PENGADILAN MILITER III-12 SURABAYA P U T U S A N Nomor : 26-K / PM.III-12 / AD / II / 2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum di bawah ini dalam perkara Terdakwa : Nama lengkap Pangkat / NRP Jabatan Kesatuan Tempat, tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
TARWAN Kopda / 31000596940280 Wadanru 2 Ton Pimu Kima Yonif 500/Raider Tuban, 03 Februari 1980 Laki-laki Indonesia Islam Asrama Yonif 500/Raider Jl. Gajahmada No. 01 Surabaya.
Terdakwa dalam perkara ini ditahan sejak tanggal 16 Mei 2014 sampai dengan tanggal 02 Nopember 2014 berdasarkan : 1. Keputusan Danyonif 500/Raider selaku Ankum Nomor: Kep/02/V/2014 tanggal 16 Mei 2014 tentang Penahanan Sementara, yang menahan Terdakwa selama 20 hari terhitung mulai tanggal 16 Mei 2014 sampai dengan tanggal 04 Juni 2014, bertempat di Ruang Tahanan Denpom-V/4 Surabaya. 2. Kemudian diperpanjang penahanannya secara berturut-turut oleh PangdamV/Brawijaya selaku Papera, berdasarkan: a. Keputusan Pangdam-V/Brawijaya selaku Papera Nomor: Kep/21/VI/2014 tanggal 05 Juni 2014 tentang Perpanjangan Penahanan I, yang memperpanjang waktu penahanan Terdakwa selama 30 hari terhitung mulai tanggal 05 Juni 2014 sampai dengan tanggal 04 Juli 2014, bertempat di Ruang Tahanan Denpom-V/4 Surabaya; b. Keputusan Pangdam-V/Brawijaya selaku Papera Nomor: Kep/45/VII/2014 tanggal 04 Juli 2014 tentang Perpanjangan Penahanan II, yang memperpanjang waktu penahanan Terdakwa selama 30 hari terhitung mulai tanggal 05 Juli 2014 sampai dengan tanggal 03 Agustus 2014, bertempat di Ruang Tahanan Denpom-V/4 Surabaya; c. Keputusan Pangdam-V/Brawijaya selaku Papera Nomor: Kep/60/VIII/2014 tanggal 06 Agustus 2014 tentang Perpanjangan Penahanan III, yang memperpanjang waktu penahanan Terdakwa selama 30 hari terhitung mulai tanggal 04 Agustus 2014 sampai dengan tanggal 02 September 2014, bertempat di Ruang Tahanan Denpom-V/4 Surabaya; d. Keputusan Pangdam-V/Brawijaya selaku Papera Nomor: Kep/178/IX/2014 tanggal 04 September 2014 tentang Perpanjangan Penahanan IV, yang memperpanjang waktu penahanan Terdakwa selama 30 hari terhitung mulai tanggal 03 September 2014 sampai dengan tanggal 02 Oktober 2014, bertempat di Ruang Tahanan Denpom-V/4 Surabaya; e. Keputusan Pangdam-V/Brawijaya selaku Papera Nomor: Kep/205/X/2014 tanggal 09 Oktober 2014 tentang Perpanjangan Penahanan V, yang memperpanjang waktu penahanan Terdakwa selama 30 hari terhitung mulai tanggal 03 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 01 Nopember 2014, bertempat di Ruang Tahanan Denpom-V/4 Surabaya;
2 3. Kemudian Terdakwa dibebaskan dari penahanan sementara pada tanggal 02 Nopember 2014 berdasarkan Keputusan Pangdam-V/Brawijaya selaku Papera Nomor: Kep/223/XI/2014 tanggal 06 Nopember 2014 tentang Pembebasan dari Penahanan. Pengadilan Militer III-12 Surabaya tersebut di atas : Membaca
: Berkas perkara dari Denpom-V/4 Surabaya Nomor: BP-29/A12/VIII/2014 tanggal 27 Agustus 2014 atas nama Kopda Tarwan NRP.31000596940280.
Memperhatikan : 1. Keputusan Pangdam-V/Brawijaya selaku Papera Nomor: Kep/03/I/2015 tanggal 06 Januari 2015 tentang Penyerahan Perkara; 2. Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer III-12 Surabaya Nomor: Sdak/20/K/AD/I/2015 tanggal 27 Januari 2015; 3. Penetapan Kadilmil III-12 Surabaya Nomor: Tapkim/29/PM.III12 /AD/II/2015 tanggal 12 Februari 2015 tentang Penunjukan Hakim; 4. Penetapan Hakim Ketua Nomor: Tapsid/29/PM.III12/AD/II/2015 tanggal 18 Februari 2015 tentang Hari Sidang; 5. Surat Kaotmil III-12 Surabaya tentang Panggilan untuk menghadap persidangan kepada Terdakwa dan para Saksi; 6. Surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini. Mendengar
: 1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer III-12 Surabaya Nomor: Sdak/20/K/AD/I/2015 tanggal 27 Januari 2015 di depan persidangan yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini. 2. Hal-hal yang diterangkan oleh Terdakwa di persidangan serta keterangan para saksi di bawah sumpah.
Memperhatikan : 1. Tuntutan (Requisitoir) Oditur Militer pada Oditurat Militer III-12 Surabaya Nomor: TUT/25/III/2015 tanggal 05 Maret 2015, yang pada pokoknya Oditur Militer berpendapat bahwa : a. Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana: Kesatu : “ Setiap penyalah guna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri ” sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a UU RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Dan Kedua : “Penjaga yang meninggalkan posnya dengan semaunya, tidak melaksanakan sesuatu tugas yang merupakan keharusan baginya, ataupun membuat atau membiarkan dirinya dalam suatu keadaan dimana dia tidak mampu menjalankan tugasnya sebagai penjaga sebagaimana mestinya” Sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana menurut Pasal 118 ayat (1) KUHPM. b. Oleh karenanya Oditur Militer mohon agar Terdakwa dijatuhi hukuman berupa :
3 Pidana pokok
: Selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan penjara, potong tahanan selama penahanan sementara.
Pidana tambahan : Dipecat dari dinas Militer. c.
Menetapkan barang bukti berupa : 1) Barang-barang : a) 1 (satu) buah botol bekas larutan cap kaki tiga yang berisi cairan air; b) 2 (dua) buah tutup botol bekas berikut sedotan plastik; c) 10 sepuluh) buah sedotan plastik warna putih; d) 10 (sepuluh) buah korek api gas; e) 10 (sepuluh) buah lintingan kertas aluminium foil; f) 7 (tujuh) lembar kertas rokok aluminium foil bekas; g) 40 (empat puluh) bungkus plastik kecil bekas; Dirampas oleh Negara untuk dimusnahkan. 2) Surat-surat : a) 1 (satu) lembar foto barang Bukti dalam perkara penyalahgunaan obat terlarang Narkotika jenis sabusabu yang diduga dilakukan oleh Kopda Tarwan NRP31000596940280 Wadanru 2 Ton Pimu Kima Yonif 500/Raider; b) 1 (satu) lembar berita acara pembukusan dan penyegelan barang bukti; c) 1 (satu) eksemplar Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik Kalabfor cabang Surabaya terhadap 7 (tujuh) buah BB Kopda Tarwan No. Lab. 40981NNF12014 tanggal 10 Juli 2014; d)
1 (satu) eksemplar Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminallistik Kalabfor cabang Surabaya terhadapdarah dan urine Kopda Tarwan No. Lab. 30051NNF12014 tanggal 23 Mel 2014;
e)
1 (satu) lembar Berita acara tes Urine dari Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Timur Nomor: BAII5NI2014IBNNP tanggal 2 Mei 2014 atas nama Kopda Taiwan;
f)
1 (satu) tembar foto barang bukti pada waktu diterima diberi nomor Lab. 4098/NNF/2014 dan foto barang bukti setelah dibuka pembukusnya serta diberi nomor bukti 5101/2014/NNF s/d 5107120141NNF;
g) 1 (satu) lembar foto barang bukti pada waktu diterima diberi nomor Lab. 3005/NNF/2014 dan foto barang bukti setelah dibuka pembukusnya serta diberi nomor bukti 3665120141NNF sid 3666/2014/NNF; h) 1 (satu) tembar Berita acara Pembukusan dan penyegelan Urine dan darah tanggat 16 Mei 2014 atas nama Kopda Taiwan; i)
1 (satu) lembar Berita acara pengambilan Urine dan darah dari Kepala Lab Rumah Sakit Tingkat III Kesdam V Brawijaya tanggal 16 Mei 2014 atas nama Kopda Taiwan;
j)
1 (satu) lembar Surat Nomor : R/137/V/2014 tanggal 16 Mei 2014 tentang permohonan bantuan pengambilan urine dan darah kepada Karumkit tingkat III Sby milik Kopda Taiwan;
4 k) 1 (satu) lembar Surat Nomor : R/174N1/20I4 tanggal 27 Juni 2014 tentang permohonan pemeriksaan barang bukti seperangkat alat hisab sabu-sabu milik Kopda Taiwan kepada Ka Labfor bareskrim Polri cabang Surabaya; Tetap dilekatkan dalam berkas perkara. d. Membebani Terdakwa untuk membayar beaya sebesar Rp.10.000,-(sepuluh ribu rupiah).
perkara
2. a. Pembelaan (Pledoi) yang diajukan Tim Penasihat Hukum Terdakwa yang pada pokoknya Tim Penasehat Hukum menyatakan Terdakwa tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan Oditur Militer terhadap dirinya, dan oleh karena itu Tim Penasehat Hukum memohon agar Terdakwa dibebaskan dari segala dakwaan, atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon agar Terdakwa dijatuhi pidana yang seringan-ringannya dan seadil-adilnya. b. Permohonan Terdakwa yang menyatakan bahwa ia merasa bersalah, menyesal, dan berjanji tidak akan mengulangi lagi kesalahannya, oleh karena itu Terdakwa memohon agar dijatuhi hukuman yang seringan-ringannya dan tidak dipecat dari dinas TNI AD, karena Terdakwa sebagai tulang punggung keluarga dan masih ingin mengabdi di lingkungan TNI AD. 3. Replik Oditur Militer yang pada pokoknya Oditur Militer menyatakan tetap pada Tuntutannya. 4. Duplik Penasihat Hukum Terdakwa yang pada pokoknya Penasehat Hukum menyatakan tetap pada Pembelaannya. Menimbang
: Bahwa di persidangan Terdakwa didampingi oleh Tim Penasehat Hukum dari Kumdam-V/Brawijaya, yang terdiri dari: Mayor Chk Heru Suwarno, S.H. NRP.11000005770572; Lettu Chk Gatot Subur, S.H. NRP.21930118440371; Sertu Edi Purnomo, S.H. NRP.21070442610686; dan PNS Anang Sofieanto, S.H. NIP.196709161997031003 berdasarkan Surat Perintah Kakumdam-V/Brawijaya Nomor: Sprin/118/VI/2014 tanggal 30 Juni 2014, dan Surat Kuasa Khusus tanggal 11 Agustus 2014.
Menimbang
: Bahwa menurut Surat Dakwaan tersebut di atas, Terdakwa pada pokoknya didakwa sebagai berikut : Kesatu : Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempat-tempat tersebut di bawah ini, yaltu pada hari Senin tanggal Dua puluh delapan bulan April tahun 2000 Empat belas atau setidak-tidaknya pada suatu hari dalam bulan April tahun 2000 Empat belas atau setidak-tidaknya pada suatu hari dalam tahun 2000 Empat belas bertempat di rumah dinas yang ditempati Terdakwa di Asrama Yonif 500/Raider Blok 10 JI. Gajahmada Nomor 1 Surabaya Jatim, atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Militer III-12 Surabaya telah melakukan tindak pidana : "Setiap Penyalah Guna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri" Perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagal berikut : 1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AD melalui Secata PK tahun 2000/2001 di Pusdik Secata Rindam V/Brawijaya
5 Magetan Jawa Timur, setelah lulus dengan pangkat Prajurit Dua pada tahun 2001 ditugaskan di Yonif 507/BS (sekarang Yonif 500/Raider) sampai dengan saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini dengan pangkat Kopral Dua NRP.31000596940280. 2. Bahwa berdasarkan Surat Perintah Danyonif 500/Raider Nomor Sprin/198/lV/2014 tanggal 28 April 2014 pada hari Senin sekira pukul 17.00 WIB Serda Suyanto (Saksi-5) naik jaga bersama 9 (Sembilan) orang anggota yaitu: Terdakwa selaku Wadanru, Kopda Ahmad Faruk S selaku Kopral Pengantar, Kopda Lukman Hidayat Kopda Agung Trianto, Kopda Erwan K, Kopda Aries Dwi P, Pratu Lintas Permujo, Pratu Mahfud A dan Pratu Wawan W. sebagai anggota yang diambil dari masing-masing Kompi sebanyak 2 (dua) orang dalam waktu 1 x 24 Jam dan Prosedur Tetap (protap) jaga kesatrian yang berlaku dikesatuan Yonif 500/Raider yakni : a. Naik dan turun jaga pada pukul 17.00 Wib serah terima dihadapan Perwira Piket. b. Personil jaga berjumlah 10 (sepuluh) orang atau 14 (empat belas) orang (sesuai kondisi kegiatan). c. Pukul 18.00 Wib dan 06.00 Wib dua orang anggota menurunkan bendera merah putih. d. Atas kebijaksanaan Perwira Piket, regu jaga dibagi 2 (dua) kelompok yaiu satu kelompok terdiri dari Danru dan 4 (empat) orang melaksanakan jaga mulai pukul 17.00 Wib s/d 23.00 Wib sisanya istirahat selanjutnya mulai pukul 23.00 Wib s/d 05.00 Wib yang melaksanakan jaga terdiri dari Wadanru bersama 4 (empat) orang, mulai pukul 05.00 Wib s/d 06.00 Wib seluruh yang jaga hadir di pos jaga. Selanjutnya dibagi dua kelompok lagi hingga sore menjelang serah terima jaga. e. Danru bertanggung jawab mengendalikan anggota jaga dibantu oleh Wadanru. Jika ada kejadian melaporkan kepada Perwira jaga. f. Perwira jaga bertanggung jawab jika terjadi kejadian dan memberikan arahan maupun petunjuk dan melaporkan ke Danyonif 500/Raider. 3. Bahwa setetah kegiatan serah terima yang dipimpin oleh perwira piket batalyon, Saksi-5 selaku Danru jaga membagi 2 (dua) kelompok jaga dan istirahat mulai pukul 17.00 Wib sampai dengan pukul 23.00 Wib Saksi-5 jaga pos kesatrian bersama 4(empat) anggota, sedangkan Terdakwa selaku Wadanru bersama 4 (empat) anggota yang lain melaksanakan istirahat. Pada pukul 23.00 Wib Terdakwa bersama anggotanya seharusnya menggantikan jaga pos kesatrian. Ternyata setelah Saksi-5 cek dan Saksi-5 tanyakan kepada anggota, tidak ada yang mengetahui keberadaan Terdakwa, kemudian pada pukul 23.15 Wib Saksi-5 mencari kerumah dinasnya Terdakwa. Kondisi rumahya tertutup dan lampunya menyala terang. Setelah Saksi-5 ketuk pintunya tidak ada jawaban sehingga Saksi-5 berupaya menghubungi nomor HP nya, tetapi juga tidak berhasil, atas kejadian tersebut Saksi-5 melaporkan kepada perwira piket batalyon berdasarkan Surat Perintah Danyonif 500/Raider Nomor: Sprin /189/IV/2014 tanggal 26 April 2014 Kapten lnf Dilli Murtiawan (Saksi-2) bahwa Terdakwa malam itu tidak berada di dalam posnya. 4. Bahwa Saksi-2 selanjutnya memerintahkan anggota Saksi-2 yang bernama Kopda Yusron Kamim (Saksi-3) untuk mencari keliling asrama maupun mengecek dirumahnya Terdakwa, hingga
6 pukul 23.30 Wib Saksi-3 melaporkan bahwa Terdakwa tidak ditemukan. Selanjutnya Saksi-2 bersama Saksi-3 dan Kopda Sidiq (saat itu menjabat bintara piket Kompi Markas) mencar keliling batalyon 500/R hingga mengecek di blok 10 dirumah yang ditempati Terdakwa. Saat pengecekan tersebut, tiba-tiba Terdakwa sudah berada di dalam kamar mandi rumahnya. Padahal kondisi pintu depan rumahnya terkunci. Lalu Saksi-2 memerintahkan Terdakwa agar malam itu ke kantor staf Intel untuk dilakukan introgasi perkara meninggalkan pos jaganya tersebut. 5. Bahwa Terdakwa pada saat giliran waktu istirahat sekira pukul 20.00 Wib, Terdakwa sengaja meninggalkan pos jaga untuk keperluan mencari uang tambahan distasiun Wonokromo Surabaya, setiap Terdakwa datang ke lokasi perjudian tersebut Terdakwa mendapalkan jatah Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dari Sdr Heri (selaku orang yang ditunjuk menerima tamu dan memberi jatah perjudian). 6. Bahwa pada malam dini hari Selasa tanggal 29 Mei 2014 sekira pükul 00.30 Wib Saksi-2 menghubungi Serka Andi Surya Dinata (Saksi-1) untuk mengintrogasi Terdakwa Saat dilakukan introgasi Terdakwa menunjukkan sikap ketakutan yang berlebihan. Seperti orang yang mengalami paranoid (rasa takut yang berlebihan dan orang yang sering mengkonsumsi Narkotika), sehingga Saksi-2 merasa curiga lalu mengajak Saksi-1 untuk mengecek kondisi rumah yang ditempati Terdakwa Yonif 500/Raider Blok 10 JI. Gajahmada Nomor 1 Surabaya, Sesampainya di Blok 10 rumah yang ditempati Terdakwa, Saksi-2 mengecek di ruang tamu, kamar mandi dan ruang kamar dapur. Dalam ruang kamar dapur Saksi-2 menemukan sisa bungkus plastik kecil yang terselip dirak piring dan tercecer dibeberapa tempat. 7. Bahwa jumlahnya kurang lebih 17 (tujuh belas) bungkus. Kemudian Saksi-2 juga menemukan botol bekas larutan penyegar cap kaki tiga yang sudah dimodifikasi sebagai alat bong sebanyak 1 (satu) buah yang Saksi-2 temukan dibawah meja kompor. Lalu Saksi-2 juga menemukan 6 (enam ) buah korek api gas yang berada diruang tamu sebanyak 2 (dua) buah dan 4 (empat) buah di dekat meja kompor Sedotan plastik warna putih jumlahnya 5 (lima) buah Saksi-2 temukán juga didekat rak piring. Selain itu Saksi-2 juga menemukan lintingan kertas aluminium foil sebanyak 10 (sepuluh) lembar. Dan satu lembar kertas aluminium rokok. Selanjutnya atas semua temuan benda tersebut Saksi-2 kumpulkan lalu Saksi-2 masukkan ke dalam kantong plastik kresek warna hitam. 8. Bahwa kemudian Saksi-2 bersama Saksi-1 kemball ke kantor staf Intel untuk menunjukkan kepada Terdakwa benda-benda tersebut, setelah ditunjukkan oleh Saksi-2 Terdakwa terkejut dan mengakui bahwa semua benda itu adalah milik Terdakwa. yang pernah digunakan untuk mengkonsumsi obat Narkotika jenis sabusabu Atas temuan kejadian tesebut Saksi-2 langsung melaporkan kepada Dan Yonif 500/ R yang dijabat oleh Letkol lnf Lucky Avianto Lalu pada sekira pukul 05.00 Wib Saksi-2 mendampingi Danyonif 500/ R mengecek ke rumah Terdakwa. Sekira pukul 09.00 Wib Saksi-2 memerintahkan Kopda Wahyu (anggota staf intel) untuk mengecek ulang kecialam rumahnya Terdakwa. Ditemukan lagi bungkus plastik kecil (bekas bungkus sabu-sabu), korek api gas, aluminium foil dan sedotan plastik warna putih.
7 9. Bahwa Terdakwa mengenal lalu mengkonsumsi obat terlarang Narkotika jenis sabu-sabu sejak tahun 2011 adapun cara Terdakwa mengkomsumsi Narkotika jenis sabu-sabu adalah awalnya botol bekas larutan cap kaki diisi air, tutup botolnya di buat 2 (dua) lubang. Satu lobang untuk sedotan hisap, satu lobang lagi untuk disambungkan kepipa kaca sebagai tempat membakar kristal putih sabu-sabu yang dibakar dengan korek api gas. Setelah Kristal putih dibakar, mengeluarkan asap, lalu dihisap melalui edotan putih hingga masuk ke dalam paru-.paru. Selanjutnya di tahan sebentar kemudian dikeluarkan pelan-pelan melalui hidung dan Terdakwa mengisap berulang kali hingga obat kristal putih sabu-sabu tersebut habis, reaksi yang Terdakwa peroleh setelah mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu adanya kenikmatan, tubuh merasa segar dan tidak loyo dan pikiran merasa gembira serta percaya diri. 10. Bahwa Terdakwa pada hari Senin tanggal 28 April 2014 telah menggunakan Narkotika jenis sabu-sabu tempatnya di rumah dinas yang ditempati Terdakwa di Asrama Yonif 500/Raider Blok 10 JI Gajahmada Nomor 1 Surabaya Jatim. 11. Bahwa selanjutnya semua benda temuan tersebut dijadikan satu dalam bungkus tas plastik keresek warna hitam, lalu disimpan dialmari dalam ruang staf intel sebagai barang bukti milik Terdakwa. Selanjutnya Dan Yonif 500/ Raider memerintahkan Saksi 2 agar berkoordinasi dengan Badan Nasional Narkotika (BNN) Jatim. Pada hari Rabu tanggal 30 April 2014 sekira pukul 10.00 Wib Saksi-2 memerintahka Saksi-3 untuk mengambil urine Terdakwa. Selanjutnya Saksi-2 mengecek urine tersebut dengan cara memasukkan alat tes pack ke dalam urine Terdakwa. Hasil tes dengan alat tersebut menunjukkan 2 (dua) garis yang berarti hasil positif mengandung obat Narkotika. Selanjutnya Saksi-2 bersama Saksi-1 membawa hasil tespeck dan urine milik Terdakwa untuk diperiksakan ke BNN Jatim yang beralamat di Jalan Ngagel Madya V/ 22 Rt 04/Rw 01 Kel. Barata Jaya Kec. Gubeng Surabaya. 12. Bahwa pada hari Jumat tangggal 2 Mei 2014 BNN Jatim yang beralamat di Jalan Ngagel Madya V/ 22 Rt 04/Rw 01 Kel. Barata Jaya Kec. Gubeng Surabaya, sesuai Berita Acara Nomor BA/15/2014/BNNP tentang hasil pemeriksaan tes urine atas nama Kopda Tarwan (Terdakwa) yang ditandatangani oleh Kasie Peran Serta Masyarakat atas nama Eko Prastowo dengan hasil positif Amphetamine dan methamphetamine, lalu dari hasil pemeriksaannya BNN tersebut , Saksi-2 melaporkan ke Danyonif 500/R dan membuat surat laporan khusus (lapharsus) ke Kodam V/ Brw, Sejak tanggal 29 April 2014 Terdakwa ditahan disel Intel Yonif 500/R, ménjalani pemeriksaan perkaranya dan menunggu surat balasan dari Kodam V/Brw, Karena tidak segera mendapat balasan surat dari Kodam V/ Brw maka pada hari Jumat tanggal 16 Mei 2014 sekira pukul 14.00 Wib perkara Terdakwa dilimpahkan ke Denpom V/4 guna proses sesuai hukum. Dan Kedua : Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempat-tempat tersebut di bawah ini, yaitu pada hari Senin tanggal Dua puluh delapan bulan April tahun 2000 Empat belas atau setidak-tidaknya pada suatu hari dalam bulan April tahün 2000 Empat belas atau setidak-tidaknya pada suatu hari dalam tahun 2000 Empat belas bertempat: di Mayonif 500/Raider JI Gajahmada Nomor 1
8 Surabaya Jatim, atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Militer III-12 Surabaya telah melakukan tindak pidana : "Penjaga yang meninggalkan posnya dengan semaunya, tidak melaksanakan sesuatu tugas yang merupakan keharusan baginya, ataupun membuat atau membiarkan dirinya dalam suatu keadaan dimana dia tidak mampu menjalankan tugasnya sebagai penjaga sebagaimana mestinya" Perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : 1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AD malalui Secata PK tahun 2000/2001 di Pusdik Secata RindamV/Brawijaya Magetan Jawa Timur, setelah lulus dengan pangkat Prajurit Dua pada tahun 2001 ditugaskan di Yonif 507/BS (sekarang Yonif 500/Raider) sampai dengan saat melakukan perbuatan yang menjadi .perkara ini dengan pangkat Kopral Dua NRP 31000596940280. 2. Bahwa berdasarkan Surat Perintah Danyonif 500/Raider Nomor Sprin/198/IV/2014 tanggal 28 April 2014 pada hari Senin sekira pukul 17.00 WIB Serda Suyanto (Saksi-5) naik jaga bersama 9 (Sembilan) orang anggota yaitu : Terdakwa selaku Wadanru, Kopda Ahmad Faruk S selaku Kopral Pengantar, Kopda Lukman Hidayat, Kopda Agung Trianto, Kopda Erwan K, Kopda Aries Dwi P, Pratu Lintas Permujo, Pratu Mahfud A dan Pratu Wawan W. sebagai anggota yang diambil dan masing-masing Kompi sebanyak 2 (dua) orang dalarn waktu 1 x 24 Jam dan Prosedur Tetap (protap) jaga kesatrian yang berlaku dikesatuan Yonif 500/Raider yakni : a. Naik dan turun jaga pada pukul 17.00 Wib serah terima dihadapan Perwira Piket. b. Personil jaga berjumlah 10 (sepuluh) orang atau 14 (empat belas) orang (sesuai kondisi kegiatan). c. Pukul 18.00 Wib dan 06.00 Wib dua orang anggota menurunkan bendera merah putih. d. Atas kebijaksanaan Perwira Piket, regu jaga dibagi 2 (dua) kelompok yaitu satu kelompok terdiri dari Danru dan 4 (empat) orang melaksanakan jaga mulai pukul 17.00 Wib s/d 23.00 Wib sisanya istirahat selanjutnya mulai pukul 23.00 Wib s/d 05.00 Wib yang melaksanakan jaga terdiri dari Wadanru bersama 4 (empat) orang, mulai pukul 05.00 Wib s/d 06.00 Wib seluruh yang jaga hadir di pos jaga. Selanjutnya dibagi dua kelompok lagi hingga sore menjelang serah terima jaga. e. Danru bertanggung jawab mengendalikan anggota jaga dibantu oleh Wadanru. Jika ada kejadian melaporkan kepada Perwira jaga. f. Perwira jaga bertanggung jawab jika terjadi kejadian dan memberikan arahan maupun petunjuk dan melaporkan ke Danyonif 500/Raider. 3. Bahwa setelah kegiatan serah terima yang dipimpin oleh perwira piket batalyon, Saksi-5 selaku Danru jaga membagi 2 (dua) kelompok jaga dan istirahat mulai pukul 17.00 Wib sampai dengan pukul 23.00 Wib Saksi-5 jaga pos kesatrian bersama 4 (empat) anggota, sedangkan Terdakwa selaku Wadanru bersama 4 (empat) anggota yang lain melaksanakan istirahat. Pada pukul 23.00 Wib Terdakwa bersama anggotanya seharusnya menggantikan jaga pos kesatrian. Ternyata setelah Saksi-5 cek dan Saksi-5 tanyakan kepada anggota, tidak ada yang mengetahui
9 keberadaan Terdakwa, kemudian pada pukul 23.15 Wib Saksi-5 mencari kerumah dinasnya Terdakwa. Kondisi rumahya tertutup dan lampunya menyala terang. Setelah Saksi-5 ketuk pintunya tidak ada jawaban sehingga Saksi-5 upaya menghubungi nomor HP nya, tetapi juga tidak berhasil, atas kejadian tersebut Saksi-5 melaporkan kepada perwira piket batalyon berdasarkan Surat Perintah Danyonif 500/Raider Nomor: Sprin /189/ IV/ 2014 tanggal 26 April 2014 Kapten lnf Dilli Murtiáwan (Saksi-2) bahwa Terdàkwa malam itu tidak berada di dalam posnya. 4. Bahwa Saksi-2 selanjutnya memerintahkan anggota Saksi-2 yang bernama Kopda Yusron Kamim (Saksi-3) untuk mencari keliling asrama maupun mengecek dirumahnya Terdakwa, hingga pukul 23.30 Wib Saksi-3 melaporkan bahwa Terdakwa tidak ditemukan. Selanjutnya Saksi-2 bersama Saksi-3 dan Kopda Sidiq (saat itu menjabat bintara piket Kompi Markas) mencari keliling batalyon 500/R hingga mengecek di blok 10 dirumah yang ditempati Terdakwa. Saat pengecekan tersebut, tiba-tiba Terdakwa sudah berada di dalam kamar mandi rumahnya. Padahal kondisi pintu depan rumahnya terkunci. Lalu Saksi-2 memerintahkan Terdakwa agar malam itu ke kantor staf intel untuk dilakukan introgasi perkara meninggalkan pos jaganya tersebut. 5. Bahwa Terdakwa pada saat giliran waktu istirahat sekira pukul 20.00 Wib, Terdakwa sengaja meninggalkan pos jaga untuk keperluan mencari uang tambahan distasiun Wonokromo Surabaya, setiap Terdakwa datang ke lokasi perjudian tersebut Terdakwa mendapatkan jatah Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dan Sdr Heri (selaku oiang yang ditunjuk rnenenma tamu dan memberi jatah perjudian) Berpendapat bahwa perbuatan Terdakwa tersebut telah cukup memenuhi unsur-unsur tindak sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana : Kesatu : Pasal 127 ayat (1) huruf a UU RI Nomor 35 tahun 2009. Dan Kedua : Pasal 118 ayat (1) KUHPM. Menimbang
: Bahwa terhadap Dakwaan Oditur Militer tersebut di atas Terdakwa menyatakan mengerti dan membenarkan telah melakukan perbuatan sebagaimana yang didakwakan Oditur Militer atas dirinya.
