PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBERIAN TUGAS (RESITASI) TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH PADA MATERI TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA DI SMA ISLAM CIKAL HARAPAN BSD
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh :
Yati Musnayati NIM: 107015002009
JURUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH PADA MATERI TRADISI SEJARAH DALAM MASYARAKAT INDONESIA MASA PRAAKSARA DI SMA ISLAM CIKAL HARAPAN BSD
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan IPS (S.Pd)
Oleh:
Yati Musnayati 107015002009
Pembimbing
Drs, H. Nurochim, MM 1959 0715 1984 03 1003
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI Skripsi ini berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Terhadap Hasil Belajar Sejarah Pada Materi Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Masa Pra Aksara Di SMA Islam Cikal Harapan BSD”, disusun oleh Yati Musnayati, NIM: 17015002009, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada hari Senin, 15 Agustus 2011 di hadapan Dewan Penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (Pendidikan IPS/Pendidikan Ekonomi). Jakarta, 15 Agustus 2011 Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Tanggal
Tanda Tangan
..................
..................
Drs. H. Nurochim, MM NIP: 1959 0715 1984 03 1003 Sekretaris Sidang (Sekretaris Jurusan) Dr. Iwan Purwanto, M.Pd NIP: 19730424 200801 1 012 Penguji I Dr. Iwan Purwanto, M.Pd NIP: 19730424 200801 1 012 Penguji II Drs. A. Banadjid, MM NIP:19541224 198103 1004
Mengetahui: Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA NIP: 19571005 198703 1 003 iii
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertandatangan di bawah ini: Nama
: Yati Musnayati
NIM
: 107015002009
Jurusan
: Pendidikan IPS
Angkatan tahun
: 2007
Alamat
: Kp. Tuis Rt/Rw 008/004 Desa Mekar Kondang Kec. Sukadiri Kab. Tangerang Banten 15530
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Terhadap Hasil Belajar Sejarah Pada Materi Tradisi Sejarah Dalam Masyarakat Indonesia Masa Praaksara di SMA Islam Cikal Harapan BSD” adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan: Nama
: Drs. H. Nurochim, MM
NIP
: 1959 0715 1984 03 1003
Dosen Jurusan : Pendidikan IPS Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, 06 Juni 2011 Yang menyatakan
Yati Musnayati NIM. 107015002009
iv
ABSTRAK
YATI MUSNAYATI (107015002009). “Pengaruh Penggunaan Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Terhadap Hasil Belajar Sejarah pada Materi Tradisi Sejarah Dalam Masyarakat Indonesia Masa Pra Aksara di SMA Islam Cikal Harapan BSD”. Skripsi Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Juni 2011. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan siswa kelas X, mengenai penggunaan metode di SMA Islam Cikal Harapan BSD diketahui kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran sejarah. Untuk mengatasinya, peneliti menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi). penelitian ini bertujuan untuk mengetahui begaimana penggunaan metode pemberian tugas (Resitasi) terhadap hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara. Siswa kelas X.I sebagai kelompok eksperimen (menggunakan metode pemberian tugas) dan kelas X.2 sebagai kelas kontrol (tanpa menggunakan metode pemberian tugas) di SMA Islam Cikal Harapan BSD. Perbedaan perlakuan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menyebabkan perbedaan hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara, untuk kelompok eksperimen meningkat lebih tinggi dibanding kelompok kontrol. Adapun indikator keberhasilannya adalah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) Sejarah siswa kelas X indikator keberhasilannya adalah 70% sebesar 70. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa pretes dan postes, serta nontes berupa hasil wawancara, dan observasi. Berdasarkan Gain, nilai rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen sebesar 0,63 dan lebih tinggi dibanding kelompok kontrol sebesar 0,52. Selain itu berdasarkan hasil uji “t” postes pada kedua kelompok menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan nilai thitung postes = 2,14 > ttabel = 2, 06 (taraf signifikan 5%). Sedangkan indikator keberhasilan nilai sejarah kedua kelompok telah mencapai KKM yang telah ditentukan sebesar 70, nilai rata-rata untuk kelompok eksperimen sebesar 81,07 lebih tinggi dari kelompok kontrol sebesar 70,36. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode pemberian tugas terhadap hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara di SMA Islam Cikal Harapan BSD. Ini berarti Hipotesis (Ha) diterima karena terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok. Setelah pembelajaran sejarah diketahui bahwa metode pemberian tugas (Resitasi) bermanfaat bagi peningkatan hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara. Siswa senang terhadap pembelajaran menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi).
v
ABSTRACT
YATI MUSNAYATI (107015002009). “Influence of using of Task Giving Method (recitation) to result of Study in History on the lesson Historic Tradition in Indonesia Society in the time of Pre Literacy (Pra Aksara) in SMA Islam Cikal Harapan BSD”. Thesis of the Department of IPS Edication, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, June 2011. Based on interviews and observations of class X, about the using of the method in SMA Islam Cikal Harapan BSD, that the student of that class in the lesson of history was absolutely inactive. To solve the problem, the observer use the Task Giving Method (recitation), this observation aim to know how the using of Task Giving Method (recitation) and its effect to the result of the history study in the material of Historic Tradition in Indonesia Society in the time of Pre Literacy (Pra Aksara). This class distributed in two classes, the first (X1) will be positioned as the experiment class (that using Task Giving Method, and the other (X2) as the control class (without using Task Giving Method) in SMA Islam Cikal harapan BSD. Different treatment of these two class cause different result of the history study on the lesson Historic Tradition in Indonesia Society in the time of Pre Literacy (Pra Aksara). The first class (experiment class) grow highest than control class. The indicator of this successful in the value of KKM (exhaustiveness Minimum Criteria) of the history student is 70%=70. The method used in this research is experimental research method. Using test instrument, include pre-test and post-test, this observation emphasis to the result of interviews and observations. Based on gain, the average value of the experiment class about 0.63 and this is higher than control class which is 0.52. Besides that, the result of “t” posttest to these two class indicate significant differences between experiment class and control class with the value of “tcount ” post-test = 2.14> ttable =2, 06 (significant level at 5%). While, history study success indicator of these two reach KKM that determined in 70, the average value of the experiment class is 81.07, its higher than control class which is 70.36. This result indicate that there are influence of the using of Task Giving Method of Study in History on the lesson Historic Tradition in Indonesia Society in the time of Pre Literacy in SMA Islam Cikal Harapan BSD. This means that Hypothesis (Ha) being accepted because there are significant differences between these two. After teaching history, the researcher know that Task Giving Method (recitation) is useful for the improvement of learning history on the material Historic Tradition in Indonesia Society in the time of Pre Literacy (Pra Aksara). Students love to use the method of Task Giving Method (recitation).
vi
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan karunianya kepada penulis, maka selesailah skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Terhadap Hasil Belajar Sejarah pada Materi Tradisi Sejarah dalam Masyarakat Indonesia Masa Praaksara di SMA Islam Cikal Harapan BSD”, dapat terselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu dicurahkan kepada junjungan umat manusia, pemilik akhlak mulia, pembawa kebenaran dan kedamaian bagi seluruh alam, Nabi Muhammad SAW, berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis telah dapat menyeleseikan skripsi ini sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan yang ada. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Adapun keberhasilan penulis dalam menyeleseikan skripsi ini telah melibatkan banyak pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis patut mengucapkan terimakasih kepada: 1. Kedua orang tua Ayahanda (H. Munir) dan Ibunda tercinta (HJ. Juju Jumiyati) yang telah mendidik, mengajar dan memberikan kepercayaan kepada penulis untuk melangkah lebih jauh, menyeleseikan skripsi tepat pada waktunya, yang selalu berdoa dalam setiap hela napas dan sujudnya, yang selalu membanggakan dan mendukung penulis mempunyai kepercayaan diri yang sangat tinggi serta optimis dalam menjalani hidup. 2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Drs. H. Nurochim, MM, Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus Dosen pembimbing skripsi, yang selalu meberikan bimbingan, arahan nasihat, saran, ilmu, waktu, sabar serta motivasinya kepada penulis sehingga dapat menyeleseikan skripsi ini dengan baik. vii
4. Bapak Iwan Purwanto, M. Pd, Sekertaris Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Seluruh Dosen, staff, dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang banyak memberikan pengetahuan selama penulis menjalankan perkuliahan 6. Seluruh staff Perpustakaan UIN dan Perpustakaan FITK yang telah mempermudah penulis dalam mencari referensi. 7. Seluruh staff SMA Islam Cikal Harapan BSD khususnya ibu Kepala Sekolah Diana Ismail, S.Pd, dan seluruh siswa-siswi, yang telah banyak membantu penulis dalam memperoleh data tentang skripsi ini. 8. Adik-adikku tersayang (HJ. Umun Muhimah, Ahmad Fahru Roji Hasania, Aef Bahrul Husni Mubarok) yang selalu memberikan keceriaan kepada penulis. 9. Sahabat-sahabat Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya teman-teman Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan sahabat kotsan, yang telah banyak memberikan pengalaman kepada penulis tentang indahnya arti sebuah kebersamaan.
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik semua pihak serta jasajasanya mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan hanya kepada Allah jualah penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para pembaca pada umunya.
Jakarta, 06 Juni 2011
Penulis Yati Musnayati viii
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Identifikasi Masalah.....................................................................
4
C. Pembatasan Masalah....................................................................
5
D. Perumusan Masalah .....................................................................
5
E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian...........................................
6
KAJIAN
PUSTAKA,
KERANGKA
BERFIKIR,
DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka.............................................................................
7
1. Hasil Belajar..........................................................................
7
a. Pengertian Belajar ..........................................................
7
b. Tipe – tipe Belajar...........................................................
8
c. Pengertian Hasil Belajar..................................................
9
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar .......... 12 e. Macam-macam Pengukuran Hasil Belajar...................... 14 2. Pengertian Metode Belajar.................................................... 16 3. Metode Pemberian Tugas...................................................... 18 a. Pengertian Metode Pemberian Tugas.............................. 18 b. Langkah-langkah Pemberian Tugas................................ 21 c. Fase-fase Pemberian Tugas............................................. 22 d. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Pemberian Tugas .. 23 e. Manfaat Metode Pemberian Tugas ................................. 25 f. Saran-saran dalam menggunakan Metode Pemberian Tugas ............................................................................... 25 4. Sejarah................................................................................... 27 a. Pengertian Sejarah.......................................................... 27 b. Kegunaan Sejarah............................................................ 28 ix
c. Fungsi Sejarah................................................................. 30 d. Karakteristik dan kedudukan ilmu sejarah...................... 30 B. Kerangka Berfikir........................................................................ 32 C. Perumusan hipotesis.................................................................... 33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 34 1. Tempat Penelitian ................................................................. 34 2. Waktu Pelaksanaan ............................................................... 34 B. Metode dan Desain Intervensi Penelitian.................................... 34 C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ................................. 36 1. Populasi ................................................................................. 36 2. Sampel................................................................................... 36 D. Operasional Variabel................................................................... 36 E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 36 F. Instrumen Penelitian.................................................................... 37 G. Validitas isi ................................................................................. 39 H. Analisa Data ................................................................................ 40 1. Pengujian Persyaratan Analisis ............................................. 40 a. Uji Normalitas................................................................. 41 b. Uji Homogenitas ............................................................. 41 2. Analisis Data Aspek Kognitif ............................................... 42 3. Pengujian Hipotesis Penelitian ............................................. 42 I. Hipotesis Statistik ....................................................................... 43
BAB IV
HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMA ISLAM CIKAL HARAPAN BSD....... 45 1. Profil Sekolah........................................................................ 45 2. Latar Belakang Sekolah ........................................................ 46 3. Visi dan Misi SMA ISLAM CIKAL HARAPAN BSD ....... 48 4. Tujuan Sekolah...................................................................... 48 x
5. Dana Sekolah ........................................................................ 49 6. Keadaan Guru dan Siswa ...................................................... 49 7. Sarana dan Prasarana Sekolah .............................................. 51 B. Deskripsi Data............................................................................. 52 1. Deskripsi data kelompok eksperimen ................................... 52 a. Data pretes....................................................................... 52 b. Data postes ...................................................................... 54 2. Deskripsi data kelompok kontrol .......................................... 57 a. Data pretes....................................................................... 57 b. Data postes ...................................................................... 58 C. Hasil Belajar Sejarah................................................................... 60 D. Pengujian Persyaratan Analisis Data .......................................... 62 1. Uji Normalitas....................................................................... 62 2. Uji Homogenitas ................................................................... 63 E. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan......................................... 64 F. Analisis dan Interpretasi Data ..................................................... 65
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................. 67 B. Saran ........................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 70 LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL Tabel 1
Rancangan Penelitian ....................................................................... 35
Tabel 2
Kisi-Kisi Instrument Tes Hasil Belajar ........................................... 38
Tabel 3
Daftar Nama Guru SMA Islam Cikal Harapan I BSD..................... 49
Tabel 4
Perincian Jumlah Siswa SMA Islam Cika Harapan BSD 3 (tiga) Tahun terakhir: ....................................................................... 50
Tabel 5
Ruang Penunjang Belajar Siswa SMA Islam Cikal Harapan BSD .................................................................................................. 51
Tabel 6.1
Deskripsi Data Pretes Kelompok Eksperimen ................................. 53
Tabel 6.2
Konversi Skor .................................................................................. 53
Tabel 6.3
Distribusi Frekuensi Pretes kelompok eksperimen .......................... 54
Tabel 6.4
Deskripsi Data Postes Kelompok Eksperimen................................. 55
Tabel 6.5
Distribusi Frekuensi Postes kelompok eksperimen.......................... 56
Tabel 6.6
Deskripsi Data Pretes Kelompok Kontrol........................................ 57
Tabel 6.7
Distribusi Frekuensi Pretes kelompok Kontrol ................................ 57
Tabel 6.8
Deskripsi Data Postes Kelompok Kontrol ....................................... 59
Tabel 6.9
Distribusi Frekuensi Postes kelompok Kontrol................................ 59
Tabel 6.10 Hasil Belajar Sejarah Pada Materi Prinsip Dasar Ilmu Sejarah Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol...................... 60 Tabel 6.11 Hasil perhitungan Rata-rata Pretest, Postest, dan Selisih, yang menggunakan Metode Pemberian Tugas (Resitasi) dan Tidak Menggunakan Metode Pemberian Tugas (Resitasi). ....................... 61 Tabel 6.12 Hasil Perhitungan Uji Normalitas tes Kemampuan kelas Eksperimen....................................................................................... 62 Tabel 6.13 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Tes Kemampuan Kelas Kontrol ............................................................................................. 63 Tabel 6.14 Perhitungan uji homogenitas............................................................ 63 Tabel 6.15 Pengujian Hipotesis dengan “t” : test............................................... 64 Tabel 6.16 Pengujian Hipotesis dengan “t” : test............................................... 65
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 6.1
Histogram Frekuensi Hasil Pretes Kelompok Eksperimen........... 54
Gambar 6.2
Histogram Frekuensi Hasil Postes Kelompok Eksperimen .......... 56
Gambar 6.3
Histogram Frekuensi Hasil Pretes Kelompok Kontrol.................. 58
Gambar 6.4
Histogram Frekuensi Hasil Postes Kelompok kontrol.................. 60
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
RPP Eksperimen
Lampiran 2
RPP Kontrol
Lampiran 3
Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar
Lampiran 4
Soal
Lampiran 5
Kunci Jawaban Uji coba Soal
Lampiran 6
Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal
Lampiran 7
Uji Normalitas dan Homogenitas
Lampiran 8
Data Hasil Belajar Siswa
Lampiran 9
Pedoman Wawancara Siswa
Lampiran 10 Lembar Observasi Siswa Lampiran 11 Lembar Obsevasi Siswa Terbuka
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk dinamis, bukan makhluk yang statis. Sebagai makhluk yang dinamis, manusia terus-menerus berada di dalam proses menjadi to be, manusia memerlukan kebebasan. Hanya dengan kebebasan, manusia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk menjadi dewasa. Tujuan pendidikan kita mengantarkan anak didik menjadi manusia dewasa, yakni manusia yang mampu berpikir dan melakukan tindakan atas pilihannya sendiri. Pendidikan merupakan suatu usaha secara sengaja dan terencana yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik baik dalam bentuk arahan, bimbingan maupun motivasi dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Selain itu pendidikan juga merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan merupakan kegiatan mengajar yang berlangsung secara terus menerus. Kegiatan pengajaran tersebut diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan yang meliputi wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pengertian pendidikan yang terdapat dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1, Ayat 1, yang menyebutkan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif 1
mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.1 Pendidikan dapat dilakukan dimana saja tidak mengenal ruang, tempat dan waktu, serta dapat dilakukan oleh siapa saja, karena pada dasarnya pendidikan merupakan pemberian pengetahuan dan bimbingan dari orang yang lebih dewasa kepada orang yang lebih muda. Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah
sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pembelajaran. Karena itu, inti proses pembelajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Tujuan pembelajaran tentu saja akan dapat tercapai jika anak didik berusaha secara atkif untuk mencapainya. Keaktifan anak didik di sini tidak hanya dituntut dari segi fisik, tetapi juga dari segi keilmuan. “Bila hanya fisik anak yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai”.2 Seiring dengan kemajuan zaman, pengetahuan semakin berkembang. Suatu negara bisa lebih maju jika negara tersebut memiliki sumber daya manusia yang mengetahui berbagai ilmu pengetahuan disamping itu juga studi sosial lebih menekankan pengetahuan sejarah menjadi sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tidak ada masyarakat di dunia ini yang tidak mengenal sejarah, walaupun tidak semuanya mengetahui bagaimana kehidupan bangsa atau masyarakatnya terdahulu. Hal ini disebabkan kurangnya
peninggalan-peninggalan
tertulis
yang
ditinggalkan
oleh
masyarakat terdahulu yang sampai kepada generasi berikutnya. Sejarah telah menjadi suatu pengetahuan yang penting dalam kehidupan suatu bangsa atau suatu Negara. Dengan mempelajari sejarah, kita akan mendapat gambaran tentang kehidupan masyarakat di masa lampau atau mengetahui peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang terjadi di masa lampau. Peristiwa maupun kejadian yang terjadi di masa lampau itu dapat di 1
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SIKDISNAS BAB I Pasal I, (Bandung: Citra Umbara, 2006), h. 72 2 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006). h. 38
2
jadikan sebagai suatu pedoman dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa di masa yang akan datang. Oleh karena itu, diperlukan penguasaan terhadap ilmu pengetahuan sejarah ini. Sedangkan perkembangan ilmu sejarah akan terjadi bila disertai dengan peningkatan mutu pendidikan Ilmu sejarah. Mutu pendidikan ilmu sejarah dipengaruhi oleh kualitas proses belajarmengajar yang mana ditentukan oleh peran guru dan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran tersebut. Agar kualitas belajar siswa baik, salah satu peran guru adalah menciptakan kondisi yang mengarahkan siswa agar mau belajar dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa untuk belajar. Metode mengajar merupakan bagian dari strategi mengajar, dimana metode mengajar berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh dan mmeberikan latihan kepada siswa unutk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode mengajar sesuai digunakan untuk mencapai tujuan intruksional tertentu. Banyak metode intruksional yang dapat digunakan dalam menyajikan pelajaran kepada siswa, sperti metode ceramah, metode diskusi, metode karya wisata, metode demonstrasi, metode simulasi, metode prakitkum, metode seminar, dan metode pemberian tugas atau resitasi dan lain-lain. “Masing-masing metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan”.3 Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa pada pokok bahasan sejarah diharapkan setelah mempelajari pokok bahasan ini, siswa mampu menjelaskan perkembangan sejarah dan manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari dalam memenuhui kebutuhan serta penerapannya. Untuk mempelajari sejarah ini diperlukan keterlibatan siswa secara aktif selama kegiatan belajar mengajar dengan cara tanya jawab baik antar siswa dan guru atau dengan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari, sejarah sulit dipahami jika hanya diberi penjelasan saja tanpa diberikan tugas. Oleh karena itu agar siswa dapat memahami sejarah dan tercapainya tujuan 3
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2003), h. 58
3
pembelajaran yang dilaksanakan dalam situasi kehidupan nyata. maka tidak cukup hanya dengan metode ceramah atau teacher centered (berpusat pada guru), tetapi harus juga dikembangkan metode pembelajaran yang membantu siswa untuk lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit salah satunya yaitu, penyajian pelajaran sejarah dengan metode pemberian tugas (resitasi). Tugas yang diberikan kepada siswa dapat dikerjakan di sekolah dan di rumah, serta bisa juga dikerjakan pada waktu luang. Dengan menggunakan metode pemberian tugas tersebut siswa diharapkan dapat turut aktif dalam proses belajar mengajar dan dapat memanfaatkan waktu yang tersedia secara efektif dan efisien. Bila memanfaatkan waktu yang tersedia di sekolah saja, maka tidak akan mencukupi tuntutan luasnya pelajaran yang harus diseleseikan seperti tercantum dalam kurikulum. Hal ini disebabkan oleh padatnya kegiatan pendidikan dalam usaha menigkatkan mutu dan frekuensi isi pelajaran. Dengan metode pelajaran tersebut siswa dapat lebih giat belajar dan memperdalam penguasaan materi pembelajaran serta terbiasa mengisi waktu luang di luar jam pelajaran. Dengan melihat latar belakang di atas, maka peneliti melihat masalah tersebut untuk perlu dilakukan suatu penelitian ilmiah untuk menemukan sebuah alternatif pemecahan masalah dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang efektif guna meningkatkan hasil belajar peserta didik. Salah satu solusinya yaitu dengan menggunakan satu metode pembelajaran yang membuat peserta didik lebih mudah memahami materi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian berkaitan dengan “Pengaruh Penggunaan Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Terhadap Hasil Belajar Sejarah Pada Materi Tradisi Sejarah Dalam Masyarakat Indonesia Masa Praaksara di SMA ISLAM CIKAL HARAPAN BSD”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka akan dapat beberapa masalah, di antaranya yaitu: 4
1. Belum diketahui tingkat hasil belajar sejarah di SMA Islam Cikal Harapan BSD (Bumi Serpong Damai). 2. Belum diketahui Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar sejarah di SMA Islam Cikal Harapan BSD. 3. Metode pembelajaran di SMA Islam Cikal Harapan
BSD kurang
membangkitkan keaktifan siswa dalam pelajaran Sejarah. 4. Belum diketahui metode pemberian tugas (resitasi) dapat meningkatkan hasil belajar Sejarah di SMA Islam Cikal Harpan BSD.
