PENGADILAN MILITER III-12 S U R A B A Y A
PUTUSAN Nomor : 01-K / PM.III-12 / AD / I / 2015 “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum di bawah ini dalam perkara Terdakwa-II : Nama lengkap Pangkat / NRP Jabatan Kesatuan Tempat, tanggal lahir Kewarganegaraan Jenis kelamin Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
SURYO Kopka / 557212 Ta Kiang Yonbekang 2 Divif-2 Kostrad Sampang, 03 Desember 1962 Indonesia Laki-laki Islam Asrama Yonbekang 2 Kostrad Jl. Narotama Barat No. 9 Malang.
Terdakwa dalam perkara ini ditahan sejak tanggal 02 Juni 2014 sampai dengan tanggal 18 Nopember 2014, dan sejak tanggal 12 Januari 2015 sampai dengan sekarang berdasarkan : 1. Keputusan Dan Yonbekang 2 Kostrad selaku Ankum Nomor: Kep/06/VI/2014 tanggal 02 Juni 2014 tentang Penahanan Sementara, yang menahan Terdakwa selama 20 hari terhitung mulai tanggal 02 Juni 2014 sampai dengan tanggal 21 Juni 2014, bertempat di Bilik Mapomdam-V/Brawijaya Surabaya. 2. Kemudian diperpanjang penahanannya secara berturut-turut oleh Pangdivif-2 Kostrad selaku Papera, berdasarkan: a. Keputusan Pangdivif-2 Kostrad selaku Papera Nomor: Kep/32/VI/2014 tanggal 30 Juni 2014 tentang Perpanjangan Penahanan I, yang memperpanjang waktu penahanan Terdakwa selama 30 hari terhitung mulai tanggal 22 Juni 2014 sampai dengan tanggal 21 Juli 2014, bertempat di Ruang Tahanan Denpom-V/4 Surabaya; b. Keputusan Pangdivif-2 Kostrad selaku Papera Nomor: Kep/39/VIII/2014 tanggal 06 Agustus 2014 tentang Perpanjangan Penahanan II, yang memperpanjang waktu penahanan Terdakwa selama 30 hari terhitung mulai tanggal 22 Juli 2014 sampai dengan tanggal 20 Agustus 2014, bertempat di Ruang Tahanan Denpom-V/4 Pomdam-V/Brawijaya Surabaya; c. Keputusan Pangdivif-2 Kostrad selaku Papera Nomor: Kep/43/IX/2014 tanggal 11 September 2014 tentang Perpanjangan Penahanan III, yang memperpanjang waktu penahanan Terdakwa selama 30 hari terhitung mulai tanggal 21 Agustus 2014 sampai dengan tanggal 19 September 2014, bertempat di Ruang Tahanan Denpom-V/4 Pomdam-V/Brawijaya Surabaya; d. Keputusan Pangdivif-2 Kostrad selaku Papera Nomor: Kep/50/X/2014 tanggal 14 Oktober 2014 tentang Perpanjangan Penahanan IV, yang memperpanjang waktu penahanan Terdakwa selama 30 hari terhitung mulai tanggal 20 September 2014 sampai dengan tanggal 19 Oktober 2014, bertempat di Ruang Tahanan Denpom-V/4 Pomdam-V/Brawijaya Surabaya; e. Keputusan Pangdivif-2 Kostrad selaku Papera Nomor: Kep/59/XI/2014 tanggal 18 Nopember 2014 tentang Perpanjangan Penahanan V, yang memperpanjang waktu penahanan Terdakwa selama 30 hari terhitung mulai tanggal 20 Oktober 2014 sampai dengan tanggal 18 nopember 2014, bertempat di Ruang Tahanan Denpom-V/4 Pomdam-V/Brawijaya Surabaya;
2 3. Kemudian Terdakwa dibebaskan dari penahanan sementara pada tanggal 19 Nopember 2014 berdasarkan Keputusan Pangdivif-2 Kostrad selaku Papera Nomor: Kep/60/XI/2014 tanggal 19 Nopember 2014 tentang Pembebasan dari Penahanan. 4. Selanjutnya Terdakwa ditahan lagi oleh Hakim Ketua berdasarkan Penetapan Hakim Ketua pada Pengadilan Militer III-12 Surabaya Nomor: Tap/01/PM.III12/AD/I/2015 tanggal 12 Januari 2015 tentang Penahanan, yang menahan lagi Terdakwa selama 30 hari terhitung mulai tanggal 12 Januari 2015 sampai dengan tanggal 10 Februari 2015. 5. Kemudian diperpanjang penahanannya berdasarkan Penetapan Kepala Pengadilan Militer III-12 Surabaya Nomor: Tap/04/PM.III-12/AD/II/2015 tanggal 10 Februari 2015 tentang Perpanjangan Penahanan, yang memperpanjang penahanan terhadap Terdakwa selama 60 hari terhitung mulai tanggal 11 Februari 2015 sampai dengan tanggal 12 April 2015. Pengadilan Militer III-12 Surabaya tersebut di atas : Membaca
: Berkas Perkara dari Pomdam V/Brawijaya Nomor: BP-08/A06/VII/2014 tanggal 09 Juli 2014 atas nama Terdakwa-I Kopda Kusnandar NRP.31960152460474 dan Terdakwa-II Kopka Suryo NRP.557212.
Memperhatikan : 1. Keputusan Pangdam-V/Brawijaya selaku Papera Nomor: Kep/217/XI/2014 tanggal 03 November 2014 tentang Penyerahan Perkara atas nama Terdakwa-I Kopda Kusnandar NRP. 31960152460474; 2. Keputusan Pangdivif-2 Kostrad selaku Papera Nomor: Kep/58/XI/2014 tanggal 18 November 2014 tentang Penyerahan Perkara atas nama Terdakwa-II Kopka Suryo NRP.557212; 3. Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer III-12 Surabaya Nomor: Sdak/170a/K/AD/XII/2014 tanggal 06 Desember 2014; 4. Penetapan Kadilmil III-12 Surabaya Nomor: Tapkim/01/PM.III12 /AD/I/2015 tanggal 02 Januari 2015 tentang Penunjukan Hakim; 5. Penetapan Hakim Ketua Nomor: Tapsid/01/PM.III12/AD/I/2015 tanggal 05 Januari 2015 tentang Hari Sidang; 6. Surat Kaotmil III-12 Surabaya tentang Panggilan untuk menghadap persidangan kepada para Terdakwa dan para Saksi; 7. Surat Karumkit Tk.II dr. Soepraoen Malang Nomor: R/04/I/2015 tanggal 09 Januari 2015 perihal Laporan THTI a.n. Kopda Kusnandar NRP.31960152460474; 8. Surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini. Mendengar
: 1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer III-12 Surabaya Nomor: Sdak/170a/K/AD/XII/2014 tanggal 06 Desember 2014 di depan persidangan yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini. 2. Hal-hal yang diterangkan oleh Terdakwa di persidangan serta keterangan para saksi di bawah sumpah.
Memperhatikan : Tuntutan (Requisitoir) Oditur Militer pada Oditurat Militer III-12 Surabaya Nomor: TUT/16/II/2015 tanggal 16 Februari 2015, yang pada pokoknya Oditur Militer berpendapat bahwa : 1. Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana: “Setiap orang yang tanpa hak bermufakat jahat menawarkan untuk dijual dan menjual Narkotika Golongan I”
3 sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana dalam Pasal 114 ayat (1) jo Pasal 132 UU RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 2. Oleh karenanya Oditur Militer mohon agar Terdakwa dijatuhi hukuman berupa : Pidana pokok
: - Penjara selama 5 (lima) tahun, Dikurangi selama Terdakwa menjalani penahanan sementara, dan - Denda sebesar Rp.800.000.000,-(delapan ratus juta rupiah) atau)kurungan pengganti selama 6 (enam) bulan.
Pidana tambahan : Dipecat dari dinas Militer. 3. Menetapkan barang bukti berupa : a. Surat-surat : 1) 1(satu) lembar Surat Penetapan dari Pengadilan Negeri Malang Nomor: 266/Pen.pid/2014/PN/Mlg tanggal 12 Mei 2014 tentang penetapan Barang bukti. 2) 1 (satu) lembar Surat Kalabfor Cabang Surabaya Nomor: R/2794/V/2014/lab.for tanggal 07 Mei 2014 tentang hasil pemeriksaan Narkotika Terdakwa Sdri Yayuk Sri Rahayu. 3) 3 (tiga) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik Nomor lab: 2714/NNF/2014 tanggal 5 Mei 2014 perkara Sdri. Yayuk Sri Rahayu. 4) 1 (satu) lembar Surat Kalabfor Cabang surabaya Nomor: R/2887/V/2014/lab.For tanggal 9 Mei 2014 tentang hasil pemeriksaan Narkotika Terdakwa Kopda Kusnandar. 5) 4 (empat) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No.lab: 2718/NNF/2014 tanggal 7 Mei 2014 tentang hasil uji laboratoris barang berupa Narkotika jenis sabu-sabu, pipet kaca, sampel urin dan darah A.n. Kopda Kusnandar NRP.31960152460474 jabatan Turminwatlan RS TK II dr Soepraoen Malang Kesdam V/Braw. 6) 1 (satu) lembar Surat Kalabfor Cabang Surabaya Nomor: R/2993/V/2014/lab.For tanggal 19 Mei 2014 tentang hasil pemeriksaan Narkotika Terdakwa Kopka Suryo. 7) 3 (tiga) lembar Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No.lab: 2838/NNF/2014 tanggal 16 Mei 2014 tentang hasil uji laboratoris sampel urin dan darah A.n. Kopka Suryo NRP.557212 Danpok 1 Regu 2 Ton I Kiang Yonbekang 2 Divif 2 Kostrad; Tetap dilekatkan dalam berkas perkara untuk perkara Terdakwa-I Kopda Kusnandar. b. Barang – barang : 1) 1 (satu) kantong plastik klip sabu-sabu berat 0,860 gram; 2) 1 (satu) kantong plastik klip sabu-sabu berat 0,798 gram; 3) 1 (satu) kantong plastik klip sabu-sabu berat 0,815 gram; 4) 1 (satu) buah pipet kaca bening; 5) 1 (satu) buah tas cangklong warna coklat merk levis; 6) 1 (satu) buah HP merk Evercross dengan dua sim card simpati dan XL; Dikembalikan kepada Oditur Militer untuk perkara Terdakwa-I Kopda Kusnandar.
4 4. Membebani Terdakwa untuk membayar sebesar Rp.5.000,-(lima ribu rupiah).
biaya
perkara
Menimbang
: Bahwa sesuai Surat Karumkit Tk.II dr. Soepraoen Malang Nomor: R/04/I/2015 tanggal 09 Januari 2015 perihal Laporan THTI a.n. Kopda Kusnandar NRP.31960152460474, dilaporkan bahwa Terdakwa-I Kopda Kusnandar terhitung mulai tanggal 16 Desember 2014 telah melarikan diri dari kesatuan Rumkit Tk.II dr. Soepraoen Malang, dan hingga sekarang Terdakwa-I belum dapat ditemukan. Oleh karena Oditur Militer tidak dapat menjamin bisa menghadirkan Terdakwa-I ke persidangan, maka demi percepatan penyelesaian perkara Terdakwa-II yang telah hadir di persidangan dan telah ditetapkan untuk ditahan oleh Hakim Ketua, maka persidangan perkara ini tetap dilanjutkan dengan hanya satu Terdakwa, yaitu Terdakwa-II Kopka Suryo NRP.557212.
Menimbang
: Bahwa di persidangan Terdakwa didampingi oleh Tim Penasehat Hukum dari Kum Divif-2 Kostrad, yang terdiri dari: 1. Mayor Chk Arif Muttaqin, S.Ag.,S.H. NRP. 11000019891075; 2. Lettu Chk Riki Ariansyah, S.H. NRP.11070085160186; dan 3. Sertu M.A. Ponco, S.H. NRP.21050147460983; berdasarkan Surat Perintah Pangdivif-2 Kostrad Nomor: Sprin/685/VI/2014 tanggal 30 Juni 2014, dan Surat Kuasa Khusus tanggal 15 Oktober 2014.
Menimbang
: Bahwa menurut Surat Dakwaan tersebut di atas, Terdakwa pada pokoknya didakwa sebagai berikut : Bahwa para Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempattempat tersebut di bawah ini, yaitu pada hari Rabu tanggal tiga puluh Bulan April tahun 2000 empat belas atau setidak-tidaknya pada suatu hari dalam tahun 2000 empat belas di Hotel Wilis lantai 2 No-5A Malang, atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Militer III-12 Surabaya telah melakukan tindak pidana : “ Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum bermufakat jahat untuk menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan Narkotika Golongan I “. Perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut : 1. Bahwa Terdakwa-I masuk menjadi prajurit TNI-AD pada tahun 1996 melalui pendidikan Secata TNI-AD di Pusdik Secata Rindam V/Brawijaya di Magetan, setelah lulus tanggal 1 Oktober 1996 dilantik dengan pangkat Prajurit Dua, selanjutnya mengikuti pendidikan kejuruan susjurtakes di Pusdikkes Jakarta Timur selama 3 (tiga) bulan kemudian ditempatkan di Yonif 512/QY kemudian pada tahun 2001 ditempatkan di Yonif 516/CY dan Pada tahun 2006 ditempatkan di RST tk 2 dr. Soepraoen Malang Kesdam V/Braw sampai dengan perbuatan yang menjadi perkara sekarang ini dengan pangkat Kopda NRP 31960152460474. 2. Bahwa Terdakwa-II masuk menjadi prajurit TNI-AD pada tahun 1984 melalui pendidikan Secata TNI-AD di Pusdik Secata Rindam V/Brawijaya di Magetan, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prajurit Dua, selanjutnya mengikuti pendidikan kejuruan susjurta bekang selama 3 (tiga) bulan kemudian ditempatkan di Yonangkomposit 1 Kostrad Cibinong, lalu pada 1986 dimutasikan ke Yonbekang 2 Kostrad sampai dengan perbuatan yang menjadi perkara sekarang ini dengan pangkat Kopka NRP 557212. 3. Bahwa pada hari Kamis tanggal 17 April 2014 sekira pukul 06.30 WIB Sdri. Yayuk Sri Rahayu (Saksi-3) menerima berita telepon dari anaknya yang bernama Selfi Maya Shanti yang
5 sedang ditahan di Lapas Wanita Tangerang mengabarkan “Bu ini ada barang Sabu-sabu coba tawarkan ke pak Suryo (Terdakwa II) dan saat itu Saksi-3 menjawab “Ya saya coba dulu menghubungi pak Suryo” kemudian Saksi-3 menghubungi Terdakwa II melalui telepon “pak ini ada barang Sabu-sabu dari selfi apa bisa menjualkan dan Pak Suryo menjawab “Ia nanti saya akan ke rumahmu”. 4. Bahwa selanjutnya sekira pukul 16.00 WIB Terdakwa II datang ke rumah Sdri. Yayuk Sri Rahayu (Saksi-3) di Jalan Temenggungan Ledok PJKA No. 2 Kec. Blimbing Malang kemudian Saksi-3 sampaikan “Pak ada Sabu-sabu dari anak saya” kemudian Terdakwa II menjawab “Nanti saya tawarkan ke teman saya” dan tidak lama kemudian Terdakwa I juga datang ke rumah Saksi-3 tanpa ada yang menghubungi. 5. Bahwa setelah itu Sdri. Yayuk Sri Rahayu (Saksi-3) dan Terdakwa I serta Terdakwa II merencanakan akan mengambil Sabu-sabu ke Jakarta namun Terdakwa II mengatakan tidak bisa karena tidak ada waktu kemudian Terdakwa II menyuruh Terdakwa I yang ke Jakarta dengan mengaku nama Suryo karena sebelumnya Saksi-3 mengatakan kepada anak Saksi-3 yang akan ke Jakarta Pak Suryo (Terdakwa II) dan setelah itu Terdakwa I minta ongkos ke Saksi-3 dan Saksi-3 memberi uang sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) dan pada hari Jumat tanggal 18 April 2014 Terdakwa I berangkat ke Jakarta dengan naik Bis Lorena dari Terminal Arjosari Malang sesampainya di terminal bis Rawamangun Jakarta Terdakwa I menelpon Sdri Selfi jika ia sudah sampai di Terminal Rawamangun Jakarta kemudidan Sdri. Selfi menyuruh Terdakwa II untuk ganti kartu dan setelah ganti kartu selanjutnya Terdakwa I dipandu Sdri. Selfi untuk pergi ke daerah Lenteng Agung. 6. Bahwa selanjutnya Terdakwa I pergi ke daerah Lenteng Agung Jakarta dengan naik kereta api komuter dan sesampainya di Terminal Lenteng Agung Terdakwa didatangi seseorang dengan naik sepeda motor mio lalu berkata “mas yang dari Jawa Timur ya” lalu Terdakwa I menjawab “Ya” kemudian Terdakwa I dibonceng sepeda motor dan tidak lama kemudian orang tersebut menyerahkan Sabu-sabu, air mineral, permen dan makanan kecil yang dibungkus kantong plastik selanjutnya Terdakwa I diturunkan di halte Bis lalu disuruh ke arah Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur. 7. Bahwa Terdakwa I pada hari Sabtu tanggal 19 April 2914 dari Terminal Kampung Rambutan Jakarta Timur dengan membawa Sabu-sabu seberat 48 gram terdiri dari 4 gumpalan berangkat ke Malang dengan naik bis Setia Bakti selanjutnya sampainya di Malang Terdakwa I langsung menuju ke rumah Sdr. Yayuk Sri Rahayu. 8. Bahwa pada hari Minggu tanggal 20 April 2014 sekira pukul 21.00 WIB Terdakwa I datang ke rumah Sdri. Yayuk Sri Rahayu (Saksi-3) di Jalan Temenggungan Ledok PJKA No. 2 Kec. Blimbing Malang dengan membawa Sabu-sabu seberat 48 gram berbentuk gumpalan sebanyak 4 gumpalan warna putih dibungkus plastik warna putih bercampur dengan plastik klip warna putih dan saat Saksi-3 dan Terdakwa I sedang milihat Sabu-sabu didalam kamar rumah Saksi-3 tidak lama kemudian Terdakwa II datang langsung ke kamar tidur Saksi-3 setelah itu Saksi-3, Terdakwa I dan Terdakwa II mengkonsumsi Sabu-sabu tersebut di
6 kamar tidur Saksi-3 di Jalan Temenggungan Ledok PJKA No. 2 Kec. Blimbing Malang. 9. Bahwa sekira pukul 23.00 WIB setelah selesai mengkonsumsi Sabu-sabu Saksi-3 menyuruh Terdakwa II untuk membawa Sabusabu tersebut agar dijualkan kemudian Terdakwa II membawa Sabu-sabu yang dibawa Terdakwa I dari Jakarta tersebut bermaksud akan menjualkan. 10. Bahwa pada hari Senin tanggal 21 April 2014 sekira pukul 09.00 WIB Terdakwa II datang ke rumah Saksi-3 serta membawa Sabu-sabu yang akan dijual sambil berkata “ini Sabu-sabu kamu bawa dulu karena saya akan mengurusi anak saya dulu dan kata teman saya Sabu-sabunya kurang enak karena setelah dicoba kepalanya pusing” saat itu Saksi-3 menolak menerima Sabu-sabu tersebut namun Terdakwa II memaksa dengan menyerahkan Sabu-sabu ke tangan Saksi-3 sambil Terdakwa II berkata “saya khawatir jika sewaktu-waktu Terdakwa I tanya Sabu-sabu tersebut”. 11. Bahwa pada hari selasa tanggal 22 April 2014 sekira pukul 08.00 WIB Terdakwa I datang ke rumah Sdri. Yayuk Sri Rahayu (Saksi-3) di Jln. Temenggungan Ledok PJKA No. 2 Kec. Blimbing Malang kemudian Saksi-3 mengatakan kepada Terdakwa I jika Terdakwa II telah menyerahkan lagi Sabu-sabunya kepada Saksi-3 dan mengatakan “Sabu-sabunya kurang enak karena setelah dicoba kepalanya pusing” dan selanjutnya Saksi-3 menyerahkan Sabu-sabu tersebut kepada Terdakwa I kemudian Terdakwa I mengambil Sabu-sabu tersebut dengan cara ditimbang kemudian sisanya diserahkan lagi kepada Saksi-3 lalu Sisa Sabu-sabu tersebut Saksi-3 simpan di dalam dapur rumah Saksi-3, hal tersebut dilakukan oleh Terdakwa I setiap kali mendapat pesanan Sabu-sabu dari orang lain. 12. Bahwa Terdakwa-I pada hari Senin tanggal 28 April 2014 bertempat di rumahnya di jalan Pemandian Nomor 28 Malang telah melakukan tranSaksi jual beli Sabu-sabu dengan Sdr. Syaiful sebanyak 1 paket seberat 0,3 gram dengan harga Rp 300.000,-. 13. Bahwa Terdakwa-I pada hari Senin tanggal 28 April 2014 bertempat di rumahnya di jalan Pemandian No. 28 Malang telah melakukan tranSaksi jual beli Sabu-sabu dengan Sdr. Syaiful sebanyak 1 paket seberat 1,05 gram dengan harga Rp 1.300.000,namun hanya dibayar Rp. 1.100.000,14. Bahwa Terdakwa-I pada hari selasa tanggal 29 April 2014 bertempat di Hotel Mega wati Jalan Panglima Sudirman Malang telah melakukan tranSaksi jual beli Sabu-sabu dengan Sdr. Syaiful sebanyak 1 paket seberat 1,04 gram dengan harga Rp 1.400.000,namun Sdr. Syaiful tidak membayar dengan uang tetapi menjaminkan sepeda motor Suzuki Satria FU 150 warna biru No Pol Lupa. 15. Bahwa Terdakwa-I pada hari Rabu tanggal 30 April 2014 ditelepon oleh Sdr. Syaiful memesan Sabu-sabu sebanyak 3 gram dengan harga per gramnya Rp 1.500.000,- dan pembayarannya akan digabungkan dengan yang belum dibayar Rp. 1.600.000,ditambah Rp. 4.500.000,- dan tidak lama kemudian Sdr. Syaiful datang ke rumah Terdakwa I berpesan dengan berkata “ Mas tak tunggu” langsung pergi lalu Terdakwa-I ditelepon Sdr. Syaiful sudah ditunggu di Hotel Wilis Lantai 2 No. 5 A Malang. 16. Bahwa Terdakwa-I selanjutnya naik sepeda motor Suzuki Satria FU 150 warna biru No Pol lupa membawa 3 paket Sabu-
7 sabu seberat 3,15 gram yang disimpan di tas cangklong warna coklat merk Levis menemui Sdr Syaiful ke Hotel Wilis Lantai 2 Kamar No. 5 A Malang dan sesampainya di Hotel Wilis langsung menuju ke Kamar No. 5 A dengan cara mengetuk pintu dan dibuka oleh Sdr. Syaiful lalu Terdakwa-I duduk di kursi tamu namun tidak lama kemudian datang Aiptu Sugiono (Saksi-1), Aipda Muhamad suwono (Saksi-4) dan Brigadir Gembong berpakaian preman lalu datang lagi 3 orang polisi dan berhasil mengamankan 3 paket Sabu-sabu seberat 3,15 gram dan pipet kaca alat menkonsumsi Sabu-sabu. 17. Bahwa Terdakwa I selanjutnya mengakui jika 3 paket Sabusabu seberat 3,15 gram miliknya didapat dari Sdri. Yayuk Sri Rahayu (Saksi-3) dengan alamat Jalan Temenggungan Ledok PJKA No. 2 Kec. Blimbing Malang kemudian Terdakwa I bersama petugas dari kepolisian mendatangi rumah Sdri. Yayuk Sri Rahayu Jalan Temenggungan Ledok PJKA No. 2 Kec. Blimbing Malang dan berhasil mengamankan Sdri. Yayuk Sri Rahayu dan Sabusabu seberat 13,98 gram serta timbangan elektrik warna hitam merk HWH dan saat Saksi-3 akan dibawa ke Polda Jatim di jalan bertemu dengan Terdakwa II lalu Saksi-3 berkata “Pak bagaimana ini, pak nandar kok bikin saya begini” kemudian Terdakwa II berkata “ya sabar aja” kemudian Saksi-3 dibawa naik kendaraan. 18. Bahwa Terdakwa I pernah memberikan uang hasil penjualan Sabu-sabu kepada Sdr. Yayuk Sri Rahayu (Saksi-3) sebesar Rp. 1.700.000,- namun Sdr. Yayuk Sri Rahayu pernah meyuruh Terdakwa-I untuk menansfer uang kepada Sdri. Silfi sebesar Rp. 5.000.000,- tetapi ditrasfernya dari ATM BCA Sdri. Yayuk Sri Rahayu ke nomor reg A.n. M.Ashar. 19. Bahwa menurut anak Saksi-3 (Sdri. Selfi Maya Santi) Sabusabu yang dikirim dari Jakarta sebanyak 50 gram dengan harga pergramnya Rp. 1.200.000,- (satu juta dua ratus ribu rupiah) sehingga total harga keseluruhannya sebesar Rp. 60.000.000,(enam puluh juta rupiah) namun pembayarannya sesudah Sabusabu terjual dan sepengetahuan Saksi-3 Terdakwa I sudah lima kali menjual Sabu-sabu ini sebanyak 32 gram karena sisa Sabusabu yang ada di Saksi-3 tinggal 16 gram. 20. Bahwa pada tanggal 12 April 2014 bertempat di kamar tidur rumah Saksi-3 Jl. Temenggungan Ledok PJKA No. 2 Malang Saksi-3 bersama dengan Terdakwa II mengkonsumsi Sabu-sabu dan pada tanggal 22 April 2014 bertempat di kamar tidur rumah Saksi-3 Jl. Temenggungan Ledok PJKA No. 2 Malang Saksi-3 bersama dengan Terdakwa I dan Terdakwa II mengkonsumsi Sabu-sabu dan pada tanggal 28 April 2014 bertempat di kamar tidur rumah Saksi-3 Jl. Temenggungan Ledok PJKA No. 2 Malang Saksi-3 bersama dengan Terdakwa I mengkonsumsi Sabu-sabu. 21. Bahwa setelah dilakukan uji laboratorium kriminalistik forensik cabang Surabaya terhadap barang bukti yang berhubungan dengan perkara para Terdakwa dan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik diperoleh hasil barang bukti nomor : 3218/2014/NNF s/d Nomor : 3220/2014/NNF masing-masing berupa 1 kantong plastic berisikan kristal warna putih dan barang bukti berupa urine Terdakwa I tersebut adalah benar mengandung Metamfetamina yang terdaftar dalam Golongan I no urut 61 lampiran I Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, dan sementara darah Terdakwa I dinyatakan negative dari kandungan Narkotika/psikotropika.
