PENDAPATAN & BEBAN AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN LABA PER LEMBAR SAHAM KOREKSI KESALAHAN*)
Dwi Martani
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
1
Pendapatan, Beban dan Laba PSAK 1 Penyajian laporan keuangan PSAK 23 Pendapatan PSAK 46 Akuntansi Pajak Penghasilan PSAK 25 Kesalahan Mendasar dan
Koreksi pada Periode Berjalan PSAK Laba per lembar saham
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
2
IFRS / IAS IAS 12 : Income Tax IAS 18 : Revenue IAS 33 : Earning Per Share
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
3
Penghasilan Penghasilan (income) adalah kenaikan
manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain). 1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
4
Penghasilan Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau
kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yagn berkaitan dengan peningkatan aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Penghasilan diakui jika telah earned, and realized or realizable
1/26/2010
Revenue is earned when the earnings process is substantially complete. Revenue is realized when goods and services are exchanged for cash or claims to cash. Revenue is realizable when assets received are convertible into a known amount of cash. Pelaporan Akuntans Keuangan 6
5
Beban (expense) Beban (expense) adalah penurunan manfaat
ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal. Beban mencakupi baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa. 1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
6
Beban (expense) Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau
penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Diakui atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh (Matching cost with revenue) Penerapan matching tidak memperkenankan pengakuan pos dalam neraca yang tidak memenuhi definisi aktiva dan kewajiban. Prosedur alokasi yang rasional dan sistematis untuk manfaat terjadi di beberapa peiode. 1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
7
Beban (expense) Perusahaan menyajikan laporan laba rugi
atau di Catatan atas Laporan keuangan, rincian beban dengan menggunakan klasifikasi yang didasarkan pada sifat atau fungsi beban di dalam perusahaan. Perusahaan mengklasifikasikan beban menurut fungsinya harus mengungkapkan informasi tambahan mengenai sifat beban termasuk penyusuta, amortisasi dan biaya pegawai 1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
8
PSAK 23 Pendapatan adalah arus masuk bruto manfaat
ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi pemilik. Pendapatan harus diukur dengan dengan nilai wajar yang dapat diterima. Jenis pendapatan :
1/26/2010
(a) penjualan barang; (b) penjualan jasa; dan (c) penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti dan dividen. Pelaporan Akuntans Keuangan 6
9
Pengakuan pendapatan Pendapatan dari penjualan barang diakui bila seluruh
kondisi berikut dipenuhi :
1/26/2010
Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian refaktif atas barang yang dijual. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut. Biaya yang terjadi atau uang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal Pelaporan Akuntans Keuangan 6
10
Pengakuan pendapatan Pendapatan dari penjualan jasa dipenuhi jika seluruh kondisi
berikut dipenuhi Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapa diukur dengan andal Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal Bila hasil transaksi yang meliputi penjualan jasa tidak dapat diestimasi dengan andal, pendapatan diakui hanya yang berkaitan dengan beban yang telah diakui yang dapat diperoleh.
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
11
Pengakuan pendapatan Pendapatan bunga, royalti, deviden diakui bila: Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal Dasar pengakuan: Bunga harus diakui atas dasar porsi waktu yang memperhitungkan hasil efektif aktiva tersebut. Royalti harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan Dalam metode biaya, deviden tunai harus diakui bila hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan. 1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
12
Pengakuan pendapatan Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara
kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. Bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima.
1/26/2010
Misalnya, suatu perusahaan dapat memberikan kredit bebas bunga kepada pembeli atau menerima wesel tagih dari pembeli dengan tingkat bunga di bawah pasar sebagai imbalan dari penjualan barang. Bila perjanjian tersebut secara efektif merupakan suatu transaksi finansial, nilai wajar imbalan ditentukan dengan pendiskontoan seluruh penerimaan di masa depan dengan menggunakan suatu tingkat bunga tersirat (imputed).
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
13
Pengakuan pendapatan Bila barang atau jasa dipertukarkan (barter) untuk barang atau
jasa dengan sifat dan nilai yang sama, maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai suatu transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Hal ini sering terjadi dengan komoditi seperti minyak atau susu di mana penyalur menukarkan (swap) persediaan di berbagai lokasi untuk memenuhi permintaan dengan suatu dasar tepat waktu dalam suatu lokasi tertentu. Bila barang dijual atau jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan barang dan jasa yang tidak serupa, pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang mengakibatkan pendapatan. Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer.
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
14
Pengungkapan pendapatan Kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan
pendapata termasuk metode untuk menentukan tingkat penyelesaian transaski penjualan. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut termasuk pendapatan dari Penjualan barang, penjualan jasa dan bunga, royalti dan dividen. Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa dimasukkan dalam setiap kategori yang signifikan dari pendapatan. Pendapatan yang ditunda pengakuannya. 1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
15
Revenue Recognition Classified by Nature of Transaction
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
16
Revenue Recognition at Point of Sale Revenues from manufacturing and selling are commonly recognized at point of sale. Exceptions: 1. 2.
3.
1/26/2010
Sales with buyback agreements Sales when right of return exists (high rates that are not reliably estimable) Trade loading and channel stuffing
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
17
Revenue Recognition Before Delivery Revenue may be recognized before delivery
under certain circumstances.