C. Pembatasan Masalah Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh penggunaan metode Pemberian Tugas (resitasi) terhadap hasil belajar Sejarah. Batasanbatasan masalahanya adalah sebagai berikut: 1. Penggunaan metode Pemberian Tugas (resitasi) dalam meningkatkan hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praakasara di SMA Islam Cikal Harapan BSD. 2. Pengaruh
penggunaan
metode
pemberian
tugas
(Resitasi)
dapat
meningkatkan Hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa prakasara di SMA Islam Cikal Harapan BSD.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah penggunaan metode pemberian tugas (resitasi) dalam meningkatkan hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praakasara di SMA Islam Cikal Harapan BSD? 2. Adakah pengaruh penggunaan metode pemberian tugas (resitasi) terhadap hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara di SMA Islam Cikal Harapan BSD?
5
E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui penggunaan metode pemberian tugas (resitasi) dalam meningkatkan hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara di SMA Islma Cikal Harapan BSD. 2. Untuk mengetahui ada dan tidaknya pengaruh penggunaan metode pemberian tugas (Resitasi) terhadap hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara di SMA Islam Cikal Harapan BSD. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi pihak-pihak yang terkait yaitu: 1. Sebagai informasi bagi pihak sekolah dalam memilih metode pembeljaran yang tepat sesuia dengan kemampuan anak didiknya dan situasi serta pada lingkungannya. 2. FITK Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga pendidikan bagi calon guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam upaya meningkatkan kualitas para lulusannya. 3. Bagi guru yang terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi dan bahan pertimbangan dalam perencanaan pengajaran khususnya dalam menentukan dan mengkombinasikan metode mengajar yang tepat untuk pengajaran mata pelajaran sejarah. 4. Bagi siswa hasil penelitian ini diharapkan menjadi motivasi dalam kegiatan belajar mengajar disekolah dan meningkatkan hasil belajar, khususnya dalam pelajaran sejarah.
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERFIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar merupakan kewajiban bagi setiap manusia, karena sebagai makhluk sosial dan berbudaya memerlukan perkembangan yang baik antara dirinya dan lingkungannya. Sehingga dengan belajar manusia dapat mengembangkan dirinya. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan”4.
Sedangkan
menurut
Zikri
Neni
Iska
menyebutkan “Belajar merupakan perubahan yang secara umum berlangsung lama pada perilaku yang diperoleh dari pengalamanpengalaman”.5
4
Abu Ahmadi, dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), cet. I, h. 121 5 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: KIzi Brother’s, 2006), cet.I, h. 76
7
Menurut pengertian di atas, Belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan yang meliputi jiwa dan raga seseorang dan bukan suatu hasil. Oleh karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integrative dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Belajar bukan sekedar menghafal atau mengembangkan kemampuan intetlektual,
akan
tetapi
mengembangkan
setiap
aspek,
baik
kemampuan kognitif, sikap, emosi, kebiasaan. Hasil belajar bukan suatu penguasaan terhadap hasil latihan atau suatu tes melainkan perubahan dalam perilaku. perubahan tingkah laku seseorang sebagai akibat dari pengalaman yang ia dapat melalui penglihatan, pendengaran, membaca, dan meniru. Pengalaman haruslah fleksibel dan tidak kaku, serta perlu menekankan pada kreativitas, rasa ingin tahu, bimbingan dan pengarahan kea rah kedewasaan
b. Tipe – tipe Belajar Dalam buku The Condition of Learning Gagne mengemukakan delapan tipe belajar, yang membentuk suatu hierarki dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks, yaitu: 1) Belajar tanda-tanda atau signal learning. Individu belajar mengenal dan memberi respon kepada tanda-tanda. 2) Belajar perangsang-jawaban atau stimulus-respons learning. Belajar ini merupakan upaya untuk membentuk hubungan antara perangsang dengan jawaban. 3) Rantai perbuatan atau chaining. Individu belajar melakukan rentetan kegiatan yang membentuk satu kesatuan. 4) Hubungan verbal atau verbal association. Hubungan verbal berbentuk hubungan bahasa. 5) Belajar membedakan atau discrimination learning. Individu belajar melihat perbedaan dan juga persamaan sesuatu benda dengan yang lainnya. 6) Belajar konsep atau concept learning. Tipe belajar ini menyangkut pemahaman dan penguasaan konsep. Dengan menguasai konsep siswa dapat membedakan hal-hal baru yang diperoleh dalam belajar.
8
7) Belajar aturan-aturan atau rule learning. Individu belajar aturanaturan yang ada di masyarakat, di sekolah, di rumah ataupun aturan perdagangan, pemerintahan bahkan ilmu pengetahuan. 8) Belajar pemecahan masalah atau problem solving learning. Dalam kegiatan belajar ini individu dihadapkan kepada masalah-masalah yang harus dipecahkan.6 Dari beberapa tipe-tipe belajar di atas, pada hakikatnya sama bahwa belajar adalah memberikan pandangan tentang bagaimana usaha mengaktifkan berfikir kepada tanda-tanda atau signa learning, bereaksi, dan berbuat terhadap suatu objek yang dipelajari sehingga timbul suatu pengalaman baru dalam diri seseorang.
c. Pengertian Hasil Belajar Aktifitas yang dirancang dan dilakukan seseorang merupakan proses belajar, maka sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, dan pengetahuan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Alisuf Sabri, “hasil belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan. Perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh belajar dapat berupa perilaku yang baik (positif) atau perilaku yang buruk (negatif)”.7 Sudjana
mengungkapkan
bahwa
hasil
belajar
adalah
“kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”.8 Dengan demikian hasil belajar mempunyai pengaruh besar dalam perkembangan mental setiap siswa. Menurut Dimyati: “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, 6
Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan. (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993), h.
7
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2007), cet. 3, h.
8
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, ( Bandung: Rosda Karya, 2000). h.
68-71. 55 22
9
“hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar”.9 Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie” dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Dalam literature, prestasi selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu, seperti dikemukakan oleh Robert M. Gagne dalam setiap proses akan selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan dinyatakan sebagai hasil belajar (achievement) seseorang. Hasil belajar menurut Bloom ada tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal dari berpikir, berbuat dan perasaan. Tipikal berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan ranah psikomotor dan tipikal perasaan berkaitan dengan ranah afektif. Menurut Damriani, “hasil belajar bukti dari usaha yang telah dilakukan dalam kegiatan balajar mengajar diperoleh siswa dari proses belajarnya”.10 Dengan demikian perilaku belajar seseorang didasarkan pada tingkat pengetahuan terhadap sesuatu yang diperoleh yang kemudian dapat diketahui malalui tes dan pada akhirnya memunculkan hasil belajar dalam bentuk riil. Hasil belajar dapat diketahui dari hasil evaluasi yang diadakan, evaluasi atau penilaian hasil belajar merupakan usaha guru untuk mendapatkan informasi tentang siswa, baik kemampuan penguasaan, sikap maupun keterampilan. Hal ini dapat digunakan sebagai balikan yang sangat diperlukan dalam menentukan strategi belajar siswa. Adapun pengertian dari bahan evaluasi adalah suatu bahan yang
9
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009),
h. 3 10
Damriani, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Balajajar Siswa melalui Pendidikan Contestual teaching and Learning, vol.7 01, Januari, 2006. h. 18
10
terdapat di dalam kurikulum yang sudah dipelajari oleh anak didik guna kepentingan ulangan.11 “Hasil belajar merupakan realisasi dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang”.12 Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dengan melakukan
organisasi dalam struktur
kognitifnya
memahami
sehingga
orang
dapat
dan
mencapai
pemahaman dan pengetahuan konsep pembelajaran. Hasil ini sesuai dan ditegaskan oleh Sudjana yang mengatakan bahwa kemampuankemampuan yang diperoleh siswa setelah ia mengalami pengalaman belajar ada hasil belajar. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses pembelajaran yang optimal cenderung mewujudkan hasil yang berciri sebagai berikut: 1. Kepuasan dan kebanggan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa 2. Menambah keyakinan akan kemampuan siswa 3. Hasil belajar yang dicapai bermakna dengan dirinya 4. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif) 5. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengandalkan dirinya, terutama dalam minat hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengandalkan proses dan usaha belajarnya.13 Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil. Proses belajar yang baik memungkinkan hasil belajar yang baik pula. “hasil belajar bukanlah suatu hasil latihan, melainkan suatu perubahan tingkah
laku
yang
mencakup
aspek
kogitif,
afektif
dan
psikomotorik”.14
11
Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswin Zain, Strategi Belajar Mengajar ,….. h, 131 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologis Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003). h. 120 13 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001). h. 56-57 14 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung : Rosda karya, 2000), h. 3 12
11
Indikator
hasil
belajar
merupakan
target
pencapaian
kompetensi secara operasional dari kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar capaian kompetensi tersebut yakni penilaian terhadap penguasaan materi akademik (kognitif), hasil belajar (afektif) dan aplikasi (psikomotor). Ali Imron juga menjelaskan tentang hasil belajar, bahwa hasil belajar relatif menetap dan tidak berubah-ubah. Perubahan tingkah laku yang sifatnya tidak relatif menetap, bukanlah karena belajar. Hanya perubahan-perubahan tertentu saja yang memenuhi syarat untuk disebut hasil belajar. Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah suatu perubahan ke arah yang lebih baik sebagai akibat dari suatu proses perubahan dalam diri, dimana perubahan itu terjadi pada perubahan intelektual, perubahan pribadi siswa maupun perubahan dalam pengetahuan terutama penguasaan materi. Kalau seseorang telah melakukan perbuatan belajar, maka terjadi perubahan pada salah satu atau beberapa aspeknya. Jadi kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku itu merupakan proses belajar. Sedangkan perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar. Dengan demikian belajar menyangkut proses belajar dan hasil belajar.
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam mencapai hasil belajar. Menurut Zikri Neni Iska dalam bukunya dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan secara umum menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu: 1. Faktor internal (dalam), yakni aspek fisiologi dan aspek psikologi. 2. Faktor eksternal (luar) terdiri atas dua macam yaitu: a.
lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat. 12
b. “Instrumental yang terdiri dari kurikulum, tenaga pendidik, sarana prasarana sekolah, dan peralatan belajar”.15 Yang dimaksud dengan faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri seseorang melalui aspek fisiologi dan aspek psikologi. Yang termasuk ke dalam aspek fisiologi yaitu kesehatan jasmani, keadaan tubuh yang sehat merupakan kondisi yang memungkinkan seseorang untuk dapat belajar secara aktif. Seorang murid yang sering sakit biasanya mengalami kesulitan tertentu dalam belajar; misalnya cepat lelah, tidak bisa berkonsentrasi, merasa malas dan sebgaianya. Dengan demikian sehat dan tidaknya jasmani seorang murid dapat mempengaruhi prestasi belajaranya. Faktor internal yang kedua adalah faktor psikologi. Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal jenis, tentunya perbedaanperbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya masing-masing. Beberapa faktor yang menyangkut psikologi dapat di uraikan sebagai berikut: 1) Kecerdasan, merupakan salah satu aspek penting, dan asangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensial ia dapat mencapai prestasi yang tinggi 2) Bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberi kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar, akan menjadi kecakapan yang nyata. Setiap murid mempunyai bakat yang berbeda anatar yang satu denagn yang lain. 3) Minat dan perhatian dalam belajar mempunyai hubungan erat sekali. Seseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk memperhatikan mata pelajaran tersebut. Sebaliknya, bila seseorang menaruh perhatian secara kontinu baik
15
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan,………., h. 85
13
secara sadar maupun tidak pada obyek tertentu, biasanya dapat membangkitkan miant pada obyek tersebut. 4) Motif merupakan dorongan yang mendaari dan mempengaruhi setiap usaha serta kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Dalam belajar hendaknya murid mempunyai motif belajar yang kuat. Hal ini akan memperbesar kegiatan dan usahanya untuk mencapai prestasi yang tinggi. Bila motif tersebut makin berkurang, maka berkurang pulalah usaha dan kegiatan serta kemungkinan untuk mencapai prestasi yang tinggi. Selain faktor-faktor ynag mempengaruhi hasil belajar di atas Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono menambahkan “bahwa yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor stimuli belajar, metode belajar, dan faktor individual”.16 Jadi
menurut
uraian
di
atas
faktor-faktor
yang
mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor eksternal yaitu adanya stimuli belajar, metode belajar, dan faktor internal yaitu faktor yang berada dalam diri individu seseorang yang meliputi psikologis dan fisiologis.
e. Macam-macam Pengukuran Hasil Belajar Hasil belajar dapat diketahui melalui proses penilaian, penilaian merupakan proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan kriteria tertentu. Penilaian tidak hanya pada penguasaan materi tetapi seorang pendidik harus mampu memberikan penilaian terhadap ranah afektif, dan psikomotorik siswa, berikut uraian macam-macam mengukur hasil belajar: 1) Penilaian kognitif atau penguasaan materi bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci utama. Ranah
16
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar,………., h. 131
14
kognitif ini merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan mental atau otak. 2) Penilaian afektif berkaitan dengan sikap dan nilai, beorientasi pada penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau metode. 3) Penilain psikomotorik yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak seseorang menerima pengalaman belajar tertentu Berdasarkan uraian di atas macam-macam penilaian terhadap hasil belajar ada tiga yaitu: ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Untuk mengukur ketiga domain tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya melalaui pengukuran secara tertulis, pengukuran secara lisan, pengukuran secara observasi. Setiap pengukuran, baik melalui prosedur tertulis, lisan, maupun observasi memerlukan alat ukur tertentu yang tetap. Alat ukur dapat dikelompokan ke dalam dua golongan besar yakni test dan bukan test. Yang termasuk kedalam alat ukur tes adalah lisan, tulisan, tindakan, sedangkan yang termasuk ke dalam bukan tes adalah observasi, wawancara, studi kasus, skala (sikap, minat) Tes adalah kumpulan pertanyaan atau soal yang harus dijawab oleh siswa dengan menggunakan alternative jawaban dan pengetahuanpengetahuan serta kemampuan penalarannya. Alat ukur yang bukan tes mencakup angket, skala sikap dan sebagainya. Tes dapat diklasifikasikan kedalam dua golongan yakni tes uraian dan tes obyektif. Perbedaannya ialah tes uraian meminta jawaban dari beberapa alternatif jawaban yang telah disediakan atau membutuhkan satu atau beberapa kata atau simbol untuk melengkapi pernyataan yang belum sempurna. Disamping itu tes memiliki beberapa sifat, yaitu: sifatnya mengutamakan kecepatan tes yang berbentuk tes objektif (menjodohkan, pilihan berganda), dan tes mengutamakan kekuatan yang berbentuk esai (esai bebas, esai terbatas, dan berstruktur) 15
Selain alat ukur yang digunakan dalam pengukuran hasil belajar ada juga jenis dan sistem penilaian, yaitu sebagi berikut: a. Penilain formatif adalah penialian yang dilakukan pada akhir proses belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasiln proses belajar mengajar itu sendiri, dengan harapan seorang pendidik dapat memperbaiki sistem pengajarannya. b. Penilain sumatif adalah penilaian yang dilakukan pada akhir unit pembelajaran, seperti pada ujian tengah semester, ujian akhir semester, dan ujiana akhir sekolah. c. Penilaian diagnosis adalah penilaian dengan tujuan untuk dapat melihat kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya. d. Penilaian penempatan adalah penilaian dengan tujuan untuk mengetahui kesiapan siswa dalam menghadapi program baru dan kecocokan program belajar dengan kemampuan siswa.17 Beradasarkan uraian di atas ada beberapa jenis dan sistem penilaian yang digunakan dalam mengukur hasil belajar dengan tujuan agar guru dapat mengetahui tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.
2. Pengertian Metode Belajar Metode mengajar adalah salah satu faktor penunjang keberhasilan proses belajar mengajar karena penggunaan metode yang tepat akan turut menetukan efektivitas dan efisiensi pembelajara. Metode mengajar menurut Muhibbin Syah “yaitu metode secara harfiah berarti cara”18. “Metode mengajar adalah cara mengajar yang dilakuakn oleh guru atau instruktur ketika menyampaikan bahan ajar atau materi pelajaran”.19 Metode pembelajaran yang dimaksudkan sebagai cara atau strategi yang digunakan guru unutk melakukan proses pembelajaran di kelas, terutama dalam konteks transfer of knowledge dan transfer of values. “Metode tersebut, membantu guru untuk mengoptimalkan proses pembelajaran 17
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991), cet. III. h. 5 18 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendeketan Baru, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2003), cet. VIII, h. 201 19 Zulfiani. DKK, Strategi Pembelajaran Sains (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2009) cet ke-1, h. 96
16
sehingga
kompetensi
yang
direncanakan
dapat
tercapai
dengan
maksimal”.20 Penggunaan metode yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan pengertian di atas metode mengajar adalah suatau pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang dipergunakan oleh seorang pengajar atau instruktur. Pengertian lain ialah teknik penyajian yang dikuasai pengajar untuk mengajar atau mneyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual atau secara kelompok atau klasikal, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik. Makin baik metode mengajar, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dalam setiap inetraksi belajar mengajar, metode mengajar dipandang sebagai salah satu komponen yang ada di dalamnya yang mana komponen yang satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi. Metode mengajar sebagai alat untuk mencapai tujuan pengajaran yang hendak dicapai, sehingga semakin baik penggunaan metode mengajar semakin berhasilah pencapian tujuan. Kiranya dapatlah dikatakan bahwa metode yang tepat untuk salah salah satu tujuan pengajaran atau bahan pengajaran belum tentu tepat untuk tujuan dan bahan pengajaran yang berbeda. Sehingga pemilihan metode mengajar merupakan spesifik pada interaksi belajar mengajar tertentu. Setiap guru harus memiliki keterampilan dalam memilih metode mengajar yang tepat digunakan ketika menyampaikan bahan ajar. Perlu diingat Metode dan teknik dapat dibedakan berdasarkan kemungkinan luasnya penggunaan cara penyajian bahan atau pengorganisasian kegiatan belajar mengajar. Kalau cara tersebut hanya cocok untuk bidang studi atau bagian tertentu yang spesifik, disebut teknik, sedangkan kalau dapat dipergunakan dalam berbagai konteks bidang studi, disebut metode.
