Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
PERTEMUAN 11 PELAPORAN KEUANGAN SEGMEN A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1.
Mahasiswa dapat menjelaskan persyaratan, lingkup standar pelaporan segmen
2.
Mahasiswa dapat mengidentifikasi tanggung jawab pelaporan segmen
3.
Mahasiswa dapat menjelaskan pengungkapan yang diharuskan baik untuk operasi pada berbagai industri maupun wilayah geografi
B.
1.1
URAIAN MATERI Pendahuluan Evolusi persyaratan pelaporan segmen Di Amerika persyaratan akan pelaporan segmen usaha bermula tahun 1964 ketika ada kebutuhan oleh SEC agar perusahaan public melaporkan usahanya pada setiap segmen operasi. Tahun 1967, APB mengeluarkan Statement No.2 mengenai A Disclosure of Supplemental Financial Information by Diversified Companies. Pernyataan ini sifatnya bukan suatu keharusan namun disarankan. Banyak perusahaan menawarkan berbagai kelompok produk atau jasa atau beroperasi di berbagai wilayah geografis dengan tingkat keuntungan, peluang pertumbuhan, prospek, dan risiko berbeda. Informasi tentang jenis- jenis produk atau jasa perusahaan dan operasinya di wilayah geografis berbeda sering kali disebut informasi segmen dibutuhkan untuk menilai risiko dan imbalan dari suatu perusahaan yang memiliki diversifikasi usaha atau suatu perusahaan yang memiliki diversifikasi usaha atau suatu perusahaan multinasional, tetapi informasi itu mungkin tidak dapat diperoleh dari data agregat. Oleh karena itu, informasi segmen merupakan suatu hal yang dipandang perlu untuk memenuhi kebutuhan para pengguna laporan keuangan. PSAK No. 5 (Revisi 2000) tentang Pelaporan Segmen telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 6 Oktober 2000. PSAK 5 (Revisi 2000) ini menggantikan PSAK No. 5 tentang Pelaporan Informasi Keuangan Menurut Segmen yang telah dikeluarkan oleh IAI sejak 7 September 1994. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsure yang tidak material (immaterial items)
Akuntansi S1 Universitas Pamulang
Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
1.2
TUJUAN Tujuan dari PSAK 5 ialah untuk menetapkan prinsip-prinsip pelaporan informasi keuangan berdasarkan segmen yaitu informasi tentang berbagai jenis produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan dan berbagai wilayah geografis operasi perusahaan dalam rangka membantu pengguna laporan keuangan dalam: (a) memahami kinerja masa lalu perusahaan secara lebih baik; (b) menilai risiko dan imbalan perusahaan secara lebih baik; dan (c) menilai perusahaan secara keseluruhan secara lebih memadai.
1.3
LINGKUP STANDAR PELAPORAN SEGMEN Standar pelaporan segmen pertama kali ditetapkan dalam [FASB Statement No.14] yang berlaku untuk seluruh perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan lengkap menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pernyataan ini kemudian diubah dengan FASB Statement No.21 yang mengecualikan berlakunya FASB Statement No.14 bagi perusahaan non public. Sementera itu menurut PSAK no. 5 adapun lingkup laporan keungan segmen sbb: a. Pelaporan segmen berlaku bagi emiten atau perusahaan publik dan oleh perusahaan yang sedang dalam proses menerbitkan efek ekuitas atau efek utang di pasar modal. b. Entitas secara ekonomis signifikan termasuk anak perusahaan adalah entitas dengan tingkat pendapatan laba, aktiva atu jumlah tenaga kerja yang signifikan di negara tempat operasi utama perusahaan dilaksanakan. c. Apabila laporan keuangan meliputi laporan keuangan konsolidasi dan laporan keuangan induk perusahaan, informasi segmen hanya perlu disajikan untuk informasi konsolidasi. Jika anak perusahaan merupakan emiten atau perusahaan publik, informasi segmen disajikan dalam laporan keuangannya secara terpisah.
