PENGARUH AKUNTABILITAS, PENGETAHUAN AUDIT DAN GENDER TERHADAP KUALITAS HASIL KERJA AUDITOR INTERNAL (Studi Empiris Pada Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: AINIA SALSABILA 107082003391
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M
i
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama
: Ainia Salsabila
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Tangerang, 18 Juni 1989
3. Alamat
: Jl. KH. Mukmin RT 05/09 Kel. Belendung Kec. Benda, Kota Tangerang
4. Status dalam Keluarga
: Anak ke 4 dari 6 bersaudara
5. Telepon
: 085694058895
6. Email
:
[email protected]
II. PENDIDIKAN 1. MI Attaqwa II
Tahun 1995-2001
2. MTS Attaqwa
Tahun 2001-2004
3. SMA Negeri 2 Tangerang
Tahun 2004-2007
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2007-2011
III. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: H. Rahmatullah Munaf (Alm.)
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Tangerang, 14 Juli 1948
3. Ibu
: Yayah Athiyah
4. Tempat, Tanggal Lahir
: Tangerang, 27 Juli 1963
5. Alamat
: Jl. KH. Mukmin RT 05/09 Kel. Belendung Kec. Benda, Kota Tangerang
vi
THE INFLUENCE OF ACCOUNTIBILITY, AUDIT KNOWLEDGE, AND GENDER TO QUALITY OF WORK OF INTERNAL AUDITORS ( Empirical Studies On The Inspectorate of DKI Jakarta Province)
ABSTRACT This study examines the influence of accountability, audit knowledge, and gender to quality of work of internal auditors. The respondents in this study were auditors who worked for The Inspectorate of DKI Jakarta Province. The number of auditor who observed in this study was 68 auditors. They came from some auditors who worked in The Inspectorate of DKI Jakarta Province. The method of determining the sample was purposive sampling method, the data processing methods. That used by researcher were the multiple regression analysis. The result shows that the accountability, audit knowledge and gender simultaneously and significantly to quality of work of internal auditors. Keyword: accountability, audit knowledge, gender, quality of work of internal auditor.
vii
PENGARUH AKUNTABILITAS, PENGETAHUAN AUDIT DAN GENDER TERHADAP KUALITAS HASIL KERJA AUDITOR INTERNAL (Studi Empiris Pada Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta)
ABSTRAK Penelitian ini menguji akuntabilitas, pengetahuan audit, dan gender terhadap kualitas hasil kerja auditor internal. Responden dalam penelitian ini adalah para auditor yang bekerja di Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta. Jumlah auditor yang menjadi sampel penelitian ini adalah 68 auditor dari seluruh auditor yang berada pada Inspektorat Provinsi DKI Jakarta. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian adalah purposive sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan peneliti adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akuntabilitas, pengetahuan audit, dan gender secara simultan dan signifikan berpengaruh terhadap kualitas hasil kerja auditor internal. Kata kunci: akuntabilitas, pengetahuan audit, gender, kualitas hasil kerja auditor internal
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan Audit, dan Gender terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal”. Shalawat serta salam senantiasa selalu tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, Sang Teladan yang telah membawa kita ke zaman kebaikan. Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah menganugerahkan. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1. Orang tuaku tercinta Abi (Alm.) yang selalu dihati dan Umi yang telah memberikan rasa cinta, perhatian, kasih
sayang, semangat, serta doa yang
tiada henti-hentinya kepada penulis. 2. Kakak-kakak dan adik-adik yang selama ini memberikan keceriaan, semangat, motivasi, dan dukungan serta doa baik moril maupun materil sehingga penulis bisa menyelesaikan pendidikan sampai ke jenjang sarjana.
ix
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu Rahmawati, SE, MM selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala masukan guna penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan nasihat yang telah diberikan selama ini. 7. Bapak Hepi Prayudiawan, SE,Ak,MM selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala bimbingan dan konsultasi yang telah diberikan selama ini. 8. Bapak H. Haerudin, SH, MM, selaku Kepala Sub Bagian Umum Inspektorat Provinsi DKI Jakarta yang telah memberikan izin dan membantu penulis dalam mengadakan penelitian di Inspektorat Provinsi DKI Jakarta. 9. Bapak Raditya Teguh, yang telah mendukung dan membantu penulis dalam penyebaran kuesioner kepada auditor di Inspektorat Provinsi DKI Jakarta. 10. Seluruh auditor dan pegawai pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang telah memberikan waktunya dalam
pengisian kuesioner penelitian penulis dan
kerja samanya dalam membantu menyelesaikan penelitian ini.
x
11. Seluruh keluarga besar H. M. Idrus dan H. Muh. Nafis yang selalu membantu dan memberikan dukungan penulis dalam menyelesaikan pendidikan. 12. Teman dan sahabat Akuntansi D Angkatan 2007 terutama sahabatku tersuneh Zamiroh, Ida Farida, Honimah dan Nursofie yang selalu memberikan keceriaan dan semangat
serta motivasi
selama kuliah dan dalam
menyelesaikan skripsi ini. 13. Seluruh keluarga besar Karate UIN Jakarta yang telah memberikan ilmu beladiri dan memberikan banyak pengalaman dalam berorganisasi. 14. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis. 15. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Juni 2011
(Ainia Salsabila)
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul ..............................................................................................
i
Lembar Pengesahan Skripsi .........................................................................
ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif .......................................................
iii
Lembar Pengesahan Uji Skripsi ...................................................................
iv
Lembar Pernyataan Bebas Plagiat ..............................................................
v
Daftar Riwayat Hidup ...................................................................................
vi
Abstract ............................................................................................................
vii
Abstrak ...........................................................................................................
viii
Kata Pengantar ..............................................................................................
xi
Daftar Isi .........................................................................................................
xii
Daftar Tabel ...................................................................................................
xvi
Daftar Gambar .............................................................................................. xvii Daftar Lampiran ........................................................................................... xviii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah........................................................
1
B. Perumusan Masalah ..............................................................
13
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................
13
1. Tujuan Penelitian ............................................................
13
2. Manfaat Penelitian ..........................................................
14
xii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori .......................................................................
15
1. Pengertian Audit ............................................................
15
2. Tujuan Audit ...................................................................
15
3. Jenis-jenis Audit..............................................................
16
4. Standar Audit ..................................................................
17
5. Auditor Internal ...............................................................
19
6. Kualitas Hasil Kerja ........................................................
31
7. Akuntabilitas ...................................................................
33
8. Pengetahuan Audit ..........................................................
37
9. Pengertian dan Pandangan Gender .................................
41
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu .............................................
43
C. Hubungan Antar Variabel .....................................................
45
1. Akuntabilitas dengan Kualitas Hasil Kerja Auditor ......
45
2. Pengetahuan Audit dengan Kualitas Hasil Kerja
BAB III
Auditor ............................................................................
47
3. Gender dengan Kualitas Hasil Kerja Auditor .................
48
D. Kerangka Pemikiran ..............................................................
49
D. Hipotesis ...............................................................................
51
METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian.....................................................
52
1. Tempat Penelitian ...........................................................
52
B. Metode Penentuan Sampel ....................................................
52
xiii
BAB IV
C. Metode Pengumpulan Data ...................................................
53
D. Metode Analisis Data ............................................................
53
1. Uji Kualitas Data.............................................................
53
2. Uji Asumsi Klasik ...........................................................
54
3. Uji Hipotesis ...................................................................
55
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ....................................
58
1. Variabel Independen .......................................................
58
2. Variabel Dependen ..........................................................
59
ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Inspektorat Provinsi DKI Jakarta
62
1. Tempat dan Waktu Penelitian .........................................
63
2. Struktur Organisasi .........................................................
65
3. Rincian Kegiatan Auditor ...............................................
67
4. Karakteristik Responden .................................................
68
B. Analisis Deskriftif Kualitatif.................................................
72
1. Uji Validitas ....................................................................
72
2. Uji Reliabilitas ................................................................
74
C. Analisis dan Pembahasan .......................................................
76
1. Hasil Uji Asumsi Klasik .................................................
76
2. Hasil Uji Hipotesis ..........................................................
79
3. Pembahasan .....................................................................
83
xiv
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan ...........................................................................
86
B. Implikasi ..............................................................................
87
C. Keterbatasan dan Saran .........................................................
89
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
92
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Perbedaan Auditor Internal dan Eksternal .............................................. 22
2.2
Penelitian Terdahulu ............................................................................... 44
3.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian ...................................................... 60
4.1
Auditor Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta ............................... 64
4.2
Rincian Kegiatan Auditor Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta .. 68
4.3
Karakteristik Data Kuesioner ................................................................. 69
4.4
Deskriptif Responden .............................................................................. 69
4.5
Hasil Uji Validitas Variabel Akuntabilitas ............................................. 72
4.6
Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan Audit ................................... 73
4.7
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal ......... 73
4.8
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal Setelah Menghilangkan Pertanyaan Tidak Valid .................................................. 74
4.9
Hasil Uji Reliabitas ................................................................................... 75
4.10
Hasil Uji Multikolonieritas ....................................................................... 77
4.11
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ....................................................... 79
4.12
Hasil Uji F Statistik ................................................................................... 81
4.13
Hasil Uji Statistik t .................................................................................... 82
xvi
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Halaman
2.1
Kerangka Pemikiran .................................................................................. 50
4.1
Bagan Organisasi Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta .................. 65
4.2
Hasil Uji Normalitas Data ......................................................................... 76
4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 78
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Halaman
1
Surat Penelitian Skripsi ........................................................................
95
2
Surat Rekomendasi Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DKI Jakarta
96
3
Surat Keterangan Penelitian Sekretariat Daerah ..................................
97
4
Kuesioner Penelitian ...........................................................................
98
5
Deskriptif Responden ...........................................................................
104
6
Daftar Jawaban Responden ..................................................................
106
7
Output Analisis Data ............................................................................
113
8.
Struktur Organisasi Inspektorat Provinsi DKI Jakarta .........................
142
xviii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara yang dikelola oleh pemerintah mencakup dana yang cukup besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk penyelenggaraan pemerintahan seharusnya didukung dengan suatu pengawasan yang cukup andal guna menjamin pendistribusian dana yang merata pada semua sektor publik sehingga efektivitas dan efisiensi penggunaan dana bisa dipertanggungjawabkan. Auditor pemerintah terdiri dari Inspektorat Jendral Departemen, Satuan Pengawas Intern (SPI) di lingkungan
lembaga
Negara
dan
Badan
Usaha
Milik
Negara
(BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Inspektorat Wilayah Propinsi
(Itwilprop),
Inspektorat
Wilayah
Kabupaten/
Kota
(Itwilkab/Itwilkot), Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang merupakan lembaga pemeriksa eksternal yang independen. Kondisi pengawasan terhadap aset-aset negara saat ini banyak mulai diperhatikan. Tingkat penyelewangan dan penyalahgunaan assetaset yang dimiliki oleh Negara sangat tinggi, ini terbukti dari banyaknya para pejabat yang tertangkap karena terlibat kasus-kasus penyelewengan dan penyalahgunaan aset-aset negara. Maka dari itu sangatlah penting untuk pemerintah melakukan pengamanan terhadap asset-aset yang dimiliki oleh negara.
1
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. PER/05/M.PAN/03/2008
menyatakan
pemerintah
fungsi
merupakan
penyelenggaraan
pemerintahan.
bahwa
manajemen Melalui
Pengawasan yang
penting
pengawasan
intern
intern dalam dapat
diketahui apakah suatu instansi pemerintah telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana, kebijakan yang telah ditetapkan, dan ketentuan. Selain itu, pengawasan intern atas penyelenggaraan pemerintahan diperlukan untuk mendorong terwujudnya good governance dan clean government dan mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, efisien, transparan, akuntabel serta bersih dan bebas dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pengawasan intern di lingkungan Departemen, Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dilaksanakan oleh lnspektorat Jenderal dan lnspektorat Utama/lnspektorat untuk kepentingan Menteri/Pimpinan LPND dalam upaya pemantauan terhadap kinerja unit organisasi yang ada dalam kendalinya. Pelaksanaan fungsi lnspektorat Jenderal dan lnspektorat Utama/lnspektorat tidak terbatas pada fungsi audit tapi juga fungsi pembinaan terhadap pengelolaan keuangan negara. Pengawasan intern di lingkungan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Inspektorat Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota untuk kepentingan Gubernur/Bupati/Walikota dalam melaksanakan pemantauan terhadap kinerja unit organisasi yang ada di dalam kepemimpinannya.
2
Sedangkan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang berada di bawah Presiden melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Keberadaan beberapa unsur Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) seperti disebutkan di atas perlu didukung dengan pedoman dan peraturan perundang-undangan tentang pengawasan intern pemerintah yang merumuskan ketentuan-ketentuan pokok dalam bidang pengawasan intern pemerintah dalam rangka menjamin terlaksananya pengawasan intern pemerintah yang efektif dan efisien. Mengingat sampai saat ini belum seluruh APIP mempunyai standar yang seragam, untuk itu perlu disusun standar audit yang berlaku bagi seluruh APlP. Audit internal adalah salah satu bentuk upaya dalam mencegah terjadinya penyelewengan dan penyalahgunaan asset-aset negara. Oleh karena itu, diperlukanlah orang-orang yang memiliki kemampuan yang memiliki keahlian khusus dalam mencegah terjadinya hal-hal yang mengakibatkan kerugian yang dapat terjadi di lingkungan pemerintahan. Berbeda dengan akuntan publik yang bisa bersikap etis dengan menolak memberikan opini atas laporan keuangan yang mengandung salah saji dan meminta klien mencari akuntan lain, tetapi hal ini tidak akan menyebabkan mereka kehilangan pekerjaan atau kehilangan keanggotaan dari organisasinya. Sebagai pekerja, auditor internal mendapatkan penghasilan dari organisasi dimana dia bekerja, berarti auditor internal
3
sangat bergantung kepada organisasinya sebagai pemberi kerja. Disini konflik audit muncul ketika auditor internal menjalankan aktivitas audit internal. Auditor internal sebagai pekerja didalam organisasi yang diauditnya akan menjumpai masalah ketika harus melaporkan temuantemuan yang mungkin tidak menguntungkan dalam penilaian kinerja manajemen atau objek audit yang dilakukannya. Jika auditor internal diminta untuk melanggar kode etik mereka atau standar praktik professional, pilihan yang tersedia bisa tidak menyenangkan. Menolak permintaan klien bisa menyebabkan auditor internal kehilangan pekerjaan mereka, apalagi bila mereka tidak memiliki independensi (Sawyer, 2009:35). Oleh karenanya, Profesi akuntan harus memiliki integritas, independen dan bebas dari semua kepentingan, menegakkan kebenaran, kemampuan teknis dan profesionalisme harus selalu dijaga dengan menempatkan aspek moralitas ditempat yang tertinggi. Akuntan bukan hanya sekedar ahli tetapi harus dapat melaksanakan pekerjaan profesinya dengan hati-hati (due professional care) dan selalu menjunjung tinggi kode etik profesi yang ada. Dalam fungsinya sebagai pengawas dan konsultan intern pemerintah, tentu kualitas hasil kerja auditor ini secara tidak langsung juga akan mempengaruhi tepat atau tidaknya keputusan yang akan diambil serta mempengaruhi kualitas hasil auditnya. Menurut Tan dan Alison (1999), kualitas hasil kerja audit tersebut berhubungan dengan seberapa baik
4
sebuah pekerjaan diselesaikan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk auditor, kualitas kerja dilihat dari kualitas audit yang dihasilkan yang dinilai dari seberapa banyak auditor memberikan respon yang benar dari setiap pekerjaan audit yang diselesaikan. Berkualitas atau tidaknya pekerjaan auditor akan mempengaruhi kesimpulan akhir auditor dan secara tidak langsung juga akan mempengaruhi tepat atau tidaknya keputusan yang akan diambil oleh pihak luar perusahaan. Sehingga auditor dituntut harus memiliki rasa kebertanggungjawaban
(akuntabilitas)
dalam
setiap
melaksanakan
pekerjaanya dan memliki sikap profesional, agar dapat mengurangi pelanggaran atau penyimpangan yang dapat terjadi pada proses pengauditan, sehingga akuntabilitas dan profesionalisme merupakan elemen penting yang harus dimiliki oleh seorang auditor. Mardisar dan Sari (2007:2) kualitas dari hasil pekerjaan auditor dapat dipengaruhi oleh rasa kebertanggungjawaban (akuntabilitas) yang dimiliki auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit. Akuntabilitas merupakan dorongan psikologi sosial yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan kewajibannya yang akan dipertanggungjawabkan kepada lingkungannya. Menurut Messier dan Quilliam (1992) dalam Mardisar dan Sari (2007:3) mengungkapkan bahwa akuntabilitas yang dimiliki auditor dapat meningkatkan proses kognitif auditor dalam mengambil keputusan. Dalam Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan (Pusdiklatwas) BPKP (2007) dijelaskan bahwa akuntabilitas juga dapat berarti sebagai
5
perwujudan pertanggungjawaban seseorang atau unit organisasi, dalam mengelola sumber daya yang telah diberikan dan dikuasai, dalam rangka pencapaian tujuan, melalui suatu media berupa laporan akuntabilitas kinerja secara periodik. Sumber daya dalam hal ini merupakan sarana pendukung yang diberikan kepada seseorang atau unit organisasi dalam rangka
memperlancar
pelaksanaan
tugas
yang
telah
dibebankan
kepadanya. Wujud dari sumber daya tersebut pada umumnya berupa sumber daya manusia, dana, sarana prasarana, dan metode kerja. Sedangkan pengertian sumber daya dalam konteks negara dapat berupa aparatur pemerintah, sumber daya alam, peralatan, uang, dan kekuasaan hukum dan politik. Selain itu, akuntabilitas juga dapat diuraikan sebagai kewajiban untuk menjawab dan menjelaskan kinerja dari tindakan seseorang atau badan kepada pihak-pihak yang memiliki hak untuk meminta jawaban atau keterangan dari orang atau badan yang telah diberikan wewenang untuk mengelola sumber daya tertentu. Dalam konteks ini, pengertian akuntabilitas dilihat dari sudut pandang pengendalian dan tolok ukur pengukuran kinerja. Dalam penelitian Mardisar dan Sari (2007:11), akuntabilitas diukur dengan seberapa besar motivasi auditor dalam menyelesaikan pekerjaan, dan keyakinan bahwa pekerjaan mereka akan diperiksa oleh atasan serta mengukur seberapa besar usaha (daya pikir) auditor untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Dari penelitian tersebut, ditemukan bahwa
6
akuntabilitas memiliki hubungan positif dengan kualitas hasil kerja auditor. Banyak penelitian psikologi sosial yang membuktikan adanya hubungan serta pengaruh akuntabilitas seseorang terhadap kualitas pekerjaannya. Messier dan Quilliam (1992) dalam Mardisar dan Sari (2007:3) mengungkapkan bahwa akuntabilitas yang dimiliki auditor dapat meningkatkan proses kognitif auditor dalam mengambil keputusan. Tetlock dan Kim
(1987), juga mengkaji
tentang permasalahan
akuntabilitas auditor dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan. Penelitian ini dilakukan dengan memmbagi subjek penelitian menjadi tiga kelompok: pertama, kelompok yang diberikan intruksi bahwa pekerjaan mereka tidak akan diperiksa oleh atasan (no accountability); kedua, kelompok yang diberikan intruksi awal (sebelum melaksanakan pekerjaan) bahwa pekerjaan mereka akan diperiksa oleh atasan (preexpore accountability); ketiga, kelompok yang diberikan intruksi bahwa pekerjaan mereka akan diperiksa oleh atasan, tetapi intruksi ini baru disampaikan setelah meraka menyelesaikan pekerjaan (postexposure accountability). Dari hasil penelitian ini terbukti bahwa subjek penelitian dalam kelompok preexposure accountability menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas dibanding kelompok lainnya. Mereka melakukan proses kognitif yang lebih lengkap, respon yang lebih tepat dan melaporkan keputusan yang dapat dipercaya dan realistis.