20
Zurinal Z, dan Wahyudi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar Dan Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan,(Jakarta:UIn Sayrif Hidayatullah), h. 122
17
Adapun untuk memilih metode yang sesuai dengan pembelajarn siswa harus memperhatikan beberapa kriteria pemilihan metode, yaitu sebagai berikut: 1) Tujuan pengajaran. 2) Materi pengajaran, yaitu bahan ajar yang akan disajikan dalam pengajaran. 3) Jumlah siswa yang ada pada suatu kelas. 4) Kemampuan siswa, yaitu kemampuan siswa untuk menangkap dan memperkembangkan materi pelajaran yang telah diajarkan. 5) Kemampuan pendidik. 6) Fasilitas yang tersedia. 7) Waktu yang tersedia.21 Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode digunakan sebagai suatu cara dalam menyampaikan suatu pesan atau materi pelajaran kepada anak didik. Semakin baik pemilihan metode mengajar yang sesuai denagn tujuan yang ingin dicapai semakin baik pula hasil belajar yang akan dicapai. Hal ini menunjukan guru atau pendidik dapat memilih metode yang tepat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai maka tujuan itu akan lebih mudah dicapai.
3. Metode Pemberian Tugas a. Pengertian Metode Pemberian Tugas “Metode pemberian tugas adalah penyajian bahan di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar”.22 Masalahnya tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, halaman sekolah, laboraturium, perpustakaan, rumah siswa, atau dimana saja asal itu dapat dikerjakan. Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak sementara waktu sedikit. Artinya, banyaknya bahan yang tersedia dengan waktu kurang 21 22
Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswin Zain, Strategi Belajar Mengajar,….. h. 76-81 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,…. h. 85
18
seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai dengan waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang biasanya guru gunakan untuk mengatasinya. Metode pemberian tugas menurut Slameto “adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di luar jadwal sekolah dalam rentangan waktu tertentu dan hasilnya harus dipertanggung jawabkan (dilaporkan) kepada guru atau instruktur”.23 Berdasarkan teori di atas metode pemberian tugas atau resitasi adalah metode mengajar dengan cara memberikan sejumlah tugas terstruktur pada siswa untuk dikerjakan di luar jam pelajaran sekolah. Dalam prakteknya, siswa dapat mengerjakan tugas tersebut di perpustakaan, laboratorium, dan tempat-tempat belajar lainnya sesuai dengan tugas yang diberikan. Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas dilakukan di rumah, sekolah, perpustakaan, dan di tempat lainnya. Metode tugas merangsang anak aktif belajar baik secara individual, atau dapat pula secara kelompok. Perbedaan metode resitasi dengan pekerjaan rumah biasa adalah terletak pada perencanaan dan sistem penilaiannya, adalah sebagai berikut: 1) Tugas pada metode resitasi sudah direncanakan sebelumnya, sehingga terstruktur dan cara penilaiannya pun sudah di tentukan. 2) Tugas pada pekerjaan rumah biasa, seringkali bersifat spontan dan tidak selalu ada penilaian karena hanya bersifat spontan dan tidak selalu ada penilaian karena hanya bersifat latihan di rumah untuk siswa.24
23
Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS), (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), cet 1, h. 115 24 Zulfiani. DKK, Strategi Pembelajaran Sains, ….h. 105
19
Berdasarkan uraian di atas maka yang dimaksud dengan metode pemberian tugas adalah metode yang dipergunakan oleh guru dalam mengajar dengan tujuan agar siswa lebih giat dalam belajar karena tugas yang diberikan melalui metode pemberian tugas dapat dilaksanakan tidak hanya disekolah tetapi juga diluar sekolah, seperti: perpustakaan, laboraturium, rumah dan tempat lain yang dapat mempermudah siswa dalam melaksanakan tugas tersebut. Metode tugas belajar atau resitasi dapat dipergunakan apabila: 1) Suatu pokok bahasan tertentu yang membutuhkan latihan atau pemecahan yang lebih banyak di luar jam pelajaran yang melibatkan beberapa sumber belajar. 2) Ruang lingkup bahan pengajaran terlalu luas, sedangkan waktu terbatas. 3) Suatu pekerjaan yang menyita waktu banyak, sehingga tidak mungkin dapat diselesaikan hanya melalui jam pelajaran disekolah. 4) Apabila guru berhalangan untuk melaksanakan pengajaran, sedangkan tugas yang harus disampaikan murid sangat banyak. Untuk itulah maka pemberian tugas patut diberikan kepada siswa dengan bimbingan guru lain yang mneguasai bahan pengajaran yang dipegang oleh guru yang berhalangan tadi.25 5) “Ingin memupuk minat dan rasa tanggung jawab siswa”.26 Jadi, metode pemberian tugas dapat digunakan jika materi pembelajaran terlalu luas dan membutuhkan pemecahan yang lebih banyak yang memakan waktu di luar jam sekolah, dan metode pmeberian tugas juga dapat digunakan apabila guru berhalangan datang
ke
sekolah
untuk
melaksanakan
pengajaran
dengan
memberikan tugas kepada siswa melalui guru yang lain yang menguasai materi tersebut, setelah tugas di kumpulkan pada pertemuan beirikutnya guru harus mengevaluasi tugas tersebut dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa terhadap tugasnya.
25
Soetomo, Dasar-dasar Interaksi Bealajar Mengajar, (Surabaya: Usaha Nasionla, 1993), cet. I, h. 161 26 Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS), (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), cet 1, h. 115
20
b. Langkah-langkah Pemberian Tugas Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalm pelaksanaan metode Resitasi adalah sebagi berikut: 1) Merumuskan tujuan khusus dari tugas yang diberikan. Tugas harus direncanakn jelas dan sistematis, terutama tujuan penugasan dan cara penegrjaannya. Sebaiknya tujuan penugasan dikomunikasikan kepada peserta didik agar tahu arah tugas yang dikerjakan. 2) Pertimbangkan betul-betul apakah pemilihan metode Resitasi itu telah tepat dapat mencapai tujuan yang telah anda rumuskan. 3) Tugas yang diberikan harus dapat dipahami peserta didik, kapan mengerjakannya, bagaimana cara mengerjakannya, berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan, secara individu atau kelompok. Hal tersebut sangat menentukan efektivitas penggunaan metode penugasan dalam pembelajaran. 4) Perlu menetapkan bentuk penugasan yang akan dilaksanakan, sehingga siswa pasti mengerjakannya, karena bentuknya telah pasti. 5) Perlu diupayakan guru mengontrol proses penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh peserta didik. 6) Menyiapkan alat evaluasi, sehingga setelah Resitasi selesei dilaporkan di depan kelas, atau didiskusikan atau untuk Tanya jawab, maka guru segera mengevaluasi hasil kerja siswa itu.27 Menurut Lily Budiardjo ada tiga hal yang diperhatikan dalam pemberian tugas. Hal ini berguna bagi guru dalam menentukan tugas yang diberikan kepada siswa, yaitu: 1) Sistematika Tugas Dalam pemberian tugas, penting sekali dilakukan analisis tugas sehingga tiap tugas yang diberikan telah memiliki dasar keterampilan awal yang dibutuhkan siswa untuk menyelesaikan tugas. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah siswa dari kegagalan atau frustasi. 2) Relevansi Tugas Tugas disebut relevansi bila bermanfaat bagi siswa dan sesuai dengan pengetahuan, pengalaman, dan daya imajinasi siswa. 3) Waktu untuk menyelesaikan Tugas Dalam menentukan jumlah waktu untuk menyelesaikan tugas, guru perlu mempertimbangkan kesukaran dan kemudahan tugas serta fasilitas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas.28 27
Roestiyah, dan Yumiati Suharto, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara, 1985) cet I, h. 136 28 Lily Budiardjo, Metode Pemberian Tugas, (Jakarta: PAU-UT, 2001), Cet I , h. 9-11
21
Berdasarkan pendapat di atas, sebelum guru memberikan tugas kepada siswa, seharusnya guru perlu memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa agar tugas tersebut dapat dikerjakan dengan baik dan selesai tepat waktu
c. Fase-fase Pemberian Tugas Metode resitasi mempunyai tiga fase: 1) Guru memberi tugas 2) Fase belajar, dalam fase belajar siswa melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan dan petunjuk-petunjuk guru. 3) “Siswa mempertangnggung jawabkan kepada guru apa yang telah mereka pelajari”29. Adapun langkah-langkah yang harus diikuti dalam penggunaan metode tugas, yaitu: 1) Fase pemberian tugas: Tugas
yang
diberikan
kepada
siswa
hendaknya
mempertimbangkan: a) Tujuan yang akan dicapai. Tujuan harus dirumuskan secara spesifik agar hasil belajar siswa memuaskan yang hendaknya dicapai oleh murid-murid. b) Tugas-tugas yang diberikan harus jelas arahnya. Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan tersebut. c) Sesuai dengan kemampuan siswa. Sebelum memberikan tugas guru harus mengetahui kemampuan siswa, apakah siswa mampu atau tidak dalam menyeleseikan tugas yang diberikan oleh guru. d) Guru memberikan petunjuk-petunjuk dalam pelaksanaan tugas. Adanya petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa dan sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.30 Tugas yang harus dilakukan oleh siswa perlu jelas. Ini berarti
bahwa
guru,
29
dalam
memberikan
tugas
harus
Winarno Surachmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: C.V. Jemmars, 1961) , cet I, h. 90 30 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Stategi Belajar Mengajar, ….., h. 86
22
menjelaskan aspek-aspek yang perlu dipelajari oleh para siswa, agar para siswa tidak merasa bingung apa yang harus mereka pelajari dan segi-segi mana yang harus diperlukan. “Jika aspekaspek yang diperhatikan sudah jelas, maka perhatian siswa waktu belajar akan lebih dipusatkan pada aspek-aspek yang diperlukan itu”.31 apabila siwa sudah merasa cukup jelas terhadap tugas yang telah diberikan oleh guru tahap selanjutnya adalah siswa fokus terhadap menyeleseikan tugasnya. 2) Fase pertanggung jawaban tugas. a) Laporan siswa baik lisan maupun tertulis dari apa yang telah dikerjakannya. b) Ada tanya jawab atau diskusi yang dilakukan siswa di dalam kelas. c) Evaluasi dengan memberikan Penilaian hasil pekerjaan siswa baik berupa tes maupun nontes atau cara lainnya.32 Fase mempertanggung jawabkan tugas inilah yang disebut resitasi. d. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Pemberian Tugas Metode tugas dan resitasi mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain: 1) Kelebihan metode pemberian tugas adalah: a) Dapat membangkitkan siswa untuk lebih giat belajar apalagi tugas yang diberikan sesuai dengan kebutuhan anak. b) Siswa menjadi aktif dan memiliki rasa tanggung jawab. c) Dapat mengembangkan pola berfikir, keterampilan, maupun afektif anak yang berhubungan tugas yang diberikan kepadanya33. d) Menanamkan disiplin waktu pada siswa e) Membiasakan siswa belajar dengan giat, bukan hanya di sekolah tetapi juga di rumah.34
31
Winarno Surachmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: C. V. Jemmars, 1961) , cet I, h. 91 32 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Stategi Belajar Mengajar,…….., h. 86 33 Soetomo, Dasar-dasar Interaksi Bealajar Mengajar, h. 161 34 Zulfiani. DKK, Strategi Pembelajaran Sains, h. 105
23
f) “Pengetahuan yang pelajar peroleh dari hasil belajar, hasil eksperimen atau penyelidikan banyak berhubungan dengan minat mereka dan yang lebih mereka rasakan berguna untuk hidup mereka, akan lebih lama diingat”.35 2) Kelemahan metode pemberian tugas a) “Dapat menimbulkan keraguan, karena adanya kemungkinan tugas yang diberikan kepada siswa tidak dikerjakan olehnya, justru dikerjakan oleh orang lain.”36 b) Menyebabkan guru sering mengalami kesukaran dalam pemberian tugas yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa karena siswa memiliki perbedaan kemampuan individu, integensi, dan kematangan mental. c) Sering memberikan tugas yang tidak bervariasi dapat menimbulkan kebosanan pada siswa.37 d) Terkadang siswa mengerjakan tugas secara asal atau cukup mencontek hasil pekerjaan temannya. e) Jika guru tidak bisa mengukur berat ringannya tugas yang diberikan, akan membuat siswa merasa terbebani yang memicu tekanan secara psikis.38 Berdasarkan uraian di atas bahwa metode pemberian tuags (Resitasi) terdapat kelebihan dan kelemahannya. Adapun kelebihannya dapat mengisi waktu senggang dengan kegiatan-kegiatan dengan yang berguna dan konstruktif dan metode pemberian tugas ini dapat membangkitkan keaktifan siswa karena setelah menyeleseikan tugas siswa harus dapat mempertanggung jawab tugasnya. Sedangkan kelemahannya siswa terkadang siswa tidak mengerjakan tugas karena kurang mengerti terhadap tugas yang diberikan guru dan menimbulkan kebosanan karena kurang kreatif dalam memberikan tugas.
35
Winarno Surachmad M, Metodologi Pengajaran Nasional, h. 91 Soetomo, Dasar-dasar Interaksi Bealajar Mengajar, h. 162 37 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, h. 87 38 Zulfiani. DKK, Strategi Pembelajaran Sains, h. 106 36
24
e. Manfaat Metode Pemberian Tugas Manfaat yang dapat diambil dalam menggunakan metode pemberian tugas adalah sebagai berikut: 1) Tugas dapat membuat proses belajar mengajar menjadi menyenangkan, efektif, dan efesien. 2) Tugas dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerima informasi baru, mengaplikasikan, menganalisis bahkan mengevaluasi informasi tersebut. 3) Tugas dapat melatih siswa berfikir kreatif 4) Menciptakan proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa.39 5) “Tugas yang diberikan guru kepada siswa dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas sehingga pengalaman siwa dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi”.40 6) Pemberian tugas yang diberikna secara teratur, berkala, dan ajeg akan menanamkan kebiasaan dan sikap belajar yang positif yang pada gilirannya dapat memotivasi anak untuk belajar sendiri.
f. Saran-saran dalam menggunakan Metode Pemberian Tugas 1) Tugas yang diberikan harus jelas, sehingga anak mengerti bentuk apa yang harus dikerjakan. 2) Adakah control yang sistematis sehingga mendorong anak-anak bekerja dengan sungguh-sungguh. 3) Tugas yang diberikan anak-anak bersifat: a) Menarik perhatian anak-anak b) Mendorong
anak
untuk
mencari,
mengalami,
dan
menyampaikan c) Anak-anak mempunyai kemungkinan dapat menyelesaikan d) Bersifat praktis dan ilmiah. Dari berbagai uraian tentang metode pemberian tugas, maka dapat disintesiskan bahwa yang dimaksud dengan metode pemberian
39 40
Lily Budiardjo, Metode Pemberian Tugas, (Jakarta: PAU-UT, 2001), Cet. 1, h. 1 Isjoni, dkk, Pembelajaran Visioner, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), cet. 1, h. 162
25
tugas dalam penelitian ini adalah cara penyampaian materi pelajaran kepada peserta didik agar peserta didik memiliki kompetensi tertentu melalui pemberian tugas yang dapat dikerjakan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboraturium, di perpustakaan, atau dimana saja asalkan tugas tersebut dapat dikerjakan. Dalam menggunakan metode pemberian tugas guru hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: tugas yang diberikan harus jelas, sehingga anak mengerti bentuk apa yang harus dikerjakan, adakah kontrol yang sistematis sehingga mendorong anak-anak bekerja dengan sungguh-sungguh, tugas yang diberikan anak-anak bersifat: menarik perhatian anak-anak, mendorong anak untuk mencari, memgalami, dan menyampaikan, anak-anak mempunyai kemungkinan dapat menyelesaikan, dan bersifat praktis dan ilmiah. Ada pun tugas yang diberikan ada berbagai macam, diantaranya Jenis-jenis tugas yang dapat diberikan: 1) Tugas meneliti. 2) Tugas menyusun laporan secara lisan dan tulisan. 3) Tugas di laboratorium. 4) Membuat rangkuman materi pelajaran yang telah diberikan oleh guru di dalam kelas 5) Membuat makalah yang sesuai dengan materi yang telah diberikan oleh guru di dalam kelas. 6) Mengadakan latihan-latihan tertulis atau lisan
Cara-cara pelaksanaan metode penugasan: 1) Melakukan persiapan dengan cara: a) Merumuskan masalah dengan jelas. b) Mengemukakan tujuan pelaksanaan tugas c) Menentukan jenis tugas. d) Memberikan penjelasan atau pengarahan sebelum pengarahan tugas 26
e) Menentukan batas waktu pelaksanaan. 2) Pelaksanaan tugas dengan cara: a) Guru mengadakan bimbingan dalam pelaksanaan tugas kepada siswa b) Memberikan motivasi atau dorongan c) Memberikan pelayanan apa yang dibutuhkan siswa d) Pertangung jawab dari penilaian tugas: e) Pelaporan secara lisan, tulisan, dan tindakan. f) “Melakukan penilaian terhadap tugas berdasarkan laporan yang telah disampaikan”.41 Jadi, tahapan pelaksanaan tugas
yang terakhir adalah
memberikan penilaian terhadap hasil tugas siswa agar para siswa merasa dihargai dalam menyeleseikan tugasnya.
4. Sejarah a. Pengertian Sejarah Pada penelitian ini penulis akan membahas pelajaran sejarah, untuk mengatahui lebih jelas tentang pengertian sejarah penulis telah mengumpulkan pendapat beberapa ahli sejarah, yang akan dipaparkan dibawah ini. 1) Bernheim “Dalam bukunya yang berjudul Die Geschichte Screibrs mendefinisikan sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perubahan manusia dalam perkembangannya sebagai makhluk social”.42 2) Herodotus “Ahli sejarah pertama didunia berkebangsaan yunani, dijuluki sebagai The Father Of History atau bapak sejarah. Menurut dia sejarah tidak berkembang kearah depan serta dengan 41
Nana Supriatna, Pendidikan IPS di SD, (Bandung: UPI PRESS, 2008), hal. 131-132 Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat, Dan Iptek. ( Jakarta:Rineka Cipta 1999 ) h.10 42
27
tujuan yang pasti, melainkan bergerak seperti garis lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan oleh keadaan manusia”.43 3) Moh. Hatta “Sejarah wujudnya mengenai pengertian dari dimasa yang lampau, ia menggambarkan dimuka kita suatu tipe bentuk rupa dimasa itu, bukan gambaran yang sebenarnya, tapi gambaran yang dimudahkan”.44 4) Moh. Yamin “Sejarah ialah ilmu pengetahuan dengan umumnya yang berhubungan cerita bertarikh, tentang kejadian dalam masyarakat manusia pada masa lampau, sebagai susunan hasil penyelidikan bahan tulisan atau tanda-tanda yang lain”.45 Dari berbagai pendapat di atas menurut para ahli sejarah dapat disimpulkan pengertian sejarah, yaitu suatu studi yang berusaha untuk mendapatkan pengertian tentang segala sesuatu yang telah dialami (termasuk yang diucapkan, dipikirkan dan dilaksanakan) oleh manusia di masa lampau yang bukti-buktinya masih bisa ditelusuri/ditemukan masa sekarang.
b. Kegunaan Sejarah 1) Kegunaan Edukatif Kegunaan Sejarah yang pertama adalah edukatif atau pelajaran. Banyak manusia yang belajar dari sejarah, belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan. Pengalaman hanya terbatas pengalaman yang dialaminya sendiri, melainkan juga dari generasi sebelumnya.
