UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS PADA POKOK BAHASAN MENGHAFAL AL-QUR’AN SURAT PENDEK PILIHAN MELALUI PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI BERKELOMPOK (Studi Tindakan pada Kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk Kota Semarang Tahun Ajaran 2010/2011)
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh : NUR ANISAH NIM : 063111075
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011 1
ABSTRAK
Nur Anisah (NIM. 063111075). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Pokok Bahasan Menghafal Al-Qur’an Surat Pendek Pilihan Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Berkelompok (Studi Tindakan pada Kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk Kota Semarang Tahun Ajaran 2010/2011). Skripsi, Semarang: Fakultas Tarbiyah Walisongo Semarang 2011. Penelitian bertujuan untuk: 1) Mengetahui pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi di kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk Kota Semarang. 2) Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang melalui penggunaan metode demonstrasi pada materi menghafal surat Al-„Alaq. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan subjek penelitian siswa kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang dengan jumlah siswa 30 anak. Fokus yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Data hasil belajar kognitif dalam penelitian ini didapat dari nilai tes akhir siklus. Sedangkan hasil belajar psikomotorik didapat dari observasi pada saat pembelajaran Al-Qur‟an Haditsdengan menggunakan metode demonstrasi sedang berlangsung. Data yang telah didapat kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif untuk mengetahui hasil belajar siswa. Indikator keberhasilan penelitian ini dilihat hasil belajar siswa yang mencapai ketuntasan belajar ≥ 65. Proses penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus. Pelaksanaan siklus I sudah dirancang sebelumnya. Pelaksanaan siklus II merupakan hasil refleksi dari siklus I. Pengumpulan data penelitian menggunakan metode observasi secara langsung pada saat pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dan pengambilan nilai pada tiap akhir siklus. Pengelolaan data dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil dari pengolahan data digunakan untuk menggambarkan ketercapaian tindakan terhadap peningkatan pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian siklus I ketuntasan belajar mencapai 66%. Sedangkan pada siklus II ketuntasan belajar mencapai 96,7 %. Dari hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi mahasiswa, para tenaga pelajar, para peneliti, dan semua pihak yang membutuhkan dilingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
NOTA PEMBIMBING
Semarang,
Juni 2011
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul
Nama NIM Jurusan
: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadits Pokok Bahasan Menghafal Al-Qur‟an Surat Pendek Pilihan Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Berkelompok (Studi Tindakan pada Kelas VI MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk Kota Semarang Tahun Ajaran 2010/2011). : Nur Anisah : 063111075 : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasah. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Pembimbing I
Drs. Abdur Rohman, M.Ag NIP. 19691105 199403 1 003
NOTA PEMBIMBING
Semarang,
Juni 2011
Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi naskah skripsi dengan: Judul
Nama NIM Jurusan
: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadits Pokok Bahasan Menghafal Al-Qur‟an Surat Pendek Pilihan Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Berkelompok (Studi Tindakan pada Kelas VI MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk Kota Semarang Tahun Ajaran 2010/2011). : Nur Anisah : 063111075 : Pendidikan Agama Islam
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasah. Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
KEMENTERIAN AGAMA R.I. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang Telp. 024-7601295 Fax. 7615387
PENGESAHAN Naskah skripsi dengan: Judul
: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadits Pokok Bahasan Menghafal Al-Qur‟an Surat Pendek Pilihan Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Berkelompok (Studi Tindakan pada Kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk Kota Semarang Tahun Ajaran 2010/2011) Nama : Nur Anisah NIM : 063111075 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Program Studi : Pendidikan Agama Islam telah diujikan dalam sidang munaqosyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.
Semarang, 30 Juni 2011 DEWAN PENGUJI
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Nur Anisah NIM : 063111075 Jurusan / Program Studi : Pendidikan Agama Islam menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian / karya saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, Juni 2011 Saya yang menyatakan,
Nur Anisah NIM. 063111075
MOTTO
(1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, (2) Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah, (3) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, (4) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, (5) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-„Alaq: 1-5).
PERSEMBAHAN
Atas rahmat dan ridla Allah SWT, karya skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Ayahanda Mat Gunawan dan ibunda tercinta Asfiyah, yang tak hentihentinya memberikan motivasi, dan iringan do‟a serta mencurahkan kasih sayangnya kepada penulis. Adik-adikku tersayang (Siti Syarifah dan Muhammad Naufal Hifdzi Kholis ). 2. Ustadz-ustadzah TPQ Nurul Iman Pandana Merdeka (Bapak Asrori, Ibu Fatimah, Bapak A. Lisanuddin, Bu Ririn). Dan keluarga besar Pandana Merdeka Blok. B.15 (Mbak Nur Hasanah, Mbak Yaya, Fani, Aini, Roil dan Yamini). 3. Sahabat/i Sindikat Rongewunem (Almapa 2006), dan keluarga besar PMII Rayon Tarbiyah Komisariat Walisongo Semarang. Teman-teman seperjuangan kelas PAI B 2006 dan semua teman dekat penulis.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang berkat rahmat, taufiq dan hidayah-Nya skripsi penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadits Pada Pokok Bahasan Menghafal Surat Pendek Pilihan Melalui Metode Demonstrasi (Studi Tindakan pada Kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk Kota Semarang Tahun Ajaran 2010/2011)” dapat disajikan, shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada Rasulullah SAW yang telah menuntun manusia ke jalan yang telah diridhai Allah. Selanjutnya penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu demi kelancaran dalam penulisan skripsi ini, terutama kepada: 1. Dr. Sudja‟i, M.Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. 2. Nasirudin, M. Ag, Ketua Jurusan PAI dan H. Mursid, M. Ag selaku Sekretaris Jurusan PAI. 3. Drs. Abdur Rohman, M.Ag, pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penulisan skripsi. 4. Drs. H. Shodiq, M.Ag, pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penulisan skripsi. 5. Bapak dan Ibu dosen serta segenap karyawan yang secara langsung ikut berpartisipasi. 6. Kepala MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang, yang telah memberikan izin mengadakan penelitian. 7. Orang tua tercinta, yang telah membesarkan, mendidik, dan menyayangi dengan sepenuh hati. 8. Seluruh anggota keluarga yang telah memberi dukungan yang sangat berharga.
9. Sahabat-sahabatiku mahasiswa PAI 2006 tercinta yang selalu memberi dukungan serta do‟a sehingga terselesaikannya skripsi ini. Teriring doa semoga Allah SWT. membalas semua amal kebaikan dari semuanya dengan sebaik-baik balasan. Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan. Namun demikian, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Semarang,
Juni 2011
Nur Anisah NIM. 063111075
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... iii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ................................................................. v HALAMAN DEKLARASI ............................................................................. vi HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viii HALAMAN KATA PENGANTAR ........................................................................ ix DAFTAR ISI ................................................................................................. xi BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1 B. Penegasan Judul .................................................................. 7 C. Perumusan Masalah ............................................................. 10 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 10 E. Kajian Pustaka .................................................................... 11
BAB II
: LANDASAN TEORI A. Belajar dan Pembelajaran .................................................... 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ............................. 2. Ciri-ciri Belajar dan Pembelajaran ................................. 3. Teori Belajar dan Pembelajaran ..................................... 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar .................... B. Metode Demonstrasi ........................................................... 1. Demonstrasi sebagai Metode Pembelajaran ................... 2. Langkah-langkah dalam Mengaplikasikan Metode Demonstrasi .................................................................. 3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi dalam Proses Belajar Mengajar ................................................ C. Hasil Belajar ........................................................................ 1. Definisi Hasil Belajar .................................................... 2. Macam-macam Hasil Belajar ......................................... 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar ............ D. Pembelajaran Bidang Studi Al-Qur‟an Hadits di MI ............ 1. Pengertian Bidang Studi Al-Qur‟an Hadits .................... 2. Tujuan Pembelajaran Al-Qur‟an Hadits di MI ............... 3. Ruang Lingkup Materi Al-Qur‟an Hadits di MI .............
13 13 15 16 17 20 20 22 24 25 25 25 26 27 27 28 29
E. Pentingnya Metode Demonstrasi dalam Peningkatan Hasil Belajar ................................................................................ 30 F. Hipotesis Tindakan .............................................................. 31 BAB III
BAB IV
BAB V
: METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian..................................................................... B. Subyek Penelitian ................................................................ C. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. D. Kolaborator ......................................................................... E. Penentuan Variabel Penelitian ............................................. F. Instrumen Penelitian ............................................................ G. Prosedur Kerja Penelitian Tindakan Kelas ........................... H. Metode Pengumpulan Data ................................................. I. Analisis Data ....................................................................... J. Indikator Keberhasilan ........................................................
32 32 32 32 32 33 33 39 41 42
: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian ............................................................ B. Pra Siklus ............................................................................ C. Hasil Penelitian ................................................................... D. Pembahasan ........................................................................
44 44 46 57
: SIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP A. Kesimpulan ......................................................................... 60 B. Saran ................................................................................... 62 C. Penutup ............................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Fungsi pendidikan bagi guru paling utama adalah memimpin anak-anak membawa ke arah tujuan yang jelas. Guru sebagai orang tua juga harus menjadi model atau suri tauladan bagi anak-anak. Anak mendapatkan rasa keamanan dengan adanya model dan rela menerima petunjuk maupun teguran bahkan hukuman.1 Pendidikan sekolah juga merupakan pendidikan yang diselenggarakan melalui prasarana yang dilembagakan. Lembaga pendidikan sekolah merupakan tempat menuntut ilmu yang kedua setelah keluarga. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. 2 Oleh karena itu gurulah yang bertanggung jawab dalam melaksanakan pendidikan dalam arti memberikan bimbingan dan pengajaran kepada siswa. Pembelajaran Al-Qur‟an Hadits di MI Futuhiyyah 02, utamanya di kelas V ternyata tidak mudah. Adanya anggapan bahwa Al-Qur‟an Hadits hanyalah pelajaran yang sekedar dibaca dan tidak harus dihafalkan maupun dipahami, dan pelajaran ini tidak termasuk salah satu pelajaran yang menentukan saat akhir sekolah yang membuat peserta didik menjadi statis dan kurang berprestasi. Hal ini jika dibicarakan berlarut-larut tentunya akan sangat membahayakan akhlaq dan aqidah generasi muda. Pengaruh yang saat ini bias kita lihat dari permasalahan ini adanya penurunan kesadaran beribadah peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Jika melihat masalah yang dialami peserta didik MI Futuhiyyah 02, penulis sebagai calon pendidik berasumsi bahwa untuk menarik minat belajar 1
Syaiful Bahri Jamaroh, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 5. 2 Ibid., hlm. 31.
peserta didik terhadap pelajaran Al-Qur‟an Hadits adalah dengan menciptakan suasana senang dalam pembelajaran Al-Qur‟an Hadits, menciptakan suasana senang tersebut adalah dengan guru memilih metode pembelajaran yang tepat. Karena pemilihan metode yang kurang tepat dapat menimbulkan kebosanan, kurang paham, dan akhirnya menurunkan motivasi dan hasil belajar peserta didik. Sedangkan metode adalah “suatu cara atau siasat penyampaian bahan pengajaran tertentu dari suatu mata pelajaran, agar siswa dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan menguasai bahan pengajaran”. Selain itu juga dalam proses belajar mengajar terjadi interaksi dua arah antara pengajar dan peserta didik. Kedua kegiatan ini saling mempengaruhi dan dapat menentukan hasil belajar.
Di
sini
kemampuan
guru
dalam
menyampaikan
atau
mentransformasikan bidang studi dengan baik, merupakan syarat mutlak yang tidak dapat ditawar lagi karena hal ini mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar siswa. Untuk dapat menyampaikan pelajaran dengan baik agar siswa lebih mudah memahami pelajaran, seorang guru selain harus menguasai materi, dia juga dituntut untuk dapat terampil dalam memilih dan menggunakan metode mengajar yang tepat untuk situasi dan kondisi yang dihadapinya. Seorang guru sangat dituntut untuk dapat memiliki pengertian secara umum mengenai berbagai metode, baik mengenai kebaikan metode maupun mengenai kelemahan-kelemahannya. Ada beberapa metode yang dikenal dalam pengajaran, misalnya yaitu metode ceramah, metode demonstrasi, metode pemberian tugas, metode eksperimen, metode tanya jawab, dan sebagainya. Dengan memilih metode yang tepat, seorang guru selain menentukan output atau hasil lulusan dari lembaga pendidikan, juga merupakan landasan keberhasilan lembaga pendidikan, dan juga menjadi pengalamannya disenangi bagi anak didik. Oleh karena itu, untuk dapat menciptakan suasana belajar yang kreatif dalam mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits, guru dapat memilih metode demonstrasi, karena
dalam pelajaran ini ada materi yang dapat diterapkan atau dipraktekkan, seperti menghafal Al-Qur‟an dalam surat pendek pilihan. Salah satu materi disampaikan sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada pembelajaran studi Al-Qur‟an Hadits adalah menghafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan disampaikan pada kelas V semester genap. Di lain pihak MI Futuhiyyah 02 Kudu siswa yang hidup di daerah bukan kota besar tentu semangat belajarnya tidak begitu besar. Umumnya siswa berasal dari orang tua ekonomi menengah ke bawah. Potensi peserta didik MI Futuhiyyah 02 Kudu termasuk cukup baik dan perlu ditumbuhkembangkan. Berdasarkan hasil belajar peserta didik mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits untuk pokok bahasan menghafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan, peserta didik memahaminya masih rendah. Hal ini terbukti dengan hasil tes formatif pada 1 tahun terakhir yaitu tahun 2009/2010 masih banyak nilai yang di bawah KKM yaitu (65). Tabel 1.1 Hasil Analisis Nilai Kondisi Awal Peserta Didik No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Nama Siswa Listiani Mustofa Ridlo Ngatono Tri Wahyudi Nur Isnaini Sutrisno Abi Rifqi Adam Abdul Aziz Muslim Ahmad Fahmi Sidiq Ani Fitriyanti Solekah Awalul Iqbal Choirun Nisya Febriyani Dinna Ayu Lestari Fantina Diah Fiqi Nur Izzah Hanifatul Baroroh Heru Prayogo Isro'atul Muzamzamah
Nilai 70 60 75 65 60 65 45 80 55 65 70 65 60 70 65 65 55
Keterangan T TT T T TT T TT T TT T T T TT T T T TT
18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Muhammad Anang Siswanto Muhammad Kharis Santoso Muhammad Khoirun Muhammad Nurrokhim Muhammad Zamroni Mariya Ulfa Muhammad Slamet Riyadi Nanik Zulaikah Nurul Karomah Oki Andika Dwi Wijayanto Siti Anisah Sahal Machfud Sabit Aqdam Farafis Siti Umi Akibah Uswatun Hasanah Adi Maulana Lintang Prista Budia Artamara Jumlah Rata-rata Rata-rata Individual Rata-rata Klasikal
50 65 75 60 45 70 55 60 70 65 70 65 65 60 75 70 45 2155 63,38 63,38% 44,11%
TT T T TT TT T TT TT T TT T TT T TT T T TT
Sementara ini peneliti menduga bahwa penyebab hasil belajar peserta didik MI Futuhiyyah 02 Kudu masih rendah adalah sebagai berikut: 1. Sistem pembelajaran didominasi oleh guru, peserta didik hanya duduk mendengarkan guru dan mengerjakan perintah guru. 2. Di dalam kelas peserta didik dianggap mempunyai kesamaan baik dari kesiapan belajar, minat belajar, maupun sosial ekonomi dan sebagainya. 3. Model pembelajaran kurang bervariasi, setiap peserta didik hanya duduk diam, mendengarkan keterangan guru, bertanya (bila berani) dan mengerjakan soal yang ditugaskan oleh guru. 4. Tidak semua peserta didik mempunyai buku pegangan mata pelajaran AlQur‟an Hadits. Proses pembelajaran yang dilakukan seperti di atas, hanya akan membuat peserta didik mudah lupa. Materi Al-Qur‟an Hadits yang sudah dipelajari pada umumnya dapat dikuasai oleh peserta didik, akan tetapi pada
pemberian materi selanjutnya kemampuan peserta didik menjadi lemah dan akhirnya lupa. Untuk menunjang keberhasilan belajar, guru telah berusaha dan mencoba melaksanakan berbagai model pembelajaran. Masih mengenai model, dapat ditambahkan model pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan menghafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan, namun hasil belajar peserta didik tampaknya belum optimal. Dalam kaitan ini peran guru sangat diperlukan. Tujuannya agar prestasi belajar Al-Qur‟an Hadits meningkat. Untuk itu guru harus memiliki metode pembelajaran alternatif. Salah satu alternatifnya adalah pembelajaran hendaknya senantiasa diarahkan dengan cara peserta didik melakukan tugas dan menentukan sendiri konsep yang seharusnya dipelajari dengan bantuan guru. Guru senantiasa mengarahkan agar kegiatan peserta didik tidak menyimpang dari tujuan pembelajaran. Salah satu metode yang efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa atas materi termasuk dalam pembelajaran Al-Qur‟an Hadits yang dipelajarinya adalah melalui keterlibatan langsung/pengalaman belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami dan tidak bisa dilimpahkan pada orang
lain.
