PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP AKHLAK ANAK KELAS VI SDN 4 SIDOREJO KECAMATAN BRANGSONG KABUPATEN KENDAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh SHOLEHAH NIM 093111480
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011
i
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama
: Sholehah
NIM
: 093111480
Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam Judul
: Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Akhlak Anak Kelas pVI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal pTahun Pelajaran 2010/2011;
menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya.
Semarang,
Agustus 2011
Saya yang menyatakan,
Sholehah NIM 093111480
ii
PENGESAHAN Naskah skripsi dengan: Judul
: Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Akhlak Anak Kelas VI SDN 4 nnnnnnnSidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran nnnnnnn2010/2011.
Nama : Sholehah NIM : 093 111 480 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam telah diujikan dalam sidang munaqosah oleh Dewan Penguji dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam. Semarang, ……………… 2011.
DEWAN PENGUJI Ketua,
Sekretaris,
Drs. Wahyudi, M.Pd NIP 19680314 199503 1 001
Drs. Sajid Iskandar NIP 19480212 198703 1 001
Penguji I,
Penguji II,
Dr. H. Syaifuddin Zuhri, M.Ag NIP 19580805 198703 1 002
H. Mahfud Siddiq, Lc. MA NIP 19690320 199803 1 004
Pembimbing,
Dr. Ruswan, MA NIP 19680424 199303 1 004
iii
NOTA DINAS Semarang, 14 Juli 2011
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan:
Judul
: Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Akhlak Anak Kelas VI iiSDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun iiPelajaran 2010/2011.
Nama
: Sholehah
NIM
: 093111480
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasah. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing,
Dr. H. Ruswan, M.A. NIP. 1968804 241993 1 004
iv
ABSTRAK
Judul
: Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Akhlak Anak mKelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong mKabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. Penulis : Sholehah NIM : 093111480.2011 Pembimbing : DR. Ruswan MA. Skripsi ini membahas seberapa besar pengaruh perhatian orang tua terhadap akhlak anak. Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak. Pengembangan akhlak yang baik pada anak akan terasa sulit apabila tidak diisi bimbingan, pengarahan, pendidikan dan perhatian orang tua. Anak ataupun siswa dalam meniti tahap dan jenjang kehidupannya membutuhkan bantuan orang lain, sedangkan orang pertama yang berkewajiban mendidik anak dalam eksistensi kehidupannya adalah orang tua. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah perhatian orang tua anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2010/2011? (2) Bagaimanakah akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2010/2011? (3) Seberapa jauh perhatian orang tua berpengaruh terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2010/2011?. Skripsi ini merupakan kajian penelitian lapangan (Field Research) dan menggunakan pendekatan kuantitatif dalam memproses data yang terhimpun. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 21 siswa, oleh sebab itu tidak ada penggunaan sampel dalam skripsi ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) Perhatian orang tua anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 tergolong cukup. Data yang mendukung adalah nilai rata-rata (mean) variabel orang tua yang memperoleh rata-rata 69,28 yang termasuk dalam kategori cukup. (2) Akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 tergolong baik. Data yang mendukung variabel ini adalah nilai rata-rata (mean) yang diperoleh melalui perhitungan statistik yaitu sebesar 64,85 dan termasuk dalam kategori baik. (3) Perhatian orang tua terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal mempunyai pengaruh yang positif dan dapat diterima. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis lebih besar daripada nilai pada tabel dengan nilai 0,514 > 0,433. (pada tabel disebutkan taraf signifikansi 5% dengan N=21 adalah sebesar 0,433 dan taraf 1% adalah sebesar 0,549).
v
MOTTO
33. Al Ahzab
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (Al-Ahzab (33) : 21)
vi
PERSEMBAHAN
1. Kedua orang tuaku yang telah mengasuh dan membesarkanku. 2. Suamiku tercinta dan putra-putriku tersayang, yang telah mendampingi dan mewarnai perjalanan hidupku. 3. Teman-teman mahasiswa seperjuangan, harapan besar semua ini bermanfaat dan ditulis sebagai Ibadah kepada-Nya. Amien.
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan berkat rahmat dan hidayahNya dan semata-mata atas kehendakNya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Salawat beserta salam selalu terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad saw, yang dengannya dunia ini diliputi oleh Islam, Ilmu dan Akhlak Mulia. Banyak tantangan, hambatan dan kesulitan yang setiap saat dihadapi penulis baik persiapan, pelaksanaan, penyusunan maupun penulisan skripsi ini. Berkat bantuan dan bimbingan serta motifasi yang penulis dapat dari berbagai pihak baik yang diberikan secara langsung maupun tidak langsung akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Kemudian penulis sampaikan terimakasih kepada pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, terutama kepada: 1. Dekan Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang. 2. Nasirudin, M.Ag selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang. 3. Dr Ruswan MA selaku pembimbing, yang telah memberikan bimbingan secara optimal dalam penyusunan skripsi ini. 4. Ngarpiah S.Pd selaku kepala sekolah SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal, yang telah memberikan izin penelitian. 5. Guru dan siswa kelas VI SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal yang telah membantu penelitian ini. Penulis menyadari dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dalam penyusunan skripsi ini, maka kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan Islam maupun masyarakat. Semarang,
viii
Agustus 2011
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ………………………………….………..…… PERNYATAAN KEASLIAN ……………………………………… PENGESAHAN ……………………………………………...…….. NOTA PEMBIMBING …………………………………………….. ABSTRAK …………………………………………………………. MOTTO …………………………………………………………….. PERSEMBAHAN ………………………………………………….. KATA PENGANTAR ……………………………………………… DAFTAR ISI ………………………………………………………... DAFTAR TABEL ……………………………………...…………… DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………... BAB I PENDAHULUAN …………………………………… A. Latar Belakang ……………………….…………… B. Pembatasan Masalah ……………….……………... C. Rumusan Masalah ………………….……………... D. Manfaat Penelitian ………………………………...
i ii iii iv v vi vii viii ix x xi 1 1 4 5 5
BAB II
LANDASAN TEORETIS ……………………..…………. 6 A. Kajian Pustaka …………………………………… 6 B. Kerangkan Teoretis ……………………………… 7 C. Rumusan Hipotesis ……………………………… 36
BAB III
METODE PENELITIAN ………………………….… A. Jenis Penelitian …………………………………… B. Tempat dan Waktu Penelitian ………………….… C. Populasi Penelitian ………………………………. D. Variabel dan Indikator Penelitian ………………... E. Pengumpulan Data Penelitian ……………………. F. Analisis Data Penelitian ……………………….....
37 37 37 38 38 39 41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …….. A. Hasil Penelitian ………………………………….. B. Pembahasan ………………………………………
44 44 56
BAB V
PENUTUP …………………………………………... A. Simpulan ………………….………………….…... B. Saran …………………….………………………..
58 58 58
Daftar Pustaka Lampiran-lampiran Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Riwayat Hidup
: Daftar Siswa Kelas VI : Angket Penelitian : Surat Keterangan Penelitian
ix
DAFTAR TABEL
Absensi Siswa Kelas VI
x
DAFTAR LAMPIRAN
Angket perhatian orang tua Angket akhlak anak
xi
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Keluarga marupakan lingkungan terkecil yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan. Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya mengembangkan pribadi anak. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan baik agama maupun sosial budaya yang diberikannya merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat.1 Orang tua merupakan pribadi yang pertama untuk hidup anak. Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh. Perlakuan orang tua terhadap anak tertentu dan terhadap semua anaknya, merupakan unsur pembinaan lainnya dalam pribadi anak. Perlakuan keras, akan berlainan akibatnya daripada perlakuan lembut ke dalam pribadi anak. Keadaan anak yang tidak mendapat perhatian orang tua (bapak ibu) dengan baik mempunyai akhlak yang berbeda daripada anak yang mendapat perhatian penuh dari orang tua. Pada umumnya anak yang diasuh kakek nenek cenderung dimanja, kakek nenek hanya berupaya cucunya senang meski kadang sampai lupa mengupayakan bagaimana agar anak mempunyai akhlak yang baik. Kehidupan setiap keluarga, mampunyai tipe yang berlainan satu sama lain. Kehidupan ini akan berpengaruh terhadap cara mendidik anak dan perkembangan jiwa anak, bahkan akan mampengaruhi kebahagiaan yang dicapai oleh keluarga yang bersangkutan. 1
Syamsu Yusuf, LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2008), hlm 37.
1
2
Menyayangi dan membiasakan anak berakhlak mulia harus sudah dilakukan sejak usia dini, bukan mendadak pada usia dewasa. Pada usia dini sampai baligh inilah saat yang paling tepat untuk memantapkan akhlak hingga benar-benar mempribadi pada diri anak. Jika pada usia dini anak-anak belum terbiasa berakhlak mulia, niscaya pada periode selanjutnya akan mengalami kesulitan dalam mengubah diri. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tayangan televisi terbukti cukup efektif membentuk dan mempengaruhi perilaku anak-anak lantaran media ini sekarang telah berfungsi sebagai sumber rujukan dan wahana peniruan. Anak-anak sebagai salah satu konsumen media secara sadar atau tidak telah dipengaruhi budaya baru yang dikonstruksi oleh pasar (market idiologi). Televisi secara tidak langsung ikut mandidik dan menemani anak-anak di saat orang tua disibukkan berbagai aktivitas. Orang tua akan beruntung kalau komunitas penonton dari kelompok anak-anak lebih sering diajari berperilaku yang mencerminkan akhlak mulia atau budi pekerti luhur.2 Oleh karena itu untuk membantu agar anak dapat memanfaatkan tayangan televisi secara positif tentu sangat membutuhkan peran optimal orang tua untuk mendampingi dan mengontrolnya. Orang tua harus sabar mendampingi anakanak saat menonton televisi. Untuk menyiapkan generasi muda yang bertanggung jawab atas kehidupan bangsa Indonesia dimasa depan, tidak cukup membekali anak dengan pengetahuan dan teknologi saja, tetapi bekal kehidupan dengan moralitas mulia. Jika suatu bangsa generasi mudanya tidak bermoralitas mulia, menjadi suatu pertanda kemunduran dan kehancuran bangsa itu dimasa depan. Dalam rangka memperkokoh dan memperkuat aqidah islamiah anak, pendidikan anak harus dilengkapi dengan pendidikan akhlak yang memadai. Dalam Al-qur’an banyak sekali ayat yang memerintahkan atau mementingkan pentingnya akhlak bagi setiap hamba Allah yang beriman. Maka dalam rangka
2
Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006) hlm 107
3
mandidik
akhlak
kepada
anak-anak,
selain
harus
diberikan
keteladanan yang tepat, juga harus ditunjukkan tentang bagaimana harus menghormati dan seterusnya.3 Pentingnya perilaku yang mencerminkan nilainilai agama bagi umat manusia. Sehingga Nabi Muhammad saw diutus untuk menyempurnakan moral manusia, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Malik:
Rasulullah
saw
bersabda:
“Sesungguhnya
aku
diutus
untuk
menyempurnakan akhlak agar mulia” (HR Malik).4
Kepribadian siswa sulit tumbuh dan berkembang apabila tidak diisi bimbingan, pengarahan, pendidikan dan perhatian orang tua. Siswa dalam meniti tahap dan jenjang kehidupannya membutuhkan bantuan dari orang lain, sedangkan orang pertama yang berkewajiban mendidik anak dalam eksitensi kehidupannya adalah orang tua. Tanggung jawab orang tua membentuk pribadi anak, harus dimulai dari perhatian orang tua melalui bimbingan, pelatihan, teladan yang baik agar proses pembinaan kepribadian mencapai hasil optimal. Anak perlu dilibatkan langsung untuk memperoleh pengalaman praktis dalam kegiatan keagamaan dan masyarakat yang mendukung terciptanya kepribadian mulia. Salah satu upaya pembinaan akhlak yang efektif adalah melalui aktivitas keseharian anak baik dirumah, sekolah atau masyarakat, yaitu dengan melibatkan anak dalam kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan yang selaras tuntunan akhlak mulia, juga harus diimbangi dengan teladan dinamis yang diberikan orang tua, guru dan lingkungan yang baik.
3
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) hlm 117.
4
Amru Khalid, Berakhlak Seindah Rasulullah, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2007) hlm 2.
