara Saksi-2 dengan Terdakwa semuanya membenarkan sehingga barang bukti tersebut juga dapat memperkuat pembuktian tindak pidana ini. Menimbang, bahwa barang bukti berupa 1 (satu) buah buku nikah atas nama Guruh Sulistyo (Terdakwa) dengan Sdri. Wantari (Saksi-3) Nomor : 166/23/VIII/1996 tanggal 10 Agustus 1996 yang dikeluarkan oleh KUA Kec. Weru Kab. Sukoharjo, sebagai bukti adanya ikatan perkawinan yang sah antara Terdakwa dengan Saksi-3 dan 1 (satu) buah buku nikah atas nama Kuswinardi (Saksi-1) dan Sdri. Siti Girmiyatun (Saksi-2) Nomor : 577/3/X/1994 tanggal 25 Oktober 1994 yang dikeluarkan oleh KUA Kec. Kota Salatiga Kotamadya Salatiga, sebagai bukti adanya ikatan perkawinan Saksi-1 dengan Saksi-2, baik Terdakwa maupun para Saksi juga membenarkan seluruhnya sehingga kedua barang bukti tersebut juga dapat memperkuat pembuktian yang didakwakan Oditur Militer.
22 Menimbang, bahwa mengenai keterangan Sdr. Amzhar Bahari Basthian (Saksi-5) yang menerangkan pernah meminjam mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB milik Tedakwa dimana Saksi-5 mengakui pernah membawa mobil tersebut ke Hotel Kencana pada bulan Maret 2015 dan mengaku hanya satu kali ke Hotel Kencana, setelah dihubungkan dengan keterangan Saksi-2 yang menyatakan selama pergi bersama dengan Terdakwa dilakukan sejak bulan April 2015 sampai dengan bulan Juli 2015, kemudian disesuaikan dengan barang bukti buku daftar tamu yang datang di bulan Maret 2015, bersesuaian karena ada daftar Grand Livina Nopol AD 8469 VB milik Tedakwa sehingga keterangan Saksi-5 yang menyatakan satu kali mendatangi hotel Kencana menggunakan mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB pada bulan Maret tahun 2015 dapat diterima, namun pengakuan Saksi-5 yang pernah membawa mobil tersebut di Hotel Lavende tidak didukung dengan bukti lain sehingga keterangannya Saksi-5 tersebut dikesampingkan. Menimbang, bahwa atas sangkalan Terdakwa terhadap keterangan Saksi-1, berdasarkan pengakuan Saksi-2 saat Saksi-1 mengetahui ada isi SMS Terdakwa di HP milik Saksi-2, Saksi-1 melakukan pemukulan terhadap Saksi-2, setelah dikonfirmasi dengan Saksi-2, dihubungkan dengan keterangan Saksi-2 dibawah sumpah di persidangan yang menerangkan setelah Saksi-1 mengetahui isi dari SMS Terdakwa tersebut, Saksi-2 dipukul oleh Saksi-1, demikian juga dengan sangkalan Terdakwa yang menerangkan Terdakwa tidak pernah meminta bantuan untuk penyelesaian perkara ini dengan membayar sejumlah uang melalui Saksi-5, setelah dikornfirmasi dengan Saksi-5 yang menerangkan di persidangan bahwa benar Terdakwa meminta mediasi dengan Saksi-5 hanya mengatakan dengan cara apapun mau namun tidak menyebutkan sejumlah uang, oleh karenanya sangkalan Terdakwa tersebut dapat diterima. Menimbang, bahwa atas sangkalan Terdakwa atas keterangan Saksi-1 yang menerangkan setiap jam dinas setelah jam 12 siang Terdakwa selalu berada di kantor, Majelis Hakim berpendapat bahwa keterangan Saksi-1 tersebut berhubungan dan bersesuaian dengan keterangan Saksi-2 dimana setiap Terdakwa dan Saksi-2 keluar menuju Hotel baik di Hotel Lavende maupun Hotel Kencana selalu dilakukan setelah jam 12 siang sehingga sangkalan Terdakwa tersebut tidak didukung oleh alat bukti lainnya sehingga sangkalan Terdakwa tersebut tidak dapat diterima. Menimbang, bahwa atas sangkalan Terdakwa terhadap keterangan Saksi-2 diantaranya Terdakwa tidak pernah mengajak Saksi-2 ke Hotel manapun dan Terdakwa tidak pernah merasa melakukan persetubuhan dengan Saksi-2, sangkalan Terdakwa tersebut tidak didukung alat bukti lain dan hanya sebagai alasan Terdakwa untuk menghindari perbuatannya, semua keterangan Saksi-2 di persidangan yang diberikan dibawah sumpah setelah dihubungkan dengan barang bukti buku tamu milik Hotel Kencana dimana kurang lebih 4 kali mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB milik Terdakwa tercatat sebagai tamu Hotel Kencana yaitu pada tanggal 24 Maret 2015, tanggal 20 April 2015, tanggal 30 April 2015 dan pada tanggal 31 Juli 2015, fakta tersebut saling bersesuaian, fakta ini dikuatkan juga dengan keterangan Saksi-6 selaku pegawai Hotel Kencana dimana pada tanggal 30 April 2015, Saksi-6 langsung yang melayani Terdakwa ketika Terdakwa dan Saksi-2 mendatangi Hotel Kencana, fakta tersebut juga dikuatkan dengan keterangan Saksi-2 yang menyatakan melihat Saksi-6 saat Saksi-2 dan Terdakwa masuk ke dalam hotel Kencana, oleh karenanya sangkalan Terdakwa tersebut tidak dapat diterima dan harus dikesampingkan. Menimbang, bahwa atas sangkalan Terdakwa terhadap keterangan Saksi-6 yang menerangkan Terdakwa tidak pernah membawa perempuan ke Hotel Kencana dan Terdakwa tidak pernah membuka kaca mobil di depan Saksi-6 maupun di depan recepsionis Hotel Kencana, berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan yaitu keterangan Saksi-2, dikuatkan dengan bukti daftar buku tamu milik Hotel Kencana yang diajukan oleh Oditur Militer di persidangan dimana saat Terdakwa dan Saksi-2 masuk ke dalam halaman Hotel kemudian masuk ke dalam kamar Hotel Kencana diantaranya pada tanggal 30 April 2015 dilayani langsung oleh Saksi-6 dan itu diakui Saksi-2 bahwa saat Saksi-2 dan Terdakwa masuk halaman dan kamar Hotel Kencana melihat langsung Saksi-
23 6, sehingga keterangan dikesampingkan.
Terdakwa
tersebut
tidak
dapat
diterima
dan
harus
Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 172 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer bahwa keterangan Terdakwa sebagai alat bukti sah adalah keterangan yang Terdakwa nyatakan di persidangan dan hanya dipergunakan untuk dirinya sendiri. Menimbang, bahwa mengenai keterangan Terdakwa dalam perkara ini, Tedakwa tidak mengakui perbuatannya melakukan persetubuhan dengan Saksi-2 baik di dalam kamar Hotel Lavende maupun di dalam kamar Hotel Kencana, dan menyangkal Terdakwa tidak pernah berkunjung ke Hotel dengan perempuan termasuk dengan Saksi-2, Majelis Hakim berpendapat bahwa keterangan Terdakwa hanya untuk kepentingan Terdakwa sendiri, Terdakwa dalam memberikan keterangan di persidangan tidak disumpah, Terdakwa mempunyai hak ingkar dan berhak membela diri yang dilindungi oleh UndangUndang sehingga keterangan Terdakwa yang berdiri sendiri tanpa didukung oleh alat bukti lain, tidak dapat dipertanggungjawakan secara hukum sehingga sepanjang keterangan Terdakwa yang tidak bersesuaian dengan alat bukti lain tidak dapat dipertimbangkan sebagai fakta hukum. Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan para Saksi dibawah sumpah yang diberikan dipersidangan dan keterangan Terdakwa serta barang bukti yang diajukan Oditur di persidangan, setelah menghubungkan satu dengan yang lainnya, diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI-AD pada tahun 1988 melalui pendidikan Catam Milsuk di Dodik Secata Gombong Rindam IV/Diponegoro selama 4 (empat) bulan, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada, kemudian mengikuti pendidikan kejuruan Infanteri di Dodiklatpur Klaten Rindam IV/Diponegoro selama 3 (tiga) bulan, setelah selesai ditugaskan di Yonif 406/CK di Purbalingga, kemudian dipindahkan ke Yonif 405/Surya Kusuma di Cilacap, kemudian pada tahun 1990 mengikuti pendidikan SPK selama 3 (tiga) tahun di RST Magelang, setelah selesai dan lulus kemudian ditempatkan di Yon Zipur 4/TK Banyubiru, kemudian pada tahun 1999 mengikuti Secaba Reg di Pusdikzi Bogor, setelah lulus dilantik dengan pangkat Serda dan ditempatkan di Denkesyah 04.04.03 Salatiga Kesdam IV/Diponegoro, sampai sekarang dengan pangkat Pelda NRP 624833. 2. Bahwa benar Terdakwa dalam perkara ini belum pernah ditahan, belum pernah dihukum baik pidana maupun disiplin, pernah tugas operasi militer di Tim-tim sebanyak dua kali, yang pertama pada tahun 1989-1990 dan yang ke dua pada tahun 1998-1999, mendapatkan Satya Lencana Seroja, sudah berkeluarga punya anak 2 orang. 3. Bahwa benar pada tahun 1996 Terdakwa menikah dengan Sdri. Wantari (Saksi-3) berdasarkan Kutipan Akta Nikah dari Kantor Urusan Agama Kec. Weru Kab. Sukoharjo Jawa Tengah Nomor : 266/33/VIII/1996 tanggal 10 Agustus 1996 dan sudah dikaruniai 2 (dua) orang anak yang bernama Wisnu Gunawan Sulistyo berumur 18 tahun dan Ganis Jenirah Liasti umur 8,5 tahun dan sampai saat ini belum pernah bercerai. 4. Bahwa benar Sdri. Siti Girmiyatun (Saksi-2) adalah istri dari Kopka Kuswinardi (Saksi-1) menikah pada tanggal 1 Oktober 1994 berdasarkan Kutipan Akta Nikah dari Kantor Urusan Agama Kec. Kota Salatiga, Kab. Salatiga Propinsi Jawa Tengah Nomor : 577/3/X/1994 tanggal 1 Oktober 1994 dan sudah dikaruniai 2(dua) orang anak dan sampai sekarang masih berstatus suami istri sah dan belum pernah bercerai. 5. Bahwa benar sejak menikah baik keluarga Terdakwa maupun keluarga Saksi-2 berjalan harmonis dan tidak pernah ada masalah yang berarti dan sebelum perkara ini terjadi, kegiatan Saksi-2 sehari-hari setiap pukul 14.30 Wib sampai dengan pukul 17.00 Wib. mengantar anak Saksi-2 les mengaji di Mushollah Desa Nanggulan dekat rumah Terdakwa.