43
Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat, Dan Iptek. h. 11 44 Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat, Dan Iptek. h. 15 45 Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat, Dan Iptek. h. 13-15
28
Nenek moyang bangsa Indonesia, telah mendapat pengaruh Hindhu-Budha, hidup dalam masyarakat yang berbentuk kerajaan. Batas antara kerajan yang satu dan yang lain tidak permanen. Apabila kerajaan itu kuat cenderung memperluas kerajaan tersebut. Sifat majemuk bangsa Indonesia yang terdiri berbagai-bagai suku, agama,ras, dan golongan dimanfaatkan oleh para pihak ketiga untuk di adu dhomba. 2) Kegunaan Inspiratif Kegunaan Sejarah yang kedua adalah sebagai Inspiratif. Berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada pembaca dan pendengarnya. Belajar dari kebangkitan nasional yang dipelopori berdirinya organisasi perjuangan yang modern diawal abad 20, masyarakat Indonesia sekarang berusaha menggambarkan kebangkitan nasional ke-2. Pada kebangkitan nasional yang pertama, bangsa Indonesia berusaha meebut kemerdekaan yang sekarang ini sudah dirasakan hasilnya. 3) Kegunaan Rekreatif Kegunaan Sejarah yang ketiga adalah kegunaan Rekreatif. Kegunaan sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar. Melalui penulisan kisah sejarah yang menarik pembaca dan dapat menghibur. Gaya penulisan yang hidup dan komunikatif dari beberapa sejawan terasa mampu menghipnotis pembaca. Pembaca merasa nyaman membaca buku tulisannya. Melalui proses rekreasi terhadap berbagai peristiwa sejarah dimasa lampau dapat memungkinkan orang untuk bercermin diri. Orang yang pesimis dapat diajak menjadi optimis dengan ditunjukan masa depan umat manusia yang masih terbuka. “Peristiwa masa lampau memang sudah berlalu, tetapi yang lampau itu masih berpengaruh terhadap masa sekarang sehingga seorang
29
dapat mengambil suatu kebijakan untuk kepentingan sekarang dan masa depan”.46 Jadi manfaat sejarah masih dapat di rasakan dan dapat di ambil pelajarannya hingga masa sekarang.
c. Fungsi Sejarah Selain kegunaan sejarah yang dapat dipetik setelah mempelajari sejarah ada juga fungsi sejarah, melalui pengajaran sejarah tersebut sejarah dapat berfungsi dalam mengembangkan kepribadian peserta didik, terutama dalam hal berikut ini: 1) Membangkitkan perhatian serta minat kepada sejarah masyarakatnya sebagai satu kesatuan komunitas. 2) Mendapat inspirasi dari cerita sejarah. 3) Memupuk kebiasaan berpikir secara kontekstual. 4) Tidak mudah terjebak pda opini, karena dalam berpikir lebih mengutamakan sikap kritis dan rasional dengan dukungan fakta yang benar. 5) Menghormati dam memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan.47 Dengan melihat kelima aspek di atas diharapkan dapat merangsang
perkembangan
kepribadian
siswa
untuk
dapat
membangkitkan rasa semangat patriotisme, nasionalisme secara bijak yang di dalam sejarah terlibat adanya manusia.
d. Karakteristik dan kedudukan ilmu sejarah Ilmu sejarah memiliki karakteristik dan kedudukan yang sama dalam ilmu-ilmu social lainnya, yang akan dipaparkan dibawah ini. Dalam pengertian yang luas sejarah mengandung makna segala peristiwa yang sifatnya sudah terjadi (Historia artinya Description, Narration Complexus Faktorum), termasuk berita yang faktual yang
46
Hariyono, Mempelajari Sejarah Secara Efektif, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1995) cet ke-1, h. 192-196 47 Hariyono, Mempelajari Sejarah Secara Efektif, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1995) cet ke-1, h. 191
30
sudah tejadi. Dengan demikian kita bisa membedakan suatu Sejarah bumi, atau tumbuh-tumbuhan, sejarah manusia yaitu berita atau peristiwa, bagaimana terjadinya dan akibat apa yang timbul akan peristiwa tersebut. Jadi ilmu sejarah memperoleh kedudukan sebagai ilmu setelah berbagai peristiwa sejarah itu disoroti sebagai suatu permasalahan dengan cara menganalisis hubungan sebab akan akibatnya sedemikian rupa, sehingga dapat ditemukan hukum-hukum sejarah tertentu yang menjadi patokan bagi terjdinya peristiwa-peristiwa dimaksud. Sejarah juga memiliki kriteria yang harus dipenuhi atau ciri-ciri ilmu yaitu : 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Sejarah memiliki tujuan atau objek sasaran tertentu. Memiliki metode atau cara Sejarah bersifat sistematis Sejarah bersifat empiris yaitu berupa pengalaman Bersifat rasional dan objektif Dapat diberikan kritik terhadap sumber sejarah yang terkumpul, maka sejarah adalah pengetahuan yang bersifat ilmiah.48 Oleh karena itu, hasil penelitian ilmu sejarah berupa
“histografi” atau penulisan ilmu sejarah pada akhirnya harus dapat dipakai sebagai aturan untuk pedoman bagi keadaan masa sekarang dan memperhitungkan segala sesuatu yang mungkin dapat terjadi pada waktu yang akan datang. Selain karakteristik sejarahjuga memiliki kegunaan sejarah bagi ilmu-ilmu sosial lainnya, sebagai berikut: 1) Sejarah sebagai kritik terhadap generalisasi ilmu-ilmu sosial. 2) Permaslahan sejarah dapat menjadi permasalahan ilmu-ilmu sosial 3) Pendekatan sejarah yang bersifat diakronis menambah dimensi baru pada ilmu-ilmu sosial yang sinkronis.49 Berdasarkan uraian di atas, sejarah sebagai ilmu mempunyai keunikan tersendiri dari pada ilmu-ilmu lainnya. Konsep dalam ilmu 48
Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat, h. 16-21 49 Saefur Rochmat, Ilmu Sejarah dalam Perspektif Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), cet. I, h. 31-32
31
sejarahmeliputi waktu, ruang, perubahan, akitivitas manusia, dan kesinambungan. Meskipun berbeda dengan disiplim ilmu sosial lainnya, perkembangan ilmu sejarah tidak dapat dilepaskan dari peranperan ilmu sosial. Dalam penulisan sejarah, para sejarawan banyak meminjam teori atau konsep ilmu sosial lainnya.
B. Kerangka Berfikir Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan begitu pesatnya, dan itu dapat dicapai oleh manusia karena belajar terus menerus untuk menemukan sesuatu yang baru. Belajar haruslah bermakna. Belajar yang bermakna itu dapat berlangsung bila anak didik berperan secara aktif dalam proses belajar mengajar, sehingga anak mempunyai pengalaman sendiri dalam menerima pelajaran. Dengan demikian kegiatan belajar mengajar tidak lagi bersifat teacher centered (berpusat pada guru). Materi Sejarah mempunyai cakupan yang luas terdiri dari pengertian sejarah, kegunaan sejarah, karakteristik dan kedudukan sejarah. Dalam rangka kualitas pengajaran Sejarah yang diberikan kepada siswa salah satu caranya yaitu dengan meningkatkan proses interaksi belajar melalui kegiatan yang diperlukan dalam menyampaikan materi pelajaran. Pembelajaran konsep Sejarah selama ini banyak memakai berbagai macam metode, salah satunya adalah metode pemberian tugas (resitasi). Metode pemberian tugas ini bertujuan untuk meningkatkan aktifitas dan kreatifitas siswa dalam proses belajar mengajar. Tugas belajar dapat diberikan guru disekolah maupun di luar jam pelajaran sekolah misalnya disela-sela waktu luang jam pelajaran mengerjakan tugas di laboratorium, di perpustakaan, dan bisa juga mengerjakan di rumah setelah selesai jam pelajaran disekolah. Pemberian tugas dilakukan setelah siswa menerima penjelasan dari guru tentang suatu pokok bahasan tertentu. Melalui metode pemberian tugas ini diharapkan siswa dapat memanfaatkan waktu yang tersedia dengan efefktif dan efisien. Sehingga dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik. Berdasarakn beberapa teori, metode in juga mempunyai keunggulan lain seperti: dapat membiasakan 32
anak untuk giat belajar karena adanya tugas-tugas yang harus diselesaikan dan dapat memupuk rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya. Metode pemberian tugas ini juga mempunyai kelemahan dimana guru sulit unutk mengetahui bahwa tugas-tugas yang diberikan benar-benar dikerjakan sendiri oleh siswa. Dengan adanya keunggulan dan kelemahan metode pemberian tugas (resitasi) yang digunakan dalam penyampaian mata pelajaran sejarah, maka di duga akan adanya pengaruh hasil belajar sejarah dengan bentuk metode mengajar tersebut.
C. Perumusan Hipotesis Dari kajian teori dan penyusunan kerangka pikir, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: terdapat hasil belajar sejarah siswa yang di ajar dengan metode pemberian tugas (resitasi) dengan hasil belajar sejarah yang tidak menggunakan metode pemberian tugas (resitasi) Ho : Tidak terdapat pengaruh hasil belajar sejarah dengan menggunakan metode pemberian tugas (resitasi). Ha : Terdapat pengaruh hasil belajar sejarah yang signifikan yang diajar dengan metode pemberian tugas (resitasi).
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Islam Cikal Harapan BSD (Bumi Serpong Damai). Yang beralamat di Kencana Loka Blok B.09 No. I Sektor XII BSD City Tangerang Selatan – Banten.
2. Waktu Pelaksanaan Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan pada kelas X (sepuluh) semester 1 tahun ajaran 2010-2011
pada tanggal 25 Oktober – 30
November 2010 di SMA Islam Cikal Harapan BSD Tangerang Selatan Banten.
B. Metode dan Desain Intervensi Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimen, yaitu jenis penelitian yang mendekati percobaan sungguhan di mana tidak memungkinkan penelitian mengadakan kontrol semua variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel-variabel tersebut. Penelitian ini dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen atau eksperimen semu.
34
Adapun rancangan penelitian yang digunakan yaitu “Nonramdomized Kontrol Group Pretest-Posttest Design”50, dimana rancangan ini dilibatkan dua kelompok yang dibandingkan, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 1 Rancangan Penelitian Group
Pretest
Treatment
Posttest
E K
Keterangan : E
: kelas Eksperimen
K
: kelas kontrol : hasil Pretest : perlakukan kelas dengan menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi) : perlakukan kelas tanpa metode pemberian tugas (Resitasi) : hasil Posttest
Setelah selesai mempelajari pokok bahasan, kedua kelompok diberi tes yang sama. Hasil tes kemudian diolah sehingga dapat diketahui apakah terdapat pengaruh positif terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas eksperimen yakni kelompok yang menggunakan metode pemberian tugas lebih tinggi dari pada hasil belajar sejarah siswa kelas kontrol (kelompok yang tidak menggunakan metode pemberian tugas).
50
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 186
35
C. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel a. Populasi Populasi adalah elemen penelitian yang hidup dan tinggal bersamasama dan secara teoritis menjadi target hasil penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Islam Cikal Harapan BSD. b. Sampel Adapun sampel pada penelitian kali ini diambil dua kelas, yaitu dari kelas X.1 yang berjumlah 14 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas X.2 yang berjumlah 14 siswa sebagai kelas kontrol.
D. Operasional Variabel Data yang diperoleh dari hasil tes kedua kelompok sampel dengan pemberian tes hasil belajar yang sama, yang dilakukan pada akhir pokok bahasa materi yang telah dipelajari dan disusun berdasarkan silabus. Kemudian untuk variabel penelitian atau objek yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah : 1. Metode Pemberian Tugas sebagai variabel bebas. Variabel ini disimbolkan dengan huruf (X) atau variabel X. 2. Hasil Belajar Sejarah siswa (dilihat dari nilai pretes dan postes) sebagai variabel terikat. Variabel ini disimbolkan dengan huruf (Y) atau variabel Y.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pemgumpulan data adalah cara memperoleh data disebut juga dengan metode pengumpulan data. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah: a. Tes (pretest dan posttest) pretest yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai dan bertujuan untuk mengetahui sampai dimana penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran yang akan diajarkan. 36
Sedangkan postest adalah tes yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh kompetensi dasar atau indikator yang disampaikan dalam program pembelajaran yang telah dikuasai peserta didik. Soal-soal pretest sama dengan soal-soal posttest. Tes tersebut dalam bentuk tes obyektif jenis pilihan ganda sebanyak 20 soal. Tes ini diberikan kepada siswa kelas X.1 sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi) dan kelas X.2 sebagai kelas kontrol yang tidak menggunkan metode pemberian tugas (Resitasi). b. Daftar wawancara Merupakan lembar untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode pemberian tugas terhadap hasil belajar siswa. Adapun pihak yang menjadi responden adalah siswa. c. Observasi “Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis”.51
F. Instrumen Penelitian Instrumen merupakan alat ukur mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik secara objektif. Untuk mengetahui bahwa pada awalnya kedua kelompok tidak ada perbedaan hasil belajar, maka dilakukan observasi dengan pretes, sedangkan untuk mengetahui terdapat perbedaan hasil belajar setelah diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen. Maka kedua kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol) diuji dengan postes. Instrument yang digunakan untuk menguji hasil belajar pada penelitian ini berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda dengan lima (5) alternatif jawaban (a, b, c, d, dan e) yang terdiri atas 20 soal pada mata pelajaran sejarah. Instrumen yang digunakan ini juga mengukur aspek kognitif yang meliputi pengetahuan, pemahaman dan aplikasi. 51
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), cet. IV, h. 33
37
Sebelum instrumen tes dibuat, penelitian terlebih dahulu membuat kisi-kisi instrumen tes. Kisi-kisi disusun bertujuan untuk menjamin bahwa soal yang dikembangkan sesuai dengan tujuan yang hendak diukur. Adapun kisi-kisi inetrumen tes adalah sebagai berikut:
Tabel 2 Kisi-Kisi Instrument Tes Hasil Belajar Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
1. Memahami Prinsip 1.2.Mendeskripsikan • Menjelaskan Dasar Ilmu Sejarah Tradisi Sejarah pengertian dalam zaman Masyarakat prasejarah Indonesia Masa • Mendeskripsika Praaksara dan n cara Masa Aksara masyarakat masa prasejarah mewariskan masa lalunya • Mengidentifika si kehidupan tradisi masyarakat masa prasejarah • Mendeskripsika n peninggalan sejarah • Mngidentifikasi jejak-jejak sejarah • Menjelaskan jejak sejarah di dalam foklore • Mengidentifika si jejak sejarah di dalam mitologi • Mengidentifika si jejak sejarah di dalam legenda • Mengidentifika si jejak sejarah 38
Bentuk Soal Pg
Nomor Soal 1,6
2
Pg
2,4,9
3
Pg
5,7,8
3
Pg
3,10
2
Pg
14
1
Pg
12
1
Pg
11
1
Pg
15,16
2
Pg
13
1
Pg
17,19, 20
3
Jml
di dalam dongeng • Mengidentifika si jejak sejarah di dalam upacara • Mengidentifika si jejak sejarah di dalam nyanyian rakyat
Pg
18
20 oal
Jumlah
G. Validitas Isi Sukardi mengatakan bahwa yang dimaksud dengan validitas isi adalah “derajat dimana sebuah tes mengukur cakupan subtansi yang ingin di ukur. Kadang-kadang validitas isi juga disebut face validity atau validitas wajah. Walaupun hal tersebut masih meragukan, karena validitas wajah hanya menggambarkan derajat dimana sebuah tes tampak mengukur, tetapi tidak di ukur”.52 Proses ini sering digunakan sebagi awal menyaring dalam tes pilihan. Validitas isi juga mempunyai peran yang sangat penting untuk tes pencapaian atau achievement test. Validitas isi pada umumnya ditentukan melalui pertimabnagan para ahli. Tidak ada formula matematis untuk menghitung dan tidak ada cara untuk menunjukkan secara pasti. Tetapi untuk memberikan gambaran bagaimana suatu test divalidasi dengan menggunakan validitas isi, pertimbangan hal tersebut dilakukan dengan cara seperti berikut. Para ahli, pertama diminta untuk mengamat secara cermat semua item dalam test yang hendak divalidasi. Kemudian mereka diminta untuk mengoreksi semua item yang telah dibuat, dan pada akhir perbaikan, mereka juga diminta untuk
memberikan
pertimbangan
tentang
bagaimana
tes
tersebut
menggambarkan cakupan isi yang hendak di ukur.
52
Sukardi, Metodologi Penilitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), h. 123
39
1
Materi
yang
akan
dilaksankan
pada
penelitian
ini
dengan
menggunakan pembelajaran metode pemberian tugas (Resitasi) di antaranya adalah sebagai berikut: a. Pada pertemuan pertama tentang menjelaskan pengertian zaman prasejarah, mendeskripsikan cara masyarakat masa prasejarah mewariskan masa lalunya, mengidentifikasi kehidupan tradisi masyarakat masa prasejarah, mendeskripsikan peninggalan sejarah. b. Pada pertemuan kedua tentang mengidentifikasi jejak-jejak sejarah, menjelaskan jejak sejarah di dalam foklore, mengidentifikasi jejak sejarah di dalam mitologi. c. Pertemuan ketiga tentang mengidentifikasi jejak sejarah di dalam dongeng, mengidentifikasi jejak sejarah di dalam upacara, mengidentifikasi jejak sejarah di dalam nyanyian rakyat. d. Pada pertemuan keempat melaksanakan tes akhir (Posttest). Sebelum pretest dan postest diberikan kepada siswa terlebih dahulu soal tersebut diamati oleh ahlinya. Pada pertemuan akhir siswa diberikan posttest sebanyak 20 soal. Untuk dilihat apakah soal tersebut sudah bisa dianggap valid dan tidak keluar dari materi yang akan diberikan, maka peneliti meminta para ahli untuk mengamati butir-butir soal tersebut yang sudah dibuat dengan indikator dan tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian, soal sudah dianggap valid. Dan dapat digunakan untuk tes yang akan diberikan kepada siswa kelas X SMA Islam Cikal Harapan BSD. Menggunkan validitas isi tidak ada formula untuk menghitung dan tidak ada cara untuk menunjukkan secara pasti.
H. Analisa Data 1. Pengujian Persyaratan Analisis Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis terlebih dahulu data dilakukan uji normalitas. Uji normalitas menggunakan uji Liliefors serta uji homogenitas dengan menggunakan Uji Fisher dan uji-t yang menghasilakn suatu hipotesis dalam bentuk statistik. Teknik analisis data mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 40
a. Uji Normalitas Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametris. Penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Oleh karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu akan dilakukan uji normalitas data. Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data antara lain dengan Liliefors. Uji Liliefors dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau berdasarkan data sampel yang diperoleh pada taraf signifikan α = 0, 05. Rumus yang digunakan unutk uji Liliefors ini adalah: 53 L0 =F ( Z 1 ) − S ( Z i ) Keterangan: Lo
= Lobservasi atau harga mutlak terbesar
F (Zi) = peluang angka baku S (Zi) = proporsi angka baku Menguji normalitas data dengan membandingkan Lh dengan Ltab sesuai dengan kriteria penguji pada taraf signifikan α = 0,05. Apabila Lh > Ltab maka hipotesis ditolak. Hal ini berarti data tidak berdistribusi normal, sebaliknya bila Lh < Ltab, maka hipotesis diterima. Sehingga data berasal dari populasi yang berdistribusikan normal. b. Uji Homogenitas Di samping pengujian terhadap normal tidaknya distribusi data pada sampel, perlu kiranya peneliti melakukan pengujian terhadap kesamaan (homogenitas) beberapa bagian sampel, yakni seragam
53
Nana Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsito, 2001), cet. VI, h. 466
41
tidaknya variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher.54 F=
Variansi terbesar Variansi terkecil
Dengan kriteria untuk uji homogenitas ini adalah sebagai berikut: Fhitung < Ftabel = maka data memiliki varians homogen Fhitung > Ftabel = maka tidak data memiliki varians homogen
2. Analisis Data Aspek Kognitif Dalam analisis data hasil belajar pada aspek kognitif atau penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptip dari hasil pretest dan posttest dengan menggunakan gain skor. Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, konsep gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran yang dilakukan guru. Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan rumus Normalized Gain.55 N − gain =
Skor Postest − Skor Pretest Skor Maksimal − Skor Pretest
Dengan kategorisasi perolehan: g-tinggi
: nilai (
)>0,70
g-sedang : nilai 0,70-0,30 g-rendah : nilai ()<0,30.