4
Hal diatas, kemungkinan besar akan dapat mempengaruhi akhlak anak, dan akhlak seorang anak akan berbeda satu dengan yang lain. Anak yang mempunyai keluarga harmonis, dan memberikan perhatian serta teladan yang baik pasti akan membentuk akhlak seorang anak dengan baik pula, sedangkan bila anak mempunyai keluarga yang tidak harmonis dan tidak memberikan perhatian kepada anak pastilah akan tumbuh dengan akhlak yang kurang baik dan sulit menyesuaikan diri dengan kegiatan belajar dan lingkungannya. Sejalan dengan pentingnya perhatian orang tua terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal, penulis tertarik untuk mengkajinya melalui penelitian ilmiah dengan judul: “Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Akhlak Anak Kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. PEMBATASAN MASALAH Batasan pada penelitian ini ialah untuk mengetahui peranan perhatian orang tua terhadap akhlak anak, apakah dapat memberi pengaruh yang berarti atau tidak. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VI yang berjumlah 21 siswa. Dengan menggunakan penelitian lapangan (field research), peneliti berharap adanya pengaruh besar dari perhatian orang tua terhadap akhlak anak sehingga kesuksesan dalam belajar maupun dalam perkembangan diri siswa dapat dirasakan. Ada tiga batasan pokok dalam penelitian ini yaitu pehatian orang tua anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011, akhlak anak kelas VI itu sendiri, dan pengaruh antara perhatian orang tua tersebut dengan akhlak anak.
5
C. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana perhatian orang tua anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2010/2011? 2. Bagaimana akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2010/211? 3. Seberapa jauh perhatian orang tua berpengaruh terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal tahun pelajaran 2010/2011?
D. MANFAAT PENELITIAN Sedangkan manfaat yang ingin dicapai penulis pada penelitian ini adalah: 1. Secara teoretis a. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk mengambangkan teori psikologi tentang perhatian orang tua terhadap akhlak anak. 2. Secara praktis a. Bagi peneliti, untuk mengetahui hambatan atau kekurangan yang belum dilakukan berhubungan dengan siswa, sekolah, orang tua, bahkan lingkungan sekolah sehingga dapat ikut berperan dalam usaha pembentukan akhlak peserta didik sesuai yang diharapkan. b. Bagi peserta didik, agar menyadari pentingnya kedisiplinan belajar, mengatur waktu, sopan terhadap semua serta selalu membiasakan perilaku yang baik dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah atau masyarakat. c. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan laporan/pedoman mengambil kebijakan mengingatkan orang tua tentang pentingnya perhatian terhadap akhlak anak SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal. d. Bagi masyarakat, sebagai sumbang pikir ilmiah menambah wawasan pengetahuan psikologi khususnya dalam pembentukan akhlak anak.
6
BAB II LANDASAN TEORETIS
A. KAJIAN PUSTAKA Penulis telah berupaya melakukan penelusuran pustaka yang memiliki relevansi dengan pokok permasalahan pada penelitian ini. Hal tersebut dimaksudkan supaya fokus penelitian tidak merupakan pengulangan atas penelitian sebelumnya, melainkan untuk mencari sisi lain yang signifikan untuk diteliti lebih mendalam dan lebih efektif pada sasaran. Selain itu, penelusuran pustaka juga bermanfaat untuk membangun kerangka teoritis yang mendasari kerangka pemikiran penilaian skripsi ini. Penelitian yang telah penulis temukan antara lain: 1. PERANAN ORANG TUA MENGATASI KENAKALAN ANAK MENURUT
ABDULLAH
NASHIH
ULWAN
DALAM
BUKU
“TARBIYATUL AULAT FIL ISLAM” TAHUN 2009. Yang disusun oleh Tusiyah dengan NIM, 073111422. Pada penelitian ini peneliti menulis bahwa peranan yang diemban orang tua terhadap anak-anaknya begitu besar, baik secara lahiriah maupun batiniah. Peranan orang tua terhadap anak merupakan tugas mulia dan sangat agung. Orang tua harus mendidik anak-anaknya agar dapat menjadi anak-anak yang baik di dunia maupun di akhirat. Menurut Nashih Ulwan ada enam peranan terpenting orang tua dalam mendidik anak, yaitu: peranan dalam pendidikan iman, peranan dalam pendidikan akhlak, peranan dalam pendidikan fisik, peranan dalam pendidikan intelektual, peranan dalam pendidikan psikis, dan peranan dalam pendidikan sosial. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah begitu berpengaruh peranan orang tua terhadap perkembangan anak-anaknya. Penelitian ini menggunakan metode riset perpustakaan (library research) dengan analisis deskriptif kuantitatif. Inilah salah satu perbedaan mendasar dalam penelitian itu bila dibandingkan dengan penelitian dalam skripsi ini yang menggunakan penelitian lapangan (field research),
6
7
disamping juga sifat penelitian kepustakaan yang ditulis oleh Tusiyah yang bersifat umum tentang peranan orang tua dalam mengatasi kenakalan anak. Namun, penelitian itu setidaknya memberi wawasan intelektual yang mendukung dalam penulisan skripsi ini. 2. PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS III SDN MARON 1 KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2009. Yang disusun oleh Ima Mariyaningsih dengan NIM 073111446, pada penelitian tersebut, peneliti menulis tentang pentingnya perhatian orang tua terhadap prestasi belajar PAI anak-anaknya di sekolah, yang ditunjukkan oleh uji hipotesis dengan hasil positif dan signifikan yang berarti bahwa adanya pengaruh yang besar antara perhatian orang tua dengan prestasi belajar siswa yang pada penelitian tersebut pada pelajaran pendidikan agama Islam. Bila penelitian tersebut dihubungkan maka ada kesamaan dalam memaknai perhatian orang tua terhadap siswa, namun penelitian dalam skripsi ini menggunakan akhlak sebagai objek penelitian. Hasil penelitian I dan II di atas, terdapat sedikit kesamaan dalam beberapa hal, namun perbedaan mendasar adalah hasil kedua penelitian diatas kurang mengungkap implementasi tindak-tanduk keseharian siswa dan penulis belum melihat adanya penelitian yang berfokus pada pengaruh perhatian orang tua terhadap akhlak anak secara luas dan mendalam, yang penulis teliti di SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. Penelitian ini diharapkan dapat menemukan bagaimanakah pengaruh perhatian orang tua terhadap akhlak anak SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
B. KERANGKA TEORETIS Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama dalam hal pembentukan akhlak bagi anaknya. Disebut pendidik utama karena besar sekali pengaruhnya serta pendidik pertama karena merekalah yang pertama mendidik anak-anaknya. Sekolah, pesantren, dan guru agama yang di undang
8
ke rumah hanyalah institusi pendidikan dan orang yang sekedar membantu anaknya.5 Keluarga memegang perenan utama dalam pemeliharaan dan pembiasaan sikap hormat kepada semua anggota keluarga tersebut. Kasih sayang semua anggota keluarga yang tumbuh akibat dari hubungan darah dan akan diberikan kepada anak dengan wajar atau sesuai kebutuhan, mempunyai arti penting bagi anak, karena anak akan merasa diperhatikan oleh semua anggota keluarga. Apabila keluarga tidak memberikan kasih sayang kepada anak, anak akan merasakan bahwa kehadiran dirinya tidak mempunyai arti bagi kedua orang tuanya, akibatnya anak sulit diatur, mudah berontak, dan mempunyai sikap negatif lain. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tayangan televisi terbukti cukup efektif untuk membentuk dan mempengaruhi perilaku anak-anak karena media ini sekarang telah berfungsi sebagai sumber rujukan dan wahan peniruan. Anak-anak sebagai salah satu konsumen media secara sadar atau tidak telah dipengaruhi budaya baru yang dikonstruksi oleh pasar (market ideology). Televisi secara tidak langsung telah ikut mendidik dan menemani anak-anak di saat orang tua disibukkan dengan berbagai aktivitas. Orang tua akan merasa beruntung jika komunitas penonton dari komunitas anak-anak lebih sering diajari perilaku yang mencerminkan akhlak mulia atau budi pengerti luhur. Oleh karena itu untuk membantu agar anak dapat memanfaatkan tayangan televisi secara positif tentunya sangat dibutuhkan peran optimal orang tua dalam mendampingi dan mengontrolnya. Orang tua harus sabar mendampingi anak-anak saat menonton televisi.6 Pada umumnya pendidikan rumah tangga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu 5
Tafsir, Ahmad, Pendidikan Agama Dalam Keluarga, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000) hlm 8. 6 Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
9
terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh-mempengaruhi secara timbal balik antara orangtua dan anak. Anak lahir dalam keadaan suci atau fitrah sedangkan jika tidak beragama tauhid (menyimpang dari fitrah) itu hanyalah lantaran pengaruh lingkungan terutama lingkungan keluarga. Oleh karena itu, orang tua harus mendidik anak-anak atau anggota keluarga agar mentaati Allah. Keharusan tanggung jawab orang tua untuk menyelamatkan diri dan keluarganya melalui pendidikan Islam juga telah ditegaskan dalam firman Allah surat At-Tahrim ayat 6:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS. At Tahrim : 6)7
Dalam membentuk akhlak anak dengan baik, orang tua harus memberikan pendidikan kepada anak. Pendidikan adalah sebagai usaha membentuk akhlak manusia melalui proses yang panjang, dengan hasil (resultan) yang tidak dapat diketahui dengan segera. Dalam proses pembentukan, diperlukan suatu perhitungan yang matang dan hati-hati berdasarkan pandangan dan pikiran-pikiran atau teori yang tepat sehingga kegagalan atau kesalahan langkah pembentukan terhadap anak dapat dihindarkan, karena sasaran pendidikan adalah makhluk yang sedang tumbuh 7
Departemen Agama, Alqur‟an dan Terjemahannya, (Surakarta: CV. Pustaka Manthiq)
10
dan berkembang dan mengandung berbagai kemungkinan, bila salah bentuk maka akan sulit memperbaikinya. Allah swt berfirman dalam surat An Nisa ayat 9:
Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. (QS An Nisa: 9)8
Adapun kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan fariabel yang akan diteliti agar mendapatkan hasil yang baik. Selanjutnya akan dikaji masalah:
1. Kajian teori tentang Perhatian Perhatian orang tua sangat dibutuhkan anak yang masih labil dalam hal emosi, pendirian dan sikap dalam kehidupan sehari-hari baik dengan teman maupun di keluarga. Perhatian orang tua terhadap anak tidak cukup dengan menyekolahkan tetapi banyak aspek lain yang harus diperhatikan. Orang tua harus mendidik serta menanamkan budi pekerti yang baik pada diri anak. A. Pengertian perhatian Perhatian adalah kegiatan atau perbuatan memperhatikan. Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa
8
Departemen Agama, Alqur‟an dan Terjemahannya, (Surakarta: CV. Pustaka Manthiq)
11
itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan objek.9 Menurut Sayekti Pujdo Suwarno, perhatian adalah menaruh hati. Menaruh hati pada seluruh anggota keluarga adalah dasar pokok hubungan yang baik diantara pada anggota keluarga. Menaruh hati terhadap kejadian dan peristiwa yang terjadi di dalam keluarga berarti mengikuti dan memperhatikan perkembangan seluruh keluarga. Lebih jauh lagi orang tua harus mengarahkan perhatiannya untuk lebih mendalam. Berdasarkan pendapat yang telah disebutkan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa perhatian adalah pemusatan pikiran, perasaan dan kemauan yang dilakukan oleh individu terhadap suatu objek. Dalam penelitian ini istilah perhatian dikaitkan dengan orang tua, sehingga terbentuklah istilah perhatian orang tua. Orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ibu dan bapak. B. Macam-macam perhatian Perhatian dapat digolongkan menjadi beberapa jenis: 1. Dilihat dari derajatnya, terdapat perhatian yang tinggi dan perhatian yang rendah. Derajat perhatian itu mempunyai perbedaan sifat kualitatif. 2. Dilihat dari cara timbulnya, perhatian ada dua macam yaitu perhatian spontan dan perhatian reflektif. Perhatian spontan yaitu perhatian yang tidak disengaja atau tidak sekehendak. Perhatian reflektif yaitu apabila timbulnya secara disengaja serta dengan kemauan yang kuat. 3. Dilihat dari objeknya, ada perhatian memusatkan dan perhatian terpencar. Perhatian memusatkan yaitu perhatian yang tertuju kepada objek yang terbatas. Perhatian terpencar yaitu perhatian yang tertuju kepada bermacam-macam objek secara simultan atau
9
Slamet, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya, ttp: Rineka Cipta, 1992.