Pelaporan informasi keuangan menurut segmen diatur malalui PSAK No.5 : menjelaskan pelaporan informasi keuangan menurut segmen dari suatu perusahaan, khususnya yang beroperasi dalam industri dan wilayah yang berbeda. Dalam
pelaporan
informasi
keuangan
menurut
segmen,
perusahaan
menggambarkan aktivitas masing-masing segmen industri dan menunjuk-kan komposisi masing-masing wilayah geografis yang dilaporkan. Informasi segmen harus mengungkap : Akuntansi S1 Universitas Pamulang
Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
1. penjualan atau pendapatan operasi lain-nya, dibedakan antara pendapatan yang dihasilkan dari pelanggan di luar perusahaan dan pendapatan dari segmen lain. 2. hasil segmen 3. aktiva segmen yang digunakan
4. dasar penetapan harga antar segmen 1.4
IDENTIFIKASI TANGGUNG JAWAB PELOPRAN SEGMEN Semua perusahaan kecuali perusahaan non –publik wajib mengikuti persyaratan pelaporan segmen dalam statment no 14. Tanggung jawab pelaporan segmen suatu perusahaan tunggal ditentukan oleh operasinya di berbagai idustri dan wilayah geografis dan oleh penjualannya kepada konsumen utama atau dengan kata lain oleh luas diversifikasinya. Dalam statment no 14, suatu perusahaan dapat mengungkapkan salah satu informasi berikut: 1. Operasi pada berbagai industri 2. Operasi domestic dan luar negeri 3. Penjualan ekspor 4. Konsumen yang utama Tanggung jawab pelaporan perusahaan pada setiap ke empat aspek di atas ditentukan melalui pengujian khusus untuk itu.
1.5
PENGIDENTIFIKASIAN SEGMEN DILAPORKAN Definisi Segmen Industri dan Segmen Geografis
Segmen industri
didifinisikan sebagai “suatu komponen dari suatu
perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan produk atau jasa atau suatu group produk yang saling terkait atau jasa yang utamanya kepada konsumen yang tidak terafiliasi untuk memperoleh laba”. Segmen industri diidentifikasi melalui analisis produk dan jasa dimana perusahaan memperoleh pendapatan utamanya dan mengelompok-kan produk dan jasa ini ke dalam segmen industri tertentu. Umumnya, titik awal untuk menentukan segmen industri perusahaan adalah untuk mengidentifikasi pusat laba dimana informasi mengenai pendapatan dan profitabilitas dikumpulkan untuk tujuan perencanaan dan pengendalian internal. Suatu segmen industri pelaporan adalah suatu segmen industri atau group segmen industri yang sangat terkait dimana informasi yang demikian perlu dilaporkan. Segmen industri ditetapkan sebagai segmen yang perlu pelaporan jika Akuntansi S1 Universitas Pamulang
Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
memenuhi uji pendapatan 10 % (10 percent revenue test), atau uji aktiva 10 % (10 % asset test), atau uji laba usaha 10 % (10 percent operating profit test) untuk setiap tahun-nya dimana laporan keuangan tahuanan disusun.