Edgar
Dale
dalam
penggolongan
pengalaman
belajar
mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati, tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dalam konteks ini, siswa belajar sambil bekerja, karena dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan,
pemahaman,
pengalaman
serta
dapat
mengembangkan
keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Hal ini juga sebagaimana yang di ungkapkan Jean Jacques Rousseau bahwa anak memeliki potensi-potensi yang masih terpendam, melalui belajar anak harus diberi kesempatan mengembangkan atau mengaktualkan potensi-potensi tersebut. Sesungguhnya anak mempunyai kekuatan sendiri untuk mencari, mencoba,
menemukan dan mengembangkan dirinya sendiri. Dengan demikia, segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri. Pembelajaran itu akan lebih bermakna jika siswa "mengalami sendiri apa yang dipelajarinya" bukan "mengetahui" dari informasi yang disampaikan guru, sebagaimana yang dikemukakan Nurhadi bahwa siswa akan belajar dengan baik apabila yang mereka pelajari berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui, serta proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar di sekolah. Dari berbagai pandangan para ahli tersebut menunjukkan berapa urgennya keterlibatan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey dengan "learning by doing"-nya. Belajar sebaiknya dialami melalui perbutan langsung dan harus dilakukan oleh siswa secara aktif. Prinsip ini didasarkan pada asumsi bahwa para siswa dapat memperoleh lebih banyak pengalaman dengan cara keterlibatan secara aktif dan proporsional, dibandingkan dengan bila mereka hanya melihat materi/konsep. Modus Pengalaman belajar adalah sebagai berikut: kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakana, dan 90% dari apa yang kita katakana dan lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa jika guru mengajar dengan banyak ceramah, maka peserta didik akan mengingat hanya 20% karena mereka hanya mendengarkan. Sebaliknya, jika guru meminta peserta didik untuk melakukan sesuatu dan melaporkannya, maka mereka akan mengingat sebanyak 90%. Hal ini ada kaiatannya dengan pendapat yang dikemukakan oleh seorang filsof China Confocius, bahwa: apa yang saya dengar, saya lupa; apa yang saya lihat, saya ingat; dan apa yang saya lakukan saya paham. Dari kata-kata bijak ini kita dapat mengatahui betapa pentingnya keterlibatan langsung dalam pembelajaran. Berdasarkan keterangan di atas proses pembelajaran akan lebih bermakna bila peserta didik “mengalami” bukan hanya “mengetahui” apa
yang dipelajari. Dengan demikian pembelajaran dengan pendekatan metode demonstrasi
merupakan konsep
pembelajaran
yang
membantu
guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Berhubungan dengan
itu,
melalui
penelitian
ini
akan diteliti
pembelajaran Al-Qur‟an Hadits materi menghafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan, materi tersebut diambil sebagai salah satu contoh materi pembelajaran dengan metode demonstrasi pada peserta didik di MI Futuhiyyah 02 Kudu, karena metode demonstrasi mempunyai kelebihan yaitu: 1) Perhatian siswa lebih dipusatkan. 2) Proses belajar siswa lebih terarah. 3) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa. 3 Dengan berpijak pada beberapa persoalan yang ada di atas, maka hal itulah yang mendorong penulis untuk melakukan penelitian dan mengambil judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadits Pada Pokok Bahasan Menghafal Al-Qur‟an Surat Pendek Pilihan Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Berkelompok (Studi Tindakan pada Kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk Kota Semarang Tahun Ajaran 2010/2011)”.
B. Penegasan Judul Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Pokok Bahasan Menghafal Surat Pendek Pilihan Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Berkelompok (Studi Tindakan pada Kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk Kota Semarang Tahun Ajaran 2010/2011)”. Agar terhindar dari kesalahpahaman serta salah tafsiran mengenai judul penelitian dengan harapan agar mudah dipahami dan tidak terjadi 3
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 209.
kesalahpahaman, maka penulis akan memberikan istilah yang terdapat pada judul di atas. 1. Metode Beberapa metode menurut para ahli, salah satunya adalah menurut Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, adalah bahwa metode secara harfiah berarti (cara). Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu kegiatan atau cara-cara melakukan kegiatan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis.4 Dan menurut Muzayyin Arifin, pengertian metode adalah cara, bukan langkah atau prosedur. Kata prosedur lebih bersifat teknis administratif atau taksonomi. Seolah-seolah mendidik atau mengajar hanya diartikan cara mengandung implikasi mempengaruhi. Maka saling ketergantungan antara pendidik dan anak didik di dalam proses kebersamaan menuju ke arah tujuan tertentu.5 Menurut W.J.S Poerwadarminta, metode adalah (cara) yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. 6 Kesimpulan dari pengertian-pengertian di atas yaitu bahwa metode secara umum adalah cara yang tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu hal, seperti menyampaikan mata pelajaran. 2. Metode Demonstrasi Menurut Muhibbin Syah, metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.7
4 5
Muhibbin Syah, Loc. Cit, hlm. 201. Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Buna Aksara, 1987), hlm. 100-
101. 6
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1986),
hlm. 649. 7
MuhibbinSyah, Loc. cit,hlm. 208.
Dalam kamus Inggris-Indonesia, yaitu mempertunjukkan atau mempertontonkan.8 Menurut Daryanto, metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian informasi dalam proses belajar mengajar dengan mempertunjukkan tentang cara melakukan sesuatu disertai penjelasan secara visual dari proses dengan jelas.9 Dari uraian dan definisi di atas, dapat dipahami bahwa metode demonstrasi adalah di mana seorang guru memperagakan langsung suatu hal yang kemudian diikuti oleh murid sehingga ilmu atau keterampilan yang didemonstrasikan lebih bermakna dalam ingatan masing-masing murid. 3. Hasil belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.10 Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar yang diperoleh melalui usaha dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar. Berkaitan dengan proses belajar mengajar di sekolah maka yang dimaksud hasil belajar adalah kemampuan yang telah dicapai oleh siswa setelah adanya aktivitas belajar. Hasil tersebut digunakan sebagai tolok ukur untuk menilai kemajuan siswa. Pada umumnya hasil belajar terhadap suatu mata pelajaran, terutama di sekolah tingkat dasar dan menengah, dipresentasikan dalam bentuk nilai kuantitatif dengan skala 10 atau skala 100. Artinya, nilai siswa akan diukur berdasarkan kemampuannya mulai
8
Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1984), hlm. 178. 9 Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inofatif Teori dan Praktik dalam Pengembangan Profesionalisme bagi Guru, (Jakarta: AV Publiser, 2009), hlm. 403. 10 Asep Jihad, Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2009), Cet.3, hlm.14.
dari 0 sampai 10 atau dari 0 sampai 100, dengan asumsi semakin tinggi nilai kuantitatif berarti tinggi kualitas hasil belajar siswa. Hasil belajar di sekolah ditunjukkan dengan nilai raport. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur hasil belajar di sekolah melalui tes atau sering disebut ujian. Adapun yang dimaksud dengan hasil belajar siswa dalam skripsi ini adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa sebagai hasil belajar setelah mengikuti kegiatan belajar, baik itu berupa angka maupun kata-kata dalam jangka waktu tertentu.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, peneliti dapat merumuskan permasalahan yang dihadapi oleh guru mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk Kota Semarang adalah: apakah penerapan metode demonstrasi berkelompok dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk Kota. Semarang dalam mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits pokok bahasan menghafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan?
D. Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah: 1. Untuk memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan pengajaran bidang studi al-qur‟an hadits di MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk Kota Semarang. 2. Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk Kota Semarang. Penggunaan metode demonstrasi dapat dikembangkan atau diterapkan pada peserta didik di kelas-kelas yang lain. Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah: 1. Dapat berguna terutama bagi pihak pengelola pendidikan dalam meningkatkan kegiatan belajar mengajar khususnya dalam bidang studi
Al-Qur‟an Hadits demi peningkatan kualitas pendidikan yang lebih baik di masa yang akan datang. 2. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat berguna terutama bagi diri penulis sendiri untuk dapat khazanah ilmu pengetahuan dan dapat pula menjadi bahan masukan bagi calon guru khususnya bidang studi AlQur‟an Hadits.
E. Kajian Pustaka Penelitian tentang penggunaan metode demonstrasi pada dasarnya sudah banyak dilakukan. Namun demikian, masing-masing penelitian memiliki fokus yang berbeda sesuai dengan lingkup kajian masing-masing. Agar tidak terjadi duplikasi penelitian, maka peneliti memfokuskan penelitiannya terhadap pelaksanaan pembelajaran bidang studi Al-Qur‟an Hadits dalam meningkatkan hasil belajar di MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk Kota. Semarang (Kelas V pada materi menghafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan semester genap tahun ajaran 2010/2011). Penelitian-penelitian sebelumnya yang menjadi bahan rujukan sekaligus sebagai perbandingan penelitian ini adalah: Muhammad Nail Muna (NIM 3101245). ”Aplikasi Metode Demonstrasi dalam Pendidikan Agama Islam (Studi kasus di SLTP Al-Fattah Semarang)”. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) dengan teknik analisa deskriptif kualitatif. Data yang terkumpul kemudian dianalisa dengan pendekatan deduktif dan pendekatan induktif serta pendekatan ilmiah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari penerapan dari metode demonstrasi ini menunjukkan ada relevansinya dan sesuai dan sesuai dengan pendidikan agama islam di SLTP Al-Fattah Semarang, secara sederhana bisa dikatakan bahwa aplikasi metode demonstrasi terhadap pendidikan agama islam adalah selaras dan sangat berguna. Hal ini dapat dilihat dari tujuan yang dicapai di SLTP Al-Fattah yaitu menjadikan siswanya yang cerdas dan bertaqwa kepada Allah SWT, hal ini tidak jauh beda dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan agama islam secara umum.
Wanita Nur Fitriana (NIM 3101334). “Metode Demonstrasi Peranannya dalam Meningkatkan Ketrampilan Ibadah Sholat pada Anak Prasekolah di TKIT Permata Hati Semarang”. Penelitian ini berisi bahwa anak usia dini membutuhkan bentuk pembelajaran dimana mereka dapat merasakan langsung pembelajaran itu, oleh karena setiap pengajar dituntut untuk dapat memberikan satu bentuk metode dimana peserta didik tidak hanya mengerti tetapi memahami dan merasakan langsung pembelajaran itu, ternyata dalam hal keterampilan ibadah. Di TKIT Permata Hati Semarang untuk lebih memfokuskan pada pelaksanaan metode demonstrasi dalam meningkatkan keterampilan ibadah sholat anak prasekolah. Penelitian ini merupakan penelaah kembali terhadap penelitianpenelitian yang sudah ada, namun pada skripsi ini lebih menekankan sebuah upaya baru melalui penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran AlQur‟an Hadits dalam meningkatkan hasil belajar, sehingga pendidikan yang diorientasikan pada pembentukan intelektual, perilaku dan sikap mampu diintegrasikan sebagai mestinya.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran a. Pengertian Belajar Menurut Muhibbin Syah, belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. 11 Sedangkan Sholeh Abdul Azis dan Abdul Azis Abdul Majid menjelaskan tentang definisi belajar:
ان التعلم هو تغيري ىف ذهن املتعلم يطرأ على خربة سابقة فيحدث 12
فيها تغيريا جديدا
Sesungguhnya belajar adalah merubah pemahaman siswa dari pengalaman yang lama, maka di dalamnya membahas perubahan yang baru. Arno F. Witting mengartikan belajar adalah “learning can be defined as any relatively permanent change in an organism behavioral repertoire that occurs as a result of experience.”13 Menurut Skinner, belajar merupakan suatu proses adaptasi atau penyesuaian atau tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang optimal apabila ia diberi penguat.14 Persepsi yang lain diberikan oleh Devista dan Thompson dalam bukunya Nana Syaodih Sukmadinata, yang mengartikan belajar
11
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosdakarya, 2003), hlm. 89. 12 Sholeh Abdul Azis, At Tarbiyah wa Turuqut At Tadriis, (Mesir: Darul Ma‟arif, tt), hlm. 2. 13 Arno F. Witting, Psycology of Learning, (New York: Mc Graw Hill, 1981), hlm. 2. 14 Muhibbin Syah, Op. Cit, hlm. 90.
sebagai perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman. 15 Sedangkan Slameto mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. 16 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar diartikan sebagai suatu proses tingkah laku yang berlangsung secara progresif yang diperoleh dari interaksi dan pengalaman, yang mana pengalaman itu akan lebih bermakna jika diberi penguat dengan penguat yang lebih cepat. b. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan pendidik, serta antar peserta didik dalam rangka perubahan sikap. Oleh karena itu baik secara konseptual maupun operasional konsep-konsep komunikasi dan perubahan sikap akan selalu melekat pada pembelajaran.17 Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. 18 Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik untuk mengubah sikap peserta didik supaya menjadi lebih baik, serta memfalisitasi peserta didik dengan cara melengkapi sarana prasarana yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
15
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2003), hlm. 156. 16 Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hlm. 2. 17 Syaiful Bahri Djamaroh, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet. II, hlm. 15-16. 18 Asep Jihad, Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Presindo, 2008), hlm. 11.
2. Ciri-ciri Belajar dan Pembelajaran a. Ciri-ciri Belajar Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku, maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalam ciri-ciri belajar antara lain : 1) Perubahan yang terjadi secara sadar Ini berarti individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah. 2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menurus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya, jika seseorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak bisa menulis menjadi bisa menulis. 3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam
perbuatan
belajar,
perubahan-perubahan
itu
selalu
bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. 4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi hanya untuk bebrapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, menangis dan lain sebagainya tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam pengertian belajar.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar mengetik, atau tingkat kecakapan mana yang dicapainya. 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.19 b. Ciri-ciri Pembelajaran Adapun ciri-ciri pembelajaran: 1) Rencana, ialah penataan ketenangan material dan prosedur yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran dalam suatu rencana khusus. 2) Saling ketergantungan (Interpendence) yaitu antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. 3) Tujuan yaitu sistem tujuan tertentu yang hendak dicapai. 20 3. Teori Belajar dan Pembelajaran a. Teori Belajar Untuk memperjelas pengertian belajar diatas berikut dijabarkan tentang teori-teori belajar yaitu: 1) Teori belajar Konstruktivis Teori Konskruktivis merupakan teori yang berkembang dari kerja praget, Vygotsky dijelaskan bahwa pesrta didik harus menemukan sendiri dan mentransformasi informasi kompleks,
19
Syaiful Bahri Djamaroh, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet. II, hlm.
15-16. 20
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. VIII, hlm. 55-56
mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apalagi aturan-aturan itu tidak sesuai lagi. 21 2) Teori belajar bermakna David Ausabel Teori belajar bermakna David Ausabel dijelaskan bahwa belajar merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. 22 Adapun ciri-ciri belajar adalah merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. 23 b. Teori Pembelajaran Istilah mengajar dan belajar adalah dua peristiwa yang berbeda, tetapi terdapat hubungan yang erat, bahkan terjadi kaitan interaksi saling mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain. Adapun teori-teori pembelajaran meliputi: 24 1) Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik. 2) Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik. 3) Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. 4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali faktor-faktor. Adapun faktor yang mempengaruhi belajar meliputi: a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, yang digolongkan menjadi dua golongan yaitu:
21
Triyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis, (Surabaya: Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 13. 22 Ibid., hlm. 25. 23 Dimyati, Nudjrono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), cet.1, hlm. 7. 24 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. VIII, hlm. 57-64.
