FAKTOR—FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PONDOK PINANG JAKARTA
Skripsi Diajukan Sebagai Tugas Akhir Strata-1 (S-1) pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh : NURFATIMAH 108104000039
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli Saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I di Fakultas Kedokteran dan Imu Kesehataan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang Saya gunakan dalam penulisan ini telah Saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Imu Kesehataan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Maret 2013
NURFATIMAH
v
RIWAYAT HIDUP
Nama
: NURFATIMAH
Tempat, Tanggal Lahir
: Wonogiri, 30 Maret 1991
Agama
: Islam
Status
: Belum Menikah
Alamat
: Jl. M.Saidi No.15 Rt 03 Rw 01 Petukangan Selatan, Jakarta Selatan
Anak ke
: Kedua dari tiga bersaudara
Telepon
: 085780234333
Email
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan
:
1. TK Dharmawanita Sembukan
tahun 1995-1996
2. SD Negeri III Sembukan Sidoharjo
tahun 1996-2002
3. SMP Negeri III Sidoharjo
tahun 2002-2005
4. MAN 4 Model Jakarta
tahun 2005-2008
5. S1 Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2008-2013
6. Program profesi Ners Ilmu Keperawatan Fakultas tahun 2013- sekarang Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vi
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Skripsi, Maret 2013 Nurfatimah, NIM : 108014000039 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Obesitas pada Anak Usia 6-12 Tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta xxvi + 72 Halaman + 16 Tabel + 2 Bagan+ 5 Lampiran
ABSTRAK Prevalensi obesitas di Indonesia mengalami peningkatan, kondisi ini menyatakan bahwa saat ini Indonesia mengalami permasalahan beban ganda masalah gizi. Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2010 prevalensi obesitas pada anak usia sekolah (6-12 tahun) telah mencapai 10,7% pada anak laki-laki dan 7,7% pada anak perempuan. Obesitas pada anak cenderung berlanjut hingga dewasa dan munculnya penyakit degeneratif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta tahun 2013. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi case control. Sampel penelitian adalah anak-anak yang berusia 6-12 tahun sebanyak 42 sampel masing-masing terdiri dari 21 kasus dan 21 kontrol. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling, analisa data dilakukan dengan uji statistik univariat dan bivariat (chi square dan regresi logistik sederhana). Berdasarkan penelitian ini diperoleh hasil bahwa faktor yang tidak berhubungan dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun adalah jenis kelamin, pendidikan bapak, pendidikan ibu, kebiasaan makan utama dan faktor yang berhubungan dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun adalah kebiasaan makan fast food dan kebiasaan minum soft drink. Sehingga perlu ditingkatkan kembali monitoring status gizi siswa melalui UKS yang telah ada dan melakukan kegiatan penyuluhan tentang gizi secara berkala baik kepada siswa, orang tua siswa, maupun guru. Untuk penelitian selanjutnya agar dapat melakukan penelitian pada variabel lain yang belum diteliti oleh peneliti dan menggunakan metode yang lebih lengkap (food recall, food records, food frequency questionaire) untuk lebih menyempurnakan penelitian ini. Kata kunci : Obesitas, Anak usia 6-12 tahun, Kebiasaan makan Daftar bacaan : 1996-2011
vii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES SCHOOL OF NURSING
Undergraduate Thesis, March 2013 Nurfatimah, ID Number : 108104000039 Factors Associated with Obesity in Children Ages 6-12 Years in Islamic Elementary School District Jakarta Pondok Pinang 2013
xxvi + 72 pages + 16 Tables + 2 chart + 5 attachments
ABSTRACT The prevalence of obesity has increased in Indonesia, this condition stated that Indonesia currently experienced a dual burden of nutritional problems problems. Based on data RISKESDAS in 2010 the prevalence of obesity in children of school age (6-12 years) had reached 10.7% in boys and 7.7% in girls. Obesity on the child tend to continue until adulthood and emergence of degenerative diseases. The purpose of this study was to determine the factors associated with obesity in children aged 6-12 years in the Islamic Elementary School Jakarta Pondok Pinang District 2013. This research is a quantitative study using a case-control study design. The subject of this study is children 6-12 years old as many as 42 samples, each consisting of 21 cases and 21 controls. Sampling was done by simple random sampling, data analysis performed by univariate and bivariate statistical test (chi square and simple logistic regression). Based on this study result that factors unrelated to obesity in childen 6-12 years old are gender, father education, mother’s education, eating habits, and the main factors associated with obesity in children 6-12 years old are eating fast food and the habit of drinking soft drinks. So that needs to be re-monitoring the nutritional status of student through School Health Enterprises that already exist and conduct regular counseling on good nutrition to student, parents, and teachers. For further research in order to conduct research on other variables that have not been studied by the researches and a more complete method (food recall, food records, food frequency questionaire) to further refine this study. Keywords : Obesity, Children 6-12 years of age, eating habits The reasding list : 1996-2011
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillahi rabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah membarikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang bejudul “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas pada Anak Usia 6-12 Tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta”. Shalawat
serta salam penulis sampaikan kepada junjungan besar Nabi
Muhammand SAW yang telah menjadi suri tauladan sehingga penulis tetap semangat dalam menyelesaikan proposal skripsi ini. Dalam penyelesaian proposal skripsi, penulis sadar bahwa proposal ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. DR (hc). Dr. M.K. Tadjudin, Sp.And , selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Djauhari, selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes, selaku Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
4. Dra. Farida Hamid, Mpd, selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM, selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Ibu Ns. Eni Nur’aini Agustini, S.Kep., M.Sc, selaku sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 7. Ibu Maulina Handayani S.Kp, M.Sc, selaku pembimbing I dan Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM, selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan mencurahkan pikirannya untuk memberikan masukan, nasehat, petunjuk, dan arahan serta motivasi kepada penulis dalam menyusun skripsi ini. 8. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengajarkan dan membimbing penulis, serta staf akademik (Bapak Azib Rosyidi S. Psi dan Ibu Syamsiah) atas bantuanya yang telah memudahkan penulis dalam proses belajar di PSIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. Segenap jajjaran staf dan karyawan Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu dalam menyediakan referensi-referensi sebagai bahan rujukan skripsi.
x
10. Orangtua tercinta (Bapak Kasimin dan Ibu Dini) yang telah memberikan kasih sayang tulus dan selalu mendoakan serta memberikan motivasi tiada henti kepada penulis. 11. Pakde Slamet dan Budhe Kris tersayang yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta doa yang tiada henti. 12. Kakak dan adikku tersayang (Ismaryati dan Doni Setyawan) yang telah memberikan dukungan dalam pembuatan skripsi ini. 13. Teman-teman seluruh angkatan 2008 yang telah bersama-sama dengan penulis melewati hari-hari baik suka maupun duka dalam menyelesaikan kuliah di PSIK UIN Jakarta. Tiada gading yang tak retak. Oleh karenanya penulis dengan penuh kesadaran menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa mendatang. Wassalamu’alaikum wr.wb
Jakarta, 1 Maret 2013
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... iii LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................................ v RIWAYAT HIDUP ........................................................................................................ vi ABSTRAK ..................................................................................................................... vii ABSTRACK ................................................................................................................. viii KATA PENGANTAR .................................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xviii DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xix DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xxi BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1 A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 5 C. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 6 xii
1. Tujuan Umum ................................................................................................. 6 2. Tujuan Khusus ................................................................................................ 6 D. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 7 E. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................................... 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 9 A. Anak Usia Sekolah ............................................................................................... 9 1. Pengertian Anak Usia Sekolah ......................................................................... 9 2. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan ................................................... 9 3. Karakteristik Tumbuh Kembang anak sekolah ................................................ 9 B. Status Gizi ............................................................................................................ 10 1. Pengertian Status Gizi .................................................................................... 10 2. Cara Penilaian Status Gizi .............................................................................. 10 3. Penilaian Status Gizi secara Antropometri .................................................... 11 C. Obesitas ................................................................................................................ 15 1. Pengertian Obesitas ........................................................................................ 15 2. Diagnosis Obesitas ......................................................................................... 16 3. Dampak Obesitas pada Anak ......................................................................... 17 4. Pencegahan Obesitas ...................................................................................... 20 D. Faktor-faktor yang mempengaruhi obesitas ......................................................... 20 E. Penelitian Terkait ................................................................................................ 26 F. Kerangka Teori..................................................................................................... 29
xiii
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN, DAN DEFINISI OPERASIONAL .................................................................................. 30 A. Kerangka Konsep Penelitian ................................................................................ 30 B. Hipotesis Penelitian.............................................................................................. 31 C. Definisi Operasional............................................................................................. 32 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN .................................................................... 35 A. Jenis dan Desain Penelitian .................................................................................. 35 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................... 35 1. Tempat ............................................................................................................ 35 2. Waktu ............................................................................................................ 35 C. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................................... 36 1. Populasi .......................................................................................................... 36 2. Sampel ............................................................................................................ 36 3. Besar Sampel .................................................................................................. 37 4. Tekhnik Pengambilan Sampel........................................................................ 39 D. Instrumen Penelitian ............................................................................................ 39 E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 40 1. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 40 2. Langkah-langkah Pengumpulan Data ............................................................ 40 F. Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................................................. 41 1. Uji Validitas ................................................................................................... 41 2. Uji Reliabilitas ............................................................................................... 41 G. Pengolahan Data................................................................................................... 42 H. Analisa Data .......................................................................................................... 43
xiv
1. Analisa Univariat ........................................................................................... 43 2. Analisa Bivariat .............................................................................................. 43 I. Etika Penelitian .................................................................................................... 44 BAB V HASIL PENELITIAN ....................................................................................... 46 A. Gambaran umum lokasi penelitian........................................................................ 46 B. Analisis univariat .................................................................................................. 47 1. Jenis kelamin ................................................................................................... 47 2. Pendidikan bapak ............................................................................................ 48 3. Pendidikan ibu................................................................................................. 48 4. Kebiasaan makan utama .................................................................................. 49 5. Kebiasaan makan fast food.............................................................................. 49 6. Kebiasaan minum soft drink............................................................................ 50 C. Analisa bivariat ..................................................................................................... 51 1. Hubungan antara jenis kelamin dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun ................................................................................................ 51 2. Hubungan antara pendidikan bapak dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun ................................................................................................ 52 3. Hubungan antara pendidikan ibu dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun ................................................................................................ 53 4. Hubungan antara kebiasaan makan utama dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun ................................................................................................ 54 5. Hubungan antara kebiasaan makan fast food dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun ................................................................................................ 55
xv
6. Hubungan antara kebiasaan minum soft drink dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun........................................................................................ 56 BAB VI PEMBAHASAN................................................................................................ 57 A. Hasil analisis univariat .......................................................................................... 57 1. Jenis kelamin ................................................................................................... 57 2. Pendidikan bapak ............................................................................................ 58 3. Pendidikan ibu................................................................................................. 58 4. Kebiasaan makan utama .................................................................................. 59 5. Kebiasaan makan fast food.............................................................................. 60 6. Kebiasaan minum soft drink............................................................................ 61 B. Hasil analisis bivariat ............................................................................................ 62 1. Hubungan antara jenis kelamin dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun ................................................................................................ 62 2. Hubungan antara pendidikan bapak dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun ................................................................................................ 63 3. Hubungan antara pendidikan ibu dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun ................................................................................................ 64 4. Hubungan antara kebiasaan makan utama dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun ................................................................................................ 66 5. Hubungan antara kebiasaan makan fast food dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun........................................................................................ 67 6. Hubungan antara kebiasaan minum soft drink dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun ............................................................................... 68 C. Keterbatasan penelitian ......................................................................................... 70
