PENGARUH PEMANFAATAN FASILITAS HABIS PAKAI DAN FASILITAS TIDAK HABIS PAKAI DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP KEUANGAN SEKOLAH DI MADRASAH ALIYAH AL ISLAM RUBIO KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR
Oleh
MISLUNA NIM. 10716000425
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1432 H/2011 M
PENGARUH PEMANFAATAN FASILITAS HABIS PAKAI DAN FASILITAS TIDAK HABIS PAKAI DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP KEUANGAN SEKOLAH DI MADRASAH ALIYAH AL ISLAM RUMBIO KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh MISLUNA NIM. 10716000425
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1432 H/2011 M
PENGHARGAAN " Alhamdulillahi Robbil 'Alamiri" Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT berl rahmat, karunia, taufik dan hidayah- Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjuc "Pemanfaatan Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas Tidak Habis Pakai dalam Proses Pembelajar Terhadap Keuangan Sekolah di Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio Kecamatan Kami Kabupaten Kampar" guna memenuhi sebagai persyaratan untuk meraih Gelar Sarja Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan U Suska Riau. Shalawat dan salam selalu tercurahkan buat revolusi alam yakni Nabi Muhamrr SAW yang telah mereformasi umat manusia dari alam kejahilan menuju alam yang per dengan ilmu pengetahuan. Dalam penyususnan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbin^ dan dukungan dari berbagai pihak sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. P; kesempatan ini penulis menyampaikan terimah kasih kepada : 1.
Bapak Prof. Dr. H. M. Nazir, selaku Rektor UIN Suska beserta seluruh Staf yang te memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat menuntut ilmu di Kampus UIN Su: Riau.
2.
Ibu Dr. Hj. Helmiati, M. Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan bes( pembantu Dekan I, II dan III.
3.
Ibu Dra. Nurasmawi, M. Pd selaku Ketua Jurusan sekaligus pembimbing skripsi yang te Bapak Drs. Akmal, M. Pd selaku Sekretaris Jurusan yang telah memberikan semangat i motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
ABSTRAK
Misluna (2011) : Pemanfaatan Fasilitas Habis Pakai dan Tidak Habis Pakai dalam Proses Pembelajaran Terhadap Keuangan Sekolah di Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar
Penelitian ini terdiri dari dua variable, yaitu Pemanfaatan Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas Tidak Habis Pakai (variable bebas/independen atau variable X) dan Keuangan Sekolah (variable dependent/terikat atau variable Y). Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan fasilitas habis pakai dan fasilitas tidak habis pakai dalam proses pembelajaran terhadap keuangan sekolah di Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa MA Al Islam Rumbio, sedangkan objeknya adalah pengaruh pemanfaatan fasilitas habis pakai dan fasilitas tidak habis pakai dalam proses pembelajaran terhadap keuangan sekolah di Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. Populasinya adalah seluruh guru di Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio yang berjumlah 30 orang, karena jumlah populasinya kurang dari 100 maka penulis mengambil sampel seluruh guru dari jumlah populasi yaitu sebanyak 30 orang. Pengumpulan data diambil melalui angket. Data yang terkumpul, sesuai dengan jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi yang kedua variabelnya bersifat ordinal dan interval, maka data dianalisis dengan menggunakan teknik regresi linier, dan penulis menggunakan bantuan perangkat computer melalui program SPSS ( Statistica Program Society Science ) versi 16.0 for windows. Setelah melakukan penelitian, penulis mendapat kesimpulan akhir bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari pemanfaatan fasilitas habis pakai dan fasilitas tidak habis pakai dalam proses pembelajaran terhadap keuangan sekolah di Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar, dengan mengetahui bahwa rch = 0.476 jauh lebih besar dari pada "r" table pada taraf 5% dan pada taraf 1% 0.478> 0.476 < 0.374.
ABSTRACT
Misluna (2011) : Used Finished Facility Utilization Wears and is not Used Finished Use in Course of Study to School Finance in Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio District Kampar Sub-Province Kampar
This research consist of two variables, that is used finished facility utilization wears and facility not used finished wear (free variable/independent or variable X) and school finance (dependent variable/bound or variable Y). Target in research this is the to know used finished influence of facility utilization wears and facility not used finished use in course of study to school finance in Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio District Kampar Sub-Province Kampar. Subject in research this is the teacher and student MA Al Islam Rumbio, whereas its object is used finished influence of facility utilization wears and facility not used finished use in course of study to school finance in Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio District Kampar Sub-Province Kampar. Its population is all teachers in Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio that amount to 30 people, because of its population amount less than 100 then writer takes sampel all teachers from population amount that is 30 people. Data collecting is taken pass by questionnaire. Data that gathered, in accordance with research type this is the second correlation research its variable has the character of ordinal and international, then data is analysed by using linear regression technique, and writer used aid of computer peripheral pass by program spss ( statistica program society science) version 16.0 for windowses. Research having taken steps, writer gets final conclusion that existed significant influence from used finished facility utilization wear and facility not used finished use in course of study to school finance in Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio District Kampar Sub-Province Kampar, knowing that rch = 0.476 far greater before V table at level 5% and at level 1% o.478> 0.476 < 0.374.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL PERSETUJUAN PENGESAHAN ABSTRAK PEN G HARGAAN DAFTAR ISI DAFTAR TABEL BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................................. A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ B. Permasalahan ............................................................................................. C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................... D. Definisi Istilah............................................................................................
1 1 8 9 9
BAB I I KAJIAN TEORI ................................................................................................ A. Landasan Teoretis ..................................................................................... B. Konsep Operasional...................................................................................
11 11 20
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................................... A. Lokasi Penelitian ....................................................................................... B. Subjek dan Objek Penelitian....................................................................... C. Populasi dan Sampel................................................................................... D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... E. Teknik Analisis Data ..................................................................................
22 22 22 22 23 23
BAB IV PENYAJIAN HASIL DATA .............................................................................. A. Tinjauan Uraum Lokasi Penelitian ............................................................. B. Penyajian Data............................................................................................ C. Analisis Data ..............................................................................................
26 26 30 34
BAB V PENUTUP .......................................................................................................... A. Kesimpulan ................................................................................................ B. Saran .......................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA
43 43 44
DAFTAR TABEL Halaman 1. Tabel IV.1 : Keadaan Guru MA Al Islam Rumbio ...................................................... 27 2. Tabel IV.2 : Sarana dan Prasarana MA Al Islam Rumbio .......................................... 28 3. Tabel IV.3 : Distribusi Frekuensi Pembobotan Jawaban Angket Tentang Pemanfaatan Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas Tidak Habis Pakai .............................................................................. 30 4. Tabel IV.4 : Distribusi Frekuensi Keuangan Sekolah di Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio.................................................................... 31 5. Tabel IV.5 : Descriptive Statistics X........................................................................... 32 6. Tabel IV.6 Distribusi Frekuensi Relative tentang Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas Tidak Habis Pakai ......................................................... 33 7. Tabel IV.7 : Descriptive Statistics Y............................................................................ 34 8. Tabel IV.8 : Distribusi Frekuensi Relative Tentang Keuangan Sekolah ........................................................................................................... 34 9. Tabel 1V.9 : Anova ...................................................................................................... 37 10. Tabel 1V.10 :Coefflcients............................................................................................ 38 11. TabelIV.ll : Correlations .............................................................................................. 39 12. Tabel IV. 12 : Model Summary ................................................................................... 39
