BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ) terletak di Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah merupakan Kawasan Pelestarian Alam yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Kawasan ini ditetapkan sebagai Taman Nasional melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.78/KptsII/1999 seluas 111.625 ha yang meliputi 110.117,30 ha kawasan perairan dan 1.507,70 ha kawasan darat. Taman Nasional Karimunjawa terdiri dari 22 pulau dan memiliki lima tipe ekosistem yaitu terumbu karang, padang lamun dan rumput laut, hutan mangrove, hutan pantai, serta hutan hujan tropis dataran rendah, merupakan habitat dari berbagai flora khas seperti dewadaru (Fragaea fagran), kalimasada (Cordia subcordata), setigi (Pemphis acudula) dan fauna yang dilindungi seperti penyu hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), junai emas (Caloenas nicobarica), dan keong gelung (Nautilus pompillus). Saat ini, Taman Nasional Karimunjawa berkembang menjadi salah satu kawasan tujuan wisata yang diminati masyarakat. Berdasarkan hasil Rekapitulasi Statistik Balai Taman Nasional Karimunjawa yang terdapat pada Tabel 1.1, terlihat bahwa terdapat kunjungan wisatawan yang bervariasi tiap tahunnya.
1
2
Tabel 1.1 Jumlah pengunjung Taman Nasional Karimunjawa 2012-2014 Tahun
Jumlah Pengunjung
2012
25.157
2013
15.160
2014 16.527 Sumber : Statistik Balai TN Karimunjawa 2012-2014 Taman Nasional Karimunjawa terkenal sebagai salah satu tujuan wisata laut oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Selain itu, Taman Nasional Karimunjawa juga menawarkan atraksi di kawasan daratan antara lain camping, hiking, dan tracking. Aktivitas camping dapat dilakukan di beberapa pulau di Taman Nasional Karimunjawa antara lain di Pulau Karimunjawa yaitu di Camping Ground Legon Lele. Hiking dapat dilakukan pada jalur Bukit Bendera, Bukit Tengkorak, Bukit Maming dan jalur darat mangrove di Terusan. Kegiatan tracking atau penelusuran hutan mangrove dapat dilakukan di tracking mangrove Taman Nasional Karimunjawa yang telah diresmikan pada tanggal 9 Mei 2012, oleh Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo dengan panjang sekitar 1.377 meter dan berada di kawasan mangrove di Pulau Kemujan dengan luas mencapai 222,22 ha. Tracking mangrove merupakan jenis obyek wisata ekosistem hutan yang dilengkapi dengan track tertentu agar wisatawan dapat berkeliling menikmati keindahan atau atraksi yang ditawarkan pada hutan mangrove tersebut. Obyek wisata tracking mangrove termasuk dalam salah satu zonasi Taman Nasional Karimunjawa yaitu zona pemanfaatan darat di Pulau Kemujan, sedangkan mangrove yang terdapat di Pulau Karimunjawa
3
termasuk ke dalam zona perlindungan. Zona pemanfaatan darat merupakan zona yang dikembangkan untuk kepentingan kegiatan wisata alam bahari maupun wisata alam lainnya, rekreasi, jasa lingkungan, pendidikan, penelitian, dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan, dan kegiatan budidaya (BTNKj, 2013). Potensi obyek wisata tracking mangrove ini menawarkan keindahan ekosistem hutan mangrove dengan berbagai macam spesies mangrove yang dapat dinikmati oleh wisatawan sepanjang jalur tracking tersebut. Wisatawan juga dapat melihat berbagai macam spesies fauna yang ada di ekosistem mangrove. Selain itu, wisatawan juga dapat menikmati keindahan sunset pada tempat atau spot yang telah tersedia. Pengelola membuat shelter untuk tempat beristirahat sejenak sambil menikmati pemandangan, selain itu area khusus juga dibuat untuk melihat matahari terbenam. Hal tersebut merupakan salah satu upaya untuk menarik minat wisatawan untuk menunjungi obyek wisata tracking mangrove ini. Berdasarkan hasil Rekapitulasi Statistik Balai Taman Nasional Karimunjawa mengenai kunjungan wisatawan ke lokasi tracking mangrove pada Tabel 1.2, terlihat bahwa kunjungan wisatawan khususnya ke tracking mangrove jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah wisatawan total yang berkunjung ke Pulau Karimunjawa.
4
Tabel 1.2 Jumlah Pengunjung Tracking Mangrove Taman Nasional Karimunjawa 2012-2014 Tahun (Juni-Desember) 2012 2013
Jumlah Pengunjung 1469 1450
2014 3621 Sumber : Statistik Balai TN Karimunjawa 2012-2014 Tingkat kunjungan wisatawan yang mengunjungi tracking mangrove Karimunjawa dirasa masih sangat rendah atau masih belum sesuai harapan apabila melihat tingkat kunjungan wisatawan ke Pulau Karimunjawa tiap tahunnya. Wisatawan sepertinya masih awam atau kurang berminat untuk mengunjungi tracking mangrove. Tingkat kunjungan wisatawan ke obyek wisata tracking mangrove tersebut masih belum optimal diduga berkaitan dengan produk wisata yang ditawarkan. Produk wisata tersebut dapat meliputi atraksi yang ditawarkan, pelayanan terhadap wisatawan, aksesibilitas menuju lokasi wisata, ketersediaan fasilitas, serta kemanan dan kenyamanan yang dirasakan wisatawan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan ke obyek wisata tracking mangrove yang terdapat di Taman Nasional Karimunjawa. Penelitian tersebut diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam rangka mengevaluasi upaya peningkatan kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara khususnya ke obyek wisata tracking mangrove tersebut.
5
1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang terjadi pada obyek wisata di Taman Nasional Karimunjawa ini adalah mengenai tingkat kunjungan wisata khususnya pada obyek wisata darat yang berupa tracking mangrove dirasa masih kurang optimal. Tingkat kunjungan wisatawan ke Pulau Karimunjawa diprediksi akan terus meningkat, namun ketertarikan wisatawan untuk mengunjungi wisata mangrove yang ditawarkan dirasa masih kurang. Hal tersebut dapat dilihat dari perbandingan statistik kunjungan wisatawan yang datang ke Pulau Karimunjawa dan statistik wisatawan yang mengunjungi wisata tracking mangrove. Berdasarkan data statistik kunjungan wisatawan ke obyek wisata tracking mangrove ini memiliki trend atau kecenderungan yang meningkat walaupun masih tergolong atraksi baru sehingga mungkin masih belum optimal. Namun adanya trend yang meningkat ini, diharapkan adanya obyek wisata tracking mangrove akan meningkatkan kunjungan wisatawan ke TNKJ secara
keseluruhan.
Karakteristik
wisatawan
merupakan
hal
yang
mempengaruhi tingkat kunjungan tersebut melalui faktor-faktor yang terbentuk berdasarkan komponen atraksi, amenitas, dan aksesibilitas. Berdasarkan pada kondisi tersebut maka permasalahan yang dapat dirumuskan pada penelitian ini adalah “Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi wisatawan untuk berkunjung ke obyek wisata tracking mangrove Taman Nasional Karimunjawa?”
6
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kunjungan wisatawan ke obyek wisata tracking mangrove Taman Nasional Karimunjawa. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu bermanfaat dalam pembangunan misalnya sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan pengelolaan obyek wisata tracking mangrove di Taman Nasional Karimunjawa. Oleh karena itu, diharapkan ada suatu strategi pengelolaan yang tepat agar tingkat kunjungan wisatawan ke tracking mangrove semakin meningkat selaras dengan peningkatan kunjungan wisatawan ke Taman Nasional Karimunjawa.