Menimbang
: Bahwa terhadap Dakwaan Oditur Militer tersebut di atas, Terdakwa maupun Penasehat Hukumnya tidak mengajukan keberatan (Eksepsi).
Menimbang
: Bahwa para Saksi yang dihadapkan di persidangan menerangkan di bawah sumpah sebagai berikut :
Saksi – I
: Nama lengkap: ANDI SURYA DINATA; Pangkat/NRP: Serka/ 21020190940281; Jabatan: Dansi/Bati Sie Intelpur; Kesatuan: Yonif-500/Raider; Tempat, tanggal lahir: Malang, 24 Februari 1981; Jenis kelamin: Laki-laki; Kewarganegaraan: Indonesia; Agama: Islam; Tempat tinggal: Asrama Yonif-500/Raider Jl. Gajahmada No.01 Surabaya. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi mengerti diperiksa oleh penyidik sebagai Saksi dalam perkara penyalahgunaan narkotika yang diduga dilakukan oleh Kopda Tarwan Wadanru 2 Tonpimukima Yonif 500/R.
10 2. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak tahun 2005 dalam hubungan rekan satu Kompi Markas, dan Saksi tidak ada hubungan keluarga dengan Terdakwa. 3. Bahwa pada hari Selasa tanggal 29 April 2014 sekira pukul 00.15 Wib Saksi dipanggil oleh Perwira Piket Yonif 500/Raider yang saat itu adalah Pasi Intel Yonif 500/Raider Kapten lnf Dilli Murtiawan untuk datang ke kantor staf intel. 4. Bahwa setelah Saksi datang ke kantor staf intel, Saksi melihat Terdakwa sedang diinterogasi oleh Pasi Intel (yang sedang bertugas sebagai Perwira Piket) karena Terdakwa pada saat melaksanakan tugas jaga kesatriaan pada malam itu Senin tanggal 28 April 2014 secara sengaja meninggalkan pos jaga kesatrian sejak pukul 20.00 Wib untuk pergi meminta jatah uang Rp.50.000,(lima puluh ribu rupiah) ke tempat judi dadu di dekat Stasiun Wonokromo, Surabaya, dan baru kembali sekira pukul 00.30 Wib hari Selasa tanggal 29 April 2014. 5. Bahwa kemudian Saksi diperintah oleh Pasi Intel yang juga Perwira Piket untuk melanjutkan menginterogasi Terdakwa. Setelah Saksi dan Pasi Intel menanyakan lagi alasan Terdakwa meninggalkan pos, Terdakwa memberikan jawaban yang berbelitbelit serta menunjukkan sikap dan rasa takut yang berlebihan seperti seorang pencandu Narkotika yang sedang paranoid, sehingga Saksi dan Pasi Intel mencurigai Terdakwa telah menggunakan Narkotika. 6. Bahwa atas kecurigaan tersebut, pada sekira pukul 01.00 Wib tanggal 29 April 2014 Pasi Intel (Perwira Piket) lalu mengajak Saksi untuk mengecek ke rumah Terdakwa di Blok 10 Asrama Yonif 500/Raider untuk memeriksa rumah Terdakwa guna menemukan bukti-bukti apapun yang ada hubungannya dengan dugaan penyalah-gunaan Narkotika. Pada waktu Saksi dan Pasi Intel pergi mengecek ke rumah Terdakwa, Terdakwa tetap tinggal di ruangan staf intel dan tidak ikut memeriksa ke rumah Terdakwa. 7. Bahwa kemudian Saksi bersama dengan Pasi Intel Kapten lnf Dilli Murtiawan berjalan menuju ke rumah Terdakwa. Sampai di rumah Terdakwa, Saksi melihat kondisi pintu rumah Terdakwa tertutup, tetapi tidak terkunci, lalu Saksi bersama dengan Pasi Intel menggeledah ruang tamu, kamar mandi, dan ruang dapur. Pada waktu melakukan penggeledahan di ruang dapur, Saksi dan Pasi Intel menemukan bungkus plastik kecil yang terselip di rak piring, tercecer di bawah meja dapur dan di kolong meja kompor, beberapa sedotan p!astik warna putih, beberapa korek api gas dalam kondisi terlepas tutupnya dan ada juga yang masih lengkap, serta ada 1 buah rangkain alat bong yang terbuat dari botol bekas larutan cap kaki tiga. Kemudian Saksi dan Pasi Intel mengumpulkan semua temuan barang bukti tersebut dan kemudian Saksi memasukkan barang-barang tersebut ke dalam plastik kresek warna hitam. 8. Bahwa barang bukti yang berhasil Saksi dan Pasi Intel temukan di dalam rumah Terdakwa adalah sebagai berikut : - 1 (satu) buah botol plastik bekas larutan cap kaki tiga yang pada tutup botolnya telah dibuat 2 lubang, yang satu dilubangi untuk tempat memasukkan sedotan plastik yang mengarah masuk dan lubang satunya lagi untuk sedotan plastik yang mengarah keluar. Di dalam botol terdapat cairan air sebanyak tiga-perempat botol; - 10 (sepuluh) buah korek api gas;
11 - 40 (empat puluh) lembar kantung plastik klip kecil bekas, yang diduga sebagai bekas bungkus sabu-sabu; - 10 (sepuluh) batang sedotan plastik warna putih; - 10 (sepuluh) lembar kertas grenjeng (aluminium foil) yang sudah dilinting; - 7 (tujuh) lembar kertas aluminium foil yang masih utuh. 9. Bahwa kemudian barang-barang yang ditemukan di dalam rumah Terdakwa tersebut langsung Saksi bawa ke kantor Staf Intel dan selanjutnya Saksi tunjukkan kepada Terdakwa. Setelah Saksi mendesak dan menginterogasi dengan beberapa pertanyaan, akhirnya Terdakwa rnengakui bahwa barang-barang dalam bungkusan kantong plastik kresek hitam yang ditemukan di rumah Terdakwa tersebut adalah benar milik Terdakwa yang pernah digunakan Terdakwa untuk mengkonsumsi Narkotika jenis sabusabu. Pada waktu itu Terdakwa mengatakan mulai mengkonsumsi sabu-sabu sejak tahun 2011, dan Terdakwa terakhir mengkonsumsi sabu-sabu sekira tiga hari sebelum diperiksa. 10. Bahwa atas pengakuan tersebut, Terdakwa lalu dimasukkan ke dalam sel tahanan Mayonif 500/Raider. Kemudian pada hari Selasa pagi tanggal 29 April 2014 Pasi Intel melaporkan perbuatan Terdakwa tersebut ke Danyonif 500/Raider. 11. Bahwa selanjutnya setelah setelah Danyonif 500/Raider berkoordinasi dengan BNN Provinsi Jatim, pada hari Rabu pagi tanggal 30 April 2014 Saksi datang ke BNN Jatim untuk meminta agar urine Terdakwa diperiksa, lalu Saksi diberi alat pengetes urine (Tespec) sebanyak 4 biji untuk pengecekan awal guna mengetahui ada atau tidaknya kandungan Narkotika pada urine Terdakwa, dan saat itu pihak BNN berpesan jika urine Terdakwa ada tanda-tanda mengandung Narkotika, agar sampel urine Terdakwa dibawa ke BNN untuk diperiksa lagi yang lebih teliti. Selanjutnya pada sekira pukul 11.00 Wib Danyonif 500/Raider melalui Pasi Intel Yonif 500/Raider memerintahkan anggota Staf Intel atas nama Kopda Yusron Khamim untuk mengambil sampel urine Terdakwa dengan menggunakan botol kecil. 12. Bahwa oleh karena pada saat itu tidak ada yang bisa menggunakan alat Tespec pemberian BNN, maka Pasi Intel Yonif 500/Raider lalu menghubungi Dokter Yonif 500/Raider dr. Sivin Chandra. Setelah dr. Sivin Chandra datang dan kemudian memeriksa urine Terdakwa menggunakan alat Tespec pemberian BNN dengan cara dr. Sivin Chandra mencelupkan alat Tespec tersebut ke dalam botol berisi urine Terdakwa, hingga kemudian pada alat Tespec tersebut terlihat tanda 2 (dua) garis, yang berarti urine Terdakwa positif mengandung Narkotika. Selanjutnya dr. Sivin Chandra menelepon ke BNN Jatim dan mengatakan bahwa urine Terdakwa positif. Dengan hasil yang menunjukkan bahwa urine Terdakwa positif mengandung Narkotika tersebut, maka sesuai dengan pesan BNN, pada hari itu juga Saksi lalu membawa sisa sampel urine Terdakwa yang disimpan dalam botol beserta alat Tespec ke kantor BNN Jatim untuk dilakukan pemeriksaan ulang yang lebih teliti. 13. Bahwa pada hari Jumat tanggal 02 Mei 2014 kantor BNN Jatim memberikan hasil pemeriksaan terhadap urine Terdakwa dalam bentuk Berita Acara Nomor: BA/15/V/2014/BNNP tanggal 02 Mei 2014 yang menerangkan bahwa pihak BNN Provinsi Jatim telah melaksanakan tes urine Kopda Tarwan NRP. 31000596940280, dengan hasil positif mengandung Amphetamina dan Metamphetamina. Selanjutnya hasil pemeriksaan BNN Jatim
12 tersebut oleh Pasi Intel dilaporkan ke Danyonif 500/Raider, dan kemudian atas perintah Danyonif 500/Raider Saksi membuatkan surat Laporan Harian Khusus (Lapharsus) ke PangdamV/Brawijaya untuk memohon petunjuk ttg penanganan perkara Terdakwa !ebih lanjut. Sedangkan Terdakwa untuk sementara ditahan di sel Intel Yonif 500/Raider sambil menunggu surat balasan ataupun petunjuk dari Pangdam-V/Brawijaya untuk kelanjutan penanganan perkara Terdakwa tersebut. 14. Bahwa oleh karena surat balasan ataupun petunjuk dari Pangdam-V/Brawijaya tidak juga turun, maka pada hari Jum‟at tanggal 16 Mei 2014 sekira pukul 14.00 Wib perkara Terdakwa dilimpahkan ke Denpom V/4 Surabaya guna diproses secara hukum yang berlaku, dan selanjutnya Terdakwa ditahan di Denpom-V/4 Surabaya. Atas keterangan Saksi-I menyangkal sebagian, yaitu :
tersebut
di
atas,
Terdakwa
- Terdakwa terakhir kali mengkonsumsi sabu-sabu pada sekira bulan Agustus 2013. - Sebelum Terdakwa diperiksa karena meninggalkan pos jaga, Terdakwa pernah meminum kratingdaeng dan extra jos. Atas sangkalan keterangannya. Saksi – II
Terdakwa
tersebut
Saksi
tetap
pada
: Nama lengkap: DILLI MURTIAWAN; Pangkat/NRP: Kapten Inf / 11060029570785; Jabatan: Pasi Intel (sekarang Dankipan B); Kesatuan: Yonif-500/Raider; Tempat, tanggal lahir: Yogyakarta, 16 Juli 1985; Jenis kelamin: Laki-laki; Kewarganegaraan: Indonesia; Agama: Islam; Tempat tinggal: Asrama Yonif-500/Raider Jl. Gajahmada No.01 Surabaya. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal Terdakwa sejak tahun 2007, dalarn hubungan atasan bawahan dan satu kesatuan di Yonif-500/Raider dan Saksi tidak ada hubungan keluarga dengan Terdakwa. 2. Bahwa pada hari Senin tanggal 28 April 2014 sekira pukul 23.00 Wib, ketika Saksi sedang melaksanakan tugas sebagai Perwira Piket Yonif 500/Raider, Saksi mendapat laporan dari Serda Suyanto selaku Danru Jaga Kesatrian yang melaporkan bahwa Terdakwa yang pada waktu itu seharusnya giliran berada dalam pos jaga ternyata tidak berada di dalam posnya, sehingga Saksi lalu memerintahkan anggota Saksi yang bernama Kopda Yusron Khamim untuk mencari keliling asrama maupun mengecek ke rumah Terdakwa di Blok 10 Asrama Yonif 500/Raider. Namun setelah dicari hingga pukul 23.30 Wib, Kopda Yusron melaporkan bahwa Terdakwa tidak berhasil ditemukan. 3. Bahwa selanjutnya pada sekira pukul 00.15 Wib hari Selasa tanggal 29 April 2014, Saksi bersama Kopda Yusron dan Kopda Sidiq yang saat itu bertugas sebagai Ba Piket Kima lalu mencari Terdakwa keliling Yonif 500/Raider hingga mengecek ke rumah Terdakwa di Blok 10 Asrama Yonif 500/Raider. Setelah Saksi sampai di depan rumah Terdakwa sekira pukul 00.30 Wib, tiba-tiba Saksi melihat Terdakwa sudah berada di dalam kamar mandi yang menempel di dinding belakang rumah Terdakwa, padahal kondisi pintu depan rumah Terdakwa dalam keadaan terkunci (gemboknya menyantol di pintu depan). Selanjutnya Saksi memerintahkan Terdakwa agar malam itu juga Terdakwa datang ke kantor Staf
13 Intel Yonif 500/Raider untuk diperiksa masalah perbuatan Terdakwa yang telah meninggalkan pos jaga. 4. Bahwa kemudian Saksi lalu menelepon Basi Intel Serka Andi Surya Dinata agar datang ke kantor Staf Intel untuk memeriksa Terdakwa yang pada malam itu telah meninggalkan pos jaga ksatrian. 5. Bahwa setelah Serka Andi Surya Dinata datang ke kantor Staf Intel, selanjutnya Saksi dan Serka Andi Surya Dinata memeriksa Terdakwa mengenai perbuatannya yang telah meninggalkan pos jaga. Pada waktu diperiksa, Terdakwa mengatakan pada sekira pukul 19.00 Wib Terdakwa memberitahu Danru Jaga untuk pulang sebentar ke rumahnya di Asrama Yonif 500/Raider. Namun setelah sampai di rumah, Terdakwa berganti baju preman, dan kemudian pada sekira pukul 20.00 Wib Terdakwa pergi ke tempat judi dadu di dekat Stasiun Wonokromo Surabaya untuk meminta uang jatah dari tempat judi tersebut. 6. Bahwa pada tahun 2012, ketika Saksi sedang bertugas di Libanon, Saksi sudah mendengar bahwa Terdakwa sering meminta uang jatah ke tempat perjudian di Stasiun Wonokromo, Surabaya. Setelah Saksi pulang dari Libanon, Saksi juga pernah mengingatkan Terdakwa agar kebiasaan meminta uang jatah ke tempat judi tersebut dihentikan, karena memalukan. Namun ternyata Terdakwa masih juga meminta uang jatah ke tempat judi tersebut. 7. Bahwa pada waktu diperiksa di kantor Staf Intel, Saksi melihat Terdakwa menunjukkan rasa ketakutan yang berlebihan dan tidak wajar seperti orang yang mengalami paranoid, yaitu rasa takut berlebihan dari orang yang sering mengkonsumsi Narkotika. Namun ketika Saksi bertanya tentang kemungkinan Terdakwa mengkonsumsi Narkotika, Terdakwa mengatakan tidak pernah mengkonsumsi Narkotika. Oleh karena Saksi melihat Terdakwa menunjukkan sikap ketakutan yang berlebihan dan tidak wajar, dan keadaan tubuh Terdakwa yang dulunya gemuk menjadi sangat kurus, sehingga Saksi dan Serka Andi Surya Dinata merasa curiga bahwa Terdakwa telah sering mengkonsumsi Narkotika, maka Saksi lalu mengajak Serka Andi Surya Dinata untuk secara diam-diam menggeledah rumah Terdakwa guna mencari bukti-bukti kecurigaan tersebut. Selanjutnya Saksi memerintahkan Terdakwa untuk tetap tinggal di tempat menunggu di ruang Staf Intel, sedangkan Saksi dan Serka Andi Surya Dinata lalu keluar ruangan Staf Intel menuju ke rumah Terdakwa di Asrama Yonif 500/Raider Blok 10 untuk mencari bukti-bukti keterlibatan Terdakwa dalam penyalah-gunaan Narkotika. 8. Bahwa setelah sampai di rumah yang ditempati Terdakwa di blok 10 Asrama Yonif 500/Raider, Saksi dan Serka Andi Surya Dinata lalu memeriksa ruang tamu, kamar mandi, dan ruang dapur. Pada waktu di ruang dapur Saksi menemukan sisa bungkus plastik kecil yang terselip di rak piring dan tercecer di beberapa tempat yang jumlahnya sekira 17 (tujuh belas) bungkus. Kemudian Saksi juga menemukan botol bekas larutan penyegar cap kaki tiga yang didalamnya terdapat air sebanyak tiga perempat botol yang sudah dimodifikasi sebagai alat bong yang biasa digunakan mengisap sabu sebanyak 1 (satu) buah, yang Saksi temukan di bawah meja kompor. Kemudian Saksi juga menemukan 6 (enam ) buah korek api gas yang berada di ruang tamu sebanyak 2 (dua) buah dan 4 (empat) buah di dekat meja kompor. Kemudian menemukan sedotan plastik warna putih sebanyak 5 (limà) buah di dekat rak
14 piring. Selain itu Saksi juga menemukan lintingan kertas aluminium foil sebanyak 10 (sepuluh) lembar, dan satu lembar kertas aluminium rokok. Selanjutnya semua barang temuan tersebut oleh Serka Andi Surya Dinata lalu dikumpulkan dan kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik kresek warna hitam. 9. Bahwa kemudian Saksi dan Serka Andi Surya Dinata kembali ke kantor Staf Intel dengan membawa kantong plastik warna hitam berisi barang-barang bekas nyabu yang ditemukan di rumah Terdakwa untuk ditunjukkan kepada Terdakwa. Setelah barangbarang temuan tersebut Saksi tunjukkan kepada Terdakwa, Terdakwa terkejut dan kemudian mengakui bahwa semua barangbarang dalam kantong plastik warna hitam tersebut adalah milik Terdakwa, bekas digunakan untuk mengkonsumsi sabu-sabu. Terdakwa juga mengakui telah sering mengkonsumsi sabu-psabu sejak tahun 2011 bersama dengan temannya yang bernama Sdr. Rudy yang katanya tinggal di Pulo Wonokromo. ` `
10. Bahwa atas pengakuan Terdakwa tersebut, Saksi lalu melaporkan pengakuan Terdakwa tersebut kepada Danyonif500/Raider Letkol lnf Lucky Avianto dan kemudian Terdakwa dimasukkan ke dalam ruang tahanan Staf Intel Yonif 500/Raider. Selanjutnya pada sekira pukul 05.00 Wib, Saksi mendampingi Danyonif 500/Raider memeriksa keadaan rumah yang ditempati Terdakwa. 11. bahwa kemudian pada sekira pukul 09.00 Wib Saksi memerintahkan Kopda Wahyu (anggota staf intel) untuk mengecek ulang ke dalam rumah Terdakwa, dan ternyata ditemukan lagi beberapa bungkus plastik kecil (bekas bungkus sabu-sabu), korek api gas, aluminiurn foil, dan sedotan plastik warna putih. Selanjutnya semua barang-barang temuan tersebut dijadikan satu dalam bungkus tas plastik keresek warna hitam, lalu tas plastik kresek hitam disimpan di dalam almari yang ada dalam ruang Staf Intel yang akan digunakan sebagai barang bukti perkara Terdakwa yang diduga telah mengkonsumsi sabu-sabu. 12. Bahwa atas temuan-temuan tersebut, Danyonif-500/Raider lalu memerintahkan Saksi agar berkoordinasi dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Jatim untuk penanganan masalah Terdakwa tersebut. Untuk melaksanakan perintah Danyonif 500/Raider tersebut, pada hari Rabu tanggal 30 April 2014 sekira pukul 10.00 Wib Saksi lalu berkoordinasi dengan pihak BNN, dan selanjutnya sekira pukul 11.00 Wib Saksi memerintahkan Kopda Yusron Khamim untuk mengambil urine Terdakwa yang saat itu ada dalam sel. 13. Bahwa setelah Kopda Yusron Khamim menyerahkan botol berisi urine Terdakwa, selanjutnya Saksi mengecek urine tersebut dengan cara memasukkan alat tes pack ke dalam urinenya Terdakwa. Hasil tes dengan alat tersebut menunjukkan 2 (dua) garis, yang berarti hasil positif mengandung obat Narkotika. Selanjutnya Saksi bersama Serda Andi Surva Dinata membawa hasil tespeck dan urine milik Terdakwa tersebut untuk diperiksakan lagi ke BNN Jatirn yang beralamat di Jaan Ngagel Madya V/ 22 Surabaya. 14. Bahwa pada hari Jum‟at tangggal 02 Mei 2014 siang, Yonif 500/Raider menerima surat Hasil pemeriksaan urine Terdakwa dalam bentuk Berita Acara Nomor: BA/15/V/2014/BNNP tanggal 02 Mei 2014 yang intinya menyatakan bahwa setelah dilakukan pemeriksaan terhadap urine Kopda Tarwan ternyata hasilnya
15 positif mengandung Amphetamine dan Metamphetamine. Hasil pemeriksaan BNN tersebut kemudian Saksi laporkan ke Danyonif 500/Raider, dan selanjutnya Saksi membuat surat Laporan Harian Khusus (lapharsus) ke Kodam V/ Brw. 15. Bahwa oleh karena tidak segera mendapat surat jawaban/ balasan dari Kodam V/Brw, maka pada hari Jum‟at tanggal 16 Mei 2014 sekira pukul 14.00 Wib perkara Terdakwa dilimpahkan ke Denpom V/4 Surabaya untuk diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku. 16. Bahwa Saksi menyadari bahwa pelimpahan perkara Terdakwa ke Denpom V/4 Surabaya sangat terlambat, sehingga mungkin dapat menyulitkan penyidik untuk mencari bukti penyalah-gunaan Narkotika yang diduga telah dilakukan Terdakwa. Hal itu terjadi karena Saksi maupun Danyonif 500/Raider menunggu jawaban dari Pangdam V/Brw atas Lapharsus yang telah dikirimkan. Namun ternyata jawaban pangdam V/Brw tak juga turun, sehingga Saksi terlambat melimpahkan perkara Terdakwa ke Denpom V/4 Surabaya. Sedangkan mengenai tata cara pengambilan urine Terdakwa tidak sesuai dengan prosedur, karena Saksi tidak mengetahui prosedur pengambilan urine yang benar. Pada waktu itu Saksi hanya berfikir untuk membuktikan bahwa Terdakwa memang benar telah menggunakan Narkotika, dan hasilnya akan dilaporkan kepada Danyonif 500/Raider untuk digunakan dasar tindakan selanjutnya. Atas keterangan Saksi-II menyangkal sebagian, yaitu :
tersebut
di
atas,
Terdakwa
- Pada waktu Terdakwa meninggalkan rumah untuk pergi ke tempat judi dadu di dekat Stasiun Wonokromo, Surabaya, pintu rumah Terdakwa tidak dikunci, tetapi hanya dicantoli gembok saja. Atas sangkalan Terdakwa tersebut, Saksi menyatakan tidak tahu kalau pintunya tidak dikunci, karena yang Saksi lihat pintu rumah Terdakwa ada gemboknya yang nyantol. Saksi – III
: Nama lengkap: YUSRON KHAMIM; Pangkat/NRP: Kopda/ 31000197890778; Jabatan: Tabakduk Sie Intel Kima; Kesatuan: Yonif-500/Raider; Tempat, tanggal lahir: Sidoarjo, 10 Juli 1978; Jenis kelamin: Laki-laki; Kewarganegaraan: Indonesia; Agama: Islam; Tempat tinggal: Asrama Yonif-500/Raider Jl. Gajahmada No.01 Surabaya. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak tahun 2004 dalam hubungan rekan satu kesatuan di Yonif-500/Raider, dan Saksi tidak ada hubungan keluarga dengan Terdakwa. 2. Bahwa Saksi baru mengetahui adanya dugaan penyalahgunaan Narkotika yang diduga dilakukan oleh Terdakwa adalah pada hari Selasa tanggal 29 April 2014 sekira pukul 11.00 Wib setelah Saksi diperintahkan oleh Pasi Intel Yonif 500/Raider Kapten Inf Dilli Murtiawan untuk rnemeriksa/menginterogasi Terdakwa sehubungan dengan diketemukannya barang bukti seperangkat alat hisap sabu-sabu pada sekira pukul 01.00 Wib di dalam rumah Terdakwa di Asrarna Yonif 500/Raider blok X JI. Gajah Mada I No.01 Surabaya oleh Pasi Intel dan Serka Andi Surya Dinata. 3. Bahwa barang bukti yang ditemukan di dalam rumah Terdakwa tersebut terdiri dari:
16 - 1 buah botol plastik bekas larutan cap kaki tiga yang pada tutup botolnya telah dibuat 2 (dua) lubang, yang satu dilubangi untuk tempat memasukkan sedotan plastik yang mengarah masuk, dan lubang satunya lagi untuk sedotan plastik yang mengarah keluar. Di dalam botol terdapat cairan air sebanyak tiga perempat botol; - 10 (sepuluh) buah korek gas; - 40 (empat puluh) lembar kantong plastik kllp kecil bekas yang diduga sebagai bekas bungkus sabu-sabu; - 10 (sepuluh) batang sedotan plastik warna putih; - 10 (sepuluh) lembar kertas grenjeng yang sudah dilinting; - 7 (tujuh) lembar kertas grenjeng yang masih utuh. 4. Bahwa pada hari Rabu tanggal 30 April 2014 sekira pukul 11.00 Wib, Saksi diperintah secara lisan oleh Pasi Intel Yonif 500/Raider Kapten Inf Dilli Murtiawan untuk mengambil urine Terdakwa yang saat itu sedang ditahan dalam Sel Yonif 500/Raider. Kemudian pada sekira pukul 11.30 Wib Saksi mengambil urine Terdakwa dengan cara: awal mulanya Saksi membawa botol/gelas urine pemberian BNN Jatim, lalu botol Saksi berikan kepada Terdakwa agar Terdakwa kencing ditempat botol itu. Selanjutnya urine Terdakwa dalam botol tersebut Saksi bawa ke ruang Staf Intel dan diletakkan di atas meja sambil menunggu Dokter Yonif 500/Raider atas nama dr. Sivin Chandra yang akan memeriksa urine Terdakwa, karena pada waktu itu tidak ada yang bisa menggunakan alat tespack. 5. Bahwa sekira dua jam kemudian Dokter Yonif 500/Raider datang, selanjutnya Pasi Intel dan Serka Andi Surya Dinata (Basi Intel) mengambil sebuah alat tespack untuk mengetahui apakah urine Terdakwa tersebut mengandung Narkotika atau tidak. Kemudian Dokter Yonif 500/Raider mencelupkan alat tespack tersebut ke dalam botol berisi urine Terdakwa, dan ternyata alat tespack tersebut menunjukkan ada terlihat 2 (dua) garis warna merah kecoklatan. Selanjutnya Saksi bersama dengan Serka Andi Surya Dinata dan Pasi Intel membawa alat tespack bersama sampel urine Terdakwa untuk diperiksakan ke BNN Provinsi Jatim yang beralamat di JI. Ngagel Madya V/22 Surabaya. 6. Bahwa pada hari Jum‟at tanggal 02 Mei 2014, BNN Provinsi Jatim mengirimkan Berita Acara Hasil pemeriksaan urine Terdakwa ke Yonif 500/Raider, namun Saksi tidak mengetahui hasilnya, karena Saksi tidak membaca surat tersebut. 7. Bahwa Saksi yakin urine yang diperiksakan ke BNN Provinsi Jatim tersebut adalah benar-benar milik Terdakwa, karena Saksi sendiri yang meminta urine tersebut dari Terdakwa, Saksi melihat sendiri Terdakwa di dalam ruang tahanan kencing dan air kencingnya dimasukkan ke dalam botol yang Saksi berikan, lalu Saksi membawa sendiri botol berisi urine Terdakwa tersebut ke ruang Staf Intel untuk diperiksa menggunakan tespack, dan selanjutnya Saksi juga ikut membawa tespack beserta botol berisi uirine Terdakwa tersebut ke BNN Provinsi Jatim. Pada waktu Saksi mengambil urine Terdakwa, yang mengetahui/menyaksikan proses pengambilan urine adalah Kopda Jayadi (Ta Lidik Yonif 500/Raider), sedangkan yang mengetahui proses pemeriksaan urine Terdakwa adalah Serka Andi Surya Dinata dan Pasi Intel Kapten lnf Dilli Murtiawan. Atas keterangan Saksi-III membenarkan seluruhnya.
tersebut
di
atas,
Terdakwa
17 Saksi - IV
: Nama lengkap: SAPI‟I; Pangkat/NRP: Praka/31060285940886; Jabatan: Tabakjurlis Pokko Kima; Kesatuan: Yonif-500/Raider; Tempat, tanggal lahir: Lamongan, 14 Agustus 1986; Jenis kelamin: Laki-laki; Kewarganegaraan: Indonesia; Agama: Islam; Tempat tinggal: Asrama Yonif-500/Raider Jl. Gajahmada No.01 Surabaya. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak tahun 2006, dalam hubungan rekan satu kesatuan di Kima Yonif 500/R, dan Saksi tidak ada hubungan keluarga dengan Terdakwa.