1) Faktor-faktor non-sosial dalam belajar Faktor-faktor ini boleh dikatakan juga tak terbilang jumlahnya, misalnya: keadaan udara, cuaca, waktu (pagi, siang, ataupun malam), tempat (letaknya, pergedungannya), alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti alat tulis menulis, buku-buku, alatalat peraga, dan lain sebagainya). 2) Faktor-faktor sosial dalam belajar Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial di sini adalah faktor manusia (sesama manusia), atau kehadiran orang atau orangorang lain pada waktu seseorang sedang belajar, ada juga faktor yang berasal dari dalam kelas misalnya, kalau satu kelas murid sedang mengerjakan ujian, lalu terdengar banyak anak-anak lain bercakap-cakap di samping kelas, maka murid yang sedang mengerjakan ujian akan sangat terganggu.25 b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar 1) Faktor-faktor Fisiologis Faktor-faktor fisiologis ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu tonus jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.26 a) Keadaan tonus jasmani pada umumnya Keadaan tonus jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatarbelakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar, keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya daripada yang tidak leleh. b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsi panca indera. Panca indera dapat dimisalkan sebagai pintu gerbang masuknya pengaruh ke dalam individu. Orang mengenal dunia 25
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), cet. X, hlm. 233-234 26 Ibid., hlm. 235
sekitarnya
dan
belajar
dengan
mempergunakan
panca
inderanya. 2) Faktor-faktor Psikologis dalam Belajar Menurut Arden N. Frandsen dalam bukunya Sumadi Suryabrata mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar adalah sebagai berikut: a) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas. b) Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju. c) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman. d) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetensi. e) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran. f) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai hasil daripada belajar. Adapun Moslow mengemukakan motif-motif untuk belajar itu adalah: a) Adanya kebutuhan fisik b) Adanya kebutuhan akan rasa aman, bebas dari kekhawatiran. c) Adanya
kebutuhan
untuk
mendapat
kehormatan
dari
masyarakat. d) Sesuai
dengan
sifat
mengetengahkan diri. 27
27
Ibid., hlm. 325-237.
untuk
mengemukakan
atau
B. Metode Demonstrasi 1. Demonstrasi sebagai Metode Pembelajaran Beberapa pengertian metode menurut para ahli, salah satunya adalah menurut Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, adalah bahwa: Metode secara harfiah berarti (cara). Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu kegiatan atau cara-cara melakukan kegiatan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. 28 Dan menurut Muzayyin Arifin, pengertian metode adalah cara, bukan langkah atau prosedur. Kata prosedur bersifat teknis administratif atau taksonomi. Seolah-olah mendidik atau mengajar hanya diartikan cara mengandung implikasi mempengaruhi. Maka saling ketergantungan antara pendidik dan anak didik di dalam proses kebersamaan menuju ke arah tujuan tertentu.29 Menurut W.J.S Poerwadarminta, Metode adalah (cara) yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. 30 Kesimpulan dari pengertian-pengertian di atas yaitu bahwa metode secara umum adalah cara yang tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu hal, seperti menyampaikan mata pelajaran. Sedangkan pengertian metode demonstrasi menurut Muhibbin Syah adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. 31
28
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 201. 29 Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Buna Aksara, 1987), hlm. 100101. 30 W.J.S Poerwadaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1986), hlm. 649. 31 Muhibbin Syah, op. cit., hlm. 208
Dalam
kamus
Inggris-Indonesia,
mempertunjukkan atau mempertontonkan.
demonstrasi
yaitu
32
Metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik. Dengan menggunakan metode demonstrasi, guru atau murid memperlihatkan kepada seluruh anggota kelas mengenai suatu proses, misalnya bagaimana cara sholat yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. 33 Menurut Daryanto, metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian informasi dalam proses belajar mengajar dengan mempertunjukkan tentang cara melakukan sesuatu disertai penjelasan secara visual dari proses dengan jelas.34 Dalam konteks demonstrasi sebagai sebuah metode pembelajaran, secara tidak langsung menempatkan demonstrasi sebagai sebuah instrumen yang menyatu dalam cara pembelajaran siswa di dalam kelas maupun di luar kelas. Itu artinya, desain pembelajaran secara tidak langsung akan menggunakan prinsip-prinsip dasar metode demonstrasi sebagai salah satu cara yang tepat untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa saat melaksanakan proses pembelajaran. Ide ini perlu diketengahkan dalam praksis pembelajaran, karena metode demonstrasi menempatkan seorang guru sebagai pemeraga yang memperagakan langsung suatu hal yang kemudian diikuti oleh murid sehingga ilmu atau keterampilan yang didemonstrasikan lebih bermakna dalam ingatan masing-masing murid. Karakter dasar metode demostrasi yang dominan dengan praktik sejelas-jelasnya akan membantu siswa dalam memahami praktik sebuah materi pembelajaran secara lebih komprehensif. Pada ruang yang lebih kompromis pelaksanaan pembelajaran dapat mengkombinasikan antara 32
Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1984), hlm. 178. 33 Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 296. 34 Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inofatif Teori dan Praktik dalam Pengembangan Profesionalisme bagi Guru, (Jakarta: AV Publisher, 2009), hlm. 403.
beberapa metode, seperti antara metode ceramah dan metode demonstrasi. Dalam
kerangka
praksisnya,
metode
ceramah
digunakan
untuk
memberikan overview materi pada siswa, kemudian diikuti dengan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi yang bertujuan untuk meriilkan segala materi yang telah tersampaikan pada saat ceramah, walaupun dalam skala mikro. Kalau ditilik dari perspektif kesejarahan, sebenarnya semenjak zaman Nabi Muhammad SAW, bahkan semenjak awal sejarah kehidupan manusia, penggunaan metode demonstrasi dalam pendidikan sudah ada. Contohnya pada waktu itu Nabi, seorang pendidik yang agung, banyak menggunakan metode demonstrasi perilaku keseharian sebagai seorang muslim, maupun praktek ibadah seperti menjalankan sholat, wudhu, haji dan umrah dan lain-lain. Semua cara tersebut dipraktikkan atau ditunjukkan oleh Nabi, lalu kemudian para umat mengikutinya. Dari fakta sejarah tersebut, dapat dijelaskan bahwa dalam beberapa hal terutama materi pembelajaran yang membutuhkan praktik langsung untuk
memberikan
pemahaman
yang
komprehensif,
sekaligus
ketauladanan bagi siswa, maka penggunaan metode demonstrasi bisa menjadi salah satu alternatif metode pembelajaran yang koheren dengan kebutuhan pembelajaran tersebut. 2. Langkah-langkah dalam Mengaplikasikan Metode Demonstrasi Untuk melaksanakan metode demonstrasi yang baik dan efektif, ada beberapa langkah yang harus dipahami dan digunakan oleh guru, yang terdiri dari perencanaan uji coba dan pelaksanaan oleh guru lalu diikuti oleh siswa dan diakhiri dengan adanya evaluasi. Adapun langkah-langkahnya metode demonstrasi sebagai berikut: a. Merumuskan dengan jelas kecakapan atau keterampilan apa yang diharapkan oleh siswa sesudah demonstrasi itu dilakukan. b. Mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh, apakah metode itu wajar dipergunakan, dan apakah ia merupakan metode yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang dirumuskan. c. Jumlah siswa memungkinkan untuk diadakan demonstrasi dengan jelas.
d. Mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia waktu untuk memberi kesempatan kepada siswa mengajukan pertanyaanpertanyaan dan komentar selama dan sesudah demonstrasi. e. Selama demonstrasi berlangsung, hal-hal yang harus diperhatikan: Keteranga-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa. Telah disarankan kepada siswa untuk membuat catatan-catatan seperlunya. f. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan siswa. Sering perlu diadakan diskusi sesudah demonstrasi berlangsung atau siswa mencoba melakukan demonstrasi. 35 Faktor yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan metode demonstrasi sebagai berikut: a. Memberi kesempatan peserta didik untuk mengulangi demonstrasi dengan bantuan penyaji. b. Peserta lain mengulangi demonstrasi dengan bantuan dari peserta yang sudah paham. c. Memberi kesempatan pada semua peserta untuk berlatih sendiri. 36 Tindak lanjut yang perlu digunakan dalam penggunaan metode demonstrasi adalah sebagai berikut: a. Bersama peserta mengevaluasi pelaksanaan dan hasil peserta. b. Mengulangi semua langkah demonstrasi, jika perlu. c. Memberi tugas pada peserta (membuat laporan, dan lain-lain).37 Setelah perencanaan-perencanaan telah tersusun sebaiknya diadakan uji coba terlebih dahulu agar penerapannya dapat dilaksanakan dengan efektif dan tercapai tujuan belajar mengajar yang telah ditentukan dengan mengadakan uji coba dapat diketahui kekurangan dan kesalahan praktek secara
lebih
dini
dan
dapat
peluang
untuk
memperbaiki
dan
menyempurnakannya. Langkah selanjutnya dari metode ini adalah realisasinya yaitu saat guru memperagakan atau mempertunjukkan suatu proses atau cara melakukan sesuatu sesuai materi yang diajarkan. Kemudian siswa disuruh 35
J.J Hasibuan dan Mujiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Rosdakarya, 1993), hlm. 31 36 Daryanto, op.cit, hlm. 404 37 Ibid, hlm. 405.
untuk mengikuti atau mempertunjukkan kembali apa yang telah dilakukan guru. Dengan demikian unsur-unsur manusiawi siswa dapat dilibatkan baik emosi, intelegensi, tingkah laku serta indera mereka, pengalaman langsung itu diperjelas pengertian yang ditangkapnya dan memperkuat daya ingatnya mengetahui apa yang dipelajarinya. Untuk mengetahui sejauh mana hasil yang dicapai dari penggunaan metode demonstrasi tersebut diadakan evaluasi dengan cara menyuruh murid mendemonstrasikan apa yang telah didemonstrasikan atau dipraktekkan guru. Pada hakikatnya, semua metode itu baik. Tidak ada yang paling baik dan paling efektif, karena hal itu tergantung kepada penempatan dan penggunaan metode terhadap materi yang sedang dibahas. Yang paling penting, guru mengetahui kelebihan dan kekurangan metode-metode tersebut. Metode demonstrasi ini dapat digunakan apabila bertujuan untuk: memberikan keterampilan guru, memudahkan berbagai jenis penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas, menghindari verbalisme, membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya suatu proses dengan penuh perhatian sebab lebih menarik.38 3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi dalam Proses Belajar Mengajar Penggunaan metode demonstrasi dalam proses belajar mengajar memiliki arti penting. Banyak keuntungan psikologis dan pedagogis yang dapat diraih dengan menggunakan metode demonstrasi, antara lain: a. Perhatian siswa lebih dipusatkan. b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa. 39
38
Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), hlm. 94-95. 39 Muhibbin Syah, op.cit, hlm. 53
Kekurangan metode demonstrasi: a. Dalam pelaksanaannya, metode demonstrasi memerlukan waktu dan persiapan yang matang, sehingga memerlukan waktu yang banyak. b. Demonstrasi dalam pelaksanaanyya banyak menyita biaya dan tenaga (jika memakai alat yang mahal) c. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas. d. Metode demonstrasi menjadi tidak efektif jika siswa tidak turut aktif dan suasana gaduh.40 C. Hasil Belajar 1. Definisi Hasil Belajar Menurut Abdurrahman, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.41 Hasil belajar pada hakikatnya merupakan kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. 2. Macam-macam Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajar. Howard Kingsley membagi tiga macam hasil belajar yakni: (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Adapun Gagne membagi lima kategori hasil belajar siswa di sekolah, yakni informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motoris.42 Ciri-ciri hasil belajar yang dicapai peserta didik melalui proses belajar mengajar yang optimal adalah sebagai berikut: a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik. b. Menambah keyakinan akan kemampuan diri c. Kemantapan dan ketahanan hasil belajar 40
Tayar Yusup dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama Islam dan Bahasa Arab, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), hlm. 53. 41 Asep Jihad, Abdul Haris, op. Cit., hlm. 14 42 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1995), cet. III, hlm. 45-46.
d. Hasil belajar yang diperoleh secara menyeluruh (komprehensif) e. Kemampuan peserta didik untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri pada proses dan usaha belajar.43 Untuk mencapai hasil belajar yang ideal, kemampuan pendidik (guru) dalam membimbing belajar peserta didik sangat dituntut. Apabila guru dalam keadaan siap dan memiliki proficiency (berkemampuan tinggi), harapan terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas akan tercapai. Penilaian hasil belajar adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh proses belajar telah berjalan secara afektif. Keefektifan pembelajaran akan tampak pada kemampuan peserta didik dalam mencapai tujuan belajar. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa di sekolah, secara garis besar faktor tersebut dapat dibagi menjadi dua bagian: a. Faktor internal (faktor individu peserta didik) Yaitu keadaan atau kondisi jasmani dan rohani peserta didik yang meliputi kesehatan mata, telinga, inteligensi, bakat dan minat peserta didik.44 Dan faktor fisiologis sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong faktor psikologis yaitu inteligensi, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. 45 b. Faktor eksternal (faktor dari luar individu peserta didik) 1) Lingkungan sosial Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman se-kelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. 43
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 56-57. 44 Muhibbin Syah, op. cit., hlm. 132. 45 Slameto, op. cit., hlm. 55
2) Lingkungan non-sosial Faktor-faktor yang termasuk lingkungan sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.46 Yaitu segala sesuatu yang di luar individu peserta didik yang merangsang individu peserta didik untuk mengadakan reaksi atau pembuatan
belajar
dikelompokkan dalam
faktor
eksternal,
diantaranya faktor keluarga, masyarakat lingkungan, teman sekolah, fasilitas, dan kesulitan bahan ajar. D. Pembelajaran Bidang Studi Al-Qur’an Hadits di MI 1. Pengertian Pembelajaran Al-Qur‟an Hadits Al-Qur‟an adalah kitab suci Allah yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Al-Qur‟an merupakan sumber utama ajaran islam yang menjadi petunjuk bagi kehidupan umat manusia, dan rahmat bagi seisi alam semesta. Di dalamnya terkumpul wahyu illahi yang menjadi petunjuk, pedoman dan pelajaran bagi siswa yang mempelajari serta mengamalkannya. Al-Qur‟an adalah kitab suci yang terakhir diturunkan Allah. Isinya mencakup segala pokok-pokok syari‟at yang terdapat dalam terdapat dalam kitab-kitab suci yang diturunkan sebelumnya. 47 Karena itu, setiap orang yang mempelajari Al-Qur‟an, akan bertambah cinta kepadanya, cinta untuk membacanya, untuk mempelajarinya dan menahannya serta untuk mengamalkannya. Sedangkan Hadits dapat diartikan sebagai pembicaraan, periwayatan dan pernyataan, sedangkan secara khusus merupakan penuturan yang
46
Muhibbin Syah, op. cit., hlm. 137-138 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, t.th.), hlm. 102. 47
disandarkan pada perbuatan dan perkataan Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang dituturkan kembali oleh para sahabatnya. 48 Bahwasanya mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits merupakan unsur mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada diberikan kepada peserta didik untuk memahami Al-Qur‟an dan Hadits sebagai sumber-sumber ajaran agama islam dan mengamalkan isi kandungannya sebagai petunjuk dan landasan kehidupan sehari-hari. 2. Tujuan Pembelajaran Al-Qur‟an Hadits di MI Mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis Al-Qur‟an dan Hadits yang benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam al-qur‟an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadits-hadits tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan. Hal ini sejalan dengan misi pendidikan dasar adalah untuk: a. Pengembangan potensi dan kapasitas belajar peserta didik yang menyangkut rasa ingin tahu, percaya diri, keterampilan berkomunikasi, dan kesadaran diri. b. Pengembangan
kemampuan
baca
tulis-hitung
dan
bernalar,
ketrampilan hidup, dasar-dasar keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME. c. Fondasi bagi pendidikan berikutnya. Di samping itu, juga mempertimbangkan psikologis anak, bahwa tahap perkembangan intelektual anak usia 6-11 tahun adalah operasional konkret (Piaget). Peserta didik pada jenjang pendidikan dasar juga merupakan masa social imitation (usia 6-9 tahun) atau masa mencontoh, sehingga diperlukan figur yang dapat memberi contoh dan teladan yang baik dari orang-orang sekitarnya (keluarga, guru, dan teman-teman se48
Cyril Glase, Ensiklopedi Islam (Ringkas), terj. A Mashudi Gufron, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 11.
permainan), usia 9-12 tahun sebagai masa second star of individualization atau masa individualisasi, dan usia 12-15 tahun merupakan masa social adjustment atau penyesuaian diri secara sosial. Secara substansial mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mencintai kitab sucinya, mempelajari dan mempraktekkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur‟an Hadits sebagai sumber utama ajaran islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari. 49 Mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits di Madrasah Ibtidaiah bertujuan untuk: a. Memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan, dan menggemari membaca Al-Qur‟an dan Hadits. b. Memberikan
pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan
ayat-ayat Al-Qur‟an-Hadits melalui keteladanan dan pembiasaan. c. Membina dan membimbing perilaku peserta didik dengan berpedoman pada isi kandungan ayat Al-Qur‟an dan Hadits. 3. Ruang Lingkup Materi Bidang Studi Al-Qur‟an Hadits di MI Ruang lingkup mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits di Madrasah Ibtidaiyah meliputi: a. Pengetahuan dasar membaca dan menulis al-Qur‟an yang benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. b. Hafalan surat-surat pendek dalam al-Qur‟an dan pemahaman sederhana tentang arti dan makna kandungannya serta pengalamannya melalui keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari c. Pemahaman dan pengalaman melalui keteladanan dan pembiasaan mengenai hadits-hadits yang berkaitan dengan kebersihan, niat,
49
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm. 19.
menghormati orang tua, persaudaraan, silaturahmi, takwa, menyayangi anak yatim, salat berjamaah, ciri-ciri orang munafik, dan amal salih. 50
E. Pentingnya Metode Demonstrasi dalam Peningkatan Hasil Belajar Proses belajar mengajar merupakan suatu proses pendidikan yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan peserta didik atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah harus melalui pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran tercapai, guru hendaknya pandai-pandai mengelola kelas dengan memperhatikan efektifitas dan efisiensi dari kegiatan belajar mengajar yang telah di rencanakan. Oleh sebab itu, guru harus dapat memilih metode yang tepat untuk peserta didik. Suatu metode dipilih dan dilaksanakan agar pembelajaran efektif dan efisien. Peneliti memilih metode demonstrasi dalam pembelajaran Al-Qur‟an Hadits yang menyenangkan sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti materi pelajaran, pembelajaran dapat lebih efisien. Melalui proses saling bekerja sama yang dikemas dengan cara yang menyenangkan. Dalam Demonstrasi anak akan lebih bersemangat dalam belajar karena suasana kelas seperti layaknya kegiatan belajar antar teman sehingga dapat mendorong mereka untuk mampu membahas dan memahami pokok bahasan yang sedang mereka pelajari. Demonstrasi dapat meningkatkan proses kerjasama antar siswa dalam mencari pemahaman tentang materi yang diajarkan, sehingga siswa benar-benar belajar tidak hanya secara individu, tetapi juga secara kelompok agar semua anggota kelompoknya mampu memahami materi pelajaran. Hasilnya, siswa saling memberi pemahaman pada sesama teman, sehingga materi pelajaran dapat dipahami oleh siswa secara menyeluruh. Untuk mengetahui hasil proses belajar mengajar dimana guru berinteraksi dengan peserta didik perlu diadakan evaluasi hasil belajar. Evaluasi hasil belajar tidak bertujuan memberi nilai dan label pada anak. 50
Panitia Sertifikasi Guru, “Modul Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Kelompok Guru MI”, IAIN Walisongo Semarang, hlm. 177.