24
6. Bahwa benar Terdakwa kenal dengan Saksi-2 sejak Saksi-1 bersama-sama Terdakwa berdinas di Denkesyah 04.04.03 Salatiga Kesdam IV/Diponegoro sejak tahun 2006 dan Terdakwa sebelum kejadian perkara ini, Terdakwa mengetahui dan menyadari Saksi-2 adalah istri sah Saksi-1 yang telah dikaruniai dua orang anak. 7. Bahwa benar sejak tahun 2014, saat Saksi-2 mengikuti acara kesatuan melaksanakan ziarah di TMP, Saksi-2 merasa kalau sedang diperhatikan oleh Terdakwa dan mulai saat itu Saksi-2 ada perasaan suka kepada Terdakwa, tiga hari kemudian secara berturut-turut setiap malam Saksi-2 bermimpi melakukan hubungan layaknya suami istri dengan Terdakwa, kemudian pada bulan yang sama Saksi-2 meminta nomor HP Terdakwa kepada Saksi-1 dengan alasan mau menanyakan kaos seragam volly Persit yang disimpan oleh Terdakwa. 8. Bahwa benar setelah mengetahui nomor HP masing-masing, Terdakwa dan Saksi-2 sering berkomunikasi dengan mengirim SMS atau menelepon langsung saling menanyakan kabar, selanjutnya pada sekitar bulan Januari 2015 Terdakwa menelepon Saksi-2 dan mengatakan kalau Terdakwa sudah lama menyimpan perasaan suka sama Saksi-2, namun saat itu Saksi-2 menjawab tidak bisa karena masing-masing sudah punya keluarga, selanjutnya beberapa hari kemudian, Terdakwa menelepon dan mengajak Saksi-2 makan di RM Lombok Galak di Jl. Veteran Salatiga, Saksi-2 menyanggupinya sehingga setelah mengantar anak Saksi-2 les mengaji, Saksi-2 langsung menemui Terdakwa di RM Lombok Galak, setelah selesai makan Saksi-2 dan Terdakwa pulang masing-masing, dan semenjak itu Terdakwa sering mengajak Saksi-2 makan di luar, diantaranya di RM Lombok Galak, RM Rojo Lele di Tingkir, RM Bebek Grebek Suruh di Jl. Veteran Salatiga dan RM Gulai Kepala Kakap di Blotongan Salatiga dan setiap makan yang bayar selalu Terdakwa. 9. Bahwa benar pada bulan April 2015 sekira pukul 09.00 WIB Terdakwa menghubungi Saksi-2 melalui HP mengajak Saksi-2 jalan-jalan dan sepakat bertemu di Rumah Sakit Puri Asih Salatiga. 10. Bahwa benar pada pukul 14.30 WIB setelah mengantar anak Saksi-2 les mengaji, Saksi-2 langsung menuju Rumah Sakit Puri Asih Salatiga untuk menemui Terdakwa, sesampainya di RS Puri Asih, Saksi-2 langsung menitipkan sepeda motor di parkiran RS tersebut, setelah itu Saksi-2 langsung menemui Terdakwa yang sudah menunggu di depan RS dengan menggunakan mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB milik Terdakwa. 11. Bahwa benar kemudian Saksi-2 dan Terdakwa langsung berangkat menuju kawasan wisata Kopeng Kab. Semarang, setelah sampai di depan Hotel Lavende Terdakwa langsung membelokkan mobilnya masuk ke hotel langsung parker di depan kamar, selanjutnya datang karyawan hotel menemui Terdakwa, setelah karyawan itu membukakan pintu kamar, Saksi-2 langsung turun dari mobil dan bersama Terdakwa langsung masuk ke dalam kamar, setelah berada di dalam kamar, Saksi-2 dan Terdakwa ngobrol sebentar sambil berpelukan, namun karena ada perasaan tidak enak/takut ada yang melihat, Saksi-2 dan Terdakwa tidak jadi berhubungan badan layaknya suami istri, langsung check out dan langsung pulang ke Salatiga dan mampir makan di RM Gulai Kepala Kakap, selesai makan Saksi-2 mengambil sepeda motor di RS Puri Asih dengan diantar Terdakwa, selanjutnya Terdakwa dan Saksi-2 pulang ke rumah masing-masing. 12. Bahwa benar pada tanggal 20 bulan April 2015 sekira pukul 10.00 WIB Terdakwa kembali menghubungi Saksi-2 melalui HP dan kembali mengajak jalan-jalan ke kawasan wisata Kopeng dan bersepakat bertemu kembali di depan Rumah Sakit Puri Asih, sekira pukul 14.30 setelah mengantar anak les mengaji, Saksi-2 langsung menemui Terdakwa di depan RS Puri Asih, setelah menitipkan sepeda motor di parkiran, Saksi-2 dan Terdakwa dengan menggunakan mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB milik Terdakwa langsung berangkat menuju kawasan wisata Kopeng.
25 13. Bahwa benar pada pukul 15.00 Wib, setelah sampai di Hotel Kencana yang beralamat di Dusun Piji Kel. Sumogawe Kab. Semarang, Terdakwa langsung memasukkan mobilnya ke dalam hotel dan parkir di depan kamar nomor B5, kemudian datang karyawan hotel membawa kunci kamar, setelah Terdakwa membayar sewa kamar seharga Rp.85.000,00(delapan puluh lima ribu rupiah), Saksi-2 langsung turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam kamar bersama Terdakwa. 14. Bahwa benar sesampainya di dalam kamar Saksi-2 dan Terdakwa langsung berpelukan dan berciuman pipi, selanjutnya Terdakwa melepas baju, BH, rok dan celana dalam Saksi-2, lalu Terdakwa melepas bajunya sendiri sampai telanjang bulat, karena sudah sama-sama terangsang Saksi-2 langsung tidur telentang dan Terdakwa lansung menindih Saksi-2, kemudian Saksi-2 membuka kedua kaki dan Terdakwa langsung memasukkan penisnya ke dalam vagina Saksi-2 dan menggoyangkan pantatnya naik turun kurang lebih selama 5 (lima) menit kemudian Terdakwa mengeluarkan spermanya di dalam vagina Saksi-2, baik Saksi-2 maupun Terdakwa sama-sama merasakan enak, setelah selesai pada pukul 15.37 Wib Saksi-2 dan Terdakwa berpakaian dan langsung pulang dan mengambil sepeda motor Saksi-2 di RS Puri Asih. 15. Bahwa benar pada 30 April 2015, pagi hari Terdakwa kembali menghubungi Saksi-2 lagi dan mengajak ke kawasan wisata Kopeng, setelah mengantar anak mengaji, Saksi-2 seperti biasa menemui Terdakwa di depan RS Puri Asih dan setelah menitipkan sepeda motor di parkiran Saksi-2 langsung menemui Terdakwa yang sudah menunggu di depan RS, selanjutnya Saksi-2 dan Terdakwa langsung menuju Hotel Kencana di jalan Salatiga Kopeng, setelah sampai di hotel Terdakwa dan Saksi-2 langsung menuju kamar nomor B4 yang diarahkan oleh Sdr. Slamet Widiyanto (Saksi-6), setelah mobil diparkir di dalam garasi mobil, Terdakwa membayar sewa kamar kepada Saksi-6, selanjutnya Terdakwa dan Saksi-2 langsung masuk ke dalam kamar, setelah berada di dalam kamar Terdakwa dan Saksi-2 langsung berciuman, lalu Terdakwa melepas baju Saksi-2 dan baju Terdakwa sendiri hingga telanjang bulat, tetapi pada saat itu Saksi-2 dan Terdakwa tidak melakukan persetubuhan karena penis Terdakwa tidak bisa tegang/ereksi karena pengakuan Terdakwa pernah mengalami gejala stroke sehingga Saksi-2 dan Terdakwa langsung check out dan pulang ke Salatiga. 16. Bahwa benar pada bulan April 2015 ada SMS gelap yang masuk ke dalam handphone Direktur Rumkit Tk. IV 04.07.03 Salatiga yang isinya Terdakwa dan Saksi-2 diduga ada hubungan perselingkuhan, sehingga Terdakwa, Saksi-1 dan Saksi-2 sudah dipanggil oleh Wakil Direktur Rumkit dan sudah ditegur agar menghentikan hubungan antara Saksi-2 dan Terdakwa namun saat itu Terdakwa dan Saksi-2 tidak mengakui perbuatannya, Saksi-2 juga sudah mengatakan kepada Terdakwa agar menghentikan hubungan antara Saksi-2 dan Terdakwa namun Terdakwa mengatakan “Tidak apa-apa, jalani saja yang penting hati-hati saja” sehingga hubungan Saksi-2 dan Terdakwa tetap berlanjut. 17. Bahwa benar sejak bulan April 2015, Saksi-1 juga sering dilapori oleh teman-teman Saksi-1 bahwa Saksi-2 sering pergi bareng dengan Terdakwa sehingga sejak itu Saksi-1 sudah mulai curiga dan sudah mulai menyelidiki kebenaran informasi tersebut dan temanteman Saksi-2 juga mengatakan sekali-kali agar memeriksa hanphone Saksi-2. 18. Bahwa benar pada tanggal 31 Juli 2015 sekira pukul 09.30 WIB Terdakwa kembali menghubungi Saksi-2 dan mengajak untuk berhubungan badan layaknya suami istri lagi, dan seperti biasa setelah mengantar anak mengaji, sekira pukul 14.30 WIB Saksi-2 menemui Terdakwa di depan RS Puri Asih, setelah menitipkan sepeda motor di parkiran, Saksi-2 dan Terdakwa dengan menggunakan mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB milik Terdakwa langsung menuju Hotel Kencana di jalan Salatiga Kopeng, setelah sampai di Hotel Kencana Terdakwa langsung memarkirkan mobil di depan kamar B4. 19. Bahwa benar setelah membayar sewa kamar kepada karyawan hotel seharga Rp.85.000,00(delapan puluh lima ribu rupiah), selanjutnya Saksi-2 dan Terdakwa langsung masuk ke dalam kamar dan ngobrol, setelah itu Terdakwa langsung memeluk
