PENGADILAN MILITER III-12 S U R A B A Y A
P U T U S A N Nomor : 80-K / PM.III-12 / AD / VI / 2016 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum di bawah ini dalam perkara Terdakwa : Nama lengkap Pangkat / NRP Jabatan Kesatuan Tempat, tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
HERU HADI SUSETYO Pelda / 21950176251075 Baurriksa Subdenpom V/3-5 Situbondo Denpom V/3 Malang Banyuwangi, 01 Oktober 1975 Laki-laki Indonesia Islam Dsn. Talkandang Timur Ds. Talkandang, Kab. Situbondo
Terdakwa dalam perkara ini ditahan sejak tanggal 13 Februari 2016 sampai dengan sekarang berdasarkan : 1. Keputusan Dandenpom-V/3 Malang selaku Ankum Nomor: Kep/01/II/2016 tanggal 19 Februari 2016 tentang Penahanan, yang menahan Terdakwa selama 20 hari terhitung mulai tanggal 13 Februari 2016 sampai dengan tanggal 03 Maret 2016, bertempat di Ruang Tahanan Denpom-V/4 Surabaya. 2. Kemudian diperpanjang penahanannya secara berturut-turut oleh PangdamV/Brawijaya selaku Papera, berdasarkan : a. Keputusan Pangdam-V/Brawijaya selaku Papera Nomor: Kep/63/III/2016 tanggal 10 Maret 2016 tentang Perpanjangan Penahanan I, yang memperpanjang waktu penahanan Terdakwa selama 30 hari terhitung mulai tanggal 04 Maret 2016 sampai dengan tanggal 02 April 2016, bertempat di Ruang Tahanan Denpom-V/4 Surabaya; b. Keputusan Pangdam-V/Brawijaya selaku Papera Nomor: Kep/97/IV/2016 tanggal 11 April 2016 tentang Perpanjangan Penahanan II, yang memperpanjang waktu penahanan Terdakwa selama 30 hari terhitung mulai tanggal 03 April 2016 sampai dengan tanggal 02 Mei 20146, bertempat di Ruang Tahanan Denpom-V/4 Surabaya; c. Keputusan Pangdam-V/Brawijaya selaku Papera Nomor: Kep/131/V/2016 tanggal 09 Mei 2016 tentang Perpanjangan Penahanan III, yang memperpanjang waktu penahanan Terdakwa selama 30 hari terhitung mulai tanggal 03 Mei 2016 sampai dengan tanggal 01 Juni 2016, bertempat di Ruang Tahanan Denpom-V/4 Surabaya; d. Keputusan Pangdam-V/Brawijaya selaku Papera Nomor: Kep/148/VI/2016 tanggal 01 Juni 2016 tentang Perpanjangan Penahanan IV, yang memperpanjang waktu penahanan Terdakwa selama 30 hari terhitung mulai tanggal 02 Juni 2016 sampai dengan tanggal 01 Juli 2016, bertempat di Ruang Tahanan Denpom-V/4 Surabaya; 3. Kemudian Terdakwa tetap ditahan oleh Hakim Ketua berdasarkan Penetapan Hakim Ketua pada Pengadilan Militer III-12 Surabaya Nomor: Tap/80/PM.III-12/AD/VI/2016
2 tanggal 20 Juni 2016 tentang Penahanan, yang tetap menahan Terdakwa selama 30 hari terhitung mulai tanggal 20 Juni 2016 sampai dengan tanggal 19 Juli 2016. 4. Kemudian diperpanjang penahanannya berdasarkan Penetapan Kepala Pengadilan Militer III-12 Surabaya Nomor: Tap/80/PM.III-12/AD/VII/2016 tanggal 19 Juli 2016 tentang Perpanjangan Penahanan, yang memperpanjang penahanan terhadap Terdakwa selama 60 hari terhitung mulai tanggal 20 Juli 2016 sampai dengan tanggal 17 September 2016. Pengadilan Militer III-12 Surabaya tersebut di atas : Membaca
: Berkas perkara dari Pomdam-V/Brawijaya Nomor: BP-13/A-01/III/2016 tanggal 18 Maret 2016 atas nama Pelda Heru Hadi Susetyo NRP.21950176251075.
Memperhatikan : 1. Keputusan Pangdam-V/Brawijaya selaku Papera Nomor: Kep/147/V/2016 tanggal 31 Mei 2016 tentang Penyerahan Perkara; 2. Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer III-12 Surabaya Nomor: Sdak/66/K/AD/VI/2016 tanggal 13 Juni 2016; 3. Penetapan Kadilmil III-12 Surabaya Nomor: Tapkim/80-K/PM.III-12 /AD/VI/2016 tanggal 20 Juni 2016 tentang Penunjukan Hakim; 4. Penetapan Hakim Ketua Nomor: Tapsid/80-K/PM.III-12/AD/VI/2016 tanggal 21 Juni 2016 tentang Hari Sidang; 5. Surat Kaotmil III-12 Surabaya tentang Panggilan untuk menghadap persidangan kepada Terdakwa dan para Saksi; 6. Surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini. Mendengar
: 1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer III-12 Surabaya Nomor: Sdak/66/K/AD/VI/2016 tanggal 13 Juni 2016 di depan persidangan yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini. 2. Hal-hal yang diterangkan Terdakwa keterangan para saksi di bawah sumpah.
di
persidangan
serta
Memperhatikan : 1. Tuntutan (Requisitoir) Oditur Militer pada Oditurat Militer III-12 Surabaya Nomor: TUT/58/VII/2016 tanggal 25 Juli 2016, yang pada pokoknya Oditur Militer berpendapat bahwa : a. Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana: “Setiap penyalah guna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri”, sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a UU RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika. b. Oleh karenanya Oditur Militer mohon agar Terdakwa dijatuhi hukuman berupa : Pidana pokok : Selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan penjara, potong tahanan selama penahanan sementara. Pidana tambahan: Dipecat dari dinas Militer. c. Menetapkan barang bukti berupa surat-surat : - 4 (empat) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminalistik dari Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya Nomor Lab.:1358/NNF/2016 tanggal 16 Februari 2016; Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
3 d. Membebani Terdakwa untuk membayar beaya perkara sebesar Rp.10.000,-(sepuluh ribu rupiah). 2. Nota Pembelaan (Pledooi) yang diajukan Tim Penasihat Hukum Terdakwa yang pada pokoknya Tim Penasehat Hukum menyatakan bahwa Terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dalam Dakwaan dan Tuntutan Oditur Militer, dan oleh karena itu Tim Penasehat Hukum memohon agar Terdakwa dibebaskan dari segala dakwaan, atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon putusan yang seadil-adilnya. 3. Replik Oditur Militer yang pada pokoknya Oditur Militer menyatakan bahwa alasan-alasan Tim Penasehat Hukum Terdakwa yang dijadikan dasar pengajuan keberatan atas Tuntutan Oditur Militer sangat tidak beralasan, sehingga permohonan Tim Penasehat Hukum Terdakwa harus ditolak. 4. Terhadap Replik Oditur Militer tersebut, Tim Penasihat Hukum Terdakwa tidak mengajukan Duplik, namun Tim Penasehat Hukum menyatakan tetap pada Pembelaannya. Menimbang
: Bahwa di persidangan Terdakwa didampingi oleh Tim Penasehat Hukum dari Kumdam-V/Brawijaya, yang terdiri dari: Mayor Chk Syamsoel Hoeda, S.H., M.H. NRP.11010022831076; Kapten Chk Sunaryo Wahyu W, S.H. NRP.548426; Serka Ruyung Ririhena, S.H. NRP.31950482300874; dan Sertu Edi Purnomo, S.H. NRP. 21070442610686; berdasarkan Surat Perintah Kakumdam-V/Brawijaya Nomor: Sprin/38/III/2016 tanggal 01 Maret 2016, dan Surat Kuasa Khusus tanggal 02 Maret 2016.
Menimbang
: Bahwa menurut Surat Dakwaan tersebut di atas, Terdakwa pada pokoknya didakwa sebagai berikut : Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempat-tempat tersebut di bawah ini, yaitu pada tanggal Satu bulan Januari tahun 2000 Enam belas, atau setidak-tidaknya pada bulan Januari tahun 2000 Enam belas, atau setidak-tidaknya pada tahun 2000 Enam belas, bertempat di dalam truk diesel warna kuning di Jalan Raya Dauhan Kec. Situbondo, atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Militer III-12 Surabaya, telah melakukan tindak pidana: "Setiap Penyalah Guna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri". Perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagal berikut : a. Bahwa Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI AD sejak tahun 1995 melalui pendidikan Secaba PK di Pusdikpom Bandung, setelah lulus dilantik dengan pangkat Serda, kernudian ditempatkan di Semarang dengan jabatan BA Hantib, setelah mengalami beberapa kali mutasi dan kenaikan pangkat sampai dengan terjadinya perbuatan yang menjadi pokok perkara ini Terdakwa masih berdinas aktif dengan pangkat Pelda. b. Bahwa Terdakwa bersama Sdr. Eko (saudara sepupu Tendakwa) tanggal 1 Januari 2016 sekira pukul 02.00 Wib telah menghisap sabusabu di dalam truk diesel warna kuning di Jalan Raya Dauhan Kec. Situbondo dengan cara, awalnya Sdr. Eko mengambil satu paket kantong plastik didasboard mobil, selanjutnya Sdr. Eko mengeluarkan alat hisap bong berupa botol aqua ukuran kecil yang sudah dirancang sebelumnya dari dashboard mobil truk serta korek api gas untuk
4 membacakannya, kemudian Terdakwa bersama Sdr. Eko menghisap sabu-sabu bersama, Terdakwa menghisap sabu-sabu sebanyak 3 (tiga) kali sedangkan Sdr. Eko menghisap sabu-sabu sebanyak 6 (enam) kali. c. Bahwa Saksi-1 (Lettu Cpm Suwanto) pada hari Jumat tanggal 12 Pebruari 2016 sekira pukul 08.00 Wib mendapat telepon dari Saksi-2 (Mayor Cpm Sukadi S.H.) Kasi Hartib Pomdam V/Brw untuk menghadap keruangannya, setelah Saksi-1 berada di ruangan Saksi-2 sudah ada Wadan Pomdam V/Brw Letkol Cpm Adrey Satwika Yogaswara, S.Sos, Lettu Cpm Eko Karnawan, Terdakwa dan Serka Rudi Hartono. d. Bahwa kemudian Saksi-2 menunjukkan kepada Saksi-1 tiga alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup serta memerintahkan Saksi-1 untuk membuat label nama untuk ditempel pada masing-masing alat tersebut, setelah selesai membuat label nama dan Saksi-1 menempelkan label nama pada bagian tutup ketiga alat tersebut, kemudian Saksi-1 diperintahkan untuk melihat Terdakwa mengambil sample urine (air seninya) di toilet ruang kerja Saksi-2, selanjutnya Saksi-1 memberikan satu unit alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup kepada Terdakwa untuk diisi urinenya, setelah dirasa cukup Terdakwa menyerahkan alat tersebut kepada Saksi-1 begitu pula proses tes terhadap Lettu Cpm Eko Karnawan dan Serka Rudi Hartono, setelah alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup terisi urine, kemudian Saksi-1 tutup dan diletakkan di meja kerja Saksi-2 dengan diberi alas mengunakan kertas HVS warna putih dan ketiga orang tersebut duduk di kursi ruang tamu Saksi-2. e. Bahwa selanjutnya Saksi-1, Saksi-2 dan Wadan Pomdam V/Brw Letkol Cpm Adrey Satwika Yogaswara, S.Sos melihat identifikasi dari atat Tes Drugs Of Abuse Test Cup yang pertama hasil tes dari Lettu Cpm Eko Karnawan, kemudian dicocokkan dengan indikator yang ada dalam alat tersebut hasilnya Negatif (tidak mengunakan narkotika), kemudian melihat hasil tes dari Serka Rudi Hartono hasilnya Positif mengunakan narkotika, selanjutnya hasil tes dari Terdakwa hasilnya juga Positif mengunakan narkotika. f. Bahwa setelah mengetahui dari hasil test terhadap ketiga orang/anggota tersebut, Saksi-1 diperintahkan untuk membawa Terdakwa dan Serka Rudi Hartono menghadap Kasi Idik Pomdam V/Brw (Mayor Cpm Widodo), selanjutnya Saksi-1 kembali ke ruang Saksi-2 dan Saksi-2 diperintahkan Danpomdam V/Brw untuk membuktikan hasil analisa tersebut ke BNN selaku pihak yang berhak mengeluarkan alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup. g. Bahwa kemudian Saksi-1 bersama Saksi-2 tanggal 12 Pebruari 2016 sekira pukul 10.00 Wib menuju ke kantor BNN Propinsi Jatim di JI. Ngagel Madya V No. 22 Surabaya, setelah sampai dan menghadap Kepala bidang Rehabilitasi yaitu dr. Purwanto, selanjutnya Saksi-1 menunjukkan ketiga alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup yang sudah diisi urine ketiga orang/anggota tersebut, kemudian dr. Purwanto menjelaskan masing-masing indikator yang ada pada alat tersebut yaitu untuk urine Lettu Cpm Eko Karnawan hasilnya Negatip tidak mengandung zat kimia narkotika, urine Terdakwa hasilnya positip mengandung zat kimia yang identik dengan narkotika dan untuk urine Serka Rudi Hartono hasilnya positip mengandung zat kimia yang identik dengan narkotika. h. Bahwa setetah mendapat penjelasan dari dr. Purwanto, Saksi-2 melaporkan hasilnya yang didapat dari BNN ke Danpomdam V/Brw, kemudian Danpomdam V/Brw memerintahkan Saksi-2 untuk melaporkan dan menyerahkan hasil tes urine ketiga orang/anggota
5 tersebut ke Kasi Idik Pomdam V/Brw untuk ditindak lanjui sesuai prosedur hukum yang benlaku sedangkan Serka Rudi Hartono diperiksa dalam berkas yang lain. i. Bahwa Saksi-3 (Kompol Imam Mukti,S.Si,M.Si.,Apt) bersama Saksi4 (Penata Ill/C Luluk Muljani Paur Narkobafor) pada hari Rabu tanggal 17 Pebruari 2016 telah melakukan pemeriksaan sample urine Terdakwa di Laboratorium Forensik Cabang Surabaya dengan Nomor Lab : 1358/NNF/2016 dan pemeriksaan urine Terdakwa dilakukan dengan metode ekstraksi cair dalam suasana basa (alkali) dimana ekstraksi cair menggunakan cairan pelarut organic untuk menarik senyawa narkotika yang terdapat didalam urine, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan instrument GC-MS (Gas Chromatografi Mass spectra) merek Agilent 7890 A-MSD 5975C dan hasil pemeriksaan urine Terdakwa positif maka amphetamine positip dan dapat diartikan Terdakwa pernah mengkonsumsi narkoba jenis methamphetamine (sabu-sabu). j. Bahwa setelah dilakukan uji Iaboratorium kriminalistik forensik cabang Surabaya terhadap barang bukti yang berhubungan dengan perkara Terdakwa dan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No. Lab :1358/NNF/2016 tanggal 16 Pebruari 2016 diperoleh hasil barang bukti berupa urine Terdakwa positip didapatkan kandungan narkotika dengan bahan aktif Metamfetamina terdaftar dalam golongan I nomor urut 61 lampiran Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang narkotika. k. Bahwa Terdakwa mengetahui dengan mengkonsumsi narkotika jenis sabu-sabu tanpa ijin adalah merupakan perbuatan yang melanggar hukum dan menghambat program Pemerintah dalam rangka pemberantasan peredaran narkotika dan NAPZA. Bahwa perbuatan Terdakwa tersebut telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam Pasal 127 Ayat (1) huruf a UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Menimbang
: Bahwa terhadap Dakwaan Oditur Militer tersebut di atas, Terdakwa menyatakan mengerti, dan membenarkan telah melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya.
Menimbang
: Bahwa terhadap dakwaan tersebut, Terdakwa maupun Penasehat Hukum Terdakwa tidak mengajukan keberatan (Eksepsi) dan menghendaki agar persidangan dilanjutkan.