xvi
BAB VII PENUTUP........................................................................................................ 71 A. Kesimpulan ........................................................................................................... 71 B. Saran ...................................................................................................................... 72 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. xxii LAMPIRAN
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Kerangka Teori ...................................................................................... 29
Gambar 3.1
Kerangka Konsep .................................................................................. 30
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1
Penilaian ststus gizi berdasarkan indeks BB/U, TB/U, BB/TB standart
Tabel 2.2
baku antropometri WHO-NCHS ........................................... 13
Interpretasi status gizi berdasarkan tiga indeks antropometri (BB/U, TB/U, BB/TB standart
baku antropometri WHO-NCHS ) ................... 15
Tabel 3.1
Definisi Operasional .................................................................................... 32
Tabel 4.1
Data jumlah siswa/i dan responden di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta ................................................................................. 41
Tabel 5.1
Distribusi frequensi responden berdasarkan jenis kelamin .......................... 47
Tabel 5.2
Distribusi frequensi responden berdasarkan pendidikan bapak ................... 48
Tabel 5.3
Distribusi frequensi responden berdasarkan pendidikan ibu ....................... 48
Tabel 5.4
Distribusi frequensi responden berdasarkan kebiasaan makan utama ......... 49
Tabel 5.5
Distribusi frequensi responden berdasarkan kebiasaan makan fast food .............................................................................................................. 49
Tabel 5.6
Distribusi frequensi responden berdasarkan kebiasaan minum soft drink ............................................................................................................. 50
Tabel 5.7
Hubungan antara jenis kelamin dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun............................................................................................................. 51
xix
Tabel 5.8
Hubungan antara jenis pendidikan bapak dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun ............................................................................................. 52
Tabel 5.9
Hubungan antara pendidikan ibu dengan obesitas pada anak usia 612 tahun........................................................................................................ 53
Tabel 5.10
Hubungan antara kebiasaan makan utama dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun ............................................................................................. 54
Tabel 5.11
Hubungan antara kebiasaan makan fast food obesitas pada anak usia 6-12 tahun .................................................................................................... 55
Tabel 5.12
Hubungan antara kebiasaan minum soft drink dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun .................................................................................... 56
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lembar persetujuan responden
Lampiran 2
Kuesioner Penelitian
Lampiran 3
Hasil SPSS 20
Lampiran 4
Surat izin melaksanakan pengambilan data
Lampiran 5
surat izin melaksanakn penelitian
xxi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif. Millennium Development Goals (MDGs) merupakan kerangka kerja pembangunan yang telah disepakati seluruh anggota PBB, termasuk Indonesia. Terdapat 8 sasaran MDGs, yaitu: memberantas kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan tingkat dasar yang merata dan universal, memajukan kesetaraan gender, mengurangi
tingkat
kematian
anak,
meningkatkan
kesehatan
ibu,
menanggulangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lain, menjamin kelestarian lingkungan,
dan
menjalin
kerjasama
global
bagi
perkembangan
kesejahteraan. Indikator yang paling menentukan pada MDGs yang pertama adalah prevalensi gizi kurang dan gizi buruk (Depkes, 2011). Depkes RI (2011) mengungkapkan bahwa status gizi di Indonesia prevalensi gizi kurang telah mengalami penurunan secara signifikan yaitu, pada tahun 1989 sebanyak 31% menjadi 17,9 % pada tahun 2010. Demikian pula prevalensi gizi buruk juga mengalami penurunan, pada tahun 1995 sebanyak 12,8%
menjadi 4,9% pada tahun 2010. Kecenderungan ini
1
2
menunjukkan, target penurunan prevalensi gizi
kurang dan gizi buruk
menjadi 15% dan 3,5% pada 2015, diharapkan dapat tercapai. Selain masalah gizi kurang, gizi lebih yang mengalami peningkatan juga telah menjadi masalah nyata yang serius bagi penduduk Indonesia. Bedasarkan data kementrian kesehatan tahun (2007), melaporkan bahwa prevalensi nasional obesitas pada anak usia sekolah (6-12 tahun) mencapai 9,5% untuk anak laki-laki dan 6,4% untuk anak perempuan. Pada tahun 2010 menurut data kementrian kesehatan didapatkan bahwa prevalensi obesitas anak usia sekolah (6-12 tahun) adalah 10,7% pada anak laki-laki dan 7,7% pada anak perempuan. Kondisi
ini
menyatakan
bahwa
saat
ini
Indonesia
mengalami
permasalahan beban ganda masalah gizi, di mana ketika permasalahan gizi kurang belum terselesaikan, muncul permasalahan gizi lebih. Gizi kurang banyak dihubungkan dengan penyakit-penyakit infeksi, maka gizi lebih atau obesitas dianggap sebagai sinyal awal, dan munculnya kelompok penyakitpenyakit degeneratif/non infeksi yang sekarang ini banyak terjadi di seluruh pelosok Indonesia. Fenomena ini sering dikenal dengan sebutan New World Syndrom atau Sindrom Dunia Baru. Tingginya prevalensi obesitas, gizi lebih, hipertensi,
dislipidemi
dan
beberapa
penyakit
degeneratif
lainnya,
menyebabkan tingginya angka morbiditas dan mortalitas di Indonesia (Hamzam, 2005 dalam Simatupang, 2008) Obesitas merupakan masalah gizi berlebih yang kian marak dijumpai pada anak di seluruh dunia. Kegemukan dan obesitas merupakan konsekuensi dari
3
asupan kalori (energi) yang melebihi jumlah kalori yang dilepaskan atau dibakar melalui proses metabolisme tubuh (Wahyu, 2008). Dampak yang ditimbulkan akibat obesitas pada anak adalah gangguan psikososial yang menimbulkan tingkat kecerdasan anak menurun, krisis percaya diri, masalah pada tingkah laku dan pola belajar, serta depresi pada anak (Damayanti, 2008). Menurut Hidayati et.al (2006), anak obesitas beresiko mengalami gangguan kesehatan seperti gangguan kardiovaskuler, diabetes mellitus tipe-2, Obstruktive sleep apnea, gangguan ortopedik, pseudotumor serebri. Insidens obesitas pada masa anak berhubungan kuat dengan variabel keluarga, termasuk obesitas orangtua, status sosioekonomik yang lebih tinggi bertambahnya pendidikan orangtua, ukuran keluarga kecil dan pola aktivitas keluarga. Anak dari orangtua dengan tingkat aktivitas tinggi cenderung lebih langsing daripada sebayanya. Bertambahnya jumlah waktu yang digunakan untuk melihat televisi tampak berkorelasi dengan kenaikan insidens obesitas masa anak dan mempengaruhi konsumsi makan akibat iklan produk-produk makana (Berhman,1999). Damayanti (2008) memaparkan berbagai faktor penyebab obesitas pada anak antara lain pola makan anak, tingkat aktifitas fisik, faktor keluarga, psikologis anak, faktor genetik. Salah satu kelompok umur yang berisiko terjadinya gizi lebih adalah kelompok umur usia sekolah. Menurut guru besar gizi IPB (Devi,2012), gemuk pada saat usia sebelum dewasa akan memberi peluang untuk gemuk saat usia dewasa. Bila saat usia 7 tahun gemuk, maka peluang gemuk saat
4
usia dewasa adalah sebanyak 40% dan bila usia remaja gemuk maka peluang gemuk saat usia dewasa adalah 70%. Fenomena kejadian gizi lebih tidak saja pada penduduk kaya tetapi juga pada penduduk miskin di pedesaan dan perkotaan. Berdasarkan Riskesdas (2010) prevalensi kegemukan lebih tinggi di perkotaan dibandingkan dengan prevalensi di pedesaan yaitu berturut-turut sebesar 10,4 % dan 8,1 %. Di daerah perkotaan lebih tinggi dikarenakan oleh banyaknya tempat-tempat makan yang menawarkan berbagai macam hidangan cepat saji, seperti fried chiken, hamburger, pizza, dan lain sebagainya. Kebiasaan mengkonsumsi makanan tersebut pada akhirnya telah menjadi kebiasaan gaya hidup sebagian besar masyarakat kota-kota besar. Makanan cepat saji (Fast food) umumnya memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang, mengandung kalori tinggi, sangat rendah serat, kandungan lemak dan gula tinggi (Damayanti, 2008). Faktor lain yang meningkatkan resiko obesitas selain konsumsi makanan siap saji (fast food), makanan rendah gizi dan tinggi kalori yaitu, makanan yang serba instan, minuman ringan berkadar gula tinggi, dan mengandung pengawet akan berdampak meningkatkan resiko obesitas. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Padmiari (2001), tentang konsumsi fast food sebagai faktor resiko obesitas pada anak SD ditemukan bahwa anak SD yang ayahnya berpendidikan SLTA dan perguruan tinggi mempunyai resiko mengalami obesitas 1,3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan anak SD yang ayahnya berpendidikan di bawah SLTA. Hal ini ditimbulkan oleh adanya hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat
5
pendapatan orang tua sampel, dimana semakin tinggi tingkat pendapatan ayah maka tingkat pendapatan keluarga pun meningkat. Peningkatan pendapatan keluarga akan meningkatkan konsumsi makan. Penelitian lain yang dilakukan Sartika (2011), tentang faktor resiko obesitas pada anak 5-15 tahun di Indonesia, menunjukan bahwa anak laki-laki memiliki resiko mengalami obesitas sebesar 1,4 kali dibandingkan anak perempuan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh anak perempuan lebih sering membatasi makan untuk alasan penampilan. Berdasarkan pada study pendahuluan yang dilakukan peneliti pada siswa/siswi Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta pada tanggal 30 Agustus 2012 terdapat 48 anak yang mengalami obesitas dari 400 anak. Hal ini menunjukkan bahwa 12% siswa/siswi mengalami obesitas, prevalensi ini sudah melebihi angka nasional. Oleh Karena itu, penting untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada anak, supaya dapat dilakukan tindakan upaya untuk pencegahan sehingga prevalensi obesitas pada anak dapat dikendalikan. B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang tersebut masalah obesitas pada usia dini, harus menjadi perhatian yang serius, mengingat prevalensi kegemukan pada usia dini cukup tinggi. Kondisi kegemukan pada usia anak-anak akan dibawa sampai dewasa, dan dapat berdampak pada resiko degeneratif di kemudian hari. Oleh karena itu peneliti tertarik ingin meneliti tentang “Faktor-Faktor
6
yang Berhubungan dengan Obesitas pada Anak Usia 6-12 Tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta”. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta 2. Tujuan khusus a. Ada hubungan faktor jenis kelamin dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta b. Ada hubungan faktor pendidikan bapak dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta c. Ada hubungan faktor pendidikan ibu dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta d. Ada hubungan faktor kebiasaan makan utama dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta
7
e. Ada hubungan faktor kebiasaan makan fast food dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta f. Mengidentikasi hubungan faktor kebiasaan minum soft drink dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta D.
Manfaat Penelitian a. Bagi profesi keperawatan Untuk menambah pengetahuan perawat dan dasar landasan teori dalam memberikan asuhan keperawatannya terutama pada anak-anak yang mengalami obesitas. b. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun sehingga bisa menjadi acuhan buat sekolahan melalui UKS untuk melakukan intervensi lebih lanjut. c. Bagi anak dan Keluarga Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada anak dan keluarga dalam melakukan pengontrolan berat badan serta mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada anak usia 6-12
8
tahun sehingga lebih memotivasi anak dan keluarga untuk mengontrol berat badan. d. Bagi Penelitian Berikutnya Hasil penelitian ini dapat berguna bagi peneliti, sehingga peneliti dapat lebih mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun dan menambah pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian serta dapat dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya. E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada anak usia 6-12 jenis penelitian kuantitatif-analitik, dengan menggunakan metodologi penelitian case control. Data dikumpulkan dengan cara penyebaran kuesioner terkait faktor yang mempengaruhi obesitas pada anak usia sekolah. Populasi dalam penelitian ini yakni anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Anak Usia Sekolah 1. Pengertian Anak Usia Sekolah Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-12 tahun, periode yang disebut sebagai masa anak-anak pertengahan. Periode ini dimulai dengan masuknya anak ke lingkungan sekolah yang memiliki dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan orang lain. Anak mengalami pertumbuhan fisik yang cepat, mengalami kemajuan dari bayi yang tidak berdaya menjadi individu yang kuat, serta anak menjadi sangat aktif (Wong, 2009). 2. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan Menurut (Wong, 2009) mengartikan pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan merupakan bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar. 3. Karakteristik tumbuh kembang anak sekolah meliputi: a. Pertumbuhan rerata 5 cm per tahun untuk tinggi badan dan meningkat 2-3 kg per tahun untuk berat badan b. Anak laki-laki cenderung kurus dan tinggi, sedangkan anak perempuan cenderung gemuk c. Kebutuhan energi tinggi karena aktivitas meningkat 9
10
d. Masa pertumbuhan cepat e. Pembentukan jaringan lemak lebih cepat perkembangannya dari pada jaringan otot (Suprajitno, 2003). 4. Kebutuhan nutrisi pada anak usia sekolah Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak usia sekolah adalah sebagai berikut: a. Anak dapat mengatur pola makannya sendiri b. Adanya pengaruh teman dan jajanan di lingkungan sekolah dan diluar rumah serta adanya reklame atau iklan makanan tertentu di televisi yang dapat mempengaruhi pola makan atau keinginannya untuk mencoba makanan yang belum dikenalnya. c. Kebiasaan menyukai satu makanan tertentu berangsur-angsur hilang d. Pengaruh aktivitas bermain dapat menyebabkan keinginanya yang lebih besar pada aktivitas bermain daripada makan (Supartini, 2012). B. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Adalah Ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nurtiture dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa,dkk 2002). 2. Cara penilaian status gizi Penilaian status gizi secara umum dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu penilaian status gizi secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung.
11
Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian, yang terdiri dari antropometri, kilns, biokimia, dan biofisik, sedangkan penilaian steatus gizi secara tidak langsung dibagi menjadi tiga yang terdiri dari survey konsumsi, statistik vital, dan faktor ekologi (Supariasa,dkk 2002). 3. Penilaian status gizi secara Antropometri Menurut (Supariasa,dkk 2002), Antropometri adalah ukuran tubuh manusia yang ditinjau dari sudut pandang gizi, yang berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Indeks antropometri yang direkomendasikan antara lain: a. Berat badan menurut umur (BB/U) b. Tinggi badan menurut umur (TB/U) c. Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) d. Lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U) e. Indeks masa tubuh (IMT) Indeks antropometri dikaitkan dengan beberapa jenis parameter, antara lain sebagai berikut: a. Umur Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah
12
adanya kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun, 1,5 tahun, 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan (Depkes, 2004). b. Berat Badan Berat badan Menggambarkan jumlah dari protein, lemk, air, dan mineral dalam tulang (Supariasa,dkk 2002). c. Tinggi Badan Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U (tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi Badan) (Depkes RI, 2004). d. Berat badan menurut tinggi badan Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Berat badan memiliki hubungan linier dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan Btertentu. Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat kini atau sekarang. Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih
13
jelas dan sensitive/peka dalam membedakan proporsi badan (gemuk, normal, dan kurus) (supariasa,dkk 2002) . Dari
berbagai
jenis
indeks
tersebut
diatas,
untuk
menginterpretasikannya dibutuhkan ambang batas. Ambang batas dapat disajikan kedalam tiga cara yaitu persen terhadap median, persentil dan standar deviasi unit. Adapun dalam penelitian ini menggunakan ambang batas standar deviasi unit. e. Standar deviasi Standar Deviasi unit disebut juga Z- skor. WHO menyarankan menggunakan cara ini untuk meneliti dan untuk memantau pertumbuhan. Tabel 2.1 Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS No
1
Indeks yang Dipakai BB/U
Batas Pengelompokan
Sebutan Status Gizi
< -3 SD - 3 s/d <-2 SD - 2 s/d +2 SD > +2 SD
Gizi buruk Gizi kurang Gizi baik Gizi lebih
2
TB/U
< -3 SD - 3 s/d <-2 SD - 2 s/d +2 SD > +2 SD
Sangat Pendek Pendek Normal Tinggi
3
BB/TB
< -3 SD - 3 s/d <-2 SD - 2 s/d +2 SD > +2 SD
Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk
Sumber: Depkes RI, 2004.
