i
©2011 Indonesian Institute of Sciences (LIPI) UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas
Konservasi Tumbuhan Tropika: Kondisi Terkini dan Tantangan ke Depan. Prosiding Seminar/UPT Balai Konservasi Tumbuhan. – Cibodas, 2011. xx + 564 hlm.; 21 x 29,7 cm
ISBN 978-979-99448-6-3 1. Konservasi 2. Tumbuhan Tropika
Penelaah
: Didik Widyatmoko, D.M. Puspitaningtyas, R. Hendrian, Irawati, Izu A. Fijridiyanto, Joko R. Witono, Risna Rosniati, Siti Roosita Ariati, Sri Rahayu, Titien Ng. Praptosuwiryo. Setting dan Layout : Musyarofah Zuhri, Neneng Ine Kurnita, Suluh Normasiwi, Masfiro Lailati, Destri, Wiguna Rahman. Desain Sampul : Kusetiawan
*UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Sindanglaya, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat 43253 Telp.: +62263 512233, 520419; Fax.: +62263 512233 Email:
[email protected] www.krcibodas.lipi.go.id
ii
PROSIDING Seminar Nasional “Konservasi Tumbuhan Tropika: Kondisi Terkini dan Tantangan ke Depan” Cibodas, 7 April 2011
ISBN : 978-979-99448-6-3
Penelaah: Didik Widyatmoko D.M. Puspitaningtyas R. Hendrian Irawati Izu A. Fijridiyanto Joko R. Witono Risna Rosniati Siti Roosita Ariati Sri Rahayu Titien Ng. Praptosuwiryo
Penyelenggara: UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas – LIPI Bekerjasama dengan Perhimpunan Biologi Indonesia (PBI), Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP), dan SEAMEO BIOTROP
iii
PROSIDING Seminar Nasional “Konservasi Tumbuhan Tropika: Kondisi Terkini dan Tantangan ke Depan” Cibodas, 7 April 2011
Tidak dibenarkan mengutip ataupun memperbanyak seluruh maupun sebagian isi buku ini kemudian mendistribusikannya, tanpa izin tertulis dari penerbit.
Diterbitkan oleh : UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas – LIPI Sindanglaya, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat 43253 Telp.: +62263 512233, 520419; Fax.: +62263 512233 Email:
[email protected] www.krcibodas.lipi.go.id cetakan 2011© ISBN : 978-979-99448-6-3
Penelaah : Didik Widyatmoko, D.M. Puspitaningtyas, R. Hendrian, Irawati, Izu A. Fijridiyanto, Joko R. Witono, Risna Rosniati, Siti Roosita Ariati, Sri Rahayu, Titien Ng. Praptosuwiryo. Setting & Layout : Musyarofah Zuhri, Neneng Ine Kurnita, Suluh Normasiwi, Masfiro Lailati, Destri, Wiguna Rahman. Desain Sampul : Kusetiawan
iv
KATA PENGANTAR
Time is flying. Tidak terasa Kebun Raya Cibodas telah berusia 159 tahun pada tanggal 11 April 2011. Seiring dengan berjalannya waktu tantangan yang dihadapi tidak semakin ringan. Kebun Raya sebagai garda terdepan dalam konservasi tumbuhan secara ex situ dituntut untuk berkontribusi secara nyata dalam melestarikan dan mendayagunakan tumbuhan tropika secara berkelanjutan. Program dan kegiatan Kebun Raya juga harus menjadi bagian integral dalam merespons isu-isu penting nasional, regional, maupun global, seperti kemerosotan keanekaragaman hayati, deforestasi dan degradasi lahan, serta perubahan iklim. Perubahan tata guna lahan yang sangat cepat, degradasi hutan dan kawasan-kawasan konservasi, serta perubahan iklim global secara jelas telah mengancam keanekaragaman hayati, terutama di daerah tropis. Kondisi ini makin diperparah dengan berbagai kebijakan dan praktek-praktek pengelolaan sumberdaya yang belum mampu mengatasi laju penurunan kuantitas dan kualitas sumberdaya hayati. Prosiding ini merupakan dokumentasi Seminar Nasional dengan tema “Konservasi Tumbuhan Tropis: Kondisi Terkini dan Tantangan ke Depan” yang dilaksanakan di UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas – LIPI pada tanggal 7 April 2011. Seminar ini digagas dalam rangka membahas dan mendiskusikan perkembangan penelitian yang telah dan sedang dilakukan dan tantangan-tantangan yang akan dihadapi dalam mengkonservasi tumbuhan tropis pada masa yang akan datang. Seminar ilmiah ini diikuti oleh 135 peserta, yang berasal dari berbagai institusi baik nasional maupun internasional. Narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan ini yaitu Prof. J.W. Ferry Slik (pakar ekologi dan taksonomi tumbuhan dari Xishuangbanna Tropical Botanical Garden, China); Prof. Barry Conn (pakar Biosistematika dari National Herbarium of New South Wales Sydney, Australia); Prof. Dr. Ir. Iskandar Zukarnaen Siregar, M.For.Sc. (pakar silvikultur dan pemuliaan tumbuhan dari Institut Pertanian Bogor); dan Dr. Irdika Mansur, M.For.Sc. (Deputi Kepala Manajemen Sumber Daya dan Komunikasi, SEAMEO BIOTROP Regional Centre for Tropical Biology). Prosiding ini berisi 93 makalah yang merupakan hasil penelitian dari para peserta seminar. Secara umum topik yang disampaikan meliputi biologi konservasi, biosistematika tumbuhan, ekologi tumbuhan, etnobotani, dan hortikultura. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Panitia Pelaksana Seminar, Perhimpunan Biologi Indonesia, Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, SEAMEO BIOTROP, dan seluruh pihak yang telah membantu penyelenggaraan seminar ini. Besar harapan kami bahwa prosiding ini dapat bermanfaat bagi upaya konservasi tumbuhan tropis pada masa yang akan datang.
Cibodas, September 2011
Dr. Didik Widyatmoko, M.Sc. Kepala UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas - LIPI
ISBN 978-979-99448-6-3
v
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................................................
iv
The Population Dynamics, Life Cycle and Conservation Status of Very Rare Rafflesia Bengkuluensis Susatya, Arianto & Mat-Salleh at Talang Lais, Kaur, Bengkulu Agus Susatya ........................................................................................................................................
1
Lasianthus spp. Germination: Role of Air Temperature, Received Radiation and Substrate Humidity Annisa Satyanti and R. Subekti Purwantoro ..........................................................................................
6
Mengenal dan Melestarikan Pohon Andalas (Morus macroura Miq.) Aswaldi Anwar......................................................................................................................................