Menimbang
: Bahwa para Saksi yang dihadapkan di persidangan menerangkan di bawah sumpah sebagai berikut :
Saksi - I
: Nama lengkap: IMAM MUKTI, S.Si., M.Si., Apt.; Pangkat/NRP: Kompol/74090815; Jabatan: Kaur Subbid Narkoba Forensik; Kesatuan: Labfor Polri Cabang Surabaya; Tempat, tanggal lahir: Surabaya, 13 September 1974; Jenis kelamin: Laki-laki; Kewarganegaraan: Indonesia Agama: Islam; Tempat tinggal: Griya Bhayangkara Permai Blok I No.15 Karangagung, Sidoarjo. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi tidak kenal dan tidak ada hubungan keluarga dengan Terdakwa.
6 2. Bahwa Saksi berprofesi sebagai pemeriksa di Labfor Polri Cabang Surabaya sejak tahun 2001, dan sekarang Saksi menjabat sebagai Kaur Subbid Narkotika Forensik. 3. Bahwa tahapan pemeriksaan sample urine pengguna narkotika yang dilaksanakan di Labfor Polri cabang Surabaya adalah sample urine yang di kirim oleh penyidik diterima oleh Subbagrenmin, kemudian diberi nomor lab, nomor barang bukti, dan difoto. Kemudian barang bukti tersebut didistribusikan ke Subbid Narkoba untuk dilakükan pemeriksaan apakah urine tersebut mengandung narkotika atau tidak. Selanjutnya hasil pemeriksaan laboratorium, balk hasilnya negatif ataupun positif, hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan. 4. Bahwa pada hari Selasa tanggal 16 Februari 2016 Saksi melakukan pemeriksaan sample urine dan darah Terdakwa Pelda Heru Hadi Susetyo dan Serka Rudi Hartono di Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya. Pemeriksaan urine Terdakwa Pelda Heru Hadi Susetyo dilakukan dengan metode ekstraksi cair cair dalam suasana basa (alkali). Ekstraksi cair adalah ekstraksi dengan menggunakan cairan pelarut organik untuk menarik senyawa narkotika yang terdapat di dalam urine. Kemudian pemeriksaan dilanjutkan dengan instrument GC-MS (Gas Chromatografi Mass Spektra) merek Agilent 7890 A-MSD 5975C. 5. Bahwa hasil pemeriksaan terhadap urine Terdakwa tersebut kemudian Saksi tuangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik Nomor Lab:1358/NNF/2016 tanggal 16 Februari 2016, yang hasilnya sebagai berikut : - Pemeriksaan terhadap sampel barang bukti Nomor: 1818/2016/NNF berupa 1 (satu) pot plastik berisi urine 45 ml dan 1 (satu) botol plastik berisi urine 50 ml a.n. Pelda Heru Hadi Susetyo NRP.21950176251075, hasilnya (+) Positip mengandung Metamfetamina; - Pemeriksaan terhadap sampel barang bukti Nomor: 1819/2016/NNF berupa 1 (satu) tabung reaksi dan 1 (satu) spuit berisi darah 6 ml a.n. Pelda Heru Hadi Susetyo NRP.21950176251075, hasilnya (-) Negatip Narkotika dan Psikotropika. 6. Bahwa sepengetahuan Saksi, zat methamphetamina bertahan dalam urine seseorang pengguna sabu-sabu adalah sekira 72 (tujuh puluh dua) jam sejak orang tersebut mengkonsumsi sabu-sabu. Namun jika orang tersebut secara rutin mengkonsumsi sabu-sabu, maka zat methamphetamine akan bertahan dalam urine tersebut hingga empat atau lima hari. Sedangkan methamphetamina bertahan dalam darah seorang pengguna sabu-sabu hanya dalam delapan jam pertama. Sedangkan rambut hanya akan dapat dideteksi kandungan narkotikanya, jika pemilik rambut tersebut pecandu narkotika yang sudah lama. Hal ini berarti jika misalnya seseorang mengkonsumsi sabu pada tanggal 1 Juli 2016 pukul 12.00 wib, maka untuk mengetahui kandungan narkotika sampel darahnya harus diambil paling lambat tanggal 1 Juli 2016 pukul 20.00 wib. Jika pengambilan sampel darah melewati pukul 20.00 Wib, maka sampel darah orang tersebut akan negative kandungan narkotikanya. Sedangkan untuk mengetahui kandungan narkotika dalam urine orang yang menggunakan sabu-sabu, maka sampel urine orang tersebut harus diambil paling lambat tanggal 4 Juli 2016 pukul 12.00 wib. Jika pengambilan sampel urine melewati waktu tersebut, maka sampel urine orang tersebut akan negative kandungan narkotikanya, kecuali jika orang tersebut sudah lama menggunakan sabu-sabu, maka semakin lama pula kandungan narkotika bertahan pada urine orang tersebut.
7 7. Bahwa dalam pengambilan sampel urine ataupun darah pengguna narkotika, yang terpenting adalah waktu pengambilannya jangan sampai melewati batas waktu tersebut di atas. Setelah sampel urine/darah seseorang pengguna narkotika diambil, maka sampai kapanpun selama sampel tidak terurai atau tercampur dengan zat lain, kandungan narkotikanya tidak akan hilang dari sampel tersebut. 8. Bahwa dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel urine Terdakwa yang positif mengandung methamphetamine, Saksi yakin Terdakwa telah mengkonsumsi sabu-sabu dalam kurun waktu 3 s/d 4 hari sebelum sampel urine Terdakwa diambil. 9. Bahwa jika Terdakwa mengkonsumsi obat-obatan yang mungkin mengandung narkotika, maka hasil lab-nya pasti akan terlihat bahwa narkotika tersebut berasal dari kandungan obat. Karena jika narkotika yang terkandung dalam sampel urine seseorang berasal dari obatobatan yang dikonsumsi, maka dalam zat narkotika tersebut pasti ada kandungan zat lain dari obat tersebut. 10. Bahwa dari hasil pemeriksaan laboratorium, methamphetamine yang terkadung dalam sampel urine Terdakwa bukan berasal dari obatobatan, melainkan berasal dari sabu-sabu yang dikonsumsi Terdakwa. Atas keterangan Saksi-I tersebut di atas, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Saksi – II
: Nama lengkap: LULUK MULYANI; Pangkat/NIP: ASN Penata IIIC /196208011983022001; Jabatan: Paur Narkobafor; Kesatuan: Labfor Polri Cabang Surabaya; Tempat, tanggal lahir: Surabaya, 01 Agustus 1962; Jenis kelamin: Perempuan; Kewarganegaraan: Indonesia; Agama: Islam; Tempat tinggal: Griya Bhayangkara Blok N3 Masangankulon, Sukodono, Kab. Sidoarjo. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi tidak kenal dan tidak ada hubungan keluarga dengan Terdakwa. 2. Bahwa Saksi bertugas di Labfor Polri Cabang Surabaya sejak tahun 1983, dan sekarang Saksi bertugas sebagai pemeriksa narkotika di Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya. 3. Bahwa prosedur pemeriksaan sampel urine oknum penguna narkotika di Labfor Polri Cabang Surabaya adalah: sample urine yang di kirim oleh penyidik diterima oleh Subbagrenmin, diberi nomor lab, nomor barang bukti dan difoto, kemudian barang bukti tersebut didistribusikan ke Subdid Narkoba untuk dilakukan pemeriksaan apakah urine tersebut mengandung narkotika atau tidak. Apabila hasilnya telah diperoleh, baik hasilnya negatif maupun positif, maka hasil tersebut lalu dituangkan ke dalam Berita Acara Pemeriksaan. 4. Bahwa urine seseorang yang diduga mengkonsumsi narkotika masih dapat dideteksi kandungan narkotikanya dalam kurun waktu 3x24 jam setelah pemakaian. 5. Bahwa pada hari Selasa tanggal 16 Februari 2016 Saksi bersarna dengan Kompol Imam Mukti, S.Si., M.Si., Apt. telah melakukan pemeriksaan terhadap sampel urine dan darah Terdakwa Pelda Heru Hadi Susetyo dan Serka Rudi Hartono di Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya. Pemeriksaan urine Terdakwa Pelda Heru Hadi
8 Susetyo dilakukan dengan metode ekstraksi cair cair dalam suasana basa (alkali). Ekstraksi cair adalah ekstraksi dengan menggunakan cairan pelarut organik untuk menarik senyawa narkotika yang terdapat di dalam urine. Kemudian pemeriksaan dilanjutkan dengan instrument GC-MS (Gas Chromatografi Mass Spektra) merek Agilent 7890 A-MSD 5975C. 6. Bahwa hasil pemeriksaan terhadap urine Terdakwa tersebut kemudian Saksi tuangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik Nomor Lab:1358/NNF/2016 tanggal 16 Februari 2016, yang hasilnya sebagai berikut : - Pemeriksaan terhadap sampel barang bukti Nomor: 1818/2016/NNF berupa 1 (satu) pot plastik berisi urine 45 ml dan 1 (satu) botol plastik berisi urine 50 ml a.n. Pelda Heru Hadi Susetyo NRP.21950176251075, hasilnya (+) Positip mengandung Metamfetamina; - Pemeriksaan terhadap sampel barang bukti Nomor: 1819/2016/NNF berupa 1 (satu) tabung reaksi dan 1 (satu) spuit berisi darah 6 ml a.n. Pelda Heru Hadi Susetyo NRP.21950176251075, hasilnya (-) Negatip Narkotika dan Psikotropika. Atas keterangan Saksi-II tersebut di atas, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Saksi - III
: Nama lengkap: SUWANTO; Pangkat/NRP: Lettu Cpm/21930101270572 Jabatan: Patiplin Si Hartib; Kesatuan: Pomdam-V/Brawijaya; Tempat, tanggal lahir: Ngawi, 26 Mei 1972; Jenis kelamin: Laki-laki; Kewarganegaraan: Indonesia; Agama: Islam; Tempat tinggal: Asrama Pomdam V/Brw Jl. Kesatrian Blok M No.41 Surabaya. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa dalam hubungan atasan dan bawahan, dan Saksi tidak ada hubungan keluarga dengan Terdakwa. 2. Bahwa pada hari Jumat tanggal 12 Pebruari 2016 sekira pukul 08.00 Wib Saksi ditelepon oleh Kasi Hartib Pomdam V/Brw Mayor Cpm Sukadi, S.H. yang memerintahkan Saksi agar menghadap ke ruangannya. Setelah Saksi berada di ruangan Kasi Hartib, di sana sudah ada Wadan Pomdam V/Brw Letkol Cpm Adrey Satwika Yogaswara, S.Sos, Lettu Cpm Eko Karnawan Dansubdenpom-V/3-5 Situbondo, Terdakwa dari Subdenpom Situbondo, dan Serka Rudi Hartono dari Denpom-V-3 Malang yang akan pindah dinas ke Subdenpom Probolinggo. 3. Bahwa selanjutnya Kasi Hartib Pomdam V/Brw Mayor Cpm Sukadi S.H. menunjukkan kepada Saksi, 3 (tiga) unit alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup dan memerintahkan Saksi untuk membuat label nama guna ditempel pada masing-masing alat tersebut. Setelah Saksi selesai membuat label nama, selanjutnya Saksi menempelkan label nama pada bagian tutup pada 3 (tiga) alat tersebut, lalu Saksi diperintahkan untuk melihat Terdakwa, Lettu Cpm Eko Karnawan, dan Serka Rudi Hartono mengambil sample urinenya di toilet ruang kerja Kasi Hartib, dan selanjutnya Saksi memberikan satu unit alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup kepada Terdakwa dan dua orang yang lain untuk diisi urine masing-masing. 4. Bahwa setelah Terdakwa, Lettu Cpm Eko Karnawan, dan Serka Rudi Hartono selesai mengisi alat Tes Drugs dengan urine masingmasing, selanjutnya Terdakwa, Lettu Cpm Eko Karnawan, dan Serka Rudi Hartono menyerahkan alat tersebut kepada Saksi, kemudian alat
9 Tes Drugs Of Abuse Test Cup yang telah berisi urine tersebut lalu Saksi tutup dan diletakkan di meja kerja Kasi Hartib Mayor Cpm Sukadi S.H. dengan diberi alas mengunakan kertas HVS warna putih, dan selanjutnya ketiga orang tersebut duduk di kursi ruang tamu Kasi Hartib Pomdam V/Brw menunggu perintah lebih lanjut. 5. Bahwa kemudian Saksi, Wadan Pomdam V/Brw Letkol Cpm Adrey Satwika Yogaswara, S.Sos, dan Kasi Hartib Pomdam V/Brw Mayor Cpm Sukadi S.H. lalu bersama-sama melihat hasil identifikasi dari alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup, yaitu: yang pertama melihat hasil tes urine Lettu Cpm Eko Karnawan kemudian dicocokkan dengan indicator yang ada dalam alat tersebut, ternyata hasilnya Negatif (tidak menggunakan narkotika). Kemudian melihat hasil tes urine Serka Rudi Hartono, ternyata hasilnya Positif menggunakan narkotika, dan selanjutnya meliihat hasil tes urine Terdakwa, ternyata hasilnya juga Positif menggunakan narkotika. 6. Bahwa setelah mengetahui hasil test urine ketiga orang tersebut, selanjutnya Saksi diperintahkan membawa Terdakwa dan Serka Rudi Hartono yang hasil tes urinenya positif mengandung Narkotika untuk menghadap Kasi Idik Pomdam V/Brw Mayor Cpm Widodo. Setelah menyerahkan Terdakwa dan Serka Rudi Hartono ke Kasi Idik, kemudian Saksi kembali ke ruang Kasi Hartib Pomdam V/Brw. Setelah sampai di ruang Kasi Hartib, selanjutnya Saksi dan Kasi Hartib diperintahkan oleh Danpomdam-V/Brw untuk mencocokkan kebenaran hasil analisa Pomdam tersebut ke BNN selaku pihak yang mengeluarkan alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup. 7. Bahwa atas perintah Danpomdam-V/Brw tersebut, pada hari itu juga Jum‟at tanggal 12 Februari 2016 sekira pukul 10.00 Wib, Saksi bersama dengan Kasi Hartib Pomdam-V/Brw Mayor Cpm Sukadi S.H. berangkat ke Kantor BNN Propinsi Jatim di JI. Ngagel Madya V No.22 Surabaya dengan membawa tiga alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup yang berisi sample urine Terdakwa, Lettu Cpm Eko Karnawan, dan Serka Rudi Hartono. Setelah sampai di kantor BNN, Saksi dan Kasi Hartib menghadap staf bidang rehabilitasi atas nama dr. Purwanto, kemudian Saksi menunjukkan ketiga alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup yang sudah diisi urine ketiga orang tersebut. Setelah memeriksa alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup yang berisi sample urine ketiga orang tersebut, dr. Purwanto menjelaskan masing-masing indikator yang ada di alat tersebut, yaitu: untuk sample urine Lettu Cpm Eko Karnawan hasilnya Negatif (tidak mengandung zat kimia nankotika), urine Terdakwa hasilnya Positif mengandung zat kimia yang identik dengan Narkotika, dan untuk urine Serka Rudi Hartono hasilnya Positif mengandung zat kimia yang identik dengan Narkotika. 8. Bahwa setelah mendapat penjelasan dr. Purwanto yang ternyata sama dengan hasil analisa Pomdam-V/Brw, kemudian Saksi dan Kasi Hartib melaporkan hasil yang didapat dari BNN tersebut kepada Danpomdam-V/Brw, dan selanjutnya Danpomdam-V/Brw memerintahkan Saksi untuk melaporkan dan menyerahkan hasil tes urine ketiga orang tersebut ke Kasi Idik Pomdam-V/Brw untuk ditindak lanjuti sesuai prosedur hukum yang berlaku. 9. Bahwa Saksi merasa yakin bahwa sample urine dari ketiga anggota Pomdam-V/Brw yang dituangkan ke dalam tiga alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup tersebut tidak akan tertukar, karena pada masing-masing alat tes tersebut diberi/ditempeli label nama masing-masing, dan masingmasing orang tersebut yang menuangkan sendiri urinenya ke alat tes dengan disaksikan oleh Saksi atas perintah Kasi Hartib.
