PENGADILAN MILITER III-12 S U R A B A Y A
PUTUSAN Nomor: 21-K / PM.III-12 / AL / I / 2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum di bawah ini dalam perkara Terdakwa : Nama lengkap Pangkat / NRP Jabatan Kesatuan Tempat, tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
SUDARYONO Kls Keu / 106975 Anggota Sat Siaga Denmako Koarmatim Denmako Koarmatim Sumenep, 27 Maret 1985 Laki-laki. Indonesia. Islam. Ds. Tanjung RT.10 RW.04 Kec. Saronggi, Kab. Sumenep, Madura, Jatim (sekarang Mess Denmako Koarmatim, Ujung, Surabaya).
Terdakwa dalam perkara ini tidak ditahan. Pengadilan Militer III-12 Surabaya tersebut di atas : Membaca
: Berkas Perkara Pidana dari Pomal Lantamal-V Surabaya Nomor: BPP.66/A-12/X/2013 tanggal 31 Oktober 2013 atas nama Kls Keu Sudaryono NRP.106975.
Memperhatikan : 1. Keputusan Pangarmatim selaku Papera Nomor: Kep/155/XII/2013 tanggal 23 Desember 2013 tentang Penyerahan Perkara. 2. Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer III-12 Surabaya Nomor: Sdak/04/K/AL/I/2014 tanggal 07 Januari 2014. 3. Penetapan Kadilmil III-12 Surabaya Nomor: TAPKIM/21/PM.III12/AL/I/2014 tanggal 15 Januari 2014 tentang Penunjukan Hakim. 4. Penetapan Hakim Ketua Nomor: TAPSID/21/PM.III-12/AL/I/2014 tanggal 16 Januari 2014 tentang Hari Sidang. 5. Surat Kaotmil III-12 Surabaya tentang panggilan untuk menghadap persidangan atas nama Terdakwa dan para Saksi. 6. Surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini. Mendengar
: 1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer III-12 Surabaya Nomor: Sdak/04/K/AL/I/2014 tanggal 07 Januari 2014, di depan sidang yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini. 2. Hal-hal yang diterangkan oleh Terdakwa di persidangan serta keterangan para Saksi di bawah sumpah.
Memperhatikan : 1. Tuntutan pidana (Requisitoir) Oditur Militer yang diajukan kepada Majelis Hakim, yang pada pokoknya Oditur Militer menyatakan bahwa : a. Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana: “Desersi dimasa damai”, sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana menurut Pasal 87 ayat (1) ke-2 jo ayat (2) KUHPM.
b. Oleh karenanya Oditur Militer memohon agar Terdakwa dijatuhi hukuman berupa Pidana Penjara selama 8 (delapan) bulan. c. Memohon agar barang bukti berupa surat-surat : 1) 11(sebelas) lembar fotocopy Daftar Absensi dari Dandenmako Koarmatim An. Kls Keu Sudaryono NRP.106975. 2) 2 (dua) lembar Surat Keterangan Kesehatan Personil a.n. Kls Keu Sudaryono NRP.106975 dari Kadiskes Koarmatim Kolonel Laut (K) Indra Primadya MAP Nomor: R/260/IX/2013 tanggal 23 September 2013. d. Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.7.500,-(tujuh ribu lima ratus rupiah). 2. Permohonan Terdakwa yang menyatakan bahwa ia merasa bersalah, namun Terdakwa memohon agar tidak dipecat dan tidak dihukum, karena Terdakwa masih sakit. Menimbang
: Bahwa bverdasarkan Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer III12 Surabaya Nomor: Sdak/04/K/AL/I/2014 tanggal 07 Januari 2014 telah didakwa melakukan tindak pidana sebagai berikut : Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempat-tempat tersebut di bawah ini yaitu terhitung mulai tanggal satu bulan Februari tahun 2000 sebelas sampai dengan Terdakwa menyerahkan diri tanggal lima belas bulan Januari tahun 2000 dua belas secara berturut turut, atau setidaktidaknya pada suatu hari dalam bulan Februari tahun 2000 sebelas sampai dengan pada suatu hari dalam bulan Februari tahun 2000 dua belas, atau setidak-tidaknya pada tahun 2000 sebelas sampai dengan tahun 2000 dua belas, bertempat di Denmako Koarmatim, atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Militer III12 Surabaya, telah melakukan tindak pidana : "Militer yang karena salahnya atau dengan sengaja melakukan ketidakhadiran tanpa ijin dalam waktu damai lebih lama dari tiga puluh hari", dengan cara-cara sebagai berikut : 1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI AL melalui Dikcatam PK XXIV/2 pada tahun 2005 di Kobangdikal, setelah lulus dilantik dengan pangkat Kld Keu kemudian Terdakwa berdinas di KRI Hasan Basri-882 dan sampai dengan terjadinya perkara ini Terdakwa berdinas di Denmako Koarmatim dengan pangkat Kls Keu NRP 106975. 2. Bahwa Terdakwa telah meninggalkan Kesatuan tanpa ijin yang sah dari Dandenmako Koarmatim sejak tanggal 01 Februari 2011 sampai dengan Terdakwa menyerahkan diri pada tanggal 16 Januari 2012 dan diketahui oleh Pelda Mes Risang Trenggono (Saksi-1) dan Serka Saa Legiatma Pancana (Saksi-2) yang pada saat itu menjabata sebagai Babek Satprov Denmako Koarmatim dan juru Absensi Satsiaga Denmako Koarmatim. 3. Bahwa selama Terdakwa tidak masuk dinas tanpa ijin yang sah dari Komandan Kesatuan atau atasan lain yang berwenang tidak diketahui keberadaannya dan apa kegiatannya karena Terdakwa tidak pernah memberitahukan kepada Kesatuan baik melalui telepon maupun melalui surat. 4. Bahwa kemudian kesatuan berusaha mencari Terdakwa di tempattempat yang sering dikunjungi, namun tidak diketemukan ataupun tertangkap selanjutnya Dandenmako Koarmatim selaku Ankum