12
ganti berganti dalam waktu yang sangat dekat. Misalnya seorang sopir yang sedang mengemudi. 4. Dilihat dari sifatnya, perhatian dibedakan menjadi: a. Perhatian statis apabila dalam waktu yang lama secara berturutturut hanya dapat melakukan suatu tugas dengan suatu perhatian. b. Perhatian
dinamis,
apabila
yang
bersangkutan
dapat
memusatkan perhatiannya dengan berubah-ubah atau berganti objek.10 Dari pengertian perhatian serta macam-macam perhatian seperti telah dikutip di atas dihubungkan dengan perhatian orang tua yang tertuju pada akhlak anak, sehingga perhatian orang tua dapat diartikan sebagai pemusatan energi yang dilakukan secara sengaja, intensif dan terkonsentrasi dari orang tua yang dilandasi rasa penuh kesadaran dalam melakukan tindakan demi tercapainya akhlak mulia pada anak. C. Faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua Perhatian merupakan kesadaran manusia untuk melakukan respon dengan memusatkan tenaga psikis tertuju pada obyek yang merangsang kesadaran seorang didalam melakukan respon yang berbeda, sehingga obyek dan kesadaran manusia yang berbeda akan mempunyai perbedaan terhadap besar kecilnya perhatian. Orang tua yang disibukkan dengan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, lupa terhadap perkembangan yang terjadi pada anaknya. Keadaan psikis anak semakin parah karena orang tua mengalami
gangguan
emosional
disebabkan
persaingan
hidup
dimasyarakat. Hal ini membuat orang tua stress, berperilaku negatif seperti cepat marah, bertengkar, anak dibiarkan sendiri bahkan ditinggal bekerja ke tempat yang jauh untuk memenuhi persaingan
10
Dakir, Dasar-Dasar Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1993.
13
hidup keadaan tersebut berpengaruh negatif terhadap anak, anak akan bandel, kurang sopan bahkan sikap seperti ini dibawa ke sekolah dan akhirnya mempengaruhi kestabilan pribadi dan akhlak anak. Menurut
Sayekti
Pudjo
Suwarno,
faktor-faktor
yang
mempengaruhi perhatian orang tua terhadap anak adalah: a) ajaran dan pengalaman agama, b) membiasakan kebersihan dan menjaga kesehatan, c) berbuat baik kepada sesama manusia, d) mencintai tanah air, e) memberi tauladan yang baik, f) perasaan cinta kasih, disiplin dan beraturan. Suatu hal yang perlu diperhatikan setiap orang tua dalam membimbing anak adalah penyesuaian bimbingan pada perkembangan jiwa
anak-anak.
Banyak
keluarga
kurang
berhasil
didalam
membimbing putra-putrinya hanya karena kurang perhatian terhadap masalah yang berhubungan dengan perkembangan akhlak anak. Dari pendapat di atas dapat disimpulakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian orang tua terhadap anak antara lain: a) tuntunan kemajuan zaman, b) kondisi orang tua, c) lingkungan, d) keutuhan rumah tangga, e) keadaan ekonomi, f) kesadaran orang tua, g) perasaan cinta kasih. Sehubungan dengan hal tersebut maka perhatian orang tua yang dicurahkan pada anak tak lepas dari pengalaman-pengalaman yang pernah dimiliki yang diantaranya persepsi terhadap nilai pendidikan yaitu menumbuhkan dan mengembangkan aspek akhlak anak.
2. Kajian teori tentang Akhlak Dalam era modern sekarang ini, akhlak seolah-olah hanya sebagai slogan dalam menilai karakter seseorang. Banyak terlihat dengan jelas di sekitar kita bagaimana pola pergaulan yang bahkan dilakukan oleh umat Islam sendiri menyimpang dari esensi dan nilai akhlak. Oleh sebab itu, perlu disadari bahwa Islam datang dan disyiarkan pertama kali oleh Rasulullah saw adalah dengan dasar akhlak. Bahkan Rasulullah saw
14
sendiri memproklamirkan kerasulannya adalah untuk menyempurnakan akhlak. A. Pengertian akhlak Secara etimologi (lughotan) akhlaq (Bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Berakar dari kata khaalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata Khaliq (Pencipta), makhluq (yang diciptakan), dan khlaq (penciptaan). Kesamaan akar kata di atas mengisyaratkan bahwa dalam akhlak tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak Khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluq (manusia). Atau dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlak yang hakiki manakala tindakan atau perilaku tersebut didasarkan kepada kehendak Khaliq (Tuhan). Dari pengertian etimologi seperti ini, akhlak bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antar sesama manusia, tetapi juga norma yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun.11 Di antara tujuan mempelajari akhlak adalah karena misi utama diutusnya Nabi Muhammad saw adalah karena akhlak. Karena seluruh ibadah yang kita lakukan tujuan utamanya adalah memurnikan akhlak. Jika tidak, maka ibadah tidak lebih dari sekedar latihan dan olah raga semata. Selanjutnya,
di
antara
tujuan
memperlajarinya
adalah
menghindari pemisah dan mempererat kaitan antara akhlak dengan ibadah. Atau singkatnya, mempererat hubungan antara agama dan dunia. Pemisah dalam hal ini sama sekali bukan dari ajaran Islam. Islam adalah satu kesatuan, saling melengkapi, komprehensif dan tidak parsial. Maka janganlah seperti orang yang hanya membuat orang 11
Ilyas, Yanuhar, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI), 2007) hlm 1.
15
banyak terpengaruh dengan ibadah-ibadahnya, tetapi perilakunya sangat berbeda dengan akhlak Islam. B. Jenis-jenis akhlak Ulama Akhlak menyatakan bahwa akhlak yang baik merupakan sifat para Nabi dan orang-orang Shiddiq, sedangkan akhlak yang buruk merupakan sifat syaithan dan orang-orang tercela. Maka pada dasarnya, akhlak itu menjadi dua macam jenis: 1) Akhlak baik atau terpuji (Al-Akhlaaqul Mahmuudah), yaitu perbuatan baik terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhlukmakhluk yang lain. 2) Akhlak buruk atau tercela (Al-Ahklaaqul Madzmuumah), yaitu perbuatan buruk terhadap Tuhan, sesama manusia dan makhlukmakhluk yang lain.12 Diantara contoh-contoh dari akhlak terpuji (Al-Akhlaaqul Mahmuudah) adalah: 1) Akhlak baik terhadap Allah, di antaranya meliputi: a. Sholat (As-Sholaat), yaitu amalan yang disyariatkan kepada kita untuk mengingat Allah Azza Wajalla. Sholat sangatlah penting karena hal itu merupakan pernyataan lahiriah seseorang menjadi
muslim.
Sebagai
seorang
muslim
diwajibkan
mendirikan sholat wajib lima kali sehari, selain sholat-sholat sunnah lainnya sesuai dengan yang di amalkan Rasulullah saw, dan agar mengetahui betapa besar manfaat sholat bagi individu seorang muslim. Rasulullah saw telah mengisyaratkan dalam hadist:
12
Mahjuddin, Kuliah Akhlaq-Tasawuf, ( Jakarta: Kalam Mulia, 1991) hlm 9.
16
“Amal yang pertama-tama ditanyai Allah pada hamba dihari Kiamat nanti ialah amalan sholat. Bila sholatnya dapat diterima, maka akan diterima seluruh amalnya, dan bila sholatnya ditolak akan tertolak pula seluruh amalnya” (HR Ahmad, Abi Daud, dan Ibnu Majah). Pekerjaan sholat merupakan bukti keseriusan yang tidak dilihat oleh orang. Sholat adalah pekerjaan jiwa, pekerjaan yang didasari oleh rasa ihsan. Jika hal ini dilakukan dengan baik, maka pekerjaan yang lainnya akan dilakukan pula dengan serius dan tidak main-main.13 b. Puasa (As-Saum) yaitu menahan masuknya sesuatu ke dalam rongganya, maka puasa itu batal dengan makan, minum, obat yang dihirup (sa‟uth) dan suntikan. Dengan puasa, banyak sekali manfaat yang didapat, diantaranya dapat mendatangkan kelembutan
dan
mengalahkan
syahwat,
serta
menolak
kejahatan dan kesombongan. Dan diantara hikmah lapar adalah tidak melupakan siksaan dan mengalahkan syahwat lainnya. Rasulullah saw bersabda:
“Setiap kebaikan digandakan sepuluh hingga tujuh ratus kali kecuali puasa, karena puasa adalah untuk-Ku dan Akulah yang memberikan balasnya” (Hadist)14 c. Membaca Al-Qur’an (Qiraatul Qur‟an) adalah salah satu tradisi (sunnah) Rasulullah saw, yang harus hidup dan membumi dalam kehidupan setiap muslim. Karena Al-Qur’an 13 14
Sangkan, Abu. Pelatihan Shalat Khusyu‟, Jakarta: 2004. Hlm 20-21. Al Ghozali, Imam, Mutiara Ihya Ulumuddin, (Bandung: Penerbit Mizan, 1998) hlm 83-84.
17
merupakan petunjuk bagi ummat Islam, agar kita selamat dunia dan akhirat. Rasulullah saw bersabda:
“Bacalah Al-Qur‟an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari Kiamat sebagai penolong orang yang rajin membacanya” (HR. Muslim) Dalam
membaca
Al-Qur’an,
dianjurkan
dengan
memperhatikan kaidah tajwid dan mentadaburi maknanya, dan tidak selayaknya membacanya dengan cepat dan tergesa-gesa.15 d. Berdzkir (Adz-Zikru) yaitu mengingat Allah Yang Maha Pencipta. Dengan mengingat Allah swt maka hati menjadi tenang dan orang-orang yang beriman hatinya selalu terpaut pada Allah, ia menjadi tenang dalam hidupnya karena Allah ada dan menyertainya. Allah swt berfirman:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyakbanyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang”. (QS Al Ahzab: 41-42) e. Berdo’a (Ad-Du‟a) adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah swt. Allah swt sangat mencintai hamba-Nya yang berdo’a kepada-Nya. Berdo’a hukumnya sunnah, barangsiapa
15
Izzad, Ahmad, Kuikuti Tradisi Rasulku, (Bandung: albu, 2006) hlm 122-123.
18
yang tidak berdo’a kepada Allah berarti ia telah meninggalkan kebaikan yang banyak. Allah swt berfirman:
“Dan
Tuhanmu
berfirman:
"Berdoalah
kepada-Ku,
niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orangorang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (QS Ghofir 60)
2) Akhlak baik terhadap sesama manusia, diantaranya: a. Jujur (As-Shidqu) yaitu kesesuaian ucapan dengan hati kecil dan kenyataan obyek yang dikatakan. Diriwayatkan dalam hadist
dari
Abdullah
bin
Mas’ud
radhiyallahu
„anhu
“Sesungguhnya kejujuran mengantarkan kepada kebaikan, dan kebaikan mengantar kepada surga. Sesungguhnya seseorang biasa berlaku jujur hingga ia disebut shiddiq (orang yang senantiasa jujur). Sedang dusta mengantarkan kepada perilaku menyimpang (dzalim) dan perilaku menyimpang mengantarkan kepada neraka. Sesungguhnya seseorang biasa berlaku dusta hingga ia disebut pendusta besar”. Allah swt berfirman:
19
Artinya: “Ta'at dan mengucapkan perkataan yang baik (adalah lebih baik bagi mereka). Apabila telah tetap perintah perang (mereka tidak menyukainya). Tetapi jikalau mereka benar (imannya) terhadap Allah, niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka”. (QS Muhammad:21) b. Memberi salam (At-Tasliim) yaitu mengucapkan salam „Assalamu‟alaikum‟. Salam juga merupakan amalan dan tradisi (sunnah) para rasul-rasul Allah dan para malaikat-Nya. Dalam Islam bukan hanya sekedar sapaan saja, tetapi lebih mulia dari itu. Ia merupakan sebagian dari ibadah kepada Allah subhanahu wata‟ala, yang jelas mempunyai nilai dan pahala yang besar di sisi-Nya. Ucapan salam itu adalah doa. Sedangkan doa itu sendiri merupakan inti ibadah dan diberikan pahala bagi siapa yang mengucapkannya. Allah swt berfirman:
“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan
yang
serupa).
Sesungguhnya
memperhitungankan segala sesuatu. ” (QS An Nisa 86)
Allah 16
c. Menghormati orang tua; orang-orang yang terdekat dengan kita adalah anggota keluarga, kerabat, saudara dan tetangga. Sebagai seorang muslim, harus saling menghormati, yang muda menghormati yang tua, yang tua menyanyangi yang
16
http://ohislam.com/adab-memberi-salam/.
20
muda. Anak harus menghormati kedua orang tuanya, murid menghormati gurunya. Rasulullah saw bersabda:
“Hai manusia, syiarkan salam, dan hubungi keluargakeluarga dan berilah makan dan sembayanglah pada malam ketika manusia tidur, niscaya kamu masuk surga dengan sejahtera” (HR Tirmidzi) d. Larangan hidup boros; Islam memerintahkan umatnya untuk berhemat dalam menggunakan segala kenikmatan yang telah Allah limpahkan kepada mereka. Kelapangan nikmat bukanlah sarana untuk berlaku boros. Berlaku boros, dalam pandangan Islam, adalah sikap tercela yang menyebabkan pelakunya menjadi kawan setan.17 Sebagaimana difirmankan Allah:
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu
17
Al Adnani, Abu Fatih. Global Warming, (Surakarta: Granada Mediatama, 2008) hlm 351.