7
Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat akuntabilitas individu dalam melakukan suatu pekerjaan menentukan bagaimana sebuah informasi diproses. Hasil dari informasi yang diproses tersebut, akan mempengaruhi respon, keputusan ataupun tindakan yang akan diambil. Selain akuntabilitas yang harus ada dalam seorang auditor, Pengetahuan
seorang
auditor
dalam
bidang
audit
juga
dapat
mempengaruhi kualitas hasil audit yang dilakukan. Menurut Mardisar dan Sari (2007:20), akuntabilitas memiliki interaksi dengan pengetahuan untuk menghasilkan kualitas hasil kerja auditor yang baik sehingga pengujian yang dilakukan menghasilkan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil kerja auditor tersebut. Pengetahuan sangat penting untuk dimiliki oleh semua auditor, terlebih pengetahuan
di
bidang akuntansi
dan
auditing.
Kedua
pengetahuan tersebut merupakan dasar yang penting yang menjadi modal selama mereka bekerja sebagai seorang akuntan, terlebih pada saat melakukan pengauditan atas laporan keuangan. Pengetahuan audit bisa diperoleh dari berbagai pelatihan formal maupun dari pengalaman khusus, berupa kegiatan seminar, loka karya, serta pengarahan dari auditor senior kepada auditor juniornya. Pengetahuan juga bisa di peroleh dari frekuensi seorang akuntan public dalam melakukan pekerjaan dalam proses audit laporan keuangan. Seseorang yang melakukan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya akan memberikan hasil yang lebih baik
8
dari pada mereka yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup memadai akan tugasnya. Menurut Menurut Brown dan Stanner (1983) dalam Mardisar dan Sari (2007:8), perbedaan pengetahuan di antara auditor akan berpengaruh terhadap cara auditor menyelesaikan sebuah pekerjaan. Dalam mendeteksi sebuah kesalahan, seorang auditor harus didukung dengan pengetahuan tentang apa dan bagaimana kesalahan tersebut terjadi. Penelitian yang dilakukan Tan dan Alison (1999), membuktikan bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi hubungan akuntabilitas dengan kualitas hasil kerja auditor jika kompleksitas pekerjaan yang dihadapi sedang/menengah. Adapun Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) 2001 tentang standar umum, menjelaskan bahwa dalam melakukan audit, auditor harus memiliki keahlian dan struktur pengetahuan yang cukup. Berdasarkan pengetahuan
audit
penelitian dalam
diatas melakukan
dapat
disimpulkan
sebuah
pekerjaan
bahwa akan
mempengaruhi auditor dalam menyeleksi kesalahan dan mendeteksi risiko-risiko yang akan terjadi selama proses audit. Hasil yang diperoleh auditor akan mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Kualitas hasil kerja auditor juga sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu masing-masing akuntan. Karakteristik individu tersebut salah satunya adalah jenis kelamin yang telah membedakan individu sebagai sifat dasar pada kodrat manusia. Perjuangan kesetaraan gender adalah terkait dengan kesetaraan sosial antara pria dan wanita,
9
dilandaskan kepada pengakuan bahwa, ketidaksetaraan gender yang disebabkan oleh diskriminasi struktural dan kelembagaan. Perbedaan hakiki yang menyangkut jenis kelamin tidak dapat diganggu gugat (misalnya secara biologis wanita mengandung), perbedaan peran gender dapat diubah karena bertumpu pada faktor-faktor sosial dan sejarah. Menjadi laki-laki atau perempuan bukanlah sebuah pilihan, itu sudah menjadi satu paket yang diberikan Tuhan termasuk sifat dan karakteristik seseorang. Sejauh mana sifat dan karakter ini mampu mempengaruhi cara kerja seseorang. Profesi auditor, khususnya internal auditor atau lebih sering dikenal dengan sebutan Satuan Pengawas Intern (SPI) saat ini didominasi oleh kaum adam. Komposisi antara laki-laki dan perempuan yang berprofesi menjadi auditor sangat jauh berbeda. Memang profesi ini sama sekali tidak bersinggungan dengan persoalan gender, karena kompetensi yang dibutuhkan untuk profesi ini pun tidak ada kaitannya dengan gender. Meskipun demikian fakta dan data yang ada, keberadaan perempuan dalam profesi ini sangat minim sekali. Adapun cara pandang auditor dalam menyelesaikan suatu informasi berhubungan dengan tanggung jawab (akuntabilitas) dan risiko audit yang akan dihadapi oleh auditor sehubungan dengan judgement yang dibuatnya akan mempengaruhi kualitas hasil kerja auditor tersebut. Faktorfaktor yang mempengaruhi kualitas hasil kerja auditor dalam menanggapi dan mengevaluasi informasi ini antara lain meliputi faktor akuntabilitas, pengetahuan audit dalam memperoleh dan mengevaluasi informasi, serta
10
kompleksitas tugas dalam melakukan pemeriksaan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah faktor gender
juga akan
mempengaruhi kualitas hasil kerja auditor internal. (Jamilah, 2007:2). Menurut Jamilah (2007:2), gender diduga menjadi salah satu faktor level individu yang turut mempengaruhi kualitas hasil kerja auditor internal seiring dengan terjadinya perubahan pada kompleksitas tugas dan pengaruh tingkat kepatuhan terhadap etika. Temuan riset literatur psikologis kognitif dan pemasaran juga menyebutkan bahwa wanita diduga lebih efisien dan efektif dalam memproses informasi saat adanya kompleksitas tugas dalam pengambilan keputusan dibandingkan dengan pria. Ruegger dan King (1992) dalam Jamilah (2007:2) menyatakan wanita umumnya memiliki tingkat pertimbangan moral yang lebih tinggi daripada pria. Sedangkan menurut hasil penelitian Trisnaningsih (2003:1045), menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan atau kesetaraan komitmen organisasional, komitmen professional, motivasi dan kesempatan kerja antara auditor pria dan wanita, tetapi untuk kepuasan kerja, menunjukkan adanya perbedaan antara auditor pria dan wanita. Artinya antara auditor pria dan wanita memiliki komitmen yang sama dalam melakukan suatu pekerjaan
audit
tetapi
memiliki
kepuasan
yang berbeda
dalam
menghasilkan sebuah hasil kerja yang berkualitas. Dalam
uraian-uraian
tersebut,
peneliti
termotivasi
untuk
melakukan penelitian ini karena cukup penting untuk mengetahui faktor-
11
faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas hasil kerja auditor internal. Selain itu juga, peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh variabel akuntabilitas, pengetahuan audit dan gender mempengaruhi variabel kualitas hasil kerja auditor internal, khususnya pada auditor pemerintah. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan Audit, dan Gender Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal”. Penelitian ini merupakan replikasi dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Mardisar dan Sari (2007). Dimana perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah: 1. Tahun penelitian, dimana penelitian sebelumnya adalah pada tahun 2007, sedangkan penelitian sekarang dilakukan pada tahun 2011. 2. Pada penelitian sebelumnya menggunakan dua variabel independen. Pada penelitian sekarang, penulis menambahkan satu variabel independen yaitu gender, yang telah disarankan pula oleh peneliti sebelumnya. Selain itu, variabel tersebut juga merupakan bagian dari karakteristik dalam menetukan kualitas hasil kerja auditor internal dan peneliti juga ingin mengetahui apakah dalam auditor pemerintah terdapat perbedaan kualitas dalam menghasilkan suatu pekerjaan audit,khususnya dari segi gender. 3. Pada penelitian sebelumnya objek penelitian adalah akuntan public yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Pekanbaru dan Padang oleh Mardisar dan Sari (2007), sedangkan
12
penelitian sekarang objek penelitian adalah auditor pada Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas hasil kerja auditor internal? 2. Apakah pengetahuan audit berpengaruh terhadap kualitas hasil kerja auditor internal? 3. Apakah gender berpengaruh terhadap kualitas hasil kerja auditor internal? 4. Apakah akuntabilitas, pengetahuan audit, dan gender bersamasama berpengaruh terhadap kualitas hasil kerja auditor internal? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui pengaruh akuntabilitas auditor terhadap kualitas hasil kerja auditor internal. b. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan audit auditor terhadap kualitas hasil kerja auditor internal. c. Untuk mengetahui pengaruh gender terhadap kualitas hasil kerja auditor internal. d. Untuk mengetahui pengaruh akuntabilitas, pengetahuan audit dan gender terhadap kualitas hasil kerja auditor internal.
13
2. Dari penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat diantaranya : a. Bagi Dunia Akademis Penelitian ini hendaknya diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang akuntansi khususnya masalah auditing dan pemeriksaan keuangan. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan dasar bagi penelitian selanjutnya yang ingin memperdalam masalah auditing yang berkaitan dengan kualitas hasil kerja auditor internal. b. Bagi Auditor Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta. Diharapkan dengan adanya penelitian ini, auditor pemerintah DKI Jakarta dapat memberikan motivasi dan koreksi dalam peningkatan kinerja serta agar dapat memacu semangat untuk berusaha memperoleh hasil kerja audit yang berkualitas agar bermanfaat untuk pengembangan daerah khususnya DKI Jakarta. c. Bagi penulis Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis serta dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai akuntabilitas, pengetahuan audit dan gender terhadap kualitas hasil kerja auditor internal. Penelitian ini juga digunakan sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengertian Audit Untuk mengetahui dengan jelas pengertian auditing, maka berikut ini akan dikemukakan definisi-definisi pengauditan yang diambil dari beberapa sumber, yaitu: a. “Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukunganya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.” (Sukrisno Agoes, 2004) b. “Suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan kriteriakriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang independen dan kompeten.” (Arens dan Loebbecke, 2003) c. “Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.” (Mulyadi, 2002) 2. Tujuan Audit Tujuan umum audit dalam Kell, Johnson dan Boynton (2002: 6) adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam semu hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, sedangkan tujuan audit spesifik
151
ditentukan berdasarkan asersi-asersi yang dibuat oleh manajemen yang tercantum dalam laporan keuangan. Asersi manajemen adalah pernyataan yang tersirat atau yang dinyatakan dengan jelas oleh manajemen mengenai jenis transaksi dan akun terkait dalam laporan keuangan. Asersi manajemen berhubungan langsung dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, sehingga auditor harus memahami asersi-asersi manajemen agar audit dapat dilaksanakan dengan memadai. 3. Jenis-jenis Audit Menurut Kell, Johnson dan Boynton (2002: 8-9) terdapat tiga (3) jenis audit yang ada umumnya menunjukkan karakteristik kunci yang tercakup dalam definisi audit. Jenis-jenis audit tersebut adalah: a. Audit Laporan Keuangan Audit laporan keuangan bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan sesuai dengan kriteriakriteria tertentu. Kriteria itu adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum. b. Audit Ketaatan Audit ketaatan bertujuan untuk mempertimbangkan apakah audittee (klien) telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan pihak yang memiliki otoritas yang lebih tinggi. c. Audit Operasional Audit operasional merupakan penelaahan atas bagian maupun dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi
16
dan efektivitasnya. Pada saat selesainya audit operasional, auditor akan memberikan sejumlah saran kepada manajemen untuk memperbaiki jalannya operasi perusahaan. 4. Standar Audit Standar audit di Indonesia dikenal dengan nama Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang disusun oleh suatu komite khusus dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia, terdiri dari 10 (sepuluh) standar yang dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompok besar. Standar auditing ini diikhtisarkan sebagai berikut: a. Standar Umum, berfungsi untuk mengatur syarat-syarat diri auditor. 1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. 2. Dalam
semua
hal
yang
berhubungan
dengan
perikatan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor. 3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. b. Standar Pekerjaan Lapangan, berfungsi untuk mengatur mutu pelaksanaan auditing. 1. Pekerjaan
harus
direncanakan
sebaik-baiknya
dan
jika
digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
17
2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan. 3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. c. Standar Pelaporan, berfungsi sebagai panduan bagi auditor dalam mengkomunikasikan hasil audit melalui laporan audit kepada pemakai informasi keuangan. 1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya. 3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor. 4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
18
dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor. 5. Auditor Internal a. Pengertian Auditor Internal Auditor internal seluruh dunia melakukan pekerjaan mereka secara berbeda, tergantung pada lingkup audit yang diinginkan menejemen
senior.
Akibatnya,
sulit
mendefinisikan
berbagai
aktivitas yang dilakukan auditor. Menurut Agoes (2004:221) pengertian audit internal adalah: “Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku”.
Menurut Mulyadi (2008:29) pengertian audit internal adalah: “Auditor yang bekerja dalam perusahaan yang tugas pokoknya adalah menetukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menetukan baik tidaknya penjagaan terhadapkekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektifitas prosedur kegiatan organisasi, serta menetukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi”. Sawyer (2009) menyatakan bahwa audit internal adalah “Sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan control yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menetukan apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa
19
diterima telah diikuti; (4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif, semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawab secara efektif.” Pengertian audit internal menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) PSA (Pernyataan Standar Auditing) no. 69 paragraf 6 ialah: “Suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personil lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tigagolongan tujuan berikut ini: keandalan pelaporan, efektifitas dan efisiensi operasi, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”. Sedangkan pengertian audit internal menurut “Professional Practices
Framework”
:
International
Standards
for
The
Professional Practice of Internal Audit, IIA (2004) adalah suatu aktivitas independen, yang memberikan jaminan keyakinan serta konsultasi (consulting) yang dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah (to add value) serta meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Internal auditing membantu organisasi dalam usaha mencapai tujuannya dengan cara memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manejemen risiko (risk management), pengendalian (control) dan proses tata kelola (governance prosses). Aktivitas auditor internal dilakukan dalam kondisi budaya yang beragam dalam organisasi yang bervariasi baik dalam tujuan,
20
ukuran, maupun struktur dan oleh orang didalam atau diluar organisasi. Perbedaan ini bisa jadi mempengaruhi praktek auditor internal disetiap kondisi. Namun kepatuhan terhadap Standard for The Professional Practice of Internal Auditing (standar) merupakan hal yang penting untuk mencapai tanggung jawab auditor internal. Pada
pemerintahan,
auditor
internal
merupakan
unit
pemeriksa yang merupakan bagian dari organisasi yang diawasi. Auditor internal terdiri dari Inspektorat Jendral Kementerian, Satuan Pengawas Intern (SPI) di lingkungan lembaga Negara dan BUMN/BUMD,
Inspektorat
Wilayah
Kabupaten/Kota
(Itwilkab/Itwilkot),
dan
Pengawas
Keuangan
Pembangunan
(BPKP)
Badan yang
merupakan
lembaga
dan
pemeriksa
independen. Auditor eksternal sendiri merupakan unit pemeriksa yang berada diluar organisasi yang diperiksa. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan tentang pengertian audit internal. Audit internal adalah suatu fungsi atau kegiatan yang bebas dalam suatu organisasi dan sebagai pelayanan jasa dalam organisasi tersebut. b. Perbedaan Antara Auditor Internal dan Eksternal Aktivitas auditor internal dan eksternal bisa jadi tumpang tindih dalam hal penelaah kecukupan control pada fungsi akuntansi, namun perbedaan antara kedua bidang ini jauh lebih banyak daripada kesamaannya akibat adanya tujuan yang berbeda.
21
Tanggung jawab auditor eksternal adalah memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan yang bertujuan menentukan kewajaran penyajian posisi keuangan perusahaan dan hasil untuk periode tersebut. Mereka juga meyakinkan bahwa laporan keuangan yang disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum GAAP (Generally Accepted Accounting Principles)
dan
diterapkan secara konsisten dengan tahun sebelumnya, bahwa aktiva telah diamankan dengan semestinya. Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif dan
bertindak
operasional
sebagai
penilai
independen
perusahaan
dengan
mengukur
untuk dan
menelaah
mengevaluasi
kecukupan control serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko terkait dalam menjalankan usaha. Perbedaan Auditor Eksternal dan Internal adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Perbedaan Auditor Internal dan Auditor Ekternal AUDITOR INTERNAL
AUDITOR EKSTERNAL
Merupakan karyawan perusahaan, atau bisa saja merupakan entitas independen.
Merupakan orang yang independen diluar perusahaan.
Melayani kebutuhan organisasi, meskipun fungsinya harus dikelola oleh perusahaan.
Melayani pihak ketiga yang memerlukan informasi keuangan yang dapat diandalkan.
22
AUDITOR INTERNAL
AUDITOR EKSTERNAL
Fokus pada kejadian-kejadian dimasa depan dengan mengevaluasi kontrol yang dirancang untuk meyakinkan pencapaian tujuan organisasi.
Fokus pada ketepatan dan kemudahan pemahaman dari kejadian masa lalu yang dinyatakan dalam laporan keuangan.
Langsung berkaitan dengan pencegahan kecurangan dalam segala bentuknya/perluasan dalam setiap aktivitas yang ditelaah.
Sekali-sekali memperhatikan pencegahan dan pendeteksian kecurangan secara umum, namun akan memberikan perhatian lebih bila kecurangan tersebut akan mempengaruhi laporan keuangan secara material.
Independen terhadap aktivitas yang diaudit, tetapi siap sedia untuk menanggapi kebutuhan dan keinginan dari semua tingkatan manajemen.
Independen terhadap manajemen dan dewan direksi baik dalam kenyataan meupun secara mental.
Menelaah aktivitas terus menerus.
Menelaah catatan-catatan yang mendukung laporan keuangan secara periodik-biasanya sekali setahun.
Laporan auditor internal tidak berisi opini mengenai kewajaran laporan keuangna tetapi berupa temuan pemeriksaan (audit finding) mengenai penyimpangan dan kecurangan yang ditemukan, kelemahan pengendalian intern, besera saran-saran perbaikkannya.
Laporan auditor eksternal berisi opini mengenai kewajaran laporan keuangan, selain itu berupa management letter, yang berisi pemberitahuan kepada manajemen mengenai kelemahan-kelemahan dalam pengendalian intern beserta sran-saran perbaikkannya.