`
`
2. Bahwa rumah tempat tinggal Saksi bertetangga dengan rumah Terdakwa di Blok 10 Asrama Yonif 500/Raider, rumah Saksi berada di sebelah kanan rumah Terdakwa. Di rumah tersebut Saksi tinggal bersama dengan Praka Dwi Setyo Kurniawan, karena anak dan isteri Saksi tinggal di rumah mertua Saksi di Bojonegoro, dan Saksi pulang ke Bojonegoro 3x sebulan. 3. Bahwa Terdakwa tinggal di rumah Asrama Yonif 500/Raider seorang diri, karena selama ini isteri dan anak Terdakwa tidak tinggal bersama Terdakwa di rumah dinas tersebut, tetapi yang Saksi ketahui isteri dan anak Terdakwa tinggal di Tuban bersama mertuanya. 4. Bahwa sepengetahuan Saksi, Terdakwa tidak mempunyai teman akrab di kesatuan, karena Terdakwa cenderung menyendiri dan pendiam, dan setiap keluar markas Terdakwa selalu sendirian. Saksi juga tidak pernah melihat ada tamu orang sipil yang datang ke rumah Terdakwa. Sebagai tetangga Saksi juga tidak pernah masuk atau berkunjung ke rumah Terdakwa, karena rumah Terdakwa sering ditinggal, kondisinya selalu tertutup, dan tidak pernah ada tamu yang datang. 5. Bahwa selama menjadi tetangga di Asrama Yonif 500/Raider dan teman satu kesatuan, Saksi tidak pernah melihat, mendengar, atau mengetahui Terdakwa mengkonsumsi Narkotika. 6. Bahwa Saksi baru mengetahui Terdakwa diduga melakukan tindak pidana penyalahgunaan Narkotika pada hari Selasa tanggal 29 April 2014 pukul 07.00 Wib ketika Saksi melaksanakan apel pagi dan mendengar Informasi bahwa pada pagi dini hari sekira pukul 01.00 Wib di rumah Blok 10 Asrama Yonif 500/Raider yang ditempati Terdakwa telah ditemukan peralatan menghisap sabusabu berupa "bong" yang biasa digunakan untuk mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu dan beberapa plastik bekas bungkus sabu. 7. Bahwa pada tahun 2012, ketika anggota Yonif 500/Raider akan berangkat melaksanakan tugas yang tergabung dalam Pasukan Perdamaian Garuda XXIII G ke Libanon, kesatuan Saksi pernah melakukan tes urine terhadap seluruh anggota Yonif 500/Raider. Sebelumya sudah pernah dilakukan tes urine masal sebanyak 2 (dua) kali, yaitu pada tahun 2010 dan 2011. Namun Saksi tidak tahu hasilnya. Atas keterangan Saksi-IV tersebut di atas, Terdakwa membenarkan seluruhnya.
Saksi – V
: Nama lengkap: SUYANTO; Pangkat/NRP: Serda/ 31000217510580; Jabatan: Danru-2 Tonmorse Kiban; Kesatuan: Yonif-500/Raider; Tempat, tanggal lahir: Ngawi, 18 Mei 1980; Jenis kelamin: Laki-laki; Kewarganegaraan: Indonesia; Agama: Islam; Tempat tinggal: Asrama Yonif-500/Raider Jl. Gajahmada No.01 Surabaya.
18 Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak tahun 2005 dalam hubungan rekan satu kesatuan di Yonif-500/Raider, dan Saksi tidak ada hubungan keluarga dengan Terdakwa. 2. Bahwa pada hari Senin tanggal 28 April 2014 Saksi melaksanakan perintah jaga Kesatrian menjabat sebagai Danru Jaga dengan anggota sebanyak 9 (sembilan) orang, yaitu: Kopda Tarwan selaku Wadanru, Kopda Ahmad Faruk selaku Kopral pengantar, Kopda Lukman Hidayat, Kopda Trianto, Kopda Erwan K, Kopda Aries Dwi, Pratu Lintas Permojo, Pratu Mahfud A, dan Pratu Wawan W sebagai anggota yang diambil dari masingmasing Kompi sebanyak 2 (dua) orang. Naik dan turun jaga di mulai pukul 17.00 Wib dalam waktu 1 x 24 Jam. 3. Bahwa Prosedur Tetap (protap) jaga kesatrian yang beraku di kesatuan Yonif 500/Raider, yaitu : Naik dan turun jaga kesatrian pada pukul 17.00 Wib, serah terima jaga dilaksanakan di hadapan Perwira Piket. - Personil jaga berjumlah 10 (sepuluh) orang atau 14 (empat belas) orang, disesuaikan kondisi kegiatan saat itu. - Pukul 18.00 Wib dan 06.00 Wib dua orang anggota jaga menurunkan dan menaikkan bendera merah putih. - Atas kebijaksanaan Perwira Piket, regu jaga dibagi 2 (dua) kelompok, yaitu satu kelompok terdiri dari Danru dan 4 (empat) orang anggota melaksanakan jaga mulai pukul 17.00 Wib s/d 23.00 Wib, sisanya istirahat di ruangan di belakang ruang jaga. Selanjutnya mulai pukul 23.00 Wib s/d 05.00 Wib yang melaksanakan jaga terdiri dari Wadanru bersama 4 (empat) orang anggota jaga. Kemudian mulai pukul 05.00 Wib s/d 06.00 Wib seluruh yang jaga ada di pos jaga, dan selanjutnya regu jaga dibagi dua kelompok lagi hingga sore menjelang pelaksanaan serah–terima jaga pukul 17.00 Wib. - Danru bertanggung jawab mengendalikan anggota jaga dibantu oleh Wadanru. Jika ada kejadian segera melaporkan kepada Perwira Jaga. - Perwira Jaga bertanggung jawab jika ada kejadian dan Perwira Jaga memberikan arahan maupun petunjuk seperlunya untuk kemudian melaporkan ke Danyonif 500/Raider. 4. Bahwa Saksi dan Terdakwa dalam melaksanakan tugas jaga Kesatrian sebagai Regu jaga berdasarkan Surat Perintah Dan Yonif 500/Raider Nomor: Sprin/198/IV//2014 tanggal 28 April 2014. Sedangkan untuk Perwira Jaga berdasarkan Surat Perintah Danyonif 500/Raider Nomor: Sprin/189/IV/2014 tanggal 26 April 2014. 5 Bahwa pada tanggal 28 April 2014 sekira pukul 17.00 WIb Saksi sebagai Danru jaga naik jaga bersama 9 (sembilan) orang anggota jaga, Terdakwa menjabat sebagai Wadanru jaga. Setelah kegiatan serah terima jaga yang dipimpin oleh Perwira Piket Yonif yang saat itu dijabat Pasi Intel Yonif-500/Raider Kapten Inf Dilli Murtiawan selesai, Saksi selaku Danru Jaga membagi kelompok jaga menjadi dua kelompok, yaitu: Saksi selaku Danru Jaga bersama 4 orang anggota melaksanakan jaga pos kesatrian mulai pukul 17.00 Wib sampai dengan pukul 23.00 Wib; Sedangkan Terdakwa selaku Wadanru Jaga bersama 4 orang anggota yang lain melaksanakan jaga pos pada pukul 23.00 Wib sampai dengan pukul 05.00 Wib. Kemudian pada pukul 05.00 s/d 06.00 Wib seluruh personil jaga hadir di pos jaga. Selama kelompok yang
19 satu jaga di pos jaga kesatrian, kelompok yang lain dapat istirahat di kamar istirahat yang terletak di belakang pos jaga. 6. Bahwa pada pukul 23.00 Wib, Terdakwa bersama 4 orang anggotanya seharusnya sudah berada di pos jaga kesatrian menggantikan kelompok Saksi. Namun ternyata yang ada di pos jaga kesatrian hanya 4 orang anggotanya, sedangkan Terdakwa tidak ada di pos jaga. Kemudian Saksi menanyakan keberadaan Terdakwa kepada anggota Terdakwa, namun anggota Terdakwa tidak ada yang mengetahui keberadaan Terdakwa. 7. Bahwa kemudian pada sekira pukul 23.15 Saksi mencari terdakwa ke rumah dinasnya, namun ternyata rumah Terdakwa tertutup dan Iampunya menyala terang. Kemudian Saksi mengetuk pintu rumah Terdakwa, namun tidak ada jawaban, sehingga Saksi berupaya menelepon ke nomor HP Terdakwa, akan tetapi tidak diangkat. Atas keadaan tersebut, Saksi selaku Danru Jaga lalu melaporkan ketidak-hadiran Terdakwa di pos jaga tersebut kepada Perwira Piket Yonif 500/Raider yang saat itu dijabat oleh Pasi Intel Kapten Inf Dilli Murtiawan. 8. Bahwa selanjutnya Perwira Piket bersama dengan anggota Staf Intel lalu mencari keberadaan Terdakwa di sekitar Ma Yonif 500/raider, sedangkan Saksi selaku Danru Jaga kembali ke pos jaga kesatrian untuk melanjutkan lagi tugas jaga. 9. Bahwa pada sekira pukul 00.30 Wib tanggal 29 April 2014, ketika Saksi secara kebetulan melintas dekat ruang Staf Intel, Saksi melihat Terdakwa sudah berada di dalam ruang Staf Intel sedang diinterogasi oleh Pasi Intel. 10. Bahwa selaku Danru Jaga Kesatrian, pada malam itu Saksi tidak pernah dimintai izin oleh Terdakwa untuk pergi keluar kesatrian. Pada malam itu Terdakwa sambil berlalu mengatakan ingin pulang sebentar ke rumahnya. Namun pada kenyataannya sampai dengan giliran Terdakwa masuk ke pos jaga kesatrian pada pukul 23.00 Wib Terdakwa belum juga kembali ke pos jaga, sehingga Saksi lalu melaporkan ketidak-hadiran Terdakwa di pos jaga tersebut kepada Perwira Piket, hingga kemudian Saksi baru melihat Terdakwa pada sekira pukul 00.30 Wib ketika Terdakwa berada di dalam ruang Staf Intel sedang diinterogasi. Atas keterangan Saksi-V membenarkan seluruhnya. Menimbang
: Bahwa di dalam persidangan menerangkan sebagai berikut :
tersebut
di
atas,
Terdakwa
Terdakwa
pada
pokoknya
1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AD melalui pendidikan Secata PK T.A. 2000/2001 di Pusdik Secata Rindam V/Brawijaya Magetan Jawa Timur. Setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Prada NRP.31000596940280, Terdakwa berdinas di Yonif 507/BS (sekarang Yonif 500/Raider). Pada saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini Terdakwa dengan pangkat Kopda masih berdinas di Yonif 500/Raider. Selama berdinas Terdakwa sudah dua kali melaksanakan tugas operasi militer, yaitu: pada tahun 2001 s/d 2002 melaksanakan tugas operasi pemulihan keamanan (opslihkam) di Maluku Utara, dan pada tahun 2003 s/d 2004 melaksanakan tugas opslihkam di Aceh. 2. Bahwa pada hari Senin tanggal 28 April 2014 sekira pukul 17.00 Wib, sesuai Surat Perintah Danyonif 500/raider Nomor: Sprin/198/IV//2014 tanggal 28 April 2014, Terdakwa melaksanakan tugas jaga kesatrian Yonif 500/Raider bersama dengan 10
20 (sepuluh) orang anggota, yaitu: Serda Suyanto sebagai Danru jaga, Terdakwa sebagai Wadanru Jaga, Kopda Ahmad Faruk selaku Kopral Pengantar, Kopda Lukman Hidayat, Kopda Trianto, Kopda Erwan K, Kopda Aries Dwi, Pratu Lintas Permujo, Pratu Mahfud A, dan Pratu Wawan W masing-masing sebagai anggota jaga. 3. Bahwa Prosedur Tetap (Protap) jaga kesatrian yang berlaku di kesatuan Yonif 500/Raider adalah sebagai berikut : - Naik dan turun jaga kesatrian pada pukul 17.00 Wib, serah terima jaga dilaksanakan di hadapan Perwira Piket. - Personil jaga berjumlah 10 (sepuluh) orang atau 14 (empat belas) orang, disesuaikan kondisi kegiatan saat itu. - Pukul 18.00 Wib dan 06.00 Wib dua orang anggota jaga menurunkan dan menaikkan bendera merah putih. - Atas kebijaksanaan Perwira Piket, regu jaga dibagi 2 (dua) kelompok, yaitu satu kelompok terdiri dari Danru dan 4 (empat) orang anggota melaksanakan jaga mulai pukul 17.00 Wib s/d 23.00 Wib, sisanya istirahat di ruangan di belakang ruang jaga. Selanjutnya mulai pukul 23.00 Wib s/d 05.00 Wib yang melaksanakan jaga terdiri dari Wadanru bersama 4 (empat) orang anggota jaga. Kemudian mulai pukul 05.00 Wib s/d 06.00 Wib seluruh yang jaga ada di pos jaga, dan selanjutnya regu jaga dibagi dua kelompok lagi hingga sore menjelang pelaksanaan serah–terima jaga pukul 17.00 Wib. - Danru bertanggung jawab mengendalikan anggota jaga dibantu oleh Wadanru. Jika ada kejadian segera melaporkan kepada Perwira Jaga. - Perwira Jaga bertanggung jawab jika ada kejadian dan Perwira Jaga memberikan arahan maupun petunjuk seperlunya untuk kemudian melaporkan ke Danyonif 500/Raider. 4. Bahwa pada sekira pukul 19.00 Wib, ketika Terdakwa sedang giliran istirahat jaga, Terdakwa sambil jalan memberitahu Danru Jaga untuk pulang sebentar ke rumah Terdakwa di Asrama Yonif 500/Raider. Setelah sampai di rumah, Terdakwa berganti pakaian preman dan kemudian Terdakwa pergi keluar kesatrian melalui pintu belakang menuju ke lokasi judi dadu di dekat Stasiun KA Wonokromo, Surabaya, untuk meminta uang jatah dari tempat judi dadu di dekat Stasiun Wonokromo. Kebiasaan meminta uang jatah tersebut sudah Terdakwa lakukan sejak tahun 2011, dan setiap datang ke tempat judi tersebut biasanya Terdakwa diberi uang sebesar Rp.50.000,-(lima puluh ribu rupiah) oleh Sdr. Heri selaku orang yang ditunjuk menerima tamu dan member jatah perjudian. Sedangkan yang meminta uang jatah perjudian tersebut adalah terdiri dari anggota TNI dan Polri. 5. Bahwa pada sekira pukul 23.15 Wib Terdakwa ditelepon oleh Serda Suyanto selaku Danru Jaga yang memerintahkan Terdakwa agar segera kembali ke Markas untuk melaksanakan giliran masuk pos jaga kesatrian. Namun oleh karena pada malam itu yang meminta uang jatah di tempat judi dadu tersebut cukup banyak sehingga harus mengantri, maka Terdakwa tidak segera kembali ke kesatuan untuk melaksanakan giliran masuk pos jaga, melainkan Terdakwa memilih melanjutkan mengantri untuk mendapatkan jatah uang dari tempat judi tersebut. 6. Bahwa setelah Terdakwa mendapat jatah uang sebesar Rp.50.000,-(lima puluh ribu rupiah) dari tempat judi dadu di Stasiun KA Wonokromo, pada sekira pukul 00.15 Wib tanggal 29 April 2014 Terdakwa kembali ke kesatuan Yonif 500/Raider melalui pintu belakang, tepatnya masuk melalui pintu pos jaga lapangan
21 tembak Yonif 500/Raider. Kemudian Terdakwa masuk ke rumah Terdakwa di blok 10 meialui pintu dapur. Oleh karena pada saat itu Terdakwa melihat Kopda Sidik selaku Bintara Piket Markas sedang menuju ke rumah Terdakwa untuk mencari keberadaan Terdakwa, maka Terdakwa lalu segera masuk ke dalam kamar mandi, yang maksudnya agar seolah-olah Terdakwa sedang berada di rumah dan sedang buang air di kamar mandi. 7. Bahwa setelah Terdakwa berganti pakaian dinas, kemudian Terdakwa segera menghadap Perwira Piket yang dijabat oleh Kapten Inf Dilli Murtiawan di Kantor Staf Intel Yonif 500/Raider. Selanjutnya Terdakwa ditanya dan diinterogasi oleh Perwira Piket di Kantor Staf Intel karena ketika melaksanakan dinas jaga kesatrian Terdakwa telah dengan sengaja meninggalkan pos jaga. 8. Bahwa kemudian pada sekira pukul 00.30 Wib, Pa Piket Kapten Inf Dilli Murtiawan meninggalkan Terdakwa sendiri di ruang Staf Intel, yang Terdakwa tidak mengetahui tujuannya. Sekira setengah jam kemudian Kapten lnf Dilli Murtiawan kembali ke ruang Staf Intel bersama dengan Basiintel Serka Andi Surya Dinata menemui Terdakwa dengan membawa satu kantong plastik kresek warna hitam berisi alat hisap (bong) sabu-sabu yang terdiri dari: 1 (satu) botol bekas larutan cap kaki tiga yang berisi cairan air, 10 (sepuluh) buah korek gas, 10 (sepuluh) buah sedotan warna putih, 10 (sepuluh) buah lintingan kertas aluminium foil, 7 (tujuh) lembar kertas aluminium foil, dan 40 (empat puluh) buah kantong plastik kecil bekas bungkus sabu-sabu. 9. Bahwa kemudian Kapten Inf Dilli Murtiawan dan Serka Andi Surya Dinata memeriksa Terdakwa berkaitan dengan ditemukannya barang bukti tersebut di dalam rumah Terdakwa di Asrama Yonif 500/Raider, hingga kemudian Terdakwa mengakui bahwa semua barang bukti yang ditemukan tersebut adalah milik Terdakwa. Alat hisap (bong) tersebut pernah Terdakwa gunakan untuk mengkomsumsi sabu-sabu. Terdakwa mulai mengkonsumsi sabu-sabu sejak tahun 2011 sebanyak sekira 4 kali setiap bulan. Terdakwa mulai mengenal sabu-sabu dikenalkan oleh Sdr. Rudy di Pulo Wonokromo, Surabaya. Atas pengakuan Terdakwa tersebut, pada malam itu juga Terdakwa langsung ditahan di Sel Tahanan Mayonif 500/Raider. 10. Bahwa pada besok paginya Rabu tanggal 30 April 2014 sekira pukul 09.00 Wib Terdakwa diambil urinenya oleh Kopda Yusron (anggota staf intel Yonif 500/R) bertempat di ruang tahanan, dengan cara Terdakwa disuruh kencing, lalu air seni (urine) Terdakwa dimasukkan ke dalam botol kecil. Kemudian Kopda Yusron mengatakan kepada Terdakwa bahwa urine Terdakwa tersebut akan dibawa untuk diperiksakan ke BNN Jatim, sedangkan Terdakwa tidak ikut ke BNN melainkan Terdakwa diperintahkan tetap berada dalam sel / ruang tahanan Mayonif 500/Raider. 11. Bahwa setelah sekira seminggu Terdakwa ditahan, pada hari Selasa tanggal 06 Mei 2014 sekira pukul 19.00 Wib Terdakwa menjalani pemeriksaan di Staf Intel Yonif 500/Raider untuk memberikan keterangan berkaitan dengan dugaan penyalahgunaan Narkotika jenis sabu-sabu. Selanjutnya pada hari Jumat tanggal 16 Mei 2014 sekira pukul 14.00 Wib perkara Terdakwa dilimpahkan ke Denpom V/4 Surabaya dan sejak saat itu Terdakwa ditahan di Ruang Tahanan Denpom V/4 Surabaya. 12. Bahwa Terdakwa mendapatkan sabu-sabu dengan cara: Jika tubuh Terdakwa merasa loyo dan kondisinya sangat ingin
22 mengkonsumsi sabu-sabu, maka Terdakwa menelepon Sdr. Rudy atau anak buahnya yang bernama Sdr. Kancil untuk memesan sabu-sabu, dan selanjutnya menentukan tempat transaksinya. Biasanya Terdakwa dan Sdr. Rudy atau Sdr. Kancil melakukan transaksi sabu-sabu yang telah dipesannya di depan Kantor Pertamina pinggir Sungai Jagir Wonokromo, Surabaya, dengan harga setiap paketnya sebesar Rp.200.000,-(dua ratus ribu rupiah). Setelah sabu-sabu didapat, Terdakwa lalu mengkonsumsi sendiri sabu-sabu tersebut di rumah Terdakwa di Asrama Yonif 500/Raider, dan terkadang dikonsumsi bersama Sdr. Rudy di dalam kamar kost Sdr. Rudy di Pulo Wonokromo, Surabaya. 13. Bahwa cara Terdakwa menggunakan barang bukti berupa alat hisap (bong) tersebut adalah dengan cara: pada mulanya botol bekas larutan cap kaki tiga diisi air, tutup botolnya dibuat 2 (dua) lubang, satu lubang untuk sedotan hisap, dan satu lubang lagi unuk disambungkan ke pipa kaca tempat membakar kristal putih sabu-sabu, kemudian pipa kaca berisi sabu-sabu dibakar dengan korek api gas. Setelah kristal putih (sabu-sabu) dibakar, pipa kaca lalu mengeluarkan asap sabu-sabu, lalu asap sabu-sabu tersebut diisap melalui sedotan hingga asap masuk ke dalam paru-paru, kemudian asap sabu-sabu ditahan sebentar lalu kemudian asap sabu-sabu dikeluarkan pelan-pelan melalui hidung. Hal demikian dilakukan berulang kali hingga kristal warna putih (sabu-sabu) tersebut habis. 14. Bahwa reaksi yang Terdakwa rasakan setelah Terdakwa menghisap/mengkonsumsi sabu-sabu adalah adanya kenikmatan, yaitu tubuh merasa segar dan tidak loyo, dan pikiran merasa senang/gembira serta merasa percaya diri. 15. Bahwa oleh karena Terdakwa takut ketahuan orang lain, maka barang-barang bekas mengkonsumsi sabu-sabu tidak Terdakwa buang keluar rumah, melainkan Terdakwa simpan di dalam ruangan dapur rumah Terdakwa di Blok 10 Asrama Yonif 500/Raider, tepatnya di bawah meja kompor dan ada juga yang terselip di bawah rak piring, hingga kemudian barang-barang bekas mengkonsumsi sabu-sabu tersebut ditemukan oleh Perwira Piket Kapten Inf Dilli Murtiawan. Menimbang
: Bahwa barang bukti yang diajukan oleh Oditur Militer kepada Majelis Hakim dalam persidangan yang berupa : 1. Barang-barang : a. 1 (satu) buah botol bekas larutan cap kaki tiga yang berisi cairan air; b. 2 (dua) buah tutup botol bekas berikut sedotan plastik; c. 10 sepuluh) buah sedotan plastik warna putih; d. 10 (sepuluh) buah korek api gas; e. 10 (sepuluh) buah lintingan kertas aluminium foil; f. 7 (tujuh) lembar kertas rokok aluminium foil bekas; g. 40 (empat puluh) bungkus plastik kecil bekas; bekas digunakan Terdakwa untuk mengkonsumsi sabu-sabu, yang ditemukan oleh Pasi Intel Yonif 500/Raider Kapten Inf Dilli Murtiawan dan Basi Intel Yonif 500/Raider Serka Andi Surya Dinata di dalam ruang dapur rumah Terdakwa di Asrama Yonif 500/Raider pada tanggal 29 April 2014 sekira pukul 00.30 Wib. 2. Surat-surat : a. 1 (satu) lembar foto barang bukti perkara penyalahgunaan Narkotika jenis sabu-sabu yang diduga dilakukan oleh Kopda Tarwan NRP.31000596940280, Wadanru-2 Ton Pimu, Kima Yonif 500/Raider;
23 b. 1 (satu) lembar Berita Acara dari Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Timur Nomor: BA/I5/V/2014/BNNP tanggal 02 Mei 2014, yang menerangkan bahwa atas permintaan Staf Intel Yonif 500/Raider, pihak BNN telah melaksanakan tes urine milik Kopda Tarwan NRP.31000596940280 dengan hasil positif mengandung Amphetamina dan Metamphetamina; c. 1 (satu) lembar Berita Acara Pembukusan dan Penyegelan Barang Bukti tanggal 16 Mei 2014, untuk perkara penyalahgunaan Narkotika yang diduga dilakukan Kopda Tarwan NRP.31000596940280; d. 1 (satu) lembar Surat Dandenpom V/4 Surabaya kepada Karumkit Tk.III Brawijaya Surabaya Nomor: R/137/V/2014 tanggal 16 Mei 2014 perihal Permohonan bantuan pengambilan urine dan darah milik Kopda Tarwan NRP.31000596940280; e. 1 (satu) lembar Berita Acara Pengambilan Urine dan Darah tanggal 16 Mei 2014 atas nama Kopda Tarwan NRP.31000596940280; f. 1 (satu) lembar Berita Acara Pembungkusan dan Penyegelan Urine dan Darah tanggal 16 Mei 2014 atas nama Kopda Tarwan NRP.31000596940280; g. 2 (dua) lembar Surat Dandenpom V/4 Surabaya kepada Ka Labfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya Nomor: R/138/V/2014 tanggal 16 Mei 2014 tentang Permohonan pemeriksaan urine dan darah milik Kopda Tarwan NRP.31000596940280; h. 1 (satu) eksemplar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminallistik dari Labfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya Nomor: Lab.3005/NNF/2014 tanggal 23 Mei 2014, yang menerangkan bahwa barang bukti berupa 1 (satu) pot plastik berisi urine, dan 1 (satu) spuit berisi darah milik Terdakwa Kopda Tarwan NRP.31000596940280, adalah benar tidak mengandung Narkotika dan Psikotropika; i. 2 (dua) lembar Surat Dandenpom V/4 Surabaya kepada Ka Labfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya Nomor: R/174/VI/20I4 tanggal 27 Juni 2014 perihal Permohonan pemeriksaan barang bukti seperangkat alat hisap sabu-sabu milik Kopda Tarwan NRP.31000596940280; j. 1 (satu) eksemplar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminalistik dari Labfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya Nomor: Lab.4098/NNF/2014 tanggal 10 Juli 2014, yang menerangkan bahwa barang bukti berupa: seperangkat alat hisap yang masih terdapat cairan, 2 (dua) buah tutup botol yang terdapat sedotan plastik warna putih bekas pakai, 10 (sepuluh) buah sedotan plastik warna putih bekas pakai, dan 40 (empat puluh) kantong plastik bekas pakai, milik Terdakwa Kopda Tarwan NRP. 31000596940280 adalah benar mengandung Narkotika dengan bahan aktif Metamfetamina yang terdaftar dalam Golongan I nomor urut 61 Lampiran I UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Sedangkan barang bukti berupa 10 (sepuluh) buah korek api gas, 1 (satu) kantong plastik berisi 10 (sepuluh) buah lintingan kertas aluminium foil, dan 7 (tujuh) lembar kertas rokok aluminium foil bekas, milik Terdakwa Kopda Tarwan adalah benar tidak mengandung Narkotika dan Psikotropika; Masing-masing telah diperlihatkan dan dibacakan kepada Terdakwa dan para Saksi, serta telah diterangkan sebagai barang bukti tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa dalam perkara ini, ternyata berhubungan dan bersesuaian dengan bukti-bukti lain, dan kesemuanya dibenarkan oleh Terdakwa dan para Saksi, sehingga oleh karenanya dapat memperkuat pembuktian atas perbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa.