21
adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (QS Al Isra: 26-27)
3) Akhlak baik terhadap lingkungan Alam dan sekitarnya adalah anugerah Allah swt yang amat besar yang diciptakan-Nya untuk keperluan hidup manusia seperti udara, sungai, hutan, lautan dan lain sebagainya. Manusia wajib menjaga keutuhan dan kebersihannya agar kehidupan atau ekosistem dapat seimbang. Manusia, hewan, tumbuhan dan lainnya dapat hidup dengan baik. Allah swt berfirman:
“(Allah) yang telah menciptakan tujuh langit berlapislapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” (QS Al Mulk : 3)
Diantara contoh-contoh akhlak baik terhadap lingkungan adalah: a. Menjaga kebersihan lingkungan Dalam Islam, kebersihan badan, pakaian, tempat tinggal dan lingkungan
merupakan
hal
yang
sangat
diperintahkan.
Kebersihan badan, pakaian, dan tempat merupakan syarat mutlak bagi amalan sholat. Ia bahkan merupakan setengah dari keimanan, sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah dalam sabdanya:
22
“Kesucian (badan, pakaian, dan tempat) adalah sebagian dari iman” (HR Muslim) b. Menjaga kelestarian air Air merupakan unsur dominan di planet bumi ini, dimana dua pertiga bagian bumi diselimuti oleh air. Bagian terbesar tubuh manusia pun adalah air. Islam telah memerintahkan umatnya untuk menjaga kelestarian air. Tindakan sekecil apapun yang merusak kelestarian air sangat dilarang dalam Islam. Rasulullah saw bersabda:
“Janganlah salah seorang di antara kalian kencing di air yang diam, yaitu air yang tidak mengalir, kemudian ia mandi di sana” (HR Bukhori)18
Diantara contoh-contoh dari akhlak tercela (Al-Akhlaaqul Mahzumuumah) adalah: 1) Akhlak tercela terhadap Allah, diantaranya meliputi: a. Musyrik (Al-Isyraak) yaitu suatu sikap yang mempersekutukan Allah dengan makhluk-Nya, dengan cara menganggapnya bahwa ada suatu makhluk yang menyamai kekuasaan-Nya. Dalam hadist, antara lain disebutkan:
18
Al Adnani, Abu Fatih. Global Warming, (Surakarta: Granada Mediatama, 2008) hlm 348-350.
23
Rasulullah saw bersabda: Bahwa yang paling aku takutkan atas umatku adalah mempersekutukan Allah….. (HR Ibnu Hibbaan) b. Murtad (Ar-Riddah) yaitu sikap yang meninggalkan atau keluar dari agama Islam, untuk menjadi kafir. Dalam hadist, antara lain disebutkan:
Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang menukar agamanya, maka bunuhlah ia. Dan Allah tidak menerima taubat hamba yang kafir sesudah ia menganut Islam. (HR Ath Tabraany)19
2) Akhlak tercela terhadap sesama manusia, diantaranya: a. Sombong (Al-Kibru) yaitu suatu sikap yang menyombongkan diri, sehingga tidak mau mengikuti kekuasaan Allah di alam ini, termasuk mengingkari kekuasaan Allah yang ada padaNya. Dan merasa diri paling pandai/pintar. Dalam hadist disebutkan:
Nabi saw bersabda: Tidak bisa masuk surga orangorang yang ada didalam hatinya butir-butir ketakabburan. (AlHadist)
19
Mahjuddin, Kuliah Akhlaq-Tasawuf,(Jakarta: Kalam Mulia, 1991) hlm 17.
24
b. Mudah marah (Al-Ghadhab) yaitu kondisi emosi seseorang yang tidak dapat ditahan oleh kesadarannya, sehingga menonjolkan sikap dan perilaku yang tidak menyenangkan orang lain. Kemudian salah satu hadist yang memberikan tuntunan kepada manusia, agar selalu menekan amarahnya, berbunyi:
Bahwasanya seorang lelaki berkata kepada Nabi saw: Wasiatkanlah (sesuatu) kepadaku. Nabi berkata: janganlah engkau selalu marah. Perkataan ini selalu diulang-ulangnya. Lalu berkata lagi: jangan engkau marah. (HR Bukhori, yang bersumber dari Abi Hurairah)20
3) Akhlak tercela terhadap lingkungan a. Membuang sampah tidak pada tempatnya b. Mencemari air atau udara c. Membuang limbah di sungai atau laut d. Menebang hutan secara berlebihan Allah swt berfirman:
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagin dari (akibat) perbuatan 20
Mahjuddin, Kuliah Akhlaq-Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 1991) hlm 26.
25
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS Ar Ruum:41)
Itulah beberapa contoh tentang akhlak baik dan buruk terhadap Tuhan, akhlak baik dan buruk terhadap manusia serta lingkungan, yang penulis uraikan dalam penelitian ini. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dialami oleh manusia sekarang ini, tidak sedikit dampak negatifnya terhadap sikap hidup dan perilakunya; baik ia sebagai manusia yang beragama, maupun sebagai makhluk individual dan sosial. Diantaranya dampak negatifnya adalah kecenderungan menganggap bahwa satu-satunya yang dapat membahagiakan hidupnya adalah nilai materil, sehingga manusia terlampau mengejar materi, tanpa menghiraukan nilai-nilai spiritual
yang
sebenarnya
berfungsi
untuk
memelihara
dan
mengendalikan akhlak manusia. Secara moralistik, pembinaan akhlak merupakan salah satu cara untuk membentuk mental manusia agar memiliki pribadi yang bermoral, berbudi pekerti yang luhur dan bersusila; berarti pula cara tersebut sangat tepat untuk membina mental anak remaja. Dalam proses ini tersimpul indicator bahwa pembinaan akhlak merupakan penuntun bagi umat manusia untuk memiliki sikap mental dan kepribadian sebaik yang ditunjukkan Nabi Muhammad saw. Pembinaan,
pendidikan
dan
penanaman
nilai-nilai
akhlaqulkarimah sangat tepat bagi anak agar didalam perkembangan mentalnya tidak mengalami hambatan dan penyimpangan ke arah negatif. Media yang dapat digunakan yakni lewat contoh-contoh, latihan-latihan dan praktek-praktek nyata yang dilakukan oleh kedua orang tua didalam kehidupan keluarga; oleh para guru dilingkungan sekolah. Sejumlah nilai yang harus ditanamkan pada anak antara lain: kejujuran (shidq), kasih sayang (ar-rahmah), dan segala macam cakupan nilai positif didalamnya. Tidak berlebih-lebihan (zuhud),
26
menghormati orang tua (birrul walidain), memelihara kesucian diri (al-iffah), taat melaksanakan syariat dan bertaqwa.21 C. Sumber akhlak Yang dimaksud dengan sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela. Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam, sumber akhlak adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep etika dan moral. Dan bukan pula karena baik atau buruk dengan sendirinya sebagaimana pandangan Mu’tazilah.22 Dalam konsep akhlak, segala sesuatu itu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela, semata-mata karena Syara’ (Al-Qur’an dan Sunnah) menilai demikian. Dan Islam tidak menafikan peran hati nurani, akal dan pandangan masyarakat dalam menentukan baik dan buruk. Tapi semua keputusan Syara’ tidak akan bertentangan dengan hati nurani manusia, karena kedua-duanya berasal dari sumber yang sama yaitu Allah swt. Maka semua penilaian harus dikembalikan kepada Syara’
D. Kedudukan dan keistimewaan Akhlak dalam Islam Dalam keseluruhan ajaran Islam akhlak menempati kedudukan yang istimewa dan sangat penting. Ini dapat dilihat diantaranya dari hal-hal berikut: 1) Rasulullah saw menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai misi pokok Risalah Islam:
21 22
Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005) hlm 152. Ilyas, Yanuhar, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI), 2007) hlm 4.
27
Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya aku di utus untuk menyempurnakan akhlak agar mulia” (HR Malik)
2) Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam. Diriwayatkan bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw:
“Ya Rasulullah, apakah agama ini? Beliau menjawab: (Agama adalah) akhlak yang baik ”
3) Akhlak yang baik akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang nanti pada hari kiamat. Rasulullah saw bersabda:
“Tidak ada satupun yang akan lebih memberatkan timbangan (kebaikan) seorang hamba mukmin nanti pada hari Kiamat selain dari akhlak yang baik……” (HR Tirmidzi). 4) Rasulullah saw menjadikan baik buruknya akhlak seseorang sebagai ukuran kualitas imannya. Rasulullah saw bersabda:
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya” (HR Tirmidzi)23 23
Ilyas, Yanuhar, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI), 2007) hlm 6.
28
3. Pengaruh perhatian orang tua terhadap akhlak anak Keluarga mempunyai fungsi dan pengaruh yang besar terhadap pendidikan dan kelanjutan anak, karena orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama. Keluarga harus merupakan basis untuk memenuhi kebutuhan setiap anggotanya, sehingga merasa berkembang dengan baik sebagai anggota masyarakat. Rumah tangga harus merupakan koordinasi harmonis yang harus diciptakan oleh suami istri sehingga ketenangan keluarga sebagai kebutuhan primer terpenuhi. Akhir-akhir ini, telah muncul gejala yang kurang baik yang menimbulkan kegoncangan dalam kehidupan keluarga diantaranya adalah kenakalan anak. Salah satu sebab timbulnya kenakalan anak, karena kurangnya perhatian orang tua terhadap anak utamanya pembinaan akhlak. Pembinaan akhlak sangat penting dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Pembinaan akhlak adalah mutiara hidup yang membedakan makhluk manusia dan makhluk hewani.
Manusia
tanpa
pembinaan
akhlak
akan
hilang
derajat
kemanusiaannya sebagai makhluk Allah yang paling mulia. Nilai-nilai akhlak harus ditanamkan sejak usia dini melalui pendidikan dalam keluarga, sebagai makhluk individu, manusia mempunyai potensi (fitrah) yang dibawa sejak lahir dan sangat potensial untuk dikembangkan. Potensi tersebut tidak dapat berkembang dengan sempurna tanpa melalui proses pendidikan. Oleh karena itu, disinilah pentingnya pendidikan utamanya pembinaan akhlak. Sekarang ini, banyak orang tua lebih mengutamakan pekerjaan misalnya lembur larut malam, urusan bisnis, pertemuan rekan kerja, bahkan ada saja orang tua tidak pulang ke rumah, sehingga pembinaan akhlak dan kasih sayang yang seharusnya diberikan oleh orang tua terhadap anak menjadi terbengkalai. Adanya kesibukan orang tua yang diwujudkan dalam bentuk bekerja, mencari nafkah dan lain-lain merupakan suatu hal yang wajar dalam kehidupan sosial manusia demi untuk kebutuhan keluarganya. Namun apa yang dilakukan oleh orang tua
29
tentunya tidak harus melepaskan tanggung jawabnya sebagai pembimbing dan pendidik dalam rumah tangga. Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama seharusnya memberikan pembinaan akhlak, kasih sayang, perhatian, arahan dan bimbingan kepada anak-anaknya sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Ahli pendidikan menetapkan bahwa setelah melewati masa kelahiran, seorang anak mengalami beberapa fase pertumbuhan dan perkembangan yang harus diketahui oleh orang tua, sehingga orang tua mampu membuat program untuk diterapkan dalam pembinaan akhlak secara tepat yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Para orang tua harus mengenal perkembangan dan pertumbuhan anak secara alami sehingga mampu menentukan pola pembinaan akhlak secara benar, begitu pula orang tua harus mengetahui fase-fase pertumbuhan anak berikut ini: a. Fase balita adalah masa menyusui dan menyapih yaitu setelah anak berumur dua tahun. b. Fase balita antara umur 3 hingga 5/6 tahun yaitu masa pendidikan prasekolah. c. Fase kanak-kanak antara umur 6 hingga 8 tahun yaitu fase anak mulai masuk sekolah dasar. d. Fase peralihan antara umur 9 hingga 12 tahun yaitu akhir anak memperoleh pendidikan dasar. e. Fase remaja atau baligh antara umur 12 hingga 15 tahun yaitu umur pertumbuhan anggota tubuh dan kematangan secara psikologis atau kejiwaan bagi anak laki-laki dan anak perempuan. f. Fase puberitas antara umur 15 tahun hingga 18 tahun yaitu fase anak sudah duduk dibangku SMA. g. Fase produktif antara umur 18 hingga 30 tahun. h. Fase dewasa yaitu masa peralihan dan produktif hingga umur 60 tahun. i. Fase manula yaitu masa mulai umur 60 tahun.
