PENGADILAN MILITER II - 10 SEMARANG
PUTUSAN NOMOR : 19-K / PM.II-10 / AD / V / 2014 “DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” Pengadilan Militer II-10 Semarang yang bersidang di Semarang dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama, telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum di bawah ini dalam perkara Terdakwa : Nama lengkap Pangkat / NRP Jabatan Kesatuan Tempat, tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Alamat tempat tinggal
: : : : : : : : :
Pujiono Praka / 31030838400585 Taban 2 Cuk 1 Ru 1 Ton SMB Kima Korem 073 / Mkt Blora, 18 Mei 1985 Laki-laki Indonesia Islam Desa Tlogo RT. 02 RW. 02 Kel. Singget, Kec. Jati, Kab. Blora.
Terdakwa ditahan oleh : 1.
Danrem 073/Makutarama selaku Ankum sejak tanggal 15 Januari 2014 sampai dengan tanggal 3 Februari 2014 berdasarkan Keputusan Penahanan Sementara Nomor : Kep/003/I/2014 tanggal 22 Januari 2014.
2.
Kemudian diperpanjang sesuai : a. Perpanjangan Penahanan dari Danrem 073/Makutarama selaku Papera sejak tanggal 4 Februari 2014 sampai dengan tanggal 5 Maret 2014 berdasarkan Keputusan Perpanjangan Penahanan Ke-I Nomor : Kep/006/II/2014 tanggal 4 Februari 2014. b. Perpanjangan Penahanan dari Danrem 073/Makutarama selaku Papera sejak tanggal 6 Maret 2014 sampai dengan tanggal 4 April 2014 berdasarkan Keputusan Perpanjangan Penahanan Ke-II Nomor : Kep/008/III/2014 tanggal 17 Maret 2014. c. Perpanjangan Penahanan dari Danrem 073/Makutarama selaku Papera sejak tanggal 5 April 2014 sampai dengan tanggal 4 Mei 2014 berdasarkan Keputusan Perpanjangan Penahanan Ke-III Nomor : Kep/009/III/2014 tanggal 28 Maret 2014. d. Hakim Ketua Pengadilan Militer II-10 Semarang selama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal 2 Mei 2014 sampai dengan tanggal 31 Mei 2014 berdasarkan Penetapan Penahanan Nomor : TAPHAN/03/PM.II-10/AD/V/2014 tanggal 2 Mei 2014. e. Hakim Ketua Pengadilan Militer II-10 Semarang selama 60 (enam puluh) hari sejak tanggal 1 Juni 2014 sampai dengan tanggal 31 Juli 2014 berdasarkan Penetapan Penahanan Nomor : TAPHAN/04/PM.II-10/AD/V/2014 tanggal 30 Mei 2014. Pengadilan Militer II-10 Semarang ;
Membaca
: Berita Acara Pemeriksaan dalam perkara ini.
2
Memperhatikan
: 1. Surat Keputusan Penyerahan Perkara dari Komandan Korem 073/Makutarama selaku Papera Nomor : Kep/012/IV/2014 tanggal 15 April 2014. 2. Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/14/IV/2014 tanggal 28 April 2014. 3.
Surat Penetapan dari : a. Kadilmil II-10 Semarang tentang Penunjukkan Hakim Nomor : Tapkim/20/PM.II-10/AD/V/2014 tanggal 2 Mei 2014. b. Hakim Ketua Sidang tentang Hari Sidang Nomor: Tapsid/20/PM.II-10/AD/V/2014 tanggal 8 Mei 2014.
4. Surat panggilan untuk menghadap sidang kepada Terdakwa dan para Saksi serta surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini. Mendengar
: 1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak/14/IV/2014 tanggal 28 April 2014, didepan persidangan yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini. 2. Hal-hal yang diterangkan oleh Terdakwa dan keterangan para Saksi dibawah sumpah di persidangan.
Memperhatikan
: 1. Tuntutan Pidana (Requisitoir) Oditur Militer yang diajukan kepada Majelis yang pada pokoknya Oditur Militer menyatakan bahwa Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana : “Setiap orang secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri dilarang menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan didalam hutan tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang dan membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang, memotong atau membelah pohon di dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang.” Sebagaimana tercantum dalam Pasal 50 ayat (3) huruf e dan k jo pasal 78 ayat (5) dan ayat (10) UU N0.41 tahun 1999 tentang Kehutanan jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Dengan mengingat Pasal tersebut diatas dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, oleh karenanya Oditur Militer mohon agar Terdakwa dijatuhi pidana sebagai berikut : Pidana penjara : 10 (sepuluh) bulan. Dikurangkan seluruhnya selama Terdakwa menjalani tahanan sementara. Pidana denda sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) dengan ketentuan jika denda tidak dibayar harus diganti dengan pidana kurungan selama 2 (dua) bulan. a.
Menetapkan barang bukti berupa : 1)
Surat-surat : a.
2 (dua) lembar foto kayu jati.
3
b.
c.
2 (dua) lembar foto alat yang di gunakan waktu menabang pohon berupa gergaji, kapak, jas hujan,ikat pinggang,jas hitam dan golok. 2 (dua) lembar foto lokasi penebangan pohon jati petak 19 RPH Karang BKPH Kemadoh KPH Randublatung.
Tetap dilekatkan dalam berkas perkara 2)
Barang-barang : a. b. c. d.
1 (satu) buah golok. 1 (satu) buah tas cangklong kecil warna hitam. 1 (satu) buah jas hujan/mantel loreng. 1 (satu) buah ikat pinggang wama hitam.
Dirampas untuk Negara untuk dimusnahkan. b. Agar Terdakwa dibebani membayar biaya perkara masing-masing sebesar Rp 10.000,- (sepuluh ribu rupiah). 2. Pembelaan yang diajukan oleh Penasihat hukum Terdakwa kepada Majelis Hakim yang pada pokoknya sebagai berikut : Bahwa Penasihat Hukum Terdakwa berpendapat dakwaan Oditur Militer tidak terbukti secara meyakinkan dengan alasan sebagai berikut : - Unsur ke-2 : Secara bersama-sama maupun sendiri. Tidak terbukti secara meyakinkan karena faktanya dalam persidangan bahwa Terdakwa tidak ikut bersama-sama menebang pohon jati, karena saat Terdakwa tiba di lokasi pohon jati tersebut sudah tumbang dan keberadaan Terdakwa di lokasi hanya mengiringi dan membantu mencarikan jalan keluar dari hutan pada saat memanggul kayu jati tersebut. - Unsur ke-3 : Dilarang menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan didalam hutan. Tidak terbukti secara meyakinkan karena faktanya dalam persidangan bahwa Terdakwa tidak pernah ikut menebang pohon jati atau memanen atau memungut hasil hutan di dalam hutan tersebut. - Unsur ke-4 : Membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang, memotong atau membelah pohon di dalam kawasan hutan. Tidak terbukti secara meyakinkan karena fakta yang terungkap dalam persidangan bahwa alat-alat yang digunakan untuk menebang dan memotong pohon jati seperti gergaji dan perkul bukan milik Terdakwa melainkan milik tema Saksi-4 dan Saksi-5 dan yang dibawa Terdakwa hanyalah sebuah parang kecil atau pisau dan tidak lazim untuk digunakan menebang atau memotong atau membelah kayu jati. Atas Pledoi tersebut Penasihat Hukum memohon kepada Majelis untuk membebaskan Terdakwa dari segala Dakwaan dan apabila Majelis berpendapat lain Penasihat Hukum mohon agar Terdakwa dijatuhi hukuman yang seringan-ringannya.