11
Phylogenetic Analysis of Tree Fern Dicksonia blumei (Dicksoniaceae) Bayu Adjie ............................................................................................................................................
18
Sebaran, Keragaman dan Kelimpahan Vegetasi Mangrove di Pulau Batam, Karimun, Natuna, dan Pulau-Pulau Kecil di Sekitarnya Danang Wahyu Purnomo dan Didi Usmadi...........................................................................................
21
Beberapa Jenis Syzygium yang Tumbuh di Tepi Sungai di Wilayah Kabupaten Malang Deden Mudiana ....................................................................................................................................
29
Pengaruh Arsitektur Pohon Model Petit, Leeuwenberg, dan Aubreville Terhadap Aspek Hidrologi Lolosan Tajuk, Aliran Batang, Intersepsi Hujan dan Intersepsi Serasah di Kebun Raya Purwodadi Siti Sofiah dan Dewi Ayu Lestari ...........................................................................................................
36
Persebaran dan Keragaman Anggrek Pecteilis susannae (L.) Rafin. di Indonesia Diah Sulistiarini ...................................................................................................................................
40
Potensi Dipterocarpaceae Sebagai Penyerap C02 dan Penyimpan Karbon di Kebun Raya Bogor Didi Usmadi, Sri Wahyuni dan Melani K. Riswati .................................................................................
45
Membangun Pengelolaan Kolaboratif Kawasan Hutan Konservasi di Indonesia Didik Suharjito .....................................................................................................................................
50
Keanekaragaman Anggrek di Cagar Alam Panjalu Dwi Murti Puspitaningtyas ...................................................................................................................
56
Uji Daya Simpan Biji Anggrek Dendrobium stratiotes Rchb.F. Dwi Murti Puspitaningtyas dan Elizabeth Handini ................................................................................
60
Regenerasi Heritierap percoriaceae Kosterm. di Kebun Raya Bogor Dodo dan Yupi Isnaini ..........................................................................................................................
66
Pengaruh Jenis dan Kadar Bahan Enkapsulasi Terhadap Viabilitas Benih Mangium (Acacia mangium Willd) Dody Priadi ..........................................................................................................................................
71
Inventarisasi Kerusakan Flora Hutan di Lereng Selatan Gunung Slamet Dwi Nugroho Wibowo dan Ani Widyastuti ............................................................................................
76
ISBN 978-979-99448-6-3
vi
Kelekak: Kebun Buah-Buahan Lokal untuk Generasi Mendatang Salah Satu Bentuk Konservasi Masyarakat Bangka Eka Sari, Dyah Sandra Fiona, dan Nova Adelia ....................................................................................
82
Efektivitas Dua Periode Waktu dan Beberapa Metode Penyimpanan Terhadap Biji Garcinia picrorhiza Miq. Elly Kristiati Agustin ............................................................................................................................
88
Konservasi dan Perbanyakan Dendrobium spectabile (Blume) Miq. di Kebun Raya Bali Ema Hendriyani dan I Gede Tirta .........................................................................................................
93
Kapulaga (Amomum compactum Sol.ex Maton): Manfaat dan Sebarannya di Gunung Honje, Taman Nasional Ujung Kulon Emma Sri Kuncari ................................................................................................................................
96
Atribut Ekologi Hutan Sekunder Dataran Rendah yang Terbentuk Setelah Peladangan di Talang Tais, Kaur, Bengkulu Enggar Apriyanto dan Siswahyono ........................................................................................................
101
Inventarisasi Bahan Obat Tradisional di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali. Eniek Kriswiyanti, I Ketut Junitha, Endang Sri Kentjonowati, Nyoman Darsini, dan Iriani Setyawati....
108
Kegiatan Eksplorasi Flora Kebun Raya Purwodadi di Pulau Sulawesi Esti Endah Ariyanti...............................................................................................................................
113
Eksplorasi Keanekaragaman Tumbuhan Anggrek di Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Kab. Lampung Barat, Propinsi Lampung Esti Munawaroh dan Popi Aprilianti ....................................................................................................
118
Lumut di Kawasan Konservasi Ecology Park Cibinong, Jawa Barat Florentina Indah Windadri ...................................................................................................................
128
Potensi Duapuluh Tujuh Jenis Tumbuhan Obat yang Dimanfaatkan Oleh Suku Sasak di Sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani Francisca Murti Setyowatid dan Wardah ..............................................................................................
134
Keragaman Anggrek Alam di Kawasan Konservasi Bukit Bungkuk, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau Sri Hartini dan Hary Wawangningrum..................................................................................................
140
Adaptasi dan Seleksi 50 Jenis Begonia Dataran Tinggi di Kebun Raya Bogor Hartutiningsih - M. Siregar dan Mustaid Siregar ................................................................................
144
Eksplorasi dan Inventarisasi Anggrek di Lereng Selatan Gunung Merapi : Data Terakhir Sebelum Erupsi 2010 Susila, H., A. R. U. Wibowo, I. B. Nugroho, M. Bait, M. B. Atmaja, A. C. Pamuji, T. Sukoco dan H. Wardhana .......................................................................................................................................
150
Silangan Begonia robusta Blume var. robusta dengan Begonia flacca Irmsch I Made Ardaka dan Ni Kadek Erosi Undaharta .....................................................................................
156
Hama Penggerek Daun (Catocala sp.) Pada Koleksi Zingiberaceae di Kebun Raya Bali dan Pengendaliannya I Putu Agus Hendra Wibawa ................................................................................................................
160
Keanekaragaman Fungi Endofitik yang Berasosiasi dengan Akar Anggrek Spathoglottis plicata Blume dan Flickingeria fimbriata (Blume) Hawkes Imam Bagus Nugroho, Hendry Susila, dan Rina Sri Kasiamdari .......................................................... Keanekaragaman Anggrek Epifit di Sekitar Danau Tamblingan-Bali
166
ISBN 978-979-99448-6-3
vii
Ig. Tirta dan Ema Hendriyani ...............................................................................................................
174
Analisis Vegetasi dan Kandungan Fitokimia Akar Kuning (Coscinium fenestratum (Gaertn.) Colebr.) di Hutan Penelitian Samboja, Kalimantan Timur Ibnu Hajar ............................................................................................................................................
180
The Diversity of Lichens in Cibodas Botanical Gardens and Their Potential as Herbal Medicine Iin Supartinah Noer ..............................................................................................................................
187
Pengaruh Aplikasi Arang pada Pertumbuhan Semai Beberapa Jenis Leguminosae Indriani Ekasari....................................................................................................................................
