BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG Jln. Raya Kodam Bintaro No. 82 Jakarta Selatan ( 12070 )
Telp: (021) 7353018 / Fax: 7355262, Tromol Pos. 7019 / Jks KL, E-mail :
[email protected]
EVALUASI MUSIM HUJAN 2007/2008 DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2008 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA
PONDOK BETUNG, MARET 2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME atas berkat dan rahmat – Nya kami dapat meyusun laporan Evaluasi Musim Hujan 2007/2008 dan laporan Prakiraan Musim Kemarau 2008 pada wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta. Evaluasi musim hujan 2007/2008 disusun berdasarkan keadaan yang terjadi pada periode berlangsung sedangkan prakiraan musim kemarau 2008 dibuat berdasarkan analisa yang dilakukan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, khususnya Instansi pengelola Pos Hujan Kerjasama di Wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta yang telah membantu dalam penyusunan publikasi ini. Kami menyadari masih ada kekurangan dari publikasi ini mengingat data yang kami terima sangat terbatas, khususnya dari pos kerjasama, karena itu saran dan kritik yang membangun diharapkan untuk penyempurnaan publikasi ini.
TANGERANG,
MARET 2008
KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG – TANGERANG
URIP HARYOKO MSi NIP. 120108039
Evaluasi Musim Hujan 2007-2008 dan Prakiraan Musim Kemarau 2008 Provinsi Banten dan DKI Jakarta
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------------------------------------- II DAFTAR ISI--------------------------------------------------------------------------------------------- III 1. PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------------- 1 1.1. Latar Belakang----------------------------------------------------------------------------------- 1 1.2. Tujuan --------------------------------------------------------------------------------------------- 1 2. TINJAUAN UMUM ---------------------------------------------------------------------------- 2 2.1. Zona Musim di Wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta --------------------------- 2 2.2. Curah Hujan-------------------------------------------------------------------------------------- 3 2.3. Tingkat Kekeringan----------------------------------------------------------------------------- 5 2.3.1. Perhitungan Tingkat Kekeringan ------------------------------------------------------------ 5 3. PEMBAHASAN --------------------------------------------------------------------------------- 7 3.1. Evaluasi Musim Hujan 2007/2008 ----------------------------------------------------------- 7 3.2. Kondisi Suhu Udara pada saat Musim Kemarau Tahun 2007 ------------------------ 8 3.2.1. Suhu Udara Stasiun Klimatologi Pondok Betung ----------------------------------------- 9 3.2.2. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Serang --------------------------------------------------- 9 3.2.3. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Curug---------------------------------------------------- 9 3.3. Prakiraan Musim Kemarau 2008 ---------------------------------------------------------- 10 3.3.1. Kondisi Dinamis Atmosfer ----------------------------------------------------------------- 10 3.3.2. Prakiraan Awal Musim Kemarau 2008 --------------------------------------------------- 11 3.3.3. Perbandingan Awal Musim Kemarau 2008 ---------------------------------------------- 13 3.3.4. Prakiraan Sifat Hujan Musim Kemarau 2008-------------------------------------------- 13 3.3.5. Prakiraan Curah Hujan di Luar Zona Musim (Non ZOM) Wilayah Banten dan DKI Jakarta ------------------------------------------------------------------------------------------ 15 3.4. Tingkat Kekeringan Periode 1985 – 2007 dan Prakiraan 2008 --------------------- 15 4. PENUTUP--------------------------------------------------------------------------------------- 18 4.1. Kesimpulan ------------------------------------------------------------------------------------- 18 4.2. Saran --------------------------------------------------------------------------------------------- 18
Evaluasi Musim Hujan 2007-2008 dan Prakiraan Musim Kemarau 2008 Provinsi Banten dan DKI Jakarta
iii
