HUBUNGAN KEWIBAWAAN GURU DALAM MENGAJAR DENGAN KETAATAN SISWA MEMATUHI TATA TERTIB SEKOLAH DI MTs NU SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: KHUSNU INDRAWATI 11107005
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2011
i
ii
HUBUNGAN KEWIBAWAAN GURU DALAM MENGAJAR DENGAN KETAATAN SISWA MEMATUHI TATA TERTIB SEKOLAH DI MTs NU SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: KHUSNU INDRAWATI 11107005
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2011
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudari: Nama
: Khusnu Indrawati
NIM
: 11107005
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Agama Islam Judul
: HUBUNGAN MENGAJAR
KEWIBAWAAN DENGAN
GURU
DALAM
KETAATAN
SISWA
MEMATUHI TATA TERTIB SEKOLAH DI MTs NU SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 03 Agustus 2011 Pembimbing,
Drs. Bahroni, M.Pd NIP.19640818 199403 1 004
iv
SKRIPSI HUBUNGAN KEWIBAWAAN GURU DALAM MENGAJAR DENGAN KETAATAN SISWA MEMATUHI TATA TERTIB SEKOLAH DI MTs NU SALATIGA TAHUN 2010/2011
DISUSUN OLEH KHUSNU INDRAWATI NIM: 11107005 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 15 Agustus 2011 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji
:
Suwardi, M.Pd
Sekretaris Penguji
:
Dra. Siti Asdiqoh, M.Si
Penguji I
:
Drs. Juz’an, M.Hum
Penguji II
:
M. Ghufron, M.Ag
Penguji III
:
Drs. Bahroni, M.Pd
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Khusnu Indrawati
NIM
: 11107005
Jurusan
: Tarbiyah
Program studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Salatiga, 03 Agustus 2011 Yang menyatakan,
Khusnu Indrawati NIM. 11107005
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik (Q.S. al-Ahzab: 21).
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Kedua orang tuaku yang sangat aku cintai dan aku takdhimi (Bapak Daroji dan Ibu Sri Lestari), karena dengan bimbingan, arahan, dan do’a-do’a beliaulah aku bisa menjadi yang terbaik . Nenekku Siti Khoiriyah dan semua saudara-saudaraku yang telah memberikan do’a dan dukunganya dalam penyelesaian skripsi ini. Bapak Drs. Bahroni, M.Pd. yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan masukan-masukan kepada penyusun dalam rangka penyelesaian skripsi ini. Seluruh dosen dan karyawan STAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya kepadaku, memfasilitasiku, dan telah memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya sehingga menjadikanku seperti sekarang ini. Aku hanya bisa berucap jazakumullahu khairal jaza’ jaza’an katsiron. Tak lupa kepada seluruh teman-temanku kelas PAI A angkatan 2007, terimakasih atas semuanya dari awal sampai akhir. Juga aku persembahkan kepada pembaca yang budiman.
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam senantiasa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad saw yang telah menuntun umatnya ke jalan yang diridhai Allah SWT. Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam. Adapun judul skripsi ini adalah:
“HUBUNGAN
KEWIBAWAAN GURU DALAM
MENGAJAR
DENGAN KETAATAN SISWA MEMATUHI TATA TERTIB SEKOLAH DI MTs NU SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2010/2011”. Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah memberikan dorongan serta dukungan moral dan materi. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga. 2. Dra. Siti Asdiqoh, M.Pd selaku Kaprodi Pendidikan Agama Islam STAIN Salatiga. 3. Drs. Bahroni, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga akhir penyusunan skripsi ini. 4. Segenap Bapak/Ibu dosen serta karyawan STAIN Salatiga.
viii
5. Drs. Muh Syamsul, M.Pd.I selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Nahdlotul Ulama Salatiga. 6. Ali Munabah, S.Pd. I selaku guru BK di Madrasah Tsanawiyah Nahdlotul Ulama Salatiga. 7. Kedua orang tuaku Bapak Daroji dan Ibu Sri Lestari yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materiil. 8. Semua sahabat-sahabatku PAI.A angkatan 2007 yang selalu mendukung dan membantuku menyelesaikan skripsi ini. Meskipun kegiatan penelitian ini telah dilaksanakan secara maksimal, namun penulis yakin masih banyak kekurangannya. Untuk itu, saran dan kritik membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhirnya semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penyusun sendiri. Salatiga, 03 Agustus 2011 Penulis,
ix
ABSTRAK Indrawati, Khusnu. 2011. Hubungan Kewibawaan Guru dalam Mengajar dengan Ketaatan Siswa Mematuhi Tata Tertib Sekolah di MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Bahroni, M.Pd. Kata kunci: kewibawaan guru, ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah Penelitian ini merupakan pembuktian bahwa kewibawaan guru dalam mengajar merupakan hal yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah, karena guru merupakan faktor yang sangat penting dan dominan dalam pendidikan formal pada umumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan kewibawaan guru dalam mengajar dengan ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011. Berangkat dari hal tersebut, maka pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) bagaimanakah kewibawaan guru dalam mengajar di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011?, (2) bagaimanakah ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011?, (3) adakah hubungan yang signifikan antara kewibawaan guru dengan ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan studi korelasional. Adapun jumlah populasinya adalah 80 dengan sampel sebanyak 65 responden. Pengambilan sampel dengan metode proporsional random sampling. Adapun penelitiannya dilakukan pada tanggal 24 Maret sampai 24 Mei 2011. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan didapat beberapa temuan yaitu: (1) Kewibawaan guru dalam mengajar di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011 berada dalam kategori tinggi, dibuktikan dengan data 63 responden (96,92%) menjawab pada kategori tinggi, sedangkan 2 responden (3,08%) menjawab pada kategori sedang, serta 0% untuk kategori rendah. (2) Ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga tahun 2010/2011 berada dalam kategori tinggi, dibuktikan dengan data 62 responden (95,38%) menjawab pada kategori tinggi, sedangkan 3 responden (4,62%) menjawab kategori sedang, serta 0% untuk kategori rendah. (3) ada hubungan signifikan antara kewibawaan guru dalam mengajar dengan ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga Tahun 2010/2011 dibuktikan dengan hasil korelasi product moment yaitu rhitung sebesar 0,617 berada di atas koefisien korelasi (r tabel), baik taraf 5% yaitu 0,244 maupun taraf 1% yaitu 0,317.Dari penelitian ini terbukti signifikan antara hubungan kewibawaan guru dalam mengajar dengan ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011.
x
DAFTAR ISI
SAMPUL ..........................................................................................................i LEMBAR BERLOGO ......................................................................... ........ ....ii JUDUL ..............................................................................................................iii PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................................iv PENGESAHAN KELULUSAN.........................................................................v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...........................................................vi MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................vii KATA PENGANTAR ......................................................................................viii ABSTRAK ........................................................................................................x DAFTAR ISI ....................................................................................................xi DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1 B. Rumusan Masalah............................................................................4 C. Tujuan Penelitian .............................................................................5 D. Hipotesis Penelitian .........................................................................5 E. Kegunaan Penelitian ........................................................................6 F. Definisi Operasional ........................................................................7 G. Metode Penelitian ............................................................................10 H. Sistematika Penulisan ......................................................................19
xi
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kewibawaan Guru 1. Pengertian Kewibawaan Guru ...................................................22 2. Munculnya Wibawa Guru ........................................................24 3. Indikasi Tindakan Kewibawaan Guru .......................................26 4. Kewibawaan dalam Pendidikan ................................................33 B. Ketaatan Siswa Mematuhi Tata Tertib Sekolah ...............................35 1. Pengertian Ketaatan Siswa Mematuhi Tata Tertib Sekolah .......35 2. Faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Siswa Mentaati Tata Tertib Sekolah ..........................................................................37 C. Hubungan Kewibawaan Guru dalam Mengajar dengan Ketaatan Siswa Mematuhi Tata Tertib Sekolah .........................................................39 BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga .......43 1. Sejarah Berdiri dan Perkembangannya ..............................................43 2. Letak Geografis ................................................................................44 3. Identitas Madrasah............................................................................45 4. Visi dan Misi ....................................................................................46 5. Keadaan Siswa, Guru dan Karyawan ................................................48 6. Sarana dan Prasarana .......................................................................50 7. Kegiatan Ekstrakulikuler .................................................................51 8. Struktur Organisasi ..........................................................................53 B. Penyajian Data .......................................................................................54
xii
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Deskriptif..................................................................................62 B. Pengujian Hipotesis ................................................................................78 C. Pembahasan ...........................................................................................83 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................................84 B. Saran ......................................................................................................85 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar populasi penelitian ...............................................................11 Tabel 1.2 Daftar populasi dan sampel ..............................................................12 Tabel 1.3 Daftar kisi-kisi instrumen angket kewibawaan guru dalam mengajar ..........................................................................................16 Tabel 1.4 Daftar kisi-kisi instrumen angket ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah ...................................................................................17 Tabel 3.1 Daftar jumlah siswa MTs NU Salatiga .............................................49 Tabel 3.2 Daftar guru dan tugasnya di MTs NU Salatiga .................................49 Tabel 3.3 Daftar karyawan MTs NU Salatiga ..................................................50 Tabel 3.4 Sarana prasarana MTs NU Salatiga ..................................................51 Tabel 3.5 Kegiatan ekstrakulikuler MTs NU Salatiga .....................................52 Tabel 3.6 Daftar nama responden ....................................................................54 Tabel 3.7 Jawaban angket kewibawaan guru dalam mengajar ..........................56 Tabel 3.8 Data hasil angket kewibawaan guru dalam mengajar........................57 Tabel 3.8 Jawaban angket ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah ..................................................................................59 Tabel 3.7 Data hasil angket ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah ...................................................................................60 Tabel 4.1 Distribusi skor kewibawaan guru dalam mengajar............................71 Tabel 4.2 Interval dan kategori kewibawaan guru dalam mengajar ..................66 Tabel 4.3 Tabel kategori dan frekuensi kewibawaan guru dalam mengajar ......68
xiv
Tabel 4.4 Kategori skor, frekuensi dan prosentase kewibawaan guru dalam mengajar ..........................................................................................70 Tabel 4.5 Distribusi skor ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah ...................................................................................73 Tabel 4.6 Interval dan kategori ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah ...................................................................................75 Tabel 4.7 Tabel kategori dan frekuensi ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah ..................................................................................76 Tabel 4.8 Kategori skor, frekuensi dan prosentase ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah ...................................................................................78 Tabel 4.9 Koefisiensi hubungan kewibawaan guru dalam mengajar dengan ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah .....................................80
xv
DEPERTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.(0298) 323706 Fax 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www.stainsalatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
7 Maret 2011 Nomor Lamp Hal
: Sti.24/K-1/PP.00,9/I-1.1.021/2011 : Proposal Skripsi : Pembimbing dan Asisten Pembimbing Skripsi
Assalamu’alaikum wr.wb Dalam rangka penulisan Skripsi Mahasiswa Program Sarjana (S.1). Saudara ditunjuk sebagai Dosen Pembimbing/ Asisten Skripsi mahasiswa: Nama : Khusnu Indrawati NIM : 11107005 Jurusan : Tarbiyah Judul : HUBUNGAN KEWIBAWAAN GURU DALAM MENGAJAR DENGAN KETAATAN SISWA MEMATUHI TATA TERTIB SEKOLAH DI MTs NU SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Apabila dipandang perlu Saudara diminta mengoreksi tema skripsi di atas. Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan. Wassalamu’alaikum wr.wb.
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Salah satu problem yang dihadapi oleh masyarakat pendidikan pada zaman global ini adalah sering adanya gejala-gejala yang menunjukkan hubungan kurang harmonis antara guru dan siswa-siswinya, karena dipicu oleh krisis kewibawaan guru. Keadaan ini menurut Fadjar (1998: 213) cukup megkhawatirkan, karena tugas guru di masa depan itu berat, mengapa? Karena harus menjalankan tugas mengajar, mendidik dan membimbing peserta didik untuk menyongsong masa depan. Kewibawaan guru merupakan suatu yang penting dan harus dimiliki guru dalam menjalankan tugas mendidik. Karena kewibawaan merupakan suatu daya mempengaruhi yang terdapat pada seseorang, sehingga orang lain yang berhadapan dengan dia secara sadar dan sukarela menjadi tunduk dan patuh kepadanya. Tanpa adanya kewibawaan, nasehat dan perintahnya akan sulit didengar oleh siswanya dan pada gilirannya siswa akan terkondisi dengan suasana tidak disiplin. Jika kemerosotan wibawa guru terjadi, maka anak akan mengalami krisis kepribadian dan jauh dari sikap disiplin. Hal ini lebih ironis jika terjadi di lingkungan sekolah yang berciri khas Islam di mana akhlakul karimah
1
2
merupakan suatu yang diutamakan.