195
Keanekaragaman Jenis dan Ekologi Sirih-Sirihan Liar Anggota Suku Piperaceae di Kawasan Hutan Lindung BKPH Gunung Slamet Barat dan BKPH Moga Inggit Puji Astuti, Eka Fatmawati Tihurua, dan Sugeng Budiharta ........................................................
205
Germination of Indonesian Paphiopedilums at Different Maturity of Fruits and The Affinities Between The Species Irawati ..................................................................................................................................................
212
Input Karbon dan Nitrogen Via Gugur Seresah di Hutan Dataran Rendah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Joeni Setijo Rahajoe dan Chumairoh ....................................................................................................
216
Prospek Konservasi Daun Sang (Johannesteijsmannia spp.) di Taman Nasional Gunung Leuser Kansih Sri Hartini.................................................................................................................................
220
Keragaman dan Karakteristik Pisang (Musa acuminata) Kultivar Group Diploid AA Koleksi Kebun Raya Purwodadi Lia Hapsari dan Ahmad Masrum ..........................................................................................................
225
Study Laju Pertumbuhan Alamiah Tetrastigma glabratum Dibandingkan Dengan Laju Eksploitasi Oleh Masyarakat Sekitar Hutan Lindung Gunung Prau Lianah, Henna, Munifatul I. ..................................................................................................................
230
Variasi Anatomi (Stomata & Idioblast) pada Marga Curcuma Lilih Khotim Perwati, Erry Wiryani, Murningsih...................................................................................
238
Studi Aktivitas Antifungi Lumut Terhadap Fungi Patogen dari Daun Anggrek (Bulbophyllum flavidiflorum Carr.) Lily Ismaini...........................................................................................................................................
243
Karakteristik Anatomi Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) di Berbagai Media Tanam Tailing Timah dengan Penambahan Limbah Padat Kelapa Sawit Lina Juairiah ........................................................................................................................................
248
Tipe Morfologi dan Anatomi Kulit Batang Pohon Inang Anggrek Epifit di Petak 5 Bukit Plawangan, Taman Nasional Gunung Merapi Muhammad Bima Atmaja dan Asri Cahyaning Pamuji ..........................................................................
253
Potensi Cadangan Biji di Dalam Tanah pada Hutan Sekunder Wornojiwo Musyarofah Zuhri, dan Zaenal Mutaqien ..............................................................................................
259
Pemanfaatan Bambu di Kabupaten Jember, Jawa Timur Ninik Setyowati dan Nurul Sumiasri ....................................................................................................
265
ISBN 978-979-99448-6-3
viii
Karakterisasi Morfologi Klon Durian (Durio zibethinus Murr.) Lokal Berpotensi Unggul di Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang, Jawa Timur Nurul Aini, Kuswanto, and Ghunthur Sheto Ari Utomo .........................................................................
272
Variasi Plasma Nutfah Tumbuhan Secara Lekat Lahan di Pekarangan: Studi Kasus Kecamatan Jenggawah, Jember Nurul Sumiasri dan Ninik Setyowati .....................................................................................................
277
Distribusi dan Status Konservasi Syzygium zollingerianum (Miq.) Amsh. (Myrtaceae) Pudji Widodo, Tatik Chikmawati, dan Dwi Nugroho Wibowo................................................................
284
Eksplorasi Tumbuhan di Daerah Konservasi Perkebunan Kelapa Sawit Rea-Kaltim Purwaningsih........................................................................................................................................
288
Komposisi Floristik Hutan Sekunder di Lokasi Restorasi Blok Hutan Sei Serdang, Resort Cinta Raja- Besitang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara Razali Yusuf ..........................................................................................................................................
299
Induksi Proembrio Terhadap Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) dengan Kombinasi Zat Pengatur Tumbuh Auksin dan Sitokinin Ria Cahyaningsih, Darda Efendi, dan Endah R. Palupi .........................................................................
305
Profil Pohon Induk dan Penyebaran Regenerasi Kayu Bawang (Scorodocarpus borneensis Becc.) di Hutan Pendidikan Kebun Raya Unmul Samarinda Rita Diana, Deddy Hadriyanto, Hastaniah, Raharjo Ari Suwasono .......................................................
311
Populasi Biji di Lantai Hutan Pamah Pasir Pring, Sukabumi, Jawa Barat Rochadi Abdulhadi, Rike Anwar Fuadi, dan Suhardjono .......................................................................
324
Studi Penyebaran Corypha utan Lamk. di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur Rony Irawanto ......................................................................................................................................
332
Komposisi Jenis dan Struktur Vegetasi Pohon di Hutan Pantai pada Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu, Kabupaten Malang Ruddy Polosakan ..................................................................................................................................
336
The Effect of Light on the Germination and the Growth of the Seeds of Dendrobium spectabile Blume (Orchidaceae) In Vitro Siti Nurfadilah ......................................................................................................................................
341
Pemanfaatan Jenis-Jenis Tumbuhan oleh Masyarakat Madura, Mandar dan Bajau di Pulau Sepanjang, Sumenep, Jawa Timur Siti Susiarti, Rugayah dan Suhardjono .................................................................................................
345
Estimasi Laju Penyimpanan Karbon pada Beberapa Jenis Ficus Koleksi Kebun Raya Purwodadi Soejono.................................................................................................................................................
352
Kolonisasi Rafflesia patma pada Pohon Inang di Cagar Alam Pangandaran Sofi Mursidawati dan Melani K. Riswati ...............................................................................................
358
Ekologi Anggrek Didymoplexis pallen Griffith di Kebun Raya Purwodadi Solikin ..................................................................................................................................................
363
Keragaman Habitat Hoya multiflora Blume di Stasiun Penelitian Bodogol, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Sri Rahayu, Rochadi Abdulhadi, Rosniati A. Risna, Yayan W. C. Kusuma .............................................
367
ISBN 978-979-99448-6-3
ix
Studi Banding Akumulasi Timbal (Pb) pada Daun Hibiscus tiliaceus L. dan Daun Ki Hujan Samanea saman (Jacq.) Merr. di Makassar Sri Suhadiyah, Muhammad Ruslan Umar, dan Surni .............................................................................
373
Inventarisasi Tumbuhan Obat di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Sri Wuryanti dan Esti Endah Ariyanti ...................................................................................................
380
Pengetahuan Tradisional Suku Lembak Tentang Keragaman Jenis Tumbuhan Obat di Dua Desa di Bengkulu Steffanie Nurliana .................................................................................................................................
393
Studi Biologi Bunga Ixora amboinica (Blume) Dc. R.S. Purwantoro dan Sumanto ..............................................................................................................
401
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Schefflera elliptica (Blume) Harms. R.S. Purwantoro, A. Agusta, dan Praptiwi.............................................................................................