30
Islam memandang keluarga sebagai awal kehidupan manusia yang dapat memberikan kemungkinan baik buruk, bahagia atau celaka bagi anggotanya. Anak bagi orang tua dipandang sebagai amanat dan titipan Allah swt. Orang tua mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi sebagai pendidik keluarga dan sebagai pemelihara keluarga. Menurut Islam, anak bagi orang tuanya merupakan karunia sekaligus amanat dari Allah swt. Anak menempati posisi yang sangat bernilai, karena anak dapat menjadi hiasan bagi rumah tangga dan sekaligus menghapus kesan yang kurang enak yang datang dari masyarakat terhadap keluarga yang tidak mempunyai keturunan. Alangkah sepinya dalam sebuah keluarga yang tidak mempunyai anak. Itulah makna anak sebagai karunia Allah swt. Anak merupakan titipan Allah swt yang harus dipelihara, dibimbing dan dididik. Allah berfirman dalam surat Al Anfal ayat 28:
Artinya: “Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar”. (QS Al Anfal 28)24 Berdasarkan kutipan ayat di atas, anak merupakan titipan Allah swt dan merupakan ujian bagi setiap orang tua. Dengan kata lain anak merupakan titipan Allah swt yang diberikan kepada orang tuanya agar tidak disia-siakan. Orang tua berkewajiban mengasuh, membimbing, dan mendidiknya agar kelak setelah dewasa anak berhasil mengarungi kehidupannya, menjadi manusia yang shalih, manusia yang berkualitas sesuai yang diharapkan orang tua. Orang tua mempunyai tugas dan tanggung jawab yang besar bagi pengembangan dan pendidikan anak-anaknya. Orang tua (ayah ibu) 24
Departemen Agama, Alqur‟an dan Terjemahannya, (Surakarta: CV. Pustaka Manthiq).
31
memegang peranan yang penting dan berpengaruh terhadap pendidikan anak-anaknya. Sejak lahir, ibunya yang selalu ada disisinya, oleh karena itu anak akan meniru perangai ibunya. Ibu merupakan orang yang pertama kali dikenal anak, menjadi teman dan dipercayainya. Apapun yang dilakukan ibu dapat dimaafkannya kecuali apabila anak ditinggalkan dan tidak diperhatikan. Orang tua merupakan figur bagi anggota keluarganya terutama bagi anak-anak yang masih memerlukan bimbingan. Sikap dan perilaku orang tua dalam kehidupan sehari-hari harus menunjukkan perbuatan yang positif karena secara tidak langsung sikap itu akan ditiru oleh anaknya. Anak usia 9-12 tahun yang duduk di kelas V dan VI masih memerlukan bimbingan dan perhatian orang tua agar kelak tumbuh kepribadian yang baik dan dapat diterima di lingkungan sosial dan masyarakat.
4. Menggapai akhlak mulia Sesungguhnya kemuliaan akhlak itu terwujud dengan memberikan apa yang dipunyai kepada orang lain, menahan diri sehingga tidak menyakiti, dan menghadapi gangguan atau tekanan dengan penuh kesabaran. Hal itu akan bisa digapai dengan membersihkan jiwa dari sifatsifat rendah lagi tercela dan menghiasinya dengan sifat-sifat terpuji. Simpul kemuliaan akhlak itu adalah: kamu tetap menyambung hubungan dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu, memberikan kebaikan kepada orang yang tidak mau berbuat baik kepadamu, dan memaafkan kesalahan orang lain yang menzalimi dirimu. Akhlak yang mulia memiliki berbagai keutamaan. Ia merupakan bentuk pelaksanaan perintah Allah dan Rasul-Nya shallallahu „alaihi wa sallam. Dengan kemuliaan akhlak seorang akan memperoleh ketinggian derajat. Dengan sebab kemuliaan akhlak pula berbagai problema akan menjadi mudah, aib-aib akan tertutupi dan hati manusia akan tunduk dan menyukai sang pemilik akhlak yang mulia ini. Dengan akhlak yang mulia juga, seorang akan terbebas dari pengaruh negatif tindakan jelek orang
32
lain. Dia pandai menunaikan kewajibannya dan melengkapinya dengan hal-hal yang disunnahkan. Sebagaimana ia akan terjauhkan dari akibat buruk sikap tergesa-gesa dan serampangan. Dengan akhlak yang mulia pikiran akan tenteram dan kehidupan terasa nikmat. Tidak diragukan bahwa mengubah kebiasaan memang perkara yang sangat berat dilakukan orang. Meskipun demikian, hal itu bukanlah sesuatu yang tidak mungkin dan mustahil dilakukan. Terdapat banyak jalan dan sarana yang bisa ditempuh oleh manusia untuk bisa menggapai kemuliaan akhlak. Sebagian di antara jalan-jalan tersebut adalah: 1. Memiliki aqidah yang selamat. Aqidah adalah urusan yang sangat agung dan mulia. Perilaku merupakan hasil dari pikiran dan keyakinan di dalam jiwa. Penyimpangan perilaku biasanya muncul akibat penyimpangan aqidah. Aqidah itulah iman. Sementara orang yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya. Apabila aqidah seseorang baik maka akan baik pula akhlaknya. Sehingga aqidah yang benar akan menuntun pemiliknya untuk bisa memiliki akhlak yang mulia seperti: berlaku jujur, dermawan, lemah lembut, berani, dan lain sebagainya. Sebagaimana kemuliaan akhlak juga akan menghalangi dirinya dari melakukan perilaku-perilaku yang jelek seperti; berdusta, bakhil (pelit), bertindak bodoh, serampangan, dan lain sebagainya. 2. Senantiasa berdoa memohon akhlak mulia. Doa merupakan pintu (kebaikan) yang sangat agung. Apabila pintu ini telah dibukakan untuk seorang hamba maka berbagai kebaikan pasti akan dia dapatkan dan keberkahan akan tercurah kepadanya. Barangsiapa yang ingin memiliki kemuliaan akhlak dan terbebas dari akhlak yang jelek hendaknya dia mengembalikan urusannya kepada Rabbnya. Hendaknya dia ‘menengadahkan telapak tangannya’ dengan penuh ketundukan dan perendahan diri kepada-Nya agar Allah melimpahkan kepadanya akhlak yang mulia dan menyingkirkan akhlak-akhlak yang buruk darinya. Oleh karena itulah Nabi Muhammad saw adalah orang yang sangat banyak
33
memohon kepada Rabbnya untuk mengaruniakan kepada beliau kemuliaan akhlak. Beliau biasa memanjatkan permohonan, “Ya Allah, jauhkanlah dari diriku kemungkaran dalam akhlak, hawa nafsu, amal, dan penyakit.” (HR. Al Hakim [1/532] dan disahihkan olehnya serta disepakati Adz Dzahabi). Beliau juga berdoa, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sikap lemah, kemalasan, sifat pengecut, pikun, sifat pelit. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian.” (HR. Bukhari [7/159] dan Muslim [2706]). 3. Bersungguh-sungguh/mujahadah dalam memperbaiki diri. Kesungguh-sungguhan akan banyak berguna di dalam upaya untuk mendapatkan hal ini. Sebab kemuliaan akhlak tergolong hidayah yang akan diperoleh oleh seseorang dengan jalan bersungguh-sungguh dalam mendapatkannya. Allah „azza wa jalla berfirman yang artinya, “Orangorang yang bersungguh-sungguh di jalan Kami maka akan Kami mudahkan
untuknya
jalan-jalan
menuju
keridhaan
Kami.
Dan
sesungguhnya Allah pasti bersama orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al ‘Ankabut: 69). Barangsiapa yang bersungguh-sungguh menundukkan hawa nafsunya untuk bisa berhias diri dengan sifat-sifat keutamaan, serta menundukkannya untuk menyingkirkan akhlak-akhlak yang tercela niscaya dia akan mendapatkan banyak kebaikan dan akan tersingkir darinya kejelekan-kejelekan. Akhlak ada yang didapatkan secara bawaan dan ada pula yang dimiliki setelah melatih diri dan membiasakannya. Mujahadah tidaklah cukup sekali atau dua kali, namun ia harus dilakukan sepanjang hayat hingga menjelang kematiannya. Allah tabaraka wa ta‟ala berfirman yang artinya, “Sembahlah Rabbmu hingga datang kematian kepadamu.” (QS. Al Hijr: 99). 4. Introspeksi/muhasabah. Yakni dengan cara mengoreksi diri ketika melakukan akhlak yang tercela dan melatih diri agar tidak terjerumus kembali dalam perilaku akhlak yang tercela itu. Namun hendaknya tidak terlalu berlebihan dalam mengintrospeksi karena hal itu akan menimbulkan patah semangat.
34
5. Merenungkan dampak positif akhlaq yang mulia. Sesungguhnya memikirkan dampak positif dan akibat baik dari segala sesuatu akan memunculkan motivasi yang sangat kuat untuk melakukan dan mewujudkannya. Maka setiap kali hawa nafsu mulai terasa sulit untuk ditundukkan hendaknya ia mengingat-ingat dampak positif tersebut. Hendaknya dia mengingat betapa indah buah dari kesabaran, niscaya pada saat itu nafsunya akan kembali tunduk dan kembali ke jalur ketaatan dengan lapang. Sebab apabila seseorang menginginkan kemuliaan akhlak dan dia menyadari bahwa hal itu merupakan sesuatu yang paling berharga dan perbendaharaan yang paling mahal bagi jiwa manusia niscaya akan terasa mudah baginya untuk menggapainya. 6. Memikirkan dampak buruk akhlak yang jelek. Yaitu dengan memperhatikan baik-baik dampak negatif yang timbul akibat akhlak yang jelek berupa penyesalan yang terus menerus, kesedihan yang berkepanjangan, rasa tidak senang di hati orang lain kepadanya. Dengan demikian seorang akan terdorong untuk mengurangi perilakunya yang buruk dan terpacu untuk memiliki akhlak yang mulia. 7. Tidak putus asa untuk memperbaiki diri. Sebagian orang yang berakhlak jelek mengira bahwa perilakunya sudah tidak mungkin untuk diperbaiki dan mustahil untuk diubah. Sebagian orang ketika berusaha sekali atau beberapa kali untuk memperbaiki dirinya namun menjumpai kegagalan maka dia pun berputus asa. Hingga akhirnya dia tidak mau lagi memperbaiki dirinya. Sikap semacam ini benar-benar tidak layak dimiliki seorang muslim. Dia tidak boleh barang sedikit pun merasa senang dengan kehinaan yang sedang dialaminya lantas tidak mau lagi menempa diri karena menurutnya perubahan keadaan merupakan sesuatu yang mustahil terjadi pada dirinya. Namun semestinya dia memperkuat tekad dan terus berupaya untuk menyempurnakan diri, dan bersungguh-sungguh dalam mengikis aib-aib dirinya. Betapa banyak orang yang berhasil berubah keadaan dirinya, jiwanya menjadi mulia, dan aib-aibnya lambat laun menghilang akibat
35
keseriusannya
dalam
menempa
diri
dan
kesungguhannya
dalam
menaklukkan tabiat buruknya. 8. Memiliki cita-cita yang tinggi. Cita-cita
tinggi
akan
melahirkan
kesungguhan,
memompa
semangat untuk maju dan tidak mau tercecer di barisan orang-orang yang rendah dan hina. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Barangsiapa yang memiliki cita-cita yang tinggi dan jiwanya memiliki kekhusyukan maka dia telah memiliki (sumber) segala akhlak mulia. Sedangkan orang yang rendah cita-citanya dan hawa nafsunya telah melampaui batas maka itu artinya dia telah bersifat dengan setiap akhlak yang rendah dan tercela.” Jiwa-jiwa yang mulia tidak merasa ridha kecuali terhadap perkara-perkara yang mulia, tinggi, dan baik dampaknya. Sedangkan jiwa-jiwa yang kerdil dan hina menyukai perkara-perkara yang rendah dan kotor sebagaimana halnya seekor lalat yang senang hinggap di barang-barang yang kotor. Jiwa-jiwa yang mulia tidak akan merasa ridha terhadap kezaliman, perbuatan keji, mencuri, demikian pula tindakan pengkhianatan, sebab jiwanya lebih agung dan lebih mulia daripada harus melakukan itu semua. Sedangkan jiwa-jiwa yang hina justru memiliki karakter yang bertolak belakang dengan sifat-sifat yang mulia itu. 9. Bersabar. Sabar merupakan fondasi bangunan kemuliaan akhlak. Kesabaran akan
melahirkan
ketabahan,
menahan
amarah,
tidak
menyakiti,
kelemahlembutan dan tidak tergesa-gesa, dan tidak suka bersikap kasar. 10. Menjaga kehormatan/iffah. Sifat ini akan membawa pelakunya untuk senantiasa menjauhi perkara-perkara yang rendah dan buruk, baik yang berupa ucapan ataupun perbuatan. Dia akan memiliki rasa malu yang itu merupakan sumber segala kebaikan. Sikap ini akan mencegah dari melakukan perbuatan keji, bakhil, dusta, ghibah maupun namimah/adu domba. 11. Keberanian.
