Pemanfaatan Peta Konsep (Concept Mapping) Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Indeks Harga dan Inflasi (Penelitian Tindakan Kelas di MAN 1 Tarumajaya Bekasi) Skripsi Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh: Yudi Syarif NIM: 106015000477
JURUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING PEMANFAATAN PETA KONSEP (CONCEPT MAPPING) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG INDEKS HARGA DAN INFLASI DI MAN 1 TARUMAJAYA BEKASI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan IPS (S.Pd)
Oleh Yudi Syarif NIM. 106015000477
Di bawah bimbingan
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010/2011
ii
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul: “Pemanfaatan Peta Konsep (Concept Mapping) Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Indeks Harga dan Inflasi (Penelitian Tindakan Kelas di MAN 1 Tarumajaya Bekasi) ” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasyah pada hari Rabu, 22 Juni 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S. Pd) dalam bidang pendidikan IPS. Jakarta, 22 Juni 2011 Panitia Ujian Munaqasyah Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)
Tanggal
Tanda Tangan
Drs. H. Nurochim, MM
………..
........................
………..
………………
………..
………………
………..
………………
NIP.: 1959 0715 1984 03 1003
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi) Dr. Iwan Purwanto M. Pd NIP.: 19730424 200801 1 012
Penguji I Drs. H. Nurochim, MM NIP.: 1959 0715 1984 03 1003
Penguji II Drs. A. Banadjid, MM NIP.: 19541224 198103 1004 Mengetahui: Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, M A NIP.: 19571005 198703 1 003
iii
LEMBAR PERNYATAAN Bismillahi Arrahmani Arrahim Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Yudi Syarif NIM : 106015000477 Program Studi : Ekonomi Jurusan : Ilmu Pendidikan Sosial (IPS) Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Dengan ini menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia menerima sanksi berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 14 Juni 2011 Penulis, Yudi Syarif
iv
ABSTRAK YUDI SAYRIF (106015000477). Pemanfaatan Peta Konsep (Concep Mapping) Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Indeks Harga dan Inflasi (Penelitian Tindakan Kelas di MAN 1 Tarumajaya Bekasi). Skripsi Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Maret 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil pembelajaran dengan penerapan teknik peta konsep pada materi Indeks Harga dan Inflasi di MAN 1 Tarumajaya Bekasi Utara. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari hingga Maret 2011 dengan subyek penelitian berjumlah 30 siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 pertemuan. Pengumpulan data dilakukan melalui pre test dan post test, observasi, wawancara dan instrumen tes kemampuan kognitif. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah bahwa penerapan peta konsep (concep mapping) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari hasil post test yang meningkat dibanding pre test, dan juga tercapainya nilai seluruh siswa di atas Kriteria Ketentuan Minimum (KKM). Dari hasil penelitian ini disarankan agar guru dapat menerapkan teknik peta konsep (concep mapping) dalam belajar ekonomi. Kata kunci: Pemahaman, Peta Konsep, Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim Assalaamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokaatuh
Syukur Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya kepada penulis maka selesailah skripsi ini yang berjudul “Pemanfaatan Peta Konsep (Concept Maping) Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Indeks Harga Inflasi (Penelitian Tindakan Kelas di Madrasah Aliyah Negeri Taruma Jaya Bekasi Utara)” , dapat terselesaikan . Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan bagi manusia, dan semoga kita menjadi pengikutnya hingga hari akhir nanti, amin. Selesainya skripsi ini tak luput dari do’a, kesungguhan hati, kerja keras serta bantuan dari berbagai pihak, baik saran bimbingan maupun bantuan lainnya. Tiada kata yang dapat penulis ucapkan selain ucapan terimakasih saya ucapkan kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Drs. H. Nurochim, MM, Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus Dosen pembimbing skripsi, yang selalu memberikan bimbingan, arahan nasihat, saran, pengarahan, ilmu, waktu, sabar serta motivasinya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan dan baik. 3. Bapak Iwan Purwanto, M. Pd, Sekertaris Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah banyak membantu penulis. 4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan IPS, yang telah sabar dan ikhlas mendidik penulis, semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat hingga masa mendatang.
vi
5. Orang Tua tercinta (Bapak M. Sidik dan Ibu Romelah) yang
selau
bersabar dan tak henti mendoakan penulis serta memberikan dorongan moril maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Kakak (Bang Dedi) dan istri serta Adik-adikku tercinta; Rabiatul Adawiyah (wiwi) dan Muhammad Rizky yang selalu memberikan kasih sayang sarta dorongan semangat. 7. Bapak Syarif Hidayat S.ag. Kepala Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Bekasi, Ibu Muhidin S.Pd Guru bidang studi Ekonomi, Serta seluruh guru dan staf MAN 1 Taruma Jaya yang telah banyak membantu memberikan bimbingan serta motivasi selama penelitian berlangsung. 8. Sahabat-sahabat Rifa, Pudol, Rizal, Anas dan Evi, Tami, Puji, ipul, yang selalu memberikan bantuan, dukungan dan menghibur penulis. 9. Temen-temen seperjuangan P.IPS 2006. That’s all 10. My Hunny, Yang selalu memberikan curahan perhatian dan dukungan serta mendampingi penulis saat resah, lelah dan bahagia.
Jakarta, Juni 2011
Penyusun
vii
DAFTAR ISI ABSTRAK ........................................................................................................... i KATA PENGANTAR......................................................................................... ii DAFTAR ISI........................................................................................................ iv DAFTAR TABEL ...............................................................................................vii DAFTAR GAMBAR......................................................................................... viii BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5 C. Pembatasan Masalah .................................................................... 5 D. Perumusan Masalah ..................................................................... 5 E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6 F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
BAB II
KAJIAN TEORITIK A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ................................... 7 B. Acuan Teori Rancangan-rancangan Alternatif Intervensi Tindakan yang Dipilih................................................................................... 8 1. Hakikat Peta Konsep ............................................................... 8 a. Pengertian Peta Konsep..................................................... 8 b. Menyusun Peta Konsep..................................................... 12 c. Jenis-Jenis Peta Konsep .................................................... 15 d. Manfaat Peta Konsep ........................................................ 16 2. Hakikat Pemahaman Siswa Tentang Teori Indeks Harga dan Inflasi....................................................................................... 17 a. Pemahaman Siswa............................................................. 17 b. Pengertian Ekonomi .......................................................... 19 c. Pemahaman Siswa Tentang Indeks Harga dan Inflasi.......................................................................... 21 1) Indeks Harga ......................................................... 21 2) Inflasi..................................................................... 21
viii
3. Hakikat penelitian tindakan kelas ........................................... 21 4. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan........................ 24 C. Hipotesis Tindakan........................................................................ 25 BAB III
METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 26 B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian .................... 26 1. Fokus Masalah ........................................................................ 26 2. Hasil yang Diharapkan............................................................ 26 3. Solusi Masalah ........................................................................ 26 4. Indikator Pencapaian............................................................... 27 5. Prosedur Penelitian.................................................................. 27 a. Penelitian Pendahuluan ............................................... 27 b. Siklus I ........................................................................ 27 c. Siklus II ....................................................................... 28 C. Subjek atau Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian................. 29 D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................... 29 E. Sumber Data.................................................................................. 30 F. Instrumen-instrumen Pengumpulan Data yang Dikumpulkan................................................................................. 30 G. Prosedur Pengumpulan Data ......................................................... 30 H. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi .................................. 31 I. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis................................ 31 J. Tindakan Lanjut Perencanaan Tindakan....................................... 33
BAB IV
DESKRIPSI ANALISIS DATA, INTERPRETASIHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan................................................. 34 1. Gambaran Umum Sekolah MAN 1Tarumajaya Bekasi Utara........................................................................................ 34 2. Sejarah Singkat Berdirinya MAN 1 Tarumajaya Bekasi Utara........................................................................................ 34
ix
3. Misi dan Visi MAN 1 Tarumajaya Bekasi Utara.................... 35 4. Kegiatan Pendahuluan............................................................. 37 a. Diskusi Dengan Guru........................................................ 37 b. Observasi Proses Pembelajaran......................................... 37 B. Tindakan yang dilakukan .............................................................. 38 1. Siklus I .................................................................................... 38 a. Tahap perencanaan............................................................ 38 b. Pelaksaan tindakan ............................................................ 38 c. Tahap Obsrevasi................................................................ 40 d. Tahap refleksi.................................................................... 41 2. Siklus II ................................................................................... 42 a. Tahap perencanaan............................................................ 42 b. Pelaksaan tindakan ............................................................ 42 c. Tahap Observasi................................................................ 45 d. Tahap refleksi.................................................................... 47 C. Pemeriksaan Keabsahan Data ....................................................... 47 D. Analisis Data ................................................................................. 48 1. Tes Hasil Belajar ..................................................................... 48 a. Tes Hasil belajar siklus I................................................... 48 b. Tes Hasil belajar siklus II.................................................. 50 c. Hasil Belajar Ekonomi ...................................................... 52 E. Interpretasi Hasil Analisis ............................................................. 54 F. Pembahasan Temuan Penelitian.................................................... 56 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................... 58 B. Saran.............................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Langkah-Langkah Konseptual Perencanaa Tindakan......................... 24
Tabel 2
Deskripsi Nilai Siswa Pada Siklus I.................................................... 48
Tabel 3
Konversi Skor .....................................................................................48
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I ......................... 49
Tabel 5
Deskripsi Nilai Siswa Pada Siklus II .................................................. 50
Tabel 6
Konversi Skor ..................................................................................... 50
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar Siklus II........................ 51
Tabel 8
Hasil Perhitungan Rata-Rata Pree Test Dan Post Test .......................52
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat komunikasi seperti televisi, radio maupun internet semakin mempermudah masuknya informasi dari luar. Jika kondisi semacam ini tidak diimbangi dengan kemampuan masyarakat dalam mengelola informasi tersebut, maka yang terjadi adalah kerugian bagi masyarakat sendiri. Mereka hanya mampu menerima informasi itu secara utuh tanpa mampu menetukan mana yang berdampak positif dan mana yang berdampak negatif. Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk yang terbesar di dunia harus cepat tanggap dengan hal semacam ini. Besarnya jumlah penduduk di Indonesia tidak cukup menjadi modal untuk memajukan bangsa jika tidak disertai dengan kualitas yang memadai. Salah satu cara untuk mempersiapkan dan mencetak SDM yang berkualitas tinggi adalah melalui proses pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting karena dalam proses pendidikan masyarakat dipersiapkan mejadi manusia yang bermoral, berilmu pengentahuan serta beriman dan bertaqwa. Hal tersebut adalah modal utama dalam menghadapi segala tantangan perkembangan zaman.
1
Dunia pendidikan sekarang dituntut untuk senantiasa melakukan inovasi dalam pembelajaran, pada berbagai aspeknya, mulai dari visi, misi, tujuan, program, layanan, metode, teknologi, proses, sampai evaluasi. Bagi seorang guru pemilihan model pembelajaran hendaknya dilakukan secara cermat, agar pilihan itu tepat atau relevan dengan berbagai aspek pembelajaran yang lain, efisien dan menarik. Lebih dari itu, banyak pakar yang menyatakan bahwa sebaik apapun materi pelajaran yang dipersiapkan tanpa diiringi dengan model pembelajaran yang tepat pembelajaran tidak akan mendatangkan hasil yang maksimal. Kecermatan pilihan itu semakin penting jika kondisi yang dihadapi kurang kondusif. Pengembangan pendidikan memang sangat diperlukan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu serta kualitas sumber daya manusia. Hal ini dapat dilihat dari bagaimana suatu proses pembelajaran yang berlangsung, penanganan suatu proses pembelajaran yaitu bagaimana upaya mengaktifkan siswa dalam belajar. Perlunya suatu alternatif dalam pembelajaran agar tercapai efektifitas dan berguna dalam proses belajar mengajar. Guru sebagai tenaga pendidik diharapkan mampu mengusai setrategi pembalajaran. Guru dalam Undang-undang RI no 14 tahun 2005 pasal 1 tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa “Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”1 Guru yang professional pun hendaknya memiliki strategi-strategi yang baik dalam pembelajaran. Menururt Tabrani Yusran dalam Syaiful dan Zain, terdapat masalah sehubungan dengan strategi belajar mengajar yang secara keseluruhan diklasifikasi sebagai berikut: konsep dasar strategi belajar mengajar, sasaran kegiatan belajar, belajar mengajar sebagai suatu sistem, hakikat proses belajar mengajar, entering behaviour siswa, polapola belajar siswa, pengorganisasian kelompok belajar, pengolahan atau implementasi proses belajar mengajar.2 1
Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Jakarta : PT Sinar Grafika, 2005), cet ke-1 h. 2 2 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet ke-3, h.8
2
Strategi-strategi belajar mengacu kepada prilaku dan proses berpikir yang digunakan oleh siswa yang mempengaruhi apa yang dipelajari. Michel Pressley dalam Nur, strategi belajar ialah “operator-operator yang berkaitan dengan kognitif meliputi proses-proses belajar secara langsung yang terlibat dalam menyelesaikan tugas atau belajar”.3 Strategi belajar tidak hanya dibutuhkan oleh siswa. Bagi seorang pengajar maupun pendidik diharapkan untuk melaksanakan tugas pembelajaran yang sehat, kreatif, dan bermutu, mempercepat proses pembelajaran dan efektif membutuhkan strategi pembelajaran. Joni berpendapat “bahwa yang dimaksud strategi adalah prosedur yang digunakan untuk memberikan suausana yang kondusif kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran”.4 Strategi belajar mengajar yang dikemukakan oleh Ausebel dalam Dahar yaitu “belajar bermakna akan menjadi pengetahuan baru (konsep-konsep baru) yang dikaitkan dengan konsep yang ada yang dimaksud dengan peta konsep”.5 Banyaknya konsep-konsep ekonomi yang bersifat abstrak yang harus di serap oleh siswa dalam waktu yang relatif singkat dan terbatas menjadikan ilmu ekonomi merupakan suatu materi yang cukup sukar untuk dipahami, oleh karena itu, haruslah di perlukan pemahaman yang benar terhadap konsep dasar. Menurut Amien konsep merupakan “suatu gagasan atau ide yang didasarkan pada pengalaman tertentu yang relevan dan yang dapat digeneralisasikan”.6 Hewindati dan Suryanto menyatakan bahwa “konsep tentang suatu objek diperoleh dari hasil persepsi terhadap gejala-gejala alam, karena dari persepsi tersebut diperoleh pemahaman konseptual tentang objek tersebut”.7 Semakin luas pengetahuan dan pengalaman yang relevan terhadap suatu objek, semakin berkembanglah konsep yang diperoleh tentang objek tersebut. Indeks harga dan inflasi merupakan suatu bagian dari konsep pembelajaran ekonomi di SMA/MA yang relatif luas untuk di pahami. Konsep bahasan ini 3
Mohammad Nur, Strategi-strategi Belajar, (Surabaya: UNESA- University Press, 2000), h. 7 4 http://www.jurnalpendidikan.com, pada 12 Desember 2010 5 http://managementpengetahuan.blogspot.com/ 6 http://managementpengetahuan.blogspot.com/ 7 http://managementpengetahuan.blogspot.com/
3
diajarkan di kelas X, XI, dan XII. Konsep ekonomi ini biasanya disampaikan menggunakan metode hafalan dan ceramah, hal ini akan menimbulkan beberapa masalah; seperti sukar dipahami, jenuh, dan tidak menarik untuk dipelajari materi tersebut. Dengan demikian, diperlukan strategi yang mampu mengubah paradigma suatu pembelajaran yang menyenangkan dan tidak cenderung menjenuhkan. Peta konsep dalam proses belajar mengajar pada materi indeks harga dan inflasi berusaha menghubungkan konsep-konsep tersebut agar menjadi dan menghasilkan pengetahuan yang utuh (meaning full learning) sehingga konsep yang dipelajari akan dipahami secara baik dan tidak mudah dilupakan, dan proses pembentukan pemahaman akan lebih baik. Tinggi rendahnya pemahaman siswa dapat dilihat dari proses belajar yang sedang berlangsung atau hasil belajar para siswa, karena pemahaman merupakan suatu upaya untuk mengungkapkan kembali suatu hubungan antara berbagai pengetahuan yang diperoleh oleh siswa. Indikator dari pemahaman yang dapat dipahami secara langsung seperti; kemampuan memberi contoh dan kemampuan memberikan definisi berdasarkan konsep atau simbol yang dibedakan dan kemampuan menggunakan konsep. Oleh karena itu, pemahaman yang baik akan membuat proses pembelajaran yang menarik. Masalah di atas merupakan akibat dari strategi pembelajaran yang hanya berorientasi penyelesaian sebuah materi dan konsep-konsep, tanpa mengetahui kesinambungan antara konsep-konsep tersebut dan tidak adanya pemahaman pembelajaran untuk meningkatkan suatu pembelajaran yang menekankan pada pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Berdasarkan masalah tersebut, peneliti tertarik untuk mengangkat masalah ini dengan judul “Pemanfaatan Peta Konsep (Concept Mapping) Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Indeks Harga dan Inflasi di MAN 1 Tarumajaya Bekasi ”.
4
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah yang relevan dengan penelitian ini adalah: 1. Peta konsep dapat berjalan efektif dalam pembelajaran ekonomi pada konsep Indeks harga dan Inflasi 2. Penerapan peta konsep dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang indeks harga dan inflasi 3. Peta konsep tepat penerapannya pada mata pelajaran ekonomi konsep indeks harga dan inflasi 4. Peta konsep dapat membantu siswa untuk menyelesaikan masalah dalam pembelejaran ekonomi 5. Peta konsep dapat mengubah paradigma terhadap proses pembelajaran ekonomi Indeks harga dan inflasi yang kurang baik
C. Pembatasan Masalah Banyaknya faktor yang dapat memepengaruhi pemahaman siswa, khususnya dalam penggunaan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang tepat akan memberikan dan membuat pemahaman siswa menjadi baik. Agar masalah di atas dapat dibahas dengan jelas dan tidak meluas, maka masalah ini harus dibatasi : 1. Peta konsep dapat berjalan efektif dalam pembelajaran ekonomi pada konsep indeks harga dan inflasi 2. Penerapan peta konsep dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang indeks harga dan inflasi
D. Perumusan Masalah Rendahnya pemahaman siswa terhadap terhadap materi indeks harga dan inflasi dapat mencerminkan rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa. Masalah pemahaman siswa merupakan kewajiban dan tuntutan tenaga pendidik, khususnya para guru ekonomi. Dalam kaitannya dengan masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
5
1. Apakah penggunaan peta konsep dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang Indeks harga dan inflasi di MAN 1 Tarumajaya Bekasi? 2. Apakah penerapan peta konsep dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang indeks harga dan inflasi di MAN 1 Tarumajaya Bekasi?
E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan : 1. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep Indeks harga dan inflasi setelah diterapkan peta konsep. 2. Untuk memperdalam penerapan peta konsep dalam meningkatkan penguasaan peningkatan pemahaman siswa pada konsep Indeks harga dan inflasi.
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna bagi para pendidik untuk memanfaatkan peta konsep untuk memanfaatkan peta konsep menjadi alternatif penggunaan media yang efektif. 1. Bagi siswa untuk membantu siswa dalam menyelesaikan masalah apabila mengalami kesulitan dalam pemahaman materi, peta konsep dapat menunjukan pemahaman siswa, dan dapat mempermudah pemahaman siswa dalam memahami konsep Indeks harga dan inflasi 2. Bagi perkembangan ilmu dan pengetahuan dapat menjadi sumbangan yang berguna bagi para pendidik dengan menggunakan peta konsep sebagai upaya peningkatan pemahaman siswa terhadap ekonomi, maka akan memberikan sumbangan yang bagi perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. 3. Dan bagi peneliti bermanfaat untuk mengenalkan dan menerapakan pemanfaatan peta konsep kepada siswa sebagai alternatif penggunaan media yang efektif. Serta bagi mahasiswa penelitian ini diharapkan menjadi informasi awal bagi penelitian selanjutnya, dan manjadi khazanah pengetahuan dalam bidang yang dikaji.