A. Uji pendapatan 10 % Suatu segmen industri merupakan segmen pelaporan jika pendapatan-nya adalah 10 % atau lebih dari pendapatan gabungan dari seluruh segmen industri. Pendapatan mencakup : - penjualan - transfer antar segmen. - bunga, termasuk bunga atas piutang dagang antar segmen, dimasuk-kan dalam pendapatan jika
aktiva dimana bunga tersebut diperoleh dimasuk-kan dalam
aktiva yang dapat diidentifikasi suatu segmen. Akan tetapi bunga yang timbul dari pinjaman dan uang muka antar segmen tidak dimasuk-kan dalam pendapatan kecuali untuk bunga dari suatu segmen yang operasi utamanya dalam bidang keuangan. B. Uji aktiva 10 % Suatu segmen industri merupakan segmen pelaporan jika aktiva yang dapat diidentifikasi adal;ah 10 % atau lebih dari gabungan aktiva yang dapat diidentifikasi seluruh segmen industry. Aktiva yang dapat diidentifikasi suatu segmen industri terdiri dari : - aktiva berwujud dan tidak berwujud suatu segmen. - aktiva yang digunakan oleh lebih dari satu segmen industri dialokasikan pada segmen-segmen tersebut dengan basis yang masuk akal. - goodwill dari suatu investasi perusahaan pada suatu segmen dimasuk-kan dalam aktiva yang dapat diidentifikasi segmen tersebut. - aktiva yang dipelihara untuk tujuan umum perusahaan (dengan kata lain, aktiva tida digunakan oleh suatu segmen industri tertentu seperti gedung kantor pusat atau surat-surat berharga) dan uang muka dan pinjaman antar segmen tidak dimasuk-kan dalam perhitungan. (akan tetapi pinjaman dan uang muka antar segmen dimasuk-kan dalam aktiva yang dapat diidentifikasi suatu segmen yang operasi-nya dibidang keuangan). - Penilaian aktiva atas penyusutan, piutang tak tertagih, surat-surat berharga, dan seterus-nya diperhitungkan untuk tujuan ini. Akuntansi S1 Universitas Pamulang
Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
C. Uji laba Usaha 10 % Suatu segmen industri merupakan suatu segmen pelaporan jika jumlah absolute laba usaha atau rugi usaha adalah 10 % atau lebih jumlah yang lebih besar, dalam jumlah absolute, atas: - gabungan laba usaha seluruh segmen industri yang tidak mencakup rugi usaha, - gabungan rugi usaha seluruh segmen industry. - Laba usaha mencakup beban-beban yang berhubungan dengan transfer atau penjualan antar segmen dan beban dialokasikan antar segmen dengan basis yang masuk akal. - Pendapatan yang diperoleh kantor pusat yang bukan segmen operasi, beban umum perusahaan, beban bunga (kecuali segmen yang operasinya di bidang keuangan), pajak penghasilan domestic, dan luar negeri, pos-pos luar biasa, hak kepemilikan minoritas, dan efek kumulatif perubahan akuntansi dikeluarkan dari perhitungan laba usaha. - Beban dan pendapatan bunga antar segmen dari suatu segmen industri yang operasinya di bidang keuangan dimasuk-kan dalam perhitungan laba usaha.
1.5
Ilustrasi Uji 10 % untuk Segmen Industri Pelaporan PT Paku Buwono memiliki empat segmen industri dimana data pendapatan, aktiva, dan pendapatan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2007. A. Uji pendapatan Uji pendapatan 10 % ditetapkan dengan menentukan jumlah pendapatan setiap segmen industri dan dengan membandingkan-nya dengan 10 % dari gabungan pendapatan seluruh segmen industri. Pengukian ini diilustrasikan pada PT Paku Buwono sebagai berikut (dalam 000) : Apakah Pendapatan
Segmen Pelaporan
Segmen Industri Makanan
Uji nilai (10 % x Rp.420.000)
Memenuhi Uji Pendapatan ?
Rp. 150.000
>
Rp.42.000
ya
170.000
>
42.000
ya
Kertas Tembaga
40.000
<
42.000
tidak
Keuangan
60.000
>
42.000
ya
Jumlah
Rp. 420.000
Akuntansi S1 Universitas Pamulang
Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
Segmen makanan, kertas, dan keuangan merupakan segmen pelaporan menurut uji pendapatan. B. Uji aktiva Uji aktiva 10 % melibatkan perbandingan antara jumlah total aktiva yang dapat diidentifikasi seluruh segmen industri dengan 10 % dari gabungan aktiva yang dapat diidentifikasi seluruh segmen industri. Anggaplah seluruh aktiva PT Paku Buwono digunakan untuk masingmasing segmen industri dan bukan untuk tujuan umum perusahaan.
FASB
Statement No.14 menyebutkan bahwa uang muka dan pinjaman antar segmen hanya dapat dimasuk-kan dalam aktiva yang dapat diidentifikasi suatu segmen keuangan.