Auditor internal mendapatkan gaji dan tunjangan lainnya sebagai pegawai perusahaan.
Auditor eksternal mendapat audit fee atas jasa yang diberikannya.
Sumber: Sawyer, 2009:8 c. Persamaan Auditor Internal dan Auditor Eksternal Menurut Agoes (2004:225), terdapat lima persamaan diantara auditor internal dengan auditor eksternal, yaitu:
23
1) Masing-masing
auditor
harus
mempunyai
latar
belakang
pendidikan dan pengalaman kerja di bidang akuntansi, keuangan, perpajakan, manajemen dan komputer. 2) Keduanya harus membuat rencana pemeriksaan (audit plan), program pemeriksaan (audit program) secara tertulis. 3) Semua prosedur pemeriksaan dan hasil pemeriksaan harus didokumentasikan secara lengkap dan jelas dalam kertas kerja pemeriksaan (audit working papers). 4) Audit staf harus selalu melakukan Continuing Profesional Education (Pendidikan Profesi Berkelanjutan). 5) Baik Internal Auditor maupun Eksternal Auditor harus mempunyai Audit
Manual,
sebagai
pedoman
dalam
melaksanakan
pemeriksaannya dan harus memiliki Kode Etik serta sistem pengendalian mutu. d.
Fungsi Auditor Internal Sawyer (2009) mengemukakan bahwa fungsi audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi, guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan untuk memberikan saran-saran kepada manajemen. Tujuannya adalah membantu
tingkatan
manajemen,
agar
tanggung
jawabnya
dilaksanakan secara efektif. Adapun fungsi audit internal secara menyeluruh mengenai pelaksanaan kerja audit internal dalam mencapai tujuannya:
24
1) Membahas,
menilai
kebaikan
dan
ketepatan
pelaksanaan
pengandallian akuntansi, keuangan serta operasi. 2) Meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan, rencana dan prosedur yang ditetapkan. 3) Meyakinkan
apakah
kekayaan
perusahaan/organisasi
dipertanggungjawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman terhadap segala kemungkinan risiko kerugian. 4) Meyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya yang dikembangkan dalam organisasi. 5) Menilai kualitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang telah dibebankan. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan fungsi audit internal adalah untuk membantu manajemen dalam menilai kinerja, prosedur, dan kebijakan yang ditetapkan dalam organisasi agar dapat meyakinkan dan memperbaiki pelaksanaan tugas dan tanggung jawab manajemen untuk mengurangi risiko-risiko yang terdapat dalam organisasi sehingga dalam organisasi dapat berjalan efektif dan merupakan penilaian independen. e. Teknik-teknik Audit Internal Sawyer (2009:109-403), menjelaskan tentang teknik-teknik audit internal sebagai berikut:
25
1) Penentuan Risiko Penentuan risiko (risk assessment) adalah identifikasi dan anallisis risiko-risiko yang relevan untuk mencapai tujuan (entitas), yang membentuk suatu dasar untuk menetukan cara pengelolaan risiko. Auditor internal harus memasukkan hasil penentuan risiko ke dalam program audit untuk mengurangi risiko. Risiko terdiri atas: a) Risiko bawaan, yaitu kerentanan suatu asersi atas terjadinya salah saji yag material, dengan mengasumsikan bahwa tidak ada kebijakan atau prosedur struktur kontrol internal terkait yang ditetapkan. b) Risiko control, yaitu risiko bahwa salah saji material yang bisa terjadi pada suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur, kebijakan atau prosedur kontrol internal suatu entitas. c) Risiko deteksi, yaitu risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat pada suatu asersi. 2) Survey Pendahuluan Survey pendahuluan yang baik akan menghasilkan program audit yang tepat, dan program audit yang tepat akan menunjang keberhasilan audit. Dalam survey pendahuluan, auditor internal mengidentifikasi tujuan operasi, dan control yang diterapkan. Auditor internal sebaiknya melakukan survey dalam langkah dasar, sebagai berikut:
26
a) Melakukan studi awal, mencakup penelahaana atas kertas kerja tahun sebelumnya, temuan-temuan audit, bagan organisasi, dan dokumen lain yang membantu untuk lebih memahami subjek audit. b) Pendokumentasian, mengarah pada pertemuan awal auditor dengan manajer. c) Mengumpulkan bahan bukti d) Mengamati, pengamatan dilakukan terus selama survey pendahuluan. e) Melaporkan atas tahap-tahap yang telah dilakukan dalam survey pendahuluan. 3) Program Audit Langkah-langkah audit dirancang untuk mengumpulkan bahan bukti
audit
dan
untuk
memungkinkan
auditor
internal
mengemukakan pendapat mengenai efisiensi, ekonomis dan efektifitas yang akan diperiksa. Program audit merupakan alat yang menghubungkan survey pendahuluan dengan pekerjaan lapangan. 4) Pekerjaan Lapangan Pekerjaan lapangan merupakan proses untuk mendapatkan keyakinan dengan mengumpulkan bahan bukti secara objektif mengenai
aktivitas
entitas
atau
instansi
pemerintah.
Mengevaluasinya dan melihat apakah aktivitas tersebut memenuhi standar yang dapat diterima dan mencapai tujuan-tujuan yang telah
27
ditetapkan, serta menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan oleh manajemen. Tujuan pekerjaan lapangan adalah untuk membantu pemberian keyakinan dengan melaksanakan prosedur-prosedur audit yang ada di program audit, sesuai tujuan audit yang ingin dicapai. Tujuan audit dicapai dengan menerapkan prosedur-prosedur audit untuk menetukan
apakah
prosedur-prosedur
operasi
berfungsi
sebagaimana mstinya dan mencapai tuuan-tujuan operasi. Tujuan operasi ditetapkan oleh manajemen. Tujuan operasi adalah hasilhasil yang ingin dicapai manajer, sedangkan tujuan audit ditetapkan oleh auditor. 5) Temuan Audit Selama pelaksanaan pekerjaan, auditor internal mengidentifikasi kondisi-kondisi
yang
membutuhkan
tindakan
perbaikan.
Penyimpangan-penyimpangan dari norma atau criteria yang dapat diterima disebut temuan audit
(audit findings).
Beberapa
kelemahan (temuan) bersifat kecil dan tidak membutuhkan perhatian manajemen. Semua temuan audit yang dapat dilaporkan haruslah: a) Cukup signifikan agar layak dilaporkan ke manajemen. b) Di dokumentasikan dengan fakta, opini, dan dengan bukti yang memadai, kompeten dan relevan. c) Secara objektif dibuat tanpa bias prasangka.
28
d) Relevan dengan masalah-masalah yang ada. e) Cukup meyakinkan untuk memaksa dilakukannya tindakan memperbaiki kondisi-kondisi yang mengandung kelemahan. Dalam temuan audit ini, auditor memberikan rekomendasi kepada manajemen. Rekmendasi menggambarkan tindakan yang mungkin dipertimbangkan manajemen untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang salah, dan untuk memperkuat kelemahan dalam sistem kontrol. Mengidentifikasi kondisi yang tidak memuaskan adalah tanggung jawab audit. Sedangkan memperbaikinya adalah tanggung jawab manajemen. Lebih disukai auditor internal mengusulkan metode tindakan perbaikan untuk pertimbangan manajemen. Saran yang paling memuaskan untuk menyelesaikan temuan audit adalah membahasnya denag manajemen operasional sebelum laporan audit tertulis diterbitkan. Pada saat itu harus dicapai kesepakatan mengenai fakta-fakta dan beberapa tindakan perbaikan untuk memperbaiki kekurangan. 6) Kertas Kerja Kertas kerja (working paper) berisi catatan informasi yang diperoleh dan analilsis yang dilakukan selama proses audit. Kertas kerja disiapkan sejak auditor memulai pekerjaannya hingga auditor menelaah tindakan perbaikan dan mengakhiri proyek audit. Kertas
29
kerja bersi dokumenttasi atas langkah-langkah berikut ini dalam proses audit: a) Rencana audit, termasuk program audit. b) Pemeriksaan dan evaluasi kecukupan dan efektifitas system control internal. c) Prosedur-prosedur audit yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan kesimpulan yang dicapai. d) Penelahaan kertas kerja oleh penyelia. e) Laporan audit. f) Tindak lanjut dari tindakan perbaikan. Auditor internal menyiapkan kertas kerja untuk beberapa tujuan yang berbeda, yaitu: a) Untuk mendukung laporan audit. b) Untuk menyimpan informasi yang diperoleh melalui tanya jawab, penelahaan instruksi dan arahan, analisis system dan proses, pengamatan kondisi, dan pemeriksaan transaksi. c) Untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan temuantemuan audit, mengumpulkan bukti yang diperlukan untuk menetukan
terjaid
dan
luasnya
kondisi-kondisi
yang
mengandung kelemahan. d) Untuk mendukung pembahasan dengan karyawan. e) Untuk menjadi dasar penyelia dalam menelaah kemajuan dan penyelesaian audit.
30
f) Untuk memberi dukungan dan bukti untuk masalah-masalah yang melibatkan kecurangan, tuntutan hukum dan klaim asuransi. g) Untuk
menjadi
mengevaluasi
sarana
pekerjaan
bagi audit
auditor internal
eksternal dan
dalam
kemudian
menggunakannya dalam penilaian audit eksternal atas sistem control internal organisasi. h) Menjadi latar belakang dan data referensi untuk penelahaan selanjutnya. i) Untuk membantu memfasilitasi penelahaan baik auditor eksternal atau konsultan perlu mengevaluasi aktivitas audit internal. j) Menjadi bagian dokumentasi. 6. Kualitas Hasil Kerja Kualitas hasil kerja berhubungan dengan seberapa baik sebuah pekerjaan diselesaikan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk auditor, kualitas kerja dilihat dari kualitas audit yang dihasilkan yang dinilai dari seberapa banyak auditor memberikan respon yang benar dari setiap pekerjaan audit yang diselesaikan (Tan dan Alison, 1999). Menurut Irahandayani (2003) dalam Mardisar dan Sari (2007), kualitas kerja auditor dapat dikelompokan menjadi dua yaitu: berkualitas (dapat dipertanggungjawabkan) dan tidak berkualitas (tidak dapat dipertanggungjawabkan).
31
Kualitas hasil kerja juga tidak terlepas dari kualitas audit yang dimiliki oleh auditor. Menurut Basuki dan Krisna (2006:209), menyatakan bahwa kualitas audit meerupakan suatu issue yang komplek. Terdapat begitu banyak factor yang dapat mempengaruhi kualitas audit, tergantung dari sudut mana masing-masing pihak memandangnya. Kualitas audit merupakan hal ynag sulit untuk diukur sehingga membuatnya menjadi suatu hal yang sensitive bagi perilaku individual yang melakukan audit. Secara teoritis kualitas pekerjaan auditor biasanya dihubungkan dengan kualifikasi keahlian, ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan, kecukupan bukti pemeriksaan yang kompeten pada biaya yang paling rendah serta independensinya dengan klien. Selain itu, Otley dan Pierce (1996) dalam Basuki dan Krisna (2006:210), menyatakan kualitas audit sebenarnya melekat pada auditor sebagai pihak pelaksana dari audit, sehingga kualitas audit sangat bergantung pada judgement dan integritas dari auditor itu sendiri. Jika auditor adalah seseorang yang berkualitas tinggi dan melakukan pekerjaannya dengan professional, maka dia akan menghasilkan output yang berkualitas pula,karena diasumsikan mampu mencegah dan mendeteksi praktek-praktek akuntansi yang dipertanyakan dan melaporkan error dan irregularities dalam akuntansi klie. (Basuki dan Krisna, 2006:210).
32
7. Akuntabilitas Tetclock (1984) mendefinisikan akuntabilitas sebagai bentuk dorongan
psikologi
yang
membuat
sesorang
berusaha
mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil kepada lingkungannnya. Manakala Libby dan Luft (1993), Cloyd (1997) dan Tan dan Alison (1999) melihat ada tiga indikator yang dapat digunakan untuk mengukur akuntabilitas individu. Pertama, seberapa besar motivasi mereka untuk meyelesaikan pekerjaan tesebut. Motivasi secara umum adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Menurut Libby dan Luft (1993), dalam kaitannya dengan akuntabilitas seseorang, orang dengan akuntabilitas tinggi juga memiliki motivasi tinggi dalam mengerjakan sesuatu. Kedua, seberapa besar usaha (daya pikir) yang diberikan untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan. Orang dengan akuntabilitas tinggi mencurahkan usaha (daya pikir) yang lebih besar dibanding orang dengan akuntabilitas rendah ketika menyelesaikan pekerjaan (Cloyd, 1997) dan ketiga, seberapa yakin mereka bahwa pekerjaan mereka akan diperiksa oleh atasan. Keyakinan bahwa sebuah pekerjaan akan diperiksa atau dinilai orang lain dapat meningkatkan keingian dan usaha seseorang untuk menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas. Menurut Tan dan Alison (1999), seseorang dengan akuntabilitas tinggi memiliki keyakinan yang lebih
tinggi
bahwa
pekerjaan
mereka
akan
diperiksa
oleh
33
supervisor/manajer/pimpinan
dibandingkan
dengan
seseorang
yang
memiliki akuntabilitas rendah. Cloyd (1997) meneliti pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas hasil kerja auditor. Hasil penelitian Cloyd (1997) membuktikan akuntabilitas dapat meningkatkan kualitas hasil kerja auditor jika pengetahuan audit yang dimiliki tinggi. Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahwa kompleksitas pekerjaan yang dihadapi tinggi. Penelitian Cloyd (1997) ini dikembangkan oleh Tan dan Alison (1999) dengan menilai kualitas hasil kerja berdasarkan kompleksitas kerja yang dihadapi. Hasil penelitian Tan dan Alison (1999) ini tidak konsisten dengan Cloyd (1997). Tan dan Alison (1999) membuktikan bahwa akuntabilitas (secara langsung) tidak mempengaruhi kualitas hasil kerja baik untuk pekerjaan dengan kompleksitas kerja rendah, menengah ataupun tinggi. Dalam Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan (Pusdiklatwas) BPKP (2007) dijelaskan bahwa akuntabilitas juga dapat berarti sebagai perwujudan pertanggungjawaban seseorang atau unit organisasi, dalam mengelola sumber daya yang telah diberikan dan dikuasai, dalam rangka pencapaian tujuan, melalui suatu media berupa laporan akuntabilitas kinerja secara periodik. Sumber daya dalam hal ini merupakan sarana pendukung yang diberikan kepada seseorang atau unit organisasi dalam rangka
memperlancar
pelaksanaan
tugas
yang
telah
dibebankan
kepadanya. Wujud dari sumber daya tersebut pada umumnya berupa
34
sumber daya manusia, dana, sarana prasarana, dan metode kerja. Sedangkan pengertian sumber daya dalam konteks negara dapat berupa aparatur pemerintah, sumber daya alam, peralatan, uang, dan kekuasaan hukum dan politik. Selain itu, akuntabilitas juga dapat diuraikan sebagai kewajiban untuk menjawab dan menjelaskan kinerja dari tindakan seseorang atau badan kepada pihak-pihak yang memiliki hak untuk meminta jawaban atau keterangan dari orang atau badan yang telah diberikan wewenang untuk mengelola sumber daya tertentu. Dalam konteks ini, pengertian akuntabilitas dilihat dari sudut pandang pengendalian dan tolok ukur pengukuran kinerja. Dari
sisi
internal
seseorang,
akuntabilitas
merupakan
pertanggungjawaban orang tersebut kepada Tuhannya. Akuntabilitas yang demikian ini meliputi pertanggungjawaban diri sendiri mengenai segala sesuatu yang dijalankannya yang hanya diketahui dan dipahami oleh dia sendiri. Oleh karena itu, akuntabilitas internal ini disebut juga sebagai akuntabilitas spiritual. Ledivina V. Carino (Pusdiklatwas, 2007), mengatakan bahwa dengan disadarinya akuntabilitas spiritual ini, maka pengertian accountable atau tidaknya seseorang bukan hanya dikarenakan dia tidak sensitif terhadap lingkungannya. Akan tetapi, lebih jauh dari itu yakni seperti adanya perasaan malu atas warna kulitnya, tidak bangga menjadi bagian dari suatu bangsa, kurang nasionalis, dan sebagainya. Akuntabilitas yang satu ini sangat sulit untuk diukur karena tidak adanya
35
indikator yang jelas dan diterima oleh semua orang serta tidak ada yang melakukan pengecekan, pengevaluasian, dan pemantauan baik sejak tahap proses sampai dengan tahap pertanggungjawaban kegiatan itu sendiri. Semua tindakan akuntabilitas spiritual didasarkan pada hubungan seseorang
tersebut
dengan
Tuhan.
Namun,
apabila
benar-benar
dilaksanakan dengan penuh iman dan takwa, kesadaran akan akuntabilitas spiritual ini akan memberikan pengaruh yang sangat besar pada pencapaian kinerja orang tersebut. Itulah sebabnya mengapa seseorang dapat melaksanakan pekerjaan dengan hasil yang berbeda dengan orang lain, atau mengapa suatu instansi dengan instansi yang lainnya dapat menghasilkan kuantitas dan kualitas yang berbeda terhadap suatu pekerjaan yang sama. Akuntabilitas eksternal seseorang adalah akuntabilitas orang tersebut kepada lingkungannya baik lingkungan formal (atasan-bawahan) maupun lingkungan masyarakat. Kegagalan seseorang untuk memenuhi akuntabilitas eksternal mengakibatkan pemborosan waktu, pemborosan sumber dana dan sumber-sumber daya yang lain, penyimpangan kewenangan, dan menurunnya kepercayaan masyarakat kepadanya. Akuntabilitas eksternal lebih mudah diukur mengingat norma dan standar yang tersedia memang sudah jelas. Kontrol dan penilaian dari pihak eksternal sudah ada dalam mekanisme yang terbentuk dalam suatu system dan prosedur kerja. Akuntabilitas eksternal baik di dalam organisasi maupun di luar organisasi merupakan hal yang paling banyak
36
dibicarakan dalam konteks akuntabilitas. Akuntabilitas eksternal terdiri dari : a. Akuntabilitas Eksternal untuk Pelayanan Publik pada Organisasi Sendiri Dalam akuntabilitas ini, setiap tingkatan pada hierarki organisasi diwajibkan untuk accountable kepada atasannya dan kepada yang mengontrol pekerjaannya. Untuk itu, diperlukan komitmen dari seluruh petugas untuk memenuhi kriteria pengetahuan dan keahlian dalam pelaksanaan tugas-tugasnya sesuai dengan posisi tersebut. b. Akuntabilitas Eksternal untuk Individu dan Organisasi Pelayanan Publik di luar Organisasi Sendiri Akuntabilitas ini mengandung pengertian akan kemampuan untuk menjawab setiap pertanyaan yang berhubungan dengan capaian kinerja atas pelaksanaan tugas dan wewenang. Untuk itu, selain kebutuhan akan pengetahuan dan keahlian seperti yang disebutkan sebelumnya,
juga
dibutuhkan
komitmen
untuk
melaksanakan
kebijakan dan program-program yang telah dijanjikan/dipersyaratkan sebelum dia memangku jabatan tersebut. 8. Pengetahuan Audit Menurut Brown dan Stanner (1983) dalam Mardisar dan Sari (2007:8), perbedaan pengetahuan di antara auditor akan berpengaruh terhadap cara auditor menyelesaikan sebuah pekerjaan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa seorang auditor akan bisa menyelesaikan sebuah
37
pekerjaan secara efektif jika didukung dengan pengetahuan yang dimilikinya. Kesalahan diartikan dengan seberapa banyak perbedaan (deviasi) antara kebijakan-kebijakan perusahaan tentang pencatatan akuntansi dengan kriteria yang telah distandarkan. Pengetahuan juga bisa diperoleh dari frekuensi seorang audior melakukan pekerjaan dalam proses audit laporan keuangna seseorang yang melakukan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya akan memberikan hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak memiliki pengethauan yang cukup memadai akan tugasnya. Dalam mendeteksi sebuah kesalahan, seorang auditor harus didukung dengan pengetahuan tentang apa dan bagaimana kesalahan tersebut terjadi (Tubbs 1992). Secara umum seorang auditor harus memiliki
pengetahuan-pengetahuan
mengenai
General
auditing,
Functional Area, computer auditing, Accounting Issue, Specific Industri, General World knowledge (pengetahuan umum), dan Problem solving knowledge (Bedard & Michelene 1993) dalam Mardisar dan Sari (2007:8). Pengetahuan auditor digunakan sebagai salah satu kunci kefektifan kerja. Dalam audit, pnegetahuan tentang bermacam-macam pola yang berhubungan dengan kemungkinan kekeliruan dalam laporan keuangan penting unutk membuat perencanaan audit yang efektif (Noviyani,2002) dalam Herawaty dan Susanto (2008:16). Seorang auditor yang memiliki banyak
pengetahuan
tentang
kekeliruan
akan
lebih
ahli
dalam
melaksankan tugasnya terutama dengan pengungkapan kekeliruan.