36
Hal ini akan membawa pelakunya untuk memiliki jiwa yang tangguh dan mulia. Selain itu keberanian akan menuntun untuk senantiasa mengutamakan akhlak mulia, berusaha untuk mengerahkan kebaikan yang bisa dilakukannya dalam rangka memberikan manfaat kepada orang lain. Keberanian juga akan menggembleng jiwa untuk rela meninggalkan sesuatu yang disukai dan menyingkirkannya. Keberanian akan menuntun kepada sifat suka menahan amarah dan berlaku lembut.25
C. RUMUSAN HIPOTESIS Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris.26 Hipotesis merupakan suatu asumsi atau anggapan yang bisa benar atau bisa salah mengenai sesuatu hal dan dibuat untuk menjelaskan sesuatu hal tersebut sehingga memerlukan pengecekan lebih lanjut. Dengan dasar pengertian hipotesis di atas terdapat dua macam hipotesis penelitian, yaitu: (a) Hipotesis kerja (Ha), (b) Hipotesis nol (Ho). Hipotesis kerja (Ha) dinyatakan dalam kalimat positif yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara perhatian orang tua terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Tahun Pelajaran 2010/2011. Sedangkan hipotesis nol (Ho) adalah tidak ada pengaruh signifikan antara perhatian orang tua terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. Artinya semakin baik perhatian orang tua, maka semakin baik pula akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
25
26
http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/kiat-menggapai-akhlaq-mulia-l.html Nazir, Moh, Metode Penelitian, (Darussalam: Ghalia Indonesia, 1993) hlm 150.
37
BAB III METODE PENELITIAN Metologi mengandung pengertian ilmu tentang metode atau cara melakukan penelitian, pencarian atau penyelidikan dan percobaan ilmiah pada suatu bidang tertentu untuk mendapatkan fakta-fakta. Pada metologi penelitian terkandung langkah-langkah sistematis. Adapun metologi penelitian pada skripsi ini meliputi:
A. JENIS PENELITIAN Ditinjau dari objeknya, penelitian yang bisa dilakukan penulis termasuk penelitian lapangan (field research) karena data-data yang diperlukan untuk penyusunan karya ilmiah diperoleh dari lapangan. Adapun penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena data yang terkumpul melalui metode observasi, angket, dokumen dan wawancara untuk mencari seberapa besar pengaruh perhatian orang tua terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo, selanjutnya dianalisis melalui perhitunganperhitungan dengan menggunakan rumus statistik.
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Tempat yang digunakan untuk mengadakan penelitian ini, yaitu di SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal. Adapun waktu yang penulis gunakan untuk mengadakan penelitian yaitu mulai tanggal 2 Mei sampai 2 Juni 2011.
37
38
C. POPULASI PENELITIAN Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.27 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal yang berjumlah 21 siswa, dengan kriteria 10 siswa laki-laki dan 11 siswi perempuan. Adapun penelitian ini tidak menggunakan sampel karena peneliti mengambil seluruh siswa kelas VI sebagai populasi objek penelitian di SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011, kelas VI penulis gunakan sebagai objek penelitian mengingat keterbatasan penulis serta dengan pertimbangan lebih mudah melaksanakan penelitian. Jadi jumlah populasi penelitian ini adalah 21 siswa SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
D. VARIABEL DAN INDIKATOR PENELITIAN Variabel penelitian yaitu suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan penulis untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu: a. Variabel Independen/bebas/pengaruh/X Variabel
independen
yaitu
variabel
yang
menjadi
sebab
terjadinya/terpengaruhnya variabel dependen. Variabel bebas pada penelitian ini ialah perhatian orang tua. Dengan indikator membimbing, mengawasi, mengontrol, membiasakan, memberikan teladan yang baik, memenuhi kebutuhan anak.
27
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitif Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabrta, 2008) hlm 80.
39
b. Variabel dependen/terikat/terpengaruh/Y Variable dependen yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Adapun variabel terikat pada penelitian ini adalah akhlak siswa. Dengan indikator: 1. Akhlak kepada Allah, seperti shalat, do’a, puasa, dan membaca Al Qur’an. 2. Akhlak kepada manusia, seperti kepada orang tua dan guru, sayang kepada teman, bergaul dengan tetangga, dan masyarakat. 3. Akhlak kepada lingkungan, seperti menjaga kebersihan dan menanam pohon.
E. PENGUMPULAN DATA PENELITIAN Data-data yang dihimpun pada penelitian ini adalah: a. Perhatian orang tua terhadap anak kelas VI di SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal. b. Akhlak anak kelas VI di SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal. c. Letak geografis SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal. d. Keadaan staf pengajar dan karyawan SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. e. Keadaan siswa SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini melalui dua tahapan yaitu: a. Persiapan Pengumulan data melalui angket, penulis menentukan indikator penelitian berdasarkan landasan teori, kemudian menyusun kisi-kisi soal dan menentukan nomor butir pernyataan dilanjutkan menyusun item soal yang dilengkapi dengan petunjuk pengisian. Penggunaan teknik wawancara, dimulai dengan menyusun pedoman wawancara yang meliputi sejumlah pertanyaan secara garis besar tentang pengaruh perhatiaan orang tua dan akhlak anak.
40
Teknik observasi, diawali dengan membuat instrumen observasi mengenai perhatian orang tua anak kelas VI SDN 4 Sidorejo, peneliti tinggal membubuhkan tanda check () pada kolom fasilitas yang ada. Adapun penggunaan teknik dokumentasi, peneliti membuat checklist untuk mencatat hal yang ada dan diperlukan. b. Pelaksanaan Angket yang sudah dilengkapi dengan petunjuk pengisiannya dibagikan kepada responden dengan sistem random. Selang waktu dirasa cukup untuk mengisi angket selama 1 atau 2 jam, kemudian peneliti mengambil angket yang sudah diisi, bersama dengan itu dilakukan wawancara/interviu berkaitan data angket yang penulis sebarkan.
Adapun secara rinci teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah: 1) Angket Metode angket yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawab. Metode angket pada penelitian ini penulis gunakan untuk mendapatkan data perhatian orang tua dan akhlaq siswa, serta pengaruh perhatian orang tua terhadap akhlak anak di SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal. 2) Observasi Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.28 Metode ini penulis gunakan untuk mengamati keadaan umum SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal, mengamati akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal.
28
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitif Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabrta, 2008) hlm 145.
41
3) Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.29 4) Interviu atau wawancara Metode interviu atau wawancara ialah teknik pengumpulan data menggunakan cara tanya jawab. Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh gambaran yang belum lengkap. Interviu dapat dilakukan penulis kepada kepala sekolah maupun staf pengajar.
Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu instrumen perhatian orang tua dan instrumen akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. Kedua instrumen ini disusun penulis dibatasi dengan indikatorindikator yang dijabarkan melalui angket, seperti penulis susun dibawah ini: a. Instrumen perhatian orang tua. Mengukur perhatian orang tua, dilakukan dengan menggunakan 4 alternatif yaitu masing-masing skor A=4, B=3, C=2, D=1. b. Instrumen akhlak anak. Mengukur akhlak anak, dilakukan dengan menggunakan 4 alternatif yaitu masing-masing skor A=4, B=3, C=2, D=1.
F. ANALISIS PENELITIAN Setelah data terkumpul lengkap, selanjutnya data tersebut penulis uji kebenarannya melalui analisis kuantitif menggunakan rumus statistik melalui tahapan sebagai berikut:
29
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006) hlm 231.
42
a. Analisis pendahuluan Tahap analisis pendahuluan, data yang terkumpul dari angket disusun pada table distribusi frekuensi dari variabel-variabel penelitian. Adapun kriterianya sebagai berikut: 1) Jawaban variabel bebas/independen/pengaruh/X, perhatian orang tua: Alternatif jawaban A diberikan angka 4. Alternatif jawaban B diberikan angka 3. Alternatif jawaban C diberikan angka 2. Alternatif jawaban D diberikan angka 1. 2) Jawaban variabel terikat/dependen/terpangaruh/Y, akhlak anak: Alternatif jawaban A diberikan angka 4. Alternatif jawaban B diberikan angka 3. Alternetif jawaban C diberikan angka 2. Alternatif jawaban D diberikan angka 1. b. Analisis uji hipotesis Adapun analisis ini untuk mengetahui hipotesis yang diajukan melalui pengolahan data variabel X dengan variabel Y. Variabel penelitian ini yaitu: 1. Variabel bebas
: Perhatian orang tua, diberi tanda X
2. Variabel terikat
: Akhlak anak, diberi tanda Y
Analisis uji hipotesis ini penulis menggunakan analisis korelasi product moment.30 Sesuai data penelitian, analisis yang tepat untuk menghitungnya menggunakan rumus sebagai berikut: N ∑XY – (∑X) (∑Y)
rxy =
√((N ∑X2 – (∑X2)) (N ∑Y2 - (∑Y2)) Keterangan: X 30
= Perhatian orang tua anak.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) hlm 274.
43
Y
= Akhlak anak.
N
= Jumlah responden.
∑X
= Jumlah skor X.
∑Y
= Jumlah skor Y.
∑XY = Jumlah perkalian antara X dan Y. rxy
= Koefisien korelasi antara X dan Y.
c. Analisis lanjut Analisis lanjut merupakan kelanjutan dari analisis pendahuluan dan analisis uji hipotesis yang interpretasinya untuk mewujudkan pengaruh perhatian orang tua terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal. Analisis ini diperoleh setelah memperoleh nilai Ro (dari hasil analisis) dengan nilai Rt (dari tabel), baik taraf signifikan 5% atau 1%. Apabila nilai Ro lebih besar atau sama dengan nilai Rt, berarti signifikansi dan hipotesis diterima. Sedangkan apabila nilai Ro lebih kecil dari nilai Rt, berarti tidak signifikan dan hipotesis ditolak.
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Umum SDN 4 Sidorejo SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal berdiri pada 1 Maret 1985. Terletak di Dukuh Kersan Desa Sidorejo yang berjarak sekitar 4 km dari kota Kecamatan Brangsong. Walaupun letaknya tidak berdekatan dengan kantor kecamatan dan jalur pantura, tapi akses jalan menuju SDN 4 Sidorejo sangatlah mudah dan dapat dijangkau dari segala penjuru. Dilihat dari letak SDN 4 Sidorejo yang berada diperbatasan dua desa yaitu Desa Brangsong dan Desa Sidorejo sangat memungkinkan kepada warga dari dua desa tersebut untuk mempercayakan pendidikan putra-putri mereka untuk belajar di SDN 4 Sidorejo. Disamping itu juga kwalitas pendidikan di SDN 4 Sidorejo tidaklah kalah bila dibanding SD lain di Kecamatan Brangsong, berdasarkan catatan hasil rata-rata nilai ujian nasional tahun 2009/2010 terjadi peningkatan bila dibanding tahun sebelumnya hampir diseluruh materi yang diujikan, ini berarti bahwa proses pembelajaran di SDN 4 Sidorejo ada kemajuan. 2. Guru dan Staf Karyawan SDN 4 Sidorejo Tenaga pendidik yang terlibat dalam proses belajar mengajar di SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal adalah lulusan dari IAIN dan S1 UT. Adapun data guru SDN 4 Sidorejo pada waktu penulis mengadakan penelitian berjumlah 8 orang, dengan guru laki-laki berjumlah 3 orang dan guru perempuan 5 orang dengan rincian guru PNS 6 orang dan 2 orang guru tidak tetap. Draf dan kolom struktur sekolah sebagai berikut:
44
45
GURU DAN KARYAWAN SDN 4 SIDOREJO BRANGSONG KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011 NO
NAMA
STATUS
PENDIDIKAN
JABATAN
1
Ngarpiah, S.Pd
PNS
S1
KepSek
2
Subari
PNS
D2
Guru
3
Yohana Sri Dati
PNS
D2
Guru
4
Mukhidin, S.Pd
PNS
S1
Guru
5
Sholehah
PNS
D2
Guru
6
Komsiyah
PNS
D2
Guru
7
Siti Zulaekhah, S.Pd
GTT
S1
Guru
8
Agus Supriyanto
GTT
D2
Guru
9
Nur Falihin
Penjaga
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH SDN 4 SIDOREJO BRANGSONG KENDAL Kepala Sekolah
Komite Sekolah
Guru Kelas I - VI
Guru Agama
Penjaga Sekolah
Guru Penjaskes
Guru Mulok
Siswa
(Sumber: papan monografi SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal tahun ajaran 2010/2011 )
3. Keadaan Siswa dan Wali Murid SDN 4 Sidorejo Keadaan siswa SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal tahun pelajaran 2010/2011 dilihat dari segi kuantitatif, jumlah siswa mencapai 160 siswa. Hal ini menunjukkan peningkatan dari tahun pelajaran sebelumnya
46
2009/2010 yang berjumlah 152 siswa. Rincian siswa tahun pelajaran 2010/2011 adalah sebagai berikut: Keadaan Siswa SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 NO
KELAS
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
1
I
17
13
30
2
II
10
19
29
3
III
15
15
30
4
IV
14
17
31
5
V
10
9
19
6
VI
10
11
21
JUMLAH
76
84
160
(Sumber: dokumentasi SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal tahun ajaran 2010/2011)
Keadaan orang tua siswa SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal tahun pelajaran 2010/2011 sebagian besar berdomisili di sekitar SDN 4 Sidorejo dengan mata pencaharian sebagai petani, buruh dan PNS. 4. Sarana dan Prasarana SDN 4 Sidorejo Sarana dan prasarana digunakan untuk menunjang kegiatan peningkatan pembelajaran guna untuk meningkatkan prestasi siswa dan meningkatkan kualitas serta kuantitas sekolah. Adapun sarana dan prasarana di SDN 4 Sidorejo kecamatan Brangsong kabuaten Kendal antara lain sebagai berikut: a. Ruang kelas yang nyaman b. Lapangan c. Perpustakaan d. Musholla e. Tempat parkir f. Kantin
47
5. Deskripsi Data Hasil Penelitian Diskripsi hasil penelitian ini dimaksudkan untuk menyajikan data kuantitatif mengenai pengaruh perhatian orang tua terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. Untuk mendapatkan data tentang pokok penelitian di atas, penulis menggunakan angket pertanyaan. Dalam angket yang dikembangkan dari beberapa indikator yang terdiri dari 40 butir pertanyaan dengan 4 alternatif jawaban. Adapun langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam menganalisis data yang terkumpul dari hasil penelitian variabel perhatian orang tua dan variabel akhlak anak sebagai berikut: a. Mengadakan penjumlahan dari semua item pertanyaan, baik pada jawaban untuk variabel, X (perhatian orang tua) dan variabel Y (akhlak anak) untuk alternatif jawaban A, B, C dan D. b. Melakukan penilaian dari tiap-tiap jawaban untuk variabel perhatian orang (X) atau jawaban untuk variabel akhlak anak (Y). kemudian memberi skor 4 untuk alternatif jawaban A, skor 3 untuk alternatif jawaban B, skor 2 untuk alternatif jawaban C, dan skor 1 untuk alternatif jawaban D, skor tersebut diberikan untuk kelompok perhatian orang tua dan akhlak anak. c. Menghitung skor tiap-tiap responden dengan cara menjumlahkan hasil angket penelitian pada langkah 1 dan 2 diatas dengan menggunakan proses tematik.