14
Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan dua versi yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar deviation score = z). Menurut Waterlow,et,al, gizi anak-anak dinegaranegara yang populasinya relative baik (well-nourished), sebaiknya digunakan “presentil”, sedangkan dinegara untuk anak-anak yang populasinya relative kurang (under nourished) lebih baik menggunakan skor simpang baku (SSB) sebagai persen terhadap median baku rujukan (Djumadias Abunaim,1990). Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan mengurangi Nilai Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus :
Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR
Dimana :
NIS
: Nilai Individual Subjek
NMBR
: Nilai Median Baku Rujukan
NSBR
: Nilai Simpang Baku Rujukan
15
Tabel 2.2 Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri (BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS) No
1
2
3
Indeks yang digunakan
Interpretasi
BB/U
TB/U
BB/TB
Rendah
Rendah
Normal
Normal, dulu kurang gizi
Rendah
Tinggi
Rendah
Sekarang kurang ++
Rendah
Normal
Rendah
Sekarang kurang +
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Tinggi
Rendah
Sekarang kurang
Normal
Rendah
Tinggi
Sekarang lebih, dulu kurang
Tinggi
Tinggi
Normal
Tinggi, normal
Tinggi
Rendah
Tinggi
Obese
Tinggi
Normal
Tinggi
Sekarang lebih, belum obese
Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) : Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS Tinggi
: > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Sumber : Depkes RI 2004. C. Obesitas 1. Pengertian Obesitas Obesitas
merupakan
keadaan
patologis
dengan
terdapatnya
penimbunan lemak yang berlebihan daripada yang diperlukan untuk fungsi
16
tubuh (Mayer, 1973). Pada gizi lebih (Overweigh) terdapat berat badan yang melebihi berat badan rata-rata (Pudjiadi, 2005). Obesitas tejadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dengan
kebuthan
energi
yaitu
konsumsi
kalori
terlalu
berlebih
dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi. Kelebihan energi di dalam tubuh disimpan dalam bentuk lemak. Pada keadaan normal, jaringan lemak ini ditimbun di tempat-tempat tertentu, diantaranya dalam jaringan subkutan, dan di dalam jaringan tirai usus (Notoadmojo, 2003). Tidak semua orang yang mempunyai berat badan lebih disebut sebagai obesitas. Anak yang kerangka tulangnya besar dan otot-ototnya lebih dari biasanya, sehingga berat badan dan tingginya diatas rata-rata anak sebayanya, juga bukan disebut obesitas. Obesitas atau kegemukan dari segi kesehatan merupakan salah satu penyakit salah gizi, sebagai akibat konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhannya (Soetjiningsih, 1995). 2. Diagnosis obesitas Secara klinis obesitas dapat dikenal dengan mudah kerena mempunyai tanda atau gejala yang khas antara lain (Damayanti,2008) : a. Wajah membulat b. Pipi tembem c. Dagu rangkap d. Leher relative pendek e. Dada yang mengembung dengan payudara yang membesar mengandung jaringan lemak.
17
f. Perut membuncit dan dinding perut berlipat-lipat serta kedua tungkai umumnya berbentuk X dengan kedua pangkal paha bagian dalam saling menempel dan menyebebkan lecet. g. Pada anak laki penis tampak kecil karena terkubur dalam jaringan lemak. 3. Dampak obesitas pada anak Dampak obesitas dapat terjadi dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak yang terjadi dalam jangka pendek, seperti yang diuraikan dalam (Satoto, 1996) yaitu Gangguan psikososial: rasa rendah diri, depresi dan menarik diri dari lingkungan. Hal ini karena anak obesitas sering menjadi bahan olok-olok teman main dan teman sekolah. Hal
ini
dapat
pula kerena ketidakmampuan untuk
melaksanakan suatu tugas atau kegiatan, terutama olah raga akibat adanya hambatan pergerakan oleh kegemukannya. Obesitas pada masa kanak-kanak cenderung akan berlanjut hingga dewasa dan berdampak pada masalah kesehatannya. Beberapa dampak yang terjadi dalam jangka panjang menurut (Damayanti, 2002) diantaranya adalah sebagai berikut: a. Sindrom resistensi insulin Bagi anak yang mengalami kegemukan di sekitar parut (abdominally obese), terutama yang bertipe buah apel, umumnya mengalami jumlah insulin dalam darah. Akibatnya, hal tersebut memicu anak terserang Diabetus Millitus tipe 2. Penderita DM tipe 2 disamping memiliki kadar glukosa yang
18
tinggi, juga memiliki kadar insulin yang tinggi atau normal. Keadaan inilah yang disebut sindrom resistensi insulin atau sindrom X. b. Tekanan darah tinggi (Hipertensi) Obesitas
adalah
salah
satu
penyebab
utama
yang
mempengaruhi tekanan darah. Sekitar 20-30% anak yang kegemukan
mengalami
hipertensi.
Seseorang
dikatakan
mengalami tekanan darah tinggi jika tekanan systole lebih besar dari 140 mmHg, dan diastole lebih besar dari 90% mmHg. c. Kolesterol dan trigliseri tinggi d. Penyakit jantung koroner Penyakit yang terjadi akibat penyempitan pembuluh darah koroner. Resiko terkena penyakit jantung koroner semakin meningkat seiring dengan perubahan terjadinya penambahan berat badan yang berlebihan. Penyakit jantung koroner tidak selalu akibat kegemukan, tetapi diperburuk oleh faktor resiko lain yang terjadi pada masa kanak-kanak seperti hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes. e. Gangguan saluran pencernaan yaitu batu empedu dan radang kandung empedu f. Penyakit kanker, antara lain kanker usus besar g. Gangguan pernafasan seperti asma, nafas pendek, menggorok saat tidur, dan tidur apnue (terhentinya pernafasan untuk
19
sementara waktu ketika sedang tidur). Hal ini disebabkan karena penimbunan lemak yang berlebihan di bawah diafragma dan di dalam dinding dada yang menekan paru-paru. h. Pubertas dan menarche dini Anak kegemukan dapat tumbuh lebih tinggi dan secara seksual lebih matang dari anak-anak sebayanya. Anak perempuan yang kegemukan sering kali mengalami siklus mestruasi yang tidak teratur dan mengalami maslah ferlitilas di usia dewasa. i. Gagguan penyakit kulit Seoarang yang menagalami obesitas memiliki permukaan tubuh yang relative lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya sehingga panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan keringat yang lebih banyak. Akibatnya mereka mengalami gangguan kulit, seperti jamur yang muncul di lipatan-lipatan tubuhnya dan terjadi gesekan antar anggota tubuhnaya yanga mengakibatkan lecet dan bisa mengakibatkan infeksi. j. Gangguan tulang dan persendian Beban tubuh anak yang terlalu berat mengakibatkan gangguan ortopedik dan gangguan lain yang sering dirasakan adalah nyeri punggung bawah dan nyeri akibat radang sendi. k. Selain gangguan arthritis, sering ditemukan juga edema, yaitu pembekakan akibat penimbunan sejumlah cairan di daerah tungkai dan pergelangan kaki.
20
4. Pencegahan Obesitas. Upaya penanganan obesitas pada anak berbeda dengan orang dewasa, karena menurunkan berat badan secara drastis pada anakanak akan menyebabkan gangguan pertumbuhan anak. Penanganan yang dilakukan harus disesuaikan dengan faktor penyebab terjadinya obesitas pada anak. Berikut ini hal-hal yang direkomendasikan para ahli penanganan obesitas pada anak (Dietz, 1998 dalam sulistyoningsih 2011). a. Terlebih dahulu lakukan indepth medical assessment untuk mengetahui faktor kemungkinan faktor penyebab timbulnya obesitas pada anak, sehingga upaya penanganan disesuaikan dengan faktor penyebab. b. Melakukan perubahan gaya hidup yang kurang gerak (sedentary behavior) dan meningkatkan aktivitas fisik c. Menyiapkan dukungan dari lingkungan sekolah agar hanya menjual jajanan
atau makanan yang mempengaruhi standar
kesehatan. D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Obesitas Berdasarkan studi
kepustakaan yang ditemukan sebelumnya yaitu,
beberapa variable bebas (independent) yang merupkan faktor-faktor yang mempengaruhi obesitas adalah sebagai berikut: a. Faktor genetik Banyak gen yang berkaitan dengan terjadinya obesitas, namun sangat jarang yang berkaitan dengan gen tunggal. Sebagian besar
21
berkaitan dengan kelainan pada banyak gen. Setiap peptide atau neurotransmiter yang merupakan sinyal neural dan hormonal yang mempengaruhi otak memiliki gen sendiri gen yang mengodenya. Setiap mutasi pada gen-gen tersebut akan menyebabkan kelainan pada produksi neuropeptida yang mempengaruhi otak, sehingga juga akan mempengaruhi respon otak baik akan meningkatkan asupan makanan maupun menghambat asupan makanan. Setiap neuropeptida tersebut memiliki reseptor di otak, dan setiap reseptor memiliki gen tersendiri pula. Setiap mutasi pada gen tersebut akan menyebabkan kelainan reseptor yang akan mempengaruhi pula respon otak terhadap asupan makanan (syarif dalam Rahayu, 2003). Faktor genetik ikut campur dalam menentukan jumlah sel lemak dalam tubuh, karena pada saat ibu yang obesitas hamil, unsur sel lemak yang berjumlah besar dan melebihi ukuran normal secara otomatis akan diturunkan
kepada
sang
bayi secara otomatis
(Cahyono, 2008). b. Jenis Kelamin Kebutuhan zat gizi antara laki-laki dan perempuan berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh jaringan penyusun tubuh dan aktivitasnya. Jaringan lemak pada perempuan cenderung lebih tinggi daripada laki-laki, sedangkan laki-laki cenderung lebih banyak memiliki jaringan otot. Hal ini menyebabkan lean body mass lakilaki menjadi lebih tinggi daripada perempuan (Sulistyoningsih, 2011).
22
c. Pendidikan orang tua Tingkat
pendidikan orangtua sangat
berpengaruh terhadap
pemilihan kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi oleh anaknya.Semakin tinggi tingkat pendidikan orangtua, pengetahuan tentang gizi semakin baik. Pengetahuan gizi yang baik akan berpengaruh terhadap kebiasaan makan keluarga karena pengetahuan gizi mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan kebiasaan makan seseorang. Pengetahuan gizi akan mempengaruhi seseorang dalam memilih jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi (Padmiari, 2001). d. Keadaan Sosial Ekonomi Faktor ekonomi yang cukup dominan dalam konsumsi pangan adalah pendapatan
keluarga dan harga. Meningkatnya pendapatan
akan meningkatkan peluang untuk membeli pangan dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik, sebaliknya penurunan pendapatan keluarga akan menyebabkan menurunnya daya beli pangan baik secara kualitas maupun kuantitas. Meningkatnya taraf hidup (kesejahteraan) masyarakat, pengaruh promosi iklan, serta kemudahan informasi, dapat menyebabkan perubahan gaya hidup dan timbulnya kebutuhan psikogenik baru dikalangan masyarakat ekonomi menengah ke atas. Tingginya pendapatan yang tidak diimbangi dengan pengetahuan gizi yang cukup, akan menyebabkan seseorang menjadi sangat konsumtif dalam pola makannya sehari-hari, sehingga pemilihan suatu bahan makanan
23
lebih didasarkan pada pertimbangan selera dibandingkan dengan aspek gizi (Sulistyoningsih, 2011). Anak obesitas lebih banyak ditemukan pada orang tua dengan tingkat pendapatan yang tinggi, karena pada orang tua dengan pendapatan perbulan yang tinggi memiliki daya beli yang juga tinggi, sehingga memiliki peluang untuk memilih ragam makanan selain itu pada golongan ekonomi tinggi jumlah asupan makanan yang tinggi kandungan lemak meningkat seiring dengan meningkatnya daya beli mereka terhadap makanan mahal (Rahayu, 2008). e. Aktifitas fisik Anak-anak
jarang melakukan aktivitas fisik dan cenderung
terbiasa makan secara berlebihan, akan lebih beresiko mengalami kegemukan. Resiko tinggi tersebut akibat aktivitas mereka tidak membakar seluruh kalori yang berlebihan dalam tubuhnya. Kemajuan teknologi seperti televisi, komputer, dan internet juga mengakibatkan anak menjadi malas bergerak. Anak-anak lebih tertarik untuk menghabiskan sebagian besar waktunya dengan melakukan aktifitas pasif, antara lain bermain video game, game online, berinternet dan
menonton acara televisi yang setiap hari anak menghabiskan
waktu sekitar 3 jam untuk menonton siaran televisi. Berbagai aktifitas pasif tersebut tidak membutuhkan banyak energi. Akibatnya, mereka pun beresiko mengalami obesitas (Damayanti, 2008).
24
f. Kebiasaan makan Kebiasaan makan adalah ekspresi setiap individu dalam memilih makanan yang akan membentuk pola perilaku makan. Oleh karena itu, ekspresi setiap individu dalam memilih makan akan berbeda satu dengan yang lain (Khomsan, dkk 2004). 1. Kebiasaan makan utama Menurut Efendi (2009), sebagai perawat harus memahami dan menyadari jenis makanan dan pola diet yang dilakukan keluarga. Keluarga Indonesia pada umumnya makan tiga kali dalam sehari walaupun pada etnik tertentu ada yang mempunyai pola makan dua kali dalam sehari. Setiap keluarga mempunyai pola jenis makanan yang berbeda untuk setiap kali makan, yaitu sarapan pagi, makan siang, makan, dan makan malam. Pola makan dalam keluarga sangat erat dengan kebiasaan menyimpan makanan di lemari es atau dapur yang mereka miliki. 2. Kebiasaan makan fast food Globalisasi perdagangan telah mendorong tumbuhnya bisnis asing secara pesat di Indonesia. Salah satu bentuk usaha dari luar negeri yang banyak dijumpai adalah banyaknya rumah makan siap saji (fast food). Berbagai restoran fast food dari luar negeri dengan menu yang berbeda dari menu tradisional seperti hamburger, hot dog, pizza, teriyaki, tempura, kentang goreng berusaha memperluas pasarnya di luar negeri (Istijanto, 2005).
25
Menurut Khasanah (2012) makanan siap saji merupakan makanan yang pada umumnya mengandung lemak, protein, dan garam yang tinggi tetapi rendah serat dan menurut Misnadiarly (2007), kebiasaan makan makanan cepat saji (fast food) umumnya memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang dan mengandung kalori tinggi. 3. Kebiasaan minum soft drink Kebiasaan konsumsi soft drink adalah tindakan atau perbuatan mengenai sering tidaknya mengkonsumsi minuman bersoda dihitung per minggu (Malik, 2006). Soft drink atau soda mengandung gas karbon dioksida dan sejumlah besar asam fosfat yang dapat mengganggu metabolisme kalsium dan tulang. Kadar gula pada beberapa jenis soft drink cukup tinggi, bahkan ada yang sampai lebih dari 8 sendok teh gula pasir untuk satu ukuran gelas minum . Beberapa jenis soft drink juga mengandung kafein dan zat pewarna sintesis yang terbuat dari bahan aspal cair. Tidak ada manfaat sedikit pun yang dapat diperoleh dari soft drink atau soda, selain penyakit atau kelebihan berat badan (Gunawan, 2006).