8 22. Bahwa setelah dilakukan uji laboratorium kriminalistik forensik cabang Surabaya terhadap barang bukti yang berhubungan dengan perkara para Terdakwa dan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik diperoleh hasil barang bukti nomor : 3218/2014/NNF s/d Nomor : 3220/2014/NNF masing-masing berupa 1 kantong plastic berisikan kristal warna putih kristal adalah benar mengandung Metamfetamina yang terdaftar dalam Golongan I no urut 61 lampiran I Undang-Undang Republik Indonesia No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, sedangkan barang bukti berupa urine dan darah Terdakwa II dinyatakan negative dari kandungan Narkotika/psikotropika. 23. Bahwa para Terdakwa seharusnya sebagai anggota TNI tidak melakukan tranSaksi jual beli Sabu-sabu tetapi para Terdakwa melakukan penyalahgunaan Narkotika jenis Sabu-sabu untuk dikonsumsi bersama dengan orang sipil bahkan melakukan jual beli Sabu-sabu hal ini bertentangan dengan program pemerintah untuk memberantas penyalahgunaan Narkotika dan bertentangan dengan hukum. Berpendapat bahwa perbuatan Terdakwa tersebut telah cukup memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana menurut Pasal 114 ayat (1) jo Pasal 132 UU RI No.35 tahun 2009 tentang Narkotika. Menimbang
: Bahwa terhadap Dakwaan Oditur Militer tersebut di atas, Terdakwa menyatakan mengerti, namun Terdakwa menyangkal Dakwaan Oditur Militer. Adapun sangkalan Terdakwa adalah sebagai berikut : - Bahwa Terdakwa tidak mengetahui permasalahan yang didakwakan kepada Terdakwa dalam perkara ini. - Terdakwa merasa namanya telah disalah-gunakan ataupun disebut-sebut oleh Kopda Kusnandar dan Sdri. Yayuk Sri Rahayu tanpa sepengetahuan Terdakwa.
Menimbang
: Bahwa walaupun Terdakwa menyangkal surat dakwaan Oditur Militer, namun Terdakwa maupun Penasehat Hukumnya tidak mengajukan keberatan (Eksepsi) dan menghendaki agar persidangan dilanjutkan.
Menimbang
: Bahwa para Saksi yang dihadapkan di persidangan menerangkan di bawah sumpah sebagai berikut :
Saksi - I
: Nama lengkap: YAYUK SRI RAHAYU; Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga; Tempat, tanggal lahir: Malang, 6 April 1968; Jenis kelamin: Perempuan; Kewarganegaraan: Indonesia; Agama: Islam; Tempat tinggal: Jl. Temenggungan Ledok PJKA No.2 Malang. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa-I Kopda Kusnandar maupun dengan Terdakwa-II Kopda Suryo sejak sekitar tahun 2011, namun Saksi tidak ada hubungan keluarga dengan mereka. 2. Bahwa status Saksi adalah janda yang pada tahun 2011 ditinggal meninggal oleh suami Saksi seorang pensiunan Satpol PP, dan Saksi mempunyai tiga orang anak, yaitu: yang terbesar bernama Sdri. Selfie Mayasanti (27 tahun), dan yang terkecil bernama Adam (11 tahun). 3. Pada tahun 2011 Sdri. Selfie Mayasanti ditangkap dan ditahan Polisi di Jakarta karena membawa sabu-sabu seberat sekira 400 gram, dan atas kesalahannya tersebut Sdri. Selfie Mayasanti
9 dijatuhi hukuman berupa pidana penjara selama 11 (sebelas) tahun, dan sampai dengan sekarang Sdri. Selfie Mayasanti masih ditahan atau menjalani pidananya di Lapas Wanita Tangerang. 4. Bahwa sebelum kejadian yang menjadi perkara ini, pada tanggal 12 April 2014 Saksi pernah mengkonsumsi sabu-sabu bersama dengan Terdakwa Kopda Suryo bertempat di kamar tidur rumah Saksi. 5. Bahwa pada hari Kamis tanggal 17 April 2014 sekira pukul 06.30 WIB, Saksi ditelepon oleh Sdri. Selfi Mayasanti yang sedang ditahan di Lapas Wanita Tangerang yang mengatakan: “Bu, ini ada barang (shabu-shabu) coba ibu jualkan kepada siapa yang mau”. Oleh karena sebelumnya Saksi pernah dua kali mengkonsumsi sabu-sabu bersama dengan Pak Suryo (Terdakwa), dan Terdakwa juga pernah mengatakan kepada Saksi bahwa ia sering diminta orang untuk mencarikan sabu-sabu, maka Saksi lalu mengatakan kepada Sdri. Selfi: “Ya, saya coba dulu menghubungi Pak Suryo”. Kemudian Saksi lalu menelepon Terdakwa dan mengatakan: “Pak, ini ada „barang‟ dari Selfi, bisa nggak bapak menjualkan?”, yang dijawab Pak Suryo: “Ia, aku nanti ke rumahmu”. 6. Bahwa kemudian pada sekira pukul 16.00 WIB ternyata yang datang ke rumah Saksi adalah Kopda Kusnandar, dan beberapa saat kemudian Terdakwa menyusul datang ke rumah Saksi, kemudian Saksi bersama-sama dengan Terdakwa dan Kopda Kusnandar membicarakan masalah shabu-shabu yang ditawarkan Sdri. Selfie. Pada waktu itu Terdakwa mengatakan tidak bisa berangkat ke Jakarta karena sedang sibuk dan tidak ada waktu, hingga kemudian disepakati bahwa Kopda Kusnandar yang akan mengambil „barang‟ (shabu-shabu) yang ditawarkan Sdri. Selfie tersebut di Jakarta, dan Terdakwa yang nanti akan menjualkan shabu-shabu tersebut kepada teman-teman Terdakwa di Malang. Sedangkan keuntungan dari penjualan shabu-shabu tersebut rencananya akan dibagi tiga orang (Kopda Kusnandar, Terdakwa, dan Saksi), namun saat itu Saksi mengatakan bahwa keuntungannya dibagi Terdakwa dan Kopda Kusnandar saja, dan Saksi hanya meminta kepada Terdakwa agar membayar beaya modalnya saja kepada pemilik shabu-shabu yang ada di Jakarta, karena Saksi merasa tidak enak dengan Sdri. Selfi jika ikut mengambil untung dari „barang‟ yang diambil dari Sdri. Selfi. 7. Bahwa oleh karena sebelumnya Saksi sudah mengatakan kepada Sdri. Selfi bahwa yang akan datang ke Jakarta adalah Pak Suryo, maka Saksi lalu meminta kepada Kopda Kusnandar yang akan mengambil „barang‟ ke Jakarta agar selama berada di Jakarta Kopda Kusnandar menggunakan nama “Suryo”. Selanjutnya oleh karena pada waktu itu Kopda Kusnandar mengatakan tidak mempunyai uang untuk pergi ke Jakarta, maka Saksi lalu memberikan pinjaman uang kepada Kopda Kusnandar sebesar Rp.200.000,-(dua ratus ribu rupiah). 8. Bahwa kemudian pada hari Jum‟at tanggal 18 April 2014 sore Kopda Kusnandar berangkat ke Jakarta untuk mengambil shabushabu yang ditawarkan Sdri. Selfi di Jakarta dengan menumpang Bus umum dari Terminal Arjosari, Malang. Sedangkan uang pembayaran harga sabu-sabunya, sesuai pemberitahuan Sdri. Selfi agar dikirimkan nanti setelah shabu-shabunya laku terjual. 9. Bahwa pada hari Minggu tanggal 20 April 2014 sekira pukul 21.00 WIB Kopda Kusnandar datang ke rumah Saksi dengan membawa sabu-sabu seberat 48 gram berbentuk gumpalan sebanyak 4 gumpalan warna putih dibungkus plastik warna putih
10 bercampur dengan plastik klip warna putih. Beberapa saat kemudian Terdakwa juga datang ke rumah Saksi, lalu Saksi, Kopda Kusnandar, dan Terdakwa bersama-sama melihat sabusabu yang baru diambil Kopda Kusnandar dari Jakarta tersebut di dalam kamar tidur Saksi, dan selanjutnya Saksi, Kopda Kusnandar, dan Terdakwa lalu mengkonsumsi sabu-sabu tersebut di dalam kamar tidur Saksi. 10. Bahwa setelah selesai mengkonsumsi sabu-sabu, pada sekira pukul 23.00 WIB Saksi menyuruh Terdakwa agar membawa sabusabu tersebut untuk dijualkan, hingga kemudian Terdakwa membawa sabu-sabu yang diambil Kopda Kusnandar dari Jakarta untuk dijualkan, dan selanjutnya Kopda Kusnandar juga pergi meninggalkan rumah Saksi. 11. Bahwa pada hari Senin pagi tanggal 21 April 2014 sekira pukul 09.00 WIB, Terdakwa datang lagi ke rumah Saksi sambil membawa lagi sabu-sabu yang sebelumnya telah dibawa Terdakwa untuk dijualkan, lalu Terdakwa mengatakan kepada Saksi: “Ini sabu-sabu kamu bawa dulu, karena saya akan mengurusi anak saya dulu, dan kata teman saya sabu-sabunya kurang enak, karena setelah dicoba kepala jadi pusing”. Pada waktu itu Saksi menolak dititipi sabu-sabu oleh Terdakwa, akan tetapi Terdakwa memaksa dengan tetap menyerahkan sabu-sabu tersebut ke tangan Saksi dengan alasan khawatir jika sewaktuwaktu Kopda Kusnandar menanyakan sabu-sabu tersebut, hingga kemudian Saksi menyimpan kantong plastik berisi sabu-sabu titipan Terdakwa tersebut dengan cara menggantungkan kantong tersebut di dinding dapur. 12. Bahwa pada hari Selasa tanggal 22 April 2014 sekira pukul 08.00 WIB Kopda Kusnandar datang ke rumah Saksi, kemudian Saksi mengatakan kepada Kopda Kusnandar bahwa Terdakwa telah menyerahkan/mengembalikan lagi kepada Saksi sabu-sabu yang rencananya akan dijualkan Terdakwa, dan kata Terdakwa sabu-sabunya kurang enak karena setelah dicoba kepalanya pusing”, lalu kemudian Saksi menyerahkan lagi sabu-sabu tersebut kepada Kopda Kusnandar untuk dijualkan. Kemudian Kopda Kusnandar masuk ke dalam kamar Saksi dan mengambil sebagian sabu-sabu tersebut dan menimbang serta memasukkan ke dalam plastik kecil, lalu sisanya diserahkan lagi kepada Saksi, kemudian Saksi menyimpan kembali sisa sabu-sabu tersebut di dalam dapur rumah Saksi. Hal seperti itu dilakukan oleh Kopda Kusnandar setiap dia mendapat pesanan sabu-sabu dari orang lain. 13. Bahwa menurut pemberitahuan anak Saksi yang bernama Sdri. Selfi Maya Santi yang hingga saat ini masih menjalani pidana di LP Wanita Tangerang, sabu-sabu yang dikirim dari Jakarta tersebut beratnya 50 gram dengan harga Rp.1.200.000,-(satu juta dua ratus ribu rupiah) setiap gram, sehingga jumlah harga seluruhnya sebesar Rp.60.000.000,-(enam puluh juta rupiah), dan uang pembayarannya dikirimkan sesudah sabu-sabu laku terjual. 14. Bahwa dari hasil penjualan sabu-sabu tersebut, pada bulan April 2014 Kopda Kusnandar pernah menitipkan uang tunai kepada Saksi sebesar Rp.3.000.000,-(tiga juta rupiah), namun Saksi tolak dengan alasan uang tersebut masih kurang padahal akan disetor. Beberapa waktu kemudian Kopda Kusnandar bercerita kepada Saksi bahwa uangnya sudah ditambah menjadi Rp.5.000.000,-(lima juta rupiah) yang kemudian dimasukkan ke rekening Bank BCA Cabang Malang milik Saksi, namun kemudian uang sebesar Rp.5.000.000,-(lima juta rupiah) tersebut oleh Kopda
11 Kusnandar ditransfer ke rekening seseorang yang tidak Saksi ketahui identitasnya. 15. Bahwa pada tanggal 30 April 2014 sekira pukul 14.00 WIB, ketika Saksi sedang berada di rumah Saksi di Jl. Temenggungan Ledok PJKA No.02 Malang, Saksi didatangi oleh petugas dari Satnarkoba Polda Jatim yang kemudian menangkap Saksi dan menyita sabu-sabu seberat 13,98 gram dan timbangan elektronik dari rumah Saksi. Kemudian ketika Saksi akan dibawa ke Polda Jatim, sampai di depan Balai RW arah menuju ke jalan besar, pada waktu Saksi sedang dibawa petugas berpakain preman dan akan dimasukkan ke dalam mobil Polisi dari Satnarkoba Polda Jatim, tiba-tiba datang Terdakwa yang lalu bertanya kepada petugas tersebut: “Ada apa ini?”, hingga kemudian Saksi mengatakan kepada Terdakwa: “Pak, bagaimana ini, Pak Nandar kok bikin saya begini?”, namun Terdakwa hanya berkata: “Ya sabar aja”, selanjutnya Saksi dibawa naik mobil petugas polisi menuju Polda Jatim di Surabaya. 16. Bahwa sepengetahuan Saksi, dari sabu-sabu yang diperoleh dari Sdri. Selfi Mayasanti tersebut, Kopda Kusnandar sudah lima kali berhasil menjual sabu-sabu seluruhnya sebanyak 32 gram, karena dari sabu-sabu yang dibawa Kopda Kusnandar dari Jakarta seberat 48 gram, sisanya tinggal 16 gram (termasuk yang ada pada Kopda Kusnandar) yang kemudian disita oleh penyidik Polisi. 17. Bahwa selain bekerja-sama menjualkan sabu-sabu yang diambil dari Sdri. Selfi Mayasanti di Jakarta, Saksi telah beberapa kali mengkonsumsi sabu-sabu bersama-sama dengan Kopda Kusnandar dan Terdakwa, yaitu : - Pada sekira tanggal 12 April 2014 Saksi mengkonsumsi sabusabu berdua bersama dengan Terdakwa bertempat di kamar tidur rumah Saksi Jl. Temenggungan Ledok PJKA No. 2 Malang; - Pada hari Selasa tanggal 22 April 2014 Saksi mengkonsumsi sabu-sabu bertiga bersama dengan Kopda Kusnandar dan Terdakwa bertempat di kamar tidur rumah Saksi Jl. Temenggungan Ledok PJKA No. 2 Malang; - Pada hari Senin tanggal 28 April 2014 Saksi mengkonsumsi sabu-sabu berdua bersama dengan Kopda Kusnandar bertempat di kamar tidur rumah Saksi Jl. Temenggungan Ledok PJKA No.2 Malang. 18. Atas perbuatan Saksi yang telah bekerja-sama dengan Kopda Kusnandar dan Terdakwa menjualkan sabu-sabu yang diambil Kopda Kusnandar dari Sdri. Selfie Mayasanti di Jakarta tersebut, Saksi sudah disidangkan di Pengadilan Negeri Surabaya dan sudah dijatuhi hukuman berupa pidana penjara selama 8 (delapan) tahun, dan saat ini Saksi sedang menjalani pidananya di LP Medaeng, Surabaya. Atas keterangan Saksi-I menyangkal sebagian, yaitu :
tersebut
di
atas,
Terdakwa
- Terdakwa tidak pernah datang ke rumah Saksi, dan Terdakwa juga tidak pernah membawa sabu-sabu dari rumah Saksi. - Terdakwa tidak pernah mengkonsumsi sabu-sabu bersama dengan Saksi maupun dengan orang lain. - Terdakwa tidak pernah ketemu Saksi ketika Saksi dibawa oleh Polisi dengan menggunakan mobil.
12 - Terdakwa tidak tahu-menahu dengan permasalahan Saksi dan Kopda Kusnandar. Atas sangkalan Terdakwa tersebut Saksi menyatakan tetap pada keterangannya, dan mengatakan bahwa sebenarnya Saksi tidak ingin melibatkan Terdakwa, karena Saksi takut dimarahi oleh Terdakwa. Namun oleh karena ketika ditanya petugas Polisi yang membawa Saksi dan Kopda Kusnandar ke Polda Jatim, Kopda Kusnandar menceritakan mengenai keterlibatan Terdakwa dalam masalah ini, dan apa yang dikatakan Kopda Kusnandar kepada petugas Polisi tersebut adalah yang sebenarnya, maka Saksi tidak dapat lagi menutupi keterlibatan Terdakwa, sehingga Saksi lalu menceritakan yang sebenarnya mengenai keterlibatan Terdakwa dalam masalah ini. Saksi - II
: Nama lengkap: MARZUKI MISBAHUDIN; Pangkat/NRP: Kopka/ 580678; Jabatan: Tamudi Kiharjasa; Kesatuan: Yonbekang-2 Kostrad; Tempat, tanggal lahir: Bantaeng, 02 Juli 1965; Jenis kelamin: Laki-laki; Kewarganegaraan: Indonesia; Agama: Islam; Tempat tinggal: Asrama Yonbekang-2 Kostrad Jl. Hamid Rusdi No.1 Malang. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Kopda Kusnandar maupun dengan Terdakwa Kopka Suryo. Saksi kenal dengan Kopda Kusnandar sejak yang bersangkutan berdinas di Yonif 512/QY Malang dan sering bertemu serta ngobrol di tempat bilyard Jl. Trunojoyo Malang dan di warung kopi dekat kantor Yonbekang-2 Kostrad. Sedangkan Saksi kenal dengan Terdakwa karena Saksi dan Terdakwa sama-sama berdinas di Yonbekang-2 Kostrad. Namun Saksi tidak ada hubungan keluarga dengan Terdakwa maupun dengan Kopda Kusnandar. 2. Bahwa pada hari Senin tanggal 05 Mei 2014 sekira pukul 06.00 WIB bertempat di Kantor Yonbekang-2 Kostrad Malang, Saksi diberitahu Terdakwa bahwa Kopda Kusnandar ditangkap oleh Polisi karena perkara Narkotika. Atas pemberitahuan Terdakwa tersebut Saksi hanya diam saja tidak bereaksi, karena Saksi tidak mengetahui permasalahan narkotika tersebut. 3. Bahwa Saksi tidak tahu-menahu dengan permasalahan narkotika yang dituduhkan kepada Kopda Kusnandar dan Terdakwa dalam perkara ini. Saksi dijadikan Saksi dalam perkara ini mungkin karena pada sekira tanggal 27 April 2014 Saksi berkomunikasi dengan Terdakwa dan menyebut-nyebut masalah uang Rp.150.000,-(seratus lima puluh ribu rupiah). 4. Bahwa pada bulan Februari 2014 Saksi menggadaikan HP merk Cros warna hitam lis kuning milik Saksi kepada Kopda Kusnandar seharga Rp.150.000,-(seratus lima puluh ribu rupiah). Kemudian pada sekira tanggal 27 April 2014 Saksi menelepon Kopda Kusnandar dan mengatakan bahwa Saksi akan menebus HP Saksi yang digadaikan kepada Kopda Kusnandar tersebut, namun pada waktu itu Kopda Kusnandar tidak memberikan jawaban. Beberapa jam kemudian Kopda Kusnandar menelepon Saksi mengatakan: “Jadi enggak” (maksudnya menanyakan apakah Saksi jadi menebus HP), yang Saksi jawab: “Nggak jadi, karena uangnya sudah habis terpakai, dan sampai dengan sekarang HP tersebut belum ditebus oleh Saksi. 5. Bahwa Saksi tidak pernah memesan narkotika jenis sabu-sabu pada Kopda Kusnandar. Maksud Saksi akan membayar uang sebesar Rp.150.000,-(seratus lima puluh ribu rupiah) tersebut
13 adalah untuk menebus HP Saksi yang digadaikan kepada Kopda Kusnandar. Namun oleh karena lama tidak ada jawaban, akhirnya HP tidak jadi ditebus, karena uangnya sudah habis terpakai. 6. Bahwa Saksi memang pernah mengkonsumsi narkotika jenis sabu-sabu, namun hal itu terjadi pada saat Saksi bertugas di Aceh pada tahun 2007 bersama dengan anggota Brimob. Atas keterangan Saksi-II membenarkan seluruhnya. Saksi – III
:
tersebut
di
atas,
Terdakwa
Nama lengkap: SUGIONO; Pangkat/NRP: Aiptu/59040309; Jabatan: Anggota Ditresnarkoba; Kesatuan: Polda Jatim; Tempat, tanggal lahir: Sidoarjo, 09 April 1959; Jenis kelamin: Laki-laki; Kewarganegaraan: Indonesia; Agama: Islam; Tempat tinggal: Desa Jogosatru, Sukodono, Sidoarjo. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi tidak kenal dengan Terdakwa, namun Saksi kenal dengan Kopda Kusnandar sejak setahun sebelum kejadian yang menjadi perkara sekarang ini, dan Saksi tidak ada hubungan keluarga dengan Terdakwa. 2. Bahwa pada tahun 2013 Saksi mulai kenal dengan Kopda Kusnandar. Saat itu Saksi mengenal Kopda Kusnandar sebagai pengguna narkotika jenis sabu-sabu. Oleh karena Kopda Kusnandar adalah anggota TNI, maka saat itu Saksi hanya menasehati Kopda Kusnandar agar tidak menggunakan lagi sabusabu karena sangat berbahaya bagi anggota. Kopda Kusnandar juga pernah memberikan informasi mengenai peredaran sabusabu di daerah Malang, hingga Tim Saksi berhasil menangkap Sdri. Ike yang sekarang masih menjalani pidananya di LP. 3. Bahwa selama ini jika ada anggota TNI/Polri menggunakan narkotika biasanya hanya diingatkan/dinasehati saja agar menghentikan perbuatannya tersebut. Namun jika sudah mengedarkan, siapapun, walaupun dia anggota Polri pasti akan ditangkap. 4. Bahwa setelah sekira setahun Saksi tidak pernah bertemu/berkomunikasi dengan Kopda Kusnandar, Saksi mendapat informasi bahwa Kopda Kusnandar sudah menjadi pengedar sabu-sabu di daerah Malang, sehingga Tim Saksi lalu menyuruh informan polisi atas nama Sdr. Syaiful untuk memancing Kopda Kusnandar dengan cara memesan dan membeli sabu-sabu dari Kopda Kusnandar. 5. Bahwa untuk maksud memancing Kopda Kusnandar tersebut, pada hari Minggu tanggal 27 April 2014 sekira pukul 16.00 WIB Sdr. Syaiful memesan sabu-sabu seberat 0,5 gram kepada Kopda Kusnandar, selanjutnya Sdr. Syaiful datang ke rumah Kopda Kusnandar di Asrama Kesdam-V/Brw Jl. Pemandian No.28 Malang. Setelah sampai di rumah Kopda Kusnandar, ternyata Kopda Kusnandar menyerahkan sabu-sabu kepada Sdr. Syaiful seberat 1 gram dengan harga Rp.1.500.000,-(satu juta lima ratus ribu rupiah). Oleh karena Sdr. Syaiful hanya memesan 0,5 gram, maka Sdr. Saiful baru bisa membayar sebesar Rp.750.000,(tujuh ratus lima puluh ribu rupiah). Selanjutnya yang 0,5 gram dikonsumsi Sdr. Syaiful bersama Kopda Kusnandar di rumah Kopda kusnandar, sedangkan yang 0,5 gram dilaporkan dan diserahkan kepada Kanit Resnarkoba Polda Jatim (Kompol Aloysius Alwer, S.H.), dan Sdr. Syaiful juga menginformasikan kepada Kanit Resnarkoba bahwa Kopda Kusnandar bisa melayani pesanan berikutnya sebanyak 2 gram.