mengeluarkan Surat Pernyataan Disersi Nomor : R/95/III/2011 tanggal 07 Maret 2011. 5. Bahwa Kesatuan telah melakukan pemanggilan terhadap Terdakwa sebanyak 3 (tiga) kali namun Terdakwa tidak hadir. 6. Bahwa kemudian pada tanggal 16 Januari 2012 sekira pukul 07.00 Wib Terdakwa masuk dinas dengan cara menyerahkan diri ke Satsiaga Denmako Koarmatim dan diterima oleh Pelda Mes Risang Trenggono. 7. Bahwa penyebab Terdakwa tidak masuk dinas tanpa ijin yang sah dari Komandan Kesatuan atau atasan lain yang berwenang karena Terdakwa merasa bingung. 8. Bahwa selama tidak masuk dinas tanpa ijin yang sah dari Komandan Kesatuan atau atasan lain yang berwenang, Terdakwa tinggal di rumah Terdakwa dengan alamat Ds. Tanjung RT 10 RW05 Kec. SaronggiKab. Sumenep Madura Jatim selama 348 (tiga ratus empat puluh delapan) hari sejak tanggal 01 Pebruari 2011 sampai dengan tanggal 15 Januari 2012 dan Terdakwa tidak melakukan kegiatan apa-apa hanya makan dan tidur saja. 9. Bahwa Terdakwa telah meninggalkan dinas tanpa ijin yang sah dari Komandan satuan sejak tanggal 01 Februari 2011 sampai dengan tanggal 15 Januari 2012 secara berturut-turut selama 348 (tiga ratus empat puluh delapan) hari atau lebih lama dari 30 (tiga puluh) hari. 10. Bahwa ketika Terdakwa melakukan ketidakhadiran tanpa ijin atasan yang berwenang tersebut Negara Kesatuan Republik Indonesia khususnya wilayah Surabaya dan sekitarnya dalam keadaan aman dan damai, dan Kesatuan Terdakwa tidak sedang dipersiapkan untuk suatu tugas operasi militer atau ekspedisi militer. Berpendapat bahwa perbuatan Terdakwa tersebut telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam Pasal 87 ayat (1) ke-2 jo ayat (2) KUHPM. Menimbang
: Bahwa terhadap Dakwaan Oditur Militer tersebut di atas, Terdakwa menyatakan mengerti dan membenarkan telah melakukan perbuatan sebagaimana yang didakwakan oleh Oditur Militer atas dirinya.
Menimbang
: Bahwa terhadap Dakwaan Oditur Militer tersebut di atas, Terdakwa tidak mengajukan keberatan (Eksepsi).
Menimbang
: Bahwa di persidangan Terdakwa tidak didampingi oleh Penasihat Hukum dan menyatakan akan menghadapi sendiri perkara ini.
Menimbang
: Bahwa para Saksi yang dihadapkan di persidangan menerangkan di bawah sumpah sebagai berikut :
Saksi - I
: Nama lengkap: RISANG TRENGGONO; Pangkat/NRP: Pelda Mes/73689; Jabatan: Babek Satprov Denmako Koarmatim (sekarang Kabag Satsiaga); Kesatuan: Denmako Koarmatim; Tempat, tanggal lahir: Klaten, 13 April 1972; Jenis kelamin: Laki-laki; Kewarganegaraan: Indonesia; Agama: Islam; Tempat tinggal: Jl. Candi Lontar Tengah I/43A No.21 Sambikerep, Kota Surabaya. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
1. Bahwa Saksi mulai kenal dengan Terdakwa pada sekira tanggal 30 November 2009 ketika Terdakwa masuk menjadi anggota Satsiaga Denmako Koarmatim, dan Saksi tidak ada hubungan keluarga dengan Terdakwa. 2. Bahwa selama berdinas di Satsiaga Denmako Koarmatim, Terdakwa lebih banyak diam/melamun dan sulit diajak berkomunikasi, dan sekira tiga bulan setelah Terdakwa berdinas di Satsiaga Denmako Koarmatim, Terdakwa dicek kesehatannya ke RSAL dan Terdakwa diterapi jiwa di RSAL Surabaya, dan sampai dengan sekarang sakit jiwa Terdakwa belum stabil dan masih berobat jalan ke RSAL. 3. Bahwa selama Terdakwa menderitra sakit jiwa, Terdakwa dibebaskan dari kewajiban apel pagi dan apel siang, namun Terdakwa harus selalu berada di Kantor Denmako Koarmatim dan diberi tugas membersihan ruangan kantor. 4. Bahwa kemudian tanpa ada pemberitahuan ataupun izin dari Dandenmako Koarmatim ataupun atasan lain yang berwenang, sejak tanggal 01 Februari 2011 Terdakwa tidak berada di ruangannya dan tidak masuk dinas tanpa ijin, sampai kemudian pada tanggal 15 Januari 2012 Terdakwa kembali lagi ke kesatuan Satsiaga Denmako Koarmatim dengan cara menyerahkan diri. 5. Bahwa selama Terdakwa tidak masuk dinas tanpa ijin yang sah dari Dansat, Kesatuan Denmako Koarmatim telah beberapa kali melakukan upaya pemanggilan dan pencarian terhadap Terdakwa, namun Terdakwa tidak diketemukan, dan selama tidak masuk dinas tanpa ijin yang sah dari Dansat, Terdakwa tidak pernah menghubungi atau memberi kabar kepada Saksi selaku kepala bagian Terdakwa maupun kepada Kesatuan, baik melalui telepon maupun surat. 6. Bahwa setelah mengetahui Terdakwa pada tanggal 16 Januari 2012 sudah kembali ke kesatuan dengan cara menyerahkan diri, maka Saksi lalu melaporkan tentang kembalinya Terdakwa tersebut kepada Dandenmako Koarmatim, dan selanjutnya Terdakwa diserahkan ke Satpomal Lantamal-V Surabaya untuk diproses hukum, dan selanjutnya Terdakwa dipindahkan dari Satsiaga ke Satminpers Denmako Koarmatim. 7. Bahwa Saksi tidak mengetahui secara pasti yang menjadi penyebab Terdakwa tidak masuk dinas tanpa ijin dari Dansat atau atasan lain yang berwenang, karena Terdakwa sulit atau tidak nyambung kalau diajak berkomunikasi. 8. Bahwa pada waktu Terdakwa meninggalkan kesatuan tanpa ijin yang sah dari Dansat, Negara Kesatuan RI dalam keadaan damai, dan Terdakwa ataupun Kesatuan Denmako Koarmatim tidak sedang dipersiapkan untuk suatu tugas operasi militer Atas keterangan Saksi-I tersebut di atas, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Saksi – II