Maka guru harus mampu menjaga
kewibawaannya, baik dari segi pengetahuan, tutur kata, tingkah laku, dan ikatan emosional yang harmonis dengan siswa akan mempengaruhi proses pembelajaran. Guru memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar dan tugas yang sangat besar di sekolah. Oleh karena itu, guru harus bisa menjadikan dirinya sebagai panutan atau model dalam bertingkah laku bagi anak didiknya. Apabila guru yang berperilaku tidak baik akan merusak citra sebagai guru dan pada gilirannya akan merusak siswa-siswinya yang dipercayakan kepadanya. Oleh sebab itu, apabila ada siswa yang berperilaku menyimpang, mungkin saja hal itu disebabkan oleh perilaku gurunya yang tidak memberi teladan baik. Berdasarkan ungkapan di atas, bahwa guru merupakan contoh atau suri tauladan bagi anak didiknya, atau dalam istilah jawa guru sering dikatakan sebagai orang yang patut “digugu lan ditiru”. Untuk itu guru harus dapat memberikan contoh tingkah laku yang baik dalam segala hal. Terutama dalam mematuhi peraturan-peraturan atau tata tertib yang berlaku. Dalam dunia pendidikan tata tertib merupakan salah satu alat pendidikan yang bersifat preventif (pencegah), maksudnya adalah untuk menjaga hal-hal yang dapat mengganggu atau mengahambat kelancaran proses pendidikan bisa dihindarkan. Untuk mewujudkan suasana disiplin pada suatu sekolah diperlukan adanya peraturan atau tata tertib yang mengatur jalannya
3
pendidikan di sekolah tersebut. Sebab, tanpa tata tertib tidak mungkin disiplin dapat diwujudkan. Setiap
lembaga
pendidikan
menginginkan
produk-produk
yang
berkualitas, dengan adanya kedisiplinan yang ditetapkan disuatu sekolah sehingga komponen sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan dan siswa) diharapkan mampu berperan sesuai dengan tugasnya. Misalnya guru, memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar harus tercermin dalam tingkah laku dan gaya hidupnya, baik gaya hidupnya yang sederhana, sopan dalam mengajar maupun disiplin waktu kehadirannya. Dengan adanya keteladanan guru dan sikap dari guru diharapkan dapat menumbuhkan kedisiplinan siswa dan menanamkan sikap yang baik dan utuh secara terus menerus serta dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat menimbulkan sikap mandiri dalam jiwa anak dan bukan merupakan paksaan. Di MTs NU Salatiga baik guru, kepala sekolah, dan stafstaf lainnya telah berupaya menanamkan disiplin terhadap peserta didik dengan menindak lanjuti terhadap siswa yang melakukan pelanggaran dan memberikan sanksi sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan sekolah, diantara sanksi atau hukuman bagi siswa yang melanggar peraturan atau tata tertib sekolah. Pencegahan dan penerapan sanksi pelanggaran terhadap peraturan atau tata tertib sekolah telah dilakukan oleh guru-guru MTs NU Salatiga merupakan langkah yang sangat baik dan positif dalam menanamkan kedisiplinan
4
terhadap siswa-siswinya. Dengan adanya ketegasan terhadap tata tertib atau peraturan sekolah, diharapkan kedisiplinan siswa menjadi lebih baik. Tapi kenyataannya sebagaian siswa kurang disiplin dalam mematuhi tata tertib sekolah. Berdasarkan uraian di atas, kewibawaan guru merupakan hal yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah, karena guru merupakan faktor yang sangat penting dan dominan dalam pendidikan formal pada umumnya. Berdasarkan kenyataan di atas, penyusun tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “HUBUNGAN KEWIBAWAAN GURU DALAM MENGAJAR DENGAN KETAATAN SISWA MEMATUHI TATA TERTIB SEKOLAH DI MTs NU SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2010/2011”. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, maka penyusun mencoba memberikan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kewibawaan guru dalam mengajar di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011? 2. Bagaimanakah ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011?
5
3. Adakah hubungan yang
signifikan
antara kewibawaan guru dengan
ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011? C. Tujuan Penelitian Agar dapat memberikan gambaran yang jelas dalam pelaksanaan penelitian ini, maka perlu dirumuskan tujuan yang hendak dicapai, yaitu: 1. Untuk mengetahui kewibawaan guru dalam mengajar di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011. 2. Untuk mengetahui ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011. 3. Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara kewibawaan guru dalam mengajar dengan ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006: 71). hipotesis yang terkumpul mungkin benar dan mungkin salah. Dia akan ditolak jika salah satu dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkan (Hadi, 1981: 63). Dengan meninjau kedua pendapat di atas, penyusun menyimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian yang mungkin bisa benar dan mungkin juga salah.
6
Adapun hipotesis yang penyusun ajukan dalam penelitian ini adalah “adanya hubungan yang signifikan antara kewibawaan guru dalam mengajar dengan ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011”. E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang ada atau tidaknya hubungan antara kewibawaan guru dalam megajar dengan ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah sehingga dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Secara teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam pengembangan pengetahuan, teori keguruan dan motivasi, serta memperkaya khasanah dunia pendidikan. 2. Secara praktis a. Bagi penulis dapat memperkaya hasanah ilmu pengetahuan dan wawasan. b. Bagi guru dapat dijadikan pertimbangan dalam meningkatkan kompetensi mengajar. c. Bagi sekolah dapat menjadi wacana untuk mengembangkan iklim pembelajaran yang harmonis. d. Bagi masyarakat dapat dijadikan bahan untuk memunculkan sifat yang dikagumi dan kharismatik.
7
F. Definisi Operasional Agar tidak terjadi interpretasi yang berbeda, maka penyusun perlu memberikan penjelasan terhadap kata-kata yang penyusun gunakan dalam judul skripsi ini. Istilah yang perlu penyusun jelaskan antara lain: 1. Kewibawaan guru dalam mengajar Kewibawaan berasal dari kata wibawa yang berarti kekuasaaan memberi perintah (yang harus ditaati) (Poerwadarminta, 2006: 1366). Sedangkan yang dimaksud dengan kewibawaan adalah suatu pancaran batin yang dapat menimbulkan pada pihak lain sikap untuk mengakui, menerima, dan menuruti dengan penuh pengertian atas kekuasaan tersebut (Tirtarahardja, 2005: 54). Guru adalah orang yang pekerjaanya mengajar (Poerwadarminta, 2006: 393). Dalam Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen disebutkan pada
bab 1 ayat 1 bahwa “Guru
adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah” (Undang-undang Guru dan Dosen, 2005: 2). Berdasarkan pengertian di atas, kewibawaan guru dalam mengajar yang penulis maksudkan adalah pembawaan guru untuk dapat menguasai dan mempengaruhi anak didik melalui perkataan, sikap dan tingkah lakunya
8
yang megandung kepemimpinan dan penuh dengan daya tarik dalam menyampaikan pengetahuan kepada anak didiknya melalui proses belajar mengajar di dalam kelas. Adapun indikator kewibawaan guru dalam mengajar sebagai berikut: a. Siswa patuh atau tunduk terhadap guru. b. Sabar dan suka membantu . c. Menguasai bahan pelajaran yang disampaikan. d. Ramah dan bersedia memahami setiap orang. e. Guru memperlihatkan tingkah laku lahiriah yang baik. f. Tegas. g. Adil. h. Berpengetahuan luas. i. Jujur. j. Berpakaian rapi. 2. Ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah Ketaatan berasal dari kata taat. Taat berarti selalu patuh kepada Tuhan dan selalu melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Ketaatan berarti kepatuhan, kesetiaan dan kesalehan. Kepatuhan berarti sifat patuh dan ketaatan (Mas’udi, 2000: 1). Jadi ketaatan dan kepatuhan artinya suatu kesadaran untuk melaksanakan semua perintah dan aturan yang berlaku dengan penuh disiplin dan tanggung jawab.
9
Tata adalah aturan; peraturan dan susunan; cara susun. Tertib adalah aturan; peraturan yang baik. Jadi tata tertib adalah peraturan-peraturan yang harus ditaati atau dilaksanakan (Poerwadarminta, 2005: 1218). Menurut instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 01 Mei 1974, No. 14/U/1974, tata tertib sekolah ialah ketentuan-ketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan mengandung sanksi terhadap pelanggarnya (Subroto: 1988: 43). Jadi tata tertib sekolah merupakan suatu peraturan yang bertujuan untuk mengatur perilaku individu di tempat atau waktu tertentu dan mengandung sanksi terhadap pelanggarnya. Dalam penelitian ini yang dimaksud tata tertib sekolah adalah tata tertib MTs NU Salatiga dan dikhususkan pada tata tertib yang mengatur perilaku siswa waktu kegiatan siswa berlangsung. Maksud ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah adalah suatu kesadaran untuk menaati tata tertib sekolah. Adapun indikator ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah sebagai berikut: a. Masuk madrasah secara tertib dan tidak terlambat. b. Berpakaian seragam lengkap sebagaimana ketetapan madrasah. c. Tidak pernah meninggalkan pelajaran tanpa izin. d. Masuk dan pulang lewat pintu gerbang. e. Setiap pergantian jam pelajaran, berada di kelas menunggu guru berikutnya. f. Bertutur kata yang sopan kepada kepala madrasah, guru, karyawan dan sesama siswa.
10
g. Membuang sampah pada tempatnya. h. Tidak pernah telat membayar SPP setiap bulannya. i. Mengikuti program atau kegiatan yang diadakan madrasah. G. Metode Penelitian Ketetapan dalam menggunakan metode penelitian adalah syarat utama untuk menuju keberhasilan suatu penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Pendekatan dan rancangan penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Dipilihya pendekatan kuantitatif
ini dengan alasan untuk
menguji keterkaitan antara variabel kewibawaan guru dalam mengajar dengan ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah. Sedangkan rancangan/ design dalam penelitian ini mengunakan studi korelasional. 2. Lokasi dan waktu penelitian Lokasi penelitian ini berada di MTs NU Salatiga. Adapun waktu penelitiannya dimulai pada tanggal 24 Maret sampai 24 Mei 2011. 3. Populasi dan sampel Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006:130). Sedangkan menurut Sugiyono populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diambil kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 61). Dari pendapat di atas saya lebih
11
condong pada pendapat Sugiyono bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diambil kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh siswa kelas VIII MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011. Jumlah keseluruhan siswa kelas VIII adalah 80 siswa yang terbagi dalam 2 kelas. Oleh karena itu, populasi dalam penelitian ini adalah 80 siswa. Berikut ini adalah sebaran sub populasi pada setiap kelas: Tabel 1.1 Daftar Populasi Penelitian No 1. 2.
Kelas VIII A VIII B Jumlah siswa kelas VIII
Jumlah siswa 41 siswa 39 siswa 80 siswa
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2009: 62). Sampel yang diambil oleh populasi harus representatif. Dalam
Maka dari itu dibutuhkan teknik sampling yang tepat.
penelitian
ini
penyusun
menggunakan
teknik
sampling
proposional random sampling, yaitu proses pemilihan sampel dengan cara acak secara proporsional, jadi tiap kelas mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel (Sugiyono, 2009: 64). Maksudnya, porsi sampel tiap kelas sama (proporsional) berdasarkan jumlah populasi masing-masing kelas. Dalam penelitian ini sampel per unit (per kelas) akan dihitung berdasarkan rumus:
12
Sampel per kelas =
abel
Berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel dengan taraf kesalahan 5% milik Sugiyono dengan populasi sebanyak 80 siswa maka sampel yang digunakan adalah 65 siswa (Sugiyono, 2009: 71). Adapun penyebaran sampel-sampel tersebut berdasarkan teknik proposional random sampling adalah sebagai berikut: Kelas VIII A =
65 = 33,31 dibulatkan menjadi 33
Kelas VIII B =
65 = 31,68 dibulatkan menjadi 32
Jumlah keseluruhan sampel = 65 siswa Tabel 1.2 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian Hubungan Antara Kewibawaan Guru Dalam Mengajar dengan Ketaatan Siswa Mematuhi Tata Tertib Sekolah di MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011 NO
Kelas
Populasi
Sampel
1.
VIII A
41 siswa
33 siswa
2.
VIII B
39 siswa
32 siswa
80 siswa
65 siswa
Jumlah
4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dan instrumen penelitian yang penyusun gunakan dalam penelitian ini adalah : a. Teknik Angket Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
13
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui Kuesioner
(Arikunto, 2006: 51).
merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009: 199). Pengumpulan angket
atau
kuesioner
merupakan
hal
yang
pokok
untuk
mengumpulkan data. Hasil kuesioner tersebut terjelma dalam angkaangka, tabel-tabel, analisa statistik, dan uraian serta kesimpulan dari hasil penelitian. Dalam penelitian ini, angket yang penyusun persiapkan ada dua yaitu angket untuk mengetahui bagaimana kewibawaan guru dalam mengajar dan angket untuk mengetahui ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga. Kedua angket tersebut akan diberikan kepada siswa dan merupakan angket tertutup di mana penyusun telah menyediakan jawaban-jawaban yaitu a, b, dan c. Dengan demikian penyusun menggunakan skala litkert dengan skor untuk masing-masing jawaban tersebut adalah: jawaban a = skor 3 jawaban b = skor 2 jawaban c = skor 1 Adapun penyusun instrumen (angket) yang kami buat mengacu pada variabel-variabel berikut ini:
14
1. Variabel pengaruh (x) Variabel pengaruh dalam penelitian ini adalah “Kewibawaan guru dalam mengajar”. 2. Variabel terpengaruh (y) Variabel terpengaruh dalam penelitian ini adalah “Ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah”. Masing-masing
variabel
tersebut
mempunyai
indikator-
indikator tersendiri, yaitu; a) Kewibawaan guru dalam mengajar dengan indikator: 1) Siswa patuh atau tunduk terhadap guru. 2) Sabar dan suka membantu. 3) Menguasai bahan pelajaran yang disampaikan. 4) Ramah dan bersedia memahami setiap orang. 5) Guru memperlihatkan tingkah laku lahiriah yang baik. 6) Tegas. 7) Adil. 8) Berpengetahuan luas. 9) Jujur. 10) Berpakaian rapi. b) Ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah dengan indikator: 1) Masuk madrasah secara tertib dan tidak terlambat. 2) Berpakaian madrasah.
seragam
lengkap
sebagaimana
ketetapan
15
3) Tidak pernah meninggalkan pelajaran tanpa izin. 4) Masuk dan pulang lewat pintu gerbang. 5) Setiap pergantian jam pelajaran, berada di kelas menunggu guru berikutnya. 6) Bertutur kata yang sopan kepada kepala madrasah, guru, karyawan dan sesama siswa. 7) Membuang sampah pada tempatnya. 8) Tidak pernah telat membayar SPP setiap bulannya. 9) Mengikuti program atau kegiatan yang diadakan madrasah. b. Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, notulen rapat, agenda (Arikunto, 2006: 158-159). Metode ini akan penyusun gunakan untuk mencari data tentang gambaran umum MTs NU Salatiga meliputi sejarah, visi, misi, keadaan sarana dan prasarana, keadaan guru, siswa maupun segala sesuatu yang berkaitan dengan variabel-variabel dalam penelitian ini. 5. Instrumen Penelitian Beberapa instrumen pengumpul data yang penyusun gunakan agar penelitian ini berhasil, diantaranya adalah sebagai berikut:
16
a. Angket Angket atau kuesioner adalah alat pengumpul data yang berupa seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009:199). Pengumpulan angket atau kuesioner merupakan hal yang pokok untuk mengumpulkan data. Hasil kuesioner tersebut terjelma dalam angka-angka,
tabel-tabel,
analisa
statistik,
dan uraian serta
kesimpulan dari hasil penelitian. Dalam penelitian ini, angket yang penyusun persiapkan ada dua yaitu angket untuk mengetahui bagaimana kewibawaan guru dalam mengajar dan angket untuk mengetahui ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga. penyusun membuat kedua angket tersebut dengan cara menurunkan indikator masing-masing variabel ke dalam beberapa pertanyaan atau soal. Adapun jumlah soal untuk mengetahui beberapa jumlah soal dari masing-masing angket adalah 12, sedangkan untuk mengetahui berapa jumlah soal dari masing-masing indikator serta bagaimana sebaran soalnya, berikut kisi-kisi instrumen yang penyusun buat: Tabel 1.3 Kisi-Kisi Instrumen Angket Kewibawaan Guru Dalam Mengajar MTs NU Salatiga No Indikator Jumlah Soal Sebaran soal 1.
