PENGADILAN MILITER III-12 S U R A B A Y A
PUTUSAN Nomor : 81–K / PM.III-12 / AD / III / 2013 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Militer III-12 Surabaya yang bersidang di Jember dalam memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama telah menjatuhkan putusan sebagaimana tercantum di bawah ini dalam perkara Terdakwa : Nama lengkap Pangkat/NRP Jabatan Kesatuan Tempat, tanggal lahir Kewarganegaraan Jenis kelamin Agama Alamat tempat tinggal
: : : : : : : : :
BUDI UTOMO Praka/31020383990581. Tabak Mortir Komando Ki-B Yonif 515/9/2 Kostrad Jayapura, 14 Mei 1981 Indonesia Laki-laki Islam Jl. Dr Subandi No. 299 Kelurahan Patrang, Kec Patrang kabupaten Jember
Terdakwa ditahan oleh Danyonif 515 selaku Ankum selama 20 (dua puluh) hari Tmt 23 Oktober 2012 sampai dengan 12 Nopember 2012 berdasarkan Surat Keputusan Penahanan Sementara dari Danyonif 515 selaku Ankum Nomor: Skep/13/XI/2012 tanggal 12 Nopember 2012 dan di bebaskan dari tahahan Nomor : kep/13/XI/2012 tanggal 12 Nopember 2012. Pengadilan Militer III-12 Surabaya tersebut di atas : Membaca
: Berkas Perkara dari Denpom V/3 Malang Nomor: BP-101/A-92/XII/2012 tanggal 06 Desember 2012 atas nama Budi Utomo, Praka NRP.31020383990581.
Memperhatikan : 1. Keputusan tentang Penyerahan Perkara dari Danbrigif-9/2 selaku PAPERA Nomor : Kep / 4 /II / 2013 tanggal 22 Februari 2013; 2. Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer III-12 Surabaya Nomor : Sdak / 48 / K / AD / III / 2013 tanggal 06 Maret 2013; 3. Relaas penerimaan surat panggilan untuk menghadap sidang kepada Terdakwa dan para Saksi serta surat-surat lain yang berhubungan dengan perkara ini. Mendengar
: 1. Pembacaan Surat Dakwaan Oditur Militer Nomor : Sdak / 48 / K / AD / III / 2013 tanggal 06 Maret 2013, didepan sidang yang dijadikan dasar pemeriksaan perkara ini. 2. Hal-hal yang diterangkan oleh Terdakwa dipersidangan serta keterangan-keterangan para saksi dibawah sumpah.
Memperhatikan : Tuntutan pidana ( Requisitoir ) Oditur Militer yang diajukan kepada Majelis Hakim, yang pada pokoknya Oditur Militer menyatakan bahwa : 1. Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan tindak pidana: “Penganiayaan”, sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana menurut pasal 351 ayat (1) KUHP.
2 2. Oleh karenanya Oditur Militer mohon agar Terdakwa dijatuhi hukuman berupa: Pidana Penjara selama 3 (tiga) bulan, dikurangi selama Terdakwa berada dalam penahanan sementara. 3. Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar: Rp.7.500,-(tujuh ribu lima ratus rupiah). 4. Memohon agar barang bukti berupa surat-surat : a. 1 (satu) lembar surat Visum Et Repertum Nomor: 474.3/407053/436.7.01/2012 tanggal 21 Oktober 2012 dari RSUD Dr Soebandi Jember yang ditanda tangani oleh Dokter Haris Nip.198406152011011008 An. Korban Sdr. Sucipto menyatakan hasil pemeriksaan pasien datang dalam keadaan sadar mengakami luka robek pada pelipis sebelah kiri berukuran lima sentimeter kali satu sentimeter tepi tidak rata bisa dirapatkan koma bengkak pada pipi kanan, dengan kesimpulan : luka robek, patah tertutup tulang pada wajah, kerusakan tersebut diakibatkan oleh persentuhan benda tumpul. b. 1 (satu) lembar Surat Pernyataan tertanggal 25 Oktober 2012 yang menyatakan Terdakwa bertanggung jawab memberikan biaya pengobatan kepada Sdr. Sucipto sampai sembuh. Tetap dilekatkan dalam berkas perkara. Menimbang
: Bahwa berdasarkan Surat Dakwaan Oditur Militer pada Oditurat Militer III-12 Surabaya Nomor: Sdak/48/K/AD/III/2013 tanggal 06 Maret 2013, Terdakwa didakwa telah melakukan tindak pidana sebagai berikut : Bahwa Terdakwa pada waktu-waktu dan tempat-tempat tersebut di bawah ini, yaitu pada hari minggu tanggal dua puluh satu bulanOktober tahun 2000 dua belas, atau setidak-tidaknya dalam bulan Oktober tahun 2000 dua belas, atau setidak-tidaknya dalam tahun 2000 dua belas, bertempat di Jl. Slamet Riyadi No.6 Rt.002 Rw.017 Kel. Patrang. Kab Jember, atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Militer III-12 Surabaya, telah melakukan tindak pidana: “Penganiayaan”, Perbuatan tersebut dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut ; 1. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI-AD melalui pendidikan secata TNI-AD pada tahun 2001-2002 di Pusdik Secata Rindam XVII/Trikora, setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada NRP 31020383990581 dan pada tahun 2003 dipindahkan ke Brigif 9/2 Kostrad kemudian Terdakwa ditempatkan di Yonif 515/9/2 Kostrad Tanggul Jember dan Terdakwa masih berdinas aktif di Satuan Yonif 515/9/2 Kostrad Jember sampai dengan terjadinya perbuatan yang menjadi perkara ini dengan pangkat Praka. 2. Bahwa Terdakwa pada hari minggu tanggal 21 Oktober 2012 sekira pukul 11.15 Wib setelah selesai mandi menerima laporan dari istri Terdakwa Ny. Erna Karyawati (saksi IV) bersama keponakanya yang bernama Aditya Andri (saksi V) dan Moh Ariski Imani (saksi IV) bahwa Saksi IV telah dikeroyok oelh keponakan Sdr Sucipto (saksi II). 3. Bahwa Terdakwa selesai menerima laporan dari istri Terdakwa (saksi IV) dan Saksi V tersebut, lalu datang kerumah Saksi II yang beralamat di jl Slamet Riyadi NO. 6 RT. 002 Rw 017 Kelurahan Patrang, Kabupaten Jember dengan maksud ingin menanyakan tentang terjadinya pengeroyokan yang dilakukan oleh Moh Argansa A.S ( saksi
3 III) terhadap saksi IV, dan setelah Terdakwa bertemu di depan rumah saksi II, malah Saksi II sambil bertolak pinggang mengatakan kepada Terdakwa “ Saya tidak takut sama Tentara”. 4. Bahwa Terdakwa awalnya tidak menanggapi omongan Saksi II dengan cara mengalihkan pembicaraan ke masalah pengeroyokan tersebut, tetapi saksi II malah mendorong dada Terdakwa menggunakan kedua tanganya sambil mengatakan, saya tidak takut sama tentara, dengan ucapan saksi II tersebut sepontan Terdakwa menggunakan tangan kanan dan kiri mengepal langsung memukul mulut dan rahang kiri saksi II masing-masing sebanyak 1 (satu) kali, sehingga saksi II jatuh dan memegangi kaki kanan Terdakwa kemudian Terdakwa Menendang muka Saksi II sebanyak 1 (satu) kali dengan menggunakan kaki kiri setelah itu Terdakwa meninggalkan Saksi II tanpa memberikan Pertolongan. 5. Bahwa Terdakwa sebelum kejadian pemukulan tersebut tidak ada perselisihsn atau permasalahan pribadi dengan Saksi II. 6. Bahwa akibat perbuatan Terdakwa, Saksi II mengalami luka robek pada pelipis sebelah kiri berukuran lima sentimeter kali satu sentimeter tepi tidak rata bisa dirapatkan koma bengkak pada pipi kanan, dengan kesimpulan : luka robek, patah tertutup tulang wajah, kerusakan tersebut diakibatkan oleh persentuhan benda tumpul, hal tersebut sesuai dengan Visum et Repertum Nomor: 474.3/407053/436.7.01/2012 tertanggal 12 Oktober 2012 dari Rumah Sakit Daerah Dr Soebandi Jember yang ditanda tangani oleh dokter haris Nip. 198406152011011008 An. Korban Saudara Sucipto (Saksi II). 7. Bahwa Terdakwa akan bertanggung jawab memberikan biaya pengobatan terhadap Saksi II sampai sembuh sesuai dengan Surat Pernyataan tertanggal 25 Oktober 2012 yang dibuat oleh Terdakwa dan Sdri. Diah Hariani (Saksi I) selaku istri dari Sdr Sucipto. Bahwa perbuatan Terdakwa tersebut telah memenuhi unsur-unsur tindak pidana sebagaimana dirumuskan dan diancam dengan pidana yang tercantum dalam Pasal 351ayat (1) KUHP. Menimbang
: Bahwa terhadap Dakwaan Oditur Militer tersebut di atas Terdakwa menyatakan mengerti dan membenarkan telah melakukan perbuatan sebagaimana yang didakwakan oleh Oditur Militer atas dirinya.