14 6. Bahwa pada hari Senin tanggal 28 April 2014 sekira pukul 16.00 WIB Sdr. Syaiful datang lagi ke rumah Kopda Kusnandar di Asrama Kesdam V/Braw Jalan Pemandian No. 28 Malang untuk mengambil pesanan sabu-sabu seberat 2 gram dengan harga Rp.3.000.000,-(tiga juta rupiah), dan selanjutnya Sdr. Syaiful menyerahkan sabu-sabu seberat 2 gram tersebut kepada Kanit Resnarkoba Polda Jatim. 7. Bahwa setelah diketahui Kopda Kusnandar dua kali menjual sabu-sabu kepada Sdr. Syaiful, maka pada hari Rabu tanggal 30 April 2014 sekira pukul 12.00 WIB Tim Saksi bermaksud menangkap Kopda Kusnandar dengan cara menyuruh Sdr. Syaiful agar memesan lagi sabu-sabu seberat 3 gram kepada Kopda Kusnandar dengan permintaan agar sabu-sabu seberat 3 gram tersebut diantar ke Hotel Wilis lantai 2 kamar A.5. Malang. Selanjutnya Sdr. Syaiful menuju ke Hotel Wilis lantai 2 Kamar A5 untuk melakukan Transaksi sabu-sabu dengan Kopda Kusnandar, sedangkan Saksi bersama dengan Aipda Moh. Suwono, S.H. dan Brigadir Gembong, S.H. menempati kamar nomor A.4, dan teman Saksi yang lain (Kompol Aloysius Alwer, S.H., AKP Sugeng Purwanto, S.H., dan Aipda Endah Erinasari, S.H.) menunggu di luar hotel untuk memantau keadaan di sekitar tempat itu. 8. Bahwa beberapa saat kemudian Kopda Kusnandar dengan berpakaian preman membawa tas slempang warna coklat merek levis datang ke kamar A.5 Hotel Wilis Malang, hingga kemudian Saksi bersama dengan Aipda Moh. Suwono, S.H. dan Brigadir Gembong, S.H. langsung masuk ke kamar A.5 Hotel Wilis Malang, lalu Saksi dan kawan-kawan bertanya kepada Kopda Kusnandar: “Mana barangnya?”, yang dijawab Kopda Kusnandar: “Barang apa?”, lalu kemudian Saksi menyuruh Kopda Kusnandar agar mengeluarkan seluruh barang-barang dari dalam tasnya, hingga kemudian Kopda Kusnandar mengeluarkan tiga bungkusan plastik klip warna putih yang berisi serbuk warna putih yang dipegang di tangan kanannya, lalu Saksi bertanya kepada Kopda Kusnandar: “Barang apa itu?”, yang dijawab: “Sabu-sabu”, lalu Saksi bertanya lagi: “Berapa gram?”, dijawab Kopda Kusnandar: “Tiga gram”. Selanjutnya sabu-sabu tersebut Saksi amankan, dan kemudian Saksi bertanya lagi: “Apakah masih ada barang lain?”, dijawab: “Masih ada, di rumah bu Yayuk Sri Rahayu”. Selanjutnya Saksi meminta Kopda Kusnandar agar menunjukkan alamat rumah Sdri. Yayuk Sri Rahayu. 9. Bahwa kemudian pada sekira pukul 14.30 WIB Tim Saksi dengan membawa Kopda Kusnandar menggunakan mobil mendatangi rumah Sdri. Yayuk Sri Rahayu yang beralamat di Jl. Temenggungan Ledok PJKA No.2 Malang. Setelah sampai di rumah Sdri. Yayuk Sri Rahayu dan kemudian Tim Saksi melakukan penggeledahan rumah Sdri. Yayuk Sri Rahayu, ditemukan barang bukti berupa sabu-sabu seberat 13,98 gram yang disimpan dalam tiga kantong plastik klip putih masing-masing beratnya 1,04 gram, 0,5 gram, dan 12,44 gram, dan juga ditemukan satu set timbangan elektrik warna hitam. Pada waktu itu yang melakukan penggeledahan adalah Aipda Suwono dan Brigadir Gembong, sedangkan Saksi menjaga Kopda Kusnandar di dalam mobil, dan yang lain berjaga-jaga di sekitar tempat tersebut. 10. Bahwa pada waktu Tim Saksi yang melakukan penggeledahan keluar dari rumah sambil menggiring Sdri. Yayuk Sri Rahayu menuju ke mobil yang akan membawa mereka ke Mapolda Jatim, Saksi melihat seseorang berpakaian PDL loreng TNI mengikuti dari belakang Tim Saksi yang sedang membawa
15 Sdri. Yayuk Sri Rahayu menuju mobil, lalu sambil mendekati mobil orang tersebut berteriak: “Mau dibawa ke mana itu?”, sehingga Saksi lalu bertanya kepada Sdri. Yayuk Sri Rahayu: “Siapa orang itu?”, yang dijawab: “Itu Pak Suryo”. Oleh karena saat itu Saksi tidak ada kepentingan dengan Pak Suryo, maka Saksi dan Tim Saksi tidak menghiraukan teriakan orang tersebut, dan selanjutnya Tim Saksi segera pergi meninggalkan tempat tersebut menuju Mapolda Jatim di Surabaya. 11. Bahwa orang yang mengikuti dan meneriaki Tim Saksi ketika menangkap dan membawa Sdri. Yayuk Sri Rahayu dari rumahnya di Malang tersebut adalah benar bernama Pak Suryo yang sekarang menjadi Terdakwa dalam perkara ini. 12. Bahwa dari hasil pengembangan penyidikan yang dilakukan Satresnarkoba Polda Jatim terhadap Kopda Kusnandar dan Sdri. Yayuk Sri Rahayu serta para Saksi yang lain, diperoleh keterangan bahwa Terdakwa Kopka Suryo ikut merencanakan pengambilan sabu-sabu seberat 48 gram oleh Kopda Kusnandar yang diambil dari Sdri. Selfi, yaitu anak Sdri. Yayuk Sri Rahayu yang sekarang menjadi napi di Lapas Tangerang, dan setelah sampai di Malang sabu-sabu tersebut pernah disimpan di rumah Terdakwa selama 1 hari yang maksudnya akan dijualkan oleh Terdakwa, namun Terdakwa tidak berhasil menjualkan sabu-sabu tersebut, sehingga sabu-sabu tersebut diserahkan kembali kepada Sdri. Yayuk Sri Rahayu untuk kemudian dijualkan sendiri oleh Kopda Kusnandar hingga kemudian Kopda Kusnandar ditangkap oleh Tim Saksi di kamar A.5. Hotel Wilis Malang. 13. Bahwa pada waktu ditangkap, Kopda Kusnandar mengatakan baru satu bulan mengedarkan sabu-sabu. Atas keterangan Saksi-III tersebut di atas, Terdakwa menyangkal sebagian, yaitu : Terdakwa tidak mengetahui permasalahan yang menjadi perkara ini. Terdakwa tidak tahu saat Bu Yayuk ditangkap oleh Tim Saksi, sehingga Terdakwa tidak pernah mengatakan “mau dibawa ke mana itu” ketika Sdri. Yayuk ditangkap. Atas sangkalan Terdakwa tersebut, Saksi-III tetap pada keterangannya. Menimbang
: Bahwa para Saksi yang lain telah dipanggil secara sah sesuai ketentuan yang berlaku, namun para Saksi yang lain tetap tidak hadir karena masing-masing mempunyai alasan yang sah, sehingga berdasarkan Pasal 155 UU Nomor 31 Tahun 1997 dan atas persetujuan Terdakwa, dibacakan keterangan para Saksi di depan Penyidik yang telah dikuatkan dengan Berita Acara Penyumpahan sesuai agamanya, yang pada pokoknya sebagai berikut :
Saksi - IV
: Nama lengkap: SELFI MAYASANTI; Pekerjaan: Swasta; Tempat, tanggal lahir: Malang, 29 September 1987; Jenis kelamin: Perempuan; Kewarganegaraan: Indonesia; Agama: Islam; Tempat tinggal: Jl. Temenggungan Ledok PJKA No. 2 Malang (sekarang di LP Wanita Tangerang, Banten). Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi tidak kenal dengan Kopda Kusnandar maupun dengan Terdakwa Kopda Suryo, dan Saksi tidak ada hubungan keluarga dengan Terdakwa, namun Saksi kenal dengan Ibu Yayuk Sri Rahayu karena Saksi adalah anak kandung Ibu Yayuk.
16 2. Bahwa pada tanggal 16 November 2011, ketika sampai di pintu keluar lantai 2 Stasiun Gambir Jakarta Pusat, Saksi ditangkap oleh petugas dari Bareskrim Mabes Polri karena Saksi membawa sabu-sabu seberat 400 gram dan selanjutnya Saksi ditahan di Rutan Pondok Bambu Jakarta sampai dengan tanggal 3 September 2012, kemudian mulai tanggal 04 September 2012 sampai dengan sekarang Saksi ditahan di LP Wanita Tangerang untuk menjalani pidana penjara selama 11 tahun dan denda Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah) subsider 6 bulan penjara. 3. Bahwa Saksi tidak kenal dan tidak pernah berkomunikasi dengan Kopda Kusnandar maupun dengan Terdakwa, karena sejak tertangkap tanggal 16 November 2011sampai dengan sekarang Saksi berada dalam tahanan/penjara di Rutan Pondok Bambu Jakarta dan di Lapas Wanita Tangerang, dan sejak ditangkap smapi dengan sekarang HP Saksi disita oleh Petugas dari Bareskrim Mabes Polri. 4. Bahwa pada hari Rabu tanggal 30 April 2014 ataupun hari lainnya, Saksi tidak pernah melakukan transaksi sabu-sabu dengan Kopda Kusnandar, karena sampai sekarang Saksi masih menjalani pidana penjara di Lapas Wanita Tangerang. 5. Bahwa Saksi juga tidak pernah menerima uang hasil penjualan Narkotika jenis sabu-sabu dari Kopda Kusnandar, baik tunai maupun melalui transfer. 6. Bahwa Saksi tidak pernah menghubungi ibu Saksi yang bernama Yayuk Sri Rahayu yang meminta agar mengambil sabusabu di Jakarta, dan Saksi juga tidak pernah menyuruh Terdakwa Kopka Suryo untuk menjualkan sabu-sabu milik Saksi. Atas keterangan Saksi-IV yang dibacakan tersebut di atas, Terdakwa menyatakan tidak mengetahui, sehingga Terdakwa tidak dapat memberikan komentar. Saksi - V
: Nama lengkap: MUHAMMAD SUWONO; Pangkat/NRP: Aipda/74070677; Jabatan: Banit Idik Opsnal Ditresnarkoba; Kesatuan: Polda Jatim; Tempat, tanggal lahir: Gresik, 24 Juli 1974; Jenis kelamin: laki-laki; Kewarganegaraan: Indonesia; Agama: Islam; Tempat tinggal: Desa Mbetiting, Kec. Cermai, Kab. Gresik. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi tidak kenal dengan Kopda Kusnandar maupun dengan Terdakwa Kopka Suryo, dan Saksi tidak ada hubungan keluarga dengan keduanya. Saksi baru bertemu dengan Kopda Kusnandar pada saat penangkapan Kopda Kusnandar di Hotel Wilis Malang. 2. Bahwa tugas dan tanggung jawab Saksi sebagai Banit Idik Opsnal Ditresnarkoba Polda Jatim adalah melaksanakan pemantauan dan penyelidikan dalam rangka pemberantasan Narkotika di wilayah Jatim. 3. Bahwa pada hari Minggu tanggal 27 April 2014 Saksi mendapat informasi dari Kanit III Subdit III Ditresnarkoba Polda Jatim atas nama Kompol Aloysius Alwer yang memberitahukan bahwa ada seseorang yang bernama Kopda Kusnandar sekarang telah menjadi pengedar Narkotika jenis sabu-sabu di wilayah Malang. 4. Bahwa dengan adanya informasi tersebut, selanjutnya pada hari itu juga Minggu tanggal 27 April 2014 sekira pukul 17.00 WIB, Saksi bersama dengan 5 orang anggota Unit III Subdit III Ditresnarkoba Polda Jatim lalu berangkat ke Malang untuk
17 melakukan pemantauan dan pemancingan terhadap Kopda Kusnandar dengan menggunakan tenaga informan Ditresnarkoba Polda Jatim. 5. Bahwa setelah beberapa hari memantau dan memancing Kopda Kusnandar, pada hari Rabu tanggal 30 April 2014 sekira pukul 13.30 WIB Kopda Kusnandar datang ke lantai 2 kamar A.5 Hotel Wilis Jl. Dr. Wahidin Malang yang akan melaksanakan transaksi jual beli sabu-sabu dengan informan Ditresnarkoba Polda Jatim tersebut. Setelah Kopda Kusnandar masuk dalam kamar untuk melakukan transaksi sabu-sabu, Saksi bersama dengan Aiptu Sugiono dan Brigadir Gembong lalu masuk ke dalam kamar dan kemudian menanyakan jenis sabu-sabu yang dibawa Kopda Kusnandar, hingga kemudian Kopda Kusnandar membuka tas cangklong kulit warna cokelat merk levis dan mengeluarkan sabusabu sebanyak tiga bungkus yang seluruhnya seberat 3,15 gram. Selanjutnya Saksi menyuruh Kopda Kusnandar agar memasukkan kembali sabu-sabu tersebut ke dalam tas dan kemudian Saksi mengamankan tas berisi sabu-sabu milik Kopda Kusnandar tersebut. 6. Bahwa kemudian Saksi menanyakan darimana Kopda Kusnandar mendapatkan sabu-sabu tersebut, hingga kemudian Kopda Kusnandar memberi informasi bahwa sabu-sabu tersebut berasal dari Sdri. Yayuk Sri Rahayu yang tinggal di Jl. Temenggungan Ledok PJKA No.02 Kec. Blimbing, Kota Malang. Atas informasi tersebut, pada hari itu juga sekira pukul 14.20 Wib Saksi bersama dengan anggota yang lain langsung menuju ke rumah Sdri. Yayuk Sri Rahayu dan kemudian melakukan penggeledahan di dalam rumah Sdri. Yayuk Sri Rahayu. Pada waktu penggeledahan, Tim Saksi menemukan barang bukti berupa sabu-sabu seberat 13,98 gram yang disimpan di dapur, dan timbangan elektrik warna hitam merk HWH yang disimpan di dalam kamar tidur rumah Sdri. Yayuk Sri Rahayu. 7. Bahwa kemudian Saksi dan beberapa anggota yang lain mengamankan dan membawa Sdri. Yayuk Sri Rahayu berikut barang bukti menuju ke mobil yang diparkir di pinggir jalan raya yang berjarak sekira 200 m dari rumah Sdri. Yayuk Sri Rahayu. 8. Bahwa ketika Saksi sedang menggandeng Sdri. Yayuk Sri Rahayu untuk dibawa ke mobil yang diparkir di pinggir jalan raya, Saksi didatangi oleh seorang anggota TNI AD berpakaian dinas loreng berpangkat Kopka dengan senjata sangkur yang menempel di kopelrimnya, dan dari papan namanya tertulis nama “SURYO”, yang kemudian anggota TNI AD bernama Suryo tersebut bertanya kepada Saksi: “Ada apa ini, dari mana sampeyan?”, Saksi jawab: “Saya dari Reserse Polda”. Atas jawaban Saksi tersebut Kopka Suryo diam saja, namun dia terus mengkuti Saksi menuju mobil yang diparkir di pinggir jalan raya. 9. Bahwa setelah Tim Saksi sampai di mobil dan kemudian memasukkan Sdri. Yayuk Sri Rahayu ke dalam mobil, Saksi melihat dan mendengar Kopka Suryo mengatakan kepada salah seorang rekan Saksi: “Mau dibawa ke mana ini?, lalu Kopka Suryo juga menanyakan kepada Saksi: “Apa nggak bisa diatur ini?”, sehingga Saksi menjawab: “Silahkan bertanya ke Kanit saya”, namun Kopka Suryo langsung pergi. 10. Bahwa pada saat menanyakan permasalahan yang dihadapi Sdri. Yayuk Sri Rahayu hingga kemudian menanyakan “apa nggak bisa diatur ini”, Saksi melihat Kopka Suryo dalam keadaan tegang dan terlihat ada rasa khawatir dalam dirinya.
18 11. Bahwa Saksi tidak mengetahui penyebab Kopka Suryo bersikap seperti itu, namun dengan sikapnya tersebut Saksi menduga Kopka Suryo ada keterkaitan hubungan dengan Sdri. Yayuk Sri Rahayu. Atas keterangan Saksi-V yang dibacakan tersebut di atas, Terdakwa menyangkal seluruhnya. Saksi - VI
: Nama lengkap: SUHARTATIK; Pekerjaan: Swasta; Tempat, tanggal lahir: Tulungagung, 07 Agustus 1975; Jenis kelamin: Perempuan; Kewarganegaraan: Indonesia; Agama: Islam; Tempat tinggal: Jl. Pemandian No.28 Blimbing, Malang. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Kopda Kusnandar, karena Kopda Kusnandar adalah suami Saksi yang menikah pada bulan Oktober 2000 di Tulungagung. Saksi juga kenal dengan Terdakwa Kopka Suryo, karena Terdakwa sering bersama dengan suami Saksi dan suami Saksi pernah meminjam uang pada Terdakwa, namun Saksi tidak ada hubungan keluarga dengan Terdakwa. 2. Bahwa setelah menikah, Saksi dan Kopda Kusnandar tinggal bersama di Rumdis Asrama Kesdam-V/Brw Jl. Pemandian No.28 Blimbing, Malang. Ketika tinggal di Asrama Kesdam-V/Brw, Saksi mempunyai kebiasaan tidur, bangun lalu makan, dan kemudian tidur lagi, dan Saksi sekali-sekali juga ikut menonton dan main bilyard di dekat tempat pekerjaan Saksi di Jl. Trunojoyo, Malang. 3. Bahwa pada hari Senin tanggal 28 April 2014 sekira pukul 13.30 Wib Saksi berangkat bekerja dan baru pulang kerja sekira pukul 21.30 WIB. Pada waktu pulang kerja suami Saksi (Kopda Kusnandar) tidak ada di rumah dan Saksi tidak mengetahui suami Saksi pergi kemana dan dengan siapa, sehingga Saksi juga tidak mengetahui kalau pada hari itu sekira pukul 16.00 WIB Saksi tidak mengetahui jika Kopda Kusnandar telah melakukan transaksi jual beli sabu-sabu. 4. Bahwa sepengetahuan Saksi, pada hari Rabu tanggal 30 April 2014 sekira pukul 13.30 WIB Kopda Kusnandar pulang ke rumah menggunakan sepeda motor Suzuki Satria FU 120 warna hitam, lalu berganti pakaian preman dan selanjutnya menoton TV bersama dengan anak-anak. Beberapa saat kemudian datang temannya yang tidak Saksi kenal, lalu mereka mengobrol, dan saat itu Saksi mendengar Kopda Kusnandar mengatakan: “Bawa aja sepeda motor yang saya bawa”, namun teman Kopda Kusnandar tidak mau dan mengatakan bawa aja sepeda motor tersebut, lalu kemudian temannya itu pergi. 5. Bahwa beberapa saat kemudian Kopda Kusnandar juga pergi. Oleh karena Saksi juga akan pergi berangkat ke tem[pat kerja, maka Saksi bermaksud menumpang dengan mengatakan kepada Kopda Kusnandar: “Bareng Yah”, namun Kopda Kusnandar mengatakan: “Sik dulu (nanti dulu)”, sambil Kopda Kusnandar pergi mengendarai sepeda motor meninggalkan Saksi, sehingga Saksi lalu pergi ke tempat kerja dengan berjalan kaki tanpa menunggu Kopda Kusnandar. 6. Bahwa pada hari Kamis tanggal 01 Mei 2014 pagi sekira pukul 09.30 WIB Saksi menelepon ke HP Kopda Kusnandar, namun HPnya tidak aktif, lalu Saksi mencoba menelepon lagi, ternyata HP Kopda Kusnandar aktif, lalu Kopda Kusnandar mengatakan: “Saya ditangkap Ma”, dan setelah itu Saksi tidak diperbolehkan menelepon lagi ke HP Kopda Kusnandar, sehingga sejak saat itu Saksi tidak menelepon lagi Kopda Kusnandar.
19 7. Bahwa pada tanggal 08 Mei 2014 Saksi baru mengetahui dari Kaurpam Kesdam-V/Brw kalau ternyata Kopda Kusnandar sudah berada di Denpom Surabaya, namun belum boleh dijenguk. Selanjutnya pada hari Senin tanggal 12 Mei 2014 Saksi dipanggil ke Denpom Surabaya untuk kemudian dimintai keterangan sebagai Saksi atas perkara Kopda Kusnandar. 8. Bahwa sebelumnya Saksi pernah mengirim sms ke HP Kopda Kusnandar dengan mengatakan: “Sadar mas”, yang maksudnya agar suaminya itu sadar dari kebiasaan bermain judinya, sedangkan untuk perbuatan yang lain Saksi tidak mengetahui. Atas keterangan Saksi-VI yang dibacakan tersebut di atas, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Menimbang
: Bahwa di dalam persidangan, menerangkan sebagai berikut :
Terdakwa
pada
pokoknya
1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI-AD pada tahun 1984 melalui pendidikan Secata TNI-AD di Pusdik Secata Rindam V/Brawijaya di Magetan. Setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Prada NRP.557212 kemudian mengikuti pendidikan Susjurtabekang selama 3 (tiga) bulan di Pusdikbekang Cimahi, selanjutnya Terdakwa berdinas di Yonangkomposit-1 Kostrad Cibinong. Kemudian pada tahun 1986 Terdakwa dipindahtugaskan ke Yonbekang-2 Divif-2 Kostrad Malang, Jatim. Pada saat kejadian yang menjadi perkara ini, Terdakwa dengan pangkat Kopka masih berdinas di Yonbekang-2 Divif-2 Kostrad Malang hingga sekarang. 2. Bahwa selama berdinas, Terdakwa sudah beberapa kali melaksanakan tugas operasi militer, yaitu: pada tahun 1988 s/d 1990 Terdakwa melaksanakan tugas operasi militer (Seroja) di Timor Timur hingga kemudian mendapat tanda jasa Satyalencana Seroja, dan tahun 2003 s/d 2004 Terdakwa melaksanakan tugas operasi militer (Opslihkam) di Nanggroe Aceh Darusalam hingga kemudian mendapat tanda jasa Satyalencana Dharma Nusa. 3. Bahwa Terdakwa kenal dengan Kopda Kusnandar sejak tahun 2005 ketika Terdakwa berobat di RST Soepraoen Malang hingga kemudian Terdakwa akrab dan sering bertemu dengan Kopda Kusnandar. Sedangkan Terdakwa mulai kenal dengan Sdri. Yayuk Sri Rahayu setelah suami Sdri. Yayuk Sri Rahayu meninggal dunia pada tahun 2011. Pada waktu itu Sdri. Yayuk Sri Rahayu meminjam uang pada Terdakwa untuk beaya selamatan almarhum suaminya. 4. Bahwa pada bulan Januari 2014 Sdr. Isa (keponakan Sdri. Yayuk Sri Rahayu) menggadaikan sebuah sepeda motor Honda Beat kepada Terdakwa seharga Rp.3.000.000,-(tiga juta rupiah) bertempat di rumah Sdri. Yayuk Sri Rahayu di Jl. Temenggungan Ledok No.02 PJKA Malang. Setelah itu Terdakwa tidak pernah bertemu lagi dengan Sdri. Yayuk Sri Rahayu, sehingga Terdakwa pun tidak mengetahui permasalahan penyalah-gunaan Narkotika yang telah dilakukan Sdri. Yayuk Sri Rahayu bersama denga Kopda Kusnandar yang menyeret-nyeret nama Terdakwa dalam perkara ini. 5. Sedangkan dengan Kopda Kusnandar, Terdakwa baru bertemu dengan Kopda Kusnandar adalah ketika Terdakwa berobat ke RST Soepraoen Malang. Namun Terdakwa terakhir kali bertemu dengan Kopda Kusnandar adalah pada bulan Februari 2014 ketika Kopda Kusnandar berencana akan membeli
20 sepeda motor Honda Revo Milik Terdakwa dengan harga Rp.3.000.000,-(tiga juta rupiah). Oleh karena saat itu Kopda Kusnandar belum mempunyai uang, sedangkan Terdakwa merasa sering dibantu oleh Kopda Kusnandar ketika berobat ke RST Soepraoen Malang, maka Terdakwa lalu menyuruh Kopda Kusnandar untuk membawa dulu sepeda motor Honda Revo berikut STNKnya yang akan dibeli Kopda Kusnandar. Namun setelah sepeda motor berikut STNKnya telah diserahkan, sampai dengan sekarang Kopda Kusnandar belum juga membayar uang pembelian sepeda motor Honda Revo milik Terdakwa tersebut. 6. Bahwa walaupun Kopda Kusnandar di depan penyidik, dan Sdri. Yayuk Sri Rahayu di depan penyidik maupun di depan persidangan mengatakan bahwa pada hari Kamis tanggal 17 April 2014 sekira pukul 16.00 WIB Terdakwa dan Kopda Kusnandar datang ke rumah Sdri. Yayuk Sri Rahayu, kemudian Sdri. Yayuk Sri Rahayu bersama-sama dengan Terdakwa dan Kopda Kusnandar membicarakan masalah sabu-sabu yang ditawarkan Sdri. Selfie untuk dijualkan, dan selanjutnya oleh karena waktu itu Terdakwa mengatakan tidak bisa berangkat mengambil sabu-sabu ke Jakarta karena sedang sibuk dan tidak ada waktu, hingga kemudian disepakati bahwa Kopda Kusnandar yang akan mengambil sabu-sabu tersebut di Jakarta, dan Terdakwa yang nanti akan menjualkan sabu-sabu tersebut kepada teman-teman Terdakwa di Malang, dan setelah Kopda Kusnandar berhasil mengambil sabu-sabu dari Jakarta Terdakwa sempat membawa sabu-sabu tersebut untuk dijualkan, namun tidak berhasil, dan kemudian sabu-sabu tersebut diserahkan lagi kepada Sdri. Yayuk Sri Rahayu untuk kemudian dijual sendiri oleh Kopda Kusnandar hingga ia ditangkap oleh Petugas Polisi dari Polda Jatim, Terdakwa tetap menyatakan tidak tahu-menahu dengan permasalahan ini dan menyangkal seluruh keterangan Sdri. Yayuk Sri Rahayu dan Kopda Kusnandar tersebut. 7. Bahwa Terdakwa menyangkal, karena pada hari Kamis tanggal 17 April 2014 Terdakwa merasa tidak pernah bertemu dengan Kopda Kusnandar maupun dengan Sdri. Yayuk Sri Rahayu di rumahnya, dan Terdakwa juga tidak pernah ditelepon oleh Sdri. Yayuk Sri Rahayu, dan pada saat itu posisi Terdakwa berada di kantor dari pagi sampai dengan sore hari sekira pukul 16.00 WIB. Setelah pulang ke rumah di Asrama, sampai dengan pagihari Terdakwa hanya berada di rumah saja bersama istri dan anak Terdakwa. Selain itu Terdakwa juga tidak pernah berjanji akan menjualkan sabu-sabu milik Sdri. Selfi. 8. Bahwa kemudian pada hari Minggu tanggal 20 April 2014 sekira pukul 21.30 Terdakwa juga tidak pernah bertemu dengan Kopda Kusnandar maupun dengan Sdri. Yayuk Sri Rahayu di rumah Sdri. Yayuk Sri Rahayu, dan Terdakwa juga tidak mengetahui adanya sabu-sabu di rumah tersebut. 9. Bahwa pada hari Rabu tanggal 30 April 2014 sekira pukul 07.00 WIB Terdakwa melaksanakan tugas jaga gudang di Yonbekang-2 Kostrad bersama dengan Kopka R. Dacosta. Kemudian pada sekira pukul 16.00 WIB Terdakwa meminta ijin keluar untuk mengambil ayam Terdakwa di rumah Sdr. Adnan di Jl. Temenggungan Ledok Malang. Namun setelah hampir sampai di rumah Sdr. Adnan, Terdakwa melihat di dekat rumah Sdr. Adnan ada banyak orang yang berkumpul, sehingga Terdakwa tidak jadi mengambil ayam, dan selanjutnya Terdakwa kembali pulang ke kesatuan melanjutkan tugas jaga gudang.
21 Menimbang
: Bahwa dalam persidangan Oditur Militer mengajukan barang bukti yang berupa : 1.
Barang-barang :
a. 1 (satu) kantong plastik berisikan kristal warna putih dengan berat 0,860 gram; b. 1 (satu) kantong plastik berisikan kristal warna putih dengan berat 0,798 gram; c. 1 (satu) kantong plastik berisikan kristal warna putih dengan berat 0,815 gram; d. 1 (satu) buah pipet kaca bening; e. 1 (satu) buah tas cangklong warna coklat merk levis; f. 1 (satu) buah HP merk Evercross warna hitam dengan dua SIM Card, yaitu Simpati Nomor 081357276512 dan XL Nomor 085933099271; Yang masing-masing disita dari tangan Terdakwa Kopda Kusnandar yang tertangkap tangan ketika akan menyerahkan tiga kantong plastik berisi kristal warna putih tersebut kepada pemesannya di sebuah kamar Hotel Wilis Malang, yang kemudian berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik dari Laboratorium Forensik Polri Cabang Surabaya, barang-barang tersebut huruf a s/d d ternyata positip mengandung Narkotika dengan bahan aktif Metamfetamina; 2.