Siswa patuh atau tunduk terhadap guru
1
1
2.
Sabar dan suka membantu
2
2-3
3.
Menguasai
1
4
bahan
pelajaran
yang
17
disampaikan 4.
Ramah dan bersedia memahami setiap orang
1
5
5.
Guru memperlihatkan tingkah laku lahiriah yang baik
1
6
6.
Tegas
1
7
7.
Adil
2
8-9
8.
Berpengetahuan luas
1
10
9.
Jujur
1
11
10.
Berpakaian rapi
1
12
Tabel 1.4 Kisi-Kisi Instrumen Angket Ketaatan Siswa Mematuhi Tata Tertib Sekolah MTs NU Salatiga No Indikator Jumlah Soal Sebaran soal 1.
Masuk madrasah secara tertib dan tidak terlambat.
1
1
2.
Berpakaian seragam lengkap sebagaimana ketetapan madrasah. Tidak pernah meninggalkan pelajaran tanpa izin.
2
2-3
2
4-5
4.
Masuk dan gerbang.
pintu
1
6
5.
Setiap pergantian jam pelajaran, berada di kelas menunggu guru berikutnya.
1
7
6.
Bertutur kata yang sopan kepada kepala madrasah, guru, karyawan dan sesama siswa.
2
8-9
7.
Membuang sampah pada tempatnya.
1
10
8.
Tidak pernah telat membayar SPP setiap bulannya.
1
11
9.
Mengikuti program atau kegiatan
1
12
3.
pulang
lewat
yang diadakan madrasah.
Pemberian skor kedua angket tersebut sesuai skala litkert, masing-masing jawaban (A, B, C) mempunyai skor berturut-turut: 3, 2, 1. karena masing-masing jumlah soal masing-masing angket, baik
18
angket tentang kewibawaan guru dalam mengajar dan angket tentang ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah masing-masing berjumlah 12, maka skor maksimal yang mungkin dicapai oleh responden adalah 36. Dengan demikian skor idealnya berkisar antara 12-36. Adapun kedua angket tersebut terdapat dalam lampiran. b. Dokumen Dokumen di sini berupa catatan, arsip, surat kabar, dan segala sesuatu yang berisi tentang keadaan sekolah, guru, siswa maupun yang berkaitan dengan variabel-variabel dalam penelitian. 6. Analisis Data Setelah data terkumpul dalam penelitian ini, maka langkah selanjutya adalah menganalisisnya. a. Analisis data yang berfungsi untuk mengetahui persentase skor kewibawaan guru dalam mengajar dengan ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga adalah dengan menggunakan rumus: x 100 % Keterangan : P
: persentase skor
F
: frekuensi
N
: jumlah responden (Hadi, 1982:399)
b. Analisis data yang berfungsi untuk mengetahui hubungan antara kewibawaan guru dalam mengajar dengan ketaatan siswa mematuhi
19
tata tertib sekolah adalah korelasi product moment. Adapun rumus korelasi product moment yang dimaksud sebagai berikut: ( X )( Y ) n 2 2 ( X) ( Y) 2 Y n n
XY rxy X2
Keterangan : rxy
: koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
∑X
: jumlah skor total variabel X
∑Y
: jumlah skor total variabel X
X2
:
Y2
: variabel ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah
n
: jumlah responden
variabel kewibawaan guru dalam mengajar
H. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika di sini adalah gambaran umum tentang skripsi ini. Skripsi ini terbagi ke dalam tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi dan bagian akhir. Bagian awal berisikan sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:
20
BAB I
Berisi pendahuluan yaitu tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, sistematika penulisan.
BAB II
Kajian pustaka Dalam bab ini akan dijelaskan tentang: A. Kewibawaan guru meliputi: pengertian kewibawaaan guru, munculnya wibawa guru, indikasi
tindakan
kewibawaan guru, kewibawaan dalam pendidikan. B. Ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah meliputi: pengertian ketaatan siswa mematuhi tata tertibi sekolah, faktor-faktor yang mempengaruhi ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah. C. Hubungan kewibawaan guru dalam mengajar dengan ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah. BAB III
Hasil penelitian Yang memuat tentang gambaran umum MTs NU Salatiga, sejarah berdirinya dan perkembangan MTs NU Salatiga, letak geografis MTs NU Salatiga, identitas MTs NU Salatiga, visi dan misi MTs NU Salatiga, keadaan siswa, keadaan guru, keadaan karyawan MTs NU Salatiga, sarana dan prasarana MTs NU Salatiga, kegiatan ekstrakulikuler
21
MTs NU Salatiga, struktur organisasi MTs NU Salatiga, serta penyajian data hasil penelitian. BAB IV
Analisis data Berisi tentang analisis deskriptif, pengujian hipotesis, dan pembahasan.
BAB V
Penutup Yang berisi kesimpulan dan saran.
Daftar Pustaka Lampiran-lampiran
22
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kewibawaan Guru 1. Pengertian Kewibawaan Guru Kewibawaan berasal dari kata wibawa yang berarti kekuasaaan memberi perintah (yang harus ditaati) (Poerwadarminta, 2006: 1366). Sedangkan yang dimaksud dengan kewibawaan adalah suatu pancaran batin yang dapat menimbulkan pada pihak lain sikap untuk mengakui, menerima, dan menuruti dengan penuh pengertian atas kekuasaan tersebut (Tirtarahardja, 2005: 54). Kewibawaan dalam kata lain juga disebut gezag. Gezag berasal dari kata “zeggen” yang berarti berkata. Siapa yang perkataanya mempunyai kekuatan mengikat terhadap orang lain, berarti mempunyai kewibawaan atau gezag terhadap orang lain (Purwanto, 1995:48). Dengan demikian bahwa kewibawaan adalah perkataan atau perbuatan seseorang yang dapat mempengaruhi dan mengikat orang lain. Adapun orang yang dipengaruhi tersebut tunduk dan patuh terhadap apa yang diperintahkan. Rasa tunduk dan patuh itu bukan karena terpaksa, akan tetapi karena taat dan patuh terhadap orang tersebut. Di dalam pendidikan seorang guru harus memiliki wibawa, karena sebagai guru harus menguasai kelas, sehingga dapat memberikan pelajaran
22
23
serta dapat mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan. Guru selain sebagai pengajar juga mempunyai tugas yang sangat kompleks, sebagaimana dikemukakan Slameto (1991: 99), bahwa dalam proses belajar mengajar guru mempunyai tugas mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi murid-murid untuk mencapai tujuan. Dorongan dan bimbingan tersebut tidak akan berhasil bila guru tersebut tidak berwibawa. Kewibawaan atau gezag itu akan menumbuhkan sikap menurut atau tunduk siswa terhadap guru, sikap menurut yang sebenarnya barulah dapat dikatakan bila seseorang dengan sadar mengakui gezag orang lain, artinya mengakui hak orang lain untuk memerintah dirinya dan dirinya sendiri merasa tertarik akan memenuhi perintah itu. Sikap patuh menurut yang dilakukan siswa terhadap guru adalah adanya rasa hormat siswa yang mendalam kepada guru. Karena menurut pandangan siswa, guru tersebut telah mampu menunjukkan dirinya di hadapan murid dengan kemampuan menguasai dan menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, serta mampu berperilaku yang berdasarkan normanorma yang berlaku di lingkungan tersebut. Selain itu kepribadian guru yang dapat memberikan contoh pada siswa-siswinya dalam sehari-hari. Sedangkan
Kartini
Kartono
(1992:183)
mendifinisikan
kewibawaan berasal dari kata “kawi” yang berarti kuasa, kekuasaan yang
24
lebih kuat, kelebihan dan “bawa” yang berarti kekuasaan suprahuman, keutamaan, kelebihan, keunggulan. Beberapa pendapat di atas mengisyaratkan, bahwa kewibawaan guru merupakan kemampuan atau kekuatan yang dipunyai oleh seseorang baik berupa kata-kata atau tindakan yang dapat mempengaruhi dan mensugesti orang lain. Maka orang yang berwibawa dengan sendirinya akan memperoleh kepercayaan yang berupa kewenangan dan kekuasaan dari orang yang terpengaruh olehnya. Guru yang berwibawa di hadapan siswanya berarti guru yang mempunyai kekuatan mempengaruhi anakanaknya baik dalam ucapan maupun tindakan. 2. Munculnya Wibawa Guru Wibawa dapat dimaknai sebagai kemampuan untuk mempengaruhi dan menguasai orang lain. Wibawa bisa muncul dari dua hal yaitu kharisma dan performa (Munir, 2010: 9). a. Karisma Karisma adalah keistimewaan yang bersifat pribadi yang berbentuk daya pikat dan pesona yang dimiliki seseorang untuk membuat orang lain tertarik dan terpengaruh (Munir, 2010: 10). Karisma biasanya berkaitan dengan hal-hal yang melekat pada diri pribadi seseorang, seperti postur tubuh, bentuk wajah, gaya bicara, tatapan mata, sampai cara berjalan. Seseorang yang kharismatik tidak perlu belajar terlebih dahulu atau mengubah penampilan untuk mencari perhatian orang lain,
25
karena sudah memiliki daya pikat yang dibawa sejak lahir. Dari sinilah munculnya kemampuan untuk membuat orang lain terpesona dan terpengaruh. Penampilan fisik seorang guru memiliki pengaruh terhadap kewibawaannya. Oleh karena itu, seorang guru tidak boleh cuek terhadap penampilan fisiknya. b. Performa Performa yaitu kebiasaan yang lahir dari standar dan plan kerja yang dimiliki guru. Biasanya performa terwujud dalam bentuk sikap tegas, cerdas, sopan, konsisten, jujur, dan selalu memiliki solusi saat menghadapi masalah (Munir, 2010: 12). Siswa yang menganggap gurunya cerdas dan selalu mampu memberi solusi terhadap kesulitan siswa, guru tersebut memiliki performa yang bagus. Pengakuan yang tulus itu akan terlahir dari para siswa atas kemampuan yang dimiliki guruya tersebut. Pengakuan ini membawa dampak positif terhadap interaksi guru dengan siswa. Akhirnya, proses pembelajaran di kelas akan lebih lancar dan menarik. Hal yang terpenting mengenai performa ini adalah konsistensi, ketegasan dan kecerdasan seorang guru harus ditampilkan secara terusmenerus di setiap waktu dan keadaan agar kewibawaan guru terwujud dan kinerja guru yang bagus harus secara terus-menerus ditampilkan di setiap waktu dan keadaan, dengan cara inilah performa seseorang akan terbentuk secara kuat. Misalnya, guru yang selalu mempersiapkan
26
dirinya ketika hendak mengajar akan terlihat lebih berwibawa daripada guru yang tidak siap. Bila
kinerja guru kadang-kadang bagus dan
terkadang buruk, maka siswa sulit menangkap performa gurunya. Maka kewibawaan guru tersebut akan jatuh dihadapan siswa. 3. Indikasi Tindakan Kewibawaan Guru Setiap tindakan yang dilakukan seseorang selalu mempunyai pengaruh terhadap pihak lain, begitu juga tindakan guru terhadap siswanya. Tindakan yang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi pihak lain di atas merupakan indikasi seseorang mempunyai kewibawaan di depan orang lain. Ada beberapa tindakan guru dapat mencerminkan kewibawaan seperti; tegas, adil, cerdas, sopan, jujur, berpakaian rapi, dan selalu memiliki solusi saat menghadapi masalah. Berbagai macam sikap dan sifat di atas bila diterjemahkan dalam pergaulan sehari-hari dalam berinteraksi dengan anak didik, khususnya dalam lingkungan belajar mengajar, dapat diwujudkan dalam bentuk usaha-usaha memupuk kewibawaan di hadapan anak didik, yaitu dengan cara melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Memberi nasihat Sebagai guru mempunyai tugas antara lain memberi nasihat kepada siswa-siswinya. Alasan mengapa siswa harus selalu diberi nasihat oleh gurunya, karena pada dasarnya siswa hanyalah seorang anak yang selalu mempunyai kecenderungan pasif dalam melakukan kewajiban yang
harus
dikerjakannya.
