PENGADILAN MILITER III-12 S U R A B A Y A
P U T U S A N Nomor : 02-K / PM.III-12 / AD / I / 2014 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Sidoarjo dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum di bawah ini dalam perkara Terdakwa : Nama lengkap Pangkat / NRP Jabatan Kesatuan Tempat, tanggal lahir Jenis kelamin Kewarganegaraan Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
RIKI DJUNAEDI Serma / 21980207170277 Baurmin Lidkrimpamfik Denpom V/4 Pomdam V/Brw Surabaya, 14 Pebruari 1977 Laki-laki. Indonesia. Islam. Jl. Kapas Lor Gg. I No. 4 Surabaya.
Terdakwa dalam perkara ini ditahan oleh : 1.
Danpomdam V/Brawijaya selaku Ankum selama 20 (dua puluh) hari sejak tanggal 8 April 2013 sampai dengan tanggal 27 April 2013 di Pomdam V/Brawijaya berdasarkan Surat Keputusan Nomor: Skep/01/IV/2013 tanggal 15 April 2013.
2.
Kemudian diperpanjang sesuai :
3.
-
Perpanjangan Penahanan ke - 1 dari Pangdam V/Brawijaya selaku Papera selama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal 28 April 2013 sampai dengan tanggal 27 Mei 2013 berdasarkan Surat Keputusan Nomor: Kep/120/V/2013 tanggal 10 Mei 2013
-
Perpanjangan Penahanan ke – 2 dari Pangdam V/Brawijaya selaku Papera selama 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal 28 Mei 2013 sampai dengan tanggal 26 Juni 2013 berdasarkan Keputusan Penahanan Nomor : Kep/138/V/2013 tanggal 29 Mei 2013.
Kemudian dibebaskan dari tahanan pada tanggal 27 Juni 2013 berdasarkan Keputusan Pembebasan dari Tahanan Nomor : Kep/169/VI/2013 tanggal Juni 2013 dari Pangdam V/Brawijaya selaku Papera. Pengadilan Militer III-12 Surabaya tersebut di atas :
Membaca
: Berkas Perkara dari Pomdam V/Brawijaya Nomor: BP-09/A-09/VI/2013 tanggal 17 Juni 2013 atas nama Riki Djunaedi, Serma NRP. 21980207170277.
Memperhatikan : 1. Keputusan Penyerahan Perkara dari Pangdam V/Brawijaya selaku Papera Nomor: Kep/218/XII/2013 tanggal 2 Desember 2013 tentang Penyerahan Perkara. 2. Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer III-12 Surabaya Nomor: Sdak/218/K/AD/XII/2013 tanggal 10 Desember 2013. 3. Surat Panggilan dari Kaotmil III-12 Surabaya untuk menghadap sidang atas nama Terdakwa dan para Saksi. 4. Surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini.
2 Mendengar
: 1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer III-12 Surabaya Nomor: Sdak/218/K/AD/XII/2013 tanggal 10 Desember 2013 di depan persidangan yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini. 2. Hal-hal yang diterangkan oleh Terdakwa di persidangan, serta keterangan para Saksi di bawah sumpah.
Memperhatikan :
1. Tuntutan pidana Oditur Militer yang diajukan kepada Majelis Hakim, yang pada pokoknya Oditur Militer berpendapat bahwa : Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana: “Barang siapa membawa lari mayat dengan menyembunyikan kematian secara bersama-sama”,
maksud
sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana menurut Pasal 181 KUHP jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Oleh karenanya Oditur Militer mohon agar Terdakwa dijatuhi hukuman berupa : Pidana
: Pidana penjara selama 4 (empat) bulan dikurangi masa penahanan sementara.
Kami mohon pula agar barang-barang bukti : Berupa barang : - 1 (satu) buah handphone merk Sony Ericsson Tpye K550i Cybershot warna hitam silver. -
1 (satu) buah kartu simpati nomor 0220000001221057.
Mohon kepada Majelis Hakim barang tersebut dikembalikan kepada yang berhak. Surat-surat : - 3 (tiga) lembar foto copy Visum Et repertum Nomor : KF:13.0153 A.n Rudi Gunawan Mohon kepada majelis hakim agar barang bukti berupa surat-surat tetap dilekatkan dalam berkas perkara. Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.10.000.-(sepuluh ribu rupiah). 2. Pembelaan (Pleidooi) yang diajukan oleh Penasehat Hukum yang pada pokoknya menyatakan bahwa Penasehat Hukum hanya mengajukan permohonan keringanan hukuman dengan pertimbangan bahwa Terdakwa melakukan perbuatan ini dikarenakan ada paksaan dari saksi Edi Junaedi dan Terdakwa takut menolaknya, Terdakwa masih muda dan masih dapat dibina, Terdakwa belum pernah dihukum dan Terdakwa mengakui dengan terus terang perbuatannya sehingga Penasehat Hukum mohon kepada Majelis untuk memberikan putusan yang seringan-ringannya bagi diri Terdakwa.
3 3. Permohonan Terdakwa yang diajukan secara lisan, yang pada pokoknya Terdakwa merasa bersalah, sangat menyesal, dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatannya. Oleh karena itu Terdakwa memohon agar dijatuhi hukuman yang seringan-ringannya dan tidak dipecat dari dinas militer. Menimbang
:
Bahwa menurut Surat Dakwaan tersebut di atas, Terdakwa pada pokoknya didakwa sebagai berikut : Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan di tempat-tempat tersebut di bawah ini, yaltu pada hari Jum'at tanggal lima belas bulan Maret Tahun 2000 Tiga belas, atau setidak-tidaknya pada suatu hari dalam bulan Maret Tahun 2000 Tiga belas, atau setidak-tidaknya pada suatu hari dalam tahun 2000 Tiga belas, bertempat di Perumnas Menganti Emas Blok M No.9 Surabaya, atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Militer III-12 Surabaya telah melakukan tindak pidana: "Barangsiapa mengubur, menyembunyikan, membawa lari atau menghilangkan mayat dengan maksud menyembunyikan kematian atau kelahirannya secara bersama-sama". Perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagi berikut: a. Bahwa Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI AD pada tahun 1997 melalui pendidikan Secaba PK 5 di Rindam VlBrawijaya, setelah tutus dantik dengan pangkat Serda, kemudian mengikuti kejuruan Bintara Polisi Militer di Cimahi Jawa Barat, setelah lulus pada tahun 1998 kemudian ditugaskan di Pomdam XVll/Cendrawasih, selanjutnya pada tahun 2005 ditugaskan ke Pomdam V/ Brawijaya sampai melakukan penbuatan yang menjadikan perkara ini dengan pangkat Serma NRP 21980207170277. b. Bahwa Terdakwa pada tanggal 14 Maret 2013 sekira pukul 13.45 Wib di telepon oleh Pelda Edi Junaedi (Saksi-2) dan menyuruh Terdakwa datang ke rumah Saksi-2 di daerah Menganti Blok M No. 9, kemudian Terdakwa Iangsung berangkat ke Menganti dengan mengendarai sepeda motor Honda Supra Fit Nopol W-2698-PZ, pada saat hampir sampai di Menganti Terdakwa ditelepon kembali oleh Saksi-2 kemudian Saksi-2 memberitahukan posisi rumahnya di Perumnas Menganti Emas Blok M No.9 dan Terdakwa sudah ditunggu oleh Saksi-2. di depan rumahnya selanjutnya Saksi-2 Iangsung memberikan kartu ATM BCA dan nomor PIN kemudian menyuruh Terdakwa untuk mengambil uang sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) lalu Terdakwa langsung pergi ke ATM BCA daerah Menganti bermaksud mengambil uang tetapi mesin ATM error kemudian Terdakwa pergi ke ATM BCA di pertigaan Citraland tepatnya di depan toko Hartono Elektronik tetapi tidak jadi mengambil uang karena di mesin tersebut uang pecahan Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dan akhirnya Terdakwa pergi lagi ke mesin ATM BCA JI. Diponegoro dan Terdakwa mengambi) uang sebesar Rp. 10.000.000,(sepuluh juta rupiah) dengan 4 (empat) kali penarikan masing-masing Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) dalam bentuk uang kertas pecahan Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah) dan Terdakwa mengecek saldo di ATM BCA tersebut masih ada Rp. 230.000.000,- (dua ratus tiga puluh juta rupiah), selanjutnya Terdakwa pulang ke rumah lewat JI. Kertajaya lndah. c. Bahwa Terdakwa sesampainya di rumah ditelepon oleh Saksi-2 dan Saksi-2 menyuruh Terdakwa datang ke kantor Denpom V/4 Surabaya, setelah sampai di Madenpom V/4 Terdakwa langsung
4 menemui Saksi-2 di depan ruangan staf Hartib Terdakwa langsung menyerahkan uang beserta kartu ATM BCA tetapi Saksi-2 menolak dan menyuruh Terdakwa membawa dulu uang tersebut berikut kartu ATM BCA kemudian Saksi-2 menyerahkan kunci mobil Toyota Rush milik Saksi-2 kepada Terdakwa dan menyuruh Terdakwa mencoba mengambil uang lagi di ATM barangkali bisa, selanjutnya Terdakwa langsung membawa mobil Toyota Rush milik Saksi-2 menuju ATM BCA JI. Diponegoro tetapi tidak bisa karena sudah diatas limit. d. Bahwa masih pada hari Kamis tanggal 14 Maret 2013 sekira pukul 16.00 Wib, Terdakwa ditelepon oleh Saksi-2 agar menemui Saksi-2 di Madenpom V/4 Surabaya kemudian sekira pukul 17.30 Wib, Saksi-2 menemui Terdakwa di ruang Staf Hartib dan saat itu di ruang Hartib tidak ada orang kemudian Saksi-2 bersama Terdakwa keluar Madenpom V/4 Surabaya bersama-sama menuju depan bengkel angkutan Denpom V14 Surabaya kemudian Saksi-2 mengendarai mobil Toyota Avanza milik Sdr. Rudi Gunawan dan Terdakwa membawa mobil Toyota Rush milik Saksi-2 kemudian Saksi-2 memerintahkan Terdakwa untuk menjemput Saksi-2 di daerah Osowilangun selanjutnya Terdakwa dan Saksi-2 pergi keluar dan Madenpom V/4 Surabaya menuju daerah Osowilangun mengambil jalan yang berlainan arah. e. Bahwa kemudian Terdakwa menuju arah Margomulyo seperti permintaan Saksi-2 sesampainya di jalan Tol arah Gresik selanjutnya Saksi-2 menelepon Terdakwa disuruh belok ke arah Tambak Osowilagun dan setelah melewati pom bensin dikawasan pergudangan Osowilangun Terdakwa melihat Saksi-2 berteriak memanggil nama Terdakwa dan melambaikan tangan, lalu Terdakwa menghentikan mobilnya dan Saksi-2 naik ke mobil kemudian Terdakwa mengemudikan mobilnya pulang ke Surabaya, kemudian Saksi-2 meminta uang berikut kartu ATM BCA dan Terdakwa menyerahkannya kemudian Saksi-2 memberikan uang sebesar Rp. 500.000,- (Jima ratus ribu rupiah) kepada Terdakwa, sampai di depan Sutos Terdakwa turun lalu mengambil motornya dan langsung pulang ke rumah dan sesampainya di rumah Terdakwa memberikan uang sejumlah Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah) kepada istri Terdakwa Sdri. Yohana Manda (Saksi-3) dan masih disimpan oleh Saksi-3 dan yang Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) Terdakwa simpan dalam jaket. f. Bahwa Terdakwa pada hari Jumat tanggal 15 Maret 2013 setelah apel pagi / diajak Saksi-2 membeli bunga untuk keperluan di kantor tetapi di perjalanan Saksi2 mengemudikan kendaraannya ke arah Menganti dan Terdakwa hanya diam saja tidak bertanya, ternyata Terdakwa diajak ke rumah Saksi-2 di Perumnas Menganti Blok M-9 setelah memarkir mobil di halaman rumah Saksi-2 dengan posisi bagian belakang mobil mepet ke pintu rumah selanjutnya Saksi-2 turun dari mobil dan membuka pintu rumah dan Saksi-2 menyuruh Terdakwa masuk ke dalam rumah kemudian Saksi-2 mengunci pintu rumah dari dalam tetapi kunci masih menempel di pintu, pada saat Terdakwa akan masuk ke ruang tengah Terdakwa melihat sesosok mayat laki-laki di dalam rumah tepatnya disamping pintu kamar tengah dengan posisi setengah duduk lutut menyentuh lantai dan badan bersandar ditembok serta kepala tertunduk, dibagian hidung terdapat darah yang sudah kening menggantung, mayat tersebut masih kelihatan putih belum membiru dan Terdakwa melihat dari warna kulit mayat tersebut adalah mayat laki-laki keturunan Tionghoa yang sudah kaku.g. Bahwa Terdakwa langsung lari menuju ke arah pintu depan tetapi Saksi-2 mendahului dan mengambil kunci pintu depan, lalu Terdakwa berusaha lari lewat jendela tetapi seluruh jendela dipasang teralis