Surat-surat :
a. 1 (satu) lembar fotocopy Surat Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Malang Nomor: 266/Pen.pid/2014/PN.Mlg tanggal 12 Mei 2014 tentang Persetujuan tindakan penyitaan terhadap barang bukti Narkotika jenis sabu-sabu dengan berat kotor 13,98 gram dari penguasa barang Yayuk Sri Rahayu binti Saryono yang telah dilakukan Penyidik Polri pada tanggal 30 April 2014; b. 1 (satu) lembar fotocopy Surat Kalabfor Polri Cabang Surabaya kepada Dir. Reskoba Polda Jatim Nomor: R/2794/V/2014/Lab.For tanggal 07 Mei 2014 tentang Surat Pengantar Berita Acara Hasil Pemeriksaan Perkara Narkotika atas nama Tersangka Yayuk Sri Rahayu binti Saryono; c. 3 (tiga) lembar fotocopy Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No.Lab: 2714/NNF/2014 tanggal 05 Mei 2014 atas nama Tersangka Yayuk Sri Rahayu binti Saryono; d. 1 (satu) lembar Surat Kalabfor Polri Cabang Surabaya kepada Danpomdam-V/Brawijaya Nomor: R/2887/V/2014/Lab.For tanggal 09 Mei 2014 tentang Surat Pengantar Berita Acara Hasil Pemeriksaan Perkara Narkotika atas nama Tersangka Kopda Kusnandar; e. 1 (satu) eksemplar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminalistik No.Lab: 2718/NNF/2014 tanggal 07 Mei 2014 yang menyatakan bahwa setelah dilakukan pemeriksaan secara laboratoris terhadap 3 (tiga) kantong plastik berisi Kristal warna putih, 1 (satu) buah pipet kaca masih terdapat sisa Kristal warna putih, 1 (satu) pot plastik berisi urin milik Terdakwa Kopda Kusnandar NRP.31960152460474, disimpulkan bahwa barangbarang tersebut mengandung Narkotika dengan bahan aktif Metamfetamina yang terdaftar dalam Golongan I Nomor urut 61 Lampiran I UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Sedangkan pemeriksaan terhadap 1 (satu) spuit berisi darah milik Terdakwa Kopda Kusnandar, disimpulkan bahwa darah tersebut tidak mengandung Narkotika dan Psikotripika;
22 f. 1 (satu) lembar Surat Kalabfor Polri Cabang Surabaya kepada Danpomdam-V/Brawijaya Nomor: R/2993/V/2014/Lab.For tanggal 19 Mei 2014 tentang Surat Pengantar Berita Acara Hasil Pemeriksaan Perkara Narkotika atas nama Tersangka Kopka Suryo NRP.557212; g. 1 (satu) eksemplar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminalistik No.Lab: 2838/NNF/2014 tanggal 16 Mei 2014 yang menyatakan bahwa setelah dilakukan pemeriksaan secara laboratoris terhadap 1 (satu) pot plastik berisi urine, dan 1 (satu) spuit berisi darah milik Terdakwa Kopka Suryo NRP.557212, disimpulkan bahwa urine dan darah milik Terdakwa Kopka Suryo tersebut tidak mengandung Narkotika dan Psikotripika; Barang bukti tersebut di atas masing-masing telah diperlihatkan dan dibacakan kepada Terdakwa dan para Saksi yang hadir, serta telah diterangkan sebagai barang bukti tindak pidana yang dilakukan Terdakwa dalam perkara ini, ternyata berhubungan dan berkaitan erat dengan perkara ini, sehingga oleh karenanya dapat digunakan sebagai barang bukti dalam perkara ini. Menimbang
: Bahwa terlebih dahulu Majelis Hakim akan menanggapi beberapa keterangan para Saksi dan keterangan Terdakwa yang tidak bersesuaian dihubungkan dengan barang bukti yang ada, dengan mengemukakan pendapat sebagai berikut: 1. Bahwa Saksi-I Sdri. Yayuk Sri Rahayu menerangkan di bawah sumpah di persidangan antara lain sebagai berikut : - Pada hari Kamis tanggal 17 April 2014 sekira pukul 06.30 WIB, Saksi ditelepon oleh anak Saksi yang bernama Selfi Mayasanti yang sedang melaksanakan pidana penjara di LP Wanita Tangerang karena pada tahun 2011 membawa sabu-sabu seberat 400 gram yang mengatakan: “Bu, ini ada barang (sabu-sabu) coba ibu jualkan kepada siapa yang mau”. Menurut pemberitahuan Sdri. Selfi Maya Santi, sabu-sabu yang akan dikirim tersebut beratnya 50 gram dengan harga Rp.1.200.000,-(satu juta dua ratus ribu rupiah) setiap gram, sehingga jumlah harga seluruhnya sebesar Rp.60.000.000,-(enam puluh juta rupiah), dan uang pembayarannya diminta dikirimkan sesudah sabu-sabu laku terjual. Oleh karena sebelumnya Saksi pernah dua kali mengkonsumsi sabu-sabu bersama dengan Pak Suryo (Terdakwa), dan Terdakwa juga pernah mengatakan kepada Saksi bahwa ia sering diminta orang untuk mencarikan sabu-sabu, maka Saksi lalu mengatakan kepada Sdri. Selfi: “Ya, saya coba dulu menghubungi Pak Suryo”. Kemudian Saksi menelepon Terdakwa dan mengatakan: “Pak, ini ada „barang‟ dari Selfi, bisa nggak bapak menjualkan?”, yang dijawab Pak Suryo: “Ia, aku nanti ke rumahmu”. - Kemudian pada sekira pukul 16.00 WIB ternyata yang datang ke rumah Saksi adalah Kopda Kusnandar, dan beberapa saat kemudian Terdakwa menyusul datang ke rumah Saksi, dan selanjutnya Saksi bersama-sama dengan Terdakwa dan Kopda Kusnandar membicarakan masalah sabu-sabu yang ditawarkan Sdri. Selfie. Pada waktu itu Terdakwa mengatakan tidak bisa berangkat ke Jakarta karena sedang sibuk dan tidak ada waktu, hingga kemudian disepakati bahwa Kopda Kusnandar yang akan mengambil „barang‟ (sabu-sabu) yang ditawarkan Sdri. Selfie tersebut di Jakarta, dan Terdakwa yang nantinya akan menjualkan sabu-sabu tersebut kepada teman-teman Terdakwa di Malang. Sedangkan keuntungan dari penjualan sabu-sabu tersebut
23 rencananya akan dibagi tiga orang (Kopda Kusnandar, Terdakwa, dan Saksi), namun saat itu Saksi mengatakan bahwa keuntungannya dibagi Terdakwa dan Kopda Kusnandar saja, sedangkan Saksi hanya meminta kepada Terdakwa dan Kopda Kusnandar agar membayar beaya modalnya saja kepada pemilik sabu-sabu yang ada di Jakarta, karena Saksi merasa tidak enak dengan Sdri. Selfi jika ikut mengambil untung dari „barang‟ yang diambil dari Sdri. Selfi tersebut. - Kemudian pada hari Jum‟at tanggal 18 April 2014 sore Kopda Kusnandar berangkat ke Jakarta untuk mengambil sabu-sabu yang ditawarkan Sdri. Selfi di Jakarta dengan menumpang Bus umum dari Terminal Arjosari, Malang. Selanjutnya pada hari Minggu tanggal 20 April 2014 sekira pukul 21.00 WIB Kopda Kusnandar datang kembali ke rumah Saksi dengan membawa sabu-sabu seberat 48 gram berbentuk gumpalan sebanyak 4 gumpalan warna putih dibungkus plastik warna putih bercampur dengan plastik klip warna putih. Beberapa saat kemudian Terdakwa juga datang ke rumah Saksi, lalu Saksi, Kopda Kusnandar, dan Terdakwa bersama-sama melihat sabu-sabu yang baru diambil Kopda Kusnandar dari Jakarta tersebut di dalam kamar tidur Saksi, dan selanjutnya Saksi, Kopda Kusnandar, dan Terdakwa lalu mengkonsumsi sabu-sabu tersebut di dalam kamar tidur Saksi. Setelah selesai mengkonsumsi sabu-sabu, pada sekira pukul 23.00 WIB Saksi menyuruh Terdakwa agar membawa sabu-sabu tersebut untuk dijualkan, hingga kemudian Terdakwa membawa sabu-sabu yang diambil Kopda Kusnandar dari Jakarta tersebut untuk dijualkan, dan selanjutnya Kopda Kusnandar juga pergi meninggalkan rumah Saksi. - Bahwa pada hari Senin pagi tanggal 21 April 2014 sekira pukul 09.00 WIB, Terdakwa datang lagi ke rumah Saksi sambil membawa lagi sabu-sabu yang sebelumnya telah dibawa Terdakwa untuk dijualkan, lalu Terdakwa mengatakan kepada Saksi: “Ini sabu-sabu kamu bawa dulu, karena saya akan mengurusi anak saya dulu. Kata teman saya sabu-sabunya kurang enak, karena setelah dicoba kepala jadi pusing”. Pada waktu itu Saksi menolak dititipi sabu-sabu oleh Terdakwa, akan tetapi Terdakwa memaksa dengan tetap menyerahkan sabu-sabu tersebut ke tangan Saksi dengan alasan khawatir jika sewaktuwaktu Kopda Kusnandar menanyakan sabu-sabu tersebut, hingga kemudian Saksi menyimpan kantong plastik berisi sabu-sabu titipan Terdakwa tersebut dengan cara menggantungkan kantong plastik tersebut di dinding dapur. - Bahwa pada hari Selasa tanggal 22 April 2014 sekira pukul 08.00 WIB Kopda Kusnandar datang ke rumah Saksi, kemudian Saksi mengatakan kepada Kopda Kusnandar bahwa Terdakwa telah menyerahkan/mengembalikan lagi kepada Saksi sabu-sabu yang rencananya akan dijualkan Terdakwa, dan kata Terdakwa sabu-sabunya kurang enak, karena setelah dicoba kawannya, kepala kawannya jadi pusing”, lalu Saksi menyerahkan lagi sabusabu tersebut kepada Kopda Kusnandar untuk dijualkan. Kemudian Kopda Kusnandar mengambil sebagian sabu-sabu tersebut, lalu Terdakwa masuk ke dalam kamar Saksi untuk menimbang serta memasukkan ssebagian sabu-sabu tersebut ke dalam plastik kecil, lalu sisanya diserahkan lagi kepada Saksi, dan selanjutnya Saksi menyimpan kembali sisa sabu-sabu tersebut di dapur rumah Saksi. Hal seperti itu dilakukan oleh Kopda Kusnandar setiap ia mendapat pesanan sabu-sabu dari orang lain.
24 - Dari hasil penjualan sabu-sabu tersebut, pada bulan April 2014 Kopda Kusnandar pernah menitipkan uang tunai kepada Saksi sebesar Rp.3.000.000,-(tiga juta rupiah), namun Saksi tolak dengan alasan uang tersebut masih kurang padahal akan disetor. Beberapa waktu kemudian Kopda Kusnandar bercerita kepada Saksi bahwa uangnya sudah ditambah menjadi Rp.5.000.000,(lima juta rupiah) yang kemudian dimasukkan ke rekening Bank BCA Cabang Malang milik Saksi yang kartu ATMnya sudah dipegangkan kepada Kopda Kusnandar, namun kemudian uang sebesar Rp.5.000.000,-(lima juta rupiah) tersebut oleh Kopda Kusnandar ditransfer ke rekening seseorang yang tidak Saksi ketahui identitasnya. - Pada tanggal 30 April 2014 sekira pukul 14.00 WIB, ketika Saksi sedang berada di rumah Saksi di Jl. Temenggungan Ledok PJKA No.02 Malang, Saksi didatangi oleh petugas dari Satnarkoba Polda Jatim yang kemudian menangkap Saksi dan menyita sabusabu seberat 13,98 gram dan timbangan elektronik dari rumah Saksi. Kemudian ketika Saksi akan dibawa ke Polda Jatim, sampai di depan Balai RW arah menuju ke jalan besar, pada waktu Saksi sedang dibawa petugas berpakain preman dan akan dimasukkan ke dalam mobil Polisi dari Satnarkoba Polda Jatim, tiba-tiba datang Terdakwa yang lalu bertanya kepada petugas tersebut: “Ada apa ini?”, hingga kemudian Saksi mengatakan kepada Terdakwa: “Pak, bagaimana ini, Pak Nandar kok bikin saya begini?”, namun Terdakwa hanya berkata: “Ya sabar aja”, selanjutnya Saksi dinaikkan ke mobil petugas polisi menuju Polda Jatim di Surabaya. 2. Bahwa keterangan Saksi-I Sdri. Yayuk Sri Rahayu tersebut bersesuaian dengan keterangan Terdakwa Kopda Kusnandar dalam BAP Pom (yang saat ini melarikan diri) yang ditanyakan kepada Terdakwa di persidangan. Walaupun pemeriksaan terhadap Terdakwa Kopda Kusnandar dan Saksi Yayuk Sri Rahayu dilakukan oleh Penyidik yang berbeda, pada waktu berbeda, dan di tempat yang berbeda pula, yaitu: Pemeriksaan terhadap Saksi Yayuk Sri Rahayu dilakukan oleh Penyidik Kapten Cpm Fifih Hayathul Afiah, S.H. dan Lettu Cpm Junaidi pada tanggal 02 dan 21 Mei 2014 bertempat di Mapolda Jatim; sedangkan pemeriksaan terhadap Terdakwa Kopda Kusnandar dilakukan oleh Penyidik Lettu Cpm Achmad Saroni dan Lettu Cpm Junaidi pada tanggal 17 Juni 2014 bertempat di Madenpom V/4 Surabaya, namun keterangan Saksi Yayuk Sri Rahayu dan keterangan Terdakwa Kopda Kusnandar ternyata tetap bersesuaian. 3. Bahwa keterangan Saksi Yayuk Sri Rahayu dan keterangan Kopda Kopda Kusnandar dalam BAP Pom tersebut juga bersesuaian dengan keterangan Saksi-III Aiptu Sugiono dan Saksi-V Aipda Muhammad Suwono yang diberikan di bawah sumpah, yang antara lain menerangkan bahwa: - Setelah beberapa hari memantau dan memancing Kopda Kusnandar, pada hari Rabu tanggal 30 April 2014 sekira pukul 13.30 WIB Kopda Kusnandar datang ke lantai 2 kamar A.5 Hotel Wilis Jl. Dr. Wahidin Malang yang akan melaksanakan transaksi jual beli sabu-sabu dengan informan Ditresnarkoba Polda Jatim. Setelah Kopda Kusnandar masuk ke dalam kamar hotel untuk melakukan transaksi sabu-sabu dengan informan Ditreskoba Polda Jatim, selanjutnya Saksi Aiptu Sugiono bersama dengan Saksi Aipda Muhammad Suwono dan Brigadir Gembong lalu masuk ke dalam kamar hotel dan kemudian menanyakan jenis sabu-sabu
25 yang dibawa Kopda Kusnandar, hingga kemudian Kopda Kusnandar membuka tas cangklong kulit warna cokelat merk levis dan mengeluarkan sabu-sabu sebanyak tiga bungkus yang seluruhnya seberat 3,15 gram. Selanjutnya Saksi Aiptu Sugiono menyuruh Kopda Kusnandar agar memasukkan kembali sabusabu tersebut ke dalam tas dan kemudian Saksi Aiptu Sugiono mengamankan tas berisi sabu-sabu milik Kopda Kusnandar tersebut. - Kemudian Saksi Aiptu Sugiono menanyakan darimana Kopda Kusnandar mendapatkan sabu-sabu tersebut, hingga kemudian Kopda Kusnandar memberi informasi bahwa sabu-sabu tersebut berasal dari Sdri. Yayuk Sri Rahayu yang tinggal di Jl. Temenggungan Ledok PJKA No.02 Kec. Blimbing, Kota Malang. Atas informasi tersebut, pada hari itu juga sekira pukul 14.20 Wib Saksi Aiptu Sugiono bersama dengan anggota yang lain langsung menuju ke rumah Sdri. Yayuk Sri Rahayu. Setelah sampai di dekat rumah Sdri. Yayuk Sri Rahayu, Saksi Aiptu Sugiono menunggu di dalam mobil yang diparkir di pinggir jalan raya bersama dengan Terdakwa Kopda Kusnandar, sedangkan Saksi Aipda Muhammad Suwono bersama beberapa anggota yang lain melakukan penggeledahan di rumah Sdri. Yayuk Sri Rahayu yang masuk ke dalam gang yang berjarak sekira 200 m dari jalan raya. Pada waktu melakukan penggeledahan, Saksi Aipda Muhammad Suwono dan Brigadir Gembong menemukan barang bukti berupa sabu-sabu seberat 13,98 gram yang disimpan di dapur, dan timbangan elektrik warna hitam merk HWH yang disimpan di dalam kamar tidur rumah Sdri. Yayuk Sri Rahayu, kemudian Saksi Aipda Muhammad Suwono dan beberapa anggota yang lain mengamankan dan membawa Sdri. Yayuk Sri Rahayu berikut barang bukti menuju ke mobil yang diparkir di pinggir jalan raya. - Ketika Saksi Aipda Muhammad Suwono sedang menggandeng Sdri. Yayuk Sri Rahayu untuk dibawa ke mobil yang diparkir di pinggir jalan raya, Saksi Aipda Muhammad Suwono didatangi oleh seorang anggota TNI AD berpakaian dinas loreng berpangkat Kopka dengan senjata sangkur yang menempel di kopelrimnya, dan dari papan namanya Saksi Aipda Muhammad Suwono melihat tertulis nama “SURYO”, yang kemudian anggota TNI AD bernama Suryo tersebut bertanya kepada Saksi Aipda Muhammad Suwono: “Ada apa ini, dari mana sampeyan?”, Saksi jawab: “Saya dari Reserse Polda”. Atas jawaban Saksi Aipda Suwono tersebut Terdakwa Kopka Suryo diam saja, namun dia terus mengkuti Saksi Aipda Suwono menuju ke mobil yang diparkir di pinggir jalan raya. - Setelah sampai di mobil dan kemudian Sdri. Yayuk Sri Rahayu akan dimasukkan ke dalam mobil, dimana Terdakwa Kopda Kusnandar sudah berada di dalam mobil ditunggui oleh Saksi Aiptu Sugiono, Kopka Suryo lalu mengatakan kepada Saksi Aiptu Sugiono: “Mau dibawa ke mana ini?, lalu Kopka Suryo juga mengatakan kepada Saksi Aipda Muhammad Suwono: “Apa nggak bisa diatur ini?”, sehingga Saksi Aipda Muhammad Suwono menjawab: “Silahkan bertanya ke Kanit saya”, namun Kopka Suryo langsung pergi. Pada saat menanyakan permasalahan yang dihadapi Sdri. Yayuk Sri Rahayu tersebut, Saksi Aipda Muhammad Suwono melihat Kopka Suryo dalam keadaan tegang dan terlihat ada rasa khawatir dalam dirinya. 4. Bahwa keterangan para Saksi tersebut di atas semuanya disangkal oleh Terdakwa dengan alasan sebagai berikut :
26 - Bahwa pada hari Kamis tanggal 17 April 2014 Terdakwa merasa tidak pernah bertemu dengan Kopda Kusnandar maupun dengan Sdri. Yayuk Sri Rahayu di rumahnya, dan Terdakwa juga tidak pernah ditelepon oleh Sdri. Yayuk Sri Rahayu, dan pada saat itu posisi Terdakwa berada di kantor dari pagi sampai dengan sore hari sekira pukul 16.00 WIB. Setelah pulang ke rumah di Asrama, sampai dengan pagihari Terdakwa hanya berada di rumah saja bersama istri dan anak Terdakwa. Selain itu Terdakwa juga tidak pernah berjanji akan menjualkan sabu-sabu milik Sdri. Selfi. - Kemudian pada hari Minggu tanggal 20 April 2014 sekira pukul 21.30 Terdakwa juga tidak pernah bertemu dengan Kopda Kusnandar maupun dengan Sdri. Yayuk Sri Rahayu di rumah Sdri. Yayuk Sri Rahayu, dan Terdakwa juga tidak mengetahui adanya sabu-sabu di rumah tersebut. - Pada hari Rabu tanggal 30 April 2014 sekira pukul 07.00 WIB Terdakwa melaksanakan tugas jaga gudang di Yonbekang-2 Kostrad bersama dengan Kopka R. Dacosta. Kemudian pada sekira pukul 16.00 WIB Terdakwa meminta ijin keluar untuk mengambil ayam Terdakwa di rumah Sdr. Adnan di Jl. Temenggungan Ledok Malang. Namun setelah hampir sampai di rumah Sdr. Adnan, Terdakwa melihat di dekat rumah Sdr. Adnan ada banyak orang yang berkumpul, sehingga Terdakwa tidak jadi mengambil ayam, dan selanjutnya Terdakwa kembali pulang ke kesatuan melanjutkan tugas jaga gudang. 5. Bahwa atas sangkalan Terdakwa tersebut Saksi Yayuk Sri Rahayu menyatakan tetap pada keterangannya, dan mengatakan bahwa sebenarnya Saksi Yayuk Sri Rahayu tidak ingin melibatkan Terdakwa, karena Saksi Yayuk Sri Rahayu takut dimarahi oleh Terdakwa. Namun oleh karena ketika ditanya petugas Polisi yang membawa Saksi Yayuk Sri Rahayu dan Kopda Kusnandar ke Polda Jatim, Kopda Kusnandar menceritakan mengenai keterlibatan Terdakwa dalam masalah ini, dan apa yang dikatakan Kopda Kusnandar kepada petugas Polisi tersebut adalah yang sebenarnya, maka Saksi Yayuk Sri Rahayu tidak dapat lagi menutupi keterlibatan Terdakwa, sehingga Saksi Yayuk Sri Rahayu lalu menceritakan yang sebenarnya mengenai keterlibatan Terdakwa dalam masalah ini. Menimbang
: Bahwa terhadap keterangan para Saksi dan sangkalan Terdakwa tersebut di atas, Majelis Hakim menilai sebagai berikut : - Bahwa para Saksi tersebut di atas telah memberikan keterangan di bawah sumpah di persidangan, dan keterangan para Saksi saling bersesuaian. Keterangan para Saksi tersebut juga bersesuaian dengan keterangan Terdakwa Kopda Kusnandar dalam BAP Pom yang di persidangan ditanyakan kepada Terdakwa. Walaupun keterangan Terdakwa Kopda Kusnandar dalam perkara ini adalah hanya untuk dirinya sendiri dan tidak dapat digunakan sebagai alat bukti keterangan Terdakwa dalam perkara Terdakwa Kopka Suryo, namun oleh karena keterangan Terdakwa Kopda Kusnandar yang saat ini melarikan diri tersebut bersesuaian dengan keterangan para Saksi Yayuk Sri Rahayu, Saksi Aiptu Sugiono, dan Saksi Aipda Muhammad Suwono, maka Majelis Hakim menilai keterangan Terdakwa Kopda Kusnandar dalam BAP Pom tersebut dapat digunakan sebagai informasi tambahan untuk mendukung petunjuk yang bisa memperkuat keyakinan Majelis Hakim. - Walaupun Terdakwa mengatakan tidak mengetahui permasalahan yang menjadi perkara ini dan tidak pernah bertemu
27 dengan Saksi Aipda Muhammad Suwono maupun Saksi Aiptu Sugiono ketika sedang menangkap Saksi Yayuk Sri Rahayu di rumahnya di Jl. Temenggungan Ledok Malang dengan alasan pada saat itu Terdakwa sedang melaksanakan tugas jaga gudang Yonbekang-2 Kostrad, namun pada saat Saksi Yayuk Sri Rahayu ditangkap dan dibawa Saksi Aipda Muhammad Suwono pada hari Rabu tanggal 30 April 2014 sekira pukul 15.30 WIB, ternyata pada sekitar waktu itu Terdakwa juga sedang meminta izin keluar ksatriaan dengan alasan untuk mengambil ayam Terdakwa di rumah Sdr. Adnan di Jl. Temenggungan Ledok Malang, dimana Saksi Yayuk Sri Rahayu juga tinggal di jalan tersebut. Kemudian setelah hampir sampai di rumah Sdr. Adnan, Terdakwa melihat di dekat rumah Sdr. Adnan ada banyak orang yang berkumpul, sehingga Terdakwa tidak jadi mengambil ayam, dan selanjutnya Terdakwa kembali pulang ke kesatuan melanjutkan tugas jaga gudang. Keterangan Terdakwa ini cukup janggal, karena Terdakwa yang saat itu berpakaian dinas karena sedang tugas jaga datang ke rumah Sdr. Adnan untuk mengambil ayam. Namun sebelum tujuannya tercapai, Terdakwa malah pergi lagi hanya karena melihat banyak orang berkumpul di dekat rumah Sdr. Adnan. Sebagai seorang militer yang sedang berpakaian dinas, nalurinya pasti akan ingin tahu apa yang sedang terjadi dan apa yang bisa dilakukan, bukan malah pergi begitu saja meninggalkan banyak orang berkumpul. Keterangan Terdakwa tersebut memberikan petunjuk bahwa pada saat Saksi Yayuk Sri Rahayu ditangkap oleh Saksi Aipda Muhammad Suwono dan beberapa anggota Polisi dari Ditreskoba Polda Jatim di rumahnya di Jl. Temenggungan Ledok Malang, Terdakwa juga ada di sekitar tempat tersebut dan melihat beberapa anggota Polisi menangkap Saksi Yayuk Sri Rahayu dan bahkan Terdakwa berusaha membantu Saksi Yayuk Sri Rahayu seperti yang diterangkan oleh para Saksi tersebut di atas.. Berdasarkan penilaian tersebut di atas, Majelis Hakim berkeyakinan bahwa Terdakwa tidak memberikan keterangan yang sebenarnya, dan Terdakwa sebenarnya mengetahui permasalahan yang menjadi perkara ini, dan bahkan Terdakwa bersekongkol dengan Saksi Yayuk Sri Rahayu dan Kopda Kusnandar untuk mengambil sabu-sabu dari Saksi Selfi Mayasanti di Jakarta yang rencananya akan dijual di Malang, sehingga oleh karenanya sangkalan Terdakwa terhadap keterangan Saksi Yayuk Sri Rahayu, Saksi Aiptu Sugiono, dan Saksi Aipda Muhammad Suwono ditolak. Menimbang
: Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa, dan alat bukti lain di persidangan, maka setelah dihubungkan yang satu dengan yang lainnya diperoleh fakta hukum yang melingkupi perbuatan Terdakwa yang pada pokoknya sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI-AD pada tahun 1984 melalui pendidikan Secata TNI-AD di Pusdik Secata Rindam V/Brawijaya di Magetan. Setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Prada NRP.557212 kemudian mengikuti pendidikan Susjurtabekang selama 3 (tiga) bulan di Pusdikbekang Cimahi, selanjutnya Terdakwa berdinas di Yonangkomposit-1 Kostrad Cibinong. Kemudian pada tahun 1986 Terdakwa dipindahtugaskan ke Yonbekang-2 Divif-2 Kostrad Malang, Jatim. Pada saat kejadian yang menjadi perkara ini, Terdakwa dengan pangkat Kopka masih berdinas di Yonbekang-2 Divif-2 Kostrad Malang hingga sekarang.