Ini
sebabnya
masih dalam
taraf
27
perkembangan yang notabene selalu menjadi pihak yang menunggu (penerima), maka perlu dorongan dan bimbingan yaitu antara lain berupa nasihat. Siswa dalam taraf perkembangan, jasmani dan rohaninya lebih bersifat menerima (recipient) dan karena itu cenderung pasif. Bahkan menurut Al Ghozali nasehat guru kepada murid harus diberikan pada setiap kesempatan. Seperti yang disitir Athiyah al Abrasyi, Alghozali mengatakan, “Berikanlah nasihat setiap kesempatan untuk menasihati dan menunjukinya” (al Abrasyi: 150). Hal yang penting yang perlu mendapat perhatian guru dalam memberi nasihat pada siswanya yaitu, guru harus memperhatikan halhal prinsip yang bersumber dari norma susila atau ajaran agama (Islam) supaya tidak terjadi kesalahan yang berupa tindakan kekerasan atau paksaan pada anak. Islam mengajarkan bahwa dalam memberi nasihat supaya bertindak arif dan mempertimbangkan kemampuan dan perkembangan anak. Nasihat guru kepada siswa seyogyanya selalu didasarkan pada prinsip pendidikan, karena nasihat pada dasarnya adalah tindakan mendidik menurut Islam. b. Memberi perintah dan larangan Dalam upaya membentuk anak yang baik, guru tidak terlepas dari metode perintah dan larangan yang diterapkan pada anak. Kewibawaan guru pada anak di depan dapat dilihat dan dirasakan dari sikap anak ketika mereka (anak) diperintahkan atau dilarang gurunya. Bagi guru
28
yang kurang berwibawa, maka kadang banyak terjadi guru sudah sedemikian rupa memerintah atau melarang tentang suatu perbuatan, tetapi anak tetap tidak menghiraukannya. Perlu disadari, bahwa memerintah dan melarang anak untuk mengerjakan atau menghindari sesuatu merupakan salah satu wujud perhatian dan kasih sayang guru kepada anak. Anak-anak sangat butuh dibimbing, diingatkan dan dibetulkan. Hal itu adalah tugas orang tua (guru ketika di sekolah) (Spook, 1991: 35). Justru dengan perhatian inilah anak merasa mendapat penghargaan dari guru dan pada akhirnya mereka kagum dan segan terhadap gurunya. Penghargaan guru bisa menumbuhkan kepercayaan pada diri anak. Rasa harga diri anak-anak tumbuh bila mereka tahu bahwa kita memberi cukup perhatian kepada mereka. Artinya, kewibawaan guru akan muncul dengan sendirinya jika guru dalam memberikan perintah dan larangan teknik persusif dan penuh perhatian. Dalam pandangan Islam, guru mempunyai kewajiban menjaga siswanya sebagaimana orang tua mempunyai kewajiban menjaga anaknya dari kehidupan yang celaka baik di dunia maupun di akhirat. Dan salah satu cara untuk menjalankan kewajiban di atas yaitu dengan cara selalu memberi perintah berbuat baik dan melarang berbuat jelek. Allah berfirman dalam Q.S. At-Tahrim ayat 6, sebagai berikut:
29
Artinya “Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia diperintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (Q.S. al-Tahrim: 6) (Departemen Agama RI, 2005:448). c. Bertindak bijaksana Pada hakekatnya kewibawaan guru akan berakibat baik bagi anak jika kewibawaan tidak bermotif keterpaksaan atau menakut-nakuti, tetapi kewibawaan yang baik adalah yang hadir dengan wajar dan tidak dipaksa oleh guru pada anak, biasanya membuat guru berlebihan. Tindak berwibawa yang berlebihan akan mengakibatkan sikap memberontak pada anak, karena itu perlu tindak kewibawaan diberikan kepada anak dengan penuh kebijaksanaan, kasih sayang dan kelembutan sehingga dapat membangkitkan pengertian dan wawasan serta membentuk kepribadian anak.
30
Semua bentuk interaksi guru dengan siswa haruslah dilandasi dengan kasih sayang dan kelembutan. Ada sebagian orang yang menganggap jika seorang guru terlalu lembut dan dekat dengan anak, maka wibawanya akan hilang. Yang terjadi justru sebaliknya, kehangatan, kelembutan, dan kedekatan akan semakin menambah wibawa para guru yang melandasi hubungan dengan para siswanya dengan sifat-sifat itu. Guru dapat melakukan pendekatan terhadap siswa dengan melakukan kegiatan bersama, mengajak musyawarah, berdiskusi untuk mengetahui problem siswa, dan membantu kesulitan siswa. Guru yang baik tidak hanya dalam arti menyampaikan pengetahuan saja kepada murid, melainkan senantiasa membentuk pribadi anak (Gordon, 1984: 83). Membentuk pribadi anak yang disiplin, penuh tanggung jawab dan mandiri jauh lebih penting dibanding kewibawaan guru itu sendiri. Oleh karena itu, tidak dibenarkan seorang guru bertindak berlebihan supaya kelihatan kewibawaan di hadapan siswa. Banyak guru mendidik siswanya secara keras dengan maksud agar berwibawa dihadapan anak-anaknya. Rupanya ia tidak memperoleh wibawanya dengan cara lain. Guru yang demikian itu telah lupa bahwa wibawa seperti itu adalah wibawa semu. Wibawa sebenarnya diperoleh dengan cara yang baik dan bijaksana, yaitu memperlihatkan sifat-sifat lembut, melindungi, menyayangi, anak yang dilembuti akan lembut,
31
anak yang dimusuhi akan memusuhi. Langkah yang tepat menurut penulis adalah guru berupaya bersikap sedang-sedang saja. Artinya mengambil tindakan tegas pada saat yang tepat. Dihukum jika anak salah dan diberi hadiah jika anak berprestasi. Bersikap tegas tidak otomatis membuat jarak guru dengan siswa menjadi jauh, sementara kedekatan belum tentu meruntuhkan wibawa seorang guru di mata siswa-siswanya. Dalam kondisi tertentu, seorang guru dituntut bisa bersikap tegas sekaligus dekat dengan siswasiswinya. Kondisi seperti itu bisa diwujudkan jika guru menempuh cara-cara yang benar ketika menghadapi siswa-siswinya. Cara terbaik agar guru disegani dan dihormati oleh siswanya yaitu dengan membuat siswa merasa santai dan senang saat berdekatan dengan gurunya, bukan membuat para siswa menjadi sungkan dan takut. Kedekatan dengan siswa merupakan modal utama bagi seorang guru agar siswa menghormatinya dengan tulus. Namun, kedekatan yang dibangun bukanlah kedekatan yang kebablasan, tetapi kedekatan yang terbingkai rasa hormat para siswa kepada gurunya. Jika kedekatan ini tercipta maka segala ucapan sang guru ditaati. d. Keteladanan (menjaga penampilan) Salah satu tindakan penting banyak mempengaruhi pola sikap dan tingkah laku anak adalah faktor teladan. Kewibawaan akan dengan sendirinya muncul jika anak dengan serta meniru dan mencontoh perilaku guru. Keteladanan guru merupakan bagian dari jumlah metode
32
yang paling ampuh dan efektif dalam mempersiapkan anak sacara moral, spiritual dan sosial. Sebab seorang pendidik merupakan contoh ideal dalam pandangan anak, yang tingkah laku dan sopan santunnya ditiru. Bahkan semua keteladanan itu akan melekat pada diri dan perasaan anak, baik dalam bentuk ucapan, perbuatan, hal-hal yang bersifat materiel, indrawi maupun spiritual (Ulwan,1992: 2). Dalam ajaran Islam aspek keteladan dalam sistem, pendidikan mendapat perhatian serius, karena sejak zaman Rosuluallah SAW metode ini paling banyak dipergunakan. Karena itu Allah mengutus Nabi Muhammad SAW, untuk menjadi penuntun yang baik bagi manusia sepanjang sejarah. Firman Allah dalam surah Al-Ahzab ayat 21 sebagai berikut:
Artinya “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah” (Q.S. Al-Ahzab: 21) (Departemen Agama RI, 2005: 336).
33
Prinsip keteladanan menurut guru untuk bersikap konsekuen terhadap perkataanya. Guru harus bertindak sesuai dengan katakatanya, tidak dibuat-buat dan mampu tampil apa adanya dihadapan anak. Apabila anak tahu kita tampil apa adanya, barangkali akhirnya mereka pun akan
menyatakan diri seperti apa adanya, artinya
pemberian contoh yang konkrit jauh lebih efektif dan membekas pada diri anak dibanding jika guru hanya memberi perintah tanpa melakukannya secara konkrit. Di samping itu, selain memiliki prinsip keteladanan, guru juga seyogyanya memiliki keteguhan hati dan kesabaran. Dengan keteguhan hati yang dimilikinya, guru akan menjaga diri dari sifat sombong dan ria. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah surat Al-Anfaal ayat 46 sebagai berikut:
Artinya “Dan taatilah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berselisih, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang dan bersabarlah. Sesungguh, Allah beserta orang-
34
orang sabar. (Q.S. Al-Anfaal: 46) (Departemen Agama RI, 2005: 145). 4. Kewibawaan dalam Pendidikan Kewibawaan dalam
pendidikan
(opvoedings-gezag)
yaitu
pengakuan dalam pendidikan dan penerimaan secara sukarela terhadap pengaruh atau anjuran yang datang dari orang lain. Jadi pengakuan dan penerimaan pengaruh atau anjuran itu adalah atas dasar keikhlasan, atas dasar kepercayaaan yang penuh bukan didasarkan atas rasa terpaksa, rasa takut akan sesuatu, dan sebagainya (Indrakusuma, 1973: 128). Seorang murid mengakui (kebenaran) dan
menerima anjuran-
anjuran yang telah diberikan kepadanya oleh gurunya, hal ini bukan karena terpaksa atau takut akan sesuatu dan sebagainya, melainkan karena murid itu mengakui dan menerima kewibawaan yang ada pada guru tersebut. Sehingga ia mau mengakui dan menerima anjuran-anjuran itu secara suka rela, ikhlas, dengan penuh kepercayaan. Proses pendidikan akan terjadi jika ada pergaulan antara anak didik dengan orang dewasa. Kewibawaan mendidik hanya dimiliki oleh mereka yang sudah dewasa. Yang dimaksud adalah kedewasaan rohani yang ditopang kedewasaan jasmani. Kedewasaan jasmani tercapai bila individu mencapai puncak perkembangan jasmani yang optimal, sedangkan kedewasan rohani tercapai bila individu telah memiliki cita-cita dan pandangan hidup yang mantab. Cita-cita dan pandangan hidup yang sudah
35
terjalin mantab akan terdorong seseorang untuk merealisasikan dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan. Sebagai pendidik, realisasi cita-cita dan pandangan hidup itu secara konkret berlangsung melalui aktivitas statusnya sebagai pendidik. Orang dewasa adalah orang yang mampu mempertanggungjawabkan segenap aktivitas
yang
berkaitan
dengan
statusnya.
Yang
dimaksud
bertanggungjawab adalah kemampuan untuk menyatukan diri dengan norma-norma hidup dan mempraktekannya dalam kehidupan. Bagi orang yang telah dewasa apabila melanggar norma ia bersedia menerima tuntutan hukum atas dirinya. Pendidik adalah pendukung norma-norma (pendukung kewibawaan) (Tirtarahardja: 2005: 54). Dia mempunyai tugas untuk mentransformasi norma-norma atau kewibawaan itu kepada peserta didik. Peserta didik
membutuhkan sesuatu dari pendidik
baik
berupa
perlindungan, bantuan, bimbingan, dan lain-lain. Dan pendidik bersedia dengan rela memenuhinya. Sepanjang antara peserta didik dengan pendidiknya terdapat hubungan yang harmonis selama itu pula terdapat pengakuan adanya kewibawaan pendidik. B. Ketaatan Siswa Mematuhi Tata Tertib Sekolah 1. Pengertian Ketaatan Siswa Mematuhi Tata Tertib Sekolah Ketaatan berasal dari kata taat. Taat berarti selalu patuh kepada Tuhan dan selalu melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Ketaatan berarti kepatuhan, kesetiaan dan kesalehan. Kepatuhan berarti sifat patuh dan ketaatan (Mas’udi, 2000:1).
36
Jadi ketaatan dan kepatuhan artinya suatu kesadaran untuk melaksanakan semua perintah dan aturan yang berlaku dengan penuh disiplin dan tanggung jawab. Tata adalah aturan; peraturan dan susunan; cara susun. Tertib adalah aturan; peraturan yang baik. Jadi tata tertib adalah peraturanperaturan yang harus ditaati atau dilaksanakan (Poerwadarminta, 2005:1218). Sedangkan menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 01 Mei 1974 NO. 14/U/1974. Tata tertib sekolah adalah ketentuanketentuan yang mengatur kehidupan sekolah sehari-hari dan mengandung sanksi terhadap pelanggarnya (Subroto, 1988: 43). Tata tertib siswa adalah bagian dari tata tertib sekolah, di samping itu masih ada tata tertib guru dan tata tertib tenaga administratif. Tata tertib sekolah merupakan untuk mengatur
suatu peraturan yang bertujuan
perilaku individu di tempat atau waktu tertentu dan
mengandung sanksi terhadap pelanggarnya. Dengan demikian, yang penulis maksud tata tertib sekolah adalah tata tertib MTs NU Salatiga dan dikhususkan pada tata tertib yang mengatur perilaku siswa waktu kegiatan siswa berlangsung. Kewajiban mentaati tata tertib sekolah merupakan hal yang penting sebab merupakan bagian dari sistem persekolahan dan bukan sekedar sebagai kelengkapan sekolah. Pada dasarnya tata tertib siswa MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011 adalah sebagai berikut: 1.
Masuk madrasah secara tertib.
37
2.
Pada saat masuk madrasah harus bersepatu, kaos kaki dan berpakaian seragam lengkap dengan atribut
(bad OSIS, lokasi madrasah)
sebagaimana ketetapan madrasah. 3.
Masuk pada jam pertama dan pulang sampai jam terahir (kecuali sakit, kepentingan/ keperluan dan harus minta ijin/ dispensasi dari guru piket/ madrasah).
4.
Jika berhalangan hadir, harus dengan surat ijin yang sah (dari orang tua/ wali/ surat keterangan dari dokter).
5.
Masuk dan pulang lewat pintu gerbang.
6.
Pada jam pelajaran olah raga harus berpakaian seragam olah raga.
7.
Setiap pergantian jam pelajaran, siswa berada di kelas menunggu guru berikutnya.
8.
Membayar uang SPP paling lambat tanggal 10 (sepuluh) setiap bulannya.
9.
Membayar administrasi sesuai ketetapan madrasah.