406
Pengelolaan Lanskap Multifngsi: Pendekatan Alternatif Dalam Konservasi Tumbuhan Kayu Subekti Rahayu, Hartiningsih, Sonya Dewi, Agus P. Kartono, dan Agus Hikmat....................................
411
Aktivitas Anti Bakteri dan Anti Jamur pada Plectranthus javanicus (Blume) Benth., P. galeatus Vahl, dan Scutellaria slametensis Sudarmono & Conn (Lamiaceae) Sudarmono, Hartutiningsih M-Siregar, R. Subekti Purwantoro dan A. Agusta ......................................
418
Pertumbuhan Awal Tanaman Bambu Tutul (Bambusa maculata Widjaja) di Stasiun Penelitian Hutan Arcamanik, Bandung Sutiyono dan Marfu’ah Wardani ...........................................................................................................
423
Canonical Corespondence Analysis of Plant Community at Buyan-Tamblingan Lake Forest Areas Bali Sutomo dan I Dewa Putu Darma ..........................................................................................................
429
Inventarisasi Alternatif Bahan Pangan Pokok dari Hutan Sebagai Langkah Rediversifikasi Pangan dan Pemanfaatan Sumberdaya Hayati Secara Berkelanjutan Syamsul Hidayat ...................................................................................................................................
432
Eksplorasi dan Penelitian Flora Gunung Singgalang, Sumatera Barat Taufikurrahman Nasution dan Destri ....................................................................................................
438
Keanekaragaman Karakter Fenotipik Tanaman Dahlia Asal Jawa Barat dan Padang Tien Turmuktini, Usep Taryana, dan Agung Karuniawan .....................................................................
444
Survey and Monitoring Methods for Cibotium barometz (L.) J. Sm. (Cyatheaceae) Titien Ngatinem Praptosuwiryo, Rugayah, dan Didit Okta Pribadi .......................................................
449
Fenologi Aktivitas Reproduktif Tiga Jenis Rutaceae, Koleksi Kebun Raya Purwodadi Titut Yulistyarini dan Abban Putri Fiqa ...............................................................................................
457
Kajian Variasi Morfologi Kantong Semar (Nepenthes spp.) Sebagai Pendukung dalam Upaya Pengembangannya untuk Tanaman Hias Tri Handayani .....................................................................................................................................
464
Konservasi dan Mikropropagasi Rhododendron radians J.J.Sm. di Kebun Raya ‘Eka Karya’ Bali Tri Warseno dan Dyan Meiningsasi Siswoyo Putri ................................................................................
469
Jenis-Jenis Anggrek Epifit dan Inangnya di Cagar Alam Pulau Sempu, Kabupaten Malang, Jawa Timur Umiyah, Nina Dwi Yulia, dan Dani Prasetyani .....................................................................................
475
ISBN 978-979-99448-6-3
x
Role of Dye Plants as Natural Dyes Uses in Local Communities in Indonesia Wardah dan Francisca Murti Setyowati ................................................................................................
479
Eksplorasi Flora di Kawasan Gunung Rinjani Nusa Tengara Barat Nyoman Peneng dan Wawan Sujarwo ..................................................................................................
486
Perkembangan Dicksonia blumei Moore dengan Biakan Spora Secara In Vitro Wenni S. Lestari ...................................................................................................................................
494
Survivorship and Growth of Eight Native Tree Species during their Early Stage at a Restored Land Within Gede Pangrango National Park, Indonesia Wiguna Rahman, Fitri Kurniawati, Eka A.P. Iskandar, Imawan W. Hidayat, Didik Widyatmoko, dan Siti Roosita Ariati ...........................................................................................................................
500
Pengaruh Naungan Paranet Terhadap Sifat Toleransi Tanaman Kecapi (Sandoricum koetjape (Burm.F.) Merr. ) Wihermanto dan Tri Handayani ...........................................................................................................
506
Pemanfaatan dan Karakterisasi Tumbuhan Tropis untuk Biosintesis Nanopartikel Perak Windri Handayani, Cuk Imawan, dan Susiani Purbaningsih..................................................................
510
Aspek Etika dalam Konservasi Tumbuhan di Indonesia Wiryono ...............................................................................................................................................
518
Uji Media Pertumbuhan untuk Perbanyakan dan Viabilitas Spora Trichoderma sp., Kapang Endofit Akar Puspa (Schima wallichii (DC.) Korth.) Yati Nurlaeni ........................................................................................................................................
523
Seedling Growth of Diospyros blancoi A. DC., the Common Plant for Rehabilitation, Under Different Shade Level Yayan Wahyu C. Kusuma dan Tri Handayani........................................................................................
530
Potensi Karbon Tersimpan pada Tegakan Pohon di Taman Kota I Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Dini Fardila, Lily Surayya Eka Putri, dan Yudhi Nugraha ....................................................................
534
Konservasi In Vitro dan Perbanyakan Anggrek Alam di Kebun Raya Indonesia Yupi Isnaini, Ema Hendriyani, dan Siti Nurfadilah ................................................................................
539
The Genus Typhonium Schott (Araceae - Areae) in Java Yuzammi ...............................................................................................................................................
544
Penyebaran Tumbuhan Asing di Hutan Wornojiwo Kebun Raya Cibodas, Cianjur, Jawa Barat Zaenal Mutaqien, Vin-Vin Maria Tresnanovia, dan Musyarofah Zuhri ..................................................
550
Indeks ..................................................................................................................................................