5 besi kemudian Terdakwa jongkok menghadap ke pintu depan dan minta tolong kepada Saksi-2 agar diperbolehkan keuar rumah dan jangan dilibatkan dalam masalah ini tetapi Saksi-2 malah membentak Terdakwa agar diam, Saksi-2 juga mengancam " kalau kamu tidak mau bantu saya, kamu malah saya Iibatkan sekalian ", selanjutnya Saksi-2 memaksa Terdakwa untuk membantu mengangkat mayat tersebut, Terdakwa tetap tidak mau membantunya tetapi diancam oleh Saksi-2 akan dilibatkan jika Terdakwa tidak mau membantunya sehingga dengan terpaksa Terdakwa mau menuruti Saksi-2, kemudian Terdakwa melihat Saksi-2 mengepel seluruh Iantai di ruangan tengah di depan kamar yang ada mayat laki-laki tersebut, selanjutnya Saksi-2 menyuruh Terdakwa membantunya mengangkat mayat tersebut ke dalam mobil Toyota Rush milik Saksi-2 yang diparkir di depan rumah Saksi-2. h. Bahwa pada saat Terdakwa mengangkat mayat tersebut Terdakwa melihat posisi mayat laki-laki sudah berubah dan posisi semula, mayat sudah dalam posisi telentang di depan pintu ruangan kamar dengan lutut tertekuk ke atas, Terdakwa mengangkat mayat tensebut pada bagian pergelangan kaki sedangkan Saksi-2 mengangkat pada bagian bahu mayat dan meletakkan di dalam mobil sebelah kanan setelah itu Tendakwa melepaskan pegangan di kaki mayat selanjutnya Saksi-2 mengatur posisi mayat tensebut di dalam mobil dan Terdakwa hanya dapat mengingat posisi mayat telentang diatas jok mobil paling belakang dengan lutut tetap terlipat keatas selanjutnya Saksi-2 menutup mayat tersebut dengan kain terpal. i. Bahwa kemudian Saksi-2 menyuruh Terdakwa masuk ke dalam mobil dan mengemudikan mobilnya, sedangkan Saksi-2 menutup dan mengunci pintu rumah dan pintu pagar selain itu Tendakwa juga melihat Saksi-2 membawa sepotong kayu berbentuk kotak panjang kira-kira 50 Cm, setelah itu Terdakwa mengemudikan mobil sesuai perintah Saksi-2 menuju kearah Trawas dengan rute keluar dan Penumnas belok kiri, lampu merah kedua belok kanan ke arah Mojokerto sampai diperempatan terminal Mojokerto belok kiri kemudian Tendakwa mengikuti petunjuk Saksi-2 ke arah Trawas, sebelum lampu merah ke dua arah Mojokerto Terdakwa melihat Saksi-2 membuang kayu yang dibawahnya dari jendela mobil tengah sebelah kiri dalam keadaan mobil masih jalan selanjutnya Saksi-2 pindah duduk dibangku depan sebelah Terdakwa. j. Bahwa selama di perjalanan Saksi-2 selalu mengancam Terdakwa, satu jam sebelum sampai di Trawas Terdakwa mengatakan sudah tidak kuat lagi dan pada saat melewati perkampungan Terdakwa mencoba lari dengan cara menghentikan mibil yang dikemudikannya disebelah kiri lalan dan Terdakwa membuka mobil lalu turun kemudian lari menyebrang jalan masuk ke dalam kampung dan bersembunyi didekat kandang sapi, sehingga Saksi-2 meneriaki Terdakwa „ jangan lari kamu, jangan menangis banyak orang” dan saksi-2 berusaha mengejar Terdakwa dengan memutar balik mobilnya, beberapa saat kemudian, Terdakwa menelepon Serma Edi Irawan (Saksi-1) Balakiap Lidkrimpamfik Denpom V14 Surabaya dan Terdakwa menceritakan semua kejadian yang telah dialaminya bersama Saksi-2. k. Bahwa setelah Terdakwa bersembunyi sekitar 30 (tiga puluh) menit ditempat tersebut kemudian Terdakwa keluar ke jalan raya dan menumpang mobil pick up hingga pemberhentian angkot di dekat warung kecil Terdakwa naik angkot ke terminal Mojokerto dan Saksi2 sempat menelepon Terdakwa tetapi tidak Terdakwa angkat, beberapa saat kemudian Saksi-2 mengirim Sms yang bunyinya" Diam" dan setelah selesai sholat Jum'at melanjutkan naik bus ke
6 Surabaya setelah sampai diterminal Bus Bungurasih Terdakwa naik ojek ke Madenpom V/4 Surabaya dan langsung menemui Saksi-1 di Barak Staltahmil dan Terdakwa menceritakan ulang kejadian yang dialaminya bersama Saksi-2 kemudian Terdakwa disarankan oleh Saksi-1 untuk pulang ke rumah tetapi Terdakwa tidak langsung pulang ke rumah tetapi putar putar keliling Surabaya dan baru sampai di rumah pada pukul 21.00 Wib kemudian Terdakwa menceritakan semua kejadian yang dialaminya kepada istrinya (Saksi-3). i. Bahwa Terdakwa menduga Saksi-2 mengajak Terdakwa dengan membawa mayat Sdr. Rudi Gunawan ke daerah Trawas bermaksud untuk membuang mayat tersebut ke dalam jurang di daerah Pacet atau Trawas. m. Bahwa pada hari Senin tanggal 18 Maret 2013 Terdakwa bertemu dengan Saksi-2 di depan Madenpom V/4 Surabaya, kemudian pada hari Sabtu tanggal 23 Maret 2013 sewaktu Terdakwa berada di Malang Serma Kasiali menelepon Terdakwa mengabarkan kalau Saksi-2 dimasukkan sel karena diduga terlibat pembunuhan Sdr. Ruth Gunawan dan menyuruh Terdakwa segera kembali ke kantor, sesampainya di kantor Terdakwa mengetahui kalau Saksi-2 sudah ditahan diruangan sel Denpom V/4 dan pada saat itu Terdakwa mendengar dari Saksi-1 bahwa Saksi-2 mengakui telah menanam mayat Sdr. Rudi Gunawan di rumah mertuanya di JI. Banyu Urip Jaya kemudian petugas menuju ke TKP sedangkan Terdakwa hanya stand bye di kantor saja. n. Bahwa Terdakwa mengaku pertama kali mengetahui fotonya terekam di kamera CCTV ATM BCA Ji Diponegoro Surabaya pada hari Kamis tanggat 4 April 2013 pada saat dipenintahkan membuat Lapsus oleh Pasi Lidkrim, Terdakwa mengcopy flashdisk milik Dansatlak ldik Kapten Cpm Heri Sihono ketika dibuka Terdakwa melihat fotonya dan Terdakwa semakin ketakutan tetapi tidak berusaha menghapus foto tersebut. Berpendapat bahwa perbuatan Terdakwa tersebut telah cukup memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam Pasal181 KUHP jo pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Menimbang
: Bahwa atas Dakwaan tersebut Terdakwa menerangkan bahwa ia benar-benar mengerti atas Surat Dakwaan yang didakwakan kepadanya.
Menimbang
: Bahwa terhadap surat dakwaan tersebut Penasehat Hukum tidak mengajukan Eksepsi.
Menimbang
: Bahwa dalam persidangan Terdakwa didampingi oleh Penasihat Hukum, yaitu : Mayor Chk Ery Subiyanto SH, NRP.11010024320577 dan Kapten Chk Sugiyanto, SH NRP.2920121430669 berdasarkan Surat Perintah dari Komandan Korem 084/ Bhaskara Jaya Nomor:Sprin/55/X/2013 tanggal 21 Oktober 2013 dan Surat Kuasa dari Terdakwa tertanggal 22 Nopember 2013.
Menimbang
: Bahwa para Saksi yang dihadapkan dipersidangan menerangkan di bawah sumpah sebagai berikut :
Saksi – I
: Nama lengkap Pangkat/NRP Jabatan
Terdakwa
maupun
: Edi Junaedi. : Pelda / 2920126220171. : Bati Walprotneg Denpom V/4 Surabaya.
7 Kesatuan Tempat, tgl lahir Kewarganegaraan Jenis kelamin Agama Tempat tinggal
: : : : : :
Pomdam V/Brw. Bekasi, 14 Januari 1971. Indonesia. Laki-laki. Islam. Asrama Pomdam V/Brw Jl. Kesatrian No. 41 Surabaya
Pada pokoknya rnenerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa saksi kenal dengan Terdakwa sejak bertugas di Denpom V/4 Pomdam V/Brw sebatas hubungan antara atasan dan bawahan namun tidak ada hubungan keluarga. 2. Bahwa pada tanggal 14 Maret 2013 sekira pukul 14.00 Wib. saksi menghubungi Terdakwa malalui telepon dan menyuruh Terdakwa untuk datang kerumah saksi di Perumnas Menganti Emas guna mengambilkan uang di ATM BCA. 3. Bahwa tak lama kemudian Terdakwa datang kerumah saksi sendirian dengan menggunakan sepedah motor, setelah Terdakwa datang kerumah, kemudian saksi memberikan kartu ATM BCA milik Sdr. Rudi Gunawan dan juga memberikan secarik kertas yang bertuliskan PIN ATM BCA didepan rumah saksi dan saksi berpesan kepada Terdakwa untuk mengambil uang sejumplah Rp. 10.000.000,(sepuluh juta rupiah). 4. Bahwa Sekira 20 menit kemudian Terdakwa menghubungi saksi mengabarkan kalau ATM nya bisa masuk tetapi tidak bisa keluar lagi kemudian akhirnya Terdakwa berhasil mengambil uang sebesar Rp. 10.000.000,-(sepuluh juta rupiah). 5. Bahwa sekira pukul 16.00 Wib, saksi menelpon Terdakwa agar menemui saksi di Madenpom V/4 Surabaya dan selanjutnya sekira pukul 17.30 Wib, saksi menemui Terdakwa di ruang staf Hartib yang saat itu diruang Hartib tidak ada orang, setelah Terdakwa datang kemudian saksi bersama Terdakwa keluar Madenpom V/4 Surabaya bersama-sama menuju depan bengkel angkutan Denpom V/4 Surabaya kemudian Saksi mengendarai mobil Toyota Avanza milik Sdr. Rudi Gunawan dan Terdakwa membawa mobil Saksi kemudian Saksi memerintahkan Terdakwa untuk menjemput Saksi di daerah Osowilangun. 6. Bahwa setelah saksi membuang mobil Toyota Avanza milik Sdr. Rudi Gunawan, Terdakwa menjemput Saksi di daerah Osowilangun dengan mengendarai mobil Toyota Rush milik saksi kemudian Terdakwa menyerahkan uang sebesar Rp. 10.000.000,-(sepuluh juta rupiah) tersebut kepada Saksi didalam mobil pada saat perjalanan pulang dari Osowilangun ke Surabaya. 7. Bahwa pada hari Jum‟at tanggal 15 Maret 2013 sekira pukul 07.30 Wib. setelah apel pagi saksi menyuruh Terdakwa untuk minta ijin kepada Pasi Lidkrimpamfik karena akan diajak oleh saksi untuk membeli bunga dan setelah mendapat ijin kemudian saksi dan Terdakwa pergi bersama dengan mengendarai mobil Toyota Rush milik saksi dan yang mengemudikan adalah Terdakwa dan dalam perjalanan saksi bercerita kepada Terdakwa kalau Saksi sedang menyekap seorang WNI keturuanan Cina di rumah saksi di Perumnas Menganti Emas karena mempunyai masalah hutang dan selalu mengelak pada saat ditagih, tetapi tidak menceritakan kalau orang tersebut sudah meninggal dunia. 8. Bahwa sesampainya dirumah saksi, Terdakwa membuka pintu pagar rumah kemudian saksi memarkir mobil dengan posisi bagian
8 belakang berada dekat pintu depan rumah, kemudian Saksi turun dari mobil dan membuka pintu depan rumah lalu Terdakwa ikut masuk dan melihat Sdr. Rudi Gunawan sudah menjadi mayat dalam keadaan menggantung terikat di sebatang kayu yang melintang di tengah kusen pintu kamar tengah, melihat hal tersebut Terdakwa terlihat ketakutan dan akan lari keluar rumah namun saksi halangi dan mengambil kunci rumah sehingga Terdakwa tidak bisa keluar. 9. Bahwa selanjutnya saksi mengatakan kepada Terdakwa “sudah jangan takut itu semua tanggung jawab saya” namun Terdakwa Terdakwa tetap ketakutan sambil jongkok menutupi mukanya dengan kedua tangannya melihat hal tersebut saksi tidak memperdulikan Terdakwa kemudian Saksi melepas tali yang mengikat tangan Sdr. Rudi Gunawan dan melepas balok yang melintang di pintu kemudian saksi mengatakan kepada Terdakwa bahwa saksi tidak akan melibatkan Terdakwa dalam masalah ini. 10. Bahwa selanjutnya saksi meminta kepada Terdakwa untuk membantu mengangkat mayat Sdr. Rudi Gunawan kedalam mobil, namun Terdakwa menolak sehingga saksi marah kepada Terdakwa sambil mengatakan bahwa saksi tidak akan melibatkan Terdakwa sehingga saksi lihat Terdakwa dengan terpaksa mau menuruti permintaan saksi untuk mengangkat mayat tersebut kedalam mobil. 11. Bahwa selanjutnya Terdakwa memegang bagian pantat dan kaki mayat sdr Rudi Gunawan sedangkan saksi sendiri memegang bagian bahu mayat sdr Rudi Gunawan dan kemudian dimasukkan kedalam mobil dan diletakkan dibagasi mobil dengan posisi mayat terlentang diatas lantai mobil bagian belakang dengan bagian kepala berada disisi kanan dan kaki disisi kiri mobil, setelah itu Saksi menutup mayat Sdr. Rudi Guanwan dengan karpet mobil. 12. Bahwa setelah mayat sdr Rudi Gunawan dimasukkan kedalam mobil kemudian saksi menyuruh Terdakwa mengemudikan mobil dengan terlebih dahulu saksi menutup pintu rumah dan pintu pagar selanjutnya Saksi menyuruh Terdakwa mengemudikan mobil kearah Trawas karena saksi berniat akan membuang mayat tersebut di daerah Trawas. 13. Bahwa dalam perjalanan Terdakwa mengatakan pusing dan mual-mual dan sebelum sampai di Trawas, Terdakwa tiba-tiba menghentikan mobil dan turun dari kendaraan langsung lari ke belakang masuk kedalam perkampungan, sehingga saksi segera menggantikan mengemudikan mobil bermaksud melanjutkan perjalanan ke Trawas tetapi setelah 200 meter kedepan saksi memutar mobilnya dan pulang kerumah saksi di Asrama dengan tetap membawa mayat Sdr. Rudi Gunawan didalam mobil. 14. Bahwa kemudian saksi menelpon Terdakwa namun tidak diangkat, dan saksi baru ketemu lagi dengan Terdakwa pada tanggal 18 maret 2013 di kantor Denpom V/4 dan ketika bertemu tersebut Terdakwa mengatakan kepada saksi “pak tolong saya takut” dan saksi jawab “sudah itu tanggung jawab saya” Atas keterangan Saksi tersebut di atas, Terdakwa pada pokonya membenarkan sebagian dan menyangkal sebagian lainnya. Adapun yang disangkal oleh Terdakwa adalah sebagai berikut: Bahwa pada tanggal 14 Maret 2013 Terdakwa diminta untuk membawa mobil Toyota Rush milik saksi dan menjemputnya di Osowilangun sambil diminta untuk mengambilkan uang lagi di ATM BCA.