4
3. Jawaban atas pembelaan (Replik) yang menyatakan pada pokoknya sebagai berikut : Bahwa Oditur Militer menilai Penasihat Hukum kurang cermat dalam memahami isi dan makna dari Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dimana menurut R. Soesilo dalam bukunya Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP) disebutkan pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP terdiri dari 3 (tiga) macam yaitu : Orang yang melakukan (Pleger) Orang yang menyuruh melakukan (Doenpleger) Orang yang turut melakukan (Medepleger) Dan perbuatan Terdakwa ini termasuk dalam katagori Orang yang menyuruh melakukan (Doenpleger) karena fakta yang terungkap dalam persidangan dari keterangan Saksi-1 yang menangkap Saksi-4 sempat menanyakan siapa yang menyuruh Saksi-4 dan kawankawannya untuk menebang pohon jati dan dijawab oleh Saksi-4 bahwa yang menyuruh adalah Terdakwa. Terdakwa juga mengakui jika Terdakwa memerintahkan kepada teman-teman Saksi-4 dan Saksi-5 agar kayu jati tersebut dipotongpotong sepanjang 2 (dua) meteran dan juga pada saat penangkapan Terdakwa berada di lokasi penebangan pohon jati tersebut. Bahwa Saksi-4 dan Saksi-5 saat ini sedang menjalani pidana berdasarkan Petikan Putusan Pengadilan Negeri Blora Nomor : 18/Pid.Sus/2014/PN. Bla tanggal 19 Maret 2014 hal ini menunjukkan jika pelaku tindak pidana tersebut lebih dari satu orang dan diantara para pelaku terdapat kerja sama secara sadar dan langsung, terdapat saling pengertian dan saling mengetahui perbuatan pelaku lain sehingga dapat disimpulkan bahwa Saksi-4 dan Saksi-5 masuk dalam katagori “Orang yang melakukan (Pleger) dan juga Saksi-4 dan Saksi-5 tersebut bersedia melakukan perbuatan karena ada janji diberi upah oleh Terdakwa sebesar Rp. 25.000 (Dua puluh lima ribu rupiah) Bahwa terhadap keberatan Penasihat Hukum dalam pembuktian unsur ke-3 adalah sudah sangat jelas terungkap di persidangan bahwa Terdakwa, Saksi-4 dan Saksi-5 serta kawan-kawannya masuk ke dalam hutan bertujuan untuk menebang pohon jati yang berada di dalam hutan dan dalam berkas perkaranya juga dilengkapi dengan foto pohon jati yang sudah ditebang, potongan kayu sebanyak 7 (tujuh) buah. Bahwa pohon jati yang ditebang dan dipotong-potong tersebut untuk dipergunakan sebagai dinding rumah belakang milik Terdakwa dan hal ini menunjukkan kayu jati tersebut akan dimiliki dan dimanfaatkan untuk kepentingan diri Terdakwa. Bahwa terhadap keberatan Penasihat Hukum dalam pembuktian unsur ke-4 memang sudah sewajarnya apabila alat-alat seperti gergaji dan perkul bukan milik Terdakwa karena Terdakwa adalah seorang prajurit TNI bukan seorang penebang pohon dan sudah sewajarnya apabila gergaji dan perkul tersebut milik teman-teman Saksi-4 dan Saksi-5 yang berprofesi sebagai penebang pohon. Bahwa Saksi-4 dan Saksi-5 beserta teman-temannya masuk ke dalam hutan adalah atas perintah Terdakwa dengan imbalan sebesar Rp 25.000 (dua puluh lima ribu rupiah)
5
Dengan demikian Oditur Militer memohon kepada Majelis Hakim untuk : Menolak pembelaan yang diajukan Penasihat Hukum Terdakwa Menghukum Terdakwa sesuai dengan Tuntutan Oditur Militer. 4. Jawaban Penasehat Hukum terhadap Oditur Militer (Duplik),yang menyatakan secara lisan pada pokoknya tetap pada pembelaannya. Menimbang
:
Bahwa menurut Surat Dakwaan Oditur diatas, Terdakwa pada pokoknya didakwa sebagai berikut : Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempat-tempat sebagaimana tersebut di bawah ini yaitu pada hari Selasa tanggal 14 bulan Januari tahun dua ribu empat betas atau setidak-tidaknya dalam tahun dua ribu empat betas di Ds. Karang, Kec. Jati, Kab. Blora, Jawa Tengah atau setidak-tidaknya di tempat yang termasuk daerah hukum Pengadilan Militer II-10 Semarang telah melakukan tindak pidana "Setiap orang secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri dilarang menebang, pohon atau memanen atau memungut hasil hutan di dalam hutan tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang dan membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang, memotong atau membelah pohon di dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang" dengan cara-cara sebagai berikut : a. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI-AD sejak tahun 2003 melalui Pendidikan Secata PK di Dodik Kodam Jaya setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada, selanjutnya di tugaskan di Yonif 201/JY Jakarta setelah beberapa kali alih penugasan pada tahun 2013 Terdakwa di BP (Bawah Perintah) Kodim 0717/ Purwodadi Korem 073/Mkt dan ditempatkan di Koramil 11/Sulursari sampai saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini dengan pangkat Praka Nrp.31030838400585. b. Bahwa pada hari Selasa tgl 14 Januari 2014 sekira pukul 16.30 wib Terdakwa menemui Sdr. Susilo (Saksi-3) di pos ronda dekat rumah Terdakwa, selanjutnya Terdakwa menyampaikan masalah rumah milik Terdakwa yang tidak ada dindingnya, kemudian Terdakwa bertanya kepada Saksi-3, tentang orang-orang yang biasa mencari kayu jati dan Saksi-3 bersedia untuk mencarikan orangnya, setelah terjadi kesepakatan Terdakwa dan Saksi-3 akan bertemu di luar kampung dekat hutan jati. c. Bahwa pada hari Selasa tgl 14 Januari 2014 sekira pukul 19.30 wib Terdakwa bertemu dengan Saksi-3 dan orang-orang yang dicarikan oleh Saksi-3 antara lain Sdr. Parji, Sdr. Imel Sdr Darmawan, Sdr Rasio, Sdr Parman, Sdr Darmin, Sdr Parjan dan Sdr Subadi (Saksi- 2) alamat sama di Dk. Tlogo Ds. Singget Kec. Jati Kab Blora selanjutnya berjalan bersama-sama menuju hutan jati dengan berjalan kaki. d. Bahwa sesampainya di hutan jati kemudian Saksi-2 memotong/menebang kayu jati dii petak 19 KPH karang BKPH Kemadoh, KPH Randublatung yang berada di Ds. Karang, Kec. Jati, Kab. Blora dengan menggunakan gergaji milik Terdakwa dengan di bantu kawan-kawan setelah pohon jati roboh selanjutnya Terdakwa menyuruh Sdr. Rasio, Sdr. Parjan, Sdr. Dar Duwur, Sdr.Parman, Sdr.
6
Darmin dan pak Imel untuk memotong kayu jati tersebut sepanjang 2 meter sebanyak 7 (tujuh) batang dalam bentuk pesagen. e. Bahwa setelah kayu jati berhasil di buat dalam bentuk persegi, selanjutnya Saksi-2 dan Saksi-3 serta kawan-kawan membawa kayu jati tersebut dengan cara 1 (satu) batang kayu jati dipikul oleh 6 (enam) orang setelah berjalan kurang lebih 100 meter Saksi-2 dan Saksi-3 serta Terdakwa berhasil ditangkap oleh petugas Polhutmob KPH Randublatung yang dipimpin oleh Sdr.Harmanto (Saksi-1), sedangkan yang lain berhasil meloloskan diri selanjutnya Terdakwa, Saksi-2 dan Saksi-3 berikut barang bukti kayu jati di bawa ke rumah dinas KRPH Karang lalu ke Polres Blora sedangkan Terdakwa di serahkan ke SubDenpom IV/3-1 Blora. f. Bahwa Terdakwa bersama kawan-kawan dalam menebang kayu jati di petak 19 RPH Karang BKPH Kemadoh KPH Randublatung tanpa seijin dari pihak yang berwenang dalam hal ini Perhutani. g. Bahwa atas perbuatan dari Terdakwa bersama kawankawannya Perhutani telah dirugikan dengan hilangnya 1(satu) batang pohon kayu jati di petak 19 RPH Karang BKPH Kemadoh KPH Randublatung yang diperkirakan bernilai sebesar Rp 13.763.790,(tiga belas juta tujuh ratus enam puluh tiga ribu tujuh ratus sembilan puluh rupiah). h. Bahwa Terdakwa telah menyuruh Saksi-3 untuk mencarikan orang untuk menebang kayu jati milik Perhutani tanpa seijin pemiliknya, kemudian Terdakwa menyuruh mengangkut kayu jati tersebut tanpa disertai dengan surat keterangan sahnya hasil hutan serta Terdakwa mengawasi selama pengangkutan kayu jati tersebut dan Terdakwa akan memberikan upah sebesar Rp 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah) per orang sekali angkut sampai ke rumah Terdakwa. Berpendapat bahwa perbuatan Terdakwa tersebut telah cukup memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam pasal 50 ayat (3) huruf e dan k jo pasal 78 ayat (5) dan ayat (10) UU No. 41 Tahun 1999 jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Menimbang
:
Bahwa atas dakwaan tersebut, Terdakwa menerangkan bahwa benar-benar mengerti atas Surat Dakwaan yang didakwakan kepadanya dan Terdakwa serta Penasihat Hukum tidak mengajukan bantahan (Eksepsi).
Menimbang
:
Bahwa dalam menghadapi pemeriksaan di persidangan ini, Terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukum. 1. 2.
Mayor Chk Munadi, S.H. NRP 548441. Kapten Chk Tarmizi, S.H. NRP 11980003640868.
Berdasarkan Surat Perintah Danrem 073/Makutarama Nomor : Sprin/42/I/2014 tanggal 30 Januari 2014. Menimbang
:
Surat Kuasa dari Terdakwa tanggal 3 Pebruari 2014
Bahwa para Saksi yang dihadapkan menerangkan di bawah sumpah sebagai berikut :
dipersidangan
7
SAKSI-1 : Nama lengkap Pekerjaan Tempat/tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : :
Harmanto Karyawan Perhutani (Danru Polhutmob) Blora, 13 Juli 1972 Laki-laki Indonesia Islam Asrama Polhut KPH Randu Blatung Kab. Blora.