Long-term construction contracts are a notable example
Two methods are available:
1/26/2010
The percentage-of-completion method, and The completed contract method
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
18
Revenue Recognition Before Delivery Long-Term Construction Accounting Methods Percentage-of-Completion Method 1) Terms of contract must be certain, enforceable. 2) Certainty of performance by both parties 3) Estimates of completion can be made reliably 1/26/2010
Completed Contract Method 1) To be used only when the percentage method is inapplicable [uncertain] 2) For short-term contracts
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
19
Percentage--ofPercentage of-Completion: Steps 1
Costs incurred to date = Percent complete Most recent estimated total costs
2 Estimated total revenue x Percent complete = Revenue to be recognized to date 3 Total revenue to be recognized to date less Revenue recognized in PRIOR periods = Current period revenue 4 Current Period Revenue less current costs = Gross profit 1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
20
Percentage--ofPercentage of-Completion: Example Data: Contract price: $4,500,000 Start date: July, 2003 Balance sheet date: Given:
Estimated cost: $4,000,000 Finish: October, 2005 Dec. 31
2003
Costs to date $1,000,000 Estimated costs to complete $3,000,000 Progress Billings during year $900,000 Cash collected during year $750,000
2004 $2,916,000 $1,134,000 $2,400,000 $1,750,000
2005 $4,050,000 $ -0$1,200,000 $2,000,000
What is the percent complete, revenue and gross profit recognized each year? 1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
21
PSAK 25 Laba rugi bersih untuk periode berjalan Kesalahan mendasar Perubahan kebijakan akuntansi
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
22
Definisi Pos luar biasa adalah penghasilan atau beban yang timbul dari
kejadian atau transaksi yag secara jelas berbeda dari aktivitas normal perusahaan dan karenanya tidak diharapkan untuk sering kali terjadi atau terjadi secara teratur Aktivitas normal adalah setiap aktivitas yang dilakukan oleh sebuah perusahaan sebagai bagian dari usahanya dan aktivitas-aktivitas yang terkait dengan kegiatan usaha utama perusahaan tersebut. Suatu operasi yang tidak dijelaskan terjadi sebagai akibat dari penjualan atau penghentian suatu lini usaha yang terpisah di mana aktiva, laba rugi bersih dan aktivitas dapat dipisahkan baik secara fisik, operasional maupun untuk tujuan pelaporan keuangan. Kesalahan mendasar adalah kesalahan yang cukup signifikan yang ditemukan pada periode berjalan sehingga laporan keuangan dari satu atau lebih periode sebelumnya tidak dapat diandalkan lagi pada tanggal penerbitannya. 1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
23
Laba atau rugi periode berjalan Semua unsur pendapatan dan beban yang
diakui dalam suatu periode harus tercakup dalam penetapan laba atau rugi bersih untuk periode tersebut kecuali jika standar akuntansi keuangan yang berlaku mensyaratkan atau memperbolehkan sebaliknya. Terdiri dari :
1/26/2010
Laba atau rugi dari aktivitas normal Pos luar biasa Pelaporan Akuntans Keuangan 6
24
Pos Luar Biasa Kriteria pos luar biasa : Bersifat tidak normal. Kejadian atau transaksi yang bersangkutan memiliki tingkat abnormalitas yang tinggi dan tidak mempunyai hubungan dengan kegiatan normal perusahaan Tidak sering terjadi. Kejadian atau transaksi tidak sering terjadi dalam kegiatan normal perusahaan. Pos luar biasa dalam laporan keuangan disajikan
setelah laba yang berasal dari kegiatan normal perusahaan.
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
25
Laba / rugi dari aktivitas normal Bila dalam laba rugi dari aktivitas normal terdapat unsur
penghasilan dan/ beban yang pengungkapannya dianggap relevan untuk menjelaskan kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu, maka hakekat dan jumlah unsur tersebut harus diungkapkan secara terpisah. Walaupun unsur penghasilan dan beban dari aktivitas normal bukan pos luar biasa, tetapi jika dianggap relevan maka pengungkapannya perlu dibuat. Pengungkapan dibuat dalam catatan atas laporan keuangan.
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
26
Laba / rugi dari aktivitas normal Kondisi-kondisi yang menimbulkan unsur-unsur
penghasilan dan beban tertentu :
1/26/2010
penurunan nilai (write-down) persediaan sampai jumlah yang diperkirakan dapat direalisasi (net realizable value), maupun pemulihan kembali penurunan nilai tersebut; restrukturisasi (restructuring) aktivitas-aktivitas suatu perusahaan dan pembalikan (reversal) setiap penyisihan untuk biaya restrukturisasi; pelepasan (disposal) aktiva tetap; pelepasan investasi jangka panjang; operasi yang tidak dilanjutkan; penyelesaian gugatan hukum. Pelaporan Akuntans Keuangan 6
27
Operasi yang tidak dilanjutkan Pelepasan suatu investasi jangka panjang atau aktiva utama
lainnya adalah penting sehingga memerlukan pengungkapan atas unsur suatu penghasilan dan beban yang berkaitan. Adakalanya suatu perusahaan tidak melanjutkan suatu lini usaha utama yang terpisah yang dapat dibedakan dari aktivitas usaha lain sebagai contoh suatu segmen usaha yang diatur sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 5 tentang Pelaporan Informasi Keuangan Menurut Segmen. Jika pelepasan tersebut merupakan operasi yang tidak dilanjutkan seperti yang didefinisikan dalam Pernyataan pengungkapan- pengungkapan yang dimuat dalam paragraf 15 adalah relevan pemakai laporan keuangan.