26
E. Penelitian Terkait Berikut ini beberapa penelitian terkait yang dapat mendukung penelitian ini, yakni: 1. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh nurjanah hayati
(2008) dengan pengklasifikasian IMT/U 121 sempel, didapatkan responden yang mengalami obesitas sebesar 29,8 % (36 orang), dimana persentase kejadian obesitas pada laki-laki lebih besar dibandingkan kejadian obesitas pada anak perempuan, yakni sebesar 36,7% (22 orang). Kejadian obesitas anak perempuan sebesar 23% (14 orang). 2. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Padmiari (2001), tentang konsumsi fast food sebagai faktor resiko obesitas pada anak SD ditemukan bahwa anak SD yang ayahnya berpendidikan SLTA dan perguruan tinggi mempunyai resiko mengalami obesitas 1,3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan anak SD yang ayahnya berpendidikan di bawah SLTA. Hal ini ditimbulkan oleh adanya hubungan antara tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan orang tua sampel, dimana semakin tinggi tingkat pendapatan ayah maka tingkat pendapatan keluarga pun meningkat. Peningkatan pendapatan keluarga akan meningkatkan konsumsi makan. 3. Penelitian lain yang dilakukan Sartika (2011), tentang faktor resiko obesitas pada anak 5-15 tahun di Indonesia, menunjukan bahwa anak laki-laki memiliki resiko mengalami obesitas sebesar 1,4 kali dibandingkan anak perempuan. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh
27
anak perempuan lebih sering membatasi makan untuk alasan penampilan. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Arofah (2007), tentang konsumsi soft driks sebagai faktor resiko terjadinya obesitas pada remaja usia 15-17 tahun, menunjukkan bahwa pada kelompok kasus 22 murid yang mengkonsumsi minuman ringan < 2 botol/ minggu dan 47 murid lainnya mengkonsumsi > 2 botol/ minggu. Untuk kelompok kontrol, 55 murid mengkonsumsi < 2 botol minuman ringan/ minggu dan 14 murid mengkonsumsi > 2 botol/ minggu, dapat disimpulkan bahwa konsumsi minuman ringan dalam jumlah kecil tidak memberikan faktor resiko terhadap obesitas pada remaja. 5. Pada penelitian tentang hubungan pola makan dan aktivitas fisik pada anak dengan obesitas 6-7 tahun di Semarang tahun 2003 menyebutkan bahwa frekuensi makan > 3x sehari setiap hari memiliki resiko terjadinya obesitas 2,1 kali dibandingkan makan kurang atau sama dengan 3x sehari (Damayanti, 2002). 6. Kebiasaan makan makanan cepat saji (fast food) umumnya memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang. Makanan itu lebih banyak mengandung kalori tinggi, rendah serat, dan kandungan lemak tinggi. Dari hasil uji statistic dengan menggunakan metode chi square ditemukan hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan makan fast food dengan kejadian obesitas (P-value =0,020) dengan nilai OR=4,6 (95% CI: 1.372-15.427). Ini berarti anak yang sering mengkonsumsi fast food mempunyai kemungkinan menjadi obesitas
28
4,6 kali daripada anak yang tidak sering makan fast food. Penelitian ini juga menunjukkan persentase obesitas lebih banyak terjadi pada anak yang sering makan fast food (61,5%) daripada anak yang tidak sering makan fast food (25,8%) (Hayati, 2009).
F. Kerangka Teori
Masalah gizi anak 6-12 tahun: Obesitas
Faktor-faktor yang mempengaruhi obesitas : Genetik Jenis kelamin Penidikan Orang tua Keadaan sosial ekonomi Aktivitas fisik Kebiasaan makan Kebiasaan minum
Dampak jangka pendek: Gangguan psikososial 1. Rendah diri 2. Depresi 3. Menarik diri Dampak jangka panjang: 1. Sindrom resistensi insulin 2. Hipertensi 3. Kolesterol dan trigliseri tinggi 4. Penyakit jantung koroner 5. Gangguan saluran pencernaan 6. Penyakit kanker 7. Gangguan pernafasan 8. Pubertas dan menarci dini 9. Gangguan penyakit kulit 10. Gangguan tulang dan persendian
Diagram 2.1 kerangka teori Wong (2000), Sulistyoningsih (2011), Misnadiarly (2007), Satoto (1996), Damayanti (2008)
29
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN, DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep Penelitian Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi obesitas pada anak usia 6-12 tahun, diantaranya adalah genetik, jenis kelamin, pendidikan orang tua, keadaan sosial ekonomi, aktivitas fisik, kebiasaan makan. Berdasarkan hal tersebut, maka variabel yang ingin diteliti adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas sebagai variabel independen dan obesitas pada anak usia 6-12 tahun sebagai variabel dependen. Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: -
Jenis kelamin
-
Pendidikan bapak
-
Pendidikan ibu
-
Kebiasaan makan utama
-
Kebiasaan makan fast
Obesitas pada anak usia 6-12 tahun
food -
Kebiasaan minum softdrink
Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian
30
31
Berdasarkan kerangka konsep tersebut peneliti ingin mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun. Akan tetapi
tidak semua faktor diteliti dengan alasan tingkat
kesulitan dalam pengambilan dan pengukuran data. B. Hipotesis Penelitian 1. Ada hubungan jenis kelamin dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta 2. Ada hubungan faktor pendidikan bapak dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta. 3. Ada hubungan faktor pendidikan ibu dengan obesitas pada anak usia 612 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta. 4. Ada hubungan faktor kebiasaan makan utama dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta 5. Ada hubungan faktor kebiasaan makan fast food dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta 6. Ada hubungan faktor kebiasaan minum soft drink dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian dan Skala Variabel Obesitas
Definisi operasional Keadaan
patologis
Cara Ukur
Alat Ukur
dengan Menimbang berat Timbangan injak 1. <-3 SD : Sangat
terdapatnya penimbunan lemak badan
dan dan Meteran
yang berlebihan daripada yang menggukur tinggi diperlukan 1973),
tubuh
dinilai
indeks diinterpretasi
Skala Ukur Skala Ordinal
Kurus 2. -3 s/d <-2 SD :
(Mayer, badan
Kurus
berdasarkan
BB/TB
Hasil ukur
3. -2 s/d + 2 SD :
dan
Normal
menggunakan
4.
ambang batas standar deviasi
> + 2 SD : Gemuk (Depkes RI, 2004)
(Z-skor). Jenis kelamin
Istilah yang mengacu pada Angket status
biologis
seseorang,
Kuesioner
1. Laki-laki
Skala Nominal
2. Perempuan
teerdiri dari tampilan fisik yang
32
membedakan antara pria dan wanita. Pendidikan
Jenjang
bapak
yang pernah ditempuh orang
2. Menengah
bapak responden.
3. Tinggi
Pendidikan ibu
Jenjang
pendidikan
pendidikan
formal Angket
formal Angket
Kuesioner
Kuesioner
1. Dasar
1. Dasar
yang pernah ditempuh orang
2. Menengah
bapak responden.
3. Tinggi
Kebiasaan
Ekspresi setiap individu dalam Angket
makan utama
memilih makanan yang akan membentuk makan,
pola
keluarga
perilaku
Kuesioner
1. < 3 kali per hari
Skala Ordinal
Skala Ordinal
Skala Ordinal
2. ≥ 3 kali per hari
(Hayati,2009)
indonesia
umumnya makan 3 kali dalam sehari.
33
Kebiasaan
Makanan siap saji merupakan
makan fast food
makanan yang mengandung
Angket
Kuesioner
1. <
3
kali
per
kali
per
Skala Ordinal
minggu 2. ≥
lemak, protein, dan garam
3
minggu
tinggi tetapi rendah serat dan
(Hayati,
2009).
memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang Kebiasaan minum drink
Tindakan soft mengenai
atau sering
mengkonsumsi
perbuatan Angket tidaknya minuman
Kuesioner
1. <
2
botol
per
botol
per
Skala Ordinal
minggu 2. ≥
2
bersoda dihitung per minggu
minggu
(Malik, 2006).
(Arofah, 2007)
34
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya berdasarkan data-data numerial (angka) yang diolah dengan metode statistika (Nursalam, 2008). Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan case control yaitu jenis penelitian analitik yang menyangkut bagaimana variabel bebas atau resiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan
retrospektif (Setyadi, 2007). Alasan digunakan desain ini
adalah karena penelitian ini dilakukan untuk mencari faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas (variabel independen) dengan obesitas pada anak usia sekolah (variabel dependen). B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian dilaksanakan pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta. 2. Waktu Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan Oktober 2012 mulai pengambilan data sampai penyusunan hasil.
35
36
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
dan
kemudian
ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia sekolah yang berumur 6-12 tahun Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009). Sampel pada penelitian ini terdiri dari kasus dan kontrol anak usia sekolah yang berumur 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta yang mengalami obesitas dan gizi normal. Adapun kriteria populasi yang diambil oleh peneliti pada saat akan melakukan penelitian sebagai berikut: b. Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subyek penelitian mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat
sebagai sampel (Nursalam,
2008) Kriteria Inklusi sampel dalam penelitian ini adalah: 1) Kasus: Anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta yang mengalami obesitas baik lakilaki maupun perempuan. Kasus diukur status gizinya dengan
35
37
menggunakan
metode
antropometri dengan indeks berat
badan menurut tinggi badan. 2) Kontrol: Anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta yang mengalami gizi normal baik laki-laki maupun perempuan. Kontrol diukur status gizinya dengan menggunakan metode antropometri dengan indeks berat badan menurut tinggi badan. 3) Bersedia menjadi responden c. Kriteria eksklusi Merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian (Hidayat, 2007). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah: 1.
Anak yang mempunyai status gizi kurus dan sangat kurus.
2. Bukan anak usia 6-12 tahun 3. Besar sampel. Besar sampel adalah banyaknya anggota yang dijadikan sampel (Nursalam, 2008). Rumus besar sampel: √
(
)
√ ( (
35
)
)
(
)
38
Keterangan: n
= Jumlah sampel yang dibutuhkan = Nilai distribusi normal baku pada
( )
derajat
tertentu (1,96 =
kemaknaan 95% CI dengan
sebesar 5%)
= Nilai distribusi normal baku pada
tertentu (1,28 =
kekuatan uji sebesar 90%) = Perkiraan proporsi (25 % atau 0,25= penelitian Padmiari 2007). P2
= Perkiraan proporsi (75 % atau 0,75).
P
= P1 + P2 = 0,25+ 0,75 = 0,5 2
2
)
√ (
Maka, √
(
( (
√
(
(
)
)
)
√ (
√
)
(
)
(
)
)
√
)
(
)
Sampel ditambah 10% dari jumlah sampel yang ada sebagai cadangan untuk mencegah adanya missing data, maka menjadi: 35
39
n = 10% x 19= 1,9 = 2 orang n total = 19+2 = 21 orang Berdasarkan penghitungan besar sampel diatas maka besar sampel minimal yang dibutuhkan adalah 21 kasus anak yang mengalami obesitas dan 21 kontrol anak yang mengalami gizi normal. 4. Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan adalah simple random sampling (pengambilan sampel secara acak sederhana) yaitu setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sampel(Notoadmojo,2002). D. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen dalam pengambilan data. Kuesioner terbagi menjadi tiga bagian yakni koesioner identitas responden dan identitas orang tua. a. Kuesioner Identitas Responden Kuesioner ini untuk mengetahui identitas responden yang terdiri dari 4 pertanyaan yakni : nama responden (disamarkan), jenis kelamin, berat badan, tinggi badan. b. Kuesioner Identitas Orang Tua Kuesioner ini untuk mengetahui identitas orang tua responden mengenai pendidikan terakhir kedua orang tua
35
40
c. Kuesioner kebiasaan makan Kuesioner ini untuk mengetahui kebiasaan makan utama, makan fast food, dan minum soft drink pada anak E. Teknik Pengumpulan Data 1. Metode pengumpulan data. Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pengisian kuesioner mengenai masalah faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun. Data sekunder didapatkan dari literatur-literatur yang relevan serta sumber lain yang menunjang. 2. Langkah-langkah pengumpulan data Setelah mendapat izin rekomendasi dari Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta dan izin dari Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta, peneliti akan melakukan survei responden yang akan dijadikan sampel dalam penelitian, yaitu dengan cara mengukur tinggi badan dan berat badan masing-masing anak. Setelah mendapat data tersebut kemudian peneliti menentukan status gizi masing-masing anak dan menentukan anak yang akan dijadikan responden. Kemudian peneliti akan melakukan pendekatan pada keluarga responden dengan menjelaskan tentang tujuan dan manfaat penelitian yang akan dilakukan. Data responden tersebut diperoleh melalui tahapan identifikasi per kelas yang dapat dilihat oleh tabel sebagai berikut:
35
41
Tabel 4.1 Data jumlah siswa/i dan responden di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta Kelas
Jumlah Siswa
Obesitas
IA IB IC II A II B II C III A III B III C IV A IV B IV C VA VB VI A VI B VI C Jumlah
30 30 30 30 30 30 30 29 30 30 27 26 30 29 26 25 24 486
5 6 1 1 4 1 3 2 3 0 1 7 3 3 4 3 1 48
Sampel Case Control 5
5
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
21
21
F. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benarbenar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2002). Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetep konsisten bila dilakukan
35
42
pengukuran dua kali atau lebih dengan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2002). Validitas dan reabilitas alat pengumpul data (timbangan berat badan dan alat ukur tinggi badan) telah disesuaikan dengan kalibrasi dan disesuaikan dengan alat ukur yang standart. G. Pengolahan Data Dalam proses pengolahan data, ada beberapa kegiatan yang dilakukan peneliti, yaitu: 1. Editing Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. 2. Coding Coding merupakan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer. Biasanya pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel. 3. Entri Data Data entri adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan kedalam master table atau database computer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontingensi. 35
43
4. Cleaning Data Cleaning Data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah dientri, apakah ada kesalahan atau tidak.Kesalahan munkin terjadi pada saat meng-entry data ke komputer. 5. Melakukan teknik analisis Dalam melakukan analisis, khususnya terhadap data penelitian akan menggunakan ilmu statistik terapan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis, apabila penelitiannya deskriptif, maka akan menggunakan statistika deskriptif, sedangkan analisis analitik akan menggunakan statistika inferensial (Aziz Alimul Hidayat, 2007). H. Analisa Data 1. Analisa Univariat Analisa data yang digunakan adalah Analisis Univariat bertujuan untuk menggambarkan sampel penelitian dari semua variabel penelitian dengan cara menyusun secara tersendiri untuk masing-masing variabel. Adapun variabel independent yang akan dianalisis, yaitu jenis kelamin, pendidikan bapak, pendidikan ibu, kesiasaan makan utama, kebiasaan makan fast food, kebiasaan minum soft drink sedangkan variabel dependent yaitu obesitas. 2. Analisa Bivariat Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk melihat hubungan antar variabel, yaitu antara variabel independen dan dependen. Pada penelitian ini analisis bivariat menggunakan analisis Chi-square dengan derajat kepercayaan 95% dengan 35
5%. Tujuan uji statistik ini
44
adalah untuk mengetahui apakah faktor jenis kelamin, pendidikan bapak, pendidikan ibu, kebiasaan makan utama, kebiasaan makan fast food, kebiasaan minum soft drink dapat berhubungan dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun. a. Bila p value ≤
(5%), maka Ho ditolak. Hal ini berarti data sampel
mendukung adanya hubungan yang bermakna. b. Bila p value >
(5%), maka Ho gagal ditolak (diterima). Hal ini berarti
data sampel tidak mendukung adanya hubungan yang bermakna.
