RI AGRl:SIF RBAN KEKERASAN USE)
O!eh: DWI FAJAR YUU ASTUT! NIM: 1020700,260
Skripsi ini diajukan
memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh
FAKULTAS PSIKOLOC;I UN!VERSITAS !SLAM NEGERi SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1428 H/2007 M
GAMBARAN PERILA~<JJ .t1GIRESIF ANAK KORBAN KEKERAS!~IN (C;HfLD ABIJSE)
Skripsi [Jiajukan keoada Fakultas Psikologi untuk mcmenuhi syarat-syarat memperoleh gelar Sarjanc1 Ps l
Olel1 Dwi Fa1ar Yuli Astuti NIM: 1020/0026035
Di Bawah B1mbinga11
Pembimbing I,
Pernbirnbin9 11
'
Ora. Z ·hr ott Nihayah, M. Si NIP 15023 173
Yunit21 Fae\a Nisa. M. Psi. Psi. NifJ 150368748
FAKUL TAS PSIKOLOC:il llf\!IVERSITAS !SLAM NEGERI SYAF::F HID,L\YATULLA.H JAKARTA 1428 HI ?007 ·\~
PENGESAHAN PANlTIA. UJIAN Skrii:;si yang berjudul GAMBARAN PER!l_AKU AGF<.ESIF ANAK KORBAN KEKERASAN (CHILD ABUSE) telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultao Psikologi Universitas Islam Negeri Syari· Hidayatullah Jakarta pada tang~·2J
28 Mei 2007. Skripsi ini telah diterima :>ebagai salah satu syarat
un'.uk memperoleh gelar sariana psikolog1.
Jakarta. ;;3 Mei 200 !
Sidang Munaqosyah
Ketua l\J.< ra gkap Anggota.
Skretaris Me_r(Jkap ?,nggota
Dra~bLEltty_ _grtati.
7 ' ,• Dra~=-9D_;__Q~tj!J.}J1
NIP. 1602 rg33
M. Si
r
-YA~,
4- /,
'
,_..--
•
ahjyj,,J:?J
NIP 150238773 '
Anggota
Pemt>imhing II
~~ Yunita Faela Nisa. M. Psi. Si NIP. 150~.(-38748
i'IoUo:
l-Ce1nenangan L:ila yang paling hesar hul:ca111lal1 l.:arena l;cita ticlalz pe1·na'1 jatuli, niel!ainlzan lzarena lzita hanglzit setiap lzali jab_1J1 ((;onfus-ius).
(A) Fakultas Psikologi (B) Mei 2007 (C) Dwi Fajar Yuli ,1\stuti (D) Gambaran Periiaku Agresif /\nak Karban Kekerasan (Chifcf Abuse) (E) 93 ha! (F) Fenomena kekerasan orang tua terhadap anaknya senng teqad1 al<.h1rakhir ini. Anak-anak yang menjadi korban bertambah setiap tahunnya hingga ada korban yang meningga! Pelaku terbesar diketahui adalah orang terdekat dari korban yang seharusnya melindungi dan menjaga korban, rnisalnya orang tua korban sendiri. Kekerasan yang dilakukan orang tua dapai diamati dan dipelajari sehingga anak meniru dan berperilaku agresif pada situasi te1ientu.
Peneiitian ini berupaya menjawab tiga pertanyaan penelitian sebagai berikut Apakah yang melatar-belakangi kekerasan yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya? Bagaimana gambaran kekerasan terhadap anak yang diiakukan oieh orang tuanya? Bagairnana gambaran perilaku agresrf pada korban kekerasan terhadap anak (Child Abuse)? Penelitian ini rnenggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan studi kasus pada tiga responden dengan Jen1s kelamin laki-lal
Sebab-sebab terjadinya kekerasan terhadap anak adalah adanya masalah dalam keluarga yang timbul misalnya, ka1·ena adanya faktor kemiskinan dan pendisiplinan yang keliru, sehingga terjadi kekerasan, Kekerasan yang diterima responden adalah berupa kel<erasan verbal misalnya orang tua selalu mernarahi anak, mernbentak, memaki dan rnengancarn, Di sarnping itu juga responden rnenerirna kekerasan fisik seperti pernukulan, cakaran, dan penendangan serta adanya usaha mempekerjakan anak dibawah urnur. Kejadian-kejadian tersebut mengakibatkan responden merasa takut, sedih, trauma, frustras1 dan menimbulkan perilal
(G) Ballan bacaan
(1982-2007)
KATA PENGANTAR Al-hamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat llahi Rabbi, yang telah menganugerahkan hari-hari indah. Sholawat dan salam penulis lafalkan buat Nabi Muhammad SAW. Sungguh ini merupakan hal yan~1 sangat menggembirakan bagi penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Karena penulis harus berjuang dengan keras untuk mengerjakan skripsi ini.
Tentunya terselesaikannya tugas ini tidaklah semata-mata karena "ketangguhan" penulis, tetapi merupakan bantuan berba11ai pihak yang pada bagian ini tak lupa penulis haturkan terima kasih, diantaranya:
Terima kasihku buat keluarga di rumah; Bapak, lbu (Almh), Mama, Mbah yang selalu membuat semangat penulis untuk selalu berjuang, dalam menyelesaikan tugas akhir ini tentunya dan "aku akan selalu bangga memiliki kalian". Juga tidak lupa buat saudara-saudaraku semua Edty, Asif, Lala, Sendhy, dan Chasky, thanks a lot!.
kepada Dekan Fakultas Psikologi, lbu Ora. Netty Hartati dan Kabid Psikologi Sosial Bapak Prof. Yasun. Terima kasih tak terhingga kepada para pembimbing yang telah bersedia menjadi pembimbing pemulis; lbu Zahrotun Nihayah dan lbu Yunita, terima kasih banyak atas bantuannya.
Penulis tak lupa ucapkan terima kasih kepada teman-teman satu perjuangan; Merry, Neneng, Elis, Encun, Vera, Neni, Hasyim, emon, Hanna dan Ria!. Akhirnya kita bisa wisuda bareng-bareng dan tetep semangat ya (tahun depan reuni ya aku pasti merindukan kalian semua)!. Tidak ketinggalan juga Kakak-kakak yang ada di HP2M (Himpunan untuk Penelitian dan
Pemberdayaan Masyarakat) dan pak Direktur "terima kasih atas sumbangan ide, saran-sarannya, pinjeman komputer dan ngeprint". Terima kasih juga buat teman-teman angkatan 2002, kelas D, teman-teman KKL dan praktikum, "bersama kalian akan tercipta kenangan yang selalu membuatku tersenyum". To my beloved Doe/, thanks for your Jove and your support.
Buat Adik-adik responden terima kasih atas bantuan kalian, tanpa kalian penelitian ini tidak akan teiwujud, semoga kalian menjadi anak-anak yang selalu sabar yang nantinya membuahkan kenikmatan untuk masa depan. Terima kasih banyak pada pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga kebaikan kalian dibalas oleh-Nya. Amin
Jakarta, 28 Mei 2007
Halaman Judul Halaman Persetujuan Halaman Pengesahan
II
iii iv v
Motto Dedikasi Abstrak Kata Pengantar
VI
viii
x
Daftar lsi Daftar Tabel
xii
Dafiar Gambar
XIII
1 PENDAHULUAN
1-10
1. 1. Latar Belakang Masalah ..
1
1. 2. ldentifikasi Masalah .
4
1. 3. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................ .
5
1. 3. 1. Pembaiasan Masalal1 ...................................................... .
5
1. 3. 2. Perumusan masalah . ..
7
1 4. Tujuan dan Manfaai Penelitian
7
1. 4. 1. Tujuan Penelitian .............................................................
7
1. 4. 2. Manfaat Penelitian ........................................................... .
8
·1. 5 Sistematika Penulisan .
2 KAJIAN 2. 1. Pengertian Perilaku Agresif ......................................................... .
9
11 11
2. ·1 1. Macam-macam Peri!aku Agresif..
14
2. 1. 2. Teori-teori tentang Perilak1J Agresif .
·17
2. 1. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Periiaku )l.,gresif ............................................................... . 2. 2. Anak Korban Kekerasan . 2. 1. Pengeriian Anak Karban Kekerasan ..
21
32 32
2. 2. 2. Bentuk-bentuk Kekerasan Terhadap Anak .. ....................
35
2.
42
3. Undang-undang Perlindungan A.nak ...
2. 3. Kekerasan Terhadap Anak clan Pengaruhnya Pada Perilaku Agresif Anak
44
3 METODOLOGI PENELIT!AN 3. 1. Pendekatan Penelitian
48
3 2. Metode Penelitian .
49
3. 3. Subyek Penelitian ........................................................................ .
49
3. 4. Metode Pengumpulan Data ........................................................ .
50
3. 5. lnstrumen Pengumpulan Data .
53
3. 6. Tehnik Analisa Data ...
56
3. l. Prosedur Penelitian ................ ..
56
1. Garnbarnn u111urr1 Responden Penelitian 4.2. Presentasi dan Analisis Kasus
1. Masing-masing Kasus .................................................... .. 2. 1. 1. Kasus RC .....
4.
58
59 59 59
4. 2. 1. 2. Kasus FB ..
66
4. 2. 1. 3. Kasus AP ..
74
2. Analisis Antar Kasus
81
5. 1. Kesimpulan .................................................................................... ..
88
5.
89
Diskusi. ............................................................................................ .
5. 3. Saran ..
DAFTAR PUSTAKA LAMPI RAN
91
Tabel 3. 1 Kisi-kisi Pedoman VVawancara ...
54
Tabel 3. 2 Kisi-kisi Observasi..
55
Tal)el 4. 1 Garnbarnn Urnum Subyek Penelitian..
58
Tabel 4. 1 Analisa Antar f
82
r
rn
r
Bagan Proses Terjadinya Perilaku Agresif Pada
66
Bagan Proses Terjadinya Perilaku Agresif Pada FB.............................
73
Bagan Proses Terjadinya Perilaku Agresif Pada AP.............................
80
Bagan Proses Teqadinya Perilaku Agresif.
87
1. 1. Latar Belakang Masalah Anak-anak sernesttnya diiindungi. diperl1atika11. diberi kasih sayang dukungan dan kearnanan. tetapi ada sebagian anak-anak yang memperoleh tindak kekerasan dari keluarganya maupun orang lain.
Seperti kisah yang dialami oleh seorang anak yang bemama Lintang. Lintang adalah gadis kecil yang berumur 3 tahun yang meninggal dunia setelah sembilan hari berjuang menahan rasa sakit di sekujur tutluhnya. lbu kandungnya mengaku kesal karena adanya tekanan ekonomi keluarga se1-ta kebiasaan suarninya yang suka rnabuk-mabukan. Dia kernudian melampiaskan kekecewaannya dengan menyiramkan minyak tanah pada tubuh kedua anak kandungnya yaitu Lintang dan lndah. 13eruntung lndah berhasil selamat setelah melewati masa kritis. (Rosalina. 2006).
Kasus yang terjadi pacla Lintang juga clialami oleh Eka yang berumur 9 tahun. Eka meninggal clunia setelah clicekik oleh ibu tirinya. Pencleritaan yang dialami oleh Eka sangatlah panjang Selama satu tahun paman tirinya
2
memperkosa bahkan mensodominya. Eka tidak berani bercerita pada bapaknya lantaran bapaknya suka mabuk dan memukul 1bu tinnya. Sebelum rneningga!, Eka disodomi oleh paman tirinya. Tangisan Eka yang merasa sakii setelah disodomi mengganggu tidur ibu tirinya. Kurnpulan masalah ekonomi dan dendam lama terhadap bapak Eka yang sering menyiksanya rnembuat ibL1 tiri tersebut rnenghabisi nyawa anaknya (JalL1, 2006).
Selain kisah tersebut di atas, rnasih banyak kisah-kisah lainnya yang serupa. Anak yang rnasih !email akan cenderung menjadi sasaran bagi orang yang di dekatnya. Contoh-contoh korban perlakuan kekerasan terhadap anak di atas diduga mernpunyai latar belakang faktor kemiskinan dan tekanan h1dup yang semakin meningkat, diikuti dengan kemarahan atau rasa kecewa pada ayahnya sebagai kepala keluarga karena ketidak-mampuan dalam n1engatasi rnasalah ekonorni. Hal ini rnernbuat orang tua sangat rnudah meluapkan emosi, kekecewaan, kemarahan kepada orang terdekat yaitu anak sebagai makhluk yang lemah, yang tidak berdaya dan rnasih ber9antung kepadanya sehingga paling rnudah untuk menjadi sasarannya.
Hingga saat ini, korban kekerasan anak terus rneningkat. Pada tallun 2005 sudah mencapai 736 kasus yang dihimpun oleh pengaduan rnasyarakat rnelalui hotline service dan pemantauan Pusdatin Komisi Nasional Perlindungan Anak (Kornnas PA). Dari 736 kasus tersebut, 327 kasus
3
perlakuan seksual, 233 kasus kekerasan secara fisik, 176 kekerasan psikis, dan 130 kasus penelantaran anak. lronisnya, kasus kekerasan anak banyak dilakukan oleh orang terdekatnya antara lain ibu, bapak, parnan, kakek, dan keiuarga yang lain. Kekerasan yang dilakukan oleh orang terdekat, jika diprosentasekan sebanyak 69%, sedangkan kekerasan yang dilakukan oleh orang yang ticlak dikenal sebanyak 31%. Hingga bulan Maret tahun 2006, terjadi kasus kekerasan sebanyak 236 yang berada cli wilayal1 Jakarta (Rosalina, 2006 ).
Tindakan kekerasan anak yang terjadi selama ini
dian!~gap
sebagai
pernbelajaran bagi anak-anak yang dianggap bandel clan nakal clengan alasan untuk rnenjerakan anak agar tidak melakukan kesalahan. Hal tersebut rnalah akan rnenjadi pernbelajaran anak untuk bersikap agresif dalam rnenghadapi rnasalah. Anak rnerupakan makhluk
yan~1
masih polos, sehingga
apa yang rnereka lihat, rnereka dengar, clan mereka rasakan baik posiM maupun negatif dapat rnengisi alam bawah sadarnya, sahingga anak akan rneniru perilaku tersebut Anak-anak akan berperilaku same apabila rnengalami hal serupa. Kalau itu terjadi, maka llanya akan rnenjadi rnata rantai yang tak terputus, sehingga akan tercipta generas1 yang agresif untuk merespon kondisi yang dapat menekannya. Bila ini terjadi, sikap menjacfi suatu warisan dan mernbudaya.
a1~resif
4
l<enyataan yang harus dihadapi oleh anak yang menjadi korban kekerasan ini akan mengganggu psikisnya. Anak akan menyirnpan s.emua peristiwa yang diingatnya dalarn alarn bawah sadarnya hingga terbawa saat dewasa. Anak yang mendapat perlakuan kejarn dan orang tuanya akan menjadi sangat agresif dan setalal1 dewasa nanti da!arn perannya masino-masing akan timbcil keagres1fitasannya yang diluapkan pada anak-anaknya (Pelzer Dave,
2005). Hal ini senada dengan penciapat Seto Mulyadi seorang psikolog dan ketua dari l
'I.
ldentifikasi l\llasalah
Dalarn identifikasi masalah. peneliti mengemukakan belJerapa masalal1 yang timbcil dari fenomena kekerasan pada anak adalah se1Ja9ai becikut.
5
•
Apakah yang dirnaksud de11ga11 perilaku agresif?
•
Bagairnana perilaku agresif pada korban kekerasan dalam pergaulan sehari-hari?
•
Bagairnanakah bentuk perilaku agresif pada anak-anak yang pemah rnengalami tindak kekerasan?
•
Jl,pakah perilaku agresif anak korban kekerasan frekuensinya sangat tinggi atau sebaliknya?
•
.~pakah
"
f<ekerasan seperti apakah yang sering cliterima oleh korban kekerasan
yang menyebabkan anak mengalarni tinclak kel\erasan?
anak?
dan Perumusan Masalah Berdasarkan pokok rnasalal1 penelitian, skripsi ini mengungkapkan dan menjelaskan bagaimana perilaku agresif korban kekerasan tei-hadap anak, yang diu1-aikan sebagai berikut
1. 3. 1. Pernbatasan Masalah 1'\gar penelitian ini tepat pada sasaran peneiitian, maka batasan ruang lingkup pemelitian ini adalah:
6
•
Agresi yaitu reaksi primitif dalam bentuk kemarahan hebat dan ledakan emosi tanpa terkendali, serangan, kekerasan, tingkahlaku kegila-gilaan dan sadistis. Kemarahan hebat tersebut sering mengganggu inteligensi dan kepnbadian anak, sehingga kalut batinnya, lalu melakukan perkelahian, kekerasan, teror terhadap lingkungan dan tindak agresi lamnya (Kartono, 2003). Perilaku agresit menurut Geen (1990) terbagi alas dua tipe agresi instrumental dan agresi hostile.