9 Bahwa pada tanggal 15 Maret 2013 ketika diajak Terdakwa pergi ke rumahnya di Menganti Gresik, yang meyupir adalah saksi sendiri bukan Terdakwa. Atas sangkalan Terdakwa tersebut, saksi membenarkan sangkalan Terdakwa. Saksi: 2 Nama lengkap Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat tgl lahir Kewarganegaraan Jenis kelamin Agama Tempat tinggal
: : : : : : : : :
Eddy Irawan Serma/2198020600177, Balaklap Lidkrimpamfik Denpom V/4 Sby Pomdam V/Brw Surabaya, 28 Januari 1977 Indonesia Laki-laki Islam Perumahan Bumi Menganti Wungu Blok A No. 09 Gresik Jatim.
Pada pokoknya rnenerangkan sebagal berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak sama-sama mengikuti pendidikan pembentukan di Rindam Jember tahun 1997 dan kejuruan di Pusdikpom Cimahi namun tidak ada hubungan keluarga. 2. Bahwa pada hari Kamis tanggal 14 Maret 2013 sekira pukul 14.00 Wib saat ketika saksi sedang fitness di Menganti Gresik Saksi ditelepon oleh Terdakwa menanyakan alamat alamat Pelda Edi Junaedi dan Saksi menjawab kalau alamatnya tidak tahu tetapi didaerah Menganti, kemudian Terdakwa menjawab “ ya udah saya kesana”, selanjutnya Saksi melanjutkan fitnesnya. 3. Bahwa pada hari Jum‟t tanggal 15 Maret 2013 sekira pukul 06.30 Wib, Terdakwa bercerita kepada Saksi mengatakan kalau Terdakwa habis disuruh mengambilkan uang di ATM oleh saksi Pelda Edi Junaedi dan Terdakwa mengatakan juga kalau uangnya Pelda Edi Junaedi banyak sekali sebesar dua ratus juta lebih, kemudian Saksi menanggapi “hati-hati lho pak, uang apa sebanyak itu”. 4, Bahwa selanjutnya setelah apel pagi sekira pukul 09.30 Wib Pasi Likdkrim 9 Kapten Cpm Marsidianto menanyakan keberadaan Terdakwa kepada Saksi dan Saksi menjawab “ tidak tahu “ kemudian Pasi Lidkrim menanyakan kepada PNS Ari “ Riki kemana? “ lalu dijawab oleh PNS Ari “ tidak tahu pak. 5,. Bahwa sekira pukul 11.30 Wib saksi ditelepon oleh Terdakwa dengan mengatakan „ cak-cak tolong aku, aku mau dibunuh” lalu Hpnya mati, kemudian Saksi mencoba menelepon balik ternyata tidak bisa, sepuluh menit kemudian menjelang adzan sholat Jum‟at saksi ditelpon lagi oleh Terdakwa dengan kata-kata “ Cak saya minta tolong, saya dikejar-kejar saksi Pelda Edi Junaedi “ saya mau dibunuh”, lalu Saksi jawab dengan nada gurau “ lo kok dibunuh ? lari saja” selanjutnya Saksi pergi melaksanakan sholat juma‟at di masjid.. 6. Bahwa setelah sholat jumat sekira pukul 14.00 Wib saksi menelpon Terdakwa “ sampean neng endi ae, segera kembali dicari Pasi “ lalu Terdakwa menjawab iya pak saya dalam perjalanan ke kantor”, setelah itu Terdakwa menelepon saksi bertanya “Pelda Edi Juanedi ada di kantor? Lalu Saksi jawab” tidak ada “ selanjutnya Terdakwa mengatakan “ nggak , saya mau dibunuh “, lalu Saksi bertanya lagi “ kenapa mas ? Terdakwa jawab “ saya mau dibunuh “ (kata-kata itu terulang kembali) dan sampai dengan apel siang
10 Terdakwa juga belum datang ke kantor sedangkan saksi Edi Junaedi sudah ada dikantor Denpom V/Brawijaya Surabaya dan mengatakan kepada Saksi dengan nada marah “ mana Riki…‟ lalu Saksi jawab “ gak tau bang “ kemudian dengan egoisnya saksi Edi Junaedi langsung pergi dengan wajah kemerahan seperti orang yang sedang marah. 7. Bahwa saksi mengetahui pada hari Sabtu tanggal 16 Maret 2013 sekira pukul 17.00 Wib saksi Edi Junaedi diamankan oleh Dandenpom V/4 Surabaya karena ada pengaduan dari kepolisian tentang hilangnya orang. 8. Bahwa pada hari Minggu tanggal 17 Maret 2013 sekira pukul 10.00 Wib. saksi bertemu dengan Terdakwa di ruang Lidkrim yang saat itu Terdakwa sedang membuat laphar dan lapsus tentang kejadian pembunuhan yang Terdakwanya adalah saksi Pelda Edi Juanedi. 9. Bahwa selanjutnya sekira pukul 18.00 Wib selepas Adzan Magrib Terdakwa bercerita kepada saksi di ruang Lidkrim, sambil menangis bercerita bahwa pada hari Jum‟at tanggal 15 Maret 2013 Terdakwa diajak saksi Pelda Edi Juanedi kerumahnya di Menganti, setelah Terdakwa masuk kedalam rumah, saksi Pelda Edi Junaedi langsung mengunci pintu rumahnya dan didalam rumah tersebut Terdakwa melihat ada mayat, kemudian Terdakwa berusaha lari keluar rumah namun tidak bisa karena pintu rumah dalam keadaan terkunci dan kemudian Terdakwa diancam oleh saksi Pelda Edi Junaedi akan dihabisi juga, Terdakwa binggung melihat saksi Pelda Edi Junaedi membersihkan darah dilantai sikapnya biasa saja seperti sudah proposional tanpa ada rasa jijik atau risih, kemudian saksi Pelda Edi Juanedi meminta kepada Terdakwa untuk membantu mengangkat mayat untuk dipindahkan kedalam mobil lalu dan memerintahkan Terdakwa untuk menyetir mobil, dengan terpaksa Terdakwa mengikuti kemauan saksi Pelda Edi Junaedi kemudian Terdakwa bersama saksi Pelda Edi Junaedi membawa mayat menuju kearah trawas Pacet, dan ditengah perjalanan Terdakwa dengan sengaja membuat mobil berjalan dengan berkelok-kelok dengan alasan kondisi sakit dan mual kemudian Terdakwa meminta kepada saksi Pelda Edi Juanedi untuk mengantikan mengemudikan mobil tersebut, selanjutnya kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh Terdakwa untuk melarikan diri kearah kampung dan bersembunyi di perkampungan Trawas, setelah saksi Pelda Edi Juanedi tidak terlihat lagi, Terdakwa kembali kerumah dan tidak kembali ke kantor trauma dan takut kepada saksi Pelda Edi Junaedi. 10. Bahwa Saksi tidak mengetahui berapa uang yang diberikan saksi Pelda Edi Juanedi kepada Terdakwa saat Terdakwa disuruh mengambilkan ATM oleh Pelda Edi Junaedi, saksi hanya mengatakan kepada Terdakwa “ hati-hati uang apa sebanyak itu” dan saksi juga tidak ingin tahu urusan orang lain. 11. Bahwa setelah Terdakwa bercerita tentang apa yang dialamiminya kemudian saksi merasa kasihan melihat Terdakwa yang ketakutan sehingga saksi hanya m,enyarankan kepada Terdakwa agar melaporkan apa yang dialaminya kepada Dandenpom tetapi Terdakwa tidak mau. Atas keterangan Saksi-I membenarkan seluruhnya. Saksi – 3
tersebut
: Nama lengkap Pekerjaan
: Yohana Manda : Ibu rumah tangga
di
atas,
Terdakwa
11 Tempat, tgl lahir Kewarganegaraan Jenis kelamin Agama Tempat tinggal
: : : : :
Ujung Padang, 18 Desember 1978 Indonesia; Perempuan Islam; Jln. Kapas Lor gg. I No. 4 Surabaya Jatim.