26 Saksi-2 dan Saksi-2pun membalas memeluk dan kemudian saling berciuman, setelah sama-sama terangsang Terdakwa melepas baju Saksi-2 dan baju Terdakwa sendiri hingga telanjang lalu Terdakwa menindih Saksi-2 sambil memasukkan penisnya ke dalam vagina Saksi-2, setelah masuk Terdakwa menggerakkan pantatnya naik turun, setelah kurang lebih 5 (lima) menit kemudian Terdakwa mengeluarkan spermanya di dalam vagina Saksi-2, setelah selesai Saksi-2 dan Terdakwa keluar dari hotel pukul 15.40 Wib. 20. Bahwa benar setiap kali Saksi-2 dan Terdakwa melakukan hubungan badan layaknya suami istri di kamar hotel baik di Hotel Kencana maupun Hotel Lavende, kamar hotel selalu dalam keadaan terkunci dari dalam, tirai/gorden selalu tertutup rapat dan persetubuhan tersebut dilakukan atas dasar suka sama suka dan tidak ada unsur paksaan dan setiap datang ke Hotel, selalu menggunakan mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB milik Terdakwa. 21. Bahwa benar Saksi-2 dan Terdakwa tidak pernah mendatangi hotel lain lain selain di Hotel Lavende dan Hotel Kencana yang beralamat di daerah wisata Kopeng Kab. Semarang, dan pada saat Saksi-2 dan Terdakwa melakukan persetubuhan, yang selalu mengajak adalah Terdakwa dan Saksi-2 juga sudah pernah memperingati Terdakwa agar berhenti berhubungan karena masing-masing sudah berkeluarga dan takut ketahuan karena sudah diperingati oleh Wakil Direktur Rumah Sakit Tkt. III Salatiga namun Terdakwa mengatakan “Tidak apa-apa, jalani saja yang penting hati-hati saja” sehingga hubungan Saksi-2 dan Terdakwa walaupun Saksi-2 selalu merasa takut dan merasa berdosa kepada Saksi-1 selaku suami Saksi-2 namun Saksi-2 tidak kuasa menolak ajakan Terdakwa. 22. Bahwa benar pada tanggal 31 Agustus 2015 sekira pukul 08.00 Wib, Saksi-2 mengirim SMS kepada Terdakwa dengan kata “Assalamu’alaikum” namun baru dibalas Terdakwa pada pukul 11.00 WIB dengan kata-kata “Waalaikum sayang”, kemudian dijawab saksi-2 “Gimana kabar hari ini yah?”, Terdakwa menjawab “Rodo jengkel ro petugas Dukcapil, rewel banget, ngurus pindah biar jadi orang Salatiga, Saksi-2 jawab “Sabar kalau mau jadi orang Salatiga katanya orang Salatiga terkenal sabarnya”, Terdakwa jawab “Sudah sabar, bikin pengantar kok 15 hari belum jadi”, kemudian Saksi-2 meletakkan HPnya sambil di cas di atas bifet. 23. Bahwa benar pada pukul 12.00 Wib, Kopka Kuswinardi (Saksi-1) saat pulang ke rumah, melihat HP Saksi-2 sedang dicas di atas bifet, kemudian Terdakwa mengambil HP Saksi-2 dan membuka SMS dimana di dalamnya ada kata-kata mesra dari Terdakwa kepada Saksi-2 yang belum sempat Saksi-2 hapus. 24. Bahwa benar setelah mengetahui hal tersebut, dan adanya pengakuan bahwa antara Saksi-2 dan Terdakwa telah melakukan hubungan layaknya suami istri, Saksi-1 sempat memukul Saksi-2 kemudian Saksi-1 melaporkan hal tersebut ke Komandan kesatuan, lalu pihak kesatuan melakukan pemeriksaan terhadap Saksi-2, Terdakwa dan Saksi-1, dan karena Saksi-1 merasa tidak terima dengan kejadian tersebut, akhirnya perkara ini dilaporkan oleh Saksi-1 berdasarkan surat pengaduan dari Saksi-1 selaku pihak yang dirugikan dengan Surat Pengaduan tanggal 29 Desember 2015 yang isinya agar perbuatan Terdakwa dan Saksi-2 tersebut diproses sesuai hukum yang berlaku, dan sebelum pemeriksaan dimulai, Saksi-1 juga menegaskan bahwa dalam perkara ini khusus pasal dakwaan alternatife ke satu pasal 284 ayat (1) ke-2 huruf a KUHP, Saksi-1 tetap pada pengaduannya dan mohon perbuatan Terdakwa dan Saksi-2 tetap diproses sesuai hukum yang berlaku. Menimbang, bahwa lebih dahulu Majelis Hakim akan menaggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Oditur Militer dalam Tuntutannya dengan mengemukakan pendapat sebagai berikut : 1. Bahwa Majelis Hakim sependapat dengan tuntutan Oditur Militer mengenai terbuktinya unsur-unsur tindak pidana dalam dakwaan alternatife ke satu sebagaimana yang telah dibuktikan Oditur Militer dalam tuntutanya, namun demikian Majelis Hakim
27 tetap akan membuktikan unsur-unsur dakwaan Oditur Militer berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan sebagaimana diuraikan lebih lanjut dalam putusan ini. 2. Bahwa mengenai permohonan pidana yang dimohonkan oleh Oditur Militer untuk dijatuhkan kepada Terdakwa sebagaimana dalam tuntutannya, Majelis Hakim akan mempertimbangkan lebih lanjut di akhir putusan ini. Menimbang, bahwa atas tuntutan Oditur Militer tersebut, Penasihat Hukum maupun Terdakwa mengajukan pembelaan (pledooi) maupun permohonannya sebagaimana diuraikan oleh Penasihat Hukum dalam pembelaannya maupun yang disampaikan oleh Terdakwa secara lisan di persidangan, Majelis Hakim mengemukakan pendapat sebagai berikut : 1. Bahwa mengenai beda pendapat antara Oditur Militer dengan Penasihat Hukum tentang terbuktinya unsur ke dua pasal dakwaan alternatif pertama yang dibuktikan Oditur Militer dalam tuntutannya, Majelis Hakim akan mempertimbangkan pembuktian unsur tersebut sebagaimana diuraikan pembuktian Majelis Hakim berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan dalam perkara ini yang diuraikan lebih lanjut dalam putusan ini. 2. Bahwa keberatan Penasihat Hukum Terdakwa atas penuntutan terhadap diri Terdakwa sebagai pelaku utama tanpa memperhatikan Saksi-2 selaku yang turut serta melakukan sehingga Saksi-2 seharusnya juga dituntut secara hukum untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Majelis Hakim berpendapat bahwa di dalam perkara ini dikenal dengan delik bersanding, delik ini juga dikenal dengan delik penghianatan terhadap perkawainan dimana salah satu pelaku apabila diadukan oleh pihak istri/suami yang dirugikan untuk diproses secara hukum maka yang turut serta otomatis juga ikut teradu, dihubungkan dengan perkara ini, yang melakukan pengaduan sebagai pihak yang dirugikan adalah Kopka Kuswinardi (Saksi-1) yang mengadukan perbuatan persetubuhan/perzinahan yang dilakukan oleh istrinya atas nama Sdri. Siti Girmiyatun (Saksi-2) dengan Terdakwa. Pengaduan tersebut sebetulnya dilakukan oleh Saksi-1 terhadap penghianatan perkawinan Saksi-2 selaku istrinya namun dengan mengadukan oleh Saksi-1 kepada Saksi-2 maka dengan sendirinya Terdakwa ikut teradu. Dalam perkara ini kenapa hanya Terdakwa yang diproses? Jawabannya karena yang menjadi kewenangan Pengadilan Militer II-10 Semarang dalam memeriksa dan mengadili perkara ini hanya Terdakwa karena status Terdakwa selaku prajurit TNI, apabila Saksi-2 harus dipertanggungjawabkan perbuatannya dalam perkara ini maka seharusnya disaat Saki-1 mengadukan perkara ini selain diajukan kepada Polisi Militer yang berwenang melakukan menyelidikan dan penyidikan perkara ini maka juga diadukan kepada pihak yang berwenang melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap perbuatan Saksi-2 dalam hal ini pihak Kepolisian Republik Indonesia di wilayah dimana tindak pidana ini terjadi. 3. Bahwa mengengai Penasihat Hukum Terdakwa mempersoalkan tidak adanya barang bukti pendukung atas perbuatan persetubuhan antara Terdakwa dan Saksi-2 saat di Hotel Lavende sehingga kekurangan barang bukti tersebut dapat dijadikan sebagai alas hak untuk menyatakan Terdakwa tidak bersalah, Majelis Hakim berpendapat bahwa di dalam perbuatan persetubuhan/perzinahan yang dilakukan oleh Terdakwa dan Saksi-2 tidak dilihat berapa kali perbuatan tersebut terjadi namun dilihat apakah perbuatan tersebut benar-benar terjadi atau tidak, di dalam fakta yang terungkap di persidangan, Saksi-2 dengan tegas dan lugas menceritakan perbuatan persetubuhan yang dilakukannya bersama-sama dengan Terdakwa, baik yang dilakukan di dalam kamar Hotel Lavende maupun berada di dalam kamar Hotel Kencana, ini dikuatkan dengan barang bukti tamu Hotel Kencana yang diajukan Oditur Militer di persidangan, dimana keterangan Saksi-2 di persidangan bersesuaian dengan barang bukti tersebut yang dikuatkan dengan keterangan Sdr. Slamet Widiyanto (Saksi-6) selaku pegawai Hotel Kencana, hal tersebut apabila benar tidak terjadi maka keterangan Saksi-6 berkaitan dengan waktu terjadinya tindak pidana ini pasti tidak akan bersesuaian, oleh karenanya dengan tidak adanya barang bukti pendukung perbuatan persetubuhan yang dilakukan oleh Terdakwa dan Saksi-2 di Hotel Lavende, tidak menggugurkan perbuatan Terdakwa dan Saksi-2 di Hotel