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan dan kemungkinan yang lebih baik di masa mendatang, telah mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia pendidikan. Pendidikan sebagai salah satu upaya dalam rangka meningkatkan kualitas hidup manusia. Pada intinya bertujuan untuk memanusiakan manusia, mendewasakan, serta merubah perilaku, serta meningkatkan kualitas menjadi lebih baik. Pada kenyataannya pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana melainkan suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu berubah seiring dengan perubahan jaman. Setiap saat pendidikan selalu menjadi fokus perhatian dan bahkan tak jarang menjadi sasaran ketidak puasan karena pendidikan menyangkut kepentingan semua orang, bukan hanya menyengkut investasi dan kondisi kehidupan di masa yang akan datang, melainkan juga menyangkut kondisi dan suasana kehidupan saat ini. Itulah sebabnya pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan pendidikan masyarakat. Pendidikan adalah suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak didik sehingga timbul 1
2
interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-cita dan berlangsung terus menerus.1 Proses belajar mengajar (PBM)/ kegiatan belajar mengajar (PBM) akan semakin sukses bila ditunjang dengan sarana dan prasarana selalu berupaya untuk terus menerus melengkapi sarana dan prasarana pendidikan bagi seluruh jenjang dan tingkat pendidikan, sehingga kekayaan fisik negara yang berupaya sarana dan prasarna pendidikan telah menjadi sangat besar.2 Keberhasilan pembelajaran di sekolah tergantung pada sumber daya manusia yang ada di sekolah yaitu Kepala Sekolah, siswa, pegawai tata usaha dan tenaga kependidikan yang lainnya. Selain itu perlu didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Sekolah jika tidak ada sarana dan prasarana yang memadai akan mempengaruhi proses pembelajaran, sehingga hasil belajar yang diharapkan tidak sesuai. Oleh karena itu, sekolah perlu mempertimbangkan adanya sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh siswa. Dengan begitu siswa akan lebih semangat dalam belajar dan guru pun akan dengan mudah untuk melakukan proses pembelajaran. Namun pada kenyataan dapat kita lihat masih banyak sekolah yang belum memiliki sarana dan prasarana yang lengkap, seperti sekolah-sekolah yang berada di daerah-daerah, hal ini dikarenakan transportasi untuk mengirim barang kedaaerah masih minim. Sudarwan Banim mengemukakan bahwa sekolah yang kompeten umumnya didukung oleh sumber daya pembelajaran dan instrumen teknologi yang memadai. 1
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2001, hlm. 70 Ari H. Gunawan, Administrasi Sekolah Administrasi Pendidikan Mikro, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, hlm. 114 2
3
Sumber daya pembelajaran dimaksud mencakup media pembelajaran, buku, perpustakaan sekolah, lingkuangan sekolah yang sehat dan menyenangkan, kondisi gedung dan ruang kelas yang layak bagi kegiatan belajar dan sebagainya. 3 Menurut Standar sarana dan prasarana dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri, yang dalam garis besarnya antara lain: a) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan b) Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan c) Standar keragaman jenis peralatan laboratorium, ilmu pengetahuan alam (IPA),
laboratorium
bahasa,
laboratorium
komputer,
dan
peralatan
pembelajaran lain pada satuan pendidikan dinyatakan dalam daftar yang berisi jenis minimal peralatan yang harus tersedia d) Standar jumlah peralatan di atas, dinyatakan dalam rasio minimal jumlah peralatan perpeserta didik.4
3
Sudarwan Banim, Visi baru manajemen sekolah dari unit birokrasi kelembaga akademik, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, hlm. 76
4
Sarana dan prasarana atau fasilitas yang terdapat disekolah diperuntukkan untuk siswa dalam proses belajar, untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Untuk itu, siswa diminta untuk memanfaatkan fasilitas tersebut dengan sebaik-baiknya. Jika siswa dapat memanfaatkan fasilitas habis pakai dan fasilitas tidak habis pakai tersebut dengan baik maka akan membantu siswa dalam belajar misalnya untuk fasilitas tidak habis pakai siswa menggunakan perpustakaan untuk belajar karena diperpustakaan banyak buku untuk dibaca, dengan membaca siswa akan banyak memiliki pengetahuan. Untuk fasilitas habis pakai siswa dapat memanfaatkannya dengan memakai spidol atau kapur tertulis sesuai dengan keperluannya. Dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama atau tidak habis pakai. a) Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan
bisa
habis
dalam
waktu
yang
relatif
singkat.
Contoh, kapur tulis, beberapa bahan kimia untuk praktik guru dan siswa, dsb. Selain itu, ada sarana pendidikan yang berubah bentuk, misalnya kayu, besi, dan kertas karton yang sering digunakan oleh guru dalam mengajar. Contoh: pita mesin ketik/komputer, , bola lampu, dan kertas. b) Sarana pendidikan tahan lama atau tidak habis pakai. Sarana pendidikan tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus
4
E. Mulyasa, Kurikulum yang Disempurnakan (Pengambangan Standar Kompetensi Dasar), Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006, hlm. 45
5
menerus dan dalam waktu yang relatif lama. Contoh, bangku sekolah, mesin tulis, atlas, globe, dan beberapa peralatan olah raga.5 Fasilitas-fasilitas tersebut dapat disediakan oleh pihak sekolah dikarenakan adanya keuangan sekolah yang dikelola dengan baik. Jika seandainya pengelolaan keuangan di sekolah tidak baik maka fasilitas untuk menunjang proses belajar mengajar tidak akan terlaksana dengan baik. Manajemen keuangan sekolah yang baik dan benar perlu dilakukan untuk menunjang penyediaan sarana dan prasarana dalam rangka mengefektifkan kegiatan belajar-mengajar, dan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Hal ini penting, terutama dalam rangka manajemen berbasis sekolah, yang memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mencari dan memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan keperluan masing-masing sekolah karena pada umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan pada permasalahan keterbatasan dana dan program yang harus dilakukan cukup banyak, sementara sumber daya yang dimiliki sangatlah terbatas, apalagi dalam kondisi krisis seperti sekarang ini. Oleh karena itu manajemen keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam mengelola sumber daya yang ada agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai yang telah diamanatkan negara yaitu sebagaimana yang telah termaktub dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) yang terdapat pada BAB II Dasar, Fungsi dan Tujuan Pendidikan, Pasal 2 dan 3 yang berbunyi: Pasal 2 :
5
http://sekolah-dasar.blogspot.com/2010/07/administrasi-sarana-dan-prasarana.html
6
Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 3 : Pendidikan
nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan
dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan
menjadi
warga
negara
yang
demokrasi
serta
bertanggungjawab.6 Keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi MBS yang menuntut kemajuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Keuangan dan pembiayaan sangat menentukan ketercapaian tujuan pendidikan di sekolah, yang memerlukan sejumlah investasi dari anggaran pemerintah dan dana masyarakat. Investasi tersebut harus dikelola secara efektif dan efisien dan diarahkan langsung terhadap pencapaian tujuan. Hal ini merupakan kegiatan manajemen keuangan yang menagtur penerimaan, pengalokasian dan mempertanggungjawabkan keuangan untuk menunjang pelaksanaan program pengajaran.
6 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: Citra Umbara, 2003. hlm. 7
7
Pengadaan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana/ fasilitas pembelajaran antar sekolah sangat bervariatif. Dalam hal pengadaan sarana, ada kecencerungan bahwa sekolah-sekolah yang memiliki pimpinan (kepala sekolah) yang “lincah dan gest” serta mempunyai hubungan yang baik dengan penentu kebijaksanaan pemberian bantuan saranalah yang akan banyak mendapatkan fasilitas pembelajaran, sedangkan untuk sekolah-sekolah dengan pimpinan yang kurang “lincah dan gesit” serta mempunyai hubungan yang belum baik dengan penentu kebijakan pemberian bantuan sarana, hanya akan mendapatkan sedikit atau bahkan tidak mendapatkan bantuan kelengkapan sarana dan prasarana /fasilitas pembelajaran. Pemanfaatan fasilitas pembelajaran disekolah masih ada yang tidak optimal misalnya terjadi di sekolah Madrasah Aliyah Al-Islam Rumbio, laboratorium yang sudah bagus kurang dapat termanfaatkan dengan baik. Karena sering tidak dipergunakan maka pemeliharaan pun akan denagan sendirinya tidak akan optimal pul, hal yang demikian akan membuat fasilitas yang ada rusak bukan karena dipergunakan, namun rusak karena kurang pemanfaatan dan pemeliharaan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa terdorong untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut pemanfaatan fasilitas habis pakai dan fasilitas tidak habis pakai terhadap keuangan sekolah dalam bentuk skripsi yang berjudul “ “Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas Tidak Habis pakai Dalam Proses Pembelajaran Terhadap Keuangan Sekolah di Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar”.
8
B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka identifikasi masalah penelitian dapat diidentifikasikan, yaitu: a. Pemanfaatan fasilitas habis pakai dalam proses pembelajaran di Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar belum optimal b. Pemanfaatan fasilitas tidak habis pakai dalam proses pembelajaran di Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar belum optimal c. Kurangnya dana keuangan sekolah, sehingga penyediaan fasilitas sekolah belum memadai d. Perencanaan keuangan di sekolah belum terlaksana dengan baik 2. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, tidak semua masalah akan penulis teliti mengingat keterbatasan dana, waktu dan tenaga. Untuk itu penulis dalam hal ini membatasi masalah pada pengaruh pemanfaatan fasilitas habis pakai dan fasilitas tidak habis pakai dalam proses pembelajaran terhadap keuangan sekolah di Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. 3. Perumusan Masalah Bertolak dari pembatasan masalah, maka
penulis dapat merumuskan
masalahnya yaitu “apakah terdapat Pengaruh yang signifikan pemanfaatan fasilitas habis pakai dan fasilitas tidak habis pakai dalam proses pembelajaran terhadap keuangan sekolah di Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar?”
