perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS VIIIC SMP NEGERI 1 TULUNG TAHUN AJARAN 2010/2011)
SKRIPSI
Oleh : HARI SULISTIO K4606036
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SURAKARTA 2011 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA SISWA KELAS VIIIC SMP NEGERI 1 TULUNG TAHUN AJARAN 2010/2011)
Oleh : HARI SULISTIO K4606036
SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011 ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, 12 Mei 2011
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd
Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
NIP. 19651128 199003 1 001
NIP.19620518 198702 1 001
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Pada hari : Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi : (Nama Terang)
(Tanda Tangan)
Ketua
: Drs. H. Mulyono, MM
Sekretaris
: Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes
Anggota I
: Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd
Anggota II : Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes
Disahkan oleh: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
NIP. 19600727198702 1 001
ABSTRAK
Hari Sulistio, UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VIIIC SMP NEGERI 1 TULUNG KABUPATEN KLATEN TAHUN AJARAN 2010-2011, Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni. 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Untuk mengetahui peningkatan kemampuan lempar lembing gaya hop melalui penerapan alat bantu pembelajaran pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung kabupaten klaten tahun ajaran 2010-2011 Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sumber data dalam penelitian ini siswa kelas XIIIC SMP Negeri 1 Tulung, tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 36 orang yang terdiri atas 18 siswa putri dan 18 siswa putra. Teknik pengumpulan data dengan obeservasi dan penilaian kemampuan lempar lembing gaya Hop. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada prosentase. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan: Model pembelajaran langsung berbantukan media bola berekor,kertas Koran dan bilah, sangat baik untuk meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop siswa kelas XIIIC SMP Negeri 1 Tulung. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I, siklus II.prosentase kemampuan siswa sebelum adanya pembelajaran ini yaitu sebesar 36,1%, pada siklus I kemampuan lempar lembing siswa meningkat menjadi 58,33% dan Pada siklus II kemampuan siswa meningkat menjadi 80,55%. Hal ini menunjuk bahwa Model pembelajaran berbantukan media alat bantu pembelajaran yang berupa bola berekor, kertas koran dan bilah, sangat baik untuk meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung tahun Ajaran 2010-2011. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari siklus I,dan siklus II . Hasil kemampuan lempar lembing gaya hop pada siklus I kategori baik adalah 58,33% jumlah siswa yang tuntas adalah 21 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan prosentase pada kategori baik sekali sebesar 80,55%, sedangkan siswa yang tuntas 29 siswa.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Hari Sulistio, EFFORTS IMPROVE PERFORMANCE JAVELIN HOP STYLE THROUGH THE APPLICATION OF LEARNING TOOL IN CLASS VIIIC SMP NEGERI 1 Tulung KLATEN DISTRICT ACADEMIC YEAR 2010-2011, Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, University of Surakarta Eleven March, July. 2010. This study aims to determine the increase in the ability of the javelin style hops through the implementation of a learning tool on students' classroom VIIIC SMP Negeri 1 Klaten district Tulung 2010-2011 school year. This study uses a method Classroom Action Research (PTK). Sources of data in this study students kelasXIIIC SMP Negeri 1 Tulung, academic year 2010/2011, amounting to 36 students. Data collection techniques by observation and assessment capabilities Hop javelin style. Data analysis techniques used in this study is descriptive based on the percentage. Based on research results obtained conclusions: (1) learning model directly berbantukan tailed ball media, paper, newspaper and inserts, very good to enhance the ability of the javelin hop style graders Tulung XIIIC SMP Negeri 1. From the results of analysis obtained a significant increase of cycle I, the cycle II.prosentase learning ability of students prior to this that is equal to 36.1%, the cycle I javelin skills of students increased to 58.33% and the second cycle capacity increase to Siwa 80.55%. It is pointed out that direct learning model berbantukan media learning tools in the form of ball-tailed, paper newspapers and inserts, very good to enhance the ability of the javelin-hop style on student classroom VIIIC SMP Negeri 1 Tulung years Doctrine 2010-2011. From the results of analysis obtained a significant increase of cycle I and cycle II. Results ability javelin style I hop on a cycle of either category is 58.33% the number of students who completed the 21 students. In cycle II increased the percentage of the category Excellent for 80.55%, while students who complete 29 students.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Tataplah masa depanmu dengan keyakinan. Hidup tanpa teman seperti mati tanpa saksi. Tiada hari tanpa olahraga.
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
SMP Negeri 1 Tulung Bapak dan Ibu tercinta yang selalu mendoakan aku. Kakak dan adikku serta keponakanku nisa tersayang. Candra Rini Agustina yang selalu mensuport aku. Teman-teman penjaskesrek Angkatan 2006 Teman kos (Pakde Agus, Zaenal, Kempong, Andi, Alfa, Uput, Venda, Pak Rosi dan Pokjay) serta tim futsal Gembel, kalian-lah temman-teman yang selalu membantu aku sewaktu aku mengalami kesulitan. 7. Almamater
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini. Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Agus Margono, M.Kes selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. H. Sunardi, M.Kes selaku Ketua Program Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta 4. Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes. selaku pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama kuliah. 5. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd, selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 6. Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes, selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 7. Keluarga besar SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten. 8. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat.
commit to user ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Surakarta, Juli 2011
Hari Sulistio DAFTAR ISI
Halaman Judul ...............................................................................................
i
Halaman Pengesahan .....................................................................................
ii
Persetujuan ....................................................................................................
iii
Pengesahan ....................................................................................................
iv
Abstrak ..........................................................................................................
v
Motto ...........................................................................................................
vi
Persembahan.................................................................................................. vii Kata Pengantar............................................................................................... viii Daftar Isi........................................................................................................
ix
Daftar Tabel...................................................................................................
xi
Daftar Gambar ............................................................................................... xii Daftar Lampiran............................................................................................. xiii BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...........................................................................
7
C. Pembatasan Masalah ..........................................................................
8
D. Rumusan Masalah ..............................................................................
8
E. Tujuan Penelitian................................................................................
8
F. Manfaat Hasil Penelitian.....................................................................
8
BAB II. LANDASAN TEORI .......................................................................
10
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................
10
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Lempar Lembing............................................................................
10
2. Pembelajaran ................................................................................
12
3. Media Pembelajaran.......................................................................
17
4. Alat Bantu Pembelajaran................................................................
20
B. Kerangka Pemikiran ...........................................................................
23
C. Hipotesis ............................................................................................
26
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................
27
A. Setting Penelitian................................................................................
27
1. Waktu Penelitian............................................................................
27
2. Tempat Penelitian ..........................................................................
27
3. Siklus PTK ....................................................................................
28
B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)........................................ 28 C. Subjek Penelitian ................................................................................
28
D. Sumber Data.......................................................................................
28
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data....................................................
29
F. Analisis Data......................................................................................
30
G. Prosedur Penelitian .............................................................................
30
H. Proses Penelitian ................................................................................
32
Daftar Pustaka ............................................................................................... Lampiran .......................................................................................................
35 36
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rincian kegiatan waktu dan jenis kegiatan penelitian .................
27
Tabel 2. Teknik dan alat pengumpulan data .............................................
29
Tabel 3. Presentase target capaian ............................................................
34
Tabel 4. Deskripsi kondisi awal ...............................................................
35
Tabel 5. Deskripsi hasil test belajar siswa ................................................
62
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Karakteristik gerak dasar lempar lembing ...............................
11
Gambar 2. Rangkaian gerak lempar lembing gaya hop .............................
12
Gambar 3. Pembelajaran lempar lembing dengan kertas Koran ................
22
Gambar 4. Pembelajaran lempar lembing dengan bola berekor.................
23
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil keterampilan lempar lembing ......................................
69
Lampiran 2. Catatan lapangan ..................................................................
75
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...........................
88
Lampiran 4. Dokumentasi .......................................................................
93
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan,
bertujuan
untuk
mengembangkan
aspek
kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum. Ia merupakan salah satu dari subsistem-subsistem pendidikan. Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerak fisik. Menurut Toho Cholik dan Rusli Lutan (2001), bahwa pendidikan jasmani merupakan serangkaian materi pelajaran yang memberikan kontribusi nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani peserta didik. Oleh karena itu pendidikan jasmani harus diutamakan mengingat mempunyai tujuan yang penting dalam pengembangan pembelajaran. Banyak yang mengagap, kurang penting mengikuti mata pelajaran pendidikan jasmani, dikarenakan belum mengerti peran dan fungsi pendidikan jasmani. Maka dari itu pendidikan olahraga merupakan pendidikan yang utama untuk menunjang prestasi siswa. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang sehat dalam dunia pendidikan harus meliputi beberapa hal sebagai berikut. Menurut Rachmat Djatun (1990: 35) adalah: (1) Anak Didik (2) Pendidik (3) Tujuan Pendidikan (4) Alat Pendidikan (5) Lingkungan Pendidikan.komponenkomponen tersebut harus ada di dalam berlangsungnya proses pembelaran. Komponen-komponen diatas harus ada didalam berlangsungnya suatu pendidikan. Jadi pendidikan tidak akan berarti apabila tidak ada yang di didik, demikian pula dengan pendidikan juga tidak akan berjalan apabila tidak ada siapa
commit to user 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
yang menjalankan pendidikan tersebut, serta pendidikan tidak ada gunanya kalau tidak ada tujuan. Pendidikan jasmani di sekolah harus memenuhi konsep-konsep diatas, dan mempunyai tujuan tertentu yang mengarah ke tujuan pendidikan.Yaitu meningkatkan kesegaran jasmani dan daya tahan tubuh siswa, dengan bugarnya kondisi siswa akan mempengaruhi tingkat belajar siswa serta minat dalam mengikuti pembelajaran. Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia hingga dewasa ini ialah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di sekolahsekolah, kondisi rendahnya kualitas pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah lanjutan telah dikemukakan didalam berbagai forum oleh beberapa pengamat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ialah terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani dan terbatasnya sumber-sumber yang digunakan untuk mendukung proses pengajaran pendidikan jasmani. Kualitas guru pendidikan jasmani yang ada pada sekolah lanjutan pada umumnya kurang memadai. Guru kurang mampu dalam melaksanakan profesinya secara profesional, kurang berhasil melaksanakan tanggung jawab untuk mengajar dan mendidik siswa secara sistematik melalui gerakan pendidikan jasmani yang mengembangkan kemampuan dan ketrampilan secara menyeluruh baik fisik, mental maupun intelektual. Benar bahwa mengingat kebanyakan guru pendidikan jasmani di sekolah
menengah
pertama
kurang
kreatif
dalam
memberikan
model
pembelajaran. Kebanyakan guru penjas hanya menekenkan hasil akhir tanpa memperhatikan proses pembelajaran.hal ini akan berdampak buruk bagi siswa karena kurangnya pengetahuan yang di berikan oleh guru dan secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja guru tersebut serta tujuan pendidikan jasmani tidak akan tercapai, hal tersebut akan merusak citra guru penjas dimata siswa. Gaya mengajar yang dilakukan oleh guru dalam praktek pendidikan jasmani cenderung tradisional, atau hanya menggunakan satu gaya mengajar saja, sehingga membuat situasi pembelajaran monoton dan membuat siswa jenuh untuk mengikuti pembelajaran tersebut. Model metode-metode praktek ditekankan pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