Perhitungan untuk PT Paku Buwono adalah sebagai berikut (dalam
000) : Aktiva yang Dapat
Apakah Segmen
Diidentifikasi
Uji Nilai
Segmen Industri Makanan
Pelaporan Memenuhi
(10 % x Rp.1.010.000)
Uji Aktiva ?
Rp.200.000
>
Rp.101.000
ya
250.000
>
101.000
ya
Tembaga
60.000
<
101.000
Tidak
Keuangan
500.000
>
101.000
ya
Kertas
Segmen Makanan, Kertas, dan Keuangan ketiganya memenuhi uji aktiva 10 % sebagai segmen industri pelaporan. C. Uji Laba Usaha Dalam menerapkan uji laba usaha untuk menentukan segmen pelaporan, jumlah absolute masing-masing laba usaha atau rugi usaha dibandingkan dengan 10 % dari yang terbesar antara laba usaha gabungan seluruh segman usaha yang merugi. Pengujian untuk PT Paku Buwono diilustrasikan dibawah ini :
Makanan
Laba
Rugi
Usaha
Usaha
Segmen
Segmen
Uji Nilai
Industri
Industri
(10 % x Rp.130.000)
Rp.25.000
Akuntansi S1 Universitas Pamulang
Apakah Segmen Pelaporan
>
Rp.13.000
Memenuhi Uji Laba Usaha ? ya
Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
Kertas
55.000
Tembaga Keuangan Jumlah
>
13.000
ya
Rp.(20.000) <
13.000
ya
13.000
ya
50.000 Rp.130.000
> Rp.(20.000)
Setelah uji nilai Rp.13.000 ditentukan, pengujian diterapkan pada jumlah absolute laba usaha dan rugi usaha setiap segmen. Seluruh segmen PT Paku Buwono merupakan segmen pelaporan menurut uji laba usaha 10 %.
Segmen geografis Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengidentifikasi segmen geografis meliputi: (a) kesamaan kondisi ekonomi dan politik; (b) hubungan antar-operasi dalam wilayah geografis berbeda; (c) kedekatan geografis operasi; (d) risiko khusus yang terdapat dalam operasi di wilayah tertentu; (e) regulasi pengendalian mata uang; dan (f) risiko mata uang.
1.6
Ilustrasi Uji 10 % untuk Segmen Geografis Pelaporan
Penerapan dari pengujian berdasarkan ikhtisar data untuk PT Amin Amintas diilustrasikan sbb.: PT AMIN AMINTAS AKHTISAR DATA DALAM JUTAAN RUPIAH PADA DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007 (DALAM 000)
Domestik Konsolidasi Pendapatan Penjualan kepada Akuntansi S1 Universitas Pamulang
Inggris
Jerman
Perancis
Jepang
Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
pihak tidak terafiliasi Rp. 920
Rp. 100 Rp. 160
Rp. 140
Rp. 180
20
40
Rp. 1.500
Transfer antarwilayah geografi (penjualan antarwilayah kepada pihak terafiliasi)
80
10
Rp.1.000
Rp.110
50 Rp.210
Rp. 160
-
Rp. 220 Rp. 1.500
Aktiva Aktiva yang dapat diidentifikasi
Rp.1.100
Rp.110
Rp.150
Rp. 140
Rp. 200
Rp. 1.700
Investasi pada anak-anak perusahaan yang tidak dikonsolidasi Aktiva kantor pusat
100
100
50
50
Rp.1.250
Rp. 110
Rp.150
Rp. 140
Rp. 200
Rp. 1.850
PT Amin Amintas diharuskan untuk melaporkan informasi mengenai operasi domestic dan luar negeri-nya jika pendapatan yang dihasilkan oleh operasi luar negeri dari penjualan kepada pihak-pihak yang tidak terafiliasi adalah Rp.150.000.000 atau lebih (10 % dari Rp.1.500.000.000, pendapatan konsilidasi). Karena pendapatan dari operasi luar negeri kepada pihak-pihak yang tidak terafiliasi adalah Rp.580.000.000 (Rp.100.000.000 + Rp.160.000.000 + Rp.140.000.000 + Rp.180.000.000), PT Amin Amintas diharuskan untuk mengungkapkan informasi mengenai operasi domestic dan luar negerinya. Pengujian aktiva juga dipenuhi, karena aktiva yang dapat diidentifikasi Rp.600.000.000 dari operasi luar negeri lebih besar daripada 10 % dari konsolidasi aktiva yang dapat diidentifikasi PT Amin Amintas.