I. Etika Penelitian Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan (Hidayat, 2007). Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut: 1. Informed Consent Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian yang memberikan lembar persetujuan. Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan
lembar
persetujuan
untuk
menjadi
responden.Tujuan dari Informed Consent adalah agar subyek mengerti maksud, tujuan penelitian, dan mengetahui dampaknya.Jika supbyek bersedia,
maka
mereka
35
harus
menanadatangani
lembar
45
persetujuan.Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormatinya. 2. Anonimity (tanpa nama) Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Kerahasiaan (Confidentiality) Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.Semua
informasi
yang
telah
dikumpulkan
dijamin
kerahasiaanya oleh peneliti. Etika penelitian bertujuan untuk menjamin kerahasiaan identtitas responden, melindungi dan menghormati hak responden dengan mengajukan surat pernyataan persetujuan (Informed Consent). Sebelum menendatangani surat persetujuan, peneliti menjelaskan judul
penelitian,
tujuan
penelitian,
manfaat
penelitian,
dan
menjelaskan kepada responden bahwa penelitian tidak akan membahayakan bagi responden. Peneliti akan menjamin kerahasiaan identitas responden, dimana data-data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan apabila telah selesai maka data tersebut akan dimusnahkan.
35
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang merupakan sekolah setaraf tingkat dasar (SD) yang berbasis keislaman. Terletak di jalan Pupan No. 3A Pondok Pinang Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Madrasah ini mempunyai visi dan misi sebagai berikut: 1. Visinya adalah unggul, inovatif, terampil, dan berwawasan IPTEK berdasarkan IMTAQ. 2. Misinya
adalah
melaksanakan
melaksanakan
peningkatan
pengembangan
sumber
daya
kurikulum,
manusia
yang
professional, meningkatkan proses pembelajaran yang inovatif, terwujudnya rencana induk pengembangan sarana prasarana pendidikan, terwujudnya peningkatan kualitas lulusan dalam bidang akademik maupun non akademik, terwujudnya pelaksanaan pengembangan penilaian, unggul dalam prestasi akademik dan non akademik dalam imtaq. Kepala Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri ini adalah Drs. H. Imam Santoso dan terdiri dari 28 guru PNS, 4 guru honor dan petugas tata usaha sebanyak 3 orang. Madrasah Ibtidaiyah dari kelas satu samapi dengan kelas 6 memiliki 17 kelas yang terdiri dari 486 siswa/i. 46
47
Sekolah ini memiliki program usaha kesehatan sekolah (UKS) , yang setiap satu semester diadakan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan. B. Analisis Univariat Analisa univariat adalah cara analisis dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase tiap variabel. 1. Jenis Kelamin Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Total
Frekuensi N 16 26 42
Persentase (%) 38,1 61,9 100
Tabel 5.1 menunjukan distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin. Dari Responden sebanyak 42 anak usia 6-12 tahun, responden laki – laki sebanyak 16 orang (38,1%), dan responden perempuan sebanyak 26 orang (61,9%).
48
2. Pendidikan Bapak Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Bapak Jenjang Pendidikan Dasar Menengah Tinggi Total
Frekuensi N 5 10 27 42
Persentae (%) 11,9 23,8 64,3 100
Tabel 5.2 menunjukkan distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan bapak. Pada penelitian ini, tingkat pendidikan dibedakan menjadi 3 kategori, dan dari 42 responden, yang memiliki pendidikan dasar sebanyak 5 orang (11,9%), pendidikan menengah sebanyak 10 orang (23,8%), pendidikan tinggi sebanyak 27 orang (64,3%).
3. Pendidikan Ibu Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu Jenjang Pendidikan Dasar Menengah Tinggi Total
Frekuensi N 7 22 13 42
Persentase (%) 16,7 52,4 31 100
Tabel 5.3 menunjukan distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan ibu. Pada penelitian ini, tingkat pendidikan dibedakan menjadi 3 kategori, dan dari 42
responden, yang memiliki pendidikan dasar
sebanyak 7 orang (16,7%), pendidikan menengah sebanyak 22 orang (52,4%) dan yang tingkat pendidikan tinggi sebanyak 13 orang (31%).
49
4. Kebiasaan Makan Utama Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Makan Utama Kebiasaan Utama < 3 kali per hari ≥ 3 kali per hari Total
Makan Frekuensi N 12 30 42
Persentase (%) 28,6 71,4 100
Tabel 5.4 menunjukan distribusi frekuensi responden berdasarkan kebiasaan makan utama. Pada penelitian ini, kebiasaan makan utama dibedakan menjadi 2 kategori, dan dari 42
responden, yang memiliki
kebiasaan makan utama < 3 kali per hari sebanyak 12 orang (28,6%) dan yang memiliki kebiasaan makan utama ≥ 3 kali per hari sebanyak 30 orang (71,4%). 5. Kebiasaan Makan Fast Food Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Makan Fast Food Kebiasaan Makan Fast Frekuensi Food N < 3 kali per minggu 22 ≥ 3 kali per minggu 20 Total 42
Persentase (%) 52,4 47,6 100
Tabel 5.5 menunjukan distribusi frekuensi responden berdasarkan kebiasaan fast food. Pada penelitian ini, kebiasaan makan fast food dibedakan menjadi 2 kategori, dan dari 42 responden, yang memiliki kebiasaan makan utama < 3 kali per minggu sebanyak 22 orang (52,4%)
50
dan yang memiliki kebiasaan makan utama ≥ 3 kali per minggu sebanyak 20 orang (47,6%).
6. Kebiasaan Minum Soft Drink Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Minum Soft Drink Kebiasaan Minum Drink < 2 botol per minggu ≥ 2 botol per minggu Total
Soft Frekuensi N 22 20 42
Persentase (%) 52,4 47,6 100
Tabel 5.6 menunjukan distribusi frekuensi responden berdasarkan kebiasaan kebiasaan minum soft drink. Pada penelitian ini, kebiasaan minum soft drink dibedakan menjadi 2 kategori, dan dari 42 responden, yang memiliki kebiasaan minum soft drink < 2 botol per minggu sebanyak 22 orang (52,4%) dan yang memiliki kebiasaan minum soft drink ≥ 2 botol per minggu sebanyak 20 orang (47,6%).
51
C. Analisis Bivariat Berdasarkan kerangka konsep, analisa bivariat telah menguji hubungan satu per satu antara variabel bebas dan variabel terkait. Variabel bebas adalah faktor-faktor yang mempengaruhi obesitas. Sedangkan terkaitnya adalah obesitas pada anak usia 6-12 tahun. 1. Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Obesitas pada Anak Usia 612 Tahun Tabel 5.7 Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Obesitas pada Anak Usia 6-12 Tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Total
Obesitas Obesitas Tidak Obesitas N % N %
Total N
%
8 13 21
16 26 42
100 100 100
50 50 50
8 13 21
50 50 50
OR
Pvalue
(95% CI) 0,293.48
1,00
Berdasarkan tabel 5.7 di atas diketahui bahwa dari 16 anak yang berjenis kelamin laki-laki terdapat 8 anak (50%) yang obesitas dan 8 anak (50%) yang tidak obesitas (mempunyai status gizi normal) sedangkan dari 26 anak yang berjenis kelamin perempuan terdapat 13 anak (50%) yang obesitas dan 13 anak (50%) yang tidak obesitas (mempunyai status gizi normal). Hasil uji statistik ini memperoleh nilai p value sebesar 1,00 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun. Nilai OR pada analisis ini diketahui
52
sebesar 1,00 (0,29-3,48) berarti bahwa anak yang berjenis kelamin lakilaki memiliki resiko 1 kali lebih besar untuk mengalami obesitas dari pada anak perempuan. 2. Hubungan Antara Pendidikan Bapak dengan Obesitas pada Anak Usia 6-12 Tahun 5.8 Hubungan Antara Pendidikan Bapak dengan Obesitas pada Anak Usia 6-12 Tahun Pendidikan P value Bapak
OR
CI
Dasar
0,889
Menengah
0,628
1,615
0,232-11,263
Tinggi
0,920
1,077
0,252-4,597
Model Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Squqre
0,006
0,008
Hasil uji statistik dengan uji regresi logistik sederhana pada CI 95% dan α 5% didapatkan nilai p value (0,889, 0,628 dan 0,920) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan bapak (baik pendidikan dasar, menengah, dan tinggi) dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun. Bapak yang mempunyai pendidikan dasar memiliki kecenderungan untuk memiliki resiko anak obesitas sebesar 1,61 kali lebih besar dibandingkan dengan bapak yang memiliki pendidikan menengah, sedangkan bapak yang mempunyai pendidikan dasar mempunyai kecenderungan untuk memiliki resiko anak obesitas sebesar 1,08 kali lebih besar dibandingkan dengan bapak yang mempunyai pendidikan tinggi.
53
Variabel pendidikan bapak hanya bisa menjelaskan sebesar 0,6% 0,8% pada kejadian obesitas pada anak usia 6-12 tahun. 3. Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan Obesitas pada Anak Usia 6-12 Tahun 5.9 Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan Obesitas pada Anak Usia 6-12 Tahun Pendidikan P value Ibu
OR
CI
Dasar
0,483
Menengah
0,287
2,917
0,407-20,899
Tinggi
0,968
0,972
0,246-3,849
Model Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Squqre
0,037
0,049
Hasil uji statistik dengan uji regresi logistik sederhana pada CI 95% dan α 5% didapatkan nilai p value (0,483, 0,287 dan 0,968) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu (baik pendidikan dasar, menengah, dan tinggi) dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun. Ibu yang mempunyai pendidikan dasar memiliki kecenderungan untuk memiliki resiko anak obesitas sebesar 2,92 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang memiliki pendidikan menengah, sedangkan ibu yang mempunyai pendidikan dasar mempunyai kecenderungan untuk memiliki resiko anak obesitas sebesar 0,97 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang mempunyai pendidikan tinggi.
54
Variabel pendidikan ibu hanya bisa menjelaskan sebesar 3,7% 4,9% pada kejadian obesitas pada anak usia 6-12 tahun. 4. Hubungan Antara Kebiasaan Makan Utama dengan Obesitas pada Anak Usia 6-12 Tahun 5.10 Hubungan Antara Kebiasaan Makan Utama dengan Obesitas pada Anak Usia 6-12 Tahun
Kebiasaan Makan Utama < 3x/ hari ≥ 3x / hari Total
Obesitas Obesitas Tidak Obesitas N % N % 5 41,7 7 53,8 16 53,3 14 46,7 21 50 21 50
Total
P
OR (95% CI)
value N 12 30 21
% 100 100 100
0,733
0,625 (0,161-2,419)
Berdasarkan tabel 5.10 di atas diketahui bahwa dari 12 anak yang memiliki kebiasaan makan utama < 3x/ hari hanya terdapat 5 anak (41,7) yang obesitas dan terdapat 7 anak (53,8%) tidak obesitas (mempunyai status gizi normal) sedangkan dari 30 anak yang memiliki kebiasaan makan utama ≥ 3x/ hari terdapat 16 anak (53,3) yang obesitas dan terdapat 14 anak (46,7%) tidak obesitas (mempunyai status gizi normal) Hasil uji statistik ini memperoleh nilai p value sebesar 0,733 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan makan utama dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun. Nilai OR pada analisis ini diketahui sebesar 0,625 (0,161-2,419) berarti bahwa anak yang memiliki kebiasaan makan utama ≥ 3x/ hari memiliki resiko sebesar 0,625 kali lebih besar anak untuk mengalami obesitas dari pada anak yang memiliki kebiasaan makan < 3x/ hari.
55
5. Hubungan Antara Kebiasaan Makan Fast Food dengan Obesitas pada Anak Usia 6-12 Tahun 5.11 Hubungan Antara Kebiasaan Makan Fast Food dengan Obesitas pada Anak Usia 6-12 Tahun
Kebiasaan Makan Fast Food
Obesitas Obesitas Tidak Obesitas N % N %
< 3x/ minggu 6 ≥ 3x / minggu 15 Total 21
27,3 75 50
16 5 21
72,7 25 50
Total
P value OR
(95%
CI) N
%
22 20 42
100 100 100
0,005
0,125 (0,31-0,469)
Berdasarkan tabel 5.11 di atas diketahui bahwa dari 22 anak yang memiliki kebiasaan makan fast food < 3x/ minggu hanya terdapat 6 anak (27,3) yang obesitas dan terdapat 16 anak (72,7%) tidak obesitas (mempunyai status gizi normal) sedangkan dari 20 anak yang memiliki kebiasaan makan fast food ≥ 3x/ minggu terdapat 15 anak (75%) yang obesitas dan terdapat 5 anak (25%) tidak obesitas (mempunyai status gizi normal) Hasil uji statistik ini memperoleh nilai p value sebesar 0,005 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan makan fast food dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun. Nilai OR pada analisis ini diketahui sebesar 0,125 (0,031-0,497) berarti bahwa anak yang memiliki kebiasaan makan fast food ≥ 3x/ minggu memiliki resiko sebesar 0,125 kali lebih besar anak tersebut mengalami obesitas dari pada anak yang memiliki kebiasaan fast food < 3x/ minggu.