Pada pokoknya rnenerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa saksi kenal dengan Terdakwa dalam hubungan keluarga sebagai suami dan istri. 2. Bahwa pada hari kamis tanggal 14 Maret 2013 sekira pukul 21.00 Wib Terdakwa pulang ke rumah dan langsung masuk kamar menemui saksi dan kedua anaknya dan setelah ketemu Terdakwa memberi uang kepada saksi sebesar Rp. 300.000,-(tiga ratus ribu rupiah). 3. Bahwa setelah Terdakwa memberikan uang kepada saksi, lalu saksi menanyakan dari mana uang tersebut dan Terdakwa menjelaskan bahwa uang tersebut dikasih oleh saksi Pelda Edi Junaedi karena Terdakwa telah dimintai tolong untuk mengambilkan uang di mesin ATM sebesar Rp. 10.000.000,-(sepuluh juta rupiah) dan Terdakwa diberi imbalan sebesar Rp. 300.000,-(tiga ratus ribu rupiah). 4. Bahwa kemudian saksi kembali bertanya kepada Terdakwa mengapa tidak mengambil sendiri dan Terdakwa menjawab tidak tahu, selang beberapa saat kemudian Terdakwa merasa curiga dan keganjilan sehingga saksi berpesan kepada Terdakwa agar hati-hati, dan sehingga uang tersebut tetap saksi simpan dan tidak berani menggunakannya karena saksi merasa curiga uang tersebut milik orang lain. 5. Bahwa sepengetahuan saksi pada hari Jum‟at tanggal 15 Maret 2013 suami Saksi (Terdakwa) pulang kerja sekira pukul 21.00 Wib kemudian Terdakwa memanggil Saksi untuk masuk kamar selanjutnya Terdakwa menceritakan kepada saksi bahwa ada masalah dan dijebak oleh saksi Pelda Edi Junaidi. 6. Bahwa selanjutnya Terdakwa menceritakan kepada saksi bahwa Terdakwa telah diajak kerumah saksi Edi Junaedi kerumahnya di Menganti Mas gresik, sesampainya didalam rumah saksi Edi Junaedi kemudian saksi Edi Junaedi mengunci pintu dari dalam dan didalam rumah tersebut Terdakwa melihat mayat seseorang di pintu dengan kaki dan tangan terikat tali, kemudian Terdakwa lari keruang tamu akan keluar tapi pintu terkunci sehingga Terdakwa memohon untuk tidak dilibatkan selanjutnya Terdakwa diancam jika tidak membantu akan menjebloskan sekalian dengan keluarganya, kemudian saksi Edi Junaedi menyuruh Terdakwa membantunya menaikan mayat kedalam mobil karena Terdakwa ketakutan akhirnya Terdakwa mau mebantu saksi Edi Junaedi dan Terdakwa memegang kaki mayat tersebut selanjutnya saksi Edi Junaedi menyuruh Terdakwa mengemudikan mobil kearah Mojokerto saat akan menuju ke Trawas Terdakwa mengeluh pusing dan meminta saksi Edi Junaedi menggantikan menyetir, saat mobil berhenti Terdakwa membuka pintu dan lari masuk perkampungan dan bersembunyi kemudian Terdakwa melihat saksi Edi Junaedi memutar mobilnya, selanjutnya Terdakwa kembali ke Surabaya naik bus dan didalam bus Terdakwa sempat dihubungi oleh saksi Edi Junaedi namun tidak diangkat kemudian di SMS yang isisnya “ Diam”.
12 7. Bahwa setelah saksi mendengar cerita Terdakwa tersebut kemudian saksi merasa takut akan ancaman saksi Edi Junaedi, sehingga saksi tidak berani menyarankan kepada Terdakwa untuk melaporkan apa yang dilaminya kepada Dandenpom. Atas keterangan Saksi-I tersebut di atas, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Menimbang
:
Bahwa di dalam persidangan menerangkan sebagai berikut :
Terdakwa
pada
pokoknya
1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI AD pada tahun 1997 melalui pendidikan Secaba PK 5 di Rindam VlBrawijaya, lulus dan dilantik dantik dengan pangkat Serda, kemudian mengikuti kejuruan Bintara Polisi Militer di Cimahi Jawa Barat, setelah lulus pada tahun 1998 kemudian ditugaskan di Pomdam XVll/Cendrawasih, selanjutnya pada tahun 2005 ditugaskan ke Pomdam V/ Brawijaya sampai sekarang dengan pangkat Serma. 2. Bahwa Terdakwa kenal dengan sejak saksi Edi Junaedi masuk di denpom V/4 pada tahun 2005 sebagai atasan bawahan dan tidak ada hubungan keluarga. 3. Bahwa pada hari Kamis tanggal 14 Maret 2013 pukul 13.45 WIB saat Terdakwa berada di daerah Sepanjang Tani Sidoarjo, Terdakwa ditelpon oleh saksi Edi Junaedi dan menyuruh Terdakwa untuk datang ke rumahnya di Menganti M-9, lalu atas permintaan saksi Edi Junaedi tersebut Terdakwa langsung berangkat ke Menganti dengan menggunakan motor Honda Supra Fit Nopol. W-2698-PZ. 4. Bahwa pada saat Terdakwa hampir sampai di Menganti, saksi Edi Junaedi kembali menelepon menanyakan posisi Terdakwa, selanjutnya saksi Edi Junaedi memberitahukan letak rumahnya di Perumnas Menganti Emas Blok M No. 9, setelah Terdakwa tiba di tempat pukul 14.45 WIB, saksi Edi Junaedi sudah menunggu di depan rumahnya, dan memberi kartu ATM BCA dan kertas kecil yang ada tulisan tangan nomor PIN kemudian menyuruh Terdakwa mengambil uang Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah) namunTerdakwa tidak melihat nama dalam ATM tersebut, selanjutnya Terdakwa langsung pergi, dan tidak masuk ke rumah saksi Edi Junaedi. 5. Bahwa selanjutnya Terrdakwa mencari mesin ATM BCA dan melihat ada mesin ATM BCA di Menganti lalu Terdakwa bermaksud akan mengambil uang tetapi mesin ATM error, kemudian Terdakwa menghubungi saksi Edi Junaedi melalui Hp dan memberitahukan bahwa mesin ATM BCA di menganti rusak. 6. Bahwa sekira pukul 15.35 Wib. Terdakwa sampai di Pertigaan Citraland tepatnya di depan toko Hartono Elektronik, Terdakwa mampir di mesin ATM BCA dan mencoba mengambil uang tetapi tidak jadi karena mengetahui uang di mesin ATM tersebut pecahan Rp. 50.000,- (Lima Puluh Ribu Rupiah) sehingga Terdakwa tidak jadi menganmbil uang, lalu sekira pukul 15.55 WIB Terdakwa sampai di mesin ATM BCA Jl. Diponegoro dan Terdakwa berhenti dan mengambil uang sebesar Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah) dalam 4 (empat) kali penarikan masing-masing Rp. 2.500.000,- (Dua Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) dalam bentuk uang kertas rupiah pecahan Rp. 100.000,- (Seratus Ribu Rupiah). 7. Bahwa setelah penarikan Terdakwa mengecek saldo di ATM BCA tersebut sesuai permintaan saksi Edi Junaedi dan mengetahui masih ada Rp. 230.000.000,- (Dua Ratus Tiga Puluh Juta Rupiah),
13 kemudian saksi edi Junaedi menelepon menyuruh Terdakwa ke kantor Denpom V/4 surabaya 8. Bahwa sekira pukul 17.00 WIB Terdakwa sampai di kantor Denpom V/4 lalu lewat pintu samping depan Plaza Sutos dan memarkir motor didepan ruangan Staf Hartib, kemudian menemui saksi Edi Junaedi di ruangan Staf Hartib dan menyerahkan uang beserta kartu ATM BCA , namun pada saat itu saksi Edi Junaedi menolak serta menyuruh membawanya berikut kartu ATM BCA-nya. 9. Bahwa kemudian saksi edi Junaedi menyerahkan kunci mobil Toyota Rush miliknya serta menyuruh Terdakwa mencoba mengambil uang lagi di ATM barangkali bisa, dan saksi Edi Junaedi juga menyuruh Terdakwa membawa mobil saksi Edi Junaedi ke arah Margomulyo sambil menyuruh mengambil uang lagi di ATM BCA, lalu Terdakwa mengiyakan dan saksi Edi Junaedi juga ikut dalam mobil namun sesampainya dibelakang Rustahmil dekat bengkel saksi Edi Juanedi turun dari mobil. 10. Bahwa selanjutnya Terdakwa membawa mobil Toyota Rush milik saksi Edi Junaedi menuju ATM BCA Jl. Diponegoro tetapi sudah tidak bisa mengambil karena sudah diatas limit. 11. Bahwa setelah tidak bisa mengambil uang lagi di mesin ATM, selanjutnya Terdakwa pergi menuju arah Jl. Margomulyo seperti permintaan saksi Edi Junaedi, sesampainya di jalan tol arah Gresik, saksi edi Junaedi menelepon Terdakwa menanyakan posisinya dan selanjutnya saksi Edi Junaedi menyuruh Terdakwa menuju ke arah Tambak Osowilangun, setelah sampai pom bensin Terdakwa disuruh pelan-pelan, sekira pukul 19.00 WIB setelah Terdakwa melewati pom bensin di kawasan pergudangan melihat saksi Edi Junaedi berteriak memanggil sambil melambaikan tangan sehingga Terdakwa menghentikan mobil dan saksi Junaedi naik ke mobil, kemudian Terdakwa mengemudikan mobil pulang ke Surabaya lewat jalan Tol Romo Kalisari. 12. Bahwa pada saat di dalam perjalanan saksi Edi Junaedi meminta uang yang Terdakwa ambil berikut ATM nya, lalu Terdakwa menyerahkannya dan tak lama kemudian saksi Edi Junaedi memberikan uang sebesar Rp. 500.000,- (Lima Ratus Ribu Rupiah) kepada Terdakwa dan saksi Edi Junaedi menyuruh Terdakwa mampir di counter pulsa di dekat pertigaan Jl. Cisadane dan Jln. Kutai, dan selanjutnya saksi Edi Junaedi membeli kartu perdana, sesampainya di depan sutos Terdakwa turun dan mengambil motornya dan langsung pulang ke rumahnya. 13. Bahwa sesampai dirumah Terdakwa menceritakan semua kegiatan bersama Terdakwa tadi kepada isterinya yang bernama saksi Yohana Manda dan menunjukkan uang pemberian saksi Edi Junaedi sebesar Rp. 500.000,-(Lima Ratus Ribu Rupiah) dan selanjutnya Terdakwa berikan kepada isterinya (saksi Yohana) sebesar Rp.300.000,-(Tiga Ratus Ribu Rupiah) dan sisanya sebesar Rp.200.000,-(Dua Ratus Ribu Rupiah) Terdakwa simpan disaku jaket, setelah itu Terdakwa menyampaikan kepada isterinya (saksi Yohana) tentang perasaannya yang tidak enak tentang uang tersebut, sehingga Terdakwa dan saksi Yohana tidak berani menggunakan uang tersebut. 14. Bahwa pada hari Jum‟at tanggal 15 Maret 2013 pukul 06.00 WIB Terdakwa mengantarkan anak-anaknya sekolah di SDN Ketabang 1 Jln. Ambengan Genteng Kali Surabaya setelah itu berangkat ke kantor, setelah apel pagi sekira pukul 07.30 WIB Terdakwa diajak Terdakwa membeli bunga untuk keperluan kantor dengan terlebih dahulu Terdakwa disuruh oleh saksi Edi Junaedi
14 meminta ijin kepada kasilitkrim, setelah mendapat ijin kemudian Terdakwa diajak oleh saksi Edi Junaedi naik mobil dan dalam perjalanan saksi Edi Junaedi menanyakan tempat beli bunga, lalu Terdakwa memberitahukan di Dukuh Kupang, selanjutnya saksi Edi Junaedi bercerita bahwa ia sedang menyandera seorang laki-laki keturunan Cina di di Perumnas Menganti Blok M-9 karena mempunyai hutang kepada saksi Edi Junaedi dan pada saat ditagih oleh saksi Edi Junaedi, orang tersebut selalu menghindar sehingga saksi Edi Junaedi menyanderanya. 15. Bahwa sekira pukul 08.30 WIB setelah membeli bunga Terdakwa dan saksi Edi Junaedi sampai di rumahnya di daerah Menganti, kemudian saksi Edi Junaedi memarkir mobil di dalam halaman rumahnya dengan posisi bagian belakang mobil mepet ke pintu rumah, kemudian saksi Edi Junaedi turun dari mobil dan membuka pintu rumah. 16. Bahwa selanjutnya saksi Edi Junaedi menyuruh Terdakwa masuk ke dalam rumahnya, lalu saksi Edi Junaedi menutup pintu rumah dari dalam tetapi kunci tetap menempel di pintu, pada saat akan masuk ke ruang tengah Terdakwa melihat sesosok mayat lakilaki di dalam rumah tepatnya di samping pintu kamar tengah dengan posisi setengah duduk lutut menyentuh lantai dan badan bersandar di tembok serta kepala tertunduk, dari bagian hidung terdapat darah yang sudah kering menggantung, mayat tersebut masih kelihatan putih belum membiru, dan terlihat dari warna kulit mayat tersebut adalah mayat laki-laki keturunan Tionghoa yang sudah kaku dan maninggal dunia.. 