6
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Acuan Teori dan Fokus Penelitian Peta konsep merupakan cara yang digunakan untuk mengorganisasikan konsep pelajaran yang telah dipelajari berdasarkan arti dan hubungan antara komponen yang terdapat didalamnya. Adapun penelitian ini berfokus kepada pemanfataan peta konsep untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi inflasi yang dilakukan di MAN 1 Tarumajaya Bekasi kelas X. Permasalahan yang terjadi pada hasil ulangan tahun lalu hasil ujian yang diperoleh oleh siswa pada konsep Indeks harga dan inflasi masih banyak siswa yang mendapat nilai rendah, bedasarkan wawancara dengan guru bidang studi ekonomi. Hal ini dapat menjadi indikator karena rendahnya nilai yang diperolah siswa, dapat dikatakan juga bahwa pemahaman siswa terhadap konsep indeks harga dan inflasi masih rendah. Hal ini dapat dimungkinkan belum tepatnya strategi belajar yang di terapkan dalam proses pembelajaran, dalam penelitian ini peneliti mengggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action reseach) dengan strategi peta konsep (concept mapping) mencoba memperbaiki proses belajar mengajar dalam hal tersebut.
7
B. Acuan Teori Rancangan-rancangan Alternatif Intervensi Tindakan yang Dipilih 1. Hakikat Peta Konsep a. Pengertian Peta Konsep Konsep dapat didefenisikan dengan bermacam-macam rumusan. Salah satunya adalah defenisi yang dikemukakan Carrol dalam Kardi (1997: 2) “bahwa konsep merupakan suatu abstraksi dari serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu kelompok obyek atau kejadian. Abstraksi berarti suatu proses pemusatan perhatian seseorang pada situasi tertentu dan mengambil elemen-elemen tertentu, serta mengabaikan elemen yang lain”.8 Peta konsep ialah istilah yang digunakan oleh Novak dan Gowin (1984) dalam Pannen, tentang cara yang digunakan untuk membantu mengorganisasikan materi yang telah dipelajari berdasarkan arti dan hubungan antar komponennya. Peta konsep dapat memperhatikan arti suatu konsep berdasarkan proporsi konsep tersebut dengan konsep lainnya. Dengan demikian, peta konsep dapat didefinisikan sebagai alat sekematis untuk menunjukan arti suatu konsep berdasarkan proporsi.9 Menurut Dahar (1988) dalam Pasaribu, “Peta konsep adalah alat paraga untuk memperlihatkan hubungan antara beberapa konsep yang telah tersusun. Membuat peta konsep yang lengkap, maka pengajaran dapat memutuskan bagaimana dari peta konsep yang telah dibuat akan diajarkan dan bagaimana yang dipaksa (sementara) diabaikan”.10 Menurut Pandley, et al., (1994) dalam Manihar, peta konsep ialah media yang dapat menunjukan konsep ilmu yang sistematis, yaitu dari inti permasalahan konsep hingga bagian pendukung yang mempunyai hubungan yang satu dengan yang lainnya, sehingga dapat
8
http://mgmpkimia.wordpress.com/2008/05/23/peta-konsep-1/ Paulina Pannen, et al.,Kontruktivisme Dalam Pembelajaran,(Jakarta; Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan Dan Pengembangan Aktifitas Intruksional Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2001), h. 119 10 Abidin Pasaribu, “Peningkatan Kualaitas Pembelajaran Guru Fisika Melalui Teknik Peta Konsep”.Dalam Jurnal Forum Pendidikan, FKIP Universitas Sriwijaya, Palembang, Tahun 22 No. 1, September 2002, h. 3 9
8
membentuk pengetahuan dan mempermudah pemahaman suatu topik pelajaran11. Peta konsep menurut Eric ialah “Suatu teknik secara visual mewakili struktur informasi bagaimana konsep didalam suatu daerah saling berhubungan”.12 Peta konsep dikembangkan oleh guru besar Joseph D. Novak dari Universitas Cornell, peta konsep didasarkan pada Ausebel yaitu “pelajaran penuh makna yang menekankan bahwa belajar pengetahuan baru adalah bergantung pada apa yang dikenal. Lebih khusus lagi, pengetahuan baru memberi makna atau arti mana kala dapat dihubungkan dengan satu kerangka tetang pengetauhan yang ada”.13 Peta konsep sebagai instrumen dapat digunakan untuk analisis konsep, mengenai peta konsep itu sendiri berdasarkan definisinya sebagai berikut : Menurut Hudojo, et al (2002) peta konsep adalah saling keterkaitan antara konsep dan prinsip yang direpresentasikan bagai jaringan konsep yang perlu dikonstruk dan jaringan konsep hasil konstruksi inilah yang disebut peta konsep. Sedangkan menurut Suparno (dalam Basuki, 2000, h.9) peta konsep merupakan suatu bagan skematik untuk menggambarkan suatu pengertian konseptual seseorang dalam suatu rangkaian pernyataan. Peta konsep bukan hanya menggambarkan konsep-konsep yang penting, melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep itu. Dalam menghubungkan konsep-konsep tersebut dapat digunakan dua prinsip yaitu prinsip diferensial progresif dan prinsip penyesuaian integratif.14 Peta konsep menurut Norizan merupakan salah satu strategi di mana pelajar perlu menerka perkaiatan diantara konsep-konsep individu yang saling berkaiatan. Konsep tersebut boleh diatur oleh pelajar diatas sehelai kertas dan kemudian konsep-konsep ini dihubungkan dengan ide-ide yang menjelaskan sebab perkaiatan yang telah dibina.15
11
Maniahar Situmorang dan Jamalum Purba, “Efektifitas Media Dalam Peta Konsep Dalam Pengajaran Kimia Konsep Mol Disekolah Menengah Umum”, Dalam Pelangi Pendidikan, Jakarta, h. 29 12 Eric Plotnic “Concept Mapping; A Graphical System For Understanding The Relationship”, 2006. dalam http://www.ericdiggest.org/2001-1/concept html. 12 Oktober 2010 13 Eric Plotnic “Concept Mapping; A Graphical System For Understanding The Relationship”, 2006. dalam http://www.ericdiggest.org/2001-1/concept html. 12 Oktober 2010 14 http://www.infodiknas.com/peta-konsep-untuk-melatih-ketrampilan-berpikir/ 15 Norizan, “Strategi Mengajar Sains Menggunakan Peta Konsep”, 2004, dalam http://www.geocities.com/norizan /strategi.htm.
9
Peta konsep menurut Slovenia adalah “gambaran struktural dinyatakan dalam bentuk istilah dan tabel konsep. Konsep-konsep yang dijalankan dengan kata-kata penghubung yang dapat membentuk proporsi. Sebuah proporsi adalah untuk dasar dari peta konsep dan satu proporsi mengandung dua konsep dan kata penghubung”.16 Menurut Bobbi DePorter mengatakan peta konsep adalah “metode pencatatan yang baik harus membantu peserta didik mengingat perkataan atau bacaan, meningkatkan pemahaman terhadap materi, membantu mengorganisasikan materi, dan memberikan wawasan baru. Peta konsep atau
bisa
disebut
juga
dengan
peta
pikiran
(Mind
Mapping)
memungkankan terjadinya semua hal itu.”17 Peta konsep menurut Tony Buzan sama dengan mind map. “Semuanya menggunakan warna. Semuanya memiliki struktur alami yang memancar dari pusat. Semuanya menggunakan garis lengkung, simbol, kata, dan gambar yang sesuai dengan aturan yang sederhana, mendasar, alami, dan sesuai dengan cara kerja otak.”18 Tony Buzan mengatakan “Mind map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi keluar otak. Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran kita.”19 Peta konsep menurut Kadir ialah suatu gambar (visual), tersusun atas konsep-konsep yang yang saling berkaiatan sebagai hasil pemetaan konsep. Pemetaan konsep merupakan suatu proses yang melibatkan identifikasi konsep-konsep dari suatu materi pengajaran dan pengaturan konsep tersebut dalam hirarki, mulai dari yang paling umum dan konsep-konsep yang lebih spesifik.20 Menurut Aryulina peta konsep juga merupakan diagram yang memaparkan suatu informasi dalam bentuk hubungan antar konsep 16
Barbara Sket And Sasa Aleksij,”Using Concept And Teaching Organic Chemical Reaction” Dalam Pedagogical Paper, Slovenia, 2005, p. 471 17 Bobbi DePorter, dkk, Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum Learning di Ruangruang Kelas, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007), cet, XIX, h. 175. 18 Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009). Cet, 7, hal. 5. 19 Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map……, h. 4. 20 Kadir,”Efektifitas Strategi Peta Konsep Dalam Pembelajaran Sains Dan Matematika”, Dalam, Http//Jurnal Pendididikan Dan Kebudayaan. Com/ peta konsep. Blogspot.
10
yang bermakna, penggunaan peta konsep dapat di terapkan dalam bebagai tahap pembelajaran termasuk pada persiapan pembelajaran. Membuat peta konsep pada prosesnya membutuhkan pembuatan yang aktif merefleksikan pemahamannya terhadap materi yang diajarkan.21 Ruis. Primo dan Shavelson (1996) dalam Jufri, menyatakan bahwa peta konsep merupakan suatu model tugas yang dapat digunakan untuk gambaran stuktur pengetahuan siswa, format respon siswa terhadap kegiatan belajar, sistem skor atau penilaian karena peta konsep yang terutama dibuat atau dilengkapai oleh siswa dapat dievaluasi secara akurat dan konsisten oleh guru.22 Peta konsep ialah sebuah alat yang praktis untuk belajar memahami pelajaran penuh makna yang mudah dipahami dan kreasi dari suatu kerangka pikir pengetahuan yang tidak hanya memanfaatkan dari pengetahuan yang ada akan tetapi dapat menyimpan pengetahuan untuk periode yang lama. Menurut Michael Michalko, dalam bukunya Cracking Creativity, pata konsep akan (1) mengangtifkan seluruh otak; (2) membereskan akal dari kekusutan mental; (3) memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan; (4) membantu menunjukan hubungan antar bagianbagian informasi yang saling terpisah; (5) memberikan gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian; (6) memungkinkan kita mengelompokan konsep, membantu kita membandingkan dan; (7) mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentang pokok bahasan dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.23 Dengan demikian peta konsep lebih memberdayakan pada proses berpikir analisis dan logika dari pembuatan pata konsep tersebut. Sehingga peta konsep dapat memberikan hubungan yang penting khususnya teori belajar mengajar. Maka belajar yang efektif dan bermakna dapat berlangsung bila hubungan-hubungan dapat dibangun antara konsepkonsep baru dengan konsep-konsep yang telah terbentuk dalam struktur kognitif siswa. Selain itu peta konsep dalam proses belajar mengajar di 21
Diah Aryulina, “Perbaikan Bimbingan PPL Dengan Menerapkan Teknik Peta Konsep”, (Palembang: Jurnal Forum Pendidikan. FKPI Universitas Sriwijaya, Tahun 2002) No. 2, Maret 2002, h. 99 22 Wahab Jufri, dkk., 2003. “Pemanfaatan Peta Konsep Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Tarap Serap Siswa Dalam Pembelajaran Biologi”, Dalam Laporan Penelitian Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram, h. 15 23 Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map…., h. 6
11
kelas dapat mengurangi kepasipan siswa dalam memacu minat serta partisipasi siswa dalam proses belajar mangajar bermakna. Dari beberapa pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan, peta konsep merupakan alat sekaligus strategi yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, hubungan antara suatu konsep dengan konsep yang lain sehingga apa yang dipelajari oleh siswa akan menjadi lebih bermakna lebih mudah diingat dan lebih mudah dipahami untuk mengungkapkan kembali apa yang telah diperoleh oleh siswa melalui proses pembelajaran, dan peta konsep juga sangat membantu untuk mengorganisasikan konsep pelajaran berdasarkan arti dan hubungan antara komponennya. Dengan mengacu pada peta konsep maka guru dapat membuat suatu program pengajaran yang lebih terarah dan berjenjang, sehingga dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dapat meningkatkan daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan. Peningkatan daya serap siswa berdasarkan menyampaikan jenjang materi yang terstruktur dapat membuat siswa akan lebih kuat lagi memorinya dan akan lebih mudah mengaplikasikan konsepkonsep yang telah dipelajarinya. Jadi, peta konsep membantu dan mempermudah dalam belajar bermakna di mana konsep baru yang lebih berarti disatukan dengan konsep yang lebih spesifik. Peta konsep bersifat hirarkial dan konsep yang lebih atas bersifat lebih inklusif/umum daripada yang di bawahnya dan merupakan visulisasi dari tujuan intruksional khusus, karena peta konsep merupakan suatu gambar dua dimensi yaitu bentuk bagan yang menunjukan adanya proporsi antar konsep dari satu materi suatu pokok bahasan dalam suatu bidang tertentu. b. Menyusun Peta Konsep Menurut Aryulina peta konsep sebagai refleksi upaya pemahaman seseorang terhadap sesuatu yang diperoleh melalui proses pembelajaran, dan diungkapkan melalui diagram memungkinkan dapat dievaluasi secara efisien oleh dirinya sendiri atau orang lain. Penggunaan peta konsep sebagai alat evaluasi seseorang terhadap pemahamannya sendiri dalam memahami suatu masalah yang disebut sebagai strategi metakognisi. Metakognisi merupakan suatu kata yang
12
berkaitan dengan apa yang di ketahui sebagai individu yang telah belajar dan bagaimana dia mengontrol serta menyesuaikan perilakunya.24 Berdasarkan hal tersebut siswa perlu menyadari akan kelebihan dan kekurangan kemampuan yang dimilikinya. Peta konsep tidak hanya digunakan membuat keputusan, akan tetapi sebagai desain, gambaran, perencanaan curahan ide dan gagasan (brainstorming), kemudian peta konsep juga dapat menghubungkan konsep yang sudah ada dan ditambah dengan menghubungkan konsep yang baru didapat. Peta konsep juga digunakan sebagai alat pemecahan masalah di dalam proses pendidikan. Peta konsep juga digunakan sebagai alternatif dan solusi pemecahan masalah dalam bentuk umum secara alternatif dapat menggunakan peta konsep. Sholahuddin berpendapat bahwa peta konsep sebagai “alat yang dapat digunakan untuk mengetahui apa yang telah diketahui oleh siswa dalam belajar sekaligus dapat menghasilkan proses belajar bermakna”.25 Untuk mempromosikan maksud dari pelajaran penuh dan efektif dalam mengajar, peta konsep digunakan sebagai suatu alat studi untuk mengevaluasi suatu pelajaran atau rencana di dalam proses pembelajaran, atau keseluruhan kurikulum.
Teori
asimilasi
yang
didasarkan
pada
peta
konsep
memudahkan pelajaran penuh arti (sebagai lawan dihafal tanpa berpikir dan belajar), dengan pembuatan hubungan konseptual eksplisit. Langkah-langkah pembuatan peta konsep menurut Zaini yaitu : 1) Pilihlah satu masalah atau topik sebagai bahan evaluasi atau assesmen. 2) Mintalah siswa untuk melakukan brainstorming tentang masalah itu sebanyak mungkin. Kemudian, mintalah kepada siswa untuk menuliskan 8-10 konsep utama dan menuliskan konsep-konsep tersebut di kartu-kartu secara terpisah.
24
Diah Aryulina, , “Perbaikan Bimbingan PPL Dengan Menerapkan Teknik Peta Konsep”…………………. h. 99 25 Arif Sholahuddin, “Implementasi Teori Ausebel Pada Pembelajaran Senyawa Karbon”, Dalam Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta, No. 039, Tahun ke-8 November 2002, h. 810
13
3) Kemudian kartu-kartu tersebut yang berisi konsep-konsep utama, siswa mencoba untuk menghubungkan antara konsep-konsep, peta konsep dapat berbentuk vertikal atau horizontal, membuat garis penghubung antara konsep-konsep utama dan menulis satu kata diatas setiap garis penghubung dari peta konsep tersebut.26 Pembuatan Peta konsep dilakukan dengan membuat suatu sajian visual atau diagram tantang ide-ide penting suatu topik tertentu dihubungkan satu sama lain. Untuk membuat suatu peta konsep, siswa dilatih untuk mengidentifikasi ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu topik dan menyusun ide-ide tersebut dalam suatu pola yang logis. Dan peta konsep menggambarkan jalinan antar konsep yang dibahas dalam bab yang bersangkutan. Dahar berpendapat bahwa pada peta konsep, konsep yang lebih inklusif kemudian dihubungkan dengan kata penghubung, konsep yang lebih khusus ditempatkan dibawahnya dan dihubungkan lagi dengan kata penghubung. Konsep inklusif dapat dihubungkan dengan konsep yang kurang inklusif. Konsep yang inklusif diletakan dipuncak pohon, konsep ini disebut dengan ikatan silang menunjukan keterpaduan antara jalur pengembang konsep dalam suatu bahasan dinamakan penyesuian integratif.27 Selanjutnya Dahar menyatakan bahwa peta konsep yang dibahas di atas pertama kali diperkenalakan oleh Novak dalam bukunya learning how to learn yaitu untuk mengaplikasikan teori Ausebel yang menekankan agar guru mengetahui konsep-konsep yang telah dimilki oleh siswa agar belajar bermakna berlangsung. Dan dijelaskan oleh Novak bagaimana agar proses pembelajaran tersebut berlangsung. Dalam bukunya tersebut Novak mengemukakan bahwa hal ini dapat dilakukan dengan pertolongan peta konsep.28 Hubungan antara konsep dapat dikatakan suatu pola konsep apabila mempunyai suatu ciri-ciri sebagai berikut: “1) Suatu cara untuk memeperlihatkan konsep-konsep dan proporsi-proporsi. 2) Menunjukan
26
Hisyam Zaini, Stategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta; IAIN Sunan Kalijaga, 2004),
27
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta: PT. Erlangga, 1996), h. 123 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar…………………,. h. 124
h. 182 28
14
gamabaran dua dimensi. 3) Menyatakan hubungan antara konsep. 4) Menunjukan hierarki”.29 c. Jenis-jenis Peta Konsep Menurut Nur peta konsep ada empat macam yaitu “ pohon jaringan (network tree), rantai kejadian (event chain), peta konsep siklus (cycle concept map), dan peta konsep laba-laba (spider concept map)”30 1) Pohon jaringan(network tree) Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa kata lain dihubungkan, kata-kata pada memberikan
hubungan
antara
garis penghubung
konsep-konsep.