•
Kekerasan terhadap anak atau yang disebut dengEm Child Abuse dapat dideflnisikan setiagai peristiwa kelukaan fisik, mental, atau seksual yang umumnya dilakukan olel1 orang-orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap kesejahteraan anak, yang sernuanya cliindil1asikan clengan kerugian clan ancaman terhaclap kesehatan clan kesejahteraan anak. Pacla penelitian ini hanya dibatasi pada korban kekerasan yang dilakukan oleh ornng tua, keluarga rnaupun orang lain pada anak-anak sehingga berakibat pada penerimaan kekerasan fisik clan kekei-asan secarn verbal. Menurut Terry E. Lawson (daiam Zainuddin. 2002). kekerasan terhadap anak dibagi menjacli empat bagian yaitu menjadi empat bagian yaitu
emotional abuse, verbal abuse, physical abuse dan sexual abuse. •
Ternpat pelaksanaan penelitian ini ada!ah clisekitar wilayah Pasar Minggu jakarta selatan.
7
1.
Pen1musan Masa!ah
Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah. •
Apakah yang melatarbelakangi kekerasan yang diiakukan orang tua terhadap anak?
*
Bagaimanakah gambaran kekerasan yang diterima anak?
e
Bagairnanakah garnbaran perilaku agresif pada anak yang telah menjadi korban kekerasan (Child Abuse)?
1.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan clan manfaat penelitian tei-sebut adalal1 sebagai berikut
1.
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetal1ui latar belakang orang tua yang melakukan tindakan kekerasan terhadap anaknya, bagairnana gambaran kekerasan yang cliterima anak, dan bagairnana garnbaran perilaku agresif pada anak yang telah rnenjadi korban kekerasan oleh tuanya (Child Abuse).
8
1. 4.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diarnbil dalarn penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritik penelitian ini rnempunyai rnanfaat sebagai pengembangan
ilmu pengetahuan dalam penelitian bidang Psikologi Sosial, dan sebagai wacana sosiai tentang perilaku agresif yang terdapat pacla anak yang mengalami kekerasan. 2. Secara praktis penelitian ini untuk menambah pengetahuan para orang tua clan masyarakat akan bahayanya pengaruh kekerasan yang dilakukan pada anak-anak, pengaruh yang cliclapatkan banyak merugikan perkembangan bagi jiwa anak. Untuk itu orang tua juga harus mengetahui hak-hak yang wajib cliterima oleh anak clan mengajari anaknya clengan penui1 perhatian dan kasih sayang. Memang acla kalanya orang tua menclidik dengan kata-kata atau perbuatan yang agak keras hanya sebagai hukuman agar anak jera untuk rnelakukan tindakan yang keliru, tapi perlu disaclari hal tersebut mempunyai batas-batas yang tidak mengakibatkan Iuka fisik maupun psikis anak tersebut.
9
1. 5. Sisternatika Penulisa11 Bahasa yang digunakan da!arn penelitian ini adalah B
Pendahuluan, rnenjelaskan tentang latar belakang rnasalah, identifikasi rnasalah, peml)a\asan cJan perumusan masalah, tujuan pemelitian, serta sistematika penu!isan.
Bab II
Kajian Pustaka, rnen1elaskan variabel penelitian secara teoritik yang rnencakup. penge1iian perilaku agresif, rnacarn-macam perilaku agi-esif, teori-teori tentang perilakLI agresif, l1al-hai yang rnempengaruhi perilaku agresif, faktor-faktor yang mempengaruhi peri!aku agresif dan; penge1iia11 korban kekerasan terhadap anak, bentuk-bentuk kekernsan terhadap anak, jenis kekerasan anak yang diatur undang-undang dan kerangka berpikir.
Bab !!I IVletodologi Penelitian, rnernaparkan tentang Jenis penelitian, pendekatan penelitian. rnetode penelitian rancangan penelitian,
10
populasi dan sampel, teknik pengambi!an sampel, pengumpulan data, metode instrurnen. analisis data dan prosecll1r penelitian. Bab IV Presentasi Data dan Analisis Data, menguraikan garnbaran urnurn subyek penelitian, presentasi data, dan pembal1asan l1asil. Bab V
Kesimpulan, kesimpcilan dari hasil penelitian yang tela11 di!akukan secara singkat, diskusi dan saran.
KAJIAN
Pada bab ini, akan diuraikan lanclasan teoritik cla!am penelitian ini, yang clibagi ke clalarn 3 subbab, subbab pertarna rnernballas tentang perilaku agresif clan kekerasan pacla anak. Pada subbab perilaku agresif akan dipaparkan tentang definisi, rnacam-macam perilaku agresif, teori tentang perilaku agresif, clan faktor-faktor yang mempengarulli terjaclinya perilaku agresif Seclangkan pada subbab kedua membahas tent21ng korban kekerasan anak (child abuse), climulai clengan menjelaskan tentang pengertian korl)an kekerasan anak, bentL1k-bentuk kekerasan terhadap anak, clan Undang-Unclang perlindungan anak. Bab ini clitutup dengan kerangka berpikir penelitian.
1. Pengertian Perilaku Agresif Perilaku agresif rnerupakan suatu tinclakan yang bersifat memusuhi, rnenghancurkan clan menyakiti suatu obyek te1ientu baik yang dianggap mernballayakan maupun tidak. Secara definisi, perilaku
12
Perilaku adalah komponen dari kesiapan seseorang untuk bereaksi atau merupakan keoenderungan untuk bertindak terhadap obyek. Perilaku berkaitan dengan sikap, karena sikap digambarkan sebagai kesiapan yang selalu menanggapi dengan oara tertentu dan rnenekankan irnplikasi perilakunya (David, et al, 1985).
Agresi dalam bahasa umum sehari-hari lebih dikenal dengan arti perlawanan, dalarn karnus psikologi Chaplin, agresi berarti agression yang mernpunyai arti suatu penyerangan atau perbuatan; tindakan perrnusuhan clitunjukkan pacla seseorang atau bencla.
/\gresi aclalah rnekanisme mempertahankan cliri yang clipicu ketika terjacli konflik clan cenderung rnernicu respon yang agresif. Hal ini rnenyebabkan konf!ik rnernanas. Agresi berhubungan erat dengan arnarah (Pickerling,
2001 ).
Perasaan agresif adalah keadaan internal yang tidak diamati secara langsung. Pada saat marah seseorang ingin rnelukai orang lain orang lain (Averill 1983). Sedangkan Baron rnenyatal
13
,11,gresi yaitu reaksi prirnitif dalarn bentuk kernarahan hebat dan ledakan emosi tanpa terkendali, serangan. kekerasan, tingkah laku kegila-gilaan dm1 sadistis. Kemarahan hebat tersebut sering menggangfiu intelegensi dan kepribadian anak. sehingga kalut batinnya, lalu rnelakukan perkelahian, kekerasan, kekejaman, teror terhadap lingkungan dan tindak agresi lainnya (Kartono, 2003).
Sementara Murray mendefinisikan agresi sebagai suatu cara untuk melawan clengan sangat kuat, berkelahi, melukai, menyerang, membunuh, atau mengilukum orang lain. Atau secara singkatnya agres1 adalall tindakan yang dimaksudkan untuk rnelukai orang lain atau merusak milik orang lain (Zainuddin, 2002).
Dari beberapa definisi yang te!ah dinyatakan oleh para tokoh cliatas clapat diambil suatu kesimpulan bahwa perilaku agresif merupakan suatu perilaku yang mengarah pacla tinclakan pengrusakan, menyakiii, membuat ciclera, yang ditujukan pada suatu obyek (baik mahluk atau bencla). Agresi clapat juga clilakukan clengan lisan yakni membuat perkataan yang membuat seseorang merasakan ketertekanan, ketersinggungan yang rnembuat seseorang menjadi sakit, iinclakan clan simbol-simbol tertentu.
14
2. 1. 1. Macarn-rnacarn Perilaku Agresif Menurut Geen (1990) perilaku agresif ada dua tipe yail:u Instrumental aggression dan Hostile aggression (Frenzoi, 2003). instrumental aggression yaitu perilaku agresif yang memiliki tujuan lain selain rnenyakiti korban juga dimaksudkan sebagai upaya mempertahankan kekuasaan, dominasi atau status sosial seseorang individu. Hostile aggression merupakan suatu
pe1·i1al~u
agresi untuk mencapai suatu
tujuan, atau dengan kata lain agresi hostile adalah agresi emosional, yaitu agresi yang terjadi saat seseorang merasa terganggu dan ia berusaha menjadi orang lain.
Berkowitz (1995) menambahkan ciri-ciri dari agresi hostile dan agresi instrumental (Fuadhi, 2006) sebagai berikut:
1. Penjelasan insting, dengan asumsi agresi merupakan kebutuhan yang telah ditentukan secara biologis. Penjelasan pembe\ajaran sosial berasumsi kita belajar bagaimana dan kapan se1·ta pada siapa yang harus bersikap agresi'f rnelalui prosesproses normal baiajar (menanggapi aturan).
i5
3. Penjelasan rangsangan permusuhan rnengisyaratkan i)ailwa agresi terjadi kelika suatu rnngsangan yang tidak menyenangkan mengakibatkan kerugian psikologis
Sedangkan ag1·esi instrumental rneliputi beberapa hal sebagai berikut 1. Coercion agresi dilakukan hanya sebagai hukurnan agar terjadi
perubal1an pada orang lain. Power and dominance adalah agresi yang sering di tujukan untuk rnenjaga atau rnenguatkan kekuasaan atau dominasi perilaku atas orang lain. 3. Impression management adalah agresi yang mengusahakan rnernbuat suatu kesan tentang dirinya di mata orang lain. Hal ini didorong adanya keinginan untuk dihargai oleh sesarnanya. 4. Agresi yang clapat clilakukan untuk menclapatk;;:n sesuatu yang berguna bagi dirinya, misalnya mendapatkan mah;;ri, mendapatkan dukungan dan sebagainya.
Menucut Sears (1985) perilaku agresif juga clibeclakan dalam beberapa jenis l1erdasarka11 proses terjadinya agresi. antara lain. a. Agresi langsung, agresi clalarn jenis ini melibatkan aks1 yang clitujukan secara langsung pacla target sasaran yang clapat memunculkan amarah. Dapat berupa fisik, verbal maupun simbol-simbol tertentu.
16
b. Agresi tidak !angsung, agresi ini melibatkan aksi yang tidak langsung ditujukan pada target sasarannya
yan~J
mernunculkan amarah tanpa
menjalin target rnelainkan secara frontaL c. Agresi yang dialihkan, rnelibatkan aksi agresif yang diakhiri pada sesuatu atau seseorang yang ticlak ada hubungannya clengan target yang rnernuncu!kan perasaan marah tersebut .
l\t1enurut Sears (1985) suatu perilaku clapat clikatakan setlagai perilaku yang rnengarah pada tindakan ag1·esif apabila mernpunyai makna atau niat
untul~
melakukannya, yaitu melakukan tinclakan yang mengha::;ilkan kekerasan, perilaku yang menyakitkan dan juga mengaclakan perlawanan pada suatu obyek te1ientu. Berdasarkan maksud seseorang melakukan agresi, agresi dapat cligo!ongkan sebagai berikut a. Agresi anti sosial aclalah tinclakan k1·iminal yang ticlak beralasan untuk melukai orang lain, seperti penyerangan clengan kekerasan, pembunullan clan pemuklilan o!eh sekelompok orang, yang jelas melanggar norma sosial. b. Agresi pi-ososia\ ac!alal1 tinc!akan agresif yang sesuai clengan llukum, misalnya clisiplin yang cliterapkan orang tua, atau kepatul1an terhaclap peme1-intah, clan sebagainya. c. Agresi cliantara pmsosial clan anti sosiai (sanctioned a9ression), atau agresi yang c!isetujui ini meliputi tinclakan agresif yang ticlak cliterima oleh norma sosial tetapi rnasih beracla clalam batas k(3wajaran clan tinclakan
17
tersebut tidak melanggar standar norma yang diterima. Contoh dari agresi macam ini seperti seorang wanita yang akan diperkosa melakukan perlawanan dengan memukul pelaku.
Agresi mempunyai banyak bantuk dan rnacam-macamnya narnun pada dasanwa perilaku agresif bisa terjadi dengan berbagai alasan karena adanya maksud pada diri seseorang untuk melakukannya. Seseorang merasakan rasa teiiekan akan menimbulkan pedawanan pada dirinya sehingga tak jarang berperilaku agresif Mtuk melindungi dirinya.
·L
Teori-teori Tenrang Perilaku Agresif
Teori-teori yang mendasari tentang adanya perilaku agresif akan diuraikan sebagai berikut:
1 Teori Biologi Teori ini menjelasl
sistem neural otak yang mengatur perilaku agresi. Sistem otak
tersebut terdapat pada sistim limbik yang tidak terlibat dalam agresi dapai\ rnernperkuat atau rnengharnbat sirkuit neural yang rnengendalikan agresL
18
Faktor lainnya yaitu kimia darah yang berupa liormon seks (testosteron dan estmgen) ysmg berpengaruh pada perilaku agresi Hormon testosteron meningkat dapat mengakibatkan perilaku agresif pada laki-laki sedangkan hormon estrogen yang menui-un menyebabkan perilaku agresif pada wanita.
2
Teori Frustrasi-agresi
Teori ini dikemukakan oleh Sigmund Freud yang berarti seseorang mengalami frustrasi apabila rnaksud-rnaksud dan kein[Jinan-keinginan yang diperjuangkan dengan intensif rnengalarni hambatan atau kegagalan. Sebagai akibat dari frustrasi itL1 mungkin timbul perasaan jengkel dan perasaan-perasaan agresif. Perasaan tersebut dituangkan dalarn bertingkah !aku yang agresif pula
4. Teori Kognisi Teori ini mempunyai inti bahwa proses yang terjadi pada kesadaran da!am membuat penggolongan (kategorisasi), pemberian sifat-sifat (atribusi), penilaian clan pembuatan keputusan. Para ilrnuwan yang memandang agresi sebagi,\li pengaruh lingkungan terhadap individu (nature) tidak terlepas dari asumsi agresi sebagai hasil pn11tes belajar (k.ubu empirisme), (Cl1oi1·iyah, 2003).
19
5. Teori "lnsting-Agresil"
Telah sejak lama bal1wa rnanusia di!ahirkan dengan insting agresif yang berbeda-becla pacla setiap individu (Hobl)es-Freud). MenurLit Freud, terclapat suaiu energi (libido) yang membuat seseorang mencari pengalaman yang menyenangkan dan menentang. Pandangan ini dapai dilihat pada orangorang yang pergi berperang. Konrad Lorens berpendapat bahwa tindakan agresif be1iungsi dalam mempertahankan eksistensi suatu spesies dan insting ini sedikit dipengarui1i oleh lingkungan.
6. Teori "Tinclakan Agresif Merupakan Proses Pembelajaran"
Teori ini rnerupakan perkernbangan dari teori "frustrasi agresif' dimana bila dilakukan anaiisis yang mendalam interaksi antar subyek dengan lingkungannya sehingga didapatkan bahwa t1ndakan agrnsif merupakan proses pembelajaran. Teori !)elajar sosial memandang pmilaku agresi sebagai suatu penekanan perasaan model dalam mentransmisikan perilaku spesifik atau 1·espon emosi oral, ha\ tersebut diungkapkan oleh Freud. Bandura menyatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari perilaku agresif dipelajari cialam model yang dapat dilihat dari keluarga, !ingkungan sekitan1ya, kebudayaan climana seseorang tinggal, dan juga melalui media massa. Agresi dapat dipelajari melalui pengamatan dan peniruan, sehingga acla golongan yang berpenciapat bila tinclakan agresif merupakan proses pembelajaran !)erarti tindakan agresif ini juga clapat ticlak dipelajari,
perkembangan dari teori ini be1·guna dalam suatu tindakan preventif dan kuratif (Sarwono, 1999)
Pada permulaan perkembangan teori ini ditemukan hubungan antara pemberian penghargaan -hukuman terhadap perilaku seseorang dapat clilihat apabila perilaku seseon,1ng diberikan suatu pengilargaan maka perilaku tersebut semakin menguat, sedangkan apabila perilaku seseorang diberi l1ukuman maka perilaku tersebut akan semakin melemail.
Perilaku seseorang tidak hanya dipelajari bila terdapat penghargaanhukuman tetapi juga didapat
berdasarl~an
hasil observasi dan tindakan
peniruan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Bandura, 1961. Pada suatu keadaan dimana seorang anak menonton film, pada film tersebut terdapat adegan yang memperlihatkan orang clewasa memukuli boneka, maka tinclakan tersebut akan ditiru oleh seorang anak (Frenzoi, 2003). Berbecla tindakan yang akan terjadi pada anak yang tidak pernah menonton film ini. Terdapat 3 faktor panting yang l;erperan dalam proses pembelajaran ini yaitu. fal~tor
besarnya penerimaan seseorang, faktor provokasi (rnenclukung), clan
faktor yang rnempertahankan perilaku ini.