Menimbang
: Bahwa terhadap Dakwaan Oditur Militer tersebut di atas, Terdakwa tidak mengajukan keberatan (Eksepsi).
Menimbang
: Bahwa di persidangan Terdakwa tidak didampingi oleh Penasihat Hukum dan menyatakan akan menghadapi sendiri perkara ini.
Menimbang
: Bahwa para Saksi yang dihadapkan di persidangan menerangkan di bawah sumpah sebagai berikut :
Saksi – I
: Nama lengkap: DIAH HARIANI; Pekerjaan: Wiraswasta; Tempat, tanggal lahir: Sidoarjo, 12 Oktober 1975; Kewarganegaraan: Indonesia; Jenis kelamin: Perempuan; Agama: Islam; Tempat tinggal: Jl. Slamet Riyadi No. 6 RT.002 RW.017 Kel. Patrang, Kec. Patrang, Kab. Jember. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
4 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak Tahun 2006, namun Saksi tidak ada hubungan keluarga dengan Terdakwa. 2. Bahwa Saksi bersama suami Saksi yang bernama Sdr. Sucipto pada hari Minggu tanggal 21 Oktober 2012 sekira pukul 11.00 Wib bertempat di rumah Saksi sepulang dari makan siang diluar mendapati keponakan Saksi yang bernama Argansa umur 12 tahun baru selesai bertengkar dengan keponakan Terdakwa yang bernama Fajar umur 10 tahun, dan setelah dilerai oleh suami Saksi, Sdr. Fajar pulang ke rumahnya. 3. Bahwa beberapa saat kemudian Saksi melihat Terdakwa bersama Fajar datang ke rumah Saksi menanyakan kepada suami Saksi tentang terjadinya pertengkaran antara Argansa dengan Fajar, setelah itu suami Saksi menjelaskan kepada Terdakwa, kemudian Terdakwa tiba-tiba memukul suami Saksi di bagian wajah sebanyak 2 (dua) kali menggunakan tangan kanan dan kiri mengepal mengakibatkan suami Saksi jatuh, lalu Terdakwa menendang suami Saksi berkali-kali ke bagian mulut, mata kiri, dan hidung dengan menggunakan kaki kanan. 4. Bahwa pada saat Terdakwa melakukan pemukulan terhadap suami Saksi, suami Saksi tidak melakukan perlawanan. 5. Bahwa akibat pukulan dan tendangan Terdakwa, suami Saksi mengalami sakit dan luka pada gigi atas lepas 7 (tujuh) buah, tulang hidung atas patah, dan suami Saksi dirawat inap di RS. Dr. Soebandi Jember selama 10 (sepuluh) hari yang dibeayai oleh kesatuan Yonif 515 Kostrad. 6. Bahwa selain dibantu beaya berobat, Saksi juga pernah menerima bantuan sembako yang diberikan oleh kesatuan Terdakwa, dan juga bantuan uang, yang keseluruhan bantuan dari kesatuan Terdakwa mencapai nilai sekira Rp.25.000.000,-(dua puluh lima juta rupiah). 7. Bahwa sebelum sidang Terdakwa telah meminta maaf kepada Saksi dan suami Saksi, dan Saksi memaafkan kesalahan Terdakwa. 8. Bahwa Saksi tidak pernah mendengar suami Saksi mengatakan “Saya tidak takut tentara”. Atas keterangan Saksi-I tersebut di atas, Terdakwa meluruskan sebagian, yaitu : - Kedatangan Terdakwa ke rumah Saksi ingin menanyakan kepada suami Saksi mengapa keponakan Terdakwa dikeroyok. - Ketika Terdakwa datang, Terdakwa melihat suami Saksi tolak pinggang di depan pintu, dan kemudian mengatakan: “Saya tak takut Tentara”, sehingga Terdakwa menjadi marah. Atas sangkalan Terdakwa tersebut Saksi tetap pada keterangannya. Saksi – II
: Nama lengkap: SUCIPTO; Pekerjaan: Wiraswasta; Tempat, tanggal lahir: Jember, 02 Juli 1966; Kewarganegaraan: Indonesia: Jenis kelamin: Laki-laki; Agama: Islam; Tempat tinggal: Jl. Slamet Riyadi No. 6 RT.002 RW.017 Patrang, Kec. Patrang, Kab. Jember. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
5 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak sekira tahun 2006, dan antara Saksi dan Terdakwa adalah bertetangga, tetapi tidak ada hubungan keluarga. 2. Bahwa pada hari minggu tanggal 21 Oktober 2012 sekira pukul 11.00 Wib, setelah pulang dari makan siang di luar, Saksi bersama Istri Saksi yang bernama Sdri. Diah Hariani melihat keponakan Saksi yang bernama Argansa umur 12 tahun bertengkar dengan keponakan Terdakwa yang bernama Fajar umur 10 tahun, lalu Saksi melerai dan menyuruh Fajar pulang ke rumahnya. 3. Bahwa beberapa saat kemudian Saksi melihat Terdakwa datang ke rumah Saksi dan menanyakan kepada Saksi tentang terjadinya pertengkaran antara Argansa dan Fajar. Setelah dijelaskan oleh Saksi, Terdakwa malah ingin mengadu keponakannya dengan keponakan Saksi, lalu Saksi mencegah agar keponakannya jangan diadu, namun Terdakwa langsung memukul muka Saksi sebanyak 2 (dua) kali menggunakan tangan kanan dan kiri mengepal mengenai bagian mata kiri Saksi hingga pandangan Saksi terasa gelap dan kemudian Saksi terjatuh tidak sadarkan diri. 4. Bahwa setelah Saksi tersadar dan kemudian berdiri, Saksi merasakan mulut Saksi berdarah, gigi atas dan bawah Saksi copot sebanyak 7 (tujuh) buah, tulang hidung patah, dan rahang Saksi goyang, hingga kemudian Saksi dibawa ke RSU Dr. Subandi, Jember dan dirawat inap selama 10 (sepuluh) hari. 5. Bahwa pada saat Terdakwa melakukan pemukulan terhadap Saksi, Saksi tidak sempat melakukan perlawanan. 6. Bahwa atas kejadian tersebut, Saksi telah menerima bantuan dari kesatuan Terdakwa (Yonif 515 Kostrad) berupa beaya berobat, sembako, dan amplop berisi uang sebanyak Rp.1.000.000,-(satu juta rupiah). 7. Bahwa Saksi telah memaafkan kesalahan Terdakwa. Atas keterangan Saksi-II tersebut di atas, Terdakwa menyangkal sebagian, yaitu sebegai berikut: - Terdakwa memukul Saksi karena Saksi sambil tolak pinggang di depan pintu mengatakan kepada Terdakwa: “Saya tidak takut tentara”, sehingga Terdakwa marah karena merasa ditantang oleh Saksi, dan kemudian Terdakwa memukul Saksi. - Bantuan yang diberikan oleh kesatuan Terdakwa adalah diambilkan dari Koperasi yang kemudian dipotongkan dari gaji Terdakwa, sehingga bantuan tersebut berasal dari uang Terdakwa. Atas sangkalan Terdakwa tersebut di atas, Saksi tetap pada keterangannya. Saksi – III
: Nama lengkap: MOH. ARGANSA. A.S.; Pekerjaan: Pelajar; Tempat, tanggal lahir: Surabaya, 24 Agustus 2000; Kewarganegaraan: Indonesia; Jenis kelamin: Laki-laki; Agama: Islam; Tempat tinggal: Jl. Semeru No.4 Blok F/7 Kel. Sumbersari, Kec. Sumbersari, Kab. Jember. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :
6 1. Bahwa sebelumnya Saksi tidak kenal dengan Terdakwa, Saksi baru kenal dengan Terdakwa setelah adanya kejadian perkara ini, dan Saksi tidak ada hubungan keluarga dengan Terdakwa. 2. Bahwa pada hari Minggu tanggal 21 Oktober 2012 sekira pukul 10.30 Wib Saksi bertemu dengan keponakan Terdakwa yang bernama Moh Ariski Fajar Imani umur 11 tahun sedang mengendarai sepedanya, kemudian Saksi bertanya kepada Fajar: “Hai, kamu dulu pernah ngajak Saya kelahi sama kamu”, yang dijawab oleh Fajar: “Tidak, Saya tidak pernah mengajak kelahi sama kamu, kamu jangan nuduh-nuduh Saya, ini wilayah Saya”, kemudian Fajar menjatuhkan sepedanya dan berjalan menuju ke Saksi, lalu Fajar langsung memukul lengan kiri Saksi, namun Saksi tidak menanggapi, dan kemudian Saksi masuk kedalam rumah Om Sucipto. 3. Bahwa beberapa saat kemudian Saksi melihat Terdakwa datang menanyakan kepada Om Sucipto tentang terjadinya pertengkaran antara Saksi dengan Fajar. Setelah Om Sucipto menjelaskan kepada Terdakwa, kemudian Terdakwa langsung memukul wajah Om Sucipto hingga Om Sucipto jatuh, lalu Terdakwa menendang wajah Om Sucipto berkali-kali. 4. Bahwa sebelum Terdakwa memukul Om Sucipto, Saksi melihat Om Sucipto mendorong dada Terdakwa menggunakan kedua tangannya, lalu Terdakwa memukul Om Sucipto sampai jatuh. 5. Bahwa pada Saat Terdakwa melakukan pemukulan, Om Sucipto tidak melakukan perlawanan. Atas keterangan Saksi-III tersebut di atas, Terdakwa menyangkal sebagian, yaitu bahwa Terdakwa memukul Sdr. Sucipto karena Sdr. Sucipto mengatakan “Saya tidak takut tentara” sambil mendorong dada Terdakwa, sehingga Terdakwa emosi dan kemudian memukul Sdr. Sucipto hingga jatuh. Atas sangkalan Terdakwa tersebut, Saksi mengatakan tidak mendengar perkataan Sdr. Sucipto. Saksi – IV
: Nama lengkap: MOH ARISKI FAJAR IMANI (FAJAR); Pekerjaan: pelajar; Tempat, tanggal lahir: Jember, 23 April 2001; Kewarganegaraan: Indonesia: Jenis kelamin: Laki-laki; Agama: Islam; Tempat tinggal: Jl. Kaliurang Perum Griya Kampus Harmoni No.A-3 Kel. Tegal Gede, Kec. Sumbersari, Kab. Jember. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi telah kenal dengan Terdakwa sejak Saksi kecil, karena Terdakwa adalah paman Saksi. 2. Bahwa pada hari Minggu tanggal 21 Oktober 2012 sekira pukul 10.30 Wib, ketika Saksi lewat di depan rumah Pak Sucipto dengan maksud mengembalikan PS ke rental, tiba-tiba Saksi dihadang oleh 2 orang anak yang tidak Saksi kenal, lalu dua anak tersebut mengatakan kepada Saksi: “Kamu menantang berkelahi teman saya”, yang dijawab Saksi: “Nggak”, namun kedua anak tersebut langsung memukul Saksi mengenai punggung dan muka Saksi, kemudian Saksi pulang sambil menangis, sehingga Saksi ditanya oleh kakak Saksi yang bernama Aditya Andre kenapa Saksi menangis, dan selanjutnya Saksi bercerita
7 kepada kakak Saksi bahwa Saksi habis dipukul oleh saudaranya Pak Sucipto. 3. Bahwa selanjutnya Saksi bersama kakak Saksi berniat mendatangi rumah Pak Sucipto, namun ketika Saksi dan kakak Saksi baru mau menyeberang jalan, Pak Sucipto sudah mengancam dengan mengepalkan tangan ke arah Saksi dan kakak Saksi, sehingga Saksi dan kakak Saksi lalu pulang lagi dan mengadukan kejadian tersebut ke Tante (istri Terdakwa). Atas pengaduan Saksi tersebut, Tante Saksi bersama dengan Saksi dan kakak Saksi bermaksud akan mendatangi rumah Pak Sucipto,namun ketika Saksi dan Tante Saksi baru mau menyeberang jalan, Pak Sucipto sudah mengancam dengan mengepalkan tangan ke arah Saksi dan Tante Saksi, sehingga Saksi dan Tante Saksi lalu pulang lagi ke rumah Tante Saksi. 4. Bahwa setelah sampai di rumah, Tante Saksi lalu memberitahukan pengancaman Pak Sucipto tersebut kepada Terdakwa, dan selanjutnya Terdakwa bersama dengan Saksi, kakak Saksi, dan Tante Saksi bersama-sama mendatangi rumah Pak Sucipto. Setelah sampai di rumah Pak Sucipto, Saksi melihat Terdakwa berbincang-bincang dengan Pak Sucipto, lalu beberapa saat kemudian Pak Sucipto terlihat mendorong dada Terdakwa hingga Terdakwa hampir jatuh, dan kemudian Saksi melihat Terdakwa langsung memukul muka Pak Sucipto menggunakan tangan kanan dan kiri mengepal hingga Pak Sucipto jatuh, dan selanjutnya Terdakwa menendang muka Pak Sucipto dengan kaki 5. Bahwa ketika dipukuli dan ditendangi oleh Terdakwa, Pak Sucipto tidak melakukan perlawanan. Atas keterangan Saksi-IV tersebut di atas, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Saksi – V
: Nama lengkap: ADITYA ANDRI; Pekerjaan: Pelajar; Tempat, tanggal lahir: Jember, 02 Desember 1996; Kewarganegaraan: Indonesia; Jenis kelamin: Laki-laki; Agama: Islam; Tempat tinggal: Jl. Kaliurang Perum Griya Kampus Harmoni No.A-3 Kel. Tegal Gede, Kec. Sumber Sari, Kab. Jember. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa sejak Saksi masih kecil, karena Terdakwa adalah Paman Saksi. 2. Bahwa pada hari Minggu tanggal 21 Oktober 2012 sekira pukul 11.15 Wib Saksi melihat adik Saksi yang bernama Moh Ariski Fajar Imani alias Fajar, pulang ke rumah sambil menangis. Setelah Saksi tanya, Moh Ariski Fajar Imani menceritakan kepada Saksi bahwa ia habis dikeroyok oleh saudara Pak Sucipto. 3. Bahwa kemudian Saksi bersama dengan Moh Ariski Fajar Imani bermaksud datang ke rumah Pak Sucipto untuk menanyakan permasalahannya. Namun ketika Saksi baru mau menyeberang jalan, Pak Sucipto sudah mengancam Saksi dengan mengepalkan tangan ke arah Saksi dan Adik Saksi, sehingga Saksi dan adik Saksi (Moh Ariski Fajar Imani) lalu pulang lagi dan melaporkan kejadian tersebut kepada Tante Saksi (isteri Terdakwa), dan selanjutnya Saksi bersama dengan Tante Saksi dan Adik Saksi bermaksud mendatangi rumah Pak Sucipto. Namun ketika Saksi dan Tante Saksi baru akan menyeberang jalan,