559
Seminar Nasional HUT Kebun Raya Cibodas Ke-159
ISBN 978-979-99448-6-3
SEBARAN, KERAGAMAN DAN KELIMPAHAN VEGETASI MANGROVE DI PULAU BATAM, KARIMUN, NATUNA, DAN PULAU-PULAU KECIL DI SEKITARNYA Distribution, Diversity and Abundance of Mangrove within the Islands of Batam, Karimun, Natuna, and the Surrounding Small Islands Danang Wahyu Purnomo dan Didi Usmadi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor – LIPI E-mail:
[email protected] Abstract The existence of mangrove forest on small islands is very important in relation to the activity of seawater wave and river flow. The mangrove forests in the islands of Batam, Karimun, Natuna, and the surrounding areas have increasingly been threatened due to port and settlement development. Charcoal industry in some locations continuously exploit the existing mangrove. This study was aimed to determine the distribution, abundance and diversity of mangrove vegetation within the islands of Batam, Karimun, Natuna, and the surronding small islands. A series of 20m x 20m plot were systematically placed along the transects established from the shoreline or riverside into the mangrove forest. The results of spatial analysis using a satellite image showed the distribution of the mangroves spreading along the coastal areas and main river borders. The remaining mangrove forests were still large comprising 10% of each island area in average. The results of the vegetation analysis showed relatively dense populations in each mangrove forest ranging from 1330-2660 individuals/ha. Nevertheless, the diversity of species was commonly very low (the range of the diversity index H'=0.99-1.87) and this seem to be caused by ecosystem disturbances. There were totally 12 species in the study area of mangroves belonging to six families where black mangrove (Rhizophora mucronata) and white mangrove (Rhizophora apiculata) dominated. Keywords: distribution, diversity, abundance, mangroves, small islands PENDAHULUAN Peran mangrove di daerah tropis sangat vital terkait nilai ekologis dan sosial ekonominya sehingga dikategorikan dalam zona ekologi sensitif (Kulkarni et al., 2010). Mangrove melindungi wilayah perairan dari pengaruh erosi tanah (daratan) dan sekaligus merupakan pertahanan wilayah pesisir darat terhadap pengaruh dari laut. Mangrove menjaga ekosisitem pantai terkait kualitas kimia lahan, menjadi habitat berbagai jenis fauna, dan yang paling vital dapat meredam gelombang pasang air laut di daerah pantai (Dahdouh-Guebas, 2006). Penutupan mangrove di seluruh dunia idealnya sebesar 75% dari seluruh penutupan vegetasi riparian (McKee, 2002). Dalam perkembangannya area mangrove terus berkurang akibat aktivitas manusia di zona pesisir (Giesen et al., 2006). Ekosistem mangrove sangat identik dengan zona pesisir wilayah kepulauan, seperti pulau-pulau kecil di Provinsi Kepulauan Riau. Hutan mangrove yang berada pada fragmen-fragmen wilayah kepulauan memerlukan sistem pengelolaan yang spesifik karena permasalahan tata batas, konversi lahan, penjarahan, kearifan lokal, dan budaya (Pantin dan Ram, 2010). Hutan mangrove di Pulau Batam, Karimun, Natuna, dan pulau-pulau kecil di
sekitarnya semakin terdesak terutama oleh aktivitas pembangunan pelabuhan dan pemukiman. Ancaman lain berupa illegal logging untuk industri arang yang masih terjadi di beberapa lokasi seperti di Pulau Karimun. Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dunia (terutama di Indonesia setelah terjadinya tsunami pada Desember 2004) maka peran mangrove mulai diperhitungkan secara ekologis, lebih dari pada sekedar memperoleh keuntungan jangka pendek (Dahdouh-Guebas, 2006). Pengelolaan mangrove secara intensif sangat diperlukan untuk mempertahankan wilayah riparian dan sempadan sungai serta menanggulangi kondisi ekstrim gelombang air laut dan aliran sungai akibat perubahan iklim global. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran, kelimpahan dan keragaman vegetasi mangrove di Pulau Batam, Karimun, Natuna, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Struktur jenis, pola spasial, dan karakter fungsinya menunjukkan kualitas suatu ekosistem mangrove (KLH, 2004; Harris et al., 2010). Oleh karena itu, informasi ini akan menjadi dasar bagi penentuan kebijakan pengelolaan mangrove ke depan.
21
Seminar Nasional HUT Kebun Raya Cibodas Ke-159
METODOLOGI Penelitian ini dilakukan di kawasan mangrove Pulau Batam, Karimun dan Natuna, serta pulau-pulau di sekitarnya meliputi Pulau Rempang, Galang, Panjang, Durian, Combol, Penagih, dan Sebuton (Tabel 1). Penelitian dilakukan pada periode September 2007 hingga Januari 2008. Plot kuadrat 20 m x 20 m ditempatkan secara sistematik di sepanjang jalur dari garis pantai atau bibir sungai hingga masuk ke dalam hutan mangrove. Pada tiap kawasan mangrove diambil tiga lokasi sampel yang masing-masing diambil dua plot ulangan. Mangrove dimaksud adalah true mangrove species, yaitu jenis-jenis yang hanya hidup di habitat mangrove (Giesen et al., 2006). Mangrove yang berdiameter di atas 5 cm dicatat jenis, jumlah, dan posisi koordinatnya. Titik lokasi diambil dengan asumsi bahwa setiap titik tersebut merepresentasikan keragaman area mangrove karena berkaitan dengan pengaruh pasang surut dan intensitas penggenangan. Penentuan sebaran dan luasan mangrove dalam skala luas dilakukan dengan pendekatan satellite images analysis. Citra hasil pemotretan satelit (Landsat-7 ETM) diproses secara sederhana melalui tahap awal (pre-processing), penajaman tampilan (display and enhancement), dan ekstraksi informasi (information extraction) (Tarigan, 2008). Penilaian kelimpahan jenis didasarkan pada standar kelimpahan mangrove (KLH, 2004). Indeks keragaman Shannon-Wiener (H’) digunakan untuk menentukan nilai keragaman jenis mangrove pada tiap lokasi (Borbour et al., 1980; Suryawan, 2007).