Selain dari kewajiban untuk melaporkan informasi mengenai operasi domestic dan luar negeri, operasi pada setiap wilayah geografi di luar negeri juga harus diuji untuk menentukan apakah suatu pengungkapan terpisah diharuskan.
Pengujian ini diilustrasikan sebagai berikut (dalam 000) : UJI PENDAPATAN Apakah Pengungkapan Pendapatan dari pihak Akuntansi S1 Universitas Pamulang
10 % dari Pendapatan
terpisah untuk Wilayah
Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
Tidak Terafiliasi
Konsilidasi
Geografi Diharuskan
Wilayah Inggris
Rp. 100.000
<
Rp. 150.000
Tidak
Jerman
160.000
>
150.000
Ya
Perancis
140.000
<
150.000
Tidak
Jepang
180.000
>
150.000
Ya
UJI AKTIVA Apakah Pengungkapan Aktiva yang dapat Wilayah
Diidentifikasi
10 % dari aktiva
Terpisah untuk
Konsolidasi
Geografi Diharuskan
? Inggris
Rp. 110.000
<
Rp. 185.000
Tidak
Jerman
150.000
<
185.000
Tidak
Perancis
140.000
<
185.000
Tidak
Jepang
200.000
>
185.000
Ya
Karena operasi luar negeri di Jerman dan Jepang memenuhi paling tidak satu pengujian, pengungkapan terpisah diharuskan untuk operasi tersebut. Operasi di Inggris dan Perancis dapat digabungkan sebagai operasi dalam “wilayah luar negeri lain”.
1.7
Definisi Pendapatan, Beban, Hasil, Aktiva, dan Kewajiban Segmen Pendapatan Segemen Pendapatan segmen adalah pendapatan yang dilaporkan dalam laporan laba rugi perusahaan yang secara langsung dapat dikaitkan dengan suatu segmen dan porsi yang relevan dari pendapatan perusahaan yang dapat dialokasikan secara rasional kepada suatu segmen, baik berasal dari penjualan kepada pelanggan ekstern maupun dari transaksi dengan segmen lainnya dalam perusahaan yang sama. Pendapatan segmen tidak mencakup: (a) pos-pos luar biasa; (b) penghasilan bunga atau dividen, termasuk bunga yang diperoleh atas uang muka atau pinjaman kepada segmen lain, kecuali jika operasi utama segmen ialah jasa keuangan; atau
Akuntansi S1 Universitas Pamulang
Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
(c) keuntungan penjualan investasi atau keuntungan penyelesaian utang kecuali jika operasi utama segmen ialah jasa keuangan.
Pendapatan segmen mencakup bagian perusahaan atas laba atau rugi perusahaan asosiasi, usaha patungan (joint ventures), atau investasi lainnya yang dilaporkan berdasarkan metode ekuitas, hanya jika pos-pos tersebut termasuk dalam pendapatan konsolidasi atau pendapatan perusahaan keseluruhan. Pendapatan segmen mencakup bagian pendapatan peserta usaha patungan (joint venture) pada entitas yang dikendalikan bersama yang dilaporkan berdasarkan metode konsolidasi secara proporsional sesuai dengan PSAK 12: Pelaporan Keuangan mengenai Bagian Partisipasi dalam Pengendalian Bersama Operasi dan Aset.