56
6. Hubungan Antara Kebiasaan Minum Soft Drink dengan Obesitas pada Usia 6-12 tahun 5.12 Hubungan Antara Kebiasaan Minum Soft Drink dengan Obesitas pada Usia 6-12 tahun
Kebiasaan Minum Soft Drink
Obesitas Obesitas Tidak Obesitas N % N % < 2 botol/ minggu 7 31,8 15 62,8 ≥2 botol/ minggu 14 70 6 30 Total 21 50 21 50
Total
N 22 20 42
P value OR (95% CI)
% 100 100 100
0,031
0,20 (0,054-0,742)
Berdasarkan tabel 5.12 di atas diketahui bahwa dari 22 anak yang memiliki kebiasaan minum soft drink < 2 botol/ minggu hanya terdapat 7 anak (31,8) yang obesitas dan terdapat 15 anak (62,8%) tidak obesitas (mempunyai status gizi normal) sedangkan dari 20 anak yang memiliki kebiasaan minum soft drink ≥ 2 botol/ minggu terdapat 14 anak (70%) yang obesitas dan terdapat 6 anak (30%) tidak obesitas (mempunyai status gizi normal) Hasil uji statistik ini memperoleh nilai p value sebesar 0,031 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara kebiasaan minum soft drink dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun. Nilai OR pada analisis ini diketahui sebesar 0,20 (0,054-0,742) berarti bahwa anak yang memiliki kebiasaan minum soft drink ≥ 2 botol/ minggu memiliki resiko sebesar 0,20 kali lebih besar anak tersebut mengalami obesitas dari pada anak yang memiliki kebiasaan minum soft drink < 2 botol/ minggu.
BAB VI PEMBAHASAN
Bab VI ini akan membahas atau menjelaskan hasil penelitian tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta. Pembahasan yang akan dijelaskan meliputi keterbatasan
penelitian, hasil analisis univariat dan
hasil analisis
bivariat dari variabel independen terhadap variabel dependen penelitian. A. Hasil Analisis Univariat 1. Jenis Kelamin Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 61,9% anak yang berjenis kelamin perempuan dan 38,1% anak yang berjenis kelamin lakilaki.Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar anak berjenis kelamin perempuan. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Padmiari (2001), yaitu terdapat 54,5% berjenis kelamin laki-laki dan 45,5% anak berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa persentase anak perempuan lebih besar dibandingkan dengan anak lakilaki. Besarnya persentase anak perempuan kemungkinan disebabkan oleh populasi yang ada di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta proporsi jenis kelamin perempuan jauh lebih besar daripada laki-laki.
57
58
2. Pendidikan Bapak Bapak yang memiliki pendidikan tinggi dapat mempengaruhi obesitas pada anak usia 6-12 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak yang mengalami obesitas di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta berasal dari keluarga yang pendidikan ayahnya tinggi (Perguruan Tinggi) sebesar 64,3%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Padmiari (2001), dalam penelitiannya menemukan bahwa 47,9% ayah berpendidikan tinggi yang hasilnya disimpulkan
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
ayah maka pendapatan keluarga pun akan semakin meningkat.
3. Pendidikan Ibu Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar anak memiliki ibu berpendidikan menengah, sehingga kemungkinan anak akan mengalami masalah gizi bisa terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak yang mengalami obesitas di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta berasal dari keluarga yang pendidikan ibunya menengah (SLTA) yaitu sebesar 52,4%. Hasil penenelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Anggraini (2008), dalam penelitiannya menemukan bahwa 61,4% anak yang mengalami obesitas berasal dari ibu yang memiliki pendidikan tinggi. Ibu dapat mengalami peningkatan pengetahuan karena informasi yang diperolehnya baik melalui sumber informasi formal maupun non
59
formal. Seperti pada pendidikan formal yang didapat ibu,
dimana
pendidikan akademis seseorang, ia tidak hanya diajarkan mengenai suatu ilmu tertentu, namun juga membantu ibu untuk mengembangkan pola pikir dan kecerdasannya (Mubarak, 2007). Tingkat pendidikan ibu merupakan salah satu faktor yang menentukan mudah tidaknya seseorang memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh, sebab tingkat pendidikan ibu berpengaruh terhadap kalitas dan kuantitas makanan yang diberikan kepada anaknya.
4. Kebiasaan Makan Utama Kebiasaan makan adalah ekspresi setiap individu dalam memilih makanan yang akan membentuk polaperilaku makan. Oleh karenaitu, ekspresi setiap individu dalam memilih makan akan berbeda satu dengan yang lain (Khomsan dkk, 2004). Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 42 anak di Madrasah Ibtidaiyah Negari Pondok Pinang Jakarta sebagian besar memiliki kebiasaan makan utama ≥ 3x/ hari yaitu sebanyak 30 anak atau sekitar 71,4%. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Efendi (2009), yang menyebutkan bahwa keluarga Indonesia pada umumnya makan tiga kali dalam sehari walaupun pada etnik tertentu ada yang mempunyai pola makan
dua kali dalam sehari. Setiap keluarga mempunyai pola jenis
makanan yang berbeda untuk setiap kali makan, yaitu sarapan pagi, makan siang, makan, dan makan malam.
60
Pada penelitian ini besarnya freukuensi makan dalam sehari hanya didasarkan pada jumlah frekuensi tanpa dilakukan observasi. Penilaian kebiasaan makan utama juga hanya pada kuantitas tanpa melihat kualitas makanan. 5. Kebiasaan Makan Fast Food Globalisasi perdagangan telah mendorong tumbuhnya bisnis asing secara pesat di Indonesia. Salah satu bentuk usaha dari luar negeri yang banyak dijumpai adalah banyaknya rumah makan siap saji (fast food). Berbagai restoran fast food dari luar negeri dengan menu yang berbeda dari menu tradisional seperti hamburger, hot dog, pizza, teriyaki, tempura, kentang goreng berusaha memperluas pasarnya di luar negeri (Istijanto, 2005). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 52,4% anak dengan kebiasaan makan fast food < 3x/ minggu dan 47,6% memilki kebiasaan makan fast food ≥ 3x/ minggu. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar anak memiliki kebiasaan makan fast food < 3x/ minggu. Namun perbedaan antara kebiasaan makan fast food < 3x/ minggu dan kebiasaan makan fast food ≥ 3x/ minggu tidak terlalu besar. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hayati (2009), yang menunjukkan bahwa persentase obesitas lebih banyak terjadi pada anak yang sering makan fast food (61,5%) daripada anak yang tidak sering makan fast food (25,8%)
61
6. Kebiasaan Minum Soft Drink Konsumsi soft drink dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan kalsium karena mengandung tinggi fosfor (Soekarti dan Kartono, 2004). Rasio kalsium dan fosfor pada rata-rata soft drink (seperti: coca-cola, pepesi, tea instant dan ogange drink carbonated) adalah 1:3, sehingga menyebabkan terhambatnya penyerapan kalsium meskipun dikonsumsi tidak secara regular (Rrosvenor dan Smolin, 2002). Hal ini sejalan dengan klasifikasi konsumsi soft drink yang dikemukakan oleh malik(2006), yaitu sering jika mengkonsumsi soft drink lebih dari atau sama dengan 2 kali dalam seminggu dan jarang jika mengkonsumi soft drink kurang dari 2 kali dalam seminggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 52,4% anak dengan kebiasaan minum soft drink < 2 botol dalam seminggu dan 47,6% memilki kebiasaan minum ≥ 2 botol per minggu. Hal ini menunjukkan bahwa hampir sebagian besar anak memiliki kebiasaan minum soft drink kurang dari 2 botol per minggu. Namun perbedaan kebiasaan minum soft drink < 2 botol dalam seminggu dan kebiasaan minum ≥ 2 botol per minggu tidak terlalu besar. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Miradwiyana (2007), yaitu terdapat 33,6% siswa dengan perilaku konsumsi soft drink dalam kategori sering dan 66,4% siswa dengan perilaku konsumsi soft drink kategori jarang.
62
B. Hasil Analisis Bivariat 1. Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Obesitas pada Anak Usia 6-12 Tahun Jenis kelamin dapat mempengaruhi obesitas pada seseorang. Kebutuhan zat gizi antara laki-laki dan perempuan berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh jaringan penyusun tubuh dan aktivitasnya. Jaringan lemak pada perempuan cenderung lebih tinggi daripada laki-laki, sedangkan lakilaki
cenderung
lebih
banyak
memiliki
jaringan
otot,
sehingga
menyebabkan lean body mass laki-laki menjadi lebih tinggi daripada perempuan (Sulistyoningsih 2011). Penelitian ini tidak sejalan dengan penjelasan diatas, penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak berhubungan dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun. Responden dengan jenis kelamin perempuan dan laki-laki memiliki angka kejadian untuk obesitas yang sama besar yaitu 50%. Dari hasil uji chi square didapatkan hubungan yang tidak bermakna dengan nilai P value sebesar 1,00. Hal ini dimungkinkan pada usia ini adalah masa pertumbuhan bagi anak baik laki-laki maupun perempuan. Menurut Wong (2000), pada anak usia 6-12 tahun (anak usia sekolah) merupakan masa pertengahan dimulai dari masuknya anak di lingkungan sekolah yang memiliki dampak signifikan dalam perkembangan dan mengalami pertumbuhan fisik yang sangat cepat.
63
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Padmiari (2001), yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan obesitas pada anak (P value = 1,00). Nilai OR pada penelitian ini sebesar 1,00 yang berarti bahwa anak yang memiliki jenis kelamin laki-laki memiliki peluang 1 kali lebih besar anak tersebut mengalami obesitas daripada anak perempuan.
2. Hubungan Antara Pendidikan Bapak dengan Obesitas pada Anak Usia 6-12 Tahun Hasil analisis bivariat antara pendidikan bapak dengan obesitas menggunakan metode regresi logistik sederhana diperoleh P value = 0,889; 0,628 dan 0,920. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan bapak (baik pendidikan dasar, menengah, dan tinggi) dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta. Hal ini tidak sesuai dengan pernyataan Padmiari (2001), yang mengemukakan bahwa pendidikan bapak diduga berkaitan dengan tingkat status ekonomi keluarga. Tingkat pendidikan orang tua sangat berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas makanan yang dikonsumsi anaknya. Makin tinggi pendidikan maka pendapatan pun akan semakin tinggi. Pendapatan yang tinggi berarti memiliki kemudahan dalam membeli dan menkonsumsi makanan enak dan mahal yang mengandung energi tinggi seperti fast food.
64
Meskipun dari hasil uji statistik tidak diperoleh adanya hubungan antara pendidikan bapak dengan obesitas, akan tetapi apabila dilihat dari hasil OR dapat disimpulkan bahwa bapak yang mempunyai pendidikan dasar memiliki kecenderungan untuk memiliki anak obesitas sebesar 1,61 kali lebih besar dibandingkan dengan bapak yang memiliki pendidikan menengah, sedangkan bapak yang mempunyai pendidikan menengah mempunyai kecenderungan untuk memiliki anak obesitas sebesar 0,93 kali lebih besar dibandingkan dengan bapak yang mempunyai pendidikan tinggi.
3. Hubungan Antara Pendidikan Ibu dengan Obesitas pada Anak Usia 6-12 Tahun Ibu sebagai orang yang paling bertanggung jawab terhadap konsumsi makanan bagi keluarga harus memiliki pengetahuan tentang gizi, baik yang diperoleh melalui pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan formal ibu akan mempengaruhi tingkat pengetahuan gizi ibu. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka akan semakin tinggi pula kemampuan ibu untuk menyerap pengetahuan praktis dalam pendidikan non formal maupun formal terutama melalui mass media (Berg, 1986). Hasil analisis bivariat antara pendidikan ibu dengan obesitas menggunakan metode regresi logistik sederhana diperoleh P value = 0,483; 0,287; dan 0,968. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pendidkan ibu (baik pendidikan dasar, menegah, dan tinggi)
65
dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Manurung (2008), menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu dengan obesitas. Ibu yang berpendidikan tinggi memiliki kekhawatiran yang tinggi terhadap status gizi anaknya, sebaliknya ibu yang berpendidikan rendah kemungkinan memiliki pengetahuan gizi yang rendah juga. Hasil penelitian ini didapatkan pendidikan ibu tidak berhubungan dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun. Hal ini mungkin disebabkan ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar dalam diri individu yang mencakup informasi lain dan keterampilan yang telah diketahui. Meskipun dari hasil uji statistik tidak diperoleh adanya hubungan antara pendidikan ibu dengan obesitas, akan tetapi apabila dilihat dari hasil OR dapat disimpulkan bahwa ibu yang mempunyai pendidikan dasar memiliki kecenderungan untuk memiliki anak obesitas sebesar 2,92 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang memiliki pendidikan menengah, sedangkan ibu yang mempunyai pendidikan menengah mempunyai kecenderungan untuk memiliki anak obesitas sebesar 0,97 kali lebih besar dibandingkan dengan ibu yang mempunyai pendidikan tinggi.
66
4. Hubungan Antara Kebiasaan Makan Utama dengan Obesitas pada Anak Usia 6-12 Tahun Anak usia 6-12 tahun yang mengalami obesitas lebih banyak terjadi pada anak yang memiliki kebiasaan makan ≥ 3x/ hari. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan P value 0,733 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan makan utama dengan obesitas pada usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta. Hasil penelitian tidak sejalan dengan hasil penelitian Damayanti (2002), yang menyebutkan bahwa frekuensi makan > 3x sehari setiap hari memiliki resiko terjadinya obesitas 2,1 kali dibandingkan makan kurang atau sama dengan 3x sehari. Kebiasaan makan atau pola makan mengambarkan frekuensi makan anak dalam sehari dan hal ini sangat bergantung pada kebiasaan makan keluarganya di rumah maupun di sekolah. Pola makan anak sangat berkaitan dengan obesitas, karena semakin sering anak mengkonsumsi makanan dalam sehari, maka kecenderungan untuk mengalami obesitas sangat tinggi pula (Worthington&William, 2000 dalam Hayati, 2009). Tidak terdapatnya hubungan kebiasaan makan utama dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun dimungkinkan oleh dalam penelitian ini kebiasaan makan hanya terukur frequensi bukan pada kualitas makanan yang dimakan oleh anak.