Peneliti menggunakan tiga tahap pada analisis data yang digunakan yaitu analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut. Dengan penjabaran sebagai berikut:
48
1) Analisis Pendahuluan Analisis pendahuluan ini berisi tentang data-data dari angket yang telah diisi oleh siswa. Angket yang diisi oleh siswa terdiri atas dua macam yaitu angket yang berisi tentang variabel perhatian orang tua dan variabel akhlak anak, total jumlah dari kedua variabel tersebut 40 pertanyaan dengan 4 alternatif pilihan jawaban pada tiap-tiap soal. NILAI ANGKET PENELITIAN PERHATIAN ORANG TUA No
Jumlah Jawaban
Jumlah Nilai
Total
Responden
A
B
C
D
A
B
C
D
1
9
11
-
-
36
33
-
-
69
2
7
5
8
-
28
15
16
-
59
3
8
7
5
-
32
21
10
-
63
4
10
10
-
-
40
30
-
-
70
5
20
-
-
-
80
-
-
-
80
6
20
-
-
-
80
-
-
-
80
7
16
2
2
-
64
6
4
-
74
8
11
6
3
-
44
18
6
-
68
9
7
8
5
-
28
24
10
-
62
10
10
7
3
-
40
21
6
-
66
11
7
8
5
-
28
24
10
-
62
12
12
2
6
-
48
6
12
-
66
13
13
7
-
-
52
21
-
-
73
14
18
2
-
-
72
6
-
-
78
15
17
3
-
-
68
9
-
-
77
16
9
8
3
-
36
24
6
-
66
17
13
7
-
-
52
21
-
-
73
18
6
12
2
-
24
36
4
-
64
19
14
6
-
-
56
18
-
-
74
49
20
9
10
1
-
36
30
2
-
65
21
6
10
4
-
24
30
8
-
62
N=21
242
131
47
-
968
393
94
-
1455
Tabel di atas merupakan hasil jawaban angket penelitian variabel perhatian orang tua yang penulis sebarkan kepada responden berjumlah 21 siswa kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal. Sedangkan jumlah pertanyaan yang penulis sebarkan pada angket variabel perhatian orang tua di atas berjumlah 20 item pertanyaan dengan 4 opsi pilihan jawaban pada tiap soal. Berdasarkan pada tabel di atas dapat dihitung nilai rata-rata (mean) perhatian orang tua siswa kelas VI SDN 4 Sidorejo, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Nilai Rata-rata (mean)
= =
Nilai Rata-rata (mean)
=
Jumlah Nilai Jumlah Responden 1455 21 69,28
Nilai tersebut termasuk dalam kategori cukup
Selanjutnya dari data tersebut di atas dapat diketahui bahwa perolehan nilai tertinggi dari angket perhatian orang tua adalah 80 dan nilai terendah adalah 59. Dari data itu dapat ditentukan lebar interval dengan menggunakan rumus: i = nilai tertinggi – nilai terendah = 80 – 59 = 5.25 Jumlah interval 4
Pada hasil penelitian ini menggunakan 4 interval nilai yang terdiri dari baik sekali, baik, cukup, dan kurang. Dan karena hasil intervalnya 5.25, maka lebar intervalnya adalah:
50
JUMLAH
INTERVAL NILAI
KATEGORI
74.76 – 80.00
Baik Sekali
4
69.51 – 74.75
Baik
5
64.26 – 69.50
Cukup
6
59.00 – 64.25
Kurang
6
RESPONDEN
Berdasarkan pada tabel nilai angket penelitian variabel perhatian orang tua di atas, juga dapat dihitung berapa persen pilihan siswa pada opsi jawaban A, B, C, atau D. Sehingga dapat diketahui peranan perhatian orang tua terhadap perkembangan akhlak anak. Rumus yang digunakan adalah :
Jumlah nilai X 100% Total nilai Maka diperoleh: Opsi A = 66.53% Opsi B = 27.01% Opsi C = 6.46% Opsi D = 0%
Dari data di atas diperoleh 66,53% yang memilih opsi jawaban A. 27,01% pada opsi jawaban B, 6,46% opsi jawaban C, dan 0 % pada opsi jawaban D. Ini juga menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua siswa memberikan perhatian yang sangat baik terhadap siswa. Selanjutnya penulis akan menyajikan data dari hasil angket penelitian variabel akhlak anak yang telah di jawab oleh 21 siswa SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal. Jumlah pertanyaan yang penulis sebarkan pada angket variabel akhlak siswa tersebut berjumlah 20 pertanyaan
51
dengan 4 opsi pilihan jawaban. Tabel hasil angket variabel akhlak anak SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal adalah sebagai berikut:
DATA ANGKET PENELITIAN AKHLAK ANAK No
Jumlah Jawaban
Jumlah Nilai
Total
Responden
A
B
C
D
A
B
C
D
1
7
8
5
-
28
24
10
-
62
2
10
5
5
-
40
15
10
-
65
3
9
4
6
1
36
12
12
1
61
4
11
6
3
-
44
18
6
-
68
5
15
3
2
-
60
9
4
-
73
6
10
4
5
1
40
12
10
1
63
7
16
2
2
-
64
6
4
-
74
8
5
8
7
-
20
24
14
-
58
9
6
11
2
1
24
33
4
1
62
10
13
5
2
-
52
15
4
-
71
11
5
8
7
-
20
24
14
-
58
12
5
5
10
-
20
15
10
-
45
13
15
4
1
-
60
12
2
-
74
14
10
10
-
-
40
30
-
-
70
15
15
5
-
-
60
15
-
-
75
16
13
5
2
-
52
15
4
-
71
17
11
6
3
-
44
18
6
-
68
18
7
11
2
-
28
33
4
-
65
19
16
4
-
-
64
12
-
-
76
20
8
8
4
-
24
16
8
-
48
21
3
10
6
1
12
30
12
1
55
N=21
210
132
74
4
832
388
138
4
1362
52
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dihitung nilai rata-rata (mean) akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Nilai Rata-rata (mean)
=
Jumlah Nilai Jumlah Responden 1362 21 64,85
= Nilai Rata-rata (mean)
=
Nilai tersebut termasuk dalam kategori baik
Selanjutnya dari data tersebut diatas dapat diketahui bahwa perolehan nilai tertinggi dari angket variabel akhlak anak adalah 76 dan nilai terendah adalah 45. Dari data itu dapat ditentukan lebar interval dengan menggunakan rumus: i = nilai tertinggi – nilai terendah = 76 – 45 = 7.75 Jumlah interval 4 Pada hasil penelitian ini menggunakan 4 interval nilai yang terdiri dari baik sekali, baik, dan cukup. Dan karena hasil intervalnya 7.75, maka lebar intervalnya adalah:
JUMLAH
INTERVAL NILAI
KATEGORI
68.26 – 76.00
Baik Sekali
8
60.51 – 68.25
Baik
8
52.76 – 60.50
Cukup
3
45.00 – 52.75
Kurang
2
RESPONDEN
Berdasarkan pada tabel nilai angket penelitian variabel akhlak anak di atas, juga diatas dapat dihitung berapa persen pilihan siswa pada opsi jawaban A, B, C, D sehingga dapat diketahui akhlak anak. Rumus yang digunakan adalah:
53
Jumlah nilai X 100% Total nilai Maka diperoleh: Opsi A = 61,1% Opsi B = 28,5% Opsi C = 10,1% Opsi D = 0,3%
Dari data diatas diperoleh, opsi jawaban A dengan 61,1%. Opsi jawaban B 28,5%, opsi jawaban C 10,1%. Dan opsi jawaban D dengan 0,3%. Ini menunjukkan bahwa mayoritas siswa cenderung memiliki kebiasaan dan akhlak yang baik. 2) Analisis Uji Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara. Pada penelitian dengan judul pengaruh perhatian orang tua terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. Peneliti mengajukan hipotesis ada pengaruh yang positif antara perhatian orang tua terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal. Untuk mempermudah perhitungan, peneliti menggunakan tabel perhitungan korelasi product moment.
PERHITUNGAN KORELASI PRODUCT MOMENT NO
X
Y
X2
Y2
XY
1
69
62
4761
3844
4278
2
59
65
3481
4225
3835
3
63
61
3969
3721
3843
4
70
68
4900
4624
4760
5
80
73
6400
5329
5840
54
6
80
63
6400
3969
5040
7
74
74
5476
5476
5476
8
68
58
4624
3364
3944
9
62
62
3844
3844
3844
10
67
71
4489
5041
4757
11
62
58
3844
3364
3596
12
66
45
4356
2025
2970
13
73
74
5329
5476
5402
14
78
70
6084
4900
5460
15
77
75
5929
5625
5775
16
66
71
4356
5041
4686
17
73
68
5329
4624
4964
18
64
65
4096
4225
4160
19
74
76
5476
5776
5624
20
68
48
4624
2304
3264
21
62
55
3844
3025
3410
1455
1362
101611
89822
94928
Dari tabel perhitungan korelasi product moment, dapat dibuat sebuah tabel untuk mempermudah menghitung korelasi product moment dengan menggunakan angka kasar. KORELASI PRODUCT MOMENT KETERANGAN
JUMLAH
∑X
1455
∑Y
1362
∑ X2
101611
∑ Y2
89822
∑ XY
94928
Nilai X rata-rata= ∑ X/21 = 1455/21 =
69,28
Nilai Y rata-rata= ∑ Y/21 = 1362/21 =
64,85
55
Tahap analisis uji hipotesis ini, untuk menguji hipotesis yang diajukan menggunakan rumus statistik. Analisis ini merupakan kelanjutan dari analisis pendahuluan. Penulis menggunakan analisis korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut31: N ∑XY – (∑X) (∑Y)
rxy =
√((N ∑X2 – (∑X2)) (N ∑Y2 - (∑Y2)) Keterangan: X
= Perhatian orang tua anak.
Y
= Akhlak anak.
N
= Jumlah responden.
∑X
= Jumlah skor X.
∑Y
= Jumlah skor Y.
∑XY = Jumlah perkalian antara X dan Y. rxy
= Koefisien korelasi antara X dan Y.
Dengan perhitungan sebagai berikut: rxy
=
N ∑XY – (∑X) (∑Y)
√((N ∑X2 – (∑X2)) (N ∑Y2 - (∑Y2)) =
21 x 94928 – (1455) (1362)
√ (21 x 101611 – (1455)2) (21 x 89822 – (1362)2) 1993488 – 1981710
=
√ (2133831 - 2117025) (1886262 - 1855044) =
11778
√16806 x 31218 31
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) hlm 274.