teacher centered dimana para siswa melakukan latihan fisik berdasarkan perintah yang ditentukan oleh guru. Latihan-latihan tersebut tidak pernah dilakukan anak sesuai inisiatif sendiri. Guru cenderung menggunakan pendekatan yang mendasarkan pada olah raga prestasi dalam pembelajarannya, sehingga dalam proses pembelajaranya jelas beda dari penjas itu sendiri, tujuan utamanya bukan proses melainkan hasil akhir sebuah penilaian. Dalam pendekatan ini guru menentukan tugas-tugas bagi siswa melalui kegiatan fisik tak ubahnya seperti latihan olahraga. Biasanya tujuan pembelajaran ditekankan pada penguasaan yang mengarah pada pencapaian tujuan prestasi tanpa melakukan modifikasi baik dalam peraturan, ukuran lapangan maupun jumlah pemain. Pendekatan seperti ini membuat siswa kurang senang bahkan merasa frustasi untuk melakukan program pendidikan jasmani, karena mereka tidak mampu dan sering gagal untuk melaksanakan tugas yang diberikan dalam bentuk yang kompleks. Untuk itu kebutuhan untuk memodifikasi olahraga sebagai suatu pendekatan alternatif dalam pengajaran pendidikan jasmani, mutlak perlu dilakukan. Guru harus memiliki kemampuan untuk memodifikasi
ketrampilan
yang
hendak
diajarkan
agar
sesuai
tingkat
perkembangan siswa. Guru dituntut harus lebih kreatif, inovatif dalam menciptakan pembelajaran, yang akan diberikan kepada siswa, sehingga tercipta pembelajaran yang aktif bagi siswa, atau menyenangkan tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran tersebut. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang salah satunya kurang kreatifnya guru pendidikan jasmani dalam membuat dan mengembangkan media pembelajaran yang sederhana, guru kurang akan modelmodel pembelajaran sehingga proses pembelajaran kurang menarik bagi siswa sehingga tercipta pembelajaran yang membosankan buat siswa. Berdasarkan hasil observasi pra penelitian yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 1 Tulung kelas VIIIC, siswa-siswi di kelas tersebut masih mengalami kesulitan dalam melakukan teknik lempar lembing gaya hop. Sebagian besar siswa belum menguasai cara melakukan lemparan dan juga melakukan gerakan secara keseluruhan dengan benar. Berdasarkan data yang diperoleh dari nilai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
siswa dapat diketaui bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung dalam kegiatan pembelajaran lempar lembing gaya hop.Dari jumlah siswa sebanyak 36 terdiri dari 18 siswi dan 18 siswa dengan hanya 13 siswa saja yang telah mencapai ketuntasan.Rata-rata nilai kelas menunjukan angka 36.1% dari jumlah siswa mendapat nilai dibawah 70. Besar jumlah rata-rata dan nilai siswa yang mendapat nilai dibawah 70 menjadi bukti kongkrit bahwa hasil belajar siswa-siswi di kelas VIIIC belum mencapai batas ketuntasan belajar siswa yang dipatok pada angka 70. Menunjukan proses pembelajaran yang belum melibatkan siswa secara aktif, guru masih menjadi pusat pembelajaran, kurangnya model pembelajaran, gaya mengajar serta modifikasi dan media pembelajaran yang masih kurang untuk mencapai tujuan pendidikan. Penyebab masalah belajar dapat bersumber dari faktor interen dan ekstern, faktor dari dalam individu sendiri atau interen, misalnya motivasi dan antusiasme siswa terhadap materi pembelajaran. Sedangkan faktor eksternal mencakup keluarga dan lingkungan sekitar yang dapat berupa guru, lingkungan, materi, media, dan metode yang digunakan guru. Kurangnya partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran akan menurunkan tingkat keberhasilan siswa dalam belajar, oleh karena itu diperlukan suatu tindakan yang mampu melibatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Hasil observasi dan wawancara salah satu guru mata pelajaran pedidikan jasmani di SMP Negeri 1 Tulung menunjukan bahwa siswa-siswi SMP tersebut secara umum memiliki kemampuan menengah ke bawah, disamping beberapa siswa memiliki intelegensi diatas rata-rata. Dalam sebuah observasi kelas, dapat diketahui bahwa siswa-siswi di kelas VIIIC memiliki minat dan motivasi yang kurang terhadap pelajaran pendidikan jasmani. Masih tampak beberapa siswa yang mengobrol dengan temannya sendiri, mengantuk, malas-malasan dalam mengerjakan yang diberikan oleh guru. Sebagian besar siswa mengeluh dan merasa tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan. Media yang digunakan guru pendidikan jasmani di SMP Negeri 1 Tulung masih sangat terbatas dan belum mampu membangkitkan kesenangan siswa terhadap materi ajar. Keterbatasan media dan tingginya tingkat kesulitan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
siswa memahami materi ajar memaksa guru harus lebih banyak menggunakan metode, agar siswa dapat
memahami materi ajar meskipun hanya dengan
dukungan media yang terbatas. Mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa dalam menerima materi pembelajaran berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lain, guru perlu mengembangkan metode dan media pembelajaran yang dapat mempermudah siswa menerima pelajaran dengan baik. Sebuah media yang tidak hanya dapat diterima oleh siswa yang memiliki tingkat pemahaman yang tinggi, tetapi juga mempertimbangkan efektifitas media bagi mereka yang memiliki tingkat pemahaman yang masih kurang. Dalam memilih sebuah media alat bantu, seorang guru juga harus mempertimbangkan tingkat keekonomisan media yang akan digunakan. Biaya yang digunakan harus seimbang dengan yang akan diperoleh. Diutamakan penggunaan media dengan biaya pengeluaran seminimal mungkin tetapi memiliki banyak manfaat dan keunggulan dalam proses pembelajaran, materi yang diberikan juga harus sesuai dengan tingkat pemahaman siswa, berisi hal-hal yang dekat dengan siswa, dan sebaiknya menarik perhatian siswa. Modifikasi pendidikan jasmani dapat dilakukan dengan penekanan pada berbagai aspek seperti materi, alat, ukuran lapangan, bentuk, jumlah pemain. Dengan modifikasi pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar, minat atau partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan bagi siswa. Salah satu pendekatan dalam pembelajaran yang dapat digunakan dalam hal ini adalah pendekatan pembelajaran dengan menggunakan alat bantu berupa media (bola berekor, kertas koran bekas) yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang dapat membantu siswa mempelajari ketrampilan dasar dalam mempelajari teknik dasar. Model pembelajaran dengan pendekatan alat bantu tersebut dirancang
secara khusus untuk
mengembangkan
belajar
siswa tentang
pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
Alat bantu berupa bola berekor, kertas koran bekas dalam sebuah pembelajaran akan membuat siswa lebih mudah menangkap materi ajar yang diberikan oleh guru. Dengan alat bantu tersebut dapat mengubah suasana menjadi lebih santai dan menyenangkan, bahkan siswa bisa tertarik untuk saling berkompetisi melewati alat bantu tersebut. Keadaan ini akan membantu menumbuhkan motivasi dan antusiasme terhadap materi ajar lempar lembing gaya hop karena para siswa cenderung lebih menyukai suasana kelas yang santai dari pada yang serius. Dalam penelitian ini, modifikasi pendidikan jasmani difokuskan pada aspek media-alat yaitu modifikasi pembelajaran lempar lembing gaya hop. Secara umum kendala yang sering dihadapi guru dalam pembelajaran lempar lembing adalah kerterbatasan alat/tempat. Untuk mengatasi hal tersebut guru harus kreatif untuk membuat strategi belajar yang baik, yaitu berupa modifikasi alat, tempat, model gaya mengajar lempar lembing gaya hop yang mendukung jalannya pembelajaran tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran. Penelitian
tindakan
kelas
ini,
akan
mencoba
modifikasi
alat
pembelajaran dalam pendidikan jasmani pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung tahun ajaran 2010/2011 dengan materi teknik dasar lempar lembing gaya hop. Pembelajaran dengan pendekatan alat bantu berupa bola berekor, koran bekas bekas,untuk meningkatkan hasil lempar lembing gaya hop yang lebih baik dilakukan oleh siswa. Selain itu modifikasi pembelajaran ini untuk meningkatkan peran aktif siswa, partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran lempar lembing gaya hop. Dengan penerapan modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan peneliti diharapkan dapat memecahkan atau memberi jalan keluar yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran lempar lembing gaya hop. Tujuan modifikasi pembelajaran lempar lembing gaya hop adalah agar siswa suka, senang mengikuti pembelajaran. Dengan perasaan suka akan pembelajaran tersebut membuat siswa menjadi aktif dan antusias dalam pembelajaran serta lebih mudah menguasai materi yang diajarkan. Guru dalam mengajarkan lempar lembing gaya hop harus membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan buat siswa,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id é
-»®¬¿ °»®¿´¿¬¿²ô -«-«²¿² µ»´±³°±µô ¹»®¿µ¿² ¬»µ²·µ ¼¿-¿® §¿²¹ ª¿®·¿¬·º -»¸·²¹¹¿ ³»³¾«¿¬ -·¬«¿-· °»³¾»´¿¶¿®¿² §¿²¹ ´»¾·¸ ³»²§»²¿¹µ¿²
¼¿´¿³ °®±-»-
°»³¾»´¿¶¿®¿² ´»³°¿® ´»³¾·¹ò Ü¿®· °»®³¿-¿´¿¸¿²
«³«³
§¿²¹
¼·¸¿¼¿°·
¹«®«
°»²¶¿-
¼¿´¿³
³»²§¿³°¿·µ¿² ³¿¬»®· µ¸«-«-²§¿ ¬»µ²·µ ¼¿-¿® ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±°ô ³¿µ¿ °»²»´·¬· ³»®¿-¿ ¬»®¬¿®·µ ³»´¿µ«µ¿² °»²·´·¬·¿² ¬·²¼¿µ¿² µ»´¿- øÐÌÕ÷ °¿¼¿ -·-©¿ µ»´¿- Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ ¼»²¹¿² ¶«¼«´
Ë°¿§¿ Ó»²·²¹µ¿¬µ¿²
Õ»³¿³°«¿² Ô»³°¿® ´»³¾·²¹ Ù¿§¿ ر° Ó»´¿´«· л²»®¿°¿² ß´¿¬ Þ¿²¬« л³¾»´¿¶¿®¿² øл²»´·¬·¿² Ì·²¼¿µ¿² Õ»´¿-÷ п¼¿ Í·-©¿ Õ»´¿- Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ Ì¿¸«² ߶¿®¿² îðïðñîðïï ò л®³¿-¿´¿¸¿² ·²· °»²»´·¬· ¬»³«µ¿² µ»¬·µ¿ ±¾-»®ª¿-· ¼· ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ §¿·¬« °»³¾»´¿¶¿®¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±°ò
B. Identifikasi Masalah
Þ»®¼¿-¿®µ¿² ´¿¬¿® ¾»´¿µ¿²¹ §¿²¹ ¬»´¿¸ ¼·µ»³«µ¿µ¿² ¼·¿¬¿- ¼¿°¿¬ ¼··¼»²¬·º·µ¿-· ³¿-¿´¿¸ -»¾¿¹¿· ¾»®·µ«¬æ 1. Þ¿²§¿µ µ»²¼¿´¿ §¿²¹ ¼·¸¿¼¿°· ¼¿´¿³ °»³¾»´¿¶¿®¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±° ¼· µ»´¿- Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ ò 2. Ø¿-·´ ¾»´¿¶¿® ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±° -·-©¿ µ»´¿- Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ ³¿-·¸ ®»²¼¿¸ò 3. Þ»´«³ ¼·µ»¬¿¸«· »º»µ¬·º·¬¿- °»²»®¿°¿² ¿´¿¬ ¾¿²¬« ¬»®¸¿¼¿° ¸¿-·´ ¾»´¿¶¿® ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±°ò 4. Ю±-»- °»³¾»´¿¶¿®¿² §¿²¹ ¾»®´¿²¹-«²¹ ¼· µ»´¿- Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ ¾»´«³ ³»²½¿°¿· ¸¿-·´ §¿²¹ ±°¬·³¿´ò Í»¸·²¹¹¿ °»®´« °»²¼»µ¿¬¿² °»³¾»´¿¶¿®¿² §¿²¹ ¾¿·µ ¼¿² ¬»°¿¬ò 5. Í·-©¿ µ»´¿- Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ ¾»´«³ ³»²¹«¿-¿· ¬»µ²·µ ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±°ò
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
C. Pembatasan Masalah
Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang timbul dari identifikasi masalah maka pembatasan masalah perlu dilakukan guna memperoleh kedalaman kajian dan menghindari perluasan masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian sebagai berikut: 1. Siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung belum menguasai teknik lempar lembing gaya hop. 2. Hasil belajar lempar lembing gaya hop siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung masih rendah. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah maka permasalahan yang menjadi pokok penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah penerapan alat bantu dalam pembelajaran penjasorkes dapat meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung ? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan di atas, tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui peningkatan kemampuan lempar lembing gaya hop melalui alat bantu pembelajaran pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung tahun ajaran 2010/2011. F. Manfaat Penelitian Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Guru penjas SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten a. Untuk meningkatkan kreatifitas guru disekolah dalam membuat dan mengembangkan media pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
b. Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternative pembelajaran yang akan dilakukan. c. Untuk meningkatkan kinerja guru dalam menjalankan tugasnya secara profesional. 2. Bagi Siswa kelas VIIIC a. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran penjas, serta meningkatkan hasil belajar lempar lembing gaya hop. b. Dapat meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop, serta mendukung pencapaian prestasi lempar lembing gaya hop.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id ïð
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. a.
Lempar Lembing
Pengertian Lempar Lembing Ó»²«®«¬ Ç«¼¸¿ Óò Í¿°«¬®¿ øîððïæ êé÷ °»²¹»®¬·¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¿¼¿´¿¸
Ÿ³»®«°¿µ¿² -¿´¿¸ -¿¬« µ»³¿³°«¿² ¼¿´¿³ ³»´»³°¿®µ¿² ¾»²¼¿ ¾»®¾»²¬«µ ´»³¾·²¹ô -»¶¿«¸ ³«²¹µ·² ò Í»¼¿²¹µ¿² ³»²«®«¬ ܶ«³·¼¿® øîððéæ íòìî÷ ´»³°¿® ¿¼¿´¿¸ Ÿ¹»®¿µ¿² §¿²¹ ³»²§¿´«®µ¿² ¬»²¿¹¿ °¿¼¿ -«¿¬« ¾»²¼¿ §¿²¹ ³»²¹¸¿-·´µ¿² ¼¿§¿ °¿¼¿ ¾»²¼¿ ¬»®-»¾«¬ ¼»²¹¿² ³»³·´·µ· µ»µ«¿¬¿² µ» ¼»°¿² ¿¬¿« µ» ¿¬¿- ò Ü¿®· °»²¹»®¬·¿² §¿²¹ ¼·¾»®·µ¿² °¿®¿ ¿¸´· ¬»®-»¾«¬ ¼¿°¿¬ ¼·¬¿®·µ µ»-·³°«´¿² ¾¿¸©¿ °»²¹»®¬·¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¿¼¿´¿¸ ³»®«°¿µ¿² -¿´¿¸ -¿¬« µ»³¿³°«¿² ¼¿´¿³ ³»´»³°¿®µ¿² ¾»²¼¿ ¾»®¾»²¬«µ ´»³¾·²¹ô -»¶¿«¸ ³«²¹µ·²ò
b. Teknik Dasar Lempar Lembing Ó»²«®«¬ Ç«¼¸¿ Óò Í¿°«¬®¿ øîððïæ êéóêè÷ ³»²§¿¬¿µ¿² ¾¿¸©¿ ¬»µ²·µ ¼¿-¿® ³»´¿µ«µ¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¿¼¿´¿¸ -»¾¿¹¿· ¾»®·µ«¬ æ ï÷ Ó»²¹¸¿¼¿° ¿®¿¸ ´»³°¿®¿² Í¿¿¬ ³»²¹¸¿¼¿° ¿®¿¸ ´»³°¿®¿²ô ¾¿¸« ¼¿² °·²¹¹«´ ´«®«- µ» ¼»°¿²ò Ô»³¾·²¹ ³»²¹¿®¿¸ µ» ¿®¿¸ ´»³°¿®¿²ò Í·-©¿ ³»²¹¹»®¿µµ¿² ´»³¾·²¹ µ» ¾»´¿µ¿²¹ ¼»²¹¿² ¬¿²¹¿² ´«®«-ô -»³»²¬¿®¿ «¶«²¹ ´»³¾·²¹ ¼·¿²¹µ¿¬ µ» -«¼«¬ ´·²¬¿-¿²ò Þ¿¸« ¾»®°«¬¿® çðž µ» µ¿²¿² ¼¿² °·²¹¹«´ ¬»¬¿° ³»²¹¸¿¼¿° ¿®¿¸ ´»³°¿®¿²ò î÷ Ô¿²¹µ¿¸ ³»²§·´¿²¹ Õ¿µ· µ¿²¿² ³»´¿²¹µ¿¸ ³»²§·´¿²¹ ¼· ¼»°¿² µ¿µ· µ·®·ò ײ· ³»³¾¿²¬« ³»²¹¹»®¿µµ¿² µ¿µ· ³»²¼¿¸«´«· ¾¿¼¿²ô ³·®·²¹µ¿² ¬«¾«¸ ¼¿² ³»³¾¿©¿ ¾¿¸« ¼¿² ¬¿²¹¿² §¿²¹ ³»³»¹¿²¹ ´»³¾·²¹ -»¶¿«¸ ³«²¹µ·² µ» ¾»´¿µ¿²¹ò í÷ б-·-· Ó»´»³°¿® Õ¿µ· µ·®· ³»´¿²¹µ¿¸ µ» ´«¿® ¼»²¹¿² °±-·-· ³»´»³°¿® ¼»²¹¿² ¬«³·¬ ³»²§»²¬«¸ °»®³«µ¿¿² ¬¿²¿¸ ¬»®´»¾·¸ ¼¿¸«´«ò з²¹¹«´ ¾»®°«¬¿® µ» µ¿²¿² -»¸·²¹¹¿ °·²¹¹«´ µ·®· ¼·¿®¿¸µ¿² µ»¿®¿¸ ´»³°¿®¿²ò Õ¿µ· §¿²¹ ¾»®¿¼¿ ¼·¾»´¿µ¿²¹ ¼·¬»µ«µ
commit to user ïð
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id ïï
°¿¼¿ ´«¬«¬ ¼¿² ¼·°«¬¿® µ» -¿³°·²¹ ´«¿®ò Ì«¾«¸ ¼·³·®·²¹µ¿² µ» ¾»´¿µ¿²¹ ¼¿² ¬¿²¹¿² §¿²¹ ³»´»³°¿® ¼·´«®«-µ¿² -»°»²«¸²§¿ò ì÷ Ô»³°¿®¿² Ô«¬«¬ µ¿²¿² ¼·°«¬¿® ¼»²¹¿² µ«¿¬ µ»¿®¿¸ ´»³°¿®¿² ¼¿² ³»³¿µ-¿ °·²¹¹«´ ¾»®¹»®¿µ µ»¿®¿¸ §¿²¹ -¿³¿ò з²¹¹«´ ¼··µ«¬· ±´»¸ ¼¿¼¿ô ¼·¼±®±²¹ µ» ¼»°¿² ¼»²¹¿² °¿µ-¿ -»¸·²¹¹¿ ¬«¾«¸ ³»²¶¿¼· -»°»®¬· ¾«-«®ò Ì¿²¹¿² §¿²¹ ³»³»¹¿²¹ ´»³¾·²¹ô -»µ¿®¿²¹ ¾»®¬·²¼¿µ -»¾¿¹¿· «¶«²¹ °»½«¬ §¿²¹ ¼·¬¿®·µ µ» ¼»°¿² °¿¼¿ µ»½»°¿¬¿² ¬·²¹¹· ¼· ¿¬¿- ¾¿¸«ò Ì«¾«¸ ¾»®¹»®¿µ µ» ¿¬¿- µ¿µ· µ·®· §¿²¹ ´«®«-ô ¼¿² ´»³¾·²¹ ¼·´»°¿-µ¿² ¼·¼»°¿² µ»°¿´¿ -·-©¿ò ë÷ Í·µ¿° ßµ¸·® Í»¬»´¿¸ ´»³¾·²¹ ¼·´»°¿-µ¿²ô -·-©¿ ¬»®«- ¾»®¹»®¿µ µ» ¼»°¿² ¼»²¹¿² ³»³¾¿©¿ µ¿µ· µ¿²¿² µ» ¼»°¿² ¼¿² ³»²»³°¿¬µ¿²²§¿ ¼·¼»°¿² µ¿µ· µ·®·ò Ù»®¿µ¿² ·²· ³»²¿¸¿² ¹»®¿µ¿² ³¿¶« ¼¿² ³»²½»¹¿¸ -·-©¿ ³»´¿µ«µ¿² °»´¿²¹¹¿®¿²ò
Ù¿³¾¿® ïò Õ¿®¿µ¬»®·-¬·µ Ù»®¿µ Ü¿-¿® Ô»³°¿® Ô»³¾·²¹ øÇ«¼¸¿ Óò Í¿°«¬®¿òô îððïæ êç÷
c. Lempar Lembing Gaya Hop ( Jingkat) Ý¿®¿ ³»´¿µ«µ¿² ¹¿§¿ ¸±° ·²· ¿¼¿´¿¸ -»¬»´¿¸ ³»²¹¿³¾·´ ¿©¿´¿² ´¿®· ½»°¿¬ô ³¿µ¿ °¿¼¿ -¿¿¬ µ¿µ· µ¿²¿² -¿³°¿· °¿¼¿ ¬¿²¼¿ §¿²¹ ¬»´¿¸ ¼·¬»²¬«µ¿² ¬¿²¹¿² µ¿²¿² ³«´¿· ¬»´¿¸ -»¼·µ·¬ ¼·´«®«-µ¿² µ» ¾»´¿µ¿²¹ ¾¿©¿¸ò Õ»³«¼·¿² -¿¿¬ µ¿µ· µ·®· ³»´¿²¹µ¿¸ ¼¿² ³»²¼¿®¿¬ô ³¿µ¿ ¼»²¹¿² ¬«³°«¿² µ¿µ· µ¿²¿² ¬¿¼· ¹»®¿µ¿² Ÿ¾»®¶·²¹µ¿¬ ¼·´¿µ«µ¿²ô ³»²¼¿®¿¬ ¼»²¹¿² µ¿µ· µ¿²¿² ¬»®´»¾·¸ ¼¿¸«´« ¼¿² µ¿µ· µ·®· ´¿²¹-«²¹ ¼·¿§«² -»´»¾¿® ¼¿² -»¶¿«¸ ³«²¹µ·² µ» -¿³°·²¹ µ·®·ò Í¿¿¬ µ¿µ· µ·®· ³»²¼¿®¿¬ô µ¿µ· µ¿²¿² ¼·¬»µ«µ ¸·²¹¹¿ ¾¿¼¿² ¾»²¿®ó¾»²¿® ½±²¼±²¹ µ» µ¿²¿² ¼¿² ¾»®¿¬ ¾¿¼¿² -»¾¿¹·¿² ¾»-¿® ¶«¹¿ °¿¼¿ µ¿µ· µ¿²¿²ò п¼¿ -¿¿¬ ·²· ´»²¹¿² µ¿²¿² -«¼¿¸ ¼¿´¿³ -·µ¿° ´«®«- -»®±²¹ µ» ¾¿©¿¸ô ³¿¬¿ ´»³¾·²¹ ¼¿² °¿²¼¿²¹¿² ¬»®¿®¿¸ µ»
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
sudut lemparan dan tangan kiri tetap diangkat relak. Saat inilah terjadi sikap melempar yang sebenarnya. Selanjutnya dengan didahului tekukan siku kanan segera lembing dibawa ke depan serong atas lewat di atas bahu. Gerakan menekuk siku kanan hampir bersamaan dengan meluruskan kaki kanan. Selanjutnya bersamaan dengan terkedangnya kaki kiri sikap tangan kanan sudah benar-benar lurus ke sudut lemparan, saat inilah lembing dilepaskan. Terlepasnya lembing tadi segera diikuti oleh kaki kanan ke depan untuk menahan jangan sampai badan terjerumus melewati garis lempar.