1.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Cuaca merupakan kondisi sesaat dari fisika atmosfer sedangkan iklim adalah statisik cuaca jangka panjang. Jadi unsur cuaca sama dengan unsur iklim. Iklim terbentuk melalui proses integrasi berbagai unsur fisika yang disebut sebagai unsur-unsur iklim (climatic elements). Energi pembangkit proses fisika yang membentuk cuaca dan iklim adalah penerimaan radiasi surya. Rotasi bumi menyebabkan tiap tempat mengalami perubahan cuaca dan iklim dengan pola siklus diurnal, jangka waktu 24 jam. Sedangkan revolusi bumi mengakibatkan tiap tempat juga mengalami perubahan cuaca dan iklim secara teratur dengan pola antar bulan dan pola musim dalam jangka waktu setahun. Letak Indonesia yang berada di antara lautan Hindia dan Pasifik dan di antara benua Asia dan Australia sangat dipengaruhi kondisi wilayah tersebut. Hal inilah yang menyebabkan Indonesia mengalami dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Definisi BMG, musim hujan ditandai dengan curah hujan yang terjadi dalam satu dasarian sebesar 50 mm atau lebih yang diikuti oleh dasarian berikutnya, atau dalam satu bulan terjadi lebih dari 150 mm. Meninjau definisi tersebut berarti jika curah hujan yang terjadi kurang dari kriteria di atas, maka fase tersebut dianggap sebagai musim kemarau. Musim kemarau di suatu tempat sering diidentikan dengan kejadian kekeringan. Kekeringan sendiri merupakan suatu keadaan dimana curah hujan yang terjadi lebih rendah dari normalnya. 1.2. Tujuan Laporan ini bertujuan untuk: 1. Menginformasikan pola unsur-unsur iklim di wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta 2. Mengevaluasi musim hujan yang terjadi pada periode 2007/2008 3. Menginformasikan tingkat kekeringan yang terjadi pada kurun waktu 1985 – 2007 4. Memprakirakan terjadinya musim kemarau 2008 di wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta 5. Memprakirakan terjadinya tingkat kekeringan tahun 2008 Evaluasi Musim Hujan 2007-2008 dan Prakiraan Musim Kemarau 2008 Provinsi Banten dan DKI Jakarta
1
2.
TINJAUAN UMUM
2.1. Zona Musim di Wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta Zona Musim (ZOM) merupakan nama baru dari Zona Prakiraan Iklim (ZPI), yaitu suatu wilayah dengan pola hujan rata-rata yang berbeda jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan. Sedangkan daerah-daerah yang pola hujan rata-ratanya tidak memiliki perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan, disebut Non ZOM. Luas suatu wilayah ZOM tidak selalu sama dengan luas suatu wilayah administrasi pemerintahan. Dengan demikian, satu wilayah ZOM bisa terdiri dari beberapa kabupaten, dan sebaliknya satu wilayah kabupaten bisa terdiri dari beberapa ZOM. Wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta dibagi menjadi beberapa Zona Musim (ZOM) dan Non Zona Musim (Non-ZOM), yaitu ZOM 27, ZOM 28, ZOM 29, ZOM 30, ZOM 31 dan ZOM 35. Cakupan ZOM dapat dilihat pada gambar 1 dan tabel 1.
Gambar 1. Pembagian ZOM Wilayah Provinsi banten dan DKI
Evaluasi Musim Hujan 2007-2008 dan Prakiraan Musim Kemarau 2008 Provinsi Banten dan DKI Jakarta
2
Tabel 1. Cakupan ZOM di Wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta ZOM 27 28 29 30 31 35
Wilayah Pandeglang bagian barat Pandeglang bagian utara, Serang bagian barat Lebak bagian barat, Pandeglang bagian timur, Serang bagian barat daya DKI Jakarta bagian utara, Kodya Tangerang, , Tangerang bagian utara, Serang bagian utara DKI Jakarta bagian selatan, Tangerang bagian selatan, Serang bagian timur Lebak bagian tenggara
2.2. Curah Hujan Hujan merupakan gejala atau fenomena cuaca yang dipandang sebagai variabel tak bebas karena terbentuk dari proses berbagai unsur. Curah hujan (mm) merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) milimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu milimeter atau tertampung air sebanyak satu liter. Jumlah curah hujan dalam satu dasarian (rentang waktu selama 10 hari) kurang dari 50 milimeter dan diikuti oleh beberapa dasarian berikutnya ditetapkan sebagai permulaan musim kemarau. Sedangkan perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang ditetapkan (satu periode musim hujan atau satu periode musim kemarau) dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1971-2000) disebut sebagai sifat hujan. Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu : a. Sifat Hujan Atas Normal (AN)
: jika
nilai
curah
hujan
lebih
dari
115%
terhadap rata-ratanya. b. Sifat Hujan Normal (N)
: jika nilai curah hujan antara 85% - 115% terhadap rata-ratanya.