28 Kencana sehingga pernyataan Penasihat Hukum yang menyatakan kurang bukti pendukung atas perbuatan persetubuhan antara Terdakwa dengan Saksi-2 di Hotel Lavende sebagai alas hak untuk menyatakan Terdakwa tidak bersalah tidak mempunyai dasar hukum yang kuat sehingga harus dikesampingkan. 4. Bahwa mengenai kesalahan pengetikan pada halaman 19 tuntutan Oditur Militer, dapat dimaklumi karena sejak perkara ini dilakukan penyelidikan dan penyidikan di tingkat penyidik, di tingkat penuntutan sampai dengan pemeriksaan perkara ini dinyatakan selesai di Pengadilan Militer II-10 Semarang, kemudian Oditur Militer mengajukan tuntutan dan dibacakan di depan Majelis Hakim yang bersidang di Pengadilan Militer II-10 Semarang sehingga kesalahan pengetikan dimana di dalam tuntutannya Oditur Militer memohon agar Pengadilan Militer III-12 Surabaya menyatakan Terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana dalam perkara ini, yang seharusnya di Pengadilan Militer II-10 Semarang bukan Pengadilan Militer III-12 Surabaya tidak membatalkan tuntutan Oditur Militer II-10 Semarang yang dibacakan di dalam sidang terbuka untuk umum pada tanggal 6 Oktober 2016 di depan Majelis Hakim Pengadilan Militer II-10 Semarang, oleh karenanya dengan kesalahan pengetikan tersebut Majelis Hakim tidak sependapat dengan Penasihat Hukum yang menyatakan kesalahan pengetikan tersebut mengakibatkan tuntutan Oditur Militer tersebut batal demi hukum sehingga Terdakwa harus dibebaskan. Menimbang, bahwa mengenai permohonan Terdakwa yang disampaikan di persidangan, Majelis Hakim akan mempertimbangkan sekaligus dalam pertimbangan sifat hakekat dan akibat perbuatannya serta pertimbangan layak tidaknya Terdakwa tetap dipertahankan dalam dinas militer. Menimbang, bahwa atas tanggapan (replik) Oditur Militer terhadap pledooi Penasihat hukum maupun permohonan langsung yang disampaikan Terdakwa di persidangan, Majelis Hakim mengemukakan pendapat sebagai berikut : 1. Bahwa Oditur Militer menerangkan dalam pembuatan Surat Dakwaannya dalam perkara ini sudah sesuai dengan aturan hukum yang berlaku sebagaimana dimaksud dalam pasal 130 ayat (2) Undang-undang Nomor 31 tahun 1997 tentang Peradilan Militer, Majelis Hakim berpendapat setelah membaca dengan cermat dan meneliti isi surat dakwaan yang dibuat oleh Oditur Militer dalam perkara ini sudah memenuhi syarat formal maupun materilnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 130 ayat (2) Undang-undang Nomor 31 tahun 1997 tentang Peradilan Militer. 2. Bahwa mengenai pernyataan Oditur Militer yang menerangkan pembuktian unsur pidana yang diuraikan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya berdasarkan fakta yang terungkap di persidangan sehingga Terdakwa harus diberikan sanksi pidana, Majelis Hakim akan menanggapi sekaligus di dalam pertimbangan pembuktian unsur pidananya sibagaimana diuraikan dibawah ini. 3. Bahwa Oditur Militer menyadari dan mengakui adanya kesalahan pengetikan Tuntutan dalam halaman 19 tentang penulisan Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang seharusnya diketik Pengadilan Militer II-10 Semarang, Majelis Hakim dapat memakluminya dengan alasan sebagaimana yang sudah diruaikan didalam tanggapan pledooi Penasihat hukum Terdakwa. Menimbang, bahwa mengenai tanggapan (duplik) Penasihat Hukum Terdakwa terhadap replik Oditur Militer, oleh karena tidak ada hal baru yang disampaikan dan hanya menyatakan tetap pada pembelaannya maka Majelis Hakim tidak perlu mempertimbangkan secara khusus. Menimbang, bahwa Terdakwa berdasarkan surat dakwaan Oditur Militer dihadapkan ke persidangan dengan dakwaan alternatif yaitu dakwaan pertama Pasal 284 ayat (1) ke-2 huruf a KUHP atau dakwaan ke dua pasal 281 ke-1 KUHP.
29 Menimbang, bahwa oleh karena Dakwaan Oditur Militer disusun secara alternatif, maka menurut tertib hukum acara Majelis Hakim dapat memilih langsung salah satu pasal dakwaan Oditur Militer yang sangat bersesuaian dengan fakta hukum yang terungkap di persidangan dalam hal ini dakwaan alternatif pertama yaitu Pasal 284 ayat (1) ke-2 huruf a KUHP. Menimbang, bahwa dakwaan alternatif ke satu dakwaan Oditur Militer tersebut mengandung unsur-unsur sebagai berikut : Unsur ke satu : “Seorang pria”. Unsur ke dua : “Yang turut serta melakukan perbuatan itu”. Unsur ke tiga : “Padahal diketahuinya, bahwa yang turut bersalah telah nikah”. Menimbang, bahwa mengenai unsur ke satu “Seorang Pria” Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Yang dimaksud dengan “Seorang pria” dalam unsur ini adalah seseorang yang berjenis kelamin laki-laki, dimana secara fisik ada beberapa ciri khas diantaranya memiliki alat kelamin yang menonjol yang disebut penis, memiliki fisik dan tubuh dan tulang lebih kuat dari pada wanita serta memiliki jakun pada batang lehernya. Bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa dan para Saksi di bawah sumpah di persidangan dan dihubungkan dengan barang bukti yang diajukan di persidangan, terungkap fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar pada awal persidangan Oditur Militer menghadapkan seorang Terdakwa dalam perkara ini dan setelah diperiksa identitasnya adalah bernama Guruh Sulistiyo, anggota TNI AD, identitas Terdakwa tersebut sama dengan identitas Terdakwa yang tercantum dalam berkas perkaranya, di dalam Kepera dari Pangdam IV/Diponegoro selaku Papera Nomor Kep/219/IV/2016 tanggal 30 Juni 2016 dan di dalam Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor Sdak/62/VIII/2016 tanggal 8 Agustus 2016. 2. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI-AD pada tahun 1988 melalui pendidikan Catam Milsuk di Dodik Secata Gombong Rindam IV/Diponegoro selama 4 (empat) bulan, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada, kemudian mengikuti pendidikan kejuruan Infanteri di Dodiklatpur Klaten Rindam IV/Diponegoro selama 3 (tiga) bulan, setelah selesai ditugaskan di Yonif 406/CK di Purbalingga, kemudian dipindahkan ke Yonif 405/Surya Kusuma di Cilacap, kemudian pada tahun 1990 mengikuti pendidikan SPK selama 3 (tiga) tahun di RST Magelang, setelah selesai dan lulus kemudian ditempatkan di Yon Zipur 4/TK Banyubiru, kemudian pada tahun 1999 mengikuti Secaba Reg di Pusdikzi Bogor, setelah lulus dilantik dengan pangkat Serda dan ditempatkan di Denkesyah 04.04.03 Salatiga Kesdam IV/Diponegoro, sampai sekarang dengan pangkat Pelda NRP 624833, belum pernah berhenti maupun diberhentikan dinas keprajuritannya oleh pejabat yang berwenang. 3. Bahwa benar Sdr. Guruh Sulistiyo adalah anggota TNI aktif yang menjadi Terdakwa dalam perkara ini berdasarkan Keppera dan Surat Dakwaan Oditur Militer tersebut diatas sehingga Terdakwa adalah benar anggota TNI aktif sebagai subjek hukum dalam perkara ini. 4. Bahwa benar setelah diperiksa identitasnya, Terdakwa mengaku berjenis kelamin laki-laki dan Terdakwa mempunyai ciri-ciri fisik orang berjenis kelamin laki-laki atau pria, oleh karenanya Majelis Hakim mempunyai keyakinan Terdakwa adalah seorang pria sebagaimana dimaksud dalam unsur ini. Berdasarkan uraian tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur ke satu “Seorang pria” telah terpenuhi.