17. Bahwa setelah melihat mayat di kamar tengah kemudian Terdakwa lari menuju ke pintu depan namun saksi Edi Junaedi mendahului dan mengunci pintu depan dan kunci dibawanya, lalu Terdakwa berusaha keluar tetapi seluruh jendela dipasang teralis besi, sehingga Terdakwa jongkok ketakutan menghadap ke pintu depan dan minta tolong kepada saksi Edi Junaedi agar diperbolehkan keluar dan jangan dilibatkan dalam masalah ini, namun saksi Edi Junaedi malah membentak Terdakwa agar diam saja. 18. Bahwa selain itu saksi Edi Junaedi juga memaksa Terdakwa untuk membantu mengangkat mayat tersebut jika tidak ingin dilibatkan, sehingga Terdakwa terpaksa mau menuruti perintah saksi Edi Junaedi, dan setelah saksi Edi Junaedi mengepel lantai di ruangan tengah dengan kain,kemudian menyuruh Terdakwa membantu mengangkat mayat dan memindahkan ke dalam mobil, dan pada saat mengangkat Terdakwa melihat posisi mayat Korban dalam keadaan terlentang di lantai di depan pintu kamar dengan lutut tertekuk ke atas, lalu Terdakwa mengangkat mayat Korban di bagian pergelangan kaki, sedangkan saksi Edi Junaedi di bagian bahu mayat dan meletakkan di dalam mobil, dengan cara saksi Edi Junaedi meletakkan dulu bagian kepala dan badan mayat di dalam mobil sebelah kanan setelah itu Terdakwa melepaskan pegangan di kaki mayat, selanjutnya saksi Edi Junaedi mengatur posisi mayat Sdr. Rudi Gunawan di dalam mobil dan saksi Edi Junaedi menutup mayat Sdr. Rudi Gunawan dengan kain karpet mobilnya. 19. Bahwa setelah mayat korban dimasukkan kedalam mobil, saksi Edi Junaedi menyuruh Terdakwa masuk ke dalam mobil untuk menyetir dan saksi Edi Junaedi mengunci pagar rumah kemudian naik dikendaraan dengan membawa sepotong kayu berbentuk kotak panjang 50 cm. 20 Bahwa sekira pukul 09.00 WIBTerdakwa dan saksi Edi Junaedi keluar dari rumah perum Menganti Mas dengan menggunakan mobil milik saksi Edi Junaedi yang berisi mayat korban sdr Rudi Gunawan
15 dan Terdakwa yang mengemudikan mobil tersebut sesuai perintah saksi Edi Junaedi menuju ke arah Trawas. 21. Bahwa rute perjalanan mulai dari Perumnas Menganti Mas belok ke kiri melewati Jl. Raya Kedamaian Menganti, sebelum lampu merah Terdakwa mengetahui saksi Edi Junaedi pindah di jok tengah dan membuang kayu yang dibawanya kepinggir jalan dengan cara melemparkan dari jendela mobil tengah sebelah kiri, setelah itu saksi Edi Junaedi pindah duduk lagi ke bangku depan. 22. Bahwa Terdakwa dalam mengemudikan mobil dengan kondisi yang tertekan dan ketakutan sehingga tidak dapat mengingat jalan secara mendetail dan hanya ingat keluar dari perumnas belok kiri, lampu merah kedua belok kanan ke arah Mojokerto, sampai di perempatan Terminal Mojokerto belok kiri, mengikuti petunjuk arah ke Trawas. 23. Bahwa selama perjalanan saksi Edi Junaedi terus mengancam Terdakwa dan sebelum sampai di Trawas, Terdakwa tidak kuat lagi dan ketika melewati perkampungan Terdakwa menghentikan mobil tersebut dan parkir dikiri jalan, kemudian Terdakwa membuka pintu mobil dan keluar/melompat turun menyeberang jalan terus lari masuk ke dalam kampung bersembunyi di dekat kandang sapi, danTerdakwa mengetahui saksi Edi Junaedi berusaha mengejarnya. 24. Bahwa selanjutnya Terdakwa menelepon/menghubungi saksi Edi Irawan melalui Hp yang berada di Denpom V/4 dan menceritakan semua kejadian yang dialami bersama Terdakwa, dan saksi Edi Irawan menawarkan untuk menjemput dan menanyakan apakah Terdakwa membawa uang. 25. Bahwa setelah kurang lebih 30 (tiga puluh) menit Terdakwa keluar ke jalan raya dan menumpang mobil pick up hingga pemberhentian angkot di dekat warung kecil, selanjutnya naik angkot ke Terminal Mojokerto, dan setelah shalat Jum‟at pukul 13.00 Wib Terdakwa melanjutkan naik bus ke Surabaya, dan selama dalam perjalanan saksi Edi Junaedi menghubungi melalui Hp namun tidak Terdakwa angkat, kemudian saksi Edi Junaedi mengirim SMS isinya hanya kata “Diam”. 26. Bahwa sesampainya Terdakwa di Madenpom V/4 Surabaya, Terdakwa menemui saksi Edi Irawan di barak Staltahmil dan menceritakan kejadian yang dialaminya bersama saksi Edi Junaedi, namun saksi Edi Irawan kebingungan dan menyuruh Terdakwa pulang ke rumah untuk menenangkan diri dan atas saran tersebut Terdakwa pulang ke rumah, tetapi sampai dalam perjalananan Terdakwa tidak langsung pulang kerumah tetapi berkeliling kota Surabaya dan sempat shalat Maghrib di dekat kantor Bulog Jl. A. Yani Surabaya. 27. Bahwa sekira pukul 21.00 WIB Terdakwa tiba di rumah, kemudian Terdakwa mandi dan menceritakan semua kejadian yang dialaminya kepada istrinya yang bernama saksi Yohana Manda, sehingga saksi Yohana Manda hanya kebingungan dan menyesalkan kejadian tersebut. 28. Bahwa keesokan harinya yaitu hari Sabtu dan Minggu Terdakwa hanya di rumah dan saksi Edi Junaedi tidak pernah menghubungi Terdakwa lagi dan baru bertemu lagi dengan saksi Edi Junaedi pada hari Senin tanggal 18 Maret 2013 di depan Madenpom V/4 Surabaya dan menyapa saksi Edi Junaedi dan tanpa diduga dijawab dengan nada mengejek. 29. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 23 Maret 2013 pada waktu Terdakwaberada di Malang, Terdakwa ditelpon oleh Serma Kasiali
16 yang mengabarkan bahwa saksi Edi Junaedi telah dimasukkan sel karena diduga terlibat pembunuhan Sdr. Rudi Gunawan lalu Serma Kasiali menyuruh Terdakwa segera ke kantor dan pada saat dilaksanakan pencarian mayat korban hari Minggu tanggal 24 Maret 2013 ke Jl. Banyu Urip Jaya, Terdakwa tidak ikut dan tinggal di kantor. 30 Bahwa Terdakwa mengaku pertama kali mengetahui fotonya terekam kamera CCTV ATM BCA Jl. Diponegoro Surabaya pada hari kamis tanggal 14 April 2013 pada saat diperintahkan membuat Lapsus oleh Pasi Lidkrim, Terdakwa mengopi flasdisk milik Dansatlak Idik Kapten Cpm Heri Sihono ketika dibuka Terdakwa melihat fotonya dan Terdakwa semakin ketakutan tetapi tidak berusaha menghapus foto tersebut. Menimbang
: Bahwa barang bukti yang diajukan oleh Oditur Militer persidangan ini berupa : Surat-surat : 3 (tiga) lembar foto copy Visum Et repertum Nomor : KF:13.0153 A.n Rudi gunawan Berupa barang : 1 (satu) buah handphone merk Sony Ericsson type K550i Cybershot warna hitam silver. -
1 (satu) buah kartu simpati nomor 0220000001221057.
Menimbang
: Bahwa kesemua barang bukti tersebut telah diperlihatkan dan dibacakan kepada para saksi dan Terdakwa.
Menimbang
: Bahwa terhadap barang bukti berupa 3 (tiga) lembar foto copy Visum Et repertum Nomor : KF:13.0153 A.n Rudi Gunawan bukti petunjuk tentang penyebab kematian sdr Rudi Gunawan, sehingga majelis berpendapat barang bukti tersebut dapat memperkuat pembuktian dalam [perkara ini dan majelis menjadikan barang bukti tersebut sebagai barang bukti dalam perkara ini.
Menimbang
: Bahwa terhadap barang bukti berupa 1 9SATU) BUAH Hand Phone merk Sony Erickson type K550i Cybershot warna hitam silver dan 1 (satu) buah kartu simpati nomor 0220000001221057 adalah alat komunikasi yang dilakukan Terdakwa dengan saksi Edi Junaedi adalah bukti bahwa Terdakwa telah berhubungan via telepon dengan saksi Edi Junaedi sehingga majelis berpendapat barang bukti tersebut dapat memperkuat pembuktian dalam [perkara ini dan majelis menjadikan barang bukti tersebut sebagai barang bukti dalam perkara ini.
Menimbang
: Bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa dan para Saksi di bawah sumpah dan setelah menghubungkan satu dengan lainnya, maka diperoleh fakta-fakta sebagai berikut : 1, Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI AD pada tahun 1997 melalui pendidikan Secaba PK 5 di Rindam VlBrawijaya, lulus dan dilantik dantik dengan pangkat Serda, kemudian mengikuti kejuruan Bintara Polisi Militer di Cimahi Jawa Barat, setelah lulus kemudian ditugaskan di Pomdam XVll/Cendrawasih, selanjutnya pada tahun 2005 ditugaskan ke Pomdam V/ Brawijaya sampai sekarang dengan pangkat Serma.
17 2. Bahwa benar Terdakwa kenal dengan sejak saksi Edi Junaedi Terdakwa dinas di denpom V/4 pada tahun 2005 hanya sebagai atasan bawahan dan tidak ada hubungan keluarga. 3. Bahwa benar pada hari Kamis tanggal 14 Maret 2013 pukul 13.45 WIB saat Terdakwa berada di daerah Sepanjang Tani Sidoarjo, Terdakwa ditelpon oleh saksi Edi Junaedi dan menyuruh Terdakwa untuk datang ke rumahnya di Menganti M-9, lalu atas permintaan saksi Edi Junaedi tersebut Terdakwa langsung berangkat ke Menganti dengan menggunakan motor Honda Supra Fit Nopol. W2698-PZ. 4. Bahwa benar pada saat Terdakwa hampir sampai di Menganti, saksi Edi Junaedi kembali menelepon menanyakan posisi Terdakwa, selanjutnya saksi Edi Junaedi memberitahukan letak rumahnya di Perumnas Menganti Emas Blok M No. 9, setelah Terdakwa tiba di tempat pukul 14.45 WIB, saksi Edi Junaedi sudah menunggu di depan rumahnya langsung memberikan kartu ATM BCA dan kertas kecil yang ada tulisan tangan nomor PIN dan menyuruh Terdakwa untuk mengambilkan uang sebanyak Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah) namunTerdakwa tidak melihat nama dalam ATM tersebut, selanjutnya Terdakwa langsung pergi, dan tidak masuk ke rumah saksi Edi Junaedi. 5. Bahwa benar selanjutnya Terrdakwa mencari mesin ATM BCA dan melihat ada mesin ATM BCA di Menganti, lalu Terdakwa bermaksud akan mengambil uang tetapi mesin ATM error atau rusak sehingga kemudian Terdakwa menghubungi saksi Edi Junaedi melalui Hp dan memberitahukan bahwa mesin ATM BCA di menganti rusak. 6. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa mencari mesin ATM lagi dan sekira pukul 15.35 Wib. Terdakwa sampai di Pertigaan Citraland tepatnya di depan toko Hartono Elektronik, Terdakwa mampir di mesin ATM BCA dan mencoba mengambil uang tetapi tidak jadi karena mengetahui uang di mesin ATM tersebut pecahan Rp. 50.000,- (Lima Puluh Ribu Rupiah) sehingga Terdakwa tidak jadi menganmbil uang, lalu sekira pukul 15.55 WIB Terdakwa pergi ke mesin ATM BCA di Jl. Diponegoro dan Terdakwa berhenti dan mengambil uang sebesar Rp. 10.000.000,- (Sepuluh Juta Rupiah) dalam 4 (empat) kali penarikan masing-masing Rp. 2.500.000,- (Dua Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) dalam bentuk uang kertas rupiah pecahan Rp. 100.000,- (Seratus Ribu Rupiah). 7. Bahwa benar setelah penarikan Terdakwa mengecek saldo di ATM BCA tersebut sesuai permintaan saksi Edi Junaedi dan mengetahui masih ada Rp. 230.000.000,- (Dua Ratus Tiga Puluh Juta Rupiah), kemudian saksi Edi Junaedi menelepon menyuruh Terdakwa ke kantor Denpom V/4 surabaya 8. Bahwa benar sekira pukul 17.00 WIB Terdakwa sampai di kantor Denpom V/4 lalu lewat pintu samping depan Plaza Sutos dan memarkir motor didepan ruangan Staf Hartib, kemudian menemui saksi Edi Junaedi di ruangan Staf Hartib dan menyerahkan uang beserta kartu ATM BCA , namun pada saat itu saksi Edi Junaedi menolak serta menyuruh membawanya berikut kartu ATM BCA-nya. 9. Bahwa benar selanjutnya saksi Edi Junaedi menyerahkan kunci mobil Toyota Rush miliknya serta menyuruh Terdakwa mencoba mengambil uang lagi di ATM barangkali bisa, dan saksi Edi Junaedi juga menyuruh Terdakwa membawa mobilnya ke arah Margomulyo, lalu Terdakwa mengiyakan dan saksi Edi Junaedi juga ikut dalam mobil namun sesampainya dibelakang Rustahmil dekat bengkel saksi Edi Juanedi turun dari mobil.