24 Menimbang
: Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa, dan alat bukti lain di persidangan, maka setelah menghubungkan yang satu dengan lainnya, diperoleh fakta hukum yang melingkupi perbuatan Terdakwa yang pada pokoknya sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AD melalui pendidikan Secata PK T.A. 2000/2001 di Pusdik Secata Rindam V/Brawijaya Magetan, Jawa Timur. Setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Prada NRP.31000596940280, Terdakwa berdinas di Yonif 507/BS (sekarang Yonif 500/Raider). Pada saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini Terdakwa dengan pangkat Kopda masih berdinas di Yonif 500/Raider. Selama berdinas Terdakwa sudah dua kali melaksanakan tugas operasi militer, yaitu: pada tahun 2001 s/d 2002 melaksanakan tugas operasi pemulihan keamanan (opslihkam) di Maluku Utara, dan pada tahun 2003 s/d 2004 melaksanakan tugas opslihkam di Aceh. 2. Bahwa benar pada hari Senin tanggal 28 April 2014 sekira pukul 17.00 Wib, sesuai Surat Perintah Danyonif 500/Raider Nomor: Sprin/198/IV//2014 tanggal 28 April 2014, Terdakwa melaksanakan tugas jaga kesatrian Yonif 500/Raider bersama dengan 10 (sepuluh) orang anggota Yonif 500/Raider yang lain, yaitu: Serda Suyanto (Saksi-V) sebagai Danru jaga, Terdakwa sebagai Wadanru Jaga, Kopda Ahmad Faruk selaku Kopral Pengantar, Kopda Lukman Hidayat, Kopda Trianto, Kopda Erwan K, Kopda Aries Dwi, Pratu Lintas Permujo, Pratu Mahfud A, dan Pratu Wawan W masing-masing sebagai anggota jaga. 3. Bahwa benar Prosedur Tetap (Protap) jaga kesatrian yang berlaku di kesatuan Yonif 500/Raider adalah sebagai berikut : - Naik dan turun jaga kesatrian pada pukul 17.00 Wib, serah terima jaga dilaksanakan di hadapan Perwira Piket. - Personil jaga berjumlah 10 (sepuluh) orang atau 14 (empat belas) orang, disesuaikan kondisi kegiatan saat itu. - Pukul 18.00 Wib dan 06.00 Wib dua orang anggota jaga menurunkan dan menaikkan bendera merah putih. - Atas kebijaksanaan Perwira Piket, regu jaga dibagi 2 (dua) kelompok, yaitu satu kelompok terdiri dari Danru dan 4 (empat) orang anggota melaksanakan jaga mulai pukul 17.00 Wib s/d 23.00 Wib, sisanya istirahat di ruangan di belakang ruang jaga. Selanjutnya mulai pukul 23.00 Wib s/d 05.00 Wib yang melaksanakan jaga terdiri dari Wadanru bersama 4 (empat) orang anggota jaga. Kemudian mulai pukul 05.00 Wib s/d 06.00 Wib seluruh yang jaga ada di pos jaga, dan selanjutnya regu jaga dibagi dua kelompok lagi hingga sore menjelang pelaksanaan serah–terima jaga pukul 17.00 Wib. - Danru bertanggung jawab mengendalikan anggota jaga dibantu oleh Wadanru. Jika ada kejadian segera melaporkan kepada Perwira Piket. - Perwira Piket bertanggung jawab jika ada kejadian, dan Perwira Piket memberikan arahan maupun petunjuk seperlunya untuk kemudian melaporkan ke Danyonif 500/Raider. 4 Bahwa benar setelah kegiatan serah terima jaga yang dipimpin oleh Perwira Piket Yonif 500/Raider yang saat itu dijabat Pasi Intel Yonif-500/Raider Kapten Inf Dilli Murtiawan (Saksi-II) selesai, maka Saksi Serda Suyanto selaku Danru Jaga lalu membagi kelompok jaga menjadi dua kelompok, yaitu: Saksi Serda Suyanto selaku Danru Jaga bersama 4 orang anggota melaksanakan jaga pos kesatrian mulai pukul 17.00 Wib sampai dengan pukul 23.00
25 Wib; Sedangkan Terdakwa selaku Wadanru Jaga bersama 4 orang anggota yang lain melaksanakan jaga pos pada pukul 23.00 Wib sampai dengan pukul 05.00 Wib. Kemudian pada pukul 05.00 s/d 06.00 Wib seluruh personil jaga hadir di pos jaga. Selama kelompok yang satu jaga di pos jaga kesatrian, kelompok yang lain dapat beristirahat di kamar istirahat yang terletak di belakang pos jaga kesatrian. Walaupun demikian jika pada waktu istirahat jaga ada anggota jaga yang mempunyai keperluan untuk pulang sebentar ke rumah di Asrama Yonif 500/Raider, biasanya dimaklumi. 5. Bahwa benar pada sekira pukul 19.00 Wib, ketika Terdakwa sedang giliran istirahat jaga, oleh karena Terdakwa ingin mengambil jatah uang yang biasanya sebesar Rp.50.000,-(lima puluh ribu rupiah) di tempat judi dadu dekat Stasiun Kereta Api Wonokromo Surabaya, maka Terdakwa lalu mencari alasan agar bisa pergi ke tempat judi dadu di Stasiun KA Wonokromo, dengan cara Terdakwa sambil berlalu memberitahu Saksi Serda Suyanto selaku Danru Jaga untuk pulang sebentar ke rumah Terdakwa di Asrama Yonif 500/Raider. 6. Bahwa benar setelah sampai di rumah, Terdakwa langsung berganti pakaian preman dan kemudian Terdakwa pergi keluar kesatrian menuju ke tempat judi dadu di dekat Stasiun KA Wonokromo, Surabaya, dengan melalui pintu belakang Asrama Yonif 500/Raider untuk tujuan meminta uang jatah dari tempat judi dadu di dekat Stasiun Wonokromo tersebut. Kebiasaan meminta uang jatah tersebut sudah Terdakwa lakukan sejak tahun 2011, dan setiap datang ke tempat judi tersebut biasanya Terdakwa diberi uang sebesar Rp.50.000,-(lima puluh ribu rupiah) oleh Sdr. Heri selaku orang yang ditunjuk menerima tamu dan memberi uang jatah perjudian. Sedangkan yang meminta uang jatah perjudian tersebut adalah terdiri dari anggota TNI dan Polri. 7. Bahwa benar pada pukul 23.00 Wib, Terdakwa bersama 4 orang anggotanya seharusnya sudah berada di pos jaga kesatrian menggantikan kelompok Saksi Serda Suyanto dan anggotanya yang giliran istirahat jaga. Namun pada waktu yang telah disepakati tersebut, ternyata yang sudah ada di pos jaga kesatrian hanya 4 orang anggota Terdakwa, sedangkan Terdakwa selaku yang tertua di kelompoknya malah belum masuk ke pos jaga kesatrian, karena Terdakwa masih mengantri pembagian uang jatah dari tempat judi di dekat Stasiun KA Wonokromo, Surabaya, tanpa seizin atau sepengetahuan Saksi Serda Suyanto selaku Danru Jaga maupun Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan selaku Perwira Piket Yonif 500/Raider. 8. Bahwa benar oleh karena pada waktu yang telah ditentukan Terdakwa tidak segera masuk ke pos jaga yang menjadi tanggungjawabnya, maka pada sekira pukul 23.15 Wib Saksi Serda Suyanto selaku Danru Jaga lalu mencari keberadaan Terdakwa ke rumah dinasnya di Asrama Yonif 500/Raider, namun ternyata Terdakwa tidak berada di rumahnya, sehingga Saksi Serda Suyanto lalu berupaya menelepon ke nomor HP Terdakwa dan memerintahkan Terdakwa agar segera kembali ke Markas untuk melaksanakan giliran masuk pos jaga kesatrian. 9. Bahwa benar oleh karena pada waktu itu Terdakwa sedang mengantri menunggu giliran diberi uang jatah sebesar Rp.50.000,(lima puluh ribu rupiah) dari tempat judi dadu di dekat Stasiun KA Wonokromo Surabaya, karena pada malam itu yang meminta uang jatah di tempat judi dadu tersebut cukup banyak, maka Terdakwa
26 tidak menjawab telepon dari Danru Jaga dan juga tidak segera kembali ke kesatuan untuk melaksanakan giliran masuk pos jaga, akan tetapi Terdakwa memilih melanjutkan mengantri untuk mendapatkan uang jatah dari tempat judi tersebut. 10. Bahwa benar oleh karena Terdakwa tidak menjawab teleponnya dan juga tidak segera kembali ke kesatuan untuk melaksanakan giliran masuk pos jaga kesatrian, maka Saksi Serda Suyanto selaku Danru Jaga lalu melaporkan ketidak-hadiran Terdakwa di pos jaga tersebut kepada Perwira Piket Yonif 500/Raider Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan. Atas laporan Saksi Serda Suyanto tersebut, Saksi Kapten Dilli Murtiawan lalu memerintahkan anggota Staf Intel yang bernama Kopda Yusron Khamim (Saksi-III) untuk mencari keliling asrama maupun mengecek ke rumah Terdakwa di Blok 10 Asrama Yonif 500/Raider, sedangkan Saksi Serda Suyanto selaku Danru Jaga langsung kembali ke pos jaga kesatrian untuk melanjutkan lagi tugas jaganya. Namun setelah dicari di dalam Asrama Yonif 500/Raider hingga pukul 23.30 Wib, Terdakwa tidak juga berhasil ditemukan oleh Saksi Kopda Yusron Khamim. 11. Bahwa benar kemudian pada sekira pukul 00.15 Wib hari Selasa tanggal 29 April 2014, Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan bersama dengan Saksi Kopda Yusron Khamim dan Kopda Sidiq yang saat itu bertugas sebagai Ba Piket Kima lalu mencari lagi Terdakwa keliling Yonif 500/Raider hingga mengecek ke rumah Terdakwa di Blok 10 Asrama Yonif 500/Raider. 12. Bahwa benar bersamaan dengan itu, setelah Terdakwa mendapat uang jatah dari tempat judi dadu di dekat Stasiun KA Wonokromo sebesar Rp.50.000,-(lima puluh ribu rupiah), pada sekira pukul 00.15 Wib tanggal 29 April 2014 Terdakwa kembali ke kesatuan Yonif 500/Raider melalui pintu pos jaga lapangan tembak belakang Yonif 500/Raider. Setelah sampai di rumah Terdakwa di Blok 10 Asrama Yonif 500/Raider pada sekira pukul 00.30 Wib, Terdakwa bermaksud masuk ke dalam rumah melalui pintu dapur. Namun oleh karena pada saat yang bersamaan Terdakwa melihat Kopda Sidiq selaku Bintara Piket Kima sedang menuju ke rumah Terdakwa untuk mencari keberadaan Terdakwa, maka Terdakwa lalu segera masuk ke dalam kamar mandi yang menempel di bagian belakang rumah Terdakwa, dengan maksud agar seolaholah Terdakwa sedang berada di rumah dan sedang buang air di kamar mandi. Padahal sebenarnya Terdakwa baru datang dari mengambil uang jatah dari tempat judi dadu di dekat Stasiun KA Wonokromo. 13. Bahwa benar melihat Terdakwa tiba-tiba sudah berada di dalam kamar mandi yang menempel di dinding belakang rumah Terdakwa, padahal kondisi pintu depan rumah Terdakwa dalam keadaan terkunci (gemboknya menyantol di pintu depan), maka Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan lalu memerintahkan Terdakwa agar pada malam itu juga segera datang menghadap Saksi di Kantor Staf Intel Yonif 500/Raider untuk diperiksa masalah perbuatan Terdakwa yang telah meninggalkan pos jaga tanpa izin. Selanjutnya Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan lalu menelepon Basi Intel Serka Andi Surya Dinata (Saksi-I) agar segera datang ke kantor Staf Intel untuk membantu memeriksa Terdakwa yang pada malam itu telah meninggalkan pos jaga ksatrian tanpa izin. 14. Bahwa benar kemudian Terdakwa segera berganti pakaian dinas dan selanjutnya menghadap Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan di Kantor Staf Intel Yonif 500/Raider. Setelah sampai di Kantor
27 Staf Intel Yonif 500/Raider, selanjutnya Terdakwa diperiksa oleh Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan dan Saksi Serka Andi Surya Dinata mengenai perbuatan Terdakwa yang telah meninggalkan pos jaga ksatrian. Pada waktu diperiksa, Terdakwa mengatakan antara lain bahwa Terdakwa meninggalkan pos jaga pada sekira pukul 19.00 Wib dengan alasan untuk pulang sebentar ke rumahnya di Asrama Yonif 500/Raider. Namun setelah sampai di rumah, Terdakwa berganti baju preman, dan kemudian pada sekira pukul 20.00 Wib Terdakwa pergi ke tempat judi dadu di dekat Stasiun Wonokromo Surabaya untuk meminta uang jatah dari tempat judi tersebut. 15. Bahwa benar oleh karena pada waktu diperiksa di kantor Staf Intel Terdakwa memberikan jawaban yang berbelit-belit dan menunjukkan sikap serta rasa takut yang berlebihan seperti seorang pencandu Narkotika yang sedang paranoid, maka Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan dan Saksi Serka Andi Surya Dinata menjadi curiga bahwa Terdakwa telah menggunakan Narkotika. Namun ketika hal itu ditanyakan kepada Terdakwa, Terdakwa mengatakan tidak pernah menggunakan Narkotika. 16. Bahwa benar oleh karena Terdakwa menunjukkan sikap ketakutan yang berlebihan, ditambah lagi keadaan tubuh Terdakwa yang dulunya gemuk pada waktu itu menjadi sangat kurus, hal itu membuat Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan dan Saksi Serka Andi Surya Dinata menjadi semakin curiga bahwa Terdakwa telah sering mengkonsumsi Narkotika. Untuk membuktikan kecurigaannya tersebut, Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan lalu memerintahkan Terdakwa untuk tetap tinggal di ruang Staf Intel, dan selanjutnya Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan dan Saksi Serka Andi Surya Dinata lalu pergi keluar menuju ke rumah Terdakwa di Blok 10 Asrama Yonif 500/Raider untuk secara diam-diam menggeledah rumah yang ditempati Terdakwa guna mencari buktibukti keterlibatan Terdakwa dalam penyalah-gunaan Narkotika. 17. Bahwa benar setelah sampai di rumah yang ditempati Terdakwa di Blok 10 Asrama Yonif 500/Raider, Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan dan Saksi Serka Andi Surya Dinata melihat kondisi pintu rumah Terdakwa tertutup, tetapi tidak terkunci, lalu Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan dan Saksi Serka Andi Surya Dinata menggeledah ruang tamu, kamar mandi, dan ruang dapur. Pada waktu melakukan penggeledahan di ruang dapur, Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan dan Saksi Serka Andi Surya Dinata menemukan bungkus plastik kecil yang terselip di rak piring, tercecer di bawah meja dapur dan di kolong meja kompor, beberapa sedotan p!astik warna putih, beberapa korek api gas dalam kondisi terlepas tutupnya dan ada juga yang masih lengkap, serta ada 1 buah rangkain alat bong yang terbuat dari botol bekas larutan cap kaki tiga. Kemudian Saksi Serka Andi Surya Dinata mengumpulkan semua temuan barang bukti tersebut dan kemudian memasukkan barang-barang tersebut ke dalam plastik kresek warna hitam. 18. Bahwa benar adapun barang bukti yang berhasil ditemukan oleh Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan dan Saksi Serka Andi Surya Dinata di dalam rumah Terdakwa di Blok 10 Asrama Yonif 500/Raider adalah sebagai berikut : - 1 (satu) buah botol plastik bekas larutan cap kaki tiga yang pada tutup botolnya telah dibuat 2 lubang, yang satu dilubangi untuk tempat memasukkan sedotan plastik yang mengarah masuk dan lubang satunya lagi untuk sedotan plastik yang mengarah keluar. Di dalam botol terdapat cairan air sebanyak tiga-perempat botol;
28 - 10 (sepuluh) buah korek api gas; - 40 (empat puluh) lembar kantung plastik klip kecil bekas, yang diduga sebagai bekas bungkus sabu-sabu; - 10 (sepuluh) batang sedotan plastik warna putih; - 10 (sepuluh) lembar kertas grenjeng (aluminium foil) yang sudah dilinting; - 7 (tujuh) lembar kertas aluminium foil yang masih utuh. 19. Bahwa benar kemudian barang-barang yang ditemukan di dalam rumah Terdakwa tersebut langsung dibawa ke kantor Staf Intel dan selanjutnya ditunjukkan kepada Terdakwa di Kantor Staf Intel. Setelah didesak dengan beberapa pertanyaan, akhirnya Terdakwa rnengakui bahwa barang-barang dalam bungkusan kantong plastik kresek hitam yang ditemukan di rumah Terdakwa tersebut adalah benar milik Terdakwa yang pernah digunakan Terdakwa untuk mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu. Terdakwa mulai mengkonsumsi sabu-sabu sejak tahun 2011 sebanyak sekira 4 kali setiap bulan. Terdakwa mulai mengenal sabu-sabu dikenalkan oleh Sdr. Rudy di Pulo Wonokromo, Surabaya. Terdakwa mengatakan kepada Saksi Serka Andi Surya Dinata bahwa Terdakwa terakhir mengkonsumsi sabu-sabu sekira tiga hari sebelum diperiksa. Namun di persidangan Terdakwa mengatakan terakhir mengkonsumsi sabu-sabu pada sekira bulan Agustus 2013. 20. Bahwa benar barang-barang bekas mengkonsumsi sabu-sabu tersebut tetap Terdakwa simpan di dalam rumah dan tidak Terdakwa buang keluar rumah, karena Terdakwa takut perbuatannya diketahui orang lain, sehingga Terdakwa tetap menyimpannya di dalam ruangan dapur rumah Terdakwa di Blok 10 Asrama Yonif 500/Raider, tepatnya di bawah meja kompor dan ada juga yang terselip di bawah rak piring, hingga kemudian barang-barang bekas mengkonsumsi sabu-sabu tersebut ditemukan oleh Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan dan Saksi Serka Andi Surya Dinata. 21. Bahwa benar atas pengakuan tersebut, Terdakwa lalu dimasukkan ke dalam sel tahanan Mayonif 500/Raider, dan kemudian pada hari Selasa pagi tanggal 29 April 2014 Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan selaku Pasi Intel Yonif 500/Raider melaporkan perbuatan Terdakwa tersebut kepada Danyonif 500/Raider. 22. Bahwa benar setelah Danyonif 500/Raider berkoordinasi dengan BNN Provinsi Jatim mengenai penanganan masalah Terdakwa, pada hari Rabu pagi tanggal 30 April 2014 Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan dan Saksi Serka Andi Surya Dinata datang ke Kantor BNN Jatim untuk meminta agar urine Terdakwa diperiksa, lalu Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan dan Saksi Serka Andi Surya Dinata diberi botol urine dan alat pengetes urine (Tespec) sebanyak 4 biji untuk pengecekan awal guna mengetahui ada atau tidaknya kandungan Narkotika pada urine Terdakwa, dan pihak BNN juga berpesan jika urine Terdakwa ada tanda-tanda mengandung Narkotika, agar sampel urine Terdakwa dibawa ke BNN untuk diperiksa lagi yang lebih teliti. 23. Bahwa benar setelah kembali ke Yonif 500/Raider pada sekira pukul 11.00 Wib, Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan lalu memerintahkan Saksi Kopda Yusron Khamim untuk mengambil sampel urine Terdakwa dengan menggunakan botol urine kecil pemberian BNN Jatim. Selanjutnya Saksi Kopda Yusron Khamim lalu mengambil sampel urine Terdakwa yang saat itu berada dalam
29 ruang tahanan Yonif 500/Raider, dengan cara Terdakwa disuruh kencing, lalu air seni (urine) Terdakwa dimasukkan ke dalam botol urine kecil. Selanjutnya Saksi Kopda Yusron Khamim membawa botol berisi urine Terdakwa tersebut ke ruang Staf Intel, lalu botol urine Terdakwa diletakkan di atas meja dalam ruang Staf Intel Yonif 500/Raider untuk diperiksa kandungan Narkotikanya dengan menggunakan alat tespack pemberian BNN Jatim. 24. Bahwa benar oleh karena pada saat itu tidak ada anggota Staf Intel yang bisa menggunakan alat Tespack pemberian BNN, maka Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan selaku Pasi Intel Yonif 500/Raider lalu menghubungi Dokter Yonif 500/Raider atas nama dr. Sivin Chandra untuk memeriksa urine Terdakwa menggunakan tespack pemberian BNN Jatim. Setelah dr. Sivin Chandra datang dan kemudian memeriksa urine Terdakwa menggunakan alat Tespack pemberian BNN dengan cara dr. Sivin Chandra mencelupkan alat Tespack tersebut ke dalam botol berisi urine Terdakwa, hingga kemudian pada alat Tespack tersebut terlihat tanda 2 (dua) garis warna merah kecoklatan, yang berarti urine Terdakwa positif mengandung Narkotika. 25. Bahwa benar oleh karena hasil pemeriksaan sementara terhadap urine Terdakwa menunjukkan tanda positif mengandung Narkotika, maka sesuai dengan pesan BNN, pada hari itu juga Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan, Saksi Serka Andi Surya Dinata dan Saksi Kopda Yusron Khamim lalu membawa sampel urine Terdakwa yang disimpan dalam botol urine berikut alat Tespack ke kantor BNN Provinsi Jatim yang beralamat di JI. Ngagel Madya V/22 Surabaya untuk dilakukan pemeriksaan ulang yang lebih teliti. 26. Bahwa benar setelah melakukan pemeriksaan terhadap sampel urine Terdakwa, pada hari Jumat tanggal 02 Mei 2014 kantor BNN Provinsi Jatim memberikan laporan hasil pemeriksaan terhadap urine Terdakwa dalam bentuk Berita Acara Nomor: BA/15/V/2014/BNNP tanggal 02 Mei 2014 yang menerangkan bahwa pihak BNN Provinsi Jatim telah melaksanakan tes urine Kopda Tarwan NRP.31000596940280, dengan hasil positif mengandung Amphetamina dan Metamphetamina. 27. Bahwa benar selanjutnya Berita Acara hasil pemeriksaan BNN Jatim tersebut oleh Saksi Kapten Inf Andi Surya Dinata lalu dilaporkan ke Danyonif 500/Raider, dan kemudian atas perintah Danyonif 500/Raider lalu dibuatkan surat Laporan Harian Khusus (Lapharsus) ke Pangdam-V/Brawijaya untuk memohon petunjuk tentang penanganan perkara Terdakwa !ebih lanjut. Sedangkan Terdakwa untuk sementara ditahan di sel Intel Yonif 500/Raider sambil menunggu surat balasan ataupun petunjuk dari PangdamV/Brawijaya untuk kelanjutan penanganan perkara Terdakwa tersebut. 28. Bahwa benar oleh karena surat balasan ataupun petunjuk dari Pangdam-V/Brawijaya tidak juga turun, maka pada hari Jum‟at tanggal 16 Mei 2014 sekira pukul 14.00 Wib perkara Terdakwa dilimpahkan ke Denpom V/4 Surabaya guna diproses secara hukum yang berlaku, dan selanjutnya Terdakwa ditahan di Denpom-V/4 Surabaya. 29. Bahwa benar setelah menerima pelimpahan perkara dari Yonif 500/Raider atas nama Terdakwa Kopda Tarwan NRP. 31000596940280, pada hari itu juga Jum‟at tanggal 16 Mei 2014 sekira pukul 16.00 Wib, Penyidik Denpom V/4 Surabaya dengan dibantu Rumkit Tk.III Kesdam V/Brawijaya langsung melakukan pengambilan sampel urine dan darah Terdakwa masing-masing
30 sebanyak 10 cc guna diperiksakan secara laboratoris kandungan Narkotikanya ke Laboratorium Forensik (Labfor) Bareskrim Polri Cabang Surabaya. Selain itu, pada hari itu juga Jum‟at tanggal 16 Mei 2014 sekira pukul 16.30 Wib Penyidik Denpom V/4 Surabaya juga menyita barang bukti berupa: 1 (satu) buah botol bekas larutan cap kaki tiga yang berisi cairan; 2 (dua) buah tutup botol bekas bersama sedotan plastik; 10 (sepuluh) buah sedotan plastik warna putih; 10 (sepuluh) buah korek api gas; 10 (sepuluh) buah lintingan kertas aluminium foil; 7 (tujuh) lembar kertas rokok aluminium bekas; dan 40 (empat puluh) buah bungkus plastik kecil bekas, yang kesemuanya milik Terdakwa dan ditemukan di dalam rumah Terdakwa di Asrama Yonif 500/Raider. 30. Bahwa benar atas permintaan Penyidik Denpom V/4 Surabaya, pada hari Jum‟at tanggal 23 Mei 2014 Labfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya melakukan pemeriksaan terhadap sampel urine dan darah Terdakwa, dan hasilnya sesuai Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminallistik dari Labfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya Nomor: Lab.3005/NNF/2014 tanggal 23 Mei 2014, diterangkan bahwa barang bukti berupa 1 (satu) pot plastik berisi urine, dan 1 (satu) spuit berisi darah milik Terdakwa Kopda Tarwan NRP.31000596940280, adalah benar tidak mengandung Narkotika dan Psikotropika; 31. Bahwa benar selanjutnya pada tanggal 27 Juni 2014, Dandenpom V/4 Surabaya dengan Surat Nomor: R/174/VI/20I4 tanggal 27 Juni 2014 memohon bantuan kepada Ka Labfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya untuk melakukan pemeriksaan terhadap barang bukti seperangkat alat hisap sabu-sabu milik Terdakwa Kopda Tarwan NRP.31000596940280. 32. bahwa benar atas permohonan Dandenpom V/4 Surabaya tersebut, pada hari Kamis tanggal 10 Juli 2014 Labfor Bareskrim Polri cabang Surabaya melakukan pemeriksaan laboratoris kriminalistik terhadap barang bukti seperangkat alat hisap sabusabu milik Terdakwa, dan kemudian sesuai Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminalistik dari Labfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya Nomor: Lab.4098/NNF/2014 tanggal 10 Juli 2014, diterangkan bahwa barang bukti berupa: seperangkat alat hisap yang masih terdapat cairan, 2 (dua) buah tutup botol yang terdapat sedotan plastik warna putih bekas pakai, 10 (sepuluh) buah sedotan plastik warna putih bekas pakai, dan 40 (empat puluh) kantong plastik bekas pakai, milik Terdakwa Kopda Tarwan NRP.31000596940280 adalah benar mengandung Narkotika dengan bahan aktif Metamfetamina yang terdaftar dalam Golongan I nomor urut 61 Lampiran I UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Sedangkan barang bukti berupa 10 (sepuluh) buah korek api gas, 1 (satu) kantong plastik berisi 10 (sepuluh) buah lintingan kertas aluminium foil, dan 7 (tujuh) lembar kertas rokok aluminium foil bekas, milik Terdakwa Kopda Tarwan adalah benar tidak mengandung Narkotika dan Psikotropika. 33. Bahwa benar Terdakwa mendapatkan sabu-sabu dengan cara: jika tubuh Terdakwa merasa loyo dan kondisinya sangat ingin mengkonsumsi sabu-sabu, maka Terdakwa menelepon Sdr. Rudy atau anak buahnya yang bernama Sdr. Kancil untuk memesan sabu-sabu, dan selanjutnya menentukan tempat transaksinya. Biasanya Terdakwa dan Sdr. Rudy atau Sdr. Kancil melakukan transaksi sabu-sabu yang telah dipesannya di depan Kantor Pertamina pinggir Sungai Jagir Wonokromo, Surabaya, dengan harga setiap paketnya sebesar Rp.200.000,-(dua ratus ribu