Contoh iain seorang anak yang menginginkan sesuatu tetapi orang tuanya tic!ak mengabulkan permintaannya maka anak tersebut akan mulai
21
rnelakukan tindaka11-ti11daka11 agresif sampai akhirnya 'i.indakan anak tei-sebut begitu rnengganggu kemudian orang tuanya akan memberikan perrnintaan anak. Di sini anak akan belajar bila rnenginginkan sesuatu maka hanya perlu rnelakukan tindakan agresif secai-a terus menerus sampai akhirnya orang tuanya akan mengabulkan permintaannya. Faktor lingkungan sosial seseorang juga banyak berpengaruh clalam proses pembelajaran ini sehingga bila faktor lingkungan sosial ini dapat dikenali rnaka dapat mengontrol tindakan agresif clengan merubah lingkungan sosial yang diinginkan.
1.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
T<~rjadinya
Perilaku
Ag Aksi-aksi kekerasan baik individual rnaupun rnassal suclah rnerupakan berita harian. Saal ini, beberapa televisi bahkan rnernbuat prograrn-prog1·am khusus yang n1enyiarkan bmita-berita tentang aksi kekerasan. Aksi-aksi kekerasan clapat terjadi di mana saja, sepe1ii cli jalan-jaian, di sel
1. Faktor Biologis
Ada beberapa faktor biologis yang mempengaruhi pe1·iiaku agresi (Davidoff,
199'1 ): a)
Gen mempunyai berpengaruh pada pernbentukan sistem neural otak yang rnengatur perilaku agresi Dari penelitian yang dilakukan terhadap binatang, rnulai dari yang sulit sarnpai yang paling rnudall dipancing arnarahnya, faktor keturunan tampaknya membuat hewan jantan yang berasai dari berbagai Jenis lebih mudah marah dibandingkan betinanya. Hampir sama dengan manusia yang mernpunyai sifat penurunan dari gen orang tuanya sehingga ada sebagian sifat orang tuanya yang rnenurun pada anaknya hingga keturunannya.
b)
Sistern otak yang tidak ter!ibat da!arn agresi ternyata cl apat rnernperkuat atau rnengharnbat sirkuit neural yang mengendalikan agresi. Pada hewan sederhana marah clapat clihambat atau clitingkatkan clengan merangsang sistem limbik (daerah yang menimbulkan kenikmatan pada manusia) sehingga muncul hubun9a11 timba! balik antara kenikmatan dan kekejaman. Prescott (Davidoff, 1991) menyatakan bahwa orang yang berorientasi pada kenikmatan akan sedikit me!akukan agresi sedangkan orang yang tidak pemah mengalami kesenangan, kegernbiraan atau santai cenderung untuk n1elakukan kekejaman clan penghancuran (agresi). Prescott (Davidoff, 1991) yakin
bahwa keinginan yang kuat untuk menghancurkan disebabkan oleh ketidakmarnpuan untuk menikmati sesuatu hal yang disebabkan ciclera otak karena kurang rangsangan sewaktu masih bayi. c)
Kimia darah. Kimia darah (khususnya hormon seks yang sebagian clitentukan faktor keturunan) juga dapat mempengaruhi perilaku agresi. Dalarn suatu eksperirnen ilrnuwan rnenyuntikkan hormon teslosteron pada tikus clan beberapa hewan lain (testosteron merupakan hom1on androgen utama yang rnernberikan ciri i<elamin jantan) maka tikus-tikus tersebut berkelahi sernakin sering den lebih kuat. Sewaktu testosteron dikurangi llewan tersebut menjedi lembut. f<enyetaan menunjukkan bahwa anak banteng jantan yang sud ah dikebiri (clipotong a lat kelaminnya) akan menjadi jinak. Sedangkan pada wanita yang sedang mengalami masa haid, kadar hormon kewanitaen yeitu estrogen den progresteron menurun jurnlahnya. Hal ini mengakibatkan banyak wanita mudail tersinggung, gelisail, tegang dan bermusuilan.
2. Faktor Emosi
fJlarah adalall ernosi yang rnerniliki c:iri-ciri aktivitas sis.tern s.araf parasirnpatik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang
san~iat
kuat yang biasanya
disebabkan oleh suatu kesalailan, yang mungkin nyata-nyata salah atau
24
mungkin juga tidak (Davidoff, 1991). Pada saat marai1, ada perasaan ingin menyerang, meninju, rnenghancurkan atau rnelempar sesuatu dan biasanya timbul pikiran yang kejam. Bila hal-hal tersebut disalurl
Suatu misal, adanya dua orang yang saling mengejek, lama kelamaan ejekan yang dilakukan sernakin panjang clan terus-111enerus denf;an intensitas ketegangan yang sernakin tinggi bahkan seringkali disertai kata-kata kotor dan cabul. Ejekan ini sernakin larna-semakin seru ka1·ena rekan-rekan yang menjadi penonton 1uga ikut-ikutan men1anasi situasi yang berdarnpak pada tindakan kekerasan seperti rnernukul clan sebagainya.
3. Faktor Lingkungan a)
Kemiskinan Menurut Boyd & McCandless bile seorang anak diasui1 dan dibesarkan dalam suasana kemiskinan, maka agresi dapat memperoleh penguatan secara alarniah (Davidoff, 1991 ). Hal ini dapat dillihat dan dialarni dalam kehidupan sehari-hari di Jaka1ia, di perernpatan jalan dalarn antrian
25
!arnpu merah (Traffic Light) atau didalarn kendaraan umurn dapat ditemui pengamen atau peminta-rninta yang jurniahnya lebih clari satu orang yang berdatangan silih berganti. Apabila terdapat penurnpang rnernberi uang pada pengarnen atau pengernis, rnaka pengarnen dan pengemis yang lain akan menyerbu kendaraan umu1T1 tersebut untuk meminla pada penumpang, apabila tidak rnendapatkan uang seperti yang didapatkan temannya tersebut pengamen akan IYH.1rah, memaki, atau bahkan memukul.
Contoh lain, pernabuk yang memukuli istrinya karena tidak memberi uang untuk beli minurnan, rnaka pada saat itu anal,-anak dengan rnudah dapat melihat mode! agresi secara langsung. Model agresi ini seringkali diadopsi anak-anak sebagai model pertahanan diri dalam mempertahankan hidup. Daiam situasi-situasi yang clirasakan sangat l<:ritis bagi pertal1a11an hidupnya clan clitambah clengan nalar yang belum berkembang optimal, anak-anak seringkali dengan gampang bertindak agresi rnisa!nya dengan cara memukul, berteriak, dan mendorong orang lain sehingga terjatuh dan tersingkir dalam kompeiisi sementara ia akan berhasil mencapai tujuannya.
26
b)
Anonimitas Kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya den kola besar lainnya menyajikan berbagai suara, cahaya dan bermacarn informasi yang besamya sangat luar biasa. Orang secara otomatis cenderung berusaha untuk beradaptasi dengan melakukan penyesuaian diri terhadap rangsangan yang ber!ebihan ternebut. Terlalu banyak rangsangan indra dan kognitif membuat clunia menjacli sangat impersonal, artinya antara satu orang clengan orang lain tidak !agi saling mengenal atau mengetahui secara baik. Lebih jauh iagi, setiap inclividu cenderung menjadi anonim (tidak mempunyai identitas diri). Bila seseorang merasa anonim ia cenderung berperilaku semaunya sendiri, karena ia merasa tidak lagi terikat dengan norma masyarakai dan kurang bersimpati pada orang lain.
c)
Suhu udara yang panas Bila diperhatikan dengan seksarna tawuran yang terjadi di Jakarta seringka!i terjadi pacla siang hari cli terik panas matahari, tapi bila musim ilujan relatif ticlak acla peristiwa tersebut Begitu juga dengan
aksi~aksi
demonstrasi yang berujung pada bentrokan clengan petugas keamanan yang biasa terjadi pada cuaca yang terik clan panas tapi bila hari digL1yL11· hujan aksi tersebut juga menjadi sepi.
27
Hal ini sesuai dengan pandangan bahwa suhu suatu lingkungan yang tinggi rnemiliki dampak terhadap tingkah laku sosial berupa peningkatan agresivitas. Pada tahun 1968 US Riot Commision pemah melaporkan bahwa dalam musirn panas, rangkaian kerusuhan dan agresivitas massa lebih banyak te1iadi di Arnerika Serikat dibandingkan dengan musimrnusirn lainnya (Fisher et al, dalam Mu'tadin, 2002).
4. Faktor Kesenjangan Generasi
Perilaku agresif juga dapat disebabkan adanya perbedaan atau jurang pemisah (gap) antara generasi anak dengan orang tuany13 dapat terlihat clalam bentuk hubungan komunikasi yang semakin rninimal dan seringkali tidak terjadi saling pengertian antara satu dengan yang lainnya. Kegagalan kornunikasi orang tua dan anak diyakini sebagai salah satu penyel)ab tirnbulnya perilaku agresi pada anak.
5. Faktor Peran Belajar Model Kekerasan Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini anak-anak dan remaja banyak belajar menyaksikan adegan kekerasan melalui Televisi clan juga "games" atau pun rnainan yang bertema kekerasan. Acara-acara yang menarnpi!an aclegan kekerasan hampir setiap saat clapat diternui daiam tontonan yang ditayangkan cli televisi mulai dari film ka1iun, sinetron, sampai film laga. Se!ain itu acla pula acara-acara TV yang menyajikan acara khusus
28
perkelahian yang sangat popuier dikalangan remaja seperti Smack Down, UFC (Ultimate Fighting Championship) atau sejenisnya. VValaupun pembawa acara mengingatkan penonton untuk tidak mencontoh apa yang mereka saksikan namun diyakini bahwa tontonan ternebut akan berpengaruh terhadap perkernbangan jiwa penontonnya Pendapat ini sesuai dengan yang diutarakan Davidoff (1991) yang mengatakan bai1wa menyaksikan perkelahian dan pembunuhan
mesl~ipun
sedikit pasti akan rnenirnbulkan
rnngsangan dan mernungkinkan untuk meniru model kekerasan tersebut
Model pahlawan di film-film seringkali mendapat imbaian setelah mereka melakukan tindak kekerasan. Hal ini sudah barang tentu membuat penonton akan semakin mendapat penguatan bahwa hal tersebut merupakan hal yang menyenangkan dan dapat dijadikan suatu sistem nilai ba9i dirinya. Dengan menyaksikan adegan kekerasan tersebut teriadi proses belajar peran model kekerasan dan ha! ini menjadi sangat efektif untuk terciptanya perilaku agresi.
Penelitian Stein, A (Davidoff, 1991) menernukan bahwa anak-anak yang merniliki kadar agresi di atas normal akan lebih cenderun9 berlaku agresif. Mereka akan bertindak keras terhadap sesama anak lain setelah menyaksikan adegan kekerasan dan meningkatkan a9resi dalam kehidupan sehari-hari, dan ada kernungkinan efek ini sifatnya menetap.
29
Selain dari rnodei yang disaksikan di televisi, belajar model juga dapat berlangsung secara langsung dalam kehiclupan sehari-hari. Bila seorang yang sering rnenyaksikan tawuran di jalan, rnereka secara langsung rnenyaksikan kebanggaan orang yang rnelakukan agresi secara langsung. Atau clalan1 kehiclupan bila terbiasa cli lingkungan rumah rnenyaksikan peristiwa perkelahian anta1· orang tua cli lingkungan rumah, ayar1 clan ibu yang sering cekcok clan peristiwa sejenisnya, semua itu dapat mernperkuat perilaku agresi yang ternyata sangat efektif bagi dirinyEI. APalagi hal tersebut c!ikenakan pada cliri anak-anak secara langsung secara otornatis kekerasan dapat clitiru.
Model kekerasan juga seringkali clitarnpilkan dalam bentuk mainan yang dijual di toko-toko. Seringkali orang tua tidak terlalu perduli mainan apa yang di minta anak, yang panting anaknya senang clan tidak nangis lagi. Sebenarnya permainan-perrnainan sangat efektif clalam memperkuat perilaku agresif anak dirnasa rnendatang. Permainan-permainan yang mengandung unsur kekerasan yang clapat kita temui di pasaran misalnya pistol-pistolan, pedang, model mainan perang-perangan. Mainan kekerasan ini bisa mempengaruhi anak karena mernbedkan informasi bahwa keker-asan (agresi) adalah sesuatu yang menyenangkan.
30
Permainan lain yang sarna efektifnya adalah perrnainan dalarn video game atau play station yang juga banyak menyajikan bentuk-bentuk kekerasan sebagai suatu permainan yang menyenangkan.
6. Faktor Frustrasi Frustrasi terjadi bila seseorang terhalang oleh sesuatu hal dalam mencapai suatu tujuan. kebutuhan. keinginan. pengharapan atau tindakan tertentu. Agresi merupakan salal1 satu cara berespon terhadap frustrasi. Rernaja rniskin yang nakal adalah akibat dari frustrasi yang berhubungan c!engan banyaknya waktu menganggur, keuangan yang pas-pasan clan aclanya kebutuhan yang harus segera terpenuhi tetapi sulit sekali tercapai Akibatnya mereka menjacli muclah marnh dan berperilaku agresi.
Frustrasi yang berujung pada peri!aku agresi sangat ba1nyak contohnya, beberapa tahun yang lalu di sebuah sekolah di Jerman terjadi penembakan beberapa orang guru-guru oleh seorang siswa yang baru diskorsing akibat membuat surat ijin palsu. Hal ini menunjukkan anak tersebut merasa frustrasi dan penyaluran agresi dilakukan dengan cara menembaki guru-gurunya (Mu'taclin, 2002).
31
Begilu pula tawuran pelajar yang terjadi di Jakarta ada kemungkinan faklor frustrasi ini memungkunkan mernberi sumbangan yang cukup berarti pada terjadinya tawuran. Sebagai contoh banyaknya anak-anal< sekolah yang bosan dengan waktu luang yang sangat banyak dengan cara nongkrongnongkrong di pinggir jalan dan ditambal1 lagi saling ejek mengejek yang bermuara pada terjadinya perkelahian Banyak juga perkelahian disulut oieh karena frustrasi yang diakibatl
7. Faktor Pendisiplinan yang Keliru Suatu Pendidikan disiplin yang otoriter dengan penerapan yang keras clan mungkin clisertai c!engan memberikan hukuman fisik, dapat 111eni111bulkan berbagai pengaruh negatif bagi remaja. Pendiclikan disiplin sepe1ii itu akan membuat remaja menjadi seorang penakut, ticlak rnmall dengan orang lain, clan membenci orang yang rnemberi llukuman, kehilangan spontanitas serta inisiatif clan pacla akhimya melarnpiaskan kernarahannya c!alam bentuk agresi kepada orang lain.
Hubungan clengan lingkungan sosia! berorientasi kepada kekuasaan clan keia~.uian.
Siapa yang lebih berkuasa clapat berbuat sekehenclak hatinya
Sec!angkan yang ticlak berkuasa menjacli tunduk. Pola penc!isiplinan tersebut
32
dapat pula menimbulkan pemberontakan, terutama bila larangan-larangan yang bersangsi hukurnan tidak diirnbangi dengan altematif (cara) lain yang dapat mernenuhi kebutuhan yang rnendasar misalnya anak dilarang untuk keluar untuk bermain bersama teman-temannya, tetapi di dalam rumah tidak diperl-iatikan olel1 kedua orang tuanya karena kesibukan mereka.
2. 2. Anak Korban Kekerasa11 {Child Abuse) Asti kata korban merupakan suatu individu yang menjadi obyek sasaran suatu tindakan yang dikenakan sifat berbahaya atau rnerugikan. Karban yang dimaksudkan dalam peneiitian ini adalah anal<: yang teiah mengalami suatu tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu .
. Pengertian Anak Korban Kekerasan (Chlld AbusE~) Menurut Hurlock (1980) rnasa anak-anak dimulai setelah rnelewaii masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni kira-kira usia 2 tahun sampai anak matang secara seksual, kira-kira 13 tahun untuk wanita dan i 4 tahun untuk pria. Menurut pendapat yang lain, Gestalt Wandel usia anak-anak hingga rnencapai usia i 5 tahun (Monk & Knot, 1999). Sedangkan dalam buku perundang-undangan perlindungan anak, yang dirnaksud dengan anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun terrnasuk anak dalarn kandungan.
Child abuse or maltreatment constitutes all forms of' physical and/or emotional ill-treatmen. sexual abuse. neglect or negligen treatment or commercial or other exploitation, resulting in actual or potential harm to the child to the child's health, survival. development or dignity. in the context of a relationship of responsibility, trust or power (lrwanto, 2006).
Kekerasan Anak Atau Penganiayaan mewpakan bentuk fisik atau emosional yang mendapatkan perlakuan menyakitkan, kekerasan seksual, pengabaian, eksploitasi, menghasilkan kejahatan nyata yang potensial kepada kesehatan anak, kelangsungan hidup, pengembangan atau martabat, dalarn konteks suatu hubungan tanggung jawab, kepercayaan atau kekuasaan ( lrwanto, 2006).