ISBN 978-979-99448-6-3
HASIL Sebaran Mangrove Secara umum sebaran mangrove Pulau Batam, Karimun, Natuna, dan sekitarnya berada di wilayah pantai dan sempadan sungai besar (Gambar 1). Luas mangrove tersisa berdasarkan analisis citra satelit masih cukup besar, sekitar 10% dari luas wilayah masing-masing pulau. Pulau Rempang dan Galang memiliki sebaran mangrove yang paling luas dan merata, meliputi hampir seluruh bagian muara sungai. Bakau merupakan jenis mangrove dari suku Rhizophoraceae yang memiliki sebaran luas dan merata di seluruh Pulau Batam, Karimun, Natuna dan sekitarnya (Tabel 2). Formasi mangrove pada tiap zonasi di Pulau Batam, Karimun, Natuna, dan sekitarnya sangat beragam. Keragaman formasi mangrove tersebut menunjukkan karakteristik lingkungan (meliputi intensitas penggenangan dan pengaruh pasang surut) yang berbeda-beda tiap lokasi. Peralihan zonasi mangrove dapat ditentukan dengan kehadiran jenis-jenis spesifik yang tumbuh pada suatu zona tertentu (Gambar 2). Secara umum, formasi mangrove membentuk sistem zonasi mangrove yang normal dimana tidak terjadi gangguan berarti terhadap tempat tumbuh (Giesen et al., 2002). Keragaman Mangrove Keragaman jenis mangrove di Pulau Batam, Karimun, Natuna, dan sekitarnya sangat rendah dengan kisaran indeks keragaman (H’) 0.99–1.87 pada tiap lokasi (Gambar 3). Penelitian ini mendapatkan 12 jenis mangrove dari 6 suku pada seluruh lokasi dengan pola sebaran yang
Tabel 1. Luas Hutan Mangrove dan Posisi Koordinat Lokasi Penelitian Luas Posisi Koordinat Starting Point Lokasi Penelitian Mangrove* X Y (Ha) 1. Pulau Batam 4172.60 N 01º07’30.6” E 103º59’10.9” 2. Pulau Rempang 2081.04 N 00º53’36.4” E 104º08’50.5” 3. Pulau Galang 2543.49 N 00º43’51.0” E 104º14’51.5” 4. Pulau Karimun Besar 326.59 N 01º00’46.8” E 103º22’34.0” 5. Pulau Karimun Kecil 103.13 N 01º08’24.4” E 103º23’17.0” 6. Pulau Panjang 80.69 N 00º49’47.4” E 103º40’58.7” 7. Pulau Durian 564.84 N 00º43’38.3” E 103º43’02.8” 8. Pulau Combol 968.30 N 00º48’22.2” E 103º53’24.2” 9. Pulau Penagih 530.41 N 03º47’02.3” E 102º13’31.9” 10. Pulau Sebuton 703.09 N 03º44’14.9” E 102º09’04.8” *Luas mangrove berdasarkan analisis Citra Landsat-7 ETM perekaman tanggal 29 April 2006 (P. Batam, P. Rempang, P. Galang, P. Karimun Besar, P. Karimun Kecil, P. Panjang, P. Durian, dan P. Combol) dan tanggal 9 April 2004 (P. Penagih dan P. Sebuton)
22
Seminar Nasional HUT Kebun Raya Cibodas Ke-159
ISBN 978-979-99448-6-3
beragam pada tiap pulau (Tabel 2). Jumlah ini termasuk rendah jika dibandingkan dengan jumlah total jenis mangrove seluruh Indonesia yang mencapai 48 jenis dari 22 suku (Giesen et al., 2006). Sebaran mangrove di pulau-pulau kecil cenderung terbatas, misalnya di Kepulauan Yamdena Maluku Tenggara memiliki 19 jenis dari 15 suku (Pulumahuny, 2003), di sekitar Laut Cina Selatan meliputi Pulau Mapor Riau memiliki 21 jenis dari 14 suku, Pulau Sungsang Sumatera Selatan memiliki 16 jenis dan Pantai Kalimantan Barat memiliki 17 jenis dari 10 suku (Soeroyo, 1997).
Kelimpahan Mangrove Kelimpahan mangrove dapat diterangkan melalui kerapatan (density) jumlah individu pohon per satuan luas. Kerapatan mangrove merupakan indikator tingkat kerusakan suatu kawasan mangrove yang dikategorikan dalam dua kriteria, yaitu baik (kerapatan sangat padat, di atas 1500 ind/ha) dan rusak (kerapatan sedang 1000-1500 ind/ha dan kerapatan jarang di bawah 1000 ind/ha) (KLH, 2004). Analisis vegetasi menunjukkan mangrove di Pulau Batam, Karimun, Natuna, dan sekitarnya tergolong sedang hingga padat dengan kerapatan berkisar antara 1330-2660 ind/ha (Gambar 4).
a
c
d
b Gambar 1. Sebaran Mangrove di Beberapa Pulau; a. P. Batam; b. P. Rempang dan P. Galang; c. P. Karimun; d. P. Panjang, P. Durian dan P. Combol; dan e. P. Natuna.
e
23
Seminar Nasional HUT Kebun Raya Cibodas Ke-159
ISBN 978-979-99448-6-3
Tabel 2. Sebaran jenis-jenis mangrove di Pulau Batam, Karimun, Natuna, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya No
Nama Jenis
Suku
Lokasi 5 6 - - + + - + + - - + - - -
1 2 3 4 7 8 9 10 Avicennia officinalis L. Avicenniaceae + + + + + + + + Avicennia alba Blume Avicenniaceae - - - + + - Rhizophora mucronata Lam. Rhizophoraceae + + + + + + + Rhizophora stylosa Griff. Rhizophoraceae + - - - - - Rhizophora apiculata Blume Rhizophoraceae + + + + + + + + Nypa fruticans Wurmb Arecaceae - - - + + - Xylocarpus granatum J.König Meliaceae + + + + + + - + Lumnitzera racemosa Willd. Combretaceae - - - + - - - Bruguiera gymnorhiza (L.) Rhizophoraceae - - - - - + + Lam. 10 Bruguiera parviflora Wight Rhizophoraceae - - - - - - - - + & Arn. ex Griffith 11 Ceriops tagal (Perr) CB.Rob. Rhizophoraceae - - - - - - + - - + 12 Sonneratia alba J. Smith Sonneratiaceae - - - - + - - + + + Keterangan : 1.Pulau Batam, 2.Pulau Rempang, 3.Pulau Galang, 4.Karimun Besar, 5.Karimun Kecil, 6.Pulau Panjang, 7.Pulau Durian, 8.Pulau Combol, 9.Pulau Penagih, dan 10.Pulau Sebuton 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kelimpahan mangrove pada tiap lokasi tersebut masih jauh lebih baik jika dibandingkan dengan kelimpahan mangrove di pulau-pulau sekitar Laut Cina Selatan dan kawasan pesisir Deli Serdang yang memiliki kerapatan di bawah 1000 ind/ha (Soeroyo, 1997; Ningsih, 2008). Kerapatan tiap jenis mangrove menunjukkan kemampuan tumbuh dan berkembang biak jenis pada tiap lokasi. Tabel 3 menunjukkan kemampuan tumbuh jenisjenis mangrove yang berbeda-beda pada tiap lokasi. Bakau merupakan jenis dengan kerapatan yang selalu tinggi, karena memiliki kemampuan berkembang biak yang tinggi dan sangat toleran dengan berbagai kondisi (Duke, 2006). PEMBAHASAN Secara umum sebaran dan kelimpahan jenis-jenis mangrove di Pulau Batam, Karimun, Natuna, dan sekitarnya cukup baik, akan tetapi keragaman jenisnya termasuk sangat rendah. Sebaran dan kelimpahan mangrove sangat terkait dengan faktor iklim, salinitas, intensitas penggenangan, sedimentasi, dan energi gelombang air laut (McKee, 2002; Castaneda-Moya et.al., 2006). Karakteristik lingkungan berupa iklim tropis, intensitas pasang surut yang stabil dan energi gelombang air laut yang sedang menyebabkan mangrove di wilayah Asia Tenggara berkembang dengan baik (Giesen et al., 2006). Faktor lain yang berpengaruh khusus untuk mangrove di sempadan
sungai adalah tipe aliran. Perkembangbiakan mangrove tipe hydrochory sangat tergantung pada pola aliran sungai yang ada pada tiap kawasan (McKee, 2002). Pola aliran sungai yang dinamis di pulau-pulau kecil mengakibatkan sebaran dan kelimpahan mangrove berkembang pesat. Keragaman jenis menunjukkan pengaruh dari gangguan terhadap komunitas tumbuhan (Odum, 1998). Keragaman jenis mangrove yang rendah pada suatu lokasi disebabkan karena ekosistem yang tidak stabil (Suryawan, 2006). Aktivitas pembukaan mangrove untuk pelabuhan dan illegal logging di Pulau Batam, Karimun, Natuna, dan sekitarnya menyebabkan terganggunya ekosistem mangrove. Jenis-jenis mangrove berpotensi ekonomi tinggi semakin terancam oleh illegal logging. Lokasi yang relatif tidak terganggu seperti Pulau Mapor masih memiliki 21 jenis (dari 14 suku) dengan kerapatan 400-1000 ind/ha (Soeroyo, 1997). Secara geografis posisi Pulau Mapor masih dalam wilayah Kepulauan Riau sehingga kondisi lingkungan tidak jauh berbeda dengan Pulau Batam, Karimun, dan Natuna. Jenisjenis mangrove seperti Bruguiera cylindrica, Ceriops decandra, Lumnitzera littorea, dan Xylocarpus moluccensis masih ditemukan di Pulau Mapor.