56
=
11778
√ 524649708 =
11778 22905
rxy
=
0,5142
Jadi koefisien korelasi antara X dan Y adalah 0,514
3) Analisis Lanjut Analisis
lanjut
merupakan
analisis
lanjutan
dari
analisis
pendahuluan dan analisis uji hipotesis yang merupakan interprestasi pada peranan perhatian orang tua terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal. Pada analisis ini, hasil nilai ro (dari hasil analisis) dibandingkan dengan nilai rt (pada tebel), untuk taraf signifikan 5% dengan N=21 adalah sebesar 0,433 dan tarat 1% adalah sebesar 0,549. Sehingga dapat diketahui hasil akhir dari penelitian dengan nilai sebagai berikut 0,514 > 0,433 (hasil analisis lebih besar dari pada nilai pada tabel) artinya signifikan. Peran perhatian orang tua mempunyai pengaruh positif terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
B. PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, yang menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Peneliti mencoba mencari seberapa besar pengaruh perhatian orang tua terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal, selanjutnya dianalisis melalui perhitungan-perhitungan dengan menggunakan rumus statistik. Setelah dilakukan penelitian terhadap 21 siswa kelas VI SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal dengan menggunakan angket yang terdiri dari 40 pertanyaan yaitu 20 pertanyaan dengan variabel perhatian orang tua dan 20 pertanyaan dengan variabel akhlak anak, dengan 4 alternatif jawaban pada masing-masing pertanyaan.
57
Maka diperoleh hasil yang menunjukkan total nilai perhatian orang tua 1455. Dengan 4 responden dalam katergori sangat baik, 5 dalam kategori baik, 6 dalam kategori cukup, dan 6 dalam kategori kurang. Sedangkan bila dilihat dari prosentase pada opsi pilihan jawaban diperoleh 66,53% memilih opsi jawaban A, 27,01% menunjukkan opsi jawaban B, 6,46% pada opsi jawaban C, dan 0% pada opsi jawaban D. Pada variabel perhatian orang tua ini diperoleh nilai rata-rata (mean) 69,28 dan termasuk dalam kategori baik. Sedangkan hasil penelitian akhlak anak menunjukkan total nilai 1362. Dengan 8 responden dalam katergori sangat baik, 8 dalam kategori baik, 3 dalam kategori cukup, dan 2 dalam kategori kurang. Sedangkan bila dilihat dari prosentase pada opsi pilihan jawaban diperoleh 61,1% memilih opsi jawaban A, 28,5% menunjukkan opsi jawaban B, 10,1% pada opsi jawaban C, dan 0,3% pada opsi jawaban D. Pada variabel akhlak anak ini diperoleh nilai rata-rata (mean) 64,85 dan termasuk dalam kategori baik. Untuk mengetahui seberapa signifikan pengaruh perhatian orang tua terhadap akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal, peneliti menggunakan analisis korelasi product moment. Dari tabel perhitungan korelasi product moment menunjukkan koefisien korelasi antara X dan Y (rxy) yaitu 0,5142. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan pada tabel harga kritik dari r product moment, pada tabel disebutkan taraf signifikansi 5% dengan N=21 adalah sebesar 0,433 dan taraf 1% adalah sebesar 0,549. Sehingga dapat diketahui hasil akhir dari penelitian adalah signifikan, karena hasil analisis lebih besar daripada nilai pada tabel dengan nilai 0,514 > 0,433.
58
BAB V PENUTUP
A. SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, penelitian dengan judul Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Akhlak Anak Kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011. Dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Perhatian orang tua anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 tergolong cukup. Data yang mendukung adalah nilai rata-rata (mean) variabel orang tua yang memperoleh rata-rata 69,28 yang termasuk dalam kategori cukup. 2. Akhlak anak kelas VI SDN 4 Sidorejo Kecamatan Brangsong Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011 tergolong baik. Data yang mendukung variabel ini adalah nilai rata-rata (mean) yang diperoleh melalui perhitungan statistik yaitu sebesar 64,85 dan termasuk dalam kategori baik. 3. Hasil analisis “Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Akhlak Anak Kelas VI SDN 4 Sidorejo Brangsong Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011” mempunyai pengaruh yang positif dan dapat diterima. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan pada tabel harga kritik dari r product moment, pada tabel disebutkan taraf signifikansi 5% dengan N=21 adalah sebesar 0,433 dan taraf 1% adalah sebesar 0,549. Sehingga dapat diketahui hasil akhir dari penelitian adalah signifikan, karena hasil analisis lebih besar daripada nilai pada tabel dengan nilai 0,514 > 0,433.
B. SARAN Sebagai kompensasi adanya suatu penelitian yang sudah diketahui hasilnya, maka perlu adanya saran-saran agar menjadi bahan acuan dalam pengembangan pendidikan agama Islam yang lebih baik lagi.
58
DAFTAR PUSTAKA
Adab Memberi Salam (online article) diunduh pada 19 Mei 2011, dari http://ohislam.com/adab-memberi-salam/. Akhlaq dan Nasehat (online article) diunduh pada 19 Mei 2011, dari http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/kiat-menggapai-akhlaq-mulial.html Al Adnani, Abu Fatih. Global Warming, Surakarta: Granada Mediatama, 2008. Al Ghozali, Imam, Mutiara Ihya Ulumuddin, Bandung: Penerbit Mizan, 1998. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2006. Dakir, Dasar-Dasar Psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1993. Departemen Agama, Alqur’an dan Terjemahannya, Surakarta: CV. Pustaka Manthiq. Ilyas, Yanuhar, Kuliah Akhlaq, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI), 2007. Izzad, Ahmad, Kuikuti Tradisi Rasulku, Bandung: albu, 2006. Khalid, Amru, Berakhlaq Seindah Rasulullah, Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2007. Mahjuddin, Kuliah Akhlaq-Tasawuf, Jakarta: Kalam Mulia, 1991. Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005. Nazir, Moh, Metode Penelitian, Darussalam: Ghalia Indonesia, 1993. Sangkan, Abu. Pelatihan Shalat Khusyu’, Jakarta: 2004. Slamet, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 1992. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2008. Sudarsono, Etika Islam tentang Kenakalan Remaja, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005. Tafsir, Ahmad, Pendidikan Agama dalam Keluarga, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000.
Yusuf, Syamsu, LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007. Zubaedi, Pendidikan Berbasis Masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
Lampiran 1
DAFTAR SISWA KELAS VI SDN 4 SIDOREJO BRANGSONG KENDAL TAHUN 2010/2011
NO
NO INDUK
NAMA
L/P
1
541
Susi Susanti
P
2
543
Widiyanto
L
3
554
Edi Suprayitno
L
4
555
Pingki Fauzi
L
5
557
Indarwati
P
6
562
M. Alwi Baharudin
L
7
565
Siti Hartini
P
8
551
Ayu Kusvitasari
P
9
570
Istiharudin Majid
L
10
571
Nurul Aini
P
11
573
Siti Khoirul Umami
P
12
575
Febya Bella Safira
P
13
577
Tri Fatmawati
P
14
578
Rohmad Jodhi
L
15
579
Farozi
L
16
581
M. Ja’far Sodiq
L
17
582
Amalia Nur Azizah
P
18
583
Nining Lestari
P
19
584
Adhi Sulistiyo
L
20
585
Nafa Tri Oktafiani
P
21
652
Muh Fadhil
L
ANGKET PENELITIAN PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP AKHLAK ANAK KELAS VI SDN 4 SIDOREJO KECAMATAN BRANGSONG KEBUPATEN KENDAL TAHUN PELAJARAN 2010/2011
A. PETUNJUK PENGISIAN 1. Tulislah terlebih dahulu identitas/nama kamu pada daftar isian yang telah tersedia. 2. Berikan jawaban pada pertanyaan berikut ini, dengan memberikan tanda silang (X) pada huruf A, B, C atau D yang sesuai keinginanmu. 3. Kami harapkan jawaban kamu dengan jujur, jawabanmu tidak berpengaruh terhadap nilaimu. 4. Terimakasih atas jawaban dan kejujuranmu. B. IDENTITAS SISWA 1. Nama : 2. Alamat : 3. Kelas :
I.
ANGKET PERHATIAN ORANG TUA 1. Apakah orang tuamu, membimbing kamu selalu mengerjakan shalat lima waktu? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 2. Apakah orang tuamu, melatih kamu selalu berdzikir kepada Allah setelah shalat? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
3. Apakah orang tuamu melatih dan membiasakan kamu berdo’a kepada Allah setelah shalat? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 4. Apakah orang tuamu, melatih kamu membaca al-Qur’an setelah shalat magrib? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 5. Apakah orang tuamu, mengajak kamu berpuasa ramadhan dibulan Ramadhan? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 6. Apakah orang tuamu, memberi tauladan kepada kamu untuk bersikap jujur? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 7. Apakah orang tuamu, melatih kamu untuk membiasakan diri mengucapkan salam ketika masuk rumah? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
8. Apakah orang tuamu, mengajarkan kamu untuk menghormati orang yang lebih tua?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 9. Apakah orang tuamu selalu memberi uang saku kepadamu? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 10. Apakah orang tuamu, mengawasi kamu agar menyisihkan uang saku untuk beramal di sekolah? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 11. Apakah orang tuamu selalu menganjurkan agar selalu menjaga kebersihan lingkungan? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 12. Apakah orang tuamu selalu memberi contoh kepada kamu agar membuang sampah pada tempatnya? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 13. Apakah orang tuamu selalu membimbing kamu untuk selalu membaca do’a setiap memulai aktifitas/kegiatan? a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 14. Apakah orang tuamu mengawasi kamu untuk selalu membersihkan lingkungan rumah? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 15. Apakah orang tuamu memperhatikan atau mengontrol kamu dalam kerapian/kesopanan berpakaian? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 16. Apakah orang tuamu membiasakan agar kamu selalu menggosok gigi dan mencuci kaki ketika menjelang tidur? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 17. Apakah orang tuamu melatih kamu untuk selalu mencuci kedua tangan ketika akan makan? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 18. Apakah orang tuamu selalu memberi contoh kamu untuk merapikan tempat tidur ketika bangun tidur? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah 19. Apakah orang tuamu mengawasi kamu untuk bangun pagi? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 20. Apakah orang tuamu menyuruh kamu untuk selalu mengerjakan shalat subuh pada jam 05.00 pagi? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
II.
ANGKET AKHLAK ANAK 1. Berapa kalikah kamu melaksanakan shalat wajib sehari semalam? a. 5 kali b. 4 kali c. 3 kali d. 2 kali 2. Apakah kamu selalu berdzikir kepada Allah setelah shalat? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 3. Apakah kamu selalu berdo’a kepada Allah setelah shalat? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 4. Apakah kamu membaca al-Qur’an setelah shalat maghrib? a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 5. Apakah kamu mengerjakan puasa di bulan Ramadhan? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 6. Apakah kamu selalu bersikap jujur? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 7. Apakah kamu biasa mengucapkan salam ketika masuk rumah? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 8. Apakah kamu menghormati orang yang lebih tua dari saudara? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 9. Apakah kamu selalu bersabar ketika mendapat musibah? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 10. Apakah kamu selalu menyisihkan uang saku untuk beramal disekolah? a. Selalu b. Sering
c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 11. Apakah kamu selalu menjaga kebersihan lingkungan? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 12. Apakah kamu selalu membuang sampah pada tempatnya? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 13. Apakah kamu selalu berdo’a setiap memulai aktifitas atau kegiatan? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 14. Apakah kamu selalu membersihkan lingkungan rumah? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 15. Apakah kamu selalu berpakaian rapi atau sopan? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 16. Apakah kamu selalu menggosok gigi dan mencuci kaki ketika akan tidur? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah 17. Apakah kamu selalu mencuci tangan ketika akan makan? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 18. Apakah kamu selalu merapikan tempat tidur ketika bangun dari tidur? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 19. Apakah kamu selalu bangun pagi setiap hari? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah 20. Apakah kamu selalu mengerjakan shalat subuh pada jam 05.00 pagi? a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap 2. Tempat dan Tanggal Lahir 3. Alamat Rumah HP E-mail
: SHOLEHAH : Kendal, 11 Juli 1960 : Ds. Brangsong RT 22 RW8 Kec. Brangsong Kab. Kendal 52371. : 0888 039 69238 : -
B. Riwayat Pendidikan 1. Pendidikan Formal a. M I b. PGA 4 Th c. PGA 6 Th d. D II Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
Th 1973 Th 1977 Th 1980 Th 1996
2. Pendidikan Non-Formal a. -
Semarang, 18 Agustus 2011
SHOLEHAH