3. Pengujian Hipotesis Penelitian Setelah selesai dilaksanakan eksperimen maka hasil kedua kelompok diolah dan dilakukan pengujian hipotesis. Untuk menguji hipotesis, rumus yang digunakan adalah uji-t sebagai berikut: 54
Suharsimi Arikunto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), cet. III, h. 320 55 Hilda Rizqiani, penerapan metode pembelajaran Peta konsep Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009). h. 41
42
a. Pengujian hipotesis data Pretest kedua kelompok, dengan rumus:56
to =
M1 − M 2 SE M 1− M 2
Dimana:
SE M 1− M 2 = SE M 1 + SE M 2 2
2
Keterangan:
SEM 1− M 2
: Standar eror gabungan
M1
: Nilai rata-rata sampel pertama
M2
: Nilai rata-rata sampel kedua
b. Pengujian Hipotesis data Posttest kedua kelompok, dengan rumus:
to =
M1 − M 2 SE M 1− M 2
Dimana :
SE M 1− M 2 = SE M 1 + SE M 2 2
2
Keterangan:
SEM 1− M 2
: Standar eror gabungan
M1
: Nilai rata-rata sampel pertama
M2
: Nilai rata-rata sampel kedua
I. Hipotesis Statistik Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar sejarah pada pokok bahasan tradisi sejarah masyarakat Indonesia masa praaksara
56
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, h. 282-283
43
melalui metode pemberian tugas (Resitasi) dan tanpa metode pemberian tugas, maka dapat dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut: H0 : µ1 = µ2 Ha : µ1 > µ2 Keterangan: H0 : Hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara yang menggunakan metode pemberian
tugas
sama dengan siswa yang tidak menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi). Ha : Hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara yang menggunakan metode pemberian tugas lebih tinggi dari pada siswa yang tidak menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi).
44
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMA ISLAM CIKAL HARAPAN BSD 1. Profil Sekolah Nama Sekolah
: SMA Islam Cikal Harapan 1
Status
: Swasta
Nomor NPSN
: 20613625
Nomor NSS
: 30 2 30 04 08 010
Izin Operasional : SK Dinas P dan K kab. Tangerang no. 421.3/560/Dis P&K/2007 Tanggal Pendirian : 01 Mei 2006 Akreditasi
: A
Waktu belajar
: Pagi
Alamat
: Kencana Loka Blok B.09/01 Sektor XII. 1 BSD City Tangerang Selatan - Banten
Telepon
: 021 75874647 - 0217565042
E-mail
: [email protected]
Website
: www.cikalharapanbsd.com
Jumlah SDM
: a. Kepala Sekolah
: 1 (satu) orang
b. Wakasek Kurikulum
: 1 (satu) orang
c. Wakasek Kesiswaan
: 1 (satu) orang
45
d. Wakasek Sarpras
: 1 (satu) orang
e. Guru Tetap
: 6 (enam) orang
f. Guru Honor
: 7 (tujuh) orang
g. Administrasi
: 2 (dua) 0rang
h. Pramubakti
: 2 (dua) orang
i. Satpam
: 1 (satu) orang
2. Latar Belakang Sekolah SMA Islam Cikal Harapan didirikan oleh Yayasan Permata Sari yang sekarang dipimpin oleh ibu Etty Mar’ie Muhammad, yang berkeinginan untuk turut berperan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam upaya pembangunan nasional. “SMA Islam Cikal Harapan berdiri tanggal 01 Mei 2006 merupakan SMA berciri khas Islam dengan kurikulum Diknas yang dipadu dengan program-program ke-Islaman”.57 a. Pembelajaran SMA Islam Cikal Harapan menerapkan kurikulum Terpadu, yaitu kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), pengembangan pendidikan agama Islam dan pengembangan kepribadian, antara lain: 1. Kurikulum KTSP 2. Pembiasaan dalam ibadah sehari-hari 3. Menggunakan konsep kelas kecil 20 -25 siswa dalam satu kelas. 4. Menggunakan pendekatan intelektual, kegiatan kemandirian keteladanan dan laboratorium. 5. Program pengajaran remedial guna mencapai ketuntasan belajar. 6. Program pengayaan (Enrichment program) diadakan melalui kegiatan bimbingan intensif dan pelaksanaan Try out. 7. Pendidikan bahasa Arab untuk semua jurusan, bahasa Jepang untuk jurusan IPA dan jurusan IPS. 8. Pendalaman akuntansi untuk jurusan IPS 57
Sumber. Brosur Penerimaan Siswa SMA Islam Cikal Harapan, 2009.
46
9. Membina siswa mampu di terima di perguruan tinggi negeri: UI, ITB, UNPAD, ITS, dan lain-lain. Sistem pembelajaran yang diterapkan selain yang disebutkan di atas, sekolah SMA Islam Cikal Harapan BSD menggunakan sistem pembelajaran moving class (berpindah kelas) dimana setiap siswa belajar sesuai dengan ruangan yang di tetapkan misalnya, pada jam 7.30 kelas X belajar bahasa Indonesia berarti siswa harus belajar di ruang bahasa Indonesia, dan ketika pergantian jam mata pelajaran berikutnya siswa harus pindah ke ruang kelas yang sesuai mata pelajarannya dan sesuai ruangan yang di jadwalkan. b. Ekstrakurikuler SMA Islam Cikal Harapan memiliki kegiatan tambahan di luar jam pelajaran yang disebut dengan ekstrakurikuler, kegiatan ini ada dua macam, yaitu ekstrakurikuler wajib adalah siswa harus mengikuti kegiatan yang di wajibkan oleh sekolah, dan ekstrakurikuler pilihan dimana siswa
harus memilih dan mengikuti salah satu kegiatan
sekolah di luar kegiatan ekstrakurikuler wajib. 1. Ekstrakurikuler wajib a. Mudzakarah
(pengkajian
al-Quran)
kegiatan
ini
wajib
dilaksanakan oleh siswa setiap hari rabu di luar jam sekolah yang dipimpin oleh wali kelas masing-masing. b. Penelitian ilmiah 2. Ekstrakurikuler pilihan Ekstrakurikuler pilihan dimana siswa harus memilih dan mengikuti dari salah satu kegiatan sekolah, yaitu: a. Organisasi siswa intra sekolah (OSIS). b. Kelompok ilmiah remaja (KIR) c. Futsal d. Kyudo e. Paskibra. f. Basket g. Paduan suara 47
h. Tari saman
3. Visi dan Misi SMA ISLAM CIKAL HARAPAN BSD a. Visi “Terwujudnya insan, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa serta berguna bagi keluarga, nusa, bangsa dan agama Islam”.58 b. Misi Untuk mewujudkan cita-cita sekolah yang terdapat dalam visi tersebut maka misi kami adalah sebagai berikut: 1. Membina insan yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia dan berwawasan ke-Islam-an. 2. Membentuk dan mengembangkan sikap positif peserta didik yang jujur dan kompetitif. 3. Mengembangkan pembelajaran yang optimal, efektif, efisien, kontekstual sesuai dengan kebutuhan hidup. 4. Memberikan pelayanan yang efektif dan professional dalam proses pembelajaran peserta didik untuk mencapai sekolah berstandar nasional dan internasional. 5. Menciptakan lingkungan yang kondusif unutk tumbuh dan berkembang secara optimal. 6. Menjalin hubungan yang baik dan mendorong pasitipatif dengan semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) untuk perkembangan sekolah dengan merujuk manajemen berbasis sekolah.59
4. Tujuan Sekolah “Membina insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Meningkatkan peran serta wanita dalam setiap kegiatan untuk membentuk keluarga sejahtera dan masyarakat yang berbudi luhur serta berbudaya tinggi”.60
58
Sumber. Brosur penerimaan siswa SMA Islam Cikal Harapan BSD, 2009 Sumber. Brosur penerimaan siswa SMA Islam Cikal Harapan BSD, 2009 60 Sumber. Buku Agenda Sekolahku, SMA Islam Cikal Harapan BSD, 2010 59
48
5. Dana Sekolah “Dana Yayasan dihimpun dari kontribusi pendukung Yayasan, dari sumbangan donatur serta para sponsor dalam setiap kegiatan Yayasan, yang sifatnya tidak mengikat”.61
6. Keadaan Guru dan Siswa a. Guru Tentunya dalam sebuah instansi pendidikan harus ada tenaga pengajar sebagai sebuah syarat utamanya atau yang lebih dikenal dengan guru, yang mana beliau-beliau ini merupakan orang yang paling berjasa di dalam sebuah jalannya proses pembelajaran di sekolah, yang penuh kesabaran, kasih sayangserta tanggung jawab dalam mengemban tugas mulia berbagai ilmu serta mengajarkan nilainilai hidup guna mencerdaskan generasi bangsa yang berkeilmuan dan berkarakter diri. Keadaan guru di SMA Islam Cikal Harapan BSD, apabila dilihat pada standar kompetensinya pendidikan tenaga pengajar pada umumnya sesuai dengan bidangnya atau dengan kata lain sesuai dengan disipilin keilmuan. Di bawah ini merupakan keterangan guru dan tugas mengajarnya:
Tabel 3 Daftar Nama Guru SMA Islam Cikal Harapan I BSD No 1 2 3 4 5 5 6 7 8
Nama Diana Ismail, S.Pd (Kepala Sekolah) Hadi Prana Abadi, S.Pdi (Wakasek kesiswaan) Nursyamsu, S.Kom Nurwidiana sari, S. Si Gatot Kusjono, Drs Masduki, S.Pd Yulianti Leovina, S. Sos Asri Dwi Hartati, S.Pd Fitriah Nurhidayah, SE 61
L/P P L L P P L P P p
Pendidikan Terakhir S.1
Mata Pelajaran Ekonomi
S.1.Pandidikan Agama Pendidikan Agama Islam Islam S.1.Komputer Komputer S.1. Sains Biologi S.1. Fisika Fisika S.1.Olahraga Olahraga S.1. Sosial Sosiologi S.1. Kimia Kimia S.1. Ekonomi Ekonomi dan
Sumber.buku Agenda Sekolahku, SMA Islam Cikal Harapan BSD, 2010
49
9 10 11 12
Windriyani, M, Pd Johan Tri Efendi, S.S Angga Rovita, S.Pd Yati Musnayati
P L P P
13 14 15
Ahmad Maulana, S.Pd Cahyono Al Mansyur, S.Pd Dra. Dina Aida
L L P
S.2.Bahasa Inggris S.1.Sastra S.1. Matematika SMA, Kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan IPS dan sedang menyusun Skripsi S.1.Geografi S.I Seni dan Budaya S.1. Psikologi
Akuntansi Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Matematika Sejarah
Geografi Seni dan Budaya Bimbingan dan Konseling
b. Siswa Siswa meupakan setiap individu yang berada disebuah instansi pendidikan dalam hal ini sekolah yang berhak mendapatkan pendidikan, pengajaran, bimbingan dan pelatihan. Keadaan siswa SMA Islam Cikal Harapan BSD tahun 2007-2011 yang setiap tahunnya jumlah siswa meningkat hingga pada tahun 2010/2011 mencapai angka keseluruhan 97 siswa dengan jumlah rombongan belajar (RB) sebanyak 7. Di bawah ini merupakan perincian jumlah siswa SMA Islam Cikal Harapan BSD 3 tahun terakhir:
Tabel 4 Perincian Jumlah Siswa SMA Islam Cika Harapan BSD 3 (tiga) Tahun terakhir: Kelas
Tahun
X
Pelajaran
XI IPS
XI IPA
XII IPS Siswa
RB
Jmlh
RB
Siswa
RB
Siswa
RB
Siswa
2007/2008
1
18
1
10
1
10
2008/2009
2
24
1
9
1
10
1
9
1
10
62
2009/2010
2
21
1
14
1
13
1
9
1
9
66
2010/2011
3
42
1
12
1
16
1
14
1
13
97
50
RB
XII IPA Siswa
38
7. Sarana dan Prasarana Sekolah Pada sebuah instansi pendidikan dalam menjalankan proses transfer knowledge tentunya tidak terlepas dari hal-hal penunjang, sebagai mitra dalam mencerdaskan siswa dianataranya sarana dan prasarana yang memang ini dinilai penting dalam membantu proses pembelajaran di sekolah. Di bawah ini akan dipaparkan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMA Islam Cikal Harapan BSD dalam membantu aktivitas guru dan siswa.
Tabel 5 Ruang Penunjang Belajar Siswa SMA Islam Cikal Harapan BSD Jenis Ruang Laboratoirum IPA
Jumlah 1
Kondisi Baik
Laboratorium Komputer
1
Baik
Lapangan Olahraga
1
Baik
Ruang Bimbingan dan Konseling
1
Baik
Ruang Kepala Sekolah
1
Baik
Ruang Guru
1
Baik
Ruang TU
1
Baik
Ruang Teori atau kelas
8
Baik
Ruang Ibadah
1
Baik
Ruang Bahasa
2
Baik
Ruang Toilet
3
Baik
Ruang Perpustakaan
1
Baik
Lapangan Parkir
2
Baik
Selain sarana dan prasarana yang disebutkan di atas ada juga alat media pembelajaran seperti komputer tersedia di setiap kelas, infokus, meja dan kursi, white board, peralatan belajar siswa dan perlatan mengajar guru di fasilitasi oleh tata usaha (TU).
51
B. Deskripsi Data Proses penelitian ini dilakukan selama 4 kali pertemuan atau kurang lebih selama 4 minggu, di bulan Oktober – November. Kemudian materi yang di ajarkan pada penelitian adalah materi Sejarah yang menekankan pada materi Prinsip Dasar Ilmu Sejarah dengan proses pembelajaran kedua kelompok perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen dalam pembelajaran menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi), sedangkan pembelajaran pada kelas kontrol tidak menggunakan metode pemberian tugas. Oleh karena itu adanya perubahan yang terjadi selama proses perlakuan guna menentukan pengaruhnya terhadap hasil belajar sejarah yang lebih baik dari kelas keduanya sangatlah dinantikan oleh peneliti karena secara garis besar hasil itulah yang akan dituangkan sebagai hasil penelitian dalam penelitian ini. Penelitian yang dilakukan penulis selama beberapa minggu dengan metode yang telah disebutkan telah sampai pada sebuah analisa yang diambil dari data yang tersedia melalui wawancara yang dilakukan penulis dengan salah satu responden. Dari penelitian dan percobaan tersebut, yang menitik beratkan pada pemberian tugas dan penugasan sebagai elemen dasar yang membedakan dari metode lainya responden menyatakan bahwa mereka lebih menyukai metode penugasan ini, selain karena siswa diikut sertakan langsung dalam proses belajar mengajar juga karena siswa mempunyai kegiatan lebih untuk mengisi waktu dengan mengerjakan tugas. Juga adanya evaluasi atas tugas murid tersebut yang dirasa cukup membantu. Aktifitas
yang terkontrol juga
menjadi bukti bahwa terjadi
kesinambungan antara pendidik dengan murid. Terdengar sepele memang halhal seperti mengumpulkan tugas tepat waktu, menghindari contekan, hadir dikelas kelas tepat waktu, namun yang seperti itulah yang menjadikan murid merasa bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dikemudian hari. Berikut ini disajikan data dari dua kelompok subyek penelitian yang diambil dari pretes dan postes.
52
1. Deskripsi data kelompok eksperimen a. Data pretes Berdasarkan hasil tes awal (pretest) kelompok eksperimen yang mengggunakan metode pemberian tugas (Resitasi) pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara diperoleh data sebagai berikut: Tabel 6.1 Deskripsi Data Pretes Kelompok Eksperimen N
Valid
14
Missing
0
Mean
48.21
Std. Error of Mean
3.501
Median
47.50
Mode
50
Std. Deviation
13.098
Variance
171.566
Minimum
30
Maximum
70
Sum
675
Berdasarkan tabel 6.1di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata hasil tes awal (pretest) kelas eksperimen adalah 48,21 rata-rata pretest pada kelompok eksperimen termasuk kategori kurang. Kategori nilai rata-rata tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6.2 Konversi Skor Angka 100
Angka 10
Huruf
Keterangan
80 – 100
8,0 – 10,0
A
Baik Sekali
66 – 79
6,6 -7,9
B
Baik
56 – 65
5,6 – 6,5
C
Cukup
40 – 55
4,0 – 5,5
D
Kurang
30 – 39
3,0 - 3,9
E
Gagal
53
Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi tes awal (pretes) kelompok eksperimen adalah sebagai berikut:
Tabel 6.3 Distribusi Frekuensi Pretes kelompok eksperimen
Valid
Frequency
Percent
30
2
14.3
14.3
14.3
35
1
7.1
7.1
21.4
40
2
14.3
14.3
35.7
45
2
14.3
14.3
50.0
3
21.4
21.4
71.4
a 60
2
14.3
14.3
85.7
r 70
2
14.3
14.3
100
iTotal
14
100
100
50
D
Valid Percent Cumulative Percent
Dari tabel 6.3 distribusi frekuensi di atas, dapat dilihat dibuat histogram sebagai berikut:
Gambar 6.1 Histogram Frekuensi Hasil Pretes Kelompok Eksperimen
Dari gambar histogram 6.1 di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar dari 14 siswa kelas eksperimen memperoleh nilai 50 sebanyak 3 siswa atau sebesar 21.4% dan nilai tertinggi 54
terletak 70 sebanyak 2 siswa atau sebesar 14.3%, sedangkan nilai terendah terletak 30 sebanyak 2 siswa atau sebesar 14.3%. b. Data postes Berdasarkan
nilai
postest
kelompok
eksperimen
yang
mengggunakan metode pemberian tugas (Resitasi) pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara diperoleh data sebagai berikut: Tabel 6.4 Deskripsi Data Postes Kelompok Eksperimen N
Valid Missing
Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Minimum Maximum Sum
14 0 81.07 3.363 77.50 75 12.585 158.379 60 100 1135
Berdasarkan tabel 6.4 di atas, dapat diketahui bahwa ratarata hasil postest kelas eksperimen adalah 81.07 rata-rata postest pada kelompok eksperimen termasuk kategori baik sekali. Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi postes kelompok eksperimen adalah sebagai berikut:
55
Tabel 6.5 Distribusi Frekuensi Postes kelompok eksperimen Frequency D 1 Valid 60 a65 1 1 r70 4 i75 80 1 85 1 t 90 2 a95 1 100 2 b Total 14 e
Percent 7.1 7.1 7.1 28.6 7.1 7.1 14.3 7.1 14.3 100
Valid Percent 7.1 7.1 7.1 28.6 7.1 7.1 14.3 7.1 14.3 100
Cumulative Percent 7.1 14.3 21.4 50.0 57.1 64.3 78.6 85.7 100
Dari tabel 6.5 distribusi frekuensi di atas, dapat dilihat buta histogram sebagai berikut: Gambar 6.2 Histogram Frekuensi Hasil Postes Kelompok Eksperimen
Dari gambar histogram 6.2 di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar dari 14 siswa kelas eksperimen memperoleh nilai 75 sebanyak 4 siswa atau sebesar 28.6% nilai tertinggi terletak 100 sebanyak 2 siswa atau sebesar 14,3%, sedangkan nilai terendah terletak 60 sebanyak 1 siswa atau sebesar 7.1%.