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
28
Operasi yang tidak dilanjutkan Pengungkapan yang diperlukan
1/26/2010
Hakekat operasi yang tidak dijelaskan Segmen industri yang tidak dilanjutkan Tanggal efektif Cara penghentian Pendapatan dan laba atau rugi dari aktivitas normal bersamaan dengan jumlah pd periode sebelumnya yang disajikan dalam laporan keuangan. Pelaporan Akuntans Keuangan 6
29
Perubahan estimasi Perubahan etimasi akuntansi dimasukkan
dalam perhitungan laba atau rugi bersih dalam:
1/26/2010
Periode perubahan, jika perubahan terjadi hanya mempengaruhi periode tersebut. Periode perubahan dan periode yang akan datang, jika perubahan tersebut mempengaruhi keduanya
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
30
Kesalahan mendasar Jumlah koreksi yang berhubungan dengan periode
sebelumnya harus dilaporkan dengan menyesuaikan saldo laba awal periode. Pengungkapan
1/26/2010
Hakekat kesalahan mendasar. Jumlah koreksi untuk periode berjalan dan periode sebelumnya Jumlah koreksi yang berhubungan dengan periodeperiode sebelum periode yang tercakup dalam informasi komparatif. Kenyataan bahwa informasi komparatif telah dinyatakan kembali atau kenyataan bahwa informasi komparatif tidak praktis untuk dinyatakan kembali Pelaporan Akuntans Keuangan 6
31
Perubahan kebijakan akuntansi Dilakukan jka penerapan suatu kebijakan akuntansi
yang berbeda diwajibkan oleh peraturan atau standar atau jika diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan penyajian kejadian atau transaksi lebih sesuai. Untuk perubahan standar dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan masa transisi. Suatu perubahan kebijakan akuntansi harus diterapkan secara retrospektif dengan melaporkan jumlah setiap penyesuaian yang terjadi yang berhubungan dengan periode sebelumnya sebagai penyesuaian saldo laba awal periode kecuali jika jumlah tersebut tidak dapat ditentukan secara wajar. 1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
32
Perubahan kebijakan akuntansi Perubahan kebijakan akuntansi harus diterapkan
secara prospektif jika jumlah penyesuaian terhadap saldo awal periode yang diwajibkan tidak dapat ditentukan secara wajar. Pengungkapan untuk perubahan kebijakan yang mempunyai pengaruh material terhadap sekarang atau sebelumnya
1/26/2010
Alasan dilakukan perubahan Jumlah penyesuaian periode berjalan dan sebelumnya Jumlah penyesuaian Kenyataan bahwa informasi komparatif telah dinyatakan atau menyatakan kembali dianggap tidak praktis Pelaporan Akuntans Keuangan 6
33
Laba per lembar saham Laba per saham (LPS) adalah data yang banyak digunakan
sebagai alat analisis keuangan. LPS dengan ringkas menyaji kan kinerja perusahaan dikaitkan dengan saharn beredar. LPS yang dikaitkan dengan harga pasarsaham (price-earning ratio) bisa memberikan gambaran tentang kinerja perusahaan dibanding dengan uang yang ditanam pemilik perusahaan. Terdapat berbagai cara untuk menentukan dua variabel penentu LPS yang sama-sama sulit untuk dihitung, yaitu: jumlah laba dalam satu periode; dan jumlah saham biasa yang beredar selama periode ber sangkutan.
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
34
Laba per lembar saham Laba per saham dasar (LPS dasar adalah jumlah
laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar selama periode pelaporan. Laba per saham dilusian (LPS dilusian) adalah jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar selama periode pelaporan dan efek lain yang asumsinya diterbitkan bagi semua efek berpotensi saham biasa yang sifatnya dilutif yang beredar sepanjang periode pelaporan. 1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
35
Saham & Opsi Saham biasa adalah instrumen ekuitas yang
memiliki hak sisa atas kekayaan (residu) setelah hak instrumeninstrumen ekuitas lainnya. Saham utama adalah saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima pembagian dividen lebih dahulu dari pemegang saham klasifikasi lainnya. Waran atau opsi adalah instrumen keuangan yang membcrikan hak kepada pemiliknya untuk membeli saham biasa dengan harga tertentu dan dalam periode (jangka waktu) tertentu. 1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
36
Laba per lembar saham Merupakan data yang banyak digunakan
sebagai alat analisis keuangan. LPS menyajikan kinerja perusahaan. LPS ditentukan oleh :
Jumlah laba periode dalam satu periode Jumlah saham yang beredar
Jenis LPS 1/26/2010
LPS dasar LPS dilusian Pelaporan Akuntans Keuangan 6
37
Laba per lembar saham LPS dasar dihitung dengan membagi laba
atau rugi bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa (laba bersih residual) dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam satu periode. Untuk tujuan penghitungan LPS dasar, laba bersih residual adalah laba bersih dikurangi dengan dividen saham utama.