c. Sifat Hujan Bawah Normal (BN) : jika
nilai
curah
hujan
kurang
dari
85%
terhadap rata-ratanya. Normal curah hujan di setiap ZOM dihitung berdasarkan rata-rata curah hujan dasarian selama periode tahun 1971 – 2000. Gambar 2 sampai 7 adalah grafik rata-rata curah hujan dasarian di setiap ZOM. Evaluasi Musim Hujan 2007-2008 dan Prakiraan Musim Kemarau 2008 Provinsi Banten dan DKI Jakarta
3
Gambar 2. Grafik rata-rata curah hujan dasarian ZOM 27
Gambar 3. Grafik rata-rata curah hujan dasarian ZOM 28
Gambar 4. Grafik rata-rata curah hujan dasarian ZOM 29
Gambar 5. Grafik rata-rata curah hujan dasarian ZOM 30
Gambar 6. Grafik rata-rata curah hujan dasarian ZOM 31
Gambar 7. Grafik rata-rata curah hujan dasarian ZOM 35
Evaluasi Musim Hujan 2007-2008 dan Prakiraan Musim Kemarau 2008 Provinsi Banten dan DKI Jakarta
4
Dari grafik 2 diketahui bahwa pada ZOM 27 kejadian musim hujan dan musim kemarau yang terjadi dalam keadaan normal adalah sebagai berikut: “Musim Hujan : 21 Sep – 30 Mei / 250 hari / 2.712 – 3.670 mm” artinya periode musim hujan terjadi pada periode 21 Sep sampai dengan 30 Mei atau selama 250 hari dengan total normal curah hujan musim hujan sebesar 2.712 mm sampai dengan 3.670 mm. Sedangkan “Musim Kemarau : 1 Jun – 20 Sep / 110 hari / 335 - 453 mm” artinya periode musim kemarau terjadi pada periode 1 Jun sampai dengan 20 Sep atau selama 110 hari dengan total normal curah hujan musim kemarau sebesar 335 mm sampai dengan 453 mm.
2.3. Tingkat Kekeringan Secara umum tingkat kekeringan merupakan suatu keadaan tanpa hujan berkepanjangan atau masa kering di bawah normal yang cukup lama sehingga mengakibatkan keseimbangan hidrologi terganggu secara serius. Salah satu tujuan ditentukannya tingkat kekeingan adalah untuk mengevaluasi kecenderungan klimatologis ke keadaan kering atau tingkat kekeringan di suatu wilayah.