Keterangan Saksi-1 dalam persidangan pada pokoknya sebagai berikut: 1. Bahwa pada hari Selasa tanggal 14 Januari 2014, sekira pukul 20.00 Wib, Saksi mendapat informasi lewat telepon dari masyarakat Desa Singget, Kec. Jati, Kab. Blora bahwa dihutan jati petak 19 RPH Karang BKPH Kemadoh KPH Randublatung ada orang yang akan menebang pohon dengan membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang pohon. 2. Bahwa selanjutnya Saksi bersama anggota Polhutmob KPH Randublatung sebanyak 10 (sepuluh) orang berangkat dengan menggunakan mobil Patroli Bravo V menuju sasaran di petak 19. 3. Bahwa tidak lama kemudian Saksi dan beberapa anggota Polhutmob sampai di dekat petak 19 dan setelah berhenti Saksi mendengar ada orang sedang memacok kayu jati dengan menggunakan Prekul (benda tajam alat pemacok kayu), dan kemudian Saksi dan beberapa teman Saksi memastikan tempat suara tersebut dan setelah benar-benar mengetahui lalu Saksi memasang strategi untuk menangkap para penebang tersebut. 4. Bahwa strategi yang Saksi lakukan adalah dengan cara kawan-kawan Saksi menyebar kebeberapa penjuru dan kemudian mengepung para penebang kayu jati , setelah menunggu kurang lebih 1 jam, akhirnya penebang pohon jati keluar dari tempat menebang kayu, dengan cara jalan sambil memikul kayunya dan dimana saat itu sebatang dipikul 6 (enam) orang. 5. Bahwa setelah jarak Saksi dan beberapa kawan Saksi dekat dengan para penebang maka pada saat itulah Saksi dan beberapa kawan Saksi menagkap para penebang kayu jati tersebut, 6. Bahwa dalam penangkapan tersebut 2 (dua) orang sipil langsung tertangkap dan melepasakan pikulan kayunya sedangkan Terdakwa saat itu bersembunyi disemak-semak dibawah pohon sedangkan beberapa orang yan lain berhasil melarikan diri. 7. Bahwa kemudian Terdakwa dan 2 (dua) orang sipil tersebut dibawa ke kantor perhutani untuk diadakan pemeriksaan dan saat itu didapat informasi bahwa Terdakwa adalah seorang anggota TNI dan saat itu juga didapat barang bukti berupa : 7 (tujuh) batang kayu jati , 2 (dua) alat prekul, 2 (dua) buah gergaji dan 1(satu) buah Parang. 8. Bahwa selanjutnya Terdakwa dijemput Petugas dari Sub Denpom IV/3-1 untuk diadakan pengusutan dan pemeriksaan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku. 9. Bahwa akibat perbuatan Terdakwa dan kawan-kawan pihak perhutani mengalami kerugian sebesar Rp 4.833.790 (Empat juta delapan ratus tiga puluh tiga ribu tujuh ratus Sembilan puluh rupiah).
8
Atas keterangan seluruhnya.
Saksi-1
tersebut,
Terdakwa
membenarkan
SAKSI-2 : Nama lengkap Pekerjaan Tempat/tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : :
Suyatmin Karyawan Perhutani Blora 5 Maret 1975 Laki-laki Indonesia Islam Asrama Polhut KPH Randu Blatung, Kab. Blora.
Keterangan Saksi-2 dalam persidangan pada pokoknya sebagai berikut: 1. Bahwa pada hari Selasa tanggal 14 Januari 2014 sekira pukul 20.00 Wib Saksi bersama kawan-kawan sebanya 9(sembilan) orang anggota Polhutmob dikumpulkan oleh Danru Polhutmob Bpk. Harmanto (Saksi-1) yang menginformasikan ada orang yang mau menebang pohon kayu jati di Petak 19 RPH Karang. 2. Bahwa selanjutnya Saksi dan kawan-kawan Saksi dengan dipimpin oleh Saksi-1 berangkat dari Kantor KPH Randublatung dengan menggunakan mobil Patroli Bravo V. 3. Bahwa kurang lebih 2 km dari sasaran Saksi bersama kawankawan berjalan kaki dan kira-kira 50 meter Saksi mendengar orang sedang memacok kayu dengan menggunakan prekul (benda tajam alat pemacok kayu) dan kemudian Saksi mendekati arah suara tersebut, kemudian setelah memastikan ada yang menebang pohon dipetak 19 tersebut Saksi dan kawan-kawan membuat strategi untuk menangkap para penebang kayu tersebut dengan cara berpencar di berbagai penjuru. 3. Bahwa setelah menunggu kurang lebih 1 jam akhirnya penebang kayu jati tersebut keluar dengan jalan kaki sambil memikul kayu jati dengan cara sebatang kayu jati dipikul oleh 6 (enam) orang , dan pada saat itulah kami menangkap 2 orang sipil, sedangkan Terdakwa saat itu bersembunyi disemak-semak dibawah pohon dan juga berhasil ditangkap sedangkan beberapa orang berhasil melarikan diri. 10. Bahwa selanjutnya setelah diadakan pemeriksaan ternyata Terdakwa adalah anggota TNI dan kemudian dilaporkan ke Sub Denpom IV/3-1 dan tidak lama kemudian Terdakwa dijemput oleh petugas POM. 11. Bahwa akibat pencurian kayu jati yang dilakukan Terdakwa dan kawan-kawan tersebut pihak Perhutani mengalami kerugian Rp 4.833.790 (Empat juta delapan ratus tiga puluh tiga ribu tujuh ratus Sembilan puluh rupiah). Atas keterangan seluruhnya.
Saksi-2
tersebut
Terdakwa
SAKSI-3 : Nama lengkap Pekerjaan
: Sudaryanto : Karyawan Perhutani
membenarkan
9
Tempat/tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : :
Blora, 24 Maret 1972 Laki-laki Indonesia Islam Asrama Polhut KPH Randu Blatung, Kab. Blora.
Keterangan Saksi-3 dalam persidangan pada pokoknya sebagai berikut : 1. Bahwa pada hari Selasa tanggal 14 Januari 2014 sekira pukul 20.00 Wib Saksi bersama kawan-kawan sebanyak 9 orang Polhutmob dikumpulkan oleh Danru Polhutmob Bpk. Harmanto (Saksi-1) yang memberitahukan bahwa ada informasi dari masyarakat bahwa dipetak 19 RPH Karang ada orang mau menebang pohon jati. 2. Bahwa sekira pukul 20.30 Wib Saksi berangkat dari kantor Pabin KPH Randu Blatung dengan menggunakan mobil Patroli Bravo V dan langsung menuju sasaran. 3. Bahwa kurang lebih 2 Km dari sasaran Saksi turun bersama kawan-kawan untuk berjalan kaki menuju sasaran, kira-kira dalam jarak 50 meter, Saksi mendengar ada orang yang sedang memacok kayu jati dengan menggunakan Prekul (benda tajam alat pemacok kayu) dan setelah benar-benar mengetahui ada yang mau mengambil kayu jati di Petak 19 tersebut, maka Saksi beserta kawan-kawan membuat strategi untuk menangkap para penebang pohon kayu jati dengan cara berpencar dari berbagai penjuru untuk mengepung. 4. Bahwa kemdian setelah menunggu kurang lebih 1 jam akhirnya para penebang pohon kayu jati tersebut keluar dari tempat menebang kayu,dengan berjalan kaki sambil memikul kayunya dengan cara sebatang kayu dipikul oleh 6(enam) orang dan pada saat sudah dekat, Saksi dan kawan-kawan langsung menangkap para penebang kayu jati. 5. Bahwa dalam penangkapan tersebut telah tertangkap 2 warga sipil dan Tersangka, sedangkan beberapa orang yang lain berhasil melarikan diri. Atas keterangan Saksi-3 tersebut Terdakwa membenarkan seluruhnya. SAKSI-4 : Nama lengkap Pekerjaan Tempat/tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : :
Subadi bin Tomo Tani Blora, 14 Pebruari 1988 Laki-laki Indonesia Islam : Dk. Tlogo RT.02 RW.02 Ds. Singget, Kec. Jati, Kab. Blora.
Keterangan Saksi-4 dalam persidangan pada pokoknya sebagai berikut: 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa karena Terdakwa adalah kakak kandung Saksi.
10
2. Bahwa pada hari Selasa tanggal 14 Januari 2014 sekira pukul 18.30 Wib Saksi diajak Terdakwa untuk menemui Saksi-5 dan kemudian bersama-sama berangkat menuju hutan dengan berjalan kaki dengan tujuan menemui teman-teman Saksi-5 yang telah lebih dulu masuk ke hutan. 2. Bahwa sesampainya di dekat tempat yang dituju, Saksi mendengar suara pohon tumbang dan kemudian Saksi, Saksi-5 dan Terdakwa langsung mendekati suara pohon tumbang tersebut yang ternyata teman-teman Saksi danSaksi-5 yang telah menebang salah satu pohon jati di tempat tersebut. 3. Bahwa selanjutnya Terdakwa bertemu dengan Sdr. Subadi, Sdr. Supar, Sdr. Parmin, Sdr. Tambur, Sdr. Parjan dan Sdr Amin dan salah satu dari mereka menanyakan kepada Terdakwa mengenai ukuran potongan kayu jati tersebut yang diinginkan oleh Terdakwa dan saat itu Terdakwa mengatakan “Terserah berapa ukuran biasanya yang untuk dipergunakan dinding rumah. 4. Bahwa selanjutnya kayu jati tersebut dipotong menjadi 7 (tujuh) potongan dan kemudian dipacok/dibuat pesagen secara bersamasama dengan menggunakan alat kapak. 5. Bahwa setelah memacok/membuat pesagen selesai kemudian Saksi dan kawan-kawan membawa pulang kayu jati tersebut dengan cara dipikul namun baru berjarak kurang lebih 100 meter Saksi disergap petugas perhutani dan Saksi dengan Sdr. Susilo serta Terdakwa tertangkap oleh petugas Perhutani dan kemudian diserahkan ke Polres Blora, sedangkan Terdakwa diserahkan ke kantor POM Blora. 6. Bahwa pohon jati yang ditebang oleh Saksi dan kawan-kawan sebanyak 1(satu) pohon jati kemudian dipotong kemudian dipotong menjadi 7 (tujuh) batang masing-masing dengan ukuran : a. b. c. d. e. f. g.