8 Pak Sucipto sudah mengancam Saksi dan Tante Saksi dengan mengepalkan tangan ke arah Saksi dan Tante Saksi, sehingga Saksi dan Tante Saksi lalu pulang lagi ke rumah Tante Saksi. 4. Bahwa setelah sampai di rumah, Tante Saksi memberitahukan kejadian tersebut kepada Terdakwa, dan selanjutnya Terdakwa bersama dengan Saksi dan Tante Saksi lalu mendatangi rumah Pak Sucipto. Setelah sampai di depan rumah Pak Sucipto, Saksi melihat Terdakwa dan Pak Sucipto berbincang-bincang di depan rumah Pak Sucipto, lalu Saksi melihat Pak Sucipto mendorong dada Terdakwa hingga Terdakwa hampir jatuh, dan kemudian Saksi melihat Terdakwa memukul Pak Sucipto dengan tangan mengepal hingga Pak Sucipto jatuh, dan kemudian Terdakwa menendang muka Pak Sucipto dengan kaki Terdakwa. 5. Bahwa ketika dipukuli dan ditendangi oleh Terdakwa, Pak Sucipto tidak melakukan perlawanan. Atas keterangan Saksi-V tersebut di atas, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Saksi – VI
: Nama lengkap: ERNA KARYAWATI; Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga; Tempat, tanggal lahir: Jakarta, 01 Mei 1982; Kewarganegaraan: Indonesia; Jenis kelamin: Perempuan; Agama: Islam; Tempat tinggal: Jl. Dr Subandi No.299 Kel. Patrang, Kec. Patrang, Kab. Jember. Pada pokoknya menerangkan sebagai berikut : 1. Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa, karena Terdakwa adalah suami Saksi sejak tahun 2004. 2. Bahwa pada hari Minggu tanggal 21 Oktober 2012 sekira pukul 11.30 Wib, ketika Saksi sedang membersihkan rumah, keponakan Saksi yang bernama Aditya Andri bersama Moh Ariski Fajar Imani alias Fajar pulang dalam keadaan menangis, sehingga Saksi lalu bertanya kenapa Fajar menangis, yang dijawab bahwa Fajar habis dikeroyok oleh saudaranya Pak Sucipto. 3. Bahwa mendengar jawaban Fajar tersebut, Saksi lalu mengajak Fajar mendatangi rumah Pak Sucipto untuk menanyakan permasalahannya. Namun ketika Saksi baru mau menyeberang jalan menuju ke rumah Pak Sucipto yang ada di seberang jalan, Pak Sucipto dari seberang jalan sudah berteriak sambil bertolak-pinggang mengepalkan tangan kanannya ke arah Saksi dan Fajar dan mengatakan kepada Saksi: “Panggil suamimu, saya tidak takut dengan tentara”, sehingga Saksi lalu pulang lagi memberitahukan kejadian tersebut kepada Terdakwa. 4. Bahwa mendengar pengaduan Saksi tersebut, Terdakwa menjadi marah, dan kemudian Terdakwa mengajak Saksi dan Moh Ariski Imani mendatangi rumah pak Sucipto untuk menanyakan masalah pengeroyokan yang dilakukan Saudara pak Sucipto. 5. Bahwa setelah sampai di rumah pak Sucipto, Saksi melihat Pak Sucipto berbincang-bincang dengan Terdakwa, lalu beberapa saat kemudian Pak Sucipto mendorong dada Terdakwa hingga Terdakwa hampir jatuh, dan kemudian Terdakwa langsung memukul Pak Sucipto menggunakan tangan kanan mengepal dan tangan kiri, serta
9 menggunakan kaki untuk menendang Pak Sucipto, sehingga Pak Sucipto jatuh dengan luka dibagian mata sebelah kiri dan mulut. Atas keterangan Saksi-VI tersebut di atas, Terdakwa membenarkan seluruhnya. Menimbang
: Bahwa di dalam persidangan Terdakwa pada pokoknya menerangkan sebagai berikut: 1. Bahwa Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI-AD melalui pendidikan secata TNI-AD T.A. 2001/2002 di Secata Rindam XVII/Trikora, Jayapura. Setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada NRP.31020383990581, Terdakwa bertugas di Rindam XVII/Trikora. Pada tahun 2003 Terdakwa dipindah-tugaskan ke Brigif 9/2 Kostrad, dan kemudian ditempatkan di Yonif 515/9/2 Kostrad di Tanggul, Jember. Pada saat kejadian yang menjadi perkara ini, Terdakwa dengan pangkat Praka masih berdinas di Yonif 515/9/2 Kostrad Jember sampai dengan sekarang. 2. Bahwa pada hari Minggu tanggal 21 Oktober 2012 sekira pukul 11.15 Wib, setelah selesai mandi Terdakwa mendapat laporan dari istri Terdakwa yang bernama Ny. Erna Karyawati dan keponakan Terdakwa yang bernama Aditya Andri dan Moh Ariski Fajar Imani, yang memberitahukan bahwa Moh Ariski Fajar Imani telah dikeroyok oelh keponakan Sdr Sucipto. 3. Bahwa setelah mendapat laporan dari istri Terdakwa dan Aditya Andri tersebut, Terdakwa lalu datang ke rumah Sdr. Sucipto di Jl. Slamet Riyadi No. 6 RT.002 Rw.017 Kelurahan Patrang, Kabupaten Jember, dengan maksud ingin menanyakan permasalahan pengeroyokan yang dilakukan oleh keponakan Sdr. Sucipto yang bernama Moh Argansa A.S terhadap Moh Ariski Fajar Imani. 4. Bahwa setelah Terdakwa sampai di depan rumah Sdr. Sucipto, Terdakwa melihat Sdr. Sucipto malah bertolak pinggang di depan pintu rumahnya sambil mengatakan kepada Terdakwa: “Saya tidak takut sama Tentara”. Namun Terdakwa tidak menanggapi omongan Sdr. Sucipto tersebut dengan cara mengalihkan pembicaraan ke masalah pengeroyokan terhadap keponakan Terdakwa yang dilakukan oleh keponakan Sdr. Sucipto tersebut. 5. Bahwa atas pertanyaan Terdakwa tersebut, Sdr. Sucipto malah mendorong dada Terdakwa menggunakan kedua tanganya sambil mengatakan: “Saya tidak takut sama tentara”, sehingga Terdakwa merasa sangat tersinggung dan marah, dan kemudian dengan sekuat tenaga Terdakwa langsung memukul mulut dan rahang kiri Sdr. Sucipto masing-masing sebanyak 1 (satu) kali menggunakan tangan kanan dan kiri mengepal hingga Sdr. Sucipto jatuh, lalu Terdakwa menendang muka Sdr. Sucipto menggunakan kaki kiri Terdakwa sebanayak satu kali, dan kemudian Terdakwa meninggalkan Sdr. Sucipto tanpa memberikan pertolongan. 6. Bahwa kemudian Sdr. Sucipto dibawa ke rumah sakit, dan Terdakwa ditahan di kesatuan sebelum kemudian ditahan di Subdenpom Jember untuk diproses sessuai hukum yang berlaku. 7. Bahwa setelah kejadian tersebut Terdakwa telah memberikan bantuan beaya pengobatan Sdr. Sucipto dan juga memberikan bantuan sembako kepada keluarga Sdr. Sucipto seluruhnya senilai
10 Rp.25.000.000,-(dua puluh lima juta rupiah), yang pembayarannya ditanggulangi dulu oleh Koperasi Yonif 515 Kostrad dan kemudian Terdakwa dipotong gajinya. 8. Bahwa Terdakwa juga telah meminta maaf kepada Sdr. Sucipto dan keluarganya, dan mereka telah memaafkan Terdakwa. Menimbang