Pada
saat
mengkontruksikan suatu pohon jaringan, tulislah topik itu dan daftar konsep- konsep utama yang berkaitan dengan konsep itu. Daftar dan mulailah dengan menempatkan ide-ide atau kosepkonsep dalam suatu susunan dari umum ke khusus. Pohon jaringan cocok untuk memvisualisasikan hal-hal seperti, mnunjukan informasi sebab akibat, suatu hirarki, prosedur yang bercabang. 2) Rantai kejadian (event chain) Peta konsep rantai kejadian dapat digunakan untuk memberikan suatu urutan kejadian, langkah-lankah suatu prosedur, atau tahap suatu proses. 3) Peta konsep siklus (cycle concept map) Dalam peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu hasil akhir. Kejadian akhir pada rantai itu menghubungkan kembali kejadian awal, dan seterusnya. 4) Peta konsep laba-laba (spider concept map) Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat. Dalam melakukan curah pendapat ide-ide berasal dari suatu ide
29
Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar…………………..,. h. 126 http://pkab.wordpress.com/2008/04/23/mepermudah -konsep- sulit-dalampembelajaran 30
15
sentral, sehingga banyaknya ide-ide tersebut belum tentu berkiaitan dengan ide sentral.
d. Manfaat Peta Konsep Dalam
proses
pembelajaran,
penggunaan
peta
konsep
dapat
memberikan beberapa manfaat: 1. Bagi Guru a) Membantu untuk mengerjakan apa yang telah diketahui dalam bentuk yang lebih sederhana, merencanakan dan memulai topik b) Suatu pelajaran, serta mengolah kata kunci yang akan digunakan dalam pembelajaran. c) Membantu untuk memperbaiki kesalahan konsep yang diterima siswa sebagai dasar untuk pembelajaran selanjutnya sehingga akhirnya efektif untuk merubah kesalahan konsep yang diterima siswa d) Membantu untuk mendiaknosa apa yang telah diketahui oleh para siswa dalam bentuk struktur yang mereka bangun dalam bentuk kata-kata. e) Membantu untuk mengetahui adanya miskonsepsi dari pemahaman para siswa. f) Membantu untuk mengingat kembali dan merevisi konsep pembelajaran, membuat pola catatan kerja dan belajar yang sangat baik untuk keperluan prestasi. g) Membantu untuk merencanakan intruksional pembelajaran dan evaluasi, ataupun untuk mengukur keberhasilan tujuan intruksional pembelajaran h) Membantu mengetahui pemahaman siswa tentang apa yang dipelajari 2. Bagi siswa a) Membantu untuk mengidentifikasikan kunci konsep, memperkirakan hubungan pemahaman dan membantu pembelajaran lebih lanjut. b) Membantu berfikir lebih dalam dengan ide siswa dan menjadikan siswa mengerti benar tentang apa yang dipelajari c) Membantu membuat susunan konsep pelajaran menjadi lebih mudah sehingg dapat mempermudah dalam ujian d) Mengklarifikasi tentang ide siswa yang telah diperoleh siswa tentang sesuatu dalam bentuk kata-kata
16
e) Belajar bagaimana mengorganisasikan sesuatu mulai dari informasi, fakta, dan konsep kedalam suatu pemahaman yang baik dan menuliskannya dengan benar.31 Menurut Moh. Amin dalam Lirik, pemetaan konsep mendapat respon secara positif dan sering dapat menghidupkan diskusi kelas secara cepat. Pemetaan konsep dapat membantu pengembangan beberapa potensi atau atau kekuatan pada diri siswa yaitu: 1). Kekuatan untuk mengekspresikan gagasan-gagasan. 2) Kekuatan untuk menanggapi. 3) Kekuatan untuk berinteraksi. 4) Kekuatan untuk menemukan konsep diri dan pemahaman konsep-konsep.32 Menurut Wahidin peta konsep “merupakan cara terbuka bagi siswa untuk menghubungkan dan mengaitkan konsep-konsep dengan ilmu lainnya secara lebih kritis”.33 Sehubungan dengan itu pemetaan konsep bukan saja menunjukkan susunan konsep, tetapi juga menunjukkan perkaitan antara konsep, oleh kerena itu, proses pembentukan gagasan dalam pikiran siswa melalui peta konsep mampu melatih syaraf-syaraf otak untuk berpikir secara kritis dan melatih kesadaran tentang konsep yang sedang dipelajari, tidak berlebihan bila peta konsep dikatakan sebagai alat yang dapat mendorong dan merubah pola pikir dan memperbaiki teknik pemikiran dalam proses pembelajaran para siswa, hal ini yang dapat mendorong dan meningkatkan proses pembelajaran agar lebih bermakna. 2. Hakikat Pemahaman Siswa Tentang Teori Indeks harga dan Inflasi a. Pemahaman Siswa Hewindati dan Suryanto menyatakan bahwa “konsep tentang suatu objek diperoleh dari hasil persepsi terhadap gejala-gejala alam, karena dari persepsi tersebut diperoleh pemahaman konseptual tentang objek
31
Rumansyah, “Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kimia Karbon”, Dalam Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta, No. 042. Tahun ke-9 Mei 2003, h. 351. 32 Lilik Mardiningsih,”Pembelajaran Dengan Menggunakan Peta Konsep Suatu Upaya Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep-Konsep Fisika”,Dalam Pelangi Pendidikan, Jakarta, 2001, h. 13 33 Wahidin, “Startegi Peta Vee Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Sains” Dalam Jurnal Seminar Internasional Pendidikan Ipa, Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007, h. 107
17
tersebut”.34 Semakin luas pengetahuan dan pengalaman yang relevan terhadap suatu objek, semakin berkembanglah konsep yang diperoleh tentang objek tersebut. Taksonomi tujuan pengajaran jenjang kognitif terdiri atas enam tahapan yang tersusun mulai dari kemampuan berpikir yang paling sederhana menuju kemampuan yang bersifat kompleks yang merupakan bersifat kontinum. Kawasan kognitif menurut Bloom dalam Kadir, terdiri atas enam tahapan berpikir sebagai berikut: “1) Pengetahuan (knowledge / recall of information). 2) Pemahaman (comprehension). 3) Penerapan (application). 4) Analisis (analysis) 4) Sintesis (syntesis). 5) Evaluasi (evaluation)”.35 Menurut Dimyati dan Mudjiono pemahaman merupakan tingkatan kedua dalam tujuan pengajaran dalam kawasan atau ranah kognitif. Kawasan kognitif meliputi tujuan-tujuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui dan memecahkan permasalahan. Pemahaman siswa mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.36 Muhibbin Syah mengatakan pemahaman merupakan salah satu ranah keilmuan yang berada di otak yang berhubungan langsung dengan konasi (kehendak) dan afeksi (perasaan) yang bertalian dengan ranah rasa (Chaplin 1972). Pemahaman merupakan bagian dari ranah kognitif manusia. Istilah cognitive berasal dari kata cognition yang padanya knowing berarti mengetahui. Dalam arti yang luas kognisi adalah perolehan, penataan dan penggunaan pengetahuan. Dalam perkembangan selanjutnya kognitif menjadi popular sebagai salah satu domain atau wilayah atau ranah psikologi manusia yang meliputi setiap perilaku mental.37 Berdasarkan sebuah teori kepribadian yang menjelaskan tentang aspek-aspek utama yang menjadi menjadi komponen utama kepribadian. Menurut Bloom dkk, membedakan tujuan pendidikan menjadi 3 macam yaitu: (1) kognitif (2) afektif (3) keterampilan. Oleh 34
Yuni Tri Hewindati dan Adi Suryanto, ………………..h.62 35 Kadir, “Pengaruh Pendekatan Problem Possing Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Metakognisi Siswa”, dalam Http//Jurnal Pendididikan Dan Kebudayaan. Com/ peta konsep. Blogspot. 36 37
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 27 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), cet ke-2,
h. 22.
18
karena itu didasarkan pada taksonomi tujuan-tujuan pendidikan, menurut Bloom dkk, terdapat tiga jenis pendidikan yaitu: 1) Pendidikan kognitif, adalah jenis pendidikan yang bertujuan mengembangkan kemampuan-kemampuan intelektual dalam mengenal lingkungan. 2) Pendidikan afektif dalah jenis pendidikan yang bertujuan mengembangkan kemampuan-kemampuan menghayati nilainilai untuk mengenali kegunaan bagi hidup terhadap apa yang telah dipelajari secara langsung atau tidak langsung. 3) Pendidikan keterampilan ialah jenis pendidikan yang bertujuan mengembangkan kemampuan melakukan perbuatan-perbuatan secara tepat sehingga menghasilakan kinerja yang standar.38 Kemampuan memahami dapat juga disebut dengan istilah “mengerti”. Kemampuan ini umumya dapat menekankan dalam proses belajar mengajar karena pemahaman sifatnya lebih kompleks dari pada tahap pengetahuan atau mengingat. Sulitnya pencapaian pemahaman bagi siswa dalam pembelajaran seharusnnya
mengiring
guru
berpikir
cermat
dalam
mendisain
pembelajaran, pembelajaran yang baik maka akan membantu terciptanya suasana belajar lebih efektif sehingga dapat terwujudnya proses pembelajaran bermakna.
b. Pengertian Ekonomi Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Istilah ekonomi berasal dari kata Yunani oikos yang berarti “keluarga, rumah tangga dan nomos, atau peraturan, aturan, hukum, dan secara garis besar diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga. Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja”.39 38
Redja Mudyahardjo, Filsafat Ilmu Pendidikan Suatu Pengantar, (Bandung; PT Remaja Rosda Karya, 2001), cet. Ke-1, h. 69 39 Wikipedia, “Pengertian Ekonomi” dari http://www.wikipedia.com, 8 September 2010
19
Menurut Sapriya, ilmu ekonomi adalah “suatu studi tentang bagaimana langkanya sumber-sumber dimanfaatkan untuk memenuhi keinginankeinginan manusia yang tidak terbatas”.40 Pembahasan ini dimulai dengan “menerapkan analisis ilmu ekonomi (ilmu ekonomi positif). Sedangkan ilmu sosial ekonomi bagian yang berhubungan dengan analisis ekonomi dibagi kedalam dua bagian utama yaitu: ekonomi mikro dan ekonomi makro”.41 a) Teori ekonomi mikro, sesuai dengan namanya (mikro) dapat diartikan belajar sebagai ilmu ekonomi kecil. Teori ekonomi mikro diartikan “sebagai bagian dari ilmu yang menganalisis mengenai bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Ahli ekonomi mikro mengkaji perilaku individu-individu, persoalan rumah tangga, perusahaan dan pasar. Para ahli ini tertarik dengan bagaiman harga barang dan pelayanan/jasa itu ditetapkan, bagaimana harga dapat menentukan pola produksi, dan bagaimana pola ditentukan oleh pasar dan tindakan pemerintah. b) Teori ekonomi makro Ekonomi makro sesuai dengan namanya makro yang berarti besar. Teori ekonomi makro menganalisis keseluruhan kegiatan perkonomian, bersifat global dan tidak memperhatikan kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh unit-unit kecil dalam perekonomian.42 Dapat disimpulkan bahwa ekonomi merupakan kegiatan yang berkaitan dengan masalah hukum jual beli, baik secara kecil maupun dalam ruang lingkup global, ekonomi juga mencakup kegiatan di dalamnya termasuk pelaku ekonomi. c. Pemahaman Siswa Tentang Indeks Harga dan Inflasi 1) Indeks harga Indeks harga adalah perbandingan harga rata-rata pada tahun yang dihitung dan harga rata-rata pada tahun dasar. Tahun dasar ialah yang digunakan ialah tahun yang dibuat sebagai patokan
40
Sapriya, Pendidikan IPS : Konsep dan Pembelajaran, (PT. Remaja Rosda Karya, Bandung: 2009) h. 24 41 Sapriya, Pendidikan IPS : Konsep dan Pembelajaran, …..h. 24 42 Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi : Mikro ekonomi Dan Makro Ekonomi,.. h. 11-12
20
perhitungan. Pada prinsipnya bebas memilih tahun dasar, tetapi agar perhitungan indeks harga rasional, maka tahun dasar yag dipilih sebaiknya dimana keadaan perekonomian pada saat keadaan stabil dan jaraknya tidak terlalu jauh atau lama dari tahun yang akan dihitung. Ada tiga macam indeks harga yang yang digunakan di Indonesia, yaitu indeks harga produsen (IHP), indeks harga perdagangan besar (IHPB), dan indeks harga konsumen (IHK).
2) Inflasi Inflasi ialah suatu keadaan perekonomian di mana harga-harga umum mengalami kenaikan, kenaikan harga itu berlangsung secara jangka panjang. Penyebab umum terjadinya inflasi ialah karena peredaran uang yang berada dimasyarakat lebih banyak dari pada persedian uang di sektor perbankan. Hal ini menyebabkan minat atau daya beli masyarakat meningkat, dan hal ini memicu kenikan harga barang dan jasa. Jenis inflasi di bedakan menjadi tiga, (1) inflasi berdasarkan tingkatan keparahannya; (2) inflasi berdasarkan sumbernya dari luar negeri dan luar negeri; (3) inflasi karena kenaikan permintaan dan inflasi dikarenakan desakan biaya produksi. 3. Hakikat Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kurt Lewin (1986). “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu kegiatan yang terdiri atas tiga langkah yang berulang melalui prosedur spiral ialah (1) diawalai dengan perencanaan (planning) (2) tindakan (action) (3) observasi (observation) (4) refleksi (reflection) hasil tindakan”.43 Kegiatan ini dapat dipandang sebagai suatu penelitian karena dilakukan secara cermat,
43
Burhanuddin Yasin, Penelitian Tindakan Kelas, (Pendekatan Efektif-Perbaiakan Mutu Pembelajaran Dan Prestasi Siswa). Dinas Pendidikan Nangroe Aceh Darussalam. Pengolahan Pelatihan Guru SD, SLTP, dan SLTA, ed. Ke-1. (Malang: Penerbit Unversitas Negeri Malang, 2002, h. 47
21
sistematis dan menghasilkan temuan-temuan yang bersifat ilmiah dan dapat pula dipandang sebagai suatu praktik (pelaksanaan program) karena berupa tindakan-tindakan langsung yang memperbaiki atau meningkatkan efektifitas suatu program. Secara singkat Tim Pelatih Proyek PGSM mengatakan “PTK dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melakukan tugas, memperdalam pemahaman dalam tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan. PTK dilakukan berupa proses pengkajian berdaur (cyclical) yang terdiri dari 4 tahap”:44 Gambar 1. Kajian Berdaur 4 Tahap PTK MERENCANAKAN MEREFLEKSI
→
MELAKUKAN TINDAKAN ←
MENGAMAT
←
Keempat fase dari siklus PTK bisa digambarkan dengan sebuah spiral PTK seperti ditunjukan dalam gambar berikut :
44
Tim Pelatih Proyek PGSM, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah (Secondary School Teacher Development Projek), 1999, h. 6
22
→
Gambar2. Spiral Penelitian Tindakan Kelas (adaptasi dari Hopkins, 1993, hlm. 48)
Rencana Refleksi
Tindakan/ Observasi Perencanaan kembali Refleksi
Tindakan/ Observasi Perencanaan kembali Refleksi Tindakan/ observasi
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari empat fase: 1. Perencanaan tindakan Pada fase ini guru merencanakan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian, baik berupa strategi pembelajaran sampai tugas-tugas yang akan diberikan oleh siswa. 2. Pelaksanaan tindakan Penelitian dilakukan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Pembedaan tindakan yang terjadi pada setiap siklus tergantung dari hasil refleksi pada siklus sebelumnya. Misal pada siklus yang I terlalu banyak tugas dan akan cenderung membosankan maka pada siklus yang ke II penugasan dikurangi. 3. Observasi Observasi dilakukan sepanjang proses pembelajaran dalam penelitian ini dengan mencatat setiap kegiatan yang dilakukan oleh siswa.
23
4. Refleksi Refleksi dilakukan berdasarkan data-data yang didapat selama observasi. Kemudian dianalisis kekurangan serta kelebihannya.
C. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan Tabel 1. Lankah-Langkah konseptual Perencanaan Tindakan TAHAPAN TAHAP I
JENIS KEGIATAN 1. Identifikasi permasalahan
2. Penyusunaan komponenkomponen pembelajaran TAHAP II
1. Mengkaji dan meriview komponen pembelajaran
TAHAP III
PELAKSANAAN TINDAKAN : SIKLUS I Perencanaan (identifikasi masalah dan persiapan tindakan)
24
LANGKAH-LANGKAH TINDAKAN YANG DILAKUKAN • Mengenai bahan ajar yang tersedia • Kegitan pembelajaran yang dilaksanakan • Alat dan cara evaluasi yang digunakan • Mengenai bahan ajar • Alat dan evaluasi pembelajaran • Strategi pembelajaran yang relevan dengan aktifitas pemebelajaran yang diinginkan (pembelajaran dengan peta konsep) • Mengkaji komponen pembelajaran yang telah disusun kemudian di review sehingga komponen-komponen pembelajaran dapat disempurnakan • Dengan implementasi tindakan: • Observasi kelas : untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi komponen-komponen pembelajaran yang dikembangkan • Analisis dan refleksi data hasil pengamatan proses pembelajaran • Melakukan wawancara kepada guru. • Merencanakan pemblajaran yang akan diterapkan • Menetukan pokok bahasan • Membuat skenario pembelajaran • Menyusun lembar latihan siswa • Membuat peta konsep • Mengembangkan rencana pembelajaran • Mengembangkan format observasi pembelajaran (pedoman observasi, dan angket) • Menetapkan pengajaran sesuai scenario yang telah dibuat
Tindakan Pengamatan
• Mengobservasi, efektifitas, efisiensi, dan relevansi strategi pembelajaran yang diterapkan • Mengobservasi aktifitas siswa selama proses pembelajaran • Mengobsevasi guru selama proses pembelajaran
Refleksi
• Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan meliputi efektifitas, efisiensi, dan relevansi strategi pembelajaran yang diterapkan, aktifitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran serta pengembangan tindakan selanjutnya. • Identifikasi masalah dan penetapan alternative pemecahan masalah • Pengembangan tindakan
SIKLUS II Perencanaan
Tindakan Pengamatan
Pelaksanaan tindakan II Pengumpulan data tindakan meliputi : • Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang diterapkan • Aktifitas siswa selama proses pembelajaran • Aktifitas guru selama proses pembelajaran
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan deskripsi teoritik di atas, maka hipotesis penelitian dirumuskan sebagai berikut: pemanfaatan peta konsep dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran ekonomi.
25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang dipilih sebagai lapangan penelitian adalah MAN 1 Tarumajaya Bekasi Utara. Dan adapun waktu yang dipergunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah mulai dari bulan Februari sampai Maret 2011. B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian 1. Fokus Masalah Fokus permasalahan pada penelitian ini adalah rendahnya pemahaman siswa dalam pembelajaran ekonomi dilihat dari hasil tes tahun lalu. Berdasarkan laporan guru setempat, hasil ujian siswa kelas X tahun 2010 kurang memuaskan masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah ketuntasan belajar. 2. Hasil yang Diharapkan Hasil yang diharapkan pada penelitian ini adalah peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep ekonomi pada pembelajaran ekonomi dengan menggunakan peta konsep. 3. Solusi Masalah Dengan menggunakan peta konsep dalam pembelajaran ekonomi dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep-konsep ekonomi.
26
4. Indikator Pencapaian Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian ini adalah : a. Meningkatkan rata-rata hasil tes
hasil belajar siswa dengan
menggunakan peta konsep dalam pembelajaran sebesar 75,0 b. Tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai tes hasil belajar kurang dari 60,0 c. Meningkatkan pemahaman siswa terhadap peta konsep ekonomi melalui tes hasil belajar siswa beradasarkan ketuntasan belajar yaitu 75%. 5. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Hal ini dimaksudkan untuk melihat perkembangan pemahaman ekonomi siswa pada setiap siklus setelah diberi tindakan. Bila pada siklus I terdapat perkembangan, maka pada siklus II lebih diarahkan kepada penyempunaan terhadap kekurangan pada siklus I. a. Penelitian Pendahuluan 1) Diskusi antara peneliti dan guru tentang tinggi rendahnya pemahaman siswa terhadap mata pelajaran ekonomi. Serta hasil belajar pada konsep ekonomi 2) Observasi proses pembelajaran b. Siklus I 1) Perencanaan Tindakan a) Guru membuat acuan program pembelajaran berupa silabus b) Guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan peta konsep. c) Guru membuat instrumen. 2) Pelaksanaan Tindakan a) Guru memberikan penjelasan mengenai materi dan langkahlangkah pembelajaran peta konsep kepada siswa. b) Guru melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan peta konsep.
27
c) Guru memonitor kegiatan-kegiatan siswa pada saat proses pembelajaran. d) Pada
akhir
pembelajaran
guru
dan
siswa
bersama
menyimpulkan. 3) Tahap Observasi dan Evaluasi a) Observer mencatat secara detail aktifitas guru dan siswa di kelas pada format observasi. b) Memberikan tes hasil belajar siswa pada akhir sisklus I c) Menyebarkan angket pemahaman siswa tentang peta konsep pada akhir siklus. d) Wawancara kepada guru dan beberapa siswa untuk mengetahui tanggapan tentang proses pembelajaran tentang peta konsep yang telah dilaksanakan. 4) Tahap Analisis dan Refleksi a) Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari setiap siklus b) Menyimpulkan dan merefleksi kekurangan pada setiap siklus c. Siklus II 1) Perencanaan Tindakan a) Guru membuat acuan program pembelajaran berupa silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 2) Pelaksanaan Tindakan a) Guru melakukan proses pembelajaran dengan menggunkan peta konsep. b) Guru memonitor kegiatan-kegiatan siswa pada saat proses pembelajaran . c) Guru memberikan tugas kepada siswa membuat peta konsep pada materi yang akan dibahas selanjutnya. d) Pada
akhir
pembelajaran
guru
menyimpulkan materi pembelajaran.