10. Mengikuti program/ kegiatan yang diadakan madrasah (Syamsul: 2010). 2. Faktor yang Mempengaruhi Kesadaran Siswa Mentaati Tata Tertib Sekolah Sering kita temukan perilaku yang mengarah pada tingkat pelanggaran ketaatan siswa di sekolah, seperti terlambat, membolos, ribut, berkelahi, melalaikan tugas, tidak sopan dan bertindak asusila. Yang
38
semua itu disebabkan kurang matangnya pribadi dan kurang pengawasan diri siswa. Menurut Crow And Crow sebagaimana dikutip oleh Meichati (1990: 11 ) faktor penyebab pelanggaran disiplin itu ada empat faktor yaitu: faktor psikologi, perseorangan, sosial dan lingkungan. a. Faktor psikologi Kesadaran siswa dapat
mempengaruhi sikap yang menjurus
kepada tindak pelanggaran terhadap aturan sekolah. Timbulnya pelanggaran disiplin dapat disebabkan karena gangguan kesehatan, gangguan kelenjar, dan gangguan psikis dapat mempengaruhi sikap anak, persepsi anak, ketenangan anak, yang dapat menganggu terciptanya suasana berdisiplin di sekolah. b. Faktor perseorangan Sering kali kita jumpai sikap seorang siswa tidak sesuai standar ketaatan atau kedisiplinan kelas, sikap seorang yang mementingkan diri sendiri, bertingkah laku dan tidak baik dan terlalu rendah diri, itu semua jika dibiarkan dan menggangu ketertiban dalam kelas dan menggangu kelancaran proses belajar mengajar. Tidak jarang bahwa sikap perseorangan anak tidak sesuai dengan standar yang berlaku di kelas, beberapa sikap perseorangan seperti acuh tak acuh, mementingkan diri sendiri, meniru kelakuan tidak baik, ataupun terlalu mengecilkan diri sendiri. Sikap tersebut
39
semuanya bila dibiarkan akan menganggu disiplin kelas dan produktifitas kelas. c. Faktor sosial Dalam kehidupan berkelompok akan timbul pengaruh sosial pada sikap seseorang. Walaupun upaya memahami sikap itu kadang-kadang pendidik tetap perlu berusaha untuk mengikuti perkembangan sikap anak. Dalam kehidupan kelompok setidak-tidaknya dikenal tiga kebutuhan yaitu; kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan aktualisasi diri, dan kebutuhan akan bebas bertindak. Siswa merupakan bagian dari masyarakat, dia tidak akan terhindar dari pengaruh sosial dalam masyarakat, seperti ingin terpandang, ingin bebas bertindak dan lain-lain. Keinginan terpandang seringkali menjadi pusat perhatian, meskipun sikap seperti ini ditunjukan pada faktor sosial, tetapi dalam pelaksanaannya bersifat individual jika tidak dikendalikan oleh nilai agama. Sikap ingin terpandang ini jika dibiarkan berlarut-larut akan menimbulkan tindakan pelanggaran. Demikian pula, keinginan-keinginan untuk bertindak bebas merupakan sikap umum bagi para pemuda atau remaja, di mana mereka cenderung untuk meniadakan pengawasan atas dirinya dari orang lain, sehingga timbul sikap menentang, melanggar peraturan yang merupakan perwujudan ingin bebas. d. Faktor lingkungan
40
Kesibukan dalam sekolah maupun di luar sekolah dipengaruhi oleh keadaan sekitarnya. Misalnya keadaan ruang yang cukup bersih, menarik, cukup penerangan dan kebutuhan udara segar akan berpengaruh terhadap ketenangan dan kesegaran dalam belajar, juga apabila figur seorang pendidik yang simpati dan menyenangkan akan menambah semangat siswa untuk belajar. Sebaliknya, jika ruangan kotor, pengap dan kurangnya penerangan dalam belajarnya, maka siswa akan malas-malasan dalam mengikuti pelajaran dan mungkin siswa akan membolos dan membantah apa yang disampaikan oleh gurunya. Lingkungan seperti cukup udara segar, ruangan yang menarik, suasana tenang tidak bising oleh suara kendaraan atau pabrik akan mempengaruhi suasana belajar di kelas. C. Hubungan Kewibawaan Guru dalam Mengajar dengan Ketaatan Siswa Mematuhi Tata Tertib Sekolah Guru sebagai salah satu pendidik yang harus mempunyai kewibawaan terutama di hadapan siswa-siswinya. Kewibawaan guru diperlukan karena sebagai pendidik, pembimbing dan penasehat, guru sering mengalami problem dalam mendidik siswanya. Perhatian dan tindakan nyata dari guru, akan mempengaruhi ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah karena siswa lebih mudah diciptakan melalui proses imitasi dan keteladanan dibandingkan dengan hanya memberikan perintah dan larangan sementara guru sendiri tidak konsekuen.
41
Berdasarkan asumsi ini, maka seyogyanya guru memenuhi kewajiban terdahulu dengan baik dalam pemenuhan materi pelajaran maupun pendidikan moral, baru kemudian memberikan kewajiban kepada anak-anak. Seperti yang dikemukakan oleh Mustofa Al-Ghalayani dalam kitab Idlotun Nasyi’ien sebagai berikut:
“Dan penuhilah kewajiban terhadap anak-anakmu (anak didikmu) yaitu dengan mendidik mereka dengan didikan yang baik dan membekali mereka dengan akhlak” (Al-Ghalayani:
).
Peran strategis menciptakan ketaatan siswa tidak bisa dipungkiri lagi, ada hubungan stimulus respon yang berlaku antara guru dengan siswa. Guru bertindak dan siswa memberi reaksi berupa sikap meniru dan menolak. Oleh karena itu, hubungan guru dan siswa merupakan hubungan stimulus respon, maka guru harus mempunyai pengetahuan yang cukup tentang bagaimana memahami perkembangan anak dan cara mengatasinya. Guru yang berwibawa tidak perlu mengeluarkan banyak energi dalam menegur anak, karena kehadiran fisik guru sudah mampu menjadi bahasa tersendiri, yakni bahasa peraturan (Munir, 2005: 2). Guru itu tidak perlu memperlihatkan wajah marah untuk mengingatkan siswa-siswinya dan juga tidak membutuhkan kata-kata untuk mencegah anak melanggar tata tertib,
42
karena fisik guru itu telah mampu berbicara kepada anak-anak dan mengingatkan tentang apa yang boleh diperbuat dan apa yang tidak boleh dilakukan. Setiap sekolah pasti memiliki peraturan atau tata tertib sekolah. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa hadirnya peraturan belum tentu menjamin suasana sekolah yang diinginkan. Sering kita jumpai peraturan tinggallah peraturan, terkadang juga menjadi bumerang bagi sekolah. Oleh karena itu, kehadiran sosok guru yang berwibawa menjadi pilar penting bagi terwujudnya sekolah yang diimpikan. Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya. Ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah merupakan suatu yang sangat mendasar dalam upaya keberhasilan pendidikan secara umum. Siswa yang disiplin akan mudah menerima aturan dan pelajaran sepanjang ia merasa mampu dan patuh untuk melaksanakan. Kedisiplinan yang demikian akan mengantar anak pada taraf yang lebih dewasa dan mempunyai kepribadian yang mantab. Setelah melihat uraian beberapa di atas, maka apabila kita perhatikan dengan seksama tentulah dapat ditarik kesimpulan bahwasanya terdapat hubungan kewibawaan guru dalam mengajar dengan ketaatan siswa mematuhi tata tertib.
43
43
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama Salatiga 1. Sejarah Singkat Berdirinya dan Pekembangannya MTs NU Salatiga merupakan sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Imroatul Wal Madaris (YAIMAM). MTs NU Salatiga berdiri pada tahun 1959 dengan NSS 212337301001 dan berdiri pada tanah hak milik seluas 4697 m2. MTs NU Salatiga didirikan oleh tokoh agama yaitu K.H. Khumaidi yang dibantu oleh tokoh-tokoh Islam pada waktu itu antara lain : a. K.H. Zubair b. K.H. Badrudin Honggowongso c. K.H. Ghufron d. K.H. Kasmuni e. K.H. Zainudin Hingga tahun 1964 MTs NU Salatiga belum memiliki gedung sendiri, sehingga pelaksanaan belajar mengajar dilaksanakan di rumah bapak K.H. Badruddin Honggowongso yaitu di jalan Taman Makam Pahlawan No.02 Salatiga. Melalui usaha beberapa tokoh dan pengurus YAIMAM selama 8 tahun, MTs NU Salatiga berhasil membangun gedung dan dari Kanwil Departemen Agama Jawa Tengah memberikan ijin pendirian sekolah
43
44
dengan S.K.No.K/2035/111/75, tanggal 01 Januari 1975 di jalan Kartini No.02 Salatiga. Mula-mula MTs NU Salatiga kurang bisa berjalan dengan baik disebabkan oleh kurangnya tenaga pengajar, sarana dan prasarana. Namun perlahan-lahan kebutuhan kebutuhan MTs NU Salatiga mulai terpenuhi berkat bantuan dari para tokoh agama dan masyarakat. Selain itu MTs NU Salatiga juga mendapatkan bantuan dari Departemen Agama Kota Madya Salatiga sehingga perkembangan lembaga pendidikan ini mulai membaik dari segi kualitas tenaga pengajar dan jumlah input siswanya. Pada tanggal 30 Juni 1993 Kanwil Depag Propinsi Jawa Tengah memberikan pengakuan akreditasi dari sekedar terdaftar menjadi diakui dengan
S.K.No.WK/5C/PP.CO.5/1390/1993.
Sejak
itulah
lembaga
pendidikan ini mengalami kemajuan pesat. Sesuai penerapan kurikulum baru tingkat satuan pendidikan, MTs NU
Salatiga
sebagai
lembaga
pendidikan
formal
berkomitmen
menyelenggarakan pendidikan serta latihan sebagai pemenuhan kebutuhan pasar kerja dengan membentuk sumber manusia yang unggul, berdaya sekaligus mandiri dan berwawasan ke depan. 2. Letak Gografis MTs NU Salatiga MTs NU Salatiga berada di bawah naungan departemen Agama yang berada di tengah-tengah Kota Salatiga, tepatnya di jalan Kartini No.02 Salatiga, Kelurahan Sidorejo Lor, Kec. Sidorejo. Madrasah ini
45
berdiri di atas tanah seluas 4697 m2, dengan luas gedung sebesar 1214 m2, halaman/taman 186 m2, lapangan olah raga 400 m2, kebun 600 m2 dan untuk lain-lain 2297 m2. Sedangkan batas wilayahnya sebagai berikut : a. Sebelah utara berbatasan dengan jalan Kartini. b. Sebelah timur berbatasan dengan toko besi Maju Jaya. c. Sebelah selatan berbatasan dengan Hotel Palapa. d. Sebelah barat berbatasan dengan jalan Osamaliki. Jika dilihat dari letaknya yang srategis, MTs NU Salatiga memiliki banyak kelebihan. Keuntungan tersebut yaitu dapat dijangkau dari arah mana saja. Di samping kelebihan, tentunya juga memiliki kekurangan yaitu proses belajar mengajar kurang kondusif
karena dekat dengan
keramaian dan suara bising jalan raya. 3. Identitas Madrasah 1. Nama Madrasah
: Madrasah Tsanawiyah Nahdlotul Ulama (MTs NU) Salatiga
2. Nama Yayasan
: Yayasan Imaratul Madaris (YAIMAM)
3. Alamat
: Jln. Kartini No.02 Salatiga
4. Kode pos
: 50714
5. No Telepon
: (0298)324255
6. Status Madrasah
: Swasta (diakui)
7. Tahun Didirikan
: 1956
46
8. Kepala Madrasah
: Drs. Muh Syamsul, M.PdI.
9. Kepala urusan tata usaha
: Iin Indah Kurniawati, Amd
4. Visi dan Misi MTs NU Salatiga a.
Visi Raih prestasi melalui pembelajaran yang Edukatif, Kreatif, Selektif, Inovatif, dan Santun (EKSIS).
b.
Misi 1) Melaksanakan pendidikan yang berpegang pada tuntunan agama. 2) Membentuk pribadi yang berpendidikan. 3) Menyiapkan siswa ke jenjang yang lebih tinggi. 4) Membina dan megembangkan minat dan bakat siswa dalam bidang olah raga, keterampilan, seni dan teknologi.
c. Dasar pengembangan 1) Meningkatkan mutu hasil pembelajaran minimal belajar dengan SMP di Salatiga. 2) Penataan bangunan yang kurang teratur. 3) Salatiga sebagai pusat pengembangan agama Kristen di Asia Tenggara dengan lembaga-lembaga pendidikannya yang sudah sangat maju apabila dibandingkan dengan lembaga pendidikan Islam termasuk madrasah.
47
d. Arah pengembangan 1) Mempersiapkan anak didik untuk mampu bersaing masuk ke sekolah-sekolah favorit. Hal ini secara umum masih dipandang sebagai ukuran bermutu atau tidaknya madrasah atau sekolah. 2) Mempersiapkan siswa: 1) Melanjutkan ke SMU atau MAN favorit. 2) Mengantarkan siswa bisa hidup mandiri. 3) Membekali anak didik dengan peenguasaan IPTEK yang hasilnya sejajar dengan SMP serta penguasaannya ilmu-ilmu keagamaan, terampil dan praktek pengalaman ibadahnya sebagai ciri khusus madrasahnya. 4) Memberdayakan serta meningkatkan kemampuan guru dalam terampil
melaksanakan kegiatan belajar
mengajar
serta
penguasaan materi pelajaran dengan wawasan yang luas. 5) Melengkapi sarana prasarana pendidikan secara optimal mungkin (buku-buku/ perpustakaan, laboratorium/ praktek sarana ibadah, seni budaya, komputer, sarana olah raga, pramuka, dan sebagainya). 6) Menanamkan minat baca pada siswa sejak dini untuk menambah wawasan siswa. e. Tujuan penyelenggaraan pendidikan MTs NU Salatiga 1. Menghimpun peserta didik yang memiliki bakat khusus dan kemampuan luar biasa untuk dapat dikembangkan secara optimal.
48
2. Menempatkan MTs NU Salatiga untuk dijadikan pusat keunggulan sehingga tercapai persaingan yang sehat dan mandiri. 3. Mengupayakan
peserta
didik
yang
mempunyai
tingkat
keberhasilan ilmiah yang tinggi baik di tingkat nasional maupun internasional. 4. Mengupayakan peserta didik yang memiliki kemampuan dan keterampilan berbahasa arab yang memadai. 5. Hasil yang diharapkan dari kegiatan KBM : a) Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa secara mantab. b) Nasionalisme dan patriotisme dan berkepribadian pancasila. c) Motivasi adan komitmen yang tinggi untuk mencapai prestasi dan keunggulan. d) Wawasan IPTEK yang mendalam. e) Kepekaan sosial sifat kepemimpinan yang baik. f) Disiplin yang tinggi. g) Kondisi fisik yang prima. h) Gemar membaca dan menulis. i) Mampu berbahasa Indonesian yang baik dan benar. 5. Keadaan Siswa, Guru, dan Karyawan a. Keadaan Siswa MTs NU Salatiga
Jumlah siswa MTs NU Salatiga tahun ajaran 2010/2011 secara keseluruhan adalah 223 siswa dengan rincian sebagai berikut:
49
Tabel 3.1 Daftar Jumlah Siswa MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Kelas
Jumlah Siswa PR 17 14 15 14 15 11 13 99
LK 15 18 14 27 24 13 12 123
VII-A VII-B VII-C VIII-A VIII-B IX-A IX-B JUMLAH
Jumlah 32 32 29 41 39 24 25 223
b. Keadaan Guru MTs NU Salatiga
Guru-guru MTs NU Salatiga merupakan guru profesional, mereka mengajar sesuai bidangnya dan sebagian besar adalah lulusan S1. Semua tenaga pengajar di MTs NU Salatiga sebanyak 17 guru, yang terdiri dari 15 guru tetap dan 2 guru DPK (diperbantukan) dari departemen Agama dan guru negeri. Untuk mengetahui lebih rinci keadaan guru di MTs NU Salatiga perhatikan tabel berikut: Tabel 3.2 Daftar Guru dan Tugasnya Di MTs NU Salatiga Tahun 2010/2011 No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Drs. Muh Syamsul, M.Pdi K.H. Nur Abdul Majid, Lc Zahrah Lukluah, S.Pd Siti Fatimah, S.Pd Khurotul Aini, S.Pd. Buesery
Pendidikan S2 S1 S1 S1 S1 SMA
7.