: Bahwa barang bukti yang diajukan oleh Oditur Militer ke persidangan yang berupa surat-surat : 1. 1 (satu) lembar Visum Et Repertum dari Rumah Sakit Daerah Dr Soebandi Jember Nomor: 474.3/407053/436.7.01/2012 tanggal 21 Oktober 2012 atas nama Sucipto yang menerangkan antara lain bahwa pasien datang dalam keadaan sadar, mengakami luka robek pada pelipis sebelah kiri berukuran lima sentimeter kali satu sentimeter tepi tidak rata bisa dirapatkan, bengkak pada pipi kanan, dengan kesimpulan luka robek, patah tertutup tulang pada wajah, kerusakan tersebut diakibatkan oleh persentuhan benda tumpul; 2. 1 (satu) lembar Surat pernyataan tanggal 25 Oktober 2012, yang menyatakan bahwa Terdakwa bertanggung jawab memberikan biaya pengobatan kepada Sdr. Sucipto sampai sembuh; 3. 3 (tiga) lembar fotocopy Kuitansi beaya pengobatan yang diberikan Praka Budi Utomo kepada Sdr. Sucipto, dengan rincian: - Tanggal 21 Oktober 2012 sebesar Rp.1.080.000,-(satu juta delapan puluh ribu rupiah); - Tanggal 22 Oktober 2012 sebesar Rp.350.000,-(tiga ratus lima puluh ribu rupiah); - Tanggal 02 Nopember 2012 sebesar Rp.22.361.860,-(dua puluh dua juta tiga ratus enam puluh satu ribu delapan ratus enam puluh rupiah); Yang telah diperlihatkan dan dibacakan kepada Terdakwa dan para Saksi sebagai barang bukti tindak pidana yang dilakukan oleh Terdakwa dalam perkara ini, ternyata berhubungan dan bersesuaian dengan buktibukti lain di persidangan dan dibenarkan oleh Terdakwa dan para Saksi, sehingga oleh karenanya dapat memperkuat pembuktian atas perbuatan yang didakwakan kepada Terdakwa dalam perkara ini.
Menimbang
: Bahwa berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa, dan alat bukti lain di persidangan, kemudian setelah menghubungkan yang satu dengan lainnya, maka diperoleh fakta hukum yang melingkupi perbuatan Terdakwa sebagai berikut : 1. Bahwa benar Terdakwa masuk menjadi Prajurit TNI-AD melalui pendidikan secata TNI-AD T.A. 2001/2002 di Secata Rindam XVII/Trikora, Jayapura. Setelah lulus dilantik dengan pangkat Prada NRP.31020383990581, Terdakwa bertugas di Rindam XVII/Trikora. Pada tahun 2003 Terdakwa dipindah-tugaskan ke Brigif 9/2 Kostrad, dan kemudian ditempatkan di Yonif 515/9/2 Kostrad di Tanggul, Jember. Pada saat kejadian yang menjadi perkara ini, Terdakwa dengan pangkat Praka masih berdinas di Yonif 515/9/2 Kostrad Jember sampai dengan sekarang. 2. Bahwa benar pada hari Minggu tanggal 21 Oktober 2012 sekira pukul 11.15 Wib, setelah selesai mandi Terdakwa mendapat laporan dari istri Terdakwa yang bernama Ny. Erna Karyawati (Saksi-VI) dan keponakan Terdakwa yang bernama Aditya Andri (Saksi-V) dan Moh Ariski Fajar Imani (Saksi-IV), yang memberitahukan bahwa Saksi Moh
11 Ariski Fajar Imani telah dikeroyok oleh keponakan Sdr Sucipto (Saksi-II) yang bernama Moh. Argansa AS (Saksi-III). 3. Bahwa benar setelah mendapat laporan dari Saksi Erna Karyawati dan Saksi Aditya Andri tersebut, Terdakwa lalu datang ke rumah Saksi Sucipto yang saat itu masih bertetangga dengan Terdakwa di Jl. Slamet Riyadi No.6 RT.002 Rw.017 Kelurahan Patrang, Kabupaten Jember, dengan maksud ingin menanyakan permasalahan pengeroyokan yang dilakukan oleh keponakan Saksi Sucipto yang bernama Moh Argansa A.S terhadap Moh Ariski Fajar Imani. 4. Bahwa benar setelah Terdakwa sampai di depan rumah Saksi Sucipto, Terdakwa melihat Saksi Sucipto malah bertolak pinggang di depan pintu rumahnya sambil mengatakan kepada Terdakwa: “Saya tidak takut sama Tentara”, namun Terdakwa tidak menanggapi omongan Saksi Sucipto tersebut dengan cara mengalihkan pembicaraan ke masalah pengeroyokan terhadap keponakan Terdakwa yang dilakukan oleh keponakan Saksi Sucipto tersebut. 5. Bahwa benar atas pertanyaan Terdakwa tersebut, Saksi Sucipto malah mendorong dada Terdakwa menggunakan kedua tanganya sambil mengatakan: “Saya tidak takut sama tentara”, sehingga Terdakwa merasa sangat tersinggung dan marah, dan kemudian dengan sekuat tenaga Terdakwa langsung memukul mulut dan rahang kiri Saksi Sucipto masing-masing sebanyak 1 (satu) kali menggunakan tangan kanan dan kiri mengepal hingga Saksi Sucipto jatuh dan pingsan, lalu Terdakwa menendang muka Saksi Sucipto menggunakan kaki kiri Terdakwa sebanyak satu kali, dan kemudian Terdakwa pergi meninggalkan Saksi Sucipto tanpa memberikan pertolongan. 6. Bahwa benar kemudian Saksi Sucipto dibawa ke rumah sakit RSUD Dr. Subandi, Jember, oleh isterinya atas nama Sdri. Diah Hariani (SaksiI), dan selanjutnya Terdakwa ditahan di kesatuan, sebelum kemudian ditahan di Subdenpom Jember untuk diproses sessuai hukum yang berlaku. 7. Bahwa benar akibat perbuatan Terdakwa, Saksi Sucipto mengalami luka robek pada pelipis sebelah kiri berukuran lima sentimeter kali satu sentimeter tepi tidak rata bisa dirapatkan, bengkak pada pipi kanan, dengan kesimpulan: luka robek, patah tertutup tulang wajah, kerusakan tersebut diakibatkan oleh persentuhan benda tumpul, sebagaimana yang dinyatakan dalam Visum et Repertum Nomor: 474.3/407053/ 436.7.01/2012 yang dikeluarkan Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soebandi Jember pada tanggal 12 Oktober 2012. 8. Bahwa benar atas perbuatan Terdakwa yang telah mengakibatkan Saksi Sucipto menderita luka tersebut, Terdakwa telah memberikan bantuan beaya pengobatan kepada Saksi Sucipto dan juga memberikan bantuan sembako kepada keluarga Saksi Sucipto seluruhnya senilai Rp.25.000.000,-(dua puluh lima juta rupiah), yang pembayarannya ditanggulangi dulu oleh Koperasi Yonif 515 Kostrad dan kemudian Terdakwa dipotong gajinya. 9. Bahwa sebelum sidang dimulai, Terdakwa juga telah meminta maaf kepada Saksi Sucipto dan keluarganya, dan mereka juga telah memaafkan Terdakwa, serta mereka ingin bertetangga dengan Terdakwa secara baik-baik.