28 2. Bahwa benar selama berdinas Terdakwa sudah beberapa kali melaksanakan tugas operasi militer, yaitu: pada tahun 1988 s/d 1990 Terdakwa melaksanakan tugas operasi militer (Seroja) di Timor Timur hingga kemudian mendapat tanda jasa Satyalencana Seroja, dan tahun 2003 s/d 2004 Terdakwa melaksanakan tugas operasi militer (Opslihkam) di Nanggroe Aceh Darusalam hingga kemudian mendapat tanda jasa Satyalencana Dharma Nusa. 3. Bahwa benar Terdakwa kenal dengan Kopda Kusnandar (Terdakwa-I dalam perkara ini yang sekarang sedang melarikan diri) sejak tahun 2005 ketika Terdakwa berobat di RST Soepraoen Malang hingga kemudian Terdakwa akrab dan sering bertemu dengan Kopda Kusnandar. Sedangkan Terdakwa mulai kenal dengan Saksi Yayuk Sri Rahayu setelah suami Saksi Yayuk Sri Rahayu meninggal dunia pada tahun 2011. Pada waktu itu Saksi Yayuk Sri Rahayu meminjam uang pada Terdakwa untuk beaya selamatan almarhum suaminya. 4. Bahwa benar pada hari Kamis tanggal 17 April 2014 sekira pukul 06.30 WIB, Saksi Yayuk Sri Rahayu ditelepon oleh anaknya yang bernama Selfi Mayasanti (Saksi-IV) yang saat itu hingga sekarang sedang melaksanakan pidana penjara selama 11 tahun di LP Wanita Tangerang karena pada tahun 2011 tertangkap Polisi ketika membawa sabu-sabu seberat 400 gram di Stasiun Gambir, Jakarta, yang mengatakan: “Bu, ini ada barang (sabu-sabu) coba ibu jualkan kepada siapa yang mau”. Menurut pemberitahuan Saksi Selfi Maya Santi, sabu-sabu yang akan dikirim tersebut beratnya 50 gram dengan harga Rp.1.200.000,-(satu juta dua ratus ribu rupiah) setiap gram, sehingga jumlah harga seluruhnya sebesar Rp.60.000.000,-(enam puluh juta rupiah), dan uang pembayarannya diminta dikirimkan sesudah sabu-sabu laku terjual. Oleh karena sebelumnya Saksi Yayuk Sri Rahayu pernah dua kali mengkonsumsi sabu-sabu bersama dengan Terdakwa Kopka Suryo, dan Terdakwa Kopka Suryo juga pernah mengatakan kepada Saksi Yayuk Sri Rahayu bahwa ia sering diminta orang untuk mencarikan sabu-sabu, maka Saksi Yayuk Sri Rahayu lalu mengatakan kepada Saksi Selfi Mayasanti: “Ya, saya coba dulu menghubungi Pak Suryo”. Kemudian Saksi Yayuk Sri Rahayu menelepon Terdakwa dan mengatakan: “Pak, ini ada „barang‟ dari Selfi, bisa nggak bapak menjualkan?”, yang dijawab Terdakwa Kopka Suryo: “Ia, aku nanti ke rumahmu”. 5. Bahwa benar kemudian pada sekira pukul 16.00 WIB ternyata yang datang ke rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu adalah Kopda Kusnandar, dan beberapa saat kemudian Terdakwa menyusul datang ke rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu, dan selanjutnya Saksi Yayuk Sri Rahayu bersama-sama dengan Terdakwa dan Kopda Kusnandar membicarakan masalah sabu-sabu yang ditawarkan Saksi Selfie Mayasanti. Pada waktu itu Terdakwa mengatakan tidak bisa berangkat ke Jakarta karena sedang sibuk dan tidak ada waktu, hingga kemudian disepakati bahwa Kopda Kusnandar yang akan mengambil „barang‟ (sabu-sabu) yang ditawarkan Saksi Selfie Mayasanti di Jakarta, dan Terdakwa yang nantinya akan menjualkan sabu-sabu tersebut kepada teman-teman Terdakwa di Malang. Sedangkan keuntungan dari penjualan sabu-sabu tersebut rencananya akan dibagi tiga orang (Kopda Kusnandar, Terdakwa, dan Saksi Yayuk Sri Rahayu), namun saat itu Saksi Yayuk Sri Rahayu mengatakan bahwa keuntungannya dibagi Terdakwa dan Kopda Kusnandar saja, sedangkan Saksi Yayuk Sri Rahayu hanya meminta kepada Terdakwa agar membayar beaya modalnya saja kepada pemilik sabu-sabu yang ada di Jakarta,
29 karena Saksi Yayuk Sri Rahayu merasa tidak enak dengan Saksi Selfi Mayasanti jika ikut mengambil untung dari „barang‟ yang diambil dari Saksi Selfi Mayasanti tersebut. 6. Bahwa benar oleh karena sebelumnya Saksi Yayuk Sri Rahayu sudah mengatakan kepada Saksi Selfi bahwa yang akan datang ke Jakarta adalah Pak Suryo (Terdakwa), maka Saksi Yayuk Sri Rahayu lalu meminta kepada Kopda Kusnandar yang akan mengambil „barang‟ ke Jakarta agar selama berada di Jakarta Kopda Kusnandar menggunakan nama “Suryo”. Selanjutnya oleh karena pada waktu itu Kopda Kusnandar mengatakan tidak mempunyai uang untuk pergi ke Jakarta, maka Saksi Yayuk Sri Rahayu lalu memberikan pinjaman uang kepada Kopda Kusnandar sebesar Rp.200.000,-(dua ratus ribu rupiah) untuk membeli tiket bus umum ke Jakarta. 7. Bahwa benar kemudian pada hari Jum‟at tanggal 18 April 2014 sore Kopda Kusnandar berangkat ke Jakarta untuk mengambil shabu-shabu yang ditawarkan Sdri. Selfi Mayasanti di Jakarta dengan menumpang bus umum dari Terminal Arjosari, Malang. 8. Bahwa benar pada hari Minggu tanggal 20 April 2014 sekira pukul 21.00 WIB Kopda Kusnandar datang kembali dari Jakarta langsung menuju ke rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu dengan membawa sabu-sabu seberat 48 gram berbentuk gumpalan sebanyak 4 gumpalan warna putih dibungkus plastik warna putih bercampur dengan plastik klip warna putih. Beberapa saat setelah Kopda Kusnandar sampai di rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu, Terdakwa juga datang ke rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu, kemudian Saksi Yayuk Sri Rahayu, Kopda Kusnandar, dan Terdakwa bersama-sama melihat sabu-sabu yang baru diambil Kopda Kusnandar dari Jakarta tersebut di dalam kamar tidur Saksi Yayuk Sri Rahayu, dan selanjutnya Saksi Yayuk Sri Rahayu, Kopda Kusnandar, dan Terdakwa lalu mengkonsumsi sabu-sabu tersebut di dalam kamar tidur Saksi Yayuk Sri Rahayu. 9. Bahwa benar setelah selesai mengkonsumsi sabu-sabu, pada sekira pukul 23.00 WIB Saksi Yayuk Sri Rahayu menyuruh Terdakwa agar membawa sabu-sabu tersebut untuk dijualkan, hingga kemudian Terdakwa membawa sabu-sabu yang diambil Kopda Kusnandar dari Jakarta tersebut untuk dijualkan, dan selanjutnya Kopda Kusnandar juga pergi meninggalkan rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu. 10. Bahwa benar pada hari Senin pagi tanggal 21 April 2014 sekira pukul 09.00 WIB, oleh karena Terdakwa sibuk mengurusi anak Terdakwa yang mendaftar menjadi anggota Polri, sehingga Terdakwa belum bisa menjualkan sabu-sabu yang telah diambil Kopda Kusnandar dari Saksi Selfi di Jakarta, maka Terdakwa datang lagi ke rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu untuk mengembalikan sabu-sabu yang sebelumnya telah dibawa Terdakwa untuk dijualkan kepada teman-teman Terdakwa, lalu Terdakwa mengatakan kepada Saksi Yayuk Sri Rahayu: “Ini sabusabu kamu bawa dulu, karena saya akan mengurusi anak saya dulu, dan kata teman saya sabu-sabunya kurang enak, karena setelah dicoba kepala jadi pusing”. Pada waktu itu Saksi Yayuk Sri Rahayu menolak untuk menerima kembali sabu-sabu dari Terdakwa tersebut. Namun oleh karena Terdakwa terus memaksa dengan tetap menyerahkan sabu-sabu tersebut ke tangan Saksi Yayuk Sri Rahayu dengan alasan khawatir jika sewaktu-waktu Kopda Kusnandar menanyakan sabu-sabu tersebut, maka Saksi Yayuk Sri Rahayu lalu menyimpan kantong plastik berisi sabu-
30 sabu dari Terdakwa tersebut dengan cara menggantungkan kantong plastik berisi sabu-sabu tersebut di dinding dapur. 11. Bahwa benar pada hari Selasa tanggal 22 April 2014 sekira pukul 08.00 WIB Kopda Kusnandar datang ke rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu, kemudian Saksi Yayuk Sri Rahayu mengatakan kepada Kopda Kusnandar bahwa Terdakwa telah mengembalikan lagi sabu-sabu (yang rencananya akan dijualkan Terdakwa kepada teman-teman Terdakwa) kepada Saksi Yayuk Sri Rahayu, dan kata Terdakwa sabu-sabunya kurang enak karena setelah dicoba kepalanya pusing, dan selanjutnya Saksi Yayuk Sri Rahayu mengatakan akan menyerahkan lagi sabu-sabu tersebut kepada Kopda Kusnandar untuk dijualkan. Atas pemberitahuan Saksi Yayuk Sri Rahayu tersebut, Kopda Kusnandar lalu masuk ke dalam rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu dan mengambil sebagian sabu-sabu tersebut dari kantong palstik yang digantung di dapur rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu, kemudian Terdakwa menimbang serta memasukkan sebagian sabu-sabu tersebut ke dalam plastik kecil, lalu sisanya diserahkan lagi kepada Saksi Yayuk Sri Rahayu, dan selanjutnya Saksi Yayuk Sri Rahayu menyimpan kembali sisa sabu-sabu tersebut di dalam dapur rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu. Hal seperti itu dilakukan Kopda Kusnandar setiap kali Kopda Kusnandar mendapat pesanan sabu-sabu dari orang lain. 12. Bahwa benar setelah mendapat informasi tentang perbuatan Kopda Kusnandar yang sudah sekira sebulan mengedarkan sabusabu di sekitar Kota Malang, maka untuk maksud memancing Kopda Kusnandar, pada hari Minggu tanggal 27 April 2014 sekira pukul 16.00 WIB Sdr. Syaiful selaku informan Ditreskoba Polda Jatim disuruh memesan sabu-sabu seberat 0,5 gram kepada Kopda Kusnandar, selanjutnya Sdr. Syaiful datang ke rumah Kopda Kusnandar di Asrama Kesdam-V/Brw Jl. Pemandian No.28 Malang. Setelah sampai di rumah Kopda Kusnandar, ternyata Kopda Kusnandar menyerahkan sabu-sabu kepada Sdr. Syaiful seberat 1 gram dengan harga Rp.1.500.000,-(satu juta lima ratus ribu rupiah). Oleh karena Sdr. Syaiful hanya memesan 0,5 gram, maka Sdr. Saiful baru bisa membayar sebesar Rp.750.000,-(tujuh ratus lima puluh ribu rupiah). Selanjutnya yang 0,5 gram dikonsumsi Sdr. Syaiful bersama Kopda Kusnandar di rumah Kopda kusnandar, sedangkan yang 0,5 gram dilaporkan dan diserahkan kepada Kanit Resnarkoba Polda Jatim (Kompol Aloysius Alwer, S.H.), dan Sdr. Syaiful juga menginformasikan kepada Kanit Resnarkoba bahwa Kopda Kusnandar bisa melayani pesanan berikutnya sebanyak 2 gram. 13. Bahwa benar pada hari Senin tanggal 28 April 2014 sekira pukul 16.00 WIB Sdr. Syaiful datang lagi ke rumah Kopda Kusnandar di Asrama Kesdam V/Braw Jl. Pemandian No.28 Malang untuk mengambil pesanan sabu-sabu seberat 2 gram dengan harga Rp.3.000.000,-(tiga juta rupiah), dan selanjutnya Sdr. Syaiful menyerahkan sabu-sabu seberat 2 gram tersebut kepada Kanit Resnarkoba Polda Jatim. 14 Bahwa benar uang hasil penjualan sabu-sabu tersebut kemudian oleh Kopda Kusnandar dititipkan kepada Saksi Yayuk Sri Rahayu sebesar Rp.3.000.000,-(tiga juta rupiah), namun Saksi Yayuk Sri Rahayu menolak dengan alasan uang tersebut masih kurang, padahal akan disetor, hingga kemudian Kopda Kusnandar menambah menjadi Rp.5.000.000,-(lima juta rupiah) yang kemudian dimasukkan ke rekening Bank BCA Cabang Malang milik Saksi Yayuk Sri Rahayu yang kartu ATMnya sudah dipegangkan kepada Kopda Kusnandar, namun kemudian uang
31 sebesar Rp.5.000.000,-(lima juta rupiah) tersebut oleh Kopda Kusnandar ditransfer ke rekening seseorang yang lain yang tidak diketahui identitasnya. 15. Bahwa benar setelah diketahui Kopda Kusnandar setidaknya sudah dua kali menjual sabu-sabu kepada Sdr. Syaiful, maka pada hari Rabu tanggal 30 April 2014 sekira pukul 12.00 WIB Tim dari Ditreskoba Polda Jatim yang terdiri dari Kompol Aloysius Alwer, AKP Sugeng Purwanto, Saksi Aiptu Sugiono, Saksi Aipda Muhammad Suwono, Brigadir Gembong, dan Aipda Endah Erinasari bermaksud menjebak dan menangkap Kopda Kusnandar di Malang, dengan cara Tim Ditreskoba Polda Jatim menyuruh Sdr. Syaiful agar memesan lagi sabu-sabu seberat 3 gram kepada Kopda Kusnandar dengan permintaan agar sabu-sabu seberat 3 gram tersebut diantar ke Hotel Wilis lantai 2 kamar A.5. Malang. 16. Bahwa benar setelah memesan sabu-sabu kepada Kopda Kusnandar, selanjutnya Sdr. Syaiful menunggu di dalam Kamar A.5 lantai 2 Hotel Wilis Malang untuk melakukan transaksi sabusabu dengan Kopda Kusnandar, sedangkan Saksi Aiptu Sugiono bersama dengan Saksi Aipda Muhammad Suwono dan Brigadir Gembong menunggu di dalam kamar nomor A.4 Lantai 2 untuk bersiap-siap menangkap Kopda Kusnandar. Sedangkan anggota Tim yang lain (Kompol Aloysius Alwer, AKP Sugeng Purwanto, dan Aipda Endah Erinasari) menunggu di luar hotel untuk memantau keadaan di sekitar tempat itu. 17. Bahwa benar beberapa saat kemudian Kopda Kusnandar dengan berpakaian preman membawa tas slempang warna coklat merek levis masuk ke dalam Kamar A.5 Lantai 2 Hotel Wilis Malang untuk melakukan transaksi sabu-sabu dengan Sdr. Syaiful, hingga kemudian Saksi Aiptu Sugiono bersama dengan Saksi Aipda Muhammad Suwono dan Brigadir Gembong langsung masuk ke dalam kamar A.5 Hotel Wilis Malang, lalu Saksi Aiptu Sugiono dan kawan-kawan bertanya kepada Kopda Kusnandar: “Mana barangnya?”, yang dijawab Kopda Kusnandar: “Barang apa?”, lalu kemudian Saksi Aiptu Sugiono menyuruh Kopda Kusnandar agar mengeluarkan seluruh barang-barang dari dalam tasnya, hingga kemudian Kopda Kusnandar mengeluarkan tiga bungkusan plastik klip warna putih yang berisi serbuk warna putih yang dipegang di tangan kanannya, lalu Saksi Aiptu Sugiono bertanya kepada Kopda Kusnandar: “Barang apa itu?”, yang dijawab: “Sabu-sabu”, lalu Saksi Aiptu Sugiono bertanya lagi: “Berapa gram?”, dijawab Kopda Kusnandar: “Tiga gram”. Selanjutnya sabu-sabu tersebut diamankan Saksi Aiptu Sugiono, lalu Saksi Aiptu Sugiono bertanya lagi: “Apakah masih ada barang lain?”, dijawab Kopda Kusnandar: “Masih ada, di rumah bu Yayuk Sri Rahayu”. Selanjutnya Saksi Aiptu Sugiopno dan Tim Ditreskoba Polda Jatim meminta Kopda Kusnandar agar menunjukkan alamat rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu. 18. Bahwa benar kemudian pada sekira pukul 14.30 WIB Tim Ditreskoba Polda Jatim membawa Kopda Kusnandar menggunakan mobil menuju ke rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu yang beralamat di Jl. Temenggungan Ledok PJKA No.2 Malang. Oleh karena letak rumah Saksi Yayuk Sri Rahyu masuk ke dalam gang sejauh 200 m dari jalan raya, maka yang melakukan penggeledahan ke rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu adalah Aipda Muhammad Suwono dan Brigadir Gembong, sedangkan Saksi Aiptu Sugiono menjaga Kopda Kusnandar di dalam mobil yang diparkir di pinggir jalan raya, dan yang lain berjaga-jaga di sekitar tempat penggeledahan tersebut. Setelah sampai di rumah
32 Saksi.Yayuk Sri Rahayu dan kemudian melakukan penggeledahan, ditemukan barang bukti berupa sabu-sabu seberat 13,98 gram yang disimpan dalam tiga kantong plastik klip putih masing-masing beratnya 1,04 gram, 0,5 gram, dan 12,44 gram yang disimpan di dapur, dan juga ditemukan satu set timbangan elektrik warna hitam yang disimpan di dalam kamar Saksi Yayuk Sri Rahayu. 19. Bahwa benar kemudian Saksi Aipda Muhammad Suwono dan Brigadir Gembong menangkap Saksi Yayuk Sri Rahayu dan kemudian membawa/menggiring Saksi Yayuk Sri Rahayu ke mobil yang diparkir di pinggir jalan raya untuk dibawa ke Ditreskoba Polda Jatim. Pada waktu Saksi Aipda Muhammad Suwono menggiring Saksi Yayuk Sri Rahayu menuju ke mobil yang akan membawa mereka ke Ditreskoba Polda Jatim, Terdakwa yang saat itu berpakaian PDL loreng TNI karena sedang melaksanakan tugas jaga gudang Yonbekang-2 Kostrad lalu mengikuti Tim Ditreskoba Polda Jatim yang membawa Saksi Yayuk Sri Rahayu menuju mobil, hingga kemudian Terdakwa bertanya kepada Saksi Aipda Muhammad Suwono: “Ada apa ini, dari mana sampeyan?”, yang dijawab Saksi Aipda Muhammad Suwono: “Saya dari Reserse Polda”. Kemudian Saksi Yayuk Sri Rahayu mengatakan kepada Terdakwa: “Pak, bagaimana ini, Pak Nandar kok bikin saya begini?”, namun Terdakwa hanya berkata: “Ya sabar aja”, sambil Terdakwa terus mengikuti Saksi Aipda Muhammad Suwono yang membawa Saksi Yayuk Sri Rahayu menuju mobil petugas polisi yang diparkir di pinggir jalan raya. 20. Setelah sampai di mobil dan kemudian Sdri. Yayuk Sri Rahayu akan dimasukkan ke dalam mobil, dimana Terdakwa Kopda Kusnandar sudah berada di dalam mobil ditunggui oleh Saksi Aiptu Sugiono, Terdakwa Kopka Suryo lalu mengatakan kepada Saksi Aiptu Sugiono: “Mau dibawa ke mana ini?, lalu Terdakwa juga mengatakan kepada Saksi Aipda Muhammad Suwono: “Apa nggak bisa diatur ini?”, sehingga Saksi Aipda Muhammad Suwono menjawab: “Silahkan bertanya ke Kanit saya”, namun Terdakwa langsung pergi meninggalkan mobil petugas polisi yang membawa Kopda Kusnandar dan Saksi Yayuk Sri Rahayu ke Ditreskoba Polda Jatim guna diproses sesuai hukum yang berlaku. 21. Bahwa benar atas perbuatannya yang telah bekerja-sama dengan Kopda Kusnandar dan Terdakwa dalam menjualkan sabusabu yang diambil Kopda Kusnandar dari Saksi Selfie Mayasanti di Jakarta tersebut, Saksi Yayuk Sri Rahayu sudah disidangkan di Pengadilan Negeri Surabaya dan sudah dijatuhi hukuman berupa pidana penjara selama 8 (delapan) tahun, dan saat ini Saksi Yayuk Sri Rahayu sedang menjalani pidana penjaranya di LP Medaeng, Surabaya. Menimbang
: Bahwa terhadap tuntutan Oditur Militer tersebut di atas, Tim Penasehat Hukum Terdakwa mengajukan Nota Pembelaan yang pada pokoknya sebagai berikut : 1. Analisa Hukum terhadap Alat Bukti : Proses peradilan pidana adalah suatu proses persidangan yang sangat berbeda dengan proses persidangan perdata/ persidangan lainnya, karena dalam suatu proses persidangan pidana haruslah dapat diukur seberapa jauh kesalahan (schuld) yang terdapat pada diri seorang terdakwa pada dugaan tindak pidana yang didakwakan tanpa ada sedikitpun keraguan pada Majelis Hakim pemeriksa suatu perkara tentang hal tersebut. Untuk kemudian, berdasarkan hal ini, dapat pula diukur dan
33 dimintakan seberapa besar pertanggungjawaban pidana yang bisa dilekatkan pada seorang terdakwa. Dalam rangka membuktikan semua unsur tindak Pidana, terlebih dahulu harus dipahami adalah sistem pertanggungjawaban pidana karena hal ini erat kaitannya dengan penentuan terjadinya suatu tindak pidana serta penentuan siapa sebenarnya yang bertanggungjawab dalam tindak pidana tersebut. Dan, tak kalah pentingnya adalah dalam menentukan kesalahan dan/atau kesengajaan tersebut harus ada atau mempunyai kehendak dan niat untuk berbuat dari si pembuat/pelaku itu sendiri. Dihubungkan dengan Surat Dakwaan Oditur Militer pada awal persidangan ini, untuk dapat menyatakan Terdakwa terbukti atau tidak terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana pada Dakwaan, maka secara minimal yang harus diperhatikan adalah mengenai penerapan dari “fakta” dengan “strafbarehandeling” yang antara lain dapat dilihat dari beberapa hal sebagai berikut : - Apakah benar terdakwa telah melakukan perbuatan melawan hukum sehubungan dengan fakta-fakta yang terungkap di persidangan dikaitkan dengan unsur Pasal 114 ayat (1) jo Pasal 132 UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika? - Apakah benar terdakwa telah melakukan perbuatan dalam kategori memiliki, meyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan I untuk dirinya sendiri? Dan apakah sebab musabab akibat dari fakta peristiwa hukum ini? - Bagaimanakah pertanggungjawaban pidana yang seharusnya dihubungkan dengan keseluruhan fakta yang terungkap di persidangan? Selain itu, untuk menentukan apakah Terdakwa terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana penyalahgunaan narkotika dihubungan dengan Pasal 114 ayat (1) jo Pasal 132 UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika sebagaimana didakwakan Oditur Militer kepada dirinya, maka semua unsur dari pasal yang didakwakan kepadanya harus dapat dibuktikan dengan alat bukti yang sah yang dihadapkan di depan persidangan serta bukan berdasarkan asumsi dan rekaan semata. 2. Analisa Hukum terhadap Keterangan Saksi : Pada pemeriksaan Saksi-1 Yayuk Sri Rahayu terdapat beberapa kejanggalan dan pertentangan satu sama lain dalam memberikan keterangannya sebagai berikut : - Bahwa keterangan Saksi-1 (Yayuk Sri Rahayu) yang mengatakan pada hari Minggu tanggal 20 April 2014 Terdakwa-2 datang ke rumah Saksi-1 untuk mengembalikan Shabu karena Terdakwa-2 sibuk mengurusi anaknya yang sedang mendaftar menjadi anggota Polri karena menurut teman Terdakwa-2 Shabu tersebut kurang enak. Keterangan Saksi-1 tersebut ternyata tidak didukung oleh keterangan Saksi lainnya, apabila seandainya keberadaan Terdakwa-1 hadir dalam persidangan dan memberikan keterangan yang senada/sama dengan Saksi-1, hal tersebut akan dapat digunakan sebagai alat bukti keterangan Saksi. - Bahwa pada hari Minggu tanggal 20 April 2014 sekira pukul 21.00 Wib, Terdakwa-1 datang ke rumah Saksi-1 dengan membawa Shabu kemudian Terdakwa-2 datang dan langsung menuju ke kamar tidur Saksi-1, setelah itu Saksi-1, Terdakwa-1 dan Terdakwa-2 mengkonsumsi Shabu di kamar tidur Saksi-1
34 sekira pukul 23.00 Wib, setelah selesai Saksi-1 menyuruh Terdakwa-2 untuk membawa Shabu tersebut untuk dijualkan. Bahwa berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan uji Laboratorium Kriminalistik Forensik cabang Surabaya, Terdakwa-2 dinyatakan negatif dari kandungan Narkotika/Psikotropika, sehingga keterangan Saksi-1 tersebut sangat meragukan karena ternyata Terdakwa-2 negatif dari kandungan Metamfetamin sehingga kesaksian Saksi-1 yang tidak didukung oleh Saksi lainnya menjadi sangat lemah. 3. Analisa Hukum terhadap Bukti Petunjuk. - Bahwa berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Uji Laboratorium Kriminalistik Forensik Cabang Surabaya Nomor: 2838/NNF2014 tanggal 16 Mei 2014 tentang hasil uji Laboratoris sampel urine dan darah Terdakwa-2 dinyatakan negatif dari kandungan Metamfetamin sedangkan berdasarkan Surat Kalabfor Cabang Surabaya Nomor: R/2887/V/2014/Lab.For tanggal 09 Mei 2014 tentang hasil pemeriksaan Narkotika Tersangka Kopda Kusnandar dan berdasarkan Surat Kalabfor Cabang Surabaya Nomor: R/2794/V/2014/Lab.For tanggal 07 Mei 2014 tentang hasil pemeriksaan Narkotika Tersangka Sdri. Yayuk Sri Rahayu, keduanya dinyatakan Positif mengandung Metamfetamin. - Bahwa keterangan Saksi-1 (Sdri. Yayuk Sri Rahayu) dalam hal memberikan kesaksian bahwa Terdakwa-2 telah datang ke rumah Saksi-1 dengan membawa Shabu untuk dijual merupakan kesaksian yang berdiri sendiri tidak didukung dengan petunjuk lain yaitu keterangan Saksi lainnya yang menerangkan keberadaan Terdakwa-2 sedang dirumah Saksi-1 menjadikan satu Saksi bukanlah kesaksian (Unus testis nullus testis), sehingga alat bukti petunjuk terhadap Terdakwa-2 belum terpenuhi. Berdasarkan uraian tersebut di atas mohon kiranya Majelis Hakim yang mulia memberikan pertimbangan atau penilaian terhadap kedua alat bukti tersebut. 4. Bantahan terhadap Pembuktian Unsur-unsur. - Sebelum sampai pada pembahasan mengenai analisis terhadap unsur-unsur yang didakwakan dan dituntut oleh Oditur Militer kepada Terdakwa-2, maka ada beberapa hal yang patut kami sampaikan sehubungan dengan perkara yang sedang dihadapi Terdakwa-2 Bahwa Ketika para Pengguna Narkoba berhadapan dengan hukum, mau tidak mau, mereka harus menerima perlakuan yang sama dengan mereka yang berlaku sebagai pengedar dan atau bandar narkoba. Para penegak hukum akan memandang bahwasanya para pengguna Narkoba tidak lebih pelanggar hukum yang harus dijerat oleh ketentuan hukum yang berlaku. Adilkah ini ? - Bahwa untuk menentukan apakah terhadap terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana, haruslah terbukti semua unsurunsur dari pasal yang didakwakan kepadanya, sebaliknya apabila salah satu unsur delik tidak terbukti maka tidak ada perbuatan yang dapat dianggap sebagai strafbarehandeling (perbuatan terdakwa yang dapat dipidana). Selanjutnya apabila semua unsur delik dapat dibuktikan, maka yang kemudian harus dikaji adalah patutkah pertanggungjawaban pidana ditujukan kepada Terdakwa dengan menjatuhkan pemidanaan kepada dirinya atau adakah alasan pembenar atau alasan pemaaf yang dapat melepaskan Terdakwa dari dakwaan Oditur yang dalam Ilmu Hukum Pidana dikenal dengan istilah Strafuitsluitingsgronden.