31 rupiah). Setelah sabu-sabu didapat, Terdakwa lalu mengkonsumsi sendiri sabu-sabu tersebut di rumah Terdakwa di Asrama Yonif 500/Raider, dan terkadang dikonsumsi bersama Sdr. Rudy di dalam kamar kost Sdr. Rudy di Pulo Wonokromo, Surabaya. 34. Bahwa benar cara Terdakwa menggunakan barang bukti berupa alat hisap (bong) tersebut adalah dengan cara: pada mulanya botol bekas larutan cap kaki tiga diisi air, tutup botolnya dibuat 2 (dua) lubang, satu lubang untuk sedotan hisap, dan satu lubang lagi untuk disambungkan ke pipa kaca tempat membakar kristal putih sabu-sabu, kemudian pipa kaca berisi sabu-sabu dibakar dengan korek api gas. Setelah kristal putih (sabu-sabu) dibakar, pipa kaca lalu mengeluarkan asap sabu-sabu, lalu asap sabu-sabu tersebut diisap melalui sedotan hingga asap masuk ke dalam paru-paru, kemudian asap sabu-sabu ditahan sebentar lalu kemudian asap sabu-sabu dikeluarkan pelan-pelan melalui hidung. Hal demikian dilakukan berulang kali hingga kristal warna putih (sabu-sabu) tersebut habis. 35. Bahwa benar setelah menghisap/mengkonsumsi sabu-sabu, Terdakwa merasakan adanya kenikmatan, yaitu tubuh Terdakwa terasa segar dan tidak loyo, dan pikiran merasa senang/gembira, serta merasa percaya diri. 36. Bahwa benar Terdakwa tinggal di Blok 10 Asrama Yonif 500/Raider seorang diri, karena isteri dan anak Terdakwa tinggal bersama orang-tua di Tuban, dan Terdakwa pulang ke Tuban menemui anak dan isteri Terdakwa setiap ada waktu libur. Menimbang
: Bahwa terhadap tuntutan Oditur Militer tersebut di atas, Penasehat Hukum Terdakwa mengajukan Nota Pembelaan yang pada pokoknya sebagai berikut : 1. Bahwa Tim Penasehat Hukum tidak sependapat dengan Oditur Militer tentang terbuktinya Terdakwa bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan Oditur Militer dalam Dakwaan Kesatu, dengan alasan antara lain sebagai berikut: a. Sesuai fakta hukum di persidangan, Terdakwa menunjukkan sikap takut yang berlebihan karena adanya hal-hal yang bisa membuat Terdakwa merasa ketakutan, seperti adanya tindak kekerasan terhadap Terdakwa, karena pada dasarnya manusia akan memperlihatkan sikap dan perilaku yang ketakutan apabila dirinya terancam. b. Sesuai keterangan para Saksi, Terdakwa dan alat bukti dalam perkara ini, bahwa para Saksi tidak pernah melihat secara jelas dan nyata/kasat mata bahwa Terdakwa mengkonsumsi sabu-sabu. Sedangkan sejumlah alat bukti yang ditemukan di rumah Terdakwa hanya merupakan dugaan awal bahwa Terdakwa diduga selaku pengguna obat terlarang. c. Sesuai keterangan para Saksi, Terdakwa dan alat bukti, bahwa pada saat dilakukan penggeledahan rumah Terdakwa, kondisi rumah Terdakwa dalam keadaan tidak terkunci dan Terdakwa selama penggeledahan tersebut tidak pernah tahu dan tidak diajak pada saat pelaksanaan penggeledahan. d. Sesuai keterangan para Saksi, Terdakwa dan alat bukti, bahwa pengambilan Urine Terdakwa dilakukan di dalam sel, kemudian diperiksa di dalam ruang Staf Intel oleh Saksi-1 dan Saksi-2, dan selanjutnya diperiksa lagi di Badan Narkotika Nasional (BNN) Jawa Timur untuk memastikan terkandung atau tidaknya Zat-zat Narkotika. Pelaksanaan pemeriksaan Urine tersebut secara Pro Justisia tidak disertai surat permintaan
32 maupun berita acara dari penyidik (dhi. Ankum, Pom dan Oditur) ditujukan kepada laboratorium dimaksud. e. Untuk membuktikan apakah yang digunakan atau dikonsumsi oleh Terdakwa adalah benar sabu-sabu, perlu diadakan uji laboratorium forensik terhadap barang bukti yang ada. Namun pada kenyataannya barang bukti yang diduga sabu-sabu tersebut tidak ada, sehingga kita tidak bisa memastikan apakah barang yang digunakan/dikonsumsi oleh Terdakwa tersebut benar-benar sabu-sabu atau bukan. Karena secara legal formal untuk keperluan penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan, penyidik kepolisian Negara RI, Penyidik BNN, dan penyidik pegawai negeri sipil menyisihkan sebagian kecil barang sitaan Narkotika dan Prekursor Narkotika untuk dijadikan sample guna pengujian di laboratorium tertentu dan dilaksanakan dalam waktu paling lama 3 x 24 Jam sejak dilakukan penyitaan. f. Perbuatan menggunakan/mengkonsumsi sabu-sabu adalah sudah merupakan masa lalu Terdakwa, yaitu Terdakwa terakhir kali mengkonsumsi sabu-sabu adalah pada bulan Agustus 2013, dan setelah itu Terdakwa tidak pernah menyentuh atau mengenal lagi barang haram tersebut. g. Pada saat melaksanakan tes urine pada tanggal 30 April 2014 tanpa disadari sebelumnya Terdakwa pernah mengkonsumsi minuman suplemen Kratingdaeng atau Ekstra Joss untuk menjaga kesehatan dan kebugaran fisik Terdakwa mengingat begitu padatnya kegiatan satuan. h. Sesuai fakta hukum, Terdakwa tidak tertangkap tangan terkait “penyalah guna” tindak pidana psikotropika, sehingga seharusnya Terdakwa tidak diarahkan ke ranah peradilan, karena menurut ketentuan undang-undang bahwa korban penyalah guna Narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi social, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 54 UU RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Berdasarkan uraian di atas, Tim Penasehat Hukum Terdakwa berpendapat bahwa Terdakwa tidak terbukti bersalah melakuklan tindak pidana “Menyalah-gunaklan Narkotika Golongan I bagi diri sendiri” 2. Bahwa Tim Penasehat Hukum juga tidak sependapat dengan Oditur Militer tentang terbuktinya Terdakwa bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan Oditur Militer dalam Dakwaan Kedua, dengan alasan antara lain sebagai berikut : - Bahwa serah terima jaga telah dilaksanakan sesuai protap satuan yang dipimpin oleh Kapten Inf Dili Murtiawan, selanjutnya pembagian kelompok jaga yang dilakukan oleh Serda Suyanto menjadi 2 (dua) kelompok termasuk di dalamnya Terdakwa. Terdakwa mendapat giliran kelompok jaga kedua. Namun demikian sebelum naik giliran jaga, kondisi Terdakwa merasa tidak enak badan, maka Terdakwa ijin kepada Danru Jaga Serda Suyanto untuk istirahat di rumah dinas. - Dengan demikian secara hierarkhi militer pada intinya Terdakwa telah melakukan perizinan sesuai prosedur tetap di satuan Terdakwa. Oleh karena perizinan telah dilakukan Terdakwa sesuai prosedur di satuan, maka unsur “Meninggalkan posnya dengan semaunya” tidak terpenuhi secara sah dan meyakinkan, sehingga dakwaan atas diri Terdakwa harus dinyatakan batal demi hukum.
33 3. Selanjutnya dengan mengemukakan beberapa hal yang menyangkut diri Terdakwa, yaitu: Terdakwa belum pernah berurusan dengan hukum dan belum pernah dipidana; Terdakwa pernah melaksanakan operasi militer Satgas Opslihkam Maluku Utara Tahun 2002, dan Satgas Opslihkam di NAD tahun 2004; Terdakwa menyadari dan menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan pernah mengulangi lagi perbuatannya; dan Terdakwa merupakan tulang punggung keluarga yang dikaruniai 1 orang anak; Terdakwa masih ingin mengabdikan diri di dinas keprajuritan TNI AD; pada akhir pembelaannya Tim Penasehat Hukum Terdakwa memohon kepada Majelis Hakim berkenan memutuskan: a. Menyatakan bahwa Terdakwa Kopda Tarwan NRP. 31000596940280, tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidana “Setiap Penyalah-guna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri” dan “Penjaga yang meninggalkan posnya dengan semaunya”, sebagaimana yang diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan Pasal 118 ayat (1) KUHPM; b. Menyatakan membebaskan Terdakwa dari segala Dakwaan; atau c. Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon Terdakwa dijatuhi pidana yang seringan-ringannya dan seadil-adilnya. Menimbang
: Bahwa terhadap pembelaan Tim Penasehat Hukum Terdakwa tersebut, Oditur Militer memberikan Jawaban atas pembelaan (Replik) secara tertulis yang pada pokoknya sebagai berikut : 1. Tanggapan Oditur Militer pada rangkaian unsur yang terkait pada pasal 127 ayat (1) huruf a UU RI No.35 tahun 2009 tentang Narkotika adalah sebagai berikut : a. Bahwa sudah menjadi kodrat bagi manusia yang akan memperlihatkan sikap dan perilaku ketakutan berlebihan apabila dirinya merasa bersalah dan sikap tersebut benar adanya pada diri Terdakwa karena Terdakwa sudah menyalahgunakan Narkotika Gol.I berupa Sabu-sabu dan meninggalkan pos jaga yang seharusnya ditempati oleh Terdakwa namun hal tersebut tidak dilakukan oleh Terdakwa dan bagaimanapun orang yang sudah melakukan perbuatan yang dilarang oleh undang-undang dan dilarang oleh peraturan serta ketentuan lainnya, sudah pasti merasa ketakutan. Hal ini akan berbeda dengan orang yang tidak sama sekali berbuat terhadap perbuatan yang tercela, kejadian apapun yang disangkakan terhadap dirinya akan dihadapi dan tidak ada unsur sikap ketakutan yang berlebihan. seperti orang mengalami rasa takut yang berlebihan dari orang yang sering mengkonsumsi Narkotika (mengalami paranoid). b. Bahwa benar para Saksi tidak pernah melihat secara jelas dan nyata/ kasat mata bahwa Terdakwa mengkonsumsi sabu-sabu. namun karena setiap penyalah guna narkotika baik jenis maupun golongan apapun, tidak wajib disaksikan ataupun dilihat oleh orang lain dalam pembuktian bahwa terhadap sipengguna apakah benarbenar mengkonsumsi/memakai narkotika jenis sabu-sabu tersebut. Sipengguna cukup diadakan tes laboratorium baik terhadap urine maupun terhadap darah sipengguna, dengan tujuan untuk membuktikan apakah sipengguna tersebut benar-benar mengkonsumsi narkotika jenis sabu-sabu tersebut atau tidak. c. Bahwa benar pada saat dilakukan penggeledahan rumah Terdakwa, kondisi rumah Terdakwa dalam keadaan tidak terkunci dan Terdakwa selama penggeledahan tersebut tidak pernah tahu
34 dan tidak diajak pada saat pelaksanaan penggeledahan tersebut, dengan tujuan agar Terdakwa tidak menghilangkan berupa barang bukti yang sudah dan pernah digunakan oleh Terdakwa dan saat rumah Terdakwa diadakan penggeledahan, Terdakwa pada saat itu sudah ditahan di dalam sel tahanan. d. Bahwa benar pengambilan Urine Terdakwa dilakukan di dalam sel oleh Kopda Yusron Khamim (Saksi-3) namun sebelum urine Terdakwa diambil oleh Saksi-3, Danyonif 500/ Raider sudah memerintahkan Kapten Inf Dili Murtiawan (Saksi-2) agar berkoordinasi dengan Badan Nasional Narkotika (BNN) Jatim dan setelah Saksi-2 berkoordinasi dengan BNN Jatim, kemudian Saksi2 meminta alat tes pack pada BNN tersebut. dengan uraian kejadian selanjutnya sebagai berikut : - Bahwa benar pada hari Rabu tanggal 30 April 2014 sekira pukul 11.30 Wib Saksi-2 memerintahkan Saksi-3 untuk mengambil urine Terdakwa di dalam sel tahanan dan ditunggui oleh Kopral Jayadi kemudian Urine Terdakwa tersebut disimpan oleh Saksi-3 di lemari arsip dan dikunci selanjutnya kunci dimasukkan laci plastik yang ada di meja computer dan yang tahu hanya saksi-3 sendiri. - Bahwa benar karena Saksi-2 tidak bisa menggunakan tes pack selanjutnya saksi-2 menghubungi Dokter Batalyon An. dr. Sibin Candra, kemudian sekira pukul 14.30 Wib dr.Sibin candra datang. kemudian dr. Sibin Candra mengecek urine Terdakwa tersebut dengan cara memasukkan alat tes pack yang diberi oleh (Badan Nasional Narkotika / BNN Jatim) ke dalam urine Terdakwa. Hasil tes dengan alat tersebut menunjukkan 2 (dua) garis yang berarti urine Terdakwa positif mengandung Amphetamine dan Methamphetamine. - Bahwa benar kemudian pada tanggal 01 Mei 2014 sekira pukul 09.00 Wib Kapten Inf Dili Murtiawan (Saksi-2) bersama Serka Andi Surya Dinata (Saksi-1) membawa hasil tespeck dan urine milik Terdakwa untuk diperiksakan ke BNN Jatim yang beralamat di Jalan Ngagel Madya V/ 22 Rt 04/Rw 01 Kel. Barata Jaya Kec. Gubeng Surabaya. - Bahwa benar setelah Saksi-2 dengan Saksi-1 sampai di Badan Nasional Narkotika (BNN) Jatim, Tes pack yang telah di periksa oleh dr.Sibin candra kemudian alat tes pack di periksa ulang oleh petugas dari Badan Nasional Narkotika (BNN) Jatim An.Eko Prastowo dan urine Terdakwa tetap positif mengandung Amphetamine dan Methamphetamine. Kemudian petugas dari Badan Nasional Narkotika (BNN) Jatim An.Eko Prastowo melakukan uji ulang terhadap urine Terdakwa dengan menggunakan alat tes pack baru yang ada di BNN Jatim dan tetap hasilnya urine Terdakwa dengan hasil positif mengandung Amphetamine dan Methamphetamine. - Bahwa benar berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas dari Badan Nasional Narkotika (BNN) Jatim An.Eko Prastowo terhadap urine Terdakwa dengan menggunakan alat tes pack yang kemudian menyatakan urine Terdakwa dengan hasil positif mengandung Amphetamine dan Methamphetamine. - Bahwa benar dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa Terdakwa telah mengkonsumsi / menggunakan narkotika jenis sabu-sabu belum lama atau sekira 1 sampai 4 hari sebelum Terdakwa diperiksa.
35 - Bahwa benar Danyonif 500/R sudah membuat surat laporan khusus (lapharsus) ke Pangdam V/Brw, sedangkan Terdakwa sudah ditahan sejak tanggal 29 April 2014 disel Intel Yonif 500/R menjalani pemeriksaan terhadap Terdakwa oleh Staf Intel Yonif 500/R, sambil menunggu surat balasan dari Kodam V/Brw, Karena tidak segera mendapat balasan surat dari Kodam V/ Brw maka pada hari Jumat tanggal 16 Mei 2014 sekira pukul 14.00 Wib perkaranya Terdakwa dilimpahkan ke Denpom V/4 guna proses sesuai hukum yang berlaku. - Bahwa benar karena surat laporan khusus (lapharsus) dari Danyonif 500/R tidak segera mendapat balasan surat dari Kodam V/ Brw, sementara dari Denpom V/4 surabaya baru mengirimkan surat untuk permohonan pemeriksaan urine Terdakwa ke Ka Labfor Bareskrim Polri cabang surabaya baru terkirim pada tanggal 16 Mei 2014. dan kerena waktunya sudah cukup lama antara Terdakwa waktu mengkonsumsi/ menggunakan Narkotika jenis sabu-sabu, maka hasil pemeriksaan oleh Labfor Bareskrim Polri cabang surabaya baik urine maupun darah Terdakwa sudah tidak mengandung Amphetamine dan Methamphetamine dan sama sekali sudah Netral namun hasil pemeriksaan urine Terdakwa oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Jatim sudah dapat digunakan sebagai bukti bahwa Terdakwa sudah menggunakan/ mengkonsumsi narkotika jenis sabu-sabu karena waktunya belum lama antara Terdakwa menggunakan/mengkonsumsi narkotika jenis sabu-sabu dengan waktu saat Terdakwa diperiksa dan tes Urine oleh BNN jatim. e. Bahwa benar penasehat hukum Terdakwa telah salah dan tidak sesuai dalam menguraikan yang dimaksud dengan narkotika Gol. I dan tidak sesuai dengan yang telah diuraikan oleh Oditur Militer, pada unsur ke-2 (hal-10 pada Pledoi) melainkan yang sebenarnya uraian Oditur Militer adalah: “Bahwa yang dimaksud dengan “Narkotika Golongan I” adalah Narkotika Golongan I hanya dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan dilarang digunakan untuk kepentingan lainnya. Sedangkan “bagi diri sendiri” menggunakan dan memakai untuk diri sendiri. f. Bahwa benar barang bukti berupa sabu-sabu tidak ditemukan pada saat rumah Terdakwa dilakukan penggeledahan namun ditemukan barang bukti berupa sisa bungkus plastik kecil yang terselip dirak piring dan tercecer dibeberapa tempat setelah dihitung sejumlahnya kurang lebih 17 (tujuh belas) bungkus, 1 (satu) buah botol bekas larutan penyegar cap kaki tiga yang sudah dimodifikasi sebagai alat bong, 10 (sepuluh) buah korek api gas, Sedotan plastic/pipet warna putih jumlahnya 5 (lima) buah, lintingan kertas aluminium foil sebanyak 10 (sepuluh) lembar. dan satu lembar kertas aluminium rokok. kemudian alat bukti berupa plastik kecil setelah dicek dan dites di laboratorium positif mengandung Amphetamine dan Methamphetamine. Sedangkan barang bukti berupa sabu-sabu sudah habis dikonsumsi/ digunakan oleh Terdakwa. Sedangkan kewenangan penyidikan dapat diuraikan sebagai berikut : Bahwa Penasehat Hukum Terdakwa menyampaikan bahwa secara legal formal untuk keperluan penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan, penyidik kepolisian Negara RI, Penyidik BNN, dan penyidik pegawai negeri sipil …… dst. (dengan demikian sangkalan yang diajukan oleh penasehat hukum Terdakwa kewenangan Penyidik BNN sudah terjawab sendiri/ dengan sendirinya dan sudah terjawab oleh penasehat hukum
36 Terdakwa dan Oditur Militer sudah tidak perlu lagi menjabarkannya karena didalam kewenangan penyidikan “Penyidik BNN” sudah termasuk di dalamnya. g. Bahwa benar dalam uraian fakta yang disampaikan oleh Penasehat Hukum Terdakwa bahwa Terdakwa menggunakan/ mengkonsumsi sabu-sabu semenjak bulan Agustus 2013 dan sebenarnya adalah sudah merupakan masa lalu Terdakwa adalah merupakan fakta yang sangat salah dan fakta yang tidak benar. dan yang sebenarnya disampaikan oleh Terdakwa pada saat Terdakwa diperiksa di persidangan Pengadilan adalah, Terdakwa mulai menggunakan/ mengkonsumsi sabu-sabu sejak tahun 2011 dan alasan Terdakwa terakhir kali menggunakan/mengkonsumsi sabu-sabu pada bulan Agustus 2013 sama sekali tidak dan sangat tidak bersesuaian dengan barang bukti yang ditemukan di rumah Terdakwa pada saat dilakukan penggeledahan, karena barang bukti yang ditemukan tersebut berserakan dan berceceran di dapur rumah Terdakwa, hal ini bertanda bahwa Terdakwa belum lama selesai menggunakan/mengkonsumsi narkotika jenis sabu-sabu, walaupun istri Terdakwa tinggal bersama orang tuanya dan hanya sesekali datang menemui Terdakwa di rumah dinas Terdakwa. Maka timbul pertanyaan, apakah selama hampir satu tahun istri Terdakwa tidak datang untuk menemui Terdakwa di rumah dinas Terdakwa ? jawabannya adalah hal demikian tidak dan sangat tidak mungkin. h. Bahwa alasan Terdakwa pada saat melaksanakan tes urine pada tanggal 30 April 2014 tanpa disadari sebelumnya Terdakwa pernah mengkonsumsi minuman suplemen Kratingdaeng atau ekstra joss untuk menjaga kesehatan dan kebugaran fisik Terdakwa mengingat begitu padatnya kegiatan satuan. Oditur Militer tidak perlu menanggapinya karena hanya untuk kepentingan Terdakwa dan Penasehat Hukum Terdakwa dalam menyampaikan Pledoinya harus secara realita dan sesuai dengan fakta persidangan. Karena pada saat pemeriksaan Terdakwa di persidangan, Terdakwa sama sekali tidak ada menyampaikan atau mengucapkan bahwa Terdakwa sebelum pengambilan urine Terdakwa, Terdakwa mengkonsumsi miniman suplemen Kratingdaeng atau ekstra joss dan sama sekali tanggapan Penasehat Hukum Terdakwa dalam Pledoinya tidak sesuai dengan fakta persidangan. i. Bahwa dalam perkara “penyalah guna” tindak pidana Psikotropika atau penyalah guna Narkotika, perbuatan yang dilakukan oleh sipetindak tidak perlu atau tidak membutuhkan sipetindak (Terdakwa) tertangkap tangan atau tidak tertangkap tangan pada saat sipetindak (Terdakwa) melakukan/mengkonsumsi Narkotika tersebut dan yang di butuhkan hasil laboratorium dan tidak semua sipetindak (Terdakwa) penyalah guna narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Sedangkan UU RI Nomor 35 tahun 1999 tentang Narkotika yang disampaikan oleh Penasehat Hukum Terdakwa sebagai dasar dalam nota pembelaannya, bahwa UU RI Nomor 35 tahun 1999 tentang Narkotika tersebut sudah tidak berlaku lagi dan UU RI tersebut sudah diganti dengan UU RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika. 2. Tanggapan Oditur Militer pada rangkaian unsur yang terkait pada pasal 118 ayat (1) KUHPM adalah sebagai berikut : a. Bahwa benar serah terima jaga lama dan yang akan naik jaga atau jaga baru dilaksanakan sesuai protap satuan yang dipimpin
37 oleh Kapten Inf Dili Murtiawan (Saksi-2), selanjutnya pembagian kelompok jaga yang dilakukan oleh Serda Suyanto (Saksi-5) selaku Danru jaga menjadi 2 (dua) kelompok termasuk di dalamnya Terdakwa dan Terdakwa mendapat giliran kelompok jaga kedua. namun fakta yang disampaikan oleh penasehat hukum Terdakwa sama sekali tidak sesuai dengan fakta persidangan, baik keterangan dari para saksi maupun keterangan dari Terdakwa sama sekali tidak ada menyampaikan bahwa Terdakwa pada saat sebelum mendapat giliran jaga merasa tidak enak badan dan minta ijin kepada Danru jaga (Saksi-5) untuk istirahat di rumah dinas. dan yang ada sesuai dengan fakta persidangan adalah sebagai berikut : - Bahwa benar setelah kegiatan serah terima yang dipimpin oleh perwira piket batalyon, Saksi-5 selaku Danru jaga membagi 2 (dua) kelompok jaga dan istirahat mulai pukul 17.00 Wib sampai dengan pukul 23.00 Wib Saksi-5 jaga pos kesatrian bersama 4(empat) anggota, sedangkan Terdakwa selaku Wadanru bersama 4 (empat) anggota yang lain melaksanakan istirahat. Pada pukul 23.00 Wib Terdakwa bersama anggotanya seharusnya menggantikan jaga pos kesatrian. Ternyata setelah Saksi-5 cek dan tanyakan kepada anggota yang lain, tidak ada yang mengetahui keberadaan Terdakwa. - Bahwa benar Terdakwa seharusnya pada pukul 23.00 Wib sampai 00.30 berada di pos jaga namun tidak dilakukan oleh Terdakwa. Dengan demikian Terdakwa telah meninggalkan pos jaga selama 1 (satu) jam dan 30 (tiga puluh) menit. b. Bahwa unsur ketiga “Tidak melaksanakan sesuatu tugas yang merupakan keharusan baginya” penasehat hukum Terdakwa tidak sependapat dengan Oditur Militer. namun Penasehat Hukum Terdakwa sama sekali tidak menjelaskan alasannya yang menyebabkan tidak sependapat. dan yang ada sesuai dengan fakta persidangan adalah sebagai berikut : -. Bahwa benar Terdakwa seharusnya pada tanggal 28 April 2014 pukul 23.00 Wib sampai tanggal 29 April 2014 pukul 00.30 Wib berada di pos jaga merupakan bentuk sikap dan perbuatan Terdakwa yang tidak melaksankan tugas dinas jaga. dengan demikian Terdakwa telah meninggalkan pos jaga selama 1 (satu) jam dan 30 (tiga puluh) menit. -. Bahwa benar petugas yang harus melaksanakan dinas jaga di Pos jaga Batalyon 500/R pukul 23.00 Wib sampai pukul 00.30 Wib adalah Terdakwa, dan benar pada waktu tersebut seharusnya Terdakwa berada di pos jaga dan bukan ditempat lain yakni di tempat perjudian Stasiun Wonokromo Surabaya. - Bahwa pada hari Senin tanggal 28 April 2014 sekira pukul 17.00 Wib Terdakwa naik jaga kesatrian bersama 10 (sepuluh) orang yang terdiri dari 2 (dua) orang anggota yang diambil dari masing-masing kompi. Pada saat giliran waktu istirahat sekira pukul 20.00 Wib, Terdakwa sengaja meninggalkan pos jaga untuk keperluan mencari uang tambahan distasiun Wonokromo Surabaya. Setiap Terdakwa datang ke lokasi perjudian tersebut Terdakwa mendapatkan jatah Rp 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dari Sdr Heri (selaku orang yang ditunjuk menerima tamu dan memberi jatah perjudian). Berdasarkan uraian tersebut diatas, Oditur berkesimpulan bahwa alasan-alasan Penasehat Hukum Terdakwa yang dijadikan dasar pengajuan keberatan/pembelaan atas tuntutan Oditur Militer, sangat dan sangat tidak beralasan, sehingga permohonan
38 Terdakwa harus “ditolak”, demikian Replik Oditur Militer atas keberatan/pembelaan Terdakwa, mohon agar Majelis Hakim dalam memutus perkara Terdakwa dengan putusan yang seadil-adilnya atas dasar keyakinan Majelis hakim (Ex Aequo Et Bono). Menimbang
: Bahwa terhadap replik Oditur Militer tersebut, Tim Penasehat Hukum Terdakwa juga memberikan Tanggapan (Duplik) secara tertulis yang pada pokoknya Tim Penasihat Hukum tetap pada pembelaannya.