12 Menimbang
: Bahwa Majelis Hakim sependapat dengan Oditur Militer tentang terbuktinya Terdakwa bersalah melakukan tindak pidana yang didakwakan kepadanya, sebagaimana yang telah diuraikan oleh Oditur Militer dalam Tuntutannya. Namun demikian Majelis akan membuktikannya sendiri sebagaimana akan diuraikan lebih lanjut dalam putusan ini. Sedangkan mengenai hukuman yang dimohon untuk dijatuhkan kepada Terdakwa, Majelis Hakim mempunyai pertimbangan sendiri sebagaimana yang akan diuraikan lebih lanjut dalam putusan ini.
Menimbang
: Bahwa tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam Dakwaan tunggal hanya mengandung satu unsur, yaitu “Penganiayaan”.
Menimbang
: Bahwa mengenai pengertian “penganiayaan” tidak ditemukan dalam KUHP maupun peraturan perundang-undangan yang lain. Oleh karena itu pengertian “penganiayaan” diambilkan dari „doktrin‟ yang mengartikan “penganiayaan” adalah “setiap perbuatan yang dilakukan dengan sengaja dan tanpa hak untuk menyakiti atau melukai badan orang lain. Dengan demikian unsur “penganiayaan” mengandung dua sub unsur, yaitu: dengan sengaja dan tanpa hak; dan menyakiti atau melukai badan orang lain.
Menimbang
: Bahwa oleh karena unsur penganiayaan mengandung dua sub unsur, maka tindak pidana yang didakwakan oleh Oditur Militer dalam dakwaan tunggal mengandung unsur-unsur sebagai berikut : 1. Dengan sengaja dan tanpa hak; 2. Menyakiti atau melukai badan orang lain.
Menimbang
: Bahwa mengenai Dakwaan tersebut Majelis Hakim mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : 1. Unsur Kesatu : “Dengan sengaja dan tanpa hak” - Bahwa menurut „memorie van toelichting‟, yang dimaksud dengan istilah “sengaja” atau “kesengajaan” adalah menghendaki dan menginsyafi terjadinya suatu tindakan beserta akibatnya. - Unsur ini mengandung pengertian bahwa Pelaku, dalam hal ini Terdakwa, secara sadar atas kehendak dan kemauannya sendiri telah melakukan suatu perbuatan yang ia ketahui hal itu akan menyakiti atau melukai badan orang lain, padahal Ia tidak berhak untuk itu. Berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa, dan alat bukti lain di persidangan, terungkap fakta hukum sebagai berikut : a. Bahwa benar pada hari Minggu tanggal 21 Oktober 2012 sekira pukul 11.15 Wib, setelah selesai mandi Terdakwa mendapat laporan dari istri Terdakwa yang bernama Ny. Erna Karyawati (Saksi-VI) dan keponakan Terdakwa yang bernama Aditya Andri (Saksi-V) dan Moh Ariski Fajar Imani (Saksi-IV), yang memberitahukan bahwa Saksi Moh Ariski Fajar Imani telah dikeroyok oleh keponakan Sdr Sucipto (Saksi-II) yang bernama Moh. Argansa AS (Saksi-III). b. Bahwa benar setelah mendapat laporan dari Saksi Erna Karyawati dan Saksi Aditya Andri tersebut, Terdakwa lalu datang ke rumah Saksi Sucipto yang saat itu masih bertetangga dengan Terdakwa di Jl. Slamet Riyadi No.6 RT.002 Rw.017 Kelurahan Patrang, Kabupaten Jember, dengan maksud ingin menanyakan permasalahan pengeroyokan yang
13 dilakukan oleh keponakan Saksi Sucipto yang bernama Moh Argansa A.S terhadap Moh Ariski Fajar Imani. c. Bahwa benar setelah Terdakwa sampai di depan rumah Saksi Sucipto, Terdakwa melihat Saksi Sucipto malah bertolak pinggang di depan pintu rumahnya sambil mengatakan kepada Terdakwa: “Saya tidak takut sama Tentara”, namun Terdakwa tidak menanggapi omongan Saksi Sucipto tersebut dengan cara mengalihkan pembicaraan ke masalah pengeroyokan terhadap keponakan Terdakwa yang dilakukan oleh keponakan Saksi Sucipto tersebut. d. Bahwa benar atas pertanyaan Terdakwa tersebut, Saksi Sucipto malah mendorong dada Terdakwa menggunakan kedua tanganya sambil mengatakan: “Saya tidak takut sama tentara”, sehingga Terdakwa merasa sangat tersinggung dan marah, dan kemudian dengan sekuat tenaga Terdakwa langsung memukul mulut dan rahang kiri Saksi Sucipto masing-masing sebanyak 1 (satu) kali menggunakan tangan kanan dan kiri mengepal hingga Saksi Sucipto jatuh dan pingsan, lalu Terdakwa menendang muka Saksi Sucipto menggunakan kaki kiri Terdakwa sebanyak satu kali, dan kemudian Terdakwa pergi meninggalkan Saksi Sucipto tanpa memberikan pertolongan. e. Bahwa benar Terdakwa mengetahui dan menyadari bahwa tindakan Terdakwa yang dalam keadaan marah langsung memukul mulut dan rahang kiri Saksi Sucipto masing-masing sebanyak 1 (satu) kali menggunakan tangan kanan dan kiri mengepal hingga Saksi Sucipto jatuh dan pingsan, lalu Terdakwa menendang muka Saksi Sucipto menggunakan kaki kiri Terdakwa sebanyak satu kali, adalah dapat menyebabkan Saksi Sucipto merasa kesakitan dan mengalami luka. Namun justru penderitaan (rasa kesakitan) Saksi Sucipto itulah yang menjadi tujuan Terdakwa sebagai pelampiasan rasa kesalnya terhadap perilaku Saksi Sucipto yang dirasakan telah melecehkan dan menantang Terdakwa selaku anggota TNI, walaupun sebenarnya Terdakwa juga mengetahui bahwa Terdakwa tidak mempunyai hak untuk menyakiti ataupun melukai Saksi Sucipto. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur kesatu: “Dengan sengaja dan tanpa hak”, telah terpenuhi. 2. Unsur Kedua : ”Menyakiti atau melukai badang orang lain” - Bahwa kata “menyakiti atau menimbulkan rasa sakit atau melukai badan orang lain” tersebut merupakan tujuan atau kehendak dari si pelaku yang dapat disimpulkan dari sifat perbuatan, yaitu perbuatan yang dapat menimbulkan rasa sakit ataupun perasaan tidak enak pada diri orang lain. Mengenai caranya dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan adanya sentuhan pada tubuh orang lain, yang karenanya menimbulkan rasa sakit atau luka. Bentuk persentuhan terhadap tubuh dapat berupa: memukul, menampar, menendang, melempar dengan benda keras, memegang dengan keras ataupun menjatuhkan, yang kesemuanya merupakan perbuatan yang bersifat materiil, yang dapat dikualifikasikan sebagai penganiayaan jika rasa sakit atau luka itu timbul sebagai tujuannya. Berdasarkan keterangan para Saksi di bawah sumpah, keterangan Terdakwa dan alat bukti lain di persidangan, terungkap fakta hukum sebagai berikut :