10 10. Bahwa Saksi mengambil atau menyaksikan pengambilan sample urine ketiga orang tersebut pada sekira pukul 08.00 Wib, Saksi dan Kasi Hartib membawa sample urine ketiga orang tersebut ke BNN pada sekira pukul 10.00 Wib, dan kemudian Saksi menyerahkan anggota yang sample urinenya positif mengandung Narkotika ke Kasi Idik setelah selesai sholat Jum‟at sekira pukul 14.00 Wib, dan selanjutnya Saksi tidak mengetahui apa yang kemudian dilakukan oleh Kasi Idik terhadap Terdakwa dan Serka Rudi Hartono yang urinenya positif mengandung Narkotika tersebut. 11. Bahwa pada sore harinya sekira pukul 17.00 Wib, Lettu Cpm Saifudin (mantan Dansubdenpom-V/3-5 Situbondo) datang ke Mapomdam-V/Brw atas perintah Danpomdam-V/Brw, kemudian Saksi diperintah Danpomdam-V/Brw untuk mengambil sample urine Lettu Cpm Saifuddin dengan menggunakan alat Tes Drugs of Abuse Test Cup. Setelah sample urine Lettu Cpm Saifuddin diperiksa, ternyata hasilnya negative mengandung Narkotika. Setelah melihat hasil tes urine dari keempat orang anggota Pomdam-V/Brw tersebut, pada sekira pukul 19.30 Wib Danpomdam-V/Brw memerintahkan Lettu Cpm Eko Karnawan dan Lettu Cpm Saifudin yang hasil pemeriksaan urinenya negative agar kembali ke tempat tugas masing-masing, sedangkan terhadap Terdakwa dan Serka Rudi Hartono yang urinenya positif mengandung Narkotika tetap dilanjutkan proses hukumnya. 12. Bahwa pada waktu mengambil sample urine keempat orang anggota Pomdam-V/Brw atas perintah Kasi Hartib dan WadanpomdamV/Brw, Saksi tidak membuat Berita Acara Pengambilan Urine, karena tujuannya hanya untuk mengetahui kandungan urine yang bersangkutan dan tindakan selanjutnya. Atas keterangan Saksi-III tersebut di atas, Terdakwa menyangkal sebagian, yaitu : - Pada waktu Terdakwa masuk ke ruang Kasi Hartib, Saksi sudah berada duluan di dalam ruang Kasi Hartib. Atas sangkalan Terdakwa tersebut, Saksi menyatakan tidak ingat secara pasti. Saksi – IV
: Nama lengkap: SUKADI, S.H.; Pangkat/NRP: Mayor Cpm/ 21930076360673; Jabatan: Kasi Hartib; Kesatuan: PomdamV/Brawijaya; Tempat, tanggal lahir: Ogan Komering Ulu, 01 Juni 1973; Jenis kelamin: Laki-laki; Kewarganegaraan: Indonesia; Agama: Islam; Tempat tinggal : Asrama Pomdam-V/Brw Jl. Kesatrian No.41 Surabaya. Bahwa Saksi-IV telah dipanggil secara sah sesuai ketentuan Pasal 139 UU No.31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer, namun Saksi tidak dapat hadir di persidangan karena pada saat yang sama sedang melaksanakan dinas mendampingi Tim Wasrik ke Pomdam-V/Brw. Selanjutnya atas permintaan Oditur Militer, dengan mendasari ketentuan Pasal 155 UU No.31 Tahun 1997 dan atas persetujuan Terdakwa, dibacakan keterangan Saksi-IV di depan Penyidik yang telah dikuatkan dengan Berita Acara Penyumpahan sesuai agamanya, yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa dalam hubungan sebagai atasan dan bawahan di satuan Pomdam-V/Brw, dan Saksi tidak ada hubungan keluarga dengan Terdakwa.
11 2. Bahwa pada hari Jumat tanggal 12 Pebruari 2016 sekira pukul 08.00 Wib, Wadanpomdam-V/Brw Letkol Cpm Adrey Satwika Yogaswara, S.Sos. bersama dengan Lettu Cpm Eko Karnawan (Dansubdenpom-V/3-5 Situbondo), Pelda Heru Hadi Susetyo (Terdakwa/anggota Subdenpom-V/3-5 Situbondo), dan Serka Rudi Hartono (anggota Subdenpom-V/3-1 Probolinggo) berada di ruangan Saksi untuk ditanyai mengenai keterlibatan ketiga anggota tersebut dalam masalah penggunaan Narkotika. Kemudian Saksi menelepon Pasiplin Sihartib Lettu Cpm Suwanto agar datang menghadap Saksi di ruangan Saksi. 3. Bahwa setelah Lettu Cpm Suwanto masuk ke ruangan Saksi, kemudian Saksi menunjukkan 3 (tiga) buah alat Tes Drugs of Abuse Test Cup kepada Lettu Cpm Suwanto, dan selanjutnya Saksi memerintahkan kepada Lettu Cpm Suwanto agar membuatkan label nama ketiga orang tersebut untuk kemudian ditempelkan ke masingmasing dari tiga alat tes drugs tersebut. 4. Bahwa setelah Lettu Cpm Suwanto selesai membuat label nama dan menempelkan label nama pada bagian tutup pada 3 (tiga) alat tes drugs tersebut, kemudian Saksi memerintahkan Lettu Cpm Suwanto untuk melihat/mengawasi Lettu Cpm Karnawan, Terdakwa, dan Serka Rudi Hartono mengambil sample urinenya di toilet ruang kerja Saksi. Kemudian Lettu Cpm Suwanto memberikan masing-masing satu unit alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup kepada ketiga orang tersebut untuk diisi urine masing-masing. 5. Bahwa beberapa saat kemudian, setelah selesai mengambil sample urine dari ketiga orang anggota tersebut, selanjutnya Lettu Cpm Suwanto menutup dan kemudian meletakkan alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup berisi urine ketiga orang tersebut di meja kerja Saksi dengan diberi alas kertas HVS warna putih, dan selanjutnya ketiga orang tersebut duduk di kursi sofa ruang tamu Saksi. 6. Bahwa kemudian Saksi, Wadanpomdam-V/Brw Letkol Cpm Adrey Satwika Yogaswara, S.Sos., dan Lettu Cpm Suwanto melihat hasil identifikasi dari ketiga alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup tersebut, yaitu: yang pertama dari alat tes urine Lettu Cpm Eko Karnawan setelah dicocokkan dengan indikator yang ada dalam alat tersebut hasilnya Negatif (tidak menggunakan Narkotika); kemudian melihat hasil tes urine Serka Rudi Hartono ternyata hasilnya Positif menggunakan Narkotika; dan selanjutnya melihat hasil tes urine Terdakwa ternyata hasilnya juga Positif menggunakan Narkotika. 7. Bahwa setelah mengetahui hasil test urine ketiga orang tersebut, Saksi lalu memerintahkan Lettu Cpm Suwanto untuk membawa Terdakwa dan Serka Rudi Hantono yang urinenya positif mengandung narkotika menghadap Kasi Idik Pomdam-V/Brw Mayor Cprn Widodo. 8. Bahwa setelah Lettu Cpm Suwanto selesai mengantar Terdakwa dan Serka Rudi Hartono menghadap Kasi Idik dan kemudian kembali ke ruangan Saksi, selanjutnya Saksi diperintahkan oleh DanpomdamV/Brw untuk mencocokkan kebenaran hasil analisa Saksi ke Kantor BNN Jatim selaku pihak yang mengeluarkan alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup. 9. Bahwa kemudian Saksi bersama Lettu Cpm Suwanto lalu membawa ketiga alat Tes Drugs of Abuse Test Cup tersebut ke Kantor BNN Propinsi Jatim di JI. Ngagel Madya-V No.22 Surabaya. Setelah sampai di Kantor BNN, Saksi lalu menghadap Kepala Bidang
12 Rehabilitasi BNN atas nama dr. Purwanto, kemudian Saksi menunjukkan ketiga alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup yang sudah diisi sample urine ketiga orang tersebut kepada dr. Purwanto. 10. Bahwa memeriksa ketiga alat tes drugs yang ditunjukkan Saksi tersebut, kemudian dr. Purwanto menjelaskan masing-masing indikator yang ada pada alat tersebut, yaitu: untuk sampel urine Lettu Cpm Eko Karnawan hasilnya Negatif (tidak mengandung zat kimia narkotika), urine Terdakwa hasilnya positif mengandung zat kimia yang identik dengan narkotika, dan urine Serka Rudi Hartono hasilnya positif mengandung zat kimia yang identik dengan narkotika. 11. Bahwa setelah mendapat penjelasan dari dr. Purwanto, kemudian Saksi melaporkan hasil analisa yang didapat dari BNN tersebut ke Danpomdam-V/Brw, dan selanjutnya Danpomdam-V/Brw memerintahkan Saksi agar melaporkan dan menyerahkan hasil tes urine ketiga orang tersebut kepada Kasi Idik Pomdam-V/Brw untuk ditindak lanjuti, sehingga Saksi lalu memerintahkan Lettu Cpm Suwanto untuk membawa Terdakwa dan Serka Rudi Hartono ke Kasi Idik sesuai perintah Danpomdam-V/Brawijaya. 12. Bahwa pada sore harinya sekira pukul 17.00 Wib, Lettu Cpm Saifudin (mantan Dansubdenpom-V/3-5 Situbondo) datang ke Mapomdam-V/Brw atas perintah Danpomdam-V/Brw, kemudian Saksi diperintah Danpomdam-V/Brw untuk mengambil sample urine Lettu Cpm Saifuddin dengan menggunakan alat Tes Drugs of Abuse Test Cup. Setelah sample urine Lettu Cpm Saifuddin diperiksa, ternyata hasilnya negative mengandung Narkotika. Setelah melihat hasil tes urine dari keempat orang anggota Pomdam-V/Brw tersebut, pada sekira pukul 19.30 Wib Danpomdam-V/Brw memerintahkan Lettu Cpm Eko Karnawan dan Lettu Cpm Saifudin yang hasil pemeriksaan urinenya negative agar kembali ke tempat tugas masing-masing, sedangkan terhadap Terdakwa dan Serka Rudi Hartono yang urinenya positif mengandung Narkotika tetap dilanjutkan proses hukumnya. Atas keterangan Saksi-IV yang dibacakan tersebut di atas, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Menimbang
: Bahwa di dalam persidangan Terdakwa pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI AD melalui Dik Secaba PK Tahun 1995 di Pusdikpom Cimahi, Jabar. Setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Serda NRP.21950176251075, kemudian Terdakwa berdinas di lingkungan Pomdam-IV/Diponegoro sampai dengan tahun 1999. Pada tahun 1997 Terdakwa mengikuti Susbalidkrim di Pusdikpom Cimahi. Pada tahun 1999 s/d 2004 Terdakwa berdinas di lingkungan Pomdam-XVI/Patimura. Kemudian pada tahun 2005 s/d sekarang Terdakwa berdinas di lingkungan Pomdam-V/Brawijaya. Pada saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini, Terdakwa dengan pangkat Pelda berdinas di SubdenpomV/3-5 Situbondo sebagai Bintara Pemeriksa (Bariksa) hingga sekarang. 2. Bahwa pada tahun 2013, ketika Terdakwa berdinas di SubdenpomV/3-5 Situbondo, Terdakwa pernah diadukan oleh Sdr. Abdul Rasid ke Denpom-V/2 Mojokerto karena Terdakwa dituduh melakukan penyerobotan 4 petak tanah tambak Sdr. Abdul Rasid di Situbondo yang dikelola Terdakwa. Terdakwa dituduh menyerobot tanah tambak, karena empat petak tanah tambak milik Sdr. Abdul Rasid tersebut Terdakwa sewakan kepada orang lain dengan harga sewa sebesar
13 Rp.50.000.000,-(lima puluh juta rupiah). Atas laporan Sdr. Abdul Rasid tersebut, Terdakwa lalu dipanggil oleh Dandenpom-V/2 Mojokerto, dan selanjutnya perkara tersebut diselesaikan secara kekeluargaan di Denpom-V/2 Mojokerto. 3. Bahwa sejak tahun 2008 Terdakwa dan beberapa anggota Kodim Situbondo sering mendatangi tempat judi sabung ayam, cap jiki, dan judi togel di Desa/Kec. Prajekan, Kab. Situbondo, untuk mengambil uang „tip/jatah‟ dari penjudi yang biasanya sebesar Rp.30.000,-(tiga puluh ribu rupiah) sampai dengan Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) setiap hari atau setiap kali datang. Kemudian pada tahun 2010, yaitu setelah Terdakwa dan beberapa anggota Kodim Situbondo tersebut dipanggil oleh Dandenpom-V/3 Malang, Terdakwa lalu menghentikan kebiasaan mengambil jatah dari penjudi tersebut, sedangkan beberapa angggota Kodim Situbondo yang biasa mengambil jatah dari penjudi lalu „ditarik‟ ke Korem-083 Malang. 4. Bahwa pada tanggal 31 Desember 2015 sekira pukul 21.00 Wib, sepupu Terdakwa yang tinggal di Desa Kebaman, Kec. Srono, Kab. Banyuwangi yang bernama Sdr. Eko yang bekerja sebagai sopir Truk Colt Diesel yang sedang dalam perjalanan dari Jakarta menuju Banyuwangi menelepon Terdakwa dan mengatakan akan mampir ke rumah Terdakwa di Situbondo. 5. Bahwa pada tanggal 01 Januari 2016 sekira pukul 02.00 Wib dinihari Sdr. Eko mengatakan bahwa dia sudah sampai di JI. Raya Dawuhan Kel. Dawuhan, Kec. Situbondo, sehingga Terdakwa lalu menemui Sdr. Eko di mobil Truknya yang berhenti di Jl. Raya Dawuhan, lalu Terdakwa bertanya kepada Sdr. Eko: "Ada perlu apa?", yang dijawab Sdr. Eko: "Saya mau numpang pakai sabu-sabu di rumah Terdakwa", yang dijawab Terdakwa: "Jangan makai sabu di rumah, karena nanti kalau ketahuan istri akan menjadi ribut", sehingga Sdr. Eko tidak jadi mampir ke rumah Terdakwa, dan selanjutnya Terdakwa dan Sdr. Eko berbincang-bincang di dalam ruang kemudi Truk Colt Diesel Sdr. Eko yang diparkir di pinggir Jalan Raya Dawuhan Situbondo. 6. Bahwa beberapa saat kemudian Sdr. Eko mengambil sebuah bungkusan kecil dari Dasboard Truk yang isinya satu paket kantong plastik sabu-sabu, lalu sabu-sabu ditunjukkan ke Terdakwa, dan selanjutnya Sdr. Eko menawari Terdakwa untuk ikut mengkonsumsi sabu-sabu. Atas tawaran Sdr. Eko tersebut pada awalnya Terdakwa tidak mau, kemudian Sdr. Eko mengeluarkan alat hisap bong berupa botol aqua ukuran kecil yang sudah dirancang sebelumnya dari dashboard mobil Truk Colt Diesel serta korek api gas untuk membakarnya dan kemudian Sdr. Eko mulai menkonsumsi sabu-sabu tersebut. 7. Bahwa melihat Sdr. Eko mulai mengkonsummsi sabu-sabu dan terus mengajak Terdakwa untuk ikut mengkonsumsi sabu-sabu, maka Terdakwa menjadi ingin mencicipi sabu-sabu tersebut, hingga kemudian Terdakwa ikut mengkonsumsi sabu-sabu bersama dengan Sdr. Eko bertempat di dalam ruang kemudi mobil Truk Colt Diesel warna kuning yang diparkir di pinggir jalan Dawuhan Situbondo. Pada waktu itu Terdakwa mengkonsumsi sabu-sabu dengan cara menghisap asap sabu-sabu dari alat bong sebanyak 3 (tiga) kali hisapan, sedangkan Sdr. Eko menghisap sabu-sabu sebanyak 6 (enam) kali hisapan, dan selanjutnya Terdakwa pulang kembali ke rumah Terdakwa dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Bison, sedangkan Sdr. Eko melanjutkan perjalanan ke arah Banyuwangi sambil membawa sisa sabu-sabu yang belum habis.