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan kekerasan terhadap anak {child abuse) adalah sebagai peristiwa pelukaan fisik, mental atau seksual yang
umurnnya dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai tanggung jawab teriladap kesejahteraan anak, yang diindikasikan dengan kerugian dan ancaman terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak. Contoh paling jelas dari tindakan kef\erasan yang dialami anak-anak adalah pemukulan atau penyerangan secara fisik berkali-kali sampai terjadi Iuka atau goresan (scrapes!scratc/Jes). Akan tetapi, cllild abuse sebetulnya tidak hanya berupa
pernukulan atau penyerangan fisik, rnelainkan juga bisa berupa eksploitasieksp!oitasi melaiui, misalnya, pornografi clan penyerangan seksual (sexual assault), pemberian makanan yang tidak layak bagi anak atau makanan
kurang gizi (malnutrition), pengabaian pendiclikan dan kesehatan (educational and meclical neglect) dan kekerasan-kekerasan yang berkaitan dengan medis (medical abuse) (Galles, 1985 dalam Suyanto, 2006).
'd'
,)
fv1enurut Henry Kempe (1962) sebagian anak yang diperlakukan dengan kejam kelak dapat rnernasukkan nilai-nilai yang didapal:nya selama inleraksi dengan lingkungan sekitarnya te1·utama dengan orang tu::mya sehingga rnereka juga akan menerapkan nilai-nilai yang salah itu pada keturunannya yang disebut dengan istilah Buttered child atau Child Abuse SyncJrome (Soma, 2000).
Kekerasan terhadap anak adalah tindakan penyelewengan alas hak-hak anak dan tindakan yang rnerugikan keberlangsungan kehiclupan anak baik secara sosial, mental bahkan ekonomi. Kekerasan tersebut rnencangkup rnelakukan kekerasan seksual, penjualan terhadap anak, menculik anak, penganiayaan, penyalahgunaan narkolika terhadap anak padahal ia membutuhkan pertolongan, perlakuan yang salah pada anak dan penelantaran, serta rnernpe1·kerjakan anak di bawah urnuL
fv1enurut Vander Zanden (1989), perilak,1 rnenyiksa dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penyeq;1n. gan secara fisik atau melukai anak; dan ""'
perbuatan ini dilal
35
psikiater yang terhimpun dalam Himpunan Masyarakat Pencegah Kekerasan Pad a Anak di lnggris ( 1999). Mereka ber·pendap;sit, bahwa pengabaian terhadap anak juga merupakan sikap penyiksaan namun lebih bersifat pasif. Efek da1·i penyiksaan maupun pengabaian terl1adap anak sama-sama mendatangkan akibat yang buruk (Jacinta, 2001)
Jacli korban kekerasan anak aclalah seorang anak yang telal1 mengalami tinclakan kekerasan clari orang tuanya maupun clari orang terclekatnya, clan bahkan bisa siapa pun. Kekerasannya baik berupa fisik maupun psikis, ekonomi, clan sosial. Semua kejaclian tersebut dapat meru~1ikan masa clepan anak serta memicu gangguan pacla psikologis anak itu sern:Jiri. Pacla pembahasan skripsi ini hanya akan membahas kekerasan yang berupa kekerasan fisik clan kekerasan verbal yan9 diterirna oleh responden.
2. Bentuk-bentuk Kekerasan Terhadap Arnak Dalam kenyataannya rnasih banyak anak-anak yang menjadi korban kekerasan, Menurut Undang-Undang Perlindungan Anak No 23 tahun 2002, bentuk kekerasan pada anak tersebut antara lain meliputi: a. Eksploitasi dan pelecehan seksual. Hal ini terlihat dari
banya~.nya
kasus yang menimpa anak mulai dari pencabulan, pemerkosaan clan ballkan aclanya pengulangan-pengulangan tinclak kekerasan tersebut.
36
b. Penganiayaan terhadap anak juga sering te1jadi baik dilakukan orang lain maupun keluarga sendiri, penganiayaan dapat bernpa fisik maupun mental. c. Perdagangan anak. Anak-anak diperdagangkan untuk menguntungkan pil1ak-pihak tertentu. Perdagangan tersebut dapat berupa penjuaian anak sebagai pembantu, pemuas nafsu birahi dan untuk diperkerjakan sesuai keinginan pembelinya. d. Pernbunuhan. Kasus-kasus yang rnenirnpa anak ini
~;etiap
tahunnya
IJertaml)ah, pembunuhan ini biasanya rnerupakan lanjutan dari penganiayaan. Pemaksaan, ancaman clan bahkan dari pemerkosaan. e. Mendapatkan kekerasan dari orang tuanya sendin, seperti dipuku!, dengan alasan agar anaknya lebih clisiplin, clianiaya, cliusir clari rumah clan bahkan acla juga ibu yang tega membunuh anal<, kandungnya sencliri. Tentunya kekerasan terhadap anak membawa pengaruh yang buruk terhadap analz itu sendiri, anak menjadi penakut, merasa rendah cliri, dan lain-lain yang clapat mengakibatkan anak tersebut trauma l1ingga dewasa. f.
Anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika padaha! anak tersebut memerlukan pertolongan.
g. Penculikan lni juga dapat mengakibatkan penganiayaan dan pembunuhan
h. Anal' korban perlakuan salal1 dan penelantaran, rnerupakan tindakan pengabaian baik secara ekonorni, perhatian dan kasih sayang. 1.
serta rnernperkerjakan anak di bawah urnur, anak yang dipaksa untuk ikut rnencari uang dengan jalan rnengarnen, rnengernis di jalanan dan bahkan mencuri. Di jalan mereka iuga berisiko iir1£Jgi mendapatkan perlakuan yang tidak rnanusiawi dan lebih parahnya lagi mereka rnasih terbilang sangat muda untuk rnencari nafkah, belum lagi para preman yang rnerninta jatal1 pada anak tersebut
Dengan kondisi keuangan keluarga yang sangat kekurangan, banyak anak yang rela bekerJa rnernbanting tulang untuk rnernbantu keuangan keluarga. Hal tersebut sering dimanfaatkan olel1 calo tenaga kerja untuk membantu rnencarikan pekerjaan dengan irning-irning gaji besar, padahal rnereka diperdagangkan kepada pihak ketiga untuk dipekerjakan pada pekerjaanpekerjaan yang tidak manusiawi seperti perbuclakan, kerja paksa, clan pelacuran Disisi lain, karena latar belakang ekonomi pula, orang tua re!a rnenjual anaknya ke sebuah tempat pelacuran untuk mencl;3patkan uang dengan rnuclai·1
38
Menurut Terry E. Lawson (Zainuddin, 2002), seorang psikiater internasional yang merumL1skan definisi tentang kekerasan terhadap anal<, membagi kekerasan terhadap (Child abuse) anak menjadi empat bagian yaitu, yaitu emotional abuse, verbal abuse, physical abuse, dan sexual abuse.
Emotional abuse terjadi ketika orang tua/pengasuh dan pelindung anak
sete!ah mengetahui anaknya meminta perhatian tetap men\Jabaikan anak itu. Orang tua mernbiarkan anak terlantar karena ter!a!u sibul< atau tidak ingin diganggu pada waktu itu. Orang tua tersebut mengabaikan kebutuhan anal< untuk diperhatikan dan di!indungi. Orang tua yang rnelakukan perbuatan tersebut sudah termasuk melakukan kekerasan secara emosiona!, contoh lain seperti anak-anak yang dikarnbing hitarnkan (space goaling) oteh kepentingan orang tuanya, anak-anak yang tidak diharapkan dan anak-anak korban kekerasan.
Keadaan tersebut dapat menghambat kemarnpuan anak bertindak da!arn suatu konteks sosia! karena anak mengikuti figur orang tua yang membesarkan dengan cara yang buruk, akibatnya dapat meruntuhkan harga diri dan perkembangan terhadap kemampuan bersosialisasi sehingga anak akan suiit menyesuaikan dengan lingkungan.
Verbal abuse te1iadi ketika orang tua/pengasuh dan pe!indung anak, setelah
mengetahui anaknya rneminta perhatian, menyuruh anak il:u untuk diam atau
39
jangan menangis. Jika si anak mulai berbicara, ibu terus-menerus rnenggunakan kekerasan verbal seperti, "kamu bodoh", "kamu cerewet", dsb. Anak akan rnengingat semua kekerasan verbal jika semua kekerasan verbal itu berlangsung dalam satu periode.
Physical abuse, terjadi ketika orang tc1a/pengasuh dan pelindung anak
rnemukul anak (ketika anak sebenamya rnemerlukan perhatian) clan rnelakukan tindakan-tinclakan yang menyebabkan fisik anak terluka. Pukuian akan cliingat anak itu jika kekerasan fisik itu berlangsung clalam periode tertentu. Selain pukulan yang dilakukan, kekerasan fisik juga diperoleh clari cara-cam yang lain seperti rnencekik, rnelempar, menjewer, rnencubit clan sebagainya.
Sexual abuse, terjacli apal)ila seorang anak mendapatkan perlakuan clan
tekanan untuk melakukan hubungan seks, atau anak cligunakan sebagai ikon dan bal1kan pelecehan seks. Misalnya pencabulan terhadap anak, anak disuruh atau dipaksa rnelayani na'fsu seseorang, anak disuruh untuk menjajakan clirinya (striptis) pada acara-acara tertentu clan lain-lain. Selain bentuk-bentuk kekerasan seperti fisik, emosional, sosial, seksual, clan eksploitasi rnenurut lrwanto (2006) dalam seminar nasional tentang pencegahan kejahatan terhaclap anak, menarnbahkan beberapa jenis kekerasan anak yang lain, diantaranya:
40
1. Sosial-Kultural
Suatu tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap anak berclasarkan alas pengharnbatan atau pengorbanan pada suatu dasar atau kepercayaan tertentu. Misalnya pengorbanan orang tua terhadap anaknya atas gemblakan warok. 2. Kekerasan Sistemik Kekerasan yang dilakukan karena sisitem hukuman yang diberikan pada remaja atau anak yang melakukan tindakan kejahatan. Misalnya hukuman yang diberikan oleh Raju karena berkelahi dengan temannya sehingga mengakibatkan temannya mengalami Iuka-Iuka (lrwanto, 2006).
Johan Galtung (1998) menjelaskan definisi kekerasan sebagai suatu "segitiga kekerasan", yaitu kekerasan langsung, struktural, dan kultural, cukup membantu untuk membedakan bentuk-bentuk kekerasan. Kekerasan langsung meiukai kebutuhan dasar manusia, tetapi
tal~
ada pelaku langsung
yang bisa diminta tanggung jawabnya. Sementara kekerasan kultural adalah legitimasi alas kekerasan struktural maupun kekerasan lannsung seca1·a budaya (Hadar, 2000).
Berdasarkan berat ringannya suatu bentuk kekerasan terhadap anak, maka kekerasan digolongkan menjadi beberapa bagian antara lain penganiayaan berat, penganiayaan sedang dan penganiayaan ringan
41
a) Penganiayaan Berat Kekerasan dalam golongan penganiayaan berat ditandai clengan aclanya berbagai macam bentuk Iuka. Hal ini terjacli pada waktu terteniu dan cukup lama balikan seseorang yang mengalaminya clapat mening!Jal Te1·dapat patali tulang, mernar pacla kepala, wajall, badan dan kaki dan lain-lain. Sehingga terjadi episode penurunan kesadaran clan Iuka-Iuka pada anak yang sama yang te1·jadi pacla L1rnur berbecla juga merupakan inclikasi terjadinya penganiayaan berat terliadap seorang anak. b) Penganiayaan Seclang Penganiayaan sedang dapat terjadi dalam periode waktu beberapa tahun, terdapat peristiwa kecelakaan yang berkali-kali atau hanya satu kali tetapi cukup se1·ius, disini ticlak terclapat Iuka pacla tulang kepala atau pacla tulang wajall, tidak terclapat Iuka di clalam clan ticlak terdapat lebih dari tiga patah tulang. c) Penganiayaan Ringan Terc!apat Iuka memar yang lokasinya tidak khas untuk suatu kece\akaan pada anak-anak. Disini terlihat adanya bekas cu!)itan atau gig1tan atau tanda Iuka \ainnya yang iebih tampak di permukaan
43
berkernbang, dan hak untuk berpartisipasi. Meskipun begitu, penegakkan hukurn bagi pelaku rnasih kurang dalarn penerapannya terutarna bagi saksi dari peristiwa kekerasannya tersebut
Dalarn UUD dijelaskan bahwa negara melindungi !1ak sernua anak termasuk anak-anak terlantar. Demikian pula dalam undang-undang perlindungan anak disebutkan bahwa negara, pemerintal1an, masyarakat, keluarga dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelanggaraan perlindungan anak.
Hak-hak yang tercantum dalarn UU perlindungan anak itu antara lain dibesarkan dan diasuh oleh orang tuanya sendiri, memperoleh pelayanan kesehatan, serta mendapat pendiclikan clan pengajar·an. Aclapula hak anak untuk menyatakan dan diclenga1· pendapatnya serta hak beristirahat, memanfaatkan waktu luang, bermain clan berkreasi sesua1 dengan minat bakat, clan tingkat kecerdasannya demi pengembangan di rinya.
Hal ini berarti ada kewajiban bagi negara untuk melindungi anak, tetapi kenyataannya banyak bentuk-bentuk kekerasan yang menimpa anak, seperti perdagangan anak (child trafficking), penganiayaan dan penelantaran anak serta eksploitasi seksual terhaclap anak.
44
Dernikian pula masalah pendidikan, rnasih banyak anak yang tidak rnendapatkan pendidikan karena terbatasnya perekonomian dalam keluarga
Kekerasan tersebut dapat terjadi dimanapun dan tiap tahunnya terus rneningkat tajam dan sangat disayangkan kebanyakan dari kasus kekerasan anak pelakunya merupakan orang terdekat menurut Rahma Fitrianti (2006) seorang office manager pada l
3. Perilaku Agresif Pada Anak Korban Kekerasan
Kekerasan yang terjacli selarna ini rnernpunyai clampak yang sangat buruk bagi siapapun terutama bagi anak-anak, anak cenderung akan rnengikuti apapun yang dapat dilihat dan meniru rnelakukan tindal
45
suatu keadaan tertentu, bahkan tindakan tersebut akan dimunculkan saat anak telah mempunyai peran pada ke!1idupannya.
Seperti kisal1 yang dialami Pelzer (2002), seoi-ang anak lak1-laki yang berumu1· 9 tahun mengalami tinclakan kekerasan yang dilakukan olel1 ibunya sendiri. Semua haknya dirampas dan dia dijadikan budak oleh i!)unya sehingga sering dilampiaskan 1·asa rnarahnya saat di sekolah.
NasilJ yang tidal' jau!1 berbeda juga dialami oleh Sheila pada tahun 1980 (dalarn Heyden, 2003). Sheila adalah seorang gadis kecil yang berumu1· 6 tahun. waktu berusia 4 tahun Sl1eila pernah c!itinggalkan ibunya dipinggi1· jalan, Setelah ditemukan seseorang Sheila diasuh oleh ayahnya, Perlakuan yang diterimanya juga tak jauh berbeda Ayah Sheila seorang pemabuk yang jarang memperhatikan anaknya bahkan Sheila dianggap bukan anaknya sehingga kehadiran Sheila tidak terialu diperhatikan. Ayahnya sering juga melakukan kekerasan seperti mencambuk clan memarahinya clengan alasan pendisiplinan karena 1,ebandelan Sl1eila.
Sete!ah bertahun-tahun hidup dengan keaclaan yang mernpril1atinkan Sheila menjacli anak yang tumbuh dengan gangguan emosional yang parah. Dia tidak pernah bergaul dengan baik, saat bersekolah selalu membuat keonaran
46
yang mengganggu proses belajar mengajar clan selalu merepotkan sehingga beberapa kali berpindah sekolali.
t
t
anak-anaknya sendiri akan menjadi sasaran rasa frustrasinya yang rnernbentuk kernarahan yang sernpuma ticlak ada habiskan (Pelzer, 2002)
Hal yang senacla juga cliungkapkan oleh Henry Kempe ('19El2) yang mencetuskan bahwa sebagian anak-anak yang diperlakukan kejam kelak dapat rnernasukkan nilai-nilai yang diperoleh s19lama interaksi (hubungan timbale ba!ik) dengan orang tuanya sehingga nantinya rnereka juga akan menerapkan nilai-nilai yang salah itu kepad21 keturunannya, yang kemudian istilah tersebut oleh Henry dengan istilah Buttered Child Syndrome atau Chiid Abuse Syndrome (Soma, 2002).
Menu wt Kurt Lewin dan Lip pit ( 1939) seorang anak yang mengalarn1 pendidikan, pergaulan. interaksi dan pola asuh oleh orang tuanya yang menekan akan menirnbulkan perilaku yang agresif atau bahkan sebaliknya anak rnenjadi pesimis (dalam Sarwono, 2003), sehingga penelitian ini akan rnengetahui bagaimana gambaran perilaku agresif pada anak yang pemal1 rnengalami tindakan kekerasan olel1 orang-ornng di sekitamya.