Gambar 2. Rangkaian Gerak Lempar Lembing Gaya Hop
2. Pembelajaran
a. Konsep Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku dimanapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran sehingga mencapai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kongnitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta ketrampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik. Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses belajar lebih memadai dan mudah diterima oleh siswa. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran merupakan seperangkat prinsip-prinsip yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk menyusun berbagai kondisi yang dibutuhkan mencapai tujuan pendidikan.
b. Hakekat Pembelajaran Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi melalui interaksi aktif antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu akan ada perubahan perilakunya, sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses belajar, kedua peranan itu tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi dalam pola hubungan antara dua subyek, meskipun disini guru lebih berperan sebagai pengelola. Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran. Menurut Purwadarminta 1976 yang dikutip H.J.Gino Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan (1998:30) bahwa pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar atau mengajarkan. Hal ini juga dikemukakan Wina Sanjaya (2006: 74) bahwa mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi dari guru kepada siswa. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkunganya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling hubungan antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id ïì
¿¼¿´¿¸ µ»¹·¿¬¿² ¬·³¾¿´ ¾¿´·µ ¼¿² -¿´·²¹ ³»³°»²¹¿®«¸· ¿²¬¿®¿ ¹«®« ¼»²¹¿² °»-»®¬¿ ¼·¼·µò л³¾»´¿¶¿®¿²
³»®«°¿µ¿²
«°¿§¿
-·-¬»³¿¬·-
¼¿²
-·-¬»³·µ
«²¬«µ
³»³º¿-·´·¬¿-· ¼¿² ³»²·²¹µ¿¬µ¿² °®±-»- ¾»´¿¶¿®ô ³¿µ¿ µ»¹·¿¬¿² °»³¾»´¿¶¿®¿² ¾»®µ¿·¬¿² »®¿¬ ¶»²·- ¸¿µ·µ¿¬ ¼¿² ¶»²·- ¾»´¿¶¿® -»®¬¿ ¸¿-·´ ¾»´¿¶¿® ¬»®-»¾«¬ò Õ»¹·¿¬¿² ¾»´¿¶¿® ³»®«°¿µ¿² ³¿-¿´¿¸ §¿²¹ -¿²¹¿¬ µ±³°´»µ- ¼¿² ³»´·¾¿¬µ¿² µ»-»´«®«¸¿² ¿-°»µ °-·µ±óº·-·µô ¾«µ¿² -¿¶¿ ¿-°»µ µ»¶·©¿¿²ô ¬»¬¿°· ¶«¹¿ ¿-°»µ ²»«®±óº·-·±´±¹·-ò Ò¿³«² -»¬»´¿¸ ¹«®« ¾»®«-¿¸¿ «²¬«µ ³»³«-¿¬µ¿²§¿ ¼¿² ³»²¿²¹µ¿° °»®¸¿¬·¿² -·-©¿ °¿¼¿ °»®·-¬·©¿ °»³¾»´¿¶¿®¿² ³¿µ¿ -»-«¿¬« §¿²¹ ¿-·²¹ ·¬« ³»²¶¿¼· ¾»®¿²¹-«®ó¿²¹-«® ¾»®µ«®¿²¹ò Ñ´»¸ µ®»²¿ ·¬«ô ¹«®« ¸¿®«- ³»²¹«°¿§¿µ¿² -»³¿µ-·³¿´ ³«²¹µ·² °»²¿¬¿¿² ´·²¹µ«²¹¿² ¾»´¿¶¿® ¼¿² °»®»²½¿²¿¿² ³¿¬»®· ¿¹¿® ¬»®¶¿¼· °®±-»- °»³¾»´¿¶¿®¿² ¼·¼¿´¿³ ³¿«°«² ¼·´«¿® µ»´¿-ò Ü»²¹¿² ¼»³·µ·¿² °®±-»- ¾»´¿¶¿® ¾·-¿ ¬»®¶¿¼· ¼· µ»´¿-ô ´·²¹µ«²¹¿² -»µ±´¿¸ô ¼¿² ¼¿´¿³ µ»¸·¼«°¿² ³¿-§¿®¿µ¿¬ô ¬»®³¿-«µ ¼¿´¿³ ¾»²¬«µ ·²¬»®¿µ-· -±½·¿´ µ«´¬«®¿´ ³»´¿´«· ³»¼·¿ ³¿--¿ò Ü¿´¿³ µ±²¬»µ- °»²¼·¼·µ¿² ²±² º±®³¿´ ¶«-¬®« -»¾¿´·µ²§¿ °®±-»- °»³¾»´¿¶¿®¿² -»¾¿¹·¿² ¾»-¿® ¬»®¶¿¼· ¼¿´¿³ ´·²¹µ«²¹¿² ³¿-§¿®¿µ¿¬ô ¬»®³¿-«µ ¼«²·¿ µ»®¶¿ô ³»¼·¿ ³¿--¿ ¼¿² ´¿·² -»¾¿¹¿·²§¿ò Ø¿²§¿ Í»¾¿¹·¿² µ»½·´ -¿¶¿ °»³¾»´¿¶¿®¿² ¬»®¶¿¼· ¼· µ»´¿- ¼¿² ´·²¹µ«²¹¿²ò Ó»²«®«¬ °¿-¿´ ï ¾«¬·® îð ËË Ò± ¬¿¸«² îððí ¬»²¬¿²¹ Í·-¼·µ²¿°»³¾»´¿¶¿®¿² ¿¼¿´¿¸ ŸÐ®±-»- ·²¬»®¿µ-· °»-»®¬¿ ¼·¼·µ ¼¿² -«³¾»® ¾»´¿¶¿® °¿¼¿ -«¿¬« ´·²¹µ«²¹¿² ¾»´¿¶¿® ¶¿¼· µ·¬¿ ¼¿°¿¬ ³»²¹»¬¿¸«· ¾¿¸©¿ ½·®· °»³¾»´¿¶¿®¿² §¿·¬« ·²·-·¿-·ô º¿-·´·¬¿-·ô ¼¿² °»²·²¹µ¿¬¿² °®±-»- ¾»´¿¶¿® -·-©¿ ·²· ³»²«¶«µ¿² ¾¿¸©¿ «²-«® µ»-»²¹¿¶¿¿² ¼¿®· °·¸¿µ ¼·´«¿® ·²¼·ª·¼« §¿²¹ ³»´¿µ«µ¿² °®±-»- ¾»´¿¶¿®ô ¼¿´¿³ ¸¿´ ·²· °»²¼·¼·µ -»½¿®¿ °»®±®¿²¹¿² ¿¬¿« µ±´»µ¬·º ¼¿´¿³ -«¿¬« -·-¬»³ô ³»®«°¿µ¿² ½·®· «¬¿³¿ ¼¿´¿³ °»³¾»´¿¶¿®¿²ò Õ»¹·¿¬¿² ³»²¹¿¶¿® -»´¿´« ¬»®µ¿·¬ ´¿²¹-«²¹ ¼»²¹¿² ¬«¶«¿² §¿²¹ ¶»´¿-ò ײ· ¾»®¿®¬·ô °®±-»- ³»²¹¿¶¿® ·¬« ¬·¼¿µ ¾»¹·¬« ¾»®³¿µ²¿ ¶·µ¿ ¬«¶«¿²²§¿ ¬·¼¿µ ¶»´¿-ò Ö·µ¿ ¬«¶«¿² ¬·¼¿µ ¶»´¿- ³¿µ¿ ·-· °»²¹¿¶¿®¿² ¾»®·µ«¬ ³»¬±¼» ³»²¹¿¶¿® ¶«¹¿ ¬·¼¿µ ³»²¹¿²¼«²¹ ¿°¿ó¿°¿ò Ñ´»¸ µ¿®»²¿ ·¬«ô -»±®¿²¹ ¹«®« ¸¿®«- ³»²§¿¼¿®· ¾»²¿®ó¾»²¿® µ»¬»®µ¿·¬¿² ¿²¬¿®¿ ¬«¶«¿²ô °»²¹¿´¿³¿² ¾»´¿¶¿®ô ³»¬±¼»ô ¼¿² ¾¿¸µ¿² ½¿®¿ ³»²¹«µ«® °»®«¾¿¸¿² ¿¬¿« µ»³¿¶«¿² §¿²¹ ¼·½¿°¿·ò ˲¬«µ ³»²½¿°¿· ¬«¶«¿² §¿²¹ ¬»´¿¸
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
ditetapkan dalam proses belajar mengajar, maka seorang guru harus mampu menerapkan cara mengajar cocok untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang lebih dari pada yang diajar, untuk memberikan suatu
pengertian,
pengetauan,
kecakapan,
ketangkasan,
kegiatan
mengajar
meliputi
menularkan sikap kecakapan atau ketrampilan yang diatur sesuai
dengan lingkungan dan menghubungkannya dengan subyek yang sedang belajar. Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, ini sesuai dengan
yang
dikemukakan Nana Sudjana (2005: 19) yaitu: Untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kemampuan guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan kedalam empat kemampuan yakni: 1) Merencanakan program belajar mengajar. 2) Melaksnakan dan memimpin/mengelola proses belajar mengajar. 3) Menilai kemajuan proses belajar mengajar. 4) Menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi atau mata pelajaran yang dipegangnya. Dalam kegiatan pembelajaran guru bertugas merencanakan program pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan pembelajaran dan menguasai materi atau bahan yang diajarkannya. Jika seorang guru memiliki kemampuan yang baik sesuai dengan bidang studi yang diajarkan, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil belajar dapat dicapai dengan baik, jika seorang guru mampu melaksanakan tugas diantaranya mengelola proses pengajaran berupa aktivitas merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek kegiatan. Husdarta dan Yudah M.Saputra (2000: 4) mengemukakan bahwa: Tugas utama guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfir supaya proses belajar terjadi dikelas dilapangan, ciri utamanya terjadinya proses belajar adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat didalam proses pembelajaran. Para guru harus selalu berupaya agar para siswa dimotivasi untuk lebih berperan. Walau demikian guru tetap berfungsi sebagai pengelola proses belajar dan pembelajaran. Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam menyampaikan tugas ajar, agar tujuan pengajran dapat tercapai. Hal yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
terpenting dan harus diperhatikan dalam mengajar yaitu, guru harus mampu menerapkan metode mengajar yang tepat dan mampu membelajarkan siswa manjadi aktif melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip H.J.Gino dkk (1998: 51) bahwa perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai jumlah pengetauhan, melainkan juga dalam kecakupan, kebiasaan, sikap, pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang. Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Wina Sanjaya (2006: 30) bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)
Berpusat pada siswa Belajar dengan melakukan Mengembangkan kemampuan sosial Mengembangkan keingintauhan,imajinasi dan fitrah Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah Mengembangkan kreatifitas siswa Mengembangkan kemampuan ilmu danteknologi Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik Belajar sepanjang hayat
Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id ïé
3. Media Pembelajaran
¿ò Pengertian Media Pembelajaran Ó»¼·¿ ø¾»²¬«µ ¶¿³¿µ ¼¿®· µ¿¬¿ ³»¼·«³÷ô ³»®«°¿µ¿² µ¿¬¿ §¿²¹ ¾»®¿-¿´ ¼¿®· ¾¿¸¿-¿ ´¿¬·² medius, §¿²¹ -»½¿®¿ ¸¿®º·¿¸ ¾»®¿®¬· Ÿ¬»²¹¿¸ô °»®¿²¬¿®¿ô ¿¬¿« °»²¹¿²¬¿® ø¿®-§¿¼ô îððî÷ò Ñ´»¸ µ¿®»²¿ ·¬« ³»¼·¿ ¼¿°¿¬ ¼·¿®¬·µ¿² -»¾¿¹¿· °»®¿²¬¿®¿ ¿¬¿« °»²¹¿²¬¿® °»-¿² ¼¿®· °»²¹·®·³ µ» °»²»®·³¿ °»-¿²ò Ó»¼·¿ ¼¿°¿¬ ¾»®«°¿ -»-«¿¬« ¾¿¸¿²ô ¿¬¿« ¿´¿¬ò Í»¼¿²¹µ¿² ³»²«®«¬ Ù»®´¿½¸ ú Û´§ ø¼¿´¿³ ß®-§¿¼ô îððî÷ô ¾¿¸©¿ ³»¼·¿ ¶·µ¿ ¼·°¿¸¿³· -»½¿®¿ ¹¿®·- ¾»-¿® ¿¼¿´¿¸ ³¿²«-·¿ô ³¿¬»®·ô ¿¬¿« µ»¶¿¼·¿² §¿²¹ ³»³¾¿²¹«² µ±²¼·-·ô §¿²¹ ³»²§»¾¿¾µ¿² -·-©¿ ³¿³°« ³»³°»®±´»¸ °»²¹»¬¿«¸¿²ô µ»¬»®¿³°·´¿²ô ¿¬¿« -·µ¿°ò Ö¿¼· ³»²«®«¬ °»²¹»®¬·¿² ·²·ô ¹«®«ô ¬»³¿² -»¾¿§¿ô ¾«µ« ¬»µ-ô ´·²¹µ«²¹¿² -»µ±´¿¸ ¼¿² ´«¿® -»µ±´¿¸ô ¾¿¹· -»±®¿²¹ -·-©¿ ³»®«°¿µ¿² ³»¼·¿ò Þ¿²§¿µ ¾¿¬¿-¿² ¬»²¬¿²¹ ³»¼·¿ô Association of Education and Comunication Technology øßÛÝÌ÷ ³»³¾»®·µ¿² °»²¹»®¬·¿² ¬»²¬¿²¹ ³»¼·¿ -»¾¿¹¿· -¿´¿¸ -¿¬« ¾»²¬«µ ¼¿² -¿´«®¿² §¿²¹ ¼·¹«²¿µ¿² «²¬«µ ³»²§¿³°¿·µ¿² °»-¿² ¼¿² ·²º±®³¿-·ò Ü¿´¿³ ¼«²·¿ °»²¼·¼·µ¿²ô -»®·²¹µ¿´· ·-¬·´¿¸ ¿´¿¬ ¾¿²¬« ¿¬¿« ³»¼·¿ µ±³«²·µ¿-· ¼·¹«²¿µ¿² -»½¿®¿ ¾»®¹¿²¬·¿² ¿¬¿« -»¾¿¹¿· °»²¹¹¿²¬· ·-¬·´¿¸ ³»¼·¿ °»²¼·¼·µ¿² ø°»³¾»´¿¶¿®¿²÷ò Í»°»®¬· §¿²¹ ¼·µ»³«µ¿µ¿² Ø¿³¿´·µ øïççì÷ ¾¿¸©¿
¼»²¹¿² °»²¹¹«²¿¿ ¿´¿¬ ¾¿²¬« ¾»®«°¿
³»¼·¿ µ±³«²·µ¿-·ô ¸«¾«²¹¿² µ±³«²·µ¿-· ¿µ¿² ¼¿°¿¬ ¾»®¶¿´¿² ¼»²¹¿² ´¿²½¿® ¼¿² ¼»²¹¿² ¸¿-·´ §¿²¹ ³¿µ-·³¿´ ò Ó»¼·¿
³»®«°¿µ¿²
-¿®¿²¿
°»³¾»´¿¶¿®¿²
§¿²¹
¼·¹«²¿µ¿²
«²¬«µ
³»²§¿³°¿·µ¿² ·²º±®³¿-· µ»°¿¼¿ -·-©¿ §¿²¹ ¾»®¬«¶«¿² «²¬«µ ³»³¾«¿¬ ¬¿¸« -·-©¿ò ³»¼·¿ ¿¼¿´¿¸ °»³¾¿©¿ °»-¿² §¿²¹ ¾»®¿-¿´ ¼¿®· -«¿¬« -«³¾»® °»-¿² ø¼¿°¿¬ ¾»®«°¿ ±®¿²¹ ¿¬¿« ¾»²¼¿÷ µ»°¿¼¿ °»²»®·³¿ °»-¿²ò Ü¿´¿³ °®±-»- ¾»´¿¶¿® ³»²¹¿¶¿® °»²»®·³¿ °»-¿² ·¬« ·¿´¿¸ -·-©¿ò л³¾¿©¿ °»-¿² ø³»¼·¿÷ ·¬« ¾»®·²¬»®¿µ-· ¼»²¹¿² -·-©¿ ³»´¿´«· ·²¼»®¿ ³»®»µ¿ò Í·-©¿ ¼·®¿²¹-¿²¹ ¼»²¹¿² ³»¼·¿ ·¬« «²¬«µ ³»²¹¹«²¿µ¿² ·²¼»®¿²§¿ «²¬«µ ³»²»®·³¿ ·²º±®³¿-·ò Õ¿¼¿²¹óµ¿¼¿²¹ -·-©¿ ¼·¬«²¬«¬ «²¬«µ ³»²¹¹«²¿µ¿² µ±³¾·²¿-· ¼¿®· ¾»¾»®¿°¿ ·²¼»®¿ -«°¿§¿ ¼¿°¿¬ ³»²»®·³¿ °»-¿² ·¬« ´»¾·¸ ´»²¹µ¿°ò
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
Dalam suatu proses belajar mengajar, pesan yang disalurkan oleh media dari sumber pesan ke penerima pesan itu ialah materi pelajaran. Dengan perkataan lain pesan itu ialah isi pelajaran yang berasal dari kurikulum yang disampaikan oleh guru kepada siswa. Pesan ini dapat bersifat rumit dan mungkin harus dirangsang dengan cermat supaya dapat dikomunasikan dengan baik kepada siswa. Sehingga dengan adanya media itu mempermudah siswa dalam menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru.