Menimbang
: Bahwa terhadap Tuntutan Oditur Militer dan Pembelaan Tim Penasehat Hukum Terdakwa, serta Replik Oditur Militer dan Duplik Tim Penasihat Hukum tersebut di atas, Majelis Hakim akan menanggapi dengan mengemukakan pendapat sebagai berikut : 1. Bahwa terhadap pembelaan Tim Penasihat Hukum Terdakwa yang berkaitan dengan pembuktian unsur-unsur pasal yang didakwakan, Majelis Hakim akan menanggapi sekaligus dalam pertimbangan pembuktian unsur-unsur pasal yang didakwakan, sebagaimana akan diuraikan lebih lanjut dalam putusan ini. 2. Bahwa terhadap pembelaan Tim Penasihat Hukum Terdakwa yang menyatakan bahwa Terdakwa adalah korban penyalah-guna Narkotika, sehingga seharusnya tidak diarahkan ke ranah peeadilan, karena sesuai ketentuan Pasal 54 UU Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, korban penyalah-gunaan Narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial, Majelis Hakim berpendapat sebagai berikut : - Sesuai ketentuan Pasal 54 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, “Pecandu Narkotika dan korban penyalah-gunaan Narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial”. - Kemudian dalam Pasal 103 ayat (1) huruf a UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika ditentukan bahwa “Hakim yang memeriksa perkara Pecandu Narkotika dapat memutus untuk memerintahkan yang bersangkutan menjalani pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi jika Pecandu Narkotika tersebut terbukti bersalah melakukan tindak pidana Narkotika. - Dari ketentuan Pasal 54 dan Pasal 103 ayat (1) UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kewajiban untuk menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial ada pada Pecandu Nakotika dan pada korban penyalah-gunaan Narkotika beserta keluarganya, sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Pasal 55 UU Nomor 35 Tahun 2009. Sedangkan Hakim dapat (bukan wajib) memutus untuk memerintahkan Terdakwa menjalani pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi selama waktu tertentu, yang waktunya diperhitungkan sebagai masa menjalani hukuman. - Sesuai ketentuan Pasal 1 angka 13 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang dimaksud dengan Pecandu Narkotika adalah orang yang menggunakan atau menyalah-gunakan Narkotika dan dalam keadaan ketergantungan pada Narkotika, baik secara fisik maupun psikis. - Kemudian sesuai Penjelasan Pasal 54 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang dimaksud dengan ”Korban penyalahgunaan Narkotika” adalah seseorang yang tidak sengaja menggunakan Narkotika karena dibujuk, diperdaya, ditipu, dipaksa, dan/atau diancam untuk menggunakan Narkotika.
39 - Bahwa sesuai fakta yang terungkap di persidangan, Terdakwa mulai mengenal dan mengkonsumsi sabu-sabu sejak tahun 2011 dengan cara dikenalkan dan kemudian membeli dari Sdr. Rudy di Pulo Wonokromo Surabaya seharga Rp.200.000,-(dua ratus ribu rupiah) setiap paketnya, sebanyak sekira 4 kali setiap bulan. Jika tubuh Terdakwa merasa loyo dan kondisinya sangat ingin mengkonsumsi sabu-sabu, Terdakwa menelepon Sdr. Rudy atau anak buahnya yang bernama Sdr. Kancil untuk memesan sabusabu, dan selanjutnya menentukan tempat transaksinya. Biasanya Terdakwa dan Sdr. Rudy atau Sdr. Kancil melakukan transaksi sabu-sabu yang telah dipesannya di depan Kantor Pertamina pinggir Sungai Jagir Wonokromo, Surabaya, dengan harga setiap paketnya sebesar Rp.200.000,-(dua ratus ribu rupiah). Setelah sabu-sabu didapat, Terdakwa lalu mengkonsumsi sendiri sabusabu tersebut di rumah Terdakwa di Asrama Yonif 500/Raider, atau terkadang dikonsumsi bersama Sdr. Rudy di dalam kamar kost Sdr. Rudy di Pulo Wonokromo, Surabaya. Setelah mengkonsumsi sabu-sabu, reaksi yang Terdakwa rasakan adalah adanya kenikmatan, yaitu tubuh merasa segar dan tidak loyo, dan pikiran merasa senang/gembira serta merasa percaya diri. - Bahwa dari fakta hukum tersebut di atas, perbuatan Terdakwa yang membeli dan kemudian mengkonsumsi sabu-sabu secara sendirian di rumah Terdakwa ataupun secara bersama-sama dengan Sdr. Rudy di dalam kamar kost Sdr. Rudy di Pulo Wonokromo Surabaya tersebut dilakukan oleh Terdakwa secara sadar, tanpa ada bujukan, rayuan, ataupun paksaan dari orang lain, dan itu dilakukan karena Terdakwa memang ingin menikmati sabu-sabu, karena setelah mengkonsumsi sabu-sabu, Terdakwa merasa nikmat, tubuh terasa segar dan tidak loyo, dan pikiran merasa senang/gembira. Walaupun Terdakwa sudah seringkali mengkonsumsi Narkotika jenis sabu-sabu sejak tahun 2011, namun Terdakwa belum mengalami ketergantungan pada Narkotika, baik secara fisik maupun psikis. - Dari uraian tersebut di atas, Terdakwa belum dapat dikatakan sebagai Pecandu Narkotika dan juga tidak termasuk dalam pengertian sebagai “Korban penyalah-gunaan Narkotika”, melainkan Terdakwa adalah orang yang dengan sengaja menyalah-gunakan Narkotika Golongan I yang sangat dilarang oleh undang-undang, yang berarti ketentuan mengenai perlakuan terhadap Pecandu Narkotika dan Korban penyalah-gunaan Narkotika tidak relevan diterapkan pada Terdakwa dalam perkara ini. Dengan demikian pendapat Tim Penasehat Hukum yang menyatakan bahwa Terdakwa adalah subjek penyalah-gunaan Narkotika, sehingga Terdakwa harus direhabilitasi adalah tidak tepat, dan oleh karenanya harus ditolak. Selain itu, dalam “sistem peradilan pidana” di lingkungan militer tidak dikenal adanya lembaga rehabilitasi bagi militer pecandu Narkotika, karena militer yang telah mencandu Narkotika sangat tidak layak berada dalam dinas militer. 3. Bahwa terhadap Tuntutan Oditur Militer yang menyatakan bahwa Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam Dakwaan Kesatu, Majelis Hakim menanggapi sebagai berikut : - Bahwa berdasarkan pasal 173 ayat (1) Undang-undang Nomor 31 Tahun 1997 menyatakan bahwa keterangan Saksi sebagai alat bukti adalah keterangan yang dinyatakan saksi di sidang pengadilan, ayat (2) keterangan seorang saksi saja tidak cukup
40 membuktikan bahwa Terdakwa bersalah melakukan perbuatan yang didakwakan kepadanya. Kemudian pada ayat (6) ayat (6) huruf a dan b Undang-undang tersebut menyatakan bahwa dalam menilai kebenaran keterangan seorang Saksi, hakim harus dengan sungguh-sungguh memperhatikan persesuian antara keterangan Saksi satu dan yang lain serta persesuaian antara keterangan Saksi dan alat bukti lain. Selanjutnya dalam pasal 176 Undangundang Nomor 31 Tahun 1997 menyatakan bahwa Surat sebagai alat bukti yang sah apabila dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah. Kemudian pasal 177 ayat (2) Undang-undang Nomor 31 Tahun 1997 petunjuk hanya dapat diperoleh dari keterangan saksi, keterangan Terdakwa dan atau surat. - Bahwa dengan memedomani ketentuan tersebut di atas maka Majelis berpendapat pembuktian Pasal 127 ayat (1) huruf (a) Undang-undang RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yang disampaikan Oditur Militer dalam tuntutannya adalah berdasarkan pada barang bukti yang ditemukan oleh Saksi-1 Saksi-2 pada waktu melakukan penggeledahan di rumah Terdakwa pada tanggal 29 April 2014 sekira pukul 01.00 Wib, hasil pemeriksaan BNN yang tertuang dalam Berita Acara Nomor BA/15/V/2014/BNNP tanggal 2 Mei 2014 dengan hasil positif mengandung amphetamine dan metampetamine, serta pengakuan Terdakwa yang mengatakan Terdakwa pernah menggunakan narkotika sejak tahun 2011 sampai dengan bulan Agustus 2013. Hal ini berarti Oditur Militer mengesampingkan hasil pemeriksaan Laboraturium Forensik Kriminalitas Surabaya sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan No.Lab: 3005/NNF/2014 tanggal 23 Mei 2014 menyimpulkan barang bukti urine dan darah milik Kopda Tarwan adalah benar tidak mengandung narkotika dan psikotropika. - Permasalahannya adalah apakah pembuktian dakwaan tersebut telah memenuhi asas pembuktian negative ? Terhadap pembuktian Oditur Militer tersebut Majelis berpendapat bahwa tindakan Saksi-1 dan Saksi- 2 yang melakukan penggeledahan di rumah Terdakwa pada tanggal 29 April 2013 sekira pukul 01.00 Wib yang tanpa dilengkapi surat perintah, tidak ada saksi lain dan tanpa seijin Terdakwa adalah bertentangan atau tidak sesuai dengan prosedur penggeledahan sebagaimana diatur dalam pasal 83 UU RI N0 31 tahun 1997, meskipun barang-barang tersebut diakui oleh Terdakwa sebagai miliknya namun demikian tindakan Saksi-1 dan Saksi-2 untuk melakukan penggeledahan di rumah Terdakwa selain tidak mempunyai kewenangan juga tidak dibenarkan. - Kemudian tentang pembuktian adanya kandungan narkotika pada urine Terdakwa yang oleh Saksi-1 Serka Andi Surya Dinata ke BNN untuk dilakukan pemeriksaan yang hasilnya tertuang dalam Berita Acara Nomor BA/15/V/2014/BNNP tanggal 2 Mei 2014 menyatakan urine Terdakwa positif mengandung amphetamine dan metampetamine, yang dalam melakukan uji pemeriksaan petugas BNN a.n Sdr Eko hanya menggunakan alat tespack saja sehingga keakuratan hasilnya juga masih harus ditindaklanjuti dengan melakukan uji pemeriksaannya melalui laboraturium kriminalistik atau laboraturim uji narkoba BNN sebagaimana ketentuan pasal 4 huruf a Perka BNN RI No 5 tahun 2010 tentang Pedoman Tekhnis Penyelenggaraan Pelayanan Laboratorium Pengujian narkotika pada Badan Narkotika Nasional (BNN). Dalam pasal 5 jo pasal 6 ayat (2) huruf a Peraturan Kepala
41 BNN No.5 tahun 2010 secara tegas menyatakan bahwa pengujian sampel atau barang bukti Narkotika, Psikotropika, Prekusor untuk keperluan pembuktian perkara (Pro Justitia) pengujian harus melalui tehnis pengujian laboraturium, dan hasil harus dituangkan secara tertulis dalam Berita Acara Pengujian yang ditandatangani oleh penguji dan Ka UPT Lab Uji Narkoba BNN untuk selanjutnya diserahkan kepada penyidik. Oleh karenanya surat dari BNN berupa Berita Acara Nomor: BA/15/V/2014 tanggal 2 Mei 2014 tersebut adalah hanya merupakan Surat Keterangan hasil tes dan tidak melalui pengujian laboraturium, maka oleh Mayoritas Majelis Hakim dikesampingkan, karena sesuai Keputusan Menkes RI Nomor: 194/MENKES/SK/VI/2012 tentang Penunjukan Laboratoris Penyelenggaraan dan Pemeriksaan narkotika dan Psikotropika, menyebutkan BNN adalah merupakan salah satu lembaga yang ditunjuk sebagai Laboraturium Pemeriksaan Narkotika dan Psikotropika, yang pelaksanaannya harus dilakukan di Unit Pelaksana Teknis Laboraturium uji narkoba BNN dengan tata cara uji pemeriksaan berdasarkan Peraturan Kepala BNN No.5 tahun 2010 tentang Pedoman Tekhnis Penyelenggaraan Pelayanan Laboratorium Pengujian narkotika. - Pertanyaannya apakah urine yang dibawa oleh Saksi-1 ke BNN Jatim yang proses pengambilannya dilakukan di sel oleh Saksi-3, tidak dilakukan oleh penyidik dan tidak disertai Barita Acara pengambilan urine dan penyegelan yang dibubuhi tandatangan Terdakwa, Penyidik dan saksi-saksi tersebut dibenarkan. Sementara dalam pembuktiannya Oditur Militer mengabaikan hasil pemeriksaan Laboratirium Forensik Kriminalitas Surabaya sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan No.Lab: 3005/NNF/2014 tertanggal 23 Mei 2014 yang menyimpulkan barang bukti urine dan darah milik Kopda Tarwan adalah benar tidak mengandung narkotika dan psikotropika, dengan alasan pemeriksaan tersebut baru dilakukan setelah beberapa hari kemudian, padahal apabila diteliti secara cermat pemeriksaan yang dilakukan di Laboratirium Forensik Kriminalitas Surabaya bukan hanya urine tetapi juga darah Terdakwa. Oleh karenanya Mayoritas Majelis Hakim berpendapat bahwa hasil dari Laboratorium Forensik Kriminalitas Surabaya selain telah sah menurut ketentuan perundang-undang juga hasil pemeriksaannya telah berdasarkan prosedur dan standardisasi uji pemeriksaan laboraturium. sehingga secara legalitas penetapan laboraturium kriminalistik tersebut dapat dikatagorikan sebagai alat bukti yang sah berupa surat yang dapat digunakan untuk mendukung pembuktian. Oleh karenanya Mayoritas Majelis Hakim menggunakan hasil pemeriksaan sample narkotika dari Laboraturium Forensik Kriminalitas Surabaya sebagai alat bukti surat dalam pembuktiannya. - Bahwa dengan tidak adanya saksi yang melihat Terdakwa sedang atau telah memakai narkotika, serta hasil uji pemeriksaan urine Terdakwa di Laboraturium Forensik Kriminalistik Surabaya yang menyimpulkan negative mengandung narkotika dan psikotropika, maka tidak dapat diketahui kapan dan dimana perbuatan tindak pidana ini dilakukan oleh Terdakwa. Sedangkan keterangan Saksi-1 dan Saksi-2 menyatakan mengetahui Terdakwa pernah menggunakan narkotika adalah berdasarkan dari pengakuan Terdakwa yang mengatakan pernah menggunakan narkotika sejak tahun 2011 sampai dengan bulan Agustus 2013. Permasalahannya apakah pengakuan Terdakwa tersebut dapat diartikan bahwa Terdakwa masih menggunakan narkotika sampai sekarang, karena menurut pengakuan Terdakwa
42 terakhir kali Terdakwa menggunakan narkotoka adalah sekira bulan Agustus 2013, sehingga pengakuan Terdakwa bersesuaian dengan alat bukti berupa surat hasil pemeriksaan Laboratirium Forensik Kriminalitas Surabaya yang dalam Berita Acara Pemeriksaan No.Lab.: 3005/NNF/2014 tertanggal 23 Mei 2014 menyimpulkan bahwa barang bukti urine dan darah milik Kopda Tarwan adalah benar tidak mengandung narkotika dan psikotropika. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka Mayoritas Majelis Hakim berpendapat bahwa pembuktian Oditur Militer tidak memenuhi asas pembuktian negative. - Bahwa dalam perkara ini status Terdakwa adalah sebagai orang yang pernah mengkonsumsi narkotika dan telah berhenti atas kesadaran sendiri sehingga sekarang tidak dapat lagi dikategorikan sebagai penyalahguna. Terdakwa pernah menggunakan narkotika sejak tahun 2011 namun telah berhenti mengkonsumsi atas kesadaran sendiri pada sekira bulan Agustus 2013 dan bukan karena tertangkap tangan. Apakah orang yang telah berhenti menggunakan narkotika pada masa lalunya masih dapat di dakwakan sebagai penyalahguna pada saat ini? Berdasarkan fakta dipersidangan dengan tidak ada satupun saksi yang mengetahui atau pernah melihat Terdakwa sedang menggunakan narkotika, sedangkan barang bukti berupa surat yang dapat dijadikan sebagai alat bukti yaitu surat hasil pemeriksaan Laboratirium Forensik Kriminalitas Surabaya yang dalam Berita Acara Pemeriksaan No.Lab.: 3005/NNF/2014 tertanggal 23 Mei 2014 menyimpulkan bahwa barang bukti urine dan darah milik Kopda Tarwan adalah benar tidak mengandung narkotika dan psikotropika. Adanya dugaan Terdakwa menggunakan narkotika bukan karena Terdakwa tertangkap tangan sedang mengkonsumsi narkotika, tetapi berawal dari sikap ketakutan Terdakwa yang timbul karena di bentak, dipukul dan dianiaya pada saat sedang dilakukan pemeriksaan di kantor staf intel karena telah meninggalkan penjagaan tanpa ijin dan atas pengakuan Terdakwa yang mengatakan pernah mengkonsumsi narkotika pada tahun 2011 sampai dengan sekira bulan Agustus 2013 setelah diperlihatkan barang-barang bekas mengkonsumsi narkotika yang ditemukan di rumah Terdakwa. 4. Sedangkan terhadap Tuntutan Oditur Militer yang menyatakan bahwa Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana sebagaimana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam Dakwaan Kedua, Majelis Hakim sependapat dengan Oditur Militer. Namun demikian Majelis Hakim akan mempertimbangkannya sendiri sebagaimana akan diuraikan lebih lanjut dalam putusan ini. Begitu juga terhadap hukuman yang perlu dijatuhkan kepada Terdakwa dalam perkara ini, Majelis Hakim mempunyai pertimbangan sendiri sebagaimana akan diuraikan lebih lanjut dalam putusan ini. Menimbang
: Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam Dakwaan Kumulatif mengandung unsur-unsur sebagai berikut : Dakwaan Kesatu : 1. Setiap penyalah-guna Narkotika Golongan I. 2. Bagi diri sendiri. Dan Dakwaan Kedua : 1.
Penjaga
43 2. Yang meninggalkan posnya dengan semaunya, tidak melaksanakan sesuatu tugas yang merupakan keharusan baginya, ataupun membuat atau membiarkan dirinya dalam suatu keadaan dimana dia tidak mampu menjalankan tugasnya sebagai penjaga sebagaimana mestinya. Menimbang
: Bahwa oleh karena dakwaan Oditur Militer disusun secara Kumulatif, Majelis Hakim akan membuktikan semua dakwaan secara satu persatu, yang dimulai dengan membuktikan Dakwaan Kesatu terlebih dahulu.
Menimbang
: Bahwa mengenai Dakwaan Kesatu tersebut di atas, Majelis Hakim mengemukakan pendapat sebagai berikut : 1.
Unsur kesatu : ”Setiap penyalah guna Narkotika Golongan I”.
Bahwa sesuai Pasal 1 angka 15 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang dimaksud dengan „Penyalah Guna‟ adalah orang yang menggunakan Narkotika tanpa hak atau melawan hukum. bahwa yang dimaksud dengan „hak‟ menurut pengertian bahasa adalah kekuasaan untuk berbuat sesuatu, kewenangan, milik, kepunyaan atas sesuatu. Yang dimaksud dengan „tanpa hak‟ dalam unsur ini adalah bahwa terhadap diri seseorang pelaku, dalam hal ini Terdakwa, tidak terdapat kekuasaan atau kewenangan untuk menggunakan Narkotika Golongan I. Bahwa yang dimaksud dengan “melawan hukum”, menurut Yurisprudensi (Arrest Hooge Raad tanggal 31 Desember 1919) adalah : - Melanggar undang-undang; atau - Merusak hak subjektif seseorang menurut undang-undang; atau - Melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku menurut undang-undang; atau - Melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kepatutan dalam masyarakat. Bahwa sesuai Pasal 1 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang dimaksud dengan Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis atau semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana yang terlampir dalam Lampiran I UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yaitu: Narkotika Golongan I, Narkotika Golongan II, dan Narkotika golongan III. Dalam Pasal 7 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, ditentukan bahwa narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemudian dalam Pasal 8 UU Nomor 35 Tahun 2009 ditentukan bahwa dalam jumlah terbatas, Narkotika Golongan I hanya dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan untuk reagensia diagnostik, serta reagensia laboratorium setelah mendapatkan persetujuan Menteri Kesehatan atas rekomendasi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. Dari ketentuan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa perbuatan menggunakan Narkotika Golongan I selain untuk
44 kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, atau untuk reagensia diagnostik maupun untuk reagensia laboratorium, adalah termasuk perbuatan tanpa hak dan melawan hukum, yang dapat disebut sebagai perbuatan menyalah-gunakan Narkotika Golongan I. Bahwa sesuai Lampiran I UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, zat-zat yang termasuk dalam jenis Narkotika Golongan-I antara lain adalah Amphetamine yang terdaftar sebagai Narkotika Golongan I nomor urut 53, dan Metamphetamine yang terdaftar sebagai Narkotika Golongan I nomor urut 61 Lampiran UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa, dan alat bukti lain di persidangan, terungkap fakta sebagai berikut : a. Bahwa benar setelah Danyonif 500/Raider berkoordinasi dengan BNN Provinsi Jatim mengenai penanganan masalah Terdakwa yang diduga telah menkonsumsi Narkotika, pada hari Rabu pagi tanggal 30 April 2014 Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan dan Saksi Serka Andi Surya Dinata datang ke Kantor BNN Jatim untuk meminta agar urine Terdakwa diperiksa, lalu Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan dan Saksi Serka Andi Surya Dinata diberi botol urine dan alat pengetes urine (Tespec) sebanyak 4 biji untuk pengecekan awal guna mengetahui ada atau tidaknya kandungan Narkotika pada urine Terdakwa, dan pihak BNN juga berpesan jika urine Terdakwa ada tanda-tanda mengandung Narkotika, agar sampel urine Terdakwa dibawa ke BNN untuk diperiksa lagi yang lebih teliti. b. Bahwa benar setelah kembali ke Yonif 500/Raider pada sekira pukul 11.00 Wib, Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan lalu memerintahkan Saksi Kopda Yusron Khamim untuk mengambil sampel urine Terdakwa dengan menggunakan botol urine kecil pemberian BNN Jatim. Selanjutnya Saksi Kopda Yusron Khamim lalu mengambil sampel urine Terdakwa yang saat itu berada dalam ruang tahanan Yonif 500/Raider, dengan cara Terdakwa disuruh kencing, lalu air seni (urine) Terdakwa dimasukkan ke dalam botol urine kecil. Selanjutnya Saksi Kopda Yusron Khamim membawa botol berisi urine Terdakwa tersebut ke ruang Staf Intel, lalu botol urine Terdakwa diletakkan di atas meja dalam ruang Staf Intel Yonif 500/Raider untuk diperiksa kandungan Narkotikanya dengan menggunakan alat Tespack pemberian BNN Jatim. c. Bahwa benar oleh karena pada saat itu tidak ada anggota Staf Intel yang bisa menggunakan alat Tespack pemberian BNN, maka Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan selaku Pasi Intel Yonif 500/Raider lalu menghubungi Dokter Yonif 500/Raider atas nama dr. Sivin Chandra untuk memeriksa urine Terdakwa menggunakan tespack pemberian BNN Jatim. Setelah dr. Sivin Chandra datang dan kemudian memeriksa urine Terdakwa menggunakan alat Tespack pemberian BNN dengan cara dr. Sivin Chandra mencelupkan alat Tespack tersebut ke dalam botol berisi urine Terdakwa, hingga kemudian pada alat Tespack tersebut terlihat tanda 2 (dua) garis warna merah kecoklatan, yang berarti urine Terdakwa positif mengandung Narkotika. d. Bahwa benar oleh karena hasil pemeriksaan sementara terhadap urine Terdakwa menunjukkan tanda positif mengandung Narkotika, maka sesuai dengan pesan BNN, pada hari itu juga Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan, Saksi Serka Andi Surya Dinata dan Saksi Kopda Yusron Khamim lalu membawa sampel urine
45 Terdakwa yang disimpan dalam botol urine berikut alat Tespack ke kantor BNN Provinsi Jatim yang beralamat di JI. Ngagel Madya V/22 Surabaya untuk dilakukan pemeriksaan ulang yang lebih teliti. e. Bahwa benar setelah melakukan pemeriksaan terhadap sampel urine Terdakwa, pada hari Jumat tanggal 02 Mei 2014 kantor BNN Provinsi Jatim memberikan laporan hasil pemeriksaan terhadap urine Terdakwa dalam bentuk Berita Acara Nomor: BA/15/V/2014/BNNP tanggal 02 Mei 2014 yang menerangkan bahwa pihak BNN Provinsi Jatim telah melaksanakan tes urine Kopda Tarwan NRP.31000596940280, dengan hasil positif mengandung Amphetamina dan Metamphetamina. f. Bahwa benar selanjutnya Berita Acara hasil pemeriksaan BNN Jatim tersebut oleh Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan lalu dilaporkan ke Danyonif 500/Raider, dan kemudian atas perintah Danyonif 500/Raider lalu dibuatkan surat Laporan Harian Khusus (Lapharsus) ke Pangdam-V/Brawijaya untuk memohon petunjuk tentang penanganan perkara Terdakwa !ebih lanjut. Sedangkan Terdakwa untuk sementara ditahan di sel Intel Yonif 500/Raider sambil menunggu surat balasan ataupun petunjuk dari PangdamV/Brawijaya untuk kelanjutan penanganan perkara Terdakwa tersebut. g. Bahwa benar oleh karena surat balasan ataupun petunjuk dari Pangdam-V/Brawijaya tidak juga turun, maka pada hari Jum‟at tanggal 16 Mei 2014 sekira pukul 14.00 Wib perkara Terdakwa dilimpahkan ke Denpom V/4 Surabaya guna diproses secara hukum yang berlaku, dan selanjutnya Terdakwa ditahan di Denpom-V/4 Surabaya. h. Bahwa benar oleh karena Hasil Pemeriksaan Urine Terdakwa yang dikeluarkan oleh BNN Provinsi Jatim tersebut tidak sesuai dengan prosedure pengambilan dan pemeriksaan urine yang benar sesuai yang ditentukan oleh undang-undang, maka setelah menerima pelimpahan perkara dari Yonif 500/Raider atas nama Terdakwa Kopda Tarwan NRP. 31000596940280, pada hari itu juga Jum‟at tanggal 16 Mei 2014 sekira pukul 16.00 Wib, Penyidik Denpom V/4 Surabaya dengan dibantu Rumkit Tk.III Kesdam V/Brawijaya langsung melakukan lagi pengambilan sampel urine dan darah Terdakwa masing-masing sebanyak 10 cc guna diperiksakan secara laboratoris kandungan Narkotikanya ke Laboratorium Forensik (Labfor) Bareskrim Polri Cabang Surabaya. Selain itu, pada hari itu juga Jum‟at tanggal 16 Mei 2014 sekira pukul 16.30 Wib Penyidik Denpom V/4 Surabaya juga menyita barang bukti berupa: 1 (satu) buah botol bekas larutan cap kaki tiga yang berisi cairan; 2 (dua) buah tutup botol bekas bersama sedotan plastik; 10 (sepuluh) buah sedotan plastik warna putih; 10 (sepuluh) buah korek api gas; 10 (sepuluh) buah lintingan kertas aluminium foil; 7 (tujuh) lembar kertas rokok aluminium bekas; dan 40 (empat puluh) buah bungkus plastik kecil bekas, yang kesemuanya milik Terdakwa dan ditemukan di dalam rumah Terdakwa di Asrama Yonif 500/Raider. i. Bahwa benar atas permintaan Penyidik Denpom V/4 Surabaya, pada hari Jum‟at tanggal 23 Mei 2014 Labfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya melakukan pemeriksaan terhadap sampel urine dan darah Terdakwa, dan hasilnya sesuai Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminallistik dari Labfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya Nomor: Lab.3005/NNF/2014 tanggal 23 Mei 2014, diterangkan bahwa barang bukti berupa 1 (satu) pot plastik berisi urine, dan 1 (satu) spuit berisi darah milik Terdakwa Kopda
46 Tarwan NRP.31000596940280, adalah benar tidak mengandung Narkotika dan Psikotropika. j. Bahwa benar oleh karena ternyata urine Terdakwa tidak mengandung Narkotika dan Psikotripika, maka Terdakwa dianggap tidak mengkonsumsi ataupun menyalah-gunakan Narkotika Golongan I. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa Unsur Kesatu: ”Setiap penyalah guna Narkotika Golongan I”, tidak terpenuhi. Menimbang
: Bahwa dengan tidak terpenuhinya salah satu unsur pasal yang didakwakan dalam Dakwaan Kesatu tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa Dakwaan Kesatu tidak terbukti secara sah dan meyakinkan.
