PENGARUH PDB, NILAI TUKAR RUPIAH, KETERBUKAAN EKONOMI, DAN BI RATE TERHADAP ALIRAN PENANAMAN MODAL ASING (PMA) LANGSUNG DI INDONESIA PERIODE TAHUN 2005 – 2014
FARIDA AMALIA Tasikmalaya (
[email protected]) Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi Jalan Siliwangi No. 24 Kota Tasikmalaya Jawa Barat Indonesia (0265) 330634 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh GDP, Nilai Tukar Rupiah, Keterbukaan Ekonomi, dan BI Rate terhadap aliran Penanaman Modal Asing Langsung di Indonesia periode tahun 2005 - 2014. Analisis ini menggunakan metode OLS dengan model analisis regresi linier berganda, uji parsial (uji t) dan uji bersama-sama (uji F) digunakan untuk menguji hipotesis. Menggunakan data FDI, PDB Per Kapita, Nilai Tukar Rupiah, Keterbukaan Ekonomi atau rasio (ekspor + impor) terhadap PDB, dan BI Rate periode tahun 2005-2014. Uji parsial (uji t) menunjukkan bahwa kedua variabel GDP dan BI Rate memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap arus masuk FDI bahkan GDP memiliki pengaruh yang signifikan dengan tingkat signifikansi 1 persen, Nilai Tukar Rupiah memiliki pengaruh negatif dan signifikan dalam tingkat signifikansi 5 persen, variabel Keterbukaan Ekonomi berpengaruh positif dan signifikan di tingkat signifikansi 10 persen terhadap masuknya FDI di Indonesia periode tahun 2005-2014. Secara bersama - sama, semua variabel bebas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap arus masuk FDI di Indonesia periode tahun 2005-2014. Kata Kunci: BI Rate, FDI, Keterbukaan Ekonomi, Nilai Tukar Rupiah, PDB. ABSTRAKSI The purpose of this study was to determine the effect of GDP, Exchange Rate, Economic Openness and BI Rate to the inflow of Foreign Direct Investment
Indonesia in period of 2005 - 2014. This analysis used the OLS method with multiple linear regression analysis model, partial test (t test) and simultaneous test (Test F) were used for testing the hypothesis. Using data of FDI, GDP Per Capita, Exchange Rate, Economic Openness or ratio (exports + imports) to GDP, and BI Rate in period of 2005-2014. The partial test (t test) showed that both of variables GDP and BI Rate had a positive and significant effect to the inflow of FDI even GDP had a significant effect in significance level 1 percent, Exchange Rate had a negative and significant effect in significance level 5 percent, and the Economic Openness variable had a significant effect with positive sign in significance level 10 percent to the inflow of FDI Indonesia in period of 2005 2014. Simultaneously, all variables had a significant effect to the inflow of FDI Indonesia in period of 2005 - 2014. Keywords: BI rate, economic openness, exchange rate, FDI, GDP.
PENDAHULUAN Bagi Indonesia sebagai negara berkembang, percepatan pembangunan perlu dilakukan demi mengejar ketertinggalan pembangunan, dan demi terwujudnya tujuan pembangunan yaitu terciptanya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam proses pembangunan, pemerintah membutuhkan dana yang besar, sedangkan dana yang tersedia dianggap belum mencukupi. Maka dari itu pemerintah memerlukan sumber dana lain. Sumber dana itu bisa berasal dari pinjaman atau tambahan modal. Namun jika pemerintah terus mengandalkan pinjaman maka beban hutang akan terus bertambah. Untuk itu pemerintah perlu mencari sumber dana lain yang dianggap lebih aman yaitu salah satunya investasi atau penanaman modal. Sukirno (2004: 121) investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Salah satu investasi yang sedang difokuskan pemerintah adalah Investasi atau penanaman Modal asing. Selain itu melalui BKPM penanaman modal asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI ) diatur dalam UU Penanaman
Modal Asing (UU No. 1/1967) yang dikeluarkan untuk menarik investasi asing guna membangun ekonomi nasional. Penanaman modal asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI ) dianggap sangat diperlukan karena manfaatnya yang baik bagi pertumbuhan dan pembangunan nasional. Panayotou (1998) Foreign Direct Investment (FDI) lebih penting dalam menjamu kelangsungan pembangunan dibandingkan dengan aliran bantuan atau modal portofolio, sebab terjadinya FDI di suatu negara akan diikuti dengan transfer of technology, know-how, management skill, resiko usaha relatif kecil dan lebih profitable. Masuknya aliran FDI ke Negara berkembang tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti yang dikemukakan oleh United Nation Confference