b. Peran dan Kegunaan Media Media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dengan dua arah yaitu sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat digunakan sendiri oleh siswa. Media yang dipakai sebagai alat bantu mengajar disebut dependent media. Sebagai alat bantu efektifitas media itu sangat tergantung pada cara dan kemampuan guru dalam menggunkan alat tersebut, tetapi kalau guru kurang kreatif atau tak banyak memanfaattkannya siswa tak akan banyak belajar dari media itu. Jadi guru harus dituntut untuk lebih pandai dan kreatif dalam menggunakan media pembelajaran. Media belajar yang dapat digunakan oleh siswa dalam kegiatan belajar mandiri, disebut independent media. Media itu dirancang dan dikembangkan dan diproduksi secara sistematik, serta dapat menyalurkan informasi secara terarah untuk mencapai tujuan instruksional tertentu. Contohnya media film bingkai bersuara, film rangkai bersuara, radio, TV, video dan media tercetak seperti modul yang memang dirancang untuk belajar secara mandiri. Siswa diminta belajar dari berbagai media dan sumber belajar yang lain yang sesuai dengan tujuan yang dicapai. Dalam sistem belajar ini media digunakan untuk menggantikan sebagian dari fungsi guru, yaitu fungsi dalam memberikan informasi atau isi pelajaran. Kalau sistem belajar mengajar seperti ini dapat diterapkan, ada beberapa keuntungan yang diperoleh: 1) Guru mempunyai lebih banyak waktu untuk membantu siswa yang lemah. Sementara siswa sibuk belajar sendiri, guru dapat memberikan bantuan kepada siswa yang lebih membutuhkan. 2) Siswa akan belajar secara aktif
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
3) Siswa dapat belajar sesuai dengan gaya dan kecepatan masing-masing 4) Namun dmikian perlu disadari benar-benar bahwa sistem ini digunakan,guru perlu membuat persiapan yang matang dan perlu penyediaan media dan peralatan belajar yang cukup.
c. Kriteria Pemilihan Media Salah satu penyebab mengapa orang memilih media adalah untuk memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan. Sekiranya suatu media yang telah sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka media tersebut dapat dimanfaatkan. Salah satu kriteria yang harus digunakan dalam pemilihan media yaitu sesuai dengan faktor-faktor diatas. Dick dan Carey (1978) menyebutkan beberapa patokan yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media yaitu: 1) Ketersediaan sumber 2) Ketersediaan dana, tenaga, dan fasilitas 3) Keluwesan, kepraktisan, dan daya tahan (umur) media 4) Efektifitas media untuk waktu yang panjang Atas dasar uraian mengenai faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih media dan saran yang diberikan oleh Dick dan Cery dapat disajikan kriteria pemilihan media adalah sebagai berikut: 1) Tujuan Kalau yang ingin diajarkan adalah suatu proses,media gerak seperti video, film atau TV merupakan pilihn yang sesuai. Kalau yang ingin diajarkan adalah suatu ketrampilan dalam menggunakan alat tertentu.sehingga membutuhkan media yang tepat sesuai dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. 2) Karakteristik siswa Berapa jumlahnya? Dimana lokasinya? Bagaimana gaya mengajarnya? Dan berbagai karakteristik yang mempengaruhi pemilihan media itu. 3) Karakteristik media Dalam pemilihan media perlu mempertimbangkan kelebihan dan keterbatasan masing-masing media. 4) Alokasi waktu Cukupkah waktu untuk kegiatan perancangan,pengembangan,pengadaan ataupun penyajian 5) Ketersediaan Tersediakah media yang diperlukan?tersediakah layanan purna jualnya? Apakah tenaga pengelolanya?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
6) Efektifitas Apakah efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan? Efektif untuk penggunaan dalam jangka waktu yang lama? 7) Kapatibilitas Apakah penggunaan alat tersebut tidak bertentangan dengan normanorma yang berlaku? Tersediakah sarana penunjang pengoperasianya? Bagaimana daya tahan umurnya? 8) Biaya Cukupkah dana yang diperlukan untuk pengadaan, pengelolaan dan pemeliharaannya?
3. Alat Bantu Pembelajaran
a. Pengertian Alat Bantu Pembelajaran Alat bantu merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu ini lebih sering disebut alat peraga karena berfungsi untuk membantu dan mempraktekan sesuatu dalam proses pendidikan pengajaran. Jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Dengan perkataan lain, alat peraga ini dimaksudkan untuk mengerahkan indera sebanyak mungkin suatu objek sehingga mempermudah persepsi. Manfaat alat bantu pembelajaran menurut Soekidjo (2003) secara terperinci manfaat alat peraga antara lain sebagai berikut: 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)
Menimbulkan minat sasaran pendidikan Mencapai sasaran yang lebih banyak Membatu mengatasi hambatan bahasa Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan kesehatan Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat. Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima kepada orang lain Mempermudah peyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para pendidik pelaku pendidikan. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan seperti diuraikan diatas bahwa pengetahuan yang ada pada seseorang diterima melalui indera.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
b. Syarat Alat Bantu Pembelajaran Yang Baik Suatu alat pembelajaran dikatakan baik, apabila mempunyai tujuan pendidikan untuk mengubah pengetahuan, pengertian, pendapat dan konsepkonsep, mengubah sikap dan persepsi, menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru. Selain itu alat bantu harus efisien dalam penggunaanya, dalam waktu yang singkat dapat mencakup isi yang luas dan tempat yang diperlukan tidak terlalu luas. Penempatan alat bantu perlu diperhatikan ketepatannya agar dapat diamati dengan baik oleh siswa. Efektif artinya memberikan hasil guna yang tinggi ditinjau dari segi pesannya dan kepentingan siswa yang sedang belajar sedangkan yang dimaksud dengan komunikatif ialah bahwa media tersebut mudah untuk dimengerti maksudnya, sehingga membuat siswa mejadi lebih mudah dalam menerima pembelajaran yang diberikan oleh guru.
1) Pembelajaran Lempar Lembing Menggunakan Alat Bantu Kertas Koran Pembelajaran menggunakan bola berekor merupakan bentuk belajar lempar lembing yang pelaksaannya sebuah lembing digantikan oleh bola yang terbuat dari kertas koran yang dibuat menyerupai bola. Dengan bola dari kertas, saat pembelajaran siswa tdak akan mengalami kesulitan dalam mempraktekkan gerakannya karena ringan dan bentuknya masih sederhana. Sehingga siswa akan terpacu untuk melakukan gerakan-gerakan dasar melempar. Salah satu bentuk kegiatannya adalah tampak seperti gambar dibawah ini, yaitu menyusun kotak kardus, kemudian melemparinya dengan bola dari kertas koran dan terakhir disusun kembali.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
Gambar 3. Pembelajaran Lempar lembing dengan Kertas Koran
2) Pembelajara Lempar Lembing Menggunakan Alat Bantu Bola Berekor Pembelajaran gerak dasar lempar lembingpun dapat menggunakan bola tenis berekor. Pembelajaran menggunakan bola berekor merupakan bentuk belajar lempar lembing yang pelaksanaannya sebuah lembing digantikan oleh sebuah bola yang diberi ekor. Pembelajaran dengan bola berekor ini bertujuan lebih mendekatkan ke alat sesungguhnya serta gerakan melempar dari atas. Pembelajaran ini cocok untuk pembelajaran lempar lembing serta siswa akan lebih tertarik karena terdapat alat modifikasinya. Penggunaan bola berekor ini mempunyai banyak keuntungan antara lain: akan mengurangi lajunya bola, terlihat menarik jika dilempar-lempar, dapat dilakukan dengan pendekatan gaya pemberian tugas, bahayanya relatif kecil, dan dan dapat pula melakukan lontaran dengan jalan dipegang talinya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
Salah satu kegiatan tersebut adalah seperti terlihat dalam pada gambar di bawah ini:
Gambar 4. Pembelajaran Lempar Lembing dengan Bola Berekor
Jarak antar barisan siswa dapat bervariasi disesuaikan dengan kemampuan siswa kita, serta formasinya juga dapat kita berubah-ubah. Kegiatan tersebut tidak hanya bagi kelas atas, namun kelas rendahpun juga dapat diperkenalkan dengan kegiatan seperti itu.
B. Kerangka Berpikir
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan
siswa
dalam
proses
pembelajaran.
Siswa
diarahkan
untuk
menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep pembelajaran yang sesuai dengan konsep yang dipelajari. Permasalahan yang sering dihadapi dalam pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada model atau cara guru menyampaikan materi pelajaran. Sering kali materi yang diajarkan oleh guru kurang tertanam kuat dalam benak siswa. Khususnya dalam pembelajaran praktik teknik dasar lempar lembing gaya hop. Siswa kurang mampu menganalisis gerakan yang telah diajarkan oleh guru, sebab guru hanya menyampaikan materi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
secara verbal, adapun memberikan demonstrasi atau contoh kurang dapat ditangkap oleh siswa secara optimal. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa, siswa diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dalam menyelesaikan masalah yang sesuai dengan materi pembelajaran. Permasalahan umum dalam pembelajaran penjas adalah kurangnya sarana atau peran aktif siswa dalam kegiatan belajar. Proses pembelajaran yang berlangsung belum mewujudkan adanya partisipasi siswa secara penuh. Siswa berperan
sebagai
objek
pembelajaran,
yang
hanya
mendengarkan dan
mengaplikasikan apa yang disampaikan guru. Selain itu proses pembelajaran kurang mengoptimalkan penggunaan modifikasi pembelajaran yang dapat memancing peran aktif siswa. Penggunaan model nyata yang dapat diamati dan dipegang secara langsung oleh siswa memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar. Model nyata yang dimaksud adalah media pembelajaran, penggunaan modifikasi pembelajaran memungkinkan siswa lebih banyak melakukan kegiatan seperti, melihat, menyentuh, merasakan, melalui modifikasi alat bantu tersebut. Penggunaan modifikasi dalam pelaksanaan tindakan tiap siklusnya disesuaikan dengan topik materi yang sedang dipelajari. Secara garis besar modifikasi yang digunakan antara lain berupa alat bantu yaitu, bola berekor dan kertas koran yang digunakan untuk pembelajan dalam teknik dasar lempar lembing gaya hop. Secara lebih rinci jenis-jenis media tersebut dijabarkan dalam RPP, setiap pertemuan. Kurang kreatifnya guru yang dapat mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa antara lain kurang kreatifnya guru pendidikan jasmani disekolah dalam membuat dan mengembangkan media pembelajaran sederhana, guru kurang akan model-model pembelajaran, sehingga dalam proses pendidikan jasmani yang dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang monoton, guru hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan, dan hanya mengejar materi tersebut dapat selesai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
tepat waktu, tanpa memikirkan bagaimana pembelajaran tesebut bermakna dan dapat diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan nyata. Pemanfaatan alat bantu sederhana, bola berekor dan kertas koran bekas, sebagai sarana membantu guru dalam menjelaskan teknik dasar lempar lembing gaya hop pada siswa. Melalui alat bantu sederhana tersebut guru dapat memperlihatkan, dan memberikan penjelasan yang mendetail mengenai teknik dasar lempar lembing gaya hop Secara sederhana
kerangka
pemikiran
dari
penelitian
ini
dapat
digambarkan sebagai berikut:
Kondisi awal
Guru kurang kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran penjas
a. Siswa kurang tertarik dan cepat bosan dengan pelajaran penjas b. Tingkat kesegaran jasmani rendah c. Dan yang paling utama hasil belajar lempar lembing gaya hop
Tindakan
Menerapkan model pembelajaran dengan menggunakan alat bantu pembelajaran
Siklus I:guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop,melalui pembelajaaran dengan alat bantu (bola berekor;kertas Koran bekas)
Melalui penggunaan alat bantu(bola berekor;kertas koran) dapat meningkatkan kesegaran jasmani siswa (siswa lebih bersemangat dan prestasi belajar mrningkat)serta partisipasi siswa dalam mengiuti pembelajaran meningkat
Siklus II :upaya perbaikan dari siklus I sehingga meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop,melalui pendekatan model pembelajaran dengan alat bantu (bola berekor dan kertas koran bekas)
Kondisi akhir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id îê
C. Hipotesis Ó»´¿´«· µ»®¿²¹µ¿ °»³·µ·®¿² §¿²¹ ¬»´¿¸ ¼·-«-«² -»¾»´«³²§¿ ³¿µ¿ ¼¿°¿¬ ¼·®«³«-µ¿² ¸·°±¬»-·- ¬»®¸¿¼¿° °»²»´·¬·¿² ¿¼¿´¿¸ -»¾¿¹¿· ¾»®·µ«¬æ ŸÐ»²»®¿°¿² ß´¿¬ ¾¿²¬« °»³¾»´¿¶¿®¿² ø¾±´¿ ¾»®»µ±®ô µ»®¬¿- µ±®¿²÷ °»²¼·¼·µ¿² ¶¿-³¿²· ¼¿°¿¬ ³»²·²¹µ¿¬µ¿² µ»³¿³°«¿² ¸¿-·´ ¾»´¿¶¿® ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±° -·-©¿ µ»´¿- Ê×××Ý ÍÓÐ Ò»¹»®· ï Ì«´«²¹ ¬¿¸«² ¿¶¿®¿² îðïðñîðïï ò
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dari bulan Oktober 2010 sampai Desember 2010
Tabel 1. Rincian Kegiatan Waktu Dan Jenis Kegiaatan Penelitian No
Rencana Kegiatan
1.
Persiapan a. Observasi b. Identifikasi Masalah c. Penentuan Tindakan d. Pengajuan Judul e. Penyusunan Proposal f. Pengajuan Izin Penelitian
2.