: Nama lengkap: LEGIATMA PANCANA; Pangkat/NRP: Serka (sekarang Serma) Saa/63000; Jabatan: Juru Absensi Satsiaga; Kesatuan: Denmako Koarmatim; Tempat, tanggal lahir: Jogjakarta, 05 Nopember 1967; Jenis kelamin: Laki-laki; Kewarganegaraan: Indonesia; Agama: Islam; Tempat tinggal: Jl. Bulak Banteng Lor No.218, Kota Surabaya. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
1. Bahwa Saksi mulai kenal dengan Terdakwa pada sekira tanggal 30 November 2009 ketika Terdakwa masuk menjadi anggota Satsiaga Denmako Koarmatim, dan Saksi tidak ada hubungan keluarga dengan Terdakwa. 2. Bahwa selama berdinas di Satsiaga Denmako Koarmatim, Terdakwa lebih banyak diam/melamun dan sulit diajak berkomunikasi, dan sekira tiga bulan setelah Terdakwa berdinas di Satsiaga Denmako Koarmatim, Terdakwa dicek kesehatannya ke RSAL dan Terdakwa diterapi jiwa di RSAL Surabaya, dan sampai dengan sekarang sakit jiwa Terdakwa belum stabil dan masih berobat jalan ke RSAL. 3. Bahwa selama Terdakwa menderitra sakit jiwa, Terdakwa dibebaskan dari kewajiban apel pagi dan apel siang, namun Terdakwa harus selalu berada di Kantor Denmako Koarmatim dan diberi tugas membersihan ruangan kantor. 4. Bahwa kemudian sejak tanggal 01 Februari 2011 tanpa ada pemberitahuan ataupun izin dari Dandenmako Koarmatim ataupun atasan lain yang berwenang, Terdakwa tidak berada di ruangannya dan tidak masuk dinas tanpa ijin, sampai kemudian pada tanggal 15 Januari 2012 Terdakwa kembali lagi ke kesatuan Satsiaga Denmako Koarmatim dengan cara menyerahkan diri. 5. Bahwa selama Terdakwa tidak masuk dinas tanpa ijin yang sah dari Dansat, Kesatuan Denmako Koarmatim telah beberapa kali melakukan upaya pemanggilan dan pencarian terhadap Terdakwa, namun Terdakwa tidak diketemukan, dan selama tidak masuk dinas tanpa ijin yang sah dari Dansat, Terdakwa tidak pernah menghubungi atau memberi kabar kepada Saksi selaku kepala bagian Terdakwa maupun kepada Kesatuan, baik melalui telepon maupun surat. 7. Bahwa pada tanggal 16 Januari 2012 Saksi melihat Terdakwa masuk berdinas kembali dengan cara menyerahkan diri ke kesatuan dan yang menerima adalah Pelda Mes Risang Trenggono selaku kepala bagian Terdakwa. 8. Bahwa Saksi tidak mengetahui yang menjadi penyebab Terdakwa tidak masuk dinas tanpa ijin dari Komandan Kesatuan atau atasan lain yang berwenang. Atas keterangan Saksi-II tersebut di atas, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Menimbang
: Bahwa di dalam persidangan Terdakwa pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi prajurit TNl AL melalui Dikcatam PK XXI/2 tahun 2005 di Kobangdikal Surabaya dengan menggunakan ijazah umum SMP. Setelah lulus dilantik dengan pangkat Kld Keu NRP.106975, Terdakwa berdinas di KRI Hasan Basri-882 sampai dengan bulan Nopember 2009 lalu Terdakwa dipindah-tugaskan ke Satsiaga Denmako Koarmatim. Pada saat kejadian yang menjadi perkara ini, Terdakwa dengan pangkat Kls Keu masih berdinas di Denmako Koarmatim, dan sekarang Terdakwa berdinas di Satminpers Denmako Koarmatim. 2. Bahwa pada waktu berdinas di KRI Hasan Basri-882 selama sekira 4 tahun, Terdakwa merasa sumpek, tidak enak, dan merasa tertekan,
karena lebih sering berlayar di laut. Bersamaan dengan itu, keadaan keuangan orang tua Terdakwa yang bekerja sebagai nelayan di Madura sedang sulit dan ibu Terdakwa menderita sakit jantung yang memerlukan beaya besar, sehingga Terdakwa semakin bingung dan stres. 3. Bahwa kemudian pada bulan Nopember 2009 Terdakwa dipindahtugaskan ke Satsiaga Denmako Koarmatim, dan selanjutnya Terdakwa berobat ke Poliklinik Jiwa RSAL. Selain menderita sakit kejiwaan, Terdakwa juga menderita sakit hepatitis B. 4. Bahwa pada tanggal 01 Februari 2011 tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada Dandenma Koarmatim ataupun atasan lain, Terdakwa pergi meninggalkan kesatuan Satsiaga Denmako Koarmatim untuk pulang ke rumah orang-tua Terdakwa di Sumenep, Madura. Selama berada di rumah orang-tua, Terdakwa hanya istirahat di rumah orang tua Terdakwa. 5. Bahwa pada tanggal 16 Januari 2012 Terdakwa pulang kembali ke ruangan Saksi di Satsiaga Denmako Koarmatim dengan diketahui oleh atasan Saksi atas nama Pelda Mes Risang Trenggono dan Serka Saa Legiatma Pancana. 6. Bahwa benar selama Terdakwa meninggalkan kesatuan tanpa ijin, Terdakwa tinggal di rumah orang tua Terdakwa di Desa Tanjung, Kec. Saronggi, Kab. Sumenep, Madura, Jatim, dan selama meninggalkan kesatuan tanpa izin, Terdakwa tidak pernah memberitahukan keberadaannya kepada kesatuannya. Menimbang