Trade and Development (UNCTAD) 1999 bahwa keputusan untuk berinvestasi di luar negeri diambil oleh perusahaan transnasional (TNC) jika mereka dapat menggabungkan keuntungan kepemilikan-khusus mereka dengan keunggulan spesifik lokasi dari negara tuan rumah melalui internalisasi, yaitu melalui intraperusahaan daripada transaksi ketentuan pasar yang wajar-panjang. Tiga faktor luas menentukan lokasi FDI: kebijakan negara tuan rumah, langkah-langkah proaktif negara mengadopsi untuk mempromosikan dan memfasilitasi investasi, dan karakteristik ekonomi mereka.) Ringkasnya, sebelum menanamkan modalnya, para investor tentu mempertimbangkan beberapa aspek, salah satunya yaitu lokasi. Lokasi yang dianggap aman dan menguntungkan dapat menjadi pilihan para investor. Hal itu dapat terlihat dari variabel
makroekonomi, besarnya PDB yang dapat
menggambarkan pertumbuhan ekonomi suatu negara atau ukuran pasar di mana PDB menjadi salah satu variabel yang mempengaruhi aliran PMA langsung seperti hasil temuan dari penelitian dari Marios Obwona (1998), Sarwedi (2002), Jamal Bouoiyour (2003), Yati kurniati, dkk (2007), Horrison Oluchukuw Okafor (2012). BI Rate sebagai tingkat suku bunga yang merupakan salah satu bentuk intervensi pemerintah melalui kebijakan moneter di mana tingkat suku bunga juga mempengaruhi aliran PMA langsung seperti temuan dari hasil penelitian Letarisky, dkk. (2014) , Nilai Tukar Rupiah terhadap dolar juga merupakan salah
satu bentuk kebijakan pemerintah di mana Nilai Tukar domestik mempengaruhi aliran PMA langsung seperti temuan dari penelitian Yana Rohmana (2011), Jamal Bouoiyour (2003), Kerr and Peter (2001). Juga rasio ekspor dan impor terhadap PDB yang dapat menggambarkan keterbukaan ekonomi suatu negara melalui kegiatan perdagangan internasional suatu negara yang merupakan salah satu kebijakan perdagangan yang mana keterbukaan ini juga merupakan faktor yang mempengaruhi aliran PMA langsung ke suatu negara, seperti temuan dari penelitian Kerr and Peter (2001), Yana Rohmana (2011), dan Jamal Bouiyour (2003) di Maroko. Aliran FDI di Indonesia selama sepuluh tahun terakhir cukup fluktuatif, dapat dilihat dari grafik 1. Penurunan yang sangat signifikan terjadi di tahun 2009 yaitu sebesar -48%, hal ini dikarenakan Indonesia mengalami krisis yang merupakan imbas dari krisis global di tahun 2008-2009 yang ditandai dengan inflasi yang tinggi yaitu sebesar 11,06% juga depresiasi nilai tukar rupiah ke level Rp. 11.120 per dollar AS, dan ini berdampak pada pertumbuhan FDI di tahun 2009. Memasuki tahun 2010 kembali mengalami pertumbuhan yang positif dan sangat pesat, yaitu sebesar 182,4%. Kenaikan yang sangat pesat ini dipicu karena Indonesia dianggap mampu bertahan di tengah krisis yang terjadi saat itu, yaitu mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif di tahun 2009 sebesar 4,6% meskipun pertumbuhan ini lebih kecil dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 6,01 %, namum oleh para investor pertumbuhan ini dianggap pertumbuhan yang baik di tengah krisis ekonomi global. Para investor percaya dan menganggap bahwa Indonesia termasuk Negara yang mampu bertahan di tengah krisis ekonomi global, sehigga berimbas pada minat para investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Axis Title
Perkembangan PMA Langsung atau FDI di Indonesia 200 150 100 50 0 -50 -100
200 200 200 200 200 201 201 201 201 201 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4
FDI
-41
41
34,
-48
182
39,
-0,
0,9
21,
Grafik 1 Sumber : Bank Indonesia (diolah)
Dengan alasan itulah perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi aliran penanaman modal asing (PMA) langsung atau foreign direct investment (FDI) di Indonesia, agar pemerintah dapat mendapat gambaran strategi apa dan seperti apa yang dapat memperbaiki iklim investasi di Indonesia, agar aliran FDI bisa lebih cepat masuk dan tidak mudah keluar dari Indoneisa. Dari
latar
belakang
dapat
diketahui
bahwa
faktor-faktor
yang
mempengaruhi penanaman modal asing (PMA) langsung atau foreign direct investment FDI beragam, ada faktor ekonomi maupun non ekonomi yang di luar ilmu ekonomi. Maka penelitian ini akan dibatasi dengan meneliti variabel ekonomi yang berpengaruh terhadap FDI yaitu variabel makroekonomi. Maka dari itu peneliti berinisiatif untuk meneliti Pengaruh PDB, Nilai Tukar Rupiah, Keterbukaan Ekonomi dan BI Rate terhadap Aliran Penanaman Modal Asing (PMA) Langsung di Indonesia periode tahun 2005-2014.