38
Cloyd (1997) menemukan bahwa besarnya usaha (proksi dari variabel akuntabilitas) yang dicurahkan seseorang untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan berbeda-beda sesuai dengan tingkat pengetahuan yang dimiliki. Cloyd (1997) juga menemukan bahwa tingkat pengetahuan seseorang dapat meningkatkan kualitas hasil kerja. Spilker (1995) dalam Mardisar dan Sari (2007:8) mengungkapkan bahwa karakteristik sebuah pekerjaan seperti tingkat kerumitan dan jumlah informasi yang disajikan/tersedia mempengaruhi hubungan pengetahuan, akuntabilitas dan kualitas hasil kerja. Pada pekerjaan yang lebih sederhana faktor usaha dapat menggantikan tingkat pengetahuan yang dimiliki seseorang (bersifat subsitusi) dan pengetahuan memiliki hubungan yang positif terhadap kualitas hasil kerja. Sedangkan untuk pekerjaan yang lebih rumit, akuntabilitas tidak lagi bersifat subsitusi dengan pengetahuan yang dimiliki seseorang. Penelitian Cloyd (1997) juga membuktikan bahwa akuntabilitas dapat meningkatkan kualitas hasil kerja auditor jika didukung oleh pengetahuan audit yang tinggi. Tan dan Alison (1999) melakukan penelitian yang sama dengan Cloyd (1997) dan membutikan bahwa pengetahuan dapat memperkuat hubungan akuntabilitas dengan kualitas hasil kerja jika kompleksitas pekerjaan yang dihadapi sedang/menengah. Untuk
pekerjaan
dengan
kompleksitas
rendah
akuntabilitas
dan
pengetahuan serta interaksinya tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil kerja. Sedangkan untuk kompleksitas
39
pekerjaan tinggi, akuntabilitas dapat meningkatkan kualitas hasil kerja jika didukung oleh pengetahuan dan kemampuan pemecahan masalah yang tinggi. Penelitian yang dilakukan Tan dan Alison (1999), membuktikan bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi hubungan akuntabilitas dengan kualitas hasil kerja auditor jika kompleksitas pekerjaan yang dihadapi sedang/menengah.
Adapun
SPAP
2001
tentang
standar
umum,
menjelaskan bahwa dalam melakukan audit, auditor harus memiliki keahlian dan struktur pengetahuan yang cukup. Pernyataan standar umum pertama SPKN (Standar Pemeriksaan Keuangan Negara) yang tertuang dalam Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2007. adalah: “Pemeriksa secara kolektif harus memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk melaksanakan
tugas
pemeriksaan”.
Dengan
Pernyataan
Standar
Pemeriksaan ini semua organisasi pemeriksa bertanggung jawab untuk memastikan bahwa setiap pemeriksaan dilaksanakan oleh para pemeriksa yang secara kolektif memiliki pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas tersebut. Oleh karena itu, organisasi pemeriksa harus memiliki prosedur rekrutmen, pengangkatan, pengembangan berkelanjutan, dan evaluasi atas pemeriksa untuk membantu organisasi pemeriksa dalam mempertahankan pemeriksa yang memiliki kompetensi yang memadai. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang
40
cukup sebagai auditor. Auditor harus memiliki dan meningkatkan pengetahuan mengenai metode dan teknik audit serta segala hal yang menyangkut pemerintahan seperti organisasi, fungsi, program, dan kegiatan pemerintahan. Keahlian auditor menurut Tampubolon (2005) dalam Efendy (2010) dapat diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan serta pengalaman yang memadai dalam melaksanakan audit. 9. Pengertian dan Pandangan Gender Pengertian dari gender yang pertama ditemukan dalam kamus adalah penggolongan secara gramatikal terhadap kata-kata benda dan katakata lain yang berkaitan dengannya, yang secara garis besar berhubungan dengan keberadaan dua jenis kelamin serta ketiadaan jenis kelamin atau kenetralan. Pandangan mengenai gender dapat diklasifikasikan, pertama; kedalam dua model yaitu equity model dan complementary contribution model, kedua; kedalam dua stereotipe yaitu Sex Role Stereotypes dan Managerial Stereotypes (Gill Palmer dan Tamilselvi Kandasaami, 1997) dalam Trisnaningsih (2003:1038). Model pertama mengasumsikan bahwa antara laki-laki dan wanita sebagai profesional adalah identik sehingga perlu ada satu cara yang sama dalam mengelola dan wanita harus diuraikan akses yang sama. Model kedua berasumsi bahwa antara laki-laki dan wanita mempunyai kemampuan yang berbeda sehingga perlu ada perbedaan
dalam
mengelola
dan
cara
menilai,
mencatat
serta
41
mengkombinasikan
untuk
menghasilkan
suatu
sinergi.
Pengertian
klasifikasi stereotype merupakan proses pengelompokan individu kedalam suatu kelompok, dan pemberian atribut karakteristik pada individu berdasarkan anggota kelompok. Sex role stereotypes dihubungkan dengan pandangan umum bahwa laki-laki itu lebih berorientasi pada pekerjaan, obyektif,
independen,
agresif,
dan
pada
umumnya
mempunyai
kemampuan lebih dibandingkan wanita dalam pertanggungjawaban manajerial. Wanita dilain pihak dipandang lebih pasif, lembut, orientasi pada pertimbangan, lebih sensitif dan lebih rendah posisinya pada pertanggung jawaban dalam organisasi dibandingkan laki-laki. Manajerial stereotypes memberikan pengertian manajer yang sukses sebagai seseorang yang memiliki sikap, perilaku, dan temperamen yang umumnya lebih dimiliki laki-laki dibandingkan wanita. Menurut Schwartz (1996) dalam Trisnaningsih (2006:1038) bidang akuntan publik merupakan salah satu bidang kerja yang paling sulit bagi wanita karena intensitas pekerjaannya. Meski demikian, bidang ini adalah bidang yang sangat potensial terhadap perubahan, dan perubahan tersebut dapat meningkatkan lapangan pekerjaan bagi wanita. Schwartz juga mengungkapkan bahwa sangat mudah untuk mengetahui mengapa jumlah wanita yang menjadi partner lebih sedikit dibandingkan dengan laki-laki. Salah satu alasan yang dikemukakannya adalah adanya kebudayaan yang diciptakan untuk laki laki (patriarkhi), kemudian adanya stereotype tentang wanita, terutama adanya pendapat yang menyatakan bahwa wanita
42
mempunyai keterikatan (komitmen) pada keluarga yang lebih besar daripada keterikatan (komitmen) terhadap karir. Menurut Jamilah (2007:2), gender diduga menjadi salah satu faktor level individu yang turut mempengaruhi kualitas hasil kerja auditor internal seiring dengan terjadinya perubahan pada kompleksitas tugas dan pengaruh tingkat kepatuhan terhadap etika. Temuan riset literatur psikologis kognitif dan pemasaran juga menyebutkan bahwa wanita diduga lebih efisien dan efektif dalam memproses informasi saat adanya kompleksitas tugas dalam pengambilan keputusan dibandingkan dengan pria. Ruegger dan King (1992) dalam Jamilah (2007:2) menyatakan wanita umumnya memiliki tingkat pertimbangan moral yang lebih tinggi daripada pria B. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai kualitas hasil kerja auditor internal serta faktorfaktor yang mempengaruhinya seperti, akuntabilitas, pengetahuan audit dan gender telah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Penelitianpenelitian tersebut bayak memberikan masukan serta kontribusi tambahan bagi auditor internal untuk menghasilkan para auditor yang berkualitas serta menunjukkan hasil- hasil penelitian terdahulu mengenai kualitas hasil kerja audit internal.
43
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu No. 1
Peneliti & Tahun Mardisar dan Sari (2007)
Judul Pengaruh Akuntabilitas dan Pengetahuan terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor
Variabel yang Diteliti Kualitas hasil kerja auditor, akuntabililtas dan pengetahuan
Hasil Penelitian Untuk menghasilkan pekerjaan yang berkualitas seorang auditor harus memiliki akuntabilitas dan pengetahuan yang tinggi.
2
Yanti Pia (2009)
Pengaruh Akuntabilitas, Kompetensi dan Independensi terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor
Kualitas hasil kerja auditor, akuntabilitas, kompetensi dan independensi
Kompetensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil kerja auditor, tetapi akuntabilitas dan independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil kerja auditor.
4
Hafifah (2010)
Pengaruh Akuntabilitas, Independensi, Pengetahuan dan Pengalaman Audit terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor
Kualitas hasil kerja auditor, independensi, pengetahuan dan pengalaman audit
Akuntabilitas, independensi, dan pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil kerja auditor, tetapi pengalaman audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kulaitas hasil kerja auditor.
5
Mabruri & Winarna (2010)
Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi kualitas Hasil Kerja Auditor di Lingkunagan Pemerintah Daerah
Kualitas hasil kerja auditor, independensi, obyektifitas, pengalaman kerja, pengetahuan dan integritas auditor.
Obyektifitas, pengalaman kerja, pengetahuan dan intergritas auditor berpengaruh signifikan terhadasp kualitas hasil kerja auditor, sedangkan independensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil kerja auditor.
44
No. 6
7
Peneliti & Tahun Istihayu Putri Buansari (2010)
Jamilah, dkk (2007)
Judul Pengaruh Akuntabilitas, Kompetensi, Independensi, Kecerdasan emosional terhadap kualitas hasil kerja auditor internal
Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan, dan Kompleksitas Audit Judgement
Variabel yang Diteliti Akuntabilitas, kompetensi, independensi, kecerdasan emosional dan kualitas hasil kerja auditor internal
Audit judgement, gender, tekanan ketaatan dan kompleksitas tugas.
Hasil Penelitian Akuntabilitas dan independensi tidak signifikan terhadap kualitas hasil auditor internal, sedangkan kompetensi dan kecerdasan emosional berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil kerja auditor internal. Gender dan komplesitas tugas tidak berpengaruh signifikan terhadap audit judgement, sedangkan tekanan ketaatan berpengaruh signifikan terhadap audit judgement.
Sumber: Data yang diolah C. Hubungan Antar Variabel 1. Akuntabilitas dengan Kualitas Hasil Kerja Audit Internal Auditing merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kualitas audit menjadi sangat penting, karena auditor menarik kesimpulan berdasarkan pekerjaan audit yang telah dilakukannya dan kemudian pekerjaa audit yang telah dilakukannya dan kemudian menyampaikan kesimpulan dan juga rekomendasi kepada para pemakai
45
yang berkepentingan. Berkualitas atau tidaknya hasil audit akan mempengaruhi kesimpulan akhir auditor. Semakin kompleks dan rumitnya system kerja dan kegiatan operasional suatu entitas menjadi penyebab semakin penting dan diperlukannya seorang akuntan yang memiliki akuntabilitas yang tinggi. Seorang auditor yang berperan sebagai pihak ketiga yang menjembatani pihak dalam dan luar entitas, tentu kualitas audit menjadi factor yang secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi tepat atau tidaknya keputusan yang akan diambil oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Dewasa ini auditor memiliki peran yang cukup penting sebagai pihak yang memberikan penilaian dan saran-saran dalam bentuk opini dan rekomendasi. Disamping, semakin kompleks dan rumitnya system kerja dan kegiatan operasional suatu entitas, mengakibatkan semakin sulitnya memeriksa laporan keuangan sebagai salah satu objek pemeriksaan. Selain laporan keuangan, kegiatan operasional yang juga merupakan objek pemeriksaan, semakin rumit untuk dievaluasi dan diberikan saran atau rekomendasi
jika
terjadi
ketidakefektifan,
ketidakefisienan,
dan
ketidakekonomisan dalam entitas. Besarnya peran seorang auditor maka semakin besar pula tanggung jawabnya, karena itu auditor harus memiliki rasa kebertanggungjawaban (akuntabilitas) yang tinggi atas setiap tugas dan pekerjaan yang telah dilakukannya.
46
Menurut penelitian yang dilakukan Cloyd (1997), meneliti pengaruh akuntabilitas terhadap kulitas hasil kerja auditor. Hasil penelitian Cloyd (1997) membuktikan akuntabilitas dapat meningkatkan kualitas hasil kerja auditor jika pengetahuan audit yang dimiliki tinggi. Penelitian yang dilakukan Tan dan Alison (1999) melakukan penelitian dengan mengembangkan penelitian yang sudah dilakukan oleh Cloyd, hasil penelitiannya membuktikan bahwa akuntabilitas tidak berpengaruh secara langsung terhadap kualitas hasil kerja baik untuk pekerjaan dengan kompleksitas kerja rendah, sedang maupun tinggi. Sedangkan menurut penelitian Mardisar dan Sari (2007:20) menunjukkan bahwa akuntabilitas memiliki hubungan positif dengan kuallitas hasil kerja dengan kompleksitas tugas yang rendah. 2. Pengetahuan Audit dengan Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal Pengetahuan akuntan publik bisa diperoleh dari berbagai pelatihan formal maupun dari pengalaman khusus, berupa kegiatan seminar, lokakarya serta pengarahan dari auditor senior kepada auditor yuniornya. Pengetahuan juga bisa diperoleh dari frekuensi seorang akuntan public melakukan pekerjaan dalam proses audit laporan keuangan. Seseorang yang melakukan pekerjaan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya akan memberikan hasil yang lebih baik daripada mereka yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup memadai akan tugasnya. Pengetahuan akuntan publik digunakan sebagai salah satu kunci keefektifan kerja. Dalam audit, pengetahuan tentang bermacam-macam
47
pola yang berhubungan dengan kemungkinan kekeliruan dalam laporan keuangan penting untuk membuat perencanaan audit yang efektif (Noviyani dan Bandi, 2002). Seorang akuntan publik yang memiliki banyak
pengetahuan
melaksanakan
tentang
tugasnya
kekeliruan
terutama
yang
akan
lebih
ahli
berhubungan
dalam dengan
pengungkapan kekeliruan. Penelitian Cloyd (1997) membuktikan bahwa akuntabilitas dapat meningkatkan kualitas hasil kerja auditor jika didukung oleh pengetahuan audit yang tinggi. Tan dan Alison (1999) melakukan penelitian yang sama dengan Cloyd (1997) membutikan bahwa pengetahuan dapat memperkuat hubungan akuntabilitas dengan kualitas hasil kerja jika kompleksitas pekerjaan yang dihadapi sedang/menengah. Untuk pekerjaan dengan kompleksitas rendah akuntabilitas dan pengetahuan serta interaksinya tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil kerja. Sedangkan untuk kompleksitas pekerjaan tinggi, akuntabilitas dapat meningkatkan kualitas hasil kerja jika didukung oleh pengetahuan dan kemampuan pemecahan masalah yang tinggi. 3. Gender dengan Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal Pengambilan keputusan harus didukung oleh informasi yang memadai. Kaum pria dalam pengolahan informasi tersebut biasanya tidak menggunakan seluruh informasi yang tersedia sehingga keputusan yang diambil kurang komprehensif dan kualitas hasil kerjanya kurang baik. Lain halnya dengan wanita, mereka dalam mengolah informasi cenderung lebih
48
teliti
dengan
menggunakan
informasi
yang
lebih
lengkap
dan
mengevaluasi kembali informasi tersebut dan tidak gampang menyerah (Meyer dan Levy, 1986) dalam Jamilah (2007). Kaum wanita relatif lebih efisien dibandingkan kaum pria selagi mendapat akses informasi. Selain itu, kaum wanita juga memiliki daya ingat yang lebih tajam terhadap suatu informasi baru dibandingkan kaum pria dan demikian halnya kemampuan dalam mengolah informasi yang sedikit menjadi lebih tajam. Argumen ini didukung oleh hasil penelitian dari Giligan (1982), Sweeney dan Robert (1997), Barbeau dan Brabeck dalam Hartanto (1999), dan Cohen, et al. (1999) dalam Jamilah (2007). D. Kerangka Pemikiran Model hubungan antar variabel untuk penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
49
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan Audit dan Gender
Terhadap Kualitas Kerja Auditor Internal
Basis Teori: Teori Peran dan Teori Auditing
Akuntabilitas (X1)
Pengetahuan Audit
Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal (Y)
(X2) Gender (D)
Metode Analisis: Regresi Berganda
Uji Kualitas Data
1. Validitas 2. Reliabilitas
Uji Asumsi Klasik
Uji Hipotesis
1. Uji Normalitas 2. Uji Heteroskedastisitas 3. Uji Multikolonieritas
1. 2. 3. 4.
R2 Uji t Uji F Uji F
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan,Implikasi, Keterbatasan
dan Saran
50
E. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan penelitian sebagai berikut: Ha1: Akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas hasil kerja auditor internal Ha2: Pengetahuan audit berpengaruh terhadap kualitas hasil kerja auditor internal Ha3: Gender berpengaruh terhadap kualitas hasil kerja auditor internal Ha4: Akuntabilitas, pengetahuan audit, dan gender secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas hasil kerja auditor internal.