30 Menimbang, bahwa mengenai unsur ke dua “Yang turut serta melakukan perbuatan itu, Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Bahwa dalam unsur ini yang dimaksud dengan “Yang turut serta melakukan perbuatan itu” Dalam delik kesusilaan ini menurut pengetahuan Hukum Pidana dikenal juga sebagai delik bersanding artinya delik ini hanya terjadi apabila pelakunya dua orang dengan kata lain persetubuhan tidaklah terjadi jika hanya ada 1 orang saja. Jadi pelakunya harus ada sedikitnya 2 pihak yaitu satu merupakan “Pezinah” dan satunya lagi sebagai “Peserta zinah” jika dikaitkan dengan siapa yang mengadu dalam kasus ini adalah suami dari si peserta zinah yang seharusnya dia mengadukan istrinya kepengadilan Negeri, atau istri dari Terdakwa yang lebih berhak mengadukannya namun pengaduan ini tidak dilakukan karena istrinya memaafkan kesalahan Terdakwa. Oleh karenanya dalam kasus ini yang mengadukan adalah suami dari istrinya yang turut berzinah dengan Terdakwa maka Terdakwa disebut sebagai “Turut serta“ melakukan zinah. Yang dimaksud dengan “Perzinahan” adalah persetubuhan yang dilakukan oleh seseorang yang telah terikat perkawinan dengan seseorang yang bukan suami/istrinya yang dilakukan mau sama mau. Yang dimaksudkan dengan “Persetubuhan” adalah jika kemaluan (zakar) pria itu telah masuk betul ke dalam kemaluan (vagina) wanita. Seberapa dalam atau seberapa bagian harus masuk (kemaluan/zakar si pria) tidaklah terlalu dipersoalkan, yang penting apakah dengan masuknya kemaluan/zakar si pria itu dapat menimbulkan kenikmatan bagi keduanya atau salah seorang saja dari mereka. Jika kemaluan/zakar si pria hanya sekedar menempel pada kemaluan/vagina si wanita tidak dipandang sebagai persetubuhan melainkan pencabulan (dalam arti sempit). Bahwa dari keterangan para Saksi dibawah sumpah maupun keterangan Terdakwa dipersidangan dihubungkan dengan bukti-bukti lainnya terungkap fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa kenal dengan Saksi-2 sejak Saksi-1 bersama-sama Terdakwa berdinas di Denkesyah 04.04.03 Salatiga Kesdam IV/Diponegoro sejak tahun 2006 dan Terdakwa sebelum kejadian perkara ini, Terdakwa mengetahui dan menyadari Saksi-2 adalah istri sah Saksi-1 yang telah dikaruniai dua orang anak. 2. Bahwa benar sejak tahun 2014, saat Saksi-2 mengikuti acara kesatuan melaksanakan ziarah di TMP, Saksi-2 merasa kalau sedang diperhatikan oleh Terdakwa dan mulai saat itu Saksi-2 ada perasaan suka kepada Terdakwa, tiga hari kemudian secara berturut-turut setiap malam Saksi-2 bermimpi melakukan hubungan layaknya suami istri dengan Terdakwa, kemudian pada bulan yang sama Saksi-2 meminta nomor HP Terdakwa kepada Saksi-1 dengan alasan mau menanyakan kaos seragam volly Persit yang disimpan oleh Terdakwa. 3. Bahwa benar setelah mengetahui nomor HP masing-masing, Terdakwa dan Saksi-2 sering berkomunikasi dengan mengirim SMS atau menelepon langsung saling menanyakan kabar, selanjutnya pada sekitar bulan Januari 2015 Terdakwa menelepon Saksi-2 dan mengatakan kalau Terdakwa sudah lama menyimpan perasaan suka sama Saksi-2, namun saat itu Saksi-2 menjawab tidak bisa karena masing-masing sudah punya keluarga, selanjutnya beberapa hari kemudian, Terdakwa menelepon dan mengajak Saksi-2 makan di RM Lombok Galak di Jl. Veteran Salatiga, Saksi-2 menyanggupinya sehingga setelah mengantar anak Saksi-2 les mengaji, Saksi-2 langsung menemui Terdakwa di RM Lombok Galak, setelah selesai makan Saksi-2 dan Terdakwa pulang masing-masing, dan semenjak itu Terdakwa sering mengajak Saksi-2 makan di luar, diantaranya di RM Lombok Galak, RM Rojo Lele di Tingkir, RM Bebek Grebek Suruh di Jl. Veteran Salatiga dan RM Gulai Kepala Kakap di Blotongan Salatiga dan setiap makan yang bayar selalu Terdakwa.
31 4. Bahwa benar pada bulan April 2015 sekira pukul 09.00 WIB Terdakwa menghubungi Saksi-2 melalui HP mengajak Saksi-2 jalan-jalan dan sepakat bertemu di Rumah Sakit Puri Asih Salatiga. 5. Bahwa benar pada pukul 14.30 WIB setelah mengantar anak Saksi-2 les mengaji, Saksi-2 langsung menuju Rumah Sakit Puri Asih Salatiga untuk menemui Terdakwa, sesampainya di RS Puri Asih, Saksi-2 langsung menitipkan sepeda motor di parkiran RS tersebut, setelah itu Saksi-2 langsung menemui Terdakwa yang sudah menunggu di depan RS dengan menggunakan mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB milik Terdakwa. 6. Bahwa benar kemudian Saksi-2 dan Terdakwa langsung berangkat menuju kawasan wisata Kopeng Kab. Semarang, setelah sampai di depan Hotel Lavende Terdakwa langsung membelokkan mobilnya masuk ke hotel langsung parker di depan kamar, selanjutnya datang karyawan hotel menemui Terdakwa, setelah karyawan itu membukakan pintu kamar, Saksi-2 langsung turun dari mobil dan bersama Terdakwa langsung masuk ke dalam kamar, setelah berada di dalam kamar, Saksi-2 dan Terdakwa ngobrol sebentar sambil berpelukan, namun karena ada perasaan tidak enak/takut ada yang melihat, Saksi-2 dan Terdakwa tidak jadi berhubungan badan layaknya suami istri, langsung check out dan langsung pulang ke Salatiga dan mampir makan di RM Gulai Kepala Kakap, selesai makan Saksi-2 mengambil sepeda motor di RS Puri Asih dengan diantar Terdakwa, selanjutnya Terdakwa dan Saksi-2 pulang ke rumah masing-masing. 7. Bahwa benar pada tanggal 20 bulan April 2015 sekira pukul 10.00 WIB Terdakwa kembali menghubungi Saksi-2 melalui HP dan kembali mengajak jalan-jalan ke kawasan wisata Kopeng dan bersepakat bertemu kembali di depan Rumah Sakit Puri Asih, sekira pukul 14.30 setelah mengantar anak les mengaji, Saksi-2 langsung menemui Terdakwa di depan RS Puri Asih, setelah menitipkan sepeda motor di parkiran, Saksi-2 dan Terdakwa dengan menggunakan mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB milik Terdakwa langsung berangkat menuju kawasan wisata Kopeng. 8. Bahwa benar pada pukul 15.00 Wib, setelah sampai di Hotel Kencana yang beralamat di Dusun Piji Kel. Sumogawe Kab. Semarang, Terdakwa langsung memasukkan mobilnya ke dalam hotel dan parkir di depan kamar nomor B5, kemudian datang karyawan hotel membawa kunci kamar, setelah Terdakwa membayar sewa kamar seharga Rp.85.000,00(delapan puluh lima ribu rupiah), Saksi-2 langsung turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam kamar bersama Terdakwa. 9. Bahwa benar sesampainya di dalam kamar Saksi-2 dan Terdakwa langsung berpelukan dan berciuman pipi, selanjutnya Terdakwa melepas baju, BH, rok dan celana dalam Saksi-2, lalu Terdakwa melepas bajunya sendiri sampai telanjang bulat, karena sudah sama-sama terangsang Saksi-2 langsung tidur telentang dan Terdakwa lansung menindih Saksi-2, kemudian Saksi-2 membuka kedua kaki dan Terdakwa langsung memasukkan penisnya ke dalam vagina Saksi-2 dan menggoyangkan pantatnya naik turun kurang lebih selama 5 (lima) menit kemudian Terdakwa mengeluarkan spermanya di dalam vagina Saksi-2, baik Saksi-2 maupun Terdakwa sama-sama merasakan enak, setelah selesai pada pukul 15.37 Wib Saksi-2 dan Terdakwa berpakaian dan langsung pulang dan mengambil sepeda motor Saksi-2 di RS Puri Asih. 10. Bahwa benar pada 30 April 2015, pagi hari Terdakwa kembali menghubungi Saksi-2 lagi dan mengajak ke kawasan wisata Kopeng, setelah mengantar anak mengaji, Saksi-2 seperti biasa menemui Terdakwa di depan RS Puri Asih dan setelah menitipkan sepeda motor di parkiran Saksi-2 langsung menemui Terdakwa yang sudah menunggu di depan RS, selanjutnya Saksi-2 dan Terdakwa langsung menuju Hotel Kencana di jalan Salatiga Kopeng, setelah sampai di hotel Terdakwa dan Saksi-2 langsung menuju kamar nomor B4 yang diarahkan oleh Sdr. Slamet Widiyanto (Saksi-6), setelah mobil diparkir di dalam garasi mobil, Terdakwa membayar sewa kamar kepada Saksi-6, selanjutnya Terdakwa dan Saksi-2 langsung masuk ke dalam kamar, setelah berada di dalam kamar Terdakwa dan Saksi-2 langsung berciuman, lalu Terdakwa melepas baju Saksi-2 dan baju Terdakwa sendiri hingga telanjang bulat, tetapi pada saat itu Saksi-2 dan Terdakwa tidak melakukan
32 persetubuhan karena penis Terdakwa tidak bisa tegang/ereksi karena pengakuan Terdakwa pernah mengalami gejala stroke sehingga Saksi-2 dan Terdakwa langsung check out dan pulang ke Salatiga. 11. Bahwa benar pada bulan April 2015 ada SMS gelap yang masuk ke dalam handphone Direktur Rumkit Tk. IV 04.07.03 Salatiga yang isinya Terdakwa dan Saksi-2 diduga ada hubungan perselingkuhan, sehingga Terdakwa, Saksi-1 dan Saksi-2 sudah dipanggil oleh Wakil Direktur Rumkit dan sudah ditegur agar menghentikan hubungan antara Saksi-2 dan Terdakwa namun saat itu Terdakwa dan Saksi-2 tidak mengakui perbuatannya, Saksi-2 juga sudah mengatakan kepada Terdakwa agar menghentikan hubungan antara Saksi-2 dan Terdakwa namun Terdakwa mengatakan “Tidak apa-apa, jalani saja yang penting hati-hati saja” sehingga hubungan Saksi-2 dan Terdakwa tetap berlanjut. 12. Bahwa benar sejak bulan April 2015, Saksi-1 juga sering dilapori oleh teman-teman Saksi-1 bahwa Saksi-2 sering pergi bareng dengan Terdakwa sehingga sejak itu Saksi-1 sudah mulai curiga dan sudah mulai menyelidiki kebenaran informasi tersebut dan temanteman Saksi-2 juga mengatakan sekali-kali agar memeriksa hanphone Saksi-2. 13. Bahwa benar pada tanggal 31 Juli 2015 sekira pukul 09.30 WIB Terdakwa kembali menghubungi Saksi-2 dan mengajak untuk berhubungan badan layaknya suami istri lagi, dan seperti biasa setelah mengantar anak mengaji, sekira pukul 14.30 WIB Saksi-2 menemui Terdakwa di depan RS Puri Asih, setelah menitipkan sepeda motor di parkiran, Saksi-2 dan Terdakwa dengan menggunakan mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB milik Terdakwa langsung menuju Hotel Kencana di jalan Salatiga Kopeng, setelah sampai di Hotel Kencana Terdakwa langsung memarkirkan mobil di depan kamar B4. 14. Bahwa benar setelah membayar sewa kamar kepada karyawan hotel seharga Rp.85.000,00(delapan puluh lima ribu rupiah), selanjutnya Saksi-2 dan Terdakwa langsung masuk ke dalam kamar dan ngobrol, setelah itu Terdakwa langsung memeluk Saksi-2 dan Saksi-2pun membalas memeluk dan kemudian saling berciuman, setelah sama-sama terangsang Terdakwa melepas baju Saksi-2 dan baju Terdakwa sendiri hingga telanjang lalu Terdakwa menindih Saksi-2 sambil memasukkan penisnya ke dalam vagina Saksi-2, setelah masuk Terdakwa menggerakkan pantatnya naik turun, setelah kurang lebih 5 (lima) menit kemudian Terdakwa mengeluarkan spermanya di dalam vagina Saksi-2, setelah selesai Saksi-2 dan Terdakwa keluar dari hotel pukul 15.40 Wib. 15. Bahwa benar setiap kali Saksi-2 dan Terdakwa melakukan hubungan badan layaknya suami istri di kamar hotel baik di Hotel Kencana maupun Hotel Lavende, kamar hotel selalu dalam keadaan terkunci dari dalam, tirai/gorden selalu tertutup rapat dan persetubuhan tersebut dilakukan atas dasar suka sama suka dan tidak ada unsur paksaan dan setiap datang ke Hotel, selalu menggunakan mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB milik Terdakwa. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur ke dua “Yang turut serta melakukan perbuatan itu” telah terpenuhi. Menimbang, bahwa mengenai unsur ke tiga “Padahal diketahuinya, bahwa yang turut bersalah telah nikah”, Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Kata-kata “Padahal diketahuinya” merupakan pengganti kata-kata dengan sengaja berarti jika si Pelaku sebelumnya telah mengetahui adanya penghalang (terikat perkawinan) dari teman kencannya namun si pelaku tetap saja melakukan (tidak menghindar/ memutuskan) perbuatan (turut serta melakukan zina) maka berarti si pelaku telah dengan sengaja melakukan perbuatannya. Dengan kata lain berarti si pelaku secara sadar dan menginsyafi atas segala perbuatan yang dilakukan beserta akibatnya.