Pelaksanaan
Juli
Agtus
Tahun 2010 Sept Okt
Nov
a. Seminar proposal
3.
b. Pengumpulan Data Penelitian Penyusunan laporan a. Penulisan Laporan b. Ujian skripsi
2. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tulung Kabupaten Klaten.
commit to user 27
Des
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
3. Siklus PTK
PTK adalah Penelitian praktis untuk menemukan solusi atas masalah yang dihadapi, dengan cara melakukan aksi atau tindakan rasional yang telah dipilih dan disepakati oleh peneliti utama dan kolaborator, oleh karena merupakan penelitian atas masalah praktis, maka kebanyakan pakar menyarankan untuk dilakukan minimal dua siklus. (Agus kristiyanto, 2010) Penelitian tindakan kelas (PTK) ini direncanakan dalam beberapa siklus untuk melihat peningkatan hasil lempar lembing gaya hop dalam penjasorkes dengan penerapan alat bantu pembelajaran (bola berekor dan kertas koran bekas).
B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Persiapan sebelum Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan dan dibuat berbagai input instrument yang akan memberikan perlakuan dalam PTK, yaitu: 1.
Rencana pelaksanaan pembelajaran. Dengan kompetensi dasar mempraktekkan gerakan lempar lembing dengan menggunakan peraturan-peraturan yang sesungguhnya serta nilai kerjasama, kejujuran, semangat dan percaya diri.
2.
Perangkat pembelajaran yang berupa lembar pengamatan siswa berupa ceklist dan lembar evaluasi.
C. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung tahun ajaran 2010/2011.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
D. Sumber Data
Sumber data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut: 1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang lempar lembing gaya hop dengan penerapan pembelajaran pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung tahun ajaran 2010/2011. 2. Guru, sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan pembelajaran lempar lembing gaya hop di SMP Negeri 1 Tulung tahun pelajaran 2010/2011.
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri dari: tes dan observasi 1. Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil lempar lembing gaya hop yang dilakukan siswa. 2. Observasi: dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar saat penerapan alat bantu pembelajaran (bola berekor dan kertas koran bekas). Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut: Tabel 2. Teknik dan alat pengumpulan data Sumber Data Siswa
Jenis Data Hasil keterampilan lempar lembing gaya hop
Teknik Pengumpulan Tes praktek
commit to user
Instrumen Tes keterampilan lempar lembing gaya hop
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id íð
F. Analisis Data
Ü¿¬¿ §¿²¹ ¼·µ«³°«´µ¿² °¿¼¿ -»¬·¿° µ»¹·¿¬¿² ±¾-»®ª¿-· ¼¿®· °»´¿µ-¿²¿¿² -·µ´«- ÐÌÕ ¼·¿²¿´·-·- -»½¿®¿ ¼»-µ®·°¬·º ¼»²¹¿² ³»²¹¹«²¿µ¿² ¬»µ²·µ °®±-»²¬¿-» «²¬«µ ³»´·¸¿¬ µ»½»²¼»®«²¹¿² §¿²¹ ¬»®¶¿¼· ¼¿´¿³ µ»¹·¿¬¿² °»³¾»´¿¶¿®¿²ò Ø¿-·´ µ»³¿³°«¿² ´»³°¿® ´»³¾·²¹æ ¼»²¹¿² ³»²¹¿²¿´·-·- ²·´¿· ®¿¬¿ó®¿¬¿ ¬»- ´»³°¿® ´»³¾·²¹ò Õ»³«¼·¿² ¼·µ¿¬»¹±®·µ¿² ¼¿´¿³ µ´¿-·º·µ¿-· -µ±® §¿²¹ ¬»´¿¸ ¼·¬»²¬«µ¿²ò Í»¼¿²¹µ¿² ¼¿´¿³ °»²»´·¬·¿² ·²· ³»´¿´«· ¿²¹µ¿ó¿²¹µ¿ §¿²¹ ¼·°»®±´»¸ -¿¿¬ «²¶«µ µ»®¶¿ ´»³°¿® ´»³¾·²¹ ¹¿§¿ ¸±°ò Ó»²«®«¬ ×-µ¿²¼¿®ô øîððçæ ïíï÷ §¿²¹ ³»²§¿¬¿µ¿² ¾¿¸©¿ô ŸÜ¿¬¿ §¿²¹ ¼·µ«³°«´µ¿² °¿¼¿ -»¬·¿° µ»¹·¿¬¿² ±¾-»®ª¿-· ¼¿®· °»´¿µ-¿²¿¿² -·µ´«- ÐÌÕ ¼·¿²¿´·-·- -»½¿®¿ ¼»-µ®·°¬·º ¼»²¹¿² ³»²¹¹«²¿µ¿² °®±-»²¬¿-»
«²¬«µ
³»´·¸¿¬
µ»½»²¼»®«²¹¿²
§¿²¹
¬»®¶¿¼·
¼¿´¿³
µ»¹·¿¬¿²
°»³¾»´¿¶¿®¿² ò
G. Prosedur Penelitian
Ô¿²¹µ¿¸ °»®¬¿³¿ ³»²»²¬«µ¿² ³»¬±¼» §¿²¹ ¼·¹«²¿µ¿² ¼¿´¿³ °»²»´·¬·¿²ô §¿·¬« ³»¬±¼» °»²»´·¬·¿² ¬·²¼¿µ¿² µ»´¿-ò Ô¿²¹µ¿¸ -»´¿²¶«¬²§¿ ³»²»²¬«µ¿² ¾¿²§¿µ²§¿ ¬·²¼¿µ¿² ¼·´¿µ«µ¿² ¼¿´¿³ -·µ´«-ò Ü¿´¿³ °»²»´·¬·¿² ¬·²¼¿µ¿² µ»´¿- ·²·ô °»²»´·¬·
¿µ¿²
³»´¿µ«µ¿²
¬·²¼¿µ¿²ó¬·²¼¿µ¿²
§¿²¹
¼¿´¿³
°»´¿µ-¿²¿¿²§¿
¾»®´¿²¹-«²¹ -»½¿®¿ ¬»®«- ³»²»®«- ¼¿² ¬·²¼¿µ¿²ó¬·²¼¿µ¿² ¿µ¿² ¼·´¿µ-¿²¿µ¿² ¼¿´¿³ -·µ´«- §¿²¹ °»²»´·¬· ¾»®·µ¿² °¿¼¿ -·-©¿ §¿²¹ °»²»´·¬· ¶¿¼·µ¿² -«¾§»µ °»²»´·¬·¿²ò ß¼¿°«² ´¿²¹µ¿¸ó´¿²¹µ¿¸ °»´¿µ-¿²¿¿² ÐÌÕ -»½¿®¿ °®±-»¼«®²§¿ ¿¼¿´¿¸ ¼·´¿µ-¿²¿µ¿² -»½¿®¿ °¿®¬·-·°¿¬·º ¿¬¿« µ±´¿¾±®¿-· ø¹«®«ô ¼±-»² ¼»²¹¿² ¬·³ ´¿·²§¿ ÷ ¾»µ»®¶¿ -¿³¿ô ³«´¿· ¼¿®· ¬¿¸¿° ±®·»²¬¿-· ¼·´¿²¶«¬µ¿² °»²§«-«²¿² ®»²½¿²¿ ¬·²¼¿µ¿² ¼·´¿²¶«¬µ¿² °»´¿µ-¿²¿¿² ¬·²¼¿µ¿² ¼¿´¿³ -·µ´«- °»®¬¿³¿ò Ü·-µ«-· §¿²¹ ¾»®-·º¿¬ ¿²¿´·¬·µ §¿²¹ µ»³«¼·¿² ¼·´¿²¶«¬µ¿² °¿¼¿ ´¿²¹µ¿¸ ®»º´»µ¬·ºó»ª¿´«¿¬·º ¿¬¿- µ»¹·¿¬¿² §¿²¹ ¼·´¿µ«µ¿² °¿¼¿ -·µ´«- °»®¬¿³¿ô «²¬«µ µ»³«¼·¿² ³»³°»®-·¿°µ¿² ®»²½¿²¿
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
modifikasi, koreksi, atau pembetulan, atau penyempurnaan pada siklus kedua dan seterusnya. Adapun prosedur atau langkah-langkah penelitian tindakan kelas, menurut Iskandar (2009: 67) 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Mengidentifikasi permasalahan umum Mengadakan pengecekan dilapangan Membuat perencanaan umum Mengembangkan tindakan pertama Mengobservasi, mengamati, mendiskusikan tindakan pertama. Refleksi-evaluatif, dan merevisi atau memodifikasi untuk perbaikan dan peningkatan pada siklus kedua berikutnya.
Untuk memperoleh hasil penelitian seperti yang diharapkan, prosedur penelitian ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut: 1. Tahap persiapan survei awal Kegiatan yang dilakukan dalam survei ini oleh peneliti adalah pembelajaran penjasorkes pada siwa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung. 2. Tahap seleksi informan, penyiapan instrumen dan alat Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi: a. Menentukan subjek penelitian b. Menyiapkan alat dan instrument penelitian dan evaluasi 3. Tahap pengumpulan data Pada tahap penelitian ini peneliti mengumpulkan data tentang: a. Hasil belajar lempar lembing gaya hop b. Kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran c. Ketepatan rencana pelaksanaan pembelajaran d. Alat bantu pembelajaran e. Pelaksanaan pembelajaran f. Semangat dan keaktifan siswa 4. Tahap analisis data Dalam tahap ini analisis yang digunakan penelitian adalah deskritif kualitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena sebagian besar data yang dikumpulkan berupa uraian diskriptif tentang perkembangan pembelajaran,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
yaitu partisipasi siswa dalam pembelajaran pada sub pokok bahasan teknik lempar lembing gaya hop 5. Tahap penyusunan laporan Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan dari awal survei sampai dengan menganalisis data yang dilakukan pada waktu penelitian
H. Proses Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam prnelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar lempar lembing gaya hop siswa kelas VIIIC di SMP Negeri 1 Tulung tahun pelajaran 2010/2011. Adapun setiap tindakan upaya untuk pencapaian tujuan tersebut diranacang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdari empat tahap, yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian ini direncanakan dalam dua siklus.
1. Rancangan siklus I
a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario pembelajaran yang terdiri dari: 1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetaui kompetensi dasar yang akan disampaikan siswa dalam pembelajaran penjasorkes 2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan (action) yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran lempar lembing gaya hop 3) Menyusun instrument yang digunakan dalam siklus PTK, penilaian lempar lembing gaya hop. 4) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran. 5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
b. Tahap pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran dilapangan dengan langkah-langkah kegiatan antara lain: 1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar lempar lembing gaya hop 2) Melakukan pemanasan 3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran 4) Melakukan latihan teknik dasar lempar lembing gaya hop a) Cara melakukan awalan melalui penerapan alat bantu yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti. b) Cara melakukan tolakan lempar lembing melalui penerapan alat bantu yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti. c) Sikap yang benar saat melempar lembing d) Sikap gerakan lanjut melalui penerapan alat bantu. 5) Menarik kesimpulan 6) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung 7) Melakukan pendinginan
c.
Pengamatan tindakan Pengamatan dilakukan terhadap: (1) Hasil keterampilan lempar lembing
gaya hop (2) Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan lempar lembing gaya hop (3) Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.
d. Tahap Evaluasi (Refleksi) Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel berikut: Tabel 3 Prosentase Target Capaian Aspek yang diukur Hasil lempar lembing gaya hop
Prosentase target capaian Kondisi awal 36.1%
Siklus 1 60 %
Siklus 2 70%
Siklus 3 100%
Cara mengukur Diamati pada saat pengambilan hasil tes lempar lembing gaya hop
2. Rancangan siklus II
Pada silkus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi, dan interprestasi, serta analisis, dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Kondisi awal penelitian diukur dari observasi dan tes kemampuan lempar lembing gaya hop. Observasi dan tes kemampuan digunakan untuk mengetahui dan mengukur seberapa besar kemampuan siswa dalam melakukan lempar lembing gaya hop, mengenai kemampuan melempar sebelum diberi tindakan berupa penerapan alat bantu dalam proses belajar mengajar yang berlangsung. Berikut merupakan hasil observasi para siklus, sebelum diberi tindakan berupa penerapan alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar (pra siklus), dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4. Deskripsi Kondisi Awal (Para Siklus) Aspek yang diukur Hasil kemampuan lempar lembing gaya hop
Kondisi Awal Jumlah Siswa Presentase yang lulus Kelulusan
13
36,1%
Cara Mengukur Diamati saat guru memberikan materi lempar lembing gaya hop pada awal pembelajaran
Berdasarkan hasil tes pra siklus, diketahui bahwa hanya ada beberapa siswa yang sudah mampu melakukan lempar lembing gaya hop dengan baik atau memperoleh nilai 75 ke atas. Dari hasil keterampilan lempar lembing gaya hop hanya ada 13 siswa (36,1 %),hal ini menujukkan bahwa kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar lempar lembing gya hop masih rendah. Untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran lempar lembing gaya hop, maka akan dilakukan tindakan berupa penerapan alat bantu berupa bola berekor,kertas koran dan bilah yang dilakukan dalam proses belajar mengajar yang berlangsung.
commit to user 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
Dari hasil observasi awal, ada dua siklus yang diterapkan untuk menyelesaikan dan menjawab permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Pada setiap siklus yang diterapkan masing-masing menggunakan penerapan alat bantu pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung. Untuk mengetahui adanya perubahan dari proses yang diakibatkan oleh tindakan tersebut, maka evaluasi dilakukan dengan cara melakukan observasi dalam lempar lembing pada tiap akhir siklus. Kegiatan selanjutnya setelah observasi awal yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan serta refleksi tehadap tindakan. Serangkaian penelitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus. Penelitian diakhiri sampai ada perubahan pada indikator partisipasi siswa ke arah yang lebih baik. Pembahasan masingmasing siklus dapat dilihat seperti di bawah ini.
B. Deskripsi Hasil Penelitian Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri atas kegiatan, antara lain: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, (4) refleksi. Pada setiap akhir siklus, guru dengan peneliti melakukan refleksi bersama untuk melakukan pembahasan mengenai siklus yang telah dilakukan, untuk selanjutnya mencari solusi pemecahan masalah yang terjadi pada siklus sebelumnya, dan menentukan tindakan kedepan yang harus dilakukan untuk keberhasilan siklus berikutnya, jika indikator ketercapaian belum terpenuhi. 1. Siklus I a.
Perencanaan Tindakan I Perencanaan tindakan perlu dipertimbangkan secara matang agar penelitian dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapakan. Sebelum menjalankan rencana tindakan yang telah disusun, peneliti bersama dengan guru mencari waktu yang paling tepat untuk melakukan siklus I. Pemilihan waktu penelitian berdasarkan jadwal pelajaran penjasorkes di kelas VIIIC, yaitu hari Rabu. Masing-masing pertemuan berlangsung selama dua jam pelajaran, yaitu 2 x 40 menit.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Berdasarkan hasil diskusi disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus pertama ini dilakukan pada hari Rabo, 27 oktober 2010,. Pelajaran penjasorkes di kelas VIIIC pada hari Rabu dilakukan pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5, yaitu dimulai pada pukul 09.30 WIB pukul 11.00 WIB. Setelah menetapkan jadwal
dan berakhir pada
pelaksanaan tindakan, selanjutnya peneliti dan guru menetapkan tempat penelitian. Mempertimbangkan keterbatasan ruang, tempat, dan sarana serta prasarana yang dimiliki, akhirnya diperoleh kesepakatan bahwa penelitian akan dilakukan di lapangan Sepak bola SMP negeri 1 Tulung,karena membutuhkan tempat yang luas. Penelitian ini pada intinya menggunakan media alat bantu berupa bola berekor,kertas Koran dan bilah. Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu bola berekor,Kertas Koran dan bilah. Dengan mempertimbangkan
kemudahan dan kesederhanaan penggunaan alat
bantu yang telah disediakan, peneliti dan guru memutuskan untuk menggunakan alat bantu tersebut dalam meningkatkan kemampuan lempar lembing siswa Alat bantu yang akan digunakan kepada siswa perlu dipertimbangkan tingkat keefektifannya dalam upaya meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop, sesuai dengan tujuan awal dari penelitian ini. Alat bantu yang digunakan, yaitu bola berekor,kertas koran dan bilah. Tahap perencanaan siklus I meliputi kegiatan berikut ini: 1)
Peneliti bersama guru mata pelajaran penjasorkes merancang skenario
pembelajaran
lempar
lembing
gaya
hop
dengan
menggunakan alat bantu berupa bola berekor,kertas koran dan bilah. Langkah yang ditempuh di antaranya: a)
Guru menyiapkan siswa dengan empat bersab, berdoa dan persensi
siswa,
dilanjutkan
commit to user
dengan
melakukan
kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
apersepsi dengan menggali pengetahuan siswa tentang lempar lembing gaya hop. b)
Guru memberikan penjelasan tentang proses pembelajaran lempar lembing gaya hop.
c)
Guru memberikan pemanasan, lari satu kali mengelilingi lapangan sepak bola, setelah itu dilanjurkan streatching berupa penguluran otot. Dilanjutkan dengan sebuah permainan kecil yaitu permainan bola keranjang.
d)
Siswa dikumpulkan diberi penjelasan tentang materi yang akan diajarkan.