51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian 1.
Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta di Jalan Medan Merdeka Selatan No.8-9 Kompleks Balaikota Blok G Lt. 17-18 Jakarta Pusat, yang akan menjadi objek penelitian oleh penulis ialah auditor pada Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta yaitu meliputi auditor yang bekerja pada kantor Gubernur Provinsi DKI Jakarta, kantor Walikota Jakarta Pusat, kantor Walikota Jakarta Selatan, kantor Walikota Jakarta Timur, dan kantor Walikota Jakarta Utara. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris yang dapat diuji hipotesisnya dengan menggunakan metode kausalitas. Penelitian ini juga bertujuan untuk mngetahui pengaruh variabel independensi (akuntabilitas, pengetahuan audit, gender) terhadap variabel dependen (kualitas hasil kerja auditor internal).
B. Metode Penentuan Sampel Prosedur pengambilan sampel pada penelitian ini adalah purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Elemen populasi yang dipilih sebagai sampel yang dibatasi pada elemen-elemen yang dapat memberikan informasi berdasarkan pertimbangan. (Indriantoro dan Supomo, 2002:131). Adapun kriteria sampel berdasarkan pertimbangan adalah
52
52
sebagai berikut: 1) Auditor PNS, 2) Auditor yang memiliki pengalaman audit minimal 1 (satu) tahun, dan 3) Auditor yang sudah mengikuti pelatihan dan pendidikan oleh BPKP minimal 2 (dua) kali. C. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secar langsung dari sumber asli (Indriantoro dan Supomo, 2002:145) . Adapun cara untuk mendapatkan data primer yaitu dengan meninjau
secara langsung obyek
penelitian, data yang diperoleh adalah dengan mendistribusikan kuesioner yang menggunakan skala ordinal. D. Metode Analisis Data diuji dan dianalisis dengan statistical package for the social sciences. Adapaun anallisa data yang digunakan dalam penellitian ini adalah: 1. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Data Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas ini menggunakan pearson correlation, yaitu dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor. Jika antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor
53
mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05, maka butir pertanyaan dinyatakan valid dan sebaliknya (Ghozali, 2009:49) b. Uji Reliabilitas Data Reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk menguukur bahwa variabel yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga mengahasilkan hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. SPSS memberikan fasillitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistic Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2009:45). 2.
Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normallitas ini dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka regresi mengikuti asumsi normalitas, sedangkan jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2009:110).
54
b. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variebel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥10 (Ghozali, 2009:95). c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan unuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang lain ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengaamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas (Ghozali, 2009:105). 3.
Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui besarnya. Model regresi berganda umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen
55
terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan Supomo, 2002:211). Variabel independen terdiri dari akuntabilitas, pengetahuan audit dan gender sedangkan variabel dependennya adalah kualitas hasil kerja auditor internal. Untuk menguji hipotesis tersebut, maka rumus persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut
Y = a + b1x1+b2x2+b3D+e
Dimana: Y adalah kualitas hasil kerja auditor internal a adalah konstanta b1 – b3 adalah koefisien regresi X1 adalah variabel akuntabilitas X2 adalah variabel pengetahuan audit D adalah variabel gender (variabel dummy) e adalah error Dalam uji hipotesis ini dilakukan melalui: a. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2 yang
56
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2009:87). b. Uji Statistik t Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2009:91). Menurut Singgih Santoso (2000) dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: 1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat. 2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.
57
c. Uji Statistik F Uji statistik F menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersamasama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji statistic F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05 (Ghozali, 2009:91). E. Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Independen Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah akuntabilitas, pengetahuan audit dan gender. a. Akuntabilitas (X1) Akuntabilitas merupakan bentuk dorongan psikologi yang membuat seseorang berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil kepada lingkungannya. Akuntabiltas merupakan variabel independen yang diukur dengan menggunakan skala ordinal dari angka 1 sampai dengan 5. Misalnya, untuk pertanyaan positif dinilai dengan sangat tidak setuju diberi angka 1; tidak setuju 2; ragu-ragu 3; setuju 4; sangat setuju 5, dan sebaliknya untuk pertanyaan negative dinilai dengan sangat tidak setuju diberi angka 5; tidak setuju 4; raguragu 3; setuju 2; sangat setuju 1. Adapun pertanyaan positif adalah no. 1,2,3,7,8 dan pertanyaan negative adalah 4,5,6.
58
b. Pengetahuan Audit (X2) Pengetahuan menggambarkan segala atau semua ilmu yang dimilliki auditor yang berguna dalam melaksanakan pemeriksaan baik itu akuntansi, ekonomi dan lain-lain. Pengetahuan merupakan variabel independen yang diukur dengan menggunakan skala ordinal dari angka 1 sampai dengan 5. Misalnya, untuk pertanyaan positif dinilai dengan sangat tidak setuju diberi angka 1; tidak setuju 2; ragu-ragu 3; setuju 4; sangat setuju 5, dan sebaliknya untuk pertanyaan negative dinilai dengan sangat tidak setuju diberi angka 5; tidak setuju 4; ragu-ragu 3; setuju 2; sangat
setuju
1.
Adapun
pertanyaan
positif
adalah
no.
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 dan pertanyaan negative tidak ada. c. Gender (D) Suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Gender merupakan variabel independen yang dibedakan menjadi dua kategori yaitu pria dan wanita. Gender merupakan variabel dummy dimana 1= pria dan 0 = wanita 2. Variabel Dependen a. Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel pelaksanaaan hasil kerja auditor yaitu pelaksanaan dalam mengambil sikap sebuah keputusan agar pekerjaan yang dikerjakan sesuai dan tepat
59
waktu sehingga kualitas pekerjaan tersebut baik. Kualitas hasil kerja auditor internal merupakan variabel dependen yang diukur dengan menggunakan skala ordinal. Misalnya, untuk pertanyaan positif dinilai dengan sangat tidak setuju diberi angka 1; tidak setuju 2; ragu-ragu 3; setuju 4; sangat setuju 5, dan sebaliknya untuk pertanyaan negative dinilai dengan sangat tidak setuju diberi angka 5; tidak setuju 4; raguragu 3; setuju 2; sangat setuju 1. Adapun pertanyaan positif adalah no. 1,7,8,9,10,11,12,13,14 dan pertanyaan negative adalah no. 2,3,4,5,6. Tabel 3.1 Operasional Variabel Penelitian Variabel
Sub Indikator No. Variabel Pertanyaan Akuntabilitas Motivasi 1. Motivasi untuk 1,3 (X1) menyelesaikan pekerjaan (Tan dan Kao, 2. Bertanggung jawab dalam 2 1999) mengambil tindakan untuk menyelesaikan pekerjaan Kemampu 1. Berfikir secara objektif dan an berfikir mengambil keputusan dengan analisa baik 2. Kemampuan untuk memfokuskan pada faktafakta yang relevan 3. berfikir secara cepat dan terperinci Keyakinan 4. pemeriksaan hasil pekerjaan oleh atasan
Skala Pengukuran Skala Ordinal
4
5
Skala Ordinal
6,7
8
Skala Ordinal
60
Variabel Pengetahuan Audit (X2) (Bedard dan Michelence, 1993 dalam Mardisar dan Sari) Gender (D) (Jamilah, dkk, 2007)
Sub Indikator No. Variabel Pertanyaan Komponen 1. General Auditing pengetahu 2. Functional Area an 3. Computer Auditing 4. Accounting Issue 1,2,3,4,5,6,7, 5. Spesific Industri 8,9,10 6. General World Knowledge 7. Problem solving knowledge Perbedaan auditor laki-laki dan perempuan dalam pengolaha n informasi
Suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Gender merupakan variabel independen yang dibedakan menjadi dua kategori yaitu pria dan wanita. Gender merupakan variabel dummy dimana 1= pria dan 0 = wanita
Kualitas Hasil Komplek- 1. Pekerjaan yang Kerja Auditor sitas Tugas membingungkan Internal (ambiguitas) (Y) 2. Kurangnya pemahaman (Nasution, terhadap tugas 2009) 3. Perbedaan antara informasi yang tersedia dengan apa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas 4. Auditor mengetahui kemampuannya dalam menyelesaikan tugas 5. Kurangnya pengalaman dalam menjalani tugas tersebut 6. Keterbatasan waktu dalam menyelesaikan tugas
Skala Pengukuran
Skala Ordinal
Skala Nominal
2,8
3,9,4 5,10,11,12 Skala Ordinal 1,13,14,7
6
4
61
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta Inspektorat Provinsi sebagai unsur pembantu pimpinan di bidang pengawasan fungsional di lingkungan Pemerintahan DKI Jakarta, memiliki tugas dan tanggung jawab mengamankan pelaksanaan tugas umum dan pembangunan DKI Jakarta termasuk kebijakan yang diambil oleh Gubernur DKI Jakarta agar dapat mencapai tujuan dan sasaran secara efektif dan efisien. Dalam penyelenggaraan tugas pengawasan yang dimaksud diperlukan peningkatan kualitas hasil pengawasan, sehingga dapat memberikan kontribusi bagi terlaksannya semua kegiatan dan kebijakan secara baik, bertanggung jawab dan akuntabel. Berkaitan dengan hal tersebut Inspektorat Provinsi telah menetapkan arah pengawasan yang komprehensif dan implementatif untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran yang ingin di capai. Disamping itu peran pengawasan juga ditingkatkan tidak hanya sebagai watch dog tetapi merupakan mitra untuk memecahkan permasalahan dan teladan bagi obyek pemeriksaan dalam membangun kinerja yang lebih baik. Untuk
mewujudkan
penyelenggara
negara
yang
mampu
menjalankan fungsi dan tugasnya secara sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam hal ini Inspektorat Provinsi mempunyai tugas dan fungsi sebagai penyelenggara
62
62
pengawasan perlu konsistensi penanganan yang serius dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai aparat pengawas. Korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang melanda bangsa Indonesia, sudah sangat kronis dan merupakan kejahatan yang luar biasa dan menggoyahkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu, Inspektorat Provinsi sebagai unsur pengawasan mempunyai tugas dalam mengamankan kebijakan yang dikembangkan pada Provinsi DKI Jakarta. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta yang beralamat di Jalan Medan Merdeka Selatan No.8-9 Kompleks Balaikota Blok G Lt. 17-18 Jakarta Pusat dan kantor-kantor Walikota Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara dan Jakarta Timur. Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh akuntabilitas, pengetahuan audit dan gender terhadap kualitas hasil kerja auditor internal yang terdapat dalam Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta. Adapun jumlah keseluruhan auditor dalam Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta berjumlah 84 orang. Berikut adalah daftar jumlah seluruh auditor pada Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta:
63
Tabel 4.1 Auditor pada Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Keterangan Sekretariat Irban Bid. Pemerintahan dan Khusus Irban Bid. Perekonomian Irban Bid. Keuangan dan Aset Irban Bid. Pembangunan Irban Bid. Kesejahteraan Masyarakat Itbanko Jakarta Barat Itbanko Jakarta Pusat Itbanko Jakarta Selatan Itbanko Jakarta Timur Itbanko Jakarta Utara Itban Kab. Kepulauan Seribu JUMLAH
Jumlah 4 8 11 1 8 9 3 11 5 10 10 4 84
Sumber: Subbagian Umum Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Jumlah keseluruhan pegawai yang berjumlah 84 orang tersebut tidak dijadikan responden dalam penelitian ini karena hal ini dikarenakan adanya pegawai yang cuti dan dinas keluar kota pada saat penyebaran kuisioner dilakukan, akibatnya perantara tidak sempat memberikan kuesioner sampai batas waktu yang ditentukan. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner secara langsung kepada responden. Penyebaran keusioner dimulai dari tanggal 4 Mei 2011 sampai dengan tanggal 3 Juni 2011. Penyebaran kuesioner diberikan dan diterima kembali oleh peneliti dengan waktu yang sudah ditentukan serta menyesuaikan dengan jadwal kerja Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta.
64
2. Struktur Organisasi Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta Gambar 4.1 Bagan Organisasi Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta INSPEKTUR
Sekretariat
Subbagian umum
Irban Bidang Pemerintahan & Khusus
Irban Bidang Ekonomi & BUMD
Irban Bidang keuangan & Aset
Subbagian Program & Anggaran
Irban Bidang Kesejahteraan Masyarakat
Irban Bidang pembangunan
Inspektorat pembantu Kota Administrasi
Subbagian keuangan
Inspektorat pembantu Kabupaten Administrasi Sub. Kelompok Jabatan Fungsional
Sub. Kelompok Jabatan Fungsional
Sub. Kelompok Jabatan Fungsional
Sumber: Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 102 Tahun 2009
65
Subbagia n Evaluasi & Pelapora n
Penjelasan mengenai susunan organisasi inspektorat, sebagai berikut: a. Inspektur b. Sekretariat, terdiri dari: 1) Subbagian Umum 2) Subbagian Program dan Anggaran 3) Subbagian Keuangan, dan 4) Subbagian Evaluasi dan Pelaporan c. Inspektorat Pembantu Bidang (Irban) Pemerintahan dan Khusus, terdiri dari: 1) Seksi Tata Praja 2) Seksi Aparatur 3) Seksi Khusus d. Inspektorat Pembantu Bidang (Irban) Perekonomian dan BUMD, terdiri dari: 1) Seksi Industri, Koperasi, Perdagangan, Kelautan dan Pertanian 2) Seksi Transportasi, Tenaga Kerja dan Transmigrasi 3) Seksi BUMD e. Inspektorat Pembantu Bidang (Irban) Keuangan dan Aset, terdiri dari: 1) Seksi Pendapatan Daerah 2) Seksi Pekerjaan Umum 3) Seksi Belanja Daerah
66
4) Seksi Aset Daerah f. Inspektorat Pembantu Bidang (Irban) Kesejahteraan Masyarakat, terdiri dari: 1) Seksi Kesehatan Masyarakat 2) Seksi Pendidikan dan Olahraga 3) Seksi Mental Spiritual dan Sosial g. Inspektorat Pembantu Kota Administrasi (Itbanko) h. Inspektorat Pembantu Kabupaten Administrasi (Itbankab) i. Kelompok Jabatan Fungsional. 3. Rincian Kegiatan Auditor Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Pengawasan intern di lingkungan Departemen, Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dilaksanakan oleh lnspektorat
Jenderal
dan
lnspektorat
Utama/lnspektorat
untuk
kepentingan Menteri/Pimpinan LPND dalam upaya pemantauan terhadap kinerja unit organisasi yang ada dalam kendalinya. Pelaksanaan
fungsi
lnspektorat
Jenderal
dan
lnspektorat
Utama/lnspektorat tidak terbatas pada fungsi audit tapi juga fungsi pembinaan terhadap pengelolaan keuangan negara. Pengawasan intern di lingkungan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Inspektorat Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota untuk kepentingan Gubernur/Bupati/Walikota dalam melaksanakan pemantauan terhadap kinerja unit organisasi yang ada di dalam kepemimpinannya. Adapun kegiatan auditor pada Inspektorat Provinsi DKI Jakarta.
67
Tabel 4.2 Rincian Kegiatan Auditor Inspektorat Provinsi DKI Jakarta Jabatan Auditor Ahli 1. Auditor Utama
2. Auditor Madya
3. Auditor Muda 4. Auditor Pertama
Jabatan Auditor Terampil 1. Auditor Pelaksana
Rincian Kegiatan Mengendalikan mutu pelaksanaan kegiatan pengawasan. Mengendalikan teknis pelaksanaan kegiatan pengawasan Memimpin pelaksanaan atau penugasan audit Melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas tinggi dalam mengaudit. Rincian Kegiatan
Melaksanakan tugas-tugas pengawasan sederhana dalam mengaudit. 2. Auditor Pelaksana Lanjutan Melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas rendah dalam mengaudit. 3. Auditor Penyelia Melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas sedang dalam mengaudit. Sumber:BPKP, 2009 4. Karakteristik Responden Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini, kuesioner yang dibagikan berjumlah 75 eksemplar berdasarkan jumlah auditor di Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta, akan tetapi hanya 68 auditor yang bersedia menjawab atau mengisi kuesioner yang diberikan. Adapun gambaran karakteristik data kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini: 68
Tabel 4.3 Karakteristik Data Kuesioner Identifikasi sample Total kuesioner yang disebar Total kuesioner yang tidak direspon Total kuesioner yang direspon Total kuesioner yang tidak diisi lengkap Total kuesioner yang dapat digunakan
Jumlah 75 7 68 -
Persentase 100% 9% 91% -
-
-
Sumber: Data primer yang diolah
Total kuesioner yang direspon dan dapat digunakan untuk mengolah data sebanyak 68 kuesioner yaitu 91% dari total kuesioner yang disebar. Adapun data deskriftif responden dalam tabel 44 di bawah ini menyajikan beberapa informasi umum mengenai kondisi responden yang ditemukan di lapangan. Tabel 4.4 berisi informasi yang disajikan, antara lain wilayah pemriksaan, jenis kelamin, jabatan fungsional, bidang pemeriksaan, bidang pendidikan, pengalaman yang dimiliki dan pelatihan yang sudah diikuti. Deskriktif responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini: Tabel 4.4 Deskriptif responden Deskriptif Jumlah sampel Wilayah pemeriksaan
Jenis Kelamin Jabatan Fungsional
Keterangan Provinsi Jakarta Pusat Jakarta Timur Jakarta Utara Jakarta Selatan Pria Wanita Auditor Pertama Auditor Muda
Frekuensi 68 36 9 9 10 4 45 23 29 23
Persentase 100% 53% 13% 13% 15% 6% 66,2% 33,8% 42,6% 33,8% 69
Jenjang Pendidikan
Bidang Pendidikan
Pengalaman
Pelatihan
Auditor Terampil Strata 1 Strata 2 Diploma 3 SMA Akuntansi Manajemen Sosial Hukum Lain-lain
16
23,5%
41 19 3 5 13 20 12 12 9
60,3% 27,9% 4,4% 7,4% 19,7% 30,3% 18,2% 18,2% 13,6%
1-3 Tahun 3-10 tahun >10 tahun 1 kali 2 kali 3 kali 4 kali >5 kali
1 11 56 7 9 8 11 33
1,5% 16,2% 82,4% 10,3% 13,2% 11,8% 16,2% 48,5%
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui responden yang terjaring dalam sampel penelitian ini adalah responden pria berjumlah 45 orang (66,2%) dan responden wanita 23 orang (33,8%). Adapun responden yang menjabat sebagai auditor ahli pertama berjumlah 29 orang (42,6%), untuk responden yang menjabat sebagai auditor ahli muda berjumlah 23 orang (33,8%), dan untuk responden yang menjabat sebagai auditor terampil berjumlah 16 orang (23,5%). Adapun responden yang berada pada jenjang pendidikan S1 berjumlah 41 orang (60,3%), untuk responden yang berada pada jenjang pendidikan S2 berjumlah 19 orang (27,9%), untuk responden yang berada pada jenjang pendidikan Diploma 3 berjumlah 3 orang
70
(4,4%) dan untuk responden yang berada pada jenjang pendidikan SMA berjumlah 5 orang (7,4%). Adapun untuk responden berdasarkan bidang pendidikan terakhir, didapat bahwa responden yang berasal dari akuntansi berjumlah 13 orang (19,7%), responden yang berasal dari manajemen berjumlah 20 orang (30,3%), responden yang berasal dari Sosial berjumlah 12 orang (18,2%), responden yang berasal dari Hukum berjumlah 12 orang (18,2%) dan responden yang berjumlah 9 orang (13,6%) berasal dari berbagi jurusan. Adapun responden berdasarkan pengalaman, didapat bahwa responden yang memiliki pengalaman 1-3 tahun berjumlah 1 orang (1,5%), untuk responden yang memiliki pengalaman 3-10 tahun berjumlah 11 orang (16,2%), dan untuk responden yang memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun berjumlah 56 orang (82,4%). Adapun responden berdasarkan pelatihan yang diikuti yaitu untuk responden yang mengikuti pelatihan 2 kali berjumlah 7 orang (10,3%), responden yang telah mengikuti pelatihan sebanyak 3 kali berjumlah 9 orang (13,2%), responden yang telah mengikuti pelatihan sebanyak 4 kali berjumlah 8 orang (11,8%), responden yang telah mengikuti pelatihan sebanyak 5 kali berjumlah 11 orang (16,2%), dan responden yang telah mengikuti pelatihan lebih dari 5 kali berjumlah 33 orang (48,5%).