18 10. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa membawa mobil Toyota Rush milik saksi Edi Junaedi menuju ATM BCA Jl. Diponegoro tetapi ketika akan mengambil uang sudah tidak bisa mengambil karena sudah diatas limit. 11. Bahwa benar setelah tidak jadi mengambil uang lagi di mesin ATM, selanjutnya Terdakwa pergi menuju arah Jl. Margomulyo seperti permintaan saksi Edi Junaedi, sesampainya di jalan tol arah Gresik, saksi Edi Junaedi menelepon Terdakwa menanyakan posisinya dan selanjutnya saksi Edi Junaedi menyuruh Terdakwa menuju ke arah Tambak Osowilangun, setelah sampai pom bensin Terdakwa disuruh pelan-pelan, sekira pukul 19.00 WIB setelah Terdakwa melewati pom bensin di kawasan pergudangan melihat saksi Edi Junaedi berteriak memanggil sambil melambaikan tangan sehingga Terdakwa menghentikan mobil dan saksi Junaedi naik ke mobil, kemudian Terdakwa mengemudikan mobil pulang ke Surabaya lewat jalan Tol Romo Kalisari. 12. Bahwa benar pada saat di dalam perjalanan saksi Edi Junaedi meminta uang berikut ATM nya, lalu Terdakwa menyerahkannya dan tak lama kemudian saksi Edi Junaedi memberikan uang sebesar Rp. 500.000,- (Lima Ratus Ribu Rupiah) kepada Terdakwa dan saksi Edi Junaedi menyuruh Terdakwa mampir di counter pulsa di dekat pertigaan Jl. Cisadane dan Jln. Kutai, dan selanjutnya saksi Edi Junaedi membeli kartu perdana, sesampainya di depan sutos Terdakwa turun dan mengambil motornya dan langsung pulang ke rumahnya. 13. Bahwa benar sesampai dirumah Terdakwa menceritakan semua kegiatan bersama saksi Edi Junaedi tadi kepada isterinya yang bernama saksi Yohana Manda dan menunjukkan uang pemberian saksi Edi Junaedi sebesar Rp. 500.000,-(Lima Ratus Ribu Rupiah) dan selanjutnya Terdakwa berikan kepada isterinya (saksi Yohana) sebesar Rp.300.000,-(Tiga Ratus Ribu Rupiah) dan sisanya sebesar Rp.200.000,-(Dua Ratus Ribu Rupiah) Terdakwa simpan disaku jaket, setelah itu Terdakwa menyampaikan kepada isterinya (saksi Yohana) tentang perasaannya yang tidak enak tentang uang tersebut, sehingga Terdakwa dan saksi Yohana tidak berani menggunakan uang tersebut. 14. Bahwa benar pada hari Jum‟at tanggal 15 Maret 2013 sekira pukul 07.30 WIB Terdakwa diajak Terdakwa membeli bunga untuk keperluan kantor dengan terlebih dahulu Terdakwa disuruh oleh saksi Edi Junaedi meminta ijin kepada kasilitkrim, setelah mendapat ijin kemudian Terdakwa diajak oleh saksi Edi Junaedi naik mobil dan dalam perjalanan saksi Edi Junaedi menanyakan tempat jual bunga, lalu Terdakwa memberitahukan di Dukuh Kupang, selanjutnya saksi Edi Junaedi bercerita bahwa ia sedang menyandera seorang laki-laki keturunan Cina di di Perumnas Menganti Blok M-9 karena mempunyai hutang kepada saksi Edi Junaedi dan pada saat ditagih, orang tersebut selalu menghindar sehingga saksi Edi Junaedi menyanderanya. 15. Bahwa benar sekira pukul 08.30 WIB setelah membeli bunga Terdakwa dan saksi Edi Junaedi sampai di rumahnya di daerah Menganti Emas Blok M No.9 Gresik, kemudian saksi Edi Junaedi memarkir mobil di dalam halaman rumahnya dengan posisi bagian belakang mobil mepet ke pintu rumah, kemudian saksi Edi Junaedi turun dari mobil dan membuka pintu rumah. 16. Bahwa benar selanjutnya saksi Edi Junaedi menyuruh Terdakwa masuk ke dalam rumahnya, lalu saksi Edi Junaedi menutup pintu rumah dari dalam tetapi kunci tetap menempel di pintu, pada saat akan masuk ke ruang tengah Terdakwa melihat
19 sesosok mayat laki-laki di dalam rumah tepatnya di samping pintu kamar tengah dengan posisi setengah duduk lutut menyentuh lantai dan badan bersandar di tembok serta kepala tertunduk, dari bagian hidung terdapat darah yang sudah kering menggantung, mayat tersebut masih kelihatan putih belum membiru, dan terlihat dari warna kulit mayat tersebut adalah mayat laki-laki keturunan Tionghoa yang sudah kaku dan maninggal dunia.. 17. Bahwa benar setelah melihat mayat di kamar tengah kemudian Terdakwa lari menuju ke pintu depan namun saksi Edi Junaedi mendahului dan mengunci pintu depan dan kunci dibawanya, lalu Terdakwa berusaha keluar tetapi seluruh jendela dipasang teralis besi, sehingga Terdakwa jongkok ketakutan menghadap ke pintu depan dan minta tolong kepada saksi Edi Junaedi agar diperbolehkan keluar dan jangan dilibatkan dalam masalah ini, namun saksi Edi Junaedi malah membentak Terdakwa agar diam saja. 18. Bahwa benar selain itu saksi Edi Junaedi juga memaksa Terdakwa untuk membantu mengangkat mayat tersebut jika tidak ingin dilibatkan, sehingga Terdakwa terpaksa mau menuruti perintah saksi Edi Junaedi, dan setelah saksi Edi Junaedi mengepel lantai di ruangan tengah dengan kain,kemudian menyuruh Terdakwa membantu mengangkat mayat dan memindahkan ke dalam mobil, dan pada saat mengangkat Terdakwa melihat posisi mayat Korban dalam keadaan terlentang di lantai di depan pintu kamar dengan lutut tertekuk ke atas, lalu Terdakwa mengangkat mayat Korban di bagian pergelangan kaki, sedangkan saksi Edi Junaedi di bagian bahu mayat dan meletakkan di dalam mobil, dengan cara saksi Edi Junaedi meletakkan dulu bagian kepala dan badan mayat di dalam mobil sebelah kanan setelah itu Terdakwa melepaskan pegangan di kaki mayat, selanjutnya saksi Edi Junaedi mengatur posisi mayat Sdr. Rudi Gunawan di dalam mobil dan saksi Edi Junaedi menutup mayat Sdr. Rudi Gunawan dengan kain karpet mobilnya. 19. Bahwa benar setelah mayat korban dimasukkan kedalam mobil, saksi Edi Junaedi menyuruh Terdakwa masuk ke dalam mobil untuk menyetir dan saksi Edi Junaedi mengunci pagar rumah kemudian naik dikendaraan dengan membawa sepotong kayu berbentuk kotak panjang 50 cm. 20 Bahwa benar sekira pukul 09.00 Wib. Terdakwa dan saksi Edi Junaedi keluar dari rumah perum Menganti Mas dengan menggunakan mobil milik saksi Edi Junaedi yang berisi mayat korban sdr Rudi Gunawan dan Terdakwa yang mengemudikan mobil tersebut sesuai perintah saksi Edi Junaedi menuju ke arah Trawas. 21. Bahwa benar rute perjalanan mulai dari Perumnas Menganti Mas belok ke kiri melewati Jl. Raya Kedamaian Menganti, sebelum lampu merah Terdakwa mengetahui saksi Edi Junaedi pindah di jok tengah dan membuang kayu yang dibawanya kepinggir jalan dengan cara melemparkan dari jendela mobil tengah sebelah kiri, setelah itu saksi Edi Junaedi pindah duduk lagi ke bangku depan. 22. Bahwa benar Terdakwa dalam mengemudikan mobil dengan kondisi yang tertekan dan ketakutan sehingga tidak dapat mengingat jalan secara mendetail dan hanya ingat keluar dari perumnas belok kiri, lampu merah kedua belok kanan ke arah Mojokerto, sampai di perempatan Terminal Mojokerto belok kiri, mengikuti petunjuk arah ke Trawas. 23. Bahwa benar selama perjalanan saksi Edi Junaedi terus mengancam Terdakwa dan sebelum sampai di Trawas, Terdakwa tidak kuat lagi dan ketika melewati perkampungan Terdakwa menghentikan mobil tersebut dan parkir dikiri jalan, kemudian
20 Terdakwa membuka pintu mobil dan keluar/melompat turun menyeberang jalan terus lari masuk ke dalam kampung bersembunyi di dekat kandang sapi, danTerdakwa mengetahui saksi Edi Junaedi berusaha mengejarnya. 24. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa menelepon/menghubungi saksi Edi Irawan melalui Hp yang berada di Denpom V/4 dan menceritakan semua kejadian yang dialami bersama Terdakwa, dan saksi Edi Irawan menawarkan untuk menjemput dan menanyakan apakah Terdakwa membawa uang. 25. Bahwa benar setelah kurang lebih 30 (tiga puluh) menit Terdakwa keluar ke jalan raya dan menumpang mobil pick up hingga pemberhentian angkot di dekat warung kecil, selanjutnya naik angkot ke Terminal Mojokerto, dan setelah shalat Jum‟at pukul 13.00 Wib Terdakwa melanjutkan naik bus ke Surabaya, dan selama dalam perjalanan saksi Edi Junaedi menghubungi melalui Hp namun tidak Terdakwa angkat, kemudian saksi Edi Junaedi mengirim SMS isinya hanya kata “Diam”. 26. Bahwa benar sesampainya Terdakwa di Madenpom V/4 Surabaya, Terdakwa menemui saksi Edi Irawan di barak Staltahmil dan menceritakan kejadian yang dialaminya bersama saksi Edi Junaedi, namun saksi Edi Irawan kebingungan dan menyuruh Terdakwa pulang ke rumah untuk menenangkan diri dan atas saran tersebut Terdakwa pulang ke rumah, tetapi sampai dalam perjalananan Terdakwa tidak langsung pulang kerumah tetapi berkeliling kota Surabaya dan sempat shalat Maghrib di dekat kantor Bulog Jl. A. Yani Surabaya. 27. Bahwa benar sekira pukul 21.00 WIB Terdakwa tiba di rumah, kemudian Terdakwa mandi dan menceritakan semua kejadian yang dialaminya kepada istrinya yang bernama saksi Yohana Manda, sehingga saksi Yohana Manda hanya kebingungan dan menyesalkan kejadian tersebut. 28. Bahwa benar keesokan harinya yaitu hari Sabtu dan Minggu Terdakwa hanya di rumah dan saksi Edi Junaedi tidak pernah menghubungi Terdakwa lagi dan baru bertemu lagi dengan saksi Edi Junaedi pada hari Senin tanggal 18 Maret 2013 di depan Madenpom V/4 Surabaya dan menyapa saksi Edi Junaedi dan tanpa diduga dijawab dengan nada mengejek. 29. Bahwa benar pada hari Sabtu tanggal 23 Maret 2013 pada waktu Terdakwaberada di Malang, Terdakwa ditelpon oleh Serma Kasiali yang mengabarkan bahwa saksi Edi Junaedi telah dimasukkan sel karena diduga terlibat pembunuhan Sdr. Rudi Gunawan lalu Serma Kasiali menyuruh Terdakwa segera ke kantor dan pada saat dilaksanakan pencarian mayat korban hari Minggu tanggal 24 Maret 2013 ke Jl. Banyu Urip Jaya, Terdakwa tidak ikut dan tinggal di kantor. 30 Bahwa benar Terdakwa mengaku pertama kali mengetahui fotonya terekam kamera CCTV ATM BCA Jl. Diponegoro Surabaya pada saat diperintahkan membuat Lapsus oleh Pasi Lidkrim, Terdakwa mengopi flasdisk milik Dansatlak Idik Kapten Cpm Heri Sihono ketika dibuka Terdakwa melihat fotonya dan Terdakwa semakin ketakutan tetapi tidak berusaha menghapus foto tersebut. Menimbang
: Bahwa lebih dahulu Majelis Hakim akan menanggapi beberapa hal yang dikemukakan oleh Oditur Militer dalam tuntutannya dengan mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
21 Bahwa pada prinsipnya Majelis Hakim sependapat dengan Oditur Militer mengenai pembuktian unsur-unsur tindak pidana sebagaimana yang telah diuraikan oleh Oditur Militer dalam tuntutanya, namun mengenai berat ringannya pidana yang akan dijatuhkan kepada Terdakwa, Majelis Hakim akan mempertimbangkan sendiri sekaligus dalam putusan ini dengan memperhatikan sifat hakekat serta akibat yang meliputi perbuatan Terdakwa sehingga perbuatan tersebut dilakukan oleh Terdakwa. Menimbang
: Bahwa terhadap Pembelaan atau Pleidoi yang diajukan oleh Penasehat Hukum Majelis mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : Bahwa oleh karena Penasehat Hukum dalam pembelaannya hanya mengajukan keringanan hukuman saja maka majelis akan langsung menanggapi sekaligus dalam keadaan-keadaan yang meringankan Terdakwa dalam putusan ini.