2.3.1. Perhitungan Tingkat Kekeringan Tingkat kekeringan dibatasi sebagai suatu periode dengan tiga bulan atau lebih bulan kering bertururt-turut, yaitu bulan dengan curah hujan kurang dari 100 mm perbulannya atau kurang dari 200 mm per tiga bulannya (Borger 2001). Perhitungan tingkat kekeringan untuk setiap wilayah stasiun hujan diperoleh dengan cara menambahkan skor panjang periode kering (Drought Lenght/DL) dan skor jumlah curah hujan per tiga bulan (Rainfall for the Three Month period/RTM), yakni dengan mengambil jumlah curah hujan per tiga bulan yang terkecil jika periode kering lebih dari tiga bulan secara berurutan. Metode skoring adalah sebagai berikut: Drought Lenght:
< 3 bulan berturut-turut
=0
3 bulan berturut-turut
=1
4 bulan berturut-turut
=3
≥ 5 bulan berturut-turut
=5
Evaluasi Musim Hujan 2007-2008 dan Prakiraan Musim Kemarau 2008 Provinsi Banten dan DKI Jakarta
5
Rainfall for the Three Month period: 0 – 19 mm
=5
20 – 39 mm
=4
40 – 59 mm
=3
60 – 79 mm
=2
80 – 99 mm
=1
> 99 mm
=0
Kedua dasar perhitungan tersebut digunakan untuk menentukan nilai tingkat kekeringan (Drought Severity Score) disuatu wilayah dengan klasifikasi sebagai berikut: 1. Rendah, apabila skor antara 0-2 2. Sedang, apabila skor antara 3-4 3. Tinggi, apabila skor antara 5-6 4. Sangat tinggi, apabila skor antara 7-8 5. Ekstrim, apabila skor antara 9-10
Evaluasi Musim Hujan 2007-2008 dan Prakiraan Musim Kemarau 2008 Provinsi Banten dan DKI Jakarta
6
3. PEMBAHASAN
3.1. Evaluasi Musim Hujan 2007/2008 Secara umum awal musim hujan Wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta terjadi pada dasarian I Oktober sampai dengan dasarian II Desember. Jika dibandingkan dengan normal awal musim hujan, maka musim Hujan 2007/2008 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya mundur, antara 7 - 9 dasarian (3 bulan). Evaluasi musim hujan secara detail dapat dilihat pada tabel 2, gambar 8 dan 9.
Tabel 2. Evaluasi Musim Hujan 2007/2008 No. ZOM
Daerah / Kabupaten
Awal Musim Hujan 2007/2008
Perbandingan Terhadap Normalnya
27
Pandeglang bagian barat.
Nov III – Des II
Mundur
28
Pandeglang bagian utara, Serang bagian barat daya.
Nov III – Des II
Mundur
29
Lebak bagian barat, Pandeglang bagian timur.
Nov III – Des II
Mundur
30
DKI Jakarta bagian utara, Kota Tangerang, Tangerang bagian utara, Serang bagian utara.
Nov III – Des II
Sama
31
DKI Jakarta bagian selatan, Tangerang bagian selatan, Serang bagian timur.
Okt III – Nop II
Mundur
35
Kabupaten Lebak bagian tenggara
Nov III – Des II
Mundur
Evaluasi Musim Hujan 2007-2008 dan Prakiraan Musim Kemarau 2008 Provinsi Banten dan DKI Jakarta
7
Gambar 8. Evaluasi Awal Musim Hujan 2007/2008
Gambar 9. Evaluasi Perbandingan Awal Musim Hujan 2007/2008
3.2. Kondisi Suhu Udara pada saat Musim Kemarau Tahun 2007 Suhu udara selama musim kemarau tahun 2007 tertinggi terjadi pada bulan September di Stasiun Klimatologi Pondok Betung yaitu 36.2 oC dan terendah di terjadi pada bulan Juli di Stasiun Meteorologi Curug yaitu 18.9 oC. Grafik di bawah menyatakan suhu maksimum selama satu hari (atas), suhu rata-rata harian (tengah) dan suhu minimum selama satu hari (bawah).