28
dan
siswa
bersama
3) Tahap Observasi dan Evaluasi a) Observer mencatat secara detail aktifitas guru dan siswa dikelas pada format observasi. b) Memberikan tes hasil belajar kepada sisiwa pada akhir siklus II c) Menyebarkan angket pemahaman siswa tentang peta konsep pada akhir siklus II. d) Wawancara kepada guru dan beberapa siswa untuk mengetahui tanggapan tentang proses pembelajaran tentang peta konsep yang telah dilaksanakan. 4) Tahapan Anlisis dan Refleksi a) Mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari siklus II. b) Menyimpulkan dan merefleksi proses pembelajaran siklus II dengan melihat perkambangan dan pemahaman sisiwa, tes hasil belajar
dan
wawancara
dapat
diperbaiki
pada
siklus
selanjutnya.
C. Subjek / Partisipasi yang Terlibat dalam Penelitian Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Taruma Jaya Bekasi Utara. Yang terletak di Jalan Raya Taruma Jaya Belasi Utara. Penelitian dilaksanakan di kelas X-1 yang terdiri dari 30 siswa, laki-laki 19 dan perempuan 11 orang. Subyek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah peneliti sendiri dalam hal ini peneliti berperan langsung sebagai guru dan melakukan proses pembelajaran dengan cara pengajaran konsep ekonomi dengan menggunakan strategi pembelajaran peta konsep. Partisipasi dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran ekonomi dan siswa kelas X-1 MAN 1 Tarumajaya Bekasi Utara. Guru mata pelajaran bertindak sebagai observer sedangkan siswa X-1 sebagai objek penelitian ini.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Dalam pelaksanaanya, penelitian tindakan kelas ini peran dari peneliti ialah sebagai guru, sedangkan guru bidang studi yang bersangkutan berperan sebagai
29
observer. Penelitian tindakan kelas ini menuntut kehadiran peneliti dalam lapangan, karena pengumpulan data akan dilakukan dalam situasi yang sebenarnya.
E. Sumber Data 1. Hasil tes (latihan soal) sesuai proses pembelajaran setiap hari 2. Hasil tes tiap tindakan 3. Kuesioner dari seluruh siswa 4. Peta konsep 5. Catatan dari lapangan 6. Hasil wawancara F. Instrumen-instrumen Pengumpulan Data yang Dikumpulkan 1. Tes Hasil Belajar Memberikan hasil tes belajar berupa soal-soal. Soal untuk tes berisi soal pilihan ganda yang dibuat untuk mengukur kemampuan pengetahuan dan pemahaman. 2. Lembar Kuesioner Pertanyaan yang ditunjukan kepada para siswa, sebagai upaya mereka mengenai penelitian yang telah berlangsung. G. Prosedur Pengumpulan Data 1. Penyajian materi dengan menggunakan peta konsep baik yang dibuat guru maupun siswa 2. Pemberian contoh dan latihan soal 3. Pemberian tes 4. Pengamatan di dalam kelas dengan menggunakan tabel Fladers dan catatan lapangan yang ditambahkan oleh pengamat. Yang dimaksud dengan tabel Fladers adalah suatu tabel yang berisi tentang aktifitas dalam waktu yang sudah ditentukan 5. Memberikan kuesioner kepada siswa-siswi. Kuesioner yaitu cara pengumpulan data melalui sejumlah pertanyaan yang disampaikan kepada responden secara tertulis. Dan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana 30
respon siswa terhadap peta konsep. 6. Wawancara terhadap siswa dan pengamat. Wawancara yaitu cara pengumpulan data melalui sejumlah pertanyaan lisan dengan mengadakan tatap muka terhadap responden. H. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi Pemerikasaan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. Yang dimaksud dengan teknik ini ialah suatu kegiatan yang menerangkan serta menyimpulkan data, dari tiga pihak yang memiliki perbedaan pendapat, dalam hal ini guru (peneliti), siswa dan pengamat (guru bidang studi), menggali data dari sumber yang berbeda untuk mendapatkan informasi yang sama.45
I. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis Menganalisis data merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh peneliti, tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan aktifitas-aktifitas guru dan siswa, diubah menjadi kalimat yang bermakna dan ilmiah. Analisis data tersebut dilakukan dengan memepertimbangkan pembahasan pembelajaran untuk tindakan selanjutnya. 1. Mengecek (checking) Untuk menganalisis data yang pertama kali yang harus dilakukan ialah melakukan pengecekan terhadap pengisian angket. Setiap angket harus diteliti satu persatu mengenai kelengkapan, kejelasan dan kebenaran pengisian angket tersebut agar terhindar dari kekeliruan, dan kesalahan dalam mendapatkan informasi. 2. Tabulasi Tabulasi bertujuan unuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap
45
L. J Moleong, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), h. 330
31
bagian angket. a. Hasil Survey Hasil survey merupakan data yang diperoleh melalui survey, diinput dalam excell sheet untuk kemudian diolah hasil pengolahan data tersebut berupa presentasi siswa menjawab tiap soal. Angka persentase diperoleh dengan cara frekuensi jawaban dibagi jumlah responden di kali 100% dengan rumus statistik (persentase) sebagai berikut: P=
F x 100% n
Keterangan: P = Persentase jawaban F = Frekuensi N = Jumlah responden 100 = Bilangan tetap (rumus presentase) b. Tes Hasil Belajar Dalam menganlisis menggunkan tabel distribusi frekuensi. 1) Menentukan rentang R= H-L (nilai terbesar- nilai terkecil) 2) Menentukan banyak kelas K = 1 + 3,3 log 3) Menetukan panjang kelas interval 4) Menetukan mean 5) frekuensi absolut dihitung berdasarkan jumlah nilai yang terletak pada kelas interval tersebut46 6) Dalam menganalisis data hasil belajar pada aspek koginif atau penguasaan konsep menggunakan analisis deskriptif dari hasil pretest dan postest dengan menggunakan gain skor. Gain adalah selisih antara nilai postest dan pretest, N-gain menunjukan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah
46
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2000), h. 40
32
pembelajaran yang dilakukan guru. Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan rumus Normalized Gain. Ng =
Skor postes − skor pretes Skor ideal − skor pretes
Dengan Kategori: g tinggi
: nilai (g) > 0,7
g sedang
: 0,70> (g) > 0,3
g rendah
: nilai (g)< 0,347
J. Tindakan Lanjut Perencanaan Tindakan Setelah perencanaan tindakan dilakukan, maka untuk pengembangan tindakan selanjutnya dilakukan evaluasi terhadap keseluruhan dan setelah pelaksanaan siklus apakah tujuan yang diharapkan oleh peneliti tercapai atau belum. Maka evaluasi ini digunakan untuk melakukan refleksi kembali. Refleksi yang dilakukan ialah evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan. Hasil observasi dan monitoring dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan hasil observasi yang berupa proses dan hasil tindakan.
47
Hilda Rizqiani, Penerapan Metode Pembelajaran Peta Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009). h. 41
33
BAB IV DESKRIPSI ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Tarumajaya yang beralamat di Jl. Raya Tarumajaya (perumahan Bogasari), Desa Setia Mulya. Kec. Tarumajaya. Bekasi Utara. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2011 semester genap tahun ajaran 2010/2011 dengan subjek penelitian kelas X yaitu kelas X1. 1. Gambaran Umum Sekolah MAN 1Tarumajaya Bekasi Utara MAN 1 Tarumajaya beralamat di Jl. Raya Tarumajaya (perumahan Bogasari), Desa Setia Mulya. Kec. Tarumajaya. Bekasi Utara.
2. Sejarah Singkat Berdirinya MAN 1 Tarumajaya Bekasi Utara Perkembangan ekonomi yang cepat dan global menuntut tersedianya tenaga kerja yang terampil dan memiliki sikap yang baik pula. Salah satu perkembangan yang terjadi adalah menjamurnya dunia usaha/dunia industri yang membutuhkan tenaga terampil di bidangnya. Pertumbuhan dunia usaha/dunia industri di wilayah Kabupaten Bekasi, khususnya di Kecamatan Tarumajaya menuntut tersedianya tenaga kerja yang terampil serta mempunyai karakter kepribadian yang berakhlakul karimah untuk mengisi kebutuhan tersebut. Sehubungan dengan itu dipandang perlu untuk mempersiapkan membuka Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tarumajaya di daerah Tarumajaya Bekasi.
34
Yayasan Insan Tarumajaya Tahun Pelajaran 2007/2008 mencoba menjawab tuntutan tersebut di atas dengan membuka kelas baru untuk Madrasah Aliyah Negeri Tarumajaya. Dengan potensi yang dimiliki oleh Yayasan Insan Tarumajaya dan didukung oleh berbagai pihak. Setelah MAN Tarumajaya dibuka, MAN Tarumajaya ternyata memang menjadi pilihan no 2 di masyarakat Tarumajaya setelah SMK di Tarumajaya. MAN Tarumajaya. Tahun pertama kali dibuka MAN Tarumajaya mendapatkan enam kelas, yang berisikan masing-masing kelas 37 Orang Sampai 40 orang hal ini dikarenakan gedung MAN Tarumajaya sedang dibangun. Setelah gedung MAN Tarumajaya terbangun yang diresmikan oleh wakil bupati Kab. Bekasi yaitu Bpk. Drs. H. Daarif Mulyana pada tanggal 07 Maret 2008. pada tahun berikutnya MAN mempunyai membuka 3 kelas ditahun ajaran 2008/2009 dikarenakan tempat yang belum cukup menampung siswa.
3. Misi dan Visi MAN 1 Tarumajaya Bekasi Utara Adapun tujuan sekolah tersebut adalah merupakan acuan dalam mengembangkan kurikulum KTSP dan merupakan jabaran dari Visi dan Misi sekolah agar komunikatif dan bisa diukur sebagai berikut : 1. Mewujudkan peserta didik yang taat beragama dan berakhlak mulia 2. Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan peserta didik 3. Mewujudkan prestasi nilai ujian Nasional 4. Meningkatkan prestasi peserta didik dalam bidang seni dan budaya yang sesuai dengan norma-norma agama 5. Mewujudkan peserta didik yang sadar lingkungan 6. Mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tujuan sekolah tersebut secara bertahap akan di monitoring, di evaluasi dan dikendalikan setiap kurun waktu tertentu. Untuk mecapai Standar Kopetensi Kelulusan (SKL) sekolah menengah pertama di bakukan secara Nasional sebagai berikut:
35
1. Meyakini, memahami dan menjalankan ajaran agama yang diyakini dalam kehidupan 2. Mampu berbahasa inggris secara aktif 3. Mampu mengaktualisasikan diri dalam berbagai seni dan olahraga sesuai pilihannya 4. Mampu mendalami cabang pengetahuan yang dipilih 5. Mampu mengapresiasikan komputer aktif untuk program Microsoft Word, Exel dan Desain Grafis 6. Mampu melanjutkan ke pergururan tinggi atau universitas terbaik sesuai pilihannya melalui pilihannya melalui pencapaian target pilihan yang di tentukan sendiri 7. Mampu bersaing dalam mengikuti berbagai kopetensi Akademik dan non Akademik di tingkat Kecamatan, Kota Madya, Propinsi dan Nasional. Menjadikan sekolah sebagai sumber daya manusia (SDM) yang memiliki integritas keilmuan dan berakhlak mulia. Visi tersebut mencerminkan profil dan cita-cita sekolah seperti: 1. Berorientasi ke depan dengan memperlihatkan potensi keinginan. 2. Sesuai dengan norma dan harapan masyarakat. 3. Mendorong semangat dan komitmen seluruh warga sekolah. 4. Mendorong adanya perubahan menjadi lebih baik. 5. Mengarahkan langkah-langkah strategi sekolah Misi merupakan kegiatan jangka panjang yang masih perlu di uraikan menjadi beberapa kegiatan yang memiliki tujuan yang lebih jelas. Misi tersebut adalah : 1. Mempersiapkan pesrta didik dengan memacu aspek intelektual. 2. Membentuk kepribadian peserta didik dan jasmaninya sehingga mampu menunjang tinggi nilai keilmuan dengan akhlak mulia.
36
4. Kegiatan Pendahuluan Sebelum dilakukan penelitian dilakukan analisis kebutuhan terlebih dahulu. Dari analisis kebutuhan tersebut diperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi belajar tempat penelitian diadakan. Analisis kebutuhan yang dilakukan adalah: a. Diskusi Dengan Guru Diskusi dengan guru dilakukan pada bulan Januari 2011. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui kondisi awal proses belajar mengajar yang ada dikelas X-1, khususnya pada pelajaran ekonomi. Selain itu, diskusi ini juga merupan penggalian informasi awal tentang tinggi rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep bahasan indeks harga dan inflasi kelas X pada Tahun 2010 berdasarkan hasil belajar ekonomi yang diperoleh sisiwa melalui tes ulangan. Dari hasil diskusi dengan guru, diketahui pemahaman siswa akan konsep indeks harga dan inflasi masih kurang. Hal ini diasumsikan dari hasil belajar siswa yang masih belum mencapai ketuntasan dalam belajar.
b. Observasi Proses Pembelajaran Observasi proses pembelajaran dilakukan pada minggu ke-2 pada bulan Februari 2011 dan diperoleh informasi mengenai situasi dan kondisi belajar siswa serta kondisi sekolah dan fasilitas penunjang belajar yang terdapat di sekolah tersebut. Dalam satu minggu alokasi waktu pada mata pelajaran ekonomi di sekolah pada kelas X yaitu 4 jam pelajaran dimana 1 jam pelajaran ialah 35 menit sekolah dilakukan pada pagi hari. Kegiatan belajar mengajar berlangsung mulai pukul 07.00-12.20 WIB. Sarana dan prasarana yang terdapat di sekolah tersebut untuk penunjang proses pembelajaran cukup memadai. Sekolah ini memiliki pasilitas
penunjang
proses
pembelajaran
seperti
laboratorium.
Laboratorium yang dimiliki sekolah ini berupa laboratorium fisika, laboratorium kimia, dan laboaratorium komputer. Selain itu, terdapat juga perpustakaan yang menyediakan bahan bacaan bagi para siswa.
37
B. Tindakan yang Dilakukan 1. Siklus I a. Tahap Perencanaan Berdasarkan seluruh informasi pendahuluan yang didapat, peneliti melakukan beberapa kegiatan dalam proses perencanaan penelitian. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah: membuat Silabus, merencanakan pembelajaran yang diterapkan, merencanakan pelaksanaan pembelajaran (RPP), menentukan konsep bahasan, menyusun lembar latihan soal siswa, membuat peta konsep serta membuat format observasi pembelajaran (pedoman observasi dan angket), serta target peningkatan pemahaman siswa sebesar 60 %.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2011(minggu ke-4) dengan materi pengertian Indeks harga dan jenis-jenis indeks harga (IHK, IHP, IHPB), serta hubungan indeks harga dengan inflasi. 1) Pertemuan 1 Guru membuka pelajaran dengan dengan salam dan mengkondisikan kelas agar suasana belajar lebih kondusif. Setelah itu guru memberikan soal pretes kepada siswa, dan setelah siswa selesai mengerjakan Guru memberikan penjelasan tentang peta konsep. Setelah diyakini siswa dapat mengerti peta konsep, guru memberikan pertanyaan pendahuluan mengenai pengetahuan dasar siswa tentang konsep indeks harga dan inflasi, misalnya dengan menanyakan “apa yang kalian ketahui tentang indeks harga dan inflasi?” kebanyakan dari siswa menjawab inflasi ialah kenaikan harga dan indeks harga ialah perubahan harga-harga. Lalu guru memberikan penjelasan lebih lanjut tentang pengertian indeks harga, akan tetapi guru lebih banyak membahas tentang pengertian dan jenis-jenis indeks harga cara penghitungan indeks harga, dan hanya sedikit penjelasan tentang inflasi.
38
Indeks harga ialah perbandingan antara harga rata-rata tahun yang dihitung dan harga rata-rata pada tahun dasar, pada umumnya pengitungan indeks harga yang digunakan di Indonesia ialah IHP (Indeks Harga Produsen), IHPB (Indeks Harga Pedagang Besar), IHK (Indeks Harga Konsumen). Guru menjelaskan jenis-jenis indeks harga dengan menggunkan peta konsep. Guru memberikan latihan soal terkait materi yang sudah dibahas, dan memberikan instruksi untuk mengerjakan secara individu dan diskusi kelompok dimana tiap-tiap kelompok beranggotakan 6 orang untuk memecahkan soal tersebut dari setiap kelompok tersebut siswa aktif mengerjakan dan turut berpartisipasi dalam kerja kelompok. Partisipasi siswa terlihat lebih aktif ketika guru memberikan tantangan kepada siswa untuk mengerjakan soal dipapan tulis, siswa terlihat semangat untuk maju dan mengerjakan soal tersebut. Karena waktu masih tersisa, guru mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, karena tidak ada pertanyaan guru mengasumsikan bahwa telah dimengerti oleh siswa tentang materi yang dibahas. Diakhir pelajaran guru memberikan tugas awal untuk yang dikerjakan di rumah mebuat peta konsep tentang hubungan indeks harga dengan inflasi. 2) Pertemuan 2 Guru membuka pelajaran dengan menanyakan tugas peta konsep kepada siswa untuk materi yang diajarkan pada pertemuan ini, karena tidak ada penegasan dari guru pada pertemuan yang lalu, hanya sebagian siswa saja yang mengerjakan tugas peta konsep dan guru mengkondisikan kelas agar tidak terjadi keributan dari akibat pata konsep yang mereka tidak kerjakan. Dan guru menjelaskan hubungan indeks harga dan hubungannya dengan inflasi dengan menggunakan peta konsep yang guru buat sendiri. Siswa memperhatikan dengan seksama penjelasan dari guru.
39
Dan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang telah dibahas. Ada seorang siswa yang bertanya tentang hubungan indeks harga dan inflasi karena merasa kurang jelas “ pak bagaimana hubungan indeks harga dan inflasi saya masih kurang mengerti tentang hubungan tersebut?”. Guru menjelaskan hubungan indeks harga dan inflasi “hubungan antara indeks harga dan inflasi ialah terletak pada cara penghitungan laju inflasi di mana cara penghitungan laju inflasi ialah dengan menggunakan indeks harga konsumsi (apabila menggunakan indeks harga konsumen) pada tahun yang dihitung dikurangi indeks harga pada tahun dasar dan dibagi indeks harga tahun dasar di kali seratus persen. Hal ini menunjukan hubungan antara indeks harga dengan inflasi”. Siswa merasa cukup dengan penjelasan dari guru, karena tidak ada lagi siswa yang bertanya. Guru bersama siswa menyimpulkan kembali materi yang telah dibahas. Di akhir pelajaran guru memberikan tes hasil belajar siklus I (soal posttest), setelah siswa selesai mengerjakan tes hasil belajar, guru memberikan kuisioner kepada siswa untuk mengisi kuisioner tersebut yang berisi tentang tanggapan siswa terhadap peta
konsep
yang
digunakan
proses
pembelajaran
yang
berlangsung dengan materi indeks harga dan hubungannya dengan inflasi.
c. Tahap Observasi Pada pelaksaaan belajar mengajar pada siklus I, masih terdapat kekurangan pada awal pertemuan. Beberapa kejadian yang yang terekam oleh peneliti dan observer antara lain : 1) Terdapat sekitar 50% siswa yang belum mengerti penggunaan peta konsep yang dijelaskan oleh guru dan siswa cenderung belum berani menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru dan siswa yang pintar atau menonjol di kelas tersebut yang selalu menjawab
40
pertanyaan yang dilontarkan oleh guru. Siswa kurang aktif untuk bertanya kepada guru. 2) Terlihat sekitar 30% masih siswa yang mondar-mandir untuk bertanya kepada guru mengenai soal yang sulit dipecahkan. 3) Masih terdapat siswa yang bercanda dan mengobrol dengan temannya pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung, sehingga tidak mengerjakan tugas yang diberikan kepada guru. Dan pembagian tugas dan pengerjaan soal latihan kurang optimal. 4) Berdasarkan hasil tes yang diberikan pada siklus I memberikan hasil positif dan tingkat pemahaman yang lebih dari cukup ialah sebesar 65% padahal target awal dari siklus I ialah 60%. Akan tetapi hal ini masih belum cukup untuk mencapai batasan indikator penelitian.
d. Tahap Refleksi Berdasarkan analisis dan evaluasi pada data siklus I, diperoleh gambaran kurangnya penggunaan peta konsep sehingga terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki, antara lain : 1) Peningkatan perhatian guru terhadap siswa dalam memahami penggunaan peta konsep yang relatif baru digunakannya. 2) Ditingkatkan oleh guru untuk menegur dan mendatangi siswa jika terdapat siswa yang bercanda atau mengobrol pada saat proses pembelajaran berlangsung. 3) Memberikan motivasi kepada siswa untuk percaya diri dan jangan takut salah dengan jawaban soal yang mereka kerjakan, dan memberikan pendapatnya dalam pembelajaran, agar proses pembelajaran berlangsung aktif. 4) Memberikan penekan kepada siswa untuk mengerjakan tugas peta konsep di rumah, dan pekerjaannya akan dipresentasikan di depan kelas agar siswa lebih kreatif dan aktif dalam memahami pelajaran.