Tujuan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh PDB, Nilai Tukar Rupiah, Keterbukaan Ekonomi, dan BI Rate terhadap aliran PMA langsung di Indonesia periode tahun 2005-2014.
METODE PENELITIAN Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Penanaman Modal Asing (PMA) Langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) sebagai variabel terikat, dan empat variabel bebas yaitu PDB, Nilai Tukar Rupiah, Keterbukaan Ekonomi atau rasio (Ekspor+Impor) terhadap PDB, dan BI Rate tahun 2005-2014. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder runtun waktu (time series), yaitu data yang diperoleh berdasarkan informasi yang telah disusun dan dipublikasikan oleh instansi tertentu. Dalam penelitian data yang digunakan diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia. Model penelitian ini menggunakan model analisis regresi linear berganda dengan metode deskriptif, di mana metode deskriptif itu merupakan metode dengan cara pengumpulan informasi mengenai suatu gejala yang ada, yaitu keadaan menurut apa adanya pada saat penelitian dilaksanakan Untuk memperoleh data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1.
Studi kepustakaan yaitu dengan membaca literatur-literatur bidang ekonomi dan pembangunan yang digunakan sebagai landasan kerangka berpikir dan teori yang sesuai dengan topik penelitian.
2.
Penelitian dokumenter yaitu dengan menelaah dan menganalisa laporanlaporan mengenai ekonomi dan pembangunan yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia.
Model Penelitian FDI = f (PDB, NTR, OP, BI) LogFDI = 𝛽0 + 𝛽1 log PDB + 𝛽2 log NTR + β3 OP + 𝛽4 BI + e Dimana:
FDI
: Foreign Direct Investment (FDI) atau Penamanan Modal Asing (PMA) Langsung
PDB
: Produk Domestik Bruto Per Kapita Riil
NTR
: Nilai Tukar Rupiah
OP
: Openness atau Keterbukaan Ekonomi
BI
: BI Rate
β0
: Intercept
β1…βn
: Koefisien Regresi (Elastisitas)
PEMBAHASAN Tabel 1 Data PDB per kapita, Nilai Tukar Rupiah, Keterbukaan Ekoninomi, dan BI Rate
2005
PDB Per Kapita (Milyar Rupiah) 7.878.428,11
Nilai Tukar Rupiah 9.830
Keterbukaan Ekonomi (%) 41,48
2006
8.195.865,08
8.995
44,39
9,75
2007
8.596.355,03
9.393
56,76
8
2008
8.990.403,36
11.120
52,18
9,25
2009
9.281.300,8
9.404
39,54
6,5
2010
9.703.464,88
8.996
38,86
6,5
2011
10.184.548,83
9.069
42,66
6
2012
10.671.024,82
9.793
41,58
5,75
2013
11.134.017,58
12.173
40,55
7,5
2014
11.557.110,25
12.388
39,87
7,75
Tahun
BI RATE (%) 12,75
Sumber: BPS, Bank Indonesia, dan World Bank
PDB per kapita riil Indonesia terus mengalami kenaikan walaupun pertumbuhannya menurun. Nilai tukar rupiah cukup fluktuarif, mulai mengalami depresiasi yang rendah di tahun 2011 yaitu mencapai level Rp 11.120 rupiah, hal ini disebabkan karena pada tahun tersebut Indonesia sedang mengalami krisis yang merupakan imbas dari krisis global. Keterbukaan ekonomi Indonesia cukup fluktuatif, rendahnya tingkat keterbukaan ekonomi Indonesia disebabkan karena
menurunnya impor bahan baku dan menurunnya ekspor yang terjadi karena perekonomian mitra dagang yang kurang baik. BI Rate pun cukup fluktuatif, BI Rate yang paling tinggi terjadi di tahun 2008 yaitu mencapai 9,25 persen, peningkatan BI Rate ini dilakukan untuk menegndalikan inflasi yang pada saat itu sedang tinggi.