Evaluasi Musim Hujan 2007-2008 dan Prakiraan Musim Kemarau 2008 Provinsi Banten dan DKI Jakarta
8
3.2.1. Suhu Udara Stasiun Klimatologi Pondok Betung GRAFIK SUHU UDARA MAKSIMUM (ATAS), RATA-RATA (TENGAH) DAN MINIMUM (BAWAH) PADA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG PERIODE APRIL-SEPTEMBER 2007 40
Suhu (Celcius)
35
30
25
20
SEPT
AGU
JULI
JUNI
MEI
APRIL
15
Waktu (Bulan)
3.2.2. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Serang GRAFIK SUHU UDARA MAKSIMUM (ATAS), RATA-RATA (TENGAH) DAN MINIMUM (BAWAH) PADA STASIUN MATEOROLOGI SERANG PERIODE APRIL-SEPTEMBER 2007 40
Suhu (Celcius)
35
30
25
20
SEPT
AGU
JULI
JUNI
MEI
APRIL
15
Waktu (Bulan)
3.2.3. Suhu Udara Stasiun Meteorologi Curug GRAFIK SUHU UDARA MAKSIMUM (ATAS), RATA-RATA (TENGAH) DAN MINIMUM (BAWAH) PADA STASIUN METEOROLOGI CURUG PERIODE APRIL-SEPTEMBER 2007 40
Suhu (Celcius)
35
30
25
20
SEPT
AGU
JULI
JUNI
MEI
APRIL
15
Waktu (Bulan)
Evaluasi Musim Hujan 2007-2008 dan Prakiraan Musim Kemarau 2008 Provinsi Banten dan DKI Jakarta
9
3.3. Prakiraan Musim Kemarau 2008 3.3.1. Kondisi Dinamis Atmosfer Hasil perkembangan kondisi dinamika atmosfer global dan regional terhadap unsur curah hujan di wilayah DKI dan Banten, disajikan sebagai berikut :
a.
Suhu Muka Laut (Sekitar Pantai Selatan Jawa Barat – Pantai Barat Sumatera) Suhu muka laut di perairan Indonesia merupakan indeks banyaknya uap air pembentuk awan di atmosfer. Jika suhu muka laut dingin, uap air di atmosfer menjadi berkurang. Begitu pula sebaliknya, apabila suhu muka laut panas, maka uap air di atmosfer akan bertambah banyak. Berdasarkan nilai suhu muka laut, kondisi yang terjadi pada:
b.
Bulan Maret – April - Mei
: curah hujan cenderung menurun
Bulan Juni – Juli - Agustus
: curah hujan normal
Bulan Sept – Okt – Nop
: curah hujan cenderung meningkat
DMI (Dipole Mode Index) DMI merupakan fenomena interaksi laut – atmosfer di Samudera hindia yang dihitung dari nilai selisih anomali suhu muka laut perairan pantai timur Afrika dengan perairan di sebelah barat Sumatera. Jika nilai DMI positif, secara umum curah hujan di wilayah Indonesia bagian barat akan berkurang. Sedangkan jika nilai DMI negatif, maka curah hujan di wilayah Indonesia bagian barat secara umum akan banyak. Berdasarkan prakiraan suhu muka laut, DMI pada Maret – April - Mei berada pada kondisi netral (nol) dan pada Juni – Juli - Agustus negatif. Dari kondisi DMI dapat diindikasikan bahwa awal musim kemarau akan sama dengan rata-ratanya.
c.
ENSO ENSO adalah singkatan dari El-Nino Southern Oscillation yang merupakan salah satu sumber utama variabilitas antar – tahunan (interannual) musim dan iklim dunia. Fenomena ini terjadi karena adanya interaksi antara laut dan atmosfer. Nilai yang teramati dalam fenomena ini adalah nilai anomali suhu permukaan laut. Secara umum, para ahli membagi ENSO menjadi ENSO hangat (terjadinya El-Nino) dan ENSO dingin 10
Evaluasi Musim Hujan 2007-2008 dan Prakiraan Musim Kemarau 2008 Provinsi Banten dan DKI Jakarta
(terjadinya La-Nina). Kondisi tanpa kejadian ENSO biasanya disebut sebagai kondisi normal. Berdasarkan pengamatan kondisi dinamika atmosfer, kecenderungan terjadi La-Nina Kuat, sehingga diprakirakan awal musim kemarau sama terhadap rata-ratanya dengan curah hujan musim kemarau normal.
d.