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik belajar dan bagaimana cara belajar yang paling baik diterapkan. 51 Meningkat atau tidaknya hasil belajar siswa, dapat ditunjukkan dengan adanya perbedaan hasil belajar siswa pada setiap siklus, sampai akhirnya pada pemberian tes. Intinya, metode demonstrasi
dapat meningkatkan hasil belajar Al-
Qur‟an Hadits. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklusnya dan tercapainya indikator keberhasilan yang telah disesuaikan dengan KKM sekolah.
F. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori yang relevan dan sejumlah asumsi dasar sebagaimana dikemukakan, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah: “Penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits materi menghafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan di kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu”.
51
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 130.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam istilah Bahasa Inggris disebut Classroom Action Research Principle and Practice merupakan bentuk penelitian Reflektif yang dilakukan oleh pendidik terhadap kurikulum, pengembangan sekolah, peningkatan prestasi belajar, pengembangan keahlian mengajar, dan sebagainya.52 B. Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MI Futuhiyyah 02 Kudu, Genuk, Semarang. Adapun subyek penelitian ini adalah peserta didik kelas V jumlah peserta didik dalam kelas tersebut adalah 30 siswa. C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan pada bulan Maret 2011 sampai April 2011 di kelas V semester genap MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk Kota. Semarang. D. Kolaborator Kolaborator dalam penelitian tindakan kelas (PTK) adalah orang yang membantu untuk mengumpulkan data-data tentang penelitian yang sedang digarap bersama-sama dengan peneliti. Kolaborator dalam penelitian ini adalah guru Al-Qur‟an Hadits di MI Futuhiyyah 02 Kudu yaitu Bapak Bukhori S.Pd.I. E. Penentuan Variabel Penelitian Variabel penelitian yang diamati dalam penelitian ini adalah:
52
Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), cet. V. hlm. 102
1. Variabel bebas (independen) Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pembelajaran dengan metode demonstrasi. 2. Variabel Terikat (dependen) Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar siswa kelas V MI. Futuhiyyah 02 Kudu tahun 2010/2011. F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Lembar observasi, untuk memperoleh data tentang kondisi pelaksanaan metode demonstrasi di kelas pada bidang studi Al-Qur‟an Hadits pokok bahasan menghafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan. Instrumen observasi/ pengamatan disusun berdasarkan indikator-indikator yang bisa mengukur keberhasilan dalam penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran studi Al-Qur‟an Hadits materi menghafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan. Hal ini terutama untuk mengukur proses pelaksanaan proses KBM. 2. Lembar Kerja/ Tes hasil belajar, untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa setelah diterapkan menggunakan metode demonstrasi. Lembar kerja atau penugasan selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung dibuat menggunakan soal-soal yang nantinya sebagai pengukur peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan materi menghafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan dalam pembelajaran studi AlQur‟an Hadits. G. Prosedur Kerja Penelitian Tindakan Kelas 1. Persiapan penelitian Tahap persiapan diawali dengan mengajukan permohonan izin riset ke Kantor Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang disahkan oleh Pembantu Dekan I. Memberikan izin tersebut kepada kepala sekolah MI. Futuhiyyah 02 Kudu, kemudian mengadakan observasi lapangan untuk mengetahui dan menentukan sampel penelitian. Juga melakukan observasi tentang pembelajaran Al-Qur‟an Hadits yang
dilakukan guru serta untuk melihat hasil belajarnya. Setelah menentukan sampel kemudian menentukan materi pokok yang akan diajarkan, setelah itu membuat rencana pembelajaran, dan penilaian lembar observasi. 2. Pelaksanaan penelitian Langkah- langkah dalam pelaksanaan penelitian dimulai dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi untuk sampel. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai pada faktor-faktor yang diselidiki. Untuk dapat mengetahui hasil belajar siswa dalam belajar Al-Qur‟an Hadits sebelum diberikan tindakan, ataupun sesudah diberi tindakan. Dimana tindakan yang akan dilakukan yaitu dengan menggunakan metode demonstrasi. Penelitian ini mengacu pada model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang secara singkat dapat didefinisikan sebagai salah satu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan alasan melakukan tindakan tertentu agar dapat meningkatkan kualitas belajar di kelas. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dapat dilihat pada nilai rata-rata ulangan harian siswa dan nilai hasil belajar siswa. Menurut pendapat dari Kemmis dan MC. Taggart model penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang bersiklus yang terdiri dari rencana, tindakan, observasi, dan refleksi yang dilakukan secara berulang.53 Mengacu pada teori tentang penelitian tindakan kelas, maka rancangan penelitian disusun menggunakan prosedur sebagai berikut: a. Perencanaan 1) Membuat perangkat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 2) Membuat instrumen penelitian yang meliputi alat evaluasi berupa tes disertai jawaban. 53
Zaenal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, (Bandung: Y. Rama Widya, 2006), hlm. 22.
3) Membuat lembar observasi. b. Tindakan Dalam tahap ini disesuaikan dengan rencana yang telah disusun dalam rencana pembelajaran. c. Observasi Kegiatannya
adalah
melaksanakan
proses
observasi
terhadap
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan melakukan evaluasi hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan. d. Refleksi Pada tahap ini, hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi dikumpulkan kemudian dianalisis. Dari hasil tersebut akan dilihat apakah telah memenuhi target yang ditetapkan pada indikator keberhasilan. Jika belum memenuhi target, maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya. Kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya akan diperbaiki pada siklus berikutnya. Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas pada penelitian ini dijabarkan sebagai berikut: 1) Siklus I: a) Perencanaan (1) Sebagai langkah awal rencana pembelajaran yang disiapkan untuk siklus I, penekanan di sini adalah menyiapkan siswa benar-benar berada pada suasana penyadaran diri dalam pembelajaran metode demonstrasi. Sesuai dengan langkahlangkah metode demonstrasi, peneliti menyiapkan soal yang sesuai dengan materi Al-Qur‟an Hadits pada materi menyimak berulang-ulang bacaan surat Al-„Alaq untuk dikerjakan.
b) Pelaksanaan (1) Guru
menjelaskan
tujuan pembelajaran,
melakukan
apersepsi menyampaikan mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits materi menyimak bacaan surat Al-„Alaq. (2) Guru mempertegas materi menyimak bacaan surat Al„Alaq yang dipelajari. (3) Guru dan kolaborator menghadapkan siswa pada materi menyimak bacaan surat Al-„Alaq dengan kegiatan yang akan didemonstrasi dengan keterampilan yang akan ditunjukkan kepada siswa. (4) Siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi serta menyarankan pada siswa untuk membuat catatan seperlunya. (5) Secara mandiri, siswa sebelum mendemonstrasikan materi menyimak bacaan surat Al-„Alaq diberi kesempatan mempelajari dulu materi yang akan didemonstrasikan nantinya. (6) Siswa
dibagi
6
kelompok
yang
tiap
kelompok
beranggotakan 5 siswa. (7) Siswa/ kelompok diminta untuk mendemonstrasikan langkah-langkah secara perlahan pada materi menyimak bacaan surat Al-„Alaq. (8) Guru membimbing siswa
yang sedang
melakukan
demonstrasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi siswa/ kelompok. (9) Selanjutnya
siswa/
kelompok
bergantian
mendemonstrasikan pembelajaran menyimak bacaan surat Al-„Alaq. (10) Setelah
siswa/
demonstrasinya
kelompok
selesai
maka selanjutnya
didiskusikan dan ditarik kesimpulan.
menunjukkan
hasil demonstrasi
(11) Guru memberikan tes akhir siklus. c) Pengamatan (1) Mengamati apakah siswa sudah dapat mempraktekkan secara kelompok. (2) Peneliti mengamati dan memberikan penilaian pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Dimulai dari proses awal pembelajaran hingga akhir. (3) Guru dan peneliti mengamati jalannya siswa yang menunjukkan demonstrasi. Apakah ada kendala-kendala yang dihadapi siswa. Pada bagian-bagian mana mereka mengalami kesulitan dalam mempraktekkan. (4) Peneliti secara kolaboratif dengan guru melakukan evaluasi terhadap individu-individu yang mampu dan tidak mampu menyelesaikan masalahnya. (5) Menganalisis data hasil tes siklus I serta hasil observasi. d) Refleksi Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil kerja siswa dari lembar pengamatan yang telah diisi oleh pengamat. Analisis dilakukan untuk mengukur kekurangan dan kelebihan yang terdapat pada siklus I. Hasil analisis siklus I merupakan acuan penyusunan perencanaan siklus II. Kelebihan yang ada dipertahankan dan kekurangan yang terjadi diperbaiki. 2) Siklus II : a) Perencanaan (1) Sebagai langkah awal rencana pembelajaran yang disiapkan untuk siklus II, penekanan di sini adalah menyiapkan siswa benar-benar berada pada suasana penyadaran diri dalam pembelajaran metode demonstrasi. (2) Sesuai dengan langkah-langkah metode demonstrasi, peneliti menyiapkan soal yang sesuai dengan materi Al-
Qur‟an Hadits pada materi menghafal surat Al-„Alaq untuk dikerjakan. b) Pelaksanaan (1) Guru
menjelaskan
tujuan pembelajaran,
melakukan
apersepsi menyampaikan mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits materi menghafal surat Al-„Alaq. (2) Guru mempertegas materi menghafal surat Al-„Alaq yang dipelajari. (3) Guru dan kolaborator menghadapkan siswa pada materi menghafal surat Al-„Alaq dengan kegiatan yang akan didemonstrasi dengan keterampilan yang akan ditunjukkan kepada siswa. (4) Siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi serta menyarankan pada siswa untuk membuat catatan seperlunya. (5) Secara mandiri maupun kelompok, siswa sebelum mendemonstrasikan materi menghafal surat Al-„Alaq diberi kesempatan mempelajari dulu materi yang akan didemonstrasikan nantinya. (6) Siswa
dibagi
10
kelompok
yang
tiap
kelompok
beranggotakan 3 siswa. (7) Siswa/kelompok
diminta
untuk
mendemonstrasikan
langkah-langkah secara perlahan pada materi menghafal surat Al-„Alaq. (8) Guru membimbing siswa
yang sedang
melakukan
demonstrasi untuk memecahkan masalah yang dihadapi siswa/ kelompok. (9) Selanjutnya siswa/ kelompok bergantian mendemonstrasikan pembelajaran menghafal surat Al-„Alaq.
(10) Setelah
siswa/
demonstrasinya
kelompok
selesai
maka selanjutnya
menunjukkan
hasil demonstrasi
didiskusikan dan ditarik kesimpulan. (11) Guru memberikan tes akhir siklus. c) Pengamatan (1) Mengamati apakah siswa sudah dapat mempraktekkan secara kelompok maupun mandiri (2) Peneliti mengamati dan memberikan penilaian pada setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Dimulai dari proses awal pembelajaran hingga akhir. (3) Guru dan peneliti mengamati jalannya siswa yang menunjukkan demonstrasi. Apakah ada kendala-kendala yang dihadapi siswa. Pada bagian-bagian mana mereka mengalami kesulitan dalam mempraktekkan. (4) Peneliti secara kolaboratif dengan guru melakukan evaluasi terhadap individu-individu yang mampu dan tidak mampu menyelesaikan masalahnya. (5) Menganalisis data hasil tes siklus I serta hasil observasi. d) Refleksi Refleksi dilakukan siklus I, siklus II dilakukan analisis data. Dari hasil analisis refleksi ini maka diketahui apakah menggunakan metode demonstrasi dalam penelitian ini mampu meningkatkan hasil belajar Al-Qur‟an Hadits khususnya pada menghafal materi surat Al-„Alaq.
H. Metode Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, digunakan metode tersebut:
1. Metode Observasi Metode ini digunakan untuk mengamati secara langsung terhadap proses pembelajaran menggunakan metode demonstrasi. Dalam penelitian ini yang diobservasi adalah proses kegiatan belajar mengajar. Metode observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan
proses
pembelajaran
berlangsung
di
kelas
dengan
menggunakan metode demonstrasi, mulai keaktifan siswa, keterampilan siswa dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Metode Wawancara Wawancara ini digunakan untuk memperoleh informasi proses pembelajaran yang selama ini berlangsung dan kendala apa saja yang dihadapi oleh seorang guru, dan peserta didik kelas V-B MI Futuhiyyah 02 Kudu. 3. Metode Dokumentasi Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi dari bermacammacam data berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar absen siswa, foto pembelajaran, lembar evaluasi, dan data lain yang dianggap penting untuk menunjang penelitian yang ada di MI Futuhiyyah 02 Kudu. 4. Metode Tes Metode tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar pada pokok bahasan menghafal Al-Qur‟an surat pendek pilihan. Tes ini diberikan pada siswa kelas V yang diberikan dengan menggunakan metode demonstrasi. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, jadi tes akhir siklus dilakukan sebanyak dua kali. Tes yang digunakan berbentuk tertulis. Adapun tes tertulisnya berbentuk 10 pilihan ganda (multiple choice) dengan lima pilihan jawaban. Dari data tes inilah yang dijadikan acuan untuk menarik simpulan pada akhir penelitian. Metode pada penelitian ini adalah dengan cara membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa setelah tindakan.
I. Analisis Data Metode pengolahan data pada penelitian ini adalah dengan cara membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar siswa setelah tindakan. Data yang diperoleh dihitung dengan cara sebagai berikut: 1. Data Hasil Belajar Siswa Ketuntasan belajar dalam akademik dapat dilihat dan diambil dari kemampuan kognitif siswa dalam menyelesaikan soal dianalisis dengan cara menghitung rata-rata nilai dan ketuntasan belajar klasikal. Rumus yang dipergunakan adalah: a. Menghitung rata-rata Untuk mengetahui nilai rata-rata tiap siswa bisa menggunakan rumus:54 x
x N
Keterangan:
x
= Rata-rata nilai
x = Jumlah seluruh nilai N
= Jumlah siswa
b. Menghitung ketuntasan belajar 1) Ketuntasan belajar individu Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa dapat ditentukan ketuntasan belajar individu menggunakan analisis deskriptif prosentase dengan perhitungan: Ketuntasan individu
54
x 100
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 264.
2) Ketuntasan belajar klasikal Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa dapat ditentukan ketuntasan belajar klasikal menggunakan analisis deskriptif prosentase dengan perhitungan: Ketuntasan klasikal
x 100%
Keberhasilan dapat dilihat dari jumlah siswa yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65 % sekurang-kurangnya 85 % dari jumlah siswa yang ada pada kelas tersebut.55 2. Data Hasil Observasi Menghitung nilai rata-rata dan kemampuan hasil klasikal hasil belajar siswa sebelum dilakukan dengan hasil belajar setelah dilakukan tindakan pada siklus I dan siklus II untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa. Pencapaian =
x 100 %
Nilai yang dihasilkan merupakan hasil belajar afektif dan psikomotorik dari hasil observasi. Skor
Nilai
1 = Tidak baik
> 75%
= keaktifan siswa tinggi
2 = Kurang baik
65% - 75%
= keaktifan siswa sedang
3 = Cukup baik
< 65%
= keaktifan siswa kurang
4 = Baik 5 = Sangat baik
J. Indikator Keberhasilan Yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila:
55
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Rosdakarya, 2005), hlm. 99.
1. Melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung. 2. Hasil belajar siswa pada pokok bahasan Menghafal Al-Qur‟an Surat Pendek Pilihan dapat meningkat.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan persiapan penelitian sebagai berikut: 1. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah melalui wawancara dengan guru mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits yang dilaksanakan pada bulan Februari 2011. 2. Peneliti meminta persetujuan kepada kepala MI Futuhiyyah 02 Kudu, Genuk, Semarang. 3. Mencari informasi dan mencatat daftar nama serta jumlah peserta didik kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu, Genuk, Semarang. Tahun pelajaran 2010/2011.