56
2. Deskripsi data kelompok kontrol a. Data pretes Berdasarkan hasil tes awal (pretes) kelompok kontrol yang tidak mengggunakan metode pemberian tugas (Resitasi) pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara diperoleh data sebagai berikut: Tabel 6.6 Deskripsi Data Pretes Kelompok Kontrol N
Valid Missing
Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Minimum Maximum Sum
14 0 45.71 2.716 47.50 40 10.163 103.297 30 60 640
Berdasarkan tabel 6.6 di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata hasil tes awal (pretes) kelas kontrol adalah 45,71 rata-rata pretest pada kelompok eksperimen termasuk kategori kurang. Penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi tes awal (pretes) kelompok kontrol adalah sebagai berikut: Tabel 6.7 Distribusi Frekuensi Pretes kelompok Kontrol Valid
30 35 40 45 50 55 60
Frequency 2 1 3 1 3 2 2
Percent 14.3 7.1 21.4 7.1 21.4 14.3 14.3
57
Valid Percent 14.3 7.1 21.4 7.1 21.4 14.3 14.3
Cumulative Percent 14.3 21.4 42.9 50.0 71.4 85.7 100
30 35 40 45 50 55 60 Total
Frequency 2 1 3 1 3 2 2 14
Percent 14.3 7.1 21.4 7.1 21.4 14.3 14.3 100
Valid Percent 14.3 7.1 21.4 7.1 21.4 14.3 14.3 100
Cumulative Percent 14.3 21.4 42.9 50.0 71.4 85.7 100
Dari tabel 6.7 distribusi frekuensi di atas, dapat dilihat buat histogram sebagai berikut: Gambar 6.3 Histogram Frekuensi Hasil Pretes Kelompok Kontrol
Dari gambar histogram 6.3 di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar dari 14 siswa kelas kontrol memperoleh nilai 40 sebanyak 3 dan 50 sebanyak 3 siswa atau sebesar 21,4%% dan nilai tertinggi terletak 60 sebanyak 2 siswa atau sebesar 14,3%, sedangkan nilai terendah terletak 30 sebanyak 2 siswa atau sebesar 14,3%.
b. Data postes Berdasarkan nilai postes kelompok kontrol yang tidak mengggunakan metode pemberian tugas (Resitasi) pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara diperoleh data sebagai berikut: 58
Tabel 6.8 Deskripsi Data Postes Kelompok Kontrol N
Valid Missing
Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Minimum Maximum Sum
14 0 70.36 3.723 70.00 60 13.932 194.093 50 95 985
Berdasarkan tabel 6.8 di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata hasil postest kelas kontrol adalah 70,36 rata-rata postest pada kelompok eksperimen termasuk kategori baik. Tabel 6.9 Distribusi Frekuensi Postes kelompok Kontrol
Valid
90 95 Total 50 60 65 70 75 80 85
1 7.1 7.1 Frequency1 Percent 14 100 2 14.3 3 21.4 1 7.1 2 14.3 2 14.3 1 7.1 1 7.1
59
92.9 Valid 7.1 Cumulative Percent7.1 Percent100 100 14.3 14.3 21.4 35.7 7.1 42.9 14.3 57.1 14.3 71.4 7.1 78.6 7.1 85.7
Dari tabel 6.9 distribusi frekuensi di atas, dapat dilihat buat histogram sebagai berikut:
Gambar 6.4 Histogram Frekuensi Hasil Postes Kelompok kontrol
Dari gambar histogram 6.4 di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar dari 14 siswa kelas eksperimen memperoleh nilai 60 sebanyak 3 siswa atau sebesar 21,4% nilai tertinggi terletak 95 sebanyak 1 siswa atau sebesar 7,1%, sedangkan nilai terendah terletak 50 sebanyak 2 siswa atau sebesar 14,3%.
C. Hasil Belajar Sejarah Sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan, data hasil belajar sejarah siswa yang dikumpulkan penulis dalam penelitian dengan pemberian soal tes kemampuan awal (Pretest) dan tes kemampuan akhir (Postest) siswa dari dua kelompok dapat dilihat dengan menggunkan N-Gain, data yang diperoleh sebagi berikut:
60
Tabel 6.10 Hasil Belajar Sejarah Pada Materi Prinsip Dasar Ilmu Sejarah Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol No 1. 2 3. 4 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Siswa A1 A2 B1 B2 C1 C2 D1 D2 E1 E2 F1 F2 H1 H2
pretest 30 45 60 45 35 70 60 50 40 50 30 50 70 40 675 48,21
Kelompok Eksperimen postest N-Gain 60 0,4 Sedang 70 0,4 Sedang 90 0,7 Tinggi 75 0,5 Sedang 75 0,6 Sedang 100 1 Tinggi 90 0,7 Tinggi 80 0,6 Sedang 75 0,5 Sedang 95 0,9 Tinggi 65 0,4 Sedang 85 0,7 Tinggi 100 1 Tinggi 75 0,5 Sedang 1135 8,9 81,07 0,63
Kelompok Kontrol postest N-Gain 80 0,6 85 0,6 75 0,4 70 0,4 60 0,3 50 0,3 50 0,2 60 0,3 90 0,8 60 0,1 95 0,9 75 0,5 70 0,5 65 0,5 985 7,3 70,3 0,52
pretest 40 60 55 50 45 30 35 40 50 55 60 50 40 30 640 45,7
Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Rendah Rendah Rendah Tinggi Rendah Tinggi Sedang Sedang Sedang
Tabel 6.11 Hasil perhitungan Rata-rata Pretest, Postest, dan Selisih, yang menggunakan Metode Pemberian Tugas (Resitasi) dan Tidak Menggunakan Metode Pemberian Tugas (Resitasi). Nilai
Kelompok Eksperimen N
≤
_ X
Pretest
14
675
48,21
Postest
14
1135
Selisih
14
N-Gain
14
Nilai
Kelompok Kontrol N
≤
_ X
Pretest
14
640
45,71
81,07
Postest
14
985
70,36
460
32,86
Selisih
14
345
24,65
8,9
0,63
N-Gain
14
7,3
0,52
Berdasarkan tabel 6.11 di atas, dapat dilihat peningkatan tes hasil (postest) dari hasil tes awal (pretest) baik pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol, yaitu dengan rata-rata tes awal (pretest) pada kelompok eksperimen sebesar 48,21 sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 45,71. Nilai rata-rata tes akhir (Postest) pada kelompok eksperimen
61
81,07, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 70,36. Dari data di atas terdapat rata-rata selisih hasil belajar mengalami peningkatan yang signifikan antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi) sebesar 32,86 dengan kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi) sebesar 24,65. Data tersebut menunjukkan bahwa kelompok eksperimen yang menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi) mengalami perubahan yang signifikan, antara nilai pretest dan posttest. Nilai rata-rata N-Gain pada kelompok eksperimen sebesar 0,63 sedangkan nilai rata-rata N-Gain pada kelompok kontrol sebesar 0,52. Jadi selisih rata-rata antara yang menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi) dengan yang tidak menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi) sebesar 0,11.
D. Pengujian Persyaratan Analisis Data 1. Uji Normalitas Uji normalitas data ini dilakukan untuk mengatahui apakah sampel berdistribusi normal atau tidak. Uiji normalitas skor hasil belajar dilakukan dengan menggunakan statistik Kolmogorov Smirnov (KS). Perhitungan data tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS 16.00 For Windows. Hasil pengujian normalitas data dengan rumus lilifors untuk nilai pretest dan posttest kelompok eksperimen terlihat pada tabel berikut:
Tabel 6.12 Hasil Perhitungan Uji Normalitas tes Kemampuan kelas Eksperimen Nilai
Asymp.Sig
Taraf signifikan 5%
Keputusan
Pretest
0,796
0,05%
Normal
Postest
0,892
0,05%
Normal
62
Pada tabel 6.12 di atas, dapat diketahui nilai probabilitas sig untuk pretest kelas eksperimen sebesar 0,796 dan nilai posttest sebesar 0,892 dengan demikian nilai probabilitas sig dari kedua variabel di atas (metode pemberian tugas terhadap hasil belajar) lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 Sedangkan hasil pengujian normalitas data dengan rumus lilifors untu nilai pretest dan posttest kelompok kontrol terlihat pada tabel berikut: Tabel 6.13 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Tes Kemampuan Kelas Kontrol Nilai
Asymp.sig
Taraf signifika 5%
Keputusan
Pretest
0,618
0,05%
Normal
Posttest
0,935
0,05%
Normal
Pada tabel 6.13 di atas, dapat diketahui nilai probabilitas sig untuk pretest kelas eksperimen sebesar 0,618 dan nilai posttest sebesar 0,935 dengan demikian nilai probabilitas sig dari kedua variabel di atas (metode pemberian tugas terhadap hasil belajar) lebih besar dari nilai probabilitas 0,05.
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas kedua kelompok dilakukan dengan menggunakan uji Fisher. Uji Homogenitas skor hasil belajar dilakuakn dengan menggunakan statistic Anova. Perhitungan data tersebut dilakukan dengan menggunakan bantuan Software SPSS 16.00 Windows. Hasil pengujian homogenitas data dengan rumus fisher untuk nilai pretest dan posttest pada kedua kelompok terlihat pada tabel berikut: Tabel 6.14 Perhitungan uji homogenitas Nilai
Asymp.sig
Taraf signifikan 5%
Keputusan
Pretest
0,221
0,05
Homogen
Postest
0,359
0,05
Homogen
63
Pada tabel 6.14 di atas, dapat diketahui nilai probabilitas sig untuk nilai pretest pada kedua kelas sebesar 0,221 dan nilai dan posttest sebesar 0,359 dengan demikian nilai probabilitas sig dari kedua variabel di atas (Metode Pemberian Tugas (Resitasi) Terhadap Hasil Belajar Sejarah) lebih besar dari nilai taraf signifikan 0,05. Maka dapat dinyatakan bahwa kedau kelas tersebut bersifat homogen.
E. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Setelah melakukan pengujian prasyarat analisis, diperoleh bahwa populasi kedua kelompok berdistribusi normal dan dan varians homogen, selanjutnya melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji “t” tes. “t” tes dilakukan bertujuan untuk mengatahui pengaruh penggunaan metode pemberian tugas (Resitasi) terhadap hasil belajar sejarah pada materi prinsip dasar ilmu sejarah dengan membandingkan hasil pretest dan Posttest pada kedua kelompok. Pengujian hipotesis dilakukan melalui perumusan hipotesis sebagai berikut: Ho : µ 1 = µ 2 → Hasil belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah yang menggunakan metode pemberian tugas (resitasi) sama dengan siswa yang tidak menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi). Ha : µ 1 > µ 2 → Hasil belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah yang menggunakan metode pemberian tugas (resitasi) lebih tinggi dari pada siswa yang tidak menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi).
Adapun hasil pengujian hipotesis disajikan pada tabel berikut :
64
Tabel 6.15 Pengujian Hipotesis dengan “t” : test Kelompok
Jumlah
Dk
Eksperimen Kontrol
14 14
26
X 48,21 45.71
thitung
ttabel
keputusan
0,565
2,06
Ho diterima
Dari hasil perhitungan diperoleh thitung untuk membandingkan nilai pretest kedua kelompok sebesar 0,565 dengan dk (derajat kebebasan) sebesar 26 (14 + 14 – 2) maka diperoleh ttabel pada taraf signifikan sebesar 2,06. Berdasarkan perhitungan di atas nilai pretest kedua kelompok sehingga Ha ditolak dan Ho diterima jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh penggunaan metode pemberian tugas (Resitasi) terhadap hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara.
Tabel 6.16 Pengujian Hipotesis dengan “t” : test Kelompok
Jumlah
Dk
Eksperimen
14
26
Kontrol
14
X 81,07
thitung
ttabel
keputusan
2,14
2,06
Ha diterima
70,36
Dari hasil perhitungan diperoleh thitung untuk membandingkan nilai posttest kedua kelompok sebesar 2,14 dengan dk (derajat kebebasan) sebesar 26 (14 + 14 – 2) maka diperoleh ttabel pada taraf signifikan sebesar 2,06. Berdasarkan perhitungan di atas nilai posttest kedua kelompok sehingga Ha diterima dan Ho ditolak jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode pemberian tugas (Resitasi) terhadap hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara.
65
F. Analisis dan Interpretasi Data Dari hasil perhitungan uji hipotesis antara nilai pretest dan nilai posttest dengan taraf signifikan α = 0,05 maka diperoleh nilai pretest thitung = 0,565 dan ttabel = 2,06 karena thitung = ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara yang menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi). Dan pengujian hipotesis terhadap nilai posttest maka diperoleh nilai posttest thitung = 2,14 dan ttabel = 2,06 karena thitung > ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara yang menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi) lebih tinggi dari pada siswa yang tidak menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi). Dari hasil perhitungan juga diperoleh nilai rata hasil belajar siswa kelas eksperimen atau kelas yang menggunakan metode pemberian tugas lebih tinggi dengan nilai pretest 48,21 dan nilai posttest 81,07 dibanding siswa kelas kontrol yaitu yang tidak menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi) dengan nilai rata-rata pretest 45,71 dan nilai rata-rata posttest 70,36. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa terdapat pengaruh positif atau yang signifikan atas penggunaan metode pemberian tugas (Resitasi) terhadap hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara. Serta dapat dikatakan bahwa perbedaan hasil belajar dari kedua kelas tersebut merupakan pengaruh dari perlakuan pada proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan metode pemberian tugas (Resitasi) terhadap hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praksara di SMA Islam Cikal Harapan BSD, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Setelah dilakukan penelitian dengan melibatkan siswa-siswi SMA Islam Cikal Harapan BSD dengan metode yang bisa diketahui falid hasilnya didapat sebuah data yang menunjukkan bahwa penggunaan metode pemberian tugas (Resitasi) pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara menghasilkan nilai rata-rata posttest sebesar 81,07. Sebaliknya hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara yang tidak menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi) dengan nilai rata-rata posttest sebesar 70,36. Selisih yang cukup signifikan ternominalkan dalam 10,7. Perbedaan angka yang signifikan tersebut dirasa cukup wajar mengingat RPP untuk siswasiswi experiment mempunyai poin yang lebih menunjang untuk meningkatkan kemampuan siswa. Seperti yang cukup jelas yaitu menambahkan poin pemberian tugas dan penugasan dalam kegiatan pendidikan siswa. Setelah dilakukan penelitian yang menghasilkan gap 67
yang signifikan diatas, respon positif juga juga didapatkan penulis ketika mengefaluasi hasil berdasarkan data lapangan. Respon siswa menunjukan bahwa metode ini memberikan hasil yang maksimal bagi pengembangan kreatifitas murid. Dalam suatu wawancara responden memberikan pengakuanya bahwa metode ini lebih efektif dari metode yang kurang memberikan tugas. Dan mengaku bahwa hasil belajar lebih meningkat. 2. Penelitian yang dilakukan oleh penulis menghasilkan kesimpulan bahwa ada pengaruh penggunaan metode pemberian tugas (resitasi) terhadap hasil belajar sejarah pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara di SMA Islam Cikal Harapan BSD. Kesimpulan ini diperkuat dengan hasil pengitungan pengujian hipotesis dengan hasil akhir uji t, menunjukkan ditolaknya hipotesis nol (Ho), dan diterimanya hipotesis alternatif (Ha). Karena
(2,14) >
(2,06), yang berarti
nilai rata-rata siswa yang menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi) lebih tinggi dari nilai rata-rata siswa yang tidak menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi). maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada materi tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara lebih baik dengan menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi) dari pada yang tidak menggunakan metode pemberian tugas (Resitasi).
B. Saran Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan saran bagi peningkatan mutu pendidikan. Oleh karena itu, penulis memberikan masukan dan saran sebagai berikut: 1. Penggunaan metode pemberian tugas (Resitasi)
tidak hanya dapat
digunakan pada mata pelajaran sejarah khususnya pada materi tradisi sejarah sejarah dalam masyarakat Indonesia masa praaksara tapi dapat digunakan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial juga yang mempunyai kesamaan rumpun denganya.
68
2. Pada awal pembelajaran guru hendaknya lebih banyak memberikan motivasi belajar bagi siswa, hal ini dilakukan untuk lebih meningkatkan semangat yang dimiliki oleh siswa. 3. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan agar diperoleh informasi yang lebih akurat mengenai metode pemberian tugas (Resitasi). 4. Dalam proses pembelajaran berlangsung dan selesai pembelajaran, siswa seharusnya diberi tugas yang berkaitan dengan materi sejarah. Sehingga dapat membantu siswa untuk dapat membangun pengetahuan yang lebih baik lagi. 5. Guru harus benar-benar bisa memanfaatkan waktu belajar dengan efisien dan mempersiapkan kegiatan pembelajaran dengan optimal. 6. Untuk dapat menerapkan pembelajaran ini, guru harus benar-benar menguasai materi pelajaran dan mampu membimbing serta mengarahkan siswa untuk belajar. 7. Untuk meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap siswa tugas termasuk tugas untuk dikerjakan di rumah, sebaiknya seorang guru melaksanakan kegiatan pembahasan dan penjelasan pada tugas yang telah diberikan. Dengan demikian para siswa akan merasa dihargai dan mengerti terhadap tugas yang telah mereka kerjakan. Sehingga para siswa tidak lagi menilai tugas sebagai ajang memperoleh nilai semata. Dan akhirnya akan mendorong siswa semakin aktif dalam melaksanakan tugas yang diberikan.
69
DAFTAR PUSTAKA
Abror, Abd. Rachman, Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993. Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991, cet. I. Arikunto, Suharsimi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2005, cet. III. Budiardjo, Lily, Metode Pemberian Tugas, Jakarta: PAU-UT, 2001, Cet I. Damriani, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Balajajar Siswa melalui Pendidikan Contestual teaching and Learning, vol.7 o 1, Januari, 2006. Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007, cet. IV. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Stategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1996, Cet I. E. Tamburaka, Rustam, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat, Dan Iptek,. Jakarta:Rineka Cipta 1999. Hariyono, Mempelajari Sejarah Secara Efektif, Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1995, cet ke-1. Isjoni, dkk, Pembelajaran Visioner, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, cet. 1. Iska, Zikri Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta: KIzi Brother’s, 2006, cet.I. Rochmat, Saefur, Ilmu Sejarah Dalam Perspektif Ilmu Sosial, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, cet ke-1. Roestiyah, dan Yumiati Suharto, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bina Aksara, 1985, cet I. Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2007, cet. 3.
70
Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS), Jakarta: Bumi Aksara, 1991, cet 1. Soetomo, Dasar-dasar Interaksi Bealajar Mengajar, Surabaya: Usaha Nasionla, 1993, cet. I. Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008. Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Bandung: Rosda Karya, 2000. Sudjana, Nana, Metode Statistik, Bandung: Tarsito, 2001, cet. VI. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan KOmpetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi Aksara, 2005. Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologis Proses Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003. Supriatna, Nana, Pendidikan IPS di SD, Bandung: UPI PRESS, 2008. Surachm, Winarno, Metodologi Pengajaran Nasional, Bandung: C.V. Jemmars, 1961, cet I. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendeketan Baru, Bandung: PT. Rosdakarya, 2003, cet. VIII. UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SIKDISNAS BAB I Pasal I, Bandung: Citra Umbara, 2006. Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press, 2003. Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan, SPSS Complete, Jakarta: Salemba Infotek, 2009. Z., Zurinal, dan Wahyudi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar Dan Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan, Jakarta:UIN Sayrif Hidayatullah. Zulfiani. DKK, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2009) cet ke-1.
71
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: SMA Islam Cikal Harapan
Mata Pelajaran
: Sejarah
Kelas/Semester
: X.I (eksperimen)/1
Standar Kompetensi
: 1. Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah
Kompetensi Dasar
: 1.2. Mendeskripsikan Tradisi Sejarah dalam Masyarakat Indonesia Masa Praaksara dan Masa Aksara
Indikator
: a.