41
2. Siklus II a. Tahap Perencanaan Siklus II dilaksanakan pada 9 Maret 2011 (minggu ke-2) dengan konsep pembahasan, mengidentifikasi inflasi, jenis, penyebab, dampak, dan penanggulangan pada inflasi, serta perhitungan laju inflasi. Berdasarkan refleksi pada siklus I, penerapan peta konsep belum efektif terhadap proses pembelajaran. Dari hasil evaluasi yang dilakukan diakhir siklus I terdapat siswa yang masih belum paham penggunaan peta konsep, kurangnya perhatian siswa terhadap penjelasan guru menandakan bahwa siswa belum mampu untuk belajar mandiri. Pada siklus II ini peneliti melakukan revisi terhadap tindakan yang dilakukan sebelumnya guna memperoleh hasil pembelajaran yang lebih maksimal. Guru menerapkan kepada siswa agar belajar mandiri dengan memberikan tugas peta konsep di rumah agar siswa dapat mengerti terhadap materi yang akan dibahas ketika proses belajar mengajar berlangsung. Dan peneliti menggunakan skenario pembelajaran dengan menekankan agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran yaitu dengan memberikan tugas pembuatan peta konsep di rumah dan peta konsep yang siswa buat akan dipresentasikan di depan kelas.
b. Pelaksaan Tindakan Siklus II dilaksanakan pada bulan Maret 2011 dengan materi pembahasan, mengidentifikasi inflasi, jenis, penyebab, dampak, dan penanggulangan pada inflasi, serta perhitungan laju inflasi. 1) Pertemuan 1 Guru Memberikan soal pretest. Setelah siswa selesai mengerjakan soal pretest. Guru mengulang materi yang lalu dengan menampilkan peta konsep yang telah dipelajari oleh siswa pada pertemuan yang lalu, dan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang telah dibahas pada pertemuan minggu lalu. Dengan menanyakan “apakah masih
42
ada yang ingin ditanyakan tentang materi yang telah dibahas minggu lalu?”, sebelum guru menjelaskan materi yang akan dibahas pada pertemuan ini, guru mengulas kembali tentang pembuatan peta konsep, setelah itu guru menjelaskan tentang pengertian inflasi dan jenis-jenis inflasi dengan menggunakan peta konsep. Setelah itu, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, karena tidak terdapat pernyataan dari siswa, lalu guru memberikan kuis dengan menunjuk secara acak siswa yang dilihat dari buku absen dan nama siswa yang disebut diharuskan menjawab pertanyaan dari guru, setelah itu, karena waktu masih tersisa siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari pada hari ini. Dan diakhir pertemuan guru memberikan tugas membuat peta konsep dengan materi bahasan yang
akan
datang
yaitu
jenis,
penyebab,
dampak,
dan
penanggulangan pada inflasi. Guru mewajibkan seluruh siswa untuk membuat tugas peta konsep dan masing-masing siswa akan mempresentasikan peta konsep yang mereka telah buat di depan kelas dan dikomentari oleh siswa yang lain. 2) Petemuan 2 Guru membuka pelajaran dengan menanyakan pekerjaan rumah (PR) siswa dan meminta siswa untuk mengumpulkannya, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengacungkan tangan untuk mempresentasikan pekerjaan rumah mereka di depan kelas, terdapat beberapa siswa yang mengacungkan tangan, untuk mempersingkat waktu, guru hanya menunjuk dua orang untuk mempresentasikan
di
depan
kelas
dan
siswa
yang
lain
diperintahkan agar memperhatikan penjelasan dari temannya. Dan setelah selesai guru menanyakan kepada siswa “apakah materi yang dijelaskan oleh teman kamu sudah dapat dimengerti?” hampir dari seluruh seluruh siswa menjawab dapat mengerti apa yang telah dijelaskan oleh teman mereka di depan kelas. Guru melihat peta
43
konsep yang dibuat oleh siswa, dan ternyata dari keseluruhan pekerjaan rumah yang siswa buat benar walaupun masih salah dalam hal penjelasan. Dan setelah itu guru menampilkan peta konsep yang telah guru buat dan memberikan penjelasan lebih lanjut terhadap materi yang di bahas. Setelah itu, guru memberikan materi tentang perhitungan laju inflasi. Setelah materi di berikan guru memberikan contoh soal yang di kerjakan terlebih dahulu oleh guru, dan siswa di berikan beberapa soal yang berkaitan dengan perhitungan laju inflasi dan dibahas bersama-sama. Karena masih terdapat sisa waktu maka guru memberikan tantangan kepada siswa untuk menjawab soal latihan yang dilontarkan oleh guru tentang materi yang telah dibahas, dan mengerjakannya didepan kelas. Setelah itu, di akhir pelajaran guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dibahas tadi. 3) Pertemuan 3 Karena materi yang akan di sampaikan telah habis dibahas, guru memberikan evaluasi akhir siklus II (soal postest),
guru
memberikan tes hasil belajar pada bahasan inflasi, jenis, penyebab, dampak, dan penanggulangan pada inflasi, serta perhitungan laju inflasi. Setelah tes tersebut selesai guru membagikan angket tentang peta konsep yang berisikan tentang tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan peta konsep selama siklus kedua berlangsung dan juga mewawancarai beberapa orang siswa setelah pertemuan ini berlangsung. c. Tahap Observasi Pelaksaan aktivitas kegiatan siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Hal ini terlihat dari hasil observasi peneliti pada saat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, antara lain: 1) Siswa terlihat sangat antusias pada proses pembelajaran dan siswa terlihat berani dengan mengacungkan tangan maju ke depan kelas
44
dan menjelaskan peta konsep kepada teman-teman yang dibuat. Siswa juga terlihat berani menjawab soal pertanyaan yang dilontarkan oleh guru dengan mengacungkan tangan sebelum menjawab. 2) Pembagian waktu antara penjelasan materi dengan peta konsep, pengerjaan tugas dan kesimpulan di dalam kelas sudah berjalan optimal. 3) Suasana kelas menjadi lebih kondusif dan teratur, tidak terdengar lagi kericuhan di dalam kelas, karena semakin sering siswa melaksanakan pembeajaran dengan menggunakan peta konsep. Dan guru juga tegas dalam proses pembelajaran. 4) Rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari 6,55 pada siklus I, menjadi 81,4 pada siklus II. Selain observasi kegiatan, peneliti juga melakukan wawancara dengan dengan beberapa orang siswa dan guru ekonomi kelas X. Salah satu dari hasil wawancara tersebut, peneliti dengan beberapa orang siswa diperoleh informasi dengan pertanyaan “apakah kamu menyukaipelajaran ekonomi setelah saya menerpkan setrategi pembelajaran dengan menggunakan peta konsep, dan adakah manfaat belajar menggunkan peta konsep?”. Dari pertanyaan tersebut siswa menjawab bahwa penggunaan peta konsep dalam pembelajaran sangat bermanfaat dalam membantu pemahaman mereka dalam pembelajaran ekonomi. Selain itu, pemberian tugas sebelum pembahasan materi sangat membantu untuk mengikuti pelajaran di kelas. Dan guru mata pelajaran ekonomi mengatakan bahwa peta konsep telah dikenal sebelum penelitian dilaksanakan oleh peneliti. Peta konsep biasanya digunakan untuk menjelaskan materi yang bersifat teori bukan hitungan. Pembelajaran dengan menggunakan peta konsep, menurutnya sangat tepat digunakan untuk menjelaskan materi indeks harga dan inflasi sebab, dalam materi tersebut hampir 80 % ialah teori dan 20 % ialah hitungan. Mempelajari konsep inflasi dan indeks harga ini juga tidak lepas dari
45
motivasi siswa sendiri untuk belajar dan rasa ingin tahu terhadap materi ini. Pembelajaran dengan peta konsep menurutnya memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu; kelebihan dari peta konsep: (1) dengan menggunkan peta konsep dalam proses pembelajaran membantu siswa lebih mudah untuk memahami materi yang sedang dibahas dalam pembelajaran ekonomi khususnya. (2) peta konsep dapat menunjukan cara berpikir siswa dalam memahami suatu pelajaran. (3) dan peta konsep dapat merangsang siswa untuk dapat berpikir aktif dan kreatif. (4) hasil latihan soal yang dikerjakan banyak yang benar serta hasil belajar siswa yang diperoleh baik selama proses pembelajaran dengan menggunkan peta konsep. Sedangkan kekuranganya ialah: (1) peta konsep hanya memuat konsep-konsep yang penting saja. (2) perlu adanya penjelasan lebih lanjut untuk bisa membaca peta konsep dari awal hingga akhir pembuatan, tanpa hal tersebut akan sulit untuk membaca peta konsep tersebut. Berdasarkan hasil latihan soal yang dikerjakan oleh siswa banyak yang benar serta hasil belajar yang mereka peroleh ialah baik. Dari siklus I yang memperoleh rata-rata tes hasil belajar siswa ialah 65,5 menjadi 81,4 pada siklus II selama pembelajaran menggunakan peta konsep. Terdapat peningkatan ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan peta konsep. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diperoleh bahwa pembelajaran dengan menggunakan peta konsep yang diterapkan baik dalam proses pembelajaran di sekolah maupun yang telah dibuat oleh siswa di rumah membantu mereka dalam memahami materi yang telah diajarkan. d. Tahap Refleksi Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi data pada siklus II, diperoleh gambaran bahwa peta konsep telah efektif digunakan dalam proses pembelajaran ekonomi pada konsep indeks harga dan inflasi, antara lain yaitu:
46
1) Hasil belajar yang diperoleh siswa telah mencapai batasan indikator keberhasilan yang ditetapkan 2) Hal-hal yang perlu diperbaiki dalam siklus I, sudah terlihat adanya penyempurnaan pada siklus II. 3) Peningkatan perhatian guru terhadap siswa dalam memahami penggunaan peta konsep sudah terlihat dan siswa sudah mengerti cara penggunaan peta konsep.
C. Pemeriksaan Keabsahan Data Data diperoleh dan dikumpulkan dari hasil belajar siswa yang diambil dengan memberikan tes hasil belajar kepada siswa pada setiap siklus, baik siklus I dan siklus II yang akan dihitung dengan persentase dan rentang nilai, kemudian dideskripsikan dalam bentuk kalimat oleh peneliti. Situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakannya tindakan diambil dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti dan diamati oleh guru pengamat ialah guru mata pelajaran ekonomi kelas X. Sedangkan tanggapan siswa terhadap strategi pembelajaran peta konsep yang digunakan diambil melalui lembar kuesioner. Kuesioner diberikan kepada siswa dan diisi setelah berakhirnya pembelajaran dengan menggunakan peta konsep pada setiap siklus yang telah dilaksanakan untuk memperoleh tanggapan dari siswa terhadap penerapan penerapan pembelajaran dengan menggunakan peta konsep. Selain itu, peneliti juga mewawancarai guru mata pelajaran ekonomi kelas X setelah berakhirnya siklus I dan II, untuk mengetahui tanggapan dari guru mengenai penerapan peta konsep yang telah dilaksanakan dalam proses pembelajaran yang telah diterapkan oleh peneliti. Selanjutnya, oleh peneliti data yang telah diperoleh dan dikumpulkan untuk dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
47
D. Analisis Data 1. Tes Hasil Belajar a. Tes Hasil Belajar Siklus I Nilai tes hasil belajar siklus I pada bahan kajian pengertian Indeks harga dan jenis-jenis indeks harga (IHK, IHP, IHPB), serta hubungan indeks harga dengan inflasi. Dilihat dari table berikut : Tabel 2. Deskripsi Nilai Siswa Pada Siklus I N
Valid
30
Missing Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum Sum
0 65.5 66.7 66.7 2.35883E1 11.1 100 1966.7
Dari tabel 2 di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I adalah 65,5, hal tersebut dapat dikatakan bahwa siswa cukup mencapai batas indikator hasil belajar. Di mana kategori nilai rata-rata tersebut dilihat pada tabel berikut : Tabel 3. Konversi skor Angka 100 80 - 100 66 - 79 56 - 65 40 - 55 30 - 39
Angka 10 8,0 - 10,0 6,6 - 7,9 5,6 - 6,5 4,0 - 5,5 3,0 - 3,9
Huruf A B C D E
Keterangan Baik Sekali Baik Cukup Kurang Gagal
Maka tabel distribusi frekuensi nilai tes hasil belajar pada siklus I adalah sebagai berikut :
48
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar siklus I Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 11.1
1
3
3
3
22.2
1
3
3
6.7
33.3
2
6.7
6.7
13
44.4
4
13
13
26
55.5
4
13
13
40
66.7
5
16.7
16.7
56.7
77.8
5
16.7
16.7
73
88.9
5
16.7
16.7
90
100
3
10
10
100
30
100
100
Total
Dari tabel 4 distribusi frekuensi di atas, dapat dibuat histogram sebagai berikut : Gambar 3. Histogram Frekuensi Hasil Belajar Siklus I
Dari histogram di atas (gambar 3), terlihat bahwa terdapat siswa yang memperoleh nilai 66,7 sebanyak 5 siswa atau sebesar16,7 % dan 5 orang siswa memperoleh nilai 77,8 atau sebesar 16,7%, dan 5 orang siswa 49
memperoleh nilai 88,9 atau sebesar 16,7%. Dan nilai tertinggi terletak 100 sebanyak 3 siswa atau sebesar 10%, dan nilai terendah terletak antara 11,1 sebanyak 1 siswa atau sebesar 3%. Hal ini menunjukan bahwa sebagian siswa telah mencapai batasan indikator hasil belajar. Terdapat 18 siswa (60,1%) sudah mencapai ketuntasan belajar. Sehingga pada siklus I masih belum mencapai indikator keberhasilan. Oleh karena itu, peneliti melanjutkan pada siklus II. b. Tes Hasil Belajar Siklus II Nilai tes hasil belajar pada siklus II pada
bahan kajian
mengidentifikasi inflasi, jenis, penyebab, dampak, dan penanggulangan pada inflasi, serta perhitungan laju inflasi dapat dilihat pada tabel berikut : Deskripsi Nilai Siswa
Tabel 5.
Pada Siklus I N
Valid
30
Missing Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum Sum
0 81.4815 88.9 88.89a 1.89852E1 33.3 100 2444.4
Dari tabel 5 di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada siklus II adalah 81,4 hal tersebut dapat dikatakan bahwa siswa baik sekali mencapai batas indikator hasil belajar. Dimana kategori nilai rata-rata tersebut dilihat pada tabel berikut : Tabel 6. Konversi Skor Angka 100 80 - 100
Angka 10 8,0 - 10,0
Huruf A
Keterangan Baik Sekali
66 - 79
6,6 - 7,9
B
Baik
56 - 65
5,6 - 6,5
C
Cukup
40 - 55
4,0 - 5,5
D
Kurang
30 - 39
3,0 - 3,9
E
Gagal
50
Maka tabel distribusi frekuensi nilai tes hasil belajar pada siklus II adalah sebagai berikut : Tabel 7. Distribusi Frekuensi Nilai Tes Hasil Belajar siklus II Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
33.3
1
3
3
3
44.4
2
6.7
6.7
10
55.6
1
3
3
13
66.7
5
16.7
16.7
30
77.8
3
10
10
40
88.9
9
30
30
70
100
9
30
30
100
Total
30
100
100
Dari tabel 7 distribusi di atas, dapat dibuat histogram sebagai berikut: Gambar 4 Histogram Frekuensi Hasil Belajar Siklus II
Berdasarkan tabel 7 dapat diperoleh informasi terdapat peningkatan hasil belajar pada siklus II. Ada sebagian siswa (16,7%) berada antara 66,7, ada pula 9 siswa (30%) berada antara 88,9 dan 9 orang siswa (30%) berada antara 100. nilai rata-rata pada siklus II memperoleh hasil yang meningkat yaitu dari 65,5 menjadi 81,4. terjadinya peningkatan ketuntasan belajar pada siklus II, hal ini menunjukan bahwa indikator keberhasilan pada siklus II. Oleh karena itu, penelitian ini tidak dilanjutkan pada siklus selanjutnya. 51
c. Hasil belajar Ekonomi Sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan, data hasil belajar ekonomi siswa yang telah dikumpulkan oleh penulis dalam penelitian dengan pemberian soal tes kemampuan awal (pree test) dan tes kemampuan akhir (post test) dari siswa dapat dilihat dengan menggunakan N-Gain, data yang di peroleh sebagai berikut : Tabel 8. Hasil Perhitungan Rata-rata Pre test Dan Post test Siklus 1
Siklus 2
No
Siswa
Pree tes
Post tes
n-gain
Pree tes
Post tes
N-gain
0.3333
Karakteristik sedang
33.333
77.78
0.6667
Karakteristik Sedang
1
A1
33.3
55.556
2
A2
22.2
55.556
0.4286
sedang
44.444
88.89
0.8
Tinggi
3
A3
55.6
100
1
tinggi
44.444
100
1
Tinggi
4
A4
22.2
44.444
0.2857
rendah
11.111
77.78
0.75
Tinggi
5
A5
22.2
22.222
0
rendah
22.222
100
1
Tinggi
6
A6
11.1
66.667
0.625
sedang
44.444
100
1
Tinggi
7
A7
44.4
88.889
0.8
tinggi
55.556
100
1
Tinggi
8
A8
55.6
77.778
0.5
sedang
66.667
77.78
0.3333
Sedang
9
A9
55.6
66.667
0.25
rendah
77.778
100
1
Tinggi
10
A10
11.1
33.333
0.25
rendah
11.111
33.33
0.25
Rendah
11
A11
22.2
88.889
0.8571
tinggi
22.222
88.89
0.8571
Tinggi
12
A12
44.4
100
1
tinggi
22.222
66.67
0.5714
Sedang
13
A13
77.8
100
1
tinggi
44.444
66.67
0.4
Sedang
14
A14
22.2
55.556
0.4286
sedang
55.556
100
1
Tinggi
55.556
66.67
0.25
Rendah
15
A15
11.1
11.111
0
rendah
16
A16
22.2
55.556
0.4286
sedang
66.667
88.89
0.6667
Sedang
17
A17
44.4
88.889
0.8
tinggi
22.222
55.56
0.4286
Sedang
22.222
88.89
0.8571
Tinggi
18
A18
44.4
77.778
0.6
sedang
19
A19
66.7
77.778
0.3333
sedang
22.222
66.67
0.5714
Sedang
33.333
88.89
0.8333
Tinggi
20
A20
33.3
44.444
0.1667
rendah
21
A21
11.1
44.444
0.375
sedang
11.111
66.67
0.625
sedang
22
A22
66.7
66.667
0
rendah
33.333
100
1
Tinggi
55.556
100
1
Tinggi sedang
23
A23
33.3
66.667
0.5
sedang
24
A24
22.2
66.667
0.5714
sedang
77.778
88.89
0.5
25
A25
55.6
88.889
0.75
tinggi
55.556
88.89
0.75
Tinggi
0.3333
sedang
33.333
44.44
0.1667
rendah
66.667
88.89
0.6667
sedang
77.778
100
1
Tinggi
26
A26
66.7
77.778
27
A27
33.3
77.778
0.6667
sedang
28
A28
44.4
88.889
0.8
tinggi
52
29
A29
30
A30 Jumlah
Rata-rata
22.2
33.333
0.1429
rendah
55.556
88.89
0.75
Tinggi
22.2 1099.7
44.444 1966.7
0.2857 14.5119
rendah
22.222
44.44
0.2857
rendah
36.657
65.556
0.48373
sedang
1266.7 42.222
2444 81.48 2
20.98 0.6993
sedang mendekati tinggi
Dari data di atas, dapat diinterpretasikan bahwa, nilai rata-rata tes awal (pre test) siswa pada siklus I ialah 36,65 dan tes akhir (post test) siswa pada siklus I ialah 65,55. Hal ini menunjukan terjadinya peningkatan hasil belajar, antara nilai post test dan pre test pada siklus I. Sedangkan nilai rata-rata tes awal (pre tes) siswa pada siklus II ialah 42,22 dan tes akhir (post tes) siswa ialah 81,48. dari data di atas dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II. Dari data tersebut (siklus I dan siklus II) menunjukan bahwa hasil belajar kognitif siswa menunjukan hal yang positif pada hasil pembelajaran dengan menggunakan peta konsep dan mengalami perubahan yang signifikan antara nilai pos ttest dan nilai pre test. Dan nilai rata-rata N-Gain pada siklus I ialah 0.48 (termasuk dalam kategori sedang), sedangkan rata-rata N-Gain pada siklus II ialah 0,69 (termasuk dalam kategori sedang mendekati tinggi). Dari data diatas menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar pada siklus II dan tarap pemahaman yang lebih baik dari pada siklus I.