14 8. Bahwa setelah mengkonsumsi sabu-sabu bersama Sdr. Eko, Terdakwa merasakan kepala pusing, susah tidur, perut kembung, dan susah makan. 9. Bahwa pada hari Kamis tanggal 11 Februari 2016, ketika Terdakwa berada di Subdenpom-V/3-5 Situbondo ditelepon oleh DansubdenpomV/3-5 Situbondo Lettu Cpm Eko Karnawan yang saat itu sedang berada di Denpom-V/3 Malang dalam rangka menghadiri acara Sertijab Dandenpom-V/3 Malang. Pada waktu itu Lettu Cpm Eko Karnawan memerintahkan Terdakwa agar besok pagi bersama-sama dengan Lettu Cpm Eko Karnawan menghadap Danpomdam-V/Brw di Surabaya. 10. Bahwa dengan adanya perintah tersebut, pada hari Jum‟at pagi tanggal 12 Februari 2016 sekira pukul 06.00 Terdakwa sudah berada di Mapomdam-V/Brw, kemudian Terdakwa bertemu dengan Lettu Cpm Eko Karnawan dan Serka Rudi Hartono dari Subdenpom Probolinggo yang sama-sama dipanggil oleh Danpomdam-V/Brw. Kemudian Terdakwa bersama-sama dengan Lettu Cpm Eko Karnawan dan Serka Rudi Hartono dibawa ke ruang Wadan Pomdam-V/Brw, dan selanjutnya Terdakwa bersama-sama dengan Lettu Cpm Eko Karnawan, dan Serka Rudi Hartono oleh Wadanpomdam-V/Brw dibawa ke ruang Kasi Hartib Pomdam-V/Brw Mayor Cpm Sukadi, S.H. 11. Bahwa setelah berada di ruang Kasi Hartib Pomdam-V/Brw, Terdakwa, Lettu Cpm Eko Karnawan, dan Serka Rudi Hartono lalu diambil sample urinenya di kamar mandi ruang Kasi Hartib, dan kemudian setelah diperiksa urine Terdakwa ternyata positif mengandung Narkotika, maka Terdakwa lalu diserahkan ke Kasi Idik Pomdam-V/Brw untuk diproses secara hukum hingga kemudian menjadi perkara ini. 12. Bahwa Terdakwa hanya sekali mengkonsumsi sabu-sabu, yaitu pada tanggal 01 Januari 2016 dinihari sekira pukul 02.00 Wib bersama dengan Sdr. Eko bertempat di ruang kemudi mobil Truk Colt Diesel Sdr. Eko yang diparkir di pinggir Jalan Raya Dawuhan, Situbondo. 13. Bahwa Sdr. Eko mengetahui kalau Terdakwa bekerja sebagai prajurit TNI yang berdinas di Subdenpom-V/3-5 Situbondo, namun Sdr. Eko masih berani mengajak Terdakwa untuk bersama-sama mengkonsumsi sabu-sabu. 14. Bahwa sepengetahuan Terdakwa, Terdakwa dipanggil untuk menghadap Danpomdam-V/Brw di Surabaya karena ada surat kaleng yang melaporkan bahwa Terdakwa menjadi „backing judi‟ di Situbondo. Padahal Terdakwa tidak menjadi „backing judi‟, tetapi Terdakwa hanya sering mendatangi tempat judi dan kemudian diberi uang sekira Rp.30.000,- s/d Rp.50.000,- oleh penjudi setiap kali Terdakwa datang ke tempat judi tersebut. Menimbang
: Bahwa barang bukti yang diajukan oleh Oditur Militer persidangan yang berupa surat-surat :
dalam
- 1 (satu) eksemplar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminalistik dari Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya Nomor: Lab.1358/NNF/2016 tanggal 16 Februari 2016, yang intinya menyatakan bahwa barang bukti yang diterima berupa satu bungkus kertas warna coklat berlak segel lengkap dengan label barang bukti, setelah dibuka dan diberi nomor bukti :
15 ~ 1818/2016/NNF: berupa 1 (satu) pot plastik berisi urine 45 ml dan 1 (satu) botol plastik berisi urine 50 ml atas nama Pelda Heru Hadi Susetyo NRP.21950176251075; ~ 1819/2016/NNF: berupa 1 (satu) tabung reaksi dan 1 (satu) spuit berisi darah 6 ml atas nama Pelda Heru Hadi Susetyo NRP. 21950176251075; Setelah dilakukan pemeriksaan secara Laboratoris Kriminalistik terhadap barang bukti Nomor 1818/2016/NNF berupa 1 (satu) pot plastik berisi urine 45 ml dan 1 (satu) botol plastik berisi urine 50 ml atas nama Pelda Heru Hadi Susetyo NRP.21950176251075 hasilnya Positif mengandung Metamfetamina, yang terdaftar dalam Golongan I nomor urut 61 Lampiran I UU RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Sedangkan pemeriksaan secara Laboratoris Kriminalistik terhadap barang bukti Nomor 1819/2016/NNF berupa 1 (satu) tabung reaksi dan 1 (satu) spuit berisi darah 6 ml atas nama Pelda Heru Hadi Susetyo NRP. 21950176251075 hasilnya Negatif, yaitu tidak mengandung Narkotika dan Psikotropika. Telah diperlihatkan dan dibacakan kepada Terdakwa dan para Saksi yang hadir, dan telah diterangkan sebagai barang bukti tindak pidana yang dilakukan Terdakwa dalam perkara ini, ternyata berhubungan dan bersesuaian dengan bukti-bukti lain, sehingga oleh karenanya dapat memperkuat pembuktian atas perbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa. Menimbang
: Bahwa terlebih dahulu Majelis Hakim akan menilai keterangan para Saksi dan Terdakwa mengenai „waktu‟ penggunaan sabu-sabu yang dilakukan Terdakwa dikaitkan dengan barang bukti yang diajukan Oditur Militer ke persidangan dengan mengemukakan pendapat sebagai berikut : 1. Bahwa sesuai keterangan Saksi-I Kompol Imam Mukti, S.Si., M.Si., Apt, bahwa zat methamphetamina bertahan dalam urine seseorang pengguna sabu-sabu adalah sekira 72 (tujuh puluh dua) jam sejak orang tersebut mengkonsumsi sabu-sabu. Namun jika orang tersebut secara rutin mengkonsumsi sabu-sabu, maka zat methamphetamine akan bertahan dalam urine orang tersebut hingga empat atau lima hari. Sedangkan methamphetamina bertahan dalam darah seorang pengguna sabu-sabu hanya dalam delapan jam pertama. Hal ini berarti jika misalnya seseorang mengkonsumsi sabu-sabu pada tanggal 1 Juli 2016 pukul 12.00 wib, maka untuk mengetahui kandungan narkotika sampel darahnya harus diambil paling lambat tanggal 1 Juli 2016 pukul 20.00 wib. Jika pengambilan sampel darah melewati pukul 20.00 Wib, maka sampel darah orang tersebut akan negative kandungan narkotikanya. Sedangkan untuk mengetahui kandungan narkotika dalam urine orang yang menggunakan sabu-sabu, maka sampel urine orang tersebut harus diambil paling lambat tanggal 4 Juli 2016 pukul 12.00 wib. Jika pengambilan sampel urine melewati waktu tersebut, maka sampel urine orang tersebut akan negative kandungan narkotikanya, kecuali jika orang tersebut sudah lama menggunakan sabu-sabu, maka semakin lama pula kandungan narkotika bertahan pada urine orang tersebut. Kemudian dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel urine Terdakwa yang positif mengandung methamphetamine, Saksi merasa yakin Terdakwa telah mengkonsumsi sabu-sabu dalam kurun waktu 3 s/d 4 hari sebelum sampel urine Terdakwa diambil. 2. Bahwa sesuai keterangan Saksi-II ASN Luluk Mulyani, urine seseorang yang diduga mengkonsumsi narkotika masih dapat dideteksi
16 kandungan narkotikanya dalam kurun waktu 3x24 jam setelah pemakaian. 3. Bahwa sesuai keterangan Saksi-III Lettu Cpm Suwanto, Saksi-III merasa yakin bahwa sample urine ketiga anggota Pomdam-V/Brw yang dituangkan ke dalam tiga alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup tersebut tidak akan tertukar, karena pada masing-masing alat tes tersebut diberi/ditempeli label nama masing-masing, dan masing-masing orang tersebut yang menuangkan sendiri urinenya ke alat tes dengan disaksikan oleh Saksi Lettu Cpm atas perintah Kasi Hartib. Saksi-III mengambil atau menyaksikan pengambilan sample urine ketiga orang tersebut pada sekira pukul 08.00 Wib, kemudian Saksi dan Kasi Hartib membawa sample urine ketiga orang tersebut ke BNN pada sekira pukul 10.00 Wib, dan selanjutnya Saksi menyerahkan anggota yang sample urinenya positif mengandung Narkotika ke Kasi Idik setelah selesai sholat Jum‟at sekira pukul 14.00 Wib. 4. Bahwa sesuai keterangan Terdakwa, pada tanggal 01 Januari 2016 sekira pukul 02.00 Wib dinihari, ketika Sdr. Eko dalam perjalanan mengemudikan Truk Colt Diesel dari Jakarta menuju Banyuwangi, setelah sampai di JI. Raya Dawuhan Kel. Dawuhan, Kec. Situbondo, Sdr. Eko menelepon Terdakwa dan kemudian mengatakan akan menumpang memakai sabu-sabu di rumah Terdakwa. Namun oleh karena Terdakwa takut kalau ketahuan isteri Terdakwa akan rebut, maka Sdr. Eko lalu mengajak Terdakwa unttuk bersama-sama mengkonsumsi sabu-sabu yang disiapkan Sdr. Eko di ruang kemudi mobill Truk Colt Diesel Sdr. Eko yang diparkir di pinggir Jalan Raya Dawuhan Situbondo, dengan cara Sdr. Eko mengeluarkan alat hisap bong berupa botol aqua ukuran kecil yang sudah dirancang sebelumnya dari dashboard mobil Truk Colt Diesel serta korek api gas untuk membakarnya dan kemudian Sdr. Eko mulai menkonsumsi sabu-sabu tersebut. Kemudian Terdakwa ikut mengkonsumsi sabu-sabu dengan cara menghisap asap sabu-sabu dari alat bong sebanyak 3 (tiga) kali hisapan, sedangkan Sdr. Eko menghisap sabu-sabu sebanyak 6 (enam) kali hisapan, dan selanjutnya Terdakwa pulang kembali ke rumah Terdakwa dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Bison, sedangkan Sdr. Eko melanjutkan perjalanan ke arah Banyuwangi sambil membawa sisa sabu-sabu yang belum habis. Bahwa Sdr. Eko mengetahui kalau Terdakwa bekerja sebagai prajurit TNI yang berdinas di Subdenpom-V/3-5 Situbondo, namun Sdr. Eko masih berani mengajak Terdakwa untuk bersama-sama mengkonsumsi sabu-sabu. 5. Bahwa dalam barang bukti yang diajukan Oditur Militer ke persidangan berupa 1 (satu) eksemplar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminalistik dari Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya Nomor: Lab.1358/NNF/2016 tanggal 16 Februari 2016, diterangkan bahwa setelah dilakukan pemeriksaan secara Laboratoris Kriminalistik terhadap barang bukti Nomor 1818/2016/NNF berupa 1 (satu) pot plastik berisi urine 45 ml dan 1 (satu) botol plastik berisi urine 50 ml atas nama Pelda Heru Hadi Susetyo NRP.21950176251075 hasilnya adalah Positif mengandung Metamfetamina, yang terdaftar dalam Golongan I nomor urut 61 Lampiran I UU RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Sedangkan pemeriksaan secara Laboratoris Kriminalistik terhadap barang bukti Nomor 1819/2016/NNF berupa 1 (satu) tabung reaksi dan 1 (satu) spuit berisi darah 6 ml atas nama Pelda Heru Hadi Susetyo NRP.21950176251075 hasilnya Negatif, yaitu tidak mengandung Narkotika dan Psikotropika.