Menimbang
: Bahwa oleh karena Dakwaan Kesatu tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, Majelis Hakim berpendapat bahwa Terdakwa harus dibebaskan dari Dakwaan Kesatu.
Menimbang
: Bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan membuktikan Dakwaan Oditur Militer yang Kedua.
Menimbang
: Bahwa mengenai Dakwaan Kedua tersebut di atas, Majelis Hakim mengemukakan pendapat sebagai berikut : 1.
Unsur Kesatu : “Penjaga”
Bahwa sesuai ketentuan Pasal 55 KUHPM, yang dimaksud dengan ”penjaga” adalah setiap militer yang bersenjata dan atau memakai tanda pengenal yang ditetapkan oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan yang ditempatkan pada suatu pos atau tempat peninjauan. ` Dari ketentuan Pasal 55 KUHPM tersebut , ada dua macam yang ditentukan sebagai penjaga yang ditetapkan oleh Menhankam (sekarang oleh Menteri Pertahanan atau Panglima TNI), yaitu : a. Militer yang bersenjata yang ditempatkan pada suatu pos atau tempat peninjauan, dengan atau tanpa tanda pengenal; b. Militer tanpa bersenjata, tetapi memakai tanda pengenal, yang ditempatkan pada suatu pos atau tempat peninjauan. Dalam kehidupan militer, lazimnya seseorang penjaga dalam melaksanakan tugasya berdasarkan perintah yang diterimanya, dan dalam menempati pos atau tempat penjagaannya tersebut dilakukan dengan tata cara yang sudah ditetapkan, yang maksudnya adalah agar orang-orang di sekitar tempat penjagaan tersebut mengetahui bahwa tempat itu dijaga. Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa, dan alat bukti lain di persidangan, terungkap fakta sebagai berikut : a. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AD melalui pendidikan Secata PK T.A. 2000/2001 di Pusdik Secata Rindam V/Brawijaya Magetan, Jawa Timur. Setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Prada NRP.31000596940280, Terdakwa berdinas di Yonif 507/BS (sekarang Yonif 500/Raider). Pada saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini Terdakwa dengan pangkat Kopda masih berdinas di Yonif 500/Raider. Selama berdinas Terdakwa sudah dua kali melaksanakan tugas operasi militer, yaitu: pada tahun 2001 s/d 2002 melaksanakan tugas operasi pemulihan keamanan (opslihkam) di Maluku Utara, dan
47 pada tahun 2003 s/d 2004 melaksanakan tugas opslihkam di Aceh. b. Bahwa benar pada hari Senin tanggal 28 April 2014 sekira pukul 17.00 Wib, sesuai Surat Perintah Danyonif 500/Raider Nomor: Sprin/198/IV//2014 tanggal 28 April 2014, Terdakwa melaksanakan tugas jaga kesatrian Yonif 500/Raider bersama dengan 10 (sepuluh) orang anggota Yonif 500/Raider yang lain, yaitu: Serda Suyanto (Saksi-V) sebagai Danru jaga, Terdakwa sebagai Wadanru Jaga, Kopda Ahmad Faruk selaku Kopral Pengantar, Kopda Lukman Hidayat, Kopda Trianto, Kopda Erwan K, Kopda Aries Dwi, Pratu Lintas Permujo, Pratu Mahfud A, dan Pratu Wawan W masing-masing sebagai anggota jaga. c. Bahwa benar Prosedur Tetap (Protap) jaga kesatrian yang berlaku di kesatuan Yonif 500/Raider adalah sebagai berikut : - Naik dan turun jaga kesatrian pada pukul 17.00 Wib, serah terima jaga dilaksanakan di hadapan Perwira Piket. - Personil jaga berjumlah 10 (sepuluh) orang atau 14 (empat belas) orang, disesuaikan kondisi kegiatan saat itu. - Pukul 18.00 Wib dan 06.00 Wib dua orang anggota jaga menurunkan dan menaikkan bendera merah putih. - Atas kebijaksanaan Perwira Piket, regu jaga dibagi 2 (dua) kelompok, yaitu satu kelompok terdiri dari Danru dan 4 (empat) orang anggota melaksanakan jaga mulai pukul 17.00 Wib s/d 23.00 Wib, sisanya istirahat di ruangan di belakang ruang jaga. Selanjutnya mulai pukul 23.00 Wib s/d 05.00 Wib yang melaksanakan jaga terdiri dari Wadanru bersama 4 (empat) orang anggota jaga. Kemudian mulai pukul 05.00 Wib s/d 06.00 Wib seluruh yang jaga ada di pos jaga, dan selanjutnya regu jaga dibagi dua kelompok lagi hingga sore menjelang pelaksanaan serah-terima jaga pukul 17.00 Wib. - Danru bertanggung jawab mengendalikan anggota jaga dibantu oleh Wadanru. Jika ada kejadian segera melaporkan kepada Perwira Piket. - Perwira Piket bertanggung jawab jika ada kejadian, dan Perwira Piket memberikan arahan maupun petunjuk seperlunya untuk kemudian melaporkan ke Danyonif 500/Raider. d. Bahwa benar dengan demikian sejak hari Senin tanggal 28 April 2014 pukul 17.00 Wib sampai dengan hari Selasa tanggal 29 April 2014 pukul 17.00 Wib Terdakwa bertugas sebagai Penjaga. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa Unsur Kesatu: “Penjaga”, telah terpenuhi. 2. Unsur Kedua: ”Yang meninggalkan posnya dengan semaunya, tidak melaksanakan sesuatu tugas yang merupakan keharusan baginya, atau pun membuat atau membiarkan dirinya dalam suatu keadaan dimana dia tidak mampu menjalankan tugasnya sebagai penjaga sebagaimana mestinya”. - Bahwa oleh karena unsur ini mengandung beberapa alternatif perbuatan, Majelis hanya akan membuktikan salah satu alternatif yang paling bersesuaian dengan fakta yang terungkap di persidangan, yaitu ”Yang meninggalkan posnya dengan semaunya”. - Bahwa tugas seorang penjaga pada umumnya adalah: a. Tidak boleh meninggalkan pos atau tempat peninjauan di mana ia ditempatkan;
48 b. Melaksanakan suatu tugas penjagaan yang merupakan keharusan baginya; c. Menghindari sesuatu perbuatan yang dapat mengakibatkan ia tidak mampu menjalankan tugas penjagaan sebagaimana mestinya. Apabila seseorang penjaga melanggar salah satu dari keharusankeharusan yang menjadi tugas seorang penjaga, maka Ia dapat dikenakan pasal 118 ayat (1) KUHPM tersebut.. - Istilah ‟dengan semaunya‟ dalam pasal ini adalah mencakup arti dolus maupun culpa, karena pelaku mengetahui bahwa perbuatannya itu setidak-tidaknya tidak sesuai dengan suatu sikap yang wajar sebagai seorang penjaga pada umumnya, namun Ia tetap melakukannya, walaupun mengetahui bahwa yang dilakukannya tersebut tidak wajar sebagai seorang penjaga. Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa, dan alat bukti lain di persidangan, terungkap fakta sebagai berikut : a. Bahwa sebagaimana telah diuraikan dalam pembuktian unsur terdahulu yang merupakan bagian dari pembuktian usur ini, bahwa benar setelah kegiatan serah terima jaga yang dipimpin oleh Perwira Piket Yonif 500/Raider yang saat itu dijabat Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan selesai, maka Saksi Serda Suyanto selaku Danru Jaga lalu membagi kelompok jaga menjadi dua kelompok, yaitu: Saksi Serda Suyanto selaku Danru Jaga bersama 4 orang anggota melaksanakan jaga pos kesatrian mulai pukul 17.00 Wib sampai dengan pukul 23.00 Wib; Sedangkan Terdakwa selaku Wadanru Jaga bersama 4 orang anggota yang lain melaksanakan jaga pos pada pukul 23.00 Wib sampai dengan pukul 05.00 Wib. Kemudian pada pukul 05.00 s/d 06.00 Wib seluruh personil jaga hadir di pos jaga. Selama kelompok yang satu jaga di pos jaga kesatrian, kelompok yang lain dapat beristirahat di kamar istirahat yang terletak di belakang pos jaga kesatrian. Walaupun demikian jika pada waktu istirahat jaga ada anggota jaga yang mempunyai keperluan untuk pulang sebentar ke rumah di Asrama Yonif 500/Raider, biasanya dimaklumi. b. Bahwa benar pada sekira pukul 19.00 Wib, ketika Terdakwa sedang giliran istirahat jaga, oleh karena Terdakwa ingin mengambil uang jatah dari tempat judi dadu dekat Stasiun Kereta Api Wonokromo Surabaya yang biasanya sebesar Rp.50.000,(lima puluh ribu rupiah), maka Terdakwa lalu mencari alasan agar bisa pergi ke tempat judi dadu di Stasiun KA Wonokromo, dengan cara Terdakwa sambil berlalu memberitahu Saksi Serda Suyanto selaku Danru Jaga untuk pulang sebentar ke rumah Terdakwa di Asrama Yonif 500/Raider. c. Bahwa benar setelah sampai di rumah, Terdakwa langsung berganti pakaian preman dan kemudian Terdakwa pergi keluar kesatrian menuju ke tempat judi dadu di dekat Stasiun KA Wonokromo, Surabaya, dengan melalui pintu belakang Asrama Yonif 500/Raider untuk tujuan meminta uang jatah dari tempat judi dadu di dekat Stasiun Wonokromo tersebut. Kebiasaan meminta uang jatah tersebut sudah Terdakwa lakukan sejak tahun 2011, dan setiap datang ke tempat judi tersebut biasanya Terdakwa diberi uang sebesar Rp.50.000,-(lima puluh ribu rupiah) oleh Sdr. Heri selaku orang yang ditunjuk menerima tamu dan memberi uang jatah perjudian. Sedangkan yang meminta uang jatah perjudian tersebut adalah terdiri dari anggota TNI dan Polri.
49 d. Bahwa benar pada pukul 23.00 Wib, Terdakwa bersama 4 orang anggotanya seharusnya sudah berada di pos jaga kesatrian menggantikan kelompok Saksi Serda Suyanto dan anggotanya yang giliran istirahat jaga. Namun pada waktu yang telah disepakati tersebut, ternyata yang sudah ada di pos jaga kesatrian hanya 4 orang anggota Terdakwa, sedangkan Terdakwa selaku yang tertua di kelompoknya malah belum masuk ke pos jaga kesatrian, karena Terdakwa masih mengantri pembagian uang jatah dari tempat judi di dekat Stasiun KA Wonokromo, Surabaya, tanpa seizin atau sepengetahuan Saksi Serda Suyanto selaku Danru Jaga maupun Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan selaku Perwira Piket Yonif 500/Raider. e. Bahwa benar oleh karena pada waktu yang telah ditentukan Terdakwa tidak segera masuk ke pos jaga yang menjadi tanggungjawabnya, maka pada sekira pukul 23.15 Wib Saksi Serda Suyanto selaku Danru Jaga lalu mencari keberadaan Terdakwa ke rumah dinasnya di Asrama Yonif 500/Raider, namun ternyata Terdakwa tidak berada di rumahnya, sehingga Saksi Serda Suyanto lalu berupaya menelepon ke nomor HP Terdakwa dan memerintahkan Terdakwa agar segera kembali ke Markas untuk melaksanakan giliran masuk pos jaga kesatrian. f. Bahwa benar oleh karena pada waktu itu Terdakwa sedang mengantri menunggu giliran diberi uang jatah sebesar Rp.50.000,(lima puluh ribu rupiah) dari tempat judi dadu di dekat Stasiun KA Wonokromo Surabaya, dan pada malam itu yang meminta uang jatah di tempat judi dadu tersebut cukup banyak, maka Terdakwa tidak menjawab telepon dari Danru Jaga dan juga tidak segera kembali ke kesatuan untuk melaksanakan giliran masuk pos jaga, akan tetapi Terdakwa memilih melanjutkan mengantri untuk mendapatkan uang jatah dari tempat judi tersebut. g. Bahwa benar setelah Terdakwa mendapat uang jatah dari tempat judi dadu di dekat Stasiun KA Wonokromo sebesar Rp.50.000,-(lima puluh ribu rupiah), pada sekira pukul 00.15 Wib tanggal 29 April 2014 Terdakwa kembali ke kesatuan Yonif 500/Raider melalui pintu pos jaga lapangan tembak belakang Yonif 500/Raider. Setelah sampai di rumah Terdakwa di Blok 10 Asrama Yonif 500/Raider pada sekira pukul 00.30 Wib, Terdakwa bermaksud masuk ke dalam rumah melalui pintu dapur. Namun oleh karena pada saat yang bersamaan Terdakwa melihat Kopda Sidiq selaku Bintara Piket Kima sedang menuju ke rumah Terdakwa untuk mencari keberadaan Terdakwa, maka Terdakwa lalu segera masuk ke dalam kamar mandi yang menempel di bagian belakang rumah Terdakwa, dengan maksud agar seolaholah Terdakwa sedang berada di rumah dan sedang buang air di kamar mandi. Padahal sebenarnya Terdakwa baru datang dari mengambil uang jatah dari tempat judi dadu di dekat Stasiun KA Wonokromo. h. Bahwa benar sebagai prajurit TNI, Terdakwa mengetahui tugas seorang penjaga pada umumnya adalah: - Tidak boleh meninggalkan pos atau tempat peninjauan di mana ia ditempatkan; - Melaksanakan suatu tugas penjagaan yang merupakan keharusan baginya; -. Menghindari sesuatu perbuatan yang dapat mengakibatkan ia tidak mampu menjalankan tugas penjagaan sebagaimana mestinya.
50 i. Bahwa benar walaupun Terdakwa telah mengetahui tugasnya sebagai penjaga, namun Terdakwa tetap meninggalkan pos jaga sejak pukul 19.00 Wib tanggal 28 April 2014 sampai dengan pukul 00.30 Wib tanggal 29 April 2014 tanpa izin Saksi Serda Suyanto sebagai Danru Jaga ataupun dari Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan selaku Perwira Piket Yonif 500/Raider. Apalagi kepergian Terdakwa tanpa izin tersebut adalah untuk meminta uang jatah dari tempat judi dadu di dekat Stasiun KA Wonokromo Surabaya. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa Unsur Kedua: ”Meninggalkan posnya dengan semaunya”, telah terpenuhi. Menimbang
: Bahwa dengan telah terpenuhinya unsur-unsur pasal yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam Dakwaan Kedua, Majelis Hakim berpendapat bahwa tindak pidana yang didakwaan oleh Oditur Militer dalam Dakwaan Kedua telah terbukti secara sah dan meyakinkan.
Menimbang
: Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas yang merupakan pembuktian yang diperoleh di persidangan, Majelis Hakim berpendapat sebagai berikut : 1. Tidak terdapat cukup bukti yang sah dan meyakinkan bahwa Terdakwa bersalah telah melakukan tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam Dakwaan Kesatu, yaitu: ”Setiap penyalah guna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri”, sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 2. Terdapat cukup bukti yang sah dan meyakinkan bahwa Terdakwa bersalah telah melakukan tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam Dakwaan Kedua, yaitu: ”Penjaga yang meninggalkan posnya dengan semaunya”, sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 118 ayat (1) KUHPM.
Menimbang
: Bahwa terhadap pendapat Majelis Hakim yang menyatakan Terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam Dakwaan Kesatu, yaitu: ”Setiap penyalah guna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri”, sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Hakim Ketua Letkol Chk Muhammad Djundan, S.H., M.H. menyampaikan pendapat atau pandangan yang berbeda (Dissenting Opinion), dengan alasan sebagai berikut : 1. Bahwa di dalam persidangan Terdakwa menerangkan antara lain sebagai berikut : - Terdakwa mulai mengkonsumsi sabu-sabu sejak tahun 2011 sebanyak sekira 4 kali setiap bulan. Terdakwa mulai mengenal sabu-sabu dikenalkan oleh Sdr. Rudy di Pulo Wonokromo, Surabaya. - Terdakwa mengkonsumsi sabu-sabu jika tubuh Terdakwa merasa loyo dan kondisinya sangat ingin mengkonsumsi sabusabu, lalu Terdakwa menelepon Sdr. Rudy atau anak buahnya yang bernama Sdr. Kancil untuk memesan sabu-sabu, dan selanjutnya menentukan tempat transaksinya. Biasanya Terdakwa dan Sdr. Rudy atau Sdr. Kancil melakukan transaksi sabu-sabu yang telah dipesannya di depan Kantor Pertamina pinggir Sungai Jagir Wonokromo, Surabaya, dengan harga setiap paketnya sebesar Rp.200.000,-(dua ratus ribu rupiah). Setelah sabu-sabu
51 didapat, Terdakwa lalu mengkonsumsi sendiri sabu-sabu tersebut di rumah Terdakwa di Asrama Yonif 500/Raider, atau terkadang dikonsumsi bersama Sdr. Rudy di dalam kamar kost Sdr. Rudy di Pulo Wonokromo, Surabaya. - Terdakwa membeli sabu-sabu dengan menggunakan uang jatah dari tempat judi dadu di dekat Stasiun KA Wonokromo Surabaya, yang diperoleh Terdakwa sejak tahun 2011, setiap hari sebesar Rp.50.000,-(lima puluh ribu rupiah), kecuali hari libur, karena pada hari libur Terdakwa pulang ke rumah isterinya di Tuban. - Terdakwa mengkonsumsi sabu-sabu dengan cara: pada mulanya botol bekas larutan cap kaki tiga diisi air, tutup botolnya dibuat 2 (dua) lubang, satu lubang untuk sedotan hisap, dan satu lubang lagi unuk disambungkan ke pipa kaca tempat membakar kristal putih sabu-sabu, kemudian pipa kaca berisi sabu-sabu dibakar dengan korek api gas. Setelah kristal putih (sabu-sabu) dibakar, pipa kaca lalu mengeluarkan asap sabu-sabu, lalu asap sabu-sabu tersebut diisap melalui sedotan hingga asap masuk ke dalam paru-paru, kemudian asap sabu-sabu ditahan sebentar lalu kemudian asap sabu-sabu dikeluarkan pelan-pelan melalui hidung. Hal demikian dilakukan berulang kali hingga kristal warna putih (sabu-sabu) tersebut habis. - Setelah mengkonsumsi sabu-sabu, reaksi yang Terdakwa rasakan adalah adanya kenikmatan, yaitu tubuh merasa segar, tidak loyo, dan pikiran merasa senang/gembira serta merasa percaya diri. - Bahwa oleh karena Terdakwa takut ketahuan orang lain, maka barang-barang bekas mengkonsumsi sabu-sabu tidak Terdakwa buang keluar rumah, melainkan Terdakwa simpan di dalam ruangan dapur rumah Terdakwa di Blok 10 Asrama Yonif 500/Raider, tepatnya di bawah meja kompor dan ada juga yang terselip di bawah rak piring. 2. Bahwa sesuai keterangan Saksi Serka Andi Surya Dinata, dan Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan, pada waktu diperiksa di Staf Intel Yonif 500/Raider, pada mulanya Terdakwa menyangkal dikatakan telah mengkonsumsi Narkotika. Namun setelah Saksi Serka Andi Surya Dinata dan Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan menemukan seperangkat alat bekas mengkonsumsi sabu-sabu di dalam ruang dapur rumah Terdakwa, maka Terdakwa tidak bisa menyangkal lagi, hingga kemudian Terdakwa mengatakan kepada Saksi Serka Andi Surya Dinata bahwa Terdakwa sudah sering mengkonsumsi sabu-sabu sejak tahun 2011 dan Terdakwa terakhir mengkonsumsi sabu-sabu sekira tiga hari sebelum diperiksa Saksi Andi Surya Dinata tanggal 29 April 2014. Dengan demikian terungkapnya perbuatan Terdakwa yang mengkonsumsi sabusabu bukan karena diawali pengakuan Terdakwa, melainkan karena ditemukannya barang bukti berupa seperangkat alat mengkonsumsi sabu-sabu di dalam ruang dapur rumah Terdakwa oleh Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan dan Saksi Serka Andi Surya Dinata, sehingga Terdakwa tidak mampu berkelit lagi. 3. Keterangan Terdakwa tersebut di atas diperkuat dengan ditemukannya seperangkat alat menghisap sabu-sabu (bong) yang masih berisi air sebanyak tiga-perempat botol, dan sejumlah plastik bekas tempat sabu-sabu yang tercecer di dalam ruang dapur rumah Terdakwa di Blok 10 Asrama Yonif 500/Raider, dan temuan tersebut diakui Terdakwa sebagai miliknya yang disimpan/
52 disembunyikan di dalam ruang dapur rumah Terdakwa, dan pernah digunakan oleh Terdakwa beberapa waktu sebelumnya. 4. Sekira empat hari setelah waktu Terdakwa diduga mengkonsumsi sabu-sabu, yaitu pada tanggal 30 April 2014, Terdakwa diambil sampel urinenya oleh anggota Staf Intel Yonif 500/Raider, kemudian sampel urine Terdakwa tersebut diperiksakan ke BNN Provinsi Jatim, dan hasilnya sesuai Berita Acara yang dikeluarkan BNN Provinsi Jatim Nomor: BA/15/V/2014/BNNP tanggal 02 Mei 2014 adalah urine Terdakwa positif mengandung Amphetamine dan Metamphetamine. Sesuai Kep Menkes RI Nomor: 194/Menkes/SK/VI/2012 tanggal 15 Juni 2012 tentang Penunjukan Laboratorium Pemeriksaan Narkotika dan Psikotropika, laboratorium di lingkungan BNN adalah termasuk salah satu lembaga yang ditunjuk oleh Menkes RI sebagai laboratorium yang berwenang melakukan pengujian Narkotika dan Psikotropika dalam rangka proses penyidikan tindak pidana Narkotika dan Psikotropika. Dengan demikian dilihat dari lembaga yang mengeluarkan, hasil pemeriksaan laboratorium BNN terhadap sampel urine Terdakwa dalam rangka penyidikan perkara Narkotika tersebut, adalah telah dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang. Akan halnya ternyata cara pengambilan sampel urine Terdakwa yang diperiksakan ke BNN Provinsi Jatim dalam perkara ini adalah tidak sesuai dengan prosedure pengambilan sampel urine dalam rangka penyidikan perkara Narkotika, hal itu karena maksud pemeriksaan urine Terdakwa tersebut pada mulanya hanya ingin membuktikan apakah Terdakwa mengkonsumsi narkotika atau tidak, dalam rangka tindak lanjut berikutnya. Setelah ternyata berdasarkan hasil pemeriksaan BNN tersebut Terdakwa memang benar mengkonsumsi Narkotika jenis sabusabu, ternyata perkara Terdakwa tidak segera dilimpahkan ke Denpom V/4 Surabaya, karena menunggu petunjuk Pangdam V/Brawijaya yang tidak juga turun. Walaupun demikian, oleh karena sampel urine tersebut telah diakui Terdakwa sebagai miliknya, dan pengambilan serta pengamanan urine dilakukan oleh tiga orang personil Staf Intel Yonif 500/Raider, yaitu Pasi Intel Kapten Inf Dilli Murtiawan, Basi Intel Serka Andi Surya Dinata, dan anggota Intel Kopda Yusron Khamim, yang bertindak atas perintah Danyonif 500/Raider selaku Ankum yang notabene juga sebagai „Penyidik‟, dan ketiga personil Intel Yonif 500/Raider tersebut telah disumpah dan menjamin keaslian urine Terdakwa tersebut dari kemungkinan tertukar dengan urine orang lain, maka Saya berpendapat bahwa Berita Acara yang dikeluarkan BNN Provinsi Jatim Nomor: BA/15/V/2014/BNNP tanggal 02 Mei 2014 yang menyatakan bahwa urine Terdakwa positif mengandung Amphetamine dan Metamphetamine tidak dapat dikesampingkan begitu saja, akan tetapi dapat digunakan sebagai informasi tambahan yang dapat memperkuat keyakinan Hakim jika informasi tersebut bersesuaian dengan alat bukti yang lain. Sedangkan terhadap keterangan Terdakwa yang menyatakan bahwa Terdakwa terakhir mengkonsumsi sabu-sabu pada sekira bulan Agustus 2013 atau sekira 8 bulan sebelum ditangkap, yang oleh Mayoritas Majelis Hakim dipegang erat-erat dan diyakini kebenarannya, namun oleh karena keterangan Terdakwa tersebut tidak didukung oleh alat bukti yang lain, dan bahkan bertentangan dengan fakta ditemukannya alat bukti „bong‟ berupa botol bekas mengkonsumsi sabu-sabu yang didalamnya masih terdapat cairan air segar sebanyak tiga-perempat botol, dan juga beberapa plastik bekas tempat sabu yang masih bagus, maka menurut Saya
53 keterangan Terdakwa tersebut lemah dan tidak dapat dipedomani. Apalagi Terdakwa terpaksa mengaku telah sering mengkonsumsi sabu-sabu karena memang Terdakwa tidak bisa lagi menyangkal dengan ditemukannya seperangkat alat mengkonsumsi sabu-sabu di ruang dapur rumah Terdakwa. Selain itu, logikanya jika air dalam botol bekas mengkonsumsi sabu-sabu dibiarkan dalam waktu 8 bulan dalam dapur „yang kotor‟, tentunya pasti akan berdebu dan warnanya berubah. Namun kenyataannya cairan dalam botol tersebut masih segar dan bersih seperti belum lama digunakan. Begitu juga dengan plastik bekas bungkus sabu yang masih bagus. Selain itu pula, mungkinkah selama 8 bulan Terdakwa yang setiap hari ada di dalam rumah tersebut sama sekali tidak menyentuh seperangkat alat mengkonsumsi sabusabu yang tergeletak di ruang dapur? Padahal katanya Terdakwa sudah insyaf dan tidak menggunakan sabu-sabu lagi sejak 8 bulan yang lalu. Jika memang Terdakwa sudah tidak mengkonsumsi sabu-sabu lagi, tentunya Terdakwa akan menyingkirkan dan membuang jauh-jauh semua barang-barang yang dapat mengingatkannya kembali pada masa lalu Terdakwa yang sering mengkonsumsi sabu-sabu. Dengan ditemukannya alat „bong‟ bekas digunakan untuk mengkonsumsi sabu-sabu yang masih tergeletak di dalam ruang dapur rumah Terdakwa dalam keadaan masih bersih dan terlihat belum lama digunakan, hal itu tidak sesuai dengan keterangan Terdakwa yang mengatakan bahwa Terdakwa terakhir kali mengkonsumsi sabu-sabu sekira 8 bulan yang lalu (Agustus 2013). 5. Bahwa kemudian seperangkat alat bekas mengkonsumsi sabu-sabu milik Terdakwa yang ditemukan di dalam ruang dapur rumah Terdakwa tersebut, setelah diperiksakan ke Labfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya, ternyata sesuai Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No.Lab.: 4098/NNF/2014 tanggal 10 Juli 2014, hasilnya positif mengandung Metamfetamina. 6. Selain itu, dalam pemeriksaan di persidangan, seperti yang dikutip oleh Penasehat Hukum dalam Pledoinya, Terdakwa mengatakan antara lain bahwa sebelum urine Terdakwa diambil untuk diperiksakan ke BNN Provinsi Jatim, tanpa disadari Terdakwa pernah mengkonsumsi minuman suplemen Kratingdaeng atau Ekstra Joss untuk menjaga kesehatan dan kebugaran fisik Terdakwa, mengingat begitu padatnya kegiatan satuan. Dengan keterangannya tersebut, Saya menduga Terdakwa ingin mengatakan bahwa urine Terdakwa yang oleh BNN dinyatakan mengandung Amphetamine dan Metamphetamine tersebut kemungkinan berasal dari minuman Kratingdaeng dan Ekstra Joss, bukan karena mengkonsumsi sabu-sabu. Padahal jika dikaitkan dengan keterangan Terdakwa yang mengatakan bahwa: - Terdakwa mengkonsumsi sabu-sabu jika tubuh Terdakwa merasa loyo dan kondisinya sangat ingin mengkonsumsi sabu; - Reaksi yang Terdakwa rasakan setelah mengkonsumsi sabusabu adalah adanya kenikmatan, yaitu tubuh merasa segar dan tidak loyo, dan pikiran merasa senang/gembira serta merasa percaya diri; - Terdakwa mengkonsumsi sabu-sabu sejak tahun 2011 setiap bulan sebanyak sekira 4 kali; maka keterangan Terdakwa yang mengatakan sebelumnya pernah mengkonsumsi minuman suplemen Kratingdaeng dan Ekstra Joss dengan maksud untuk menjaga kesehatan dan kebugaran fisik
54 agar tidak loyo mengingat begitu padatnya kegiatan satuan, adalah diragukan kebenarannya. Karena orang yang sudah bertahun-tahun mengetahui dan merasakan langsung manfaat dari mengkonsumsi sabu-sabu adalah agar badan merasa segar dan tidak loyo, terus kemudian dihadapkan pada situasi yang menghendaki fisiknya harus segar dan tidak loyo, mengingat begitu padatnya kegiatan satuan, maka orang tersebut akan mempunyai kecenderungan yang sangat kuat untuk melakukan lagi hal yang sama, yaitu mengkonsumsi lagi sabu-sabu agar badan segar dan tidak loyo, dan bukan mencari atau mencoba-coba dengan cara lain yang belum tentu menghasilkan manfaat yang sama dengan sabu-sabu yang sudah diketahui secara pasti „manfaatnya‟. Selain itu, dalam Pasal 8 UU Nomor 35 Tahun 2009 ditentukan bahwa dalam jumlah terbatas, Narkotika Golongan I hanya dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan untuk reagensia diagnostik, serta reagensia laboratorium setelah mendapatkan persetujuan Menteri Kesehatan atas rekomendasi Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan. Dengan aturan yang ketat dan ancaman pidana yang berat bagi pelanggarnya, sangatlah mustahil produsen minuman suplemen sebesar Kratingdaeng dan Ekstra Joss mau mengambil resiko besar dengan memasukkan zat yang termasuk Narkotika Golongan I ke dalam minuman yang diproduksinya. Kecuali jika Terdakwa memang sengaja mencampurkan zat yang termasuk Narkotika Golongan I ke dalam minuman Kratingdaeng dan Ekstra Joss yang akan diminumnya. Keterangan Terdakwa yang mengatakan bahwa sebelumnya telah mengkonsumsi Kratingdaeng dan Ekstra Joss tersebut memberikan petunjuk bahwa sampai dengan beberapa hari sebelum urine Terdakwa diambil untuk diperiksakan ke BNN Jatim, Terdakwa masih mengkonsumsi Narkotika Golongan I jenis sabusabu atau jenis yang lain. Berdasarkan uraian di atas, saya berkeyakinan bahwa sampai dengan beberapa hari sebelum urine Terdakwa diambil untuk diperiksakan ke BNN Provinsi Jatim pada tanggal 30 April 2014, Terdakwa masih mengkonsumsi Narkotika Golongan I jenis sabusabu atau jenis yang lainnya. Bahkan perbuatan Terdakwa hakekatnya tidak hanya mengkonsumsi sabu-sabu saja, melainkan Terdakwa juga telah menyimpan atau memiliki sabu-sabu, setidaknya-tidaknya sabu-sabu yang masih tersisa dalam plastik kecil bekas tempat sabu-sabu, seperti yang ditemukan oleh Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan dan anggotanya di dalam ruang dapur rumah Terdakwa di Blok 10 Asrama Yonif 500/Raider. Dengan demikian Saya berpendapat bahwa seharusnya Terdakwa dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana: ”Setiap penyalah guna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri”, sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Adapun mengenai barang bukti berupa Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminallistik dari Labfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya Nomor: Lab.3005/NNF/2014 tanggal 23 Mei 2014, yang menerangkan bahwa barang bukti berupa 1 (satu) pot plastik berisi urine, dan 1 (satu) spuit berisi darah milik Terdakwa Kopda Tarwan NRP.31000596940280, adalah benar tidak mengandung Narkotika dan Psikotropika, oleh karena pengambilan sampel urine dan darah Terdakwa, maupun
55 pemeriksaan terhadap sampel tersebut sangat terlambat dilakukan, yaitu sekira 28 hari setelah waktu Terdakwa diduga mengkonsumsi Narkotika Golongan I, dan hasilnya pun tidak sesuai dan bahkan bertentangan dengan hasil pemeriksaan laboratorium yang lain, maka barang bukti tersebut menurut Saya sangat lemah dan meragukan, sehingga barang bukti tersebut tidak dapat dipedomani untuk membuktikan bahwa Terdakwa sudah tidak mengkonsumsi lagi Narkotika Golongan I . Menimbang
: Bahwa selama pemeriksaan di persidangan Majelis Hakim tidak menemukan adanya hal-hal yang dapat dijadikan sebagai alasan pemaaf atau pembenar pada diri Terdakwa, sehingga oleh karenanya Terdakwa harus dipidana.