Yaitu
pembelajaran
lempar
lembing
dengan
menggunakan alat bantu berupa bola berekor,kertas Koran dan bilah. e)
Guru membagi Siswa dan alat menjadi Dua kelompak, dengan susunan laki-laki dan perempuan di bagi,pertama bilah ,yang nantinya dilalui siswa dengan cara berlari yang bertujuan untukmelatih awalan dalam lempar lembing, kedua adalah di bariskan berhadap hadapan kemudian saling melemparkan kertas Koran keteman depannya,ketiga jarak antara teman di jauhkan dan dengan menggunakan bola berekor di lemparkan sejauh-jauhnya
f)
Guru
memberikan
contoh
melakukan
gerakan
pada
pembelajaran yang menggunakan alat bantu lempar lembing gaya hop yang benar. g)
Guru menggunakan bola berekor,kertas koran dan bilah dalam pembelajaran
lempar
lembing
gaya
hop,
dalam
upaya
meningkatkan kemampuan siswa. h)
Setelah cukup dalam pembelajaran tersebut dan sudah dilakukan berulang kali, langsung pembelajaran menggunakan lembing yang sebenarnya dengan gaya hop yang telah diajarkan dengan baik dan benar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
i)
Setelah siswa menyelesaikan tugas yang diberikan, guru memeriksa sekilas hasil kerja siswa;
j)
Guru melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan;
k)
Guru dan peneliti mengadakan evaluasi dan analisis hasil lempar lembing gaya hop yang telah dilakukan siswa sebagai bahan pertimbangan tingkat keberhasilan siklus I.
2)
Peneliti menyusun rencana pembelajaran (RPP) untuk materi lempar lembing gaya hop menggunakan alat bantu berdasarkan silabus yang berlaku di sekolah tersebut. Rencana pembelajaran ini selanjutnya akan menjadi panduan bagi guru untuk mengajar di depan kelas sebagai wujud tindakan I.
3)
Peneliti dan guru mempersiapkan media pembelajaran berupa bola berekor,kertas koran dan bilah.
4)
Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian yang berupa tes. Instrumen tes digunakan untuk menilai hasil pekerjaan siswa dalam melakukan lempar lembing gaya hop.
b.
Pelaksanaan Tindakan I Pelaksanaan siklus I berlangsung selama dua kali pertemuan (2 x 40 menit), yaitu pada hari Rabu tanggal 27 oktober dan 3 November di lapangan sepak bola SMP Negeri 1 tulung. Siklus I dimulai pada hari Rabu tanggal 27 Oktober 2010 saat jam pelajaran ke-4 dan ke-5 Siklus I dilanjutkan pada pertemuan kedua, yaitu hari rabu, 3 November 2010, pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5. Tindakan
I
dimulai
dengan
melakukan
pembelajaran
berdasarkan skenario dan rencana pembelajaran (RPP) yang telah disepakati sebelumnya antara peneliti dengan guru mata pelajaran penjasoekes ketika dalam tahap perencanaan. Jadi, kegiatan yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
dilakukan oleh peneliti dan guru , yaitu mengamati jalannya proses pembelajaran, mencatat semua kejadian yang ada di dalam kelas, dan melakukan refleksi setelah pembelajaran usai. Pada pelaksanaan siklus I ini, materi yang disampaikan oleh guru adalah pembelajaran lempar lembing gaya hop yang menggunakan alat bantu berupa bola berekor,kertas Koran dan bilah. Pada pertemuan pertama siswa diberi tugas untuk melakukan awalan berupa lari yang melewati bilah, Siswa sudah melakukan semua ditambah dengan bilah untuk susunan alat bantunya siswa melakukannya masih sama tapi ditambah dengan jingkat melewati bilah, setelah itu selesai kemudian lempar tangkap kertas Koran bekas dan di lanjutkan lempar menggunakan bola berekor dalam lempar lembing gaya hop. Urutan kegiatan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut: 1)
Guru membuka kelas dengan salam;
2)
Berdoa dilanjutkan dengan presensi siswa dan penjelasan materi yang akan diajarkan.
3)
Guru memberikan pemanasan dan permainan yang menunjang pada materi yang akan diajarkan.
4)
Guru menyiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran;
5)
Guru menjelaskan cara menggunakan alat bantu yang nantinya akan dilakukan siswa.
6)
Menyusun alat bantu terlebih dahulu yaitu dengan bilah terlebih dahulu dibagi dengan Dua kelompok, dengan masing-masing lakilaki dan perempuan sendiri.
7)
Siswa melakukan awalan lari dengan cara melewati bilah,dengan tanpa menggunakan alat terlebih dahulu yang dilakukan berulangulang
8)
Setelah itu kemudian siswa di berikan alat bantu berupa kertas Koran bekas dan kemudian melakukan lempar melempar Koran tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
9)
Kemudian siswa di beri lagi alat bantu berupa bola berekor,dan jarak antar teman di jauhkan agar lemparan bisa maksimal,hal ini kemudian di tambah dengan gaya yang telah di ajarkan
10) Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya tentang kejelasan materi; 11) Setelah semua melakukan gerakan yang diatas, dilanjutkan pada penggunaan lembing yang sebenarya,dengan menerapkan gaya hop yang telah di ajarkan dengan benar.Di sini masih di bagi antara lakilaki dan perempuan setelah siswa melakukan berulang kali 12) Guru mendampingi siswa dan bertindak sebagai fasilitator. Guru mengawasi kinerja siswa dalam mengerjakan tugas guna memantau perkembangan siswa; 13) Guru
dan
peneliti
merefleksikan
dan
menyimpulkan
isi
pembelajaran; 14) Guru menutup kelas dan memberitahukan kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Pada pelaksanaan siklus I untuk pertemuan kedua, guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan pembelajaran di kelas, dari pembukaan hingga penutup. Peneliti juga ikut membantu dalam proses pembelajaran serta mengamati hasilnya pembelajaran. Pertemuan kedua pada siklus pertama dilakukan tindakan sebagai berikut: 1)
Guru membuka pelajaran dengan salam, lalu mengecek kehadiran siswa;
2)
Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran pada pertemuan sebelumnya;
3)
Guru melakukan pendalaman materi untuk menambah pemahaman siswa, yaitu tentang cara melakukan gerakan lempar lembing yang benar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
4)
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang kejelasan materi;
5)
Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang kesulitan yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran lempar lembing dengan menggunakan alat bantu yang telah dilakukan;
6)
Guru memberikan penilaian dan komentar terhadap pekerjaan siswa, serta memberikan penguatan terhadap hasil lemparan yang telah dilakukan pada awal siklus. Penguatan dilakukan dengan cara memuji hasil pekerjaan siswa yang telah melakukan lemparan dengan baik dan meminta siswa yang lain untuk meningkatkan hasil karyanya pada pertemuan yang akan datang;
7)
Guru menutup kelas dan memberitahukan kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
c.
Observasi Ketika guru melakukan pembelajaran lempar lembing gaya hop, peneliti membantu jalannya pembelajaran tersebut di lapangan Sepak bola SMP Negeri 1 Tulung. Pertemuan pertama (Rabu, 27 Oktober 2010) berlangsung selama 2 x 40 menit pada jam pelajaran pertama dan kedua. Guru menggunakan alat bantu berupa ban bekas, kardus, dan bilah. Pertemuan kedua (Rabu, 3 November 2010) berlangsung pembelajaran selama 2 x 40 menit pada jam pelajaran ke4 dan ke5. Pertemuan kedua menjadi sarana guru untuk melakukan pendalaman materi, membahas tugas siswa, dan melakukan refleksi dari pertemuan pertama. Guru memberikan komentar dan penguatan terhadap hasil lompatan yang telah dilakukan oleh siswa pada pertemuan sebelumnya. Berdasarkan hasil pengamatan
terhadap proses belajar-
mengajar kemampuan lempar lembing gaya hop menggunakan alat bantu berupa Bola berekor,kertas Koran dan bilah diperoleh data tentang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
keaktifan dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, yaitu sebagai berikut: 1)
Siswa yang antusias dan tertarik dengan pembelajaran lempar lembing gaya hop dengan alat bantu berupa bola berekor, kertas koran dan bilah mengalami peningkatan dari pada pembelajaran yang seperti biasanya, tetapi masih ada yang kurang memperhatikan penjelasan guru. Salah satu faktor penyebabnya adalah adanya gangguan dari luar kelas, yaitu beberapa siswa yang sengaja ingin melihat kegiatan pembelajaran kelas VIIIC. Hal ini terjadi karena kegiatan pembelajaran dengan alat bantu berupa bola berekor, kertas Koran dan bilah belum pernah terjadi di kelas-kelas sebelumnya. Kejadian ini sempat menyita perhatian siswa, tetapi guru berhasil mengatasinya dengan cara meminta siswa-siswa untuk kembali fokus terhadap pembelajaran dan meminta siswa yang berada di luar lapangan untuk tidak mengganggu proses belajar mengajar;
2)
Berdasarkan hasil tes lempar lembing gaya hop yang dilakukan siswa didapat 21 siswa atau sekitar 58,33% siswa sudah mampu melakukan lemparan dengan baik. Para siswa dianggap bagus lemparannya apabila telah mendapat nilai minimal 70.
3)
Berdasarkan data hasil tes lempar lembing gaya hop dapat diketahui bahwa tingkat ketuntasan hasil belajar siswa dalam melakukan lempar
lembing
gaya
hop
mengalami
peningkatan
setelah
diadakannya tindakan I. Jumlah siswa yang tuntas sebelum adanya tindakan untuk hasil tes rangkaian gerakan lempar lembing gaya hop adalah sebanyak 13 orang atau sekitar 36,1%. 4)
Pada akhir tindakan I, jumlah siswa yang mengalami ketuntasan hasil belajar lempar lembing gaya hop sebanyak 21 siswa atau sebanyak 58,33%. Dengan adanya pembelajaran lempar lembing gaya hop dengan
menggunakan alat bantu telah mengalami peningkatan, pelaksanaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
tindakan I mampu mencapai indikator siklus I keberhasilan yang telah ditetapkan. Tetapi masih banyak ditemukan kelemahan pada siklus I, sehingga hasilnya kurang maksimal. Hal ini tidak lepas dari adanya kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam pelaksanaan tindkan I yang ditemukan pada aspek guru, siswa, maupun media yang digunakan dalam penelitian tersebut. Beberapa kelemahan yang dimiliki guru dalam yang terlihat dalam kegiatan tindakan I ini, antara lain: 1)
Umpan yang diberikan oleh guru masih belum bisa membangkitkan keaktifan siswa dalam belajar;
2)
Sebelum memberikan materi pokok, guru kurang dalam memberikan apersepsi kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan. Hal ini membuat siswa tidak memiliki gambaran yang jelas tentang isi materi dan proses pembelajaran yang akan dilakukan. Akibatnya, siswa sulit untuk memahami materi seutuhnya;
3)
Guru harus lebih kreatif dalam meningkatkan motivasi siswa.
4)
Belum ada penguatan berarti dari guru yang dapat memotivasi siswa untuk tertarik dengan materi pembelajaran dan megikuti proses pembelajaran dengan sungguh-sungguh.
Dari sisi siswa ditemukan beberapa kekurangan, antara lain: 1)
Siswa belum sepenuhnya aktif ketika pembelajaran lempar lembing gaya hop berlangsung. Pada umumnya mereka masih bercanda dengan teman-temannya. Meskipun belum memahami materi yang disampaikan guru, mereka tetap saja diam, tidak berani, dan malu untuk bertanya;
2)
Siswa masih kurang konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran. Mereka mudah terganggu dengan lingkungan sekitar;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
3)
Siswa masih belum tampak sungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran lempar lembing gaya hop.
4)
Pada umumnya siswa masih mengalami kesulitan dalam melakukan gerakan lempar lembing dengan benar, kebanyakan siswa kurang konsentrasi sehingga lemparannya belum sesuai gaya yang diajarkan, sehingga mengakibatkan diskualifikasi. Selain itu siswa juga kurang memperhatikan pada waktu melepas lembing dari tangan.
Kelemahan juga ditemukan dari segi alat bantu. Dikarenakan alat bantu hanya dari barang-barang bekas, bahkan kondisinya mungkin sudah ada yang rusak maka perlu perawatan yang lebih diperhatikan lagi baik itu oleh siswa, guru, maupun peneliti. Oleh karena itu guru dan peneliti ,menyiapkan alat bantu yang lebih untuk mengganti yang rusak. Kendala yang ditemui, yaitu kertas koran yang mudah rusak, misal ke injak siswa jadi harus disiapkan penggantinya. Alat bantu yang digunakan dalam tindakan I ini ternyata mendapatkan tanggapan positif dan negatife dari siswa. Banyak siswa yang antusias dalam mengikuti pembelajaran, dikarenakan pembelajaran dengan menggunakan media alat bantu merupakan pembelajaran yang baru mereka terima pada waktu penelitian ini, dan dalam pembelajaran sebelum lempar lembing merupakan hal yang membosankan dan melelahkan, jadi dengan adanya pembelajaran yang baru ini, siswa lebih tertarik dan menantang baginya, sehingga akan tercipta suasana pembelajaran yang lebih baik. Namun, masih ada beberapa siswa yang merasa kurang antusias dalam pembelajaran nah dari itu lah tugas dari guru dan peneliti untuk membuat peran aktif siswa lebih meningkat, mungkin dari susunan alat bantu, jarak alat bantu, atau permainan pemanasan yang perlu adanya perubahan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
d.
Refleksi Berdasarkan hasil observasi dan tindakan pada siklus I, guru dan peneliti melakukan refleksi. Berdasarkan kelemahan yang ditemukan pada siklus I, perbaikan yang akan diupayakan pada pelaksanaan siklus II, antara lain: 1)
Pada awal pelajaran guru akan melakukan apersepsi secukupnya agar siswa memiliki gambaran terlebih dahulu tentang materi yang akan diajarkan sehingga siswa akan lebih mudah untuk memahami materi tersebut.
2)
Guru memberikan pemanasan berupa permainan yang menunjang pada materi pembelajaran lempar lembing gaya hop. Hal ini di upayakan untuk meningkatkan kaemampuan siswa dan peran aktif siswa.
3)
Untuk menumbuhkan motivasi dan antusiasme siswa terhadap pembelajaran guru akan berusaha membuat proses pembelajaran yang rileks dan tidak kaku. Guru memberikan kesempatan seluasluasnya kepada siswa untuk bertanya apabila mereka mengalami kesulitan
ketika
pembelajaran
berlangsung.
Jika
diperlukan,
penguatan yang diberikan kepada siswa tidak hanya berupa kata-kata atau pujian saja, tetapi juga berupa hadiah atau reward. 4)
Untuk
menghindari
gangguan
dari
luar
yang
mengganggu
konsentrasi siswa, guru akan melakukan pencegahan dengan menjaga suasana kondusif diwaktu proses belajar mengajar. 5)
Agar pembelajaran menjadi lebih tertib, guru akan selalu memantau, mengingatkan siswa, dan menegur siswa yang tidak memperhatikan pelajaran atau bercanda dengan temannya.
6)
Guru membuat variasi pembelajaran, misal dalam susunan alat bantunya di ubah, atau jarak antar alat bantu diadakan perubahan siswa. Perubahan ini menekankan pada susunan alat bantu yaitu, bilah yang digunakan untuk melatih tolakan tumpuan dan bola
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
berekor yang digunakan untuk melatih gaya lemparan di perjauh jaraknya disbanding sikus I.