E. Interpretasi Hasil Analisis Berdasarkan data-data yang terdapat pada analisis data, maka dapat diinterpretasikan, bahwa pemanfaatan peta konsep (concept mapping) pada bahasan indeks harga dan inflasi dapat meningkatkan pemahaman siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa adanya kemajuan siswa dalam memahami materi ekonomi tersebut, untuk lebih mendukung data yang terdapat di atas, maka peneliti memberikan kuesioner pada siswa untuk mengetahui tanggapan dan kritik siswa atas kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh
53
guru dengan menerapkan peta konsep. Data tersebut dapat dilihat dalam grafik tersebut. Gambar 5 Grafik Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Peta Konsep pada Siklus I
PERSENTASE ANGKET SIKLUS 1 120 100 80 60 40
PERSENTASE
20 0 S TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS TS S TS S 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Dari grafik di atas, dapat dideskripsikan bahwa : pada pernyataan (1) terdapat 70% siswa menjawab setuju menggunakan peta konsep untuk memahami materi yang diajarkan. Pernyataan (2) terdapat 80% siswa yang menyatakan tidak setuju, penggunaan peta konsep mempersulit dalam memahami materi yang diajarkan guru. Pernyataan (3) 60% siswa menjawab setuju, mengerti penggunaan peta konsep. Pernyataan (4) 90% siswa setuju, bahwa peta konsep hanya memuat konsep yang penting saja. Pernyataan (5) 100% siswa setuju, penggunaan peta konsep dapat membantu memahami belajar ekonomi dan merasakan manfaat dari peta konsep dalam pembelajaran ekonomi. Pernyataan (6) 50% siswa setuju memilih menggunakan peta konsep pada saat belajar dibandingkan dengan cara biasa (konvensional). Pernyataan (7) 70% siswa menyatakan setuju apabila lupa dengan materi pelajaran mereka membuka lagi atau membaca lagi peta konsep. Pernyataan (8) siswa setuju (70%) jika mereka lupa dengan materi yang telah di ajarkan, mereka membaca contoh soal. Pernyataan (9) 70% siswa yang
54
menyatakan setuju mengerti susunan dalam peta konsep yang telah di buat dalam pembelajaran. Pernyataan (10) 73% siswa setuju siswa memahami pelajaran yang telah di ajarkan oleh guru. Gambar 6 grafik Tanggapan Siswa Terhadap Penerapan Peta Konsep pada Siklus II
PERSENTASE ANGKET SIKLUS 2 120 100 80 60 PERSENTASE
40 20 0 S TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS S TS TS S TS S 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Berdasarkan grafik di atas, kuesioner yang dibagikan kepada siswa pada siklus II terhadap pembelajaran menggunakan peta konsep. Pernyataan (1) terdapat 83,3% siswa setuju membuat peta konsep sendiri. Pernyataan (2) 90% siswa setuju tidak mengalami masalah dalam pembuatan peta konsep dalam memahami materi pelajaran. Pernyataan (3) siswa tidak setuju (80%) penggunaan peta konsep mempersulit dalam memahami materi yang diajarkan guru. Pernyataa (4) 96,6% siswa setuju mengerti penggunaan peta konsep. Pernyataan (5) siswa tidak setuju (93,3%) mereka belajar terlebih dahulu untuk membuat peta konsep. Pernyataan (6) 50% siswa setuju membuat peta konsep membuat mereka siap dalam belajar ekonomi. Pernyataan (7) 100% siswa setuju lebih memilih belajar mengunakan peta konsep di bandingkan belajar dengan cara biasa. Pernyataan (8) 53,3% siswa tidak setuju mendapat manfaat menggunakan peta konsep pada saat belajar
55
ekonomi. Pernyataan (9) 83,3% siswa setuju apabila lupa terhadap materi siswa membaca kembali peta konsep. Pernyataan (10) 80% siswa setuju mengerti pelajaran yang di berikan oleh guru, dan setuju pemberian tugas peta konsep dan penerapan peta konsep dalam pembelajaran di sekolah karena
dapat
mempermudah dalam memahami pelajaran ekonomi yang akan dipelajari.
F. Pembahasan Temuan Penelitian Dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan dan berdasarkan deskripsi data yang telah dipaparkan di atas diperoleh hasil temuan peneliti, temuan peneliti pada siklus pertama menunjukan rata-rata nilai kelas ialah 65,5 dan masih terdapat beberapa siswa yang memperoleh nilai yang kurang dari 60,0 berarti belum mencapai indikator ketuntasan dalam belajar Hasil yang di atas tidak lepas dari pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Peneliti menggunakan peta konsep dalam pembelajaran, pada siklus pertama masih banyak siswa yang tidak mengerti bagaimana cara penggunaan peta konsep. Setelah direfleksi hal ini menjadi motivasi bagi peneliti untuk lebih menekankan penugasan dan menjelaskan tentang penggunaan dan maksud dari peta konsep tersebut. Hasil temuan peneliti pada siklus kedua rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan ialah menjadi 81,4 walupun masih terdapat 4 orang siswa yang memperoleh nilai di bawah 60,0. Nilai rata-rata kelas pada siklus II sudah mencapai indikator hasil belajar yang telah di tetapkan. Keberhasilan penelitian pada siklus kedua ini tidak lepas dari peran guru dalam proses pembelajaran dan siswa yang makin aktif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan peta konsep. Siklus kedua mengalami perubahan dengan diberikan tugas peta konsep di rumah dengan materi yang akan di pelajari sebelum pelaksanaan dalam pembelajaran dan guru memberikan penekanan agar siswa mempresentasikan di depan kelas. Ternyata peta konsep sangat membantu mereka dalam memahami materi yang akan dipelajari. Dalam kuesioner pada tindakan siklus kedua memperoleh tanggapan yang sangat baik, di mana siswa mengalami peningkatan dalam memahami dalam
56
penggunaan peta konsep (90%) dan para siswa juga memberikan tanggapan yang positif terhadap cara penggunaan peta konsep (96,6%). Dan juga berdasarkan kuesioner hampir dari seluruh siswa memahami materi ekonomi yang telah diajarkan dengan menggunakan peta konsep (80%). Berdasarkan hal tersebut dari temuan penelitian, peneliti mengungkapkan bahwa nilai rata-rata tes hasil belajar yang diperoleh siswa meningkat pada siklus pertama ialah 65,5 menjadi 81,4 pada siklus kedua. Meningkatnya rata-rata tes hasil belajar dikarenakan oleh peta konsep yang dikerjakan dengan penegasan di sekolah bersama-sama berbeda dengan penugasan peta konsep di rumah yang hasilnya dipresentasikan di depan kelas. Ternyata pemberian tugas peta konsep di rumah membuat siswa menjadi lebih siap untuk belajar dan aktif di kelas. Hal ini karena sebelum membuat peta konsep siswa diharuskan membaca dan mencari materi pelajaran yang akan di bahas sehingga membantu mereka dalam memahami pelajaran ekonomi saat proses belajar mengajar berlangsung. Penggunaan peta konsep dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Pemberian tes hasil belajar pada siklus I dan siklus II merupakan tolok ukur untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa dapat memahami materi yang diajarkan oleh guru. Pemahaman siswa ialah kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari. Pemahaman dalam tingkatan Bloom berarti pada tingkatan kedua. Menurut (Kadir, 2005), tahap pemahaman ini meliputi: pemahaman konsep, pemahaman prinsip aturan dan generalisasi, pemahaman terhadap struktur, kemampuan untuk membuat transpormasi, kemampuan untuk mengikuti pola berpikir dan kemampuan untuk membaca dan menginterpretasi data.
57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan sebagaimana telah diuraikan pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan peta konsep pada konsep indeks harga dan inflasi dapat meningkatkan pemahaman siswa dapat dilihat dari : 1. Telah tercapainya batasan indikator keberhasilan tes hasil belajar untuk meningkatkan pemahaman siswa pada siklus kedua. Hal tersebut dari tes hasil belajar yang telah diberikan. 2. Terdapat peningkatan hasil belajar ekonomik dengan menggunakan peta konsep pada siklus pertama terhadap siklus kedua. Hal ini ditunjukan dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus pertama sebesar 65,5 naik menjadi 81,4 pada siklus kedua. 3. penerapan peta konsep dalam proses pembelajaran berjalan dengan baik dan efektif serta dapat meningkatkan pemahaman siswa. Hal ini dapat dilihat dari tercapainya indikator penelitian dan ketuntasan belajar siswa. Serta peningkatan hasil belajar siswa dari siklus pertama 65,5 naik menjadi 81,4 pada siklus kedua. 4. Interaksi proses pembelajaran di kelas meningkat dari siklus pertama ke siklus kedua. Ini ditunjukan dengan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Pemberian tugas peta konsep sebelum proses pembelajaran
58
berlangsung, disinyalir merupakan rangsangan yang dapat menumbuhkan kesiapan dan kreatifitas siswa dalam belajar. 5. Waktu pembelajaran semakin efektif dan optimal dari siklus pertama ke siklus kedua. Hal ini dilihat dari kegiatan proses belajar mengajar yang tiap siklus adanya perbaikan pada proses kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan situasi dan kondisi pembelajaran hingga berjalan dengan baik dan kondusif. B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka dapat disarankan: 1. Pihak
sekolah
hendaknya
memperhatikan
kreatifitas
guru
untuk
memancing siswa agar lebih kreatif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan peta konsep dapat dijadikan alat pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran di dalam kelas. 2. Guru bidang studi ekonomi hendaknya terus mengembangkan peta konsep ini dalam kegiatan pembelajaran untuk lebih meningkatkan pemahaman siswa pada konsep-konsep ekonomi lainnya dan guru lebih teliti dalam membimbing dan mengamati aktifitas siswa dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas. 3. Siswa hendaknya dapat mengembangkan peta konsep yang telah dibuat sebelumnya dengan mencari sumber yang lain yang berkaitan dengan peta konsep sehingga siswa mengetahui tentang peta konsep yang benar dan ditingkatkan pada konsep bahasan lainnya dalam pelajaran ekonomi yang akan dipelajari. 4. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan peta konsep pada konsep-konsep ekonomi lainnya.
59
DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah, “Perbaikan Bimbingan PPL Dengan Menerapkan Teknik Peta Konsep”, Palembang: Jurnal Forum Pendidikan. FKPI Universitas Sriwijaya, Tahun 2002No. 2, Maret 2002 Barbara Sket And Sasa Aleksij,”Using Concept And Teaching Organic Chemical Reaction” Dalam Pedagogical Paper, Slovenia, 2005. Buzan, Tony, Buku Pintar Mind Map, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009. Dahar, Ratna Wilis, Teori-teori Belajar, Jakarta: PT. Erlangga, 1996. DePorter, Bobbi, dkk, Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum Learning di Ruang-ruang Kelas, Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007, cet, XIX. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2001. Djamarah, Bahri, Syaiful dan Zain, Aswan Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, Cet ke-3. Hilda Rizqiani, Penerapan Metode Pembelajaran Peta Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009. Jufri, Wahab, dkk., 2003. “Pemanfaatan Peta Konsep Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Tarap Serap Siswa Dalam Pembelajaran Biologi”, Dalam Laporan Penelitian Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram Kadir, “Pengaruh Pendekatan Problem Possing Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Metakognisi Siswa”, Http// Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan,com/peta konsep. Blogspot. Kadir,”Efektifitas Strategi Peta Konsep Dalam Pembelajaran Sains Dan Matematika”, Dalam Jurnal Pendididikan Dan Kebudayaan, Jakarta, No. 50, Tahun Ke-10 November 2004 L. J Moleong, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005. Mardiningsih, Lilik,”Pembelajaran Dengan Menggunakan Peta Konsep Suatu Upaya Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep-Konsep Fisika”,Dalam Pelangi Pendidikan, Jakarta, 2001
60
Norizan, “Strategi Mengajar Sains Menggunakan Peta Konsep”, 2004, dalam http://www.geocities.com/norizan /strategi.htm. Nur, Mohammad, Strategi-strategi Belajar, Surabaya: UNESA- University Press, 2000. Pannen, Paulina, et al.,Kontruktivisme Dalam Pembelajaran, Jakarta; Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan Dan Pengembangan Aktifitas Intruksional Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2001. Pasaribu, Abidin, “Peningkatan Kualaitas Pembelajaran Guru Fisika Melalui Teknik Peta Konsep”.Dalam Jurnal Forum Pendidikan, FKIP Universitas Sriwijaya, Palembang, Tahun 22 No. 1, September 2002 . Plotnic, Eric “Concept Mapping; A Graphical System For Understanding The Relationship”, 2006. dalam http://www.ericdiggest.org/2001-1/concept html. 12 Oktober 2010. Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi : Mikro ekonomi Dan Makro Ekonomi, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung: 2009. Redja Mudyahardjo, Filsafat Ilmu Pendidikan Suatu Pengantar, Bandung; PT Remaja Rosda Karya, 2001, cet. Ke-1. Rumansyah, “Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kimia Karbon”, Dalam Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta, No. 042. Tahun ke-9 Mei 2003, h. 351. Sapriya, Pendidikan IPS : Konsep dan Pembelajaran, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung: 2009. Sholahuddin, Arif, “Implementasi Teori Ausebel Pada Pembelajaran Senyawa Karbon”, Dalam Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta, No. 039, Tahun ke-8 November 2002, Situmorang, Maniahar dan Jamalum Purba, “Efektifitas Media Dalam Peta Konsep Dalam Pengajaran Kimia Konsep Mol Disekolah Menengah Umum”, Dalam Pelangi Pendidikan, Jakarta. Sudjiono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2000. Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004, cet ke-2.
61
Tim Pelatih Proyek PGSM, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah, Secondary School Teacher Development Projek, 1999. Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Jakarta : PT Sinar Grafika, 2005, cet ke-1. Wahidin, “Startegi Peta Vee Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Sains” Dalam Jurnal Seminar Internasional Pendidikan Ipa, Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007, Wikipedia, “Pengertian Ekonomi” dari http://www.wikipedia.com, 8 September 2010 Yasin, Burhanuddin, Penelitian Tindakan Kelas, Pendekatan Efektif-Perbaiakan Mutu Pembelajaran Dan Prestasi Siswa. Dinas Pendidikan Nangroe Aceh Darussalam. Pengolahan Pelatihan Guru SD, SLTP, dan SLTA, ed. Ke-1. (Malang: Penerbit Unversitas Negeri Malang, 2002. Zaini, Hisyam, Stategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta; IAIN Sunan Kalijaga, 2004),
62
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMA/MA Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar kompetensi
: : : :
Kompetensi Dasar
MAN 1 Tarumajaya Ekonomi X/I 5. Memahami Produk Domestik Bruto (PDB), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Nasional Bruto (PNB), dan Pendapatan Nasional (PN). : 5.4 Mendeskripsikan indeks harga dan inflasi
Indikator
: Mendeskripsikan pengertian indeks harga dan indeks
Alokasi Waktu
harga konsumen. Menghubungkan indeks harga dengan inflasi. Mendeskripsikan pengertian inflasi : 2 jam pelajaran (1x pertemuan)
A. Tujuan Pelajaran 1. Mendeskripsikan pengertian indeks harga dan indeks harga konsumen. 2. Menghubungkan indeks harga dengan inflasi. 3. Mendeskripsikan pengertian inflasi B. Materi Pelajaran 1. Pengertian dan hubungan indeks harga dan inflasi 2. Penyebab, dampak, dan cara mengatasi inflasi C. Metode 1. Tanya jawab 2. Diskusi 3. Ceramah variatif D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Tahapan Kegiatan guru Kegiatan siswa Kegiatan Awal • Guru mengucapkan • Siswa menjawab salam, mengabsen salam dan kehadiran sisiwa mengucap hadir dan memeriksa pada saat di kebersihan kelas, panggil, berdoa dan membuka pelajaran membaca basmalah dengan bedoa dan membaca bassmalah. • Guru memberikan • Siswa penjelasan tentang mendengarkan peta konsep dan penjelasan guru memberikan dengan baik dan pertanyaan tentang menjawab indeks harga dan pertanyaan dari inflasi untuk guru. mengetahui
63
Kegiatan Inti
•
•
•
Kegiatan Akhir
pengetahuan awal siswa terkait dengan materi indeks harga dan inflasi. Guru menjelaskan lebih mendalam dan intensif tentang pengertian indeks harga dan inflasi Guru memberiakan materi indeks harga dan inflasi dengan menggunakan strategi peta konsep Siswa diperbolehkan bertanya tentang materi yang sudah dijelaskna oleh guru apabila kurang mengerti atau tidak faham Guru meyakinkan betul-betul bahwa siswa benar-benar mengerti materi yang telah dijelaskan oleh guru
•
Siswa mendenarkan penjelasan dari guru mengenai pengertian indeks harga dan inflasi.
•
Siswa memperhatikan dan bertanya apabila belum mengerti materi yang telah dijelaskan oleh guru
•
Siswa membaca kembali materi yang penting di dalam LKS
•
Siswa mengerjakan contoh soal tersebut
•
Siswa mendengarkan penjelasan dar guru
•
Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan materi yang telah dijelaskan oleh guru
•
Guru mengevaluasi contoh soal yang di kerjakan oleh siswa
•
Guru memberikan tugas pembuatan peta konsep terekait dengan materi selanjutnya
•
Siswa mencatat tugas yang diberikan oleh guru
•
Guru menutup pelajaran dengan
•
Siswa membaca hamdalah
64
pembacaan hamdallah E. Sumber dan media pembelajaran Sumber pembelajaran : - buku panduan ekonomi Endo Sariono dkk. Manusia dan prilaku ekonomi; pelajran ekonomi untuk SMA/MA kelas X. (Jakarta: Ganecca Exact, 2007) Drs. Alam S. MM. Ekonomi SMA dan MA Kelas X. (Jakarta: Esis, 2007) LKS Internet Media
: white board dan spidol.
F. Penilaian Tes Kemampuan Mengetahui Guru Mata pelajaran
Bekasi, 23 Februari 2011 Guru Praktikan
Muhidin.Sp.d
Yudi Syarif
65
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMA/MA Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar kompetensi
: : : :
Kompetensi Dasar Indikator
MAN 1 Tarumajaya Ekonomi X/I 5. Memahami Produk Domestik Bruto (PDB), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Nasional Bruto (PNB), dan Pendapatan Nasional (PN). : 5.4 Mendeskripsikan indeks harga dan inflasi : Menghubungkan indeks harga dengan inflasi.