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
38
Jumlah lembar saham Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang
beredar dalam suatu periode mencerminkan fakta bahwa modal saham dapat bervariasi Jumlah modal saham dapat naik dengan adanya penerbitan saham atau turun dengan adanya pembelian kembali saham Jumlah saham yang beredar selama jangka waktu tertentu akan dikalikan dengan faktor pembobot waktu. Faktor pembobot waktu adalah jumlah hari beredarnya sekelompok saham dibandingkan dengan jumlah hari dalam suatu periode (contoh penghitungan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa, lihat contoh 1 pada Lampiran). 1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
39
Jumlah lembar saham
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
40
Jumlah lembar saham
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
41
Laba per Lembar Saham
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
42
Laba per Lembar Saham
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
43
Efek berpotensi saham Efek utang yang dapat ditukar dengan saham
biasa Waran atau opsi saham Kebijakan kepegawaian dengan memberikan hak kepada karyawan untuk menerima saham biasa sebagai bagian dari remunerasi. Saham yang akan diterbitkan saat terpenuhinya kondisi-kondisi tertentu.
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
44
LPS Dilusian Untuk tujuan penghitungan LPS dilusian,
laba bersih residual dan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa beredar harus disesuaikan dengan memperhitungkan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif. LPS dasar, namun LPS dilusian memperhitungkan dampak dilusi dari semua efek berpotensi saham biasa yang beredar dalam suatu periode, 1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
45
Penyesuaian Pada sisi pembilang (numerator), laba bersih residual
perlu ditambahkan dengan dividen dan bunga (keduanya menggunakan jumlah setelah pajak) yang diakui dalam suatu periode berkaitan dengan efek berpotensi saham biasa yang dilutif.
Laba bersih residual juga harus disesuaikan dengan perubahan dalam penghasilan dan beban yang disebabkan konversi efek berpotensi saham biasa;
Pada sisi penyebut (denominator) jumlah rata-rata
tertimbang saham biasa beredar ditambahkan dengan jumlah rata-rata tertimbang dari saham biasa yang akan beredar dengan asumsi bahwa semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif dikonversikan menjadi saham biasa
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
46
Relation between Basic and Diluted EPS
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
47
Simple Capital Structure: Basic EPS Simple capital structure:
Common stock only with no potentially dilutive securities
Basic EPS: Net income — Preferred dividends Weighted average outstanding common shares
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
48
Complex Capital Structures Complex capital structures have potentially dilutive securities, such as: Convertible bonds or preferred stock. Options or warrants, or Other rights that could reduce earnings per share. Securities that could reduce EPS are dilutive. Securities that could increase EPS are anti-dilutive.
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
49
Diluted Earnings Per Share: Methods The dilutive effect of convertible securities is
measured by the if-converted method. The dilutive effect of options and warrants is measured by the treasury stock method. For computing dilution, the rate of conversion most advantageous to the security holder is used (maximum dilutive conversion rate).
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
50
The IfIf-Converted Method The conversion of the securities into common stock is
assumed to occur at the beginning of the year or date of issue, if later. Convertible bonds: The interest expense (net of tax) is added back to net income. Convertible preferred: No deduction for preferred dividends. The weighted average number of shares is increased by the additional common shares assumed issued.
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
51
The Treasury Stock Method Applies to options and warrants (and their
equivalents). Options and warrants are assumed exercised at the beginning of the year. The proceeds from the exercise of options are assumed used to buy back common shares at average market price. The exercise price per share must be less than the market price per share for dilution to occur.
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
52
Earnings Per Share: Complex Structures: Summary Dual EPS Presentation Basic EPS
Diluted EPS
Net income adjusted for interest (net of tax) and preferred dividends Weighted average number of common shares assuming maximum dilution 1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
Dilutive Convertibles Dilutive Options and Warrants Dilutive Contingent Issues
53
Laba per Lembar Saham
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
54
Laba per Lembar Saham
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
55
Laba per Lembar Saham
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
56