Da!arn bab inl akan dijelaskan tentang inetodo1ogi penelitian yang digunakan penelitian
7
, yang
1T1enjtdaskan penje!asan tentang pendekatan pene!itic1cL subbab ke<jua n1enjelaskan rnetodo!ogi peneHtian, subbab subbab
1T1enjelc1skan teknik analisis data
subbab ketujuh menjelaskan prosedur
pene!itian.
1.
n kua!itatif
suatu pene!!ban yang rnenggunakan
tanpa adanya angka statistik untuk
rnengukur variab!t2 dengan seperangkat instrurnen. PE;nEditian kuafrtatif
cligunakan karena da1arn p(.;::ne!itian ini rnengungkap suatu kasus atau
merupakan masalal1 yang kompleksitasnya memerlukan pemahaman yang
rnendalarn.
19
Pene!ltlan kua!itatif !ni n1enggunakan responden yang jurnfahnya lebih kecif pene!itian ini rnengungkap kasus !ebih n1encJa!arn dan tidak sen-1ua
rnengalc:1r-ninya
orang
f\J1etode yang digunakan cla!an1 pene!itian l\r1enurut Travers, '1978,(SevlHa, '!993) tujuan pene!itian dengan adalah yang sernentara be1wlan pada saat pernslitian dilakukan, dan rnemeriksa
u Subyek penelitian
dirnaksudl<-an
peneEtian in! ada!ah suatu
individu yang ciiteHti untuk rnendapatkan garnbaran peri!21ku rnasa!ah yang sedang diteliti Adapun knteria yang digunakan
1. fa-i1ak-anak yang
subyek clalam penelitian m: adal21h
15
2. Pernah rnenga!arT1i tindak kekerasan dart orang tuanya, keluarga atau pihak te1ientu dan n1endapatkan justifikasi pernah rnenga!arni
50
berperiiaku agresif dan adanya justlfikasi dari seseorang yang n1enunjukkan perilaku agresif
Pene!ltian ln! akan rnelibatkan subyek yang akan dite!it! yaitu anak-anak yang
terh:;;r1tu serta adanya penlaku agr,esrf pada diri anak tersobut. ,A.dapun earn
perni!ihan subyek peneHtian dilakukan dengan adalah pengarnbi!an sarnpel sun1ber
s11ovv !Jal!. Tei'
yang pacla avva!nya jurrdahnya
yang sedlkit tx::rsebut be!urn man1pu rnernberi data yang irternuaskan. Maka mencari orang lain yang
drgunakan setJaria
dengan dernikian jumlah sample sumber data akan maki'l besar
l1ola
n·1enggetlnding
gu fV!etode pengurnpu!an
dan
harus disesuaikan dengan rnasalah yang diteliti. baik tujuan serta s1fat obyek
yang
ditel1t1
pengurnpulan data
'i 1
'! n·iacarn ya!tu vvavvance:lra terstruktur dan
untuk rnengumpu!kan data adalah vva\ivancara yang tidal< berstruktur.
V\tavvancara
berstruktur
vvav,iancara rnenda!arn
jUQ8
, vvavvancara kuaiitab-f. vvavvancara
peneliti da
rr1en1baca serta adanya interaksi !angsung
sarnpel yang tldak atau be!unt
cl1bahas 'Dalam hal irn
rnE-;naruh 111inat yang s1;1tna diupayakan
s21i1ng
rT1ecnperoleh kebenaran, kadang-kadang kebenaran ini agak sensitive
sehingga responden
VVavvancara dilakukan
rancangan vvavvancara, observasi dan surat izin
pene!itian singgah anak jalanan dl
~\!1inggu.
Sete!a!'l berten1u dengan pengurus
clan {?\nak './ang pernah rnengalarnl Chifcf 11,buse.
berkurnpu!
dan berkenalan, penel!ti rr1en1iiiri Penelitl tnernpero!eh dua anak yang sesuat dengan kriteria, karena saat itu berkurnpui
yang sedang
pengurus berjanjt akan rnernberitallu anak-anak yang lain. Serninggu
berternu dengan
. vvavvancara cli!akukan
orang
rnenjadi
2
\
1Jbservas! cida1ah kegiatan yang
pengarnatan
untuk rnerr:pe,rhatikan
S(~suatu
rnernperUmbangkan hubungan antara aspek dalarn
fenorr1ena tersebut Observasi n1eliputi pengarnatan k()ndisi. interksi
kelornpc1k
belajar~r11t:~ngajar,
tingkah!aku
1993),
digunakan adalah observasi partisipatif sebagai pendukung dart instrun1en
pengurnpu!an
vvavvancara
Adapun faktor-faktor yang diarnati da!am penE:litian ini adafah penarnpi!an cara berpaka!an d21n
sel;againya i-la! se!anjutnya yang dlarnatl adalah !ingkungan responden cian
dilakukan t)ersan1aan
den~1an
\1vavv2ncara Setelah nlenyiapkan klsi-kisi dan
responden tinggal yaitu di Yayasan Bina ;"1,nak Pertivvl
n n1en atau alat yang diciuriakan untuk tnengun1pu!!
V\fav.,rancara yang dilakukan
ada!ah
clengan susunan pertanyc1an yanq
tidak
vvavvancara
\/Vavvancara yang dipakal dalarri penelitic1n ini berbentuk vvavvancara
n1erninta instrurnent
pedornan \Jvavvancar2.t
vvc1vvancc1ra yang cli!akukan ;3da!ah dengan cnernbuat
Tabe! 3. 1. Aspek rnempero!eh
Korban
(cl1i!ci
abuse) Hard1kan Anak
Kekerasan verbal
Makian Celaan
----------------
-
_______
,____
-
--
----····~-·-·--"-"'"
Mernmbulkan bekas ~<ekerasan
fisr!.z T'idak rnening-;1atkan
bekas Peri!aku
Fa ktor pencetus
,.
__ Bentuk peri!aku
"'"''"Q"
Sete!ah berper'i!aku agres1f
yang
yang
ten1pat tinggal dan cara responden berperilaku. dig
kc:rtas, yang Sedangkan, kisi-kisi pedornan observasi sebagai berikut
l\jo l.
Hal=hal yang akan d1oi)servas1
Keadaan ten;pat linggal responden ----
----
-·--
; t<eadaan saat dilakukan vvavvancara _).
Gambaran fisik nssponden
4.
Ekspresi waJah dan suara responden
5.
Antus1arne responden pada wawancara yang dilakukan
-
6.
Coangguan dan harnbatan selama wawancara
---------.
Teknik anal!sis
yang
di~5unakan
pada pene!itian ini dengan
car;:~
vvr;ivvancara
da!arn lapc11,cn1 verbatirn
perbedaan~perbedaannya,
clan keunikannya. Setelah itu, dapat ditarik
ian
penelitian
cliiakukan
7
'. pene!itian !ni d!!akukan rne1a!ui
tahap ini pene!iti rnernbuat peclornan
se!Da<Ja! ber·ikut
\1vavv~3ncara,
pertanyaan-
responden. Responc!en yang dengan karakterist!k yang
ada!ah
ada clan dibuat
setelah berternu dengan sam perasaannya yang paling penting ada!ah rnem!nta persetujuan dari p!hak
57
!erjalin hubungan
\tV8.Vv'ancara 0
T ahap Pelaksc1nc1cin,
pe!aksanaan vvavvancara
observc1s1
vvaktu yang telah c!itentukan
telah
vvavJanc:ara
vvavvancara dan observasi
o
-rahap penyelesa1an
sernua sarnpel digcilongkan, dianalisis
Pada bab ini akan dijeiaskan tentang beberapa hasii yan9 teiah ditemukan pene!itian yang niencakup gan1baran urnurr1 subyek pene!it!a(L presentasi dan analisis kasus, dan pembahasan
. Garn
mu
Subyei' peneiitian yang digunakan daiam penelitian 1n; adaiah 3 orang anak pacla Yayasan Anak Bina Mandiri Pesantren l\i1inggu kelurahan paclang Jati Usia responclen berk1sar 11--14 terd1n dan 3 orang anak laki-laki yang dapat ciilihat pacla tabel. Pacla penjeiasan kasus nama responclen ciisamarkan, agar
penelitian. 'I. Gambaran Umum
No
Nam a
''
RC
2
Fb
'3
AP
Janis f((~larrnn
PeneHt~an
i Us1a
··-·--·-- -----c-··----·····--- --~•'~
Lak1-lak1
Lak1-laki
58
...........................
Pend1d1kan ,1
...
. 13 th
) SD
'! i th
·SD
14 tll
I
~-------~~·-t
SLTP
'
59
is is
2.
Uraian hasil analisis data penelitian dikategorikan menjadi dua yaitu analisis
'!. Anal is is Masing-rnasing Kasus 1, 'L RC d1iahirka11 pada 12 l\/le1 1994 di Palembang. la merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Saat ini RC tingga! di Yayasan Bina Anak l\/landi1·i Pesantren Kota Pasar IVlinggu sejak setengah bulan yeinn la!u atas ajak<3n teman karnpungnya yang sudall lama
ting!~a!
di Jakarta. Keluarganya acialah
keiuarga yang tergolong da!arn status ekonorn1 yang kurang rnarnpu, Ayal1nya bekerja sebagai 'timer" yaitu orang yang rnerninta uang pada sopirsop1r angkL1tan kota pada
t1tik-t1til~
tertentu yang d1!alui rule angkot te1·sebut,
sedangkan il:iunya hanya ibu rumah tangga. RC pemah rnengenyarn pendidikan SD sewaktu di Palembang, akan tetapi saal ini RC mengalam1 putus sekolah setelah kabur dari rnmahnya Setelah tingqa! di Yayasan terser)ut RC rnelanJUtkan lagi pencliclikannya rnelalu1 Kewr paket A.
Kekerasan Faktor ekonomi keluarga RC terbilang sangat kurang. Hal tersebut dikarenakan pekerjaan ayah RC hanya seorang "tin1e1" dan ke!uarganya tidak tercukupi dengan pengliasilannya Sehingga lbu RC rnerasa kurang clan
60
menyuruh anaknya untuk rnengarnen, !bunya juga merasa cernburu setiap ayah RC tidak pulang pada hari rninggu dan kekesalannya dilarnpiaskan
,D.yah RC sangat kurang rnernperhatikan keiuaraganya hal tersebut tedihat seat ayah RC bekerja clan tidak meluangkan hen minggu untuk menikmati han !1bur dengan keluarganya
Saal wavvancara, RC menggunakan beju berwerne biru dengan bawal1an celana training berwama hijau Badannya terlihat kurus, l1itarn den berambut rnerah RC cukup antusias seat c!iwawancare clan menja'!ver) sernua pertanyaan yang cliajukan oleh peneliti dengan santai den tegas, yan~J selanjutnya akan cliterangkan seperti yang clibawah ini Saat rnasih keci! ibunya ibunya
se1·in~J
rnenyiksanya dengan kasar den clengan alasan yang
kurang tepat. 'Sering, 1bu. lbu beng1s kaiau bapak saya ga pulang, saya jadi sasaran. Saya digebukin. kaki saya pengen patah untung aja cliurutin. Dad kecil saya cl1gebuk111. seJak cl1cakar mul'a saya mas1h 1nget saya ·
RC merasa clinnya sering rr1enerirna periakl1an iJengis dari 1bunya. tersebut mernbuatnya sakit den merasakan keseclihan yang rnendalarn. den tak 1arang RC menangis, bahkan juga RC senng lari untuk nienghinc!arinya.
61
Di sarnping itu, RC sering rnengaiarni bentakan ataupun mal\ian Pernah 1uga 1bunya mengus:r RC untuk mencankan uang dan saat RC rnenolaknya lbunya rnarah-rnarah. Kejadian seperti ftu sering cfifakukan ibunya
"Sak it ban get iah, sedih bang et \Naktu kecil muka say a dicakar.,, paling nangis trus saya lari. Saya dirnak1-111ak1 ·'rnuka setan karnul''. Karnu sarna l.zayak bapak karnu, kamu sampah d1 sini, karnu pergi aJa sana saya muak nge!iat kan1u!"
Hubungan RC dengan 1bunya sangat kurang harmonis dan bapaknya jarang d1 rurnall apalag1
llari minggu senng tidak pi.dang.
terse but
rnengakibatkan kurangnya perhatian pada cliri RC clan il)unya rnerasa sangat tertekan clengan keadaan tersebut, seh1ngga RC rnenjadi obyek peiarnp1asan 1bunya. RC sering disiksa clan dipaksa untuk beker1a rnencari uang untuk menarnbah pendapatan keluarga " !bu sering (me!akukan kekerasan) ka!o bapak jarang. Setiap hari minggu bapak saya ga pulang, hari rninggu ga pulang. Ya waklu itu disuruh kerja, diorne!-orneli ga boleh males."
sangat sedil1 dengan kekerasan yang sering rnen:mpanya, RC menyampaikan rasa iri hati terhadap adiknya yang ticlak pemah menerima kekerasan atau penganiayaan dar; ;bunya. Rasa iri tersebut JU98 dirasakannya saat melillat ternan-ternannya yang tidal< diperiakukan kasar orang tuanya
62
"Say a dirnaki-rnaki rnuka setan, sarnpah, Say a sering diornelin trus bapak dateng (sambii menirukan ucapan bapaknya) "uclah anak diornelin terus". Saya sedih banget adek saya ga dlotnelln, sclya terus -yang diome!in dan dipukul Ternen-ternen saya ga pernah dipukulin. Saya disurul1 kerja paling diem aja, ibu saya bengis, saya ga berani Saya pemah oibelain bapak saya
\Naktu diorr1el!n"_
RC pernah juga dipuku/ dan dicaka1· oleh ibunya. Ha/ tersebut dikarenakan dia tidak bekerja. Saat rnenerirna kekerasan
1
pernah .1uga rnen1inta
arnpun agar ibunya berhenti rnenyiksanya tapi ibunya rnalah rnengusirnya.
HPernah, saya diusir; 'udah sana perg~, ga suka ngefiat n1uka kan1u', terus saya lari ketemu Heru akhirnya ke Jakarta"
Kekerasan yang diaiami oleh RC secara fisik rnaupun verbal tersebut sering diterirnanya dari ibunya yang seharusnya rneniaga dan rnend1diknya dengan baik, perlal,uan-pedakuan yang diterirna RC rnernbuatnya sangat sedih dan membuat RC sering berpenlaku agresif rnesl
berani
rnelawan ibunya lbunya juga tidak rnernperdulikan kel)eradaan RC sepe1ii saat RC diusir agar pergi dari rumahnya. Secarn fts1k kekerasan yang cliterirna oleh responcien termasuk dalam jenis penganiairaan sec!ang (dalarn Yusuf, 2004) karena menyebabkan disernbuhkan.