24
Seminar Nasional HUT Kebun Raya Cibodas Ke-159
ISBN 978-979-99448-6-3
a
Rempang; dan c. Formasi zona brackish stream di Pulau Durian
b
Gambar 3. Indeks keragaman jenis mangrove pada tiap lokasi.
c
Gambar 4. Kerapatan mangrove pada tiap lokasi
Gambar 2.a. Formasi peralihan zona exposed ke zona central di Pulau Karimun Kecil; b. Formasi peralihan zona central ke zona rear di Pulau 25
Seminar Nasional HUT Kebun Raya Cibodas Ke-159
ISBN 978-979-99448-6-3
Tabel 3. Kerapatan jenis-jenis mangrove di Pulau Batam, Karimun, Natuna, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya Lokasi
1. Pulau Batam
2. Pulau Rempang
3. Pulau Galang
4. Pulau Karimun Besar
5. Pulau Karimun Kecil
6. Pulau Panjang
7. Pulau Durian
8. Pulau Combol
9. Pulau Penagih
10. Pulau Sebuton
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7
Jenis Mangrove Avicennia officinalis L. Rhizophora mucronata Lam. Rhizophora stylosa Griff. Rhizophora apiculata Blume Xylocarpus granatum J.König Avicennia officinalis L. Rhizophora mucronata Lam. Rhizophora stylosa Griff. Rhizophora apiculata Blume Xylocarpus granatum J.König Avicennia officinalis L. Rhizophora mucronata Lam. Rhizophora apiculata Blume Xylocarpus granatum J.König Avicennia officinalis L. Rhizophora mucronata Lam. Rhizophora apiculata Blume Xylocarpus granatum J.König Lumnitzera racemosa Willd. Rhizophora mucronata Lam. Rhizophora apiculata Blume Sonneratia alba J. Smith Rhizophora mucronata Lam. Rhizophora apiculata Blume Xylocarpus granatum J.König Lumnitzera racemosa Willd. Sonneratia alba J. Smith Avicennia officinalis L. Avicennia alba Blume Rhizophora mucronata Lam. Rhizophora apiculata Blume Nypa fruticans Wurmb Xylocarpus granatum J.König Ceriops tagal (Perr) CB.Rob. Avicennia officinalis L. Avicennia alba Blume Rhizophora mucronata Lam. Rhizophora apiculata Blume Nypa fruticans Wurmb Xylocarpus granatum J.König Sonneratia alba J. Smith Avicennia officinalis L. Rhizophora mucronata Lam. Rhizophora apiculata Blume Bruguiera gymnorhiza (L.) Lam. Bruguiera parviflora Wight & Arn. ex Griffith Sonneratia alba J. Smith Avicennia officinalis L. Rhizophora mucronata Lam. Rhizophora apiculata Blume Xylocarpus granatum J.König Bruguiera gymnorhiza (L.) Lam. Ceriops tagal (Perr) CB.Rob. Sonneratia alba J. Smith
Kerapatan (ind/ha) 270.75 295.75 162.50 370.75 229.25 162.50 762.50 429.25 100.00 129.25 229.25 429.25 800.00 100.00 170.75 700.00 800.00 162.50 129.25 800.00 262.50 400.00 429.25 862.50 162.50 129.25 300.00 262.50 100.00 429.25 362.50 262.50 270.75 170.75 170.75 270.75 300.00 629.25 129.25 200.00 570.75 229.25 1429.25 462.50 229.25 129.25 162.50 170.75 529.25 1100.00 100.00 229.25 170.75 129.25
26
Seminar Nasional HUT Kebun Raya Cibodas Ke-159
Menurut Bappeda Kepulauan Riau (Anonim, 2004), mangrove di Provinsi Kepulauan Riau memiliki potensi yang besar sebagai sumber perekonomian masyarakat, khususnya dalam hal pemanfaatan kayu dan pengembangan perikanan. Pemanfaatan kayu mangrove untuk industri arang atau dapur arang telah lama diusahakan oleh masyarakat dan terus meningkat. Ijin pengusahaan panglong arang diberikan melalui pemanfatan mangrove untuk HPK (Hutan Produksi Konversi). Setiap HPK bisa memiliki luasan produksi antara 100-300 ha. Luas yang terbatas dengan target produksi yang tinggi akan menyebabkan laju kerusakan mangrove secara cepat (Giesen et al., 2006). Variasi kerapatan dan keragaman pada tiap lokasi terjadi terutama disebabkan oleh gangguan ekosistem setempat. Pulau Karimun Kecil memiliki kerapatan yang lebih tinggi dari pada Pulau Batam, namun, Pulau Karimun Kecil memiliki indeks keragaman (H’=0.99) lebih rendah dari pada Pulau Batam. Mangrove di Pulau Batam umumnya berada pada wilayah hutan lindung yang memiliki aksesibilitas yang baik, yaitu Hutan Lindung (HL) Sei Ladi, HL Sei Harapan, HL Bukit Dangas, HL Bukit Tiban, HL Durianangkang, dan HL Batu Ampar (Gambar 1). Tingkat pengawasan hutan mangrove cukup efektif pada kawasan hutan lindung sehingga intensitas gangguan (berupa aktivitas illegal logging) dapat ditekan. Sementara itu, efektivitas pengamanan yang rendah di Pulau Karimun Besar dan Karimun Kecil menyebabkan tingkat gangguan mangrove sangat besar. Bakau merupakan jenis dominan di antara 12 jenis yang ditemukan di Pulau Batam, Karimun, Natuna, dan sekitarnya. Bakau memiliki wilayah sebaran yang luas, meliputi seluruh wilayah IndoPasifik Barat. Jenis-jenis bakau memiliki spesifikasi tempat tumbuh, terutama berkaitan dengan salinitas (Duke, 2006). Bakau hitam (Rhizophora mucronata) tersebar hampir di semua lokasi, karena jenis ini dapat tumbuh baik di daerah aliran air tawar di sepanjang sungai. Bakau putih (Rhizophora apiculata) menyukai daerah muara sungai dan delta sungai yang luas. Bakau kecil (Rhizophora stylosa) memiliki daerah sebaran terbatas karena hanya tumbuh baik di daerah mangrove lepas pantai yang luas seperti Pulau Batam. Bakau menjadi penyusun utama formasi mangrove dalam meredam gelombang air laut. Kemampuan individu pohon dalam sistem zona mangrove sangat tergantung dengan faktor lahan dan interaksi ekologi di sepanjang daerah pasang surut (McKee, 2002; Castaneda-Moya et al., 2006). Zona Exposed Mangrove sangat berperan dalam memecah gelombang pasang yang besar. Menurut Suryawan (2006), tegakan mangrove pada