17 Bahwa dari uraian tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat sebagai berikut : - Bahwa Sdr. Eko mengetahui Terdakwa adalah prajurit TNI yang berdinas di Subdenpom-V/3-5 Situbondo sebagai pemeriksa (penyidik), sehingga Sdr. Eko mengetahui bahwa tugas Terdakwa adalah „memproses hukum‟ para pelanggar hukum, termasuk diantaranya perbuatan mengkonsumsi sabu-sabu, sehingga seharusnya Sdr. Eko tidak berani mengkonsumsi sabu-sabu di depan Terdakwa, apalagi mengajak Terdakwa untuk bersama-sama mengkonsumsi sabu-sabu di rumah Terdakwa. Namun pada tanggal 01 Januari 2016 sekira pukul 02.00 Wib, Sdr. Eko yang saat itu sedang melewati Situbondo dalam perjalanan pulang mengemudikan mobil Truk Colt Diesel dari Jakarta menuju Banyuwangi, ternyata Sdr. Eko malah meminta izin kepada Terdakwa untuk menumpang menkonsumsi sabu-sabu di rumah Terdakwa di Situbondo. Hanya karena Terdakwa takut perbuatan tersebut diketahui isteri Terdakwa yang bisa memancing keributan dengan isteri Terdakwa, maka Sdr. Eko tidak jadi mengkonsumsi sabusabu di rumah Terdakwa, melainkan Sdr. Eko dan Terdakwa lalu bersama-sama mengkonsumsi sabu-sabu di ruang kemudi mobil Truk Colt Diesel Sdr. Eko yang diparkir di pinggir Jalan Raya Dawuhan Situbondo. Dari keberanian Sdr. Eko mengkonsumsi sabu-sabu di hadapan Terdakwa dan bahkan meminta izin untuk mengkonsumsi sabu-sabu di rumah Terdakwa tersebut menunjukkan bahwa di mata Sdr. Eko, Terdakwa adalah bukan penegak hukum, melainkan teman dalam mengkonsumsi sabu-sabu. - Bahwa dari sikap Sdr. Eko terhadap Terdakwa tersebut di atas, kemudian dikaitkan dengan keterangan para Saksi-I, Saksi-II, Saksi-III, dan barang bukti berupa Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminalistik dari Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya Nomor: Lab.1358/NNF/2016 tanggal 16 Februari 2016, Majelis Hakim berkeyakinan bahwa Terdakwa tidak hanya satu kali mengkonsumsi sabu-sabu pada tanggal 01 Januari 2016 itu saja, melainkan Terdakwa sudah sering mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu, dan sekira 3 atau 4 hari sebelum sample urine Terdakwa diambil oleh Saksi-III dan Saksi-IV di toilet ruang Kasi Hartib Pomdam-V/Brw tanggal 12 Februari 2016 Terdakwa masih mengkonsumsi sabu-sabu. Menimbang
: Bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa, keterangan para Saksi di bawah sumpah, dan bukti-bukti lain di persidangan, serta setelah dihubungkan yang satu dengan yang lainnya, maka diperoleh fakta hukum yang melingkupi perbuatan Terdakwa sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI AD melalui Dik Secaba PK Tahun 1995 di Pusdikpom Cimahi, Jabar. Setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Serda NRP.21950176251075, kemudian Terdakwa berdinas di lingkungan Pomdam-IV/Diponegoro sampai dengan tahun 1999. Pada tahun 1997 Terdakwa mengikuti Susbalidkrim di Pusdikpom Cimahi. Pada tahun 1999 s/d 2004 Terdakwa berdinas di lingkungan Pomdam-XVI/Patimura. Kemudian pada tahun 2005 s/d sekarang Terdakwa berdinas di lingkungan Pomdam-V/Brawijaya. Pada saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini, Terdakwa dengan pangkat Pelda berdinas di SubdenpomV/3-5 Situbondo sebagai Bintara Pemeriksa (Bariksa) hingga sekarang. 2. Bahwa benar pada tahun 2013, ketika Terdakwa berdinas di Subdenpom-V/3-5 Situbondo, Terdakwa pernah diadukan oleh Sdr. Abdul Rasid ke Denpom-V/2 Mojokerto karena Terdakwa dituduh melakukan penyerobotan 4 petak tanah tambak Sdr. Abdul Rasid di Situbondo yang dikelola Terdakwa. Terdakwa dituduh menyerobot
18 tanah tambak, karena empat petak tanah tambak milik Sdr. Abdul Rasid tersebut Terdakwa sewakan kepada orang lain dengan harga sewa sebesar Rp.50.000.000,-(lima puluh juta rupiah). Atas laporan Sdr. Abdul Rasid tersebut, Terdakwa lalu dipanggil oleh DandenpomV/2 Mojokerto, dan selanjutnya perkara tersebut diselesaikan secara kekeluargaan di Denpom-V/2 Mojokerto. 3. Bahwa benar sejak tahun 2008 Terdakwa dan beberapa anggota Kodim Situbondo sering mendatangi tempat judi sabung ayam, cap jiki, dan judi togel di Desa/Kec. Prajekan, Kab. Situbondo, untuk mengambil uang „tip/jatah‟ dari penjudi yang biasanya sebesar Rp.30.000,-(tiga puluh ribu rupiah) sampai dengan Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah) setiap hari atau setiap kali datang. Kemudian pada tahun 2010, yaitu setelah Terdakwa dan beberapa anggota Kodim Situbondo tersebut dipanggil oleh Dandenpom-V/3 Malang, Terdakwa lalu menghentikan kebiasaan mengambil jatah dari penjudi tersebut, sedangkan beberapa angggota Kodim Situbondo yang biasa mengambil jatah dari penjudi lalu „ditarik‟ ke Korem-083 Malang. 4. Bahwa benar pada tanggal 31 Desember 2015 sekira pukul 21.00 Wib, sepupu Terdakwa yang tinggal di Desa Kebaman, Kec. Srono, Kab. Banyuwangi yang bernama Sdr. Eko yang bekerja sebagai sopir Truk Colt Diesel yang sedang dalam perjalanan dari Jakarta menuju Banyuwangi menelepon Terdakwa dan mengatakan akan mampir ke rumah Terdakwa di Situbondo. 5. Bahwa benar pada tanggal 01 Januari 2016 sekira pukul 02.00 Wib dinihari Sdr. Eko mengatakan bahwa dia sudah sampai di JI. Raya Dawuhan Kel. Dawuhan, Kec. Situbondo, sehingga Terdakwa lalu menemui Sdr. Eko di mobil Truknya yang berhenti di Jl. Raya Dawuhan, lalu Terdakwa bertanya kepada Sdr. Eko: "Ada perlu apa?", yang dijawab Sdr. Eko: "Saya mau numpang pakai sabu-sabu di rumah Terdakwa", yang dijawab Terdakwa: "Jangan makai sabu di rumah, karena nanti kalau ketahuan istri akan menjadi ribut", sehingga Sdr. Eko tidak jadi mampir ke rumah Terdakwa, dan selanjutnya Terdakwa dan Sdr. Eko berbincang-bincang di dalam ruang kemudi Truk Colt Diesel Sdr. Eko yang diparkir di pinggir Jalan Raya Dawuhan Situbondo. 6. Bahwa benar beberapa saat kemudian Sdr. Eko mengambil sebuah bungkusan kecil dari Dasboard Truk yang isinya satu paket kantong plastik sabu-sabu, lalu sabu-sabu ditunjukkan ke Terdakwa, dan selanjutnya Sdr. Eko menawari Terdakwa untuk ikut mengkonsumsi sabu-sabu. Atas tawaran Sdr. Eko tersebut pada awalnya Terdakwa tidak mau, kemudian Sdr. Eko mengeluarkan alat hisap bong berupa botol aqua ukuran kecil yang sudah dirancang sebelumnya dari dashboard mobil Truk Colt Diesel serta korek api gas untuk membakarnya dan kemudian Sdr. Eko mulai menkonsumsi sabu-sabu tersebut. 7. Bahwa benar melihat Sdr. Eko mulai mengkonsumsi sabu-sabu dan terus mengajak Terdakwa untuk ikut mengkonsumsi sabu-sabu, maka Terdakwa lalu ikut mengkonsumsi sabu-sabu bersama dengan Sdr. Eko bertempat di dalam ruang kemudi mobil Truk Colt Diesel warna kuning yang diparkir di pinggir jalan Dawuhan Situbondo. Pada waktu itu Terdakwa mengkonsumsi sabu-sabu dengan cara menghisap asap sabu-sabu dari alat bong sebanyak 3 (tiga) kali hisapan, sedangkan Sdr. Eko menghisap sabu-sabu sebanyak 6 (enam) kali hisapan, dan selanjutnya Terdakwa pulang kembali ke rumah Terdakwa dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Bison, sedangkan Sdr. Eko
19 melanjutkan perjalanan ke arah Banyuwangi sambil membawa sisa sabu-sabu yang belum habis. 8. Bahwa benar pada hari-hari berikutnya Terdakwa masih sering mengkonsumsi sabu-sabu, setidak-tidaknya sampai dengan sekira tanggal 8 atau 9 Februari 2016 Terdakwa masih mengkonsumsi sabusabu. 9. Bahwa benar pada hari Kamis tanggal 11 Februari 2016, ketika sedang berada di Subdenpom-V/3-5 Situbondo, Terdakwa ditelepon oleh Dansubdenpom-V/3-5 Situbondo Lettu Cpm Eko Karnawan yang saat itu sedang berada di Denpom-V/3 Malang dalam rangka menghadiri acara Sertijab Dandenpom-V/3 Malang. Pada waktu itu Lettu Cpm Eko Karnawan memerintahkan Terdakwa agar besok pagi bersama-sama dengan Lettu Cpm Eko Karnawan menghadap Danpomdam-V/Brw di Surabaya. 10. Bahwa benar dengan adanya perintah tersebut, pada hari Jum‟at pagi tanggal 12 Februari 2016 sekira pukul 06.00 Wib Terdakwa sudah berada di Mapomdam-V/Brw Surabaya, kemudian Terdakwa bertemu dengan Lettu Cpm Eko Karnawan dan Serka Rudi Hartono anggota Subdenpom-V/3-1 Probolinggo yang juga dipanggil menghadap Danpomdam-V/Brw di Surabaya. Kemudian Terdakwa bersama-sama dengan Lettu Cpm Eko Karnawan dan Serka Rudi Hartono dibawa ke ruang Wadan Pomdam-V/Brw, dan selanjutnya Terdakwa bersamasama dengan Lettu Cpm Eko Karnawan dan Serka Rudi Hartono oleh Wadanpomdam-V/Brw dibawa ke ruang Kasi Hartib Pomdam-V/Brw Mayor Cpm Sukadi, S.H. (Saksi-IV) 11. Bahwa benar setelah berada di ruang Kasi Hartib Pomdam-V/Brw, Terdakwa, Lettu Cpm Eko Karnawan, dan Serka Rudi Hartono lalu ditanyai mengenai keterlibatan mereka dalam masalah penyalahgunaan Narkotika. Oleh karena Terdakwa maupun Lettu Eko Karnawan dan Serka Rudi Hartono menyangkal telah menyalah-gunakan Narkotika, maka Wadanpomdam-V/Brw dan Saksi-IV Mayor Cpm Sukadi, S.H. lalu memanggil Pasiplin Sihartib Lettu Cpm Suwanto (Saksi-III) dan kemudian memerintahkan Saksi Lettu Cpm Suwanto untuk mengambil atau mengawasi pengambilan sample urine Terdakwa, Lettu Cpm Eko Karnawan dan Serka Rudi Hartono di kamar mandi ruang kerja Kasi Hartib Pomdam-V/Brw dengan menggunakan 3 (tiga) buah alat Tes Drugs of Abuse Test Cup untuk ketiga orang yang akan diperiksa urinenya. 12. Bahwa benar setelah Saksi Lettu Cpm Suwanto selesai menempelkan label nama pada bagian tutup pada 3 (tiga) alat tes drugs tersebut, kemudian Saksi Lettu Cpm Suwanto memberikan ketiga alat tes drugs tersebut kepada Lettu Cpm Karnawan, Terdakwa, dan Serka Rudi Hartono untuk diisi sample urine masing-masing bertempat di kamar mandi ruang kerja Saksi Mayor Cpm Sukadi dengan disaksikan oleh Saksi Lettu Cpm Suwanto. 13. Bahwa benar pada sekira pukul 08.00 Wib, setelah selesai mengambil sample urine dari ketiga orang anggota tersebut dan kemudian menutup ketiga alat tes drugs yang telah berisi sample urine, selanjutnya Saksi Lettu Cpm Suwanto meletakkan tiga alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup berisi urine ketiga orang anggota tersebut di meja kerja Saksi Mayor Cpm Sukadi dengan diberi alas kertas HVS warna putih, dan selanjutnya ketiga orang tersebut duduk di kursi sofa ruang tamu Saksi Mayor Cpm Sukadi.
20 14. Bahwa benar kemudian Wadanpomdam-V/Brw Letkol Cpm Adrey Satwika Yogaswara, Saksi Mayor Cpm Sukadi, dan Saksi Lettu Cpm Suwanto melihat hasil identifikasi dari ketiga alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup tersebut, yaitu: yang pertama dari alat tes urine Lettu Cpm Eko Karnawan setelah dicocokkan dengan indikator yang ada dalam alat tersebut hasilnya Negatif (tidak menggunakan Narkotika); kemudian melihat hasil tes urine Serka Rudi Hartono ternyata hasilnya Positif menggunakan Narkotika; dan selanjutnya melihat hasil tes urine Terdakwa ternyata hasilnya juga Positif menggunakan Narkotika. 15. Bahwa benar setelah mengetahui hasil test urine ketiga orang tersebut, Saksi Mayor Cpm Sukadi selaku Kasi Hartib Pomdam-V/Brw lalu memerintahkan Saksi Lettu Cpm Suwanto untuk menyerahkan Terdakwa dan Serka Rudi Hartono yang urinenya positif mengandung Narkotika ke Kasi Idik Pomdam-V/Brw Mayor Cprn Widodo, dan selanjutnya Saksi Mayor Cpm Sukadi melaporkan hasil pemeriksaan urine ketiga anggota Pomdam-V/Brw tersebut kepada DanpomdamV/Brw. Selanjutnya untuk mencocokkan kebenaran hasil analisa Saksi Mayor Cpm Sukadi, Danpomdam-V/Brw memerintahkan Saksi Mayor Cpm Sukadi agar berkoordinasi terlebih dahulu dengan BNN Propinsi Jatim selaku pihak yang mengeluarkan alat Tes Drugs of Abuse Test Cup. 16. Bahwa benar untuk mencocokkan kebenaran hasil analisa Saksi Mayor Cpm Sukadi terhadap sample urine ketiga anggota PomdamV/Brw tersebut, pada hari itu juga Jum‟at tanggal 12 Februari 2016 sekira pukul 10.00 Wib, Saksi Mayor Cpm Sukadi bersama dengan Saksi Lettu Cpm Suwanto lalu membawa ketiga alat Tes Drugs of Abuse Test Cup berisi sample urine ketiga anggota Pomdam-V/Brw tersebut ke Kantor BNN Propinsi Jatim di JI. Ngagel Madya-V No.22 Surabaya. Setelah sampai di Kantor BNN, Saksi Mayor Cpm Sukadi dan Saksi Lettu Cpm Suwanto lalu menghadap Kepala Bidang Rehabilitasi BNN atas nama dr. Purwanto, kemudian Saksi Mayor Cpm Sukadi menunjukkan ketiga alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup yang sudah diisi sample urine ketiga orang anggota tersebut kepada dr. Purwanto. 17. Bahwa benar setelah memeriksa ketiga alat tes drugs yang ditunjukkan Saksi tersebut, kemudian dr. Purwanto menjelaskan masing-masing indikator yang ada pada alat tersebut, yaitu: untuk sampel urine Lettu Cpm Eko Karnawan hasilnya Negatif (tidak mengandung zat kimia narkotika), urine Terdakwa hasilnya positif mengandung zat kimia yang identik dengan narkotika, dan urine Serka Rudi Hartono hasilnya positif mengandung zat kimia yang identik dengan narkotika. 18. Bahwa benar setelah mendapat penjelasan dari dr. Purwanto, kemudian Saksi Mayor Cpm Sukadi melaporkan hasil analisa yang didapat dari BNN tersebut kepada Danpomdam-V/Brw, dan selanjutnya Danpomdam-V/Brw memerintahkan Saksi Mayor Cpm Sukadi agar melaporkan dan menyerahkan hasil tes urine Terdakwa dan Serka Rudi Hartono yang positif mengandung Narkotika kepada Kasi Idik PomdamV/Brw untuk ditindak lanjuti sesuai prosedur hukum yang berlaku, sehingga Saksi Mayor Cpm Sukadi lalu memerintahkan Saksi Lettu Cpm Suwanto untuk menyerahkan Terdakwa dan Serka Rudi Hartono berikut sample urine dalam alat tes Drugs Of Abuse Test Cup atas nama kedua orang tersebut kepada Kasi Idik Pomdam-V/Brw untuk diproses sesuai ketentuan hokum yang berlaku.