B. Pra Siklus Untuk mendiagnosis kondisi awal (Pra Siklus) peneliti menggunakan nilai tes ulangan harian peserta didik pada materi pokok Menghafal Al-Qur‟an Surat Pendek Pilihan pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2009/2010. Adapun analisis hasil tes yang dialami peserta didik adalah: Tabel 4.1 Hasil Analisis Nilai Kondisi Awal Peserta Didik Pra Siklus No. 1 2 3 4 5 6 7
Nama Siswa Listiani Mustofa Ridlo Ngatono Tri Wahyudi Nur Isnaini Sutrisno Abi Rifqi Adam Abdul Aziz Muslim
Nilai 70 60 75 65 60 65 45
Keterangan T TT T T TT T TT
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Ahmad Fahmi Sidiq Ani Fitriyanti Solekah Awalul Iqbal Choirun Nisya Febriyani Dinna Ayu Lestari Fantina Diah Fiqi Nur Izzah Hanifatul Baroroh Heru Prayogo Isro'atul Muzamzamah Muhammad Anang Siswanto Muhammad Kharis Santoso Muhammad Khoirun Muhammad Nurrokhim Muhammad Zamroni Mariya Ulfa Muhammad Slamet Riyadi Nanik Zulaikah Nurul Karomah Oki Andika Dwi Wijayanto Siti Anisah Sahal Machfud Sabit Aqdam Farafis Siti Umi Akibah Uswatun Hasanah Adi Maulana Lintang Prista Budia Artamara Jumlah Rata-rata Ketuntasan Individual Ketuntasan Klasikal
80 55 65 70 65 60 70 65 65 55 50 65 75 60 45 70 55 60 70 65 70 65 65 60 75 70 45 2155 63,38 63,38% 44,11%
T TT T T T TT T T T TT TT T T TT TT T TT TT T TT T TT T TT T T TT
Dari kondisi awal ini diperoleh data bahwa siswa kelas V rata-rata nilai hasil belajar Al-Qur‟an Hadits pada pokok bahasan Menghafal Al-Qur‟an Surat Pendek Pilihan pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2009/2010 masih rendah. Yaitu dapat dilihat dari hasil ketuntasan klasikal 44,11%. Hal ini disebabkan karena guru dalam menyampaikan materi cenderung monoton (kurang bervariasi) dengan menggunakan metode ceramah, kurang mendorong siswa
untuk
menyampaikan
pendapat/untuk
berperan
aktif
dalam
pembelajaran, kurang memperhatikan siswa dalam pembelajaran, dan tidak bisa menguasai kelas yang mengakibatkan siswa masih banyak yang ramai dalam kelas, pasif dalam penerimaan informasi maupun dalam proses pembelajaran, sulit mengutarakan ide, takut untuk bertanya. Dari hasil wawancara yang dilaksanakan pada hari Kamis 24 Februari 2011 dengan guru Al-Qur‟an Hadits yaitu Bapak Bukhori, S.Pd.I, dapat diambil kesimpulan bahwa proses pembelajaran yang berlangsung selama ini masih menggunakan pola pembelajaran konvensional yang cenderung menggunakan metode ceramah saja. Pendekatannya pun masih menggunakan satu pendekatan penanaman nilai dan pendekatan doktrinatif, yaitu pendekatan pembelajaran masih terpusat pada guru. Dalam hasil wawancara yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan dengan menggunakan metode demonstrasi dapat diketahui bahwa metode ceramah yang digunakan guru belum mampu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Karena didalam metode ceramah siswa hanya sebagai penerima bukan sebagai pelaku pembelajaran. Berdasarkan kondisi tersebut maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar Al-Qur‟an Hadits siswa dengan menggunakan metode demonstrasi.
C. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu, Genuk, Semarang tahun pelajaran 2010/2011, serta dilakukan tindakan persiapan, maka langkah berikutnya adalah pelaksanaan penelitian. Penelitian ini dirancang dua siklus dan pada masing-masing siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hal tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Siklus I Pelaksanaan siklus I sesuai dengan langkah-langkah pada rencana tindakan. Tindakan siklus I terdiri dari tiga pertemuan. Pertemuan pertama dan ke dua membahas materi pelajaran, sedangkan pertemuan ke tiga sebagai pelaksanaan evaluasi siklus I.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal 17 Maret 2011, dengan melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) materi yang dibahas yaitu menyimak bacaan surat Al-„Alaq. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari kamis tanggal 24 Maret 2011 melanjutkan pembahasan materi pertemuan pertama. Pertemuan ketiga pada hari kamis tanggal 31 Maret 2011 melaksanakan evaluasi siklus I. Evaluasi dilaksanakan secara individu terdiri dari 10 soal pilihan ganda (Multiple Choice) dan 5 essay. a. Perencanaan 1) Guru menentukan materi yang akan diajarkan yaitu menyimak bacaan surat Al-„Alaq. 2) Guru dan peneliti secara kolaboratif merencanakan pembelajaran dengan membuat rencana pembelajaran (RPP). 3) Membuat instrumen evaluasi siklus I. 4) Membuat lembar observasi aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi. b. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan siklus 1 ini, pertama-tama guru membuka pelajaran dan apersepsi serta motivasi kepada siswa selama 3 menit, kemudian guru menyampaikan tujuan selama 2 menit, setelah itu guru menyampaikan materi menyimak bacaan surat Al-„Alaq,dalam penyampaian materi ada salah satu siswa yang bertanya tentang hukum bacaan nun sukun dan tajwid kemudian guru menjawab soal dari siswa tersebut. Setelah guru menyampaikan materi menyimak bacaan surat Al-„Alaq guru membimbing siswa menyimak bacaan surat Al-„Alaq secara bersamaan. Ketika selesai membimbing siswa menyimak bacaan surat Al-„Alaq kemudian guru membagi siswa kedalam 6 kelompok, yang tiap kelompoknya itu terdiri 5 siswa yang nantinya tiap
kelompok
tersebut
diberi
tugas
dari
guru
untuk
mendemonstrasikan bacaan surat Al-„Alaq ke depan kelas sesuai kelompoknya
masing-masing.
Dengan
bimbingan guru,
siswa
mendemonstrasikan bacaan surat Al-„Alaq ke depan kelas bersama kelompoknya yang disimak oleh kelompok lain secara bergantian. Dalam kegiatan inti tersebut waktu yang diperlukan selama 70 menit. Setelah semua kelompok mendemonstrasikan bacaan surat Al„Alaq ke depan kelas guru masih mempunyai wktu 15 menit untuk mengevaluasi terhadap kegiatan demonstrasi yang berlangsung. Kemudian guru memberikan simpulan dan tanggapan atas praktek menyimak bacaan surat Al-„Alaq yang dilakukan siswa. Setelah guru selesai mengajarkan materi surat Al-„Alaq guru melakukan tes akhir siklus I dengan menggunakan metode tes tertulis yang brtujuan untuk mengukur hasil belajar siswa dalam pembelajaran surat Al-„Alaq tersebut. Nilai hasil belajar siswa dalam siklus I diambil dari nilai tes siswa pada akhir siklus dengan sebanyak 10 butir soal pilihan ganda (Multiple Choice) dan 5 butir soal essay. Nilai akhir siklus I dapat peneliti gambarkan sebagai berikut: Tabel 4.2 Nilai Siklus I No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Siswa Muhammad Ali Munnur M. Romadhon Muhammad Rizal Muhammad Nurul Amin Desi Eka Wulandari M. Bagus Khusnl Ghoni Siti Nur Fitriyah Abdul Wahab Agus Setiawan Anis Fitriyatuz Zubaidah Anis Setyowati Dewi Wulandari Desi Wulandari Ika Rahmawati
Nilai 70 65 55 85 65 55 90 75 55 75 80 60 70 75
15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Indriani Nur Afifah Intan Islamiyah M. Solekan Mega Lia Rizqiyah Muhammad Bayu Anggreyanto Muhammad Fiky Yusuf Bahtiar Nur Afifah Nurul Huda (A) Nurul Huda (B) Siti Nandiroh Siti Nurul Chikmah Siti Sa‟diyah Ulin Nuha Ahmad Umi Faridah Zainal Abidin Zayit Agus Salim Jumlah Rata-rata Kelas Ketuntasan Individual Ketuntasan Klasikal
70 60 60 75 80 60 80 65 75 75 80 45 70 65 55 45 2060 68,66 68,66% 66,66%
Dari hasil data di atas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa ada peningkatan, yaitu terlihat pada ketuntasan klasikal siswa 66,66%, dan itu belum mencapai target dari penelitian. Ada 10 siswa yang belum mencapai nilai 65, ada 4 siswa yang mendapat nilai 65 dan 16 orang mendapat nilai di atas 65. Dari data hasil belajar siswa tersebut menunjukkan bahwa ada 10 siswa yang belum tuntas belajar dan 20 siswa yang tuntas belajar. Hal ini disebabkan karena siswa kurang optimal dalam mengikuti pembelajaran dengan metode demonstrasi, hal ini terlihat dari beberapa siswa yang bermain sendiri dan bercanda pada saat proses pembelajaran berlangsung. c. Pengamatan Guru melakukan observasi terhadap siswa selama proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan Lembar Observasi Siswa yang dipegang peneliti. Observasi ini dilaksanakan saat proses
demonstrasi dalam mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits materi menyimak bacaan surat Al-„Alaq. Bentuk aktivitas dalam metode demonstrasi materi menyimak bacaan surat Al-„Alaq
yang dilakukan oleh siswa dapat peneliti
gambarkan sebagai berikut: Tabel 4.3 Nilai Aktivitas Siswa Siklus I No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama Siswa Muhammad Ali Munnur M. Romadhon Muhammad Rizal Muhammad Nurul Amin Desi Eka Wulandari M. Bagus Khusnl Ghoni Siti Nur Fitriyah Abdul Wahab Agus Setiawan Anis Fitriyatuz Zubaidah Anis Setyowati Dewi Wulandari Desi Wulandari Ika Rahmawati Indriani Nur Afifah Intan Islamiyah M. Solekan Mega Lia Rizqiyah Muhammad Bayu Anggreyanto Muhammad Fiky Yusuf Bahtiar Nur Afifah Nurul Huda (A) Nurul Huda (B) Siti Nandiroh Siti Nurul Chikmah Siti Sa‟diyah Ulin Nuha Ahmad Umi Faridah
Nilai 30 30 35 29 34 32 33 35 29 37 36 34 30 27 31 31 31 33 30 29 31 29 34 29 30 31 28 32
29 30
Zainal Abidin Zayit Agus Salim Jumlah Rata-rata Kelas Ketuntasan Individual
28 28 933 31,1% 62,2%
Dari data hasil observasi pada pembelajaran siklus I dapat diketahui bahwa aktivitas siswa dengan menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits materi menyimak bacaan surat Al-„Alaq masih dalam taraf 62,2%. Dalam hal ini aktivitas siswa masih dikatakan “rendah” dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. d. Refleksi Pada siklus I penggunaan metode demonstrasi belum berjalan sesuai dengan rencana tindakan. Hal ini disebabkan karena keberanian siswa dalam kelompok seorang diri masih rendah, hal ini ditandai dengan siswa yang tidak serius dalam menunjukkan demonstrasinya sehingga menjadi ramai. Selain itu, faktor lemahnya penggunaan waktu dalam pembelajaran kurang efektif menyebabkan langkahlangkah pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi tidak berjalan sesuai dengan rencana tindakan. Pengaturan pembagian kelompok yang tiap kelompoknya beranggotakan 5 orang juga mempengaruhi kegagalan pada siklus I selama pembelajaran di kelas. Karena terlalu banyak anak dalam satu kelompok
menyebabkan
mereka tidak konsentrasi dalam mendemonstrasikan materi menyimak bacaan surat Al-„Alaq kurang maksimal. Dengan hal seperti ini peneliti mendiskusikan dan merefleksikan dengan guru untuk merumuskan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk siklus II. Adapun rancangan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II untuk memperbaiki siklus I adalah: 1) Merancang langkah-langkah metode demonstrasi dengan alokasi waktu yang tepat.
2) Merancang pembagian kelompok sehingga kekacauan dalam mendemonstrasikan materi tidak terjadi. 2. Siklus II Pelaksanaan tindakan siklus II terdiri dari 3 pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua membahas materi pembelajaran sedangkan pertemuan ketiga sebagai pelaksanaan evaluasi siklus II. Pelaksanaan siklus II ini berdasarkan refleksi siklus I. Pertemuan pertama dan kedua membahas tentang materi menghafal surat Al-„Alaq dengan melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Siklus II merupakan lanjutan dari siklus I, pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari kamis tanggal 7 April 2011 dan pertemuan kedua pada hari kamis tanggal 14 April 2011
melanjutkan materi pada
pertemuan sebelumnya. Pertemuan ketiga pada tanggal 21 April 2011 melaksanakan evaluasi siklus II. Evaluasi dilaksanakan secara individu terdiri dari 10 soal pilihan ganda dan 5 soal essay. a. Perencanaan 1) Guru menentukan materi pelajaran yang akan diajarkan yaitu menghafal surat Al-„Alaq. 2) Guru dan peneliti secara kolaboratif merencanakan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi berdasarkan hasil refleksi dari siklus I pada materi menyimak bacaan surat Al-„Alaq dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP). 3) Membuat instrumen evaluasi siklus II. 4) Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan metode demonstrasi. b. Pelaksanaan tindakan Dalam pelaksanaan tindakan siklus II ini, langkah-langkahnya masih sama seperti pada siklus I, walaupaun ada beberapa langkah yang diperbahurui, adapun langkah pertama yang dilakukan yaitu, guru membuka pelajaran dan apersepsi serta motivasi kepada siswa selama
3 menit, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran selama 2 menit, setelah itu guru menyampaikan materi menghafal surat Al„Alaq,dalam penyampaian materi ada salah satu siswa yang bertanya tentang hukum bacaan mim sukun kemudian guru menjawab soal dari siswa tersebut. Setelah guru menyampaikan materi menghafal surat Al-„Alaq guru membimbing siswa menghafal surat Al-„Alaq secara bersamaan. Ketika selesai membimbing siswa menghafal surat Al„Alaq kemudian guru membagi siswa kedalam 10 kelompok, yang tiap kelompoknya itu terdiri 3 siswa yang nantinya tiap kelompok tersebut diberi tugas dari guru untuk mendemonstrasikan hafalan surat Al„Alaq ke depan kelas sesuai kelompoknya masing-masing. Dengan bimbingan guru, siswa mendemonstrasikan hafalan surat Al-„Alaq ke depan kelas bersama kelompoknya yang disimak oleh kelompok lain secara bergantian. Dalam kegiatan inti tersebut waktu yang diperlukan selama 70 menit. Setelah semua kelompok mendemonstrasikan hafalan surat Al„Alaq ke depan kelas guru masih mempunyai wktu 15 menit untuk mengevaluasi terhadap kegiatan demonstrasi yang berlangsung. Kemudian guru memberikan simpulan dan tanggapan atas praktek menghafal bacaan surat Al-„Alaq yang dilakukan siswa. Setelah guru selesai mengajarkan materi surat Al-„Alaq guru melakukan tes akhir siklus II dengan menggunakan metode tes tertulis yang
bertujuan
untuk
mengukur
hasil
belajar
siswa
pembelajaran surat Al-„Alaq tersebut. Tabel 4.4 Nilai Siklus II No. 1 2 3 4
Nama Siswa Muhammad Ali Munnur M. Romadhon Muhammad Rizal Muhammad Nurul Amin
Nilai 80 75 85 95
dalam
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Desi Eka Wulandari M. Bagus Khusnl Ghoni Siti Nur Fitriyah Abdul Wahab Agus Setiawan Anis Fitriyatuz Zubaidah Anis Setyowati Dewi Wulandari Desi Wulandari Ika Rahmawati Indriani Nur Afifah Intan Islamiyah M. Solekan Mega Lia Rizqiyah Muhammad Bayu Anggreyanto Muhammad Fiky Yusuf Bahtiar Nur Afifah Nurul Huda (A) Nurul Huda (B) Siti Nandiroh Siti Nurul Chikmah Siti Sa‟diyah Ulin Nuha Ahmad Umi Faridah Zainal Abidin Zayit Agus Salim Jumlah Rata-rata Kelas Ketuntasan Individual Ketuntasan Klasikal
75 65 95 80 70 80 80 75 100 75 60 85 70 85 85 80 85 80 85 80 90 65 85 85 90 90 2430 81 81% 96,7%
Dari hasil data di atas menunjukkan bahwa pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan, siswa yang telah tuntas belajar ada 29 anak dan 1 anak tidak tuntas belajar. Hal ini menunjukkan bahwa indikator keberhasilan siswa telah tercapai. Ada 2 siswa yang mendapat nilai 65, 27 siswa mendapat nilai di atas 65 dan hanya 1 siswa yang belum mencapai nilai 65. Ketuntasan secara klasikal telah
mencapai 96,7%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran Al-Qur‟an Hadits materi menghafal surat Al-„Alaq dengan menggunakan metode demonstrasi telah berhasil. c. Pengamatan Guru melakukan observasi terhadap siswa selama proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan Lembar Observasi Siswa yang dipegang peneliti. Observasi ini dilaksanakan saat proses demonstrasi dalam mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits materi menghafal surat Al-„Alaq. Bentuk aktivitas dalam metode demonstrasi materi menghafal bacaan surat Al-„Alaq
yang dilakukan oleh siswa dapat peneliti
gambarkan sebagai berikut: Tabel 4.5 Nilai Keaktifan Siswa Siklus II No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Nama Siswa Muhammad Ali Munnur M. Romadhon Muhammad Rizal Muhammad Nurul Amin Desi Eka Wulandari M. Bagus Khusnl Ghoni Siti Nur Fitriyah Abdul Wahab Agus Setiawan Anis Fitriyatuz Zubaidah Anis Setyowati Dewi Wulandari Desi Wulandari Ika Rahmawati Indriani Nur Afifah Intan Islamiyah M. Solekan Mega Lia Rizqiyah Muhammad Bayu Anggreyanto
Nilai 41 39 41 42 44 39 39 45 41 42 39 40 41 42 40 41 43 41 48
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Muhammad Fiky Yusuf Bahtiar Nur Afifah Nurul Huda (A) Nurul Huda (B) Siti Nandiroh Siti Nurul Chikmah Siti Sa‟diyah Ulin Nuha Ahmad Umi Faridah Zainal Abidin Zayit Agus Salim Jumlah Rata-rata Kelas Ketuntasan Individual
42 41 43 40 42 41 42 40 40 47 45 1245 41,5 83%
Data hasil observasi di atas dapat diketahui bahwa aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan demonstrasi sudah
mencapai taraf 83%.