71
B. Analisis Deskiptif Kualitatif Analisis
deskriptif
kualitatif
yang
dilakukan
dengan
menginterpretasikan hasil uji validitas dan reliabilitas dengan cara data skor pertanyaan untuk setiap variabel sehingga menghasilkan correlation matrix dan reliability coeffecients. 1. Hasil Uji Validitas Pengujian validitas ini menggunakan pearson correlation, yaitu dangan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor. Jika korelasi antar skor masing-masing butir pertanyaan denga total skor mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05, maka butir pertanyaan dinyatakan valid
dan
sebaliknya(Ghozali, 2009:49). Hasil pengujian validitas ditampilkan dalam tabel berikut ini: Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Variabel Akuntabilitas Item
Variabel
Sig
Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 Pertanyaan 7 Pertanyaan 8
Akuntabilitas Akuntabilitas Akuntabilitas Akuntabilitas Akuntabilitas Akuntabilitas Akuntabilitas Akuntabilitas
0,002 0,000 0,009 0,000 0,044 0,000 0,000 0,002
Pearson Correlation 0,375** 0,416** 0,316** 0,554** 0,245* 0,421** 0,463** 0,363**
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Data primer yang diolah
72
Berdasarkan tabel
diatas menunjukkan bahwa variabel
akuntabilitas terdiri dari 8 butir pertanyaan dan seluruhnya dinyatakan valid karena mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05. Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Variabel Pengetahuan Audit Item
Variabel
Sig
Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 Pertanyaan 7 Pertanyaan 8 Pertanyaan 9 Pertanyaan10
Pengetahuan Audit Pengetahuan Audit Pengetahuan Audit Pengetahuan Audit Pengetahuan Audit Pengetahuan Audit Pengetahuan Audit Pengetahuan Audit Pengetahuan Audit Pengetahuan Audit
0,000 0,000 0,000 0,000 0,006 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Pearson Correlation 0,477** 0,596** 0,672** 0,543** 0,332** 0,567** 0,422** 0,683** 0,672** 0,459**
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel
diatas menunjukkan bahwa variabel
pengetahuan audit terdiri dari 10 butir pertanyaan dan seluruhnya dinyatakan valid karena mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05. Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal Item
Variabel
Sig
Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 Pertanyaan 7 Pertanyaan 8 Pertanyaan 9
Kualitas Hasil Kerja Kualitas Hasil Kerja Kualitas Hasil Kerja Kualitas Hasil Kerja Kualitas Hasil Kerja Kualitas Hasil Kerja Kualitas Hasil Kerja Kualitas Hasil Kerja Kualitas Hasil Kerja
0,000 0,011 0,063 0,002 0,089 0,000 0,000 0,000 0,001
Pearson Keterangan Correlation 0,425** Valid 0,308** Valid 0,227 Tidak Valid 0,375** Valid 0,208 Tidak Valid 0,497** Valid 0,633** Valid 0,526** Valid 0,339** Valid
73
Pertanyaan 10 Pertanyaan 11 Pertanyaan 12 Pertanyaan 13 Pertanyaan 14
Kualitas Hasil Kerja Kualitas Hasil Kerja Kualitas Hasil Kerja Kualitas Hasil Kerja Kualitas Hasil Kerja
0,012 0,000 0,000 0,004 0,078
0,303** 0,463** 0,487** 0,342** 0,215
Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
Sumber : Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa variabel kualitas hasil kerja auditor internal terdiri dari 14 butir pertanyaan dan ada 3 butir pertanyaan yang dinyatakan tidak valid yaitu pertanyaan dengan nomor 3, 5, dan 14 karena mempunayai tingkat signifikansi diatas 0,05. Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal Setelah Menghilangkan Pertanyaan yang Tidak Valid Item
Variabel
Sig
Pertanyaan 1 Pertanyaan 2 Pertanyaan 3 Pertanyaan 4 Pertanyaan 5 Pertanyaan 6 Pertanyaan 7 Pertanyaan 8 Pertanyaan 9 Pertanyaan 10 Pertanyaan 11
Kualitas Hasil Kerja Kualitas Hasil Kerja Kualitas Hasil Kerja Kualitas Hasil Kerja Kualitas Hasil Kerja Kualitas Hasil Kerja Kualitas Hasil Kerja Kualitas Hasil Kerja Kualitas Hasil Kerja Kualitas Hasil Kerja Kualitas Hasil Kerja
0,000 0,011 0,002 0,000 0,000 0,000 0,001 0,012 0,000 0,000 0,004
Pearson Keterangan Correlation 0,425** Valid 0,308** Valid 0,375** Valid 0,497** Valid 0,633** Valid 0,526** Valid 0,339** Valid 0,303** Valid 0,463** Valid 0,487** Valid 0,342** Valid
Sumber : Data primer yang diolah 2. Hasil Uji Reliabilitas Uji reliabilitas adalah untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variebel atau konstruk. Suatu kuesioner
74
dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseornag terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atas variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach alpha > 0,60 (Ghozali, 2009:45). Hasil pengujian reliabilitas dalam tabel berikut ini Tabel 4.9 Hasil Uji Reabilitas Variabel Akuntabilitas Pengetahuan Audit Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal
Cronbach’s Alpha 0,771 0,753 0,686
Sumber: Data primer yang diolah
Terlihat dari hasil analisis bahwa semua butir pertanyaan pada kolom cronbach alpha mempunyai nilai diatas 0,60, kesimpulannya semua butir pertanyaan diatas sudah reliabel. Pada variabel akuntabilitas memiliki α hitung 0,771 > 0,60, dapat disimpulkan bahwa variabel akuntabilitas reliabel. Pada variabel pengetahuan audit memiliki α hitung 0,753 > 0,60, dapat disimpulkan bahwa variabel pengetahuan audit reliable dan pada variabel kualitas hasil kerja auditor internal memiliki α hitung 0,686 > 0,60. dapat disimpulkan bahwa variabel kualitas hasil kerja auditor internal cukup reliabel (Nunally, 1960 dalam Ghozali, 2009:48). Hal ini mengindikasikan bahwa ada beberapa responden yang menjawab tidak konsisten. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa instrumen penelitian ini akan menghasilkan data yang sama walaupun digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama.
75
C. Analisis dan Pembahasan 1. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Hasil Uji Normalitas Data Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki kontribusi normal. Hasil pengujian normalitas dapat berupa grafik normal probability plot, berikut ini hasil pengujian normalitas: Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Data
Sumber : Data primer yang diolah
Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan normal plot dapat dilihat pada gambar 4.1. Pada gambar tersebut menunjukkan bahwa titik-titik data berada disekitar garis diagonal 76
dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini sudah terdistribusi normal dan model regresi tersebut sudah layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen yaitu kualitas hasil kerja auditor internal
berdasarkan
masukan
variabel
independen
yaitu
akuntabilitas, pengetahuan audit dan gender. b. Hasil Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji multikolonieritas dilakukan dengan melihat (1) nilai tolerance (TOL) dan lawannya, (2) Variance Inflation Factor (VIF). Berikut ini hasil pengujian multikolonieritas: Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients
Model 1 (Constant)
Unstandardized Coefficients Std. B Error 12.917 6.734
a
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
Akuntabilitas
0.668
0.21
0.356
0.881
1.135
Pengetahuan
0.463
0.151
0.333
0.924
1.082
-1.023
1.027
-0.107
0.948
1.055
Gender
Dependent Variable: Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal
Sumber : Data primer yang diolah Tabel diatas menggambarkan bahwa tidak ada problem multikolonieritas. Hal ini dapat dilihat dari nilai variance inflation
77
factor (VIF) ≤ 10 dan nilai tolerance (TOL) ≥ 0,10. Pada variabel akuntabilitas memiliki nilai Tolerance sebesar 0,881 ≥ 0,10, sedangkan nilai VIF 1,135 ≤ 10. Variabel pengetahuan audit memiliki nilai Tolerance 0,924 ≥ 0,10, sedangkan nilai VIF 1,082 ≤ 10. Variabel gender
memiliki nilai tolerance 0,948 ≥ 0,10
,sedangkan nilai VIF 1,055 ≤ 10. c. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke
heteroskedastisitas
pengamatan berupa
grafik
lain.
Hasil
scatterplot,
pengujian
berikut
hasil
pengujiannya. Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
78
Dari gambar 4.2 terlihat bahwa titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi berganda. 2. Hasil Uji Hipotesis Setelah dilakukan pengujian asumsi-asumsi klasik statistik dan telah terbukti bahwa data terbebas dari asumsi-asumsi klasik tersebut, maka data dalam penelitian ini telah memenuhi syarat untuk melakukan uji statistik untuk membuktikan kebenaran uji hipotesis. a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji ini dilakukan untuk mengukur kemampuan variabelvariabel independen, yaitu akuntabilitas, pengetahuan audit, dan gender dalam menjelaskan variasi variabel dependen, yaitu kualitas hasil kerja auditor internal. Hasil koefisien determinasi dapat dilihat pada kolom adjusted R square, yang ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi b
Model Summary
Model 1
R .545
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.297
.264
3.901
a. Predictors: (Constant), Akuntabilitas, Pengetahuan Audit, Gender b. Dependent Variable: Kualitas Hasil Kerja
Sumber : Data primer yang diolah
79
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai koefisien adjusted R square adalah sebesar 0,264 atau jika dijadikan persen adalah 26,4 %. Dapat disimpulkan bahwa variabilitas variabel kualitas hasil kerja auditor internal (Y) yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel akuntabilitas (X1), pengetahuan audit (X2), dan gender (D) adalah sebesar 26,4 %. Sedangkan sisanya 73,6% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi seperti pengalaman, kompetensi, keahlian, integritas, komitmen organisasi, dan sebagainya. Angka koefsisien korelasi (R) pada tabel 4.11 sebesar 0,545 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah kuat karena memiliki nilai koefisien korelasi diatas 0,5. Standar Error of the Estimate (SEE) sebesar 3,901, makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen. b. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Analisis regresi secara multivariate dengan menggunakan metode uji F dengan tarif signifikansi 5% untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel independen secara serentak atau simultan terhadap variabel dependen.
80
Tabel 4.12 Hasil Uji F Statistik b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
Df
Mean Square
Regression
411.048
3
Residual
974.173
64
1385.221
67
Total
F
137.016 9.002
Sig. .000
15.221
a.
Predictors: (Constant), Akuntabilitas, pengetahuan audit, Gender
b.
Dependent Variabel: Kualitas Hasil Kerja
Sumber: data primer yang diolah Pada tabel diatas dapat diketahuai hasil ANOVA atau hasil F test menunjukkan bahwa F hitung adalah 9,002 lebih besar dari 4 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari α (0,000 < 0,005). Hal ini berarti bahwa variabel independen akuntabilitas, pengetahuan audit dan gender secara bersama-sama atau secara simultan mempengaruhi kualitas hasil kerja auditor internal. c. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) Pengujian regresi secra parsial (uji t) berguna untuk menguji pengaruh dari maisng-masing variabel independen secara parsial terhadap dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dengan membandingkan nilai probabilitas (p-value) dari masing-masing variabel dengan tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 0,05 jika p-value lebih kecil
81
a
dari
0,05
maka
dapat
dikatakan
bahwa
variabel-variabel
independen secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Tabel 4.13 Hasil Uji Statistic t Coefficients
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error
12.917
6.734
Akuntabilitas
.668
.210
Pengetahuan
.463 -1.023
Gender
a
Beta
t
Sig.
1.918
.060
.356
3.184
.002
.151
.333
3.057
.003
1.027
-.107
-.996
.323
a. Dependent Variable: TKH
Sumber: Data primer yang diolah Berdasarkan hasil pengujian dari tabel 4.13 dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Variabel akuntabilitas adalah signifikan, hal ini dapat dilihat probabilitas signifikannya sebesar 0,002 jauh lebih kecil dari 0,05 yang berarti Ha1 diterima. 2) Variabel pengetahuan audit adalah signifikan, hal ini dapat dilihat probabilitas signifikan untuk variabel pengetahuan audit sebesar 0,003, hal ini berarti Ha2 diterima. 3) Variabel gender adalah tidak signifikan,hal ini dapat dilhat probabilitas signifikan untuk variabel gender sebesar 0.323 jauh lebih besar dari 0,05 yang berarti Ha3 ditolak.
82
3. Pembahasan a. Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa akuntabilitas berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil kerja auditor internal. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mardisar dan Sari (2007:20) yang menunjukkan bahwa akuntabilitas berhubungan positif terhadap kualitas hasil kerja auditor internal. Semakin besar akuntabilitas seorang auditor maka semakin tinggi tingkat kualitas hasil kerja. Hal ini konsisten pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Yanti Pia (2009) dan Hafifah (2010), sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Istihayu (2010) akuntabiitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil kerja auditor internal. Kualitas dari hasil pekerjaan auditor dapat di pengaruhi oleh rasa tanggung jawab (akuntabilitas) yang dimiliki auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit. Tetlock (1987) dalam Mardisar dan Sari (2007:6) mendeifnisikan akuntabilitas sebagai bentuk dorongan psikologi yang mmbuat seseorang berusaha mempertanggungjwabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil kepada lingkungnnya.
83
b. Pengaruh Pengetahuan Audit Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pengetahuan audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil kerja auditor internal. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Mardisar
dan
Sari
(2007:20)
yang
menunjukkan
bahwa
pengetahuan berhubungan positif terhadap kualitas hasil kerja auditor. Hasil tersebut juga konsisten dengan penelitian Mabruri dan Winarna (2010) dan Hafifah (2010). Semakin besar pengetahuan seorang audtitor maka semakin tinggi tingkat kualitas hasil kerja. Pengetahuan
menurut
ruang
lingkup
audit
adalah
kemampuan penguasaan auditor atau akuntan pemeriksa terhadap medan
audit
(penganalisisaan
terhadap
laporan
keuangan
perusahaan). Perbedaan pengetahuan diantara auditor akan berpengaruh
terhadap
cara
auditor
menyelesaikan
sebuah
pekerjaan. Seorang auditor akan bisa menyelesaikan sebuah pekerjaan secara efektif jika didukung dengan pengetahuan yang dimillikinya (Brown dan Stanner, 1983 dalam Mardisar dan Sari,2007:8).
84
c. Pengaruh Gender Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa gender tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil kerja auditor internal. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Jamilah dkk (2007:14) menyatakan bahwa perbedaan gender antara auditor pria dan wanita dengan perbedaan karakter dan sifat yang melekat pada individu masing-masing tidak berpengaruh terhadap judgment yang akan diambilnya. Menurut penelitian yang dilakukan Hartanto (1999) dalam Jamilah dkk (2007:14) menyatakan bahwa gender tidak berpengaruh sifnifikan terhadap audit judgment. Hal ini disebabkan karena tidak ada perbedaan kinerja auditor dilihat dari perbedaan gender antara pria dan wanita jika dilihat dari kesetaraan komitmen organisasional, komitmen professional, motivasi
dan
kesempatan
kerja,
kecuali
kepuasan
kerja
menunjukkan adanya perbedaan antara kinerja pria dan wanita. (Trisnaningsih dan Iswati,2003:1045).
85
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh akuntabillitas, pengetahuan audit dan gender terhadap kualitas hasil kerja auditor internal. Responden penelitian ini berjumlah 68 orang pada Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas hasil kerja auditor internal menunjukkan hasil yang signifikan, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,002. 2. Pengaruh pengetahuan audit terhadap kualitas hasil internal
menunjukkan
hasil
yang
signifikan,
kerja auditor
dengan
tingkat
signifikansi sebesar 0,003. 3. Pengaruh gender terhadap kualitas hasil kerja auditor internal menunjukkan hasil yang tidak signifikan, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,323. 4. Pengaruh akuntabilitas, pengetahuan audit, dan gender secara simultan terhadap kualitas hasil kerja auditor internal menunjukkan hasil yang signifikan, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000.