9
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penilitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh pemanfaatan fasilitas habis pakai dan fasilitas tidak habis pakai dalam proses pembelajaran terhadap keuangan sekolah di Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. 2. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak, diantaranya: a. Penelitian ini merupakan salah satu usaha untuk memperdalam dan memperluas ilmu pengetahuan penulis. b. Penelitian ini diharapkan dapat membantu dan mempermudah pengambilan tindakan perbaikan untuk selanjutnya, terutama dalam hal Pengaruh pengaruh pemanfaatan fasilitas habis pakai dan fasilitas tidak habis pakai dalam proses pembelajaran terhadap keuangan sekolah di Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. c. Penelitian ini sebagai bahan lebih lanjut bagi pihak yang terkait, dimasa mendatang D. Definisi Istilah 1. Pemanfaatan Cara
memanfaatkan
fasilitas
yang
dipergunakan
dalam
proses
pembelajaran di sekolah. 2. Fasilitas Habis pakai dan tidak habis pakai Barang Habis pakai ialah barang yang susut volumenya pada waktu yang dipergunakan, dan dalam jangka waktu tertentu barang tersebut dapat susut terus
10
sampai habis atau tidak berfungsi lagi, seperti kapur tulis, tinta, kertas, spidol, pengapus, sapu dan sebagainya. Barang tak habis pakai ialah barang-barang yang dapat dipakai berulang kali serta tidak susut volumenya semasa digunakan dalam waktu yang relatif lama, tetapi tetap memerlukan perawatan agar selalu siap pakai untuk pelaksanaan tugas, seperti mesin tulis, komputer, mesin stensil, kendaraan, perabot, media pendidikan dan sebagainya.
7
3. Keuangan Sekolah Mulyasa mengemukanan bahwa keuangan dan pembiayaan merupakan salah salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hasil tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS), yang menuntut kemampuan sekolah
untuk
merencanakan,
melaksanakan
dan
mengevaluasi
serta
mempertanggungung jawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. 8
7 8
Ary Gunawan, Op. Cit, hlm. 116 Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung Rosda, 2007, hlm. 47
1
BAB II KAJIAN TEORI
A. Landasan Teoretis 1. Pemanfaatan Fasilitas Habis Pakai dan Tidak Habis Pakai Pemanfaatan dan pemeliharaan adalah serangkaian kegiatan terencana dan sistematis yang dilakukan secara rutin maupun berkala untuk menjaga agar prasarana yang telah dibangun tetap dapat berfungsi dan bermanfaat sesuai rencana. Suatu barang baru dapat dikatakan bermanfaat bila barang tersebut dapat dipergunakan oleh seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jika dikaitkan dengan pemanfaatan fasilitas sekolah adalah pemanfaatan barang yang dipergunakan dalam proses pembelajaran. Fasilitas sekolah juga disebut sebagai sarana dan prasarana sekolah. Tujuan dari pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana aadalah untuk memelihara prasarana secara berkelanjutan, adanya jaminan terhadap kualitas prasarana dan adanya keuntungan yang berkelanjutan dari hasil pemanfaatan prasarana. Suryo Subroto mengemukakan bahwa proses belajar mengajar di sekolah akan berjalan dengan lancar apabila ditunjang dengan sarana yang memadai, baik jumlah keadaan, maupun kelengkapannya. Jumlah yang dimaksud adalah keberadaan dan banyak sedikitnya sarana yang dimiliki. Yang dimaksud dengan sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak
2
bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar teratur, efekti dan efisien. 1 Lebih luas fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha dapat berupa bendabenda maupun uang, jadi dalam hal ini fasilitas disamakan dengan sarana. Fasilitas atau sarana menurut Suharsimi, dibedakan menjadi dua jenis: 1. Fasilitas fisik yaitu segala sesuatu yang berupa benda atau yang dapat dibendakanyang mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan suatu benda. 2. Fasilitas uang yaitu segala sesuatu yang bersifat mempermudah suatu kegiatan akibat bekerjanya nilai uang. 2 Ari. Gunawan mengemukakan perbedaan prasarana dan sarana pendidikan. Ia membedakan benda-benda pendidikan tersebut ditinjau dari berbagai sudut pandang, antara lain berdasarkan Fungsi, jenis atau sifatnya. Ditinjau dari fungsinya terhadap PBM, prasarana pendidikan berfungsi tidak langsung. Termasuk dalam prasarana pendidikan adalah tanah, halaman, pagar, gedung atau bangunan sekolah, jalan, air, listrik, telepon, serta perabot (barang-barang mobiler lainnya). Sedangkan sarana pendidikan adalah yang berfungsi langsung, dan kehadirannya sangat menentukan terhadap proses belajar mengajar, seperti alat-alat pelajaran, alat-alat peraga, alat praktek dan media pendidikan. 3
1
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, hlm. 292. Ibid. hlm.292 3 Ary Gunawan. Op. Cit, hlm. 115 2
3
Senada dikemukakan oleh Djamarah dan Zain sebelumnya bahwa alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan pengajaran, alat mempunyai fungsi yaitu sebagai perlengkapan, pembantu yang mempermudah usaha mencapai tujuan. Alat dibagi menjadi dua macam, yaitu alat dan alat bantu pengajaran. Yang dimaksud alat adalah berupa suruhan, perintah, larangan dan sebagainya. Sedangkan alat bantu pengajaran adalah berupa globe, papan tulis, kapur, gambar, slide, video dan sebagainya. Maka alat pendidikan dan pengajaran juga dapar dibedakan menjadi alat material dan nonmaterial. 4 Kegiatan pengadministrasian sarana pembelajaran yang dimaksudkan sangat menentukan dalam Proses Belajar Mengajar yang akan dilaksanakan. Hal ini agar benda-banda pendidikan tersebut senantiasa siap pakai (ready for use) sehingga dapat menunjang dan membantu tercapainya tujuan pendidikan. Guru biasanya sulit memilih hal-hal yang dapat menolong dan membantunya dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Penggunaan sarana pembelajaran hendaknya disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan yang mudah diterima oleh peserta didik yang akan menerima pelajaran. Secara lebih detail, Ary Gunawan mengemukakan bahwa fasilitas atau benda-benda pendidikan dapat ditinjau dari fungsi, jenis dan sifatnya. 1. Ditinjau dari fungsinya terhadap proses belajar mengajar, prasarana pendidikan berfungsi tidak langsung (kehadirannya tidak sangat 4
Djamarah dan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, hlm.41
4
menentukan). Termasuk dalam prasarana pendidikan adalah tanah, halaman, pagar, tanaman, gedung/bangunan sekolah, jaringan jalan, air, listrik, telepon, serta perabot/meubuler. 2. Ditinjau dari jenisnya, fasilitas pendidikan dapat dibedakan menjadi fasilitas fisik dan non fisik. Fasilitas fisik atau fasilitas material yaitu segala sesuatu yang berwujud benda mati atau dibendakan yang mempunyai peran untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha, seperti kendaraaan, mesin tulis, komputer, perabot, alat peraga, model media dan sebagainya. Fasilitas non fisik yakni sesuatu yang bukan benda mati, atau kurang dapat disebut benda atau dibendakan, yang mempunyai peranan untuk memudahkan atau melancarkan sesuatu usaha seperti manusia, jasa dan uang. 3.