21 19. Bahwa benar sesuai Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminalistik dari Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya Nomor: Lab.1358/NNF/2016 tanggal 16 Februari 2016, diterangkan bahwa setelah dilakukan pemeriksaan secara Laboratoris Kriminalistik terhadap barang bukti Nomor 1818/2016/NNF berupa 1 (satu) pot plastik berisi urine 45 ml dan 1 (satu) botol plastik berisi urine 50 ml atas nama Pelda Heru Hadi Susetyo NRP.21950176251075 hasilnya adalah Positif mengandung Metamfetamina, yang terdaftar dalam Golongan I nomor urut 61 Lampiran I UU RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Sedangkan pemeriksaan secara Laboratoris Kriminalistik terhadap barang bukti Nomor 1819/2016/NNF berupa 1 (satu) tabung reaksi dan 1 (satu) spuit berisi darah 6 ml atas nama Pelda Heru Hadi Susetyo NRP.21950176251075 hasilnya Negatif, yaitu tidak mengandung Narkotika dan Psikotropika. Menimbang
: Bahwa terhadap Tuntutan Oditur Militer tersebut di atas, Tim Penasehat Hukum Terdakwa mengajukan Nota Pembelaan (Pledooi) yang pada pokoknya sebagai berikut : 1. Bahwa dalam tuntutannya Oditur Militer hanya menguraikan prosedur atau tahapan pemeriksaan sample urine Terdakwa pada pemeriksaan Laboratorium Forensik Cabang Surabaya dengan nomor Lab: 1358/NN/2016, namun Oditur Militer tidak menguraikan secara rinci sumber urine yang diperiksa pada Labfor Polda Jatim, yaitu apakah urine tersebut berasal dari pengambilan pertama di satuan Terdakwa atau dari pengambilan urine di DKT. 2. Oditur Militer tidak menguraikan secara tepat keterangan Saksi petunjuk Kompol Imam Mukti, S.Si., M.Si., Apt dan Paur Narkobafor Luluk Muljani yang disampaikan di persidangan hari Selasa tanggal 28 Juni 2016 yang pada pokoknya telah menjelaskan bahwa pihak Labfor Polri pada hari yang bersamaan tanggal 15 Februari 2016 telah menerima 2 (dua) sample urine dan 1 (satu) sample darah dari penyidik. Dalam kesimpulannya, hasil urine yang diambil di Satuan Terdakwa hasilnya positiv, sedangkan hasil urine yang diambil dari DKT hasilnya négatif. Sedangkan darah yang diambil dari DKT hasilnya juga négatif. Padahal selisih waktu pengambilan urine di Satuan dengan pengambilan urine dan darah di DKT hanya sekira 2 jam. Berkaitan dengan dua sample urine dan darah tersebut, Tim Penasehat Hukum Terdakwa meyakini kebenaran hasil pengambilan urine dan darah yang dari DKT, karena waktu terakhir Terdakwa mengkonsumdi sabu-sabu adalah pada tanggal 01 Januari 2016, sehingga jika dihubungkan dengan pemeriksaan urine dan darah pada tanggal 12 Pebruari 2016 terdapat selisih waktu 41 hari. Melihat batas waktu dapat dideteksinya kandungan urine dan darah pengguna Narkoba, kandungan narkoba yang ada dalam urine dan darah Terdakwa sudah tidak ada lagi. 3. Bahwa Oditur Militer dalam menguraikan keterangan Saksi Kompol Imam Mukti, S.Si., M.Si., Apt dan Paur Narkobafor Luluk Muljani tidak sesuai dengan keterangan yang bersangkutan saat diperiksa di persidangan hari Selasa tanggal 28 Juni 2016 yang menerangkan bahwa hasil pemeriksaan darah dan urine yang diambil dari DKT dan diperiksa di Labfor Polri menyatakan bahwa darah Terdakwa negatif dan urine Terdakwa negatif. 4. Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminalistik Nomor Lab. fâRSftWZM'tô yang menyatakan bahwa urine Terdakwa positive adaiah kurang tepat, karena urine positif yang dimasukkan pada Berita Acara tersebut adalah hasil urine pertama yang diambil/diperiksa di Satuan Terdakwa yang sifatnya screen test yang tata cara pengambilannya
22 masih belum sesuai dengan peraturan yang berlaku, sedangkan urine yang diambil dari DKT dengan hasil negatif tidak dimasukkan. Padahal tata cara dan kewenangan pemeriksaan urine yang di DKT adalah yang benar dan tepat menurut peraturan yang berlaku. Bahwa pada waktu itu ada dua macam urine negatif dan positif, namun urine positif saja yang dimasukkan dalam berkas perkara. Terkait prosedur pengambilan sample urine di Satuan yang hasilnya positif, pelaksanaan pengambilan urine yang di satuan tersebut masih belum dilakukan sesuai tata cara pemeriksaan yang benar sesuai prosedur. 5. Bahwa Perihal “Narkotika Golongan I” yang pernah dikonsumsi oleh Terdakwa tidak ada kaitannya dengan alat bukti dalam perkara ini, karena dalam tuntutan Oditur telah diuraikan bahwa Terdakwa terakhir memakai sabu-sahu pada tanggal 01 Januari 2016, sedangkan fakta pengambilan sample urine adalah tanggal 12 Pebruari 2016, sehingga hitungan pemakaian dengan pengambilan pemeriksaan urine Terdakwa terdapat jedah 41 hari, yang pada kesimpulannya sangat logis pengambilan urine di DKT serta hasil pemeriksaan di Labfor menyebutkan bahwa darah maupun urine Terdakwa hasilnya negatif, karena kandungan Narkotika Golongan I punya batasan waktu. Dengan demikian unsur Narkotika Golongan I dalam kaitannya dengan pembuktian perkara Terdakwa yang saat mengkonsumsinya tanggal 01 Januari 2016 kemudian pemeriksaannya dilakukan pada tanggal 12 Pebruari 2016 adalah tidak terkait dengan unsur “Narkotika Golongan I” terhadap diri Terdakwa. Dengan demikian unsur “Narkotika Golongan I” tidak terbukti secara sah dan meyakinkan. Oleh karena unsur Narkotika Golongan I tidak terbukti, maka unsur Setiap Penyalah Guna Narkotika Golongan I Bagi Diri Sendiri tidak terbukti secara sah dan meyakinkan. 6. Pada akhir pembelaannya Tim Penasehat Hukum Terdakwa memohon agar Majelis Hakim berkenan memutuskan : a. Menyatakan Terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dalam dakwaan dan tuntutan Oditur Militer; b. Membebaskan atau setidak-tidaknya melepaskan Terdakwa dari semua dakwaan dan tuntutan Oditur Militer; c. Memulihkan hak-hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan, serta harkat dan martabatnya; d. Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya. Menimbang
: Bahwa terhadap Nota Pembelaan Tim Penasehat Hukum Terdakwa tersebut di atas, Oditur Militer mengajukan Replik yang pada pokoknya sebagai berikut : 1. Bahwa Oditur Militer sudah menguraikan secara rinci sumber urin yang diperiksa pada labfor Polda Jatim yang prosedurnya adalah sebagai berikut : Bahwa benar pada hari Jumat tanggal 12 Pebruari 2016 sekira pukul 08.00 Wib Lettu Cpm Suwanto (Saksi-3) dihubungi oleh Mayor Cpm Sukadi S.H. (Saksi-4/ Kasi Hartib Pomdam V/Brw) melalui HP untuk menghadap keruangannya, setelah Saksi-3 berada di ruangan Saksi-4, dalam ruangan tersebut sudah ada Letkol Cpm Adrey Satwika Yogaswara (Wadan Pomdam V/Brw), Lettu Cpm Eko Karnawan, Terdakwa dan Serka Rudi Hartono. Bahwa benar kemudian Saksi-4 menunjukkan kepada Saksi-3 tiga alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup dan berupa botol tempat urine (air seni) kemudian Saksi-4 memerintahkan Saksi-3 untuk membuat label nama untuk ditempel pada masing-masing tutup botol tersebut, setelah
23 selesai membuat label nama selanjutnya Saksi-3 menempelkan label nama pada bagian tutup ketiga alat tersebut, kemudian Saksi-3 diperintahkan untuk melihat dan menemani Terdakwa mengambil sample urine (air seninya) di toilet ruang kerja Saksi-4, selanjutnya Saksi-3 memberikan satu unit alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup kepada Terdakwa untuk diisi urinenya, setelah dirasa cukup Terdakwa menyerahkan alat tersebut kepada Saksi-3 begitu pula proses tes terhadap Lettu Cpm Eko Karnawan dan Serka Rudi Hartono, setelah alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup terisi urine, kemudian Saksi-3 tutup dan diletakkan di meja kerja Saksi- 4 dengan diberi alas mengunakan kertas HVS warna putih dan ketiga orang tersebut duduk di kursi ruang tamu Saksi-4. Bahwa benar selanjutnya Saksi-3, Saksi-4 dan Wadan Pomdam V/Brw (Letkol Cpm Adrey Satwika Yogaswara, S.Sos) melihat identifikasi dari alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup tersebut. yang pertama hasil tes dari Lettu Cpm Eko Karnawan, kemudian dicocokkan dengan indikator yang ada dalam alat tersebut hasilnya Négatif (tidak mengunakan narkotika), kemudian melihat hasil tes dari Serka Rudi Hartono hasilnya Positif mengunakan narkotika, selanjutnya hasil tes dari Terdakwa hasilnya juga Positif mengunakan narkotika. 2. Bahwa saksi petunjuk dalam hukum positif Indonesia tidak ada diatur dan tidak pernah ada, dan yang ada adalah keterangan Saksi ( Dhi. Kompol Imam Mukti,S.Si,M.Si.,Apt dan Paur Narkobafor Luluk Muljani ), sedangkan mengenai hasil pemeriksaan darah dan urine yang diambil dari DKT kemudian diperiksa di Labfor polri menyatakan bahwa darah dan urine Terdakwa Négatif, Oditur Militer sama sakali tidak perlu menanggapi karena hanya untuk kepentingan Terdakwa. Dan mengenai hasil pemeriksaan darah dan urine yang diambil dari DKT kemudian diperiksa di Labfor polri juga tidak pernah ada, mulai dari berita acara pemeriksaan (BAP) Terdakwa, dalam surat dakwaan Oditur Militer sampai pada Tuntutan Oditur Militer sama sekali tidak pernah ada dan tidak pernah dibahas pemeriksaan darah dan urine yang diambil dari DKT tersebut. 3. Bahwa berita acara pemeriksaan Laboratorik Kriminalistik Nomor : Lab. 1358/NNF/2016 yang menyatakan urine Terdakwa Positif adalah sangat tepat dan mendasar karena Laboratorik Kriminalistik adalah Labfor milik Polri dan merupakan lembaga/ institusi yang berwenang dalam pemeriksaan Narkotika dan Psikotropika sesuai dengan Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor : 194 / MENKES /SK /VI /2012 tanggal 15 Juni 2012 tentang Penunjukan Laboratorium Pemeriksaan Narkotika dan Psikotropika. 4. Bahwa peristiwa yang terjadi saat pemeriksaan pertama tes hasil urine di satuan, di BNN maupun di pihak yang berwenang dalam hal ini Labfor Polri merupakan tidak hanya sebatas menilai drug of abusee test cup yang diterima dari satuan, karena pihak satuan Pomdam V/Brw yang mengambil/memeriksa urin Terdakwa merupakan pihak penyidik dan penyidik yang sudah disumpah. 5. Bahwa pengambilan/pemeriksaan urine di satuan yang dilanjutkan penelitiannya di BNN maupun di Labfor Polri hasilnya Positif, sudah sesuai dengan tata cara dan kewenangan yang memeriksa sudah memenuhi syarat, sehingga barang bukti berupa drug of abusee test cup terkait perkara Terdakwa semakin terang benderang. 6. Bahwa terkait dengan pengambilan urine di DKT dilanjutkan pemeriksaan di Labfor Polri adalah sudah sesuai syarat dan prosedur yang benar, menurut Penasehat Hukum Terdakwa dengan hasil darah
24 dan urine Negatif tidak perlu kami tanggapi, karena hal tersebut sah-sah saja karena bagaimanapun Penasehat Hukum Terdakwa adalah membela kebenaran terhadap Terdakwa. Namun kalau kita tinjau berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 194/MENKES/SK/VI/2012 tanggal 15 Juni 2012 tentang Penunjukan Laboratorium Pemeriksaan Narkotika dan Psikotropika Rumah sakit DKT tidak ada sama sekali kewenangan untuk pemeriksaan terhadap perkara Narkotika dan Psikotropika. Sedangkan yang dimasukkan ke dalam Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminalistik Nomor: Lab. 1358/NNF/2016 urine Terdakwa dinyatakan Positif mengandung Narkotika merupakan hasil Laboratorium Polri dan dinyatakan lembaga/badan yang berwenang dimata hukum. 7. Bahwa prosedur dalam pengiriman barang bukti dari Laboratorik Kriminalistik Nomor: Lab.1358/NNF/2016, penyidik tidak wajib menyelenggarakan berita acara pengambilan urine dan darah yang ditanda tangani oleh Tersangka maupun berita acara pembungkusan dan atau penyegelan barang bukti. Karena berdasarkan keterangan Kompol Imam Mukti,S.Si,M.Si.,Apt (Saksi-1) dan Paur Narkobafor Luluk Muljani (Saksi-2) dari Laboratorik Kriminalistik Polda, surat bukti penyerahan dan penerimaan sudah cukup karena Saksi-1 dan Saksi-2 sudah disumpah. Berdasarkan uraian tersebut diatas, Oditur Militer berkesimpulan bahwa alasan-alasan Penasehat Hukum Terdakwa yang dijadikan dasar pengajuan keberatan atas tuntutan Oditur Militer, sangat dan sangat tidak beralasan, sehingga permohonan Penasehat Hukum Terdakwa harus ditolak. Menimbang
: Bahwa terhadap Replik Oditur Militer tersebut di atas, Tim Penasehat Hukum Terdakwa tidak mengajukan Duplik, namun Tim penasehat Hukum Terdakwa menyatakan tetap pada Pembelaannya.
Menimbang
: Bahwa terhadap Nota Pembelaan Tim Penasehat Hukum Terdakwa, dan Replik Oditur Militer tersebut di atas, Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : 1. Bahwa Oditur Militer dalam Repliknya belum menjawab permasalahan pokok yang disampaikan Tim Penasehat Hukum Terdakwa dalam Pembelaannya, oleh karena itu Majelis Hakim akan menanggapi Pembelaan Tim Penasehat Hukum Terdakwa. 2. Bahwa Tim penasehat Hukum Terdakwa dalam Pembelaannya menyebutkan bahwa „seolah-olah‟ ada barang bukti Hasil Pemeriksaan Labfor Polri Cabang Surabaya yang lain yang hasilnya menyebutkan bahwa urine Terdakwa negative mengandung Narkotika dan Psikotropika, dan sample urine yang negative mengandung Narkotika tersebut adalah sample urine Terdakwa yang diambil di DKT, namun hasil pemeriksaan sample urine yang negative menmgandung Narkotika tersebut tidak dimasukkan dalam berkas perkara Terdakwa sebagai „pembanding‟ dari Hasil Pemeriksaan Labfor Polri Cabang Surabaya No.Lab.1358/NNF/2016 tanggal 16 Februari 2016 yang hasilnya sample urine Terdakwa positif mengandung Ampetamina (Narkotika Golongan I). Namun Tim Penasehat Hukum Terdakwa tidak pernah dan tidak dapat menunjukkan bukti-bukti yang dapat mendukung pernyataannya tersebut, seperti misalnya Berita Acara Pemeriksaan Labfor „tandingan‟ yang menyebutkan bahwa pemeriksaan terhadap sample urine Terdakwa yang diambil di DKT hasilnya negatif mengandung Narkotika dan Psikotropika.
25 3. Bahwa di dalam berkas perkara Terdakwa hanya ada barang bukti berupa satu eksemplar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminalistik dari Labfor Polri Cabang Surabaya Nomor Lab. 1358/NNF/2016 tanggal 16 Februari 2016. Dalam Berita Acara tersebut dijelaskan bahwa pihak Labfor Polri Cabang Surabaya menerima satu bungkus kertas warna coklat berlak segel lengkap dengan label barang bukti, yang setelah dibuka berisi antara lain 2 (dua) sample urine yang dimasukkan dalam 1 (satu) pot plastik berisi urine 45 ml, dan 1 (satu) botol plastik berisi urine 50 ml atas nama Pelda Heru Hadi Susetyo NRP.21950176251075 (Terdakwa). Dari penjelasan tersebut, berarti ada dua sample urine Terdakwa yang diperiksa secara laboratoris kriminalistik oleh Labfor Polri Cabang Surabaya, yaitu sample urine Terdakwa yang disimpan dalam 1 (satu) pot plastik berisi urine sebanyak 45 ml, dan sample urine Terdakwa yang disimpan dalam 1 (satu) botol plastik berisi 50 ml. Sedangkan dimana sampel tersebut diambil, tidak ada penjelasan dalam Berita Acara tersebut. Namun yang jelas di persidangan Terdakwa membenarkan bahwa sample urine tersebut memang milik Terdakwa. Setelah terhadap kedua sample urine Terdakwa yang dalam Berita Acara tersebut diberi nomor bukti 1818/2016/NNF dan kemudian dilakukan pemeriksaan secara laboratoris kriminalistik, ternyata kedua sample urine Terdakwa tersebut „semuanya‟ Positif mengandung Metamfetamina yang terdaftar dalam Narkotika Golongan I nomor urut 61 Lampiran I UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Berdasarkan uraian di atas, pernyataan Tim Penasehat Hukum Terdakwa yang menyatakan bahwa ada berita acara pemeriksaan lain yang menyebutkan bahwa sample urine Terdakwa yang diambil di DKT adalah negative Narkotika dan Psikotropika, yang ternyata tidak dimasukkan dalam berkas perkara, adalah mengada-ada dan tidak didasarkan pada fakta di persidangan. Oleh karena Nota Pembelaan Tim Penasehat Hukum Terdakwa mengada-ada dan tidak didasarkan pada fakta di persidangan, maka Pembelaan Tim Penasehat Hukum Terdakwa ditolak. Menimbang
: Bahwa setelah menelaah dengan seksama terhadap Tuntutan Oditur Militer yang menyatakan bahwa Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana sebagaimana yang diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, pada dasarnya Majelis Hakim menyatakan sependapat dengan Oditur Militer. Namun demikian Majelis Hakim akan membuktikannya sendiri sebagaimana akan diuraikan lebih lanjut dalam putusan ini. Sedangkan terhadap hukuman yang akan dijatuhkan kepada Terdakwa dalam perkara ini, Majelis Hakim mempunyai pertimbangan sendiri sebagaimana akan diuraikan lebih lanjut dalam putusan ini.
Menimbang
: Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam Dakwaan Tunggal mengandung unsur-unsur sebagai berikut : 1. 2.
Menimbang
Setiap penyalah-guna Narkotika Golongan I. Bagi diri sendiri.