Hasil Penelitian Dari hasil pengolahan data dapat diketahui persamaan regresi sebagai berikut: Log FDI = 𝜷𝟎 + 𝜷𝟏 log PDB + 𝜷𝟐 log NTR + 𝜷𝟑 OP + 𝜷𝟒 BI + e Log FDI = -137.1206 + 11.77426 log PDB - 5.164355 log NTR + 0.039594 OP + 0.383605 BI + e
Tabel 2 Hasil Regresi Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
-137.1206
26.95675
-5.086690
0.0038
LOG(PDB)
11.77426
2.470461
4.766018
0.0050***
LOG(NTR)
-5.164355
1.728145
-2.988381
0.0305**
OP
0.039594
0.018730
2.113854
0.0882*
BI
0.383605
0.111585
3.437774
0.0185**
R-squared
0.914450
F-statistic
13.36128
Prob(F-statistic)
0.007035
Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 8
Keterangan: *) Signifikan 10 % **) Signifikan 5 % ***) Signifikan 1 %
Berdasarkan persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa koefisien regresi tiap variabel yaitu 11.77426 untuk PDB, -5.164355 untuk Nilai Tukar Rupiah, 0.039594 untuk Keterbukaan Ekonomi, dan 0.383605 untuk BI Rate. Koefisien regresi ini merupakan besar pengaruh tiap variabel bebas terhadap variabel terikatnya, dimana dalam penelitian ini variabel terikatnya merupakan Aliran Penanaman Modal Asing Langsung dengan lambang FDI. Ketika variabel PDB naik satu persen maka aliran PMA langsung naik sebesar 11,77 persen. Ketika variabel nilai tukar rupiah naik satu persen maka aliran PMA langsung turun sebesar 5,16 persen. Ketika variabel Keterbukaan Ekonomi naik satu persen maka aliran PMA langsung naik sebesar 0,04 persen. Ketika BI Rate naik satu persen maka aliran PMA langsung naik sebesar 0,38 persen.
Koefisien Determinasi Koefisien determinasi berguna untuk menjelaskan seberapa besar presentase dalam variabel terikat pada model dapat diterangklan oleh variabel bebasnya, atau untuk mengetahui seberapa baik variabel bebas mampu menerangkan variabel tergantung (Gujarati, 2003). Dari hasil regresi dapat diketahui bahwa R2 dalam penelitian ini sebesar 0.914450 dan mendekati 1 atau 91 % dan mendekati 100%, artinya keempat variabel yaitu PDB, Nilai Tukar Rupiah, Keterbukaan Ekonomi, dan BI Rate memiliki keterkaitan dengan Aliran Penanaman Modal Asing langsung di Indonesia periode tahun 2005 – 2014 dan semua variabel bebas tersebut dapat menjelaskan perubahan sebesar 91 % terhadap Aliran Penanaman Modal Asing Langsung di Indonesia periode tahun 2005-2014, dan sisanya sebesar 9 % dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukan ke dalam model.
Uji Hipotesis 1. Uji Signifikansi Parameter (Uji-t)
Selain dengan membandingkan t hitung dengan t tabel dapat pula dilihat melalui probabilitas t statistiknya. Dari hasil analisis dapat diketahui Secara individu PDB, Nilai Tukar Rupiah, Keterbukaan Ekonomi, dan BI Rate berpengaruh signifikan terhadap aliran PMA langsung di Indonesia periode 2005 – 2014. PDB berpengaruh positif dan signifikan dengan taraf signifikansi 1 persen, Nilai Tukar Rupiah berpengaruh negatif dan signifikan dengan taraf signifikansi 5 persen, BI Rate berpengaruh positif dan signifikan dengan taraf signifikansi 5 persen, dan Keterbukaan Ekonomi berpengaruh positif dan signifikan dengan taraf signifikansi 10 persen. Secara bersama – sama semua variabel bebas yaitu PDB, Nilai Tukar Rupiah, Keterbukaan Ekonomi, dan BI Rate berpengaruh signifikan terhadap aliran PMA langsumg di Indonesia periode tahun 2005 – 2014. Tabel 3 Hasil Uji T Variabel PDB
Prob t-statistik
Signifikansi 5 %
Signifikansi 10 %
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
Tidak Signifikan
Signifikan
Signifikan
Signifikan
0.0050
Nilai Tukar Rupiah Keterbukaan Ekonomi Bi Rate
0.0305 0.0882 0.0185
.
2. Uji Signifikansi Parameter (Uji F) Uji F dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikatnya secara bersama-sama. Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F tabel dengan F hitung, apabila F tabel < F hitung maka pengaruhnya signifikan atau melihat Probabilitas F Statistiknya, apabila Probabilitas F Statistik dalam tingat keyakinan 95% (probabilitas 0,05) lebih kecil dari 0.05 maka pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel terikatnya secara bersama-sama signifikan .
Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa nilai F tabel dengan df1= k – 1 = 5 – 1 = 4, df2 = n – k = 10 - 5 = 5 adalah 5,19 (hasil perhitungan dengan Ms. Excel). Dari hasil analisa F hitung > F tabel yaitu 13.36128 > 5,19 atau Prob FStatistiknya sebesar 0,007035 < 0,05. Maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya secara bersama-sama variabel bebas yaitu PDB, Nilai Tukar Rupiah, Keterbukaan Ekonomi, dan BI Rate secara bersama – sama memiliki pengaruh terhadap Aliran Penanaman Modal Asing Langsung di Indonesia periode 2005 2014.
Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas Dari hasil pengujian, dalam model ini tidak ditemukan gejala multikolineraitas karena nilai koefisien korelasi antar variabel bebasnya lebi kecil dari 0.85. Tabel 4 Koefisien Korelasi LOG(PDB) LOG(NTR) LOG(PDB) 1.000000 0.570498 LOG(NTR) 0.570498 1.000000 OP -0.435751 -0.073281 BI -0.695614 0.088275 Sumber: Hasil Pengolahan Eviews 8
OP -0.435751 -0.073281 1.000000 0.211269
BI -0.695614 0.088275 0.211269 1.000000
2. Uji Autokorelasi Dari hasil pengujian diketahui bahwa nilai Obs*R-squared 5.303875 dan Chi square tabel berdasarkan df= 10 – 5= 5, dan tingkat signifikansi 5 persen adalah 16.750, Chi Square tabel > Obs*R-squared artinya tidak terjadi autokorelasi 3. Uji Heteroskedastisitas Dari hasil pengujian, dapat diketahui bahwa nilai Chi Square tabel dengan df = n – k = 10 - 5 = 5, dan tingkat signifikansi 5 persen adalah 16.750. Maka Chi
Square tabel > Obs*R-squared yaitu 16,750 > 1.933439 yang artinya tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
4. Uji Normalitas Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa nilai Jarque-Bera sebesar 0,494313 dengan tingkat signifikansi 5 persen dapat diketahui nilai Chi Square tabel dengan df = n – k = 10 – 5 = 5 adalah 16,750 yang artinya nilai Jarque – Bera lebih kecil dari nilai Chi Square tabel dan dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Pembahasan Hasil Analisis Hasil analisa menggunakan model regresi linear berganda menunjukan bahwa variabel PDB, Nilai Tukar Rupiah, Keterbukaan Ekonomi, dan BI Rate berpengaruh terhadap aliran PMA langsung di Indonesia periode 2005 – 2014. Pengaruh PDB terhadap Aliran PMA Langsung PDB per kapita yang mewakili ukuran pasar atau market size memiliki pengaruh yang signifikan terhadap masuknya aliran PMA langsung di Indonesia, dan memiliki hubungan yang positif. Artinya, jika PDB per kapita Indonesia meningkat maka aliran PMA langsung pun meningkat, kenaikan PDB per kapita 1 persen akan meningkatkan aliran PMA masuk ke Indonesia sebesar 11.77 persen. PDB per kapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu negara. Ketika investor asing akan menanamkan modalnya di suatu negara, mereka akan melihat bagaimana kondisi suatu Negara dan juga kebijakan suatu Negara tersebut, itu dapat terlihat dari variabel makroekonominya, dengan melihat PDB per kapita mereka akan mengetahui bagaimana daya beli penduduk suatu negara tersebut, PDB per kapita yang tinggi menandakan daya beli penduduk suatu negara tersebut tinggi dan ini menjadi sasaran bagi para investor asing. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sarwedi (2002) dengan Judul Investasi Asing Langsung di
Indonesia dan Faktor yang mempengaruhinya dan Demirham dan Masca (2008) dengan judul Determinants of FDI flows to Developing Countries; A CrossSectional Analysis.
Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Aliran PMA Langsung Nilai Tukar Rupiah yang diduga berpengaruh terhadap aliran PMA langsung di Indonesia berpengaruh signifikan, dan memiliki tanda negatif sesuai hipotesis. Artinya hubungannya berbanding terbalik, apabila nilai tukar rupiah mengalami kenaikan 1 persen maka akan mengurangi aliran PMA masuk sebesar 5.16 persen atau apabila terjadi depresiasi nilai tukar rupiah maka aliran PMA langsung di Indoensia akan meningkat. Hal ini dapat terjadi karena pada saat depresiasi nilai tukar rupiah asset lokal dan biaya produksi lebih murah dan sebaliknya apresiasi nilai tukar rupiah akan menyebabkan investasi lebih mahal dibanding di Negara lain atau di Negara asal investasi tersebut. Sesuai dengan aspek lokasi dalam teori eklektik bahwa para investor memutuskan untuk menanamkan modalnya apabila Negara tujuannya memberikan keuntungan dan aman bagi investasinya, hal ini bisa dilihat dalam beberapa variabel makroekonomi salah satunya nilai tukar, pada saat nilai tukar Negara tujuan sedang terdepresiasi ini akan menguntukna para investor sehingga mereka dapat mempertimbangkan variabel nilai tukar, namun bukan berarti nilai tukar harus terdepresiasi agar aliran PMA langsung dapat masuk ke Indonesia. Di sisi lain dalam jangka waktu lama seharusnya para investor pun menginginkan pengembalian dari peningkatan mata uangnya, apresiasi nilai tukar rupiah menjadi sesuatu yang menguntungkan juga bagi mereka. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kerr dan Peter (2001) dan Yana Rohmana (2011).
Pengaruh Keterbukaan Ekonomi terhadap Aliran PMA Langsung Dalam taraf signifikansi 5 persen variabel Keterbukaan Ekonomi tidak berpengaruh
signifikan
artinya
tidak
menjadi
salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi aliran PMA langsung di Indonesia periode 2005-2014. Hal ini tidak sejalan dengan hipotesis dan penelitian yang dilakukan oleh Yana Rohmana
(2011), Jamal Bouoiyour (2003), dan Demirham dan Masca (2008) yang menemukan bahwa keterbukaan ekonomi turut menaikan aliran PMA langsung ke Negara tujuan. Dalam era globalisasi ini perdagangan internasional lazim dilakukan. Para investor tentu mempertimbangkan variabel keterbukaan ekonomi untuk menanamkan modalnya di suatu Negara. Untuk investor yang berorientasi ekspor tentu ini akan menjadi suatu keuntungan, karena selain mereka memasarkan barangnya di host country mereka juga dapat mengekspor produk yang mereka produksi di Indonesia. Namun hal ini tidak terjadi di Indonesia periode 2005 – 2014, kemungkinan investor lebih melihat ukuran pasar yang digambarkan dengan PDB yang berpengaruh positif terhadap aliran PMA langsung di Indonesia periode 2005 – 2014.
Pengaruh BI Rate terhadap Aliran PMA Langsung Dalam hasil analisa BI Rate sebagai variabel tingkat suku bunga memiliki hasil yang signifikan artinya BI Rate berpengaruh terhadap masuknya aliran PMA di Indonesia periode tahun 2005 – 2014. Namun memiliki tanda positif yang artinya semakin tinggi BI Rate maka aliran PMA langung semakin tinggi ini sejalan dengan penelitian Letarisky dkk, (2014) Kerr and Peter (2001), namun tidak sesuai dengan hipotesis penelitian dan beberapa penelitian lain di mana dalam hipotesis BI Rate sebagai tingkat suku memilki hubungan yang berbanding terbalik dengan Investasi. Semakin tinggi tingkat suku bunga maka permintaan investasi semakin rendah karena pada saat suku bunga tinggi maka biaya investasi juga tinggi, dan akan mengurangi keuntungan dari hasil invesatasi tersebut, ketika suku bunga tinggi orang- orang cenderung melakukan saving dibanding menginvestasikan uangnya, begitu pun dengan yang dilakukan oleh para investor asing, ketika suku bunga negara tujuan rendah maka itu akan menjadi daya tarik bagi investor. Namun ini tidak terjadi di Indonesia pada periode tahun 2005 2014, justru tingkat suku bunga yang semakin tinggi malah menaikan aliran PMA langsung di Indonesia. BI Rate yang merupakan instrument kebijakan moneter ini digunakan untuk mengendalikan inflasi, di mana ketika inflasi atau tingkat harga tinggi BI
cenderung menaikan tingkat suku bunga, ketika suku bunga ini naik maka tingkat harga atau inflasi dapat kembali stabil. Kestabilan perekonomian ini menjadi salah satu faktor juga dalam menetukan lokasi investasi bagi para investor, untuk aliran PMA di Indonesia periode 2005 – 2014 ketika tingkat suku bunga naik aliran PMA justru naik.