Kartini, SS
S1
8.
Iin Indah Kurniawati, Amd
D3
9. 10. 11. 12.
Uswatun Hasanah, S.PdI Arzuqoh, S.Ag. Sri Supadmi Kadarwati, S.Pd.
S1 S1 SMA S1
Jabatan Kepala sekolah Guru ke NU-an Guru Matematika Guru Fisika Guru TIK Guru SKI Guru Bahasa Indonesia Guru TIK dan Ketua TU Guru Bahasa Inggris Guru Aqidah Akhlak Guru SBK Guru Biologi
50
13.
Drs. Tulusmono, S.Pd, M.SI.
14.
Su’udi
15. 16. 17.
Muhtadi, S.Pd. Ali Munabah, S.Pd. I Tasdiqul Choiri, S.Pd. I
S2 SMA S1 S1 S1
Guru Matematika Guru Bahasa Indonesia Guru IPS Guru PJOK, Bhs. Arab Guru SKI
c. Keadaan Karyawan MTs NU Salatiga Untuk membantu kelancaran segala kegiatan di MTs NU Salatiga dibantu oleh tenaga non-akademik atau karyawan yang berjumlah 7 orang. Karyawan-kayawan tersebut mempunyai tugas membantu semua kegiatan yang ada sesuai dengan bidangnya masing-masing, sehingga tujuan yang dicapai bisa terlaksana dengan baik. Berikut adalah tabel daftar karyawan dan jabatannya di MTs NU Salatiga. Tabel 3.3 Daftar Karyawan MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Nama Iin Indah Kurniawati, Amd Rio Abinowo Hj. Luluk Mudiarti Paini Lamidi Ngatman Mugiono
Pendidikan D3 SMA SMA SMA SMA SMP SD
Jabatan Ketua TU Staf TU Penjaga perpustakaan Penjaga perpustakaan Satpam Penjaga Tukang kebun
6. Sarana Prasarana MTs NU Salatiga Dalam proses belajar mengajar MTs NU Salatiga didukung dengan adanya sarana prasarana yang cukup memadai. Sarana prasarana adalah segala apa saja yang ada di sekolah tersebut serta berupa fisik, baik berupa benda bergerak maupun tidak bergerak dan berfungsi membantu semua
51
aktivitas kegiatan belajar mengajar. Berikut ini adalah data sarana prasarana MTs NU Salatiga. Tabel 3.4 Data Sarana Prasarana MTs NU Salatiga Tahun 2010/2011 No
Ruang/Sarana
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Ruang kelas belajar Ruang TU Ruang kepala Ruang guru Perpustakaan Ruang BK Lab. Komputer Lab. Bahasa Lab. IPA Aula Koperasi sekolah Mushola Ruang UKS Ruang keterampilan Kamar mandi Gudang Lapangan upacara
Jumlah
Kondisi
7 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
7. Kegiatan Ekstrakulikuler MTs NU Salatiga Adapun kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan yang tidak wajib untuk
diikuti,
karena
hanya
merupakan
tambahan
dan
waktu
pelaksanaanya di luar jam belajar, sehingga tidak menganggu kegiatan belajar mengajar intrakulikuler. Kegiatan ekstrakulikuler di MTs NU Salatiga
bertujuan untuk
menambah wawasan para siswa serta
mengembangkan bakat sesuai dengan minatnya masing-masing. Kegiatan ekstrakulikuler Pramuka wajib diikuti oleh seluruh siswa kelas VIII MTs NU Salatiga, karena melalui ekstrakulikuler tersebut pihak sekolah berharap agar siswa bisa belajar hidup mandiri dan bermasyarakat dengan baik. Berikut ini adalah tabel kegiatan ekstrakulikuler di MTs NU Salatiga.
52
Tabel 3.5 Kegiatan Ekstrakulikuler MTs NU Salatiga Tahun 2010/2011 No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Ektrakulikuler Olah raga (sepak bola, volly, basket, dan catur) Pramuka Pencak silat PMR Qiro’ah, Komputer
Guru Pengampu Ali Munabah, S.Pdi Kartini, SS. Hanafi Sri Supatmi Busyaeri Kurutul Aini, S.Pd
53
8. Struktur Organisasi MTs NU Salatiga Dalam melaksanakan tugas agar bisa berjalan dengan baik dan benar maka diperlukan beberapa komponen yang saling mendukung dan bekerja sama dalam pelaksanaan tugas sehari-hari tersusun dalam bentuk struktur organisasi MTs NU Salatiga sebagai berikut:
DEPAG
YAYASAN
DIKNAS
KEPALA SEKOLAH
STAF TU
STAF TU
KOMITE
WAKA KESISWAAN GURU/WALI KELAS
DATA & ADM KBM
PEMBINA OSIS
BP/BK PENGAWAS KBM SUPERVISI PMR PERPUSTAKAAN
SISWA
PRAMUKA
54
B. Penyajian Data Dalam mengumpulkan data penulis menggunakan angket yang dijawab oleh siswa MTs NU Salatiga. Adapun yang penulis teliti adalah siswa kelas VIII sebagai informannya. Jumlah seluruh siswa kelas VIII adalah 80 siswa, dari penulis mengambil sampel sebanyak 65 siswa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel nama-nama responden sebagai berikut: Tabel 3.6 Daftar Nama-Nama Responden Siswa MTs NU Salatiga NO 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33.
NAMA A’an Abdul Hamid Abdillah Kirom Andre Satya Andrika Ahmad Jatmiko Ihsan Ahmad Ridwan Ahmad Zaenudin Arisma Nur Maesaroh Cahyo Ardiyanto Dhoni Rizal Khakiki Eka Maulitasari Impika Fajar Indah Pujiatun Isnaini Khusnul Khotimah Kurniawan Pendi Pradana Lutfi Wijanarko Mei Andayani Mei Ayu Ristiowati Muhammad Ali Maksum Muhammad Asi’ul Muhammad Edi Saputro Muhammad Solikin Muhammad Mubarok Nila Choirun Nikmah Nurul Kartika Oktavi Widiyanti Setiawan Shella Herlita Sri Lestari Sukowati Wawan Setiaji Nur Khamid Taufiq Hidayat
KELAS VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A VIII. A
55
34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65.
Dyahnita Parusa Lindri Eka Ramadhan Kusnadya Fahri Arkham Hidayat Feby Permata Sari Hana Oktaviani Hariyadi Indra Kusuma Dewi Putra Irma Rahmawati Junainiah Listiowati Marsini Mei Puji Lestari Muhammad Aril Dwi A Muhammad Cholil Muhammad Imam N Muhammad Miftakhul A Muneb Ahmad Novirisa Ansori Nur Afifudin Nurul Ambarwati Rahman Syah Ronni Alfian Sidikiyah Sigit Nur Aziz Toifur Achmad Tomy Hermawan Turmudi Prasetyo Utfi Rahmawati Wahyu Saefudin PK Yamik Atus Salikhah Pipit Dwi Yuliyanti Muhammad Arjuna
VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B VIII. B
Untuk mendapatkan data dari kewibawaan guru dalam mengajar dengan ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga, penulis membuat angket yang disebarkan kepada responden. Angket tersebut terdiri dari 12 item soal yang sesuai dengan indikator kewibawaan guru dalam mengajar dan indikator ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah. Prosedur penyajian data. Untuk data hasil angket ini penulis menggunakan langkah:
56
a. Menjumlah jawaban yang berkode A, B, dan C untuk tiap item. b. Memberi skor pada tiap-tiap jawaban dengan ketentuan: Skor 3 untuk jawaban berkode A. Skor 2 untuk jawaban berkode B. Skor 1 untuk jawaban berkode C. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut ini: Tabel 3.7 Jawaban Angket Kewibawaan Guru dalam Mengajar di MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011 No. Responden 01. 02. 03. 04. 05 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32.
1 A A B A B A A B B B A A A B B A A A A A A B A A B A A A A B A A
2 B B A B A A B A B A B A B A A A C B B B B A B B A B A B B C B A
3 A B A A B A A A A A B A A A B A B A A A A B B B B A B A A B A A
4 A A A A A A A A B A A A B B A A B A A B A A A A A A A A A B B A
5 B B A A B A B A A A B A B A B B B A B B A B B B B A A A A B B A
ITEM SOAL 6 7 A B B A A B A B B A A A A A A B A A B A A B A A A A A B A B A B A B A A A B A A A B A B A B A B A B A A A A A B A A A A A A A A
8 A A B B A B C B A B C B A A A B B C B A B A A B A C A B C B A B
9 A B A A B B A A A A A B B A B A A A A A A B B A B A B A B A B B
10 B A B B A B A B B B B A A A A B A B A B B A A A A B A B A A A B
11 A A B B A A A B A B B A A A A B B A B A B B A A B A B B A A A A
12 A B A A B A A A A A A A A B B A B A A A A A B A A A A A A A A A
57
33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65.
B A A A A B A A A A A A B A A B A A A A A A B A B A A A A A A A A
A B B B A A A B B B A B A B B A A A C A B B B B A A A A A A B B A
B A B B A B A B B B B A B B A B A B B B B B B A B B B A B B A A A
B A A A A A A A A A A A B B A A A A B A A A B A A A A A A B A B A
B A B B A B A B A B A A B B A B B B B B B B B A B B B B B B B A A
A A B A A A A A A A A A A A A B A A A A A A B A B A A A A B A A A
B B A A A B A A A B A B B A B A B B A A A B B A A A A B A A A A A
A B A A B A A A A A C C A A B A B C B A A C B C A A A B A A A A B
B B B B B B A B B B B A B B B B A B B B B B B B B B B B B B A A B
A A A A B A A A B A A A A B A A B B A B A B B A A B A A B B A B B
A B A A A A A A A A A A A A A A B B A A A B B A A A B B A A A B A
A A B A A B A A A B A A A A B B A A A A A A B A B A A A A A A A A
Tabel 3.8 Data Hasil Angket tentang Kewibawaan Guru di MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011 No 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11.
Nama Responden A’an Abdul Hamid Abdillah Kirom Andre Satya Andrika Ahmad Jatmiko Ihsan Ahmad Ridwan Ahmad Zaenudin Arisma Nur Maesaroh Cahyo Ardiyanto Dhoni Rizal Khakiki Eka Maulitasari Impika Fajar
A 24 18 21 21 18 27 27 21 24 21 15
Nilai B 8 12 10 10 12 6 4 10 8 10 12
C 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1
Skor 32 30 31 31 30 33 32 31 32 31 28
58
12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64.
Indah Pujiatun Isnaini Khusnul Khotimah Kurniawan Pendi Pradana Lutfi Wijanarko Mei Andayani Mei Ayu Ristiowati Muhammad Ali Maksum Muhammad Asi’ul Muhammad Edi Saputro Muhammad Solikin Muhammad Mubarok Nila Choirun Nikmah Nurul Kartika Oktavi Widiyanti Setiawan Shella Herlita Sri Lestari Sukowati Wawan Setiaji Nur Khamid Taufiq Hidayat Dyahnita Parusa Lindri Eka Ramadhan Kusnadya Fahri Arkham Hidayat Feby Permata Sari Hana Oktaviani Hariyadi Indra Kusuma Dewi Putra Irma Rahmawati Junainiah Listiowati Marsini Mei Puji Lestari Muhammad Aril Dwi A Muhammad Cholil Muhammad Imam N Muhammad Miftakhul A Muneb Ahmad Novirisa Ansori Nur Afifudin Nurul Ambarwati Rahman Syah Ronni Alfian Sidikiyah Sigit Nur Aziz Toifur Achmad Tomy Hermawan Turmudi Prasetyo Utfi Rahmawati Wahyu Saefudin PK Yamik Atus Salikhah Pipit Dwi Yuliyanti
30 24 24 18 21 9 27 21 24 21 18 18 21 18 27 27 21 27 18 24 21 27 21 18 24 27 18 36 24 24 18 27 27 18 18 21 18 21 15 18 24 24 4 21 27 18 24 24 21 24 18 30 24
4 8 8 12 10 16 4 10 8 10 12 12 10 12 4 6 10 4 10 8 10 6 10 12 8 6 12 0 8 8 12 4 4 12 12 10 12 10 12 10 8 8 18 10 4 12 8 8 10 8 12 4 8
0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
34 32 32 30 31 26 32 31 32 31 30 30 31 30 32 33 31 32 29 32 31 33 31 30 32 33 30 36 32 32 30 32 32 30 30 31 30 31 28 29 32 32 24 31 32 30 32 32 31 32 30 34 32
59
65.
Muhammad Arjuna
27
6
0
33
Tabel 3.9 Jawaban Angket Ketaatan Siswa Mematuhi Tata Tertib Sekolah di MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011 No. Responden 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43.
1 B B B B B B B B B B A B A B B B A B B B B B B B B A B B B B B B B B B B A B B B B B B
2 A A B A A B A A B B B B B B A A B A A B B B B B B B B B A B A A B A B B A B A B B A A
3 B A A B B A B A A A B A B A A B B B B A C A A A B A A A A A A A A B A B A A A B B B A
4 A A B A A A A A A B A A B B A A B A A A B A A B B A A A A A A A B A A B A A A B B B A
5 B A A B A A B A A A A A B A A B B B A A B A A A B A A A A A A A A B B B A A A B B B A
ITEM SOAL 6 7 B A B A A A B A B A A A B A B A A A A A A A A A B B A A B A B A B A B A B A A A A A A A A A A A B A A A A A A A B A A A B A B A A A B A B A B A A A A A B A B A B B A A B A
8 A B A A A A B B A A B C C A B A C B B A B A C A A A A C B A B B A B A A A A B A B A B
9 B A A B B A A A A A A A B A A B A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A B A A
10 A B B A A B A B B B B A B B B A B A B B A A A B A B A A B B B B B A B A A B B A B B B
11 A B A A A A A B A A B A B A B A B A B A A A A A A B A A B B B B A A A A A A B A C A B
12 B A A B A A A A A A A A A A A B B A A A A A A A A A A A A A A A A A B A A A A A B A A
60
44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65.