86 86
B. Implikasi Berdasarkan
kesimpulan
menunjukkan
bahwa
variabel
akuntabilitas, pengetahuan audit, dan gender secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil kerja auditor internal. Dalam menjalankan tugas audit, seorang auditor dituntut untuk selalu mematuhi aturan serta standar professional agar dapat menghasilkan pekerjaan yng berkualitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akuntabilitas berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil kerja auditor internal. Hal ini menunjukkan bahwa tingginya motivasi auditor untuk mencurahkan segenap kemampuannya untuk menghasilkan pekerjaan yang berkualitas sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, sehingga sesuai dengan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa auditor pada Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta memilki akuntabilitas dalam menyelesaikan pekerjaannya auditnya, tanpa harus menunggu perintah atasan. Selain itu, para auditornya juga memiliki motivasi yang tinggi untuk dapat menghasilkan pekerjaan audit yang berkualitas. Dalam hal ini, baik auditor ahli maupun auditor terampil sama-sama memiliki akuntabilitas dalam menghasilkan pekerjaan yang berkualitas. Oleh karena itu, dengan adanya akuntabilitas, tujuan-tujuan yang ingin dicapai dapat tercapai sesuai criteria yang ditetapkan. Pengetahuan audit mempunyai kontribusi yang besar terhadap kualitas hasil kerja. Pengetahuan audit diartikan dengan tingkat
87
pemahaman auditor terhadap sebuah pekerjaan, secara konseptual atau teoritis. Sehingga seorang auditor dengan pengetahuan yang tinggi akan lebih
mencurahkan
pengetahuannya
untuk
menyelesaikan
sebuah
pekerjaan audit. Hasil penelitian ini menunjukkan pengetahuan audit yang dimiliki auditor pemerintah khususnya Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta mempunyai pengaruh signifikan dalam menghasilkan hasil kerja yang berkualitas. Hal ini mengindikasikan bahwa pengetahuan audit begitu penting dalam melakukan pekerjaan audit. Karena semakin tinggi pengetahuan seseorang dalam mengaudit akan semakin berkualitas hasil yang dicapai. Dengan adanya pengetahuan audit, auditor akan lebih hati-hati dalam menyeleksi setiap temuan audit dan dapat mendeteksi risiko-risiko yang akan terjadi dalam proses audit. Menurut data responden yang diolah, para auditor di Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta mayoritas memiliki
pengalaman
lebih
dari
10
(sepuluh)
tahun,
sehingga
menghasilkan pengaruh yang signifikan antara pengetahuan audit terhadap kualitas hasil kerja auditor internal, karena dengan banyaknya pengalaman yang didapat oleh auditor tersebut maka akan semakin banyak pengetahuan audit yang didapat. Oleh karena itu, dapat disimpulkan pengetahuan audit mempengaruhi auditor Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta untuk dapat menghasilkan pekerjaan audit yang berkualitas. Gender tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil kerja auditor internal. Hal tersebut terlihat dari tingkat signifikansi sebesar 0,323
88
yang lebih besar dari 0,05 dan besarnya B -1,023 yang berarti gender tidak mempengaruhi kualitas hasil kerja auditor internal karena nilainya yang sangat lemah dibawah angka 0. Hal ini mengindikasikan bahwa pria atau wanita sama-sama mencurahkan kemampuan dan tanggungjawabnya sebagai auditor pemerintah, sehingga pria atau wanita dapat menghasilkan hasil kerja yang berkualitas tanpa memandang status gender auditor. Oleh karena itu, gender bukanlah penghalang untuk dapat menghasilkan pekerjaan audit yang berkualitas. C. Keterbatasan dan Saran 1. Keterbatasan Penelitian ini memiliki sejumlah keterbatasan yang perlu diperhatikan bagi penelitian yang akan datang, yaitu sebagai berikut: a. Kemungkinan timbulnya bias terhadap respon dari responden, karena adanya ketidakseriusan responden dalam menjawab semua pertanyaan yang ada dalam kuesioner serta kesalahan interpretasi oleh responden mengenai maksud pertanyaan yang sesungguhnya, sehingga menyebabkan variabel tidak terukur secara sempurna. b.
Ruang lingkup penelitian hanya auditor pemerintah di Provinsi DKI Jakarta, Kota Jakarta Selatan, Kota Jakarta Pusat, Kota Jakarta Timur, dan Kota Jakarta Utara sedangkan Kota Jakara Barat dan Kabupaten Kepulauan Seribu tidak termasuk ruang lingkup penelitian karena kesibukan para auditor sehingga kurang bisa
89
mewakili auditor pemerintahan Provinsi DKI Jakarta secara menyeluruh. c.
Masih terdapat variabel independen lain yang mempengaruhi variasi dalam variabel kualitas hasil audit yang belum tergali pada penelitian ini.
2. Saran 1. Bagi Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan pertimbangan bagi instansi terkait untuk lebih meningkatkan hasil kerja audit yang berkualitas. Hal ini terkait dengan akuntabilitas dan pengetahuan audit yang berpengaruh signifikan terhadap hasil kerja auditor internal, sehingga para auditor internal pemerintah selalu diberikan pelatihan-pelatihan guna meningkatkan hasil kerja yang semakin berkualitas. 2. Bagi peneliti selanjutnya. a. Untuk penelitian berikutnya, dapat memperluas sampel penelitian dengan memasukkan atau menambah sampel dari seluruh pemerintahan pada Inspektorat Wilayah Provinsi DKI Jakarta. b. Untuk penelitian berikutnya, sebaiknya menambah veriabel independen atau variabel moderating guna mengetahui variabel-variabel
lain
memperkuat/memprlemah
yang
dapat
variabel
mempengaruhi dependen,
dan
seperti
90
pengalaman, keahlian, kompetensi, integritas, komitmen organisasi dan sebagainya. c. Untuk penelitian berikutnya, disarankan menggunakan metode lain, misalnya dengan wawancara secara langsung atau mengamati secara langsung kinerja auditor pemerintah DKI Jakarta agar lebih mengetahui kinerja auditor pemerintah yang sebenarnya.
91
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hamid, “Buku Panduan Penulisan Skipsi” Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Alvin A. Arens, Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley, “Auditing dan Jasa Assurance”, Jilid I, Erlangga, Jakarta, 2008. Andin Prasita , dan Priyo Hari Adi, “Pengaruh Kompleksitas Audit dan Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Kualitas Audit dengan Moderasi Pemahaman Terhadap Sistem Informasi”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol XIII No. 13, Maret 2007. Arleon Herawaty, dan Yulius Kurnia Susanto, “Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik”, Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 11, No. 1, Mei, 2009:19-20. Basuki, dan Krisna Yunika Mahardani, “Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Perilaku Disfungsional Auditor dan Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya” Jurnal Maksi, Vol. 6 No. 2, Agustus, 2006. Cloyd, and C. Bryan, “Performance in Reseach Task: The Joint Effect of Knowledge and Accountability”. Journal of Accounting Review 72, 1997: 111-131. Diani Mardisar, dan Ria Nelly Sari, “Pengaruh Akuntabilitas dan Pengetahuan Terhadap Kualitas Hasil Kerja Audit”, Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, 2007. “Kualitas Hasil Kerja Auditor: Penilaian Pengaruh Akuntabilitas, Usaha dan Kompleksitas Tugas”, The 1st Accounting Conference Faculty of Economics Universitas Indonesia, Depok, 2007. Hafifah Nasution,“Pengaruh Akuntabilitas, Independensi, Pengetahuan dan Pengalaman Audit Terhadap Kualitas Hasil Audit Auditor”, Skripsi Akuntansi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010. Havidz Mabruri, dan Jaka Winarna, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit di Lingkungan Pemerintah Daerah”, Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, 2010.
92
Hun Tong Tan, dan Alison Kao, “Accountability Effect on Auditor’s Performance: The Influence of Knowledge, Problem Solving Ability and Task Complexity”, Journal of Accounting Reseach 2, 1999:209-223. Imam Ghozali, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Cetakan IV, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2009
Istihayu Putri Buansari“Pengaruh Akuntabilitas, Kompetensi, Independensi, Kecerdasan emosional terhadap kualitas hasil kerja auditor internal”, Skripsi Akuntansi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2010. Lawrence B. Sawyer, Mortimer A. Dittenhofer, and James H. Scheiner, “Audit Internal Sawyer”, Edisi Kelima, Salemba Empat, Jakarta, 2009. Muh. Taufik Effendy, “Pengaruh Kompetensi, Inpendensi, dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kota Gorontalo)” Tesis Sains Akuntansi, Universitas Diponegoro, Semarang, 2010. Mulyadi, “Auditing”, Edisi Keenam, Buku I, Universitas Gadjah Mada, Salemba Empat, Jakarta, 2008
Nur Indriantoro, dan Bambang Supomo, “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen”, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta, Yogyakarta, 2002. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Nomor 102 Tahun 2009. Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat. Jakarta Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Nomor: PER/220/M.PAN/7/2008. Jabatan Fungsional Auditor dan Angka Kreditnya. Jakarta , Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008. Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah. Jakarta Philip E. Tetclock dan J.L. Kim, “Accountability and judgment processes in a personality prediction task”. Journal of Personality and Social psychology , Vol. 52, No. 4, April: 700-709. Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Pusat Pelatihan dan Pendidikan Pengawasan, 2007.
93
, Pusat Pelatihan dan Pendidikan Pengawasan, 2009. Siti Jamilah, dan Zaenal Fanani, “Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan dan Kompleksitas Tugas Terhadap Audir Judgement”, Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, 2007. Soekrisno Agoes, “Pemeriksaan oleh KAP (Auditing)” , Edisi Ketiga, Buku I, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 2004. Sri Trinaningsih, dan Sri Iswati, “Perbedaan Kinerja Auditor Dilihat dari Segi Gender”, Simposium Nasional Akuntansi VI, Surabaya, 2003. Tim
Penyusun, “Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”,Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.
94
95
96
97
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH AKUNTABILITAS, PENGETAHUAN AUDIT DAN GENDER TERHADAP KUALITAS HASIL KERJA AUDITOR INTERNAL (Studi Empiris Pada Inspektorat Wilayah DKI Jakarta) Sebagai Syarat Tugas Akhir Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi Pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh: AINIA SALSABILA 107082003391
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
98
Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner
Jakarta, 29 Maret 2011
Kepada Yth. Bapak/Ibu/Sdr/i Responden Di tempat
Dengan hormat, Dalam rangka penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Strata Satu (S1) pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, saya: Nama
: Ainia Salsabila
NIM
: 107082003391
Fak/Jur/Smtr : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi/VIII Telpon
: 085694058895
bermaksud melakukan penelitian ilmiah untuk penyusunan skripsi dengan judul “ Pengaruh Akuntabilitas, Pengetahuan Audit, dan Gender Terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal”. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini secara lengkap. Data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan tidak digunakan sebagai penilaian kinerja di tempat Bapak/Ibu bekerja, sehingga kerahasiaannya akan saya jaga sesuai dengan etika penelitian. Atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk mengisi dan menjawab semua pertanyaan dalam kuisioner ini, saya ucapkan terima kasih.
Mengetahui, Dosen Pembimbing
(Dr.Yahya Hamja)
Hormat Saya, Peneliti
(Ainia Salsabila)
99
DATA RESPONDEN
Nama/Inisial
: ………....................
Jenis Kelamin*
:
Umur
: ………… tahun
Posisi di Inspektorat* :
Pendidikan Terakhir*
:
Bidang Pemeriksaan* :
Laki-laki
Perempuan
Auditor Pertama
Auditor Madya
Auditor Muda
Auditor Terampil
S1
S2
S3
D3
SMA/SMK
Tata Praja
Perekonomian
Pembangunan
Aparatur dan Khusus
Kes. Sosial Bidang Pendidikan*
:
Akuntansi
Manajemen
Sosial
Hukum
Lainnya. Sebutkan……….. Pengalaman Kerja*
:
< 1 tahun
1-3 tahun
3-10 tahun
10 tahun
Pelatihan yang pernah ditempuh terkait pada tugas pemeriksaan/profesi anda: 2 kali
5 kali
3 kali
> 5 kali
4 kali
*Berilah tanda check list (√) pada kotak yang tersedia
100
Tanggal Pengisian:
/
/2011
Bagian I : Akuntabilitas (X1) Dibawah ini adalah pernyataan-pernyataan mengenai akuntabilitas. Sejauhmana pernyataan-pernyataan berikut menggambarkan diri anda atau sesuai dengan keyakinan anda. Bapak/ibu dimohon untuk memberikan tanggapan atas pernyataan tersebut dengan memberi tanda check list ( √ ) pada kotak yang disediakan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: 1= Sangat Tidak Setuju (STS) (R) 4= Setuju (S)
2= Tidak Setuju (TS) 5= Sangat Setuju (SS)
No. 1.
Pernyataan Seorang auditor dengan akuntabilitas tinggi akan mencurahkan usaha (daya pikir) yang lebih besar ketika menyelesaikan pekerjaan.
2.
Auditor harus memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam mengambil tindakan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
3.
Auditor yang memiliki akuntabilitas yang tinggi juga memiliki motivasi tinggi dalam mengerjakan sesuatu.
4.
Dalam menyelesaikan audit dan penyusunan laporannya, auditor hanya membutuhkan informasi saja. Seorang auditor tidak harus memiliki fakta-fakta yang relevan dalam mengungkapkan suatu hal. Akuntabilitas dapat meningkatkan kuallitas hasil kerja auditor tanpa didukung dengan pengetahuan audit yang tinggi. Kurangnya informasi mengenai suatu pekerjaan akan berdampak buruk terhadap hasil kerja auditor
5. 6.
7. 8.
3= Ragu-ragu
STS
TS
Keyakinan bahwa sebuah pekerjaan akan diperiksa oleh atasan dapat meningkatkan keinginan untuk menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas.
101
R
S
SS
Bagian II : Pengetahuan Audit (X2) Dibawah ini adalah pernyataan-pernyataan mengenai pengetahuan audit. Bapak/ibu dimohon untuk memberikan tanggapan atas pernyataan tersebut dengan memberi tanda check list ( √ ) pada kotak yang disediakan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: 1= Sangat Tidak Setuju (STS) (R) 4= Setuju (S) No. 1. 2. 3.
4.
5.
6. 7.
8.
9. 10.
2= Tidak Setuju (TS)
3= Ragu-ragu
5= Sangat Setuju (SS)
Pernyataan Pengalaman merupakan faktor yang mempengaruhi kemampuan prediksi dan deteksi auditor. Auditor dituntut harus mengetahui standar audit untuk menguji kelayakan suatu laporan keuangan.
STS
TS
Teknik Audit Berbantuan Komputer (TABK) digunakan untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan prosedur audit. Prinsip penandingan (matching principle) menyatakan bahwa beban ditanding dengan pendapatan sepanjang hal ini rasional dan dapat diterapkan. Keterampilan, komunikasi, keterampilan intelektual, katerampilan antar pribadi (interpersonal), pengetahuan umum, pengetahuan organisasioanal dan usaha, pengetahuan akuntansi dan auditing merupakan atribut yang diperlukan oleh seorang auditor. Untuk melakukan audit yang baik, auditor perlu, mengetahui jenis industri atau entitas yang diperiksa. Akuntansi merupakan proses mencatat, menggolongkan, dan mengikhtisarkan kejadian ekonomi dalam suatu keadaan yang logis untuk tujuan memberikan informasi keuangan untuk pengambilan keputusan. Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Neraca, Laporan Perubahan merupakan komponen laporan keuangan. Audit operasional bertujuan untuk menentukan efisiensi, ekonomi dan efektivitas operasi. Kegagalan auditor dalam menemukan kesalahan/kecurangan karena kurangnya pengetahuan.
102
R
S
SS
Bagian III : Gender (D) Dibawah ini adalah pernyataan mengenai gender. Bapak/ibu dimohon untuk memberikan keterangan atas pernyataan tersebut dengan memberi tanda check list ( √ ) pada kotak yang disediakan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: No.
Pernyataan
Wanita
1.
Gender adalah suatu konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dilihat dari dari segi pengaruh social budaya. Gender dalam arti ini adalah suatu bentuk rekayasa masyarakat (social constructions), bukannya sesuatu yang bersifat kodrati. Gender merupakan variabel independen yang dibedakan menjadi dua kategori yaitu pria dan wanita. Gender merupakan variabel dummy dimana 1=pria dan 0=wanita.
Pria
Bagian IV : Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal (Y) Dibawah ini adalah pernyataan-pernyataan mengenai pengetahuan audit. Bapak/ibu dimohon untuk memberikan tanggapan atas pernyataan tersebut dengan memberi tanda check list ( √ ) pada kotak yang disediakan di bawah ini sesuai dengan penilaian anda, dimana: 1= Sangat Tidak Setuju (STS) (R) 4= Setuju (S)
2= Tidak Setuju (TS) 5= Sangat Setuju (SS)
No.
Pernyataan
1.
Saya selalu dapat mengetahui dengan jelas bahwa suatu pekerjaan telah dapat saya selesaikan.
2.
Sangatlah tidak jelas bagi saya cara mengerjakan setiap jenis pekerjaan yang harus saya lakukan selama ini. Saya mengetahui tanggung jawab saya dalam setiap pekerjaan audit.
3.
3= Ragu-ragu
4.
Saya diberikan waktu sedikit untuk mengerjakan apa yang diharapkan dari pekerjaan saya.
5.
Seorang auditor tidak perlu menjaga identitas sebagai ahli dalam pemeriksaan suatu pekerjaan.
STS
TS
103
R
S
SS
Kualitas hasil kerja auditor diukur dari banyaknya jawaban yang benar yang diberikan subjek untuk menyelesaikan kasus atau pekerjaan. Semakin banyak jawaban atau respon yang benar 7. diberikan auditor, maka pekerjaan auditor tersebut dianggap semakin berkualitas. Bersambung kehalaman berikutnya 6.
(Lanjutan bagian II Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal) No. Pernyataan 8.
9. 10. 11.
12.
13. 14.
STS
TS
Salah satu factor yang dapat mempengaruhi kualitas kerja seseorang adalah tingkat kerumitan kerja yang dihadapi Kompleksitas kerja dapat dijadikan sebagai alat dalam meningkatkan kualitas hasil pekerjaan. Dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, tingkat kesabaran sangat dibutuhkan dalam pemeriksaan. Sebuah pekerjaan dianggap semakin rumit jika informasi yang harus diproses dan tahap-tahap yang harus dilakukan semakin banyak. Sebuah pekerjaan dianggap semakin rumit ketika pekerjaan tersebut memiliki keterkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan lainnya. Seorang auditor harus mempunyai kemampuan dalam menyeleksi pekerjaan. Untuk mendapatkan kualitas hasil pekerjaan yang baik seorang auditor harus konsistensi berfikir dengan cermat.
….Terima Kasih….