63
RC sering juga ber·perilaku agresif seperti rnaral1 yang rni3ngakibatkan pernukulan pada adiknya dan juga berkelahi.
mengekspresikan rnarahnya
dengan rnenggunakan tindakan yang sangat beranr RC 'angsung berkelah1, menantang ternan yang mernbuatnya
men~JaJak
juga rneninggalkan
pergi. RC pun i)erharap clengan berperilaku agresif dapat mernuaskan hatinya sete!ah rnengalarni sesuatu yang rnernbuatnya rr1arah. "Pemah macah-marah adek saya, saya pukcii sampai berdarah hidungnya. /.\dek saya nangis ga diem-diem saya tonjok aja, saya trus per·gL Saya pernah jLrga berantern rna orang gila dia mukul saya udah gitu jadi berantem terus dipisahin rna polisi yang dateng kesitu"
Dengan kejadian yang telah sering terjadi RC sangat sedih. RC merasa periakuan yang diierimanya adalah bentuk sentimentil dmi ibunya, sehingga merasa ada ketidak-adilan. Setiap ketidak-adiian yang diterimanya rnen·1buatnya ingin sefa!u rnenunjukkan pada lingkungan sekltarnya bahvva
clirinya mampu untuk mencapainya. Dari kekerasan itu, terjadilah perilaku yang agresif pacla clirinya.
berperilaku agresif pun FtC tidak rnerasa
bersalah dan rnenyesal bahkan RC mengaku itu suatu yang wajar untuk di!akukan. Peri!aku agresif
tidak hanya dikenakan
orang-orang
narmm juga pada benda. Seperii yang cliceritakannya. RC pernah
menendang bo!a yang mengenai kaca sehingga pecah hanya gara-gara tidak diperbolehkan untuk memakan !auk yang ada. "iyci. pernah vvaktu itu saya pufang rnau n1ak.an ada !auk ikan rnau saya arnbil ga boleh ya udah disitu ada bola saya tendangin ada kaca, kacanya pecah"
Peri!aku kekerasan yang dialan-d saat RC beberctpa tahun yang la!u rnen1buat dirinya merasa adanya ke!idak-adilan orang tuanya. Biarpun begi!u mengaku sangat takui mengingat kejadian tersebut dan tidak berusaha
mer11benci ibunya, ha! tersebut dikarE»nakan unsur rnitos yang dlpercayainya, Biarpun RC sering ber-perilaku kasar dengan orang lain namun RC tidak
ben:-1ni dengan ibunya, vva!aupun n1enurutnya ibunya kej2u11. "saya takut ibu saya galak, saya ga berani ntar saya clisumpahin jadi ikan pari"
!bunya juga sering kali rnembedakan RC clengan adik-adiknya rnisainya sering tidak diperhatikan saat makan tetapi adiknya selalu perhatikan. RC pernah disun.1h ibunya untuk rnencari uang sebagai tambahan keuangan padaha! ha! tersebut sebenarnya tanggungan dari ayallnya. Tak ayal menjadi sasaran saat ayah RC tidak pulang untuk memperhatikan keluarganya. Selain itu RC juga pernah diusir oleh ibunya, dan hal iersebut membuat RC merasakan keticlak-adilan clan rnerasa iri dengan temantemannya yang tidak mengalami kekerasan dari oran9 tuanya dan juga
65
adiknya yang seiaiu dimanjakan oieii ibunya. Dari kejadian tersebut RC menisa sangat periu mernpertahankan cliri dan keadaan yang rnenurutnya ticlai-~
adil
Tak jarang RC berperHaku agresif ter!1adap acliknya, lavvan
gangnya dan bahkan beran1 berkeiahi dengan orang gila hanya untuk rnen1pertahankan harga ciirinya. Seiain pada obyek oranfi, melampiaskan perilaku agres1fnya
Dan perlakuan kasar yang diterirna
pernah
benda-benda di sekltarnyct
rnengakibatkan d1nnya terbiasa
menyaksikan kekerasan yang akhimya tirnbul keinginan untuk rnernpet·tahankan diri yang bertebihan dan
sernena~rr1E;na
rne/akukan
tindakan agresif tanpa pe1·tirnbanga11 terlebih dahulu. HC terbiasa dengan keil1dupan yang keras seh1ngga baginya periiaku agresif diperoiehnya karena lingl<:ungannya sering terjac!i keadaan yang menuntutnya untuk melakukan Unclakan agresi.
macarn-macam agresi. penlaku
di!akukan ofeh
ac!alah termasuk pac!a agresi instrurnental ciaiam jenis power and dominance
artinya peri!aku agresif yang rnernilikt tujucir1 lain selain rnenyak!ti korban sebagai upaya rnenjaga atau rnenguatkan kekuasaan atau clominasi perilaku orang
66
Bagan Proses Te1jadinya Perifaku Agresi;f Pada
rv1asaiah Ekonon1i dan Kurang Perhatian
Menga!ami Kekerasan
dafl\bunya
fVlernpekerjakan Anak dibavvah
!<:ekerasan Fisik
Peri!aku A9resif (iVlemukui, Berkeiahi Dsb)
Saat wawancara cuaca terlii·1at mendung dan selang tiet:erapa menit turun hujan rneskipun begitu responcJen tetap teriihat antusias untuk r:ielakukan 111te1v1ew. \l\lawancara dilakukan pada Jam 18.30 setelah responden rnenye!esa!kan sega!a aktlfltasnya.
67
Sebut saja namanya FB, cliiahirkan
3 Januari -1993 di Jakarta, namun
kernudian keiuarganya tinggal di Kampung Jawa Lebak Fropins: Banten. Saat
ini
tinggal cfi
fv1inggu sejak dua setengah tahun yang lalu.
merupakan anak ke dua dari lima bersaudara. Ayahnya bekerJa sebagai kenek i)US kota, sedangkan ibunya bekerja sebagai tukar,g cuci. FB mengEn1yam pendid1kan hanya sampa1 Ungkat Sekolah
Karena senng
n1enerirna perlakuan kasar FB kabur dari rurnah dan ticiak rnelanjutkan pendidikannya, namun saat d1tampung di Yayasan FB berniat melanJUlkan pendidikannya yang sernpat clitinggalkannya
Permasalahan yang sering timbui daiarn keiuarganya adaiah masalah keuangan. Ayahnya jarang sekali rnernbei-i nafkah pada keluarga sehingga
ibunya sering rnenuntut
menaff;ahi keluarganya lt)unya sering
rnernasak dengan alasan ayahnya tidak rnernl)erinya uang Suatu !1ari
pernah rnendengar keing!nan ibunya untuk bercerai da:ri ayahnya sete!ah ibu dan bapaknya bertengkar. Ayah FB seorang yang ringan tangan maksuc!nya yang sangat responsif dengan menggunakan kekuatan fis;knya berbecia dengan RC,
juga dituntut ayahnya untuk rnencari uang dengan
cara rnengarnen. Pernah juga
nreno!ak untuk rneiakukan hai tersebut
narnun akhirnya pukulan yang clidapat dari ayahnya hingga rnenyebabkan Iuka.
68
Beben::1pa tahun yang 1alu
senng menga!ami tindak<:in kekerasan dan
orang tuanya, orang tuanya yang sedang dalam rnasalah keuangan
'""''in"
memperiakukan anaknya dengan kasar dan 1uga memak13anya uniuk bekeria
n1errl!Ja!-rtu keuangan dafan1 ke!uarga_ Ket!ka FB rneno!ak bapaknya sefa!u dan pernah juga gara
mendapat pukuian dari bapaknya hanya gara-
menolak perintah bapaknya untul1 mencari
dengan mengarnen
Hal tersebut seperti yang d1tuturkan oleh FB sebagai benkut "saya pernal1 dipukul pake barnbu, ditendang, bapak saya sering main tangan. VVaktu itu saya disuruh nyari dui1 kata bapai<: saya rnales-malesan akhlrnya ngorne!·.r1gcH11el nyuruh saya ngan~1en V\J2.1ktu keci! dipukul pake kayu, disuruh ngamen rnasih ngantuk ban9et disuruh jalan"
i-1a! tersebut bukan
dialarni oieh
nctrnun adik-adiknya ycln£J rnasih
kecil kerap kali mengarnen untuk n1ernenuhl kebutuhan keluarganyct
juga
sering menga!ami kekerasan dalarn bentuk k~ekerasan ve:rbaL i\yahnya sering membentak, memaki dengan kata-kata yang kasar seperti "to/of kamu".
''bc1dof1 l<ernu ",
"goblok", dan rnengge:iak
t.s1kut kepac1c1nya,
patuh dengan perintah-perintahnya seperi saat menyuruhnya untuk membeli rokok atau menga111en. "saya ga ngamen diomel-omelin saya, "Kenapa kamu ga ngarnen?", "Males pak' gitu langsung digebuk-gebukin. Kaclan9 saya tidur di jaianan, saya 1uga Hat adek saya. Pernah tapi dibentak-bentak rnisalnya disuruh beli rokok atau apa saja saya d1bentak"
!-!a! tersebut n1ernbuat FB sangat n1enderita, sering h:a!! tTierasa sedlh dan putus 2isa
bapaknya melakukan tindakan kasar tersebut. Sebagai anak-
yang rnerasakan keputus·-asaan dan kesedihan tak jarang FB n1enangis dan yang iebih ekstnm iag1 FB pernah ing1n melakukan bunuh diri karena terlalu sering mendapatkan tindakan yang membuat dirinya tertekan Pemah iuga sakmg marahnya FB mempunya1 keing1nan untuk mernbunuh ayal1nya narnun hal tersebut hanya sebatas keinginannya 'Sedih banget kalo d1getak-getak kaya gitu, saya pengen bunuh bapak saya Kenapa mukuiin saya mulu, saya ga berani ngelawan. Ditusuk, i
rv1eskipun begitu avva!nya
rriasih bei-t;;ihan dan berusaha rnerepressnya
dengan pergi ke Jakarta bertemu dengan anak-anak ja!anan yang lainnya, atau kadang hanya rnendiarnkan saja hlngga teriidur
baginya hal
tersebut dapat rnengurangi beban yang dirasakannya. Di ja!anan rnE~rasa
nyan1an dan
dari pergau!annya tersebut FB dapat berbagi dan mencari nafi.(ah untuk beriahan hidup, 'saya sedih banget, saya pengen rneninggal, tws saya kabur ke jalanan biar ga ada yang ngornel1n, waktu itu di jalanan ketemu Deden trus diajakin ke sini (ke "'(ayasanY'.
Seliap mendapatkan kekerasan FB selalu berusalla untul' rneminta arnpun agar tidak diperlak1;kan clengan kasar dan pemah suatu ketika FB rnulai
jer1uh dengan keadaan tersebut dan rnerninta ayahny<3 untuk
rTiernbL~nuhnya
?0
saja dari pada selalu diperlakukan dengan kejam oleh ay;;ihnya. yang d1iakukan ayal1nya tersebut ticlal' hanya meninggalkan Iuka batm narnun juga
mernbekc~s
pada tubuhnya_
bambu pada tangannya saat dipukui oleh ayahnya. Ke1aclian tersebut kirakira terjadi saat
masil1 kelas 4.
"Setlap dipuku! saya bilang bell pisau pak bunuh saya, arnbi! pisau Eija pak"
Kejaclian-kejaclian yang telail dialarninya sangat rnernbuatnya takut, san9at takut den9a11 ayahnya yang selalu berbuat rnaupun secara fisik. .~eor·1· """hny" u"" a 1 a,, 1 •~,
n1erasa n1arah saat FB
baik secara verbal
ntenerin~-,a
per!akuan kasar
'J"r but, l"'i·1an r'er1ria11 ""aK' 'Y"nn oar·o. !.. ;;::;, ,.,.._, ,.,,, w,,, ;;1' Cl!! cu ::::i l".111 a , c·'',n(J811 J1.,,, ~' v l;:::: 1'a'·1 1J 1 0
rumah tic!ak acla rnakanan untuk c!imakan. Saat rnasih menerirna pedaku2d1 kasar c!ari ayahnyc1
pernah !Jerkeinginan untuk_ rnernbunuh ayahnya sendirL
'Bapak rnarah, saya pengen rnarah juga, ga clikasih uan(J. rnakanan di rurnah ga acla"
Seca1r·a fisik kekerasan yang diterima oieh responden termasuk daiam jenis penganiayaan ringan (claiam Yusuf, 2004).
Kekerasan yc1ng
cliparo!ahnya ticlak rnaninggalkan patal1 tulang clan rnangililangkan nyawa, maskipun begitu
yang ditedrnanya sangat rnernbuatnya traun-ia.
Dampak dari kekerasan tersebut sangat luar biasa hingga rnembuat
m91n
bunuh c!irL Kakarasan yan9 c!iterirnanya balk secara verbal clan fisik mambuat
71
ha! tersebut sangat bfasa dan ticiak asing bagi dirlnya kari2n1a sering cii!akukan <Jleh ayahnya, seperti marah, bentakan, cacian dan pernuku!an.
Se!arna rnarah FB juga pernah berperi!aku agresi untuk rnen1perta.hankan diri dan
. Ha! tersebut hanya d!!akukan rnisa!nya saat berkelahi den~1c1n tetr1annya
uovvn " . ~
!awan gang
ternannya
menirukan gaya "Smack
jugc1 pernah rne!akukan pengeroyokan terhad;2p lavvctn gangnya
dengan menonjok (rnernukul) dan rnelernpar c!engan benc!a-benda yang acia cl1sekitar teman-teman atau lawE111 gangnya namun JU)Ja dengan b,c.mda yang acia ci1sitarnya. Suatu saat
pern21h 1T1emecahkan
yang ada d!rurnahnya
karena maral1. Menurutnya hal tersebut diial
'smack clown-smack down-nan tapi paling kaio marah rebutan arna lain, ya paling bales-balesan orang yang nimpukin, nirnpukin juga'·
Periiaku agresif yang dilakukan oieh
sering clilakukar< untuk mernbeia
gangnya dan untuk rnernbalas dendam, FB tidak merasa menyesal clengan
72
perilaku agresifny-a, justru rnenganggapnya bahvva hal tersebut sangat vvajar untuk dilakukannya untuk bt::1iahan da:ri lavvannya dan rn1::;rnbe!a ternanternannya "waktu pengen tusuk-tusuk SJS tuh", besok kaio udah gede mau says tusuk", (siapa?) bapak saya''
Sete!ah rnengalarni hal yang suHt
rnerasakan cepat untuk rnarah dar1
sering rnernbantah, narnun untuk rnernukul dan rnelukai sesefJranb1 benda FB hanya bertindak untuk rnernbalas atas tindakan seseorang terlebih du!u. FB sangat takut bi1a mengingat kejadian yang pernah rnenirnpanya dan s~?lhingga
r=-s se!a!u diarn sciat berternu clengan ayahnya rneskipun F-·s
berke!nginan untuk n1ernba!as dan rne!avvan tindakan bapaknya yang menyakitkan, Dengan bemmgnya waktu rasa baias dendam terhadap
ayah1"'1ya
n1ula~
terkikis dan sekarang
tidak berkeinginan untuk membalas
dendarn terhadap ayahnya
Perilaku agresif ter!if'lat
FB f)ergaui dengan teman-temannya yang
beracla cli ja!anan FB mempunyai gang, teman-teman yang senasib -hidup di n1enirnbu!kan suatu yang rnengakibatkan
mempert21h21nkan diri clan melindungi cliri c!iiakukan
dengan berkelah1, menentang dan perasaan marah yang kerap dilakukannnya. Perilaku agresif yang ditunjukkannya termasuk dalam jenis
.t\gresi lnstru1r1entaf lrn[Jression rnanagerne1tt yaitu agres[ din1aksudkan untu!<
73
rnernpertahankan dorninasl atau status sosia! seorang !ndiviciu, seiia mengusahakan membuat 1mpres1 tentang di1·mya d1rnata orang lain, hal in1 1,einginan untuk dihargai
didorong
Berdasarkan proses terjadinya termasuk pada jenis agresi langsung karena rnerriuncuikan
sec;;ire1 langsung ditunjukkan amarah
Beg ,__,"rl 1~
,P1··c·~~s )..._,t"
TQ1·l"d1'·1v" I\<' jCI I _,Ci
1 1 Per1· Agr'"s'1' a ... IakL' , I /"\ V· 1nao C >1
_I
Masalah Ekonomi dan Perceraian
Men,1alam1 Kekerasan dan Ayah
'I'
Kekerasan \/erbal I
"' Mempekeqakan A.nalz di bavvah urnur
Kekerasan Fisik
'
'
Frustrasi, lngin Bunuh Diri. clan lngin . Membunuh 0 •ye•
i Melal'ikan Diri den Bergaul Dengan Anak Jalanan
Perilaku /\gresi
3. Wawancara dilakukan pada tanggal 23 Januari 2006 d1 ternpat tinggal AP
yaitu (Ji Y2,1yasan Bina Anak Pertivvi
Minggu.
Saat itu responden sedang ber-i'Zumpui dengan ternan-temannya dan setelah bertemu dengan peneliti akhimya wawancara dilakukan. Responden vvavvancarr:t ter!ihat rapih dan n1erna.kai kaos hijau dan bavvahan jlns selutut
dengan santai mernasuki ruangan yang telah disepakati
vvc1v.;ancara dilakukan.
Namanya AP seorang anak yang berumur 15 tahun tepatnya dilahirkan pacla Februar! 1992 cli l\!1edan. AP hkjup berpindah···pinda.h, pernah tin5~g2d di
Jawa bersama pamannya clan akhirnya tinggai di Jakarta bersama keluarganya. AP merupakan anak
kc~-empat
dari lime bersaudara. Ayahnya
berprofesi sebagai pedagang buah-buahan di Pasar sedangkan ibunya sudah lama meninggal dan pernah mengalami tinggal
ibu tiri namun
saat ini ibu tirinya juga sudah meninggai dunia. Pendidikan terakhir yang 1"1al~'ll' !l\, 1
sc+et'"h ,,,,,. ai ,K' e"e""S"'I' 1.. i<" <4, +erj."C , a,.1 ,oada'1"8 ,,,, 1 y ~
1'
,i\P memutuskan meninggaikan rurnah dengan otornatis ,l\P berhenti sekolah.
r(esibukan orang ll\(;PCCHltC)hkan
dalarn rnencah nafkah rnen1buat c)rang tL.ia ingin se!a!u
anaknya dapat rnengikutinya untuk berbuat
bekeria kerns, cekatan dan clisipiin. Namun cara orang tua AP 1n; cenderung !)er!ebihan, hal terse!'.)ut ted!hat saat AP diE;uruh untuk bekerja dengan
menJaga toko IJuahnya ket1ka AP rnecasa
sell!ngga c:nggan untuk sering
rne!a!<.ukan perintah ayahnycl, ayahnya mernukulnya_ K.e!uarganya
rnenyuruhnya bekerJa dengan pekeqaan yang banyak untuk clikerJakan dalarn vvaktu yang san-ia ketika tic1ak dapat dipenuhl rnaka ke!uarganya akan rnarah
pemah Juga kakaknya menenclangnya
rnen1ukulnya dengan sapu_
,n,p beberapa bulan yang !a!u sebe!urn rnen!nggalkan rurnah, ap pernah
kakakny::1 dan ibu tirinya AP pernah mengalami tinclakan pemukulan,
penendarigan, dan juga pernah n-1enerin1a caci n1aki dari ke!uarganya tersebut. Kekerasan tersebul terjadi karena ke!uarga mencluga AP seorang anak yang pernalas padaha! AP
ayah
kakakny;;~
yang
tahu - menahu langsung n1ernuku!nya ,A.P juQa pernah rnengaiarni kekerasan yang cfi!akukan
pernah juga ditenclang clan dipukul
o!t~h
kakaknya,
tertidur untuk menjaga dagangan.