Ditinjau dari sifat barangnya, benda-benda pendidikan dapat dibedakan menjadi barang bergerak dan barang tidak bergerak, yang kesemuanya dapat mendukung pelaksanaan tugas. a. Barang
bergerak
atau
barang
berpindah/dipindahkan
dikelompokkan menjadi barang habis pakai dan barang tidak habis pakai. 1) Barang Habis pakai ialah barang yang susut volumenya pada waktu yang dipergunakan, dan dalam jangka waktu tertentu barang tersebut dapat susut terus sampai habis atau tidak berfungsi lagi, seperti kapur tulis, tinta, kertas, spidol, pengapus, sapu dan sebagainya. (Keputusan Mentri Keuangan Nomor 225/MK/V/1971 tanggal 13 April 1971)
5
2) Barang tak habis pakai ialah barang-barang yang dapat dipakai berulang kali serta tidak susut volumenya semasa digunakan dalam waktu yang relatif lama, tetapi tetap memerlukan perawatan agar selalu siap pakai untuk pelaksanaan tugas, seperti mesin tulis, komputer, mesin stensil, kendaraan, perabot, media pendidikan dan sebagainya. b. Barang tidak bergerak atau barang tidak berpindah letaknya atau tidak bisa dipindahkan, seperti tanah, bangunan atau gedung, sumur, menara air, dan sebagainya. 5 Informasi yang diperoleh dari internet bahwa Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Adapun, prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Sarana pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu (1) habis tidaknya dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; (3) hubungannya dengan proses belajar mengajar. 1) Ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai Dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama. a) Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. 5
Ary Gunawan, Loc. Cit
6
Contoh, kapur tulis, beberapa bahan kimia untuk praktik guru dan siswa, dan sebagainya. Selain itu, ada sarana pendidikan yang berubah bentuk, misalnya kayu, besi, dan kertas karton yang sering digunakan oleh guru dalam mengajar, contoh: pita mesin ketik/komputer, , bola lampu, dan kertas. b) Sarana pendidikan tahan lama Sarana pendidikan tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus dan dalam waktu yang relatif lama. Contoh, bangku sekolah, mesin tulis, atlas, globe, dan beberapa peralatan olah raga. 2) Ditinjau
dari
Bergerak
Tidaknya
pada
Saat
Digunakan
Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang bergerak dan sarana pendidikan tidak bergerak. a) Sarana pendidikan yang bergerak Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan pemakainya, contohnya: almari arsip sekolah, bangku sekolah, dsb.. b) Sarana pendidikan yang tidak bergerak Sarana pendidikan yang tidak bergerak adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan, misalnya saluran dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
7
3) Ditinjau
dari
hubungannya
dengan
Proses
Belajar
Mengajar
Sarana Pendidikan dibedakan menjadi 3 macam bila ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar, yaitu: alat pelajaran, alat peraga, dan media pengajaran. a) Alat pelajaran Alat pelajaran adalah alat yang digunakan secara langsung dalam proses belajar mengajar, misalnya buku, alat peraga, alat tulis, dan alat praktik. b) Alat peraga Alat peraga adalah alat pembantu pendidikan dan pengajaran, dapat berupa perbuatan-perbuatan atau benda-benda yang mudah memberi pengertian kepada anak didik berturut-turut dari yang abstrak sampai dengan yang konkret. c) Media pengajaran adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar, untuk lebih mempertinggi efektivitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pendidikan. Ada tiga jenis media, yaitu media audio, media visual, dan media audio visual. Adapun prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu: 1) Prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium. 2) Prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar, misalnya ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan. 6 6
http://sekolah-dasar.blogspot.com/2010/07/administrasi-sarana-dan-prasarana.html
8
2. Keuangan Sekolah Setiap kegiatan perlu diatur agar kegiatan berjalan tertib, lancar, efektif dan efisien. Kegiatan di sekolah yang sangat kompleks membutuhkan pengaturan yang baik. Keuangan di sekolah merupakan bagian yang amat penting karena setiap kegiatan butuh uang. Keuangan juga perlu diatur sebaik-baiknya, untuk
itu perlu manajemen keuangan
yang baik.
Sebagaimana yang terjadi di substansi manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian. Manajemen keuangan sekolah terdapat rangkaian aktivitas terdiri dari perencanaan program sekolah, perkiraan anggaran, dan pendapatan yang diperlukan dalam pelaksanaan program, pengesahan dan penggunaan anggaran sekolah. Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai tindakan pengurusan/
ketatausahaan
keuangan
yang
meliputi
pencatatan
,
perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan. Dengan demikian manajemen keuangan sekolah merupakan rangkaian aktivitas mengatur
keuangan
sekolah
mulai
dari
perencanaan,
pembukuan,
pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah. 7 Akmad Sudrajat mengemukakan manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah, sebagaimana yang terjadi di
7
http://id.shvoong.com/business-management/management/2025056-administrasi-keuangansekolah-pengertian-manajemen/
9
substansi manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan manajemen keuangan
dilakukan
melalui
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan atau pengendalian. Manajemen keuangan merupakan tindakan pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pelaporan. Manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah. 8 Mulyasa mengemukanan bahwa keuangan dan pembiayaan merupakan salah salah satu sumberdaya yang secara langsung menunjang efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hasl tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi manajemen berbasis sekolah (MBS), yang menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta mempertanggungung jawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah. Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. 9 Sudarwan Danim bahwa kemampuan pembiayaan merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan praktik-praktik penyelenggaraan sekolah, baik yang dikelola secara konvensional maupun berbasis MBS. Pemikiran paling
8
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/01/18/konsep-dasar-manajemen-keuangan-
sekolah/ 9
Mulyasa, Loc. Cit
10
optimis mengenai posisi biaya dikaitkan dengan mutu menggariskan bahwa biaya merupakan fungsi mutu. Kata lainnya, hubungan antara pertambahan biaya pendidikan dengan peningkatan mutu pendidikan bersifat linier. Pendapat semacam ini tentu masih harus dibuktikan kebenarannya secara empiris, bukan tidak mungkin dan memang hampir dipastikan masih banyak faktor dominan lain yang dapat mempengaruhi mutu kinerja sekolah, seperti kompetensi guru, lingkungan belajar, tingkat sosisal ekonomi orang tua, dan lainnya. 10 Tugas dari manajemen keuangan disekolah terdapat tiga fase yaitu sebagai berikut: a. Financial planning / perencanaan finansial yang disebut budgetting, merupakan kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa menyebabkan efek samping yang merugikan. b. Implementation involves accounting (pelaksanaan anggaran) ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian jika diperlukan. c. Evaluation involves merupakan proses evaluasi terhadap pencapaian sasaran.11 B. Penelitian yang Relevan 1. Nur kholis (2004) meneliti tentang analisis barang habis pakai dan barang tidak habis pakai dalam meningkatkan keuangan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 001 Desa Empang Pandan Kecamatan Koto Gasib Kabupaten Siak. Diketahui
10 11
Sudarwan Danim, Op. Cit, hlm. 142 Mulyasa, Op. Cit, hlm. 48
11
bahwa penggunaan barang habis pakai dan tidak habis pakai di kategorikan cukup baik, dilihat dari persentase sebanyak 54%. Dan keuangan sekolah di SMPN tersebut dikategorikan baik. Jadi Semakin baik pemakaian barang habis pakai dan tak habis pakai semakin baik pula keuangan sekolah. C. Konsep Operasional Konsep operasional adalah konsep yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap konsep teoritis, hal ini supaya tidak terjadi salah pengertian di dalam penelitian ini. Pemanfaatan dari fasilitas habis dan fasilitas tidak habis dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut: 1. Indikator dari pemanfaatan fasilitas habis pakai di dalam ruang kelas a. Pemanfaatan alat pengajaran b. Pemanfaatan alat peraga c. Pemanfaatan media 2. Indikator dari pemanfaatan fasilitas tidak habis pakai di dalam ruang kelas. a. Mengoptimalkan pemanfaatan atau penggunaan sarana pendidikan dalam kegiatan belajar mengajar b. Kesulitan yang dialami siswa dalam menggunakan fasilitas pendidikan c. Pemanfaatan fasilitas gedung sekolah d. Pemanfaatan kelengkapan fasilitas diruang belajar/kelas 2. Indikator dari keuangan sekolah sebagai berikut: a. Pihak keuangan sekolah merencanakan sumber dana untuk menunjang pendidikan b. Pihak keuangan melaksanakan anggaran yang telah direncanakan c. Pihak keuangan mengevaluasi pencapaian sasarana
1
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian ini adalah di Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar.
B. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa di Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah Pengaruh pemanfaatan fasilitas habis pakai dan fasilitas tidak habis pakai dalam proses pembelajaran terhadap keuangan sekolah di Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar.