Dalam
metode
pelaksanaan
pembelajaran guru telah melaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran, guru telah mampu menciptakan pembelajaran menjadi lebih menarik, siswa mulai aktif saat proses pembelajaran berlangsung, dan banyak siswa yang telah mampu mendemonstrasikan hafalan surat Al-„Alaq dengan baik dan benar. Data di atas menunjukkan bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan, berarti bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah berhasil. 1) Refleksi Pada siklus II penggunaan metode demonstrasi telah berjalan sesuai dengan rencana tindakan. Dalam pelaksanaan pembelajaran pengelolaan waktu dilaksanakan dengan baik. Kemudian terlihat adanya
keseriusan
siswa
beserta
kelompoknya
dalam
mendemonstrasikan materi menghafal surat Al-„Alaq. Perubahan pembagian kelompok juga menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi berjalan sesuai dengan rencana tindakan.
Selain itu, perhatian siswa dalam pembelajaran sudah cukup optimal
karena
saat
pembelajaran
menggunakan
metode
demonstrasi siswa yang gaduh sudah mulai terkurangi, pemusatan perhatian siswa sudah cukup optimal, penggunaan metode demonstrasi memberikan manfaat bagi peningkatan pemahaman siswa dalam kualitas pembelajaran, terbukti pada siklus II siswa sudah paham dibandingkan pada siklus II. Pada siklus II hampir semua siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, yang terlihat pada hasil belajar yang dicapai. Berdasarkan hasil pelaksanaan serta pengamatan siklus II, peneliti mendiskusikan dan melakukan refleksi dengan guru mengenai tindakan siklus II ini bahwa pembelajaran di siklus II ini telah sesuai dengan rencana tindakan sehingga untuk pelaksanaan langkah-langkah selanjutnya dapat menggunakan rencana tindakan seperti siklus II. Peneliti dan guru pelajaran Al-Qur‟an Hadits kelas V memutuskan untuk mencukupi pelaksanaan tindakan kelas melalui penggunaan metode demonstrasi pada siklus II.
D. Pembahasan Dalam pembahasan ini akan diuraikan atau rangkuman hasil penelitian dari hasil pra siklus, siklus I dan siklus II yang didasarkan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.6 Nilai Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Kriteria
< 65 65 > 65
Tingkat Ketuntasan
Tidak Tuntas Tuntas Tuntas
Pra Siklus Persentase Siswa
Siklus I Persentase Siswa
Siklus II Persentase Siswa
44,11%
15
33,33%
10
3,33%
1
29,41% 26,47%
10 9
13,33% 53,33%
4 16
6,67% 90%
2 27
Diagram Hasil Belajar dan Keaktifan Siswa
Hasil Belajar 120 100 80 Pra Siklus
60
Siklus I Siklus II
40 20
0 Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Keaktifan Siswa 90 80 70 60
50
Pra Siklus
40
Siklus I
30
Siklus II
20 10 0 Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi siklus I diperoleh bahwa hasil pengamatan aktifitas siswa pada siklus I aspek-aspek yang diamati rata-rata masih dalam kategori sedang/cukup. Hal ini disebabkan karena masih ada siswa beserta kelompoknya yang tidak serius dalam mendemonstrasikan materi sehingga suasana dalam kelas menjadi ramai dan pemusatan perhatian siswa dalam pembelajaran belum optimal.
Sedangkan hasil evaluasi siswa pada siklus I ketuntasan klasikal mencapai 66,66% tetapi belum dapat mencapai nilai sesuai yang telah ditetapkan oleh peneliti, pada siklus I masih ada 10 siswa yang belum tuntas. Pada siklus II hasil refleksi yang diperoleh yaitu pada siklus I, penggunaan metode demonstrasi telah berjalan sesuai dengan rencana tindakan. Hal ini dapat dilihat dalam hasil pengamatan aktifitas siswa pada siklus II sudah masuk dalam kategori tinggi. Hal ini disebabkan karena siswa beserta kelompoknya serius dalam mendemonstrasikan materi sehingga suasana dalam kelas menjadi tenang dan pemusatan perhatian siswa sudah cukup optimal. Sedangkan hasil evaluasi siswa pada siklus II ketuntasan klasikal mencapai 96,7% berarti siswa telah tuntas belajar. Berdasarkan pembahasan diatas, dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran AlQur‟an Hadits pada pokok bahasan menghafal Al-Qur‟an Surat Pendek Pilihan pada kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu tahun ajaran 2010/2011 pada tingkatan siklus I dan II dapat terbukti dengan meningkatnya hasil belajar siswa kelas V MI Futuhiyyah Kudu, dari sebelum dan sesudah tindakan dengan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dengan hasil tes pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits pada materi menghafal surat Al-„Alaq.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis lakukan tentang “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadits Pokok Bahasan Menghafal Al-Qur‟an Surat Pendek Pilihan Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Berkelompok (Studi Tindakan pada Kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu Kec. Genuk Kota Semarang Tahun Ajaran 2010/2011)”, dengan demikian target peneliti telah tercapai. Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Guru dalam penggunaan metode demonstrasi berkelompok pertama kali mengenai materi surat Al-„Alaq yang akan didemonstrasikan, kemudian guru memberikan contoh melakukan demonstrasi yang baik dan benar mengenai materi pelajaran surat Al-„Alaq, setelah itu guru memberikan waktu kepada siswa untuk mempraktekkan/mempertunjukkan materi surat Al-„Alaq. Jika pendemonstrasian
kurang
baik
dan
benar
memperbaikinya sebagai langkah evaluasi.
maka
guru
Sebagaimana
langsung
yang telah
disebutkan sebelumnya dari hasil masing-masing siklus yang menunjukkan peningkatan pada proses pembelajaran pada hasil belajar kognitif berupa tes yang berguna untuk mengukur sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa. Sedangkan nilai aktivitas siswa sebagai observasi untuk mengukur proses kegiatan belajar berlangsung dengan menggunakan metode demonstrasi berkelompok. Maka dapat disimpulkan bahwa dengan metode demonstrasi berkelompok pada mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
1. Hasil Belajar Kognitif Tindakan No.
Keterangan
1 2
Nilai rata-rata Ketuntasan
Nilai Pra Siklus 63,38 44,11%
Siklus I
Siklus II
68,66% 66,66%
81,0 96,7%
2. Aktivitas Siswa No. 1 2
Keterangan Nilai rata-rata Ketuntasan
Siklus I
Siklus II
31,1 62,2%
41,5 83%
Dari pengelolaan data dapat diketahui bahwa metode demonstrasi berkelompok merupakan metode yang efektif digunakan dalam pelajaran AlQur‟an Hadits terutama pada materi praktek seperti halnya; materi menghafal surat Al-„Alaq, keefektifan metode ini disebabkan oleh: a. Metode demonstrasi berkelompok memberi kemudahan pada siswa kelas V dalam memahami materi pelajaran menghafal surat Al-„Alaq. b. Penggunaan metode demonstrasi berkelompok dalam bidang studi AlQur‟an Hadits di MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang mayoritas siswa menyenangi dan responnya pun sangat baik, hal ini didukung dengan sebagian besar siswa menjalankan semua perintah guru untuk mendemonstrasikan karena ingin lebih paham. c. Daya ingat siswa pun sangat terbantu dengan penggunaan metode demonstrasi berkelompok dan siswa pun mempunyai pengalaman dan kesan yang banyak. d. Dengan penggunaan metode demonstrasi berkelompok pada bidang studi Al-Qur‟an Hadits di MI Futuhiyyah 02 ternyata dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran Al-Qur‟an Hadits materi menghafal surat Al-„Alaq. Hal ini terbukti dari hasil post tes setiap siklusnya selalu meningkat. Seperti
dalam
langkah-langkah
metode
demonstrasi,
untuk
melaksanakan metode demonstrasi berkelompok yang baik dan efektif
diperlukan beberapa langkah yang harus dipahami dan digunakan oleh guru lain diikuti oleh murid dan diakhiri dengan adanya evaluasi.
B. Saran Sebelum mengakhiri penulisan ini, penulis ingin memberikan saransaran sebagai berikut: 1. Penggunaan metode demonstrasi berkelompok sudah cukup baik, akan tetapi alangkah lebih baiknya agar lebih mengoptimalkan lagi penggunaan metode
demonstrasi
dalam
pelajaran
Al-Qur‟an
Hadits
sehingga
pemahaman siswa terhadap materi Al-Qur‟an Hadits pun lebih mendalam. 2. Saran untuk guru, sebaiknya proses pembelajaran KBM digunakan metodemetode yang variatif sehingga proses belajar mengajar lebih efektif dan setiap murid pun dapat kesempatan dalam memahami materi dan merasakan dalam kehidupan sehari-harinya. 3. Saran untuk siswa, agar memiliki rasa percaya diri sehingga tidak merasa malu untuk melaksanakan praktek di depan kelas. Selain itu, siswa juga diharapkan agar lebih memperhatikan terhadap metode yang sedang disampaikan guru. 4. Saran untuk para orang tua, sebaiknya proses pembelajaran Al-Qur‟an Hadits terhadap siswa tidak sepenuhnya diserahkan kepada guru, artinya orang tua juga ikut andil untuk memantau kegiatan belajar yang dilakukan siswa dalam rumah maupun di sekolah setiap harinya.
C. Penutup Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT sebagai rasa syukur yang sangat mendalam sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, dan berkat rahmat, hidayah dan inayah-Nya, penulis memiliki kemampuan untuk menyelesaikan penyusunan skripsi yang sederhana ini. Terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu proses pelaksanaan penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir.
Semoga bantuan baik berupa do‟a, materi maupun tenaga dan pikiran yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan dan diterima sebagai amal sholeh di hadapan Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh kesempurnaan yang tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya. Wa Allahu a’lam bi al-shawab.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zaenal, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, (Bandung: Y. Rama Widya, 2006). Arifin, Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Buna Aksara, 1987). Arikunto, Suharsimi, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), cet. V. ---------------, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001). Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002). Azis, Sholeh Abdul, At Tarbiyah wa Turuqut At Tadriis, (Mesir: Darul Ma‟arif, tt). Darajat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995). Daryanto, Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inofatif Teori dan Praktik dalam Pengembangan Profesionalisme bagi Guru, (Jakarta: AV Publisher, 2009). Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Karya Toha Putra, t.th.). Dimyati, Nudjrono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), cet.1. Djamaroh, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000). ---------------, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), cet. II. Echols, Jhon M. dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1984). Glase, Cyril, Ensiklopedi Islam (Ringkas), terj. A Mashudi Gufron, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996). Hamalik, Oemar, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. VIII.
Hasibuan, J.J dan Mujiono, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Rosdakarya, 1993). Jihad, Asep, dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2009), Cet.3. Mulyasa, E., Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Rosdakarya, 2005). Panitia Sertifikasi Guru, “Modul Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru (PLPG) Kelompok Guru MI”, IAIN Walisongo Semarang. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 2 Tahun 2008, Tentang Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah. Poerwadaminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1986). Slameto, Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995). Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1995), cet. III. ---------------, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995). Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2003). Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), cet. X. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995). Triyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis, (Surabaya: Prestasi Pustaka, 2007). Witting, Arno F., Psycology of Learning, (New York: Mc Graw Hill, 1981). Yusup, Tayar dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama Islam dan Bahasa Arab, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada). Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983).
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: MI Futuhiyyah 02 Kudu
Mata Pelajaran
: Al-Qur‟an Hadits
Kelas/semester
: V/Genap
Pertemuan
:I
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit
Standar
Menghafalkan surat-surat pendek secara benar dan fasih
Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Menghafal surat Al-„Alaq secara benar dan fasih
Indikator
1. Dapat membaca surat Al-„Alaq secara baik dan
Kompetensi
benar 2. Dapat melafalkan kalimat dari surat Al-„Alaq yang mengandung hukum bacaan nun sukun dan tanwin 3. Dapat menunjukkan bacaan yang mengandung hukum bacaan nun sukun dan tanwin 4. Mendemonstrasikan bacaan surat Al-„Alaq dengan lancer 5. Dapat menghafal surat Al-„Alaq secara benar
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membaca surat Al-„Alaq secara fasih dan benar 2. Siswa dapat melafalkan kalimat dari surat Al-„Alaq yang mengandung hukum bacaan nun sukun dan tanwin 3. Siswa dapat menunjukkan bacaan yang mengandung hukum bacaan nun skun dan tanwin. 4. Siswa dapat mendemonstrasikan bacaan surat Al„Alaq
Materi Pembelajaran 1. Menyimak bacaan surat Al-„Alaq Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Demonstrasi Langkah-langkah Pembelajaran No. 1
Proses pembelajaran Pendahuluan
Waktu 5 menit
a. Mengucapkan salam (Assalamu‟alaikum) b. Apersepsi dan motivasi tentang pelajaran yang lalu c. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2
Kegiatan Inti
70 menit
a. Guru menyampaikan materi surat Al-„Alaq ayat b. Guru menjelaskan hukum bacaan nun sukun dan tanwin yang terdapat dalam surat Al-„Alaq c. Guru membimbing siswa menyimak bacaan surat Al-„Alaq d. Guru membentuk beberapa kelompok siswa, yang tiap kelompoknya beranggotakan 5 siswa. Guru memberikan tugas pada masing-masing kelompok e. Dengan bimbingan guru, siswa mendemonstrasikan bacaan surat Al-„Alaq bersama kelompoknya masing-masing ke depan kelas f. Siswa secara bergantian mendemonstrasikan materi menyimak surat Al-„Alaq sesuai dengan kelompoknya masing-masing. 3
Kegiatan Penutup a. Guru mengevaluasi terhadap kegiatan demonstrasi yang berlangsung. b. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
15 menit
apabila masih ada hal-hal yang kurang jelas. c. Guru memberikan simpulan atau tanggapan atas praktek menyimak surat Al-„Alaq yang dilakukan siswa d. Guru mengucapkan (Wassalamu‟alaikum) Sumber Belajar 1. Buku pelajaran Al-Qur‟an Hadits untuk kelas V Madarasah Ibtidaiyah 2. LKS Al-Qur‟an Hadits Madrasah Ibtidaiyah 3. Buku lain yang relevan Penilaian A. Prosedur Tes 1. Tes Awal
: ada
2. Tes Proses
: ada
3. Tes Akhir
: ada
B. Jenis dan Bentuk Tes 1. Tes Awal : lisan 2. Tes Proses
: pengamatan dan tertulis
3. Tes Akhir
: tertulis (terlampir) Semarang, 17 Maret 2011
Guru Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadits
Peneliti
M. Bukhori, S.Pd.I
Nur Anisah NIM. 063111075 Mengetahui, Kepala Sekolah MI Futuhiyyah 02 Kudu
Zumrotun Nafisah
Lampiran 2
MATERI SIKLUS I
1. Melafalkan kata dan ayat Surat Al-„Alaq
2. Melafalkan dan menunjukkan bacaan yang mengandung hukum bacaan nun mati ( )نatau tanwin ( ) ـ ــٌـ ـ ـٍـ ـ ـ ـًـpada surat Al-„Alaq Hukum bacaan nun mati ( )نatau tanwin ()ـ ـ ـ ـٌ ـ ـ ـٍـ ـ ــًـ No.
Kalimat
Hukum Bacaan
1.
Ikhfa
2.
3. 4.
Idzhar
Idgham bilaghunnah Idzhar
Idzhar
5. 6.
Ikhfa
7.
Ikhfa Idgham bilaghunnah
8. 9.
Ikhfa
10.
Ikhfa
11.
Idzhar
3. Fazakkir Hukum bacaan nun mati (ْ )نatau tanwin ( )ـ ـ ـ ـٌـ ـ ـ ـٍ ـ ـ ـ ـada 5 (lima), yaitu:
ً
a. Idzhar Yaitu apabila ada nun mati (ْ )نatau tanwin ( )ـ ـ ـ ـٌـ ـ ـ ـٍ ـ ـ ـ ـbertemu dengan salah
ً
satu huruf enam ( ه,غ
, ع, خ, ح,)ء.