Prakiraan curah hujan International Research Institute (IRI)
Bulan Maret – April – Mei
: curah hujan wilayah Banten dan DKI di bawah normal
Bulan Juni – Juli - Agustus
: curah hujan wilayah Banten dan DKI normal
Bulan Sept – Okt – Nop
: curah hujan wilayah Banten dan DKI di atas normal
Berdasarkan kondisi dari unsur-unsur dinamika di atas, dapat di prediksikan bahwa: : 1) Awal musim kemarau di Provinsi Banten dan DKI akan sama dengan rata-ratanya 2) Sifat hujan musim kemarau normal 3) Panjang musim kemarau lebih pendek
3.3.2. Prakiraan Awal Musim Kemarau 2008 Prakiraan awal musim kemarau 2008 di Wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta dimulai pada bulan April sampai dengan Juni. Bagian utara dari wilayah DKI Jakarta, Kota Tangerang dan Kab. Serang, musim kemarau terjadi pada bulan April. Wilayah DKI Jakarta, Kab. Tangerang dan Kota Serang bagian selatan, prakiraan musim kemarau terjadi pada Mei, sedangkan sebagian wilayah Serang, seluruh Kab. Pandeglang dan Lebak, musim kemarau diprakirakan terjadi pada bulan Juni (Gambar 10).
Evaluasi Musim Hujan 2007-2008 dan Prakiraan Musim Kemarau 2008 Provinsi Banten dan DKI Jakarta
11
Cakupan wilayah berdasarkan jatuhnya awal musim kemarau 2008 adalah sebagai berikut : •
Awal musim kemarau April I – April III
: Zona Musim 30
•
Awal musim kemarau Mei I – Mei III
: Zona Musim 31
•
Awal musim kemarau Juni I – Jun III
: Zona Musim 27, 28, 29 dan 35
Secara keseluruhan prosentase wilayah ZOM dikelompokkan berdasarkan awal musim kemarau 2008 adalah sebagai berikut : - April 2008
: 16.67 % (1 ZOM)
- Mei 2008
: 16.67 % (1 ZOM)
- Juni 2008
: 66.66 % (4 ZOM)
Tabel 3. Prakiraan awal musim kemarau 2008 Wilayah Banten dan DKI Jakarta No. ZOM
Wilayah
Prakiraan Awal Musim Kemarau
Perbandingan Terhadap Rata-ratanya
Sifat Hujan
27
Pandeglang bagian barat.
Juni I – Juni III
Sama
N
28
Pandeglang bagian utara, Serang bagian barat daya.
Juni I – Juni III
Sama
N
29
Lebak bagian barat, Pandeglang bagian timur.
Juni I – Juni III
Mundur
N
30
DKI Jakarta bagian utara, Kota Tangerang, Tangerang bagian utara, Serang bagian utara.
April I – April III
Mundur
N
31
DKI Jakarta bagian Tangerang bagian Serang bagian timur.
Mei I – Mei III
Sama
N
35
Kabupaten tenggara
Juni I – Juni III
Sama
N
Lebak
selatan, selatan, bagian
Evaluasi Musim Hujan 2007-2008 dan Prakiraan Musim Kemarau 2008 Provinsi Banten dan DKI Jakarta
12
3.3.3. Perbandingan Awal Musim Kemarau 2008 Jika dibandingkan dengan normal awal musim kemarau, maka awal musim kemarau 2008 di Wilayah Banten bagian utara, DKI Jakarta bagian utara, wilayah timur Kab. Pandeglang dan sebagian besar Kab. Lebak umumnya mundur, sedangkan DKI Jakarta bagian selatan, kota Serang, Kab. Tangerang bagian selatan dan bagian barat Kab. Pandeglang umumnya sama dengan normalnya. (lihat gambar 11)
Cakupan wilayah berdasarkan perbandingan terhadap rata-rata awal musim kemarau 2008 adalah sebagai berikut : •
Maju dari normalnya
:-
•
Sama dengan normalnya
: Zona Musim 27, 28, 31 dan 35
•
Mundur dari normalnya
: Zona Musim 29 dan 30.
Secara keseluruhan nilai prosentase wilayah ZOM atas prakiraan awal musim kemaraunya dikelompokkan sebagai berikut : - Maju
: 0%
- Sama
: 66.67 % (4 ZOM)
- Mundur
: 33.33 % (2 ZOM)
3.3.4. Prakiraan Sifat Hujan Musim Kemarau 2008 Sifat hujan musim kemarau 2008 Wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya normal (gambar 12). Secara keseluruhan semua wilayah ZOM memiliki sifat hujannya normal.