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran (1x pertemuan)
G. Tujuan Pelajaran 1. Menghubungkan indeks harga dengan inflasi H. Materi Pelajaran 1. Pengertian dan hubungan indeks harga dan inflasi I. Metode 1. Tanya jawab 2. Diskusi 3. Ceramah variatif 4. mapping concept J. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Tahapan Kegiatan guru Kegiatan Awal • Guru mengucapkan salam, mengabsen kehadiran sisiwa dan memeriksa kebersihan kelas, membuka pelajaran dengan bedoa dan membaca bassmalah. • Apersepsi : guru menenyakan hubungnan indeks harga dan inflasi • Motivasi hubungan indeks harga dan inflasi sangat erat sebagai indikator perhitungan laju inflasi. Kegiatan Inti
•
•
•
Kegiatan siswa • Siswa menjawab salam dan mengucap hadir pada saat di panggil, berdoa dan membaca basmalah
•
Siwa mendengarkan penjelasan dari guru.
Guru menanyakan tugas peta konsep yang di buat dirumah oleh siswa.
•
Siswa mengumpulkan tugas pekerjaan rumah yang telah dikerjakan.
Guru menjelaskan materi hubungan antar indeks harga dan inflasi.
•
Siswa memperhatikan dan bertanya apabila belum mengerti materi yang telah dijelaskan oleh guru Siswa bertanya kepada
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, terkait
66
•
•
•
materi yang telah dijelaskan oleh guru Guru meyakinkan betulbetul bahwa siswa benarbenar mengerti materi yang telah dijelaskan oleh guru Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan materi yang telah dijelaskan oleh guru
•
Guru mengevaluasi contoh soal yang di kerjakan oleh siswa
•
Guru memberikan tugas pembuatan peta konsep terekait dengan materi selanjutnya Guru menutup pelajaran dengan pembacaan hamdallah
Kegiatan Akhir
•
guru •
Siswa membaca kembali materi yang penting di dalam LKS
•
Siswa mengerjakan contoh soal tersebut
•
Siswa mendengarkan penjelasan dar guru
•
Siswa mencatat tugas yang diberikan oleh guru
•
Siswa membaca hamdalah
K. Sumber dan media pembelajaran Sumber pembelajaran : - buku panduan ekonomi
Media
Endo Sariono dkk. Manusia dan prilaku ekonomi; pelajran ekonomi untuk SMA/MA kelas X. (Jakarta: Ganecca Exact, 2007) Drs. Alam S. MM. Ekonomi SMA dan MA Kelas X. (Jakarta: Esis, 2007) LKS Internet : white board dan spidol.
L. Penilaian Tes Kemampuan
Mengetahui Guru Mata pelajaran
Bekasi, 25 Februari 2011 Guru Praktikan
Muhidin.Sp.d
Yudi Syarif
67
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMA/MA Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar kompetensi
: : : :
Kompetensi Dasar Indikator
MAN 1 Tarumajaya Ekonomi X/I 5. Memahami Produk Domestik Bruto (PDB), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Nasional Bruto (PNB), dan Pendapatan Nasional (PN). : 5.4 Mendeskripsikan indeks harga dan inflasi : Mendeskripsikan pengertian inflasi
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran (1x pertemuan)
M. Tujuan Pelajaran 1. Mendeskripsikan pengertian dan jenis-jenis inflasi. N. Materi Pelajaran 1. Mendeskripsikan pengertian dan jenis-jenis inflasi. O. Metode 1. Tanya jawab 2. Diskusi 3. Ceramah variatif 4. mapping concept P. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Tahapan Kegiatan guru Kegiatan Awal • Guru mengucapkan salam, mengabsen kehadiran sisiwa dan memeriksa kebersihan kelas, membuka pelajaran dengan bedoa dan membaca bassmalah. • Apersepsi siswa ditanya apa pengertian inflasi dan jenis-jenis inflasi • Motivasi: jenis-jenis inflasi untuk mengetahui tingkatan inflasi dan mengetahui penyebab inflasi Kegiatan Inti
Kegiatan siswa • Siswa menjawab salam dan mengucap hadir pada saat di panggil, berdoa dan membaca basmalah •
Siwa menjawab pertanyaan guru.
•
Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
•
Guru menjelaskan lebih mendalam dan intensif tentang jenis-jenis inflasi Guru memberikan materi dengan menggunakan strategi peta konsep
•
Siswa mendenarkan penjelasan dari guru mengenai pengertian indeks harga dan inflasi.
•
Siswa diperbolehkan bertanya tentang materi
•
Siswa memperhatikan dan bertanya apabila
68
•
Kegiatan Akhir
yang sudah dijelaskna oleh guru apabila kurang mengerti atau tidak faham Guru meyakinkan betulbetul bahwa siswa benarbenar mengerti materi yang telah dijelaskan oleh guru
•
belum mengerti materi yang telah dijelaskan oleh guru Siswa membaca kembali materi yang penting di dalam LKS
•
Guru memberikan tugas untuk mengerjakan LKS
•
Siswa mengerjakan LKS
•
Guru mengevaluasi contoh soal yang di kerjakan oleh siswa Guru memberikan tugas pembuatan peta konsep dengan materi jenis, penyebab, dan dampak inflasi Guru menutup pelajaran dengan pembacaan hamdallah
•
Siswa mendengarkan penjelasan dar guru
•
Siswa mencatat tugas yang diberikan oleh guru
•
Siswa membaca hamdalah
•
•
Q. Sumber dan media pembelajaran Sumber pembelajaran : - buku panduan ekonomi Endo Sariono dkk. Manusia dan prilaku ekonomi; pelajran ekonomi untuk SMA/MA kelas X. (Jakarta: Ganecca Exact, 2007) Drs. Alam S. MM. Ekonomi SMA dan MA Kelas X. (Jakarta: Esis, 2007) LKS Internet Media
: white board dan spidol.
R. Penilaian Tes Kemampuan
Mengetahui Guru Mata pelajaran
Bekasi, 9 Maret 2011 Guru Praktikan
Muhidin.Sp.d
Yudi Syarif
69
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMA/MA Mata Pelajaran Kelas/Semester Standar kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
: MAN 1 Tarumajaya : Ekonomi : X/I : 5. Memahami Produk Domestik Bruto (PDB), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Nasional Bruto (PNB), dan Pendapatan Nasional (PN). : 5.4 Mendeskripsikan indeks harga dan inflasi : Mendeskripsikan pengertian inflasi
Alokasi Waktu
: 2 jam pelajaran (1x pertemuan)
S. Tujuan Pelajaran 1. Mengidentifikasi penyebab, dampak, dan cara-cara mengatasi inflasi 2. Menghitung angka inflasi T. Materi Pelajaran 1. Mengidentifikasi penyebab, dampak, dan cara-cara mengatasi inflasi. 2. Menghitung angka inflasi. U. Metode 1. Tanya jawab 2. Diskusi 3. Ceramah variatif 4. mapping concept V. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Tahapan Kegiatan guru Kegiatan siswa Kegiatan Awal • Guru mengucapkan salam, • Siswa menjawab salam mengabsen kehadiran dan mengucap hadir sisiwa dan memeriksa pada saat di panggil, kebersihan kelas, berdoa dan membaca membuka pelajaran basmalah dengan bedoa dan membaca bassmalah. • Apersepsi :penyebab • Siswa mendengarkan dampak dan cara penjelasan guru dengan mengatasi inflasi. Dan baik. menghitung inflasi • Motivasi : penghitungan • Siswa mendengarkan laju inflasi dapat penjesan dari guru. mengetahui laju inflasi suatu negara Kegiatan Inti
•
Guru menanyakan tugas pembuatan peta konsep
•
Guru memeriksa pekerjaan • rumah siswa dan memerintahkan kepada siswa untuk
70
•
Siswa mengumpulkan tugas yang dikerjakan didepan rumah Siswa mempresentasikan pekerjaan rumah mereka didepan kelas,
mempresentasikan tugas mereka di depan kelas •
Gurur memberikan penjelasan lanjut tentang apa yang telah dijelaskan oleh siswa Guru memberikan penjelasan tentang perhitungan laju inflasi
•
Siswa siswa mendengarkan penjelasan dari guru
•
Siswa mendengarkan penjelasan guru
•
Guru memberikan contoh soal dan kuis
•
Siswa mengerjakan contoh soal dan menjawab kuis yang diberikan oleh guru
•
Guru mengevaluasi contoh soal yang di kerjakan oleh siswa
•
Siswa mengerjakan contoh soal tersebut
•
Guru menutup pelajaran dengan pembacaan hamdallah
•
Siswa membaca hamdalah
•
Kegiatan Akhir
dan siswa yang lain memperhatikan.
W. Sumber dan media pembelajaran Sumber pembelajaran : - buku panduan ekonomi Endo Sariono dkk. Manusia dan prilaku ekonomi; pelajran ekonomi untuk SMA/MA kelas X. (Jakarta: Ganecca Exact, 2007) Drs. Alam S. MM. Ekonomi SMA dan MA Kelas X. (Jakarta: Esis, 2007) LKS Internet Media
: white board dan spidol.
X. Penilaian Tes Kemampuan
Mengetahui Guru Mata pelajaran
Bekasi, 11 Maret 2011 Guru Praktikan
Muhidin.Sp.d
Yudi Syarif
71
Lampiran 2 TES HASIL BELAJAR SIKLUS 1 Berilah Tanda silang (X) pada jawaban yang paling benar 1. Inflasi adalah….. a. suatu keadaan dalam perekonomian, di mana harga-harga barang industri naik b. suatu keadaan dalam perekonomian, di mana harga-harga bahan kebutuhan pokok sehari-hari cenderung naik c. suatu keadaan dalam perekonomian, di mana harga-harga naik sesaat, tetapi dalam waktu singkat turun kambali d. suatu keadaan dalam perekonomian, di mana harga-harga naik secara umum e. suatu keadaan dalam perekonomian, di mana harga-harga bahan industri naik 2. Inflasi sedang ialah berkisar… a. Di atas 100% b. 10 %. s. d 30% c. 10% . s. d 20% d. 5%. s. d. 15% e. Di atas 120% 3. Pertambahan jumlah uang yang beredar dapat menyebabkan inflasi. Ini adalah teori…. a. struktural b. Keynesian c. Probabilitas d. Kuantitas e. kesempatan 4. Pihak yang paling dirugikan dengan adanya inflasi ialah… a. pedagang barang kelontong b. produsen barang konsumsi c. orang yang mempunyai gaji tetap d. eksportir barang modal e. importer bahan dasar 5. Inflasi yang terjadi karena kenaikan barang produksi disebut… a. open inflation b. closed inflation c. spiral inflation d. demand-pull inflation e. cost-push inflation 6. Kondisi dimana terjadi kemerosotan nilai mata uang karena banyaknya uang yang beredar sehinnga menyebabkan kenaikan harga disebut…. a. harga pokok b. pendapatan c. inflasi
72
d. biaya produksi e. kurs mata uang 7. Inflasi terjadi karena ketidak seimbangan antara… a. produksi dan uang beredar b. produksi dan upah c. kecepatan produksi dan predaraan uang d. jumlah barang yang diperdagangkan dan harga pasar e. tingkatan harga dan jumlah uang beredar 8. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan meningkatkan harga barang lain. Contoh ini menunjukan terjadinya inflasi karena… a. open inflation b. closed inflation c. spiral inflation d. demand-pull inflation e. cost-push inflation 9. Tingkat persentase kenaikan harga dalam beberapa indeks harga dari satu periode ke periode lainnya disebut… a. indeks harga b. tingkatan harga c. inflasi ringan d. laju inflasi e. inflasi sedang 10. Perbandingan antara harga rata-rata pada tahun yang dihitung dan harga rata-rata pada tahun dasar ialah…. a. indeks harga b. tingkatan harga c. inflasi ringan d. laju inflasi e. inflasi sedang 11. Di bawah ini yang merupakan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengendalikan inflasi, kecuali… a. kebijakan moneter b. kebijkan fisikal c. peningkatan produksi d. penetapan harga maksimum e. mepermudah kredit kepada masyarakat 12. Penghitungan indeks harga dengan menggunakan data harga barangbarang yang diperdagangkan dalam eceran untuk di konsumsi sendiri disebut…. a. indeks harga produsen b. indeks harga konsumen c. indeks harga perdagangan besar d. indeks harga ekspor e. indeks harga impor
73
13. Karena bahan bakunya import dari negara Jerman, bila Negara Jerman mengalami inflasi maka Indonesia juga mengalami inflasi. Inflasi demikian yang menurut sumbernya ialah…. a. open inflation b. closed inflation c. Imported inflation d. demand-pull inflation e. cost-push inflation 14. Perhatikan tabel di bawah ini! Tahun Indeks Harga Konsumen (IHK) 2005 98,78 2006 107,27 2007 104,56 2008 113,48 a. 9.63% b. 9,12% c. 8,92% d. 8,75% e. 8,53% 15. Pendapatan masyarakat bertambah karena panen raya maka harga barang menjadi naik, menurut penyebabnya termasuk inflasi… a. Domestic inflation b. closed inflation c. spiral inflation d. demand-pull inflation e. cost-push inflation
74
TES HASIL BELAJAR SIKLUS II Berilah Tanda silang (X) pada jawaban yang paling benar 16. Dampak inflasi dapat menyebabkan minat masyarakat untuk….. a. minat bertambah untuk menabung b. minat sedang-sedang saja untuk menabung c. minat berkurang untuk menabung d. minat untuk mendepositokan uang di bank bertambah e. jawaban A. dan B yang benar 17. Inflasi yang disebabkan oleh tarikan permintaan dan desakan biaya produksi di sebut dengan inflasi….. a. infllasi rendah b. inflasi tinggi c. inflasi campuran d. inflasi dalam negri e. inflasi luar negri 18. Di bawah ini yang merupakan rumus penghitungan laju inflasi ialah…… ∑ Pn a. = x 100 % ∑ Po IHK t − IHK t −1 x 100 % b. = IHK t −1 ∑ ( Pn .Qn ) x 100% c. = ∑( Po .Qn ) ∑( Pn .Qo ) x 100% d. = ∑( Po .Qo ) e. = C + I + G + (X – M) 19. Diketahui indeks harga pada tahun 2005 ialah 5000 dan pada tahun 2006 ialah 8000 hitunglah laju inflasi pada tahun 2006…. a. 5 % b. 6 % c. 10% d. 9% e. 7% 20. Inflasi menghambat ekspor karena… a. bunga untuk kredit ekspor meningkat b. ekspor mengahadapi lebih banyak pesaing c. harga barang ekspor menjadi lebih murah d. ekspor memerlukan banyak biaya e. harga barang ekspor menjadi lebih mahal 21. Apabila tingkat inflasi di Indonesia adalah sebesar 7%, maka berdasarkan tingkat keparahannya inflasi ini tergolong ke dalam kategori… a. inflasi ringan b. inflasi sedang
75
c. inflasi berat d. hyferinflation e. inflasi normal 22. Yang merupakan penyebab dari inflasi yang berasal dari luar negeri adalah… a. musim kemarau berkapanjangan yang mengakibatkan sebagian besar panen gagal b. ditemukannya tambang minyak baru c. inflasi karena inflasi dari luar negeri d. pemerintah memberlakukan anggaran deficit e. adanya banjir dan gempa 23. Kenaikan biaya produksi dapat mengakibatkan inflasi karena… a. permintaan barang dan jasa yang semakin menguat b. untuk memasuki pasar, kapasitas produksi harus di tingkatkan c. panawaran barang berkurang d. arus barang dari produsen ke konsumen menjadi melambat e. banyaknya sumberdaya produksi yang menganggur 24. Sebagai salah satu pedoman untuk menentukan kebijakan yang akan datang, terutama dibidang pembangunan ekonomi ialah suatu manfaat dari perhitungan… a. pendapatan perkapita b. indeks harga c. inflasi d. PDRB e. PDB 25. Perhitungan indeks harga yang dilakukan dengan melakukan perhitungan dengan harga barang yang di konsumsi oleh konsumen secara eceran untuk di konsumsi sendiri atau untuk di jual kembali merupakan pengertian dari…. a. indeks harga produsen b. indeks harga konsumen c. indeks harga pedagang besar d. indeks harga lapeyers e. indeks harga parsche 26. Salah satu intrumens dalam mengatasi inflasi ialah kebijakan fiskal. Dibawah ini yang termasuk kebijakan fiskal ialah…. a. Penetapan persediaan kurs b. Penetapan diskonto c. Kebijakan operasi pasar terbuka d. Menaikan pajak e. Mengurangi peredaran uang dimasyarakat 27. Pada keadaan inflasi negara mengalami pendapatan devisa yang berkurang atau menurun, hal ini disebabkan kerena…. a. daya saing ekspor menurun karena harga barang yang di ekpor naik b. karena minat menabung masyarakat yang tinggi c. kenaikan pendapatan masyarakat
76
d. penurunan nilai mata uang Indonesia e. kenaikan kalkulasi harga pokok 28. Berdasarkan cakupannya inflasi atau kenaikan harga yang terjadi secara umumdan hanya terjadi pada barang-barang tertentu saja di sebut.. a. inflasi terbuka b. inflasi tertutup c. inflasi yang tidak terkendali d. inflasi sedang e. inflasi tinggi 29. Salah satu instrumen untuk menanggulangi inflasi ialah kebijakan fisikal. Dibawah ini yang termasuk kebijakan fisikalialah… a. penghematan pengeluaran pemerintah b. kebijakan diskonto c. kebijakan penetapan persediaan kas d. kebijakan operasi pasar terbuka e. kebijakan menaikansuku bunga 30. Dibawah ini adalh golongan yang paling dirugikan pada saat terjasinya inflasi ialah… a. pedangang,petani, spekulan b. peminjam atau debitor c. pemegang saham d. pemilik harta berupa harta tetap (tanh, rumah,kendaraan) e. orang yang berpenghasilan tetap.
77
Kunci Jawaban Siklus I 1. c 2. c 3. b 4. c 5. a 6. a 7. c 8. b 9. c 10. b 11. b 12. a 13. b 14. a 15. e
78
Kunci Jawaban Siklus II 1. d 2. b 3. d 4. c 5. d 6. c 7. e 8. e 9. a 10. a 11. c 12. b 13. c 14. c 15. a
79
UJI VALIDITAS TES HASIL BELAJAR SIKLUS II NO
SISWA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30
Jumlah
Jumlah Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 24 .369* .045 30
2 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 21 .312 .094 30
3 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 22 .279 .135 30
4 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 25 .091 .632 30
5 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 .366* .047 30
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 .281 .133 30
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 .554** .001 30
80
NO BUTIR SOAL 8 9 10 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 28 27 25 .470** .246 .681** .009 .190 .000 30 30 30
11 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 24 .330 .075 30
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 24 .369* .045 30
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 24 .447* .013 30
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 29 .370* .044 30
15 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 15 .612** .000 30
Jumlah 10 12 13 10 14 14 15 12 15 8 14 12 11 15 10 13 9 14 10 13 11 14 14 13 12 9 14 15 13 8 367 1 30
81
valid
valid
valid
valid
invalid
valid
invalid
valid
valid
invalid
valid
invalid
invalid
invalid
valid
Status
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
UJI VALIDITAS TES HASIL BELAJAR SIKLUS I NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jumlah
SISWA A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30 Jumlah Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 23 .109 .565 30
2 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 20 .486** .007 30
3 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 16 .449* .013 30
4 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 21 .526** .003 30
5 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 17 -.143 .453 30
6 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 21 .303 .104 30
82
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 25 .189 .316 30
NO BUTIR SOAL 8 9 10 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 23 11 16 .662** .551** .390* .000 .002 .033 30 30 30
11 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 23 .006 .976 30
12 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 19 .298 .110 30
13 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 25 .464** .010 30
14 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 25 .385* .035 30
15 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 20 .424* .020 30
Jumlah 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 305 1 30
83
valid
valid
valid
invalid
invalid
valid
valid
valid
invalid
invalid
invalid
valid
valid
valid
invalid
Status
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
UJI TINGKAT KESUKARAN TES HASIL BELAJAR SIKLUS I
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
SISIWA
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30 Jumlah Rata-rata
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 23 0.77
2 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 20 0.67
3 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 16 0.53
4 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 21 0.7
5 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 17 0.57
6 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 21 0.7
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 25 0.83
NO BUTIR SOAL 8 9 10 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 23 11 16 0.77 0.37 0.53
84
11 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 23 0.77
12 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 19 0.63
13 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 25 0.83
14 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 25 0.83
15 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 20 0.67
Jumlah 10 9 13 8 6 11 11 13 11 8 13 14 14 8 5 9 13 11 11 8 8 11 11 10 10 12 11 11 7 8 305 10.17
85
sedang
mudah
mudah
sedang
mudah
sedang
sedang
mudah
mudah
sedang
sedang
sedang
sedang
sedang
mudah
Status
UJI TINGKAT KESUKARAN TES HASIL BELAJAR SIKLUS II
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
NO BUTIR SOAL
SISWA
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10 A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20 A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30 Jumlah Rata-rata
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 24 0.8
2 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 21 0.7
3 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 22 0.73
4 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 25 0.83
5 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 0.87
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28 0.93
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 0.83
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 28 0.93
86
9 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 0.9
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 25 0.83
11 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 24 0.8
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 24 0.8
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 24 0.8
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 29 0.97
15 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 15 0.5
Jumlah 10 12 13 10 14 14 15 12 15 8 14 12 11 15 10 13 9 14 10 13 11 14 14 13 12 9 14 15 13 8 367 12.2
0.7 0.73
sedang mudah
0.93 0.83 mudah
87
0.9 0.83 0.8 0.8 0.8 0.97 0.5
mudah mudah mudah mudah mudah sedang
0.93 mudah
mudah
0.87 mudah
0.83 mudah
mudah
0.8 mudah
Status
Tk Kesukaran
PEDOMAN WAWANCARA GURU
Hari / Tanggal
: Jum’at 11 Maret 2011
Tempat
: MAN 1 Tarumajaya Bekasi Utara
Waktu
: 16.00 WIB
Yang diwawancarai
: Guru Ekonomi kelas X
Yang mewawancarai : Peneliti
1. Apakah guru pernah mengenal peta konsep sebelum pembelajaran yang telah berlangsung? 2. Apakah pembelajaran peta konsep cocok diterapkan dalam pembelajaran ekonomi khususnya pada materi indeks harga dan inflasi? 3. Apakan dengan di terapkannya pembelajaran peta konsep ini siswa dapat lebih aktif dan kreatif dalm proses pembelajaran? 4. Apakah peta konsep dapat meningkatkan kemampuan untuk memecahkan masalah dalam memahami soal-soal indeks harga dan inflasi 5. Dilihat dari hasil belajar siswa banyak siswa yang mendapat nilai bagus, sehinnga dapat saya katakan proses pembelajaran dengan menggunakan peta konsep dapat membantu sisiwa dalam memecahkan masalah dalam memahami soal-soal indeks harga dan inflasi. 6. Apakah kelebihan dan kekurangan dari penggunaan strategi peta konsep pada pembelajaran ekonomi?