Contoh :
ـ ــًـ ـ ــٍـ ـ ـ ـ ـٌـ
ٌْ
ٌٍِْْسٌْ ٌل أَي ُ َز
ََيَ ٍْ أَػْط
ء
ٌغَ ُفٌٌْز َحهِْْى
ٍيِ ٍْ حَكِْْى
ح
َػهًًِْْا خَبِْْسًا
ٍيِ ٍْ خَْْس
خ
ٍَنتٍ ػَانَِْت َِّ ج ْ ِف
ًيٍَْ َػًِمَ صَانِحا
ع
ًٌَزَبٌّ غَ ُفٌْز
ْيٍِْ غَْْسِكُى
ؽ
ٍََف ِسّْقًا ىَد
ٌٌََّْْنَي
ىـ
b. Idgham Bighunnah Yaitu apabila ada ( ٌ ْ) atau tanwin ( ) ـ ـ ـٌـ ــٍـ ـ ــًـbertemu dengan salah satu huruf (ً , و,ٌ ,ُ).
ـ ــًـ ـ ــٍـ ـ ـ ـ ـٌـ
ٌْ
ُخَْْسًاَّسَه
ًٍَُْإٌَِّْك
ُ
ًخٌَْْس َُصُال
ٍيِ ٍَْرِّْس
ٌ
ٍٍ ِْْبيُب ٍ ِكِخَا ْ ِف
ٍيِ ٍْيَسَد
و
ٌزَحٌِْْى ًَدًُْد
ٍيِ ٍْ ًَزََقت
ً
c. Idgham Bilaghunnah Yaitu apabila ada (ٌ ْ) atau tanwin ( ) ـ ـ ـٌـ ــٍـ ـ ــًـbertemu dengan salah satu huruf ( ز,)ل.
ـ ــًـ ـ ــٍـ ـ ـ ـ ـٌـ يَا ًال نُبَدًا
ٌْ ُيِ ٍْنَّدَُْو
ل
سٌْلٍ يِ ٍْ َز ُ
ٌ
ف زَّحِْْ ٍى زَءًُْ ٌ d. Iqlab
ٌ( Yaitu apabila ada ).ب( ) bertemu dengan huruf Baـ ـ ـٌ ـ ـ ـٍـ ـ ــًـ( ْ) atau tanwin
ٌْ يِ ٍَْبؼْدٍِ
ب
ـ ــًـ ـ ــٍـ ـ ـ ـ ـٌـ
سًٌِْْغبَصِْْسٌ َ ‟e. Ikhfa
ٌ ( Yaitu apabila ada ) bertemu dengan salah satu hurufـ ـ ـٌـ ــٍـ ـ ــًـ( ْ) atau tanwin ).ث ,د ,ج ,د ,ذ ,ش ,ض ,ش ,ص ,ض ,ط ,ظ ,ف ,ق ,ك( 15
ٌْ
ـ ــًـ ـ ــٍـ ـ ـ ـ ـٌـ
ث
كُـنْخُىْ
جسٍِْ جَنَّاثٌ حَ ْ
د
يَنْ ُثٌْزًا
َى أَيٍٍِْْ يُطَاعٍ ثَّ
ج
إَِْجِْْمَ
حُبًّا جًًَّا
د
أََْدَادًا
دَكَّـا دَكَّـا
dst
-
-
Lampiran 3
SIKLUS I
Kelompok I
Kelompok II
1. M. Fiky Yusuf Bahtiar
1. Mega Lia Rizqiyah
2. Nurul Huda (B)
2. Intan Islamiyah
3. M. Ali Munnur
3. Dewi Wulandari
4. M. Bayu Anggreyanto
4. Desi Wulandari
5. Zainal Abidin
5. Nur Afifah
Kelompok III
Kelompok IV
1. Nurul Huda (A)
1. Desi Eka Wulandari
2. Muhammad Rizal
2. Siti Sa‟diyah
3. M. Romadhon
3. Siti Nurul Chikmah
4. M. Sholekan
4. Anis Fitriatuz Zubaidah
5. M. A. Wahab
5. Ika Rahmawati
Kelompok V
Kelompok VI
1. Zayit Agus Salim
1. Siti Nur Fitriyah
2. Ulin Nuha Ahmad
2. Siti Nandiroh
3. M. Bagus Khusnul
3. Umi Farida
4. M. Nurul Amin
4. Anis Setyowati
5. Agus Setiawan
5. Indriyani Nur Hanifah
Lampiran 4
PEDOMAN INDIKATOR OBSERVASI SIKLUS I
Nama Siswa
: …………………………………
Nomor Induk
: …………………………………
Mata Pelajaran
: Al-Qur‟an Hadits (Surat Al-„Alaq)
No
Pernyataan Indikator
1. 2.
Kesiapan mengikuti pelajaran Menyikapi pelajaran menyimak bacaan surat Al-'Alaq 3. Siswa mendengarkan dengan tekun 4. Memperhatikan pelajaran 5. Memahami pelajaran menyimak bacaan surat Al-'Alaq 6. Kemampuan menjawab pertanyaan tentang materi menyimak bacaan surat Al-'Alaq 7. Keaktifan kelompok dalam mendemonstrasikan materi menyimak bacaan surat Al-'Alaq 8. Kemampuan menampilkan praktek menyimak bacaan surat Al-Alaq 9. Kerjasama dengan teman/kelompok 10. Tepat waktu dalam menyelesaikan Tugas Keterangan Skor Maksimal Nilai Rata-rata : Nilai
:
X 100%
1
Check List 2 3 4
5
Skor
Nilai
1 = Tidak baik
> 75%
= keaktifan siswa tinggi
2 = Kurang baik
65% - 75%
= keaktifan siswa sedang
3 = Cukup baik
< 65%
= keaktifan siswa kurang
4 = Baik 5 = Sangat baik
Lampiran 6 POST TEST SIKLUS I
Mata pelajaran
: Al-Qur‟an Hadits
Materi
: Surat al-„Alaq
Kelas/semester
: V/Genap
Nama
: ……………………………
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar ! 1. adalah bunyi surat al-„Alaq ayat ke…. a. 3
c. 5
b. 4
d. 6
2. Bunyi ayat ke 4 surat al-„Alaq adalah…… a.
b.
c.
d.
3. Bunyi ayat
adalah merupakan ayat ke :
a. 17
c. 19
b. 18
d. 20
4. Di bawah ini ayat yang terpadat hukum nun sukun adalah… a.
b.
c.
d.
5. Potongan ayat yang tepat untuk melengkapi ayat dibawah ini adalah.. …………. a.
c.
b.
d.
6. bunyi ayat sebelumnya adalah…… a.
b.
c.
d.
7. bunyi ayat sesudahnya adalah…….. a.
b.
c.
d.
8. Di bawah ini ayat yang terdapat hukum tajwid bacaan ikhfa‟ adalah……… a.
b.
c.
d.
9. Di bawah ini ayat yang terdapat hukum tajwid bacaan idzhar adalah…….. a.
b.
c.
d.
A, B, C benar
10. pada potongan ayat yang bergaris bawah adalah hukum tajwid bacaan……. a. Idgham bigunnah
c. idgham bilaghunnah
b. Ikhfa‟
d. idzhar
B. Kerjakan soal-soal di bawah ini ! 1. Tuliskan bunyi ayat surat al-„Alaq ayat 2! 2. Tuliskan ayat setelahnya! 3. - - susunlah ayat tersebut sehingga menjadi benar dan sempurna! 4. Apa nama hukum bacaan pada kata yang bergaris bawah berikut ini?
5. Ada berapa hukum bacaan nun mati dan tanwin? Sebutkan!
KUNCI JAWABAN POST TES SIKLUS I
A. Pilihan ganda 1. A 2. C 3. B 4. D 5. C 6. A 7. B 8. D 9. E 10. B
B. Isian 1.
2.
3.
4.
Ikhfa‟
5.
Ada 5 (lima), yaitu: Idzhar, Idghom bighunnah, Idghom bilaghunnah, Iqlab, dan Ikhfa.
Lampiran 7 Nilai Siklus I No.
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1
Muhammad Ali Munnur
70
T
2
M. Romadhon
65
T
3
Muhammad Rizal
55
TT
4
Muhammad Nurul Amin
85
T
5
Desi Eka Wulandari
65
T
6
M. Bagus Khusnl Ghoni
55
TT
7
Siti Nur Fitriyah
90
T
8
Abdul Wahab
75
T
9
Agus Setiawan
55
TT
10
Anis Fitriyatuz Zubaidah
75
T
11
Anis Setyowati
80
T
12
Dewi Wulandari
60
TT
13
Desi Wulandari
70
T
14
Ika Rahmawati
75
T
15
Indriani Nur Afifah
70
T
16
Intan Islamiyah
60
TT
17
M. Solekan
60
TT
18
Mega Lia Rizqiyah
75
T
19
Muhammad Bayu Anggreyanto
80
T
20
Muhammad Fiky Yusuf Bahtiar
60
TT
21
Nur Afifah
80
T
22
Nurul Huda (A)
65
T
23
Nurul Huda (B)
75
T
24
Siti Nandiroh
75
T
25
Siti Nurul Chikmah
80
T
26
Siti Sa‟diyah
45
TT
27
Ulin Nuha Ahmad
70
T
28
Umi Faridah
65
T
29
Zainal Abidin
55
TT
30
Zayit Agus Salim
45
TT
Jumlah
2060
Rata-rata Kelas
68,66
Ketuntasan Individual
68,66%
Ketuntasan Klasikal
66,66%
Lampiran 8 Nilai Aktivitas Siswa Siklus I No.
Nama Siswa
Nilai
1
Muhammad Ali Munnur
30
2
M. Romadhon
30
3
Muhammad Rizal
35
4
Muhammad Nurul Amin
29
5
Desi Eka Wulandari
34
6
M. Bagus Khusnl Ghoni
32
7
Siti Nur Fitriyah
33
8
Abdul Wahab
35
9
Agus Setiawan
29
10
Anis Fitriyatuz Zubaidah
37
11
Anis Setyowati
36
12
Dewi Wulandari
34
13
Desi Wulandari
30
14
Ika Rahmawati
27
15
Indriani Nur Afifah
31
16
Intan Islamiyah
31
17
M. Solekan
31
18
Mega Lia Rizqiyah
33
19
Muhammad Bayu Anggreyanto
30
20
Muhammad Fiky Yusuf Bahtiar
29
21
Nur Afifah
31
22
Nurul Huda (A)
29
23
Nurul Huda (B)
34
24
Siti Nandiroh
29
25
Siti Nurul Chikmah
30
26
Siti Sa‟diyah
31
27
Ulin Nuha Ahmad
28
28
Umi Faridah
32
29
Zainal Abidin
28
30
Zayit Agus Salim
28
Jumlah
933
Rata-rata Kelas
31,1%
Ketuntasan Individual
62,2%
Lampiran 9 Daftar Tabel Keaktifan Siswa Siklus I No
Nama Siswa
1 Muhammad Ali Munnur 2 M. Romadhon 3 Muhammad Rizal 4 Muhammad Nurul Amin 5 Desi Eka Wulandari 6 M. Bagus Khusnul Ghoni 7 Siti Nur Fitriyah 8 Abdul Wahab 9 Agus Setiawan 10 Anis Fitriatuz Zubaidah 11 Anis Setyowati 12 Dewi Wulandari 13 Desi Wulandari 14 Ika Rahmawati 15 Indriani Nur Hanifah 16 Intan Islamiyah 17 M. Solekan 18 Mega Lia Rizqiyah 19 M. Bayu Anggreyanto 20 M. Fiky Yusuf Bahtiar 21 Nur Afifah 22 Nurul Huda (A) 23 Nurul Huda (B) 24 Siti Nandiroh 25 Siti Nurul Chikmah 26 Siti Sa'diyah 27 Ulin Nuha Ahmad 28 Umi Faridah 29 Zainal Abidin 30 Zayit Agus Salim Jumlah Rata-rata Kelas Ketuntasan Individual Keterangan :
Aspek Pengamatan A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
2 3 4 2 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4
3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 2 3 3 2 4 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2
3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 2 3
4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3
4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2
3 4 4 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 2 4 3 3 4 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3
2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3
3 3 4 3 4 3 4 4 2 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3
3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3
Jumlah 30 30 35 29 34 32 33 35 29 37 36 34 30 27 31 31 31 33 30 29 31 29 34 29 30 31 28 32 28 28 933 31,1 % 62,2 %
A. Kesiapan mengikuti pelajaran B. Menyikapi pelajaran menyimak bacaan surat Al-„Alaq C. Siswa mendengarkan dengan tekun D. Memperhatikan pelajaran E. Memahami pelajaran menyimak bacaan surat Al-„Alaq F. Kemampuan menjawab pertanyaan tentang materi menyimak bacaan surat Al„Alaq G. Keaktifan kelompok dalam mendemonstrasikan materi menyimak bacaan surat Al-„Alaq H. Kemampuan menampilkan praktek menyimak bacaan surat Al-„Alaq I. Kerjasama dengan teman atau kelompok J. Tepat waktu dalam menyelesaikan tugas
Keterangan skor : 1
= Tidak baik
2
= Kurang baik
3
= Cukup baik
4
= Baik
5
= Sangat baik
Lampiran 10
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: MI Futuhiyyah 02 Kudu
Mata Pelajaran
: Al-Qur‟an Hadits
Kelas/semester
: V/Genap
Pertemuan
: IV
Alokasi waktu
: 2 x 45 menit
Standar
Menghafalkan surat-surat pendek secara benar dan fasih
Kompetensi Kompetensi Dasar 2. Menghafal QS. Al-„Alaq secara benar dan fasih Indikator
6. Dapat membaca QS. Al-„Alaq secara baik dan benar
Kompetensi
7. Dapat melafalkan kalimat dari QS. Al-„Alaq yang mengandung hukum bacaan mim sukun 8. Dapat menunjukkan bacaan yang mengandung hukum bacaan mim sukun 9. Hafal QS. Al-„Alaq dengan benar dan fasih 10. Mendemonstrasikan hafal QS. Al-„Alaq secara lancar
Tujuan Pembelajaran
5. Siswa dapat membaca QS. Al-„Alaq secara fasih dan benar 6. Siswa dapat melafalkan kalimat dari QS. Al-„Alaq yang mengandung hukum bacaan mim sukun 7. Siswa dapat menunjukkan bacaan yang mengandung hukum bacaan mim sukun. 8. Siswa dapat menghafal QS. Al-„Alaq dengan benar dan fasih 9. Siswa dapat mendemonstrasikan hafalan QS. Al„Alaq secara lancar
Materi Pembelajaran 3. Menghafal surat Al-„Alaq
Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Demonstrasi
Langkah-langkah Pembelajaran No 1
Proses pembelajaran Pendahuluan
Waktu 5 menit
d. Mengucapkan salam (Assalamu‟alaikum) e.
Apersepsi dan motivasi tentang pelajaran yang lalu
f. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2
Kegiatan Inti
70 menit
g. Guru menyampaikan materi surat Al-„Alaq h. Guru menjelaskan hukum bacaan mim sukun yang terdapat dalam surat Al-„Alaq i.
Guru membimbing siswa menghafal surat Al-„Alaq
j.
Guru membentuk beberapa kelompok siswa, yang tiap kelompoknya beranggotakan 3 siswa. Guru memberikan tugas pada masing-masing kelompok
k. Dengan bimbingan guru, siswa mendemonstrasikan hafalan surat Al-„Alaq ke depan kelas bersama kelompoknya masing-masing l.
Siswa secara bergantian mendemonstrasikan hafalan surat Al-„Alaq sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
3
Kegiatan Penutup e. Guru mengevaluasi terhadap kegiatan demonstrasi yang berlangsung. f. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
15 menit
apabila masih ada hal-hal yang kurang jelas. g. Guru memberikan simpulan atau tanggapan atas praktek menghafal surat Al-„Alaq yang dilakukan siswa h. Guru mengucapkan (Wassalamu‟alaikum)
Sumber Belajar 4. Buku pelajaran Al-Qur‟an Hadits untuk kelas V Madarasah Ibtidaiyah 5. LKS Al-Qur‟an Hadits Madrasah Ibtidaiyah 6. Buku lain yang relevan
Penilaian A. Prosedur Tes 1. Tes Awal : ada 2. Tes Proses : ada 3. Tes Akhir: ada B. Jenis dan Bentuk Tes 1. Tes Awal : lisan 2. Tes Proses : pengamatan dan tertulis 3. Tes Akhir : tertulis (terlmpir)
Semarang, 7 April 2011 Guru Mata Pelajaran Al-Qur‟an Hadits
Peneliti
M. Bukhori, S.Pd.I
Nur Anisah 063111075 Mengetahui, Kepala Sekolah MI Futuhiyyah 02 Kudu
Zumrotun Nafisah
Lampiran 11
MATERI SIKLUS II
4. Melafalkan kata dan ayat Surat Al-„Alaq
5. Melafalkan dan menunjukkan bacaan yang mengandung hukum bacaan mim mati ( )ْوpada surat Al-„Alaq No.
Kalimat
Hukum Bacaan
1.