: Bahwa barang bukti yang diajukan oleh Oditur Militer di persidangan yang berupa surat-surat : 1. 12 (dua belas) lembar Daftar Absensi Personil Satsiaga Denmako Koarmatim Bulan Februari 2011 sampai dengan bulan Januari 2012, yang menunjukkan bahwa terhitung mulai tanggal 01 Februari 2011 sampai dengan tanggal 13 Januari 2012 Terdakwa Kls Keu Sudaryono NRP.106975 dinyatakan tidak hadir di kesatuan tanpa keterangan (TK), dan mulai hari Senin tanggal 16 Januari 2012 Terdakwa dinyatakan Hadir (H); 2. 2 (dua) lembar fotocopy Surat Kepala Dinas Kesehatan Koarmatim Nomor: R/260/IX/2013 tanggal 23 September 2013 perihal Evaluasi Kesehatan Personel Proskit, yang menerangkan bahwa Terdakwa atas nama Sudaryono, Kls Keu NRP.106975 telah dikonsulkan ke RSAL dr. Ramelan pada Poli Jiwa tanggal 17 September 2013 dengan hasil Psikosa Boderline Personality Stakes Jiwa II/P; dan pada Poli Hati tanggal 23 Juli 2013 dengan keterangan yang bersangkutan (Terdakwa) menderita penyakit hati kronis / Hepatitis B Stakes III/P, dengan saran agar yang bersangkutan masih tetap bekerja biasa tetapi memperoleh keringanan (KR) atau pembatasan kerja sambil berobat jalan ke faskes TNI AL. Masing-masing telah diperlihatkan dan dibacakan kepada Terdakwa dan para Saksi serta telah diterangkan sebagai barang bukti tindak pidana yang dilakukan Terdakwa dalam perkara ini, ternyata berhubungan dan bersesuaian dengan bukti-bukti lain, sehingga oleh karenanya dapat memperkuat pembuktian atas perbuatan yang didakwakan.
Menimbang
: Bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa di persidangan, keterangan para Saksi di bawah sumpah, dan bukti lain di persidangan yang berupa Daftar Absensi, kemudian setelah menghubungkan yang satu dengan
lainnya, maka diperoleh fakta hukum yang melingkupi perbuatan Terdakwa sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi prajurit TNl AL melalui Dikcatam PK XXI/2 tahun 2005 di Kobangdikal Surabaya dengan menggunakan ijazah umum SMP. Setelah lulus dilantik dengan pangkat Kld Keu NRP.106975, Terdakwa berdinas di KRI Hasan Basri-882 sampai dengan bulan Nopember 2009 lalu Terdakwa dipindah-tugaskan ke Satsiaga Denmako Koarmatim. Pada saat kejadian yang menjadi perkara ini, Terdakwa dengan pangkat Kls Keu masih berdinas di Denmako Koarmatim, dan sekarang Terdakwa berdinas di Satminpers Denmako Koarmatim. 2. Bahwa benar pada waktu berdinas di KRI Hasan Basri-882 selama sekira 4 tahun, Terdakwa merasa sumpek, tidak enak, dan merasa tertekan, karena lebih sering berlayar di laut. Bersamaan dengan itu, keadaan keuangan orang tua Terdakwa yang bekerja sebagai nelayan di Madura sedang sulit dan ibu Terdakwa menderita sakit jantung yang memerlukan beaya besar, sehingga Terdakwa semakin bingung, stres, dan jiwanya agak terganggu. 3. Bahwa benar oleh karena jiwa Terdakwa agak terganggu, pada bulan Nopember 2009 Terdakwa dipindah-tugaskan ke Satsiaga Denmako Koarmatim, dan selanjutnya Terdakwa berobat ke Poliklinik Jiwa RSAL. Selain menderita sakit kejiwaan, Terdakwa juga menderita sakit hepatitis B. 4. Bahwa benar selama Terdakwa menderitra sakit dan berobat jalan ke RSAL, Terdakwa dibebaskan dari kewajiban apel pagi dan apel siang, namun Terdakwa harus selalu berada di Kantor Denmako Koarmatim dan diberi tugas membersihkan ruangan kantor. 5. Bahwa benar pada tanggal 01 Februari 2011 tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada Dandenma Koarmatim ataupun atasan lain yang diberi wewenang, Terdakwa pergi meninggalkan kesatuan Satsiaga Denmako Koarmatim untuk pulang ke rumah orang-tua Terdakwa di Sumenep, Madura. Selama berada di rumah orang-tua Terdakwa di Sumenep, Terdakwa hanya beristirahat di rumah orang tua Terdakwa. 6. Bahwa benar pada tanggal 16 Januari 2012 Terdakwa kembali ke satuan Satsiaga Denmako Koarmatim dan kemudian oleh Saksi Pelda Mes Risang Trenggono Terdakwa diserahkan ke Pomal Lantamal-V Surabaya untuk diproses hukum. 7. Bahwa benar selama Terdakwa meninggalkan kesatuan tanpa ijin dan tinggal di rumah orang tua Terdakwa di Desa Tanjung, Kec. Saronggi, Kab. Sumenep, Madura, Jatim, Terdakwa tidak pernah memberitahukan keberadaannya kepada kesatuannya. 8. Bahwa benar dengan demikian Terdakwa telah sengaja meninggalkan kesatuan Denmako Koarmatim tanpa izin Dandenmako Koarmatim ataupun atasan lain yang berwenang sejak tanggal 01 Februari 2011 sampai dengan tanggal 16 Januari 2012 secara berturut-turut selama 358 (tiga ratus lima puluh delapan) hari, yang berarti lebih lama dari tiga puluh hari. 9. Bahwa benar selama meninggalkan kesatuan Denmako Koarmatim tanpa izin Dansat, Negara kesatuan RI dalam keadaan damai, dan
Terdakwa maupun kesatuan Denmako Koarmatim dipersiapkan untuk suatu tugas operasi militer.