Laba per Lembar Saham
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
57
Laba per Lembar Saham
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
58
Laba per Lembar Saham
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
59
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN
Dwi Martani
Akuntansi Pajak Penghasilan
1/26/2010
60
Agenda Perpajakan & Akuntansi Konsep Akuntansi Pajak Penghasilan Pajak penghasilan dalam Laporan Keuangan Tanya Jawab Ilustrasi dan Contoh
1/26/2010
Akuntansi Pajak Penghasilan
61
PERTANYAAN MENDASAR Bagaimana mencatat penjualan, pembayaran gaji,
pembayaran sewa, penerimaan pendapatan jasa? Dari mana pos-pos pajak dalam Laporan Keuangan diperoleh ? Dari mana Beban Pajak dalam Laporan Laba Rugi diperoleh? Dari mana Utang Pajak Penghasilan Badan dalam Neraca diperoleh ? Apakah yang dimaksud dengan Aktiva /Kewajiban Pajak Tangguhan dan Beban Pajak Tangguhan ? Pengungkapan apakah yang diperlukan untuk Akuntansi Pajak Penghasilan dan Pajak ? 1/26/2010
Akuntansi Pajak Penghasilan
62
Pajak daLAM LAPORAN KEUANGAN Aktiva
Kewajiban
Beban Pajak
Arus kas 1/26/2010
Akuntansi Pajak Penghasilan
63
PAJAK Dalam perusahaan Pajak atas Penghasilan Perusahaan Dibayar langsung oleh perusahaan :
Angsuran pajak (PPh 25) Pembayaran pajak akhir tahun (PPh 28/29)
Dipotong oleh pihak lain (final, tidak final, 22, 23) Laporan laba rugi akan mempengaruhi jumlah beban pajak dan di Neraca utang pajak / pajak dibayar dimuka
Kewajiban memotong pajak pihak lain (with holding tax) Pajak atas penghasilan yang diterima pihak lain (21, 23, 26) PPN pajak atas penyerahan barang / jasa kena pajak Tidak muncul dalam laporan laba rugi, tetapi di Neraca sebagai utang atau pajak dibayar dimuka Pajak Lainnya PBB, pajak daerah beban 1/26/2010
Akuntansi Pajak Penghasilan
64
Akuntansi pajak penghasilan Fokus pada pajak penghasilan perusahaan Sebelum PSAK 46:
Beban pajak dalam laporan laba rugi adalah pajak terutang menurut fiskal
PSAK 46 (eff 1 Jan 1999 perusahaan listed
dan 1 Jan 2001 non listed) 1/26/2010
Beban pajak kini pajak terutang menurut fiskal Beban / penghasilan pajak tangguhan Aktiva / kewajiban pajak tangguhan Akuntansi Pajak Penghasilan
65
Pajak penghasilan Pajak penghasilan merupakan beban bagi
perusahaan. Terdapat perbedaan konsep penghasilan antara pajak dan akuntansi sehingga Penghasilan Kena Pajak (menurut pajak) berbeda dengan Laba sebelum pajak (menurut Akuntasi) ?? Beban pajak dihitung dari penghasilan yang mana !!
1/26/2010
Karena merupakan beban dibebankan menurut kapan penghasilan diterima matching principles Pajak Penghasilan harus diasosiasikan dengan laba dimana pajak penghasilan tersebut dikenakan atau diperhitungkan Alokasi Pajak. Akuntansi Pajak Penghasilan 66
Metode alokasi (1) Deferred Method
1/26/2010
Selisih jumlah Pajak Penghasilan Terhutang (berdasar SPT) dengan Biaya Pajak Penghasilan (berdasar laba akuntansi) dalam suatu periode harus dicatat dan disajikan dalam Laporan Keuangan sebagai Pajak yang Ditangguhkan. Jumlah Pajak yang Ditangguhkan ditentukan berdasar tarif pajak yang berlaku pada saat terjadinya transaksi atau item yang menyebabkan terjadinya perbedaan atau selisih antara laba kena pajak dan laba akuntansinya. Deffered Method berorientasi pada Laporan Rugi – Laba dan menitik beratkan pada tercapainya matching principles
Akuntansi Pajak Penghasilan
67
Metode alokasi (2) Liability Method
1/26/2010
Mengakui eksistensi perbedaan akuntansi dan pajak sebagai pajak ditangguhkan Pajak yang Ditangguhkan ditentukan berdasar tarif pajak yang diharapkan akan berlaku dalam periode di mana selisih pajak akan dikompensasikan. Perhitungan Pajak yang Ditangguhkan bersifat tentatif yang selalu memerlukan penyesuaian pada setiap kali terjadi perubahan tarif pajak penghasilan. Menurut liability method, Pajak yang Ditangguhkan harus dipandang sebagai kewajiban ekonomis untuk Pajak yang Terhutang atau sebagai aktiva untuk Pajak yang Dibayar Dimuka. Balance Sheet orientation
Akuntansi Pajak Penghasilan
68
Metode alokasi (3) Net of Tax Method
1/26/2010
Menurut metode ini, melaporkan Pajak yang Ditangguhkan dalam neraca tidak dibenarkan karena Biaya Pajak Penghasilan yang dilaporkan dalam Laporan Rugi – Laba harus sama dengan jumlah Pajak Penghasilan Terhutang atau pajak yang harus dibayar untuk periode yang bersangkutan. Selisih yang terjadi karena adanya perbedaan laba kena pajak dan laba akuntansi tidak dibukukan dalam akun tersendiri, tetapi ditambahkan atau dikurangkan kepada aktiva atau hutang tertentu serta unsur pendapatan atau biaya yang bersangkutan.
Akuntansi Pajak Penghasilan
69
Perbedaan akuntansi – pajak Perbedaan antara pajak dan akuntansi
diklasifikasikan menjadi dua :
Perbedaan permanen : perbedaan secara subtantif sehingga perbedaan ini selamanya akan muncul
Sumbangan Pemberian natura kepada karyawan Beban yang tidak terkait dengan kegiatan memperoleh, menagih dan memelihara pendapatan Penghasilan yang telah dikenakan pajak final, dll
Perbedaan temporer : perbedaan waktu pengakuan, sehingga secara total tidak terjadi perbedaan namun pengakuan pendapatan / beban dalam satu periode terdapat perbedaan.