33 Sebagaimana ditegaskan dalam pasal 3 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan bahwa pada asasnya dalam perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai seorang istri, hanya dalam hal-hal tertentu saja seorang pria boleh mempunyai lebih dari seorang istri (harus seijin istri pertama dan dibolehkan menurut hukum agamanya) Dengan berpedoman pada asasnya tersebut (monogami) berarti seorang wanita yang telah terikat perkawinan hanya diperbolehkan melakukan (dalam hal ini hubungan biologis/persetubuhan) sebagai suami istri dengan seorang laki-laki/pria yang menjadi suaminya (yang sah). Begitu pula seorang pria yang telah terikat perkawinan hanya diperbolehkan melakukan hubungan sebagai suami istri (dalam hal ini hubungan biologis) dengan seorang wanita yang menjadi istrinya (yang sah). Bahwa dari keterangan para Saksi dibawah sumpah maupun keterangan Terdakwa dipersidangan dihubungkan dengan bukti-bukti lainnya terungkap fakta-fakta hukum sebagai berikut : 1. Bahwa benar pada saat pertama kali Terdakwa mengajak melakukan hubungan badan layaknya suami istri bersama dengan Sdri. Siti Girmiyatun (Saksi-2), Terdakwa menyadari dan mengetahui sebelumnya Saksi-2 sudah berkeluarga dengan Saksi-1 dan sudah dikaruniai dua orang anak. 2. Bahwa benar Saksi-2 adalah istri sah dari Kopka Kuswinardi (Saksi-1) menikah pada tanggal 1 Oktober 1994 berdasarkan Kutipan Akta Nikah dari Kantor Urusan Agama Kec. Kota Salatiga, Kab. Salatiga Propinsi Jawa Tengah Nomor : 577/3/X/1994 tanggal 1 Oktober 1994 dan sudah dikaruniai 2(dua) orang anak dan sampai sekarang masih berstatus suami istri sah karena belum pernah bercerai. Dengan demikian berdasarkan uraian fakta tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat unsur ke tiga “Padahal diketahuinya, bahwa yang turut bersalah telah nikah”, telah terpenuhi. Menimbang, bahwa oleh karena semua unsur dakwaan alternatif kesatu Oditur Militer telah terpenuhi maka Majelis Hakim tidak perlu membuktikan dakwaan alternatif ke dua. Menimbang, bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas yang merupakan fakta-fakta yang diperoleh dalam persidangan, Majelis Hakim berpendapat terdapat cukup bukti yang sah dan meyakinkan Terdakwa telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana “Seorang pria yang turut serta melakukan perbuatan itu, padahal diketahui, bahwa yang turut bersalah telah nikah”, sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana sesuai dengan pasal 284 ayat (1) ke-2 huruf a KUHP. Menimbang, bahwa berdasarkan fakta di persidangan, Terdakwa menyatakan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, Terdakwa mampu berkomunikasi dengan baik dan tidak hilang ingatan sehingga menurut hukum Terdakwa mampu bertanggungjawab atas perbuatannya, di persidangan tidak ditemukan adanya alasan pemaaf maupun alasan pembenar pada diri Terdakwa dan berdasarkan fakta hukum yang terungkap di persidangan Terdakwa dinyatakan terbukti bersalah melakukan tindak pidana dalam perkara ini oleh karenanya Terdakwa harus dihukum. Menimbang, bahwa di dalam memeriksa dan mengadili perkara Terdakwa ini, secara umum tujuan Majelis Hakim adalah untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan hukum, kepentingan umum dan kepentingan militer. Menjaga kepentingan hukum dalam arti menjaga tetap tegaknya hukum dan keadilan dalam masyarakat, menjaga kepentingan umum dalam arti melindungi masyarakat dan harkat serta martabatnya sebagai manusia dari tindakan sewenang-wenang, menjaga kepentingan militer dalam arti agar institusi militer tidak dirugikan dan sekaligus
34 mendorong agar setiap prajurit tetap mematuhi dan menjunjung tinggi ketentuan hukum yang berlaku secara umum maupun secara khusus di lingkungan TNI. Menimbang, bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis Hakim akan menilai sifat hakekat dan akibat dari perbuatan Terdakwa serta hal-hal lain yang mempengaruhi sebagai berikut : 1. Bahwa sifat perbuatan Terdakwa dilatar belakangi oleh ketidak mampuan Terdakwa dalam mengendalikan gejolak nafsu birahinya sehingga hubungan baik keluarga antara Terdakwa dengan Sdri. Siti Girmiyatun (Saksi-2) disalahgunakan oleh Terdakwa dengan mengajak Saksi-2 makan bersama di beberapa rumah makan dan selanjutnya mengajak Saksi-2 berhubungan badan layaknya suami istri di Hotel Kencana dan di Hotel Lavende yang beralamat di daerah wisata Kopeng Kabupaten Semarang dimana sebelum melakukan perbuatan tersebut Terdakwa sudah terikat perkawinan dengan Sdri. Wantiri (Saksi-3) dan mengetahui Saksi-2 telah terikat perkawinan dengan Kopka Kuswinardi (Saksi-1). 2. Bahwa pada hakekatnya perbuatan Terdakwa tersebut seharusnya tidak boleh terjadi, apalagi Terdakwa menyadari dan mengetahui sebelumnya bahwa Saksi-2 adalah istri Saksi-1 dimana Saksi-1 adalah seorang prajurit bawahannya, Terdakwa selaku atasannya seharusnya melindungi dan mengayomi keluarga bawahannya, Terdakwa menyadari dan mengetahui perbuatannya sangat dilarang di lingkungan TNI, hal ini sudah diingatkan oleh Saksi-2 bahwa baik Terdakwa maupun Saksi-2 sudah berkeluarga pada saat hubungan antara Terdakwa dengan Saksi-2 sudah diketahui oleh Komandan satuannya namun Terdakwa justru hanya menjawab ”Tidak apa-apa kita jalani saja yang penting hati-hati saja”, yang artinya Terdakwa tidak pernah mengindahkan peringatan baik dari Komandan Satuannya maupun dari Saksi-2, perbuatan Terdakwa tersebut sangat bertentangan dengan nilai-nilai disiplin prajurit, norma-norma agama apalagi Terdakwa adalah seorang atasan seharusnya menjadi contoh dan tauladan dalam sikap dan perbuatannya dihadapan bawahannya namun sebaliknya Terdakwa justru melakukan tindak pidana ini. 3. Bahwa akibat perbuatan Terdakwa menyebabkan masa depan keluarga Saksi-1 dan Saksi-2 menjadi suram, Saksi-1 di persidangan menyatakan setelah selesai proses hukumnya tetap mengajukan permohonan cerai, dan juga berakibat pula perbuatan Terdakwa dapat merusak nama baik dan citra TNI khususnya satuan Terdakwa di masyarakat. 4. Bahwa hal-hal lain yang mempengaruhi perbuatan Terdakwa tersebut selain melampiaskan hawa nafsu biologisnya, Terdalwa mempunyai disiplin yang kurang baik, cenderung hanya memikirkan kenikmatan dan kepuasan nafsu biologisnya tanpa memperdulikan perbuatannya tersebut sangat berdampak negatif baik kepada dirinya, keluarganya, orang lain dalam hal ini Saksi-2 dan keluarganya serta kesatuan TNI. Menimbang, bahwa tujuan Majelis Hakim dalam memutus perkara ini tidaklah semata-mata hanya memidana Terdakwa, tetapi juga mempunyai tujuan agar dapat menimbulkan efek jerah bagi Terdakwa sehingga tidak mengulangi perbuatannya dimanapun Terdakwa berada, menyadari dan mengetahui perbuatannya tersebut sangat berpengaruh buruk terhadap pembinaan disiplin dan pelaksanaan tugas pokok TNI, disamping itu sebagai contoh bagi prajurit yang lain agar tidak meniru perbuatan Terdakwa. Oleh karena itu sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana pada diri Terdakwa dalam perkara ini perlu lebih dahulu memperhatikan hal-hal yang dapat meringankan dan memberatkan pidananya yaitu : Hal-hal yang meringankan : 1.