35 - Bahwa dalam Tuntutan Oditur Militer yang menuntut Terdakwa-2 untuk dipidana karena melakukan tindak pidana peyalahgunaan Narkotika jenis Shabu sebagaimana tercantum dalam Pasal 114 ayat (1) UU RI No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yaitu: “Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum bermufakat jahat untuk menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan Narkotika Golongan I”. - Bahwa terhadap unsur-unsur tindak pidana penyalahgunaan Narkotika jenis Shabu tersebut, Penasihat Hukum Terdakwa akan menanggapi pembuktian unsur-unsur yang tidak sependapat dengan Oditur Militer, yaitu : a. Unsur “Bermufakat jahat”. - Bahwa menurut Oditur Militer yang dimaksud bermufakat jahat adalah perbuatan dua orang atau lebih yang bersekongkol atau bersepakat untuk melakukan, melaksanakan, membantu, turut serta melakukan menyuruh, menganjurkan, memfasilitasi, memberi konsultasi, menjadi anggota suatu organisasi kejahatan Narkotika atau mengorganisasikan suatu tindak pidana Narkotika. - Bahwa fakta-fakta yang diungkap oleh Oditur yang menyatakan bahwa Terdakwa-2 pada saat Saksi-1 di telepon oleh Saksi-4 untuk meminta menjualkan Shabu, Saksi-1 menjawab bahwa ia akan menghubungi Kopka Suryo, kemudian Kopka Suryo (Terdakwa-2) menjawab bahwa dirinya akan datang ke rumah Saksi-1. Bahwa menurut pendapat kami selaku Penasihat Hukum hal tersebut adalah baru sebatas rencana/jawaban dari Terdakwa2 kepada Saksi-1. Fakta yang terungkap di persidangan adalah bahwa Terdakwa-2 pada hari Kamis tanggal 17 April 2014 mengaku tidak pernah datang ke rumah (Saksi-1) Sdri. Yayuk Sri Rahayu di Jalan Tumenggung, Ledok PJKA Nomor 2, Malang karena pada hari itu Terdakwa-2 berada di satuan Yonbekang 2 Kostrad sejak pagi sampai sore hari dan pulang dari satuan Yonbekang 2 Kostrad pukul 16.00 WIB dan hanya berada di rumah bersama anak dan isterinya, dan keterangan Saksi-1 telah disangkalnya, sementara keterangan Saksi-1 tersebut tidak didukung keterangan Saksi lain. - Bahwa fakta-fakta yang diungkap oleh Oditur yang menyatakan bahwa Terdakwa-2 pada hari Minggu 20 April 2014 pukul 21.00 Wib, Terdakwa-2 telah datang ke rumah Saksi-1 dan bergabung bersama Saksi-1 dan Terdakwa-1 untuk mengkonsumsi Shabu. Bahwa menurut pendapat kami selaku Penasihat Hukum hal tersebut tidaklah terbukti secara menyakinkan karena sesuai Surat Kalabfor Cabang Surabaya Nomor R/2993/V/2014/Labfor tanggal 19 Mei 2014 tentang Hasil pemeriksaan Narkotika Terdakwa-2 (Kopka Suryo) dan Berita Acara Pemeriksaan Uji Laboratorium Kriminalistik Forensik cabang Surabaya Nomor: 2838/NNF2014 tanggal 16 Mei 2014 tentang Hasil Uji Laboratoris sampel urine dan darah Terdakwa-2 dinyatakan negatif dari kandungan Metamfetamin. - Bahwa fakta-fakta yang diungkap oleh Oditur yang menyatakan bahwa Terdakwa-2 pada tanggal 21 April 2014 sekira pukul 21.00 WIB datang kerumah Saksi-1 dengan membawa Shabu sambil berkata “ini Shabu kamu bawa dulu karena saya akan mengurusi anak saya dulu dan kata temen saya Shabu kurang enak karena setelah dicoba kepalanya pusing” saat itu Saksi-1 menolak Shabu tersebut namun Terdakwa-2 memaksa dengan menyerahkan Shabu tersebut ke tangan Saksi-1 sambil
36 Terdakwa-2 berkata “Saya kawatir jika sewaktu-waktu Terdakwa-1 tanya Shabu tersebut. Bahwa menurut pendapat kami selaku Penasihat Hukum hal tersebut bukanlah membuktikan Terdakwa-2 menjadi bagian dari persekongkolan antara Saksi-1 dan Terdakwa1 dan sama sekali tidak terbukti jika Shabu tersebut telah terjual dari tangan Terdakwa-2, fakta yang terjadi bahwa Terdakwa-1 lah yang telah menjual beberapa poket Shabu kepada orang lain dan salah satunya kepada Sdr. Saiful yang merupakan SP Polisi. - Bahwa fakta-fakta yang diungkap oleh Oditur yang menyatakan bahwa rangkaian tersedianya Shabu sejak pertama kali Terdakwa-2 menyampaikan seseorang sering minta Shabu kepada Terdakwa-2 kemudian Saksi-1 memesan kepada Saksi-4, selanjutnya Shabu tersebut dijual oleh Terdakwa-1 hingga tertangkap oleh Petugas Kepolisian Polda Jatim adalah persekongkolan dan bersepakat untuk menjual Shabu tersebut. Menurut pendapat kami selaku Penasihat Hukum peran dari Terdakwa-2 tidak dapat disimpulkan menjadi sebuah persekongkolan yang menjadi permufakatan jahat bersama Saksi-1 dan Terdakwa-1 karena dalam fakta persidangan tidak pernah terungkap bahwa datangnya Shabu dari Saksi-4 dari Jakarta ke Malang bukan karena semata-mata faktor keberadaan Terdakwa-2 tetapi justru peran Saksi-1 dan Terdakwa-1 menjadi sangat dominan karena telah mempunyai jaringan di wilayah Malang yang terbukti telah beberapa kali SP Satnarkoba Polda Jatim telah beberapa kali memesan Shabu dari Terdakwa-1 dan Saksi-1, bukan dari Terdakwa-2. Maka dari uraian dan bantahan terhadap unsur-unsur tindak pidana yang diuraikan oleh Oditur Militer pada unsur ketiga: “Bermufakat jahat” tersebut tidak terpenuhi secara sah dan meyakinkan. b. Unsur “menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan Narkotika Golongan I”. - Tentang unsur ketiga ini, Penasihat Hukum Terdakwa menyatakan dengan tegas menolak kesimpulan Oditur Militer yang telah menyatakan unsur ini terbukti secara sah dan menyakinkan. Patut kami sampaikan, Oditur Militer tidak pernah menjelaskan secara gamblang serta detail dari mana dasar pernyataan terbuktinya unsur ini, padahal untuk terpenuhinya unsur ini haruslah digambarkan dari fakta-fakta yang terungkap di persidangan. Kalimat “memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan narkotika” dalam UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika harus dimaksudkan terpenuhinya dua unsur saat benda/barang narkotika itu di tangan Tersangka/Terdakwa. Kedua unsur itu adalah “kekuasaan atas suatu benda” dan “adanya kemauan untuk memiliki benda itu”. Dan, kedua unsur tersebut harus dikaitkan dengan fakta-fakta yang terungkap di persidangan. - Berdasarkan fakta-fakta persidangan, jelas terungkap “bezit” atas shabu yang menjadi barang bukti di persidangan merupakan kepunyaan orang yang bernama “Yayuk Sri Rahayu”, sehingga tidaklah pantas kiranya beban kewajiban dan pertanggungjawaban hukumnya kemudian dibebankan kepada Terdakwa-2, karena pada sejatinya barang (shabu) yang (menurut keterangan Saksi-1) dibawa oleh Terdakwa-2 adalah bukan kepunyaan Si Terdakwa melainkan milik Saksi-1 (Yayuk Sri Rahayu). - Sesuai Tuntutan Oditur Militer dalam hal bahwa dalam unsur ini terdapat beberapa pengertian yaitu menawarkan untuk dijual,
37 menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan Narkotika Golongan I dalam unsur ini bersifat alternatif, artinya perbuatan Terdakwa cukup memenuhi satu perbuatan yaitu membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli atau menyerahkan Narkotika Golongan I, namun bisa jadi perbuatan Terdakwa tersebut merupakan gabungan atau lebih dari satu perbuatan. Sehingga menurut pandangan kami selaku Penasihat Hukum, uraian Tuntutan Oditur tersebut masih belum jelas, Terdakwa-2 dalam kapasitasnya sebagai apa. - Bahwa dalam hal “menjual” adalah suatu perbuatan/tindakan untuk memindahkan barang sekaligus memindahkan hak kebendaannya kepada orang lain dengan cara-cara yang lazim berlaku dalam praktek jual beli pada umumnya. Sebelum kita mengungkap fakta-fakta persidangan, Penasihat Hukum perlu menyampaikan bahwa pengertian jual beli menurut hukum adat adalah terang dan tunai, dimana dari kedua belah pihak telah memberi barang tersebut dan di lain pihak telah menyerahkan uang tanda pembayaran barang tersebut. Kemudian apabila Oditur bermaksud bahwa unsur “menawarkan untuk dijual” diterapkan terhadap Terdakwa-2 hal itupun tentu harus dibuktikan berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di persidangan. Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan Terdakwa-2 tertangkap akibat dari keterangan Saksi-1 dan juga Terdakwa-1 dimana mereka telah tertangkap terlebih dulu oleh Ditreskoba Polda Jatim atau dapat kita simpulkan kronologis tertangkapnya Saksi-1 dan Terdakwa-1 yang dalam proses penyidikan mereka telah menyebut tentang keterlibatan Terdakwa2 dimana sebenarnya penangkapan tersebut adalah bersumber dari SP Polisi yang bernama Saiful, yang jelas-jelas Si Saiful tersebut yang memesan kepada Terdakwa-1 yang ternyata hal itu adalah proses penangkapan dengan menjebak. - Bahwa pengertian dalam unsur “menerima, menjadi perantara dalam jual beli”, Oditur Militer sama sekali tidak menguraikannya, sementara sesuai fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan sudah jelas bahwa Terdakwa-2 dalam hal ini sama sekali tidak terbukti telah menerima maupun menjadi perantara bahkan melakukan perbuatan jual beli shabu, melainkan hanya tertuduh karena pengakuan/keterangan yang disampaikan oleh Saksi-1 dan Terdakwa-1 dalam BAP yang kemudian keterangan Saksi-1 di persidangan menjadi sangat lemah karena tidak ada alat bukti petunjuk keterangan Saksi lainnya, sebagaimana telah kami uraikan dalam analisa hukum terhadap keterangan Saksi dan analisa hukum terhadap bukti petunjuk. - Bahwa dalam unsur “menukar”, Oditurpun tidak menguraikan unsur tersebut. Menurut kami unsur “menukar”, adalah sesuatu perbuatan/tindakan mengganti (dengan yang lain) dengan cara tanpa memberi tambahan uang, dalam hal ini fakta-fakta di persidangan menunjukkan bahwa Terdakwa-2 tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan perbuatan tersebut. - Bahwa dalam unsur “menyerahkan“, dalam tuntutan Oditur Militerpun tidak menguraikannya. Menurut pendapat kami selaku Penasihat Hukum unsur menyerahkan sesuatu artinya adalah ada unsur dari kesengajaan dan kehendak sendiri, dan apabila kita mencermati kata menyerahkan ini merupakan rangkaian perbuatan dari unsur-unsur lainnya yang artinya Terdakwa-2 dengan sengaja dan kehendak sendiri telah melakukan transaksi atau memperjualbelikan shabu tersebut, dan kenyataannya berdasarkan fakta yang
38 terungkap dalam persidangan bahwa Terdakwa-2 sama sekali tidak terbukti secara sah dan meyakinkan. Dari uraian dan bantahan terhadap unsur-unsur tindak pidana yang diuraikan oleh Oditur pada unsur-unsur ke-4 “menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan Narkotika Golongan I”. tidak terpenuhi secara sah dan meyakinkan. 5. Tanggapan tentang Pidana Tambahan. - Oditur dalam Tuntutannya menuntut Terdakwa-2 dengan pidana tambahan dipecat dari dinas militer merupakan tuntutan yang sangat berat bagi Terdakwa-2, karena hakekat pidana militer pada dasarnya lebih merupakan suatu tindakan pendidikan atau pembinaan daripada tindakan penjeraan atau pembalasan, selama terpidana akan diaktifkan kembali dalam dinas militer setelah selesai menjalani pidana, seorang militer (eks narapidana) yang akan kembali aktif tersebut menjadi seorang militer yang baik dan berguna baik karena kesadarannya sendiri maupun sebagai hasil ”tindakan pendidikan” yang ia terima selama dalam rumah penjara. - Menurut kami Penasihat Hukum bahwa fakta-fakta yang terungkap dalam persidangan khususnya tentang rangkaian perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa-2 belum meyakinkan kita bahwa Terdakwa-2 tidak patut lagi dipertahankan dari dinas militer. Oditur dalam perkara ini bisa jadi terjebak dengan tidak dapat disidangkannya Terdakwa-1 dan tanpa mempertimbangkan sebabsebab timbulnya tindak pidana tersebut dan kualitas perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa-2 sehingga seakan-akan Terdakwa2 menjadi Pelaku utama yang mempertanggung jawabkan semua tindak pidana tersebut. Oditur belum mampu meyakinkan kita semua bahwa jika Terdakwa-2 dipertahankan akan merusak disiplin yang lain. Bukankah sebelumnya Terdakwa-2 tidak pernah melakukan pelanggaran disiplin di kesatuannya ? Berdasarkan uraian-uraian dan alasan-alasan tersebut di atas, Penasihat Hukum Terdakwa-2 mengambil kesimpulan dan berpendapat mengenai perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa2 yang pada intinya adalah sebagai berikut : 1. Bahwa keterangan Saksi-1 (Yayuk Sri Rahayu) yang mengatakan bahwa Terdakwa-2 pernah datang ke rumah Saksi-1 untuk membawa dan mengkonsumsi Narkotika jenis Shabu bersama Saksi-1 dan Terdakwa-1 adalah kesaksian yang berdiri sendiri karena tidak didukung oleh keterangan Saksi lainnya atau alat bukti petunjuk lainnya, sehingga keterangan Saksi-1 tidak dapat dijadikan sebagai alat bukti keterangan Saksi karena satu Saksi bukanlah kesaksian (Unus testis nullus testis). 2. Bahwa sesuai dengan fakta di persidangan sulit diyakini jika Terdakwa-2 pernah mengkonsumsi atau bahkan pecandu Narkotika jenis Shabu, hal tersebut didasarkan atas alat bukti surat/dokumen yaitu Surat Kalabfor Cabang Surabaya Nomor: R/2993/V/2014/Labfor tanggal 19 Mei 2014 tentang Hasil pemeriksaan Narkotika Terdakwa-2 (Kopka Suryo) dan Berita Acara Pemeriksaan uji laboratorium kriminalistik forensik Cabang Surabaya Nomor: 2838/NNF2014 tanggal 16 Mei 2014 tentang Hasil Uji Laboratoris sampel urine dan darah Terdakwa-2 dinyatakan negatif dari kandungan Metamfetamin. 3. Bahwa apabila Terdakwa-2 dikenakan penerapan Pasal 114 ayat (1) jo Pasal 132 UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika sama dengan yang dikenakan terhadap Terdakwa-1, maka
39 Dakwaan Oditur sangat tidak beralasan dan tidak dapat dipertanggung-jawabkan secara hukum, karena sangat tidak memenuhi unsur keadilan, sepatutnya Terdakwa-1 lah yang dikenakan Pasal tersebut karena sesuai dengan fakta-fakta yang terungkap di persidangan bahwa unsur-unsur yang diterapkan Oditur Militer pada Terdakwa-1 tersebut telah terpenuhi secara sempurna. 4. Bahwa peristiwa yang dialami oleh Terdakwa-2 merupakan suatu rangkaian kejahatan akibat perbuatan yang dilakukan oleh Saksi-1 dan Terdakwa-1 yang merupakan konspirasi mereka. Dengan keterlibatan Terdakwa-2 dalam perkara ini disadari oleh Terdakwa-2 bahwa dirinya telah dijadikan korban. Dengan demikian penerapan Pasal Pasal 114 ayat (1) jo Pasal 132 UU RI No.35 Tahun 2009 terhadap Terdakwa-2 sangat tidak menerapkan asas-asas keadilan hukum. 5. Bahwa mengenai kesaksian Saksi-3 (Aiptu Sugiono) yang mengatakan bahwa pada pada tanggal 30 April 2014 saat penangkapan di rumah Sdri. Yayuk Sri Rahayu (Saksi-1) yang berjarak + 500 m dari kesatrian Yonbekang 2 Kostrad dan saat dibawa menuju mobil polisi, Saksi-3 mengatakan bahwa ada seorang anggota TNI berpakaian loreng berkata “ada apa ini, apa tidak bisa diatur” dan yang terlintas oleh Saksi-3 di papan nama baju terbaca tulisan “Suryo”. Bahwa fakta yang sebenarnya Kopka Suryo (Terdakwa-2) pada tanggal 30 April 2014 sedang melaksanakan Dinas Dalam sehingga Ybs pada saat peristiwa tersebut berada di dalam kesatrian Yonbekang 2 Kostrad hal ini dibuktikan dengan buku serah terima dan laporan kekuatan apel pagi tanggal 30 April 2014. Sementara di kesatuan Yonbekang 2 Kostrad ternyata ada Prajurit lain yang memiliki kemiripan nama dan pangkat dengan Terdakwa-2 yaitu yang bernama Kopka Saryo jabatan Ta Kihar/1/Denma Yonbekang 2 Kostrad yang pada saat peristiwa itu tidak sedang melaksanakan Dinas Dalam sehingga analisa/dugaan Saksi-3 bahwa ada seseorang yang berteriak “ada apa ini, apa tidak bisa diatur” sangat mungkin bukanlah Terdakwa-2 melainkan orang lain. 6. Bahwa Terdakwa-2 telah mengabdikan diri sebagai Prajurit dengan dedikasi yang baik, yaitu pernah melaksanakan Tugas Operasi Seroja di Timor Timur pada tahun 1988 s/d 1990 dan Tugas Operasi di Aceh pada tahun 2003 s/d 2004, serta Terdakwa-2 telah mendapatkan Tanda Jasa SL Kesetiaan VIII tahun, SL Kesetiaan XVI tahun, SL Kesetiaan XXIV tahun, SL Kesetiaan Eka Paksi Nararia, SL Dharma Nusa, dan SL Seroja. 7. Bahwa Terdakwa-2 merupakan Prajurit yang dibutuhkan oleh satuan Yonbekang 2 Kostrad, hal ini dibuktikan dengan adanya surat rekomendasi keringanan hukuman dari Danyonbekang-2 Kostrad Nomor: B/97/II/2015 tanggal 3 Pebruari 2015 tentang permohonan Rekomendasi Keringanan Hukuman. 8. Bahwa Terdakwa-2 telah mengabdikan diri sebagai Prajurit selama hampir seluruh masa produktif dalam hidupnya, Ybs akan telah memasuki MPP pada Januari 2015 dan dapat mengakhiri pengabdian dengan baik, namun karena peristiwa ini yang belum tentu Terdakwa-2 bersalah mengakibatkan MPP tertunda dan harus menjalani persidangan ini. Berdasarkan uraian di atas, dengan mempertimbangkan alasan-alasan pledoi dan analisa-analisa hukum serta dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku, Penasehat Hukum berkesimpulan dan berpendapat bahwa
40 Terdakwa-2 Kopka Suryo NRP.557212 tidak terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana penyalahgunaan Narkotika sebagaimana yang diatur dalam Pasal 114 ayat (1) jo Pasal 132 UU RI No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Pada akhir pembelaannya Penasehat Hukum Terdakwa memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang memeriksa perkara ini agar kiranya sependapat dengan Penasihat Hukum dan berkenan memberikan putusan sebagai berikut : 1. Menyatakan Terdakwa-2 Kopka Suryo NRP.557212, tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana penyalahgunaan Narkotika sebagaimana yang diatur dalam Pasal 114 ayat (1) jo Pasal 132 UU RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika sebagaimana didakwakan dalam Surat Dakwakan Oditur Militer. 2. Membebaskan Terdakwa-2 Kopka Suryo NRP.557212 dari Dakwaan (Vrijspraak) dengan segala akibat hukumnya, atau setidak-tidaknya Melepaskan Terdakwa dari segala Tuntutan Hukum tersebut (Onstlag van alle rechtsvervolging) dengan segala akibat hukumnya, atau setidak-tidaknya : - Menyatakan Dakwaan Oditur Militer dalam perkara pidana atas nama Terdakwa-2 Kopka Suryo NRP.557212 Tidak Dapat Diterima (Niet Onvankelijke Verklaard) dengan segala akibat hukumnya; - Memulihkan hak–hak Terdakwa-2 Kopka Suryo NRP.557212 dalam segala Kemampuan, Kedudukan, dan Harkat, serta Martabatnya dengan segala akibat hukumnya; -
Membebankan biaya perkara kepada negara.
atau setidak-tidaknya lagi : - Apabila Ketua Majelis Hakim Pengadilan Militer III-12 Surabaya atau Majelis Hakim Pengadilan Militer III-12 Surabaya berpendapat lain, mohon Putusan yang seadil-adilnya (Ex aquo et bono). Menimbang
: Bahwa terhadap Nota Pembelaan Penasehat Hukum Terdakwa tersebut, Oditur Militer mengajukan Replik secara tertulis yang pada pokoknya Oditur Militer menyatakan tetap pada Tuntutannya.
Menimbanmg
: Bahwa terhadap Replik Oditur Militer tersebut, Penasehat Hukum Terdakwa mengajukan Duplik secara tertulis yang pada pokoknya Penasehat Hukum menyatakan tetap pada Pembelaannya.