104
R
S
SS
DESKRIPTIF RESPONDEN JENIS KELAMIN Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Wanita
23
33.8
33.8
33.8
Pria
45
66.2
66.2
100.0
Total
68
100.0
100.0
JABATAN FUNGSIONAL Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Auditor Pertama
29
42.6
42.6
42.6
Auditor Muda
23
33.8
33.8
76.5
Auditor Terampil
16
23.5
23.5
100.0
Total
68
100.0
100.0
Valid Percent
Cumulative Percent
PENDIDIKAN Frequency Valid
S1
41
60.3
60.3
60.3
S2
19
27.9
27.9
88.2
D3
3
4.4
4.4
92.6
7.4
100.0
SMA Total
Valid
Percent
Tata Praja
5 7.4 BIDANG AUDIT 68 100.0
100.0
Frequency
Valid Percent
Percent
Cumulative Percent
6
8.8
8.8
8.8
Perekonomian
20
29.4
29.4
38.2
Pembangunan
14
20.6
20.6
58.8
Pemerintahan & Khusus
10
14.7
14.7
73.5
Kes. Sosial
18
26.5
26.5
100.0
Total
68
100.0
100.0 105
BIDANG PENDIDIKAN Frequency Valid
Valid Percent
Akuntansi
13
19.1
19.7
19.7
Manajemen
20
29.4
30.3
50.0
Sosial
12
17.6
18.2
68.2
Hukum
12
17.6
18.2
86.4
9
13.2
13.6
100.0
66
97.1
100.0
2
2.9
68
100.0
Lain-lain Total Missing
Percent
Cumulative Percent
System
Total
PENGALAMAN Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1-3 tahun
1
1.5
1.5
1.5
3-10 tahun
11
16.2
16.2
17.6
> 10 tahun
56
82.4
82.4
100.0
Total
68
100.0
100.0
PELATIHAN Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2 kali
7
10.3
10.3
10.3
3 kali
9
13.2
13.2
23.5
4 kali
8
11.8
11.8
35.3
5 kali
11
16.2
16.2
51.5
> 5 kali
33
48.5
48.5
100.0
Total
68
100.0
100.0
106
JAWABAN VARIABEL AKUNTABILITAS RESP. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
AK1 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4
AK2 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5
AK3 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 3 5 3
AK4 4 4 2 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4
AK5 4 4 5 5 4 5 4 2 4 5 4 2 5 4 4 5 2 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 2 5 4 5 2 5 2 4 2
AK6 5 2 5 5 4 2 3 5 2 2 5 4 4 4 5 2 5 5 5 3 3 2 2 4 2 2 4 2 2 2 4 4 4 2 2 3
AK7 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 3 4 4 3 5 4 4 5 4 5 4 5 2 5 4 5 5
AK8 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5
107
T.AK 23 28 22 27 28 26 28 26 26 26 28 28 28 28 25 28 31 28 28 29 29 28 26 26 28 25 26 26 24 28 28 29 28 24 25 29
37 38 39 40 41 42 RESP. 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
5 5 4 5 5 5 AK1 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5
5 4 4 5 5 5 AK2 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5
5 5 4 5 5 5 AK3 4 5 5 4 3 4 5 4 5 4 4 5 5 5 3 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5
4 2 4 4 4 4 AK4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4
4 4 2 5 4 4 AK5 4 5 2 2 2 4 5 4 4 2 4 5 4 4 4 5 4 2 4 5 4 5 4 4 2 5
4 4 2 4 4 2 AK6 2 3 4 4 3 2 2 2 1 2 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 3 4 4 2 4 4
5 5 3 5 4 4 AK7 4 2 2 4 4 2 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 5
5 5 4 5 4 4 AK8 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5
108
24 27 25 24 28 26 T.AK 25 27 25 28 26 23 30 22 29 27 27 29 26 28 20 27 28 32 25 30 22 32 27 30 32 28
JAWABAN VARIABEL PENGETAHUAN AUDIT RESP. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
PA1 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 5 2 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4
PA2 5 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5
PA3 2 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 2
PA4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 4 2 3 4 4 3 2 4 4 4 3 3 4 3 3 3 5 2
PA5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5
PA6 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 2 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4
PA7 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 4 4
PA8 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 2 5 5 5 4 5 3 5 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 2
PA9 4 5 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4
PA10 4 2 1 4 5 4 4 4 4 1 4 5 4 4 4 4 3 4 5 3 4 4 3 4 4 3 4 4 2 4 2 4 5 4 2 5 4 2
109
T.PA 35 39 40 35 44 36 42 36 36 33 36 39 39 39 35 39 37 39 43 31 36 32 31 36 36 38 37 36 35 36 36 36 43 35 39 35 40 29
39 40 41 RESP 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
4 5 5 PA1 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5
4 5 5 PA2 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 3 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5
4 5 5 PA3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 5
4 5 4 PA4 4 5 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 2 4 2 4 5 3 4 4 4
4 5 5 PA5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 3 5 4 5
4 4 5 PA6 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4
4 4 5 PA7 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4
4 4 5 PA8 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4
4 4 5 PA9 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4
4 4 4 PA10 5 2 2 2 4 4 4 5 4 4 4 2 5 4 4 3 4 5 4 4 2 4 5 2 4 4 4
110
36 40 43 T.PA 41 38 35 36 35 35 35 40 35 41 35 35 42 37 38 29 39 41 37 36 33 37 44 33 36 37 39
JAWABAN VARIABEL KUALITAS HASIL KERJA AUDITOR INTERNAL RESP. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
KH1 4 4 4 4 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 5 4 4
KH2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 4 2 1 2 1 4 2 1 4 1 1
KH3 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5
KH4 2 3 2 2 5 2 4 3 4 2 2 3 2 2 2 2 4 2 3 3 4 2 3 4 3 4 2 2 2
KH5 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1
KH6 2 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2 4 2 3 2 3 4 2 1 2 2 2
KH7 4 2 2 2 3 4 3 2 2 4 2 2 2 2 2 2 4 2 4 4 4 2 2 4 2 1 2 2 2
KH8 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 5 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 2
KH9 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 2 2 3 2 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 2
111
KH10 KH11 4 1 4 2 4 4 4 4 5 4 4 2 4 2 4 2 3 2 5 4 4 4 4 2 4 1 4 1 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 5 2 4 2 4 4
K
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 RESP. 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 KH1 5 2 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 4 3 4 2 4 4 2 2 5 4 4 4 4
2 4 1 2 1 1 4 4 1 4 1 4 3 KH2 4 1 1 4 1 2 4 1 4 1 4 2 4 1 3 1 2 4 2 1 2 1 2 2 2 1
4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 KH3 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4
2 2 2 2 3 2 2 4 2 2 4 2 3 KH4 4 2 2 2 2 2 4 2 4 4 3 2 2 4 3 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 4
1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 KH5 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1
2 4 2 4 3 2 5 3 4 2 4 2 3 KH6 4 2 2 4 2 2 2 2 4 4 4 2 4 4 2 2 4 2 2 2 4 4 2 2 2 2
2 4 4 4 3 2 5 4 4 2 3 3 3 KH7 4 2 3 4 4 4 2 2 3 4 5 4 2 4 2 3 4 4 4 2 2 4 4 4 4 1
4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 2 4 KH8 4 5 2 2 3 2 4 3 3 4 4 4 2 4 5 2 4 4 2 2 2 5 2 4 4 4
4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 2 KH9 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 5 4 4 4 5
112
4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 2 4 4 5 4 5 4 KH10 KH11 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 2 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3 4 4 5 4 4 4 4 2 4 2 5 5 4 2 4 4 4 4 5 4
K
HASIL UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS DATA A. VARIABEL AKUNTABILITAS HASIL UJI RELIABILITAS Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .700
N of Items .771
8
HASIL UJI VALIDITAS
Correlations AK1 AK1 Pearson Correlation
AK2 1
Sig. (2-tailed) N AK2 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N AK3 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
68 .655
**
AK3
AK6
.122
.000
.028
.028
.001
.002
68
68
68
68
68
68
68
68
1
**
-.113
**
-.130
.131
**
.001
.358
.000
.290
.288
.000
.000 68
.000
.391
-.424
.267
*
T.AK
.001
-.266
*
AK8
.000
-.419
**
AK7
-.189
.405
.378
.491
**
.375
.416
**
**
68
68
68
68
68
68
68
68
**
**
1
-.006
-.222
-.086
-.128
.142
.958
.069
.488
.297
.250
.009
68
68
68
68
68
68
1
**
**
.025
-.089
.001
.001
.842
.469
.000
68
68
68
68
68
.405
.391
.001
.001
68
68
68
AK4 Pearson Correlation
-.189
-.113
-.006
Sig. (2-tailed)
.122
.358
.958
68
68
68
N
AK5
**
.655
**
AK4
68
.390
.397
113
.316
.554
**
**
**
-.222
.000
.000
.069
.001
68
68
68
68
*
-.130
-.086
.028
.290
.488
.001
.001
68
68
68
68
68
-.419
**
-.424
.390
**
**
-.123
.001
.319
.002
.044
68
68
68
68
68
**
1
-.114
-.195
.357
.112
.000
68
68
68
68
1
.166
1
.406
-.367
**
.245
*
AK5 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N AK6 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
-.266
.397
**
.406
AK7 Pearson Correlation
.267
*
.131
-.128
.025
-.123
-.114
Sig. (2-tailed)
.028
.288
.297
.842
.319
.357
68
68
68
68
68
68
**
.142
-.089
**
.001
.000
.250
.469
68
68
68
68
N AK8 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N T.AK Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.378
.375
**
**
.491
.416
**
.316
**
.554
68
68
68
-.195
.166
1
.002
.112
.177
68
68
68
*
.421
**
.465
**
68
**
1
.363
.009
.000
.044
.000
.000
.002
68
68
68
68
68
68
68
68
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
B. VARIABEL PENGETAHUAN AUDIT HASIL UJI RELIABILITAS Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on
Items .721
N of Items .753
**
68
.000
Alpha
.363
.002
.002
Standardized
**
.000
.245
Cronbach's
.465
**
.177
-.367
**
.421
10
HASIL UJI VALIDITAS
Correlations
114
68
PA1 PA1 Pearson
PA2
PA3
PA4
PA5
PA6
PA7
PA8
PA9
.234
.264
*
.097
.107
.261
*
-.016
.194
.055
.030
.430
.385
.031
.894
68
68
68
68
68
68
68
.234
1
**
.198
.002
.106
.001
.032
.000
68
68
68
68
68
68
**
1
*
.230
1
PA10
TPA
**
.155
.113
.005
.208
.000
68
68
68
68
**
.021
.003
.000
.863
.000
68
68
68
68
**
.125
.338
.477
**
Correlation Sig. (2-tailed) N PA2 Pearson
.361
.390
**
.261
*
.413
**
.361
**
.491
.596
**
Correlation Sig. (2-tailed) N PA3 Pearson
.055 68 .264
*
.361
.400
**
.321
**
.306
.349
**
.382
.672
**
Correlation Sig. (2-tailed) N PA4 Pearson
.030
.002
.001
.008
.011
.060
.004
.001
.309
.000
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
.097
.198
**
1
.201
.197
.167
.127
.205
.201
.430
.106
.001
.099
.107
.173
.303
.094
.101
.000
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
**
.201
1
.272
*
.137
.076
.137
.095
.025
.264
.536
.266
.440
.006
68
68
68
68
**
.085
.400
.543
**
Correlation Sig. (2-tailed) N PA5 Pearson
.107
.390
**
.321
.332
**
Correlation Sig. (2-tailed) N PA6 Pearson
.385
.001
.008
.099
68
68
68
68
68
68
68
*
.197
.272
*
1
.126
.261
*
.261
*
.306
.405
**
.466
.567
**
Correlation Sig. (2-tailed) N PA7 Pearson
.031
.032
.011
.107
.025
68
68
68
68
68
**
.230
.167
.894
.000
.060
68
68
-.016
.413
.304
.001
.000
.493
.000
68
68
68
68
68
68
.137
.126
1
**
-.124
.173
.264
.304
.005
.001
.314
.000
68
68
68
68
68
68
68
68
68
**
.127
.076
**
1
.339
**
.391
.422
**
Correlation Sig. (2-tailed) N PA8 Pearson
.194
.361
**
.349
.405
**
.339
.525
**
.249
*
.683
**
Correlation Sig. (2-tailed) N
.113
.003
.004
.303
.536
.001
.005
68
68
68
68
68
68
68
68
.000
.040
.000
68
68
68
115
PA9 Pearson
.338
**
.491
**
.382
**
.205
.137
.466
**
.391
**
.525
**
1
-.007
.672
**
Correlation Sig. (2-tailed) N PA1 Pearson 0
.005
.000
.001
.094
.266
.000
.001
.000
.957
.000
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
.155
.021
.125
.201
.095
.085
-.124
.249
*
-.007
1
.208
.863
.309
.101
.440
.493
.314
.040
.957
68
68
68
68
68
68
68
68
68
.459
**
Correlation Sig. (2-tailed) N
TPA Pearson
.477
**
.596
**
.672
**
.543
**
.332
**
.567
**
.422
**
.683
**
.672
**
.000 68
68
**
1
.459
Correlation Sig. (2-tailed) N
.000
.000
.000
.000
.006
.000
.000
.000
.000
.000
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
C. VARIABEL KUALITAS HASIL KERJA AUDITOR INTERNAL
HASIL UJI RELIABILITAS Reliability Statistics
Cronbach's Alpha 0.687
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items 0.686
N of Items 14
HASIL UJI VALIDITAS
KH1
KH1
Pearson Correlation
1
KH2 .240
KH3 *
.125
KH4 .239
KH5 *
.133
KH6 .028
KH7 .178
KH8 .084
116
KH9 .178
KH10 .275
*
Sig. (2-tailed) N KH2
.240
Sig. (2-tailed)
.049
.023
68
68
68
68
68
68
68
68
68
*
.226
.041
.174
.269
.064
.738
.156
.027
1
.041
.050
.125
.302
.742
.685
.309
.012
*
68
68
68
68
68
68
68
.064
.047
-.050
.011
.189
.070
.182
Sig. (2-tailed)
.310
.742
.605
.705
.688
.929
.123
.572
.137
68
68
68
68
68
68
68
68
68
*
*
-.031
68
Pearson Correlation
.239
*
.050
.064
Sig. (2-tailed)
.049
.685
.605
68
68
68
KH2
KH3
1
68 KH4
.058
.140
.044
.297
.640
.254
.723
.014
.011
.803
68
68
68
68
68
68
KH5
Pearson Correlation
.133
.125
.047
.058
Sig. (2-tailed)
.281
.309
.705
.640
1
KH6
KH7
KH8
.305
KH9
KH10
.161
.217
.141
.122
.015
.190
.075
.252
.321
.901
68
68
68
68
68
68
Pearson Correlation
.028
.302
*
-.050
.140
.161
1
Sig. (2-tailed)
.821
.012
.688
.254
.190
68
68
68
68
68
68 **
.571
68
68
68
68
**
.084
.142
.139
.000
.493
.248
.258
68
68
68
68
1
.099
.204
.036
.424
.094
.770
68
68
68
1
*
.091
.039
.462
.571
Pearson Correlation
.178
.226
.011
.044
.217
Sig. (2-tailed)
.146
.064
.929
.723
.075
.000
68
68
68
68
68
68
*
.141
.084
.099
68
Pearson Correlation
.084
.041
.189
.297
Sig. (2-tailed)
.496
.738
.123
.014
.252
.493
.424
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
*
.122
.142
.204
.252
*
1
.034
.321
.248
.094
.039
Pearson Correlation
.178
.174
.070
.305
Sig. (2-tailed)
.147
.156
.572
.011
N
68
.252
.784
68
68
68
68
68
68
68
68
68
*
.182
-.031
.015
.139
.036
.091
.034
1
.023
.027
.137
.803
.901
.258
.770
.462
.784
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
**
*
.103
.220
.294
Pearson Correlation
.275
Sig. (2-tailed) N KH11
.147
1
N
KH10
.496
68
N
KH9
.146
68
N
KH8
.821
.041
N
KH7
.281
68
KH1
KH6
.049
.125
N
KH5
.310
Pearson Correlation N
KH4
*
Pearson Correlation N
KH3
68
.049
*
.269
.175
.136
.066
.166
.129
Sig. (2-tailed)
.154
.269
.593
.177
.294
.005
.019
.402
.072
.015
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
N
.337
.283
*
Pearson Correlation
117
KH12
Pearson Correlation
.173
.098
.141
.075
.155
.194
.212
.222
-.183
.113
Sig. (2-tailed)
.158
.426
.250
.545
.206
.112
.082
.069
.136
.359
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
**
.180
.092
.078
.190
N KH13
Pearson Correlation
.119
.033
.091
.035
.038
Sig. (2-tailed)
.334
.789
.463
.778
.758
.009
.141
.454
.526
.122
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
Pearson Correlation
.048
.057
.058
.166
-.142
.158
.075
.125
.105
.214
Sig. (2-tailed)
.700
.642
.637
.177
.248
.197
.542
.309
.392
.080
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
**
*
.227
**
.208
**
**
**
**
.000
.011
.063
.002
.089
.000
.000
.000
.001
.012
68
68
68
68
68
68
68
68
68
68
N KH14
N Kualitas Hasil Kerja
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed) N
.425
.308
.375
.314
.497
.633
.526
118
.399
.303
*
HASIL UJI ASUMSI KLASIK A. HASIL UJI NORMALITAS
B. HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS
Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant)
B 12.917
Std. Error 6.734
Standardized Coefficients Beta
95.0% Confidence Interval for B Lower Bound -.536
Upper Bound 26.371
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
119
TAK
.668
.210
.356
.249
1.087
.881
1.135
TPA
.463
.151
.333
.160
.765
.924
1.082
-1.023
1.027
-.107
-3.074
1.029
.948
1.055
JENIS KELAMIN
Collinearity Diagnostics
a
Variance Proportions Model 1
Eigenvalue 3.723
Condition Index 1.000
(Constant) .00
TAK .00
TPA .00
JENIS KELAMIN .02
2
.269
3.722
.00
.00
.00
.94
3
.006
26.013
.00
.65
.62
.04
4
.003
33.682
1.00
.35
.37
.00
Dimension 1
C. HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS
Residuals Statistics Minimum Predicted Value
Maximum
a
Mean
Std. Deviation
N
39.70
53.63
47.34
2.477
68
-3.084
2.542
.000
1.000
68
.611
1.722
.917
.237
68
38.42
53.16
47.31
2.513
68
-11.208
7.535
.000
3.813
68
Std. Residual
-2.873
1.931
.000
.977
68
Stud. Residual
-2.995
1.972
.004
1.009
68
-12.185
7.855
.032
4.068
68
-3.205
2.019
.001
1.027
68
Mahal. Distance
.655
12.064
2.956
2.137
68
Cook's Distance
.000
.195
.017
.031
68
Centered Leverage Value
.010
.180
.044
.032
68
Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual
Deleted Residual Stud. Deleted Residual
120
Residuals Statistics Minimum Predicted Value
Maximum
a
Mean
Std. Deviation
N
39.70
53.63
47.34
2.477
68
-3.084
2.542
.000
1.000
68
.611
1.722
.917
.237
68
38.42
53.16
47.31
2.513
68
-11.208
7.535
.000
3.813
68
Std. Residual
-2.873
1.931
.000
.977
68
Stud. Residual
-2.995
1.972
.004
1.009
68
-12.185
7.855
.032
4.068
68
-3.205
2.019
.001
1.027
68
Mahal. Distance
.655
12.064
2.956
2.137
68
Cook's Distance
.000
.195
.017
.031
68
Centered Leverage Value
.010
.180
.044
.032
68
Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual
Deleted Residual Stud. Deleted Residual
a. Dependent Variable: TKH
121
122
HASIL UJI ANALISIS REGRESI A. KOEFISIEN DETERMINASI
b
Model Summary
Model
R
1
.545
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square a
.297
.264
3.901
a. Predictors: (Constant), JENIS KELAMIN, TPA, TAK b. Dependent Variable: TKH
B. HASIL UJI F STATISTIK b
ANOVA Model 1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
411.048
3
137.016
Residual
974.173
64
15.221
1385.221
67
Total
F
Sig.
9.002
.000
a
a. Predictors: (Constant), JENIS KELAMIN, TPA, TAK b. Dependent Variable: TKH
C. HASIL UJI t STATISTIK Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 12.917
6.734
TAK
.668
.210
TPA
.463 -1.023
JENIS KELAMIN
Coefficients Beta
t
Sig. 1.918
.060
.356
3.184
.002
.151
.333
3.057
.003
1.027
-.107
-.996
.323
a. Dependent Variable: TKH
123
124