200 x 35 x 26 cm sebanyak 1 batang. 200 x 26 x 26 cm sebanyak 1 batang. 200 x 28 x 20 cm sebanyak 1 batang. Panjang 230 cm diameter 28 cm sebanyak 1 batang. Panjang 200 cm diameter 40 cm sebanyak 1 batang. Panjang 200 cm diameter 30 cm sebanyak 1 batang. Panjang 260 cm diameter 30 cm sebanyak 1 batang.
7. Bahwa Saksi bersama Terdakwa, sdr. Parji, sdr. Imel, sdr. Dar Duwur alias Grandong, sdr. Rasio, sdr. Parman, sdr. Darmin, sdr. Parjan dan sdr. Susilo bin Parmo dalam melakukan penebangan pohon jati di Petak 19 RPH Karang BKPH Kemadoh KPH Randublatung Kab. Blora tersebut tidak ada ijin dari pihak yang berwenang. Atas keterangan seluruhnya.
Saksi-4
tersebut
Terdakwa
SAKSI-5 : Nama lengkap Pekerjaan Tempat/tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan
: : : : :
Susilo bin Parmo Tani Blora, 18 April 1984 Laki-laki Indonesia
membenarkan
11
Agama Tempat tinggal
: Islam : Dk. Tlogo, Ds. Singget RT. 03 /02 Kec. Jati Doplang, Kab. Blora.
Keterangan Saksi-5 dalam persidangan pada pokoknya sebagai berikut: 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa karena masih tetangga dan berteman sejak kecil namun tidak ada hubungan keluarga.. 2. Bahwa pada hari Selasa tanggal 14 Januari 2014 sekira pukul 16.30 Wib Terdakwa mendatangi Saksi di dekat Pos Ronda yang berada di dekat rumah Terdakwa dan dimana saat itu Terdakwa menyampaikan permasalahan rumahnya yang belum ada dinding belakangnya. 3. Bahwa atas permasalahan Terdakwa tersebut selanjutnya Terdakwa bertanya kepada Saksi untuk mencarikan orang-orang yang biasa mencari kayu jati dan kemudian antara Saksi dan Terdakwa sepakat untuk bertemu lagi di luar kampong di dekat hutan jati. 4. Bahwa selanjutnya atas permintaan dari Terdakwa tersebut Saksi menemui Sdr. Subadi Sdr. Parjan, Sdr. Parman, Sdr. Darmin, Sdr. Rasio, Sdr. Darduwur, Sdr. Imel untuk minta tolong mencarikan kayu jati di hutan. 5. Bahwa sekira pukul 18.30 Wib Saksi bersama dengan Terdakwa dan Saksi-4 bertemu di luarkampung dan langsung pergi menuju hutan untuk menemui teman-teman Saksi yang telah lebih dahulu masuk ke dalam hutan. Bahwa sesampainya di di dalam hutan tepatnya di Petak 19 RPH Karang BKPH Kemadoh KPH Randublatung Saksi mendengar suara pohon tumbang dan selanjutnya Saksi bersama dengan Terdakwa dan Saksi-4 mendekati asal suara tersebut dan bertemu dengan Sdr. Subadi Sdr. Parjan, Sdr. Parman, Sdr. Darmin, Sdr. Rasio, Sdr. Darduwur, Sdr. Imel dan salah satu dari mereka menanyakan kepada Terdakwa mengenai ukuran potongan kayu jati tersebut yang diinginkan oleh Terdakwa dan saat itu Terdakwa mengatakan “Terserah berapa ukuran biasanya yang untuk dipergunakan dinding rumah. 6. Bahwa selanjutnya kayu jati tersebut dipotong menjadi 7 (tujuh) potongan dan kemudian dipacok/dibuat pesagen secara bersamasama dengan menggunakan alat kapak. 7. Bahwa setelah memacok/membuat pesagen selesai kemudian Saksi dan kawan-kawan membawa pulang kayu jati tersebut dengan cara dipikul namun baru berjarak kurang lebih 100 meter Saksi disergap petugas perhutani dan Saksi dengan Saksi-4 serta Terdakwa tertangkap oleh petugas Perhutani dan kemudian diserahkan ke Polres Blora, sedangkan Terdakwa diserahkan ke kantor POM Blora. 8. Bahwa pohon jati yang ditebang oleh Saksi dan kawan-kawan sebanyak 1(satu) pohon jati kemudian dipotong kemudian dipotong menjadi 7 (tujuh) batang masing-masing dengan ukuran : a. b. c.
200 x 35 x 26 cm sebanyak 1 batang. 200 x 26 x 26 cm sebanyak 1 batang. 200 x 28 x 20 cm sebanyak 1 batang.
12
d. e. f. g.
Panjang 230 cm diameter 28 cm sebanyak 1 batang. Panjang 200 cm diameter 40 cm sebanyak 1 batang. Panjang 200 cm diameter 30 cm sebanyak 1 batang. Panjang 260 cm diameter 30 cm sebanyak 1 batang.
9. Bahwa Saksi bersama Terdakwa serta Saksi-4 dan, sdr. Parji, sdr. Imel, sdr. Dar Duwur alias Grandong, sdr. Rasio, sdr. Parman, sdr. Darmin, sdr. Parjan dan sdr. Susilo bin Parmo dalam melakukan penebangan pohon jati di Petak 19 RPH Karang BKPH Kemadoh KPH Randublatung Kab. Blora tersebut tidak ada ijin dari pihak yang berwenang. Atas keterangan Saksi-5 tersebut Terdakwa membenarkan seluruhnya. Menimbang
:
Bahwa didalam persidangan Terdakwa menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AD sejak tahun 2003 melalui pendidikan Secata PK di Dodik Kodam Jaya setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada selanjutnya di tugaskan di Yonif 201/Jaya Yuda Jakarta, setelah beberapa kali alih penugasan pada tahun 2013 Terdakwa di Kodim 07017Purwodadi, Korem 073/Mkt dan ditempatkan di Koramil 11/Sukasari sampai saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini dengan pangkat Praka NRP 31030838400585. 2. Bahwa pada hari Selasa tanggal 14 Januari 2014 sekira pukul 16.30 Wib Terdakwa menemui Sdr. Susilo (Saksi-5) di Pos ronda dekat rumah Terdakwa, selanjutnya Terdakwa menyampaikan masalah rumah Terdakwa yang tidak ada dindingnya, lalu Terdakwa bertanya kepada Saksi-5 untuk mencarikan orang-orang yang biasa mencari kayu jati , dan setelah sepakat kemudian janjian untuk bertemu diluar kampung dekat hutan jati. 3. Bahwa sekira pukul 18.30 Wib Terdakwa pergi bersama dengan Saksi-4 untuk mencari Saksi-5 ditempat yang telah direncanakan, selanjutnya Terdakwa beserta Saksi-4 dan Saksi-5 berjalan kaki masuk ke dalam hutan jati, sesampainya di Petak 19 RPH Karang BKPH Kemadoh KPH Randublatung yang berada di Desa Karang, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora Terdakwa mendengar pohon tumbang, kemudian Terdakwa beserta Saksi-4 dan Saksi-5 mendatangi suara tersebut, dan ternyata benar telah ada satu batang pohon jati yang tumbang. 4. Bahwa Terdakwa kemudian bertemu dengan Sdr. Subadi, Sdr. Supar, Sdr. Parmin, Sdr Pardi, Sdr. Tambur, Sdr. Parjan, Sdr. Amin mereka orang Ds. Tlogo, Ds. Singet Kecamatan Jati Kabupaten Blora, kemudian Terdakwa berkata kepada kawan-kawan "tolong dipotong 2 meteran karena akan saya buat dinding rumah saya sendiri". 5. Bahwa akhirnya kayu jati dipotong menjadi 7 batang sekaligus dibuat pesagen dan sekira pukul 23.30 baru jadi 2 (dua) batang lalu Terdakwa menyuruh untuk mengangkat/dipanggul kayu jati tersebut dan dibawa ke rumah Terdakwa, dalam perjalanan membawa kayu jati tersebut Terdakwa tidak ikut mengangkat tetapi Terdakwa berjalan paling depan dengan tujuan untuk mencari jalan dan pengawasan apabila ada Petugas kehutanan, tetapi pada saat berjalan kurang lebih 25 (dua puluh lima) meter tiba-tiba disergap
13
oleh Petugas dari perhutani yang berjumlah 9 (sembilan) orang akan tetapi beberapa orang berhasil kabur. 6. Bahwa saat itu juga setelah tertangkap Terdakwa bersama dengan Saksi-4 dan Saksi-5 dibawa ke Kantor RPH Karang untuk diperiksa. 7. Bahwa sekira pukul 05.00 Wib Saksi-4 dan Saksi-5 di serahkan ke Polsek jati, sedangkan Terdakwa di serahkan ke Sub Denpom IV/3-1 Blora dan di terima oleh Peltu M.Rohman,Kopka Suyudi dan Kopka Sudamo selanjutnyaTerdakwa dilakukan pemeriksaan guna diproses secara hukum. 8. Bahwa Terdakwa sebelum melakukan penebangan kayu jati dengan orang-orang suruhanya telah melakukan kesepakatan kalau kayu jati sudah sampai rumah (sekali jalan) perorang menerima upah dari Terdakwa sebesar Rp 25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah) tetapi Terdakwa belum memberi upah karena kayu jati belum sempat sampai ke rumah dan telah tertangkap oleh petugas Perhutani. 9. Bahwa atas perbuatan Terdakwa ini, Terdakwa merasa bersalah dan sangat menyesal. Menimbang
:
Bahwa dari barang-barang bukti yang diajukan oleh Oditur Militer di persidangan berupa : 1.