67
Nilai OR pada penelitian ini sebesar 0,63 yang berarti bahwa anak yang memiliki kebiasaan makan utama ≥ 3x/ hari memiliki peluang 0,63 kali lebih besar anak tersebut mengalami obesitas daripada anak yang memilik kebiaan makan < 3x/hari.
5. Hubungan Antara Kebiasaan Makan Fast Food dengan Obesitas pada Usia 6-12 Tahun Hasil analisa didapatkan bahwa proporsi anak yang mengalami obesitas dengan kebiasaan makan fast food ≥ 3x / minggu lebih besar yaitu sebanyak 15 anak. Hasil uji statistik didapatkan P value sebesar 0,005 menunjukkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan makan fast food dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Hayati (2009) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan makan fast food dengan kejadian obesitas (P value = 0,020) dengan nilai OR=4,6 (95% CI: 1.372-15.427) yang berarti anak yang sering mengkonsumsi fast food
mempunyai kemungkinan menjadi
obesitas 4,6 kali daripada anak yang tidak sering makan fast food. Menurut Misnadiarly (2007), kebiasaan makan makanan cepat saji (fast food) umumnya memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang. Makanan itu lebih banyak mengandung kalori tinggi, rendah serat, dan kandungan lemak tinggi.
68
Lemak merupakan salah satu jaringan terbesar dalam tubuh. Jumlah lemak pada orang umumnya adalah 5-20% dari jumlah total jaringan tubuh. Pada anak yang sedang tumbuh, jumlah sel pada setiap jaringan tubuh mereka pun terus bertambah. Jaringan lemak sendiri memuat jutaan
sel yang terdiri atas bintik-bintik lemak didalamnya.
Obesitas pada anak terjadi kerena jumlah sel lemak dalam tubuh terlalu banyak. Padahal sekali terbentuk, sel lemak akan bertambah selamanya. Pengurangan berat badan hanya dapat dilakukan dengan mengurangi ukuran, bukan jumlah sel lemak. Dengan kata lain, anak yang sudah terlanjur mempunyai banyak sel lemak hanya dapat mengurangi berat badan dengan cara mengurangi besarnya sel (Soenardi, 2008). Nilai OR pada penelitian nilai sebesar 0,125 yang berarti bahwa anak yang memiliki kebiasaan makan > 3x/ minggu memiliki peluang sebesar 0,125 lebih besar mengalami obesitas. Kebiasaan makan fast food akan berpengaruh terhadap kejadian obesitas. Semakin sering anak megkonsumsi fast food maka ada
peluang untuk terjadi obesitas,
dikarenakan jumlah sel di dalam tubuh semakin banyak.
6. Hubungan Antara Kebiasaan Minum Soft Drink dengan Obesitas pada Usia 6-12 Tahun Anak yang mempunyai kebiasaan minum soft drink ≥ 2 botol/ minggu cenderung akan mengalami obesitas. Dari hasil penelitian diperoleh 70% Anak mempunyai kebiasaan minum soft drink ≥ 2 botol/
69
minggu mengalami obesitas. Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value sebesar 0,031 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kebiasaan minum soft drink dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta Hasil penelitian tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arofah (2007), tentang konsumsi soft driks sebagai faktor resiko terjadinya obesitas pada remaja usia 15-17 tahun, menyimpulkan bahwa konsumsi minuman ringan dalam jumlah kecil tidak memberikan faktor resiko terhadap obesitas pada remaja. Soft drink atau soda mengandung gas karbon dioksida dan sejumlah besar asam fosfat yang dapat mengganggu metabolisme kalsium dan tulang. Kadar gula pada beberapa jenis soft drink cukup tinggi, bahkan ada yang sampai lebih dari 8 sendok teh gula pasir untuk satu ukuran gelas minum . Beberapa jenis soft drink juga mengandung kafein dan zat pewarna sintesis yang terbuat dari bahan aspal cair. Tidak ada manfaat sedikit pun yang dapat diperoleh dari soft drink atau soda, selain penyakit atau kelebihan berat badan (Gunawan, 2006). Menurut Freitag (2010) Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Amerika serikat, sejak tahun 1970-1997 jumlah orang yang meminum soft drink bertambah sampai 86%. Dan pada waktu bersamaan jumlah orang yang mengalami obesitas meningkat sampai 112%. Alasannya karena asupan energi kita jauh meningkat kalau kita mengkonsumsi minuman tersebut dibandingkan dengan meminum air putih.
70
Nilai OR pada penelitian ini sebesar 0,20 yang berarti bahwa anak yang memiliki kebiasaan minum soft drink ≥ 2 botol/ minggu memiliki peluang sebesar 0,20 lebih besar mengalami obesitas. Kebiasaan minum soft drink akan berpengaruh terhadap kejadian obesitas. Semakin sering anak meminum soft drink maka ada
peluang untuk terjadi obesitas,
dikarenakan asupan energi di dalam tubuh semakin meningkat dan semua kandungan zat yang terdapat dalam soft drink tidak ada yang bermanfaat untuk tubuh.
C. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam proses pelaksanaannya. Adapun keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini adalah: 1. Desain penelitian yang digunakan adalah desain case control yang dalam pengukuran variabel retrospective, objektivitas, dan reliabilitasnya kurang, karena subjek penelitian harus mengingat kembali faktor-faktor resikonya 2. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Keuntungan menggunakan kuesioner adalah dapat memperoleh data yang banyak dalam waktu yang singkat, namun penggunaan kuesioner ini memiliki kelemahan yakni tidak dapat mengukur secara pasti tentang kebiasaan makan dan minum karena pertanyaannya hanya bersifat subjektif saja.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Responden yang mengikuti penelitian ini paling banyak berjenis kelamin perempuan (61,9%), sebagian besar (64,3%) memiliki bapak berpendidikan tinggi, sedangkan (52,4%) memiliki ibu berpendidikan menengah, mayoritas dari mereka memiliki kebiasaan makan utama (71,4%), dan mempunyai kebiasaan makan fast food serta minum soft drik yang sama besar (52,4%). 2. Tidak ada hubungan antara faktor jenis kelamin, faktor pendidikan bapak, faktor pendidikan ibu, dan faktor kebiasaan makan utama dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta. 3. Ada hubungan yang antara faktor kebiasaan makan fast food dan faktor kebiasaan minum soft drink dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta
71
72
B. Saran Berdasarkan kesimpulan dari penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka saran yang dapat diberikan demi meningkatkan status kesehatan masyarakat, terutama mencegah terjadinya obesitas pada anak, antara lain adalah: 1. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta Menggiatkan kembali monitoring status gizi anak
sekolah
terutama siswa sekolah dasar untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan status gizinya. Hal ini dapat dilakukan melalui Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang telah ada. Menyiapkan dukungan dari lingkungan sekolah agar hanya menjual jajanan atau makanan yang memenuhi standart kesehatan untuk anak sekolah. 2. Profesi Keperawatan Bagi keperawatan komunitas dan keperawatan anak dapat melakukan kegiatan penyuluhan tentang gizi secara berkala baik kepada siswa, orang tua siswa, maupun guru dengan materi penyuluhan, antara lain: masalah gizi lebih, termasuk cara penncegahan, dampak yang diakibatkan, pemilihan makanan jajanan yang sehat, kebiasaan konsumsi makan yang sehat.
73
3. Peneliti Selanjutnya Peneliti menyarankan bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian pada variabel lain yang belum diteliti oleh peneliti (faktor genetik, keadaan sosial ekonomi, dan aktivitas fisik) dan menggunakan metode yang lebih lengkap (food recall, food records, food frequency questionaire) untuk lebih menyempurnakan penelitian ini sehingga hasil yang diperoleh lebih mendalam dan maksimal.
.
DAFTAR PUSTAKA Anggraini, Suci. Faktor Resiko Obesitas pada Anak Taman Kanak-Kanak di Kota Bogor. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. 2008. Arofah, Diya & Herianto WS. Konsumsi Soft Drink sebagai Faktor Resiko Terjadinya Obesitas pada Remaja Usia 15-17 tahun (Studi Kasus di SMUN 5 Semarang). Jurnal. Universitas Diponegoro. 2007 Cahyono, J.B. Suharjo B. Gaya Hidup dan Penyakit Modern. Yogyakarta: Kanisius. 2008 Damayanti, Ayu Dutika. Cara Pintar Mengatasi Kegemukan Anak. Jakarta: Curvaksara. 2008 Departemen Kesehatan. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Depkes RI.2004 Departemen kesehatan RI. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Direktorat Jendral Pelayanan Medik. 2010 Departemen kesehatan RI. Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Direktorat Jendral Pelayanan Medik. 2007 Efendi, ferry & Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba medika. 2009 Freitag, Harry L M. & Prima Oktaviani H. Diet Seru Ala Remaja. Yogyakarta: Jogja Great! Publisher. 2010
Gunawan, Andang. Food Combining: Kombinasi Makan Serasi Pola Makan untuk Langsing dan Sehat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2006 Hidayat, A. Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknis Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. 2007. http://depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1733-bupatiwalikota-berperancapai-target-mdgs.html, diakses pada tanggal 19 desember 2011 09.30 WIB http://www.gizikia.depkes.go.id/archives/2538, diakses pada tanggal 19 desember 2011 08.30 WIB
Istijanto. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2005 Khasanah, Nur. Waspadai Beragam Penyakit Degeneratif Akibat Pola Makan. Yogyakarta: Laksana. 2012 Khomsan, A, dkk. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya. 2004 Malik, S Vasanti et al. Intake Sugar – Sweetened Beverages and Weight gain : a Systematic Review. American Journal of clinical Nutrition: 2006 Miradwiyana, Bara. Hubungan Intake Kalsium dan Faktor Lain dengan Indeks Massa Tubuh pada Siswa SLTP di Yayasan Pendidikan Islam Al Azhar 12 Jakarta.
Depok:
Program
Pascasarjana
Masyarakat Universitas Indonesia.2007
Program
Studi
Kesehatan
Misnadiarly. Obesitas sebagai Faktor Resiko Beberapa Penyakit. Jakarta: Pustaka Obor Populer. 2007 Mubarak, Wahid Iqbal. Promosi Kesehatan Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.2007 Nelson,dkk., Ilmu Kesehatan Anak. Vol. 1/editor, Ricarde.Behman, Robert M. Kliegman, Ann M.Arvin; editor edisi bahasa indonesia: A.Samik WahabEd.15. Jakarta: EGC. 1999 Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2002 Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.2003 Nurjanah Hayati. Faktor-Faktor Perilaku yang Berhubungan dengan Kejadian Obesitas di Kelas 4 dan 5 SD Pembangunan Jaya Bintaro, Tagerang Selatan. Skripsi. Universitas Indonesia. 2009 Nursalam, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan ed 2 Pedoman Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Jakarta: Salemba Medika. 2008 Padmiari, Ida Ayu Eka & Haman Hadi. Konsumsi Fast Food sebagai Faktor Resiko Obesitas pada Anak SD. Jurnal.Universitas Gajah Mada. 2001 Pudjiadji, S. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak, Ed. Ketiga. FK-UI.1997 Rahayu, SS. Prevalensi Obesitas pada Siswa-Siswi Kelas 5 dan 6 Berdasarkan Kebiasaan Jajan, Makanan Fast Food, Pendapatan Oang Tua, dan
Pengetahuan Gizi Ibu di SD Ciriung 1 Bogor. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta . 2008 Sartika, Ratu Ayu Dewi. Jurnal Faktor Resiko Obesitas Pada Anak 5-15 Tahun di Indonesia. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Setiadi. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.2007. Simatupang MR. Pengaruh Pola Konsumsi, Aktivitas fisik dan Keturunan Terhadap Kejadian Obesitas Pada Siswi Sekolah Dasar Swata di Kecamatan Medan Baru Kota Medan. Tesis. Universitas Sumatra Utara Medan. 2008. Soekatri, M & Kartono, D. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi di Era Otonomi Daerah dan Globalisasi. Jakarta: LIPI. Soenardi, Tuti, 100 Resep Makanan Sehat untuk Anak agar Terhindar Penyakit Degeneratif saat Dewasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.2008. Soetjiningsih,DSAK. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.1995 Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. 2006 Sulistyoningsih, Hariyani. Gizi untuk Kesehatan
Ibu dan Anak. Yogyakarta:
Graha Ilmu. 2011 Supariasa. Epidemiologi Gizi, Malang: AKZI . 1999 Supariasa,dkk. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC. 2002
Suprajitno. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC. 2004. Wahyu, Genis Ginanjar. Obesitas pada anak. Jakarta: PT. MizanPublika. 2008 WHO child growth standards : length/height-for-age, weight-for-age, weight-forlength, weight-forheight and body mass index-for-age : Methods and development. WHO 2004 Wong, L Donna. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik ed 6. Jakarta: EGC. 2009
Lembar Persetujuan Menjadi Responden FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR X JAKARTA SELATAN Kepada Yth, Ibu/Bapak responden Di Tempat Assalamu’alaikum Wr. Wb., Saya Nurfatimah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, akan melakukan penelitian tentang Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas pada Anak Usia 6-12 Tahun di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Pondok Pinang Jakarta Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada anak usia 6-12 tahun di madrasah ibtidaiyah negeri pondok pinang Jakarta. Serta sebagai data untuk penyusunan skripsi dan persyaratan tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan sebagai Sarjana Keperawatan (S.Kep). Untuk keperluan tersebut saya harap dengan segala kerendahan hati agar kiranya ibu/bapak besedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan, dan diharapkan semua pertanyaan dijawab semua. Kerahasiaan jawaban bapak/ibu akan dijaga dan hanya diketahui oleh peneliti. Atas perhatian dan bantuan ibu/bapak sebagai reponden saya ucapkan terimakasih. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Apakah ibu/bapak bersedia menjadi responden? YA / TIDAK
Tertanda (
) Responden
KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN OBESITAS PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI PONDOK PINANG JAKARTA
I.