PENUTUP Simpulan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaiman pengaruh PDB, Nilai Tukar rupiah, Keterbukaan Ekonomi, dan BI
Rate
terhadap aliran PMA
Langsung di Indonesia periode tahun 2005 – 2014, dapat disimpulkan sebagai berikut: Secara individu PDB, Nilai Tukar Rupiah, Keterbukaan Ekonomi, dan BI Rate berpengaruh signifikan terhadap aliran PMA langsung di Indonesia periode 2005 – 2014. PDB berpengaruh positif dan signifikan dengan taraf signifikansi 1 persen, Nilai Tukar Rupiah berpengaruh negatif dan signifikan dengan taraf signifikansi 5 persen, BI Rate berpengaruh positif dan signifikan dengan taraf signifikansi 5 persen, dan Keterbukaan Ekonomi berpengaruh positif dan signifikan dengan taraf signifikansi 10 persen. Secara bersama – sama semua variabel bebas yaitu PDB, Nilai Tukar Rupiah, Keterbukaan Ekonomi, dan BI Rate berpengaruh signifikan terhadap aliran PMA langsumg di Indonesia periode tahun 2005 – 2014.
Saran Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi aliran PMA langsung di Indonesia periode 2005 - 2014 dan saran apa yang bisa kita berikan kepada pemerintah agar aliran PMA langung bisa mudah masuk ke Indonesia. 1. PDB merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap aliran PMA langsung di Indonesia. Dengan itu, saran yang dapat diberikan kepada pemerintah
adalah membuat kebijakan yang mampu menjaga agar output atau produksi secara keseluruhan dapat meningkat. 2. Nilai Tukar rupiah yang berpengaruh negatif terhadap aliran PMA langung di Indonesia dapat menjadi peluang untuk menarik PMA langsung di Indonesia, selain itu kestabilannya pun menjadi hal yang penting dalam mempengaruhi aliran PMA langsung di Indoensia. Saran yang dapat diberikan kepada pemerintah adalah terus menjaga kestabilan nilai tukar rupiah. 3. Keterbukaan Ekonomi memiliki pengaruh positif terhdap aliran PMA langsung di Indonesia, saran yang dapat diberikan kepada pemerintah adalah dengan tidak membuat kebijakan yang menghambat perdagangan internasional atau ekspor impor guna menarik investor asing. 4. BI Rate atau tingkat suku bunga adalah salah satu faktor yang mempengaruhi aliran PMA langsung di Indonesia dan hubungannya positif. BI Rate yang merupakan instrument kebijakan moneter ini digunakan untuk mengendalikan inflasi, di mana ketika inflasi atau tingkat harga tinggi BI cenderung menaikan tingkat suku bunga, ketika suku bunga ini naik maka tingkat harga atau inflai dapat kembali stabil. Kestabilan perekonomian ini menjadi salah satu faktor juga dalam menetukan lokasi investasi bagi para investor, untuk aliran PMA di Indonesia periode 2005 – 2014 ketika tingkat suku bunga naik aliran PMA justru naik. Saran yang dapat diberikan kepada pemerintah adalah melakukan kebijakan dimana tingkat suku bunga dapat mesntabilkan perekonomian sehingga mempengaruhi aliran PMA langsung yang masuk ke Indonesia meningkat. 5. Bagi masyarakat yang akan meneliti mengenai aliran PMA langsung dapat menambah variabel lain yang belum dimasukkan pada penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia, Henny Maria (2010). Faktor –faktor ekonomi makro yang mempengaruhi investasi asing langsung (FDI) pada sektor perkebunan di Indonesia periode 1980 -2007. Tesis. FE UI. tidak diterbikan.
Boediono. (1985) .Ekonomi moneter edisi 3. Yogyakarta: BPFE
_________(1986). Ekonomi makro. Yogyakarta: BPFE
_________(1992). Ekonomi makro. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE Bouiyour, Jamal. (2007). “The determining factors of foreign direct investment in Marocco.” Paper. Issue 1. (No.37326). 91-105. CATT University of Pau. Demirhan, Erdal and Masca, Mahmud. (2008). “Determinants of foreign direct investment flow to developing countries: A cross-sectional analysis.” Prague economic paper, 4. Afyon Kocatepe University, Faculty of Economics and Admisistratives Sciences, Afyon Karahisar Turkey. Desiana, Vintila. (2010). “Foreign direct investment theories: An overview of the main FDI theories.” European journal of interdiciplinary studies. 2, 2. Academy of Economics Studies, Bucharest.
Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS., Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, Damodar. (1997). Ekonometrika dasar. Alih Bahasa Sumarno Zain. Jakarta: Erlangga. Kerr, Ian and Peter, Vasanthi. (2001). “The determinants of foreign direct investment in China.” Paper. Curtin University of Technology. Perth, Western Australia.