Beban depresiasi / amortisasi Beban garansi
Tujuan PSAK 46 Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak
penghasilan Bagaimana mempertanggungjawabkan konsekuensi pajak pada periode berjalan dan periode mendatang untuk hal-hal berikut ini:
1/26/2010
pemulihan nilai tercatat aktiva yang diakui pada neraca perusahaan atau pelunasan nilai tercatat kewajiban yang diakui pada neraca perusahaan; dan transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian lain pada periode berjalan yang diakui pada laporan keuangan perusahaan. Akuntansi Pajak Penghasilan
71
Tujuan PSAK 46 Apabila besar kemungkinan bahwa pemulihan aktiva atau
pelunasan kewajiban tersebut akan mengakibatkan pembayaran pajak pada periode mendatang yang lebih besar atau lebih kecil dibandingkan pembayaran pajak sebagai akibat pemulihan aktiva atau pelunasan kewajiban yang tidak memiliki konsekuensi pajak, maka Pernyataan ini mengharuskan perusahaan untuk mengakui kewajiban pajak tangguhan atau aktiva pajak tangguhan, dengan beberapa pengecualian. Konsekuensi pajak dari suatu transaksi dan kejadian lain sama dengan cara perusahaan memperlakukan transaksi dan kejadian tersebut. Pernyataan ini juga mengatur pengakuan aktiva pajak tangguhan yang berasal dari sisa rugi yang dapat dikompensasi ke tahun berikut 1/26/2010
Akuntansi Pajak Penghasilan
72
DEFINISI Pajak Penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan
peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas penghasilan kena pajak perusahaan. Pajak Penghasilan Final adalah pajak penghasilan yang bersifat final, yaitu bahwa setelah pelunasannya, kewajiban pajak telah selesai dan penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan final tidak digabungkan dengan jenis penghasilan lain yang terkena pajak penghasilan yang bersifat tidak final. Laba akuntansi adalah laba atau rugi bersih selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak. Penghasilan kena pajak atau laba fiskal (taxable profit) atau rugi pajak (tax loss) adalah laba atau rugi selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan yang menjadi dasar penghitungan pajak penghasilan. 1/26/2010
Akuntansi Pajak Penghasilan
73
definisi Beban pajak (tax expense) atau penghasilan pajak (tax income)
adalah jumlah agregat pajak kini (current tax) dan pajak tangguhan (deferred tax) yang diperhitungkan dalam penghitungan laba atau rugi pada satu periode. Pajak kini (current tax) adalah jumlah pajak penghasilan terutang (payable) atas penghasilan kena pajak pada satu periode. Kewajiban pajak tangguhan (deferred tax liabilities) adalah jumlah pajak penghasilan terutang (payable) untuk periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak. Aktiva pajak tangguhan (deferred tax assets) adalah jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat adanya:
perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, dan sisa kompensasi kerugian. 1/26/2010
Akuntansi Pajak Penghasilan
74
definisi Perbedaan temporer (temporary differences) adalah perbedaan
antara jumlah tercatat aktiva atau kewajiban dengan DPP-nya
perbedaan temporer kena pajak (taxable temporary differences) adalah perbedaan temporer yang menimbulkan suatu jumlah kena pajak (taxable amounts) dalam penghitungan laba fiskal periode mendatang perbedaan temporer yang boleh dikurangkan (deductible temporary differences) adalah perbedaan temporer yang menimbulkan suatu jumlah yang boleh dikurangkan (deductible amounts) dalam penghitungan laba fiskal periode mendatang
Dasar pengenaan pajak (DPP) aktiva atau kewajiban adalah
nilai aktiva atau kewajiban yang diakui oleh Direktorat Jendral Pajak dalam penghitungan laba fiskal.
1/26/2010
Akuntansi Pajak Penghasilan
75
DPP Piutang bunga mempunyai nilai tercatat 100.
Untuk tujuan fiskal, pendapatan bunga diakui dengan dasar kas. DPP piutang bunga adalah nihil. Piutang usaha mempunyai nilai tercatat 100. Pendapatan usaha terkait telah diakui untuk tujuan fiskal. DPP piutang adalah 100. Nilai tercatat beban yang masih harus dibayar (accured expenses) 100. Biaya tersebut dapat dikurangkan untuk tujuan fiskal dengan dasar kas. DPP-nya adalah nol. 1/26/2010
Akuntansi Pajak Penghasilan
76
DPP - konsolidasi Dalam laporan keuangan konsolidasi,
perbedaan temporer ditentukan dengan membandingkan nilai tercatat aktiva dan kewajiban pada laporan keuangan konsolidasi dengan DPP-nya. Berhubung peraturan perundangan perpajakan di Indonesia tidak memperkenankan SPT konsolidasi, maka DPP aktiva dan kewajiban ditentukan dengan merujuk pada SPT masing-masing entitas. 1/26/2010
Akuntansi Pajak Penghasilan
77
Pengakuan pajak kini Jumlah pajak kini, yang belum dibayar
harus diakui sebagai kewajiban. Apabila jumlah pajak yang telah dibayar untuk periode berjalan dan periodeperiode sebelumnya melebihi jumlah pajak yang terutang untuk periode-periode tersebut, maka selisihnya, diakui sebagai aktiva.