: Bahwa mengenai Dakwaan Oditur Militer tersebut di atas, Majelis Hakim mengemukakan pendapat sebagai berikut : 1.
Unsur kesatu : ”Setiap penyalah guna Narkotika Golongan I”.
26 Bahwa sesuai Pasal 1 angka 15 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang dimaksud dengan „Penyalah Guna‟ adalah orang yang menggunakan Narkotika tanpa hak atau melawan hukum. Yang dimaksud dengan „hak‟ menurut pengertian bahasa adalah kekuasaan untuk berbuat sesuatu, kewenangan, milik, kepunyaan atas sesuatu. Yang dimaksud dengan „tanpa hak‟ dalam unsur ini adalah bahwa terhadap diri seseorang pelaku, dalam hal ini Terdakwa, tidak terdapat kekuasaan ataupun kewenangan untuk menggunakan Narkotika Golongan-I. Yang dimaksud dengan “melawan hukum”, menurut Yurisprudensi (Arrest Hooge Raad tanggal 31 Desember 1919) adalah : - Melanggar undang-undang; atau - Merusak hak subjektif seseorang menurut undang-undang; atau - Melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku menurut undang-undang; atau - Melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kepatutan dalam masyarakat Bahwa sesuai Pasal 1 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang dimaksud dengan Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis atau semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana yang terlampir dalam Lampiran I UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yaitu: Narkotika Golongan I, Narkotika Golongan II, dan Narkotika golongan III. Dalam Pasal 7 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, ditentukan bahwa narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemudian dalam Pasal 8 UU Nomor 35 Tahun 2009 ditentukan bahwa dalam jumlah terbatas, Narkotika Golongan I hanya dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan untuk reagensia diagnostik, serta reagensia laboratorium setelah mendapatkan persetujuan Menteri Kesehatan atas rekomendasi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. Dari ketentuan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa perbuatan menggunakan narkotika golongan I selain untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, atau untuk reagensia diagnostik maupun untuk reagensia laboratorium tanpa seizin Menteri Kesehatan atas rekomendasi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan adalah termasuk perbuatan tanpa hak dan melawan hukum, atau perbuatan menyalah-gunakan Narkotika golongan I. Bahwa sesuai UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, zatzat yang termasuk dalam jenis Narkotika Golongan-I antara lain adalah Metamphetamina yang terdaftar sebagai Narkotika Golongan I nomor urut 61 Lampiran I UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa, dan alat bukti lain di persidangan, terungkap fakta hukum sebagai berikut :
27 a. Bahwa benar pada tanggal 31 Desember 2015 sekira pukul 21.00 Wib, sepupu Terdakwa yang tinggal di Desa Kebaman, Kec. Srono, Kab. Banyuwangi yang bernama Sdr. Eko yang bekerja sebagai sopir Truk Colt Diesel yang sedang dalam perjalanan dari Jakarta menuju Banyuwangi menelepon Terdakwa dan mengatakan akan mampir ke rumah Terdakwa di Situbondo. b. Bahwa benar pada tanggal 01 Januari 2016 sekira pukul 02.00 Wib dinihari Sdr. Eko mengatakan bahwa dia sudah sampai di JI. Raya Dawuhan Kel. Dawuhan, Kec. Situbondo, sehingga Terdakwa lalu menemui Sdr. Eko di mobil Truknya yang berhenti di Jl. Raya Dawuhan, lalu Terdakwa bertanya kepada Sdr. Eko: "Ada perlu apa?", yang dijawab Sdr. Eko: "Saya mau numpang pakai sabu-sabu di rumah Terdakwa", yang dijawab Terdakwa: "Jangan makai sabu di rumah, karena nanti kalau ketahuan istri akan menjadi ribut", sehingga Sdr. Eko tidak jadi mampir ke rumah Terdakwa, dan selanjutnya Terdakwa dan Sdr. Eko berbincang-bincang di dalam ruang kemudi Truk Colt Diesel Sdr. Eko yang diparkir di pinggir Jalan Raya Dawuhan Situbondo. c. Bahwa benar beberapa saat kemudian Sdr. Eko mengambil sebuah bungkusan kecil dari Dasboard Truk yang isinya satu paket kantong plastik sabu-sabu, lalu sabu-sabu ditunjukkan ke Terdakwa, dan selanjutnya Sdr. Eko menawari Terdakwa untuk ikut mengkonsumsi sabu-sabu. Atas tawaran Sdr. Eko tersebut pada awalnya Terdakwa tidak mau, kemudian Sdr. Eko mengeluarkan alat hisap bong berupa botol aqua ukuran kecil yang sudah dirancang sebelumnya dari dashboard mobil Truk Colt Diesel serta korek api gas untuk membakarnya dan kemudian Sdr. Eko mulai menkonsumsi sabu-sabu tersebut. d. Bahwa benar melihat Sdr. Eko mulai mengkonsumsi sabu-sabu dan terus mengajak Terdakwa untuk ikut mengkonsumsi sabu-sabu, maka Terdakwa lalu ikut mengkonsumsi sabu-sabu bersama dengan Sdr. Eko bertempat di dalam ruang kemudi mobil Truk Colt Diesel warna kuning yang diparkir di pinggir jalan Dawuhan Situbondo. Pada waktu itu Terdakwa mengkonsumsi sabu-sabu dengan cara menghisap asap sabu-sabu dari alat bong sebanyak 3 (tiga) kali hisapan, sedangkan Sdr. Eko menghisap sabu-sabu sebanyak 6 (enam) kali hisapan, dan selanjutnya Terdakwa pulang kembali ke rumah Terdakwa dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Bison, sedangkan Sdr. Eko melanjutkan perjalanan ke arah Banyuwangi sambil membawa sisa sabu-sabu yang belum habis. e. Bahwa benar pada hari-hari berikutnya Terdakwa masih sering mengkonsumsi sabu-sabu, setidak-tidaknya sampai dengan sekira tanggal 8 atau 9 Februari 2016 Terdakwa masih mengkonsumsi sabusabu. f. Bahwa benar pada hari Kamis tanggal 11 Februari 2016, ketika sedang berada di Subdenpom-V/3-5 Situbondo, Terdakwa ditelepon oleh Dansubdenpom-V/3-5 Situbondo Lettu Cpm Eko Karnawan yang saat itu sedang berada di Denpom-V/3 Malang dalam rangka menghadiri acara Sertijab Dandenpom-V/3 Malang. Pada waktu itu Lettu Cpm Eko Karnawan memerintahkan Terdakwa agar besok pagi bersama-sama dengan Lettu Cpm Eko Karnawan menghadap Danpomdam-V/Brw di Surabaya. g. Bahwa benar dengan adanya perintah tersebut, pada hari Jum‟at pagi tanggal 12 Februari 2016 sekira pukul 06.00 Wib Terdakwa sudah berada di Mapomdam-V/Brw Surabaya, kemudian Terdakwa bertemu
28 dengan Lettu Cpm Eko Karnawan dan Serka Rudi Hartono anggota Subdenpom-V/3-1 Probolinggo yang juga dipanggil menghadap Danpomdam-V/Brw di Surabaya. Kemudian Terdakwa bersama-sama dengan Lettu Cpm Eko Karnawan dan Serka Rudi Hartono dibawa ke ruang Wadan Pomdam-V/Brw, dan selanjutnya Terdakwa bersamasama dengan Lettu Cpm Eko Karnawan dan Serka Rudi Hartono oleh Wadanpomdam-V/Brw dibawa ke ruang Kasi Hartib Pomdam-V/Brw Mayor Cpm Sukadi, S.H. (Saksi-IV) h. Bahwa benar setelah berada di ruang Kasi Hartib Pomdam-V/Brw, Terdakwa, Lettu Cpm Eko Karnawan, dan Serka Rudi Hartono lalu ditanyai mengenai keterlibatan mereka dalam masalah penyalahgunaan Narkotika. Oleh karena Terdakwa maupun Lettu Eko Karnawan dan Serka Rudi Hartono menyangkal telah menyalah-gunakan Narkotika, maka Wadanpomdam-V/Brw dan Saksi-IV Mayor Cpm Sukadi, S.H. lalu memanggil Pasiplin Sihartib Lettu Cpm Suwanto (Saksi-III) dan kemudian memerintahkan Saksi Lettu Cpm Suwanto untuk mengambil atau mengawasi pengambilan sample urine Terdakwa, Lettu Cpm Eko Karnawan dan Serka Rudi Hartono di kamar mandi ruang kerja Kasi Hartib Pomdam-V/Brw dengan menggunakan 3 (tiga) buah alat Tes Drugs of Abuse Test Cup untuk ketiga orang yang akan diperiksa urinenya. i. Bahwa benar setelah Saksi Lettu Cpm Suwanto selesai menempelkan label nama pada bagian tutup pada 3 (tiga) alat tes drugs tersebut, kemudian Saksi Lettu Cpm Suwanto memberikan ketiga alat tes drugs tersebut kepada Lettu Cpm Karnawan, Terdakwa, dan Serka Rudi Hartono untuk diisi sample urine masing-masing bertempat di kamar mandi ruang kerja Saksi Mayor Cpm Sukadi dengan disaksikan oleh Saksi Lettu Cpm Suwanto. j. Bahwa benar pada sekira pukul 08.00 Wib, setelah selesai mengambil sample urine dari ketiga orang anggota tersebut dan kemudian menutup ketiga alat tes drugs yang telah berisi sample urine, selanjutnya Saksi Lettu Cpm Suwanto meletakkan tiga alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup berisi urine ketiga orang anggota tersebut di meja kerja Saksi Mayor Cpm Sukadi dengan diberi alas kertas HVS warna putih, dan selanjutnya ketiga orang tersebut duduk di kursi sofa ruang tamu Saksi Mayor Cpm Sukadi. k. Bahwa benar kemudian Wadanpomdam-V/Brw Letkol Cpm Adrey Satwika Yogaswara, Saksi Mayor Cpm Sukadi, dan Saksi Lettu Cpm Suwanto melihat hasil identifikasi dari ketiga alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup tersebut, yaitu: yang pertama dari alat tes urine Lettu Cpm Eko Karnawan setelah dicocokkan dengan indikator yang ada dalam alat tersebut hasilnya Negatif (tidak menggunakan Narkotika); kemudian melihat hasil tes urine Serka Rudi Hartono ternyata hasilnya Positif menggunakan Narkotika; dan selanjutnya melihat hasil tes urine Terdakwa ternyata hasilnya juga Positif menggunakan Narkotika. l. Bahwa benar setelah mengetahui hasil test urine ketiga orang tersebut, Saksi Mayor Cpm Sukadi selaku Kasi Hartib Pomdam-V/Brw lalu memerintahkan Saksi Lettu Cpm Suwanto untuk menyerahkan Terdakwa dan Serka Rudi Hartono yang urinenya positif mengandung Narkotika ke Kasi Idik Pomdam-V/Brw Mayor Cprn Widodo, dan selanjutnya Saksi Mayor Cpm Sukadi melaporkan hasil pemeriksaan urine ketiga anggota Pomdam-V/Brw tersebut kepada DanpomdamV/Brw. Selanjutnya untuk mencocokkan kebenaran hasil analisa Saksi Mayor Cpm Sukadi, Danpomdam-V/Brw memerintahkan Saksi Mayor Cpm Sukadi agar berkoordinasi terlebih dahulu dengan BNN Propinsi
29 Jatim selaku pihak yang mengeluarkan alat Tes Drugs of Abuse Test Cup. m. Bahwa benar untuk mencocokkan kebenaran hasil analisa Saksi Mayor Cpm Sukadi terhadap sample urine ketiga anggota PomdamV/Brw tersebut, pada hari itu juga Jum‟at tanggal 12 Februari 2016 sekira pukul 10.00 Wib, Saksi Mayor Cpm Sukadi bersama dengan Saksi Lettu Cpm Suwanto lalu membawa ketiga alat Tes Drugs of Abuse Test Cup berisi sample urine ketiga anggota Pomdam-V/Brw tersebut ke Kantor BNN Propinsi Jatim di JI. Ngagel Madya-V No.22 Surabaya. Setelah sampai di Kantor BNN, Saksi Mayor Cpm Sukadi dan Saksi Lettu Cpm Suwanto lalu menghadap Kepala Bidang Rehabilitasi BNN atas nama dr. Purwanto, kemudian Saksi Mayor Cpm Sukadi menunjukkan ketiga alat Tes Drugs Of Abuse Test Cup yang sudah diisi sample urine ketiga orang anggota tersebut kepada dr. Purwanto. n. Bahwa benar setelah memeriksa ketiga alat tes drugs yang ditunjukkan Saksi tersebut, kemudian dr. Purwanto menjelaskan masing-masing indikator yang ada pada alat tersebut, yaitu: untuk sampel urine Lettu Cpm Eko Karnawan hasilnya Negatif (tidak mengandung zat kimia narkotika), urine Terdakwa hasilnya positif mengandung zat kimia yang identik dengan narkotika, dan urine Serka Rudi Hartono hasilnya positif mengandung zat kimia yang identik dengan narkotika. o. Bahwa benar setelah mendapat penjelasan dari dr. Purwanto, kemudian Saksi Mayor Cpm Sukadi melaporkan hasil analisa yang didapat dari BNN tersebut kepada Danpomdam-V/Brw, dan selanjutnya Danpomdam-V/Brw memerintahkan Saksi Mayor Cpm Sukadi agar melaporkan dan menyerahkan hasil tes urine Terdakwa dan Serka Rudi Hartono yang positif mengandung Narkotika kepada Kasi Idik PomdamV/Brw untuk ditindak lanjuti sesuai prosedur hukum yang berlaku, sehingga Saksi Mayor Cpm Sukadi lalu memerintahkan Saksi Lettu Cpm Suwanto untuk menyerahkan Terdakwa dan Serka Rudi Hartono berikut sample urine dalam alat tes Drugs Of Abuse Test Cup atas nama kedua orang tersebut kepada Kasi Idik Pomdam-V/Brw untuk diproses sesuai ketentuan hokum yang berlaku. p. Bahwa benar sesuai Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminalistik dari Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya Nomor: Lab.1358/NNF/2016 tanggal 16 Februari 2016, diterangkan bahwa setelah dilakukan pemeriksaan secara Laboratoris Kriminalistik terhadap barang bukti Nomor 1818/2016/NNF berupa 1 (satu) pot plastik berisi urine 45 ml dan 1 (satu) botol plastik berisi urine 50 ml atas nama Pelda Heru Hadi Susetyo NRP.21950176251075 hasilnya adalah Positif mengandung Metamfetamina, yang terdaftar dalam Golongan I nomor urut 61 Lampiran I UU RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Sedangkan pemeriksaan secara Laboratoris Kriminalistik terhadap barang bukti Nomor 1819/2016/NNF berupa 1 (satu) tabung reaksi dan 1 (satu) spuit berisi darah 6 ml atas nama Pelda Heru Hadi Susetyo NRP.21950176251075 hasilnya Negatif, yaitu tidak mengandung Narkotika dan Psikotropika. q. Bahwa benar sesuai Pasal 7 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemudian dalam Pasal 8 UU Nomor 35 Tahun 2009 ditentukan bahwa dalam jumlah terbatas, Narkotika Golongan I hanya dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan
30 dan teknologi dan untuk reagensia diagnostik, serta reagensia laboratorium setelah mendapatkan persetujuan Menteri Kesehatan atas rekomendasi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. Dengan demikian perbuatan Terdakwa yang mengkonsumsi sabu-sabu bersama-sama dengan Sdr. Eko di ruang kemudi mobil Truck Colt Diesel Sdr.Eko yang diparkir di pinggir Jalan Raya Dawuhan Situbondo adalah termasuk perbuatan menggunakan Narkotika Golongan I selain untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, atau untuk reagensia diagnostik maupun untuk reagensia laboratorium tanpa izin Menkes RI, sehingga perbuatan Terdakwa tersebut termasuk perbuatan tanpa hak dan melawan hukum, atau perbuatan menyalahgunakan narkotika golongan I. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur kesatu: ”Setiap penyalah guna Narkotika Golongan I” telah terpenuhi. 2.