2. Siklus II a.
Perencanaan Tindakan II Hasil akhir siklus I menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas VIIIC dalam melakukan lempar lembing gaya hop belum mampu mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan adanya berbagai kelemahan dari berbagai unsur pembelajaran pada pelaksanaan tindakan I ini. Oleh karena itu, sebagai upaya perbaikan dan penyempurnaan siklus I, peneliti dan guru bermaksud untuk melakukan tindak lanjut dengan melakukan siklus II. Kegiatan perencanaan pelaksanaan siklus II dilakukan pada minggu berikutnya. Siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan dengan durasi masing-masing pertemuan selama 2 jam pelajaran atau 2 x 40 menit. Tindakan II dilaksanakan pada hari Rabu, 10 November 2010, dan Sabtu, 17 November 2010. Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyampaikan hasil observasi yang dilakukan pada siklus I. Peneliti menyampaikan kelebihan dan kekurangan yang terdapat dalam siklus I. Selanjutnya peneliti dan guru berdiskusi tentang tindakan yang harus diambil agar dapat mengatasi kekurangan yang terdapat dalam siklus I sehingga diharapkan pada siklus II pembelajaran akan berlangsung lebih baik dan indikator keberhasilan dapat dipenuhi. Untuk mengatasi berbagai kekurangan yang masih ditemukan dalam siklus I, akhirnya peneliti dan guru mengambil upaya perbaikan sebagai berikut: 1)
Sebelum pelajaran dimulai, kelas akan dikondisikan terlebih dahulu, diupayakan sekondusif mungkin, siswa siap untuk menerima
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
palajaran, dan memastikan tidak adanya gangguan dari luar kelas ketika pelajaran berlangsung. 2)
Pada awal pelajaran guru melakukan apersepsi secukupnya agar siswa memiliki gambaran terlebih dahulu tentang materi yang akan diajarkan. Jika sekiranya siswa sudah dapat dibawa mengikuti materi, apersepsi baru dihentikan. Apersepsi dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan kecil yang memancing siswa tentang materi yang diajarkan.
3)
Guru berusaha membuat kelas menjadi rileks dan tidak kaku. Jika perlu, guru menyisipkan sedikit humor disela-sela pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran.
4)
Guru menjelaskan cara melakukan lemparan yang benar dengan menggunakan alat bantu bola berekor,kertas Koran dan bilah. Menjelaskan cara menggunakan/fungsi alat bantu baik itu bola berekor, kertas koran, dan bilah. Guru memandu siswa untuk melakukan lemparan pada alat bantu tersebut, mulai dari berlari melewati bilah,Sampai lempar tangkap menggunakan bola berekor. Dari mempraktekan kegiatan tersebut yang tujuannya untuk gerakan rangkaian secara keseluruhan dari lempar lembing gaya hop.
5)
Untuk memancing siswa agar bertindak aktif, guru memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk bertanya apabila mengalami kesulitan ketika pembelajaran berlangsung.
6)
Agar siswa termotivasi untuk melakukan lemparan yang baik dan mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh, guru akan melakukan penguatan terhadap tindakan siswa yang positif. Jika diperlukan, penguatan yang diberikan kepada siswa tidak hanya berupa kata-kata atau pujian saja, tetapi pada akhir pembelajaran dapat juga dilakukan pemberian reward atau hadiah kepada siswa yang melakukan lemparan hasil terbaik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
7)
Guru merubah susunan alat bantu dari siklus pertama agar lebih variatif dalam pembelajarannya, serta memberikan hukuman pada siswa. Untuk meningkatkan motivasi pada siswa guru membuat kompetisi atau persaingan antar kelompok, misal setiap kali melakukan lemparan rangkaian pada alat bantu yang kalah jauh diberi hukuman berupa push-up, atau yang menginjak dan menyentuh alat bantu di beri hukuman.
8)
Guru akan memantau proses pembelajaran. Guru akan mengingatkan dan menegur siswa yang tidak memperhatikan pelajaran atau bercanda dengan temannya. Tahap perencanaan tindakan II meliputi kegiatan sebagai
berikut: 1)
Peneliti dan guru merancang skenario pembelajaran lempar lembing gaya hop menggunakan alat bantu berupa ban bekas, bilah, dan kardus. Langkah-langkah yang ditempuh, antara lain: a)
Guru membuka kelas dan mengkondisikan kelas hingga siswa siap untuk mengikuti proses pembelajaran;
b)
Guru melakukan apersepsi dengan menggali pengetahuan siswa tentang lempar lembing gaya hop;
c)
Guru menjelaskan kembali materi tentang lempar lembing gaya hop guna meningkatkan pemahaman siswa;
d)
Guru bersama siswa melaksanakan tahap-tahap melakukann pembelajaran lempar lembing gaya hop dengan menggunakan alat bantu berupa bola berekor,kertas Koran dan bilah.
e)
Guru memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi siswa untuk bertanya tentang kejelasan materi. Guru juga memberikan kesempatan bagi siswa yang belum jelas untuk berbagi tentang masalah dan kendala yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran lempar lembing gaya hop guna mencari solusi bersama;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
f)
Guru memberikan penguatan berupa pujian kepada siswa dengan hasil lompatan terbaik. Sebagai upaya meningkatkan motivasi siswa, guru menjanjikan reward untuk hasil terbaik pada kegiatan lempar lembing gaya hop yang akan segera dilakukan;
g)
Guru menyusun alat bantu yang berbeda pada siklus I yaitu dengan menambah permainan dengan alat bantu dan juga menambah jarak lempar tangkap bola berekor
h)
Siswa diberi tugas untuk mempraktekkan gerakan tersebut (guru mendampingi siswa dan bertindak sebagai fasilitator);
i)
Setelah siswa menyelesaikan tugas yang diberikan, guru memberikan evaluasi dan sedikit penjelasan kesalahn yang dilakukan siswa.
j)
Guru dan peneliti melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan;
k)
Guru mengadakan evaluasi dan analisis hasil lempar lembing gaya
hop
yang
telah
dilakukan
siswa
sebagai
bahan
pertimbangan tingkat keberhasilan siklus II. 2)
Peneliti menyusun rencana pembelajaran (RPP) untuk materi lempar lembing gaya hop menggunakan alat bantu. RPP tersebut akan menjadi panduan bagi guru untuk mengajar sebagai wujud tindakan II.
3)
Peneliti dan guru mempersiapkan alat bantu pembelajaran berupa Bola berekor,kertas Koran dan bilah serta menyiakan lapangan lempar lembing serta menyiapkan kondisi lapangan yang digunakan untuk pembelajaran.
4)
Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian yang berupa tes yang digunakan untuk menilai hasil pekerjaan siswa dalam melakukan lemparan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
b.
Pelaksanaan Tindakan II Tindakan II dilaksanakan pada hari Rabu, 10 November 2010, dalam dua jam pelajaran (jam pelajaran ke-4 dan ke-5) yang berdurasi 2 x 40 menit di lapangan Sepak bola SMP Negeri 1 Tulung. Dalam pelaksanaan tindakan II ini, guru mengaplikasikan solusi yang telah didiskusikan sebelumnya antara guru dengan peneliti guna mengatasi kekurangan pada proses pembelajaran lempar lembing gaya hop dalam siklus I. Pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti bekerja sama dengan guru mengamati jalannya proses pembelajaran. Pada pelaksanaan tindakan II susunan alat bantu dan jarak antar alat diperlebar, dengan susunan mulai dari berlari melewati bilah,lempar tangkap kertas Koran dan melempar bola berekor sejauh-jauhnya. Adapun urutan pelaksanaan tindakan II pada pertemuan pertama adalah sebagai berikut: 1)
Guru memulai dengan membariskan empat bersab, berdoa dan dilanjutkan dengan mengecek daftar hadir siswa untuk mengetahui jumlah siswa yang mengikuti pelajaran penjasorkes pada hari tersebut.
2)
Guru memimpin pemanasan dengan mengelilingi lapangan Sepak bola sebanyak sekali putaran, dilanjutkan dengan stretching dipimpin guru yang berupa penguluran otot. Setelah itu dilanjutkan dengan berupa permainan kompetisi yang menuntut kerjasama tim yaitu yang dinamakan bola ranjang, dengan kelompok yang kalah diberikan hukuman.
3)
Guru menyiapkan alat bantu, yaitu berupa bola berekor,kertas koran dan bilah untuk pembelajaran lempar lembing gaya hop.
4)
Guru menyusun rangkaian alat bantu dengan jarak yang diperlebar, untuk susunan yang pertama dimulai bilah, dimana siswa berlari melewati bilah dan diakhiri dengan jingkat pada batas akhir bilah,kemudian lempar tangkap kertas Koran dngan jarak yang lebih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
jauh dari siklusI,dan kemudian lempar bola berekor sejauh-jauhnya dengan menggunakan cara lari dan jingkat yang telah di ajarkan 5)
Untuk
meningkatkan
suasana
yang
lebih
kompetitif,
guru
memberikan hukuman setiap siswa yang paling buruk dalam melakukan alat bantu tersebut yang berupa push-up. 6)
Setelah pembelajaran dengan alat bantu dirasa sudah cukup, langsung di aplikasikan pada lapangan lempar lembing yang sebenarnya. Yang dilakukan siswa satu persatu mulai dari berlari atau awalan, kemudian lemparan saat berjingkat,dan di akhiri dengan gerak lanjut.
7)
Guru memberikan penguatan kepada siswa yang mendapatkan lompatan terbaik pada pembelajaran sebelumnya. Selain itu guru berusaha menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar dengan cara memberikan reward kepada siswa yang mendapatkan nilai terbaik di akhir tindakan II bagi tiga siswa yang mendapatkan nilai terbaik;
8)
Guru mengulas kembali materi tentang lempar lembing gaya hop.
9)
Untuk meningkatkan keaktifan siswa, guru memancing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan kecil tentang materi yang bersangkutan;
10) Guru memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi siswa untuk bertanya tentang
kejelasan
materi.
Guru
juga
memberikan
kesempatan bagi siswa yang belum jelas untuk berbagi tentang masalah dan kendala yang mereka hadapi dalam lempar lembing gaya hop guna mencari solusi bersama; 11) Guru melakukan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan; 12) Guru mengadakan evaluasi dan analisis hasil pekerjaan siswa, lalu menutup kelas dengan salam.
Sesuai dengan rencana yang telah dilakukan, pelaksanaan tindakan II pertemuan kedua dilakukan pada hari Rabu 17 november 2010, pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5. Setelah pelaksanaan tindakan II pertemuan pertama, peneliti bersama guru melakukan diskusi tentang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
persiapan kebutuhan yang akan dilakukan pada tindakan II pertemuan kedua. Dari diskusi yang telah dilakukan, guru dan peneliti sepakat untuk mengadakan analisis dan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan baik dari siklus pertama hingga siklus terakhir. Guru akan berdiskusi bersama siswa membahas tentang hasil lempar lembing gaya hop oleh siswa pada tindakan I dan tindakan II. Hal ini bertujuan agar siswa mengetahui jawaban yang benar dari tugas yang telah diberikan pada mereka sehingga secara tidak langsung mereka mendapatkan tambahan pengalaman tentang proses lempar lembing gaya hop. Sebagai bentuk penguatan, pada akhir pembelajaran dilakukan pemberian reward berupa hadiah kepada tiga siswa yang memperoleh nilai tertinggi secara komulatif dari siklus I hingga siklus II. Adapun urutan pelaksanaan tindakan II pada pertemuan kedua adalah sebagai berikut: 1)
Guru membentuk barisan empat bersab, berdoa, membuka pelajaran dengan mengucap salam dan dilanjutkan dengan mengabsen siswa;
2)
Guru melakukan apersepsi dan melakukan koreksi pada kegiatan pembelajaran lempar lembing gaya hop yang telah dilakukan siswa pada siklus I dan siklus II;
3)
Guru menjelaskan materi secara sekilas tentang lempar lembing gaya hop;
4)
Guru memimpin pemanasan menyuruh siswa lari keliling lapangan Sepakbola sebanyak 1 kali. Setelah semua melakukan dilanjutkan streatching atau penguluran otot, agar tidak terjadi cidera. Penguluran ditekankan pada otot-otot kaki dan tangan yang diberikan porsi latihan yang lebih.
5)
Pemanasan dan penguluran dah cukup dilanjutkan dengan sebuh permainan sederhana yang membuat suasana menjadi lebih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
menyenangkan dan membuat tidak jenuh bagi siswa. Yaitu permainan Elang dan Anak Ayam yang menuntut kerja sama tim. 6)
Siswa dikumpulkan dan dibariskan empat bersab kemudian diberi penjelasan tentang tugas yang akan mereka kerjakan berikutnya.
7)
Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya tentang kejelasan materi. Guru mencari tahu kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan guru pada tindakan I dan tindakan II;
8)
Siswa melakukan pembelajaran lempar lembing gaya hop dengan menggunakan alat bantu yang telah disusun sebagai berikut pertama siswa berlari melewati bilah yang mempunyai jarak yang ditentukan, kemudian dilanjutkan dengan lempar tangkap kertas koran dan lempar bola berekor.
9)
Siswa sudah langsung
melakukan
diterapkan
pada
berulangkali pembelajaran lapangan
lempar
tersebut,
lembing
yang
sesungguhnya. 10) Guru memberi masukan dan komentar tentang hasil kerja siswa dalam melakukan lempar lembing gaya hop. 11) Guru memberikan penguatan pada siswa dengan memberikan pujian dan tepuk tangan kepada siswa yang telah mampu melakukan nya dengan baik dan benar . Guru memberikan reward kepada siswa yang mendapatkan nilai komulatif tertinggi dalam pembelajaran lempar lembing gaya hop yang telah dilakukan pada tindakan I dan tindakan II; 12) Guru melakukan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan; 13) Guru menutup kelas dengan salam setelah memberikan motivasi kepada siswa untuk tetap semangat dalam pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
c.
Observasi Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 10 november 2010, untuk pertemuan pertama, dan hari rabu, 17 November 2010, untuk pertemuan kedua. Pada pelaksanaan tindakan II ini peneliti berkerja sama dengan guru untuk menjalankan pertemuan kedua dari siklus II. Guru menjadi pemimpin pada pelaksanaan pembelajaran lempar lembing gaya hop menggunakan alat bantu pembelajaran berupa bola berekor,kertas koran dan bilah pada kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung. Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yang masingmasing pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran atau 2 x 40 menit. Berdasarkan hasil pengamatan, proses pembelajaran yang terjadi pada pelaksanaan tindakan II berjalan dengan baik. Hal ini tampak pada tindakan siswa yang semakin terlihat tertib dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran lempar lembing gaya hop dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya. Siswa telah menampakkan keaktifannya dalam pembelajaran dan guru sudah terampil dalam memimpin jalannya proses pembelajaran secara sistematis dan terencana. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar lempar lembing gaya hop menggunakan alat bantu pembelajaran berupa bola berekor,kertas koran, dan bilah pada kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung, diperoleh data lapangan sebagai berikut: 1)
Berdasarkan hasil tes lempar lembing gaya hop pad siklus II untuk tes gerakan rangkaian lempar lembing gaya hop didapat 29 siswa atau sekitar 80,55% siswa sudah mampu melakukan gerakan lempar lembing gaya hop dengan tepat.
2)
Sedangkan untuk ketrampilan lempar lembing gaya hop sudah tepat dengan menggunakan gaya hop yang telah di ajarkan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
d.
Refleksi Secara umum kelemahan dalam pembelajaran lempar lembing gaya hop yang ditemukan pada siklus I telah dapat diatasi dan diminimalkan dalam siklus II. Guru telah berhasil dalam memimpin pembelajaran. Guru telah mampu membangkitkan semangat siswa dan membimbing siswa dalam proses pembelajaran lempar lembing gaya hop. Siswa menjadi lebih tertib dan aktif mengikuti proses pembelajaran. Siswa menjadi lebih antusias mengikuti pembelajaran lempar lembing gaya hop yang sedang berlangsung karena situasi pembelajaran menjadi rileks dengan adanya alat bantu berupa bola berekor,kertas koran dan bilah. Di
dalam
mengajar
guru
menjadi
lebih terbuka
untuk
mendengarkan pendapat siswa dan memberikan kesempatan seluasluasnya bagi siswa untuk bertanya, baik mengenai kejelasan materi maupun kesulitan yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran. Dari tugas lempar lembing gaya hop menggunakan alat bantu berupa bola berekor,kertas koran dan bilah ini dapat disimpulkan bahwa alat bantu tersebut terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam lempar lembing gaya hop. Alat bantu yang digunakan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop yang dilakukan siswa, dengan adanya variasi pembelajaran yang lain dan belum pernah diajarkan pada siswa membuat siswa lebih tertarik dan terasa menyenagkan, sehingga menimbul kan hasil yang lebih baik. Penyajian alat bantu pembelajaran yang susunan dan jarak antar alat diubah berdasarkan kerjasama peneliti dengan guru yang diterapkan pada siklus kedua. Dengan adanya materi dan penyajian pembelajaran yang sesuai dengan minat dan keinginan siswa, maka siswa menjadi lebih antusias dan termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran dengan sungguhsungguh. Adanya antusiasme dan motivasi belajar yang tinggi ini berdampak pada meningkatnya kemampuan siswa dalam lempar lembing gaya hop. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan nilai yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
diperoleh siswa dalam melakukan gerakan lempar lembing gaya hop, dari sebelum dilakukannya tindakan hingga pelaksanaan tindakan II.