2.
Barang-barang : a.
1 (satu) buah golok.
b.
1 (satu) buah tas cangklong kecil warna hitam.
c.
1 (satu) buah jas hujan/mantel loreng.
d.
1 ( satu) buah ikat pinggang warna hitam.
Surat-surat : a.
2 (dua) lembar foto kayu jati.
b.
2 (dua) lembar foto alat yang di gunakan waktu menabang pohon berupa gergaji, kapak, jas hujan,ikat pinggang,jas hitam dan golok.
c.
2 (dua) lembar foto lokasi penebangan pohon jati petak 19 RPH Karang BKPH KemadohKPH Randublatung.
Telah diperlihatkan kepada Terdakwa dan para Saksi serta telah diterangkan sebagai barang bukti dalam perkara ini, ternyata berhubungan dan bersesesuaian dengan bukti-bukti lain sehingga merupakan petunjuk , maka oleh karenanya dapat memperkuat pembuktian atas perbuatan-perbuatan yang didakwakan. Menimbang
:
Bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa dan keterangan para Saksi dibawah sumpah yang diberikan dipersidangan serta dikaitkan dengan alat bukti dan setelah menghubungkan satu dengan yang lainnya maka diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AD sejak tahun 2003 melalui pendidikan Secata PK di Dodik Kodam Jaya setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada selanjutnya di tugaskan di Yonif 201/Jaya Yuda Jakarta, setelah beberapa kali alih
14
penugasan pada tahun 2013 Terdakwa ditugaskan di Korem 073/Mkt dan kemudian di BP (Bawah Perintah) kan di Kodim 0717Purwodadi, Korem 073/Mkt dan ditempatkan di Koramil 11/Sukasari sampai saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini dengan pangkat Praka NRP 31030838400585. 2. Bahwa benar pada hari Selasa tanggal 14 Januari 2014 sekira pukul 16.30 Wib Terdakwa menemui Sdr. Susilo (Saksi-5) di Pos Ronda dekat rumah Terdakwa, selanjutnya Terdakwa menyampaikan masalah rumah Terdakwa yang tidak ada dinding belakangnya, lalu Terdakwa bertanya kepada Saksi-5 untuk mencarikan orang-orang yang biasa mencari kayu jati, dan sepakat untuk bertemu diluar kampung dekat hutan jati. 3. Bahwa benar sekira pukul 18.30 Wib Terdakwa dengan mengajak Saksi-4 menemui Saksi-5 ditempat yang telah direncanakan, selanjutnya Terdakwa berjalan kaki bersama Saksi-5 dan Saksi-4 untuk masuk hutan jati dengan tujuan untuk menemui teman-teman Saksi-5 yang telah masuk hutan terlebih dahulu untuk menebang kayu jati. 4. Bahwa benar sesampainya di Petak 19 RPH Karang BKPH Kemadoh KPH Randublatung yang berada di Desa Karang, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora Terdakwa mendengar pohon tumbang, kemudian Terdakwa dan Saksi-5 serta Saksi-4 mendatangi suara tersebut, dan ternyata benar telah ada satu batang pohon jati yang tumbang yang ditebang oleh kawan-kawan Saksi-4 dan Saksi-5. 5. Bahwa benar didekat pohon jati yang telah tumbang tersebut Terdakwa kemudian bertemu dengan Sdr. Subadi, Sdr. Supar, Sdr. Parmin, Sdr Pardi, Sdr. Tambur, Sdr. Parjan, Sdr. Amin dan kemudian salah seorang dari penebang pohon tersebut menanyakan kepada Terdakwa mengenai ukuran potongan kayu jati tersebut dan saat itu Terdakwa mengatakan “Terserah berapa ukuran biasanya yang dipergunakan untuk dinding rumah”.karena akan dibuat dinding rumah Terdakwa. 6. Bahwa benar kemudian pohon jati yang telah tumbang tersebut dipotong menjadi 7 batang dengan ukuran masing-masing : a. b. c. d. e. f. g.
200 x 35 x 26 cm sebanyak 1 batang. 200 x 26 x 26 cm sebanyak 1 batang. 200 x 28 x 20 cm sebanyak 1 batang. Panjang 230 cm diameter 28 cm sebanyak 1 batang. Panjang 200 cm diameter 40 cm sebanyak 1 batang. Panjang 200 cm diameter 30 cm sebanyak 1 batang. Panjang 260 cm diameter 30 cm sebanyak 1 batang.
Dan kemudian sekira pukul 23.30 baru jadi 2 (dua) batang lalu Terdakwa menyuruh untuk mengangkat atau memanggul kayu jati tersebut dan dibawa ke rumah Terdakwa dengan dijanjikan imbalan sebesar Rp. 25.000 (dua puluh lima ribu rupiah) per orang. 7. Bahwa benar dalam perjalanan membawa kayu jati tersebut Terdakwa tidak ikut mengangkat tetapi Terdakwa berjalan paling depan dengan tujuan untuk mencari jalan dan melakukan pengawasan apabila ada Petugas Kehutanan, tetapi pada saat berjalan kurang lebih 25 (dua puluh lima) meter tiba-tiba disergap oleh Petugas dari Perhutani dan dari 9 (sembilan) orang tersebut yang 6 (enam) orang berhasil melarikan diri, sedangkan Terdakwa,
15
Saksi-4 dan Saksi-5 tertangkap, dan kemudian dibawa ke Kantor RPH Karang. 8. Bahwa benar Terdakwa, Saksi-4 dan Saksi-5 beserta kawankawan yang lain dalam melakukan perbuatan ini tidak memiliki izin dari pejabat yang berwenang sehingga pihak Perhutani telah dirugikan sebesar Rp 4.833.790 (Empat juta delapan ratus tiga puluh tiga ribu tujuh ratus Sembilan puluh rupiah). 9. Bahwa benar kemudian sekira pukul 05.00 Wib Saksi-4 dan Saksi-5 di serahkan ke Polsek Jati, sedangkan Terdakwa di serahkan ke Sub Denpom IV/3-1 Blora untuk dip roses secara hukum. Menimbang
:
Bahwa lebih dahulu Majelis akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya dengan mengemukakan pendapat sebagai berikut : 1. Bahwa Majelis sependapat dengan Tuntutan Oditur Militer mengenai keterbuktian unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan, akan tetapi Majelis akan membuktikan sendiri dalam putusan ini sesuai dengan fakta-fakta yang terungkap di persidangan. 2. Bahwa mengenai pidana yang dijatuhkan terhadap diri Terdakwa, Majelis akan mempertimbangkan sendiri dalam Putusannya.
Menimbang
:
Bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Penasihat Hukum dalam Pledoinya dengan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Bahwa mengenai unsur ke-2 : Secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri Majelis berpendapat bahwa dalam fakta persidangan awalnya Terdakwa berkeinginan untuk mencari orang yang dapat mencarikan kayu jati untuk dibuat dinding belakng rumahnya dan hal tersebut di ungkapkan kepada Saksi-5 yang mana selanjutnya antara Terdakwa dan Saksi-5 sepakat untuk bertemu dan masuk ke dalam hutan. Oleh karenanya dalam unsur ini tidak harus Terdakwa yang melakukannya yang dalam hal ini adalah menebang pohon jati, akan tetapi cukup Terdakwa yang mempunyai keinginan dengan cara menyuruh orang lain sehingga antara Terdakwa dan yang disuruh terjadi saling kerja sama secara sadar. Bahwa mengenai unsur ke-3 : Dilarang menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan didalam hutan dan unsur ke-4 : Membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang, memotong atau membelah pohon didalam kawasan hutan, Majelis akan menanggapi secara sekaligus dimana Majelis berpendapat bahwa dalam fakta persidangan tidak ditemukan adanya perbuatan Terdakwa yang secara langsung ikut menebang pohon akan tetapi hal tersebut dilakukan oleh teman-teman Saksi-4 dan Saksi-5 dan alat-alat yang dipergunakan untuk menebang kayu jati adalah bukan milik Terdakwa atau dibawa oleh Terdakwa, namun demikian karena sebelum unsur ke-3 dan ke-4 ini di dahului oleh unsur secara bersama-sama yang mana perbuatan ini dilakukan lebih dari 1 (satu) orang maka orang-orang yang secara langsung melakukan penebangan pohon jati tersebut adalah atas keinginan atau kemauan Terdakwa yang menginginkan kayu jati untuk membuat dinding
16
rumahnya dengan cara menyuruh orang lain melalui Saksi-5, sehingga sangat jelas bahwa bahwa keberadaan orang-orang di dalam hutan untuk melakukan penebangan kayu jati adalah atas permintaan dari Terdakwa dan hasil penebangan kayu jati tersebut juga akan dipergunakan oleh Terdakwa sendiri dengan imbalan per orang Rp. 25.000 (dua puluh lima ribu rupiah). Bahwa dalam unsur secara bersama-sama dimana para pelaku terjadi kerjasama dan kesepakatan sehingga yang dalam hal ini Terdakwa tidak melakukan langsung dalam penebangan pohon jati tersebut maka sudah termasuk dalam katagori menyuruh lakukan. Atas pledoi atau pembelaan Penasihat Hukum tersebut Majelis Hakim berpendapat tidaklah relevan dalam perkara Terdakwa ini, namun demikian Majelis Hakim akan menguraikan tentang pembuktian unsur-unsur surat dakwaan sebagaimana dalam putusan ini, terhadap keringanan hukuman yang diajukan oleh Penasihat Hukum, Majelis akan menilai dan mempertimbangkan sekaligus dalam hal-hal yang meringankan dan hal-hal yang memberatkan serta aspek-aspek lain yang meliputi perbuatan Terdakwa itu dilakukan. Menimbang
:
Bahwa selanjutnya Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Oditur Militer dalam Replieknya dengan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Bahwa Majelis Hakim menilai Repliek Oditur Militer merupakan penegasan terhadap tuntutan Oditur ada relevansinya terhadap pembuktian atas dakwaannya sehingga Majelis Hakim akan mempertimbangkan lebih lanjut dalam putusan ini.