14 a. Bahwa sebagaimana telah diuraikan dalam pembuktian unsur terdahulu yang merupakan bagian dari pembuktian unsur ini, bahwa benar setelah Terdakwa sampai di depan rumah Saksi Sucipto, Terdakwa melihat Saksi Sucipto malah bertolak pinggang di depan pintu rumahnya sambil mengatakan kepada Terdakwa: “Saya tidak takut sama Tentara”, namun Terdakwa tidak menanggapi omongan Saksi Sucipto tersebut dengan cara mengalihkan pembicaraan ke masalah pengeroyokan terhadap keponakan Terdakwa yang dilakukan oleh keponakan Saksi Sucipto. b. Bahwa benar atas pertanyaan Terdakwa tersebut, Saksi Sucipto malah mendorong dada Terdakwa menggunakan kedua tanganya sambil mengatakan: “Saya tidak takut sama tentara”, sehingga Terdakwa merasa sangat tersinggung dan marah, dan kemudian dengan sekuat tenaga Terdakwa langsung memukul mulut dan rahang Saksi Sucipto masing-masing sebanyak 1 (satu) kali menggunakan tangan kanan dan kiri mengepal hingga Saksi Sucipto jatuh dan pingsan, lalu Terdakwa menendang muka Saksi Sucipto menggunakan kaki kiri Terdakwa sebanyak satu kali, dan kemudian Terdakwa pergi meninggalkan Saksi Sucipto tanpa memberikan pertolongan, sedangkan Saksi Sucipto lalu dibawa ke rumah sakit RSUD Dr. Subandi, Jember, oleh isterinya yang bernama Saksi Diah Hariani. c. Bahwa benar akibat perbuatan Terdakwa, Saksi Sucipto mengalami luka robek pada pelipis sebelah kiri berukuran lima sentimeter kali satu sentimeter tepi tidak rata bisa dirapatkan, bengkak pada pipi kanan, dengan kesimpulan: luka robek, patah tertutup tulang wajah, kerusakan tersebut diakibatkan oleh persentuhan benda tumpul, sebagaimana yang dinyatakan dalam Visum et Repertum Nomor: 474.3/407053/ 436.7.01/2012 yang dikeluarkan Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soebandi Jember pada tanggal 12 Oktober 2012. Dengan demikian Majelis Hakim berpendapat bahwa unsur kedua: “Menyakiti dan melukai badan orang lain”, telah terpenuhi. Menimbang
: Bahwa berdasarkan hal-hal yang diuraikan diatas yang merupakan pembuktian yang diperoleh di persidangan, Majelis Hakim berpendapat bahwa terdapat cukup bukti yang sah dan meyakinkan bahwa Terdakwa bersalah telah melakukan tindak pidana: “Penganiayaan”, sebagaimana diatur dan diancam dengan pidana dalam Pasal 351 ayat (1) KUHP.
Menimbang
: Bahwa di dalam memeriksa dan mengadili perkara Terdakwa ini, secara umum tujuan Majelis Hakim adalah untuk menjaga keseimbangan antara kepentingan hukum, kepentingan umum, dan kepentingan militer. Menjaga kepentingan hukum dalam arti menjaga tetap tegaknya hukum dan keadilan dalam masyarakat. Menjaga kepentingan umum dalam arti melindungi masyarakat, harkat dan martabatnya sebagai manusia dari tindakan sewenang-wenang. Menjaga kepentingan militer dalam arti menjaga agar kepentingan militer tidak dirugikan dan sekaligus mendorong prajurit agar tetap mematuhi hukum yang berlaku, walau dalam keadaan yang bagaimanapun.
Menimbang
: Bahwa selama pemeriksaan di persidangan Majelis Hakim tidak menemukan adanya hal-hal yang dapat dijadikan sebagai alasan
15 pemaaf atau pembenar pada diri Terdakwa, sehingga oleh karenanya Terdakwa harus dipidana. Menimbang
: Bahwa sebelum sampai pada pertimbangan terakhir dalam mengadili perkara ini, Majelis Hakim ingin menilai sifat, hakekat, dan akibat dari sifat dan perbuatan Terdakwa serta hal-hal yang mempengaruhinya sebagai berikut : - Bahwa perbuatan Terdakwa pada hakekatnya merupakan pelampiasan rasa kesal Terdakwa terhadap Sdr. Sucipto yang menurut menurut Terdakwa telah menunjukkan sikap yang menantang Terdakwa selaku prajurit TNI. - Bahwa oleh karena merasa sangat tersinggung dan marah atas sikap Sdr. Sucipto yang mengatakan “Saya tidak takut sama tentara” sambil Sdr. Sucipto mendorong dada Terdakwa dengan kedua tangannya, maka dengan sekuat tenaga Terdakwa langsung memukul mulut dan rahang Sdr. Sucipto masing-masing sebanyak 1 (satu) kali menggunakan tangan kanan dan kiri mengepal hingga Saksi Sucipto jatuh dan pingsan, lalu Terdakwa menendang muka Saksi Sucipto menggunakan kaki kiri Terdakwa sebanyak satu kali, dan kemudian Terdakwa pergi meninggalkan Saksi Sucipto tanpa memberikan pertolongan. - Bahwa benar akibat perbuatan Terdakwa, Saksi Sucipto mengalami luka robek pada pelipis sebelah kiri berukuran lima sentimeter kali satu sentimeter tepi tidak rata bisa dirapatkan, bengkak pada pipi kanan, dengan kesimpulan: luka robek, patah tertutup tulang wajah, kerusakan tersebut diakibatkan oleh persentuhan benda tumpul, sebagaimana yang dinyatakan dalam Visum et Repertum Nomor: 474.3/407053/ 436.7.01/2012 yang dikeluarkan Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soebandi Jember pada tanggal 12 Oktober 2012. - Bahwa atas perbuatan Terdakwa yang telah mengakibatkan Sdr. Sucipto menderita luka tersebut, Terdakwa merasa menyesal, dan sebagai wujud dari penyesalannya tersebut Terdakwa lalu memberikan bantuan beaya pengobatan kepada Sdr. Sucipto dan juga memberikan bantuan sembako kepada keluarga Sdr. Sucipto seluruhnya senilai Rp.25.000.000,-(dua puluh lima juta rupiah), yang pembayarannya ditanggulangi dulu oleh Koperasi Yonif 515 Kostrad dan kemudian Terdakwa dipotong gajinya. Selanjutnya sebelum sidang dimulai, Terdakwa juga meminta maaf kepada Sdr. Sucipto dan keluarganya, dan mereka juga telah memaafkan Terdakwa, serta mereka ingin bertetangga dengan Terdakwa secara baik-baik dan menganggap permasalahan ini selesai secara kekeluargaan.