IDENTITAS RESPONDEN. 1. Nama Responden : ....................................................... 2. Jenis Kelamin
:
1. Laki-laki 2. Perempuan
II.
3. Berat Badan
: ………………………………...
4. Tinggi Badan
: ………………………………...
IDENTITAS ORANG TUA. 1. Pendidikan Terakhir Bapak? 1. SD 2. SLTP 3. SMA/SMK 4. Perguruuan Tinggi 2. Pendidikan Terakhir Ibu? 1. SD 2. SLTP 3. SLTA 4. Perguruan Tinggi
III.
KEBIASAAN MAKAN
1. Berapa
frekuensi
dalam
sehari
ibu
memberikan
makanan
utama
untuk
anak?......................................................................................................... 2. Berapa kali dalam seminggu anak ibu mengkonsumsi makanan fast food (siap saji) seperti fried chicken, hamburger, piza ?..................................................................... 3. Berapa kali dalam seminggu anak ibu mengkonsumsi minuman ringan (soft drink) seperti fanta, coca-cola, sprite?..................................................................................
Frequencies Statistics Jenis Kelamin Valid
42
N Missing
0
Mean
1.62
Median
2.00
Mode
2
Std. Deviation
.492
Minimum
1
Maximum
2
Jenis Kelamin Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
Laki-Laki
16
38.1
38.1
38.1
perempuan
26
61.9
61.9
100.0
Total
42
100.0
100.0
Statistics Pendidikan Bapak Valid
42
N Missing
0
Mean
2.52
Median
3.00
Mode
3
Std. Deviation
.707
Minimum
1
Maximum
3
Pendidikan Bapak Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Dasar
5
11.9
11.9
11.9
Menengah
10
23.8
23.8
35.7
Tinggi
27
64.3
64.3
100.0
Total
42
100.0
100.0
Valid
Statistics Pendidikan Ibu Valid
42
N Missing
0
Mean
2.14
Median
2.00
Mode
2
Std. Deviation
.683
Minimum
1
Maximum
3
Pendidikan Ibu Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Dasar
7
16.7
16.7
16.7
Menengah
22
52.4
52.4
69.0
Tinggi
13
31.0
31.0
100.0
Total
42
100.0
100.0
Valid
Statistics Kebiasaan Makan Utama Valid
42
N Missing
0
Mean
1.71
Median
2.00
Mode
2
Std. Deviation
.457
Minimum
1
Maximum
2
Kebiasaan Makan Utama Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
< 3x /hari
12
28.6
28.6
28.6
≥ 3x /hari
30
71.4
71.4
100.0
Total
42
100.0
100.0
Statistics Kebiasaan Makan Fast Food Valid
42
N Missing
0
Mean
1.48
Median
1.00
Mode
1
Std. Deviation
.505
Minimum
1
Maximum
2
Kebiasaan Makan Fast Food Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
< 3x / minggu
22
52.4
52.4
52.4
≥ 3x / minggu
20
47.6
47.6
100.0
Total
42
100.0
100.0
Statistics Kebiasaan Minum Soft Drink Valid
42
N Missing
0
Mean
1.48
Median
1.00
Mode
1
Std. Deviation
.505
Minimum
1
Maximum
2
Kebiasaan Minum Soft Drink Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid
< 2botol /minggu
22
52.4
52.4
52.4
≥ 2botol / minggu
20
47.6
47.6
100.0
Total
42
100.0
100.0
Case Processing Summary Cases Valid N Jenis Kelamin * Obesitas
Missing
Percent 42
100.0%
N
Total
Percent 0
0.0%
N
Percent 42
100.0%
Jenis Kelamin * Obesitas Crosstabulation Obesitas Obesitas Count
Total
Tidak obesitas
8
8
16
50.0%
50.0%
100.0%
13
13
26
50.0%
50.0%
100.0%
21
21
42
50.0%
50.0%
100.0%
Laki-Laki % within Jenis kelamin Jenis kelamin Count Perempuan % within Jenis kelamin Count Total % within Jenis kelamin
Chi-Square Tests Value
Pearson Chi-Square Continuity Correction
Df
Likelihood Ratio
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
1.000
.000
1
1.000
.000
1
1.000
.000 b
Asymp. Sig. (2-
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
1.000 .000
1
1.000
42
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.00. b. Computed only for a 2x2 table
.624
Risk Estimate Value
95% Confidence Interval Lower
Odds Ratio for Jenis kelamin (Laki-Laki / perempuan) For cohort Obesitas = Obesitas For cohort Obesitas = Tidak obesitas
Upper
1.000
.288
3.475
1.000
.536
1.864
1.000
.536
1.864
N of Valid Cases
42
Case Processing Summary Cases Valid N Kebiasaan makan utama * Obesitas
Missing
Percent
42
100.0%
N
Total
Percent
0
0.0%
N
Percent
42
100.0%
Kebiasaan Makan Utama * Obesitas Crosstabulation Obesitas Obesitas Count < 3x /hari
% within Kebiasaan_makan_utama
Total
Tidak obesitas
5
7
12
41.7%
58.3%
100.0%
16
14
30
53.3%
46.7%
100.0%
21
21
42
50.0%
50.0%
100.0%
Kebiasaan makan utama Count ≥ 3x /hari
% within Kebiasaan_makan_utama Count
Total
% within Kebiasaan_makan_utama
Chi-Square Tests Value
Pearson Chi-Square Continuity Correction
Df
Likelihood Ratio
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
.495
.117
1
.733
.468
1
.494
.467 b
Asymp. Sig. (2-
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
.734 .456
1
.500
42
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.00. b. Computed only for a 2x2 table
.367
Risk Estimate Value
95% Confidence Interval Lower
Upper
Odds Ratio for Kebiasaan makan utama (< 3x /hari / ≥
.625
.161
2.419
.781
.370
1.651
1.250
.678
2.306
3x /hari) For cohort Obesitas = Obesitas For cohort Obesitas = Tidak obesitas N of Valid Cases
42
Case Processing Summary Cases Valid N Kebiasaan makan fast food * Obesitas
Missing
Percent
42
100.0%
N
Total
Percent
0
0.0%
N
Percent
42
100.0%
Kebiasaan Makan Fast Food * Obesitas Crosstabulation Obesitas Obesitas Count < 3x / minggu
% within Kebiasaan makan fast food
Tidak obesitas
6
16
27.3%
72.7%
15
5
75.0%
25.0%
21
21
50.0%
50.0%
Kebiasaan makan fast food Count ≥ 3x / minggu
% within Kebiasaan makan fast food Count
Total
% within Kebiasaan_makan_fast_food
Kebiasaan Makan Fast Food * Obesitas Crosstabulation Total
Count
22
< 3x / minggu % within Kebiasaan makan fast food
100.0%
Kebiasaan makan fast food Count
20
≥ 3x / minggu % within Kebiasaan makan fast food Count Total
% within Kebiasaan_makan_fast_food
100.0% 42
100.0%
Chi-Square Tests Value
Pearson Chi-Square Continuity Correction
Df
Likelihood Ratio
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
.002
7.732
1
.005
9.949
1
.002
9.545 b
Asymp. Sig. (2-
Fisher's Exact Test
.005
Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
9.318
1
.002
42
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.00. b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate Value
95% Confidence Interval Lower
Upper
Odds Ratio for Kebiasaan makan fast food (< 3x /
.125
.031
.497
.364
.176
.753
2.909
1.306
6.481
minggu / ≥ 3x / minggu) For cohort Obesitas = Obesitas For cohort Obesitas = Tidak obesitas N of Valid Cases
42
.002
Case Processing Summary Cases Valid N Kebiasaan minum soft drink * Obesitas
Missing
Percent
42
N
100.0%
Total
Percent
0
N
0.0%
Percent
42
100.0%
Kebiasaan Minum Soft Drink * Obesitas Crosstabulation Obesitas Obesitas Count < 2botol /minggu
% within Kebiasaan minum soft drink
Tidak obesitas
7
15
31.8%
68.2%
14
6
70.0%
30.0%
21
21
50.0%
50.0%
Kebiasaan minum soft drink Count ≥ 2botol / minggu
% within Kebiasaan minum soft drink Count
Total
% within Kebiasaan minum soft drink
Kebiasaan Minum Soft Drink * Obesitas Crosstabulation Total
Count < 2botol /minggu
22
% within Kebiasaan minum soft
100.0%
drink Kebiasaan minum soft drink Count ≥ 2botol / minggu
20
% within Kebiasaan minum soft
100.0%
drink Count Total
42
% within Kebiasaan minum soft
100.0%
drink
Chi-Square Tests Value
Pearson Chi-Square Continuity Correction
Df
Likelihood Ratio
Exact Sig. (2-
Exact Sig. (1-
sided)
sided)
sided)
a
1
.013
4.677
1
.031
6.268
1
.012
6.109 b
Asymp. Sig. (2-
Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
.029 5.964
1
.015
42
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.00. b. Computed only for a 2x2 table
.015
Risk Estimate Value
95% Confidence Interval Lower
Upper
Odds Ratio for Kebiasaan minum soft drink (< 2botol
.200
.054
.742
.455
.231
.893
2.273
1.098
4.706
/minggu / ≥ 2botol / minggu) For cohort Obesitas = Obesitas For cohort Obesitas = Tidak obesitas N of Valid Cases
42
Logistic Regression Pendidikan Bapak Case Processing Summary Unweighted Cases
a
N Included in Analysis
Selected Cases
Percent 42
100.0
0
.0
42
100.0
0
.0
42
100.0
Missing Cases Total
Unselected Cases Total
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding Original Value
Internal Value
Obesitas
0
Tidak obesitas
1
Categorical Variables Codings Frequency
Parameter coding (1)
Dasar Pendidikan Bapak
(2)
5
1.000
.000
menengah
10
.000
1.000
Tinggi
27
.000
.000
Block 0: Beginning Block Classification Table
a,b
Observed
Predicted Obesitas
Percentage Correct
Obesitas
Tidak obesitas
Obesitas
0
21
.0
Tidak obesitas
0
21
100.0
Obesitas Step 0
Overall Percentage
50.0
a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500
Variables in the Equation B Step 0
Constant
S.E. .000
.309
Wald
Df
.000
Sig. 1
Exp(B)
1.000
Variables not in the Equation Score
Variables
Df
Sig.
Pendidikan bapak
.237
2
.888
Pendidikan bapak(1)
.227
1
.634
Pendidikan bapak(2)
.000
1
1.000
.237
2
.888
Step 0
Overall Statistics
1.000
Block 1: Method = Enter Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square
Step 1
df
Sig.
Step
.238
2
.888
Block
.238
2
.888
Model
.238
2
.888
Model Summary Step
1
-2 Log likelihood
57.986
Cox & Snell R
Nagelkerke R
Square
Square
a
.006
.008
a. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.
Classification Table
a
Observed
Predicted Obesitas
Percentage Correct
Obesitas
Tidak obesitas
Obesitas
14
7
66.7
Tidak obesitas
13
8
38.1
Obesitas Step 1
Overall Percentage
a. The cut value is .500
52.4
Variables in the Equation B
S.E.
Pendidikan bapak
Step 1
Wald
df
Sig.
.234
2
.889
Exp(B)
Pendidikan bapak(1)
.480
.991
.234
1
.628
1.615
Pendidikan bapak(2)
.074
.741
.010
1
.920
1.077
-.074
.385
.037
1
.847
.929
a
Constant
Variables in the Equation 95% C.I.for EXP(B) Lower
Upper
Pendidikan bapak
Step 1
Pendidikan bapak(1)
.232
11.263
Pendidikan bapak(2)
.252
4.597
a
Constant
a. Variable(s) entered on step 1: Pendidikan bapak.
Logistic Regression Pendidikan ibu Case Processing Summary Unweighted Cases
a
N
Percent
Included in Analysis Selected Cases
Missing Cases Total
Unselected Cases Total
42
100.0
0
.0
42
100.0
0
.0
42
100.0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.
Dependent Variable Encoding Original Value
Internal Value
Obesitas
0
Tidak obesitas
1
Categorical Variables Codings Frequency
Parameter coding (1)
dasar Pendidikan_ibu
(2)
7
1.000
.000
menengah
22
.000
1.000
tinggi
13
.000
.000
Block 0: Beginning Block Classification Table
a,b
Observed
Predicted Obesitas
Percentage Correct
Obesitas
Tidak obesitas
Obesitas
0
21
.0
Tidak obesitas
0
21
100.0
Obesitas Step 0
Overall Percentage
50.0
a. Constant is included in the model. b. The cut value is .500
Variables in the Equation B Step 0
Constant
S.E. .000
Wald
.309
df
Sig.
.000
1
1.000
Variables not in the Equation Score
Variables
df
Sig.
Pendidikan ibu
1.544
2
.462
Pendidikan ibu(1)
1.543
1
.214
Pendidikan ibu(2)
.382
1
.537
1.544
2
.462
Step 0
Overall Statistics
Exp(B) 1.000
Block 1: Method = Enter Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square
Step 1
Df
Sig.
Step
1.587
2
.452
Block
1.587
2
.452
Model
1.587
2
.452
Model Summary Step
1
-2 Log likelihood
56.637
Cox & Snell R
Nagelkerke R
Square
Square
a
.037
.049
a. Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than .001.
Classification Table
a
Observed
Predicted Obesitas
Percentage Correct
Obesitas
Tidak obesitas
Obesitas
19
2
90.5
Tidak obesitas
16
5
23.8
Obesitas Step 1
Overall Percentage
a. The cut value is .500
57.1
Variables in the Equation B
S.E.
Pendidikan ibu
Step 1
Wald
df
Sig.
1.454
2
.483
Exp(B)
Pendidikan ibu(1)
1.070
1.005
1.135
1
.287
2.917
Pendidikan ibu(2)
-.028
.702
.002
1
.968
.972
Constant
-.154
.556
.077
1
.782
.857
a
Variables in the Equation 95% C.I.for EXP(B) Lower
Upper
Pendidikan ibu
Step 1
Pendidikan ibu(1)
.407
20.899
Pendidikan ibu(2)
.246
3.849
a
Constant
a. Variable(s) entered on step 1: Pendidikan ibu.
‘