A. Pembahasan Hasil Penelitian Pelaksanaan
penelitian
tindakan
kelas
ini
bertujuan
untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran lempar lembing gaya hop, baik peningkatan kualitas proses maupun peningkatan kualitas hasil. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung dengan menggunakan bantuan alat bantu berupa bola berekor,kertas koran dan bilah. Dengan penggunaan alat bantu pembelajaran berupa alat bantu tersebut pembelajaran lempar lembing gaya hop yang semula bersifat monoton dan membosankan, akan menjadi lebih menyenangkan, tidak monoton, tidak menegangkan, dan membangkitkan minat siswa terhadap pembelajaran lompat jauh. Suklus I dilaksanakan dalam 2x pertemuan. Pelaksanaan tindakan I merupakan tindak lanjut dari hasil prapenelitian yang menunjukkan bahwa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung memiliki masalah dalam pembelajaran lempar lembing gaya hop. Berdasarkan masalah yang ada di kelas tersebut, peneliti dan guru melakukan diskusi untuk mengatasi masalah yang dihadapi siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung dalam pembelajaran lempar lembing gaya hop. Pada pelaksanaan tindakan I, siswa melakukan pembelajaran lempar lembing gaya hop dengan alat bantu pembelajaran berupa bola berekor ,kertas koran dan bilah. Dari hasil pengamatan peneliti terhadap proses pembelajaran, dapat diketahui bahwa pembelajaran lempar lembing gaya hop dengan alat bantu tersebut pada siklus I masih terdapat kekurangan atau kelemahan. Kekurangan tersebut berasal dari guru, siswa, dan alat bantu pembelajaran yang digunakan dalam penelitian. Kelemahan dari segi guru, yaitu pemberian umpan dari guru untuk membuat siswa aktif dalam pembelajaran masih kurang mendapat respon dari siswa, apersepsi yang diberikan masih belum memberi gambaran bagi siswa tentang materi yang sedang diajarkan, tanya jawab yang belum maksimal, dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
belum adanya penguatan dari guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Kelemahan dari segi siswa, antara lain siswa tidak berkonsentrasi dan belum tampak aktif serta sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran. Di samping itu, beberapa siswa dalam melakukan gerakan lempar lembing masih banyak bercanda sehingga hasilnya kurang maksimal, serta kebanyakan dalam awalan kurang kencang dalam berlari dan melakukan jinkat masih ragu-ragu bila sudah mendekati batas garis lemparan, serta dalam posisi akhir dalam melempar sering melewati batas sehingga terjadi Diskualifikasi. Nilai yang diperoleh siswa dari hasil tes lempar lembing gaya hop pada tindakan I ini masih harus ditingkatkan karena belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sedangkan kelemahan yang muncul dari segi penggunaan alat bantu, mudah rusaknya alat bantu terutama pada kertas koran, yang bahanya mudah rusak bila keinjak sehingga memerlukan perawatan yang lebih
bahkan harus menyiapkan
penggantinya. Solusi yang disepakati oleh guru dan peneliti dalam pelaksanaan siklus II, yaitu guru lebih menghidupkan suasana dalam kelas, melakukan apersepsi secukupnya sebelum pembelajaran dimulai, memberikan contoh melakukan lemparan yang benar secara konkrit dan sejelas mungkin, memberikan kesempatan bertanya seluas-luasnya bagi siswa, memancing siswa untuk aktif di dengan
menggunakan
pertanyaan-pertanyaan
kecil,
serta
memberikan
penghargaan disetiap munculnya sisi positif yang dilakukan siswa. Penghargaan tidak hanya dilakukan melalui pemberian pujian, tetapi juga tepuk tangan dan pemberian reward atau hadiah. Penggunaan alat bantu pembelajaran pada siklus II lebih dipersiapkan, yaitu dengan mempersiapkan alat bantu, serta mengubah susunanya dari siklus I. Pada pelaksanaan siklus II susunan dan jarak antar alat bantu mengalami perubahan serta intensitas siswa dalam melakukan pembelajaran lempar lembing dengan alat bantu di tambah lebih banyak, ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan lompatan. Untuk membuat suasana lebih menyenangkan, guru memberikan sebuah permainan kecil yang dituntut kerjasama antar tim. Ini diberikan setelah pemanasan, sehingga dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
kondisi siswa yang senang membuat lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran lempar lembing gaya hop. Siklus I dalam penelitian ini masih belum mampu mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu, guru dan peneliti mengadakan tindakan perbaikan dari siklus I, yaitu dengan merencanakan dan melaksanakan siklus II. Berdasarkan hasil observasi, analisis, dan refleksi pada siklus I, peneliti bersama guru merencanakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada siklus II untuk mengatasi kelemahan proses pembelajaran lempar lembing gaya hop menggunakan alat bantu berupa bola berekor,kertas koran dan bilah yang telah dilaksanakan pada siklus I. Dengan perbaikan pada tindakan I, pelaksanaan tindakan II menunjukkan peningkatan pembelajaran yang maksimal. Dari pelaksanaan siklus II dapat dilihat peningkatan motivasi belajar dan kemampuan melakukan lempar lembing gaya hop yang cukup signifikan pada siswa, jika dibandingkan pada hasil pembelajaran
tindakan
I
ataupun
sebelum
dilaksanakannya
tindakan.
Dibandingkan sebelum adanya tindakan, pelaksanaan siklus I berdampak positif pada meningkatnya kualitas proses dan hasil lempar lembing gaya hop yang dilakukan siswa. Namun demikian, hasil pembelajaran pada siklus I belum mampu mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dan masih ditemukan beberapa kelemahan dalam proses pelaksanaannya. Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan I, dilakukan perbaikan kelemahan proses pembelajaran dengan melaksanakan tindakan II. Akhir dari proses pembelajaran pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan, baik proses maupun hasil lempar lembing gaya hop yang dilakukan oleh siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung. Keberhasilan siklus II ini dapat dilihat dari perubahan tingkah laku siswa dalam merespon dan mengikuti jalannya pembelajaran sebuah materi yang ditawarkan oleh guru. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari peran alat bantu berupa bola berekor, kertas koran dan bilah yang digunakan guru dalam mengajar. Pemilihan alat bantu pembelajaran yang tepat dan efektif sangat menentukan keberhasilan sebuah pembelajaran karena karakteristik suatu media pembelajaran akan berbeda antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu, guru
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
harus melakukan banyak pertimbangan dalam memilih suatu media pembelajaran agar menemukan media yang paling efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Keberhasilan alat bantu pembelajaran berupa bola berekor, kertas koran dan bilah dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran lempar lembing gaya hop dapat dilihat dari indikator-indikator di bawah ini. 1. Motivasi mengikuti pembelajaran lempar lembing gaya hop meningkat Penerapan penggunaan alat bantu pembelajaran berupa bola berekor,kertas koran dan bilah yang dilakukan pada setiap siklus mampu meningkatkan motivasi pembelajaran lempar lembing gaya hop menggunakan alat bantu pembelajaran berupa bola berekor,kertas koran dan bilah pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung. Peningkatan dari segi motivasi dalam pembelajaran dapat dilihat pada indikator berikut ini: a. Meningkatnya keaktifan siswa Penggunaan alat bantu dalam pembelajaran lempar lembing gaya hop dapat meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar. Dengan memanfaatkan alat bantu berarti guru melakukan usaha untuk membuat proses pembelajaran menjadi tidak monoton, semata hanya menggunakan media ceramah saja. Guru memancing siswa untuk aktif dan memberikan kesempatan seluas-luasnnya bagi siswa untuk bertanya tentang kejelasan materi ataupun kesulitan yang dihadapi siswa ketika mengikuti proses pembelajaran. Alat bantu
pembelajaran dalam
bentuk ban
bola
berekor,kertas koran dan bilah ini menjadikan siswa semakin tertarik dan antusias untuk mengikuti pembelajaran lempar lembing gaya hop. karena alat bantu tersebut bisa menciptakan pembelajaran yang kompetitif yang membuat siswa lebih semagat dalam mengikuti pembelajaran tersebut. b. Meningkatnya perhatian siswa Perhatian siswa terhadap penjelasan guru sangatlah penting. Perhatian ini akan turut menentukan tingkat pemahaman siswa terhadap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
materi yang dijelaskan oleh guru. Dalam hal ini guru harus mampu memunculkan sesuatu yang baru, unik, dan inovatif dalam pembelajaran, termasuk di dalamnya adalah pemilihan media yang kreatif dan menyenangkan. Penggunaan alat bantu berupa bola berekor, kertas koran dan bilah dalam pelaksanaan penelitian ini merupakan alternatif yang dapat digunakan
oleh
guru
untuk
memancing perhatian
siswa
dalam
pembelajaran. Penggunaan alat bantu berupa bola berekor, kertas koran dan
bilah
membuat
siswa
semakin
memperhatikan
pelajaran,
berkonsentrasi, lebih menyenagkan dan suasana pembelajaran jadi lebih rileks.
c. Meningkatnya keterampilan guru dalam mengelola kelas Dengan adanya penelitian ini membuat guru semakin piawai dalam memimpin kelas. Pengelolaan kelas pada pelaksanaan tindakan I dan II jauh lebih baik dibandingkan dengan pengelolaan pada survei awal. Sedikit demi sedikit kelemahan guru berkurang karena setiap akhir siklus guru dan peneliti melakukan analisis dan refleksi kegiatan pembelajaran. Jika terdapat kekurangan dalam
siklus yang bersangkutan, pada
pelaksanaan tindakan selanjutnya akan dicarikan solusi pemecahan dan meminimalkan
kekurangan
tersebut
sehingga
kekurangan
dalam
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat teratasi dan tidak akan terulang kembali. 2.
Hasil pembelajaran lempar lembing gaya hop meningkat Dalam melaksanakan pembelajaran guru harus mau mendengarkan saran dan keluhan dari siswa. Saran dan keluhan ini pada akhirnya dapat menjadi masukan bagi guru untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada pembelajaran selanjutnya. Contoh konkritnya dapat dilihat pada akhir penelitian ini. Peningkatan kualitas hasil dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari sebelum tindakan hingga akhir siklus terakhir,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
dalam penelitian ini adalah akhir siklus II. Sebelum pelaksanaan tindakan, siswa yang berhasil mencapai batas ketuntasan nilai pada angka 70 untuk hasil rangkaian tes lempar lembing gaya hop sebanyak 13 siswa atau sekitar 36,1%, Selanjutnya mengalami peningkatan pada siklus I, yaitu untuk hasil tes rangkaian lempar lembing gaya hop menjadi 58.33% atau sekitar 21 siswa telah mencapai indikator target capaian pada siklus I. Titik puncak peningkatan hasil lempar lembing gaya hop pada penelitian ini adalah pada siklus II. Pada siklus II ini hasil lempar lembing gaya hop menunjukkan bahwa nilai siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Siswa yang mampu melakukan lemparan dengan baik atau telah mencapai batas ketuntasan untuk hasil tes rangkaian lempar lembing gaya hop sebanyak 29 siswa atau sekitar 80,55% siswa. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung dalam upaya meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop menggunakan alat bantu pembelajaran berupa bola berekor,kertas koran dan bilah ini telah mencapai keberhasilan pada pelaksanaan siklus kedua. Dengan tercapainya indikator keberhasilan, maka penelitian ini dapat dikatakan berhasil dan dapat dihentikan. Lebih jelasnya, secara rinci peningkatan prosentase kualitas hasil pembelajaran lempar lembing gaya hop menggunakan alat bantu berupa bola berekor kertas Koran dan bilah pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 5. Deskripsi Hasil Tes Belajar Siswa Pada Siklus II Aspek yang diukur Hasil keterampilan lempar lembing gaya hop.
Siklus II Jumlah Siswa Presentase yang lulus Kelulusan
29
80,55 %
commit to user
Cara Mengukur Diamati saat guru memberikan tes lempar lembing gaya hop pada akhir siklus II
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
Hasil keterampilan lempar lembing gaya hop
Hasil keterampilan lempar lembing gaya hop
21
58,33%
13
36,10%
commit to user
Diamati saat guru memberikan tes lempar lembing gaya hop pada akhir siklus I Diamati saat guru memberikan tes lempar lembing gaya hop pada pra siklus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diungkapkan pada BAB IV, diperoleh simpulan sebagai berikut: Penerapan alat bantu pembelajaran (bola berekor, kertas koran) dalam pendidikan jasmani dapat meningkatkan kemampuan lempar lembing gaya hop pada siswa kelas VIIIC SMP Negeri 1 Tulung tahun ajaran 2010/2011. Dengan klasifikasi skor siklus I sebesar 58,33% kemudian meningkat pada siklus II yaitu sebesar 80,55%.
B. Implikasi
Penelitian
ini
memberikan
suatu
gambaran
yang
jelas
bahwa
keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang digunakan. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketersediaan alat/media pembelajaran yang menarik dapat juga membantu motivasi siswa belajar siswa sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
commit to user 64
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di lapangan. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi dan dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik dan sarana dan prasarana yang sesuai, maka guru akan dapat menyampaikan materi dengan baik. Materi tersebut akan dapat diterima oleh siswa apabila siswa juga memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif, efektif, dan efisien. Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan penerapan model Pembelajaran berbantukan alat berupa bola berekor,kertas koran dan bilah dalam pembelajaran Lempar lembing gaya hop dapat meningkatkan ketangkasan, kemampuan, siswa dalam Lempar lembing gaya hop (baik proses maupun hasil), sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin mengembangkan proses pembelajaran Lempar lembing gaya hop kepada para siswanya. Bagi guru bidang studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran Penjas khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar Lempar lembing gaya hop bagi pemula yang lebih efektif. Apalagi bagi guru yang memiliki kemampuan yang lebih kreatif dalam membuat model-model pembelajaran yang lebih banyak. Melalui diterapkanya model pembelajaran Lempar lembing gaya hop dengan alat bantu berupa bola berekor,kertas koran, dan bilah, maka siswa memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses pembelajaran Penjas. Siswa mampu mencermati lebih jelas konsep gerak yang ada pada Lempar lembing gaya hop, sehingga mampu memahami dan menirukan dengan baik. Pemberian tindakan dari siklus I, dan II memberikan deskripsi bahwa terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaaan tindakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas pembelajaran Penjas (baik proses maupun hasil) dan peningkatan motivasi belajar siswa. Dari segi proses pembelajaran Penjas, penerapan model pembelajaran langsung ini dapat merangsang aspek motorik siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran Penjas yang nantinya dapat bermanfaat untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mengembangkan kerjasama, mengembangkan skill dan mengembangkan sikap kompetetif yang kesemuanya ini santa penting dalam pendidikan jasmani.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal, khususnya SMP Negeri 1 Tulung, sebagai objek penelitian adalah: 1. Bagi Guru SMP Negeri 1 Tulung a. Guru
hendaknya
terus
berupaya
untuk
meningkatkan
kualitas
pembelajaran Lempar lembing gaya hop. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan metode dan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif, menyampaikan materi dengan jelas dan sistematis, serta mampu menguasai kelas agar selalu tercipta lingkungan belajar yang kondusif; b. Guru hedaknya memastikan siswa telah benar-benar memahami materi sebelum memberikan tugas. Guru jangan sampai lupa memberikan contoh secara langsung dan jelas agar siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan; c. Dalam mengajar hendaknya guru lebih terbuka dengan saran-saran yang diberikan oleh siswa demi terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan menarik bagi siswa sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dengan semaksimal mungkin; d. Guru hendaknya mengoptimalkan peranan media, baik di dalam maupun di luar kelas sebagai penunjang pembelajaran Lempar lembing gaya hop pada mata pelajaran penjasorkes.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
2. Bagi Siswa SMP Negeri 1 Tulung a. Meskipun pembelajaran menggunakan alat bantu berupa bola berekor, kertas koran, dan bilah dapat membuat suasana belajar menjadi lebih santai
dan
menyenangkan,
siswa
sebaiknnya
mengikuti
proses
pembelajaran dengan tertib agar makna pembelajaran tetap tercapai, tidak hanya terhanyut dalam suasana belajar yang rileks; b. Keaktifan siswa hendaknya tidak hanya selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung di kelas melainkan aktif belajar mandiri dengan banyak latihan diluar jam belajar, untuk menggali kemampuan Lempar lembing gaya hop. 3. Bagi Sekolah SMP Negeri 1 Tulung Pihak
sekolah
sebaiknya
memberikan
sarana
dan
prasarana
pembelajaran yang memadai karena media merupakan unsur yang sangat menentukan keberhasilan suatu pembelajaran. Sebaiknya sekolah menambah fasilitas pembelajaran yang ada dalam setiap kelas karena media yang ada saat ini masih sangat terbatas dan belum mampu menjadi sarana untuk mengoptimalkan daya kreatif yang ada pada diri siswa.
commit to user