Menimbang
:
Bahwa selanjutnya Majelis hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Penasihat Hukum dalam Duplieknya dengan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Bahwa oleh karena Penasihat Hukum dalam Duplieknya mengemukakan secara lisan bahwa tetap pada Pembelaannya maka Majelis Hakim tidak akan menanggapinya lagi.
Menimbang
Menimbang
:
:
Bahwa Terdakwa berdasarkan surat dakwaan Oditur Militer dihadapkan kedepan persidangan dengan dakwaan yang disusun secara tunggal, yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut : 1.
Setiap Orang.
2.
Secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri.
3.
Dilarang menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan di dalam hutan.
4.
Membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang, memotong atau membelah pohon di dalam kawasan hutan.
5.
Tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang.
Bahwa mengenai semua unsur-unsur mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
tersebut
Majelis
17
1.
Mengenai unsur ke-1 : Setiap Orang.
Bahwa dalam hukum pidana (pasal 2 sampai dengan pasal 5, pasal 7 dan pasal 8 KUHP) yang dimaksud dengan Setiap Orang mengandung pengertian siapa saja sebagai subyek hukum yang mampu bertanggung jawab artinya bahwa untuk dapat menjatuhkan hukuman (Pidana) kepada pelaku atau subyek hukum, maka ia haruslah mampu bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya itu. Dengan kata lain bahwa pelaku sebagai subyek hukum pada waktu melakukan tindak pidana tidaklah diliputi keadaan-keadaan sebagaimana diatur dalam pasal 44 KUHP yakni jiwanya cacad dalam pertumbuhannya atau jiwanya terganggu karena penyakit. Bahwa Van Hattum dalam bukunya ”Hand En Leerbook I” hal 327, yang dikutip oleh Drs.P.A.F Lamintang, SH dan C. Djisman Samosir, SH dalam bukunya “Hukum Pidana Indonesia” Penerbit Sinar Baru Bandung hal.37, menjelaskan bahwa seorang itu dikatakan “Toerekening Vatbaar” jika ia dalam bertindak secara sadar, dapat bebas bertindak secara lain dan mampu untuk menentukan kehendaknya. Bahwa dari keterangan Terdakwa dan para Saksi dipersidangan maupun yang keterangannya dibacakan dari BAP Pendahuluan dihubungkan dengan barang bukti telah terungkap fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AD sejak tahun 2003 melalui pendidikan Secata PK di Dodik Kodam Jaya setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada selanjutnya di tugaskan di Yonif 201/Jaya Yuda Jakarta, setelah beberapa kali alih penugasan pada tahun 2013 Terdakwa ditugaskan di Korem 073/Mkt dan kemudian di BP (Bawah Perintah) kan di Kodim 0717Purwodadi, Korem 073/Mkt dan ditempatkan di Koramil 11/Sukasari sampai saat melakukan perbuatan yang menjadi perkara ini dengan pangkat Praka NRP 31030838400585. 2. Bahwa benar, berdasarkan Skeppera dari Danrem 073/Makutarama Nomor: Kep/012/IV/2014 tanggal 15 April 2014bahwa Terdakwa adalah anggota Korem 073/Mkt, Jabatan Taban 2 Cuk 1 Ru 1 Ton SMB Kima, Pangkat Praka / 31030838400585 dengan nama Pujiono, telah melakukan tindak pidana menebang kayu jati milik Perhutani tanpa seijin pemiliknya di petak 19 RPH Karang BKPH Kemadoh KPH Randublatung merupakan Yustisiable Pengadilan Militer II-10 Semarang dan Terdakwa saat melakukan perbuatan ini masih berdinas aktif dan satuan belum pernah memberhentikan Terdakwa dari dinas Militer. 3. Bahwa benar Terdakwa diajukan ke persidangan dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta dapat dipertanggungjawabkan pidananya sebagaimana perbuatan yang dilakukan. Dengan demikian Majelis berpendapat bahwa unsur ke-1 : “Setiap Orang” telah terpenuhi.
18
Menimbang
:
Bahwa mengenai unsur ke-2 : Secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri tersebut Majelis mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Bahwa yang dimaksud “Secara-bersama-sama” adalah pelaku dari suatu tindak pidana lebih dari satu dan diantara para pelaku terdapat kerja sama secara sadar dan langsung, sedangkan diantara para pelaku terdapat saling pengertian dan saling mengetahui perbuatan pelaku lain, begitu pula secara langsung yaitu sesuatu tindak pidana yang terjadi adalah perwujudan langsung dari perbuatan para pelaku. Bahwa yang dimaksud dengan “sendiri-sendiri” adalah pelaku dari suatu tindak pidana lebih dari satu orang dan diantara para pelaku terdapat kerja sama secara sadar tetapi bukan merupakan perwujudan dari perbuatan para pelaku. Bahwa oleh karena rumusan unsur dalam unsur ke-2 disusun secara alternatif sehingga memberikan kebebasan kepada Majelis untuk memilih rumusan unsur mana yang memungkinkan untuk dibuktikan dihadapkan dengan fakta-fakta hukum yang terungkap dipersidangan. Bahwa dari keterangan Terdakwa dan para Saksi dipersidangan dan dihubungkan dengan barang bukti telah terungkap fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar, Bahwa pada hari Selasa tgl 14 Januari 2014 sekira pukul 16.30 wib Terdakwa menemui Sdr. Susilo (Saksi-5) di pos ronda dekat rumah Terdakwa, selanjutnya Terdakwa menyampaikan masalah rumah milik Terdakwa yang tidak ada dindingnya, kemudian Terdakwa bertanya kepada Saksi-5, tentang orang-orang yang biasa mencari kayu jati dan Saksi-5 bersedia untuk mencarikan orangnya, setelah terjadi kesepakatan Terdakwa dan Saksi-5 akan bertemu di luar kampung dekat hutan jati. 2. Bahwa benar sekira pukul 18.30 Wib Terdakwa dengan mengajak Saksi-4 menemui Saksi-5 ditempat yang telah direncanakan, selanjutnya Terdakwa berjalan kaki bersama Saksi-5 dan Saksi-4 untuk masuk hutan jati dengan tujuan untuk menemui teman-teman Saksi-5 yang telah masuk hutan terlebih dahulu untuk menebang kayu jati. 3. Bahwa benar sesampainya di Petak 19 RPH Karang BKPH Kemadoh KPH Randublatung yang berada di Desa Karang, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora Terdakwa mendengar pohon tumbang, kemudian Terdakwa dan Saksi-5 serta Saksi-4 mendatangi suara tersebut, dan ternyata benar telah ada satu batang pohon jati yang tumbang yang ditebang oleh kawan-kawan Saksi-4 dan Saksi-5. 4. Bahwa benar didekat pohon jati yang telah tumbang tersebut Terdakwa kemudian bertemu dengan Sdr. Subadi, Sdr. Supar, Sdr. Parmin, Sdr Pardi, Sdr. Tambur, Sdr. Parjan, Sdr. Amin dan kemudian salah seorang dari penebang pohon tersebut menanyakan kepada Terdakwa mengenai ukuran potongan kayu jati tersebut dan saat itu Terdakwa mengatakan
19
“Terserah berapa ukuran biasanya yang dipergunakan untuk dinding rumah”.karena akan dibuat dinding rumah Terdakwa. 5. Bahwa benar kemudian pohon jati yang telah tumbang tersebut dipotong menjadi 7 batang dengan ukuran masingmasing : a. b. c. d. e. f. g.
200 x 35 x 26 cm sebanyak 1 batang. 200 x 26 x 26 cm sebanyak 1 batang. 200 x 28 x 20 cm sebanyak 1 batang. Panjang 230 cm diameter 28 cm sebanyak 1 batang. Panjang 200 cm diameter 40 cm sebanyak 1 batang. Panjang 200 cm diameter 30 cm sebanyak 1 batang. Panjang 260 cm diameter 30 cm sebanyak 1 batang.