Evaluasi Musim Hujan 2007-2008 dan Prakiraan Musim Kemarau 2008 Provinsi Banten dan DKI Jakarta
13
Gambar 10. Prakiraan Awal Musim Kemarau 2008 Wilayah Banten dan DKI Jakarta
Gambar 11. Perbandingan Awal Musim Kemarau 2008 terhadap normalnya di Wilayah Banten dan DKI Jakarta
Gambar 12. Prakiraan Sifat Hujan Musim Kemarau 2008
Evaluasi Musim Hujan 2007-2008 dan Prakiraan Musim Kemarau 2008 Provinsi Banten dan DKI Jakarta
14
3.3.5. Prakiraan Curah Hujan di Luar Zona Musim (Non ZOM) Wilayah Banten dan DKI Jakarta Wilayah Non ZOM adalah wilayah yang tidak jelas perbedaannya antara musim hujan dan musim kemarau. Berdasarkan hasil analisis serta pertimbangan kondisi fisis dan dinamika atmosfer, prakiraan curah periode April 2008 – September 2008 pada daerah Non ZOM adalah sebagai berikut : •
Curah hujan kumulatif selama periode April 2008 – September 2008 di daerah Non ZOM, umumnya berkisar > 2000 milimeter.
•
Sifat hujan pada daerah Non ZOM wilayah Banten diprakirakan adalah normal. Sifat hujan yang dimaksud adalah jumlah hujan kumulatif periode April 2008 – September 2008 dibandingkan dengan rata-ratanya pada masing-masing daerah dalam periode yang sama.
3.4. Tingkat Kekeringan Periode 1985 – 2007 dan Prakiraan 2008 Tingkat kekeringan yang diperoleh dari pengolahan data curah hujan bulanan stasiun klimatologi Pondok Betung periode 1985-2007 (Tabel 4) amat bervariasi dari nilai 0-10. Dari tabel tersebut diketahui bahwa kejadian tingkat kekeringan yang ekstrim terjadi pada tahun 1991, 1994 dan 1997. Pada tahun tersebut tingkat kekeringan terjadi berkaitan dengan fenomena alam El-Nino. Tingkat kekeringan tahun 2008 diprakirakan berada pada kondisi rendah, dengan nilai kekeringan 0 (Tabel 7).
Evaluasi Musim Hujan 2007-2008 dan Prakiraan Musim Kemarau 2008 Provinsi Banten dan DKI Jakarta
15
Tabel 4. Kekeringan Stasiun Klimatologi Pondok Betung periode 1985 - 2007 Panjang Periode Kering Tahun
Curah Hujan per-Tiga Bulan
Skor
Tingkat Kekeringan
(1)
Jumlah (bulan) (2)
1985
0
0
391
0
0
Rendah
1986
0
0
461
0
0
Rendah
1987
1
0
145
0
0
Rendah
1988
1
0
208
0
0
Rendah
1989
1
0
278
0
0
Rendah
1990
2
0
153
0
0
Rendah
1991
4
3
6
5
8
Sangat Tinggi
1992
0
0
412
0
0
Rendah
1993
1
0
195
0
0
Rendah
1994
5
5
17
5
10
Ekstrim
1995
1
0
372
0
0
Rendah
1996
0
0
160
0
0
Rendah
1997
5
5
0
5
10
Ekstrim
1998
0
0
497
0
0
Rendah
1999
0
0
291
0
0
Rendah
2000
1
0
222
0
0
Rendah
2001
1
0
294
0
0
Rendah
2002
3
1
74
2
3
Sedang
2003
3
1
3
5
6
Tinggi
2004
3
1
77
2
3
Sedang
2005
0
0
525
0
0
Rendah
2006
4
3
3
5
8
Sangat Tinggi
2007
1
0
144
0
0
Rendah
Nilai
Jumlah (mm)
Nilai
(3)
(4)
(5)
(6)=(3)+(5)
(7)
Evaluasi Musim Hujan 2007-2008 dan Prakiraan Musim Kemarau 2008 Provinsi Banten dan DKI Jakarta
16