Unsur kedua : ”Bagi diri sendiri”.
Bahwa yang dimaksud dengan „bagi diri sendiri‟ dalam unsur ini adalah bahwa Terdakwa menggunakan atau mengkonsumsi Narkotika Golongan I tersebut adalah untuk kepentingan dan kenikmatan dirinya sendiri, dan bukan untuk tujuan yang lain. Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa, dan alat bukti lain di persidangan, terungkap fakta hukum sebagai berikut : a. Bahwa sebagaimana yang telah diuraikan dalam pembuktian unsur terdahulu yang merupakan bagian dari pembuktian unsur ini, bahwa benar pada tanggal 01 Januari 2016 sekira pukul 02.00 Wib dinihari, ketika Sdr. Eko dalam perjalanan mengemudikan Truk Colt Diesel dari Jakarta menuju Banyuwangi, setelah sampai di JI. Raya Dawuhan Kel. Dawuhan, Kec. Situbondo, Sdr. Eko menelepon Terdakwa dan kemudian mengatakan akan menumpang memakai sabu-sabu di rumah Terdakwa. Namun oleh karena Terdakwa takut kalau ketahuan isteri Terdakwa akan rebut, maka Sdr. Eko lalu mengajak Terdakwa unttuk bersama-sama mengkonsumsi sabu-sabu yang disiapkan Sdr. Eko di ruang kemudi mobill Truk Colt Diesel Sdr. Eko yang diparkir di pinggir Jalan Raya Dawuhan Situbondo, dengan cara Sdr. Eko mengeluarkan alat hisap bong berupa botol aqua ukuran kecil yang sudah dirancang sebelumnya dari dashboard mobil Truk Colt Diesel serta korek api gas untuk membakarnya dan kemudian Sdr. Eko mulai menkonsumsi sabu-sabu tersebut. Kemudian Terdakwa ikut mengkonsumsi sabu-sabu dengan cara menghisap asap sabu-sabu dari alat bong sebanyak 3 (tiga) kali hisapan, sedangkan Sdr. Eko menghisap sabu-sabu sebanyak 6 (enam) kali hisapan, dan selanjutnya Terdakwa pulang kembali ke rumah Terdakwa dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Bison, sedangkan Sdr. Eko melanjutkan perjalanan ke arah Banyuwangi sambil membawa sisa sabu-sabu yang belum habis. b. Bahwa benar perbuatan Terdakwa mengkonsumsi sabu-sabu bersama dengan Sdr. Eko tersebut dilakukan oleh Terdakwa secara sadar, tanpa ada bujukan, rayuan, ataupun paksaan dari orang lain, dan itu dilakukan Terdakwa karena Terdakwa ingin mencoba menikmati Narkotika jenis sabu-sabu bersama Sdr. Eko. c. Bahwa benar tujuan Terdakwa menghisap atau mengkonsumsi sabu-sabu tersebut adalah untuk kenikmatan diri Terdakwa sendiri,
31 walaupun setelah menghisap sabu-sabu kepala Terdakwa menjadi pusing. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur kedua: ”Bagi diri sendiri” telah terpenuhi. Menimbang
: Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas yang merupakan pembuktian yang diperoleh di persidangan, Majelis Hakim berpendapat terdapat cukup bukti yang sah dan meyakinkan bahwa Terdakwa bersalah telah melakukan tindak pidana : ”Setiap penyalah-guna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri”, sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Menimbang
: Bahwa di dalam memeriksa dan mengadili perkara Terdakwa ini, secara umum tujuan Majelis adalah untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan hukum, kepentingan umum, dan kepentingan militer. Menjaga kepentingan hukum dalam arti menjaga tetap tegaknya hukum dan keadilan dalam masyarakat. Menjaga kepentingan umum dalam arti melindungi masyarakat, harkat dan martabatnya sebagai manusia dari tindakan sewenang-wenang. Menjaga kepentingan militer dalam arti menjaga agar kepentingan militer tidak dirugikan dan sekaligus mendorong agar prajurit tetap mematuhi dan menjunjung tinggi ketentuan hukum yang berlaku dalam keadaan yang bagaimanapun.
Menimbang
: Bahwa selama pemeriksaan di persidangan Majelis Hakim tidak menemukan adanya hal-hal yang dapat dijadikan sebagai alasan pemaaf atau pembenar pada diri Terdakwa, sehingga oleh karenanya Terdakwa harus dipidana.
Menimbang
: Bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis Hakim akan menilai sifat, hakekat, dan akibat dari sifat dan perbuatan Terdakwa, serta hal-hal yang mempengaruhi sebagai berikut : Bahwa perbuatan Terdakwa yang mengkonsumsi sabu-sabu bersama dengan Sdr. Eko pada tanggal 01 Januari 2016 dinihari sekira pukul 02.00 Wib pada hakekatnya merupakan pengabaian terhadap berbagai aturan mengenai sangat dilarangnya penyalah-gunaan Narkotika oleh siapapun. Bahwa dari tayangan yang ada di televisi maupun dari media yang lain, Terdakwa telah mengetahui dan memahami bahwa sabu-sabu adalah termasuk jenis narkotika golongan I yang sangat dilarang penggunaannya untuk kepentingan apapun, kecuali hanya untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Karena penyalah-gunaan narkotika dapat merusak mental dan kejiwaan serta daya juang pecandunya, yang umumnya generasi muda harapan bangsa, sehingga penyalahgunaan Narkotika sangat merugikan perorangan maupun masyarakat, terutama generasi muda harapan bangsa, yang pada gilirannya akan merugikan masa depan bangsa dan negara Indonesia. Bahwa selaku prajurit TNI, Terdakwa juga telah menerima pengarahan ataupun penekanan dari pimpinan TNI melalui pimpinan di kesatuannya tentang sangat dilarangnya prajurit TNI terlibat dalam masalah penyalah-gunaan narkotika, termasuk diantaranya mengkonsumsi sabu-sabu, dan ancaman pemecatan dari dinas militer bagi prajurit yang terlibat dalam masalah narkotika.
32 Bahwa dengan adanya efek yang merusak mental dan kejiwaan pemakainya, ditambah lagi dengan ancaman pemecatan dari dinas militer bagi prajurit yang terlibat dalam masalah penyalah-gunaan narkotika, maka seharusnya Terdakwa menghilangkan jauh-jauh keinginannya untuk mengkonsumsi narkotika, walaupun diiming-imingi dengan kenikmatan semu yang menggiurkan. Apalagi Terdakwa adalah seorang prajurit yang berlatar belakang pendidikan Kepolisian Militer, sudah bertugas bertahun-tahun di lingkungan Kepolisian Militer, dan saat kejadian yang menjadi perkara ini Terdakwa menjabat sebagai “Bintara Pemeriksa” di Subdenpom-V/3-5 Situbondo, sehingga Terdakwa sangat mengetahui resiko hukumnya atas perbuatan yang telah dilakukannya tersebut. Namun oleh karena Terdakwa „barangkali‟ sudah terbiasa mengkonsumsi sabu-sabu, Terdakwa menjadi lengah, sehingga ketika secara mendadak diperiksa urinenya atas perintah Danpomdam-V/Brw, ternyata urine Terdakwa Positif mengandung zat Metamfetamina yang termasuk dalam jenis Narkotika Golongan-I yang tersebut dalam Lampiran I UU Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, karena beberapa hari sebelumnya Terdakwa mengkonsumsi sabu-sabu. - Dapat diyakini bahwa akibat dari sifat dan perbuatan Terdakwa, selain dapat merusak mental, kejiwaan, dan daya juang Terdakwa selaku prajurit TNI, perbuatan Terdakwa juga berpengaruh negatif terhadap pembinaan disiplin dan moral prajurit TNI di kesatuannya, dan juga telah mencemarkan citra Kepolisian Militer di mata masyarakat dan di mata prajurit yang lain. Menimbang
: Bahwa tujuan Mejelis Hakim tidaklah semata-mata hanya memidana orang yang bersalah melakukan tindak pidana, tetapi mempunyai tujuan untuk mendidik agar yang bersangkutan dapat insyaf dan kembali ke jalan yang benar menjadi warga negara yang baik sesuai dengan falsafah Pancasila. Oleh karena itu sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa dalam perkara ini perlu terlebih dahulu memperhatikan hal-hal yang dapat meringankan dan memberatkan pidananya yaitu : Hal-hal yang meringankan : - Terdakwa kurang berterus terang, namun Terdakwa mengakui pernah mengkonsumsi sabu-sabu walaupun hanya satu kali; - Terdakwa menyesal dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya; - Terdakwa belum pernah dihukum; Hal-hal yang memberatkan : - Sebagai penyidik/pemeriksa di Subdenpom Situbondo, Terdakwa sangat mengetahui aturan hukum bagi prajurit TNI yang menyalahgunakan Narkotika golongan-I, namun Terdakwa tetap menyalahgunakan Narkotika Golongan-I; - Perbuatan Terdakwa telah mencemarkan citra Kepolisian Militer di mata masyarakat dan di mata prajurit yang lain; - Perbuatan Terdakwa bertentangan dengan program pemerintah RI yang sedang gencar-gencarnya memberantas kejahatan penyalahgunaan Narkotika. - Terdakwa juga sering mengambil uang „jatah‟ dari para penjudi di Situbondo;
Menimbang
: Bahwa terhadap Tuntutan Oditur Militer yang menuntut Terdakwa agar dijatuhi pidana tambahan pemecatan dari dinas militer, Majelis Hakim berpendapat sebagai berikut :
33 Bahwa sesuai ketentuan Pasal 26 KUHPM, „pemecatan dari dinas militer‟ dapat dijatuhkan oleh Hakim Militer berbarengan dengan setiap putusan penjatuhan pidana mati atau pidana penjara kepada seseorang militer yang berdasarkan kejahatan yang dilakukan dipandangnya tidak layak lagi tetap berada dalam kalangan militer. Seseorang militer dianggap „tidak layak‟ lagi berada dalam kalangan militer, ukurannya adalah seberapa jauh perbuatan tersebut berpengaruh pada disiplin dan ketertiban militer, sehingga kehadiran kembali prajurit terpidana nantinya dalam masyarakat militer, setelah ia selesai menjalani pidananya, akan menggoncangkan sendi-sendi disiplin dan ketertiban dalam masyarakat militer. Dengan demikian penjatuhan pidana tambahan pemecatan dari dinas militer mengandung makna bahwa kehadiran kembali Terpidana dalam masyarakat militer (setelah selesai menjalani pidananya) akan dapat menggoncangkan sendi-sendi disiplin dan ketertiban serta keadilan dalam masyarakat militer. Berkaitan dengan perbuatan Terdakwa yang berlatar belakang pendidikan Kepolisian Militer, sudah bertugas bertahun-tahun di lingkungan Kepolisian Militer, dan saat kejadian yang menjadi perkara ini Terdakwa menjabat sebagai “Bintara Pemeriksa” di Subdenpom-V/35 Situbondo, sehingga Terdakwa sangat mengetahui resiko hukumnya atas perbuatan mengkonsumsi sabu-sabu, namun ternyata Terdakwa tetap mengkonsumsi sabu-sabu bersama dengan Sdr. Eko pada tanggal 01 Januari 2016 pukul 02.00 Wib dinihari di ruang kemudi mobil Truk Colt Diesel Sdr. Eko yang diparkir di pinggir Jalan Raya Dawuhan, yang kemudian pada hari-hari berikutnya Terdakwa masih mengkonsumsi sabu-sabu, hingga kemudian pada tanggal 12 Februari 2016 ketika urine Terdakwa diperiksa secara mendadak atas perintah Danpomdam-V/Brw ternyata urine Terdakwa Positif mengandung Narkotika Golongan-I, hal itu menunjukkan bahwa Terdakwa tidak peduli lagi dengan kedudukan, tugas, dan fungsinya selaku penegak hukum (penyidik/pemeriksa) dilingkungan TNI. Jika dibandingkan dengan sanksi yang harus diberikan kepada prajurit TNI yang lain atas perbuatan serupa, Prajurit yang demikian jika tetap dipertahankan dalam kedinasan militer akan dapat mengguncangkan sendi-sendi disiplin dalam kehidupan prajurit. Menimbang
: Bahwa setelah melihat kesalahan Terdakwa, kemudian menilai sifat, hakekat, serta akibat dari sifat dan perbuatan Terdakwa, dan selanjutnya memperhatikan tujuan pemidanaan, serta hal-hal yang meringankan maupun yang memberatkan pidananya sebagaimana tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa Terdakwa tidak layak lagi dipertahankan dalam kedinasan militer, dan oleh karenanya perlu dipecat dari dinas militer.
Menimbang
: Bahwa setelah meneliti dan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat bahwa pidana sebagaimana tercantum pada diktum di bawah ini adalah adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa.
Menimbang
: Bahwa lama waktu Terdakwa berada dalam penahanan sementara perlu dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan kepadanya.
Menimbang
: Bahwa oleh karena Terdakwa perlu dipecat dari dinas militer, sehingga dikhawatirkan Terdakwa akan melarikan diri, dan sekarang Terdakwa masih berada dalam penahanan sementara, maka Terdakwa perlu tetap ditahan.
34 Menimbang
: Bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana, maka ia harus dibebani untuk membayar biaya perkara.
Menimbang
: Bahwa barang bukti dalam perkara ini yang berupa surat-surat : 1 (satu) eksemplar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminalistik dari Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya Nomor: Lab.1358/NNF/2016 tanggal 16 Februari 2016, ternyata berkaitan erat dengan perkara ini dan telah melekat dalam berkas perkara, sehingga oleh karenanya perlu tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
Mengingat
: Pasal 127 Ayat (1) huruf a UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Pasal 26 KUHPM, dan ketentuan perundang-undangan lain yang bersangkutan. MENGADILI
1. Menyatakan Terdakwa tersebut di atas, yaitu: HERU HADI SUSETYO, Pelda NRP.21950176251075, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana: “Menyalah-gunakan Narkotika Golongan-I bagi diri sendiri” 2.
Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan : Pidana Pokok : Pidana penjara selama 1 (satu) tahun. Pidana Tambahan : Dipecat dari dinas militer.
3. Menetapkan lama masa penahanan sementara yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan kepadanya. 4. Menetapkan barang bukti berupa surat-surat : 1 (satu) eksemplar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminalistik dari Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya Nomor: Lab.1358/NNF/2016 tanggal 16 Februari 2016, tetap dilekatkan dalam berkas perkara. 5. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp.10.000,-(sepuluh ribu rupiah). 6.
Memerintahkan Terdakwa tetap ditahan.
35 Demikian diputuskan pada hari Selasa tanggal 23 Agustus 2016 di dalam musyawarah Majelis Hakim oleh Muhammad Djundan, S.H, M.H., Letkol Chk NRP.556536 sebagai Hakim Ketua serta Moch. Rachmat Jaelani, S.H., Mayor Chk NRP.522360 dan Rizki Gunturida, S.H., Mayor Chk NRP.11000000640270 masing-masing sebagai Hakim Anggota-I dan Hakim Anggota-II dan diucapkan pada hari yang sama oleh Hakim Ketua dalam sidang yang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut di atas, Oditur Militer Vinor Orvansyah, S.H., Letkol Laut (KH) NRP.12291/P, Tim Penasehat Hukum Kapten Chk Sunaryo Wahyu W, S.H. NRP.548426, Serka Ruyung Ririhena, S.H. NRP.31950482300874, dan Sertu Edi Purnomo, S.H. NRP. 21070442610686, Panitera Ramadhani, S.H., Kapten Laut (KH) NRP.18382/P serta di hadapan umum dan Terdakwa.
Hakim Ketua Cap/ttd Muhammad Djundan, S.H, M.H Letkol Chk NRP 556536
Hakim Anggota-I
Hakim Anggota-II
ttd
ttd
Moch. Rachmat Jaelani, S.H. Mayor Chk NRP 522360
Rizki Gunturida, S.H. Mayor Chk NRP 11000000640270
Panitera ttd Ramadhani, S.H. Kapten Laut (KH) NRP 18382/P
Panitera Pengganti
Ramadhani, S.H. Kapten Laut (KH) NRP 18382/P