Menimbang
: Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam dakwaannya yang disusun secara tunggal, mengandung unsur-unsur sebagai berikut : Unsur kesatu : Barang siapa
Menimbang
:
Unsur Kedua
: Mengubur,menyembunyikan,membawa lari atau Menghilangkan mayat dengan maksud menyembunyikan kematian atau kelahirannya
Unsur Ketiga
: Yang dilakukan secara bersama-sama
Bahwa mengenai dakwaan tersebut Majelis mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : 1. Unsur kesatu
Hakim
akan
: “ Barang siapa “
Yang dimaksud dengan barang siapa adalah siapa saja sesuai dengan pasal 2,3,4,5 dan 7,8 KUHP yang tunduk kepada perundangundangan RI dan mampu untuk bertanggung jawab atas tindakannya. termasuk Terdakwa sebagai Prajurit TNI juga tunduk kepada peraturan Perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia Bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa yang diperkuat dengan keterangan para Saksi dibawah sumpah dan alat bukti lainnya yang diajukan dipersidangan diperoleh fakta hukum sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi prajurit TNI AD pada tahun 1997 melalui pendidikan Secaba PK 5 di Rindam VlBrawijaya, lulus dan dilantik dantik dengan pangkat Serda, kemudian mengikuti kejuruan Bintara Polisi Militer di Cimahi Jawa Barat, setelah lulus pada tahun 1998 kemudian ditugaskan di Pomdam XVll/Cendrawasih, selanjutnya pada tahun 2005 ditugaskan ke Pomdam V/ Brawijaya sampai sekarang dengan pangkat Serma. 2. Bahwa benar berdasarkan keterangan para Saksi dan keterangan Terdakwa sendiri dalam persidangan dimana yang dihadapkan ke depan persidangan ini adalah seseorang yang diketahui bernama Serma Riki Djunaedi Nrp. 219802071700277, dimana Terdakwa merupakan subjek hukum dan sehat jasmani rohaninya dengan tidak digantungkan pada kualitas dan kedudukan
22 tertentu sehingga Terdakwa dipandang mampu bertanggung jawab atas segala perbuatannya di depan hukum kemudian Terdakwa mampu menjawab segala pertanyaan yang diajukan kepadanya. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur kesatu “Barang siapa” telah terpenuhi.
Unsur kedua
Menimbang
:
: Mengubur, menyembunyikan, membawa lari atau menghilangkan mayat dengan maksud menyembunyikan kematian atau kelahirannya.
Bahwa oleh karena unsur ini merupakan unsur alternatif, maka majelis akan langsung menguruaikan unsur yang sesuai dengan fakta hukum yang terungkap dalam persidangan yaitu unsur “membawa lari mayat dengan maksud menyembunyikan kematian”. Bahwa yang dimaksud dengan membawa lari adalah disini tidak harus terjadi pemindahan yang jauh, pokoknya dia dibawa kemana saja untuk pelaksanaan tujuannya itu. Bahwa yang dimaksud dengan mayat disini adalah tubuh manusia yang tidak bernyawa lagi, termasuk juga yang pada waktu lahir sudah berbentuk manusia sempurna tetapi tidak bernyawa atau dekat setelah lahir lalu mati. Bahwa kata-kata dengan maksud disini berfungsi sebagai kesengajaan dan sebagai tujuan, dalam hal sebagai tujuan berarti apakah menjadi kenyataan tersembunyikan kematian atau kelahiran itu tidak dipersyaratkan . Bahwa yang dimaksud menyembunyikan kematian adalah membuat tidak diketahui orang dimana mayat itu berada, bagaimana caranya tidak dipersoalkan. Bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa yang diperkuat dengan keterangan para Saksi dibawah sumpah dan alat bukti lainnya yang diajukan dipersidangan diperoleh fakta hukum sebagai berikut : 1. Bahwa benar pada hari Jum‟at tanggal 15 Maret 2013 sekira pukul 07.30 WIB Terdakwa diajak Terdakwa membeli bunga untuk keperluan kantor dengan terlebih dahulu Terdakwa disuruh oleh saksi Edi Junaedi meminta ijin kepada kasilitkrimpamfik, setelah mendapat ijin kemudian Terdakwa diajak oleh saksi Edi Junaedi naik mobil dan dalam perjalanan saksi Edi Junaedi menanyakan tempat beli bunga, lalu Terdakwa memberitahukan toko bunga ada di Dukuh Kupang, selanjutnya saksi Edi Junaedi bercerita bahwa ia sedang menyandera seorang laki-laki keturunan Cina di di Perumnas Menganti Blok M-9 karena mempunyai hutang kepada saksi Edi Junaedi dan pada saat ditagih oleh saksi Edi Junaedi, orang tersebut selalu menghindar sehingga saksi Edi Junaedi menyanderanya. 2. Bahwa benar sekira pukul 08.30 WIB setelah membeli bunga Terdakwa dan saksi Edi Junaedi sampai di rumahnya di daerah Menganti, kemudian saksi Edi Junaedi memarkir mobil di dalam halaman rumahnya dengan posisi bagian belakang mobil mepet ke pintu rumah, kemudian saksi Edi Junaedi turun dari mobil dan membuka pintu rumah. 3. Bahwa benar selanjutnya saksi Edi Junaedi menyuruh Terdakwa masuk ke dalam rumahnya, lalu saksi Edi Junaedi menutup pintu rumah dari dalam tetapi kunci tetap menempel di
23 pintu, pada saat akan masuk ke ruang tengah Terdakwa melihat sesosok mayat laki-laki di dalam rumah tepatnya di samping pintu kamar tengah dengan posisi setengah duduk lutut menyentuh lantai dan badan bersandar di tembok serta kepala tertunduk, dari bagian hidung terdapat darah yang sudah kering menggantung, mayat tersebut masih kelihatan putih belum membiru, dan terlihat dari warna kulit mayat tersebut adalah mayat laki-laki keturunan Tionghoa yang sudah kaku dan maninggal dunia.. 4. Bahwa benar setelah melihat mayat di kamar tengah kemudian Terdakwa lari menuju ke pintu depan namun saksi Edi Junaedi mendahului dan mengunci pintu depan dan kunci dibawanya, lalu Terdakwa berusaha keluar tetapi seluruh jendela dipasang teralis besi, sehingga Terdakwa jongkok ketakutan menghadap ke pintu depan dan minta tolong kepada saksi Edi Junaedi agar diperbolehkan keluar dan jangan dilibatkan dalam masalah ini, namun saksi Edi Junaedi malah membentak Terdakwa agar diam saja. 5. Bahwa benar selain itu saksi Edi Junaedi juga memaksa Terdakwa untuk membantu mengangkat mayat tersebut jika tidak ingin dilibatkan, sehingga Terdakwa terpaksa mau menuruti perintah saksi Edi Junaedi, dan setelah saksi Edi Junaedi mengepel lantai di ruangan tengah dengan kain,kemudian menyuruh Terdakwa membantu mengangkat mayat dan memindahkan ke dalam mobil, dan pada saat mengangkat Terdakwa melihat posisi mayat Korban dalam keadaan terlentang di lantai di depan pintu kamar dengan lutut tertekuk ke atas, lalu Terdakwa mengangkat mayat Korban di bagian pergelangan kaki, sedangkan saksi Edi Junaedi di bagian bahu mayat dan meletakkan di dalam mobil, dengan cara saksi Edi Junaedi meletakkan dulu bagian kepala dan badan mayat di dalam mobil sebelah kanan setelah itu Terdakwa melepaskan pegangan di kaki mayat, selanjutnya saksi Edi Junaedi mengatur posisi mayat Sdr. Rudi Gunawan di dalam mobil dan saksi Edi Junaedi menutup mayat Sdr. Rudi Gunawan dengan kain karpet mobilnya. 5. Bahwa benar setelah mayat korban dimasukkan kedalam mobil, saksi Edi Junaedi menyuruh Terdakwa masuk ke dalam mobil untuk menyetir dan saksi Edi Junaedi mengunci pagar rumah kemudian naik dikendaraan dengan membawa sepotong kayu berbentuk kotak panjang 50 cm. 6. Bahwa benar sekira pukul 09.00 WIBTerdakwa dan saksi Edi Junaedi keluar dari rumah perum Menganti Mas dengan menggunakan mobil milik saksi Edi Junaedi yang berisi mayat korban sdr Rudi Gunawan dan Terdakwa yang mengemudikan mobil tersebut sesuai perintah saksi Edi Junaedi menuju ke arah Trawas. 7. Bahwa benar rute perjalanan mulai dari Perumnas Menganti Mas belok ke kiri melewati Jl. Raya Kedamaian Menganti, sebelum lampu merah Terdakwa mengetahui saksi Edi Junaedi pindah di jok tengah dan membuang kayu yang dibawanya kepinggir jalan dengan cara melemparkan dari jendela mobil tengah sebelah kiri, setelah itu saksi Edi Junaedi pindah duduk lagi ke bangku depan. 8. Bahwa benar Terdakwa dalam mengemudikan mobil dengan kondisi yang tertekan dan ketakutan sehingga tidak dapat mengingat jalan secara mendetail dan hanya ingat keluar dari perumnas belok kiri, lampu merah kedua belok kanan ke arah Mojokerto, sampai di perempatan Terminal Mojokerto belok kiri, mengikuti petunjuk arah ke Trawas. 9. Bahwa benar selama perjalanan saksi Edi Junaedi terus mengancam Terdakwa dan sebelum sampai di Trawas, Terdakwa tidak kuat lagi dan ketika melewati perkampungan Terdakwa
24 menghentikan mobil tersebut dan parkir dikiri jalan, kemudian Terdakwa membuka pintu mobil dan keluar/melompat turun menyeberang jalan terus lari masuk ke dalam kampung bersembunyi di dekat kandang sapi, danTerdakwa mengetahui saksi Edi Junaedi berusaha mengejarnya. 10. Bahwa benar selanjutnya Terdakwa menelepon/menghubungi saksi Edi Irawan melalui Hp yang berada di Denpom V/4 dan menceritakan semua kejadian yang dialami bersama Terdakwa, dan saksi Edi Irawan menawarkan untuk menjemput dan menanyakan apakah Terdakwa membawa uang. 11. Bahwa benar setelah kurang lebih 30 (tiga puluh) menit Terdakwa keluar ke jalan raya dan menumpang mobil pick up hingga pemberhentian angkot di dekat warung kecil, selanjutnya naik angkot ke Terminal Mojokerto, dan setelah shalat Jum‟at pukul 13.00 Wib Terdakwa melanjutkan naik bus ke Surabaya, dan selama dalam perjalanan saksi Edi Junaedi menghubungi melalui Hp namun tidak Terdakwa angkat, kemudian saksi Edi Junaedi mengirim SMS isinya hanya kata “Diam”. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur kedua “membawa lari mayat dengan maksud menyembunyikan kematian”.telah terpenuhi. Unsur Ketiga
: Yang dilakukan secara bersama-sama