Menimbang
: Bahwa selain Nota Pembelaan yang disampaikan secara tertulis oleh Penasehat Hukum, Terdakwa juga menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan diri Terdakwa dengan harapan dapat dipertimbangkan oleh Majelis Hakim, yaitu sebagai berikut : - Bahwa Terdakwa merasa telah difitnah oleh Terdakwa Kopda Kusnandar dan Saksi Yayuk Sri Rahayu; - Setelah memfitnah Terdakwa, Kopda Kusnandar melarikan diri dan hingga sekarang belum tertangkap;
lalu
- Terdakwa telah berdinas selama 31 tahun dan saat ini sudah memasuki masa persiapan pensiun; -
Selama berdinas Terdakwa belum pernah dihukum;
- Terdakwa sudah dua kali melaksanakan tugas operasi militer di Timor Timur selama setahun, dan di Aceh selama setahun;
41 - Terdakwa telah mendapatkan penghargaan Satya Lencana Kesetiaan VIII tahun, XVI Tahun, XXIV Tahun, Kartika Eka Paksi Nararya, Stl. Seroja, dan Stl. Dharma Nusa; - Terdakwa mempunyai tiga orang anak, yang terakhir masih kelas III SD. Menimbang
: Bahwa terhadap Tuntutan Oditur Militer, Pembelaan Penasehat Hukum, Replik Oditur Militer dan Duplik Penasehat Hukum serta Permohonan Terdakwa tersebut di atas, Majelis Hakim akan menanggapi dengan mengemukakan pendapat sebagai berikut : 1. Bahwa terhadap Pembelaan Penasehat Hukum Terdakwa pada angka 1, 2, dan 3 mengenai analisa hukum terhadap alat bukti, keterangan Saksi, dan bukti petunjuk, Majelis Hakim berpendapat sebagai berikut: - Bahwa Terdakwa Kopka Suryo bersama dengan Saksi Yayuk Sri Rahayu dan Terdakwa Kopda Kusnandar diduga mengkonsumsi sabu-sabu yang dibawa Kopda Kusnandar dari Jakarta pada hari Minggu malam tanggal 20 April 2014 sekira pukul 22.00 Wib bertempat di dalam kamar rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu. Kemudian pada tanggal 07 Mei 2014 urine dan darah Kopda Kusnandar diperiksa di Labfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya dengan hasil pemeriksaan urine Kopda Kusnandar positif mengandung Narkotika jenis Metamfetamina, sedangkan darah Kopda Kusnandar tidak (negativ) mengandung Narkotika dan Psikotropika. Sedangkan urine maupun darah Terdakwa Kopka Suryo baru diperiksa Labfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya pada tanggal 16 Mei 2014, atau sekira 26 hari setelah dugaan penggunaan sabu-sabu, dan ternyata urine maupun darah Terdakwa Kopka Suryo keduanya tidak (negatif) mengandung Narkotika dan Psikotropika. Pemeriksaan terhadap urine Terdakwa Kopka Suryo yang terlalu lama, yaitu sekira 26 hari setelah dugaan penggunaan sabu-sabu, hasilnya meragukan untuk dijadikan sebagai bukti bahwa Terdakwa telah menggunakan ataupun tidak menggunakan Narkotika. Selain itu, dalam perkara ini Terdakwa tidak didakwa menggunakan Narkotika, melainkan Terdakwa didakwa telah “Bermufakat jahat menawarkan untuk dijual dan menjual Narkotika Golongan I”. Dengan demikian positif atau negatifnya kandungan Narkotika dalam hasil pemeriksaan Labfor Bareskrim Polri terhadap urine dan darah Terdakwa tidaklah menentukan terbukti atau tidaknya perbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa dalam perkara ini. - Sedangkan mengenai analisa terhadap keterangan Saksi dan bukti petunjuk, Majelis Hakim telah membahasnya dalam pertimbangan tentang penilaian terhadap keterangan para Saksi dan Terdakwa yang tidak bersesuaian sebelum pertimbangan ini, sehingga oleh karenanya Majelis Hakim tidak perlu membahasnya kembali. 2. Bahwa terhadap Pembelaan Penasehat Hukum Terdakwa pada angka 4 mengenai Bantahan terhadap Pembuktian Unsurunsur tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer, Majelis Hakim akan mempertimbangkan sekaligus dalam pembuktian unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan sebagaimana akan diuraikan lebih lanjut dalam putusan ini. 3. Bahwa terhadap Pembelaan Penasehat Hukum Terdakwa pada angka 5 mengenai penjatuhan pidana tambahan pemecatan dari dinas militer, Majelis Hakim berpendapat sebagai berikut :
42 - Bahwa Terdakwa didakwa telah melakukan tindak pidana sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 114 ayat (1) jo Pasal 132 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. - Bahwa sesuai ketentuan Pasal 114 ayat (1) jo Pasal 132 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, “setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum mencoba atau bermufakat jahat untuk menawarkan untuk dijual, menjual, menjadi perantara dalam jual beli Narkotika Golongan I”, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). Dari ketentuan tersebut, ancaman pidana yang diancamkan pada perbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa adalah sangat berat, dan jika perbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa tersebut terbukti, maka Majelis Hakim dalam menjatuhkan pidana kepada Terdakwa dalam perkara ini haruslah didasarkan pada ketentuan pasal yang didakwakan, yaitu menjatuhkan pidana antara ancaman minimal dan ancaman maksimal yang ditentukan dalam pasal 114 ayat (1) UU Nomor 35 Tahun 2009. - Bahwa dalam Requisitoirnya Oditur Militer menyatakan Terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya, dan karenanya Oditur Militer menuntut Terdakwa dijatuhi pidana pokok penjara selama 5 tahun dan denda sebesar Rp.800.000.000,-(delapan ratus juta rupiah), dan pidana tambahan dipecat dari dinas militer, karena Terdakwa dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana secara tanpa hak bermufakat jahat menawarkan untuk dijual dan menjual Narkotika Golongan I. - Dengan demikian dilihat dari ancaman pidana yang tercantum dalam Pasal 114 ayat (1) UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, tuntutan Oditur Militer tentang hukuman yang dimohon untuk dijatuhkan kepada Terdakwa tersebut masih berada pada straf minima dan jauh dibawah straf maxima yang ditentukan dalam pasal undang-undang yang didakwakan. - Kemudian mengenai penjatuhan pidana tambahan pemecatan dari dinas militer, sesuai ketentuan Pasal 26 KUHPM ukurannya adalah sampai sejauh mana seseorang militer yang berdasarkan kejahatan yang telah dilakukannya dipandang tidak layak lagi tetap berada dalam kalangan militer. Dengan demikian penjatuhan pidana tambahan pemecatan dari dinas militer mengandung makna bahwa kehadiran kembali Terpidana dalam masyarakat militer (setelah selesai menjalani pidananya) akan dapat menggoncangkan sendi-sendi ketertiban dalam masyarakat militer. Dengan perbuatannya yang sangat bertentangan dengan tugas dan fungsinya sebagai prajurit TNI, dan ancaman pidana penjara yang harus dijalani paling singkat 5 tahun, sebagaimana ditentukan dalam pasal undang-undang yang didakwakan, jika memang dakwaan tersebut terbukti, layakkah Terdakwa tetap dipertahankan dalam dinas militer ? Di sisi lain Terdakwa sudah berdinas di lingkungan TNI AD selama 31 tahun, dan pada tanggal 01 April 2015 nanti Terdakwa memasuki usia pensiun, sehingga setelah putusan ini berkekuatan hukum tetap diperkirakan Terdakwa sudah tidak lagi berdinas kembali di lingkungan TNI, karena memang usia Terdakwa sudah memasuki masa pensiun. Dengan demikian apakah setelah selesai menjalani pidananya nanti dan kemudian Terdakwa
43 kembali ke lingkungan masyarakat, keberadaan Terdakwa akan dapat menggoncangkan sendi-sendi ketertiban dalam masyarakat militer?. Dengan demikian pula perlukah Terdakwa harus diakhiri masa dinasnya pada saat-saat terakhir masa dinasnya ? Mengenai layak atau tidaknya Terdakwa tetap berada dalam dinas militer pada saat-saat terakhir masa dinasnya tersebut, Majelis Hakim akan mempertimbangkan secara tersendiri dalam pertimbangan-pertimbangan lebih lanjut. - Sedangkan terhadap Tuntutan Oditur Militer yang menyatakan bahwa Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan perbuatan sebagaimana yang didakwakan Oditur Militer kepadanya, Majelis Hakim akan mempertimbangkan terlebih dahulu sebagaimana akan diuraikan lebih lanjut dalam putusan ini. Menimbang
: Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam Dakwaan Tunggal mengandung unsur-unsur sebagai berikut : 1. Setiap orang; 2. Yang tanpa hak atau melawan hukum bermufakat jahat menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan; 3. Narkotika Golongan I.
Menimbang
: Bahwa mengenai Dakwaan tersebut mengemukakan pendapat sebagai berikut :
Majelis
Hakim
1. Unsur Kesatu : ” Setiap orang”. - Bahwa yang dimaksud dengan “Setiap orang” dalam UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika adalah „setiap manusia‟, yang pada dasarnya sama dengan pengertian “barang siapa” dalam KUHP, yaitu setiap orang yang tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia dan merupakan subyek hukum Indonesia. - Bahwa sesuai ketentuan Pasal 2 KUHP, setiap orang yang melakukan tindak pidana di Indonesia adalah subjek hukum Indonesia dan tunduk pada perundang-undangan pidana Indonesia. Berdasarkan keterangan Terdakwa, keterangan para Saksi di bawah sumpah, dan bukti-bukti lain di persidangan, serta setelah dihubungkan yang satu dengan yang lainnya, terungkap fakta sebagai berikut : a. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI-AD pada tahun 1984 melalui pendidikan Secata TNI-AD di Pusdik Secata Rindam-V/Brawijaya di Magetan. Setelah lulus dan dilantik dengan pangkat Prada NRP.557212 kemudian mengikuti pendidikan Susjurtabekang selama 3 (tiga) bulan di Pusdikbekang Cimahi, selanjutnya Terdakwa berdinas di Yonangkomposit-1 Kostrad Cibinong. Kemudian pada tahun 1986 Terdakwa dipindah-tugaskan ke Yonbekang-2 Divif-2 Kostrad Malang, Jatim. Pada saat kejadian yang menjadi perkara ini, Terdakwa dengan pangkat Kopka masih berdinas di Yonbekang-2 Divif-2 Kostrad Malang hingga sekarang. b. Bahwa benar sebagai prajurit TNI AD, Terdakwa adalah juga sebagai warga negara RI, dan sebagai warga negara RI Terdakwa adalah subjek hukum Indonesia dan tunduk pada hukum yang berlaku di Indonesia, termasuk diantaranya UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. c. Bahwa sesuai Keputusan Pangdivif-2 Kostrad selaku Perwira Penyerah Perkara Nomor: Kep/58/XI/2014 tanggal 18 November
44 2014 tentang Penyerahan Perkara, yang diajukan sebagai Terdakwa dalam perkara ini adalah Suryo, Kopka NRP.557212, dan Terdakwalah orangnya. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa Unsur Kesatu: “Setiap orang” telah terpenuhi. 2. UnsurKedua : “ Yang tanpa hak atau melawan hukum bermufakat jahat menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan ”. - Bahwa yang dimaksud dengan „hak‟ menurut pengertian bahasa adalah kekuasaan untuk berbuat sesuatu, kewenangan, milik, kepunyaan atas sesuatu. - Bahwa yang dimaksud dengan „tanpa hak‟ dalam unsur ini adalah bahwa terhadap diri seseorang pelaku, dalam hal ini Terdakwa, tidak terdapat kekuasaan atau kewenangan untuk menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan sesuatu barang, yang dalam hal ini adalah Narkotika Golongan I. Karena sesuai ketentuan Pasal 8 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Narkotika Golongan I hanya dapat digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan untuk reagensia diagnostic, serta reagensia laboratorium setelah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kesehatan atas rekomendasi Kepala Badan POM, dan dilarang digunakan untuk kepentingan lainnya. - Bahwa yang dimaksud dengan “melawan hukum”, menurut Yurisprudensi (Arrest Hooge Raad tanggal 31 Desember 1919) adalah sebagai berikut : - Melanggar undang-undang; atau - Merusak hak subjektif seseorang menurut undang-undang; atau - Melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku menurut undang-undang; atau - Melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kepatutan dalam masyarakat. Sub unsur ”tanpa hak” dan sub unsur ”melawan hukum” merupakan alternatif, sehingga cukup dipilih salah satu saja yang sesuai dengan fakta hukum yang terungkap di persidangan. - Bahwa sesuai Pasal 1 angka 18 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang dimaksud dengan ”bermufakat jahat” dalam UU Narkotika adalah perbuatan dua orang atau lebih yang bersekongkol atau bersepakat untuk melakukan, melaksanakan, membantu, turut serta melakukan, menyuruh, menganjurkan, memfasilitasi, memberi konsultasi, menjadi anggota suatu organisasi kejahatan Narkotika, atau mengorganisasikan suatu tindak pidana Narkotika. - Unsur ini mengandung pengertian bahwa pelaku, dalam hal ini Terdakwa, telah bersekongkol atau bersepakat untuk melakukan/membantu kegiatan menawarkan untuk dijual, atau menjual, atau menerima, atau menjadi perantara dalam jual beli, sabu-sabu, padahal Terdakwa mengetahui bahwa dirinya tidak mempunyai hak atau kewenangan untuk itu, dan sabu-sabu adalah termasuk Narkotika golongan I yang dilarang oleh undangundang untuk digunakan selain untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan.
45 Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa, dan alat bukti lain di persidangan terungkap fakta hukum sebagai berikut : a. Bahwa benar pada hari Kamis tanggal 17 April 2014 sekira pukul 06.30 WIB, Saksi Yayuk Sri Rahayu ditelepon oleh anaknya yang bernama Selfi Mayasanti (Saksi-IV) yang saat itu hingga sekarang sedang melaksanakan pidana penjara selama 11 tahun di LP Wanita Tangerang karena pada tahun 2011 tertangkap Polisi ketika membawa sabu-sabu seberat 400 gram di Stasiun Gambir, Jakarta, yang mengatakan: “Bu, ini ada barang (sabu-sabu) coba ibu jualkan kepada siapa yang mau”. Menurut pemberitahuan Saksi Selfi Maya Santi, sabu-sabu yang akan dikirim tersebut beratnya 50 gram dengan harga Rp.1.200.000,-(satu juta dua ratus ribu rupiah) setiap gram, sehingga jumlah harga seluruhnya sebesar Rp.60.000.000,-(enam puluh juta rupiah), dan uang pembayarannya diminta dikirimkan sesudah sabu-sabu laku terjual. Oleh karena sebelumnya Saksi Yayuk Sri Rahayu pernah dua kali mengkonsumsi sabu-sabu bersama dengan Terdakwa Kopka Suryo, dan Terdakwa Kopka Suryo juga pernah mengatakan kepada Saksi Yayuk Sri Rahayu bahwa ia sering diminta orang untuk mencarikan sabu-sabu, maka Saksi Yayuk Sri Rahayu lalu mengatakan kepada Saksi Selfi Mayasanti: “Ya, saya coba dulu menghubungi Pak Suryo”. Kemudian Saksi Yayuk Sri Rahayu menelepon Terdakwa dan mengatakan: “Pak, ini ada „barang‟ dari Selfi, bisa nggak bapak menjualkan?”, yang dijawab Terdakwa Kopka Suryo: “Ia, aku nanti ke rumahmu”. b. Bahwa benar kemudian pada sekira pukul 16.00 WIB ternyata yang datang ke rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu adalah Kopda Kusnandar, dan beberapa saat kemudian Terdakwa menyusul datang ke rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu, dan selanjutnya Saksi Yayuk Sri Rahayu bersama-sama dengan Terdakwa dan Kopda Kusnandar membicarakan masalah sabu-sabu yang ditawarkan Saksi Selfie Mayasanti. Pada waktu itu Terdakwa mengatakan tidak bisa berangkat ke Jakarta karena sedang sibuk dan tidak ada waktu, hingga kemudian disepakati bahwa Kopda Kusnandar yang akan mengambil „barang‟ (sabu-sabu) yang ditawarkan Saksi Selfie Mayasanti di Jakarta, dan Terdakwa yang nantinya akan menjualkan sabu-sabu tersebut kepada teman-teman Terdakwa di Malang. Sedangkan keuntungan dari penjualan sabu-sabu tersebut rencananya akan dibagi tiga orang (Kopda Kusnandar, Terdakwa, dan Saksi Yayuk Sri Rahayu), namun saat itu Saksi Yayuk Sri Rahayu mengatakan bahwa keuntungannya dibagi Terdakwa dan Kopda Kusnandar saja, sedangkan Saksi Yayuk Sri Rahayu hanya meminta kepada Terdakwa agar membayar beaya modalnya saja kepada pemilik sabu-sabu yang ada di Jakarta, karena Saksi Yayuk Sri Rahayu merasa tidak enak dengan Saksi Selfi Mayasanti jika ikut mengambil untung dari „barang‟ yang diambil dari Saksi Selfi Mayasanti tersebut. c. Bahwa benar oleh karena sebelumnya Saksi Yayuk Sri Rahayu sudah mengatakan kepada Saksi Selfi bahwa yang akan datang ke Jakarta adalah Pak Suryo (Terdakwa), maka Saksi Yayuk Sri Rahayu lalu meminta kepada Kopda Kusnandar yang akan mengambil „barang‟ ke Jakarta agar selama berada di Jakarta Kopda Kusnandar menggunakan nama “Suryo”. Selanjutnya oleh karena pada waktu itu Kopda Kusnandar mengatakan tidak mempunyai uang untuk pergi ke Jakarta, maka Saksi Yayuk Sri Rahayu lalu memberikan pinjaman uang kepada
46 Kopda Kusnandar sebesar Rp.200.000,-(dua ratus ribu rupiah) untuk membeli tiket bus umum ke Jakarta. d. Bahwa benar kemudian pada hari Jum‟at tanggal 18 April 2014 sore Kopda Kusnandar berangkat ke Jakarta untuk mengambil sabu-sabu yang ditawarkan Saksi Selfi Mayasanti di Jakarta dengan menumpang bus umum dari Terminal Arjosari, Malang. e. Bahwa benar pada hari Minggu tanggal 20 April 2014 sekira pukul 21.00 WIB Kopda Kusnandar datang kembali dari Jakarta langsung menuju ke rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu dengan membawa sabu-sabu seberat 48 gram berbentuk gumpalan sebanyak 4 gumpalan warna putih dibungkus plastik warna putih bercampur dengan plastik klip warna putih. Beberapa saat setelah Kopda Kusnandar sampai di rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu, Terdakwa juga datang ke rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu, kemudian Saksi Yayuk Sri Rahayu, Kopda Kusnandar, dan Terdakwa bersama-sama melihat sabu-sabu yang baru diambil Kopda Kusnandar dari Jakarta tersebut di dalam kamar tidur Saksi Yayuk Sri Rahayu, dan selanjutnya Saksi Yayuk Sri Rahayu, Kopda Kusnandar, dan Terdakwa lalu mengkonsumsi sabu-sabu tersebut di dalam kamar tidur Saksi Yayuk Sri Rahayu. f. Bahwa benar setelah selesai mengkonsumsi sabu-sabu, pada sekira pukul 23.00 WIB Saksi Yayuk Sri Rahayu menyuruh Terdakwa agar membawa sabu-sabu tersebut untuk dijualkan, hingga kemudian Terdakwa membawa sabu-sabu yang diambil Kopda Kusnandar dari Jakarta tersebut untuk dijualkan, dan selanjutnya Kopda Kusnandar juga pergi meninggalkan rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu. g. Bahwa benar pada hari Senin pagi tanggal 21 April 2014 sekira pukul 09.00 WIB, oleh karena Terdakwa sibuk mengurusi anak Terdakwa yang mendaftar menjadi anggota Polri, sehingga Terdakwa belum bisa menjualkan sabu-sabu yang telah diambil Kopda Kusnandar dari Saksi Selfi di Jakarta, maka Terdakwa datang lagi ke rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu untuk mengembalikan sabu-sabu yang sebelumnya telah dibawa Terdakwa untuk dijualkan kepada teman-teman Terdakwa, lalu Terdakwa mengatakan kepada Saksi Yayuk Sri Rahayu: “Ini sabusabu kamu bawa dulu, karena saya akan mengurusi anak saya dulu, dan kata teman saya sabu-sabunya kurang enak, karena setelah dicoba kepala jadi pusing”. Pada waktu itu Saksi Yayuk Sri Rahayu menolak untuk menerima kembali sabu-sabu dari Terdakwa tersebut. Namun oleh karena Terdakwa terus memaksa dengan tetap menyerahkan sabu-sabu tersebut ke tangan Saksi Yayuk Sri Rahayu dengan alasan khawatir jika sewaktu-waktu Kopda Kusnandar menanyakan sabu-sabu tersebut, maka Saksi Yayuk Sri Rahayu lalu menyimpan kantong plastik berisi sabusabu dari Terdakwa tersebut dengan cara menggantungkan kantong plastik berisi sabu-sabu tersebut di dinding dapur. h. Bahwa benar pada hari Selasa tanggal 22 April 2014 sekira pukul 08.00 WIB Kopda Kusnandar datang ke rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu, kemudian Saksi Yayuk Sri Rahayu mengatakan kepada Kopda Kusnandar bahwa Terdakwa telah mengembalikan lagi sabu-sabu (yang rencananya akan dijualkan Terdakwa kepada teman-teman Terdakwa) kepada Saksi Yayuk Sri Rahayu, dan kata Terdakwa sabu-sabunya kurang enak karena setelah dicoba kepalanya pusing, dan selanjutnya Saksi Yayuk Sri Rahayu mengatakan akan menyerahkan lagi sabu-sabu tersebut kepada Kopda Kusnandar untuk dijualkan. Atas pemberitahuan Saksi
47 Yayuk Sri Rahayu tersebut, Kopda Kusnandar lalu masuk ke dalam rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu dan mengambil sebagian sabu-sabu tersebut dari kantong palstik yang digantung di dapur rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu, kemudian Terdakwa menimbang serta memasukkan sebagian sabu-sabu tersebut ke dalam plastik kecil, lalu sisanya diserahkan lagi kepada Saksi Yayuk Sri Rahayu, dan selanjutnya Saksi Yayuk Sri Rahayu menyimpan kembali sisa sabu-sabu tersebut di dalam dapur rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu. Hal seperti itu dilakukan Kopda Kusnandar setiap kali Kopda Kusnandar mendapat pesanan sabu-sabu dari orang lain. i. Bahwa benar setelah mendapat informasi tentang perbuatan Kopda Kusnandar yang sudah sekira sebulan mengedarkan sabusabu di sekitar Kota Malang, maka untuk maksud memancing Kopda Kusnandar, pada hari Minggu tanggal 27 April 2014 sekira pukul 16.00 WIB Sdr. Syaiful selaku informan Ditreskoba Polda Jatim disuruh memesan sabu-sabu seberat 0,5 gram kepada Kopda Kusnandar, selanjutnya Sdr. Syaiful datang ke rumah Kopda Kusnandar di Asrama Kesdam-V/Brw Jl. Pemandian No.28 Malang. Setelah sampai di rumah Kopda Kusnandar, ternyata Kopda Kusnandar menyerahkan sabu-sabu kepada Sdr. Syaiful seberat 1 gram dengan harga Rp.1.500.000,-(satu juta lima ratus ribu rupiah). Oleh karena Sdr. Syaiful hanya memesan 0,5 gram, maka Sdr. Saiful baru bisa membayar sebesar Rp.750.000,-(tujuh ratus lima puluh ribu rupiah). Selanjutnya yang 0,5 gram dikonsumsi Sdr. Syaiful bersama Kopda Kusnandar di rumah Kopda kusnandar, sedangkan yang 0,5 gram dilaporkan dan diserahkan kepada Kanit Resnarkoba Polda Jatim (Kompol Aloysius Alwer, S.H.), dan Sdr. Syaiful juga menginformasikan kepada Kanit Resnarkoba bahwa Kopda Kusnandar bisa melayani pesanan berikutnya sebanyak 2 gram. j. Bahwa benar pada hari Senin tanggal 28 April 2014 sekira pukul 16.00 WIB Sdr. Syaiful datang lagi ke rumah Kopda Kusnandar di Asrama Kesdam V/Braw Jl. Pemandian No.28 Malang untuk mengambil pesanan sabu-sabu seberat 2 gram dengan harga Rp.3.000.000,-(tiga juta rupiah), dan selanjutnya Sdr. Syaiful menyerahkan sabu-sabu seberat 2 gram tersebut kepada Kanit Resnarkoba Polda Jatim. k Bahwa benar uang hasil penjualan sabu-sabu tersebut kemudian oleh Kopda Kusnandar dititipkan kepada Saksi Yayuk Sri Rahayu sebesar Rp.3.000.000,-(tiga juta rupiah), namun Saksi Yayuk Sri Rahayu menolak dengan alasan uang tersebut masih kurang, padahal akan disetor, hingga kemudian Kopda Kusnandar menambah menjadi Rp.5.000.000,-(lima juta rupiah) yang kemudian dimasukkan ke rekening Bank BCA Cabang Malang milik Saksi Yayuk Sri Rahayu yang kartu ATMnya sudah dipegangkan kepada Kopda Kusnandar, namun kemudian uang sebesar Rp.5.000.000,-(lima juta rupiah) tersebut oleh Kopda Kusnandar ditransfer ke rekening seseorang yang lain yang tidak diketahui identitasnya. l. Bahwa benar setelah diketahui Kopda Kusnandar setidaknya sudah dua kali menjual sabu-sabu kepada Sdr. Syaiful, maka pada hari Rabu tanggal 30 April 2014 sekira pukul 12.00 WIB Tim dari Ditreskoba Polda Jatim yang terdiri dari Kompol Aloysius Alwer, AKP Sugeng Purwanto, Saksi Aiptu Sugiono, Saksi Aipda Muhammad Suwono, Brigadir Gembong, dan Aipda Endah Erinasari bermaksud menjebak dan menangkap Kopda Kusnandar di Malang, dengan cara Tim Ditreskoba Polda Jatim menyuruh Sdr. Syaiful agar memesan lagi sabu-sabu seberat 3 gram kepada