88
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
Hari / Tanggal
: Jum’at 11 Maret 2011
Tempat
: MAN 1 Tarumajaya Bekasi Utara
Waktu
: 15.00 WIB
Yang diwawancarai
: Guru Ekonomi kelas X
Yang mewawancarai : Peneliti
Peneliti
: Apakah kamu senang mempelajari konsep indeks harga dan inflasi dengan menggunakan peta konsep?
Peneliti
: Menurut kamu, adakah manfaatnya dari peta konsep selama penerapan starategi ini dalam proses belajar mengajar dikelas?
Peneliti
: Apakah kamu mengerti dan memahami materi konsep indeks harga dan inflasi setelah belajar menggunakan peta konsep?
89
Lampiran 6 PEDOMAN WAWANCARA (KEGIATAN PENDAHULUAN / OBSERVASI)
Hari / Tanggal
: Rabu 16 Februari 2011
Tempat
: MAN 1 Tarumajaya
Waktu
: 14.00
Yang diwawancarai
: Guru Ekonomi kelas X
Yang mewawancarai : Peneliti 1. Bagaimana nilai ulangan ekonomi yang diperoleh melalui tes hasil belajar pada konsep indeks harga dan inflasi? 2. Strategi mengajar apa yang anda gunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.? 3. Apa yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas pada saat anda menjar menggunkan metode ceramah? 4. Bagaimana keaktifan siswa dalam hal bertanya dan proses belajar mengajar di kelas?
90
BERITA WAWANCARA Kesan Guru Terhadap Pembelajaran Dengan Peta Konsep Hari / Tanggal Tempat Waktu Yang diwawancarai Yang mewawancarai
: : : : :
Jum’at 11 Maret 2011 MAN 1 Tarumajaya Bekasi Utara 16.00 WIB Guru Ekonomi kelas X Peneliti
Peneliti : Apakah guru pernah mengenal peta konsep sebelum pembelajaran yang telah berlangsung? Guru : Peta konsep telah dikenal oleh guru, biasanya digunakan pada materi yang membahas teori saja bukan hitungan. Peneliti : Apakah pembelajaran peta konsep cocok diterapkan dalam pembelajaran ekonomi khususnya pada materi indeks harga dan inflasi? Guru : Pembelajaran peta konsep cocok digunakan pada konsep indeks harga dan inflasikarena lebih bersifat hafalan dan hanya sedikit materi manghitung. Peneliti : Apakan dengan di terapkannya pembelajaran peta konsep ini siswa dapat lebih aktif dan kreatif dalm proses pembelajaran? Guru : Dengan diterapkannya setrategi pembelajaran peta konsep, membuat siswa lebih kreatif dan aktif. Dan pada sisklus II diberikan tugas menyusun peta konsep sebelum proses pembelajaran dimulai, terlihat siswa lebih aktif dan antusias dalam proses pembelajaran. Peneliti : Apakah peta konsep dapat meningkatkan kemampuan untuk memecahkan masalah dalam memahami soal-soal indeks harga dan inflasi Peneliti : Dilihat dari hasil belajar siswa banyak siswa yang mendapat nilai bagus, sehinnga dapat saya katakan proses pembelajaran dengan menggunakan peta konsep dapat membantu sisiwa dalam memecahkan masalah dalam memahami soal-soal indeks harga dan inflasi. Peneliti : Apakah kelebihan dan kekurangan dari penggunaan strategi peta konsep pada pembelajaran ekonomi? Guru : Kelebihan Dalam penggunaan peta konsep dalam proses pembelajaran membantu siswa dalam memahami pelajaran ekonomi Peta konsep dapat menunjukan cara berpikir siswa dalam memahami suatu pelajaran Peta konsep dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif dan aktif dalam belajar Kekurangan Peta konsep hanya memuat konsep yang penting saja Perlu adanya penjelasan untuk mengetahui cara membaca peta konsep sampai akhir tanpa hal tersebut akan sulit untuk membaca peta tersebut.
91
Lampiran 7 BERITA WAWANCARA (KEGIATAN PENDAHULUAN / OBSERVASI)
Hari / Tanggal
: Rabu 16 Februari 2011
Tempat
: MAN 1 Tarumajaya
Waktu
: 14.00
Yang diwawancarai
: Guru Ekonomi kelas X
Yang mewawancarai : Peneliti
Peneliti
: Bagaimana nilai ulangan ekonomi yang diperoleh melalui tes hasil belajar pada konsep indeks harga dan inflasi?
Guru
: Banyak sisiwa yang mendapat nilai kurang dari 60 dan sisiwa belum mencapai ketuntasan belajar.
Peneliti
: Strategi mengajar apa yang anda gunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.?
Guru
: Saya lebih banyak mengajar ekonomi dengan menggunakan ceramah.
Peneliti
: Apa yang dilakukan oleh siswa di dalam kelas pada saat anda menjar menggunkan metode ceramah?
Guru
: Siswa lebih banyak mendengarkan materi dan mencatat materi pelajaran.
Peneliti
: Bagaimana keaktifan siswa dalam hal bertanya dan proses belajar mengajar di kelas?
Guru
: Siswa terlihat kurang aktif dan enggan bertanya mengenai hal-hal yang belum di mengerti.
92
Lampiran 8 UJI N-GAIN
Siklus 1
Siklus 2 pretes
postes
n-gain
0.3333
Karakteristik sedang
33.333
77.78
0.6667
Karakteristik sedang
44.444
88.89
0.8
tinggi
No
Siswa
pretes
postes
n-gain
1
A1
33.3
55.556
2
A2
22.2
55.556
0.4286
sedang
3
A3
55.6
100
1
tinggi
44.444
100
1
tinggi
4
A4
22.2
44.444
0.2857
rendah
11.111
77.78
0.75
tinggi
5
A5
22.2
22.222
0
rendah
22.222
100
1
tinggi
6
A6
11.1
66.667
0.625
sedang
44.444
100
1
tinggi
7
A7
44.4
88.889
0.8
tinggi
55.556
100
1
tinggi
8
A8
55.6
77.778
0.5
sedang
66.667
77.78
0.3333
sedang
9
A9
55.6
66.667
0.25
rendah
77.778
100
1
tinggi
10
A10
11.1
33.333
0.25
rendah
11.111
33.33
0.25
rendah
11
A11
22.2
88.889
0.8571
tinggi
22.222
88.89
0.8571
tinggi
12
A12
44.4
100
1
tinggi
22.222
66.67
0.5714
sedang
13
A13
77.8
100
1
tinggi
44.444
66.67
0.4
sedang
14
A14
22.2
55.556
0.4286
sedang
55.556
100
1
tinggi
15
A15
11.1
11.111
0
rendah
55.556
66.67
0.25
rendah
16
A16
22.2
55.556
0.4286
sedang
66.667
88.89
0.6667
sedang
17
A17
44.4
88.889
0.8
tinggi
22.222
55.56
0.4286
sedang
18
A18
44.4
77.778
0.6
sedang
22.222
88.89
0.8571
tinggi
19
A19
66.7
77.778
0.3333
sedang
22.222
66.67
0.5714
sedang
20
A20
33.3
44.444
0.1667
rendah
33.333
88.89
0.8333
tinggi
21
A21
11.1
44.444
0.375
sedang
11.111
66.67
0.625
sedang
22
A22
66.7
66.667
0
rendah
33.333
100
1
tinggi
23
A23
33.3
66.667
0.5
sedang
55.556
100
1
tinggi
24
A24
22.2
66.667
0.5714
sedang
77.778
88.89
0.5
sedang
25
A25
55.6
88.889
0.75
tinggi
55.556
88.89
0.75
tinggi
26
A26
66.7
77.778
0.3333
sedang
33.333
44.44
0.1667
rendah
27
A27
33.3
77.778
0.6667
sedang
66.667
88.89
0.6667
sedang
28
A28
44.4
88.889
0.8
tinggi
77.778
100
1
tinggi
29
A29
22.2
33.333
0.1429
rendah
55.556
88.89
0.75
tinggi
30
A30 Jumlah
22.2 1099.7
44.444 1966.7
0.2857 14.5119
rendah
22.222
44.44
0.2857
rendah
36.657
65.556
0.48373
sedang
1266.7 42.222
2444 81.482
20.98 0.6993
Rata-rata
93
sedang mendekati tinggi
Lampiran 9
Tabel Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I dan II
Pokok Bahasan Indeks harga dan inflasi
Sub Bahasan • Pengertian dan hubungan indeks harga dan inflasi • Penyebab, dampak, dan cara mengatasi inflasi • Penghitungan inflasi
Indikator SIKLUS I • Mendeskripsikan pengertian indeks harga dan indeks harga konsumen. • Menghubungkan indeks harga dengan inflasi. • Mendeskripsikan pengertian inflasi
No Soal
Jumlah
3, 9, 10, 12
4
1, 2, 4, 5, 6, 7, 11,13,15 8, 14
9
Jumlah SIKLUS II • Mengidentifikasi jenisjenis inflasi • Mengidentifikasi penyebab, dampak, dan cara-cara mengatasi inflasi.
• Menghitung angka inflasi dan indeks harga Jumlah
94
2 15
2, 6, 10, 13
4
1, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 14
8
3, 4, 15
3 15
Lampiran 10
PROSENTASE ANGKET SIKLUS I
No
Pernyataan
Tanggapan Setuju
Tidak Setuju
1.
Saya memahami materi mengenai indeks harga.
70%
30%
2.
Penggunaan peta konsep mempersulit dalam
20%
80%
60%
40%
90%
10%
100%
0%
peta konsep dibandingkan dengan cara biasa.
50%
50%
7.
Jika saya lupa, saya membaca peta konsep.
70%
30%
8.
Jika saya lupa, saya membaca contoh soal.
70%
30%
9.
Saya mengerti susunan yang terdapat dalam peta 70%
30%
73,3%
26,6%
memahami materi yang diajarkan guru 3.
Saya mengerti penggunaan pata konsep
4.
Saya setuju bahwa peta konsep hanya membuat konsep yang penting saja.
5.
Saya merasakan manfaat dari peta konsep saat belajar ekonomi.
6.
Saya lebih memilih belajar dengan menggunakan
konsep tersebut. 10
Saya memahami pelajaran ekonomi yang baru di ajarkan oleh guru.
95
Lampiran 11 PROSENTASE AANGKET SIKLUS II
No
Pernyataan
Tanggapan Setuju
Tidak Setuju
83,3%
16,6%
90%
10%
20%
80%
96,6%
6,6%
93,3%
6,6%
90%
10%
Saya merasakan adanya manfaat dari peta konsep
100%
0%
saat belajar ekonomi
46,6%
53,3%
9.
Jika saya lupa, saya membaca peta konsep.
83,3%
13,3%
10
Saya memahami pelajaran ekonomi yang baru di 80%
20%
1.
Saya membuat peta konsep tersebut sendiri
2.
Saya mengalami masalah pada saat pembuatan peta konsep
3.
Penggunaan peta konsep mempersulit dalam memahami materi yang diajarkan guru
4.
Saya mengerti cara menggunakan peta konsep tersebut.
5.
Saat membuat peta konsep saya harus belajar terlebih dahulu
6.
Saat saya membuat peta konsep membuat saya menjadi siap untuk belajar ekonomi
7.
Saya lebih memilih belajar menggunakan peta konsep dibandingkan dengan belajar cara biasa
8.
ajarkan oleh guru.
96
LEMBAR UJI REFERENSI Nama
: Yudi Syarif
Nim
: 106015000477
Jurusan
: Pendidikan IPS
Judul
: Pemanfaatan Peta Konsep (Concept Maping) Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Indeks Harga dan Inflasi di MAN 1 Tarumajaya Bekasi
No
1.
2.
3.
Paraf
Referensi
Pembimbing
Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Jakarta : PT Sinar Grafika, 2005), cet ke-1 h. 2 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet ke-3, h.8 Mohammad Nur, Strategi-strategi Belajar, (Surabaya: UNESAUniversity Press, 2000), h. 7
4.
http://www.jurnalpendidikan.com, pada 12 Desember 2010
5.
http://managementpengetahuan.blogspot.com/
6.
http://mgmpkimia.wordpress.com/2008/05/23/peta-konsep-1/ Paulina Pannen, et al.,Kontruktivisme Dalam Pembelajaran,(Jakarta;
7.
Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan Dan Pengembangan Aktifitas
Intruksional
Direktoral
Jenderal
Pendidikan
Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional, 2001), h. 119 Abidin Pasaribu, “Peningkatan Kualaitas Pembelajaran Guru Fisika 8.
Melalui Teknik Peta Konsep”.Dalam Jurnal Forum Pendidikan, FKIP Universitas Sriwijaya, Palembang, Tahun 22 No. 1, September 2002, h. 3 Maniahar Situmorang dan Jamalum Purba, “Efektifitas Media Dalam
9.
Peta Konsep Dalam Pengajaran Kimia Konsep Mol Disekolah Menengah Umum”, Dalam Pelangi Pendidikan, Jakarta, h. 29
97
Eric Plotnic “Concept Mapping; A Graphical System For 10. Understanding The Relationship”, 2006. dalam http://www.ericdiggest.org/2001-1/concept html. 12 Oktober 2010 Eric Plotnic “Concept Mapping; A Graphical System For 11. Understanding The Relationship”, 2006. dalam http://www.ericdiggest.org/2001-1/concept html. 12 Oktober 2010 12.
http://www.infodiknas.com/peta-konsep-untuk-melatih-ketrampilanberpikir/ Norizan, “Strategi Mengajar Sains Menggunakan Peta Konsep”, 2004,
13.
dalam http://www.geocities.com/norizan /strategi.htm. Barbara Sket And Sasa Aleksij,”Using Concept And Teaching Organic Chemical Reaction” Dalam Pedagogical Paper, Slovenia, 2005, p. 471 Bobbi DePorter, dkk, Quantum Teaching: Mempraktikan Quantum
14. Learning di Ruang-ruang Kelas, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2007), cet, XIX, h. 175. 15.
Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009). Cet, 7, hal. 5. Kadir,”Efektifitas Strategi Peta Konsep Dalam Pembelajaran Sains Dan
16. Matematika”, Dalam, Http//Jurnal Pendididikan Dan Kebudayaan. Com/ peta konsep. Blogspot. Diah Aryulina, “Perbaikan Bimbingan PPL Dengan Menerapkan 17. Teknik Peta Konsep”, (Palembang: Jurnal Forum Pendidikan. FKPI Universitas Sriwijaya, Tahun 2002) No. 2, Maret 2002, h. 99 Wahab Jufri, dkk., 2003. “Pemanfaatan Peta Konsep Untuk 18.
Meningkatkan Motivasi Dan Tarap Serap Siswa Dalam Pembelajaran Biologi”, Dalam Laporan Penelitian Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram, h. 15 Arif Sholahuddin, “Implementasi Teori Ausebel Pada Pembelajaran
19. Senyawa Karbon”, Dalam Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta, No. 039, Tahun ke-8 November 2002, h. 810
98
20.
21.
22.
Hisyam Zaini, Stategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta; IAIN Sunan Kalijaga, 2004), h. 182 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, (Jakarta: PT. Erlangga, 1996), h. 123 http://pkab.wordpress.com/2008/04/23/mepermudah
-konsep-
sulit-
dalam-pembelajaran Rumansyah, “Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep
23. Kimia Karbon”, Dalam Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, Jakarta, No. 042. Tahun ke-9 Mei 2003, h. 351. Lilik Mardiningsih,”Pembelajaran Dengan Menggunakan Peta Konsep 24. Suatu Upaya Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep-Konsep Fisika”,Dalam Pelangi Pendidikan, Jakarta, 2001, h. 13 Wahidin, “Startegi Peta Vee Dalam Meningkatkan Keterampilan 25. Berpikir Sains” Dalam Jurnal Seminar Internasional Pendidikan Ipa, Uin Syarif Hidayatullah Jakarta, 31 Mei 2007, h. 107 26. Yuni Tri Hewindati dan Adi Suryanto, ………………..h.62 Kadir, “Pengaruh Pendekatan Problem Possing Terhadap Prestasi 27.
Belajar Matematika Ditinjau Dari Metakognisi Siswa”, dalam Http//Jurnal Pendididikan Dan Kebudayaan. Com/ peta konsep. Blogspot.
28.
29.
30.
31.
32.
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), h. 27 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), cet ke-2, h. 22. Redja Mudyahardjo, Filsafat Ilmu Pendidikan Suatu Pengantar, (Bandung; PT Remaja Rosda Karya, 2001), cet. Ke-1, h. 69 Wikipedia, “Pengertian Ekonomi” dari http://www.wikipedia.com, 8 September 2010 Sapriya, Pendidikan IPS : Konsep dan Pembelajaran, (PT. Remaja Rosda Karya, Bandung: 2009) h. 24
99
33.
Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi : Mikro ekonomi Dan Makro Ekonomi,.. h. 11-12 Burhanuddin Yasin, Penelitian Tindakan Kelas, (Pendekatan EfektifPerbaiakan
Mutu
Pembelajaran
Dan
Prestasi
Siswa).
Dinas
34. Pendidikan Nangroe Aceh Darussalam. Pengolahan Pelatihan Guru SD, SLTP, dan SLTA, ed. Ke-1. (Malang: Penerbit Unversitas Negeri Malang, 2002, h. 47 Tim Pelatih Proyek PGSM, Penelitian Tindakan Kelas (Classroom 35.
Action Research). Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah (Secondary School Teacher Development Projek), 1999, h. 6
36.
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2000), h. 40
Jakarta, 10 Juni 2011 Dosen Pembimbing
Drs. H. Nurochim, M.M NIP. 1959 0715 1984 03 1003
100