Kuncoro, Mudrajad. Dinamika inflasi dan kebijakan energi nasional. http : //www.anggaran.depkeu.go.id Kurniati, Y., Prasmuko, A & Yanfitri. (2007). “Determinan FDI (faktor-faktor yang menentukan investasi asing langsung).” Working Paper WP/06/2007. Bank Indonesia. Letarisky, Monica dkk. (2014). “Pengaruh indikator fundamental makroekonomi terhadap FDI di Indonesia periode tahun 2004-2013.” Jurnal administrasi bisnis. 15, 2. Universitas Brawijaya.
Khanistiani,
Netya.
Perhitungan
PDB
.
Tersedia:
http://nestykhanistiani.blogspot.co.id/2015/01/tugas-softskill-pdbnominal-dan-pdb-riil.html. Diakses November 2015 Nonnemberg, M.B. & Cardoso de Mendonça, M.J. (2004). “The determinants of foreign direct investment in developing countries.” ANPEC.
Nopirin (1987). Ekonomi moneter.Yogyakarta: BPFE
_______(1995). Ekonomi internasional. Yogyakarta: BPFE
_______(1996). Ekonomi moneter edisi ke 1. Yogyakarta: BPFE Nusantara, Agung (2013). “ Faktor pendorong aliran masuk investai asing langsung di negara sedang berkembang. Dinamika akuntansi , keuangan dan perbankan.” 2, 1. 52-65 Obwona, M.B. (1998). “Determinants of foreign direct investment and their impact on economic growth in uganda. “Working Paper. Okafor, H.O. (2012). “Do domestic macroeconomic variables matter for foreign direct investment inflow in Nigeria?.” Research journal of finance and accounting. 3, 9. 55-61. Nigeria: Department of Economics, University of Ibadan Nigeria.
Panayotou, Theodore (1998). Investments of change : Motivating and financing sustainable development. London: Earthscan Publications.
Partadiredja, Ace (1982). Perhitungan pendapatan nasional. Jakarta: LP3ES
Putra, Yogi
Syah. (2011).
Investasi asing langsung dan perusahaan
multinasional.[Online].Tersedia: http://speunand.blogspot.com/2011/12/investasi-langsung-luar-negeri-dan.html. [November 2015]
Rizal, Saiful. (2015, 02 September) Mengharapkan investasi langsung. Sinar Harapan.Tersedia:http://www.sinarharapan.co/news/read/150902031/me ngharapkan-investasi-langsung.
Rohmana, Yana. (2011). “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi invetasi asing langsung di Indonesia periode 1980-2008.” 6, 2. Safitriani, Suci. (2014). “Perdagangan internasional dan foreign direct investment di Indonesia.” Buletin ilmiah litbang perdagangan. 8, 1.
Samuelson, Paul dan William Nordhaus. 1994. Makro ekonomi, edisi 14. Alih Bahasa Drs Haris Munandar. Jakarta: Erlangga. Sarwedi (2002). “Investasi asing langsung di Indonesia dan faktor yang mempengaruhinya.” Jurnal akuntansi dan keuangan. 4, 1. 17-35. Siamat, Dahlan (2005) Manajemen Lembaga Keuangan. “Kebijakan Moneter dan Perbankan.” Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, edisi kesatu.
Sugiono, FX. (2005). Instrumen pengendalian moneter operasi pasar terbuka. PPSK Jakarta: Bank Indonesia.
Sukirno, Sadono. (1981). Ekonomi pembangunan. Medan: Borta Gorat
______ (2004). Makro ekonomi teori pengantar, edisi 3. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada .
______ (2011). Makroekonomi : Teori pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Surakhmad, Winarno. (1998). Metode Penelitian. Jakarta: Graha Indonesia.
Suyatno. (2003).” Hutang luar negeri, penanaman modal asing (PMA), ekspor dan peranannya terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 19752000. Jurnal eknomi pembagunan.” Surakarta.
Todaro, Michael P. (2004). Pembangunan ekonomi di dunia ketiga. Jakarta: Erlangga.
UNCTAD. (1999). Comprehensive study of the interrelationship between foreign direct investment (FDI) and foreign portfolio investment (FPI).
UU Penanaman Modal No. 25 Tahun 2007. www.hukumonline.com
UU RI No.1 Tahun 1967 PMA. http//hukum.unsrat.ac.id/uu/uu-1-67/htm
Widarjono, Agus. (2007). Ekonometrika teori dan aplikasi, edisi 2. Yogyakarta: Ekonisia
www.bi.go.id
www.bps.go.id