Menimbang
: Bahwa tujuan Majelis tidaklah semata-mata hanya memidana orangorang yang bersalah melakukan tindak pidana, tetapi juga mempunyai tujuan untuk mendidik agar yang bersangkutan dapat insaf kembali menjadi warga negara dan prajurit yang baik sesuai falsafah Pancasila dan Sapta Marga. Oleh karena itu sebelum Majelis Hakim menjatuhkan hukuman atas diri Terdakwa dalam perkara ini, perlu lebih dahulu memperhatikan hal-hal yang dapat meringankan dan memberatkan pidananya yaitu : Hal-hal yang meringankan : 1. Terdakwa berterus terang sehingga persidangan; 2. Terdakwa belum pernah dihukum;
memperlancar
jalannya
16 3. Terdakwa telah memberikan bantuan beaya pengobatan dan sembako kepada Sdr. Sucipto senilai Rp.25.000.000,-(dua puluh lima juta rupiah); 4. Sdr. Sucipto (korban) dan keluarganya telah memaafkan perbuatan Terdakwa dan menganggap perkara ini telah diselesaikan secara kekeluargaan. Hal-hal yang memberatkan : - Perbuatan Terdakwa telah merusak citra TNI di mata masyarakat. Menimbang
: Bahwa setelah melihat kesalahan Terdakwa, kemudian menilai sifat, hakekat, serta akibat dari sifat dan perbuatan Terdakwa, kemudian memperhatikan tujuan pemidanaan, serta hal-hal yang meringankan dan memberatkan sebagaimana tersebut di atas, dan selanjutnya mempertimbangkan kepentingan dinas militer, terutama satuan Yonif 515/9/2 Kostrad, Majelis Hakim berpendapat bahwa pidana bersyarat dipandang lebih bermanfaat daripada Terdakwa harus menjalani pidananya di Lembaga Pemasyarakatan Militer.
Menimbang
: Bahwa setelah meneliti dan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, Majelis Hakim berpendapat pidana sebagaimana tercantum pada diktum dibawah ini adalah adil dan seimbang dengan kesalahan Terdakwa.
Menimbang
: Bahwa oleh karena Terdakwa harus dipidana maka ia harus dibebani untuk membayar biaya perkara.
Menimbang
: Bahwa barang bukti dalam perkara ini berupa surat-surat : 1. 1 (satu) lembar Visum Et Repertum dari Rumah Sakit Daerah Dr Soebandi Jember Nomor: 474.3/407053/436.7.01/2012 tanggal 21 Oktober 2012 atas nama Sucipto yang menerangkan antara lain bahwa pasien datang dalam keadaan sadar, mengakami luka robek pada pelipis sebelah kiri berukuran lima sentimeter kali satu sentimeter tepi tidak rata bisa dirapatkan, bengkak pada pipi kanan, dengan kesimpulan luka robek, patah tertutup tulang pada wajah, kerusakan tersebut diakibatkan oleh persentuhan benda tumpul; 2. 1 (satu) lembar Surat pernyataan tanggal 25 Oktober 2012, yang menyatakan bahwa Terdakwa bertanggung jawab memberikan biaya pengobatan kepada Sdr. Sucipto sampai sembuh; 3. 3 (tiga) lembar fotocopy Kuitansi beaya pengobatan yang diberikan Praka Budi Utomo kepada Sdr. Sucipto, dengan rincian: - Tanggal 21 Oktober 2012 sebesar Rp.1.080.000,-(satu juta delapan puluh ribu rupiah); - Tanggal 22 Oktober 2012 sebesar Rp.350.000,-(tiga ratus lima puluh ribu rupiah); - Tanggal 02 Nopember 2012 sebesar Rp.22.361.860,-(dua puluh dua juta tiga ratus enam puluh satu ribu delapan ratus enam puluh rupiah); Ternyata berkaitan erat dengan perkara ini, dan telah melekat dalam berkas perkara, sehingga oleh karenanya masing-masing perlu tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
Mengingat
: Pasal 351 ayat (1) KUHP, Pasal 14 a KUHP jo Pasal 15 dan Pasal 16 KUHPM, dan ketentuan perundang-undangan lain yang bersangkutan. MENGADILI :
17 1. Menyatakan Terdakwa tersebut diatas, yaitu: BUDI UTOMO, Praka NRP.31020383990581, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana: “Penganiayaan”. 2. Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan Pidana penjara selama 4 (empat) bulan dengan masa percobaan selama 8 (delapan) bulan, dengan perintah pidana tersebut tidak usah dijalani, kecuali jika dikemudian hari ada putusan hakim yang menentukan lain, disebabkan karena Terpidana melakukan suatu tindak pidana yang lain, atau karena melakukan pelanggaran disiplin militer yang bersifat berat, sebelum masa percobaan yang ditentukan dalam perintah tersebut di atas habis. 3.
Menetapkan barang-barang bukti berupa surat-surat : a. 1 (satu) lembar Visum Et Repertum dari Rumah Sakit Daerah Dr Soebandi Jember Nomor: 474.3/407053/436.7.01/2012 tanggal 21 Oktober 2012 atas nama Sucipto; b. 1 (satu) lembar Surat pernyataan tanggal 25 Oktober 2012; c. 3 (tiga) lembar fotocopy Kuitansi beaya pengobatan yang diberikan Praka Budi Utomo kepada Sdr. Sucipto, dengan rincian: - Tanggal 21 Oktober 2012 sebesar Rp.1.080.000,-(satu juta delapan puluh ribu rupiah); - Tanggal 22 Oktober 2012 sebesar Rp.350.000,-(tiga ratus lima puluh ribu rupiah); - Tanggal 02 Nopember 2012 sebesar Rp.22.361.860,-(dua puluh dua juta tiga ratus enam puluh satu ribu delapan ratus enam puluh rupiah); Masing-masing tetap dilekatkan dalam berkas perkara.
4.
Membebankan biaya perkara kepada Terdakwa sebesar Rp.5.000,-(lima ribu rupiah).
Demikian diputuskan pada hari Senin, tanggal 22 April 2013 di dalam Musyawarah Majelis Hakim oleh Weni Okianto, S.H., M.H., Letkol Chk NRP.1910004621063 sebagai Hakim Ketua, serta Muhammad Djundan, S.H., M.H., Mayor Chk NRP.556536 dan Syarifuddin Tarigan, S.H., M.H. Mayor Sus NRP.524430, masing-masing sebagai Hakim Anggota, dan diucapkan pada hari yang sama oleh Hakim Ketua di dalam sidang yang terbuka untuk umum, dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut di atas, Oditur Militer Agus Subagyo, S.H. Mayor Chk NRP.548430, Panitera Dedi Wigandi, S.Sos, S.H., Kapten Chk NRP.21940135750972, serta di hadapan umum dan Terdakwa.
Hakim Ketua Cap/ttd Weni Okianto, S.H., M.H. Letkol Chk NRP.1910004621063 Hakim Anggota-I
Hakim Anggota-II
Ttd
Ttd
Muhammad Djundan, S.H., M.H Mayor Chk NRP.556536
Syarifuddin Tarigan, S.H., M.H. Mayor Sus NRP.524430 Panitera
Dedi Wigandi, S.Sos., S.H. Kapten Chk NRP 21940135750972
18