KeJaclian .. kejaclian tersebut mengingatkannya sewaktu tinggal
parnannya beracla di Jawa yang merawatnya dengan bailz tanpa rnenyiksanya bahkan sebaliknya AP senng rnendapatkan uang saku
rneskipun
tinggal dengan orang tuanya 1;P tak perncih
"saya sak!t. saya d!suruh dagang trus saya dipukulin. Kan saya disuruh jaga lalu ketiduran terus dipukul pake sapu, ditendang, seb<3narnya saya lebih suka tinggal arna paman saya di Ja\Na"
bersifat verba! juga rnevvc4rnai tindakan diterirna o!eh AP. ,ii,yahnya pernah mernakinya d!antaranya dengan kata-kata setan", ibu Hrlnya jug a pernah rnernarahlnya hanya. karena tidak dapat rnenyelesaikm1 peke1wan rurnahnya. f\!1enurut AP it)u t1nnya menyLwuh n1enyeiesaikan
secara
J\P rnerasa rnasi!l
rr1enger1akan pekeriaan yang lainnya. "saya dikatain; 'dasar anak setan, clah untung diajak kesini cfari pada en Jawa'. padahal saya lebih senang di Jawa ma paman saya dil
rnenerirna dan pasrah
rr1eskipun cla!arn hatinya rnerasa kesa!. n1arar1 dan benci. rnerasa ingin
sernua
yang diterlrnanya
tersebut AP tidak pernah merninta agar rnenghentikan kekerasan tersebut ?,F> hanya d!arn.
' :,esel. pengen ngelawan saya benc1. Saya diem aJa. Y::; saya sedih. sedih aja"
sernacarn Jtu bukanlah tindakcin yang benar untu!< rnendidik c!.nak. Setelah pergi dad rurnah 1~P rnemperoleh kebet)asanl dia dapat n·ienentukan apa
4
da!arn penganiayaan rlngan (da!an1 ~Y unus, 2004) karena hanya terdapat 1
!uka rnernar bekas dad tca1da !uka yang !ebih tarnpak dipe·rrnukaan.
l<ekerasan tersebut rnengakibatkan dlrinya sE1ngat tidak n1enyukal apabi!a
yang rnenjadi miliknya diusik oleh se,;eo keadaan yang seperti itu!ah yang dapat rnernicunya untuk berperi!aku agresif
AP rnerasa sering narnun hal tersebut diurungkannya karena tidak tega n1e!ihat iavvannyct iL\P saat rnarah sela1n tngin rnernukul juga sering rnenantang [avvannya rnenggertak. !--lal terse!:iut terjadi karena AP kesa! dengan keadaan yang t!dak
rnenguntungkan bag!r-1ya sebeiun1 \lvavvc1ncara clilakukan AP pernah beiiengkar ka(ena terdapat anak satu karnarnya rnernlnjarn barangnya tanpa rninta !j!n. "!Jarang saya diusik, pasti saya
rnara!~1.
saya diacak-acak saya orneiin aja dia"
t<epunyaan kita dlus!k n1isa!nya !en1ari
tergantung
rnerr~ang
rnasa!ah yang diriaclapi AP akan rriaraf1 !arna apabi!a n1asalc1hnya dianggap besar. Se!ain itu saat ,L\P rnarah atau bertengkar yar1g c!Ha.kukannya akan n1enanyakan
rnengingatkan ter!eblh dahu!u dengan :irang yang yang
de;;r1~1an
apabila orang yang borsangkulan tidak meng1ndahkan keinginan AP, m13ka AJ' akan bertengkar. "langsung aja bi!ang ke orangnya, ka!o ga bisa baek-baek beranten1. Pernah ma anak sini berantem lempar-iemparan bangku. Dia nantangin saya"
orang yang ticlak suka diganggu kehidupannya.
1~P
rnemperhat!kan sosuatu yang menJ21d1 m!liknya agar t1dak d1ganggu oleh orang
AP juga pernah berke!ahi dengan ternan-ten1annya
sepe1·ti yang d1jelaskan di bertengkar
den~;an
agresif tersebut
P~P
di jalanan
AP pernah juga rr1ernbanting bangku
ten1annya. rnerasa ntenyesal.
berbag131 Ke::ac11a
yang dialarr1i o!eh AP tnen1buatnya
takul untuk kemba!i ke r·urnahnya, bahkan AP seeing mernikirkan nasib
adikny::1 yang rnasih i!ngga! d! rutTiah apakah rnendap:;tt!<.an kekerasan sepHti AP dulu rasakan.
HSaya
takut
c;urna rnikir
lVh:::sk!pun ayahnya sering [Jerbuat
terh1;'.!dapnyc1, tetapi AP
orang
suka rnembalas dendam, apalagi saat mengetahui ayahnya saat ini sakitsEtkltan. P..P ingin sekah n1en1inta maaf teiah meningga!kan rumah. Setiap ,u,p pergi melewati pasar dimana ayahnya berjualan buah ,t:;P se!alu
curnahnva na1T1Ln1 kekerasan verbai rnasih tE:}rus ter1·acli, akzhirnva .AP , , rnernutuskan untuk rnen!ngga!kan rurr1ah kerr1ba!i dan berada di 'pengen sill bal1k ke rumah tap1 takut. Saya pemal1 baiik tapi d1bentak-bentak lagi saya batik ke sini" .
AP dulu memang mempunya1 keinginan untuk mernbalas tap1 ketika ayahnya
kepergiannye:1
sakit. ' . . seiarna int. Mesk1pu11 AP berperi!aku agres1f pada temannya yang
n1engusiknya
narnun AP tidaf<, berniat men1ba!as dc3nclarn terhadap
yang te!al1
berbuat kasar terhadapnya apaiag1 setelah mengetahui l::ahvva ayahnya
sering sak!t"sakitan
berperiiaku agr(-:1S!f untuk n1enjaga dirinya dari 9annguan orang lain atau ternan-temanya, narnun ,l\P n1asih rnernpunyai batasan dengan
garnpang n1ernuku! orang dengan
hatinya. Ketika ingin rnemukul
80
dlanggapnya sudah keteda!uan
bE;rke!ahi
Pr:.:ci1·1·1,.)ttu-1 , ._. Ch\. -
AP akan
n1enantani~nya
untuk
bal1kan memukulnya
2
0 1~u~,r-'de· r1da 1J·8' !1 r-l;anir,rc'k. 81"' naa'·-~ r-i•r:::.c1· r--'3rj'o:> iJ• , _, ,.,1 l,-e 0,-' , t , -..,C ! .__ l,_,'-'''-'' !.j I !-' C
'-"~! '-''-'
1
Anft"•Qi A.•1'7'.10S'i 0.rJc''/f, _
penje!asan rangsangan pern1usuhan rnengisyaratkan bahvva agresi teijadi yang tidak kerugian psiko!og!s
Bagan Proses Te1jadinya Peri/aku Agresif Pada AP
Masalah ;::,"', •v•," dan Perlakuan tidak adli dari keluarga
Menga!a1T1i Kekerasan dari Ayah dan r\akaK
•
'if
Kekerasan Verba!
Penci1d1kan Yang f<eliru
!
• t<.ekerasan Fisik !
"
1 Rurnah clan Bergaul ,_ ,,,_,, Anak ..Jalanan !
!'
Perilaku Agresi
S<-::telah rnebakukan di
berH-\.ut ini
dilakul<.?::Jn
banding
untuk n1engetahui sejauhn1ana kesarnaan, perbedaan, dc1n keunikan rnas!ng-
Berikut !n! akan cliuraikan hasi! analisis antar kasus _ada 6 asp(ak yc:1ng diperbandingkan da!arn anaHsis antar kasus, yaitu !atar b13!akang terjadinya per!akuan kasar, garn!Jaran kekerasan yang diterlrna o!eh anak dan perilaku
Tabei 4. 2. Analisa An!ar Kasus
2
Pernuku!an
3 Tendan9an 4
Cakaran
,/
......
m
-------·-
Per~akua~
Kasar v
,/
v/
v'
v
Trauma
4
v
Frustas1
I'.\gresi
PJ
v
,/
v
v
··--··
iViarah
v ----------··
f'v1enentang
v
v
l\Jlenendang
,/
,/
l\Jlengeroyok
v
v
v
v
;!
/
,/
...
~·---·--
(
,'
,/
v
:_._
v Tinggi
v
/
v
2
Benda disekitarnya
perbedaan dan iJersarnaan
~1errnasa!a!lan
yang c1da.
kasus RC clan FB.
rnen1punyai
oade perekonorrnan ke!ueiraa seh1ngga rnernbuat oranc1 iua rnerekei rnern21ks21 I
-
~
untuk rnencari uang clengan
~
ja~an
yang
rnenghasi!kan uang RC
hubungan 0 r,,.,_,J'--' 1·1:;,a1· n°rc;e'1•s''1"''1·1 rv -i_! ""ng ye..• ""'"a i'--'c,,..W "'k'"'r"•1:a ....- ,J. V." "'ila1·r11'1"'''··n """ld•" i'--'"Cl.Cl,·'· ·~na'<-"'i"''"r·,·nva 0 ''-4 ~
l!y~
!1,,4.
Lain hainya
yang
~'-"~O
!_,
.
yang
lebih baik narnun kekerasan 5uga rnasii1 senng dialarninya Menurut orang tua L\P di·"''"'" qnak y··"q"r ' .ill .JO Ci. Cl!:S''11"'1"'"' Ci'-"'-'!oaa'ah·c.i ·~-"
,
rnerasa rne!akukan se11ac vana
diperintahkan. Orang tua A.P rnenerapkan pend!siplinan yang keliru padanycL Orang
disip!in narnun
diterapkan terkc-;san ot<)riter, clengan pE;nerapan yang keras clan rnernberikan hukume:tn fistk. Ha!
yang diterir-na RC berLipa kekerasan fislk sep1:;rti pen1ukulan yang
di!akuk.an o\eh ibunya sendiri.
pernah rnenga!arnt tindak kekerasan
berupa pemukulan yang meyebabkan patah tuiang, sela:n itu muka RC pernah
pernah
84
ayahnya dengen n1enggunakan kayu clan lJan1bu hingg;a saat ini bekas
!ukanya rnasih ter!ihat Sedangkan
dan
rnent;;:ri111a per·lakue:·n
fa,P teiiidur untuk
n1enerirna tendangan dan pukulan dengan menggunakan sapu.
c1leh responden fis!k, nan1un juga terjadi kekerasan sacara verbtd atau yang cJisebut di:.:;ngan
Verbal Abuse. R<ssponden pernal1 dirnarah-marahi oleh orang tuanya, dengan cacian rnakian dan bentakan.
rnenirr1bulkan berbaga! traurna bahkar1
frustrasi rnenyi:;babkan ingin
hanya n1iris rnenglngat nasibnya yang tuanya. Sedangkan
dengan
ting~~a!
11anya 1ri dangan lingkungan SE3kitarnya, iri dangan
adik dan ten1an-ternannya yang tidak rne1T1pero!eh kekerasan
Secara
orang
urnu1T1 subyek pene!it!an berada dalarn situasi yang sangat rnungkin
terjadi perilaku agresi karena beracla da!an1 fingkungan kernisklnan, adanya frustrasi, jugEt terclapat insting agresi saat rnernpertahankan eksistensinya,
clidapatkan dari pros 1:;;s pen1befajaran yang
terdsipat Juga peri!aku ke!iru
!!ngkungan S<)Sialnya, n1arail yang sering terja<Ji rnerupakan clan lain-lain.
yang didapatkan karena adanya pendisip!inan yang keliru pada orang tua, kesenjangan generasi
rnenjad! safah
Peri!c1ku agresif yang dilakukan
faktor
rnen1buat
terbilang cukup tierani. Dengan
ernosinya !angsung rnen1buatnya untuk rne!akukan t!cJakan
rebih
mengl1indar
keter!a!uan cnenurutnya akan rne!avvanny21, Lain halnya dengan A.P yang n1ernpunyal kesadaran untuk rne!akukan
kornunikas~ ter!e~:;ih
dahulu narnun seteiah dirasa cukup bermasalah AP akan menantang dan
Persamaan da1·1 kasus-kasus d1 atas merupakan kasus kekerasan yang dilakukan o!eh orang terdekat subyak penelitian.
Sarna-~;ama
menerirna
k.eker21san yang berupa secl!h dcin rnasa yang sLJ!it subyek pergi rneningga!kan rurnah ke jalanan dar1 akhirnya tinggar di Yciyasan
sering mengalami
peri!aku agres1f teiiinggi diiakukan o!eh
pada kehldupcH1 sehari-harinya.
(Jan
c1rang yang clianggap rnengganggunnyc:.i Kernuc!ian AP dan pc.1ling rendah oleh
karena dalarn
yang
lebih dldorninasi rasa
rnenda!at11
r
"8' 'l(-1 0'1'•"-i-,•a,,.,.,·1 R~' ' - f - c rir:\1·1 Jd•.._.;-Ci 111 L·)le-f1 ,, . , C ! ,"8
'e''1ah l · ' "d1ie· ' " " ' 'rin1~1·1y·ci ''C:! Cl
vvaktu tahun ycing 1a!u n1erni!!h rneninggatkan rurna!1 untuk n1enghinclar! per!akuan
orang
narnun
Jaf
rnarahnya
saudara-saudaranya.
orang yang membuatnya rnerasa rnarah.
JUga
f\fieskipun peri!aku agresifnya cukup rendah F'B 1nel21rnpi£1skc:n1 ken·1arahanya C)rang yang n1engganggunya
n1e!arnplaskan (n<::1salahnya hanya
juga benda-bencie disekitarnye orang yang
rnc:ngusiknya
fv!asalah Ke!uarga
Mengalam1 T1ndak """'"1ci;:;::i1
F1s1k
!V1arah
Peri!aku Agresif
Cakaran
Berdasarkan hasi! anaiisis pada bab 4, maka diperoleh kesimpulan, diskusi dan saran sebagai laporan akhir pada pe11elitia11 ini.
Ian Masalah yang melatar beiakangi terjadinya kekerasan adalah aclanya kl~inginan
orang tua yang ticlak dapat terpenuhi sehing\Ja terjacli suatu
· rt.eKanan ' . ' ' ana1<-ana ' I< mere k·.a. yang "Cli1·1 amp1asKan paoa ke1e,
~ 1~ermasa
Ianan '
tersebut antara lain aclalah rnasalah ekonorni; keadaan sosial ekonorni yang berada pada garis kemiskinan sering menjaclikan orang tua memaksa anakanaknya untuk bekerja dibawah umur
den~pn
mengamen dan sebagainya,
dan ketika anak-anak rne1·eka rnenolak rnaka orang tua rnereka akan niemaksakan kehendaknya rnelalui tinclakan kekerasan. Selain permasalahan ekonomi, orang tua juga rne!akukan kekerasan denf:an ""o""'' rnendidik anal< dengan cara yang clisiplin.
Kekerasan yang diterima responden berupa kekerasan fisik diantaranya pemukulan dengan berbagai !:Jenda, pencakaran, penendangan dan
89
kekerasan verbai yang berupa kemarahan orang tua dengan membentalz n1akian. I-Jal tersebut rnernbuat responden sangat SE:tdlh, takut, traun1a,
frustrasi dan bahkan agresif
Peri!aku agresif pada responden rnenantang lavvan. n1endendam, n1emuku!,
n1enet1dang, rrierusak benda, clan berkelahi. f"-lal '""''"'"
d!!akukan
clirinya dapat diakui keberadaannya, membalas clendam, merasa senasib dengan teman-temannya dan memper·tahankan sesuatu yang c1imilikinya bark berupa harga d1ri ataupun barang. Sasarannya pun tidak hanya pada orang yang rnengganggunya, tap1 juga benda yang dilakukan oleh RC dan FB. AP hanya berperilaku agresif pada ornng yang rnengganggunya saia. lntensitas penlaku !~P
"'"''"'Q" tertinggi dilakukan oleh
dan paling rendah ditunjukkan pada FB.
RC dan FB n1engalarnl tindak kekerasan darl orang tuanya
rnas!h kec!!
sedangkan AP mendapatkan kekerasan saat t1nggal d1 Jakarta bersama orang tua dan saudaranya
2.
kusi
Perilaku agresif yang terjadi pad a· anak-anak yang pernail mengalami kekerasan oleh ocang tuanya clikarenakan adanya rasa frustrasi, dendam clan
90
timbuiah rasa untuk mempe1ial1ankan dirinya agar mendapatkan perhatian dieinggap keberadaannya oleh orang-orang yang acla clisekitamya Hal tersebut sesuai clengan pendapat Konrad Lorens bahwa tindakan agresif be1iungs1 dalam mernperahankan eksistensi diri.