Dan kemudian sekira pukul 23.30 baru jadi 2 (dua) batang lalu Terdakwa menyuruh untuk mengangkat atau memanggul kayu jati tersebut dan dibawa ke rumah Terdakwa dengan dijanjikan imbalan sebesar Rp 25.000 (dua puluh lima ribu rupiah) per orang. 6. Bahwa benar dalam perjalanan membawa kayu jati tersebut Terdakwa tidak ikut mengangkat tetapi Terdakwa berjalan paling depan dengan tujuan untuk mencari jalan dan melakukan pengawasan apabila ada Petugas Kehutanan, tetapi pada saat berjalan kurang lebih 25 (dua puluh lima) meter tibatiba disergap oleh Petugas dari Perhutani dan dari 9 (sembilan) orang tersebut yang 6 (enam) orang berhasil melarikan diri, sedangkan Terdakwa, Saksi-4 dan Saksi-5 tertangkap, dan kemudian dibawa ke Kantor RPH Karang. Dengan demikian Majelis berpendapat bahwa unsur ke-2 Secara bersama-sama telah terpenuhi. Menimbang
:
Bahwa mengenai unsur ke-3 Dilarang menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan di dalam hutan tersebut Majelis mengemukakan pendapatnya sebagai berikut: Bahwa kata-kata Dilarang pada awal kalimat, menunjukan perbuatan dibelakang kata-kata tersebut adalah perbuatan yang melanggar ketentuan yang berlaku, dalam hal ini adalah perbuatan mengangkut, menguasai atau memiliki hasil hutan. Bahwa yang dimaksud dengan Menebang adalah seorang yang memotong pohon hidup dengan menggunakan alat-alat seperti gergaji, kapak dan golok agar pohon tersebut dapat tumbang yang kemudian dapat diambil kayunya. Bahwa yang dimaksud dengan Memanen atau memungut adalah mengambil sesuatu barang atau benda dengan maksud untuk dijual atau dimiliki dan dimanfaatkan untuk kepentingan sendiri. Bahwa yang dimaksud dengan Hasil hutan adalah benda-benda hayati, non hayati dan turunannya serta jasa yang berasal dari hutan. Bahwa dari keterangan Terdakwa dan para Saksi dipersidangan dan dihubungkan dengan barang bukti telah terungkap fakta-fakta sebagai berikut :
20
1. Bahwa benar sekira pukul 18.30 Wib Terdakwa dengan mengajak Saksi-4 menemui Saksi-5 ditempat yang telah direncanakan, selanjutnya Terdakwa berjalan kaki bersama Saksi-5 dan Saksi-4 untuk masuk hutan jati dengan tujuan untuk menemui teman-teman Saksi-5 yang telah masuk hutan terlebih dahulu untuk menebang kayu jati 2. Bahwa benar sesampainya di Petak 19 RPH Karang BKPH Kemadoh KPH Randublatung yang berada di Desa Karang, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora Terdakwa mendengar pohon tumbang, kemudian Terdakwa dan Saksi-5 serta Saksi-4 mendatangi suara tersebut, dan ternyata benar telah ada satu batang pohon jati yang tumbang yang ditebang oleh kawan-kawan Saksi-4 dan Saksi-5. 3. Bahwa benar didekat pohon jati yang telah tumbang tersebut Terdakwa kemudian bertemu dengan Sdr. Subadi, Sdr. Supar, Sdr. Parmin, Sdr Pardi, Sdr. Tambur, Sdr. Parjan, Sdr. Amin dan kemudian salah seorang dari penebang pohon tersebut menanyakan kepada Terdakwa mengenai ukuran potongan kayu jati tersebut dan saat itu Terdakwa mengatakan “Terserah berapa ukuran biasanya yang dipergunakan untuk dinding rumah”.karena akan dibuat dinding rumah Terdakwa. 4. Bahwa benar kemudian pohon jati yang telah tumbang tersebut dipotong menjadi 7 batang dengan ukuran masingmasing : a. b. c. d. e. f. g.
200 x 35 x 26 cm sebanyak 1 batang. 200 x 26 x 26 cm sebanyak 1 batang. 200 x 28 x 20 cm sebanyak 1 batang. Panjang 230 cm diameter 28 cm sebanyak 1 batang. Panjang 200 cm diameter 40 cm sebanyak 1 batang. Panjang 200 cm diameter 30 cm sebanyak 1 batang. Panjang 260 cm diameter 30 cm sebanyak 1 batang.
Dan kemudian sekira pukul 23.30 baru jadi 2 (dua) batang lalu Terdakwa menyuruh untuk mengangkat atau memanggul kayu jati tersebut dan dibawa ke rumah Terdakwa dengan dijanjikan imbalan sebesar Rp 25.000 (dua puluh lima ribu rupiah) per orang. Dengan demikian Majelis berpendapat bahwa unsur ke-3 menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan di dalam hutan telah terpenuhi. Menimbang
:
Bahwa mengenai unsur ke-4 Membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang, memotong atau membelah pohon di dalam kawasan hutan tersebut Majelis mengemukakan pendapatnya sebagai berikut: Bahwa yang dimaksud dengan membawa adalah memindahkan sesuatu barang atau benda dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara diantaranya dijinjing, dipikul, diangkut dan lain-lain. Bahwa yang dimaksud dengan alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang, memotong atau membelah pohon di dalam kawasan hutan adalah alat-alat atau benda yang biasa dipergunakan untuk
21
menebang, memotong atau membelah pohon seperti gergaji, kapak, golok dan alat-alat sejenisnya. Bahwa dari keterangan Terdakwa dan para Saksi dipersidangan dan dihubungkan dengan barang bukti telah terungkap fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar pada hari Selasa tanggal 14 Januari 2014 sekira pukul 16.30 Wib Terdakwa menemui Sdr. Susilo (Saksi5) di Pos Ronda dekat rumah Terdakwa, selanjutnya Terdakwa menyampaikan masalah rumah Terdakwa yang tidak ada dinding belakangnya, lalu Terdakwa bertanya kepada Saksi-5 untuk mencarikan orang-orang yang biasa mencari kayu jati, dan sepakat untuk bertemu diluar kampung dekat hutan jati. 2. Bahwa benar sekira pukul 18.30 Wib Terdakwa dengan mengajak Saksi-4 menemui Saksi-5 ditempat yang telah direncanakan, selanjutnya Terdakwa berjalan kaki bersama Saksi-5 dan Saksi-4 untuk masuk hutan jati dengan tujuan untuk menemui teman-teman Saksi-5 yang telah masuk hutan terlebih dahulu untuk menebang kayu jati. 3. Bahwa benar sesampainya di Petak 19 RPH Karang BKPH Kemadoh KPH Randublatung yang berada di Desa Karang, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora Terdakwa mendengar pohon tumbang, kemudian Terdakwa dan Saksi-5 serta Saksi-4 mendatangi suara tersebut, dan ternyata benar telah ada satu batang pohon jati yang tumbang yang ditebang oleh kawan-kawan Saksi-4 dan Saksi-5. 4. Bahwa benar didekat pohon jati yang telah tumbang tersebut Terdakwa kemudian bertemu dengan Sdr. Subadi, Sdr. Supar, Sdr. Parmin, Sdr Pardi, Sdr. Tambur, Sdr. Parjan, Sdr. Amin dan kemudian salah seorang dari penebang pohon tersebut menanyakan kepada Terdakwa mengenai ukuran potongan kayu jati tersebut dan saat itu Terdakwa mengatakan “Terserah berapa ukuran biasanya yang dipergunakan untuk dinding rumah”.karena akan dibuat dinding rumah Terdakwa. 5. Bahwa benar kemudian pohon jati yang telah tumbang tersebut dipotong menjadi 7 batang dengan ukuran masingmasing : a. b. c. d. e. f. g.
200 x 35 x 26 cm sebanyak 1 batang. 200 x 26 x 26 cm sebanyak 1 batang. 200 x 28 x 20 cm sebanyak 1 batang. Panjang 230 cm diameter 28 cm sebanyak 1 batang. Panjang 200 cm diameter 40 cm sebanyak 1 batang. Panjang 200 cm diameter 30 cm sebanyak 1 batang. Panjang 260 cm diameter 30 cm sebanyak 1 batang.
Dan kemudian sekira pukul 23.30 baru jadi 2 (dua) batang lalu Terdakwa menyuruh untuk mengangkat atau memanggul kayu jati tersebut dan dibawa ke rumah Terdakwa dengan dijanjikan imbalan sebesar Rp 25.000 (dua puluh lima ribu rupiah) per orang. 6. Bahwa benar alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang, memotong atau membelah pohon tersebut adalah milik teman-teman Saksi-5 yang dipergunakan untuk menebang
22
pohon jati oleh teman-teman Saksi-5 dimana hal tersebut atas permintaan Terdakwa melalui Saksi-5. 7. Bahwa benar apabila Terdakwa tidak menyampaikan kepada Saksi-5 untuk dicarikan orang-orang yang biasa mencari kayu jati dan hal tersebut disanggupi oleh Saksi-5 maka teman-teman Saksi-5 tersebut tidak akan membawa alatalat yang lazim dipergunakan untuk menebang atau memotong pohon jati, yang mana hal tersebut dilakukan atas permintaan atau suruhan dari Terdakwa. Dengan demikian Majelis berpendapat bahwa unsur ke-4 Membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk menebang, memotong atau membelah pohon di dalam kawasan hutan telah terpenuhi. Menimbang
:
Bahwa mengenai unsur ke-5 Tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang tersebut Majelis mengemukakan pendapatnya sebagai berikut: Bahwa yang dimaksud dengan Tanpa memiliki hak atau izin adalah si pelaku dalam melakukan perbuatannya tersebut tidak memiliki hak atau izin sehingga perbuatan tersebut menjadi perbuatan yang melanggar hukum tidak sah yang akhirnya menjadi suatu tindak pidana. Bahwa yang dimaksud dengan Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang diberi wewenang oleh Undang Undang untuk memberikan izin. Bahwa dari keterangan Terdakwa dan para Saksi dipersidangan dan dihubungkan dengan barang bukti telah terungkap fakta-fakta sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa, Saksi-4 dan Saksi-5 beserta kawan-kawan yang lain dalam melakukan perbuatan ini tidak memiliki izin dari pejabat yang berwenang sehingga pihak Perhutani telah dirugikan sebesar Rp 4.833.790 (Empat juta delapan ratus tiga puluh tiga ribu tujuh ratus Sembilan puluh rupiah). 2. Bahwa benar Terdakwa Saksi-4 dan Saksi-5 beserta kawan-kawan yang lain tahu dalam melakukan perbuatan ini seharusnya mendapatkan izin terlebih akan tetapi tidak menghiraukannya. Dengan demikian Majelis berpendapat bahwa unsur ke-5 Tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang telah terpenuhi.