C. Populasi dan Sampel. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah semua guru Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. Penulis tidak mengambil populasi siswa karena yang lebih banyak memanfaatkan fasilitas habis pakai dan fasilitas tidak habis pakai adalah guru. Guru berjumlah 30 orang jadi total populasi semuanya berjumlah 30 orang. Dalam pengambilan sampel, jika populasinya kurang dari 100 orang, maka sampel Iebih baik diambil semuanya (total sampling) sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.1
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka cipta, 1998, hlm. 120
2
D. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket atau kuesioner yang bertujuan untuk memperoleh data tentang pengaruh pemanfaatan fasilitas habis pakai dan fasilitas tidak habis pakai dalam proses pembelajaran terhadap keuangan sekolah di Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. pernyataan dalam angket disajikan dalam bentuk skala Likert yang disesuaikan dengan pertanyaan dan ditambah dengan pertanyaan tertutup, artinya diberikan kepada responden untuk menjawabnya seperti berikut: 1) Sangat Sering 2) Sering 3) Jarang 4) Tidak Pernah
(SS) (SR) (JR) (TP)
diberi skor 4 diberi skor 3 diberi skor 2 diberi skor 1 2
E. Teknik Analisis Data Teknik analisis korelasi yang dipergunakan adalah Korelasi Product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Teknik ini termasuk teknik statistik parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan tertentu. Misalnya data dipilih secara acak (random) dan datanya berdistribusi normal, data yang dihubungkan berpola linier dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama. Melakukan analisis dengan menggunakan korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:3 Rxy=
2 3
n x1. y1 x1 y1
2 2 2 n x 1 x1 n y1
y 1 2
Sugiyono. 2005, Metode Penelitian Administrasi.,Bandung Alfabeta, 2005. hlm. 96 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2005, hlm. 148
3
keterangan: rxy
= Angka Indeks Korelasi “r” Product moment
n
= Sampel
ΣXY
= Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
ΣX
= Jumlah seluruh skor X
ΣY
= Jumlah seluruh skor Y
Selanjutnya menafsirkan besarnya koofisien korelasi berdasarkan kriteria yang dikemukakan Sugiyono sebagai berikut: 4 Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0.199
Sangat rendah
0.20 – 0.399
Rendah
0.40 – 0.599
Sedang
0.60 -0.799
Kuat
0.80 – 1.000
Sangat kuat
Melakukan pengujian hispotesis penelitian berdasarkan hipotesis statistik. Taraf signifikansi/keberartian yang digunakan dalam analisis dan pengujian 0,05. Selanjutnya didapatkan r hitung kemudian dibandingkan dengan skor ideal. Jika r hitung lebih besar dari skor ideal berarti hipotesis diterima, tetapi bila r hitung lebih kecil dari r tabel maka hipotesis ditolak.
4
Ibid, hlm. 214
4
t
r
n 1
Keterangan: t = nilai t yang dicari r2 = koofisien korelasi n = banyaknya data
r
2 2
1
BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN
A. Tinjauan Umum Lokasi Penelitian 1.
Sejarah Madrasah Aliyah Al-Islam Rumbio Sejak
Indonesia
merdeka
pendidikan
selalu
di
arahkan
kepada
pembangunan manusia seutuhnya untuk mempersiapkan sebagai manusia yang mampu mencapai masyarakat yang adil dan makmur, pemerintah telah berusaha seadanya upayta dengan berbagai macam usaha antara lain melalui pendidikan. Desa Rumbio Kecamatan Kampar, pada tanggal 7 maret 1935 telah berdiri sebuah lembaga pendidikan yang berstatus swasta. Madrasah ini berdiri atas inisiatif masyarakat yang dipelopori oleh Abdurrahman, yang kemudian menjadi gurunya pertama. Masyarakat Rumbio menerima pelajaran agama Islam yang diadakan secara kontinu. Madrasah Al Islam yang dulunya bernama Darul Islam ini dibangun diatas tanah seluas 100x65M. tanah ini merupakan wakaf. Pembangunan fisik madrasah ini dengan cara gotong royong, kemudian darul Islam ini di gunakan untuk tempat anak-anak mengaji Al-Qur’an. Akhirnya pada tahun 1935 Darul Islam itu berubah namanya menjadi Madrasah Al Islam yang menyelenggarakan pendidikan tingkat ibtidaiyah. Kemudian pada tahun 1949, pihak belanda melarang penduduk mendirikan dan melaksanakan pendidikan yang bukan colonial belanda dan pelarangan tersebut bangkitlah semangat masyarakat untuk mengadakan pengajaran kembali yang bertentangan dengan keinginan belanda. Akan tetapi setelah belanda pergi dari bumi Indonesia untuk kedua kalinya, maka Madrasah Al Islam kembali
2
dibuka walaupun gedungnya yang dahulu utuh, saat ini sudah banyak yang rusak. Madrasah ini mulai berfungsi kembali pada tahun 1953, akan tetapi tidak berjalan lama. Ketika terjadinya pemberontakan PRRI dalam tahun 1957, madrasah ini ditutup untuk kedua kalinya. Kemudian pada tahun 1968 sekolah mulai diurus kembali oleh seorang putra Abdurrahman yang bernama Muhir. Pada masa inilah Madrasah Al Islam mulai maju hal ini bias dibuktikan denganditambahnya Madrasah Al Islam mulai maju hal ini bias dibuktikan dengan ditambahnya Madrasah tingkat Tsanawiyah, selanjutnya pada tahun 1975, murid-murid tingkat Ibtidaiyah dipindahkan ke tempat lain. Tempat itu di beri nama Madrasah Nurul Islam, sedangkan Madrasah Al Islam ditambah dengan tingkat ALiyah sebagai kelanjutan tingkat Tsanawiyah. Tepat pada tanggal 05 Oktober 1977, madrasah itu dijadikan dalam bentuk yayasan, karena ada pihak pemerintah yang menyarankan agar dibentuk menjadi sebuah yayasan. Maka dibentuklah dengan cara musyawarah sebuah nama yaysan yaitu menjadi Yayasan Al Islam ini hingga Tahun 1978, karena pada tahun itu juga ia meninggal dunia. Jadi kedudukan kepala sekolah diganti oleh iparnya (Mansur) dan itupun tidak berlangsung lama. Kemudian diangkat oleh yayasan (Adnan C), untuk Madrasah Stanawiyah Al-Islam yang bernama Abdul Ghafar yaitu guru yang ditugaskan oleh pemerintah dalam hal ini Departemen Agama Republik Indonesia dan hal ini hanya sampai tahun 1987 sedangkan tingkat Aliyah adalah Mansur. Kemudian pada tahun 1988, Abdul Ghafar pindah tugas ketempat lain dan terjadilah pertukaran kepala atau pimpinan. Jadi untuk kepala sekolah tingkat Stanawiyah diganti oleh Mahmud guru yang ditugaskan oleh pemerintah.
3
Sedangkan tingkat Aliyah diganti oleh guru honor yaitu Dra. AQsniar. Setelah tiga tahun lamanya Dra. Asniar menjabat sebagai kepala sekolah tingkat Aliyah, tahun 1991 keluarlah SK-nya untuk mengajar di sekolah negeri. Setelah ia pindah dari sekolah itu, maka sebagai kepala sekolah diganti oleh cucu Abdurrahman yaitu Drs. Paisen. Kemudian 1 tahun lamanya mengabdi di sekolah sebagai kepala sekolah Aliyah, ia pun pindak ke sekolah lain sebagai guru tetap/negeri. Dengan pindahnya Drs. Paisen kesekolah lain, maka kepala sekolah pindah lagi kepada Dra. Azizah.setelah 4 tahun lamanya Dra. Azizah menjabat kepala sekolah, maka pada tahun 1999 keluarlah SK-nya untuk mengajar di sekolah negeri. Dan tepat pada tahun itu juga pada tingkat kesekolah lain dan digantikan oleh Bapak Tik AMan, A.Md. sedangkan untuk kepala sekolah tingkat Aliyah digantikan oleh Dras. Paisen dan ini berjalan sampai sekarang. Tahun 2003 gedung sekolah Al-Islam Rumbio mengalami perubahan. Perubahan ini bias terjadi berkat adanya bantuan dana dari pemerintah sehingga gedung sekolah yang sekarang berdifat permanen yang terdiri dari 6 ruang belajar, 1 ruang kantor dan 1ruang perpustakaan.
2. Tujuan MA Al-Islam Rumbio Tujuan penyelenggaraan
MA Al-Islam
Rumbio
Kecamatan Kampar
Kabupaten Kampar adalah : a. Meningkatkan iman dan takwa serta akhlak mulia b. Meningkatkan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik
4
c. Keragaman potensi dan karakteristik daerah danm lingkungan d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional e. Tuntutan dunia kerja 3.