Terdakwa belum pernah dihukum.
35 2.
Terdakwa pernah tugas operasi militer.
Hal-hal yang memberatkan : 1. Perbuatan Terdakwa mengakibatkan hubungan keluarga Saksi-1 dan Saksi-2 menjadi tidak harmonis dan diambang perceraian. 2. Perbuatan Terdakwa sangat mencemarkan nama baik TNI khususnya kesatuan Kesdam IV/Diponegoro di masyarakat. 3. Terdakwa melakukan persetubuhan dengan Saksi-2 tanpa ikatan perkawinan, apalagi Terdakwa mengetahui Saksi-2 masih terikat perkawinan dengan Saksi-1 sebagai bawahan Terdakwa, demikian juga dengan Terdakwa masih terikat perkaiwnan dengan Saksi-3, menunjukkan mental dan kepribadian Terdakwa sangat jelek dan cenderung melanggar hukum baik hukum agama maupun hukum negara. 4. Terdakwa dalam pemeriksaan di persidangan tidak kooperatif, sangat berbelit-belit, tidak menyesali perbuatannya dan tidak mengakui perbuatannya. 5. Perbuatan Terdakwa bertentangan dengan doktrin TNI dimana setiap prajurit harus memegang teguh disiplin, patuh dan taat kepada pimpinan, menjunjung tinggi sikap dan kehormatan prajurit, tunduk kepada hukum serta menjunjung tinggi kehormatan wanita sebagaimana dimaksud dalam Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Delapan Wajib TNI. Menimbang, bahwa mengenai layak tidaknya Terdakwa tetap di pertahankan sebagai anggota TNI Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : 1. Bahwa Perbuatan Terdakwa melakukan persetubuhan dengan Sdri. Siti Girmiyatun (Saksi-2) di luar ikatan perkawinan, dimana Terdakwa menyadari Terdakwa masih dalam ikatan perkawinan dengan Sdri. Wantari (Saksi-3), demikian juga dengan Saksi-2 masih terikat perkawinan dengan Kopka Kuswinardi (Saksi-1) dimana Saksi-1 adalah bawahan Terdakwa sama-sama berdinas satu kesatuan di Kesdam IV/Diponegoro, menunjukkan sangat rendahnya moral dan keimanan Terdakwa, cenderung hanya melampiaskan hawa nafsu biologisnya tanpa mengindahkan norma-norma agama, aturan disiplin prajurit dan doktrin TNI dimana setiap prajurit harus selalu memegang teguh disiplin, menjunjung tinggi sikap dan kehormatan prajurit, tunduk kepada hukum serta menjunjung tinggi kehormatan wanita sebagaimana dimaksud dalam Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Delapan Wajib TNI dan aturan hukum yang berlaku secara umum dan khusus dilingkungan TNI. 2. Bahwa perbuatan Terdakwa melakukan persetubuhan dengan Saksi-2 di kamar Hotel Kencana dan Hotel Lavende yang beralamat di kawasan wisata Kopeng Kab. Semarang dimana Terdakwa sudah mengetahui Saksi-2 adalah anggota Persit istri Saksi1 yang seharusnya Terdakwa selaku atasan dari Saksi-1, mengayomi, melindungi dan ikut menjaga kehormatan keluarga TNI, menjadi contoh dan tauladan dalam sikap dan perbuatannya di depan bawahannya namun Terdakwa justru melakukan perbuatan tersebut. 3. Bahwa perbuatan Terdakwa tersebut telah mencederai perkawinan antara Saksi-1 dan Saksi-2 yang mengakibatkan kehidupan keluarga Saksi-1 dan Saksi-2 menjadi suram dan diambang perceraian, Terdakwa sebelumnya telah dipanggil oleh Wakarumkit agar berhenti berhubungan dengan Saksi-2, Terdakwa juga sudah diperingatkan oleh Saksi-2 agar berhenti berhubungan karena sudah sama-sama berkeluarga namun Terdakwa tidak mengindahkan larangan tersebut dengan mengatakan kepada Saksi-2 “Tidak apa-apa, jalani saja yang penting hati-hati saja”, ini menunjukkan Terdakwa bukanlah prajurit yang patuh terhadap pimpinan dan cenderung melakukan pelanggaran demi untuk kepuasan nafsu biologisnya.
36 4. Bahwa di persidangan terungkap fakta Terdakwa tidak mengakui perbuatannya, namun berusaha untuk meminta maaf dengan meminta difasilitasi oleh Pelda Sadi (Saksi4) dengan mengatakan Terdakwa mau melakukan dengan cara apapun agar Saksi-1 dapat memaafkan Terdakwa sehingga perkaranya cepat selesai, namun disisi lain Terdakwa tidak mengakui perbuatannya, menunjukkan dalam jiwa Terdakwa sudah tidak ada lagi jiwa kesatria, berani berbuat berani bertanggung jawab, hal ini menunjukkan pada diri Terdakwa telah mengabaikan semua sifat dan jiwa seorang prajurit sebagaimana dimiliki oleh setiap prajurit TNI. 5. Bahwa perbuatan Terdakwa tersebut di atas jika dihubungkan dengan aturan-aturan yang berlaku dilingkungan TNI menunjukan pada diri Terdakwa sudah tidak terdapat sifatsifat sebagaimana layaknya seorang Prajurit Tentara Nasional Indonesia dimana Terdakwa cenderung mengumbar hawa nafsu biologisnya tanpa mengindahkan aturanaturan hukum yang berlaku. 6. Bahwa dari perbuatan Terdakwa tersebut dihubungkan dengan aturan umum dan khusus serta sendi-sendi kehidupan prajurit, sangatlah tidak layak terjadi dilingkungan TNI sangat mengganggu pembinaan disiplin di kesatuannya, oleh karenanya Majelis Hakim berpendpat tidak ada alasan lagi Terdakwa dapat tetap dipertahankan dinas keprajuritannya oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat Terdakwa sudah tidak layak lagi dipertahankan sebagai anggota prajurit TNI, apabila Terdakwa tetap dipertahankan dikhawatirkan akan merusak sendi-sendi disiplin prajurit lain dilingkungan TNI pada umumnya dan di kesatuan Kesdam IV/Diponegoro pada khususnya yang selama ini sudah terbina dan tertata dengan baik. Menimbang, bahwa setelah melihat kesalahan Terdakwa, kemudian menilai sifat, hakekat dan akibat dari perbuatan Terdakwa serta hal-hal lain yang mempengaruhi sehingga terjadi tindak pidana ini, memperhatikan tujuan pemidanaan, serta hal-hal yang meringankan maupun yang memberatkan sebagaimana tersebut di atas serta pertimbangan layak tidaknya Terdakwa tetap dipertahankan dalam dinas keprajuritannya, Majelis Hakim berpendapat permohonan Penasihat Hukum seluruhnya sebagaimana diuraikan di dalam pembelaannya tidak dapat dikabulkan, demikian juga dengan permohonan Terdakwa agar tetap dipertahankan dalam dinas keprajuritannya tidak dapat dikabulkan. Menimbang, bahwa mengenai permohonan pidana yang dimohonkan Oditur Militer dalam tuntutannya, Majelis Hakim berpendapat setelah memperhatikan fakta hukum, dimana Terdakwa belum pernah dipidana dan sudah berdinas kurang lebih 28 tahun, dua kali mengikuti operasi militer maka untuk permohonan pidana pokoknya yang dimohonkan Oditur Militer Majelis Hakim memandang terlalu berat sehingga perlu dipertimbangkan untuk keringanan hukuman pidana pokoknya. Menimbang, bahwa setelah meneliti dan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat bahwa pidana sebagaimana tercantum pada diktum putusan ini adalah adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa. Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana, maka ia harus dibebani membayar biaya perkara. Menimbang, bahwa dikuatirkan Terdakwa melarikan diri, mengulangi perbuatannya dan untuk mempermudah proses hukum lebih lanjut, Majelis Hakim berpendapat Terdakwa perlu tetap ditahan. Menimbang, bahwa selama Terdakwa berada dalam penahanan sementara dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. Menimbang, bahwa barang-barang bukti dalam perkara ini berupa surat-surat :
37 1.