Beban segmen Beban segmen adalah beban aktivitas operasi suatu segmen yang secara langsung dapat dikaitkan dengan segmen tersebut dan porsi relevan beban yang dapat dialokasikan secara rasional kepada segmen tersebut, termasuk beban yang berkaitan dengan penjualan kepada pelanggan ekstern dan beban yang berkaitan dengan transaksi kepada segmen lainnya dalam perusahaan yang sama. Beban segmen tidak mencakup: a.
pos-pos luar biasa;
b.
bunga, termasuk bunga atas uang muka atau pinjaman dari segmen lain, kecuali jika operasi utama segmen ialah jasa keuangan;
c.
kerugian penjualan investasi atau kerugian penyelesaian utang kecuali jika operasi utama segmen ialah jasa keuangan;
d.
bagian perusahaan atas kerugian perusahaan asosiasi, usaha patungan (joint venture), atau investasi lainnya yang dilaporkan berdasarkan metode ekuitas;
e.
beban pajak penghasilan; atau
f.
beban umum dan administrasi, beban kantor pusat, dan beban lainnya yang terjadi di tingkat perusahaan dan berkaitan dengan perusahaan secara keseluruhan. Akan tetapi, kadang-kadang beban perusahaan terjadi untuk kepentingan segmen.
Beban tersebut merupakan beban segmen jika berkaitan dengan kegiatan operasi segmen dan biaya-biaya tersebut dapat dikaitkan secara langsung dengan segmen atau dialokasikan kepada segmen secara rasional. Akuntansi S1 Universitas Pamulang
Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
Beban segmen mencakup bagian peserta usaha patungan (joint venture) dalam beban pada entitas yang dikendalikan bersama yang dilaporkan berdasarkan metode konsolidasi secara proporsional sesuai dengan PSAK 12: Pelaporan Keuangan mengenai Bagian Partisipasi dalam Pengendalian Bersama Operasi dan Aset.
Untuk suatu segmen yang operasi utamanya di bidang jasa keuangan, pendapatan dan beban bunga dapat dilaporkan sebagai suatu jumlah neto untuk tujuan pelaporan segmen hanya jika pos-pos tersebut saling dikurangkan dalam laporan keuangan konsolidasi atau perusahaan.
Hasil segmen adalah pendapatan segmen dikurangi beban segmen. Hasil segmen ditentukan sebelum disesuaikan dengan hak minoritas.
Aktiva segmen adalah aktiva operasi yang digunakan segmen dalam aktivitas operasinya dan dapat dikaitkan secara langsung dengan segmen tersebut atau dialokasikan ke segmen tersebut secara rasional.
Jika hasil suatu segmen mencakup penghasilan bunga dan dividen, aktiva segmen tersebut mencakup pos-pos yang terkait dengan penghasilan bunga dan dividen tersebut, seperti: piutang, pinjaman, investasi, atau pendapatan lain dari aktiva produktif. Dalam aktiva segmen tidak termasuk aktiva pajak penghasilan (misalnya, PPh dibayar di muka dan aktiva pajak tangguhan).
Aktiva segmen meliputi investasi yang dilaporkan berdasarkan metode ekuitas hanya jika laba atau rugi investasi tersebut tercakup dalam pendapatan segmen. Aktiva segmen mencakup bagian peserta usaha patungan (joint venture) dalam aktiva operasi pada entitas yang dikendalikan bersama yang dilaporkan berdasarkan metode konsolidasi secara proporsional sesuai dengan PSAK 12: Pelaporan Keuangan mengenai Bagian Partisipasi dalam Pengendalian Bersama Operasi dan Aset.
Aktiva segmen ditentukan setelah dikurangi penyisihan terkait, yang dilaporkan secara saling hapus dalam neraca.
Akuntansi S1 Universitas Pamulang
Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
Kewajiban Segmen Kewajiban segmen adalah kewajiban operasi yang timbul dari kegiatan operasi suatu segmen dan dapat secara langsung dikaitkan dengan segmen tersebut atau dapat dialokasikan kepada segmen tersebut secara rasional.