tidak
sedang
Menimbang
: Bahwa Majelis Hakim sependapat dengan Oditur Militer tentang terbuktinya Terdakwa bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana yang telah diuraikan Oditur Militer dalam Tuntutannya. Namun demikian Majelis Hakim akan membuktikannya sendiri sebagaiman dikemukakan lebih lanjut dalam Putusan ini. Sedangkan mengenai lamanya pidana penjara yang dijatuhkan kepada Terdakwa, Majelis Hakim mempunyai pertimbangan sendiri sebagaimana akan diuraikan lebih lanjut dalam putusan ini.
Menimbang
: Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam Dakwaan tunggal mengandung unsur-unsur sebagai berikut : 1. Militer; 2. Yang karena salahnya atau dengan sengaja melakukan ketidakhadiran tanpa izin; 3. Dalam waktu damai; 4. Lebih lama dari tiga puluh hari;
Menimbang
: Bahwa mengenai dakwaan tersebut Majelis Hakim mengemukakan pendapat sebagai berikut : 1. Unsur kesatu : “Militer“ - Bahwa yang dimaksud dengan “Militer“, sesuai Pasal 46 ke-1 KUHPM adalah mereka yang berikatan dinas secara sukarela pada Angkatan Perang, yang wajib berada dalam dinas secara terus menerus dalam tenggang waktu ikatan dinas tersebut. - Sedang yang dimaksud dengan “Angkatan Perang“, sesuai Pasal 45 huruf b KUHPM adalah Angkatan Laut dan satuan-satuan militer wajib yang termasuk dalam lingkungannya, terhitung juga personil cadangan nasional. - Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa, dan alat bukti lain di persidangan, diperoleh fakta hukum sebagai berikut : a. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi prajurit TNl AL melalui Dikcatam PK XXI/2 tahun 2005 di Kobangdikal Surabya. Setelah lulus dilantik dengan pangkat Kld Keu NRP.106975, Terdakwa berdinas di KRI Hasan Basri-882 sampai dengan bulan Nopember 2009 lalu Terdakwa dipindah-tugaskan ke Satsiaga Denmako Koarmatim. Pada saat kejadian yang menjadi perkara ini, Terdakwa dengan pangkat Kls Keu masih berdinas di Denmako Koarmatim, dan sekarang Terdakwa berdinas di Satminpers Denmako Koarmatim. b. Bahwa benar sebagai prajurit yang bertugas di Denmako Koarmatim, yang merupakan bagian dari TNI Angkatan Laut, Terdakwa termasuk dalam pengertian mereka yang berikatan dinas secara sukarela pada Angkatan Perang, yang berarti termasuk dalam pengertian militer. c. Bahwa benar sesuai Keputusan Pangarmatim selaku Papera Nomor: Kep/155/XII/2013 tanggal 23 Desember 2013 tentang Penyerahan Perkara, yang diajukan sebagai Terdakwa dalam perkara ini adalah Sudaryono, Kls Keu NRP.106975, dan Terdakwalah orangnya.
Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa Unsur Kesatu: “Militer” telah terpenuhi. 2. Unsur kedua : “Yang karena salahnya atau dengan sengaja melakukan ketidak-hadiran tanpa izin“. - Bahwa oleh karena unsur ini disusun secara alternatif, yaitu karena salahnya atau dengan sengaja, maka cukup jika hanya salah satu alternatif saja yang terpenuhi. - Bahwa menurut ilmu pengetahuan hukum pidana, yang dimaksud dengan istilah “karena salahnya” atau “kealpaan” pada dasarnya adalah kekurang-hati-hatian, kekurang-waspadaan, keteledoran, atau kekhilafan. - Sedang yang dimaksud dengan istilah “sengaja” atau “kesengajaan” dapat kita temukan dalam Memorie van Toelichting yang mengartikan „kesengajaan‟ sebagai menghendaki dan menginsyafi terjadinya suatu tindakan beserta akibatnya. - Yang dimaksud dengan “ketidak-hadiran” menurut Pasal 95 KUHPM adalah jika Terdakwa tidak berada disuatu tempat dimana seharusnya ia berada untuk melaksanakan sesuatu tugas yang dipercayakan kepadanya. Sedangkan yang dimaksud dengan “tanpa ijin” adalah ketidak hadiran disuatu tempat dimana seharusnya ia berada tanpa ijin atasan atau komandannya, sebagaimana lazimnya setiap anggota TNI yang akan meninggalkan kesatuan, baik untuk kepentingan dinas maupun kepentingan pribadi, diwajibkan menempuh prosedur perijinan yang berlaku di kesatuannya. - Unsur ini mengandung pengertian bahwa pelaku, dalam hal ini Terdakwa, baik karena keteledoran/kekhilafannya atau pun karena atas kehendak dan kemauannya sendiri telah tidak hadir di kesatuannya, yaitu Denmako Koarmatim, tanpa ada izin dari Komandan kesatuan atau Atasan lain yang berwenang memberinya izin. Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa, dan alat bukti lain di persidangan, diperoleh fakta hukum sebagai berikut: a. Bahwa benar pada waktu berdinas di KRI Hasan Basri-882 selama sekira 4 tahun, Terdakwa merasa sumpek, tidak enak, dan merasa tertekan, karena lebih sering berlayar di laut. Bersamaan dengan itu, keadaan keuangan orang tua Terdakwa yang bekerja sebagai nelayan di Madura sedang sulit dan ibu Terdakwa menderita sakit jantung yang memerlukan beaya besar, sehingga Terdakwa semakin bingung, stres, dan jiwanya agak terganggu. b. Bahwa benar oleh karena jiwa Terdakwa agak terganggu, pada bulan Nopember 2009 Terdakwa dipindah-tugaskan ke Satsiaga Denmako Koarmatim, dan selanjutnya Terdakwa berobat ke Poliklinik Jiwa RSAL. Selain menderita sakit kejiwaan, Terdakwa juga menderita sakit hepatitis B. c. Bahwa benar selama Terdakwa menderitra sakit dan berobat jalan ke RSAL, Terdakwa dibebaskan dari kewajiban apel pagi dan apel siang, namun Terdakwa harus selalu berada di Kantor Denmako Koarmatim dan diberi tugas membersihkan ruangan kantor.