Keadaan Guru dan Staf MA Al-Islam Rumbio Guru adalah semua orang yang berwewenang dan bertanggung jawab terhadap
pendidikan, siswa-siswa, baik
secara individu maupun klasikal baik disekolah
maupun di luar sekolah1. Keadaan guru di MA Al-Islam Rumbio terdiri dari tenaga PNS, dan tenaga honor, semuanya berjumlah 10 orang 4 orang laki-laki dan enam orang perempuan. Lebih jelas keadaan guru yang mengajara di MA Al-Islam Rumbio dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel IV.1 Keadaan guru MA Al-Islam Rumbio No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Nama Duski Samad, S.Ag Yusmawati, S.Ag Edi Herman, S.Pd Basri Rosdaina, BA Drs. Syarbaini Yeni Murni, SP Syamsuar, S.Ag Ratna Miswa.N,S.S Desma Pilti Hakim, SE Zulfahmi Khair, S.Pd.I Yusrianti Winarsih, S.Pd Gustia Dewi, A.Ma Yusdelawati, S.Pd.I Zulpendri Nur Afni, S.Pd Nur Sri Hayatina, S.Pd Muslim Elza Deswita, S.Kom Zulnasri, S.Pd.I Astuti, S.Pd.I Yusnawarti, S.Ag Nurkholis Asmawati, S.Pd.I Sri Handini, A.Ma Nur Hadeni, A.Ma Kun Nurbiati, A.Ma Siti Aminah, A.Ma Sih Wahyuni, A.Ma
Jenis Kelamin L P L L P L P L P P L P P P P L P P L P L P P L P P P P P P
Jabatan q. Hadist Georapi PKN Usul Fiqih Geograpi Fiqih Bilogi, Pend, Seni Fiqih SS B. Indo Ekonomi Q. Hadist Sosiologi Fisika B. Jerman MTK Kimia B. Inggris MTK Penjas TIK B. Arab MTK Sosiologi Geograpi B. Inggris B.Indo Sejarah Aqidah Akhlak Tafsir SKI
Ket PNS PNS HONMAD HONDA HONDA HONPROV HONPROV HONMAD HONMAD HONMAD HONMAD HONMAD HONMAD HONMAD HONMAD HONMAD HONMAD HONMAD HONMAD HONMAD HONMAD HONMAD HONMAD HONMAD HONMAD HONMAD HONMAD HONMAD HONMAD HONMAD
Sumber: Data Sekolah MA Al-Islam Rumbio Kecamatan Kampar 1
Syarif Bakri dan Djamarah, Prestasi dan Kompetensi Guru, (Surakarta : Usaha Nasional, 1994), hlm. 32
5
4.
Sarana dan Prasarana Adapun keadaan sarana dan prasarana di MA Al-Islam Rumbio Kecamatan Kampar dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel IV. 2 Sarana dan Prasarana MA Al-Islam Rumbio
No Nama Ruang 1 Ruang Belajar 2 Ruang Kepala Sekolah 3 Ruang Guru 4 Pustaka 5 Laboratorium Bahasa 6 Ruang TU 7 Laboratorium Komputer 8 Ruang Tamu 9 WC 10 Mushalla 11 Ruang UKS 12 Parkir 13 Ruang Osis Sumber: Data Sekolah MA Al-Islam Rumbio Kecamatan Kampar
Jml 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
B. Penyajian Data Data yang disajikan berikut ini berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio bertujuan untuk mendapatkan data tentang pemanfaatan fasilitas habis pakai dan fasilitas tidak habis pakai serta keuangan sekolah di Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. 1.
Data tentang Pemanfaatan Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas Tidak Habis Pakai Sebagaimana telah dijelaskan pada bab III bahwa data tentang pemanfaatan fasilitas habis pakai dan fasilitas tidak habis pakai dikumpulkan dengan menggunakan angket. Angket yang digunakan adalah angket jenis
6
tertutup dengan jumlah 7 item pertanyaan. Setiap item terdiri empat option, yaitu SS ,SR ,JR, dan TP dengan bobotnya masing-masing yaitu 4,3,2 dan 1. Hasil jawaban angket setiap guru kemudian dijumlahkan. Adapun hasil penjumlahan tersebut sebagai berikut : 25
24
24
24
24
24
22
26
25
26
21
24
21
24
23
19
26
24
15
26
21
24
21
21
25
24
24
27
23
26
a. Urutan data dari yang terbesar sampai yang terkecil
27
26
26
26
26
26
25
25
25
25
24
24
24
24
24
24
24
24
24
24
23
22
22
21
21
21
21
19
19
15
b. R
= data tertinggi – data terendah.2
R
= 27 - 15
R
= 12
a.
Jumlah Kelas Interval
= 1 + 3,3 log N.3 = 1 + 3.3 log 30 =6
2 3
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2010, hlm. 35 Ibid
7
b.
Panjang Kelas P = rentang/jumlah kelas.4 = 12/6 =2
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pembobotan Jawaban Angket Tentang Pemanfaatan Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas Tidak Habis Pakai No
Kelas Interval
Frek Abs
Frek Rel (%)
1
15
-
2
19
-
16
1
3,33
20
1
3,33
3
21
-
22
6
20,00
4
23
-
24
13
43,33
5
25
-
26
8
26,67
6
27
-
28
1
3,33
30
100
Sumber : Data Olahan 2.
Data Tentang Keuangan Sekolah Sebagaimana telah dijelaskan pada bab III bahwa data tentang keuangan sekolah dikumpulkan dengan menggunakan angket. Angket yang digunakan adalah angket jenis tertutup dengan jumlah 3 item pertanyaan. Setiap item terdiri empat option, yaitu SS ,SR ,JR, dan TP dengan bobotnya masing-masing yaitu 4,3,2 dan 1. Hasil jawaban angket setiap guru kemudian dijumlahkan. Adapun hasil penjumlahan tersebut sebagai berikut :
11
10
9
9
9
9
8
10
10
11
6
11
8
11
11
7
10
10
7
12
8
8
9
3
10
10
9
11
9
11
4
Ibid, hlm. 36
8
a.
Urutan data dari yang terbesar sampai yang terkecil
12
11
11
11
11
11
11
11
10
10
10
10
10
10
10
9
9
9
9
9
9
9
8
8
8
8
7
7
6
3
b.
R = data tertinggi – data terendah R = 12 –3 R =9
c.
Jumlah Kelas Interval
= 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 30 =5
d.
Panjang Kelas P = rentang/jumlah kelas = 9/5 =2
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Keuangan Sekolah di Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio No 1 2 3 4 5
Kelas Interval 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sumber : Data Olahan
C. Analisis Data
Frek Abs 1 2 5 14 8 30
Frek Rel (%) 3.33 6.67 16.67 46.67 26.67 100
9
1.
Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas tidak Habis Pakai Data tentang Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas tidak Habis Pakai dalam bentuk skor-skor, selanjutnya akan dianalisis dengan bantuan SPSS versi 16.0, maka out putnya sebagai berikut:
Descriptive Statistics
N X
Minimum 30
Valid N (listwise)
15.00
Maximum
Mean
27.00
23.4333
Std. Deviation 2.48698
30
Sumber: Data Hasil Analisis dengan SPSS versi 16.0 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa variabel Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas tidak Habis Pakai skor terendah15, skor tertinggi 27, Mean (M) 23.43 dan Standard Deviasinya (SD) 2.49. Skor-skor ini dapat digunakan untuk menentukan rentang skor kategori gambaran Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas tidak Habis Pakai yang dilakukan oleh guru di dengan berpedoman pada kurva normal standar deviasi sebagai berikut: Sangat Baik
= di atas M + 1,5 SD
Baik
= M + 0,5 SD s/d M + 1 SD
Cukup Baik
= M – 0,5 SD s/d M + 0,5 SD
Kurang baik
= M – 1,5 SD s/d M – 0,5 SD
Tidak Baik
= di bawah M – 1,5 SD 5
Skornya adalah : Sangat Baik
5
= di atas 27.17
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, ( Jakarta: Rajawali, 2009) hlm. 175
10
Baik
= 24.68 s/d 25.92
Cukup Baik
= 22.19 s/d 24.68
Kurang Baik
= 19.70 s/d 22.19
Tidak Baik
= di bawah 19.70
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Relative Tentang Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas tidak Habis Pakai (X) No. Kategori Skor f Persentase 1 Sangat baik 25,92 27,17 6 20,00 2 Baik 24,68 25,92 3 10,00 3 Cukup baik 22,19 24,68 13 43,33 4 Kurang baik 19,70 22,19 6 20,00 5 Tidak baik 0 19,70 2 6,67 Jumlah 30 100 Sumber: Data Olahan Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat gambaran tentang Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas tidak Habis Pakai yang secara umum tergolong sangat baik yakni sebanyak 6 orang atau sebesar 20.00%, pada kategori baik sebanyak 3 orang atau sebesar 10.00%, pada kategori cukup baik sebanyak 13 orang atau sebesar 43.33%, pada kategori kurang baik sebanyak 6 orang atau sebesar 20.00%, pada kategori tidak baik sebanyak 2 orang atau sebesar 6.67%.
2.