B B B A B B B B B B B B B B B B B B B B B A
B A B B B B B B B B B A A B B B B B B A A A
A A A B B A B B A A B B A A B A B A A A A A
A A A A A B B A A A A A A A B A B A A A B A
A A A B A A B B B A B B A A B A B B A A B A
A B A A B A A A B A A A B A B A B B A A B A
A A A A A A A A A A B A A A A A A A A B B A
A B A A C A A B A A B A B A B A A B C A A A
A A A C A A B A A A B C A A C A A A A B C B
B B B A B B A A B B B A B B B B A A A B A A
A B A A B A A A A A B A B A B A A A A A A A
A A A A A A A A A A A A A A B A A A A A A A
Tabel 3.10 Data Hasil Angket tentang Ketaatan Siswa Mematuhi Tata Tertib Sekolah di MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011 No 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21.
Nama Responden A’an Abdul Hamid Abdillah Kirom Andre Satya Andrika Ahmad Jatmiko Ihsan Ahmad Ridwan Ahmad Zaenudin Arisma Nur Maesaroh Cahyo Ardiyanto Dhoni Rizal Khakiki Eka Maulitasari Impika Fajar Indah Pujiatun Isnaini Khusnul Khotimah Kurniawan Pendi Pradana Lutfi Wijanarko Mei Andayani Mei Ayu Ristiowati Muhammad Ali Maksum Muhammad Asi’ul Muhammad Edi Saputro
A 18 21 24 18 24 27 21 18 27 24 21 27 4 24 12 18 9 21 18 27 18
Nilai B 12 10 8 12 8 6 10 12 6 8 10 4 18 8 16 12 16 10 12 6 10
C 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1
Skor 30 31 32 30 32 33 31 30 33 32 31 32 23 32 28 30 26 31 30 33 29
61
22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65.
Muhammad Solikin Muhammad Mubarok Nila Choirun Nikmah Nurul Kartika Oktavi Widiyanti Setiawan Shella Herlita Sri Lestari Sukowati Wawan Setiaji Nur Khamid Taufiq Hidayat Dyahnita Parusa Lindri Eka Ramadhan Kusnadya Fahri Arkham Hidayat Feby Permata Sari Hana Oktaviani Hariyadi Indra Kusuma Dewi Putra Irma Rahmawati Junainiah Listiowati Marsini Mei Puji Lestari Muhammad Aril Dwi A Muhammad Cholil Muhammad Imam N Muhammad Miftakhul A Muneb Ahmad Novirisa Ansori Nur Afifudin Nurul Ambarwati Rahman Syah Ronni Alfian Sidikiyah Sigit Nur Aziz Toifur Achmad Tomy Hermawan Turmudi Prasetyo Utfi Rahmawati Wahyu Saefudin PK Yamik Atus Salikhah Pipit Dwi Yuliyanti Muhammad Arjuna
30 27 24 18 27 30 27 30 24 18 30 24 21 18 18 36 27 30 18 33 21 24 27 24 27 24 15 24 18 21 21 27 9 24 24 27 30 27 18 21 27 24 18 33
4 4 8 12 6 4 4 4 8 12 4 8 10 12 12 0 6 4 12 2 10 8 6 8 6 6 12 8 12 10 10 6 16 8 8 6 2 6 12 10 4 8 10 2
0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0
34 32 32 30 33 34 32 34 32 30 34 32 31 30 30 36 33 34 30 35 31 32 33 32 33 31 28 32 30 31 31 33 26 32 32 33 33 33 30 31 32 32 29 35
BAB IV ANALISIS DATA
Dalam bab ini, akan diuraikan data tentang variabel hubungan kewibawaan guru dalam mengajar dengan ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga. Analisis data ini bertujuan untuk mendapatkan jawaban-jawaban atas permasalahan-permasalahan yang telah diajukan dalam bab pendahuluan. Bab analisis data terdiri tiga bagian yaitu: analisis terhadap masing-masing variabel, pengajuan hipotesis dan pembahasan. Analisis tiap variabel, dalam bab ini kewibawaan guru dalam mengajar dengan ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah. Analisis terhadap masing-masing variabel dapat dilakukan dengan teknik statistik deskriptif. Setiap variabel akan dilaporkan dalam sub bab tersendiri dengan merujuk pada permasalahan dan tujuan penelitian. Sedangkan uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan, untuk penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment. Setelah uji hipotesis selesai maka langkah selanjutnya adalah melakukan pembahasan terhadap hasil uji hipotesis yang dilakukan. A. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif ini bertujuan untuk mngetahui bagaimana hubungan kewibawaan guru dalam mengajar di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011 dan untuk mengetahui bagaimana ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011. Untuk 62
mencapai tujuan tersebut, maka data yang sudah terkumpul dan tersaji pada bab sebelumnya penyusun berikan penilaian dengan pedoman penyekoran sebagai berikut:
1. Alternatif jawaban A dengan nilai 3. 2. Alternatif jawaban B dengan nilai 2. 3. Alternatif jawaban C dengan nilai 1. Dari pedoman penyekoran tersebut, maka diperoleh skor tentang kewibawan guru dalam mengajar dengan ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga dari 65 orang responden. Skor tertinggi dan terendah pada variabel x (kewibawan guru dalam mengajar) berturut-turut adalah 36 dan 24, sedangkan skor tertinggi dan terendah pada variabel y (ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah) berturut-turut adalah 36 dan 23. Mengenai data selengkapnya tentang skor masing-masing variabel dapat dapat melihat tabel 3.8 dan tabel 3.10. Setelah diketahui skor-skor pada masing-masing variabel, maka langkah selanjutya adalah menganalisisnya melalui analisisnya melalui analisis deskriptif. Dalam analisis deskriptif, data dianalisis secara bergantian, dimulai dari variabel x kemudian variabel y yang disajikan dalam sub bab yang berbeda. Di bawah ini adalah analisis data yang penyusun sajikan.
Langkah pertama adalah mencari rata-rata skor hasil angket kewibawaan guru dalam mengajar. Untuk mencari rata-rata data berkelompok digunakan rumus: fi xi fi
Keterangan: : Mean (rata-rata)
fi
: Jumlah responden
fi xi : Jumlah frekuesi x titik tengah interval (Sugiono, 2009:54) Sebelum menghitung rata-rata maka data tersebut dikelompokkan berdasarkan distribusi kelompok, dengan langkah sebagai berikut: 1. Menentukan jumlah kelas Rumus yang digunakan adalah: K = 1 + 3,3 log n Keterangan: K
: Jumlah kelas
n
: Jumlah responden
log
: Logaritma (Sugiono, 2009:35)
Dengan rumus tersebut maka diperoleh jumlah kelas sebagai berikut: K = 1 + 3,3 log n K = 1 + 3,3 log 55 = 1 + 3,3 x 1,81 = 1 + 5,973
= 6,973 dibulatkan menjadi 7 2. Menentukan panjang kelas/ interval Panjang kelas/ interval (c) dapat diperoleh dengan rumus:
Keterangan: c: Panjang kelas/ interval R: Range K: Jumlah kelas (Sugiyono, 2009:36) Adapun rumus R (range) sendiri adalah sebagai berikut: R = Xt – Xr +1 Keterangan: R: Range Xt: Skor tertinggi Xr: Skor terendah Dari rumus tersebut range dan panjang kelas sebagai berikut: R = Xt – Xr +1 = 36 – 24 +1 = 13
= 1,86
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka interval yang diperoleh 1 atau 2; namun dalam perhitungan ini menggunakan interval 2, sehingga tabel penolong perhitungan rata-rata tersaji sebagai berikut: Tabel 4.1 Tabel Distribusi Skor Kewibawaan Guru dalam Mengajar di MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011 No Kelas 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Interval C 23-24 25-26 27-28 29-30 31-32 33-34 35-36 Jumlah
Titik tengah 23,5 25,5 27,5 29,5 31,5 33,5 35,5
Frekuensi Fi 1 1 1 18 36 7 1
fi = 65
fi x xi 23,5 25,5 27,5 531 1134 234,5 35,5
fi xi = 2011,5
Berdasarkan tabel penolong itu, maka rata-rata (mean) dari skor kewibawaan guru dalam mengajar di MTs NU Salatiga dihitung dengan rumus sebagai berikut: fi xi fi 2011,5 65
30,95 Dari hasil perhitungan di atas, diperoleh rata-rata skor kewibawaan guru dalam mengajar di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011 sebesar 30,95. Langkah selanjutnya adalah menetapkan kategori-kategori skor angket kewibawaan guru dalam mengajar di MTs NU Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini, kami menetapkan tiga kategori yang terdiri
dari tinggi, sedang, rendah. Adapun rumus yang digunakan untuk menetapkan kategori-kategori di atas adalah sebagai berikut:
Panjang interval
=
Keterangan: Panjang
X
ti
: Nilai tertinggi ideal
ri
: Nilai terendah ideal
kategori
: Jumlah kategori yang diinginkan
X n
interval : Panjang interval kategori yang digunakan
Sebelum menggunakan rumus tersebut untuk menentukan kategorikategori yang diinginkan, maka terlebih dahulu penyusun akan memaparkan tentang nilai skor ideal yang berlaku dalam penyusunan skripsi ini. Penetapan skor ideal berdasarkan baik skor tertinggi maupun terendah diperoleh dari jumlah skor dan item penyekorannya. Dalam penelitian ini, jumlah soal masing-masing angket ada dua variabel x dan y adalah 12, dengan tiga item jawaban yaitu A,B,C yang berskor masingmasing 3, 2, 1 maka skor ideal untuk kedua angket tersebut berkisar antara 12-36. Di mana angka12 adalah skor ideal terendah dan 36 adalah skor ideal tertinggi. Setelah diketahui skor ideal terendah dan tertinggi, langkah selanjutnya adalah menetapkan kategori yang dimaksud dengan rumus yang telah ditetapkan di atas:
Panjang interval
= = = =8
Dari perhitungan tersebut, kemudian ditentukanlah interval dan kategorinya sebagaimana tabel berikut: Tabel 4.2 Tabel Interval dan Kategori Skor Kewibawaan Guru dalam Mengajar di MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011 No 1. 2. 3.
Interval 12-19 20-27 28-36
Kategori Rendah Sedang Tinggi
Tabel 4.2 di atas merupakan acuan dalam menetapkan kategori skor angket kewibaaan guru dalam mengajar di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011. Skor-skor angket yang telah dipaparkan dalam tabel 3.8
kemudian
dikonsultasikan
dengan
tabel
4.2
tersebut
dan
mengahasilkan tabel kategori skor kewibawaan guru dalam mengajar di MTs
NU
Salatiga
tahun pelajaran 2010/2011
beserta
jumlah
respondennya. Tabel 4.3 Tabel Kategori Skor Kewibawaan Guru dalam Mengajar Beserta Frekuensi Respondennya No
Interval
Kategori
Jumlah Respoden
1. 2. 3.
12-19 20-27 28-36 Jumlah Responden
Rendah Sedang Tinggi
0 2 63 65
Dari penyebaran frekuensi tersebut, dapat dihitung persentase frekuensi dengan rumus sebagai berikut:
P
F x 100 % N
Keterangan: F
: Frekuensi
N
: Jumlah responden
P
: Jumlah responden
P
: Persentase (Hadi, 1982:399)
1. Tinggi P
F x 100 % N 63 x 100 % 65
96,92%
2. Sedang P
F x 100 % N
2 x 100 % 65
3,08%
3. Kurang P
F x 100 % N
0 x100 % 65 0%
Berdasarkan perhitungan tersebut, selanjutnya kami sajikan tabel yang memuat kategori skor, frekuensi dan hasil angket kewibawaan guru dalam mengajar di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011. Tabel 4.4 Tabel Kategori Skor, Frekuensi dan Prosentase Hasil Angket Kewibawaan Guru dalam Mengajar di MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011 No 1. 2. 3.