Barang-barang : - 1 (satu) unit mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB warna Abu-abu metalik, Nomor rangka MHBG1CG1A9J031580 Nomor mesin HR15945230A tahun 2009 yang disita oleh penyidik Denpom IV/3 Salatiga tanggal 26 Januari 2016 yang ditanda tangani oleh Lettu Cpm Joko Wahyono, mobil milik Terdakwa yang dipergunakan oleh Terdakwa dan Saksi-2 setiap melakukan persetubuhan baik yang dilakukan di Hotel Kencana maupun Hotel Lavende yang beralamat di kawasan wisata Kopeng Kab. Semarang, ini dibuktikan juga dengan adanya daftar buku tamu Hotel Kencana yang diajukan oleh Oditur Militer sebagai barang bukti di persidangan, setelah diteliti dengan cermat benar mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB milik Terdakwa pernah terdaftar sebagai tamu di Hotel Kencana pada tanggal 24 Maret 2015, pada tanggal 20 April 2015, pada tanggal 30 April 2015 dan pada tanggal 31 Juli 2015, bukti ini juga bersesuaian dengan keterangan Saksi-2 dibawah sumpah pada saat memberikan keterangan di persidangan bahwa Saksi-2 menerangkan Terdakwa dan Saksi-2 setiap pergi ke Hotel Kencana dan Hotel Lavende selalu menggunakan mobil tersebut dan Saksi-2 menyampaikan bahwa Terdakwa dan Saksi-2 berkunjung di Hotel Kencana dalam waktu bulan April 2015 sampai dengan bulan Juli 2015. - 1 (satu) buah buku tamu warna Merah milik Hotel Kencana yang beralamat di kawasan wisata Kopeng Kab. Semarang yang disita oleh penyidik Denpom IV/3 Salatiga tanggal 5 Januari 2016 yang ditanda tangani oleh Lettu Cpm Iqnatius Ismoyo selaku penyita, sebagai bukti tercatat mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB sebagai tamu di Hotel Kencana pada tanggal 24 Maret 2015, pada tanggal 20 April 2015, pada tanggal 30 April 2015 dan pada tanggal 31 Juli 2015, daftar buku tamu tersebut bersesuaian dengan keterangan Saksi-2 di persidangan. - 1 (satu) unit HP Samsung Galaxy Green beserta 2 (dua) SIM Card, yang disita oleh penyidik Denpom IV/3 Salatiga tanggal 6 Januari 2016 yang ditanda tangani oleh Lettu Cpm Joko Wahyono selaku penyita, diakui HP milik Saksi-2 yang dipergunakan oleh Saksi-2 berkomunikasi dengan Terdakwa dimana salah satu komunikasi SMSnya ada kata sayang sebagaimana diungkapkan oleh Saksi-1 di persidangan dan setelah diperiksa dan diteliti di persidangan SMS tersebut ada dan diakui oleh Terdakwa dan Saksi-2.
2.
Surat-surat : - 1 (satu) buah buku nikah atas nama Guruh Sulistyo (Terdakwa) dengan Sdri. Wantari (Saksi-3) Nomor : 166/23/VIII/1996 tanggal 10 Agustus 1996 yang dikeluarkan oleh KUA Kec. Weru Kab. Sukoharjo, sebagai bukti adanya ikatan perkawinan yang sah antara Terdakwa dengan Saksi-3. - 1 (satu) buah buku nikah atas nama Kuswinardi (Saksi-1) dan Sdri. Siti Girmiyatun (Saksi-2) Nomor : 577/3/X/1994 tanggal 25 Oktober 1994 yang dikeluarkan oleh KUA Kec. Kota Salatiga Kotamadya Salatiga, sebagai bukti adanya ikatan perkawinan Saksi-1 dengan Saksi-2. - 1 (satu) lembar STNK Mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB atas nama Setyo Pamungkas Joko P, alamat Tengklik RT 4/11 Telukan GRL SKH, barang bukti tersebut setelah diteliti dengan cermat adalah kelengkapan surat kendaraan mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB warna Abu-abu metalik, Noka MHBG1CG1A9J031580 Nosin HR15945230A milik Terdakwa yang dipergunakan oleh Terdakwa dalam melakukan tindak pidana ini.
Menimbang, bahwa barang bukti 1 (satu) unit mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB warna Abu-abu metalik, Nomor rangka MHBG1CG1A9J031580 Nomor mesin HR15945230A tahun 2009 dan 1 (satu) lembar STNK Mobil Grand Livina Nopol AD 8469 AD atas nama Setyo Pamungkas Joko P, alamat Tengklik RT 4/11 Telukan GRL SKH sebagai kelengkapan surat mobil tersebut setelah diteliti dengan cermat adalah benar
38 milik Terdakwa maka Majelis Hakim berpendapat perlu ditentukan statusnya untuk dikembalikan kepada Terdakwa selaku pemiliknya yang sah. Menimbang, bahwa barang bukti berupa 1 (satu) buah buku tamu warna Merah milik Hotel Kencana yang beralamat di kawasan wisata Kopeng Kab. Semarang, setelah diperiksa dan diteliti dengan cermat adalah milik Hotel Kencana yang beralamat di kawasan wisata Kopeng Kab. Semarang dan merupakan kelengkapan arsip penting Hotel Kencana maka Majelis Hakim berpendapat barang bukti tersebut dikembalikan kepada Hotel Kencana yang beralamat di Dusun Piji Kel. Sumogawe Kab. Semarang. Menimbang, bahwa barang bukti 1 (satu) unit HP Samsung Galaxy Green beserta 2 (dua) SIM Card yang dipergunakan oleh Saksi-2 dan Terdakwa dalam berkomunikasi baik melalui telepon maupun SMS, setelah diperiksa dan diteliti dengan cermat, barang bukti tersebut adalah milik Saksi-2 dan itu dibenarkan oleh Saksi-1 oleh karenanya barang bukti tersebut dikembalikan kepada pemiliknya yaitu Sdri. Siti Girmiyatun (Saksi-2). Menimbang, banhwa barang bukti 1 (satu) buah buku nikah atas nama Guruh Sulistyo (Terdakwa) dengan Sdri. Wantari (Saksi-3) Nomor : 166/23/VIII/1996 tanggal 10 Agustus 1996 yang dikeluarkan oleh KUA Kec. Weru Kab. Sukoharjo, sebagai bukti adanya ikatan perkawinan yang sah antara Terdakwa dengan Saksi-3 dan setelah diperiksa buku nikah tersebut adalah untuk pegangan istri dalam hal ini adalah Saksi-3 selaku istri dari Terdakwa sehingga Majelis Hakim berpendapat baarang bukti tersebut dikembalikan kepada yang berhak yaitu Sdri. Wantari (Saksi-3). Menimbang, bahwa barang bukti berupa 1 (satu) buah buku nikah atas nama Kuswinardi (Saksi-1) dan Sdri. Siti Girmiyatun (Saksi-2) Nomor : 577/3/X/1994 tanggal 25 Oktober 1994 yang dikeluarkan oleh KUA Kec. Kota Salatiga Kotamadya Salatiga, sebagai bukti adanya ikatan perkawinan Saksi-1 dengan Saksi-2, setelah diteliti dengan cermat, buku nikah tersebut adalah pegangan untuk suami sehingga Majelis Hakim berpendapat bahwa barang bukti tersebut dikembalikan kepada yang berhak yaitu Kopka Kuswinardi (Saksi-1). Mengingat, Pasal 284 ayat (1) ke-2 huruf a KUHP, Pasal 126 KUHPM, pasal 190 ayat (1) jo ayat (3) UU RI Nomor 31 tahun 1997 tentang Peradilan Militer dan ketentuan perundang-undangan lain yang bersangkutan. MENGADILI 1. Menyatakan Terdakwa atas nama Guruh Sulistyo, pangkat Pelda, NRP 624833, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Turut serta melakukan zina”. 2.
3.
Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan : a. Pidana pokok
: Penjara selama 7(tujuh) bulan, menetapkan selama Terdakwa menjalani penahanan sementara dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.
b. Pidana tambahan
: Dipecat dari dinas militer.
Menetapkan barang bukti berupa : a. Barang-barang : 1) 1 (satu) unit mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB warna Abu-abu, Noka MHBG1CG1A9J031580 Nosin HR15945230A buatan tahun 2009, dikembalikan kepada Terdakwa. 2) 1 (satu) buah buku tamu Hotel Kencana warna Merah, dikembalikan kepada Hotel Kencana yang beralamat di Dusun Piji Kel. Sumogawe Kab. Semarang.
39 3) 1 (satu) unit HP Samsung Galaxy Green beserta 2 (dua) SIM Card, dikembalikan kepada Sdri. Siti Girmiyatun (Saksi-2). b. Surat-surat : 1) 1 (satu) buku nikah atas nama Guruh Sulistyo dengan Sdri. Wantari dengan Nomor : 166/23/V III/1996 tanggal 10 Agustus 1996 yang dikeluarkan oleh KUA Kec. Weru Kab. Sukoharjo, dikembalikan kepada Sdri. Wantari (Saksi-3). 2) 1 (satu) buku nikah atas nama Kuswinardi dan Sdri. Siti Girmiyatun dengan Nomor : 577/3/X/1994 tanggal 25 Oktober 1994 yang dikeluarkan oleh KUA Kec. Kota Salatiga Kotamadya Salatiga, dikembalikan kepada Kopka Kuswinardi (Saksi-1). 3) 1 (satu) lembar STNK Mobil Grand Livina Nopol AD 8469 VB atas nama Setyo Pamungkas Joko P, alamat Tengklik RT 4/11 Telukan GRL SKH, dikembalikan kepada Terdakwa. 4. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp.10.000,00(sepuluh ribu rupiah. 5.
Memerintahkan Terdakwa tetap ditahan.
Demikian diputuskan pada hari ini Rabu tanggal 19 Oktober 2016 dalam musyawarah Majelis Hakim oleh Letnan Kolonel Chk Arwin Makal, S.H. NRP 11980011310570 sebagai Hakim Ketua, serta Letnan Kolonel Sus Niarti, S.H. NRP 522941, dan Mayor Sus M. Arif Zaki Ibrahim, S.H. NRP 524420 masing-masing sebagai Hakim Anggota I dan sebagai Hakim Anggota II, yang diucapkan pada hari dan tanggal yang sama oleh Hakim Ketua dalam sidang yang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut di atas, Oditur Militer Mayor Chk Purwadi Joko Santoso, S.H. NRP 636561, Penasihat Hukum Kapten Chk R.M. Hendri, S.H. NRP 11070046060381 dan Panitera Pengganti Kapten Sus Bety Novita Rindarwati, S.H. NRP 535951, di hadapan umum dan dihadiri oleh Terdakwa. Hakim Ketua
CAP / TTD Arwin Makal, S.H. Letkol Chk NRP 1190011310570 Hakim Anggota I Hakim Anggota II
TTD
TTD
Niarti, S.H. Letkol Sus NRP 522941
M. Arif Zaki Ibrahim, S.H. Mayor Sus NRP 524420 Panitera Pengganti
TTD Bety Novita Rindarwati, S.H. Kapten Sus NRP 535951 Disalin sesuai dengan aslinya oleh Panitera Pengganti
Bety Novita Rindarwati, S.H. Kapten Sus NRP 535951