Menimbang
: Bahwa di dalam memeriksa dan mengadili perkara Terdakwa ini, secara umum tujuan Majelis adalah untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan hukum, kepentingan umum, dan kepentingan militer. Menjaga kepentingan hukum dalam arti menjaga tetap tegaknya hukum dan keadilan dalam masyarakat. Menjaga kepentingan umum dalam arti melindungi masyarakat, harkat dan martabatnya sebagai manusia dari tindakan sewenang-wenang. Menjaga kepentingan militer dalam arti menjaga agar kepentingan militer tidak dirugikan dan sekaligus mendorong agar prajurit tetap mematuhi dan menjunjung tinggi ketentuan hukum yang berlaku dalam keadaan yang bagaimanapun.
Menimbang
: Bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis Hakim akan menilai sifat, hakekat, dan akibat dari sifat dan perbuatan Terdakwa, serta hal-hal yang mempengaruhi sebagai berikut : - Bahwa perbuatan Terdakwa selaku Wadanru Jaga yang telah meninggalkan pos jaga hingga lebih dari lima jam pada hakekatnya merupakan pengabaian terhadap tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya untuk menjaga dan mengamankan Markas Yonif 500/Raider. - Sebagai prajurit TNI AD yang berdinas di Yonif 500/Raider, Terdakwa sangat mengetahui mengenai pentingnya menjaga dan mengamankan Markas Satuan tempur unggulan TNI AD seperti Yonif 500/Raider dari kemungkinan sabotase ataupun kemungkinan terjadinya hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian atau kerawanan bagi keamanan negara. Apalagi pada waktu itu Terdakwa diberi tugas dan tanggung jawab sebagai Wadanru Jaga Kesatrian Yonif 500/Raider mulai tanggal 28 April 2014 pukul 17.00 Wib sampai dengan tanggal 29 April 2014 pukul 17.00 Wib, sehinggga seharusnya Terdakwa lebih berdisiplin dan lebih bertanggung-jawab dalam melaksanakan tugasnya dibanding dengan anggota regu jaga yang lain. - Namun hanya karena Terdakwa ingin meminta „uang jatah‟ dari tempat judi dadu di dekat Stasiun KA Wonokromo Surabaya, tanpa meminta izin ataupun memberitahu terlebih dahulu pada Danru Jaga ataupun Perwira Piket dan juga anggota jaga yang lain, Terdakwa dengan semaunya langsung pergi begitu saja meninggalkan pos jaga untuk meminta „uang jatah‟ sebesar Rp.50.000,-(lima puluh ribu rupiah) dari tempat judi dadu di dekat Stasiun KA Wonokromo Surabaya hingga selama lebih dari lima jam, karena pada waktu itu yang meminta jatah banyak, sehingga Terdakwa harus mengantri.. - Setelah Terdakwa kembali ke kesatuan dan kemudian dilakukan pemeriksaan awal oleh Pasi Intel yang saat itu bertugas sebagai Perwira Piket Yonif 500/Raider, Terdakwa mengakui
56 bahwa ia sudah sering mengkonsumsi sabu-sabu sejak tahun 2011 sebanyak 4 kali setiap bulannya, yang sabu-sabunya dibeli dengan mengggunakan uang jatah dari tempat judi dadu di dekat Stasiun KA Wonokromo Surabaya tersebut. - Bahwa dari tayangan yang ada di televisi maupun dari media yang lain, Terdakwa telah mengetahui dan memahami bahwa sabu-sabu adalah termasuk jenis Narkotika Golongan I yang sangat dilarang penggunaannya untuk kepentingan apapun, kecuali hanya untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Karena penyalah-gunaan narkotika dapat merusak mental dan kejiwaan serta daya juang pecandunya, yang umumnya generasi muda harapan bangsa, sehingga penyalah-gunaan Narkotika sangat merugikan perorangan maupun masyarakat, terutama generasi muda harapan bangsa, yang pada gilirannya akan merugikan masa depan negara. - Bahwa selaku prajurit TNI, Terdakwa juga telah menerima pengarahan ataupun penekanan dari pimpinan TNI melalui pimpinan di kesatuannya tentang sangat dilarangnya prajurit TNI terlibat dalam masalah penyalah-gunaan narkotika, termasuk diantaranya mengkonsumsi sabu-sabu, dan ancaman pemecatan dari dinas militer bagi prajurit yang terlibat dalam masalah narkotika. - Bahwa dengan adanya efek yang merusak mental dan kejiwaan pemakainya, ditambah lagi dengan ancaman pemecatan dari dinas militer bagi prajurit yang terlibat dalam masalah penyalah-gunaan narkotika, maka seharusnya Terdakwa menghilangkan jauh-jauh keinginannya untuk mengkonsumsi narkotika, walaupun diiming-imingi dengan kenikmatan semu yang menggiurkan. Namun oleh karena Terdakwa dapat merasakan efek menyegarkan dan menambah semangat hidup setelah mengkonsumsi sabu-sabu, Terdakwa tetap saja mengkonsumsi sabu-sabu sejak tahun 2011. - Dapat diyakini bahwa akibat dari sifat dan perbuatan Terdakwa yang telah dengan semaunya meninggalkan posnya untuk mengambil „uang jatah‟ dari tempat judi dadu, selain dapat melemahkan keamanan markas Yonif 500/Raider dan mencemarkan citra TNI di mata masyarakat, perbuatan Terdakwa juga berpengaruh negatif terhadap pembinaan disiplin dan moral prajurit TNI di kesatuannya. - Berdasarkan uraian tersebut di atas menunjukkan bahwa Terdakwa bukanlah prajurit yang baik dan bertanggung-jawab, melainkan prajurit yang hanya memikirkan kesenangan dan kenikmatan pribadinya sendiri tanpa menghiraukan aturan-aturan hukum dan aturan disiplin militer yang berlaku bagi dirinya selaku prajurit TNI. - Walaupun demikian, oleh karena alat bukti formal yang berupa surat hasil Pemeriksaan Laboraturium Kriminalistik dari Labfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya, sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan No.Lab.: 3005/NNF/2014 tanggal 23 Mei 2014 yang menyimpulkan bahwa barang bukti urine dan darah milik Kopda Tarwan adalah benar tidak mengandung Narkotika dan Psikotropika, sehingga Terdakwa dibebaskan dari dakwaan penyalah-gunaan Narkotika Golongan I bagi diri sendiri, maka ancaman pemecatan dari dinas militer bagi prajurit TNI yang terlibat dalam masalah narkotika tidak perlu dijatuhkan pada Terdakwa.
57 Menimbang
: Bahwa tujuan Mejelis Hakim tidaklah semata-mata hanya memidana orang yang bersalah melakukan tindak pidana, tetapi mempunyai tujuan untuk mendidik agar yang bersangkutan dapat insyaf dan kembali ke jalan yang benar menjadi warga negara dan prajurit yang baik sesuai dengan falsafah Pancasila dan Sapta Marga. Oleh karena itu sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa dalam perkara ini perlu terlebih dahulu memperhatikan hal-hal yang dapat meringankan dan memberatkan pidananya yaitu : Hal-hal yang meringankan : - Terdakwa berterus terang, sehingga memperlancar jalannya persidangan; - Terdakwa merasa bersalah, menyesal, dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya; - Terdakwa belum pernah dihukum; Hal-hal yang memberatkan : - Terdakwa meninggalkan pos jaga untuk meminta „uang jatah‟ dari penjudi dadu di Stasiun Wonokromo, Surabaya; - Terdakwa terbiasa meminta uang jatah dari tempat judi dan juga sering mengkonsumsi sabu-sabu sejak tahun 2011, setiap bulan sebanyak 4 kali; - Perbuatan Terdakwa telah mencemarkan citra TNI di mata masyarakat.
Menimbang
: Bahwa setelah melihat kesalahan Terdakwa, kemudian menilai sifat, hakekat, serta akibat dari sifat dan perbuatan Terdakwa, dan selanjutnya memperhatikan tujuan pemidanaan, serta hal-hal yang meringankan maupun yang memberatkan pidananya sebagaimana tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa Terdakwa masih dapat diberi kesempatan untuk tetap berada dalam dinas militer, sehingga oleh karenanya Terdakwa belum perlu dipecat dari dinas militer, yang berarti permohonan Terdakwa agar tidak dipecat dari dinas militer dapat dikabulkan.
Menimbang
: Bahwa terhadap pendapat Majelis Hakim yang tidak menjatuhkan pidana tambahan pemecatan dari dinas militer terhadap Terdakwa tersebut, Hakim Ketua Letkol Chk Muhammad Djundan, S.H., M.H. juga menyatakan pendapat/pandangan yang berbeda, dengan alasan sebagai berikut : Sesuai ketentuan Pasal 26 KUHPM, „pemecatan dari dinas militer‟ dapat dijatuhkan oleh Hakim Militer berbarengan dengan setiap putusan penjatuhan pidana mati atau pidana penjara kepada seseorang militer yang berdasarkan kejahatan yang dilakukan dipandangnya tidak layak lagi tetap berada dalam kalangan militer. Seseorang militer dianggap „tidak layak‟ lagi berada dalam kalangan militer, ukurannya adalah seberapa jauh perbuatan tersebut berpengaruh pada disiplin dan ketertiban militer, sehingga kehadiran kembali prajurit terpidana nantinya dalam masyarakat militer, setelah ia selesai menjalani pidananya, akan menggoncangkan sendi-sendi disiplin dan ketertiban dalam masyarakat militer. Dengan demikian penjatuhan pidana tambahan pemecatan dari dinas militer mengandung makna bahwa kehadiran kembali Terpidana dalam masyarakat militer (setelah selesai menjalani pidananya) akan dapat menggoncangkan sendi-sendi disiplin dan ketertiban serta keadilan dalam masyarakat militer. Berkaitan dengan perbuatan Terdakwa yang sudah sering mengkonsumsi sabu-sabu sejak tahun 2011 setiap bulan
58 sebanyak 4 kali, yang sabu-sabunya dibeli dengan menggunakan uang jatah dari tempat judi dadu di dekat Stasiun KA Wonokromo Surabaya sebesar Rp.50.000,-(lima puluh ribu rupiah) setiap hari sejak tahun 2011, hingga kemudian ketika sedang melaksanakan tugas jaga kesatrian pun, Terdakwa rela meninggalkan pos jaganya tanpa izin demi mengantri untuk mengambil jatah „uang preman‟ sebesar Rp.50.000,-(lima puluh ribu rupiah), perbuatan tersebut sangat tidak layak dilakukan oleh seorang prajurit TNI, dan jika perbuatan yang demikian dimaafkan atau dimaklumi hanya karena Terdakwa mengatakan sekarang sudah tidak mengkonsumsi sabu-sabu lagi, maka hal itu akan menjadi contoh yang buruk bagi prajurit lain untuk mengikuti langkahnya, dan juga akan menusuk rasa keadilan bagi prajurit lain yang telah melakukan kesalahan serupa. Dari segi „keadilan‟, yang berarti „lurus‟, „konsisten‟, „berimbang‟, „tidak berat sebelah / tidak memihak‟, „menempatkan sesuatu pada tempatnya yang benar di mana ia berasal‟, dan juga „memberikan perlakuan yang sama kepada orang lain‟, Hakim dalam memutus suatu perkara juga harus memperhatikan pidana yang dijatuhkan kepada Terdakwa lain dalam perkara yang kualitasnya serupa, sehingga tidak terjadi „disparitas pidana‟ yang terlalu mencolok antara Terdakwa dalam perkara yang satu dengan Terdakwa dalam perkara lain yang kualitasnya serupa. Selain itu, dari fakta yang terungkap di persidangan, hakekat perbuatan Terdakwa adalah terbiasa mengkonsumsi sabu-sabu sejak tahun 2011 dan memiliki atau menyimpan Narkotika Golongan I jenis sabu-sabu, setidak-tidaknya sabu-sabu yang masih tersisa dalam plastik bekas bungkus sabu-sabu yang ditemukan oleh Saksi Kapten Inf Dilli Murtiawan dan anggotanya di ruiang dapur rumah Terdakwa. Dalam perkara serupa, bahkan yang kualitasnya lebih ringan yang dilakukan oleh prajurit lain, jika itu menyangkut “penyalah-gunaan Narkotika”, hampir pasti prajurit tersebut akan dipecat dari dinas militer. Karena Narkotika sangat berbahaya bagi kehidupan prajurit TNI yang karena tugas pokoknya ia dibekali senjata api sebagai perlengkapan perorangannya. Dengan kondisi subjektif dan kondisi objektif Terdakwa tersebut di atas, kehadiran kembali Terdakwa ke kesatuan Yonif 500/Raider, setelah Terdakwa selesai menjalani pidananya nanti, diperkirakan akan menjadi preseden buruk yang dapat menggoncangkan sendi-sendi disiplin dan ketertiban serta keadilan dalam masyarakat militer, terutama di lingkungan satuan Yonif 500/Raider. Berdasarkan alasan tersebut di atas, Saya berpendapat bahwa Terdakwa perlu dipecat dari dinas militer. Menimbang
: Bahwa setelah meneliti dan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat bahwa pidana sebagaimana tercantum pada diktum di bawah ini adalah adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa.
Menimbang
: Bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana, maka ia harus dibebani untuk membayar biaya perkara.
Menimbang
: Bahwa barang bukti dalam perkara ini yang berupa : 1. Barang-barang : a. 1 (satu) buah botol bekas larutan cap kaki tiga yang berisi cairan air; b. 2 (dua) buah tutup botol bekas berikut sedotan plastik;
59 c. d. e. f. g.
10 sepuluh) buah sedotan plastik warna putih; 10 (sepuluh) buah korek api gas; 10 (sepuluh) buah lintingan kertas aluminium foil; 7 (tujuh) lembar kertas rokok aluminium foil bekas; 40 (empat puluh) bungkus plastik kecil bekas;
bekas digunakan Terdakwa untuk mengkonsumsi sabu-sabu, yang ditemukan oleh Pasi Intel Yonif 500/Raider Kapten Inf Dilli Murtiawan dan Basi Intel Yonif 500/Raider Serka Andi Surya Dinata di dalam ruang dapur rumah Terdakwa di Asrama Yonif 500/Raider pada tanggal 29 April 2014 sekira pukul 00.30 Wib, oleh karena barang-barang tersebut tidak diperlukan lagi dalam pembuktian perkara ini dan termasuk barang terlarang, maka perlu dirampas untuk dimusnahkan. 2. Surat-surat : a. 1 (satu) lembar foto barang bukti perkara penyalahgunaan Narkotika jenis sabu-sabu yang diduga dilakukan oleh Kopda Tarwan NRP.31000596940280, Wadanru-2 Ton Pimu, Kima Yonif 500/Raider; b. 1 (satu) lembar Berita Acara dari Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Timur Nomor: BA/I5/V/2014/BNNP tanggal 02 Mei 2014, yang menerangkan bahwa atas permintaan Staf Intel Yonif 500/Raider, pihak BNN telah melaksanakan tes urine milik Kopda Tarwan NRP.31000596940280 dengan hasil positif mengandung Amphetamina dan Metamphetamina; c. 1 (satu) lembar Berita Acara Pembukusan dan Penyegelan Barang Bukti tanggal 16 Mei 2014, untuk perkara penyalahgunaan Narkotika yang diduga dilakukan Kopda Tarwan NRP.31000596940280; d. 1 (satu) lembar Surat Dandenpom V/4 Surabaya kepada karumkit Tk.III Brawijaya Surabaya Nomor: R/137/V/2014 tanggal 16 Mei 2014 perihal Permohonan bantuan pengambilan urine dan darah milik Kopda Tarwan NRP.31000596940280; e. 1 (satu) lembar Berita Acara Pengambilan Urine dan Darah tanggal 16 Mei 2014 atas nama Kopda Tarwan NRP.31000596940280; f. 1 (satu) lembar Berita Acara Pembungkusan dan Penyegelan Urine dan Darah tanggal 16 Mei 2014 atas nama Kopda Tarwan NRP.31000596940280; g. 2 (dua) lembar Surat Dandenpom V/4 Surabaya kepada Ka Labfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya Nomor: R/138/V/2014 tanggal 16 Mei 2014 tentang Permohonan pemeriksaan urine dan darah milik Kopda Tarwan NRP.31000596940280; h. 1 (satu) eksemplar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminallistik dari Labfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya Nomor: Lab.3005/NNF/2014 tanggal 23 Mei 2014, yang menerangkan bahwa barang bukti berupa 1 (satu) pot plastik berisi urine, dan 1 (satu) spuit berisi darah milik Terdakwa Kopda Tarwan NRP.31000596940280, adalah benar tidak mengandung Narkotika dan Psikotropika; i. 2 (dua) lembar Surat Dandenpom V/4 Surabaya kepada Ka Labfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya Nomor: R/174/VI/20I4 tanggal 27 Juni 2014 perihal Permohonan pemeriksaan barang bukti seperangkat alat hisap sabu-sabu milik Kopda Tarwan NRP.31000596940280;
60 j. 1 (satu) eksemplar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminalistik dari Labfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya Nomor: Lab.4098/NNF/2014 tanggal 10 Juli 2014, yang menerangkan bahwa barang bukti berupa: seperangkat alat hisap yang masih terdapat cairan, 2 (dua) buah tutup botol yang terdapat sedotan plastik warna putih bekas pakai, 10 (sepuluh) buah sedotan plastik warna putih bekas pakai, dan 40 (empat puluh) kantong plastik bekas pakai, milik Terdakwa Kopda Tarwan NRP. 31000596940280 adalah benar mengandung Narkotika dengan bahan aktif Metamfetamina yang terdaftar dalam Golongan I nomor urut 61 Lampiran I UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Sedangkan barang bukti berupa 10 (sepuluh) buah korek api gas, 1 (satu) kantong plastik berisi 10 (sepuluh) buah lintingan kertas aluminium foil, dan 7 (tujuh) lembar kertas rokok aluminium foil bekas, milik Terdakwa Kopda Tarwan adalah benar tidak mengandung Narkotika dan Psikotropika; Ternyata berkaitan erat dengan perkara ini dan telah melekat dalam berkas perkara, sehingga oleh karenanya perlu tetap dilekatkan dalam berkas perkara. Menimbang
: Bahwa lama waktu Terdakwa berada dalam penahanan sementara perlu dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan kepadanya.
Mengingat
: Pasal 127 Ayat (1) huruf a UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan Pasal 118 ayat (1) KUHPM, serta ketentuan perundang-undangan lain yang bersangkutan. MENGADILI:
1. Menyatakan Terdakwa tersebut di atas, yaitu: TARWAN, Kopda NRP.31000596940280 tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan Oditur Militer dalam Dakwaan Kesatu, yaitu: ”Setiap penyalah guna Narkotika Golongan I bagi diri sendiri”. 2.
Membebaskan Terdakwa dari Dakwaan Kesatu.
3. Menyatakan Terdakwa tersebut di atas, yaitu: TARWAN, Kopda NRP.31000596940280 terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan Oditur Militer dalam Dakwaan Kedua, yaitu: ”Penjaga yang meninggalkan posnya dengan semaunya”. 4. Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan Pidana penjara selama 9 (sembilan) bulan. Menetapkan lama waktu Terdakwa berada dalam penahanan sementara dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. 5.
Menetapkan barang-barang bukti berupa : a.. Barang-barang : 1) 1 (satu) buah botol bekas larutan cap kaki tiga yang berisi cairan air; 2) 2 (dua) buah tutup botol bekas berikut sedotan plastik; 3) 10 sepuluh) buah sedotan plastik warna putih; 4) 10 (sepuluh) buah korek api gas; 5) 10 (sepuluh) buah lintingan kertas aluminium foil; 6) 7 (tujuh) lembar kertas rokok aluminium foil bekas; 7) 40 (empat puluh) bungkus plastik kecil bekas; Masing-masing dirampas untuk dimusnahkan. b. Surat-surat : 1) 1 (satu) lembar foto barang bukti perkara penyalahgunaan Narkotika jenis sabu-sabu; 2) 1 (satu) lembar Berita Acara dari Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Timur Nomor: BA/I5/V/2014/BNNP tanggal 02 Mei 2014; 3) 1 (satu) lembar Berita Acara Pembukusan dan Penyegelan Barang Bukti tanggal 16 Mei 2014;
61 4) 1 (satu) lembar Surat Dandenpom V/4 Surabaya kepada karumkit Tk.III Brawijaya Surabaya Nomor: R/137/V/2014 tanggal 16 Mei 2014 perihal Permohonan bantuan pengambilan urine dan darah milik Kopda Tarwan NRP.31000596940280; 5) 1 (satu) lembar Berita Acara Pengambilan Urine dan Darah tanggal 16 Mei 2014 atas nama Kopda Tarwan NRP.31000596940280; 6) 1 (satu) lembar Berita Acara Pembungkusan dan Penyegelan Urine dan Darah tanggal 16 Mei 2014 atas nama Kopda Tarwan NRP.31000596940280; 7) 2 (dua) lembar Surat Dandenpom V/4 Surabaya kepada Ka Labfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya Nomor: R/138/V/2014 tanggal 16 Mei 2014 tentang Permohonan pemeriksaan urine dan darah milik Kopda Tarwan NRP.31000596940280; 8) 1 (satu) eksemplar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminallistik dari Labfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya Nomor: Lab.3005/NNF/2014 tanggal 23 Mei 2014; 9) 2 (dua) lembar Surat Dandenpom V/4 Surabaya kepada Ka Labfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya Nomor: R/174/VI/20I4 tanggal 27 Juni 2014 perihal Permohonan pemeriksaan barang bukti seperangkat alat hisap sabu-sabu milik Kopda Tarwan NRP.31000596940280; 10) 1 (satu) eksemplar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminalistik dari Labfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya Nomor: Lab.4098/NNF/2014 tanggal 10 Juli 2014; Masing-masing tetap dilekatkan dalam berkas perkara. 6. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp.5.000,-(lima ribu rupiah). Demikian diputuskan pada hari Senin tanggal 30 Maret 2015 di dalam Musyawarah Majelis Hakim oleh Muhammad Djundan, S.H., M.H. Letkol Chk NRP.556536 sebagai Hakim Ketua, serta Tuty Kiptiani, S.H., Letkol Laut (KH/W) NRP.11871/P dan Mulyono, S.H., Mayor Chk NRP.522672, masing-masing sebagai Hakim Anggota-I dan Hakim Anggota-II, dan diucapkan pada hari yang sama oleh Hakim Ketua di dalam sidang yang terbuka untuk umum, dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut di atas, Oditur Militer Vinor Orfansyah, S.H., Letkol Laut (KH) NRP.12291/P, Tim Penasehat Hukum Kapten Chk Gatot Subur, S.H. NRP.21930118440371 dan Sertu Edi Purnomo, S.H. NRP.21070442610686, Panitera Djoko Pranowo, Pelda NRP.516654, serta di hadapan umum dan Terdakwa. Hakim Ketua
Cap/ttd Muhammad Djundan, S.H., M.H. Letkol Chk NRP.556536 Hakim Anggota-I
Hakim Anggota-II
Ttd
ttd
Tuty Kiptiani, S.H. Letkol Laut (KH/W) NRP.11871/P
Mulyono, S.H. Mayor Chk NRP. 522672 Panitera ttd
Djoko Pranowo Pelda NRP.516654
62