Menimbang
:
Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas yang merupakan fakta-fakta yang diperoleh dalam persidangan, majelis berpendapat terdapat cukup bukti yang sah dan meyakinkan bahwa Terdakwa telah melakukan tidak pidana : “Setiap secara bersama-sama dilarang menebang pohon atau memanen atau memungut hasil hutan di dalam hutan tanpa memiliki hak atau izin dari pejabat yang berwenang dan membawa alat-alat
23
yang lazim digunakan untuk menebang, memotong atau membelah pohon di dalam kawasan hutan tanpa izin pejabat yang berwenang”. Menimbang
:
Bahwa Terdakwa mampu bertanggung jawab dan tidak ditemukan adanya alasan pemaaf maupun alasan pembenar pada diri Terdakwa, oleh karena Terdakwa dinyatakan bersalah maka harus dipidana.
Menimbang
:
Bahwa di dalam memeriksa dan mengadili perkara Terdakwa ini, secara umum tujuan Majelis adalah untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan hukum, kepentingan umum dan kepentingan militer. Menjaga kepentingan hukum dalam arti menjaga tetap tegaknya hukum dan keadilan dalam masyarakat, menjaga kepentingan umum dalam arti melindungi masyarakat dan harkat serta martabatnya sebagai manusia dari tindakan sewenangwenang, menjaga kepentingan militer dalam arti disatu pihak secara maksimal diharapkan dapat mendukung kelancaran pelaksanaan tugas pokok TNI dan dilain pihak diharapkan tidak menghambat pelaksanaan tugas para Prajurit di lapangan, melainkan justru diharapkan akan mendorong semangat mentalitas dan kejuangan para Prajurit dalam situasi yang bagaimanapun sulitnya, tetap mematuhi dan menjunjung tinggi serta tunduk terhadap ketentuan hukum yang berlaku.
Menimbang
:
Bahwa sebelum sampai pada saat pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis akan menilai sifat dan hakekat dan akibat dari sifat dan perbuatan Terdakwa serta hal-hal lain yang mempengaruhi, sebagai berikut : 1. Bahwa alasan perbuatan Terdakwa secara bersama-sama menebang, memanen atau memungut hasil hutan berupa kayu jati tanpa hak dan izin adalah karena Terdakwa ingin membuat dinding belakang rumahnya dengan mempergunakan kayu jati. 2. Bahwa perbuatan Terdakwa tersebut mencerminkan sikap Terdakwa yang tidak mau tahu atau tidak peduli terhadap adanya aturan-aturan hukum yang berlaku. 3. Bahwa perbuatan tersebut tidak patut dilakukan oleh Terdakwa sebagai seorang anggota TNI yang seharusnya memberikan contoh dan tauladan bagi masyarakat di sekitarnya. 4. Bahwa akibat perbuatan Terdakwa tersebut dapat merugikan Negara dan mencemarkan nama baik Kesatuan Terdakwa dimata masyarakat.
Menimbang
:
Bahwa tujuan Majelis bukanlah semata-mata hanya memidana orang-orang yang bersalah melakukan tindak pidana, tetapi juga mempunyai tujuan untuk mendidik agar yang bersangkutan dapat insyaf dan kembali ke jalan yang benar menjadi warga negara dan Prajurit yang baik sesuai dengan falsafah Pancasila dan Sapta Marga.
Menimbang
:
Bahwa oleh karena itu sebelum Majelis menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa dalam perkara ini perlu lebih dahulu memperhatikan hal-hal yang dapat meringankan dan memberatkan pidananya yaitu :
24
Hal-hal yang meringankan : -
Terdakwa berterusterang dan mengakui kesalahanya.
-
Terdakwa belum pernah dipidana.
Hal-hal yang memberatkan : -
Perbuatan Terdakwa bertentangan dengan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit
-
Perbuatan Terdakwa telah merugikan pihak Perhutani
Menimbang
:
Bahwa setelah meneliti dan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, majelis berpendapat bahwa pidana sebagaimana tercantum pada diktum ini adalah adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa.
Menimbang
:
Bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana, maka ia harus dibebani membayar biaya perkara.
Menimbang
:
Bahwa selama waktu Terdakwa berada dalam tahanan perlu dikurangkan sepenuhnya dari pidana yang dijatuhkan.
Menimbang
:
Bahwa barang-barang bukti dalam perkara ini berupa : 1.
Barang-barang : a.
1 (satu) buah golok.
b.
1 (satu) buah tas cangklong kecil warna hitam.
c.
1 (satu) buah jas hujan/mantel loreng.
d.
1 ( satu) buah ikat pinggang wama hitam.
Oleh karena merupakan perlengkapan yang digunakan pada saat melakukan tindak pidana dan erat kaitannya dengan perbuatan tindak pidana, maka majelis perlu menentukan ststusnya dirampas untuk dimusnahkan. 2.
Surat-surat : a.
2 (dua) lembar foto kayu jati.
b.
2 (dua) lembar foto alat yang di gunakan waktu menabang pohon berupa gergaji, kapak, jas hujan,ikat pinggang,jas hitam dan golok.
c.
2 (dua) lembar foto lokasi penebangan pohon jati petak 19 RPH Karang BKPH KemadohKPH Randublatung.
Oleh karena berkaitan erat dengan tindak pidana yang di lakukan terdakwa dan tidak sulit dalam penyimpanannya maka Majelis perlu menentukan statusnya untuk tetap dilekatkan dalam berkas perkara. Mengingat
: 1.
2.
Pasal 50 ayat (3) huruf e dan k Jo pasal 78 ayat (5) dan ayat (10) Undang Undang N0.41 tahun 1999 tentang Kehutanan Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Ketentuan perundang-undangan lain yang bersangkutan.
25
MENGADILI
1.
Menyatakan Terdakwa Pujiono, Praka NRP 31030838400585, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana : “Secara bersama-sama memungut hasil hutan tanpa hak atau izin pejabat yang berwenang”.
2.
Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan : -
Pidana penjara selama 5 (lima) bulan.
Menetapkan selama waktu Terdakwa berada dalam tahanan sementara dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan. -
Dan denda sebesar Rp 200.000,- (dua ratus ribu rupiah).
Subsidair 1 (satu) bulan kurungan. 3.
Menetapkan barang bukti berupa : a. Barang-barang : 1) 1 (satu) buah golok. 2). 1 (satu) buah tas cangklong kecil warna hitam. 3) 1 (satu) buah jas hujan/mantel loreng. 4) 1 (satu) buah ikat pinggang wama hitam. Dirampas untuk dimusnahkan. b. Surat-surat : 1) 2 (dua) lembar foto kayu jati. 2) 2 (dua) lembar foto alat yang digunakan waktu menebang pohon berupa gergaji, kapak, jas hujan, ikat pinggang, tas cangklong dan golok. 3) 2 (dua) lembar foto lokasi penebangan pohon jati petak 19 RPH Karang BKPH Kemadoh KPH Randublatung. Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
4.
Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp 5.000,- (lima ribu rupiah).
5.
Memerintahkan Terdakwa untuk tetap ditahan.
Demikian ……….
26
Demikian diputuskan pada hari ini Kamis tanggal 12 Juni 2014 dalam musyawarah Majelis Hakim oleh Letnan Kolonel Chk Surjadi Sjamsir, S.H., M.H. NRP 14930064880269 sebagai Hakim Ketua, serta Letnan Kolonel Chk Suwignyo Heri Prasetyo, S.H. NRP 1910014940863 dan Mayor Sus M. Arif Zaki Ibrahim, S.H. NRP 524420 masing-masing sebagai Hakim Anggota I dan sebagai Hakim Anggota II, yang diucapkan pada hari dan tanggal yang sama oleh Hakim Ketua dalam sidang yang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut di atas, Oditur Militer Kapten Laut (KH) Hanggonotomo, S.H., M.H. NRP 15706/P dan Panitera Kapten Laut (KH) Sukadar, S.H. NRP 17609/P, di hadapan umum dan dihadiri oleh Terdakwa.
Hakim Ketua
CAP / TTD Surjadi Sjamsir, S.H., M.H. Letnan Kolonel Chk NRP 14930064880269 Hakim Anggota I
Hakim Anggota II
TTD
TTD
Suwignyo Heri Prasetyo, S.H Letkol Chk NRP 1910014940863
M. Arif Zaki Ibrahim, S.H Mayor Sus NRP 524420 Panitera
TTD Sukadar, S.H. Kapten Laut (KH) NRP 17609/P
Disalin sesuai dengan aslinya oleh Panitera
Sukadar, S.H. Kapten Laut (KH) NRP 17609/P