Tabel 5. Curah Hujan (mm) Stasiun Klimatologi Pondok Betung periode 1985- 2007
1985
Jan 226
Feb 211
Mar 192
Apr 122
Curah Hujan (mm) May Jun Jul Aug 318 199 242 52
Sep 199
Oct 140
Nov 208
Dec 283
1986
278
227
231
263
232
125
104
285
257
285
336
344
1987
482
250
331
290
162
149
82
0
92
53
296
386
1988
327
235
185
109
324
96
84
92
32
268
121
237
1989
238
463
117
245
300
94
111
160
24
94
211
260
1990
560
246
152
110
320
141
153
414
49
49
55
242
1991
323
393
390
148
174
26
1
0
5
100
389
212
1992
303
307
301
510
327
139
56
217
329
360
342
380
1993
303
294
260
304
249
54
38
112
45
74
489
181
1994
363
377
355
320
62
30
0
1
16
12
134
44
1995
395
215
289
154
189
328
69
0
303
244
188
174
1996
298
482
278
281
68
56
36
160
180
487
293
271
1997
338
184
189
138
290
17
3
0
0
0
152
351
1998
155
231
357
381
251
167
190
151
156
386
77
140
1999
281
262
151
90
282
257
111
113
67
247
193
277
2000
425
314
82
221
198
83
74
111
37
94
91
398
2001
755
218
270
341
166
119
197
1
96
262
147
166
2002
738
583
290
260
124
72
156
4
16
54
174
275
2003
82
448
265
123
169
2
1
0
232
225
255
262
2004
386
317
334
183
290
27
229
23
27
27
221
207
2005
329
210
269
103
204
278
225
157
143
240
207
126
2006
397
288
158
257
132
88
48
3
0
0
82
336
2007
141
831
83
266
180
78
1
65
129
182
251
485
Tahun
Tabel 6. Prakiraan Curah Hujan (mm) Stasiun Klimatologi Pondok Betung 2008 Tahun 2008
Curah Hujan (mm) Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
301
290
246
182
114
62
37
45
83
141
202
251
Tabel 7. Tingkat Kekeringan pada Stasiun Klimatologi Pondok Betung 2008 Panjang Periode Kering Tahun 2008
Jumlah (bulan) 2
Curah Hujan per-Tiga Bulan
Nilai
Jumlah (mm)
Nilai
0
144
0
Evaluasi Musim Hujan 2007-2008 dan Prakiraan Musim Kemarau 2008 Provinsi Banten dan DKI Jakarta
Skor
Tingkat Kekeringan
0
Rendah
17
4. PENUTUP
4.1. Kesimpulan •
Awal Musim Hujan 2007/2008 di wilayah Provinsi Banten dan DKI Jakarta mumdur sekitar 7-9 dasarian dari normalnya, terjadi pada Okt I-Des II.
•
Tingkat kekeringan ekstrim terjadi pada tahun 1991, 1994 dan 1997
•
Awal Musim Kemarau 2008 di sebagian besar daerah diprakirakan akan terjadi pada bulan April - Juni 2008.
•
Jika dibandingkan terhadap rata-ratanya, maka Awal Musim Kemarau 2008 diprakirakan bervariasi, umumnya mundur dan sama dari rata-ratanya.
•
Sifat Hujan selama Musim Kemarau 2008 di daerah Banten dan DKI Jakarta diprakirakan Normal (N).
•
Tingkat kekeringan pada wilayah Stasiun Klimatologi Pondok Betung 2008 diprakirakan rendah dengan nilai 0
4.2. Saran Masih diperlukannya kelengkapan data dari masing-masing pos hujan sehingga informasi yang diberikan akan semakin lengkap dan tepat.
Evaluasi Musim Hujan 2007-2008 dan Prakiraan Musim Kemarau 2008 Provinsi Banten dan DKI Jakarta
18