Idzhar syafawi
2.
Idzhar syafawi
3.
Idzhar syafawi
4.
Ikhfa syafawi
6. Fazakkir Hukum bacaan mim mati ( )ْوada 3 (tiga), yaitu: a. Idghom Syafawi (Mitsliy) Yaitu apabila ada mim mati ( )ْوbertemu dengan huruf mim ( )و.
ْو ٌنَـيُْىَّيغِْفسَة
ًٌَيِْنيُْىيُّقْخَصِد
ٌٌَْض ُ َفيُْىُّيْؼ ِس
ٍَِْْكُـنْخُْىُّيؤْيِن
ًٌٌََْاََِّـيُْىيَُِّّْخ
اَْويَّ ٍْ َخهَقْنَا
و
b. Ikhfa Syafawi Yaitu apabila ada mim mati ( )ْوbertemu dengan huruf Ba ()ب.
ْو ًٌٌَََُّْْييُْى ب ِسش
ًَِيَ ٍَّّْـؼْخَصِْىبِاهلل
ُيبَْخهِْْكُْىبَِنيَ ٍس
ٌِْ زَبَّـيُْىِبيِى َّإ
َِّؼِظُـكُْىِبو
ًٍََِْْيَا ىُْىِبًُؤْيِن
ب
c. Idzhar Syafawi Yaitu apabila ada mim mati ( )ْوbertemu dengan salah satu huruf Hijai‟yyah selain Mim ( )وdan Ba ()ب.
ْو
ْو ء
سأًُْزِّْـكُْى َءاّخِِْ َ
ث
أََْـَؼًْجَ َػهَْْيِىْ
خ
ذنـِكُْى خٌَْْسنَكُىْ
ش
أًََّْهْبِسَكُىْ شَِْؼًا
ذ
ًَضَا َقِبيِىْ ذَزْػًا
ُ
ًَ َال ىُْىّـُسَْخؼْخَُبٌٌَْ
Lampiran 12
SIKLUS II
Kelompok I
Kelompok II
1. M. Zayit Agus Salim
1. Indriyani Nur Hanifah
2. M. Nurul Huda (A)
2. Anis Fitriatuz Zubaidah
3. M. Fiky Yusuf Bahtiar
3. Nur Afifah
Kelompok III
Kelompok IV
1. Nurul Huda (B)
1. Anis Setyowati
2. Muhammad Rizal
2. Ika Rahmawati
3. Ulin Nuha Ahmad
3. Desi Wulandari
Kelompok V
Kelompok VI
1. M. Ali Munnur
1. Dewi Wulandari
2. M. Romadhon
2. Siti Nurul Chikmah
3. M. Bagus Khusnul
3. Umi Farida
Kelompok VII
Kelompok VIII
1. M. Bayu Anggreyanto
1. Siti Nandiroh
2. M. Sholekan
2. Siti Sa‟diyah
3. M. Nurul Amin
3. Intan Islamiyah
Kelompok IX
Kelompok X
1. Zainal Abidin
1. Mega Ira Rizqiyah
2. M. A. Wahab
2. Desi Eka Wulandari
3. Agus Setiawan
3. Siti Nur Fitriyah
Lampiran 13
PEDOMAN INDIKATOR OBSERVASI SIKLUS II
Nama Siswa
: …………………………………
Nomor Induk
: …………………………………
Mata Pelajaran
: Al-Qur‟an Hadits (Surat Al-„Alaq)
No
Pernyataan Indikator
1
1. 2.
Kesiapan mengikuti pelajaran Menyikapi pelajaran menghafal surat Al-'Alaq 3. Siswa mendengarkan dengan tekun 4. Memperhatikan pelajaran 5. Memahami pelajaran menghafal surat Al-'Alaq 6. Kemampuan menjawab pertanyaan tentang materi menghafal surat Al-'Alaq 7. Keaktifan kelompok dalam mendemonstrasikan materi menghafal surat Al-'Alaq 8. Kemampuan menampilkan praktek menghafal surat Al-Alaq 9. Kerjasama dengan teman/kelompok 10. Tepat waktu dalam menyelesaikan Tugas Keterangan Skor Maksimal Nilai Rata-rata
:
Nilai
:
X 100%
Check List 2 3 4
5
Skor
Nilai
1 = Tidak baik
> 75%
= keaktifan siswa tinggi
2 = Kurang baik
65% - 75%
= keaktifan siswa sedang
3 = Cukup baik
< 65%
= keaktifan siswa kurang
4 = Baik 5 = Sangat baik
Lampiran 14 POST TES SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Al-Qur‟an Hadits
Materi
: Surat Al-‟Alaq
Kelas/semester
: V (lima)/genap
Nama
: …………………………………
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d pada jawaban yang paling benar ! 1. adalah bunyi ayat ke …… a. 2
b. 6
c. 4
d. 5
2. Bunyi ayat ke-7 surat Al‟Alaq adalah … a.
b.
c.
d.
3. lanjutan ayat berikut adalah … a.
c.
b.
d.
4. Di bawah ini ayat yang mengandung hukum bacaan Idzhar syafawi adalah a.
c.
b.
d.
5. Tulisan ayat ke-13 surat Al-„Alaq adalah … a.
b.
c.
d.
6. Potongan ayat yang tepat untuk melengkapi ayat di bawah ini adalah …
…… a.
c.
b.
d.
7. Pada kalimat yang bergaris bawah terdapat hukum bacaan … a.
Ikhfa‟
c. Idzhar syafawi
b.
Ikhfa‟ syafawi
d. Idzhar halqi
8. adalah bunyi ayat ke …… a.
6
c. 5
b.
4
d. 7
9. Bunyi ayat sebelumnya adalah …… a.
c.
b.
d.
10. adalah bunyi ayat ke ……
a. 7
b. 8
c. 9
d. 10
B. Kerjakan soal-soal di bawah ini ! 1. Tulislah ayat ke-17 surat Al-„Alaq ! 2. Sebutkan nama hukum bacaan pada kata yang bergaris bawah berikut ini !
3. Tulislah lanjutan ayat berikut ini !
…… 4. Susunlah kata-kata di bawah ini menjadi susunan ayat yang benar !
- - - - - 5. Tulislah bunyi ayat sebelum ayat berkut ini !
………
KUNCI JAWABAN POST TES SIKLUS II
A. Pilihan ganda 1. B 2. C 3. A 4. C 5. A 6. D 7. B 8. D 9. C 10. C B. Isian
1. 2.
Idzhar Syafawi
3.
4.
5.
Lampiran 15
Nilai Siklus II No.
Nama Siswa
Nilai
Keterangan
1
Muhammad Ali Munnur
80
T
2
M. Romadhon
75
T
3
Muhammad Rizal
85
T
4
Muhammad Nurul Amin
95
T
5
Desi Eka Wulandari
75
T
6
M. Bagus Khusnl Ghoni
65
T
7
Siti Nur Fitriyah
95
T
8
Abdul Wahab
80
T
9
Agus Setiawan
70
T
10
Anis Fitriyatuz Zubaidah
80
T
11
Anis Setyowati
80
T
12
Dewi Wulandari
75
T
13
Desi Wulandari
100
T
14
Ika Rahmawati
75
T
15
Indriani Nur Afifah
60
TT
16
Intan Islamiyah
85
T
17
M. Solekan
70
T
18
Mega Lia Rizqiyah
85
T
19
Muhammad Bayu Anggreyanto
85
T
20
Muhammad Fiky Yusuf Bahtiar
80
T
21
Nur Afifah
85
T
22
Nurul Huda (A)
80
T
23
Nurul Huda (B)
85
T
24
Siti Nandiroh
80
T
25
Siti Nurul Chikmah
90
T
26
Siti Sa‟diyah
65
T
27
Ulin Nuha Ahmad
85
T
28
Umi Faridah
85
T
29
Zainal Abidin
90
T
30
Zayit Agus Salim
90
T
Jumlah
2430
Rata-rata Kelas
81
Ketuntasan Individual
81%
Ketuntasan Klasikal
96,7%
Lampiran 16
Lampiran 17
Nilai Keaktifan Siswa Siklus II No.
Nama Siswa
Nilai
1
Muhammad Ali Munnur
41
2
M. Romadhon
39
3
Muhammad Rizal
41
4
Muhammad Nurul Amin
42
5
Desi Eka Wulandari
44
6
M. Bagus Khusnl Ghoni
39
7
Siti Nur Fitriyah
39
8
Abdul Wahab
45
9
Agus Setiawan
41
10
Anis Fitriyatuz Zubaidah
42
11
Anis Setyowati
39
12
Dewi Wulandari
40
13
Desi Wulandari
41
14
Ika Rahmawati
42
15
Indriani Nur Afifah
40
16
Intan Islamiyah
41
17
M. Solekan
43
18
Mega Lia Rizqiyah
41
19
Muhammad Bayu Anggreyanto
48
20
Muhammad Fiky Yusuf Bahtiar
42
21
Nur Afifah
41
22
Nurul Huda (A)
43
23
Nurul Huda (B)
40
24
Siti Nandiroh
42
25
Siti Nurul Chikmah
41
26
Siti Sa‟diyah
42
27
Ulin Nuha Ahmad
40
28
Umi Faridah
40
29
Zainal Abidin
47
30
Zayit Agus Salim
45
Jumlah
1245
Rata-rata Kelas
41,5
Ketuntasan Individual
83 %
Lampiran 18 Daftar Tabel Keaktifan Siswa Siklus II No
Nama Siswa
1 Muhammad Ali Munnur 2 M. Romadhon 3 Muhammad Rizal 4 Muhammad Nurul Amin 5 Desi Eka Wulandari 6 M. Bagus Khusnul Ghoni 7 Siti Nur Fitriyah 8 Abdul Wahab 9 Agus Setiawan 10 Anis Fitriatuz Zubaidah 11 Anis Setyowati 12 Dewi Wulandari 13 Desi Wulandari 14 Ika Rahmawati 15 Indriani Nur Hanifah 16 Intan Islamiyah 17 M. Solekan 18 Mega Lia Rizqiyah 19 M. Bayu Anggreyanto 20 M. Fiky Yusuf Bahtiar 21 Nur Afifah 22 Nurul Huda (A) 23 Nurul Huda (B) 24 Siti Nandiroh 25 Siti Nurul Chikmah 26 Siti Sa'diyah 27 Ulin Nuha Ahmad 28 Umi Faridah 29 Zainal Abidin 30 Zayit Agus Salim Jumlah Rata-rata Kelas Ketuntasan Individual
Aspek Pengamatan A
B
C
D
E
F
G H
I
J
4 4 4 5 5 3 4 4 4 5 3 4 3 4 4 5 5 4 5 4 3 4 5 5 3 4 4 3 5 4
4 3 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 5 3 4 3 4 3 4 4 4 5 5 5
4 5 3 5 4 3 3 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 5 5
4 5 5 3 5 5 5 5 4 3 4 5 5 5 5 4 4 4 5 3 4 4 3 5 4 5 4 3 5 4
4 3 5 5 5 5 4 5 4 5 3 4 4 4 4 5 3 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5
5 4 5 4 4 4 3 5 5 4 4 4 5 3 3 3 5 4 5 4 3 4 4 5 5 5 4 5 4 5
4 4 4 3 4 3 4 5 4 3 5 4 3 4 4 4 5 5 5 4 4 5 3 3 5 4 5 4 5 4
3 3 3 5 4 5 3 4 3 5 3 3 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 3 4 4 5 5 5
4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 5 4 5 3 4 4 5 4 5 5 5 3 4 5 4 4 3 3 3
5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 5 5 5 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 3 4 5 5
Jumlah 41 39 41 42 44 39 39 45 41 42 39 40 41 42 40 41 43 41 48 42 41 43 40 42 41 42 40 40 47 45 1245 41,5 % 83 %
Keterangan : A. Kesiapan mengikuti pelajaran B. Menyikapi pelajaran menghafal surat Al-„Alaq C. Siswa mendengarkan dengan tekun D. Memperhatikan pelajaran E. Memahami pelajaran menghafal surat Al-„Alaq F. Kemampuan menjawab pertanyaan tentang materi menghafal surat Al-„Alaq G. Keaktifan kelompok dalam mendemonstrasikan materi menghafal surat Al„Alaq H. Kemampuan menampilkan praktek menghafal surat Al-„Alaq I. Kerjasama dengan teman atau kelompok J. Tepat waktu dalam menyelesaikan tugas
Keterangan skor : 1
= Tidak baik
2
= Kurang baik
3
= Cukup baik
4
= Baik
5
= Sangat baik
Lampiran 19
DIAGRAM HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA
Hasil Belajar 120 100 80 Pra Siklus
60
Siklus I Siklus II
40 20
0 Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Keaktifan Siswa 90 80
70 60 50
Pra Siklus
40
Siklus I
30
Siklus II
20 10 0 Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
Lampiran 20
Siswa saat mengerjakan Post Test
Siswa saat demonstrasi hafalan surat al-„Alaq
Kelompok siswa saat menyimak bacaan surat al-„Alaq
Siswa saat guru menjelaskan surat al-„Alaq
Lampiran 21 PEDOMAN WAWANCARA
A. Wawancara dengan kepala sekolah MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang. 1. Apa visi dan misi MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang? 2. Bagaimana formasi kepengurusan MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang? 3. Berapakah jumlah guru, karyawan dan siswa V MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang? 4. Bagaimanakah prestasi belajar mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang? 5. Melihat hasil demikian, lalu bagaimanakah langkah yang ditempuh oleh guru serta pihak sekolah untuk mengantisipasi hal tersebut? B. Wawancara dengan guru mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang. 1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran Al-Qur‟an Hadits di kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang? 2. Apakah di MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang sudah menerapkan model pembelajaran berbasis PAIKEM? 3. Metode pembelajaran apa yang sudah diterapkan dalam pembelajaran AlQur‟an Hadits di kelas V MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang? 4. Apakah bapak pernah menggunakan metode demonstrasi saat mengajar? 5. Faktor-faktor apa saja yang menghambat dalam menerapkan metode demonstrasi saat mengajar? 6. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dalam menerapkan metode demonstrasi dalam mengajar? 7. Bagaimana program tindak lanjut pelaksanaan metode demonstrasi?
Lampiran 22 HASIL WAWANCARA
A. Wawancara dengan kepala sekolah MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk, Semarang. 1. Visi dari MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang adalah: a. Menciptakan generasi penerus yang berkualitas. b. Beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. c. Berbudi pekerti luhur, berilmu dan berbudaya. Sedangkan misi dari MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang adalah mencetak generasi islam yang berakidah dan berakhlaq. 2. Formasi kepengurusan di MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk
Semarang,
dipimpin oleh kepala sekolah, ada wakil kepala sekolah, sekretaris dan bendahara sekolah. 3. Jumlah guru ada 12 orang guru. Jumlah siswa ada sekitar 226 siswa yang terbagi dalam 6 kelas. 4. Hasil belajar Al-Qur‟an Hadits kelas V masih kurang dari target KKM yang telah ditetapkan, yaitu 65. 5. Cara yang ditempuh guru Al-Qur‟an Hadits khususnya, diadakannya remidi untuk siswa yang nilainya masih kurang/dibawah 65. B. Wawancara dengan guru mata pelajaran Al-Qur‟an Hadits MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang. 1. Pembelajaran Al-Qur‟an Hadits yang berlangsung di MI Futuhiyyah 02 Kudu Genuk Semarang secara keseluruhan dari kelas bawah sampai kelas atas berlangsung secara klasikal. 2. Belum, metode yang digunakan saat pembelajaran Al-Qur‟an Hadits berlangsung adalah metode ceramah/cerita atau metode tanya jawab. 3. Belum, metode yang digunakan saat pembelajaran Al-Qur‟an Hadits berlangsung adalah metode ceramah/cerita atau metode tanya jawab.
4. Belum pernah, tapi sudah mendengar metode demonstrasi. 5. Dari segi siswa, siswa masih belum paham dengan metode pembelajaran yang ditawarkan peneliti karena sebelumnya belum pernah dikenalkan dengan metode tersebut saat pembelajaran. 6. Suasana yang baru saat pembelajaran untuk lebih menambah keaktifan siswa dalam pembelajaran berlangsung serta untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 7. Metode pembelajaran ini akan dilestarikan/dipakai dalam pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pelajaran yang sesuai dengan metode pembelajaran ini.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini saya : Nama
: Nur Anisah
Tempat / Tanggal lahir
: Semarang, 17 Mei 1988
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Belum Kawin
Kebangsaan
: Indonesia
Alamat asal
: Penggaron Lor RT 01 RW 03 Genuk Semarang
Alamat sekarang
: Perum Pandana Merdeka RT 08 RW 03 Blok B15 Beringin Ngaliyan Semarang
Pendidikan Formal
: SD Karang Roto 05
(Lulus 2000)
MTs Futuhiyyah Kudu
(Lulus 2003)
MA Futuhiyyah 02 Mranggen
(Lulus 2006)
S1 IAIN Walisongo Semarang
(Lulus 2011)
Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Semarang, Saya yang bersangkutan,
Nur Anisah