d. Bahwa benar pada tanggal 01 Februari 2011 tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada Dandenma Koarmatim ataupun atasan lain yang diberi wewenang, Terdakwa pergi meninggalkan ruangan kantor Denmako Koarmatim untuk pulang ke rumah orang-tua Terdakwa di Sumenep, Madura. Selama berada di rumah orang-tua Terdakwa di Sumenep, Terdakwa hanya beristirahat di rumah orang tua Terdakwa. e. Bahwa benar Terdakwa mengetahui dan menyadari bahwa sebagai prajurit TNI jika akan meninggalkan kesatuan karena suatu keperluan, ia harus memohon izin terlebih dahulu kepada Komandan Kesatuan atau kepada atasan lain yang diberi wewenang, dan jika Terdakwa tidak sempat meminta izin karena sesuatu keadaan yang memaksa, setidak-tidaknya Terdakwa segera memberitahukan keberadaannya kepada kesatuannya dengan berbagai alat komunikasi yang ada. Namun dengan memanfaatkan kondisinya yang sedang sakit dan dibebaskan dari kewajiban apel, Terdakwa yang seharusnya tetap berada di ruangan kantor Denmako Koarmatim, ternyata Terdakwa pergi begitu saja meninggalkan ruangan kantor Denmako Koarmatim dan kemudian langsung pergi ke rumah orang-tua Terdakwa di Sumenep, Madura, tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada Dandenmako Koarmatim, padahal Terdakwa mengetahui akibat atas perbuatannya tersebut. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa Unsur Kedua: “Yang dengan sengaja melakukan ketidak-hadiran tanpa izin“, telah terpenuhi. 3. Unsur ketiga : “ Dalam waktu damai “ - Bahwa di dalam pasal-pasal KUHP maupun KUHPM tidak dijelaskan mengenai pengertian “dalam waktu damai”. Undang-undang tersebut hanya menjelaskan mengenai perluasan pengertian “waktu perang”, yang merupakan lawan kata (acontrario) dari pengertian “waktu damai”. - Bahwa menurut bahasa, yang dimaksud dengan “waktu perang” adalah suatu jangka waktu di mana suatu negara sedang berperang atau turut berperang dengan negara lainnya. - Sedang mengenai perluasan pengertian “dalam waktu perang”, di dalam Pasal 58 KUHPM dijelaskan bahwa suatu kesatuan dianggap dalam waktu perang, jika oleh penguasa militer kesatuan tersebut sedang diperintahkan untuk turut serta dalam suatu ekspedisi militer, atau untuk memberantas suatu kekuatan yang bersifat bermusuhan, atau untuk memelihara kenetralan negara, atau untuk melaksanakan suatu permintaan bantuan militer dari penguasa yang berhak dalam hal terjadi suatu gerakan pengacauan. Tugas-tugas yang diperintahkan dalam Pasal 58 KUHPM tersebut di atas, dalam UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI disebut sebagai tugas “operasi militer”, baik operasi militer untuk perang maupun operasi militer selain perang. - Dengan demikian di luar keadaan-keadaan tersebut di atas, suatu pasukan dianggap tidak dalam waktu perang, atau jika ditafsirkan secara acontrario, pasukan tersebut berada “dalam waktu damai”. - Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa, dan alat bukti lain di persidangan, diperoleh fakta hukum sebagai berikut: a. Bahwa sebagaimana telah diuraikan dalam pembuktian unsur-unsur terdahulu yang merupakan bagian dari pembuktian unsur ini, bahwa benar
pada tanggal 01 Februari 2011 tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada Dandenma Koarmatim ataupun atasan lain yang diberi wewenang, Terdakwa pergi meninggalkan ruangan kantor Denmako Koarmatim untuk pulang ke rumah orang-tua Terdakwa di Sumenep, Madura. Selama berada di rumah orang-tua Terdakwa di Sumenep, Terdakwa hanya beristirahat di rumah orang tua Terdakwa. b. Bahwa benar pada waktu meninggalkan kesatuan Denmako Koarmatim tanpa izin Dansat, Negara kesatuan RI dalam keadaan damai, dan Terdakwa maupun kesatuan Denmako Koarmatim tidak sedang dipersiapkan untuk suatu tugas operasi militer. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa Unsur Ketiga: “Dalam waktu damai” telah terpenuhi. 4. Unsur keempat : “Lebih lama dari tiga puluh hari” - Unsur ini mengandung pengertian bahwa Pelaku, dalam hal ini Terdakwa, telah tidak hadir di kesatuan tanpa izin selama lebih dari tiga puluh hari secara terus menerus. Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa, dan alat bukti lain di persidangan, diperoleh fakta hukum sebagai berikut: a. Bahwa sebagaimana telah diuraikan dalam pembuktian unsur-unsur terdahulu yang merupakan bagian dari pembuktian unsur ini, bahwa benar dengan memanfaatkan kondisinya yang sedang sakit dan dibebaskan dari kewajiban apel, Terdakwa yang seharusnya tetap berada di ruangan kantor Satsiaga Denmako Koarmatim, pada tanggal 01 Februari 2011 Terdakwa pergi begitu saja meninggalkan ruangan kantor Satsiaga Denmako Koarmatim dan kemudian langsung pergi ke rumah orang-tua Terdakwa di Sumenep, Madura, tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada Dandenmako Koarmatim, dan selama berada di rumah orang-tua Terdakwa di Sumenep, Terdakwa hanya beristirahat di rumah orang tua Terdakwa. b. Bahwa benar selama Terdakwa meninggalkan kesatuan tanpa ijin dan tinggal di rumah orang tua Terdakwa di Desa Tanjung, Kec. Saronggi, Kab. Sumenep, Madura, Jatim, Terdakwa tidak pernah memberitahukan keberadaannya kepada kesatuannya. c. Bahwa benar pada tanggal 16 Januari 2012 Terdakwa kembali masuk ke kantor Satsiaga Denmako Koarmatim dan kemudian oleh Saksi Pelda Mes Risang Trenggono atas perintah Dandenmako Koarmatim, Terdakwa lalu diserahkan ke Pomal Lantamal-V Surabaya untuk diproses hukum. d. Bahwa benar dengan demikian Terdakwa telah sengaja meninggalkan kesatuan Denmako Koarmatim tanpa izin Dandenmako Koarmatim ataupun atasan lain yang berwenang sejak tanggal 01 Februari 2011 sampai dengan tanggal 15 Januari 2012 secara berturut-turut selama 348 (tiga ratus empat puluh delapan) hari, yang berarti lebih lama dari tiga puluh hari. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa Unsur Keempat: “Lebih lama dari tiga puluh hari” telah terpenuhi. Menimbang
: Berdasarkan hal-hal yang diuraikan di atas yang merupakan pembuktian yang diperoleh di persidangan, Majelis Hakim berpendapat bahwa terdapat
cukup bukti yang sah dan meyakinkan bahwa Terdakwa bersalah telah melakukan tindak pidana : “Militer yang dengan sengaja melakukan ketidak hadiran tanpa izin dalam waktu damai lebih lama dari tiga puluh hari” sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 87 (1) ke-2 jo (2) KUHPM. Menimbang
: Bahwa sesuai Surat Kepala Dinas Kesehatan Koarmatim Nomor: R/260/IX/2013 tanggal 23 September 2013 perihal Evaluasi Kesehatan Personel Proskit, diterangkan bahwa Terdakwa atas nama Sudaryono, Kls Keu NRP.106975 telah dikonsulkan ke RSAL dr. Ramelan pada Poli Jiwa tanggal 17 September 2013 dengan hasil Psikosa Boderline Personality Stakes Jiwa II/P; dan pada Poli Hati tanggal 23 Juli 2013 dengan keterangan yang bersangkutan (Terdakwa) menderita penyakit hati kronis / Hepatitis B Stakes III/P, dengan saran agar yang bersangkutan masih tetap bekerja biasa tetapi memperoleh keringanan (KR) atau pembatasan kerja sambil berobat jalan ke faskes TNI AL. Selanjutnya dalam persidangan Terdakwa terlihat sehat dan mampu mengikuti persidangan dan dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan normal, sehingga tidak ada hal-hal yang dapat dijadikan sebagai alasan pemaaf atau pembenar pada diri Terdakwa, dan oleh karenanya Majelis Hakim menilai bahwa Terdakwa mampu bertanggung-jawab atas perbuatan yang dilakukan, atau dengan kata lain Terdakwa harus dipidana.
Menimbang
: Bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis Hakim ingin menilai sifat, hakekat, dan akibat dari sifat dan perbuatan Terdakwa serta hal-hal yang mempengaruhi sebagai berikut : - Bahwa perbuatan Terdakwa pada hakekatnya merupakan cerminan dari sikap dan perilaku Terdakwa yang mengabaikan ketentuan hukum yang berlaku di lingkungan TNI. - Bahwa sebagai prajurit yang segala perilakunya sudah diatur dalam aturan-aturan mengenai disiplin, Terdakwa mengetahui bahwa dirinya wajib berada di kesatuannya secara terus-menerus selama masa dinasnya, dan apabila ia ingin meninggalkan kesatuan untuk suatu keperluan, maka harus ada izin dari komandan kesatuan atau atasan lain yang diberi wewenang untuk itu, yang cara mendapatkannya sudah diatur secara rinci sesuai protap yang berlaku di lingkungan TNI. Namun hanya karena Terdakwa merasa malas dan bingung memikirkan penyakit yang diderita Terdakwa maupun ibu Terdakwa di kampung, dan juga kesulitan ekonomi yang dialami keluarganya, Terdakwa pergi begitu saja meninggalkan kesatuannya tanpa izin Dansat untuk pulang ke rumah orang-tuanya di Sumenep Madura, dan selama di Sumenep Terdakwa hanya berdiam diri di rumah orangtua Terdakwa sambil berobat alternatif di Sumenep, Madura dan selama berada dirumah orang tua Terdakwa hanya beristirahat sambil berobat jalan - Bahwa setelah meninggalkan kesatuan hingga selama 348 hari, pada tanggal 16 Januari 2012 atas kesadaran sendiri Terdakwa kembali ke kantor Satsiaga Denmako Koarmatim. - Dapat diyakini bahwa akibat dari sifat dan perbuatan Terdakwa, selain mengakibatkan pelaksanaan tugas dilingkungan kesatuan menjadi terganggu, perbuatan Terdakwa juga telah berpengaruh buruk bagi pembinaan disiplin di kesatuan.