Inteval 12-19 20-27 28-36 Jumlah Responden
Kategori Rendah Sedang Tinggi
Frekuensi 0 2 63 65
Prosentase 0% 3,08% 96,92% 100%
Dari tabel tersebut terlihat kewibawaan guru dalam mengajar MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011 berada dalam kategori tinggi sebanyak 63 orang responden dari 65 orang atau sekitar (96,92%) berada dalam rentang 28-36. Adapun responden dengan kategori sedang ada 2
orang (3,08%), dan 0 untuk kategori rendah. Dengan demikian, pernyataan tersebut menjawab permasalahan pertama yaitu “bagaimana kewibawaan guru dalam mengajar di MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011”. Untuk menjawab permasalahan kedua tentang ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011, telah kami sajikan tabel hasil penyekoran angket tentang ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah yang telah penyusun sebarkan kepada 65 orang responden. Adapun skor tiap butirnya, sama dengan skor pada butir pertanyaan untuk angket tentang ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah, yaitu sebagai berikut: 1. Alternatif jawaban A dengan nilai 3. 2. Alternatif jawaban B dengan nilai 2. 3. Alternatif jawaban C dengan nilai 1. Dari pedoman penyekoran tersebut, diperoleh skor tertinggi dan terendah variabel ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga berturut-turut sebagai berikut: 36 dan 23. Untuk mengetahui skorskor selengkapnya dapat melihat tabel 3.10. Langkah selanjutnya adalah mencari rata-rata skor hasil ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah. Untuk mencari rata-rata data berkelompok digunakan rumus: fi xi fi
Keterangan: : Mean (rata-rata)
fi
: Jumlah responden
fi xi
: Jumlah frekuesi x titik tengah interval (Sugiono, 2009:54)
Adapun langkah-langkah dalam menghitung rata-rata dan data distribusi kelompok, sebagai berikut: 1. Menentukan jumlah kelas Rumus yang digunakan adalah: K
= 1 + 3,3 log n
Keterangan: K
: Jumlah kelas
n
: Jumlah responden
log : Logaritma (Sugiono, 2009:35) Dengan rumus tersebut maka diperoleh jumlah kelas sebagai berikut: K
= 1 + 3,3 log n
K
= 1 + 3,3 log 55 = 1 + 3,3 x 1,81 = 1 + 5,973 = 6,973 dibulatkan menjadi 7
2. Menentukan panjang kelas/ interval Panjang kelas/ interval (c) dapat diperoleh dengan rumus:
Keterangan: c
: Panjang kelas/ interval
R
: Range
K
: Jumlah kelas (Sugiyono, 2009:36)
Adapun rumus R (range) sendiri adalah sebagai berikut: R = Xt – Xr +1
Keterangan: R: Range Xt: Skor tertinggi Xr: Skor terendah Dari rumus tersebut range dan panjang kelas sebagai berikut: R
= Xt – Xr +1 = 36 – 23 +1 = 14
=2 Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka interval yang diperoleh 2, sehingga tabel penolong perhitungan rata-rata tersaji sebagai berikut: Tabel 4.5
Tabel Distribusi Skor Ketaatan Siswa Mematuhi Tata Tertib Sekolah di MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011 No Interval Titik Frekuensi fi x xi Kelas C tengah Fi 1 23-24 23,5 1 23,5 2 25-26 25,5 2 51 3 27-28 27,5 2 55 4 29-30 29,5 14 413 5 31-32 31,5 28 882 6 33-34 33,5 15 502,5 7 35-36 35,5 3 106,5 Jumlah
fi = 65
fi xi = 2033,5
Berdasarkan tabel penolong di atas, maka rata-rata (mean) dari skor ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga dihitung dengan rumus sebagai berikut: fi xi fi 2033,5 65
31,28 Dari hasil perhitungan tersebut, diperoleh rata-rata ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga yaitu 31,28. Langkah selanjutnya adalah menentukan kategori-kategori skor angket yang diperoleh. Adapun pengkategorian skor-skor tersebut sama persis dengan pengkategorian skor angket kewibawan guru dalam mengajar, yaitu berdasarkan rumus dibawah ini: Panjang interval Keterangan:
=
Panjang
X
ti
: Nilai tertinggi ideal
ri
: Nilai terendah ideal
kategori
: Jumlah kategori yang diinginkan
X n
interval : Panjang interval kategori yang digunakan
Sebagaimana angket kewibawaan guru dalam mengajar, maka skor
ideal untuk angket ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah juga berkisar antara 12-36. Di mana angka 12 adalah skor ideal terendah dan 36 adalah skor ideal tertinggi. Setelah diketahui skor ideal terendah maupun tertinggi, langkah selanjutnya adalah menetapkan kategori yang dimaksud dengan rumus yang telah ditetapkan di atas: Panjang interval
= = = =8
Dari perhitungan tersebut, kemudian ditentukanlah interval dan kategorinya sebagaimana tabel berikut: Tabel 4.6 Tabel Interval dan Kategori Ketaatan Siswa Mematuhi Tata Tertib Sekolah di MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011 No
Interval
Kategori
1. 2. 3.
12-19 20-27 28-36
Rendah Sedang Tinggi
Tabel 4.6 di atas merupakan acuan dalam menetapkan kategori skor angket ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011. Skor-skor angket yang telah dipaparkan dalam tabel 3.10 kemudian dikonsultasikan dengan tabel 4.6 dan mengahasilkan tabel kategori skor ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga tahun 2010/2011 beserta jumlah respondennya. Tabel 4.7 Tabel Kategori Skor Ketaatan Siswa Mematuhi Tata Tertib Sekolah Beserta Frekuensi Respondennya No 1 2 3
Interval 12-19 20-27 28-36 Jumlah Responden
Kategori Rendah Sedang Tinggi
Jumlah Respoden 0 3 62 65
Dari penyebaran frekuensi tersebut, dapat dihitung persentase frekuensi dengan rumus sebagai berikut:
P
F x 100 % N
Keterangan: F
: Frekuensi
N
: Jumlah responden
P
: Jumlah responden
P
: Persentase (Hadi, 1982: 399)
1. Tinggi P
F x 100 % N 62 x 100 % 65
95,38%
2. Sedang P
F x 100 % N
3 x 100 % 65
4,62%
3. Kurang P
F x 100 % N
0 x100 % 65 0%
Berdasarkan perhitungan tersebut, selanjutnya kami sajikan tabel yang memuat kategori skor, frekuensi dan hasil angket ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011.
Tabel 4.8 Tabel Kategori Skor, Frekuensi dan Prosentase Hasil Angket Ketaatan Siswa Mematuhi Tata Tertib Sekolah di MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011 No 1. 2. 3.
Interval 12-19 20-27 28-36 Jumlah Responden
Kategori Rendah Sedang Tinggi
Frekuensi 0 3 62 65
Prosentase 0% 4,62% 95,38% 100%
Dari tabel 4.8 tersebut di atas terlihat bahwa ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011 berada dalam kategori tinggi sebanyak 63 orang responden dari 65 orang atau sekitar (95,38%) berada dalam rentang 28-36. Adapun responden dengan kategori cukup ada 3 orang (4,62%), dan 0 untuk kategori rendah. Dengan demikian, pernyataan tersebut menjawab permasalahan kedua yaitu “bagaimana ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011”. B. Pengujian Hipotesis Pada
bagian
ini,
penyusun
melakukan
analisis
data
untuk
membuktikan diterima atau tidaknya hipotesis yang penulis ajukan sebelumnya yaitu “ada hubungan yang signifikan antara kewibawaan guru dalam mengajar dengan ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011”.
Terlebih dahulu penyusun mencari data ada tidaknya hubungan antara variabel (korelasi) x dan y dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Hasil perhitungan akan menghasilkan nilai koefisiensi korelasi (r) yang menunjukkan kuat lemahnya hubungan antar variabel. Nilai koefisien korelasi (r) hasil perhitungan kemudian dikorelasikan dengan r tabel. Nilai rtabel untuk sampel 65 dan taraf signifikansi 5% dan 1% berturut-turut adalah 0,244 dan 0,317. Jika r hitung > rtabel, berarti ada hubungan positif antara variabel x dan y. Jika rhitung = 0, maka dikatakan bahwa antara variabel x dan y tidak ada hubungan sama sekali. Jika rhitung < rtabel, maka hubungan bersifat negatif. Adapun variabel X yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kewibawaan guru dalam mengajar dan variabel y adalah ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga tahun 2010/2011. Di bawah ini adalah rumus product moment:
( X )( Y ) n
XY rxy X
2
X
2
n
Keterangan: rxy
: Koefisisen korelasi
Y2
: Kuadrat Y
X2
: Kuadrat X
Y
2
Y n
2
∑xX
: Jumlah skor total variabel X
∑Y
: Jumlah skor total variabel Y
N
: Jumlah sampel yang diteliti
(Sugiono, 2009:228) Untuk menganalisis data dengan rumus tersebut, maka digunakanlah tabel penolong koefisien korelasi sebagai berikut ini: Tabel 4.9 Tabel Koefisien Korelasi Hubungan Kewibawaan Guru dalam Mengajar dengan Ketataan Mematuhi Tata Tertib Sekolah di MTs NU Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011 No Responden 01. 02. 03. 04. 05. 06. 07. 08. 09. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
X
Y
X2
Y2
XY
32 30 31 31 30 33 32 31 32 31 28 34 32 32 30 31 26 32 31 32 31 30
30 31 32 30 32 33 31 30 33 32 31 32 23 32 28 30 26 31 30 33 29 34
1024 900 961 961 900 1089 1024 961 1024 961 784 1156 1024 1024 900 961 676 1024 961 1024 961 900
900 961 1024 900 1024 1089 961 900 1089 1024 961 1024 529 1024 784 900 676 961 900 1089 841 1156
960 930 992 930 960 1089 992 930 1056 992 868 1088 736 1024 840 930 676 992 930 1056 899 1020
23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63.
30 31 30 32 33 31 32 29 32 33 30 31 30 32 33 30 36 32 32 30 32 32 30 30 31 30 31 28 29 32 32 24 31 32 30 32 32 31 32 30 34
32 32 30 33 34 32 34 32 30 34 32 31 30 30 36 33 34 30 35 31 32 33 32 33 31 28 32 30 31 31 33 26 32 32 33 33 33 30 31 32 32
900 961 900 1024 1089 961 1024 841 1024 1089 900 961 900 1024 1089 900 1296 1024 1024 900 1024 1024 900 900 961 900 961 784 841 1024 1024 576 961 1024 900 1024 1024 961 1024 900 1156
1024 1024 900 1089 1156 1024 1156 1024 900 1156 1024 961 900 900 1296 1089 1156 900 1225 961 1024 1089 1024 1089 961 784 1024 900 961 961 1089 676 1024 1024 1089 1089 1089 900 961 1024 1024
960 992 900 1056 1122 992 1088 928 960 1122 960 961 900 960 1188 990 1224 960 1120 930 1024 1056 960 990 961 840 992 840 899 992 1056 624 992 1024 990 1056 1056 930 992 960 1088
32 33 2021
64. 65 Jumlah
29 35 2042
1024 1089 63037
841 1225 64454
928 1155 63608
Langkah selanjutnya adalah menghitung korelasi antara variabel X dan Y dengan rumus sebagai berikut:
(
XY rxy X
X
2
X )( Y ) n
2
Y
n
2
Y
2
n
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, dapat diketahui:
X
: 2021
Y
: 2042
X2
: 63037
Y2
: 64454
XY : 63608 n
: 65
( X )( Y ) n
XY rxy X
X
2
2
Y
n 63608
rxy 63037
2021 65
2
Y
2
n
(2021)(2042) 65 2
64454
2042 65
2
rxy
rxy
rxy
63608 63037
63490,49231
62837,55385 64454
64150,21538
117,50769 119,44615 303,78462
117,50769 36285,90329
rxy
117,50769 190,488591
rxy
0,616875212
rxy
0,617
C. Pembahasan Dari hasil perhitungan korelasi product moment tersebut menghasilkan rhitung sebesar 0,617. Langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan r hitung dengan rtabel. Harga rtabel untuk jumlah responden 65 dan taraf signifikansi 5% dan 1% berturut-turut adalah 0,244 dan 0,317. Dari uraian di atas terlihat bahwa harga r xy hitung lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi 5% maupun 1%. Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kewibawaan guru dalam mengajar dengan ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah. Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi “ada hubungan antara kewibawaan guru dalam mengajar dengan ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011” dapat diterima.
84
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari uraian panjang di atas, maka penyusun dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Kewibawaan guru dalam mengajar di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011 adalah bervariasi, yaitu kategori tinggi kewibawaan guru dalam mengajar dengan interval antara 28-36 sebayak 63 responden dari 65 responden atau 96,92%, dan untuk kategori sedang mendapat dengan interval antara 20-27 sebanyak 2 responden atau 3,08%, dan untuk kategori rendah dengan interval antara 12-19 sebanyak 0 responden atau 0%.
2.
Ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011 adalah bervariasi, yaitu kategori tinggi ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah dengan interval antara 28-36 sebayak 62 responden dari 65 responden atau 95,38%, dan untuk kategori sedang dengan interval antara 20-27 sebanyak 3 responden atau 4,62%, dan untuk kategori rendah dengan interval antara
12-19 sebanyak 0
responden atau 0%. 3.
Hubungan kewibawaan guru dalam mengajar dengan ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011 terbukti signifikan. Hipotesis yang berbunyi “ada hubungan 84
85
antara kewibawaan guru dalam mengajar dengan ketaatan siswa mematuhi tata tertib sekolah di MTs NU Salatiga tahun pelajaran 2010/2011 diterima”. Kesimpulan ini diambil dari perolehan konsultasi antara rhitung dengan rtabel pada taraf signifikansi 5% dan 1% untuk 65 responden yang memperlihatkan bahwa rhitung 0,617 dan rtabel berturutturut adalah 0,244 dan 0,317. Dengan demikian r hitung > rtabel dan hipotesis di atas diterima.
B. Saran Berdasarkan dari hasil penelitian di atas, maka penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut : 1.
Untuk guru a. Guru merupakan suri tauladan bagi siswa-siswinya, oleh karena itu hendaknya
lebih
memperhatikan
masalah-masalah yang
bisa
membuat anak mengambil contoh dari sikap dan perilaku gurunya. b. Guru lebih memperhatikan pada pembentukan pribadi siswa yang lebih baik. 2.
Untuk siswa a. Ketaatan siswa mematuhi tata tertib yang sudah baik perlu dipertahankan dan perlu ditingkatkan melalui bimbingan, terutama saat mata pelajaran pengembangan diri. b. Agar seluruh siswa lebih senantiasa patuh dan taat pada peraturanperaturan yang telah dibuat oleh sekolahan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Abrasyi, Moh Athiyah. 1992, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang. Al-Ghalayani, Mustofa. Idlotun Nasyi’ie. Pekalongan. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Edisi VI. Jakarta: Rineka Cipta. Asy, Mas’Udi. Sunardi H.S. 2000. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Tiga Serangkai. Departemen Agama RI. 2005. Bandung: Diponegoro. Fadjar, Malik. 1998. Visi Pembaruan Pendidikan Islam. Jakarta: Alfa Grafikatama. Gardon, Thomas. 1987. Menjadi Orang Tua Efektif. Jakarta: Gramedia. Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Reaserch. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. Indrakusuma, Amir Diien. 1973. Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional. Kartono, Kartini. 1992. Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis. Bandung. Mandar Maju. Munir, Abduallah. 2010. Sosok Guru yang Dihormati, Disegani, dan Dicintai. Yogyakarta: Pedagogia. Nashih Ulwan, Abduallah. 1992. Pendidikan Anak Menurut Islam Kisah-Kisah Dasar, Bandung: Remaja Karya. Poerwadarminta, W.J.S, 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Purwanto, M Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sinar Grafika. 2006. Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, Jakarta. Sinar Grafika. Subroto, Suryo, B. 1988. Dimensi-dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah. Jakarta. Bina Aksara. Sugiono. 2009. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Al-Fabeta.
. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Al-Fabeta. Cet. Ke-IX. Spock, Benyamin. 1991. Orang Tua “Permasalahan dan Upaya Mengatasinya”. Semarang. Dahara Prize. Syamsul, Muh. 2011. Tata Tertib Siswa MTs NU Salatiga. Tirtarahardja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.