Keuangan Sekolah
11
Data tentang keuangan sekolah dalam bentuk skor rata-rata, selanjutnya akan dianalisis dengan bantuan program SPSS versi 16.0, maka hasil outputnya sebagai berikut:
Descriptive Statistics N Y
Minimum 30
Valid N (listwise)
3.00
Maximum 12.00
Mean 9.2333
Std. Deviation 1.85106
30
Sumber: Data Olahan Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa variabel keuangan sekolah skor terendah 3, skor tertinggi 12, Mean (M) = 9.23 dan Standard Deviasinya (SD) 1.85. Apabila skor-skor tersebut dikelompokkan sesuai kategori atau prediket yang telah ditetapkan pada bab II, maka dapat dilihat jumlah masing-masing kategori/prediket sebagai berikut: Tabel 6 Distribusi Frekuensi Relative Tentang Keuangan Sekolah (Y) No. Kategori Skor f Persentase 1 Sangat baik 89.73 100.00 0 0.00 2 Baik 10.16 11.08 7 23.33 3 Cukup baik 8.31 10.16 14 46.67 4 Kurang baik 6.46 8.31 8 26.67 5 Tidak baik 0 67.73 1 3.33 Jumlah 30 100 Sumber: Data olahan 3.
Analisis Pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas tidak Habis Pakai dalam Proses Pembelajaran Terhadap Keuangan Sekolah di Madrasah Aliyah Al-Islam Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Pemanfaatan Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas tidak Habis Pakai dalam Proses Pembelajaran Terhadap
12
Keuangan Sekolah di Madrasah Aliyah Al-Islam Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar, maka data yang ada akan di analisis dengan regresi linier dengan metode kuadrat terkecil. Dalam memproses data, penulis menggunakan bantuan perangkat komputer melalui program SPSS (Statistical Program Society Science) versi 16.0 Windows. a)
Mengubah Data Ordinal ke data Interval Data tentang Pemanfaatan Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas tidak Habis Pakai dalam Proses Pembelajaran merupakan data ordinal, yang selanjutnya akan diubah menjadi data interval, agar terdapat data yang signifikan. Adapun langkah-langkah untuk mengubah data ordinal menjadi data interval, rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Ti = 50 + 10 1)
X
X SD i
Menentukan standard deviasi data Pemanfaatan Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas tidak Habis Pakai dalam Proses Pembelajaran. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS di atas, stdandard deviasinya adalah 2.49
2)
Mean dari data tersebut adalah 23.43
Pemanfaatan Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas tidak Habis Pakai dalam Proses Pembelajaran 1 data ordinalnya 25 diubah menjadi data interval dengan cara : Ti = 50 + 10
25 23.43 = 56.30 2.49
13
Pemanfaatan Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas tidak Habis Pakai dalam Proses Pembelajaran 2 data ordinalnya 24 diubah menjadi data interval dengan cara : Ti = 50 + 10
24 23.43 = 52.29 2.49
Pemanfaatan Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas tidak Habis Pakai dalam Proses Pembelajaran 1 data ordinalnya 32 diubah menjadi data interval dengan cara : Ti = 50 + 10
24 23.43 = 52.29 2.49
Dan seterusnya: terlampir Selanjutnya hanya data interval yang akan dianalisis. Pengujian persyaratan analisis menunjukkan bahwa skor setiap variabel penelitian telah memenuhi persyaratan untuk dipakai dalam pengujian statistik lebih lanjut. Adapun tujuan dilakukan pembuktian hipotesis ini yaitu untuk melihat besarnya pengaruh independent variabel (variabel bebas) yaitu Pemanfaatan Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas tidak Habis Pakai dalam Proses Pembelajaran terhadap (variabel terikat) yaitu keuangan sekolah. Dalam teknik analisis data ini penulis menggunakan perangkat komputer melalui program SPSS (Statistical Program Society Science) versi 16.0. for Windows.
14
b)
Uji Linieritas
Hipotesis yang di uji adalah: Ho
: Distribusi data yang diteliti tidak mengikuti bentuk yang linier
Ha
: Distribusi data yang diteliti mengikuti bentuk yang linier Dasar pengambilan keputusan:
Jika probabilitas > 0.05 Ho diterima Jika probabilitas < 0.05 Ho ditolak Melalui bantuan SPSS versi 16.0 diperoleh hasil sebagai berikut: b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
48.185
1
48.185
Residual
51.182
28
1.828
Total
99.367
29
F 26.361
Sig. .000
a
a. Predictors: (Constant), X b. Dependent Variable: Y
Berdasarkan hasil perhitungan, uji linieritas diperoleh F hitung = 26.361 dengan tingkat probabilitas 0,000. Oleh karena probabilitas 0,000 < 0.05 maka distribusi data yang diteliti mengikuti bentuk linier (Ho ditolak, Ha diterima). Dengan kata lain model regresi dapat dipakai untuk meramalkan failitas habis pakai dan fasilitas tidak habis pakai yang di lakukan guru. Hal ini mengisyaratkan bahwa untuk mencari signifikansi korelasi antara kedua variabel bisa menggunakan rumus Korelasi Product Moment.
15
c)
Persamaan Regresi Selanjutnya untuk lebih jelasnya perhitungan koefisien regresi dengan program komputer SPSS for Windows versi 16.0 dapat dilihat pada tabel berikut:
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) X
Std. Error -2.912
2.378
.518
.101
Coefficients Beta
t
.696
Sig.
-1.224
.231
5.134
.000
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan hasil analisis diperoleh persamaan regresi linear yaitu Y= -2.912 + 518X. Artinya setiap terjadi penambahan satu-satuan pada variabel X (fasilitas habis pakai dan fasilitas tidak habis pakai), maka terjadi kenaikan pada variabel Y (keuangan sekolah) sebesar 518.
d)
Pengujian Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas tidak Habis Pakai dalam Pembelajaran terhadap Keuangan Sekolah Hipotesis yang diuji adalah: Ha : Terdapat pengaruh, Pemanfaatan Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas tidak Habis Pakai dalam Proses Pembelajaran Terhadap Keuangan Sekolah di Madrasah Aliyah Al-Islam Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar.
16
Ho : Tidak terdapat pengaruh, Pemanfaatan Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas tidak Habis Pakai dalam Proses Pembelajaran Terhadap Keuangan Sekolah di Madrasah Aliyah Al-Islam Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. Selanjutnya untuk memperoleh nilai r atau korelasi antara variabel X (fasilitas habis pakai dan fasilitas tidak habis pakai dalam proses pembelajaran) dengan Variabel Y (keuangan sekolah) dapat dilihat melalui program komputer SPSS for Windows versi 16.0 sebagai berikut:
Correlations X X
Pearson Correlation
Y 1
Sig. (2-tailed)
**
.000
N Y
.696
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
30
30
**
1
.696
.000
N
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Berdasarkan
hasil
perhitungan
diperoleh
nilai
r
(Pearson
Correlation) 0,696 dengan tingkat probabilitas 0,000. Oleh karena probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh antara Pemanfaatan Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas tidak Habis Pakai dalam Proses Pembelajaran Terhadap Keuangan Sekolah di Madrasah Aliyah Al-Islam Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar.
Model Summary
17
Model
R
1
.696
R Square a
.485
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate .467
1.35200
a. Predictors: (Constant), X
Besarnya koefisien Pemanfaatan Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas tidak Habis Pakai dalam Proses Pembelajaran Terhadap Keuangan Sekolah di Madrasah Aliyah Al-Islam Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar
adalah 0.485 Dari hasil analisis tersebut dapat
diketahui : df = N - nr df = 30 - 2 df = 28 rt (tabel) pada taraf signifikan 5% = 0, 374 rt (tabel) pada taraf signifikan 1% = 0,478 1) ro (observasi) = 0,485 bila di bandingkan rt (tabel) pada taraf signifikan 5% (0,485 > 0,374) Ini berarti Ha diterima, Ho ditolak. 2) ro (observasi) = 0,478 bila di bandingkan rt (tabel) pada taraf signifikan 1% (0,485 > 0,478) Ini berarti Ha diterima, Ho di tolak. Koefisien Determinasi (R Square) adalah 0,485. Kontribusi Pemanfaatan Fasilitas Habis Pakai dan Fasilitas tidak Habis Pakai dalam Proses Pembelajaran Terhadap Keuangan Sekolah adalah sebesar 0,485 x 100% = 48.5% selebihnya ditentukan oleh variabel lain.