Jika hasil suatu segmen mencakup beban bunga,kewajiban segmennya mencakup kewajiban berbunga terkait. Kewajiban segmen mencakup bagian peserta usaha patungan dalam kewajiban pada entitas yang dikendalikan bersama yang dilaporkan berdasarkan metode konsolidasi secara proporsional sesuai dengan PSAK 12: Pelaporan Keuangan mengenai Bagian Partisipasi dalam Pengendalian Bersama Operasi dan Aset. Di dalam kewajiban segmen tidak termasuk kewajiban pajak penghasilan.
Kebijakan akuntansi segmen Kebijakan akuntansi segmen adalah kebijakan akuntansi yang digunakan untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan konsolidasi kelompok atau perusahaan dan juga kebijakan akuntansi yang khusus terkait dengan pelaporan segmen. Organ perusahaan yang berwenang adalah suatu unit dalam organisasi atau perusahaan yang berdasarkan peraturan perundang- undangan dan/atau peraturan perusahaan yang berlaku, mempunyai wewenang untuk mengambil putusan tertentu dan/atau melaksanakan tindakan tertentu. Contoh organ perusahaan yang berwenang ialah Dewan Direksi, Dewan Komisaris, dan Rapat Umum Pemegang Saham.
1.8.1 PENGUNGKAPAN LAPORAN SEGMEN Dalam PSAK 5 khususnya
Paragraf 48-66 mengatur pengungkapan yang harus
dilakukan untuk bentuk primer pelaporan segmen, sedangkan paragraf 67-71 mengatur pengungkapan yang disyaratkan untuk bentuk sekunder pelaporan segmen.Perusahaan dianjurkan menyajikan semua pengungkapan bentuk primer pelaporan sebagaimana diatur dalam paragraf 48-66 untuk setiap pelaporan sekunder segmen walaupun paragraf 67-71 mensyaratkan pengungkapan yang kurang daripada itu. Sementara itu, paragraf 73-82 membahas beberapa masalah lainnya dalam pengungkapan segmen. Lampiran 2 Pernyataan ini menggambarkan penerapan standar pengungkapan tersebut.
Akuntansi S1 Universitas Pamulang
Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
Informasi Segmen Sekunder PSAK 5 menyatakan jika perusahaan menggunakan segmen usaha sebagai pelaporan segmen primer maka perusahaan harus melaporkan informasi sbb; 1. pendapatan segmen dari pelanggan eksternal dihubungkan dengan lokasi pelanggan berdasarkan wilayah 2.Nilai
yang menyertai aset segmen dihubungan dengan lokasi aset berdasarkan
wilayah 3. Jumlah pengeluaran pada periode tertentu untuk memperoleh aset segmen yang diperkirakan akan digunakan lebih dari 1 periode yang dihubungkan dengan aset secara wilayah. jika perusahaan menggunakan segmen wilayah sebagai pelaporan segmen primer maka perusahaan harus melaporkan informasi sbb: (a) pendapatan segmen dari pelanggan ekstern; (b) jumlah nilai tercatat aktiva segmen; dan (c) jumlah biaya yang terjadi selama suatu periode untuk memperoleh aktiva segmen yang diharapkan akan digunakan selama lebih dari satu periode (aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud).
Latihan soal
PT. Elnusa memiliki empat segemen usaha yang ditetapkan berdasarkan industri. Berikut ini adalah data/informasi keuangan pada setiap segmen PT. Elnusa
PRODUK A PRODUK B PRODUK C PRODUK D
Pendapatan dari pelanggan eksternal $ 165 $ 180 $ 55 $ 70
pendapatan antar segmen $210 $ 60
Aktiva Segmen $ 210 $ 275 $ 65 $ 450
Laba(Rugi) Usaha $ 30 $ 60 ($15) $ 55
Diminta : Tentukan segmen PT. Elnusa yang dilaporkan berdasarkan uji pendapatan 10%, uji aktiva 10% dan uji laba usaha 10%
Akuntansi S1 Universitas Pamulang
Modul Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
D. DAFTAR PUSTAKA Baker, Ricard E. dkk. 2010. Akuntansi Keuangan Lanjutan (Persepektif Indonesia) buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Standar Akuntansi Keuangan, Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI
Akuntansi S1 Universitas Pamulang