Bentuk··bnetuk periiaku agresif terlif1at saat responden merasa denclarn. frustrasi. ingin rnenunjukkan diri clan pembelaan cliri cla1·i lawan clengan reaksi seperti rnarail. serangan-serangan dan kekerasan, sepe1i1 yang diungkapkan oleh kartono, f<artini. (2003) bal1wa perilaku ag1·esif yaitu reaksi primitive da!arn !:ientuk kernarahan yang hebat tersebut sering rr1engganggu intei0 gensi clan keporibadian anak, sehing9a kalut batinn1•a lalu melakukan perkelahian, kekerasan, keke1arnan, teror terhadap lingkungan clan lindak agresi !ainnya.
Perilaku agresif tersebut berrnula pada orang tua yang sering melakukan tindakan kekerasan terhadap anak karena dipiCLi faktor k;;misk1na11 yang menyebabkan stress yang ah;hirnya diiampiaskan kepacla anak c!engan rnernaksa bekerja rne111uku!, 1
1Ttt~nendang
dan rneny!ksa
~:inak
n1ere!·(a ser1diri.
Pembelajaran yang keiiru juga cliterapkan dalam mendidik anak, anak clijerakan clan disipinkan dengan cara rnemukul dan rnenendang, hal tersebut ticlak menjadikan anak rnenjadi cJisipiin namun, akan menjacJikan anak yang dapat berpenlaku agresif Dari hasil penelitian, terclapat kesamaan pendapat
91
yang cliungl
anak akan
merekarn sernua penst1wa keke1·asan baik yang menirnpa d1nnya rnaupun !ingkungan sekltranya
Responden yang digunakan pada penelitian in1 i1anya rnenggunakan responden dengan 1enis keiamm laki-laki, padal1al dalarn kriteria penelitian clisebutkan responden laki-laki dan perempuan. Hal tersebut dilakukan
"'"'n"' pada pene!it1an dilapangan banyak ditemukan kekerasan jenis kelamin iaki-iaki, aciapun responden perernpuan yang telah ditemui tidal< ciapat rneng1kut1 wawancara karena acia halangan.
n Berdasarkan hasil akhir dan pene!itlan 1ni, sebaga1 perba1kan pada pene!itian ini iebih ianjut rnaka penulis rnenyarnpaikan beberapa saran sebagai berikut
Has1i penel1tian ini hanya rnengungkap tentang garnbaran kekerasan verbal dan fisik yang diiakukan anggota ke!uarfJa kepada anak-anaknya rnenggarnbarkan perilaku agres1f anak saia. Sehingga m•:onaflkan bentuk
kekerasan !ain yang diterin1a anak dan tidak rnernbahas bentuk kekerasan yang d1temukan d1 lapangan. Untuk pe11ei1tlan selanjutnya llendaknya
abuse dan sebagainya.
Knteria c:ntuk responden d1ca11tumkan ber1enis keiam1n iaki-iak1 perempuan namun pada penelitian ini tidak rnenggunakan responden perernpuan sell:ngga kurang untuk rnengetahu1 keberagaman penlaku agresifitas responcien dengan jenis kelamin yang berbeda. Peneiitian respond10n
1e111s kelarnin
perempuan agar terlihat keberagaman periiaku agresif pada jenis kelarnin yang berbeda.
VVawancara yang d1lakukan penei1t1 il
Para orang tua r1endaknya lebih rnemperilatikan kesejailteraan anal<, 1rnsalnya memenuhi hak-hak yang dimiiiki oieh enak. Anak diberiken perlindungan, kesih clan sayang.
93
Orang tua henclaknya rmsndidik a11ak-anak11ya clengan niiai-niiai keb21ika11 sejak kec1i. orang tua leb1h rnenunjukkan penlaku dernok1·atis clan t1dak melampiaskan segala urusan yang rnernbebaninya kepacl1" anak-anak.
Orang tua clan masyarakat akan rne11getahu1 clampak-darnpak clan kekerasan yang diperoleh anak, seh111gga nantinya bertindak te1·haclap anak-anaknya. Bagi niasya:-akat henclaknya rnelindungi atau rnencegah apab1la teqad1 kekerasan terhadap anak rnesk1pun dilakul,an
o!ell orang tuanya sc?-ndiri.
rv1asyarakat yang rnelihat orang tua nielakukan kekeras.an terhadap anaknya hendaknya melaporkan pada p1hak yang berwaJib, sehingga UU No
2002 dapat tersosialisasikan dengan l;aik
Daftar ustaka Atkinson, Rita L. et al. (2002), Pengantar Psikologi; Ji/id Satu. Batam: PT. Intra Aksara.
Davidof, Linda L. (1991 ). Psiko!ogi Su a tu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Djamaludin Malik. Dedy. (1996). Penelitian Kuam'itatif. Bandung Rosclakarya
Feldman, Robert. (1985). Socia/ Psychology. Singapore: Mc. Braw
Frenzoi, Stephen I. (2003). Social Psychology. America: Mc. Graw Hill
Gerungan. (2002). Psikologi Sosial. Bandung: Rafika Aclitama.
Hurlock, Elizabetl1 8, (°1980), Psiko!ogi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta: Erlangga Heyden, Torey. (2003). Sheila, Luka Hali Seorang Gadis Kecil. Bandung: Qonita
/ lrwanto. (2002). Kekerasan Pads Anak Di Indonesia. Makalah Semina1· nasional pencegahan Kejahatan Terhadap ,Ll,nak Fokus Bahasan kekerasan Terhadap Anak. 11 Juni 2006. Hal 3 & 6. K. Yin, Robel'\. (2006) Desain & Metocie Study Kasus. Bandung: Grafindo
Kartono, Kal'tini. (2002) Patologi Sosial 2. Kenakalan Fl.emaja. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
(
Keyes. Danie!. (2005). 24 Wajah Billy Bandung Qonita Monk & Knoers. Ontmikkelinqs
Psychoiog@~lnteldingJ:ot
De
Verschill~Dde
de elgeib[ede]l_Psiko/ogi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai /Jagiannya. Siti Rahayu Haditomo (Terj). (1982).
Yogyal~arta:
Universitas
Gajah Mada. Mulyono, Rahmat dan Purwanto, Yadi. (2006). Psiko/ogi Mara/7. Bandung: Rafika Aditama. Pickerling, Peg. (2001) How to Manage Conflict. Jakarta: Erlangga _ _ _Pedoman Penyusunan dan Penulisan Skripsi, Jakarta, Fakultas Psikologi, Universitas !slam Nege1·i Syarif Hidayatullah. Sarwono. Wirawan Sarlito. (2002). Pengantar Umum Psilw!ogi. Jakarta: Penerbit Bulan Bintang.
Sarwono, Wirawan Sarlito. (2003). Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.
Sarwono, Wirawan Sarlito. (1999). Psikologi Remaja. Jakarta Rajawali Pers.
Sevilla, Consuelo G, ed. a!, (1993), Pengantar /\/letodofogi Penelitian. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Sears, Freedman dan Anne Peplaw. Social Psycholog)'., ;Dsiko/ogi soaial, Maichel A.clriyanto clan Savitri Soekrisno (Teri). (1985). Jakarta Erlangga.
Sugiono, (2002). /\/lemahami penelitian kualitalif. Bandung: Alfabeta.
Sunaryo, (2004), Psiko/ogi Untuk Keperawatan, Jakarta, Penerbit Buku Keperawatan EGC. Sur;ani, Ketut (2004). Atasi Masalah Dengan Kemampuan Spiritual Anda. Jakarta: PT. Gramedia. Suryabrata, Sumadi. (1998). Metodologi Pene:litian. Jogjaka1ia. Rajawali Pers Undang-Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 200;' Tentang Perlindungan .Anak. (2003). Kementrian Pemberdayaan Perempuan Republik Indonesia Dan Deparie1nen Sosial Republik Indonesia. Walgito, Birno. (2002) Psikologi Sosial Suatu Pengantar. ,logjakarta: .Andi Jogjakarta. Yusuf, Syamsu, (2004), Mental Hygiene Pengembangan f<esehatan Mental dalam Kajian Psikologi dan Agama, Bandung, Penerbit Pustaka Bani Quraisy.
Skripsi
Chaeriyal1, Siti (2003). Hubungan Orientasi F?eligius Dengan Perilalw Agresif Pada Remaja Akhir. Jaka1ia Skripsi Sarjana Fakultas P2.ikologi. Universitas lslarn Negeri Syarif Hidayatullah Jaka1ia.
Fuadhie, Rahrnad. (2006) Perilaku Agresif Pada perempuan Yang Mengaiami l<ekerasan Daiam Rumah Tangga. Jakarta: Skripsi Sarjana Fakultas Psikologi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Internet /:I.NS. ('15 juli 2006) Menyongsong 1-!ari Anak-anak Nasional. Retrieved Februa1·i 2007. www sctv.coJd Al- Mubarok, Zaky. ( 4 Juni 2006). Tindak Kekerasan Anak Naik Orastis. Retrieved Juni 2006. www.tempo.co. Id Hadar, Ivan A. (3·1 Agustus 2000) Pendidikan Perdamaian. Retrieved Februari 2007. www Kompas.com Jalu. (15 januari 2006). Hentikan Kekerasan Pacla Anakl. Retrieved 1\gustus 2006. wwwpikiranrakyatcom Jacinta F. ( 8 Maret 2001 ). Penyiksaan dan Pengabaian Ter/1aclap Anak Retrieved Juni 2006. www. e-psikologi.com Rosalina, M. Puteri. (2006). Masi/1 Saja Terjadi Hingga Hari lni. Retrieved Juni 2006. wwwPdpersi com
Suyanio, Bagong, Tindakan Kekerasan Senantiasa Mengancam Anak. Retrieved Juni 2006. www Kompas .com
Unclang-Unclang Perli11clu11ga11 Ana le Retrieved Juli 2006. www.kpaigo.id
Zainuddin M. ( 10 Juni 2002). Faktor Penyebab Perilaku Agresi. Retrieved Juli 2006. www. E Psikologi Com ----------------(2006). 4 Kasus Tragis Kekerasan Anak Dlawal 2006. Retrieved Agustus 2006. www Sctv Com
Lampiran Lembar observasi
SulJyek Wawancara Ke Tempat Tanggal Jam
Ot1se·rv;asi dan Wawam:ara 1. Keadaan tempat wawancara, cuaca, suasana keiladiran pihak lain ditempat wawancara:
2. Gambaran fisik:
3. Ringkasan subyek selama jalannya wawancara (suara, intonansi, sikap tubu!1, antusiasme, sikap kepada interviewer dll)
4. l<eadaan tempai tinggal
5. Gangguan dan hambatan selama wawancara
6. Catatan kllusus selama wawancara
PEOOMAN WAWANCARA
identitas Responden 1. Sela mat pagi/ siang/sore/malam?
2. Siapa nama anda? 3. Berapa usia anda seat ini? Dimana anda dilahirkan? Tanggal berapa? T ahun berapa? 4. Saat ini anda tinggal dimana? Bersama siapa saja? Sudah berapa lama? 5. Berapa saudara anda? /1,nda anak l<eberapa? 6. Apakah saat ini anda masih bersekolah? Kelas berapa'I Dimana? 7. Siapa nama ayah anda? Siapa narna ibu anda? 8. Jl.pa pekerjaan orang tua anda?
Aspek Kekerasan Terhadap Anak
1. Pernahkah anda mendapatkan tindakan kekerasan dari orang tua anda?
Seperti apa kekerasan tersebut? Bisa diceritakan bagaimana kejadiannya? 2. Kapan pertama kali anda mendapatkan kekerasan (seperti dipukul, dilukai, atau dianiaya) tersebut? 3. /\pa yang anda rasakan saat itu? Bagaimana perasaan anda saat itu? 4.
Apa yang anda lakukan saat menerima perlakuan kekerasan?
5. Berapa sering perlakuan kasar tersebut anda terima? 6. Siapa sajakah yang melakukan tindakan kekerasan tmsebut?
7. Apa hubungan anda dengan pelaku? 8. Bagaimana keadaan keluarga yang anda tinggali? 9. Pernahkal1 anda dibentak oleh orang tua/ keluar·ga/ orang lain?
10. Apa sebab and a clibentak? 11. Pemahkah ancla climaki-maki/cliceia?
loo
12. Apakah anda mengetahui alasan anda memperoleh makian? 13. Seberapa sering per!akuan tersebut anda terima? 14. Bagaimana perasaan anda saat itu (ketika dibentak, dimaki, dicela)?
15. Seperti apa kata-kata yang digunakan untuk mernbentak, memaki, atau mencela anda? '16 Pemahkah anda rnenerima pukulan (pelukaan fisik)?
17 Apa yang menyebabkan anda memperoleh pukulan (pelukaan fisik)? 18. Bagaimana perasaan anda saat itu? 19. Apa yang ingin anda lakukan saat anda menerima kekerasan tersebut? 20 Pernahkah anda menyampaikan keinginan agar tidak disiksa lagi?
Aspel< Peri!aku Agresif
1. Pernahlah anda merasa sangat marah, mengumpat, ingin memul<:ul, atau
bahl<:an berkelahi dsb? 2. Bagaimana ancla mereaksikan rasa marat1, mengumpat, ingin mamukul atau bahkan berkelahi dsb? 3. Apa sajakah yang menyebabkan anda marah. menr0umpat, ingin memukul, atau bahkan berkelal1i dsb? 4. Keadaan yang bagaimanakah yang membuat anda marah, memaki, ingin memukul atau berkelahi? 5. Bagaimana anda menetralisir rasa marah, mengumpat, ingin memukul, atau ingin berkelahi? 6. Situasi seperti apakah yang sering membuat anda marah, mengumpat, ingin memukul, atau bahkan berkelahi? 7. Apakah pengaruh Yang ditimbull<:an setelah anda rnarah, mengumpat, ingin memukul atau bahkan berkelafli? 8. Berapa lamakah anda merasakan perasaan marah, mengumpat, ingin memukul, atau bahkan berkelahi yang anda alami?
9. Sebe1·apa seringkah Anda merasa marah, mengumpat, ingin mernuku\, atau berkelahi? 1O. f
berkelahi? 17. f<epada siapakah anda melakukan perilaku agresif tersebut (marah, mengumpat, ingin memukul, memukul clan berkelahi)? Teman atau orang disekitar anda? Atau benda-benda yang ada disekitar anda? 18. Bagaimana anda melakukannya? 19. Apakah anda merasa kasihan atau menyesal pada seseorang aiau benda yang anda kenai saat anda rnarah, mengurnpat berkelahi. Misa\nya mernbanting, rnernukul, memecahkan dan lain-lain?
102
Aspek Kekerasan Terhadap Anak Mempengaruhi Peri!aku Agresi Pada
1. Apakah Akibai yang anda rasakan saai diperlakukan semena-mena oleh orang ter·dekat anda? 2. Apakah anda merasa takut dengan kejadian kekerasan yang menimpa anda? Seberapa besar ketakutan yang anda rasakan? 3.
Ba~Jaimana
perasaan anda apabila be1iernu dengan orang yang pernah
berperilaku kasar terhadap anda? 4. Apakah anda berkeinginan untuk membalasnya? 5. Apa yang anda lakukan saat beriemu dengan oran(l yan(l pernah berperilaku kasar terhadap anda?
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI (UIN)i SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS PSIKOLOGI Kerta Mukti No.5 Circndeu Ciputat Jakarta Selatan 15419 Tclp. (021) 7433060 Fax. 74714714
mor np.
: Ft. 71/0T.01.7/ft;4b/I/2007
I
: Izin Penelitian
-·
---
Jakarta, 16 Januari 2007
Kepada Yth. Ketua Y ayasan Pesantren Kota
di Jakruia Assalamu'alaikum Wr. Wb. Dengru1 hormat, kruni srunpaikan bahwa : Nama Tempat/Tgl Lahir Alamat
: Dwi Fajar Yuli Astuti Bojonegoro, 4 Juli 1984 : JI. H. Juanda No. 1 Rt 03/03 Ciputat
adalah benar mahasiswa Fakultas Psikologi UIN SyarifHidayatullah Jakarta Semester NomorPokok Tahun Akademik Program
IX (sembilan) 102070026035 2006/2007 Strata 1 (S-1)
Sehubungru1 dengru1 tugas penyelesaian skripsi yang berjudul : 'Gambaran Pcrilaku Agresif Pada Anak Korban Kekerasan (Child Abuse)" mahasiswa tersebut memerlukan izin penelitian di lembaga yang Bapak/Ibu/Saudara pimpin. Oleh karena itu kan1i mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya. Demikian atas perhatiru1 dan bant11an Bapak/lbu/Saudara kami ucapkan terima kasih. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. A.n. Dekan