Bahwa unsur ini merupakan pengertian dari kata „mereka yang melakukan‟ dalam Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, yang artinya adalah baik mereka secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri, beberapa orang yang melakukan tindak pidana yang sama terhadap sasaran yang sama, adalah termasuk dalam pengertian „mereka yang melakukan‟. Tidak dipersoalkan apakah diantara para pelaku tersebut terdapat kerja-sama secara sadar dan secara langsung, atau apakah diantara para pelaku tersebut saling mengetahui dan menyadari atas tindakan pelaku yang lain yang kemudian diwujudkan dalam suatu perbuatan. Yang penting tindakan setiap pelaku tersebut telah memenuhi semua unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan. Bahwa berdasarkan keterangan Terdakwa yang diperkuat dengan keterangan para Saksi dibawah sumpah dan alat bukti lainnya yang diajukan dipersidangan diperoleh fakta hukum sebagai berikut : 1. Bahwa benar pada hari Jum‟at tanggal 15 Maret 2013 sekira pukul 07.30 WIB Terdakwa diajak Terdakwa membeli bunga untuk keperluan kantor dengan terlebih dahulu Terdakwa disuruh oleh saksi Edi Junaedi meminta ijin kepada kasilitkrimpamfik, setelah mendapat ijin kemudian Terdakwa diajak oleh saksi Edi Junaedi naik mobil dan dalam perjalanan saksi Edi Junaedi menanyakan tempat beli bunga, lalu Terdakwa memberitahukan toko bunga ada di Dukuh Kupang, selanjutnya saksi Edi Junaedi bercerita bahwa ia sedang menyandera seorang laki-laki keturunan Cina di di Perumnas Menganti Blok M-9 karena mempunyai hutang kepada saksi Edi Junaedi dan pada saat ditagih oleh saksi Edi Junaedi, orang tersebut selalu menghindar sehingga saksi Edi Junaedi menyanderanya. 2. Bahwa benar sekira pukul 08.30 WIB setelah membeli bunga Terdakwa dan saksi Edi Junaedi sampai di rumahnya di daerah Menganti, kemudian saksi Edi Junaedi memarkir mobil di dalam halaman rumahnya dengan posisi bagian belakang mobil mepet ke
25 pintu rumah, kemudian saksi Edi Junaedi turun dari mobil dan membuka pintu rumah. 3. Bahwa benar selanjutnya saksi Edi Junaedi menyuruh Terdakwa masuk ke dalam rumahnya, lalu saksi Edi Junaedi menutup pintu rumah dari dalam tetapi kunci tetap menempel di pintu, pada saat akan masuk ke ruang tengah Terdakwa melihat sesosok mayat laki-laki di dalam rumah tepatnya di samping pintu kamar tengah dengan posisi setengah duduk lutut menyentuh lantai dan badan bersandar di tembok serta kepala tertunduk, dari bagian hidung terdapat darah yang sudah kering menggantung, mayat tersebut masih kelihatan putih belum membiru, dan terlihat dari warna kulit mayat tersebut adalah mayat laki-laki keturunan Tionghoa yang sudah kaku dan maninggal dunia.. 4. Bahwa benar setelah melihat mayat di kamar tengah kemudian Terdakwa lari menuju ke pintu depan namun saksi Edi Junaedi mendahului dan mengunci pintu depan dan kunci dibawanya, lalu Terdakwa berusaha keluar tetapi seluruh jendela dipasang teralis besi, sehingga Terdakwa jongkok ketakutan menghadap ke pintu depan dan minta tolong kepada saksi Edi Junaedi agar diperbolehkan keluar dan jangan dilibatkan dalam masalah ini, namun saksi Edi Junaedi malah membentak Terdakwa agar diam saja. 5. Bahwa benar selain itu saksi Edi Junaedi juga memaksa Terdakwa untuk membantu mengangkat mayat tersebut jika tidak ingin dilibatkan, sehingga Terdakwa terpaksa mau menuruti perintah saksi Edi Junaedi, dan setelah saksi Edi Junaedi mengepel lantai di ruangan tengah dengan kain,kemudian menyuruh Terdakwa membantu mengangkat mayat dan memindahkan ke dalam mobil, dan pada saat mengangkat Terdakwa melihat posisi mayat Korban dalam keadaan terlentang di lantai di depan pintu kamar dengan lutut tertekuk ke atas, lalu Terdakwa mengangkat mayat Korban di bagian pergelangan kaki, sedangkan saksi Edi Junaedi di bagian bahu mayat dan meletakkan di dalam mobil, dengan cara saksi Edi Junaedi meletakkan dulu bagian kepala dan badan mayat di dalam mobil sebelah kanan setelah itu Terdakwa melepaskan pegangan di kaki mayat, selanjutnya saksi Edi Junaedi mengatur posisi mayat Sdr. Rudi Gunawan di dalam mobil dan saksi Edi Junaedi menutup mayat Sdr. Rudi Gunawan dengan kain karpet mobilnya. 6. Bahwa benar Terdakwa secara sadar telah membantu memindahkan mayat sdr Rudi Gunawan dari dalam rumah saksi Edi Junaedi ke mobil milik saksi Edi Junaedi walaupun sebelumnya ada rasa takut pada diri Terdakwa namun Terdakwa seharusnya dapat menghindar dan pergi meninggalkan rumah saksi Edi Junaedi. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur ketiga “yang dilakukan secara bersama-sama”.telah terpenuhi. Menimbang
:
Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas yang merupakan fakta-fakta yang diperoleh dipersidangkan, Majelis Hakim berpendapat terdapat cukup bukti yang sah dan meyakinkan Terdakwa bersalah melakukan tindak pidana kejahatan : “Membawa lari mayat dengan maksud menyembunyikan kematian yang dilakukan secara bersama-sama".
Menimbang
:
Bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis Hakim ingin menilai sifat hakekat dan akibat dari perbuatan Terdakwa serta hal-hal lain yang mempengaruhi sebagai berikut :
26 1. Bahwa sifat perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa dalam perkara ini karena Terdakwa merasa takut dilibatkan dalam tindak pidana yang dilakukan oleh saksi Edi Junaedi sehingga Terdakwa dengan terpaksa mau membantu mengangkat mayat sdr Rudi Gunawan bersama dengan saksi Edi Junaedi dimasukkan kedalam mobil Toyota Rush yang selanjutnya Terdakwa mengemudikan mobil tersebut kedaerah Trawas namun sebelum sampai tujuan Terdakwa turun dan melarikan diri. 2. Bahwa pada hakekatnya Terdakwa tidak berani menolak permintaan saksi Edi Junaedi dan Terdakwa cenderung mempunyai mental yang lemah sehingga mau saja membantu mengangkat mayat sdr Rudi Gunawan dari dalam rumah saksi Edi Junaedi kedalam mobil milik saksi Edi Juanedi dan tidak segera melaporkan kejadian yang dilihatnya kepada pihak yang berwajib atau atasan langsung Terdakwa yaitu Dandenpom V/4 Surabaya. 3. Bahwa akibat perbuatan Terdakwa tersebut telah mempersulit pengungkapan tindak pidana yang dilakukan oleh saksi Edi Junaedi serta perbuatan Terdakwa tersebut dapat merusak nama baik TNI khususnya kesatuan Terdakwa Denpom V/4 Surabaya dimata masyarakat. Menimbang
:
Bahwa tujuan Majelis Hakim tidaklah semata-mata hanya memidana orang-orang yang bersalah melakukan tindak pidana, tetapi juga mempunyai tujuan untuk mendidik agar yang bersangkutan dapat insyaf kembali kejalan yang benar, menjadi Warga Negara dan Prajurit yang baik sesuai dengan falsafah Pancasila dan Sapta Marga, oleh karena itu sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana atas diri Terdakwa dalam perkara ini perlu lebih dahulu memperhatikan hal-hal yang dapat meringankan dan memberatkan pidananya yaitu: Hal-hal yang meringankan : - Terdakwa berterus terang dalam memperlancar jalannya persidangan.
persidangan,
sehingga
- Terdakwa masih muda usia sehingga diharapkan masih dapat dibina oleh kesatuannya. - Terdakwa belum pernah dihukum dalam perkara lain. - Terdakwa melakukan perbuatan ini karena ada paksaan dari saksi Edi Junaedi untuk membantu mengangkat mayat sdr rudi Gunawan dari dalam rumah kedalam mobil saksi Edi Junaedi. Hal-hal yang memberatkan : - Terdakwa sebagai seorang anggota Polisi Militer yang juga merupakan seorang penegak hukum seharusnya lebih tanggap dengan apa yang akan dilakukannya tidak hanya semata-mata karena takut akan ancaman seniornya (saksi Edi Junaedi), mau saja melakukan tindak pidana ini. - Perbuatan Terdakwa tersebut telah mempersulit pengungkapan tindak pidana yang dilakukan oleh saksi Edi Junaedi. Menimbang
:
Bahwa setelah meneliti dan mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas, maka Majelis Hakim berpendapat bahwa pidana sebagaimana tercantum pada diktum ini adalah adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa.
Menimbang
:
Bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana dibebani untuk membayar biaya perkara.
maka ia harus
27 Menimbang
:
Bahwa selama waktu Terdakwa menjalani Penahanan sementara perlu dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan
Menimbang
:
Bahwa barang-barang bukti dalam perkara ini berupa : Surat-surat : 3 (tiga) lembar foto copy Visum Et repertum Nomor : KF:13.0153 A.n Rudi gunawan Berupa barang : 1 (satu) buah handphone merk Sony Ericsson type K550i Cybershot warna hitam silver. 1 (satu) buah kartu simpati nomor 0220000001221057. Perlu ditentukan setausnya.
Menimbang :
Bahwa terhadap barang bukti berupa surat : 3 (tiga) lembar foto copy Visum Et repertum Nomor : KF:13.0153 A.n Rudi gunawan oleh karena merupakan kelengkapan berkas dan menjadi satu dalam berkas perkara maka Majelis menentukan setatusnya yaitu tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
Menimbang
Mengingat
: Bahwa terhadap barang bukti berupa 1 (satu) buah handphone merk Sony Ericsson type K550i Cybershot warna hitam silver dan 1 (satu) buah kartu simpati nomor 0220000001221057 adalah milik Terdakwa dan oleh karena sudah tidak diperlukan lagi dalam pemeriksaan perkara ini maka majelis menentukan setatusnya dikembalikan kepada pemiliknya yaitu Terdakwa. :
Pasal 181 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP dan semua ketentuan perundang – undangan lain yang bersangkutan.
MENGADILI 1.
Menyatakan Terdakwa tersebut di atas yaitu RIKI DJUNAEDI Serma NRP 21980207170277 terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana : “Membawa lari mayat dengan maksud menyembunyikan kematian yang dilakukan secara bersama-sama".
2.
Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan : Pidana
:
Penjara selama 2 (dua) bulan dan 20 (dua puluh) hari. Menetapkan selama waktu Terdakwa berada dalam tahanan dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.
3.
Menetapkan barang bukti berupa: Surat-surat : 3 (tiga) lembar foto copy Visum Et repertum Nomor : KF:13.0153 A.n Rudi gunawan. Tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
28 Berupa barang : 1 (satu) buah handphone merk Sony Ericsson type K550i Cybershot warna hitam silver. -
1 (satu) buah kartu simpati nomor 0220000001221057.
Dikembalikan kepada pemiliknya yaitu Terdakwa. 4.
Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp.10.000.- (sepuluh ribu rupiah).
Demikian diputuskan pada hari ini Kamis tanggal 23 Januari 2014 dalam musyawarah Majelis Hakim oleh Mulyono S.H. Mayor Chk NRP 522672 sebagai Hakim Ketua serta Ramlan SH. Mayor Chk NRP 499926 dan M. Rahmat Jaelani,SH.Mayor Chk NRP 522360 dan masing-masing sebagai Hakim Anggota I dan sebagai Hakim Anggota II yang diucapkan pada hari dan tanggal yang sama oleh Hakim Ketua dalam sidang yang terbuka untuk umum dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut di atas, Oditur Militer Sahroni Hidayat, SH. NRP.2910035491170, Penasehat Hukum Kapten Chk Sugiyanto,SH. NRP 2920121430669, Panitera Lettu laut (KH) Awan karunia Sanjaya, SH. NRP.18897/P, serta dihadapan umum dan Terdakwa
Hakim Ketua Cap/Ttd Mulyono,SH. Mayor Chk NRP 544973
Hakim Anggota I,
Hakim Anggota II,
Ttd
Ttd
Ramlan SH. Mayor Chk NRP 499926
M. Rahmat Jaelani,SH Mayor Chk NRP 522360
Panitera, Ttd Awan karunia Sanjaya, SH Lettu laut (KH) NRP.18897/P