18
1
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Hasil penelitian setelah penulis sajikan, data yang di peroleh melalui angket dan dokumentasi, kemudian dianalisis, maka terjawab permasalahan yang penulis rumuskan pada bab terdahulu diatas. Besarnya koefisien pemanfaatan fasilitas habis pakai dan fasilitas tidak habis pakai dalam proses pembelajaran terhadap keuangan sekolah di Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar adalah ro (observasi) 0.485. Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui : df = 28, rt (tabel) pada taraf signifikan 5% = 0, 374, rt (tabel) pada taraf signifikan 1% = 0,478. 1) ro (observasi) = 0,485 bila di bandingkan rt (tabel) pada taraf signifikan 5% (0,485 > 0,374) Ini berarti Ha diterima, Ho ditolak. 2) ro (observasi) = 0,485 bila di bandingkan rt (tabel) pada taraf signifikan 1% (0,485 > 0,478) Ini berarti Ha diterima, Ho di tolak. Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan “Terdapat pengaruh, antara pemanfaatan fasilitas habis pakai dan fasilitas tidak habis pakai dalam proses pembelajaran terhadap keuangan sekolah di Madrasah Aliyah Al Islam Rumbio Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar, dapat diterima, dengan sendirinya Ho ditolak”. Dengan kata lain, semakin sering guru melakukan pemanfaatan fasilitas habis pakai dan fasilitas tidak habis pakai dalam proses pembelajaran semakin tinggi keuangan sekolah. Besar kontribusi pemanfaatan fasilitas habis pakai dan fasilitas tidak habis pakai dalam proses pembelajaran terhadap keuangan sekolah sebesar 0.485 atau 48.5%. Walaupun pemanfaatan fasilitas habis pakai dan fasilitas tidak habis pakai
2
dalam proses pembelajaran mempengaruhi keuangan sekolah, namun masih ada kelemahan dalam pemanfaatan fasilitas habis pakai dan fasilitas tidak habis pakai dalam proses pembelajaran salah satu kelemahannya adalah tidak semua guru memanfaatkan fasilitas yang ada di sekolah dengan baik dan benar.
B.
Saran Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis ingin memberikan saran-saran untuk dapat dipertimbangkan kepada yang bersangkutan. Saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pemanfaatan fasilitas habis pakai dan fasilitas tidak habis pakai dalam proses pembelajaran harus lebih ditingkatkan semaksimal mungkin dengan jalan memberikan sanksi kepada guru jika tidak memanfaatkannya, menciptakan lingkungan belajar yang nyaman.
2. Kepada sekolah agar lebih dapat menciptakan pada semua guru untuk memanfaatkan fasilitas habis pakai dan fasilitas tidak habis pakai dan mencari pemecahan masalah.
3. Kepada siswa agar lebih baik dalam bersikap dan mampu mengamalkan nilai-nilai yang diberikan guru dan sekolah seperti perhatian terhadap pelajaran, berdisiplin dalam belajar, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar yang baik, dan lain-lain
4. Disarankan kepada kepala sekolah dan para guru MA As-Syafi'iyah Kecamatan Kampar membantu dan mempermudah pengambilan tindakan perbaikan untuk selanjutnya, terutama bagi orang tua dalam memperhatikan prestasi belajar anak di sekolah
3
Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini tidak terlepas dari kelemahan dan kesalahan, untuk kesempurnaan skripsi ini diharapkan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi penulis, akhirnya penulis mengucapkan semoga Allah SWT memberi maghfiroh kepada kita semua dan senantiasa membalas perbuatan kita yang selalu berusaha dengan ikhlas. Amiin.
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2001 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali, 2009 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah. Jakarta. Rineka Cipta, 2002 Depdiknas, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas, Jakarta, 2002 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, 2002 Djamarah dan Zain, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta, 2006 http://sekolah-dasar.blogspot.com/2010/07/administrasi-sarana-dan-prasarana.html http://id.shvoong.com/business-management/management/2025056-administrasi-keuangansekolah-pengertian-manajemen/ Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung. Rosda, 2007 _____ _, Kurikulum yang Disempurnakan (Pengambangan Standar Kompetensi Dasar), Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006 Nanang Fattah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah. Bandung. Bani Quraisy, 2004 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian. Bandung. Alfabeta, 2005 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta. Rineka cipta, 2003 Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah. Bandung, Bumi Aksara, 2006 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi. Bandung Alfabeta, 2005 ______ , Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2010 Suryosubroto. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta, Rineka Cipta, 2002 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka cipta, 1998 Syarif Bakri dan Djamarah, Prestasi dan Kompetensi Guru, Surakarta : Usaha Nasional, 1994 V
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2001 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali, 2009 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah. Jakarta. Rineka Cipta, 2002 Depdiknas, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas, Jakarta, 2002 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, 2002 Djamarah dan Zain, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta, 2006 http://sekolah-dasar.blogspot.com/2010/07/administrasi-sarana-dan-prasarana.html http://id.shvoong.com/business-management/management/2025056-administrasi-keuangansekolah-pengertian-manajemen/ Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung. Rosda, 2007
______ , Kurikulum yang Disempurnakan (Pengambangan Standar Kompetensi Dasar), Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006 Nanang Fattah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah. Bandung. Bani Quraisy, 2004 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian. Bandung. Alfabeta, 2005 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta. Rineka cipta, 2003 Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah. Bandung, Bumi Aksara, 2006 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi. Bandung Alfabeta, 2005 ______ , Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2010 Suryosubroto. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta, Rineka Cipta, 2002 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka cipta, 1998 Syarif Bakri dan Djamarah, Prestasi dan Kompetensi Guru, Surakarta : Usaha Nasional, 1994 v
Lampiran 2. Skor Item Jawaban Angket Tentang ( Variabel X ) No.
RespondenPernyataan
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
1
Guru 001
4
4
3
3
4
3
4
25
2
Guru 002
2
4
4
3
3
4
4
24
3
Guru 003
4
3
1
4
4
4
4
24
4
Guru 004
3
4
2
3
4
4
4
24
5
Guru 005
2
4
4
3
3
4
4
24
6
Guru 006
3
3
3
3
4
4
4
24
7
Guru 007
4
3
3
2
2
4
4
22
8
Guru 008
3
4
3
4
4
4
4
26
9
Guru 009
4
2
4
3
4
4
4
25
10
Guru 010
3
4
4
4
3
4
4
26
11
Guru 011
4
3
4
1
1
4
4
21
12
Guru 012
3
4
3
4
4
3
3
24
13
Guru 013
2
2
3
4
3
3
4
21
14
Guru 014
4
4
4
1
3
4
4
24
15
Guru 015
3
3
4
3
4
4
2
23
16
Guru 016
1
4
2
3
4
2
3
19
17
Guru 017
4
3
4
4
4
3
4
26
18
Guru 018
3
2
4
4
3
4
4
24
19
Guru 019
1
4
2
1
4
1
2
15
20
Guru 020
4
4
4
4
4
2
4
26
21
Guru 021
4
2
3
3
2
3
4
21
22
Guru 022
3
4
4
4
4
1
4
24
23
Guru 023
4
4
3
3
2
4
1
21
24
Guru 024
1
2
4
2
4
4
4
21
25
Guru 025
4
3
3
4
4
3
4
25
26
Guru 026
3
4
4
3
3
3
4
24
27
Guru 027
3
3
3
3
4
4
4
24
28
Guru 028
4
4
3
4
4
4
4
27
29
Guru 029
2
4
4
2
3
4
4
23
30
Guru 030
4
3
3
4
4
4
4
26
Lampiran 3. Skor Item Jawaban Angket Tentang ( Variabel Y ) No.
RespondenPernyataan 1
Nilai 2
3
1
Guru 001
4
3
4
11
2
Guru 002
4
4
2
10
3
Guru 003
2
4
3
9
4
Guru 004
4
1
4
9
5
Guru 005
1
4
4
9
6
Guru 006
4
2
3
9
7
Guru 007
2
3
3
8
8
Guru 008
4
2
4
10
9
Guru 009
3
4
3
10
10
Guru 010
3
4
4
11
11
Guru 011
1
3
2
6
12
Guru 012
4
3
4
11
13
Guru 013
3
2
3
8
14
Guru 014
4
3
4
11
15
Guru 015
4
4
3
11
16
Guru 016
4
1
2
7
17
Guru 017
4
3
3
10
18
Guru 018
4
2
4
10
19
Guru 019
2
3
2
7
20
Guru 020
4
4
4
12
21
Guru 021
2
3
3
8
22
Guru 022
2
2
4
8
23
Guru 023
4
2
3
9
24
Guru 024
1
1
1
3
25
Guru 025
3
3
4
10
26
Guru 026
4
3
3
10
27
Guru 027
4
3
2
9
28
Guru 028
3
4
4
11
29
Guru 029
3
3
3
9
30
Guru 030
4
3
4
11