1/26/2010
Akuntansi Pajak Penghasilan
78
Perbedaan temporer Semua perbedaan temporer kena pajak
diakui sebagai kewajiban pajak tangguhan, kecuali perbedaan temporer dari :
Dari goodwill yang amortisasinya tidak dapat dikurangkan untuk tujuan fiskal. Pada saat pengakuan awal aktiva atau kewajiban dari suatu transaksi yang :
1/26/2010
Bukan transaksi penggabungan usaha Pada saat transaksi tidak mempengaruhi laba akuntansi dan laba fiskal Akuntansi Pajak Penghasilan
79
PENGGABUNGAN USAHA Biaya pemerolehan akuisisi dialokasi pada aktiva dan kewajiban
teridentifikasi dengan dasar nilai wajar aktiva dan kewajiban pada tanggal transaksi pertukaran. Perbedaan temporer muncul apabila DPP aktiva dan kewajiban teridentifikasi tidak dipengaruhi oleh penggabungan usaha. Apabila nilai tercatat suatu aktiva disesuaikan ke nilai wajarnya tetapi DPP aktiva tersebut tetap sebesar harga pemerolehan sebelumnya, maka timbul perbedaan temporer yang mengakibatkan timbulnya kewajiban pajak tangguhan. Kewajiban pajak tangguhan tersebut mempengaruhi goodwill Kewajiban (aktiva) pajak tangguhan tidak diakui atas goodwill (goodwill negatif ) yang diakui sesuai dengan PSAK 22 tentang Akuntansi Penggabungan Usaha. 1/26/2010
Akuntansi Pajak Penghasilan
80
PENGAKUAN AWAL TRANSAKSI Perbedaan temporer mungkin timbul pada saat pengakuan awal
suatu aktiva atau kewajiban, sebagai contoh apabila sebagian atau seluruh harga pemerolehan suatu aktiva tidak dapat dikurangkan untuk tujuan fiskal. apabila sifat transaksi:
(1) bukan transaksi penggabungan usaha, (2) tidak mempengaruhi laba akuntansi atau laba fiskal, (3) tidak dikecualikan dalam paragraf 15 dan 21,
maka perusahaan tidak diperkenankan mengakui kewajiban atau aktiva pajak tangguhan pada pengakuan awal ataupun pada periode selanjutnya Contoh aktiva diperoleh dari sumbangan
1/26/2010
Akuntansi Pajak Penghasilan
81
Aktiva pajak tangguhan Aktiva pajak tangguhan diakui untuk seluruh
perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan perbedaan temporer yang boleh dikurangkan tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba fiskal pada masa yang akan datangn(kecuali goodwill negatif dan pengakuan awal aktiva lihat kewajiban) Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai aktiva pajak tangguhan apabila besar kemungkinan laba fiskal pada masa yang akan datang memadai untuk dikompensasi.
1/26/2010
Akuntansi Pajak Penghasilan
82
KOMPENSASI KERUGIAN Hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan apakah
penghasilan kena pajak akan tersedia dalam jumlah memadai untuk dikompensasikan
apakah perusahaan mempunyai perbedaan temporer kena pajak dalam jumlah yang memadai yang memungkinkan sisa kompensasi dapat digunakan sebelum masa berlakunya kadaluwarsa; apakah perusahaan mungkin memperoleh laba fiskal agar saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi kerugian dapat digunakan sebelum masa berlakunya daluwarsa; apakah saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi timbul dari kasus-kasus tertentu yang hampir tidak mungkin berulang.
Apabila laba fiskal tidak mungkin tersedia dalam jumlah yang
memadai untuk dapat dikompensasi dengan saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi, maka aktiva pajak tangguhan tidak diakui. 1/26/2010
Akuntansi Pajak Penghasilan
83
penilaian kembali aktiva pajak tangguhan Pada setiap tanggal neraca, perusahaan menilai kembali aktiva
pajak tangguhan yang tidak diakui. Perusahaan mengakui aktiva pajak tangguhan yang sebelumnya tidak diakui apabila besar kemungkinan bahwa laba fiskal pada masa yang akan datang akan tersedia untuk pemulihannya. Sebagai contoh, perbaikan dalam kondisi perekonomian mengingkatkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba fiskal dalam jumlah yang memadai pada periode mendatang aktiva pajak tangguhan yang sebelumnya tidak diakui menjadi memenuhi kriteria pengakuan.
1/26/2010
Akuntansi Pajak Penghasilan
84
pengukuran Kewajiban (aktiva) pajak kini untuk periode berjalan dan
periode sebelumnya, diakui sebesar jumlah pajak terhutang (restitusi pajak), yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak (peraturan pajak) yang berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada tanggal neraca. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan harus diukur dengan menggunakan tarif pajak yang akan berlaku pada saat aktiva dipulihkan atau kewajiban dilunasi, yaitu dengan tarif pajak (peraturan pajak) yang telah berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada tanggal neraca.