Menjelaskan pengertian zaman prasejarah
b. Mendeskripsikan cara masyarakat masa prasejarah mewariskan masa lalunya c. Mengidentifikasi kehidupan tradisi masyarakat masa prasejarah d. Mendeskripsikan peninggalan sejarah Alokasi Waktu
: 1 x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu untuk: 1. Menjelaskan pengertian zaman prasejarah 2. Mendeskripsikan cara masyarakat masa prasejarah mewariskan masa lalunya 3. Mengidentifikasi tradisi masyarakat masa prasejarah pada sistem kepercayaan, mata pencaharian, kemasyarakatan, budaya dan seni, dan pengetahuan. 4. Mendeskripsikan peninggalan sejarah. B. Materi Pembelajaran 1. Pengertian zaman prasejarah 2. Cara masyarakat masa prasejarah mewariskan masa lalunya 3. Tradisi masyarakat masa prasejarah pada sistem kepercayaan, mata pencaharian, kemasyarakatan, budaya dan seni, dan pengetahuan
72
C. Metode Pembelajaran a. Ceramah bervariasi b. Talking stik c. Pemberian tugas D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan pertama 1. Kegiatan Pendahuluan a. Apersepsi guru menanyakan pada peserta didik mengenai pengertian masa prasejarah. b. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti a. Guru menjelaskan materi dengan transparansi peta konsep mengenai cara masyarakat masa prasejarah mewariskan masa lalunya. b. Guru menerangkan dengan singkat mengenai unsur-unsur tradisi dan sistem kebudayaan manusia. c. Peserta didik diberi tugas untuk membuat soal lalu dikumpulkan kepada guru, lalu guru melempar tongkat, dan bagi siswa yang kena lemparan tongkat dari guru harus menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh guru, dan seterusnya. d. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas membuat makalah atau kliping secara kelompok mengenai tradisi masyarakat masa prasejarah dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. 3. Kegiatan Penutup a. Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas. b. Menarik kesimpulan materi. E. Sumber Belajar dan Media Belajar Kurikulum KTSP dan perangkatnya, buku sumber Sejarah SMA Erlangga, peta konsep, komputer, infokus, buku-buku penunjang yang relevan, internet. F. Penilaian a. Jenis Penilaian
: Tes tertulis dan Penugasan
b. Bentuk Instrumen
: Tes Uraian
c. Instrumen Penilaian : Terlampir
73
Soal esay: 1. Jelaskan pengertian zaman prasejarah? 2. Jelaskan bentuk-bentuk peninggalan sejarah? 3. Bagaimanakah cara masyarakat zaman prasejarah mewariskan masa lalunya? 4. Bagaimana ciri-ciri kehidupan tradisi masyarakat prasejarah dalam bidang ekonomi? 5. Bagaimana ciri-ciri kehidupan tradisi masyarakat prasejarah dalam sistem kepercayaan? Jawaban: 1. Zaman prasejarah adalah zaman dimana manusia belum mengenal tulisan yang disebut dengan Nir-Leka artinya belum ada tulisan. 2. Bentuk-bentuk peninggalan sejarah a. Material yaitu peninggalan sejarah yang dapat dilihat, diraba, dan dirasakan contohnya: artefak, monument. b. Immaterial yaitu peninggalan sejarah yang tidak dapat dilihat, diraba, dan dirasakan, contohnya: kepercayaan seseorang terhadap sesuatu, kepercayaan terhadpa roh nenek moyang, animism, dinamisme. 3. Melalui lisan yang berupa cerita zaman dahulu dari mulut ke mulut dari satu generasi kegenerasi berikutnya. 4. Tradisi masyarakat prasejarah dalam bidang mata pencaharian, awalnya adalah tatanan perekonomian masyarakat prasejarah lebih tergantung pada aktivitas berburu dan mengumpulkan makanan. Kemudian, gaya hidup ini lambat laun berubah menjadi aktivitas bercocok tanam dengan sitem pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin dan umur. 5. Kehidupan zaman prasejarah bidang kepercayaan mereka percaya kepada roh nenek moyang. Mengetahui Kepala Sekolah
BSD, 02 November 2010 Guru Mata Pelajaran
Diana Ismail, S. Pd
Yati Musnayati
74
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: SMA Islam Cikal Harapan
Mata Pelajaran
: Sejarah
Kelas/Semester
: X.I (eksperimen)/1
Standar Kompetensi
: 1. Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah
Kompetensi Dasar
: 1.2.Mendeskripsikan Tradisi Sejarah dalam Masyarakat Indonesia Masa Praaksara dan Masa Aksara
Indikator
: a. Mengidentifikasi jejak-jejak sejarah b. Menjelaskan jejak sejarah di dalam foklore c. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam mitologi d. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam legenda
Alokasi Waktu
: 1 x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu untuk: 1. Mengidentifikasi jejak-jejak sejarah 2. Menjelaskan jejak sejarah di dalam foklore 3. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam mitologi 4. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam legenda B. Materi Pembelajaran 1. Jejak sejarah 2. Jejak sejarah dalam folklore 3. Jejak sejarah dalam mitologi 4. Jejak sejarah dalam legenda C. Metode Pembelajaran Ceramah, diskusi, Pemberian Tugas (Resitasi).
75
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Kedua 1. Kegiatan Pendahuluan a. Apersepsi guru menanyakan pada peserta didik mengenai pengertian zaman sejarah. b. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti a. Guru menjelaskan materi dengan transparansi peta konsep mengenai jejak sejarah, dan folklore dari berbagai daerah di Indonesia. b. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari empat orang siswa untuk mendiskusikan mengenai jejak sejarah, folklore, mitologi, dan legenda yang ada di daerah asalnya dan fakta sejarah apa yang terkandung di dalamnya. 3. Kegiatan Penutup a. Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas. b. Menarik kesimpulan materi E. Sumber Belajar dan Media Belajar Kurikulum KTSP dan perangkatnya, buku sumber Sejarah SMA – ESIS, buku sumber sejarah Erlangga, LKS, peta konsep, OHP, buku-buku penunjang yang relevan, Internet. F. Penilaian B. Unjuk kerja dalam bentuk diskusi mengenai jejak sejarah, folklore, mitologi, dan legenda yang ada di daerah asal peserta didik dan fakta sejarah apa yang terkandung di dalamnya! C. Siswa harus mengerjakan tugas sejarah dalam bentuk keliping dan makalah mengenai legenda dari asal daerah masing-masing!
Mengetahui
BSD, 09 November 2010
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Diana Ismail, S. Pd
Yati Musnayati 76
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: SMA Islam Cikal Harapan
Mata Pelajaran
: Sejarah
Kelas/Semester
: X.I (eksperimen)/1
Standar Kompetensi
: 1. Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah
Kompetensi Dasar
: 1.2. Mendeskripsikan Tradisi Sejarah dalam Masyarakat Indonesia Masa Praaksara dan Masa Aksara
Indikator
: 1. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam dongeng 2. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam upacara 3. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam nyanyian rakyat
Alokasi Waktu
: 1 x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu untuk: a. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam dongeng b. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam upacara c. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam nyanyian rakyat B. Materi Pembelajaran Tradisi sejarah masyarakat masa sejarah dari berbagai daerah di Indonesia berupa tulisan-tulisan dalam prasasti C. Metode Pembelajaran Ceramah, Number Head Together, Pemberian tugas (Resitasi). D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ketiga a. Kegiatan Pendahuluan 1) Apersepsi guru menanyakan peserta didik mengenai perbedaan zaman prasejarah dan zaman sejarah. 2) Menyampaikan tujuan pembelajaran. 77
b. Kegiatan Inti a. Guru menjelaskan materi tradisi sejarah masyarakat masa sejarah dari berbagai daerah di Indonesia berupa dongeng, upacara, dan nyanyian rakyat. b. Bersama-sama menganalisa periodisasi perkembangan tulisan pada masyarakat awal Indonesia. c. Tanya jawab mengenai tradisi dongeng, upacara adat, dan nyanyian rakyat. d.
Peserta didik secara berkelompok membuat portofolio berupa tulisan mengenai dongeng, upacara adat, dan nyayian rakyat yang ada di Indonesia, Tugas dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
2. Kegiatan Penutup a. Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas. b. Menarik kesimpulan materi. E. Sumber Belajar dan Media Belajar a. Kurikulum KTSP dan perangkatnya b. Buku sumber sejarah SMA – ESIS c. Buku sumber sejarah Erlangga d. LKS e. Spidol dan white board f. Peta konsep g. OHP h. Buku-buku penunjang yang relevan i. Internet F. Penilaian a. Portofolio dalam bentuk karangan analisis mengenai dongeng, upacara adat, dan nyanyian rakyat! b. Tes tertulis: bentuk Esay
78
Soal: 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan dongeng? 2. jelaskan tujuan di adakan upacara adat bagi masyarakat Indonesia? 3. Jelaskan fungsi nyanyian rakyat? 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan upacara adat? Jawab: 1. Dongeng adalah cerita yang tidaka benar-benar terjadi. 2. Agar mendapat dukungan dari nenek moyang. 3. Sebagi pelipur lara, menggambarkan kehidupan masa lampau, ungkapan perasaan panduduk setempat, sebagi protes social. 4. Rangkaian tindakan yang terikat pada aturan-aturan tertentu, baik aturan adat istiadat, agama maupun kepercayaan.
Mengetahui
BSD, 16 November 2010
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Diana Ismail, S. Pd
Yati Musnayati
79
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: SMA Islam Cikal Harapan
Mata Pelajaran
: Sejarah
Kelas/Semester
: X.2 (kontrol)/1
Standar Kompetensi
: 1. Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah
Kompetensi Dasar
: 1.2. Mendeskripsikan Tradisi Sejarah dalam Masyarakat Indonesia Masa Praaksara dan Masa Aksara
Indikator
: 1. Menjelaskan pengertian zaman prasejarah 2. Mendeskripsikan cara masyarakat masa prasejarah mewariskan masa lalunya 3. Mengidentifikasi kehidupan tradisi masyarakat masa prasejarah 4. Mendeskripsikan peninggalan sejarah
Alokasi Waktu
: 1 x 45 menit
G. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu untuk: 5. Menjelaskan pengertian zaman prasejarah 6. Mendeskripsikan cara masyarakat masa prasejarah mewariskan masa lalunya 7. Mengidentifikasi tradisi masyarakat masa prasejarah pada sistem kepercayaan, mata pencaharian, kemasyarakatan, budaya dan seni, dan pengetahuan. 8. Mendeskripsikan peninggalan sejarah. H. Materi Pembelajaran a. Pengertian zaman prasejarah b. Cara masyarakat masa prasejarah mewariskan masa lalunya c. Tradisi masyarakat masa prasejarah pada sistem kepercayaan, mata pencaharian, kemasyarakatan, budaya dan seni, dan pengetahuan 80
I. Metode Pembelajaran e. Ceramah bervariasi f. Talking stik J. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan kedua 4. Kegiatan Pendahuluan 1) Apersepsi guru menanyakan pada peserta didik mengenai pengertian masa prasejarah. 2) Menyampaikan tujuan pembelajaran. 5. Kegiatan Inti 1) Guru menjelaskan materi dengan transparansi peta konsep mengenai cara masyarakat masa prasejarah mewariskan masa lalunya. 2) Guru menerangkan dengan singkat mengenai unsur-unsur tradisi dan sistem kebudayaan manusia. 3) Peserta didik diberi tugas untuk membuat soal lalu dikumpulkan kepada guru, lalu guru melempar tongkat, dan bagi siswa yang kena lemparan tongkat dari guru harus menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh guru, dan seterusnya. 4) Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas membuat makalah atau kliping secara kelompok mengenai tradisi masyarakat masa prasejarah dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. 6. Kegiatan Penutup 1) Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas. 2) Menarik kesimpulan materi. K. Sumber Belajar dan Media Belajar Kurikulum KTSP dan perangkatnya, buku sumber Sejarah SMA Erlangga, peta konsep, komputer, infokus, buku-buku penunjang yang relevan, internet. L. Penilaian d. Jenis Penilaian
: Tes tertulis
e. Bentuk Instrumen
: Tes Uraian 81
f. Instrumen Penilaian : Terlampir Soal esay: 1. Jelaskan pengertian zaman prasejarah? 2. Jelaskan bentuk-bentuk peninggalan sejarah? 3. Bagaimanakah cara masyarakat zaman prasejarah mewariskan masa lalunya? 4. Bagaimana ciri-ciri kehidupan tradisi masyarakat prasejarah dalam bidang ekonomi? 5. Bagaimana ciri-ciri kehidupan tradisi masyarakat prasejarah dalam sistem kepercayaan? Jawaban: 1. Zaman prasejarah adalah zaman dimana manusia belum mengenal tulisan yang disebut dengan Nir-Leka artinya belum ada tulisan. 2. Bentuk-bentuk peninggalan sejarah c. Material yaitu peninggalan sejarah yang dapat dilihat, diraba, dan dirasakan contohnya: artefak, monument. d. Immaterial yaitu peninggalan sejarah yang tidak dapat dilihat, diraba, dan dirasakan, contohnya: kepercayaan seseorang terhadap sesuatu, kepercayaan terhadpa roh nenek moyang, animism, dinamisme. 3. Melalui lisan yang berupa cerita zaman dahulu dari mulut ke mulut dari satu generasi kegenerasi berikutnya. 4. Tradisi masyarakat prasejarah dalam bidang mata pencaharian, awalnya adalah tatanan perekonomian masyarakat prasejarah lebih tergantung pada aktivitas berburu dan mengumpulkan makanan. Kemudian, gaya hidup ini lambat laun berubah menjadi aktivitas bercocok tanam dengan sitem pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin dan umur. 5. Kehidupan zaman prasejarah bidang kepercayaan mereka percaya kepada roh nenek moyang. Mengetahui
BSD, 02 November 2010
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Diana Ismail, S. Pd
Yati musnayati
82
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: SMA Islam Cikal Harapan
Mata Pelajaran
: Sejarah
Kelas/Semester
: X.2(Kontrol)/1
Standar Kompetensi
: 1. Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah
Kompetensi Dasar
: 1.2. Mendeskripsikan Tradisi Sejarah dalam Masyarakat Indonesia Masa Praaksara dan Masa Aksara
Indikator
: a. Mengidentifikasi jejak-jejak sejarah b. Menjelaskan jejak sejarah di dalam foklore c. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam mitologi d. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam legenda
Alokasi Waktu
: 1 x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu untuk: 1. Mengidentifikasi jejak-jejak sejarah 2. Menjelaskan jejak sejarah di dalam foklore 3. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam mitologi 4. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam legenda B. Materi Pembelajaran 1. Jejak sejarah 2. Jejak sejarah dalam folklore 3. Jejak sejarah dalam mitologi 4. Jejak sejarah dalam legenda C. Metode Pembelajaran Ceramah, diskusi. D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ketiga 1. Kegiatan Pendahuluan
83
1) Apersepsi guru menanyakan pada peserta didik mengenai pengertian zaman sejarah. 2) Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti 1) Guru menjelaskan materi dengan transparansi peta konsep mengenai jejak sejarah, dan folklore dari berbagai daerah di Indonesia. 2) Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari empat orang siswa untuk mendiskusikan mengenai jejak sejarah, folklore, mitologi, dan legenda yang ada di daerah asalnya dan fakta sejarah apa yang terkandung di dalamnya. 3. Kegiatan Penutup c. Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas. d. Menarik kesimpulan materi E. Sumber Belajar dan Media Belajar Kurikulum KTSP dan perangkatnya, buku sumber Sejarah SMA – ESIS, buku sumber sejarah Erlangga, LKS, peta konsep, OHP, buku-buku penunjang yang relevan, Internet. F. Penilaian Unjuk kerja dalam bentuk diskusi mengenai jejak sejarah, folklore, mitologi, dan legenda yang ada di daerah asal peserta didik dan fakta sejarah apa yang terkandung di dalamnya!
Mengetahui
BSD, 09 November 2010
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Diana Ismail, S. Pd
Yati Musnayati
84
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: SMA Islam Cikal Harapan
Mata Pelajaran
: Sejarah
Kelas/Semester
: X.2 (Kontrol)/1
Standar Kompetensi : 1. Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah Kompetensi Dasar
: 1.2. Mendeskripsikan Tradisi Sejarah dalam Masyarakat Indonesia Masa Praaksara dan Masa Aksara
Indikator
: a. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam dongen b. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam upacara c. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam nyanyian rakyat
Alokasi Waktu
: 1 x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu untuk: 1. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam dongeng 2. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam upacara 3. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam nyanyian rakyat B. Materi Pembelajaran Tradisi sejarah masyarakat masa sejarah dari berbagai daerah di Indonesia berupa tulisan-tulisan dalam prasasti C. Metode Pembelajaran Ceramah, Number Head Together. D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Ketiga 1. Kegiatan Pendahuluan 1) Apersepsi guru menanyakan peserta didik mengenai perbedaan zaman prasejarah dan zaman sejarah. 2) Menyampaikan tujuan pembelajaran. 85
2. Kegiatan Inti 1) Guru menjelaskan materi tradisi sejarah masyarakat masa sejarah dari berbagai daerah di Indonesia berupa dongeng, upacara, dan nyanyian rakyat. 2) Bersama-sama menganalisa periodisasi perkembangan tulisan pada masyarakat awal Indonesia. 3) Tanya jawab mengenai tradisi dongeng, upacara adat, dan nyanyian rakyat. 4) Peserta didik secara berkelompok membuat portofolio berupa tulisan mengenai dongeng, upacara adat, dan nyayian rakyat yang ada di Indonesia, Tugas dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. 3. Kegiatan Penutup 1) Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas. 2) Menarik kesimpulan materi. E. Sumber Belajar dan Media Belajar 1. Kurikulum KTSP dan perangkatnya. 2. Buku sumber sejarah SMA – ESIS 3. Buku sumber sejarah Erlangga 4. Spidol dan white board 5. Peta konsep 6. Buku-buku penunjang yang relevan F. Penilaian 1. Jenis Penilaian
: Tes tertulis
2. Bentuk Instrumen
: Tes Esay
3. Instrumen Penilaian : Terlampir Soal: 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan dongeng? 2. jelaskan tujuan di adakan upacara adat bagi masyarakat Indonesia? 3. Jelaskan fungsi nyanyian rakyat? 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan upacara adat?
86
Jawab: 1. Dongeng adalah cerita yang tidka benar-benar terjadi. 2. Agar mendapat dukungan dari nenek moyang. 3. Sebagi
pelipur
lara,
menggambarkan
kehidupan
masa
lampau,ungkapan perasaan panduduk setempat, sebagi protes sosial. 4. Rangkaian tindakan yang terikat pada aturan-aturan tertentu, baik aturan adat istiadat, agama maupun kepercayaan.