Menimbang
: Bahwa tujuan Majelis Hakim tidaklah semata-mata hanya memidana orang-orang yang bersalah melakukan tindak pidana, tetapi juga mempunyai tujuan untuk mendidik agar yang bersangkutan dapat insyaf kembali pada jalan yang benar, menjadi warga negara dan prajurit yang baik sesuai falsafah Pancasila dan Sapta Marga. Oleh karena itu sebelum Majelis menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa dalam perkara ini, perlu lebih dahulu memperhatikan hal-hal yang dapat meringankan dan memberatkan pidananya, yaitu : Hal-hal yang meringankan : - Terdakwa berterus terang sehingga memperlancar jalannya persidangan; - Terdakwa kembali ke kesatuan atas kesadaran sendiri; - Terdakwa sedang dalam pengobatan penyakit hati kronis / Hepatitis B Stakes III/P. Hal-hal yang memberatkan : Terdakwa meninggalkan kesatuan hingga selama 348 hari; Sebelumnya Terdakwa pernah meninggalkan kesatuan tanpa izin Dansat hingga sekira 7 bulan dengan alasan yang sama, dan perkaranya telah disidangkan terlebih dahulu oleh Majelis Hakim yang lain dengan putusan Terdakwa dijatuhi hukuman berupa pidana penjara selama 6 bulan dengan masa percobaan selama 1 tahun.
Menimbang
: Bahwa setelah meneliti dan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat pidana sebagaimana tercantum pada diktum di bawah ini adalah adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa.
Menimbang
: Bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana maka ia harus dibebani membayar biaya perkara.
Menimbang
: Bahwa barang bukti dalam perkara ini yang berupa surat-surat : 1. 12 (dua belas) lembar Daftar Absensi Personil Satsiaga Denmako Koarmatim Bulan Februari 2011 sampai dengan bulan Januari 2012, yang menunjukkan bahwa terhitung mulai tanggal 01 Februari 2011 sampai dengan tanggal 13 Januari 2012 Terdakwa Kls Keu Sudaryono NRP.106975 dinyatakan tidak hadir di kesatuan tanpa keterangan (TK), dan mulai hari Senin tanggal 16 Januari 2012 Terdakwa dinyatakan Hadir (H); 2. 2 (dua) lembar fotocopy Surat Kepala Dinas Kesehatan Koarmatim Nomor: R/260/IX/2013 tanggal 23 September 2013 perihal Evaluasi Kesehatan Personel Proskit, yang menerangkan bahwa Sudaryono, Kls Keu NRP.106975 telah dikonsulkan ke RSAL dr. Ramelan pada Poli Jiwa tanggal 17 September 2013 dengan hasil Psikosa Boderline Personality Stakes Jiwa II/P; dan pada Poli Hati tanggal 23 Juli 2013 dengan keterangan yang bersangkutan (Terdakwa) menderita penyakit hati kronis / Hepatitis B Stakes III/P; Ternyata berhubungan dan bersesuaian dengan bukti-bukti lain, dan telah melekat dalam berkas perkara, sehingga oleh karenanya perlu tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
Mengingat
: Pasal 87 ayat (1) ke-2 jo ayat (2) KUHPM dan ketentuan perundangundangan lain yang bersangkutan.
MENGADILI : 1. Menyatakan Terdakwa tersebut di atas, yaitu: SUDARYONO, Kls Keu NRP.106975, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Desersi dalam waktu damai”. 2. Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 4 (empat) bulan. 3. Menetapkan barang bukti berupa surat-surat : a. 12 (dua belas) lembar Daftar Absensi Personil Satsiaga Denmako Koarmatim Bulan Februari 2011 sampai dengan bulan Januari 2012; b. 2 (dua) lembar fotocopy Surat Kepala Dinas Kesehatan Koarmatim Nomor: R/260/IX/2013 tanggal 23 September 2013 perihal Evaluasi Kesehatan Personel Proskit atas nama Sudaryono, Kls Keu NRP.106975; Tetap dilekatkan dalam berkas perkara. 4. Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp.5.000,-(lima ribu rupiah).
Demikian diputuskan pada hari Selasa tanggal 04 Februari 2014 di dalam Musyawarah Majelis Hakim oleh Muhammad Djundan, S.H., M.H. Letkol Chk NRP.556536 sebagai Hakim Ketua, serta Sukartono, S.H., M.H. Mayor Chk NRP.574161, dan Syarifuddin Tarigan, S.H., M.H. Mayor Sus NRP.524430, masing-masing sebagai Hakim Anggota I dan sebagai Hakim Anggota II, yang diucapkan pada hari dan tanggal yang sama oleh Hakim Ketua dalam sidang yang terbuka untuk umum, dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut di atas, Oditur Militer Eman Jaya, S.H. Mayor Sus NRP.524422, Panitera Djoko Pranowo, Pelda NRP.516654, serta di hadapan umum dan Terdakwa.
Hakim Ketua
Cap/Ttd Muhammad Djundan, S.H., M.H. Letkol Chk NRP.556536 Hakim Anggota – II
Hakim Anggota - I Ttd
Ttd
Sukartono, S.H., M.H. Mayor Chk NRP.574161
Syarifuddin Tarigan, S.H., M.H. Mayor Sus NRP.524430 Panitera
Ttd Djoko Pranowo Pelda NRP. 516654