1/26/2010
Akuntansi Pajak Penghasilan
85
pengukuran Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan harus mencerminkan
konsekuensi pajak untuk pemulihan nilai tercatat aktiva atau penyelesaian kewajiban yang diharapkan perusahaan pada tanggal neraca. Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan tidak boleh didiskonto (discounted). Nilai tercatat aktiva pajak tangguhan harus ditinjau kembali (pada tanggal neraca). Perusahaan harus menurunkan nilai tercatat tersebut apabila laba fiskal tidak mungkin memadai untuk mengkompensasi sebagian atau semua aktiva pajak tangguhan. Penurunan tersebut harus disesuaikan kembali apabila besar kemungkinan laba fiskal memadai. 1/26/2010
Akuntansi Pajak Penghasilan
86
Laporan laba rugi Pajak kini dan pajak tangguhan diakui
sebagai penghasilan atau beban pada laporan laba rugi periode berjalan, kecuali untuk pajak penghasilan yang berasal dari
1/26/2010
transaksi atau kejadian yang langsung dikreditkan atau dibebankan ke ekuitas pada periode yang sama atau periode yang berbeda penggabungan usaha yang secara substansi adalah akuisisi Akuntansi Pajak Penghasilan
87
penyajian Aktiva pajak dan kewajiban pajak harus disajikan terpisah dari
aktiva dan kewajiban lainnya dalam neraca. Aktiva pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan harus dibedakan dari aktiva pajak kini dan kewajiban pajak kini. Apabila dalam laporan keuangan suatu perusahaan, aktiva dan kewajiban lancar disajikan terpisah dari aktiva dan kewajiban tidak lancar maka aktiva (kewajiban) pajak tangguhan tidak boleh disajikan sebagai aktiva (kewajiban) lancar. Aktiva pajak kini harus dikompensasi (offset) dengan kewajiban pajak kini dan jumlah netonya harus disajikan pada neraca. Beban (penghasilan) pajak yang berhubungan dengan laba atau rugi dari aktivitas normal harus disajikan tersendiri pada laporan laba rugi. 1/26/2010
Akuntansi Pajak Penghasilan
88
Pajak penghasilan final Apabila nilai tercatat aktiva atau kewajiban yang
berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari DPP-nya maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aktiva atau kewajiban pajak tangguhan. Atas penghasilan yang telah dikenakan PPh Final, beban pajak diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan. Selisih antara jumlah PPh Final yang terhutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi diakui sebagai Pajak Dibayar Dimuka dan Pajak yang Masih Harus Dibayar. Akun Pajak penghasilan final dibayar di muka harus disajikan terpisah dari pajak penghasilan final yang masih harus dibayar. 1/26/2010
Akuntansi Pajak Penghasilan
89
Akuntansi untuk hal khusus Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan
dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP) harus dibebankan sebagai pendapatan atau beban lain-lain pada Laporan Laba Rugi periode berjalan, Kecuali apabila diajukan keberatan dan atau banding jumlah tambahan pokok pajak dan denda yang ditetapkan dengan SKP ditangguhkan pembebanannya. Apabila terdapat kesalahan mendasar maka perlakuan akuntansinya mengacu pada PSAK 25 tentang Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi.
1/26/2010
Akuntansi Pajak Penghasilan
90
Pengungkapan - 1 unsur-unsur utama beban (penghasilan) pajak; jumlah pajak kini dan pajak tangguhan yang berasal dari
transaksi-transaksi yang langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas; beban (penghasilan) pajak yang berasal dari pos-pos luar biasa yang diakui pada periode berjalan; penjelasan mengenai hubungan antara beban (penghasilan) pajak dan laba akuntansi dalam salah satu atau kedua bentuk berikut ini:
rekonsiliasi antara beban (penghasilan) pajak dengan hasil perkalian laba akuntansi dan tarif pajak yang berlaku, dengan mengungkapkan dasar penghitungan tarif pajak yang berlaku; atau rekonsiliasi antara tarif pajak efektif rata-rata (average effective tax rate) dan tarif pajak yang berlaku, dengan mengungkapkan dasar penghitungan tarif pajak yang berlaku.
1/26/2010
Akuntansi Pajak Penghasilan
91
Pengungkapan - 2 penjelasan mengenai perubahan tarif pajak yang berlaku
dan perbandingan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode akuntansi sebelumnya; jumlah (dan batas waktu penggunaan, jika ada) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan sisa rugi yang dapat dikompensasi ke periode berikut, yang tidak diakui sebagai aktiva pajak tangguhan pada neraca; untuk setiap kelompok perbedaan temporer dan untuk setiap kelompok rugi yang dapat dikompensasi ke tahun berikut:
jumlah aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang diakui pada neraca untuk setiap periode penyajian; jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan yang diakui pada laporan laba rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari perubahan jumlah aktiva atau kewajiban pajak tanguhan yang diakui pada neraca; dan
1/26/2010
Akuntansi Pajak Penghasilan
92
Pengungkapan - 3 untuk operasi yang tidak dilanjutkan, beban pajak yang
berasal dari:
keuntungan atau kerugian atas penghentian operasi; dan laba atau rugi dari aktivitas normal operasi yang tidak dilanjutkan untuk periode pelaporan, bersama dengan jumlah periode akuntansi sebelumnya yang disajikan pada laporan keuangan.
Perusahaan harus mengungkapkan jumlah aktiva pajak
tangguhan dan sifat bukti yang mendukung pengakuannya, jika: penggunaan aktiva pajak tangguhan tergantung pada apakah laba fiskal yang dapat dihasilkan pada periode mendatang melebihi laba dari realisasi perbedaan temporer kena pajak yang telah ada; dan perusahaan telah menderita kerugian pada periode berjalan atau Akuntansi Pajak Penghasilan 1/26/2010 periode sebelumnya.
93
1/26/2010
Pelaporan Akuntans Keuangan 6
94