48 Kopda Kusnandar dengan permintaan agar sabu-sabu seberat 3 gram tersebut diantar ke Hotel Wilis lantai 2 kamar A.5. Malang. m. Bahwa benar setelah memesan sabu-sabu kepada Kopda Kusnandar, selanjutnya Sdr. Syaiful menunggu di dalam Kamar A.5 lantai 2 Hotel Wilis Malang untuk melakukan transaksi sabusabu dengan Kopda Kusnandar, sedangkan Saksi Aiptu Sugiono bersama dengan Saksi Aipda Muhammad Suwono dan Brigadir Gembong menunggu di dalam kamar nomor A.4 Lantai 2 untuk bersiap-siap menangkap Kopda Kusnandar. Sedangkan anggota Tim yang lain (Kompol Aloysius Alwer, AKP Sugeng Purwanto, dan Aipda Endah Erinasari) menunggu di luar hotel untuk memantau keadaan di sekitar tempat itu. n. Bahwa benar beberapa saat kemudian Kopda Kusnandar dengan berpakaian preman membawa tas slempang warna coklat merek levis masuk ke dalam Kamar A.5 Lantai 2 Hotel Wilis Malang untuk melakukan transaksi sabu-sabu dengan Sdr. Syaiful, hingga kemudian Saksi Aiptu Sugiono bersama dengan Saksi Aipda Muhammad Suwono dan Brigadir Gembong langsung masuk ke dalam kamar A.5 Hotel Wilis Malang, lalu Saksi Aiptu Sugiono dan kawan-kawan bertanya kepada Kopda Kusnandar: “Mana barangnya?”, yang dijawab Kopda Kusnandar: “Barang apa?”, lalu kemudian Saksi Aiptu Sugiono menyuruh Kopda Kusnandar agar mengeluarkan seluruh barang-barang dari dalam tasnya, hingga kemudian Kopda Kusnandar mengeluarkan tiga bungkusan plastik klip warna putih yang berisi serbuk warna putih yang dipegang di tangan kanannya, lalu Saksi Aiptu Sugiono bertanya kepada Kopda Kusnandar: “Barang apa itu?”, yang dijawab: “Sabu-sabu”, lalu Saksi Aiptu Sugiono bertanya lagi: “Berapa gram?”, dijawab Kopda Kusnandar: “Tiga gram”. Selanjutnya sabu-sabu tersebut diamankan Saksi Aiptu Sugiono, lalu Saksi Aiptu Sugiono bertanya lagi: “Apakah masih ada barang lain?”, dijawab Kopda Kusnandar: “Masih ada, di rumah bu Yayuk Sri Rahayu”. Selanjutnya Saksi Aiptu Sugiono dan Tim Ditreskoba Polda Jatim meminta Kopda Kusnandar agar menunjukkan alamat rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu. o. Bahwa benar kemudian pada sekira pukul 14.30 WIB Tim Ditreskoba Polda Jatim membawa Kopda Kusnandar menggunakan mobil menuju ke rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu yang beralamat di Jl. Temenggungan Ledok PJKA No.2 Malang. Oleh karena letak rumah Saksi Yayuk Sri Rahyu masuk ke dalam gang sejauh 200 m dari jalan raya, maka yang melakukan penggeledahan ke rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu adalah Aipda Muhammad Suwono dan Brigadir Gembong, sedangkan Saksi Aiptu Sugiono menjaga Kopda Kusnandar di dalam mobil yang diparkir di pinggir jalan raya, dan yang lain berjaga-jaga di sekitar tempat penggeledahan tersebut. Setelah sampai di rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu dan kemudian melakukan penggeledahan, ditemukan barang bukti berupa sabu-sabu seberat 13,98 gram yang disimpan dalam tiga kantong plastik klip putih masing-masing beratnya 1,04 gram, 0,5 gram, dan 12,44 gram yang disimpan di dapur, dan juga ditemukan satu set timbangan elektrik warna hitam yang disimpan di dalam kamar Saksi Yayuk Sri Rahayu. p. Bahwa benar kemudian Saksi Aipda Muhammad Suwono dan Brigadir Gembong menangkap Saksi Yayuk Sri Rahayu dan kemudian membawa/menggiring Saksi Yayuk Sri Rahayu ke mobil yang diparkir di pinggir jalan raya untuk dibawa ke Ditreskoba Polda Jatim. Pada waktu Saksi Aipda Muhammad Suwono menggiring Saksi Yayuk Sri Rahayu menuju ke mobil yang akan
49 membawa mereka ke Ditreskoba Polda Jatim, Terdakwa yang saat itu berpakaian PDL loreng TNI karena sedang melaksanakan tugas jaga gudang Yonbekang-2 Kostrad lalu mengikuti Tim Ditreskoba Polda Jatim yang membawa Saksi Yayuk Sri Rahayu menuju mobil, hingga kemudian Terdakwa bertanya kepada Saksi Aipda Muhammad Suwono: “Ada apa ini, dari mana sampeyan?”, yang dijawab Saksi Aipda Muhammad Suwono: “Saya dari Reserse Polda”. Kemudian Saksi Yayuk Sri Rahayu mengatakan kepada Terdakwa: “Pak, bagaimana ini, Pak Nandar kok bikin saya begini?”, namun Terdakwa hanya berkata: “Ya sabar aja”, sambil Terdakwa terus mengikuti Saksi Aipda Muhammad Suwono yang membawa Saksi Yayuk Sri Rahayu menuju mobil petugas polisi yang diparkir di pinggir jalan raya. q. Setelah sampai di mobil dan kemudian Saksi Yayuk Sri Rahayu akan dimasukkan ke dalam mobil, dimana Terdakwa Kopda Kusnandar sudah berada di dalam mobil ditunggui oleh Saksi Aiptu Sugiono, Terdakwa Kopka Suryo lalu mengatakan kepada Saksi Aiptu Sugiono: “Mau dibawa ke mana ini?, lalu Terdakwa juga mengatakan kepada Saksi Aipda Muhammad Suwono: “Apa nggak bisa diatur ini?”, sehingga Saksi Aipda Muhammad Suwono menjawab: “Silahkan bertanya ke Kanit saya”, namun Terdakwa langsung pergi meninggalkan mobil petugas polisi yang membawa Kopda Kusnandar dan Saksi Yayuk Sri Rahayu ke Ditreskoba Polda Jatim guna diproses sesuai hukum yang berlaku. r. Bahwa benar perbuatan Terdakwa yang pada hari Kamis tanggal 17 April sekira pukul 16.00 WIB datang ke rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu, kemudian bersama dengan Kopda Kusnandar dan Saksi Yayuk Sri Rahayu membicarakan masalah sabu-sabu yang ditawarkan Saksi Selfie Mayasanti untuk dijualkan di Malang, hingga kemudian disepakati bahwa Kopda Kusnandar yang akan mengambil „barang‟ (sabu-sabu) yang ditawarkan Saksi Selfie Mayasanti di Jakarta, dan Terdakwa yang nantinya akan menjualkan sabu-sabu tersebut kepada teman-teman Terdakwa di Malang, kemudian pada hari Minggu tanggal 20 April 2014 sekira pukul 21.00 WIB, setelah Kopda Kusnandar berhasil membawa sabu-sabu seberat 48 gram dari Saksi Selfi Mayasanti di Jakarta, Terdakwa datang lagi ke rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu untuk membawa sabu-sabu yang berhasil dibawa Kopda Kusnandar tersebut untuk dijualkan Terdakwa kepada teman-teman-teman Terdakwa di Malang, namun oleh karena Terdakwa sibuk dan tidak berhasil menjualkan sabu-sabu tersebut, akhirnya sabu-sabu tersebut dikembalikan lagi kepada Saksi Yayuk Sri Rahayu untuk kemudian dijualkan Kopda Kusnandar kepada Sdr. Syaiful yang notabene informan Polisi, hingga kemudian Kopda Kusnandar dan Saksi Yayuk Sri Rahayu ditangkap oleh Tim dari Ditreskoba Polda Jatim, dan selanjutnya pada waktu Saksi Yayuk Sri Rahayu ditangkap dan akan dibawa ke Mapolda Jatim untuk diproses secara hukum yang berlaku, Terdakwa berusaha melakukan pendekatan pada Polisi yang menangkap agar Saksi Yayuk Sri Rahayu tidak diproses, rangkaian perbuatan Terdakwa tersebut menunjukkan bahwa Terdakwa telah bersekongkol atau bersepakat untuk melakukan ataupun turut serta melakukan kegiatan menawarkan untuk dijual atau menjadi perantara dalam jual beli Narkotika golongan I dalam bentuk sabu-sabu yang berasal dari Saksi Selfi Mayasanti di Jakarta. s. Bahwa benar Terdakwa mengetahui bahwa dirinya tidak mempunyai hak atau kewenangan untuk berbuat seperti diuraikan
50 di atas, karena sabu-sabu adalah termasuk Narkotika golongan I yang dilarang oleh undang-undang untuk digunakan apapun selain untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa Unsur Kedua: “Tanpa hak dan melawan hukum bermufakat jahat menawarkan untuk dijual dan menjadi perantara dalam jual beli” telah terpenuhi. 3. Unsur Ketiga : “ Narkotika Golongan I ”. - Bahwa sesuai Pasal 1 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang dimaksud dengan Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis atau semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana yang terlampir dalam Lampiran I UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yaitu: Narkotika Golongan I, Narkotika Golongan II, dan Narkotika golongan III. - Bahwa sesuai Lampiran I UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, salah satu zat yang termasuk dalam jenis Narkotika Golongan-I adalah METAMFETAMINA yang tercantum dalam daftar Narkotika Golongan I nomor urut 61 Lampiran UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa, dan alat bukti lain di persidangan, terungkap fakta hukum sebagai berikut : unsur pasal yang a. Bahwa sebagaimana yang telah diuraikan dalam pembuktian unsur-unsur terdahulu yang merupakan bagian dari pembuktian unsur ini, bahwa benar barang bukti berupa 3 (tiga) kantong plastik berisikan kristal warna putih dengan berat masing-masing 0,860 gram, 0,798 gram, dan 0,815 gram yang disita dari tangan Terdakwa Kopda Kusnandar yang tertangkap tangan ketika akan menyerahkan tiga kantong plastik sabu-sabu tersebut kepada pemesannya di sebuah kamar Hotel Wilis Malang, adalah bagian dari sabu-sabu sebanyak 48 gram yang berasal dari Saksi Selfi Mayasanti di Jakarta yang disimpan di rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu, yang pada hari Minggu tanggal 20 April 2014 malam sempat dibawa oleh Terdakwa untuk dijualkan kepada temanteman Terdakwa di Malang, namun oleh karena Terdakwa sedang sibuk, Terdakwa tidak berhasil menjualkan sabu-sabu tersebut. b. Bahwa benar 3 (tiga) kantong plastik berisikan Kristal warna putih yang disita dari tangan Terdakwa Kopda Kusnandar yang merupakan bagian dari sabu-sabu sebanyak 48 gram yang berasal dari Saksi Selfi Mayasanti di Jakarta yang disimpan di rumah Saksi Yayuk Sri Rahayu tersebut kemudian dibawa ke Puslabfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya untuk dilakukan pemeriksaan/ analisis laboratorium. c. Bahwa benar sesuai Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No.Lab: 2718/NNF/2014 tanggal 07 Mei 2014 yang dikeluarkan oleh Puslabfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya, disimpulkan bahwa barang bukti berupa 3 (tiga) kantong plastik berisikan kristal warna putih yang disita dari tangan Terdakwa Kopda Kusnandar yang dilakukan pemeriksaan di Laboratorium Puslabfor Bareskrim Polri Cabang Surabaya adalah benar mengandung bahan aktif Metamfetamina yang terdaftar dalam
51 Golongan I nomor urut 61 Lampiran UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa Unsur Ketiga: “Narkotika golongan I” telah terpenuhi. Menimbang
: Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas yang merupakan pembuktian yang diperoleh di persidangan, Majelis Hakim berpendapat terdapat cukup bukti yang sah dan meyakinkan bahwa Terdakwa bersalah telah melakukan tindak pidana : “Setiap orang yang tanpa hak dan melawan hukum bermufakat jahat menawarkan untuk dijual ataupun menjadi perantara dalam jual beli Narkotika golongan I” sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 114 ayat (1) jo Pasal 132 Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Menimbang
: Bahwa selama pemeriksaan di persidangan Majelis Hakim tidak menemukan adanya hal-hal yang dapat dijadikan sebagai alasan pembenar ataupun pemaaf pada diri Terdakwa, sehingga oleh karenanya Terdakwa harus dipidana.
Menimbang
: Bahwa didalam memeriksa dan mengadili perkara Terdakwa ini, secara umum tujuan Majelis Hakim adalah untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan hukum, kepentingan umum, dan kepentingan militer. Menjaga kepentingan hukum dalam arti menjaga tetap tegaknya hukum dan keadilan dalam masyarakat. Menjaga kepentingan umum dalam arti melindungi masyarakat dan harkat serta martabatnya sebagai manusia dari tindakan sewenang-wenang. Menjaga kepentingan militer dalam arti menjaga agar kepentingan militer tidak dirugikan dan sekaligus mendorong agar prajurit tetap mematuhi dan menjunjung tinggi ketentuan hukum yang berlaku dalam keadaan yang bagaimanapun.
Menimbang
: Bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis Hakim akan menilai sifat hakekat dan akibat dari sifat dan perbuatan Terdakwa serta hal-hal yang mempengaruhi sebagai berikut : - Bahwa perbuatan Terdakwa pada hakekatnya merupakan upaya Terdakwa untuk memperoleh keuntungan uang dengan cara yang mudah tanpa menghiraukan aturan hukum yang berlaku, yang sangat melarang penyalah-gunaan Narkotika. Oleh karena kebetulan saat itu Terdakwa sedang sibuk mengurusi anak Terdakwa yang mendaftar Polisi, upaya Terdakwa untuk memperoleh keuntungan dengan berencana menjualkan narkotika milik Sdri. Selfi Mayasanti tersebut tidak dilanjutkan. Namun demikian permufakatan jahat Terdakwa untuk melakukan kejahatan Narkotika telah terjadi. - Bahwa dari tayangan-tayangan yang ada di televisi maupun dari media yang lain, Terdakwa telah mengetahui dan memahami bahwa sabu-sabu adalah termasuk jenis Narkotika Golongan I yang sangat dilarang penggunaannya untuk kepentingan apapun, kecuali hanya untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Karena penyalah-gunaan Narkotika akan menimbulkan akibat yang sangat merugikan perorangan maupun masyarakat, khususnya generasi muda, karena Narkotika dapat merusak mental dan kejiwaan serta daya juang pecandunya, yang umumnya generasi muda harapan bangsa.
52 - Bahwa selaku prajurit TNI, Terdakwa juga telah menerima pengarahan ataupun penekanan dari pimpinan TNI melalui pimpinan di kesatuannya tentang sangat dilarangnya prajurit TNI terlibat dalam masalah penyalah-gunaan Narkotika, dan ancaman pemecatan dari dinas militer bagi prajurit yang terlibat dalam masalah Narkotika. - Bahwa dengan adanya efek yang merusak mental dan kejiwaan serta daya juang generasi muda harapan bangsa, ditambah lagi dengan adanya ancaman pemecatan dari dinas militer bagi prajurit TNI yang terlibat dalam masalah Narkotika, selaku bagian dari aparat negara yang telah digaji dan diberi fasilitas lain oleh negara untuk melaksanakan tugas pokok mempertahankan kedaulatan negara RI dalam arti luas, seharusnya Terdakwa ikut membantu aparat penegak hukum dalam memberantas kejahatan penyalah-gunaan narkotika, atau setidak-tidaknya Terdakwa berusaha menjauh sejauh mungkin dari keterlibatan dalam kejahatan penyalah-gunaan narkotika. Namun hanya karena mengharapkan keuntungan uang sebesar Rp.300.000,-(tiga ratus ribu rupiah) setiap gramnya, Terdakwa mau mengorbankan masa depannya dengan ikut bermufakat jahat untuk menawarkan ataupun menjadi perantara dalam jual beli Narkotika Golongan I sebanyak 48 gram yang berasal dari Saksi Selfi Mayasanti, yang saat itu sedang melaksanakan pidana penjara di LP Wanita Tangerang. - Dapat diyakini bahwa akibat dari sifat dan perbuatan Terdakwa, selain dapat merusak mental, kejiwaan, dan daya juang generasi muda harapan bangsa yang telah kecanduan narkotika, perbuatan Terdakwa juga telah sangat mencemarkan citra TNI di mata masyarakat. - Dari uraian tersebut di atas menunjukkan bahwa Terdakwa bukanlah prajurit yang baik dan bertanggung-jawab, melainkan prajurit yang hanya memikirkan kepentingannya sendiri tanpa menghiraukan aturan-aturan hukum yang berlaku maupun akibat buruk bagi orang lain. - Namun demikian oleh karena Terdakwa sudah berdinas di lingkungan TNI AD selama 31 tahun, pada tanggal 01 April 2015 nanti Terdakwa memasuki usia pensiun, sehingga sejak Terdakwa menjalani pidana hingga sekembalinya Terdakwa dari menjalani pidananya nanti, keberadaan Terdakwa tidak akan berpengaruh lagi terhadap sendi-sendi kehidupan disiplin militer, karena Terdakwa sudah pensiun dan tidak berada lagi dalam kehidupan disiplin militer; selain itu dalam hak pensiun Terdakwa tersebut juga terdapat hak isteri dan anak-anaknya, dan peran Terdakwa dalam permufakatan jahat tersebut tidaklah terlalu „signifikan‟, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa penjatuhan pidana tambahan pemecatan dari dinas militer di saat-saat akhir masa dinasnya dinilai terlalu berat bagi Terdakwa dan keluarganya. Menimbang
: Bahwa tujuan Majelis tidaklah semata-mata hanya memidana orang-orang yang bersalah melakukan tindak pidana, tetapi juga mempunyai tujuan untuk mendidik agar yang bersangkutan dapat insyaf kembali menjadi warga negara yang baik sesuai dengan falsafah Pancasila. Oleh karena itu sebelum Majelis menjatuhkan hukuman atas diri Terdakwa dalam perkara ini, perlu lebih dahulu memperhatikan hal-hal yang dapat meringankan dan memberatkan pidananya yaitu : Hal-hal yang meringankan :
53 1. Terdakwa telah berdinas di lingkungan TNI AD selama 31 tahun; 2. Beberapa hari lagi Terdakwa memasuki usia pensiun; 3. Terdakwa telah 2 kali melaksanakan tugas operasi di Timor Timur dan di Aceh; 4. Terdakwa belum pernah dijatuhi hukuman pidana maupun hukuman disiplin militer; 5. Danyonbekang-2 Kostrad selaku Ankum Terdakwa memohon agar hukuman Terdakwa diringankan. Hal-hal yang memberatkan : 1. Terdakwa tidak merasa bersalah dan berbelit-belit di persidangan. 2. Perbuatan Terdakwa bertentangan dengan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit. 3. Perbuatan Terdakwa telah mencemarkan citra TNI di mata masyarakat. 4. Perbuatan Terdakwa bertentangan dengan tekad Pemerintah yang sedang gencar memberantas kejahatan penyalahgunaan narkotika. Menimbang
: Bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa walaupun Terdakwa harus dijatuhi pidana penjara yang cukup lama, namun demi menghargai hakhak Terdakwa dan keluarganya atas pengabdian Terdakwa yang telah 31 tahun berdinas di lingkungan TNI AD, Majelis Hakim berpendapat Terdakwa tidak perlu dipecat dari dinas militer diakhir masa dinasnya, yang berarti permohonan Penasehat Hukum yang tertuang dalam Nota Pembelaan dan juga permohonan pribadi Terdakwa yang disampaikan secara lisan, khususnya permohonan agar Terdakwa tidak dipecat dari dinas militer, dapat dikabulkan.
Menimbang
: Bahwa setelah meneliti dan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat bahwa pidana sebagaimana tercantum pada diktum di bawah ini adalah adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa.
Menimbang
: Bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana, maka ia harus dibebani untuk membayar biaya perkara.
Menimbang
: Bahwa lama waktu Terdakwa berada dalam penahanan sementara perlu dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.
Menimbang
: Bahwa barang bukti dalam perkara ini yang berupa : 1. Barang-barang : a. 1 (satu) kantong plastik berisikan kristal warna putih dengan berat 0,860 gram; b. 1 (satu) kantong plastik berisikan kristal warna putih dengan berat 0,798 gram; c. 1 (satu) kantong plastik berisikan kristal warna putih dengan berat 0,815 gram; d. 1 (satu) buah pipet kaca bening; e. 1 (satu) buah tas cangklong warna coklat merk levis; f. 1 (satu) buah HP merk Evercross warna hitam dengan dua SIM Card, yaitu Simpati Nomor 081357276512 dan XL Nomor 085933099271; Yang masing-masing disita dari tangan Terdakwa Kopda Kusnandar yang tertangkap tangan ketika akan menyerahkan tiga kantong plastik berisi kristal warna putih tersebut kepada pemesannya di sebuah kamar Hotel Wilis Malang, oleh karena Terdakwa Kopda Kusnandar melarikan diri sebelum perkaranya dilimpahkan ke Dilmil III-12 Surabaya dan sampai dengan
54 sekarang masih melarikan diri, sehingga barang bukti tersebut masih diperlukan oleh Oditur Militer dalam persidangan perkara Terdakwa Kopda Kusnandar, maka barang-barang bukti tersebut di atas perlu dikembalikan kepada Oditur Militer untuk digunakan sebagai barang bukti dalam persidangan perkara Kopda Kusnandar. 2.
Surat-surat :
a. 1 (satu) lembar fotocopy Surat Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Malang Nomor: 266/Pen.pid/2014/PN.Mlg tanggal 12 Mei 2014 tentang Persetujuan tindakan penyitaan terhadap barang bukti Narkotika jenis sabu-sabu dengan berat kotor 13,98 gram dari penguasa barang Yayuk Sri Rahayu binti Saryono yang telah dilakukan Penyidik Polri pada tanggal 30 April 2014; b. 1 (satu) lembar fotocopy Surat Kalabfor Polri Cabang Surabaya kepada Dir. Reskoba Polda Jatim Nomor: R/2794/V/2014/Lab.For tanggal 07 Mei 2014 tentang Surat Pengantar Berita Acara Hasil Pemeriksaan Perkara Narkotika atas nama Tersangka Yayuk Sri Rahayu binti Saryono; c. 3 (tiga) lembar fotocopy Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No.Lab: 2714/NNF/2014 tanggal 05 Mei 2014 atas nama Tersangka Yayuk Sri Rahayu binti Saryono; d. 1 (satu) lembar Surat Kalabfor Polri Cabang Surabaya kepada Danpomdam-V/Brawijaya Nomor: R/2887/V/2014/Lab.For tanggal 09 Mei 2014 tentang Surat Pengantar Berita Acara Hasil Pemeriksaan Perkara Narkotika atas nama Tersangka Kopda Kusnandar; e. 1 (satu) eksemplar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminalistik No.Lab: 2718/NNF/2014 tanggal 07 Mei 2014 yang menyatakan bahwa setelah dilakukan pemeriksaan secara laboratoris terhadap 3 (tiga) kantong plastik berisi Kristal warna putih, 1 (satu) buah pipet kaca masih terdapat sisa Kristal warna putih, 1 (satu) pot plastik berisi urin milik Terdakwa Kopda Kusnandar NRP.31960152460474, disimpulkan bahwa barangbarang tersebut mengandung Narkotika dengan bahan aktif Metamfetamina yang terdaftar dalam Golongan I Nomor urut 61 Lampiran I UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Sedangkan pemeriksaan terhadap 1 (satu) spuit berisi darah milik Terdakwa Kopda Kusnandar, disimpulkan bahwa darah tersebut tidak mengandung Narkotika dan Psikotripika; f. 1 (satu) lembar Surat Kalabfor Polri Cabang Surabaya kepada Danpomdam-V/Brawijaya Nomor: R/2993/V/2014/Lab.For tanggal 19 Mei 2014 tentang Surat Pengantar Berita Acara Hasil Pemeriksaan Perkara Narkotika atas nama Tersangka Kopka Suryo NRP.557212; g. 1 (satu) eksemplar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminalistik No.Lab: 2838/NNF/2014 tanggal 16 Mei 2014 yang menyatakan bahwa setelah dilakukan pemeriksaan secara laboratoris terhadap 1 (satu) pot plastik berisi urine, dan 1 (satu) spuit berisi darah milik Terdakwa Kopka Suryo NRP.557212, disimpulkan bahwa urine dan darah milik Terdakwa Kopka Suryo tersebut tidak mengandung Narkotika dan Psikotripika; Surat-surat tersebut di atas ternyata berkaitan erat dengan perkara ini dan telah melekat dalam berkas perkara, sehingga oleh karenanya perlu tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
55 Menimbang
: Bahwa oleh karena dikhawatirkan Terdakwa akan melarikan diri, dan saat ini Terdakwa sedang berada dalam penahanan sementara, maka Terdakwa perlu tetap ditahan.
Mengingat
: Pasal 114 ayat (1) jo Pasal 132 jo Pasal 148 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dan ketentuan perundang-undangan lain yang bersangkutan. MENGADILI :
1. Menyatakan Terdakwa tersebut diatas, yaitu: SURYO, Kopka NRP.557212, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana ”Secara tanpa hak dan melawan hukum bermufakat jahat menawarkan untuk dijual ataupun menjadi perantara dalam jual beli Narkotika Golongan I” 2.
Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan : - Pidana Penjara selama 5 (lima) tahun. Menetapkan lama waktu Terdakwa berada dalam penahanan sementara dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan; dan - Pidana denda sebesar Rp.1.000.000.000,-(satu milyar rupiah) atau pidana penjara selama 6 (enam) bulan sebagai pengganti pidana denda yang tidak dapat dibayar.
3.
Menetapkan barang bukti berupa : a.
Barang-barang : 1) 1 (satu) kantong plastik berisikan kristal warna putih dengan berat 0,860 gram; 2) 1 (satu) kantong plastik berisikan kristal warna putih dengan berat 0,798 gram; 3) 1 (satu) kantong plastik berisikan kristal warna putih dengan berat 0,815 gram; 4) 1 (satu) buah pipet kaca bening; 5) 1 (satu) buah tas cangklong warna coklat merk levis; 6) 1 (satu) buah HP merk Evercross warna hitam dengan dua SIM Card, yaitu Simpati Nomor 081357276512 dan XL Nomor 085933099271; dikembalikan kepada Oditur Militer untuk digunakan sebagai barang bukti dalam persidangan perkara Kopda Kusnandar.
b.
Surat-surat : 1) 1 (satu) lembar fotocopy Surat Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Malang Nomor: 266/Pen.pid/2014/PN.Mlg tanggal 12 Mei 2014 tentang Persetujuan tindakan penyitaan terhadap barang bukti Narkotika jenis sabu-sabu dengan berat kotor 13,98 gram dari penguasa barang Yayuk Sri Rahayu binti Saryono; 2) 1 (satu) lembar fotocopy Surat Kalabfor Polri Cabang Surabaya kepada Dir. Reskoba Polda Jatim Nomor: R/2794/V/2014/Lab.For tanggal 07 Mei 2014 tentang Surat Pengantar Berita Acara Hasil Pemeriksaan Perkara Narkotika atas nama Tersangka Yayuk Sri Rahayu binti Saryono; 3) 3 (tiga) lembar fotocopy Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Kriminalistik No.Lab: 2714/NNF/2014 tanggal 05 Mei 2014 atas nama Tersangka Yayuk Sri Rahayu binti Saryono; 4) 1 (satu) lembar Surat Kalabfor Polri Cabang Surabaya kepada Danpomdam-V/Brawijaya Nomor: R/2887/V/2014/Lab.For tanggal 09 Mei 2014 tentang Surat Pengantar Berita Acara Hasil Pemeriksaan Perkara Narkotika atas nama Tersangka Kopda Kusnandar;
56 5) 1 (satu) eksemplar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminalistik No.Lab: 2718/NNF/2014 tanggal 07 Mei 2014 atas nama Terdakwa Kopda Kusnandar NRP.31960152460474; 6) 1 (satu) lembar Surat Kalabfor Polri Cabang Surabaya kepada Danpomdam-V/Brawijaya Nomor: R/2993/V/2014/Lab.For tanggal 19 Mei 2014 tentang Surat Pengantar Berita Acara Hasil Pemeriksaan Perkara Narkotika atas nama Tersangka Kopka Suryo NRP.557212; 7) 1 (satu) eksemplar Berita Acara Pemeriksaan Laboratorik Kriminalistik No.Lab: 2838/NNF/2014 tanggal 16 Mei 2014 atas nama Terdakwa Kopka Suryo NRP.557212; Masing-masing tetap dilekatkan dalam berkas perkara. 4. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp.5000,-(lima ribu rupiah). 5. Memerintahkan Terdakwa tetap ditahan.didakwakan dalam Dakwaan Kedua, dan meyakinkan. Demikian diputuskan pada hari Selasa tanggal 17 Maret 2015 di dalam Musyawarah Majelis Hakim oleh H. Muhammad Djundan, S.H., M.H. Letkol Chk NRP.556536 sebagai Hakim Ketua, serta Tuty Kiptiani, S.H., Letkol Laut (KH/W) NRP.11871/P dan Moch. Rahmat Jaelani, S.H., Mayor Chk NRP.522360, masingmasing sebagai Hakim Anggota-I dan Hakim Anggota-II, dan diucapkan pada hari yang sama oleh Hakim Ketua di dalam sidang yang terbuka untuk umum, dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut di atas, Oditur Militer Sahroni Hidayat, S.H. Mayor Chk NRP.2910035491170, Penasehat Hukum Mayor Chk Moh. Arif Muttaqin, S.Ag., S.H., M.H. NRP.11000019891075, Panitera Djoko Pranowo, Pelda NRP.516654, serta di hadapan umum dan Terdakwa. Hakim Ketua Cap/Ttd H. Muhammad Djundan, S.H., M.H. Letkol Chk NRP.556536 Hakim Anggota-I
Hakim Anggota-II
Ttd
Ttd
Tuty Kiptiani, S.H. Letkol Laut (KH/W) NRP.11871/P
Moch. Rahmat Jaelani, S.H. Mayor Chk NRP.522360 Panitera Ttd
Djoko Pranowo Pelda NRP.516654
Salinan Putusan Ini sesuai dengan aslinya Panitera
Djoko Pranowo Pelda NRP 516654Menimbang
: