PENGADILAN MILITER I-04 PALEMBANG PUTUSAN Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer I-04 Palembang yang bersidang di Palembang dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara para terdakwa : Terdakwa-1 : Nama lengkap Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat tanggal lahir Jenis Kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
AHMAD BADARUDIN. Serma/21990037531279. Bamin Gudkesra. Kesdam II/Swj. Palembang, 09 Desember 1979. Laki-laki. Indonesia. Islam. Jl. Urip Sumohardjo, Lorong Musyawarah I, Rt. 23, Rw. 09 No. 2330, Kel. 2 Ilir, Kec. Ilir Timur II, Kota palembang.
Terdakwa-2 : Nama lengkap Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
EKO SUKARNO. Sertu/21050073930784 (Sekarang Serka). Baurpamad dan info. Kesdam II/Swj. Musi Banyuasin Sumsel, 31Juli 1984. Laki-laki. Indonesia. Islam. Jl. Mandi Api, Komplek RS Mandi Api, Kel. Srijaya, Rt. 29, Rw. 09 Kec. Alang-Alang Lebar, Kota palembang.
Terdakwa-3 : Nama lengkap Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
Herri Palti Hutajulu. Koptu/31980060600476. Ta Jurlis Urdal. Kesdam II/Swj. Rantau Prapat Sumut, 27 April 1976. Laki-laki. Indonesia. Kristen Protestan. Mess Kesdam II/Swj Jl. Sultan Mahmud badaruddin II, Benteng Kuto Besak, Kota Palembang.
Para Terdakwa ditahan sejak tanggal 2 Nopember 2014 sampai dengan tanggal 8 Januari 2015 di ruang sel Kesdam II/Swj. Pengadilan Militer I-04 Palembang tersebut di atas ; Membaca
:
Berkas Perkara dari Denpom II/4 Palembang Nomor : BP-05/A44/II/2015 tanggal Februari 2015.
Memperhatikan : 1. Keputusan Penyerahan Perkara dari Pangdam II/Swj selaku Papera Nomor : Kep/135/XI/2015 tanggal 9 Nopember 2015. 2. Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer Nomor : Sdak/145/XI/2015 tanggal 19 Nopember 2015.
Hal 1 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
3. Penetapan Penunjukan Hakim 04/AD/XII/2015 tanggal 3 Desember 2015.
Nomor
:
Tap/148/PM
I-
4. Penetapan Hari Sidang Nomor : Tap/148/PM I-04/AD/XII/2015 tanggal 10 Desember 2015. 5. Surat panggilan untuk menghadap sidang kepada para Terdakwa dan para Saksi. 6. Mendengar
Surat-Surat lain yang berhubungan dengan perkara ini.
: 1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer Nomor : Sdak/145/XI/2015 tanggal 19 Nopember 2015 yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini. 2. Keterangan para Saksi di bawah sumpah dan keterangan Terdakwa dipersidangan.
Memperhatikan :
Tuntutan pidana (Requisitoir) Oditur Militer yang diajukan kepada Majelis Hakim yang pada pokoknya Oditur Militer menyatakan bahwa : 1. Para Terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana : “Secara bersama-sama melakukan penganiayaan”. Sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam pasal 351 ayat (1) KUHP jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. 2. Oleh karenanya Oditur Militer mohon agar para Terdakwa dijatuhi Pidana penjara masing-masing selama 3 (tiga) bulan 15 (lima belas) hari dikurangkan selama para Terdakwa menjalankan masa penahanan sementara. 3.
Menetapkan barang bukti berupa Surat-surat : a. 2 (dua) lembar Visum Et Revertum Nomor : 1317/MyDir/XII/2014 tanggal 09 Desember 2014 dari Rs. Myria Palembang a.n. Praka Amzan Paridi. b. 2 (dua) lembar photo/gambar korban penganiayaan a.n. Praka Amzan Paridi. Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
4. Membebani para Terdakwa untuk membayar biaya perkara Terdakwa 1 dan Terdakwa 2 sebesar Rp 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) dan Terdakwa 3 sebesar Rp 5.000,00 (lima ribu rupiah). Menimbang
:
Bahwa menurut Surat Dakwaan Oditur Militer, Terdakwa didakwa pada pokoknya sebagai berikut : Kesatu : Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempat-tempat sebagaimana tersebut di bawah ini, yaitu pada tanggal satu bulan Nopember 2014 atau setidak-tidaknya pada suatu hari dalam bulan Nopember 2014 atau setidak-tidaknya pada suatu hari dalam tahun dua ribu empat belas bertempat di halaman Kesatrian Kesdam II/Swj di Benteng Kuto Besar (BKB) Palembang atau setidak-tidaknya ditempat yang termasuk wilayah hukum Pengadilan Militer I-04 Palembang telah melakukan tindak pidana :
Hal 2 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
“Barang siapa dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasaan terhadap orang atau barang”. Perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-cara dan keadaankeadaan sebagai berikut : 5. Bahwa Terdakwa-1 Ahmad Badarudin menjadi Prajurit TNI AD pada tahun 1999 melalui pendidikan Secaba PK di Puntang Lahat, setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Serda NRP 21990037531279, kemudian mengikuti pendidikan kejuruan kecabangan Kesehatan di Pusdik Kes Jakarta Timur, setelah selesai kemudian ditugaskan di Kesdam II/Sriwijaya, hingga sampai dengan yang menjadikan perbuatan sekarang dengan Pangkat Serma. 6. Bahwa Terdakwa-2 Eko Sukarno menjadi Prajurit TNI AD Pada Tahun 2004 melalui pendidikan Secaba PK di Dodik Secaba Rindam II/Swj Puntang Lahat selama 6 (enam) bulan, setelah lulus di lantik dengan Pangkat Serda NRP. 21050073930784, selanjutnya mengikuti Pendidikan Kejuruan Kesehatan di Pusdikkes Jakarta Timur selama 6 (enam) bulan, setelah selesai kemudian ditugaskan di Kesdam II/Sriwijaya, hingga sampai dengan yang menjadikan perbuatan sekarang dengan Pangkat Sertu. 7. Bahwa Terdakwa-3 Herri Palti Hutajulu menjadi Prajurit TNI AD Pada Tahun 1998 melalui pendidikan Secata PK di Dodik Secata Rindam II/Swj Puntang Lahat, setelah lulus kemudian di lantik dengan Pangkat Prada NRP. 31980060600476, selanjutnya mengikuti Pendidikan Kecabangan Kesehatan di Pusdikkes Jakarta Timur, setelah selesai kemudian ditugaskan di Kesdam II/Sriwijaya, hingga sampai dengan yang menjadikan perbuatan sekarang dengan Pangkat Koptu. 8. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 1 Nopember 2014 sekira pukul 20.50 Wib, Letkol Ckm Salman Hidayat, SKM,MARS Bin H. Agus Tjik Sinum bersama Terdakwa-1 (Serma Ahmad Badarudin) serta Terdakwa-2 (Sertu Eko Sukarno) melakukan penangkapan terhadap Praka Amzan Paridi (Saksi-1) Ta Korem 044/Gapo, dan penangkapan tersebut dilakukan oleh Letkol Ckm Salman Hidayat beserta para Terdakwa pada saat Saksi-1 sedang duduk-duduk bersama Sdr. Misran Massa (Saksi-2) di depan Kantor Pariwisata yang berada di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang. 9. Bahwa Letkol Ckm Salman Hidayat beserta para Terdakwa melakukan penangkapan terhadap Saksi-1 dikarenakan adanya penganiayaan terhadap Sdr. Saipul Alias Uju juru parkir binaan Kesdam II/Swj, yang diduga dilakukan oleh Saksi-1 bersama Sdr. Asmadi serta para juru parkir binaan Saksi-2 yang mengelola perparkiran di areal Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, sehingga Lettu Ckm Yonson selaku Kaurpam Kesdam II/Swj melakukan pencarian terhadap Sdr. Asmadi, setelah bertemu kemudian Sdr. Asmadi dianiaya oleh Lettu Ckm Yonson Kaurpam Kesdam II/Swj. 10. Bahwa kemudian Letkol Ckm Salman Hidayat beserta Terdakwa1, Terdakwa-2 dan Terdakwa-3 beranggapan bahwa pemicu dari semua kejadian tersebut di atas adalah akibat perbuatan dari Saksi-1, sehingga ada upaya untuk melakukan penangkapan terhadap Saksi-1 yang dilakukan oleh anggota Kesdam II/Swj yaitu Letkol Ckm Salman Hidayat beserta Terdakwa-1, Terdakwa-2 dan Terdakwa-3, sebelum melakukan penangkapan terhadap Saksi-1, para Terdakwa dan anggota Kesdam II/Swj yang lain masih berkumpul di Ma Kesdam II/Swj, kemudian Ka Kesdam II/Swj mengatakan kepada anggota yang berkumpul pada saat itu " tangkap sampai dapat dan bawa kemari ", Hal 3 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
kemudian pada saat itu Letkol Ckm Salman Hidayat langsung mendekati Ka Kesdam II/Swj, kemudian berbicara namun pembicaraan tersebut tidak didengar oleh Para Terdakwa, selanjutnya Letkol Ckm Salman Hidayat dan Mayor Ckm Eka mengajak Terdakwa-1 dan Terdakwa-2 untuk mencari Saksi-1 (Praka Amzan Paridi). 11. Bahwa pada saat Letkol Ckm Salma Hidayat berada di depan gardu Listrik yang berada di sudut pagar tembok Kesdam II/Swj yang mengarah ke Rumkit AK Gani Palembang, memberi perintah secara lisan kepada Terdakwa-1 dan Terdakwa3 untuk menangkap Saksi-1 dengan kalimat "segera tangkap dan bawa ke Markas", setelah Letkol Ckm Salman Hidayat memberi perintah tersebut, kemudian Letkol Ckm Salman Hidayat membagi dua kelompok, pertama terdiri dari Terdakwa2, Serma Zulpanop, Serka Fikri, sedangkan kelompok kedua adalah Letkol Ckm Salman Hidayat, Mayor Ckm Eka dan Terdakwa-1. 12. Bahwa sekira pukul 20.50 Wib, Letkol Ckm Salman Hidayat, Mayor Eka dan Terdakwa-1 sampai didepan Kantor Pariwisata yang berada di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, Terdakwa-1 melihat atau mengetahui adanya Saksi-1, kemudian Terdakwa-1 memberitahukan/melapor kepada letkol Ckm Salman Hidayat dengan kalimat "Izin Komandan ini yang bersangkutan" kemudian Letkol Ckm Salman Hidayat memberi perintah "tangkap dan bawa ke Markas" kemudian Terdakwa-1 pertegas kembali "mohon izin Dan" kemudian Letkol Ckm Salman Hidayat kembali memerintahkan Terdakwa-1 dengan kalimat "tangkap dan bawa ke Markas" kemudian oleh Terdakwa-1 perintah tersebut dilaksanakan, Saksi-1 dibawa ke dalam Ma Kesdam II/Swj bersama Terdakwa-2. 13. Bahwa Terdakwa pada saat menangkap Saksi-1 oleh Saksi-2 (Sdr. Amran Massa) berusaha dihentikan dengan mengatakan "ini ada urusan apo Bang, mengapo adik aku di bawa, dan mau dibawa kemano" kemudian Letkol Ckm Salman Hidayat mengatakan "Mang Ujuk jangan ikut campur" pada saat itu Letkol Ckm Salman Hidayat sambil mengacungkan pistol jenis FN kearah Saksi-2, kemudian Letkol Ckm Salman Hidayat mengatakan "aku Letkol Salman" kemudian oleh Saksi-2 dijawab "Letkol darimana" kemudian Letkol Ckm Salman Hidayat mengatakan "dari Kesdam" kemudian Saksi-2 bertanya lagi " Pak Letkol kito pakai prosedur bae, kamu itu tidak ada hak untuk membawa Amzan " dan pada saat itu Letkol Ckm Salman Hidayat langsung tetap berjalan dengan membawa Saksi-1 menuju Ma Kesdam II/Swj. 14. Bahwa pada saat Letkol Ckm Salman Hidayat membawa Saksi-1 ke Ma Kesdam II/Swj, kemudian Terdakwa-1 mendekati Saksi-2 untuk menyakinkan dengan mengatakan "Mang Uju enggak usah khawatir karena Amzan mau ditanyai Komandan saja" dan mengatakan "dan tidak akan terjadi apa-apa, yakin bae dengan kami, kami ini saudara kamu, kito sudah lama kenal", kemudian Saksi-2 bertanya "apa jaminan kamu apabila ada apo-apo dengan adik aku?", kemudian dijawab oleh Terdakwa-1 "kami mang ujuk Jaminannyo apabila ada apo-apo dengan adik kamu", karena sebelumnya antara Saksi2 dan Saksi-1 dengan Terdakwa-1 sudah saling mengenal, kemudian Terdakwa-1 pergi meninggalkan Saksi-2, dan menyusul ke arah Letkol Ckm Salman Hidayat yang sudah menuju ke Ma Kesdam II/Swj sambil membawa Saksi-1. 15. Bahwa sesampainya di dalam Ma Kesdam II/Swj, pada saat Terdakwa-1 akan memasukkan Saksi-1 ke ruang Pam, Letkol Ckm Salman Hidayat mengatakan "mau dibawa kemana, tarok disini saja", kemudian Terdakwa-1 dan Terdakwa-2 memerintahkan Saksi-1 duduk di lantai halaman Kesdam-II/Swj, kemudian datang Kapten Cba Afrizal (Saksi-5) dan berkata, "oh ini yang namanya Amzan, kau cak hebat nian", Hal 4 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
langsung menendang Saksi-1 hingga Saksi-1 terlentang kelantai, kemudian diikuti oleh Letko] Ckm Salman Hidayat dan anggota yang lain termasuk Terdakwa-1, Terdakwa-2 dan Terdakwa-3 turut melakukan penganiayaan terhadap Saksi-1 dan Terdakwa-1 menendang badan dan meninju muka serta kepala Saksi-1 secara berulang kali, dan secara membabi buta/ngawur dengan mengunakan tangan kanan dan kiri yang digenggam setelah itu Saksi1 dipukuli secara bersama-sama, hingga Saksi tidak sadarkan diri. 16. Bahwa pada saat Saksi-1 jatuh terlentang, Saksi-3 (Pratu Okta Haridansyah) Saksi4, Saksi-5, Saksi-6 &Ian Saksi-7 juga melihat Terdakwa-1, kemudian ditinju oleh Terdakwa2, dan Terdakwa-3 ikut melakukan penganiayaan terhadap Saksi-1 kemudian diikuti oleh anggota Kesdam lainnya yaitu Letkol Ckm Salman dengan cara memukul Saksi-1 bersama-sama, kemudian penganiayaan tersebut terhenti pada saat saksi-6 (Sdr.Midi Damhudi) dan petugas Polisi Militer masuk ke dalam Markas Kesdam II/swj lalu membawa saksi-1 dan saksi-6 keluar dari Markas Kesdam II/Swj. 17. Bahwa cara Terdakwa-1, Terdakwa-2 dan Terdakwa-3 melakukan penganiayaan terhadap saksi-1, yaitu dengan cara memukul menggunakan tangan kanan terbuka (menampar wajah Saksi-1) yang mengenai pada bagian muka/kening saksi-1 masingmasing sebanyak 1 (satu) kali; kemudian penganiayaan tersebut terhenti pada saat saksi-6 (Sdr.Midi Damhudi) dan petugas Polisi Militer masuk ke dalam Markas Kesdam 11/sw1 lalu membawa saksi-1 dan saksi-6 keluar dari Markas Kesdam II/Swj. 18. Bahwa akibat dari penganiayaan yang dilakukan oleh para Terdakwa tersebut, berdasarkan hasil Visum Et Revertum Nomor : 1317/My-Dir/X11/2014 tanggal 09 Desember 2014 dari Rs. Myria Palembang a.n. Praka Amzan Paridi, menyebabkan Saksi-1 menderita luka memar pada bagian muka dan mengeluarkan darah dari hidung selanjutnya saksi-1 dirawat di Rumah Sakit Myria Palembang. Sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam Pasal 170 ayat (1) KUHP. Atau Kedua : Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempat-tempat sebagaimana tersebut di bawah ini, yaitu pada tanggal satu bulan Nopember 2014 atau setidak-tidaknya pada suatu hari dalam tahun dua ribu empat belas bertempat di halaman Kesatrian Kesdam II/Swj di Benteng Kuto Besar (BKB) Palembang atau setidak-tidaknya di tempat yang termasuk daerah hukum Pengadilan Militer I-04 telah melakukan tindak pidana: “Barang siapa secara melakukan penganiayaan”.
bersama-sama
atau
sendiri-sendiri
Perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-cara dan keadaankeadaan sebagai berikut : 1. Bahwa Terdakwa-1 Ahmad Badarudin masuk menjadi Prajurit TNI AD pada tahun 1999 melalui pendidikan Secaba PK di Puntang Lahat, setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Serda NRP 21990037531279, kemudian mengikuti pendidikan kejuruan kecabangan Kesehatan di Pusdik Kes Jakarta Timur, setelah selesai kemudian ditugaskan di
Hal 5 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
Kesdam li/Sriwijaya, hingga sampai dengan yang menjadikan perbuatan sekarang dengan Pangkat Serma. 2. Bahwa Terdakwa-2 Eko Sukarno masuk menjadi Prajurit TNI AD Pada Tahun 2004 melalui pendidikan Secaba PK di Dodik Secaba Rindam II/Swj Puntang Lahat selama 6 (enam) bulan, setelah lulus di lantik dengan Pangkat Serda NRP. 21050073930784, selanjutnya mengikuti Pendidikan Kejuruan Kesehatan di Pusdikkes Jakarta Timur selama 6 (enam) bulan, setelah selesai kemudian ditugaskan di Kesdam II/Sriwijaya, hingga sampai dengan yang menjadikan perbuatan sekarang dengan Pangkat Sertu. 3. Bahwa Terdakwa-3 Herri Palti Hutajulu masuk menjadi Prajurit TNI AD Pada Tahun 1998 melalui pendidikan Secata PK di Dodik Secata Rindam II/Swj Puntang Lahat, setelah lulus kemudian di lantik dengan Pangkat Prada NRP. 31980060600476, selanjutnya mengikuti Pendidikan Kecabangan Kesehatan di Pusdikkes Jakarta Timur, setelah selesai kemudian ditugaskan di Kesdam II/Sriwijaya, hingga sampai dengan yang menjadikan perbuatan sekarang dengan Pangkat Koptu. 4. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 1 Nopember 2014 sekira pukul 20.50 Wib, Letkol Ckm Salman Hidayat, SKM,MARS Bin H. Agus Tjik Sinum bersama Terdakwa-1 (Serma Ahmad Badarudin) serta Terdakwa-2 (Sertu Eke Sukarno) melakukan penangkapan terhadap Praka Amzan Paridi (Saksi-1) Ta Korem 044/Gapo, dan penangkapan tersebut dilakukan oleh Letkol Ckm Salman Hidayat beserta para Terdakwa pada saat Saksi-1 sedang duduk-duduk bersama Sdr. Misran Massa (Saksi-2) di depan Kantor Pariwisata yang berada di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang. 5. Bahwa Letkol Ckm Salman Hidayat beserta para Terdakwa melakukan penangkapan terhadap Saksi-1 dikarenakan adanya penganiayaan terhadap Sdr. Saipul Alias Uju juru parkir binaan Kesdam II/Swj, yang diduga dilakukan oleh Saksi-1 bersama Sdr. Asmadi serta para juru parkir binaan Saksi-2 yang mengelola perparkiran di areal Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, sehingga Lettu Ckm Yonson selaku Kaurpam Kesdam II/Swj melakukan pencarian terhadap Sdr. Asmadi, setelah bertemu kemudian Sdr. Asmadi dianiaya oleh Lettu Ckm Yonson Kaurpam Kesdam II/Swj. 6. Bahwa kemudian Letkol Ckm Salman Hidayat beserta Terdakwa1, Terdakwa-2 danTerdakwa-3 beranggapan bahwa pemicu dari semua kejadian tersebut di atas adalah akibat perbuatan dari Saksi-1, sehingga ada upaya untuk melakukan penangkapan terhadap Saksi-1 yang dilakukan oleh anggota Kesdam II/Swj yaitu Letkol Ckm Salman Hidayat beserta Terdakwa-1, Terdakwa-2 dan Terdakwa-3, sebelum melakukan penangkapan terhadap Saksi-1, para Terdakwa dan anggota Kesdam II/Swj yang lain masih berkumpul di Ma Kesdam II/Swj, kemudian Ka Kesdam II/Swj mengatakan kepada anggota yang berkumpul pada saat itu " tangkap sampai dapat dan bawa kemari ", kemudian pada saat itu Letkol Ckm Salman Hidayat langsung mendekati Ka Kesdam II/Swj, kemudian berbicara namun pembicaraan tersebut tidak didengar oleh Para Terdakwa, selanjutnya Letkol Ckm Salman Hidayat dan Mayor Ckm Eka mengajak Terdakwa-1 dan Terdakwa-2 untuk mencari Saksi-1 (Praka Amzan Paridi). 7. Bahwa pada saat Letkol Ckm Salman Hidayat berada di depan gardu Listrik yang berada di sudut pagar tembok Kesdam II/Swj yang mengarah ke Rumkit AK Gani Palembang, memberi perintah secara lisan kepada Terdakwa-1 dan Terdakwa-3 untuk menangkap Saksi-1 dengan kalimat "segera tangkap dan bawa ke Markas", setelah Letkol Ckm Hal 6 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
Salman Hidayat memberi perintah tersebut, kemudian Letkol Ckm Salman Hidayat membagi dua kelompok, pertama terdiri dari Terdakwa-2, Serma Zulpanop, Serka Fikri, sedangkan kelompok kedua adalah Letkol Ckm Salman Hidayat, Mayor Ckm Eka dan Terdakwa-1. 8. Bahwa sekira pukul 20.50 Wib, Letkol Ckm Salman Hidayat, Mayor Eka dan Terdakwa-1 sampai didepan Kantor Pariwisata yang berada di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, Terdakwa-1 melihat atau mengetahui adanya Saksi-1, kemudian Terdakwa-1 memberitahukan/melapor kepada letkol Ckm Salman Hidayat dengan kalimat "Izin Komandan ini yang bersangkutan" kemudian Letkol Ckm Salman Hidayat memberi perintah "tangkap dan bawa ke Markas" kemudian Terdakwa-1 pertegas kembali "mohon izin Dan" kemudian Letkol Ckm Salman Hidayat kembali memerintahkan Terdakwa-1 dengan kalimat "tangkap dan bawa ke Markas" kemudian oleh Terdakwa-1 perintah tersebut dilaksanakan, dan Saksi-1 dibawa kedalam Ma Kesdam II/Swj bersama Terdakwa-2. 9. Bahwa Terdakwa pada saat menangkap Saksi-1 oleh Saksi-2 (Sdr. Amran Massa) berusaha dihentikan dengan mengatakan "ini ada urusan apo Bang, mengapo adik aku di bawa, dan mau dibawa kemano" kemudian Letkol Ckm Salman Hidayat mengatakan "Mang Ujuk jangan ikut campur" pada saat itu Letkol Ckm Salman Hidayat sambil mengacungkan pistol jenis FN kearah Saksi-2, kemudian Letkol Ckm Salman Hidayat mengatakan "aku Letkol Salman" kemudian oleh Saksi2 dijawab "Letkol dari mana" kemudian Letkol Ckm Salman Hidayat mengatakan "dari Kesdam" kemudian Saksi-2 bertanya lagi " Pak Letkol kito pakai prosedur bae, kamu itu tidak ada hak untuk membawa Amzan " dan pada saat itu Letkol Ckm Salman Hidayat langsung tetap berjalan dengan membawa Saksi-1 menuju Ma Kesdam II/Swj. 10. Bahwa pada saat Letkol Ckm Salman Hidayat membawa Saksi-1 ke Ma Kesdam II/Swj, kemudian Terdakwa-1 mendekati Saksi-2 untuk menyakinkan dengan mengatakan "Mang Uju enggak usah khawatir karena Amzan mau ditanyai Komandan saja" dan mengatakan "dan tidak akan terjadi apa-apa, yakin bae dengan kami, kami ini saudara kamu, kito sudah lama kenal", kemudian Saksi-2 bertanya "apa jaminan kamu apabila ada apo-apo dengan adik aku?", kemudian dijawab oleh Terdakwa-1 "kami mang ujuk Jaminannyo apabila ada apo-apo dengan adik kamu", karena sebelumnya antara Saksi-2 dan Saksi-1 dengan Terdakwa-1 sudah saling mengenal, kemudian Terdakwa-1 pergi meninggalkan Saksi-2, dan menyusul ke arah Letkol Ckm Salman Hidayat yang sudah menuju ke Ma Kesdam II/Swj sambil membawa Saksi-1. 11. Bahwa sesampainya di dalam Ma Kesdam II/Swj, pada saat Terdakwa-1 akan memasukkan Saksi-1 ke ruang Pam, Letkol Ckm Salman Hidayat mengatakan "mau dibawa kemana, tarok disini saja", kemudian Terdakwa-1 dan Terdakwa2 memerintahkan Saksi-1 duduk di lantai halaman Kesdam-II/Swj, kemudian datang Kapten Cba Afrizal (Saksi-5) dan berkata, "oh ini yang namanya Amzan, kau cak hebat nian", langsung menendang Saksi-1 hingga Saksi-1 terlentang kelantai, kemudian diikuti oleh Letkol Ckm Salman Hidayat dan anggota yang lain termasuk Terdakwa-1, Terdakwa-2 dan Terdakwa-3 turut melakukan penganiayaan terhadap Saksi-1. 12. Bahwa cara Terdakwa-1, Terdakwa-2 dan Terdakwa-3 melakukan penganiayaan terhadap saksi-1, yaitu dengan cara memukul menggunakan tangan kanan terbuka (menampar wajah Saksi-1) yang mengenai pada bagian muka/kening saksi-1 masing-masing sebanyak 1 (satu) kali, kemudian penganiayaan tersebut terhenti pada saat saksi-6 (Sdr.Midi Damhudi) dan petugas Polisi Militer masuk ke dalam Markas Hal 7 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
Kesdam Il/swj lalu membawa saksi-1 dan saksi-6 keluar dari Markas Kesdarn II/Swj. 13. Bahwa pada saat Saksi-1 jatuh terlentang, Saksi-3 (Pratu Okta Haridansyah) Saksi-4, Saksi-5, Saksi-6 dqan Saksi-7 juga melihat Terdakwa-1, kemudian ditinju oleh Terdakwa-2, dan Terdakwa-3 ikut melakukan penganiayaan terhadap Saksi-1 kemudian diikuti oleh anggota Kesdam lainnya yaitu Letkol Ckm Salman dengan cara memukul Saksi-1 bersama-sama, yang pada saat itu dalam posisi terlentang dilantai hingga Saksi-1 tidak sadarkan diri. 14. Bahwa cara Terdakwa-1, Terdakwa-2 dan Terdakwa-3 melakukan penganiayaan terhadap saksi-1, yaitu dengan cara memukul menggunakan tangan kanan terbuka (menampar wajah Saksi-1) yang mengenai pada bagian muka/kening saksi-1 masing-masing sebanyak 1 (satu) kali, kemudian penganiayaan tersebut terhenti pada saat saksi-6 (Sdr.Midi Damhudi) dan petugas Polisi Militer masuk ke dalam Markas Kesdam II/swj lalu membawa saksi-1 dan saksi-6 keluar dari Markas Kesdam. 15. Bahwa akibat dari penganiayaan yang dilakukan oleh para Terdakwa tersebut, berdasarkan hasil Visum Et Revertum Nomor : 1317/My-Dir/X11/2014 tanggal 09 Desember 2014 dari Rs. Myria Palembang a.n. Praka Amzan Paridi, menyebabkan Saksi-1 menderita luka memar pada bagian muka dan mengeluarkan darah dari hidung selanjutnya saksi-1 dirawat di Rumah Sakit Myria Palembang. Sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam Pasal 351 ayat (1) jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Menimbang
:
Bahwa atas Dakwaan tersebut para Terdakwa menerangkan telah benar-benar mengerti isi Surat Dakwaan Oditur Militer, dan atas dakwaan tersebut para Terdakwa tidak mengajukan keberatan/eksepsi.
Menimbang
:
Bahwa para Saksi yang dihadapkan di persidangan menerangkan di bawah sumpah sebagai berikut : Saksi-1 : Nama lengkap Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat/tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
OKTA HARDIANSYAH. Pratu/310601055191086. Ta Provost. Kesdam II/Swj. Lahat/24 Oktober 1986. Laki-laki. Indonesia. Islam. Asrama Kesdam II/Swj Jalan Sultan Mahmud Badarudin II Benteng Kuto Besak Palembang.
Pada pokoknya Saksi menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan para Terdakwa, karena sama-sama bertugas di Kesdam II/Swj, namun tidak ada hubungan keluarga/family hanya hubungan antara atasan dan bawahan. 2. Bahwa Saksi mengerti dipanggil ke Pengadilan Militer I-04 Palembang ini untuk memberikan kesaksian terkait dengan penganiayaan yang dilakukan para Terdakwa terhadap Praka Amzan Paridi. 3. Bahwa Saksi mengetahui Para Terdakwa melakukan penganiayaan terhadap Praka Amzan Paridi karena Saksi melihatnya sediri. Hal 8 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
4. Bahwa kejadiannya terjadi pada tanggal 1 Nopember 2014 sekira pukul 21.30 Wib di samping ruang piket di depan ruang Urdal Kesdam II/Swj. 5. Bahwa sebelum kejadian awalnya juru parkir Kesdam II/Swj telah dianiya, yang informasinya yang menganiaya juru parkir Kesdam II/Swj adalah Praka Amzan Paridi. 6. Bahwa kemudian Praka Amzan Paridi oleh Letkol Ckm Salman, Terdakwa 1 Serma Ahmad Badarudin, Terdakwa 2 Serka Eko Sukarno dan Mayor Ckm Eka ke Makesdam II/Swj. 7. Bahwa Saksi melihat Praka Amzan Paridi dibawa ke Makesdam II/Swj, saat Letkol Ckm Salman, Terdakwa 1 Serma Ahmad Badarudin, Terdakwa 2 Serka Eko Sukarno, Mayor Ckm Eka dan Praka Amzan Paridi akan memasuki gerbang Makesdam II/Swj, saat itu Saksi berada dipiketan Kesdam II/Swj. 8. Bahwa Praka Amzan Paridi dibawa ke Makesdam II/Swj dengan cara diapit oleh Terdakwa 1 Serma Ahmad Badarudin dan Terdakwa 2 Serka Eko Sukarno, kemudian Praka Amzan Paridi didudukkan di samping piketan di depan ruang Urdal Kesdam II/Swj. 9. Bahwa pada saat Praka Amzan Paridi duduk bersila disamping ruang piket Kesdam II/Swj, kemudian datang Kapten Cba Afrizal dan berbicara “oh, ini yang namanya Amzan, kau cak hebat nian”, kemudian dijawab oleh Praka Amzan, “siap”, selanjutnya Kapten Cba Afrizal langsung menendang muka Praka Amzan Paridi hingga Praka Amzan Paridi jatuh terlentang ke lantai dan dari hidungnya mengeluarkan banyak darah. 10. Bahwa pada saat Praka Amzan Paridi jatuh terlentang, kemudian Praka Amzan Paridi di pukul oleh Terdakwa 1 Serma Ahmad Badarudin, Terdakwa 2 Serka Eko Sukarno, Terdakwa 3 Koptu Herri Palti Hutajulu, Letkol Ckm Salman dan anggota Kesdam II/Swj lainnya. 11. Bahwa Saksi melihat Terdakwa 1 Serma Ahmad Badarudin memukul Praka Amzan Paridi dengan tangan kanan pada bagian muka sebanyak 2 (dua) kali, Terdakwa 2 Serka Eko Sukarno dan Terdakwa 3 Koptu Herri Palti Hutajulu memukul Praka Amzan Paridi, pada bagian muka dengan menggunakan tangan kanan, akan tetapi Saksi lupa berapa banyak mukulnya akan tetapi yang jelas lebih dari 1 (satu) kali. 12. Bahwa setahu Saksi pemukulan berhenti, tidak ada yang menghentikannya, pemukulan berhenti dengan sendirinya, setelah pemukulan berhenti Saksi mendekat, kemudian Saksi melihat tubuh Praka Amzan Paridi berlumuran darah. 13. Bahwa melihat Praka Amzan Paridi berlumuran darah kemudian Saksi membuka baju dan celana yang dipakai oleh Praka Amzan Paridi, kemudian dengan menggunakan baju yang telah Saksi lepas, Saksi bersihkan lukanya. 14. Bahwa pada saat Saksi sedang membersihkan luka Praka Amzan Paridi datang kakak Praka Amzan Paridi yang bernama Sdr. Midi Damhudi kemudian berteriak “oi, itu adik saya”, mendengar teriakan tersebut Saksi meninggalkan Praka Amzan Paridi. 15. Bahwa beberapa saat kemudian datang anggota POM dengan menggunakan mobil patroli, kemudian Praka Amzan Paridi dibawa keluar dengan menggunakan mobil patroli tersebut. Hal 9 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
16. Bahwa sepengetahuan Saksi penyebab pemukulan tersebut adalah rebutan lahan parkir yang berada di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang 17. Bahwa sepengetahuan Saksi setelah kejadian tersebut para Terdakwa oleh Kakesdam II/Swj ditahan di ruang sel Makesdam II/Swj lebih kurang selama 2 (dua) bulan. Atas keterangan Saksi-1 tersebut para Terdakwa menyangkal bahwa para Terdakwa hanya memukul Praka Amzan Paridi sebanyak 1 (satu) kali. Atas sangkalan para Terdakwa Saksi-1 tetap pada keterangannya. Saksi-2 : Nama lengkap Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat/tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
AFRIZAL. Kapten Cba/2910088520470. Dan BKI-D (sekarang Pama Deninteldam II/Swj). Deninteldam II/Swj. Palembang/5 April 1970. Laki-laki. Indonesia. Islam. Asrama Deninteldam II/Swj, jl. Mayor Zubri Rustam, Kec. Lebong Siarang, Kodya Palembang.
Pada pokoknya Saksi menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi tidak kenal dengan para Terdakwa dan diantara Saksi dengan para Terdakwa tidak ada hubungan keluarga/family. 2. Bahwa Saksi mengerti dipanggil ke Pengadilan Militer I-04 Palembang ini untuk memberikan kesaksian terkait dengan penganiayaan yang Saksi lakukan bersama dengan para Terdakwa terhadap Praka Amzan Paridi. 3. Bahwa penganiayaan terhadap Praka Amzan Paridi terjadi pada hari Sabtu tanggal 1 Nopember 2014 sekira pukul 21.30 WIB di samping ruang piket Kesdam II/Swj didepan ruang urdal Kesdam II/Swj. 4. Bahwa awalnya pada tanggal 1 Nopember 2014, sekira pukul 20.30 Wib, saat Saksi bersama dengan isteri dan anak Saksi berada di PTC, Saksi di telphon oleh Dandeninteldam II/Swj melalui Hp kemudian Dandeninteldam II/Swj memerintahkan Saksi untuk memonitor wilayah di BKB (Benteng Kuto Besak) dan membuat laporan, karena telah terjadi penembakan yang dilakukan Paur Pam Kesdam II/Swj Lettu Ckm Yonson. 5. Bahwa setelah mendapat perintah tersebut, Saksi langsung mengantarkan isteri dan anak Saksi pulang ke rumah, selanjutnya Saksi langsung menuju ke daerah BKB. 6. Bahwa sesampainya Saksi di BKB sekira pukul 21.00 Wib, Saksi melihat sudah ramai orang, dan Saksi melihat Praka Amzan Paridi sedang dibawa oleh Letkol Ckm Salman, Mayor Ckm Eka dan beberapa orang anggota Kesdam II/Swj lainnya ke dalam Makesdam II/Swj. 7. Bahwa kemudian Saksi mengikutinya dari belakang lebih kurang dengan jarak 2 meter, kemudian Saksi melihat Praka Amzan Paridi didudukkan di lantai di samping ruang piketan didepan ruang Urdal Kesdam II/Swj.
Hal 10 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
8. Bahwa selanjutnya Saksi mendekati Praka Amzan Paridi, kemudian Saksi mendengar salah seorang anggota Kesdam berbicara “inilah orang yang membuat onar”, mendengar perkataan anggota Kesdam tersebut Saksi menjadi emosi, kemudian Saksi dorong kepala Praka Amzan Paridi dengan tangan kanan, selanjutnya muka Praka Amzan Paridi Saksi tendang dengan menggunakan kaki kanan hingga hingga Praka Amzan Paridi jatuh terlentang. 9. Bahwa setelah Praka Amzan Paridi jatuh terlentang, kemudian Saksi melihat para Terdakwa langsung memukul Praka Amzan Paridi secara membabi buta yang mengenai muka, badan, leher dan kaki Praka Amzan Paridi, melihat banyak orang yang memukul Praka Amzan Paridi, Saksi langsung mundur ke belakang. 10. Bahwa selain para Terdakwa ada juga anggota Kesdam II/Swj lainnya yang memukul Praka Amzan Paridi, salah satunya yaitu Letkol Ckm Salman. 11. Bahwa akibat dari pemukulan tersebut Saksi melihat dari wajah Praka Amzan Paridi mengeluarkan darah. 12. Bahwa kejadian tersebut terjadi dengan cepat, selanjutnya terhenti, kemudian baju Praka Amzan Paridi dibuka oleh Saksi-1 Pratu Okta Hardiansyah kemudian darah pada muka Praka Amzan Paridi dibersihkan oleh Saksi-1 Pratu Okta Hardiansyah. 13. Bahwa beberapa saat kemudian datang kakak Praka Amzan Paridi yaitu Sdr. Midi Damhudi bersama dengan anggota POM, melihat Praka Amzan Paridi terbaring dilantai Sdr. Midi Damhudi teriak bahwa Praka Amzan Paridi adalah adiknya, yang berdinas di Korem 044/Gapo. 14. Bahwa mendengar teriakan Sdr. Midi Damhudi kemudian Praka Amzan Paridi berdiri mendekati Sdr. Midi Damhudi, beberapa saat kemudian Praka Amzan Paridi dibawa oleh anggota POM dan Sdr. Midi Damhudi keluar dari Makesdam II/Swj. 15. Bahwa beberapa saat kemudian Saksi kembali ke Madeninteldam II/Swj, dan melaporkan kejadian yang terjadi kepada Dandeninteldam II/Swj. Atas keterangan Saksi-2 tersebut para Terdakwa menyangkal bahwa para Terdakwa hanya memukul Praka Amzan Paridi sebanyak 1 (satu) kali bukan berkali-kali. Atas sangkalan para Terdakwa Saksi-2 tetap pada keterangannya. Saksi-3 : Nama lengkap Pangkat/NRP Jabatan
: ZAINAL ARIFIN. : Lettu Arm/21950136241274. : Wadantim Intel 044/Gapo (sekarang Pasi Intel Kodim 0401/Muba). Kesatuan : Kodim 0401/Muba. Tempat/tanggal lahir : Palembang/25 Desember 1974 Jenis kelamin : Laki-laki. Kewarganegaraan : Indonesia. Agama : Islam. Tempat tinggal : Jln. Suka Bangun II Perum Griya Rafi Residence II Blok A Sukarame Palembang. Pada pokoknya Saksi menerangkan sebagai berikut :
Hal 11 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
1. Bahwa Saksi tidak kenal dengan para Terdakwa, dan diantara Saksi dengan para Terdakwa tidak ada hubungan keluarga/famili. 2. Bahwa Saksi kenal dengan Praka Amzan Paridi pada tahun 2013 pada saat Praka Amzan Paridi masuk menjadi anggota Korem 044/Gapo, namun Saksi tidak pernah satu bagian dengan Praka Amzan Paridi karena Praka Amzan Paridi langsung masuk ke Kimarem 044/Gapo, dan diantara Saksi dengan Praka Amzan Paridi tidak ada hubungan keluarga hanya hubungan antara atasan dan bawahan. 3. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 1 Nopember 2014 sekira pukul 21.00 Wib, Saat Saksi sedang berada di lapangan DPRD Provinsi Sumsel menyaksikan pameran motor Vespa antik, Saksi ditelphone oleh Kasi Intel Korem 044/Gapo Mayor Inf Sefrianizar, dan Saksi diperintahkan untuk mengecek penonjolan yang terjadi di daerah BKB (Benteng Kuto Besak). 4. Bahwa setelah mendapat perintah tersebut Saksi segera berangkat ke BKB, sesampainya di BKB sekira pukul 21.05 Wib, kemudian Saksi langsung memarkirkan sepeda motor Saksi di jalan didekat pintu gerbang Kesdam II/Swj. 5. Bahwa kemudian Saksi mengamati keadaan disekitar BKB, akan tetapi Saksi tidak melihat adanya penonjolan, kemudian Saksi pergi menuju ke dekat orang berjualan di pinggir sungai Musi tepatnya di samping River Side. 6. Bahwa pada saat Saksi sedang berada di dekat orang berjualan tersebut, Saksi melihat dari arah kantor Pariwisata menuju ke Makesdam II/Swj ada orang yang berjalan beriringan dan salah seorang berjalan dengan diapit oleh 2 (dua) orang kemudian dibawa masuk ke Makesdam II/Swj, dan dibelakang iringan tersebut Saksi melihat seseorang mengikuti iringan tersebut dari belakang, kemudian Saksi berpikir mungkin inilah penonjolan yang dimaksud. 7. Bahwa Saksi tidak tahu siapa yang dibawa masuk ke Makesdam tersebut karena jarak Saksi dengan orang tersebut lebih kurang 60 meter. 8. Bahwa melihat kejadian tersebut Saksi langsung menuju ke Ma Kesdam II/Swj, pada saat sampai di dalam Saksi melihat ada Letnan Satu Inf Hendro dari Deninteldam II/Swj, kemudian Saksi menghampirinya dan menanyakan ada permasalahan apa dan dijawab Lettu Inf Hendro bahwa dirinya juga belum mengetahui permasalahan yang telah terjadi, kemudian Saksi kembali bertanya kepada Lettu Inf Hendro “ada keterkaitan dengan anggota tidak?” dan dijawab Lettu Inf Hendro “saya juga tidak tahu”. 9. Bahwa beberapa saat kemudian datang Saksi-2 Kapten Cba Afrizal dan berkata kepada Saksi “Hei jek apa kabar” kemudian Saksi menyalami Saksi-2 Kapten Inf Afrizal, setelah Saksi menyalami Saksi-2 Kapten Inf Afrizal, selanjutnya Saksi-2 Kapten Inf Afrizal pergi meninggalkan Saksi. 10. Bahwa beberapa saat kemudian Saksi mendengar suara ribut-ribut, dan ada kerumunan orang yang sedang melakukan pemukulan terhadap seseorang. 11. Bahwa kemudian Saksi pergi menuju kerumunan tersebut, untuk mencari tahu siapa orang yang dipukul, ketika Saksi berada dekat dengan kerumunan tersebut lebih kurang dengan jarak 2 (dua) meter Saksi melihat bahwa yang dipukul tersebut adalah Praka Amzan Paridi anggota Korem 044/Gapo.
Hal 12 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
12. Bahwa setelah mengetahui anggota yang dipukul tersebut Praka Amzan Paridi anggota Korem 044/Gapo, Saksi mendorong orang-orang yang akan memukul Praka Amzan Paridi sambil Saksi berteriak “hentikan ini anggota Korem 044/Gapo”, mendengar teriakan Saksi pemukulan berhenti. 13. Bahwa kemudian datang Saksi-1 Pratu Okta Hardiansyah kenudin melepaskan pakaian yang di pakai oleh Praka Amzan Paridi karena telah berlumuran dengan darah, melihat keadaan Praka Amzan Paridi tersebut, kemudian Saksi menyiram Praka Amzan Paridi dengan menggunakan air mineral. 14. Bahwa beberapa saat kemudian datang petugas Pom dan kakak dari Praka Amzan Paridi sambil berteriak “itu adik saya”, kemudian Praka Amzan Paridi langsung di bawa ke Mapomdam II/Swj, Denpom II/4 Palembang selanjutnya di bawa ke RS Myria, dan setahu Saksi Praka Amzan Paridi dirawat lebih kurang selama 3 (tiga) hari. 15. Bahwa Saksi tidak mengetahui siapa yang duluan melakukan pemukulan terhadap Praka Amzan Paridi, dan yang Saksi lihat keadaan Praka Amzan Paridi saat itu, dari wajahnya mengeluarkan darah. 16. Bahwa yang Saksi lihat dan Saksi kenal malam itu diantara orangorang yang memukul Praka Amzan Paridi adalah Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno, sedangkan Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin dan Terdakwa-3 Koptu Herri Palti Hutajulu Saksi tidak melihatnya. 17. Bahwa Saksi melihat Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno malam itu menggunakan blankon dikepalanya. Atas keterangan Saksi-3 tersebut Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin dan Terdakwa-3 Koptu Herri Palti Hutajulu membenarkan seluruhnya, sedangkan Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno menyangkal bahwa saat kejadian tersebut Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno tidak memakai blankon. Atas Sangkalan Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno Saksi-3 tetap pada keterangannya. Saksi-4 : Nama lengkap : AMZAN PARIDI. Pangkat/NRP : Praka/31030501040682 (sekarang Kopda). Jabatan : Ta Kima. Kesatuan : Korem 044/Gapo. Tempat/tanggal lahir : Palembang/22 Juni 1982. Jenis kelamin : Laki-laki. Kewarganegaraan : Indonesia. Agama : Islam. Tempat tinggal : Jalan Pangeran Sido Ing Lautan Lorong Kedukan Rt.08 Rw.02 Kel. 35 Ilir Kec. Ilir Barat II Palembang. Pada pokoknya Saksi menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin, sedangkan dengan Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno dan Terdakwa-3 Koptu Herri Palti Hutajulu Saksi tidak kenal, dan diantara Saksi dengan para Terdakwa tidak ada hubungan keluarga/famili. 2. Bahwa penganiayaan yang Saksi alami terjadi pada hari Sabtu tanggal 1 Nopember 2014 sekira pukul 22.30 wib di dalam Kesatriaan Kesdam II/Swj tepatnya disamping ruang Piket Kesdam II/Swj. Hal 13 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
3. Bahwa yang menganiaya Saksi saat itu adalah Saksi-2 Kapten Cba Afrizal dan beberapa orang anggota Kesdam II/Swj. 4. Bahwa sebelum kejadian sekira pukul 18.30 wib, Saksi datang ke kantor Pariwisata yang berada di Plaza Benteng Kuto Besak Palembang (BKB) menemui kakak Saksi a.n. Sdr Misran Massa alias Mang Ujuk, kemudian sekira pukul 19.30 wib Sdr. Edi (juru parkir BKB) datang ke Kantor Pariwisata lalu menemui Sdr Misran Massa alias Mang Ujuk kemudian memberitahukan bahwa Sdr Edi telah dianiaya oleh Lettu Ckm Jhonson beserta anggota Kesdam II/Swj yang lain. 5. Bahwa kemudian Sdr Misran Massa alias Mang Ujuk menyuruh Sdr Edi untuk agar melaporkan kejadian yang dialaminya tersebut ke Polisi Militer, selanjutnya Sdr Edi langsung pergi meninggalkan tempat tersebut, beberapa saat kemudian Saksi mendengar ada bunyi letusan senjata. 6. Bahwa sekira pukul 22.30 wib sewaktu Saksi dan Sdr Misran Massa alias Mang Ujuk sedang ngobrol datang Letkol Ckm Salman, bersama dengan 3 (tiga) orang anggota Kesdam II/Swj diantaranya yaitu Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin dan Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno. 7. Bahwa kemudian Letkol Ckm Salman berkata kepada Saksi “Amzan kamu ikut kami ke Kesdam dulu” Saksi menjawab “Iya mengapa pak” dijawab oleh Letkol Ckm Salman “mau diinterogasi dulu”, kemudian Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin berkata kepada Saksi “sudah ikut saja cuma dimintai keterangan saja”, setelah itu Letkol Ckm Salman berkata kepada Sdr Misran Massa alias Mang Ujuk, “Saya Letkol Salman, saya mau menginterogasi dia saja sebentar”, setelah itu Saksi dibawa ke Makesdam II/Swj. 8. Bahwa sesampainya di Makesdam II/Swj, tepatnya disamping penjagaan Kesdam II/Swj, Saksi diperintahkan duduk di lantai, kemudian Saksi duduk dilantai dalam posisi bersila. 9. Bahwa saat Saksi duduk tiba-tiba Saksi langsung ditendang oleh Saksi-2 Kapten Cba Afrizal yang mengenai bagian wajah Saksi hingga Saksi jatuh terlentang dan akibat tendangan tersebut hidung Saksi mengeluarkan darah. 10. Bahwa kemudian Saksi berusaha bangun, akan tetapi Saksi langsung dipukuli dan diinjak oleh anggota Kesdam II/Swj hingga Saksi tergeletak dilantai dengan posisi terlungkup. 11. Bahwa anggota Kesdam II/Swj yang memukul dan menginjak Saksi lebih kurang sebanyak 10 (sepuluh) orang, akan tetapi Saksi tidak mengetahui siapa saja anggota Kesdam II/Swj yang memukul dan menginjak Saksi. 12. Bahwa selanjutnya baju dan celana Saksi dibuka hingga Saksi hanya menggunakan celana dalam saja, kemudian Saksi mendengar teriakan suara kakak Saksi Sdr. Midi Damhudi “Hoi ini adik saya, ini anggota Korem”. 13. Bahwa mendengar teriakan tersebut, Saksi bangkit dan mendekati kakak Saksi Sdr. Midi Damhudi, lalu datang petugas Polisi Militer dari Denpom II/4 Palembang, kemudian Saksi dibawa ke Madenpom II/4 Palembang, beberapa saat di Madenpom II/4 Palembang, Saksi dibawa ke Rumah Sakit Myria Palembang untuk mendapat perawatan, dan Saksi dirawat di RS Myria lebih kurang selama 3 hari. Hal 14 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
14. Bahwa setelah Saksi dirawat di RS Myria lebih kurang 3 hari, Saksi langsung masuk kerja seperti biasa. 15. Bahwa para Terdakwa sudah meminta maaf kepada Saksi, dan Saksi sudah ikhlas memaafkan para Terdakwa. 16. Bahwa biaya perobatan selama Saksi di rawat sebagian ditanggung BPJS, sebagian lagi Saksi yang tanggung sendiri, biaya yang Saksi tanggung sendiri lebih kurang sebesar Rp. 700.000.00 (tujuh ratus ribu rupiah). 17. Bahwa Saksi tidak meminta para Terdakwa untuk mengganti biaya perawatan, Saksi sudah ikhlas semua. 18. Bahwa harapan Saksi para Terdakwa dihukum yang seringanringannya, karena Saksi telah ikhlas memaafkan para Terdakwa, dan sudah menganggap mereka sebagai saudara. 19. Bahwa sebelum kejadian, Saksi tidak pernah menganiaya juru parkir binaan Kesdam II/Swj, Saksi bersama dengan kawan-kawan maupun dengan kakak Saksi Sdr. Mirsan Masa tidak ada yang menyepikan (menarik) anggota Kesdam II/Swj, kemudian teriak menjelekjelekan Kesdam II/Swj. Atas keterangan Saksi-4 tersebut, para Terdakwa membenarkan seluruhnya. Saksi-5 : Nama lengkap Pangkat/NRP Jabatan
: DAPOT PAKPAHAN. : Serma/21980253360977. : Ba Sub Unit II Intel (sekarang Babinsa Ramil 04 Kertapati). Kesatuan : kodim 0418/Palembang. Tempat/tanggal lahir : Pontianak/4 September 1977. Jenis kelamin : Laki-laki. Kewarganegaraan : Indonesia. Agama : Islam. Tempat tinggal : Jl. Kapten Cek Syeh No. 387 rt. 05 rw. 03 kel. 18 Ilir, kec. Ilir ztimur Kodya Palembang. Pada pokoknya Saksi menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan para Terdakwa karena Saksi sering bertugas monitor di Kesdam II/Swj, namun Saksi tidak ada hubungan keluarga/family dengan Terdakwa. 2. Bahwa Pada hari Sabtu tanggal 01 Nopember 2014 sekira pukul 20.00 WIB, sewaktu Saksi berada di rumah Saksi dihubungi melalui Handphone oleh Danunit Intel Kodim 0418/Palembang a.n. Lettu Inf Tugino dan memerintahkan Saksi untuk datang ke BKB (Benteng Kuto Besak) mencari informasi kejadian penembakan terhadap warga sipil yang diduga dilakukan oleh Lettu Ckm Yonson. 3. Bahwa sekira pukul 20.15 WIB Saksi tiba di Makesdam II/Swj, dan setibanya Saksi di Makesdam II/Swj tepatnya disamping ruangan piket di dekat halaman parkir Saksi bertemu dengan Lettu Inf Tugino dan anggota Deninteldam II/Swj yaitu Lettu Inf Iren dan Sertu Oktama, selain mereka juga ada serta Serda Martinus (Anggota Pomdam). 4. Bahwa kemudian Saksi bertanya kepada Anggota Provost dan piket Kesdam II/Swj tentang kronologis terjadinya penembakan terhadap Hal 15 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
Sdr. Ridwan alias wendi, setelah mendapatkan informasi tersebut, kemudian Saksi diperintahkan oleh Lettu Inf Tugino tetap di Markas Kesdam II/Swj untuk membuat Lapsit (Laporan Situasi), sedangkan Lettu Inf Tugino keluar dengan maksud mau keruang UGD untuk mengecek korban, selanjutnya Saksi bersama Sertu Oktama, Serda Martinus dan Sertu Minto (Anggota Deninteldam II/Swj) menuju ke perumahan perwira yang lokasinya berada di dalam Markas Kesdam II/Swj. 5. Bahwa pada saat Saksi berada di depan perumahan perwira dan mengetik Lapsit ( Laporan Situasi) dengan menggunakan Hp Saksi, Serda Martinus meminta agar laporan yang Saksi buat agar dikirimkan ke Hp Serda Martinus melalui Sms, karena Serda Martinus juga akan membuat laporan situasi. 6. Bahwa saat Saksi mengirimkan laporan situasi tersebut kepada Serda Martinus, Sertu Oktama berkata kepada Saksi, “Bang, ada kerumunan ramai-ramai di depan teras samping ruang piket”, selanjutnya Saksi berdiri melihat ke arah samping ruang piket yang ternyata melihat banyak orang berkumpul, selanjutnya Saksi bersama dengan Sertu Oktama, Serda Martinus dan Sertu Minto Iangsung berjalan menuju ketempat orang berkumpul tersebut, setibanya Saksi dikerumunan orang tersebut Saksi melihat ada salah seorang laki-laki yang tidak Saksi kenal (Saksi-4 Praka Amzan Paridi) dipukuli oleh lebih kurang oleh 10 (sepuluh) orang. 7. Bahwa kemudian datang Saksi-3 Lettu Arm Zainal Arifin melerai, kemudian Saksi melihat salah seorang anggota Kesdam II/Swj membuka baju dan celana Saksi-4 Praka Amzan Paridi, hingga Saksi-4 Praka Amzan Paridi hanya menggunakan celana dalam, posisi telungkup dengan kondisi basah kuyup, berdarah wajahnya dan posisi kedua tangannya kebelakang menempel kelantai serta banyaknya bercak darah di lantai keramik teras tersebut, kemudian luka pada wajah Saksi-4 Praka Amzan Paridi dibersihkan oleh anggota Kesdam II/Swj tersebut dengan menggunakan baju Saksi-4 Praka Amzan Paridi. 8. Bahwa melihat adanya korban tersebut Saksi mengambil gambar/foto dengan menggunakan handphone, selanjutnya datang seorang laki-laki yang belum Saksi kenal menghampiri dan melihat korban lalu orang tersebut berteriak sambil berkata “Aduh adikku kenapa sampai begini, siapa yang berbuat setega ini, kalian tahu tidak, ini Tentara kenapa kalian siksa seperti binatang”, beberapa saat kemudian Saksi-4 Praka Amzan Paridi dibawa oleh petugas Polisi Militer dengan mobil patroli. 9. Bahwa Saksi tidak melihat dengan jelas malam itu apakah para Terdakwa melakukan ikut melakukan pemukulan pada Saksi-4 Praka Amzan Paridi. Atas keterangan Saksi-5 tersebut para Terdakwa membenarkan seluruhnya. Menimbang
:
Bahwa Saksi-6 Sdr. Misran Massa, Saksi-7 Sertu Bambang Nurtanio Heksa dan Saksi-8 Sdr Midi Damhudi telah memberikan keterangannya di bawah sumpah dalam berita acara pemeriksaan dan yang bersangkutan telah dipanggil secara sah dan patut sesuai dengan ketentuan, namun para Saksi tersebut tidak dapat hadir kepersidangan, untuk itu Oditur Militer mohon agar keterangan para Saksi yang ada di dalam berkas acara pemeriksaan dibacakan, Selanjutnya atas persetujuan dari Terdakwa Oditur Militer membacakan keterangan para Saksi yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : Hal 16 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
Saksi-5 : Nama lengkap : Pekerjaan : Tempat/tanggal lahir : Jenis kelamin : Kewarganegaraan : Agama : Tempat tinggal :
MISRAN MASSA. Wiraswasta. Palembang/17 Agustus 1969. Laki-laki. Indonesia. Islam. Jl. Pangeran Sido Lautan Lorong masjid Rohmania, RT. 01 RW. 01, Kel. 36 Ilir, Kec. Gandus, Kodya Palembang.
Pada pokoknya Saksi menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi mengerti mengapa Saksi diperiksa oleh Penyidik Polisi Militer yaitu dalam kasus/perkara tindak pidana penganiayaan terhadap Saksi-4 Praka Amzan Paridi Ta Korem 044/Gapo yang diduga dilakukan oleh Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin dan kawan-kawan anggota Kesdam II/Swj. 2. Bahwa Saksi adalah kakak kandung Saksi-4 Praka Amzan Paridi Ta Korem 044/Gapo. 3. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 1 Nopember 2014 sekira pukul 20.50 WIB, saat Saksi sedang duduk-duduk di depan Kantor Pariwisata yang berada di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, pada saat itu Saksi-2 mengetahui bahwa Saksi-4 Praka Amzan Paridi ditangkap oleh Letkol Ckm Salman beserta anggotanya. 4. Bahwa pada saat Saksi berusaha menghentikan, dan Saksi mengatakan, “ini ada urusan apo Bang, mengapo adik aku di bawa, dan mau dibawa kemano”, kemudian Letkol Ckm Salman mengatakan “Mang Ujuk jangan ikut campur” pada saat itu Letkol Ckm Salman sambil mengacungkan pistol ke arah Saksi kemudian mengatakan, “aku Letkol salman” kemudian Saksi jawab, “Letkol dari mana” kemudian Letkol Ckm Salman mengatakan, “dari Kesdam” kemudian saksi bertanya lagi, “Pak Letkol kito pakai prosedur bae, kamu itu tidak ada hak untuk membawa Amzan”, dan pada saat itu Letkol Ckm Salman langsung tetap berjalan dengan membawa dengan cara memegang Langan Saksi-4 Praka Amzan Paridi. 5. Bahwa kemudian anggota Kesdam II/Swj yang pada saat itu bersama Letkol Ckm Salman, memegangi Saksi sambil mengatakan, “Mang Ujuk enggak usah khawatir, karena Amzan mau ditanyai Komandan saja”, dan mengatakan, “tidak akan terjadi apa-apa, yakin bae dengan kami, kami ini Saudara kamu, kito sudah lama kenal”, kemudian Saksi tanya lagi, “apa jaminan kamu apa bila ada apo-apo dengan adikaku” kemudian dijawab oleh anggotanya Letkol Ckm Salman, “kami Mang Ujuk Jaminannyo apabila ado apo-apo dengan adik kamu”, kemudian anggotanya Letkol Ckm Salman pergi meninggalkan tempat tersebut menyusul kearah Letkol Ckm Salman yang sudah menuju ke Ma Kesdam II/Swj, sedangkan Saksi tetap berada ditempat tersebut, kemudian Saksi memberitahukan kejadian tersebut kepada Sdr Midi, sehingga Sdr Midi menyusul ke Kesdam II/Swj. 6. Bahwa pada saat Letkol Ckm Salman menangkap kemudian membawa Saksi-4 Praka Amzan Paridi Saksi sudah memberitahukan bawasannya Saksi-4 Praka Amzan Paridi adalah anggota TNI AD yang bertugas di Korem 044/Gapo, namun Letkol Ckm Salman tetap membawa Saksi-4 Praka Amzan Paridi dengan alasan akan ditanyai komandan.
Hal 17 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
7. Bahwa Saksi mengetahui Saksi-4 Praka Amzan Paridi telah dianiaya pada saat Saksi-4 Praka Amzan Paridi telah berada di Rumah Sakit Myria Palembang. 8. Bahwa yang dialami Saksi-4 Praka Amzan Paridi setelah dianiaya adalah pada bagian muka bengkak dan memar, hidung mengeluarkan darah dan harus dirawat di Rumah Sakit Myria Palembang. 9. Bahwa yang mengelola parkir ditempat/area Benteng Kuto Besak adalah Saksi dan ada izin resmi dari Dishub Kota Palembang, dan Saksi membayar ke Dishub Kota Palembang sesuai dengan kontrak yang ada, dan Saksi mengelola parkir tersebut, lebih kurang sudah 10 (sepuluh) tahun dan sebelumnya tidak ada permasalahan baik dengan masyarakat maupun dengan Kesdam II/Swj. 10. Bahwa sebelum terjadinya penganiayaan terhadap Saksi-4 Praka Amzan Paridi Saksi tidak mengetahui terjadinya penganiayaan terhadap Sdr Asmadi dan Sdr Ridwan. Atas keterangan Saksi-6 yang dibacakan tersebut, para Terdakwa membenarkan seluruhnya. Saksi-7 : Nama lengkap : Pangkat/NRP : Jabatan : Kesatuan : Tempat/tanggal lahir : Jenis kelamin : Kewarganegaraan : Agama : Tempat tinggal :
BAMBANG NURTANIO HEKSA. Sertu/3930088340973 Ba ursikesprepmil Kesdam II/Swj Palembang/29 September 1973 Laki-laki. Indonesia. Islam. Komplek Griya Buana Indah I, Jl. Al Hijrah, Blok L No. 6Rt. 83 Rw. 08 Kel. Suka Jaya, Kec. Sukarame Kodya Palembang.
Pada pokoknya Saksi menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi mengerti diperiksa dan dimintai keterangan oleh Penyidik Polisi Militer yaitu sebagai Saksi dalam perkara tindak pidana penganiayaan secara bersama-sama terhadap Saksi-4 Praka Amzan Paridi Ta Korem 044/Gapo yang diduga dilakukan oleh anggota Kesdam II/Swj. 2. Bahwa sebelumnya Saksi tidak kenal dengan Saksi-4 Praka Amzan Paridi namun nama Saksi-4 Praka Amzan Paridi sudah pernah Saksi dengar bahwa Saksi-4 Praka Amzan Paridi adalah anggota TNI AD yang bertugas di Korem 044/Gapo, dan Saksi tidak ada hubungan keluarga dengan Saksi-4 Praka Amzan Paridi. 3. Bahwa penganiayaan terhadap Saksi-4 Praka Amzan Paridi terjadi pada hari Sabtu tanggal 1 Nopember 2014 sekira pukul 21.30 wib, kejadian tersebut terjadi di dalam Kesatriaan Kesdam II/Swj tepatnya di samping ruang penjagaan Kesdam II/Swj atau di depan kantor Urdal Kesdam II/Swj. Sedangkan yang melakukan penganiayaan Saksi tidak melihat secara langsung, namun Saksi mendengar dari cerita temanteman setelah kejadian bahwa yang menganiaya Saksi-4 Praka Amzan Paridi adalah Letkol Ckm Salman, Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin, Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno, Terdakwa-3 Koptu Heri Palti anggota Kesdam II/Swj, dan Saksi-2 Kapten Cba Afrizal.
Hal 18 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
4. Bahwa pada saat terjadinya penganiayaan Saksi sedang berada di ruang piket Kesdam II/Swj, karena sedang melaksanakan tugas piket bersama Koptu M. Akil dan PNS Aswandi. 5. Bahwa jabatan Saksi di dalam melaksanakan piket pada saat itu adalah Perwira Piket sedangkan Koptu M. Akil sebagai Bintara Piket dan PNS Aswandi sebagai Tamtama Piket, pada saat terjadinya penganiayaan Saksi bersama anggota Piket yang lain sudah berupaya untuk mencegah terjadinya penganiayaan tersebut, namun karena yang menganiaya banyak dan beringas sehingga kejadian tersebut tidak terbendung lagi. 6. Bahwa pada saat Saksi dengan Koptu M. Akil tidak mampu menghalau terjadinya penganiayaan tersebut maka Saksi kembali kedepan ruangan Piket sedangkan Koptu M.Akil berdiri disamping piket karena kami berdua bingung apa yang harus Saksi lakukan. 7. Bahwa yang membawa Saksi-4 Praka Amzan Paridi masuk kedalam Kesatriaan Kesdam II/Swj pada saat itu adalah Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin dan Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno kemudian dibelakangnya Letkol Ckm Salman dan Saksi-2 Kapten Cba Afrizal. 8. Bahwa Saksi tidak menduga atau menyangka dan tidak mencurigai bahwasannya Saksi-4 Praka Amzan Paridi dibawa masuk ke dalam Ma Kesdam II/Swj akan dianiaya secara bersama-sama dikarenakan pada saat Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin dan Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno membawa masuk kedalam, dibelakangnya ada Letkol Ckm Salman dan Saksi-2 Kapten Cba Afrizal. 9. Bahwa pada saat setelah kejadian tidak lama kemudian datang mobil Polisi Militer masuk ke dalam Makesdam II/Swj dan langsung membawa Saksi-4 Praka Amzan Paridi dan Sdr Midi Keluar dari Makesdam II/Swj, namun Saksi tidak mengetahui dibawa kemana Saksi-4 Praka Amzan Paridi pada saat itu. 10. Bahwa Saksi tidak mengetahui Saksi-4 Praka Amzan Paridi ditangkap dimana pada malam itu karena yang Saksi ketahui Saksi-4 Praka Amzan Paridi diapit dengan cara dipegangi kedua tangannya oleh Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin dan Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno masuk ke dalam Makesdam II/Swj dan Saksi tidak mengetahui apa yang menjadi penyebab penganiayaan tersebut terjadi. 11. Bahwa Saksi tidak mengetahui siapa yang melakukan penganiayaan pertama kali karena pada saat Saksi keluar dari ruang piket Saksi-4 Praka Amzan Paridi sedang dianiaya secara bersama-sama oleh Saksi-2 Kapten Cba Afrizal, Letkol Ckm Salman, Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin, Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno dan Terdakwa-3 Koptu Herri Palti Hutajulu. 12. Bahwa Saksi tidak mengetahui bagaimana Saksi-4 Praka Amzan Paridi dianiaya oleh Saksi-2 Kapten Cba Afrizal, Letkol Ckm Salman, Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin, Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno, dan Terdakwa-3 Koptu Herri Palti Hutajulu, yang Saksi ketahui bahwa Saksi-2 Kapten Cba Afrizal, Letkol Ckm Salman, Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin, Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno, dan Terdakwa-3 Koptu Herri Palti Hutajulu menganiaya Saksi-4 Praka Amzan Paridi dalam posisi Saksi-4 Praka Amzan Paridi terlentang dilantai karena Saksi sibuk menghalau agar penganiayaan itu terhenti. 13. Bahwa Saksi tidak mengetahui apa yang dialami oleh Saksi-4 Praka Amzan Paridi yang Saksi ketahui pada saat setelah dianiaya Saksi4 Praka Amzan Paridi banyak mengeluarkan darah dari hidung. Hal 19 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
14. Bahwa yang berada di tempat tersebut selain pelaku penganiayaan yang Saksi ketahui adalah perssonil yang sedang melaksanakan piket pada saat itu, yaitu Saksi, Koptu M Akil, Pns Aswandi, kemudian Provoost Koptu Endud Supriadi, Sertu Heri alpatah, Serda Rudi Candra, Lettu Ckm Yonson semuanya anggota Kesdam II/Swj sedangkan yang menggunakan pakaian preman selain yang menganiaya adalah anggota Intel namun Saksi tidak mengetahui dari intel mana saja yang pada saat itu berada ditempat tersebut. Atas keterangan Saksi-7 yang dibacakan tersebut para Terdakwa membenarkan seluruhnya. Saksi-8 : Nama lengkap Pekerjaan Tempat/tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : :
MIDI DAMHUDI PNS Dinas Pariwisata Kota Palembang Palembang/21 januari 1977 Laki-laki. Indonesia. Islam. Jl. Gede Ing Lautan, Lorong Gedukan Bukit satu, Rt. 08 Rw. 08 No. 2, Kel. 35 Ilir, Kec. Ilir Barat II, Kodya Palembang.
Pada pokoknya Saksi menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa sebelumnya Saksi tidak kenal dengan para Terdakwa, dan Saksi tidak ada hubungan keluarga/famili dengan para Terdakwa. Bahwa Saksi mengerti diperiksa dan dimintai keterangan oleh Penyidik Polisi Militer yaitu sebagai Saksi dalam perkara tindak pidana penganiayaan secara bersama-sama terhadap Saksi-4 Praka Amzan Paridi Ta Korem 044/Gapo yang diduga dilakukan oleh anggota Kesdam II/Swj. 2. Bahwa Saksi adalah kakak kandungnya Saksi-4 Praka Amzan Paridi Ta Korem 044/Gapo. 3. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 1 Nopember 2014 sekira pukul 20.50 WIB, Pada saat Saksi sedang duduk-duduk di dalam Kantor Pariwisata yang berada di Benteng Kuto Besak (BKB) Palembang, pada saat itu Saksi diberitahu oleh Saksi-6 Sdr. Misran Massa bahwa Saksi-4 Praka Amzan Paridi ditangkap oleh Letkol Ckm Salman beserta Anggotanya. 4. Bahwa Saksi melihat Saksi-6 Sdr. Misran Massa menghentikan Letkol Ckm Salman dan mengatakan “ini ada urusan apo Bang, mengapo adik aku di bawa, dan mau di bawa kemano” kemudian Letkol Ckm Salman mengatakan “Mang Ujuk jangan ikut campur” pada saat itu Letkol Ckm Salman sambil mengacungkan pistol kearah Saksi-6 Sdr. Misran Massa kemudian Letkol Ckm Salman mengatakan “aku Letkol Salman” kemudian Saksi-6 Sdr. Misran Massa menjawab, “Letkol dari mana” kemudian Letkol Ckm Salman mengatakan “dari Kesdam” kemudian Saksi-6 Sdr. Misran Massa bertanya lagi, “Pak Letkol kito pakai prosedur bae, kamu itu tidak ada hak untuk membawa Amzan” dan pada saat itu Letkol Ckm Salman langsung tetap berjalan dengan membawa dengan cara memegang tangan Saksi-4 Praka amzan Paridi. 5. Bahwa kemudian anggota Kesdam II/Swj yang pada saat itu bersama Letkol Ckm Salman memegangi Saksi-6 Sdr. Misran Massa sambil mengatakan, “Mang Uju enggak usah khawatir karena Amzan mau ditanyai Komandan saja tidak akan terjadi apa-apa yakin bae dengan kami, kami ini saudara kamu kito sudah lama kenal” kemudian Saksi-6 Hal 20 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
Sdr. Misran Massa Tanya lagi, “apa jaminan kamu apa bila ada apo-apo dengan adik aku” kemudian dijawab oleh anggotanya Letkol Ckm Salman “kami mang ujuk Jaminannyo apabila ado apo-apo dengan adik kamu” kemudian anggotanya Letkol Ckm Salman pergi meninggalkan tempat tersebut menyusul kearah Letkol Ckm Salman yang sudah menuju ke Ma Kesdam II/Swj. 6. Bahwa kemudian Saksi-6 Sdr Misran Massa menyuruh Saksi untuk menyusul Saksi-4 Praka Amzan Paridi ke Kesdam II/Swj sedangkan Saksi-6 Sdr Misran Massa tetap berada ditempat tersebut. 7. Bahwa yang Saksi kenali pada saat Letkol Ckm Salman menangkap kemudian membawa Saksi-4 Praka Amzan Paridi selain Letkol Ckm Salman adalah Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin dan Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno. 8. Bahwa pada saat Letkol Ckm Salman menangkap kemudian membawa Saksi-4 Praka Amzan Paridi, Saksi sudah memberitahukan bawasanya Saksi-4 Praka Amzan Paridi adalah anggota TNI AD yang bertugas di Korem 044/Gapo, namun Letkol Ckm Salman tetap membawa Saksi-4 Praka Amzan Paridi dengan alasan akan ditanyai komandan. 9. Bahwa Saksi mengetahui Saksi-4 Praka Amzan Paridi telah dianiaya pada saat Saksi berada atau sampai di dalam Makesdan II/Swj, pada saat Saksi berada di dalam Saksi melihat Saksi-4 Praka Amzan Paridi sedang dianiaya sehingga Saksi berteriak-teriak memberitahukan bahwa yang dianiaya adalah adik Saksi yaitu Saksi-4 Praka Amzan Paridi. 10. Bahwa yang dialami oleh Saksi-4 Praka Amzan Paridi setelah dianiaya adalah pada bagian muka bengkak dan memar, hidung mengeluarkan darah dan harus dirawat di Rumah Sakit Myiria Palembang. 11. Bahwa yang mengelola parkir adalah kakak Saksi yaitu Saksi-6 Sdr. Misran Massa dan ada izin resmi dari Dishub Kota Palembang, serta membayar ke Dishub Kota Palembang sesuai dengan kontrak yang ada, dan mengelola parkir tersebut lebih kurang 10 (sepuluh) tahun dan sebelumnya tidak ada permasalahan baik dengan masyarakat maupun dengan Kesdam II/Swj. 12. Bahwa sebelum terjadinya penganiayaan terhadap Saksi-4 Praka Amzan Paridi Saksi tidak mengetahui tentang penganiayaan terhadap Sdr Asmadi dan Sdr Ridwan. Atas keterangan Saksi-8 yang dibacakan tersebut, para Terdakwa membenarkan seluruhnya. Menimbang
:
Bahwa di dalam persidangan para Terdakwa menerangkan sebagai berikut : Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin : 1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AD pada tahun 1999 melalui pendidikan Secaba PK di Rindam II/Swj Puntang Lahat, setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Serda, kemudian mengikuti pendidikan kejuruan kecabangan Kesehatan di Pusdik Kes Jakarta Timur, kemudian ditugaskan di Kesdam II/Sriwijaya sampai dengan perbuatan yang menjadi perkara sekarang ini Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin masih berdinas aktif di Kesdam II/Swj dengan pangkat Sersan Mayor. 2. Bahwa Terdakwa pernah mengikuti tugas Operasi Militer sebanyak 1 (satu) kali yaitu Operasi Darurat Militer di Aceh pada tahun 2003/2004 selama lebih kurang 1 (satu) tahun 2 (dua) bulan. Hal 21 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
3. Bahwa Terdakwa belum pernah dijatuhi pidana maupun hukuman disiplin. 4. Bahwa Terdakwa kenal dengan Saksi-4 Praka Amzan Paridi, diantara Terdakwa dan Saksi-4 Praka Amzan Paridi tidak ada hubungan keluarga/famili. 5. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 1 Nopember 2014 sekira pukul 21.00 wib saat Terdakwa sedang berada di rumah, Terdakwa dihubungi oleh Danru Provost Kesdam II/Swj a.n. Sertu Heri Alfatah melalui handphone dan meminta Terdakwa untuk datang ke Ma Kesdam II/Swj karena telah terjadi penembakan di Benteng Koto Besak oleh Lettu Ckm Yonson. 6. Bahwa setelah mendapat informasi tersebut, selanjutnya Terdakwa langsung berangkat menuju Ma Kesdam II/Swj dan sekira pukul 21.30 wib Terdakwa tiba di Makesdam II/Swj, setibanya di Makesdam II/Swj Terdakwa menuju keruang Urpam Kesdam II/Swj, di ruang Urpam Terdakwa-bertemu dengan Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno, Sertu Heri Alfatah dan Pns Bambang Reso, kemudian Terdakwa-1 Serma Ahmad badarudin bertanya masalah hingga terjadinya penembakan kepada Sertu Heri Alfatah. 7. Bahwa Sertu Heri Alfatah menjelaskan terjadinya penembakan yang dilakukan oleh Lettu Ckm Yonson terhadap orang sipil sedangkan permasalahannya diawali penganiayaan terhadap juru parkir binaan Kesdam II/Swj yang dilakukan oleh orang sipil atau preman BKB (Benteng Kuto Besak) Palembang. 8. Bahwa setelah mendapat penjelasan tersebut Terdakwa bersama dengan Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno keluar dari ruangan Urpam menuju ke ruang piket provost untuk mencari tahu permasalahan yang sebenarnya, setibanya diruang provost Terdakwa mendapat penjelasan dari Sertu Wawan bahwa sebelum kejadian tertembaknya orang sipil yang dilakukan oleh Lettu Ckm Yonson terlebih dahulu terjadi 3 (tiga) kali kejadian yaitu pengancaman pembunuhan terhadap Sertu Wawan, pemukulan/penganiayaan terhadap Sdr Uju sebagai juru parkir binaan Kesdam II/Swj, menantang dan mengancam Lettu Ckm Yonson akan dibunuh serta mengatakan semua anggota Kesdam II/Swj banci yang kesemuanya dilakukan oleh orang sipil/preman BKB, namun tidak menyebutnya pelakunya. 9. Bahwa beberapa saat kemudian datang Mayor Ckm Eka, kemudian Mayor Ckm Eka mengajak Terdakwa dan Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno menuju kearah kantor dinas pariwisata, setibanya di dekat kantor pariwisata ternyata disana sudah ada Letkol Ckm Salman beserta 2 (dua) orang anggota Kesdam II/Swj yaitu Serma Zulfanop dan Serma Fikri. 10. Bahwa kemudian Letkol Ckm Salman berkata “Kita akan menangkap Praka Amzan”, mendengar penjelasan tersebut Terdakwa bertanya “Siapa yang bertanggung jawab” dijawab oleh Letkol Ckm Salman “Saya yang bertanggung jawab”, selanjutnya Letkol Ckm Salman bertanya kepada anggota “Siapa yang tahu dengan Praka Amzan” lalu Terdakwa jawab “Siap, saya”, kemudian dibentuklah 2 (dua) tim yang akan melakukan penangkapan terhadap Saksi-4 Praka Amzan Paridi. 11. Bahwa tim pertama yaitu Letkol Ckm Salman, Mayor Ckm Eka dan Terdakwa, sedangkan tim kedua yaitu Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno, Serma Zulfanop dan Serma Fikri.
Hal 22 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
12. Bahwa kemudian Letkol Ckm Salman, Mayor Ckm Eka dan Terdakwa menuju ke Kantor Pariwisata, sedangkan Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno, Serma Zulfanof dan Serma Fikri menunggu dengan jarak lebih kurang 10 Meter dari kanor Pariwisata. 13. Bahwa sesampainya didekat kantor Pariwisata Letkol Ckm Salman bertanya kepada Terdakwa “Mana yang namanya Amzan” lalu Terdakwa jawab “Ini Dan yang ada dibelakang kita yang namanya Amzan” mendengar penjelasan tersebut Letkol Ckm Salman memerintahkan Terdakwa untuk menangkap dan membawa Saksi-4 Praka Amzan Paridi, kemudian Terdakwa berkata pada Saksi-4 Praka Amzan Paridi sambil berkata “Zan, aku diperintahkan membawa kau ke Markas”, karena antara Terdakwa dengan Saksi-4 Praka Amzan Paridi sudah saling kenal, Saksi4 Praka Amzan Paridi menuruti kemauan Terdakwa. 14. Bahwa saat baru berjalan rombongan dihentikan oleh kakak kandung Saksi-4 Praka Amzan Paridi yaitu Saksi-6 Sdr Misran Massa sambil berkata “Itu adik aku mau dibawa kemana” dijawab oleh Letkol Ckm Salman “Saya, Letkol Ckm Salman” sambil mengokang senjata api jenis FN yang ada ditangannya lalu memerintahkan Terdakwa Saksi-4 Praka Amzan Paridi ke Makesdam II/Swj. 15. Bahwa kemudian tim kedua yaitu Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno, Serma Zulfanop dan Serma Fikri bergabung dengan tim pertama kemudian dengan cara di apit oleh Terdakwa dan Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno Saksi-4 Praka Amzan Paridi di bawa menuju ke Makesdam II/Swj. 16. Bahwa setibanya di Ma Kesdam II/Swj tepatnya disamping piketan di depan ruang Urdal Kesdam II/Swj Letkol Ckm Salman memerintahkan agar Praka Amzan Paridi di dudukkan di lantai, atas perintah tersebut Saksi-4 Praka Amzan Paridi Terdakwa dudukkan di depan ruangan Urdal di samping piketan Kesdam II/Swj. 17. Bahwa setelah Saksi-4 Praka Amzan Paridi duduk, tiba-tiba datang Saksi-2 Kapten Cba Afrizal kemudian langsung menendang bagian muka Saksi-4 Praka Amzan Paridi dengan menggunakan kaki kanan hingga Saksi-4 Praka Amzan Paridi jatuh terlentang ke lantai dan dari hidungnya mengeluarkan darah, melihat kejadian tersebut Terdakwa bersama anggota Kesdam II/Swj yang lain menjadi terpancing kemudian ikut melakukan pemukulan terhadap Saksi-4 Praka Amzan Paridi. 18. Bahwa anggota yang melakukan pemukulan terhadap Saksi-4 Praka Amzan Paridi lebih kurang ada 10 (sepuluh) orang, akan tetapi yang Terdakwa lihat anggota Kesdam II/Swj yang ikut memukul Saksi-4 Praka Amzan Paridi yaitu Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno dan Terdakwa-3 Koptu Herri Palti Hutajulu. 19. Bahwa Terdakwa memukul Saksi-4 Praka Amzan Paridi pada bagian muka sebanyak 1 (satu) kali dengan menggunakan tangan kanan terbuka. 20. Bahwa penganiayaan terhadap Saksi-4 Praka Amzan Paridi terhenti ketika datang kakak dari Saksi-4 Praka Amzan Paridi yaitu Saksi-8 Sdr Midi Damhudi bersama dengan petugas POM. 21. Bahwa Terdakwa maupun anggota Kesdam II/Swj yang lain tidak punya hak untuk menendang ataupun memukul Saksi-4 Praka Amzan Paridi.
Hal 23 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
22. Bahwa Terdakwa ikut memukul Saksi-4 Praka Amzan Paridi, karena terpancing sudah ada yang memukul Saksi-4 Praka Amzan Paridi terlebih dahulu. 23. Bahwa Terdakwa menyadari dan menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. 24. Bahwa Terdakwa dan para Terdakwa lainnya telah meminta maaf kepada Saksi-4 Praka Amzan Paridi, dan Saksi-4 Praka Amzan Paridi telah memaafkan. 25. Bahwa akibat permasalahan ini Terdakwa, Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno dan Terdakwa-3 Koptu Herri Palti Hutajulu ditahan oleh Kakesdam II/Swj di ruang sel Kesdam II/Swj sejak tanggal 2 Nopember 2014 sampai dengan tanggal 13 Januari 2016. 26. Bahwa Terdakwa mengetahui dan menyadari kalau orang dipukul akan mengakibatkan sakit, dan Terdakwa juga menyadari bahwa para Terdakwa maupun anggota Kesdam II/Swj tidak mempunyai hak untuk menendang ataupun memukul Saksi-4 Praka Amzan Paridi. Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno: 1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AD pada tahun 2005 melalui pendidikan Secaba PK di Rindam II/Swj Puntang Lahat, setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Serda, kemudian mengikuti pendidikan kejuruan kecabangan Kesehatan di Pusdik Kes Jakarta Timur, kemudian ditugaskan di Kesdam II/Sriwijaya sampai dengan perbuatan yang menjadi perkara sekarang ini Terdakwa masih berdinas aktif di Kesdam II/Swj dengan pangkat Sersan kepala. 2. Bahwa Terdakwa pernah mengikuti tugas Operasi Militer sebanyak 1 (satu) kali yaitu Operasi Pengamanan daerah perbatasan NKRI dan Malaysia di Kalimantan Barat pada tahun 2013/2044 selama lebih kurang 1 (satu) tahun 1 (satu) bulan. 3. Bahwa Terdakwa belum pernah dijatuhi pidana maupun hukuman disiplin. 4. Bahwa Terdakwa tidak kenal dengan Saksi-4 Praka Amzan Paridi, dan tidak ada hubungan keluarga/famili. 5. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 1 Nopember 2014 sekira pukul 21.00 wib saat Terdakwa sedang berada di rumah dihubungi oleh Danru Provost Kesdam II/Swj Sertu Heri Alfatah melalui handphone dan memberitahukan telah terjadi penembakan di Benteng Kuto Besak dan meminta Terdakwa untuk datang ke Makesdam II/Swj, selanjutnya Saksi langsung berangkat menuju Makesdam II/Swj. 6. Bahwa sekira pukul 21.30 Wib Terdakwa tiba di Makesdam II/Swj, dan Terdakwa langsung menuju keruang Urpam Kesdam II/Swj. 7. Bahwa di ruang Urpam Terdakwa bertemu dengan Sertu Heri Alfatah dan Pns Bambang Reso, sesaat kemudian datang Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin, kemudian Terdakwa bertanya kepada Sertu Heri Alfatah masalah penembakan, dan Sertu Heri Alfatah menjelaskan terjadinya penembakan yang dilakukan oleh Lettu Ckm Yonson terhadap orang sipil, sedangkan permasalahannya terjadi diawali oleh penganiayaan terhadap juru parkir binaan Kesdam II/Swj yang dilakukan oleh orang sipil atau preman BKB (Benteng Kuto Besak) Palembang.
Hal 24 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
8. Bahwa setelah mendapat penjelasan tersebut Terdakwa dan Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin keluar dari ruang Urpam kemudian menuju keruang piket provost, saat Terdakwa dan Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin di ruang piket provost, kemudian datang Mayor Ckm Eka kemudian mengajak Terdakwa dan Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin pergi kearah kantor dinas pariwisata, setibanya di dekat kantor pariwisata ternyata sudah ada Letkol Ckm Salman beserta 2 (dua) orang anggota Kesdam II/Swj Serma Zulfanop dan Serma Fikri. 9. Bahwa kemudian Letkol Ckm Salman berkata “Kita akan menangkap Praka Amzan”, mendengar penjelasan tersebut Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin bertanya kepada letkol Ckm Salman “Siapa yang bertanggung jawab” dijawab oleh Letkol Ckm Salman “Saya yang bertanggung jawab”, selanjutnya Letkol Ckm Salman bertanya kepada anggota “Siapa yang tahu dengan Praka Amzan” lalu Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin jawab “Siap, saya”, kemudian dibentuklah 2 (dua) tim yang akan melakukan penangkapan terhadap Praka Amzan Paridi. 10. Bahwa yang mejemput Saksi-4 Praka Amzan Paridi adalah tim pertama Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin, Letkol Ckm Salman dan Mayor Ckm Eka, sedangkan tim kedua yaitu Terdakwa, Serma Zulfanop dan Serma Fikri menunggu dengan jarak lebih kurang 10 Meter. 11. Bahwa kemudian Saksi-4 Praka Amzan Paridi dibawa ke Makesdam II/Swj, kemudian Saksi-4 Praka Amzan Paridi didudukan di depan ruang Urdal Kesdam II/Swj. 12. Bahwa setelah Saksi-4 Praka Amzan Paridi didudukkan dilantai depan ruangan Urdal, tiba-tiba datang Saksi-2 Kapten Afrizal dan langsung menendang bagian muka Saksi-4 Praka Amzan Paridi dengan menggunakan kaki kanan hingga Saksi-4 Praka Amzan Paridi jatuh terlentang kelantai, melihat kejadian tersebut anggota lainnya termasuk Terdakwa ikut melakukan pemukulan terhadap Praka Amzan Paridi. 13. Bahwa Terdakwa memukul bagian kepala Saksi-4 Praka Amzan Paridi dengan tangan kanan terbuka sebanyak 1 (satu) kali. 14. Bahwa yang Terdakwa lihat akibat dari penganiayaan tersebut dari hidung Saksi-4 Praka Amzan Paridi mengeluarkan darah. 15. Bahwa penganiayaan terhadap Saksi-4 Praka Amzan Paridi terhenti ketika datang kakak dari Saksi-4 Praka Amzan Paridi yaitu Saksi-8 Sdr Midi Damhudi bersama dengan petugas POM. 16. Bahwa Terdakwa maupun anggota Kesdam II/Swj yang lain tidak punya hak untuk menendang ataupun memukul Saksi-4 Praka Amzan Paridi. 17. Bahwa Terdakwa ikut memukul Saksi-4 Praka Amzan Paridi, karena reflek dan terpancing karena sudah ada yang memukul Saksi-4 Praka Amzan Paridi terlebih dahulu. 18. Bahwa Terdakwa menyadari dan menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. 19. Bahwa Terdakwa dan para Terdakwa lainnya telah meminta maaf kepada Saksi-4 Praka Amzan Paridi, dan Saksi-4 Praka Amzan Paridi telah memaafkan. 20. Bahwa akibat permasalahan ini Terdakwa, Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin, dan Terdakwa-3 Koptu Herri Palti Hutajulu ditahan oleh Hal 25 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
Kakesdam II/Swj di ruang sel Kesdam II/Swj selama lebih kurang 2 (dua) bulan. 21. Bahwa Terdakwa mengetahui dan menyadari kalau orang dipukul akan mengakibatkan sakit, dan Terdakwa juga menyadari bahwa para Terdakwa maupun anggota Kesdam II/Swj tidak mempunyai hak untuk menendang ataupun memukul Saksi-4 Praka Amzan Paridi. Terdakwa-3 Koptu Herri Palti Hutajulu : 1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AD pada tahun 1997 melalui pendidikan Secata PK di Rindam II/Swj Puntang Lahat, setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Prada, kemudian mengikuti pendidikan kejuruan kecabangan Kesehatan di Pusdik Kes Jakarta Timur, kemudian ditugaskan di Kesdam II/Sriwijaya sampai dengan perbuatan yang menjadi perkara sekarang ini Terdakwa masih berdinas aktif di Kesdam II/Swj dengan pangkat Sersan Koptu. 2. Bahwa Terdakwa pernah mengikuti tugas Operasi Militer sebanyak 3 (tiga) kali yaitu yang pertama pada tahun 2000 di Ambon selama lebih kurang 1 (satu) tahun, kedua pada tahun 2004 di Aceh lebih kurang selama 1 (satu) tahun dan yang ketiga pada tahun 2005 juga di Aceh selam lebih kurang 1 (satu) tahun. 3. Bahwa Terdakwa belum pernah dijatuhi pidana maupun hukuman disiplin. 4. Bahwa Terdakwa tidak kenal dengan Saksi-4 Praka Amzan Paridi, dan tidak ada hubungan keluarga/famili. 5. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 1 Nopember 2014 sekira pukul 21.00 wib saat Terdakwa sedang berada di rumah, di SMS oleh salah seorang anggota Kesdam II/Swj Terdakwa dan memerintahkan agar Terdakwa kumpul di Makesdam II/Swj, selanjutnya Terdakwa langsung berangkat menuju Makesdam II/Swj. 6. Bahwa sebelum sampai di Makesdam II/Swj Terdakwa, berhenti di dekat air mancur BKB (Benteng Kuto Besak), kemudian Terdakwa melihat Saksi-4 Praka Amzan Paridi dibawa ke dalam Makesdam II/Swj, dengan cara diapit oleh Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin dan Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno. 7. Bahwa kemudian Terdakwa masuk ke dalam Makesdam II/Swj, ternyata Saksi-4 Praka Amzan Paridi telah didudukan di samping piketan di depan ruang Urdal Kesdam II/Swj. 8. Bahwa sesaat kemudian datang Saksi-2 Kapten Cba Afrizal kemudian langsung menendang muka Saksi-4 Praka Amzan Paridi dengan menggunakan kaki kanan. 9. Bahwa setelah Saksi-2 kapten Cba Afrizal menendang Saksi-4 Praka Amzan Paridi kemudian banyak anggota Kesdam II/Swj yang lain ikut memukul Saksi-4 Praka Amzan Paridi termasuk Terdakwa. 10. Bahwa Terdakwa memukul bagian kepala Saksi-4 Praka Amzan Paridi dengan menggunakan telapak tangan kanan sebanyak 1 (satu) kali. 11. Bahwa Terdakwa tidak mengetahui luka yang diderita oleh Praka Amzan Paridi dan juga tidak mengetahui bagaimana hingga pemukulan itu terhenti, karena setelah Terdakwa menempelang kepala Saksi-4 Praka Amzan Paridi, Terdakwa langsung pergi meninggalkan tempat kejadian. Hal 26 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
12. Bahwa Terdakwa maupun anggota Kesdam II/Swj yang lain tidak punya hak untuk menendang ataupun memukul Saksi-4 Praka Amzan Paridi. 13. Bahwa Terdakwa ikut memukul Saksi-4 Praka Amzan Paridi, karena reflek dan terpancing karena sudah ada yang memukul Saksi-4 Praka Amzan Paridi terlebih dahulu. 14. Bahwa Terdakwa menyadari dan menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. 15. Bahwa Terdakwa dan para Terdakwa lainnya telah meminta maaf kepada Saksi-4 Praka Amzan Paridi, dan Saksi-4 Praka Amzan Paridi telah memaafkan. 16. Bahwa akibat permasalahan ini Terdakwa, Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin dan Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno ditahan oleh Kakesdam II/Swj di ruang sel Kesdam II/Swj selama lebih kurang 2 (dua) bulan. 17. Bahwa Terdakwa mengetahui dan menyadari kalau orang dipukul akan mengakibatkan sakit, dan Terdakwa juga menyadari bahwa para Terdakwa maupun anggota Kesdam II/Swj tidak mempunyai hak untuk menendang ataupun memukul Saksi-4 Praka Amzan Paridi. Menimbang
:
Bahwa Oditur Militer di persidangan mengajukan barang bukti berupa Surat-surat : 1. 2 (dua) lembar Visum Et Repertum Nomor : 1317/My-Dir/XII/2014 tanggal 9 Desember 2014 dari Rumah Sakit Myria Palembang A.n. Praka Amzan Paridi yang ditandatangani oleh dr. Achmad Junaidi, Sps selaku pemeriksa. 2. 2 (dua) lembar foto korban penganiayaan A.n. Praka Amzan pada saat dirawat di RS. Myria Palembang.
Menimbang
:
Bahwa barang bukti berupa surat-surat tersebut diatas telah diperlihatkan dan dibacakan kepada para Terdakwa dan para Saksi yang hadir dipersidangan.
Menimbang
:
Bahwa terhadap barang bukti berupa surat-surat yang diajukan oleh Oditur Militer tersebut di atas Majelis Hakim akan menanggapinya sebagai berikut : 1. Mengenai barang bukti surat berupa 2 (dua) lembar Visum Et Repertum Nomor : 1317/My-Dir/XII/2014 tanggal 9 Desember 2014 dari Rumah Sakit Myria Palembang A.n. Praka Amzan Paridi yang ditandatangani oleh dr. Achmad Junaidi, Sps selaku pemeriksa, Majelis Hakim memberikan pendapatnya sebagai berikut : Bahwa setelah Majelis Hakim meneliti bukti surat tersebut di atas ternyata bukti surat tersebut adalah hasil pemeriksaan yang di lakukan oleh dr. Achmad Junaidi, Sps selaku dokter yang telah memeriksa Saksi-4 Praka Amzan Paridi, sewaktu Saksi-4 Praka Amzan Paridi dibawa berobat ke Rumah Sakit Myria Palembang pada tanggal 1 Nopember 2014 sampai dengan tanggal 3 Nopember 2014, dengan kesimpulan hasil pemeriksaan terdapat trauma kepala ringan, hal ini sesuai dengan keterangan para Terdakwa dan para Saksi yang dihadirkan dipersidangan maupun keterangan para Saksi yang dibacakan dipersidangan, luka yang dialami Saksi-4 Praka Amzan Paridi adalah akibat dari tendangan Saksi-2 Kapten Cba Afrizal dan pemukulan yang dilakukan oleh anggota Kesdam II/Swj Hal 27 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
lainnya termasuk para Terdakwa, oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat bahwa barang bukti surat tersebut di atas sangat berkaitan erat dengan perkara ini dan dapat dijadikan sebagai barang bukti dalam perkara ini. 2. Mengenai barang bukti surat berupa 2 (dua) lembar foto korban penganiayaan A.n. Praka Amzan pada saat dirawat di RS. Myria Palembang, Majelis Hakim memberikan pendapatnya sebagai berikut : 3. Bahwa setelah Majelis Hakim meneliti bukti surat tersebut di atas ternyata bukti surat tersebut adalah foto keadaan/yang diderita Saksi-4 Praka Amzan Paridi akibat dari tendangan Saksi-2 Kapten Cba Afrizal dan pemukulan yang dilakukan oleh anggota Kesdam II/Swj lainnya termasuk para Terdakwa, yang diambil sewaktu Terdakwa dirawat di Rumah Saksit Myria, oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat bahwa barang bukti surat tersebut di atas sangat berkaitan erat dengan perkara ini dan dapat dijadikan sebagai barang bukti dalam perkara ini. Menimbang
:
Bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan menanggapi sangkalansangkalan para Terdakwa terhadap keterangan-keterangan para Saksi yang diberikan dipersidangan sebagai berikut : 1. Bahwa terhadap keterangan Saksi-1 Pratu Okta Hardiansyah dan Saksi-2 Kapten Cba Afrizal para Terdakwa menyangkal bahwa para Terdakwa hanya memukul Saksi-4 Praka Afrizal sebanyak 1 (satu) kali bukan 2 (dua) kali atau pun berkali-kali. Bahwa terhadap sangkalan para Terdakwa tersebut di atas Majelis Hakim menanggapinya sebagai berikut : a. Bahwa Saksi dalam memeberikan keterangan dibawah sumpah, sedangkan para Terdakwa tidak disumpah, para Terdakwa mempunyai hak ingkar jadi wajar saja para Terdakwa menyangkal keterangan Saksi-1 Pratu Okta Hardiansyah dan Saksi-2 Kapten Cba Afrizal sebagai salah satu usaha pembelaan bagi dirinya dan keterangan Saksi-1 Pratu Okta Hardiansyah dan Saksi-2 Kapten Cba Afrizal saling bersesuaian yang menyatakan melihat Terdakwa memukull Saksi-4 Praka Amzan Paridi lebih dari 1 (satu) kali. b. Bahwa berdasarkan uraian di Majelis Hakim berkeyakinan Para Terdakwa memukul Saksi-4 Praka Amzan Paridi lebih dari 1 (satu) kali, oleh karenanya sangkalan para Terdakwa tersebut di atas haruslah dikesampingkan dan dinyatakan tidak dapat diterima. 2. Bahwa terhadap keterangan Saksi-3 Lettu Arm Zainal Arifin Terdakwa-2 menyangkal bahwa pada malam kejadian Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno memang didorong oleh Saksi-3 Lettu Aem Zainal Arifin akan tetapi Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno tidak memakai blankon, terhadap sangkalan tersebut Majelis Hakim tidak akan menanggapinya karena tidak menyangkut ke pokok perkara.
Menimbang
:
Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di sumpah dan keterangan Terdakwa serta alat bukti lainnya di persidangan setelah menghubungkan yang satu dengan yang lainnya maka diperoleh faktafakta hukum sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin masuk menjadi Prajurit TNI AD pada tahun 1999 melalui pendidikan Secaba PK di Rindam II/Swj Puntang Lahat, setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Serda, kemudian mengikuti pendidikan kejuruan kecabangan Hal 28 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
Kesehatan di Pusdik Kes Jakarta Timur, kemudian ditugaskan di Kesdam II/Sriwijaya sampai dengan perbuatan yang menjadi perkara sekarang ini Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin masih berdinas aktif di Kesdam II/Swj dengan pangkat Sersan Mayor. 2. Bahwa benar Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno masuk menjadi Prajurit TNI AD pada tahun 2005 melalui pendidikan Secaba PK di Rindam II/Swj Puntang Lahat, setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Serda, kemudian mengikuti pendidikan kejuruan kecabangan Kesehatan di Pusdik Kes Jakarta Timur, kemudian ditugaskan di Kesdam II/Sriwijaya sampai dengan perbuatan yang menjadi perkara sekarang ini Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno masih berdinas aktif di Kesdam II/Swj dengan pangkat Sersan kepala. 3. Bahwa benar Terdakwa-3 Koptu Herri Palti Hutajulu masuk menjadi Prajurit TNI AD pada tahun 1997 melalui pendidikan Secata PK di Rindam II/Swj Puntang Lahat, setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Prada, kemudian mengikuti pendidikan kejuruan kecabangan Kesehatan di Pusdik Kes Jakarta Timur, kemudian ditugaskan di Kesdam II/Sriwijaya sampai dengan perbuatan yang menjadi perkara sekarang ini Terdakwa-3 Koptu Herri Palti Hutajulu masih berdinas aktif di Kesdam II/Swj dengan pangkat Sersan Koptu. 4. Bahwa benar Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin pernah mengikuti tugas Operasi Militer sebanyak 1 (satu) kali yaitu Operasi Darurat Militer di Aceh pada tahun 2003/2004 selama lebih kurang 1 (satu) tahun 2 (dua) bulan. 5. Bahwa benar Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno pernah mengikuti tugas Operasi Militer sebanyak 1 (satu) kali yaitu Operasi Pengamanan daerah perbatasan NKRI dan Malaysia di Kalimantan Barat pada tahun 2013/2044 selama lebih kurang 1 (satu) tahun 1 (satu) bulan. 6. Bahwa benarTerdakwa-3 Koptu Herri Palti Hutajulu pernah mengikuti tugas Operasi Militer sebanyak 3 (tiga) kali yaitu yang pertama pada tahun 2000 di Ambon selama lebih kurang 1 (satu) tahun, kedua pada tahun 2004 di Aceh lebih kurang selama 1 (satu) tahun dan yang ketiga pada tahun 2005 juga di Aceh selam lebih kurang 1 (satu) tahun. 7. Bahwa benar para Terdakwa belum pernah dijatuhi pidana maupun hukuman disiplin. 8. Bahwa benar pada hari Sabtu tanggal 1 Nopember 2014 sekira pukul 21.00 wib saat Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin dan Terdakwa2 Serka Eko Sukarno sedang berada di rumah masing-masing dihubungi oleh Danru Provost Kesdam II/Swj a.n. Sertu Heri Alfatah melalui handphone dan meminta Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin dan Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno untuk datang ke Ma Kesdam II/Swj karena telah terjadi penembakan di Benteng Koto Besak oleh Lettu Ckm Yonson. 9. Bahwa benar pada malam itu Terdakwa-3 juga mendapat perintah melalui SMS untuk berkumpul di Makesdam II/Swj. 10. Bahwa benar setelah mendapat informasi tersebut, selanjutnya Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin dan Terdakwa-2 Serka Ahmad Badarudin, dari rumah masing-masing, langsung berangkat menuju Ma Kesdam II/Swj dan sekira pukul 21.30 wib Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin tiba di Makesdam II/Swj, setibanya di Makesdam II/Swj Terdakwa-1 Serma Ahmad badarudin menuju keruang Urpam Kesdam II/Swj, di ruang Urpam Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin bertemu Hal 29 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
dengan Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno, Sertu Heri Alfatah dan Pns Bambang Reso, kemudian Terdakwa-1 Serma Ahmad badarudin bertanya masalah hingga terjadinya penembakan kepada Sertu Heri Alfatah. 11. Bahwa benar Sertu Heri Alfatah menjelaskan terjadinya penembakan yang dilakukan oleh Lettu Ckm Yonson terhadap orang sipil sedangkan permasalahannya diawali penganiayaan terhadap juru parkir binaan Kesdam II/Swj yang dilakukan oleh orang sipil atau preman BKB (Benteng Kuto Besak) Palembang. 12. Bahwa benar setelah mendapat penjelasan tersebut Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin bersama dengan Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno keluar dari ruangan Urpam menuju ke ruang piket provost untuk mencari tahu permasalahan yang sebenarnya, setibanya diruang provost Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin dan Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno mendapat penjelasan dari Sertu Wawan bahwa sebelum kejadian tertembaknya orang sipil yang dilakukan oleh Lettu Ckm Yonson terlebih dahulu terjadi 3 (tiga) kali kejadian yaitu pengancaman pembunuhan terhadap Sertu Wawan, pemukulan/penganiayaan terhadap Sdr Uju sebagai juru parkir binaan Kesdam II/Swj, menantang dan mengancam Lettu Ckm Yonson akan dibunuh serta mengatakan semua anggota Kesdam II/Swj banci yang kesemuanya dilakukan oleh orang sipil/preman BKB, namun tidak menyebutnya pelakunya. 13. Bahwa benar beberapa saat kemudian datang Mayor Ckm Eka, kemudian Mayor Ckm Eka mengajak Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin dan Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno menuju kearah kantor dinas pariwisata, setibanya di dekat kantor pariwisata ternyata disana sudah ada Letkol Ckm Salman beserta 2 (dua) orang anggota Kesdam II/Swj yaitu Serma Zulfanop dan Serma Fikri. 14. Bahwa benar kemudian Letkol Ckm Salman berkata “Kita akan menangkap Praka Amzan”, mendengar penjelasan tersebut Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin bertanya “Siapa yang bertanggung jawab” dijawab oleh Letkol Ckm Salman “Saya yang bertanggung jawab”, selanjutnya Letkol Ckm Salman bertanya kepada anggota “Siapa yang tahu dengan Praka Amzan” lalu Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin jawab “Siap, saya”, kemudian dibentuklah 2 (dua) tim yang akan melakukan penangkapan terhadap Saksi-4 Praka Amzan Paridi. 15. Bahwa benar tim pertama yaitu Letkol Ckam Salman, Mayor Ckm Eka dan Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin, sedangkan tim kedua yaitu Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno, Serma Zulfanop dan Serma Fikri. 16. Bahwa benar kemudian tim pertama yang terdiri dari Letkol Ckam Salman, Mayor Ckm Eka dan Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin menuju ke Kantor Pariwisata untuk menangkap Saksi-4 Praka Amzan Paridi, sedangkan Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno, Serma Zulfanop dan Serma Fikri menunggu dengan jarak lebih kurang 10 Meter dari kantor Pariwisata. 17. Bahwa benar sesampainya didekat kantor Pariwisata Letkol Ckm Salman bertanya kepada Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin “Mana yang namanya Amzan” lalu Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin jawab “Ini Dan yang ada dibelakang kita yang namanya Amzan” mendengar penjelasan tersebut Letkol Ckm Salman memerintahkan Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin untuk menangkap dan membawa Saksi-4 Praka Amzan Paridi, kemudian Terdakwa-1 Praka Amzan Paridi berkata Saksi-4 “Zan, aku diperintahkan membawa kau ke Markas”, karena antara Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin dengan Saksi-4 Praka Amzan Paridi
Hal 30 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
sudah saling kenal, Saksi-4 Praka Amzan Paridi menuruti kemauan Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin. 18. Bahwa benar saat baru berjalan rombongan dihentikan oleh kakak kandung Saksi-4 Praka Amzan Paridi yaitu Saksi-6 Sdr Misran Massa sambil berkata “Itu adik aku mau dibawa kemana” dijawab oleh Letkol Ckm Salman “Saya, Letkol Ckm Salman” sambil mengokang senjata api jenis FN yang ada ditangannya lalu memerintahkan Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin membawa Saksi-4 Praka Amzan Paridi ke Makesdam II/Swj. 19. Bahwa benar kemudian tim kedua yaitu Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno, Serma Zulfanop dan Serma Fikri bergabung dengan tim pertama kemudian dengan cara di apit oleh Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin dan Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno Saksi-4 Praka Amzan Paridi di bawa menuju ke Makesdam II/Swj. 20. Bahwa benar saat Saksi-4 Praka Amzan Paridi dibawa dengan cara diapit oleh apit oleh Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin dan Terdakwa2 Serka Eko Sukarno, Terdakwa-3 Koptu Herri Palti Hutajulu melihatnya dari air mancur BKB (Benteng Kuto Besak), karena pada saat itu Terdakwa-3 Koptu Herri Palti Hutajulu berada di air mancur BKB, melihat kejadian tersebut Terdakwa-3 Koptu Herri Palti Hutajulu menyusul dari belakang. 21. Bahwa benar setibanya di Ma Kesdam II/Swj tepatnya disamping piketan di depan ruang Urdal Kesdam II/Swj Letkol Ckm Salman memerintahkan agar Praka Amzan Paridi di dudukkan di lantai di depan ruangan Urdal di samping piketan Kesdam II/Swj. 22. Bahwa benar setelah Saksi-4 Praka Amzan Paridi duduk, tiba-tiba datang Saksi-2 Kapten Cba Afrizal kemudian langsung menendang bagian muka Saksi-4 Praka Amzan Paridi dengan menggunakan kaki kanan hingga Saksi-4 Praka Amzan Paridi jatuh terlentang ke lantai dan dari hidungnya mengeluarkan darah, melihat kejadian tersebut para Terdakwa dan anggota Kesdam II/Swj yang lain menjadi terpancing kemudian ikut melakukan pemukulan terhadap Saksi-4 Praka Amzan Paridi. 23. Bahwa benar anggota yang melakukan pemukulan terhadap Saksi4 Praka Amzan Paridi lebih kurang ada 10 (sepuluh) orang diantaranya adalah Letkol Ckm Salman dan para Terdakwa. 24. Bahwa benar para Terdakwa memukul Saksi-4 Praka Amzan Paridi pada bagian muka lebih dari 1 (satu) kali dengan menggunakan tangan kanan terbuka. 25. Bahwa benar pada saat terjadinya penganiayan tersebut banyak orang yang berada disana termasuk Saksi-3 Lettu Arm Zainal Arifin yang mendapat perintah dari Kasi Intel Korem 044/Gapo Mayor Inf Sefrianizar untuk mengecek penonjolan yang terjadi di BKB. 26. Bahwa benar awalnya Saksi-3 Lettu Arm Zainal Arifin tidak mengetahui bahwa orang yang dipukul tersebut adalah Saksi-4 Praka Amzan Paridi anggota Korem 044/Gapo. 27. Bahwa benar setelah mengetahui anggota yang dipukul tersebut adalah Saksi-4 Praka Amzan Paridi anggota Korem 044/Gapo, Saksi-3 Lettu Arm Zainal Arifin mendorong orang-orang yang akan memukul Saksi-4 Praka Amzan Paridi sambil berteriak “hentikan ini anggota Korem 044/Gapo”, mendengar teriakan teriakan tersebut pemukulan berhenti.
Hal 31 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
28. Bahwa benar kemudian datang Saksi-1 Pratu Okta Hardiansyah dan melepaskan pakaian yang di pakai oleh Saksi-4 Praka Amzan Paridi karena telah berlumuran dengan darah, kemudian pakaian tersebut digunakan Saksi-1 Pratu Okta Hardiansyah untuk memebersihkan darah yang ada ditubuh Saksi-4 Praka Amzan Paridi. 29. Bahwa benar beberapa saat kemudian datang petugas Pom dan Saksi-8 Sdr Midi Damhudi sambil berteriak “itu adik saya”, kemudian Saksi-4 Praka Amzan Paridi langsung di bawa ke Mapomdam II/Swj, setelah beberapa saat di Mapomdam II/Swj, kemudian Saksi-4 Praka Amzan Paridi dibawa ke Denpom II/4 Palembang, dari Denpom II/4 Palembang selanjutnya di bawa ke RS Myria dan Saksi-4 Praka Amzan Paridi dirawat di RS Myria lebih kurang selama 3 (tiga) hari. 30. Bahwa benar berdasarkan 2 (dua) lembar Visum Et Repertum Nomor : 1317/My-Dir/XII/2014 tanggal 9 Desember 2014 dari Rumah Sakit Myria Palembang yang ditandatangani oleh dr. Achmad Junaidi, Sps selaku pemeriksa Saksi-4 Praka Amzan Paridi mengalami trauma ringan kepala. 31. Bahwa benar para Terdakwa mengetahui dan menyadari kalau orang dipukul akan mengakibatkan sakit, dan para Terdakwa juga menyadari bahwa para Terdakwa maupun anggota Kesdam II/Swj tidak mempunyai hak untuk menendang ataupun memukul Saksi-4 Praka Amzan Paridi. 32. Bahwa benar para Terdakwa menyesali perbuatan yang telah dilakukannya, dan berjanji tidak akan mengulanginya lag. 33. Bahwa benar alasan para Terdakwa memukul Saksi-4 Praka Amzan Paridi, karena reflek dan terpancing dengan banyaknya orang yang memukul Saksi-4 Praka Amzan Paridi. 34. Bahwa benar para Terdakwa sudah meminta maaf kepada Saksi-4 Praka Amzan Paridi. 35. Bahwa benar Saksi-4 Praka Amzan Paridi telah memaafkan para Terdakwa dan dipersidangan Saksi-4 Praka Amzan Paridi memohon agar para Terdakwa dihukum yang seringan-ringannya. 36. Bahwa benar atas kejadian tersebut oleh Kakesdam II/Swj para Terdakwa langsung ditahan di ruang tahanan Kesdam II/Swj sejak tanggal 2 Nopember 2014 sampai dengan tanggal 8 Januari 2015 Menimbang
:
Bahwa lebih dahulu Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya dengan mengemukakan pendapat sebagai berikut : Bahwa Majelis Hakim sependapat dengan Oditur Militer tentang terbuktinya para Terdakwa bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang telah diuraikan Oditur Militer dalam tuntutannya, namun mengenai berat-ringannya pidana yang diajukan, Majelis Hakim akan mempertimbangkan sendiri berdasarkan fakta yang terungkap dan hal-hal yang mempengaruhi dalam persidangan.
Menimbang
:
Bahwa tindak pidana yang didakwakan Oditur Militer disusun dalam dakwaan altenatif mengandung unsur-unsur sebagai berikut : Alternatif pertama pasal 170 ayat (1) KUHP, mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
Hal 32 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
Unsur kesatu : “Barang siapa”. Unsur kedua : “Terang-terangan dan dengan tenaga bersama”. Unsur ketiga : “Menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang”. Alternatif Kedua pasal 351 ayat (1) KUHP jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, mengandung unsur-unsur sebagai berikut : Unsur kesatu : “Penganiayaan”. Unsur kedua : “yang dilakukan Secara bersama-sama atau sendirisendiri”. Menimbang
:
Bahwa oleh karena Oditur Militer dalam tuntutannya telah berkesimpulan Terdakwa telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana : “Secara bersama-sama melakukan penganiayaan”, sebagaimana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam dakwaan Alternatif kedua Pasal 351 ayat (1) KUHP jo Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP, maka Majelis Hakim pun terlebih dahulu akan membuktikan Dakwaan Alternatif kedua Pasal 351 ayat (1) KUHP jo Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP, namun apabila Dakwaan Alternatif kedua 351 ayat (1) KUHP jo Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP terbukti maka Dakwaan Alternatif pertama Pasal 170 KUHP langsung dikesampingkan, sebaliknya bila Dakwaan Alternatif kedua Pasal 351 ayat (1) KUHP jo Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP tidak terbukti maka Dakwaan Alternatif pertama Pasal 170 KUHP dapat dibuktikan kemudian.
Menimbang
:
Bahwa dakwaan alternatif kedua Pasal 351 ayat (1) KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP tersebut di atas, mengandung unsur-unsur sebagai berikut : Unsur kesatu : “Penganiayaan”. Unsur kedua : “yang dilakukan secara bersama-sama atau sendirisendiri”.
Menimbang
:
Bahwa mengenai dakwaan tersebut Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Unsur kesatu : “Penganiayaan”. Bahwa Undang-Undang tidak memberi ketentuan apakah yang diartikan dengan “Penganiayaan” itu. Menurut Yurisprodensi yang diartikan dengan “Penganiayaan” adalah setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja dan tanpa hak untuk menyakiti atau melukai badan orang lain”. Bahwa dengan demikian unsur “penganiayaan” terdiri dari : Unsur kesatu : “Barang Siapa”. Unsur Kedua : “Dengan sengaja menyakiti atau melukai badan orang lain” Bahwa untuk membuktikan unsur “Penganiayaan” selanjutnya Majelis Hakim akan menguraikan terlebih dahulu unsurunsur dari penganiayaan sebagai berikut : Unsur kesatu : “Barang Siapa”. Bahwa yang dimaksud dengan “barang siapa”, yaitu setiap orang yang tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia dan merupakan subyek hukum Indonesia. Hal 33 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
Bahwa sesuai ketentuan Pasal 2 KUHP, setiap orang yang melakukan tindak pidana di Indonesia adalah subjek hukum Indonesia dan tunduk pada perundang-undangan pidana Indonesia. Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah dan keterangan para Terdakwa serta alat bukti yang diajukan di persidangan dan setelah dihubungkan satu dengan yang lainnya, maka diperoleh fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin masuk menjadi Prajurit TNI AD pada tahun 1999 melalui pendidikan Secaba PK di Rindam II/Swj Puntang Lahat, setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Serda, kemudian mengikuti pendidikan kejuruan kecabangan Kesehatan di Pusdik Kes Jakarta Timur, kemudian ditugaskan di Kesdam II/Sriwijaya sampai dengan perbuatan yang menjadi perkara sekarang ini Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin masih berdinas aktif di Kesdam II/Swj dengan pangkat Sersan Mayor. 2. Bahwa benar Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno masuk menjadi Prajurit TNI AD pada tahun 2005 melalui pendidikan Secaba PK di Rindam II/Swj Puntang Lahat, setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Serda, kemudian mengikuti pendidikan kejuruan kecabangan Kesehatan di Pusdik Kes Jakarta Timur, kemudian ditugaskan di Kesdam II/Sriwijaya sampai dengan perbuatan yang menjadi perkara sekarang ini Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno masih berdinas aktif di Kesdam II/Swj dengan pangkat Sersan kepala. 3. Bahwa benar Terdakwa-3 Koptu Herri Palti Hutajulu masuk menjadi Prajurit TNI AD pada tahun 1997 melalui pendidikan Secata PK di Rindam II/Swj Puntang Lahat, setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Prada, kemudian mengikuti pendidikan kejuruan kecabangan Kesehatan di Pusdik Kes Jakarta Timur, kemudian ditugaskan di Kesdam II/Sriwijaya sampai dengan perbuatan yang menjadi perkara sekarang ini Terdakwa-3 Koptu Herri Palti Hutajulu masih berdinas aktif di Kesdam II/Swj dengan pangkat Sersan Koptu. 4. Bahwa benar sebagai prajurit TNI AD, para Terdakwa adalah juga sebagai warga negara RI, dan sebagai warga negara RI para Terdakwa adalah subjek hukum Indonesia dan tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia. 5. Bahwa benar sesuai dengan Keputusan Penyerahan Perkara dari Pangdam II/Swj selaku Papera Nomor : Kep/135/XI/2015 tanggal 9 Nopember 2015 dan Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/145/XI/2015 tanggal 19 Nopember 2015, yang diajukan sebagai Terdakwa dalam perkara ini adalah Serma Ahmad Badarudin NRP 21990037531279, Serka Eko Sukarno NRP 21050073930784 dan Koptu Herri Palti Hutajulu NRP 31980060600476 dan para Terdakwalah orangnya. Dengan demikian Majelis berpendapat bahwa unsur kesatu “barang siapa” telah terpenuhi. Unsur kedua
: “Dengan sengaja menyakiti atau melukai badan orang lain”.
Hal 34 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
Bahwa kata “dengan sengaja” merupakan bentuk kesalahan yang dilakukan oleh pelaku. Menurut Memorie van Toelichting, yang dimaksud dengan “sengaja” atau “kesengajaan” adalah menghendaki dan menginsyafi terjadinya suatu tindakan beserta akibatnya. Artinya, seseorang yang melakukan suatu tindakan dengan sengaja, harus menghendaki dan menginsyafi tindakan tersebut dan akibat yang akan terjadi. Bahwa “menyakiti atau menimbulkan rasa sakit/melukai badan orang lain” tersebut merupakan tujuan atau kehendak dari si pelaku yang dapat disimpulkan dari sifat perbuatan, yaitu perbuatan yang dapat menimbulkan rasa sakit ataupun perasaan tidak enak pada diri orang lain. Mengenai caranya dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan adanya sentuhan pada tubuh orang lain, yang karenanya menimbulkan rasa sakit atau luka. Bentuk persentuhan terhadap tubuh dapat berupa: memukul, menampar, menendang, melempar dengan benda keras, memegang dengan keras ataupun menjatuhkan, yang kesemuanya merupakan perbuatan yang bersifat materiil, yang dapat dikualifikasikan sebagai penganiayaan jika rasa sakit atau luka itu timbul sebagai tujuannya. Bahwa yang dimaksud dengan “kepada orang lain” yaitu yang menderita rasa sakit atau luka adalah orang lain bukan diri Terdakwa. Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah dan keterangan para Terdakwa serta alat bukti yang diajukan di persidangan dan setelah dihubungkan satu dengan yang lainnya, maka diperoleh fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar hari Sabtu tanggal 1 Nopember 2014, sekira pukul 21.30 Wib, Saksi-4 Praka Amzan Paridi dibawa depan kantor Pariwisata Kota Palembang menuju ke Makesdam II/Swj oleh Letkol Ckm Salman, Mayor Ckm Eka, Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin, Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno, Serma Zulfanop dan Serma Fikri. 2. Bahwa benar Saksi-4 Praka Amzan Paridi dibawa dengan cara diapit oleh Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin dan Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno dan sesampainya di Makesdam II/Swj atas perintah Letkol Ckam Salman Saksi-4 Praka Amzan Paridi didudukkan di samping Piketan di depan ruang Urdal. 3. Bahwa benar beberapa saat setelah Saksi-4 Praka Amzan Paridi duduk di Samping piketan, datang Saksi-2 Kapten Cba Afrizal kemudian langsung menendang wajah Saksi-4 Praka Amzan Paridi dengan kaki kanan, hingga Saksi-4 Praka Amzan Paridi jatuh terlentang dan dari hidungnya mengeluarkan darah. 4. Bahwa benar setelah Saksi-2 Kapten Cba Afrizal menendang wajah Saksi-5 Praka Amzan Pardidi hingga jatuh terlentang dan dari hidungnya mengeluarkan darah, kemudian banyak anggota Kesdam II/Swj yang langsung ikut memukul Saksi4 Praka Amzan Paridi, termasuk Letkol Ckm Salman dan para Terdakwa. 5. Bahwa benar para Terdakwa memukul Saksi-4 Praka Amzan Paridi dengan menggunakan tangan kanan terbuka pada bagian kepala lebih dari 1 (satu) kali.
Hal 35 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
6. Bahwa benar para Terdakwa mengetahui dan menyadari kalau orang dipukul akan mengakibatkan sakit, dan para Terdakwa juga mengetahui kalau dirinya tidak mempunyai hak untuk menyakiti Saksi-4 Praka Amzan Paridi. 7. Bahwa benar akibat perbuatan dari para Terdakwa dan Saksi-2 Kapten Cba Afrizal Saksi-4 Praka Amzan Paridi mengalami Trauma Ringan Kepala hal ini sesuai dengan 2 (dua) lembar Visum Et Repertum Nomor : 1317/My-Dir/XII/2014 tanggal 9 Desember 2014 dari Rumah Sakit Myria Palembang yang ditandatangani oleh dr. Achmad Junaidi, Sps selaku dokter yang memeriksa Saksi-4 Praka Amzan Paridi. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat, bahwa unsur “Dengan sengaja menyakiti dan melukai badan orang lain” telah terpenuhi. Bahwa dengan terpenuhinya unsur-unsur penganiayaan tersebut di atas Majelis Hakim berpendapat unsur kesatu “penganiayaan” telah terpenuhi. Unsur kedua : “yang dilakukan secara bersama-sama atau sendirisendiri”. Bahwa secara bersama-sama dalam unsur ini merupakan pengertian dari kata “mereka yang melakukan (Mededader)” dalam Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Dalam kamus Belanda-Indonesia, Indonesia-Belanda, kata mede identik dengan ook yang dalam bahasa Indonesia artinya “juga”. Jadi medededer berarti deder juga. Prof. Satochid Kartanegara menerjemahkan mededader dengan “turut melakukan”, Lamintang dengan “pelaku penyerta” atau “turut melakukan”, Mr. M.H. Tirtaatmidjaja menerjemahkan dengan kata “bersama-sama”. Antara kata “turut melakukan” dengan kata “bersama-sama” pada hakikatnya tidak ada perbedaan. Namun pada umumnya, penegrtian sehari-hari cenderung digunakan istilah “bersama-sama”. (Leden Marpaung, Asas-Teori-Praktek Hukum Pidana, halaman 80). R. Soesilo menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan “orang yang turut melakukan” (medepleger) dalam Pasal 55 KUHP, adalah “turut melakukan” dalam arti kata “bersama-sama melakukan”. Sedikitdikitnya harus ada dua orang, ialah orang yang melakukan (pleger) dan orang yang turut melakukan (medepleger) peristiwa pidana. Di sini diminta bahwa kedua orang itu semuanya melakukan perbuatan pelaksanaan, jadi melakukan anasir atau elemen dari peristiwa tindak pidana itu. (R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta KomentarKomentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, halaman 73). Prof. Satochid Kartanegara berpendapat untuk adanya mededader harus dipenuhi 2 (dua) syarat, yakni : Harus ada kerja sama secara fisik; dan Harus ada kesadaran kerja sama. Selanjutnya Prof. Satochid Kartanegara mengutarakan : “mengenai syarat kesadaran kerja sama itu dapat diterangkan bahwa kesadaran itu perlu timbul sebagai akibat dari permufakatan yang diadakan oleh para peserta. Akan tetapi, sudah cukup dan terdapat kesadaran kerja sama apabila para peserta pada saat mereka melakukan kejahatan itu sadar bahwa mereka bekerja sama. (Leden Marpaung, Asas-Teori-Praktek Hukum Pidana, halaman 80-81). R. Sianturi menjelaskan medeplegen juga diterjemahkan sebagai mereka yang bersama-sama orang lain melakukan suatu tindakan. Dalam Hal 36 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
bentuk ini jelas bahwa subjeknya paling sedikit dua orang. Para pelaku atau pelaku-pelaku peserta dipidana sebagai petindak (R. Sianturi, AsasAsas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya, halaman 337) Untuk bentuk pelaku peserta ini disyaratkan adanya kerja sama yaitu : 1.
Kerja sama secara sadar.
Kerja sama secara sadar berarti bahwa setiap pelaku peserta saling mengetahui dan menyadari tindakan dari para pelaku peserta lainnya. Tidak dipersyaratkan apakah telah ada kesepakan jauh sebelumnya. Walaupun kesepakatan itu baru terjadi sebelum atau bahkan pada saat tindak pidana itu dilakukan, namun sudah termasuk sebagai kerja sama secara sadar. 2.
Kerja sama secara langsung.
Kerja sama secara langsung berarti bahwa perwujudan dari tindak pidana itu adalah secara langsung sebagai akibat dari tindakan dari para pelaku peserta itu. Bahwa dari uraian diatas dapat disimpulkan baik mereka secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri, beberapa orang yang melakukan tindak pidana yang sama terhadap sasaran yang sama, adalah termasuk dalam pengertian “mereka yang melakukan”. tidak dipersoalkan kapan terjadinya kerja sama tersebut apakah telah ada kesepakan jauh sebelumnya atau bahkan pada saat tindak pidana itu dilakukan para pelaku telah dipandang sebagai kerja sama secara sadar dan secara langsung. Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah dan keterangan Para Terdakwa serta alat bukti yang diajukan di persidangan dan setelah dihubungkan satu dengan yang lainnya, maka diperoleh faktafakta sebagai berikut 1. Bahwa benar sebagaimana yang telah Majelis Hakim uraikan sebelumnya bahwa benar pada hari Sabtu tanggal 1 Nopember 2014, sekira pukul 21.30 Wib Saksi-4 Praka Amzan Paridi di bawa ke Makesdam II/Swj oleh Letkol Ckm Salman, Mayor Ckm Eka, Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin, Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno, Serma Zulfanop dan Serma Fikri, dari depan kantor Pariwisata Kota Palembang dengan cara diapit oleh Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin dan Terdakwa-2 Serka Eko Sukarno, kemudian atas perintah dari Letkol Ckam Salman Saksi-4 Praka Amzan Paridi didudukkan di lantai di samping ruang piketan di depan ruang Urdal Kesdam II/Swj. 2. Bahwa benar setelah Saksi-4 Praka Amzan Paridi di dudukkan, tiba-tiba datang Saksi-2 Kapten Cba Afrizal kemudian menendang wajah Saksi-4 Praka Amzan Paridi dengan kaki kanan, hingga Saksi-4 Praka Amzan Paridi jatuh terlentang dan dari hidungnya mengeluarkan darah. 3. Bahwa benar melihat Saksi-2 menendang wajah Saksi-4 Praka Amzan Paridi hingga jatuh terlentang, kemudian Letkol Ckm Salman, Terdakwa-1 Serma Ahmad Badarudin, Terdakwa-2 Sertu Eko Sukarno dan Terdakwa-3 Koptu Herri Palti Hutajulu langsung ikut memukul Saksi-5 Praka Amzan Paridi. 4. Bahwa benar para Terdakwa memukul Saksi-4 Praka Amzan Paridi dengan menggunakan tangan kanan terbuka pada bagian kepala lebih dari 1 (satu) kali.
Hal 37 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
5. Bahwa benar para Terdakwa ikut memukul Saksi-4 Praka Amzan Paridi, karena reflek dan terpancing oleh perbuatan Saksi-2 Kapten Cba Afrizal, yang terlebih dahulu menendang Saksi-4 Praka Amzan Paridi hingga jatuh terlentang dan dari hidungnya mengeluarkan darah. 6. Bahwa benar dari uraian-uraian diatas dikaitkan dengan unsur “secara bersama-sama melakukan” dapat disimpulkan bahwa Saksi-2 Kapten Cba Afrizal adalah orang yang melakukan penganiayaan (pelaku), sedangkan Letkol Ckm Salman dan para Terdakwa dalam perkara ini adalah sebagai orang yang turut melakukan (pelaku peserta) penganiayaan terhadap Saksi-5 Praka Amzan Pardidi, dan kerja sama terjadi saat Saksi-2 Kapten Cba Afrizal menendang Saksi-4 Praka Amzan Paridi hingga jatuh terlentang. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat, bahwa unsur kedua “secara bersama-sama” telah terpenuhi. Menimbang
:
Bahwa oleh karena semua unsur dakwaan Oditur Militer telah terpenuhi, Majelis Hakim berpendapat dakwaan Oditur Militer terbukti secara sah dan menyakinkan.
Menimbang
:
Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas merupakan fakta-fakta yang diperoleh dalam persidangan, Majelis Hakim berpendapat bahwa terdapat cukup bukti secara sah dan meyakinkan bahwa para Terdakwa bersalah telah melakukan tindak pidana : “Penganiayaan yang dilakukan secara bersama-sama”, sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana menurut Pasal 351 ayat (1) KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Menimbang
:
Bahwa selama pemeriksaan di persidangan Majelis Hakim tidak menemukan adanya hal-hal yang dapat dijadikan sebagai alasan pemaaf atau pembenar pada diri para Terdakwa, sehingga oleh karenanya para Terdakwa harus dipidana.
Menimbang
:
Bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini Majelis Hakim ingin melihat sifat hakekat dan akibat dari perbuatan para Terdakwa serta hal-hal lain yang mempengaruhi sebagai berikut : 1. Bahwa perbuatan para Terdakwa menunjukan sifat para Terdakwa yang arogan dan kurang menghayati aturan-aturan yang berlaku bagi Prajurit TNI. 2. Bahwa perbuatan para Terdakwa pada hakekatnya merupakan pelampiasan rasa kesal dan emosi para Terdakwa terhadap Saksi-4 Praka Amzan Paridi, sehingga ketika para Terdakwa melihat Saksi-4 Praka Amzan Paridi ditendang oleh Saksi-2 Kapten Cba Afrizal hingga jatuh terlentang dan dari hidungnya mengeluarkan darah para Terdakwa terpancing kemudian ikut memukul Saksi-4 Praka Amzan Paridi. Sebagai seorang prajurit seharusnya, para Terdakwa dapat mengendalikan emosinya dan mencegah agar Saksi-2 Kapten Afrizal tidak menganiaya Saksi-4 Praka Amzan Paridi, namun yang dilakukan para Terdakwa malah sebaliknya para Terdakwa terpancing ikut melakukan pemukulan kepada Saksi-4 Praka Amzan Paridi. 3. Bahwa akibat dari sifat dan perbuatan para Terdakwa Saksi-4 Praka Amzan Paridi mengalami trauma ringan di bagian kepala, dan perbuatan Terdakwa juga telah mencemarkan nama baik TNI di mata masyarakat.
Hal 38 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
4. Bahwa hal-hal yang mempengaruhi para Terdakwa melakukan tindak pidana ini oleh karena terpancing oleh perbuatan Saksi-2 Kapten Cba Afrizal yang menendang Saksi-4 Praka Amzan Paridi. Menimbang
:
Bahwa tujuan Majelis Hakim tidaklah semata-mata hanya memidana orang yang bersalah melakukan tindak pidana tetapi mempunyai tujuan untuk mendidikan agar yang bersangkutan dapat insyaf dan kembali ke jalan yang benar menjadi warga negara dan prajurit yang baik sesuai dengan falsafah Pancasila dan Sapta Marga. Oleh karena itu sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana atas diri para Terdakwa dalam perkara ini perlu lebih dahulu memperhatikan hal-hal yang dapat meringankan dan memberatkan pidananya yaitu : Hal-hal yang meringankan : 1.
Para Terdakwa bersikap sopan dipersidangan.
2.
Para Terdakwa masih muda dan masih dapat dibina.
3. Para Terdakwa mengaku bersalah dan menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. 4. Para Terdakwa telah meminta maaf kepada Korban yaitu Saksi-4 Praka Amzan Paridi dan Saksi-4 Praka Amzan Paridi telah memaafkan para Terdakwa, dan memohon agar para Terdakwa dihukum yang seringan-ringannya. Hal-hal yang memberatkan : 1. Perbuatan para Terdakwa bertentangan dengan Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Delapan Wajib TNI. 2. Menimbang
:
Perbuatan para Terdakwa merusak citra TNI dimata masyarakat.
Bahwa sebagaimana tujuan pemidanaan integratif, yang menyatakan bahwa tindak pidana merupakan gangguan terhadap keseimbangan, keselarasan dan keserasian dalam kehidupan masyarakat yang menimbulkan kerusakan individu dan masyarakat, sehingga tujuan pemidanaan adalah untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh tindak pidana yang dilakukan oleh pelaku, sehingga diharapkan pemidanaan yang dijatuhkan oleh Hakim mengandung unsurunsur yang bersifat, pertama bersifat kemanusiaan yang berarti bahwa pemidanaan yang dijatuhkan Hakim tetap menjunjung tinggi harkat dan martabat pelaku tindak pidana tersebut, kedua bersifat edukatif yang mengandung makna bahwa pemidanaan tersebut mampu membuat orang sadar sepenuhnya atas perbuatan yang dilakukannya dan menyebabkan pelaku mempunyai sikap jiwa yang positif dan konstruktif bagi usaha pencegahan dan penanggulangan kejahatan, dan yang ketiga bersifat keadilan yaitu pemidanaan tersebut dirasakan adil baik oleh pelaku/terhukum maupun oleh korban ataupun masyarakat. Bahwa berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan ternyata Terdakwa dan Saksi-4 Praka Amzan Paridi telah saling memaafkan dan dalam persidangan Saksi-4 Praka Amzan Paridi memohon agar para Terdakwa di hukum yang seringan ringannya, sehingga Majelis Hakim berpendapat ketertiban dan perdamaian yang menjadi salah satu tujuan pemidanaan telah tercapai .
Menimbang
:
Bahwa setelah melihat kesalahan para Terdakwa, kemudian menilai sifat, hakekat, dan akibat dari perbuatan para Terdakwa, dan selanjutnya memperhatikan tujuan pemidanaan, serta hal-hal yang dapat Hal 39 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
meringankan dan memberatkan pidananya sebagaimana tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa tuntutan pidana sebagaimana yang dimohonkan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya perlu diperingan agar selaras dan seimbang dengan perbuatan yang dilakukan oleh para Terdakwa. Menimbang
:
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa pidana sebagaimana tercantum pada diktum ini adalah adil dan seimbang dengan kesalahan para Terdakwa.
Menimbang
: 1. Bahwa pasal 33 ayat (2) KUHP, menentukan ”waktu selama seorang Terdakwa dalam tahanan sementara yang tidak berdasarkan surat perintah, tidak dipotong dari pidananya, kecuali jika pemotongan itu dinyatakan khusus dalam putusan Hakim”. 2. Bahwa didepan persidangan Para Terdakwa mengaku dalam perkara ini telah ditahan di ruang tahanan Kesdam II/Swj sejak tanggal 2 Nopember 2014 sampai dengan tanggal 13 Januari 2015. 3. Bahwa keterangan para Terdakwa juga bersesuaian dengan keterangan Saksi-1 Pratu Okta Hardiansyah Ta Provost Kesdam II/Swj yang mengatakan dipersidangan “bahwa setelah kejadian keesokan harinya para Terdakwa ditahan di sel Makesdam II/Swj lebih kurang selama 2 (dua) bulan. 4. Bahwa selain bersesuaian dengan keterangan Saksi-1 Pratu Okta Hardiansyah keterangan Para Terdakwa juga bersesuaian dengan surat keterangan dari Kakesdam II/Swj Nomor : Sket/04/I/2015 tanggal 13 Januari 2015 yang menerangkan para Terdakwa ditahan di sel Makesdam II/Swj sejak tanggal 2 Nopember 2014 sampai dengan tanggal 8 Januari 2015. 5. Bahwa berdasarkan uraian-uraian di atas walaupun para Terdakwa ditahan tanpa surat keputusan penahanan Majelis Hakim berkeyakinan bahwa para Terdakwa telah ditahan di ruang tahanan Kesdam II/Swj, terhitung mulai tanggal 2 Nopember 2014 sampai dengan tanggal 8 Januari 2015, oleh karenanya lama masa penahanan yang telah dijalani oleh para Terdakwa tersebut perlu dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.
Menimbang
:
Menimbang
:
Bahwa oleh karena para Terdakwa harus dipidana maka ia harus dibebani membayar biaya perkara. Bahwa barang bukti dalam perkara ini berupa surat-surat : 1. 2 (dua) lembar Visum Et Repertum Nomor : 1317/My-Dir/XII/2014 tanggal 9 Desember 2014 dari Rumah Sakit Myria Palembang A.n. Praka Amzan Pardidi yang ditandatangani oleh dr. Achmad Junaidi, Sps selaku pemeriksa. 2. 2 (dua) lembar foto korban penganiayaan A.n. Praka Amzan pada saat dirawat di RS. Myria Palembang. Adalah merupakan bukti akibat dari perbuatan yang dilakukan oleh para Terdakwa bersama dengan anggota Kesdam II/Swj dan sangat berkaitan erat dengan perkara ini, dan telah melekat dalam berkas perkara oleh karenanya Majelis Hakim berpendapat bahwa barang bukti berupa surat-surat tersebut di atas perlu ditentukan statusnya yaitu tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
Hal 40 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
Mengingat
:
Pasal 351 ayat (1) jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP jo Pasal 33 ayat (2) KUHP, serta ketentuan perundang-undangan lain yang bersangkutan. MENGADILI :
1.
Menyatakan para Terdakwa tersebut di atas yaitu : Terdakwa-1 : Serma Ahmad badarudin NRP 21990037531279 Terdakwa-2 : Serka Eko Sukarno NRP 21050073930784 Terdakwa-3 : Koptu Herri Palti Hutajulu NRP 31980060600476 telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana : “Penganiayaan yang dilakukan secara bersama-sama”.
2. Memidana Para Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara masing-masing selama : 2 (dua) bulan, menetapkan lama masa penahanan yang telah dijalani oleh para Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. 3.
Menetapkan barang bukti berupa Surat-surat : a. 2 (dua) lembar Visum Et Repertum Nomor : 1317/My-Dir/XII/2014 tanggal 9 Desember 2014 dari Rumah Sakit Myria Palembang A.n. Praka Amzan Pardidi yang ditandatangani oleh dr. Achmad Junaidi, Sps selaku pemeriksa. b. 2 (dua) lembar foto korban penganiayaan A.n. Praka Amzan pada saat dirawat di RS. Myria Palembang. Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
4. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa-1 dan Terdakwa-2 masing-masing sebesar Rp. 10.000,00 (Sepuluh ribu rupiah) dan kepada Terdakwa-3 sebesar Rp. 5.000,00 (lima ribu rupiah) Demikian diputuskan pada hari Selasa tanggal 9 Pebruari 2016, oleh kami Surono, S.H., M.H., Letkol Chk NRP 539833 selaku Hakim Ketua, serta Jonarku, S.H., M.H., Mayor Sus NRP 528375 dan Abdul Halim, S.H., Mayor Chk NRP 11020014330876 masing-masing sebagai Hakim Anggota I dan sebagai Hakim Anggota II, diucapkan pada hari yang sama oleh Hakim Ketua di dalam sidang yang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut diatas, Oditur Militer Sri Amansyah, S.H, Mayor Chk NRP 588243, Panitera Ziky Suryadi, S.H., M.H., Kapten Sus NRP 533176 serta di hadapan umum dan Terdakwa. Hakim Ketua
Surono, S.H., M.H. Letnan Kolonel Chk NRP 539833 Hakim Anggota I
Hakim Anggota II
Jonarku ,S.H., M.H. Mayor Sus NRP 528375
Abdul Halim, S.H. Mayor Chk NRP 11020014330876 Panitera
Ziky Suryadi, S.H., M.H. Kapten Sus NRP 533176
Hal 41 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015
Hal 42 dari 41 hal Putusan Nomor : 148-K/PM I-04/AD/XII/2015