Mengetahui
BSD, 16 November 2010
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Diana Ismail, S. Pd
Yati Musnayati
87
Lampiran 3
Kisi-Kisi Instrument Tes Hasil Belajar Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
2. Memahami 2.2. Mendeskripsi- • Prinsip Dasar kan Tradisi Ilmu Sejarah Sejarah dalam • Masyarakat Indonesia Masa Praaksara dan Masa Aksara •
• • • • • • • •
Menjelaskan pengertian zaman prasejarah Mendeskripsikan cara masyarakat masa prasejarah mewariskan masa lalunya Mengidentifikasi kehidupan tradisi masyarakat masa prasejarah Mendeskripsikan peninggalan sejarah Mngidentifikasi jejak-jejak sejarah Menjelaskan jejak sejarah di dalam foklore Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam mitologi Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam legenda Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam dongeng Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam upacara Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam nyanyian rakyat
Bentuk Soal Pg
Nomor Soal 1,6
Pg
2,4,9
Pg
5,7,8
3
Pg
3,10
2
Pg
14
1
Pg
12
1
Pg
11
1
Pg
15,16
2
Pg
13
1
Pg
17,19, 20 18
3
Pg
20 Soal
Jumlah Mengetahui
BSD, 28 Oktober 2010
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Diana Ismail, S. Pd
Yati Musnayati
88
Jml 2 3
1
Lampiran 4
YAYASAN PERMATA SARI
SMA ISLAM CIKAL HARAPAN I ULANGAN HARIAN SEMESTER GANJIL Bidang Studi
:
Nilai
Paraf Guru
Paraf Orang Tua
Sejarah Kelas
:X
Hari/Tanggal Nama
: :
Petunjuk: Berilah tanda silang (X) pada huurf a, b, c, d atau e pada jawabn yang paling tepat! 1. Zaman prasejarah juga disebut…. a. Sejarah
d. Nir
b. Nirleka
e. Sudah mengenal tulisan
c. Leka
2. Pada masyarakat yang belum mengenal tulisan, proses pewarisan kebudayaan dalam sejarah dilakukan melalui… a. Tradisi non lisan
d. Legenda
b. Tradisi lisan
e. Dongeng
c. Kepercayaan
3. Peninggalan sejarah yang berupa benda-benda yang dapat dilihat termasuk aspek … a. Nonmaterial
d. Immaterila
b. Material
e. Sprituil
c. Material dan non material
89
4. Proses pewarisan masa lalu pada masyarakat yang belum mengenal tulisan secara umum melalui … a. Saudara
d. Nenek moyang
b. Keluarga dan masyarakat
e. Sosialisai
c. Kakek moyang
5. Sistem ekonomi pada masyarakat prasejarah adalah … a. Non agraris
d. Barter
b. Agraris
e. Barter dan pertanian
c. Kapitalis
6. Apa yang dimaksud dengan zaman prasejarah … a. Zaman ketika manusia belum mengenal adanya tulisan b. Zaman ketika manusia sudah mengenal system ekonomi c. Zaman ketika manusia sudah mengenal adanya tulisan d. Zaman ketika manusia masa transisi e. Zaman di mulai setelah zaman prasejarah
7. Kepercayan masyarakat pada zaman prasejarah adalah … a. Animism dan dinamisme
d. Hindu dan budha
b. Hindu
e. Islam
c. Budha
8. Ciri-ciri zaman praaksara adalah sebagai berikut: A
B
C
1. sudah dibukukan
1.belum dibukukan
1. secara tulisan
2. secara lisan
2. . proses pewarisan
2. sistem kepercayaan
budaya dengan
animisme dan
pewayangan
dinamisme
90
Jawaban yang benar adalah … a. A1. B1, dan C1
d. A2, B1, dan C2
b. A2, B2, dan C2
e. A2, B2, dan C1
c. A1, B2, dan C1
9. Pewarisan sejarah melalui masyarakat pada masa prasejarah melalui … a. Kesenian, kepercayaan, kitab b. Adat istiadat, kesenian, kepercayaan masyarakat c. Dokumen, adat istiadat d. Kesenian masyarakat, prasasti e. Adat istiadat, dokumen, kitab
10. Pada masyarakat prasejarah sudah ditemukan ilmu pengetahuan yang dikenal dengan ilmu astronomi yang berfungsi … a. Kepercayaan masyarakat b. dalam bidang pelayaran dan pertanian c. Ilmu perbintangan d. Sarana transportasi e. Sarana perdagangan
11. Cerita rakyat yang dipercayai oleh masyarakat sebagai cerita yang benar-benar terjadi dan di anggap suci adalah … a. Dongeng
d. Mitologi
b. Legenda
e. Lagu daerah
c. Tahayul
12. Berikut ini yang termasuk jenis folklore lisan, kecuali … a. Bahasa
d. Pakaian
b. Teka-teki
e. Cerita rakyat
c. Puisi
91
13. Suatu peristiwa yang terjadi di masa lampau yang hanya sebagai pelipur lara dan tidak benar-benar terjadi disebut … a. Legenda
d. folklore lisan
b. Mitologi
e. folklore sebagian lisan
c. Dongeng
14. Para sejarawan untuk dapat mengetahui peristiwa masa lalu secara umum dilakukan melalui … a. Jejak-jejak sejarah
d. Kerajinan tangan
b. Peristiwa masa lampau
e. Cerita trdisional
c. Sebuah kisah
15. Cerita rakyat masa lampau yang berhubungan dengan peristiwa sejarah adalah… a. Puisi
d. Legenda
b. Kitab
e. Lagu daerah
c. Kesenian
16. Cerita rakyat tentang terbentuknya danau toba termasuk jenis… a. Upacara
d. Cerita rakyat
b. Folklore lisan
e. Legenda
c. Folklore nonlisan
17. Rangkaian tindakan yang berisi aturan-aturan adat atau agama adalah … a. Upacara adat
d. Mitologi
b. Lagu daerah
e. Teka-teki
c. Dongeng
18. Lagu daerah berfungsi sebagai,kecuali … a. Protes social b. Menggambarkan kehidupan masa lampau 92
c. Pelibur lara d. Ungkapan perasaan penduduk daerah setempat e.
Terdiri dari kata-kata dan irama
19. Yang termasuk Upacara adat, kecuali … a. Upacara Bendera
d. Upacara peperangan
b. Upacara perkawinan
e. Upacara keagamaan
c. Upacara penguburan
20. Sebelum terjadi peperangan pada zaman dahulu mereka melakukan pemujaan terhadap roh nenek moyang dengan tujuan … a. Mendapatkan kekuatan b. Mendapatkan keberkahan c. Mendapatkan rezeki d. Agar mendapatkan dukungan dari nenek moyang e. mendapatkan keberkahan dari nenek moyang
Mengetahui
BSD, 28 Oktober 2010
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Diana Ismail, S. Pd
Yati Musnayati
93
Lampiran 5
KUNCI JAWABAN UJI COBA SOAL 1. 2. 3. 4. 5.
B B B B E
6. B 7. A 8. D 9. B 10. B
11. D 12. D 13. C 14. A 15. D
94
16. E 17. A 18. E 19. A 20. D
Lampiran 6 PENENTUAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL ( KKM ) MATA PELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2010 - 2011 SMA ISLAM CIKAL HARAPAN 1 Mata Pelajaran Aspek Kelas / semester Standar Kompetensi
: Sejarah : : X/ Ganjil : 1. Memahami Prinsip Dasar Ilmu Sejarah kompleksitas
No
Kompetensi Dasar
2
Mendeskripsikan tradisi sejarah dalam masyarakat Indonesia masa pra-aksara dan masa aksara
Indikator
Tgg (1)
1. Mengidentifikasikan cara masyarakat prasejarah mewariskan masa lalunya. 2. Menjelaskan pengertian zaman prasejarah 3. Mengidentifikasi kehidupan tradisi masyarakat masa prasejarah 4. Mendeskripsikan peninggalan sejarah
Daya Dukung
Intake
Sdg Rdh Tgg Sdg Rdh Tgg Sdg Rdh (2) (3) (3) (2) (1) (3) (2) (1) 2
1 2
2
Jumlah
2
70
3
2
67
3
2
78
2
2
2
70
5. Mngidentifikasi jejak-jejak sejarah
2
2
2
67
6. Menjelaskan jejak sejarah di dalam folklore.
2
2
2
67
2
2
2
70
2
2
2
67
7. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam mitologi. 8. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam 95
legenda 9. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam dongeng 10. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam upacara 11. Mengidentifikasi jejak sejarah di dalam nyanyian rakyat Jumlah KKM per KD
2
2
2
67
2
2
2
70
2
3
3
70
Mengetahui
BSD, 28 Oktober 2010
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Diana Ismail, S. Pd
Yati Musnayati
96
70
Lampiran 7
UJI NORMALITAS DAN HOMOGENITAS A. Uji Normalitas 1. Uji Normalitas eksperimen a. Pretes One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Nilai eksperimen_pretes N
14
Normal Parametersa
Mean
48.21
Std. Deviation
13.098
Absolute Most Extreme Positive Differences Negative
.173 .138 -.173
Kolmogorov-Smirnov Z
.648
Asymp. Sig. (2-tailed)
.796
a. Test distribution is Normal
Dari tabel diatas diketahui Asymp. Sig uji normalitas pretest kelompok eksperimen adalah 0,796 > 0,05 artinya data tersebut normal. Grafik Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen
97
b. Posttes One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Nilai eksperiemn_postes N
14
Normal Parametersa
Mean
81.07
Most Extreme Differences
Absolute
.155
Positive
.155
Negative
-.105
Std. Deviation
12.585
Kolmogorov-Smirnov Z
.578
Asymp. Sig. (2-tailed)
.892
a. Test distribution is Normal
Dari tabel diatas diketahui Asymp. Sig uji normalitas pretest kelompok eksperimen adalah 0,892 > 0,05 artinya data tersebut normal.
Grafik Uji Normalitas Posttes Kelompok Eksperimen
98
2. Uji Normalitas Kontrol a. Pretes One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Nilai kontrol_pretes N
14
Normal Parametersa Most Extreme Differences
Mean
45.71
Std. Deviation
10.163
Absolute
.202
Positive
.124
Negative
-.202
Kolmogorov-Smirnov Z
.756
Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
.618
Dari tabel diatas diketahui Asymp. Sig uji normalitas pretest kelompok eksperimen adalah 0,618 > 0,05 artinya data tersebut normal.
Grafik Uji Normalitas Pretes Kelompok Kontrol
99
b. Posttes One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Nilai kontrol_postes N
14
Normal Parametersa
Mean
70.36
Std. Deviation
13.932
Most Extreme Absolute Differences Positive
.144
Negative
-.090
.144
Kolmogorov-Smirnov Z
.537
Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
.935
Dari tabel diatas diketahui Asymp. Sig uji normalitas pretest kelompok eksperimen adalah 0,935 > 0,05 artinya data tersebut normal.
Grafik Uji Normalitas Pretes Kelompok Kontrol
100
B. Uji Homogenitas 1. Homogenitas Pretes Test of Homogeneity of Variances Nilai Pretes Levene Statistic
df1
1.964
df2 3
Sig. 6
.221
ANOVA Pretes Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
3091.667
7
441.667
545.833
6
90.972
3637.500
13
F 4.855
Sig. . 306
2. Homogenitas Posttes Test of Homogeneity of Variances Nilai Postes Levene Statistic 1.294
df1
df2 3
Sig. 6
.359
ANOVA Postes Sum of Squares Between Groups Within Groups Total
df
Mean Square
1139.881
7
162.840
633.333
6
105.556
1773.214
13
101
F 1.543
Sig. .307
Lampiran 8
DATA HASIL BELAJAR SISWA No
Siswa
Kelompok Eksperimen pretest
postest
N-Gain
Kelompok Kontrol pretest
postest
N-Gain
1.
A1
30
60
0,4
Sedang
40
80
0,6
Sedang
2
A2
45
70
0,4
Sedang
60
85
0,6
Sedang
3.
B1
60
90
0,7
Tinggi
55
75
0,4
Sedang
4
B2
45
75
0,5
Sedang
50
70
0,4
Sedang
5.
C1
35
75
0,6
Sedang
45
60
0,3
Rendah
6.
C2
70
100
1
Tinggi
30
50
0,3
Rendah
7.
D1
60
90
0,7
Tinggi
35
50
0,2
Rendah
8.
D2
50
80
0,6
Sedang
40
60
0,3
Rendah
9.
E1
40
75
0,5
Sedang
50
90
0,8
Tinggi
10.
E2
50
95
0,9
Tinggi
55
60
0,1
Rendah
11.
F1
30
65
0,4
Sedang
60
95
0,9
Tinggi
12.
F2
50
85
0,7
Tinggi
50
75
0,5
Sedang
13.
H1
70
100
1
Tinggi
40
70
0,5
Sedang
14.
H2
40
75
0,5
Sedang
30
65
0,5
Sedang
675
1135
8,9
640
985
7,3
48,21
81,07
0,63
45,7
70,3
0,52
Jumlah
102
Nilai
Kelompok Eksperimen N
≤
Nilai
_
Kelompok Kontrol N
≤
X
_ X
Pretest
14
675
48,21
Pretest
14
640
45,71
Postest
14
1135
81,07
Postest
14
985
70,36
Selisih
14
460
32,86
Selisih
14
345
24,65
N-Gain
14
8,9
0,63
N-Gain
14
7,3
0,52
Dengan kategorisasi perolehan: g-tinggi
: nilai ()>0,70
g-sedang : nilai 0,70-0,30 g-rendah : nilai ()<0,30.
103
Lampiran 9
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
1. Bagaimana tanggapan anda tentang metode pemberian tugas yang diterapkan dalam pembelajaran sejarah? 2. Apakah anda pernah diajarkan sebelumnya dengan guru bidang studi sejarah dengan menggunakan metode pemberian tugas? 3. Apakah anda pernah diajarkan sebelumnya dengan guru bidang studi sejarah dengan menggunakan metode pemberian tugas? 4. Kendala apa yang anda hadapi ketika guru sejarah menerapkan metode pemberian tugas? 5. apakah belajar dengan metode ini kamu lebih suka? 6. Bagaimana hasil belajar yang anda peroleh ketika guru sejarah menggunakan metode pemberian tugas?
104
BERITA WAWANCARA (SISWA) Wawancara dilaksanakan pada: Hari / Tanggal : Selasa, 30 November 2010 Responden : Siswa kelas X Nama Sekolah : SMA Islam Cikal Harapan BSD Tujuan wawancara : Untuk mengetahui tanggapan siswa tentang metode pemberian tugas (resitasi) dan pengaruhnya terhadap hasil belajar sejarah. Peneliti Siswa Peneliti Siswa
Peneliti Siswa
Peneliti Siswa Peneliti Siswa
: Bagaimana tanggapan anda tentang metode pemberian tugas yang diterapkan dalam pembelajaran sejarah? : Dengan metode pemberian tugas yang digunakan guru sejarah, saya merasa lebih memahami belajar sejarah : Apakah anda pernah diajarkan sebelumnya dengan guru bidang studi sejarah dengan menggunakan metode pemberian tugas? : Sudah, tapi tugas yang diberikan hanya sekedar latihan dan tidak pernah di evaluasi dan biasanya guru bidang studi sejarah hanya menggunakan metode ceramah. : Kendala apa yang anda hadapi ketika guru sejarah menerapkan metode pemberian tugas? : Kendala yang saya hadapi adalah sulitnya mencari sumber informasi dikarenakan buku-buku perpustakaan sekolah masih belum lengkap. : apakah belajar dengan metode ini kamu lebih suka? : ya, karena sya lebih menyukai belajar dengan metode ini : Bagaimana hasil belajar yang anda peroleh ketika guru sejarah menggunakan metode pemberian tugas? : Saya merasa hasil belajar yang saya peroleh mengalami kenaikan.
BSD, 30 N0vember 2010 Responden
Pewawancara
…………………..
Yati Musnayati
NIS.
NIM. 107015002009
105
Lampiran 10
LEMBAR OBSERVASI SISWA (checklist) Nama sekolah Hari/Tanggal
: SMA Islam Cikal Harapan BSD :
No
Pertemuan Ke Kelas
Aktivasi yang dilakukan
AI
1 2 3 4
Hadir di kelas sebelum guru masuk kelas. Telah mempersiapkan peralatan belajar sebelum guru masuk kelas.
5 6 7 8 9
Aktif bertanya kepada guru apabila ada pembahasan yag kurang di mengerti. Langsung mengerjakan ketika tugas diberikan Tidak terlihat risau ketika mengerjakan tugas Tidak mengganggu teman lain ketika mengerjakan tugas. Mengerjakan tugas tanpa mencontek
10
Mengumpulkan tugas tepat waktu
A2
BI
B2
C1
Responden C2 D1 D2 E1
: :X
E2
Memperhatikan guru ketika memberikan penjelasan materi. Mencatat materi pelajaran.
Mengetahui
BSD, 28 Oktober 2010
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Diana Ismail, S. Pd
Yati Musnayati
106
F1
F2
G1
G2
Lampiran 11
LEMBAR OBSERVASI SISWA TERBUKA Nama Sekolah: SMA Islam Cikal Harapan BSD Hari/Tanggal : Kegiatan Yang Diamati
No
Pertemuan Ke : Kelas : Keterangan
Mengetahui
BSD, 28 OKtober 2010
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Diana Ismail, S. Pd
Yati Musnayati
107
LEMBAR UJI REFERENSI
Nama
: Yati Musanayati
NIM
: 107015002009
Jurusan
: Pendidikan IPS
Judul Skripsi : Pengaruh Penggunaan Metode Pemberian Tugas Terhadap Hasil Belajar Sejarah
Pada Materi Tradisi Sejarah Dalam Masyarakat
Indonesia Masa Praaksara di SMA Islam Cikal Harapan BSD (Bumi Serpong Damai).
NO
Buku
Paraf Dosen Pembimbing
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SIKDISNAS BAB I Pasal I, (Bandung: Citra Umbara, 2006), h. 72 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006). h. 38 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2003), h. 58 Abu Ahmadi, dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), cet. I, h. 121 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: KIzi Brother’s, 2006), cet.I, h. 76 Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan. (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993), h. 68-71. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 2007), cet. 3, h. 55
8.
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, ( Bandung: Rosda Karya, 2000). h. 22
9.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), h.3 Damriani, Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Balajajar Siswa melalui Pendidikan Contestual teaching and Learning, vol.7 o 1, Januari, 2006. h. 18 Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswin Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2006) h, 131 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologis Proses Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003).h.120 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001).h.56-57
10.
11. 12. 13.
108
14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
21. 22. 23.
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung : Rosda karya, 2000), h.3 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta: Kizi Brother’s, 2006), cet.I, h. 85 Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1991), cet. I, h. 131 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1991), cet. III. h. 5 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendeketan Baru, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2003), cet. VIII, h. 201 Zulfiani. DKK, Strategi Pembelajaran Sains (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN, 2009) cet ke-1, hal 96 Zurinal Z, dan Wahyudi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar Dan Dasar-Dasar Pelaksanaan Pendidikan,(Jakarta:UIn Sayrif Hidayatullah), h. 122 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), cet. III, h. 85 Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS), (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), cet 1, h. 115 Zulfiani. DKK, Strategi Pembelajaran Sains, ….h. 105
32.
Soetomo, Dasar-dasar Interaksi Bealajar Mengajar, (Surabaya: Usaha Nasionla, 1993), cet. I, h. 161 Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester (SKS), (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), cet 1, h. 115 Roestiyah, dan Yumiati Suharto, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bina Aksara, 1985) cet I, h. 136 Lily Budiardjo, Metode Pemberian Tugas, (Jakarta: PAU-UT, 2001), Cet I , h. 9-11. Winarno Surachmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: C.V. Jemmars, 1961) , cet I, h. 90. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Stategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), Cet I, h. 86 Winarno Surachmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: C. V. Jemmars, 1961) , cet I, h. 91 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Stategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), Cet I, h. 86 Soetomo, Dasar-dasar Interaksi Bealajar Mengajar, h. 161
33.
Zulfiani. DKK, Strategi Pembelajaran Sains, h. 105
34.
Winarno Surachmad M, Metodologi Pengajaran Nasional, h. 91 Soetomo, Dasar-dasar Interaksi Bealajar Mengajar, h. 162
24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31.
35. 36.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, h. 87 109
37.
Zulfiani. DKK, Strategi Pembelajaran Sains, h. 106
38.
52.
Lily Budiardjo, Metode Pemberian Tugas, (Jakarta: PAU-UT, 2001), Cet. 1, h. 1. Isjoni, dkk, Pembelajaran Visioner, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), cet. 1, h. 162. Nana Supriatna, Pendidikan IPS di SD, (Bandung: UPI PRESS, 2008), hal. 131-132. Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat, Dan Iptek. ( Jakarta:Rineka Cipta 1999 ) h.10 Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat, Dan Iptek. h. 11 Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat, Dan Iptek. h.15. Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat, Dan Iptek. h.13-15 Hariyono, Mempelajari Sejarah Secara Efektif, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1995) cet ke-1, hal 192-196 Hariyono, Mempelajari Sejarah Secara Efektif, (Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1995) cet ke-1, hal 191 Rustam E. Tamburaka, Pengantar Ilmu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat, h.16-21. Saefur Rochmat, Ilmu Sejarah dalam Perspektif Ilmu Sosial, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), cet. I, h. 31-32 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan KOmpetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 186. Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2007), cet. IV, h. 33. sukardi, Metodologi Penilitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), h. 123. Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan..., h. 372.
53.
Anas Sudjionno, Pengantar Evaluasi Pendidikan,…..h. 389
54.
Nana Sudjana, Metode Statistik, (Bandung: Tarsito, 2001), cet. VI, h. 466 Suharsimi Arikunto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), cet. III, h. 320. Hilda Rizqiani, penerapan metode pembelajaran Peta konsep Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009). H. 41. Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, h. 282-283
39. 40. 41.
42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51.
55. 56.
57. 58. 59.
Sumber. Brosur Penerimaan Siswa SMA Islam Cikal Harapan, 2009. Sumber. Brosur penerimaan siswa SMA Islam Cikal Harapan 110
60. 61. 62.
BSD, 2009 Sumber. Brosur penerimaan siswa SMA Islam Cikal Harapan BSD, 2009 Sumber. Buku Agenda Sekolahku, SMA Islam Cikal Harapan BSD, 2010 Sumber.buku Agenda Sekolahku, SMA Islam Cikal Harapan BSD, 2010 Jakarta, 06 Juni 2011 Mengetahui Pembimbing
Drs, H. Nurochim, MM NIP:19590 715 198403 1003
111
112
113
114