ISBN 978-979-99448-6-3
zona terluar di pantai timur Aceh (terdiri dari Avicennia spp setinggi 5 meter) mampu menahan gelombang tsunami sehingga daerah ini terhindar dari kerusakan parah. Jenis-jenis Sonneratia spp dapat mencapai tinggi 30 meter sehingga menjadi buffer paling baik bagi gelombang air pasang (Dahdouh-Guebas, 2006). KESIMPULAN Sebaran mangrove di Pulau Batam, Karimun, Natuna, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya berada pada wilayah pantai dan sempadan sungai besar dengan luasan penutupan cukup besar. Kelimpahan jenis mangrove di setiap lokasi tergolong padat. Akan tetapi, secara umum keragaman jenis mangrove sangat rendah akibat adanya gangguan terhadap ekosistem mangrove. Jumlah total jenis mangrove di seluruh lokasi adalah 12 jenis mangrove dari 6 suku. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada segenap tim survey orientasi pra rekonstruksi Kepulauan Riau; Sandy (UGM), Suroso (Pemprov Kepri), Dadi (Pemkab Bintan), dan Yadi (Pemkab Karimun). Terima kasih kepada Pak Purwanto (P2 Biologi) atas masukannya dan Bu Esti (PKT KRB) atas bantuannya. REFERENSI Anonim. 2004. Kepulauan Riau Dalam Angka. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Riau. Borbour, M.G., Burk, J.H. and Pitts, W.D. 1980. Terrestrial Plant Ecology. The Benyamin/Cummings Publishing Company, California. Castaneda-Moya, E., V.H. Rivera-Monroy and R.R. Twilley. 2006. Mangrove Zonation in the Dry Life Zone of the Gulf of Fonseca, Honduras. Estuaries and Coasts 29 (5): 751– 764. Dahdouh-Guebas, F., 2006. Mangrove forests and tsunami protection. McGraw-Hill Encyclopaedia of Science & Technology. pp. 187-191. Duke, N.C. 2006. Rhizophora apiculata, R. mucronata, R. stylosa, R. × annamalai, R. × lamarckii. (Indo–West Pacific stilt mangrove). Rhizophoraceae (mangrove family). Species Profiles for Pacific Island Agroforestry
27
Seminar Nasional HUT Kebun Raya Cibodas Ke-159
www.traditionaltree.org. Centre for Marine Studies, Marine Botany Group. The University of Queensland, Australia. Giesen, W., S. Wulffraat, M. Zieren and L. Scholte. 2006. Mangrove Guidebook for Southeast Asia. FAO and Wetlands International, Bangkok. Harris, R.J., E.C. Milbrandt, E.M. Everham III and B.D. Bovard. 2010. The Effects of Reduced Tidal Flushing on Mangrove Structure and Function Across a Disturbance Gradient. Estuaries and Coasts 33:1176–1185. Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 2004. Kumpulan Peraturan Pengendalian Kerusakan Pesisir dan Laut. Deputi Bidang Peningkatan Konservasi Sumberdaya Alam dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan. Kulkarni, V.A., T. G. Jagtap, N.M. Mhalsekar and A.N. Naik. 2010. Biological and environmental characteristics of mangrove habitats from Manori creek, West Coast, India. Environment Monitoring Assessment 168:587–596. McKee, K.L. 2002. Mangrove Ecosystems: Definitions, Distribution, Zonation, Forest Structure, Trophic Structure, and Ecological Significance. In Feller, I.C. and M. Sitnik. (Eds). Mangrove Ecology: A Manual for a Field Course A Field Manual Focused on the Biocomplexity on Mangrove Ecosystems. Smithsonian Institution. Washington. DC. Ningsih, S.S. 2008. Inventarisasi Hutan Mangrove Sebagai Bagian dari Upaya Pengelolaan Wilayah Pesisir Kabupaten Deli Serdang. [Tesis]. Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan. Odum, E.P. 1998. Dasar-dasar Ekologi. Edisi ketiga. Terjemahan dari Fundamental of Ecology. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Pantin, D. and J. Ram. 2010. Facilitating financing for sustainable forest management in small islands developing states and low forest cover countries. An analytical report prepared by indufor for the united nations forum on forests country. Case study: Trinidad and Tobago. Indufor Oy Helsinki, 54p. Pulumahuny, F.S. 2003. Hutan Mangrove di PulauPulau Kecil Kepulauan Yamdena Maluku Tenggara. Dalam Ruyitno, Pramudji dan Supangat, I. (Red). Pesisir dan Pantai Indonesia VIII. Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta. Soeroyo. 1997. Mangrove di Kawasan Laut Cina Selatan. Dalam Suyarso (Ed). Atlas
ISBN 978-979-99448-6-3
Oseanologi Laut Cina Selatan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi, Jakarta. Suryawan, F. 2007. Keanekaragaman Vegetasi Mangrove Pasca Tsunami di Kawasan Pesisir Pantai Timur Nangroe Aceh Darussalam. Biodiversitas, 8(4): 262-265. Tarigan, M.S. 2008. Sebaran dan luas hutan mangrove di wilayah pesisir Teluk Pising Utara Pulau Kabaena Provinsi Sulawesi Tenggara. Makara Sains, 12 (2): 108-112.
27 28